Muhammad Idris
Muhammad Firly
Aditya ahmad
Faisal Rachmad
19
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penggunaan notasi sigma sebagai penyederhanaan bentuk
penjumlahan yang panjang sangat menghemat waktu dan tenaga. Sebagai
dasar untuk penulisan deret maka penggunaan notasi sigma beserta sifat-
sifatnya menjadi sangat penting untuk dipelajari.
Barisan dan deret yang disajikan meliputi pengertian tentang barisan dan
deret, barisan dan deret aritmetika serta barisan dan deret geometri.
Perhitungan bunga bank, penyusutan nilai barang, merupakan salah satu
contoh penerapan dari barisan dan deret dalam bidang ekonomi. Dalam
kehidupan sehari – sehari , sering menjumpai sesuatu yang bersifat teratur
dan memiliki pola suatu bilangan ? Yaitu seperti kenaikan jumlah penduduk
suatu daerah atau pembelahan suatu sel. Permasalahan seperti tersebut
merupakan contoh dari aplikasi barisan dan deret suatu bilangan. Tidak
ketinggalan pula dibahas tentang konsep awal notasi sigma, barisan dan
deret untuk mengingatkan kembali bahwa matematika berkembang dari hal-
hal sederhana yang kemudian berlanjut ke hal-hal yang lebih kompleks.
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup materi yang dibahas dalam bahan ajar ini adalah:
1. Notasi Sigma
1
a. Konsep notasi sigma
2
BAB II
Pembahasan
A. Notasi Sigma
1. Konsep Notasi Sigma
Perhatikan jumlah 6 bilangan ganjil pertama berikut,
1 + 3 + 5 + 7 + 9 + 11 ………………………………….. (1)
Pada bentuk (1) 1 disebut suku pertama, 3 disebut suku ke-2, 5 disebut
suku ke-3 dan seterusnya. Perhatikan juga suku-suku bentuk (1) tersebut
membentuk pola.
Suku ke-1 = 1 = 2.1 – 1
Suku ke-2 = 3 = 2.2 – 1
Suku ke-3 = 5 = 2.3 – 1
Suku ke-4 = 7 = 2.4 – 1
Suku ke-5 = 5 = 2.5 – 1
Suku ke-6 = 7 = 2.6 – 1
Secara umum suku ke-k pada (1) dapat dinyatakan dalam bentuk 2k
– 1 dengan k≠ { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
Cara untuk menuliskan secara singkat bentuk jumlahan (1) adalah dengan
tanda (dibaca “sigma”) yang disebut dengan notasi sigma. Notasi
sigma berasal dari huruf Yunani untuk abjad S dari perkataan “sum” yang
berarti jumlah. Notasi ini diperkenalkan pertama kali oleh Leonhard Euler
pada tahun 1755 dalam buku “Institutiones Calculi Differentialis”.
Dengan notasi sigma bentuk jumlahan (1) dapat ditulis :
6
135 7 9 11 ( 2 k 1)
k 1
6 suku
Bentuk ( 2 k 1)
k 1
dibaca “sigma 2k – 1 diamana k =1 sampai 6 ” atau
3
“jumlah 2k – 1 untuk k = 1 sampai k = 6”. Pada notasi sigma di atas 1
dan 6 masing-masing disebut batas bawah dan batas atas, lambang k
dinamakan indeks (ada pula yang menyebut k sebagai variable).
Sembarang huruf kecil dapat digunakan sebagai indeks.
n
Secara umum a
k 1
k
a1 a 2 a 3 ... a n 1 a n
Aturan jumlah
Aturan kelinearan
4
Dan
Aturan kuadrat
Contoh soal
1. Ubahlah barisan aritmatika berikut dalam bentuk sigma !
a. 3 + 6 + 9 + 12 + 15 + 18 + 21 + 24 + 27 + 30
Penyelesaian :
= 3 + 6 + 9 + 12 + 15 + 18 + 21 + 24 + 27 + 30
= 3(1) + 3(2) + 3(3) + 3(4) + 3(5) + 3(6) + 3(7) + 3(8) + 3(9) + 3(10)
b.
Penyelesaian :
5
c. -2 + 4 – 8 + 16 – 32
Penyelesaian :
Keterangan :
6
Contoh :
1. Carilah rumus suku ke n dari baris 1,3,5,7,9,….
Penyelesaian :
Diket a = 1, dan b = 3 – 1 = 2
Nilaia = 3 danb = 7- 3 = 4
Suku ke-n
= 3 + (n-1)4
= 3 + 4n-4 = 4n -1
=119
Contoh
Jika barisan Aritmatika 3,8,13,…,283. Tentukanlah suku tengahnya dan
suku keberapakah suku tengah tersebut !
Penyelesaian :
7
Dik :
Maka
= = 143
a + (t-1)b = 143
3 + 5t – 5 = 143
5t = 145
t = 29
Dengan keterangan :
k adalah banyak bilangan
x adalah bilangan ke -1
y adalah bilangan ke -2
Contoh soal
1. Jika antara bilangan 21 dan 117 disisipkan 11 bilangan yang berakibat
terbentuklah barisan Aritmatika. Tentukan beda dan suku ke-10 !
Penyelesaian :
Maka didapat ,
8
= 21 + (10-1) 8
= 93
Penyelesaian :
Adalah penjumlahan dari suku pada barisan aritmatika , secara umum ditulis
sebagai berikut:
9
Bentuk umum deret dinyatakan sebagai :
Deret aritmatika adalah suatu barisan aritmatika yang suku – sukunya
dijumlahkan. Apabila jumlah n suku barisan aritmatika yang berurutn
dinyatakan sebagai
Jadi , secara umum jumlah n suku pertama dari deret aritmatika dapat
dinyatakan dengan rumus berikut
Atau
Keterangan ,
Contoh :
1. Tentukan jumlah 10 suku dari deret aritmatika 11 + 16 + 21 + …
Penyelesaian :
a = U1 = 11
b = 16 – 11 = 5
10
jumlah bilangan yang habis dibagi 2 dan tidak habis di bagi 5 adalah…
Penyelesaian :
=a + (n-1 )b
98 = 10 + (n-1)2
98 = 10 + 2n -2 =
n = 45 = 2430
90 = 10 + (n - 1)10
n =9 = 450
Penyelesaian :
= 5 (51) = 255
11
4. Barisan dan Deret Geometri
Contoh :
Diketahui barisan geometri 2, 4,8, 16, …
12
Tentukan rumus suku ke n dan nilai suku ke 7 dari baris tersebut
Penyelesaian :
a = 2, dan r = 4/2 = 2
Bila Barisan Geometri memiliki banyak suku ganjil n sebagai suku pertama
dan dan suku akhir adalah :
Contoh:
banyak suku ganjil. Tentukan suku tengahnya dan suku keberapakah suku
tengah tersebut?
Penyelesaian :
t-1 = 4
t =5
13
Dan apabila diantarax dan y disipkank buah bilangan , makax,xr,x , …x , y
Contoh:
1. Sisipkan beberapa bilangan dibawah ini agar menjadi barisan geometri!
a. Tiga bilangan diantara 6 dan 48.
Penyelesaian :
= 2
Adalah jumlah suku – suku dari barisan geometri yang berurutan, seperti
pada deret aritmstika , deret geometri juga dinyatakan dengan
14
Jika persamaan (1) dikalikan dengan r, maka diperoleh :
Untuk r > 1
Contoh:
Jumlah n suku pertama dari barisan Geometri adalah .
Tentukan rumus suku ke –n dan nilai suku ke – 7.
Penyelesaian :
. Maka,
= 2.
Maka ,
Deret geometri tak hingga adalah deret geometri yang banyk suku – sukunya
tak hingga. Deret geometri tak hingga terdiri dari 2 jenis , yaitu konvergen dan
15
dirvergen.
Jika -1< r < 1, maka jumlah deret geometri tak hingga tersebut mempunyai
limit jumlah ( konvergen ).
Untuk
Sehingga
Dengan :
Jika
Contoh soal
1. Tentukan nilai deret Geometri berikut !
a. 24 + 12 + 6 +…
b. 1 +
Penyelesaian :
a. 24 + 12 + 6 + …
Diperoleh:
a = 24 danr =
16
= = 48
b. 1 +
Diperoleh :
a = 1 danr =
maka ,
BAB III
KESIMPULAN
1. Notasi sigma () digunakan untuk menyingkat bentuk jumlahan yang suku-
sukunya mempunyai pola.
2. Suatu barisan adalah fungsi yang mempunyai daerah asal himpunan bilangan
bulat positif. Sebuah barisan bisa didefinisikan dengan cara eksplisit atau
17
rekursif.
3. Suatu barisan disebut barisan aritmetik jika selisih dari setiap dua suku yang
berurutan bernilai tetap, selisih ini dinamakan beda (b). Suatu barisan disebut
barisan geometri jika rasio (r) dari setiap dua suku yang berurutan bernilai
tetap.
4. Suku ke-n barisan aritmetik dirumuskan sebagai: U n
a ( n 1)b sedangkan
n 1
untuk barisan geometri suku ke-n dirumuskan sebagai U n
ar
5. Deret merupakan jumlahan dari suku-suku suatu barisan. Rumus jumlah n
n(2a ( n 1)b )
suku pertama deret aritmetika adalah S n
atau
2
n(a U n )
S n
. Rumus jumlah n suku pertama deret geometri adalah
2
a (r
n
1) a (1 r )
n
S atau S untuk r 1.
1 1r
n n
r
18