SKRIPSI
Oleh
Nama : Ria Ari Nur Istiawanti
NPM : 13.86.206.226
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengukuti Sidang Skripsi.
Pembimbing II,
Dayu Retno Puspita, M.Pd ..........................................
NBM. 121 1194
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing I,
Candra Puspita Rini, M.Pd
NBM. 121 4340 ...............................................
Pembimbing II,
Dayu Retno Puspita, M.Pd
NBM. 121 1194 ...............................................
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Keguruan dan Ketua Program Studi PGSD
Ilmu Pendidikan
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NPM : 13.86.206.226
karya sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan atau plagiat dari karya orang
lain karena hal tersebut melanggar etika yang berlaku dalam kaidah keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila dikemudian hari ternyata terdapat pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya ini.
v
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan siswa kelas
V SDN Doyong 2 Kota Tangerang dalam menyelesaikan soal materi geometri
luas dan keliling bangun datar ditinjau dari jenis kesalahan konsep, kesalahan
strategi, kesalahan algoritma, kesalahan operasi hitung, dan kesalahan acak;
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan dalam mengerjakan soal
matematika luas dan keliling bangun datar. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian meliputi 38 siswa kelas
V SDN Negeri Doyong 2 Tangerang. Teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu hasil tes ulangan harian siswa, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu hasil tes ulangan harian, pedoman
observasi, pedoman wawancara, dan studi dokumen. Teknik analisis data yang
digunakan adalah model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa yang paling banyak mengalami kesalahan adalah pada indikator
kesalahan acak yaitu 39,74%. Kesalahan terbanyak kedua adalah kesalahan
konsep sebesar 19,47%. Kesalahan terbanyak ketiga adalah kesalahan strategi
yaitu sebesar 9,47%. Kesalahan terbanyak keempat adalah kesalahan algoritma
yaitu sebesar 8,68%. Kesalahan terbanyak kelima adalah kesalahan dalam operasi
hitung yaitu sebesar 7,90%. Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan dalam
mengerjakan soal luas dan keliling bangun datar. Rekomendasi pemecahan
masalahnya adalah perlunya pengajaran khusus sebagai pengayaan dan
penyembuhan, menggunakan dan menciptkan metode mengajar yang inovatif dan
kreatif, serta memberikan latihan.
vi
ABSTRACT
This study aims to find out the mistakes made by students of grade V SDN Doyong
2 Kota Tangerang in solving the material problem of geometry and flat wandering
around in terms of concept errors, strategy errors, algorithmic errors, calculation
errors, and random error; know the factors that cause errors in working on math
problems and widescreen flat. This research uses qualitative descriptive approach
with research subjects covering 38 students of grade V SDN Negeri Doyong 2
Tangerang. Data collection techniques used are the results of students' daily test,
observation, interview, and documentation. The research instruments used are
daily test results, observation guides, interview guides, and document studies.
Data analysis techniques used are Miles and Huberman models. The results
showed that the students who experienced the most error is the random error
indicator that is 39.74%. The second most mistake is the concept error of 19.47%.
The third mistake is a strategy error of 9.47%. The fourth error is the algorithm
error of 8.68%. The fifth error is the error in the counting operation that is equal
to 7.90%. Factors that cause errors in working on the problem area and around
the wake flat. The problem-solving recommendations are the need for special
teaching as enrichment and healing, using and creating innovative and creative
teaching methods, and providing practice.
vii
KATA PENGANTAR
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terimakasih
kepada:
2. Dr. Enawar, S. Pd., MM., MOS, selaku Dekan FKIP yang telah memberikan
3. Najib Hasan, M. Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD yang telah
4. Ayah dan Ibu, selaku Orang Tua yang selalu memberikan doa dan dukungan
viii
5. Candra Puspita Rini, M. Pd, selaku Pembimbing Skripsi I dan Dayu Retno
6. Yakub Prijal, S. Pd. MM, selaku Kepala Sekolah SDN Doyong 2 yang telah
7. Hj. Setia Susilawati, S. Pd. SD, selaku Guru Kelas V SDN Doyong 2 yang
penelitian.
dan semangat.
bermanfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca pada umumnya serta
Penulis,
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
x
1.2 Analisis Kesalahan ..................................................................... 28
E. Instrumen Penelitian.................................................................................. 77
xi
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 108
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Analisis Kesalahan Siswa Mengerjakan Soal Matematika ..........85
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
Lampiran 22. Pedoman Wawancara Siswa .........................................................225
xvi
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
oleh guru agar dapat memperoleh informasi proses kemajuan belajar siswa dan
secara insentif dan teratur supaya menumbuhkan kebiasaan belajar yang baik bagi
siswa. Dengan penilaian dapat dilakukan revisi desain pembelajaran dan strategi
upaya remedial yang dilakukan oleh guru, sehingga strategi pembelajaran dapat
menunjukkan adanya perubahan yang berarti. Oleh sebab itu, ketika proses
17
Sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas
Permendikbud No. 66 Tahun 2013 butir (D), mekanisme dan prosedur penilaian
remedial”.
Dasar (KD) atau lebih. Ini berarti pelaksanaan remidi tidak perlu menunggu
selesai satu semester, tetapi segera setelah ulangan harian, dimana siswa tidak
itu sendiri. Guru yang hanya mengutamakan penilaian hasil tidak akan
materi dan siswa yang kurang memahami. Siswa yang dapat menjawab dengan
informasi tentang siswa yang sudah memahami materi atau yang belum. Penilaian
18
ini berkesinambungan dengan penilaian hasil artinya hasil penilaian dalam proses
Oleh karena itu, perlu diupayakan agar guru melakukan penilaian dalam
proses pembelajaran bagi siswa terutama pada tingkat Sekolah Dasar. Karena
yang paling dasar dalam pendidikan formal. Di dalam pendidikan Sekolah Dasar,
siswa mulai mempelajari dan memahami apa saja yang terjadi di dalam kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang telah diajarkan di Sekolah Dasar.
Kemampuan ini membutuhkan pemikiran yang sistematis, logis, dan kritis yang
matematika dianggap memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, namun setiap orang
19
tentang menghitung dan yang terpenting adalah kemampuan melihat serta
pengetahuan dan teknologi. Namun sampai saat ini masih banyak siswa yang
bahkan momok yang menakutkan. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang
adalah geometri. Geometri merupakan salah satu materi dasar yang harus
bagi siswa untuk memahami dan menguasai materi geometri sejak berada di
55,8% siswa kelas V SD di Kota Yogyakarta yang berasal dari 4 sekolah dengan
tertulis, dengan bentuk soal essay. Dari 6 soal, rata-rata siswa yang dapat
mengerjakan soal dengan benar sebanyak 2,65 soal dan nilai rata-ratanya adalah
44,2. Jenis kesalahan pada penelitian ini dikelompokkan menjadi 3 tipe: (1)
20
kesalahan tipe-1 yaitu kesalahan konsep; (2) kesalahan tipe-2 yaitu kesalahan
tipe- 1 yaitu kesalahan konsep. Kesalahan lain adalah kesalahan tipe-3 yaitu
13,95%. Hasil penelitian ini menunjukkan secara keseluruhan siswa lebih banyak
melakukan kesalahan konsep, faktor yang mempengaruhi yaitu siswa yang kurang
siswa tidak meyadari bahwa apa yang dilakukan dalam menyelesaikan soal
Ketuntasan Minimum) atau rata-rata hasil belajar siswa sebesar 71. Sedangkan
kemampuan siswa dilihat dari nilai ulangan harian rata-rata 60%. Hal ini
21
ditunjukkan dengan masih banyaknya siswa yang melakukan kesalahan dalam
utama siswa belum mampu dalam operasi hitung dan ketidakmampuan siswa
telah memperoleh hampir semua materi matematika untuk tingkat SD. Pada
pengerjaan matematika, kesalahan yang dilakukan pada kelas yang lebih atas,
disebabkan karena kesalahan yang dilakukan pada kelas yang lebih bawah. Maka
perhitungan manakah yang belum dikuasai oleh siswa mulai dari kelas I sampai
kelas V.
Jika konsep awal yang dipelajari oleh siswa salah maka untuk penerapan
konsep itu pada pengetahuan selanjutnya akan salah juga. Hal tersebut akan
siswa bukanlah hal yang negatif karena guru dapat mengambil manfaat dari
akan berlangsung. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk mengetahui jenis
kesalahan yang sering muncul dan faktor penyebab terjadinya kesalahan tersebut.
Salah satu keberhasilan guru dalam mengajar dapat dilihat dari hasil tes
yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mampu menyelesaikan soal dengan baik
maka bisa dikatakan proses belajar mengajar berlangsung dengan baik, begitu
pula sebaliknya. Berdasarkan hasil tes, dapat diketahui dimana letak kesalahan
siswa dalam memahami materi yang diberikan. Untuk itu perlu adanya analisis
22
kesalahan siswa dalam mengerjakan soal agar dapat diketahui letak kesalahannya,
kesalahan tersebut guru dapat memberikan tindakan yang tepat sehingga bisa
matematika.
berarti telah dilakukannya suatu upaya mencari jalan keluar untuk mengatasi
Periuk Kota Tangerang)”. Dalam penelitian ini analisis akan dilakukan pada
B. Fokus Penelitian
23
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
misalnya:
1. Bagi Guru
b) Untuk memperoleh data tentang jenis kesalahan apa saja yang dilakukan
24
c) Sebagai bahan masukan untuk menindaklanjuti langkah apa yang perlu
2. Bagi Siswa
3. Bagi Peneliti
bangun datar.
b) Menjadi sarana untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat
25
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Matematika di SD
ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak
berarti setiap prinsip, teorema, sifat, dan dalil dalam matematika harus
h. 2). Hal ini berarti matematika merupakan bekal siswa untuk berpikir logis,
26
matematika dalam pemecahan masalah, sedangkan fungsi teoritisnya untuk
simbol, tabel, grafik, atau diagram untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan
masalah.
27
1.2 Analisis Kesalahan
ini berarti analisis adalah sebuah upaya penyelidikan terhadap suatu peristiwa
kegiatan untuk mencari suatu pola atau cara berpikir yang berkaitan dengan
analisis merupakan suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau fokus
bentuk sesuatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa secara
terhadap suatu peristiwa untuk mendapatkan fakta yang tepat mengenai asal-
sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mencari informasi yang bersifat dasar
28
(fundamental) mengenai satu atau lebih objek secara sistematis dengan
permasalahannya.
(2008), adalah kekeliruan, perbuatan yang salah dan sebagainya (h. 1206).
untuk melakukan apa yang benar. Menurut Dulay (1982) mengatakan bahwa
beberapa norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa oang
dari hal yang dianggap benar atau penyimpangan dari prosedur yang telah
ditetapkan sebelumnya.
teori-teori dan prosedur-prosedur (h. 37). Hal ini berarti analisis kesalahan
29
bertujuan untuk menemukan kesalahan, mengklasifikasikan, dan untuk
kelompok (h. 11). Definisi lain sebagaimana yang diungkapkan Ellis (1986)
bahwa analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan
oleh para peneliti dan guru bahasa yang meliputi pengumpulan sampel,
2011, h. 60).
kesalahan adalah suatu prosedur kerja yang digunakan oleh para peneliti yang
yang dilakukan berupa mencari tahu jenis dan penyebab kesalahan siswa.
