D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Kelompok 3
Eva Ramadani Harahap
Rizkina Harahap
Sabban Ananda
Rohman Siregar
Dede Sanjaya
B. Rumusan Masalah
Makalah ini ditunjukkan untuk membahas Hubungan Investasi dan konsumsi dalam
kaitannya dan Perekonomian Indonesia.
C. Tujuan Penulisan
Adapaun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui fakta-fakta tentang konsumsi,investasi dan pendapatan .
2. Untuk memahami perilaku konsumsi dan investasi.
3. Untuk mengetahui pengaruh konsumsi dan investasi
4. Dapat menjelaskan bagaimana keputusan konsumsi dan investasi dibuat.
5. Dapat menjelaskan bagaimana kebijakan moneter berpengaruh terhadap investasi.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Konsumsi
Konsumsi adalah segala kegiatan atau tindakan menghabiskan atau
mengurangi kegunaan (daya guna) barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan.
Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan
mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang
diproduksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya
dinamakan barang konsumsi.
Faktor yang mempengaruhi konsumsi :
1. Pendapatan rumah tangga (Houselshold income),semakin besar pendapatan,
semakin besar pula pengeluaran untuk konsumsi.
2. Kekayaan rumah tangga (Houselshold welth) ,semakin besar kekayaan, tingkat
konsumsi juga akan menjadi semakin tinggi kekayaan misalnya berupa saham
,deposito berjangka ,dan kendaraan bermotor.
3. Prakiran masa depan (Houselshold expectations) ,bila masyarakat memperkirakan
harga barang-barang akan mengalami kenaikan ,maka mereka akan lebih banyak
membeli/belanja barang-barang .
4. Tingkat bunga (Interest rate) ,bila tingkat bunga tabungan tingkat /naik, maka
masyarakat merasa lebih untung jika uangnya ditabung dari pada dibelanjakan.
Berarti antara tingkat bunga dengan tingkat konsumsi mempunyai korelasi negatif.
5. Pajak (Taxation) ,pengenaan pajak akan menurunkan konsumsinya.
6. Jumlah dan konsumsi penduduk. jumlah penduduk yang banyak akan
memperbesar pengeluaran konsumsi .Sedangkan komposisi penduduk yang
didominasi penduduk usia produktif/usaha kerja (15-64 tahun) akan memperbesar
tingkat konsumsi.
7. Faktor sosial budaya ,misalnya ,berubahnya pola kebiasaan makan ,perubahan
etika dan nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang lebih modren.
Contohnya adalah berubahnya kebiasaan orang Indonesia berbelanja dari pasar
tradisional kepasar swalayan (super market).
A.Teori Konsumsi
Teori ini muncul setelah terjadi great depression pada tahun 1929-1930.Teori konsumsi
dikenalkan oleh Jhon Maynard Keynes.Sedangkan kelompok klasik tidak pernah memikirkan
dan mengeluarkan teori konsumsi. Mereka hanya membahas teori produksi. Kaum klasik
percaya bahwa seperti yang dikatakan JB Say: “supply creates its own demand” :atau
penawaran akan menciptakannya sendiri.
1. Teori Konsumsi Keynes
Keynes berpendapat bahwa pengeluaran konsumsi hampir secara penuh fiprngaruhi oleh
kekuatan pendapatan. Hubungan antara kedua variabel tersebut dapat dijelaskan melalui
fungsi konsumsi. Fungsi konsumsi menggambarkan tingkat konsumsi pada berbagai tingkat
pendapatan.
Fungsi Konsumsi Keynes:
C=a+bYd
Keterangan :
C = konsumsi seluruh rumah tangga
a = konsumsi otonom, yaitu besarnya konsumsi ketika pendapatan nol
b = marginal propemsity to consume (MPC)
Y = pendapatan disposable (pendapatan yang siap dikonsumsi)
Jadi secara umum ada tiga hal penting yang menjadi pemikiran Keynes, yaitu:
a. Keynes menduga bahwa kecenderungan mengkonsumsi marginal (MPC) adalah
antara nol dan satu. Ketika pendapatan meningkat maka konsumsi juga akan naik, tapi
tidak sebesar kenaikan pendapatannya.
b. Rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut sebagai kecenderungan
mengkonsumsi rata-rata (APC), turun ketika pendapatan naik. Menabung merupakan
hal yang mewah, jadi orang kaya menabung dengan proporsi yang lebih tinggi dari
pendapatan dibandingkan dengan orang miskin.
c. Pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak
penting. Ini berbeda dengan ekonom klasik yang beranggapan semakin tinggi tingkat
suku bunga maka akan mendorong tingkat tabungan dan mengurangi konsumsi.
Pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas teori saja. Karena periode
pendek tingkat bunga atau pengeluaran individu dari pendapatannya bersifat sekunder
dan relatif tidak penting.
Fungsi konsumsi Keynes adalah fungsi ekonomi jangka pendek. Keynes tidak
mengeluarkan fungsi ekonomi jangka panjang karena menurutnya in the long run we’re
all dead.
Yd = Y – T
Yaitu, pendapatan disposibel (Yd) adalah sama dengan pendapatan nasional (Y) dikurangi
oleh pajak (T).
Penurunan pendapatan disposibel akan mengurangi konsumsi dan tabungan rumah tangga.
Hal ini disebabkan karena pajak yang dibayarkannya mengurangi kemampuannya untuk
melakukan pengeluaran konsumsi dan menabung. Berdasarkan kepada sifat pengaruh pajak
kepada pendapatan disposibel, pengeluaran konsumsi dan tabungan, secara umum dapat
dirumuskan :
a. Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposibel sebanyak pajak
yang dipungut tersebut. Dalam persamaan Yd = Y – T
b. Penurunan pendapatan disposible menyebabkan pengeluaran konsumsi dan
tabungan rumah tangga akan berkurang pada tingkat pendapatan.Walau apa
pun bentuk sistem pajak, yaitu pajak tetap atau pajak proposional, pemungutan
pajak akan mangakibatkan konsumsi dan tabungan rumah tangga berkurang
sebanyak yang di tentukan oleh persamaan berikut;
ΔC = MPC x T
ΔS = MPS x T
II.Investasi
Investasi adalah pengeluaran pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan
peralatan- peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang
dan modal dan perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa
Menurut keynes investasi berkaitan dengan apakah suatu proyek penanaman modal
atau investasi dilakukan atau tidak. Teknik untuk mengetahui apakah suatu proyek itu
menguntungkan atau tidak. Yaitu dengan membandingkan profitabilitas relatif proyek-proyek
dengan mendiskontir hasil-hasil di masa depan adapun teknik-teknik mendiskontir yang
dikemukakan relatif proyek-proyek dengan mendiskontir hasil-hasil dimasa depan. Adapun
teknik-teknik mendiskontir yang dikemukakan Keynes, yaitu : (1) nilai dimasa depan dari
sejumlah nilai sekarang; (2) marginal Efficiency Of Capital (MEC); Marginal Efficiency Of
Investment (MEI); Skedul permintaan Investasi.
Berbeda dengan yang dilakukan oleh para konsumen atau rumah tangga yang di
membelanjakan sebagai besar dari pendapatan mereka untuk membeli barang dan jasa yang
mereka butuhkan, penanam-penanam modal melakukan investasi bukan untuk memenuhi
kebutuhan mereka tapi untuk mencari keuntungan. Dengan demikian banyaknya keuntungan
yang akan diperoleh besar sekali peranannya dalam menentukan tingkat investasi yang akan
dilakukan oleh para pengusaha. Disamping oleh harapan dimasa depan untuk memperoleh
untung, terdapat beberapa faktor lain yang akan menentukan tingkat investasi yang akan
dilakukan dalam perekonomian. Faktor-faktor yang akan dapat meningkatkan tingkat
inestasi, diantaranya : tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh, tingkat
bunga, ramalan mengenai keadaan ekonomi dimasa yang akan datang, tingkat inplasi,
kemajuan teknologi, tingkat pendapatan dan perubahan-perubahannya.
A. Kriteria investasi
1. Payback Priod
Payback priod adalah waktu yang akan dibutuhkan agar investasi yang di
rencanakan dapat dikembalikan;, ada waktu dibutuhkan untuk mencapai titik
impas. Jika waktu yang dibutuhkan pendek , proposal investasi di anggap baik.
Kendatipun demikian, kita harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback priod
ini . sebab ada investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang (>5
tahun).
2. Benefit / Cost Ratio (B/C Ratio)
B/C Ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding
hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan dengan C
(Cost). Output yang dihasilkan dintasikan dengan B (Benefit). Keputusam
menerima atau menolak proposal investasi dapat dilakukan dengan melihat nilai
B/C . Umumnya, proposal investasi baru diterima jika B/C > 1 , sebab berarti
output yang dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.
BAB III
PENUTUP