2. Faktor Ekonomi
1) Pendapatan : Besar kecilnya pendapatan adalah salah satu faktor ekonomi yang
menentukan tingkat konsumsi nasional. Karena, semakin tinggi pendapatan maka
akan semakin besar dana dikeluarkan untuk konsumsi. Sehingga, negara dengan
tingkat pendapatan perkapita yang tinggi cenderung memiliki tingkat konsumsi
nasional yang tinggi pula.
2) Kekayaan rumah tangga : kekayaan rumah tangga adalah kekayaan riil seperti
rumah, tanah, dan mobil, juga kekayaan finansial seperti deposito dan saham.
Kekayaan tersebut dapat menambah pendapatan dan secara otomatis juga
meningkatkan konsumsi pemiliknya.
3) Jumlah barang tahan lama di masyarakat : Seperti kendaraan bermotor. Semakin
banyak penduduk menggunakan kendaraan bermotor, maka akan semakin besar
konsumsi bahan bakar, suku cadang, dan perawatan kendaraan yang dikeluarkan.
Contoh lain barang tahan lama adalah ponsel pintar. Penggunaan posel pintar dapat
menurunkan tingkat konsumsi seperti pembelian koran, majalah, piringan lagu, dan
juga film
4) Kebijakan moneter : Seperti (tingkat suku bunga, inflasi, kredit, dan sebagainya)
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan ekonomi. Misalnya,
suku bunga yang tinggi dan inflasi akibat kebijakan moneter akan menurunkan
tingkat konsumsi nasional.
5) Prakiraan tentang masa depan: Semakin baik prakiraan masa depan seseorang,
maka akan semakin besar konsumsi yang dikeluarkannya. Misalnya, seseorang
memutuskan untuk melakukan cicilan rumah karena memperkirakan akan tetap
bekerja selama sepuluh tahun ke depan. Atau seseorang yang berhemat
(mengurangi konsumsi) karena kontrak kerjanya dengan perusahaan akan habis dan
belum mendapatkan pekerjaan cadangan.
Berikut rincian nilai PDB konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2022:
1. Konsumsi Rumah Tangga (RT) Keseluruhan: Rp2.421,40 triliun
2. Makanan & Minuman: Rp995,39 triliun
3. Transportasi & Komunikasi: Rp498,20 triliun
4. Perumahan & Perlengkapan RT: Rp316,46 triliun
5. Restoran & Hotel: Rp239,16 triliun
6. Kesehatan & Pendidikan: Rp174,63 triliun
7. Lainnya: Rp114,47 triliun
8. Pakaian, Alas Kaki & Perawatannya: Rp83,10 triliun
APBN
APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). APBN merupakan salah satu perwujudan pasal 23 Undang-undang
Dasar 1945 dan tahun 2020 APBN diatur dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2019. Itulah
sebabnya masyarakat dikenakan pungutan- pungutan berupa pajak-pajak, bea dan cukai dan
lain-lain pungutan.
APBN dapat mengacu pada Pasal 23 Ayat 1 UUD 1945 (Perubahan), dimana dinyatakan
bahwa, ”Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan
negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Pengertian pasal tersebut
terdapat lima unsur dari APBN, yaitu:
1. APBN sebagai pengeloaan keuangan negara;
2. APBN ditetapkan setiap tahun, yang berarti APBN berlaku untuk satu tahun;
3. APBN ditetapkan dengan undang-undang;
4. APBN dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab;
5. APBN ditujukan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat (Ini menunjukan peran ekonomi
politik APBN).
APBN mencakup seluruh penerimaan dan pengeluaran. Seluruh penerimaan dan pengeluaran
tersebut ditampung dalam satu rekening yang disebut rekening Benharawan Umum Negara
(BUN) di Bank indonesia (BI).
Pada dasarnya, semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah harus dimasukkan dalam
rekening tersebut. Sebagai pengecualian, pemerintah membuka beberapa rekening khusus di
BI atau bank pemerintah karena alasan-alasan sebagai berikut:
1) untuk pengelola pinjaman luar negeri untuk proyek tertentu sebagaimana disyaratkan oleh
pemberi pinjaman;
2) untuk mengadministrasikan dan mengelola dana-dana tertentu (seperti Dana Cadangan,
Dana Penjaminan Deposito);
3) untuk mengadministrasikan penerimaan dan pengeluaran lainnya yang dianggap perlu untuk
dipisahkan dari rekening BUN, dimana suatu penerimaan harus digunakan untuk tujuan
tertentu.
SPPN (Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional) adalah satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasikan rencana-rencana pembangunan dalam jangka
panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan negara
dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah (UU No. 25 Tahun 2004).
INVESTASI DI INDONESIA
Undang-undang No.6 Tahun 1967 mencakup penanaman modal dalam negeri. Dengan bantuan
UU No. 25, negara memiliki kebijakan regulasi penanaman modal yang jelas. Kegiatan
investasi di Indonesia sendiri terus meningkat. Selain itu, kini banyak cara untuk memfasilitasi
kegiatan tersebut.
Salah satunya terkait dengan kemajuan dunia teknologi seperti saat ini. Berinvestasi atau
menanam modal di Indonesia diatur dengan undang-undang. Hal ini karena investasi
merupakan kegiatan yang melibatkan banyak orang. Padahal, semuanya juga bisa didasarkan
pada sarana investasi itu sendiri. Dengan kebijakan investasi Indonesia ini, kegiatan investasi
tidak bisa dianggap sepele.
Faktor Penghambat Investasi di Indonesia
1. Permasalahan Perizinan
2. Permasalahan Pengadaan Lahan
3. Permasalahan Regulasi atau Kebijakan
Indonesia terus membuktikan prestasinya dalam meraih predikat sebagai negara ramah bisnis.
Hal ini tercermin dari tingkat Ease of Doing Business (EODB) Indonesia yang terus membaik.
Pada tahun 2018, EODB Indonesia menduduki peringkat ke-72 dunia, bahkan lebih baik dari
China yang berada di peringkat ke-78.
EODB adalah indeks yang dibuat oleh Bank Dunia yang memeringkat negara-negara di
seluruh dunia berdasarkan tingkat kemudahan berbisnis. Proyek Bank Dunia ini telah berjalan
sejak tahun 2002 dan laporan pertamanya diterbitkan pada tahun 2003. Pertama, klasifikasi
EODB dilakukan dengan menggunakan 5 kelompok indikator dari 133 industri yang dinilai.
Namun saat ini evaluasi menggunakan 10 indikator untuk 190 kelompok usaha.
Penilaian Ease of Doing Business sendiri berfungsi untuk memberikan dasar yang obyektif
kepada pelaku pasar tentang Ease of Doing Business di tanah air. Hasil penilaian EODB
diharapkan dapat disikapi oleh pemerintah dengan kebijakan yang tepat.
EKSPOR IMPORT
Kegiatan ekspor-impor adalah hal yang lazim dilakukan oleh setiap Negara. Tujuan kegiatan
ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh Negara tersebut
karena adanya perbedaan letak geografis mengakibatkan sumber daya yang dimiliki oleh setiap
Negara itu berbeda-beda maka untuk memenuhi kebutuhan Negara itu sendiri dengan cara
mendatangkan barang yang dibutuhkan dari Negara lain. Kegiatan ini juga dinamakan dengan
perdagangan internasional.
• Keunggulan absolut
Filsafat ekonomi yang dikenal sebagai merkantilisme menyatakan bahwa cara yang terpenting
bagi suatu negara untuk menjadi kaya dan berkuasa adalah mengekspor lebih banyak dari pada
mengimpor. Adam Smith membuktikan bahwa dengan perdagangan bebas setiap negara dapat
berspesialisasi dalam produksi komoditi yang mempunyai keunggulan absolut (memproduksi
lebih efisien dibanding negara – negara lain) dan mengimpor komoditi yang mengalami
kerugian absolut (memproduksi dengan cara yang kurang efisien).
• Keunggulan komparatif
Teori ini dikemukakan oleh seorang bernama David Ricardo. Teori ini muncul untuk mengatasi
kelemahan dalam teori keunggulan absolut dimana negara yang tidak memiliki keunggulan
absolut berbeda nasibnya dibandingkan dengan negara yang memiliki keunggulan absolut.
keunggulan komparatif akan muncul ketika negara dapat memproduksi barang atau jasa dengan
mengeluarkan biaya tenaga kerja yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain.
- Penetapan tarif
Tarif adalah sebuah pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah pabean (costum
area). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk.
Dengan penerapan bea masuk yang besar atas barang-barang dari luar negeri, memiliki tujuan
untuk memproteksi industri dalam negeri sehingga diperoleh pendapatan negara. Bentuk
umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor dengan prosentase tertentu dari harga
barang yang diimpor.
Akibat dan pengenaan tarif dan bea masuk barang impor adalah Harga barang impor naik,
Sehingga produksi dalam negeri menjadi lebih bisa bersaing (karena lebih murah), Kemudian
karena produksi dalam negeri mampu menyaingi barang impor maka diharap impor barang
menjadi turun.
- Kuota impor
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang yang masuk dari luar
negeri. Akibat dari kebijakan kuota dan pembatasan impor biasanya akan terjadi : Jumlah
barang di pasar turun, harga barang naik, produksi dalam negeri meningkat, dan impor barang
turun.
