Anda di halaman 1dari 10

MODUL III.

DERET HITUNG DAN PENERAPANNYA


DALAM EKONOMI

OLEH
TIM DOSEN PENGAMPU
MATEMATIKA EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BOROBUDUR
JAKARTA
2021

1
Modul Matematika Ekonomi FE-Unbor
MODUL III.
DERET HITUNG DAN PENERAPANNYA
DALAM EKONOMI
Capaian Pembelajaran (Sub CPMK) :
Setelah mengikuti perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa :
1. Memahami Pengertian Deret
2. Memahami dan dapat menghitung deret hitung.
3. Memahami dan menerapkan penggunaan deret hitung dalam Ekonomi

Pengertian

Deret adalah serangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan


memenuhi kaedah atau norma norma tertentu. Dikatakan juga juga deret
merupakan penjumlahan suku-suku pada barisan hingga ke suku n, yang ditulis
dalam bentuk : u1 + u2 + u3 + u4 + ….un. Sedangkan suku adalah bilangan
pembentuk deret. Contoh deret yang diperoleh dengan menjumlahkan secara
berurutan suku-suku barisan :
a. 1,2,3,4,5,6,…….

Maka deretnya adalah 1+2+3+4+5+6+…..

b. 1,3,5,7,9,11,…….

Maka deretnya adalah 1+3+5+7+9+11+….

Jadi : Jika u1, u2, u3, u4, ….un. adalah suku-suku dari suatu barisan maka
deret yang bersesuaian dengan barisan itu adalah jumlah dari suku-suku
tersebut u1 + u2 + u3 + u4 + ….un. Menggunakan notasi sigma ( ∑ ) untuk
menyatakan jumlah suku ke-n ( Sn ) . Jumlah suku-suku pada barisan hingga
n suku dinyatakan oleh notasi “Sn”. Jadi penulisannya seperti : Sn = u1 + u2 +
u3 + u4 + ….un. Untuk menyingkat penulisan jumlah suku ke-n, digunakan
notasi sigma ( ∑ ).

Dengan notasi sigma, jumlah suku ke-n deret itu ditulis :


n
∑ uk
k=1

2
Modul Matematika Ekonomi FE-Unbor
Bentuk diatas dibaca jumlah uk untuk k =1 sampai k = n. k=1 disebut

batas bawah penjumlahan sedangkan k = n disebut batas atas penjumlahan.

Bilangan asli dari 1 sampai n disebut wilayah penjumlahan.

Contoh : → tulislah jumlah lima suku pertama bilangan asli !

Jawab : → lima suku pertama bilangan asli adalah


1,2,3,4,5 dengan notasi sigma
ditulis :

5
∑k
k=1

A. Deret Hitung

Deret hitung adalah deret atau barisan dari bilangan-bilangan yang


diurutkan sedemikian rupa sehingga selisih (beda) antara suku yang berurutan
selalu sama (tetap). Selisih dua suku yang berurutan itu disebut “beda”.
Contoh :

a. 1,3,5,7,.. → mempunyai beda yang tetap yaitu 2


Beda 2 ini didapat dari selisih 3-1 atau 5-3 atau 7-5 dst
b. 10,15,20,.25… → mempunyai beda yang tetap yaitu 5
Beda 5 ini didapat dari selisih 15 -10 atau 20 -15 atau 25-
20 dst

Suatu deret atau barisan u1, u2, u3, u4, ….un. disebut deret hitung jika
untuk tiap nilai n berlaku Sn – Sn-1 = b. b adalah suatu tetapan yang tidak
tergantung pada n.

1. Rumus suku ke-n (Sn)

Jika suku pertama dari suatu barisan aritmatika/hitung adalah diberi


simbul ‘a ‘ dan selisih dua suku yang berurutan adalah ‘ b ‘ , maka rumus
suku ke-n barisan itu dapat ditentukan dengan cara mengamati pola dari tiga
atau empat nilai suku pertama.

3
Modul Matematika Ekonomi FE-Unbor
Misalkan u1, u2, u3, u4, ….un. adalah barisan aritmatika, u1 adalah ‘a”
dan beda dua suku yang berurutan adalah ‘b’, maka lebih jelasnya nilai suku-
suku ke-n dapat dibuat sebagai berikut :
u1 → a, u2 → a+b , u2 → a+2b , u2 → a+3b,
maka :
un → a + (n – 1) b

Sehingga, suku ke-n barisan aritmatika dapat dirumuskan :

Sn = a + (n – 1) b

Sifat-sifat suku ke-n :


1. Sn = a + (n – 1)b
= a + bn – b
= (a - b) + bn
Jadi suku ke-n suatu barisan aritmatika adalah fungsi linier dari n.
2. Untuk tiap n bilangan asli, berlaku hubungan Sn – Sn-1 = b

Contoh :

Dari barisan berikut ini: 1,3,5,7,… tentukanlah suku pertama, beda ,


rumus suku ke-n dan carilah suku ke 10.
Jawab :

Barisan 1,3,5,7,… → suku pertama S1 = a = 1


Beda ( b ) → 3 -1 = 2
Maka :

Rumus suku ke-n :

Sn = a + (n – 1) b
=1+(n–1)2
= 1 + 2n – 2
Sn = 2n -1 → rumus suku ke-n
Maka :
Suku ke 10 → Sn = a + ( n – 1) b

4
Modul Matematika Ekonomi FE-Unbor
S10 = 1 + (10 – 1)2
S10 = 19
Atau → S10 = 2n – 1
S10 = 2 (10) -1
S10 = 19

2. Rumus Jumlah n Suku (Jn)

Deret hitung adalah penjumlahan suku-suku pada barisan


aritmatika, contoh deret yang dapat dibentuk dari barisan aritmatika 2, 4, 6,
8,..100 adalah 2+4+6+8+...+100

Secara umum dinyatakan bahwa:


Jika S1, S2, S3, S4, ….Sn. adalah suku-suku barisan aritmatika, maka
S1 + S2 + S3 + S4 + ….Sn. disebut deret aritmatika dengan un adalah suku
umum deret aritmatika dan Sn = a + ( n – 1) b
Jika jumlah n suku pertama deret hitung itu dilambangkan dengan Jn
maka :

Jn = S1 + S2 + S3 + S4 + ….Sn -1 + Sn.

Diketahui bahwa :

S1 → a
S2 → a + b
S2 → a + 2b
↓ ↓
Sn-2 → Sn – 2b
Sn-1 → Sn – b
Sn → Sn
Dengan demikian :

Jn = a + (a+b) + a+2b) + …+(Sn -2b) + (Sn-b) + Sn


Atau
Jn = Sn+ (Sn-b) …+(Sn -2b) + … + (a+2b) + (a+b) + a

5
Modul Matematika Ekonomi FE-Unbor
Maka :
Jn = a + (a+b) + a+2b) + …+(Sn -2b) + (Sn-b) + Sn
Jn = Sn+ (Sn-b) …+(Sn -2b) + … + (a+2b) + (a+b) + a
2 Jn = (a+Sn) + (a+Sn)+(a+Sn)+…+(a+Sn)+(a+Sn)+(a+Sn)
didapatkan ada n suku, dimana tiap sukunya = (a+Sn)

→ 2Jn = n ( a + Sn )
→ Jn = ½ n ( a + Sn )
Jumlah n suku pertama dari deret hitung dapat ditentukan dengan
rumus :

Jn = ½ n ( a + Sn )
Atau

Jn = ½ n ( a + Sn )

Jn = ½ n [ a + (a+ ( n – 1 ) b ) ]

= ½ n [ 2a + ( n – 1 ) b ]

→ Jn = ½ n [ 2a + ( n – 1 ) b ]

Contoh soal :

1. Diketahui deret 1,3,5,7 … hitunglah jumlah 50 suku pertama deret itu !

Jawab :

Diketahui : a = 1 ; b = 3-1 = 2 ; n = 50
Maka J50 dihitung :
→ Jn = ½ n [ 2a + ( n – 1 ) b ]
→ J50 = ½ 50 [ 2*1 + ( 50 – 1 ) 2 ]
→ J50 = 25 ( 100 )
→ J50 = 2500

6
Modul Matematika Ekonomi FE-Unbor
Maka untuk menghitung J50, jika menggunakan rumus ; Jn = ½ n ( a + Sn )

Terlebih dahulu menghitung :

Sn = a + (n-1 ) b

S50 = 1 + (50 – 1 ) 2
S50 = 1 + (49 x 2)
S50 = 1 + 98
S50 = 99

Jn = ½ n ( a + Sn )

J50 = ½ 50 ( 1 + S50 )
J50 = ½ 50 ( 1 + 99 )
J50 = 25 ( 100 )
J50 = 2500 …………..Terbukti sama

Maka didapat jumlah 50 suku pertama deret ituadalah 2500

2. Diketahui deret 1,3,5,7 …, buktikan bahwa J10 – J9 = S10


Jawab :

S10 = a + ( n -1 ) b
= 1 + ( 10 – 1 ) 2
S10 = 19

J10 = ½ n ( a + Sn)

J10 = ½ * 10 ( 1 + 19 )

J10 = 100

J9 = ½ n [ 2a + ( n – 1 ) b ]

= ½ * 9 [ 2*1 + ( 9 – 1 ) 2 ]

J9 = 4.5 [2 + 16 ]

