hampir semua orang, dari perhitungan dasar sehari-hari sampai perhitungan di dunia bisnis
dan sains. Aritmetika yang digunakan sehari-hari oleh kita semua biasanya hanya aritmetika
dasar yang mencakup penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, padahal masih
banyak lagi cabang-cabang dari aritmetika yang lebih kompleks seperti persentase, akar
kuadrat, pemangkatan, akar bilangan, barisan, deret dan logaritma.
Pada bahasan kali ini akan membahas konsep dasar aritmetika khususnya konsep
dalam perpangkatan dan akar bilangan serta barisan dan deret dalam menyelesaikan masalah
matematika atau masalah lainnya.
PERPANGKATAN
Perpangkatan bilangan adalah perkalian berulang atau berganda suatu bilangan
dengan faktor-faktor bilangan yang sama. Bentuk perpangkatan sebagai berikut :
a x a x ..... x a = an
n faktor
Bentuk umumnya adalah an, dimana a disebut pokok atau bilangan dasar, sedangkan
n disebut pangkat atau eksponen.
Contoh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
(a x b)n= an x bn
am x an= am+n
am: an= amn
(a : b)n= an : bn
(am)n= amn
an =
dengan a 0
Pada perpangkatan, bilangan pokok dapat berupa bilangan bulat maupun pecahan,
demikian juga untuk pangkat atau eksponen. Pangkat juga dapat berupa bilangan nol. Dalam
perpangkatan, kedua komponen (bilangan pokok dan pangkat) sama pentingnya. Namun
demikian, perubahan hasil perpangkatan terutama ditentukan oleh nilai pangkatnya. Pangkat
dapat berupa bilangan nol, bilangan bulat (positif dan negatif),
50 = 1
0
=1
21 = 2
1
32 = 3 x 3 = 9
102 = 10 x 10 = 100
2
=
x
=
Sembarang bilangan bila dipangkatkan 3 akan menghasilkan perkalian berulang 3kali
bilangan itu sendiri. Contoh :
43 = 4 x 4 x 4 = 64
103 = 10 x 10 x 10 = 1000
3
=
x
x
3-1=
-1
-1
=8
2-2=
=
-2
=6
Bila bilangan pokok berbentuk pecahan dipangkatkan -2, maka hasilnya dapat berupa
bilangan bulat ataupun bilangan pecahan.
AKAR BILANGAN
Pada dasarnya pengertian akar bilangan dapat dijelaskan melalui perpangkatan. Akar
bilangan merupakan perpangkatan dengan pangkat/eksponen bilangan pecahan. Pangkat
bilangan pecahan disebut juga pangkat rasional. Secara umum definisi akar bilangan adalah
sebagai berikut.
Definisi :
=2
=
2.3.
=
=
=2
=
BARISAN
Sebelum kita mempelajari barisan, amati pola bilangan pada himpunan berikut ini.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1. Barisan 2, 4, 6, 8,
2. Barisan 4, 1, -2, -5,
3. Barisan 3, 2
, 2, 1
, ...
Pada setiap barisan di atas, terlihat bahwa selisih dua suku yang berurutan selalu tetap
(konstan). Barisan dengan ciri seperti itu disebut barisan aritmetika dan selisih dua suku yang
berurutan disebut beda dan dilambangkan dengan b.
1. Beda barisan 2, 4, 6, 8, dapat diketahui dengan cara mengurangkan suku barisan (kecuali
suku awal) dengan suku sebelumnya. Jadi beda barisan tersebut adalah b = 4 2 = 6 4 = 8
6=2.