- Subsidi
Subsidi merupakan kebijakan pemerintah untuk membantu mengurangi sebagian biaya
produksi per unit barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen dalam negeri bisa
memasarkan barangnya lebih murah dan dapat bersaing dengan barang impor. Subsidi yang
diberikan dapat berupa tenaga ahli, mesin-mesin, peralatan, fasilitas kredit, keringanan pajak,
dll.
- Premi
Adalah suatu kebijkan yang diambil oleh pemerintah dengan memberikan tambahan dana pada
produsen dalam negeri yang berhasil mencapai target produksi tertentu yang telah ditetapkan.
- Dumping
Dumping merupakan kebijakan pemerintah untuk mengadakan diskriminasi harga, yakni
produsen menjual barang di luar negeri dengan harga yang lebih murah dari dalam negeri atau
bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume
perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen
mereka.
- Devaluasi
Adalah tindakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang sendiri dengan sengaja
terhadap uang asing.
Akibat devaluasi:
1. Harga barang-barang impor menjadi mahal
2. Harga barang-barang dalam negeri menjadi lebih murah di pasaran luar negeri
3. Meningkatkan jumlah ekspor
4. Mengurangi jumlah impor
5. Devisa Negara akan naik
6. Keseimbangan pada neraca pembayaran
7. Perubahan metode produksi
8. Munculnya persaingan produk lokal dan luar negri
Tujuan devaluasi:
1. Memperbesar exspor
2. Memperkecil impor
3. Menambah devisa negara
4. Memperbaiki balance of payment Negara
5. Memperkuat ekonomi Negara
Untuk dapat menyatakan kondisi neraca perdagangan yang defisit sebagai hal yang buruk atau
baik sangatlah relatif terhadap kondisi perekonomian baik itu domestik maupun internasional.
Sebagai salah satu Negara yang menganut sistem perekonomian terbuka seperti Indonesia saat
ini, suatu negara tidak akan lepas dari kegiatan perekonomian internasional. Kondisi
perekonomian suatu Negara, khususnya dalam hal perdagangan internasional, dapat diketahui
dengan melihat neraca perdagangan tersebut.
Neraca perdagangan yaitu salah satu instrumen dalam neraca pembayaran yang menunjukkan
kondisi ekspor dan impor suatu Negara.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca
perdagangan Indonesia pada Juni 2022 kembali mencatat surplus, yakni 5,09 miliar dolar AS,
meningkat dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar 2,90 miliar dolar AS.
Kinerja positif tersebut melanjutkan surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Mei 2020.
Neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Juni 2022 secara keseluruhan mencatat surplus
24,89 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada semester pertama
2021 sebesar 11,84 miliar dolar AS. Bank Indonesia memandang bahwa surplus neraca
perdagangan tersebut telah berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal
perekonomian Indonesia. Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan
dengan Pemerintah dan otoritas kebijakan terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal
serta mendukung pemulihan ekonomi nasional.
BUMN
Dalam Perekonomian Indonesia, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Koperasi, dan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memegang peranan yang sangat besar dan merupakan
penggerak dari Perekonomian Republik Indonesia sendiri yang berkontribusi besar dalam
berjalannya struktur dan kegiatan ekonomi di negara Indonesia.
Perusahaan Badan Usaha Milik Negara Secara umum (BUMN) adalah badan usaha yang
seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (Berdasarkan UU Republik
Indonesia No.19 Tahun 2003). BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam sistem
perekonomian nasional, disamping Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) dan koperasi.
BUMN berasal dari kontribusi dalam perekonomian indonesia yang berperan menghasilkan
berbagai barang dan jasa guna mewujudkan kesejahteraan rakyat. BUMN terdapat dalam
berbagai sektor seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, keuangan, manufaktur,
transportasi, pertambangan, listrik, telekomunikasi dan perdagangan serta kontruksi. Sebagai
tonggak perekonomian di Indonesia BUMN berperan penting dalam menjaga kestabilan
kondisi perekonomian Indonesia yaitu dengan memperoleh pendapatan yang cukup untuk
menompang perekonomian Indonesia.
Koperasi merupakan suatu bentuk kerja sama dalam perekonomian, kerja sama ini terjadi
karena adanya kesamaan jenis kebutuhan hidup mereka. Mereka bersama sama mengusahakan
kebutuhan sehari hari, kebutuahan yang berhubungan dengan lembaga maupun rumah tangga.
Pada hakikatnya koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial,
beranggotakan orang atau badan hukum yang berdasarkan asas kekeluargaan di mana koperasi
merupakan bentuk usaha yang sesuai dengan semangat jiwa gotong royong bangsa indonesia.
Sedangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting
dari perekonomian suatu bangsa dan daerah tak terkecuali di Indonesia. UMKM merupakan
salah satu motor penggerak perekonomian Indonesia. Sejak krisis moneter ditahun 1997-1998
hampir 80% usaha yang dikategorikan besar mengalami kebangkrutan dan malah UMKM
dapat bertahan dalam krisis dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang dimilikinya.
3. Kondisi Koperasi Mengutip data Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM),
pada 2019 jumlah koperasi mencapai 152.174 unit. Kemudian, pada 2018 turun menjadi
126.343 unit. Tahun berikutnya, 2019 juga turun hingga 123.048 unit dengan jumlah
anggota 22.463.738 orang saja. Dari jumlah itu, hanya 35.76o uni saja yang sudah
teregistrasi atau memiliki Nomor Induk Koperasi (NIK). Koperasi yang melakukan rapat
anggota tahunan (RAT) rutin secara nasional baru 45.490 unit koperasi atau 37%. Saat ini
koperasi di Indonesia dihadapkan pada dua tantangan utama. Pertama, peningkatan kualitas
kelembagaan dan manajemen unit koperasi. Kedua, unit koperasi juga perlu terus kita
tingkatkan daya saing dan tidak hanya berperan di tingkat nasional tetapi juga berkelas
dunia.
Privatisasi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan
dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemilikan saham Persero.
Tujuan Privatisasi
a) Tujuan Privatisasi dari Perspektif Ekonomi
• Kebebasan ekonomi dan kepentingan konsumen (economic freedom and consumer
sovereignity)
• Meningkatkan efisiensi (improving efficiency)
• Kebijakan fiskal (fiscal management)
• Demokratisasi kepemilikan (creating a share-owning democracy)
• Mengurangi dominasi kelompok pengusaha (reducing trade union power)
• Menghapuskan sosialisme dan kolektivisme (defeating socialism andcollectivism)
b) Tujuan Privatisasi dari Perspektif Kebijakan Publik
Manfaat Privatisasi
Dalam prespektif normatif, perusahaan dapat meningkatkan kinerja pasca-privatisasi setelah
mampu menciptakan efisiensi dalam operasinya.
Secara ringkas manfaat kebijakan privatisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Dalam skala (makro): Membantu pemerintah memperoleh dana pembangunan, pengganti
kewajiban setoran tambahan modal pemerinta, mendorong pasar modal dalam negeri
2) Dalam skala (mikro) Restrukturisasi modal (capital restructuring), keterbukaan dalam
pengelolaan perusahaan, peningkatan efisiensi dan produktivitas, perubahan budaya
perusahaan.
Metode Privatisasi
1) Penawaran saham BUMN kepada umum (public offering of shares).
2) Penjualan saham BUMN kepada pihak swasta tertentu (private sale of share)
3) Penjualan aktiva BUMN kepada swasta (sale of government organization state-owned
enterprise assets).
4) Penambahan investasi baru dari sektor swasta ke dalam BUMN (new private investment in
an stateowned enterprise assets).
5) Pembelian BUMN oleh Manajemen atau Karyawan (management/employee buyout)
2) Masalah Non-Finansial Ada beberapa masalah yang tidak terkait dengan finansial atau
Non-finansial, yaitu sebagai berikut :
• Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang disebabkan
oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan teknologi serta kurangnya
pendidikan dan pelatihan.
• Kurangnya pengetahuan ttg pemasaran, yang disebabkan oleb terbatasnya informasi
yang dapat dijangkau oleh UKM mengenai pasar
• Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) serta kurangnya sumber daya untuk
mengembangkan SDM.
BUMN, Koperasi dan UMKM memegang peranan dan memiliki kontrobusi yang sangat besar
dalam Perekonomian Indonesia karena BUMN, Koperasi dan UMKM merupakan tiga
penopang utama dalam Perekonomian Indonesia dan keberhasilan akan berjalannya
Perekonomian Negara Indonesia bergantung besar kepada keberhasilan dari BUMN, Koperasi
dan UMKM tersebut yang tidak lepas dari peran masyarakat Indonesia sendiri yang mana
keberhasilan BUMN, Koperasi dan UMKM dalam membangun dan menumbuhkan
Perekonomian Negara Indonesia tergantung kepada arah kebijakan yang diambil oleh
pemerintah Indonesia dan aksi serta kontribusi yang diambil oleh masyarakat untuk membantu
menumbuhkan keberhasilan dari BUMN, Koperasi, serta UMKM.
Maka daripada itu, pemerintah dan masyarakat Indonesia harus saling bahu-membahu untuk
memajukan Perekonomian Indonesia dengan mendukung peran dan berusaha meningkatkan
kontribusi BUMN, Koperasi, dan UMKM