Anda di halaman 1dari 25

Tugas : Kelompok

Mata Kuliah : Studi Kelayakan Rumah Sakit

Dosen Pengampu : Dian Ekawaty, S.KM.,M.Kes

STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT

Disusun Oleh:

Kelompok 7

Dini Reskita Ayu : 201801017

Rahmaniar Rasyid : 201801018

Amrah Laela Al’muawana : 201801019

Sri Wahyuni : 201801031

Nur Islamiyah Syarif : 201801037

Nandyta Rezky Dwi Putri : 201801042

Titin Sumartini Natsir : 201801043

PRODI S-1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA KESDAM XIV/HSN MAKASSAR

TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal
28 Bagian H ayat (1) telah menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh
pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung
jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak. Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 19
menyebutkan bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk
upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau.
Dalam Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 7 ayat
(1) menyebutkan Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan. Pada pasal 8 ayat (1) disebutkan
bahwa persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) harus memenuhi
ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai
dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit, demikian
juga pada ayat (3) disebutkan bahwa ketentuan mengenai tata ruang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Kemudian dalam Bagian Ketiga
tentang Bangunan, pasal 9 butir (b) menyebutkan bahwa persyaratan teknis bangunan
Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian
pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang
cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut. Hal ini sejalan dengan Undang Undang nomor 28
tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dimana pada pasal 7 ayat (3) disebutkan bahwa
persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan
keandalan bangunan yang meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan
kemudahan.
Dalam mendirikan atau mengembangkan rumah sakit diperlukan suatu proses
atau langkah-langkah yang sistematis dengan melakukan suatu penelitian atau studi yang
benar, karena setiap proses saling berkaitan satu sama lainnya dan dilakukan secara
bertahap.
Studi Kelayakan (feasibility study) adalah hasil analisis dan penjelasan kelayakan
dari segala aspek yang akan mendasari pendirian atau pengembangan suatu rumah sakit,
terkait dengan penentuan rencana kerja pelayanan kesehatan rumah sakit yang baru akan
dilakukan maupun lanjutan dari yang sudah ada dalam melakukan rencana
pengembangan atau peningkatan kelas dari suatu rumah sakit.dari kondisi laju
pertumbuhan demografi, pengembangan pembangunan dan peningkatan kehidupan di
suatu wilayah, pola penyakit dan epidemiologi, dan lain-lain, dapat dipahami bahwa
suatu rumah sakit itu secara relatif akan berada di daerah urban atau semi-urban. dimana
hal ini pula yang dapat menentukan bahwa sarana dan prasarana suatu rumah sakit akan
berbeda sesuai dengan layanan kesehatan rumah sakit yang akan diberikannya kepada
masyarakat dimana rumah sakit tersebut berada.

B. Rumusan Masalah
Berikut ini rumusan masalah yang akan di bahas antara lain:
1. Apa yang di maksud studi kelayakan?
2. Apa saja aspek yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan?
3. Seperti apa tahapan -tahapan pelaksanaan dalam studi kelayakan?
4. Apa maksud dan tujuan studi kelayakan?
5. Bagaimana proses studi kelayakan?
6. Apa saja manfaat studi kelayakan?

C. Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan ini antara lain:
1. Mengetahui pengertian studi kelayakan.
2. Mengetahui aspek yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan.
3. Memahami tahapan-tahapan pelaksanaan dalam studi kelayakan.
4. Mengetahui tujuan dibuatnya studi kelayakan.
5. Mengetahui proses dalam studi kelayakan.
6. Mengetahui manfaat dilakukannya studi kelayakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah Sakit
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan dan gawat darurat.

B. Studi Kelayakan
Hasil analisis dan penjelasan kelayakan dari segala aspek yang akan mendasari
pendirian atau pengembangan suatu rumah sakit, terkait dengan penentuan rencana kerja
pelayanan kesehatan rumah sakit yang baru akan dilakukan maupun lanjutan dari yang
sudah ada dalam melakukan rencana pengembangan atau peningkatan kelas dari suatu
rumah sakit.

C. Aspek Internal
Aspek eksternal yang akan dianalisis guna melihat peluang yang dapat menjadikan
rumah sakit untuk terus berkembang di masa mendatang serta melihat ancaman yang
perlu diantisipasi oleh rumah sakit agar tidak menjadi suatu hambatan di dalam
operasional rumah sakit kedepannya.

D. Aspek Eksternal
Aspek internal yang akan dianalisis guna melihat kekuatan bagi rumah sakit untuk
dapat survive dalam melaksanakan operasional yang akan mengurangi ancaman yang
terjadi, serta melihat kelemahan yang perlu diantisipasi oleh rumah sakit agar tidak
menjadi suatu hambatan di dalam operasional rumah sakit kedepannya.

E. Analisis Situasi
Dalam studi kelayakan (feasibility study) dilakukan suatu analisis dari seluruh
aspek-aspek baik dari aspek eksternal sebagai peluang ataupun ancaman maupun aspek
internal yang dapat menjadi kekuatan ataupun kelemahan sehingga aspek-aspek tersebut
dapat menjadikan kecenderungan suatu rumah sakit dalam melakukan pembangunan baru
atau melakukan pengembangan berupa peningkatan status layanan rumah sakit
tersebut.untuk menganalisis aspek ekternal dan aspek internal perlu dilakukan proyeksi
berupa forcasting, kecuali data-data yang tidak memungkinkan tetap disajikan dalam
bentuk tabel, diagram batang atau pun diagram pie untuk melihat kecenderungannya.

F. Analisis Permintaan
Analisis permintaan dalam penyusunan studi kelayakan (feasibility study) akan
membahas tentang analisis posisi kelayakan rumah sakit dari 5 (lima) aspek. Berdasarkan
analisis aspek eksternal dan aspek internal yang telah dilakukan pada analisis situasi
maka dilakukan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang secara sistematis akan
menjadi pertimbangan tehadap kelayakan pembangunan rumah sakit tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Studi Kelayakan


Pelayanan dan fasilitas adalah kunci kepuasan masyarakat dan kelayakan suatu
rumah sakit sesuai dengan aturan undang-undang. Maka tidak heran apabila setiap rumah
sakit berlomba melakukan perbaikan dan pembaharuan agar mampu memberikan
pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Studi kelayakan atau yang bisa juga disebut sebagai feasibility studi didapatkan
dari hasil analisis yang dikumpulkan dari sejumlah aspek penting yang berkaitan hal-hal
yang mendasari kelayakan pembangunan atau pengembangan sebuah lembaga kesehatan
atau rumah sakit. Hasil studi kelayakan inilah yang akan dijadikan sebagai informasi dan
pedoman untuk pembangunan rumah sakit baru atau pembaharuan dalam pengelolaan
berbagai fasilitas serta jasa dan pelayanan rumah sakit agar semakin baik dan sesuai
dengan harapan masyarakat serta pemerintah.
Studi kelayakan rumah sakit pada dasarnya adalah suatu awal kegiatan
perencanaan rumah sakit secara fisik dan non fisik agar dapat berfungsi secara optimal
pada kurun waktu tertentu.
Berikut beberapa pengertian Studi Kelayakan Rumah Sakit menurut para ahli:
1. Husein Umar (2007)
Studi kelayakan bisnis adalah merupakan penelitian terhadap rencana bisnis
yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat
dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keintungan yang maksimal
untuk waktu yang tidak ditentukan.

2. Husnan dan Muhamad (2000: 4)


Studi kelayakan adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek
(biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Sebelum
melakukan keputusan untuk berinvestasi maka terlebih dahulu melakukan suatu studi
kelayakan.

B. Kajian Utama Studi Kelayakan


Berikut ini adalah kajian-kajian utama yang termasuk dalam studi kelayakan, antara
lain:
1. Kajian terhadap kebutuhan akan layanan rumah sakit meliputi:
a. Kajian demografi yang mempertimbangkan luas wilayah dan kepadatan
penduduk serta karakteristik penduduk yang terdiri dari umur, jenis kelamin,
dan status perkawinan;
b. Kajian sosio-ekonomi yang mempertimbangkan kultur/kebudayaan, tingkat
pendidikan, angkatan kerja, lapangan pekerjaan, pendapatan domestik rata-rata
bruto;
c. Kajian morbiditas dan mortalitas, yang mempertimbangkan sekurang-
kurangnya sepuluh penyakit utama, angka kematian (GDR, NDR), dan angka
persalinan;
d. Kajian kebijakan dan regulasi, yang mempertimbangkan kebijakan dan
regulasi pengembangan wilayah pembangunan sektor non-kesehatan,
kesehatan, dan perumahsakitan.
e. Kajian aspek internal Rumah Sakit merupakan rancangan sistem-sistem yang
akan dilaksanakan atau dioperasionalkan, yang terdiri dari sistem manajemen
organisasi termasuk sistem manajemen unit- unit pelayanan, sistem unggulan
pelayanan, arif teknologi peralatan, sistem tarif, serta rencana kinerja dan
keuangan.
2. Kajian terhadap kebutuhan sarana/fasilitas dan peralatan medic/non medis, dana
dan tenaga yang dibutuhkan untuk layanan yang akan diberikan. Kajian kebutuhan
lahan, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, dan peralatan sesuai kriteria
klasifikasi Rumah Sakit yang akan didirikan yang meliputi: Lahan dan bangunan
rumah sakit harus dalam satu kesatuan lokasi yang saling berhubungan dengan
ukuran, luas dan bentuk lahan serta bangunan/ruang mengikuti ketentuan tata
ruang daerah setempat yang berlaku.
Persyaratan lokasi meliputi:
a. Tidak berada di lokasi area berbahaya (di tepi lereng, dekat kaki gunung yang
rawan terhadap longsor, dekat anak sungai atau badan air yang dapat mengikis
fondasi, dekat dengan jalur patahan aktif/gempa, rawan tsunami, rawan banjir,
berada dalam zona topan/badai, dan lain-lain).
b. Harus tersedia infrastruktur aksesibilitas untuk jalur transportasi.
c. Ketersediaan utilitas publik mencukupi seperti air bersih, jaringan air kotor,
listrik, jalur komunikasi/telepon.
d. Ketersediaan lahan parkir
e. Tidak berada di bawah pengaruh SUTT dan SUTET
3. Kajian terhadap kemampuan pembiayaan
Rencana cakupan, jenis pelayanan kesehatan, dan fasilitas lain; Jumlah,
spesialisasi, dan kualifikasi sumber daya manusia; dan Jumlah, jenis, dan spesifikasi
peralatan mulai dari peralatan sederhana hingga peralatan canggihKajian kemampuan
pendanaan/pembiayaan yang meliputi:
a. Prakiraan jumlah kebutuhan dana investasi dan sumber pendanaan;
b. Prakiraan pendapatan atau proyeksi pendapatan terhadap prakiraan jumlah
kunjungan dan pengisian tempat tidur;
c. Prakiraan biaya atau proyeksi biaya tetap dan biaya tidak tetap terhadap
prakiraan sumber daya manusia;
d. Proyeksi arus kas 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun; dan
e. Proyeksi laba atau rugi 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun.

