Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN

Pengembangan Media Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Android Untuk


Meningkatkan Kognitif pada Hukum Hooke

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Metodologi
Penelitian

Jurusan Pendidikan Fisika

Oleh:

Nurul Azizatunnisa

1152070053

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terakhir mengalami Commented [L1]: Awal paragraf harus menjorok (di tab)

kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut dikarenakan oleh kuatnya era globalisasi, di Commented [L2]: Pada latar belakang, untuk paragraf satu dan
dua menjelaskan landasan yuridis tentang media pembelajaran,
mana komputer dan internet dengan sifatnya yang dinamis merupakan fasilitas yang misalnya dari Peraturan Menteri terbaru tentang media
pembelajaran
telah mendominasi berbagai aktivitas kehidupan, sehingga aktivitas pendidikan secara
mutlak memerlukan ketersediaan fasilitas tersebut (Patmanthara, 2012).
Perkembangan TIK ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, misalnya
memanfaatkan sebagai media pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan
materi pembelajaran kepada peserta didik. Perkembangan TIK dapat dimanfaatkan
oleh guru untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dalam kelas.

Perkembangan zaman berbanding lurus dengan perkembangan ilmu


pengetahuan. Banyak pembaharuan untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Salah
satu peningkatan itu adalah media pembelajaran yang dilakukan dengan berbagai
penelitian pengembangan. (Sukmadinata, 2010, p. 164) menyatakan bahwa penelitian
pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan
suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada sebelumnya. Produk
tersebut dapat berupa perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan lain
sebagainya. Menurut (Sugiyono, 2012, p. 407) pengembangan media (Research and
Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.

Media pembelajaran dapat dikembangkan pada perangkat mobile yang mudah


dibawa kemana saja seperti smartphone dan tablet. Selain itu, peserta didik juga
dengan mudah dapat menafsirkan data, meningkatkan pemahaman, memadatkan
informasi, manyajikan data, membangkitkan motivasi dan minat peserta didik dalam
pembelajaran sehingga peserta didik tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru
tetapi melalui media pembelajaran, peserta didik juga dapat lebih melakukan
pengamatan dan demonstrasi (Sudjana & Rivai, 2011, pp. 2-3). Pengembangan media
dalam bentuk mobile learning mampu memenuhi kriteria dukungan terhadap tujuan
dan isi pembelajaran, kesesuaian dengan karakteristik siswa, efisiensi waktu
pembelajaran, serta mudah digunakan oleh peserta didik.

Mobile Learning (m-learning) merupakan bagian dari pembelajaran elektronik


atau lebih dikenal dengan e-learning (Georgiev, 2005, p. 89). Mobile learning pada
prinsipnya bertujuan untuk mempermudah belajar dimana saja dan kapan saja sesuai
dengan waktu yang di miliki (Wilson, 2013). Karena, mobile learning secara virtual
dapat diakses dari mana saja, dengan menyediakan akses untuk seluruh materi-materi
pembelajaran yang berbeda-beda. Mobile Learning juga menyediakan sharing content
untuk setiap pengguna dengan menggunakan konten yang sama, dan memungkinkan
adanya umpan balik secara instan.

Penggunaan media pembelajaran dalam tahapannya terdapat teori kognitif yaitu


selecting relevand word, selecting relevan image, organizing selected word,
organizing selected image, dan integrating word-based and imagebased representation
(Mayer, 2011, p. 37). Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses asimilasi dan
akomodasi yang dilaksanakan secara sistematis. Selain teori behavior dan kognitif,
teori konstruktivistik juga sangat berpengaruh dalam mengembangkan media
pembelajaran mobile learning karena peningkatan pemahaman pada diri peserta didik
terjadi sebagai akibat adanya pembelajaran (Darmawan, 2014, p. 51). Dengan
demikian teori konstruktivistik pada pengembangan media pembelajaran mobile
learning dapat mendasari pembentukan aspek afektif yang berupa rasa ingin tahu dan
peningkatan daya kreatifitas peserta didik melalui sajian materi tentang hukum hooke
serta di dukung dengan latihan soal.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Pangandaran


menunjukkan 62% dari 33 siswa kelas XI MIA 7 menyatakan kesulitan dalam belajar
fisika karena guru hanya memberi rumus, contoh soal, dan yang mengerjakan contoh
soal nya pun tetap guru itu sendiri, siswa tidak diberi kesempatan untuk lebih aktif
dalam proses pembelajaran. Hal ini bertentangan dengan pendapat guru yang
menyatakan bahwa siswa aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung, hanya
beberapa siswa yang tidak aktif. Guru juga menyatakan bahwa siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan baik, namun masih ada beberapa siswa yang
kesulitan untuk mengikuti pembelajaran fisika dikarenakan kurangnya media
pembelajaran yang menarik.

Media pembelajaran yang umum sering digunakan di sekolah yaitu media


berbasis manusia yaitu guru dan media berbasis analog yaitu buku dan LKS. Media
pembelajaran bermacam-macam bentuknya, yaitu media audio dan visual contohnya
video dan film, media berbasis android yaitu aplikasi pembelajaran. Media
pembelajaran diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, karena dengan penggunaan
media pembelajaran akan memberikan manfaat seperti, pembelajaran menjadi lebih
menarik dan menyenangkan. Hal ini sejalan dengan hasil pengisian angket di SMA
Negeri 1 Pangandaran yang menunjukkan 80% dari 33 siswa kelas XI MIA 7
menyatakan setuju apabila ada media pembelajaran fisika berbasis android.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fisika di kelas XI MIA 7 di SMA


Negeri 1 Pangandaran peranan media pembelajaran sangat membantu khususnya
dalam menyampaikan materi-materi fisika yang bersifat abstrak. Media pembelajaran
yang digunakan sudah sangat beragam mulai dari slide power point dengan bantuan
laptop/komputer dan LCD, project media pembelajaran yang dikembangkan siswa
sendiri sebagai tugas kelompok. Commented [L3]: Tambahkan penguatan jurnal penelitian
oranh lain yang sesuai

Ilmu sains merupakan ilmu alam yang salah satunya ilmu fisika. Fisika selalu
berkaitan dengan fenomena-fenomena yang terjadi di alam sekitar. Pembelajaran
fisika selalu berkaitan dengan praktikum yang berkaitan dengan fenomena tersebut.
Salah satu materi yang banyak dilakukan praktikum yaitu Hukum Hooke. Praktikum
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih banyak dengan melakukan pengalaman langsung.
Pengalaman langsung berguna untuk menambah pendalaman materi dan keterampilan
siswa dalam menggunakan alat-alat praktikum yang ada di laboratorium. Kegiatan
praktikum fisika membutuhkan biaya dan waktu yang cukup banyak guna
mewujudkan pengalaman langsung terhadap pembelajaran. Kegiatan praktikum
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan sarana komputer maupun handphone.
Media pembelajaran tersebut sengaja dibuat guna melengkapi kekurangan media
pembelajaran di sekolah yang dapat menghambat kegiatan pembelajaran. Keadaan
tersebut dapat mempengaruhi hasil kognitif peserta didik.

Dari pemaparan diatas, untuk solusi permasalahan dalam kegiatan pembelajaran


fisika maka dilakukan penelitian tentang “Pengembangan Media Pembelajaran
Fisika SMA Berbasis Android Untuk Meningkatkan Kognitif pada Hukum
Hooke”

B. Rumusan Masalah

Masalah yang diteliti dalam penelitian pengembangan ini adalah:

1. Bagaimana tingkat kelayakan media pembelajaran m-Learning yang dibuat?


2. Bagaimana tingkat respon siswa dalam menggunakan media pembelajaran
yang dibuat?
3. Bagaimana pengaruh penggunaan media pembelajaran yang dibuat terhadap
peningkatan kognitif siswa?
4. Bagaimana perbedaan peningkatan kognitif siswa terhadap penggunaan media
pembelajaran m-Learning dengan pembelajaran konvensional?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian pengembangan ini


sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran m-Learning yang dibuat.
2. Untuk mengetahui tingkat respon peserta didik dalam menggunakan media
pembelajaran yang dibuat.
3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran yang dibuat
terhadap peningkatan kognitif peserta didik.
4. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kognitif peserta didik terhadap
penggunaan media pembelajaran m-Learning dengan pembelajaran
konvensional.
D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian pengembangan ini


yaitu:

Bagi peserta didik:

1. Penelitian ini dapat digunakan untuk peningkatan kognitif peserta didik dalam
pembelajaran fisika SMA terutama pada materi Hukum Hooke.
2. Penelitian ini dapat melatih peserta didik untuk belajar mandiri karena peserta
didik dapat menggunakan handphone pribadinya.
3. Mampu meningkatkan minat belajar peserta didik.
Bagi guru:
1. Memberikan motivasi bagi guru dalam memanfaatkan teknologi khususnya
teknologi berbasis handphone android dalam kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.
E. Definisi Operasional

Penelitian ini memiliki beberapa definisi operasional.

1. Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan media pembelajaran


berbasis android untuk meningkatkan kognitif siswa dengan
mengombinasikan teks, gambar, video animasi yang sesuai dengan materi
tersebut.
2. Materi yang disajikan dalam modul ini adalah materi Hukum Hooke kelas XI
SMA sesuai dengan standar isi kurikulum 2013.
3. Subjek uji coba produk penelitian ini terdiri atas:
 Ahli desain merupakan seorang ahli dalam bidang teknologi
pendidikan dalam mengevaluasi media pembelajaran.
 Ahli bidang isi atau materi dilakukan oleh ahli bidang materi untuk
mengevaluasi materi pembelajaran Hukum Hooke untuk SMA.
 Siswa yang dikenakan uji untuk produk penelitian ini adalah siswa
SMA Negeri 1 Pangandaran.

F. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diketahui bahwa


tekonologi komunikasi dan informasi yang berkembang pesat seperti saat ini, bisa
juga dimanfaatkan untuk pembelajaran bagi siswa. Untuk itu perlu adanya aplikasi
yang diperlukan untuk menunjang pembelajaran tersebut. Dalam hal ini pembelajaran
yang dimaksud adalah pelajaran fisika. Pelajaran fisika memiliki berbagai stigma
yang tertanam dalam benak banyak orang seperti rumus, abstrak, susah,
membosankan dan juga dianggap sebelah mata. Hal ini juga menjadi salah satu faktor
yang menimbulkan kurangnya kesadaran fisika pada diri siswa.

Secara konsep media mobile learning pembelajaran fisika bisa menumbuhkan


motivasi dan minat belajar siswa, karena didalam media mobile learning ini terdapat
evaluasi pada saat proses pembelajaran dan hasilnya akan muncul setelah media
mobile learning tersebut selesai digunakan. Oleh karena itu, dalam menggunakan
media pembelajaran ini siswa harus memperhatikan dengan seksama dan memahami
materi tersebut karena akan menjadi indikator keberhasilan siswa dalam memahami
fisika.
Berikut ini merupakan kerangka berpikir dalam penelitian ini yaitu
pengembangan media mobile learning pembelajaran fisika berbasis android untuk
menumbuhkan motivasi dan minat belajar siswa kelas XI MIA 7 SMA Negeri 1
Pangandaran:

Permasalahan di Lapangan
- Pemanfaatan media dan fasilitas
pembelajaran belum maksimal
- Kurangnya variasi model
pembelajaran oleh guru
- Minat belajar fisika siswa
rendah

Studi Lapangan Analisis Kebutuhan Studi Pustaka

Kajian Teori

Media mobile learning


pembelajaran fisika berbasis
android

Evaluasi
Valid Tidak valid
(Validasi & Revisi)

Produk Media Mobile


Learning Pembelajaran Fisika
Berbasis Android
G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir, hipotesis penelitian ini adalah:

Ha

Media pembelajaran berbasis android dapat digunakan untuk meningkatkan


kognitif siswa.

Ho

Media pembelajaran berbasis android tidak dapat digunakan untuk meningkatkan


kognitif siswa.

H. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain:

1. Hasil penelitian Rio Bagus Purnama (2017), yang berjudul


“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MOBILE LEARNING
BERBASIS ANDROID SEBAGAI SUPLEMEN PEMBELAJARAN FISIKA
SMA PADA MATERI USAHA DAN ENERGI”, menunjukkan bahwa media
pembelajaran m-Learning berbasis android sebagai suplemen pembelajaran
fisika dinyatakan efektif digunakan sebagai media pembelajaran berdasarkan
perolehan hasil belajar siswa yang mencapai nilai rata-rata 76,11 dengan
persentase kelulusan sebesar 77,14% pada uji lapangan terhadap siswa kelas
XI IPA 2 SMA Paramarta 1 Seputih Banyak Tahun Pelajaran 2016/2017.
2. Hasil penelitian Siti Fatimah dan Yusuf Mufti (2014), yang berjudul
“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA
SMARTPHONE BERBASIS ANDROID SEBAGAI PENGUAT
KARAKTER SAINS SISWA”, menunjukkan bahwa uji terbatas dilakukan
oleh 6 siswa dan menghasilkan kriteria Sangat Baik (SB) dengan persentase
sebesar 93,78%. Sedangkan pada siswa di uji luas dilakukan oleh 30 siswa
menghasilkan kriteria Sangat Baik (SB) dengan persentase 96,30%.
I. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian R & D (Research and Development).


Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan mobile learning berbasis android yang
layak dan efektif bagi peserta didik SMA. Model pengembangan yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu model pengembangan Alessi dan Trollip.

Pada tahap perencanaan, langkah-langkah yang dilakukan meliputi (1)


mendefenisikan ruang lingkup materi yang dilakukan melalui observasi, dan
wawancara, (2) mengidentifikasi karakteristik peserta didik, yaitu dengan
menggunakan lembar analisis kebutuhan, (3) menentukan dan mengumpulkan
sumber-sumber yaitu sumber yang berghubunngan dengan materi serta referensi lain,
dan (4) melakukan brainstorming dengan guru mata pelajaran Fisika dalam membuat
konsep desain media pembelajaran yang dikembangkan.

Pada tahap desain, langkah-langkah yang dilakukan meliputi (1)


mengembangkan konsep awal media yang mencakup layout, tombol navigasi, jenis
warna, ukuran teks, dan resolusi grafis yang dipakai dalam mobile learning. (2)
analisis konsep dan tugas yang terkait dengan isi pembelajaran (3) membuat
flowcharts untuk menampilkan struktur program dari awal hingga akhir dan
storyboards untuk menampilkan rancangan tampilan mobile learning yang akan
dioperasikan oleh pengguna, dan (4) menentukan software yang digunakan.

Pada tahap pengembangan, langkah-langkah yang dilakukan meliputi (1)


mempersiapkan teks materi yang diolah menggunakan software Microsoft Office
Word (2) menyiapkan konten teks, video, dan gambar, (3) menyatukan komponen
komponen yang sudah dibuat ke dalam software app inventor, kemudian diexport
sehingga menghasilkan file dengan ekstensi apk, (4) menyiapkan material yang
mendukung meliputi tambahan forum online, (5) melakukan uji alpha pada dua orang
ahli media dan dua orang ahli materi Fisika, dan melakukan uji beta kepada 33
peserta didik kelas XI MIA 7.

J. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pangandaran.

K. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen berupa tes dan
non tes. Instrumen tes berupa tes objektif dalam bentuk pretest dan posttest,
sedangkan instrumen nontes berupa lembar observasi mengenai keterlaksanaan
pembelajaran.

a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai alat ukur untuk memperoleh data


keterlaksanaan media pembelajaran berbasis android yang diterapkan. Data ini
diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan observer selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini disusun berdasarkan rpp yang
digunakan guru.

b. Lembar instrumen wawancara

Wawancara yang dilakukan terkait dengan kegiatan pembelajaran yang


diterapkan pada media pembelajaran.

c. Angket

Angket yang disebarkan berupa angket semi terbuka yang disebarkan


pada peserta didik terkait dengan kegiatan pembelajaran fisika.
L. Analisis Instrumen

Data yang diperoleh dari instrument penelitian ini berupa data kualitatif dan
kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam memperoleh data pada
penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif, analisis data deksriptif
kualitatif untuk hasil produk yang dikembangkan, sedangkan kuantitatif dianalisis
dengan cara mengubah skor rata-rata menjadi nilai kuantitatif dengan kriteria
penilaian untuk menilai kelayakan produk mobile learning. Konversi yang dilakukan
terhadap data kuantitatif mengacu pada rumus konversi dengan skala lima (Sukarjo,
2006, p. 53) disajikan pada tabel 1.

Nilai Interval Skor Kategori

5 X > 4.21 Sangat Baik

4 3.40 < X < 4.21 Baik

3 2.60 < X < 3.40 Cukup

2 1.79 < X < 2.60 Kurang

1 X < 1.79 Sangat Kurang

Hasil konversi skor menjadi kriteria dijadikan rekomendasi dalam menentukan


kelayakan dan kualitas suatu produk yang dikembangkan. Kualitas juga harus
didukung efektivitas suatu produk yang dikembangkan. Suatu produk dapat diketahui
efektif melalui hasil belajar. Hasil belajar peserta didik menjadi alat ukur untuk
mengetahui kemampuan kognitif peserta didk. Peningkatan hasil belajar dapat
diketahui melalui perhitungan terhadap nilai gain (gain ternormalisasi atau N-gain).

Anda mungkin juga menyukai