2. Beda barisan 4, 1, -2, -5, adalah b =1 4 = (2) 1 = (5) (2) = 3.
3. Beda barisan 3, 2
, 2, 1
, ... adalah b = 2
3=22
=1
2=
Jika kita ingin menentukan suku ke sekian dari suatu barisan aritmetika, berarti kita
harus mempunyai rumus untuk suku ke-n dari barisan aritmetika. Misalkan suku awal dan
beda dari barisan aritmetika dilambangkan dengan a dan b. Untuk menentukan rumus suku
ke-n suatu barisan aritmetika, perhatikan bagan berikut ini.
u1
u2
u3
a+b
un
a + 2b
a + (n 1) b
=2
Perbandingan yang tetap itu disebut rasio dan dilambangkan dengan r. Jadi rasio barisan 1, 2,
4, 8, 16, adalah r = 2 .
Barisanyang mempunyai perbandingan tetap antara suku-suku yang berurutan disebut
barisan geometri. Jadi secara umum, barisan geometri berbentuk :
u1, u2, u3, u4, u5, ..... un dengan
= r sehingga u2= u1 r
Bilangan real adalah bilangan dengan yang sudah Anda kenal dalam kehidupan sehari-hari:
bilangan bulat, pecahan, desimal, dan akar, misalnya. [
Awal perkembangan aritmatika
Aritmatika tumbuh dari kebutuhan yang orang untuk menghitung benda-benda. Misalnya,
laki-laki atau perempuan Zaman Batu mungkin diperlukan untuk menghitung jumlah anak
yang mereka miliki.
Kemudian, satu orang mungkin ingin mengetahui jumlah lembu yang akan diberikan dalam
pertukaran untuk istri atau suami. Selama berabad-abad, namun, menghitung mungkin tidak
pernah melampaui 10 panggung, jumlah jari mana yang bisa mencatat jumlah objek.
Pada beberapa waktu, orang mulai menyadari bahwa angka bisa berdiri untuk sesuatu selain
benda-benda nyata. Mereka mengerti bahwa empat ekor lembu, empat batu, empat bintang,
dan empat keranjang semua memiliki sesuatu yang sama, sebuah fourness yang dapat
diungkapkan oleh beberapa simbol, seperti 4.
Tampaknya bangsa Sumeria kuno Mesopotamia (setelah 4000 SM) adalah yang pertama
untuk mengembangkan cara-cara sistematis berurusan dengan angka dalam arti yang abstrak.
Sejauh ini yang paling maju matematis dari peradaban kuno Mesir, Babilonia, India, dan
Cina. Masing-masing peradaban ini tahu tentang dan digunakan bilangan bulat, pecahan, dan
aturan dasar untuk menangani nomor tersebut.
Mereka menggunakan aritmatika untuk memecahkan masalah tertentu dalam bidang-bidang
seperti perdagangan dan perdagangan, tetapi mereka belum mengembangkan sistem teoritis
aritmatika.
Pembentukan sistem aritmatika teoritis seperti terjadi di antara orang-orang Yunani kuno di
abad ketiga SM Orang Yunani mengembangkan seperangkat teorema untuk menangani angka
dalam arti abstrak, tidak hanya untuk tujuan perdagangan.
Barisan dan Deret Aritmetika membahas khusus tentang kumpulan suatu bilangan yang
memiliki pola tersendiri. Disini akan dibedakan tentang barisan dan deret. Adapun materi
yang akan kita pelajari pada barisan dan deret aritmetika adalah barisan, sisipan, suku tengah,
dan jumlah n suku pertama suatu deret aritmetika. Selain barisan dan deret aritmetika, juga
akan dibahas tentang barisan dan deret geometri, silahkan dibaca pada artikel "Barisan dan
Deret Geometri". Untuk lebih jelasnya, mari kita simak penjelasan masing-masing berikut
ini.
Barisan Aritmetika
Pengertian barisan
Barisan merupakan kumpulan suatu bilangan (atau bentuk aljabar) yang disusun
sehingga membentuk suku-suku yang dipisahkan dengan tanda koma dan memiliki pola
tertentu. Bentuknya disusun sebagai berikut :
u1,u2,u3,u4,u5,u6,u7,....
