Anda di halaman 1dari 22

Pengertian

Perekonomian dua sektor adalah perekonomin yang terdiri dari sektor rumah tangga dan
perusahaan.Dalam perekonomian tidak terdapat kegiatan pemerintah (misalnya konsumsi
pemerintah, pajak, subsidi) maupun perdagangan luar negeri (yaitu kegiatan ekspor impor)
(Sukirno, 2018:142). Berikut gambar Siklus Aliran Pendapatan dalam Perekonomian 2 Sektor:

Dalam perekonomian dua sektor sumber pendapatan yang diperoleh rumah tangga adalah
dari perusahaan. Pendapatan ini meliputi gaji, upah, sewa, bunga dan keuntungan adalah sama
nilainya dengan pendapatan nasional. Dan oleh karena itu pemerintah tidak memungut pajak

1
maka pendapatan nasional (Y) adalah sama dengan pendapatan disposebel (Yd) atau Y = Yd
(Sukirno, 2016:142). Pendapatan yang digunakan rumah tangga akan digunakan untuk dua
tujuan yaitu untuk konsumsi dan ditabung. Tabungan ini akan dipinjamkan kepada penanam
modal atau investor untuk investasi ke perusahaan. Perusahaan akan menggunakan dana tersebut
untuk membeli barang-barang modal seperti mesin-mesin atau membayar faktor-faktor produksi
yang diberikan oleh rumah tangga.
Ciri-ciri perekonomian dua sektor:
1) Sektor perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki rumah tangga.
Faktor-faktor produksi tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji dan upah, sewa,
bunga dan untung.
2) Sebagian besar pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi,
yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan.
3) Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan ditabung
dalam institusi-institusi keuangan
4) Pengusaha-pengusaha yang memerlukan modal untuk melakukan investasi akan
meminjam tabungan yang dikumpulkan oleh badan-badan keuangan dari sektor rumah
tangga.
KONSUMSI, DAN TABUNGAN, DAN INVESTASI
Pendapatan (Income) adalah jumlah balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi selama 1
tahun. Pendapatan disimbolkan dengan (Y).5
Konsumsi (Consumption) adalah bagian dari pendapatan yang dibelanjakan. Konsumsi
disimbulkan dengan (C).
Tabungan (Saving) adalah bagian dari pendapatan yang disimpan atau tidak dibelanjakan.
Tabungan disimbolkan dengan (S).
Investasi (Investment) adalah bagian dari pendapatan perusahaan yang ditanam atau sebagai
penambah modal. Investasi disimbolkan dengan (I)
A. KONSUMSI
Konsumsi adalah kegiatan dalam memanfaatkan atau menggunakan barang dan jasa.
Kegiatan konsumsi atau pengeluaran konsumsi terdri atas konsumsi pemerintah (government
consumption) dan konsumsi rumah tangga (private consumption). Namun dalam pembahasan
ini, difokuskan pada konsumsi rumah tangga yang memiliki porsi terbesar dalam pengeluaran

