Anda di halaman 1dari 8

JPI, Vol. x No.

x, MonthYear
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207 DOI: DOI Number

Developing an Interactive Digital Handout for Momentum and


Impulse Material Physics in High Schools
RidhoPahlawan1, Ismet2, Syarifuddin1,2,3
123
Magister of Educational Technology, Faculty of Teacher Training and Education, Sriwijaya University, Jalan
Srijaya Negara Palembang 30139, Indonesia
e-mail: ridhopahlawaan@gmail.com, ismet_physicunsri@yahoo.com, syarifuddin.unsri@gmail.com

Abstract
Please provide both English and Indonesian version for the abstract if article is written in
Indonesian language. Abstract shall be in Arial letters of size 10, spaces 1 and with text lengths
between 100-150 words. For articles in English, Indonesian abstracts do not need to be included. The
Indonesian version of the abstract is written using standard Indonesian with enhanced spelling.
Writing abbreviations and mathematical formulas in the abstract needs to be avoided. Abstract briefly
describes the problem, objectives, methods, results and conclusions.

Keywords:please provide 3-5 words of keywords separated by semicolon (ex.: keyword1; keyword2;
keyword3)

1. Introduction
Era Industri Revolusi 4.0 mengalami perkembangan pesat dan kompetitif yang ditandai
dengan meningkatnya konektivitas, interaksi serta perkembangan sistem digital,
kecerdasaan artifisial dan virtual. Pemanfaatan perkembangan industri 4.0 semakin
kompleks dengan hadirnya teknologi informasi pada berbagai sektor kehidupan salah
satunya yakni terhadap sistem pendidikan di Indonesia, (Keriso, 2019;Sunarno, 2018).
Pendidikan Revolusi 4.0 adalah program untuk mendukung terwujudnya pendidikan
cerdas melalui peningkatan dan pemerataan kualitas pendidikan, perluasan akses dan
relevansi memanfaatkan teknologi dalam mewujudkan pendidikan kelas dunia untuk
menghasilkan peserta didik yang memiliki setidaknya 4 keterampilan abad 21 yaitu
kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis dan kreatif, mengacu pada standar kompetensi global
dalam mempersiapkan generasi muda memasuki realitas kerja global, (Kusmiarti dan
Hamzah, 2019; Muhali, 2018 & Yulia dan Ramli, 2019). Pengoptimalan penggunaan
teknologi informasi sebagai alat bantu dunia pendidikan diharapkan dapat menciptakan
pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sehingga
meningkatkan mutu pendidikan dengan baik.
Pemanfaatan perkembangan teknologi informasi sudah menjadi kebutuhan dalam dunia
pendidikan, hal ini dapat dilihat dari perubahan paradigma  penggunaan sumber belajar
cetak menjadi sumber belajar yang bersifat digital. Sistem yang digunakan dalam dunia
pendidikan seperti bahan ajar berbasis interaktif, buku elektronik, e-learning, dan serta
sistem ujian berbasis Computer Based Test (CBT). Menurut (Ghofur, 2015; & Wiyono and
Zakiyah, 2016) pemanfaatan teknologi informasi sebagai bahan ajar bertujuan agar peserta
didik semakin termotivasi untuk belajar sehingga pembelajaran menjadi lebih aktif dan
menyenangkan. Selain itu, integrasi teknologi informasi dapat meningkatkan pemahaman
konsep sehingga menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien pada peserta didik,
(Bakri, Siahaan, dan Permana, 2016).
Penggunaan teknologi informasi pada dunia pendidikan akan mudah diterima peserta
didik apabila memperhatikan analisis kebutuhan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Perkembangan karakteristik belajar peserta didik sekolah menengah di era 4.0 mengacu
pada generasi Z yang identik dengan istilah i-generation, generasi net, atau generasi
internet. Pada generasi ini peserta didik hidup di era digital yang memiliki kemudahan dalam
mengakses segala sesuatu dengan menggunakan kecanggihan teknologi, (Subandowo,
2017; Rastati, 2018). Berkaitan dengan hal diatas, generasi Z mempunyai karakteristik yang
khas dimana peserta didik hidup sejalan bersama media berbasis digital yang semakin

