Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP MINAT DAN

HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK


KELAS V MIN 2 GOWA

Proposal Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelas Sarjana


Pendidikan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Pada
Fakultas Tarbiyah dan keguruan
UIN Alauddin Makassar

Oleh:

MUSTIKA RATU NUR PRAMUDITA

20800120067

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UINA ALAUDDIN MAKASAAR

DAFTAR ISI

JUDUL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Rumusan Masalah
C. Hipotesis
D. Manfaat Penelitian
E. Tujuan Penelitian
F. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian
G. Kerangka Berpikir
H. Kajian Pustaka
I. Tujuan dan Keguruan Penelitian

BAB II TINJAUAN TEORETIS

A. Pengertian Minat Belajar


B. Pengertian Hasil Belajar
C. Media Belajar
D. Pembelajaran Multimedia
E. Bentuk Multimedia
F. Ragam Media yang digunakan dalam Multimedia
G. Pembelajaran Matematika di Madrasah Ibtidaiyah
H. Hubungan Multimedia dan Hasil Belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian


B. Pendekatan Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Metode Pengumpulan Data
E. Instrumen Penelitian
F. Validasi dan Reabilitas Instrumen
G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada hakikatnya proses belajar-mengajar adalah suatu proses
komunikasi antara guru dan siswanya, proses komunikasi ini diwujudkan
melalui penyampaian dan tukar menukar pesan dan informasi antara guru
dan siswanya. Agar pesan atau informasi bisa diserap dan mudah dipahami
oleh siswa, maka diperlukan sarana atau alat komunikasi. Adapun sarana
atau alat yang digunakan untuk memperlancar komunikasi dalam proses
belajar mengajar disebut media pembelajaran.
Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung
pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dan siswanya.
Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang
diberikannya.1 Komunikasi antara guru dan siswa akan berjalan lancar
dalam proses pembelajaran jika media ataupun fasilitas disekolah cukup
memadai, siswa akan termotivasi mengikuti mata pelajaran apabila guru
menggunakan media pembelajaran dengan sebaik-baiknya.
Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang amat
penting dalam proses belajar mengajar, karena dapat dimuati pesan yang
akan disampaikan kepada siswa baik berupa alat ataupun bahan ajar.
Selain itu media pembelajaran merupakan salah satu cara untuk
memotivasi dan berkomunikasi dengan siswa agar lebih efektif, semangat
dan antusias dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Oleh karena itu,
penggunaan media belajar sangat diperlukan.
Matematika merupakan bidang studi yang harus diajarkan di
sekolah formal mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, dalam
hal ini termasuk Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Gowa. Matematika dapat
dikatakan berhasil apabila memenuhi tiga aspek, yaitu aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu menggunakan media dalam
1
Aswanir, Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Cet: Pertama, Jakarta: Ciputat Pers, 2000),
h. 1.
penyampaian Matematika ini mutlak diperlukan dan guru harus bisa dan
mampu memilih dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai agara siswa memperoleh hasil baik dan
agar mencapai tingkat kedewasaan.
Matematika merangsang rasa ingin tahu, mendorong kreativitas
dan melengkapi siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan dalam
kehidupan di luar sekolah. Hal ini sejalan dengan Mulyana (2004) bahwa
matematika selain dapat memperluas cakrawala juga dapat
mengembangkan kesadaran tentang nilai-nilai yang terdapat didalamnya
yaitu nilai disiplin, keseimbangan, kreatif dan inovatif. Mata pelajaran
matematika oleh sebagian kalangan terutama pelajar dianggap susah
karena soal dan penyelesaiannya yang membuat siswa kadang tidak
mengerti. Dalam setiap mengerjakan tugas-tugas dari guru mata pelajaran
matematika masih saja guru menemukan kesalahan-kesalahan yang dibuat
peserta didik. Seperti yang sering ditemukan, siswa masih melakukan
kesalahan dalam perhitungan, penulisan kata/kalimat, penerapan tanda
baca dan lain sebagainya. Pemerintah menyadari akan pentingnya peran
matematika dalam mewujudkan ketercapaian kompetensi inti dalam
kurikulum 2013 maka pelajaran matematika untuk tingkat sekolah dasar
diberi alokasi waktu minimal 5 jam/minggu untuk kelas 1 dan 6
jam/minggu untuk kelas selanjutnya (Kemendikbud, 2013). Alokasi waktu
ini cukup besar dan kontennya sendiri dikembangkan dari pusat dengan
harapan siswa akan memiliki penguasaan kompetensi yang baik dan
merata.

Hakikatnya pendidikan dalam perspektif Islam adalah orang-orang


yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan
mengupayakan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, kognitif,
maupun psikomotorik. Guru berarti juga orang dewasa yang bertanggung
jawab memberi pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani
dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri
dan memeuhi tugasnya sehingga hamba dan khalifah Allah SWT dan
mampu sebagai makhluk sosial,dan seabagi makhluk individu yang
mandiri.2
Penggunaan media sangat penting dalam pelajaran Matematika,
menuntut guru mampu memilih media dalam menyampaikan materi
peljaran Matematika. Oleh karena itu pemilihan media yang tepat harus
diperhatikan guru. Media yang dapat digunakan yaitu media belajar
berbasis multimedia. Media belajar berbasis multimedia berguna untuk
menyelaurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat
merangsang pilihan, perasaan, perhatian dan kemauan sehingga secara
sengaja proses belajar terjadi, bertuan dan terkendali.3
Disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan
pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran disekolah pada
khususnya. Dari uraian di atas peneliti bermaksud untuk melakukan
penelitian dengan melihat media belajar yang diperkirakan mampu
mendukung dalam mengembangkan pengetahuan dan peran aktif siswa
sebagai peningkatan hasil belajar Matematika.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang masalah di atas, maka adapun
masalah yang dapat di identifikasi adalah:
1. Bagaimana pengaruh media belajar berbasis multimedia pada mata
pelajaran Matematika di kelas V MIN 2 GOWA?
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan media belajar
berbasis multimedia di kelas V MIN 2GOWA T.A. 2020/2021?
3. Apakah terdapat pengaruh signifikan penggunaan media belajar
berbasis multimedia terhadap hasil belajar siswa kelas V MIN 2
GOWA T.A. 2020/2021?

2
Syafaruddin, Nurgaya Pasya, Ilmu Pendidikan Islam (Cet: Kedua, Jakarta: Hijri Pustaka Utama,
2008), h. 53.
3
Daryanto, Media Pembelajaran (Bandung: Satu Nusa, 2010), h. 49.
C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah


penelitian yang telah dibuat sebelumnya dan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Berdasarkan teori-teori yang ada mengenai penggunaan media
pembelajaran sangat mendukung, penelitian-penelitian sebelumnya juga
mendukung dan sarana prasarana di MIN 2 GOWA memadai, maka dari
itu hipotesis dari peneliti adalah :
1. Terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis media
presentasi terhadap minat belajar matematika siswa kelas VMIN 2
GOWA
2. Terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis media
presentasi terhadap hasil belajar matematika siswa VMIN 2 GOWA.

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian untuk mengetahui:
1. Pengaruh media belajar berbasis multimedia pada mata pelajaran
Matematika di kelas V MIN 2 GOWA.
2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan media belajar berbasis
multimedia di kelas V MIN 2 GOWA T.A 2020/2021.
3. Pengaruh signifikan penggunaan media belajar berbasis multimedia
terhadap hasil belajar siswa kelas V MIN 2 GOWA T.A 2020/2021.

E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
baik secara teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak, sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi khasanah ilmu pengetahuan
sebagai kepustakaan bagi peneliti lain yang bermaksud mengadakan
penelitian yang sama atau berhubungan dengan permasalah yang
diteliti.
2. Manfaat praktis kepada beberapa pihak:
a. Sekolah, sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran
khususnya mata pelajaran Matematika.
b. Guru, diharapkan dari hasil penelitiann ini mampu menjadi
rujukan dan solusi bagi guru untuk membuat proses pembelajaran
lebih bermakna dan menciptakan suasana belajar yang aktif dan
partisifasi.
c. Peneliti, bermanfaat bagi peneliti sebagai sarana dalam
menetapkan media belajar secara sistematis dan terkontrol serta
mengukurnya untuk mengatasi masalah yang berkaintan dengan
proses pembelajaran.

F. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan suatu peroses perubahan dari segala aspek
tingkah laku yang relatif menetap pada seorang individu sebagai hasil
pengalaman. Perubahan ini ditunjukkan sebagai keahlian, kebiasaan,
sikap, pemahaman sebagai ilmu pengetahuan atau apresiasi. Rendah
tingginya hasil belajar siswa telah menjadi permasalahan didunia
pendidikan. Termasuk di dalamnya rendah hasil belajar Matematika
sebagai satu mata pelajaran pokok di sekolah.
Bidang studi Matematika yang dianggap sebagai pelajaran yang
sulit, membosankan, dan tidak disukai oleh beberapa siswa sehingga hasil
belajar Matematika cenderung rendah. Oleh karena itu dibutuhkan
perubahan pembelajaran yang sesuai agar proses pembelajaran menjadi
aktif, menyenangkan dan mampu menumbuhkan keterampilan siswa pada
Matematika. Usaha untuk menyikapi berbagai permasalahan pembelajaran
Matematika berujung pada munculnya inovasi pembelajaran Matematika.
Salah satu inovasi tersebut adalah pembelajaran Matematika dengan
menggunakan media belajar berbasis multimedia. Secara keseluruhan isi
penelitian in dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1
Skema Kerangka Berpikir
Guru

Media Belajar Berbasis Minat Belajar Rendah


Multimedia
Minat Belajar
Minat Belajar Rendah
Matematika (Y1)

Siswa
Minat Belajar Rendah
Hasil Belajar
Matematika (Y2)

Hasil Belajar Rendah Hasil Belajar Sedang Hasil Belajar Tinggi

G. Kajian Pustaka
1. Minat Belajar
Sujanto (2004) mendefenisikan “minat sebagai sesuatu pemusatan
perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya
dan tergantung dari bakat dan lingkungannya”. Slameto (2010)
menyatakan bahwa “minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang”. Dari kedua
defenisi tersebut dapat dikatakan bahwa minat belajar merupakan suatu
dorongan yang dimiliki oleh seorang siswa untuk memperhatikan
pembelajaran yang dihadapi dengan sukarela tanpa adanya paksaan
karena ditunjukkan dengan perasaan senang dan hal itu terjadi terus
menerus selama pembelajaran tersebut berlangsung.
Djamarah (2008) mengungkapkan bahwa minat dapat diekpresikan
anak didik melalui :
a. Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya,
b. Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan yang diminati, serta
c. Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang
diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus)

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat diketahui


ciri-ciri/indikator adanya minat terhadap pelajaran antara lain: adanya
perasaan senang dan ketertarikan siswa terhadap obyek yang diamati
adanya perhatian siswa dalam pembelajaran dan keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran. Minat dapat tergambarkan dari pernyataan
yang menunjukkan siswa lebih suka suatu hal daripada hal lainnya,
dapat juga terlihat dari partisipasinya dalam suatu aktivitas. 4 Dapat
dikatakan seseorang akan tumbuh minat untuk belajar ketika dia tahu
apa manfaat yang akan diperolehnya setelah melakukan proses belajar
tersebut.5

Sebagai salah satu aspek psikologis, minat belajar dipengaruhi


oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar.
Faktor dari dalam minat belajar siswa dipengaruhi oleh cita-cita,
kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Faktor dari luar seperti
kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan, orang tua dan persepsi
masyarakat terhadap satu objek serta latar belakang sosial budaya. 6
Penggunaan fasilitas belajar dapat membangkitkan minat siswa, untuk
itu diperlukan peran guru sebagai mediator dan fasilitator.7 Salah satu
fasilitas belajar yang terdapat di sekolah adalah media pembelajaran.
Media pembelajaran sangatlah diperlukan dalam proses belajar
mengajar. Oemar Hamalik dalam Azhar Arsyad menyatakan

4
Djaali, Psikologi Pendidikan (Cet. VII; Jakrta: Bumi Aksara, 2013), h. 121.
5
Fatwal Harsyad, dkk “Studi Komparasi Penggunaan Ice Breaking dan Brain Gym terhadap Minat
Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 21 Makassar”, MaPan: Jurnal Matematika dan
Pembelajaran. http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Mapan/article/view/3237/3081 (12
Maret 2018)
6
Slameto, “Psikologi Belajar” dalam Makmun Khairani, ed., Psikologi Belajar, h. 145.
7
Aritonang, “Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,” Jurnal Pendidikan
Penabur. http://www.bpkpenabur.or.id>uploads>2015/10 (23 Juli 2017).
penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi belajar siswa.8

Menurut perspektif Islam, belajar merupakan kewajiban bagi


setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan. Hal ini
sesuai dengan firman Allah SWT dalam penggalan ayat Al-Quran
surah Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi:

Artinya:
“Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang
yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena
takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?
Katakanlah, "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sebenarnya hanya orang yang
berakal sehat yang dapat menerima pelajaran” (QS. Az-zumar: 9)9
Tafsir Ayat 9 dari Surat Az-Zumar ini adalah kondisi belawanan
antara orang yang taat pada Allah dengan yang lainnya (yang tidak
taat) dan antara orang yang berilmu dengan orang jahil. Ini sudah
merupakan perkara yang sudah pasti perbedaannya menurut akal yang
sehat dan telah diketahui secara pasti perbedaannya yang jauh. Maka
tidakla sama orang yang paling degan ketaatan pada RabbNya, yang
selalu mengikuti hawa nafsunya dengan orang-orang yang gemar
beribadah, yakni taat kepada Allah dan melakukan ibadah-ibadah yang
paling utama.

8
Oemar Hamalik, “Media Pendidikan,” dalam Azhar Arsyad, ed., Media Pembelajaran, h. 19.
9
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan (Jakarta: Maktabah Al-Fatih Rasyid Media,
2016), h. 60.
Berkaitan dengan ayat ini maka jelas kita ketahui bahwa orang
berilmu itu sudah jelas berbeda dengan prangai yang tidak berilmu,
maka dari itu kita sebagai mulim dianjurkan dan diwajibkan dalam
belajar atau menuntut ilmu. Menurut Usiono dalam buku Filsafat
Pendidikan Islam, Allah SWT disini membedakan orang yang berilmu
dengan orang yang tidak berilmu keduanya tidaklah sama. Tanpa
memandang ilmu apa saja itu namun yang penting tidaklah sama
antara orang yang alim dan yang jahil. Sama hal tidaklah sama antara
orang yang melihat dengan yang buta atau antara kegelapan dan
cahaya. Jelas keutamaan ilmu membedakan satu manusia dengan
manusia lainnya dengan mengutamakannya dari selainnya.10

2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu hal yang berhubungan dengan
kegiatan belajar karena belajar merupakan proses, sedangkan hasil
belajar adalah sebagian hasil yang dicapai seseorang yang mengalami
proses belajar mengajar, dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi
dan proses belajar yang dilakukan untuk memahami pengertian hasil
belajar maka harus bertitik tolak dari pengertian belajar itu sendiri.11
Keberhasilan belajar siswa merupakan hal penting yang harus
dipikirkan oleh guru agar setiap yang disampaikan tidak sia-sia.
Karena berhasil atau tidaknya guru dalam mengajar sangat erat
kaitannyadengan dapat atau tidaknya siswa menerima pelajaran yang
disampaikan guru. Setelah siswa memiliki pengetahuan diharapkan
dapat mengubah tingkah lakunya dan perubahan itu dinamakan hasil
belajar siswa. “Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk perubahan
tingkah laku, bentuk tingkah laku itu dinyatakan dalam perumusan
tujuan intruksional”.12

10
Usiono, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Citapustaka Media, 2015), h. 37.
11
Khadijah, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Citra Pustaka, 2016), h. 79.
12
Zakiah Drajat dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h.
197.
Menurut teori Gesalt, belajar merupakan merupakan suatu proses
perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak
mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu
baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh
lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi
oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya.
Siswa dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku
intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani dan
rohani. Lingkungan yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru,
kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan
lingkungan, keluarga, dan lingkungan.13 Proses pembelajaran
melibatkan dua subjek, yaitu guru dan siswa akan menghasilkan suatu
perubahan pada diri siswa sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran.
Perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat kegiatan
pembelajaran bersifat non-fisik seperti perubahan sikap, pengetahuan
maupun kecakapan.14
Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi. Secara perinci,
uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:15
a. Faktor internal, merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri
peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor
internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
kesehatan.
b. Faktor eksternal, berasal dari luar diri peserta didik yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar

13
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana, 2013), h.
12.
14
Eko Putra Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Cet. VI; Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2014), h. 25.
15
Wasliman, IimProblematika Pendidikan Dasar (Bandung: SPs-UPI, 2017), h. 158.
siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya,
pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang terhadap
anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berprilaku yang kurang baik
dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam
hasil belajar peserta didik.
Hasil belajar matematika merupakan tingkat keberhasilan siswa
dalam memahami dan menguasai bahan mata pelajaran matematika
setelah memperoleh pengalaman belajar matematika dalam suatu
kurun waktu tertentu.16 Pendapat ini dapat ditegaskan bahwa salah satu
faktor eksternal yang sangat berperan memengaruhi hasil belajar siswa
adalah guru. Guru dalam proses pembelajaran memegang peranan
yang sangat penting. Peran guru, apalagi untuk siswa pada usia sekolah
dasar, tak mungkin dapat digantikan oleh perangkat lain, seperti siswa
adalah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan
bimbingan dan bantuan orang dewasa.17
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah hasil dari serangkaian proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru bersama siswanya berupa perubahan sikap (afektif), pengetahuan
(kognitif) maupun kecakapan (psikomotorik).
Fungsi penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan guru
adalah:
 Menggambarkan seberapa dalam seorang peserta didik telah
menguasai suatu kompetensi tertentu. Dengan penilaian maka
akan diperoleh informasi tingkat pencapaian kompetensi peserta
didik (tuntas atau belum tuntas)
 Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan peserta didik sera sebagai alat diagnosis yang

16
Anita Purnama Putri, dkk, “Pengaruh Penguasaan materi Prasyarat terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 1 Sinjai Timur”, MaPan: JurnalMatematika dan
Pembelajaran. http://journal.uin-alauddin.ac.id/ (19 Maret 2018)
17
Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran berbasis Standar Proses Pendidkan (Bandung: Alfabeta,
2005), h. 51.
membantu guru menentukan apakah peserta didik perlu mengikuti
remedial atau pengayaan
 Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu
peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang
langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program,
pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai
bimbingan)
 Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran
yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran
berikutnya
 Kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan peserta didik
dengan melakukan penilaian hasil pembelajaran, maka guru dan
sekolah dapat mengontrol tingkat kemajuan hasil belajar peserta
didik.18

3. Media Belajar
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfia
berarti “tengah”. ‘perantara’ atau ‘pengantar’.19 Dalam bahasa Arab,
media disebut dengan kata ‘wasilah’. Menurut Association For
Education and Communication Technology (AECT), dalam Asnawir
dan M. Basyiruddin Usman, media adalah segala bentuk yang
dipergunakan untuk suatu proses penyaluran pesan atau informasi.
National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai
benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau
dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam
kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program
instruksional.20

18
Kunandar, Penilaian Autentik (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), h. 68-69.
19
Azhar Arsyd, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 3.
20
H. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h.
11.
Berdasarkan jurnal Tarbiyah media merupakan alat bantu
pembelajaran yang dapat mengantarkan atau mengantarkan pesan-
pesan pembelajaran dari guru kepada peserta didik sesuai dengan
tujuan yang telah dirumuskan.21 Perngertian yang dikemukakan para
ahli diatas dapat dipahami bahwa media adalag alat yang sengaja
digunakan dan diajarkan oleh guru kepada siswa untuk menyampaikan
pesan-pesan pelajaran agar pembelajaran dikelas aktif dan
menyenangkan. Pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar,
sebaiknya seorang guru mempergunakan media belajar, karena dengan
menggunakan media pembelajaran anak dapat dengan mudah
memahami pelajaran yang guru telah sajikan. Disini anak juga jadi
lebih mengerti bentuk, rupa, warna, objek yang sedang diamati. Salah
satu faktor yang dapat menjaga kelangsungan proses belajar mengajar
adalah dengan digunakannya media dalam belajar mengajar.
Pengembangan variasi mengajar dilakukan oleh guru, salah
satunya adalah dengan memanfaatkan variasi alat bantu, baik dalam
hal ini variasi media pandang, variasi media dengar, dalam variasi
mengajar tentu saja tidak sembarangan, tetapi ada tujuan yang hendak
dicapai, yaitu meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik
terhadap relevansi proses belajar mengajar, memberikan kesempatan
kemungkinan berfungsinya motivasi membentuk sikap positif terhadap
guru dan sekolah, memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar
individual, dan mendorong anak didik untuk belajar. Mempelancar
proses belajar mengajar di sekolah peranan media sangat penting
karena merupakan hal yang sangat mendukung, sebagian besar yang
sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian
integral demi tercapainya proses pendidikan dan pengajaran disekolah.
Sebenarnya media belajar tidak sekedar menjadi alat bantu
pembelajaran, melainkan juga merupakan suatu strategi dalam

21
Tarbiyah, Jurnal Pendidikan dan Keislaman, Vol. XIV No.2 (Juli-Desember 2007), diterbitkan
oleh Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara Medan, h. 216.
pembelajaran. Sebagai strategi, media belajar memilikibanyak fungsi,
sebagaimana diuraikan oleh Asyhar dibawah ini:22
 Media sebagai sumber belajar (belajar adalah proses aktif dan
kontruktif melalui suatu pengalaman dalam memperoleh
informasi)
 Fungsi sumantik (sumantik berkaitan dengan “meaning” atau arti
dari suatu kata istilah, tanda atau simbol)
 Fungsi manulatif (fungsi manulatif adalah kemampuan media
dalam menampilkan kembali suatu benda / peristiwa dengan
berbagai cara, sesuai kondisi, situasi, tujuan dan sasarannya)
 Fungsi fiksatif (fungsi fiksatif adalah fungsi yang berkenaan
dengan kemampuan suatu media untuk menangkap, menyimpan,
menampilkan kembali objek atau kejadian yang sudah lama
terjadi)
 Fungsi distributive (fungsi manifulatif media pembelajran berarti
bahwa dalam sekali penggunaan satu materi, objek atau kejadian,
dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah besar dan dalam
jangka yang sangat luas sehingga dapat meningkatkan efesiensi
baik waktu maupun biaya)
 Fungsi psikologis (dari segi psikologis, media pembelajaran
memiliki beberapa fungsi seperti fungsi atensi, fungsi afektif,
fungsi kognitif, fungsi imajinatif dan fungsi motivasi).

4. Pembelajaran Multimedia
Pembelajaran melalui multimedia adalah pembelajaran yang
didesain dengan menggunakan berbagai media secara bersamaan
seperti teks, gambar (poto), film (video), dan lain sebagainya yang
kesemuanya saling bersinergi untuk mencapai tujuan pembelajran

22
Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran (Jakarta: Gaung Persada,
2011), h. 29.
yang dirumuskan sebelumnya. Menurut Sanjaya ada tiga hal yang
harus kita pahami dalam konsep di atas yaitu:23
a. Pembelajaran melalui multimedia menggunakan bermacam media
seperti teks, gambar (foto), animasi, film (video), audio, dan lain
sebagainya yang digunakan secara bersamaan. Dengan demikian,
dalam satu proses pembelajaran melalui multimedia, siswa belajar
tidak hanya dari satu jenis media saja, akan tetapi dari berbagai
macam media secara bersamaan atau satu kesatuan dirancang
secara utuh.
b. Bermacam-macam media yang yang digunakan, dirancang untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang spesifik dirumuskan
sebelumnya. Artinya, tujuan yang spesifik merupakan fokus dalam
merancang berbagai media yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Setiap media yang akan digunakan berfungsi dan
berkontribusi dalam mencapai tujuan.
c. Pembelajaran melalui multimedia didesain secara khusus. Karena
itulah, pemakaian berbagai macam media bukanlah dilaksanakan
secara kebetulan, akan tetapi dilaksanakan melalui proses
perencanaan, pengembangan dan uji coba terlebih dahulu sebelum
digunakan.

5. Bentuk Multimedia
Dalam pengembangannya multimedia dapat dibagi dua, yakni:
a. Multimedia Linear, multimedia yang bersifat sekuensial atau
berurutan, setiap siswa atau pemakai multimedia ini menggunakan
sesuai dengan urutan setahap demi setahap sesaui dengan
pengemasan materi yang ditentukan. Siswa belajar berdasarkan
bagian-bagian yang didesain semedikian rupa secara berurutan
dengan waktu yang telah ditentukan.

23
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Kecana, 2012)
b. Multimedia pembelajaran aktif yaitu yang tidak bersifat linier,
namun siswa memiliki pilihan sesuai dengan menu yang
ditawarkan.

6. Ragam Media yang Digunakan dalam Multimedia


Multimedia merupakan pengemasan materi pembelajaran dengan
memadukan berbagai ragam media untuk dipelajari siswa sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Terdapat berbagai macam media
yang dapat dipadukan diantaranya teks, suara, gambar dan foto, film
(video), animasi dan simulasi.24
a. Teks
Teks adalah rangkaian tulisan yang tersusun sehingga
memiliki makna sebagai informasi yang hendak disampaikan. Teks
merupakan jenis media yang paling dominan pemakaiannya unsur-
unsur lain dalam internet seperti gambar (foto) termasuk gambar
hidup seperti film dan video. Terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan agar penggunaan teks dapat berfungsi sebagai media
yang menarik dan tidak membosankan, yaitu:
 Perhatikan pemilihan warna teks. Hindari warna-warna teks
yang dapat membuat mata menjadi cepat lelah, misalnya warna
merah menyala.
 Gunakan teks dengan warna yang kontras.warna yang kontras
antara teks dan warna dasar akan membuat teks menjadi jelas.
 Usahakan teks hanya membuat poin penting. Teks yang terlalu
panjang akan membosankan.
 Perhatikan ukuran teks.
b. Suara (Audio)
Suara (audio) merupakan unsur penting yang harus
dipertimbangkan dalam pengembangan multimedia. Ada dua
fungsi pengembangan suara dalam multimedia yakni fungsi
24
Husniyatus S. Zainiyati, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT (Jakarta: Kencana,
2017), h. 178-183.
penjelasan (eksplanation) dan fungsi efek suara (sound efeks).
Fungsi penjelasan adalah fungsi suara berbagai media untuk
menjelaskan materi atau bahan ajar yang hendak disampaikan
malalui media, sedangkan fungsi efek suara (sound efek) bahan
untuk mempercantik penampilan multimedia itu sendiri, misalnya
unsur musik dan efek-efek lainnya, untuk memperkuat pesan.
c. Animasi
Dengan bantuan komputer film animasi menjadi sangat
mudah dan cepat. Oleh karena itu, dengan alasan tertentu dalam
pengembangan multimedia dengan menggunakan komputer, selalu
menampilkan animasi. Dalam pengembangan multimedia peran
animasi dapat berupa bagian yang dapat yang tidak terpisahkan
dari multimedia itu sendiri atau hanya bagian terlengkap dari
program multimedia.
d. Bagan dan Grafik
Fungsi bagan dan multimedia adalah untuk menyajikan ide
atau gagasan yang sulit bila hanya disampaikan melalui teks atau
suara saja. Berbagai jenis bagan dapat disajikan sesuai dengan jenis
dan bentuk informasi yang hendak disajikan misalnya bagan pohon
(tree chart) yang disajikan untuk menggambarkan silsilah. Berbeda
dengan bagan, grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan
titik-titik, garis atau gambar dan simbol-simbol verbal lainnya yang
berfungsi untuk menggambarkan dan secara kuantitatif tentang
perkembangan sesuatu, atau membandingkan suatu objek tertentu.
Macam-macam grafik dapat digunakan misalnya grafik garis (line
graphs), grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik gambar.
7. Mata pelajaran Matematika di Madrasah Ibtidaiyah
a. Pengertian Pembelajaran Matematika
Menurut O.Hamalik pembelajaran merupakan suatu proses
penyampian pengetahuan yang dilaksanakan dengan menuangkan
pengetahuan kepada siswa. Bila pembelajaran dipandang sebagai
suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau
kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Kata
Matematika berasal dari perkataan latin mathematika yang
mulamya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti
mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema
yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata
mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir
sama yaitu mathein atau methenein yang artinya belajar (berpikir).
Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti
ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar).
Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio
(penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil
observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia
yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika
terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara
empiris. Kemudian pengalaman itu diproses dalam dunia rasio,
diolah secara analisis dengan penalaran didalam struktur kognitif
sehingga sampai terbentuk konsep-konsep matematika supaya
konsep yang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan
dapat dimanipulasi secara tepat, maka digunakan bahasa
matematika atau notasi matematika yang bernilai global
(universal). Konsep matematika didapat karena proses berpikir,
karena itu logika adalah dasar terbentuknya matematika.
Pada awalnya cabang matematika yang ditemukan adalah
Aritmatika atau berhitung, Aljabar, Geometri setelah itu ditemukan
Kalkulus, Statistika, Topologi, Aljabar Abstrak, Linear, Himpunan,
Geometri Linear, Analisis Vektor dan lainnya.
Struktur Matematika adalah sebagai berikut:
 Unsur-unsur yang tidak didefinisikan
Misal: titik, garis, lengkungan, bidang, bilangan dan
lainnya.
 Unsur-unsur yang didefinisikan
Misal: sudut, persegi panjang, segitiga, balok lengkungan
tertutup sederhana, bilangan ganjil, pecahan desimal, FPB,
KPK dan lainnya.
 Aksioma dan postulat
Misal: melalui 2 titik sembarang hanya dapat dibuat sebuah
garis, semua sudut siku0siku satu dengan lainnya sama
besar, melalui sebuah titik hanya dapat dibuat sebuah garis
yang tegak lurus ke sebuah garis yang lain, sebuah segitiga
tumpul hanya mempunyai sebuah sudut yang lebih besar
dari 90 derajat.
b. Tujuan pembelajaran Matematika
 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma,
secara luwes, akurat, efesien dan tepat dalam pemecahan
masalah.
 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan.
 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang
diperoleh.
 Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram
atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan
minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.

8. Hubungan Multimedia dan Hasil Belajar


Inovasi mempunyai arti membuat perubahan atau memperkenalkan
sesuatu yang baru, yang bersifat lebih kuantitatif dari sebelumnya,
sedangkan kualitatif dimaksud adalah adanya suatu pembaharuan dan
pengaturan kembali dalam hal yang mendapat inovasi tersebut. Dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, guru memfasilitasi siswa
secara formal dalam pelaksanaan pembelajaran secara efesien dan
efektif. Pada dasarnya setiap orang belajar, namun belajar yang
bagaimana yang efektif dan efisien sehingga ada beberapa
keterampilan belajar siswa yang dilatihkan oleh guru menurut
Daryanto (2010, 58) yaitu :
 Keterampilan dalam memperoleh pengetahuan
 Keterampilan dalam pengembangan jati diri
 Keterampilan dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu
 Keterampilan untuk bertahan hidup berdampingan dengan sesama
secara harmonis
 Keterampilan cara belajar yang baik

Melatih cara belajar yang baik, banyak model dan alat bantu yang
digunakan dalam proses pembelajaran itu sendiri, sehingga nantinya
dapat menuntun siswa dapat melakukan belajar sendiri melalui media
pembelajaran apa saja, misalnya Internet (ICT), Multimedia, TV edukasi,
pengamatan lingkungan dan sebagainya. Terlepas dari model apapun,
selama hal itu mendukung bagi pelaksanaan pembelajaran semuanya
adalah baik dalam artian membantu mempercepat pemahaman kepada
siswa tentang objek yang sedang dipelajari.

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat


penting adalah metode dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling
berkaitan, pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih
ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan media.
Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan
belajar yang ditata dan diciptakan guru (Arsyad, 2010: 15).

H. Rancangan Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, bertujuan untuk
mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap subjek penelitian.
Penelitian eksperimen dapat dilakukan untuk mengetahui hubungan
sebab-akibat dari dilakukannya perlakuan. Penelitian dengan
pendekatan eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan
sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti
(Suharsimi Arikunto, 2011: 9).
Pada penelitian ini termasuk eksperimen semu (quasi
experimental), karena pada desain tersebut mempunyai kelompok
kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Menurut
Hadjar (1996: 334) bahwa pada dasarnya kerangka desain penelitian
ini sama dengan desain penelitian eksperimen sejati pre test-post test,
hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol bisa dipilih secara random. Menurut Sugiyono bahwa Quasi
Eksperimen digambarkan sebagai berikut:25

O1 X O2
…………………
O3 O4
Gambar 1.2 Desain Eksperimen
Keterangan :
X : Perlakuan media belajar berbasis multimedia
O1 : Pre-test sebelum diberi perlakuan pada kelompok eksperimen
O2 : Post-test setelah diberi perlakuan pada kelompok eksperimen
O3 : Pre-test pada kelompok kontrol
O4 : Post-test pada kelompok kontrol
25
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2017), h. 116.
Berdasarkan gambar 1.2 di atas, mengilustrasikan bahwa desain
ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Pelaksanaan pretest yang dilakukan sebelum melakukan
perlakuan, baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol (O1, O3) dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan
perubahan. Pemberian posttest pada akhir perlakuan akan
menunjukkan seberapa jauh akibat dari perlakuan. Hal ini dilakukan
dengan cara melihat perbedaan nilai (O 2- O4) sedangkan pada
kelompok kontrol tidak diperlakukan apapun.
Lokasi penelitian ini adalah di MIN 2 GOWA yang berada di
Jalan Pendidikan, Kelurahan Panakkukang, Kecamatan Pallangga,
Kabupaten Gowa.
2. Desain Penelitian
Eksperimen semu (quasi experimental) mempunyai tiga bentuk
desain.Yang pertama adalah Posttest Only Non Equivalent Kontrol
Group Design. Desain penelitian ini terdiri dari satu atau beberapa
kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Kelompok yang
digunakan merupakan intact group dandependent variable diukur satu
kali, yaitu setelah perlakuan (treatment) eksperimen diberikan.Yang
kedua adalah Pretest-Posttest Non Equivalent Kontrol Group Design.
Desain ini dibedakan dengan adanya pre-test sebelum perlakuan
(treatment) diberikan. Karena adanya pre-test, maka pada desain
penelitian tingkat kesetaraan kelompok turut diperhitungkan. Dan yang
ketiga adalah Time-Series Design. Desain time-series sebagai kuasi
eksperimen memiliki ciri adanya pengukuran yang berulang-ulang,
baik sebelum maupun sesudah perlakuan (treatment) terhadap satu atau
beberapa intact group. Dalam penelitian ini menggunakan desain
Pretest-Posttest Non Equivalent Kontrol Group Design. Dalam
penelitian ini digunakan pre-test dan post-test untuk mengukur
kemampuan awal dan akhir siswa.
3. Populasi dan Sampel
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V
MIN 2 GOWA dengan jumlah 30 siswa.
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi data pada
penelitian. Sugiyono mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Artinya
sampel merupakan bagian dari populasi. Penulis menentukan sampel
pada penelitian ini menggunakan teknik random sampling.
Berdasarkan data populasi sebanyak dua kelas dengan jumlah 30
siswa, penulis mengambil sampel seluruh kelas V MIN 2 GOWA
dengan jumlah 30 siswa, yang terbagi menjadi kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kelas V.
4. Definisi Operasional Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
mengenai hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam
penelitian ini, peneliti melibatkan 1 variabel yaitu variabel independen
(bebas) dan 2 variabel dependen (terikat). Variabel independen (bebas)
dalam penelitian ini yaitu media pembelajaran berbasis multimedia
yang digunakan dalam pembelajaran matematika. Kelompok
eksperimen diberikan pembelajaran menggunakan media, sedangkan
kelompok kontrol diberikan pembelajaran tanpa menggunakan media.
Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah minat dan hasil
belajar siswa kelas V MIN 2 GOWA.
Minat belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
kecenderungan hati atau ketertarikan yang lebih untuk mempelajari
matematika untuk mendapatkan informasi, pengetahuan,
kecakapannya melalui usaha dan pengalaman. Untuk mengukur
tingkat minat belajar matematika siswa, peneliti memberikan kuesioner
minat yang diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan kontrol yang
disusun berdasarkan indikator minat belajar. Indikator minat belajar
yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perasaan senang
b. Ketertarikan untuk belajar
c. Menunjukkan perhatian saat belajar
d. Keterlibatan dalam belajar

Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil


dari serangkaian proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
bersama siswanya. Hasil belajar yang dipahami secara luas adalah
bahwa disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya.

Dalam penelitian ini, kemampuan yang diukur setelah menerima


pengalaman belajar adalah kemampuan kognitif setelah kelas X MIA
belajar matematika wajib dengan materi fungsi. Untuk mengetahui
kemampuan kognitif tersebut peneliti melakukan tes dengan bentuk tes
uraian.

5. Teknik Pengumpulan Data


Sesuai dengan data yang akan dikumpulkan yakni data minat dan
data hasil belajar siswa, maka peneliti harus menentukan teknik
pengumpulan data yang tepat untuk kedua data tersebut. Berikut teknik
pengumpulan data yang peneliti pilih yaitu:
a. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara menyodorkan seperangkat pernyataan tertulis kepada
responden untuk selanjutnya dijawab.26 Kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
tentang aspek-aspek atau karakteristik yang melekat pada
26
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 199.
responden.27 Kuesioner dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengukur variabel minat belajar siswa. Kuesioner yang akan
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data tentang minat
belajar siswa adalah kuesioner yang bersifat tertutup, dijawab
langsung dan berbentuk check list.
Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk
melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data
kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus memiliki
skala.28 Skala untuk kuesioner menggunakan skala sikap.29 Skala
sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek
tertentu.30
Penelitian ini akan menggunakan kuesioner minat belajar
matematika yang dikembangkan sendiri dan telah divaliditasi dan
di uji reliabilitasnya. Kuesioner menggunakan skala Likert dan
disusun berdasarkan indikator minat belajar. Teknik pengumpulan
data dengan kuesioner ini dilakukan dua kali. Kuesioner yang
pertama akan diberikan kepada dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui tingkat minat
belajar awal mereka. Kuesioner kedua akan diberikan kepada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mendapatkan
data minat belajar siswa setelah dilakukan perlakuan yang berbeda
oleh peneliti.
b. Tes
Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab,
harus ditanggapi oleh orang yang dites. 31 Alat penilaian tes terbagi

27
Hartono, Analisis Item Instrumen (Cet. I; Pekanbaru Riau: Zanafa Publishing, 2015), h. 83.
28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 133.
29
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Cet. XII; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 77.
30
ana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, h. 80.
31
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran (Cet. I; Yogyakarta: Multi Pressindo, 2012
), h. 67.
menjadi 3 macam yaitu tes tertulis, tes lisan dan tes keterampilan.
Bentuk tes tertulis terdiri atas bentuk objektif dan bentuk uraian.
Bentuk uraian meliputi uraian terbatas dan uraian bebas. Penelitian
ini menggunakan tes dalam bentuk uraian. Peneliti membuat
alternatif kunci pokok jawaban yang mungkin dijawab siswa untuk
setiap soalnya agar data hasil belajar pada ranah kognitif yang
didapat bisa mengukur hasil belajar yang memang seharusnya
diukur. Cara pengumpulan data dengan tes ini akan digunakan
sebelum dan setelah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
diberikan perlakuan yang berbeda.
c. Observasi
Observasi adalah suatu teknik atau cara pengumpulan data
dengan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung.32 Cara yang paling bagus untuk menggunakan metode
observasi yaitu melengkapinya dengan format pengamatan sebagai
instrumen. Format tersebut yang disusun berisi item-item tentang
kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. 33
Metode ini digunakan dalam penelitian bertujuan untuk
mengamati secara langsung pembelajaran matematika di dalam
kelas yang menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia
dengan kelas yang tidak menggunakan media pembelajaran
berbasis multimedia.
d. Dokumentasi
Cara pengumpulan data ini dengan mengambil data siswa
yang terdapat di MIN 2 GOWA. Data yang dimaksud berupa nilai
ujian semester genap Matematika kelas V tahun ajaran 2016/2017
dan nilai ujian semester ganjil Matematika kelas V tahun ajaran
2017/2018 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

32
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), h. 57.
33
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Cet. XIII; Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 272.
6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam
pengumpulan data atau informasi yang digunakan untuk menjawab
rumusan masalah penelitian.34 Penulis membutuhkan beberapa
instrumen penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa lembar
kuesioner, lembar butir-butir soal dan pedoman observasi.
a. Lembar kuesioner
Lembar kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data
tentang minat belajar matematika. Lembar kuesioner diberikan dua
kali, yaitu sebelum melakukan perlakuan yang berbeda kepada
kedua kelompok dan setelah dilakukan perlakuan yang berbeda.
Jumlah butir pernyataan yang harus ditanggapi oleh siswa adalah
20 item.
b. Lembar Butir Soal
Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini berupa
butir-butir soal uraian. Tes diberikan dua kali yaitu saat pretest
dan posttest. Pretest dilakukan untuk memperoleh data hasil
belajar peserta didik di antara dua kelompok sebelum mereka
diberi perlakuan yang berbeda. Jumlah soal pada pretest adalah 4
butir soal. Posttest dilakukan untuk memperoleh data hasil belajar
peserta didik di antara dua kelompok setelah mereka diberi
perlakuan yang berbeda. Jumlah soal pada pretest adalah 6 butir
soal.
Soal yang baik adalah yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa
untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya, soal yang
terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar
jangkauannya. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya

34
Hartono, Analisis Item Instrumen, h. 74.
suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya
indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 0,1. Indeks kesukaran
ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks
kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar.
c. Pedoman Observasi
Pedoman observasi ini digunakan untuk mengamati
keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan
diamati oleh dua orang pengamat.
7. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Penggunaan instrumen yang valid dan realibel dalam
pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi
valid dan realibel.35 Instrumen sebelum digunakan untuk
mengumpulkan data harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih
dahulu. Jika instrumen dikatakan tidak valid atau tidak reliabel, maka
instrumen akan diperbaiki, hingga instrumen tersebut dapat dikatakan
valid dan reliabel. Berikut penjelasan lebih lanjut terkait validitas dan
reliabilitas.
a. Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan
validitas eksternal.36 Validitas internal instrumen yang berupa test
harus memenuhi construct validity (validitas konstruksi) dan
content validity (validitas isi). Sedangkan untuk instrumen yang
nontest yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi
validitas konstruksi (construct).
Untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan
pendapat dari ahli (judgment experts). Para ahli diminta
pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Jumlah

35
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 173.
36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 174
tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya
mereka yang telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang
diteliti. Setelah pengujian konstak dari ahli dan berdasarkan
pengalaman empiris di lapangan selesai, maka diteruskan dengan
uji coba instrumen.
Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas
konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan
mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan
mengkorelasikan skor faktor dengan skor total.
b. Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama.
Reliabilitas instrumen mengarah pada kekonsistenan hasil
pengambilan data jika instrumen tersebut digunakan oleh orang
atau kelompok orang yang sama dalam waktu yang berlainan
atau kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok
orang yang berbeda dalam waktu yang sama atau dalam
waktu yang berlainan.37
8. Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian yaitu data minat belajar dan hasil belajar
Matematika siswa kelas V MIN 2 GOWA. Data minat dan hasil belajar
tersebut dikumpulkan pada awal penelitian dan pada akhir penelitian.
a. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah suatu teknik pengolahan data
yang tujuannya untuk menggambarkan kelompok data tanpa
membuat atau menarik kesimpulan atas populasi yang diamati. 38
Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan data tentang minat

37
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Cet. XXV; Jakarta: Rajawali Press, 2014), h. 58
38
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan (Cet. II;
Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 107
belajar dan hasil belajar siswa sebelum dan setelah kedua kelas
dilakukan sebuah perlakuan yang berbeda.
b. Analisis Statistik Inferensial
Statistik inferensial adalah teknik statistika di mana
pembuatan keputusan tentang populasi yang diteliti berdasarkan
kepada data yang diperoleh dari sampel.39 Statistik inferensial ini
digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat.
Statistik inferensial terbagi menjadi statistik parametris
dan nonparametris. Statistik parametris digunakan untuk
menganalisis data interval dan rasio, jumlah sampel besar, serta
berlandaskan pada ketentuan bahwa data yang akan dianalisis
berdistribusi normal. Sedangkan statistik nonparametris
digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk nominal dan
ordinal, jumlah sampel kecil, dan tidak harus berdistribusi normal.

39
Sukardi, Evaluasi Pendidikan (Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 154

Anda mungkin juga menyukai