30
dan bersifat sistematis dari siswa kelas V SDN Doyong 2 Kota Tangerang
dalam meyelesaikan soal geometri khususnya luas dan keliling bangun datar.
siswa disebut soal. Soal matematika diberikan kepada siswa sebagai alat
suatu materi. Dari hasil evaluasi ini dapat diketahui sejauh mana keberhasilan
proses belajar mengajar dan letak kesalahan siswa. Untuk meningkatkan hasil
belajar matematika maka sumber kesalahan yang dilakukan siswa harus dapat
segera diatasi karena siswa akan selalu mengalami kesulitan jika kesalahan
hasil belajar siswa yang nantinya dapat digunakan untuk memperbaiki proses
31
terjadinya kesalahan siswa dalam meyelesaikan soal-soal matematika, yaitu
yang tidak dapat dibaca sehingga siswa melakukan kekeliruan karena tidak
dengan (≠), tambah (+), kurang (-), bagi (÷), dan kali (𝑥).
32
4. Kesalahan perhitungan, indikatornya adalah kesalahan siswa dalam
siswa tidak dapat membaca tulisannya sendiri karena bentuk huruf atau
dan pembagian.
33
1. Kesalahan dalam membuat pemodelan matematika.
matematika.
(http://journal.uad.ac.id/index.php/JPSD/article/download/2517/pdf_7.
karena salah dalam memahami konsep materi geometri tentang luas dan
34
2. Kesalahan strategi, indikatornya yaitu kesalahan yang dilakukan siswa
beberapa konsep atau cara dalam relasi yang tepat dan siswa tidak dapat
karena tidak tahu apa yang harus dilakukan sehingga jawabannya sama
sekali tidak ada kaitannya dengan soal yang ditanyakan, siswa tidak
Tabel 2.1
Indikator Kesalahan Mengerjakan Soal Matematika
No. Tipe Kesalahan Indikator
1. Kesalahan Konsep a. Kesalahan yang dilakukan siswa karena
salah dalam memahami konsep materi
geometri tentang luas dan keliling
bangun datar.
b. Kesalahan dalam menentukan rumus
untuk menjawab suatu masalah
c. Penggunaan rumus tidak sesuai dengan
kondisi prasyarat berlakunya rumus.
2. Kesalahan Strategi a. Kesalahan yang dilakukan siswa karena
ketidakmampuan siswa dalam
menghubungkan dan memilih beberapa
35
konsep atau cara dalam relasi yang tepat
b. Siswa tidak dapat mensubstitusikan nilai
variabel ke dalam rumus.
3. Kesalahan a. Kesalahan dalam menerapkan prosedur
Algoritma penyelesaian.
b. Siswa tidak dapat mengetahui proses/
algoritma untuk menyelesaikan soal
tersebut meskipun sudah menentukan
rumus dengan tepat.
4. Kesalahan Operasi a. Kesalahan yang disebabkan karena siswa
Hitung salah menghitung, akan tetapi konsep
matematika yang digunakan sudah benar.
b. Tidak mampu menjalankan tahapan-
tahapan operasi hitung yang digunakan
untuk menyelesaikan soal.
5. Kesalahan Acak a. Kesalahan yang dilakukan siswa karena
tidak tahu apa yang harus dilakukan
sehingga jawabannya sama sekali tidak
ada kaitannya dengan soal yang
ditanyakan.
b. Siswa tidak menjawab soal.
c. Siswa menyimpulkan tanpa alasan yang
benar.
2 adalah geometri. Geometri merupakan salah satu materi dasar yang harus
penting bagi siswa untuk memahami dan menguasai materi geometri sejak
berada di tingkat pendidikan SD. Menurut Hiele (1957-1959) ada tiga unsur
metode pengajaran yang diterapkan. Jika ketiga unsur utama tersebut dilalui
36
secara terpadu, maka akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa
a. Tingkat 0: Visualisasi
Tingkat ini disebut juga tingkat pengenalan. Pada tingkat ini siswa
bangun seperti pada tingkat berikutnya. Oleh karena itu, pada tingkat ini siswa
sifat segitiga, bujurangkar, bola, kubus, dan semacamnya itu. Ia belum tahu
penampakannya.
utuh:
37
c) Dalam bentuk yang lebih kompleks.
menggunakan nama baku atau tidak baku dan memberi label yang
sesuai.
yang sesuai.
b. Tingkat 1: Analisis
Tingkat ini sering disebut juga tingkat deskriptif. Pada tingkat ini,
diantara jenis bangun yang berbeda. Siswa juga sepenuhnya belum memahami
penggunaan definisi. Misalnya pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan
38
“mempunyai empai sisi, garis yang berhadapan sejajar, dan semua sudutnya
siku-siku”. Namun siswa belum bisa menyatakan bahwa persegi panjang juga
masalah.
bagian-bagiandan hubungan-hubungan.
bagian-bagiannya.
sifat tertentu.
tersebut.
39
9. Siswa mengatakan apakah bentuk suatu bangun, jika diberikan sifat-
sifat tertentu.
11. Siswa menemukan sifat-sifat kelas bangun yang tidak bisa dikenal.
pemahaman.
berkaitan;
tingkat rasional. Pada tingkat ini siswa sudah bisa memahami dan
40
menggunakan definisi. Siswa juga sudah bisa memahami hubungan antar
bangun yang satu dengan bangun yang lain. Misalnya pada tingkat ini siswa
sudah bisa memahami bahwa setiap persegi juga merupakan persegi panjang,
karena persegi juga memiliki ciri-ciri seperti persegi panjang. Siswa dapat
Pada tingkat ini, siswa memahami hubungan dalam dan antar bangun.
argumen informal dan menyusun urut sifat yang diberikan sebelumnya, serta
mengkarateristik bangun.
41
e) Menghubungkan beberapa sifat pada sebuah pohon keluarga.
argumen;
konvensinya.
d. Tingkat 3: Deduksi
deduktif, yaitu menarik kesimpulan yang bersifat umum dan menuju ke hal-
hal yang bersifat khusus. Siswa sudah mulai memahami perlunya mengambil
kesimpulan secara deduktif. Pada tahap ini siswa sudah memahami pentingnya
42
unsur-unsur yang tidak didefinisikan, aksioma atau postulat, dan dalil atau
teorema, tetapi ia belum bisa mengerti mengapa sesuatu itu dijadikan postulat
atau dijadikan dalil. Misalnya siswa dapat dengan jelas mengamati bahwa
terkait.
e. Tingkat 4: Rigor
Tingkat ini disebut juga tingkat akurasi. Pada tahap kelima ini siswa
43
1. Siswa secara rigor membangun teorema dalam sistem aksioma yang
4. Siswa mencari konteks yang lebih luas untuk teorema atau prinsip
siswa mulai memasuki suatu tingkat yang baru tidak selalu sama antara siswa
yang satu dengan siswa yang lain. Selain itu, proses perkembangan dari
44
kematangan biologis, tetapi lebih bergantung pada pengajaran dari guru dan
siswa. Hal itu disebabkan keduanya melibatkan daerah yang diukur atau
cenderung tertukar. Dalam penelitian ini, materi geometri yang akan dibahas
1. Persegi
a. Pengertian persegi
merupakan suatu bentuk bangun datar yang semua sisinya sama panjang
(h. 43).
Gambar 2.1
Bangun Datar Persegi
Sumber : Ariani (2010: 43)
b. Sifat-sifat persegi
45
3) Kedua diagonalnya sama panjang
c. Keliling persegi
𝐾 =𝑠+𝑠+𝑠+𝑠
= 4𝑥𝑠
d. Luas Persegi
Untuk setiap persegi dengan panjang sisi = s dan luas daerah persegi = L,
maka:
𝐿=𝑠𝑥𝑠
= 𝑠2
2. Persegi panjang
panjang merupakan jajar genjang yang semua sudutnya siku-siku (h. 42).
Gambar 2.2
Bangun Datar Persegi Panjang
Sumber : Ariani (2010: 41)
46
3) Kedua diagonalnya sama panjang
= K, maka:
𝐾 = (𝑝 + 𝑙) + (𝑝 + 𝑙)
= 2 𝑥 (𝑝 + 𝑙)
𝐿=𝑝𝑥𝑙
3. Segitiga
a. Pengertian segitiga
merupakan bangun datar yang dibentuk oleh tiga ruas garis yang tidak
segaris dan tiap ujung ruas garis yang satu berpotongan dengan salah satu
ujung ruas garis yang lain sehingga membentuk tiga buah sudut (h. 25-
32). Ada tiga jenis segitiga berdasarkan panjang sisi-sisinya yaitu segitiga
sama kaki, segitiga sana sisi, dan sigitiga sembarang. Segitiga samakaki
adalah segitiga yang memiliki dua sisi sama panjang dan dua sudut sama
memiliki satu sumbu simetri. Gambar dibawah ini adalah contoh segitiga
47
sama kaki. Panjang sisi AB sama dengan sisi AC. Besar sudut B sama
Gambar 2.3
Bangun Datar Segitiga Sama Kaki
Sumber : Ariani (2010: 27)
Segitiga sama sisi adalah segitiga yang mempunyai tiga sisi sama
panjang, tiga sudut lancip sama besar, tiga simetri lipat, dan tiga simetri
putar. Segitiga di bawah ini adalah segitiga sama sisi. Sisi AB, BC, dan
Gambar 2.4
Bangun Datar Segitiga Sama Sisi
Sumber : Ariani (2010: 27)
panjang dan ketiga sudutnya tidak sama besar. Segitiga berikut ini adalah
𝐴 ≠ < 𝐵 ≠ < 𝐶.
48
Gambar 2.5
Bangun Datar Segitiga Sembarang
Sumber : Ariani (2010: 28)
b. Keliling segitiga
𝐾 = 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐴𝐶
c. Luas segitiga
Untuk setiap segitiga dengan alas = a; dan tinggi = t; dan luas daerah
segitiga = L, maka:
𝐿 = 12 𝑥 𝑎 𝑥 𝑡
4. Jajargenjang
merupakan suatu bentuk bangun datar yang dibentuk oleh dua pasang sisi
berhadapan yang sejajar dan smaa panjang. Bangun datar imi juga
memiliki dua pasang sudut yang masing-masing sama besar dengan sudut
49
Gambar 2.6
Bangun Datar Jajar Genjang
Sumber : Ariani (2010: 41)
c. Keliling jajargenjang
Keliling jajargenjang adalah dua kali jumlah sisi yang tidak sejajar.
𝐾 = 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐴𝐷
= 2 (𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 )
d. Luas jajargenjang
L maka:
𝐿=𝑎𝑥𝑡
50
5. Belah ketupat
sama panjang serta sudut-sudut yang berhadapan sama besar (h. 47–48).
Gambar 2.7
Bangun Datar Belah Ketupat
Sumber : Ariani (2010: 48)
maka:
𝐾 =𝑠+𝑠+𝑠+𝑠
= 4𝑥𝑠
Untuk setiap belah ketupat dengan panjang diagonalnya a dan b serta luas
51
𝐿 = 12 𝑥 (𝑎 𝑥 𝑏)
6. Trapesium
a. Pengertian trapesium
merupakan suatu bentuk bangun datar yang memiliki tepat sepasang sisi
Gambar 2.8
Bangun Datar Trapesium Siku-siku
Sumber : Ariani (2010: 45)
Gambar 2.9
Bangun Datar Trapesium Sama Kaki
Sumber : Ariani (2010: 46)
52
Trapesium sama kaki adalah trapesium yang memiliki sepasang kaki
yang sama panjang dan dua pasang sudut yang sama besar. Gambar diatas
adalah contoh trapesium sama kaki panjang sisi AD sama dengan panjang
Gambar 2.10
Bangun Datar Trapesium Sembarang
Sumber : Ariani (2010: 46)
yang tidak sama panjang dan memiliki sudut yang besarnya sembarang.
sembarang.
b. Keliling trapesium
sisinya, maka:
𝐾 = 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐷𝐴
c. Luas trapesium
𝐿 = 12 𝑥 (𝐴𝐵 + 𝐶𝐷)𝑥 𝑡
53
3. Kesulitan Belajar Matematika
siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama
dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola
mungkin juga tidak tahu bahwa angka 3 lebih dekat ke angka 4 daripada
angka 6.
