Anda di halaman 1dari 168

PEMAHAMAN KONSEP DAN LITERASI NUMERASI SISWA PADA

STEM PROJECT BASED BLANDED LEARNING MATERI FLUIDA

TESIS

OLEH :
GEPI SARTIANIS
NIM 200321859507

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA
2022

i
PEMAHAMAN KONSEP DAN LITERASI NUMERASI SISWA PADA
PROJECT BASED BLANDED LEARNING BERBASIS STEM MATERI
FLUIDA DINAMIS

TESIS
Diajukan kepada
Univeritas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program
Magister Pendidikan

OLEH
GEPI SARTIANIS
NIM 200321859507

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA
2022

ii
Tesis oleh Gepi Sartianis ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Malang, 13 Desember 2022


Pembimbing I

Prof. Dr. Lia Yuliati, M.Pd


NIP. 196807191991032001

Malang, 13 Desember 2022


Pembimbing II

Prof. Dr. Parno, M.Si


NIP. 196807191991032001

iii
Tesis oleh Gepi Sartianis ini telah dipertahankan didepan dewan penguji pada
tanggal 22 Desember 2022

Dewan Penguji

Prof. Dr. Lia Yuliati, M.Pd Ketua


NIP. 196807191991032001

Prof. Dr. Parno, M.Si Anggota


NIP. 196807191991032001

Prof. Dr. Sutopo, M.Si Anggota


NIP 196309191988031001

Dr. Eny Latifah, M.Si Anggota


NIP 196907311998022001

Mengesahkan Mengetahui,
Dekan FMIPA UM Koordinator Program Studi S2 Pendidikan Fisika

Prof. Dr. Hadi Suwono, M. Si Prof. Dr. Sutopo, M. Si


NIP. 196705151991031007 NIP 196309191988031001

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Gepi Sartianis


NIM : 200321859507
Program Studi : S2 Pendidikan Fisika
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi/falsifikasi/fabrikasi baik sebagai atau
seluruhnya.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa tesis ini hasil
plagiasi/falsifikasi/fabrikasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, November 2022


Yang membuat pernyataan

GEPI SARTIANIS
NIM 200321859507

v
RINGKASAN

Sartianis, G. 2022. Pemahaman Konsep dan Literasi Numerasi Siswa pada STEM
Project Based Blanded Learning Materi Fluida Dinamis di SMA Negeri 4 Kerinci.
Tesis, Program Studi Magister Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Lia
Yuliati, M.Pd (II) Prof. Dr. Parno, M.Si.

Kata Kunci: pemahaman konsep, literasi numerasi, Project Based Blanded


Learning , fluida dinamis.

Pembelajaran fisika sangat diperlukan dalam pemahaman konsep terutama pada


materi fluida. Menurut Rofiqah (2020) siswa yang memahami konsep akan lebih
mudah menyelesaikan masalah dengan banyak cara. Pemahaman konsep tidak
cukup jika literasi numerasi siswa masih kurang karena pada tahun 2020
Kemendikbud telah mengganti ujian nasional menjadi AKM yaitu salah satu aspek
penilaiannya adalah kemampuan literasi numerasi siswa. Menurut Parno (2021)
STEM yang berbasis project mampu meningkatkan pemahaman siswa dan
pembelajaran akan lebih menarik dengan adanya project sehingga siswa lebih
memahami konsep dan mampu menerapkan literasi numerasi dengan project
tersebut. Sehingga diperlukan upaya meningkatkan pemahaman konsep dan literasi
numerasi melalui penerapan STEM project based blanded learning materi fluida
dinamis.
Penelitian ini menggunakan mixed methods embedded design. Metode
pengumpulan data dengan metode kuantitatif dan kualitatif, dengan data kualitatif
berperan sebagai pendukung data kuantitatif. Rancangan penelitian ini berdasarkan
desain penelitian mixed methods embedded design. Penelitian dilakukan di kelas XI
MIPA dengan jumlah 32 siswa. Data yang dikumpulkan berupa hasil tes dan
wawancara. Tes meliputi tes berupa 8 soal pilihan ganda beralasan untuk mengukur
pemahaman konsep dan 10 soal campuran untuk mengukur kemampuan literasi
numerasi. Hasil jawaban siswa dianalisis paired sample t-test, N-Gain, dan Effect
Size. Hasil wawancara dilakukan dengan direduksi dan ditarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran
STEM project base blended learning mengalami peningkatan ditunjukkan oleh

vi
skor postest. Peningkatan hasil pembelajaran ditunjukkan oleh nilai N-Gain sebesar
0,89 dalam kategori tinggi dan effect size sebesar 0,72 dengan kategori moderat
effect. Terdapat perbedaan pretest dan postest ditunjukkan oleh paired samples t-
test. Selain itu, peningkatan dapat terlihat berdasarkan hasil wawancara. Siswa
mampu mendeskripsikan konsep fluida dinamis yang telah dipelajari. Kategori
pemahaman konsep siswa berubah menjadi tinggi. Literasi numerasi siswa dalam
pembelajaran STEM project base blended learning mengalami peningkatan pada
skor postest, dengan N-Gain sebesar 0,92 dalam kategori tinggi dan effect size
sebesar 1,75 dengan kategori strong effect. Selain itu, peningkatan dapat terlihat
berdasarkan hasil wawancara.

vii
SUMMARY
Sartianis, G. 2022. Understanding Concepts and Numerical Literacy of Students
in STEM Project Based Blended Learning on Dynamic Fluid Materials at SMA
Negeri 4 Kerinci. Thesis, Master of Physics Education Study Program, Faculty of
Mathematics and Natural Sciences, State University of Malang. Advisor: (I) Prof.
Dr. Lia Yuliati, M.Pd (II) Prof. Dr. Parno, M.Sc.

Keywords: conceptual understanding, numeracy literacy, Project Based


Blended Learning, fluid dynamics.

Physics learning is very necessary in understanding concepts, especially in fluid


material. According to Rofiqah (2020) students who understand concepts will find
it easier to solve problems in many ways. Understanding the concept is not enough
if students' numeracy literacy is still lacking because in 2020 the Ministry of
Education and Culture has changed the national exam to AKM, namely one aspect
of the assessment is students' numeracy literacy skills. So that efforts are needed to
increase the understanding of numeracy concepts and literacy through the
application of STEM project based blended learning on dynamic fluid material.

This research uses mixed methods embedded design. Methods of data collection
with quantitative and qualitative methods, with qualitative data acting as a supporter
of quantitative data. The research design is based on a mixed methods embedded
design research design. The research was conducted in class XI MIPA with a total
of 32 students. The data collected is in the form of test results and interviews. The
test includes a test in the form of 8 reasoned multiple choice questions to measure
conceptual understanding and 10 mixed questions to measure numeracy literacy
skills. The results of students' answers were analyzed by paired sample t-test, N-
Gain, and Effect Size. The results of the interviews were carried out by being
reduced and conclusions were drawn.

The results showed that students' understanding of concepts in STEM learning


project base blended learning had increased as indicated by the posttest score. The
increase in learning outcomes is shown by the N-Gain value of 0.89 in the high
category and an effect size of 0.72 in the moderate effect category. There are

viii
differences in pretest and posttest shown by paired samples t-test. In addition,
improvement can be seen based on the interview results. Students are able to
describe the dynamic fluid concepts that have been studied. The students' concept
understanding category changed to high. Students' numeracy literacy in STEM
learning project base blended learning has increased in posttest scores, with an N-
Gain of 0.92 in the high category and an effect size of 1.75 in the strong effect
category. In addition, improvement can be seen based on the interview results.

ix
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul
“Pemahaman Konsep Dan Literasi Numerasi Siswa Pada Project Based Blanded
Learning Berbasis Stem Materi Fluida Dinamis Di Sma Negeri 4 Kerinci ”. Tesis
ini disusun untuk melengkapi persyaratan kelulusan program Magister Pendidikan
Fisika Universitas Negeri Malang. Tesis ini terdiri dari lima bab, yaitu bab I
pendahuluan, bab II kajian pustaka, bab III metode penelitian, bab IV hasil dan
pembahasan, dan bab V penutup.
Dalam menyusun dan menyelesaikan tesis ini, penulis mendapatkan
bantuan, bimbingan dan kerjasama dari semua pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Lia Yuliati dan Bapak Prof. Dr. Parno, M.Si selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing, memberikan arahan, dan masukan selama
penyusunan tesis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan sangat
baik.

2. Pihak SMA Negeri 4 Kerinci yang telah mengizinkan dan memfasilitasi peneliti
dalam melakukan penelitian.

4. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penyelsaian tesis ini.

Semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dijadikan referensi
dalam penelitian selanjutnya.
Malang, Desember 2022

Penulis

x
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ v


RINGKASAN ....................................................................................................... vi
SUMMARY ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ......................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 7
1.3 TUJUAN PENELITIAN .......................................................................... 7
1.4 MANFAAT PENELITIAN ...................................................................... 8
1.5 DEFINISI OPERASIONAL ..................................................................... 8
BAB II .................................................................................................................. 13
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR .................................... 13
2.1 PEMAHAMAN KONSEP ..................................................................... 13
2.2 LITERASI NUMERASI ........................................................................ 17
2.3 PROJECT BASE LAERNING (PjBL)..................................................... 20
2.4 SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING AND MATHEMATICS
(STEM ............................................................................................................... 22
2.5 STEM PROJECT BASE LEARNING ..................................................... 23
2.6 BLENDED LEARNING .......................................................................... 25
2.7 STEM PROJECT BASE BLENDED LEARNING .................................. 27
2.8 FLUIDA DINAMIS ............................................................................... 29
2.9 KERANGKA BERPIKIR ...................................................................... 33
BAB III ................................................................................................................. 38
METODE PENELITIAN ................................................................................... 38

xi
3.1 RANCANGAN PENELITIAN .............................................................. 38
3.2 SUBJEK DAN WAKTU PENELITIAN................................................ 40
3.3 INSTRUMEN PENELITIAN ................................................................ 40
3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA ...................................................... 44
3.5 ANALISIS DATA .................................................................................. 44
BAB IV ................................................................................................................. 49
HASIL PENELITIAN ........................................................................................ 49
4.4 DESKRIPSI KEGIATAN PEMBELAJARAN STEM PROJECT BASED
BLANDED LEARNING ..................................................................................... 50
4.5 DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN STEM PROJECT BASED
BLANDED LEARNING ..................................................................................... 59
Pemahaman Konsep .............................................................................................. 59
Literasi Numerasi .................................................................................................. 64
BAB V ................................................................................................................... 71
PEMBAHASAN .................................................................................................. 71
5.1 PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA PEMBELAJARAN STEM
PROJECT BASED BLANDED LEARNING ...................................................... 71
5.2 LITERASI NUMERASI SISWA PADA PEMBELAJARAN STEM
PROJECT BASED BLANDED LEARNING ...................................................... 74
BAB VI ................................................................................................................. 78
PENUTUP ............................................................................................................ 78
6.1 KESIMPULAN ...................................................................................... 78
6.2 SARAN................................................................................................... 78

xii
DAFTAR TABEL

1. Indikator Pemahaman Konsep Materi Fluida Dinamis ..................................... 16


2 Komponen Indikator Literasi Numerasi............................................................. 18
3 Indikator Literasi Numerasi Penelitian .............................................................. 19
4 Sintaks STEM project base learning .................................................................. 25
5 STEM project base blended learning ................................................................. 28
6 Analisis kesulitan Siswa pada Materi Fluida Dinamis ...................................... 29
7 Hubungan Pemahaman konsep dan Literasi Numerasi menggunakan
Pembelajaran Project Base Learning dengan Blended Learning berbasis STEM
pada materi Fluida Dinamis .................................................................................. 36
8 Indikator instrumen soal literasi numerasi ......................................................... 43
9 Kategori Literasi Numerasi Siswa ..................................................................... 47
10 Hasil Analisis Statistik ..................................................................................... 60
11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ......................................................... 60
12 Paired Sample T-Test, N-Gain dan Effect Size ............................................... 60
13 Analisis Statistik Deskriptif Kemampuan Literasi numerasi ........................... 64
14 Hasil Uji Normalitas dengan one-sample kolmogorov-smirnov Data Literasi
Numerasi ............................................................................................................... 64
15 Hasil Paired Sample t-test, N-Gain dan Effect Size Data Literasi Numerasi . 65
16 Tingkat kompetensi numerasi .......................................................................... 69

xiii
DAFTAR GAMBAR

3. 1 Penelitian Mixed Methods Embedded Design (Creswell & Clark, 2007) ..... 38
3. 2 Desain Penelitian............................................................................................ 38
4. 1 Tampilan Gnomio .......................................................................................... 51
4. 2 Jawaban Siswa di Lembar LKS ..................................................................... 56
4. 3 Jawaban Siswa Setelah Melakukan Researching ........................................... 57
4. 4 Analizing Idea yang Dilakukan oleh Siswa ................................................... 58
4. 5 Gambar Proses Pembuatan Project ................................................................ 59
4. 6 Soal nomor 1 Pemahaman Konsep ................................................................ 62
4. 7 Soal nomor 2 Pemahaman Konsep ................................................................ 63
4. 8 Soal nomor 7 Pemahaman Konsep ................................................................ 63
4. 9 Soal nomor 10 ................................................................................................ 67
4. 10 Soal nomor 7 ................................................................................................ 67
4. 11 Soal nomor 6 ................................................................................................ 68
4. 12 Soal nomor 4 ................................................................................................ 68

xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1 Silabus ................................................................................................................ 86
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hukum Bernoulli .................................... 92
3 Soal Pretest dan Postest pemahaman konsep ................................................... 111
4 Rubrik Penilaian Soal Test Pemahaman Konsep ........................................... 123
5 Soal Pretest dan Postest Literasi Numerasi ...................................................... 124
6 Pedoman Wawancara Pretest dan Post Test..................................................... 133
7 Hasil Uji Empirik ............................................................................................. 135
8 Hasil Pretest dan Posttest Pemahaman Konsep dan Literasi Numerasi ........... 137
9 Analisis Data Terhadap Hasil Pretest dan Postest Pemahaman Konsep .......... 139
10 Analisis Data Terhadap Hasil Pretest dan Postest Literasi Numerasi ........... 143
11 Hasil Wawancara Pretest dan Postest ........................................................... 146
12 Surat Penelitian .............................................................................................. 150
13 Surat Balasan Penelitian................................................................................. 152

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Fluida dinamis merupakan salah satu materi fisika kelas XI sekolah
menengah atas (SMA) semester ganjil. Kurikulum 2013 revisi menempatkan materi
fluida dinamis pada kompetensi dasar (KD) 3.4 dan 4.4 dengan submateri yaitu
fluida ideal, azas Kontinuitas, azas Bernoulli dan penerapan azas Kontinuitas dan
Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Pebriana (2018) fluida merupakan
salah satu topik fisika yang kompleks sehingga siswa kesulitan dalam memahami
konsep secara mendalam. Siswa gagal dalam menerapkan persamaan Bernoulli ke
berbagai titik fluida dan gagal mempertimbangkan bahwa persamaan ini diturunkan
dari hukum kekekalan (Suarez et al., 2017). Dalam identifikasi miskonsepsi materi
fluida dinamis di salah satu SMA Kota Bandung diperoleh hasil 28 % siswa
mengalami miskonsepsi dan 30 % siswa tidak memahami konsep (Nurul, Samsudin
and Gina, 2017). Penelitian yang dilakukan Dewi (2019) menjelaskan siswa
kesulitan saat menjelaskan suatu situasi atau fenomena dengan menggabungkan dua
konsep atau lebih secara baik dan ilmiah dalam fluida dinamis. Selain itu, siswa
masih merasa kesulitan untuk menganalisis (1) hubungan antara kecepatan aliran
dan luas penampang, (2) konstruksi bukti debut konstan, (3) pengangkatan
aerodinamis dua sayap pesawat terbang, (4) fenomena seseorang yang berdiri di
dekat kereta api yang bergerak, dan (5) hubungan antara ketinggian tempat
penampungan air dan kecepatan aliran (Parno et al., 2021).
Pendidikan abad ke 21 tidak terlepas dari pemahaman konsep. Hal tersebut
dikarenakan pendidikan yang dibangun di atas kompetensi abad 21 menitikberatkan
pada pembelajaran yang menuntut siswa memiliki keterampilan, pengetahuan,
pemahaman konsep, dan kemampuan di bidang teknologi, media, dan informasi
(Huda et al., 2019). Menurut Rofiqah (2020) siswa yang memahami konsep akan
lebih mudah menyelesaikan masalah dengan banyak cara. Sejalan dengan pendapat
Meilina (2020) siswa yang memiliki kemampuan penalaran yang tinggi akan
membantu mereka untuk berpikir dengan baik dalam memahami konsep

1
2

dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan penalaran rendah. Jadi


apabila siswa mampu memahami makna yang meliputi makna ilmiah, makna
teoritis, dan penerapan dalam kehidupan nyata, maka dikatakan siswa tersebut
sudah memiliki pemahaman konsep (Lukma, Setyawan and Chosinawarotin, 2020).
Menurut Puspita (2017) penguasaan konsep yang baik dan benar harus dimiliki
siswa untuk digunakan dalam pemecahan masalah, terutama konsep-konsep yang
fundamental dan kompleks seperti materi fluida dinamis serta penguasaan konsep
fluida dinamis diperlukan siswa untuk memahami konsep dasar (Rivai and Yuliati,
2018).
Hasana (2016) kemampuan dasar yang dimaksud yaitu literasi dan numerasi
yang merupakan bagian dasar tes asesmen kompetensi minimum (AKM).
Kemendikbud telah menggantikan ujian nasional (UN) menjadi AKM sehingga
siswa dituntut menguasai kemampuan dasar tersebut yang diselenggarakan mulai
tahun ajaran 2020/2021. Yuliati (2020) menyatakan pada AKM, penilaian diukur
pada dua aspek yaitu literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Kedua
literasi ini difokuskan pada komponen konten, proses kognitif yang diperlukan
untuk dapat menyelesaikan masalah, dan konteks yang menunjukkan aspek
kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Menurut Supriyati (2021)
salah satu literasi yang memiliki peran terkait pengambilan keputusan dalam
kehidupan sehari-hari adalah literasi numerasi. Sementara kemampuan literasi
numerasi di Indonesia belum berkembang dan tingkat numerasi di Indonesia
sangatlah rendah.
Winata (2021) menyatakan asesmen kemampuan numerasi dikembangkan
untuk mengetahui kemampuan numerasi dari siswa yang berhubungan dengan
kemampuan matematika. Selain itu, kemampuan numerasi juga berhubungan
dengan banyak aspek termasuk science. Kemampuan literasi numerasi lebih banyak
terdapat pada mata pelajaran matematika, fisika dan kimia serta bidang keahlian.
Kemampuan numerasi meliputi kemampuan membaca data, grafik, tabel yang
berbasis angka. Menurut Mahmud (2019) literasi numerasi adalah pengetahuan dan
kecakapan untuk menggunakan berbagai macam angka dan simbol terkait dengan
matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari
lalu menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk serta
3

menginterpretasi hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil keputusan.


Secara sederhana, numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam
kehidupan sehari-hari. dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi
kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita yaitu ditunjukkan dengan kenyamanan
terhadap bilangan dan cakap menggunakan keterampilan matematika secara praktis
untuk memenuhi tuntutan kehidupan. Kemampuan ini juga merujuk pada apresiasi
dan pemahaman informasi yang dinyatakan secara matematis, misalnya grafik,
bagan, dan tabel.
Penelitian oleh Parno (2021) dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa
pada materi fluida dinamis dengan menggunakan model IBL-STEM berbasis
formative assessment. Model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa dengan tingkat efektivitas 3,645 (kategori sangat besar).
Penelitian juga dilakukan oleh Samsudin (2018) dengan model pembelajaran
PDEODE (PTMPDEODE) dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa materi
fluida dinamis dengan tingkat peningkatan 14 %. Namun, kedua penelitian tersebut
memiliki beberapa kelemahan yaitu (1) penerapan model tersebut dilakukan secara
tatap muka atau offline sehingga tidak cocok diterapkan di saat pandemi yang
menerapkan pertemuan terbatas dan (2) proses pembelajaran siswa dibimbing
langsung oleh guru sehingga setiap pertanyaan siswa dapat dijawab langsung oleh
guru sehingga tidak cocok diterapkan dengan keadaan pembelajaran pertemuan
terbatas yang menuntut siswa untuk mandiri dalam pembelajaran yang dilakukan di
rumah masing-masing dengan tingkat pengawasan guru yang tentunya juga
terbatas. Selain penelitian dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa,
penelitian terdahulu mengenai literasi numerasi juga telah dilakukan oleh
Widiastuti (2021) dan Pangesti (2018) dalam mata pembelajaran matematika.
Penelitian literasi numerasi dalam mata pembelajaran fisika masih jarang
ditemukan karena penerapan AKM baru dilakukan pada tahun 2021 oleh
Kemendikbud.
Pendidikan adalah salah satu aspek yang paling terpengaruh karena akibat
dari Covid-19. Lembaga pendidikan selama berbulan-bulan ditutup atau diganti
dengan tatap muka secara online (Faisal et al., 2021). Chalaghan (2021)
4

Pembelajaran di kampus yang telah dijadwalkan secara teratur harus diubah ke


lingkungan virtual. Sehingga Ghate (2020) menyatakan pembelajaran berbasis
teknologi ditawarkan melalui media elektronik seperti radio dan televisi, atau
melalui platform digital seperti kelas melalui gadget. Proses pembelajaran ini
menciptakan suasana menyenangkan dan mengurangi kecemasan siswa dalam
belajar karena siswa di era ini sudah mengenal teknologi dan sudah terbiasa
dengannya. Situasi ini sangat mendukung penerapan media elektronik yang
diberikan oleh para dosen dan guru (Dewi, Adnyani and Wahyuni, 2020).
Pembelajaran berbasis teknologi sebagai salah satu upaya pembelajaran di tengah
Covid-19 adalah blended learning.
Blended learning merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan atau
menggabungkan antara pembelajaran online dan face-to-face (pembelajaran tatap
muka) dengan menggunakan berbagai teknologi berbasis web, teknologi e-learning
dan multimedia, seperti video streaming, virtual class, animasi teks online
dikombinasikan dengan bentuk tradisional pelatihan di kelas dan pelatihan
perorangan (Lestari, 2020). Blended learning memiliki kelebihan dibandingkan
pembelajaran secara konvensional di tengah Covid-19. Phage (2018) menggunakan
blended learning dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa materi
kinematika. Penelitian tersebut memperoleh hasil dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa pada materi kinematika. Karakteristik materi yang berbeda antara
kinematika dan materi yang lain dalam fisika sehingga hal tersebut tidak dapat
dijadikan acuan dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi fluida
dinamis.
Gronlien (2021) menemukan bahwa strategi pengajaran blended learning
membuat peningkatan hasil ujian siswa dan menyatakan tingkat kepuasan yang
lebih tinggi dengan belajar di dunia maya dan lebih memahami apa yang diharapkan
oleh guru. Huda (2019) juga menemukan terdapat pengaruh pemahaman konsep
matematika siswa dengan model pembelajaran blended learning. Keuntungan
pelaksanaan blended learning yang dilakukan yaitu teknik ini memungkinkan siswa
untuk dapat belajar dimana saja dan kapan saja. Siswa dapat mendalami materi yang
sedang dipelajari secara mandiri.
5

Blended learning yang digunakan adalah pertemuan tatap muka terbatas


dengan memperhatikan protokol kesehatan yang diatur dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 dan
penggunaan platform e-learning. Salah satu lembaga pendidikan yang
menggunakan platfom e-learning adalah SMA Negeri 4 Kerinci. Platform e-
learning yang digunakan adalah moodle gnomio. Ulinnuha (2020) blended learning
menggunakan Gnomio dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa. Al-ani (2013) dengan menggunakan Gnomio memungkinkan siswa untuk
bergabung dalam ruang kelas digital dan mengakses materi–materi pembelajaran,
kuis, jurnal elektronik dan file lain sehingga diyakini dapat menciptakan
pendekatan yang berpusat pada siswa di mana siswa dan guru terlibat aktif di kelas
dan menggunakan kegiatan belajar yang konstruktif.

Penerapan pembelajaran blended learning untuk keterampilan dasar yaitu


literasi numerasi dan pemahaman konsep dapat mencapai tujuan apabila siswa
mampu mangaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Nisa (2020)
siswa akan mudah untuk membangun konsep mereka sendiri jika pembelajaran
dilakukan secara bermakna. Hal tersebut memerlukan model pembelajaran berbasis
proyek. Pembelajaran berbasis proyek diharapkan mampu menciptakan lingkungan
yang dapat membangun pembelajaran yang bermakna, aktif, dan berpusat pada
siswa serta membangun siswa untuk berkolaborasi. Hikmahningsih (2015)
menyatakan Project Based Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep dan
kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika pada materi Fluida dinamis. Sedangkan
menurut Oktavia (2020) dalam penelitiannya terbukti bahwa Pembelajaran
Berbasis Proyek (PjBL) berbasis STEM efektif dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa. Azizi (2020) Project Based Learning dapat menumbuhkan
sikap untuk berpikir kritis, kreatif, analitis, dan dapat meningkatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi, sehingga siswa lebih aktif dalam proses belajar melalui
produk yang dihasilkan. Hikmahningsih(2015) juga menyatakan model
pembelajaran yang mendukung terciptanya pengembangan kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa salah satunya adalah model Project Based Learning (PjBL).
Seiring dengan perkembangan ekonomi, teknologi, dan ilmu pengetahuan,
masyarakat dihadapkan pada dengan tuntutan baru di dunia global dan kompetitif.
6

Meski berkembang pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi dalam setiap bidang
aktivitas manusia, baik secara kebetulan, maupun secara ekonomi masyarakat maju
tampaknya tidak mampu menarik generasi muda untuk mengejar karir di bidang
tersebut. pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STEM memberikan
pelatihan kepada siswa untuk berintegrasi setiap komponen akronim STEM
sekaligus (Morais et al., 2021). Menurut Hutchins (2020) ini memberi kesempatan
unik dan waktu yang tepat untuk berkembang ke lingkungan belajar berbasis
komputer yang memanfaatkan sinergi antara STEM dan pendidikan komputasi dan
membawa pembelajaran dengan pemodelan dan pendekatan pemecahan masalah
untuk mendukung belajar dengan pemahaman yang aktif dan menarik. Penelitian
yang dilakukan oleh Simeon (2020) menunjukkan bahwa prestasi siswa meningkat
secara signifikan dengan mempelajari konsep fisika berbasis STEM.
Penelitian terdahulu telah dilakukan dalam penerapan PjBL berbasis STEM
oleh Parno (2020) dengan hasil penelitian PjBL berbasis STEM mampu
meningkatkan literasi sains siswa lebih baik dibandingkan pembelajaran PjBL dan
konvensional. Beberapa penelitian lain yang telah dilakukan menggunakan project
base blended learning yaitu menggabungkan antara blended learning dan PjBL
yaitu Marliani (2020) mendapati project base blended learning efektif dalam
meningkatkan communication skill dalam mata pelajaran matematika, Husamah
(2015) memperoleh hasil project base blended learning efektif meningkatkan
metacognitive awareness siswa pada pembelajaran biologi, Sumarni (2021) project
base blended learning efektif meningkatkan berfikir kreatif calon guru kimia.
Beberapa penelitian tersebut memiliki kekurangan yaitu (1) pembelajaran
dilakukan dengan pertemuan langsung dikelas sehingga tidak dapat diterapkan pada
pembelajaran di era pandemi yang menerapkan pembelajaran blended learning, (2)
belum menunjukkan penelitian yang menggabungkan blended learning dan project
base learning berbasis STEM dalam pembelajaran fisika, (3) penelitian yang
dilakukan belum ada yang mengukur variabel pemahaman konsep dan literasi
numerasi siswa materi fluida dinamis.
Berdasarkan hasil survey pendahuluan dan wawancara dengan guru fisika
SMA Negeri 4 Kerinci menyatakan bahwa proses pembelajaran pada tahun ajaran
2021/2022 dilaksanakan dengan pertemuan terbatas yaitu luring (luar jaringan) atau
7

offline dan daring (dalam jaringan) atau online. Hal tersebut sesuai dengan
penerapan STEM PjBL yang dilakukan secara offline dan online atau blended
learning. Pembelajaran dibagi menjadi dua proses yaitu tahap pertama dilakukan
secara daring atau online untuk pembahasan dan diskusi materi dengan bantuan e-
learning Gnomio. Tahap kedua yaitu mengerjakan project STEM pada materi
termodinamika secara luring atau offline. Penelitian sebelumnya banyak dilakukan
dengan menggabungkan 2 variabel saja seperti berpikir kritis dan STEM,
pemahaman konsep dan STEM atau menggabungkan PjBL dan STEM sehingga
diharapkan lebih banyak penelitian yang menggabungkan beberapa variabel agar
informasi yang diperoleh lebih kompleks.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian untuk mengukur
pemahaman konsep dan literasi numerasi siswa melalui penerapan pembelajaran
yang menggabungkan blended learning, project base learning dan pembelajaran
STEM dengan menggunakan Gnomio. Sehingga penelitian ini berjudul
“Pemahaman konsep dan literasi numerasi siswa pada STEM project based
blanded learning materi fluida dinamis”.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:

1. Bagaimana Pemahaman konsep siswa pada STEM project based blanded


learning materi fluida dinamis ?
2. Bagaimana literasi numerasi siswa pada STEM project based blanded learning
materi fluida dinamis ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Dari rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pemahaman konsep siswa pada STEM project based


blanded learning materi fluida dinamis
2. Untuk mengetahui literasi numerasi siswa pada STEM project based blanded
learning materi fluida dinamis
8

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Kegunaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pendidik
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan terkait STEM project base
blended learning terhadap pemahaman konsep dan literasi numerasi siswa.
2. Bagi Peneliti Lain

Melalui hasil penelitian, dapat dijadikan kajian dalam mendalami atau


mengembangkan terkait STEM project base blended learning terhadap
pemahaman konsep dan literasi numerasi siswa.

