Anda di halaman 1dari 15

DESKRIPSI BERPIKIR LATERAL SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1

PURWOKERTO DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIS

Yolanda Pratiwi *) Erni Widiyastuti, M.Si **)


*) Mahasiswa Pendidikan Matematika
**) Dosen Pembimbing
Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Yollanda18y.p@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berpikir lateral siswa


SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto dalam menyelesaikan masalah matematis
dengan menggunakan soal open-ended materi Trigonometri. Subyek data dalam
penelitian ini adalah siswa dari kelas XI IPA 1 dan IPA 2 dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Siswa dikelompokan ke dalam tiga
kategori berdasarkan nilai Ulangan Tengah Semester, yaitu siswa berprestasi
rendah, sedang dan tinggi dengan masing-masing 3 orang. Teknik analisa data
menggunakan metode penelitian kualitatif yang meliputi reduksi data, penyajian
data, dan kesimpulan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan tes, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan uji
trianggulasi teknik sebagai uji validasi hasilnya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa, berdasarkan pemecahan masalah langkah polya terlihat bahwa siswa
prestasi tinggi telah menunjukkan kemampuan berpikir lateral dengan sangat baik,
karena mampu memenuhi indikator berpikir lateral seluruhnya. Siswa prestasi
sedang menunjukkan kemampuan berpikir lateral belum cukup baik, karena hanya
mampu menguasai dua aspek berpikir lateral, sedangkan untuk siswa prestasi
rendah belum menunjukkan kemampuan berpikir lateral yang baik, karena kurang
mampu menguasai semua aspek berpikir lateral.

Kata kunci : berpikir Lateral, memecahkan masalah, open ended, polya,


trigonometri.

1
ABSTRACT

This Study aims to describe students’ lateral thinking at SMA Muhammadiyah 1


Purwokerto in solving mathematical problems using open-ended of Trigonometri.
The data subjects in this study are students of class XI IPA (Natural Science
Major) 1 and IPA (Natural Science Major) 2 taken using purposive sampling
technique. Students are grouped into three categories based on score of middle
semester test; students with low, medium, and high achievement consisting of 3
students for each category. Technique for analyzing the data of this research is
qualitative research method covering data reduction, data presentation, and
conclusions. Methods used for collecting the data in study are tests, interviews,
and documentation. The researcher uses triangulation technique test as validation
test result. Based on the problem solving of polya steps, the results shows that
students with high achievement have very goo ability of lateral thinking, since
they are able to meet the overall lateral thinking indicators. Students with medium
achievement show good enough abilityof lateral thinking,since they are only able
to master two aspects of lateral thinking, while students with low achievement do
not show good lateral thinking ability, since they show less ability to master all
aspects of lateral thinking.

Keywords: Lateral Thinking, Problem Solving, Open Ended, Polya,


Trigonometry.

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan proses yang sangat penting untuk membentuk
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Didalam Undang-undang No.
20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Menurut Asmani (2015)

2
Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu melakukan proses
pematangan pola pikir peserta didik, yakni dengan membebaskan mereka dari
pembodohan, ketidakjujuran, ketidakberdayaan, ketidakbenaran, serta dari
akhlak dan keimanan yang buruk. Berdasarkan pernyataan tersebut diperoleh
bahwa tujuan pendidikan dalam hal ini adalah untuk mengembangkan daya
berpikir pada peserta didik dan membangun kekuatan kecerdasan pola pikir
peserta didik sehingga mampu menghasilkan generasi cerdas dan berkarakter.
Berpikir memegang peranan penting dalam segala aspek kehidupan.
Sunaryo (2011) dalam taksonomi berpikir menjelaskan bahwa berpikir
mendasari hampir semua tindakan manusia dan interaksinya. Tanpa berpikir
manusia tidak bisa diakui keberadaannya seperti yang dikemukakan oleh
seorang filsuf yaitu René Descartes yaitu Je pense donc je suis atau Cogito
Ergo Sum, yang berarti saya berpikir maka saya ada. Keberadaan saya diakui
karena saya berpikir. Dengan adanya kemampuan berpikir itulah manusia
mampu mengembangkan pengetahuan.
Matematika adalah salah satu pembelajaran yang melatih daya berpikir
dan bernalar sebagai bekal untuk dapat menyelesaikan masalah. Seperti halnya
yang dikemukakan oleh Soedjadi (2000) bahwa fungsi matematika sekolah
adalah sebagai sarana penataan nalar peserta didik. Tujuan dan fungsi
pendidikan dalam pembelajaran matematika tersebut dapat diwujudkan melalui
peran pendidik, dimana guru harus mampu untuk memberikan alternatif
konsep-konsep pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam belajar
matematika. Namun nyatanya, kecenderungan para guru saat ini kurang perduli
akan hal tersebut. Guru hanya menerangkan dan mengajarkan rumus-rumus
matematika kepada siswa untuk dihafalkan. Guru juga hanya memberi soal-
soal latihan umum yang sebelumnya telah dijelaskan dan hanya memiliki cara
atau solusi tunggal. Akibatnya, proses dan pola berpikir siswa tidak
berkembang karena siswa kurang diberi kesempatan untuk menemukan solusi
alternatif lain dari permasalahan matematika yang diberikan. Apabila siswa
menemukan sebuah masalah berbeda, siswa tidak mampu dan kebingungan
dalam menyelesaikan masalah tersebut.

3
Hal ini sesuai dengan pendapat Saragih (2006) bahwa proses
pembelajaran yang menekankan proses penghafalan konsep atau prosedur,
pemahaman konsep matematika yang rendah, dan tidak dapat
menggunakannya ketika diberi permasalahan yang kompleks memunculkan
pembelajaran matematika yang mekanistik dan tidak bermakna bagi siswa.
Ketidakbermaknaan pembelajaran tersebutlah menimbulkan persepsi bahwa
matematika merupakan pelajaran yang sulit. Padahal sebenarnya dalam proses
pembelajaran guru kurang mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa.
Salah satu kemampuan berpikir yang perlu untuk dioptimalkan yaitu
kemampuan berpikir lateral. Paul Sloane (2010) dalam bukunya “How to be
Brilliant Thinker” menyatakan bahwa “Cara Berpikir lateral” (Lateral
Thinking) adalah istilah yang ditelurkan oleh Edward de Bono sebagai lawan
dari cara berpikir konvensional atau vertikal. Menurutnya, cara berpikir lateral
melibatkan proses mendekati masalah dari arah-arah yang baru. Dari
pernyataan tersebut diperoleh bahwa dalam berpikir lateral kita melangkah
mencari alternatif pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang yang
berbeda dan paling mungkin untuk mendukung hasil akhir.
Mengetahui dan mempersiapkan siswa untuk memiliki kemampuan
berpikir lateral yang baik adalah dengan pemberian masalah yang sesuai
dengan indikator berpikir lateral. Rosnawati (2011) menyatakan bahwa untuk
dapat memunculkan kemampuan berpikir lateral, persoalan yang diberikan
tidak hanya berfungsi untuk menggali fakta saja, namun dari persoalan yang
diberikan siswa dapat melihat dari berbagai sudut pandang. Masalah tersebut
dapat ditemukan pada masalah terbuka (open-ended problem). Menurut
Takahashi (Mahmudi, 2008) masalah terbuka (open-ended problem) adalah
masalah yang mempunyai banyak solusi atau strategi penyelesaian. Dalam hal
ini dapat disimpulkan bahwa masalah terbuka (open-ended) merupakan salah
satu masalah yang dapat memunculkan potensi berpikir lateral siswa. Untuk
memandu dalam memecahkan masalah tersebut, Polya (1973) menetapkan
empat tahap yang dapat dilakukan agar siswa lebih terarah dalam
menyelesaikan masalah matematika yaitu memahami masalah, menyusun

4
rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali
hasil yang diperoleh.
Mendeskripsikan kemampuan berpikir lateral siswa perlu untuk
dilakukan, agar siswa dan guru mengetahui sejauh mana kemampuan berpikir
lateral siswa dalam memecahkan masalah matematis. SMA Muhammadiyah 1
Purwokerto adalah salah satu Sekolah Menengah Atas di Purwokerto yang
mana belum pernah dilakukan penelitian terkait kemampuan berfikir lateral.
Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian di SMA Muhammadiyah 1
Purwokerto dengan judul penelitian “Deskripsi Berpikir Lateral Siswa SMA
Muhammadiyah 1 Purwokerto dalam Memecahkan Masalah Matematis”.

DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018
dan bertempat di SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto. Tujuan penelitian ini
adalah mendeskripsikan berpikir lateral siswa dalam memecahkan masalah
matematis pada materi Trigonometri. Dalam penyelesaian soal siswa dituntut
memenuhi indikator proses berpikir lateral. Pendeskripsian ini ditelusuri
melalui pengamatan langsung dalam proses menyelesaikan soal disetiap tahap
pemecahan masalah polya dengan menganalisis pekerjaan siswa berdasarkan
indikator kemampuan berpikir lateral.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Berikut langkah-langkah yang akan ditempuh selama penelitian :
1) Menentukan sekolah dan subyek penelitian. Sekolah yang digunakan
adalah SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto sedangkan subyek penelitian
adalah kelas XI IPA 1 dan 2 berjumlah 53 siswa.
2) Menyusun instrumen penelitian meliputi:
i) Lembar tugas masalah matematis
ii) Pedoman wawancara
3) Melakukan tes, dengan memberikan lembar tugas memecahkan masalah
matematika berbentuk soal uraian yang open ended materi Trigonometri
yang telah dirancang, kepada siswa yang menjadi subyek penelitian.

5
4) Melakukan analisis sumber data/subyek penelitian berdasarkan nilai UTS
siswa semester 1.
5) Mengkategorikan siswa berdasarkan hasil nilai UTS semester 1 sehingga
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 3.1 Bentuk Pengelompokan Prestasi Belajar

Hasil Niai UTS Kelompok

SBT Kelompok prestasi belajar tinggi.


SBS Kelompok prestasi belajar sedang.
SBR Kelompok prestasi belajar rendah.

Pembagian kelompok tersebut ditentukan dengan menggunakan mean


dan standar deviasi.
6) Memilih 9 siswa yang akan dijadikan subyek penelitian dengan masing-
masing 3 siswa dengan kelompok siswa prestasi tinggi, sedang dan rendah
dari hasil nilai UTS Semester 1.
7) Melakukan wawancara, kepada 9 siswa yang telah dikategorikan sebagai
sampel penelitian .
8) Selama wawancara, peneliti menelusuri ide-ide dan langkah-langkah yang
digunakan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika materi
Trigonometri sesuai dengan patokan indikator kemampuan berpikir lateral.
Peneliti menggunakan alat perekam untuk menyimpan data hasil
wawancara.
9) Melakukan dokumentasi, dokumentasi dilakukan kepada subyek penelitian
melalui dokumen yang berbentuk tulisan seperti transkrip hasil wawancara
siswa maupun dokumen yang berbentuk gambar seperti foto.
10) Menganalisis hasil penelitian, setelah data penelitian diperoleh, proses
analisis data dilakukan dengan mendeskripsikan hasil tes kemampuan
kreativitas siswa dan hasil wawancara dari masing-masing subyek yang
telah dipilih.

6
11) Menyusun laporan penelitian, peneliti melaksanakan proses penyusunan
hasil penelitian berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan selama
penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil
Berdasarkan hasil Triangulasi yang dilakukan maka peneliti
mendeskripsikan Berpikir Lateral Siswa SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto
dalam Memecahkan Masalah Matematis sebagai berikut:

Tabel 1.1 Hasil Akhir Berpikir Lateral Siswa dalam Memecahkan Masalah
Matematis

Kelompok
Prestasi
Rendah Sedang Tinggi
Aspek

Berpikir lateral

Siswa dalam Siswa dalam Siswa dalam


memahami masalah memahami memahami
belum cukup mampu masalah telah masalah mampu
mengenali ide mampu mengenali mengenali ide
dominan dari masalah sebagian ide dominan dari
yaitu belum cukup dominan dari masalah dengan
mampu menyebutkan masalah secara baik yaitu dengan
Mengenali Ide
inti permasalahan baik. Siswa mampu
dominan dari
yaitu apa yang menyebutkan menyebutkan inti
masalah yang
diketahui dan apa sebagian apa yang permasalahan..
dialami
yang ditanyakan diketahui dan apa Siswa
dengan benar, lengkap yang ditanyakan menyebutkan apa
dan secara sederhana. dengan benar, yang diketahui dan
Siswa masih sering lengkap dan secara apa yang
salah dalam sederhana. ditanyakan dengan
menuliskan pemisalan benar, lengkap dan
dari yang diketahui. secara sederhana.

7
Siswa tidak tampak Siswa sudah Siswa dalam
mampu memilih tampak mampu merencanakan
strategi penyelesaian memilih sebagian masalah sudah
masalah secara baik strategi tampak mampu
Mencari cara- tepat dilihat dari mana penyelesaian memilih dan
cara lain dalam siswa belum mampu masalah yang tepat mencari
memandang menuliskan strategi dan tidak biasa strategi/cara
permasalahan secara jelas dan siswa pada suatu masalah penyelesaian
juga masih salah namun kurang masalah yang
dalam membuat jelas dalam tepat dan tidak
ilustrasi dari masalah. menyampaikan biasa pada suatu
strategi. masalah.

Siswa tidak mampu Siswa cukup Siswa mampu


melaksanakan mampu melaksanakan
penyelesaian masalah melaksanakan penyelesaian
dengan tepat. Siswa penyelesaian masalah dengan
melakukan masalah, dengan melaksanakan
perhitungan langsung menuliskan langkah sesuai
tanpa menuliskan sebagian strategi yang
keterangan dengan keterangan pada dibangun, sebelum
permisalan maupun rencana melakukan
dengan kata sederhana penyelesaian. perhitungan siswa
dan tidak Namun belum menuliskan
mencantumkan rumus menuliskan rumus terlebih dahulu
yang digunakan untuk yang tepat dan keterangan pada
melaksanakan langkah kreatif untuk rencana
Melonggarkan
sesuai strategi yang memperoleh hasil penyelesaian
kendali cara
dibangun. Siswa juga akhir yang tepat. dengan
berpikir kaku.
masih kesulitan untuk Siswa masih menggunakan
membuat ilustrasi soal mengalami permisalan
dengan tepat serta kesalahan dalam ataupun kata
masih mengalami perhitungan. sederhana
kesalahan dalam kemudian
perhitungan. menuliskan rumus
yang logis dengan
keterangan. Siswa
juga mampu
menuliskan
penyelesaian yang
bebas dan inovatif
sesuai dengan apa
yang dipikirkan.

Siswa tidak dapat Siswa dapat Siswa dapat


memberikan memberikan memberikan
Memakai ide- kesimpulan jawaban sebagian kesimpulan

8
ide acak untuk serta jawaban yang kesimpulan jawaban yang
membangkitka diberikan tidak tepat. jawaban yang sesuai dan siswa
n ide-ide baru. Siswa juga tidak sesuai dengan hasil sudah mampu
melaksanakan jawaban siswa. membuat
pengecekan sesuai Siswa juga tidak cara/metode lain
dengan langkah yang melaksanakan dengan
dimaksud dalam pengecekan menggunakan
penelitian yaitu dengan mencoba segala hal yang
dengan mencari metode/cara lain diketahui untuk
cara/metode lain yang menemukan solusi
untuk mendukung memungkinkan lain yang
hasil jawaban siswa. untuk mendukung menghasilkan
jawaban. hasil akhir yang
tepat.

2. Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan jawaban tes pemecahan masalah matematis dan wawancara
terhadap 9 siswa yang termasuk dalam kategori siswa yang berprestasi tinggi,
sedang dan rendah diperoleh:
1. Deskripsi Berpikir Lateral Siswa dalam Memecahkan Masalah
Matematis Kelompok Siswa Berprestasi Tinggi.
Siswa kategori berprestasi tinggi mampu menuliskan dan
menjelaskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan baik secara
tertulis maupun lisan. Siswa juga mampu menuliskan inti permaslahan
dalam bentuk yang sederhana, serta siswa mampu mengilustrasikan
masalah ke dalam bentuk gambar secara baik. Pada tahap selanjutnya
siswa dapat memilih strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah dan
ketika melaksanakan prosedur siswa menuliskan dahulu keterangan berupa
gambar atau rumus serta permisalan ataupun kata sederhana sesuai dengan
strategi yang digunakan. Siswa juga dapat menuliskan rumus yang
digunakan kemudian melaksanakan perhitungan. Siswa telah sepenuhnya
mampu menafsirkan solusi. Siswa dapat memberikan kesimpulan jawaban
sesuai dengan permasalahan serta siswa dalam memeriksa kembali
jawaban telah mampu membuat solusi logis lain yang serba mungkin
untuk mendukung jawaban dan menghasilkan jawaban yang tepat. Jadi

9
dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi
mampu memenuhi aspek dan indikator kemampuan berpikir lateral dalam
memecahkan masalah matematis, yakni mengenali ide dominan dari
masalah yang dialami, mencari cara-cara lain dalam memandang
permasalahan, melonggarkan kendali cara berpikir kaku, dan memakai
ide-ide acak untuk membangkitkan ide-ide baru.

2. Deskripsi Berpikir Lateral Siswa dalam Memecahkan Masalah


Matematis Kelompok Siswa Berprestasi Sedang.
Siswa kategori berprestasi sedang dapat memahami masalah
yakni siswa mampu menuliskan dan menjelaskan apa yang diketahui dan
apa yang ditanyakan dan menuliskan dalam bentuk yang sederhana, serta
siswa mampu mengilustrasikan masalah dalam bentuk gambar. Pada tahap
selanjutnya siswa dapat memilih sebagian strategi yang tepat pada suatu
masalah tapi tidak seluruhnya, untuk pelaksanaan strategi siswa
menuliskan keterangan berupa penjelasan singkat pada rencana
penyelesaian namun seringkali tidak menuliskan rumus yang digunakan
dalam penyelesaian sehingga terkadang memberikan jawaban yang kurang
tepat. Siswa belum sepenuhnya mampu menafsirkan solusi. Siswa dapat
memberikan kesimpulan jawaban sesuai dengan permasalahan namun
siswa belum mampu memakai ide-ide acak untuk membangkitkan ide-ide
baru yaitu dengan mmbuat langkah atau solusi baru untuk menghasilkan
jawaban yang logis demi mendukung jawaban. Jadi dapat disimpulkan
bahwa siswa yang memiliki prestasi belajar sedang hanya mampu
memenuhi aspek dan indikator kemampuan berpikir lateral matematis
yaitu mengenali ide dominan dari masalah yang dialami dan mencari cara-
cara lain dalam memandang permasalahan.

3. Deskripsi Berpikir Lateral Siswa dalam Memecahkan Masalah


Matematis Kelompok Siswa Berprestasi Rendah.
Siswa kategori berprestasi rendah masih bingung dalam
memahami soal, tidak mampu mengenali ide dominan dari masalah secara

10
baik. Siswa sering kali menuliskan dan menjelaskan inti permasalaahan
dengan tidak lengkap atau menuliskan kembali soal yang dikerjakan.
Siswa juga tidak mampu menjelaskan apa yang menjadi inti permasalahan
pada soal secara jelas dan lengkap. Pada tahap memilih strategi yang
digunakan juga tidak jelas dan tidak tepat serta untuk melaksanakan
strategi siswa seringkali tidak menuliskan rumus dan keterangan yang
digunakan atau bahkan tidak menuliskan jawaban. Kesimpulan jawaban
yang diberikan tidak tepatdan bahkan tidak menuliskan kesimpulan. Siswa
belum sepenuhnya mampu menafsirkan solusi. Siswa juga tidak mampu
menggunakan ide-ide acak yang ada untuk menghasilkan solusi lain yang
logis demi mendukung dan menghasilkan jawaban yang tepat. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa siswa yang memiliki prestasi belajar rendah belum
mampu memenuhi indikator kemampuan berpikir lateral.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Deskripsi Berpikir Lateral Siswa

SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto dalam Memecahkan Masalah

Matematis, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1) Siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi menunjukkan kemampuan

berpikir lateral yang baik dalam memecahkan masalah dengan mampu

memenuhi seluruh aspek dan indikator kemampuan berpikir lateral, yakni

mengenali ide dominan dari masalah yang dialami, mencari cara-cara lain

dalam memandang permasalahan, melonggarkan kendali berpikir kaku,

dan memakai ide-ide acak untuk membangkitkan ide-ide baru.

2) Siswa yang memiliki prestasi belajar sedang menunjukan kemampuan

berpikir lateral dalam memecahkan masalah yang cukup dengan hanya

11
memenuhi dua aspek dan indikator kemampuan berpikir lateral, yakni

mengenali ide dominan dari masalah yang dialami dan mencari cara-cara

lain dalam memandang permasalahan.

3) Siswa yang memiliki prestasi belajar rendah belum menunjukkan

kemampuan berpikir lateral dalam memecahkan masalah karena belum

mampu menguasai indikator berpikir lateral seluruhnya.

2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan sebelumnya, dapat diberikan
saran bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian yang relevan
dengan ini, untuk sebaiknya menggunakan soal open-ended pada materi lain
seperti logaritma atau materi Geometri seperti bangun datar atau bangun
ruang sehingga mendapatkan data kemampuan berpikir lateral yang lebih
luas dan mendalam serta variatif.

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 2015. Sudahkah Anda Menjadi Guru Berkharisma?.


Yogyakarta: Diva Press

Buljac,Andrija. 2015. Lateral thinking: Creativity step by step. Studi doktor:


Pengantar Penelitian Ilmiah. UDC 62:65.01:159.954. Essay

Carter Philip. 2008. Panduan Lengkap Tes Kecerdasan. Jakarta: PT Indeks.

Carson, J. 2007. A Problem With Problem Solving, Teaching Thinking Without


Teaching Knowledge. Journal of The Mathematics Educator (2007), Vol.
17, No. 2, 7–14.

Darmadi, Hamid. (2014). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial . Bandung :


Alfabeta

De Bono, E. 1990. Lateral Thinking. London Penguin Books.

De Bono, E.1991. Berpikir Lateral. Jakarta: Erlangga.

12
Hudojo, Herman, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika.(Malang: JICA, 2001)

Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan (Online), Yang diakses melalui
kbbi.web.id/piker pada tanggal 20 Mei 2016

Khodijah, Nyayu. 2016. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. RajaGrafindo


Persada.

Limbach, B. and Waugh, W. 2010. Developing higher level thinking. Journal of


Instructional Pedagogies. Cadron State College.

Muhsinin,Ummil. 2013. Pendekatan Open ended Pada Pembelajaran Matematika


Jurnal: Edu-Math, Volume 4,Tahun 2013.

Mahmudi,Ali. 2008 . Mengembangkan Soal Terbuka (Open-Ended Problem)


dalam Pembelajaran Matematika. Yogyakarta : Makalah Seminar
Naional Matematika dan Pendidikan Matematik, Fakultas MIPA UNY.

Mawarni, Disca Wahyu. 2015. Profil Kemampuan Berpikir Geometri


Berdasarkan langkah polya pada materibangun ruang sisi datar SMPN 3
PlosoKlaten. Skripsi, Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Muliawati, NovitaEka. 2015. Proses Berpikir Lateral Siswa Dalam Memecahkan


Masalah Matematika Berdasarkan Langkah Polya Ditinjau Dari Gaya
Kognitif Field Independent-Field Dependent Dan Perbedaan Gender.
Tesis, Program Studi Pendidikan Matematika, Pascasarjana Universitas
Negeri Malang.

Mustikasari, Zulkardi, dkk,” Pengembangan Soal-Soal Open-Ended


Pokok Bahasan Bilangan Pecahan Di Sekolah Menengah
Pertama”,Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4. No.1, Juli 2010

OECD. PISA 2009 Assessment Framework. (On line). Tersedia:


http://www.oecd.org/dataoecd/11/40/44455820.pdf. (diakses 21 Mei
2016)

Polya, G. 1973. How to Solve It. America: Princeton University Press , Princeton,
New Jersey.

13
Pramita, Asep dkk,”Analisis Kemampuan Berpikir Lateral Siswa Dalam
Menyelesikan Soal Open ended di SMPN 10 Pontianak”, Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Vol 4, No 10 (2015): Oktober 2015

Puspaningtyas, Dwi (2014). “The Profile Of Students’ Lateral Thinking In Solving


Mathematics Open-Ended Problem In Terms Of Learning Style
Differences”. Proceeding of International Conference On Research,
Implementation And Education Of Mathematics And Sciences 2014,
Yogyakarta State University, ISBN.978-979-99314-8-1.

Ridwan dan Eka.L, “Meningkatkan Kemampuan Representasi Beragam


Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Terbuka
(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII Smpn 1
Pagaden, Subang).” Jurnal ilmiah Solusi Vol. 1 No. 4 Desember 2014 –
Februari 2015: 97-106

Rosnawati, R. 2011. Berpikir Lateral Dalam Pembelajaran Matematika.


Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan
MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, Edisi Mei 2011.

S. Arul, Lawrence & S. Amaladoss, Xavier. 2013. Lateral Thinking of


Prospective Teachers. Journal of Educational Reflection, 1(1): 27 ─ 32.

Sa'diyah, Halimatus. 2016. Profil Berpikir Lateral Dalam Menyelesaikan


Masalah Matematika Materi Bangun Datar Pada Siswa Kelas IX Di Smp
Negeri 1 Sidoarjo. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Saragih, Sahat. 2006. Menumbuhkembangkan Berpikir Logis dan Sikap Positif


terhadap Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Jurnal
pendidikan dan kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional. Badan
Penelitian dan Pengembangan, Edisi Juli 2006.

Sloane. Paul. 2010. How To Be A Brilliant Thinker : Latih Pikiran Anda dan
Temukan Solusi-Solusi Kreatif. Terjemahan oleh Riga D. Ponziani. 2016.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Soedjadi.R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia; Konstatasi Keadaan


Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional , Hlm. 11

Solso, Robert, dkk. Psikologi Kognitif. (Jakarta: Erlangga, 2007), 434.

14
Sugyono, 2014. “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D” :
Bandung: Alfabeta

Sunaryo,Wowo. 2011. Taksonomi Berpikir. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Syutaridho, 2012. “Berpikir Lateral Dalam Matematika.”Jurnal ilmiah ISSN Vol.


1 No. 1April 2012.

Takahashi, Akihiko. (2008). Communication as Process for Students to Learn


Mathematical.[Online].Tersedia:http://www.criced.tsukuba.ac.jp/math/ap
ec/apec2008/papers/PDF/14.Akihiko_Takahashi_USA.pdf.[ Diakses: 11
Mei 2016].

Tumisah P. Jono & Mukimin.(2002). Trigonometri Bahan Ajar Matematika SMK.


Yogyakarta: PPPG Matematika.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Online). Tersedia :
https://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf. [diakses pada 14 Mei
2016.

15

Anda mungkin juga menyukai