Anda di halaman 1dari 12

I.

DERET

Deret adalah serangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaedah atau norma
norma tertentu. Dikatakan juga juga deret merupakan penjumlahan suku-suku pada barisan hingga ke
suku n, yang ditulis dalam bentuk : u1 + u2 + u3 + u4 + ….un. Sedangkan suku adalah bilangan
pembentuk deret. Contoh deret yang diperoleh dengan menjumlahkan secara berurutan suku-suku barisan
:
a. 1,2,3,4,5,6,…….
Maka deretnya adalah 1+2+3+4+5+6+…..
b. 1,3,5,7,9,11,…….
Maka deretnya adalah 1+3+5+7+9+11+….

Jadi : Jika u1, u2, u3, u4, ….un. adalah suku-suku dari suatu barisan maka deret yang bersesuaian
dengan barisan itu adalah jumlah dari suku-suku tersebut u1 + u2 + u3 + u4 + ….un. Menggunakan notasi
sigma ( ∑ ) untuk menyatakan jumlah suku ke-n ( Sn ) . Jumlah suku-suku pada barisan hingga n suku
dinyatakan oleh notasi “Sn”. Jadi penulisannya seperti : Sn = u1 + u2 + u3 + u4 + ….un. Untuk
menyingkat penulisan jumlah suku ke-n, digunakan notasi sigma ( ∑ ).

Dengan notasi sigma, jumlah suku ke-n deret itu ditulis :


n
∑ uk
k=1

Bentuk diatas dibaca jumlah uk untuk k =1 sampai k = n. k=1 disebut batas bawah penjumlahan
sedangkan k = n disebut batas atas penjumlahan. Bilangan asli dari 1 sampai n disebut wilayah
penjumlahan.
Contoh : → tulislah jumlah lima suku pertama
bilangan asli !
Jawab : → lima suku pertama bilangan asli adalah
1+2+3+4+5 dengan notasi sigma
ditulis :
5
∑k
k=1

A. Deret Hitung

Deret hitung adalah deret atau barisan dari bilangan-bilangan yang diurutkan sedemikian rupa
sehingga selisih (beda) antara suku yang berurutan selalu sama (tetap). Selisih dua suku yang
berurutan itu disebut “beda”.
Contoh :
a. 1,3,5,7,.. → mempunyai beda yang tetap yaitu 2
b. 10,15,20,.. → mempunyai beda yang tetap yaitu 5
Suatu deret atau barisan u1, u2, u3, u4, ….un. disebut deret hitung jika untuk tiap nilai n berlaku
Sn – Sn-1 = b. b adalah suatu tetapan yang tidak tergantung pada n.
1. Rumus suku ke-n
Jika suku pertama dari suatu barisan aritmatika/hitung adalah ‘ a ‘ dan selisih dua suku yang berurutan
adalah ‘ b ‘ , maka rumus suku ke-n barisan itu dapat ditentukan dengan cara mengamati pola dari tiga
atau empat nilai suku pertama. Misalkan u1, u2, u3, u4, ….un. adalah barisan aritmatika, u1 adalah ‘a’
dan beda dua suku yang berurutan adalah ‘b’, maka lebih jelasnya nilai suku-suku ke-n dapat dibuat
sebagai berikut :

u1 → a, u2 → a+b , u2 → a+2b , u2 → a+3b,


maka :
un → a + (n – 1) b
Sehingga, suku ke-n barisan aritmatika dapat dirumuskan :
Sn = a + (n – 1) b

Sifat-sifat suku ke-n :


1. Sn = a + (n – 1)b
= a + bn – b
= (a-b) + bn
Jadi suku ke-n suatu barisan aritmatika adalah fungsi linier dari n.
2. Untuk tiap n bilangan asli, berlaku hubungan Sn – Sn-1 = b

Contoh : Dari barisan berikut ini: 1,3,5,7,… tentukanlah suku pertama, beda , rumus suku ke-n

dan carilah suku ke 10.


Jawab :
Barisan 1,3,5,7,… → suku pertama S1=a= 1
Beda ; 3-1 = 2
Maka :
Rumus suku ke-n :
Sn = a + (n – 1) b
=1+(n–1)2
= 1 + 2n – 2
Sn = 2n -1
Suku ke 10 → Sn = a + ( n – 1) b
S10 = 1 + (10 – 1)2
S10 = 19
Atau → S10 = 2n – 1
S10 = 2 (10) -1
S10 = 19

2. Rumus Jumlah n Suku

Deret hitung adalah penjumlahan suku-suku pada barisan aritmatika, contoh deret yang dapat
dibentuk dari barisan aritmatika 2,4,6,8,..100 adalah 2+4+6+8+..+100
Secara umum dinyatakan bahwa:
Jika S1, S2, S3, S4, ….Sn. adalah suku-suku barisan aritmatika, maka S1 + S2 + S3 + S4 + ….Sn.
disebut deret aritmatika dengan un adalah suku umum deret aritmatika dan Sn = a + ( n – 1) b
Jika jumlah n suku pertama deret hitung itu dilambangkan dengan Jn maka :

Jn = S1 + S2 + S3 + S4 + ….Sn -1 + Sn.
Diketahui bahwa :

S1 → a
S2 → a + b
S2 → a + 2b
↓ ↓
Sn-2 → Sn – 2b
Sn-1 → Sn – b
Sn → Sn
Dengan demikian :

Jn = a + (a+b) + a+2b) + …+(Sn -2b) + (Sn-b) + Sn


Atau
Jn = Sn+ (Sn-b) …+(Sn -2b) + … + (a+2b) + (a+b) + a
Maka :
Jn = a + (a+b) + a+2b) + …+(Sn -2b) + (Sn-b) + Sn
Jn = Sn+ (Sn-b) …+(Sn -2b) + … + (a+2b) + (a+b) + a
2 Jn = (a+Sn) + (a+Sn)+(a+Sn)+…+(a+Sn)+(a+Sn)+(a+Sn)

didapatkan ada n suku, dimana tiap sukunya = (a+Sn)


→ 2Jn = n ( a + Sn )
→ Jn = ½ n ( a + Sn )

Jumlah n suku pertama dari deret hitung dapat ditentukan dengan rumus :
Jn = ½ n ( a + Sn )

Atau
Jn = ½ n ( a + Sn )
Jn = ½ n [ a + (a+ ( n – 1 ) b ) ]
= ½ n [ 2a + ( n – 1 ) b ]
→ Jn = ½ n [ 2a + ( n – 1 ) b ]

Dengan notasi sigma deret aritmatika ditulis :


n
Jn = ∑ [ a + ( n – 1 ) b ]
k=1
Contoh soal :

1. Diketahui deret 1+3+5+7 … hitunglah jumlah 50 suku pertama deret itu !


Jawab :
Diketahui a = 1 dan b = 3-1 = 2 n = 50
→ Jn = ½ n [ 2a + ( n – 1 ) b ]
→ Jn = ½ 50 [ 2*1 + ( 50 – 1 ) 2 ]
→ Jn = 25 ( 100 )
→ Jn = 2500.

2. Diketahui deret 1+3+5+7 …, buktikan bahwa J10 – J9 = S10


Jawab :
S10 = a + ( n -1 ) b
= 1 + ( 10 – 1 ) 2
S10 = 19
J10 = ½ n ( a + Sn)
J10 = ½ * 10 ( 1 + 19 )
J10 = 100
J9 = ½ n [ 2a + ( n – 1 ) b ]
= ½ * 9 [ 2*1 + ( 9 – 1 ) 2 ]
J9 = 4.5 [2 + 16 ]
J9 = 81
Jadi J10 – J9 = S10
100 – 81 = 19 → terbukti

Anda mungkin juga menyukai