Anda di halaman 1dari 13

Nama : Desi Pramita

Nim : 1920208027

Resum Sejarah Implementasi STEM Education

Istilah STEM awal sekali bermula pada tahun 1990-an. Pada saat itu ,
kantor NSF (National Science Fundation) Amerika Serikat, mengunakan istilah
“SMET” sebagai seorang pegawai NSF tersebut menganti nama dengan “STEM”
(Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Konteks pendidikan
Indonesia, STEM menunjuk kepada empat bidang ilmu pengetahuan, yaitu sains,
teknologi, teknik, dan matematika. Pendidikan STEM menekankan integrasi
antara multidisiplin ilmu. Konten didalam STEM melibatkan aktivitas yang saling
terkait antara disiplin Ilmu STEM merupakan penyokong pengembangan
pembelajaran abad ke-21. Saat ini berbagai negara termasuk didalamnya Kanada
dan Amerika Serikat sedang mempersiapkan generasi muda mereka dengan
pembelajaran berbasis STEM. Dipilihnya strategi STEM adalah dikarenakan
rendahnya pengalaman pembelajaran yang terintegrasi disamping dalam
pelaksanaan kurikulum 2013, STEM merupakan dasar dari pengembangan
kurikulum. Dengan melihat betapa pentingnya STEM dalam pembelajaran bagi
calon guru sain, maka dianggap perlu bagi LPTK di Indonesia mengembang pola
pembelajaran STEM dimana pembelajaran STEM yang disesuaikan dengan
kebutuhan kondisi pembelajaran di Indonesia.

Konsep pendidikan STEM didunia moderen merupakan integrasi


bermakna dari beragam cabang ilmu yang digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan didunia nyata. Menurut Sandres pendidikan stem ini merunjuk
kepada penintegrasian konsep dasar desain teknologi/teknik dalam pengajaran dan
pembelajaran sains/ matematika dikurikulum sekolah. Pembelajaran STEM
berkonsentrasi kepada pembelajaran kearah problem solving (pemecahan
masalah) dan problem posing (perumusan masalah). Kondisi pendidikan,
khususnya pendidikan sains di Indonesia masih memperhatikan. Sangat pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ditambah implementasinya
penyempurnaan kurikulum yang belum secara komprehensif dipahami oleh para
pelaku pendidikan diperkirakan turut menjadi penyebab kondisi ini. Pembelajaran
sains yang lebih menekankan mengingat konsep semata, dengan cara yang tidak
membekali life-long learning, juga turut memparah kondisi yang tidak
menjanjikan meski memiliki ijazah pada pelbagai level (pendidikan dasar,
menengah, tinggi).

Gerakan reformasi pendidikan STEM ini didorong oleh laporan-laporan


studi yang menunjukkan terjadi kekurangan kanidat untuk mengisi lapangan kerja
dalam disiplin-disiplin dalam STEM, tingat literasi sains dan literasi lainnya, serta
posisi capaian siswa sekolah menengah AS dalam PISA. Dewasa ini komitmen
AS dan negara lainnya terhadap gerakan pendidikan STEM diwujudkan dalam
bentuk dukungan yang bervariasi, seperti dukungan anggaran dari pemerintah,
dukungan kepakaran dari banyak perguruan tinggi, serta dukungan teknis dari
dunia industri, bagi pengembangan dan implementasi pendidikan STEM. Sejahui
ini pendidikan STEM yang telah bergema dinegara maju ataupun negara
berkembang memandang pendidikan STEM sebagai jalan keluar masalah kulalitas
SDM dan daya saing bangsa. Kesadaran akan pentingnya pendidikan STEM telah
mulai muncul dikalangan pakar pendidikan di Indonesia, sehingga banyak
kelompok studi perguruan tinggi perlu melakukan kajian dan pengembangan
pendidikan STEM.

DAFTAR PUSTAKA

Suhery, Tatang. 20017. Implementasi STEMI Pada Pembelajaran Kimia dalam


rangka Penerapan Kurikulum 2013. Palembang: Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan IPA 2017

Rustaman, Nuryani dan Lufri. 2016. Prosiding Semnas Bio-Edu 1: Pembelajaran


Masa Depan Melalui Stem Edutation. Padang: Program Studi Pendidikan
Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan(STKI) Sumatera
Barat
ANALISIS JURNAL PEMBELAJARAN STEM DALAM KIMIA

“Pengembanangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Bentuk


Molekul Di SMA”

Nama: Desi Pramita

Nim: 1920208027

Dosen Pengampu

Nika Rosa Agustina, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH

PALEMBANG

2020
I. Latar Belakang
Pembelajaran pada saat ini kurang memperhatikan karena media yang
digunakan kurang menarik perhatian siswa. Dalam hal ini dibutuhkan
pengembangan multimedia pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar,
teknologi dapat berperan dalam meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar dengan demikian guru dapat meningkatkan pembelajaran lebih
menarik dengan ada nya teknologi sekarang.Pada pembelajaran kimia siswa
kebanyakan mengalami kesulitan yang bermacam-macam oleh sebab itu
pembelajaran harus beragam sesuai dengan materi pembelajaran.
Dalam pengembangan multimedia interaktif pada analisis dipilih materi
bentuk molekul, siswa dituntut berimajinasi untuk memahami bentuk
molekul, pada materi ini siswa belajar mengenai teori dominan elektron, dan
teori hibridisasi yang dilengkapi animasi, vidio, dan contoh soal interaktif.
Dengan mengunakan multimedia interaktif mata pelajaran akan kasat mata,
dapat meransang berbagai indra untuk berinteraksi, visualisasi dengan bentuk
teks, gambar, audio, vidio, dan animasi akan lebih diingat dan ditangkap oleh
siswa (Munir, 2012: 114). Media pembelajaran yang dapat digunakan salah
satunya adalah dengan multimedia interaktif mengunakan perangkat
komputer program Adobe Flash CS5 dengan mengunakan web pembelajaran.
Dengan teknologi ini pembelajaran lebih interaktif, lebih menarik dan siswa
bisa belajar dimana saja dan kapan saja dengan bantuan pembelajaran
berbasis web.

II. Masalah
Petanyaan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah pengembangan multimedia interaktif pada materi bentuk molekul
2. Bagaimana pembelajaran bentuk molekul pada pemgembanga multimedia
interaktif ?

III. Metodologi
Metode penelitian ini mengunakan model pengembangaan ADDIE, model
ini meliputi 5 tahap yakni tahap Analysis, Design(persiapan),
Development(pembuatan), Implementation(penyampaian) dan
Evaluation(pengujian). Model pengemabangan ADDIE ini dikombinasikan
dengan Evaluasi Formatif Tessmer.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan mengunakan
wawancara , uji pakar, angket,dan tes hasil belajar. Wawancara ini dilakukan
dengan guru kimia kela xi IPA SMA N 1 Prabumulih, uji pakar meliputi
proses validasi yang dilakukan 3 orang ahli yakni ahli materi, ahli pedagogik
dan ahli kimia, angket diberikan kepada siswa yang mengetahui kepraktiasan
multimedia interaktif yang dikembangkan, dan tes untuk menilai keefektifan.
Teknik analisa data yang dilakukan, yaitu teknik analisa data kevalidan,
teknik analisa data angket dan teknik analisa tes.

IV. Hasil
Hasil dari penelitian yaitu :
Pada pengembangan multimedia interaktif materi bentuk molekul sangat
praktis, dan adanya evaluation dilakukan pretest dan posttest melatih siswa
dalam menjawab soal-soal kimia sehingga meningkatkan pembelajaran dan
mengingat pembelajaran. Berdasarkan hasil tes hasil belajar siswa
mengunakan multimedia pembelajaran tergolong efektif dan kevalidan untuk
digunakan dalam pebelajaran bentuk molekul

V. Komentar
Kelebihan
 jurnal ini mudah di pahami
 Tahap-tahap pada metodelogi mudah dipahami
 Hasil penelitian sangat lengkap sesuai dengan rumusan masalah dan
tahap-tahapnya
Kekurangan

 Materi bentuk molekul tidak dibahas pada pendahuluan


 Tidak dijelaskan tahap-tahap pengembangan secara mendetail
 Tidak dijelaskan pengunaan wab
LAMPIRAN JURNAL ANALISI

Anda mungkin juga menyukai