C. Tujuan Studi Kelayakan


Studi kelayakan dilakukan untuk pembangunan sebuah rumah sakit dengan
mengambil informasi pada beberapa faktor terkait. Diantara faktor-faktor terbagi menjadi
dua yakni eksternal dan internal. faktor eksternal adalah kondisi demograsi, kebijakan,
derajat kesehatan, kondisi sosial ekonomi, geografi, SDM kesehatan, dan sosial budaya.
sedangkan faktor internal yakni sarana kesehatan, pola penyakit dan epidemologi,
teknologi, SDM dan ketenagaan rumah sakit, dan kinerja dan keuangan.
Studi kelayakan bertujuan untuk menilai kelayakan suatu gagasan usaha/proyek dan
hasil dari penilaian kelayakan tersebut merupakan suatu pertimbangan apakah
usaha/proyek tersebut diterima atau ditolak.
Gray dkk (1997: 6) menyatakan bahwa tujuan analisis proyek ada 4 (empat). Tujuan
tersebut antara lain:
1. Untuk mengetahui tingkat keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi suatu
proyek.
2. Menghindari pelaksanaan proyek yang tidak menguntungkan.
3. Mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga dapat memilih
alternatif proyek yang menguntungkan.
4. Memilih prioritas investasi.
Selain itu, tujuan lain yang hendak dicapai dalam studi kelayakan rumah sakit antara
lain adalah:
1. Untuk mendapatkan proyeksi kebutuhan( need) dan permintaan (demand) terhadap
jumlah dan jenis layanan medik di rumah sakit untuk jangka waktu tertentu.
2. Untuk mendapatkan proyeksi kebutuhan akan jumlah dan jenis sarana/fasilitas dan
peralatan, tenaga dan dana yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu.
3. Untuk mendapatkan proyeksi secara umum kemampuan pembiayaan yang ada
untuk melaksanakan rencana.

D. Aspek Studi Kelayakan


Suratman (2001) menyebutkan aspek-aspek yang dikaji dalam studi kelayakan
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Aspek Hukum, Sosial Ekonomi Dan Budaya
Secara khusus, aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya kurang mendapat
perhatian dari pemrakarsa maupun penyusun studi kelayakan proyek. Padahal,
dalam kenyataannya justru aspek ini menjadi dasar dari aspek-aspek yang lain
dalam menentukan kelayakan suatu proyek investasi. Tidak jarang suatu proyek
batal dibangun terbentur masalah legalitas, klaim dari masyarakat setempat dan
sebagainya.

2. Aspek Pasar dan Pemasaran


Banyak yang menyatakan bahwa aspek pasar dan pemasaran merupakan
aspek yang paling utama dan pertama dilakukan pengkajian dalam usulan proyek
investasi, alasannya adalah tidak akan mungkin suatu proyek didirikan dan
dioperasikan jika tidak ada pasar yang siap menerima produk perusahaan.

3. Aspek Teknis dan Teknologi


Kajian aspek teknis dan teknologis menitikberatkan pada penilaian atas
kelayakan proyek dari sisi teknis dan teknologi. Penilaian meliputi penentuan lokasi
proyek, penentuan model bangunan proyek, pemilihan mesin, peralatan lainnya,
teknologi yang diterapkan, dan lay out serta penentuan skala operasi.

4. Aspek Manajemen
Konsep dasar manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengendalian suatu aktivitas yang bertujuan untuk mengalokasikan sumber daya
sehingga mempunyai nilai tambah. Dalam kaitannya dengan rencana pendirian
sebuah proyek, aspek manajemen perlu dikaji agar proyek yang didirikan dan
dioperasikan nantinya dapat berjalan dengan lancar. Aspek manajemen yang dikaji
mencakup manajemen dalam pembangunan fisik proyek dan manajemen saat
proyek nantinya dioperasikan.

5. Aspek Keuangan
Aspek keuangan merupakan faktor yang menentukan dalam melakukan studi
kelayakan artinya walaupun aspek-aspek yang lain mendukung namun kalau tidak
tersedia dana hanya sia-sia belaka. Aspek keuangan berkaitan dengan bagaimana
menentukan kebutuhan jumlah dana dan sekaligus pengalokasiannya serta mencari
sumber dana yang bersangkutan dengan cara efisien, sehingga memberikan tingkat
keuntungan yang menjanjikan bagi investor. Investor dalam menentukan jumlah
dana dan pengalokasian dana, harus dapat menentukan berapa besar seharusnya dana
yang ditanamkan kedalam proyek investasi dan mengalokasikan secara tepat ke
dalam aktiva tetap dan modal kerja, sehingga dapat mengestimasikan proyek aliran
kas dari proyek yang diusulkan. Sementara itu mencari sumber dana, investor harus
dapat menentukan tingkat biaya modal (cost of capital) yang paling rendah sehingga
dapat ditutup dengan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return)
dari proyek investasi yang diusulkan.

E. Objek Dalam Studi Kelayakan


Pihak-pihak yang berkepentingan dalam studi kelayakan bisnis menurut Sofyan
(2003) antara lain sebagai berikut:

1. Pihak Investor
Bagi pihak investor studi kelayakan bisnis ditujukan untuk melakukan
penilaian dari kelayakan usaha atau proyek sebagai masukan yang berguna karena
sudah mengkaji berbagai aspek seperti aspek pasar, aspek teknis dan operasi, aspek
organisasi dan manajemen, aspek lingkungan dan aspek finansial secara
komprehensif dan detail sehingga dapat dijadikan dasar bagi investor untuk
membuat keputusan investasi secara lebih objektif.
2. Analis
Bagi analis studi kelayakan merupakan suatu alat yang berguna yang dapat
dipakai sebagai penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan penilaian
usaha baru, pengembangan usaha atau menilai kembali usaha yang sudah ada.

3. Masyarakat
Bagi masyarakat hasil studi kelayakan bisnis merupakan suatu peluang untuk
meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian rakyat baik yang terlibat langsung
maupun yang muncul dari akibat adanya nilai tambah sebagai akibat adanya usaha
atau proyek tersebut.

4. Pemerintah
Bagi pemerintah, dari sudut pandangan mikro, hasil dari studi kelayakan ini
bagi pemerintah terutama bertujuan bagi pengembangan sumber daya baik dalam
pemanfaatan sumber-sumber daya alam maupun pemanfaatan sumber daya
manusia, berupa penyerapan tenaga kerja, selain itu, adanya usaha baru atau
berkembangnya usaha lama sebagai hasil dari studi kelayakan bisnis yang dilakukan
oleh individu atau badan usaha tentunya akan menambah pemasukan pemerintah
baik dari pajak penambahan nilai (PPN) maupun dari pajak penghasilan (PPH) dan
retribusi berupa biaya perijinan, pendaftaran dan administrasi, dan lainnya yang
layak diterima sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Secara makro pemerintah
dapat berharap dari keberhasilan studi kelayakan bisnis ini adalah untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah ataupun tercapainya pertumbuhan atau
kenaikan income per kapita.

F. Proses Penyusunan Studi Kelayakan


Berikut ini langkah-langkah penyusunan studi kelayakan yaitu:
1. Persiapan
Persiapan pada penyusunan studi kelayakan (feasibility study) adalah tahapan
melakukan kompilasi data dari seluruh data yang didapat dari hasil pengumpulan
data yang terdiri dari data primer dan data sekunder.
2. Kompilasi Data
a. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan melalui proses
pengamatan atau observasi langsung/ pengamatan atau observasi lapangan
sehingga akan di dapat seluruh informasi atau data secara visual pada wilayah
perencanaan. Pengumpulan data primer dapat pula dilakukan dengan cara
wawancara atau tanya jawab kepada instansi-instansi dan pihak-pihak lain
yang berkaitan dengan pekerjaan penyusunan ini dan atau dengan langsung
kepada masyarakat umum selaku salah satu pelanggan dari rumah sakit. Sifat
wawancara bersifat terbuka artinya pengambilan data tidak terpatok pada
kuesioner namun dapat dikembangkan secara lisan dengan responden. Secara
garis besar data yang didapat dari pengumpulan data primer adalah :
1. Kondisi potensi lahan/lokasi.
2. Informasi langsung lainnya yang terkait dengan kondisi dan potensi yang
ada terkait dengan standar/ pedoman dan ketentuan yang berlaku serta
sasaran dari rencana pembangunan/pengembangan rumah sakit serta
informasi keinginan yang ada.

b. Pengumpulan Data Sekunder


Pengambilan data sekunder, dapat dilakukan dengan mendatangi pula
masing-masing instansi lainnya yang berkaitan sesuai dengan data yang
dibutuhkan dalam pekerjaan penyusunan ini. Jika pada salah satu instansi
ternyata data tidak dipunyai, atau sedang dalam proses pembuatan, atau
sedang digunakan untuk keperluan lain maka konsultan dapat mencari pada
instansi lain yang terkait sesuai dengan kebutuhan dataatau mencarinya pada
literatur mengenai kerumah sakitan lainnya.untuk melaksanakan pekerjaan ini
diperlukan data internal/data dalam dari rumah sakit yang ada dan atau rumah
sakit di wilayah sekitarnya, yang terdiri dari:
1. Data kesehatan pada rumah sakit yang ada, meliputi :
a) Angka kesakitan (morbiditas) utama rawat inap dan angka kematian
(mortalitas)
b) Angka kelahiran
c) Angka pasien rujukan
d) Data asal pasien rawat jalan, rawat gawat darurat dan rawat inap
e) Jumlah pasien rawat jalan
f) Jumlah pasien rawat inap
g) Jumlah hari rawat
h) Angka rata-rata hari rawat secara keseluruhan
i) Jumlah dan jenis pelayanan kesehatan
j) Jumlah dan jenis tenaga kesehatan
k) Jumlah dan jenis layanan spesialistik rumah sakit
l) Jumlah dan jenis layanan penunjang medic rumah sakit
m) Struktur organisasi manajemen rumah sakit

2. Data lokasi, meliputi:


a) Data kondisi lahan rumah sakit yang ada dan pengembangannya.
b) Bentuk dan luas lahan serta lantai bangunan yang ada serta rencana
perluasannya
c) Kondisi lingkungan menurut ketentuan daerah setempat
d) Batas lokasi lahan sekelilingnya
e) Jaringan listrik, air minum,telkom, air kotor/limbah, pemadam
kebakaran, jaringan gas dan pembuangan sampah.
f) Data penggunaan dan ketinggian bangunan serta dokumen
perencanaan bangunan yang ada (arsitektur, struktur, elektrikal dan
mekanikal bangunan).

