KALOR
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh:
Nurhesa Mutiara
2280150004
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dewasa ini sumber daya manusia dituntut untuk dapat berkembang mengikuti
perkembangan zaman demi menjadi manusia yang berkualitas. Demi menjadi manusia
yang berkualitas maka pendidikan yang ditempuh harus sama berkualitasnya dengan
tujuan pendidikan yang ada. Pendidikan pada zaman ini dituntut untuk dapat mengikuti
perkembangan teknologi yang saat ini sedang berkembang pesat. Keahlian dalam bidang
teknologi kini juga dimanfaatkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal ini
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan menurut Carter V.
Good (2008) adalah proses perkembangan individu dalam sikap bermasyarakat. Proses
sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terorganisir, seperti
rumah atau sekolah, sehingga dapat mencapai perkembangan diri dan kecakapan sosial.
Sesuai dengan pengertian pendidikan yang diungkapkan oleh Cater V. Good (2008)
dapat berkembang beriringan dengan teknologi yang ada. Di Indonesia sendiri teknologi
belum begitu banyak dikembangkan dalam bidang pendidikan khususnya pada mata
pelajaran fisika. Padahal sejatinya penggunaan teknologi dalam pembelajaran fisika dapat
membawa pengaruh besar bagi siswa untuk mengerti dan memahami materi yang
dipelajari. Fisika sebagai salah satu pelajaran wajib yang diajarkan di sekolah terutama
pada jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) danggap penting untuk diajarkan. Namun,
kenyataannya fisika merupakan salah satu pelajaran yang oleh kebanyakan peserta didik
dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Secara umum fisika sendiri memiliki pengertian
sebagai uraian tertutup mengenai berbagai kejadian fisis yang didasarkan pada hukum-
komputer dengan peluang yang cukup baik untuk siswa (Vreman-de Olde et al. 2013).
melakukan pembelajaran.
diselenggarakan pada tahun 2000 untuk bidang membaca, matematika dan sains. Ide
utama dari PISA adalah hasil dari sistem pendidikan harus diukur dengan kompetensi
yang dimiliki oleh siswa dan konsep utamanya adalah literasi (Neubrand, 2005). Maka,
terdapat istilah yang disebut literasi sains dimana sains tidak hanya dipandang sebagai
suatu disiplin ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana siswa dapat mengaplikasikan suatu
belajar siswa untuk mengetahui tingkat kualitas pendidikan Indonesia di dalam lingkup
Internasional.
tahun 2012 Indonesia memiliki nilai rata-rata sains 382 kemudian pada tahun 2015 nilai
rata-rata sains Indonesia meningkat dan mencapai nilai rata-rata 403. Meskipun capaian
nilai Indonesia meningkat cukup signifikan, namun secara umum masih dibawah rata-rata
hasil studi PISA tersebut membuktikan bahwa rata-rata nilai peserta didik Indonesia
Internasional yang mencapai 500 (Uus Toharudin, Sri Hendrawati, dan Andrian
Rustaman, 2011: 16). Dengan capaian tersebut, rata-rata kemampuan sains peserta didik
Indonesia baru sampai pada kemampuan mengenali sejumlah fakta dasar, tetapi mereka
belum mampu untuk mengkomunikasikan dan megaitkan kemampuan itu degan berbagai
Rendahnya mutu literasi sains siswa menunjukkan bahwa proses pembelajaran sains
pembelajaran sains saat ini adalah peserta didik mempelajarinya sebagai produk,
menghafalkan konsep, teori dan hukum. Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang
berorientasi pada tes/ujian (Trianto, 2007). Hasil studi tersebut menjadi alasan mengapa
siswa sulit mendapatkan makna dari pembelajaran sains yang diberikan. Hal ini
mengakibatkan mereka mengalami kesulitan dalam membuat hubungan antara konsep
materi pelajaran dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dalam menggunakan sains
Penggunaan simulasi komputer membeikan kesempatan yang baik bagi siswa untuk
kemampuan mereka dalam melakukan penelitian ilmiah (de Jong & van Joolingen, 1998;
metode yang ampuh untuk meningkatkan literasi sains siswa dalam pembelajaran fisika,
maka kajian ini difokuskan pada Penerapan Pembelajaran Fisika Berbasis Simulasi
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan penelitian ini adalah
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian yang dilakukan
diharapkan dapat mempunyai manfaat dalam dunia pendidikan, baik secara langsung
1. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan memilih metode pembelajaran yang akan
dalam belajar.
pendidikan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Boove (2009) media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi
menyampaikan pesan. Menurut Dadang (2009) media tentunya mempunyai cakupan yang
sangat luas, oleh karena itu saat ini masalah media dibatasi kearah yang dikenal sebagai
peserta didik terhadap pembelajaran. Sehingga tujuan dari media pembelajaran adalah
untuk memfasilitasi terjadinya proses komunikasi antar guru dan peserta didik.
Gagne, Briggs & Wagger (1992) dalam Sumaryanto (2012: 18) menyatakan
bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pelajaran yang terdiri dari buku, tape, recorder, kaset, video
camera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.
Maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran fisika merupakan semua cara
dan alat dalam bentuk apapun untuk menyampaikan pesan maupun informasi guna
menunjang proses interaksi antara peserta didik dan pendidik sebagai usaha untuk
Proses pembelajaran pada masa sekarang ini telah didukung oleh kemajuan
teknologi yang semakin canggih. Metode ceramah kini bukanlah pilihan yang tepat untuk
menyampaikan materi. Oleh karena itu, diperlukan proses pembelajaran yang interaktif
dengan didukung media yang tepat. Salah satunya yaitu menggunakan media
pembelajaran interaktif Macromedia Flash. Macromedia Flash 8 adalah versi teraru dari
flash, sejak diakusisi oleh Adobe, kemampuan fitur-fiturnya menjadi lebih banyak
sehingga dapat digunakan untuk membuat berbagai macam aplikasi seperti animasi web,
kartun, multimedia interaktif, sampai aplikasi untuk ponsel. Selain itu, Flash 8 juga
a. Timeline
b. Toolbar
Toolbar merupakan kumpulan tool yang digunakan untuk membuat dan memilih
Color Window merupakan bagian dari Flash yang digunakan untuk mengatur
dibuat.
e. Properties
Properties merupakan bagian yang digunakan untuk mengatur property dari objek
yang dibuat.
berikut:
a. Kelebihan
kita.
dikonversikan menjadi file bertipe swf, .html, .gif, .jpg, .png, .exe, .mov, yang
b. Kekurangan
Literasi sains dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk
sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual,
dan budaya, serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains
kompetensi ilmiah yang dibutuhkan pada literasi sains mencerminkan pandangan bahwa
sains adalah ansambel dari praktik sosial dan epistemic yang umum pada semua ilmu
memiliki kemampuan literasi sains yang baik. Literasi sains terbentuk dari 2 kata, yaitu
literasi dan sains. Menurut Paul de Hart Hurt (dalam Yusuf Hilmi Adisendjaja, 2012),
literasi sains diartikan sebagai pemahaman atas sains dan aplikasinya bagi kehidupan
yaitu dalam konten sains, proses sains, dan konteks aplikasi. Konten sains merujuk pada
konsep-konsep kunci dari sains yang diperlukan untuk memahami fenomena alam dan
2006, terdapat dua tujuan pelajaran fisika di sekolah yang sejalan dengan literasi sains,
yaitu:
tertulis.
kuantitatif.
2.4 Kalor
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan
suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu
kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun yang dilepas oleh suatu benda.
Terdapat teori-teori dasar mengenai kalor, teori yang pertama disebut dengan
Asas Black. Asas Black adalah teori yang dikemukakan oleh Joseph Black dan biasanya
digunakan dalam ilmu termodinamika. Bunyi Asas Black adalah: “Ketika dua zat
dicampur, banyak kalor yang dilepas oleh zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan
jumlah kalor yang diterima oleh zat yang suhunya lebih rendah”. Teori yang kedua
dikemukakan oleh ilmuwan dari Amerika Serikat yang bernama Benyamin Thompson.
Benyamin Thompson mengemukakan bahwa kalor dapat terjadi karena adanya suatu
Kalor merupakan salah satu bentuk energi. Energi disini adalah kemampuan
membuat sesuatu terjadi atau bentuk kekuatan yang dimiliki benda untuk melakukan
sebuah usaha tertentu. Energi ini dapat berpindah dan diubah bentuknya tetapi tidak dapat
Kalor jenis adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu I kg
massa benda sebesar derajat tertentu (misalnya 1 derajat kelvin). Satuan Internasional
untuk kalor jenis adalah Joule/kg⁰K. Kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu zat tersebut sebanyak derajat tertentu (misalnya 1
derajat kelvin). Satuan Internasional dari kapasitas kalor adalah Joule (J).
Q=m. c . ∆ T
Dimana:
Q = Kalor (J)
Hakikatnya setiap benda memiliki kalor karena tidak ada benda yang suhunya 0
mutlak. Kandungan kalor inilah yang menentukan berapa suhu dari objek atau benda
tersebut. Apabila kalor ditambahkan kepada benda tersebut maka suhunya akan
meningkat, sedangkan apabila kalor dilepaskan dari benda tersebut maka suhunya akan
menurun. Oleh karena itu kalor dapat mengubah suhu suatu benda atau objek.
Ibtidaiyah Sunan Giri Kota Malang. Skripsi, ditulis oleh Iis Uun Fardiana
Pada Tahun 2012, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Madrasah Ibtidaiyah.
materi fisika pokok bahasan kuantitas kalor. Adapun perbedaan penelitian ini
dengan penelitian tedahulu adalah pada mata pelajaran dan materi yang berbeda.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi experiment.
metode ini digunakan karena subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik. Dengan
desain eksperimen yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Desain
ini digunakan karena terdapat kelas eksperimen dan kelas control yang tidak dipilih
Pada desain penelitian ini dua kelas tersebut diberikan pretest untuk mengetahui
keadaan awal tiap kelas, kemudian posttest diberikan sesudah diberi perlakuan. Pada
sedangkan pembelajaran pada kelas control menggunakan metode inquiry tanpa simulasi
Perlakuan
Subjek Pretest Posttest
(Variabel Bebas)
Kelas Eksperimen O1 X O2
Kelas Kontrol O3 Y O4
(Sugiyono, 2013)
Dimana:
3.2.1 Populasi
Populasi adalah generalisasi yang terdiri dari suatu subjek/objek yang memiliki
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti, dianalisi, lalu ditarik
keseluruhan objek penelitian. Maka, dapat disimpulkan populasi merupakan subjek yang
menjadi fokus dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2012). Sampel dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas XI IPA 1 dan XI IPA
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Menurut Arikunto (2006) instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan untuk
ini menggunakan tes. Pada penelitian ini tes yang digunakan adalah pretest dan posttest
kemampuan literasi sains. Pretest dilakukan bertujuan untuk mengukur kemampuan awal
literasi sains peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas control sebelum dilakukannya
1. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori yang sesuai dengan
dalam penelitian.
pembelajaran.
Gain adalah selisih antara nilai pretest dan posttest. Gain menunjukkan
yang dilakukan oleh guru (Yanti Herlanti, 2006). Rumus indeks gain menurut
<g> Kriteria
<g> ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ <g> 0,7 Sedang
<g> <0,3 Rendah
a. Uji Normalitas
Dimana:
b. Uji Homogenitas
Jika Fhitung ˃ Ftabel, maka Ho ditolak, berarti kedua data tidak homogen.
c. Uji Hipotesis
X 1−X 2
t hitung = ( n1 −1 ) S 12 + ( n2 −1 ) S 22
❑
S
√ 1
+
1
n1 n 2
dengan S=
√ n1 +n 2−2
Dimana: