TESIS
YOGYAKARTA
2022
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TESIS
YOGYAKARTA
2022
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya/Kesarjanaan ataupun akademik
lainnya di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
NIM : 211442107
Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak keberatan apabila nama, tanda
tangan, gambar atau image yang ada dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin
pencari (search engine), misal google.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 05 Desember 2022
Yang menyatakan,
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, saya persembahkan tesis ini
untuk kedua orang tua saya, Alex Sarjono dan Sri Amilah yang selalu mendoakan
dan memberikan semangat kepada penulis serta sahabat dan teman-teman penulis
yang selalu memberikan semangat dan dukungan demi kelancaran penyusunan tesis
ini.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Palma, Dewi Isabella. 2022. Kajian Numeris dan Aspek Pendidikan Pada
Penyelesaian Model SEIR dengan Vaksinasi untuk Penyebaran COVID-19
Menggunakan Metode Runge-Kutta Orde Empat dan Lima. Tesis. Program
Studi Magister Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Tesis ini memiliki dua tujuan, yaitu: (1) mendapatkan penyelesaian model SEIR
untuk masalah penyebaran COVID-19 yang dipengaruhi efektivitas vaksinasi
dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde empat dan metode Runge-Kutta
orde lima dan (2) menyusun rancangan pembelajaran matematika di perguruan
tinggi yang sesuai dengan konsep metode numerik. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi pustaka. Nilai awal seperti variabel dan parameter
diambil dari sumber literatur. Simulasi menunjukkan bahwa solusi yang dihasilkan
oleh metode Runge-Kutta orde empat dan metode Runge-Kutta orde lima
menggunakan bantuan software MATLAB menunjukkan kesamaan. Sehingga,
perlu dicari nilai kesalahan numerik dan tingkat akurasi dari masing-masing metode
dengan bantuan algoritma ODE45 sebagai solusi referensi. Algoritma ODE45
digunakan sebagai referensi solusi karena sampai saat ini belum ditemukan solusi
analitik dari model SEIR. Hasil perhitungan kesalahan numerik dan tingkat akurasi
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kedua metode tersebut. Hal ini
dapat menunjukkan bahwa metode Runge-Kutta orde lima memang lebih akurat
daripada metode Runge-Kutta orde empat dalam menyelesaikan model SEIR untuk
penyebaran penyakit COVID-19. Aspek pendidikan dalam penelitian ini dapat
dilihat dari penerapan Pembelajaran Kolaboratif pada mahasiswa di jenjang S1
yang mempelajari penyelesaian hampiran dengan menggunakan metode numerik
untuk model matematika.
Kata kunci: COVID-19, Model SEIR, Metode Runge-Kutta orde empat, Metode
Runge-Kutta orde lima
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Palma, Dewi Isabella. 2022. Numerical Study and Educational Aspects of The
Solution of the SEIR Model with Vaccination of the Spread of COVID-19 Using
Fourth and Fifth Order Runge-Kutta Methods. Thesis. Study Program of Master
of Mathematics Education, Department of Mathematics and Natural Sciences
Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma
University, Yogyakarta.
This thesis has two objectives, namely: (1) to obtain a solution to the SEIR model
for the problem of the spread of COVID-19 which is affected by the effectiveness of
vaccination using the fourth-order Runge-Kutta method and the fifth-order Runge-
Kutta method and (2) to develop a design for teaching mathematics in college which
corresponds to the concept of numerical methods. The method used in this research
is literature study. Initial values such as variables and parameters are taken from
literature sources. The results show similarities in the solutions generated by the
fourth-order Runge-Kutta method and the fifth-order Runge-Kutta method using
MATLAB software. Thus, it is necessary to find each method's numerical error
value and accuracy level with the help of the ODE45 algorithm as a reference
solution. The ODE45 algorithm is used as a reference solution because until now
no analytical solution has been found from the SEIR model. The results of
calculating numerical errors and the accuracy level show differences between the
two methods. This can show that the fifth-order Runge-Kutta method is indeed more
accurate than the fourth-order Runge-Kutta method in solving the SEIR model for
the spread of COVID-19 disease. The educational aspect of this study can be seen
from the application of Collaborative Learning to undergraduate students who
study approximation solutions using numerical methods for mathematical models.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memberikan berkat, karunia dan penyertaan-Nya sehingga dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul “Kajian Numeris Dan Aspek Pendidikan
Pada Penyelesaian Model SEIR Dengan Vaksinasi Untuk Penyebaran
COVID-19 Menggunakan Metode Runge-Kutta Orde Empat dan Lima”
dengan tepat waktu. Tesis ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat yang
harus dipenuhi demi memperoleh gelar Magister Pendidikan di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tesis ini tidak
akan terselesaikan. Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Drs Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Program Studi
Magister Pendidikan Matematika.
3. Bapak Prof. Ir. Sudi Mungkasi, Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dukungan, masukan, dan motivasi kepada
peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.
4. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan, perhatian, dan semangat
yang telah diberikan kepada peneliti
5. Laurensius Ian Setiawan, M.Pd. yang senantiasa mendukung, memberikan
semangat, mendengarkan keluh kesah dan mencari solusi bagi penulis dalam
setiap persoalan saat menyelesaikan tesis ini.
6. Saudara, sahabat dan teman-teman yang memberikan semangat dan motivasi.
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penulisan tesis ini, peneliti mengharapkan berbagai kritik dan saran terkait tesis dari
berbagai pihak. Semoga tesis ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
ABSTRACT .............................................................................................................. x
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Refleksi ................................................................................................... 71
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP............................................................................................... 75
A. Kesimpulan ............................................................................................. 75
B. Saran ....................................................................................................... 75
LAMPIRAN .......................................................................................................... 78
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Variabel dan Parameter Model Situasi COVID-19 Pada Model
Pandemi SEIR ...................................................................................... 29
Tabel 3.2 Data Nilai Awal Variabel/Parameter .................................................... 34
Tabel 3.3 Nilai Rata-rata Kesalahan Pada Metode Runge-Kutta Orde Empat..... 52
Tabel 3.4 Nilai Rata-rata Kesalahan Pada Metode Runge-Kutta Orde Lima....... 52
Tabel 3.5 Nilai Tingkat Akurasi Pada Metode Runge-Kutta Orde Empat ........... 53
Tabel 3.6 Nilai Tingkat Akurasi Pada Metode Runge-Kutta Orde Lima ............. 53
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan menjelaskan latar belakang, tinjauan pustaka, rumusan
masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, penjelasan istilah, kebaharuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Berikut ini penjelasan
lebih spesifik dari bagian-bagian tersebut.
A. Latar Belakang
Penyakit virus Corona (Coronavirus disease 2019) atau COVID-19 adalah
penyakit pernapasan akut parah yang disebabkan oleh Coronavirus 2 (SARS-CoV-
2) yang merupakan anggota baru dari genus betacoronavirus dan famili
Coronaviridae (Harapan dkk., 2020; Pakpahan & Litawati, 2021; Shu dkk., 2021).
Virus ini menyebar dari orang ke orang melalui droplet, airborne dan transmisi
kontak (Harapan dkk., 2020; Pakpahan & Litawati, 2021; Shu dkk., 2021). Selain
itu, virus ini juga mengalami masa inkubasi ± 11,5 hari sebelum penyebaran virus
(Wintachai & Prathom, 2021). Gejala klinis pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2
memiliki rangkaian yang luas, mulai dari tanpa gejala, gejala ringan, pneumonia,
pneumonia berat, ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)/gagal napas,
hingga infeksi yang luas yang menyebabkan kegagalan organ dan tekanan darah
rendah (syok sepsis) (Pakpahan & Litawati, 2021). Sebagian besar pasien yang
terinfeksi menunjukkan gejala seperti demam, batuk, bersin, dan sesak napas.
Namun, gejala lain juga dapat ditemukan pada kasus terinfeksi seperti batuk
produktif, sesak napas, sakit tenggorokan, nyeri kepala, myalgia/artralgia,
menggigil, muntah/mual, kongesti nasal, diare, nyeri abdomen, hemoptisis, dan
kongesti konjungtiva (Pakpahan & Litawati, 2021). Ditemukan pula pada kondisi
leukosit dan limfosit masih normal atau sedikit menurun, pasien tidak mengalami
gejala klinis (Pakpahan & Litawati, 2021).
Di Indonesia tercatat 6.573.805 kasus terkonfirmasi dan 159.199 kematian, per
16 November 2022. Kasus di Indonesia sudah mengalami penurunan dari bulan-
bulan sebelumnya yang sempat mengalami kenaikan pada bulan Juni dan Juli 2021
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
serta bulan Februari 2022 (Satuan Tugas Penanganan COVID-19, 2021). Salah satu
faktor penurunan kasus terkonfirmasi yang terjadi di Indonesia adalah program
vaksinasi yang digalangkan oleh pemerintah secara cepat. Meskipun ada
penurunan, penyebaran virus Corona masih terjadi dan masih menyebabkan
beberapa klaster penyebaran yang baru. Hal ini disebabkan kesadaran warga yang
kurang mengenai protokol kesehatan terutama warga yang sudah menerima vaksin.
Tidak sedikit warga yang menganggap bahwa jika sudah divaksin, maka tidak akan
tertular virus. Situs Centers for Disease Control and Prevention (CDC) (2021)
menjelaskan bahwa vaksinasi secara efektif mencegah infeksi, penyakit serius dan
kematian, meskipun vaksin tidak 100 % dan sama seperti vaksin pada penyakit
menular lainnya sehingga individu yang sudah divaksin masih bisa terinfeksi virus.
Hal ini menjelaskan bahwa meskipun sudah divaksin, masih ada kemungkinan
terjadi penularan dari virus Corona, apabila tidak menjaga perilaku protokol
kesehatan. Dengan kata lain, vaksin berguna sebagai perlindungan dan mencegah
terjadinya sakit berat akibat COVID-19.
Salah satu model matematika yang cocok untuk memahami dinamika epidemi
ini adalah model SEIR (Susceptible, Exposed, Infected, Recovered). Model ini
adalah model dengan 4 kompartemen yaitu populasi rentan, populasi terpapar,
populasi menular, dan populasi sembuh (Wintachai & Prathom, 2021). Model
matematika ini cocok untuk jenis penyebaran penyakit yang terdapat masa inkubasi
pada virus/bakteri dan individu dapat menjadi terinfeksi apabila beriteraksi dengan
individu yang terinfeksi (Ndii, 2018). Secara khusus model ini mengarah pada
penyakit yang memiliki masa inkubasi yang panjang (masa inkubasi ± 11,5 hari)
dalam individu yang sudah terpapar, tetapi belum menunjukkan gejala. Selain itu,
model matematika yang dikembangkan oleh Wintachai dan Prathom (2021)
menggunakan model SEIR yang dilengkapi dengan efektivitas vaksin. Dengan
demikian dinamika penyebaran yang dikembangkan, dipengaruhi oleh efektivitas
vaksin terapeutik dan vaksin profilaksis pada kompartemen S, E, dan I.
Pemberian vaksin adalah salah satu upaya untuk mencegah dan mengurangi
infeksi virus. Saat ini banyak jenis vaksin yang dikembangkan untuk virus Corona
seperti Sinovac, Pfizer, Astra Zeneca, dan sebagainya. Jenis-jenis vaksin yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dikembangkan ini merupakan vaksin hidup yang dilemahkan, vaksin aktif, vaksin
subunit, vaksin DNA serta RNA dan sebagainya. Jenis vaksin ini diklasifikasikan
sebagai jenis vaksin berdasarkan sifat antigen yang terkandung di dalam vaksin.
Namun, Adapun vaksin berdasarkan sifat yakni vaksin profilaksis dan vaksin
terapeutik. Vaksin profilaksis adalah vaksin pencegahan (misal vaksin rubella,
vaksin tetanus, dan sebagainya), sedangkan vaksin terapeutik adalah vaksin yang
diberikan setelah individu terinfeksi (misal vaksin kanker) (Wintachai & Prathom,
2021). Dua jenis vaksin ini dimunculkan pada model penyebaran COVID-19 oleh
Wintachai dan Prathom (2021) yang memprediksi situasi COVID-19 saat dua jenis
vaksin ini ada dalam upaya mencegah penularan virus dan memperbaiki sistem
imun bagi individu yang terinfeksi.
Salah satu metode numeris yang dapat menyelesaikan permasalahan adalah
metode Runge-Kutta (RK). Metode Runge-Kutta termasuk dalam metode yang
sering digunakan dalam penelitian karena memiliki tingkat akurasi yang tinggi
bergantung pada ordenya (Wijayanti dkk., 2011). Fardinah (2017) mengatakan
bahwa tingkat akurasi pada metode ini dipengaruhi oleh ordenya, sehingga semakin
besar ordenya maka semakin teliti hasil yang diperoleh. Kemudian, metode RK
memiliki beberapa orde yang telah dikembangkan. Dua metode RK diantaranya
adalah metode RK orde empat (RK4) dan metode RK orde lima (RK5). Metode
RK4 merupakan metode penyelesaian yang sering digunakan untuk menyelesaikan
persamaan diferensial karena sederhana dan tingkat akurasi yang tinggi. Akan
tetapi, metode RK5 memiliki orde yang lebih tinggi dibandingkan metode RK4,
sehingga metode RK5 memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dari metode RK4.
