Tesis
Disusun Oleh
MUHARISNAN
NIM 210721802645
Tesis
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Magister
Pendidikan Geografi
Oleh
MUHARISNAN
NIM 210721802645
I
Tesis oleh Muharisnan ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.
II
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa tesis ini hasil
plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Muharisnan
III
ABSTRAK
IV
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat dan kasih sayang serta karunia-Nya semata, sehingga tesis
dengan judul “Penerapan Asesmen Diagnostik dan Mobile Learning Dalam
Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Geografi
Peserta Didik SMA Negeri 2 Kayuagung” ini dapat diselesaikan.
1. Prof. Dr. Sumarmi, M.Pd selaku pembimbing I yang dengan penuh kasih
sayang dan kesabaran serta ketelitian dalam memberikan bimbingan, nasehat,
motivasi, masukan dan saran selama penyusunan hingga terselesaikannya
tesis ini.
2. Syamsul Bachri, S.Si., M.Sc., Ph.D. selaku pembimbing II yang dengan
penuh kesabaran dan keikhlasan serta ketelitian dalam memberikan motivasi
dan bimbingannya hingga terselesaikannya tesis ini.
3. Prof. Dr. Dwiyono Hari Utomo, M.Pd., M.Si. selaku penguji bidang
pendidikan yang telah banyak memberikan saran, perbaikan, dan motivasi
dalam penyelesaian tesis ini.
4. Prof. Dr. Sugeng Utaya, M.Si. selaku dosen penguji bidang studi yang telah
banyak memberikan saran, perbaikan, dan motivasi demi terselesaikannya
tesis ini dengan baik.
5. Prof. I Komang Astina, M.S., Ph.D. selaku Koorprodi Program Pascasarjana
Universitas Negeri Malang yang telah memberikan izin dalam penelitian ini.
6. Drs. Arminadi, M.M. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Kayuagung yang
telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian, hingga tesis ini dapat
terselesaikan.
V
7. Dra. Des Ernawaty selaku guru mata pelajaran Geografi SMA Negeri 2
Kayuagung rekan sejawat yang telah membantu dalam pelaksanaan
penelitian, hingga terselesaikannya tesis ini.
8. Lidya Novalita, S.Pd selaku Penanggungjawab Penjaminan Mutu SMA
Negeri 2 Kayuagung dan selaku observer yang membantu dalam pelaksanaan
penelitian, hingga terselesaikannya tesis ini.
9. Istriku tercinta Wahidah Safariyah, dan anak-anakku tersayang Azzizah Fatin
Sahira, Athaya Najib Zaahirulhaq, Adiva Najma Myesha yang selalu
mendoakan, memberikan kasih sayang, dan memberikan dukungan serta
motivasi di setiap waktu demi terselesaikannya tesis ini.
10. Keluargaku tercinta, Ibu Ismawati Lamsyariah, Kak Rosmaliyanti, Kak Devi
Sari Amalia sekeluarga, Bang Parada Siregar sekeluarga, yang tidak lelah
mendoakan, memberikan kasih sayang, dan memberikan dukungan serta
motivasi di setiap waktu demi terselesaikannya tesis ini.
11. Keluarga besar SMA Negeri 2 Kayuagung yang selalu mendoakan dan
memotivasi dalam penyusunan hingga terselesaikannya tesis ini.
12. Teman-teman Program Pascasarjana Jurusan Pendidikan Geografi khususnya
angkatan tahun 2021 program Rekognisi Pembelajaran Lampau yang tak bisa
penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih telah memberikan doa, dukungan
dan semangat yang tulus dalam penyelesaian tesis ini.
13. Seluruh Dosen Jurusan Geografi, Staf Administrasi dan Tata Usaha
Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Semoga amal baik dari seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan tesis ini mendapat balasan yang setimpal dari Allah Yang Maha
Kuasa. Akhirnya dengan kerendahan hati disadari bahwa dalam penyusunan tesis
ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga diharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Amin.
Malang, Desember 2022
Penulis
VI
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul........................................................................................................... i
Halaman Pengesahan Tesis ....................................................................................... ii
Abstrak ...................................................................................................................... iii
Kata Pengantar........................................................................................................... iv
Daftar Isi .......................................................................................................... v
Daftar Tabel............................................................................................................... vi
Daftar Grafik.............................................................................................................. vii
Daftar Gambar........................................................................................................... vii
Daftar Lampiran ........................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................ 5
1.4. Manfaat Penelitian.............................................................................. 5
1.4.1. Manfaat Teoritis ...................................................................... 5
1.4.2. Manfaat Praktis ........................................................................ 5
VII
2.5. Penelitian yang Relevan .................................................................... 24
2.6. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 26
BAB V. PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Penerapan Asseman Diagnostik terhadap Hasil Belajar.... 57
5.2. Pengaruh Penerapan Mobile Learning dalam Model Pembelajaran
Project Based Leraning Terhadap Hasil Belajar Geografi................. 62
VIII
6.2 Saran .................................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA
IX
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Tujuan Asesmen Diagnostik ................................................................. 13
Tabel 3.1. Model Rancangan Pretest-Posttest Nonequivalent Control Group
Design.................................................................................................... 28
Tabel 3.2. Kriteria Validitas Item Tes pada Taraf Signifikansi 95%....................... 32
Tabel 3.3. Nilai Tingkat Keandalan Cronbach’s Alpha.......................................... 33
Tabel 3.4. Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal................................................... 34
Tabel 3.5. Kriteria daya Beda Item Tes.................................................................. 35
Tabel 3.6. Pengkatogorian Skor Hasil Belajar ....................................................... 37
Tabel 4.1. Deskripsi Hasil Asseman Diagnistik...................................................... 41
Tabel 4.2. Pengkategorian skor Hasil Belajar......................................................... 42
Tabel 4.3. Data Rata – Rata Pretest, Posttest dan Gain Score................................ 44
Tabel 4.4. Deskripsi Hasil Belajar Geografi........................................................... 46
Tabel 4.5. Jumlah Skor Masing – Masing Indikator .............................................. 48
Tabel 4.6. Deskripsi HasilBelajar pada masing – masing Kelompok
Asessman Diagnostik............................................................................ 49
Tabel 4.7.1 Data Hasil Uji Normalitas Kognitif......................................................... 50
Tabel 4.7.2 Data Hasil Uji Normalitas Non Kognitif................................................. 51
Tabel 4.8. Data Hasil Uji Homogenitas dengan Levene’s test Levene’s Tes
of Equality of Error Variances................................................................ 65
Tabel 4.9. Data Hasil Uji Hipotesis Two Way Anova Tests of Between –
Subjects Effects......................................................................................... 66
X
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1. Rata – Rata Hasil Belajar Geografi Pretest dan Posttest ........... 43
Grafik 4.2. Perbandingan Nilai Rata – Rata Hasil Belajar Pretest, Posttest
dan Gain Score...................................................................................... 29
XI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Pikir ........................................................................... 26
Gambar 3.2. Hubungan antar Variabel Bebas dan Moderator Terikat .................... 29
XII
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
penggunaan model project based learning yang mana tujuannya agar peserta didik
aktif, mandiri dalam kegiatan belajar mengajar serta menghasilkan produk.
Pembelajaran Geografi di SMA Negeri 2 Kayuagung masa pandemik
Covid-19 ini awalnya dilakukan secara daring (dalam jaringan), banyak
permasalahan yang ditemui oleh siswa serta guru pada kegiatan belajar mengajar
dalam jaringan ini. Diantaranya adalah tenaga pendidik dan peserta didik belum
memahami penggunaan teknologi informasi secara daring dengan baik, namun
dapat diatasi dengan belajar mandiri dan mengikuti kegiatan diklat yang berkaitan
dengan pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran dan membuat video
tutorial bagi peserta didik agar lebih mudah mengoperasikan aplikasi yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Kendala dari sinyal yang tidak stabil
juga sering terjadi saat kegiatan sinkronus dilakukan, terutama bagi peserta didik
yang tingggal di pedesaan.
Namun yang paling meresahkan adalah learning loss yang terjadi pada
peserta didik, sesuatu yang demikian bisa terlihat pada jumlah peserta didik yang
ikut aktivitas sinkronus yang semakin berkurang dengan berbagai alasan, mulai
dari paket kuota internet yang habis, sinyal yang tidak stabil, dan sebagainya.
Karena banyak siswa yang tak ikut kegiatan pembelajaran dengan baik, hasilnya
dalah penurunan nilai hasil belajar geografi di akhir tahun pelajaran 2020-2021.
Sehubungan dengan menurunnya status PPKM Level 3 di Bulan
September 2021, maka kegiatan pembelajaran dilakukan beralih ke sistem belajar
tatap muka terbatas. Guru tetap melaksanakan sistem belajar mengajar melalui
tatap muka secara terbatas dan daring dengan memanfaatkan platform Microsoft
365 yaitu aplikasi Microsoft Teams, memberikan tugas dan materi dengan
menggunakan Microsoft Teams, dan Microsoft Form. maka penulis tertarik untuk
menerapkan asesmen diagnostik dan mobile learning dengan pembelajaran
berbasis proyek kepada siswa kelas X. Untuk mengetahui model pembelajaran ini
efektif atau tidaknya maka diperlukan penelitian dengan judul “Penerapan
Asesmen Diagnostik dan Mobile Learning Dalam Model Pembelajaran Project
Based Learning terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa SMA Negeri 2
Kayuagung”.
5
7
8
Dilihat pada pengertian yang sudah dijelaskan diatas penulis bisa menarik
kesimpulan jika hasil belajar ialah pemahaman peserta didik pada materi yang
diajarkan, sebelum mendapat pengalaman pembelajaran yang ditunjukkan peserta
didik lewat nilai ujian yang diujikan tenaga pendidik. Hasil belajar juga nantinya
terlihat dari perubahan pada pengetahuan, sikap ketrampilan dan kebiasaan dari
peserta didik. Hasil belajar dapat dipakai setiap tenaga pendidik menjadi tinjauan
untuk meraih sebuah tujuan belajar yang mau diraih mengikuti apa yang sudah di
rumuskan pada perangkat pembelajaran. Hal tersebut bisa diraih jika peserta didik
telah mengalami kegiatan pembelajaran dan diikuti oleh perubahan pada
kemampuannya, pemahamannya dan perilaku peserta didk menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
Sebab dari capaian belajar, perubahan yang ada pada diri seseorang
kelangsungannya konsisten dan tak statis. Sebuah perubahan yang
berlangsung dapat membuat perubahan selanjutnya serta nantinya
berfungsi untuk proses atau kehidupan selanjutnya.
c) Perubahan pada belajar yang memiliki sifat aktif serta positif
Perubahan yang memiliki sifat temporer ataupun sementara yang ada cuma
dalam sesaat, contohnya mengeluarkan air mata, berkeringat, menangis
dan lain-lain tak termasuk menjadi perubahan pada definisi belajar.
Perubahan yang ada akibat dari kegiatan pembelajaran yang memiliki sifat
permanen atau tetap. Itu mengartikan jika perilaku yang terjadi.
e) Perubahan dalam belajar memiliki tujuan serta arah
Perubahan tingkah laku tersebut ada dikarenakan terdapat tujuan yang mau
diraih. Perubahan belajar yang memiliki arah pada perubahan perilaku
yang sangat di sadari. Oleh karenanya perubahan belajar yang
dilaksanakan selalu memiliki arah terhadap perilaku yang sudah
ditentukanya.
f) Perubahan meliputi semua aspek tingkah laku
umpan bail bagi tenaga pendidik, siswa serta wali siswa supaya
bisa mengarahkannya untuk menetapkan strategi belajar mengajar
kedepannya;
b. Asesmen dibuat serta dilaksanakan mengikuti pada fungsi asesmen
itu, secara leluasa dalam menetapkan waktu serta teknik penjalanan
asesmen supaya efektif dalam meraih tujuan belajar mengajar;
c. asesmen dibuat dengan proposional, dapat dipercaya, adil dan valid
dalam menerangkan progres belajar dan menetapkan apa yang akan
dilakukan setelahnya;
d. laporan progress belajar dan capaian siswa memiliki sifat
informantif dan sederhana, memberi info yang memiliki manfaat
mengenai ciri serta kompetensi yang diraih dan strategi tindakan
lanjutan; serta
e. hasil asesmen dipakai oleh siswa, guru, tenaga pendidik dan wali
siswa menjadi bahan gambaran dalam peningkatan mutu belajar
mengajar (Kemdikbud, 2020).
Tabel 2.1
Tujuan Asesmen Diagnositik
dibawahelajarandijenjangsekarang )
15
2. Pelaksanaan
a. Memberikan asesmen bagi setiap peserta didik dikelas untuk yang
belajar tatap muka disekolah ataupun yang berada dirumah
3. Diagnosis dan Tindak Lanjut
a. Melakukan pengolahan hasil asesmen
1) Membuat penilaian melalui kategori “Paham utuh”,
“Paham sebagian”, serta“Tidak paham”
2) Menghitung rerata kelas
b. Golongkan peserta didik pada 3 kelompok:
1) Peserta didik yang memiliki nilai rerata kelas akan ikut
pembelajaran dengan ATP mengikuti fase mereka
2) Peserta didik yang memiliki nilai dibawah rerata ikut
pembelajaran dengan diberi bimbingan dalam kompetensi
yang belum tercapai
3) Peserta didik yang memiliki nilai diatas rerata ikut
pembelajaran dengan pengayaan
c. Melakukan pemberian nilai pembelajaran topik yang telah
diberikan sebelum mulai topik belajar baru, dalam membuat
penyesuaian pembelajaran mengikuti pada rerata kemampuan
peerta didik
d. Mengulangi kegiatan diagnosis itu melalu pelaksanakan asesmen
formatif (melalui wujud dan strategi yang bervariasi), hingga
peserta didik meraih tingkatan kompetensi yang diinginkan
Setelah guru mengetahui kesulitan peserta didik, lalu guru bisa merancang
instrument yang nantinya dipakai untuk kegiatan belajar mengajar selanjutnya.
Menurut Sulastri (Sulastri et al., 2019) Asesmen diagnostik dilaksanakan dengan
berkelanjutan dalam mengontrol kemajuan, proses, dan pembenahan hasil, tetapi
hal itu tak dapat diaplikasikan dikarenakan terdapat dampai dari pandemi yang
mewajibkan kegiatan belajar mengajar lewat rumah yang mana terdapat banyak
sekali kendala antara lain dikarenakan beban kurikulum yang banyak, jam
pelajaran yang kurang, tenaga dan waktu yang kurang.
16
kewilayahan dengan objek studi geogradi ialah geosfer yang mencakup lapisan
batuan, lapisan air, serta biosfer (lapisan kehidupan). Yang menyesuaikan pada
tingkatan perkembangan psikologi siswa di setiap jenjang pendidikan.
Didasari pada Permendiknas No 22 tahun 2006 (Nasional, 2006) mengenai
standar isi, terdapatnya pelajaran gepgrafi di sekolah memiliki tujuan supaya
siswa mempunyai kemampuan antara lain:
a) Paham terhadap pola spasial, kelingkungan dan wilayah serta hal hal
yang memiliki kaitan.
b) memiliki keterampilan dasar untuk mendapatkan data serta informasi,
mengaplikasikan dan mengkomunikasikan pengetahuan geografi.
c) Menunjukkan tingkah laku peduli pada lingkungannya serta
menggunakan SDA dengan arif dan mempunyai sifat toleran pada
beragam kebudayaan dimasyarakat.
Asesmen Diagnostik
Mobile Learning
26
27
28
O 1 A1 B1 O2
O 3 A1 B2 O4
O 5 A1 B3 O6
O 7 A2 B1 O8
O 9 A2 B2 O10
O11 A2 B3 O12
Keterangan:
O1, 3, 5, 7, 9, 11 : Pretest
O2, 4, 6, 8, 10, 12 : Posttest
A1: Model pembelajaran Project Based Learning
A2: Pembelajaran konvensional
B1: Asesmen Diagnostik Non Kognitif
B2: Asesmen diagnostik kognitif
B3: Mobile learning
Didesain diatas, data kemampuan hasil belajar didapat lewat nilai pretest
serta nilai posttest. Dua kelompok perlakuan keduanya diberikan pretest dan
dilaksanakan diberi 2 perlakuan pada dua kelas yang tidak sama. Pada kelas
faktorial 2x2 (Fraenkel & Wallen, 2009). Desain faktorial akan membuat
sejumlah kelompok terbagi mengikut total yang sudah ditetapkan didasari pada
total perlakuan serta kelompok yang akan dilakukan penelitian (Kerlinger, 2004).
Didasari pada hal itu, rancangan eksperimen semu desain faktorial 2x2 dipakai
Penerapan
Asesmen Diagnostik
(X1)
Hasil Belajar
(Y)
Mobile Learning
(X2)
Gambar 3.2
Hubungan Antara Variabel Bebas dan Moderator dengan Variabel Terikat
Instrumen penelitian ialah alat ukur yang dipakai untuk menghitung aspek
yang nanti diteliti atau alat dalam pengumpulan data. Jenis instrumen yang
30
dipakai dalam penelitian yang dilaksanakan ialah berwujud pilihan ganda dan
essay test. Tes diberi agar tahu perubahan hasil belajar siswa. Tes tersebut diberi
diawal pembelajaran (pretest) bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pretest
siswa. Sesudah diberi perlakuan lalu diberi tes akhir (posttest). Instrumen tes
bertujuan agar tahu perubahan kemampuan hasil belajar siswa secara kognitif.
1. Instrumen Perlakuan
Based Learning.
1. Instrumen Pengukuran
diperoleh melalui hasil nilai pretest dan posttest siswa. Tes yang dipakai ialah
soal tes berwujud pilihan ganda dan essay test dengan jumlah 5 soal yang terdiri
dari 1 soal yang berkaitan dengan pemikiran perseptual untuk mencari sebuah
menyimpulkan. Instrumen pilihan ganda dan esay test bisa terlihat di lampiran 5.
Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik yang memakai angket yang terdiri
atas 19 butiran soal. Jumlah 6 soal untuk mengetahui belajar visual, 6 soal untuk
31
Sesudah hasil pengujian didapat lalu tiap-tiap butiran soal dilakukan analisis agar
tahu reaibilitas, validitas, daya beda dan indeks kesukaran. Dan juga agar tahu
instrumen
a) Validitas
yang dihitung memakai validitas logis serta empiris. Validitas logis, memiliki
kaitan pada validitas isi (content validity) serta konstruk (construct validity) yang
nanti dilakukan validasi oleh ahli (expert judgement). Disamping hal tersebut
Validasi aspek materi yang terlihat oleh peneliti meliputi sejumlah aspek
analisis faktor.
Suatu soal disebut valid apabila bisa mengungkap data dari variabel yang
skor tiap item terhadap skor total. Penghitungan validitas ini memakai
32
pertolongan aplikasi SPSS SPSS 16.00 for windows. Uji validitas di hitung setiap
perbandingan r hasil dan r tabel. Pada r hasil agar tiap butir soal bisa terlihat di
ini.
Tabel 3.2 Kriteria Validitas Item Tes pada Taraf Signifikansi 95%
Koefisien Korelasi
0,800-1,000 Sangat valid
0,600-0,799 Valid
0,400-0,599 Cukup valid
0,200-0,399 Kurang valid
0,000-0,199 Tidak valid
Didasari dari hasil pengujian soal, validitas setiap butiran soal tergolong
b) Reliabilitas
Reliabilitas ialah uji keajegan atau keteguhan alat tes itu untuk memberi
nilai sesuatu yang dinilai, yang berarti alat penilaian itu apabila dipakai nantinya
senantiasa menciptakan hasil yang relative tidak berbeda. Pada penelitian yang
reliabilitas diukur setiap item pertanyaan. Tingkatan reliabilitas tiap item bisa
dilaksanakan melalu perbandingan r alpa dan r tabel. Apabila r alpa positif serta r
alpa > r tabel, maka butiran soal itu reliabel dan begitu juga kebalikannya. Setiap
angket belajar siswa dilaksanakan cuma ketika satu waktu maka instrumen
disebut reliabel apabila nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60 (Purbayu &
Berdasarkan hasil pengujian, setiap butiran soal dan juga reliabel. Hasil
kesusahan tiap item soal. “sebuah tes yang bagus mempunyai tingkatan kesusahan
diantara 40% hingga 60% bagi tes standart dan antara 25% hingga 75 % bagi tes
ciptaan tenaga pendidik” (Purwanto, 2005). Item soal tak memiliki fungsi ataupun
tak bisa menghitung kemamuan apabila diatas 75% peserta didik tak bisa
menyelesaikannya (terlalu sulit) atapun lebih dari 75% peserta didik bisa
Dengan demikian, soal tes yang nanti dipakai lebih dulu dilakukan analisis
menentukan kelompok bawah dan atas setiap 27% dari total seluruh siswa yang
dijadikan sebagai kelas uji coba. Setelah itu baru menetapkan tingkaran kesulitan
34
tingkat kesukaran tes dilaksanakan melalui penentuan kelompok bawah dan atas
masing-masing 27% dari jumlah seluruh siswa yang dijadikan sebagai kelas uji
coba. Setelah itu baru menentukan tingkatan kesulitan tiap butiran soal melalui
penggunaan rumusan:
∑ 𝑆𝑘𝑎+ ∑ 𝑆𝑘𝑏
x 100%
TK =
𝑆𝑚 (𝑛𝑘𝑎+𝑛𝑘𝑏)
Keterangan:
∑Ska = Jumlah kesalahan kelompok atas
∑Skb = Jumlah kesalahan kelompok bawah
Sm = Skor maksimal yang diberikan untuk jawaban benar
nka = Jumlah siswa kelompok atas
nkb = Jumlah siswa kelompok bawah
Berdasarkan data hasil uji coba soal, tingkat kesukaran setiap butiran soal
tergolong pada klasifikasi sedang (baik). Hasil uji coba bisa terlihat dilampiran.
Analisis daya beda item tes dilaksanakan dikarenakan item soal yang
mempunyai tingkatan kesulitan baik tidak pasti selalu baik. Daya beda
membedakan kelompok bawah dan atas yang diperlukan setiap kelompok ialah
27% dari total subjek. Untuk tes daya beda ini lewat 2 langkah, kesatu yaitu
35
menetapkan keompok bawah dan kelompok atas yang diambil dari tabel saat
menghitung tingkat kesukaran. Yang ke dua menetapkan daya beda setiap item
melalu rumusan:
∑1 𝑆𝑘𝑏− ∑ 𝑆𝑘𝑎
DB =
𝑆𝑚 (𝑛𝑘𝑎+𝑛𝑘𝑏)2
Keterangan:
∑Ska = Jumlah kesalahan kelompok atas
∑Skb = Jumlah kesalahan kelompok bawah
Sm = Skor maksimal yang diberikan untuk jawaban benar
nka = Jumlah siswa kelompok atas
nkb = Jumlah siswa kelompok bawah
Kriteria Klasifikasi
0,70-1,00 Baik sekali
0,40-0,69 Baik
0,20-0,39 Cukup
0,00-0,19 Jelek
Negatif Jelek
Berdasarkan hasil pengujian soal, daya beda setiap butiran soal tergolong
Learning, didapati tes soal sudah mencukupi semua uji prasayar dan layak bagi
dipakai. Uji itu mencakup uji daya beda, uji tingkat kesulitanm uji validitas serta
uji realibilitas soal. Hasil analisis data pengujian instrument tes gaya belajar
Lalu perhitungan selisih data hasil pretest serta posttest (gain score).
Pengelompokan kemampuan hasil belajarmemakai tabel Gronlund dan Linn
(1990) seperti dibawah ini.
40-59 Sedang
60-79 Baik
80-100 Sangat baik
Analisis data berkaitan dengan tindakan agar mengelola data yang telah
penelitian yang mampu dibuktikan melalui hipotesis yang diambil. Analisis data
yang dipakai adalah uji prasyarat analisis, uji hipotesis serta uji normalitas.
harus dilaksanakan uji prasyarat analisis pada setiap asumsi antara lain
a) Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang digunakan yaitu uji levene’s test for equality
a) Uji Normalitas
SPSS 16.00 for windows dan memakai taraf signifikansi 5%. Adapun
normal.
normal.
a) Uji Hipotesis
varian 2 jalur (two way anova). Analisis varians 2 jalur dipakai dalam
lain/tidak bebas serta sejumlah variabel itu dihitung pada taraf yang sesuai
diperoleh diakhir aktivitas proses belajar mengajar agar tahu gaya belajar
geografi siswa.
a) H0: Tidak ada interaksi antara asesmen diagnostik dan mobile learning
geografi.
b) H1: Ada interaksi antara asesmen diagnostik dan mobile learning dalam
geografi.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
diagnostik dan mobile learning serta hasil belajar geografi diantara kelompok
based learning (kelas eksperimen) dan kelompok peserta didik yang dalam proses
Berdasarkan hal itu, data dari hasil penelitian yang dilaksanakan didapat lewat
selisih diantara skor kemampuan diawal (pretest) serta skor kemampuan diakhir
(posttest)/gain score.
hasil angket asesmen diagnostik peserta didik dikelas eksperimen memakai model
pembelajaran project based learning, (2) hasil angket asesmen diagnostik dikelas
eksperimen memakai model pembelajaran project based learning, serta (4) skor
kategori reliabel, tingkat kesulitan butiran soal baik serta daya beda soal terolong
kategori baik. Hasil Belajar Geografi siswa dihitung memakai essay test sebanyak
5 soal disetiap subyek penelitian. Kesemua 5 soal essy test memperlihatkan jika
41
42
tingkatan kesulitan butiran soal baik serta daya beda soal tergolong kategori baik.
peserta didik (kelas X.1 berjumlah 36 peserta didik serta kelas X.2 berjumlah 36
peserta didik), pada kelas eksperimen (kelas X.1) didapatkan bahwa sama antara
asesmen diagnostik kognitif dan non kognitif karena sama- sama berjumlah 18
siswa. Pada kelas kontrol (kelas X.2) didapatkan bahwa sama antara asesmen
diagnostik kognitif dan non kognitif karena sama- sama berjumlah 18 siswa.
Tabel 4.1
Deskripsi Hasil Asesmen Diagnostik
asesmen diagnostik kognitif dan non kognitif, karena kalau dilihat dari
Tabel 4.2
Pengkategorian Skor Hasil Belajar Geografi
yang relative tak berbeda. Rerata skor kemampuan hasil belajar pretest
kontrol mendapat skor dengan nilai 73,05 dua hasil skor yang didapat dari
sesudah diberi perlakuan, adanya beda hasil skor rerata posttest kelas
dalam kategori sangat baik dengan nilai berturut-turut 82,1 serta 83,22.
