Anda di halaman 1dari 6

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM

MENYELESAIKAN SOAL RELASI DAN FUNGSI PADA


KELAS VIII MTs NEGERI 2 BULUKUMBA
Oleh:

Erwin Anggara1, Suradi Tahmir2, dan Andi Quraisy3


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar
Email:
erwinanggara28898@gmail.com1, suraditahmir@unm.ac.id2, andiquraisy@unismuh.ac.id3

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII.A MTs
Negeri 2 Bulukumba dalam menyelesaikan soal relasi dan fungsi. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif yang dirancang untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam pokok bahasan relasi dan
fungsi. Teknik pengumplan data berupa tes dan wawancara. Instrumen yang digunakan berupa tes kemampuan
berpikir kritis yang berjumlah 2 soal. Wawancara dilakukan untuk lebih menggali kemampuan pemecahan
masalah siswa. Subjek penelitian terdiri dari 1 siswa kategori tinggi, 1 siswa kategori sedang dan 1 siswa
kategori rendah. Teknik analisis data dilakukan dengan tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Kemampuan berpikir kritis siswa mengacu pada 4 kategori yaitu: interpretasi, analisis, evaluasi
dan inferensi. Hasil penelitian yang menjadi subjek wawancara yaitu subjek penelitian dari masing-masing
tingkatan, Tinggi (KT) mampu memenuhi keempat indikator berpikir kritis yaitu interpretasi, analisis, evaluasi,
dan inferensi, sedang (KS) mampu memenuhi tiga indikator berpikir kritis yaitu interpretasi, analisi, dan
inferensi, kemudian rendah (KR) hanya mampu memenuhi satu indikator berpikir kritis yaitu interpretasi. Dari
hasil penelitian ini diharapkan lebih mengetahui dan memahami kemampuan berpikir kritis siswa dan sebagai
acuan untuk memperbaiki mutu pengajaran serta mengarahkan dan membimbing siswa, sehingga siswa dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya dalam proses pembelajaran matematika.
Kata Kunci: Kemampuan Berpikir Kritis, soal Relasi dan Fungsi

Abstract
This study aims to determine and describe the creative thinking skills of students in solving
mathematical problems based on Wallas's theory in class VIII students of SMP Negeri 24 Makassar who have
high, medium and low achievement. This research is a qualitative research. The processed data is the process of
creative thinking in solving mathematical problems based on Wallas's theory. The data collection techniques
used were tests and interviews. The questions used in the problem-solving ability test were 3 numbers essay
questions on the relation and function material. The interview aims to determine the subject's creative thinking
process in solving mathematical problems based on Wallas's theory. Based on the data processing, it was found
that high achieving subjects were able to understand the problems and information provided on the questions
and were able to write what was known and asked about (preparation), did not take long to get the idea of
solving problems (incubation), were able to get ideas to solve problems (illumination), test ideas and check
answers to reach conclusions (verification). Subjects who excel are trying to understand the problem but are
hesitant about what is known (preparation), trying to remember what has been taught before, but it takes quite a
long time even the subject leaves for a moment the problem by doing other activities (incubation), finding ideas
from incubation results to solve the given problem (illumination), tend not to check the answer again because
they are sure of the answer that has been written (verification). Subjects who have low achievement, are not
ready to answer the questions given because they have repeatedly read the question but do not understand the
problem well (preparation), need a long time to think about solutions to the problems given, even the subject
looks at a printed book to solve the problem (incubation), resulting in the idea he got from a printed book
without explaining how to get the value (illumination), he did not check the written answer again because he
was sure the answer he had written was from a printed mathematics book (verification).
Key Word: Creative thought process, the theory Wallas, the ability problem solving.

1. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah dasar dari proses untuk manusia mengembangkan potensi yang ada
pada dirinya segingga dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Menurut Syah (2010:
10) bahwa pendidikan berasal dari kata dasar “didik” yang mempunyai arti memelihara dan
memberi latihan.