1.5 DEFINISI OPERASIONAL


1. Pemahaman konsep

Pemahaman konsep dalam penelitian ini menggunakan pemahaman konsep


menurut Krathwohl (2002) yaitu revisi Taksonomi Bloom yang dikenal dengan
Taksnomi Bloom-Revisi. Krathwohl (2002) menjelaskan dimensi proses kognitif
dalam enam tingkat, yaitu :
(a) Mengingat (C1)
Mengingat (remember) merupakan usaha mengambil pengetahuan yang
relevan dari memori jangka panjang atau yang telah lampau. Mengingat meliputi :
mengenali (recognizing) dan memanggil kembali (recalling).
(b) Memahami (C2)
Memahami (understand) merupakan usaha menentukan makna pesan
instruksional, termasuk lisan, tertulis dan grafik. Memahami meliputi :
menerjemahkan (interpreting), mencotohkan (exemplifying), mengklasifikasikan
(classifying), meringkas (summarizing), menyimpulkan (inferring),
membandingkan (comparing) dan menjelaskan (explaning).
(c) Mengaplikasikan (C3)
Menerapkan (apply) merupakan usaha melaksanakan atau menggunakan
prosedur dalam situasi yang diberikan. Menerapkan meliputi : menjalankan
prosedur (executing) dan mengimplementasikan (implementing).
(d) Menganalisis (C4)
9

Menganalisis (analize) merupakan usaha memecahkan suatu permasalahan


dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari tahu
bagaimana keterkaitan tiap-tiap bagian tersebut menimbulkan permasalahan.
Menganalisis meliputi : membedakan (differentiating), mengorganisasikan
(organizing) dan menemukan makna tersirat (attributting).
(e) Mengevaluasi (C5)
Mengevaluasi (evaluate) merupakan usaha memberikan penilaian
berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Mengevaluasi meliputi :
mengecek (checking) dan mengkritisi (critiquing).
(f) Menciptakan (C6)
Menciptakan (create) merupakan usaha meletakkan unsur-unsur secara
bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa
untuk menghasilkan suatu produk dengan mengorganisasikan beberapa unsur
menjadi bentuk yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakan meliputi :
menggeneralisasikan (generating), merencanakan (planning) dan memproduksi
(producing).
Bentuk pemahaman konsep yang digunakan dalam fluida dinamis adalah
sebagai berikut.
Dimensi Indikator pemahaman konsep materi fluida dinamis
Kognitif
C1 Siswa diminta untuk mengingat materi sebelum fluida dinamis
agar siswa mengetahui hubungan antara materi fluida statis dan
fluida dinamis
C2 Diberikan satu definisi dari salah satu ciri-ciri fluida ideal yaitu
fluida tak termampatkan dan fluida tak tunak, siswa diminta
untuk menentukan pilihan definisi tersebut
C2 Diberikan 5 hal yang berikaitan dengan fluida statis dan
dinamis, siswa diminta untuk mengkategorikan yang tidak
termasuk fluida dinamis
C3 Diberikan 1 contoh, siswa diminta untuk memilih ciri-ciri
fluida ideal beserta alasannya
C3 Diberikan 2 contoh pengaplikasian fluida ideal, siswa diminta
untuk mengkategorikan contoh ke dalam ciri-ciri fluida ideal
C2 Diberikan kasus , siswa diminta untuk menentukan yang sesuai
dengan keadaan tersebut
C3 Diberikan 3 contoh yaitu 3 botol yang berisi air, minyak
goreng dan oli, siswa diminta untuk menentukan botol yang
mana kelereng sampai ke dasar botol paling cepat
10

C2 Diberikan gambar pipa bejana yang diisi air dengan luas pipa
berbeda antara titik A, B dan C. siswa diminta untuk memilih
titik dengan kelajuan fluida paling kecil
C2 Diberikan gambar pipa bejana dengan titik A,B dan C. Siswa
diminta untuk menentukan titik dengan tekanan paling kecil
C2 Diberikan gambar bejana dengan ukuran luas penampang yang
berbeda. Siswa diminta untuk menentukan tekanan dan
kelajuan fluida paling besar.
C3 Diberikan 1 contoh, siswa diminta untuk menentukan debit air
jika diketahui kapasitas penampung, diameter dan kecepatan
air
C5 Diberikan beberapa bentuk sayap pesawat. Siswa diminta
untuk mengevaluasi sayap yang mana yang dapat digunakan
agar pesawat dapat terbang
C2 Diberikan 1 contoh penerapan hukum Bernoulli, Siswa diminta
untuk menentukan prinsip kerja contoh tersebut.
C4 Diketahui ketinggian bejana dan terjadi kebocoran pada
ketingiian tertentu, siswa diminta untuk menentukan
kecepatan aliran pada kebocoran tersebut.
C6 Siswa diminta untuk menciptakan penerapan hukum Bernoulli
pada helikopter mainan

2. Literasi numerasi

Literasi numerasi yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan Kementrian


Pendidikan dan Kebudayaan. Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan
untuk (a) menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait
dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai
macam konteks kehidupan sehari-hari dan (b) menganalisis informasi yang
ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb).

Adapun bentuk literasi numerasi dalam materi fluida dinamis adalah sebagai
berikut.

Indikator literasi Indikator tes literasi numerasi materi fluida dinamis


numerasi
• Konten yaitu Diberikan 2 perbandingan penampang 1 dan 2, siswa diminta menentukan aliran fluida pada
bilangan, salah satu penampang
pengukuran dan Diberikan diameter hulu dan hilir sungai, siswa diminta untuk menentukan kelajuan air pada
geometri, data sungai bagian hilir
dan Diberikan gambar perubahan pada v, siswa diminta untuk memilih pernyataan yang tepat
ketidakpastian
Diberikan gambar aliran fluida pada bendungan dengan luas penampang yang berbeda, siswa
diminta untuk menentukan benar atau salah pernyataan yang disajikan
11

Indikator literasi Indikator tes literasi numerasi materi fluida dinamis


numerasi
• Proses kognitif Diberikan dua penampang tempat aliran air dengan luas yang berbeda, siswa diminta untuk
yaitu menentukan tekanan dari salah satu penampang
pemahaman, Diberikan air pam yang melalui sebuah pipa berdiameter tertentu dan menuju ketingiian,
penerapan, siswa diminta untuk menentukan kelajuan air tersebut.
penalaran
Diberikan gambaran terdapat kebocoran di ketinggian tertentu, siswa diminta untuk
• Konteks yaitu menentukan ya atau tidak pernyataan tersebut.
personal sosial
budaya sainstifik Melanjutkan soal sebelumnya, siswa diminta untuk memberikan penjelasan mengenai pilihan
sebelumnya
Diberikan 2 pipa yang berdiamater berbeda, siswa diminta untuk menentukan benar atau salah
pernyataan yang disajikan
Diberikan 2 gambar mengenai contoh hukum Bernoulli, siswa diminta untuk menentukan
pernyataan benar atau salah pada table
Diberikan gambaran contoh penerapan hukum Bernoulli, siswa diminta untuk menentukan
rumusan yang tepat mengenai situasi tersebut.

3. STEM Project Base Learning

STEM Project Base Learning dalam penelitian ini adalah adaptasi dari dari
STEM Project Base Learning menurut Capraro R M (2013) dalam Parno (2020)
PjBL-STEM yaitu:

a. Mengidentifikasi masalah (identifying problem)


b. Meneliti (researching)
c. Membangun ide (forming ideas)
d. Memodelkan (modeling or prototype building)
e. Menguji dan mengoreksi (testing and refining)
f. Mengkomunikasikan dan merefleksikan (communicating and reflecting)
4. Blended learning

Model pembelajaran blended learning yang digunakan dalam penelitian ini


adalah blended learning model flipped classroom menurut Elsa (2018) adalah
model pembelajaran dimana siswa melakukan perputaran antara pertemuan tatap
muka di ruang kelas dengan pembelajaran online di luar kelas. Model tersebut
membalik antara kegiatan siswa di sekolah dengan di rumah. Siswa dapat
menentukan sendiri kapan dan dimana ia ingin mengakses materi pembelajaran
untuk pertemuan tatap muka di kelas.
12

5. STEM Project base blended learning


STEM PjBL terintegrasi dengan blended learning, yang disebut STEM project
base blended learning. Sintak yang digunakan dalam penelitian ini adalah adaptasi
dari sintaks STEM PjBL menurut Capraro R M (2013) dalam Parno (2020).
Blended learning yang digunakan dalam penelitian ini adalah blended learning
model flipped classroom menurut Elsa (2018) adalah model pembelajaran dimana
siswa melakukan perputaran antara pertemuan tatap muka di ruang kelas dengan
pembelajaran online di luar kelas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1 PEMAHAMAN KONSEP
Menurut Kaniawati (2015) masalah yang muncul yaitu siswa kurang
mampu menggunakan pemahaman konsepnya tersebut dalam memecahkan
masalah di kehidupan nyata tentang fenomena terkait. Siswa cenderung menguasai
soal hitungan tapi kurang mampu memecahkan masalah terkait fenomena fluida
dinamis yang riil. Hal ini disebabkan pembelajaran fisika materi fluida dinamis
yang berlangsung di sekolah masih bersifat informatif dan abstrak, cenderung lebih
ditekankan pada perumusan persamaan matematis, serta kurang melibatkan siswa
dalam berinteraksi langsung dengan fenomena nyata. Menurut Alatas (2015)
Pemahaman konsep adalah proses perbuatan untuk mengerti benar tentang suatu
rancangan atau suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk
menggolongkan suatu objek atau kejadian, dan pemahaman konsep diperoleh
melalui proses belajar. Menurut Kumullah (2018) Penguasaan konsep merupakan
kemampuan siswa dalam mengidentifikasi dan menganalisis konsep secara teori
maupun penerapannya. Penguasaan konsep yang dimaksud yaitu hasil belajar
kognitif. Becker (2011) menyatakan pemahaman juga terjemahan dari istilah
understanding yang di artikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang di pelajari.
Menurut Budiyono (2017) konsep merupakan buah pemikiran seseorang
atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan
produk pengetahuan yang meliputi prinsip-prinsip, hukum, dan teori. Konsep
diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi,dan berfikir
abstrak. Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan
sejumlah materi pelajaran, siswa tidak sekedar mengetahui atau mengingat
sejumlah konsep yang dipelajari, tetapi mampu mengungkap kembali dalam bentuk
lain yang mudah dimengerti dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai
dengan struktur kognitif yang dimilikinya (Anwar,2014). Utari (2012)
mengemukakan bahwa pemahaman konsep merupakan aspek yang sangat penting
dalam pembelajaran. Pemahaman konsep suatu materi pembelajaran adalah
mengerti benar tentang konsep materi pembelajaran tersebut, yaitu siswa dapat
menerjemahkan, menafsirkan, dan menyimpulkan suatu konsep materi

13
14

pembelajaran berdasarkan pembentukan pengetahuanya sendiri, bukan sekedar


menghafal. siswa dapat menemukan dan menjelaskan kaitan konsep dengan konsep
lainnya. Dengan memahami konsep, siswa dapat mengembangkan kemampuannya
dalam pembelajaran, siswa dapat menerapkan konsep yang telah dipelajarinya
untuk menyelesaikan permasalahan sederhana sampai dengan yang kompleks.
Anderson (2010) menyatakan bahwa siswa dapat dikatakan memahami jika
siswa dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang
bersifat lisan maupun tulisan, maupun grafis, yang disampaikan melalui
pembelajaran, buku atau layar komputer. Siswa memahami ketika siswa
menghubungkan pengetahuan “baru” dan pengetahuan “lama” siswa. Dasar untuk
memahami adalah pengetahuan konseptual. Proses-proses kognitif dalam kategori
memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,
merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.
Krathwohl (2002) merevisi Taksonomi Bloom menjadi dua aspek yang
terpisah, yaitu dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif yang dikenal
dengan Taksnomi Bloom-Revisi. Krathwohl (2002) menjelaskan dimensi proses
kognitif dalam enam tingkat, yaitu :
(a) Mengingat (C1)
Mengingat (remember) merupakan usaha mengambil pengetahuan yang
relevan dari memori jangka panjang atau yang telah lampau. mengingat meliputi :
menemukan kembali (identify), mengingat kembali (recalling), membaca (read),
menyebutkan (mention), melafalkan/melafazkan (recite/recite), menuliskan
(write), menghafal (memorize), menyusun daftar (make a list), menggarisbawahi
(underline), menjodohkan (matchmaking), memilih (choose), memberi definisi
(define), menyatakan (state).
(b) Memahami (C2)
Memahami (understand) merupakan usaha menentukan makna pesan
instruksional, termasuk lisan, tertulis dan grafik. Memahami meliputi : menjelaskan
(explain), menginterpretasikan (interpret), menceritakan (tell),
menampilkan (showing), memberi contoh (give an example), merangkum
(summarize), menyimpulkan (conclude), membandingkan (compare),
mengklasifikasikan (classify), menunjukkan (show), menguraikan (outlining),
15

membedakan (distinguish adapt), memprediksi (predict), memperkirakan


(estimating), menggantikan (replace), mengembangkan (develop).
(c) Mengaplikasikan (C3)
Menerapkan (apply) merupakan usaha melaksanakan atau menggunakan
prosedur dalam situasi yang diberikan. Menerapkan meliputi : melaksanakan
(doing), mengimplementasikan (implement), menggunakan (use), mengonsepkan
(conceptualize), menentukan (determine), memproseskan (processing),
mendemonstrasikan (demonstrate), menghitung (count), menghubungkan
(connect), memperagakan (demonstrating), melengkapi (complete), enyesuaikan
(adapt).
(d) Menganalisis (C4)
Menganalisis (analize) merupakan usaha memecahkan suatu permasalahan
dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari tahu
bagaimana keterkaitan tiap-tiap bagian tersebut menimbulkan permasalahan.
Menganalisis meliputi : mendiferensiasikan (differentiate), mengorganisasikan
(organize), mengatribusikan (attribute), mendiagnosis (diagnose), memerinci
(details), menelaah (study), mendeteksi (detect), mengaitkan (hook), memecahkan
(solve), menguraikan (outlining), memisahkan (separate), menyeleksi (selecting),
memilih (choose), mempertentangkan (contradict), menguraikan (outlining),
membagi (share), membuat diagram (making diagrams), mendistribusikan
(distribute), menganalisis (analyze), memilah-milah (sorting), menerima pendapat
(accept opinion).
(e) Mengevaluasi (C5)
Mengevaluasi (evaluate) merupakan usaha memberikan penilaian
berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Mengevaluasi meliputi :
mengecek (check), mengkritik (criticize), mambuktikan (prove), mempertahankan
(maintain), memvalidasi (validate), mendukung (support), memproyeksikan
(projecting), memperbandingkan (comparing), menyimpulkan (conclude),
mengkritik (criticize), mengevaluasi (evaluate), memberi saran (giving advice),
memberi argumentasi (giving arguments), menafsirkan (interpret), merekomendasi
(recommend), memutuskan (decide).
(f) Menciptakan (C6)
16

Menciptakan (create) merupakan usaha meletakkan unsur-unsur secara


bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa
untuk menghasilkan suatu produk dengan mengorganisasikan beberapa unsur
menjadi bentuk yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakan meliputi :
membangun (build), merencanakan (plan), memproduksi (produce),
mengkombinasikan (combine), merangcang (designing), merekonstruksi
(reconstruct), membuat (make), menciptakan (create), mengabstraksi
(abstracting), mengkategorikan (categorize), mengkombinasikan (combine),
mengarang (composing), mendesain (designing), menciptakan (create), menyusun
kembali (rearrange), merangkaikan menyimpulkan (summarizing concluding),
membuat pola (making pattern).
Penguasaan konsep pada penelitian ini adaptasi dari penguasaan konsep
Taksnomi Bloom-Revisi dari Krathwohl (2002) yaitu diukur menggunakan soal-
soal yang membutuhkan pemahaman konsep yang mendalam dengan jenjang C1 –
C5 dan diukur dari project yang diberikan untuk jenjang C6 .
Tabel 1. Indikator Pemahaman Konsep Materi Fluida Dinamis

No Dimensi Kognitif Indikator Pemahaman Indikator Pemahaman Konsep dalam


Konsep Fluida Dinamis
1 Mengingat (C1) mengenali (recognizing) • Siswa mampu mengingat materi
dan memanggil kembali sebelumnya yaitu fluida statis agar
(recalling) siswa mampu menghubungkan
antara materi fluida statis dan
fluida dinamis
2 Memahami (C2) menerjemahkan • siswa mampu untuk menentukan
(interpreting), definisi dari ciri-ciri fluida ideal
mencotohkan • siswa mampu untuk
(exemplifying), mengkategorikan contoh yang tidak
mengklasifikasikan termasuk fluida dinamis dan fluida
(classifying), meringkas statis
(summarizing),
menyimpulkan (inferring),
membandingkan
(comparing) dan
menjelaskan (explaning).
3 Mengaplikasikan menjalankan prosedur • siswa mampu untuk memilih ciri-
(C3) (executing) dan ciri fluida ideal beserta alasannya
mengimplementasikan dari beberapa pilihan yang
(implementing). diberikan
4 Menganalisis membedakan • Siswa mampu untuk menentukan
(C4) (differentiating), kecepatan aliran pada kebocoran
mengorganisasikan dari ketinggian tertentu
(organizing) dan
menemukan makna tersirat
(attributting).
17

5 Mengevaluasi mengecek (checking) dan • Siswa mampu membedakan bentuk


(C5) mengkritisi (critiquing). sayap pesawat yang dapat
memberikan daya angkat pesawat
berdasarkan hukum Bernoulli
6 Menciptakan menggeneralisasikan • Siswa mampu memciptakan
(C6) (generating), project yang dapat membuktikan
merencanakan (planning) hukum Bernoulli pada helikopter
dan memproduksi mainan
(producing).

2.2 LITERASI NUMERASI


Materi fluida dinamis adalah salah satu materi yang dianggap sulis bagi
siswa yaitu kesulitan untuk menganalisis (1) hubungan antara kecepatan aliran dan
luas penampang, (2) konstruksi bukti debut konstan, (3) pengangkatan aerodinamis
dua sayap pesawat terbang, (4) fenomena seseorang yang berdiri di dekat kereta api
yang bergerak, dan (5) hubungan antara ketinggian tempat penampungan air dan
kecepatan aliran (Parno et al., 2021). Kemampuan literasi numerasi siswa adalah
salah satu kemampuan yang mampu meminimalisir kesulitan siswa tersebut karena
literasi numerasi merupakan kemampuan siswa dalam mengimajinasi angka dan
symbol dalam bentuk implementasi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Literasi
numerasi menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2017) adalah
pengetahuan dan kecakapan untuk (a) menggunakan berbagai macam angka dan
simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah
praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari dan (b) menganalisis
informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.)
Pendidikan literasi dan numerasi adalah inti dalam kualitas pembelajaran di semua
fase sekolah dan semua bidang kurikulum. (Wyatt-Smith, Gunn and Elkins, 2011)
Secara sederhana, numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam
kehidupan sehari-hari (misalnya, di rumah, pekerjaan, dan partisipasi dalam
kehidupan masyarakat dan sebagai warga negara) dan kemampuan untuk
menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita. Kemampuan
ini ditunjukkan dengan kenyamanan terhadap bilangan dan cakap menggunakan
keterampilan matematika secara praktis untuk memenuhi tuntutan kehidupan.
Kemampuan ini juga merujuk pada apresiasi dan pemahaman informasi yang
dinyatakan secara matematis, misalnya grafik, bagan, dan tabel.
18

Menurut Mahmud (2019) literasi numerasi adalah pengetahuan dan


kecakapan untuk menggunakan berbagai macam angka dan simbol terkait dengan
matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari
lalu menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk serta
menginterpretasi hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil keputusan.
Yuliati (2020) menyatakan literasi numerasi ini difokuskan pada komponen konten,
proses kognitif yang diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah, dan konteks
yang menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan
Kemendikbud (2017) memaparkan ada 3 prinsip dasar yang dimiliki literasi
numerasi yaitu pertama, bersifat kontekstual, sesuai dengan kondisi geografis,
sosial budaya, dan sebagainya. Kedua, Selaras dengan cakupan matematika dalam
Kurikulum 2013. Terakhir, Saling bergantung dan memperkaya unsur literasi
lainnya. Literasi Numerasi merupakan bagian dari matematika. Literasi numerasi
bersifat praktis (digunakan dalam kehidupan sehari-hari), berkaitan dengan
kewarganegaraan (memahami isu-isu dalam komunitas), profesional (dalam
pekerjaan), bersifat rekreasi (misalnya, memahami skor dalam olahraga dan
permainan), dan kultural (sebagai bagian dari pengetahuan mendalam dan
kebudayaan manusia madani). Dari sini kita bisa melihat bahwa cakupan literasi
numerasi sangat luas, tidak hanya di dalam mata pelajaran matematika, tetapi juga
beririsan dengan literasi lainnya, misalnya, literasi kebudayaan dan
kewarganegaraan.
Indikator literasi numerasi menurut Kemendikbud (2017) dalam
cakupan matematika adalah sebagai berikut :
1. Mengestimasi dan menghitung dengan bilangan bulat
2. Menggunakan pecahan, decimal, persen dan perbandingan
3. Mengenali dan menggunakan pola dan relasi
4. Menggunakan penalaran spasial
5. Menggunakan pengukuran
6. Menginterpretasi informasi statistic
Adapun komponen indikator literasi numerasi menurut Mendikbud (2020)
sebagai berikut :
Tabel 2 Komponen Indikator Literasi Numerasi
19

Komponen indikator Numerasi

Konten Aljabar, bilangan, geometri, pengukuran, data dan


ketidak pastian

Proses kognitif Pemahaman, penerapan dan penalaran

Konteks Personal, social budaya dan saintifik

Indikator literasi numerasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan


adaptasi dari indikator literasi numerasi Mendikbud (2020) yaitu terdapat pada table
3 sebagai berikut :
Tabel 3 Indikator Literasi Numerasi Penelitian

Indikator Literasi Penerapan Indikator Literasi Numerasi dalam Tes Materi Fluida
Numerasi Dinamis
Konten • Diberikan 2 perbandingan penampang 1 dan 2, siswa diminta
Proses kognitif menentukan aliran fluida pada salah satu penampang
Konteks • Diberikan diameter hulu dan hilir sungai, siswa diminta untuk
menentukan kelajuan air pada sungai bagian hilir
• Diberikan gambar perubahan pada v, siswa diminta untuk
memilih pernyataan yang tepat
• Diberikan gambar aliran fluida pada bendungan dengan luas
penampang yang berbeda, siswa diminta untuk menentukan
benar atau salah pernyataan yang disajikan
• Diberikan dua penampang tempat aliran air dengan luas yang
berbeda, siswa diminta untuk menentukan tekanan dari salah
satu penampang
• Diberikan air pam yang melalui sebuah pipa berdiameter
tertentu dan menuju ketingiian, siswa diminta untuk
menentukan kelajuan air tersebut.
• Diberikan gambaran terdapat kebocoran di ketinggian tertentu,
siswa diminta untuk menentukan ya atau tidak pernyataan
tersebut.
• Melanjutkan soal sebelumnya, siswa diminta untuk memberikan
penjelasan mengenai pilihan sebelumnya
• Diberikan 2 pipa yang berdiamater berbeda, siswa diminta
untuk menentukan benar atau salah pernyataan yang disajikan
• Diberikan 2 gambar mengenai contoh hukum Bernoulli, siswa
diminta untuk menentukan pernyataan benar atau salah pada
table
• Diberikan gambaran contoh penerapan hukum Bernoulli, siswa
diminta untuk menentukan rumusan yang tepat mengenai situasi
tersebut.

Bentuk aspek soal literasi numerasi menurut Mendikbud (2020) sebagai


berikut :
1. Format soal literasi numerasi berbentuk pilihan ganda, pilihan ganda kompleks,
menjodohkan, isian singkat dan uraian
20

2. Komposisi soal literasi numerasi yaitu 20 % pengetahuan, 50% aplikasi dan 30


% penalaran
3. Semua soal literasi numerasi harus mengandung konteks (personal, social
budaya, sains)
4. Teks untuk stimulus soal yaitu panjang bergradasi sesuai kelas. Di kelas 11
panjang teks sampai 700 kata. Teks disertai ilustrasi dan infografis. Terdapat
soal-soal yang memerlukan pemahaman multiteks
5. Format jawaban yaitu disediakan soal dengan jawaban terbuka

2.3 PROJECT BASE LAERNING (PjBL)


Project Base Learning (PjBL) merupakan kegiatan peserta didik untuk
merancang, merencanakan, dan melaksanakan proyek yang menghasilkan output
berupa produk, publikasi, ataupun presentasi (Patton and Robin, 2012). Menurut
Kokotsaki, Menzies, and Wiggins (2016a), project based learning adalah bentuk
pengajaran yang berpusat pada siswa yang dicirikan oleh kebebasan siswa dalam
berkreasi, penyelidikan, penetapan tujuan, kolaborasi, komunikasi, dan refleksi
agar mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut English
dan Kitsantas (2013) project based learning didefinisikan sebagai metode
pengajaran yang sistematis yang melibatkan siswa dalam mempelajari pengetahuan
dan keterampilan melalui proses penyelidikan yang terstruktur dengan diawali
pengajuan pertanyaan yang kompleks, bersifat otentik dan menghasilkan produk
dan tugas yang dirancang dengan cermat.
Model pembelajaran project based learning menekankan pada pembelajaran
yang bersifat kontekstual yang memberikan kebebasan pada peserta didik untuk
bereksplorasi dalam merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara
kolaboratif, dan kenudian menghasilkan suatu hasil produk (Ibrohim, 2015).
Pembelajaran berbasis proyek menurut Pratiwi (2016) memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja
b. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik
c. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan
atau tantangan yang diajukan.
21

d. Peserta secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola


informasi untuk memecahkan permasalahan.
e. Proses evaluasi dijalankan secara kontinu
f. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan
g. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif
h. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Menurut Ambarwati (2015) sintaks model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) yang dikemukakan oleh Kemendikbud (2013) yaitu sebagai
berikut :
a. Penentuan proyek
Langkah pertama dalam PjBL yaitu menentukan proyek yang akan
dikerjakan oleh siswa. Proyek yang diberikan berdasarkan materi yang dibahas
pada pembelajaran yang bertujuan dalam memvisualisasikan materi dan
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
b. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek
Merancang langkah-langkah penyelesaian proyek bertujuan agar proyek
dikerjakan sesuai prosedur sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam
pembuatan proyek. Termasuk menentukan alat dan bahan yang diperlukan didalam
menyelesaikan proyek.
c. Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek
Jadwal disusun berdasarkan target yang akan dicapai dengan
memperhatikan waktu pelaksanaan setiap langkah penyelesaian proyek.
d. Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring dosen
Proyek dikerjakan dan diselesaikan oleh siswa dengan monitoring dosen.
Siswa dapat bertanya dan diskusi bersama dosen dalam proses menyelesaikan
proyek.
e. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek
Proyek yang telah diselesaikan dapat dilaporkan dengan laporan ilmiah. Hal
yang tercantum dilaporan berdasarkan temuan siswa dalam proses penyelesaian
proyek dimulai dari langkah-langkah, alat dan bahan yang diperlukan, kendala
dalam pembuatan proyek hingga keberhasilan proyek tersebut.
22

f. Evaluasi proses dan hasil proyek.


Evaluasi dilakukan setelah dosen menilai laporan dan hasil proyek siswa.
Evaluasi bertujuan sebagai refleksi bagi siswa mengenai apa yang telah dikerjakan
selama proses penyelesaian proyek dan sebagai pembelajaran untuk proyek yang
akan datang.
2.4 SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING AND MATHEMATICS
(STEM
Beberapa tahun ini STEM sudah banyak diterapkan di beberapa negara
seperti di Taiwan, peningkatan kurikulum 9 tahun mulai mengintegrasi
pembelajaran STEM yang membuat siswa berperan sebagai pusat kegiatan belajar
hal tersebut sesuai dengan pernyataan Lou (2011). NSF (National Science
Foundation) Amerika Serikat pada tahun 1990an memperkenalkan STEM sebagai
singkatan dari “Science, Technology, Engineering, and Mathmatics” (Sanders,
2009). Sanders (2009) juga mendefisikan STEM adalah pendekatan pembelajaran
yang menggabungkan antara dua atau lebih bidang ilmu yang termuat dalam
STEM, dan atau antara bidang ilmu yang termuat dalam STEM dengan satu atau
lebih mata pelajaran sekolah lainnya. Hal itu sependapat dengan Knowles dan
Geoff (2016) yang menyatakan STEM adalah pendekatan pembelajaran untuk
mengajarkan konten STEM dari dua atau lebih domain STEM, terikat oleh praktik
STEM dalam konteks otentik yang bertujuan untuk menghubungkan subjek
tersebut dalam meningkatkan pembelajaran siswa.
STEM merupakan pendekatan pembelajaran berbasis desain rekayasa yang
secara sengaja mengintegrasikan isi dan proses disiplin STEM dan dapat
memperluas konsepnya untuk diintegrasikan dengan mata pelajaran sekolah
lainnya. Kolb (2016) menyatakan bahwa STEM adalah pendekatan pedagogis
untuk mendukung konstruksi pengetahuan melalui keterlibatan siswa dalam
pembelajaran berbasis teknologi atau rekayasa. Premis pedagogis adalah
menghubungkan tangan dengan pikiran, dimana pengalaman langsung digunakan
untuk mencapai pemikiran pada hasil belajar, yaitu pembelajaran pengalaman yang
sengaja digunakan untuk mempromosikan kontruksi pengetahuan. Pendekatan
STEM juga dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan pengajaran dan
23

pembelajaran antara dua atau lebih dalam komponen STEM atau antara satu
komponen STEM dengan disiplin ilmu lain (Syukri, Halim, dan Maerah, 2013).
Pembelajaran dengan pendekatan STEM juga berupaya untuk
menumbuhkan keterampilan seperti penyelidikan ilmiah dan pemecahan masalah
yang didukung dengan perilaku ilmiah, oleh karena itu pembelajaran yang
terintegrasi STEM berusaha membangun masyarakat yang sadar akan pentingnya
literasi dalam STEM. Literasi dalam STEM mengacu pada kemampuan individu
untuk menerapkan pemahaman tentang bagaimana tingginya persaingan dalam
dunia kerja.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STEM diharapkan dapat
mengembangkan pola pikir siswa agar tidak hanya menghalkan konseo materi
pelajaran, tetapi juga dibimbing untuk dapat mengintegrasikan sains, teknologi,
rekayasa serta matematika sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir
siswa. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa STEM
merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang mengintegrasikan dua atau lebih
bidang disiplin ilmu yang termuat dalam STEM dengan keterlibatan siswa untuk
membantu mengembangkan pola pikir siswa serta meningkatkan pembelajaran
siswa yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata serta dapat bersaing dalam
dunia kerja.
Karakteristik pembelajaran STEM menurut Kementrian Pendidikan
Malaysia tahun 2016 diidentifikasi untuk membimbing guru menerapkan
pembelajaran STEM di sekolah sebagai berikut.
1) Meningkatkan kepekaan siswa terhadap masalah dunia nyata.
2) Melibatkan siswa dalam kerja tim.
3) Melibatkan siswa dalam penyelidikan.
4) Membuat siswa untuk memberikan jawaban atau solusi dengan justifikasi.
5) Melibatkan siswa menerapkan keterampilan proses desain.
6) Memberi siswa kesempatan untuk memperbaiki jawaban atau produk mereka.

2.5 STEM PROJECT BASE LEARNING


STEM PjBL menurut Samsudin (2020) adalah pendekatan yang
mengarahkan siswa untuk mengeksplorasi masalah yang tidak jelas yang
24

mengintegrasikan STEM dalam lingkungan yang dibatasi. Pendekatan yang


berpusat pada siswa, kegiatan langsung, mempromosikan kolaborasi, komunikasi
tim, konstruksi pengetahuan, dan memiliki penilaian formatif telah diindikasikan
sebagai komponen utama dari STEM PjBL. Bhakti (2020) pembelajaran PjBL yang
terintegrasi dengan STEM siswa dapat belajar dalam empat aspek yaitu sains,
teknologi, teknik dan matematika dari produk yang telah mereka buat.
Verma (2009) menyatakan pentingnya pembelajaran berbasis proyek dalam
pendidikan adalah untuk memfasilitasi upaya pada apa yang dikenal sebagai
"menjembatani" gap” antara akademisi suatu profesi dan praktik dari profesi
tersebut. PjBL sangat ideal untuk menghubungkan pengetahuan faktual, prinsip,
dan keterampilan untuk penerapannya dalam suatu profesi. Han (2015) pengajaran
STEM PjBL sangat berbeda dari pengajaran tradisional yang berpusat pada
pengetahuan karena memerlukan guru untuk sepenuhnya memahami orientasi
pedagogisnya untuk praktik pengajaran yang sukses.
Samsudin (2019) STEM PjBL adalah pendekatan instruksional
interdisipliner memanfaatkan proyek. Dalam PjBL STEM, siswa menerapkan
konsep abstrak sains dan matematika ke dalam konteks rekayasa menggunakan alat
teknologi. Siswa memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dan berkolaborasi
dengan teman sebaya dan guru dalam kelompok kecil sambil menjelajahi proyek.
Han (2015) STEM PjBL adalah pendekatan instruksional yang tertanam di ruang
kelas untuk pendidikan STEM. STEM PjBL didasarkan pada latar belakang teoritis
konstruktivisme di mana siswa terlibat dalam komponen yang beragam pemecahan
masalah, kurikulum interdisipliner, pertanyaan terbuka, kegiatan langsung, kerja
kelompok, dan kegiatan kelompok interaktif.
Menurut Capraro R M (2013) dalam Parno (2020) PjBL-STEM terdiri dari
7 langkah, yaitu:
a. Mengidentifikasi masalah dan kendala (identifying problem)
b. Meneliti (researching)
c. Membangun ide (forming ideas)
d. Menganalisis ide (analyzing ideas)
e. Memodelkan (modeling or prototype building)
f. Menguji dan mengoreksi (testing and refining)
25

g. Mengkomunikasikan dan merefleksikan (communicating and reflecting)


Lin (2021) menyatakan studi terbaru PjBL STEM terfokus pada salah satu
proses dari bentuk engineering. Desain proses tersebut adalah mendefinisikan
masalah, pengumpulan informasi, membangun ide, pemodelan, analisis kelayakan,
evaluasi, keputusan, komunikasi, implementasi, dan revisi desain.
Adapun sintaks STEM PjBL yang digunakan dalam penelitian ini adalah
adaptasi dari STEM PjBL menurut Menurut Capraro R M (2013) dalam Parno
(2020) sebagai berikut :
Tabel 4 Sintaks STEM project base learning

No Sintaks STEM project Definisi


base learning
1 Mengidentifikasi Siswa dibimbing untuk mengidentifikasi permasalahan yang
masalah (identifying ada dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan fluida
problem) dinamis

2 Meneliti (researching) Siswa dibimbing untuk meneliti dan mencari informasi


mengenai permasalahan yang telah ditemukan siswa pada
proses mengidentifikasi masalah

3 Membangun ide Siswa dibimbing dalam membangun ide dari informasi yang
(forming ideas) diperoleh siswa dalam bentuk penentuan project yang
berkaitan dengan solusi permasalahan tersebut.

4 Pemodelan (modeling or Siswa dibimbing untuk melakukan pemodelan terhadap


prototype building) project yang telah ditentukan.

5 Menguji dan mengoreksi Siswa dibimbing untuk menguji project yang telah dibuat dan
(testing and refining) mengoreksi jika terdapat kekurangan dalam proses pembuatan
maupun hasil dari project tersebut

6 Mengkomunikasikan Hasil project berupa prototype, video presentasi atau laporan


(communicating) perkelompok (siswa memilih salah satu) . Hasil tersebut di
dikumpulkan di Gnomio.

2.6 BLENDED LEARNING


Blended learning menurut Hill (2015) umumnya digunakan ketika belajar
online dimulai dari kegiatan kolaboratif diintegrasikan ke dalam pembelajaran di
ruang kelas. Blended learning menurut Dwiyogo (2012) suatu model yang
menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran berbasis teknologi
yang dapat diakses online dan offline. Model Blended Learning dapat diartikan
sebagai model pembelajaran tatap muka yang mengkombinasikan pembelajaran
26

konvensional dengan pembelajaran berbasiss teknologi yang dapat diakses secara


olline atau offline dengan presentase 30-79% penggunaan pembelajaran online.
Model-model pembelajaran Blended Learning Menurut Elsa (2018) dapat
dibedakan menjadi empat model sebagai berikut:
1. Rotasi
Model rotasi adalah model yang memungkinkan siswa melakukan
perputaran antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran online. Model
rotasi terbagi menjadi empat jenis,yaitu:
a. Rotasi Kelas
Model rotasi kelas adalah model pembelajaran dengan melakukan
perputaran atau rotasi kegiatan di dalam kelas, contohnya dalam kegiatan belajar
tradisional siswa menerima penjelasan dari guru kemudian mengerjakan soal dalam
diskusi kelompok, namun dalam kegiatan pembelajaran dengan rotasi kelas,siswa
terlebih dahulu melakukan diskusi kelompok kemudian menerima penjelasan dari
guru. Kegiatan pembelajaran tentunya dikolaborasikan dengan pembelajaran
online.
b. Rotasi Laboratorium
Rotasi Laboratorium adalah model pembelajaran dimana siswa melakukan
perputaran antara belajar di ruang kelas dengan lokasi lain di sekolah. Lokasi lain
yang dimaksud adalah laboratorium yang menjadi tempat untuk mengakses
pembelajaran online.
c. Flipped Classroom
Model Flipped Classroom adalah model pembelajaran dimana siswa
melakukan perputaran antara pertemuan tatap muka di ruang kelas dengan
pembelajaran online di luar kelas. Model tersebut membalik antara kegiatan siswa
di sekolah dengan di rumah. Siswa dapat menentukan sendiri kapan dan dimana ia
ingin mengakses materi pembelajaran untuk pertemuan tatap muka di kelas.
d. Rotasi Individual
Model Rotasi Individual adalah model pembelajaran yang memberikan
bebarapa kursus untuk siswa dan siswa bebas menentukan rotasi sendiri sesuai
kebutuhan mereka. Rotasi yang dimaksud adalah ketiga rotasi yang telah dibahas
sebelumnya, yaitu rotasi kelas, laboratorium dan flipped classroom
27

2. Flex Model
Flex Model adalah model pembelajaran berkonten online melalui internet
dan guru sebagai pendamping di ruang kelas. Siswa dapat belajar secara fleksibel
Karakteristik Blended Learning melalui kelompok kecil, proyek kelompok, ataupun
belajar mandiri melalui pembelajaran online.
3. A La Carte
Model A La Carte adalah model pembelajaran siswa dengan mengikuti
kursus online sebagai tambahan untuk kelas tradisional yang mereka ikuti,segala
aktivitas kursus diselenggarakan sepenuhnya secara online oleh guru yang sama
4. Enrichehed- Virtual Model
Enrichehed-Virtual model adalah model pembelajaran dengan membagi
waktu siswa antara pembelajaran di kelas dengan pembelajaran. Model ini tidak
menitik beratkan pembelajaran di kelas sebab sebagian besar pembelajaran berbasis
online.

Model pembelajaran blended learning yang digunakan dalam penelitian ini


adalah model Flipped Classroom adalah model pembelajaran dimana siswa
melakukan perputaran antara pertemuan tatap muka di ruang kelas dengan
pembelajaran online di luar kelas. Model tersebut membalik antara kegiatan siswa
di sekolah dengan di rumah. Siswa dapat menentukan sendiri kapan dan dimana ia
ingin mengakses materi pembelajaran untuk pertemuan tatap muka di kelas.
Platform e-learning yang digunakan di SMA Negeri 4 Kerinci adalah .
digunakan sebagai ruang diskusi online, kuis, tugas, absensi, pemutaran video,
mengirim file sehingga pembelajaran dapat dilakukan secara optimal. Pembelajaran
melalui dilaksanakan semaksimal mungkin untuk tetap mengarahkan pembelajaran
pada tercapainya tujuan pembelajaran seperti pemahaman konsep dan literasi
numerasi siswa.
2.7 STEM PROJECT BASE BLENDED LEARNING
STEM PjBL terintegrasi dengan blended learning, yang disebut STEM
project base blended learning. Sintak yang digunakan dalam penelitian ini adalah
adaptasi dari sintaks STEM PjBL menurut Capraro R M (2013) dalam Parno
(2020). Model pembelajaran blended learning yang digunakan dalam penelitian ini
adalah blended learning model flipped classroom menurut Elsa (2018) adalah
28

model pembelajaran dimana siswa melakukan perputaran antara pertemuan tatap


muka di ruang kelas dengan pembelajaran online di luar kelas..
Adapun STEM project base blended learning dalam penelitian ini
disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 5 STEM project base blended learning

Sintaks STEM Kegiatan Blended STEM


PjBL Learning

Identifyng Guru memperkenalkan kepada siswa konteks Tatap Science


problem masalah dan mengaitkan materi dengan materi muka
sebelumnya mengenai fluida dinamis dengan sub
materi fluida ideal, azaz kontinuitas dan hukum
bernoulli
Researching Guru memberitahukan kepada siswa untuk mencari Tatap Science,
informasi dari berbagai sumber tentang fluida ideal, muka,
Technol
azaz kontinuitas dan hukum Bernoulli melalui online
ogy
sumber yang disipakan guru di dalam seperti
ebook, tayangan video/animasi dan sumber lain
seperti google
Forming ideas Siswa menemukan informasi yang diberitahukan Tatap Science,
guru tentang fluida ideal fluida ideal, azaz muka, Technol
kontinuitas dan hukum Bernoulli. selanjutnya ogy,
Online
didiskusikan di dalam kelas dan guru membimbing Enginee
siswa dalam menentukan project (dilanjutkan di ring,
jika ada pertanyaan diluar jam tatap muka) Mathem
actics

Modeling or Siswa membuat project salah satu submateri dari Tatap Science,
prototype permasalahan yang telah ditemukan pada tahapan muka, Technol
building pertama. online ogy,
Enginee
ring,
Mathem
actics

Testing and Siswa mengecek prototype masing-masing apakah Science,


terdapat kelebihan dan kekurangan dalam proses online Technol
refining
pembuatan hasil dari prototype tersebut kemudian ogy,
29

disajikan dalam bentuk commuicating yang dipilih Enginee


oleh siswa ring,

Commucating Siswa mempresentasikan atau membuat laporan Online Science,


(siswa memilih salah satu) dan dikumpulkan pada Technol
Gnomio. ogy,

2.8 FLUIDA DINAMIS


Materi fluida dinamis merupakan bagian dari fluida yang termasuk dalam salah
satu cabang ilmu fisika yang terdapat pada kurikulum 2013 kelas XI semester ganjil
yaitu pada bagian Kompetensi Dasar (KD) 3.4 dan 4.4. Siswa sekolah menengah
setidaknya mempelajari beberapa sub-isi dalam konsep fluida dinamis, yaitu ciri-
ciri fluida ideal, debit, persamaan kontinuitas, prinsip Bernoulli, dan teori Torricelli.
Fluida dinamis dapat didefinisikan sebagai fluida yang bergerak dan merupakan
konsep yang dipelajari setelah fluida statis. Beberapa konsep dalam fluida dinamis
berkaitan dengan fluida statis, seperti tekanan, tekanan hidrostatik, dll, sehingga
untuk menjelaskan suatu fenomena yang berkaitan dengan dinamika fluida, siswa
juga harus memahami konsep fluida statis (Permana, Bakri and Salsabila, 2021).
Dalam mempelajari fluida dinamis, siswa memiliki kesulitan. Beberapa
penelitian menunjukkan beberapa kesulitan yang dialami siswa dalam
pembelajaran fluida dinamis yaitu terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 6 Analisis kesulitan Siswa pada Materi Fluida Dinamis

Nama Tahun Hasil Penelitian

Kurniawati (2020) miskonsepsi tertinggi adalah Hukum Bernoulli dan Penerapannya


Hukum Bernoulli. Aasannya adalah peserta hanya menghafal rumus
tanpa memahami konsep

Fathurohman (2021) Konsep yang paling abstrak dalam fluida dinamis adalah konsep
Bernoulli sehingga diperlukan media visualisasi agar siswa
memiliki pemahaman konsep yang lengkap

Rahim (2021) Berdasarkan identifikasi kategori konsepsi siswa pada materi fluida
dinamis, 31% siswa berada pada kategori paham konsep, 9% siswa
30

pada kategori konsep parsial, 25% siswa pada kategori tanpa


konsep, dan 39% siswa berada dalam konsep miskonsepsi

Setiawan (2020) Kesulitan siswa dalam memahami konsep pada fluida dinamis yaitu
pada submateri Hukum Bernoulli dan pengaplikasian teorema
Torricelli. Hal tersebut berasal dari adanya intuisi siswa dalam
kehidupan sehari-hari dan adanya kerangka tertentu yang siswa
temui

Schäfle (2019) Fakta bahwa kebanyakan siswa tidak tepat menggunakan


persamaan Bernoulli sebagai basis untuk penalaran

Adapun materi fluida dinamis terdiri dari fluida ideal, azaz Kontinuitas dan
hukum Bernoulli. Menurut Serway (2008) dalam model fluida ideal, ada empat
asumsi sebagai berikut:

1) Cairan tidak kental. Dalam cairan tidak kental, gesekan internal diabaikan.
Benda yang bergerak melalui fluida tidak mengalami gaya viskos.
2) Alirannya stabil. Pada aliran tunak (laminar), semua partikel melewati a titik
memiliki kecepatan yang sama.
3) Cairan tidak dapat dimampatkan. Kepadatan fluida yang tidak dapat
dimampatkan adalah konstan.
4) Aliran bersifat irrotasional. Pada aliran irrotasional, fluida tidak memiliki
momen sudut.

Pertimbangkan aliran fluida ideal melalui pipa dengan ukuran tidak seragam
seperti yang diilustrasikan pada gambar dibawah. Partikel-partikel dalam fluida
bergerak di sepanjang garis aliran dalam aliran yang stabil. Di sebuah jarak waktu
Δt elemen pendek dari cairan di ujung bawah pipa bergerak a jarak Δx1 = v1 Δt. Jika
A1 adalah luas penampang di wilayah ini, massa fluida yang terdapat pada daerah
yang diarsir kiri pada Gambar dibawah. adalah m1 = ρA1 Δx1 = ρA1 v1 Δt, di mana
ρ adalah kerapatan (tidak berubah) dari fluida ideal. Begitu pula dengan cairan itu
bergerak melalui ujung atas pipa dalam selang waktu Δt bermassa m2 = ρA2 v2 t.
Karena fluida tidak dapat dimampatkan dan alirannya tetap, bagaimanapun,
31

massa fluida yang melintasi A1 dalam selang waktu Δt harus sama dengan massa
yang melintasi A2 dalam interval waktu yang sama. Artinya, m1 = m2 atau ρA1 v1 =
ρA2 v2, yang artinya :

A1 v1 = A2 v2 = konstan (1)

Gambar : Sebuah cairan bergerak dengan aliran tunak melalui pipa yang bervariasi luas
penampang.

Persamaan 1 disebut persamaan kontinuitas untuk cairan. Hal ini menyatakan


bahwa hasil kali luas dan kecepatan fluida di semua titik sepanjang pipa adalah
konstan untuk fluida yang tidak dapat dimampatkan. Persamaan 1 menunjukkan
bahwa kecepatan tinggi di mana tabung berada menyempit (A kecil) dan rendah
di mana tabung lebar (A besar). Produk Av, yang memiliki dimensi volume per
satuan waktu, disebut fluks volume atau laju aliran. Kondisi konstanta Av
ekivalen dengan pernyataan bahwa volume fluida yang memasuki salah satu
ujung tabung dalam selang waktu tertentu sama dengan volume yang keluar dari
ujung tabung yang lain dalam selang waktu yang sama jika tidak ada kebocoran
hadir. Contoh implementasi persamaan kontinuitas adalah disaat menyirami
kebun ibu jari di ujung selang taman. Sehingga sebagian memblokir lubang
dengan ibu jari, hal tersebut mengurari luas penampang yang dilalui oleh air.
Akibatnya, kecepatan air meningkat, dan dapat disemprotkan dari jarak jauh
seperti gambar dibawah ini.

Gambar Kecepatan penyemprotan air dari ujung selang taman meningkat


32

Pertimbangkan aliran segmen ideal fluida melalui pipa tidak seragam dalam
interval waktu t seperti yang diilustrasikan pada gambar dibawah ini.

Gambar Fluida dalam Aliran Laminar Melalui Pipa yang Menyempit


Pada awal interval waktu, segmen fluida terdiri dari bagian yang diarsir biru
(bagian 1) di sebelah kiri dan bagian yang tidak diarsir. Selama interval waktu,
ujung kiri segmen bergerak ke kanan dengan jarak x 1 yang merupakan panjang
bagian yang diarsir biru di sebelah kiri. Sedangkan yang kanan ujung segmen
bergerak ke kanan melalui jarak x2 yang merupakan panjang bagian yang diarsir
biru (bagian 2) di kanan atas gambar diatas.
Kemudian pertimbangkan gaya yang diberikan oleh fluida ke kiri dan ke
kanan segmen. Gaya yang diberikan oleh fluida di ujung kiri besarnya P 1 A1.
Usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut pada segmen dalam selang waktu Δt
adalah W1 = F1 Δx1 = P1 A1 Δx1 = P1 V, dimana V adalah volume bagian 1.
Dengan cara yang sama, usaha dilakukan oleh fluida di sebelah kanan segmen
dalam selang waktu yang sama Δt adalah W2 = - P2 A2 Δx2 = - P2 V. (Volume
bagian 1 sama dengan volume bagian 2 karena fluida tidak dapat dimampatkan.)
Usaha ini negatif karena gaya fluida ke kiri dan perpindahan ke kanan. Sehingga
usaha total yang dilakukan oleh gaya-gaya ini dalam interval waktu Δt adalah

W = ( P1 - P2 )V

Bagian ini digunakan untuk mengubah energi kinetik fluida dan sebagian
digunakan untuk mengubah energi potensial gravitasi. Karena diasumsikan
aliran arus, energi kinetik K dari bagian segmen yang tidak diarsir pada gambar
diatas. tidak berubah sepanjang selang waktu. Oleh karena itu, perubahan energi
kinetik dari fluida adalah
33

1 1 1 1
∆𝐾 = ( 𝑚𝑣22 + 𝐾) − ( 𝑚𝑣12 + 𝐾) = 𝑚𝑣22 − 𝑚𝑣12
2 2 2 2
Dimana m adalah massa dari bagian 1 dan bagian 2 (karena volume dari
kedua bagiannya sama dan memiliki massa yang sama). Kemudian
mempertimbangkan energi potensial gravitasi, tidak ada perubahan selama
interval waktu untuk energi potensial gravitasi U terkait dengan bagian fluida
yang tidak diarsir. Akibatnya, perubahan energi potensial gravitasi adalah
∆𝑈 = (𝑚𝑔𝑦2 + 𝑈) − (𝑚𝑔𝑦1 + 𝑈) = 𝑚𝑔𝑦2 − 𝑚𝑔𝑦1
Berdasarkan energi mekanik W = ΔK + ΔU maka substitusikan menjadi

1 1
(𝑃1 − 𝑃2 )𝑉 = 𝑚𝑣22 − 𝑚𝑣12 + 𝑚𝑔𝑦2 − 𝑚𝑔𝑦1
2 2

Jika sama-sama dibagi V dan ρ = m/V maka

1 1
(𝑃1 − 𝑃2 ) = 𝜌𝑣22 − 𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔𝑦2 − 𝜌𝑔𝑦1
2 2

Sehingga
1 1
𝑃1 + 𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔𝑦1 = 𝑃2 + 𝜌𝑣22 + 𝜌𝑔𝑦2
2 2

Jadi, Persamaan Bernoulli pada fluida ideal adalah

1
𝑃 + 𝜌𝑣 2 + 𝜌𝑔𝑦 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
2

Persamaan Bernoulli menunjukkan bahwa tekanan fluida berbanding


terbalik dengan kecepatan. Semakin berkurangnya tekanan maka kecepatan
semakin meningkat. Selain itu, tekanan semakin berkurang apabila meningkatnya
ketinggian (Serway and Jewett, 2008).

2.9 KERANGKA BERPIKIR


Pembelajaran STEM project base blended learning merupakan pembelajaran
yang dibutuhkan. Pembelajaran ini diharapakan mampu menjadi solusi bagi proses
belajar mengajar di sekolah menengah di tengah pandemi dalam meningkatkan
pemahaman konsep dan literasi numerasi siswa. Model STEM project base blended
learning dilakukan secara online dan offline dengan pertemuan terbatas sehingga
siswa dibimbing untuk mandiri dan berperan aktif dalam proses belajar mengajar
34

sehingga materi yang disampaikan kepada siswa langsung dapat diterapkan oleh
siswa sendiri sehingga siswa dengan mudah mengaitkan materi dengan penerapan
nya dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun tahapan dalam proses pembelajaran STEM project base blended


learning menggunakan sintaks STEM PjBL yang dikombinasikan dengan blended
learning yaitu dengan dimulai pembukaan pembelajaran dan dilanjutkan dengan
tahapan pertama Identifyng problem. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan
identifyng problem adalah Guru memperkenalkan kepada siswa konteks masalah
dan mengaitkan materi dengan materi sebelumnya mengenai fluida dinamis dengan
sub materi fluida ideal, azaz kontinuitas dan hukum Bernoulli. Tahapan ini
dilakukan secara tatap muka langsung di kelas dengan unsur STEM yang berperan
yaitu science dan technology. Kegiatan ini dapat mengembangkan kemampuan
siswa yaitu pemahaman konsep pada indikator Understand dan summarize (C2)
dan mengembangkan literasi numerasi siswa pada indikator konteks (personal,
social budaya, sainstifik), konten (data dan ketidakpastian) dan proses kognitif
(pemahaman,penerapan)

Tahapan kedua adalah researching. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini
adalah Guru memberitahukan kepada siswa untuk mencari informasi dari berbagai
sumber tentang fluida ideal, azaz kontinuitas dan hukum Bernoulli melalui sumber
yang disipakan guru di dalam seperti ebook, tayangan video/animasi dan sumber
lain seperti google. Tahapan ini dilakukan dengan tatap muka dan online dengan
unsur STEM yang berperan yaitu science dan technology. Kegiatan ini dapat
mengembangkan kemampuan siswa yaitu pemahaman konsep pada indikator
meringkas (summarizing) dengan dimensi kognitif C2 dan dapat mengembangkan
literasi numerasi siswa pada indikator konteks (personal, social budaya, sainstifik),
konten (data dan ketidakpastian) dan proses kognitif (pemahaman, penerapan).

Tahapan ketiga yaitu forming idea. Kegiatan pada tahapan ini adalah siswa
menemukan informasi yang diberitahukan guru tentang fluida ideal fluida ideal,
azaz kontinuitas dan hukum Bernoulli yang selanjutnya didiskusikan di dalam kelas
dan guru membimbing siswa dalam menentukan project (dilanjutkan di jika ada
pertanyaan diluar jam tatap muka). Tahapan ini dilakukan secara tatap muka dan
35

online dengan unsur STEM yang berperan yaitu engineering. .Kegiatan ini dapat
mengembangkan kemampuan siswa yaitu pemahaman konsep pada indikator build
yaitu membangun ide dengan dimensi kognitif C6. Selain itu kegiatan ini juga
mengembangkan literasi numerasi siswa pada indikator konteks (personal, social
budaya, sainstifik), proses kognitif (pemahaman, penerapan).

Tahapan keempat yaitu analising Idea. Kegiatan ini menganalisis,


memperoyekkan dan mendisain proyek sederhana yang akan dibuat serta
mempertimbangkan ketersediaan alat dan bahan proyek sederana tersebut untuk
efisiensi waktu dan biaya. Tahapan ini dilakukan secara tatap muka dan online
dengan unsur STEM yang berperan adalah science. Kegiatan yang dilakukan dapat
mengembangkan pemahaman konsep siswa yaitu pada indikator analize, projecting
designing dengan dimensi kognitif C4, C5, C6. Kegiatan ini juga dapat
mengembangkan literasi numerasi siswa pada indikator proses kognitif
(pemahaman, penerapan).

Tahapan kelima yaitu modeling or prototype building. Kegiatan pada tahapan


ini adalah Siswa membuat project dari salah satu submateri berdasarkan masalah
yang ditemui siswa pada tahapan pertama. Tahapan ini dilakukan secara tatap muka
dan online dengan unsur STEM yang berperan yaitu, engineering. Tahapan ini
mengembangkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada indikator analize,
projecting, designing, create dengan dimensi kognitif C4, C5, dan C6. Kegiatan ini
juga mengembangkan literasi numerasi siswa pada indikator Proses kognitif
(pemahaman penerapan).
Tahapan kelima adalah testing and refining. Kegiatan pada tahapan ini adalah
siswa mengecek prototype masing-masing apakah terdapat kelebihan dan
kekurangan dalam proses pembuatan hasil dari prototype tersebut kemudian
disajikan dalam bentuk commuicating yang dipilih oleh siswa. Tahapan ini
dilakukan secara mandiri oleh siswa dirumah masing-masing sehingga dalam
proses pembelajaran dilakukan secara online dengan unsur STEM yang berperan
adalah Science, engineering dan Technology. Kegiatan ini dapat mengembangkan
kemampuan pemahaman konsep siswa pada indikator mengecek (checking) dengan
dimensi kognitif C5 dan mengembangkan kemampuan literasi numerasi siswa pada
indikator konten, proses kognitif dan konteks.
36

Tahapan keenam adalah communicating. Kegiatan pada tahapan ini adalah


Siswa mempresentasikan atau membuat laporan (siswa memilih salah satu) dan
dikumpulkan pada Gnomio. Tahapan ini dilakukan secara online dengan unsur
STEM yang berperan adalah science dan technology. Kegiatan ini dapat
mengembangkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada indikator giving
advice, giving arguments dengan dimensi kognitif C5 serta mengembangkan
kemampuan literasi numerasi siswa pada indikator proses kognitif (pemahaman),
konten (data dan ketidakpastian). Terakhir adalah kegiatan penutupan yaitu
dilakukan secara online dengan mengerjakan soal yang telah disediakan di gnomio
dan membuat kesimpulan pembelajaran sehingga dapat mengembangkan
pemahaman konsep summarizedengan dimensi kognitif C2 dan dapat
mengembangkan literasi numerasi siswa pada indikator konten (bilangan,
pengukuran dan geometri, data dan ketidak pastian, aljabar) dan proses kognitif
(penalaran).
Tabel 7 Hubungan Pemahaman konsep dan Literasi Numerasi menggunakan Pembelajaran
Project Base Learning dengan Blended Learning berbasis STEM pada materi Fluida Dinamis

Sintaks Blended STEM Pemahaman Konsep Indikator Literasi Numerasi


STEM Learning
PjBL Indikator Dimensi
kognitif

Pembukaa Tatap technol


n muka, ogy
online

Identifyng Tatap Science, Understand, C2 Konteks (personal, social


problem muka technol summarize budaya, sainstifik)
ogy
Konten (data dan
ketidakpastian)

Proses kognitif
(pemahaman,penerapan)

Researchi Tatap Science, Summarize C2 Konteks (personal, social


ng muka, budaya, sainstifik), konten
Technol
online (data dan ketidakpastian),
ogy
37

proses kognitif
(pemahaman, penerapan)

Forming Tatap Enginee Build C6 Konteks (personal, social


ideas muka, ring budaya, sainstifik), proses
kognitif (pemahaman,
Online
penerapan)

Analising Tatap science Analize, C4, C5, proses kognitif


Idea muka, projecting,desi C6 (pemahaman, penerapan)
online gning

Modeling Tatap Enginee Analize, C4, C5, Proses kognitif


or muka, ring projecting,desi C6, C6 (pemahaman,penerapan)
prototype online gning ,create
building

Testing online Technol mengecek C5, C3 Proses kognitif


and ogy, (checking), (pemahaman,penerapan)
refining Enginee Implementasi
ring, (implement)

Commuic Online Science, giving advice, C5 proses kognitif


ating Technol giving (pemahaman), konten (data
ogy, arguments dan ketidakpastian)

Penutup online Technol Summarize, C2 konten (bilangan,


ogy, pengukuran dan geometri,
math data dan ketidak pastian,
aljabar), proses kognitif (
penalaran

Tabel diatas memperlihatkan bahwa setiap sintaks STEM project base


blended learning memiliki keterkaitan dengan variabel pemahaman konsep dan
literasi numerasi siswa sehingga model pembelajaran ini dapat membuat proses
pembelajaran lebih bermakna bagi siswa dan siswa lebih mudah mengaitkan materi
dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 RANCANGAN PENELITIAN


Penelitian ini menggunakan mixed methods embedded design. Metode
pengumpulan data dengan metode kuantitatif dan kualitatif, dengan data kualitatif
berperan sebagai pendukung data kuantitatif. Rancangan penelitian ini berdasarkan
desain penelitian mixed methods embedded design (Creswell & Clark, 2007).

Interpretation
Intervention based on
Qual before Quan Quan Qual after Quan (qual)
intervention premeasure Postmeasure intervention results

Qual during
intervention

Gambar 3. 1 Penelitian Mixed Methods Embedded Design (Creswell & Clark, 2007)
Gambar 3.1 Penelitian Mixed Methods Embedded Design (Creswell & Clark, 2007)

Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini


ditunjukkan pada gambar 3.2 sebagai berikut :

Wawancara
Pengkondisi
mengenai Pretest STEM PjBBL Posttest Wawancara
an
pembelajaran (kuantitatif) (kuantitatif) (Kualitatif)
pembelajara
(Qualitatif)
n (proses
adaptasi
perlakuan)
Pengamatan keterlaksanaan
pembelajaran dan analisis penugasan
(kualitatif)

Analisis Interpretasi Kesimpulan


data data

Gambar
Gambar3.3.2
2 Desain
DesainPenelitian
Penelitian

38
39

Desain yang digunakan adalah embedded experimental desain ini


menjadikan data kuantitatif sebagai data utama dan data kuatitatif sebagai data
pendukung. Penelitian dilakukan berdasarkan gambar 3.2 yang dibagi menjadi 6
tahapan yaitu sebagai berikut :

a. Tahapan pertama yaitu melakukan pengkondisian kelas yaitu memberikan


gambaran perlakuan pada siswa agar saat perlakuan pembelajaran yang
sebenarnya siswa tidak merasa asing dengan proses tersebut. Pengkondisian ini
dilakukan selama 2 hari sebelum perlakuan.
b. Tahapan kedua siswa diwawancarai untuk mengetahui keadaan awal siswa
dalam pembelajaran fisika. Hasil data wawancara tersebut akan dikelola sebagai
data kualitatif.
c. Tahapan ketiga adalah pretest. Pretest menggunakan soal yang telah divalidasi
oleh validator ahli. Soal tersebut dapat menganalisis pemahaman konsep dan
literasi numerasi siswa sebelum proses perlakuan diberikan. Hasil data pretest
akan diolah sebagai data kuantitatif.
d. Tahapan keempat yaitu penerapan project base blended learning berbasis
STEM. Blended learning yaitu gabungan pembelajaran secara online atau
daring dan offline atau luring. Secara online atau daring menggunakan e-
learning . Sedangkan secara offline atau luring dilakukan tatap muka terbatas
dengan memperhatikan protokol kesehatan. Proses saat perlakuan berlangsung
akan diolah sebagai data kualitatif.
e. Tahapan kelima yaitu posttest. Posttest menggunakan soal yang telah divalidasi
oleh validator ahli. Soal tersebut dapat menganalisis pemahaman konsep dan
literasi numerasi siswa. Hasil dari posttest dianalisis secara kuantitatif.
f. Tahapan keenam melakukan kegiatan wawancara. Wawancara dilakukan
kepada siswa yang telah mengikuti proses perlakuan dalam pembelajaran untuk
mengetahui keadaan siswa setelah perlakuan apakah terdapat perubahan yang
dirasakan siswa atau sama seperti sebelum perlakuan. Hasil dari wawancara
akan dianalisis sebagai data kualitatif. Selanjutnya dilakukan interpretasi untuk
membuat kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah penelitian.
40

3.2 SUBJEK DAN WAKTU PENELITIAN


Waktu penelitian yaitu semester ganjil tahun ajaran 2021/2022. Survey
lapangan dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2021 dan pengambilan data
dilakukan pada saat jadwal materi fluida dinamis yaitu bulan September-Oktober
2021. Penelitian dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Kerinci,
Provinsi Jambi. Subjek penelitian adalah siswa semester 1 kelas XI MIPA. Subjek
dipilih dengan purposive sampling agar dapat mewakili populasi karena disesuaian
dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pemahaman konsep dan literasi
numerasi siswa kelas XI pada project base blended learning materi fluida statis.
Kelas XI MIPA 1 merupakan kelas yang dapat mewakili populasi yaitu dari kelas
XI MIPA 1 hingga XI MIPA 4 karena siswa di kelas XI MIPA 1 dianggap lebih
bervariasi dalam tingkatan kemampuan belajar pada mata pelajaran fisika.

