Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Konsumsi dan Investasi

D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Kelompok 3
Eva Ramadani Harahap
Rizkina Harahap
Sabban Ananda
Rohman Siregar
Dede Sanjaya

SMAN 1 BATANG ONANG


TAHUN 2021/2022
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul ‘’Konsumsi dan Investasi’’.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata pelajaran
Ekonomi. Makalah ini berisi tentang informasi mengenai Konsumsi dan Investasi atau yang
lebih khususnya membahas pengertian perilaku konsumsi dan investasi, fakta-fakta tentang
konsumsi, investasi dan pendapatan serta antara waktu dan pendapatan. Diharapkan makalah
ini dapat memberikan informasi kepada kita semua .bahan penulisan diambil dari beberapa
sumber literatur yang mendukung pembahasan ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karna itu dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita Aamiin.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Soal ekonomi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat.
Keuangan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam kegiatan ekonomi, baik
pada suatu organisasi untuk tujuan produksi maupun satu organisasi rumah tangga yang
bersifat konsumtif. Karena itu, kita harus dapat menyikapi bagaimana cara mengkonsumsi
sesuatu barang agar tidak berlebihan, yaitu dengan cara menghentikan kebiasaan
menghabiskan uang, lalu uang tersebut untuk menabung agar tidak terjadi pemborosan
materi yang akibatnya akan merugikan diri kita sendiri dan juga untuk menyelesaikan
tugas ekonomi.
Konsumsi dan investasi merupakan dua kegiatan yang berkaitan. Penundaan
konsumsi sekarang dapat diartikan sebagai investasi untuk konsumsi dimasa mendatang.
Individu melakukan konsumsi dengan memakai sumber daya yang ada untuk
mendapatkan keputusan atau utility.

B. Rumusan Masalah
Makalah ini ditunjukkan untuk membahas Hubungan Investasi dan konsumsi dalam
kaitannya dan Perekonomian Indonesia.

C. Tujuan Penulisan
Adapaun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui fakta-fakta tentang konsumsi,investasi dan pendapatan .
2. Untuk memahami perilaku konsumsi dan investasi.
3. Untuk mengetahui pengaruh konsumsi dan investasi
4. Dapat menjelaskan bagaimana keputusan konsumsi dan investasi dibuat.
5. Dapat menjelaskan bagaimana kebijakan moneter berpengaruh terhadap investasi.
BAB II
PEMBAHASAN

I. Konsumsi
Konsumsi adalah segala kegiatan atau tindakan menghabiskan atau
mengurangi kegunaan (daya guna) barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan.
Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan
mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang
diproduksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya
dinamakan barang konsumsi.
Faktor yang mempengaruhi konsumsi :
1. Pendapatan rumah tangga (Houselshold income),semakin besar pendapatan,
semakin besar pula pengeluaran untuk konsumsi.
2. Kekayaan rumah tangga (Houselshold welth) ,semakin besar kekayaan, tingkat
konsumsi juga akan menjadi semakin tinggi kekayaan misalnya berupa saham
,deposito berjangka ,dan kendaraan bermotor.
3. Prakiran masa depan (Houselshold expectations) ,bila masyarakat memperkirakan
harga barang-barang akan mengalami kenaikan ,maka mereka akan lebih banyak
membeli/belanja barang-barang .
4. Tingkat bunga (Interest rate) ,bila tingkat bunga tabungan tingkat /naik, maka
masyarakat merasa lebih untung jika uangnya ditabung dari pada dibelanjakan.
Berarti antara tingkat bunga dengan tingkat konsumsi mempunyai korelasi negatif.
5. Pajak (Taxation) ,pengenaan pajak akan menurunkan konsumsinya.
6. Jumlah dan konsumsi penduduk. jumlah penduduk yang banyak akan
memperbesar pengeluaran konsumsi .Sedangkan komposisi penduduk yang
didominasi penduduk usia produktif/usaha kerja (15-64 tahun) akan memperbesar
tingkat konsumsi.
7. Faktor sosial budaya ,misalnya ,berubahnya pola kebiasaan makan ,perubahan
etika dan nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang lebih modren.
Contohnya adalah berubahnya kebiasaan orang Indonesia berbelanja dari pasar
tradisional kepasar swalayan (super market).