2
konsumsi total (agregat). Mengingat porsinya yang besar, maka konsumsi rumah tangga
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap stabilitas perekonomian. Berikut ini faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya konsumsi rumah tangga.
a. Faktor-Faktor Ekonomi
1) Pendapatan dan Kekayaan Rumah Tangga
Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Pada
umumnya, semakin besar pendapatan rumah tangga maka tingkat konsumsi makin tinggi
karena kemampuan untuk membeli berbagai kebutuhan juga semakin meningkat. Kekayaan
rumah tangga terdiri atas kekayaan riil (rumah, tanah, perhiasan, mobil) dan kekayaan finansial
(tabungan), deposito dan saham). Apabila rumah, mobil, tanah kita sewakan maka akan
memperoleh bunga, sedangkan saham akan mendapatkan deviden (keuntungan). Semuanya itu
akan meningkatkan penghasilan rumah tangga yang berdampak pada meningkatnya
pengeluaran konsumsi.
2) Tingkat Bunga
Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi konsumsi karena biaya ekonomi
(opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan semakin mahal. Bagi mereka yang mempunyai
kelebihan dana, akan lebih menguntungkan apabila sebagian pendapatannya digunakan untuk
deposito atau tabungan. Hal tersebut tentunya mengurangi tingkat konsumsi.
3) Perkiraan Harga di Masa Depan
Adanya perkiraan kenaikan atau penurunan harga dimasa depan akan mempengaruhi
tingkat konsumsi rumah tangga. Misalnya, harga sembako menjelang hari raya akan meningkat,
maka konsumsi memilih membeli sembako jauh hari sebelum hari raya tiba. Dengan demikian
konsumsi di masa sekarang akan meningkat
4) Jumlah Anggota Keluarga
Semakin banyak jumlah anggota keluarga, maka tingkat konsumsi akan meningkat.
Sebaliknya, jumlah keluarga sedikit, maka tingkat konsumsinya lebih rendah.
b. Faktor-Faktor Nonekonomi
Semakin majunya arus informasi dan teknologi akan berdampak terhadap kehidupan
masyarakat. Dewasa ini semakin mudah dalam mengakses informasi baik dari media radio,
televisi, surat kabar maupun internet, telah membawa perubahan dalam pola hidup masyarakat.
Misalnya, banyaknya iklan tentang produk makanan akan meningkatkan konsumsi produk

3
makanan. Selain itu adanya kemudahan bertransaksi melalui internet, akan mendorong rumah
tangga untuk meningkatkan kegiatan konsum si.
c. Faktor-Faktor Demografi (Kependudukan)
1) Jumlah Penduduk
Meningkatnya jumlah penduduk akan memperbesar pengeluaran secara menyeluruh
(agregat).
2) Komposisi Penduduk
Komposisi penduduksuatu negara terdiri atas :
1. usia yaitu produkstif dan tidak produkstif,
2. pendidikan yaitu rendah, menengah, dan tinggi,
3. wilayah tinggal yaitu di perkotaan dan pedesaan.
Banyaknya usia produktif ( 15–64 tahun ) yang bekerja akan meningkatkan
pengeluaran konsumsi. Demikian pula semakin tinggi tingkat pendidikan maka
kebutuhan hidupnya semakin meningkat. Makin banyak penduduk yang tinggal di
perkotaan dengan pola hidup yang konsumtif akan memperbesar pengeluaran
konsumsi agregat.
1. Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan konsumsi (C) dengan
pendapatan (Y). Fungsi ini dapat digambarkan dalam kurva persamaan fungsi konsumsi
yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat konsumsi rumah tangga dalam
perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposable) perekonomian
tersebut.
Konsep pendapatan dibagi dalam pendapatan nasional (Y) dan pendapatan yang siap
dibelanjakan setelah dikurangi pajak (pendapatan disposibel atau Yd). Berikut ini
persamaan fungsi konsumsi
C = a + bY atau C = bYa
Keterangan :
C = konsumsi
A = nilai konsumsi pada saat Y atau Yd =0 (konsumsi autonomous)

4
b = tambahan konsumsi yang diakibatkan oleh bertambahnya pendapatan (selisih tingkat
konsumsisekarang dan sebelumnya dibagi selisih besarnya pendapatan sekarang dan
sebelumnya

MPC (Marginal Propensity to Consume)


Y = pendapatan nasional
Yd = pendapatan disposibel yaitu pendapatan netto yang siap dibelanjakan setelah
dikurangi paja
2. Teori Konsumsi
1. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Absolut (Absolute Income
Hypothesis).
Teori ini terkenal dengan Absolute Income Hypothesis (Teori pendapatan
absolut). Keynes menyatakan tentang hubungan pengeluaran konsumsi dengan
pendapatan nasional yang diukur berdasarkan harga konstan.Keynes juga menjelaskan
bahwa konsumsi saat ini (current consumption) sangat dipengaruhi oleh pendapatan
disposibel (current disposable income). Menurut Keynes, ada batas konsumsi
minimal yang tidak tergantung tingkat pendapatan. Artinya,tingkat konsumsi tersebut
harus dipenuhi, walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol. Itulah yang disebut
konsumsi otonomus. Jika pendapatan disposibel meningkat, maka konsumsi jugaakan
meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi tidak sebesar peningkatan pendapatan
disposibel

5
Pada saat tingkat pendapatan disposibel sama dengan nol, maka tingkat konsumsi adalah
200. Ini artinya konsumsi minimal sama dengan 200. Saat pendapatan disposibel meningkat ,
konsumsi juga meningkat. Kenaikan konsumsi disebabkan setiap 1000 unit kenaikan disposibel,
sebanyak 800 digunakan untuk tambahan konsumsi. Terlihat bahwa tambahan konsumsi tidak
sebesar tambahan pendapatan disposibel. Tingkat pendapatan 1000 merupakan tingkat
pendapatan minimal agar rumah tanggam mampu membiayai selruh konsumsinya, tanpa harus
mengorek tabungan. Adapun hubungan antara pendapatan, konsumsi, MPC, APC,dapat
dibuatkan tabel sebagai berikut

6
2. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup (Life Cycle Hypothesis)
Model konsumsi siklus hidup lebih menekankan pada variable sosial ekonomi, di mana
yang lebih menjadi perhatian adalah variable usia (umur). Model ini dikembangkan oleh Franco
Modigliani, Albert Ando, RichardBrumberg. Di dalam teorinya dijelaskan bahwa pengeluaran
konsumsi seseorang sangat tergantung dariperjalanan umur seseorang.Model siklus hidup ini
membagi perjalanan manusia ke dalam 3 periode sebagai beikut.
1. Periode belum produktif (0 tahun sampai dengan usia kerja). Dalam tahap ini dikatakan
oleh ABM bahwa seseorang melakukan konsumsi dalam kondisi “Dissaving”, kenapa
demikian karena seseorang melakukan konsumsi sangat tergantung pada orang lain.
2. Periode produktif (dari usia kerja sampai dengan usia di mana orang tersebut sudah
menjelang usia tua).Tahap ini dikatakan bahwa seseorang berkonsumsi dalam kondisi
“Saving”, kenapa dikatakan demikian,karena seseorang pada tahap ini pengeluaran
konsumsinya sudah tidak tergantung pada orang lain
3. Periode tidak produktif lagi. Tahap ini seseorang kembali berada dalam kondisi
“Dissaving”, dengan kata lain bahwa seseorang melakukan konsumsi kembali tergantung
pada orang lain. Karena dalam tahap iniseseorang tidak lagi mampu untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya sendiri
7
Formulasi model fungsi konsumsi siklus hidup sebagai berikut
:C = aW
Ada tiga faktor yang membentuk nilai W
1. Nilai sekarang penghasilan dari kekayaan yaitu berupa bunga, sewa.
2. Nilai sekarang penghasilan dari balas jasa kerja yaitu berupa upah, gaji.
3. Nilai sekarang penghasilan upah yang diharapkan diterima seumur hidup
3 Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif (Relative Income Hypothesis)
James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat
ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya.Dalam
teorinya, Dusenberry menggunakan dua asumsi yaitu:
1. Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen. Artinya
pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan
oleh orang sekitarnya. Sebagai misal,seseorang yang memiliki kemampuan
pengeluaran konsumsi yang sederhana tinggal di tempat masyarakat yang
pengeluaran konsumsinya serba kecukupan, secara otomatis ada rangsangan dari
orang tersebut untuk mengikuti pola konsumsi dimasyarakat sekitarnya.
2. Pengeluaran konsumsi adalah ireversible Artinya pola pengeluaran seseorang pada
saat penghasilan naik berbeda dengan pola pengeluaran pada saat penghasilan
mengalami penurunan. Sebagai misal, apabila pendapatan seseorang mengalami
kenaikan maka secara otomatis konsumsi juga mengalami kanaikan dengan proporsi
tertentu, dst bila pendapatan mengalami penurunan, maka juga akan diikutioleh
penurunan konsumsinya
4 Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen (Permanent Income
Hypothesis)
Teori dengan hipotesis pendapatan permanen dikemukakan oleh M Friedman.
Menurut teori ini pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi 2 yaitu pendapatan
permanen (permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income).
Pendapatan permanen dapat diartikan :
1. Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode tertentu dan dapat
diperkirakan sebelumnya, misalnya pendapatan dari gaji, upah.

8
2. Pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yang menentukan kekayaan seseorang (yang
menciptakan kekayaan).
Kekayaan yang dimiliki seseorang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kekayaan non manusia (non human wealth) adalah bentuk kekayaan fisik yaitu barang-
barang konsumsitahan lama (gedung, rumah, obligasi,dsb).
b. Kekayaan manusia (human wealth) adalah dalam bentuk kemampuan yang melekat pada
diri manusia itusendiri (keahlian, pendidikan, dsb).Ada dua asumsi mengenai hubungan
antara pendapatan permanen dengan pendapatan sementara
1) Tidak ada korelasi antara pendapatan permanen dengan pendapatan transitory, karena
pendapatan sementara merupakan faktor kebetulan saja
.2) Pendapatan sementara tidak mempengaruhi pengeluaran konsumsi.

B. TABUNGAN
Penghasilan yang diterima oleh suatu keluarga tidak selalu habis dibelanjakan untuk
membeli barang-barang kebutuhan. Orang kaya dengan penghasilan yang tinggi akan
menghabiskan seluruh penghasilannya untuk konsumsi (kecuali kalau kekayaannya itu
diboroskan untuk cara hidup yang serba mewah). Akan tetapi orang-orang sederhanapun
berusaha untuk menyisihkan sekadar uang agar kemudian hari bisa membeli barang-
barang yang agak mahal.
Bagian penghasilan yang tidak habis dibelanjakan untuk konsumsi disebut
tabungan. Tabungan masyarakat ikut berpengaruh terhadap arus uang beredar terhadap
nvestasi, produksi, dan permintaan, dan berperan dalam rangka stabilitas dan pembangunan
ekonomi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat tabungan, yaitu:
a.Pendapatan Rumah Tangga
Pada umumnya semakin tinggi pendapatan, apabila diikuti oleh sikap berhemat maka
akan memperbesar tingkat tabungan.Di negara-negara maju yang pendapatan per kapitanya
tinggi, kecenderungan mengonsumsi semakin rendah sehingga tingkat tabungan semakin
tinggi.
b.Tingkat Bunga
Tingkat bunga yang tinggi merupakan faktor yang menarik bagi individu atau
masyarakat untuk menambah jumlah tabungannya. Mereka menharapkan memperoleh

9
pendapatan berupa bunga yang lebih tinggi dengan semakin besar nilai tabungan yang
dimiliki.
c. .Sikap Hemat
Sikap berhemat terhadap pola konsumsi yang diikuti oleh kegemaran menabung akan
memperbesar jumlahtabungan. Apabila jumlah tabungan meningkat secara keseluruhan,
akan memperbesar nilai investasi nasional.
d. Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan adalah pembagian pendapatan secara merata sesuai kemampuan
dan kapasitas yang dimiliki individu. Akses terhadap sumber daya yang merata akan
meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat. Sehingga semakin tinggi pendapatan,
diharapkan tingkat tabungan juga semakin besar.
e. Kondisi Perekonomian
Kondisi perekonomian yang membaik (tingkat pengangguran rendah, kesempatan kerja
luas, investasi dan pertumbuhan ekonomi tinggi) akan meningkatkan pendapatan per
kapita masyarakat. Membaiknya perekonomian akan meningkatkan jumlah tabungan
karena pendapatan meningkat.
Setelah dipahami konsep tabungan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara pendapatan dan tabungan sehingga fungsi tabungan (S) dapat
didefinisikan sebagai hubungan antara tingkat pendapatan dan tingkat tabungan. Dengan
kata lain, fungsi tabungan adalah kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara
tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional
(pendapatan disposibel) perekonomian tersebut