3.3 INSTRUMEN PENELITIAN


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas instrumen
perlakuan dan instrumen pengukuran. Instrumen perlakuan yaitu Silabus, RPP,
LKS dan e-learning Instrumen pengukuran meliputi lembar observasi, pedoman
wawancara, instrumen pemahaman konsep, instrumen literasi numerasi.
a. Instrumen Perlakuan
1. Silabus
Silabus dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 revisi 2016 dengan
kompetensi dasar 3.4 Menerapkan prinsip fluida dinamis dalam teknologi dan
Membuat dan menguji proyek sederhana yang menerapkan prinsip dinamika fluida.
Silabus menjadi acuan bagi pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran
PjBBL berbasis STEM. Silabus yang digunakan pada penelitian ini terdapat pada
lampiran.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP merupakan pedoman bagi guru dalam melakukan pembelajaran
didalam kelas. RPP di susun secara sistematis berisi kompetensi inti, kompetensi
dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode pembelajaran,
langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan sumber belajar / media dan penilaian.
RPP yang digunakan adalah RPP yang telah disusun pada materi fluida dinamis
bagi siswa kelas XI SMA dengan PjBBL berbasis STEM.
41

3. Lembar Kerja Siswa


LKS berisi tentang langkah-langkah kerja bagi siswa untuk memudahkan
konsep, rumus, serta proses untuk memahami materi fluida dinamis. LKS juga
membantu siswa dalam melakukan percobaan berupa prosedur percobaan dan soal-
soal yang harus di kerjakan oleh siswa sebagai refleksi pemahaman terhadap materi
fluida dinamis. Komponen-komponen dalam LKS untuk percobaan terdiri dari
materi fluida statis dengan pendekatan STEM.
4. Gnomio
Gnomio merupakan e-learning yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
pembelajaran PjBBL berbasis STEM. Gnomio dirancang sebagai ruang siswa
dalam berdiskusi dan mengumpulkan tugas setelah pembelajaran secara langsung
dilakukan di kelas secara tatap muka. Gnomio digunakan karena sekolah tersebut
belum memiliki e-learning sekolah secara mandiri, disamping menggunakan
Gnomio juga menggunakan e-learning lain yang disesuaikan oleh guru mata
pelajaran masing-masing.
b. Instrumen Pengukuran
1. Tes Pemahaman konsep
Soal pemahaman konsep fluida dinamis diberikan sebelum dan sesudah
proses pembelajaran dalam bentuk pilihan ganda. Soal pemahaman konsep disusun
berdasarkan indikator kognitif taksonomi Bloom revisi yaitu menurut Krathwohl
(2002) , yang di gunakan dalam penelitian meliputi C1 hingga C6 dan menilai
pemahaman konsep yaitu 0 jika tidak menjawab atau jawaban salah dan nilai 1 jika
jawaban benar tanpa alasan dan nilai 2 jika benar dengan alasan. Hasil tes
pemahaman konsep diolah menjadi data kuantitatif . Soal pemahaman konsep yang
digunkan sebanyak 8 soal dengan meliputi C1 hingga C6.
Uji validitas dan reabilitas soal pemahman konsep dilakukan terhadap 111
siswa kelas XII MIPA yang sudah menempuh materi fluida dinamis. Berdasarkan
uji validitas yang dilakukan pada 16 soal didapatkan hasil 8 soal yang valid dan
reliabel sebagai berikut.
42

8 soal valid dan dalam keadaan infit (rentang 0,77 sampai 1,30 ). Sehingga
8 butir soal tersebut valid dan layak digunakan untuk mengukur pemahaman konsep
siswa. Kemudian instrumen yang diuji reliabilitasnya menunjukkan bahwa
instrumen tersebut jika digunakan beberapa kali untuk menguji objek yang sama
maka hasilnya akan sama.

Tabel diatas menunjukkan nilai reability of estimate sebesar .69 yang


termasuk dalam kategori cukup. Sehingga soal tersebut layak digunakan untuk tes
pemahaman konsep.
2. Tes Literasi Numerasi
Tes literasi numerasi disusun berdasarkan adaptasi indikator literasi
numerasi dari Mendikbud (2020). Soal literasi numerasi diberikan sebelum dan
setelah pembelajaran dalam bentuk soal benar salah, pilihan ganda, menjodohkan,
isian singkat dan uraian. Bentuk soal tersebut mengacu pada bentuk soal yang telah
disyaratkan oleh kemendikbud. Penilaian yang digunakan yaitu menggunakan skor
0, 1 dan 2. Skor 0 jika tidak menjawab sama sekali, skor 1 jika salah satu jawaban
betul dan 2 jika semua jawaban benar.
43

Uji validitas dan reabilitas soal literasi numerasi dilakukan terhadap 111
siswa kelas XII MIPA yang sudah menempuh materi fluida dinamis. Berdasarkan
uji validitas yang dilakukan terdapat 10 soal yang valid dan reliabel sebagai berikut.

Soal literasi numerasi menunjukkan 10 soal valid dan dalam keadaan infit
(rentang 0,77 sampai 1,30 ). Sehingga 10 butir soal tersebut valid dan layak
digunakan untuk mengukur literasi numerasi siswa.

Tabel hasil tersebut menunjukkan nilai reability of estimate sebesar .85 yang
termasuk dalam kategori bagus. Sehingga soal tersebut layak digunakan untuk tes
literasi numerasi siswa.
Soal yang digunakan dalam literasi numerasi berjumlah 10 dengan indikator
soal berikut :
Tabel 8 Indikator instrumen soal literasi numerasi

No Indikator Literasi Numerasi Nomor Soal


1 Mengestimasi dan menghitung 2
2 Menggunakan pecahan, decimal, persen 1
dan perbandingan
3 Menggunakan penalaran 3,9,6
4 Menggunakan pengukuran 5
44

5 Menginterpretasi informasi 4,8,10

Bentuk 10 soal literasi numerasi dan kisi-kisinya dilampirkan di lampiran 5.


3. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dibuat sebagai acuan dalam melaksanakan
wawancara tidak terstruktur, hasil wawancara digunakan agar dapat mengetahui
lebih lanjut tentang keadaan siswa sebelum pembelajaran dan sesudah
pembelajaran. Wawancara ini dilakukan sebelum pembelajaran pretest dan setelah
pembelajaran posttest. Instrumen yang di gunakan dalam proses wawancara adalah
pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu peneliti mendapatkan informasi
sesuai kebutuhan peneliti. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi
mengenai pemahaman konsep dan literasi numerasi siswa pada materi fluida
dinamis secara umum. Aspek-aspek yang di pertanyakan kepada siswa mengenai
keadaan siswa dalam pembelajaran dan pengetahuan siswa terkait fluida dinamis.
3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data dikumpulkan melalui data pretest, posttest, dan wawancara. Pretest
dan posttest dilakukan untuk mengetahui bagaimana pemahaman konsep dan
literasi numerasi siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dilakukan. Validasi
instrumen dilakukan oleh validator ahli yaitu dua dosen validator dan dilakukan
validasi empiris pada siswa yang telah mendapat materi fluida dinamis.
3.5 ANALISIS DATA
Pemahaman Konsep
1. Analisis Data Kuantitatif
Data pemahaman konsep berupa data kuantitatif dan kualitatif yang
diperoleh pada sebelum dan sesudah intervensi. Skor penguasaan konsep siswa
menurut Arikunto (2013) dapat dikriteriakan seperti pada Tabel 3.3.
Tabel 9 Kriteria Skor Penguasaan Konsep

No Skor Siswa Kriteria


1 0 – 45 Rendah
2 46 – 65 Sedang
3 66 – 85 Tinggi
4 86 – 100 Sangat Tinggi
Berdasarkan data yang diperoleh dilakukan analisis kuantitatif sebagai berikut.
1. Uji N-Gain Score
45

Perhitungan N-Gain dilakukan untuk mengetahui bagaimana peningkatan


rerata penguasaan konsep pretest dan postest. Penentuan skor peningkatan
penguasaan konsep materi fluida statis dengan rumus gain ternomalisasi (Hake,
1998).
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡 −𝑠𝑘𝑜𝑟𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = (Hake, 1998)
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 −𝑠𝑘𝑜𝑟𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Hasil perhitungan N-Gain Score diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria


yang ditentukan pada Tabel 3.4.
Tabel 10 Kriteria Nilai N-Gain

N-Gain Score Kriteria Peningkatan


G < 0,3 Rendah
0,3 ≤ G < 0,7 Sedang
G ≥ 0,7 Tinggi
(Hake, 1998)
2. Uji-t Berpasangan
Uji-t berpasangan bertujuan untuk menghitung perbedaan pemahman
konsep siswa sebelum dan setelah diberi pembelajaran STEM project based
blended learning. Uji-t berpasangan dilakukan dengan SPPS.
3. Uji Effect Size
Perhitungan effect size digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh
suatu variabel terhadap variabel lain, yaitu perlakuan model STEM project based
blended learning terhadap pemahaman konsep siswa. Uji effect size menggunakan
rumus:
𝑴𝑨 − 𝑴𝑩
𝒅=
(𝒏𝑨 − 𝟏)𝑺𝑫𝟐𝑨 + (𝒏𝑩 − 𝟏)𝑺𝑫𝟐𝑩

𝒏𝑨 + 𝒏𝑩 − 𝟐

(Tomczak, 2014)
Keterangan:
𝑀𝐴 , 𝑀𝐵 = rata-rata skor postest, pretest
𝑛𝐴 , 𝑛𝐵 = jumlah siswa postest, pretest
𝑆𝐷𝐴 , 𝑆𝐷𝐵 = standar deviasi postest, pretest
Hasil dari perhitungan effect size dinyatakan dalam kriteria effect size pada Tabel
dibawah ini.
46

Tabel 11 Interpretasi Nilai Cohen’s d

Nilai Cohen’s d Interpretasi


< 0,20 Weak effect
0,21 – 0,50 Modest effect
0,51 – 1,00 Moderat effect
>1,00 Strong effect
(Tomczak, 2014)
2. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif dilakukan sebelum diberikan intervensi dan setelah
selesai pengumpulan data. Terdiri dari empat langkah, yaitu reduksi data,
pengkodean data, interpretasi data, dan penarikan kesimpulan (Creswell, 2011).
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pemahman konsep berdasarkan alasan dan
proses yang dilakukan pada saat pretest dan postest.
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Data yang diperoleh dari penelitian yaitu berupa hasil wawancara sebelum
dan sesudah intervensi. Setelah data terkumpul, maka dilakukan reduksi data
dengan memilih, menyederhanakan, dan memfokuskan data yang diperoleh agar
data yang diperlukan tercatat dengan lengkap dan terperinci. Proses ini berlangsung
secara kontinu selama penelitian kualitatif berlangsung. Upaya menyeleksi setiap
data ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan (Moleong, 2011).
2. Pengkodean Data (Coding)
Proses coding merupakan proses pemberian kode pada data-data tersebut
agar data dapat dikelompokkan dalam tema-tema yang akan menjawab rumusan
masalah. Pengkodean data kemampuan penguasaan konsep menggunakan rubrik
Gonen & Kokaya (2010) seperti pada Tabel 3.6.
Tabel 3.1 Kriteria Kualitas Penguasaan Konsep

Kategori Kriteria Klasifikasi Jawaban

Pemahaman Baik Siswa memberikan alasan jawaban wawancara yang


benar sesuai konsep yang tepat

Miskonsepsi Siswa memberikan alasan jawaban yang kurang benar


dan alasan jawaban wawancara salah

Tidak Memahami Siswa tidak memberikan alasan jawaban wawancara

3. Penyajian Data (Data Display)


47

Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan untuk menyusun informasi


secara runtut dan jelas dalam pengambilan suatu kesimpulan. Penyajian data
pemahaman konsep berupa teks naratif, tabel, dan diagram untuk mudah dipahami
4. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)
Mulai dari kegiatan data reduction, peneliti telah memiliki dugaan-dugaan
yang bias, kaku, dan meragukan sehingga perlu adanya verification. Verifikasi
dimaksudkan untuk memperoleh keterangan-keterangan baru untuk penarikan
kesimpulan. Penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk memberikan penjelasan dan
mengungkapkan makna seluruh data yang disajikan.

Literasi Numerasi

1. Data Kuantitatif

Berdasarkan data yang diperoleh dari pretest dan post test dilakukan analisis
kuantitatif yang meliputi Normalized Gain Score, uji-t berpasangan, dan Effect Size.
Selanjutnya dilakukan analisis data kualitatif.

2. Data kualitatif

Data kualitaif diperoleh dari hasil wawancara sebelum dan setelah


pembelajaran STEM project base blended learning. Kemudian dikelompokkan
berdasarkan kategori literasi numerasi sebagai berikut.

Tabel 9 Kategori Literasi Numerasi Siswa

No Katego Kriteria
ri
1 Perlu Siswa memiliki penguasaan konsep matematika yang sangat minimal. Siswa
Interve perlu didampingi mulai dari pencatatan data serta dilakukan diskusi untuk
nsi memvalidasi hasil pencatatan data. Diskusi dapat dilakukan dengan teman
Khusus yang kompetensi numerasinya cakap ataupun mahir.

2 Dasar Siswa sudah menguasai konsep dasar, namun masih kesulitan untuk
menerapkan dalam situasi yang relevan. Siswa perlu diberi contoh cara
menyajikan data atau menuangkan data hasil catatannya ke dalam bentuk
penyajian yang tepat dan akurat. Interpretasi holistik mengenai data sebelum
menarik kesimpulan dilakukan dalam diskusi bersama
3 Cakap Siswa sudah memahami konsep dan mampu menerapkan konsepnya, namun
perlu diasah kemampuan bernalarnya untuk mengetahui adanya kesalahan
pada data atau anomali data. Siswa dapat ditugaskan untuk membandingkan
datanya dengan data kelompok lainnya kemudian membuat simpulan umum
hasil penelitian dalam satu kelas. Siswa dibimbing dalam menjustifikasi data
yang sifatnya anomali.
48

No Katego Kriteria
ri
4 Mahir Siswa mampu menerapkan konsep matematika yang dimiliki dalam beragam
konteks serta bernalar untuk menyelesaikan masalah. Siswa dapat ditugaskan
untuk membandingkan data dirinya, data kelompok lainnya dan data dari
sumber lainnya (misal, jurnal ilmiah yang relevan) kemudian membuat
generalisasi hasil percobaan yang dilakukan dengan menganalisis beragam
data.
(Mendikbud, 2020)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini diawali dengan wawancara siswa dan dilanjutkan pre test
untuk melihat profil awal pemahaman konsep dan literasi numerasi siswa pada
materi fluida dinamis kemudian diakhiri dengan wawancara dan post test untuk
melihat hasil pembelajaran yang sudah di terapkan. Penerapan Project Base
Blended Learning berbasis STEM dilakukan dalam tiga kali pertemuan sesuai
dengan submateri pokok yang dipelajari dalam materi fluida dinamis berdasarkan
silabus dengan durasi pembelajaran 2 x 35 menit untuk tatap muka di kelas dan
pertemuan online dengan e-learning untuk melakukan diskusi lanjutan dan
pengumpulan tugas . Pertemuan pertama submateri fluida ideal, pertemuan kedua
submateri persamaan kontinuitas dan pertemuan ketiga submateri hukum bernauli
dan penerapannya pada kehidupan sehari-hari ditambah satu peremuan untuk
pengkondisian pembelajaran yang bertujuan sebagai proses adaptasi perlakuan.
Proses pembelajaran dilaksanakan di kelas XI IPA 3 semester ganjil tahun ajaran
2021/2022 SMA Negeri 4 Kerinci dengan jumlah siswa yaitu 32 siswa.

49
50

4.4 DESKRIPSI KEGIATAN PEMBELAJARAN STEM PROJECT


BASED BLANDED LEARNING
Penelitian ini dilakukan sebanyak tujuh kali pertemuan yang terbagi menjadi
satu kali pertemuan dilakukan pengkondisian, tiga kali pertemuan online dan tiga
kali pertemuan dilakukan secara offline dengan menggunakan sub materi fluida
dinamis yaitu fluida ideal, azaz Kontinuitas dan hukum Bernoulli.

a. Pengkondisian pembelajaran ( proses adaptasi perlakuan )

Pengkondisian pembelajaran dilakukan dengan tujuan agar saat perlakuan


pembelajaran Project Base Blended Learning berbasis STEM siswa tidak merasa
asing dengan model pembelajaran yang digunakan. Pengkondisian pembelajaran
dilakukan oleh guru bidang studi fisika kelas XI. Adapun pengkondisian dilakukan
dengan cara memperkenalkan kepada siswa proses pembelajaran yang akan
dilakukan dan menjelaskan sintaks model pembelajaran Project Base Blended
Learning berbasis STEM. Pengkondisian juga dilakukan dengan mempraktekkan
secara langsung proses pembelajaran Project Base Blended Learning berbasis
STEM pada materi pembelajaran fisika sebelum materi fluida dinamis dan hanya
satu pertemuan karena siswa sudah pernah melakukan pembelajaran blended
learning dengan pertemuan terbatas sehingga siswa lebih cepat memahami maksud
dari setiap sintaks yang dijelaskan guru bidang studi. Siswa dipastikan tidak merasa
asing lagi dengan model pembelajaran tersebut sehingga dapat dilakukan proses
pembelajaran Project Base Blended Learning berbasis STEM pada materi fluida
dinamis.

b. Pertemuan 1 dan 2 (online dan offline)

Pembelajaran pertama dan kedua menggunakan materi yang sama yaitu fluida
ideal. Proses pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2 dilakukan secara terpisah yaitu
secara online dan offline. Sebelum pembelajaran dimulai. Guru mengisi presensi
kehadiran siswa dan memastikan semua siswa sudah siap mengikuti proses belajar
mengajar. Guru memberikan LKS berbentuk file dan video pembelajaran mengenai
submateri pertama yaitu fluida ideal yang telah disediakan pada e-learning Gnomio
51

kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi yang akan


dicapai, batasan materi serta metode pembelajaran untuk mengingatkan siswa
mengenai metode pembelajaran yang akan dilakukan yang telah dijelaskan pada
tahap pengkondisian.

Gambar 4. 1 Tampilan Gnomio

Offline

Identifyng problem, pada tahapan sintaks ini guru mengarahkan siswa untuk
mengakses untuk membuka LKS dan video yang tersedia selanjutnya
memperkenalkan kepada siswa konteks masalah. Video materi fluida ideal yang
diberikan terdapat penjelasan dan contoh dalam kehidupan sehari-hari sehingga
siswa dapat mengaitkan materi fluida ideal dengan materi sebelumnya yaitu fluida
statis. Guru meminta siswa untuk mengingat kembali perbedaan antara fluida statis
dan fluida dinamis. Beberapa siswa menjawab dengan membaca definisi yang
tercantum dalam LKS tanpa dipahami terlebih dahulu dan beberapa yang lain
langsung paham dan menyebutkan contoh lain yang ditemuinya dalam kehidupan
sehari-hari.

Tahapan ini meminta siswa untuk mengenali dan memanggil kembali


pengetahuan yang sudah dimiliki siswa yang diperoleh dari materi SMP. Contoh
penerapan fluida ideal yang dilampirkan pada LKS berdasarkan setiap ciri-ciri
fluida ideal dan siswa menyebutkan contoh yang lain yang siswa ketahui. Waktu
10 menit digunakan guru untuk menampung jawaban siswa dan selanjutnya
jawaban tersebut dibahas bersama.

Guru memberitahukan kepada siswa untuk mencari informasi dari berbagai


sumber tentang fluida ideal berupa ciri-ciri fluida ideal beserta penerapannya dalam
52

kehidupan sehari-hari selain yang telah disebutkan oleh beberapa siswa sebelumnya
dan memahami keterkaitan fluida ideal dengan azaz kontinuitas dan hukum
Bernoulli melalui sumber yang disiapkan guru di dalam seperti LKS, video dan
sumber lain seperti google selama 5 menit secara perorangan. Kegiatan ini masuk
ke dalam sintaks kedua yaitu research. Tahapan ini menuntut siswa mampu
mengklasifikasikan dan meringkas informasi yang ditulis dengan cakupan indikator
literasi numerasi proses kognitif dan konteks.

Siswa menemukan informasi yang diberitahukan guru tentang fluida ideal


berupa ciri-ciri fluida ideal, contoh dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian siswa
sudah memahami dengan baik ciri-ciri fluida ideal yang ditunjukkan dengan lembar
kerja siswa yang sudah diisi sesuai instruksi. Salah satu siswa masih belum
memahami ciri fluida ideal yaitu aliran tunak dan tak tunak, siswa tersebut
mengkategorikan air di dalam gelas termasuk contoh fluida tunak karena fluida di
anggap dalam posisi tenang.

Online

Kegiatan pembelajaran sintaks 1 sampai 3 dilakukan secara tatap muka dengan


waktu 2x35 menit. Selanjutnya guru menginstruksikan kepada siswa untuk
memahami keterkaitan fluida ideal dengan azaz kontinuitas dan hukum Bernoulli,
dan didiskusikan di pertemuan berikutnya selanjutnya jika ada yang bertanya
dipersilahkan bertanya diGnomio .

Forming idea, dilakukan secara langsung oleh siswa dengan memberikan tugas
kegiatan pengamatan di rumah masing-masing yang dikumpulkan melalui , guru
meminta siswa mengamati contoh penerapan fluida ideal dan menjelaskan
keterkaitannya dengan salah satu submateri pertemuan 2 dan 3 yaitu azaz
kontinuitas atau hukum Bernoulli. Siswa dibagi perkelompok di ruang dan mengisi
LKS untuk pengamatan yang telah disediakan.

Communication, siswa mempresentasikan hasil pengamatan kelompok dalam


penerapan fluida ideal di lingkungan masing-masing dan memberikan keterkaitan
fluida ideal dengan azaz kontinuitas dan hukum Bernoulli pada ruang gnomio
berupa video pengamatan dan penjelasan.
53

Tahapan terakhir pada pertemuan pertama adalah siswa membuat


rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Pertemuan pertama ditutup secara online
oleh guru di gnomio.
c. Pertemuan 3 dan 4 (online dan offline)

Pembelajaran pada pertemuan 3 dan 4 menggunakan materi yang sama yaitu


azaz kontinuitas. Pertemuan 3 dan 4 ini dibedakan secara online dan offline.
Offline
Sebelum memulai pembelajaran pada pertemuan, Guru mengisi presensi
kehadiran siswa dan memastikan semua siswa sudah siap mengikuti proses belajar
mengajar. Guru memberikan LKS berbentuk file dan video pembelajaran mengenai
submateri pertama yaitu azaz kontinuitas yang telah disediakan pada e-learning
kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi yang akan
dicapai, batasan materi serta metode pembelajaran untuk mengingatkan siswa
mengenai metode pembelajaran yang akan dilakukan yang telah dijelaskan pada
tahap pengkondisian.
Guru : “adik-adik coba perhatikan video yang tersedia di Gnomio.
Apakah ada yang tahu ini video apa?”
Siswa : “video tentang banjir bu”
Guru : “apakah ada pertanyaan terkait video tersebut?”
Siswa 7 : “mengapa tanggul yang ada di video bisa jebol bu?”
Guru : “apakah ada yang mau menjawabnya?”
Siswa 14 : “Karena debit air yang terlalu besar bu”
Guru : “jawabannya bagus. Dari video yang sudah ditayangkan,
apakah ada tau sekarang kita akan belajar apa?”
Siswa : “tidak tau Bu”
Guru : “pada pertemuan ini kita akan mempelajari tentang persamaan
Kontinuitas tujuan siswa dapat memahami konsep persamaan
kontinuitaas dan siswa mampu memahami konsep debit pada
penampang besar dan kecil”

Tahapan sintaks ini guru mengarahkan siswa untuk mengakses untuk membuka
LKS dan video yang tersedia selanjutnya memperkenalkan kepada siswa konteks
masalah. Video materi azaz kontinuitas yang diberikan terdapat penjelasan dan
contoh dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat mengaitkan materi azaz
kontinuitas dengan materi sebelumnya yaitu fluida ideal. Guru meminta siswa
untuk mengingat kembali perbedaan antara azaz kontinuitas dan fluida ideal.
54

Beberapa siswa menjawab dengan membaca definsi yang tercantum dalam LKS
tanpa dipahami terlebih dahulu dan beberapa yang lain langsung paham dan
menyebutkan contoh lain yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari.

Guru meminta siswa untuk mengenali dan memanggil kembali pengetahuan


yang sudah dimiliki siswa yang diperoleh dari materi fluida ideal. Guru
memberitahukan kepada siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber
tentang azaz kontinuitas berupa ciri-ciri azaz kontinuitas beserta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari selain yang telah disebutkan oleh beberapa siswa
sebelumnya dan memahami keterkaitan azaz kontinuitas dengan fluida ideal dan
hukum Bernoulli melalui sumber yang disiapkan guru di dalam seperti LKS, video
dan sumber lain seperti google selama 5 menit secara perorangan. Kegiatan ini
masuk ke dalam sintaks kedua yaitu research. Tahapan ini menuntut siswa mampu
mengklasifikasikan dan meringkas informasi yang ditulis dengan cakupan indikator
literasi numerasi proses kognitif dan konteks.

Tahapan selanjutnya siswa menemukan informasi yang diberitahukan guru


tentang azaz kontinuitas berupa ciri-ciri azaz kontinuitas, contoh dalam kehidupan
sehari-hari. Sebagian siswa sudah memahami dengan baik ciri-ciri azaz kontinuitas
yang ditunjukkan dengan lembar kerja siswa yang sudah diisi sesuai instruksi.

Kegiatan pembelajaran sintaks 1 sampai 3 dilakukan secara tatap muka dengan


waktu 2x35 menit. Selanjutnya guru menginstruksikan kepada siswa untuk
memahami keterkaitan azaz kontinuitas dan hukum Bernoulli, dan didiskusikan di
pertemuan berikutnya selanjutnya jika ada yang bertanya dipersilahkan bertanya di
Gnomio.

Online

Sintaks berikutnya siswa dengan memberikan tugas kegiatan pengamatan di


rumah masing-masing yang dikumpulakn melalui, guru meminta siswa mengamati
contoh penerapan azaz kontinuitas dan menjelaskan keterkaitannya dengan salah
satu submateri pertemuan 1 dan 2 serta 5 dan 6 yaitu fluida ideal atau hukum
Bernoulli. Siswa dibagi perkelompok di ruang dan mengisi LKS untuk pengamatan
yang telah disediakan.
55

Communication, siswa mempresentasikan hasil pengamatan kelompok


dalam penerapan azaz kontinuitas di lingkungan masing-masing dan
memberikan keterkaitan azaz kontinuitas dengan fluida ideal dan hukum
Bernoulli pada ruang gnomio berupa video pengamatan dan penjelasan.
Tahapan terakhir pada pertemuan pertama adalah siswa membuat
rangkuman/simpulan pelajaran tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Pertemuan pertama ditutup secara
online oleh guru di gnomio.
d. Pertemuan 5 dan 6 (offline dan online)

Pertemuan 5 dan 6 diawali seperti pertemuan 1 sampai 4 yaitu guru


memberi salam dan mengajak melakukan doa bersama selanjutnya mengisi
presensi kehadiran siswa dan memastikan semua siswa telah siap mengikuti
proses pembelajaran. Proses pembelajaran dimulai guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, kompetensi yang akan dicapai, batasan materi serta metode
pembelajaran. Pertemuan 5 dan 6 ini juga dibedakan berdasarkan online dan
offline.

Offline

Guru meminta siswa untuk membuka LKS yang telah disediakan :

Guru : “coba perhatikan LKSnya masing-masing. Disana setiap siswa


diminta untuk menyaksikan video ang telah disediakan di Gnomio.
Apa ada yang sudah menaksikanna di gnomio?”
Siswa : “Sudah bu”.
Guru :”Video tentang apa itu ?”
Siswa :”Video tentang pesawat, tabung pitot dan lubang kebocoran”
Guru : “apakah ada pertanyaan terkait video tersebut?”
Siswa 1 : “mengapa pesawat bisa mengangkat ratusan orang yang ada di
dalamnya bu?”
Guru : “apakah ada yang mau menjawab nya?”
Siswa 5 : “salah satu yang menyebabkannya adalah kecepatan udara di atas
sayap lebih besar dari pada di bawah sayap”
Guru : “jawabannya bagus. Dari video yang sudah ditayangkan, apakah
ada yang tau sekarang kita akan belajar apa?
Siswa : “tidak tahu Bu”
Guru : “sekarang kita akan belajar tentang Hukum Bernoulli dengan
bertujuan siswa dapat memahami penerapan Hukum Bernoulli pada
tabung pitot, kecepatan air pada lubang kebocoran dan daya angkat
pesawat. Setelah kita belajar materi nanti kalian diberikan project
56

kelompok dalam menerapkan Hukum Bernoulli pada salah satu


contoh penerapan yang dipilih ”

Kegiatan selanjutnya identifying problem guru meminta siswa mengidentifikasi


masalah ang terdapat di video yang telah disajikan pada Gnomio yaitu mengenai
gaya angkat pesawat, tabung pitot dan kecepatan air pada lubang kebocoran. Dari
ketiga video tersebut kemudian guru bertana kepada siswa apa yang siswa peroleh
dari video tersebut. Maka siswa mengisi pendapat mereka masing-masing di
lembaran LKS ang disediakan.

Gambar 4. 2 Jawaban Siswa di Lembar LKS


Siswa 10 membuat jawaban bahwa :

• pada pesawat terbang terdapat penerapan prinsip Bernoulli. Pesawat


dapat terangkat ke udara karena kecepatan pada bagian sayap atas lebih
besar dibandingkan sayap bagian bawah.
• Tabung pitot alat yang digunakan untuk mengukur kelajuan gas didalam
pipa
• jika ada bejana berisi air lalu bejana tersebut mengalami kebocoran pada
jarak h di bawah permukaan fluida, maka kelajuan fluida nya sama dengan
kelajuan benda yang jatuh bebas dari ketinggian

Online

Tahapan research, mengacu pada jawaban salah satu siswa dalam penerapan
Hukum Bernoulli pada kehidupan sehari-hari yaitu pesawat. Guru memberitahukan
kepada siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber tentang persamaan
hukum Bernoulli. Siswa-siswa mencari informasi dari buku-buku yang dibawa dan
menggunakan Google, setiap siswa boleh mencari informasi sebnayak mungkin
mengenai topik yang dibahashari ini.
57

Gambar 4. 3 Jawaban Siswa Setelah Melakukan Researching

Salah satu siswa menjawab lembar LKS yang disediakan sebagai berikut :

• Alasan mengapa pesawat bisa terbang ialah karena adanya gaya angkat
pesawat. Gaya angkat ini harus memiliki nilai lebih besar dari berat
pesawat, agar pesawat bisa terangkat. Jika Anda mengamati sayap
pesawat, maka bentuknya tidaklah simetris.
• Penampang sayap pesawat memiliki bagian belakang yang lebih datar.
Sementara itu, bagian atasnya lebih melengkung dibandingkan pada
bagian bawah.
• Itulah yang mengakibatkan aliran udara di bagian atas lebih rapat dan
menghasilkan aliran udara yang lebih besar.

Forming Idea, Guru meminta siswa untuk membuat prototype atau project
sederhana yang dapat dijadikan contoh penerapan Hukum Bernoulli dengan
membentuk kelompok 3-4 orang dan dibuat di rumah masing-masing kelompok
kemudian untuk finishing boleh dikerjakan di sekolah diluar jam belajar. Guru
meminta siswa menguji prototype atau proyek sederhana tersebut dan
mempresentasikan prototype tersebut melalui video presentasi atau laporan akhir
dan di kumpul di gnomio. Setiap siswa wajib membuat rangkuman/kesimpulan
tentang point-point penting dalam presentasi/laporan dari kelompok lain.