Kemudian, penelitian ini juga akan merancang rencana pembelajaran sebagai
aspek pendidikan dari proses penyelesaian model matematika SEIR dari
penyebaran COVID-19 untuk mahasiswa. Rancangan rencana pembelajaran ini
menerapkan pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif merupakan
perpaduan dua atau lebih pelajar yang bekerjasama dan berbagi beban kerja secara
setara sembari mewujudkan hasil-hasil pembelajaran yang diinginkan (Barkley
dkk., 2016). Konsep belajar dari pembelajaran kolaboratif ini adalah mengajak
mahasiswa untuk bekerja sama untuk membangun atau membentuk pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Tinjauan Pustaka
Penyelesaian permasalahan mengenai penyebaran penyakit virus Corona
dengan menggunakan metode RK dalam persamaan diferensial linear dan non-
linear banyak dibahas dalam berbagai buku, jurnal nasional, dan jurnal
internasional yang telah dipublikasikan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
beberapa sumber buku, artikel dan jurnal yang dijadikan acuan. Adapun beberapa
buku dan jurnal yang membahas model SEIR dan penerapan metode RK. Berikut
adalah beberapa tinjauan pustaka tersebut.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Kumar, dkk (2021) yang berjudul “Modified
SEIR model for prediction of COVID-19 outbreak trend in India with
effectiveness of preventive care”. Penelitian ini membahas tentang
penyelesaian numeris model SEIR dengan menggunakan metode ODE45
pada kasus penyebaran COVID-19 di India
2. Penelitian yang dilakukan oleh Mungkasi (2021) yang berjudul “Successive
Approximation, Variational Iteration, and Multistage-Analytical Methods
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka berikut adalah
rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimana menyelesaikan model SEIR untuk masalah penyebaran
COVID-19 yang dipengaruhi efektivitas vaksinasi dengan menggunakan
metode RK4 dan metode RK5?
2. Bagaimana rancangan rencana pembelajaran dengan pembelajaran
kolaboratif untuk mempelajari penyebaran penyakit COVID-19?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yakni sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Batasan Masalah
Penelitian ini membahas penyebaran penyakit virus Corona penyebab COVID-
19 yang dipengaruhi efektivitas vaksin melalui model matematika dan diselesaikan
menggunakan metode RK4 dan metode RK5. Selanjutnya, peneliti juga akan
membahas mengenai rancangan rencana pembelajaran dengan pembelajaran
kolaboratif untuk mempelajari penyebaran penyakit COVID-19.
F. Penjelasan Istilah
Dalam penulisan penelitian ini ada beberapa istilah yang digunakan, yaitu
sebagai berikut.
1. COVID-19
COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Corona baru
yakni SARS-CoV-2 dari famili Coronaviridae dan ordo Nidoviral dimana
penularan dapat terjadi melalui kontak erat dengan individu yang terinfeksi, droplet,
dan airborne.
2. Metode Runge-Kutta (RK)
Metode RK merupakan metode penyelesaian secara numeris yang digunakan
untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa. Metode ini memiliki beberapa
orde yakni metode RK orde satu, metode RK orde dua, metode RK orde tiga, dan
seterusnya. Dalam penelitian ini akan dibahas metode RK orde empat (RK4) dan
metode RK orde lima (RK5).
3. Pembelajaran kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif merupakan perpaduan dua atau lebih pelajar yang
bekerjasama dan berbagi beban kerja secara setara sembari mewujudkan hasil-hasil
pembelajaran yang diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Kebaruan Penelitian
Pada penelitian ini akan ditentukan penyelesaian dari suatu sistem persamaan
penyebaran COVID-19 yang dipengaruhi efektivitas vaksin melalui model pandemi
SEIR yang dimodelkan oleh Wintachai dan Prathom (2021) menggunakan metode
RK4 dan metode RK5, serta akan dikaji aspek pendidikannya. Sebagian hasil
penelitian tesis ini telah dipresentasikan dalam International Conference on Science
and Applied Science (ICSAS) 2022, Universitas Sebelas Maret (Palma &
Mungkasi, 2022).
H. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, yakni sebagai berikut.
1. Mengetahui beberapa hal yang akan terjadi pada populasi manusia yang S
(Susceptible), E (Exposed), I (Infectious), R (Removed) dengan vaksinasi yang
diberikan ke populasi S (Susceptible), E (Exposed), dan I (Infectious).
2. Mengetahui metode numeris yakni Runge-Kutta Orde Empat dan Runge-Kutta
Orde Lima untuk menyelesaikan persamaan diferensial terkait model pandemi
SEIR dengan vaksinasi pada penyebaran COVID-19.
3. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lain untuk menyelesaikan
suatu model persamaan dengan menggunakan metode numeris yang sama dan
untuk permasalahan yang lebih kompleks.
4. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu contoh nyata penerapan
metode numeris di kehidupan nyata.
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bab I: Bab ini berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
tinjauan pustaka, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
kebaruan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
2. Bab II: Bab ini berisi landasan teori yang akan digunakan. Landasan teori
tersebut meliputi: pemodelan matematika, persamaan diferensial, penyakit
COVID-19, Model Epidemi Susceptible, Exposed, Infected, Recovered (SEIR),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemodelan Matematika
Pemodelan matematika merupakan salah satu cara untuk merepresentasikan
permasalahan kompleks ke dalam bentuk matematika (Ndii, 2018). Secara umum,
pemodelan matematika adalah usaha merancang rumusan matematika yang secara
potensial menggambarkan cara mendapatkan penyelesaian masalah matematika
yang digeneralisasikan untuk diterapkan pada perilaku atau kejadian alam (Iswanto,
2012). Berdasarkan dua pernyataan ini, dapat disimpulkan bahwa pemodelan
matematika merupakan suatu cara untuk merepresentasikan suatu permasalahan
dikehidupan ke dalam bentuk matematika dan diselesaikan secara matematis.
Bentuk matematika yang merepresentasikan suatu fenomena merupakan abstraksi,
penyederhanaan, dan konstruksi matematika terkait bagian dari kenyataan dan di
desain untuk tujuan khusus (Iswanto, 2012). Bentuk matematika atau dapat disebut
juga sebagai model matematika dapat berupa persamaan, sistem persamaan,
pertidaksamaan, dan sebagainya.
Terdapat tahapan-tahapan pemodelan matematika menurut Ndii (2018)
ditunjukkan pada Gambar 2.1 sebagai berikut.
Mencari Solusi
Validasi Model Interpretasi
Dari Model
Hasil
Gambar 2.1 Diagram Tahapan-Tahapan Pemodelan Matematika
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1. Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah merupakan langkah awal dalam pemodelan
matematika. Dalam mengidentifikasi memerlukan penetapan tujuan dan pertanyaan
yang ingin dijawab. Hal ini penting karena dapat menjadi petunjuk dalam
membangun model matematika.
2. Membuat Asumsi
Langkah selanjutnya adalah membuat asumsi dari model yang diformulasikan.
Asumsi ini disesuaikan dengan tujuan model diformulasikan.
3. Formulasi Persamaan/Model
Selanjutnya, perlu dilakukan formulasi matematika. Model matematika yang
dibuat harus sesuai dengan asumsi-asumsi yang dibuat sebelumnya. Pada tahap ini,
dapat memilah faktor-faktor yang signifikan untuk digunakan dalam
memformulasikan model matematika.
4. Mencari Solusi Dari Model
Langkah selanjutnya adalah mencari solusi dari model matematika. Solusi
dapat diperoleh secara analitik dan numerik. Pada model matematika sederhana,
mencari solusi secara analitik masih dapat dimungkinkan. Namun, pada model
matematika yang kompleks, solusi dapat diperoleh melalui pendekatan numerik
menggunakan program komputer.
5. Interpretasi Hasil
Setelah diperoleh hasil, hail tersebut perlu diinterpretasikan. Interpretasi hasil
tersebut harus realistis dari sudut pandang bidang dimana matematika diterapkan.
6. Validasi Model
Pada tahap ini dilakukan validasi terhadap model. Validasi dilakukan dengan
mengecek apakah model tersebut memberikan hasil yang sesuai dengan kenyataan
dan sesuai dengan asumsi-asumi. Jika tersedia data, maka dapat melakukan validasi
terhadap data. Apakah model tersebut dapat menangkap data yang ada? dapatkah
model tersebut digunakan untuk melakukan prediksi? jika tidak, maka perlu
memeriksa kembali asumsi-asumsi yang telah dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
B. Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat suatu turunan.
Lebih lengkapnya, Ross (1989) mendefinisikan persamaan diferensial sebagai
persamaan yang melibatkan turunan dari satu atau lebih variabel terikat dan
berhubungan dengan satu atau lebih variabel bebas. Contoh dari persamaan
diferensial adalah sebagai berikut.
𝑑2𝑦 𝑑𝑦 2 (2.1)
+ 𝑥𝑦 ( ) = 0,
𝑑𝑥 2 𝑑𝑥
𝑑4𝑥 𝑑2 𝑥 (2.2)
+ 5 + 3𝑥 = sin 𝑡,
𝑑𝑡 4 𝑑𝑡 2
𝜕𝑣 𝜕𝑣 (2.3)
+ = 𝑣,
𝜕𝑠 𝜕𝑡
𝜕 2𝑢 𝜕 2𝑢 𝜕 2𝑢 (2.4)
+ + = 0.
𝜕𝑥 2 𝜕𝑦 2 𝜕𝑧 2
Persamaan diferensial diklasifikasikan menjadi beberapa jenis (Ross, 1989)
mengklasifikasikan persamaan diferensial berdasarkan satu atau lebih variabel
bebas yang terlibat yaitu persamaan diferensial biasa dan persamaan diferensial
parsial.
1. Persamaan Diferensial Biasa (PDB) merupakan persamaan diferensial yang
melibatkan turunan biasa satu atau lebih variabel terikat yang berhubungan
dengan variabel bebas yang tunggal. Contoh dari persamaan diferensial biasa
ada pada persamaan (2.1) dan persamaan (2.2). pada persamaan (2.1) terdapat
satu variabel bebas yakni variabel 𝑥 dan variabel 𝑦 sebagai variabel terikat.
Pada persamaan (2.2), variabel 𝑡 sebagai variabel bebas dan variabel 𝑥 sebagai
variabel terikat.
2. Persamaan Diferensial Parsial (PDP) merupakan persamaan diferensial yang
melibatkan turunan parsial dari satu atau lebih variabel terikat yang
berhubungan dengan variabel bebas yang banyaknya lebih dari satu. Contoh
dari persamaan diferensial parsial ini adalah persamaan (2.3) dan (2.4). Pada
persamaan (2.3), variabel 𝑠 dan 𝑡 adalah variabel bebas dan variabel 𝑣 adalah
variabel terikat. Pada persamaan (2.4), variabel 𝑥, 𝑦, 𝑧 sebagai variabel bebas
dan variabel 𝑢 sebagai variabel terikat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Selanjutnya, pada PDB dikenalkan dua jenis konsep linearitas yang diterapkan
yakni PDB linear dan PDB non-linear.
1. Persamaan diferensial biasa linier atau PDB linear berorde 𝑛, dalam variabel
terikat 𝑦 dan variabel bebas 𝑥, adalah persamaan yang dapat dinyatakan dalam
bentuk
𝑑𝑛 𝑦 𝑑 𝑛−1 𝑦 𝑑𝑦
𝑎0 (𝑥) 𝑛
+ 𝑎1 (𝑥) 𝑛−1
+ ⋯ + 𝑎𝑛−1 (𝑥) + 𝑎𝑛 (𝑥)𝑦 (2.5)
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
= 𝑏(𝑥),
Dengan 𝑎𝑛 (𝑥) dimana 𝑛 = 0,1,2, … adalah fungsi dengan koefisien tidak nol.
Jika 𝑏(𝑥) = 0, maka persamaan disebut homogen (homogeneous) dan
sebaliknya, jika 𝑏(𝑥) ≠ 0, maka disebut tidak homogen (nonhomogeneous)
(Ross, 1989).
Contoh:
Orde 2, linear,
𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
2
+5 + 6𝑦 = 0 homogen
𝑑𝑥 𝑑𝑥
13
2. Persamaan diferensial biasa non-linear atau PDB non-linear adalah PDB yang
tidak linear.
Contoh:
𝑑2 𝑦 𝑑𝑦 Orde 2, non-linear
1
2
+5 + 6𝑦 2 = 0
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑2 𝑦 𝑑𝑦 3 Orde 2, non-linear
2 + 5 ( ) + 6𝑦 = 0
𝑑𝑥 2 𝑑𝑥
𝑑3𝑦 𝑑𝑦 Orde 3, non-linear
3 + 5𝑦 + 6𝑦 = 0
𝑑𝑥 3 𝑑𝑥
pangkat tiga dari turunan pertama. Terakhir, persamaan nomor 3 tidak linier
𝑑𝑦
karena suku 5𝑦 (𝑑𝑥 ), yang melibatkan perkalian variabel terikat dan turunan
pertamanya.
14
Contoh:
𝑑𝑥
= 2𝑥 − 𝑦,
{ 𝑑𝑡 (2.7)
𝑑𝑦
= 3𝑥 + 6.
𝑑𝑡
Infeksi yang disebabkan virus ini dapat menunjukkan gejala maupun tidak
menunjukkan gejala. Bagi individu yang menunjukkan gejala, gejala yang
ditunjukkan adalah demam, batuk, kelelahan, kehilangan rasa atau bau, sakit
tenggorokan, sakit kepala, sesak napas hingga menyebabkan pneumonia bahkan
berujung kematian (Harapan dkk., 2020),(Shu dkk., 2021). Gejala klinis pasien
yang terinfeksi SARS-CoV-2 memiliki rangkaian yang luas, mulai dari tanpa
gejala, gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat, ARDS(Acute Respiratory
Distress Syndrome)/gagal napas, hingga infeksi yang luas yang menyebabkan
kegagalan organ dan tekanan darah rendah (syok sepsis) (Pakpahan & Litawati,
2021). Pada beberapa kasus yang mengalami gejala ringan seperti batuk, pilek
seperti flu biasa tidak memerlukan perawatan yang intensif dan dapat sembuh
dengan sendirinya (Baharuddin & Rumpa, 2020). Akan tetapi, gejala lain juga dapat
ditemukan pada kasus terinfeksi seperti batuk produktif, sesak napas, sakit
tenggorokan, nyeri kepala, myalgia/artralgia, menggigil, muntah/mual, kongesti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
nasal, diare, nyeri abdomen, hemoptisis, dan kongesti konjungtiva (Pakpahan &
Litawati, 2021). Sejauh ini kasus penderita COVID-19 yang berhasil sembuh
tergantung pada kekuatan sistem imun tubuh karena belum ditemukan obat yang
dapat mengobati penyakit ini (Baharuddin & Rumpa, 2020). Selain itu, virus ini
memiliki masa inkubasi dalam inangnya kurang lebih 11,5 hari (Wintachai &
Prathom, 2021), sehingga bagi individu yang terinfeksi tidak secara langsung akan
mengalami gejala yang disebabkan infeksi dari virus ini.
Model SEIR adalah suatu model matematika untuk wabah penyakit yang
memiliki masa inkubasi. Diekmann dan Heesterbeck (dalam Pratiwi, 2021)
mendefisinikan bahwa masa suatu individu telah terinfeksi oleh penyakit tetapi
belum dapat menularkan penyakit kepada individu lainnya. Secara umum
pemodelan SEIR identik dengan model SIR, tetapi dalam model ini ditambahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sebuah variabel yaitu E (Exposed) atau individu yang bisa masuk ke dalam
golongan terpapar namun belum sepenuhnya terinfeksi penyakit (Iswanto, 2012).
Pada model ini, terdapat empat bagian subpopulasi manusia, dimana S
(Susceptible) yaitu subpopulasi rentan penyakit, E (Exposed) yaitu subpopulasi
yang tertular tetapi belum menjadi penderita, I (Infectious) yaitu subpopulasi yang
telah menjadi penderita dan aktif menularkan penyakit, dan R (Removed) yaitu
subpopulasi yang telah sembuh karena adanya pengobatan. Konsep diberikan pada
model SEIR yaitu berupa transisi masing-masing keadaan sebagai dinamika
perubahan dalam populasi (Iswanto, 2012). Pada keadaan awal individu dikatakan
susceptible yang dapat bertransisi ke individu exposed, tetapi belum sepenuhnya
terinfeksi penyakit. Jika individu exposed menjadi terinfeksi maka dapat dikatakan
individu tersebut menjadi infected. Kemudian setelah terinfeksi, individu
bertransisi menjadi sembuh atau recovered. Berikut ini model persamaan SEIR
menurut Ndii (2018) yang dirumuskan sebagai berikut.
𝑑𝑆
= Λ − 𝛽𝑆𝐼 − 𝜇𝑆 ′
𝑑𝑡
𝑑𝐸
= 𝛽𝑆𝐼 − (𝜇 + 𝛾)𝐸,
𝑑𝑡 (2.8)
𝑑𝐼
= 𝛾𝐸 − (𝜇 + 𝛼)𝐼,
𝑑𝑡
𝑑𝑅
{ = 𝛼𝐼 − 𝜇𝑅.
𝑑𝑡
Keterangan:
𝑡 : Waktu
17
𝑑𝑆
= 𝑏0 − (𝑣𝑝𝑠 + 𝑑0 )𝑆 − 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 )𝑆𝐼,
𝑑𝑡
𝑑𝐸
= 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 )𝑆𝐼 − (𝑑1 + 𝛼 + (1 − 𝛼)𝑣𝑝𝑒 )𝐸,
𝑑𝑡 (2.9)
𝑑𝐼
= 𝛼𝐸 − (𝑑2 + 𝛾 + (1 − 𝛾)𝑣𝑝𝑖 )𝐼,
𝑑𝑡
𝑑𝑅
{ 𝑑𝑡 = 𝑣𝑝𝑠 𝑆 + 𝑣𝑝𝑒 (1 − 𝛼)𝐸 + (𝛾 + (1 − 𝛾)𝑣𝑝𝑖 )𝐼 − 𝑑0 𝑅.
dengan syarat 0 ≤ 𝑆(0), 𝐸(0), 𝐼(0), 𝑅(0) ≤ 1.
Keterangan:
18
metode ini adalah untuk mendasari perkiraan solusi, bukan pada aturan Riemann
yang tidak simetris dan relatif tidak akurat, melainkan pada formula yang
ditingkatkan seperti titik tengah dan aturan trapesium (Butcher, 1996). Karakteristik
dari metode ini adalah mengevaluasi fungsi 𝑓 beberapa kali dalam mengerjakan
setiap langkah yang telah ditetapkan. Metode RK memiliki beberapa tipe yaitu
Runge-Kutta orde dua (RK2), Runge-Kutta orde tiga (RK3), Runge-Kutta orde
empat (RK4), Runge-Kutta orde lima (RK5), dan sebagainya. Tipe dari metode
Runge-Kutta bergantung pada orde yang digunakan. Fardinah (2017) mengatakan
bahwa tingkat ketelitian pada metode ini dipengaruhi oleh ordenya, sehingga
semakin besar ordenya maka semakin teliti hasil yang diperoleh.
Φ = 𝑎1 𝑘1 + 𝑎2 𝑘2 + ⋯ = 𝑎𝑛 𝑘𝑛 , (2.11)
𝑘1 = 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦𝑖 ),
𝑘2 = 𝑓(𝑥𝑖 + 𝑝1 ℎ, 𝑦𝑖 + 𝑞11 𝑘1 ℎ),
𝑘3 = 𝑓(𝑥𝑖 + 𝑝2 ℎ, 𝑦𝑖 + 𝑞21 𝑘1 ℎ + 𝑞22 𝑘2 ℎ),
(2.12)
…
Metode Runge-Kutta orde empat merupakan salah satu metode numeris yang
banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah nilai awal. Metode ini sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
1 (2.13)
𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + (𝑘1 + 2𝑘2 + 2𝑘3 + 𝑘4 )ℎ,
6
dimana
𝑘1 = 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦𝑖 ),
1 1
𝑘2 = 𝑓 (𝑥𝑖 + ℎ, 𝑦𝑖 + 𝑘1 ℎ),
2 2
(2.14)
1 1
𝑘3 = 𝑓 (𝑥𝑖 + ℎ, 𝑦𝑖 + 𝑘2 ℎ),
2 2
𝑘4 = 𝑓(𝑥𝑖 + ℎ, 𝑦𝑖 + 𝑘3 ℎ).
20
dimana
𝑘1 = 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦𝑖 ),
1 1
𝑘2 = 𝑓 (𝑥𝑖 + ℎ, 𝑦𝑖 + 𝑘1 ℎ),
4 4
1 1 1
𝑘3 = 𝑓 (𝑥𝑖 + ℎ, 𝑦𝑖 + 𝑘1 ℎ + 𝑘2 ℎ),
4 8 8
(2.16)
1 1
𝑘4 = 𝑓 (𝑥𝑖 + ℎ, 𝑦𝑖 − 𝑘2 ℎ + 𝑘3 ℎ),
2 2
3 3 9
𝑘5 = 𝑓 (𝑥𝑖 + ℎ, 𝑦𝑖 + 𝑘1 ℎ + 𝑘4 ℎ),
4 16 16
3 2 12 12 8
𝑘6 = 𝑓 (𝑥𝑖 + ℎ, 𝑦𝑖 − 𝑘1 ℎ + 𝑘2 ℎ + 𝑘3 ℎ − 𝑘4 ℎ + 𝑘5 ℎ).
7 7 7 7 7
21
22
1. Mengorientasikan Mahasiswa
Pada bagian ini, mahasiswa diberikan waktu yang cukup untuk lebih
saling mengenal mahasiswa lain, membangun kepercayaan, memahami dan
menerima perbedaan yang ada, membangun komunikasi dan solidaritas, serta
membentuk aturan-aturan yang akan berlaku agar proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik. Selain itu, mahasiswa diberikan kesempatan untuk
mempelajari dan memahami kebijakan serta prosedur pembelajaran dalam
kelompok secara bersama-sama, seperti silabus pembelajaran, kontrak belajar
kelompok, dan peraturan dasar dalam kelompok.
2. Membentuk Kelompok
Pada bagian ini, perlu dilakukan pembentukkan kelompok dengan
berbagai cara. Tujuan dari pembentukkan kelompok adalah adanya interaksi
sosial dalam pembelajaran. Terdapat tiga bidang topik yang disarankan dalam
pembentukkan kelompok, yaitu jenis kelompok (informal, formal dan dasar),
ukuran kelompok (jumlah anggota kelompok), dan keanggotaan kelompok
(pemilihan anggota secara acak, pilihan sendiri atau ditentukan pengajar).
3. Menyusun Tugas
Pada bagian ini, peran pengajar penting untuk proses berjalannya
pembelajaran agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
24
kategori dalam CoLT, yaitu kategori diskusi, kategori pengajaran resiprokal oleh
teman, kategori menyelesaikan masalah, kategori pengelola informasi grafis, dan
kategori menulis. Kategori-kategori ini dibuat untuk mengurangi kesulitan dalam
menentukan CoLT yang sesuai.
I. Kerangka Berpikir
Model Epidemi SEIR yang diperoleh akan dicari solusi secara numeris
menggunakan Metode Runge-Kutta orde empat dan metode Runge-Kutta orde
lima. Hasil dari penyelesaian tersebut akan dipaparkan dalam gambar grafik
menggunakan program MATLAB. Berdasarkan grafik solusi, akan dianalisis grafik
solusi tersebut.
Setelah menemukan solusi model SEIR dengan menggunakan metode RK4 dan
RK5, akan dikaji pula aspek pendidikan berupa penyusunan Rancangan Proses
Pembelajaran (RPP) untuk mahasiswa yang sesuai dengan konsep metode numeris
menggunakan pembelajaran kolaboratif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
ASPEK MATEMATIS MODEL SEIR DENGAN VAKSINASI PADA
COVID-19
Bab ini membahas aspek matematis dari model SEIR dengan vaksinasi pada
COVID-19 yaitu model SEIR dengan vaksinasi pada penyebaran COVID-19,
penyelesaian model SEIR menggunakan metode Runge-Kutta orde empat dan lima,
dan perbandingan kesalahan numerik dan tingkat akurasi kedua metode.
Objek dalam penelitian ini adalah model matematika SEIR dalam penyebaran
penyakit COVID-19. Pada subbab ini dijelaskan langkah untuk mendapatkan
skema dan model SEIR penyebaran penyakit COVID-19. Proses yang dilakukan
adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit
COVID-19 dan menentukan skema model matematika dari penyebaran penyakit
COVID-19 yang cocok. Tahapan-tahapan pelaksanaan pemodelan matematika
adalah sebagai berikut.
1. Identifikasi Masalah
COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Corona
baru yang menyerang sistem pernapasan. Virus ini dapat menginfeksi manusia ke
manusia, sehingga penyebarannya begitu cepat. Penularan virus Corona ini dapat
terjadi melalui kontak erat dengan individu yang terinfeksi, droplet, dan airborne.
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi akan lebih berbahaya atau fatal
bila terjadi pada lansia, ibu hamil, individu yang memiliki penyakit tertentu, atau
individu yang memiliki daya tahan tubuhnya lemah. Selain itu, Infeksi yang
disebabkan virus ini dapat menunjukkan gejala maupun tidak menunjukkan gejala.
Gejala klinis pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 memiliki rangkaian yang luas,
mulai dari tanpa gejala, gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat, ARDS (Acute
Respiratory Distress Syndrome)/gagal napas, hingga infeksi yang luas yang
menyebabkan kegagalan organ dan tekanan darah rendah (syok sepsis). Masa
inkubasi dalam inang selama kurang lebih 11,5 hari memberikan dampak pada
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kondisi individu yang tertular yakni tidak menunjukkan gejala klinis secara
langsung.
Penyebaran penyakit COVID-19 yang disebabkan virus berdampak pada suatu
wilayah tertentu dengan masalah utama dari dampak penyebaran COVID-19 adalah
interaksi antar manusia. Interaksi manusia menyebabkan penyebaran penyakit
COVID-19 semakin cepat apabila tidak ada upaya pencegahan. Salah satu upaya
pencegahan penyebaran virus Corona adalah vaksinasi. Jenis vaksin yang
dikembangkan akan semakin beragam. Sehingga dapat dimungkinan di masa depan
akan ada jenis vaksin yang diberikan kepada individu yang terinfeksi sebagai upaya
peningkatan penyembuhan akibat infeksi virus.
2. Membuat Asumsi
Setelah mengamati beberapa kemungkinan penyebaran penyakit COVID-19,
dipilih asumsi-asumsi sebagai berikut.
a. Terdapat kematian pada subpopulasi terpapar dan terinfeksi akibat virus yang
dinyatakan dengan 𝑑1 , 𝑑2
b. Dalam populasi terjadi kelahiran dan kematian alami dengan laju kelahiran
dinyatakan dengan 𝑏0 dan laju kematian dinyatakan dengan 𝑑0 .
c. Individu baru (lahir) masuk ke dalam subpopulasi rentan.
d. Individu yang belum terinfeksi masuk ke dalam subpopulasi susceptible
(rentan terserang penyakit)
e. Individu yang memiliki riwayat kontak erat dengan individu terinfeksi, tetapi
tidak menunjukkan gejala masuk ke dalam sub populasi exposed (individu
terpapar virus).
f. Individu yang menunjukkan gejala ringan, sedang maupun berat masuk ke
dalam subpopulasi infected (individu terinfeksi virus).
g. Individu yang terinfeksi dinyatakan sembuh dari COVID-19 karena
pengobatan akan masuk ke dalam subpopulasi recovered (individu sembuh)
h. Virus memiliki masa inkubasi yang lama yakni 11,5 hari.
i. Adanya laju vaksinasi dari populasi
j. Vaksin diberikan kepada subpopulasi rentan, terpapar dan terinfeksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
28
𝑏0 𝑑1 𝑑2 𝑑0
𝛽𝐼 𝛼 𝛾
𝑑0 𝑣𝑝𝑖
𝑣𝑝𝑠
29
Parameters/
Intepretasi
Variabel
S Proporsi dari kasus rentan
E Proporsi dari kasus terpapar
I Proporsi dari kasus infeksi
R Proporsi dari kasus sembuh
𝛽 Tingkat efektivitas transmisi dari COVID 19
𝛼 Laju perubahan dari E ke I
𝛾 Laju perubahan dari I ke R
𝑣 Tingkat vaksinasi dari populasi
𝑝𝑠 Efektivitas dari vaksinasi pada kelompok rentan
𝑝𝑒 Efektivitas dari vaksinasi pada kelompok terpapar
𝑝𝑖 Efektivitas dari vaksinasi pada kelompok infeksi
𝑏0 Laju kelahiran dari populasi
𝑑0 Laju kematian dari populasi yang tidak COVID-19
𝑑1 Laju kematian dari populasi yang terpapar ditambah 𝑑0
𝑑2 Laju kematian dari populasi yang terinfeksi ditambah 𝑑0
𝑑𝑆
= 𝑏0 − (𝑣𝑝𝑠 + 𝑑0 )𝑆 − 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 )𝑆𝐼,
𝑑𝑡
𝑑𝐸
= 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 )𝑆𝐼 − (𝑑1 + 𝛼 + (1 − 𝛼)𝑣𝑝𝑒 )𝐸,
𝑑𝑡 (2.9)
𝑑𝐼
= 𝛼𝐸 − (𝑑2 + 𝛾 + (1 − 𝛾)𝑣𝑝𝑖 )𝐼,
𝑑𝑡
𝑑𝑅
{ 𝑑𝑡 = 𝑣𝑝𝑠 𝑆 + 𝑣𝑝𝑒 (1 − 𝛼)𝐸 + (𝛾 + (1 − 𝛾)𝑣𝑝𝑖 )𝐼 − 𝑑0 𝑅.
dengan syarat 0 ≤ 𝑆(0), 𝐸(0), 𝐼(0), 𝑅(0) ≤ 1.
30
𝑑𝑆
1. Laju perubahan jumlah manusia yang mudah ditular terhadap waktu ( 𝑑𝑡 )
dipengaruhi oleh:
a. Tingkat kelahiran populasi yaitu 𝑏0
b. Populasi rentan yang divaksinasi dan mati secara alami yaitu (𝑣𝑝𝑠 + 𝑑0 )𝑆
c. Transmisi COVID 19 antara populasi rentan dengan populasi terinfeksi
yang belum di vaksinasi yaitu 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 )𝑆𝐼
𝑑𝑆 (3.1)
= 𝑏0 − (𝑣𝑝𝑠 + 𝑑0 )𝑆 − 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 )𝑆𝐼
𝑑𝑡
𝑑𝐸
2. Laju perubahan jumlah manusia yang terpapar terhadap waktu ( 𝑑𝑡 )
dipengaruhi oleh:
a. Transmisi COVID 19 antara populasi rentan dengan populasi terinfeksi
yang belum di vaksinasi yaitu 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 )𝑆𝐼
b. Populasi terpapar yang mati, transmisi populasi terpapar ke terinfeksi, dan
populasi terpapar yang sembuh karena divaksinasi yaitu (𝑑1 + 𝛼 +
(1 − 𝛼)𝑣𝑝𝑒 )𝐸
𝑑𝐸 (3.2)
= 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 )𝑆𝐼 − (𝑑1 + 𝛼 + (1 − 𝛼)𝑣𝑝𝑒 )𝐸
𝑑𝑡
3. Laju perubahan jumlah manusia yang terinfeksi oleh virus terhadap waktu
𝑑𝐼
(𝑑𝑡) dipengaruhi oleh:
31
𝑑𝐼 (3.3)
= 𝛼𝐸 − (𝑑2 + 𝛾 + (1 − 𝛾)𝑣𝑝𝑖 )𝐼
𝑑𝑡
𝑑𝑅
= 𝑣𝑝𝑠 𝑆 + 𝑣𝑝𝑒 (1 − 𝛼)𝐸 + (𝛾 + (1 − 𝛾)𝑣𝑝𝑖 )𝐼 − 𝑑0 𝑅 (3.4)
𝑑𝑡
1
𝑆𝑖+1 = 𝑆𝑖 + (𝑘1𝑆 + 2𝑘2𝑆 + 2𝑘3𝑆 + 𝑘4𝑆 )ℎ,
6
1
𝐸𝑖+1 = 𝐸𝑖 + (𝑘1𝐸 + 2𝑘2𝐸 + 2𝑘3𝐸 + 𝑘4𝐸 )ℎ,
6
1 (3.5)
𝐼𝑖+1 = 𝐼𝑖 + (𝑘1𝐼 + 2𝑘2𝐼 + 2𝑘3𝐼 + 𝑘4𝐼 )ℎ,
6
1
𝑅𝑖+1 = 𝑅𝑖 + (𝑘1𝑅 + 2𝑘2𝑅 + 2𝑘3𝑅 + 𝑘4𝑅 )ℎ,
6
32
𝑘1𝑆 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 , 𝑆𝑖 , 𝐸𝑖 , 𝐼𝑖 , 𝑅𝑖 ),
𝑘1𝐼 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 , 𝑆𝑖 , 𝐸𝑖 , 𝐼𝑖 , 𝑅𝑖 ),
𝑘1𝐸 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 , 𝑆𝑖 , 𝐸𝑖 , 𝐼𝑖 , 𝑅𝑖 ),
𝑘1𝑅 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 , 𝑆𝑖 , 𝐸𝑖 , 𝐼𝑖 , 𝑅𝑖 ),
1 1 1 1 1
𝑘2𝑆 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 , 𝐸𝑖 + 𝑘1𝐸 , 𝐼𝑖 + 𝑘1𝐼 , 𝑅𝑖 + 𝑘1𝑅 ),
2 2 2 2 2
1 1 1 1 1
𝑘2𝐸 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 , 𝐸𝑖 + 𝑘1𝐸 , 𝐼𝑖 + 𝑘1𝐼 , 𝑅𝑖 + 𝑘1𝑅 ),
2 2 2 2 2
1 1 1 1 1
𝑘2𝐼 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 , 𝐸𝑖 + 𝑘1𝐸 , 𝐼𝑖 + 𝑘1𝐼 , 𝑅𝑖 + 𝑘1𝑅 ),
2 2 2 2 2
1 1 1 1 1
𝑘2𝑅 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 , 𝐸𝑖 + 𝑘1𝐸 , 𝐼𝑖 + 𝑘1𝐼 , 𝑅𝑖 + 𝑘1𝑅 ),
2 2 2 2 2 (3.6)
1 1 1 1 1
𝑘3𝑆 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 , 𝐸𝑖 + 𝑘2𝐸 , 𝐼𝑖 + 𝑘2𝐼 , 𝑅𝑖 + 𝑘2𝑅 ),
2 2 2 2 2
1 1 1 1 1
𝑘3𝐸 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 , 𝐸𝑖 + 𝑘2𝐸 , 𝐼𝑖 + 𝑘2𝐼 , 𝑅𝑖 + 𝑘2𝑅 ),
2 2 2 2 2
1 1 1 1 1
𝑘3𝐼 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 , 𝐸𝑖 + 𝑘2𝐸 , 𝐼𝑖 + 𝑘2𝐼 , 𝑅𝑖 + 𝑘2𝑅 ),
2 2 2 2 2
1 1 1 1 1
𝑘3𝑅 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 , 𝐸𝑖 + 𝑘2𝐸 , 𝐼𝑖 + 𝑘2𝐼 , 𝑅𝑖 + 𝑘2𝑅 ),
2 2 2 2 2
𝑘4𝑆 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + ℎ, 𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 , 𝐸𝑖 + 𝑘3𝐸 , 𝐼𝑖 + 𝑘3𝐼 , 𝑅𝑖 + 𝑘3𝑅 ),
𝑘4𝐸 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + ℎ, 𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 , 𝐸𝑖 + 𝑘3𝐸 , 𝐼𝑖 + 𝑘3𝐼 , 𝑅𝑖 + 𝑘3𝑅 ),
𝑘4𝐼 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + ℎ, 𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 , 𝐸𝑖 + 𝑘3𝐸 , 𝐼𝑖 + 𝑘3𝐼 , 𝑅𝑖 + 𝑘3𝑅 ),
𝑘4𝑅 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + ℎ, 𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 , 𝐸𝑖 + 𝑘3𝐸 , 𝐼𝑖 + 𝑘3𝐼 , 𝑅𝑖 + 𝑘3𝑅 ),
33
𝑘1 𝑆 𝑘1 𝑆
𝑘2𝑆 = 𝑏0 − (𝑣𝑝𝑠 + 𝑑0 ) (𝑆𝑖 + ℎ) − 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 ) (𝑆𝑖 + ℎ) (𝐼𝑖 +
2 2
𝑘1 𝐼
ℎ),
2
𝑘1 𝑆 𝑘1 𝐼
𝑘2𝐸 = 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 ) (𝑆𝑖 + ℎ) (𝐼𝑖 + ℎ) − (𝑑1 + 𝛼 + (1 −
2 2
𝑘1 𝐸
𝛼)𝑣𝑝𝑒 ) (𝐸𝑖 + ℎ),
2
𝑘1 𝐸 𝑘1 𝐼
𝑘2𝐼 = 𝛼 (𝐸𝑖 + ℎ) − (𝑑2 + 𝛾 + (1 − 𝛾)𝑣𝑝𝑖 ) (𝐼𝑖 + ℎ),
2 2
𝑘1 𝑆 𝑘1 𝐸
𝑘2𝑅 = 𝑣𝑝𝑠 (𝑆𝑖 + ℎ) + 𝑣𝑝𝑒 (1 − 𝛼) (𝐸𝑖 + ℎ) + (𝛾 + (1 −
2 2
𝑘1 𝐼 𝑘1 𝑅
𝛾)𝑣𝑝𝑖 ) (𝐼𝑖 + ℎ) − 𝑑0 (𝑅𝑖 + ℎ),
2 2
𝑘2 𝑆 𝑘2 𝑆
𝑘3𝑆 = 𝑏0 − (𝑣𝑝𝑠 + 𝑑0 ) (𝑆𝑖 + ℎ) − 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 ) (𝑆𝑖 + ℎ) (𝐼𝑖 +
2 2
𝑘2 𝐼
ℎ),
2
𝑘2 𝑆 𝑘2 𝐼
𝑘3𝐸 = 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 ) (𝑆𝑖 + ℎ) (𝐼𝑖 + ℎ) − (𝑑1 + 𝛼 + (1 −
2 2
𝑘2 𝐸
𝛼)𝑣𝑝𝑒 ) (𝐸𝑖 + ℎ),
2
𝑘2 𝐸 𝑘2 𝐼
𝑘3𝐼 = 𝛼 (𝐸𝑖 + ℎ) − (𝑑2 + 𝛾 + (1 − 𝛾)𝑣𝑝𝑖 ) (𝐼𝑖 + ℎ),
2 2
𝑘2 𝑆 𝑘2 𝐸
𝑘3𝑅 = 𝑣𝑝𝑠 (𝑆𝑖 + ℎ) + 𝑣𝑝𝑒 (1 − 𝛼) (𝐸𝑖 + ℎ) + (𝛾 + (1 −
2 2
𝑘2 𝐼 𝑘2 𝑅
𝛾)𝑣𝑝𝑖 ) (𝐼𝑖 + ℎ) − 𝑑0 (𝑅𝑖 + ℎ),
2 2
34
Pada nilai awal 𝐸(0) dan 𝐼(0) diambil nilai awal 𝐸(0) = 0.00543 dan 𝐼(0) =
0.00362 dimana jumlah dari 𝐸(0) dan 𝐼(0) adalah 0.00905. Dengan menggunakan
nilai awal pada tabel 3.2 serta ℎ = 1 dan 𝑖 = 0,1,2,3, … , 𝑛 pada persamaan (3.5)
dan (3.7), diperoleh iterasi pertama dari perhitungan menggunakan metode Runge-
Kutta orde empat sebagai berikut.
= −0.0084
1
𝑘1𝐸 = 0.462(1 − (0.01 × 0.7))(0.97286)(0.00362 ) − (0.00002585 + 11.5 +
1
(1 − 11.5) (0.01 × 0,6)) (0.00543)
= 0.0011
1
𝑘1𝐼 = 11.5 (0.00543) − (0.00002585 + 0.0686 + (1 − 0.0686)(0.01 ×
0.6))(0.00362 )
= 0.00020352
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
1
𝑘1𝑅 = (0.01 × 0.7)(0.97286) + (0.01 × 0.6) (1 − 11.5) (0.00543) + (0.0686 +
(1 − 0.0686)(0.01 × 0.6))(0.00362 ) − 0.00002377(0.01809)
= 0.0071
= −0.0084
−0.0084
𝑘2𝐸 = 0.462(1 − (0.01 × 0.7)) ((0.97286) + (1)) ((0.00362) +
2
0.00020352 1 1
(1)) − (0.00002585 + + (1 − 11.5) (0.01 ×
2 11.5
0.0011
0.6)) ((0.00543) + (1))
2
= 0.0011
1 0.0011
𝑘2𝐼 = 11.5 ((0.00543) + (1)) − (0.00002585 + 0.0686 + (1 −
2
0.00020352
0.0686)(0.01 × 0.6)) ((0.00362) + (1))
2
= 0.00024438
−0.0084
𝑘2𝑅 = (0.01 × 0.7) ((0.97286) + (1)) + (0.01 × 0.6) (1 −
2
1 0.0011
) ((0.00543) + (1)) + (0.0686 + (1 − 0.0686)(0.01 ×
11.5 2
0.00020352
0.6)) ((0.00362) + (1)) − 0.00002377 ((0.01809) +
2
0.0071
(1))
2
= 0.0071
= −0.0084
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
−0.0084
𝑘3𝐸 = 0.462(1 − (0.01 × 0.7)) ((0.97286) + (1)) ((0.00362) +
2
0.00024438 1 1
(1)) − (0.00002585 + + (1 − 11.5) (0.01 ×
2 11.5
0.0011
0.6)) ((0.00543 ) + (1))
2
= 0.0011
1 0.0011
𝑘3𝐼 = 11.5 ((0.00543 ) + (1)) − (0.00002585 + 0.0686 + (1 −
2
0.00024438
0.0686)(0.01 × 0.6)) ((0.00362) + (1))
2
= 0.00024229
−0.0084
𝑘3𝑅 = (0.01 × 0.7) ((0.97286) + (1)) + (0.01 × 0.6) (1 −
2
1 0.0011
) ((0.00543) + (1)) + (0.0686 + (1 − 0.0686)(0.01 ×
11.5 2
0.00024438
0.6)) ((0.00362) + (1)) − 0.00002377 ((0.01809) +
2
0.0071
(1))
2
= 0.0071
= −0.0085
= 0.0011
1
𝑘4𝐼 = 11.5 ((0.00543) + 0.0011(1)) − (0.00002585 + 0.0686 + (1 −
0.0686)(0.01 × 0.6))((0.00362) + 0.00024229(1))
= 0.00028206
37
= 0.0071
Sehingga diperoleh solusi numerik pada iterasi pertama dengan metode Runge-
Kutta orde empat sebagai berikut.
1
𝑆1 = 0.97286 + 6 ((−0.0084) + 2(−0.0084) + 2(−0.0084) + (−0.0085))(1)
= 0.96443
1
𝐸1 = 0.00543 + 6 (0.0011 + 2(0.0011) + 2(0.0011) + 0.0011)(1)
= 0.00654
1
𝐼1 = 0.00362 + 6 (0.00020352 + 2(0.00024438) + 2(0.00024229) +
0.00028206)(1)
= 0.00386
1
𝑅1 = 0.01809 + 6 (0.0071 + 2(0.0071) + 2(0.0071) + 0.0071)(1)
= 0.02518
Dengan cara yang sama dilakukan untuk iterasi selanjutnya dengan ℎ = 1 dan
𝑖 = 1,2,3, … , 𝑛 dan 𝑡 pada interval [0, 120] menggunakan bantuan software
MATLAB. Hasil perhitungan dengan metode Runge-Kutta orde empat
memberikan solusi seperti tampak pada Gambar 3.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
39
40
1
𝑆𝑖+1 = 𝑆𝑖 + (7𝑘1𝑆 + 32𝑘3𝑆 + 12𝑘4𝑆 + 32𝑘5𝑆 + 7𝑘6𝑆 )ℎ,
90
1
𝐸𝑖+1 = 𝐸𝑖 + (7𝑘1𝐸 + 32𝑘3𝐸 + 12𝑘4𝐸 + 32𝑘5𝐸 + 7𝑘6𝐸 )ℎ,
90
1 (3.8)
𝐼𝑖+1 = 𝐼𝑖 + (7𝑘1𝐼 + 32𝑘3𝐼 + 12𝑘4𝐼 + 32𝑘5𝐼 + 7𝑘6𝐼 )ℎ,
90
1
𝑅𝑖+1 = 𝑅𝑖 + (7𝑘1𝑅 + 32𝑘3𝑅 + 12𝑘4𝑅 + 32𝑘5𝑅 + 7𝑘6𝑅 )ℎ,
90
1 1 1 1
𝑘4𝑆 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + 2 , 𝑆𝑖 − 2 𝑘2𝑆 + 𝑘3𝑆 , 𝐸𝑖 − 2 𝑘2𝐸 + 𝑘3𝐸 , 𝐼𝑖 − 2 𝑘2𝐼 +
1
𝑘3𝐼 , 𝑅𝑖 − 2 𝑘2𝑅 + 𝑘3𝑅 ),
1 1 1 1
𝑘4𝐸 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + 2 , 𝑆𝑖 − 2 𝑘2𝑆 + 𝑘3𝑆 , 𝐸𝑖 − 2 𝑘2𝐸 + 𝑘3𝐸 , 𝐼𝑖 − 2 𝑘2𝐼 +
1
𝑘3𝐼 , 𝑅𝑖 − 2 𝑘2𝑅 + 𝑘3𝑅 ),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
1 1 1 1
𝑘4𝐼 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + 2 , 𝑆𝑖 − 2 𝑘2𝑆 + 𝑘3𝑆 , 𝐸𝑖 − 2 𝑘2𝐸 + 𝑘3𝐸 , 𝐼𝑖 − 2 𝑘2𝐼 +
1
𝑘3𝐼 , 𝑅𝑖 − 2 𝑘2𝑅 + 𝑘3𝑅 ),
1 1 1 1
𝑘4𝑅 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + 2 , 𝑆𝑖 − 2 𝑘2𝑆 + 𝑘3𝑆 , 𝐸𝑖 − 2 𝑘2𝐸 + 𝑘3𝐸 , 𝐼𝑖 − 2 𝑘2𝐼 +
1
𝑘3𝐼 , 𝑅𝑖 − 2 𝑘2𝑅 + 𝑘3𝑅 ),
3 3 9 3 9
𝑘5𝑆 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + 4 , 𝑆𝑖 + 16 𝑘1𝑆 + 16 𝑘4𝑆 , 𝐸𝑖 + 16 𝑘1𝐸 + 16 𝑘4𝐸 , 𝐼𝑖 +
3 9 3 9
𝑘 + 16 𝑘4𝐼 , 𝑅𝑖 + 16 𝑘1𝑅 + 16 𝑘4𝑅 ),
16 1𝐼
3 3 9 3 9
𝑘5𝐸 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + 4 , 𝑆𝑖 + 16 𝑘1𝑆 + 16 𝑘4𝑆 , 𝐸𝑖 + 16 𝑘1𝐸 + 16 𝑘4𝐸 , 𝐼𝑖 +
3 9 3 9
𝑘 + 16 𝑘4𝐼 , 𝑅𝑖 + 16 𝑘1𝑅 + 16 𝑘4𝑅 ),
16 1𝐼
3 3 9 3 9
𝑘5𝐼 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + 4 , 𝑆𝑖 + 16 𝑘1𝑆 + 16 𝑘4𝑆 , 𝐸𝑖 + 16 𝑘1𝐸 + 16 𝑘4𝐸 , 𝐼𝑖 +
3 9 3 9
𝑘 + 16 𝑘4𝐼 , 𝑅𝑖 + 16 𝑘1𝑅 + 16 𝑘4𝑅 ),
16 1𝐼
3 3 9 3 9
𝑘5𝑅 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + 4 , 𝑆𝑖 + 16 𝑘1𝑆 + 16 𝑘4𝑆 , 𝐸𝑖 + 16 𝑘1𝐸 + 16 𝑘4𝐸 , 𝐼𝑖 +
3 9 3 9
𝑘 + 16 𝑘4𝐼 , 𝑅𝑖 + 16 𝑘1𝑅 + 16 𝑘4𝑅 ),
16 1𝐼
3 2 12 12 8
𝑘6𝑆 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + ℎ, 𝑆𝑖 − 7 𝑘1𝑆 + 7 𝑘2𝑆 + 𝑘3𝑆 − 𝑘4𝑆 + 7 𝑘5𝑆 , 𝐸𝑖 −
7 7
3 2 12 12 8 3 2
𝑘1𝐸 + 𝑘2𝐸 + 𝑘3𝐸 − 𝑘4𝐸 + 𝑘5𝐸 , 𝐼𝑖 − 𝑘1𝐼 + 𝑘2𝐼 +
7 7 7 7 7 7 7
12 12 8 3 2 12 12
𝑘3𝐼 − 𝑘4𝐼 + 7 𝑘5𝐼 , 𝑅𝑖 − 7 𝑘1𝑅 + 7 𝑘2𝑅 + 𝑘3𝑅 − 𝑘4𝑅 +
7 7 7 7
8
𝑘 ),
7 5𝑅
3 2 12 12 8
𝑘6𝐸 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + ℎ, 𝑆𝑖 − 7 𝑘1𝑆 + 7 𝑘2𝑆 + 𝑘3𝑆 − 𝑘4𝑆 + 7 𝑘5𝑆 , 𝐸𝑖 −
7 7
3 2 12 12 8 3 2
𝑘 + 7 𝑘2𝐸 + 𝑘3𝐸 − 𝑘4𝐸 + 7 𝑘5𝐸 , 𝐼𝑖 − 7 𝑘1𝐼 + 7 𝑘2𝐼 +
7 1𝐸 7 7
12 12 8 3 2 12 12
𝑘3𝐼 − 𝑘4𝐼 + 7 𝑘5𝐼 , 𝑅𝑖 − 7 𝑘1𝑅 + 7 𝑘2𝑅 + 𝑘3𝑅 − 𝑘4𝑅 +
7 7 7 7
8
𝑘 ),
7 5𝑅
3 2 12 12 8
𝑘6𝐼 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + ℎ, 𝑆𝑖 − 7 𝑘1𝑆 + 7 𝑘2𝑆 + 𝑘3𝑆 − 𝑘4𝑆 + 7 𝑘5𝑆 , 𝐸𝑖 −
7 7
3 2 12 12 8 3 2
𝑘 + 7 𝑘2𝐸 + 𝑘3𝐸 − 𝑘4𝐸 + 7 𝑘5𝐸 , 𝐼𝑖 − 7 𝑘1𝐼 + 7 𝑘2𝐼 +
7 1𝐸 7 7
12 12 8 3 2 12 12
𝑘3𝐼 − 𝑘4𝐼 + 7 𝑘5𝐼 , 𝑅𝑖 − 7 𝑘1𝑅 + 7 𝑘2𝑅 + 𝑘3𝑅 − 𝑘4𝑅 +
7 7 7 7
8
𝑘 ),
7 5𝑅
3 2 12 12 8
𝑘6𝑅 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + ℎ, 𝑆𝑖 − 7 𝑘1𝑆 + 7 𝑘2𝑆 + 𝑘 − 7 𝑘4𝑆 + 7 𝑘5𝑆 , 𝐸𝑖 −
7 3𝑆
3 2 12 12 8 3 2
𝑘1𝐸 + 𝑘 2𝐸 + 𝑘3𝐸 − 𝑘4𝐸 + 𝑘5𝐸 , 𝐼𝑖 − 𝑘1𝐼 + 𝑘 +
7 7 7 7 7 7 7 2𝐼
12 12 8 3 2 12 12
𝑘 − 7 𝑘4𝐼 + 7 𝑘5𝐼 , 𝑅𝑖 − 7 𝑘1𝑅 + 7 𝑘2𝑅 + 7 𝑘3𝑅 − 7 𝑘4𝑅 +
7 3𝐼
8
𝑘 ),
7 5𝑅
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
𝑘1𝑆 𝑘1𝑆
𝑘2𝑆 = 𝑏0 − (𝑣𝑝𝑠 + 𝑑0 ) (𝑆𝑖 + ℎ) − 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 ) (𝑆𝑖 + ℎ) (𝐼𝑖 +
4 4
𝑘1𝐼
ℎ),
4
𝑘1𝑆 𝑘1𝐼
𝑘2𝐸 = 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 ) (𝑆𝑖 + ℎ) (𝐼𝑖 + ℎ) − (𝑑1 + 𝛼 + (1 −
4 4
𝑘1𝐸
𝛼)𝑣𝑝𝑒 ) (𝐸𝑖 + ℎ),
4
𝑘1𝐸 𝑘1𝐼
𝑘2𝐼 = 𝛼 (𝐸𝑖 + ℎ) − (𝑑2 + 𝛾 + (1 − 𝛾)𝑣𝑝𝑖 ) (𝐼𝑖 + ℎ),
4 4
𝑘1𝑆 𝑘1𝐸
𝑘2𝑅 = 𝑣𝑝𝑠 (𝑆𝑖 + ℎ) + 𝑣𝑝𝑒 (1 − 𝛼) (𝐸𝑖 + ℎ) + (𝛾 +
4 4
𝑘1𝐼 𝑘1𝑅
(1 − 𝛾)𝑣𝑝𝑖 ) (𝐼𝑖 + ℎ) − 𝑑0 (𝑅𝑖 + ℎ),
4 4
𝑘1𝑆 𝑘2𝑆
(3.10)
𝑘3𝑆 = 𝑏0 − (𝑣𝑝𝑠 + 𝑑0 ) (𝑆𝑖 + ℎ+ ℎ) − 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 ) (𝑆𝑖 +
8 8
𝑘1𝑆 𝑘2𝑆 𝑘1𝐼 𝑘2𝐼
ℎ+ ℎ) (𝐼𝑖 + ℎ+ ℎ),
8 8 8 8
𝑘1𝑆 𝑘2𝑆 𝑘1𝐼 𝑘2𝐼
𝑘3𝐸 = 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 ) (𝑆𝑖 + ℎ+ ℎ) (𝐼𝑖 + ℎ+ ℎ) − (𝑑1 +
8 8 8 8
𝑘1𝐸 𝑘2𝐸
𝛼 + (1 − 𝛼)𝑣𝑝𝑒 ) (𝐸𝑖 + ℎ+ ℎ),
8 8
𝑘1𝐸 𝑘2𝐸 𝑘1𝐼
𝑘3𝐼 = 𝛼 (𝐸𝑖 + ℎ+ ℎ) − (𝑑2 + 𝛾 + (1 − 𝛾)𝑣𝑝𝑖 ) (𝐼𝑖 + ℎ+
8 8 8
𝑘2𝐼
ℎ),
8
𝑘1𝑆 𝑘2𝑆 𝑘1𝐸 𝑘2𝐸
𝑘3𝑅 = 𝑣𝑝𝑠 (𝑆𝑖 + ℎ+ ℎ) + 𝑣𝑝𝑒 (1 − 𝛼) (𝐸𝑖 + ℎ+ ℎ) +
8 8 8 8
𝑘1𝐼 𝑘2𝐼 𝑘1𝑅 𝑘2𝑅
(𝛾 + (1 − 𝛾)𝑣𝑝𝑖 ) (𝐼𝑖 + ℎ+ ℎ) − 𝑑0 (𝑅𝑖 + ℎ+ ℎ),
8 8 8 8
𝑘2𝑆
𝑘4𝑆 = 𝑏0 − (𝑣𝑝𝑠 + 𝑑0 ) (𝑆𝑖 − ℎ + 𝑘3𝑆 ℎ) − 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 ) (𝑆𝑖 −
2
𝑘2𝑆 𝑘2𝐼
ℎ + 𝑘3𝑆 ℎ) (𝐼𝑖 − ℎ + 𝑘3𝐼 ℎ),
2 2
𝑘2𝑆 𝑘2𝐼
𝑘4𝐸 = 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 ) (𝑆𝑖 − ℎ + 𝑘3𝑆 ℎ) (𝐼𝑖 − ℎ + 𝑘3𝐼 ℎ) −
2 2
𝑘2𝐸
(𝑑1 + 𝛼 + (1 − 𝛼)𝑣𝑝𝑒 ) (𝐸𝑖 − ℎ + 𝑘3𝐸 ℎ),
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
𝑘2𝐸 𝑘2𝐼
𝑘4𝐼 = 𝛼 (𝐸𝑖 − ℎ + 𝑘3𝐸 ℎ) − (𝑑2 + 𝛾 + (1 − 𝛾)𝑣𝑝𝑖 ) (𝐼𝑖 − ℎ+
2 2
𝑘3𝐼 ℎ),
𝑘2𝑆 𝑘2𝐸
𝑘4𝑅 = 𝑣𝑝𝑠 (𝑆𝑖 − ℎ + 𝑘3𝑆 ℎ) + 𝑣𝑝𝑒 (1 − 𝛼) (𝐸𝑖 − ℎ + 𝑘3𝐸 ℎ) +
2 2
𝑘2𝐼 𝑘2𝑅
(𝛾 + (1 − 𝛾)𝑣𝑝𝑖 ) (𝐼𝑖 − ℎ + 𝑘3𝐼 ℎ) − 𝑑0 (𝑅𝑖 − ℎ + 𝑘3𝑅 ℎ),
2 2
3𝑘1𝑆 9𝑘4𝑆
𝑘5𝑆 = 𝑏0 − (𝑣𝑝𝑠 + 𝑑0 ) (𝑆𝑖 + ℎ+ ℎ) − 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 ) (𝑆𝑖 +
16 16
3𝑘1𝑆 9𝑘4𝑆 3𝑘1𝐼 9𝑘4𝐼
ℎ+ ℎ) (𝐼𝑖 + ℎ+ ℎ),
16 16 16 16
3𝑘1𝑆 9𝑘4𝑆 3𝑘1𝐼 9𝑘4𝐼
𝑘5𝐸 = 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 ) (𝑆𝑖 + ℎ+ ℎ) (𝐼𝑖 + ℎ+ ℎ) −
16 16 16 16
3𝑘1𝐸 9𝑘4𝐸
(𝑑1 + 𝛼 + (1 − 𝛼)𝑣𝑝𝑒 ) (𝐸𝑖 + ℎ+ ℎ),
16 16
3𝑘1𝐸 9𝑘4𝐸 3𝑘1𝐼
𝑘5𝐼 = 𝛼 (𝐸𝑖 + ℎ+ ℎ) − (𝑑2 + 𝛾 + (1 − 𝛾)𝑣𝑝𝑖 ) (𝐼𝑖 + ℎ+
16 16 16
9𝑘4𝐼
ℎ),
16
3𝑘1𝑆 9𝑘4𝑆 3𝑘1𝐸
𝑘5𝑅 = 𝑣𝑝𝑠 (𝑆𝑖 + ℎ+ ℎ) + 𝑣𝑝𝑒 (1 − 𝛼) (𝐸𝑖 + ℎ+
16 16 16
9𝑘4𝐸 3𝑘1𝐼 9𝑘4𝐼
ℎ) + (𝛾 + (1 − 𝛾)𝑣𝑝𝑖 ) (𝐼𝑖 + ℎ+ ℎ) − 𝑑0 (𝑅𝑖 +
16 16 16
3𝑘1𝑅 9𝑘4𝑅
ℎ+ ℎ),
16 16
44
= −0.0084
1
𝑘1𝐸 = 0.462(1 − (0.01 × 0.7))(0.97286)(0.00362) − (0.00002585 + 11.5 +
1
(1 − 11.5) (0.01 × 0.6)) (0.00543)
= 0.0011
1
𝑘1𝐼 = 11.5 (0.00543) − (0.00002585 + 0.0686 + (1 − 0.0686)(0.01 ×
0.6))(0.00362)
= 0.00020352
1
𝑘1𝑅 = (0.01 × 0.7)(0.97286) + (0.01 × 0.6) (1 − 11.5) (0.00543) + (0.0686 +
= 0.0071
= −0.0084
(−0.0084)
𝑘2𝐸 = 0.462(1 − (0.01 × 0.7)) ((0.97286) + (1)) ((0.00362) +
4
0.00011532 1 1
(1)) − (0.00002585 + + (1 − 11.5) (0.01 ×
4 11.5
(0.0011)
0.6)) ((0.00543) + (1))
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
= 0.0011
1 (0.0011)
𝑘2𝐼 = 11.5 ((0.00543) + (1)) − (0.00002585 + 0.0686 + (1 −
4
0.00020352
0.0686)(0.01 × 0.6)) ((0.00362) + (1))
4
= 0.00022395
(−0.0084)
𝑘2𝑅 = (0.01 × 0.7) ((0.97286) + (1)) + (0.01 × 0.6) (1 −
4
1 (0.0011)
) ((0.00543) + (1)) + (0.0686 + (1 − 0.0686)(0.01 ×
11.5 4
0.00020352
0.6)) ((0.00362) + (1)) − 0.00002377 ((0.01809) +
4
0.0071
(1))
4
= 0.0071
= −0.0084
(−0.0084)
𝑘3𝐸 = 0.462(1 − (0.01 × 0.7)) ((0.97286) + (1) +
8
(−0.0084) 0.00020352 (0.00022395)
(1)) ((0.00362) + (1) + (1)) −
8 8 8
1 1
(0.00002585 + + (1 − 11.5) (0.01 × 0.6)) ((0.00543) +
11.5
(0.0011) (0.0011)
(1) + (1))
8 8
= 0.0011
1 (0.0011) (0.0011)
𝑘3𝐼 = 11.5 ((0.00543) + (1) + (1)) − (0.00002585 + 0.0686 +
8 8
0.00020352
(1 − 0.0686)(0.01 × 0.6)) ((0.00362) + (1) +
8
(0.00022395)
(1))
8
= 0.00022369
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
(−0.0084) −0.0084
𝑘3𝑅 = (0.01 × 0.7) ((0.97286) + (1) + (1)) + (0.01 ×
8 8
1 (0.0011) (0.0011)
0.6) (1 − 11.5) ((0.00543) + (1) + (1)) + (0.0686 +
8 8
0.00020352
(1 − 0.0686)(0.01 × 0.6)) ((0.00362) + (1) +
8
(0.00022395) 0.0071 (0.0071)
(1)) − 0.00002377 ((0.01809) + (1) + (1))
8 8 8
= 0.0071
(0.00022369)(1))
= −0.0084
(−0.0084)
𝑘4𝐸 = 0.462(1 − (0.01 × 0.7)) ((0.97286) − (1) +
2
(0.00022395)
(−0.0084)(1)) ((0.00362) − (1) + (0.00022369)(1)) −
2
1 1
(0.00002585 + + (1 − 11.5) (0.01 × 0.6)) ((0.00543) −
11.5
(0.0011)
(1) + (0.0011)(1))
2
= 0.0011
1 (0.0011)
𝑘4𝐼 = 11.5 ((0.00543) − (1) + (0.0011)(1)) − (0.00002585 +
2
(0.00022395)
0.0686 + (1 − 0.0686)(0.01 × 0.6)) ((0.00362) − (1) +
2
(0.00022369)(1))
= 0.00024346
(−0.0084)
𝑘4𝑅 = (0.01 × 0.7) ((0.97286) − (1) + (−0.0084)(1)) + (0.01 ×
2
1 (0.0011)
0.6) (1 − 11.5) ((0.00543) − (1) + (0.0011)(1)) + (0.0686 +
2
(0.00022395)
(1 − 0.0686)(0.01 × 0.6)) ((0.00362) − (1) +
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
(0.0071)
(0.00022369)(1)) − 0.00002377 ((0.01809) − (1) +
2
(0.0071)(1))
= 0.0071
= −0.0084
3(−0.0084)
𝑘5𝐸 = 0.462(1 − (0.01 × 0.7)) ((0.97286) + (1) +
16
9(−0.0084) 3(0.00020352) 9(0.00024346)
(1)) ((0.00362) + (1) + (1)) −
16 16 16
1 1
(0.00002585 + + (1 − 11.5) (0.01 × 0.6)) ((0.00543) +
11.5
3(0.0011) 9(0.0011)
(1) + (1))
16 16
= 0.0011
1 3(0.0011) 9(0.0011)
𝑘5𝐼 = 11.5 ((0.00543) + (1) + (1)) − (0.00002585 +
16 16
3(0.00020352)
0.0686 + (1 − 0.0686)(0.01 × 0.6)) ((0.00362) + (1) +
16
9(0.00024346)
(1))
16
= 0.00026273
3(−0.0084) 9(−0.0084)
𝑘5𝑅 = (0.01 × 0.7) ((0.97286) + (1) + (1)) + (0.01 ×
16 16
1 3(0.0011) 9(0.0011)
0.6) (1 − 11.5) ((0.00543) + (1) + (1)) + (0.0686 +
16 16
3(0.00020352)
(1 − 0.0686)(0.01 × 0.6)) ((0.00362) + (1) +
16
9(0.00024346) 3(0.0071)
(1)) − 0.00002377 ((0.01809) + (1) +
16 16
9(0.0071)
(1))
16
= 0.0071
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
= −0.0085
3(−0.0084) 2(−0.0084)
𝑘6𝐸 = 0.462(1 − (0.01 × 0.7)) ((0.97286) − (1) + (1) +
7 7
12(−0.0084) 12(−0.0084) 8(−0.0084)
(1) − (1) + (1)) ((0.00362) −
7 7 7
3(0.00020352) 2(0.00022395) 12(0.00022369)
(1) + (1) + (1) −
7 7 7
12(0.00024346) 8(0.00026273) 1
(1) + (1)) − (0.00002585 + + (1 −
7 7 11.5
1 3(0.0011) 2(0.0011)
) (0.01 × 0.6)) ((0.00543) − (1) + (1) +
11.5 7 7
12(0.0011) 12(0.0011) 8(0.0011)
(1) − (1) + (1))
7 7 7
= 0.0011
1 3(0.0011) 2(0.0011) 12(0.0011)
𝑘6𝐼 = 11.5 ((0.00543) − (1) + (1) + (1) −
7 7 7
12(0.0011) 8(0.0011)
(1) + (1)) − (0.00002585 + 0.0686 + (1 −
7 7
3(0.00020352)
0.0686)(0.01 × 0.6)) ((0.00362) − (1) +
7
2(0.00022395) 12(0.00022369) 12(0.00024346)
(1) + (1) − (1) +
7 7 7
8(0.00026273)
(1))
7
= 0.00028168
3(−0.0084) 2(−0.0084)
𝑘6𝑅 = (0.01 × 0.7) ((0.97286) − (1) + (1) +
7 7
12(−0.0084) 12(−0.0084) 8(−0.0084)
(1) − (1) + (1)) + (0.01 × 0.6) (1 −
7 7 7
1 3(0.0011) 2(0.0011) 12(0.0011)
) ((0.00543) − (1) + (1) + (1) −
11.5 7 7 7
12(0.0011) 8(0.0011)
(1) + (1)) + (0.0686 + (1 − 0.0686)(0.01 ×
7 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3(0.00020352) 2(0.00022395)
0.6)) ((0.00362) − (1) + (1) +
7 7
12(0.00022369) 12(0.00024346) 8(0.00026273)
(1) − (1) + (1)) −
7 7 7
3(0.0071) 2(0.0071) 12(0.0071)
0.00002377 ((0.01809) − (1) + (1) + (1) −
7 7 7
12(0.0071) 8(0.0071)
(1) + (1))
7 7
= 0.0071
Sehingga diperoleh solusi numerik pada iterasi pertama dengan metode Runge-
Kutta orde lima sebagai berikut.
1
𝑆1 = 0.97286 + 90 (7(−0.0084) + 32(−0.0084) + 12(−0.0084) +
32(−0.0084) + 7(−0.0085))(1)
= 0.96443
1
𝐸1 = 0.00543 + 90 (7(0.0011) + 32(0.0011) + 12(0.0011) + 32(0.0011) +
7(0.0011))(1)
= 0.00654
1
𝐼1 = 0.00362 + 90 (7(0.00020352) + 32(0.00022369) + 12(0.00024346) +
32(0.00026273) + 7(0.00028168))(1)
= 0.00386
1
𝑅1 = 0.01809 + 90 (7(0.0071) + 32(0.0071) + 12(0.0071) + 32(0.0071) +
7(0.0071))(1)
= 0.02518
Dengan cara yang sama dilakukan untuk iterasi selanjutnya dengan ℎ = 1 dan
𝑖 = 1,2,3, … , 𝑛 dan 𝑡 pada interval [0, 120] menggunakan bantuan software
MATLAB. Hasil perhitungan dengan metode Runge-Kutta orde lima memberikan
solusi seperti tampak pada Gambar 3.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
51
52
𝐸
log (𝐸 𝑖 )
𝑖+1
𝑅𝑖 = , (3.11)
∆𝑥
log (∆𝑥 𝑖 )
𝑖+1
Tabel 3.3 Nilai Rata-rata Kesalahan Pada Metode Runge-Kutta Orde Empat
∆𝒕 S E I R
Tabel 3.4 Nilai Rata-rata Kesalahan Pada Metode Runge-Kutta Orde Lima
∆𝒕 S E I R
Berdasarkan Tabel 3.3 dan Tabel 3.4, nilai rata-rata kesalahan pada setiap
kompartemen populasi berbeda pada setiap ∆𝑡. Selain itu, nilai rata-rata kesalahan
setiap kompartemen dari metode Runge-Kutta orde empat lebih besar daripada nilai
rata-rata kesalahan setiap kompartemen dari metode Runge-Kutta orde lima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Kemudian, nilai tingkat akurasi pada setiap kompartemen di kedua metode adalah
sebagai berikut.
Tabel 3.5 Nilai Tingkat Akurasi Pada Metode Runge-Kutta Orde Empat
∆𝒕 S E I R
1 - - - -
0.5 3.961 3.983 3.902 3.945
0.25 3.980 3.990 3.949 3.972
0.125 3.990 3.995 3.974 3.986
0.0625 3.995 3.997 3.987 3.992
Tabel 3.6 Nilai Tingkat Akurasi Pada Metode Runge-Kutta Orde Lima
∆𝒕 S E I R
1 - - - -
0.5 4.771 5.106 5.028 4.881
0.25 4.895 5.046 5.012 4.945
0.125 4.961 5.026 5.023 5.090
0.0625 5.290 5.006 5.421 5.274
Pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 menunjukkan bahwa tingkat akurasi metode
Runge-Kutta orde empat mendekati nilai tertentu, yaitu 4, sedangkan tingkat
akurasi metode Runge-Kutta orde kelima mendekati 5. Hasil ini mengkonfirmasi
bahwa tingkat akurasi dalam simulasi cocok dengan tingkat akurasi secara teori dari
metode numerik. Jelas bahwa akurasi metode Runge-Kutta orde lima lebih baik
daripada akurasi metode Runge-Kutta orde empat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
ASPEK PENDIDIKAN
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Dalam CoLt ini, mahasiswa akan mengulas sebuah studi tertulis dari kehidupan
nyata yang didalamnya terdapat situasi masalah. Situasi nyata yang diangkat
sebagai masalah adalah penyebaran penyakit COVID-19. Model matematika dari
penyebaran penyakit ini adalah SEIR. Lalu, bentuk model matematika dari
penyebaran penyakit COVID-19 berupa sistem persamaan diferensial biasa non-
linear. Jelas bahwa dalam menyelesaikan model tersebut dapat didekati secara
numeris dan sulit secara manual karena membutuhkan iterasi yang banyak,
perhitungan yang cukup rumit dan waktu yang lama.
56
57
58
59
60
Masalah 1: e. Mahasiswa
Diberikan model matematika bertanya kepada
sistem mangsa-pemangsa dosen tentang
(Predator-Prey) rubah (Fox) kesulitan
dengan kelinci (Rabbit) sebagai memahami
berikut. masalah 1 dan
𝑑𝑅 masalah 2.
= 𝛼𝑅 − 𝛽𝑅𝐹,
𝑑𝑡
𝑑𝐹
= 𝛿𝑅𝐹 − 𝛾𝐹
𝑑𝑡
Dengan R adalah banyaknya
populasi kelinci, F adalah
banyaknya populasi rubah,
𝛼, 𝛽, 𝛿, 𝛾 adalah bilangan real
positif parameter yang
mendeskripsikan interaksi dua
spesies dan 𝑡 adalah waktu.
Diketahui nilai awal dan nilai
parameter dari sistem tersebut
yaitu: 𝑅(0) = 140 , 𝐹(0) =
6, 𝛼 = 0.4, 𝛽 = 0.11, 𝛿 =
0.0032, dan 𝛾 = 0.12.
1. Nyatakanlah model
matematika tersebut ke
dalam bentuk Runge-Kutta
orde lima dengan langkah
waktu adalah ∆𝑡 !
2. Tentukan skema
penyelesaian 𝑅0 , 𝐹0 , 𝑅1 , 𝐹1
menggunakan metode RK5
dengan∆𝑡 = 1
Masalah 2:
Berdasarkan masalah 1, tentukan
penyelesaian model
menggunakan metode RK5
dengan 0 ≤ 𝑡 ≤ 20 dan ℎ = 1
dengan program MATLAB. Lalu,
berikan kesimpulan dari hasil
penyelesaian!
e. Dosen memberikan
kesempatan bagi mahasiswa
untuk bertanya, apabila
mengalami kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
62
63
PERTEMUAN 2
KEGIATAN AKTIVITAS DOSEN AKTIVITAS
MAHASISWA
a. Dosen membuka perkuliahan a. Mahasiswa
dengan memberi salam dan menjawab
mengajak mahasiswa untuk salam dan
memulai perkuliahan dengan memulai
berdoa perkuliahan
b. Dosen melakukan presensi dengan berdoa
untuk memastikan kehadiran b. Mahasiswa
mahasiswa memastikan
c. Dosen mengingatkan kembali dirinya hadir
tujuan pembelajaran dan dalam
PENDAHULUAN
agenda belajar pada perkuliahan saat
(15 Menit)
pertemuan ini. dosen
(Orientasi Mahasiswa) melakukan
presensi
c. Mahasiswa
mengingat
kembali tujuan
pembelajaran
dan agenda
belajar pada
pertemuan ini
a. Dosen meminta mahasiswa a. Mahasiswa
untuk duduk secara duduk secara
berkelompok sesuai dengan berkelompok
anggota kelompok pada sesuai dengan
pertemuan sebelumnya. anggota
INTI
(Pembentukan Kelompok) kelompok pada
(120 Menit)
pertemuan
sebelumnya.
b. Dosen memberikan masalah 3 b. Mahasiswa
dan menjelaskan isi dari memahami
masalah yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
masalah 3 yang
Masalah 3: diberikan.
Diberikan model matematika c. Mahasiswa
penyebaran COVID-19 yang bertanya kepada
dipengaruhi oleh tingkat dosen tentang
efektivitas vaksin sebagai kesulitan
berikut. memahami
masalah 3
𝑑𝑆
= 𝑏0 − (𝑣𝑝𝑠 + 𝑑0 )𝑆 − 𝛽(1 −
𝑑𝑡
𝑣𝑝𝑠 )𝑆𝐼,
𝑑𝐸
= 𝛽(1 − 𝑣𝑝𝑠 )𝑆𝐼 − (𝑑1 +
𝑑𝑡
𝛼 + (1 − 𝛼)𝑣𝑝𝑒 )𝐸 ,
𝑑𝐼
= 𝛼𝐸 − (𝑑2 + 𝛾 + (1 −
𝑑𝑡
𝛾)𝑣𝑝𝑖 )𝐼,
𝑑𝑅
= 𝑣𝑝𝑠 𝑆 + 𝑣𝑝𝑒 (1 − 𝛼)𝐸 +
𝑑𝑡
(𝛾 + (1 − 𝛾)𝑣𝑝𝑖 )𝐼 − 𝑑0 𝑅
,
dengan syarat 0 ≤
𝑆(0), 𝐸(0), 𝐼(0), 𝑅(0) ≤ 1.
𝑆 adalah subpopulasi yang rentan
terhadap COVID-19, 𝐸 adalah
subpopulasi terpapar COVID-19,
𝐼 adalah subpopulasi terinfeksi
oleh COVID-19, 𝑅 adalah
subpopulasi yang sembuh dari
COVID-19. Selanjutnya, 𝛽
adalah laju penularan dari
COVID-19, 𝛼 adalah laju
perubahan dari 𝐸 ke 𝐼, 𝛾 adalah
laju perubahan dari I ke R, 𝑣
adalah tingkat vaksinasi dari
populasi, 𝜌𝑠 adalah tingkat
efektivitas dari vaksinasi pada
kelompok rentan, 𝜌𝑒 adalah
tingkt efektivitas dari vaksinasi
pada kelompok terpapar, 𝜌𝑖
adalah efektivitas dari vaksinasi
pada kelompok infeksi, 𝑏0 adalah
laju kelahiran populasi, 𝑑0 adalah
laju kematian dari populasi yang
tidak COVID-19, 𝑑1 adalah laju
kematian dari populasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
66
67
PERTEMUAN 3
68
69
1. Mengorientasikan Mahasiswa
Pada bagian ini, mahasiswa diajak untuk membangun kepercayaan, saling
memahami, membangun komunikasi serta membangun budaya kelas yang
diinginkan. Sebelum memulai pembelajaran, mahasiswa diajak untuk berdiskusi
tentang budaya kelas yang dingin dibangun. Hal ini meliputi aturan-aturan kelas
yang akan di lakukan seperti cara bertanya, cara menyampaikan pendapat, kegiatan
diskusi dalam kelompok dan kewajiban bertanya pada setiap kelompok. Selain
membangun budaya kelas, orientasi mahasiswa juga terletak pada dosen
menjelaskan tujuan pembelajaran. Penjelasan tentang tujuan pembelajaran tidak
hanya tentang materi yang akan dikuasai, tetapi rangkaian proses belajar yang akan
dilakukan juga perlu dijelaskan. Hal ini bertujuan agar mahasiswa mengenal dan
mengetahui arah pembelajaran yang akan dilakukan. Kemudian, perlu dilakukan
peninjauan kembali materi prasyarat. Hal ini dilakukan dengan mengajukan
beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membantu melihat
pemahaman yang dimiliki oleh mahasiswa. Selain itu, peninjauan ini akan
membantu mahasiswa dalam menentukan anggota kelompok. Selain membangun
budaya kelas dan peninjauan ulang materi prasyarat, dilakukan pemberian apersepsi
oleh dosen untuk memberikan memberikan pandangan kepada mahasiswa tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2. Membentuk Kelompok
Pada bagian ini terletak pada mahasiswa diajak untuk membentuk kelompok
belajar. Masing-masing kelompok terdiri dari tiga orang. Kelompok yang terbentuk
merupakan kelompok formal, yaitu kelompok yang dibentuk untuk bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang lebih kompleks seperti presentasi atau membuat
laporan. Penentuan banyak anggota kelompok didasarkan pada pengerjaan yang
cukup lama yakni tiga pertemuan dan memaksimalkan keterlibatan anggota
kelompok. Selain itu, pemilihan keanggotaan kelompok tidak ada kriteria khusus.
Dengan demikian pemilihan anggota kelompok terjadi secara acak dan dipilih oleh
mahasiswa sendiri. Dosen memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk memilih
anggota kelompoknya supaya proses belajar menjadi nyaman dan berjalan dengan
baik.
3. Menyusun Tugas
Pada bagian ini, dosen memberikan tiga masalah yang harus diselesaikan
mahasiswa. Penyusunan masalah didasarkan pada tujuan pembelajara. Masalah 1
diberikan dengan tujuan untuk memahami algoritma penyelesaian model
matematika menggunakan metode RK5. Masalah nyata yang diberikan adalah
dinamika populasi mangsa-pemangsa (Prey-Predator). Mahasiswa diminta untuk
menentukan 𝑅0 , 𝐹0 , 𝑅1 , 𝐹1 secara tertulis dan Mahasiswa dapat memahami alur
penyelesaian menggunakan metode RK5. Selanjutnya, masalah 2 diberikan dengan
tujuan agar mahasiswa dapat menyelesaikan lebih lanjut dan memperoleh grafik
penyelesaian dengan bantuan program MATLAB. Melalui masalah 2, mahasiswa
sudah bisa melakukan analisa hasil penyelesaian dan memahami dinamika
populasi. Kemudian, Masalah 3 diberikan untuk melihat sejauh mana mahasiswa
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirangkum pada masalah 1 dan 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
72
dalami dan topik ini merupakan kelanjutan dari penelitian saya sebelumnya yakni
skripsi. Topik pendidikan yang sempat saya dalami yakni soal-soal PISA. Saya
memiliki ketertarikan untuk mengkaji soal-soal PISA karena soal-soal yang diangkat
dalamnya merupakan kegunaan matematika di kehidupan. Namun demikian, saya
mendapati kesulitan dalam menentukan dosen pembimbing. Sehingga saya berinisiatif
untuk membaca beberapa referensi tesis dan berdiskusi ke beberapa teman mahasiswa
dan alumni untuk menentukan topik tesis dan dosen pembimbing. Setelah menimbang,
saya memutuskan untuk mengambil topik matematika. Topik matematika yang saya
ambil merupakan matematika terapan. Topik ini saya ambil karena seperti namanya
‘Matematika Terapan’ artinya bagaimana matematika diterapkan dalam kehidupan.
Tidak jauh berbeda dengan topik yang dulu saya pahami, hanya saja topik ini
mengambil sudut pandang matematikanya. Setelah menentukan topik tersebut, saya
menentukan dosen yang research interest-nya membahas topik ini. Dari beberapa tesis
yang saya jumpai, dosen pembimbing terkait matematika terapan ini adalah Bapak
Prof. Ir. Sudi Mungkasi, Ph.D, sehingga saya mencoba untuk menghubungi beliau dan
beliau mau menerima saya.
73
saya juga harus mempelajari konsep dasar dari penelitian ini seperti persamaan
diferensial yang dahulu menurut saya sulit. Ketekunan, kesabaran, dan ketelitian saya
terlatih dalam saya menyusun tesis ini.
Selain proses yang panjang ini, terdapat dukungan yang sangat positif dari dosen
pembimbing yang membuat saya semangat dalam menyelesaikan tesis ini. Bermula
dari diterimanya topik saya untuk diangkat sebagai tesis, publikasi tesis, pemahaman
materi hingga sekarang dimana saya bisa menulis tesis. Saya banyak belajar dari
bimbingan-bimbingan yang diarahkan oleh beliau. Saya sangat berterima kasih kepada
beliau, melalui bimbingan beliau saya banyak belajar dan beliau juga mau
menyempatkan waktu untuk bimbingan, meskipun beliau sibuk. Selain dari dosen
pembimbing, Adapun dukungan dari teman se-pembimbingan yaitu Fransiska Intan
Rosari. Banyak diskusi yang dilakukan bersama dengannya, terutama pembuatan
program. Kami saling membantu satu sama lain dalam memeriksa program dan
memberikan ide solusi pemrograman.
74
Selama penulisan tesis ini, saya menikmati proses, baik senang maupun susah. Saya
bersyukur atas kesempatan belajar yang saya terima hingga hari ini. Saya juga tidak
lupa akan dukungan lainnya baik dari orang tua, saudara, teman dan lainnya yang
membuat saya kuat dalam proses belajar. Saya harap hal-hal yang saya dapatkan
selama proses belajar akan terus berkembang dalam diri saya dan akan bermanfaat
bagi orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan dari penulisan penelitian ini
dan saran untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
A. Kesimpulan
B. Saran
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
LAMPIRAN
h=1;
t0=0;
tend=120;
t=t0:h:tend;
p=length(t);
J=0*t;
K=0*t;
L=0*t;
M=0*t;
S=0*t;
E=0*t;
I=0*t;
R=0*t;
%Nilai Parameter
beta=0.462;
alfa=1/11.5;
gamma=0.0686;
b0=3.178*(10^(-5));
d0=2.377*(10^(-5));
d1=2.585*(10^(-5));
d2=2.585*(10^(-5));
v= 0.01;
ps=0.7;
pe=0.6;
pi=0.6;
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
k1K=((beta*(1-v*ps)*J(i)*L(i)) - ((d1+alfa+(1-
alfa)*(v*pe))*K(i)));
k1L=((alfa*K(i)) - ((d2+gamma+((1-gamma)*(v*pi)))*L(i)));
k2K=((beta*(1-v*ps)*(J(i)+(h*k1J*(1/2)))*(L(i)+(h*k1L*(1/2))))
- ((d1+alfa+(1-alfa)*(v*pe))*(K(i)+(h*k1K*(1/2)))));
k2L=((alfa*(K(i)+(h*k1K*(1/2)))) - ((d2+gamma+((1-
gamma)*(v*pi)))*(L(i)+(h*k1L*(1/2)))));
k2M=(((v*ps)*(J(i)+(h*k1J*(1/2)))) + ((v*pe)*(1-
alfa)*(K(i)+(h*k1K*(1/2)))) + ((gamma+((1-
gamma)*(v*pi)))*(L(i)+(h*k1L*(1/2)))) -
(d0*(M(i)+(h*k1M*(1/2)))));
k3K=((beta*(1-v*ps)*(J(i)+(h*k2J*(1/2)))*(L(i)+(h*k2L*(1/2))))
- ((d1+alfa+(1-alfa)*(v*pe))*(K(i)+(h*k2K*(1/2)))));
k3L=((alfa*(K(i)+(h*k2K*(1/2)))) - ((d2+gamma+((1-
gamma)*(v*pi)))*(L(i)+(h*k2L*(1/2)))));
k3M=(((v*ps)*(J(i)+(h*k2J*(1/2)))) + ((v*pe)*(1-
alfa)*(K(i)+(h*k2K*(1/2)))) + ((gamma+((1-
gamma)*(v*pi)))*(L(i)+(h*k2L*(1/2)))) -
(d0*(M(i)+(h*k2M*(1/2)))));
k4K=((beta*(1-v*ps)*(J(i)+(h*k3J))*(L(i)+(h*k3L))) -
((d1+alfa+(1-alfa)*(v*pe))*(K(i)+(h*k3K))));
k4L=((alfa*(K(i)+(h*k3K))) - ((d2+gamma+((1-
gamma)*(v*pi)))*(L(i)+(h*k3L))));
k4M=(((v*ps)*(J(i)+(h*k3J))) + ((v*pe)*(1-
alfa)*(K(i)+(h*k3K))) + ((gamma+((1-
gamma)*(v*pi)))*(L(i)+(h*k3L))) - (d0*(M(i)+(h*k3M))));
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
end
for i=1:p-1;
k1S=(b0 - (((v*ps)+d0)*S(i)) - (beta*(1-(v*ps))*S(i)*I(i))) ;
k1E=((beta*(1-(v*ps))*S(i)*I(i)) - ((d1+alfa+((1-
alfa)*(v*pe)))*E(i)));
k1I=((alfa*E(i)) - ((d2+gamma+((1-gamma)*(v*pi)))*I(i)));
k2E=((beta*(1-
(v*ps))*(S(i)+(h*k1S*(1/4)))*(I(i)+(h*k1I*(1/4)))) -
((d1+alfa+((1-alfa)*(v*pe)))*(E(i)+(h*k1E*(1/4)))));
k2I=((alfa*(E(i)+(h*k1E*(1/4)))) - ((d2+gamma+((1-
gamma)*(v*pi)))*(I(i)+(h*k1I*(1/4)))));
k2R=(((v*ps)*(S(i)+(h*k1S*(1/4)))) + ((v*pe)*(1-
alfa)*(E(i)+(h*k1E*(1/4)))) + ((gamma+((1-
gamma)*(v*pi)))*(I(i)+(h*k1I*(1/4)))) -
(d0*(R(i)+(h*k1R*(1/4)))));
k3S=(b0 - (((v*ps)+d0)*(S(i)+(h*k1S*(1/8))+(h*k2S*(1/8)))) -
(beta*(1-
(v*ps))*(S(i)+(h*k1S*(1/8))+(h*k2S*(1/8)))*(I(i)+(h*k1I*(1/8))+(h*
k2I*(1/8))))) ;
k3E=((beta*(1-
(v*ps))*(S(i)+(h*k1S*(1/8))+(h*k2S*(1/8)))*(I(i)+(h*k1I*(1/8))+(h*
k2I*(1/8)))) - ((d1+alfa+((1-
alfa)*(v*pe)))*(E(i)+(h*k1E*(1/8))+(h*k2E*(1/8)))));
k3I=((alfa*(E(i)+(h*k1E*(1/8))+(h*k2E*(1/8)))) -
((d2+gamma+((1-
gamma)*(v*pi)))*(I(i)+(h*k1I*(1/8))+(h*k2I*(1/8)))));
k3R=(((v*ps)*(S(i)+(h*k1S*(1/8))+(h*k2S*(1/8)))) + ((v*pe)*(1-
alfa)*(E(i)+(h*k1E*(1/8))+(h*k2E*(1/8)))) + ((gamma+((1-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
gamma)*(v*pi)))*(I(i)+(h*k1I*(1/8))+(h*k2I*(1/8)))) -
(d0*(R(i)+(h*k1R*(1/8))+(h*k2R*(1/8)))));
k4S=(b0 - (((v*ps)+d0)*(S(i)-(h*k2S*(1/2))+(h*k3S))) -
(beta*(1-(v*ps))*(S(i)-(h*k2S*(1/2))+(h*k3S))*(I(i)-
(h*k2I*(1/2))+(h*k3I)))) ;
k4E=((beta*(1-(v*ps))*(S(i)-(h*k2S*(1/2))+(h*k3S))*(I(i)-
(h*k2I*(1/2))+(h*k3I))) - ((d1+alfa+((1-alfa)*(v*pe)))*(E(i)-
(h*k2E*(1/2))+(h*k3E))));
k4I=((alfa*(E(i)-(h*k2E*(1/2))+(h*k3E))) - ((d2+gamma+((1-
gamma)*(v*pi)))*(I(i)-(h*k2I*(1/2))+(h*k3I))));
k4R=(((v*ps)*(S(i)-(h*k2S*(1/2))+(h*k3S))) + ((v*pe)*(1-
alfa)*(E(i)-(h*k2E*(1/2))+(h*k3E))) + ((gamma+((1-
gamma)*(v*pi)))*(I(i)-(h*k2I*(1/2))+(h*k3I))) - (d0*(R(i)-
(h*k2R*(1/2))+(h*k3R))));
k5S=(b0 - (((v*ps)+d0)*(S(i)+(h*k1S*(3/16))+(h*k4S*(9/16)))) -
(beta*(1-
(v*ps))*(S(i)+(h*k1S*(3/16))+(h*k4S*(9/16)))*(I(i)+(h*k1I*(3/16))+
(h*k4I*(9/16))))) ;
k5E=((beta*(1-
(v*ps))*(S(i)+(h*k1S*(3/16))+(h*k4S*(9/16)))*(I(i)+(h*k1I*(3/16))+
(h*k4I*(9/16)))) - ((d1+alfa+((1-
alfa)*(v*pe)))*(E(i)+(h*k1E*(3/16))+(h*k4E*(9/16)))));
k5I=((alfa*(E(i)+(h*k1E*(3/16))+(h*k4E*(9/16)))) -
((d2+gamma+((1-
gamma)*(v*pi)))*(I(i)+(h*k1I*(3/16))+(h*k4I*(9/16)))));
k5R=(((v*ps)*(S(i)+(h*k1S*(3/16))+(h*k4S*(9/16)))) +
((v*pe)*(1-alfa)*(E(i)+(h*k1E*(3/16))+(h*k4E*(9/16)))) +
((gamma+((1-gamma)*(v*pi)))*(I(i)+(h*k1I*(3/16))+(h*k4I*(9/16))))
- (d0*(R(i)+(h*k1R*(3/16))+(h*k4R*(9/16)))));
k6S=(b0 - (((v*ps)+d0)*(S(i)-
(h*k1S*(3/7))+(h*k2S*(2/7))+(h*k3S*(12/7))-
(h*k4S*(12/7))+(h*k5S*(8/7)))) - (beta*(1-(v*ps))*(S(i)-
(h*k1S*(3/7))+(h*k2S*(2/7))+(h*k3S*(12/7))-
(h*k4S*(12/7))+(h*k5S*(8/7)))*(I(i)-
(h*k1I*(3/7))+(h*k2I*(2/7))+(h*k3I*(12/7))-
(h*k4I*(12/7))+(h*k5I*(8/7))))) ;
k6E=((beta*(1-(v*ps))*(S(i)-
(h*k1S*(3/7))+(h*k2S*(2/7))+(h*k3S*(12/7))-
(h*k4S*(12/7))+(h*k5S*(8/7)))*(I(i)-
(h*k1I*(3/7))+(h*k2I*(2/7))+(h*k3I*(12/7))-
(h*k4I*(12/7))+(h*k5I*(8/7)))) - ((d1+alfa+((1-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
alfa)*(v*pe)))*(E(i)-(h*k1E*(3/7))+(h*k2E*(2/7))+(h*k3E*(12/7))-
(h*k4E*(12/7))+(h*k5E*(8/7)))));
k6I=((alfa*(E(i)-(h*k1E*(3/7))+(h*k2E*(2/7))+(h*k3E*(12/7))-
(h*k4E*(12/7))+(h*k5E*(8/7)))) - ((d2+gamma+((1-
gamma)*(v*pi)))*(I(i)-(h*k1I*(3/7))+(h*k2I*(2/7))+(h*k3I*(12/7))-
(h*k4I*(12/7))+(h*k5I*(8/7)))));
k6R=(((v*ps)*(S(i)-(h*k1S*(3/7))+(h*k2S*(2/7))+(h*k3S*(12/7))-
(h*k4S*(12/7))+(h*k5S*(8/7)))) + ((v*pe)*(1-alfa)*(E(i)-
(h*k1E*(3/7))+(h*k2E*(2/7))+(h*k3E*(12/7))-
(h*k4E*(12/7))+(h*k5E*(8/7)))) + ((gamma+((1-
gamma)*(v*pi)))*(I(i)-(h*k1I*(3/7))+(h*k2I*(2/7))+(h*k3I*(12/7))-
(h*k4I*(12/7))+(h*k5I*(8/7)))) - (d0*(R(i)-
(h*k1R*(3/7))+(h*k2R*(2/7))+(h*k3R*(12/7))-
(h*k4R*(12/7))+(h*k5R*(8/7)))));
end
%Program ODE45
options=odeset('RelTol',1e-15,'AbsTol',1e-15);
f=@(t,x)[(b0 - (((v*ps)+d0)*x(1)) - (beta*(1-(v*ps))*x(1)*x(3)));
((beta*(1-(v*ps))*x(1)*x(3)) - ((d1+alfa+(1-alfa)*(v*pe))*x(2)));
((alfa*x(2)) - ((d2+gamma+((1-gamma)*(v*pi)))*x(3)));
(((v*ps)*x(1)) + ((v*pe)*(1-alfa)*x(2)) + ((gamma+(1-
gamma)*(v*pi))*x(3)) - (d0*x(4)))];
83
for i=1:p-1;
C=(sum(V)/(i)); %Runge-Kutta Orde 4 (S)
D=(sum(W)/(i)); %Runge-Kutta Orde 4 (E)
F=(sum(X)/(i)); %Runge-Kutta Orde 4 (I)
G=(sum(Y)/(i)); %Runge-Kutta Orde 4 (R)
for i=1:p-1
fprintf('%1.0f %10.8f %9.8f %9.8f %9.8f\n',i, J(i), K(i),
L(i), M(i))
end
disp('--------------------------------------------------')
for i=1:p-1
fprintf('%1.0f %10.8f %9.8f %9.8f %9.8f\n',i, S(i), E(i),
I(i), R(i))
end
disp('--------------------------------------------------')
for i=1:p-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
disp('============================================================
===================================================')
disp('============================================================
=================================================')
disp('Keterangan:')
disp('S adalah proporsi populasi manusia yang Susceptible')
disp('E adalah proporsi populasi manusia yang Exposed')
disp('I adalah proporsi populasi manusia yang Infected')
disp('R adalah proporsi populasi manusia yang Recovered')
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 2: Hasil Perhitungan Metode Runge-Kutta Orde 4, Metode Runge-Kutta Orde 5, dan ODE45 Menggunakan Program MATLAB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95