Anda di halaman 1dari 22

Miniriset

PROBLEMATIKA GURU DALAM MENERAPKAN MEDIA VISUAL


PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI SMK.

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 9

Nama : Anggrik Anggini Zebua (222106052)

Opianus Zendrato (222106032)

Syukur Eli Gulo (222106042)

Yatatema Lahagu (222106048)

Prodi : PPKn

Semester : III (Tiga)

Mata Kuliah : Media pembelajaran

Dosen Pengampu

Berkat Persada Lase S.Pd., M.Pd

UNIVERSITAS NIAS

FAKULATAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

T.A 2023/2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ii

ABSTRAK iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 2
B. Rumusan masalah 2
C. Tujuan dan manfaat 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA 3
BAB III METODE PELAKSANAAN 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 11
A. Problematika dalam menerapkan media pembelajaran 11
B. Usaha Guru dalam Mengatasi Permasalahan Media Pembelajaran
11
B. Kemampuan merancang media video pembelajaran 12
B. Peralatan produksi yang digunakan dalatu merancang media video
13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 14
DAFTAR PUSTAKA

ii
ABSTARK

Pembelajaran tematik, sebagai pendekatan yang menekankan integrasi


antar-mata pelajaran, telah menjadi pendekatan yang populer dalam sistem
pendidikan. Salah satu elemen kunci dalam pembelajaran tematik adalah
penggunaan media visual untuk mendukung pemahaman konsep dan memotivasi
siswa. Namun, implementasi media visual dalam konteks pembelajaran tematik
dihadapkan pada sejumlah problematika yang perlu diatasi oleh para guru.

Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat,


pemahaman cara belajar, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain
sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut
menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan
pendidikan dan pembelajaran. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin mendorong upaya -upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil
teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-
alat yang dapat disediakan oleh pihak sekolah, dan tidak menutup kemungkinan
bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Pemanfaatan media pembelajaran juga merupakan suatu keharusan bagi setiap
guru sehingga membantu dalam memperjelas materi pembelajaran dan
membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajar. Namun pada
kenyataannya masih banyak guru yang belum mampu untuk memanfaatkan media
pembelajaran, guru juga kurang inovatif dan kreatif dalam pemanfaatan media
pembelajaran artinya guru belum bisa bekerja dalam menggunakan media
pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki problematika yang dihadapi


oleh guru dalam menerapkan media visual dalam pembelajaran tematik di
sekolah. Beberapa tantangan utama melibatkan keterbatasan sumber daya,
kurangnya pelatihan yang memadai, dan hambatan teknis. Keterbatasan sumber
daya mencakup ketersediaan perangkat dan materi visual yang sesuai dengan
kurikulum tematik. Kurangnya pelatihan membuat beberapa guru merasa kurang

iii
percaya diri dalam mengintegrasikan media visual secara efektif ke dalam
pembelajaran mereka. Selain itu, hambatan teknis seperti koneksi internet yang
tidak stabil dan keterbatasan aksesibilitas teknologi juga menjadi hambatan dalam
menerapkan media visual. Penelitian ini menggunakan metode campuran,
termasuk survei dan wawancara dengan guru-guru yang terlibat dalam
pembelajaran tematik di sekolah. Temuan penelitian ini diharapkan dapat
memberikan wawasan mendalam tentang problematika yang dihadapi oleh guru,
sehingga dapat diambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan
implementasi media visual dalam pembelajaran tematik. Implikasi praktis dari
penelitian ini melibatkan pengembangan pelatihan yang lebih baik, peningkatan
aksesibilitas teknologi, dan kerjasama antar-guru untuk berbagi pengalaman dan
sumber daya. Dengan mengatasi problematika ini, diharapkan guru dapat lebih
efektif menggunakan media visual untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
tematik di sekolah.

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkembangan global saat ini menuntut dunia pendidikan untuk selalu


mengubah konsep berpikirnya. Masa depan yang kian tidak menentu dengan
berbagai tantangan yang akan dihadapi oleh umat manusia memiliki implikasi
yang sangat luas dan mendalam terhadap berbagai macam rancangan pengajaran
dan tehnik pembelajaran. Hal ini tidak hanya terkait dengan kewajiban moral
seorang guru untuk mendorong dan memotivasi peserta didik agar belajar
pengetahuan dan keterampilan yang signifikan, tetapi juga terkait dengan tugas
guru untuk memicu dan memacu peserta didik agar bersifat inovatif , menjadi
lebih kreatif, adaptif dan fleksibel dalam menghadapi kehidupannya sehari-hari.
Hal ini membawa konsekuensi bagi guru, untuk mampu menjadi model mental,
suatu suri teladan tentang bagaimana untuk menjadi inovatif, kreatif, adaptif dan
fleksibel. Pada gilirannya tentu saja para guru akan menjadi semakin menyadari
bahwa model, metode dan strategi pembelajaran yang konvesional tidak akan
cukup untuk membantu peserta didik dalam memahami materi dalam
pembelajaran yang diajarkan. Guru sendiri dituntut untuk inovatif, adaptif dan
kreatif, serta mampu membawa suasana pembelajaran yang menyenangkan ke
dalam kelas dan lingkungan pembelajaran, dimana terjadi interaksi belajar
mengajar yang intensif dan berlangsung dari banyak arah ( multiways and joyful
learning ).

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 tentang


Guru dan Dosen ( Pasal 8 dan Pasal 9 ) disebutkan bahwa guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

v
Kompetensi guru tersebut meliputi kompetensi pendagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Dari beberapa kompetensi di atas, kompetensi yang perlu dimiliki


pendidik diantaranya mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang
pengembangan yang diampu, untuk pendagogik. Serta mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif dan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri untuk kompetensi
profesional. Kewajiban-kewajiban itu menuntut pendidik mampu
membuat/memilih media dan sumber pembelajaran yang inovatif sesuai materi,
kurikulum, perkembangan peserta didik serta perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam


proses belajar mengajar dewasa ini, disamping juga elemen lain seperti model,
metode, bahan ajar, dan sebagainya. Penggunaan media dalam proses
pembelajaran di dalam kelas merupakan suatu keharusan bagi setiap guru.
Pentingnya penggunaan media dalam proses pembelajaran di dalam kelas telah
dikemukakan banyak ahli. Hamalik (dalam Arsyad Azhar, 2013) mengemukakan
bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap peserta didik. Selain membangkitkan motivasi dan minat peserta didik,
media pembelajaran juga dapat membantu peserta didik meningkatkan
pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan
penafsiran data, dan memadatkan informasi.

B. Rumusan masalah

1. Apa saja problematika yang di alami guru dalam penerapan media


pembelajaran tematik di sekolah ?
2. Bagaimana usaha guru mengatasi permasalahan media pembelajaran ?
3. Bagaimana penerapan media pembelajaran audio visual di sekolah

vi
C. Tujuan dan manfaat

1. Mengetahui problematika dalam penerapan media pembelajaran.


2. Mengetahui bagaimana usaha guru dalam mengatasi permasalahan
tersebut.
3. Mengetahui cara penerapan media pembelajaran audio visual.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Guru

Guru adalah seorang yang berprofesi di bidang pendidikan yang mendidik,


mengarahkan, membimbing, melatih, dan menilai peserta AU didiknya dalam
menguasai dan memahami ilmu pengetahuan. Guru. merupakan seorang pendidik
yang sangat berperan penting dalam dunia pendidikan, dimana guru sebagai
pendidik, pembimbing, teladan, pengajar, fasilitator dan motivator bagi para
siswanya.

Menurut pernyataan Hamid (2017: 275), guru adalah semua orang yang
mempunyai wewenang serta mempunyai tanggung jawab untuk membimbing
serta membina murid. Berdasarkan pendapat tersebut dapat kita ketahui
bahwasannya peran guru sangat penting didalam mendidik siswa-siswanya dan
bertanggung jawab atas pencapaian yang diperoleh oleh siswa.

Pendidikan merupakan hak dasar manusia yang sekaligus merupakan


kebutuhan setiap individa maupun kelompok yang dimana tidak adanya
pengecualian. Artinya setiap man asia mempunyai hak untuk mendapatkan
layanan pendidikan yang buruhkannya. Dan pendidikan merupakan proses tiada
benti dan berlangsung seumur hidup atau pendidikan sepanjang hayat.

Sebagai seorang guru dalam menjalankan profesinya tentu memiliki tugas-


togas yang harus dilakukan dalam menanamkan nilai dan ilmu pengetahuan pada

vii
peserta didik. Usman (dalam Musfah2014: 52-53) menjelaskan tugas-tugas guru
sebagai berikut:

1. Mendidik Berarti menanamkan, meneruskan. Dan mengembangkan, nilai-


nilai hidup kepada anak didik (nilai-nilaiagama dan budaya)
2. Melatih beraru menibekali anak didik agar memilika keterampilansebagai
bekal dalam kehidupannya.
3. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmupengetahuan dan
teknologi.

Menurut Abu Bakar (dalam musfah, 2014: 53-55), ada beberapa peran
guru dalam menjalankan tuganya, yaitu guru sebagai perancang pembelajaran,
guru sebagai pengelola pembelajaran, guru sebagai pengarah pembelajaran, guru
sebagai pelaksana kurikulum dan guru sebagai evaluator.

a) Guru sebagai perancang pembelajaran


Guru merancang dan mempersiapkan komponen-komponen
pembelajaran agar terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan
efesien TAS ISLAM RIAU
b) Guru sebagai pengelola pembelajaran
Guru dapat mengelola pembelajaran seperti dalam pengelolaan
kelas yang berguna untuk menciptakan suasana belajar yang dapat
membuat siswa nyaman dan menjaga kelas selalu kondusif.
c) Guru sebagai pengarah pembelajaran
Guru mengarahkan dan membimbing jalannya suatu proses
pembelajaran agar ilmu pengetahuan yang disampaikan lebih KANBARU
tearah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
d) Guru sebagai pelaksana kurikulum
Guru menerapkan kurikulum dalam melaksakan tugas sebagai
seorang pendidik, tidak hanya menerapkan guru juga dapat menentukan
dan menyeimbangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan serta karakter
yang dimiliki siswa dan lingkungan terjadinya proses pembelajaran.
e) Guru sebagai evaluator

viii
Guru sebagai evaluator yaitu guru mengumpulkan data nilai peserta
didik sesuai dengan hasil dan keberhasilan yang telah dicapai selama
terjadinya proses pembelajaran berlangsung.

B. Media

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius bentuk jamak dari
medium yang memilik arti perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab media
diterjemahkan wasaala, yang berarti pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Pernyataan tersebut mengartikan media adalah alat bantu dalam
proses belajar mengajar.

Media pembelajaran merupakan komponen yang berperan sangat penting


dalam proses pembelajaran. Bahkan dalam bidang teknologi pendidikan, media
pembelajaran menjadi peran atau fungsi utama dalam proses terjadinya
penyampaian materi dari pendidik agar dapat dipahami oleh peserta didik.

Menurut pernyataan Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2017: 3) RIAU


apabila dipahami secara garis besar, maka media adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dengan adanya media
pembelajaran menjadikan aktivitas belajar lebih menarik sehingga meningkatkan
motivasi belajar pada diri peserta didik, karena didalam media pembelajaran
sudah memuat informasi dan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik.

Gagne (dalam Sadiman dkk, 2014: 6) menyatakan bahwa media adalah


berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yag dapat merangsangnya
untuk belajar. Sementara itu Briggs (dalam Sadiman dkk, 2014: 6) berpendapat
bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta

ix
merangsang siswa untuk belajar buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-
contohnya.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan media pembelajaran


adalah sebuah komponen yang dapat memberikan banyak pengaruh terhadap
proses pencapaian tujuan pembelajaran, dimana media pembelajaran dapat
menyajikan materi, pesan dan pengetahuan di dalam nya sehingga mempengaruhi
siswa untuk semangat belajar.

Pada dasarnya semua media dikelompokan kedalam empat macam, yaitu


media visual, media audio, media audio-visual, dan multimedia. Berikut deskripsi
tentang beberapa jenis-jenis media pembelajaran:

a) Media visual
Media visual merupakan media yang hanya melibatkan indera
penglihat dari peserta didik, dimana pengalaman belajar yang sangat
mengandalkan kemampuan penglihatan peserta didik. Contoh dari media
visual diantaranya media cetak, model dan propeti, media realitas.
b) Media audio
Media audio merupakan media yang menyampaikan pengetahuan
dan informasi berupa suara dengan hanya melibatkan indera pendengar.
Media audio sangat tepat digunakan pada pembelajaran kemampuan
berbahasa dan seni. Contoh media audio diantanya radio, CD player, dan
tape recorder.
c) Media audio-visual
Media audio visual adalah media yang melibatkan antara indera
penglihat dan indera pendengar, dimana media ini mampu menyajikan dan
menayangkan cuplikan gambar bergerak yang juga dapat didengarkan.
Kata lain dari media ini adalah media video yang dimana dapat
memperlihatkan cuplikan objek secara nyata.
d) Media multimedia
Media multimedia adalah media dengan perkembangan teknologi
dimana media ini dapat menampilkan pengetahuan dan informasi dalam

x
bentuk gabungan diantara teks, video, audio, grafis dan. animasi secara
bersamaan.

Menurut Levie dan Lentz (dalam Kustandi & Darmawan, 2020:16) ada
empat fungsi media pembelajan, dan khususnya untuk media visual, diantaranya
yaitu:

1) Fungsi atensi
Media pembelajaran berfungsi untuk memfokuskan perhatian siswa
dan berkonsentrasi pada materi pembelajaran. Dengan adanya media
pembelajaran tersebut yang awalnya siswa merasa pelajaran tidak menarik
menjadi pembelajaran yang menarik.
2) Fungsi afektif
Dengan adanya media pembelajaran dapat menggugah motivasi
belajar siswa untuk menikmati belajar dengan menggunakan media
khususnya media gambar. Adanya perpaduan teks dan gambar dapat
menambah semangat siswa untuk mempelajari materi.
3) Fungsi kognitif
Media pembelajaran memberikan kelancaran siswa dalam
memahami dan mengingat informasi yang terdapat pada gambar. Fungsi
ini melibatkan memori siswa baik itu dalam waktu jangka pendek maupun
jangka panjang.
4) Fungsi kompensatoris
Dengan adanya media pembelajaran dapat membantu siswa yang
lemah dan lambat menerima materi untuk mengorganisasikan informasi
pada teks dan mengingatnya kembali.

C. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian pembelajaran tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran dengan pendekatan yang


menghubungkan beberapa topik dalam beberapa mata pelajaran yang
dikembangkan menjadi satu kesatuan yang kemudian tersusun dalam satu topik

xi
pembelajaran. Menurut Poerwadarminta (dalam Rusman, 2015; 140) dalam
pelaksanaannya, pembelajaran tematik terpadu ini bertolak dari suatu tema yang
dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan memperhatikan
keterkaitannya dengan isi mata pelajaran.

Menurut Effendi (dalam Wahyuni dkk, 2016: 129) Pembelajaran tematik


adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Dengan adanya bantuan media pada pembelajaran tematik, memudahkan guru
dalam menyampaikan materi dan mempermudah siswa dalam memahami
materinya,

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwasannya, didalam


pembelajaran tematik semua mata pelajaran pada sekolah dasar sudah terpadu
dalam satu muatan yang saling berkaitan sesuai dengan tema-tema pembelajaran.
Adanya pembelajaran tematik dapat memudahkan siswa dalam mempelajari
materi, sehingga siswa tidak lagi kebingungan dalam memisahkan materi sesuai
dengan mata pelajaran, dengan adanya pembelajaran tematik dapat mengurangi
terjadinya tumpah tindih pada materi pembelajaran sehingga setiap materi saling
berhungan dan dapat memudahkan siswa dalam memahami semua materi dengan
secara utuh.

2. Landasan pembelajaran tematik

Dalam pembelajaran tematik di butuhkan landasan yang kuat pada saat


merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses yang di sertai dengan hasil.
Landasan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut :

a) Landasan filosofis Pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga


aliran filsafat diantaranya:
─ Aliran progresivisme.memandang proses pembelajaran perlu
ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah
kegiatan, suara yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman
siswa.

xii
─ Aliran konstruktivisme, melihat pengalaman langsung siswa (direct
experience) sebagai kunci dalam pembelajaran. Manusia membangun
wawasan mereka melalui koneksi dengan objek. fenomea, pertemuan,
dan keadaan mereka saat ini. EKANBARU
b) Landasan psikologis
Pembelajaran tematik sebagian besar terkait dengan penelitian
psikologis tentang peningkatan siswa dan penelitian psikologis tentang
pembelajaran. Ilmu psikologis diperlukan terutama dalam menentukan
topik/materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa sehingga
tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap peningkatan
siswa.
c) Landasan yuridis
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa "setiap siswa pada satuan Pendidikan
berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai bakat, minat, dan
kemampuannya".
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai model pembelajaran disekolah pembelajaran tematik memiliki


karakteristik yang mendukung dalam setiap pembelajaran. Menurut Rusman
(2015: 146-147) karakteristik media pendidikan sebagai berikut:

a) Berpusat pada siswa


Dengan adanya pembelajaran tematik yang dimana siswa sebagai
subjek dan guru hanya berperan sebagai fasilitator.
b) Memberikan pengalaman langsung pada anak
Dengan adanya pemberian pengalaman langsung kepada anak
dapat menghadapkan siswa pada sesuatu yang nyata atau konkret
c) Pemisahan muatan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik muatan-muatan mata pembelajaran
telah disusun dengan saling berkaitan antara satu dan yang lainnya,
sehingga pemisahan muatan Pelajaran tidak begitu jelas.

xiii
BAB III

METODE PELAKSANAAN

Dalam pengerjaan mini riset di dalam kelompok kami kami menggunakan


metode kualitatif dalam bentuk melakukan wawancara kepada narasumber.
Metode kualitatif adalah pendekatan penelitian yang bertujuan untuk memahami
dan menjelaskan fenomena sosial atau perilaku manusia melalui analisis deskriptif
dan interpretatif. Metode ini fokus pada pemahaman mendalam tentang konteks,
makna, dan hubungan antara berbagai variabel. dimana kami memberikan
beberapa pertanyaan kepada narasumber untuk menggali informasi yang inigin
kami ketahui.

a. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di SMA NEGERI 1 Mandrehe pada
hari kamis 26 oktober 2023.

xiv
b. Subjek Penelitian siub Subjek pada penelitian ini adalah guru dan siswa
SMA NEGERI 1Mandrehe. Sampel pada penelitian ini adalah siswa dan
guru .

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Problematika dalam menerapkan Media Pembelajaran

Problem yang dihadapi guru SMA N 1 Mandrehe dalam menggunakan


media pembelajaran umumnya terkait dengan penerapannya dalam pembelajaran.
Dimana masih banyak guru yang terkendala karena keterbatasan keterampilan
dalam menggunakan media pembelajaran terutama keterampilan dalam
mengoperasikan media yang berbasis IT. Permasalahan lainnya yang berhubungan
dengan penerapan media pembelajaran berbasis IT ini adalah keterbatasan sarana
dan prasarana. Dalam menerapkan media pembelajaran berbasis IT ini, sarana dan
prasarana memang merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh. Tanpa
sarana dan prasarana yang memadai, maka akan banyak menghadapi kendala.

xv
Selain itu, sarana dan prasarana tersebut tidak hanya yang berkaitan dengan guru,
namun juga yang berkaitan dengan peserta didik. Dengan kata lain, baik guru
ataupun peserta didik haruslah sama-sama memiliki sarana yang bersangkutan.

B. Usaha Guru dalam Mengatasi Permasalahan Media Pembelajaran

Dalam merancang dan menggunakan media pembelajaran, guru SMA N 1


Mandrehe banyak menemui beberapa kendala. dalam mengatasi berbagai macam
permasalahan tersebut, setiap guru dapat melakukan beberapastrategi atau usaha
antara lain :

1. Memanfaatkan media pembelajaran yang sudah tersedia, untuk mengatasi


permasalahan dalam merancang media, khsusnya media berbasis IT, maka
memanfaatkan media yang sudah tersedia merupakan cara yang dapat
digunakan untuk mengatasi masalah dalam menerapkan media
pembelajaran.
2. Menggunakan media sederhana. Masih untuk mengatasi permasalahan
media pembelajaran berbasis IT, yakni karena terkendala keterampilan
dalam mengoperasikannya, maka menggunakan media sederhana adalah
salah satu alternatif yang dapat diterapkan oleh guru. Media-media
sederhana yang dimaksudkan adalah media yang tidak berhubungan
dengan IT seperti Lembar Kerja Siswa atau LKS, gambar, buku, atlas, dan
sebagainya.
3. Kelajar secara mandiri dimana belajar mandiri berarti belajar secara
berinisiatif, dengan ataupun tanpa bantuan orang lain, dalam belajar.
4. Mengikuti pelatihan, seminar, dan workshop. Dalam rangka membekali
diri dengan pengetahuan dan keterampilan di bidang media pembelajaran.

C. Kemampuan di dalam merancang media video pembelajaran.

Media video pembelajaran merupakan salah satu alat pembelajaran yang


dapat membantu guru di dalam proses penyampaian materi kepada siswa. Hal ini
senada dengan pendapat Kostandi (dalam Kurniawan, 2016: 23) mengungkapkan

xvi
beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran diantaranya yaitu media
pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar serta meningkatkan proses dan hasil belajar siswa, Media
pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan pertimbangan siswa dengan
tujuan dapat mendorong inspirasi belajar.

Untuk dapat menggunakan media video di dalam proses pembelajaran


guru harus besa merancang sebuah media video pembelajaran. Sejalan dengan
pendapat Abu Bakar (dalam musfah, 2014: CKANBAR 53-55), ada beberapa
peran guru dalam menjalankan tugasnya, yaitu gura sebagai perancang
pembelajaran, guru sebagai pengelola pembelajaran, guru sebagai pengarah
pembelajaran, guru sebagai pelaksana kurikulum dan guru sebagai evalumor.

Dari hasil penelitian problematika yang dialami kebanyakan garu yaitu


kemampuan guru di dalam merancang media video pembelajaran. Diantaranya
kemampuan guru yang belum maksimal dan masih terbata bata dalam penggunaan
alat seknologi yang disebabkan oleh keterlambatan guru untuk mempelajari alat
teknologi sehingga lamban untuk memahami penggunaan teknologi, dan kendala
dalam menyesuaikan wakta untuk merancang media video pembelajaran. Dengan
problematika tersebut satu orang dari empat guru menggunakan media video yang
berasal dari youtube.

D. Peralatan produksi yang digunakan dalatu merancang media video

Dalam merancang sebaah media video guru harus menginyai peralatan


produksi yang dapat digunakan. Pada umumnya untuk dapat R membuat sebuah
video diperlukannya peralatan seperti, kamera, mikrofon, kaset video, tripot dan
alat perekam. Sejalan dengan pendapat Pribadi (2019: 150) menyatahkan bahwa
ada beberapa syarat yang harus dimiliki agar mampu dalam melakukan
perancangan video yaitu:

1. Mempunyai sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam


merancang program video
2. Mempunyai peralatan produksi program video yang memadas,

xvii
3. Mempunyai navikah yang siap untuk diproduksi,

Dalam proses merancang media video, yang kemudian guru mencari


beberapa alat lainnya sebagai alat pendukung dalam bentuk aplikasi yang bisa
didapatkan melalui Google Play Store. Aplikasi aplikasi tersebut diantara lain:
KineMaster dan Xrecorder yang merupakan aplikasi untuk membuat dan
merancang videa, Microsoft PowerPoint untuk menyusun materi kedalam
bentukslide, Video Downloader untuk mencari animasi-animasi bergerak dalam
bentuk video singkat, Pinterest untuk mencari gambar-gambar dalambentuk
kartun, Panda Video Compressor Resizer yang bermafaat memperkecil ukuran
video.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Media pembelajaran dapat merupakan wahana penyalur pesan dan


informasi belajar. Media pembelajaran yang dirancang secara baik akan sangat
membantu peserta didik dalam mencerna dan memahami materi pelajaran. Fungsi
media dalam kegiatan pembelajaran bukan sekedar alat peraga bagi guru
melainkan sebagai pembawa informasi/pesan pembelajaran. Masing masing jenis
media pembelajaran memiliki karakteristik, kelebihan serta kekurangannya. Itulah
sebabnya maka perlu adanya perencanaan yang sistematis untuk penggunaan
media pembelajara. Namun ada beberapa hambatan yang dialami oleh guru
khususnya guru dalam memanfaatkan media pembelajaran diantaranya

xviii
disebabkan kurangnya pengetahuan guru terhadap IT, guru yang kurang terampil
dalam membuat media pembelajaran.

Adapun upaya atau usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan
yang terjadi pada guru dalam memanfaatkan media pembelajaran yakni dimulai
dari kesadaran diri sendiri untuk belajar dan menambah wawasan tentang
teknologi terbaru, serta guru dapat mengikuti berbagai macam pelatihan diluar
sekolah seperti bimtek atau workshop tentang penggunaan media pembelajaran
dan ilmu teknologi.

B. SARAN

Penulis menyadari masih banyak ketidak sempurnaan dalam penyusunan


artikel ini, maka penulis masih membutuhkan masukan dari para pihak dalam
penyempurnaan penulisan artikel ini di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Yenni Sihombing1 Bongguk Haloho Ulung Napitu, Vol 8,No.2,Juni 2023


Problematika Guru Dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran .

Rika Ansari, problematika guru dala merancang media, vol 1, agustus 2022.

xix
LAMPIRAN WAWANCARA

xx
xxi
xxii

Anda mungkin juga menyukai