A.Teori Konsumsi
Teori ini muncul setelah terjadi great depression pada tahun 1929-1930.Teori konsumsi
dikenalkan oleh Jhon Maynard Keynes.Sedangkan kelompok klasik tidak pernah memikirkan
dan mengeluarkan teori konsumsi. Mereka hanya membahas teori produksi. Kaum klasik
percaya bahwa seperti yang dikatakan JB Say: “supply creates its own demand” :atau
penawaran akan menciptakannya sendiri.
1. Teori Konsumsi Keynes
Keynes berpendapat bahwa pengeluaran konsumsi hampir secara penuh fiprngaruhi oleh
kekuatan pendapatan. Hubungan antara kedua variabel tersebut dapat dijelaskan melalui
fungsi konsumsi. Fungsi konsumsi menggambarkan tingkat konsumsi pada berbagai tingkat
pendapatan.
Fungsi Konsumsi Keynes:
C=a+bYd
Keterangan :
C = konsumsi seluruh rumah tangga
a = konsumsi otonom, yaitu besarnya konsumsi ketika pendapatan nol
b = marginal propemsity to consume (MPC)
Y = pendapatan disposable (pendapatan yang siap dikonsumsi)
Jadi secara umum ada tiga hal penting yang menjadi pemikiran Keynes, yaitu:
a. Keynes menduga bahwa kecenderungan mengkonsumsi marginal (MPC) adalah
antara nol dan satu. Ketika pendapatan meningkat maka konsumsi juga akan naik, tapi
tidak sebesar kenaikan pendapatannya.
b. Rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut sebagai kecenderungan
mengkonsumsi rata-rata (APC), turun ketika pendapatan naik. Menabung merupakan
hal yang mewah, jadi orang kaya menabung dengan proporsi yang lebih tinggi dari
pendapatan dibandingkan dengan orang miskin.
c. Pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak
penting. Ini berbeda dengan ekonom klasik yang beranggapan semakin tinggi tingkat
suku bunga maka akan mendorong tingkat tabungan dan mengurangi konsumsi.
Pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas teori saja. Karena periode
pendek tingkat bunga atau pengeluaran individu dari pendapatannya bersifat sekunder
dan relatif tidak penting.
Fungsi konsumsi Keynes adalah fungsi ekonomi jangka pendek. Keynes tidak
mengeluarkan fungsi ekonomi jangka panjang karena menurutnya in the long run we’re
all dead.

2. Teori Konsumsi Kuznet


Apabila Keynes hanya mengeluarkan fungsi konsumsi jangka pendek saja, maka ekonom
lainnya yakni Simon kuznets menemukan fungsi konsumsi jangka panjang. Menurut Kuznets,
tidak ada perubahan yang signifikan terhadap proporsi tabungan terhadap pendapatan ketika
pendapatan semakin meningkat, sehingga dalam jangka panjang, fungsi konsumsi cenderung
berbentuk stabil dan konstan.
3. Teori Konsumsi berdasar hipotesis siklus hidup (life cycle hypothesis)
Pendekatan ini dikemukakan oleh Albert Ando, Brumberg, dan Madingliani (abad 18).
Mereka berpendapat bahwa pendapatan relatif lebih rendah pada usia muda dan usia lanjut.
Fungsi Konsumsi dari teori ini adalah:
C=aW
Dengan pola konsumsi manusia seperti huruf C, maka kan terjadi disaving (mengurangi
tabungan) ketika usia muda dan lanjut. Sedangkan pada usia produksi, terjadi peningkatan
saving. Namun mereka berpendapat bahwa dalam jangka panjang rata-rata tabungan E(S) =
0.
4. Teori Konsumen dengan hipotesis pendapatan permanen
M Friedman (1957) menjelaskan perilaku konsumsi dengan menggunakan hipotesis
pendapatan permanen. Dalam hipotesisnya, pendapatan masyarakat dapat dibedakan menjadi
dua yaitu pendapatan permanen dan pendapatan sementara. Pendapatan permanen adalah
pendapatan yang yang diharapkan orang untuk terus bertahan dimasa depan. Pendapatan
sementara (pendapatan transisoris) adalah bagian pendapatan yang tidak diharapkan terus
bertahan. Nilai pendapatan ini kadang positif dan kadang negatif.
Ukuran pendapatan sendiri merupakan penjumlahan dan pendapatan permanen dan
pendapatan sementara atau secara matematis ditulis: Y =Yp + Yt
Dimana Y adalah pendapatan terukur, Yp adalah pendapatan permanen, dan Yt adalah
pendapatan sementara.
Untuk itu, Friedman beralasan bahwa konsumsi seharusnya tergantung pada pendapatan
permanen karena konsumen menggunakan tabungan dan pinjaman untuk melancarkan
konsumsi dalam menanggapi perubahan pendapatan sementara.
Fungsi konsumsi menurut Friedman adalah
C = αYp
Dimana α adalah konstanta yang mengukur bagian pendapatan permanen yang konsumsi.
5. Teori Konsumsi dengan hipotesis pendapatan relatif
James Duesenberry mengemukakan tentang teori konsumsi dengan hipotesis pendapatan
relatif dengan menggunakan dua asumsi, yaitu :
a. Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependent. Artinya
pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan
oleh orang sekitarnya (tetangganya).
b. Pengeluaran konsumsi adalah irreversible. Artinya, pola pengeluaran seseorang pada
saat penghasilan naik berbeda dengan pola pengeluaran pada saat penghasilan
mengalami penurunan.
Kedua asumsi tersebut menjadi dasar Duesenberry dalam merumuskan teori konsumsi dalam
jangka panjang dan pendek. Fungsi jangka panjang Duesenberry menggunakan asumsi
pertama, dimana konsumsi seseorang sangat dipengaruhi pola konsumsi masyarakat sekitar.
Akibatnya dalam jangka panjang, kenaikan penghasilan masyarakat secara keseluruhan tidak
akan mengubah distribusi penghasilan seluruh masyarakat.
Deusenberry menggunakan asumsi kedua dalam menurunkan fungsi konsumsi jangka
pendek. Menurutnya, besarnya konsumsi seseorang dipengaruhi oleh besarnya penghasilan
tertinggi yang pernah diperoleh. Proporsi kenaikan pengeluaran konsumsi pada saat
penghasilan naik lebih besar nilainya dibandingkan proporsi penurunan pengeluaran
konsumsi pada saat penghasilan turun.

B.Pajak, Konsumsi dan Saving


Dalam perekonomian dua sektor, pendapatan nasional adalah sama dengan pendapatan
disposibel. Sebagai akibat adanya pajak, dalam perekonomian tiga sektor pendapatan
disposibel telah menjadi lebih kecil dari pendapatan nasional. Dalam perekonomian yang
telah mengenakan pajak, perhubungan diantara pendapatan disposible dan pendapatan
nasional dapat dinyatakan secara persamaan berikut:

Yd = Y – T

Yaitu, pendapatan disposibel (Yd) adalah sama dengan pendapatan nasional (Y) dikurangi
oleh pajak (T).
Penurunan pendapatan disposibel akan mengurangi konsumsi dan tabungan rumah tangga.
Hal ini disebabkan karena pajak yang dibayarkannya mengurangi kemampuannya untuk
melakukan pengeluaran konsumsi dan menabung. Berdasarkan kepada sifat pengaruh pajak
kepada pendapatan disposibel, pengeluaran konsumsi dan tabungan, secara umum dapat
dirumuskan :
a. Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposibel sebanyak pajak
yang dipungut tersebut. Dalam persamaan Yd = Y – T
b. Penurunan pendapatan disposible menyebabkan pengeluaran konsumsi dan
tabungan rumah tangga akan berkurang pada tingkat pendapatan.Walau apa
pun bentuk sistem pajak, yaitu pajak tetap atau pajak proposional, pemungutan
pajak akan mangakibatkan konsumsi dan tabungan rumah tangga berkurang
sebanyak yang di tentukan oleh persamaan berikut;

ΔC = MPC x T
ΔS = MPS x T
II.Investasi
Investasi adalah pengeluaran pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan
peralatan- peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang
dan modal dan perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa
Menurut keynes investasi berkaitan dengan apakah suatu proyek penanaman modal
atau investasi dilakukan atau tidak. Teknik untuk mengetahui apakah suatu proyek itu
menguntungkan atau tidak. Yaitu dengan membandingkan profitabilitas relatif proyek-proyek
dengan mendiskontir hasil-hasil di masa depan adapun teknik-teknik mendiskontir yang
dikemukakan relatif proyek-proyek dengan mendiskontir hasil-hasil dimasa depan. Adapun
teknik-teknik mendiskontir yang dikemukakan Keynes, yaitu : (1) nilai dimasa depan dari
sejumlah nilai sekarang; (2) marginal Efficiency Of Capital (MEC); Marginal Efficiency Of
Investment (MEI); Skedul permintaan Investasi.
Berbeda dengan yang dilakukan oleh para konsumen atau rumah tangga yang di
membelanjakan sebagai besar dari pendapatan mereka untuk membeli barang dan jasa yang
mereka butuhkan, penanam-penanam modal melakukan investasi bukan untuk memenuhi
kebutuhan mereka tapi untuk mencari keuntungan. Dengan demikian banyaknya keuntungan
yang akan diperoleh besar sekali peranannya dalam menentukan tingkat investasi yang akan
dilakukan oleh para pengusaha. Disamping oleh harapan dimasa depan untuk memperoleh
untung, terdapat beberapa faktor lain yang akan menentukan tingkat investasi yang akan
dilakukan dalam perekonomian. Faktor-faktor yang akan dapat meningkatkan tingkat
inestasi, diantaranya : tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh, tingkat
bunga, ramalan mengenai keadaan ekonomi dimasa yang akan datang, tingkat inplasi,
kemajuan teknologi, tingkat pendapatan dan perubahan-perubahannya.

