Anda di halaman 1dari 9

B.

NOTASI SIGMA
Notasi sigma (Σ ) pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler pada tahun 1755.
Sigma dalam Bahasa sederhananya dapat dikatakan sebagai jumlah. Notasi sigma adalah
notasi yang digunakan untuk menjumlahkan sejumlah bilangan terurut yang mengikuti suatu
pola dan aturan tertentu. Materi notasi sigma masih berhubungan dengan materi barisan dan
deret, baik aritmetika atau geometri.
Secara umum notasi sigma diberikan pada persamaan di bawah:
Suatu deret U1, U2, U3,……Un jika dijumlahkan seluruhnya menjadi U1 + U2 + U3 + …… + Un
dapat ditulis sebagai berikut.
n

∑Ui
i=1

Dibaca penjumlahan suku Ui untuk i=1 sampai dengan i=n


Ui= indeks penjumlahan
i=1 disebut batas bawah penjumlahan
i=n disebut batas atas penjumlahan
{ 1,2,3 , … . ,n } adalah wilayah penjumlahan
Untuk mengawali pembahasan mengenai notasi sigma, perhatikan jumlah 5 bilangan
ganjil pertama berikut ini:
1+3+5+7+9
Pada bentuk tersebut 1 disebut suku ke-1, 3 disebut suku ke-2, 5 disebut suku ke-3, 7
disebut suku ke-4, dan 9 disebut suku ke-5. Ternyata suku-suku tersebut mengikuti suatu
pola sebagai berikut:
Suku ke-1 = 1 = 2 (1) –1
Suku ke-2 = 3 = 2 (2) –1
Suku ke-3 = 5 = 2 (3) – 1
Suku ke-4 = 7 = 2 (4) –1
Suku ke-5 = 9 = 2 (5) –1
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola dari suku-suku penjumlahan itu
adalah 2k – 1 dengan k ∈{1,2,3,4,5}. Untuk menyingkat penulisan penjumlahan seperti di
atas

digunakan huruf kapital Yunani Σ. Selanjutnya bentuk penjumlahan di atas dapat ditulis
dalam notasi sigma sebagai:

5
1 + 3 + 5 + 7 + 9 = ∑ (2 k−1)
k =1

Ruas kanan dibaca “sigma k = 1 sampai dengan 5 dari 2k-1”. Batas bawah bentuk notasi
sigma ini adalah k = 1 dan batas atas k = 5.

Contoh 1:

Contoh 2:
Nyatakan deret bilangan berikut 4 + 5 + 6 + 7 dalam notasi sigma.
Jawab:
4 + 5 + 6 + 7 = (1 + 3) + (2 + 3) + (3 + 3) + (4 + 3)
Jadi notasi sigma:
4

∑ (n+3)
n =1

C. SIFAT-SIFAT NOTASI SIGMA

Contoh:

Contoh:
Contoh:

Contoh:
Contoh:

Contoh:

Contoh:
n

∑ i=n dimana :n=bilanganasli (1,2,3 , … .)


i=n

Contoh:
5

∑ 3 i=3 × 5=15
i=5

E. BARISAN, SUKU TENGAH, SISIPAN, DAN DERET ARITMETIKA


1. Suku Tengah
Suku Tengah barisan aritmatika adalah sebuah suku yang terletak di tengah dalam
Barisan Aritmatika. Di lambangkan dengan Ut. Apabila banyak suku suatu barisan aritmetika
ganjil, maka terdapat sebuah suku tengah yang disebut Ut.
a, …, Ut, …, Un → untuk n ganjil
Maka:
1
Ut = (a + Un)
2

Ut: Nilai Suku Tengah


a: Suku awal
Un: Suku ke-n akhir
Contoh:
1) Diketahui barisan aritmatika 2, 8, 14, 20, 26, 32, 38 tentukan nilai suku tengah dari
barisan aritmatika tersebut!

Jawab:
Diketahui:
a= 2

Un= 38

Maka suku tengah dari barisan aritmatika tersebut:

1
Ut = (a + Un)
2
1
Ut = (2 + 38)
2
1
Ut = (40)
2
Ut = 20
2) Diketahui barisan aritmatika 2, 4, 6, 8, .....,70
-Tentukan nilai suku tengah dari barisan aritmatika tersebut?
-Tentukan suku keberapakan suku tengah dari barisan aritmatika tersebut?

Jawab

Diketahui:

a (suku awal) = 2

Un (suku ke -n akhir) = 70

a. Maka Suku Tengah Barisan Aritmatika tersebut:

1
Ut = (a + Un)
2

1
Ut = (2 + 70)
2

1
Ut = (72)
2

Ut = 36

Sehingga nilai Suku Tengah Barisan Aritmatika tersebut yaitu Ut = 36.

b. Suku keberapakah suku tengah dari barisan aritmatika tersebut

Diketahui:

Ut (Suku Tengah) = 36
b (Beda) = 2

a (Suku pertama) = 2

Jawab:

U n = a + (n-1) b

36 = 2 + (n-1) 2

36 = 2 + 2n – 2

36 = 2n

2n = 36

36
n=
2

n = 18

Jadi Suku Tengah Barisan Aritmatika tersebut terletak pada suku ke 18.

2. Sisipan

Jika di antara dua suku yang berurutan dalam suatu barisan aritmatika dimasukkan
satu atau lebih suku (bilangan) yang lain sehingga menjadi barisan aritmatika yang baru,
proses ini disebut menyisipkan atau interpolasi. Misalkan, di antara dua suku (dua bilangan)
U1 dan U2 disisipkan k bilangan sehingga terjadi barisan aritmatika baru, maka:

 Barisan pertama atau barisan awalnya memiliki b = U2 – U1


b
 Barisan setelah disisipi k bilangan memiliki b' =
k +1
 Banyaknya suku baru atau setelah disisipi n' = n + (n – 1) k
 Jumlah n suku setelah sisipan (Sn)
n' n
Sn '= (a + Un) atau Sn = { ( 2a + ( n – 1) b'}
2 2
Un = Un maka,
n'
Sn' = (a + Un)
2

Contoh:
1) Diantara dua suku berurutan pada barisan 5, 15, 25,… disisipkan 4 bilangan sehingga
membentuk barisan aritmetika yang baru . Tentukan jumlah 10 suku pertama dari
barisan yang terbentuk.

Jawab:

dari barisan 5, 15, 25,…

Diketahui:

a = 5 b = 10 k = 4

beda barisan yang baru:

b
b' =
k +1

10
b' = =2
4+ 1

Jumlah 10 suku pertama barisan yang terbentuk :

n
Sn = { ( 2a + ( n – 1) b'}
2

10
S10 = { ( 2.5 + ( 10 – 1) 2}
2

= 5(10 + 18)

= 140

2) Antara bilangan 60 dan 110 disisipkan 10 bilangan sehingga bersama kedua bilangan
semula terbentuk deret aritmetika. Tentukan jumlah deret yang terbentuk .
Diketahui:

Banyaknya suku awal n = 2

Deret setelah sisipan 60 + .…. + 110

10 bilangan

Banyaknya suku baru:

n' = n + (n – 1) k
n' = 2 + (2 – 1) 10 = 12

Jumlah deret yang terbentuk :

n'
Sn '= (a + Un)
2

12
Sn = (60 + 110) = 1020
2

Anda mungkin juga menyukai