Anda di halaman 1dari 55

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS

WORDWALL PADA MATERI PECAHAN TERHADAP HASIL


BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 106836
LIMAU MANIS T.A. 2021/2022

PROPOSAL

Diajukan Untuk Di Ujikan Dalam Seminar Proposal Penelitian


Oleh:

JOSSE ANDRES NAIBAHO


NIM. 1182111046

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan

individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan

dan sepanjang hidup. Pendidikan merupakan usaha sadar, yang dilakukan dalam

bentuk pembelajaran dimana ada pendidik yang melayani para peserta didiknya

melakukan kegiatan belajar, dan pendidik menilai atau mengukur tingkat

keberhasilan belajar peserta didik tersebut dengan prosedur yang ditentukan.

Pendidikan itu sendiri merupakan pengajaran yang diselenggarakan umumnya di

sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan salah satu lembaga

pendidikan yang menjadi tempat proses belajar mengajar berlangsung. Belajar

mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Tetapi, semenjak masa

pandemi Covid- 19 pemerintah mendorong adanya pemanfaatan teknologi dalam

proses pembelajaran daring (dalam jaringan), dan walaupun keadaan dimasa

pandemi sudah mulai pulih, pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran

tetap dibutuhkan.

Bidang studi matematika merupakan salah satu komponen pendidikan dasar

dalam bidang-bidang pengajaran. Bidang studi matematika diperlukan untuk

proses perhitungan dan proses berpikir yang sangat dibutuhkan dalam

menyesaikan berbagai masalah. Pembelajaran matematika merupakan suatu


proses belajar mengajar yang mengandung dua jenis kegiatan yaitu kegiatan

belajar dan mengajar dalam proses pembelajaran matematika, baik guru maupun

siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran.

Matematika salah satu mata pelajaran yang telah diperkenalkan kepada siswa

sejak sekolah dasar sampai jenjang yang lebih tinggi (perguruan tinggi). Pada

kenyataannya pembelajaran matematika disekolah merupakan salah satu mata

pelajaran yang tidak di senangai oleh siswa serta membuat siswa mengeluh

merasa sulit mengerjakan soal-soal, padahal matematika merupakan pelajaran

yang keterkaitannya sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam

pembelajaran harus terdapat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa

sebelumnya dengan konsep yang akan di ajarkan. Siswa harus dapat

menghubungkan apa yang telah di miliki dalam struktur berfikirnya yang berupa

konsep matematika, dengan permasalahan yang ia hadapi.

Pada pembelajaran matematika di sekolah dasar, media merupakan suatu

alat atau sejenisnya yang dapat di pergunakan sebagai pembawa pesan dalam

suatu kegiatan pembelajaran. Pesan yang di maksud adalah materi pelajaran,

dimana keberadaan media tersebut dimaksudkan agar pesan dapat lebih mudah di

pahami dan di mengerti oleh siswa. Media pendidikan atau media pembelajaran

tumbuh atau berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi pembelajaran.

Pendidik yang hanya bersumber pada buku guru menjadikan pembelajaran

kurang menarik minat peserta didik dalam menerima informasi yang diberikan

oleh pendidik. Oleh karena itu, perlu adanya penggunaan media pembelajaran

yang inovatif untuk peserta didik dalam memahami setiap detail materi pelajaran

sehingga, mereka termotivasi untuk selalu mengikuti proses pembelajaran tanpa


mengalami kejenuhan. Di sisi lain, semakin berkembangnya teknologi informasi

di era globalisasi tentu semakin besar pula pengaruhnya terhadap pendidikan.

Salah satunya yaitu inovasi dalam penggunaan media untuk mendukung proses

pembelajaran.

Dalam pemakaian media pembelajaran harus melihat tujuan dan bahan

pelajaran. Media pembelajaran bukan hanya sebagai alat hiburan, akan tetapi

digunakan untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik

perhatian peserta didik. Diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar

serta dapat membantu siswa dalam menangkap pengertian yang disampaikan oleh

guru. Penggunaan alat alat ini diutamakan untuk meningkatkan mutu belajar

mengajar.

Pada saat ini peserta didik mengalami kendala dalam memahami

pembelajaran. Perlu adanya suatu media yang bisa mengangkat motivasi peserta

didik untuk tetap fokus dalam pembelajaran dan tetap terjamin yaitu dengan

penggunaan media pembelajaran berbasis e-learning, e-learning merupakan

contoh pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang tepat digunakan

untuk mempermudah suatu proses pembelajaran. Salah satu jenis e-learing yaitu

wordwall. Dengan ini peneliti menggunakan media aplikasi wordwall yang sangat

mudah digunakan untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik. Dalam

kegiatannya dengan menggunakan media aplikasi wordwall dapat diakses oleh

peserta didik secara individual atau melalui bimbingan guru. Dengan adanya

apliksai ini diharapkan agar dapat mempermudah peserta didik dalam memahami

suatu materi pembelajaran menggunakan daring sehingga memotivasi dalam

belajarnya semakin bertambah.


Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Ibu

Lenny Mayer Lumbantoruan, S.Pd. selaku wali kelas SD kelas V di SDN 106836

Limau Manis pada hari Senin 22 November 2021, diperoleh informasi bahwa

sebelum pandemi Covid -19, proses pembelajaran dilakukan secara konvesional dan

jarang sekali menggunakan media pembelajaran. Peneliti juga mendapatkan informasi

tentang hasil belajar peserta didik yang rendah. Hasil belajar yang rendah disebabkan oleh

minimnya penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi sehingga peserta didik

kurang memahami materi yang diberikan oleh guru. Informasi lain yang diperoleh adalah

bahwa guru-guru kurang paham dalam menggunakan media pembelajaran berbasis

teknologi.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti melakukan suatu penelitian yang

berjudul Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Wordwall Pada Materi Pecahan

Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN 106836 Limau Manis

T.A 2021/2022.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat ditemukan

yaitu:

1. Pada saat melakukan pembelajaran guru kurang memanfaatkan media

berbasis teknologi.

2. Kurangnya pemahaman pendidik terhadap teknologi

3. Proses Pembelajaran kurang efektif karena media yang digunakan masih

secara konvensional

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka yang menjadi batasan masalah

ialah:

1. Penelitian ini menggunakan media pembelajaran berbasis wordwall

2. Penelitian menggunakan materi penjumlahan dan pengurangan pecahan

3. Penelitian dilakukan pada siswa kelas v SDN 106836 Limau Manis T.A

2021/2022

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini ialah:

1. Bagaimana pengaruh media pembelajaran berbasis wordwall pada materi

pecahan terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN 106836 Limau Manis

T.A. 2021/2022?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran

berbasis wordwall pada materi pecahan di kelas V SDN 106836 Limau

Manis T.A. 2021/2022?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah:

1. Untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran berbasis wordwall pada

materi pecahan terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN 106836 Limau

Manis T.A. 2021/2022?

2. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan

media pembelajaran berbasis wordwall pada materi pecahan di siswa

kelas V SDN 106836 Limau Manis T.A. 2021/2022?

1.6 Manfaat Penelitian


a. Secara Teoritis

1. Penelitian ini disusun untuk menjadi acuan bagi guru untuk mendukung

agar proses belajar mengajar lebih efektif, sebagai alternatif bagi guru untuk

memilih media pembelajaran.

2. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di

SD/MI sehingga dapat berpengaruh positif pada hasil belajar siswa.

b. Secara praktis

1. Bagi kepala sekolah: hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan

bagi kepala sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran.

2. Bagi guru: dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran Matematika

dikelas sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa maupun oleh guru

dapat dioptimalkan.

3. Bagi siswa: dapat meningkatkan prestasi belajar matematikanya, khususnya

pada pokok bahasan perkalian.


BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kerangka Teoritis


2.1.1 Media Pembelajaran
2.1.1.1Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Sanjaya (2011:163), media merupakan kata jamak dari

“medium”, yang berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk

berbagai kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian pesan. Istilah

media dapat digunakan dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga

istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran.

Selanjutnya Menurut Indriana (2011:13), media merupakan alat saluran

komunikasi. Media berasal dari bahasa latin medium yang bermakna perantara

yaitu perantara sumber pesan dengan penerima pesan. Heinich mencontohkan

media ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak, komputer, dan instruktur.

Contoh media tersebut dapat dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika

membawa pesan-pesan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Heinich juga

mengaitkan hubungan antara media dengan pesan dan metode (Heinich, et al.,

2005:6). Media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-

alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan

menyusun kembali informasi visual atau verbal.


Sementara itu, Sadiman (2015:14) menyatakan bahwa media merupakan

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima pesan. Sedangkan menurut Daryanto (2016:4) berpendapat bahwa kata

media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan

sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju

penerima. Batasan mengenai pengertian media dalam pendidikan yakni media

yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.

Dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang

pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong

terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

2.1.1.2 Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2016:29) mengemukakan manfaat

media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar peserta didik;

2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh peserta didik dan memungkinkannya menguasai dan

mencapai tujuan pembelajaran;

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak
bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada

setiap jam pelajaran;

4. Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak

hanya mendengarkan uraian dari guru, tetapi juga aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memamerkan, dan lain-lain.

Selanjutnya, Menurut Arsyad (2016:29), media pembelajaran dapat

memberikan manfaat dalam proses belajar mengajar. Manfaat praktis dari

penggunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi

sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung

antara peserta didik dan lingkungannya dan kemungkinan peserta didik untuk

belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu.

4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta

didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan

terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungan.

Berdasarkan pemaparan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran memiliki manfaat membantu proses belajar mengajar yaitu: (1)

dengan menggunakan media pembelajaran penyampaian pesan dapat diterima

dengan baik walaupun dengan keterbatasan indra, ruang dan waktu, dan (2)
manfaat media pembelajaran adalah untuk membantu guru dalam meningkatkan

stimulus kepada peserta didik sehingga respon peserta didik terhadap pelajaran

menjadi lebih baik.

2.1.1.3 Klasifikasi Media Pembelajaran

Salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media pembelajaran

mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu peserta

didik. Pesan dan informasi yang dibawa oleh media bisa berupa pesan yang

sederhana dan bisa pula pesan yang amat kompleks. Akan tetapi, yang terpenting

adalah media itu disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan

peserta didik, serta peserta didik dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar

mengajar.

Berikut ini akan diuraikan jenis-jenis media pembelajaran menurut Leshin,

dkk. dalam Arsyad (2016:79-98) sebagai berikut:

1. Media Berbasis Manusia

Media berbasis manusia merupakan media yang digunakan untuk

mengirim dan mengkomunikasikan peran atau informasi. Media ini

bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin

secara langsung terlibat dalam pemantauan pembelajaran.

2. Media Berbasis Cetakan

Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal

dengan buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembar lepas.

Berapa cara yang digunakan untuk menarik perhatian pada media

berbasis teks adalah warna, huruf, dan kotak.


3. Media Berbasis Visual

Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang

peranan yang sangat penting dalam proses belajar, media visual dapat

memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula

menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi

materi pelajaran dengan dunia nyata.

4. Media Berbasis Audio Visual

Media audio visual yang menghubungkan penggunaan suara yang

memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu

pekerjaan yang penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah

penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang

banyak, rancangan dan penelitian.

5. Media Berbasis Komputer

Komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan

dan latihan. Komputer berperan sebagai manager dalam proses

pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer Managed Instruction

(CMI). Modus ini dikenal sebagai Computer Assisted Instruction (CAI).

CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah

penyampaian utama dalam materi pelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembuatan media

pembelajaran harus didasarkan pada kebutuhan pembelajaran. Kebutuhan

pembelajaran yang dimaksud adalah sesuai dengan kompetensi, saran dan

prasarana yang ada dalam lingkungan pembelajaran.


2.1.2 Media Pembelajaran Berbasis Wordwall
2.1.2.1Pengertian dan Jenis-jenis Wordwall

Wordwall adalah aplikasi menarik yang berkaitan dengan program.

Aplikasi ini secara eksplisit dimaksudkan untuk menjadi aset pembelajaran,

media, dan perangkat penilaian yang menyenangkan bagi siswa. Halaman

wordwall juga memberikan contoh manifestasi instruktur sehingga klien baru

mengetahui tentang jenis kreasi apa yang akan dibuat.(Sherianto, 2020) Wordwall

adalah aplikasi web yang dapat digunakan membuat edukasi yang menyenangkan

siswa dan juga bisa dijadikan media pembelajaran yang dapat membuat siswa

aktif. Web ini bisa cocok untuk merencanakan dan mengeksplorasi evaluasi

pembelajaran aktif.(Irham Halik, 2020).

Word wall adalah sebuah media yang sangat baik untuk menciptakan

suasana yang untuk belajar kondusif, dan pengingat visual yang melekat pada

word wall merupakan sebuah keuntungan.

Jenis-jenis media Wordwall dan yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut yang ada pada gambar 2.1.


Gambar 2.1 jenis-jenis game edukasi pada Wordwall

Dilihat dari Gambar 2.1 di atas, peneliti memilih beberapa jenis game

edukasi wordwall yang lebih efektif dan lebih menarik pada materi pecahan yaitu

sebagai berikut:

a) Match Up, permainan edukatif ini meminta siswa memilih jawaban

yang sesuai dengan pernyataan sebagai gambar atau pertanyaan yang sesuai.

b) Quiz, permainan instruktif ini meminta siswa mengerjakan tes sesuai

waktu yang ditentukan dengan materi yang diajarkan dengan memilih jawaban

yang benar dan kemudian dilanjutkan dengan tes berikutnya.

c) True or false, cara meminta siswa menjawab pernyataan yang diberikan

dengan memilih di antara dua jawaban, yaitu benar atau salah

2.1.2.2 Langkah- Langkah Mengakses Penggunaan Media Wordwall

Langkah – langkah menggunakan aplikasi wordwall


1. Untuk uji coba, kita bisa membuka link yang sudah dibuat, dengan menuliskan

nama kemudian start.

Gambar 2.2 Tampilan Awal Untuk Masuk Wordwall

2. Isi sesuai perintah pertanyaannya dengan timer yang terus berjalan.

Gambar 2.3 Tampilan Tugas dalam Wordwall


3. Jika masih banyak yang salah dalam mengerjakannya bisa
dicoba ulang dengan klik start again.

Gambar 2.4 Tampilan Untuk Mengerjakan Ulang

4. Kita bisa melihat score yang dimaksud dengan timernya.

Gambar 2.5 Tampilan Skor dan Waktu Peserta Didik


5. Sebagai guru, untuk melihat rekapan peserta didik yang

mengerjakan berikut score dan timernya kita bisa buka

wordwallnya, klik di my result. Disana akan terlihat siapa

saja yang mengerjakan dan nilai/score serta waktu dalam

mengerjakannya.

Gambar 2.6 Tampilan Rekapan Nilai Peserta Didik

2.1.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Media Wordwall

Beikut ini adalah beberapa kelebihan dari wordwall games dalam kajian

Mahmuda, yaitu:
1) Meningkatkan informasi dan pengetahuan siswa melalui metode pembelajaran

sambil bermain.

2) menjiwai dan mengembangkan lebih lanjut daya pikir, kemampuan, bahasa,

watak, sikap yang baik bagi siswa.

3) bekerja pada sifat belajar.

4) Membangun iklim bermain sambil belajar, menyenangkan, menggelitik, dan

memberikan rasa pelipur lara

5) Dapat kesan yang lebih menyenangkan dalam melakukan penemuan yang lebih

signifikan dan mudah diikuti oleh siswa sekolah dasar, khususnya siswa kelas

lima dan mata pelajaran yang dapat disesuaikan dengan gaya belajar. (Pepen

Supendi dan Nurhidayat, 2007. hal 8).

Kekurangan game wordwall, dalam penggunaannya pada tingkat dasar

rentan terjadi kecurangan, font sizenya tidak bisa diubah dan ukuran tulisannya

pengguna tidak bisa juga mengubah besar kecilnya tulisan.

2.1.3 Hasil Belajar


2.1.3.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang

yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap dan

keterampilan. Tujuan penilaian adalah memberikan masukan, informasi baik

dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun lihat dari hasil

akhirnya. Dengan menggunakan berbagai cara penilaian yang sesuai dengan


kompetensi yang diharapkan dan dicapai oleh siswa. Rancangan pembelajaran

sangat penting digunakan guru untuk mendapatkan hasil belajar yang baik.

Menurut Purwanto (2011:44) “Ada dua kata yang menjadi defenisi dari

hasil belajar adalah “hasil” dan “belajar”. Hasil diperoleh dari suatu aktivitas yang

melibatkan adanya perubahan secara fungsional”.

Sudjana mengatakan (2016:34) “hasil belajar dijadikan sebagai program

atau objek yang menjadi sasaran penilaian. Hasil belajar sebagai objek penelilaian

pada hakikatnya menilai pengusaan siswa terhadap tujuan-tujuan intruksional

berupa kemampuan-kemampuan siswa setelah menerima atau menyelesaikan

pengalaman belajarnya”.

Berdasarkan penjelasan dari para ahli diatas, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah skala perubahan perilaku dan

kemampuan secara menyeluruh yang dimiliki oleh setiap siswa dalam

mewujudkan kemampuan dibidang pengengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan

keterampilan (psikomotorik) yang disebabkan oleh pengalaman dan bukan hanya

salah satu aspek potensi saja.

2.1.3.2Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Ada dua faktor yang mempengaruhi aktifitas belajar siswa dalam

meningkatkan hasilnya yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri

( intern ) dan faktor dari luar diri sendiri (ektern). Slametto (2017:54) menyatakan

dalam hasil belajar memiliki dua faktor yang mempengarhi dua faktor hasil
belajar, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. uraian mengenai kedua faktor

tersebut adalah sebagai berikut :

1) Faktor intern: faktor intern dibagi menjadi 3 yaitu (a) faktor jasmaniah

seperti kesehatan dan cacat tubuh, (b) faktor psikologis dan faktor

kelelahan seperti intelegensi, perhatian, minat dan bakat.

2) Faktor ektern: faktor ekstern yang berpengaruh terhadap di

kelompokkan menjadi 3 bagian yaitu (a) faktor keluarga seperti cara orang

tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasaa rumah, keadaan

ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan, (b)

faktor sekolah seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, peraturan sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,

tugas rumah, (c) faktor masyarakat seperti kegiatan siswa dalam

masyarakat, massa media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

Dari penjelasan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa kondisi

jasmani dan perhatian dan kemampuan dan asfek individual yang mendominasi

dari hasil belajar siswa, begitu juga pengaruh keluarga, sekolah dan masyarakat

juga menjadi pengaruh besar bagi berhasilnya siswa dalam belajar. Karena

perolehan hasil belajar merupakan perubahan kognitif, afektif, psikomotorik pada

diri anak.

2.1.4 Pembelajaran Matematika


2.1.4.1 Pengertian Matematika
Kata matematika berasal dari perkataan latin mathematika yang mulanya

diambil dari bahasa yunani mathematike yang berarti mempelajari, kata tersebut

mempunyai asal kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata

mathematike berhubungan pula dengan kata laianya yang hampir sama, yaitu

mathein yang artinya belajar (berfikir). Jadi, berdasarkan asal katanya matematika

berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berfikir (bernalar). Di dalam kamus

Besar Bahasa Indonesia dituliskan Matematika adalah ilmu tentang bilangan-

bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan

dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.

Menurut Ruseffendi matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang

menerima pembuktian secara deduktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur

yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma atau

postulat dan akhirnya ke dalil.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam

kurikulum pendidikan di Indonesia. Matematika memiliki peranan penting dalam

berbagai aspek kehidupan. Banyak permasalahan dan kegiatan dalam hidup yang

harus diselesaikan dengan menggunakan ilmu matematika seperti menghitung,

mengukur, dan lain sebagainya. Selain itu, sekarang banyak informasi yang

disampaikan dalam bahasa matematika seperti tabel, grafik, diagram, dan

sebagainya. Sehingga matematika penting untuk dikuasai. Mengingat besarnya

peranan matematika, maka tak heran jika pelajaran matematika diberikan pada

setiap jenjang mulai dari prasekolah (TK), SD, SMP, SMA sampai pada
perguruan tinggi. Bahkan matematika dijadikan salah satu tolak ukur kelulusan

siswa melalui diujikannya matematika dalam ujian nasional. Namun pada

kenyataannya, matematika sering menjadi hal yang menakutkan bagi siswa

dikarenakan proses pembelajaran dan rendahnya kemampuan dasar matematika

siswa. Pada proses pembelajaran, guru terkadang kurang memperhatikan

kemampuan berpikir siswa, guru terkadang terlalu fokus pada materi yang

disampaikan hanya sekedar berlalu, kurang memberikan pengajaran

kebermaknaan, kurang tepat dalam pemilihan model, strategi atau pendekatan-

pendekatan dalam pembelajaran matematika, (Daitin, 2017)

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan

kemampuan berfikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam

penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan

dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebutuhan

akan aplikasi metematika saat ini dan masa depan tidak hanya keperluan sehari-

hari, tetapi terutama dalam dunia kerja, dan untuk mendukung perkembangan

ilmu pengetahuan. Oleh karna itu, matematika sebagai ilmu dasar perlu dikuasai

dengan baik oleh siswa, terutama sejak usia sekolah dasar.

2.1.4.2 Pembelajaran Matematika di sekolah Dasar

Pembelajaran matematika di SD adalah proses yang sengaja dirancang

dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan kelas atau sekolah yang

memungkinkan siswa melaksanakan kegiatan belajar matematika di sekolah, dan

untuk mengembangkan keterampilan serta kemampuan siswa untuk berfikir logis

dan kritis dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran matematika harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk


berusaha mencari pengalaman tentang matematika, agar pelajaran matematika

tidak hanya sebagai pelajaran hafalan atau sekedar rumus saja tetapi mengerti cara

mengaplikasikannyan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pembelajaran

matematika juga harus melalui proses yang bertahap dari konsep yang sederhana

ke konsep yang lebih kompleks. Siswa Sekolah Dasar (SD) berada pada tahap

perkembangan kognitif yang berada dengan siswa sekolah pada jenjang

berikutnya. Dalam perkembangan intelektual yang dikembangkan Piaget, siswa

SD sebagai besar berada pada tahap operasi kongkrit. Oleh karna itu,

pembelajaran di SD sedapat mungkin dimulai dengan menyajikan masalah

kongkrit atau realistik sehingga dibayangkan oleh siswa. Argumen ini sesuai

dengan faham konstruktivisme yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi atau bentukan dari orang yang mengenal struktur kognitif. Pengetahuan

tidak bisa ditrasfer dari guru kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai

skema sendiri tentang apa yang diketahui. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika di SD harus dikaji dengan tepat.

Karena materi matematika penuh dengan konsep-konsep abstrak seperti simbol,

tabel, diagram. Oleh karena itu pembelajaran matematika harus bergerak dari

yang abstrak ke yang konkrit, sehingga siswa mampu mengembangkan

keterampilan serta kemampuan untuk berfikir logis dan kritis.

2.1.4.3Karakteristik Siswa di Sekolah Dasar

Siswa sekolah SD umumnya berkisar antara 6 sampai 7 tahun atau 12

sampai 13 tahun. Menurut Piaget mereka berada pada fase oprasional konkret.

Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir
untuk mengoprasikan kaidahkaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek

yang bersifat konkret.

Dari usia perkembangan kognitif, siswa sd masih terikat dengan objek konkret

yang dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran matematika yang

abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat

memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami

dan dimengerti oleh siswa. Proses pembelajaran pada fase konkret dapat melalui

tahapan konkret, semi konkret, semi abstrak, dan selanjutnya abstrak.

Dalam metematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa

perlu segera diberi penguatan agar mengendap dan bertahan lama dalam memori

siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakanya. Untuk

keperluan inilah maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan

pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini

akan mudah dilupakan siswa.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Sebelum adanya penelitian yang sudah ada penelitian atau tulisan yang telah

dilakukan oleh beberapa peneliti yang menggunakan/menerapkan media

pembelajaran Wordwall pada beberapa mata pelajaran atau tema yang berbeda-

beda. Peneliti tersebut sebagaimana dipaparkan sebagai berikut:

1. Khusnul Maghfiroh (2018) penelitiannya yang berjudul “Penggunaan

Media Word Wall untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

Pada Siswa Kelas IV MI Roudlotul Huda”. Dalam pembahasan

penelitian ini penggunaan media word wall dapat meningkatkan keaktifan


siswa dalam pembelajaran yang ditunjukkan dengan perolehan nilai

keaktifan yang tinggi. Penggunaan media word wall dalam pembelajaran

matematika terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa

pada pembelajaran matematika.

2. Siti Faizatun Nissa 2021 dengan judul “ Penggunaan Media

Pembelajaran Wordwall Untuk Meningkatkan Minat Dan Motivasi

Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik Disekolah Dasar”. Dalam

Pembahasan dari Penelitian ini adalah penggunaan media Wordwall Pada

Pembelajaran Mampu Meningkatkan Minat Dan motivasi belajar pada

siswa. persamaan pada penelitian ini sama-sama menggunakan media

Wordwall, sedangkan perbedaannya adalah terletak di meningkatkan

Minat dan motivasi belajar siswa, sedangkan yang saya teliti itu tentang

Hasil belajar Siswa.

3. Siti Farhaniah 2021 dengan judul ” Penerapan Media Berbasis

Wordwall Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada

Pembelajaran Tematik Di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 127 Kota

Jambi ”. Dalam Pokok bahasan skripsi ini adalah penggunaan aplikasi

Wordwall untuk menjadikan pembelajaran. Persamaan dalam skripsi ini

sama-sama menggunakan Aplikasi Wordwall, sedangkan perbedaannya

adalah penelitian ini membahas tentang meningkatkan keaktifan siswa,

sedangkan yang saya teliti itu tentang Hasil belajar Siswa.

2.3 Kerangka Berfikir


Berdasarkan teori-teori dalam penelitian yang relevan diatas bahwa media

pembelajaran berbasis wordwall sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Dalam proses interaksi yang terjadi dikelas semua siswa dilibatkan untuk aktif

untuk menerima dan memahami materi pembelajaran.Keberhasilan pembelajaran

dapat dilihat dari cara mengajar guru dalam menciptakan atau menguasai kelas dan

sangat memberi pengaruh pada reaksi yang ditampilkan oleh siswa. Oleh karena itu

guru harus mmapu menggunakan media pembelajaran yang efektif dan efesien.

Dalam proses pengajaran guru lebih berfokus pada metode ceramah dan

kurang memanfaatkan mdia pembelajaran sehingga mengakibatkan hasil belajar

siswa kurang maksimal. Penerapan media pembelajaran wordwall belum pernah

diterapkan oleh guru dalam pembelajaran sehingga tingkat berpikir siswa untuk

kreatif masih sangat minim. Berdasarkan Konflik yang ada menimbulkan proses

pembelajaran menjadi monoton dan tidak bervariasi sehingga peneliti mencoba

untuk menerapkan sebuah media pembelajaran yaitu wordwall. Media ini berguna

untuk lebih menekankan siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Adanya media pembelajaran ini sangat berpeluang besar dapat membantu

setiap siswa untuk lebih berpikir secara kritis dan mampu melatih konsentrasi

siswa untuk menemukan jawaban dan sangat diharapkan dengan adanya media ini

ditemukan kemampuan dari setiap siswa yang terlibat dan berperan aktif.

Subjek merupakan fokus penelitian ini dikumpulkan dan dihubungkan satu

dengan yang lainnya dalam bentuk bagan sesuai dengan tujuan penelitian,

kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


Media Hasil Belajar
Pembelajaran (X) Siswa (Y)

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis

penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan pada penerapan media pembelajaran berbasis wordwall

terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 106836 Limau Manis”.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen

yang memiliki arti sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan

(Sugiyono. 2018: 107). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Pre-Exprimental. Menurut Sugiyono (2018: 74) bahwa “ penelitian Pre-

Experimental hasilnya merupakan variabel dependen bukan semata-mata

dipengaruhi oleh variabel independen” hal ini terjadi karena tidak adanya variabel

kontrol, dan sampel tidak terpilih secara random.

3.1.2 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian. Desain yang

digunakan “One Group Pretest- Design yaitu desain penelitian yang terdapat

pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan. Dengan

demikian dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan

diadakan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2018: 74).


Pada penelitian Pre-Exprimental langkah pertama yang harus diterapkan

adalah menentukan sampel yang akan digunakan sebagai sampel penelitian.

Langkah berikutnya adalah pengujian pretest untuk mengetahui hasil

belajar peserta didik sebelum diberikan perlakuan dengan penerapan media

pembelajaran berbasis Wordwall. Langkah selanjutnya sampel memberi

perlakukan dengan menggunakan media pembelajaran berbasis Wordwall.

Kemudian tahap terakhir sampel diberikan posttest untuk mengetahui hasil belajar

setelah diberikan perlakuan penerapan media pembelajaran berbasis Wordwall.

Tujuan penggunaan media pembelajaran berbasis Wordwall adalah untuk

mengetahui pengaruh media pembelajaran berbasis Wordwall terhadap hasil

belajar siswa. Berikut merupakan tabel desain penelitian one group pretest

posttest design.

Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

Keterangan:
O1 : Test awal (Pretest) sebelum diberi perlakuan

O2 : Test akhir (Postest) setelah diberi perlakuan


X : Perlakuan terhadap kelompok eksperimen yaitu dengan menerapkan
model pembelajaran Cooperative script

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini di SD Negeri 106836 Limau Manis yang beralamat di

JL. Pasar XIII Desa Limau Manis, Kec. Tanjung Morawa, Kab. Deli Serdang

Prov. Sumatera Utara.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 (genap) tahun ajaran

2021/2022. Penelitian direncanakan terlaksana selama 2 bulan, terhitung dari

kegiatan awal penyusunan sampai penyusunan laporan yang dimulai dari bulan

maret sampai april 2022.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi

Menurut sugiyono (2018:80), “Populasi penelitian ialah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subjek yang memiliki kualitas atau

karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi tidak hanya terkait dengan jumlah

namun juga termasuk karakteristik yang ada”.

Berdasarkan pendapat yang telah diungkapkan diatas populasi yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV-A SD Negeri 106836

Limau Manis yang berjumlah 24 Siswa. Diantaranya laki-laki 14 orang dan

perempuan 10 orang

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling


yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Sampel yang

digunakan pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV-A SD Negeri

106810 Sampali T.A 2020/2021.

3.4 Variabel Penelitian dan Defensi Operasional

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu media

pembelajaran berbasis Wordwall (X), dan hasil belajar siswa (Y) pada materi

penjumlahan dan pengurangan pecahan.

3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel dapat dibedakan dua bagian besar menurut fungsinya yaitu:

1. Variabel Bebas (independent variable)

Variabel bebas adalah variabel yang memberi pengaruh terhadap variabel

terikat yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependent (terikat). Sugiyono, 2018:39). Dalam penelitan ini yang

menjadi variabel bebas adalah media pembelajaran berbasis Wordwall

(x).

2. Variabel Terikat (dependend variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi dan dapat

dkatakan sebagai akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,

2018:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil

belajar siswa (Y).


3.4.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional variabel penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Media pembelajaran berbasis wordwall adalah media yang didesain

menggunakan program komputer sesuai materi di mana pesan/materi yang

akan disajikan menggunakan perangkat alat saji (proyektor, hp,laptop).

Pesan/materi yang dikemas bisa berupa tes, permainan edukasi, dan

animasi yang dapat dikombinasikan dalam satu kesatuan yang utuh.

2. Hasil belajar merpakan salah satu perubahan yang mengakibatkan manusia

berubah dalam sikap dan tingkah lakunya, aspek perubahan itu mengacu

pada tujuan pengajaran yang mencakup aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik yang dinyatakan dengan nilai yang diperoleh oleh siswa dari

suatu tes hasil belajar yang dilakukan setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang

bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan

tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

3.5 Prosedur Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

eksperimen, dimana melalui suatu eksperimen peneliti meneliti pengaruh variabel

tertentu terhadap suatu kelompok. langkah-langkah yang digunakan pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap awal meliputi:

a. Melakukan study literature terhadap teori yang relevan terhadap media


pembelajaran yang akan digunakan.

b. Analisis kurikulum yang digunakan di SD Negeri 106836 Limau

Manis. Digunakan untuk mengetahui kompetensi dasar, indikator dan

tujuan pembelajaran.

c. Berdiskusi dengan guru mengenai jadwal penelitian yang akan

dilaksanakan.

d. Penyusunan rancangan perangkat pembelajaran (RPP)

e. Pembuatan instrument penelitian dan media pembelajaran yang akan

ada digunakan dalam penelitian

f. Validasi terhadap instrument dan media pembelajaran oleh dosen ahli

2. Tahap pelaksanakan penelitian, meliputi:

a. Memberikan tes awal untuk mengukur hasil belajar siswa tanpa

diberikan perlakuan

b. Memberikan perlakuan dengan cara menerapkan media pembelajaran

berbasis wordwall selama pembelajaran.

3. Tahap akhir penelitian, meliputi:

a. Mengolah data hasil pretest dan posttest serta menganalisis instrument

yang lainnya seperti lembar observasi

b. Menganalisis data hasil dan membahas temuan hasil penelitan

c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data

3.6 Teknik Pengumpulan Data

1. Tes
Bentuk soal yang digunakan adalah pilihan berganda sebanyak 40 soal. Tes

dibagi atas tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Tes awal dilakukan

bertujuan untuk melihat sejauh mana kemampuan awal siswa dalam hal belajar,

sedangkan tes akhir bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan

setelah diberi pengajaran yang menggunakan media pembelajaran berbasis

Wordwall.

Pada penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur sejauh mana hasil belajar

siswa kelas V SD dengan pokok bahasan materi penjumlahan dan pengurangan

pecahan dengan menggunakan media pembelajaran berbasis Wordwall.

2. Observasi atau pengalaman meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap

sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (arikunto 2017: 199).

Observasi dilakukan secara langsung atau pengamatan langsung, guna

mengetahui tingkat hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa.

1) Ranah afektif yang menjadi dasar dari observasi ini ialah kesungguhan

siswa dalam bekerja sama dengan kelompok, kedisiplinan siskusi dalam

kerja sama dengan kelompok, bertanggung jawab dalam mengerjakan

tugas dalam kelompok, keingintahuan siswa dan kerja sama yang bagus

dengan kelompok.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Afektif Siswa

N Aspek Nilai
o Kemampu 1 2 3 4
an (kurang) (cukup) (baik) (sangat
baik)
1. Kesungguh Tidak dapat Dapat Dapat Dapat
an siswa mengungkapk mengungkap mengungkap mengungkap
dalam an gagasan kan gagasan kan gagasan kan gagasan
bekerja dalam bekerja kurang dengan dengan
sama dengan sesuai dalam sesuai dalam sangat sesuai
dengan kelompok bekerja bekerja dalam
kelompok dengan dengan bekerja
kelompok kelompok dengan
kelompok
2. Kedisiplina Tidak kut Jarang Berdiskusi Sering
n diskusi serta dalam berdiskusi dalam berdiskusi
dalam diskusi dalam dalam kelompok dalam
bekerja kelompok kelompok kelompok
sama
dengan
kelompok
3. Bertanggun Tidak Jarang Bertanggung Sangat
g jawab bertanggungja bertanggung jawab dalam bertanggung
dalam wab dalam jawab mengerjakan jawab dalam
mengerjaka menyelesaikan mengerjakan tugas dalam mengerjakan
n tugas tugas tugas dalam kelompok tugas dalam
dalam kelompok kelompok kelompok
kelompok
4. Keingintah Rasa Rasa Rasa Rasa
uan siswa keingintahuan kengintahua kengintahua keingintahua
dalam n dalam n dalam n dalam
menyelesaikan menyelesaik menyelesaik menyelesaik
masalah tidak an masalah an masalah an masalah
ada kurang ada tinggi
5. Kerja sama Tidak Melakukan Melakukan Melakukan
yang bagus melakukan kerja sama kerja sama kerja sama
dengan kerja sama dengan dengan dengan
kelompok dengan kelompok kelompok kelompok
kelompok dengan baik dengan
sangat baik

Tabel 3.3 Lembar penilaian Afektif Siswa


NO Nama Aspek yang dinilai Jumlah Nilai Predikat
skor
Ingin tahu
Tanggung
Disiplin

Jawab

Kerja
Jujur

sama

1.
2.
3.

Tabel 3.4 Kategori hasil belajar afektif Siswa


Rentang Nilai Kategori
Angka Predikat
81-100 A Sangat Baik
66-80 B Baik
51-56 C Cukup
0-50 D Kurang

2) Ranah Psikomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa

penampilan (Suharsimi Arikunto, 2010: 182). Namun biasanya

pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah

kognitif sekaligus. Pengukuran ranah psikomotorik dalam penelitian ini

dilakukan dengan observasi langsung dalam kerja kelompok.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Observasi Psikomotorik Siswa

No Nilai
keterampilan

1 2 3 4
Kemampuan

(kurang) (cukup) (baik) (sangat


baik)
Aspek

1. Kemampua Siswa Siswa Siswa Siswa


n siswa mengajukan mengajukan mengajukan mengajukan
mengajuka pendapat ide pendapat ide pendapat ide pendapat ide
n pendapat pada saat pada saat pada saat pada saat
pada saat diskus diskusi dskusi diskusi
diskusi kelompok kelompok kelompok kelompok
kelompok dengan tidak dengan dengan dengan
antusias cukup antusias sangat
antusias antusias
2. Kemampua Siswa tidak Siswa kurang Siswa Siswa
n siswa mampu cepat untuk dengan dengan
dalam menyelesaika menyelesaika cukup cepat sangat cepat
menyelesai n masalah n masalah menyelesaika menyelesaika
kan dengan baik dengan baik n masalah n masalah
masalah dengan bak
dengan
baik
3. Kemampua Siswa Siswa Siswa Siswa
n siswa menyajikan menyajikan menyajikan menyajikan
dalam hasil diskusi hasil diskusi hasil diskusi hasil diskusi
menyajikan kelompok kelompok kelompok kelompok
hasil dengan tidak dengan dengan dengan
diskusi antusias kurang cukup sangat
kelompok antusias antusias antusias

Tabel 3.6 Lembar Penilaian Psikomotorik Siswa

No Nama Aspek yang dinilai Jumlah Nilai Predikat


Skor
Kemampuan
mengajukan

Menyelesaik

hasil diskusi
Menyajikan
an masalah
pendapat

1.
2.
3.

Tabel 3.7 Kategori hasil belajar psikomotorik siswa


Rentang Nilai Kategori
Angka Predikat
81-100 A Sangat Baik
66-80 B Baik
51-56 C Cukup
0-50 D Kurang

3. Dokumentasi
Studi dokumentasi (document research) adalah “mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen, rapat, agenda, dan sebagainya”. Dalam peneltian ini, dokumen yang ingin

digunakan adalah dokumen daftar nilai siswa. (Suharsimi Arikanto, 2006:58).


Data yang diperoleh da ri dokumentasi ini adalah data-data yang berkaitan dengan

penelitan seperti daftar nilai siswa, identitas siswa, guru, sekolah, perangkat

pembelajaran dan lain-lain.

4. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, melalui proses

tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan da tang dari

pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancarai.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah waawancara tidak

terstruktur yang biasanya digunakan dalam penelitian penelitian pendahuluan

untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang lebih lengkap. Wawancara

dilakukan untuk mengetahui data awal berupa nilai ulangan harian kelas V mata

pelajaran matematika serta media yang digunakan guru kelas V SDN 106836

Limau Manis. Kemudian untuk mengetahui guru dan peserta didik setelah

diterapkan media realia. Wawancara berlangsung pada saat peneliti melakukan

penelitian, proses wawancara melibatkan peserta didik kelas V, dan guru mata

pelajaran dan wali kelas V.

3.7 Instrumen Penelitian

3.7.1 Jenis Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa pilihan ganda.

Pilihan ganda merupakan salah satu soal yang jawabannya harus dipilih dari

berbagai jawaban yang telah disediakan. Pilihan ganda terdiri dari item soal dan

jawaban. Jawaban terdiri dari berbagai pilihan, ada satu jawaban yang benar dan

beberapa jawaban pilihan pengecoh. Sebelum membuat soal peneliti harus


menentukan tujuan, menyusun kisi-kisi soal sesuai indikator materi dan memilih

bentuk instrumen. Peneliti membuat tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 30

butir materi penjumlahan dan pengurangan pecahan

Adapun kisi-kisi instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini sebagai

berikut:

Tabel 3.8 Kisi-kisi Tes hasil belajar

No. Materi Pelajaran Tarif Kompotensi Jum


Dan Kompotensi
Dasar lah
C1 C2 C3 C4 C5 C6
(20%) (10%) (20%) (20%) (20%) (10%)

3.1 Menjelaskan dan 10


melakukan
penjumlahan dan
pengurangan dua
pecahan dengan
penyebut
berbeda

4.1 Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
penjumlahan dan
pengurangan dua
pecahan dengan
penyebut
berbeda
jumlah 9 7 6 6 9 3 40

Keterangan:
C1 : Mengingat c5 : Mengevaluasi
C2 : Memahami c6 : Mencipta
C3 : Mengaplikasikan
C4 : Menganalisis

3.8 Teknik Analisis Data


Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis statistik yang bertujuan untuk mengatur,

mengolah, menyajikan, menganalisis segala data angka, agar dapat memberi

gambaran yang teratur, ringkas, dan jelas. Statistik deskriptif bagian dari statistik

yang memiliki tugas dalam mengorganisasi serta menganalisis data sekaligus

memberikan gambaran secara teratur, ringkas dan jelas, mengenai suatu gejala,

peristiwa atau keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu.

Analisis deskriptif memliki tujuan untuk mengetahui gambaran secara

umum (deskriptif) dari tiap variabel yang diukur pada penelitian ini. Langkah-

langkah untuk analisis data statistik deskriptif adalah:

a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa secara individu yang diperoleh dari

hasil tes belajar dengan menggunakan rumus Penilaian Acuan Patokan

(PAP) menurut Gronlund dalam Purwanto (2011:207) yaitu

skor yang diperoleh


Nilai = X 100
skor maksimum

Setiap jawaban yang benar skornya 10. Jadi skor maksimumnya 10x10=100

Kriteria Keberhasilan

Tingkat Keberhasilan Keterangan


0 – 50 Kurang

51 – 65 Cukup

66 – 80 Baik

81-100 Sangat Baik

b. untuk memperoleh nilai rata-rata semua siswa dapat menggunakan rumus:

X=
∑X Sumber: AQIB (2011 : 204 )
∑N

Keterangan:

X= rata-rata

∑ X = jumlah semua nilai siswa

∑ N = jumlah siswa

b. Hasil belajar klasikal

Ketuntasan belajar dari suatu kelas dapat dikatakan telah tuntas belajar jika

kelas tersebut terdapat 70 % sudah mencapai nilai ≥ 65 dan jika ditemukan <

70 % siswa yang mendapat nilai ≥ 65 maka kelas tersebut dikatakan belum

tuntas belajar. Perhitungan presentase hasil belajar peserta didik secara klasikal

dengan rumus:
F
P = N X 100 %

Keterangan: Sumber: Dewi (2010:188)

P = Angka Prestasi

F = Jumlah siswa yang mengalami perubahan

N = Jumlah seluruh siswa

Tabulasi Skor Perubahan Aktivitas Belajar Siswa

Tingkat Aktivitas (%) Keterangan

81% - 100% Sangat Baik

66% - 80% Baik

51% - 65% Cukup

0% - 50% Kurang

3.9 Uji Instrumen Penelitian


3.9.1 Uji Validitas Tes

Proses dilakukannya validasi instrumen bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar tingkat kesahihan (valid) suatu instrumen dalam mengukur apa

yang seharusnya diukur. Dalam perhitungan uji validitas ini menggunakan

bantuan Microsoft Office Excel. Setelah r hitung diperoleh kemudian dibandingkan

dengan r tabel dengan tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05. Jika dilihat dari nilai-

nilai r Product Moment untuk sampel 42 orang menggunakan r tabel = 0,304.

Berdasarkan kriteria r hitung > r tabel atau 0,370 > 0,304 soal no 4 Valid. Dengan cara
yang sama diperoleh harga rata-rata diperoleh rata-rata r hitung untuk nomor

seterusnya. Kriteria pengujian validitas adalah setiap soal dikatakan valid apabila r

hitung > r tabel ( r tabel diperoleh dari nilai kritis r Product Moment).

Tabel 3.9 kategori Validitas Tes

No Kategori Nomor Soal

1 Valid 4, 6, 8, 10, 11, 14, 16, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
25, 27, 28, 29, 30, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40

2 Tidak Valid 1, 2, 3, 5, 7, 9, 12, 13, 15, 17, 18, 26, 31, 32,
34

3 Soal yang digunakan 4, 6, 8, 10, 11, 14, 16, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
25, 27, 28, 29, 30, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40

Dalam penelitian ini, soal yang dinyatakan valid berdasarkan hasil

perhitungan validitas adalah sebanyak 25 soal. Berdasarkan adanya uji coba

instrumen tes diketahui bahwa tes terbukti valid sebagai instrument penenelitian.

Adapun perhitungan validitasnya terdapat pada lampiran.

3.9.2 Uji Reliabilitas Tes

Reliabilitas soal dapat dicari dengan rumus yang ditentukan oleh kuder

Ricardson yaitu K-R 20 sebagai berikut:

[
S −∑ pq
]
2
n
r11 = (Suharsimi, 2017: 230-231)
n−1 S
2

Keterangan:

R11 = reliabilitas tes


P = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

Q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)

∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyak item

S2 = standar deviasi dari tes

Setelah koefisien relabilitas diperoleh kemudian dihubungkan harga r

product moment pada taraf signifikan sebesar 95% apabila r11 > r tabel maka

instrument dapat dikatakan telah reliabel dan sebaliknya jika r 11 > rtabel maka

instrument tersebut disebut tidak reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan

reliabilitas menggunakan K-R 20 maka diperoleh hasil r x y = 0,7715. Maka

diperoleh r hitung > r tabel yakni 0,7715 > 0,304 jadi dapat disimpulkan bahwa soal

tersebut secara keseluruhan adalah reliabel.

3. 9.3 Uji Tingkat Kesukaran

Untuk menentukan tingkat kesukaran menggunakan rumus:

B
P = JS (Suharsimi, 2012:223)

P = Indeks kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar

J = Jumlah keseluruhan siswa peserta tes


Penafsirkan harga tarif kesukaran maka, harga tersebut dikonsultasikan

dengan tabel harga (α = 0,05). Klasifikasi indeks kesukaran tes adalah sebagai

berikut:

Untuk P = 0,00 - 0,30 = dikategorikan soal sukar

Untuk P = 0,30 – 0,070 = dikategorikan sedang

Untuk P = 0,70 -0,10 = dikategorikan soal mudah

Adapun hasil uji tingkatan kesukaran soal sebagai berikut:


Tabel 3. 10 Tingkat Kesukaran Soal

Rentang tingkat Jumlah Nomor Butir Kategori


kesukaran Soal

TK< 0,30 5 1, 14, 21, 27, 32 Sukar


0,30 > TK < 0,70 23 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, Sedang
10, 11, 12, 13, 16,
17, 18, 19, 20, 23,
24, 25, 29, 36, 37,
38
0,70 < TK 12 3, 15, 22, 26, 28, Mudah
30, 31, 33, 34, 35,
39, 40

Hasil yang diperoleh dalam perhitungan tingkat kesukaran dari jumlah

soal sebanyak 40 butir soal yang sudah diujikan terdapat 5 butir soal bertingkat

sukar (sulit) , 23 butir soal bertingkat sedang dan 12 butir soal bertingkat mudah.

3. 9.4 Uji Pembeda Soal

Penentukan daya pembeda soal, menggunakan rumus indeks diskriminan

sebagai berikut:

BA BB
D= - = PA - PB (Suharsimi, 2012:228 )
JA JB

Keterangan:

D = daya pembeda tes

JA = Jumlah kelompok atas

JB = Jumlah kelompok bawah


BA = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar

BB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:

D : 0,00 – 0,20 (Jelek)

D : 0,20 -0,40 (Cukup)

D : 0,40 – 0,70 (Baik)

D : 0,70 -100 (Sangat Baik)

D : Negatif, Semuanya tidak baik, jadi sebaiknya dibuang saja

Tabel 3.11 Klasifikasi Daya Pembeda Soal

Daya Kualifikasi Jumlah Nomor Butir


Soal
Pembeda (DP)
Negatif Dibuang 5 2,7,20,21,26
0,00 – 0,20 Jelek 13 4,9,10,11,13,14,15
18,19,22,17,34,35
0,20 – 0,40 Cukup 16 1,3,5,6,8,12,16,17
23,27,30,33,36,37
38,40
0,40 – 0,70 Baik 6 24,25,29,31,32,39
0,70 – 1,00 Baik sekali -

Hasil perhitungan daya beda tes yang ditemukan bahwa dari 40 soal yang

diujikan terdapat 6 butir soal yang baik, 16 butir soal kategori cukup, 13 butir soal

kategori jelek dan 5 butir soal bernilai negatif (harus dibuang).


Dari hasil perhitungan uji daya beda tes ditemukan dari 40 butir soal yang

telah diujikan terdapat 6 butir yang berkategori baik, dan 16 butir soal yang masuk

kategori cukup dan 13 butir soal dalam kategori jelek dan 5 butir soal bernilai

negarif dan harus dibuang.

3.10 Uji Persyaratan Analisis Data

3.10.1 Uji Normalitas Data

Penggunaan uji normalitas merupakan uji yang dilakukan sebagai bentuk

prasyarat dalam melakukan analisis data. Uji normalitas dilakukan untuk

mengetahui data yang baik dan layak untuk membuktikan data tersebut distribusi

normal atau tidak. Pengujian normalitas dilihat dari data hasil pretest yang didapat

dan posttest. Hasil data pretest dan posttest yang digunakan dalam uji normalitas

adalah Shapiro-Wilk dengan menggunakan software Statistical Package For

Sosial Sciences (SPSS) 22 for windows. Adapun kriteria keputusan dalam uji

normalitas pada SPSS menurut Arifin (2017: 85) adalah: a) Apabila nilai

signifikansi > 0,05, data tersebut berditribusi normal. b) Apabila nilai signifikansi

< 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Setelah dilakukan pengujian

normalitas menggunakan uji Shapiro – Wilk dan dinyatakan data berdistribusi

normal kemudian melanjutkan pengujian homogenitas dua varians terhadap hasil

data pretest dan posttest menggunakan uji Levene dengan software Statistical

Package For Sosial Sciences (SPSS) 22.


3.10.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah siswa di

kelas mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas

menggunakan uji Levene dengan software Statistical Package For Sosial Sciences

(SPSS) 22 dengan menggunakan uji dua varians terhadap hasil data pretest dan

posttest. Dengan kriteria keputusan dalam uji homogenitas pada SPSS. Pengujian

data telah dilakukan dan dapat dinyatakan homogeny berdasarkan nilai

signifikansi yaitu:

1) Nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 dengan arti menunjukkan kelompok data

berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama (homogen)

2) Nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 dengan arti menunjukkan masing-masing

kelompok berasal dari populasi dengan varians yang berbeda (tidak

homogen)

3.10. 3 Pengujian Hipotesis

Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengubah data

untuk mencapai hasil dari penelitian. Kegiatan mengolah data, menganalisis data

penelitian hasil test (skor pre test dan post test) dilakukan dengan uji statistik yang

sesuai. Uji hipotesis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji paired

Simple t-Test yaitu untuk membandingkan perbedaan rata-rata kelompok

berpasangan, berpasangan data berasal dari subjek yang sama.

Uji “t” dengan rumus Uji Paired Simple t-Test dengan penggunaan

program SPSS 22 for Windows dengan melakukan pengujian uji Pired t-Test
dengan kriteria pengujiannya dengan pendekatan klasik dan pendekatan

probabilistic sebagai berikut:

1. Pendekatan klasik untuk uji beda rata-rata dua kelompok sampel yang

berhubungan/ berpasangan (silitonga, 2014:27) adalah:

1
Jika thitung < - α, maka Ho ditolak dan Ha diterima
2

1
Jika thitung > α, maka Ho ditolak dan Ha diterima
2

atau sebaliknya,

1
Jika thitung > α, maka Ho ditolak dan Ha ditolak
2

1
Jika thitung > α, maka Ho diterima dan Ha ditolak
2

2. Pendekatan probabilistic, dengan membandingkan nilai probabilitas atau

signifikan dengan α (alpha)

Apabila nilai probabilitas (p) >0,05 maka H0 ditolak

Apabila nilai probabilitas (p) <0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima

Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat pengaruh media pembelajaran berbasis Wordwall terhadap

hasil belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan

kelasV di SD Negeri 106836 Limau Manis.


Ha : Terdapat pengaruh media pembelajaran berbasis Wordwall terhadap hasil

belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan kelasV di

SD Negeri 106836 Limau Manis.

3.11 Jadwal Penelitian

Adapun jadwal penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti adalah

tertera didalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.12 Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian


Kegiatan Bulan

Des Jan Feb Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penulisan
Dan ACC x
Proposal

Seminar x
Proposal

Perbaikan x
Proposal

Izin x
Penelitian

Pengump- x
ulan data

Analisis X
Data

Penulisan x
Skripsi
Ujian x
Skripsi

Daftar Pustaka
Arief S. Sadiman, dkk. 2012. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan

dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta, 2006

Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Heruman, 2007, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: Pt Remaja

Rosdakarya.

Heinich, R., Molenda, M., dan Russell, J. 2005. Instructional

Technologyand Media of Learning. New Jersey: Meril Prentice Hall.

Irham Halik, “Membuat Game Edukasi Dengan

Wordwall”,https://irhamhalik.com/membuat-games-edukasi-dengan-wordwall/

(Akses 1 Januari 2022)).

Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta:

DIVA Press.

KBBI, 2022. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at:

http://kbbi.web.id/matematika[Diakses 3 Januari 2022]. KBBI, 2016. Kamus

Besar Bahasa Indonesia.

Maghfiroh, K. (2018). Penggunaan Media Word Wall untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV MI Roudlotul Huda. Jurnal

Profesi Keguruan, 4(1), 64-70.

Ni Luh Rinayanti. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Berbantuan

Media Grafis Berpengaruh terhadap Hasil Belajar Matematika, (e-Journal Mimbar

PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD), 2014


Nissa, S. F., & Renoningtyas, N. (2021). Penggunaan Media Pembelajaran

Wordwall untuk Meningkatkan Minat dan Motivasi Belajar Siswa pada

Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(5),

2854-2860.

Nurhidayat, Pepen Supendi dan. Fun Game. Jakarta: Penebar Plus, 2007.

Purwanto.2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogjakarta: PustakaBelajar.

Purwanto. 2017. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Resuffendi, Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Universitas Terbuka,

Dekdikbud, 1995

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rhineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan Jakarta: Prenada Media.

Siti Farhaniah. 2021. ” Penerapan Media Berbasis Wordwall Untuk

Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik Di Kelas V

Sekolah Dasar Negeri 127 Kota Jambi. Skripsi. Jambi : Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Sugiyono, 2018, Metode Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. metode penelitian pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta, 2011

Suharsimi, Arikunto. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan

Praktis.Jakarta: Rineka Cipta

Suharsimi, Arikunto. 2009 Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.


Sherianto, Wordwall Aplikasi Bermain Sambil Belajar,

(http://www.cocokpedia.net/2020/07/wordwall-aplikasi-bermain-

sambilbelajar.html. Diakses pada 1 Januari 2022 pukul 21.39)

Tarigan, D. (2018). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan

Menggunakan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) di Kelas V

SD. JS (JURNAL SEKOLAH), 2(1), 1-6.

Yayah Rokayah, Game Pembelajaran Via Aplikasi

Wordwall(https://yayahrokayah.gurusiana.id/article/2020-07/gamepembelajaran-

via-aplikasi-, diakses 31 Desember 2021, pukul 21.26

Anda mungkin juga menyukai