A. Kriteria investasi
1. Payback Priod
Payback priod adalah waktu yang akan dibutuhkan agar investasi yang di
rencanakan dapat dikembalikan;, ada waktu dibutuhkan untuk mencapai titik
impas. Jika waktu yang dibutuhkan pendek , proposal investasi di anggap baik.
Kendatipun demikian, kita harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback priod
ini . sebab ada investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang (>5
tahun).
2. Benefit / Cost Ratio (B/C Ratio)
B/C Ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding
hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan dengan C
(Cost). Output yang dihasilkan dintasikan dengan B (Benefit). Keputusam
menerima atau menolak proposal investasi dapat dilakukan dengan melihat nilai
B/C . Umumnya, proposal investasi baru diterima jika B/C > 1 , sebab berarti
output yang dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.

3. Net Prensent Value (NPV)


Perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan, sebab tidak
memperhitungkan nilai waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih akurat, maka
nilai sekarang didiskontokan keuntungan dari menggunakan metode diskonto
adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total
dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut Net Present value.
Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0 , sebab nilai sekarang dari
penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya total.

4. Internal Rate Of Return (IRR)


Internal Rate Of Return adalah nilai tingkat pengambilan investasi, dihitung pada
saat NPV sama dengan nol. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi
dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengambilan
investasi yang diinginkan (r).
B.Hubungan Suku Bunga dengan Investasi
Unsur penentu penting yang kedua atas tingkat investasi adalah biaya investasi (suku
bunga). Suku bunga merupakan landasan atau ukuran bagi layak atau tidak layaknya suatu
usaha / investasi . Suku bunga juga merupakan indikator penentuan tingkat pengambilan
modal atas resiko yang ditanggung oleh pemilik modal dipasar keuangan dan pasar modal.
Secara teoritis klasik telah memperlihatkan efek suku bunga terhadap investasi.
Klasik mengemukakan bahwa investasi merupakan fungsi dari suku bunga. Makin tinggi
suku bunga ,keinginan melakukan investasi makin kecil. Hal ini terjadi karna seorang
pengusaha akan menambah investasi yang ia ingin keluarkan bila mana keuntungan yang
diharapkan dari investasi tersebut masih lebih besar dibanding dari biaya modal berupa
tingkat bunga yang dibayar . jadi makin rendah tingkat bunga maka pengusaha akan
terdorong untuk mengadakan investasi karena pemakaian biaya pemakaian dana yang lebih
kecil (Sukimo,2003).
Menurut teori Keynes, tingkat bunga merupakan determinan atas investasi. tingkat
bunga memiliki tingkat korelasi negatif dengan pertumbuhan investasi bila suku bunga turun,
maka investasi cenderung meningkat. Sebaliknya, bila suku bunga naik atau meningkat, maka
investasi cenderung menurun, sebab para pemilik nada lebih gemar menyimpan uangnya di
bank dengan harapan memperoleh bunga yang besar jadi dengan sendirinya perubahan suku
bunga akan mempengaruhi pertumbuhan atau penurunan investasi selanjutnya akan
mengubah tingkat pendapatan nasional.
Selanjutnya Keynes dalam teorinya, bahwa tingkat bunga memegang peranan yang
cukup menentukan di dalam pertimbangan dalam pengusaha melakukan investasi. Tetapi di
samping faktor itu dapat beberapa faktor penting lainnya seperti keadaan ekonomi pada masa
kini, ramalan perkembangan di masa depan dan luasnya perkembangan teknologi yang
berlaku. Apabila tingkat kegiatan ekonomi pada masa kini di galakkan dan di masa depan
diramalkan perekonomian akan tumbuh dengan cepat, maka walaupun tingkat bunga tinggi
,para pengusaha akan melakukan banyak investasi (sukimo,2003).

C.Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi


Tujuan investasi yang dilakukan pihak swasta adalah keuntungan yang akan diperoleh di
masa akan mendatang namun sebelum melakukan investasi, pengusaha perlu
memperhitungkan untuk ruginya melakukan pendekatan :
1. Pendekatan Nilai Sekarang (Present Value)
 Dengan menentukan sekarang dari pendapatan netto yang akan diperoleh
sepanjang umur ekonomi proyek tersebut.
 Suatu investasi dikatakan menguntungkan bila nilai sekarang dari pendapatan
netto proyek tersebut adalah biaya yang dibelanjakan untuk mewujudkan
proyek tersebut.
2. Pendekatan Marginal Efisiensi of Capital (MEC)
MEC menggambarkan tingkat pendapat (rate of return) dari investasi baru yang
diharapkan akan dilakukan. Keputusan dari seorang pengusaha untuk melakukan
investasi tergantung pada besarnya MEC ini dibandingkan dari tingkat bunga di pasar.
Apabila MEC lebih besar dari pada tingkat bunga pasar maka pengusaha ini akan
melakukan investasi. Tetapi sebaliknya, apabila MEC lebih rendah melakukan
investasi, dengan demikian dapat diperoleh hubungan antara tingkat bunga atau
investasi. Makin rendah tingkat bunga , makin besar pengeluaran investasi (untuk
MEC tertentu )
3. Kurva MEC dan MEI (marginal efisiensi of investment )
Sama halnya dengan kurva permintaan akan investasi , kurva MEC secara nasional
dapat diturunkan dengan menjumlahkan secara horizontal kurva kurva MEC dari
perusahaan perusahaan yang ada dalam perekonomian tetapi ada beberapa ekonomi
yang tidak sependapat dengan cara penurunan Kurva MEC . padahal jika
permintaan barang akan seseorang secara meningkat, logikanya tingkat bunga akan
naik . akibatnya kenaikan permintaan akan investasi tidak sebesar kurva MEC . kurva
yang lebih relevan adalah kurva marginal efisiensi of investment (MEI ) atau
efisiensi investasi marginal (EIM).
4. Teori akselerasi
Menjelaskan hubungan antara jumlah barang modal (Capital Stock) dengan
pendapatan nasional yang diciptakannya -> dimana rasio antara nilai stok modal
dengan nilai produksi yang dapat diwujudkan adalah tetap .
Kemampuan stok modal untuk menghasilkan produksi nasional ditentukan oleh rasio
modal-produksi ,W.
K =W Yt
W =Rasio Modal
K =Nilai Barang Modal
Yt =Pendapatan nasional yang diciptakan

BAB III
PENUTUP

Pengeluaran konsumsi masyarakat di Indonesia dewasa ini semakin besar tergunakan


untuk keperluan pembentukan modal atau investasi serta ekspor dan impor. Itu menunjukkan
bahwa Indonesia akhir-akhir ini sudah memiliki bekal kemandirian. Bekal kemandirian
tersebut dapat dikonfirmasi melalui tinjauan pengeluaran konsumsi masyarakat sesuai dengan
proporsinya dalam pembentukan permintaan agregat. Apabila penurunan permintaan agregat
menurun dapat menyeratkan dua hal, pertama peran tabungan masyarakat terhadap
pendapatan nasional semakin besar. Kedua, peran sektor-sektor penggunaan lain dalam
membentuk permintaan agregat semakin besar, khususnya sektor pembentukan modal atau
investasi dan sektor ekspor-impor.
Pola konsumsi masyarakat dapat dikenali berdasarkan alokasi penggunaannya. Untuk
keperluan analisis, secara garis besar alokasi pengeluaran konsumsi masyarakat digolongkan
ke dalam dua kelompok besar yaitu, pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran untuk non-
makanan. Pengeluaran masyarakat Indonesia banyak pada makanan. Akan tetapi terdapat
ketimpangan dalam hal pengeluaran konsumsi antara penduduk pedesaan dan penduduk
perkotaan, misalnya dari besarnya pengeluaran dan juga pola konsumsinya. Perbandingan
besar pengeluaran antara penduduk pedesaan dan perkotaan cenderung konstan tahun demi
tahun.
Melalui perbandingan perilaku dan pola konsumsi, terdapat kesenjangan antara
masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Pengeluaran konsumsi dapat pula
difungsikan untuk mendeteksi ketimpangan kemakmuran antar lapisan masyarakat, yang
dapat diukur baik dengan pendekatan pendapatan maupun pendekatan pengeluaran.
Bagian dari pendapatan yang dapat dibelanjakan tapi tidak dikeluarkan untuk
konsumsi merupakan tabungan masyarakat. Penggabungan antara tabungan masyarakat dan
tabungan pemerintah dapat membentuk tabungan nasional yang merupakan sumber dana
investasi. Untuk mendapatkan gambaran fungsional tabungan dan konsumsi digunakan suatu
fungsi yaitu fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.

Anda mungkin juga menyukai