Anda di halaman 1dari 7

E-ISSN: 2614-4417

Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume VI, Nomor 2, November 2022

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN


MEDIA ABAKUS PADA SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR

Desy Alfitriani1), Muhammad Naji Al-Maruf2), Muhammad Hendrik Prayitno3)


1),2),3)Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo

Email : desyalfitriani1820@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu media pembelajaran ABAKUS.
Abakus berasal dari bahasa Yunani Abax yaitu alat bantu aritmatika untuk mempermudah
melakukan operasi bilangan. Media pembelajaran ini sangat cocok untuk simpel di
implentasikan baik dikelas rendah maupun kelas tinggi di SD atau sekolah dasar.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Istilah dalam bahasa
Inggris adalah Classroom Action Research (CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang
dilakukan di kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu kegiatan penelitian yang
berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang
dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru
dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaranTeknik Pengumpulan
Data yang digunakan adalah Wawancara, Tes dan Observasi.Hasil validasi yang diperoleh
83.3% yang artinya media pembelajaran abakus dapat diterapkan. Berdasarkan hasil data yang
telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa pengetahuan atau kognitif siswa kelas I SDI Al-
Khoiriyah meningkat dengan diterapkannya media pembelajaran ABAKUS sehingga tindakan
yang dilaksanakan dalam penelitian dikatakan berhasil tanpa ada tindakan lagi.
Kata Kunci: media, abakus, siswa.
Abstract
This study is intended to propagate a learning medium of abakus. The abax comes from
the Greek, which AIDS arithmetic to make numerical operations easier. This learning media is
perfect for simplicity in both low and high classes in elementary school or elementary school.
Elementary school. This type of research is class action research (PTK). The English
term is the classroom action research (car), a research activity carried out in class. Class action
research (PTK) is a study activity that involves a class action that is carried out to solve the
learning problems faced by teachers, improve and produce learning and try new things in
learning for the improvement and the data-collection study that is used is interviews, tests and
observations. The validation obtained by 83.3% means that abakus learning media can be
applied. Based on the data obtained, it could be concluded that the knowledge or cognitive of
the class I sdi al-khoiriyah class increased with the application of the learning media abakus so
that the action carried out in the study was said to be successful without further action.
Keyword: media, abakus, student.

Indonesia berhak mendapatkannya dan


PENDAHULUAN
diharapkan untuk selalu berkembang
Pendidikan merupakan hal yang
didalamnya (Alpian, Anggraeni, Wiharti
terpenting dalam kehidupan manusia,
& Soleh, 2019). Sudjana (2002: 41)
ini berarti bahwa setiap manusia
menyatakan bahwa pendidikan

179
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume VI, Nomor 2, November 2022

merupakan suatu proses dalam rangka Menurut Kriswandani (2013: 10)