1
Keharusan siswa untuk memiliki kemampuan berpikir kritis sesuai dengan Depdiknas
(Sulistianty & Masrukan, 2016: 2) fokus pembelajaran adalah untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa dan juga termasuk standar kelulusan bagi siswa sekolah
menengahh pertama (SMA) maupun sekolah menengah atas (SMA).
Masalah matematis adalah suatu situasi yang menantang yang membutuhkan
penyelesaian dimana cara untuk menyelesaikannya tidak tampak jelas (Mairing 2018: 17).
Masalah matematis sering ditemukan pada saat proses pembelajaran matematika, sehingga
butuh kemampuan berpikir kritis untuk menyelesaikan soal-soal.Sebelum memunculkan ide
atau gagasan yang baru, dalam mengembangkan suatu kemampuan berpikir kreatif tidak
dapat diperoleh secara langsung, melainkan melalui berbagai proses berpikir yang harus
dilalui dan dilakukan. Munandar (2002:39) menjabarkan teori Wallas tentang proses berpikir
kreatif yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap inkubasi, tahap
iluminasi, dan tahap verifikasi. Tahap proses berpikir kreatif dijabarkan sebagai berikut:
Tahap yang pertama yaitu tahap persiapan, seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan
masalah dengan belajar berpikir, mencari jawaban, dan bertanya kepada orang. Pada tahap
yang kedua yaitu tahap inkubasi, individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari
masalah tersebut. Tahap ini penting sebagai awal proses timbulnya inspirasi, yang merupakan
titik awal dari suatu penemuan. Tahap ketiga dari teori Wallas yaitu tahap iluminasi, dimana
seseorang mendapatkan sebuah pemecahan masalah yang diikuti dengan munculnya inspirasi
atau gagasan baru. Pada tahap terakhir yaitu tahap verifikasi atau tahap evaluasi adalah tahap
dimana seseorang menguji dan memeriksa pemecahan masalah tersebut terhadap realitas.
Proses berpikir kreatif dalam pembelajaran dapat dilihat bagaimana siswa berinteraksi dengan
guru maupun dengan siswa yang lain.
Mengingat setiap siswa memiliki kemampuan mengatasi kesulitan yang berbeda, tentu
hal ini memberikan dampak yang berbeda ketika siswa menyelesaikan masalah matematika.
Ada yang hanya mau mengerjakan soal seperti yang dicontohkan, ada pula yang hanya mau
menunggu jawaban dari temannya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara oleh guru
mata pelajaran matematika di SMP Negeri 24 Makassar pada hari Kamis, 17 Oktober 2019
dijelaskan bahwa proses mencipta siswa kurang kreatif dalam proses pengerjaan soal-soal,
siswa cenderung melihat jawaban dari temannya dibandingkan untuk memikirkan sendiri apa
jawaban dari soal tersebut.
Berdasarkan uraian diatas Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
mengangkat judul “Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Relasi dan fungsi Pada Kelas VIII MTs Negeri 2 Bulukumba.
2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan pada penilitian ini ialah penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif ialah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala. Fakta atau
kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat populasi atau daerah tertentu. Metode
penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang dilandaskan pada filsafat
postpositivisme, dan digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti
sebagai instrumen kunci dalam penelitian, pengambilan sampel dan sumber data dilakukan
secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan menggunakan triangulasi
atau gabungan, analisi data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil dari penelitian lebih
berfokus pada makna daripada generalisasi (sugiyono, 2018:9). Penelitian ini dilakukan di
MTs Negeri 2 Bulukumba pada tanggal 10-12 November 2020. Dalam menentukan subjek,
peneliti menggunakan tes kemampuan berpikir kritis, selanjutnya peneliti memilih 3 siswa
masing-masing dengan kemampuan matematika yang berbeda. Kemudian masing-masing

2
siswa di kategorikan menjadi kemampuan yang tinggi, sedang, dan rendah. Dalam
menentukan subjek peneliti menilai dari ketercapaian indikator berpikir kritis.
Adapun prosedur pemilihan subjek penelitian yaitu: (1) Memberikan tes kemampuan
berpikir kritis materi relasi dan fungsi, (2) Menganalisis hasil pengerjaan siswa pada tes
kemampuan berpikir kritis, (3) Memilih masing-masing 1 subjek yang berkemampuan tinggi,
sedang, dan rendah, (4) Melakukan wawancara kepada subjek penelitian untuk memverifikasi
data hasil tes dan menggali data tentang proses berpikir kritis dari masing-masing subjek yang
telah ditentukan. Instrument penelitian ini terdiri dari dari instrumen utama yaitu peneliti itu
sendiri, dan instrumen pendukung yaitu tes kemampuan berpikir kritis, dan pedoman
wawancara.
Untuk mengumpulkan data digunakan tes dan wawancara. Tes yang dilakukan adalah
tesm essay dengan materi relasi dan fungsi kelas VIII MTs Negeri 2 Bulukumba. Tes uraian
(essay) hasil pekerjaan subjek digunakan untuk mengetahui proses berpikir kritis siswa dalam
menyelesaikan soal. Pemilihan subjek untuk dilakukan wawancara berdasarkan hasil tes
tertulis dan kesediaan untuk diwawancarai selama penelitian. Wawancara dilakukan terhadap
beberapa subjek yang dipilih berdasarkan kemampuan tinggi, sedang, rendah uraian jawaban
subjek. Wawancara tersebut menggunakan pedoman wawancara yang telah dibuat. Dalam
penelitian ini digunakan uji kredibilitas data yakni dengan menggunakan triangulasi waktu
triangulasi waktu yaitu pengujian dilakukan dengan memeriksa kembali data subjek dan
melakukan teknik yang berbeda yakni melakukan tes kemampuan berpikir kritis, dan
wawancara. pelaksanaan wawancara dilakukan dengan bergantian atau satu-satu sehingga
peniliti mudah menggali kemampuan berpikir kritis siswa dan juga kesulitan yang dialami
dalam menyelesaikan setiap butir soal yang diberikan. Wawancara dilakukan sebanyak tiga
kali dengan subjek yang sama dalam tiga pekan, masing-masing dilakukan satu kali dalam
sepekan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data,
dan verifikasi atau kesimpulan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini disajikan hasil tes dan petikan wawancara subjek kemampuan tinggi. Data
tersebut dipaparkan mengenai kemampuan berpikir kritis pada materi relasi dan fungsi baik
secara tulisan maupun lisan.

Gambar 1. Hasil Tes Berpikir Kritis Subjek Kemampuan Tinggi nomor satu

3
Gambar 2. Hasil Tes Berpikir Kritis Subjek Kemampuan Tinggi nomor 2

Berdasarkan hasil tes dan wawancara diatas, dapat dilihat bahwa subjek kemampuan
tinggi dapat memahami apa saja yang diketahui dan ditanyakan pada soal, kemudian subjek
mampu memaparkan dari mana menemukan konsep yang diberikan untuk menyelesaikan soal
tersebut, selain itu subjek juga dapat menjelaskan cara penyelesaian pada jawaban dengan
benar, dan subjek juga mampu menarik kesimpulan dari apa yang ditanyakan dari soal secara
benar.

Berikut ini disajikan hasil tes dan petikan wawancara subjek kemampuan sedang. Data
tersebut dipaparkan mengenai kemampuan berpikir kritis pada materi relasi dan fungsi baik
secara tulisan maupun lisan.

Gambar 3. Hasil Tes Berpikir Kritis Subjek Kemampuan sedang nomor satu
4
Gambar 4. Hasil Tes Berpikir Kritis Subjek Kemampuan Sedang nomor dua

Berdasarkan hasil tes dan wawancara, dapat dilihat bahwa subjek kemampuan sedang
dapat memahami apa saja yang diketahui dan ditanyakan pada soal, kemudian subjek ragu-
ragu memaparkan dari mana menemukan konsep yang diberikan untuk menyelesaikan soal
tersebut sehingga lupa menuliskan konsep yang digunakan, selain itu subjek hanya dapat
menjelaskan cara penyelesaian pada jawaban dengan benar tetapi tidak menjelaskan mengapa
demikian, dan subjek menuliskan kesimpulan yang kurang lengkap dari apa yang ditanyakan
dari soal.

Berikut ini disajikan hasil tes dan petikan wawancara subjek kemampuan rendah.
Data tersebut dipaparkan mengenai kemampuan berpikir kritis pada materi relasi dan fungsi
baik secara tulisan maupun lisan.

Gambar 5. Hasil Tes Berpikir Kritis Subjek Kemampuan Rendah Soal Nomor Satu

5
Gambar 6. Hasil Tes Berpikir Kritis Subjek Kemampuan Rendah Soal Nomor Dua

Berdasarkan hasil tes dan wawancara, dapat dilihat bahwa subjek kemampuan rendah
hanya dapat memahami apa saja yang diketahui dan ditanyakan pada soal, kemudian subjek
tidak memaparkan dari mana menemukan konsep yang diberikan untuk menyelesaikan soal
tersebut sehingga tidak menuliskan konsep yang digunakan, selain itu subjek juga tidak dapat
menjelaskan cara penyelesaian pada jawaban dengan benar, dan subjek hanya menuliskan
kesimpulan dari apa yang ditanyakan dari soal tetapi masih kurang tepat.
4. KESIMPULAN

1. Kemampuan berpikir kritis subjek kemampuan tinggi menunjukkan bahwa subjek


memenuhi keempat indikator berpikir kritis yaitu menulis yang diketahui maupun yang
ditanyaan soal dengan tepat (interpretasi), mengidentifikasi hubungan antara pernyataan,
pertanyaan, konsep dalam soal serta penjelasan dengan tepat (analisis), menyelesaikan soal
lengkap dan benar dalam perhitungan dengan menggunakan strategi yang tepat (evaluasi),
dan menarik kesimpulan dengan benar dari apa yang ditanyakan (inferensi).
2. Kemampuan berpikir kritis subjek kemampuan sedang menunjukkan bahwa subjek
memenuhi tiga indikator berpikir kritis yaitu menulis yang diketahui maupun yang
ditanyaan soal dengan tepat (interpretasi), mengidentifikasi hubungan antara pernyataan,
pertanyaan, konsep dalam soal serta penjelasan dengan tepat (analisis), dan menyelesaikan
soal lengkap dan benar dalam perhitungan dengan menggunakan strategi yang tepat
(evaluasi).
3. Kemampuan berpikir kritis subjek kemampuan rendah menunjukkan bahwa subjek hanya
mampu memenuhi satu indikator berpikir kritis yaitu hanya menulis yang diketahui
maupun yang ditanyaan soal dengan tepat (interpretasi).

5. DAFTAR PUSTAKA

Mulbar, U., Bernard, Fatwa, I. A.2018. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematika Subjek dalam Pokok Pembahasan Distribusi Binomial. Jurnal Issues In
Mathematics (Online), Vol. 2, No. 2, (http://www.ojs.unm.ac.id/imed diakses
September 2019)
Munandar, U. S. C.2002. Kreativitas dan Keterbakatan, Strategi Mewujudkan Potensi
Kreatif dan Bakat.Jakarta: Grasindo
Munandar, U. S. C.2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka
Cipta.
Siswono, T. Y. E.2018. Pembelajaran Matematika berbasis Pengajuan dan Pemecahan
masalah Fokus pada Berpikir Kritis dan Kreatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Sugiyono.2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai