Anda di halaman 1dari 167

PROFIL BERPIKIR KREATIF SISWA SMA

DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PELUANG


DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA

TESIS

ISTIQOMAH
NIM 181001

STKIP PGRI JOMBANG


PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2021
PROFIL BERPIKIR KREATIF SISWA SMA
DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PELUANG
DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA

TESIS
Diajukan kepada
STKIP PGRI Jombang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan program Magister

Oleh :

ISTIQOMAH
NIM 181001

STKIP PGRI JOMBANG


PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis oleh Istiqomah ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan
Jombang, Pebruari 2021
Pembimbing 1

Dr. Syarifatul Maf’ulah, M.Pd


NIDN. 0707078604

Jombang, November 2020


Pembimbing 2

Dr. Abd Rozak, M.Si


NIDN. 0178038201

i
LEMBAR PENGESAHAN

Tesis oleh Istiqomah ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada

tanggal Pebruari 2021

Dewan Penguji

……………….. Ketua

Anggota

Anggota

Anggota

Mengesahkan, Mengetahui,
Ketua STKIP PGRI Jombang Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika

Dr. Munawaroh, M.Kes Dr. Wiwin Sri Hidayati,M.Pd


NIP. 196411251991032001 NIP. 197305022005012001

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Istiqomah
NIM : 181001
Program : Magister Pendidikan Matematika
Program Studi : Pendidikan Matematika

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar

adalah tulisan saya dan bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa tesis ini hasil

plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Jombang, Pebruari 2021


Yang membuat pernyataan

Istiqomah

iii
RINGKASAN

Istiqomah, 2021. Profil Berpikir Kreatif Siswa SMA Dalam Menyelesaikan Masalah
Peluang Ditinjau Dari Kemampuan Matematika. Tesis, program studi Pendidikan
Matematika, STKIP PGRI Jombang. Pembimbing 1 : Dr. Syarifatul Maf’ulah,
M.Pd, Pembimbing II : Dr. Abd Rozak, M.Si

Kata kunci Berpikir Kreatif, Menyelesaiakan masalah, Kemampuan Matematika.

Pendidikan merupakan hal penting yang tidak bisa dipisahkan dalam


kehidupan sehari-hari, baik itu pendidikan didalam keluarga, pendidikan di
dalam sekolah maupun pendidikan di dalam masyarakat. Tujuan pendidikan
pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan
tingkah laku baik intelektual, moral, maupun sosial agar dapat hidup
mandiri sebagai individu dan makluk sosial. Tujuan pendidikan pada
kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Tampak pada tujuan pendidikan di atas salah satu kemampuan yang ingin
dicapai adalah kemampuan berpikir kreatif.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Data yang dianalisis adalah data yang didapat dari tes
tertulis dalam menyelesaikan masalah matematika dan hasil wawancara
setelah subjek memecahkan masalah matematika. Data yang diperoleh
selanjunya triangulasi melalui pemberian masalah baru yang setara untuk
dipecahkan pada waktu yang berbeda. Subjek adalah siswa kelas XII SMA
penelitian diperoleh dari tes kemampuan matematika dan soal didapat dari
adopsi soal UN SMA dan kriteria subjek. Data yang sudah diperoleh dalam
penelitian ini dianalisis sesuai dengan teknik analisis data yakni mereduksi
data, menyajikan data dan menarik kesimpulan.
Penelitian ini menghasilkan Subjek berkemampuan tinggi memenuhi
indikator kefasihan dari indikator berpikir kreatif. Hal ini terbukti dari
jawaban yang diberikan lebih dari satu jawaban beragam dan benar dari soal
yang diberikan. Subjek memenuhi indikator keluwesan dari indikator
berpikir kreatif. Hal ini terbukti dari mengajukan beragam cara untuk
menyelesaikan soal yang diberikan. Subjek memenuhi indikator kebaruan
dari indikator berpikir kreatif. Hal ini subjek terbukti dari kemampuan
dalam menjawab berbeda beda dan bernilai benar hasil idenya sendiri.
Dengan demikian, subjek memenuhi semua indikator berpikir kreatif, yaitu
indikator kefasihan, keluwesan, dan kebaruan. subjek yang berkemampuan
sedang, subjek cukup memenuhi indikator kefasihan dari indikator berpikir
kreatif. Hal ini terbukti dari jawaban yang diberikan lebih dari satu jawaban
beragam dan benar dari soal yang diberikan dengan dampingan . Subjek
memenuhi indikator keluwesan dari indikator berpikir kreatif. Hal ini
terbukti dari mengajukan beragam cara untuk menyelesaikan soal yang
iv
diberikan. Subjek memenuhi indikator kebaruan dari indikator berpikir
kreatif. Hal ini terbukti dari kemampuan dalam menjawab berbeda beda dan
bernilai benar hasil idenya sendiri. Dengan demikian, subjek cukup
memenuhi semua indikator berpikir kreatif, yaitu indikator kefasihan,
keluwesan, dan kebaruan. subjek dengan berkemampuan rendah subjek
cukup memenuhi indikator kefasihan dari indikator berpikir kreatif. Hal ini
terbukti dari jawaban yang diberikan lebih dari satu jawaban beragam dan
benar dari soal yang diberikan dengan dampingan. Subjek memenuhi
indikator keluwesan dari indikator berpikir kreatif. Hal ini terbukti dari
mengajukan beragam cara untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Subjek
kurang memenuhi indikator kebaruan dari indikator berpikir kreatif. Hal
terbukti dari kemampuan dalam menjawab berbeda beda dan bernilai benar
hasil ide yang sama. Dengan demikian, subjek kurang memenuhi salah satu
indikator berpikir kreatif, yaitu indikator kebaruan.

v
ABSTRAC

Istiqomah, 2021. Profile of Creative Thinking of High School Students in Solving


Opportunity Problems in terms of Mathematical Ability. Thesis, Mathematics
Education study program, STKIP PGRI Jombang. Supervisor 1: Dr. Syarifatul
Maf'ulah, M.Pd, Advisor II: Dr. Abd Rozak, M.Si

Keywords: Creative Thinking, Problem Solving, Mathematics Ability.

Education is an important thing that cannot be separated in everyday life,


be it education within the family, education in schools or education in the
community. The purpose of education is basically to lead students to changes in
behavior both intellectually, morally, and socially so that they can live
independently as individuals and social beings. The purpose of education in the
2013 curriculum is to prepare Indonesian people to have the ability to live as
individuals and citizens who are faithful, productive, creative, innovative, and
effective and able to contribute to the life of society, nation, state and world
civilization. It appears in the educational goals above that one of the abilities to be
achieved is the ability to think creatively.
This research is a descriptive study using a qualitative approach. The data
analyzed were data obtained from written tests in solving math problems and the
results of interviews after the subjects solved mathematical problems. The data
obtained are then triangulated by giving the same new problem to be solved at
different times. The subjects were students of class XII SMA. The research was
obtained from the mathematics ability test and the questions were obtained from
the adoption of high school UN questions and the subject criteria. The data that
has been obtained in this study were analyzed in accordance with data analysis
techniques, namely reducing data, presenting data and drawing conclusions.
This study produces high-ability subjects to meet fluency indicators of
creative thinking indicators. This is evident from the answers given more than one
diverse and correct answer from the questions given. The subject fulfills the
flexibility indicator of the creative thinking indicator. This is evident from
proposing various ways to solve the problems given. The subject fulfills the
novelty indicator of the creative thinking indicator. This is evident from the
subject's ability to answer different and correct results of their own ideas. Thus,
the subject fulfills all indicators of creative thinking, namely indicators of fluency,
flexibility, and novelty. moderate capable subjects, the subject is sufficient to
meet the fluency indicator of the indicators of creative thinking. This is evident
from the answers given more than one varied and correct answers to the questions
given assisted. The subject fulfills the flexibility indicator of the creative thinking
indicator. This is evident from proposing various ways to solve the problems
given. The subject fulfills the novelty indicator of the creative thinking indicator.
This is evident from the ability to answer differently and is true to the results of
their own ideas. Thus, the subject is sufficient to fulfill all indicators of creative
thinking, namely indicators of fluency, flexibility, and novelty. Subjects with low
ability subjects sufficiently meet the fluency indicators of indicators of creative
thinking. This is evident from the answers given more than one varied and correct

vi
answers to the questions given assisted. The subject fulfills the flexibility
indicator of the creative thinking indicator. This is evident from proposing various
ways to solve the problems given. The subject does not meet the novelty indicator
of the creative thinking indicator. This is evident from the ability to answer
different and correct results of the same idea. Thus, the subject does not fulfill one
of the indicators of creative thinking, namely the indicator of novelty.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya

sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini. Penulis menyadari tesis ini tidak

akan terwujud tanpa dari bantuan, doa, bimbingan dan arahan dari semua pihak.

Disampaikan terimakasih kepada Bapak/Ibu dosen pembimbing tesis yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan motivasi sehingga penulisan tesis ini dapat

diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa proposal tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan proposal tesis ini. Selanjutnya saya juga menyadari bahwa tesis ini

tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Dr. Munawaroh, M.Kes selaku Ketua STKIP PGR Jombang.

2. Dr. Wiwin Sri Hidayati, M.Pd selaku KaProdi.

3. Dr. Syarifatul Maf’ulah, M.Pd Selaku pembimbing I. yang selalu


Memotivasi, memberikan masukan dan bantuan dalam menyelesaikan tesis
ini.

4. Dr. Abd Rozak, M.Si selaku pembimbing II yang selalu memberikan


masukan dan bantuan dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Drs. Ahmad Muslih selaku Kepala Sekolah MAN 10 Jombang yang telah
memberi izin melaksanakan peneletian ini.

6. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan arahan dan semangat dalam


penelitian ini.

7. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Pasca Sarjana Prodi Matematika,


trimakasih atas kerjasama dan dukungannya

viii
8. Pihak Keluarga yang memberi semangat dan dukungan dalam
menyelesaikan tesis ini.

9. Semua yang telah membantu kelancara proses penelitian ini sampai dengan
selesai.

Tidak ada kata yang dapat saya ucapkan untuk menyampaikan rasa terimakasih,

melainkan hanya doa semoga amal baik dari semua pihak tercatat sebagai amal shaleh

yang diridhai oleh Allah SWT dan mendapat balasan yang berlipat ganda di akhirat

kelak.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan

tesis ini.

Jombang, Pebruari 2021

Penulis,

Istiqomah
NIM. 181001

ix
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Cover

Halaman Judul

Lembar Persetujuan .......................................................................................... i

Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii

Pernyataan Keaslian Tulisan ............................................................................ iii

Ringkasan ......................................................................................................... iv

Abstrac ............................................................................................................. vi

Kata Pengantar ................................................................................................. vii

Daftar Isi........................................................................................................... xi

Daftar Tabel ..................................................................................................... viii

Daftar Gambar.................................................................................................. xii

Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Batasan Penelitian ..................................................................................... 8

C. Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 9

D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9

E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 10

E. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Berpikir Kreat ........................................................................................... ... 12

B. Menyelesaikan Masalah ........................................................................... 21

x
C. Kemampuan Perpikir Kreatif Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah

Matematika ............................................................................................... 29

D. Materi Peluang .......................................................................................... 36

E. Kemampuan Matematika .......................................................................... 42

F. Penelitian Terdahulu yang Mendukung .................................................... 43

G. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 47

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.......................................................................................... 49

B. Subyek Penelitian...................................................................................... 49

C. Instrumen Penelitian ................................................................................. 52

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 56

E. Keabsahan Data......................................................................................... 59

F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 59

G. Prosedur Penelitian ................................................................................... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengembangan Instrument Pendukung Penelitian............................ 64

B. Pemilihan Subjek Penelitian ...................................................................... 74

C. Paparan Data, Triangulasi dan Kesimpulan profil BK ............................... 76

BAB V PEMBAHASAN

A. Pembahasan ................................................................................................ 89

BAB VI PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................................... 121

B. Saran ....................................................................................................... 124

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 125

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
2.1 Indikator Proses Berpikir Kreatif .............................................................. 21

2.2 Indikator Pemecahan Masalah Berdasarkan tahapan John Deway............ 28

2.3 Indikator Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Masalah.............. 35

2.4 Kreteria Penskoran..................................................................................... 43

3.1 Skor Kemampuan Matematika.................................................................... 50

4.1 Instrumen Tes TBK 1 dan 2.................................................................... ... 66

4.2 Validasi Instrumen TBK 1 .................................................................... .... 67

4.3 Validasi Instrumen TBK 2 .................................................................... ... 70

4.4 Walidasi Pedoman Wawancara.................................................................... 72

4.5 Daftar Nilai Kemampuan Matematika ....................................................... 74

4.6 Jadwal Pelaksanaan TBK .................................................................... ...... 76

4.7 Hasil TBK 1 dan Wawancara S1 .................................................................... 77

4.8 Hasik TBK 2 dan Wawancara S1 ....................................................................80

4.9 Hasil Wawancara 1Tes Menyelesaikan Masalah 1 dan 2 ........................ . 82

4.10 Hasil BK S1 Dalam Menyelesaikan Masalah Peluang ............................. 85

4.11 Hasil TBK 1 dan Wawancara S2 ........................................................... . 88

4.12 Hasik TBK 2 dan Wawancara S2 .............................................................. 91

4.13 Hasil Wawancara Tes Menyelesaikan Masalah 1 dan 2 S2...................... 93

4.14 Hasil BK S2 Dalam Menyelesaikan Masalah Peluang ............................. 96

4.15 Hasil TBK 1 dan Wawancara S3 ........................................................... . 99

4.16 Hasik TBK 2 dan Wawancara S2 .............................................................. 101

4.17 Hasil Wawancara Tes Menyelesaikan Masalah 1 dan 2 S3...................... 103

4.14 Hasil BK S3 Dalam Menyelesaikan Masalah Peluang ............................. 106


xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1 Kerangka Berpikir Kreatif.......................................................................... 48

3.1 Diagram Alur Pemilihan Subyek Penelitian .............................................. 51

3.2 Diagram Alur Penyusunan Instrumen ........................................................ 54

3.3 Diagram Alur Pedoman Wawancara .......................................................... 55

3.4 Diagram Alur Pengumpulan Data .............................................................. 58

3.5 Diagram Alur Analisis Data ....................................................................... 61

3.6 Prosedur Penelitian .................................................................................... 63

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A : Persiapan penelitian

1. TBK 1......................................................................................................... 127

2. Alternatif TBK 1........................ ................................................................ 128

3. TBK 2 .................... ............................................................................... 130

4. Alternatif TBK 2 ........................................................................................ 132

5. Pedoman wawancara .................................................................................. 134

6. Nama validator instrument penelitian ........................................................ 137

7. Lembar validator TBK 1 dan TBK 2 oleh validator 1 ........................... 138

8. Lembar validator TBk 1 dan 2 oleh validator 2 ....................................... 140

9 Lembar validator pedoman wawancara oleh validator 1 ....................... 142

10. Lembar validator pedoman wawancara oleh validator 2 ....................... 143

11. Hasil penyelesaian TBK 1 subjek 1 .......................................................... 144

12. Hasil penyelesaian TBK 2 subjek 1 ....................................................... 145

13. Hasil penyelesaian TBK 1 subjek 2 ........................................................ 146

14. Hasil penyelesaian TBK 2 subjek 2 ......................................................... 147

15. Hasil penyelesaian TBK 1 subjek 3 ........................................................... 148

16. Hasil penyelesaian TBK 2 subjek 3 ........................................................ 149

17. Surat ijin penelitian ................................................................................ 129

18. Surat keterangan melakukan penelitian .................................................. 130

xiv
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal penting yang tidak bisa dipisahkan dalam

kehidupan sehari-hari, baik itu pendidikan didalam keluarga, pendidikan di

dalam sekolah maupun pendidikan di dalam masyarakat. Pendidikan

hendaknya melihat jauh kedepan dan memikirkan apa yang akan dihadapi

peserta didik pada masa yang akan datang.Pendidikan yang baik adalah

pendidikan yang tidak hanya mempersiapakan para siswanya untuk suatu

profesi atau jabatan, tetapi untuk meyelesaikan masalah yang dihadapinya

dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2007). Oleh karena itu pendidikan

harus sesuai dengan arus perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK).

Proses tujuan belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan

suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar

dapat mempengarui para siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa

menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral,

maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makluk sosial.

Tujuan pendidikan pada kurikulum 2013 adalah untuk

mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai

pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan

efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

bernegara, dan peradaban dunia. Tampak pada tujuan pendidikan di atas

1
2

salah satu kemampuan yang ingin dicapai adalah kemampuan berpikir

kreatif. Namun tujuan pendidikan tersebut belum terwujud secara maksimal

dalam dunia pendidikan di Indonesia hingga saat ini. Menurut Munandar

(2012) penekanan dalam pendidikan hingga saat ini yang terjadi adalah lebih

pada hafalan dan mencari satu jawaban yang benar tarhadap soal-soal yang

diberikan, proses-proses pemikiran tinggi termasuk berpikir kreatif jarang

dilatih. Kemampuan untuk mengasah berpikir kreatif sudah terakomodasi

dalam pembelajaran di sekolah, yaitu pada pelajaran matematika yang

diajarkan dalam suatu lembaga.

Menurut Soejadi (2000) matematika adalah pengetahuan tentang

penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. Salah satu tujuan

diberikan pelajaran Matematika, dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah

menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi

perubahan keadaan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih lanjut hal ini dijabarkan dalam tujuan pembelajaran matematika

di SMA menurut Kemendikbud 2013 yaitu (1) meningkatkan kemampuan

intelektual, khususnya kemampuan tingkat tinggi siswa, (2) membentuk

kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, (3)

memperoleh hasil belajar yang tinggi, (4) melatih siswa dalam

mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis karya ilmiah, dan (5)

mengembangkan karakter siswa.

Menurut Kline (1973) matematika bukanlah pengetahuan yang dapat

menjadi sempurna untuk dirinya sendiri, tetapi matematika terutama untuk

membantu orang memahami dan mengatasi masalah matematika sosial,


3

ekonomi dan alam. Ini tumbuh dan berkembang karena proses berpikir, oleh

karena itu, logika adalah dasar untuk pembentukan matematika. Dalam era

globalisasi saat ini, kemajuan ilmu teknologi menuntut manusia untuk

berpikir secara kreatif guna melahirkan ide-ide inovatif di era yang serba

instanseperti ini. Menurut Munandar (2012), pribadi yang kreatif biasanya

dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang, lebih terorganisir dalam

tindakan serta dapat menghasilkan rencana-rencana inovatif yang telah

dipikirkan dengan matang.

Berpikir kreatif merupakan kegiatan mental yang menghasilkan

sesuatu yang baru hasil dari pengembangan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Coleman dan Hammen (dalam Sukmadinata, 2004) bahwa berpikir kreatif

adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian (originality)

dan ketajaman pemahaman (insight) dalam mengembangkan sesuatu

(generating). Kemampuan berpikir kreatif berkenaan dengan kemampuan

menghasilkan atau mengembangkan sesuatu yang baru, yaitu sesuatu yang

tidak biasa yang berbeda dari ide-ide yang dihasilkan kebanyakan orang.

Menurut Potur dan Barkul (2009) mendefinisikan berpikir kreatif

adalah sebuah kemampuan kognitif orisinil dan proses memecahkan masalah

yang memungkinkan individu menggunakan intelegensinya dengan cara yang

unik dan diarahkan menuju pada sebuah hasil. Kemampuan kognitif orisinil

ini menekankan pada kemampuan kognitif seseorang untuk menciptakan

sesuatu yang unik yang berbeda dengan apa yang dimiliki orang lain.

Menurut de Bono (2007) kemampuan siswa dalam berpikir kreatif

memungkinkan siswa tersebut memperoleh banyak cara atau alternatif


4

penyelesaian dari suatu masalah. Meskipun terkadang terlalu banyak cara

akan menyulitkan sampai kepada hasil akhir, namun dengan banyaknya

pilihan akan memungkinkan siswa sampai kepada tujuan dibandingkan siswa

yang memang benar-benar tidak memiliki cara untuk sampai kepada solusi

masalahnya. Oleh karena itulah berpikir kreatif sangat penting dalam diri

seorang siswa. Berpikir kreatif merupakan kunci dari berpikir untuk

merancang, memecahkan masalah, untuk melakukan perubahan dan

perbaikan, memperoleh gagasan baru. Sedangkan menurut Al-Khalili (2005)

seorang pribadi yang kreatif mampu untuk memberikan kita suatu pemikiran

baru atas permasalahan-permasalahan yang dia hadapi atau kita hadapi, baik

yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau berkaitan dengan kajian-

kajian praktikum. Melalui berpikir kreatif siswa diharapkan juga dapat

menyelesaikan masalahnya dalam kehidupan sehari-hari secara kreatif.

Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang berhubungan

dengan kreativitas yang dapat diartikan sebagai cara berpikir untuk

mengubah atau mengembangkan suatu permasalahan, melihat situasi atau

permasalahan dari sisi yang berbeda, terbuka pada berbagai ide dan gagasan

bahkan yang tidak umum.

Pentingnya kemampuan berpikir kreatif dalam aktivitas

menyelesaikan masalah ditunjukkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

Hwang et al (2004). Berdasarkan penelitiannya yang berjudul Multiple

Representation Skills and Creativity Effects on Mathematical Problem

Solving Using a Multimedia Whiteboard, mereka menyimpulkan bahwa

kemampuan elaborasi, yang merupakan salah satu komponen berpikir kreatif,


5

merupakan faktor kunci yang menstimulasi siswa untuk mengkreasi

pengetahuan mereka dalam aktivitas menyelesaikan masalah. Kemampuan

berpikir kreatif mendukung kinerja individu dalam aktivitas menyelesaikan

masalah.

Ghufron dan Rini (2014: 101) mengemukakan bahwa kemampuan

berpikir kreatif memiliki perananan penting dalam kehidupan karena

kreativitas merupakan sumber kekuatan sumber daya manusia yang handal

untuk menggerakkan kemajuan manusia dalam hal penelusuran,

pengembangan, dan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi serta dalam semua bidang usaha manusia.

Kemampuan berpikir kreatif diperlukan untuk mengembangkan diri manusia

dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-

hari. Tanpa kemampuan berpikir kreatif, seseorang tidak akan menemukan

jawaban untuk mengatasi permasalahannya sehingga dimungkinkan tidak

akan pernah terjadi kemajuan dalam hidupnya.Kemampuan berpikir kreatif

dapat meningkatkan pemahaman dan mempertajam bagian-bagian otak yang

berhubungan dengan kognitif murni. Ketika kemampuan berpikir kreatif

berkembang maka akan melahirkan gagasan (ide), menemukan hubungan

yang saling berkaitan, membuat dan melakukan imajinasi, serta mempunyai

banyak perspektif terhadap suatu hal. Siswa yang memiliki kemampuan

berpikir kreatif tinggi cenderung akan merasa tertantang dan tertarik untuk

menyelesaikan berbagai masalah dalam belajar.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ali Mahmud (2008)

menunjukan bahwa berpikir kreatif dan menyelesaikan masalah sangat


6

berkaitan erat. Kemampuan berfikir kreatif merupakan syarat dari

kemampuan menyelesaikan masalah dalam mengeksplorasi berbagai

alternatif cara atau solusi. Sedangkan perkembangan potensi kreatif siswa

merupakan pemicu dari aktivitas menyelesaikan masalah.Keterkaitan

demikian perlu dieksplorasi sebagai dasar untuk mengembangkan kedua

kemampuan tersebut. Maka berpikir kreatif dipandang sebagai syarat bagi

tumbuhnya kemampuan menyelesaikan masalah. Namun, sebaliknya,

menyelesaikan masalah dapat pula dipandang sebagai sarana untuk

menumbuhkan kreativitas. Perlu diketahui bahwa menyelesaikan masalah

mempunyai berbagai peran, yakni sebagai kemampuan, pendekatan, dan

sebagai konteks (aktivitas menyelesaikan masalah).

Menurut Siswono (2008:16) menyatakan mengenai berpikir kreatif

sebagai beikut. berpikir kreatif merupakan suatu kebiasaan dari pemikiran

yang tajam dengan intuisi, menggerakkan imaginasi, mengungkapkan (to

reveal) kemungkinan-kemungkinan baru, membuka selubung (unveil) ide-ide

yang menakjubkan dan inspirasi ide-ide yang tidak diharapkan. Berpikir

kreatif merupakan salah satu jenis berpikir yang mengarahkan diperolehnya

pengetahuan baru, pendekatan baru, perspektif baru, atau cara baru dalam

memahami sesuatu dan biasanya berpikir kreatif terjadi ketika dipicu oleh

tugas-tugas atau masalah yang menantang (McGregor, 2007).

Pehkonen (1997) menjelaskan bahwa salah satu manfaat

menyelesaikan masalah yaitu melatih kreatifitas. Salah satu cara untuk

mendorong berpikir kreatif yang paling penting adalah mengembangkan

bagaimana masalah tersebut dapat diselesaikan.


7

Siswa kreatif dalam berpikir untuk memecahkan masalah merupakan

salah satu tujuan yang harus dicapai dari mata pelajaran matematika. Berpikir

kreatif merupakan pemikiran yang bersifat keaslian dan reflektif dan

menghasilkan suatu produk yang komplek dalam permasalahan matematika.

Berpikir tersebut melibatkan sintesis ide-ide, membangun ide-ide baru dan

menentukan efektivitasnya. Krulik (1999) yang mendefinisikan berpikir

kreatif sebagai pemikiran yang original dan menghasilkan suatu hasil yang

komplek, yang meliputi merumuskan ide-ide, menghasilkan ide-ide baru, dan

menentukan keefektifannya.

Melalui berpikir kreatif, siswa akan terbiasa berpikir secara mendalam

dan berupaya mengerjakan suatu masalah dengan cara-cara yang unik bahkan

siswa dapat menentukan cara penyelesaiannya sendiri. Dengan demikian,

dalam berpikir kreatif seseorang menghubungkan pengertian satu dengan

pengertian lainnya dalam rangka mendapatkan menyelesaikan persoalan yang

dihadapi. Pengertian-pengertian tersebut merupakan bahan atau materi yang

digunakan dalam proses berpikir kreatif. Sedangkan materi yang diambil

peneliti untuk penelitian ini adalah materi peluang. Peluang adalah

kemungkinan yang mungkin terjadi atau muncul dari suatu peristiwa. Dan

materi ini merupakan materi yang memungkinkan siswa bisa

mengembangkan dari sisi berpikir kreatif dan kesempatan bagi siswa untuk

berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari, dengan

menggunakan peluang siswa bisa menafsirkan kemungkinan-kemungkinan

yang terjadi dari suatu peristiwa dan bisa memperkirakan keputusan mana

yang seharusnya diambil berdasarkan peluang yang ada.


8

Adapun Cockroft (dalam Kaur, 1997) menyatakan bahwa kemampuan

menyelesaikan masalah adalah jantung dari matematika. Masalah dalam

matematika adalah pertanyaan-pertanyaan atau soal-soal yang terkait dengan

materi matematika yang berbeda atau tidak mencakup aplikasi dari materi

yang sama dengan yang telah disampaikan oleh guru. Oleh karena itu

berpikir kreatif sangat erat kaitannya dengan penyelesaian masalah

matematika. Penelitian Haylock (1997) menyimpulkan bahwa menyelesaikan

masalah bisa dijadikan penugasan siswa yang dapat menggambarkan proses

berpikir kreatif. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA kelas XII, subjek

diambil berdasarkan dengan kemampuan matematika tinggi, sedang dan

rendah dan kemampuan siswa yang dinilai dari tes kemampuan matematika

yang diadaptasi dari soal-soal ujian nasional (UN).

Berdasarkan permasalahan diatas peneliti ingin mengetahui

bagaimana profil kemampuan siswa SMA terkait materi Peluang serta

bagaimana tahap-tahapan mereka dalam berpikir kreatif. Dengan demikian,

peneliti mengambil masalah ini sebagai objek yang diteliti, dengan judul

“Profil Berpikir Kreatif Siswa SMA dalam Menyelesaikan Masalah Peluang

Ditinjau dari Kemampuan Matematika”.

B. Batasan Penelitian

Berdasarkan masalah yang diuraikan pada latar belakang tersebut serta

mengingat keterbatasan waktu, maka sasaran dalam penelitian ini dibatasi

pada :
9

1. Calon subjek adalah siswa SMA kelas XII yang sudah pernah

mendapatkan materi peluang.

2. Subjek diambil 3 siswa berkemampuan matematika tinggi, sedang dan

rendah berdasarkan tes kemampuan matematika.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pertanyaan penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Bagaimana profil berpikir kreatif siswa SMA berkemampuan matematika

tinggi dalam menyelesaikan masalah peluang?

2. Bagimana profil berpikir kreatif siswa SMA berkemampuan matematika

sedang dalam menyelesaikan masalah peluang?

3. Bagaimana profil berpikir kreatif siswa SMA berkemampuan matematika

rendah dalam menyelesaikan masalah peluang?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendiskripsikan profil berpikir kreatif siswa SMA berkemampuan

matematika tinggi dalam menyelesaikan masalah peluang.

2. Mendiskripsikan profil berpikir kreatif siswa SMA berkemampuan

matematika sedang dalam menyelesaikan masalah peluang.

3. Mendiskripsikan profil berpikir kreatif siswa SMA berkemampuan

matematika rendah dalam menyelesaikan masalah peluang.


10

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk siswa

a. Sebagai umpan balik kemampuan berpikir kreatif, pemahaman dan

penguasaan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika.

b. Mendorong siswa untuk meningkatkan kreatifitas belajarnya agar

lebih kompeten dalam menguasai materi.

c. Memotifasi siswa yang berkemampuan kreatif rendah agar berminat

dan berusaha meningkatkan kemampuan belajarnya.

2. Untuk Guru

Hasil penelitian ini memberikan sumbangan pengetahuan pada guru

untuk mengetahui, mengatur dan mengontrol aktifitas kognitif siswa

ketika belajar dan berpikir dalam memecahkan masalah.

3. Untuk Sekolah

1. Dapat memberikan sumbangan dalam upaya peningkatan mutu dan

efektivitas mata pelajaran matematika.

2. Meningkatnya hasil belajar siswa, akan berdampak pada peningkatan

kualitas sekolah.

F. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang

berlainan dan menimbulkan ketidakjelasan dalam mengambil kesimpulan dan

penilaian dalam penelitian ini, maka perlu diberikan definisi tentang istilah-

istilah yang digunakan. Adapun definisi tersebut diantaranya adalah:


11

1. Berpikir kreatif adalah kemampuan siswa dalam menghasilkan suatu ide

atau gagasan-gagasan baru.

2. Profil adalah gambaran menyeluruh suatu objek atau subjek yang

mengambarkan kondisi dan kemampuan optimal yang dimiliki.

3. Profil perpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah adalah

gambaran menyeluruh suatu objek atau subjek yang mengambarkan

kondisi dan kemampuan optimal yang dimiliki untuk mengembangkan

kemampuan siswa dalam menghasilkan suatu ide-ide atau gagasan-

gagasan baru tentang kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan.

4. Masalah matematika adalah pertanyaan matematika yang menunjukan

adanya suatu tantangan bagi siswa dan tidak dapat diselesaikan dengan

prosedur rutin yang telah diketahui siswa.

5. Menyelesaikan masalah matematika adalah kegiatan untuk memperoleh

jawaban dari masalah matematika.

Kemampuan matematika adalah kemampuan intelektual siswa yang

dinilai dari tes kemampuan matematika yang diadaptasi dari soal-soal Ujian

Nasional (UN) SMA.

- Siswa dengan kemampuan matematika tinggi jika siswa tersebut

memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 85.

- Siswa dengan kemampuan matematika sedang jika siswa tersebut

memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 60 dan kurang dari 85

- Siswa dengan kemampuan matematika rendah jika siswa tersebut

memperoleh nilai kurang dari 60


12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Berpikir Kreatif

Berpikir pada umumnya didefinisikan sebagai proses mental yang

dapat menghasilkan pengetahuan. Rakhmat (1991: 138) berpikir adalah suatu

kegiatan akal untuk mengolah pengetahuan yang telah diperoleh melalui indra

dan ditujukan untuk mencapai kebenaran. Maxwell (2004: 82) mengartikan

berpikir sebagai segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk

memahami, berpikir adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian

makna.Menurut Khodijah (2006: 81) berpikir adalah melatih ide-ide dengan

cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah.

Menurut Hidayanti (2016) berpikir merupakan suatu kegiatan mental

yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau

situasi yang harus dipecahkan. Berpikir (thinking) adalah proses mental

seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan memahami

(comprehending) Sanjaya (2008). Menurut Siswono (2016) Berpikir sebagai

suatu kemampuan mental seseorang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,

antara lain berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Setiap orang

dapat berpikir kreatif, tetapi tingkat kreativitasnya berbeda.

Berfikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan

penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Kita berfikir untuk menemukan

pemahaman atau pengertian yang kita kehendaki ( Purwanto, 2011 : 43)

12
13

Sedangkan Menurut bahasa Kreativitas berasal dari kata “to create”

yang artinya membuat. Dengan kata lain, Kreativitas adalah kemampuan

seseorang untuk membuat sesuatu, apakah itu dalam bentuk ide, langkah, atau

produk (Sudarma 2013 : 9 ). Definisi Kreativitas menurut para ahli :

1. Kreativitas adalah suatu produk kemampuan berfikir (dalam hal berfikir

kreatif) untuk menghasilkan suatu cara atau sesuatu yang baru dalam

memandang suatu masalah atau situasi ( Siswono, 2008 : 11 ).

2. Cameron berpendapat Kreativitas adalah ciptaan alami kehidupan, dan

pada gilirannya kita ditakdirkan untuk meneruskan kreativitas dengan

menjadikan diri kita kreatif, ( Johnson , 2007: 213 ).

3. Fritzpatrick, kreativitas sangat penting dalam kehidupan. Ia memberi

penjelasan bahwa dengan kreativitas, kita akan terdorong untuk mencoba

berbagai cara dalam melakukan seusatu. Kreativitas merupakan

keterampilan, artinya siapa saja berniat untuk menjadi kreatif dan ia mau

melakukan latihan-latihan yang benar, maka ia akan menjadi kreatif.

Kreativitas bukanlah sekedar bakat yang dimiliki oleh orang-orang tertentu

saja. Kreativitas juga bukan monopoli para seniman saja. Kita memiliki

hak dan peluang yang sama untuk menjadi kreatif ( Naim, 2011: 244 ).

4. Mirreshtine kreativitas adalah suatu proses yang mengandung pengetahuan

yang detail mengenai bidang serta cakupannya, baik berupa pengetahuan-

pengetahuan dasar, penetapan data-data teoritis dan melakukan

eksperimen atas kebenaran data-data tersebut, kemudian menyampaikan

hasil-hasilnya kepada orang lain (Al khalili, 2005 : 22). Kreativitas juga

diartikan segala pemikiran baru atau cara atau pemahaman atau model
14

baru yang dapat disampaikan kemudian digunakan dalam kehidupan (Ibid,

2010: 31).

Menurut Munandar (1999: 20) menerangkan bahwa kreativitas adalah

sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan,

dan orisinalitas dalam berpikir,serta kemampuan untuk mengelaborasi

(mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini

lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi). Dari

berbagai pengertian tersebut, dapat disimpulkan kreativitas adalah kemampuan

seseorang untuk membuat sesuatu yang baru melalui berbagai macam cara

dengan bermodal pengetahuan yang pernah ia peroleh dan mengembangkannya

menjadi sesuatu yang baru, kreativitas ini tidak diperoleh melalui keturunaan

atau bakat tertentu saja melainkan kreativitas ini diperoleh dari kemauan

individu sendiri dan bisa dikembangkan melalui berbagai cara.

Berpikir lebih kreatif tidak akan lahir secara tiba-tiba tanpa adanya

kemampuan, Keingintahuan yang tinggi dan diikuti dengan keterampilan

dalam membaca. Seorang yang kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu,

ingin mencoba-coba berulang serta intuitif ( Hamzah, 2012 ). Berfikir kreatif

berarti suatu kegiatan mental yang digunakan seorang untuk membangun ide

atau gagasan yang baru secara fasih dan fleksibel. Ide dalam pengertian di sini

adalah ide dalam memecahkan atau mengajukan masalah matematika dengan

tepat atau sesuai dengan permintaannya (Siswono, 2008). Menurut Suprapto

(2009) berfikir kreatif merupakan keterampilan individu dalam menggunakan

proses berfikirnya untuk menghasikan suatu ide yang baru, kontruktif, dan

baik, berdasarkan konsep-konsep yang rasional, persepsi, dan intuisi individu.


15

Menurut Munandar berpikir kreatif adalah memberikan macam-macam

kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan

penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuaian ( La Moma, 2015 ). Jadi

berfikir kreatif adalah Suatu cara, ide-ide untuk menyelesaikan permasalahan

yang dihadapi dengan mempertimbangkan informasi baru dan menggunakan

imajinasinya untuk mengungkapkan kemungkinan jawaban sesuai dengan

fakta.

Menurut Nadjafikhah dan Yaftian (2012), berpikir kreatif adalah

kemampuan dalam memahami sesuatu melalui cara baru, perspektif baru,

wawasan baru atau pendekatan baru. Sementara Gregoire (2016) mendeskripsikan

berpikir kreatif sebagai “berpikir divergen”. Berpikir divergen merupakan sebuah

proses berfikir melalui penciptaan banyak ide tentang suatu topik tertentu dalam

waktu yang singkat dan terjadi secara spontan dan mengalir bebas dan ide-ide

tersebut diciptakan dalam bentuk abstrak dan tidak terstruktur. Menurut Azhari

(Munandar, 2009) berpikir kreatif yaitu kelancaran dalam berpikir, kelenturan

dalam berpikir, keaslian dalam berpikir dan elaborasi atau keterperincian dalam

mengembangkan gagasan. Fardah (2012) Berpikir kreatif adalah aktivitas

mental manusia dalam memecahkan masalah matematika dengan kemampuan

menemukan banyak kemungkinan jawaban atau menemukan satu jawaban

yang sama tetapi dengan banyak cara yang berbeda.

Sejalan dengan definisi berpikir kreatif maka menurut Elaine B.

Johnson (2011) Berpikir kreatif membutuhkan ketekunan, disiplin diri, dan

perhatian penuh. Aktivitas mentalnya meliputi: 1) Mengajukan pertanyaan, 2)

Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan pikiran

terbuka, 3) Membangun keterkaitan, khususnya di antara hal-hal yang


16

berbeda, 4) Menghubung-hubungkan berbagai hal dengan bebas, 5)

Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan

berbeda.

Kendala-kendala yang menghambat berfikir kreatif antara lain : (a)

Sensor internal dari seseorang, (b) Orang-orang yang mencari kesalahan, (c)

Peraturan dan persyaratan yang membatasi dan melarang, (d) Perilaku

menerima dengan pasif, tanpa bertanya, (e) Takut membuat kesalahan, (f)

Tidak menyempatkan diri untuk merenung.

Slameto (2003) berpendapat bahwa individu dengan potensi kreatif

dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut.

1) Hasrat keingintahuan yang cukup besar.

2) Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru.

3) Panjang / banyak akal.

4) Keingintahuan untuk menemukan dan meneliti.

5) Cenderung menyukai tugas yang berat dan sulit

6) Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan

7) Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas.

8) Berpikir fleksibel.

9) Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban

lebih banyak.

10) Kemampuan membuat analisis dan sintesis.

11) Memiliki semangat bertanya serta meneliti.

12) Memiliki daya abstraksi yang cukup baik.

13) Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas


17

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian

berpikir kreatif adalah suatu kemampuan seseorang untuk menciptakan atau

menghasilkan ide atau gagasan baru sehingga membuatnya merasa mampu

untuk bisa mencapai berbagi tujuan dalam hidupnya. Berpikir kreatif siswa

akan terwujud jika ada dukungan dari lingkungan, dan dorongan kuat dalam

dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu dan dapat

berkembang dalam lingkungan yang menunjang, didalam keluarga, di sekolah,

didalam lingkungan pekerjaan maupun didalam masyarakat harus ada

penghargaan dan dukungan terhadap sikap dan perilaku kreatif individu atau

kelompok individu. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dapat menghargai

keunikan pribadi dan bakat-bakat siswannya (jangan mengharapkan semua

melakukan atau menghasilkan hal-hal yang sama, atau mempunyai minat yang

sama). Guru hendaknya membantu siswa menemukan bakat-bakatnya dan

menghargainya.

Terdapat keterkaitan antara berpikir kreatif dan pemecahan masalah,

keterkaitan itu dapat dilihat dari beberapa definisi kemampuan berpikir kreatif.

Misalnya, Hwang et al (2007) mendefinisikan kemampuan berpikir kreatif

sebagai keterampilan kognitif untuk memberikan solusi terhadap suatu

masalah atau membuat sesuatu yang bermanfaat atau sesuatu yang baru dari

hal yang biasa. Menurut Shapiro (Nakin, 2003), kemampuan berpikir kreatif

sebagai proses asosiasi dan sintesis berbagai konsep yang dapat digunakan

untuk memecahkan masalah. Sedangkan Krutetski (Park, 2004) memandang

berpikir kreatif sebagai suatu pendekatan untuk menemukan solusi masalah

dengan cara yang mudah dan fleksibel. Tampak bahwa ketiga definisi di atas
18

memandang berpikir kreatif sebagai kemampuan pemecahan masalah. Bahkan

secara lebih tegas Nakin (2003) memandang berpikir kreatif sebagai proses

menyelesaikan masalah.

Keterkaitan lebih jelas antara berpikir kreatif dan pemecahan masalah

dikemukakan Treffinger (dalam Alexander, 2007) yang menyatakan bahwa

kemampuan berpikir kreatif diperlukan untuk memecahankan masalah,

khususnya masalah kompleks. Hal demikian dapat dipahami karena menurut

Wheeler et al (dalam Alexander, 2007) tanpa kemampuan berpikir kreatif,

individu sulit mengembangkan kemampuan imajinatifnya sehingga kurang

mampu melihat berbagai alternatif solusi masalah. Hal ini menggambarkan

bahwa keterampilan berpikir kreatif memungkinkan seorang individu

memandang suatu masalah dari berbagai perspektif sehingga

memungkinkannya untuk menemukan solusi kreatif dari masalah yang akan

diselesaikan.

Proses berpikir kreatif yang dikembangkan oleh Wallas (Munandar :

2002) merupakan salah satu teori yang paling umum dipakai untuk mengetahui

proses berpikir kreatif yang meliputi empat tahap yaitu 1) Persiapan, 2) Inkubasi,

3) Iluminasi, dan 4) Verifikasi. Diperjelas lagi oleh De Portet dan Mike hernacki

(Uno) Ada lima proses kreatif yang di ungkapkan mereka yaitu : 1). Persiapan,

mendefinisikan masalah, tujuan atau tantangan, 2). Inkubasi, mencerna fakta-

fakta dan mengolahnya dalam pikiran, 3). Iluminasi, mendesak ke permukaan,

gagasan-gagasan bermunculan. 4). Verifikasi, memastikan apakah solusi itu

benar-benar memecahkan masalah

Bengi (2015) mendefinisikan kemampuan berpikir kreatif dalam

matematika sebagai kemampuan mengembangkan pemikiran terstruktur yang


19

didasarkan pada sifat logis, didaktik dari daerah pengetahuan dan

mengadaptasi koneksi ke konten matematika untuk memecahkan persoalan

matematika. Soyadi (2015) mengatakan bahwa berpikir kreatif dalam

matematika sebagai kombinasi berpikir divergen dan berpikir logis

berdasarkan pada intuisi, namun tetap memperhatikan fleksibelitas,

originalitas, dan kefasihan, serta kebaruan.

Treffinger, Young, dan Selby (2002) menyatakan bahwa indikator dari

kemampuan berpikir kreatif meliputi:

1) fluency (kelancaran), yaitu kemampuan dalam memunculkan berbagai

gagasan atau ide, cara penyelesaian, masukkan, pendapat, pertanyaan,

maupun alternatif penyelesaian dengan lancer dalam waktu yang singkat;

2) Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan yang mampu memberikan ide,

jawaban, maupun pertanyaan yang keluar dari perkataan sesorang dengan

variasi berbeda yang didapat dari sudut pandang berbeda.

3) Originality (keaslian), yaitu kemampuan yang tidak terpikirkan oleh orang

lainsebelumnya untuk memecahkan masalah, serta dapat mengungkapkan

ide-ide baru dengan kombinasi-kombinasi yang berbeda dan unik

4) Elaboration (kerincian), yaitu kemampuan yang dapat mengembangkan,

menguraikan, ataupun merincikan suatu gagasan atau ide yang nantinya

akan terlihat menarik; dan

5) Metaphorical thinking (berpikir metafora), yaitu kemampuan yang dapat

membandingkan suatu teori untuk mendapatkan kesimpulan yang baru.


20

Silver (1997) mengatakan indikator berpikir kreatif dalam pemecahan

masalah adalah:

1) fluency (kefasihan), yaitu dapat menyelesaikan permasalahan dengan

model penyelesaian, dan bermacam-macam ide.

2) flexibility (fleksibalitas), yaitu kemampuan yang dapat memecahkan

persoalan dengan beberapa alternatif yang berbeda dan dapat melihat

permasalahan dari beberapa sudut pandang.

3) originality (kebaruan), yaitu kemampuan yang dapat membantu siswa

memiliki solusi yang berbeda dari solusi-solusi yang sudah ada.

Senada dengan Silver bahwaLaiken dan Lev (Iswanti, 2016) juga

menjelaskan tentang indikator berpikir kreatif yaitu : 1) Kefasihan : siswa

mampu memecahkanmasalahdenganlancerdanbenar; 2) Fleksibilitas :

siswamampu memecahkan masalah dengan cara yang pernah didapatkan; 3)

Kebaruan : siswa mampumemecahkan masalah dengan cara lain yang baru dan

tidak biasa digunakan. Putri V.S.Rdan Wijayanti (Febriyanti, 2016)

mempertegas indikator berpikir kreatif yaitu : 1)Kefasihan (fluency)

mengacu pada kemampuan siswa dalam menghasilkan jawabanberagam

dan benar dari masalah yang diberikan. 2) Keluwesan (flexibility) mengacu

padakemampuan siswa dalam mengajukan beragam cara untuk menyelesaikan

masalah. 3).Kebaruan (originality) mengacu pada kemampuan siswa dalam

menjawab masalah denganjawaban berbedabeda dan bernilai benar atau satu

jawaban yang tidak biasa dilakukansiswa pada tingkat perkembangan mereka.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas peneliti dalam penelitian ini

menggunakan indikator berpikir kreatif sebagai berikut:


21

Tabel.2.1. Indikator Proses Berpikir Kreatif


Aspek Indikator
Kefasihan/kelancaran (fluency) Siswa mampu menyelesaikan masalah dengan lancar dan
benar.

Keluwesan /Fleksibilitas Siswa mampu menyelesaikan satu cara kemudian dengan cara
(flexibility) lain dan mendiskusikannya dengan berbagai metode
penyelesaian atau dapat dikatakan mampu menggunakan cara
yang berbeda.

Kebaruan Siswa mampu menyelesaikan masalah dengan jawaban yang


berbeda tapi benar dan satu jawaban yang tidak biasa
(originality)
digunakan.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka berpikir kreatif adalah

kemampuan seseorang yang menghasilkan sesuatu yang baru, baik itu berupa

ide atau gagasan-gagasan dalam menyelesaikan masalah dengan kemampuan

matematika yang berbeda dengan apa yang sudah ada sebelumnya. Dan

berpikir kreatif akan terbentuk atau terwujud jika ada dukungan dari keluarga,

sekolah, masyarakat sekitar, dan terutama dorongan yang kuat dari dirinya

sendiri.

B. Menyelesaikan Masalah

a. Masalah

Menyelesaikan suatu masalah merupakan suatu aktivitas dasar bagi

manusia. Kenyataan menunjukan, sebagian besar kehidupan kita adalah

berhadapan dengan masalah-masalah. Kita perlu mencari penyelesaiannya.

Bila kita gagal dengan suatu cara untuk menyelesaikan suatu masalah kita

harus mencoba menyelesaikan dengan cara lain.


22

Masalah seringkali disebut orang sebagai kesulitan, hambatan,

gangguan, ketidakpuasan, atau kesenjangan. Masalah matematika pada

umumnya berbentuk soal matematika, namun tidak semua soal matematika

merupakan masalah. Menurut Suherman (2005), jika kita menghadapi suatu

soal matematika, maka ada beberapa hal yang mungkin terjadi yaitu, sebagai

berikut.

1. Langsung mengetahui atau mempunyai gambaran tentang penyelesaiannya

tetap tidak berkeinginan (berminat) untuk menyelesaikan soal itu

2. Mempunyai gambaran tentang penyelesaiannya dan berkeinginan untuk

menyelesaikannya

3. Tidak mempunyai gambaran tentang penyelesaiannya akan tetapi

berkeinginan untuk menyelesaikan soal itu.

4. Tidak mempunyai gambaran tentang penyelesaiannya dan tidak

berkeinginan untuk menyelesaikan soal itu.

Apabila berada pada kemungkinan poin (3) maka dikatakan bahwa

soal itu adalah masalah bagi siswa. Jadi, agar suatu soal merupakan masalah

bagi siswa diperlukan dua syarat yaitu pertama, siswa tidak mengetahui

gambaran tentang jawaban soal itu dan kedua siswa berkeinginan atau

berkemauan untuk menyelesaikan soal tersebut.

Cooney (dalam Shadiq, 2004) menyatakan: “…for a question to be a

problem, it must present a challenge that cannot be resolved by some routine

procedure known to the student”. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah

hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge)

yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin (routine procedure)
23

yang sudah diketahui si pelaku. Implikasi dari definisi tersebut adalah

termuatnya tantangan serta belum diketahuinya prosedur rutin pada suatu

pertanyaan yang akan diberikan kepada para siswa. Hal ini akan menentukan

terkategorikan tidaknya suatu pertanyaan menjadi masalah atau hanyalah

suatu pertanyaan biasa. Karenanya, dapat terjadi bahwa suatu masalah bagi

seseorang siswa akan menjadi pertanyaan bagi siswa lainnya karena ia sudah

mengetahui prosedur untuk menyelesaikannya.

Hudoyo (2003) menyatakan bahwa suatu pertanyaan akan

merupakansuatu masalah hanya jika seseorang tidak mempunyai

aturan/hukum tertentu yang segera dapat dipergunakan untuk menemukan

jawaban pertanyaan tersebut Pertanyaan itu dapat juga terselinap dalam suatu

situasi sedemikian hingga situasi itu sendiri perlu mendapat penyelesaian.

Syarat suatu masalah bagi seorang siswa adalah sebagai berikut.

1. Pertanyaan yang dihadapkan kepada seorang siswa haruslah

dapatdimengerti oleh siswa tersebut, namun pertanyaan itu harus

merupakan tantangan baginya untuk menjawabnya.

2. Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab dengan prosedur rutin yang telah

diketahui siswa. Karena itu faktor waktu untuk menyelesaikan masalah

janganlah dipandang sebagai hal yang esensial.

Masalah matematika adalah pertanyaan matematika yang

menunjukkan suatu tantangan bagi siswa dan tidak dapat diselesaikan dengan

prosedur rutin yang telah diketahui siswa. Dalam pengajaran matematika,

pertanyaan yang dihadapkan kepada siswa biasanya disebut soal. Soal-soal

matematika akan dibedakan menjadi dua bagian berikut.


24

1. Latihan yang diberikan pada waktu belajar matematika adalah bersifat

berlatih agar terampil atau sebagai aplikasi dan pengertian yang baru saja

diajarkan.

2. Masalah tidak seperti halnya latihan tadi, menghendaki siswa untuk

menggunakan sintesis atau analisis. Untuk menyelesaikan suatu masalah,

siswa tersebut harus menguasai hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya

yaitu mengenai pengetahuan, keterampilan dan pemahaman, tetapi dalam

hal ini dia menggunakannya pada suatu situasi baru.

Menurut Polya (1973) masalah dalam matematika dibedakan menjadi

dua, yaitu masalah untuk menemukan dan masalah untuk membuktikan.

1. Masalah untuk menemukan. Tujuan utama dari masalah menemukan

adalah untuk menemukan objek tertentu yang tidak diketahui dalam

masalah. Masalah ini dapat teoritis atau praktis, abstrak atau konkret,

termasuk teka-teki. Kita harus mencari variabel masalah tersebut dengan

kita mencoba untuk mendapatkan, menghasilkan dan mengkonstruksi

semua jenis objek yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah

itu.

2. Masalah untuk membuktikan. Tujuan utama dari masalah membuktikan

adalah untuk menunjukkan bahwa suatu pernyataan itu benar atau salah.

Kita harus menjawab pertanyaan: “Apakah pertanyaan itu benar atau

salah?”. Bagian utama dari masalah jenisini adalah hipotesis dan konklusi

dan suatu teorema yang harusdibuktikan kebenarannya.


25

b. Menyelesaikan Masalah

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan salah satu

definisi dari menyelesaikan adalah menguraikan suatu hal yang kusut;

memecahkan (soal, masalah,dan sebagainya). Pada penelitian ini penulis lebih

mengerucut pada memecahkan suatu masalah. Dengan demikian

menyelesaikan masalah semakna dengan memecahkan masalah. Polya (1985)

mengartikan pemecahan masalah sebagai salah satu usaha untuk mencari jalan

keluar dari satu kesulitan guna mencapai satu tujuan yang tidak begitu mudah

segera untuk dicapai. Menurut Utar (Hamzah,2003) mengatakan bahwa

pemecahan masalah dapat berupa menciptakan ide baru, menemukan teknik

atau produk baru. Bahkan di dalam pembelajaran matematika, selain

pemecahan masalah mempunyai arti khusus, istilah tersebut mempunyai

interpretasi yang berbeda, misalnya menyelesaikan soal yang tidak rutin dan

mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih lanjut Polya mengatakan bahwa masalah untuk menemukan

membuktikan lebih penting dalam matematika. Adapun menyelesaikan

masalah secara sederhana merupakan proses penerimaan masalah sebagai

lebih penting dalam matematika elementer, sedangkan masalah untuk

tantangan merupakan penyelesaikan masalah tersebut.

Langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya (1973)

adalahsebagai berikut:

a. Understanding the problem (memahami masalah)

Langkah awal ini dimaksudkan untuk mengetahui informasi yang terdapat

dalam masalah tersebut, misalnya apa yang diketahui apa yang tidak
26

diketahui apa yang ditanyakan), bagaimana situasi masalah tersebut.

Beberapa indikator yang menunjukkan bahwa siswa memahami masalah

adalah: (a) Mengungkapkan unsur-unsur yang diketahui dan tidak

diketahui dalam masalah atau mengungkapkan informasi-informasi yang

penting dalam masalah.(b) Menyatakan kembali masalah tersebut secara

lebih sederhana. dan (c) Mengungkapkan sesuatu yang berhubungan

dengan masalah tersebut.

b. Devising a plan (menyusun rencana penyelesaian)

Dalam bagian ini siswa diharapkan untuk menemukan hubungan antara

variabel (hal-hal yang tidak diketahui) dengan data dalammasalah tersebut

kemudian merencanakan strategi yang sesuai berdasarkan hubungan

tersebut. Beberapa indikator yang menunjukkan bahwa siswa

merencanakan strategi atau cara untuk digunakan dalam mencari jawaban

terhadap permasalahan yang diberikan adalah: (a) menyatakan masalah

lain yang memiliki data yang sama dengan masalah yang dihadapı, (b)

menyatakan argumen yang mungkin digunakan.

a. Carrying out the plan (melaksanakan rencana penyelesaian)

Setelah direncanakan, maka pada bagian ini rencana tersebut

dilaksanakan. Beberapa indikator yang menunjukkan siswa melaksanakan

atau mengaplikasikan rencana yang dibuat adalah (a) melaksanakan

rencana penyelesaian, (b) mengecek setiap langkah yang digunakan, dan

(c) mengoreksi atau memperbaiki kesalahan yang dibuat.


27

d. Looking back (memeriksa kembali)

Jawaban yang diperoleh dari langkah ke tiga, selanjutnya diuji

kebenarannya. Beberapa indikator yang menunjukkan bahwa siswa

mengevaluasi kembali hasil pekerjaannya adalah (a) mengecek kebenaran

jawaban yang telah ditemukan. (b) mengecek kebenaran argumen yang

digunakan. (c) mencocokkan jawaban yang diperoleh dengan apa yang

ditanyakan dan (d) memeriksa apakah cara ini bisa digunakan untuk

masalah yang lain.

Dewey (Jainuri, 2011) memberikan lima langkah utama dalam

memecahkan masalah (1) mengenali/menyajikan masalah: tidak diperlukan

strategi pemecahan masalah jika bukan merupakan masalah, (2)

mendefinisikan masalah: strategi pemecahan masalah menekankan pentingnya

definisi masalah guna menentukan banyaknya kemungkinan penyelesaian, (3)

mengembangkan beberapa hipotesis: hipotesis adalah alternatif penyelesaian

dari pemecahan masalah, (4) menguji beberapa hipotesis: mengevaluasi

kelemahan dan kelebihan hipotesis, (5) memilih hipotesis yang terbaik.

Senada dengan Jainuri, ada 5 tahapan pemecahan masalah yang diberikan oleh

John Dewey (Bekti, 2014) yaitu:

1. Pengenalan: mengetahui bahwa soal yang disajikan merupakan suatu

masalah, siswa dapat mengenali materi dan tingkat kesulitan dalam soal.

2. Pendefinisian: tahap ini digunakan untuk mendefinisikan informasi pada

soal dalam bentuk kalimat, baik yang diketahui maupun hal yang

ditanyakan.
28

3. Perumusan: memikirkan langkah penyelesaian yang sesuai dengan

permasalahan, siswa dapat menjelaskan simbol yang digunakan dalam

setiap langkah penyelesaian

4. Mencobakan: menyelesaikan soal hingga mendapat hasil jawaban benar,

siswa melakukan perhitungan dengen cermat dan tepat.

5. Evaluasi: mengevaluasi langkah penyelesaian dari awal hingga akhir serta

mengecek hasil pekerjaan yang telah dilakukan.

Tahap-tahap pemecahan masalah John Dewey belum banyak

digunakan dalam matematika, tetapi dari lima tahapan tersebut guru dapat

memperoleh informasi tentang kemampuan siswa dalam pemecahan masalah

matematika. Kristianingsih dan Novisita (2019) juga merumuskan indikator

pemecahan masalah berdasarkan tahapan John Dewey

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli, menyelesaikan

masalah dapat di lakukan dengan berbagai macam cara berpikir salah satunya

yaitu berpikir secara kreatif. Dengan berpikir kreatif siswa mampu

menyelesaikan berbagai masalah dalam mengerjakan matematika. Tidak

hanya itu, dengan berpikir kreatif siswa akan mampu membuat cara baru

dalam menyelesaikan sebuah masalah dalam matematika.

Tabel. 2.2 Indikator Pemecahan Masalah Berdasarkan Tahapan John


Dewey
Tahapan Penyelesaian
No Indikator
Masalah
1 Pengenalan Siswa dapat mengenali materi pada soal
2 Pendefinisian Siswa mampu mendefinisikan informasi
dalam soal
3 Perumusan Siswa dapat merumuskan rencana langkah
penyelesaian
29

4 Mencobakan Siswa dapat melakukan perhitungan dengan


benar
5 Evaluasi Siswa mengevaluasi jawaban dan langkah
jawaban penyelesaian

Planning/Implementation, dan Verification. Artzt &Armour-Thomas

(Lidinillah, 2008) telah mengembangkan langkah-langkah pemecahan

masalah dari Schoenfeld, yaitu menjadi Reading, Understanding, Analisys,

Exploration, Planning, Implementation, dan Verification. Langkah-langkah

penyelesaian masalahtersebut sebenarnya merupakan pengembangan dari 4

langkah Polya.

C. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah

Matematika

Menurut Salim (2002) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif

adalah kemampuan mencipta, sedangkan kreativitas menurut Campbell adalah

suatu ide atau pemikiran manusia yang bersifat inovatif, berdaya guna

(useful), dan dapat dimengerti (understandable) (ADVY). Seorang harus

banyak bertanya, banyak belajar, dan berdedikasi tinggi untuk memperoleh

kemampuan berpikir kreatif yang tinggi. Menurut Andangsari (2007)

kemampuan berpikir kreatif dapat diartikan sebagai kemampuan

menempatkan sejumlah objek-objek yang ada dan mengombinasikannya

menjadi bentuk yang berbeda untuk tujuan-tujuan yang baru. Melakukan

pencarian berbagai macam informasi yang dapat mendukung kemudahan


30

dalam memahami ilmu pengetahuan akan dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kreatif

Kreativitas dipandang sebagai suatu kemampuan maupun aktivitas

kognitif individu yang menghasilkan suatu cara atau sesuatu yang baru dalam

memandang suatu masalah atau situasi. Kreativitas dalam matematika

(kreativitas matematis) menurut Krutetski (1976) merupakan kemampuan

(abilities) siswa yang berhubungan dengan suatu penguasaan kreatif mandiri

(independent) matematika dibawah pengajar matematika formulasi mandiri

masalah-masalah matematis yang tidak rumit (uncomplicated), penemuan

cara-cara dan sarana dari penyelesaian masalah, penemuan bukti- bukti

teorema, pendeduksian mandiri rumus-rumus dan penemuan metode- metode

asli penyelesaian masalah non standar.

Menurut Yudha (2004) mengemukakan empat langkah dalam berpikir

kreatif yaitu: orientasi masalah, merumuskan masalah, mengidentifikasi

komponen masalah, menyiapkan pengumpulan informasi sesuai masalah,

inkubasi beristirahat sejenak ketika penyelesaian masalah buntu, iluminasi

mencari ide dan pandangan untuk penyelesaian masalah, verifikasi menguji

dan menilai solusi secara kritik. Apabila seseorang gagal menyelesaikan

masalah tersebut, ia hendaknya kembali ke lima langkah tadi untuk mencari

ide baru atau yang lebih tepat.

Berpikir kreatif mempunyai beberapa proses yang harus dilalui.

Menurut para psikolog sumber Rahmat (2013) , ada lima tahap berpikir

kreatif, diantaranya:

1. Orientasi; masalah dirumuskan, dan aspek-aspek masalah diindentifikasi.


31

2. Preparasi; berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang

relevan dengan masalah.

3. Inkubasi; proses pemberhentian sementara ketika berbagai masalah

berhadapan dengan jalan buntu. Tetapi mekipun begitu, proses berpikir

berlangsung terus dalam jiwa bawah sadar.

4. Iluminasi; ketika masa inkubasi berakhir dengan ditemukannya solusi

untuk memecahkan masalah.

5. Verifikasi; tahap untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan

masalah yang diajukan pada tahap keempat. Sesungguhnya kemampuan

berpikir kreatif pada dasarnya dimiliki semua orang.

Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan gagasan-

gagasan baru dan orisinil. Bahkan pada orang yang merasa tidak mampu

menciptakan ide baru pun sebenarnya bisa berpikir secara kreatif, asalkan

dilatih. Untuk itu, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai cara berpikir dan

cara berpikir kreatif.

Balka (Mann, 2005) mengemukakan bahwa berpikir kreatif memuat

kemampuan berpikir konvergen dan divergen, yang meliputi kemampuan

sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis matematik berdasarkan hubungan sebab akibat

terhadap situasi matematik.

b. Menentukan polamatematik.

c. Mengajukan solusi baru ketika menghadapi kebuntuan berpikir.

d. Mengajukan ide yang tidak biasa dan menilai konsekuensinya.

e. Mengidentifikasi informasi yang hilang.


32

f. Merinci masalah umum ke dalam masalah yang lebih rinci

Guilford (dalam Supriadi Dedi, 1997) dengan analisis faktornya

menemukan lima ciri yang menjadi sifat kemampuan berpikir kreatif sebagai

berikut :

a. Kelancaran (fluency) adalah kemampuan untuk memproduksi banyak

gagasan.

b. Keluwesan (fleksibility) adalah kemampuan untuk mengajukan bermacam-

macam pendekatan dan atau jalan pemecahan terhadap suatu masalah.

c. Keaslian (originality) adalah kemampuan untuk melahirkan gagasan-

gagasan asli sebagai hasil pemikiran sendiri dan tidak klise.

d. Penguraian (elaboration) adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu

secara terperinci.

e. Perumusan kembali (redefinition) adalah kemampuan untuk

mengkaji/menilik kembali suatu persoalan melalui cara dan perspektif

yang berbeda dengan apa yang sudah lazim.

Menurut Munandar (1985: 50) juga menjelaskan bahwa berpikir

kreatif dapat dirumuskan sebagai (fluency) kelancaran, (flexibility)

fleksibilitas, (originality) orisinalitas, (elaboration) merinci suatu gagasan.

Ciri-ciri (fluency) adalah (a) mencetuskan banyak ide, banyak jawaban,

banyak penyelesaian masalah, banyak pertanyaan dengan lancar; (b)

memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal; dan (c)

selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. Ciri-ciri flexibility adalah (a)

menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat

melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda; (b) mencari
33

banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda; dan (c) mampu mengubah

cara pendekatan atau cara pemikiran. Ciri-ciri originality adalah (a) mampu

melahirkan ungkapan yang baru dan unik; (b) memikirkan cara yang tidak

lazim untuk mengungkapkan diri; dan (c) mampu membuat kombinasi-

kombinas yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur. Sedangkan

ciri-ciri elaboration adalah (a) mampu memperkaya dan mengembangkan

suatu gagasan atau produk; dan (b) menambah atau memperinci detil-detil

atau menguraikan secara runtut dari suatu objek, gagasan, atau situasi

sehingga menjadi lebih menarik.

Memperhatikan karakteristik yang termuat dalam berpikir kreatif,

maka dapat dipahami bahwa berpikir kreatif dalam matematika dan dalam

bidang lainnya merupakan bagian keterampilan hidup yang perlu

dikembangkan terutama dalam menghadapi era informasi dan suasana

bersaing semakin ketat. Individu yang diberi kesempatan berpikir kreatif akan

tumbuh sehat dan mampu menghadapi tantangan. Sebaliknya,individu yang

tidak diperkenankan berpikir kreatif akan menjadi frustrasi dan tidak puas.

Beberapa komponen yang dinilai dalam kemampuan berpikir kreatif

matematik adalah kelancaran/kefasihan (fluency), keluwesan/fleksibilitas,

keaslian/kebaruan (novelty), penguraian dan perumusan kembali. Kefasihan

mengacu pada banyaknya ide-ide yang dibuat dalam merespon sebuah

perintah. Kefasihan dalam penyelesaian masalah mengacu pada keberagaman

(bermacam-macam) jawaban masalah yang dibuat siswa dengan benar. Dua

jawaban yang beragam belum tentu berbeda. Beberapa jawaban masalah

dikatakan beragam tetapi tidak berbeda bila jawaban-jawaban itu tidak sama
34

satu dengan yang lain, tetapi tampak didasarkan pada suatu pola atau urutan

tertentu. Fleksibilitas tampak pada perubahan-perubahan pendekatan ketika

merespon perintah. Fleksibilitas dalam menyelesaikan masalah mengacu pada

kemampuan siswa memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda.

Kebaruan merupakan keaslian ide yang dibuat dalam merespon perintah.

Kebaruan dalam penyelesaian masalah mengacu pada kemampuan siswa

menjawab masalah dengan beberapa jawaban yang berbeda-beda tetapi

bernilai benar atau satu jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh individu

(siswa) pada tahap perkembangan mereka atau tingkat pengetahuannya.

Dalam masing-masing komponen, apabila respon perintah disyaratkan harus

sesuai, tepat atau berguna dengan perintah yang diinginkan, maka indikator

kelayakan, kegunaan atau bernilai berpikir kreatif sudah dipenuhi. Sedangkan

keaslian dapat ditunjukkan atau merupakan bagian dari kebaruan. Penguraian

dalam penyelesaian masalah mengacu pada kemahiran mengurai suatu

masalah secara terperinci, teliti, tepat dan tuntas. Mampu menarik kesimpulan

yang lengkap dan rasional terhadap kegiatan yang dilakukannya. Perumusan

kembali dalam penyelesaian masalah adalah kemampuan untuk menguji dan

merevisi berkelanjutan, serta kemampuan dalam menjelaskan atau

memberikan alasan yang rasional terhadap langkah-langkah solusi dan atau

memberikan argumen berkenaan dengan rumus, prinsip, dan atau teorema

yang diterapkannya dalam solusi masalahnya.

Penelitian Haylock (1997) menyimpulkan bahwa menyelesaikan

masalah bisa dijadikan penugasan siswa yang dapat menggambarkan proses

berpikir kreatif. Penelitian Pehkonen (1997) juga menyimpulkan bahwa


35

metode menyelesaikan masalah matematika bisa meningkatkan kreativitas

matematika siswa.

Berdasarkan teori Munandar dkk (1985) tentang indikator berpikir

kreatif dalam pemecahan masalah dan dikombinasikan dengan langkah-

langkah penyelesaian masalah menurut John Dewey, maka dapat disusun

indikator proses berpikir kreatif siswa SMA dalam menyelesaikan masalah

peluang ditinjau dari kemampuan matematika. Berdasarkan teori-teori yang di

atas, maka indikator dalam penelitian ini dirumuskan dalam Tabel 2.3

Tahapan pemecahan masalah menurut Hayes (Solso ,2007), yaitu: (1)

mengidentifikasi masalah. (2) representasi masalah. (3) merencanakan sebuah

solusi. (4) merealisasikan rencana. (5) mengevalusi rencana. (6)

mengevaluasi solusi. Menurut Schoenfeld (Lidinillah, 2008) terdapat 5

tahapan dalam memecahkan masalah, yaitu Reading, Analisys, Exploration,

Tabel 2.3 Indikator berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah


Aspek Proses
Tahapan Penyelesaian
Perpikir
Masalah John Dewey Deskriptor
Kreatif
Mengenali masalah • Siswa membaca soal dengan benar dan lancar
• Siswa membaca permasalahan dengan bahasanya
sendiri.
Kefasihan Mendefinisikan masalah • Siswa menyatakan apa yang diketahui tentang
(fluency) peluang dengan lancar
• Siswa menyatakan apa yang ditanyakan tentang
peluang dengan lancar

Merumuskan Masalah • Siswa memilih cara penyelesaian masalah


peluang dengan lancar.
Mencoba Menyelesaikan • Siswa mengerjakan penyelesaian masalah sesuai
Masalah dengan cara yang dipilihkan dengan lancar

Mengevaluasi • Siswa mengecek kembali hasil penyelesaiannya


Penyelesaian Masalah dari awal hingga akhir secara runtut dan lancar.

Mengenali masalah • Siswa membaca soal peluang dengan bahasa


sendiri
Keluwesan Mendefinisikan masalah • Siswa menyatakan apa yang diketahui dengan
(Fleksibility) bahasa/cara subjek sendiri
• Siswa menyatakan apa yang ditanya dengan
36

bahasa/cara subjek sendiri

Merumuskan Masalah • Siswa memilih cara penyelesaian masalah dengan


cara yang lain atau berbeda dengan yang lain
Mencoba Menyelesaikan • Siswa mengerjakan penyelesaian masalah dengan
Masalah cara yang berbeda.
Mengevaluasi • Siswa mengecek kembali hasil penyelesaiannya
Penyelesaian Masalah dengan caranya sendiri.
Mengenali masalah • Siswa Membaca soal peluang dengan bahasanya
sendiri menemukan hal baru dalam masalah
tersebut.
• Siswa membaca permasalahan dengan bahasanya
sendiri dan memiliki ide yang tidak pada
umumnya.

Mendefinisikan masalah • Siswa menyatakan apa yang diketahui dengan


bahasanya sendiri dan memiliki ide yang tidak
Kebaruan perna digunakan pada umumnya.
(novelty)
Merumuskan Masalah • Siswa memilih cara penyelesaian masalah yang
berbeda dengan yang lain dan tidak biasa
digunakan dengan benar.
• Siswa memunculkan ide atau gagasan baru yang
belum perna digunakan secara umum.

Mencoba Menyelesaikan • Siswa mengerjakan penyelesaian masalah sesuai


Masalah dengan cara yang dipilihnya yaitu cara berbeda
dengan yang lain dan tidak biasa digunakan
dengan benar.

Mengevaluasi • Siswa mengecek kembali hasil penyelesaian dari


Penyelesaian Masalah awal hingga akhir dengan cara berbeda dengan
yang lain dan tidak biasa digunakan dengan
benar.

D. Materi Peluang

Kaidah pencacahan (couting rules)

1. Aturan peranda atau Aturan pengisian tempat

Jika suatu kejadian pertama dapat terjadi dengan 𝑛1 cara, kejadian kedua

dapat terjadi dengan 𝑛2 cara, kejadian ketiga dapat terjadi dengan 𝑛3 cara,

dan seterusnya. Banyaknya cara kejadian tersebut terjadi dapat

dirumuskan sebagai berikut:

N = 𝑛1 × 𝑛2 × … . .× 𝑛𝑥
37

Dengan

N = banyaknya cara kejadian

𝑛1 = cara kejadian pertama

𝑛2 = cara kejadian kedua

𝑛𝑥 = cara kejadian ke-x

2. Faktorial

Faktorial adalah hasil kali bilangan asli berurutan dari n sampai dengan 1.

Faktorial dilambangkan dengan n! (dibaca “n faktorial”) dan didefinisikan

sebagai berikut.

n! = 𝑛 × (𝑛 − 1) × (𝑛 − 2) × … × 3 × 2 × 1 dengan 0! = 1

Permutasi

Permutasi adalah susunan yang mungkin dari sejumlah unsur berbeda

dengan memperhatikan urutannya.

1. Permutasi dengan Unsur yang Berbeda

Banyaknya permutasi dari n unsur yang tersediadiambil r unsur

dirumuskansebagai berikut.

Dengan

n =banyak unsur yang tersedia

r = banyak unsur yang diambil

2. Permutasi dengan Beberapa Unsur Sama

Banyaknya permutasi n unsur yang memuat a,b,dan c unsur yang sama

dirumuskan sebagai berikut


38

Dengan

P = banyak permutasi

n = banyak unsur seuruhnya

a,b,c = unsur yang sama

3. Permutasi Siklis (Melingkar)

Permutasi siklis adalah banyaknya susunan melingkar dari n unsur yang

berbeda. Permutasi siklis dirumuskan sebagai berikut.

P = (n – 1)!

Dengan

P = banyaknya permutasi siklis

N = banyaknya unsur

Kombinasi

Kombinasi r objek dari n objek adalah himpunan bagian r objek yang

dapat diambil dari n objek yang berlainan dengan urutan penyusunan

objek tidak diperhatikan. Kombinasi dilambangkan dengan nCr, Cnr, C(n,r).

1. Kombinasi dari Unsur yang Berbeda

Banyaknya kombinasi dari n unsur yang berbeda dengan setiap

pengambilan dengan r unsur dirumuskan sebagai berikut.

Dengan

n = banyak unsur yang tersedia

r = banyak unsur yang diambil


39

Peluang Suatu Kejadian

1. Pengertian Percobaan, Kejadian, dan Ruang Sampel

Percobaan adalah suatu tindakan atau kegiatan yang dapat diulang

dengan keadaan yang sama untuk memperoleh hasil tertentu.

Kejadian sederhana adalah kejadian beranggotakan tepat satu ruang

sampel.

Ruang sampel adalah himpunan semua titik sampel atau himpunan

semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan. Ruang sampel

dinotasikan dengan S.

Titik sampel adalah setiap anggota dari ruang sampel.

Setiap kali melakukan percobaan akan diperoleh hasil kejadian.

Kejadian merupakan himpunan bagian dari ruang sampel.

Banyaknya anggota ruang sampel biasanya dilambangkan dengan n(S).

2. Peluang Suatu Kejadian

Jika A adalah suatu kejadian yang terjadi pada suatu percobaan dengan

ruang sampel S, di mana setiap titik sampelnya

mempunyaikemungkinan sama untuk muncul maka peluang dari suatu

kejadian A dirumuskan sebagai berikut.

Dengan :

P (A) = peluang kejadian A

n (A) = banyak anggota A

n (S) = banyak anggota ruang sampel S


40

3. Kisaran Nilai Peluang

Nilai peluang suatu kejadian adalah 0 ≤ P(A) ≤ 1 dengan A

merupakan kejadian pada percobaan tersebut.

Jika P(A) = 0 maka kejadian Atidak mungkin (mustahil) terjadi.

Jika P(A) = 1 maka kejadian A pasti terjadi.

4. Frekuensi Harapan

Frekuensi harapan suatu kejadian adalah frekuensi yang diharapkan

terjadinya kejadian tersebut selama n percobaan. Frekuensi harapan

dari sejumlah kejadian merupakan banyaknya kejadian dikalikan

dengan peluang kejadian itu. Frekuensi harapan dirumuskan sebagai

berikut.

Dengan arti

Fh (A) = frekuensi harapan kejadian A

n = banyak percobaan

P (A) = peluang kejadian A

5. Komplemen suatu kejadian

A adalah kejadian pada sebuah ruang sampel sedangkan Ac adalah

kejadian bukan A yang juga terdapat pada ruang sampel tersebut.