Analizing idea, Guru meminta siswa menganalisis idea yang siswa temui untuk
membuat prototype. Menganalisis kemungkinan project tersebut mampu
diciptakan, alat dan bahan yang digunakan, serta waktu yang diperlukan dalam
membuat prototype tersebut.
58

Gambar 4. 4 Analizing Idea yang Dilakukan oleh Siswa

Analizing yang dilakukan oleh salah satu kelompok siswa adalah sebagai
berikut :

Alat :
• Gunting
• Spidol

Bahan :
• Kardus bekas
• Lem lilin
• lakban hitam
• Kertas kalender
• Mesin tamia
• kabel
• Stik kayu

Estimasi waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan project :


• Hari ke 1 = dikerjakan dirumah hinri dari awal hingga pembuatan pola atau
kerangka pesawat
• Hari ke 2 = perakitan pesawat dan presentasi dikerjakan di sekolah

Kegiatan berikutnya adalah Modeling or prototype building, Guru membimbing


siswa dalam membuat project yang telah disepakati antara kelompok siswa dan guru
sebelumnya. Pembuatan project dilakukan oleh siswa dengan kelompoknya masing-
masing diluar jam pelajaran sekolah. Setiap kelompok diwajibkan memberikan
dokumentasi dalam proses pengerjaan project tersebut dan mengisi tabel yang telah
disediakan pada LKS submateri hukum Bernoulli.
59

Gambar 4. 5 Gambar Proses Pembuatan Project

Tahap selanjutnya adalah testing and refining, guru membimbing siswa untuk
menguji prototype yang telah siswa buat secara mandiri dirumah masing-masing dan
dilampirkan laporannya di Gnomio dan selanjutnya tahap akhir dari pertemuan 3 adalah
communication, siswa menyusunan laporan dan presentasi hasil project berbentuk video
yang di upload dalam ruang Gnomio dan guru melakukan evaluasi proses dan hasil.
Siswa membuat rangkuman/simpulan pelajaran tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan serta mengerjakan soal yang
disiapkan guru dalam LKS. Selanjutnya guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran
tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan dan mengkomunikasikan agar siswa mengumpulkan latihan soal yang
terdapat pada Gnomio.
4.5 DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN STEM PROJECT BASED BLANDED
LEARNING

Penelitian ini terdiri dari dua macam data, yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif terdiri dari skor pemahaman konsep dan skor kemampuan
literasi numerasi siswa. Sedangkan data kualitatif berupa wawancara siswa saat pretest
dan postest.

Pemahaman Konsep
Peningkatan pemahaman konsep siswa pada materi fluida dinamis setelah
pembelajaran STEM project base blanded learning dapat dilihat dari perubahan skor
pretest dan postest yang merupakan hasil dari test dan wawancara. Skor peningkatan
penguasaan konsep siswa dinyatakan dengan nilai rata-rata N-Gain. Pada penelitian ini,
analisis data dilakukan secara bertahap dari menentukan statistik deskriptif, melakukan
uji reabilitas dan validitas, perhitungan paired sample t-test, N-Gain, dan perhitungan
effect size untuk melihat besar pengaruh pembelajaran STEM project base blanded
learning. Berikut disajikan hasil analisis statistik deskriptif pada table dibawah ini
60

Tabel 10 Hasil Analisis Statistik

N Mean Std. Dev Minimum Maximum


Pretest 32 46,53 10,69 31 69
Postest 32 94,31 4,22 83 100

Tabel diatas menunjukkan hasil peningkatan pada skor minimum, maksimum,


rata-rata pretest dan postest pemahaman konsep siswa pada materi fluida dinamis. Dari
skor rata-rata terlihat bahwa terjadi peningkatan skor pemahaman konsep siswa setelah
dibelajarkan dengan pembelajaran STEM project base blended learning dari skor rata-
rata pretest 46,53 menjadi 94,31 pada postest. selanjutnya, untuk melakukan uji statistik
terlebih dahulu melakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas. Uji prasyarat
dilakukan menggunakan one-sample kolmogorov-smirnov test terhadap pretest dan
postest seperti yang disajikan pada table dibawah ini.

Tabel 11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 32
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 4.45829345
Most Extreme Differences Absolute .107
Positive .082
Negative -.107
Test Statistic .107
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

Data hasil uji normalitas one-sample kolmogorov-smirnov test pada tabel diatas, tampak
bahwa data pretest dan postest pemahaman konsep siswa terdistribusi normal. Hal ini
dibuktikan dengan nilai sig .200 lebih dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai
residual berdistribusi normal. Oleh karena data sudah terdistribusi normal maka
perbedaan penguasaan konsep siswa antara pretest dan postest dianalisis dengan uji
paired sample t-test, N-Gain dan effect size disajikan pada table dibawah ini.

Tabel 12 Paired Sample T-Test, N-Gain dan Effect Size

Statistik Hasil Kategori


Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 Perbedaan Signifikan
Paired Sample t-test Postest > Pretest
61

N-Gain 0,89 Tinggi


Cohen’s d-effect size 0,72 Moderat effect

Data pada table diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan
pemahaman konsep siswa setelah dibelajarkan dengan pembelajaran STEM project
based blended learning. Hasil uji paired sample t-test menunjukkan nilai tingkat
signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena itu menurut Morgan dkk (2004) apabila
signifkansi lebih kecil dari 0,05 maka skor pemahaman konsep siswa sebelum diajarkan
dan setelah diajarkan dengan pembelajaran STEM project based blended learning
berbeda secara signifikan. Dalam hal ini pemahaman konsep siswa setelah diajarkan
dengan pembelajaran STEM project based blended learning lebih tinggi dibandingkan
sebelum diajarkan. Kekuatan operasional pembelajaran STEM project based blended
learning terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa termasuk dalam kategori
moderat effect (sedang) dengan nilai effect size 0,72. Selain itu, kriteria peningkatan N-
Gain pada tabel 4.3, menunjukkan bahwa peningkatan penguasaan konsep siswa setelah
diajarkan dengan pembelajaran STEM project based blended learning dalam kategori
tinggi dengan nilai N-Gain sebesar 0,89. Data skor penguasaan konsep dan hasil
pengujian N-Gain dan effect size secara lengkap disajikan pada Lampiran 12. Grafik
hasil pemahaman konsep siswa pretest dan posttest sebagai berikut :

200
180
160
140
90.62 93.75
120 81.25
100
80 85.93 90.62
87.5 89.06
60 87.5

40 81.25 76.56 79.68


20 35.98
21.87 25 20.31 29.68
0
1 2 3 4 5 6 7 8

Pretest Posttest

Grafik 4.1 Hasil Pemahaman Konsep Siswa Pretest dan Post test

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa jawaban benar pada tiap soal
mengalami peningkatan antara pretest dan post test. Soal dengan jawaban benar paling
62

banyak pada saat pretest terdapat pada soal nomor 1 yaitu dengan 81,25% siswa
menjawab benar dan soal dengan jawaban benar paling sedikit pada saat pretest terdapat
pada soal nomor 6 dengan hanya 20,31% siswa yang menjawab benar dari 32 total
siswa. Sedangkan soal dengan jawaban benar paling banyak pada saat post test terdapat
pada soal nomor 7 yaitu dengan 93,75% siswa menjawab benar dan soal dengan jawaban
benar paling sedikit pada saat post test terdapat pada soal nomor 2 dengan hanya 81,25%
siswa yang menjawab benar dari 32 total siswa. Soal-soal tersebut mewakili indikator-
indikator pemahaman konsep.

Soal nomor 6 merupakan soal pemahaman konsep dengan jumlah siswa yang
benar paling rendah sebelum pembelajaran dengan STEM project base blended
learning. Soal tersebut merupakan sola pilihan ganda salah satu ukuran tercapainya
IPKD 3.4.7 yaitu memahami konsep persamaan Kontinuitas. Soal tersebut memberikan
gambar fluida mengalir di dalam pipa, siswa diminta untuk menentukan kelajuan fluida
paling kecil pada salah satu titik yang ditunjuk. Sebanyak 20,31 % siswa menjawab
benar pada pretest atau sebelum pembelajaran dengan STEM project base blended
learning dan mengalami kenaikan sebanyak 87,05 % siswa yang menjawab benar pada
post test atau STEM project base blended learning dari 32 jumlah siswa sehingga
kenaikan tersebut memiliki selisih sebanyak 66,74%. Soal nomor 6 ini merupakan salah
satu soal dengan tingkat kenaikan antara pretest dan post test terjadi begitu signifikan.

Gambar 4. 6 Soal nomor 1 Pemahaman Konsep


Soal nomor 1 merupakan soal pemahaman konsep dengan jumlah siswa yang
benar paling tinggi sebelum pembelajaran dengan STEM project base blended
learning. Soal tersebut merupakan sola pilihan ganda salah satu ukuran tercapainya
IPKD 3.4.1 yaitu memahami konsep pengertian fluida ideal dan ciri-ciri fluida ideal.
Soal tersebut memberikan ciri-ciri fluida ideal, siswa diminta untuk menentukan contoh
yang tepat terhadap ciri-ciri tersebut. Sebanyak 81,25 % siswa menjawab benar pada
pretest atau sebelum pembelajaran dengan STEM project base blended learning dan
63

mengalami kenaikan sebanyak 90,62 % siswa yang menjawab benar pada post test atau
STEM project base blended learning dari 32 jumlah siswa sehingga kenaikan tersebut
memiliki selisih sebanyak 9,32%. Soal nomor 1 ini merupakan salah satu soal dengan
tingkat kenaikan antara pretest dan post test tidak terjadi begitu signifikan.

Gambar 4. 7 Soal nomor 2 Pemahaman Konsep


Soal nomor 2 merupakan soal pemahaman konsep dengan jumlah siswa yang
benar paling rendah siswa menjawab benar setelah pembelajaran dengan STEM project
base blended learning. Soal tersebut merupakan sola pilihan ganda salah satu ukuran
tercapainya IPKD 3.4.2 yaitu merangkum informasi dari berbagai sumber tentang fluida
ideal dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Soal tersebut memberikan
beberapa contoh penerapan fluida, siswa diminta untuk memilih salah satu pernyataan
yang tepat mengenai contoh tersebut. Sebanyak 76,56% siswa menjawab benar pada
pretest dan mengalami kenaikan sebanyak 81,25 % siswa yang menjawab benar pada
post test dari 32 jumlah siswa sehingga kenaikan tersebut memiliki selisih sebanyak
4,69%. Soal nomor 2 ini merupakan sala satu soal dengan tingkat kenaikan antara
pretest dan post test tidak begitu signifikan karena hanya mengalami kenaikan sebesar
4,69 %.

Gambar 4. 8 Soal nomor 7 Pemahaman Konsep

Soal nomor 7 merupakan soal pemahaman konsep dengan jumlah siswa yang
benar paling tinggi siswa menjawab benar setelah pembelajaran dengan STEM project
base blended learning. Soal tersebut merupakan sola pilihan ganda salah satu ukuran
64

tercapainya IPKD 3.4.6 yaitu melakukan percobaan aliran kental (viscous) atau tak
kental (non-viscous) dengan membandingkan air, minyak goreng dan oli. Soal tersebut
memberikan contoh eksperimen, siswa diminta untuk memilih salah satu pernyataan
yang tepat mengenai eksperimen tersebut. Sebanyak 79,68% siswa menjawab benar
pada pretest dan mengalami kenaikan sebanyak 93,75 % siswa yang menjawab benar
pada post test dari 32 jumlah siswa sehingga kenaikan tersebut memiliki selisih
sebanyak 14,07%.

Literasi Numerasi
Peningkatan literasi numerasi siswa pada materi fluida dinamis setelah dibelajarkan
dengan pembelajaran STEM project based blended learning dapat dilihat dari
perubahan skor pretest dan postest yang merupakan hasil dari test dan wawancara. Skor
peningkatan literasi numerasi siswa dinyatakan dengan nilai rata-rata N-Gain. Pada
penelitian ini, analisis data dilakukan secara bertahap dari menentukan statistik
deskriptif, melakukan uji reabilitas dan validitas, perhitungan paired sample t-test, N-
Gain, dan perhitungan effect size untuk melihat besar pengaruh pembelajaran STEM
project based blended learning . Berikut disajikan hasil analisis statistik deskriptif pada
table dibawah ini.

Tabel 13 Analisis Statistik Deskriptif Kemampuan Literasi numerasi

N Mean Std. Dev Minimum Maximum


Pretest 32 18,96 8,0 8 38
Postest 32 93,56 4,56 83 100

Tabel diatas menunjukkan hasil peningkatan pada skor minimum, maksimum,


rata-rata pretest dan postest literasi numerasi siswa pada materi fluida dinamis. Dari skor
rata-rata terlihat bahwa terjadi peningkatan skor literasi numerasi siswa setelah
dibelajarkan dengan pembelajaran STEM project based blended learning dari skor rata-
rata pretest 18,96 menjadi 93,56 pada postest. selanjutnya, untuk melakukan uji statistik
terlebih dahulu melakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas. Uji prasyarat
dilakukan menggunakan one-sample kolmogorov-smirnov test terhadap pretest dan
postest seperti yang disajikan pada table dibawah ini.

Tabel 14 Hasil Uji Normalitas dengan one-sample kolmogorov-smirnov Data Literasi


Numerasi
65

Unstandardized
Residual

N 32
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 4.25405954
Most Extreme Differences Absolute .101
Positive .075
Negative -.101
Test Statistic .101
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

Data hasil uji normalitas one-sample kolmogorov-smirnov test pada table diatas,
tampak bahwa data pretest dan postest kemampuan literasi numerasi siswa terdistribusi
normal. Hal ini dibuktikan dengan nilai Asymp. Sig (2-tailed) pretest dan postest
sebesar 0.200 yang lebih besar dari nilai alfa 0,05. Oleh karena data sudah terdistribusi
normal maka perbedaan literasi numerasi siswa antara pretest dan postest dianalisis
dengan uji paired sample t-test, N-Gain dan effect size disajikan pada diatas.

Tabel 15 Hasil Paired Sample t-test, N-Gain dan Effect Size Data Literasi Numerasi

Statistik Hasil Kategori


Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 Perbedaan Signifikan
Paired Sample t-test Postest > Pretest
N-Gain 0,92 Tinggi
Cohen’s d-effect size 1,75 Strong Effect

Data pada table diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan siswa
setelah dibelajarkan dengan pembelajaran STEM project based blended learning. Hasil
uji Paired sample t-test menunjukkan nilai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Oleh
karena itu menurut Morgan dkk (2004) apabila signifikans lebih kecil dari 0,05 maka
skor literasi numerasi sebelum diajarkan dan setelah diajarkan dengan pembelajaran
STEM project based blended learning berbeda secara signifikan. Dalam hal ini literasi
numerasi siswa setelah diajarkan dengan pembelajaran STEM project based blended
learning lebih tinggi dibandingkan sebelum diajarkan. Kekuatan operasional
pembelajaran problem based learning menggunakan Gnomio terhadap peningkatan
kemampuan literasi numerasi siswa termasuk dalam kategori strong effect (kuat) dengan
nilai effect size 1,75. Selain itu, kriteria peningkatan N-Gain pada tabel 4.9,
menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan literasi numerasi siswa setelah diajarkan
dengan pembelajaran STEM project based blended learning dalam kategori tinggi
66

dengan nilai N-Gain sebesar 0,92. Data skor literasi numerasi dan hasil pengujian N-
Gain dan effect size secara lengkap disajikan pada Lampiran 13.

Persebaran jawaban pretest dan post test literasi numerasi siswa persoal sebagai
berikut :
140

120

100

80 92.18
92.96
100 100 94.53 85.15 100 95.31
60 85.15 88.28

40

20
31.25
16.4 20.31 22.65 16.4
14.84 13.28 14.84 14.06 11.71
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pretest Posttest

Grafik 4.2 Persebaran jawaban pretest dan post test literasi numerasi siswa

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa jawaban benar pada tiap soal
mengalami peningkatan signifikan antara pretest dan post test. Soal dengan jawaban
benar paling banyak pada saat pretest terdapat pada soal nomor 10 yaitu dengan 31,25%
siswa menjawab benar dan soal dengan jawaban benar paling sedikit pada saat pretest
terdapat pada soal nomor 7 dengan hanya 11,71 % siswa yang menjawab benar dari 32
total siswa. Sedangkan soal dengan jawaban benar paling banyak pada saat post test
terdapat pada soal nomor 1,2 dan 6 yaitu dengan 100 % siswa menjawab benar dan soal
dengan jawaban benar paling sedikit pada saat pretest terdapat pada soal nomor 4 dan 5
dengan hanya 85,15% siswa yang menjawab benar dari 32 total siswa. Soal-soal
tersebut mewakili indikator-indikator kemampuan literasi numerasi.

Soal nomor 10 merupakan soal dengan jumlah siswa yang benar paling tinggi
siswa menjawab benar. Soal tersebut merupakan sola pilihan ganda salah satu ukuran
tercapainya IPKD 3.4.16 yaitu mengimplementasikan penerapan hukum Bernoulli pada
pesawat. Soal tersebut memberikan pilihan rumus dalam menentukan pesawat dapat
67

terangkat, siswa diminta untuk memilih salah satu yang tepat. Sebanyak 31,25 % siswa
menjawab benar pada pretest dan mengalami kenaikan sebanyak 92,18 % siswa yang
menjawab benar pada post test dari 32 jumlah siswa sehingga kenaikan tersebut
memiliki selisih sebanyak 60,93%. Bentuk soal nomor 10 adalah sebagai berikut.

Gambar 4. 9 Soal nomor 10

Soal paling sedikit yang menjawab benar pada saat pretest adalah soal nomor 7.
Soal nomor 7 merupakan soal essay ukuran tercapainya IPKD 3.4.15 yaitu salah satu
dari bagian contoh konsep penerapan hukum Bernoulli pada kecepatan air pada lubang
kebocoran. Soal tersebut memberikan gambaran mengenai air PAM masuk pada pipa A
menuju ketinggian tertentu dan masuk ke pipa berdiameter B, siswa diminta untuk
menghitung kelajuan air tersebut. Sebanyak 11,71 % siswa menjawab benar pada pretest
dan mengalami kenaikan sebanyak 88,28 % siswa yang menjawab benar pada post test
dari 32 jumlah siswa sehingga kenaikan tersebut memiliki selisih sebanyak 76,57 %.
Bentuk soal nomor 7 adalah sebagai berikut.

Gambar 4. 10 Soal nomor 7


Setelah pembelajaran STEM project base blended learning soal paling banyak
yang menjawab benar pada saat post test adalah soal nomor 6. Soal nomor 6 merupakan
soal ya atau tidak yang mengukur tercapainya IPKD 3.4.15 yaitu salah satu dari bagian
contoh konsep penerapan hukum Bernoulli pada kecepatan air pada lubang kebocoran.
Soal tersebut memberikan gambaran mengenai air yang megalami kebocoran halus pada
ketinggian tertentu, siswa diminta untuk menjawab ya atau tidak pernyataan yang
diberikan pada soal. Sebanyak 100 % siswa menjawab benar pada post test sedangkan
14,06 % yang menjaab benar pada saat pretest. Sehingga kenaikan jumlah jawaban
benar adalah sebanyak 85,94%. Bentuk soal nomor 7 adalah sebagai berikut.
68

Gambar 4. 11 Soal nomor 6


Jawaban soal paling sedikit benar setelah pembelajaran STEM project base adalah
soal nomor 4. Soal nomor 4 merupakan soal berbentuk benar salah yang mengukur
tercapainya 3.4.14 yaitu memberikan contoh penerapan debit air pada tanggul. Soal tersebut
memberikan gambaran mengenai air yang mengalir pada bendungan dengan ukuran
yang berbeda, siswa diminta untuk menentukan pernyatan yang benar atau salah
didalam kolom yang telah disediakan. Sebanyak 85,15 % siswa menjawab benar pada
post test sedangkan 20,31 % yang menjaab benar pada saat pretest. Sehingga kenaikan
jumlah jawaban benar adalah sebanyak 65,63 %. Walaupun soal nomor 4 adalah soal
paling sedikit siswa menjawab benar dibandingkan soal yang lain pada saat post test
namun jawaban siswa sudah termasuk tinggi dengan 85,15 %. Bentuk soal nomor 4
adalah sebagai berikut.

Gambar 4. 12 Soal nomor 4


Berdasarkan indikator instrument literasi numerasi dari 10 soal literasi
adalah sebagai berikut :
Tabel Indikator instrumen soal literasi numerasi
No Indikator Literasi Numerasi Nomor Soal
1 Mengestimasi dan menghitung 2
2 Menggunakan pecahan, decimal, persen 1
dan perbandingan
3 Menggunakan penalaran 3,9,6
4 Menggunakan pengukuran 5
5 Menginterpretasi informasi 4,8,10
69

100%
90%
80%
70%
60% 90.1
100 100 96.61 85.15
50%
40%
30%
20%
10% 24.73
13.28 14.84 15.62 14.84
0%
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5

Pretest Post test

Grafik 4.3 .Persentase indikator instrument literasi numerasi

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa indikator literasi numerasi yang
paling dikuasai oleh siswa setelah pembelajaran dengan STEM project base blended
learning adalah indikator 1 dan 2 yaitu mengestimasi dan menghitung, Menggunakan
pecahan, desimal, persen dan perbandingan yaitu 100%. Sedangkan indikator litersi
numerasi yang paling sedikit dikuasai oleh siswa setelah pembelajaran dengan STEM
project base blended learning adalah indikator ke 4 yaitu menggunakan pengukuran
sebanyak 85,15%. Sedangkan sebelum pembelajaran dengan STEM project base
blended learning indikator 1 merupakan indikator yang paling tidak dikuasai siswa yaitu
sebesar 13,28%.
Grafik persentase indikator instrument literasi numerasi jika dimasukkan ke
dalam tabel tingkat kompetensi numerasi siswa berdasarkan (Mendikbud, 2020)
setelah pembelajaran dengan STEM project base blended learning adalah sebagai
berikut :
Tabel 16 Tingkat kompetensi numerasi

Indikator Pretest Post test


1 Perlu intervensi Mahir
khusus

2 Perlu intervensi Mahir


khusus

3 Perlu intervensi Mahir


khusus
70

Indikator Pretest Post test


4 Perlu intervensi Mahir
khusus

5 Perlu intervensi Mahir


khusus

Dari data hasil penelitian literasi numerasi siswa pada pembelajaran fisika materi
fluida dinamis ditemukan bahwa kemampuan siswa berada pada kategori perlu
intervensi khusus sebelum pembelajaran dengan STEM project base blended learning
karena berada dibawah 25 % sedangkan setelah pembelajaran dengan STEM project
base blended learning siswa dalam kategori mahir karena berada di range 76 % -
100 %.
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA PEMBELAJARAN STEM
PROJECT BASED BLANDED LEARNING
Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, pemahaman konsep pada
penelitian ini dianalisis berdasarkan jawaban siswa terhadap 8 soal pilihan ganda.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran STEM projectbase blended
learning dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Selain itu, peningkatan
dapat terlihat dari hasil wawancara yang mampu mendeskripsikan konsep fluida
dinamis yang telah dipelajari dan menjelaskan jawaban sesuai dengan teori
sebelumnya. Hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan penguasaan konsep
siswa setelah dibelajarkan dengan pembelajaran STEM project base blended
learning dengan N-Gain sebesar 0,89 dalam kategori tinggi (Hake, 1998). Selain
itu, jika dilihat dari daya beda skor pemahaman konsep sebelum dan setelah
dibelajarkan dengan STEM project tbase blended learning menunjukkan bahwa
perbedaan yang signifikan dengan effect size pengaruh pembelajaran STEM
projectbase blended learning sebesar 0,72 dalam kategori cukup atau moderat
effect (Tomczak, 2014).

Kategori pemahaman konsep siswa paling banyak saat pretest yakni


kategori rendah. Kemudian saat postest, pemahaman konsep siswa berubah menjadi
tinggi. Berdasarkan hasil analisis peningkatan penguasaan konsep siswa, terdapat
32 siswa yang mengalami peningkatan. Pemahaman konsep lebih baik dapat diliat
ketika siswa mampu memberikan respon saat pembahasan video yang diberikan
oleh guru sebelum pembelajaran berlangsung. Hal ini disebabkan siswa telah
memahami hubungan antara konsep materi dan aplikasi konsep tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian ini juga searah dengan hasil penelitian
sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran Project Based Learning mampu meningkatkan pemahaman
konsep siswa secara signifikan (Puspita,2020). Project based learning (PjBL)
merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mengkonstruksi pengetahuan
dan keterampilan siswa melalui kegiatan laboratorium yang diperlukan untuk
meningkatkan kreativitas dan motivasi siswa (Ilmas Barlenti,2017)

71
72

Pandemi covid-19 ini menjadi kurang efektif dalam penyampaian guru tidak
maksimal. Solusi dengan pembelajaran berbasis virtual akan membuat
pembelajaran menjadi menarik. Kualitas tampilan media pembelajaran sangat
mempengaruhi proses pembelajaran, ketertarikan siswa dalam belajar sehingga
dapat mempengaruhi hasil belajar (Kuswanto & Walusfa, 2017). Meningkatnya
pemahaman konsep siswa dalam penelitian ini tidak terlepas dari peran
pembelajaran STEM project base blended learning yang diterapkan. Pembelajaran
STEM project base blended learning dapat meningkatkan pemahaman konsep
siswa disebabkan oleh tahapan-tahapan pembelajaran berbasis project (Wajeha,
2013). Kegiatan dalam pembelajaran STEM project base blended learning adalah
identifying problem guru meminta siswa mengidentifikasi masalah ang terdapat di
video yang telah disajikan pada Gnomio Dari ketiga video tersebut kemudian guru
bertanya kepada siswa apa yang siswa peroleh dari video tersebut. Maka siswa
mengisi pendapat mereka masing-masing di lembaran LKS ang disediakan.
Tahapan research, mengacu pada jawaban salah satu siswa dalam penerapan
Hukum Bernoulli pada kehidupan sehari-hari yaitu pesawat. Guru memberitahukan
kepada siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber tentang fluida dinamis.
Siswa-siswa mencari informasi dari buku-buku yang dibawa dan menggunakan
Google, setiap siswa boleh mencari informasi sebnayak mungkin mengenai topik
yang dibahas di hari itu. Forming Idea, guru meminta siswa untuk membuat
prototype atau project sederhana yang dapat dijadikan contoh penerapan Hukum
Bernoulli dengan membentuk kelompok 3-4 orang dan dibuat di rumah masing-
masing kelompok kemudian untuk finishing boleh dikerjakan di sekolah diluar jam
belajar. Guru meminta siswa menguji prototype atau proyek sederhana tersebut dan
mempresentasikan prototype tersebut melalui video presentasi atau laporan akhir
dan di kumpul di gnomio. Setiap siswa wajib membuat rangkuman/kesimpulan
tentang point-point penting dalam presentasi/laporan dari kelompok lain. Analizing
idea, Guru meminta siswa menganalisis idea yang siswa temui untuk membuat
prototype. Menganalisis kemungkinan project tersebut mampu diciptakan, alat dan
bahan yang digunakan, serta waktu yang diperlukan dalam membuat prototype
tersebut. Kegiatan berikutnya adalah Modeling or prototype building, Guru
membimbing siswa dalam membuat project yang telah disepakati antara kelompok
73

siswa dan guru sebelumnya. Pembuatan project dilakukan oleh siswa dengan
kelompoknya masing-masing diluar jam pelajaran sekolah. Setiap kelompok
diwajibkan memberikan dokumentasi dalam proses pengerjaan project tersebut dan
mengisi tabel yang telah disediakan pada LKS submateri hukum Bernoulli. Tahap
selanjutnya adalah testing and refining, guru membimbing siswa untuk menguji
prototype yang telah siswa buat secara mandiri dirumah masing-masing dan
dilampirkan laporannya di Gnomio dan selanjutnya tahap akhir dari pertemuan
adalah communication, siswa menyusunan laporan dan presentasi hasil project
berbentuk video yang di upload dalam ruang Gnomio dan guru melakukan evaluasi
proses dan hasil.

Berdasarkan hasil penelitian pemahaman konsep diketahui bahwa jawaban


benar pada tiap soal mengalami peningkatan antara pretest dan post test. Soal
dengan jawaban benar paling banyak pada saat pretest terdapat pada soal nomor 1
yaitu dengan 81,25% siswa menjawab benar dan soal dengan jawaban benar paling
sedikit pada saat pretest terdapat pada soal nomor 6 dengan hanya 20,31% siswa
yang menjawab benar dari 32 total siswa. Soal-soal tersebut mewakili indikator-
indikator pemahaman konsep. Soal nomor 1 memiliki kisi-kisi diberikan satu
definisi dari salah satu ciri-ciri fluida ideal yaitu fluida tak termampatkan dan fluida
tak tunak, siswa diminta untuk menentukan pilihan definisi tersebut. Kisi-kisi
tersebut termasuk dalam materi fluida ideal. Sedangkan soal paling sedikit dijawab
benar adalah soal nonor 6 yang miliki kisi-kisi Diberikan gambar pipa bejana yang
diisi air dengan luas pipa berbeda antara titik A, B dan C. siswa diminta untuk
memilih titik dengan kelajuan fluida paling kecil. Soal tersebut termasuk kedalam
materi persamaan Kontinuitas. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan di salah satu SMA di kota Bandung dengan menggunakan angket 60,53
% siswa mengatakan bahwa materi persamaan kontinutas itu sulit, dan dari hasil tes
52,71% siswa tidak mampu mengerjakan soal persamaan kontinuitas (Barlenti and
Hasan, 2017).

Setelah penerapan pembelajaran STEM project base blended learning soal


dengan jawaban benar paling banyak pada saat post test terdapat pada soal nomor
7 yaitu dengan 93,75% siswa menjawab benar dan soal dengan jawaban benar
paling sedikit pada saat post test terdapat pada soal nomor 2 dengan hanya 81,25%
74

siswa yang menjawab benar dari 32 total siswa. Soal nomor 7 memiliki kisi-kisi
diberikan 3 contoh yaitu 3 botol yang berisi air, minyak goreng dan oli, siswa
diminta untuk menentukan botol yang mana kelereng sampai ke dasar botol paling
cepat. Soal tersebut termasuk pada materi soal fluida ideal dimana soal mengenai
fluida ideal lebih mudah bagi siswa dibandingkan materi yang lain dalam fluida
dinamis (Pebriana and Diantoro, 2018). Walaupun soal nomor 2 termasuk paling
sedikit menjawab benar tapi sudah dalam kategori tinggi yaitu 81,25 %. Materi yang
dianggap sulit pada saat pretest menjadi lebih mudah disaat post test setelah
penerapan pembelajaran STEM project base blended learning. Hal tersebut juga
sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan yaitu diperoleh hasil Perbedaan
penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa
penerapan model pembelajaran menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
pembelajaran STEM terhadap penguasaan konsep siswa pada materi fluida dinamis
(Hora & Oleson, 2017; Leech et al., 2005; Morgan et al., 2004; Riantoni et al., 2017;
Sarkity et al., 2018; Susiana et al., 2018; Yu, 2017).

5.2 LITERASI NUMERASI SISWA PADA PEMBELAJARAN STEM


PROJECT BASED BLANDED LEARNING

Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, literasi numerasi pada penelitian


ini dianalisis berdasarkan jawaban siswa terhadap 10 soal campuran yaitu essay,
soal benar salah, ya/tidak dan pilihan ganda. Hasil analisis data menunjukkan
bahwa pembelajaran STEM project base blended learning dapat meningkatkan
literasi numerasi siswa. Selain itu, peningkatan dapat terlihat dari hasil wawancara
yang mampu mendeskripsikan siswa telah menguasai literasi numerasi pada materi
fluida dinamis yang telah dipelajari dan mampu menjelaskan jawaban sesuai
dengan teori sebelumnya. Hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan literasi
numerasi siswa setelah dibelajarkan dengan pembelajaran STEM project base
blended learning dengan N-Gain sebesar 0,92 dalam kategori tinggi. Selain itu,
jika dilihat dari daya beda skor literasi numerasi sebelum dan setelah dibelajarkan
dengan STEM project tbase blended learning menunjukkan bahwa perbedaan yang
signifikan dengan effect size pengaruh pembelajaran STEM project base blended
learning sebesar 1,75 dalam kategori kuat atau strong effect (Tomczak, 2014).
75

Literasi numerasi siswa paling banyak saat pretest yakni kategori rendah.
Kemudian saat postest, pemahaman konsep siswa berubah menjadi tinggi.
Berdasarkan hasil analisis peningkatan literasi numerasi siswa, terdapat 32 siswa
yang mengalami peningkatan. Literasi lebih baik dapat diliat ketika siswa mampu
memberikan respon saat pembahasan video yang diberikan oleh guru sebelum
pembelajaran berlangsung dan mengaitkan project dengan teori-teori yang sudah
ada. Hal ini disebabkan siswa telah memahami hubungan antara konsep materi dan
aplikasi konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian ini juga
searah dengan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dari kemampuan
literasi numerai siswa dengan kemampuan matematika tinggi dan sedang secara
umum dapat menyelesaikan, dimana siswa dapat: (1) bekerja secara efektif dengan
model dalam situasi konkret tetapi kompleks, (2) mempresentasikan informasi yang
berada serta menghubungkannya dengan situasi nyata (Okyranida, Fitrian and
Mulyaningsih, 2022). Hal inilah yang menghubungkan bahwa numerasi, disebut
juga dengan literasi numerasi dan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
mengaplikasikan konsep dan keterampilan matematika untuk memecahkan
masalah praktis dalam berbagai ragam konteks kehidupan sehari-hari, misalnya
dirumah, pekerjaan, dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan warga
negara. Selain itu, numerasi juga termasuk kemampuan untuk menganalisis dan
menginterprestasikan informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita yang
ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel dan bagan) matematika yang
dipelajari di ruang kelas menggunakan berbagai macam situasi dunia nyata
(Okyranida, Fitrian and Mulyaningsih, 2022). Rendahnya kemampuan literasi
numerasi siswa dikarenakan siswa belum terbiasa mengerjakan soal berbasis
masalah yang mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari yang lebih kompleks.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa melatih siswa untuk meningkatkan
kemampuan literasi dengan menyelesaikan soal berbasis masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
Menurut Barlenti (2017) literasi merupakan kemampuan individu untuk
merumuskan, menerapkan serta menafsirkan matematika dalam berbagai konteks.
Dalam sesi wawancara siswa didapati bahwa setelah penerapan pembelajaran
STEM project base blended learning siswa mengalami peningkatan penafsiran
76

matematika. Berdasarkan kategori literasi numerasi 32 siswa dari 5 indikator soal


literasi numerasi semuanya mengalami peningkatan dari kategori perlu intervensi
khusus menuju mahir.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator literasi
numerasi yang paling dikuasai oleh siswa setelah pembelajaran dengan STEM
project base blended learning adalah indikator 1 dan 2 yaitu mengestimasi dan
menghitung, Menggunakan pecahan, desimal, persen dan perbandingan yaitu
100%. Indikator tersebut berada pada soal nomor 1 dan 2. Soal nomor 1 memiliki
kisi-kisi soal diberikan 2 perbandingan penampang 1 dan 2, siswa diminta
menentukan aliran fluida pada salah satu penampang dan soal nomor 2 memiliki
kisi-kisi diberikan diameter hulu dan hilir sungai, siswa diminta untuk menentukan
kelajuan air pada sungai bagian hilir. Kedua soal tersebut termasuk kedalam materi
persamaan Kontinuitas. Siswa lebih memahami aspek penerapan persamaan
kontinuitas dengan menjelaskan sifat air yang incompressible sehingga ketika aliran
air meningkat, aliran air akan memiliki luas penampang yang semakin menyempit
(Rivai and Yuliati, 2018). Siswa mampu mengerjakan soal matematis dngan lebih
mudah jika telah memahami rumusan dengan jelas (Gumrowi, 2016).
Sedangkan indikator litersi numerasi yang paling sedikit dikuasai oleh siswa
setelah pembelajaran dengan STEM project base blended learning adalah indikator
ke 4 yaitu menggunakan pengukuran sebanyak 85,15%. Sedangkan sebelum
pembelajaran dengan STEM project base blended learning indikator 1 merupakan
indikator yang paling tidak dikuasai siswa yaitu sebesar 13,28%. Indikator tersebut
berada pada soal nomor 5 yaitu memiliki kisi-kisi soal diberikan dua penampang
tempat aliran air dengan luas yang berbeda, siswa diminta untuk menentukan
tekanan dari salah satu penampang. Kisi-kisi tersebut berada pada materi Hukum
Bernoulli. Walaupun materi hukum Bernoulli yang paling sedikit dikuasai namun
hasil yang diperoleh sudah dikategorikan dalam kategori literasi numerasi mahir
yaitu sebesar 85,15%. dalam menjawab soal sub materi penerapan prinsip Bernoulli
pada aspek deskripsi fisika menunjukkan bahwa siswa mampu menjelaskan bahwa
pernyataan tentang anak-anak dilarang berada di daerah sekitar kereta yang
melintas disebabkan dapat terdorong untuk mendekat ke kereta adalah benar. Siswa
mampu menganalisis variable berupa kecepatan udara dan tekanan pada
77

permasalahan tersebut dengan menjelaskan bahwa udara di sekitar kereta api


memiliki kecepatan yang sama dengan kecepatan kereta api yang melintas. Siswa
mampu menjelaskan bahwa yang mendasarinya adalah prinsip Bernoulli. Siswa
dalam menjawab soal sub materi penerapan prinsip Bernoulli pada aspek penerapan
konsep fisika menunjukkan bahwa siswa mampu menerapkan prinsip Bernoulli
yang menyatakan Ketika perbedaan kecepatan udara terjadi maka dapat
menimbulkan perbedaan tekanan. Udara yang berada di antara kereta api dan anak-
anak yang memiliki kecepatan lebih tinggi akan memiliki tekanan yang lebih
rendah dari udara yang berada di sisi luar anak-anak, sehingga akan menyebabkan
dorongan terhadap anak-anak akibat tekanan di sisi luar yang lebih tinggi.
Dorongan ini menyebabakan anak-anak semakin mendekat ke arah kereta api yang
sedang melintas (Rivai and Yuliati, 2018). Penerapan pembelajaran berbasis
project lebih baik dari penerapan PBL pada pembelajaran fisika materi Hukum
Bernoulli. (Kokotsaki, Menzies and Wiggins, 2016). Hal tersebut sejalan dengan
penelitian Muzaqi (2015) penerapan project based learning memiliki pengaruh
terhadap ketercapaian konsep hukum Bernoulli.
Kelemahan dalam penelitian ini adalah hanya menggunakan satu kelas dan
guru juga harus memahami karakteristik siswa karena tidak semua siswa memiliki
keahlian dalam membuat project. Hal tersebut juga disampaikan oleh Winata
(2021) dengan dilakukan penelitian Tindakan pada setiap perencanaan akan
diketahui kelebihan dan kelemahannya sehingga dapat dilakukan perbaikan guna
mendapatkan hasil semaksimal mungkin. Dalam perencanaan bahan belajar guru
dituntut dua hal yaitu pengetahuan karakteristik siswa dan kompetensi konten
pembelajaran. Memahami karakteristik siswa penting dilakukan guru agar dalam
mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Sedangkan kelebihan
penelitian ini adalah belum banyak peneliti membahas literasi numerasi pada fisika
terutama materi fluida dinamis karena literasi numerasi yang diterapkan di SMA
adalah hal yang baru yaitu pada tahun 2020.
BAB VI
PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat


disimpulkan sebagai berikut.
1. Pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran STEM project base blended
learning mengalami peningkatan ditunjukkan oleh skor postest. Peningkatan
hasil pembelajaran ditunjukkan oleh nilai N-Gain sebesar 0,89 dalam kategori
tinggi dan effect size sebesar 0,72 dengan kategori moderat effect. Terdapat
perbedaan pretest dan postest ditunjukkan oleh paired samples t-test. Selain itu,
peningkatan dapat terlihat berdasarkan hasil wawancara. Siswa mampu
mendeskripsikan konsep fluida dinamis yang telah dipelajari. Kategori
pemahaman konsep siswa berubah menjadi tinggi.
2. Literasi numerasi siswa dalam pembelajaran STEM project base blended
learning mengalami peningkatan pada skor postest, dengan N-Gain sebesar 0,92
dalam kategori tinggi dan effect size sebesar 1,75 dengan kategori strong effect.
Selain itu, peningkatan dapat terlihat berdasarkan hasil wawancara. Data
menunjukkan siswa ketika diberikan suatu masalah, siswa berhasil
menyelesaikan masalah tersebut dalam bentuk matematis dan mampu menguasai
indikator dalam literasi numerasi yaitu mengestimasi dan menghitung,
menggunakan pecahan, decimal, persen dan perbandingan, menggunakan
penalaran, menggunakan pengukuran, menginterpretasi informasi

6.2 SARAN

1. Bagi Guru
Guru harus memiliki kemampuan manajemen kelas yang baik. Mengingat
waktu yang didapatkan saat pembelajaran STEM project base blended learning
lebih sedikit dibandingkan pembelajaran normal atau tatap muka sepenuhnya.
2. Bagi Peneliti Lain

78
79

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti berharap untuk


menerapkan pembelajaran STEM project base blended learning pada variabel
kemampuan yang lain seperti pemahaman konsep karena penelitian yang berbasis
literasi numerasi siswa pada pembelajaran fisika terutama materi fluida dinamis
masih sangat sedikit mengingat literasi numerasi adalah hal yang baru diterapkan
di sekolah menengah atas oleh Kemendikbud yaitu pada tahun 2020.
DAFTAR PUSTAKA

Al-ani, W.T. (2013) ‘Blended Learning Approach Using Moodle and Student ’ s
Achievement at Sultan Qaboos University in Oman’, 2(3). Available at:
https://doi.org/10.5539/jel.v2n3p96.
Artikel, I. (2015) ‘Keefektifan Model Project-Based Learning Berbasis Gqm Terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Percaya Diri Siswa Kelas Vii’, Unnes
Journal of Mathematics Education, 4(2). Available at:
https://doi.org/10.15294/ujme.v4i2.7601.
Azizi, A. and Irwansah, I. (2020) ‘Jurnal ilmiah global education’, 1(1), pp. 33–38.
Available at:
https://ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/jige/article/view/65/22.
Barlenti, I. and Hasan, M. (2017) ‘Pengembangan Lks Berbasis Project Based Learning’,
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 05(01), pp. 81–86.
Bhakti, Y.B. et al. (2020) ‘Integrated STEM Project Based Learning Implementation to
Improve Student Science Process Skills’, Journal of Physics: Conference Series,
1464(1). Available at: https://doi.org/10.1088/1742-6596/1464/1/012016.
Callaghan, N.I. et al. (2021) ‘Discovery: Virtual Implementation of Inquiry-Based
Remote Learning for Secondary STEM Students During the COVID-19
Pandemic’, Biomedical Engineering Education, 1(1), pp. 87–94. Available at:
https://doi.org/10.1007/s43683-020-00014-z.
Dasar, F. (2015) ‘Hubungan Pemahaman Konsep Dengan Keterampilan Berpikir Kritis
Melalui Model Pembelajaran Treffinger Pada Mata Kuliah Fisika Dasar’,
Edusains, 6(1), pp. 87–96. Available at: https://doi.org/10.15408/es.v6i1.1103.
Dewi, F.H., Samsudin, A. and Nugraha, M.G. (2019) ‘An investigation of students’
conceptual understanding levels on fluid dynamics using four-tier test’, Journal of
Physics: Conference Series, 1280(5). Available at: https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1280/5/052037.
Dewi, N., Adnyani, L. and Wahyuni, L. (2020) ‘Describing Camtasia Video As Learning
Media: An Analysis of Response in EFL Context’, Journal of Education Research
and Evaluation, 4(2), p. 165. Available at:
https://doi.org/10.23887/jere.v4i2.24901.
English, M.C. and Kitsantas, A. (2013) ‘Supporting student self-regulated learning in
problem-and project-based learning’, Interdisciplinary journal of problem-based
learning, 7(2), p. 6.
Faisal, R.A. et al. (2021) ‘Mental Health Status, Anxiety, and Depression Levels of
Bangladeshi University Students During the COVID-19 Pandemic’, International
Journal of Mental Health and Addiction [Preprint]. Available at:
https://doi.org/10.1007/s11469-020-00458-y.
Fathurohman, C., Wibowo, F.C. and Iswanto, B.H. (2021) ‘Development of Android
Physics Applications (APA) as learning media on dynamic fluid concepts’,

80
81

Journal of Physics: Conference Series, 2019(1). Available at:


https://doi.org/10.1088/1742-6596/2019/1/012059.
Ghate, S. et al. (2020) ‘Indian Academy of Pediatrics Guidelines on School Reopening,
Remote Learning and Curriculum in and After the COVID-19 Pandemic’, Indian
Pediatrics, 57(12), pp. 1153–1165. Available at: https://doi.org/10.1007/s13312-
020-2072-7.
Grønlien, H.K. et al. (2021) ‘A blended learning teaching strategy strengthens the nursing
students’ performance and self-reported learning outcome achievement in an
anatomy, physiology and biochemistry course – A quasi-experimental study’,
Nurse Education in Practice, 52(April), p. 103046. Available at:
https://doi.org/10.1016/j.nepr.2021.103046.
Gumrowi, A. (2016) ‘Strategi Pembelajaran Melalui Pendekatan Kontekstual dengan
Cooperative Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Gelombang Siswa Kelas
XII MAN 1 Bandar Lampung’, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 5(2),
pp. 183–191. Available at: https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v5i2.118.
Han, S. et al. (2015) ‘In-service teachers’ implementation and understanding of STEM
project based learning’, Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology
Education, 11(1), pp. 63–76. Available at:
https://doi.org/10.12973/eurasia.2015.1306a.
Hasana, S.N. (2016) ‘Jurnal Pendidikan Matematika & Matematika’, Pengaruh
Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa, 3(2), pp. 30–40.
Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin, D.S. (2017) ‘Materi Pendukung Literasi Numerasi’,
Journal of Chemical Information and Modeling, 8(9), pp. 1–58.
Hikmahningsih, D.A. (2015) ‘Tinggi Pada Materi Suhu Dan Kalor Menggunakan Project
Based Learning Di Kelas X Mia Sma Negeri 2 Surakarta’, Prosiding Seminar
Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF), 6(September), pp. 324–328.
Hill, M., Sharma, M.D. and Johnston, H. (2015) ‘How online learning modules can
improve the representational fluency and conceptual understanding of university
physics students’, European Journal of Physics, 36(4). Available at:
https://doi.org/10.1088/0143-0807/36/4/045019.
Huda, S. et al. (2019) ‘Understanding of Mathematical Concepts in the Linear Equation
with Two Variables: Impact of E-Learning and Blended Learning Using Google
Classroom’, Al-Jabar : Jurnal Pendidikan Matematika, 10(2), pp. 261–270.
Available at: https://doi.org/10.24042/ajpm.v10i2.5303.
Husamah, H. (2015) ‘Blended Project Based Learning: Metacognitive Awareness of
Biology Education New Students’, Journal of Education and Learning
(EduLearn), 9(4), pp. 274–281. Available at:
https://doi.org/10.11591/edulearn.v9i4.2121.
Hutchins, N.M. et al. (2020) ‘C2STEM: a System for Synergistic Learning of Physics and
Computational Thinking’, Journal of Science Education and Technology, 29(1),
pp. 83–100. Available at: https://doi.org/10.1007/s10956-019-09804-9.
82

Ibrohim (2015) ‘Pengembangan Pembelajaran IPA/ Biologi Berbasis Discovery/ Inquiry


dan Potensi Lokal untuk Meningkatkan Keterampilan dan Sikap Ilmiah serta
Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan’, in Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Interpreneurship II. Surakarta: FKIP UNS.
Kaniawati, I. and Utari, S. (2015) ‘Halaman 111 Analisis Didaktik Pembelajaran yang
Dapat Meningkatkan Korelasi antara Pemahaman Konsep dan Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa SMA pada Materi Fluida Dinamis’, Pengembangan
Pendidikan Fisika, 1(1). Available at: https://doi.org/10.21009/1.
Kokotsaki, D., Menzies, V. and Wiggins, A. (2016a) ‘Project-based learning: A review of
the literature’, Improving schools, 19(3), pp. 267–277.
Kokotsaki, D., Menzies, V. and Wiggins, A. (2016b) ‘Project-based learning: A review of
the literature’, Improving schools, 19(3), pp. 267–277.
Krathwohl, D.R. (2002) ‘( A REVISION OF BLOOM ’ S TAXONOMY ) Sumber’,
Theory into practice, 41(4), pp. 212–219.
Kumullah, R., Djatmika, E.T. and Yulianti, L. (2018) ‘Kemampuan berpikir kritis dan
penguasaan konsep siswa dengan problem based learning pada materi sifat
cahaya"’, Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 3(12), pp.
1583–1586. Available at: http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/.
Kurniawati, D.M. and Ermawati, F.U. (2020) ‘Analysis Students’ Conception Using
Four-Tier Diagnostic Test for Dynamic Fluid Concepts’, Journal of Physics:
Conference Series, 1491(1). Available at: https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1491/1/012012.
Lestari, H. (2020) ‘Literasi Sains Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Blended
Learning Dengan Blog’, NATURALISTIC : Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan
dan Pembelajaran, 4(2b), pp. 597–604. Available at:
https://doi.org/10.35568/naturalistic.v4i2b.769.
Lin, K.Y. et al. (2021) ‘Effects of infusing the engineering design process into STEM
project-based learning to develop preservice technology teachers’ engineering
design thinking’, International Journal of STEM Education, 8(1), pp. 1–15.
Available at: https://doi.org/10.1186/s40594-020-00258-9.
Lukma, H.N., Setyawan, D. and Chosinawarotin (2020) ‘Effectiveness of animation using
pictorial riddle approach toward physics concept understanding at senior high
school’, Journal of Physics: Conference Series, 1567(3). Available at:
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1567/3/032089.
Mahmud, M.R. and Pratiwi, I.M. (2019) ‘Literasi Numerasi Siswa Dalam Pemecahan
Masalah Tidak Terstruktur’, KALAMATIKA Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1),
pp. 69–88. Available at: https://doi.org/10.22236/kalamatika.vol4no1.2019pp69-
88.
Marliani, L., Waluya, S.B. and Cahyono, E. (2020) ‘Mathematics Communication Skill
of Students on Project Blended Learning ( PB2L ) with Moodle’, Unnes Journal of
Mathematics Education Research, 10(1), pp. 85–91. Available at:
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujmer/article/view/34891.
83

Meilina, I.L., Handayanto, S.K. and Muhardjito, M. (2020) ‘Modelling instruction effect
with different reasoning ability on physics conceptual understanding by
controlling the prior knowledge’, Momentum: Physics Education Journal, 4(2),
pp. 73–84. Available at: https://doi.org/10.21067/mpej.v4i2.4522.
Mendikbud (2020) ‘AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran’, Pusat Asesmen Dan
Pembelajaran Badan Penelitian Dan Pengembangan Dan Perbukuan
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, pp. 1–37.
Model, C. and Evaluasi, D. (2021) ‘Mixed Model Cipp Dan Kickpatrick Sebagai
Pendekatan Evaluasi Program Pengembangan Kompetensi Guru Berbasis
Kebutuhan Peningkatan Kemampuan Asessement Literasi - Numerasi’, 7(1), pp.
203–223.
Morais, C. et al. (2021) Digital Tools Entering the Scene in STEM Activities for Physics
Teaching. Springer International Publishing. Available at:
https://doi.org/10.1007/978-3-030-73988-1_9.
Muzaky, A.F. and Handhika, J. (2015) ‘Penggunaan Alat Peraga Sederhana Berbasis
Teknologi Daur Ulang untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Materi Vektor
dalam Kelas Remedial SMKN 1 Wonoasri Tahun Pelajaran 2014 / 2015’,
Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015,
6(2014), pp. 129–134.
Nisa, I.K., Yuliati, L. and Hidayat, A. (2020) ‘Analisis Penguasaan Konsep melalui
Pembelajaran Guided Inquiry berbantuan Modul Terintegrasi STEM pada Materi
Fluida Dinamis’, Jurnal Pendidikan, 5(6), pp. 809–816.
Nurul, F., Samsudin, A. and Gina, M. (2017) ‘Identifikasi Miskonsepsi dan Penyebab
Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four-Tier Diagnostic Test pada Sub- Materi
Fluida Dinamik : Azas Kontinuitas’, 3, pp. 175–180.
Oktavia, Z. and Ridlo, S. (2020) ‘Critical Thinking Skills Reviewed from Communication
Skills of the Primary School Students in STEM-Based Project-Based Learning
Model’, Journal of Primary Education, 9(3), pp. 311–320. Available at:
https://doi.org/10.15294/jpe.v9i3.27573.
Okyranida, I.Y., Fitrian, A. and Mulyaningsih, N.N. (2022) ‘Analisis Persepsi Kebutuhan
Guru SMA dalam Mengimplementasikan Model Project Based Learning ( PjBL )
Terintegrasi Budaya Lokal’, 6(2), pp. 113–118.
Pangesti, F.T.P. (2018) ‘Menumbuhkembangkan Literasi Numerasi Pada Pembelajaran
Matematika Dengan Soal Hots’, Indonesian Digital Journal of Mathematics and
Education, 5(9), pp. 566–575. Available at:
http://idealmathedu.p4tkmatematika.org.
Parno et al. (2020) ‘Project Based Learning Integrated STEM to Increase Students’
Scientific Literacy of Fluid Statics Topic’, Journal of Physics: Conference Series,
1491(1). Available at: https://doi.org/10.1088/1742-6596/1491/1/012030.
Parno et al. (2021) ‘Improving Students Understanding on Fluid Dynamics through IBL-
STEM Model with Formative Assessment’, Journal of Physics: Conference
Series, 1747(1). Available at: https://doi.org/10.1088/1742-6596/1747/1/012008.
84

Patton, A. and Robin, J. (2012) Work that matters: The teacher’s guide to project-based
learning. London: the Paul hamlyn foundation.
Pebriana, I.N. and Diantoro, M. (2018) ‘Dampak Program Resitasi terhadap Pemahaman
Konsep Mahasiswa pada Topik Fluida Dinamis’, pp. 1110–1114.
Permana, H., Bakri, F. and Salsabila, I.H. (2021) ‘The Development of Augmented
Reality Application to Explore Fluid Concepts’, 7(1), pp. 53–60.
Phage, I. (2018) ‘Undergraduate Physics Students’ Conceptual Understanding in the
Learning of Kinematics Using a Blended Approach’, IJAEDU- International E-
Journal of Advances in Education, 4(11), pp. 199–204. Available at:
https://doi.org/10.18768/ijaedu.455623.
Puspita, W.I., Sutopo and Yuliati, L. (2017) ‘Interactive Demonstration Untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika pada Materi Fluida Siswa SMA Kelas
XI’, Prosiding Seminar Pendidikan IPA, 2, pp. 333–339.
Rahim, F.R. (2021) ‘ANALYSIS OF STUDENT ’ S MISCONCEPTIONS ON
DYNAMIC FLUID CONCEPTS USING THE FOUR-TIER DIAGNOSTIC
TEST METHOD’, 4(1), pp. 71–77.
Rivai, H.P. and Yuliati, L. (2018) ‘Penguasaan Konsep dengan Pembelajaran STEM
Berbasis Masalah Materi Fluida Dinamis pada Siswa SMA’, pp. 1080–1088.
Rofiqah, S.A., Widayanti and Rozaqi, A. (2020) ‘Thinking Aloud Pair Problem Solving
(TAPPS) Method: The Effect of Understanding Physics Concepts and
Communication in High Schools in Indonesia’, Journal of Physics: Conference
Series, 1467(1). Available at: https://doi.org/10.1088/1742-6596/1467/1/012066.
Samsudin, A. et al. (2018) ‘Improving students’ conceptions on fluid dynamics through
peer teaching model with PDEODE (PTM-PDEODE)’, Journal of Physics:
Conference Series, 1013(1). Available at: https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1013/1/012040.
Samsudin, M.A. et al. (2019) ‘Physics Achievement in STEM PjBL : A Gender Study To
cite this version : HAL Id : hal-02105683 Physics Achievement in STEM PjBL : A
Gender Study’.
Samsudin, M.A. et al. (2020) ‘The effect of STEM project based learning on self-efficacy
among high-school physics students’, Journal of Turkish Science Education,
17(1), pp. 94–108. Available at: https://doi.org/10.36681/tused.2020.15.
Schäfle, C. and Kautz, C. (2019) ‘Students’ reasoning in fluid dynamics: bernoulli’s
principle vs. the continuity equation’.
Serway, R. a. and Jewett, J.W. (2008) ‘Physics for Scientists and Engineers with Modern
Physic, 7 ed’, Brooks/cole, Cengage Le, p. 739(1215). Available at:
http://books.google.com/books?id=XgweHqlvtiUC&pgis=1.
Setiawan, D. and Faoziyah, N. (2020) ‘Development of a Five-Tier Diagnostic Test to
Reveal the Student Concept in Fluids’, Physics Communication, 4(27), pp. 6–13.
Simeon, M.I., Samsudin, M.A. and Yakob, N. (2020) ‘Effect of design thinking approach
on students’ achievement in some selected physics concepts in the context of
85

STEM learning’, International Journal of Technology and Design Education


[Preprint], (0123456789). Available at: https://doi.org/10.1007/s10798-020-
09601-1.
Suarez, A. et al. (2017) ‘Students’ conceptual difficulties in hydrodynamics’, Physical
Review Physics Education Research, 13(2), pp. 1–12. Available at:
https://doi.org/10.1103/PhysRevPhysEducRes.13.020132.
Sumarni, W., Sudarmin, S. and Kadarwati, S. (2021) ‘Creative skill improvement of the
teacher candidates in designing learning programs through a project-based blended
learning’, Journal of Physics: Conference Series, 1918(3), pp. 0–5. Available at:
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1918/3/032026.
Ulinnuha, R. (2020) ‘Blended learning menggunakan gnomio untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMP’, 3, pp. 476–481.
Verma, A.K. and McKinney, S.E. (2009) ‘Engaging students in STEM careers with
project based learning - Marinetech project’, Proceedings of the 12th IASTED
International Conference on Computers and Advanced Technology in Education,
CATE 2009, (September), pp. 206–212.
Widiastuti, E.R. and Kurniasih, M.D. (2021) ‘Pengaruh Model Problem Based Learning
Berbantuan Software Cabri 3D V2 terhadap Kemampuan Literasi Numerasi
Siswa’, 05(02), pp. 1687–1699.
Winata, A., Seftia, I., et al. (2021) ‘Analisis Kemampuan Numerasi dalam
Pengembangan Soal Asesmen Kemampuan Minimal pada Siswa Kelas XI SMA
untuk Menyelesaikan Permasalahan Science’, 7(2), pp. 498–508. Available at:
https://doi.org/10.31949/educatio.v7i2.1090.
Winata, A., Widiyanti, I.S.R., et al. (2021) ‘Inspirasi Pembelajaran yang Menguatkan
Numerasi’, Journal of Mathematics Education and Learning, 1(1), p. 90.
Available at:
http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/avoer/article/download/246/195/%0Ahttps:/
/www.kemdikbud.go.id/main/.
Wyatt-Smith, C., Gunn, S. and Elkins, J. (2011) Multiple perspectives on difficulties in
learning literacy and numeracy, Multiple Perspectives on Difficulties in Learning
Literacy and Numeracy. Available at: https://doi.org/10.1007/978-1-4020-8864-3.
Yuliati, L. et al. (2020) ‘Pembelajaran Dan Penilaian Berbasis Komputer Untuk
Meningkatkan Kompetensi Guru Smpn 3 Malang’, Prosiding Hasil Pengabdian
Masyarakat (HAPEMAS 2), (Hapemas 2), pp. 1–10.
86

Lampiran 1 Silabus
SILABUS
FLUIDA DINAMIS

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)


Sekolah : SMA Negeri 4 Kerinci
Kelas/semester : XI/I
Kompetensi Inti :
KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif,
serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
87

Kompetensi Materi Alokasi Sumber Teknik penilaian


Indikator Pencapaian
Dasar Pembelajara Waktu Kegiatan Pembelajaran Belajar
Kompetensi Dasar
n
3.4 • Pertemuan pertama • Fluida 2 JP STEM project base blended learning • Fisika • Pretest 2JP :
Menerapka (Fluida ideal) : ideal • Identifyng problem untuk kelas Pemahaman Konsep : Tes
n prinsip Pemahaman konsep : Guru memperkenalkan kepada siswa konteks masalah dan XI, tertulis dalam bentuk pilihan
fluida 3.4.1 Memahami konsep mengaitkan materi dengan materi sebelumnya mengenai fluida Marthen ganda sebanyak 10 soal
dinamis pengertian fluida dinamis dengan sub materi fluida ideal, azaz kontinuitas dan Kanginan,
dalam ideal dan ciri-ciri hukum bernoulli Erlangga. Literasi Numerasi :
teknologi fluida ideal • Researching • Internet
4.4 3.4.2 Merangkum Guru memberitahukan kepada siswa untuk mencari informasi • Youtube Tes tertulis dalam format soal
Membuat informasi dari dari berbagai sumber tentang fluida ideal, azaz kontinuitas dan • E-Learning literasi numerasi berdasarkan
dan berbagai sumber hukum Bernoulli melalui sumber yang disipakan guru di dalam Gnomio mendikbud sebanyak 7 soal
menguji tentang fluida ideal seperti ebook, tayangan video/animasi dan sumber lain seperti
proyek melalui berbagai google • Post test 2JP :
sederhana sumber dan • Forming idea Pemahaman Konsep : Tes
yang penerapannya dalam Siswa menemukan informasi yang diberitahukan guru tentang tertulis dalam bentuk pilihan
menerapka kehidupan sehari- fluida ideal fluida ideal, azaz kontinuitas dan hukum Bernoulli. ganda sebanyak 10 soal
n prinsip hari selanjutnya didiskusikan di dalam kelas dan guru membimbing
dalam 3.4.3 Memahami contoh Literasi Numerasi :
siswa dalam menentukan project (dilanjutkan di jika ada
fluida penerapan fluida pertanyaan diluar jam tatap muka) Tes tertulis dalam format soal
dinamis ideal dalam • Modeling or prototype building literasi numerasi berdasarkan
kehidupan sehari- Siswa membuat project salah satu submateri dari permasalahan
hari dari informasi mendikbud sebanyak 7 soal
yang telah ditemukan pada tahapan pertama.
yang telah diperoleh • Testing and refining Siswa mengecek prototype masing-masing
3.4.4 Memberikan contoh apakah terdapat kelebihan dan kekurangan dalam proses
penerapan fluida pembuatan hasil dari prototype tersebut kemudian disajikan
ideal di lingkungan dalam bentuk commuicating yang dipilih oleh siswa
masing-masing • Communicating
3.4.5 Mengelompokkan Siswa mempresentasikan atau membuat laporan (siswa memilih
contoh penerapan salah satu) dan dikumpulkan pada Gnomio.
fluida ideal yang
telah ditemukan dan
mengelompokkannya
berdasarkan ciri-ciri
fluida ideal
3.4.6 Melakukan
percobaan aliran
kental (viscous) atau
tak kental (non-
88

Kompetensi Materi Alokasi Sumber Teknik penilaian


Indikator Pencapaian
Dasar Pembelajara Waktu Kegiatan Pembelajaran Belajar
Kompetensi Dasar
n
viscous) dengan
membandingkan air,
minyak goreng dan
oli

Pertemuan kedua (Azas • Azas 2 JP


kontinuitas) : kontinuitas

Pemahaman Konsep:
3.4.7 Memahami konsep
persamaan
Kontinuitas
3.4.8 Memahami konsep
debit pada
penampang besar
dan penampang kecil

Literasi Numerasi :
89

Kompetensi Materi Alokasi Sumber Teknik penilaian


Indikator Pencapaian
Dasar Pembelajara Waktu Kegiatan Pembelajaran Belajar
Kompetensi Dasar
n
3.4.9 memahami
keterkaitan
permasalahan banjir
terhadap debit sungai
3.4.10 Memberi contoh
penerapan debit air
yaitu banjir yang
diakibatkan oleh
jebolnya tanggul
4.4.1 Menganalisis faktor
penyembab banjir
yang disebabkan
oleh jebolnya
tanggul
4.4.2 Membuktikan
rumusan debit air
melalui proyek
sederhana
4.4.3 Merancang proyek
sederhana/
prototype untuk
menentukan debit
air
4.4.4 Menyusun laporan
hasil uji prototipe
yang telah dibuat
4.4.5 Mempresentasikan
hasil proyek tersebut
dalam bentuk
4.4.6 tulisan yaitu laporan
atau berbentuk video
presentasi