Keterangan :
b=u2u1=u3u2=u4u3=.....=unun1
Adapun rumus suku ke-n nya adalah un=a+(n1)b
dengan a = suku pertamanya (u1), b = bedanya, dan un = suku ke-n
Dari rumus suku ke-n nya, dapat disusun barisan aritmetikanya,
un=a+(n1)b
u1=a+(11)b=a
u2=a+(21)b=a+b
u3=a+(31)b=a+2b
u4=a+(41)b=a+3b
u5=a+(51)b=a+4b
dan seterusnya .....
sehingga barisan aritmetikanya : a,a+b,a+2b,a+3b,....
Contoh :
1). Dari barisan berikut ini, manakah yang merupakan barisan aritmetika?
4,22,02,22,42,...
.
Selisihnya sama, sehingga termasuk barisan aritmetika dengan bedanya -2. Cara mencari
bedanya :
u101=a+(1011)b=1+1004=1+400=399
Jadi, suku ke-101 nya adalah 399 (u101=399).
3). Diketahui suku ke-2 dan suku ke-4 suatu barisan aritmetika berturut-turut 6 dan 14.
Tentukan nilai suku ke-11 nya!
Penyelesaian : diketahui u2=6 dan u4=14
Untuk menentukan nilai suku pada suatu barisan, kita memerlukan nilai a dan bedanya (b)
dengan menjabarkan suku-suku yang diketahui.
*). Rumus suku ke-n:un=a+(n1)b
a+3b=14a+b=62b=8b=4
Pers(ii) : a+b=6a+4=6a=2
*). Menentukan suku ke-11
u11=a+(111)b=2+104=2+40=42
Jadi, suku ke-11 nya adalah 42.
4). Tentukan banyak bilangan antara 1 sampai 500 yang habis dibagi oleh 3 !
Penyelsaian :
*). Kita daftar dulu barisan bilangan yang habis dibagi 3 antara 1 sampai 500
barisannya : 3, 6, 9, 12, ... , 498
diperoleh a=3 dan b=63=3
*). Untuk menentukan banyak suku, kita gunakan suku terakhirnya.
Suku terakhir = 498 artinya un=498
una+(n1)b3+
(n1)33+3n33nn=498=498=498=498=498=4983=166
artinya suku terakhir adalah suku ke-166, ini menandakan bahwa banyaknya suku ada 166
suku.
5). Jika suku-suku 2k+2,k+7, dan 3k+6 merupakan tiga suku pertama berurutan barisan
aritmetika, tentukan besarnya suku ke-11?
Penyelesaian :
Diketahui : u1=2k+1,u2=k+7, dan u3=3k+6
*) Tiga suku berurutan barisan aritmetika, selisihnya sama :
u2u1(k+7)(2k+2)k+55+16k=u3u2=(3k+6)
(k+7)=2k1=2k+k=3k=63=2
diperoleh nilai k=2
*). Menentukan besarnya suku pertama (a) dan bedanya (b) dengan k=2
a=u1=2k+2=2.2+2=6
u2=k+7=2+7=9
b=u2u1=96=3
Blog Koma - Penyajian Data merupakan salah satu materi bagian dari Statistika. Untuk
penyajian data, data kita bagi menjadi dua bagian yaitu data tunggal dan data berkelompok.
Untuk pengertian data tunggal dan data berkelompok, baca materi "statistika secara umum".
Penyajian Data Tunggal
Data tunggal dapat disajikan dalam bentuk : Tabel, diagram batang, diagram garis,
diagram lingkaran, diagram batang daun, dan diagram kotak garis.
Berikut penjelasan masing-masing penyajian data tunggal.
a). Tabel
Penyajian data tunggal dalam bentuk tabel dinamakan tabel distribusi frekuensi tunggal.
Di sini langsung melibatkan frekuensinya masing-masing.