54
b) Abnormalitas Persepsi Visual
dua kelompok benda yang masing-masing terdiri dari lima dan empat
anggota, anak akan menghitung satu persatu anggota dari setiap kelompok
c) Asosiasi Visual-Motor
bilangannya “satu, dua, tiga, empat, lima”. Anak baru memegang benda
anak seperti ini dapat memberikan kesan bahwa mereka hanya menghafal
d) Perseverasi
perhatiannya melekat pada suatu objek saja dalam jangka waktu yang
55
mengerjakan tugas dengan baik, tetapi lama-kelamaan perhatiannya
=, <, >, dan sebagainya. Kesulitan semacam ini dapat disebabkan oelh
56
Skor diambil melalui hasil tes intelegensi dimana menunjukkan
yang jauh lebih rendah daripada skor Verbal IQ. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Anatasi (1982) tes Intelegensi ini memiliki dua subtes,
tes verbal dan tes kinerja (performance). Sub tes verbal mencakup
Dengan demikian, siswa-siswa yang berkategori “di luar rata-rata” itu (sangat
pintar dan sangat bodoh) tidak mendapat kesempatan yang memadai untuk
berkembang sesuai dengan kapasitasnya. Dari sini timbullah apa yang disebut
rendah saja, tetapi juga dialami oleh siswa yang berkemampuan tinggi. Selain
itu, kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan rata-
rata (normal).
57
Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk
pendekatan belajar antara siswa satu dengan siswa lainnya. Teori tentang
kesulitan belajar jika dirinya tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi pada
hasil belajar tertentu (Taufik, 2014, h. 246). Hal ini berarti dalam batas waktu
telah ditetapkan oleh guru. Siswa tersebut tidak dapat mengerjakan atau
berikutnya.
bahwa kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana siswa tidak dapat
58
belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun
gangguan dalam belajar (h. 235). Hal ini berarti prestasi belajar yang
memuaskan dapat diraih oleh setiap siswa jika mereka dapat belajar secara
dalam belajar.
b) Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
Padahal siswa sudah berusaha belajar dengan keras, tetapi nilainya selalu
rendah.
waktu yang lama baru selesai, dan dalam mengerjakan tugas selalu
menunda waktu.
d) Siswa menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh,
59
e) Siswa menunjukkan tingkah laku yang tidak seperti biasanya ditunjukkan
kepada orang lain. Dalam hal ini misalnya siswa menjadi pemurung,
13-15):
60
a) Identifikasi.
guru kelas atau sekolah sebelumnya, hasil tes intelegensi yang dilakukan
dalam bentuk lembar observasi guru atau orang tua. Berdasarkan data
b) Menentukan prioritas.
pelayanan pengajaran remedial oleh guru kelas, guru bidang studi, atau
c) Menentukan potensi.
Guru remedial perlu memiliki data tentang prestasi belajar anak dan
61
e) Menentukan gejala kesulitan.
Guru remedial melakukan observasi dan analisis cara anak belajar. Cara
pendidikan.
berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas atau dua belas
62
perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik. Kemampuan yang
nampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk
matematika, setiap konsep yang abstrak yang dipahami siswa perlu segera
diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa,
kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira
sebelas atau dua belas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk
sekolah dasar dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak
dianggap sebagai masa intelektual atau masa keserasian sekolah. Masa ini
dibagi menjadi dua fase, yaitu: (1) masa kelas rendah sekolah dasar, kira-kira
umur 6 atau 7 sampai umur 9 atau 10 tahun dan (2) masa kelas tinggi sekolah
124).
menjadi empat tahapan, yaitu tahap sensori motorik (dari lahir sampai usia 2
tahun), tahap operasional atau pra operasi (usia 2 sampai 7 tahun), tahap
operasional atau operasi konkret (usia 7 sampai 11 atau 12 tahun) dan tahap
63
operasional formal atau operasi formal (usia 11 tahun keatas). Tahapan
atau lebih. Pada tahap ini siswa akan dapat membedakan bilangan ganjil
bilangan genap yang prima, atau tiga buah bilangan ganjil positif yang
habis dibagi tiga. Konsep kekekalan materi dicapai oleh siswa usia 7 – 8
tahun.
c. Kekekalan panjang
d. Kekekalan luas
64
Apabila anak telah memahami kekekalan luas maka ia akan
mengerti tentang luas daerah suatu bangun dan mampu membedakan suatu
bangun. Pada tahap ini siswa dapat mempelajari konsep bangun datar.
e. Kekekalan berat
mengerti bahwa berat benda itu tetap walaupun bentuknya, tempatnya, dan
alat ukurnya berbeda-beda. Pada tahap ini siswa dapat mempelajari konsep
f. Kekekalan isi
air yang ditumpahkan dari sebuah bak atau gelas yang penuh adalah sama
g. Tingkat pemahaman
65
deduktif, umumnya mereka berpikir secara transitif (dari khusus ke khusus
siswa SD dapat disimpulkan bahwa anak usia SD berada pada tahap berpikir
B. Penelitian Relevan
Yang pertama adalah penelitian dari Nur Indah Lestari pada tahun
66
pendekatan kualitatif. Sedangkan fokus penelitiannya adalah kesalahan apa
kesalahan yang dilakukan siswa untuk soal tes I dengan materi KPK dan FPB
adalah 31,67%, sedangkan preentase kesalahan untuk soal tes II dengan materi
materi bilangan bulat terlihat lebih sulit daripada materi FPB dan KPK.
yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu analisis dalam kesalahan mengerjakan
Nur Indah Lestari meneliti kesalahan mengerjakan soal cerita ke dalam model
matematika dengan materi penelitian KPK dan FPB, sedangkan yang akan
Persamaan lain dari metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode
kesalahan yang diteliti yaitu kesalahan konsep dan kesalahan operasi hitung.
Sedangkan perbedaan lain terletak pada jenis kesalahan yang dianalisis yaitu
pada penelitian Nur Indah Lestari adanya kesalahan dalam penerjemahan soal,
67
Yang kedua adalah penelitian dari Endang Sulistyowati pada tahun
2013 mahasiswi Jurusan PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
pada materi geometri, khususnya luas dan keliling bangun datar. Metode pada
bentuk soal essay. Dari 6 soal, rata-rata siswa yang dapat mengerjakan soal
dengan benar sebanyak 2,65 soal dan nilai rata-ratanya adalah 44, 2. Jenis
pada beberapa kesalahan yang dianalisis yaitu kesalahan konsep dan kesalahan
68
pada operasi hitung. Namun terdapat pula perbedaan, pada penelitian Endang
dengan tepat. Metode pada penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan
jenis kesalahan pada operasi hitung pengurangan bilangan cacah, yaitu jenis
69
Dari penelitian Yunni Arnidha terdapat kesamaan dengan penelitian
cacah, sedangkan yang akan peneliti teliti adalah kesalahan mengerjakan soal
yang digunakan, sedangkan pada penelitian yang akan peneliti teliti terdapat 5
70
BAB III
METODE PENELITIAN
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (h, 4). Hal ini berarti,
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati yang dimaksudkan
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian
soal matematika geometri khususnya luas dan keliling bangun datar. Dalam
penelitian ini, tidak ada hipotesis. Data yang dihasilkan adalah data deskriptif
kualitatif adalah sampelnya bisa hanya sedikit, waktunya relatif lama, data
71
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat (Nazir, 2009, h. 6). Metode
terinci, dan mendalam terhadap suatu organisme, lembaga, atau objek tertentu
yang memberikan gambaran dari suatu gejala atau kejadian yang ada dan
1) Lokasi Penelitian
72
2) Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulai Mei 2016 sampai dengan
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Tanggal
1. Pengajuan Judul Mei 2016
dalam penelitian adalah subyek darimana data dapat diperoleh (h. 172). Data
yang diperoleh berasal dari hasil jawaban siswa dalam meyelesaikan soal
materi geometri luas dan keliling bangun datar dan hasil wawancara dengan
73
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis data penelitian
yaitu:
a. Data primer (Nazir, 2009), yaitu jenis data orisinil yang langsung
sumber-sumber dasar bukti atau saksi utama dari kejadian yang lalu (h.
50). Adapun yang menjadi sumber data primer dari penelitian ini adalah
hasil tes ulangan harian siswa pada materi luas dan keliling bangun datar,
orisinil (h. 50). Data ini langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai
penunjang dari sumber pertama atau dapat juga dikatakan data yang
1. Observasi
74
perilaku dan kejadian pada keadaan yang sebenarnya. Pengumpulan data
cara peneliti mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar pada materi luas
dan keliling bangun datar. Peneliti dalam penelitian ini berperan ganda yakni
belakang penelitian dan tidak menjadi anggota penuh dari komunitas latar
penelitian tersebut.
2. Wawancara
atau sumber data (h. 74). Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu
75
seorang subjek tertentu dan ingin mencoba mengungkapkan pengertian suatu
peristiwa, situasi atau keadaan tertentu (h. 191). Hal ini sejalan dengan materi
kendala atau permasalahan yang dihadapi siswa dalam mengerjakan tes untuk
matematika materi geometri luas dan keliling bangun datar. Dalam hal ini
dialami siswa. Subyek wawancara bisa dipilih bisa saja mempunyai beberapa
kesalahan yang sama dan tidak harus setiap kesalahan memerlukan satu
datar.
76
4. Coba tuliskan apa yang diketahui dari soal nomor ...!
10. Apakah semua proses perhitungan yang kamu lakukan sudah benar ?
3. Metode Dokumentasi
dan termasuk juga buku mengenai pendapat atau yang relevan, foto-foto, film
77). Dalam penelitian ini, dokumentasi diperoleh dari arsip nilai matematika
matematika.
E. Instrumen Penelitian
nilai variabel yang akan diteliti (h. 78). Hal ini berarti instrumen penelitian
77
pekerjaannya lebih mudah, lebih lengkap, sistematis, dan mudah diolah.
Tabel 3.2
Instrumen Penelitian
No. Kegiatan Fokus
1. Observasi Pokok-pokok yang akan di observasi, antara lain:
1. Observasi pada saat proses belajar mengajar.
2. Observasi guru mengajar.
3. Observasi siswa.
2. Wawancara Pokok-pokok yang akan di wawancarai, antara
lain:
1. Wawancara guru mengenai sikap belajar
siswa.
2. Wawancara siswa berdasarkan kesalahan
yang dialami siswa.
3. Studi Dokumen Jenis-jenis dokumen yang akan di pelajari, antara
lain:
1. Silabus
2. Rpp
3. Rekapitulasi nilai harian siswa
datanya adalah non statistik. Data yang muncul berupa kata-kata dan bukan
merupakan rangkaian angka bersifat uraian dari hasil tes, wawancara dan
studi dokumentasi. Data yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta
78
Menurut Bogdan & Biklen (1982) analisis data adalah proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperolrh dari hasil wawancara,
pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan
gugus, menulis memo, dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau
(1) Melihat dan merangking hasil pekerjaan siswa untuk ditentukan siswa
(2) Hasil pekerjaan siswa yang menjadi subjek penelitian merupakan data
wawancara.
79
(3) Hasil wawancara disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik dan
(1) Menyajikan hasil pekerjaan siswa yang dipilih sebagai subjek penelitian
disajikan.
analisis data yang ada. Dalam pengertian ini analisis data kualitatif
80
yang terkait. Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai
seluruh data yang ada dari berbagai sumber yang telah didapat dari lapangan
dan dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya melalui
harian siswa, dilakukan analisis pada lembar jawaban siswa. Proses analisis
siswa.
81
c. Menghitung persentase jumlah siswa berdasarkan tingkat kesulitan
2. Wawancara
belajar matematika pada materi geometri pengukuran luas dan keliling bangun
datar; serta solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar
82
Dalam penelitian ini, data diambil dari hasil tes ulangan harian siswa.
langkah yang dilakukan oleh siswa. Data hasil observasi, data dari jawaban
tes dan data dari wawancara dibandingkan untuk mendapatkan data yang
atau informasi daris siswa. Kemudian, data yang telah valid disajikan untuk
kesalahan.
G. Keabsahan Data
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu (h. 330). Sedangkan menurut Arikunto (2006),
sehingga akhirnya hanya data yang absah saja yang digunakan untuk
83
penelitian ini triangulasi data dapat dilakukan dengan membandingkan adalah
hasil analisis jawaban siswa dengan data observasi dan data hasil wawancara.
84
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Temuan Penelitian
Mei 2017. Subyek penelitian adalah 38 siswa kelas V SDN Doyong 2 Periuk
menyelesaikan soal materi geometri luas dan keliling bangun datar ditinjau
digunakan terdiri dari 10 soal uraian hasil ulangan harian siswa yang memuat
1. Reduksi Data
85
Pada indikator satu yaitu kesalahan konsep sebesar 19,47%,
kesalahan ini terjadi karena siswa salah dalam memahami konsep materi
geometri tentang luas dan keliling bangun datar, salah dalam menentukan
rumus untuk menjawab suatu masalah dan penggunaan rumus tidak sesuai
dengan kondisi prasyarat berlakunya rumus. Hal ini terlihat dari jawaban
pada soal. Siswa juga salah menggunakan rumus untuk mencari keliling
dan memilih beberapa konsep atau cara dalam relasi yang tepat dan siswa
terlihat pada hasil jawaban siswa, ia tidak mencari luas persegi terlebih
sesuai dengan apa yang ia tangkap dari soal tersebut. Kesalahan lain siswa
86
hasilnya. Ia menggunakan tiga rumus sekaligus padahal alas dan tingginya
sudah diketahui.
7,90%, kesalahan ini terjadi karena siswa salah menghitung, akan tetapi
menyelesaikan soal. Hal ini terlihat pada hasil jawaban siswa, bahwa siswa
kesalahan ini terjadi karena siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan
sehingga jawabannya sama sekali tidak ada kaitannya dengan soal yang
alasan yang benar. Hal ini terlihat dari jawaban siswa, bahwa siswa tidak
87
menyelesaikan soal dengan baik, tidak menuliskan rumus atau prosedur
dikarenakan, siswa tidak tahu apa yang diketahui dan tidak memahami
sudah hampir habis. Ia merasa kebingungan dan tidak teliti. Siswa asal
penjelasan dari guru, hal ini karena sebagian siswa juga mencatat ketika
teman yang lain. Setelah itu guru menanyakan kepada siswa tentang
88
berkeliling di dalam kelas dan menghampiri meja siswa karena ada
menyalin materi yang ditulis oleh guru. Keadaan siswa pada saat proses
menulis di papan tulis ada beberapa siswa yang cenderung ramai. Ketika
guru sedang menulis di papan tulis sebagian siswa justru sibuk belajar
bahkan pada saat guru sedang menerangkan pun sebagian siswa tetap
duduk di bagian tengah atau jauh dari tempat guru menerangkan. Hal ini
dalam penyelesaian soal. Hal ini mungkin dikarenakan siswa kurang teliti
dalam membaca dan memahami soal. Menurut siswa, ia mencari cara yang
ceramah yang disertai tanya jawab dan metode pemberian tugas. Metode
89
tetapi tanya jawab yang digunakan guru seringkali hanya untuk
diberikan.
kelas V ini merupakan kelas gemuk yaitu sebanyak 38 siswa, hal ini
namun kurang bagi siswa yang tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran.
kurang.
tersebut tidak ada siswa yang bertanya mengenai materi yang disampaikan
mereka menemui kesulitan atau hal-hal yang dianggap belum jelas mereka
lebih suka bertanya kepada teman sebangku atau teman lain yang dianggap
lebih bisa. Jika ada kesempatan bertanya yang diajukan oleh guru, mereka
lebih suka diam. Meskipun tidak paham, mereka sungkan atau malu
bertanya dengan guru. Ada juga yang beralasan meskipun mereka tidak
paham tapi mereka bingung apa yang mau ditanyakan. Siswa mau
bertanya pada guru bila guru sedang berkeliling di dalam kelas dan
90
ditujukan kepada jawaban akhir dari suatu soal atau pemecahan suatu soal.
Dan itu pun hanya sebagian kecil siswa saja yang mau bertanya. Ketika
Hal ini berkaitan dengan kesalahan strategi yang dilakukan oleh siswa.
mengerjakan soal secara sederhana sesuai dengan apa yang ia tangkap dari
soal tersebut.
menghitung angka yang tertera saja pada soal atau angka yang diketahui
saja, tanpa tau tahapan-tahapan yang harus ditempuh. Pada saat observasi,
soal tersebut berasal dari buku paket dan buku referensi guru. Tugas yang
diberikan oleh guru dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu tugas
91
yang langsung dikerjakan di kelas dan tugas yang dikerjakan di rumah.
tersebut.
dikerjakan di depan kelas, hanya sebagian saja yang dianggap sulit. Selain
guru. Siswa kurang aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini
lain mau menjawab ketika mereka ditunjuk oleh guru saja. Kadang-kadang
ketika siswa mau menjawab pertanyaan dari guru mereka terlebih dahulu
bertanya kepada teman lain. Hal ini memperlihatkan bahwa mereka kurang
antusias ketika mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini terlihat ketika
yang akan ditulis di papan tulis. Sebagian siswa juga terlihat bermalas-
materi dari guru. Hal ini berkaitan dengan kesalahan algoritma yang
92
memahami dengan baik cara mentransfer apa yang sudah diketahui
ini dapat dilihat dari proses penyampaian materi yang dilakukan secara
lisan dan tertulis, guru hanya sesekali melihat ke buku sumber. Sebelum
penyelesaian soal-soal dan jawaban akhir dari suatu soal. Aktifitas belajar
siswa dengan sesama teman kurang terlihat, meskipun ada materi atau hal-
hal yang belum jelas. Hal ini terlihat dari sebagian kecil siswa saja yang
aktivitas diskusi dengan teman juga kurang terlihat. Waktu luang lebih
luar kelas. Hal ini berkaitan dengan kesalahan operasi hitung yang
93
bukannya siswa tidak dapat mentransfer namun siswa terburu-buru dalam
yang benar. Menurut siswa, hal lain yaitu dikarenakan lupa tentang materi
yang ada pada soal, misalnya materi luas belah ketupat, walaupun
guru. Tetapi pada saat guru menerangkan materi, guru hanya menjelaskan
kepada siswa secara sekilas saja, akibatnya siswa masih belum paham
karena ia tidak mau mencoba mengingat rumusnya dan lebih baik daripada
penting ada jawabannya walaupun salah dan berorientasi pada hasil dari
94
pun tipenya hampir sama dengan tipe-tipe sebelumnya hanya saja guru
akhirnya saja. Bila ada beberapa jawaban siswa yang berbeda sekaligus
guru lebih memilih jawaban yang benar saja untuk dikerjakan di papan
tulis.
bersedia secara sukarela ke depan, oleh karena itu guru menunjuk salah
Banyak dari mereka yang mencontek jawaban teman bahkan ada juga
yang tidak mengerjakan sama sekali dan hanya menunggu jawaban yang
ada di papan tulis. Ketika mereka mencontek tugas dari teman, hanya
sebagian lagi ada yang bercanda. Beberapa siswa aktif yang memang
95
mudah menerima materi, namun bagi siswa yang kurang dalam menyerap
materi dan kesulitan pada operasi hitung terlihat malas untuk mengerjakan
datar pada siswa ialah kesulitan dalam operasi hitung dan bagaimana
baik. Mencari trik atau cara agar siswa mudah menerima materi.
ini, namun sebagian siswa yang lain terlihat seperti tidak termotivasi
sulit.
walaupun salah dan brorientasi pada hasil dari perhitungannya saja. Dari
96
kesulitan memahami dan menghafal rumus; kesulitan menghitung; dan
tidak kondusif.
2. Penyajian Data
sebagai berikut:
45.00%
40.00%
35.00%
30.00%
25.00%
20.00% 39.74%
15.00%
10.00% 19.47%
5.00% 9.47% 8.68% 7.90%
0.00%
Konsep Strategi Algoritma Operasi Acak
hitung
97
Pada diagram nampak bahwa kesalahan siswa yang paling tinggi
tersebut. Siswapun tidak memahami asal usul suatu prinsip, ketika ia tahu
mengapa rumus itu digunakan. Akibatnya, siswa tidak tahu dimana atau
prosedur penyelesaian.
98
Tabel 4.2 Perbandingan Analisis Data
Hasil Tes
No. Indikator Ulangan Observasi Wawancara
Harian
99
kesalahan acak hasil tes ulangan harian terdapat kesesuaian antara sebab-
mengerjakan soal.
3. Simpulan Temuan
walaupun salah dan brorientasi pada hasil dari perhitungannya saja. Dalam
tetapi ia tidak tahu mengapa rumus itu digunakan. Akibatnya, siswa tidak
kesalahan terendah, hal ini disebabkan karena hanya sedikit sebagian siswa
yang tidak lancar menggunakan operasi hitung karena terlebih dahulu sudah
100
dibandingkan hasil tes ulangan harian dengan hasil observasi dan
B. Pembahasan
salah dalam memahami konsep materi geometri tentang luas dan keliling
bangun datar, salah dalam menentukan rumus untuk menjawab suatu masalah
tidak mampu dalam menghubungkan dan memilih beberapa konsep atau cara
dalam relasi yang tepat dan siswa tidak dapat mensubstitusikan nilai variabel
apabila salah dalam menerapkan prosedur penyelesaian dan siswa tidak dapat
melakukan kesalahan acak apabila siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan
sehingga jawabannya sama sekali tidak ada kaitannya dengan soal yang
101
ditanyakan, siswa tidak menjawab soal, dan siswa menyimpulkan tanpa
antara lain : Kesalahan siswa yang paling banyak dilakukan adalah kesalahan
dan pembagian.