Pertemuan ketiga (Azas • Azas 2 JP


Bernoulli dan Penerapan Bernoulli
90

Kompetensi Materi Alokasi Sumber Teknik penilaian


Indikator Pencapaian
Dasar Pembelajara Waktu Kegiatan Pembelajaran Belajar
Kompetensi Dasar
n
Azas Kontinuitas dan • Penerapan
Bernouli): Azas
Kontinuita
Pemahaman konsep : s dan
3.4.11 Memahami konsep Bernouli
persamaan Bernoulli dalam
3.4.12 Memahami konsep Kehidupan
penerapan hukum
Bernoulli pada gaya
angkat pesawat
terbang
3.4.13 Memahami konsep
penerapan hukum
Bernoulli pada
tabung pitot
3.4.14 Memberikan contoh
konsep penerapan
hukum Bernoulli
pada kecepatan air
pada lubang
kebocoran

Literasi Numerasi :
3.4.15 Mengimplementasik
an penerapan hukum
Bernoulli pada
hellikopter mainan
4.4.7 Merancang proyek
sederhana/
prototype
hellikopter untuk
menentukan gaya
angkat pesawat
4.4.8 Menyusun laporan
hasil uji prototipe
yang telah dibuat
91

Kompetensi Materi Alokasi Sumber Teknik penilaian


Indikator Pencapaian
Dasar Pembelajara Waktu Kegiatan Pembelajaran Belajar
Kompetensi Dasar
n
4.4.9 Mempresentasikan
hasil proyek tersebut
dalam bentuk tulisan
yaitu laporan atau
berbentuk video
presentasi
92

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hukum Bernoulli


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 4 Kerinci
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI / I (Ganjil)
Materi Pokok : Fluida Dinamis
Sub Materi : Hukum Bernoulli
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (Pertemuan 3)

A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara
efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
3.4 Menerapkan prinsip fluida dinamis dalam teknologi
4.4 Membuat dan menguji proyek sederhana yang menerapkan prinsip dalam fluida
dinamis

C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPKD)

Pemahaman Konsep :
3.4.1 Memahami konsep pengertian fluida ideal dan ciri-ciri fluida ideal
3.4.2 Merangkum informasi dari berbagai sumber tentang fluida ideal melalui berbagai
sumber dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
3.4.3 Memahami contoh penerapan fluida ideal dalam kehidupan sehari-hari dari
informasi yang telah diperoleh
93

3.4.4 Memberikan contoh penerapan fluida ideal di lingkungan masing-masing


3.4.5 Mengelompokkan contoh penerapan fluida ideal yang telah ditemukan dan
mengelompokkannya berdasarkan ciri-ciri fluida ideal
3.4.6 Melakukan percobaan aliran kental (viscous) dan tak kental (non-viscous) dengan
membandingkan air, minyak goreng dan oli
3.4.7 Memahami konsep persamaan Kontinuitas
3.4.8 Memahami konsep persamaan Bernoulli
3.4.9 Memahami konsep penerapan hukum Bernoulli pada gaya angkat pesawat terbang
3.4.10 Memahami konsep penerapan hukum Bernoulli pada tabung pitot
3.4.11 Memahami konsep penerapan hukum Bernoulli pada kecepatan air pada lubang
kebocoran

Literasi Numerasi :

3.4.12 Memahami debit pada penampang besar dan penampang kecil


3.4.13 Memahami keterkaitan permasalahan banjir terhadap debit sungai
3.4.14 Memberi contoh penerapan debit air yaitu banjir yang diakibatkan oleh jebolnya
tanggul
3.4.15 Mengimplementasikan penerapan hukum Bernoulli pada hellikopter mainan
4.4.1 Merancang proyek sederhana/ prototype untuk menentukan debit air
4.4.2 Mempresentasikan hasil proyek tersebut dalam bentuk tulisan yaitu laporan atau
berbentuk video presentasi
4.4.3 Menganalisis faktor daya angkat pada hellikopter
4.4.4 Membuktikan Hukum Bernoulli pada daya angkat hellikopter mainan
4.4.5 Merancang proyek sederhana/ prototype hellikopter untuk menentukan gaya angkat
hellikopter
4.4.6 Menyusun laporan hasil uji prototipe yang telah dibuat
4.4.7 Mempresentasikan hasil proyek tersebut dalam bentuk tulisan yaitu laporan atau
berbentuk video presentasi

D. Tujuan Pembelajaran
Pemahaman Konsep :
3.4.1.1 Melalui kegiatan mengamati video yang telah disediakan di Gnomio dan diskusi,
siswa mampu memahami konsep dari definisi fluida ideal dan ciri-ciri fluida ideal
3.4.2.1 Melalui kegiatan mencari informasi di buku sumber, internet dan diskusi, siswa
mampu mengetahui penerapan fluida ideal dalam kehidupan sehari-hari
3.4.3.1 Melalui kegiatan mencari penerapan fluida ideal di lungkungannya masing-masing,
siswa mengetahui contoh penerapan fluida ideal di lingkungannya masing-masing
3.4.4.1 Melanjutkan kegiatan sebelumnya (3.4.3.1), siswa dapat memberikan contoh lain
di lingkungannya masing-masing
1.4.5.1 Melanjutkan kegiatan sebelumnya (3.4.4.1), siswa telah memperoleh beberapa
contoh penerapan fluida dilingkungan nya dan mampu mengelompokkan
berdasarkan ciri masing-masing fluida ideal.
3.4.6.1 Melalui kegiatan praktikum untuk membandingkan aliran kental (viscous) atau tak
kental (non-viscous) pada air, minyak goreng dan oli di rumah masing-masing
3.4.7.1 Melalui kegiatan membaca LKS, mengamati video yang disediakan di Gnomio dan
94

diskusi, siswa mampu memahami konsep persamaan Kontinuitas


3.4.8.1 Melalui kegiatan membaca LKS, mengamati video yang disediakan di Gnomio dan
diskusi, siswa mampu memahami konsep persamaan Bernoulli
3.4.9.1 Melalui kegiatan membaca LKS, mengamati video yang disediakan di Gnomio dan
diskusi, siswa mampu memahami penerapan hukum Bernoulli pada pesawat
terbang
3.4.10.1 Melalui kegiatan membaca LKS, mengamati video yang disediakan di Gnomio
dan diskusi, siswa mampu memahami penerapan hukum Bernoulli pada tabung
pitot
3.4.11.1 Melalui kegiatan membaca LKS, mengamati video yang disediakan di Gnomio
dan diskusi, siswa mampu memahami penerapan hukum Bernoulli pada kecepatan
air pada lubang kebocoran

Literasi Numerasi :
3.4.12.1 Melalui kegiatan membaca LKS, mengamati video yang disediakan di Gnomio
dan diskusi, siswa mampu memahami konsep debit pada penampang besar dan
kecil
3.4.13.1 Melalui kegiatan mengamati video yang disediakan di Gnomio dan diskusi, siswa
mampu memahami keterkaitan permasalahan banjir terhadap debit sungai
3.4.14.1 Melalui kegiatan mengamati video yang disediakan di Gnomio dan diskusi, siswa
mampu mengetahui solusi dari permasalahan berupa banjir
4.4.1.1 Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa mampu menganalisis faktor penyembab
banjir yang disebabkan oleh jebolnya tanggul
4.4.2.1 Melalui kegiatan kelompok dirumah masing-masing, siswa mampu membuktikan
penerapan rumusan debit air dalam kehidupan sehari-hari melalui proyek
sederhana
4.4.3.1 Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa mampu merancang proyek
sederhana/prototype untuk menentukan debit air
4.4.4.1 Melalui kegiatan kelompok, siswa mampu menguji prototype yang telah dibuat
4.4.5.1 Melalui kegiatan kelompok, siswa mempresentasikan hasil proyek dalam bentuk
laporan atau video presentasi
3.4.14.1 Melalui kegiatan membaca LKS, mengamati video yang disediakan di Gnomio
dan diskusi, siswa mampu memahami keterkaitan gaya angkat pesawat mainan
dengan penerapan hukum Bernoulli
4.4.6.1 Melalui kegiatan membaca LKS, mengamati video dan diskusi, siswa mampu
menganasis faktor penyembab hellikopter dapat terangkat
4.4.7.1 Melalui kegiatan membaca LKS, mengamati video dan diskusi, siswa mampu
membuktikan rumusan hukum bernolli pada daya angkat hellikopter mainan
4.4.8.1 Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa mampu merancang proyek
sederhana/prototype untuk menentukan gaya angkat pesawat
4.4.9.1 Melalui kegiatan kelompok, siswa mampu menguji prototype yang telah dibuat
4.4.10.1 Melalui kegiatan kelompok, siswa mempresentasikan hasil proyek dalam bentuk
laporan atau video presentasi
95

E. MATERI PEMBELAJARAN
Persamaan Bernoulli

PENERAPAN HUKUM BERNOULLI

1. Gaya Angkat Pesawat Terbang

Pesawat dapat terbang keatas jika gaya angkat pesawat lebih besar daripada berat pesawat (F 1 –
F2 > Wpesawat). Untuk mempertahankan posisi pesawat pada ketinggian tertentu maka gaya angkut
pesawat harus sama dengan berat pesawat (F 1 – F2 = Wpesawat).

1
𝐹1 − 𝐹2 = 𝜌𝐴 (𝑣22 − 𝑣12 )
2

Maka perbedaan tekanannya

1
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌 (𝑣22 − 𝑣12)
2

2. Tabung Pitot

Tabung pitot adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kelajuan gas. Adanya
perbedaan tekanan pada titik 1 dan 2 menyebabkan tinggi fluida pada kedua sisi berbeda. Di titik
2, gas tidak dapat mengalir , v2 = 0. Sehingga dari persamaan Bernoulli akan diperoleh rumus :

2(𝑃2 − 𝑃1)
𝑣1 = √
𝜌𝑔𝑎𝑠

Jika 𝑃2 − 𝑃1 = 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 gh maka

𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎
𝑣1 = √( ) 2 𝑔ℎ
𝜌𝑔𝑎𝑠

3. Kecepatan Air pada Lubang Kebocoran

Dari persamaan Bernoulli dengan menganggap tekanan di permukaan dan di lubang kebocoran
sama, serta kecepatan fluida di permukaan = 0, maka :

𝑣 = √2𝑔ℎ

𝑥 = 2√ℎℎ1

2ℎ1
𝑡= √
𝑔

F. Metode Pembelajaran
96

Model pembelajaran : Project based Learning (PjBL)


Metode : Blended Learning
Pendekatan : STEM

G. Media Pembelajaran
Media :
6. Video
7. E-learning
8. LKS

Alat dan Bahan :


1. Handphone android/ laptop
97

Sumber Belajar :
• Cutnell, J.D., & Johnson, K.W. 2012. Physics – 9th Edition. USA : Wiley.
• Giancoli, D.C. 2014. Physics Principles with Applications – 7th Edition. USA : Pearson
Education.
• Kanginan, M. 2016. Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 Edisi Revisi. Jakarta
: Erlangga.
• Internet

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 3 (2x45 menit)


Sebelum Kegiatan Pembelajaran
Guru Siswa Bentuk Alokasi waktu
Pembelajaran
• Guru memberi salam dan • Siswa menjawa salam dan Tatap muka 10 menit
mengajak melakukan doa doa bersama dan online
Bersama
• Guru memberikan link gnomio • Siswa membuka laptop/Hp
kepada siswa untuk bisa di akses android untuk mengakses
link yang diberikan oleh
guru [STEM : technology]

• Guru menyampaikan tujuan • Siswa menyimak dan


pembelajaran, kompetensi yang memahai tujuan
akan dicapai, batasan materi serta pembelajaran, kompetensi
metode pembelajaran yang akan dicapai, batasan
materi serta metode
pembelajaran yang
disampaikan oleh guru

Kegiatan Inti Pembelajaran


Sintaks Project Base Blended Learning
Guru Siswa Bentuk Durasi
Pembelajaran
Identifyng problem
• Guru membimbing siswa • siswa memahami konsep Tatap muka 30 menit
memahami konsep Menganalisis Menganalisis konsep
konsep persamaan Bernoulli, persamaan Bernoulli,
Menganalisis konsep penerapan Menganalisis konsep
hukum Bernoulli pada gaya penerapan hukum Bernoulli
angkat pesawat terbang, pada gaya angkat pesawat
Menganalisis konsep penerapan terbang, Menganalisis
hukum Bernoulli pada tabung konsep penerapan hukum
pitot, dan Menganalisis konsep Bernoulli pada tabung pitot,
penerapan hukum Bernoulli pada dan Menganalisis konsep
kecepatan air pada lubang penerapan hukum Bernoulli
98

kebocoran melalui kegiatan pada kecepatan air pada


mengamati video yang telah lubang kebocoran melalui
disediakan di Gnomio dan kegiatan mengamati video
mendiskusikan video tersebut yang telah disediakan di
dengan siswa Gnomio dan mendiskusikan
Link videonya adalah : video tersebut dengan siswa
https://youtu.be/8ylzvg1xdzs [Indikator pemahaman
konsep : understand(C2)]
https://youtu.be/CGH1Axqk5IY [Indikator literasi
numerasi : proses kognitif
https://youtu.be/CdVKDMmYNZI (pemahaman, penerapan),
konteks (personal, social
• Guru membimbing siswa budaya, sainstifik)] [STEM
memahami keterkaitan gaya : science, technology].
angkat pesawat mainan terhadap • Siswa menghubungkan
penerapan hukum Bernoulli keterkaitan gaya angkat
melalui kegiatan membaca LKS, pesawat mainan terhadap
mengamati video yang disediakan penerapan hukum Bernoulli
di Gnomio dan diskusi melalui kegiatan membaca
LKS, mengamati video
yang disediakan di Gnomio
dan diskusi [Indikator
pemahaman konsep :
connect(C3)], [Indikator
literasi numerasi : proses
kognitif (pemahaman,
penerapan), konteks
(personal, social budaya,
sainstifik)] [STEM :
science, technology].
Researching
• Guru membimbing siswa melalui • Siswa mencari dan Tatap muka 25 menit
kegiatan mencari informasi di merangkum informasi di dan online
buku sumber, internet dan internet dan diskusi,
diskusi, mengenai factor yang mengenai factor yang
mempengaruhi gaya angkat mempengaruhi gaya angkat
pesawat mainan pesawat mainan [Indikator
pemahaman konsep :
summarize (C2)]
[Indikator literasi
numerasi : proses kognitif
(pemahaman,
penerapan)][STEM :
science, technology].
Forming idea
• Berdasarkan informasi yang • Siswa membangun ide Tatap muka 10 menit
diperoleh siswa, guru untuk merancang proyek dan online
membimbing siswa untuk sederhana/ prototype
membangun ide untuk berupa pesawat mainan
[Indikator pemahaman
99

merancang proyek sederhana/ konsep : Build(C6)]


prototype berupa pesawat mainan [Indikator literasi
numerasi : proses kognitif
(pemahaman, penerapan)]

Analizing Idea
• Guru membimbing siswa untuk • Siswa menganalisis idea Tatap muka 15 menit
menganalisis idea yang siswa yang siswa temui untuk dan online
temui untuk membuat prototype. membuat prototype.
Menganalisis kemungkinan Menganalisis kemungkinan
pesawat mainan tersebut mampu pesawat tersebut mampu
diciptakan, alat dan bahan yang diciptakan, alat dan bahan
digunakan, serta waktu yang yang digunakan, serta
diperlukan dalam membuat waktu yang diperlukan
prototype tersebut dalam membuat prototype
tersebut [Indikator
pemahaman konsep :
analize(C4)] [Indikator
literasi numerasi : proses
kognitif (pemahaman,
penerapan)]
Modeling or prototype building
• Guru membimbing siswa dalam • Siswa membuat proyek Online Menyesuaikan
membuat proyek yang telah yang telah disepakati antara dengan jadwal
disepakati antara kelompok siswa kelompok siswa dan guru yang telah
dan guru sebelumnya sebelumnya [Indikator disepakati
pemahaman konsep : ), kelompok
projecting(C5), masing-masing
designing(C6), create(C6)]
, [Indikator literasi
numerasi : proses kognitif
(pemahaman, penerapan)]
[STEM : Engineering]
Testing and refining
• Guru membimbing siswa untuk • Siswa menguji dan online Menyesuaikan
menguji prototype yang telah mengecek prototype yang
siswa buat secara mandiri telah siswa buat secara
dirumah masing-masing mandiri dirumah masing-
• Guru membimbing siswa masing
mengimplementasikan rumusan • Siswa
hukum Bernaulli pada daya mengimplementasikan
angkat prototype hellikopter rumusan hukum Bernoulli
pada daya angkat prototype
hellikopter [Indikator
pemahaman konsep :
check (C5)] [Indikator
literasi numerasi : proses
kognitif (pemahaman,
penerapan)] [STEM :
Engineering]
100

Communicating
Siswa mengkomuikasikan Menyesuaikan
proses pembuatan prototype waktu deadline
dengan memberi argument dan
saran serta kelebihan dan
• Guru mengarahkan siswa untuk kekurangan dan hasil yang
mengkomuikasikan proses diperoleh siswa melalui video
pembuatan prototype, kelebihan presentasi atau laporan akhir
dan kekurangan dan hasil yang yang diupload ke Gnomio Online
diperoleh siswa melalui video [Indikator pemahaman
presentasi atau laporan akhir konsep : giving advice (C5),
yang diupload ke Gnomio giving arguments (C5)]
[Indikator literasi numerasi :
konten (data dan ketidak
pastian)] [STEM : technology]

Penutup
• Siswa membuat H-2 pretest
rangkuman/simpulan
pelajaran.tentang point-
point penting yang muncul
dalam kegiatan
• Guru membimbing siswa
pembelajaran yang
membuat rangkuman/simpulan
dilakukan [Indikator
pelajaran.tentang point-point
pemahaman konsep:
penting yang muncul dalam
summarize (C2)]
kegiatan pembelajaran yang telah
• siswa mengerjakan latihan
dilakukan Online
soal yang terdapat pada
• Guru mengkomunikasikan agar gnomio
siswa mengerjakan latihan soal [STEM : Math ] [Indikator
yang terdapat pada gnomio literasi numerasi : koten
• Guru mengucapkan salam (bilangan, pengukuran dan
penutup dan berdoa mengakhiri geometri, data dan ketidak
pembelajaran pastian, aljabar) proses
kognitif ( penerapan)]
• siswa menjawab salam
penutup dan berdoa
mengakhiri pembelajaran
101
102

KOMPETENSI DASAR

3.4 Menerapkan prinsip fluida dinamis dalam teknologi

4.4 Membuat dan menguji proyek sederhana yang menerapkan prinsip

dalam fluida dinamis


103
104
105
106
107
108
109
110
111

Lampiran 3 Soal Pretest dan Postest pemahaman konsep

IPKD Dimensi Indikator Soal Jawaban No


Kognitif Soal mor
Soa
l
IPKD 3.4.1 C2 Diberikan • Pada kehidupan sehari-hari terdapat fluida yang memiliki ciri-ciri tak B 1
Memahami satu tunak, tak termampatkan, nonviscous dan aliran turbulen. Keempat ciri-ciri Alasanny
konsep definisi tersebut terdapat pada ? a adalah
dari salah a. Air di dalam gelas air terjun
pengertian
satu ciri- adalah
fluida ideal b. Air terjun
ciri fluida air yang
dan ciri-ciri ideal c. Oli mengalir
fluida ideal yaitu d. Udara yang bergerak lurus dan
fluida tak jatuh dari
termampa Alasan : …. ketinggia
tkan dan n tertentu
fluida tak sehingga
tunak, menghasi
siswa lkan
diminta turbulen,
untuk alirannya
menentuk tak tunak
an pilihan dan
definisi nonvisco
tersebut us,
sedangka
112

n air
dalam
gelas,oli
dan
udara
yang
bergerak
lurus
tidak
menghasi
lkan
turbulen.
IPKD 3.4.2 C2 Diberikan • Berikut merupakan beberapa pengaplikasian fluida statis dan dinamis dalam B 2
Merangkum 5 hal kehidupan sehari-hari Alasanny
informasi yang 1. Dongkrak hidrolik a adalah
dari berikaitan 2. Gaya angkat sayap pesawat terbang dongkrak
berbagai dengan 3. Rem motor hidrolik
sumber fluida 4. Penyemprot parfum dan rem
tentang statis dan 5. Aliran air yang keluar dari keran motor
fluida ideal dinamis, adalah
Aplikasi fluida statis dalam kehidupan sehari-hari adalah …
melalui siswa contoh
berbagai diminta a. 1,4 dan 5 penenrap
sumber dan untuk b. 1 dan 3 an dari
penerapann mengkate c. 4 dan 5 fluida
ya dalam gorikan d. 2,4 dan 3 statis
kehidupan yang bukan
sehari-hari tidak Alasan: …. fluida
termasuk dina mis
113

fluida
dinamis
IPKD 3.4.3 C3 Diberikan • Perhatikan gambar berikut ! C 3
Memahami 1 contoh, Alasanny
contoh siswa a adalah
diminta air terjun
penerapan
untuk merupak
fluida ideal memilih an aliran
dalam ciri-ciri non
kehidupan fluida viscous
sehari-hari ideal karena
dari beserta tidak
Pada gambar tersebut terdapat salah satu ciri-ciri fluida ideal yaitu ..
informasi alasannya adalah
a. Fluida laminar yang merupakan fluida yang jatuh ke bawah sehingga hambata
yang telah mengalir dengan lurus n
diperoleh b. Tak termampatkan yaitu jika fluida ditekan akan merubah volume fluida ataupun
seperti berpindah ke tempat yang lain kental
c. Non viscous yaitu fluida yang memiliki gesekan dengan benda lain
d. Fluida tunak yaitu fluida yang tidak konstan terhadap waktu

Alasan : ….
IPKD 3.4.4 C3 Diberikan
Memberika 2 contoh B
n contoh pengaplik Alasanny
asian a adalah
penerapan
fluida gambar
fluida ideal ideal, tersebut
di siswa menunju
114

lingkungan diminta kkan


masing- untuk aliran
masing mengkate yang
gorikan lurus saja
contoh ke dan
dalam aliran
ciri-ciri yang
fluida Kedua gambar tersebut bentuk contoh dari ? memiliki
ideal a. Fluida tunak dan tak tunak turbulens
b. Fluida garis arus dan turbulen
c. Fluida viscous dan nonviscous
d. Fluida termanpatkan dan tidak termanpatkan
Fluida termampatkan dan tak termampatkan Alasan: …
IPKD 3.4.5 C2 Diberikan Qoni menyiram bunga dengan menggunakan selang, namun air dari dalam C 5
Mengelomp kasus , selang tidak dapat menyirami bunga yang agak jauh darinya kemudian Qoni Alasanny
okkan siswa memperkecil luas penampang selang dengan jarinya dan air tersemprot keluar a adalah
diminta dengan kelajuan yang besar sehingga Qoni dapat menyirami bunga yang jauh didalam
contoh
untuk tersebut. Ini merupakan peristiwa dari penerapan ? persamaa
penerapan menentuk n
fluida ideal a. Teorema Torricelli
an yang kontinuit
yang telah b. Hukum Bernoulli pada tabung venturi
sesuai as
ditemukan dengan c. Persamaan kontinuitas persamaa
dan keadaan d. Hukum Archimedes n yang
mengelomp tersebut menghub
Alasan : …. ungkan
okkannya
kecepata
berdasarkan n fluida
dalam
115

ciri-ciri dari satu


fluida ideal tempat
ke
tempat
lain
IPKD 3.4.6 C3 Diberikan Perhatikan gambar dibawah ini ! C 7
Melakukan 3 contoh Alasanny
percobaan yaitu 3 a adalah
aliran kental botol botol
(viscous) yang berisi oli
atau tak berisi air, memiliki
kental (non- minyak kekentala
viscous) goreng n lebih
dengan dan oli, besar
membandin siswa atau
gkan air, diminta viscosita
minyak untuk s lebih
Ada 3 botol yang berisi air, minyak goreng dan oli. Jika ali menjatuhkan
goreng dan menentuk besar
kelereng ke dalam botol tersebut, botol manakah kelereng mencapai ke dasar
oli an botol dibandin
lebih awal ? dan apa alasannya
yang gkan
mana dengan
a. Botol berisi air
kelereng botol
b. Botol berisi minyak goreng
sampai ke yang
c. Botol berisi oli
dasar berisi air
botol dan botol
paling yang
cepat berisi
116

minyak
goreng.
IPKD 3.4.7 C2 Diberikan • Perhatikan gambar dibawah ini ! B 6
Memahami gambar Alasanny
konsep pipa a adalah
bejana persamaa
persamaan
yang diisi n
Kontinuitas air kontinuit
dengan as A1.v1
luas pipa = A2.v2
berbeda Kelajuan fluida yang paling kecil berapa pada titik ? Menunju
antara a. Titik A dan B kkan
titik A, B b. Titik A dan C semakin
dan C. c. Titik B dan C besar
siswa penampa
d. Titik A, B dan C
diminta ng maka
untuk kecepata
Alasan : ….
memilih n
titik semakin
dengan kecil
kelajuan
fluida
paling
kecil
C2 Diberikan Perhatikan gambar dibawah ini, Tekanan yang paling kecil berada pada titik ? A
gambar a. Titik A Alasanny
pipa b. Titik B a adalah
bejana c. Titik C semakin
117

dengan d. Titik A dan C besar


titik A,B luas
dan C. penaman
Siswa g maka
diminta tekanan
untuk semakin
menentu kecil dan
begitu
kan titik
sebalikny
dengan Alasan : …. a
tekanan
paling
kecil
C2 Diberikan • Perhatikan gambar dibawah ini ! D
gambar Alasanny
bejana a adalah
dengan pada titik
ukuran Tekanan paling besar dan kelajuan fluida paling besar berada pada titik? P2 dan
luas a. Titik P1 dan V titik V2
penampa b. Titik P2 dan V2 luas
ng yang penampa
c. Titik P2 dan V
berbeda. ng kecil
Siswa maka
diminta tekanan
untuk dan
menentuk kelajuan
an d. Titik P1 dan V2 menjadi
tekanan lebih
118

dan besar
kelajuan dibandin
fluida gkan titik
paling yang lain
besar.
IPKD 3.4.8 C3 Diberikan • Rozaq mengisi ember yang memiliki kapasitas 20 liter dengan air dari A 8
Memahami 1 contoh, sebuah kran seperti gambar berikut! Alasanny
konsep siswa a adalah
persamaan diminta A2 = 2
Bernoulli untuk cm2 = 2 x
menentuk 10-4 m2
an debit v2 = 10
air jika m/s
diketahui
kapasitas a) Debit
penampu air
ng, Q = A2
diameter v2 = (2 x
dan Jika luas penampang kran dengan diameter D2 adalah 2 cm2 dan 10-4)(10)
kecepatan Q=2x
kecepatan aliran air di kran adalah 10 m/s. Berapa debit air
air 10-3 m3/s
tersebut …

a. 2 x 10-3 m3/s
b. 4 x 10-3 m3/s
c. 20 m3/s
d. 400 m3/s
119

Alasan : ….
• Pipa saluran air bawah tanah memiliki bentuk seperti gambar berikut! A
Alasanny
a adalah
Persamaa
n
kontinuit
as
A1v1 =
Jika luas penampang pipa besar adalah 5 m2 , luas penampang pipa kecil A2 v2
adalah 2 m2 dan kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 15 m/s, (5)(15) =
(2) v2
tentukan kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil..
v2 =
37,5 m/s
a. 37,5 m/s
b. 10 m/s
c. 30 m/s
d. 150 m/s
Alasan : ….
IPKD 3.4.9 C5 Diberikan • Sayap pesawat terbang, selain berfungsi sebagai tumpuan kesetimbangan, C 9
Memahami (mengev beberapa juga berfungsi memberikan gaya angkat pada pesawat tersebut. Agar sayap Alasanny
konsep aluasi) bentuk pesawat mampu menghasilkan gaya angkat pesawat yang besar, maka a adalah
penerapan sayap desain penampang pesawat yang tepat adalah agar kecepatan udara di atas agar
hukum pesawat. memiliki
sayap pesawat kecil sehingga tekanan udara di bawah sayap pesawat akan
Bernoulli Siswa gaya
pada gaya diminta semakin besar. Bentuk dari sayap yang tepat di bawah ini adalah .. angkat
angkat untuk keatas
pesawat mengeval maksima
terbang uasi l, maka
120

sayap kecepata
yang n aliran
mana udara
yang diatas
dapat sayap
digunaka harus
n agar lebih
pesawat besar
dapat dibandin
terbang gkan
dibawah
sayap,
sehingga
tekanan
udara
diatas
sayap
Alasan : …. lebih
kecil
IPKD C2 Diberikan • Perhatikan gambar alat penyemprot nyamuk pada gambar di bawah ini! B 10
3.4.10 1 contoh Alasanny
Memahami penerapa a adalah
konsep n hukum Kecepata
penerapan Bernoulli, n
hukum Siswa berbandi
Bernoulli diminta ng
pada tabung untuk terbalik
pitot menentuk dengan
121

an prinsip tekanan
kerja Ketika batang penghisap M ditekan, udara dipaksa keluar dari tabung sehingga
contoh pompa dengan kecepatan v melalui lubang pada ujungnya. P menyatakan V2 > V1
tersebut. tekanan dan v menyatakan kecepatan alir cairan obat nyamuk, maka P2 < P1
pernyataan yang benar dari prinsip kerja penyemprot nyamuk tersebut
adalah ....
a. P1 < P2, maka v1 < v2
b. P1 > P2, maka v1 < v2
c. P1 < P2, maka v1 > v2
d. P1 > P2, maka v1 > v2
Alasan : ….