Jurnal Pendidikan Indonesia (JPI) | 1


JPI, Vol. x No. x, MonthYear
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207 DOI: DOI Number

berkembang serta teknologi semakin canggih dengan kemudahan untuk mengakses internet
tanpa batas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa generasi Z tumbuh dan dibesarkan
dengan bermacam-macam aplikasi berbasis internet yang dapat menunjang kehidupannya
terutama dalam proses pembelajaran. Hal ini berpengaruh terhadap perkembangan perilaku,
kepribadian, bahkan pada pendidikan dan hasil belajar bagi peserta didik, (Purnomo,
Ratnawati, and Aristin 2016). Oleh karena itu penggunaan teknologi dalam proses
pembelajaran harus digunakan dengan tepat agar mampu meningkatkan kualitas belajar
yang dialami peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai, (Diani, Hartati, &
Email, 2018).
Pembelajaran fisika adalah salah satu bidang ilmu yang membahas tentang gejala dan
fenomena-fenomena alam pada kehidupan sehari-hari. Ilmu fisika penting untuk dikuasai
pada proses pembelajaran, meskipun demikian sebagian besar peserta didik menganggap
ilmu fisika masih sulit untuk dipelajari, (Fathurohman 2014; P, Sunaryo, and Iswanto 2012; &
Sari, Surantoro, and Ekawati 2013). Anggapan bahwa pembelajaran ilmu fisika sulit untuk
dipahami oleh peserta didik karena banyak membahas tentang teori maupun persamaan
yang bersifat abstrak, (Lubis, S. A., 2016; Surosos, 2016). Fenomena atau gejala fisika yang
bersifat abstrak membutuhkan media untuk memvisualisasikan konsep pada materi
pembelajaran fisika. Kesulitan memahami pelajaran fisika umumnya disebabkan karena
kurangnya inovasi bahan ajar yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran,
(Purnamasari, and Annur, 2016; Rahayu, Prihandono, and Gani 2017; Wiyono, Zulkardi, and
Yoto 2015).
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu pendidik
dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas, (Praswoto, 2014). Bahan ajar
merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan
serta suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar, (Nasional, 2008).Jadi bahan
ajar merupakan segala bentuk bahan yang dapat menunjang pembelajaran. Salah satu
bentuk bahan ajar adalah handout.
Handout adalah bahan ajar yang dibuat oleh pendidik yang bertujuan untuk memperkaya
pengetahuan peserta didik. Handout terbagi dalam dua kategori, yaitu handout yang bersifat
cetak dan handout yang bersifat digital, (Tania & wibowo, 2017). Handout yang bersifat
digital mempunyai kelebihan untuk menampilkan beberapa materi menggunakan
pembelajaran yang bersifat interaktif, (Aprilliyah and Wahjudi, 2014; Putri, P., Susanti,
L.R.R., & Rachman 2019; & Suwindra, Sujanem, and Suswandi, 2012).
Adapun keterkaitan software articulate storyline dengan materi momentum dan impuls
dapat dilihat dari tuntutan kompetensi serta indikator materi momentum dan impuls yang
memiliki tingkat kesulitan relatif tinggi, bersifat matematis dan terdapat fenomena alam yang
bersifat abstrak dalam kehidupan sehari hari. Oleh karena itu dibutuhkan visualisasi dalam
proses pembelajaran menggunakan software articulate storyline yang memiliki konten
interaktif yang mudah dan cepat untuk dipelajari dan membuat proses pembelajaran menjadi
lebih aktif dan produktif serta dapat diakses menggunakan web (htlm5) bisa akses
menggunakan pada berbagai perangkat seperti komputer, laptop, tablet dan smartphone.
Hal ini mendukung pembelajaran di era pendidikan 4.0 yaitu dapat diakses kapan saja,
dimana saja dan dalam situasi apapun.
Pengembangan handout digital interaktif fisika tidak lepas dengan teori belajar.Teori
belajar mempelajari bagaimana peserta didik belajar yang menentukan hasil belajarnya.
Untuk itu, sebelum mengembangkan sebuah produk handout digital interaktif fisika harus
memperhatikan teori-teori belajar yang dapat dijadikan sebagai pedoman
pengembangannya. Sehingga produk yang dibuat tepat sasaran dan sesuai dengan pola
berfikir peserta didik. Adapun teori yang mendukung dalam mengembangkan handout digital
interaktif fisika diantaranya teori belajar kognitif yangmemusatkan pada proses berpikir dan
perilaku peserta didik seperti logika dan mengingat. Menurut teori ini ilmu pengetahuan
dibangun dalam diri peserta didik melalui proses interaksi yang kontinu dengan lingkungan.
Belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti sesuatu. Usaha tersebut dilakukan
oleh peserta didik secara aktif, Robert M. Gagne (1977). Pengembangan bahan ajar menurut