102
4. Kesalahan acak, yaitu kesalahan yang dilakukan siswa karena siswa
faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah siswa sibuk belajar bahkan pada
saat guru sedang menerangkan pun sebagian siswa tetap membaca materi
lain. Hal ini dikarenakan siswa juga kurang antusias ketika mendengarkan
penjelasan dari guru. Hal ini terlihat ketika guru memberikan soal-soal
b) Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
Padahal siswa sudah berusaha belajar dengan keras, tetapi nilainya selalu
rendah.
dalam waktu yang lama baru selesai, dan dalam mengerjakan tugas selalu
menunda waktu.
d) Siswa menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh,
103
e) Siswa menunjukkan tingkah laku yang tidak seperti biasanya ditunjukkan
kepada orang lain. Dalam hal ini misalnya siswa menjadi pemurung,
konsep luas dan keliling bangun datar; kesulitan memahami dan menghafal
rumus; kesulitan menghitung; dan kecerobohan atau tidak teliti. Yang kedua,
104
memberikan pemahaman yang kurang jelas, lingkungan keluarga kurang
bangun datar dengan jelas sehingga dapat lebih mudah diterima dan dipahami
siswa. Guru juga harus memastikan bahwa semua siswa memperhatikan pada
latihan.
105
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
rendah.
105
4. Faktor eksternal yang mempengaruhi siswa salah dalam mengerjakan soal
B. Saran
paling banyak dilakukan siswa adalah kesalahan acak yaitu siswa tidak tahu
apa yang harus dilakukan sehingga jawabannya sama sekali tidak ada
kaitannya dengan soal yang ditanyakan, siswa tidak menjawab soal, dan
siswa menyimpulkan tanpa alasan yang benar. Hal ini tentu saja berhubungan
1. Bagi siswa
bangun datar.
106
2. Bagi guru maupun calon guru
keliling bangun datar mengenai apa saja yang digunakan dalam variasi
sudah diberikan.
107
DAFTAR PUSTAKA
108
Ridwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneiti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
109
Lampiran 1. Instrumen Soal
Petunjuk :
Tulis nama, kelas, dan nomor absen pada lembar jawaban yang telah
disediakan.
Kerjakan dengan jawaban yang benar dan teliti.
Kerjakan dahulu soal yang kamu anggap mudah (tidak harus sesuai dengan
urutan soal).
Jawaban hendaknya ditulis dengan jelas dan rapi.
Selamat Mengerjakan
16 cm dan 48 cm !
110
6. Keliling bangun datar di bawah ini adalah ...... cm.
111
Lampiran 2. Kunci Jawaban
KUNCI JAWABAN
SOAL ULANGAN HARIAN LUAS DAN KELILING BANGUN DATAR
KELAS V
2. Diketahui =
Luas Persegi = 256 cm2
Keliling = ..................?
L = 𝑠𝑥𝑠
256 cm2 = s2
s2 = √256
s = 16 cm
K = 4×s
= 4 × 16 cm
= 64 cm
3. Diketahui =
Keliling persegi = 68 cm
Panjang sisi = ................?
K = 4×s
68 cm = 4 × s
112
68
4.s = 4
= 17 cm
4. Diketahui =
Panjang diagonal (d) = d1 = 16 cm, d2 = 48 cm
Luas = .......................?
1
L = 𝑥 d1 x d2
2
1
= 2 𝑥 16 𝑐𝑚 𝑥 48 𝑐𝑚
= 384 cm2
𝐾 = 6 𝑐𝑚 + 2 𝑐𝑚 + 6 𝑐𝑚 + 6 𝑐𝑚 + 12 𝑐𝑚 + 8 𝑐𝑚
= 40 cm
7. Diketahui =
Luas persegi panjang = 36 cm2
Panjang = ..............................?
L = 𝑝𝑥𝑙
36 cm2 = 𝑝 𝑥 4 𝑐𝑚
36
𝑝 = 4
𝑝 = 9 cm
113
Jadi, panjang sisi persegi panjang adalah 9 cm.
8. Diketahui =
Panjang ( p) = 24, 5 cm
Lebar ( 𝑙 ) = 13, 5 cm
Keliling = .................?
K = 2 𝑥 ( 𝑝 + 𝑙)
= 2 𝑥 ( 24,5 𝑐𝑚 + 13,5 𝑐𝑚)
= 2 𝑥 38 𝑐𝑚
= 76 cm
9. Diketahui =
Alas (𝑎) = 26 m
Lebar/ tinggi (𝑡) = 19 m
Luas ladang = ..............?
1
L = 𝑥𝑎𝑥𝑡
2
1
= 𝑥 26 𝑚 𝑥 19 𝑚
2
1
= 2 𝑥 494 𝑚
= 247 m
10. Diketahui =
PQ = 15 cm
PS = 7 cm
Luas jajar genjang = .............?
PQ = 15 cm – 1 cm – 2 cm = 12 cm
PS = 7 cm
L = 𝑎𝑥𝑡
= 12 𝑐𝑚 𝑥 7 𝑐𝑚
= 84 cm2
114
Lampiran 3. Analisis Kesalahan Siswa
No.
Indikator Nomor Absen Siswa
Soal
Kesalahan Konsep 9
Kesalahan Strategi 18, 22
1. Kesalahan Algoritma 4
Kesalahan Operasi Hitung 41
Kesalahan Acak 8, 12, 29, 34, 37
Kesalahan Konsep -
Kesalahan Strategi 23
3. Kesalahan Algoritma 2, 5, 11, 15, 18, 33
Kesalahan Operasi Hitung 4, 9, 21, 18, 22, 42
Kesalahan Acak 6, 7, 8, 13, 14, 24, 29, 37, 39, 41
Kesalahan Konsep 4, 9, 12, 13, 16, 20, 23, 25, 26, 27, 28, 34,
36
Kesalahan Strategi -
4.
Kesalahan Algoritma 6, 7, 8, 19, 21, 24, 42
Kesalahan Operasi Hitung -
Kesalahan Acak 2, 11, 14, 15, 18, 22, 29, 31, 33, 39, 41
Kesalahan Konsep 3, 4, 5, 9, 10, 12, 16, 21, 25, 28, 31, 34,
35, 37, 38, 42
Kesalahan Strategi 18, 22
5. Kesalahan Algoritma -
Kesalahan Operasi Hitung 6, 8, 19, 20, 26, 27, 36
Kesalahan Acak 2, 7, 11, 13, 14, 15, 23, 24, 29, 30, 33, 39,
41
Kesalahan Konsep 4, 9
Kesalahan Strategi -
6. Kesalahan Algoritma -
Kesalahan Operasi Hitung 3, 5, 10, 16, 18, 20, 22, 25, 26, 27, 28, 30,
31, 35, 36, 38
115
Kesalahan Acak 2, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 19, 21, 23,
24, 29, 33, 34, 37, 39, 41, 42
Kesalahan Konsep 3, 4, 5, 9, 10, 12, 16, 18, 22, 25, 28, 30,
34, 35, 37, 38
Kesalahan Strategi -
8. Kesalahan Algoritma -
Kesalahan Operasi Hitung -
Kesalahan Acak 2, 6, 7, 8, 11, 13, 14, 15, 19, 20, 21, 23,
24, 26, 27, 29, 31, 33, 36, 39, 41, 42
116
Lampiran 4. Tabel Rincian Kesalahan
117
118
Lampiran 6. Analisa Kesalahan Hasil Ulangan Harian
b) Analisis
tersebut.
dari dua bangun datar, oleh sebab itu ia menjumlahkannya secara terpisah.
119
2. Pada soal nomor 2
Jawaban siswa:
sisinya.
salah dalam menuliskan apa yang diketahui, karena sisi persegi tidak
yang terdapat angka 4 dan siswa salah fokus terhadap soal yang akan
penyebutnya namun ini menuliskn angka 68 cm. Siswa tidak mencari luas
persegi terlebih dahulu untuk mencari sisinya. Siswa tidak sampai selesai
120
strategi yaitu siswa tidak dapat menghubungkan dan memilih beberapa
Jawaban siswa:
ditanyakan.
121
4. Pada soal nomor 4
Jawaban siswa:
ditanyakan
belah ketupat. Hal ini terlihat dari jawaban siswa dimana siswa salah
rumus.
122
5. Pada soal nomor 5
Jawaban siswa:
ditanyakan.
trapesium.
trapesium. Hal ini terlihat dari jawaban siswa dimana siswa salah dalam
123
6. Pada soal nomor 6
jawaban siswa:
ditanyakan.
Hal ini terlihat dari jawaban siswa dimana siswa salah dalam menggunaan
rumus.
124
7. Pada soal nomor 7
Jawaban siswa:
ditanyakan.
persegi panjang yang mana panjangnya belum diketahui. Hal ini terlihat
125
8. Pada soal nomor 8
Jawaban siswa:
ditanyakan.
persegi panjang. Hal ini terlihat dari jawaban siswa dimana siswa salah
angka yang dituliskan siswa tidak ada pada soal, ia menuliskan angka 2, 3,
rumus.
126
9. Pada soal nomor 9
Jawaban siswa:
ditanyakan.
persegi panjang. Hal ini terlihat dari jawaban siswa dimana siswa salah
angka yang dituliskan siswa tidak ada pada soal, ia menuliskan angka 2, 4,
rumus.
127
10. Pada soal nomor 10
Jawaban siswa:
ditanyakan.
persegi panjang. Hal ini terlihat dari jawaban siswa dimana siswa salah
angka yang dituliskan siswa tidak ada pada soal, ia menuliskan angka 2,3,
rumus.
128
2) Analisa kesalahan siswa dengan nomor absen 10 (Dini Nur Sabila)
Jawaban siswa:
yang hampir sempurna hanya saja tidak menuliskan rumusnya. Tidak ada
Jawaban siswa:
konsep dari persegi hanya saja ia tidak menuliskan rumusnya. Selain itu,
terlihat bahwa siswa kurang teliti dan tidak bisa mentransfer apa yang
diketahui dari soal. Hal ini bisa dilihat dari jawaban siswa, ia menuliskan s
= 256, seharusnya adalah L = 256 cm2. Siswa juga tidak mencari sisi
129
menggunakan angka 4 lalu dibagi lagi dengan angka 4. Hal ini terlihat dari
mengerjakan soal secara sederhana sesuai dengan apa yang ia tangkap dari
soal tersebut. Ini menunjukkan bahwa pada saat mengerjakan soal, siswa
Jawaban siswa:
yang hampir sempurna. Ia menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
130
4. Pada soal nomor 4
Jawaban siswa:
yang hampir sempurna. Ia tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa
Jawaban siswa:
ditanyakan.
tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Siswa salah
131
teliti dalam membaca soal. Dengan demikian, siswa melakukan kesalahan
menjawab soal.
Jawaban siswa:
ditanyakan.
datar.
sudah memahami maksud dari soal yang diberikan. Ia tahu bahwa keliling
menghitung hasilnya. Seharusnya ada dua sisi lagi yang belum diketahui,
dengan baika cara mentransfer apa yang sudah diketahui sehingga siswa
132
kesalahan operasi hitung yaitu siswa salah menghitung, akan tetapi konsep
Jawaban siswa:
133
8. Pada soal nomor 8
Jawaban siswa:
nilai dari data yang ada pada soal. Akibatnya, hasil akhirnya pun menjadi
Jawaban siswa:
134
Berdasarkan hasil jawaban siswa tersebut, siswa menuliskan rumus
Jawaban siswa:
persegi panjang, dimana ada bangun datar jajar genjang didalamnya yang
ada angka lain yang diketahui pada gambar. Kemungkinan siswa tidak
135
memahami keseluruhan dari suatu soal. Dengan demikian, siswa
Jawaban siswa:
ditanyakan.
136
siswa hanya menuliskan jawabannya tanpa tahu prosedur penyelesaian
soalnya.
Jawaban siswa:
sisinya.
salah dalam menuliskan apa yang diketahui, karena sisi persegi tidak
diketahui. Siswa tidak mencari luas persegi terlebih dahulu untuk mencari
137
3. Pada soal nomor 3
Jawaban siswa:
yang hampir sempurna. Ia menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
Jawaban siswa:
ditanyakan
belah ketupat. Hal ini terlihat dari jawaban siswa dimana siswa salah
138
dalam menggunaan rumusnya, a + b ia jumlahkan seharusnya a × b dan
Jawaban siswa:
ditanyakan
ia bagi dengan angka 2. Siswa sepertinya lupa tentang konsep keliling dari
trapesium.
139
6. Pada soal nomor 6
Jawawab siswa:
ditanyakan.
Jawaban siswa:
140
Kesalahan yang dilakukan siswa:
ditanyakan.
angka yang tertera saja pada soal atau angka yang diketahui saja, tanpa tau
panjang dimana yang dicari adalah pajang dari persegi panjang. Meskipun
jawabannya benar yaitu 9 cm, namun Ia membagi angka yang tertera saja
soal secara sederhana sesuai dengan apa yang ia tangkap dari soal tersebut.
Jawaban siswa:
141
Berdasarkan hasil jawaban siswa tersebut, dalam pengerjaannya
nilai dari data yang ada pada soal. Akibatnya, hasil akhirnya pun menjadi
yang hampir sempurna. Ia tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa
Jawaban siswa:
ditanyakan.
142
Berdasarkan hasil jawaban siswa tersebut, siswa sudah benar
dalam menentukan rumus luas jajar genjang. Hal ini terlihat ia menuliskan
datar persegi panjang, dimana ada bangun datar jajar genjang didalamnya
rumus.
Jawaban siswa:
ditanyakan.
143
Berdasarkan hasil jawaban siswa tersebut, terlihat bahwa siswa
yang yang hampir tepat. Menjumlahkan namun tidak sesuai dengan rumus.
Siswa menjumlahkan sisi secara terpisah, terlihat dia memisah luas dan
siswa melihat adanya gabungan dari dua bangun datar, oleh sebab itu ia
ada.
Jawaban siswa:
ditanyakan.
salah dalam menuliskan apa yang diketahui, karena keliling adalah yang
144
adalah kemungkinan karena siswa kurang teliti dalam mentransfer apa
yang diketahui. Siswa tidak mencari luas persegi terlebih dahulu untuk
Jawaban siswa:
- Siswa siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan.
145
adalah kemungkinan karena siswa kurang teliti dan terburu-buru dalam
Jawaban siswa:
soal.
Jawaban siswa:
146
- Siswa siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan.
Jawaban siswa:
ditanyakan.
datar.
147
kemungkinaan karena siswa terburu-buru dalam mengerjakan soal. Siswa
sudah memahami maksud dari soal yang diberikan. Ia tahu bahwa keliling
tidak ada 5 cm. Seharusnya ada dua sisi lagi yang belum diketahui,
dengan baika cara mentransfer apa yang sudah diketahui sehingga siswa
kesalahan operasi hitung yaitu siswa salah menghitung, akan tetapi konsep
Jawaban siswa:
ditanyakan.
persegi panjang.
148
Berdasarkan hasil jawaban siswa tersebut, siswa tidak menuliskan
siswa tidak mau mengingat rumus dari persegi panjang oleh sebab itu ia
Jawaban siswa:
ditanyakan.
siswa tidak menggunakan rumus, siswa mencari luas dan keliling, ia hanya
149
menjumlahkan 24,5 cm + 13,5 cm sehingga didapat hasil 37,10 cm. Ia pun
lupa dan tidak mau mengingat rumus persegi panjang, karena ia langsung
mencari nilai dari data yang ada pada soal. Akibatnya, hasil akhirnya pun
Jawaban siswa:
ditanyakan.
dan tidak mau mengingat rumus luas segitiga, ia langsung mencari nilai
dari data yang ada pada soal. Akibatnya, hasil akhirnya pun menjadi salah.
150
Dengan demikian, siswa melakukan kesalahan konsep yaitu tidak dapat
Jawaban siswa:
yang tertera saja pada soal atau angka yang diketahui saja, tanpa tau
soal secara sederhana sesuai dengan apa yang ia tangkap dari soal tersebut.
151
5) Analisa kesalahan siswa dengan nomor absen 29 (Muhammad Rafly)
Jawaban siswa:
ditanyakan.
siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.
152
6) Analisa kesalahan siswa dengan nomor absen 31 (Ratna Ayu Utami)
Jawaban siswa:
yang hampir sempurna hanya saja tidak menuliskan rumusnya. Tidak ada
Jawaban siswa:
angka yang tertera. Selain itu, terlihat bahwa siswa kurang teliti dan tidak
bisa mentransfer apa yang diketahui dari soal. Siswa juga tidak mencari
tangkap dari soal tersebut. Ini menunjukkan bahwa pada saat mengerjakan
soal, siswa hanya berorientasi pada jawaban dan hasil akhirnya saja, tanpa
153
mempedulikan tentang prosesnya. Dengan demikian, siswa melakukan
kesalahan konsep yaitu siswa tidak dapat menentukan rumus dengan tepat.
Jawaban siswa:
yang hampir sempurna hanya saja tidak menuliskan apa yang diketahui
dan apa yang ditanyakan. Tidak ada kesalahan pada soal nomor 3.
Jawaban siswa:
154
demikian, siswa melakukan kesalahan acak yaitu siswa tidak menjawab
soal.
Jawaban siswa:
ditanyakan
sebab itu ia bagi dengan angka 2. Siswa sepertinya lupa tentang konsep
Jawaban siswa:
155
Kesalahan yang dilakukan siswa:
ditanyakan.
datar.
sudah memahami maksud dari soal yang diberikan. Ia tahu bahwa keliling
hasilnya 51. Seharusnya ada dua sisi lagi yang belum diketahui,
dengan baik cara mentransfer apa yang sudah diketahui sehingga siswa
kesalahan operasi hitung yaitu siswa salah menghitung, akan tetapi konsep
Jawaban siswa:
156
- Siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan.
angka yang tertera saja pada soal atau angka yang diketahui saja, tanpa tau
panjang dimana yang dicari adalah pajang dari persegi panjang. Meskipun
jawabannya benar yaitu 9 cm, namun Ia membagi angka yang tertera saja
soal secara sederhana sesuai dengan apa yang ia tangkap dari soal tersebut.
Jawaban siswa:
157
Berdasarkan jawaban siswa pada nomor 8, terlihat bahwa ia
soal.
Jawaban siswa:
soal.
158
10. Pada soal nomor 10
Jawaban siswa:
panjang, dimana ada bangun datar jajar genjang didalamnya yang tiap
siswa hanya melihat angka yang sudah diketahui dan tidak tahu bagaimana
159
Lampiran 7. Analisa Hasil Wawancara Siswa
P : “Coba perhatikan gambar pada soal nomor 1! Bentuk bangun datar apakah
itu”
S : (memberi garis putus-putus pada gambar) “ohh.. ada 2 bangun datar bu.”
P : “Apa saja”
S : “Sisi bu.”
S : “Jumlah sisi. Seperti ini bu.” (Menunjuk hasil yang ia tulis pada lembar
jawaban)
160
S : “Ya, bu kan ada dua bangun datarnya.”
Berdasarkan hasil wawancara terlihat bahwa siswa tahu bahwa pada soal
nomor 1 merupakan gabungan dari dua bangun datar, akan tetapi dalam
P : “Kok ini ditulis 68. Kamu peroleh darimana? Coba diteliti lagi!”
mengerjakan.”
kertas jawaban)
161
S : “Iya bu.”
S : “Buru-buru bu.”
ditanyakan namun salah dalam menyebutkan apa yang diketahui. Ia juga tahu
memasukkan angka yang diketahui pada nomor 3 dan menurutnya rumus yang
padahal seharusnya dicari panjang sisi persegi terlebih dahulu baru kemudian
yaitu siswa tidak dapat menghubungkan dan memilih beberapa konsep untuk
menyelesaikan soal.
S : “68 cm.”
162
S : “Iya bu, kan rumusnya 4 x s.”
S : (Menghitung)
S : “Iya, bu.”
yang ditanyakan dan apa yang diketahui, rumus yang digunakan unruk
jawabannya dengan alasan sulit. Setelah dicoba ternyata benar ia salah dalam
163
Petikan Wawancara Nomor 4.
S : “Luasnya bu.”
P : “Kamu juga menuliskan semua angka 68, bukan angka yang diketahui
S : “Iya bu.”
48 dan ia tidak tahu itu merupakan diagonalnya. Namun ia tahu apa yang
ditanyakan. S04 juga belum mengetahui rumus dari belah ketupat, yang ia sebutkan
164
adalah keliling dari persegi yaitu 4 x s. Dengan demikian, siswa melakukan
kesalahan konsep yaitu penggunaan rumus tidak sesuai dengan kondisi prasyarat
berlakunya rumus.
P : “Tapi soal yang kamu kerjakan angka-angkanya tidak ada pada soal.
gambar, yang ia ketahui adalah jajar genjang kemudian setelah ia teliti baru tahu
angka yang ia kerjakan tidak ada pada soal. Dengan demikian, siswa melakukan
kesalahan konsep yaitu penggunaan rumus tidak sesuai dengan kondisi prasyarat
berlakunya rumus.
165
Petikan Wawancara Nomor 6
S : “Kelilingnya bu.”
salah.”
soalnya.”
dari bangun datar yang diperintahkan untuk mencari kelilingnya. Ia tidak tahu
kerjakan tidak ada pada soal. Dengan demikian, siswa melakukan kesalahan
konsep yaitu penggunaan rumus tidak sesuai dengan kondisi prasyarat berlakunya
rumus.
166
Petikan Wawancara Nomor 7
S : “Luasnya bu.”
P : “Berapa?”
S : Panjangnya.
S : “s x s, bu.”
S : “4 x s bu.”
P : “Yakin. Coba lihat jawaban kamu. Rumus yang kamu gunakan asal dan
angka yang kamu hitung tidak ada pada soal. Tadi yang diketahui
167
Berdasarkan hasil wawancara terlihat bahwa siswa tidak memahami
soalnya. Ia merasa kebingungan dan tidak teliti. Setelah mencoba untuk dipahami
ia menyebutkan jika luas persegi panjang adalah s x s dan luas persegi adalah 4 x
ada pada soal. Dengan demikian, siswa melakukan kesalahan konsep yaitu
P : “Nah pada nomor ini sama bangun datar persegi panjang. Kamu tidak tahu
rumusnya?”
P : “Ini sudah dari kelas 4 loh diajarkan rumus sederhana bangun datar.”
P : “Ingat rumusnya!”
S : “Tidak, bu.”
S : “Asal bu.”
168
konsep yaitu penggunaan rumus tidak sesuai dengan kondisi prasyarat berlakunya
rumus.
S : “Iya bu.”
P : “Kata kunci apa yang bisa kamu gunakan untuk mengerjakan soal?”
P : “Coba lihat hasil jawaban kamu sama seperti jawaban-jawaban pada soal
diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal. Ia tidak tahu langkah penyelesaian
dalam mencari luas ladang Pak Abdullah yang berbentuk segitiga. Menurutnya ia
konsep yaitu penggunaan rumus tidak sesuai dengan kondisi prasyarat berlakunya
rumus.
169
Petikan Wawancara Nomor 10
bu.”
P : “Bisa mengerjakannya?”
datar yang ada pada soal. Namun, Ia tidak tahu langkah penyelesaian dalam
170
S : “Seperti ini bu (menunjuk jawabannya).”
P : “Selanjutnya bagaimana?”
peroleh darimana?”
P : “Iya. Seharusnya kamu mencari sisi persegi dulu dari luas yang sudah
ditanyakan dan apa yang diketahui. Ia juga mengetahui keliling dari persegi.
lagi 256 : 4 = 64, kemudian ada hasil 1.24 iya dapat dari 256. Ia yakin jika
171
S : “Iya bu ini mencari keliling trapesium.”
S : “Maksudnya bu?”
S : “Ohh.. ini sisi SR yaitu 8cm dan sisi PQ yaitu 14cm dan tingginya 7cm.”
angka 7 ke dalam rumus bu, jadi hanya 14 + 8 lalu dibagi 2 hasilnya 11.”
S : “Iya bu.”
S : “Iya bu.”
maksud soal apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Ia pun menyebutkan
menggunakan rumus dari luas trapesium dan ia sudah yakin dari jawabannya.
Namun setelah di pahami lagi ternyata ia baru menyadari kalau yang digunakan
untuk mengerjakan soal adalah luas trapesium bukan rumus keliling trapesium.
172
Petikan Wawancara Nomor 6
S : “Ini perintah soalnya mencari keliling dari gabungan bangun datar, bu.”
P : “Ada dua sisi lain yang angkanya tidak tertera dan kamu harus
S : “Oiya... ibu, (menunjuk sisi) ini seharusnya 6 dan sisi satunya lagi 8 – 2 =
P : “Iya, seperti itu. Lalu mengapa pada jawabanmu belum selesai sudah
dijumlahkan saja.”
maksud soal apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Ia menunjukkan
mengerjakan ada dua sisi yang tidak ia kerjakan. Namun, setelah ia pahami ia tahu
sisi-sisi yang harus dicari, ia menyebutkan 2 sisi yang dicari yaitu 6 cm.
173
Dengan demikian, siswa melakukan kesalahan operasi hitung yaitu siswa salah
cm2.”
S : “p x l, bu.”
penyelesaiannya.”
yang hampir habis. Dan jawaban itu ia dapatkan dari teman. Dengan demikian,
siswa melakukan kesalahan acak yaitu siswa hanya menuliskan jawabannya tanpa
174
Petikan Wawancara Nomor 8
+ 13,5 ?”
S : “Iya bu. Sudah mepet waktunya. Jadi lihat teman saja yang sudah yang
mana.”
S : “4 x s, bu.”
S : “Iya bu.”
S : “Panjang alas dan tinggi dari ladang Pak Abdullah yang berbentuk
segitiga.”
P : “Berapa?”
175
S : “Alasnya 26 m dan tingginya 19 m. Yang ditanyakan itu luas kebunnya.”
S : “Iya bu. Saya bingung dan terburu-buru. Malah saya pakai rumus untuk
S : “ ½ x a x t, ya bu.”
P : “Iya itu tinggal menghitung hasilnya saja. Maka jawaban kamu akan
benar.”
untuk mencari alas dan tinggi, padahal pada rumus yang pertama yang ia gunakan
benar. Hal itu dikarenakan ia bingung dan terburu-buru. Dengan demikian, siswa
P : “Lanjutkan pada soal terakhir, coba kamu pahami. Apa yang ditanyakan?”
S : “Ini mencari luas jajar genjang yang ada di dalam persegi panjang, bu.”
176
S : “Saya lupa rumus jajar genjang bu, jadi saya kalikan saja angka yang
tertera 15 x 7 = 105 cm. Tapi saya tidak tahu ini pada setiap sisi PQRS
ditanyakan pada soal. Menurutnya ia lupa rumus dari jajar genjang, jadi dikalikan
saja angka yang tertera. Ia pun tidak memahami sisi lain yang ada pada bangun
datar karena kurang teliti dalam mengerjakan. Dengan demikian, siswa melakukan
kesalahan konsep yaitu kesalahan yang dilakukan siswa karena salah dalam
S : “Gabungan bangun datar, bu. Kalau diberi garis putus, ada bangun datar
S : “Kelilingnya, bu.”
cara penyelesaian.”
177
S : “Iya bu. Saya lihat teman.”
S : “Yang penting hasilnya kan benar, bu. Kayak gini juga malah lebih
S : “Tapi gurunya ngasih nilainya sama kok. Yang penting kan hasilnya
benar.”
S : “Iya, bu.”
S : “Keliling dari persegi, bu. Ini yang diketahui adalah luasnya 256 cm2.”
178
S : “Ini seperti ini, bu.” (Menunjuk jawabannya)
S : “Eh... iya buu, itu kan luasnya. Rumusnya 4 x s, tidak saya tulis. Saya
P : “Iya, rumus keliling yang kamu gunakan sudah benar. Tapi panjang sisi
perseginya kan belum diketahui. Jadi kamu harus cari dulu sisinya
S : “Saya bingung bu, mana dulu yang dikerjakan jadi dikalikan saja angka
yang ada.”
mengetahui rumus keliling persegi tapi rumusnya tidak ia tulis dan hanya
Dengan demikian, siswa melakukan kesalahan strategi yaitu siswa tidak dapat
jawabanyapun benar. Sekarang coba baca dan pahami soal nomor 4!”
S : “ Baik, bu.”
179
S : “Bisa bu, saya menjawabnya seperti ini (Menunjuk dan melihat
jawabannya).”
P : “Coba jelaskan!”
Jadinya ½ (16 + 48) hasilnya 64 bu, tapi tingginya tidak ada. Saya
bingung bu.”
S : “Iya bu.”
S : “Dua, bu.”
S : (Menghitung)
S : “384, bu.”
180
Berdasarkan hasil wawancara terlihat bahwa siswa, memahami apa yang
dimaksud dari soal, ia pun yakin bahwa rumus yang digunakan sudah benar.
Namun setelah yakin, ia bingung ketika memasukkan angka yang diketahui pada
P : “Sekarang nomor 5 kalau gitu. Ini kamu menjumlahkan angka yang tertera
a+b
S : “Iya bu, kan rumusnya .”
2
P : “Hitung lagi!”
menghitung pembagiannya.
P : “Keliling itu adalah jumlah dari seluruh sisi, jadi pada gambar trapesium
dimaksud dari soal, ia pun yakin bahwa rumus yang digunakan sudah benar.
181
Namun setelah yakin, ia pun menghitungnya salah. Rumus yang ia tangkap
a+b
ternyata salah, ia menggunakan rumus , seharusnya hanya dijumlahkan saja.
2
jawabannya saja?”
S : (Tersenyum).
S : “Saya kemarin ngerjainnya ada yang nyontek teman bagian yang susah,
bu.”
dimaksud dari soal, Ia menyebutkan sisi-sisi yang terdapat pada gambar gabungan
menyontek hasil teman, padahal ia tahu bahwa rumus mencari keliling ialah
182
yaitu siswa hanya menuliskan jawabannya tanpa tahu prosedur penyelesaian
soalnya.
S : “Baik, bu.”
S : “Ini ada luasnya bu 36 cm saya bagi saja dengan 4 cm. Maka didapatlah
9.”
S : “Sudah, bu.”
P : “Maksudnya?”
S : “Iya biar simple aja saya bagia aja angka yang angka tidak perlu pakai
P : “Iya, tapi kan cara penyelesaian dalam matematika itu harus dengan
dimaksud dari soal, ia menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
183
nanti bagaimana menempatkan caranya. Ia lebih mementingkan hasil dari pada
S : “iya bu, biar cepet selesai saja, saya juga lupa rumusnya.”
S : “Banyak rumus yang harus diingat bu, jadi suka terbalik-balik dan lupa.”
saja. Jumlah yang kamu hitung 24,5 + 13,5 = 38,0 , itu sudah benar
S : “Yah salah...”
saja pada angka-angka yang tertera yaitu 24,5 + 13,5 = 38,0. Ia lupa dengan
184
Petikan Wawancara Nomor 10
benar hanya saja tidak menggunakan rumus. Sekarang nomor 10, baca
S : “Iya bu, itu gambar persegi panjang didalam ada jajar genjangnya.”
S : “a x t, bu.”
S : “15 – 1 – 2 = 12.”
S : “Kan sisiya ada di PQ, bu. Kalo 7 kan PS. Dan 7 itu tingginya.”
P : “Ini kamu sudah paham namun kenapa kemarin saat mengerjakan soal
S : “Waktu itu buru-buru, bu. Terus kan diskusi sama teman, jadi bingung
sendiri jawabannya.”
yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Ia juga menyebutkan rumus yang benar
185
paham namun bingung, ia mencari alas. Padahal alas sudah diketahui jika PQ = 15
S : “Iya bu, ini gambar panah. Ini kalau di pisah gini jadi ada dua bu
gambarnya.”
S : “Udah, bu...”
P : “Kenapa kamu pisah jumlah sisi-sisinya ini? Kan yang ditanya hanya
keliling”
S : “Kan ada dua bu bangun datarnya, saya pisah aja kerjainnya. Habis
bingung.”
186
S : “Jumlah dari sisi-sisinya, bu.”
kurang tepat.”
memisah perhitungan menjadi dua yaitu luas dan keliling. Ia paham rumusnya
kesalahan strategi yaitu siswa tidak dapat menghubungkan konsep yang ada.
S : “4 x s”
S : (Membaca soal)
P : “Tulis disini!”
S : (Mengambil kertas)
P : “Kamu tadi sudah tahu kalau 256 adalah luas dari persegi. Ini kenapa pada
187
S : “Eh... iya bu.”
P : “Rumus kelilingnya sudah benar ini, tapi seharusnya kamu cari panjang
S : “s x s”
P : “Nah, iya. Kalau ditukar tempatnya yang tadinya dipangkat jadi apa?”
P : “Nah, itu baru ketemu panjang sisinya. Baru kamu masukkan ke dalam
rumus keliling, jadi tidak langsung mengerjakan angka yang ada saja”
S : “64”
P : “Nah, itu baru tepat. Jadi berapa rumus yang harus kamu kerjakan?”
P : “Bukan salah, hanya belum tepat saja. Kamu juga tidak menghitung hasil
yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Rumus keliling persegi yang ditentukan
sudah benar yaitu 4 𝑥 𝑠. Namun, ia tidak menentukan sisinya terlebih dahulu. Saat
188
mencoba dikerjakan dengan teliti lagi ia bisa mnyelesaikannya dengan mencari
sisinya terlebih dahulu dengan cara diakarkan dari luasnya. Ia mencari cara yang
S : (Membaca soal).
hampir benar.”
189
menghitung hasilnya. Dengan demikian, siswa melakukan kesalahan operasi
S : (Tersenyum-senyum...)
P : “Kenapa?”
P : “Kok enggak bisa kenapa? Belum pernah dikasih materi tentang belah
ketupat, ya?”
tidak mengerjakan apa yang ditanyakan dari soal. Hal ini dikarenakan siswa lupa
tentang materi yang ada pada soal, yaitu materi luas belah ketupat, walaupun
sebenarnya siswa sudah pernah memperoleh materi itu sebelumnya dari guru.
Tetapi pada saat guru menerangkan materi, guru hanya menjelaskan kepada siswa
secara sekilas saja, akibatnya siswa masih belum paham tentang materi itu
190
Petikan Wawancara Nomor 5
P : “Mana jawabanmu?”
P : “Mana jawabanmu?”
S : “Kalo ga salah dijumlahin aja bu semua sisinya. Inget kata buguru kalo
ada gambar gabungan bangun datar terus suruh cari keliling jumlahkan
semua sisinya.”
191
P : “Betul, tapi kamu tau nggak kalo ada sisi yang tidak ditulis tapi harus
semua sisinya. Namun, ia tidak tahu 2 sisi lainnya yang harus diketahui. Dengan
S : (Tersenyum-senyum)
dengan asal, angk-angka yang ditulisakn tidak ada pada soal. Menurutnya iya lupa
melakukan kesalahan konsep yaitu tidak dapat menentukan rumus dengan tepat.
192
Petikan Wawancara Nomor 8
P : “Kenapa begitu?”
S : “Iya, bu.”
P : “Oke, sekarang kita lanjutkan lagi ke nomor 8. Apa itu yang ditanyakan?”
S : “Sudah bu, tapi buat ngerjainnya kadang males, buru-buru takut waktunya
soal yang ia kerjakan secara asal. Ia mengetahui apa yang ditanyakan, hanya
rumusnya, namun saat mengerjakan soal tidak teliti dan sesuai kemampuannya
saja. Dengan demikian, siswa melakukan kesalahan konsep yaitu tidak dapat
193
Petikan Wawancara Nomor 9
S : “Segitiga.”
P : “Mana jawabanmu?”
dapat darimana?”
diketahui dan apa yang ditanyakan. Menurutnya ia tidak tahu rumus untuk
menyelesaikan soal mencari luas ladang Pak Abdullah yang berbentuk segitiga. Ia
mengerjakan soal tidak peduli benar tidaknya asalkan terjawab. Dengan demikian,
siswa melakukan kesalahan konsep yaitu tidak dapat menentukan rumus dengan
tepat.
P : “Coba lihat bangun datar apa yang ada pada nomor 10?”
194
S :”Iya bu, suruh cari luas jajar genjang yang ada di dalam persegi
panjangnya?”
S : “Iya bu daripada tidak diisi. Yang penting dijawab dulu, jadi nanti kan
bisa dapat nilai walaupun sedikit. Daripada nggak dapat nilai sama
sekali.”
tentang penyelesaiannya siswa terlihat berpikir dan ragu untuk menjawab. Hal ini
dengan cara seperti apa. Siswa hanya berprinsip yang penting ada jawabannya
walaupun salah. Setidaknya nanti masih bisa mendapatkan sedikit nilai, daripada
hanya dikosongi dan tidak mendapat nilai sama sekali. Dengan demikian, siswa
S : “Iya, bu.”
S : “Iya bu buru-buru, saya tidak tahu rumusnya jadi males kerjainnya bu.
195
P : “Terus temen kamu mau bagi jawabannya.”
dan lebih baik daripada tidak dikerjakan sama sekali. Ia mengakui bahwa
banar tidak memahami tentang materi yang ada pada soal. Karena
walaupun salah dan brorientasi pada hasil dari perhitungannya saja. Dengan
P : “Pada soal nomor 1 kamu sudah selesaikan dengan prosedur yang hampir
sempurna meskipun tidak menggunakan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan, hasilnya pun benar. Sekarang coba baca dan pahami soal
nomor 2.”
S : “Baik, bu. Ini yang diketahui luas persegi 256. Yang ditanyakan berapa
kelilingnya.”
196
P : “Tapi kamu tahu rumusnya?”
S : “Saya kerjasama dengan teman, bu. Soalnya kalau ngerjain sendiri buru-
tentang penyelesaiannya siswa terlihat berpikir dan ragu untuk menjawab. Hal ini
dengan cara seperti apa. Ternyata siswa juga tidak memahami apa yang dimaksud
dari soal. Hal ini dikarenakan siswa hanya menyontek jawaban dari temannya
saja. Siswa hanya berorientasi pada hasil dar perhitungannya daripada tidak
197
S : “Lha nggak tahu harus diapain, bu.”
diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal. Menurutnya ia tidak dapat
mengerjakan soal karena ia bingung dan tidak tahu rumus untuk menyelesaikan
soal. Pemahaman siswa terhadap konsep luas belah ketupat juga kurang, karena
terbukti siswa tidak bisa mengerjakan seperti apa yang ditanyakan dari soal.
Dengan demikian, siswa melakukan kesalahan acak yaitu siswa tidak menjawab
soal.
P : “Coba nomor selanjutnya, apa kamu lupa semua rumus bangun datar?”
S : “Keliling.’
(a+b)
S:“ × t”
2
S : (Mencari nomor 1)
198
S : “Ditambah semua, bu.”
hasilnya 36 bu.”
membaca kembali soal nomor 1 yang perintah dari soalnya adalah mencari
konsep yaitu kesalahan yang dilakukan siswa karena salah memahami konsep
keliling trapesium.
P : “Nah pada soal ini sama, yang ditanya adalah keliling dari bangun datar.”
P : “ Iya, betul. Apa yang bisa kamu ketahui dari soal tersebut?”
199
S : “Ini bu, sisinya ada 8 cm, 6 cm, 2 cm, sama 12 cm.”
S : “Iya, bu.”
S : “Iya, bu. Ini harusnya bagian sisi ini dan sebelah sini 6 cm (menunjuk sisi
P : “Nah, seperti itu. Jadi lebih teliti supaya tidak terjebak dengan angka-
dari soal. Ia mengira pengerjaannya hanya angka yang tertera saja, padahal
menyadari ada dua sisi yang tidak diketahui, padahal jika ia teliti psoses
operasi hitung yaitu siswa salah menghitung, akan tetapi konsep matematika yang
200
P : “Mana ibu lihat jawabanmu?”
P : “Mana rumusnya?”
S : “Tidak pakai rumus. Saya bagi saja angkanya, biar cepet. Lagian
mengerjakan soal dengan benar tetapi ternyata ia masih kurang paham tentang
baik.
P : “Coba lihat jawaban kamu nomor 8 dan 9, ini kenapa nggak diisi?”
mengerjakan apa yang ditanyakan dari soal. Hal ini dikarenakan siswa tidak
memahami tentang materi yang ada pada soal. Menurutnya ia tergesa-gesa karena
waktu yang hampir habis. Ia mengerjakan soal tidak berurutan. Dengan demikian,
201
Petikan Wawancara Nomor 10
P : “Lanjut pada soal terakhir, apa yang kamu ketahui dari soal itu?”
P : “Nah, rumusnya sudah tepat. Tapi apakah kamu tahu ada angka yang
S : “Iya bu, yang ini ni 1 cm dan 2 cm, saya bingung itu harus diapain.”
diketahui dan apa yang ditanyakan. Ia tahu dalam menentukan rumus jajar
genjang. Namun, ia merasa kebingungan karena ada sisi-sisi lain yang diketahui
yang harus ikut dalam penyelesaian soal. Dengan demikian, siswa melakukan
kesalahan strategi yaitu kesalahan yang dilakukan siswa karena tidak dapat
202
Lampiran 8. Lembar Jawaban Siswa
203
204
205
206
207
208
Lampiran 9. Surat Keputusan Dosen Pembimbing
209
210
Lampiran 10. Surat Izin Observasi Awal
211
Lampiran 11. Lembar Pengesahan Perbaikan Seminar Proposal
212
Lampiran 12. Lembar Expert Judgement
213
214
Lampiran 13. Surat Izin Penelitian
215
Lampiran 14. Surat Keterangan Melakukan Penelitian
216
Lampiran 15. Kisi-kisi Pedoman Observasi Guru dan Siswa
217
Lampiran 16. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru
218
Lampiran 17. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Siswa
219
Lampiran 18. Pedoman Wawancara Pra Penelitian
220
Lampiran 19. Pedoman Observasi Guru
Hari/ Tanggal :
Waktu :
Kelas/ Semester :
Pokok Bahasan :
Kemunculan Keterangan
No. Aspek yang di observasi
Ya Tidak
1. Membuka pelajaran
a. Melakukan orientasi
b. Memotivasi siswa
c. Menarik perhatian siswa
d. Membuat kaitan dengan materi
2. Memberi acuan
a. Mengemukakan tujuan
b. Menyarankan langkah-langkah
pembelajaran yang akan
dilakukan
c. Penggunaan contoh-contoh
3. Penyajian materi
a. Penyampaian materi
b. pembentukan kelompok
c. Penjelasan aturan dalam
mengerjakan kuis.
4. Pemanfaatan media pembelajaran
a. Kesediaan alat peraga
b. Kesesuain media dan materi
5. Penguatan dan variasi.
a. Partisipasi guru dalam kerja
kelompok
b. Keaktifan guru dalam
mengawasi siswa mengerjakan
kuis.
c. Mengontrol perilaku siswa
d. Mendekati siswa dengan
gerakan dan sentuhan
221
Lampiran 20. Pedoman Observasi Siswa
Hari/ Tanggal :
Waktu :
Kelas/ Semester :
Pokok Bahasan :
Kemunculan Keterangan
No. Aspek yang di observasi
Ya Tidak
1. Aktivitas siswa selama proses
pembelajaran
a. Siswa memperhatikan
penjelasan materi
pembelajaran
b. Siswa memperhatikan
penjelasan cara kerja
kelompok
c. Keaktifan siswa
menjelaskan pada teman
saat diskusi kelompok
d. Siswa berkelompok
sesuai kelompok
e. Keberanian siswa
menyampaikan pendapat
f. Sikap menghargai
pendapat
g. Siswa mengerjakan tes
atau kuis secara
individual
h. Kecepatan dan
kebenaran dalam
menyelasaikan soal
222
Lampiran 21. Pedoman Wawancara Guru
PEDOMAN WAWANCARA GURU
Hari/ Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Responden :
Pewawancara :
223
matematika tentang luas dan
keliling bangun datar?
7. Kesulitan apa yang menjadi
kendala saat mengajarkan materi
luas dan keliling bangun datar
pada siswa?
8. Apakah siswa cukup aktif dalam
pembelajaran matematika pada
saat materi luas dan keliling
bangun datar dibanding dengan
materi lain?
9. Apa yang Bapak/ibu lakukan jika
pada materi luas dan keliling
bangun datar nilai siswa kurang
memuaskan?
10. Apakah semua siswa sudah
memahami materi luas dan
keliling bangun datar?
224
Lampiran 22. Pedoman Wawancara Siswa
225
Lampiran 23. Pedoman Instrumen Dokumentasi
Pedoman Instrumen Dokumentasi
226
Lampiran 24. Hasil Wawancara Pra Penelitian
227
228
Lampiran 25. Observasi Guru
229
230
Lampiran 26. Observasi Siswa
231
232
Lampiran 27. Wawancara Guru
233
234
Lampiran 28. Catatan Lapangan
235
Lampiran 29. Jurnal Bimbingan Skripsi
236
237
238
239
Lampiran 30. Foto-foto Kegiatan Penelitian
240
Lampiran 31. Daftar Riwayat Hidup
Warwati.
Doyong 2 Kota Tangerang pada tahun 2000 dan tamat pada tahun 2006. Pada
tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SMP PGRI Jatiuwung Kota
Tangerang dan tamat pada tahun 2009. Setelah tamat di SMP, penulis
Rambut dan tamat pada tahun 2012. Pada tahun 2013 penulis terdaftar sebagai
Riwayat pekerjaan penulis, setelah lulus SMK pada tahun 2012 bekerja di klinik
Tangerang selama satu tahun. Kemudian pada semester 4 sampai dengan semester
Islam Darussalam.
241