mempengaruhi siswa agar dapat matematika adalah ilmu pengetahuan
menyesuaikan diri sebaik mungkin yang mempelajari konsep – konsep
terhadap lingkungan, sehingga abstrak yang disusun dengan
menimbulkan perubahan dalam dirinya menggunakan symbol dan merupakan
yang memungkinkan untuk berfungsi bahasa yang eksak, cermat, dan terbebas
secara kuat dalam kehidupan dari emosi.
bermasyarakat. Hal y ang menjadi dasar Berdasarkan wawancara yang
adalah bahwa makna pendidikan dilakukan pada guru kelas di SDI Al
merupakan proses memanusiakan Khoiriyyah wonorejo tanggal 18 Maret
manusia (Wijaya & Halaludin, 2018). 2022 ditemukan permasalahan bahwa
Artinya, manusia sebagai makhluk Matematika dianggap sebagai mata
Tuhan harus diberikan bekal pelajaran yang paling sulit, meskipun
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. demikian semua orang harus
Oleh karena itu diperlukan adanya mempelajarinya karena marupakan
proses belajar yang baik agar tujuan sarana untuk memecahkan masalah
pendidikan tercapai. dalam kehidupan sehari-hari.
Thobroni dan Mustofa (2011: 18) Kenyataan di lapangan membuktikan
berpendapat bahwa pembelajaran bahwa kemampuan belajar Matematika
merupakan suatu perilaku yang relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan
tetap dan merupakan hasil praktik yang kemampuan belajar mata pelajaran yang
diulang-ulang. Seseorang dikatakan lain . Salah satu penyebab rendahnya
belajar apabila dalam diri orang tersebut kemampuan belajar Matematika di SDI
terjadi adanya kegiatan yang dapat Al Khoiriyyah wonorejo adalah
mengakibatkan perubahan tingkah laku penyampaian dalam pelajaran
(Susanto, 2013: 188) . Pembelajaran di Matematika hanya menggunakan
era revolusi industri 4.0 guru harus metode ceramah. Banyak guru
memiliki kemampuan dalam beranggapan bahwa metode ceramah
memanfaatkan teknologi yang terus merupakan metode yang paling
berkembang (Istiq’faroh, 2022 ). Pada praktis,mudah dan efisien. Tetapi jika
era revolusi industri 4.0 seperti hanya menggunakan metode ceramah,
sekarang, peserta didik yang akan siswa merasa sulit dalam memahami
dihadapi adalah peserta didik yang lahir konsep pada pembelajaran Matematika
dan berkembang di era digital, maka kurang dari yang diharapkan. Guru
sebaiknya desain semua mata pelajaran berkewajiban menanamkan materi
bereorientasi pada teknologi. pelajaran Matematika dengan memberi
Pembelajaran matematika sangat dorongan dan rangsangan kepada
penting dan harus dipelajari serta siswa. Salah satu di antaranya adalah
dipahami oleh siswa di zaman sekarang dalam pembelajaran Matematika
(Ahdianto & Istiq’faroh, 2020) dengan menggunakan media yang

180
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume VI, Nomor 2, November 2022

sesuai dengan tingkat perkembangan matematika materi operasi hitung


mereka. Berdasarkan hasil wawancara perkalian siswa tunanetra kelas IV di
tersebut, solusi yang diberikan yaitu SLB Negeri I Pemalang tahun pelajaran
menggunakan media abakus. 2012/2013. Pengajaran matematika
Menurut Syaifudin (2009:23), melalui alat hitung abakus pada materi
Abakus berasal dari bahasa Yunani operasi hitung perkalian memiliki
Abax yaitu alat bantu aritmatika untuk tujuan untuk meningkatkan prestasi
mempermudah melakukan operasi belajar matematika siswa tunanetra
bilangan. Salah satu di antaranya adalah kelas IV di SLB Negeri I Pemalang. Alat
penggunaan benda-benda konkrit untuk hitung abakus dapat memberikan
membantu pemahaman anak-anak implikasi bagi pendidik sebagai salah
terhadap pengertian-pengertian dalam satu alat bantu atau media pembelajaran
berhitung. Dengan memperhatikan yang konkrit agar siswa khususnya
prinsip tersebut di atas, maka dengan siswa tunanetra dapat lebih mudah
menggunakan media dapat mengurangi memahami dan melakukan operasi
verbalisme, anak lebih aktif, serta ilmu hitung perkalian sebagai upaya untuk
yang di terima lebih tahan lama dan meningkatkan prestasi belajar
pembelajaran akan lebih matematika siswa tunanetra.
menyenangkan, sehingga media dapat
meningkatkan kemampuan berhitung. METODE PENELTIAN
Hal inilah yang mendorong
A. Jenis Penelitian
dilakukannya penelitian dengan judul
Jenis penelitian ini adalah
“Peningkatan Kemampuan Berhitung Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Istilah
dengan Menggunakan Media Abakus dalam bahasa Inggris adalah Classroom
pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar’’ Action Research (CAR), yaitu sebuah
Rekomendasi & Penelitian kegiatan penelitian yang dilakukan di
Selanjutnya meliputi pembelajaran kelas. Wardani (2002: 14) penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang
terpadu yaitu;(3) Media pembelajaran
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
yang dikembangkan layak untuk
sendiri melalui refleksi diri, dengan
digunakan dapat diujicobakan pada tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
skala yang lebi besar. (7) Meneliti sebagai guru, sehingga hasil belajar
keberanian dan kepercayaan diri guru siswa menjadi meningkat. Kemmis dan
untuk merancang dalam merancang Mc. Taggart (Somadoyo, 2013)
pembelajaran tetapi tetap mengacu pada berpendapat bahwa, Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah studi yang
standar yang harus dicapai oleh
dilakukan untuk memperbaiki diri
kurikulum 2013 sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang
Hasil penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara sistematis,
ini dapat ditarik kesimpulan bahwa terencana, dan dengan sikap mawas
melalui alat hitung abakus dapat diri. Dalam buku Educational
meningkatkan prestasi belajar Research yang dibuat oleh Cresswell
(2012), Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