Jurnal Pendidikan Indonesia (JPI) | 2


JPI, Vol. x No. x, MonthYear
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207 DOI: DOI Number

materi yang akan disajikan disesuaikan dengan tahap perkembangan operasional formal,
seperti berbentuk penjelasan baik teks maupun dengan video, pemberian contoh, dan
menggunakan konten pendukung lainnya agar dapat memudahkan pemahaman konsep
peserta didik. Selanjutnya teori belajar kontruktivistik yang mengatakan sebagai proses
belajar mandiri. Teori belajar ini memiliki pandangan bahwa peserta didik dapat membangun
pengetahuan belajarnya sendiri, karena setiap peserta didik memiliki pandangan yang
bebeda-beda terhadap materi yang dipelajarinya, Mudjiman (2007: 28). Selain itu juga, teori
konstruktivistik cocok apabila digunakan pada peserta didik SMA. Dalam hal ini, peserta
didik SMA berada pada tahap operasional formal dimana peserta didik dapat berfikir abstrak,
kritis, dan logis. Kemampuan berpikir tersebut, dapat menentukan bagaimana peserta didik
mampu memahami suatu konsep. Bahan ajar interaktif sebagai bahan ajar pendukung
belajar untuk peserta didik SMA kelas X perlu menerapkan teori belajar kontruktivistik dan
dilengkapi dengan konten teks, gambar, animasi maupun video. Peserta didik dapat
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan mampu menvisualisasikan baik materi yang
disajikan dalam bentuk gambar maupun animasi, sehingga memudahkan peserta didik
dalam memahami konsep pada materi momentum dan impuls.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan berupa wawancara di SMA Negeri 5 Talang Ubi
dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru mata pelajaran fisika didapatkan
hasil bahwa terdapat kebijakan pihak sekolah yang memperbolehkan peserta didik dalam
membawa smartphone tujuannya untuk menunjang proses pembelajaran. Selain itu terdapat
fasilitas wifi yang digunakan oleh pihak sekolah dalam proses pembelajaran, akan tetapi
kebijakan dan fasilitas penunjang pembelajaran tidak terlalu dimanfaatkan dalam sumber
belajar terkhusus pada pembelajaran fisika hal ini terlihat dari penjelasan guru mata
pelajaran fisika yang menjelaskan bahwa sangat jarang sekali penggunaan bahan ajar
berbasis teknologi informasi dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan berupa observasi pada peserta didik menggunakan
google form didapatkan hasil bahwa penggunaan handout digital interaktif
padapembelajaran yang belum optimal didukung oleh hasil observasi dengan 30 responden
peserta didik kelas X SMA Negeri 5 Talang ubi. Diketahui bahwa 73,33% peserta didik
menyatakaan bahwa kesulitan mempelajari serta memahami konsep fisika. Dan 86,66%
peserta didik menyatakan membutuhkan solusi berupa bahan ajar digital dari pada bahan
ajar cetak, 93,30% Peserta didik membutuhkan handout digital interaktif fisika untuk
memperkaya pengetahuan dalam memehami penjelasan dari pendidik.
Berdasarkan observasi tersebut peserta didik membutuhkan bahan ajar yang menarik,
inovatif dan mudah digunakan untuk menyampaikan pesan dengan baik sebagai visualisasi
yang tepat untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik, (Asyhari, Sunarno, and
Sarwanto 2014). Untuk itu perlu dikembangkan bahan ajar seperti halnya handout digital
interaktif yang isinya akan lebih terfokus pada pembahasan konsep pokok-pokok materi
fisika pada aplikasi penerapannya di bidang teknologi. Di era globalisasi saat ini, penyajian
handout digital interaktif bisa dalam bentuk digital sebagai wujud kemajuan teknologi.
Penelitian pengembangan bahan ajar berupa handout digital interaktif pada pelajaran
fisika ini mengacu pada beberapa jurnal diantaranya mengenai bahan ajar berbasis
articulate storyline, (Irwandani et al. 2017). Mengembangkan modul digital interaktif berbasis
articulate studio’13 pada mata pelajaran fisika materi gerak melingkar dapat digunakan
sebagai modul pembelajaran yang valid dan praktis. Kemudian (Yasin and Ducha, 2017)
melakukan penelitian kelayakan teoritis multimedia interaktif berbasis articulate storyline
materi sistem reproduksi manusia kelas XI SMA menghasilkan multimedia interaktif berbasis
articulate storyline pada materi sistem reproduksi manusia kelas XI SMA yang layak secara
teoritis berdasarkan validitas media. (Rafmana and Chotimah, 2018) mengembangkan
multimedia interaktif berbasis articulate storyline yang dinyatakan valid, praktis dan
mempunyai efek potensial untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA Srijaya
Negara Palembang.
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dituliskan sebelumnya, maka peneliti
mencoba mengembangkan bahan ajar berupa handout digital interaktif pada mata pelajaran

Jurnal Pendidikan Indonesia (JPI) | 3


JPI, Vol. x No. x, MonthYear
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207 DOI: DOI Number

fisika dengan melakukan penelitian mengenai “Pengembangan handout digital interaktif


Fisika pada Materi Momentum dan Impuls untuk Sekolah Menengah Atas”.

2. Method
penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan yang di menggunakan
oleh peneliti Allesi dan Trollip (2001). Metode penelitian dan pengembangan adalah
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifannya
(Emzir 2015; Sugiyono 2017). Adapun tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk
mengembangkan handout digital interaktif yang digunakan secara online oleh karena itu
pemilihan metodologi penelitiannya adalah dengan penelitian dan pengembangan Alessi
dan Trollip (2001).
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di SMA Negeri 5 Talang Ubi Kabupaten
Penukal Abab Lematang Ilir Secara bertahap. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran
2019/2020. Subjek penelitian pada tahap desain dan pengembangan produk adalah
handout digital interaktif fisika dan subjek penelitian pada tahap uji lapangan adalah peserta
didik kelas X SMA Negeri 5 Talang Ubi.
Handout digital interaktif fisika divalidasi oleh 3 (tiga) validator dari bidang desain
pembelajaran, materi, dan media. Kepraktisan Handout digital interaktif fisika juga dievaluasi
oleh 3 peserta didik kelas X SMA Negeri 5 Talang Ubi. Keefektifan Handout digital interaktif
fisika dievaluasi dari hasil uji lapangan yang dilakukan oleh satu kelompok berjumlah 30
orang peserta didik.
Prosedur penelitian pengembangan ini melalui 3 tahap penting yaitu perencanaan
(planning), desain (design) dan pengembang-an (development). Adapun proses selengkap-
nya pengembangan multimedia menurut Alessi dan Trollip, (2001).seperti yang terlihat pada
Gambar 1.
Perencanaan Desain Pengembangan
Mengidentifikasi ruang Pengembangan Menyiapkan teks
lingkup konten awal Membuat video dan
Mengidentifikasi Melakukan analisis merekam audio
karakteristik peserta tugas dan analisis Menyatukan bahan
didik konsep Menyiapkan materi
Menyiapkan dokumen Mempersiapkan pendukung
perencanaan pembuatan flowcart Membuat Program
Menentukan dan dan storyboard Melakukan uji alpha
mengumpulkan Melakukan revisi
sumber Melakukan uji beta
Melakukan curah Melakukan revisi
gagasan Melakukan uji coba
produk/ uji lapangan

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Model Pengembagan Alessi & Trollip


(Alessi & Trolip, 2001: 410)

Nilai pengetahuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa guna


memahami pemanfaatan media handout digital fisika interaktif sebagai perangkat
pembelajaran dalam pembelajaran. Pada tahap ini hasil belajar siswa berupa pre-test
sebelum pembelajaran fisika dengan handout digital interaktif dan post-test setelah
pembelajaran fisika dengan handout digital interaktif. Data yang dihasilkan dari pre-test dan
post-test akan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Jurnal Pendidikan Indonesia (JPI) | 4


JPI, Vol. x No. x, MonthYear
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207 DOI: DOI Number

Correct Questions
Score = x 100
Number of Questions

Berdasarkan hasil perhitungan nilai pre-test dan post-test peserta, Hake (2002) digunakan
untuk menganalisis manfaat yang diperoleh dari perolehan N standar. Menurut Fadaei
(2019), pendapatan Hack digunakan untuk mengukur keefektifan berbagai teknik pengajaran
untuk pembelajaran dan pembelajaran tradisional dengan menggunakan media seperti e-
learning. N gain dihitung menggunakan rumus berikut.

x́ posttest−x́ pretest
Ngain=
100−x́ pretest

Informasi
x ̅pretest: rata-rata tes baseline
x ̅posttest: rata-rata dari tes akhir

Langkah-langkah menganalisis data hasil tes belajar pada perangkat pembelajaran


mengguakan handout digital interaktif fisika adalah sebagai berikut:
1. mendapatkan nilai rata-rata pretes dan postes;
2. menghitung perolehan berdasarkan nilai pretest dan posttest; dan
3. mengklasifikasikan kriteria tingkat hasil N-gain sesuai Tabel 1 di bawah ini.

Table 1 Category of N-Gain Score acquisition (Fadaei, 2019)


Criteria for Category Category
N-gain Value

If Ngain≥ 0,7 High


If 0,7 >Ngain≥ 0,3 Moderate
IfNgain< 0,3 Low
Kategori di atas untuk mengetahui tingkat keefektifan pengembangan perangkat e-learning.
Jika hasil N gain tinggi, momentum dan impuls materi e-learning dengan menggunakan fisika
digital interaktif sangat efektif; jika moderat, materi e-learning tentang momentum dan impuls
menggunakan fisika digital interaktif efektif; jika N gain rendah, materi mometum dan impuls
yang menggunakan fisika digital interaktif kurang / kurang efektif.

3. Results and Discussion


Tahap uji coba produk dilakukan secara online dengan melibatkan 30 siswa kelas X SMA
Negeri 5 Talang Ubi. Hasil tahapan uji lapangan berupa analisis nilai pretes, postes, dan
ketuntasan hasil belajar. Perangkat Handout digital interaktif Fisika.
Analysis of Pretest Results

Awal pertemuan dilakukan dengan pemberian soal pretest. Siswa diberikan 10


pertanyaan. Data hasil pretes siswa dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut.

Table 1 Recapitulation of Pretest Results


Interv Number of
percentag Predicat
al participan
e e
Score ts
Excellen
90 – 100 0 Student 0%
t
80 – 89 0 Student 0% Good

Jurnal Pendidikan Indonesia (JPI) | 5


JPI, Vol. x No. x, MonthYear
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207 DOI: DOI Number

60 – 79 2 Student 6,67 % Enough


50 – 59 3 Student 10 % Bad
Very
0 – 49 25 Student 83,33 %
Bad
Total 30 Student 100 %

Berdasarkan data di atas masih banyak siswa yang belum memahami isi momentum
dan impuls, sehingga perlu menggunakan alat e-learning untuk menambah pemahamannya
selama proses pembelajaran, yang akan berdampak pada peningkatan kemampuan siswa.
dalam belajar.

Use of Handout Digital interaktif fisika


Siswa melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan produk handout
digital interaktif fisika seperti terlihat pada dokumentasi berikut

Figure 1 Penggunaan digital interaktif fisika pada momentum dan impuls

Posttest Results Analysis


Posttest diberikan setelah siswa selesai belajar. Pelaksanaan posttest menggunakan 10
soal pretest yang diacak. Rekapitulasi hasil posttest dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel Recapitulation of Posttest Results
Interv Number of percentag Predicat
al participan e e
Score ts
90 – 100 5 Student 16,66 % Excellen
t
80 – 89 16 Student 53,33 % Good
60 – 79 4 Student 13,33 % Enough
50 – 59 0 Student 0% Bad
0 – 49 0 Student 0% Very
Bad
Total 30 Student 100 %

Berdasarkan data di atas terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan handout
digital interaktif fisika yang dapat digambarkan pada diagram 1 sebagai berikut.

Jurnal Pendidikan Indonesia (JPI) | 6


JPI, Vol. x No. x, MonthYear
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207 DOI: DOI Number

Diagram 1 Comparison of the Recapitulation Value of Pretest and Posttest Value


100
80
60
40 pretest
20 posttest
0

Diagram perbandingan rekapitulasi pretes dan postes menunjukkan bahwa terdapat


peningkatan hasil belajar siswa pada kegiatan pretest sebelum menggunakan handout fisika
digital dan posttest setelah menggunakan handout digital fisika. Pretest dan posttest akan
dianalisis sesuai dengan N-gain Score.
Effectiveness Analysis (N-gain)
Penilaian efektivitas diukur dengan menggunakan N-gain berdasarkan rata-rata nilai pretest
dan posttest seperti terlihat pada tabel berikut.
Table 4 Recapitulation of Pretest, Posttest, N-gain Mean
Average Average N-gain
Pretest Posttest
47,53 82,83 0,70
Category Moderate

Hasil N-gain sebesar 0,70 pada kategori sedang menunjukkan bahwa penggunaan handout
digital interaktif fisika dalam pembelajaran materi momentum dan impuls secara online
berpengaruh baik terhadap keefektifan hasil belajar siswa. Peningkatan yang tinggi
mempengaruhi penggunaan handout digital interaktif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan angket respon siswa terhadap penggunaan handout digital interaktif fisika
mendapatkan respon yang baik karena dapat diolah sesuai keinginan, materinya mudah
dipahami, serta terdapat video contoh soal yang mudah diikuti dan menambah pengetahuan.

4. Conclusion and suggestions


Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengembangan handout
digital interaktif fisika materi momentum dan impuls fisika untuk sekolah menengah atas
ditinjau dari proses pengembangan, maka dapat disimpulkan bahwa (1). Handout digital
interaktif fisika telah teruji validitasnya setelah diuji melalui 3 aspek yaitu materi (81,81%),
media (87,50%), dan desain pembelajaran (90,90%). Berdasarkan ketiga kategori tersebut
dapat diketahui bahwa handout digital interaktif ini valid dan layak untuk diujicobakan dengan
revisi sesuai saran. (2). Handout digital interaktif fisika telah teruji kepraktisannya. Hal ini
terlihat dari uji kepraktisan pada 3 orang peserta didik melalui pengisian angket didapatkan
penilaian yang sangat praktis (83.33%) pada setiap individu penilaian, dengan mendapatkan
penilaian yang sangat praktis maka handout digital interaktif fisika ini dapat digunakan untuk
pembelajaran fisika materi momentum dan impuls. (3) Handout digital interaktif fisika
memiliki efektivitas terhadap peningkatan kompetensi peserta didik yang terlihat dari hasil
belajar antara nilai pretest dan posttest. Pada pretest nilai didominasi pada kategori sangat
kurang sedangkan pada posttest nilai didominasi pada kategori baik, hal ini dinilai sudah
sangat efektif yang tergambar pada nilai Ngain yang masuk kategori tinggi yaitu 0,70.
Efektifitas juga diukur berdasarkan ketuntasan hasil belajar dengan rata-rata 81.27.

Jurnal Pendidikan Indonesia (JPI) | 7


JPI, Vol. x No. x, MonthYear
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207 DOI: DOI Number

Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Pengembangan handout digital
interaktif fisika untuk sekolah menengah atas pada materi momentum dan impuls, maka dapat
disarankan, 1.Bagi pendidik diharapkan dapat memanfaatkan handout digial interaktif fisika
yang dikembangkan ini sebagai multimedia pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman
peserta didik pada materi pembelajaran lain. 2. Bagi peserta didik, disarankan untuk dapat
menggunakan handout digial interaktif fisika yang dikembangkan sebagai salah satu bahan
ajar dalam proses pembelajaran fisika pada materi momentum dan impuls untuk
meningkatkan hasil belajar. 3. Bagi peneliti lain, diharapakan pengembangan handout digial
interaktif fisika dapat dijadikan sebagai referensi dalam pengembangan bahan ajar digital lain
dan dapat menyempurnakan handout digital interaktif dengan software yang memiliki
spesifikasi yang tinggi.

Acknowledgements
If any, thank you notes addressed to official institutions or individuals as funders or
have made other contributions in research shall be provided. Acknowledgments shall also be
completed with the research contract letter number.

References
The references consist of the author's name, year of publication, article title, city name
and publishing institution. The reference list is sorted according to the first letter of the
author's name (A-Z). The second word in the name agreed as a family name.
All references referred to in the text must be written in the reference list. Preferred
references are articles taken from the latest journals / publications no later than 5 years
before article submission (paper submission). Example of how to write references: family
name and year (Pitunov, 2007).

Ary, D., Jacobs, L.C. &Razavieh, A. 1976. PengantarPenelitian Pendidikan. Terjemahan oleh
AriefFurchan. 1982. Surabaya: Usaha nasional
Arikunto, S. 1998. ProsedurPenelitian. Jakarta: RinnekaCipta
Jawa Pos. 22 April 2008. Wanita Kelas Bawah LebihMandiri, hlm. 3
Kansil, C.L. 2002. OrientasiBaruPenyelenggaraan Pendidikan Program
ProfesionaldalamMemenuhiKebutuhan Dunia Idustri.Transpor, XX(4): 54-5 (4): 57-61
Kumaidi. 2005. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu
Pendidikan. Jilid 5, No. 4,
Kuntoro, T. 2006. Pengembangan Kurikulum Pelatihan Magang di STM Nasional Semarang:
Suatu Studi Berdasarkan Dunia Usaha. Tesis tidak diterbitkan. Semarang: PPS
UNNES
Pitunov, B. 13 Desember 2007. Sekolah Unggulan Ataukah Sekolah Pengunggulan ?
Majapahit Pos, hlm. 4 & 11
Waseso, M.G. 2001. Isi dan Format Jurnal Ilmiah. Makalah disajikan dalam Seminar
Lokakarya Penulisan artikel dan Pengelolaan jurnal Ilmiah, Universitas
Lambungmangkurat, 9-11Agustus

Jurnal Pendidikan Indonesia (JPI) | 8

Anda mungkin juga menyukai