44
Adapun perbedaan nilai rerata hasil belajar pada pretest serta posttest bisa
Grafik 4.1
Rata – Rata Hasil Belajar Geografi Pretest dan Posttest
83.22
82.1
73.05 73.05
PreTest PostTest
pretest serta posttest dikelas eksperimen serta kelas kontrol dan lalu
diperoleh hasil gain score. Didasarkan dari perbedaan nilai hasil pretest
serta posttest dikelas eksperimen terdapat hasil belajar siswa yang diperoleh
gain score sebesar 9,05 sedangkan kelas kontrol sebesar 6,83. Selisih nilai
Data nilai gain score didapat dari perbedaan diantara nilai posttest
dengan pretest. Berdasarkan data gain score bisa terlihat apa terjadi
peningkatan ataupun tak terjadi dari tes hasil belajar seudah diberi
Tabel 4.3
Data Rata – Rata Pretest, Posttest dan Gain Score
Tabel 4.3 menujukkan rerata pretest, posttest serta gain score kedua
model project based learning memperoleh jumlag gain score dengan nilai
9,05 lebih besar daripada kelas kontrol dengan nilai 6,83 . Selisih rata – rata
kedua kelas yaitu sebesar 2,22. Perbedaan nilai rerata hasil belajar pretest,
posttest serta gain score bisa terliaht di grafik 4.2 dibawah ini.
Grafik 4.2
Perbandingan Nilai Rata – Rata
Hasil Belajar Pretest, Posttest dan Gain Score
46
82.1 83.22
73.05 73.05
9.05 6.83
Rata - Rata Nilai Pretest Rata - Rata Nilai Posttest Rata - Rata Nilai Gain Score
didik dikelas eksperimen lebih baik dibanding kelas kontrol. Hal tersebut
4.4.
Tabel 4.4
Deskripi Hasil Belajar Geografi
Descriptive Statistics
Minimu Maxim Std.
N Range m um Mean Deviation Variance
Pretest_Eksperi
36 20 60 80 73,06 5,840 34,111
men
Posttest_Ekperim
36 15 76 91 82,11 4,062 16,502
en
Pretest_Kontrol 36 29 60 89 76,39 7,044 49,616
Posttest_Kontrol 36 15 78 93 83,22 3,979 15,835
Valid N (listwise) 36
47
maximum, mean, standar deviasi, dan variance lebih baik daripada dikelas
kontrol.
A. Hasil Belajar
Indikator hasil belajar pada penelitian yang dilaksanakan terdiri atas lima
indikator, yakni:
ekperimen ataupun dikelas kontrol. Pada kelas eksperimen rerata hasil skor
kategori baik, dan keahlian menyimpulkan termasuk dalam kategori sangat baik.
Dikelas kontrol rerata hasil skor pretest indikator keahlian untuk menemukan, dan
48
kurang. Berikut Jumlah skor dikelas eksperimen serta kontrol ketika pretest
Tabel 4.5
Jumlah Skor Masing – Masing Indikator
Indikator
No Kelas Rata – Rata
1 2 3 4 5
Ekperimen
1 60 60 58 62 63 73,05
(Pretest)
Ekperimen
2 57 54 54 58 63 82,11
(Posttest)
Kontrol
3 60 64 63 63 63 73,05
(Pretest)
Kontrol
4 65 69 71 64 59 83,22
(Posttest)
Berdasarkan tabel 4.5 jumlah skor masing – masing indikator, bisa kita
analisis bahwa ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kontrol baik ketika
Diagnostik
49
dan 2 kelompok kelas kontrol. berikut datanya ditabel 4.6 seperti dibawah
ini.
Tabel 4.6
Deskripsi Hasil Belajar Pada Masing – Masing
Kelompok Asesmen Diagnostik
lebih tinggi dari kelompok yang memakai asesmen diagnostik kognitif yang
konvensional.
windows dan memakai two way anova. Variabel dihitung pada penelitian
belajar geografi. Data yang diuji hipotesis adalah asesmen diagnostik dan
50
kegiatan belajar mengajar serta capaian belajar didapat dari selisih hasil skor
Uji Prasyarat yang digunakan pada penelitian ini ialah uji normalitas
dengan kolmogorov smirnov serta uji homogenitas leven’s test for equality
of variance.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan agar tahy apa data itu memiliki distribusi
Tabel 4.7.1
Data Hasil Uji Normalitas Kognitif
Tabel 4.7.2
Data Hasil Uji Normalitas Non Kognitif
Tailed) sebesar 0,200 > 0,05 yang berarti signifikan. Jadi, hasil belajar
kognitif dan model learning diperoleh Asymp. sig (2 tailed) senilai 0,200 >
0,05 yang berarti signifikan. Jadi, hasil belajar yang memakai model
52
normal.
Tailed) dengan nilai 0,200 > 0,05 yang berarti signifikan. Jadi, hasil belajar
non kognitif dan model learning diperoleh Asymp. sig (2 tailed) senilai
0,073 > 0,05 yang berarti signifikan. Jadi, hasil belajar yang memakai
berdistribusi normal.
variasi yang sama atau homogenitas diantara sebuah data terhadap data
levene’s test terhadap data hasil belajar terdapat empat kelompok data yang
Tabel 4.8
Data Hasil Uji Homogenitas dengan Levene’s Test
Levene's Test of Equality of Error
Variancesa
Dependent Variabel: y
53
Didasari dari tabel 4.8 menunjukkan jika hasil uji levene’s test
signifikansi senilai 0,834 > 0,05 bisa dikatakan homogen. Jadi berdasarkan
analisis, dapat disimpulkan jika data hasil belajar terhadap empat kelompok
Uji hipotesis pada penelitian yang dilaksanakan agar tahu apakah hipotesis
sebagai berikut:
geografi.
belajar geografi.
Tabel 4.9
Data Hasil Uji Hipotesis Two Way Anova
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variabel: y
a. Uji Hipotesis I
7,499 dengan signifikan 0,008 < 0,005 maka dinyatakan signifikan. Maka
b. Uji Hipotesis II
0,160 dengan signifikan 0,006 < 0,005 maka dinyatakan signifikan. Lalu
bisa ditarik kesimpulan jika hasil belajar geografi antara mobile learning
hasil analisis diatas jika ada mobile learning dalam model pembelajaran
geografi.
dengan nilai signifikan sebesar 0,035 < 0,05 artinya signifikan. Didsarkan
hasil analisis itu, bsia ditarik kesimpulan jika ada interaksi diantara asesmen
belajar geografi.
asesmen diagnostik kognitif serta non kognitif. Selain itu, ada interaksi
PEMBAHASAN
Geografi
Didasarkan dari hasil two way anova didapat nilai signifikan 0,006 <
0,005, ditolak H0 hingga terdapat pengaruh. Terbukti bahwa rata – rata perbedaan
asesmen diagnostik kognitif dan non kognitif diantara kelas ekperimen dengan
kelas kontrol. Beda pada kognitif serta non kognitif dikelas ekperimen yang
dengan asesmen diagnostik kognitif 70,90 dan non kognitif 84,44. Pada kelas
kontrol yang memakai konvensional dan asesmen diagnostik kognitif 71,10 dan
pembelajaran yang diaplikasikan oleh guru pada proses belajar mengajar agar
meraih tujuan dari belajar mengajar. Model pembelajaran Project Based Learning
kepercayaan, sikap, serta persepsi diri yang lebih baik. Selain itu, bisa membuat
57
58
dikarenakan fisik peserta didik ikut bebas bergerak dan aktif, memberikan
peluang secara luas untuk peserta didik dalam melakukan komonukasi terhadap
pembelajaran.
bagi peserta didik agar secara langsung bersentuhan pada dunia yang
sesungguhnya serta meberikan sebuah pengalaman unik yang tak didapat didalam
kelas ataupun dengan textbook. Pada kegiatan belajar mengajar peserta didik tak
pendidik dengan cara verbal, namun juga memiliki peran untu mencari sendiri inti
sebuah materi pelajaran tersebut. Kegiatan belajar mengajar melalui model belajar
dilaksanakan peserta duduj diberi arah dalam menemukan serta mencari sendiri
dari sebuah suatu yang ditanyakan, sehingga dapat menciptakan sikap percayadiri
dan motivasi untukbelajar. Dalam hal ini siswa memperoleh ilmu terbaru yang
dari tenaga pendidik. Peserta didik bisa melaksanakan pembelajaran dengan bebas
tanpa tekanan atau paksaan. Melalui kondisi pembelajaran yang demikian, bisa
Hal tersbut menemukan sesuat yang baru dan memperlihatkan jika melalui
positif pada kemampuan pikir spasial siswa. Selain itu, dapat meningkatkan
sekitarnya. Hal tersebut sesuai dengan temuan hasil dari Amirudin, Fatchan, dan
Project Based Learning bisa membuat peningkatan kegiatan serta kreatifitas dan
Tenaga pendidik menolong menyatukan ilmu lama peserta didik dan ilmu
menjadi pengarah dan penerapan ide mereka. Oleh karena itu, strategi
Selanjutnya, bisa disebut jika belajar kontekstual yang berkaitan pada interaksi
tidak cuma seperti apa yang mereka ketahui. Dari pernyataan itu terlihat jika
bagaimana yang lagi diberikan dan memiliki acuan terhadap setiap permasalahan
Learning dapat menciptakan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan
60
menyenangkan bagi siswa. Kegiatan interaksi jalannya kan lancar apabila terdapat
banyak peserta didik secara aktif daripada tenaga pendidik. Dengan demikian,
didik untuk mencari serta menemukan serta menganalisis sendiri fenomena yang
berpikir spasialnya sendiri. Kemampuan hasil belajardi peserta didik siswa dapat
terwujud apabila peserta didik bisa mengkonstruksikan makna setiap pesan dari
fenomena yang ditemukan. Peserta didik dapat paham sebuah ilmu terbaru yang di
integrasikan itu melalui skema skema serta kognitif yang terdapat pada dirinya.
Learning dapat memberikan daya ingat peserta didik lebih lama dikarenakan
model pembelajaran Project Based Learning bisa membuat maksimal kerja dua
belah otak. Hal tersebut pastinya memberikan memori yang lebih lama hingga
harapannya. Hal ini sesuai dengan temuan Cross (1984) di Lown dan California
yang mendukung, orientasi faktor sosiol budaya serta geografi, dan keberadaan
sebagai suatu ingatan dalam kurun waktu yang lama. Sebuah cara yang dijalankan
sebagian peserta didik ialah menulis seluruh materi yang diperoleh pada kegiatan
pembelajaran (hal tersebut dilaksanakan pula oleh peserta didik dikelas kontrol).
pada memori dengan tidak harus mengulangi informasi. Aktivitas pencatatan yang
dilaksanakan peserta didik dikelas kontrol adalah pencatata ndengan wujud tulisan
tak menarik ataupun aktivitasn pencatatan yang tak memiliki kesan menimbulkan
perasaan jenuh peserta didik saat pembelajaran, yang pastinya hal tersebut
berpengaruh pada peserta didik untuk pahan pada kosep yang diajarkan.
bsia memberi efek yang mebahagiakan serta tak membosankan, hingga peserta
didik bisa lebih rileks dalam proses pembelajaran. Siswa pada saat melakukan
belajar secara santai bisa memnimbulkan peserta didik pada keadaan emosi yang
belajar secara lebih memiliki kesan dan bermakna, nantinya bisa memberi belajar
62
yang memiliki pengalaman (tak muda terlupa oleh peserta didik). Skenario pada
mencurahkan setiap ide atau gagasan yang terdapat pada otaknya untuk
membuat keadaan belajar yang bermacam serta membuat senang hingga peserta
beda diantara dua kelas. Kelas ekperimen dengan memakai mobile learning dalam
model pembelajaran project based learning mempunyai nilai yang tinggi atau
menunjukkan bahwa nilai rerata hasil belajar dikelas ekperimen dengan nilai
73,05 serta pada kelas kontrol dengan nilai 73,05. Hal itu memperlihatkan jika
seluruh subyek 72 peserta didik, hasil siswa terdapat dikategori baik. Fakta
63
tersebut memperlihatkan jika setia peserta didik telah mempunyai nilai yang
adanya nilai rerata meningkat pada hasil belajar dikelas eksperimen serta dokelas
kontrol.
Nilai rerata posttest yang didapat dikelas eksperimen ialah 82,11 dan kelas
kontrol ialah 83,22. Nilai tersebut memerlihatkan jika hasil belajar dikelas
eksperimen serta kelas kontrol ada dikategori sangat baik. Nilai tersebut juga
menjelaskan bahwa hasil belajar dikelas eksperimen dan dikelas kontrol terdapat
dikategori sangat baik dan terdapat diatas nilai KKM. Terdapatnya meningkat
pada kategori hasil belajar dikelas eksperimen dari baik ke sangat baik
Peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol juga
bisa terlihat pada hasil rata – rata gain score. Rerata nilai gain score hasil belajar
kelas eksperimen 9,05 % lebih tinggi dari kelas kontrol sebesar 6,83%. Selisih
rata – rata kedua kelas yakni 2,22%. Hasil tersebut membuktikan bahwa gain
score yang didapat kelas ekperimen lebih tinggi daripada dengan kelas kontrol.
Hasil uji homogenitas yang diperoleh di taraf signifikansi 95% diperoleh nilai sig
0,834 > 0,05 berarti kedua kelas memiliki data yang homogen. Selain itu, hasil
two way anova juga menunjukkan bahwa mobile learning dalam model
dikarenakan dengan modal gaya belajar peserta didik bisa mendapat informasi
64
yang didapatkan lalu mengolah dan mengaturnyanya dengan baik setelah kegiatan
pembelajaran. Peserta didik yang mempunyai gaya belajar visual secara umum
lebih suka input visual. Peserta didik yang menggunakan gaya belajar auditor
menyukai saran yang sifatnya audio. Peserta didik yang memiliki gaya belajar
kinestik suka pada saran fisik, dia mau belajar mengenai sebuah hal lewat
manipulasi semua hal melalu sentuhan, rasa serta kegiatan (DePorter & Hernacki,
2000).
mengingat dan melihat, belajar melalui pendengaran, serta belajar melalui emosi
dan gerak. Saat cara belajar peserta didik bisa diakomodir pada suatu model
belajar mengajar yang beanr, lalu bisa menolong peserta didik pahan bahan yang
diajarkan. Hal tersebut dikarenakan peserta didik dibuat mudah pada kegiatan
menyerap info bahan yang diajarkan itu. Makin banyaknya informasi yang dapat
peserta didik serap, lalu nanti makub meningkat juga kemampuan hasil
belajarpeserta didik.
memiliki definisi mengenai seperti apa peserta didi dalam membuat persepsi,
pemrosesan sistem informasi pada memori peserta didik diawali saat isyarat fisik
di terima pencatat sensor lewat indera (kinestetik, visual, auditori,). Ditahap ini
modalitas bekerja, kemudian isyarat fisik menyimpannya sementa lalu diolah pada
65
aktif atau akan lebih lanjut ataupun tak sampai memori jangka panjang menjadi
memori yang aktif, lalu dibutuhkan pengolahan secara lanjut. Proses ini yang
ketika waktu lainnya disa dimunculkan lagi secara mudah, dan (3) penyimpanan
penyimpanan didalam memori dalam waktu yang lama agar bisa teringat ketika
dibutuhkan.
Dalam proses tersebut, benar-benar tergantung pada seperti apa info itu
tersimpan danbagaimana hubungan info tersebut pada info sebelum dari memori
jangka panjangnya. Untuk peserta didik yang memiliki gaya pembelajaran visual,
contohnya memakai peta, globe, gambar, grafik, chart dan lain sebagainya.
Peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditor nanti akan mudah menerima
audio. Peserta didik yang memiliki gaya belajar kinestik, nantnya mudah
learning, siswa dengan gaya belajar visual bisa menyerap materi dengan
memperhatikan setiap proses interaksi diantara tenaga pendidik dan peserta didik ,
peserata didik dan peserta didik, kelompok dan kelompok serta mencatat atau
stimulus (informasi materi pelajaran) yang diterima oleh indra tubuh peserta
didik, yakni mata atau visual lalu diteruskan sebagai persepsi. Persepsi adalah
tahapan kognitif ketika peserta didik sadar akan sensasi yang dikarenakan oleh
Proses persepsi terdiri atas 2 tahapan, yakni deteksi dan rekognisi. Deteksi
berlangsung saat peserta didik menginterpretasikan arti dari stimulus itu dan
terlihat hubungan dan pola dari informasi baru agar tersimpan pada memori.
menciptakan koneksi, melihat pola, mengakses memori yang memiliki kaitan dan
sudah disimpan sebelum itu serta melalukan pengembangan jalur memori yang
Untuk peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori bisa mendapat
hasil pengamatan di luar kelas yang telah dirancang dalam bentuk karya tulis
ilmiah. Peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori mempunyai kemampuan
lebih dalam verbal ketika berdiskusi. Peserta didik yang memiliki gaya belajar
auditori terlihat lebih dominan didalam menyuarakan pendapat. Hal tersebut bisa
menolong peserta didk didalam memahami bahan yang diajarkan. Sesudah peserta
informasi di otak.
Saat otak menerima informasi yang di ulang pada sejumlah cara ada suatu
proses penyiagaan dalam mengkode informasi itu menjadi lebih efektif dan
efisien. Peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori ketika menulis karya
jangka panjang dan pemanggilan kembali yang lebih baik dibandingkan hanya
Peserta didik yang memiliki gaya belajar kinestik bisa menyerap bahn
melalui melihat langsung objek sesungguhnya. Untuk peserta didik yang memiliki
apabila fisik dan Gerakan tubuh terlibat ketika kegiatan belajar mengajar. Diantara
aktivitas peserta didik di model pembelajaran Project based learning ialah metode
otak terhadap peserta didik, hingga kemampuan dalam memahami konsep pada
peserta didik untuk paham bahan pembelajaran. Bagi siswa yang memiliki gaya
maka nanti makin banyak informasi yang didapat. Hal tersebut dikarenakan
isyarat tubuh dan gerakan bisa membuat rangsangan bertambah jalur dalam
belajar visual dan kinestetik lebih tinggi dibandingkan yang memiliki gaya belajar
auditori pada hasil belajar peserta didik. Hal itu membuktikan jika perbedaan
ketiga domain gaya belajar (visual, auditori, dan kinestetik) terlihat bahwa kedua
gaya belajar visual dan kinestetik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
hasil belajar siswa. Tingkat penguasaan kemampuan hasil belajar siswa semakin
Geografi
model pembelajaran project based learning terhadap hasil belajar. Hasil ini
ditunjukkan dengan hasil uji two way anova yang menunjukkan nilai
signifikansi 0,035 < 0,05, maka ada interaksi antara asesmen diagnostik dan
hasil belajar.
69
belajar peserta didik (kinestetik, visual, auditori) yang dimiliki siswa. Gaya
mudah menyerap materi dan bahan itu bisa teringat pada kurun waktu lama
supaya setiap konsep yang sudah didapat bisa dipakai dalam menyelesaikan
yang mengikuti pada ciri-ciri peserta didik. Carin & Sund (1989)
menyebutkan jika:
Setiap tindakan yang Anda lakukan untuk membimbing siswa Anda dalam
pembelajaran mereka dapat disebut metode pengajaran Anda. Beberapa
pendidik sains telah mengelompokkan dua jenis transaksi guru/siswa ini ke
dalam taksonomi tiga kelompok besar pengajaran umum. 1) menyimak-
70
Hal tersebut selaras pada Fatchan (2013) jika pesert didik bisa berpikir
aktivitas tanya jawab, diskusi, mengenai apa yang diamati antar mereka
predeksi yang dicatat sisw pada obyek maupun subyek yang diteliti, lalu
hasil laporan yang berwujud laporan karya tulis ilmiah lalu di tidak lanjut
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
terhadap hasil belajar. Hasil uji hipotesis two way anova menunjukkan perbedaan
0,008. Rata – rata hasil belajar dengan asesmen diagnostik kognitif sebesar 71,10
dan asesmen diagnostik non kognitif sebesar 84,44. Kedua, terdapat pengaruh
mobile learning berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar. Hasil uji hipotesis
two way anova menunjukkan bahwa mobile learning dengan menggunakan model
nilai signifikan 0,006 < 0.05. Hal tersebut membuktikan bahwa rata – rata hasil
Ketiga, ada interaksi asesmen diagnostik dan mobile learning dalam model
pembelajaran project based learning. Hal ini ditunjukkan dnegan hasil uji
hipotesis two way anova yang menunjukkan nilai signifikansi 0,035. Terbukti
bahwa hasil belajar kelas eksperimen dengan asesmen diagnostik dan mobile
73
74
6.1 Saran
berikut. pertama, guru mata pelajaran geografi dapat menggunakan model project
based learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena terbukti dari hasil
penelitian ini memberikan hasil yang baik. Dalam proses pembelajaran guru juga
memperhatikan dari sisi kognitif dan non kognitif siswa karena bisa memberikan
dari sisi asesmen diagnostik karena ada 2 macam yaitu kognitif dan non kognitif
menggunakan model project based learning untuk melihat hasil belajar siswa
dengan mencoba variabel antara yang berbeda. Selain itu, dapat menggunakan
Anggraini, A., Siswandari, S., & Sudiyanto, S. (2018). Penerapan Model Problem
Based Learning dan Assessment Terhadap Kompetensi Siswa di SMK.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Administrasi Perkantoran, 0(0).
https://jurnal.uns.ac.id/snpap/article/view/27886
Darmayanti, T., Setiani, M. Y., & Oetojo, B. (2007). E-learning pada pendidikan
jarak jauh: konsep yang mengubah metode pembelajaran di perguruan tinggi
di Indonesia. Jurnal Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh, 8(2), 99–113.
Djamarah, S. B. (2000). Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Rineka
cipta.
Fikri, M., Ananda, M. Z., Faizah, N., Rahmani, R., Elian, S. A., & Suryanda, A.
(2021). KENDALA DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI MASA
PANDEMI COVID-19 : SEBUAH KAJIAN KRITIS. 9(1), 145–148.
Final-Salinan-Kepmendikbudristek-No-371-Tahun-2021-ttg-PSP.pdf - Google
Drive. (n.d.). Retrieved January 20, 2022, from
https://drive.google.com/file/d/1J3Uk0GCTFkGnkm2Ad1cSeBvnAUj7BZoo
/view
75
76
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/pensa/index
Gikas, J., & Grant, M. M. (2013). Mobile computing devices in higher education:
Student perspectives on learning with cellphones, smartphones & social
media. The Internet and Higher Education, 19, 18–26.
https://doi.org/10.1016/J.IHEDUC.2013.06.002
Irnawati, I. R., Sanjoto, T. B., & Sriyono, S. (2019). Efektivas Penggunaan Model
Pembelajaran Project Based Learning (PjBl) dengan Problem Based
Learning (PBL) pada Materi Interpretasi Citra. Edu Geography, 7(1), 40–46.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo/article/view/30133
Nurfa, N. N., & Nana. (2020). Pengaruh Model Project Based Learning
Terintegrasi 21. Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, 5(2), 109–115.
Nurhasanah, S., & Sobandi, A. (2016). Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 1(1), 128.
https://doi.org/10.17509/jpm.v1i1.3264
77
Sari, R. T., & Angreni, S. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) Upaya Peningkatan Kreativitas Mahasiswa. Jurnal
VARIDIKA, 30(1), 79–83. https://doi.org/10.23917/varidika.v30i1.6548
Sulastri, S., Supriyati, Y., & Margono, G. (2019). Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Melalui Asesmen Diagnostik dalam Pembelajaran Lintas Minat.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan KALUNI, 2, 722–733.
Sutopo Putri dan, E. (2021). Review: Tes Diagnostik Sebagai Tes Formatif Dalam
Pembelajaran Kimia Review: Diagnostik Test As Formative Test in
Chemical Learning. UNESA Journal of Chemical Education, 10(1), 20–27.
78
Tang, F., & Zhan, P. (2021). Does Diagnostik Feedback Promote Learning?
Evidence From a Longitudinal Cognitive Diagnostik Assessment. AERA
Open, 7(1), 233285842110608. https://doi.org/10.1177/23328584211060804
LAMPIRAN
80
33 2 1 2 2 2 9 80
34 1 2 1 1 1 6 70
35 1 2 1 1 2 7 76
36 1 2 2 2 2 9 75
Jumlah 60 60 58 62 63 303 2630
Rata - 1,66 1,66 1,61 1,72 1,7 8,4166 73,055
Rata 7 7 1 2 5 7 6
82
35 1 2 1 1 2 7 86
36 1 2 2 2 2 9 83
Jumlah 57 54 54 58 63 286 2956
1,58 1, 1, 1,7 82,111
Rata - Rata 3 5 5 1,611 5 7,94444 1
84
E
GAIN
POSTTES
NO PRETEST SCOR
T
E
1 70 85 15
2 72 85 13
3 77 87 10
4 77 85 8
5 70 79 9
6 80 86 6
7 60 86 26
8 67 79 12
9 66 79 13
10 70 80 10
11 70 79 9
12 74 76 2
13 80 87 7
14 70 76 6
15 80 85 5
16 70 76 6
17 80 85 5
18 80 84 4
19 70 76 6
20 70 76 6
21 60 80 20
22 64 79 15
23 70 79 9
24 70 79 9
25 77 79 2
26 80 91 11
27 80 87 7
28 78 82 4
29 67 80 13
30 80 83 3
31 78 85 7
32 72 79 7
33 80 86 6
34 70 87 17
35 76 86 10
36 75 83 8
JUMLAH 2630 2956 326
RATA - 73,055 82,111 9,055
RATA 56 11 6
89
C
90
GAIN
PRETE POSTTE
NO SCOR
ST ST
E
1 65 78 13
2 77 84 7
3 65 78 13
4 60 78 18
5 70 78 8
6 78 88 10
7 76 86 10
8 70 82 12
9 80 85 5
10 70 85 15
11 65 78 13
12 80 88 8
13 80 85 5
14 83 85 2
15 79 84 5
16 83 93 10
17 77 86 9
18 82 89 7
19 80 85 5
20 76 81 5
21 60 78 18
22 78 78 0
23 89 85 -4
24 80 78 -2
25 85 85 0
26 83 87 4
27 78 82 4
28 78 86 8
29 80 85 5
30 80 88 8
31 77 85 8
32 88 81 -7
33 78 80 2
34 75 85 10
35 70 78 8
36 75 79 4
JUMLA
H 2750 2996 246
RATA - 6,833
RATA 76,39 83,222 3
91
Hasil Angket Assesman Diagnostik Siswa Kelas Eksperimen
HASIL ANGKET ASSEMAN DIAGNOSTIK
SISWA
KELAS EKSPERIMEN (KELAS
X1.S.2)
92
93
19 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 25
20 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 33
21 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 32
22 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 34
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 20
24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 36
25 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 27
26 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 34
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 21
28 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 30
29 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 32
30 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 32
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 21
32 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 37
33 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
34 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 37
35 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 29
36 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 31
JUMLAH 64 62 62 62 56 56 62 56 56 64 57 56 64 64 63 55 64 64 54 1141
SISWA
KELAS KONTROL (KELAS
X2.S.1)
20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
22 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 24
23 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 27
24 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 27
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
26 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 30
27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
29 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 24
30 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
31 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 25
32 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 30
33 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 33
34 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 25
35 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
36 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 24
5 6
JUMLAH 8 61 61 58 61 61 61 62 1 61 58 61 62 62 62 62 58 62 58 1150
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
96
Uji Validitas
Nilai Pretest Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Correlations
soal_1 soal_2 soal_3 soal_4 soal_5 jumlah
soal_1 Pearson Correlation 1 ,000 ,282 ,219 ,000 ,563**
Sig. (2-tailed) 1,000 ,096 ,199 1,000 ,000
N 36 36 36 36 36 36
soal_2 Pearson Correlation ,000 1 ,161 -,044 ,272 ,516**
Sig. (2-tailed) 1,000 ,348 ,800 ,108 ,001
N 36 36 36 36 36 36
soal_3 Pearson Correlation ,282 ,161 1 ,269 -,197 ,582**
Sig. (2-tailed) ,096 ,348 ,113 ,249 ,000
N 36 36 36 36 36 36
soal_4 Pearson Correlation ,219 -,044 ,269 1 ,215 ,601**
Sig. (2-tailed) ,199 ,800 ,113 ,208 ,000
N 36 36 36 36 36 36
soal_5 Pearson Correlation ,000 ,272 -,197 ,215 1 ,447**
Sig. (2-tailed) 1,000 ,108 ,249 ,208 ,006
N 36 36 36 36 36 36
jumlah Pearson Correlation ,563** ,516** ,582** ,601** ,447** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000 ,006
N 36 36 36 36 36 36
97
reliabel
Nilai Pretest Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
N %
Excludeda 0 ,0
Total 36 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
98
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
,401 ,400 5
No Reliabilitas Kategori
1 0,800 - 1,000 Sangat tinggi
2 0,600 - 0,799 Tinggi
3 0,400 - 0,500 Cukup
4 0,200 - 0,399 Rendah
5 > 0,200 Sangat rendah
Item Statistics
Maximum /
Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance N of Items
Statistics
N Valid 36 36 36 36 36
Missing 0 0 0 0 0
Mean 1,67 1,67 1,61 1,72 1,75
Std. Error of Mean ,080 ,080 ,082 ,076 ,073
Median 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
100
Mode 2 2 2 2 2
Std. Deviation ,478 ,478 ,494 ,454 ,439
Variance ,229 ,229 ,244 ,206 ,193
Range 1 1 1 1 1
Minimum 1 1 1 1 1
Maximum 2 2 2 2 2
Sum 60 60 58 62 63
Analisis : dari hasil yangditunjukkan nilai MEAN pada tabel statistcs ditafsirkan pada rentang tingkat kesukaran, yaitu
0,00 - 0,20 = Sukar
0,21 - 0,70 = Sedang
0,71 - 1,00 = Mudah
Maka untuk soal nomor satu, diperoleh nilai 1,67, 1.72, dan 1.75 yang berarti tingkat kesukaran soal nomor tiga adalah mudah
soal_1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Daya Pembeda
Correlations
103
N 36 36 36 36 36 36
soal_2 Pearson Correlation ,000 1 ,161 -,044 ,272 ,516**
Sig. (2-tailed) 1,000 ,348 ,800 ,108 ,001
N 36 36 36 36 36 36
soal_3 Pearson Correlation ,282 ,161 1 ,269 -,197 ,582**
Sig. (2-tailed) ,096 ,348 ,113 ,249 ,000
N 36 36 36 36 36 36
soal_4 Pearson Correlation ,219 -,044 ,269 1 ,215 ,601**
Sig. (2-tailed) ,199 ,800 ,113 ,208 ,000
N 36 36 36 36 36 36
soal_5 Pearson Correlation ,000 ,272 -,197 ,215 1 ,447**
Sig. (2-tailed) 1,000 ,108 ,249 ,208 ,006
N 36 36 36 36 36 36
jumlah Pearson Correlation ,563 **
,516 **
,582 **
,601 **
,447 **
1
N 36 36 36 36 36 36
Daya Pembeda
Untuk menentukan daya pembeda, maka nilai perhitungan yang digunakan adalah rhitung pada SPSS yang dibandingkan dengan kriteria :
0.40 – 1.00 = Soal Baik
0.30 – 0.39 = Soal diterima dan diperbaiki
0.20 – 0.29 = Soal Diperbaiki
0.00 – 0.19 = Soal ditolak
Maka hasil yang diperoleh untuk soal nomor satu pada kolom jumlah adalah 0,563 yang berarti SOAL BAIK.
begitu seterusnya
105
Correlations
Soal_1 soal_2 soal_3 soal_4 soal_5 soal_6 soal_7 soal_8 soal_9 soal_
Soal_1 Pearson Correlation 1 -,034 -,034 1,000** -,034 -,034 -,034 ,269 -,034 -,03
Sig. (2-tailed) ,842 ,842 ,000 ,842 ,842 ,842 ,113 ,842 ,84
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_2 Pearson Correlation -,034 1 1,000 **
-,034 1,000 **
1,000 **
1,000 **
,127 1,000 **
1,000
Sig. (2-tailed) ,842 ,000 ,842 ,000 ,000 ,000 ,460 ,000 ,00
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_3 Pearson Correlation -,034 1,000 **
1 -,034 1,000 **
1,000 **
1,000 **
,127 1,000 **
1,000
Sig. (2-tailed) ,842 ,000 ,842 ,000 ,000 ,000 ,460 ,000 ,00
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_4 Pearson Correlation 1,000 **
-,034 -,034 1 -,034 -,034 -,034 ,269 -,034 -,03
106
Sig. (2-tailed) ,000 ,842 ,842 ,842 ,842 ,842 ,113 ,842 ,84
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_5 Pearson Correlation -,034 1,000 **
1,000 **
-,034 1 1,000 **
1,000 **
,127 1,000 **
1,000
Sig. (2-tailed) ,842 ,000 ,000 ,842 ,000 ,000 ,460 ,000 ,00
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_6 Pearson Correlation -,034 1,000 **
1,000 **
-,034 1,000 **
1 1,000 **
,127 1,000 **
1,000
Sig. (2-tailed) ,842 ,000 ,000 ,842 ,000 ,000 ,460 ,000 ,00
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_7 Pearson Correlation -,034 1,000** 1,000** -,034 1,000** 1,000** 1 ,127 1,000** 1,000
Sig. (2-tailed) ,842 ,000 ,000 ,842 ,000 ,000 ,460 ,000 ,00
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_8 Pearson Correlation ,269 ,127 ,127 ,269 ,127 ,127 ,127 1 ,127 ,12
Sig. (2-tailed) ,113 ,460 ,460 ,113 ,460 ,460 ,460 ,460 ,46
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_9 Pearson Correlation -,034 1,000 **
1,000 **
-,034 1,000 **
1,000 **
1,000 **
,127 1 1,000
Sig. (2-tailed) ,842 ,000 ,000 ,842 ,000 ,000 ,000 ,460 ,00
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_10 Pearson Correlation -,034 1,000 **
1,000 **
-,034 1,000 **
1,000 **
1,000 **
,127 1,000 **
1
Sig. (2-tailed) ,842 ,000 ,000 ,842 ,000 ,000 ,000 ,460 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_11 Pearson Correlation 1,000** -,034 -,034 1,000** -,034 -,034 -,034 ,269 -,034 -,03
Sig. (2-tailed) ,000 ,842 ,842 ,000 ,842 ,842 ,842 ,113 ,842 ,84
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
107
soal_12 Pearson Correlation -,034 1,000** 1,000** -,034 1,000** 1,000** 1,000** ,127 1,000** 1,000
Sig. (2-tailed) ,842 ,000 ,000 ,842 ,000 ,000 ,000 ,460 ,000 ,00
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_13 Pearson Correlation ,269 ,127 ,127 ,269 ,127 ,127 ,127 1,000 **
,127 ,12
Sig. (2-tailed) ,113 ,460 ,460 ,113 ,460 ,460 ,460 ,000 ,460 ,46
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_14 Pearson Correlation ,269 ,127 ,127 ,269 ,127 ,127 ,127 1,000 **
,127 ,12
Sig. (2-tailed) ,113 ,460 ,460 ,113 ,460 ,460 ,460 ,000 ,460 ,46
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_15 Pearson Correlation ,269 ,127 ,127 ,269 ,127 ,127 ,127 1,000 **
,127 ,12
Sig. (2-tailed) ,113 ,460 ,460 ,113 ,460 ,460 ,460 ,000 ,460 ,46
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_16 Pearson Correlation ,269 ,127 ,127 ,269 ,127 ,127 ,127 1,000** ,127 ,12
Sig. (2-tailed) ,113 ,460 ,460 ,113 ,460 ,460 ,460 ,000 ,460 ,46
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_17 Pearson Correlation 1,000 **
-,034 -,034 1,000 **
-,034 -,034 -,034 ,269 -,034 -,03
Sig. (2-tailed) ,000 ,842 ,842 ,000 ,842 ,842 ,842 ,113 ,842 ,84
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_18 Pearson Correlation ,269 ,127 ,127 ,269 ,127 ,127 ,127 1,000 **
,127 ,12
Sig. (2-tailed) ,113 ,460 ,460 ,113 ,460 ,460 ,460 ,000 ,460 ,46
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_19 Pearson Correlation 1,000 **
-,034 -,034 1,000 **
-,034 -,034 -,034 ,269 -,034 -,03
Sig. (2-tailed) ,000 ,842 ,842 ,000 ,842 ,842 ,842 ,113 ,842 ,84
108
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Jumlah Pearson Correlation ,535 **
,695 **
,695 **
,535 **
,695 **
,695 **
,695 **
,672 **
,695 **
,695
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,00
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
uji reliabel
N %
Excludeda 0 ,0
Total 36 100,0
109
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,921 19
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
reliabel tinggi
uji kesukaran
Statistics
Soal_1 soal_2 soal_3 soal_4 soal_5 soal_6 soal_7 soal_8 soal_9 soal_10 soal_11
N Valid 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 1,61 1,69 1,69 1,61 1,69 1,69 1,69 1,72 1,69 1,69 1,61
111
Soal_1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
112
soal_3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_7
114
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_14
117
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_18
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
soal_19
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
uji beda
ntuk menentukan daya pembeda, maka nilai perhitungan yang digunakan adalah rhitung pada SPSS yang dibandingkan dengan kriteria :
0.40 – 1.00 = Soal Baik
0.30 – 0.39 = Soal diterima dan diperbaiki
0.20 – 0.29 = Soal Diperbaiki
0.00 – 0.19 = Soal ditolak
120
Correlations
Soal_1 soal_2 soal_3 soal_4 soal_5 soal_6 soal_7 soal_8 soal_9 soal_
121
Soal_1 Pearson Correlation 1 -,034 -,034 1,000** -,034 -,034 -,034 ,269 -,034 -,03
Sig. (2-tailed) ,842 ,842 ,000 ,842 ,842 ,842 ,113 ,842 ,84
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_2 Pearson Correlation -,034 1 1,000 **
-,034 1,000 **
1,000 **
1,000 **
,127 1,000 **
1,00
Sig. (2-tailed) ,842 ,000 ,842 ,000 ,000 ,000 ,460 ,000 ,00
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_3 Pearson Correlation -,034 1,000 **
1 -,034 1,000 **
1,000 **
1,000 **
,127 1,000 **
1,00
Sig. (2-tailed) ,842 ,000 ,842 ,000 ,000 ,000 ,460 ,000 ,00
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_4 Pearson Correlation 1,000** -,034 -,034 1 -,034 -,034 -,034 ,269 -,034 -,03
Sig. (2-tailed) ,000 ,842 ,842 ,842 ,842 ,842 ,113 ,842 ,84
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_5 Pearson Correlation -,034 1,000** 1,000** -,034 1 1,000** 1,000** ,127 1,000** 1,00
Sig. (2-tailed) ,842 ,000 ,000 ,842 ,000 ,000 ,460 ,000 ,00
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_6 Pearson Correlation -,034 1,000 **
1,000 **
-,034 1,000 **
1 1,000 **
,127 1,000 **
1,00
Sig. (2-tailed) ,842 ,000 ,000 ,842 ,000 ,000 ,460 ,000 ,00
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_7 Pearson Correlation -,034 1,000 **
1,000 **
-,034 1,000 **
1,000 **
1 ,127 1,000 **
1,00
Sig. (2-tailed) ,842 ,000 ,000 ,842 ,000 ,000 ,460 ,000 ,00
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_8 Pearson Correlation ,269 ,127 ,127 ,269 ,127 ,127 ,127 1 ,127 ,12
Sig. (2-tailed) ,113 ,460 ,460 ,113 ,460 ,460 ,460 ,460 ,46
122
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_9 Pearson Correlation -,034 1,000 **
1,000 **
-,034 1,000 **
1,000 **
1,000 **
,127 1 1,00
Sig. (2-tailed) ,842 ,000 ,000 ,842 ,000 ,000 ,000 ,460 ,00
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_10 Pearson Correlation -,034 1,000** 1,000** -,034 1,000** 1,000** 1,000** ,127 1,000** 1
Sig. (2-tailed) ,842 ,000 ,000 ,842 ,000 ,000 ,000 ,460 ,000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_11 Pearson Correlation 1,000 **
-,034 -,034 1,000 **
-,034 -,034 -,034 ,269 -,034 -,03
Sig. (2-tailed) ,000 ,842 ,842 ,000 ,842 ,842 ,842 ,113 ,842 ,84
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_12 Pearson Correlation -,034 1,000 **
1,000 **
-,034 1,000 **
1,000 **
1,000 **
,127 1,000 **
1,00
Sig. (2-tailed) ,842 ,000 ,000 ,842 ,000 ,000 ,000 ,460 ,000 ,00
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_13 Pearson Correlation ,269 ,127 ,127 ,269 ,127 ,127 ,127 1,000 **
,127 ,12
Sig. (2-tailed) ,113 ,460 ,460 ,113 ,460 ,460 ,460 ,000 ,460 ,46
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_14 Pearson Correlation ,269 ,127 ,127 ,269 ,127 ,127 ,127 1,000** ,127 ,12
Sig. (2-tailed) ,113 ,460 ,460 ,113 ,460 ,460 ,460 ,000 ,460 ,46
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_15 Pearson Correlation ,269 ,127 ,127 ,269 ,127 ,127 ,127 1,000 **
,127 ,12
Sig. (2-tailed) ,113 ,460 ,460 ,113 ,460 ,460 ,460 ,000 ,460 ,46
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_16 Pearson Correlation ,269 ,127 ,127 ,269 ,127 ,127 ,127 1,000 **
,127 ,12
123
Sig. (2-tailed) ,113 ,460 ,460 ,113 ,460 ,460 ,460 ,000 ,460 ,46
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_17 Pearson Correlation 1,000 **
-,034 -,034 1,000 **
-,034 -,034 -,034 ,269 -,034 -,03
Sig. (2-tailed) ,000 ,842 ,842 ,000 ,842 ,842 ,842 ,113 ,842 ,84
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_18 Pearson Correlation ,269 ,127 ,127 ,269 ,127 ,127 ,127 1,000 **
,127 ,12
Sig. (2-tailed) ,113 ,460 ,460 ,113 ,460 ,460 ,460 ,000 ,460 ,46
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
soal_19 Pearson Correlation 1,000** -,034 -,034 1,000** -,034 -,034 -,034 ,269 -,034 -,03
Sig. (2-tailed) ,000 ,842 ,842 ,000 ,842 ,842 ,842 ,113 ,842 ,84
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Jumlah Pearson Correlation ,535 **
,695 **
,695 **
,535 **
,695 **
,695 **
,695 **
,672 **
,695 **
,695
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,00
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Between-Subjects Factors
Value Label N
124
x1 1,00 pretest 37
2,00 posttest 35
x2 1,00 pretest 34
2,00 posttest 38
Descriptive Statistics
Dependent Variable: y
,288 3 68 ,834
jadi berdasarkan data diatas nilai signya 0.834 > 0.05 maka artinya variabel hasil belajar adalah sama atau homogen karena varian tersebut
bersifat homogen artinya persyaratan dalam uji two way anova sudah terpenuhi.
jadi,
PENGUJIAN HIPOTESIS DALAM UJI TWO WAY ANOVA SPSS
diperoleh nilai :
1. nilai sig nya 0.008 < 0.05, hal ini menyatakan bahwa hasil belajar geografi antara penerapan assesman diagnostik dengan
menggunakan model pembelajaran project based learning dan pembelajaran konvensional terdapat perbedaan yang signifikan.
2. nilai sig < 0.05, hal ini menyatakan mobile learning memberikan pengaruh terhadap hasil belajar
3. nilai sig < 0.05, hal ini menyatakan bahwa ada interaksi antara assesman diagnostik dan mobile learning dalam model
pembelajaraan project based learning terhadap hasil belajar.
1. x1
Dependent Variable: y
2. x2
Dependent Variable: y
3. x1 * x2
Dependent Variable: y
128
uji normalitas
Ekperimen_PBL Kontrol_Konven
_Kognitif sional_Kognitif
N 10 10
Normal Parameters a,b
Mean 70,90 71,10
Std. Deviation 5,953 6,557
Most Extreme Differences Absolute ,160 ,173
Positive ,160 ,167
Negative -,147 -,173
Test Statistic ,160 ,173
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200 c,d
,200c,d
129
Kontrol_Konven
Ekperimen_PBL sional_Non_Kog
_Kogitif nitif
N 9 9
130