181
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume VI, Nomor 2, November 2022

atau Action Research Design terbagi tersebut sedikit. Menurut (Kriyantono,


menjadi dua jenis yaitu penelitian 2018) “Wawancara adalah percakapan
tindakan praktis (action research antara periset, yaitu seseorang yang
practical) dan penelitian tindakan berharap mendapatkan informasi, dan
partisipan (action research partisipatory). informan, yaitu seseorang yang
Dalam pembagian ini Penelitian diasumsikan mempunyai informasi
Tindakan Kelas yang kita kenal penting tentang suatu objek”.
merupakan action research practical.
Menurut Schumuk dalam Cresswell 2. Tes
penelitian tindakan praktis bertujuan Arikunto (2012:46), tes adalah
untuk meneliti keadaan sekolah tertentu suatu alat atau prosedur yang sistematis
untuk lebih meningkatkan keahlian. dan objektif untuk memperoleh data-
Penelitian ini terfokus untuk data atau keteranganketerangan yang
meningkatkan kemampuan guru dan diinginkan tentang seseorang, dengan
meningkatkan wawasan atau cara yang boleh dikatakan cepat dan
pembelajaran siswa. Berikut desain tepat. Tes merupakan evaluasi tertulis
penelitian PTK yang merujuk pada untuk mengetahui hasil belajar atau
desain peneltian menurut Kemmis dan kemampuan siswa memahami materi
Mc. Taggart. peraturan perundang-undangan tingkat
pusat dan daerah baik pra siklus
B. Lokasi dan Subjek Penelitian maupun tindakan siklus. Adapun
Lokasi penelitian yang diambil menurut Zainal Arifin (2016: 118) tes
adalah SDI Al-Khoiriyah Sekolah merupakan suatu teknik yang
tersebut terletak di Jalan/Desa Jl. digunakan dalam rangka melaksanakan
Wonorejo Kecamatan Rungkut kegiatan pengukuran, yang di dalamnya
Kabupaten Surabaya Provinsi Jawa terdapat berbagai pertanyaan, atau
Timur Subjek penelitian adalah siswa serangkaian tugas yang harus
kelas 1 sekolah dasar. dikerjakan atau dijawab oleh peserta
C. Teknik Pengumpulan Data didik untuk mengukur aspek perilaku
1. Wawancara peserta didik. Menurut Anas Sudijono
Wawancara merupakan salah (2015: 67) tes adalah cara atau prosedur
satu bentuk teknik pengumpulan data dalam rangka pengukuran dan
yang banyak digunakan dalam penilaian, yang berupa pemberian tugas
penelitian deskriptif kualitatif dan yang harus dikerjakan testee, sehingga
deskriptif kuantitatif (Sukmadinata, atas dasar data yang diperoleh dapat
2016 ). Wawancara digunakan untuk dihasilkan nilai yang melambangkan
analisis permasalahan yang terjadi pada tingkah laku atau prestasi testee, nilai
saat pembelajaran. Menurut Sugiyono dapat dibandingkan dengan nilai-nilai
(2017,194) Wawancara digunakan yang dicapai oleh testee lainnya, atau
sebagai teknik pengumpulan data dibandingkan dengan nilai standar
apabila peneliti ingin melaksanakan tertentu. Menurut Nana Sudjana (2014:
studi pendahuluan untuk menemukan 35), Tes sebagai alat penilaian adalah
permasalahan yang akan diteliti, dan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
apabila peneliti juga ingi mengetahui kepada siswa untuk mendapat jawaban
hal-hal dari responden yang lebih dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan),
mendalam dan jumlah dari responden

182
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume VI, Nomor 2, November 2022

dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau pembelajaran Cooperative Learning


dalam bentuk perbuatan (tes tindakan) dapat membuat siswa lebih berantusias
3. Observasi dalam mengikuti pembelajaran karena
Muslich (2011: 58) menyatakan dapat berkelompok dengan teman yang
observasi tindakan kelas berfungsi berbeda setiap harinya. Karena sudah
untuk mendokumentasikan pengaruh mencapai kriteria keberhasilan, maka
tindakan dan prosesnya. Observasi yang penelitian dihentikan pada siklus II.
digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi partisipatif, dimana observer A. Saran
terlibat langsung dengan aktivitas yang
dilakukan oleh sumber yang akan Berdasarkan hasil penelitian dan
diteliti. Widoyoko (2014:46) observasi pembahasan, peneliti sampaikan
merupakan “pengamatan dan beberapa saran sebagai berikut.
pencatatan secara sistematis terhadap 1. Bagi Pihak Sekolah Model
unsur-unsur yang nampak dalam suatu pembelajaran Cooperative Learning
gejala pada objek penelitian”. Sugiyono disekolah diharapkan mampu
(2014:145) “observasi merupakan suatu diterapkan pada kelas-kelas lain guna
proses yang kompleks, suatu proses
meningkatkan sikap peduli sosial
yang tersusun dari pelbagai proses
biologis dan psikologis”. setiap siswa.

2. Bagi Guru Penelitian ini


PENUTUP
diharapkan dapat memberikan
Kesimpulan dan Saran
masukan bagi guru-guru untuk
A. Kesimpulann
Berdasarkan analisis data dan menerapkan model pembelajaran
pembahasan pada bab sebelumnya, Cooperative Learning sebagai salah
dalam penelitian ini disimpulkan bahwa satu alternatif model pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran model karena model pembelajaran ini mampu
Cooperative Learning dapat meningkatkan sikap peduli sosial
meningkatkan sikap peduli sosial siswa siswa.
kelas I. Pembelajaran model
Cooperative Learning dilaksanakan 3. Bagi Siswa Selama proses
melalui berbagai tahap, yaitu pembelajaran dengan model
Menyampaikan tujuan dan memotivasi
Cooperative Learning berlangsung
siswa, Menyajikan informasi,
Mengorganisasikan siswa ke dalam siswa diharapkan mampu berinteraksi
kelompok-kelompok belajar, dengan kelompoknya dan saling
Membimbing kelompok bekerja dan memberi bantuan ketika ada yang
belajar, Evaluasi. Hasil dari penelitian membutuhkan. Dengan saling
yang dilakukan menunjukkan adanya memberikan bantuan maka sikap
peningkatan sikap peduli sosial siswa peduli sosial antar siswa lebih
pada setiap indikatornya. Presentase
meningkat.
pencapaian kriteria keberhasilan tes
peduli sosial pada sikulus I yaitu 33,3%
meningkat menjadi 83,3% pada siklus II.
Hal ini membuktikan bahwa model

183
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume VI, Nomor 2, November 2022

DAFTAR PUSTAKA Daring Siswa Sekolah Dasar. Faktor:


Jurnal Ilmiah Kependidikan, 8(1),
Ahdhianto,E,. & Istiq’faroh,N. (2020).
1219.
The Effect of Problem-Based Fatmawati, I., Djamas, N., &
Rahmadani, A. (2021). Pengaruh
Learning Models on
Pendampingan Ibu Pekerja
Mathematical Problem Solving Harian Lepas Terhadap Tingkat
Stres Akademik Pembelajaran
Skills in Primary Schools.
Helsa, Y., & Kenedi, A. K. (2019).
Journal of Xi’an University of Edmodo-Based Blended
Learning Media in Learning
Architecture &
Mathematics. Journal Of Teaching
Technology,12(8), 165-71/ And Learning In Elementary
Education (JTLEE), 2(2), 107-117.
Alpian, Y., Anggraeni, S. W., Wiharti, Hergianasari, P. (2019). Konsep
U., & Soleha, N. M. (2019). Deradikalisasi Pada Pendidikan
Pentingnya pendidikan bagi Berbasis Pembelajaran Terpadu.
manusia. Jurnal Buana Cendekiawan: Jurnal
Pengabdian, 1(1), 66-72. Pendidikan dan Kebudayaan , 9
Besler, F., & Kurt, O. (2016). (3), 239-244.
Effectiveness of video modeling Istiq'faroh, N. (2022). The Profile of
provided by mothers in teaching Students’ Basic Teaching Skills
play skills to children with Through Blended Learning in
autism. Educational Sciences: Microteaching Courses During
Theory & Practice, 16(1), 1-10. Covid-19 Pandemic. Jurnal
Coplan, R. J., Schneider, B. H., Basicedu, 6(2), 2586-2596.
Matheson, A., & Graham, A. Kenedi, A. K., Helsa, Y., Ariani, Y.,
(2010). ‘Play skills’ for shy Zainil, M., & Hendri, S. (2019).
children: Development of a Mathematical Connection of
social skills facilitated play early Elementary School Students to
intervention program for Solve Mathematical Problems.
extremely inhibited Journal on Mathematics Education,
preschoolers. Infant and Child 10(1), 69-80.
Development: An International Kenedi, A. K., Hendri, S., & Ladiva, H.
Journal of Research and Practice, B. (2018). Kemampuan Koneksi
19(3), 223-237. Matematis Siswa Sekolah Dasar
Daraee, M., Salehi, K., & Fakhr, M. Dalam Memecahkan Masalah
(2016). Comparison of social Matematika. Numeracy, 5(2),
skills between students in 226-235.
ordinary and talented schools. Nurhasnawati, N. (2011).
In Selection & Peer-review under model-model
responsibility of the Conference pembelajaran
Organization Committee (hal. 513- kontrutivisme. . An- Nida', 36(2),
521). European: ICEEPSY (Vol. 237-259
2016, p. 7th). pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

184
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume VI, Nomor 2, November 2022

Piaget, J. (1976). Piaget’s theory. In


Piaget and his school (pp. 11-23).
Springer, Berlin, Heidelberg.
Sudjana, N. (2002). Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Susanto, A. (2013). Teori belajar dan
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh
Manusia Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika
Thobroni, Muhammad & Mustofa, Arif.
(2011). Belajar dan Pembelajaran
Pengembangan Wacana dan
Praktik Pembelajaran dalam
Pembangunan Nasional.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Wijaya, Hengki, & Helaluddin. (2018).
Hakikat Pendidikan Karakter.
Makasar: Sekolah Tinggi
Theologia Jaffray. Kline dalam
Karso. 1998. Pendidikan
Matematika I. Jakarta: Depdikbud
Proyek Peningkatan Mutu Guru
Kelas SD Setara DII.

185

Anda mungkin juga menyukai