10
Hubungan antara Konsumsi dengan Pendapatan
Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga (secara
seunit kecil atau dalam keseluruhan ekonomi).Yang terpenting dalam perekonomian dua sektor
adalah pendapatan rumah tangga. Tabel yang menggambarkan hubungan di antara konsumsi
rumah tangga dan pendapatan dinamakan daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi pada
dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi rumah tangga pada tingkat pendapatannya yang
berubah-ubah.
Hubungan antara tingkat pendapatan disposebel dengan pengeluaran konsumsi dan
tabungan rumah tangga dapat dilihat sebagai berikut:

11
Pendapatan, Konsumsi dan Tabungan (dalam ribuan rp)

Ciri-ciri hubungan tabungan dengan pendapatan disposebel dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendapatan yang rendah rumah tangga menggorek tabungan
Pada waktu pendapatan disposebel adalah (Yd=0), pengeluaran konsumsi adalah Rp. 125
ribu. Ini berarti rumah tangga harus menggunakan harta atau tabungan masa lalu untuk
membiayai pengeluaran konsumsinya.
2. Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi
pendapatan adalah lebih tinggi dari pada pertambahan konsumsi biasanya pertambaha
3. Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung
4. Pertambahan pendapatan selalu lebih besar dari pertumbuhan konsumsi maka pada
akhirnya rumah tangga tidak “mengorek tabungan” lagi. ia akan mampu menabung
sebagian dari pendapatannya.
Konsumsi, pendapatan dan tabungan hubungannya sangat erat. Menurut pendapat JM
Keyness dikenal dengan Psychological Consumption membahas tingkah laku masyarakat dalam
konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan. Pendapat JM Keyness sebagai berikut :
a. Jika pendapatan naik, maka konsumsi akan naik, tetapi tidak sebanyak kenaikan pendapatan.
b. Setiap kenaikan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi dan tabungan.
c. Setiap kenaikan pendapatan jarang menurunkan konsumsi dan tabungan.

12
Kecondongan Mengkonsumsi dan menabung
Konsep kecondongan konsumsi dibagi menjadi dua:
1. Kecondongan mengkonsumsi marginal atau Marginal Propensity to Consume (MPC), yaitu
perbandingan diantara pertambahan konsumsi (ΔC) yang dilakukan dengan pertambahan
pendapatan disposebel (ΔYd) yang diperoleh. Nilai MPC dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:

2. Kecondongan mengkonsumsi rata-rata atau Average Propensity to Consume (APC), yaitu


perbandingan diantara tingkat konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan disposebel ketika
konsumsi tersebut dilakukan (Yd). Nilai APC dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

3. Konsep kecondongan menabung dibagi menjadi dua:


Kecondongan menabung marjinal atau Marginal Propensity to Save (MPS), yaitu
perbandingan di antara pertambahan tabungan (ΔS) dengan pertambahan pendapatan
(ΔYd). Nilai MPS dapat dihitung dengan:

2. Kecondongan menabung rata-rata atau Average Propensity to Save (APS), yaitu perbandingan
diantara tabungan dengan pendapatan disposebel (Yd). Nilai APS dapat dihitung dengan
menggunakan formula:

Contoh Perhitungan Kecondongan Mengkonsumsi dan Menabung Marjinal dan Rata-


Rata

13
1. Dalam perekonomian pendapatan disposebel sebesar 400 menjadi 600, kenaikan pendapatan
sebesar 200. Konsumsi bertambah sebesar 150 yang sebelumnya 450 menjadi 600, maka nilai
MPC dan APC sebesar:
MPC = ΔC/ΔYd
= 150/200
= 0,75

APC = C/Y
= 450/400
= 1,125

2. Apabila pendapatan disposebel bertambah dari 400 menjadi 600, kenaikan pendapatan sebesar
200. Tabungan berubah dari -50 menjadi 0, maka nilai MPS dan APS sebesar:

MPS = ΔS/ΔYd
= 50/200
= 0,25

APS = S/Yd
= -50/400
= -0,125

Hubungan antara kecondongan mengkonsumsi dan menabung adalah sebagai berikut:


a. Nilai MPC+MPS=1, APC+APS=1
b. Pendapatan disposebel adalah sama dengan konsumsi rumah tangga ditambah dengan
tabungan rumah tangga. Sehingga dapat dibuat persamaan:

Yd=C+S

Keterangan :
Yd : Pendapatan disposibel

14
C : Konsumsi rumah tangga
S : Tabungan

Fungsi Konsumsi dengan Tabungan


Fungsi Konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat
konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau pendapatan
disposibel) perekonomian tersebut (Sukirno, 2016:116).

Berikut Pendapatan, Konsumsi dan Tabungan (dalam triliun )

15
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

Persamaan Fungsi Konsumsi dan Tabungan


1) Fungsi Konsumsi
Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara tingkat konsumsi rumah tangga
dalam perekonomian dengan pendapatan nasional. Bentuk umum fungsi konsumsi sebagai
berikut:
C=a+bY
Keterangan :
a = Konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah 0
nilai a diperoleh dari: a = (APC-MPC) y
b = kecondongan mengkonsumsi marginal
C = Tingkat konsumsi
Y = Pendapatan Nasional
2) Fungsi Tabungan
Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat tabungan rumah tangga
dalam perekonomian dengan pendapatan nasional. Bentuk umum fungsi tabungan:

16
S = - a + (1 – b) Y

Keterangan :
a = Konsumsi rumah tangga ketika Pendapatan nasional adalah 0
b = Kecondongan Mengkonsumsi Marginal
C = Tingkat Konsumsi
Y = Pendapatan Nasional

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi seseorang untuk Konsumsi dan Tabungan


Selain pendapatan nasional, faktor lain yang mempengaruhi seseorang untuk konsumsi dan
tabungan antara lain
a. Kekayaan yang telah terkumpul (warisan, hasil usaha masa lalu)
b. Suku bunga
c. Sikap berhemat
d. Keadaan Perekonomian
e. Distribusi Pendapatan
Tersedia tidaknya Dana Pensiun yang Mencukupi
.D. INVESTASI
.Konsep Investasi Investasi pada prinsipnya merupakan segala sesuatu yang dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan atau menambah nilai potensi sumber daya yang lebih tinggi.
Dengan demikian investasi tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga nonfisik (peningkatan
sumber daya).
Investasi fisik dapat berupa barang modal (pabrik dan peralatan), bangunan, persediaan
barang(inventory), sehingga investasi dapat didefinisikan sebagai pengeluaran atau konsumsi
untuk meningkatkan stok barang modal(capital stock) yang baru. Stok barang modal dinilai
dengan uang yaitu :
Stok Barang Modal = Qm X Pm
Keterangan :
Qm=jumlah barang modal
Pm=harga barang modal per unit

17
2.Perhitungan Nilai Investasi
Investasi yang dilakukan tidak langsung menghasilkan manfaat, tetapi memerlukan
tenggang waktu tertentu. Makin tinggi jumlah dan kualitas investasi, maka tenggang waktunya
makin lama. Misalnya investasi di bidang otomotif (perakitan mobil), akan membutuhkan waktu
yang lebih lama dibandingkan investasidi bidang pengolahan pangan. Seseorang atau perusahaan
sebelum melakukan investasi akan melakukan studi kelayakan investasi ataubisnis. Apabila
investasi yang direncanakan menghasilkan keuntungan dan mempunyai prospek untuk masa
mendatang maka keputusan investasi akan dilakukan. Pertimbangan pokok dari keputusan
investasi adalah berapa nilai sekaran (presnt value) dari uang yang kankita peroleh di masa
mendatang atau berapa nilai uang masa mendatang (future value) dari jumlah uang yang kita
investasikan saat ini
Metode penghitungannya sebagai berikut.

a. Nilai Sekarang (Present Value)


Menghitung nilai sekarang adalah menghitung nilai sekarang dari perkiraan nilai yang
akan diperoleh dimasa mendatang. Untuk menghitung nilai sekarang dapat digunakan
rumus sebagai berikut.

Keterangan :
P = nilai sekarang

F = nilai yang akan dating

R = tingkat bungat=periode waktu

Contoh :
Dita ditawari usaha katering oleh rekannya yaitu Dinar dengan investasi awal Rp.
100.000.000,00.Berdasarkan perhitungan, tiga tahun mendatang Dita akan memperoleh nilai

18
nominal uang Rp.150.000.000,00. Dita meminjam uang koperasi dengan tingkat bunga 12% per
tahun.Hitunglah tingkatpengembalian investasi Dita !b.NilaiMasa Mendatang (Future
Value)Menghitung nilai masa mendatang adalah kebalikan dari menghitung nilai sekarang dari
investasi yang direncanakan. Berikut ini rumus untuk menghitung nilai masa mendatang

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasia


a. .Tingkat Pengembalian yang diharapkan (Expected Rate of Return) Faktor ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi internal maupun eksternal perusahaan. Kondisi internal adalah
tingkat efesiensi pada proses produksi dan distribusi, kualitas sumber daya manusia,
maupun tingkat teknologiyang digunakan. Adapun kondisi eksternal adalah perkiraan
tingkat peroduksi, pertumbuhan ekonomi domestic maupu ninternasional dan kebijakan
pemerintah.
b. Tingkat Bunga Faktor utama yang menentukan biaya investasi adalah tingkatbunga
pinjaman.Semakintinggi tingkatbunga pinjaman maka biaya investasi semakin mahal.
c. Ketersediaan Faktor-Faktor Produksi Berbicara tentang produksi tidak lepas dari faktor-
faktor produksi yang digunakan. Ketersediaan faktor produksi yang banyak dan mudah di
dapat akan menarik minat berinvestasi. Misalnya, Indonesia memiliki penduduk yang
besar (merupakan asset,tenaga kerja dan pasar bagi produk yang dihasilkan) dan
kekayaanalam yang banyak. Kondisi iniakan menarik minat investor baik dari dalam
maupun luar negeri.
d. Peluang Pasar Suatu keputusan investasi tidak akan menguntungkan apabila tidak
memiliki pasar. Semakin besar pasar bagi hasil produksi maka investasi akan semakin
menguntungkan.
e. Iklim Usaha yang Kondusif Kebijakan pemerintah pusat maupun daerah yang
mendukung iklim investasi akan menarik minat investor. Misalnya pemerintah
memberikan kemudahan dalam perizinan usaha, perbaikan infrastruktur, dan sebagainya.
f. Terjaminnya Keamanan dan Stabilitas Politik Suatu daerah atau negara yang sering
terjadi konflik atau kerusakan, akan mengurangi minat investor.Pelaku investasi tidak

19
mau beresiko terhadap keamanan asset usahanya apabila pemerintah maupu nmasyarakat
tidak menjaga keamanan.

E. HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI, TABUNGAN,DAN INVESTASI


Terdapat hubungan antara konsumsi, tabungan, dan investasi. Apabila tingkat konsumsi
tinggi maka tingkat tabungan akan rendah. Rendahnya tabungan yang berfungsi sebagai sumber
utama lembaga keuangan(bank/nonbank) dalam melakukan pinjaman akan berdampak pada
berkurangnya jumlah pinjaman yang disalurkan kepada nasabah. Hal ini akan menyulitkan para
pelaku investasi dalam memperoleh pinjaman untukmelakukan investasi. Hubungan antara
konsumsi, tabungan, dan investasi dapat dilihat dari persamaan berikut ini
Investasi diartikan sebagai pengeluaran perusahaan untuk membeli barang-barang modal
dan perlengkapan - perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-
barang dan jasa-jasa yang tersedia di dalam perekonomian. Yang meliputi kegiatan investasi
antara lain sebagai berikut:
b. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi
lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
c. Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik
dan bangunan-bangunan lainnya.
d. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang
yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional.
Kegiatan investasi diatas disebut investasi bruto, investasi bruto jika dikurangi dengan
depresiasi maka disebut depresiasi neto.
Penentu Tingkat Investasi
a. Tingkat keuntungan yang diperoleh
b. Suku bunga
c. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan
d. Kemajuan teknologi
e. Tingkat pendapatan nasional & perubahannya
f. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan

20
21
22

Anda mungkin juga menyukai