Hubungan antara kejadian A dan kejadian bukan dirumuskan sebagai

berikut.
41

Dengan

P(A) = peluang kejadian A

P (Ac) = peluang bukan kejadian A

6. Peluang Kejadian Majemuk

• Peluang dua kejadian tidak saling lepas.

Misalkan A dan B masing-masing kejadian dalam ruang sampel S.

Gabungan kejadian Aatau B (dinotasikan Au B) adalah himpunan

semua titik sampel yang terdapat pada kejadian Aatau B atau

keduanya. Jika A dan B adalah dua kejadian yang tidak saling

lepas maka berlaku:

• Peluang Dua Kejadian Saling Lepas.

Kejadian A dan B dikatakan saling lepas jika kejadian A dan B

tidak dapat terjadi bersama-sama atau An B = 0atauP(An B) =

O.Jika A dan B adalah dua kejadian yang saling lepas maka

berlaku:

• Dua Kejadian Saling Bebas

Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A dan B

tidak saling memengaryhi. Artinya, terjadi atau tidak terjadinya

kejadian A tidak memengaruhi terjadi atau tidak terjadinya

kejadian B. Jika A dan B adalah dua kejadian yang saling bebas

maka berlaku:

𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑃(𝐴) × 𝑃(𝐵)


42

• Dua Kejadian Tidak Saling Bebas (Bersyarat).

Jika kejadian A dan B dapat terjadi bersama-sama, tetapi terjadi

atau tidak terjadinya kejadian A akan memengaruhi terjadi atau

tidak terjadinya kejadian B maka kejadian seperti ini dinamakan

kejadian tidak saling bebas atau kejadian bersyarat . Jika A dan B

adalah kejadian bersyarat maka berlaku:

𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑃(𝐴) × 𝑃(𝐵|𝐴)

E. Kemampuan Matematika

Kemampuan matematis didefinisikan oleh NCTM (1999) sebagai,

"Mathematical power includes the ability to explore, conjecture and reason

logically to solve non-routine problems, to communicate about and through

mathematics and to connect ideas within mathematics and between

mathematics and other intellectual activity. Kemampuan matematis adalah

kemampuan untuk menghadapi permasalahan, baik dalam matematika

maupun kehidupan nyata. Kemampuan matematika yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kemampuan intelektual siswa yang dinilai dari tes

kemampuan matematika yang diadaptasi dari soal-soal ujian nasional (UN),

Pengambilan soal tes kemampuan dari soal UN diasumsikan soal-soal UN

sudah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas soal. Pengelompokan siswa

dalam ketiga kelompok tersebut berdasarkan tes kemampuan matematika

siswa. Dalam penelitian ini, kemampuan siswa dikategorikan hanya dalam

tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Dan kemampuan matematika itu
43

diperoleh berdasarkan hasil tes kemampuan matematika (TKM). Acuan untuk

mengkategorikan kemampuan matematika siswa sebagai berikut:

Tabel 2.4 kreteria Penskoran


Penskoran Keterangan
85 ≤ skor tes Tinggi
60 skor tes < 85 Sedang
Skor tes < 60 Rendah

Berdasarkan acuan konversi di atas, maka siswa dikatakan

berkemampuan tinggi jika nilai yang diperoleh lebih dari atau sama dengan

85. Siswa dikatakan berkemampuan sedang jika nilai yang diperoleh lebih dari

atau sama dengan 60 dan kurang dari 85. Siswa dikatakan berkemampuan

rendah jika nilai yang diperoleh kurang dari 60.

F. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Mochammad Ali (2015) dengan Judul “

Analisis berpikir kreatif dalam menyelesaikan soal luas bangun datar siswa

kelas VII-g MTsN karangrejo tulungagung tahun ajaran 2014-2015” Hasil

penelitian menunjukkan Hasil temuan data menunjukkan bahwa pada

siswa berkemampuan tinggi, pencapaian kreativitas pada tingkat 3. Pada

siswa berkemampuan sedang, pada tingkat 2. Pada siswa berkemampuan

kurang pada tingkat 1. Dan dari hasil penelitian tersebut, yang dominan

muncul adalah pada tingkat 3 dan komponen yang banyak muncul adalah

kefasihan dan fleksibilitas. Namun secara umum dapat disimpulkan bahwa

dalam tingkat kreativitas siswa kelas ini, komponen yang sering muncul

adalah komponen fleksibilitas yakni kemampuan siswa mengerjakan


44

dengan cara lain atau cara yang berbeda, karena siswa tidak selalu mampu

menjelaskan jawabannya dengan tepat, maka komponen kefasihan jarang

dipenuhi oleh siswa. Beberapa siswa yang memiliki komponen kebaruan

pun masih dalam level yang rendah dan masih belum mampu untuk

dikatakan memiliki komponen kebaruan secara utuh.

Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan

peneliti adalah, peneliti hanya mengembangkan berfikir kreatif siswa

dalam menyelesaikan masalah peluang ditinjau dari kemampuan

matematika. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mengali dan memperdalam

hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa berpikir kreatif itu sangat

penting karena berpikir kreatif merupakan sumber kekuatan dan sumber

daya manusia yang handal untuk menggerakkan kemajuan manusia dalam

hal penelusuran, pengembangan, dan penemuan-penemuan baru dalam

bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta dalam semua bidang usaha

manusia. Kemampuan berpikir kreatif diperlukan untuk mengembangkan

diri manusia dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam

kehidupan sehari-hari. Tanpa kemampuan berpikir kreatif, seseorang tidak

akan menemukan jawaban untuk mengatasi permasalahannya sehingga

dimungkinkan tidak akan pernah terjadi kemajuan dalam hidupnya.

Sedangkan subyek penelitian juga berbeda, dimana peneliti mengambil

subyek penelitian siswa SMA. Pengembangan yang dilakukan adalah

menggunakan masalah berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah

matematika.
45

2. Penelitian Khasanah, 2018 yang berjudul “Proses Berpikir Kreatif

Siswa DalamMemecahkan Soal Cerita Pokok Bahasan SPLDV

Berdasarkan Tahapan Wallas Ditinjau Dari Gaya Belajar”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa

dalam menyelesaikan soal materi SPLDV tahapan Wallas ditinjau dari

gaya belajar. Hasil dari penelitian ini adalah berdasarkan hasil analisis

dengan tahapan Wallas dan indikator berpikir kreatif, dua siswa bergaya

belajar visual mampu melewati semua tahapan berpikir kreatif, 2 siswa

bergaya belajar auditorial cenderung tidak melakukan tahapan verifikasi

yaitu mengecek kembali jawaban yang didapatkan, 2 siswa bergaya belajar

kinestetik cenderung tidak memenuhi indikator flexibility pada tahap

iluminasi dan tidak melakukan pengecekan kembali pada tahap verifikasi.

Keenam siswa belum memenuhi indikator berpikir kreatif yaitu originaly,

tetapi siswa dapat menyelesaikan soal dengan baik namun melewati

tahapan Wallas dengan cara yang berbeda-beda.

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah, dalam

hal menyelesaikan masalah peluang ditinjau dari kemampuan matematika.

3. Penelitian Eni Defitriani, 2014 yang berjudul Profil Bepikir Kreatif Siswa

Kelas Akselerasi Dalam Memecahkan Masalah Matematika Terbuka.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kreativitas siswa dan

mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa kelas akselerasi dalam

memecahkan masalah matematika terbuka. Hasil yang diperoleh dalam

penelitian ini adalah 1). Siswa kelas akselerasi dengan kategori kreatif,

menyatakan bahwa semua jawaban yang diberikan benar dan memenuhi


46

semua aspek berpikir kreatif, yaitu kelancaran, keluwesan, kebaruan, dan

kerincian. 2). akselerasi dengan kategori kreatif, menyatakan bahwa siswa

kurang kreatif belum dapat melakukan perbaikan untuk menjawab tugas

yang sesuai dengan permintaan. 3). akselerasi dengan kategori tidak

kreatif, menyatakan bahwa siswa kurang kreatif tidak menunjukkan proses

berpikir kreatif (hanya sekedar mengulang atau recall).

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah,

peneliti menggunakan kemampuan matematika untuk mendapatkan suatu

subjek penelitian.

4. Penelitian Purwanti dkk, 2019 yang berjudul “Analisis Tingkat Kemampuan

BerpikirKreatif Matematis Peserta Didik Ditinjau Dari Gaya Belajar Kelas

VII SMP”. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa ditinjau dari gaya belajar

visual, auditori, dan kinestetik siswa SMP Muhammadiyah 3 Bandar

Lampung. Hasil penelitian ini adalah subjek gaya belajar visual memiliki

tingkat kemampuan berpikir kreatif kategori tingkat ke-1 (Kurang kreatif)

karena dalam penyelesaian masalah hanya mampu memunculkan indikator

kefasihan saja, sedangkan peserta didik dengan gaya belajar auditorial

memiliki kesamaan dengan gaya belajar visual yaitu memiliki tingkat

kemampuan berpikir kreatif kategori tingkat ke-1(kurang kreatif) karena

dalam penyelesaian masalah hanya mampu memunculkan indikator

kefasihan saja, dan untuk peserta didik dengan subjek gaya belajar

kinestetik memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif kategori tingkat ke-

3 (Kreatif) karena dalam penyelesaian masalah mampu memunculkan


47

indikator kefasihan dan fleksibelitas dan tingkat ke-1 (Kurang kreatif)

karena dalam penyelesaian masalah mampu memunculkan indikator

kefasihan saja.Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti

adalah, peneliti di dalam menganalisis data. Hal ini untuk mendeskripsikan

secara mendalam tentang berpikir kreatifnya.

G. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini yaitu peneliti menganalisis

profil kemampuan bepikir kreatif siswa SMA dalam menyelesaikan

masalah peluang berdasarkan kemampuan matematika, karena siswa

memiliki kemampuan matematis yang berbeda - beda, diantaranya

kemampuan matematis tinggi, sedang dan rendah. Peneliti mencoba

menggali informasi dengan pemberian tes dan wawancara, kemudian

menganlisis data yang diperoleh untuk mendapatkan profil kemapuan

berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah peluang berdasarkan

kemampuan matematika. Paradigma penelitian pada penelitian ini

disajikan secara singkat pada gambar berikut :


48
49

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti

pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci

(Sugiyono, 2005). Penelitian kualitatif merupakan hal yang kompleks,

meneliti kata-kata laporan secara rinci dari subyek penelitian, dan

melakukan studi pada kondisi yang alamiah. Penelitian kualitatif adalah

riset yang bersifat deskriptif serta menggunakan analisis dengan pendekatan

induktif. Penelitian kualitatif mementingkan proses dan makna dengan

landasan teori yang memberikan gambaran umum tentang seting penelitian

dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk

mendeskripkan profil berpikir kreatif siswa SMA dalam menyelesaikan

masalah peluang ditinjau dari kemampuan matematika. Data yang dianalisis

adalah data yang didapat dari tes tertulis menyelesaikan masalah matematika

dan hasil wawancara setelah subjek memecahkan masalah matematika yang

diberikan peneliti.

B. Subjek Penelitian

Meleong (2010) mendiskripsikan subjek penelitian sebagai informan,

yang artinya orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang

49
50

situasi dan kondisi tempat penelitian. Sejalan dengan definisi tersebut,

moeliono (1993) mendiskripsikan subjek penelitian sebagai orang diamati

sebagai sasaran penelitian. Berdasarkan penelitian tersebut peneliti

mendiskripsikan subjek penelitian adalah siswa yang memiliki atau

berkemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah.

Subjek penelitian ini adalah siswa SMA. Subjek dipilih yaitu

berdasarkan kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Adapun

kriteria kemampuan matematika tinggi,sedang dan rendah adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.1 Skor Kemampuan Matematika

No Kemampuan Indikator Pencapaian


Matematika (KM)
1. Tinggi 85 ≤ skor TKM
2. Sedang
3. Rendah 60 skor TKM< 85
0 ≤ Skor TKM< 60

Berdasarkan indikator pencapaian hasil dari TKM di atas, maka siswa

dikatakan berkemampuan tinggi jika nilai yang diperoleh lebih dari atau

sama dengan 85. Siswa dikatakan berkemampuan sedang jika nilai yang

diperoleh lebih dari atau sama dengan 60 dan kurang dari 85. Siswa

dikatakan berkemampuan rendah jika nilai yang diperoleh kurang dari 60.

Pemilihan subjek sebagai subjek penelitian dapat digambarkan pada

gambar 3.1 sebagai berikut:


51

Mulai

Penetapan Kriteria Subyek

Menganalisis Hasil Tes Kemampuan


Matematika (Soal UN SMA)

Siswa Berkemampuan Siswa Berkemampuan Siswa Berkemampuan


Matematika Tinggi Matematika Sedang Matematika Rendah

Apakah Sesuai dengan


Kriteria (Kemampuan
Matematika)

ya

Keterangan : Diperoleh Subyek Penelitian

: kegiatan

: urutan kegiatan
: pilihan Mulai Penelitian
: hasil kegiatan

Gambar 3.1
Diagram Alur Pemilihan Subyek Penelitian
52

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk

mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik

dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis agar mudah diolah

(Arikunto, 2006).

Instrumen dalam penelitian ini ada dua macam yaitu instrumen utama

dan instrumen pendukung. Instrumen utama adalah peneliti sendiri,

sedangkan instrumen pendukung adalah ada 2 macam , yaitu tes

penyelesaian masalah dan pedoman wawancara. Secara rinci tentang

istrumen dalam penelitian ini, diuraikan sebagai berikut

1. Instrumen Utama

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.

Peneliti dalam penelitian ini bertugas untuk menetapkan fokus

penelitian, memilih subjek penelitian sebagai sumber data, melakukan

pengumpulan data, menilai kualitas data, menganalisis data,

menafsirkan dan membuat kesimpulan.

Untuk melakukan penelurusan secara mendalam tentang profil

berpikir kreatif siswa SMA dalam menyelesaikan masalah peluang

ditinjau dari kemampuan matematika, akan dilakukan wawancara.

Sehingga data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

hasil wawancara. Untuk mengumpulkan data hasil wawancara yang

benar-benar akurat dan dapat mengungkapkan profil berpikir kreatif

siswa SMA dalam menyelesaikan masalah peluang ditinjau dari

kemampuan matematika, hanya dapat dilakukan peneliti sendiri dan


53

tidak dapat digantikan oleh instrumen lain. Maka dalam penelitian ini,

peneliti merupakan instrumen utama.

2. Instrumen Pendukung.

a. Tes Kemampuan Matematika (TKM)

Instrumen pendukung dalam penelitian ini berupa Lembar Tes Tulis

berupa Tes Kemampuan Matematika (TKM), Tes Penyelesaian

Masalah (TPM) dan Pedoman wawancara. Instrumen Lembar Tes

Tulis berupa soal-soal matematika UN, tes kemampuan matematka

ini terdiri dari 10 soal essay yang diadaptasi dari soal-soal UN

SMA. Setelah itu akan divalidasi oleh validator ahli untuk

menentukan isi apakah sudah sesuai dengan kurikulum yang

berlaku. Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan

matematika siswa secara keseluruhan dimana butir soal tes ini berisi

semua materi yang pernah dipelajari siswa.

b. Tes penyelesaian masalah (TPM) matematika digunakan untuk

mengetahui bagaimana siswa memecahkan masalah kemudian

ditelusuri kreatifnya. Soal tersebut terdiri dari materi peluang. Tes

penyelesaian masalah ini terdiri dari tes tahap I dan tahap II. Tes

penyelesaian masalah ini divalidasi oleh ahli, yang terdiri atas ahli

pendidikan matematika (dosen), guru matematika. Validitas

dilakukan untuk mengetahui bahwa: (1) setiap informasi yang

diberikan jelas dan berfungsi. (2) informasi yang diberikan cukup

untuk memecahkan masalah, (3) rumusan masalah menggunakan

kata-kata yang dikenal siswa, (4) rumusan masalah komunikatif, (5)


54

kalimat tidak menimbulkan penafsiran ganda, (6) urutan kalimat

yang digunakan tidak tumpang tindih, (7) mengunakan Bahasa

sesuai dengan kaidah yang baik dan benar, (8) merumuskan masalah

relevan dan invormasi yang diberikan untuk menyelesaikan

masalah.

Diagram penyusunan tes digambarkan pada gambar 3.2 sebagai

berikut.

Mulai

Penyusunsn instrumen

Draf tes kemampuan matematika


dan
Tes Penyelesaian Masalah (TPM)

Validasi ahli

Valid
tidak
ya

Uji keterbacaan

Revisi
Revisi Keterangan :
ya tidak : Kegiatan yang dilakukan

Instrumen layak digunakan : Urutan yang dilakukan


: Siklus jika perludilakukan
Selesai : Hasil yang diperlukan

: Pilihan atau pertanyaan


Gambar 3.2
Diagram Alur Penyusunan instrumen
55

c. Pedoman wawancara

Instrumen ini adalah garis besar pertanyaan yang akan disampaikan dalam

kegiatan wawancara yang merupakan wawancara tidak terstruktur. Dimana

dalam kegiatan wawancara, pertanyaan yang diajukan disesuaikan dengan

kondisi proses dan hasil penyelesaian masalah yang disajikan siswa.

Wawancara bertujuan untuk mencaritahu respon siswa dalam berpikir kreatif

dalam menyelesaikan masalah serta informasi lain yang berhubungan dengan

penelitian. Pedoman wawancara disusun berdasarkan indikator berpikir

kreatif yang telah ditetapkan. Pedoman ini hanya berfungsi sebagai panduan

awal yang berisi pertanyaan-pertanyaan pokok saja. Dalam pelaksanaannya

di lapangan bergantung pada situasi, kondisi dan jawaban siswa dalam

menyelesaika masalah. Pedoman wawancara ini terlebih dahulu

dikonsultasikan dengan kedua pembimbing untuk selanjutnya divalidasi oleh

tim ahli. Mulai

Penyusunsn pedoman
wawancara

Draf pedoman
wawancara

Validasi ahli

Valid?
tidak
ya

Pedoman wawancara
dapat digunakan Keterangan :
: Urutan Kegiatan
: Siklus jika perludilakukan
Mulai
: Kegiatan

: Pilihan
Gambar 3.3
: Hasil Kegiatan
Diagram Alur Penyusunan
Pedoman Wawancara
56

D. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan bagian penting dalam penelitian yang akan

menjawab tujuan penelitian. Dalam penelitian ini pengumpulan data

melalui beberapa teknik yaitu tes tertulis dan wawancara dengan tujuan

yang diinginkan.

1. Tes Tertulis

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

(Arikunto, 2006). Ada beberapa macam tes ditinjau dari sasaran dan

objek yang akan diteliti Tes yang diberikan pada penelitian ini adalah

tes tertulis yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian

seseorang setelah mempelajari sesuatu.

Dalam penelitian ini digunakan tes kemampuan matematika dan

tes pemecahan masalah. Tes kemampuan matematika (TKM) digunakan

untuk pengelompokan dan pemilihan subjek penelitian sedangkan tes

penyelesaian masalah (TPM) digunakan untuk mendapatkan data

tentang berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika

yang ditinjau dari kemampuan matematika siswa.

2. Teknik Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu (Moleong.2011). Wawancara pada


57

penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur yang

merupakan wawancara berbasis tugas. Secara garis besar langkah-

langkah wawancara berbasis tugas yaitu subjek diberi soal untuk

dikerjakan, diamati selama mengerjakan tugas dan wawancara secara

mendalam untuk menggalitentang apa, bagaimana dan mengapa

berkaitan dengan masalah yang diberikan.Secara rinci prosedur

pengumpulan data penelitian dimulai dengan pemberian Masalah

matematika kepada para subjek. Subjek diminta untuk menyelesaikan

masalah yang ada.

Secara umum proses pengumpulan data dapat digambarkan pada

gambar 3.4 dalamdiagram tersebut


58

Mulai

Subyek Penelitian

Pemberian Tugas Pemberian Tugas Pemberian Tugas


pemecahan masalah pemecahan masalah 2 pemecahan masalah ke-
1 dan wawancara dan wawancara i, i ≥ 3dan wawancara

Telaah data Telaah data Telaah data


sesuai indikator sesuai indikator sesuai indikator

Data tertulis dan


Data tertulis Data tertulis dan hasil wawancara
dan hasil hasil wawancara ke-i
wawancara I ke-2

Trigulasi waktu
Trigulasi waktu

Apakah data
valid? Tidak
k
Ya
Keterangan:
: Urutan kegiatan
Data valid : Siklus jika diperlukan
: Kegiatan
: Pilihan
Selesai : Hasil kegiatan

Gambar 3.4
Diagram Alur Pengumulan Data
59

A. Keabsahan Data

Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding tehadap data tersebut. Tehnik

triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui

sumber lainnya. Empat macam triangulasi sebagai tehnik pemeriksaan yang

memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Untuk

pemeriksaan keabsahan data, peneliti menggunakan triangulasi waktu.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses pengoorganisasian dan mengurutkan data

ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh

data. Analisis data merupakan cara yang paling menentukan dalam

menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga dapat

menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Analisis data yang dilakukan akan digunakan sebagai dasar untuk

mengidentifikasi sistem kerja peneliti dalam menganalisa pemahaman

siswa. Tehnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kualiatif. Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan

dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-

milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari

dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
60

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data dalam penelitian ini adalah:

Data yang sudah diperoleh dalam penelitian ini dianalisis sesuai

dengan teknik analisis data menurut Sugiyono (2015:337-345) yaitu:

1. Reduksi data

Memilih dan mengelompokkan data dari tes, wawancara, dan catatan-

catatan peneliti

2. Penyajian data

Untuk memudahkan dan memahami apa yang terjadi, juga untuk

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami

tersebut dan untukmemaparkan data ke dalam bentuk yang terorganisir

dan bentuk kata-kata naratif

3. Penarikan kesimpulan, adalah temuan baru yang sebelumnya belum

pernah ada dari hasil reduksi, yang selanjutnya akan menjadi bahan

untuk pembahasan hasil penelitian.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara membandingkan hasil

pekerjaan siswa dengan hasil wawancara pada masing-masing sumber data.

Sehingga dapat di tarik kesimpulan bagaimana profil berpikir kreatif siswa

SMA dalam menyelesaikan masalah peluang ditinjau dari kemampuan

matematika.
61

Data valid Reduksi data

Penyajian Data

Ketrampilan :
: Urutan kegiatan Penarikan
: Kegiatan kesimpukan
: Hasil kegiatan

Profil berpikir
kreatif

Gambar 3.5
Diagram Alur Analisis Data

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan mengikuti langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Mengkaji teori tentang berpikir kreatif siswa dan memodifikasi

indikator berpikir kreatif siswa dari sumber.

2. Menyusun instrumen pendukung penelitian berupa soal tes kemampuan

matematika, tugas menyelesaikan masalah dan pedoman wawancara.

3. Melakukan validasi terhadap instrument oleh ahli matematika/

pendidikan matematika serta guru matematika. Setelah hasil validasi

direvisi berdasarkan saran dari validator, instrumen diberikan pada

siswa untuk dikerjakan.

4. Melakukan tes kemampuan matematika (TKM) pada seluruh siswa

dalam satu kelas untuk memperoleh subjek penelitian.


62

5. Dari hasil tes, diperoleh kemampuan siswa dalam matematika.

Kemudian dilakukan pengelompokan tingkat kemampuan siswa.

6. Berdasarkan pengelompokan kemampuan siswa diperoleh siswa yang

berkemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah berdasarkan hasil

tes. Peneliti konsultasi dengan guru mata pelajaran untuk mengetahui

siswa yang memiliki kemampuan komunikasi yang bagus, dalam hal ini

siswa yang mampu mengungkapkan pendapatnya baik tertulis maupun

lisan agar wawancara dapat berjalan dengan lancer

7. Menentukan subjek penelitian berdasarkan kriteria yang ditetapkan.

8. Memberikan tugas penyelesaian masalah matematika dan wawancara

kepada subjek penelitian.

9. Melakukan triangulasi data untuk mendapatkan data yang valid.

10. Melakukan analisis dan penelitian, yaitu dengan mengelompokkan

respon-respon siswa serta mengungkap profil berpikir kreatif siswa

SMA dalam menyelesaikan masalah ditinjau dari kemampuan

matematika.

11. Menyusun laporan akhir hasil penelitian

12. Secara umum prosedur penelitian dapat dilihat pada diagram Pada

halaman berikutnya:
63

Mulai

Mengkaji teori Menyusun Menyusun


berpikir kreatif Indikator berpikir Instrumen
kreatif pendukung

Mengkaji teori Instrumen Validasi


berpikir kreatif pendukung Instrumen
valid pendukung
Pemilihan subjek
penelitian

Subjek penelitian

Pemberian Tugas Pemberian Tugas Pemberian Tugas


penyelesaian masalah penyelesaian masalah 2 penyelesaian masalah ke-i,
1 dan wawancara dan wawancara i ≥ 3 dan wawancara

Telaah data Telaah data Telaah data


sesuai indikator sesuai indikator sesuai indikator

Data tertulis
Data tertulis Data tertulis dan dan hasil
dan hasil hasil wawancara wawancara
wawancara I ke-2
ke-i

Telaah data
sesuai indikator Telaah data
sesuai indikator

Apakah data
valid? Tidak
k
Ya

Data valid

Hasil Selesai
Analisis
Data
Keterangan:
Gambar 3.6 : Urutan kegiatan
Prosedur Penelitian : Siklus jika diperlukan
: Kegiatan
: Pilihan
: Hasil kegiatan
64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi yang diuraikan dalam bab ini, ditujukan untuk menjawab

pertanyaan penelitian pada Bab 1, rumusan pertanyaan akan terjawab melalui

penelitian yang berpatokan pada metode pengumpulan data dan analisis data. Bab

IV ini diuraikan tentang hasil pengembangan instrument pendukung penelitian,

pemilihan subjek penelitan, paparan, triangulasi dan analisis data. Berikut ini

adalah uraian untuk masing-masing poin tersebut.

A. Hasil pengembangan instrument pendukung penelitian

1. Hasil pengembangan instrument tes kemampuan matematika

Untuk mengetahui kemampuan matematika kelas XII, peneliti

menggunakan soal UN sebagai acuan dengan asumsi bahwa soal UN

matematika SMA yang berjumlah 10 soal. Bentuk dari soal yang digunakan

diubah dari soal pilihan ganda menjadi soal essay. Dari hasil tes

kemampuan matematika, peneliti mengelompokan menjadi tiga, yaitu siswa

yang memiliki kemampuan tinggi dalam matematika, siswa yang memiliki

kemampuan sedang dalam matematika dan siswa yang memiliki

kemampuan rendah dalam matematika.

Selanjutnya yang peneliti gunakan dalam penelitian, selain

mempertimbangkan hasil tes kemampuan dalam matematika juga atas

rekomendasi guru matematika. Artinya subjek yang dipilih adalah siswa

yang komunikatif, yang mampu menuangkan ide-idenya dan tentunya

meminta persetujuan dari siswa tersebut. Soal tes kemampuan matematika

ini tidak divalidasi ahli dengan asumsi bahwa soal tes kemampuan

64
65

matematika yang dipilih dari soal UN adalah valid dan reliabel. Sehingga

setelah soal tes kemampuan disusun langsung dapat digunakan,

2. Hasil pengembangan instrumen tes berpikir kreatif matematika.

Instrumen tes berpikir kreatif yang disusun untuk memperoleh profil

berpikir kreatif siswa SMA dalam menyelesaikan masalah ditinjau dari

kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah menggunakan dua buah

tes berpikir kreatif yaitu TBK 1 dan TBK 2. TBK yang diberikan berkaitan

dengan masalah peluang berupa soal esay. TBK ini telah disetujui oleh

pembimbing dan selanjutnya dua tes ini divalidasi oleh seorang dosen dan

guru mata pelajaran matematika kelas XII. Sebelum dilakukan uji

keterbacaan untuk melihat apakah TBK dapat dibaca dan dipahami

perintahnya dengan baik oleh subjek. Hasil konsultasi dengan kedua

pembimbing dan keduanya menyetujui masalah yang diajukan. Hasil

keterbacaan yang dilakukan pada tiga orang peserta didik yang memiliki

kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah menunjukkkan siswa

mampu memahami apa yang dimaksud dari tes berpikir kreatif dan sesuai

dengan maksud peneliti. Sedangkan kedua validator menyatakan instrument

dapat digunakan untuk mengungkap pemecahan masalah matematika.

Berikut hasil validasi instrument peneitian:

1) Tes berpikir kreatif 1 (TBK 1)


66

a) Instrumen Tes Kemampuan Matematika

b) Instrumen Tes Berpikir Kreatif

Tabel 4.1
Instrumen Tes Berpikir Kreatif TBK1dan TBK 2

TBK 1 TBK 2
67

c) Hasil Validasi TBK 1 dan TBK 2

Tabel 4.2
Validasi Instrumen TBK 1

TBK 1

Sebelum
divalidasi

Hasil Validasi

Hasil Validasi
68

TBK1

Lembar validasi

Lembar validasi

Perintah pada soal lebih diperinci


69

Belum
divalidasi

Hasil validasi

Alternatif jawaban disajikan berdasarkan indikator penilaian agar dapat


mereprentasikan berpikir kreatif siswa
70

b) Tes berpikir kreatif 2 (TBK 2)


Tabel 4.3
Validasi Instrumen TBK 2

Sebelum
Divalidasi

Lembar validasi
71

Hasil validasi - Instrumen TBK dapatdigunakan dengan revisi kecil


- Perintah pada soal lebih diperinci lagi
- Tentukan dirubah menjadi Buatlah percobaan-percobaan yang
banyak anggota ruang sampelnya 64! Minimal 2
72

d) Pedoman Wawancara

Tabel 4.4
Validasi Pedoman Wawancara

Sebelum

divalidasi

Setelah

direvisi
73

Lembar validasi

Hasil Lembar Validasi


Wawancara 1 dan 2

Lembar validasi 2

- Instrumen pada wawancara dapat digunakan dengan revisi


Keterangan kecil
- Memberikan Saran pada instrumen untuk menambah beberapa
poin pada pedoman wawancara.
74

Berdasarkan hasil validasi, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa instrument

tes berpikir kreatif dapat digunakan. Instrument Tes Berpikir Kreatif yang valid

dan dapat digunakan bisa dilihat pada Lampiran B2 dan B3.

B. Pemilihan subjek penelitian

Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan cara memilih subjek

berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan pada Bab III. Dalam

menentukan subjek penelitian, peneliti melibatkan kelas XII di MAN 10

Jombang. Siswa siswi calon subjek dipilih dari analisis tes kemampuan

matematika dimana kriteria nilai atau skor dikatakan berkemampuan tinggi

jika skor yang diperoleh lebih dari atau sama dengan 85. Peserta didik

dikatakan berkemampuan sedang jika nilai yang diperoleh lebih dari atau

sama dengan 60 dan kurang dari 85. Peserta didik dikatakan berkemampuan

rendah jika nilai yang diperoleh kurang dari 60.

Kelas yang dipilih adalah kelas XII dengan jumlah siswa 22 siswa.

Tabel 4.5
Daftar Nilai Kemampuan Matematika

No Nama Nilai
1 AAH 60
2 AHI 65
3 AT 70
4 DP 65
5 DNR 60
6 DAP 80
7 IDL 85
8 IPBH 60
9 MFJ 60
10 MSA 65
11 MSL 80
12 MFO 60
13 MKM 65
14 NLM 85
15 PDC 70
75

16 PW 80
17 RW 70
18 SAF 58
19 SRV 60
20 SDL 70
21 TCRS 58
22 WA 60

Adapun kriteria pemilihan subjek yakni nilai kemampuan matematika dan

kemampuan komunikasi yang baik. Dasar dari kemampuan komunikasi subjek

merupakan rekomendasi dari wali kelas dan guru mata pelajaran lain yakni mata

pelajaran Ekonomi.

Dari semua data tersebut diperoleh 3 subjek penelitian yang mewakili tiap

tingkat kemampuan matematika yakni :

1. NLM (subjek kemampuan matematika tinggi dengan nilai 85), dalam

penelitian ini kode dengan S1.

2. PDC (subjek kemampuan matematika sedang dengan nilai 70), dalam

penelitian ini kode dengan S2.

3. SAF (subjek kemampuan matematika rendah dengan nilai 58), dalam

penelitian ini kode dengan S3.

Dari ketiga subjek terpilih tidak hanya dilihat dari Pada kegiatan selanjutnya

subjek terpilih akan diberikan TBK untuk mengetahui aktivitas yang

ditampilkan ketiga subjek dengan tingkat kemampuan yang bereda tersebut

dalam memecahkan masalah matematika.


76

Tabel 4.6
Jadwal Pelaksanaan Tes Berfikir Kreatif

Subjek TBK 1 TBK 2

Rabu, 10 Februari 2021 Selasa, 16 februari 2021


S1
Pukul 07.00 – 08.30 WIB Pukul 07.00 – 08.30 WIB

Rabu, 10 Februari 2021 Selasa, 16 februari 2021


S2
Pukul 13.00 – 14.30 WIB Pukul 13.00 – 14.30 WIB

Rabu, 10 Februari 2021 Selasa, 16 februari 2021


S3
Pukul 18.30 – 20.00 WIB Pukul 18.30 – 20.00 WIB

C. Paparan data, triangulasi dan kesimpulan profil berfikir kreatif siswa

SMA dalam menyelesaikan masalah.

Untuk mengetahui kemampuan matematika peserta didik dalam

menyelesaikan masalah, peneliti melakukan dua kali wawancara dengan

menggunakan TBK 1 dan TBK 2 yang serupa dengan TBK 1 digunakan

sebagai triangulasi. Hasil dari wawancara kemudian dikodekan digit pertama

yakni S sebagai subjek, digit kedua 1,2,3 sebagai subjek pertama S1), subjek

kedua (S2) dan subjek ketiga (S3). Digit ketiga yaitu yaitu 1 dan 2, 1

menyatakan TBK 1 dan 2 menyatakan TBK 2. Digit keempat huruf menyatakan

indikator tahapan penyelesaian masalah yaitu A menyatakan Mengenali masalah,

B menyatakan mendifinisikan masalah, C menyatakan merumuskan masalah dan

D mengevaluasi penyelesaian masalah, Digit kelima berupa 1,2dan 3, 1.

Menyatakan kefasihan (fluency), 2 Keluwesan (fleksibility), 3. Kebaruan

(novelty). Diket keenam yaitu a,b.c dengan huruf kecil menandakan kalau ada

item yang lebih dari satu. Adapun bentuk masalah yang diberikan kepada subjek
77

adalah dengan meminta subjek memecahkan TBK 1 dan 2 yang serupa untuk

dijadikan alat triangulasi yang diberikan oleh peneliti.

1. Analisis data S1 kemampuan matematika tinggi (S1)

a. Paparan data TBK 1 untuk S1

1) Paparan data TBK 1 dan wawancara.

Berikut ini petikan wawancara S1:

Tabel 4.7
Hasil TBK 1 dan wawancara S1

Hasil Pekerjaan S1 untuk TBK 1

P Setelah dibaca soal ini, apa yang kamu lakukan?


Mengamati soal tersebut sesuai perintah soal, dan saya membuat S11A1a
S1
percobaan beserta pembuktiannya.
P Ungkapkan permasalahan apa yang ada di soal?
Disuruh untuk membuat percobaan-percobaan yang ruang S11A1b
S1
sampelnya terdiri dari 16
P Bagaimana Sudara membaca soal ini? Coba diulangi lagi!
S11A2a
Membuat percobaan-percobaan yang mempunyai banyak anggota
S1 S11A3
ruang sampelnya 16
P Bisakah Sudara membaca soal ini dengan bahasa sendiri?

S1 Bisa bu!
P Coba dibaca dengan bahasa kamu sendiri! S11B3
Emmh Mencari ruang sampel jika diketahui jika riska pergi ke
S1 sebuah mall, Riska membeli 2 baju, 2 celana, 2 sabuk, dan 2 topi
tapi riska hanya bisa membeli 2 items
P Apa yang diketahui pada soal?
S11B1a
S1 Diketahui Riska membeli 2 baju, 2 celana, dan 2 sabuk, 2 topi.
P Apa yang ditanya pada soal? S11B1b
78

Tentukan ruang sampelnya jika riska hanya bisa membeli 2 items


S1
saja?
P Menurut pemahaman Saudara apa yang tertulis dalam soal itu ?
Yaa... kita disuruh atau diperintah untuk membuat suatu percobaan S11C1b
S1
yang nanti ruang sampeknya ituuu.. 16
Setelah membaca soal ini, apa yang diketahui pada soal? Dan Apa
P yang ditanyakan pada soal? jelaskan dengan Bahasa dan
pemahaman Saudara!
S11B3
Yang diketahui pada soal adalah banyak anggota ruang sampelnya
S1 16, dan yang ditanya adalah membuat percobaan percobaan yang
mempunyai anggota ruang sampel 16!
Bagaimana cara saudara menyelesaikan soal ini? Jelaskan cara apa
P
yang saudara gunakan?
Saya mencoba melakukan percobaan dengan beberapa kali sampai
menemukan hasil akhir 16, S11C1
S1 Cara yang saya pakek adalah dengan memasangkan baju dengan
baju, baju dengan celana, baju dan topi, dan seterusnya bu sehingga
ketemu yang banyak kejadian atau ruang sampelnya 16 begitu bu
P Menurut pemahaman saudara apa yang tertulis dalam soal itu?
Menentukan percobaan beserta pembuktiannya yang memiliki S11C2
S1
ruang sampelnya 16
P Darimana ide jawaban yang kamu buat itu?
S11C3
S1 Dari diri sendiri
Jelaskan proses Sudara dalam menyelesikan soal ini ! (Jika tidak
P tertulis pada lembar jawaban) S11D1
S1 Ada di lembar jawaban
Coba selesaikan dengan cara lain yang berbeda dari yang sudah
P kamu lakukan!

Misalkan kita bisa mengalikan dari 2 baju dikali 2 celana dikali 2 S11D2
S1 sabuk dan dikali 2 Topi maka akan ketemu ruang sampelnya 16
Benarkan bu!
P Bagaimana caranya? Jelaskan!
S11D3
S1 Ada dilembar jawaban
Adakah cara lain lagi? Coba selesaikan dengan cara lain yang
P berbeda dari yang sudah kamu lakukan!
Ada...mungkin bu ! mungkin dengan cara memangkatkan karena
S11D3
saya ambil 4 percobaan yaitu baju, celana topi dan sabuk dan hanya
S1 bisa membeli 2 item maka 2 pangkat 4 maka n(s) nya adalah 16
hhhh

P Apakah Sudara tadi mengecek jawaban Saudara?


S11E1a
S1 Ya.....
P Bagaimana cara Sudara mengecek jawaban atau hasil akhir ini?

Dengan cara meneliti kembali cara yang saya pasangkan apakah


masih ada yg belum terpasang atau mungkin ada yg ganda cara S11E1b
S1
saya masangkan dan saya melihat ulang ternyata ada yang ganda bu
sehingga ada yang saya betulkan begitu bu...
P Apakah saudara yakin dengan jawaban?
S11E2a
S1 Sangat yakin
P Bagaimana anda yakin dengan jawabanmu?
S11E2b
S1 Ya iya bu .. saya sudah meneliti kembali jawaban tersebut dan saya
79

yakin dengan jawaban saya


Adakah cara lain Saudara dalam mengecek kebenaran hasil
P
jawaban? S11E3a
S1 Ada bu
P Bagaimana cara lain itu?
waktu itu sebelum saya kumpulkan jawaban saya, saya sempat lagi
S11E3b
S1 melihat atau mengecek kembali saya lihat dari atas terus saya teliti
satu persatu barangkali ada yg salah tulis terus kebawah begitu bu..
P Cara yang berbeda ya!
S11E3c
S1 Iya

Berdasarkan hasil wawancara diatas, S1 setelah menerima soal

mengamati terlebih dahulu kemudian membacanya. S1 mengamati apa

saja yang terdapat dalam soal yang termasuk apa yang diketahui dan

apa yang ditanyakan. Kemudian S1 menuliskan apa yang diketahui

sambil mengucapkan apa yang ditulisnya. Selain menulis apa yang

diketahui, subjek juga menulis apa yang ditanya pada soal tersebut

dan S1 mulai membuat coret-coretan dan mencoba-coba untuk

melakukan percobaan dengan berulang kali untuk mendapatkan ruang

sampel yang diminta dalam soal tersebut. S1 juga dapat memberikan

jawaban lebih dari satu jawaban beserta pembuktiannya. S1 juga

memberikan jawaban yang beragam lebih dari satu jawaban, dan S1

mampu untuk menguraikan jawabannya dengan dilengkapi skema dan

tabel. S1 memberikan alasan kebenaran dari jawaban yang dihasilkan

dengan lancar.

2) Paparan data TBK 2 dan wawancara.

Berikut ini petikan wawancara S1 pada tahap memahami masalah.


80

Tabel 4.8
Hasil TBK 2 dan wawancara S1

Hasil penyelesaian TBK 2

P Sudah dibaca soalnya? S11A1


S1 Sudah bu...
P Coba dibaca soalnya dengan menggunakan bahasa kamu sendiri? S11A2
S1 Menentukan percobaan yang mempunyai banyak anggota ruang
sampelnya 64.
P Coba diulang lagi? S11A3
S1 Menentukan percobaan yang mempunyai banyak anggota ruang
sampelnya 64
P Melihat jawaban pada lembar jawaban subjek, S11B1
tentang apa yang ditanya atau yang diketahui pada soal?
S1 Diketahui: dirumah pak toni ada 8 orang tamu dan pak toni
menyediakan 8 menu makanan.
Dan yang ditanya: Tentukan kemungkinan 1 menu yang dapat dipilih
setiap tamu!
P Setelah membaca soal apa yang kamu ketahui? S11B2
S1 Setelah membaca soal tersebut yang mengetahuidirumah pak toni ada
8 orang tamu dan pak toni menyediakan 8 menu makanan
P Bisakah kamu menjelaskan soal tersebut dengan menggunakan S11B3
bahasa kamu sendiri?
S1 Bisa bu... yaitu disuruh untuk menentukan kemungkinan 1 menu
yang dapat dipilih setiap tamu dari 8 orang tamu yang dirumah pak
toni sedangkan pak toni hanya menyediakan 8 menu makanan.
P Bagaimana cara saudara menyelesaikan soal tersebut? SIIC1
S1 Saya menyelesaikannya satu persatu dari soal tersebut dan saya
menyelesaikannya dengan pohon faktor.
P Menurut pemahaman saudara apa yang tertulis dalam soal itu? S11C2
81

S1 Menentukan percobaan beserta pembuktiannya yang memiliki ruang


sampelnya 64
P Dari mana ide jawaban yang kamu buat itu? S11C3
S1 Dari saya sendiri
P Jelaskan proses saudara dalam menyelesaikan soal ini? S11D1
S1 Proses yang saya lakukan adalah dengan cara mengetahui banyak
anggota ruang sampelnya 64, kemudian yang ditanya adalah
menentukan percobaan maka saya bisa melakukan proses itu dengan
cara mengerjakan satu persatu permasalahan yang ada disoal.
P Bisakah saudara menyelesaikan soal ini dengan cara yang berbeda? S11D2
S1 Ya bisa..
P Bagaimana caranya? S11D3
S1 Saya menggunakan penjumlahan yaitu 8 + 8+8+8+8+8 = 64
P Apakah saudara tadi mengecek jawaban saudara? S11E1
S1 Ya saya sudah mengecek ulang atau meneliti hasil akhir jawaban
saya
P Adakah cara lain dalam mengecek kebenaran dari hasil jawaban S11E2
saudara?
S1 Ya ada
P Bagaimana cara lain itu? S11E3
S1 Saya menggunakan cara lain yaitu dengan cara meneliti dari atas
sampai bawah mungkin ada salah kata atau salah angkah.

Pada soal pemecahan 2, aktivitas yang dilakukan S1 yakni 1) S1 langsung

membaca soal, menuliskan yang diketahui, yang ditanyakan atau yang dicari,

2) S1 menuliskan apa yang diketahui dan permasalahan yang dicari pada soal,

menyajikan dalam bentuk gambar atau simbol atau mengumpulkan data mulai

dari apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, 3) S1 memecahkan masalah

dengan menggunakan pengalaman belajar yang sudah diperoleh dengan

percobaan-percobaan yang S1 lakukan.

b. Triangulasi data.

Berdasarkan hasil wawancara tes menyelessaikan masalah 1 dan 2

dideskripsikan kesamaan aktivitas S1 yang muncul, kemudian disajikan

kedalam tabel berikut.


82

Tabel 4.9
Hasil wawancara S1 tes menyelesaikan masalah 1 dan 2

Aspek Perpikir Tahapan Penyelesaian Masalah Data 1 Data 2


Kreatif John Dewey (Hasil TBK 1 dan wawancara) (Hasil TBK 2 dan wawancara)

Mengenali masalah S1 membaca soal yang diberikan (S11A1) S1 membaca soal yang diberikan (S11A1)
Subjek memahami soal “Membuat percobaan- Subjek memahami soal “Menentukan percobaan
Mendefinisikan masalah percobaan yang mempunyai banyak anggota ruang yang mempunyai banyak anggota ruang sampelnya
sampelnya 16” (S11A2) 64.”(S11A2)
Subjek menyebutkan “Menentukan percobaan yang
Merumuskan Masalah Subjek menyebutkan “Membuat percobaan yang
mempunyai banyak anggota ruang sampelnya
mempunyai ruang sampel 16” (S11A3)
64”(S11A3)
Subjek memberi contoh “Riska membeli 2 baju, 2 Subjek memberi contoh : Dirumah pak toni ada 8
Kefasihan Mencoba Menyelesaikan Masalah celana, dan 2 sabuk, 2 topi, Tetapi riska hanya bisa orang tamu dan pak toni menyediakan 8 menu
(fluency) membeli 2 items saja. dan yang ditanya ruang makanan. Tentukan kemungkinan 1 menu yang
sampelnya?(S11B1) dapat dipilih setiap tamu! (S11B1)
Setelah membaca soal Subjek bisa memahami Setelah membaca soal Subjek bisa memahami
Mengevaluasi Penyelesaian perintahnya “ diketahui Riska membeli 2 baju, 2 perintahnya “Diketahui: dirumah pak toni ada 8
Masalah celana, dan 2 sabuk, 2 topi, Tetapi riska hanya bisa orang tamu dan pak toni menyediakan 8 menu
membeli 2 items saja, ditanya ruang sampelnya makanan. Dan yang ditanya Tentukan kemungkinan
(S11B2) 1 menu yang dapat dipilih setiap tamu! (S11B2)
Subjek bisa menjelaskan dengan menggunakan
Subjek bisa menjelaskan dengan menggunakan
bahasanya sendiri “Disuruh untuk menentukan
bahasanya sendiri “Mencari ruang sampel jika
Mengenali masalah kemungkinan 1 menu yang dapat dipilih setiap
Keluwesan diketahui riska pergi ke sebuah mall, Riska
tamu dari 8 orang tamu yang dirumah pak toni
(Fleksibility) membeli 2 baju, 2 celana, 2 sabuk, dan 2 topi tapi
sedangkan pak toni hanya menyediakan 8 menu
riska hanya bisa membeli 2 items.(S11B3)
makanan.(S11B3)

82
83

Subjek bisa menyelesaikan soal “Saya mencoba


melakukan percobaan dengan beberapa kali sampai
Subjek bisa menyelesaikan soal “Saya
menemukan hasil akhir 16,Cara yang saya pakek
Mendefinisikan masalah menyelesaikannya satu persatu dari soal tersebut
adalah dengan memasangkan baju dengan baju,
dan saya menyelesaikannya dengan pohon faktor.
baju dengan celana, baju dan topi, dan seterusnya
(S11C1)
bu sehingga ketemu yang banyak kejadian atau
ruang sampelnya 16 begitu bu (S11C1)
Siswa dapat memahami apa yang ditulisnya Siswa dapat memahami apa yang ditulisnya
Merumuskan Masalah “Menentukan percobaan beserta pembuktiannya “Menentukan percobaan beserta pembuktiannya
yang memiliki ruang sampelnya 16(S11C2) yang memiliki ruang sampelnya 64(S11C2)
Mencoba Menyelesaikan Masalah Subjek bisa memunculkan idenya sendiri (S11C3) Subjek bisa memunculkan idenya sendiri (S11C3)
Mengevaluasi Penyelesaian Subjek bisa menjelaskan proses dalam Subjek bisa menjelaskan proses dalam
Masalah menyelesaikan masalah (S11D1) menyelesaikan masalah (S11D1)
Mengenali masalah Subjek bisa menyelesaikan soal dengan cara yang Siswa bisa menyelesaikan soal dengan cara yang
berbeda(S11D2) berbeda (S11D2)
Mendefinisikan masalah Subjek bisa menunjukannya dengan menggunakan Subjek bisa menunjukannya dengan menggunakan
cara lain (S11D3) cara lain(S11D3)
Subjek memeriksa kembali hasil pekerjaannya Subjek memeriksa kembali hasil pekerjaannya
Merumuskan Masalah (S11E1) (S11E1)
Kebaruan
(novelty)
Subjek menunjukan cara lain dalam memeriksa Subjek memeriksa kembali hasil pekerjaannya
Mencoba Menyelesaikan Masalah kembali hasil pekerjaannya dengan cara lain
(S11E2) (S111E2)

Mengevaluasi Penyelesaian Subjek bisa memberikan cara dengan menunjuk jari Subjek bisa memberikan cara dengan menunjuk jari
Masalah tanpa memberi tanda (S11E3) tanpa memberi tanda (S11E3)
84

Berdasarkan tabel diatas terdapat beberapa kesamaan kegiatan atau aktivitas

yang ditampilkan oleh S1 pada kedua soal. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil

TBK 1 adalah kredibel, sehingga tahap selanjutnya adalah menganalisis data

tersebut berdasarkan indikator penelitian..

c. Kesimpulan profil berfikir kreatif S1 dalam menyelesaikan masalah peluang.

Dari petikan kedua wawancara tersebut dideskripsikan aktivitas sebagai

berikut :

84
85

Tabel 4.10
Hasil berfikir kreatif S1 dalam menyelesaikan masalah peluang

Tahapan
Aspek
Penyelesaian
Perpikir Hasil Penelitian
Masalah John Deskriptor
Kreatif
Dewey
Mengenali masalah • Siswa membaca soal dengan benar • Saat S1 menerima soal, hal pertama yang dilakukan oleh S1 adalah S1
dan lancar membaca soal tersebut dengan lancar dan benar. Subjek menyatakan telah
• Siswa membaca permasalahan laancar membaca permasalahan tanpa memerlukan bantuan dengan
Kefasihan dengan bahasanya sendiri. bahasanya sendiri.
(fluency) Mendefinisikan • Siswa menyatakan apa yang • Ketika mendefinisikan masalah maka S1 mendefinisikan masalah dengan
masalah diketahui tentang peluang dengan menyatakan apa yang diketahui tentang peluang, yaitu S1 menuliskan dan
lancar menyebutkan permasalahan dengan lancar dan benar. S1 juga menyatakan
• Siswa menyatakan apa yang apa yang ditanyakan tentang peluang dengan lancar.
ditanyakan tentang peluang
dengan lancar
Merumuskan • Siswa memilih cara penyelesaian • Ketika S1 merumuskan masalah maka S1 menyatakan dengan lancar
Masalah masalah peluang dengan lancar. memilih cara penyelesaian masalah peluang.
Mencoba • Siswa mengerjakan penyelesaian • Ketika S1 mencoba menyelesaikan maka S1 mengerjakan penyelesaian
Menyelesaikan masalah sesuai dengan cara yang masalah sesuai dengan cara yang dipilihkan dengan lancar
Masalah dipilihkan dengan lancar

Mengevaluasi • Siswa mengecek kembali hasil • Ketika S1 mengevaluasi penyelesaian masalah maka S1 mengecek
Penyelesaian penyelesaiannya dari awal hingga kembali hasil penyelesaiannya dari awal hingga akhir secara runtut dan
Masalah akhir secara runtut dan lancar. lancar.

Mengenali masalah • Siswa membaca soal peluang • Saat S1 menerima soal, S1 mengenali masalah dalam membaca soal
dengan bahasa sendiri peluang dengan bahasanya sendiri.
86

Mendefinisikan • Siswa menyatakan apa yang • Ketika S1 Mendefinisikan masalah maka S1 menyatakan apa yang
masalah diketahui dengan bahasa/cara diketahui dengan bahasa/cara S1 sendiri. S1 juga menyatakan apa yang
Keluwesan subjek sendiri ditanya dengan bahasa/cara S1 sendiri
(Fleksibility) • Siswa menyatakan apa yang
ditanya dengan bahasa/cara subjek
sendiri

Merumuskan • Siswa memilih cara penyelesaian • Ketika S1 merumuskan masalah, S1 menyatakan memilih cara
Masalah masalah dengan cara yang lain penyelesaian masalah dengan cara yang lain atau berbeda dengan yang lain
atau berbeda dengan yang lain
Mencoba • Siswa mengerjakan penyelesaian • Ketika S1 mencoba menyelesaikan masalah, menyatakan mengerjakan
Menyelesaikan masalah dengan cara yang penyelesaian masalah dengan cara yang berbeda. mengerjakan
Masalah berbeda. penyelesaian masalah dengan cara yang berbeda.
Mengevaluasi • Siswa mengecek kembali hasil • S1 ketika mengevaluasi penyelesaian masalah, menyatakan telah
Penyelesaian penyelesaiannya dengan caranya mengecek kembali hasil penyelesaiannya dengan caranya sendiri.
Masalah sendiri.
Mengenali masalah • Siswa Membaca soal peluang • Saat S1 menerima soal, S1 mampu membaca soal peluang dengan
dengan bahasanya sendiri bahasanya sendiri dan menemukan hal baru dalam masalah tersebut, dan
menemukan hal baru dalam S1 telah membaca permasalahan dengan bahasanya sendiri dan memiliki
masalah tersebut. ide yang tidak pada umumnya.
• Siswa membaca permasalahan
dengan bahasanya sendiri dan
memiliki ide yang tidak pada
umumnya.

Mendefinisikan • Siswa menyatakan apa yang • Ketika S1 mendefinisikan masalah , menyatakan apa yang diketahui
masalah diketahui dengan bahasanya dengan bahasanya sendiri dan memiliki ide yang tidak perna digunakan
sendiri dan memiliki ide yang pada umumnya.
tidak perna digunakan pada
umumnya.
87

Merumuskan • Siswa memilih cara penyelesaian • Dalam merumuskan masalah, S1 menyatakan memilih cara penyelesaian
Masalah masalah yang berbeda dengan masalah yang berbeda dengan yang lain dan tidak biasa digunakan dengan
Kebaruan yang lain dan tidak biasa benar. S1 juga menyatakan memunculkan ide atau gagasan baru yang
(novelty) digunakan dengan benar. belum pernah digunakan secara umum.
• Siswa memunculkan ide atau
gagasan baru yang belum pernah
digunakan secara umum.

Mencoba • Siswa mengerjakan penyelesaian • S1 menyatakan saat mencoba menyelesaikan masalah, S1 mengerjakan
Menyelesaikan masalah sesuai dengan cara yang penyelesaian masalah sesuai dengan cara yang dipilihnya yaitu cara
Masalah dipilihnya yaitu cara berbeda berbeda dengan yang lain dan tidak biasa digunakan dengan benar.
dengan yang lain dan tidak biasa
digunakan dengan benar.

Mengevaluasi • Siswa mengecek kembali hasil • Ketika mengevaluasi penyelesaian masalah, S1 menyatakan mengecek
Penyelesaian penyelesaian dari awal hingga kembali hasil penyelesaian dari awal hingga akhir dengan cara berbeda
Masalah akhir dengan cara berbeda dengan dengan yang lain dan tidak biasa digunakan dengan benar.
yang lain dan tidak biasa
digunakan dengan benar.
88

2. Analisis data S2.

a. Paparan data TBK 1 untuk S2

1) Paparan data TBK 1 dan wawancara.

Berikut ini petikan wawancara S2 pada tahap memahami masalah.

Tabel 4.11
Hasil TBK 1 dan wawancara S2

Hasil Pekerjaan S2 untuk TBK 1

p Setelah dibaca soal ini, apa yang kamu lakukan? S21A1a


S2 Dengan menjawab soal dengan percobaan yang nialinya 16
Langsung menjawabnya ya....
P Ungkapkan permasalahan apa yang ada di soal? S11A1b
S2 Membuat contoh percobaan yang ruang sampelnya 16
P Bagaimana Sudara membaca soal ini? Coba diulangi lagi! S11A2a
S2 Buatlah percobaan-percobaan yang mempunyai banyak anggota ruang
sampel16
P Bisakah Sudara membaca soal ini dengan bahasa sendiri? S11B3
S2 Bisa
P Coba dibaca dengan bahasa kamu sendiri! S11B3
S2 Membuat contoh percobaan ruang sampelnya 16
P Apa yang diketahui pada soal? S11B1a
S2 Membuat percobaan yang mempunyai banyak ruang sampelnya 16
P Apa yang ditanya pada soal? S11B1b
S2
P Menurut pemahaman Saudara apa yang tertulis dalam soal itu ? S11C1b
S2
P Setelah membaca soal ini, apa yang diketahui pada soal? Dan Apa S21B3
yang ditanyakan pada soal? jelaskan dengan Bahasa dan pemahaman
Saudara!
S2 Dengan mencari contoh percobaan dengan ruang sampel 16
P Bagaimana cara saudara menyelesaikan soal ini? Jelaskan cara apa S21C1
89

yang saudara gunakan?


S2 Dengan cara nalar
P Nalar yg bagaimana S21C2
S2 Saya mencoba menganalisis dari percobaan 2 menu makanan
P Terus diapakan S21C3
S2 Saya buat tabel bu seperti gado-gado dengan rawon, nasgor dengan
rawon, migor demgan rawon, soto dan rawon, dan seterusnya sehingga
n(s)nya ketemu 16
P Bisakah Saudara menyelesaikan soal ini dengan cara yang berbeda dari S21D2
cara yang sudah Saudara gunakan ini?
S2 Bisa bu..
Dengan cara mencari contoh yang berbeda seperti ani dan edo sedang
berbelanja bareng dan ani membeli meja, buku,kulkas, dan lemari,
sedangkan edo membeli keranjang baju, mesin cuci, bantal dan keset.
P Coba selesaikan dengan cara lain yang berbeda dari yang sudah kamu S11D3
lakukan!
S2 Dengan menggunakan aturan perkalian yaitu jumlah barang yg dibeli
sama ani adalah 4 barang dan yg dibeli sama edo juga 4 barang jadi
4x4 = 16 .
P Jelaskan proses Sudara dalam menyelesikan soal ini ! (Jika tidak S21D1
tertulis pada lembar jawaban)
S2 Ya saya langsung menulis soal dengan suatu percobaan dan saya uji
kebenaranya sehingga saya mencari percobaan apa yg ruang sampelnya
16
P Bagaimana caranya? Jelaskan! S21D3
S2 Membuat suatu percobaan dengan beberapa kali shg menemukan
n(s)=16
P S21E2
Adakah cara lain lagi? Coba selesaikan dengan cara lain yang berbeda
dari yang sudah kamu lakukan!
S2 Ada tapi saya lupa dengan apa ya..
Oh ya bu pohon faktor ya bu
Bagaimana caranya?
Kita bisa memasangkan seperti ini bu..

P Apakah Sudara tadi mengecek jawaban Saudara? S21E1a


S2 Iya
P Bagaimana cara Sudara mengecek jawaban atau hasil akhir ini? S21E1b
S2 Dengan cara mengevaluasi jawaban yang telah ada
P Apakah saudara yakin dengan jawaban? S21E2a
S2 Ya..saya yakin dengan jawaban itu
P Bagaimana anda yakin dengan jawabanmu? S21E2b
S2 Karena saya meneliti dari awal hingga akhir
P Adakah cara lain Saudara dalam mengecek kebenaran hasil jawaban? S21E3a
S2 Ada
P Bagaimana cara lain itu? S21E3b
S2 Dengan cara memilahsatu sampai akhir sehingga mendapatkan
jawaban itu dan jawaban tetap sama
P Cara yang berbeda ya! S21E3c
S2 Ya
90

Berdasarkan hasil wawancara diatas, S2 setelah menerima

soal mengamati terlebih dahulu kemudian membacanya. S2

mengamati apa saja yang terdapat dalam tes yang termasuk apa yang

diketahui dan apa yang ditanyakan. Kemudian S2 menuliskan apa

yang diketahui sambil mengucapkan apa yang ditulisnya. Selain

menulis apa yang diketahui, S2 juga menulis apa yang ditanya pada

soal tersebut dan S2 mulai membuat coret-coretan dan mencoba-coba

untuk melakukan percobaan dengan berulang kali untuk mendapatkan

ruang sampel yang diminta dalam soal tersebut. S2 juga dapat

memberikan jawaban lebih dari satu jawaban beserta pembuktiannya.

S2 juga memberikan jawaban yang beragam lebih dari satu jawaban,

dan S2 menguraikan jawabannya dengan lancar dilengkapi skema dan

tabel. S2 memberikan alasan kebenaran dari jawaban yang dihasilkan

dengan lancar.

2) Paparan data TBK 2 dan wawancara

Berikut ini petikan wawancara S2 pada tahap memahami masalah.


91

Tabel 4.12
Hasil TBK 2 dan wawancara S2

Hasil penyelesaian TBK 2

P Sudah dibaca soalnya? S21A1


S2 Sudah
P Coba dibaca soalnya dengan menggunakan bahasa kamu sendiri? S21A2
S2 Membuat percobaan yang anggota ruang sampelnya 64
P Coba diulang lagi? S21A3
S2 Membuat percobaan yang anggota ruang sampelnya 64
P Melihat jawaban pada lembar jawaban subjek, S21B1
tentang ditanya atau di ketahui?
S2 Diketahui: dirumah ahmad ada 8 orang yang kerumahnya pak
ahmad menyediakan 8 menu makanan.
Dan yang ditanya: Tentukan 1 menu yang dapat dipiliholeh
teman ahmad!
P Setelah membaca soal apa yang kamu ketahui? S21B2
S2 Diketahui 8 menu makanan
P Bisakah kamu menjelaskan soal tersebut dengan menggunakan S21B3
bahasa kamu sendiri?
S2 Bisa
P Bagaimana cara saudara menyelesaikan soal tersebut? S21C1
S2 Dengan cara nalar, mencoba-coba dengan cara yang ada.
P Menurut pemahaman saudara apa yang tertulis dalam soal itu? S21C2
S2 Membuat percobaan yang anggota ruang sampelnya 64
P Dari mana ide jawaban yang kamu buat itu? S21C3
S2 Dari saya sendiri, dengan cara mencoba terus menerus sampai
hingga ketemu hasilnya.
P Jelaskan proses saudara dalam menyelesaikan soal ini? S21D1
S2 Dengan cara menganalisis dan sayalakukan percobaan.
P Bisakah saudara menyelesaikan soal ini dengan cara yang S21D2
berbeda?
S2 Bisa..., dengan cara mencari contoh yang berbeda.
92

P Bagaimana caranya? S21D3


S2 Dengan terus menerus mencoba-coba yang lain.
P Apakah saudara tadi mengecek jawaban saudara? S21E1
S2 Ya...saya sudah mengecek jawaban saya
P Adakah cara lain dalam mengecek kebenaran dari hasil jawaban S21E2
saudara?
S2 Ada dengan cara mengevaluasi 1 sampai akhir sehingga
menghasilkan yang sama.
P Bagaimana cara lain itu? S21E3
S2 Dengan cara melakukan percobaan terus menerus sampai hasil
menemukan N(s) = 64

Pada soal pemecahan 2, aktivitas yang dilakukan S2 yakni 1) S2

langsung membaca soal, menuliskan yang diketahui, yang ditanyakan

atau yang dicari, 2) S2 menuliskan apa yang diketahui dan permasalahan

yang dicari pada soal, menyajikan dalam bentuk gambar atau simbol atau

mengumpulkan data mulai dari apa yang diketahui dan apa yang

ditanyakan, 3) S2 memecahkan masalah dengan menggunakan

pengalaman belajar yang sudah diperoleh dengan percobaan-percobaan

yang S2 lakukan.

b. Triangulasi data

Berdasarkan hasil wawancara soal pemecahan masalah 1 dan 2 dideskripsikan

kesamaan aktivitas S2 yang muncul, kemudian disajikan kedalam tabel

berikut.
93

Tabel 4.13
Hasil wawancara tes menyelesaikan masalah 1 dan 2 S2

Aspek Data 1 Data 2


Tahapan Penyelesaian
Berpikir
Masalah John Dewey (Hasil TBK 1 dan Wawancara) (Hasil TBK 2 dan Wawancara)
Kreatif
Mengenali masalah S2 membaca soal yang diberikan (S21A1) S2 membaca soal yang diberikan (S21A1)
Mendefinisikan masalah S2 memahami soal “Membuat percobaan-percobaan yang S2 memahami soal “Menentukan percobaan yang
mempunyai banyak anggota ruang sampelnya 16” (S21A2) mempunyai banyak anggota ruang sampelnya 64.”(S21A2)
Kefasihan
(fluency) Merumuskan Masalah S2 menyebutkan “Membuat percobaan yang mempunyai S2 menyebutkan “Menentukan percobaan yang
ruang sampel 16” (S21A3) mempunyai banyak anggota ruang sampelnya 64”(S21A3)
Mencoba Menyelesaikan S2 memberi contoh “Dalam sebuah acara trapt menu, S2 memberi contoh : dirumah pak ahmad ada 8 orang yang
Masalah setiap orang yang datang berkesempatan memilih 2 menu kerumahnya pak ahmad menyediakan 8 menu makanan.
misalkan dimeja A ada gado-gado, nasgor, migor, soto, dan Pak Ahmad menyediakan 8 menu makanan. Tentukan
meja B terdapat rawon, pecel gule, dan cap jay tentukan kemungkinan 1 menu yang dapat dipilih setiap tamu!
ada berapa cara mengambil menu makanan ?(S21B1) (S21B1)

Mengevaluasi Setelah membaca soal S2 bisa memahami perintahnya “ Setelah membaca soal S2 bisa memahami perintahnya
Penyelesaian Masalah Diketahui 2 menu misalkan dimeja A ada gado-gado, “Diketahui: dirumah Pak ahmad ada 8 orang yang
nasgor, migor, soto, dan meja B terdapat rawon, pecel gule, kerumahnya pak ahmad menyediakan 8 menu makanan.
dan cap jay dan yang ditanya ada berapa cara mengambil Dan yang ditanya: Tentukan 1 menu yang dapat
menu makanan (S21B2) dipiliholeh teman pak ahmad! (S2B2)

Mengenali masalah S2 bisa menjelaskan dengan menggunakan bahasanya S2 bisa menjelaskan dengan menggunakan bahasanya
Keluwesan sendiri “Dengan berapa cara penggambilan menu makanan sendiri “Menentukan 1 menu yang dapat dipilih oleh
(Fleksibility) yang tersedian di meja A dan dimeja B.(S21B3) teman pak ahmad yang terdiri dari delapan menu makanan
.(S21B3)
94

Mendefinisikan masalah S2 bisa menyelesaikan soal “Dengan cara nalar nalar yang S2 bisa menyelesaikan soal “Saya
bagaimana Saya mencoba menganalisis dari percobaan 2 menyelesaikannyaDengan cara nalar, mencoba-coba
menu makanan terus Saya buat tabel bu seperti gado-gado dengan cara yang ada. (S21C1)
dengan rawon, nasgor dengan rawon, migor demgan
rawon, soto dan rawon, dan seterusnya sehingga n(s)nya
ketemu 16(S21C1)
Merumuskan Masalah S2 dapat memahami apa yang ditulisnya “Menentukan S2 dapat memahami apa yang ditulisnya “Menentukan
percobaan beserta pembuktiannya yang memiliki ruang percobaan beserta pembuktiannya yang memiliki ruang
sampelnya 16 (S21C2) sampelnya 64 (S21C2)
Mencoba Menyelesaikan S2 bisa memunculkan idenya sendiri (S21C3) S2 bisa memunculkan idenya sendiri (S21C3)
Masalah
Mengevaluasi S2 bisa menjelaskan proses dalam menyelesaikan masalah S2 bisa menjelaskan proses dalam menyelesaikan masalah
Penyelesaian Masalah (S21D1) (S21D1)
Mengenali masalah S2 bisa menyelesaikan soal dengan cara yang S2 bisa menyelesaikan soal dengan cara yang berbeda
berbeda(S21D2) (S21D2)
Mendefinisikan masalah S2 bisa menunjukannya dengan menggunakan cara lain Subjek bisa menunjukannya dengan menggunakan cara
Kebaruan (S21D3) lain(S21D3)
(novelty) Merumuskan Masalah S2 memeriksa kembali hasil pekerjaannya (S21E1) S2 memeriksa kembali hasil pekerjaannya (S21E1)

Mencoba Menyelesaikan S2 menunjukan cara lain dalam memeriksa kembali hasil S2 memeriksa kembali hasil pekerjaannya dengan cara lain
Masalah pekerjaannya (S211E2)
(S21E2)
Mengevaluasi S2 bisa memberikan cara menunjukan dengan S2 bisa memberikan cara menunjukan dengan
Penyelesaian Masalah menggeserkan polpenya tanpa memberi tanda (S21E3) menggeserkan polpenya tanpa memberi tanda (S21E3)
95

Berdasarkan tabel diatas terdapat beberapa kesamaan kegiatan atau aktivitas

yang ditampilkan oleh S2 pada kedua soal. Maka dapat disimpulkan bahwa

data hasil TBK 1 adalah kredibel, sehingga tahap selanjutnya adalah

menganalisis data tersebut berdasarkan indikator penelitian.

c. Kesimpulan profil berfikir kreatif S2 dalam menyelesaikan masalah peluang.

Dari petikan kedua wawancara tersebut dideskripsikan aktivitas sebagai

berikut :
96

Tabel 4.14
Hasil berfikir kreatif S2 dalam menyelesaikan masalah peluang

Tahapan
Aspek
Penyelesaian
Perpikir Hasil Penelitian
Masalah John Deskriptor
Kreatif
Dewey
Mengenali masalah • Siswa membaca soal dengan benar • Saat S2 menerima soal, hal pertama yang dilakukan oleh S2 adalah S2
dan lancar membaca soal tersebut dengan lancar dan benar. Subjek menyatakan telah
• Siswa membaca permasalahan laancar membaca permasalahan tanpa memerlukan bantuan dengan
Kefasihan dengan bahasanya sendiri. bahasanya sendiri.
(fluency) Mendefinisikan • Siswa menyatakan apa yang • Ketika mendefinisikan masalah maka S2 mendefinisikan masalah dengan
masalah diketahui tentang peluang dengan menyatakan apa yang diketahui tentang peluang, yaitu S2 menuliskan dan
lancar menyebutkan permasalahan dengan lancar dan benar. S2 juga menyatakan
• Siswa menyatakan apa yang apa yang ditanyakan tentang peluang dengan kurang lancar.
ditanyakan tentang peluang
dengan lancar
Merumuskan • Siswa memilih cara penyelesaian • Ketika S2 merumuskan masalah maka S2 menyatakan dengan lancar
Masalah masalah peluang dengan lancar. memilih cara penyelesaian masalah peluang.
Mencoba • Siswa mengerjakan penyelesaian • Ketika S2 mencoba menyelesaikan maka S2 mengerjakan penyelesaian
Menyelesaikan masalah sesuai dengan cara yang masalah sesuai dengan cara yang dipilihkan dengan lancar
Masalah dipilihkan dengan lancar

Mengevaluasi • Siswa mengecek kembali hasil • Ketika S2 mengevaluasi penyelesaian masalah maka S2 mengecek
Penyelesaian penyelesaiannya dari awal hingga kembali hasil penyelesaiannya dari awal hingga akhir secara runtut dan
Masalah akhir secara runtut dan lancar. lancar.

Mengenali masalah • Siswa membaca soal peluang • Saat S2 menerima soal, S2 mengenali masalah dalam membaca soal
Keluwesan
dengan bahasa sendiri peluang dengan bahasanya sendiri.
97

(Fleksibility) Mendefinisikan • Siswa menyatakan apa yang • Ketika S2 Mendefinisikan masalah, S2 kurang lancar dalam menyatakan
masalah diketahui dengan bahasa/cara apa yang diketahui dengan bahasa/cara S2 sendiri. S2 juga menyatakan
subjek sendiri kurang lancar apa yang ditanya dengan bahasa/cara S2 sendiri
• Siswa menyatakan apa yang
ditanya dengan bahasa/cara subjek
sendiri
Merumuskan • Siswa memilih cara penyelesaian • Ketika S2 merumuskan masalah, S2 menyatakan memilih cara
Masalah masalah dengan cara yang lain penyelesaian masalah dengan cara yang lain atau berbeda dengan yang lain
atau berbeda dengan yang lain
Mencoba • Siswa mengerjakan penyelesaian • Ketika S2 mencoba menyelesaikan masalah, menyatakan mengerjakan
Menyelesaikan masalah dengan cara yang penyelesaian masalah dengan cara yang berbeda. mengerjakan
Masalah berbeda. penyelesaian masalah dengan cara yang berbeda.
Mengevaluasi • Siswa mengecek kembali hasil • S2 ketika mengevaluasi penyelesaian masalah, menyatakan telah
Penyelesaian penyelesaiannya dengan caranya mengecek kembali hasil penyelesaiannya dengan caranya sendiri.
Masalah sendiri.
Mengenali masalah • Siswa Membaca soal peluang • Saat S2 menerima soal, S2 kurang lancar dalam membaca soal peluang
dengan bahasanya sendiri dengan bahasanya sendiri dan kurang lancar untuk menemukan hal baru
menemukan hal baru dalam dalam masalah tersebut, dan S2 juga kurang lancar ketika membaca
masalah tersebut. permasalahan dengan bahasanya sendiri dan kurang memiliki ide yang
Kebaruan • Siswa membaca permasalahan tidak pada umumnya.
(novelty) dengan bahasanya sendiri dan
memiliki ide yang tidak pada
umumnya.

Mendefinisikan • Siswa menyatakan apa yang • Ketika S2 mendefinisikan masalah , menyatakan apa yang diketahui
masalah diketahui dengan bahasanya dengan bahasanya sendiri dan memiliki ide yang tidak perna digunakan
sendiri dan memiliki ide yang pada umumnya.
tidak perna digunakan pada
umumnya.
98

Merumuskan • Siswa memilih cara penyelesaian • Dalam merumuskan masalah, S2 menyatakan memilih cara penyelesaian
Masalah masalah yang berbeda dengan masalah yang berbeda dengan yang lain dan tidak biasa digunakan dengan
yang lain dan tidak biasa benar. S2 juga menyatakan memunculkan ide atau gagasan baru yang
digunakan dengan benar. belum pernah digunakan secara umum.
• Siswa memunculkan ide atau
gagasan baru yang belum pernah
digunakan secara umum.

Mencoba • Siswa mengerjakan penyelesaian • S2 menyatakan saat mencoba menyelesaikan masalah, S2 mengerjakan
Menyelesaikan masalah sesuai dengan cara yang penyelesaian masalah sesuai dengan cara yang dipilihnya yaitu cara
Masalah dipilihnya yaitu cara berbeda berbeda dengan yang lain dan tidak biasa digunakan dengan benar.
dengan yang lain dan tidak biasa
digunakan dengan benar.

Mengevaluasi • Siswa mengecek kembali hasil • Ketika mengevaluasi penyelesaian masalah, S2 menyatakan mengecek
Penyelesaian penyelesaian dari awal hingga kembali hasil penyelesaian dari awal hingga akhir dengan cara berbeda
Masalah akhir dengan cara berbeda dengan dengan yang lain dan tidak biasa digunakan dengan benar.
yang lain dan tidak biasa
digunakan dengan benar.
99

3. Analisis data S3

a. Paparan data TBK 1 untuk S3

1) Paparan data TBK 1 dan wawancara

Berikut ini petikan wawancara S3.

Tabel 4.15
Hasil TBK 1 dan wawancara S3

Hasil Pekerjaan S3 untuk TBK 1

P Setelah dibaca soal ini, apa yang kamu lakukan?


S3 Dengan cara menganalisis dan melakukan percobaan
P Ungkapkan permasalahan apa yang ada di soal?
S3 Mencari percobaan yang mempunyai banyak anggota ruang sampel 16
P Bagaimana Sudara membaca soal ini? Coba diulangi lagi!
S3 Buatlah persamaan yg ruang sampelnya 16
P Bisakah Sudara membaca soal ini dengan bahasa sendiri?
S3 Bisa
P Coba dibaca dengan bahasa kamu sendiri!
S3 Membuat percobaan dengan banyak anggota ruang sampel 16
P Apa yang diketahui pada soal?
S3 percobaan-percobaan yang mempunyai banyak anggota ruang sampelnya 16
!
P Apa yang ditanya pada soal?
S3 Membuat percobaan yang mempunyai banyak anggota ruang sampelnya 16 !
P Menurut pemahaman Saudara apa yang tertulis dalam soal itu ?
S3 Membuat percobaan yang ruang anggotanya 16
P Setelah membaca soal ini, apa yang diketahui pada soal? Dan Apa yang
ditanyakan pada soal? jelaskan dengan Bahasa dan pemahaman Saudara!
S3 Yang diketahui adalah sebuah balok terdapat dua lampu hijau, 2 lampu
merah, 2 lampu kuning dan 2 lampu biru
P Bagaimana cara saudara menyelesaikan soal ini? Jelaskan cara apa yang
saudara gunakan?
S3 Degan cara diketahui sebuah balok dan saya buat tabel dari pertanyaan
tersebut
P Bisakah Saudara menyelesaikan soal ini dengan cara yang berbeda dari cara
yang sudah Saudara gunakan ini?
S3 Tidak bisa bu sampil mengerakkan kepala
P Coba selesaikan dengan cara lain yang berbeda dari yang sudah kamu
100

lakukan!
S3 -
P Jelaskan proses Sudara dalam menyelesikan soal ini ! (Jika tidak tertulis
pada lembar jawaban)
S3 Ada di lembar jawaban
P Bagaimana caranya? Jelaskan!
S3 Ada dilembar jawaban
P Adakah cara lain lagi? Coba selesaikan dengan cara lain yang berbeda dari
yang sudah kamu lakukan!
S3 -
P Apakah Sudara tadi mengecek jawaban Saudara?
S3 ya
P Bagaimana cara Sudara mengecek jawaban atau hasil akhir ini?
S3 Dengan cara melihat kembali jawaban yg saya selesaikan
P Apakah saudara yakin dengan jawaban?
S3 ya
P Bagaimana anda yakin dengan jawabanmu?
S3 Karena udah saya cek berulang-ulang
P Adakah cara lain Saudara dalam mengecek kebenaran hasil jawaban?
S3 ada
P Bagaimana cara lain itu?
S3 Melihati jawaban saya dari atas ke bawah sampai selesai
P Cara yang berbeda ya!
S3 Ya bu

Berdasarkan hasil wawancara diatas, S3 setelah menerima soal

mengamati terlebih dahulu kemudian membacanya. S3 mengamati

apa saja yang terdapat dalam soal yang termasuk apa yang diketahui

dan apa yang ditanyakan. Kemudian S3 menuliskan apa yang

diketahui sambil mengucapkan apa yang ditulisnya. Selain menulis

apa yang diketahui, S3 juga menulis apa yang ditanya pada soal

tersebut dan subjek mulai membuat coret-coretan dan mencoba-coba

untuk melakukan percobaan dengan berulang kali untuk mendapatkan

ruang sampel yang diminta dalam soal tersebut. S3 juga dapat

memberikan jawaban lebih dari satu jawaban beserta pembuktiannya.

S3 juga memberikan jawaban yang beragam lebih dari satu jawaban,

dan S3 mampu untuk menguraikan jawabannya dengan dilengkapi


101

skema dan tabel. S3 mampu memberikan alasan kebenaran dari

jawaban yang dihasilkan.

2) Paparan data TBK 2 dan wawancara

Berikut ini petikan wawancara S3 pada tahap memahami masalah.

Tabel 4.16
Hasil TBK 2 dan wawancara S3

Hasil penyelesaian TBK 2

P Sudah dibaca soalnya? S31A1


S3 Sudah
P Coba dibaca soalnya dengan menggunakan bahasa kamu sendiri? S31A2
S3 Membuat percobaan –percobaan yang anggota ruang sampelnya
64
p Coba diulang lagi? S31A3
S3 Membuat percobaan –percobaan yang anggota ruang sampelnya
64
P Melihat jawaban pada lembar jawaban subjek, S31B1
tentang ditanya atau di ketahui?
S3
P Setelah membaca soal apa yang kamu ketahui? S31B2
S3
P Bisakah kamu menjelaskan soal tersebut dengan menggunakan S31B3
bahasa kamu sendiri?
S3 Bisa...
P Bagaimana cara saudara menyelesaikan soal tersebut? S31C1
S3 Dengan cara membuat beberapa kali percobaan sehingga ketemu
jawaban yang diinginkan.
P Menurut pemahaman saudara apa yang tertulis dalam soal itu? S31C2
102

S3 Menentukan percobaan-percobaan ruang sampelnya 64


P Dari mana ide jawaban yang kamu buat itu? S31C3
S3 Dari beberapa pemahamn saya bu
P Jelaskan proses saudara dalam menyelesaikan soal ini? S31D1
S3 Dengan cara melakukan percobaan dan secara berulang ulang-
ulang hingga mendapatkan hasil
P Bisakah saudara menyelesaikan soal ini dengan cara yang S31D2
berbeda?
S3 Ya bisa..
P Bagaimana caranya? S31D3
S3 Dengan cara membuat tabel dimana pada tabel pertama pada baju
terdapat angka satu bertemu dengan angka 1 dalam tabel lemari
sehingga 1,1 dan seterusnya sehingga hasilnya 64
P Apakah saudara tadi mengecek jawaban saudara? S31E1
S3 Ya saya mengecek jawaban saya
P Adakah cara lain dalam mengecek kebenaran dari hasil S31E2
jawabansaudara?
S3 Ada
P Bagaimana cara lain itu? S31E3
S3 Dengan cara membuat perbandingan antara tabel 1 dengan tabel
yang lainnya hingga hasilnya 64

Pada soal pemecahan 2, aktivitas yang dilakukan S3 yakni 1) S3

langsung membaca soal, menuliskan yang diketahui, yang ditanyakan atau

yang dicari, 2) S3 menuliskan apa yang diketahui dan permasalahan yang

dicari pada soal, menyajikan dalam bentuk gambar atau simbol atau

mengumpulkan data mulai dari apa yang diketahui dan apa yang

ditanyakan, 3) S3 memecahkan masalah dengan menggunakan

pengalaman belajar yang sudah diperoleh dengan percobaan-percobaan

yang subjek lakukan.

b. Triangulasi

Berdasarkan hasil wawancara soal pemecahan masalah 1 dan 2 dideskripsikan

kesamaan aktivitas S3 yang muncul, kemudian disajikan kedalam tabel

berikut :
103

Tabel 4.17
Hasil wawancara tes menyelesaikan masalah 1 dan 2 S3

Aspek Data 1 Data 2


Tahapan Penyelesaian
Berpikir
Masalah John Dewey (Hasil TBK 1 dan Wawancara) (Hasil TBK 2 dan Wawancara)
Kreatif
Mengenali masalah S3 membaca soal yang diberikan (S31A1) S3 membaca soal yang diberikan (S31A1)
Mendefinisikan masalah S3 memahami soal “Membuat percobaan-percobaan yang S3 memahami soal “Menentukan percobaan yang
mempunyai banyak anggota ruang sampelnya 16” (S31A2) mempunyai banyak anggota ruang sampelnya 64.”(S31A2)
Kefasihan
(fluency) Merumuskan Masalah S3 menyebutkan “Membuat percobaan yang mempunyai S3 menyebutkan “Menentukan percobaan yang
ruang sampel 16” (S31A3) mempunyai banyak anggota ruang sampelnya 64”(S31A3)
Mencoba Menyelesaikan S3 memberi contoh “Riska membeli 2 baju, 2 celana, dan 2 S3 memberi contoh : Dirumah pak toni ada 8 orang tamu
Masalah sabuk, 2 topi, Tetapi riska hanya bisa membeli 2 items saja. dan pak toni menyediakan 8 menu makanan. Tentukan
dan yang ditanya ruang sampelnya?(S31B1) kemungkinan 1 menu yang dapat dipilih setiap tamu!
(S31B1)

Mengevaluasi Setelah membaca soal S3 bisa memahami perintahnya “ Setelah membaca soal S3 bisa memahami perintahnya
Penyelesaian Masalah diketahui Riska membeli 2 baju, 2 celana, dan 2 sabuk, 2 “Diketahui: dirumah pak toni ada 8 orang tamu dan pak
topi, Tetapi riska hanya bisa membeli 2 items saja, ditanya toni menyediakan 8 menu makanan. Dan yang ditanya
ruang sampelnya (S31B2) Tentukan kemungkinan 1 menu yang dapat dipilih setiap
tamu! (S31B2)
Mengenali masalah S3 bisa menjelaskan dengan menggunakan bahasanya S3 bisa menjelaskan dengan menggunakan bahasanya
Keluwesan sendiri “Mencari ruang sampel jika diketahui riska pergi sendiri “Disuruh untuk menentukan kemungkinan 1 menu
(Fleksibility) ke sebuah mall, Riska membeli 2 baju, 2 celana, 2 sabuk, yang dapat dipilih setiap tamu dari 8 orang tamu yang
dan 2 topi tapi riska hanya bisa membeli 2 items.(S31B3) dirumah pak toni sedangkan pak toni hanya menyediakan
8 menu makanan.(S31B3)
104

Mendefinisikan masalah S3 bisa menyelesaikan soal “Saya mencoba melakukan S3 bisa menyelesaikan soal “Saya menyelesaikannya satu
percobaan dengan beberapa kali sampai menemukan hasil persatu dari soal tersebut dan saya menyelesaikannya
akhir 16,Cara yang saya pakek adalah dengan dengan pohon faktor. (311C1)
memasangkan baju dengan baju, baju dengan celana, baju
dan topi, dan seterusnya bu sehingga ketemu yang banyak
kejadian atau ruang sampelnya 16 begitu bu (S11C1)
Merumuskan Masalah S3 dapat memahami apa yang ditulisnya “Menentukan S3 dapat memahami apa yang ditulisnya “Menentukan
percobaan beserta pembuktiannya yang memiliki ruang percobaan beserta pembuktiannya yang memiliki ruang
sampelnya 16 (S31C2) sampelnya 64 (S31C2)
Mencoba Menyelesaikan S3 bisa memunculkan idenya sendiri (S31C3) S3 bisa memunculkan idenya sendiri (S31C3)
Masalah
Mengevaluasi S3 bisa menjelaskan proses dalam menyelesaikan masalah S3 bisa menjelaskan proses dalam menyelesaikan masalah
Penyelesaian Masalah (S31D1) (S31D1)
Mengenali masalah S3 bisa menyelesaikan soal dengan cara yang S3 bisa menyelesaikan soal dengan cara yang berbeda
berbeda(S31D2) (S31D2)
Mendefinisikan masalah S3 bisa menunjukannya dengan menggunakan cara lain S3 bisa menunjukannya dengan menggunakan cara
Kebaruan (S31D3) lain(S31D3)
(novelty) Merumuskan Masalah S3 memeriksa kembali hasil pekerjaannya (S31E1) S3 memeriksa kembali hasil pekerjaannya (S31E1)

Mencoba Menyelesaikan S3 menunjukan cara lain dalam memeriksa kembali hasil S3 memeriksa kembali hasil pekerjaannya dengan cara lain
Masalah pekerjaannya (S311E2)
(S31E2)
Mengevaluasi S3 bisa memberikan cara dengan menunjuk jari tanpa S3 bisa memberikan cara dengan menunjuk jari tanpa
Penyelesaian Masalah memberi tanda (S11E3) memberi tanda (S31E3)
105

Berdasarkan tabel diatas terdapat beberapa kesamaan kegiatan

atau aktivitas yang ditampilkan oleh subjek pada kedua soal. Maka dapat

disimpulkan bahwa data hasil TBK 1 adalah kredibel, sehingga tahap

selanjutnya adalah menganalisis data tersebut berdasarkan indikator

penelitian..

c. Kesimpulan profil berfikir kreaatif S3 dalam menyelesaikan masalah

peluang.

Dari petikan kedua wawancara tersebut dideskripsikan aktivitas sebagai

berikut :
106

Tabel 4.18
Hasil berfikir kreatif S3 dalam menyelesaikan masalah peluang

Tahapan
Aspek
Penyelesaian
Perpikir Hasil Penelitian
Masalah John Deskriptor
Kreatif
Dewey
Mengenali masalah • Siswa membaca soal dengan benar • Saat S3 menerima soal, hal pertama yang dilakukan adalah membaca soal
dan lancar tersebut secara benar namun kurang lancar. S3 menyatakan kurang lancar
• Siswa membaca permasalahan dan memerlukan bantuan membaca permasalahan dengan bahasanya
Kefasihan dengan bahasanya sendiri. sendiri.
(fluency) Mendefinisikan • Siswa menyatakan apa yang • Ketika mendefinisikan masalah maka S3 menyatakan apa yang diketahui
masalah diketahui tentang peluang dengan tentang peluang, dan S3 menuliskan dan menyebutkan permasalahan
lancar dengan benar namun kurang lancar. S3 juga menyatakan kurang lancar apa
• Siswa menyatakan apa yang yang ditanyakan tentang peluang.
ditanyakan tentang peluang
dengan lancar
Merumuskan • Siswa memilih cara penyelesaian • Ketika S3 merumuskan masalah maka S3 menyatakan dengan lancar
Masalah masalah peluang dengan lancar. memilih cara penyelesaian masalah peluang.
Mencoba • Siswa mengerjakan penyelesaian • Ketika S3 mencoba menyelesaikan maka S3 mengerjakan penyelesaian
Menyelesaikan masalah sesuai dengan cara yang masalah sesuai dengan cara yang dipilihkan dengan lancar
Masalah dipilihkan dengan lancar

Mengevaluasi • Siswa mengecek kembali hasil • Ketika S3 mengevaluasi penyelesaian masalah maka S3 mengecek
Penyelesaian penyelesaiannya dari awal hingga kembali hasil penyelesaiannya dari awal hingga akhir secara runtut dan
Masalah akhir secara runtut dan lancar. lancar.

Mengenali masalah • Siswa membaca soal peluang • Saat S3 menerima soal, S3 kurang mengenali masalah dalam membaca
Keluwesan
dengan bahasa sendiri soal peluang dengan bahasanya sendiri.
107

(Fleksibility) Mendefinisikan • Siswa menyatakan apa yang • Ketika S3 Mendefinisikan masalah, S3 lancar dalam menyatakan apa yang
masalah diketahui dengan bahasa/cara diketahui dengan bahasa/cara S3 sendiri. S3 juga lancar menyatakan apa
subjek sendiri yang ditanya dengan bahasa/cara S3 sendiri
• Siswa menyatakan apa yang
ditanya dengan bahasa/cara subjek
sendiri
Merumuskan • Siswa memilih cara penyelesaian • Ketika S3 merumuskan masalah, S3 menyatakan memilih cara
Masalah masalah dengan cara yang lain penyelesaian masalah dengan cara yang lain atau berbeda dengan yang lain
atau berbeda dengan yang lain
Mencoba • Siswa mengerjakan penyelesaian • Ketika S3 mencoba menyelesaikan masalah, kurang lancar dalam
Menyelesaikan masalah dengan cara yang mengerjakan penyelesaian masalah dengan cara yang berbeda.
Masalah berbeda.
Mengevaluasi • Siswa mengecek kembali hasil • S3 ketika mengevaluasi penyelesaian masalah, menyatakan telah
Penyelesaian penyelesaiannya dengan caranya mengecek kembali hasil penyelesaiannya dengan caranya sendiri.
Masalah sendiri.
Mengenali masalah • Siswa Membaca soal peluang • Saat S3 menerima soal, S3 kurang lancar dalam membaca soal peluang
dengan bahasanya sendiri dengan bahasanya sendiri dan kurang lancar untuk menemukan hal baru
menemukan hal baru dalam dalam masalah tersebut, dan S3 juga kurang lancar ketika membaca
masalah tersebut. permasalahan dengan bahasanya sendiri dan kurang memiliki ide yang
Kebaruan • Siswa membaca permasalahan tidak pada umumnya.
(novelty) dengan bahasanya sendiri dan
memiliki ide yang tidak pada
umumnya.

Mendefinisikan • Siswa menyatakan apa yang • Ketika S3 mendefinisikan masalah , menyatakan kurang lancar apa yang
masalah diketahui dengan bahasanya diketahui dengan bahasanya sendiri dan kurang memiliki ide yang tidak
sendiri dan memiliki ide yang pernah digunakan pada umumnya.
tidak perna digunakan pada
umumnya.
108

Merumuskan • Siswa memilih cara penyelesaian • Dalam merumuskan masalah, S3 menyatakan memilih cara penyelesaian
Masalah masalah yang berbeda dengan masalah yang berbeda dengan yang lain dan tidak biasa digunakan dengan
yang lain dan tidak biasa benar. S3 juga menyatakan memunculkan ide atau gagasan baru yang
digunakan dengan benar. belum pernah digunakan secara umum.
• Siswa memunculkan ide atau
gagasan baru yang belum pernah
digunakan secara umum.

Mencoba • Siswa mengerjakan penyelesaian • S3 menyatakan saat mencoba menyelesaikan masalah, S3 mengerjakan
Menyelesaikan masalah sesuai dengan cara yang penyelesaian masalah sesuai dengan cara yang dipilihnya yaitu cara
Masalah dipilihnya yaitu cara berbeda berbeda dengan yang lain dan tidak biasa digunakan dengan benar.
dengan yang lain dan tidak biasa
digunakan dengan benar.

Mengevaluasi • Siswa mengecek kembali hasil • Ketika mengevaluasi penyelesaian masalah, S3 menyatakan mengecek
Penyelesaian penyelesaian dari awal hingga kembali hasil penyelesaian dari awal hingga akhir dengan cara berbeda
Masalah akhir dengan cara berbeda dengan dengan yang lain dan tidak biasa digunakan dengan benar.
yang lain dan tidak biasa
digunakan dengan benar.
109

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan oleh Mochammad Ali (2015) dengan Judul “

Analisis berpikir kreatif dalam menyelesaikan soal luas bangun datar siswa kelas VII-

g MTsN karangrejo tulungagung tahun ajaran 2014-2015” Hasil penelitian

menunjukkan Hasil temuan data menunjukkan bahwa pada siswa berkemampuan

tinggi, pencapaian kreativitas pada tingkat 3. Pada siswa berkemampuan sedang,

pada tingkat 2. Pada siswa berkemampuan kurang pada tingkat 1. Dan dari hasil

penelitian tersebut, yang dominan muncul adalah pada tingkat 3 dan komponen

yang banyak muncul adalah kefasihan dan fleksibilitas. Namun secara umum

dapat disimpulkan bahwa dalam tingkat kreativitas siswa kelas ini, komponen

yang sering muncul adalah komponen fleksibilitas yakni kemampuan siswa

mengerjakan dengan cara lain atau cara yang berbeda, karena siswa tidak selalu

mampu menjelaskan jawabannya dengan tepat, maka komponen kefasihan jarang

dipenuhi oleh siswa. Beberapa siswa yang memiliki komponen kebaruan pun

masih dalam level yang rendah dan masih belum mampu untuk dikatakan

memiliki komponen kebaruan secara utuh.

Hasil analisis penelitian jawaban dalam soal pemecahan masalah dan

wawancara subjek dengan kemampuan matematika tinggi, kemampuan

matematika sedang dan kemampuan matematika rendah diatas menyatakan

gambaran atau mendeskripsikan berpikir kreatif yang dilakukan subjek dalam

memecahkan masalah berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah John

109
110

Dewey. Hasil dari penelitian ini adalah deskripsi dari aktivitas subjek mengenali

masalah, mendefinisikan masalah, merumuskan masalah, mencoba menyelesaikan

masalah, mengevaluasi masalah. Deskripsi dari penelitian ini adalah deskripsi

tentang aktivitas pada tiap langkah pemecahan masalah. Subjek penelitian

memiliki tingkat kemampuan matematika yang berbeda.

Hasil analisis pada aspek proses perpikir kreatif berdasarkan langkah-

langkah pemecahan masalah John Dewey. Hasil analisis proses berfikir kreatif

pada aspek :

1. Profil berfikir kreatif siswa SMA kemampuan matematika tinggi dalam

penyelesaian masalah peluang.

a. Kefasihan

• Mengenali masalah

Hasil analisis berfikir kreatif subjek berkemampuan matematika tinggi

menerima soal, hal pertama yang dilakukan oleh subjek adalah subjek

membaca soal tersebut dengan lancar dan benar. Subjek menyatakan

telah lancar membaca permasalahan tanpa memerlukan bantuan

dengan bahasanya sendiri.

• Mendefinisikan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek berkemampuan

matematika tinggi mendefinisikan masalah maka subjek menyatakan

apa yang diketahui tentang peluang, yaitu subjek menuliskan dan

menyebutkan permasalahan dengan lancar dan benar. Subjek juga

menyatakan apa yang ditanyakan tentang peluang dengan lancar.

• Merumuskan masalah
111

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek merumuskan masalah

maka subjek menyatakan memilih cara penyelesaian masalah peluang

dengan lancar .

• Mencoba menyelesaikan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek mencoba menyelesaikan

masalah maka subjek mengerjakan penyelesaian masalah sesuai

dengan cara yang dipilihkan dengan lancar

• Mengevaluasi masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek mengevaluasi penyelesaian

masalah maka subjek mengecek kembali hasil penyelesaiannya dari

awal hingga akhir secara runtut dan lancar.

b. Keluwesan

• Mengenali masalah

Hasil analisis berfikir kreatif saat subjek menerima soal, subjek

mengenali masalah dalam membaca soal peluang dengan bahasanya

sendiri

• Mendefinisikan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek mendefinisikan masalah

maka subjek menyatakan apa yang diketahui dengan bahasa/cara


112

subjek sendiri. Subjek juga menyatakan apa yang ditanya dengan

bahasa/cara subjek sendiri

• Merumuskan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek merumuskan masalah,

subjek menyatakan memilih cara penyelesaian masalah dengan cara

yang lain atau berbeda dengan yang lain

• Mencoba menyelesaikan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek mencoba menyelesaikan

masalah, menyatakan mengerjakan penyelesaian masalah dengan cara

yang berbeda. mengerjakan penyelesaian masalah dengan cara yang

berbeda.

• Mengevaluasi masalah

Hasil analisis berfikir kreatif, subjek ketika mengevaluasi

penyelesaian masalah, menyatakan telah mengecek kembali hasil

penyelesaiannya dengan caranya sendiri.

c. Kebaruan

• Mengenali masalah

Hasil analisis berfikir kreatif saat subjek menerima soal, subjek

mampu membaca soal peluang dengan bahasanya sendiri dan

menemukan hal baru dalam masalah tersebut, dan subjek telah

membaca permasalahan dengan bahasanya sendiri dan memiliki ide

yang tidak pada umumnya

• Mendefinisikan masalah
113

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek mendefinisikan masalah ,

menyatakan apa yang diketahui dengan bahasanya sendiri dan

memiliki ide yang tidak perna digunakan pada umumnya.

• Merumuskan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif dalam merumuskan masalah, subjek

menyatakan memilih cara penyelesaian masalah yang berbeda dengan

yang lain dan tidak biasa digunakan dengan benar. subjek juga

menyatakan memunculkan ide atau gagasan baru yang belum pernah

digunakan secara umum.

• Mencoba menyelesaikan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif subjek menyatakan saat mencoba

menyelesaikan masalah, subjek mengerjakan penyelesaian masalah

sesuai dengan cara yang dipilihnya yaitu cara berbeda dengan yang

lain dan tidak biasa digunakan dengan benar.

• Mengevaluasi masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika mengevaluasi penyelesaian

masalah, subjek menyatakan mengecek kembali hasil penyelesaian

dari awal hingga akhir dengan cara berbeda dengan yang lain dan

tidak biasa digunakan dengan benar.

2. Profil berfikir kreatif siswa SMA kemampuan matematika sedang dalam

penyelesaian masalah peluang.

a. Kefasihan
114

• Mengenali masalah

Hasil analisis berfikir kreatif saat subjek menerima soal, hal pertama

yang dilakukan oleh subjek adalah subjek membaca soal tersebut

dengan lancar dan benar. Subjek menyatakan telah laancar membaca

permasalahan tanpa memerlukan bantuan dengan bahasanya sendiri.

• Mendefinisikan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika mendefinisikan masalah maka

subjek mendefinisikan masalah dengan menyatakan apa yang

diketahui tentang peluang, yaitu subjek menuliskan dan menyebutkan

permasalahan dengan lancar dan benar. Subjek juga menyatakan apa

yang ditanyakan tentang peluang dengan kurang lancar.

• Merumuskan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek merumuskan masalah

maka subjek menyatakan dengan lancar memilih cara penyelesaian

masalah peluang.

• Mencoba menyelesaikan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek mencoba menyelesaikan

maka subjek mengerjakan penyelesaian masalah sesuai dengan cara

yang dipilihkan dengan lancar

• Mengevaluasi masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek mengevaluasi penyelesaian

masalah maka subjek mengecek kembali hasil penyelesaiannya dari

awal hingga akhir secara runtut dan lancar.


115

b. Keluwesan

• Mengenali masalah

c saat subjek menerima soal, subjek mengenali masalah dalam

membaca soal peluang dengan bahasanya sendiri

• Mendefinisikan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek mendefinisikan masalah,

subjek kurang lancar dalam menyatakan apa yang diketahui dengan

bahasa/cara subjek sendiri. Subjek juga menyatakan kurang lancar apa

yang ditanya dengan bahasa/cara subjek sendiri

• Merumuskan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek merumuskan masalah,

subjek menyatakan memilih cara penyelesaian masalah dengan cara

yang lain atau berbeda dengan yang lain

• Mencoba menyelesaikan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek mencoba menyelesaikan

masalah, menyatakan mengerjakan penyelesaian masalah dengan cara

yang berbeda. mengerjakan penyelesaian masalah dengan cara yang

berbeda.

• Mengevaluasi masalah

Hasil analisis berfikir kreatif subjek ketika mengevaluasi

penyelesaian masalah, menyatakan telah mengecek kembali hasil

penyelesaiannya dengan caranya sendiri.

c. Kebaruan
116

• Mengenali masalah

Hasil analisis berfikir kreatif saat subjek menerima soal, subjek

kurang lancar dalam membaca soal peluang dengan bahasanya sendiri

dan kurang lancar untuk menemukan hal baru dalam masalah tersebut,

dan subjek juga kurang lancar ketika membaca permasalahan dengan

bahasanya sendiri dan kurang memiliki ide yang tidak pada umumnya.