Contoh :
Berikut adalah data ulangan harian matematika dari 30 siswa kelas XI.
7, 8, 6, 8, 7, 7,
6, 6, 6, 7, 7, 7,
7, 7, 8, 6, 6, 6,
7, 7, 5, 5, 7, 7,
6, 6, 8, 8, 5, 6
Dari kumpulan dita di atas, susunlah dalam bentuk tabel!.
Penyelesaian :
Dari data di atas, terdapat beberapa nilai yang sama.
*). nilai amatan 5 muncul sebanyak 3 sehingga frekuensinya f=3
*). nilai amatan 6 muncul sebanyak 10 sehingga frekuensinya f=10
*). nilai amatan 7 muncul sebanyak 12 sehingga frekuensinya f=12
*). nilai amatan 8 muncul sebanyak 5 sehingga frekuensinya f=5
Tabel distribusi frekuensi tunggalnya,
Dalam enam bulan pertama tahun 2007, pemakaian daya listrik dari koperasi ABC seperti
tertuang pada tabel berikut.
Besar persentase :
Persentase nilai A = banyak
Besar Sudut :
Sudut nilai A = banyak
Sajikan data di atas dalam diagram lingkaran dan tentukan besar persentasenya masingmasing!
Penyelesaian :
Jumlah seluruh siswa adalah 1.000 orang. Seluruh siswa diklasifikasikan menjadi 5 katagori:
SD = 175 orang, SMP = 600 orang, dan SMA = 225 orang.
*). Menentukan besarnya persentase masing-masing :
siswa SD = 1751000100%=17,5%
siswa SMP = 6001000100%=60%
siswa SMA = 2251000100%=22,5%
*). Menentukan besarnya sudut masing-masing :
siswa SD = 1751000360=63
siswa SMP = 6001000360=216
siswa SMP = 2251000360=81
Berikut diagram lingkarannya :
bagian yaitu batang dan daun. Bagian batang memuat angka puluhan dan bagian daun
memuat angka satuan. Dari pengertian ini, berarti diagram batang daun cocok digunakan
untuk data yang besarnya sampai puluhan saja.
Contoh :
Buatlah diagaram batang daun dari data berikut.
45, 10, 20, 31, 48, 20, 29, 27, 11, 8,
25, 21, 42, 24, 22, 36, 33, 22, 23, 13,
34, 29, 25, 39, 32, 38, 50, 5
Penyelesaian :
Diagram batang daunnya adalah
3). Menentukan panjang interval kelas (I) dengan menggunakan rumus: I=JK
4). Menentukan batas-batas kelas. Data terkecil harus merupakan batas bawah interval kelas
pertama atau data terbesar adalah batas atas interval kelas terakhir.
5). Memasukkan data ke dalam kelas-kelas yang sesuai dan menentukan nilai frekuensi setiap
kelas dengan sistem turus atau frekuensi.
Contoh :
Seorang peneliti mengadakan penelitian tentang berat badan dari 35 orang.
Data hasil penelitian itu (dalam kg) diberikan berikut ini:
48 32 46 27 43 46 25 41 40 58 16 36
21 42 47 55 60 58 46 44 63 66 28 56
50 21 56 55 25 74 43 37 51 53 39
Sajikan data tersebut ke dalam tabel distribusi frekuensi.!
Penyelesaian :
Langkah-langkah menyusun tabel distribusi frekuensi
1). Jangkauan (J) = XmaxXmin=7416=58.
2). Banyak kelas (K) =1+3,3logn=1+3,3log35=6,095. Banyak kelas dibulatkan
menjadi "6".
3). Panjang interval kelas (I) adalah I=JK=586=9,67 .
Panjang interval kelas dibulatkan menjadi "10" (selalu bulatkan ke atas). Dengan panjang
interval kelas = 10 dan banyak kelas = 6, diperoleh tabel distribusi frekuensi berikut.
Penyelesaian :
Histogram yang disajikan berdasarkan tepi-tepi kelas
Penyelesaian :
Histogram dan poligon frekuensi dari tabel di atas dapat ditunjukkan sebagai berikut.
Frekuensi kumulatif kelas ke-k adalah jumlah frekuensi pada kelas yang dimaksud
dengan frekuensi kelas-kelas sebelumnya.
Ada dua macam frekuensi kumulatif, yaitu :
1) frekuensi kumulatif "kurang dari" ("kurang dari" diambil terhadap tepi atas kelas).
2) frekuensi kumulatif "lebih dari" ("lebih dari" diambil terhadap tepi bawah kelas).
contoh :
Dari tabel distribusi frekuensi berikut,
Tentukan :
a). Frekuensi kumulatif untuk interval 46 - 55 (kelas ke-4),
b). Frekuensi kumulatif lebih dari,
c). Frekuensi kumulatif kurang dari.
Penyelesaian :
a). Frekuensi relatif kelas ke-4
= frekuensi
Deret aritmetika
Jumlah n
suku pertama deret aritmetika
Deret aritmetika merupakan jumlahan dari suku-suku pada barisan aritmetika. Jumlahan
yang dimaksud adalah penjumlahan untuk beberapa suku berhingga (n
suku pertama). Simbol yang digunakan adalah sn yang artinya jumlah n suku pertama.
Misalkan :
sn=n2(u1+un)
*). Diketahui suku pertama (u1=a) dan bedanya (b),
sn=n2(2a+(n1)b)
*). Diketahui banyak suku (n suku) dan suku tengahnya (ut),
Rumus suku tengahnya : ut=u1+un2
Rumus jumlahnya : sn=n2(u1+un)=n.u1+un2=n.ut
Sehingga : sn=n.ut
Ketiga rumus sn di atas memberikan hasil yang sama. Jika sobat tidak ingin mengingat
ketiganya, cukup ingat rumus kedua saja yaitu sn=n2(2a+(n1)b)
Contoh :
1). Tentukan jumlah 11 suku pertama dari barisan 2, 4, 6, 8, ....?
Penyelesaian :
*). Dari barisan diperoleh a=2 dan b=42=2
Jumlah 11 suku pertamanya :
sns11=n2(2a+
(n1)b)=112(2.2+(111)2)=112(4+20)=112(24)=11.12=132
2). Diketahui suatu barisan aritmetika yang terdiri dari 11 suku dengan suku tengahnya
adalah 34. Tentukan jumlah 11 suku pertama barisan tersebut.!
Penyelesaian :
Diketahui n=11 dan ut=34
Sehingga jumlah 11 suku pertamanya adalah :
sn=n.uts11=11.34=374
3). Tentukan jumlah semua bilangan antara 5 sampai 200 yang habis dibagi 4!
Penyelesaian :
*). Pertama kita daftar dulu bilangan-bilangan yang habis dibagi 4 antara 5 sampai 200.
Bilangannya : 8, 12, 16 ... , 196
dengan a=8 dan b=84=4
*). Menentukan banyaknya suku dengan menggunakan suku terakhir (un=196)
una+(n1)b8+
(n1)48+4n44nn=196=196=196=196=192=1924=48
artinya ada 48 bilangan yang habis dibagi 4 antara 5 sampai 200 .
Sehingga jumlah semua bilangan 8+12+16+....+196 yang ada 48 suku
sns48=n2(u1+un)=482(8+196)=24204=4896
Jadi, jumlah semua bilangan yang habis dibagi 4 antara 5 sampi 200 adalah 4.896
Barisan dan deret Aritmetika juga sering dikaitkan dengan persamaan kuadrat dan
fungsi kuadrat dalam penyelesaian suatu soal SBMPTN atau soal-soal masuk perguruan
tinggi negeri. Silahkan juga baca materi mengenai persaman dan fungsi kuadrat.