J9 = 81

Jadi J10 – J9 = S10

100 – 81 = 19 → terbukti

7
Modul Matematika Ekonomi FE-Unbor
B. Penggunaan Deret Hitung Dalam Ekonomi

Penggunaan deret hitung dalam ekonomi bisa ditemukan pada


perkembangan usaha dan bisnis. Jika Variabel-variabel tertentu dalam
kegiatan usaha seperti produksi, biaya, pendapatan, penggunaan tenaga kerja,
penanaman modal dll) berpola seperti barisan aritmatika, maka prinsip-prinsip
deret hitung dapat digunakan untuk menganalisa perkembangan variabel
tersebut. Berpola seperti barisan aritmatika maksudnya bahwa variabel yang
bersangkutan bertambah secara konstan dari satu periode ke periode
berikutnya.
Contoh :
1. Tokoku baru dua tahun membuka usaha menjual masker. Pada bulan
pertama stok persediaan masker 20 box. Selanjutnya pada akhir tahun
dievaluasi rata-rata jumlah permintaan masker setiap bulannya 15 box.
Berapakah jumlah stok persediaan masker pada bulan ke-13?
Jawab :

Diketahui : a = 20 ; b = 15 dan n = 13
didapat pola deret 20, 35, 50, 65,…..S13
Ditanya : S13
Maka : Sn = a + ( n -1 ) b
S13 = 20 + ( 13 -1 ) 15
S13 = 20 + ( 12 ) 15
S13 = 20 + 180
S13 = 200
Jadi jumlah stok persediaan masker pada bulan ke 13 adalah sebanyak
200 box
2. Seorang mahasiswa menabung pada Bank “ OKE”. Tahun pertama ia
menabung tiap-tiap bulannya sebesar Rp. 200.000,-, Tahun kedua ia
menabung tiap-tiap bulannya sebesar Rp. 250.000,- Tahun ketiga ia
menabung tiap-tiap bulannya sebesar Rp. 300.000,- dan seterusnya,
sehingga tabungannya terus bertambah. Berapakah jumlah uang

8
Modul Matematika Ekonomi FE-Unbor
tabungan mahasiswa tersebut setelah 30 tahun, jika bunga yang
diberikan oleh bank tidak diperhitungkan.
Jawab :
1 tahun = 12 bulan ;
Jumlah tabungan pada :
Tahun I → 12* Rp.200.000 = Rp 2.400.000
Tahun II → 12 * Rp. 250.000 = Rp. 3000.000
Tahun III → 12 * Rp.300.000 = Rp.3600.000
Maka deret yang dihasilkan :
2400000 3000000 3600000 ............ S30
Dari deret tersebut didapat :
a = 2400000 ;
b = 3000000 – 2400000 = 600000
dan n = 30
Ditanya : J30
Maka :

S30 = a + ( n – 1 ) b
= 2400000 + ( 30 – 1 ) 600000
= Rp. 19.800.000,-

J30 = ½ n ( a + S30 )
= ½ 30 ( 2400000 + 19800000)
= Rp. 333.000.000,-

Atau menggunakan rumus → Jn = ½ n [ 2a + ( n – 1 ) b ]

J30 = ½ 30 [ 2 * 2400000 + ( 30 – 1 ) 600000 ]

J30 = 15 [ 4800000 + ( 29 ) 600000 ]

J30 = 15 [ 4800000 + 17400000 ]

J30 = 15 [ 22200000 ]

J30 = 333000000

Jadi jumlah uang tabungan mahasiswa tersebut setelah 30 tahun adalah

Rp. 333.000.000,-

9
Modul Matematika Ekonomi FE-Unbor
Latihan :

1. Hitunglah S25 dan J25 dari deret 1, 3, 5,7 …,


2. Diketahui J8 = 176 dan S8 = 29 , berapakah nilai a dan b
3. Diketahui b = 2 dan S8 = 29, hitung berapakah J10
4. Perusahaan mebel mengalami peningkatan produksi tiap bulannya 20
unit dengan total produksi bulan pertama 800 unit. Jika diketahui pada
bulan kesekian jumlah produksinya 1000 unit, maka Pada bulan
keberapakah perusahaan itu menghasilkan 1000 unit?
5. Perusahaan mebel mengalami peningkatan produksi tiap bulannya 20
unit dengan total produksi bulan pertama 800 unit. Jika diketahui pada
bulan kesekian jumlah produksinya 1000 unit, maka carilah :
a. Pada bulan keberapakah perusahaan itu menghasilkan 1000 unit?
b. Berapa total produksi yang telah dihasilkan pada bulan ke 13?
c. Berapa total produksi yang dihasilkan dari awal hingga 1 tahun ?

10
Modul Matematika Ekonomi FE-Unbor

Anda mungkin juga menyukai