3. Data finansial/keuangan, meliputi:


a) Data tarif perawatan yang ada di rumah sakit
b) Cash flow rumah sakityang ada
c) Data kinerja tahunan rumah sakit yang ada

4. Data luar/data eksternal rumah sakit dan lingkungan, meliputi:


a) Data kesehatan, meliputi:
1) Angka kesehatan (morbiditas), penyakit utama rawat jalan di
puskesmas dan rumah sakit.
2) Angka kesakitan (mortalitas), penyakit utama rawat inap di
puskesmas dan rumah sakit.
3) Jumlah posyandu, puskesmas pembantu, puskesmas dengan tempat
tidur dan puskesmas keliling.
4) Jumlah dan jarak merata puskesmas pembantu, puskesmas dtp dan
puskesmas keliling dengan rumah sakitdi wilayah kerja.
5) Jumlah rumah sakitdi wilayah kerja termasuk rumah sakit swasta.
6) Jarak antar rumah sakitdi wilayah kerja.
7) Jumlah tempat tidur rumah sakitdi wilayah jangkauan rumah sakit.
8) Jumlah dan jenis tenaga dokter umum dan spesialis di wilayah
kerja.
9) Jumlah tenaga kesehatan lainnya diwilayah kerja

b) Data keadaan lingkungan sekitar, meliputi:


1) Jalan pencapaian dan kondisinya serta klasifikasi jalan lingkungan
berupa jalan utama maupun jalan penghubung lainnya.
2) Utilitas bangunan sesuai yang ada apakah wilayah ini sudah
memiliki jaringan telepon, listrik, air bersih dan saluran
pembuangan serta data kondisinya.
3) Kondisi topografi wilayah perencanaan.
4) Rencana peruntukkan tanah di sekitar wilayah perencanaan yang
terkait dengan rencana tata ruang kota yang ada (RTBL, RUTR,
RDTR, RTRW).
5) Iklim dan cuaca setempat diwilayah ini.

5. Data kesehatan kota/kabupaten, meliputi:


a) Data tarif perawatan di rumah sakitlain sekitar lokasi
b) Sebaran rumah sakitsekitar wilayah
c) Pola penyakit daerah setempat.

6. Data kebijakan, pedoman, dan peraturan pemerintah, meliputi:


a) Kebijakan dan pedoman terkait layanan kesehatan rumah sakit.
b) Peruntukan tanah diwilayah setempat
c) Rencana detail tata ruang
d) Peraturan teknis yangberlaku setempat, antara lain:
1) Garis Sempadan Bangunan (GSB)
2) Jarak bebas Bangunan
3) Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
4) Tinggi maksimal lantai bangunan
5) Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
6) Koefisien Daerah Hijau (KDH)

7. Data demografi, meliputi:


a) Luas wilayah
b) Jumlah penduduk
c) Angka kepadatan
d) Laju pertumbuhan penduduk

8. Data sosial dan budaya-agama, meliputi:


a) Peranan masyarakat
b) Suku bangsa

9. Data ekonomi, meliputi:


a) Mata pencarian
b) Tingkat pendapatan
c) Penghasilan setempat berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD)
d) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah setempat.

3. Analisis Situasi
Analisis situasi dalam studi kelayakan (feasibility study) dilakukan suatu
analisis dari seluruh aspek-aspek baik dari aspek eksternal sebagai peluang
ataupun ancaman maupun aspek internal yang dapat menjadi kekuatan ataupun
kelemahan sehingga aspek-aspek tersebut dapat menjadikan kecenderungan suatu
rumah sakit dalam melakukan pembangunan baru atau melakukan pengembangan
berupa peningkatan status layanan rumah sakit tersebut.
Untuk menganalisis aspek ekternal dan aspek internal perlu dilakukan
proyeksi berupa forcasting, kecuali data-data yang tidak memungkinkan tetap
disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang atau pun diagram pie untuk melihat
kecenderungannya.
Aspek-aspek yang dikaji sebagai analisis situasi diharapkan mendapatkan
suatu kecenderungan rumah sakit setelah melakukan segmentasi dan posisioning,
aspek-aspek tersebut antara lain:
1. Aspek esternal
Aspek eksternal yang akan dianalisis guna melihat peluang yang dapat
menjadikan rumah sakit untuk terus berkembang di masa mendatang serta
melihat ancaman yang perlu diantisipasi oleh rumah sakit agar tidak menjadi
suatu hambatan di dalam operasional rumah sakit kedepannya.
a. Kebijakan
Melakukan kajian berupa menganalisiskebijakan dan pedoman serta
peraturan baik kebijakan dan pedoman yang terkait dengan pendirian atau
pengembangan suatu rumah sakit dari berbagai aspek ekternal maupun
peraturan -peraturan daerah setempat dimana lokasi rumah sakit tersebut
berada.

b. Demografi
Pertumbuhan demografi suatu wilayah dimana lokasi rumah sakit
tersebut berada dapat merupakan segmentasi pasar dari layanan kesehatan
yang akan diberikan oleh rumah sakit tersebut. Untuk melihat
kecenderungan demografi perlu diproyeksikan hingga maksimum 20
tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya.
Proyeksi demografi yang dimaksud berupa proyeksi :
a. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu
berdasarkan kecamatan.
b. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu
berdasarkan jenis kelamin.
c. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu
berdasarkan usia.

c. Geografi
Letak rumah sakit secara geografis sangat berpengaruh tehadap
posisioning suatu rumah sakit. Posisi lahan rumah sakit terhadap kondisi
wilayah disebelah utara, selatan, barat dan timur beserta kondisi sarana
prasarananya baik sarana kesehatan, perumahan, pendidikan, aksesibilitas
dll, yang merupakan penentu posisioning rumah sakit yang akan dibangun
maupun dalam melakukan pengembangan peningkatan layanan kesehatan.
d. Sosial ekonomi dan budaya
1) Sosial ekonomi
Pedoman penyusunan studi kelayakan (feasibility study) rumah
sakit direktorat bina pelayanan penunjang medik dan sarana kesehatan
kementerian kesehatan RI pada kajian ini melihat proyeksi sosial ekonomi
pada wilayah dimana lokasi rumah sakit berada dengan memproyeksikan
hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3
tahun sebelumnya terkait dengan kondisi perekonomian penduduk dan
perekonomian daerah setempat, berupa proyeksi :
a) jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu
berdasarkan mata pencaharian
b) jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu
berdasarkan pendidikan
c) jumlah sarana pendidikan di wilayah tertentu dimana lokasi rumah
sakit berada.
d) laju pertumbuhan ekonomi daerah setempat.

2) Sosial budaya
Kajian ini melihat proyeksi sosial budaya pada wilayah dimana lokasi
rumah sakit berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun
mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait,
berupa proyeksi jumlah penduduk secara keseluruhan pada wilayah
tertentu berdasarkan agama, serta kajian terhadap kebiasaan atau budaya
wilayah terkait dengan pola hidup masyarakat sekitar.

e. Sumber daya manusia/ ketenagakerjaan kesehatan


Kajian terhadap ketersediaan sdm/ ketenagakerjaan di bidang
kesehatan pada wilayah dimana rumah sakit tersebut berada merupakan
pertimbangan yang harus diperhatikan dalam membuat suatu layanan
kesehatan rumah sakit terutama dikaitkan dengan layanan unggulan.
Ketersediaan sumber daya manusia/ ketenagakerjaan di bidang kesehatan
antara lain :
1) Tenaga medis dan penunjang medis
2) Tenaga keperawatan
3) Tenaga kefarmasian
4) Tenaga manajemen Rumah Sakit
5) Tenaga nonkesehatan

f. Derajat kesehatan
Derajat kesehatan dalam penyusunan studi kelayakan perlu dilakukan
kajian dengan tujuan melihat kecenderungan derajat kesehatan pada wilayah
tertentu sehingga dalam menyiapkan fasilitas kesehatan rumah sakit sesuai
dengan kecenderungan di wilayah dimana lokasi rumah sakit berada.
Kajian derajat kesehatan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1) Angka kematian
2) Angka kelahiran
3) Angka kesakitan
4) Jumlah sarana kesehatan di wilayah tertentu
5) Jumlah tempat tidur tersedia di wilayah tertentu
6) Indikator kinerja rumah sakit di wilayah tertentu.

2. Aspek Internal
Aspek internal yang akan dianalisis guna melihat kekuatan bagi rumah
sakit untuk dapat survivedalam melaksanakan operasional yang akan
mengurangi ancaman yang terjadi, serta melihat kelemahan yang perlu
diantisipasi oleh rumah sakit agar tidak menjadi suatu hambatan di dalam
operasional rumah sakit kedepannya.
a. Sarana kesehatan kajian
Sarana kesehatan di sekitar wilayah jangkauan pelayanan rumah sakit
yang akan dibangun atau pengembangan dimaksud untuk mendapatkan
kecenderungan dalam hal pangsa pasar serta pola penentuan sistim tarif di
wilayah tertentu.
b. Pola penyakit dan epidemiologi kajian
Pola penyakit di rumah sakit dimaksudkan untuk melihat
kecederungan pola penyakit yang banyak terjadi pada rumah sakit
tersebut dengan memproyeksikan kencenderungan pola penyakit guna
menentukan unggulan rumah sakit.
c. Teknologi kajian terhadap kemajuan
Teknologi berupa peralatan kesehatan yang terus menerus
mengalami perkembangan tentunya sangat berpengaruh terhadap layanan
kesehatan serta kesiapan sdm rumah sakit tersebut.
d. SDM/ketenagakerjaan rumah sakit
Kajian terhadap SDM di rumah sakit dimaksudkan mengkaji
kesiapan SDM di rumah sakit terhadap jenis layanan kesehatan yang akan
diberikan kepada masyarakat sesuai dengan segmentasi dan posisioning
dari rumah sakit tersebut.
e. Organisasi
Organisasi di rumah sakit tentunya akan berpengaruh terhadap
kegiatan operasional rumah sakit yang berdampak kepada kinerja suatu
rumah sakit. Bentuk organisasi akan disesuaikan dengan jenis layanan dan
klasifikasi rumah sakit.
f. Kinerja dan keuangan
Kondisi kinerja rumah sakitdan kondisi keuangan rumah sakit
berupa pendapatan dan pengeluaran rumah sakit akan dikaji dan
diproyeksikan yang diharapkan dapat melihat kecenderungan dan potensi
perkembangan kinerja dan pendapatan rumah sakit dimasa mendatang
sehingga mendapatkan gambaran kekuatan atau kelemahan rencana
pengembangan rumah sakit tersebut.

4. Analisis permintaan
Analisis permintaan dalam penyusunan studi kelayakan akan membahas
tentang analisis posisi kelayakan rumah sakit dari 5 (lima) aspek. Berdasarkan
analisis aspek eksternal dan aspek internal yang telah dilakukan pada analisis
situasi maka dilakukan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-
faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang
secara sistematis akan menjadi pertimbangan tehadap kelayakan pembangunan
rumah sakit tersebut.
Hasil analisis tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk
menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya memaksimalkan kekuatan
(strength) dan memanfaatkan peluang (opportunity) serta secara bersamaan
berusaha untuk meminimalkan kelemahan (weakness) dan mengatasi ancaman
(threat).
Aspek-aspek kelayakan pada analisis permintaan akan diuraikan berikut ini:
a. Lahan dan lokasi kelayakan lahan dan lokasi tentunya terkait dengan
kecenderungan letak geografis yang terletak pada wilayah dimana kondisi
wilayah disekitarnya sangat mendukung dari aspek penggunaan lahan,
infrastruktur dan aksesibilitas serta kecenderungan demografi di wilayah
dimana rumah sakit berada.
b. Klasifikasi kelas rumah sakit akan ditinjau dari kecenderungan data penyakit
sehingga dapat memperoleh gambaran klasifikasi kelas rumah sakit sesuai
dengan jenis layanannya serta kesiapan SDM yang dimiliki.
1) Kapasitas tempat tidur (TT) perhitungan kapasitas tempat tidur/ TT, berupa
jumlah TT yang harus disiapkan oleh rumah sakit tersebut. Prakiraan
kebutuhan jumlah TT dapat menggunakan rasio minimal 1/1.000 artinya
dari jumlah penduduk pada wilayah jangkauan rumah sakit sejumlah 1.000
orang akan dibutuhkan 1 TT. Kecenderungan fasilitas pelayanan kesehatan
berupa jumlah total TT pada fasyankes di wilayah tersebut dapat
menjadikan dasar sebagai perhitungan kebutuhan kapasitas TT yang
selanjutnya akan dibagi berdasarkan klasifikasi kelas perawatan sesuai
dengan analisis daya beli masyarakat sekitar sebagai pangsa pasar rumah
sakit serta pemenuhan pedoman dan ketentuan yang berlaku.
2) Jenis layanan yang akan diberikan kepada masyarakat tentunya akan
disesuaikan dengan klasifikasi kelas rumah sakit yang akan disiapkan. Jenis
layanan tersebut berupa pelayanan medic penunjang medic ,administrasi dan
servis.
3) Layanan unggulan dari jenis layanan yang akan diberikan tentunya perlu
adanya suatu layanan unggulan yang akan disiapkan atas dasar
kecenderungan pola penyakit yang terjadi di rumah sakit dan di wilayah
tempat rumah sakit tersebut berada.

5. Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan analisis mengenai kebutuhan yang harus
disediakan oleh rumah sakit secara keseluruhan yang disesuaikan berdasar analisis
permintaan yang telah dilakukan. Analisis kebutuhan ini dapat memberikan
gambaran mengenai rencana pengembangan dari rumah sakit tersebut dilihat dari
aspek:
1. Kebutuhan lahan rumah sakit dapat dihitung berdasarkan program ruang
rumah sakit serta kebijakan pemerintah daerah setempat mengenai intensitas
bangunan berupa koefisien dasar bangunan (KDB), koefisien lantai bangunan
(KLB), garis sempadan bangunan (GSB) dan koefisien dasar bangunan
(KDH), serta peruntukan lahan yang mengizinkan digunakan sebagai lahan
yang dapat dibangun rumah sakit.
2. Kebutuhan ruang secara keseluruhan dari rumah sakit dapat dihitung 1 TT
sebesar 80 m2–110 m2 disesuaikan dengan bentuk dan klasifikasi rumah
sakitnya.
3. Peralatan medis dan non medis akan disesuaikan dengan kapasitas dan jenis
layanan dari rumah sakit tersebut.
4. Sumber daya manusia(SDM) dalam hal pemenuhan ketenagaan atau sumber
daya manusia (SDM) perlu mempertimbangkan/ memperhitungkan tenaga
seefisien dan seefektif mungkin agar menjadikan suatu manajemen
pengelolaan rumah sakit yang optimal.
5. Organisasi dan uraian tugas akan disusun sesuai dengan bentuk dan
klasifikasi rumah sakit.

6. Analisis keuangan
Analisis keuangan memberikan gambaran tentang rencana penggunaan
sumber anggaran yang dimiliki, sehingga dapat diketahui tingkat pengembalian
biaya yang akan diinvestasikan. Dengan demikian maka pihak pemilik/investor
dapat melihat tingkat keuntungan yang mungkin akan diperoleh.adapun aspek
keuangan yang akan dianalisis terdiri dari:
a. rencana investasi dan sumber dana
b. proyeksi pendapatan dan biaya
c. proyeksi cash flow
d. analisis keuangan: break event point (BEP), internal rate of return (IRR) dan
net present value (NPV)

G. Manfaat Studi Kelayakan


Ketika merintis sebuah organisasi atau perusahaan, maka pihak-pihak yang
melakukan studi kelayakan, keberjalanan bisnisnya akan berbeda dengan organisasi
ataupun perusahaan yang tidak melakukan studi kelayakan. Hal ini dikarenakan ada
banyak manfaat yang akan didapatkan dengan melakukan studi kelayakan bisnis.
Beberapa manfaat tersebut adalah:
1. Memperkecil Resiko Kerugian
Ketika menjalankan sebuah organisasi atau perusahaan, ada banyak hal yang
tidak bisa diprediksi. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempersiapkan segala hal guna
mengantisipasi semua hal yang terjadi di masa depan.
Dengan melakukan analisis studi kelayakan, kita dapat memperkecil risiko yang
dapat terjadi pada perusahaan, baik itu risiko yang bisa dikendalikan maupun risiko
yang tidak dapat dikendalikan. Akibatnya, apabila perusahaan merugi, kerugian yang
diterima tidaklah besar.

2. Mempermudah Perencanaan Bisnis


Saat melakukan analisis kelayakan usaha, perusahaan akan mendapatkan segala
informasi yang berhubungan dengan bisnis yang akan dirintis termasuk kelebihan dan
kekurangan bisnis.
Dari hasil analisis tersebut, perusahaan dapat lebih mudah melakukan
perencanaan ke depannya. Tidak hanya itu, berkat analisis kelayakan yang dilakukan,
perusahaan bisa merencanakan kegiatan yang bisa memberikan keuntungan bagi
perusahaan.

3. Melancarkan Pelaksanaan Bisnis


Melalui analisis kelayakan, program-program yang sebelumnya direncanakan
dapat dieksekusi dengan lebih mudah dan akurat. Dari hasil analisis, nantinya
perusahaan dapat menilai dan mengevaluasi mana saja program dan kebijakan yang
memberikan keuntungan dan kerugian bagi perusahaan.
Dampaknya, pelaksanaan bisnis menjadi lebih mudah untuk direalisasikan dan
semua program juga akan menghasilkan keuntungan.

4. Mempermudah Melakukan Pengawasan


Ada banyak aspek yang dianalisis ketika studi kelayakan dilakukan. Laporan-
laporan hasil analisis dari berbagai aspek tersebut dapat digunakan oleh perusahaan
untuk melakukan pengawasan.
Selain pengawasan dari internal, sebuah perusahaan juga mendapat pengawasan
dari eksternal. Melalui hasil analisis studi kelayakan, pihak berwenang akan lebih
mudah melakukan pengawasan dengan berpedoman pada laporan analisis tersebut.

5. Mempermudah Pengendalian
Dalam menjalankan sebuah bisnis, tidak dapat dipungkiri jika perusahaan
terkadang menemui masalah dan penyimpangan. Agar masalah tersebut tidak menjadi
semakin besar, perusahaan harus dapat mengendalikan masalah tersebut dengan cepat
dan tepat.
Hal tersebut dapat terwujud apabila sebelumnya perusahaan melakukan studi
kelayakan. Informasi dan laporan hasil dari analisis tersebut bisa digunakan sebagai
dasar menentukan aspek mana yang menjadi masalah. Kemudian, perusahaan pun bisa
mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut secara tepat.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Studi kelayakan atau yang bisa juga disebut sebagai feasibility study adalah hasil yang
didapatkan dari analisis yang dikumpulkan dari sejumlah aspek penting yang berkaitan
hal-hal yang mendasari kelayakan pembangunan atau pengembangan sebuah lembaga
kesehatan atau rumah sakit.
2. Kajian utama studi kelayakan meliputi:
a. Kajian terhadap kebutuhan akan layanan rumah sakit
b. Kajian terhadap kebutuhan sarana/fasilitas dan peralatan medic/non medis
c. Kajian terhadap kemampuan pembiayaan
3. Tujuan yang hendak dicapai dalam studi kelayakan rumah sakit antara lain:
a. Untuk mendapatkan proyeksi kebutuhan( need) dan permintaan (demand) terhadap
jumlah dan jenis layanan medik di rumah sakit untuk jangka waktu tertentu.
b. Untuk mendapatkan proyeksi kebutuhan akan jumlah dan jenis sarana/fasilitas dan
peralatan, tenaga dan dana yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu.
c. Untuk mendapatkan proyeksi secara umum kemampuan pembiayaan yang ada
untuk melaksanakan rencana.
4. Aspek-aspek yang dikaji dalam studi kelayakan meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya
b. Aspek pasar dan pemasaran
c. Aspek teknis dan teknologi
d. Aspek manajemen
5. Objek dalam studi kelayakan antara lain adalah investor, analis, masyarakat, dan
pemerintah.
6. Proses penyusunan studi kelayakan antara lain adalah proses persiapan, kompilasi
data, analisis situasi, analisis permintaan, analisis kebutuhan, dan analisis keuangan.
7. Manfaat studi kelayakan adalah:
a. Memperkecil resiko kerugian
b. Mempermudah perencanaan bisnis
c. Melancarkan pelaksanaan bisnis
d. Mempermudah melakukan pengawasan
e. Mempermudah pengendalian

B. Saran
Kami sebagai penyusun, menyadari bahwa makalah ini banyak kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
tentang pembahasan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
(https://galihendradita.wordpress.com/strategic-management/studi-kelayakan-rumah-sakit/)
( https://manajemenrumahsakit.net/2019/09/studi-kelayakan-rumah-sakit/)
(https://media.neliti.com/media/publications/44705-ID-studi-kelayakan-pengembangan-
investasi-universitas-dili-undil-di-timor-leste.pdf)
https://grapadikonsultan.co.id/qa-studi-kelayakan-rumah-sakit/

Anda mungkin juga menyukai