IPKD C4 Diketahui A 11
3.4.11 ketinggia Bejana setinggi 4 m diisi penuh air . pada bejana terjadi 2 m dari bawah . Alasanny
Memahami n bejana kecepatan aliran air yg bocor tersebut adalah... a adalah
konsep dan ketahui :
penerapan a. 2√10 m/s h1 = 4 m
terjadi b. 3√10 m/s
hukum kebocora c. 4√10 m/s h2 = 2 m
Bernoulli n pada Ditanyak
pada d. 5√10 m/s an : v ?
ketingiian
kecepatan
tertentu, Alasannya …
air pada Dijawab
siswa
lubang :
diminta
kebocoran h = h1 -
untuk h2 = 4 -
menentu 2=2m
122

kan
kecepata Jadi
n aliran Kecepata
pada n:
kebocora v = √2gh
n = √(2x
tersebut. 10x2)
= √40
= √4x10
= 2√10
m/s
123

Lampiran 4 Rubrik Penilaian Soal Test Pemahaman Konsep

No Rubrik Skor
1 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
2 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
3 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
4 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
5 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
6 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
7 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
8 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
9 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
10 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
11 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
12 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
13 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
14 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
15 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
16 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
124

Lampiran 5 Soal Pretest dan Postest Literasi Numerasi


Indikator literasi IPKD Indikator Soal Soal Jawaban No
numerasi soal
• Konten 3.4.12 Memahami Diberikan 2 Pipa dengan luas penampang yang berbeda dialiri arus pada Q1=Q2 1
yaitu debit pada perbandingan penampang 1 dan 2, apabila perbandingan diameter
bilangan, penampang besar penampang 1 dan 2, penampang 1 dan 2 adalah 1:41:4, dan kecepatan aliran A1.v1=A2.v2 A1.v1=A2.v2
pengukuran dan penampang siswa diminta fluida pada penampang besar 2 m/s2 m/s. maka besar aliran
dan kecil menentukan aliran fluida pada penampang kecil adalah .... Dengan :
geometri, fluida pada salah
data dan satu penampang Q = Q = debit (m3 /s) (m3 /s )
ketidakpasti
an V = V = volume (m3) (m3)
• Proses
kognitif t = t = waktu (s)(s)
yaitu
pemahaman A = A = luas penampang pipa (m2)(m2)
, penerapan,
penalaran x= x = panjang (m)(m)
• Konteks
yaitu v = v = kecepatan aliran fluida (m/s)(m/s)
personal
sosial
• Diketahui :
budaya
sainstifik
d kecil dbesar=2⋅r kecil 2⋅rbesar=r kecil rbesar=14dbesard kecil
=2⋅rbesar2⋅r kecil =rbesarr kecil =41

vbesar=2msvbesar=2sm
125

Indikator literasi IPKD Indikator Soal Soal Jawaban No


numerasi soal
• Sehingga besar aliran fluida pada
penampang kecil dapat dihitung sebagai
berikut :

A kecil ⋅v kecil =Abesar⋅vbesarA kecil ⋅v kecil =Abesar⋅vbesar

v kecil =Abesar⋅vbesarA kecil v kecil =A kecil Abesar⋅vbesar

v kecil =(π⋅rbesar2)⋅vbesar (π⋅r kecil 2)v kecil =(π⋅r kecil 2


)(π⋅rbesar2)⋅vbesar

v kecil =rbesar2⋅vbesarr kecil 2v kecil =r kecil 2rbesar2⋅vbesar

v kecil =(rbesarr kecil)2⋅vbesarv kecil =(r kecil rbesar)2⋅vbesar

v kecil =(41)2⋅2v kecil =(14)2⋅2

v kecil =16⋅2v kecil =16⋅2

v kecil =32msv kecil =32sm


126

Indikator literasi IPKD Indikator Soal Soal Jawaban No


numerasi soal
3.4.13 memahami Diberikan diameter Diketahui : 2
keterkaitan hulu dan hilir Pada sebuah sungai bawah tanah air mengalir dari hulu ke d1 = 10 m
permasalahan sungai, siswa hilir. Kita anggap sungai berbentuk lingkaran dengan d2 = 6 m
banjir terhadap diminta untuk diameter bagian hulu sebesar 6 m dan bagian hilir 10 m. Jika v1 = 10 m/s
debit sungai menentukan kelajuan aliran air pada sungai bagian hulu sebesar 10 m/s, Ditanya : v2 ?
kelajuan air pada maka hitunglah kelajuan aliran air pada sungai bagian hilir! Jawab :
sungai bagian hilir 𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑣2 (persamaan kontinuitas)
𝐴1 𝑣1 𝜋𝑑12 10 2
𝑣2 = = 𝑣1 = ( ) 10 = 3,6 𝑚/𝑠
𝐴2 𝜋𝑑22 6

Diberikan gambar Pernyataan yang berkaitan dengan gambar dibawah ini yang Jawaban d 3
perubahan pada v, benar adalah … Diketahui :
siswa diminta untuk Q1 = Q2 = Q3
memilih pernyataan r1 > r2 > r3
yang tepat Ditanya : perubahan v?
Maka A1 > A2 > A3

𝐴 = 𝜋𝑟 2
𝐴 ≈ 𝑟2
a. 𝑣1 = 𝑣2 = 𝑣3
r1 > r2 > r3
b. 𝑣1 = 𝑣2 > 𝑣3
𝑄 = 𝐴. 𝑣
c. 𝑣1 > 𝑣2 > 𝑣3 𝑄
d. 𝒗𝟏 < 𝒗𝟐 < 𝒗𝟑 𝐴=
𝑣
1
𝐴≈
𝑣

A1 > A2 > A3
127

Indikator literasi IPKD Indikator Soal Soal Jawaban No


numerasi soal
Maka v1 < v2 < v3

3.4.14 Memberi Diberikan gambar Gambar tersebut merupakan fluida pada bendungan. Tentukan benar atau salah ! 4
contoh penerapan aliran fluida pada Bendungan tersebut memiliki 3 aliran yaitu pada aliran A, B • Salah
debit air yaitu bendungan dengan dan C. Anggap kecepatan partikel (v), luas penampang (A) Karena jika fluida tak termampakan maka
banjir yang luas penampang dan massa jenis (ρ) fluida pada titik Adan B sama. debit fluida dititi mana saja selalu konstan
diakibatkan oleh yang berbeda, siswa Sedangkan luas penampang pada titik C lebih besar • Salah
jebolnya tanggul diminta untuk dibandingkan titik A dan B. angkajika fluida tak termampatkan maka
menentukan benar kelajuan berbanding terbalik dengan luas
atau salah Tentukan benar atau salah pernyataan dibawah ini ! penampang. Titik C memiliki penampang
pernyataan yang Pernyataan Ben Sal yang lebih besar dibandingkan titik A dan B
disajikan ar ah maka titik C memiliki kelajuannya lebih
kecil.
Debit fluida pada titik C lebih
• Salah
besar dari debit fluida di titik
A dan B
Kelajuan di titik C lebih besar
dari pada titik B dan A
Debit fluida dan kelajuan di
titik A, B dan C sama
128

Indikator literasi IPKD Indikator Soal Soal Jawaban No


numerasi soal

3.4.15 Diberikan dua Perhatikan gambar berikut untuk menjawab soal nomor 5-8 ! Diketahui : 5
Memberikan penampang tempat • v1 = 3 m/s
contoh konsep aliran air dengan • P1 = 12300 Pa
penerapan hukum luas yang berbeda, • v2 = 0.75 m/s
Bernoulli pada siswa diminta untuk • h2 = 0 m
kecepatan air pada menentukan • g = 9,8m/s2
lubang kebocoran tekanan dari salah
satu penampang Penyelesaian
P1 + 1/2ρv¬1¬2 + ρgh1 = P2 + 1/2ρv¬2¬2 + ρgh2

12300 Pa + ½(1000)(3)2 + 0 = P2 + ½(1000)(0,75)2


+0

P2 = 12300 Pa + ½(1000)(3)2 – ½(1000)(0,75)2 – 0


Jika dua penampang tempat aliran air mengalir dari waduk
tersebut memiliki luas penampang yang berbeda. Bila
P2 = 12300 Pa + 4500 – 281,25
129

Indikator literasi IPKD Indikator Soal Soal Jawaban No


numerasi soal
terdapat air yang melewati titik A maka kecepatan pada
penampang A sebesar 3 m/s dengan P1 = 12300 Pa, P2 = 16518,75 Pa
sedangkan bila melewati penampang B kecepatan airnya
sebesar 0.75 m/s. Maka, tentukan besar tekanan pada
penampang B!

………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
……………………………………………………

Diberikan air pam Air PAM memasuki rumah melalui sebuah pipa berdiameter Pipa masukan ke rumah sebagai titik 1 dan pipa bak 7
yang melalui sebuah 4,0 cm pada tekanan 6,0 atm (1 atm = 1,0 x 105 Pa). Pipa mandi sebagai titik 2. Diketahui untuk titik 1 (pipa
pipa berdiameter menuju ke kamar mandi lantai kedua pada ketinggian 5,0 m masuk) adalah :
tertentu dan menuju dengan diameter pipa 2,0 cm (lihat gambar). Jika kelajuan Diameter D1 = 4,0 cm = 4,0 x 10-2 m
ketingiian, siswa air pada pipa masukan adalah 4,0 m/s, hitunglah kelajuan air Tekanan p1 = 6,0 atm = 6,0 x 105 pa
diminta untuk tersebut ! Kelajuan v1 = 4,0 m/s dan ketinggian h1 = 0 (titik 1
menentukan ……………………………………………………………… diambil sebagai acuan).
kelajuan air ……………………………………………………………… Diketahui untuk titik 2 (pipa bak mandi) adalah :
tersebut. …………………….………………………………………… Diameter D2 = 2,0 cm = 20-2 m
………………………………. Ketinggian h2 = 5,0 m.
Kelajuan air dalam pipa bak mandi v2 dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan kontinuitas untuk
perbandingan diameter yang diketahui :
𝐷1 2
𝑣2 = ( ) 𝑣1
𝐷2
130

Indikator literasi IPKD Indikator Soal Soal Jawaban No


numerasi soal
(sebab v berbanding terbalik dengan kuadrat
diameter)
2
4,0 x 10−2
= ( ) 4,0 m/s = 16 m/s
20−2

Diberikan gambaran Jika air dalam bak di lantai 2 terdapat bocoran halus pada Ya 6
terdapat kebocoran bagian bawahnya hingga air jatuh ke lantai 1. Apakah
di ketinggian kelajuan fluida yang meyembur keluar dari lubang sama
tertentu, siswa seperti kelajuan sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian h.
diminta untuk
menentukan ya atau • Ya
tidak pernyataan • Tidak
tersebut.
Melanjutkan soal Berikan penjelasan jawaban nomor 7 ! jika terdapat kebocoran di dasar tangki pada 8
sebelumnya, siswa ………………………………………………………… ketingian tertentu maka sama dengan sebuah benda
diminta untuk ………………………………………………………… yang jatuh bebas dari ketinggian tertentu. Pada
memberikan ………………………………………………………… teorema Torricelli menyatakan hanya berlaku jika
penjelasan ………………………………………………………… ujung atas wadah terbuka terhadap atmosfer dan luas
mengenai pilihan ……………….. lubang jauh lebih kecil dari pada luas penampang
sebelumnya wadah

Diberikan 2 pipa Jika pipa 1 yang berdiamater 4,0 cm dihubungkan dengan Tentukan benar atau salah 9
yang berdiamater pipa 2 yang berdiameter 2,0 cm kemudian anggap kedua • Benar
berbeda, siswa pipa tersebut dengan posisi horizontal maka tentukan benar • Salah
diminta untuk atau salah pernyataan dibawah ini ! • Salah
menentukan benar Karena ketiga jawaban tersebut mengacu pada
atau salah Pernyataan Benar Salah yaitu pada pipa mendatar atau
asas Bernaulli
131

Indikator literasi IPKD Indikator Soal Soal Jawaban No


numerasi soal
pernyataan yang Tekanan yang paling besar berada pada pipa 1 dan horizontal, tekanan fluida paling besar adalah
disajikan kelajuan fluida yang paling besar berapa pada pipa 2 pada bagian yang kelajuan alirnya paling kecil
dan tekanan paling kecil adalah pada bagian
Tekanan yang paling besar berada pada pipa 2 dan yang kelajuan alirnya paling besar. Semakin
kelajuan fluida yang paling besar berapa pada pipa 1 sempit penampang maka kelajuan alirnya
Tekanan yang paling besar dan kelajuan fluida yang semakin besar dan begitu sebaliknya.
paling besar berapa pada pipa 1 dan 2
3.4.16 Diberikan 2 gambar Perhatikan gambar dibawah ini untuk menjawab soal 9-10 Tentukan benar atau salah 9
Mengimplementa mengenai contoh • Benar. Karena apabila tekanan di atas sayap (p2)
sikan penerapan hukum Bernoulli, lebih kecil dari tekanan di bawah sayap (p1)
hukum Bernoulli siswa diminta untuk maka pesawat atau burung dapat terangkat dan
pada hellikopter menentukan begitu sebaliknya
mainan (pesawat) pernyataan benar • Benar. Karena gaya angkat pesawat dan burung
atau salah pada table dipengaruhi oleh berat, kelajuan dan ukuran
sayapnya. Semakin besar kelajuan dan ukuran
sayapnya maka gaya angkatnya semakin besar
• Salah. Karena bentuk sayap sangat berpengaruh
dalam menantukan arah udara. Bentuk sayap
seperti sayap burung dengan bagian depan lebih
Pernyataan Benar tebalSalah
dapat membuat udara bergerak lebih cepat
Burung dan pesawat dapat terbang karena diatas sayap sehingga tekanannya menurun dan
tekanan diatas sayap lebih rendah dibandingkan tekanan di bawah sayap lebih tinggi sehingga
tekanan dibawah sayap sayap terdorong ke atas.
Burung dan pesawat dapat terbang bergantung
pada berat, kelajuan dan ukuran sayapnya.
132

Indikator literasi IPKD Indikator Soal Soal Jawaban No


numerasi soal
Pesawat terbang memiliki bentuk sayap yang
mirip sayap burung yaitu melengkung dan lebih
tebal dibagian depan dari pada bagian
belakangnya yang dinamakan aerofil. Namun
bentuk sayap ini tidak terlalu berpengaruh
terhadap gaya angkat pesawat.

Diberikan gambaran Pada saat pesawat lepas landas maka pesawat terangkat ke Jawaban : b 10
contoh penerapan udara. Supaya pesawat tersebut dapat terangkat maka ? Karena F1 – F2 > mg berarti gaya angkat lebih
hukum Bernoulli, a. F1 = F2 . mg besar dari berat pesawat sehingga pesawat dapat
siswa diminta untuk b. F1 – F2 > mg terbang, jika F1 – F2 < mg maka berarti berat
menentukan c. F1 – F2 < mg pesawat lebih besar dan tidak dapat terbang dan
rumusan yang tepat d. F1 – F2 = mg F1 – F2 = mg berarti gaya angkat dan berat
mengenai situasi pesawat sama, ini bias terjadi jika pesawat sudah
tersebut. mencapai ketinggian tertentu.
133

Lampiran 6 Rubrik Penilaian Soal Test Pemahaman Konsep

No Rubrik Skor
1 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
2 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
3 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
4 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
5 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
6 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
7 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
8 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
9 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
10 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
11 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
12 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
13 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
14 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
15 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
16 • Jawaban benar, alasan benar 2
• Jawaban benar, alasan salah/ alasan benar, jawaban salah 1
• Jawaban salah/tidak menjawab 0
134

Lampiran 7 Pedoman Wawancara Pretest dan Post Test

Nama Sekolah :
Kelas :
Nama Siswa :
Jenis Kelamin :
Hari/Tanggal Wawancara :
1. Apakah anda menyukai pembelajaran fisika ?
2. Bagaimana perasaan anda ketika belajar fisika ?
3. Bagaimana kegiatan pembelajaran fisika yang dilaksanakan di sekolah saat ini ?
4. Kegiatan mana sajakah yang membuat anda tertarik belajar fisika ?
5. Apakah kegiatan tersebut membantu anda menguasai konsep yang diajarkan ?
6. Apakah selama pembelajaran fisika, anda dilatih untuk memodelkan suatu
konsep fisika ?
7. Apakah selama pembelajaran fisika, anda dilatih untuk menyelidiki kebenaran
dari suatu konsep fisika ?
8. Apa saja media yang digunakan guru selama pembelajaran fisika ?
9. Apakah media tersebut membantu anda menguasai konsep fisika ?
10. Soal nomor berapa yang anda anggap sulit ?
135

Lampiran 8 Hasil Uji Empirik


HASIL UJI EMPIRIK SOAL PRETEST DAN POSTEST
A. Pemahaman Konsep
Uji empirik dilakukan di SMA Negeri 4 Kerinci, Jambi terhadap 111 siswa
kelas XII MIPA yang sudah menempuh materi fluida dinamis. Berdasarkan uji
validitas yang dilakukan pada 16 soal didapatkan hasil 8 soal sebagai berikut.

16 soal pemahaman konsep menunjukkan 8 soal valid dan dalam keadaan


infit (rentang 0,77 sampai 1,30 ) dengan nilai reability of estimate sebesar .69 yang
termasuk dalam kategori cukup. Sehingga 8 butir soal tersebut valid dan layak
digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa.
B. Literasi Numerasi
136

Soal literasi numerasi menunjukkan 10 soal valid dan dalam keadaan infit
(rentang 0,77 sampai 1,30 ) dengan nilai reability of estimate sebesar .85 yang
termasuk dalam kategori bagus. Sehingga 10 butir soal tersebut valid dan layak
digunakan untuk mengukur literasi numerasi siswa.
137

Lampiran 9 Hasil Pretest dan Posttest Pemahaman Konsep dan Literasi


Numerasi
A. Pemahaman Konsep
NO
PRETEST POSTTEST
SISWA
1 44 94
2 44 85
3 63 95
4 38 93
5 69 95
6 57 94
7 44 98
8 38 94
9 38 95
10 31 93
11 44 95
12 38 93
13 50 94
14 44 95
15 44 95
16 44 100
17 68 94
18 31 98
19 44 94
20 50 83
21 38 85
22 38 93
23 69 93
24 44 100
25 44 98
26 50 93
27 38 98
28 38 100
29 69 88
30 44 100
31 44 95
32 50 98

B. Literasi Numerasi

NO
PRETEST POSTTEST
SISWA
138

1 38 90
2 28 85
3 33 95
4 33 93
5 28 95
6 26 90
7 10 98
8 13 90
9 8 95
10 23 93
11 13 95
12 23 93
13 18 90
14 20 95
15 23 95
16 23 100
17 20 90
18 13 98
19 13 90
20 15 83
21 23 85
22 15 93
23 20 93
24 10 100
25 20 98
26 13 93
27 13 98
28 18 100
29 28 88
30 10 100
31 8 95
32 8 98
139

Lampiran 10 Analisis Data Terhadap Hasil Pretest dan Postest Pemahaman


Konsep
A. Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 32
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 4.45829345
Most Extreme Differences Absolute .107
Positive .082
Negative -.107
Test Statistic .107
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai sig .200 lebih dari 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal

B. Paired sample test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean


Pair 1 PRETEST 46.53 32 10.695 1.891

POSTTEST 93.56 32 4.565 .807

Berdasarkan nilai mean pretest dan posttest terdapat peningkatan yaitu dari 46,53
menjadi 93,56. Dengan demikian dapat disimpulakn model pembelajaran tersebut
dapat berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman konsep siswa dalam materi
fluida dinamis

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PRETEST & POSTTEST 32 -.214 .239


140

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the

Std. Std. Error Difference Sig. (2-


Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair PRETEST – - -
1 POSTTEST 47.03 12.496 2.209 -51.537 -42.526 21.29 31 .000
1 0

Berdasarkan table tersebut diatas diperoleh nilai sig = 0.000 yang berarti lebih
kecil dari α 0.05 yang berarti H1 diterima yaitu ada perbedaan sebelum dan
setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tersebut.
141

C. N gain

Kode Siswa N_gain Kategori N_gain Persen Tafsiran efektifitas


Siswa 1 .82 Tinggi 82.14 % Efektif
Siswa 2 .73 Tinggi 73.21 % Cukup Efektif
Siswa 3 .86 Tinggi 86.49 % Efektif
Siswa 4 .89 Tinggi 88.71 % Efektif
Siswa 5 .84 Tinggi 83.87 % Efektif
Siswa 6 .77 Tinggi 76.74 % Efektif
Siswa 7 .96 Tinggi 96.43 % Efektif
Siswa 8 .84 Tinggi 83.87 % Efektif
Siswa 9 .92 Tinggi 91.94 % Efektif
Siswa 10 .90 Tinggi 89.86 % Efektif
Siswa 11 .91 Tinggi 91.07 % Efektif
Siswa 12 .89 Tinggi 88.71 % Efektif
Siswa 13 .80 Tinggi 80.00 % Efektif
Siswa 14 .91 Tinggi 91.07 % Efektif
Siswa 15 .91 Tinggi 91.07 % Efektif
Siswa 16 1.00 Tinggi 100.00 % Efektif
Siswa 17 .69 Sedang 68.75 % Cukup Efektif
Siswa 18 .97 Tinggi 97.10 % Efektif
Siswa 19 .82 Tinggi 82.14 % Efektif
Siswa 20 .66 Sedang 66.00 % Cukup Efektif
Siswa 21 .76 Tinggi 75.81 % Cukup Efektif
Siswa 22 .89 Tinggi 88.71 % Efektif
Siswa 23 .77 Tinggi 77.42 % Efektif
Siswa 24 1.00 Tinggi 100.00 % Efektif
Siswa 25 .96 Tinggi 96.43 % Efektif
Siswa 26 .86 Tinggi 86.00 % Efektif
Siswa 27 .97 Tinggi 96.77 % Efektif
Siswa 28 1.00 Tinggi 100.00 % Efektif
Siswa 29 .61 Sedang 61.29 % Cukup Efektif
Siswa 30 1.00 Tinggi 100.00 % Efektif
Siswa 31 .91 Tinggi 91.07 % Efektif
Siswa 32 .96 Tinggi 96.00 % Efektif

𝑆𝑘𝑜𝑟𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
94,31 − 46,53
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
100 − 46,53
142

47,78
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = = 0,89 (Kategori: Tinggi)
53,47

Berdasarkan perhitungan N-Gain dapat dilihat bahwa besar rata-rata


peningkatan skor pretest dan postest dari 32 siswa sebesar 0,89 dengan peningkatan
berada pada kategori tinggi.
D. Kohensdi

❖ Perhitungan Effect Size Pretest dan Postest Pemahaman Konsep :


𝑀𝐴 − 𝑀𝐵
𝑑=
(𝑛 − 1)𝑆𝐷𝐴2 + (𝑛𝐵 − 1)𝑆𝐷𝐵2
√ 𝐴
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 − 2
94,31 − 46,53
𝑑=
( ) 2 2
√ 32 − 1 4,22 + (32 − 1)10,69
32 + 32 − 2
47,78
𝑑=
√(31)17,80 + (31)114,27
62
47,78
𝑑= = 0,72 (Kategori : Moderat effect)
66,03

Hasil perhitungan d-Cohen’s Effect Size diperoleh nilai sebesar 0,72 yang
menunjukkan pembelajaran tersebut mempengaruhi pemahaman konsep siswa
dalam kategori sedang atau Moderat effect.
143

Lampiran 11 Analisis Data Terhadap Hasil Pretest dan Postest Literasi


Numerasi
A. Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 32
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 4.25405954
Most Extreme Differences Absolute .101
Positive .075
Negative -.101
Test Statistic .101
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai sig .200 lebih dari 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal

B. Paired sample test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PRETEST 18.97 32 8.002 1.415

POSTTEST 93.56 32 4.565 .807

Berdasarkan nilai mean pretest dan posttest terdapat peningkatan yaitu dari 30,66
menjadi 50,47. Dengan demikian dapat disimpulakn model pembelajaran tersebut
dapat berpengaruh positif terhadap kemampuan literasi numerasi siswa dalam
materi fluida dinamis

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PRETEST & POSTTEST 32 -.362 .041


144

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence

Std. Std. Interval of the

Deviatio Error Difference Sig. (2-


Mean n Mean Lower Upper t df tailed)

Pair PRETEST – - -
1 POSTTEST 74.59 10.552 1.865 -78.398 -70.789 39.98 31 .000
4 9

Berdasarkan table tersebut diatas diperoleh nilai sig = 0.000 yang berarti lebih
kecil dari α 0.05 yang berarti H1 diterima yaitu ada perbedaan sebelum dan
setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tersebut.

C. N gain

Kode Siswa N_gain Kategori N-gain Persen Tafsiran Efektifitas


Siswa 1 .84 Tinggi 83.87 % Efektif
Siswa 2 .79 Tinggi 79.17 % Efektif
Siswa 3 .93 Tinggi 92.54 % Efektif
Siswa 4 .90 Tinggi 89.55 % Efektif
Siswa 5 .93 Tinggi 93.06 % Efektif
Siswa 6 .86 Tinggi 86.49 % Efektif
Siswa 7 .98 Tinggi 97.78 % Efektif
Siswa 8 .89 Tinggi 88.51 % Efektif
Siswa 9 .95 Tinggi 94.57 % Efektif
Siswa 10 .91 Tinggi 90.91 % Efektif
Siswa 11 .94 Tinggi 94.25 % Efektif
Siswa 12 .91 Tinggi 90.91 % Efektif
Siswa 13 .88 Tinggi 87.80 % Efektif
Siswa 14 .94 Tinggi 93.75 % Efektif
Siswa 15 .94 Tinggi 93.51 % Efektif
Siswa 16 1.00 Tinggi 100.00 % Efektif
Siswa 17 .88 Tinggi 87.50 % Efektif
Siswa 18 .98 Tinggi 97.70 % Efektif
Siswa 19 .89 Tinggi 88.51 % Efektif
Siswa 20 .80 Tinggi 80.00 % Efektif
Siswa 21 .81 Tinggi 80.52 % Efektif
Siswa 22 .92 Tinggi 91.76 % Efektif
145

Siswa 23 .91 Tinggi 91.25 % Efektif


Siswa 24 1.00 Tinggi 100.00 % Efektif
Siswa 25 .98 Tinggi 97.50 % Efektif
Siswa 26 .92 Tinggi 91.95 % Efektif
Siswa 27 .98 Tinggi 97.70 % Efektif
Siswa 28 1.00 Tinggi 100.00 % Efektif
Siswa 29 .83 Tinggi 83.33 % Efektif
Siswa 30 1.00 Tinggi 100.00 % Efektif
Siswa 31 .95 Tinggi 94.57 % Efektif
Siswa 32 .98 Tinggi 97.83 % Efektif

𝑆𝑘𝑜𝑟𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
93,56 − 18,96
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
100 − 18,96
74,6
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = = 0,92 (Kategori: Tinggi)
81,04

Berdasarkan perhitungan N-Gain dapat dilihat bahwa besar rata-rata


peningkatan skor pretest dan postest dari 32 siswa sebesar 0,92 dengan peningkatan
berada pada kategori tinggi.

D. Kohensdi

❖ Perhitungan Effect Size Pretest dan Postest Literasi numerasi :


𝑀𝐴 − 𝑀𝐵
𝑑=
(𝑛 − 1)𝑆𝐷𝐴2 + (𝑛𝐵 − 1)𝑆𝐷𝐵2
√ 𝐴
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 − 2
93,56 − 18,96
𝑑=
( ) 2 2
√ 32 − 1 4,56 + (32 − 1)8,0
32 + 32 − 2
74,6
𝑑=
√(31)20,79 + (31)64
62
74,6
𝑑 = 42,39 = 1,75 (Kategori : Strong Effect)

Hasil perhitungan d-Cohen’s Effect Size diperoleh nilai sebesar 1,75 yang
menunjukkan pembelajaran tersebut mempengaruhi literasi numerasi siswa dalam
kategori kuat atau strong effect
146

Lampiran 12 Hasil Wawancara Pretest dan Postest

A. Hasil Wawancara Pretest


Hasil reduksi data wawancara pretest yang diperoleh dari siswa dijelaskan
dalam tabel berikut :

Pertanyaan Jawaban
Apakah anda menyukai pembelajaran • Tidak suka karena saya tidak suka
fisika ? hitungan
• Kadang-kadang suka, kadang-
kadang tidak
• Tidak suka tapi tergantung
gurunya
Bagaimana perasaan anda ketika • Biasa saja
belajar fisika ? • Seperti biasa namun kadang bosan
juga
• Tidak paham
Bagaimana kegiatan pembelajaran • Mengerjakan soal berkelompok
fisika yang dilaksanakan di sekolah • Membuat tugas
saat ini ? • Menulis materi
Kegiatan mana sajakah yang membuat • Tidak tertarik untuk mengerjakan
anda tertarik belajar fisika ? tugas
• Menulis materi
Apakah kegiatan tersebut membantu • Tidak, karena pembelajaran online
anda menguasai konsep yang diajarkan • Kurang menguasai karena online
? jadi tidak focus
• Kurang menguasai karena tidak
paham konsep jika belajar sendiri
dirumah
Apakah selama pembelajaran fisika, • Tidak tahu
anda dilatih untuk memodelkan suatu
konsep fisika ?
Apakah selama pembelajaran fisika, • Tidak tahu, mungkin saja tidak
anda dilatih untuk menyelidiki • Mungkin saja ada, tapi saya tidak
kebenaran dari suatu konsep fisika ? paham
Apa saja media yang digunakan guru • Belajar online seperti di WA
selama pembelajaran fisika ? • Pernah juga belajar melalui
youtube
Apakah media tersebut membantu anda • Tidak paham
menguasai konsep fisika ?
147

• Sedikit paham jika guru


memberikan video
• Paham jika ada video
Soal nomor berapa yang anda anggap • Bingung
sulit ? • Semuanya
• Sebagian besar soal sulit

B. Hasil Wawancara Post Test


Hasil reduksi data wawancara Post Test yang diperoleh dari siswa
dijelaskan dalam tabel berikut :

Pertanyaan Jawaban
Apakah anda menyukai pembelajaran • Sedikit lebih suka dibandingkan
fisika ? dulu
• Suka, apalagi disaat membuat alat
• Suka, karena lebih paham
membuat alat sendiri dan
menghubungkan dengan rumus
sehingga mengerti dalam
menerapkan rumus tersebut
Bagaimana perasaan anda ketika • Tidak membosankan karena
belajar fisika ? semua teman bekerja membuat
alat dan mencari hasil yang sudah
ada di lembar yang diberikan guru
• Menarik dalam membuat
pesawat walaupun hasil
pesawatnya tidak terlalu bagus,
tapi ini menyenangkan
Bagaimana kegiatan pembelajaran • Sekarang sudah ada prakteknya
fisika yang dilaksanakan di sekolah • Sekarang lebih banyak kerja
saat ini ? kelompok dalam membuat
project
Kegiatan mana sajakah yang membuat • Membuat project Bersama
anda tertarik belajar fisika ? kelompok
• Menghubungkan hasil dari
project dengan rumus
• Membuat pesawat
148

Apakah kegiatan tersebut membantu • Lebih menguasai materi


anda menguasai konsep yang diajarkan dibandingkan sebelumnya karena
? ada penerapan secara langsung
• Sangat menguasai yang
sebelumnya hanya hafalan
sekarang saya tahu implementasi
dari rumus pada project yang
dibuat
• Lebih baik dibadingkan dulu
karena ada teman untuk
berdiskusi
Apakah selama pembelajaran fisika, • Selama 3 pertemuan ini
anda dilatih untuk memodelkan suatu sepertinya iya
konsep fisika ? • Iya
• Belum terlalu bisa memodelkan
konsep fisika
Apakah selama pembelajaran fisika, • Iya
anda dilatih untuk menyelidiki • Iya, banyak contoh yang diberikan
kebenaran dari suatu konsep fisika ? di kehidupan nyata dan diminta
untuk mengumpulkan kebenaran
dari konsep tersebut
Apa saja media yang digunakan guru • WA
selama pembelajaran fisika ? • Gnomio
• Youtube
Apakah media tersebut membantu anda • Iya sangat membantu
menguasai konsep fisika ? • Sangat membantu, apalagi
disediakan link video yang tepat
sesuai materi jadi penjelasannya
lebih jelas
Apa yang anda ketahui tentang fluida • Aliran fluida dapat merupakan aliran
ideal ? tunak (steady) atau tak tunak (non
steady). Jika kecepatan v di suatu
titik adalah konstan terhadap waktu,
maka aliran fluida dikatakan tunak.
Contoh aliran tunak adalah arus air
yang mengalir dengan tenang
(kelajuan aliran rendah). Pada aliran
149

tak tunak, kecepatan v di suatu titik


tidak konstan terhadap waktu.
Contoh aliran tak tunak adalah
gelombang pasang air laut.
• Aliran fluida dapat termampatkan
(compressible) atau tak
termampatkan (incompressible). Jika
fluida yang mengalir tidak
mengalami perubahan volum (atau
massa jenis) ketika ditekan, maka
aliran fluida dikatakan tak
termampatkan. Hampir semua zat
cair yang bergerak (mengalir)
dianggap sebagai aliran tak
termampatkan
Soal nomor berapa anda anggap sulit ? • Sudah pernah mempelajari
sebelumnya, jadi tidak sulit lagi
• Rata-rata semuanya tidak terlalu
sulit
150

Lampiran 13 Surat Penelitian


151
152

Lampiran 14 Surat Balasan Penelitian


153

RIWAYAT HIDUP

Gepi Sartianis dilahirkan di Kerinci, Jambi tanggal 06 April 1998. Putri pertama
dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sardiman dan Ibu Anis Rawati. Penulis
menempuh Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 4 Kerinci, Jambi hingga tahun
2016. Pada tahun 2016, penulis melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Negeri
Universitas Jambi dengan mengambil program studi pendidikan fisika dan lulus
pada tahun 2020. Selanjutnya, pada tahun 2020 penulis melanjutkan kembali studi
magister di Universitas Negeri Malang pada program studi Pascasarjana Pendidikan
Fisika.

Anda mungkin juga menyukai