• Mendefinisikan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek mendefinisikan masalah ,

menyatakan apa yang diketahui dengan bahasanya sendiri dan

memiliki ide yang tidak perna digunakan pada umumnya.

• Merumuskan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif dalam merumuskan masalah, subjek

menyatakan memilih cara penyelesaian masalah yang berbeda dengan

yang lain dan tidak biasa digunakan dengan benar. subjek juga

menyatakan memunculkan ide atau gagasan baru yang belum pernah

digunakan secara umum.

• Mencoba menyelesaikan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif subjek menyatakan saat mencoba

menyelesaikan masalah, subjek mengerjakan penyelesaian masalah

sesuai dengan cara yang dipilihnya yaitu cara berbeda dengan yang

lain dan tidak biasa digunakan dengan benar.

• Mengevaluasi masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika mengevaluasi penyelesaian

masalah, subjek menyatakan mengecek kembali hasil penyelesaian


117

dari awal hingga akhir dengan cara berbeda dengan yang lain dan

tidak biasa digunakan dengan benar.

3. Profil berfikir kreatif siswa SMA kemampuan matematika rendah dalam

penyelesaian masalah peluang.

a. Kefasihan

• Mengenali masalah

Hasil analisis berfikir kreatif saat subjek menerima soal, hal pertama

yang dilakukan adalah membaca soal tersebut secara benar namun

kurang lancar. subjek menyatakan kurang lancar dan memerlukan

bantuan membaca permasalahan dengan bahasanya sendiri.

• Mendefinisikan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika mendefinisikan masalah maka

subjek menyatakan apa yang diketahui tentang peluang, dan subjek

menuliskan dan menyebutkan permasalahan dengan benar namun

kurang lancar. subjek juga menyatakan kurang lancar apa yang

ditanyakan tentang peluang.

• Merumuskan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek merumuskan masalah

maka subjek menyatakan dengan lancar memilih cara penyelesaian

masalah peluang.

• Mencoba menyelesaikan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek mencoba menyelesaikan

maka subjek mengerjakan penyelesaian masalah sesuai dengan cara

yang dipilihkan dengan lancar


118

• Mengevaluasi masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek mengevaluasi

penyelesaian masalah maka subjek mengecek kembali hasil

penyelesaiannya dari awal hingga akhir secara runtut dan lancar.

b. Keluwesan

• Mengenali masalah

Hasil analisis berfikir kreatif saat subjek menerima soal, S3 kurang

mengenali masalah dalam membaca soal peluang dengan bahasanya

sendiri.

• Mendefinisikan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek mendefinisikan masalah,

subjek lancar dalam menyatakan apa yang diketahui dengan

bahasa/cara subjek sendiri. Subjek juga lancar menyatakan apa yang

ditanya dengan bahasa/cara subjek sendiri

• Merumuskan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek merumuskan masalah,

subjek menyatakan memilih cara penyelesaian masalah dengan cara

yang lain atau berbeda dengan yang lain

• Mencoba menyelesaikan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek mencoba menyelesaikan

masalah, kurang lancar dalam mengerjakan penyelesaian masalah

dengan cara yang berbeda.

• Mengevaluasi masalah
119

Hasil analisis berfikir kreatif subjek ketika mengevaluasi

penyelesaian masalah, menyatakan telah mengecek kembali hasil

penyelesaiannya dengan caranya sendiri.

c. Kebaruan

• Mengenali masalah

Hasil analisis berfikir kreatif saat subjek menerima soal, subjek

kurang lancar dalam membaca soal peluang dengan bahasanya sendiri

dan kurang lancar untuk menemukan hal baru dalam masalah tersebut,

dan subjek juga kurang lancar ketika membaca permasalahan dengan

bahasanya sendiri dan kurang memiliki ide yang tidak pada umumnya.

• Mendefinisikan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika subjek mendefinisikan masalah ,

menyatakan kurang lancar apa yang diketahui dengan bahasanya

sendiri dan kurang memiliki ide yang tidak pernah digunakan pada

umumnya.

• Merumuskan masalah

Hasil analisis berfikir kreatif dalam merumuskan masalah, subjek

menyatakan memilih cara penyelesaian masalah yang berbeda dengan

yang lain dan tidak biasa digunakan dengan benar. Subjek juga

menyatakan memunculkan ide atau gagasan baru yang belum pernah

digunakan secara umum.

• Mencoba menyelesaikan masalah


120

Hasil analisis berfikir kreatif subjek menyatakan saat mencoba

menyelesaikan masalah, subjek mengerjakan penyelesaian masalah

sesuai dengan cara yang dipilihnya yaitu cara berbeda dengan yang

lain dan tidak biasa digunakan dengan benar.

• Mengevaluasi masalah

Hasil analisis berfikir kreatif ketika mengevaluasi penyelesaian

masalah, subjek menyatakan mengecek kembali hasil penyelesaian

dari awal hingga akhir dengan cara berbeda dengan yang lain dan

tidak biasa digunakan dengan benar.


BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya,

peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

1. Profil berfikir kreatif subjek kemampuan matematika tinggi dalam

memecahkan masalah matematika sesuai dengan indikator pemecahan

masalah John Dewey yakni sebagai berikut :

Dalam merumuskan masalah subjek membaca ulang dan memahami soal

yang diberikan. Subjek menyatakan memahami soal dengan mengetahui

apa saja yang terdapat pada soal. Subjek menuliskan dan mengatakan yaitu

apa yang ditanyakan dari soal. Selain mengamati dan memahami apa yang

ditanyakan pada soal, subjek juga mengamati apa yang diketahui pada

soal. Dalam menganalisis masalah subjek mencoba mengaitkan dengan

contoh konkrit dan mengaitkan pengalaman belajar sebelumnya dijadikan

langkah penyelesaian. Dari soal yang telah dibaca subjek mengidentifikasi

dengan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan sebagai langkah

mengumpulkan data dan menggunakan pengalaman belajarnya sebagai

keputusan untuk menyelesaikan masalah. Berdasarkan hasil indikator

merumuskan masalah data yang diperoleh melalui tes tertulis, diketahui

bahwa subjek memberikan jawaban lebih dari satu jawaban. Subjek

menjawab soal berdasarkan idenya sendiri dan mampu menguraikan

jawaban dengan dilengkapi skema dan tabel serta mampu memberikan

121
122

alasan kebenaran dari jawaban yang dihasilkan. Subjek memaparkan

dengan jelas untuk menentukan banyaknya ruang sampel yang dihasilkan

dan subjek merasa yakin dengan setiap langkah yang dilakukan,

mempunyai argumen di setiap langkah yang dilakukan.

1. Profil berfikir kreatif subjek kemampuan matematika sedang dalam

memecahkan masalah matematika sesuai dengan indikator pemecahan

masalah John Dewey yakni sebagai berikut :

Dalam merumuskan masalah pada subjek kemampuan matematika sedang

menunjukkan bahwa dalam merumuskan masalah subjek akan membaca

ulang soal dan menyatakan memahami soal dengan mengetahui apa saja

yang terdapat pada soal. Ketika memahami masalah, subjek mengamati

apa saja yang terdapat pada soal. Subjek mengamati kalimat tertentu dalam

soal yang merupakan hal yang ditanyakan dari soal, merasa perlu untuk

mengamati apa yang ditanyakan dari soal agar subjek bisa merumuskan

permasalahan. Hasil analisis indikator menganalisis masalah mengaitkan

permasalahan sehari-hari dengan memahami konsep yang akan dilakukan

dalam menyelesaikan masalah. Subjek menyampaikan bahwa

permasalahan dikerjakan dengan cara mencoba menggunakan tabel

sebagai bentuk berbeda atau cara lain untuk menyelsaikan permasalahan.

Berdasarkan hasil indikator merumuskan masalah data yang diperoleh

melalui tes tertulis, memberikan jawaban lebih dari satu jawaban. Subjek

menjawab soal berdasarkan idenya sendiri dan mampu menguraikan

jawaban dengan dilengkapi skema dan tabel serta mampu memberikan

alasan kebenaran dari jawaban yang dihasilkan. Subjek memaparkan


123

dengan jelas untuk menentukan banyaknya ruang sampel yang dihasilkan,

subjek memberikan 2 contoh sama-sama menghasilkan ruang sampel 16

dan 64. Dalam mencoba menyelesaikan masalah subjek menuliskan apa

yang diketahui dan yang ditanyakan pada permsalahan. Subjek tidak

mengungkapkan, akan tetapi identifikasi langsung tertuang dalam bentuk

tulisan. Artinya subjek fokus pada uraian soal, dan bila ditanyakan subjek

menjawab langkah penyelesaian saja. Dalam mengevaluasi subjek

seringkali kurang yakin dengan langkah awal yang dilakukan sehingga

selalu muncul pemantauan dalam setiap langkahnya.

2. Profil berfikir kreatif subjek kemampuan matematika rendah dalam

memecahkan masalah matematika sesuai dengan indikator pemecahan

masalah John Dewey yakni sebagai berikut :

Dalam merumuskan masalah subjek membaca ulang soal dan menyatakan

memahami soal dengan mengetahui apa saja yang terdapat pada soal.

Subjek merasa perlu untuk mengamati apa yang ditanyakan dari soal agar

subjek bisa merumuskan permasalahan. Dalam mendefinisikan masalah

subjek membayangkan percobaan yang bisa dijadikan sebagai langkah

penyelesaian soal. Subjek mencoba menganalisis permasalahan pada soal

dengan mengaitkan percobaan yang subyek lakukan. Dalam merumuskan

masalah subjek memberikan jawaban lebih dari satu jawaban. Subjek

menjawab soal berdasarkan idenya sendiri dan mampu menguraikan

jawaban dengan dilengkapi skema dan tabel serta mampu memberikan

alasan kebenaran dari jawaban yang dihasilkan. Subjek memaparkan

dengan jelas untuk menentukan banyaknya ruang sampel yang dihasilkan,


124

subjek memberikan 2 contoh sama-sama menghasilkan ruang sampel 16

dan 64. Dalam mencoba menyelesaikan masalah subjek menjelaskan ide

atau langkah menyelesaiakan permasalahan akan tetapi pada langkah

penyelesaian subjek tidak menuliskan apa yang diketahui dan yang

ditanyakan dari soal. Subjek memvisualkan dengan tabel beserta angka

sebagai simbol apa yang diketahui. Subjek mengungkapkan menggunakan

operasi hitung perkalian sebagai langkah penyelesaian. Dalam

menevaluasi masalah subjek sering mengulang-ulang langkah yang

dilakukan yang dikarenakan binggung atau ragu dengan hasilnya sehingga

sering muncul aktifitas pemantauan dalam memecahkan masalah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Proses siswa dalam kemampuan matematika yang berbeda menunjukkan

melalui aktivitas khususnya pada pemecahan masalah, subjek akan

terbiasa untuk melibatkan segenap pengetahuan yang dimiliki dan

mengelolanya dengan baik, sehingga akan tumbuh pola pikir yang luas

baik dari segi pengaman yang diperoleh sebelumnya berupa materi

pembelajaran maupun pengalaman masalah konkrit dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Penyajian masalah berbentuk kemampuan matematika mampu menuntun

siswa untuk lebih peka terhadap lingkungannya dan membiasakan siswa

untuk menyajikan beberapa penyelesaian pemecahan masalah.


125

DAFTAR PUSTAKA

Ali,Mohammad. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta: PT. IMTIMA.

Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2006. Undang-

Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan.

Dewey (Jainuri, 2011) langkah utama dalam memecahkan masalah

Fauziyah,Isna Nur Lailatul, Budi Usodo, dan Henny Ekana Ch. 2013. Proses

BerpikirKreatif Siswa Kelas X dalam Memecahkan Masalah Geometri

Berdasarkan Tahapan Wallas Ditinjau dari Adversity Quotient(Aq)

Siswa, Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Vol.1 No.1, maret, Prodi

Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta. Mudyaharjo,Redja.

2010. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Ghufron dan Rini (2014: 101) kemampuan berpikir kreatif

Hwang et al (2004). Berdasarkan penelitiannya yang berjudul Multiple

Representation Skills and Creativity Effects on Mathematical Problem

Solving Using a Multimedia Whiteboard.

Kartinah,Rasiman. 2011. Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa

Prodi Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Semarang dalam

Menyelesaikan Masalah Matematika.

Linda sunarya,dkk. Profil tingkat berpikir kreatif siswa kelas vii smp negeri 16

surakarta dalam pemecahan masalah aritmatika sosial ditinjau dari

motivasi.
126

Mahmudi,Ali. 2008. Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif, Makalah

Disampaikan Pada Konferensi Nasional Matematika (KNM) XIV

Universitas Sriwijaya Palembang.

Munandar (2012), berpikir Kreatif

Menurut de Bono (2007) kemampuan siswa dalam berpikir kreatif

Nadjafikhah dan Yaftian (2012), berpikir kreatif

Potur dan Barkul (2009) mendefinisikan berpikir kreatif

Siswono,Tatag Yuli. 2008. Model pembelajaran Matematika Berbasis

Pengajuan Dan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Berfikir Kreatif. Surabaya: Unesa University Press.

Slameto. 2011. pengembangan model pembelajaran kreatif untuk meningkat

kanprestasi belajar siswa.

Supardi U.S. 2015. Peran Berpikir Kreatif Dalam Proses Pembelajaran

Matematika, Jurnal Formatif 2(3): 248-262 Issn: 2088 351x Universitas

Indraprasta Pgri Jl. Nangka No. 58c, Tanjung Barat, Jakarta Selatan,

Indonesia.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Silver, Laiken dan Lev (Iswanti, 2016), menjelaskan tentang indikator

berpikir kreatif dalam pemecahan masalah

Treffinger (dalam Alexander, 2007, berpikir kreatif dan pemecahan masalah,

Treffinger, Young, dan Selby (2002) menyatakan bahwa indikator dari

kemampuan berpikir kreatif

Wallas (Munandar : 2002), Proses berpikir kreatif.


127

Lampiran 1

TES BERPIKIR KREATIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH


(TBK 1)

Mata Pelajaran : Matematika Identitas Siswa


Kelas : XII Nama :
Materi : Peluang
Kelas :
Bentuk Soal : Uraian

Petunjuk : 1. Jawablah soal-soal berikut dengan lengkap, jelas, dan


tepat.
2. Waktu untuk menyelesaikan semua soal 90 menit.

Buatlah percobaan-percobaan yang mempunyai banyak anggota ruang

sampelnya 16 !

Selamat Mengerjakan
128

Lampiran 2

Indikat
No Alternatif Jawaban TBK 1 or

1. Tentukan percobaan yang banyak anggota ruang sampelnya enam belas. 1.1

Membuat contoh kegiatan yang ruang sampelnya 16 2.1

Misal S = Suatu kejadian 3.1


N(S) = 16

Diketahui : Anggota ruang sampel 16 1.2a

Membuat tanda pada lembar jawaban n(s) = 16 2.2a

Memberi tanda pada jawaban yang berbeda dari yang pada umumnya 3.2a
Misalnya anggota ruang sampel pada suatu kejadian N(s) = 16
Ditanya : Percobaan-percobaan yang banyak anggota ruang sampel 16 1.2b

Membuat tanda pada lembar jawaban sesuai dengan keinginannya dengan 2.2b
bahasanya sendiri n(s) = 16
Memberi tanda pada jawaban yang berbeda dari yang lain pada umumnya 3.2b
Misalnya anggota ruang sampel pada suatu kejadian N(s) = 16
Jawab

Percobaan-percobaan yang banyak anggota ruang sampelnya enam belas

Percobaan 1 1.3
1.4

Sebuah uang logam dilempar sebanyak empat kali.

Cara 1

Jawaban ini benar sebab banyak anggota ruang sampelnya adalah

2 × 2 × 2 × 2 = 16
Cara 2

2𝑛 = 24 = 16
Cara 3

AAA AAG AGA AGG GAA GAG GGA GGG


2.3
129

A AAA AAAG AAG AAG AGA AGA AGG AGG 2.4


A A G A G A G

G GAA GAAG GAG GAG GGA GGA GGG GGG


A A G A G A G

Jadi banyak anggota ruang sampelnya adalah 16

Percobaan 2

Sebuah bidang empat beraturan dilempar sebanyak dua kali.

Cara 1 3.3
Jawaban ini benar sebab banyak anggota ruang sampelnya adalah 3.4
4 × 4 = 16
Cara 2

2𝑛 = 22 = 16
Cara 3

1 2 3 4

1 1,1 1,2 1,3 1,4

2 2,1 2,2 3,3 4,4

3 3,1 3,2 3,3 3,4

4 4,1 4,2 4,3 4,4

Jadi banyak anggota ruang sampelnya adalah 16

Percobaan 3
Mengambil sebuah bola dari sebuah kotak yang berisi 16 buah bola identik.
Jawaban ini benar sebab banyak anggota ruang sampelnya 16.
Lampiran 3

TES BERPIKIR KREATIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH


(TBK 2)

Mata Pelajaran : Matematika Identitas Siswa


Kelas : XII Nama :
Materi : Peluang
Kelas :
Bentuk Soal : Uraian

Petunjuk : 1. Jawablah soal-soal berikut dengan lengkap, jelas, dan


tepat.
3. Waktu untuk menyelesaikan semua soal 90 menit.

Buatlah percobaan-percobaan yang mempunyai banyak anggota ruang sampelnya

64 !

Selamat Mengerjakan

130
131

Lembar Penyelesaian

---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------
132

Lampiran 4

Alternatif Penyelesaian TBK 2


1. Percobaan-percobaan yang banyak anggota ruang sampelnya enam

puluh empat

adalah :

a. Sebuah uang logam dilempar sebanyak enam kali.


Cara 1

Jawaban ini benar sebab banyak anggota ruang sampelnya adalah

2𝑛 = 26 = 64 atau

2 × 2 × 2 × 2 × 2 × 2 = 64

Cara 2

AAAAA AAAAG AAAGA AAAGG AAGAA AAGAG AAGGA AAGGG

A AAAAAA AAAAAG AAAAGA AAAAGG AAAGAA AAAGAG AAAGGA AAAGGG

GAAAAA GAAAAG GAAAGA GAAAGG GAAGAA GAAGAG GAAGGA GAAGGG


G

GAAAA GAAAG GAAGA GAAGG GAGAA GAGAG GAGGA GAGGG

A AGAAAA AGAAAG AGAAGA AGAAGG AGAGAA AGAGAG AGAGGA AGAGGG

GGAAAA GGAAAG GGAAGA GGAAGG GGAGAA GGAGAG GGAGGA GGAGGG


G
AGAAA AGAAG AGAGA AGAGG AGGAA AGGAG AGGGA AGGGG

A AAGAAA AAGAAG AAGAGA AAGAGG AAGGAA AAGGAG AAGGGA AAGGGG

GAGAAA GAGAAG GAGAGA GAGAGG GAGGAA GAGGAG GAGGGA GAGGGG


G
GGAAA GGAAG GGAGA GGAGG GGGAA GGGAG GGGGA GGGGG

A AGGAAA AGGAAG AGGAGA AGGAGG AGGGAA AGGGAG AGGGGA AGGGGG

GGGAAA GGGAAG GGGAGA GGGAGG GGAGAA GGGGAG GGGGGA GGGGGG


G
133

Jadi banyak anggota ruang sampelnya adalah 64

b. Dua buah uang logam dilembar sebanyak tiga kali

Ruang sampel 2 buah uang logam adalah 4 x 4 x 4 = 64

4𝑛 = 43 = 64

banyak anggota ruang sampelnya 64.

Mengambil sebuah bola dari sebuah kotak yang berisi 64 buah bola

identik. Jawaban ini benar sebab banyak anggota ruang sampelnya 64.
Lampiran 5

PEDOMAN WAWANCARA

Tujuan wawancara:
Untuk menggali dan memverifikasi tentang proses berpikir kreatif subjek penelitian
dalam menyelesaikan masalah.

Pedoman Wawancara dalam mengungkap berpikir kreatif siswa dalam


menyelesaikan masalah
Aspek Proses Tahapan
Perpikir Kreatif Penyelesaian
Masalah John Deskriptor Pedoman wawancara
Dewey
Mengenali masalah • Siswa membaca soal dengan • Setelah dibaca soal ini, apa
benar dan lancar yang kamu lakukan?
• Siswa membaca • Ungkapkan permasalahan apa
Kefasihan permasalahan dengan yang ada di soal?
bahasanya sendiri.
(fluency)
Mendefinisikan • Siswa menyatakan apa yang Apa yang diketahui pada soal?
masalah diketahui tentang peluang Apa yang ditanyakan pada
dengan lancar soal?
• Siswa menyatakan apa yang (Jika tidak tertulis pada lembar
ditanyakan tentang peluang jawaban)
dengan lancar

Merumuskan • Siswa memilih cara Bagaimana cara saudara


Masalah penyelesaian masalah menyelesaikan soal ini? Jelaskan
peluang dengan lancar. cara apa yang Sudara gunakan?
(Jika tidak tertulis pada lembar
jawaban)
Mencoba • Siswa mengerjakan Jelaskan proses Sudara dalam
Menyelesaikan penyelesaian masalah sesuai menyelesikan soal ini ! (Jika
Masalah dengan cara yang dipilihkan tidak tertulis pada lembar
dengan lancar jawaban)

Mengevaluasi • Siswa mengecek kembali Apakah Sudara tadi mengecek


Penyelesaian Masalah hasil penyelesaiannya dari jawaban Saudara? Bagaimana
awal hingga akhir secara cara Sudara mengecek jawaban
(mengecek jawaban runtut dan lancar. atau hasil akhir ini?
dari awal hingga Apakah saudara yakin dengan
akhir) jawaban? Bagaimana anda yakin
dengan jawabanmu?
Mengenali masalah • Siswa membaca soal Bagaimana Sudara membaca soal
peluang dengan bahasa ini? Coba diulangi lagi!
sendiri Bisakah Sudara membaca soal
ini dengan bahasa sendiri?
Keluwesan Mendefinisikan • Siswa menyatakan apa yang Setelah membaca soal ini, apa
(Fleksibility) masalah diketahui dengan yang diketahui pada soal?
bahasa/cara subjek sendiri Apa yang ditanyakan pada
• Siswa menyatakan apa yang soal?
ditanya dengan bahasa/cara

134
135

subjek sendiri

Merumuskan • Siswa memilih cara Bisakah Saudara menyelesaikan


Masalah penyelesaian masalah soal ini dengan cara yang berbeda
dengan cara yang lain atau dari cara yang sudah Sudara
berbeda dengan yang lain gunakan ini?
Mencoba • Siswa mengerjakan Bagaimana caranya? Jelaskan!
Menyelesaikan penyelesaian masalah
Masalah dengan cara yang berbeda.
Mengevaluasi • Siswa mengecek kembali Adakah cara lain Saudara dalam
Penyelesaian Masalah hasil penyelesaiannya mengecek kebenaran hasil
dengan caranya sendiri. jawaban? Bagaimana cara lain
itu?

Mengenali masalah • Siswa Membaca soal Bagaimana Sudara membaca soal


peluang dengan bahasanya ini? Coba diulangi lagi!
sendiri menemukan hal baru Bisakah Sudara membaca soal ini
dalam masalah tersebut. dengan bahasa sendiri yang
• Siswa membaca berbeda dari sebelumnya, sesuai
permasalahan dengan pemahaman Saudara?
bahasanya sendiri dan
memiliki ide yang tidak
pada umumnya.

Kebaruan
(novelty)

Mendefinisikan • Siswa menyatakan apa yang Setelah membaca soal ini, apa
masalah diketahui dengan bahasanya yang diketahui pada soal?
sendiri dan memiliki ide Apa yang ditanyakan pada
yang tidak perna digunakan soal? jelaskan dengan Bahasa
pada umumnya. dan pemahaman Saudara!

Merumuskan • Siswa memilih cara Adakah cara lain lagi? Coba


Masalah penyelesaian masalah yang selesaikan dengan cara lain yang
berbeda dengan yang lain berbeda dari yang sudah kamu
dan tidak biasa digunakan lakukan!
tapi benar.
• Siswa memunculkan ide
atau gagasan baru yang
belum perna digunakan
secara umum.

Mencoba • Siswa mengerjakan


Menyelesaikan penyelesaian masalah sesuai
Masalah dengan cara yang dipilihnya
yaitu cara berbeda dengan
yang lain dan tidak biasa
digunakan tapi benar.
136

Mengevaluasi • Siswa mengecek kembali Adakah cara lain lagi Saudara


Penyelesaian Masalah hasil penyelesaian dari awal dalam mengecek kebenaran hasil
hingga akhir dengan cara jawaban? Bagaimana cara lain
berbeda dengan yang lain itu? Cara yang berbeda ya!
dan tidak biasa digunakan
tapi benar.
137

Lampiran 6

Nama validator Instrumen Penelitian

No Nama Selaku

1 Dr. Lia Budi Tristanti, M.Pd Dosen STKIP PDRI Jombang

2 Drs. Jatmika M.PdI Guru Mapel Matematika MAN 10


Jombang.
138

Lampiran 7

Lembar validasi TBK 1 dan 2 Validator 1


139
140

Lampiran 8
Lembar Validasi TBK 1 dan 2 Validator 2
141
142

Lampiran 9
Lembar Validasi Pedoman Wawancara Validator 1
143

Lampiran 10

Lembar Validasi Pedoman Wawancara Validator 2


144

Lampiran 11
Hasil Penyelesaian TBK 1 Subjek 1
145

Lampiran 12
Hasil Penyelesaian TBK 2 Subjek 1
146

Lampiran 13
Hasil Penyelesaian TBK 1 Subjek 2
147

Lampiran 14
Hasil Penyelesaian TBK 2 Subjek 2
148

Lampiran 15

Hasil penyelesaian TBK 1 Subjek 3


149

Lampiran 16

Hasil penyelesaian TBK 2 Subjek 3


150

Lampiran 17
Surat izin Penelitian
151

Lampiran 18
Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai