Anda di halaman 1dari 72

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD

MATCH TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS


SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 4 SD

SKRIPSI

OLEH:
NINDA KHOLILATUL UMAH
NIM. 1886206022

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG

JULI 2022
i
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD
MATCH TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS
SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 4 SD

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Islam


Raden Rahmat Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah
Dasar

Oleh :
NINDA KHOLILATUL UMAH
NIM. 1886206022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
JULI 2022

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH


TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 4 SD

SKRIPSI

Oleh:
NINDA KHOLILATUL UMAH
NIM. 1886206022

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji


Malang, Juni 2022

Dosen Pembimbing,

Tety Nur Cholifah, M.Pd


NIDN. 0718089201

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
JULI 2022

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan dewan penguji skripsi Universitas Islam
Raden Rahmat Kepanjen Malang dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.).

Pada hari :
Tanggal :

Penguji Utama, Sekretaris Penguji

(.............................) (.............................)
NIDN. NIDN.
Ketua Penguji

(.............................)
NIDN.
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Raden Rahmat

(.............................)
NIDN.

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : NINDA KHOLILATUL UMAH

NIM : 1886206022

Program studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan dan atau pikiran saya
sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang,

Yang membuat pernyataan,

NINDA KHOLILATUL UMAH

v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobbil’alamin dengan memanjatkan puji syukur
kepada Alloh SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Index
Card Match terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa dalam
Pembelajaran Tematik Kelas 4 SD”. Skripsi ini disusun oleh penulis guna
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Raden Rahmat Malang.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berhasil tanpa
ridho Alloh SWT serta dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
yang telah berpartisipasi dalam penyusunan proposal skripsi ini. oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak, khususnya kepada :
1. Alloh SWT yang telah memberikan ridho dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan tanpa halangan suatu apapun.
2. Kedua orang tua tercinta Bapak Wiyono dan Ibu Nur Sholikah yang selalu
mendoakan dan memberikan dukungan moril maupun material selama
saya menempuh pendidikan ini.
3. Drs. KH. Imron Rosyadi Hamid, SE, M.SI selaku Rektor UNIRA Malang.
4. Dr. Hendra Rustantono, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
UNIRA Malang.
5. Dr. Yulia Eka Yanti, M.Pd selaku Ketua Program studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Raden
Rahmat Malang, yang telah memberikan izin penelitian.
6. Tety Nur Cholifah, M.Pd selaku dosen pembimbing penulis yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta pengetahuan.
7. Bapak/ Ibu Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas
Islam Raden Rahmat yang telah memberikan bimbingan dan
pengetahuannya mulai dari smester awal hingga akhir

vi
8. Agus Joko Susilo, S.Pd.I Selaku Kepala Sekolah SDS ISLAM AS-SA’ID
Kalipare yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah tersebut.
9. Siti Nur Zulaiha, S.Pd selaku guru kelas IV yang telah mendampingi
dalam melakukan kegiatan penelitian.
10. Teman-teman seperjuangan dan kepada semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dan memberikan
semangat serta pengalaman yang luar biasa dalam penyusunan skripsi ini.
11. Tak lupa pula terima kasih kepada diri sendiri yang sudah berjuang dengan
sepenuh hati dan sekuat tenaga untuk menyelesaikan skripsi ini, sehingga
dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini masih
terdapat berbagai kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif sebagai pedoman perbaikan
penyusunan proposal skripsi.

Penulis,

Ninda Kholilatul Umah


NIM. 1886206022

vii
ABSTRAK

Umah, Ninda Kholilatul. 2022. “Pengaruh Metode Pembelajaran Index Card Match Terhadap
Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Kelas 4 SD” Skripsi.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Islam Raden Rahmat Kepanjen Malang. Pembimbing : Tety Nur Cholifah, M,Pd
Kata Kunci : Index Card Match, Kemampuan Berfikir Kritis, Pembelajaran Tematik
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya tingkat kemampuan berfikir kritis
siswa yang dipengaruhi oleh sistem pembelajaran yang tidak menggunakan metode pembelajaran
yang tepat. Padahal seharusnya dalam pembelajaran, guru dapat menciptakan pembelajaran yang
mampu menumbuhkan kemampuan berfikir kritis siswa dengan berbagai metode pembelajaran
yang tersedia, contohnya seperti penggunaan metode index card match. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran index card match terhadap
kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran tematik.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan desain quasi
experimental (percobaan semu) yang terdiri dari analisis, pretest, dan posttest. Tahapan penelitian
ini dilakukan dengan observasi, dilanjutkan dengan pelaksanaan pretest terhadap kedua kelas
(kontrol maupun eksperimen), dilanjutkan dengan pemberian perlakukan terhadap kelas kontrol
dan eksperimen, serta diakhiri dengan pemberian posttest kepada kedua kelas (kontrol maupun
eksperimen). Sebanyak 26 siswa kelas IV SDS Islam As-Sa’id serta 2 pakar ahli terlibat dalam
penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, serta
hasil tes.
Penelitian ini menghasilkan keputusan bahwa penggunaan metode index card match efektif
dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa pada pembelajaran tematik dengan kategori
penelitian yang berdasarkan proses yang valid. Validitas instrument penelitian yang digunakan
dapat dilihat berdasarkan validasi ahli yaitu dengan rata-rata 97%, reliabilitas diperoleh hasil 0,932
dengan interpretasi reliabilitas sangat baik. Hasil analisis pada uji hipotesis menunjukkan bahwa
nilai Thitung > Ttabel (4,793 > 1,795) sehingga pengambilan keputusan hasil penelitian adalah H0
ditolak dan Ha diterima, yang artinya terdapat pengaruh penerapan metode pembelajaran index
card match terhadap kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran tematik.

viii
DAFTAR ISI

ix
DAFTAR TABEL

x
DAFTAR GAMBAR

xi
DAFTAR LAMPIRAN

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai sebuah cara atau tahapan yang

digunakan dalam interaksi antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditetapakan sesuai dengan materi dan mekanisme

metode pembelajaran (Afandi, 2013). Sementara itu Hidayati (2018) menyatakan

bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar

tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Selanjutnya Maesaroh (2013)

menyebutkan bahwa metode pembelajaran merupakan media transformasi dalam

pembelajaran, agar kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran tercapai.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran merupakan suatu cara atau langkah-langkah yang dapat dilakukan

oleh guru untuk mengolah pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan agar

tercapai tujuan pembelajaran sesuai yang telah dirumuskan sebelumnya.

Sejalan dengan pengertianya, metode pembelajaran dalam pendidikan

menjadi penting untuk diterapkan pada saat proses kegiatan belajar mengajar

berlangsung, karena dengan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru akan

mempermudah guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, selain

itu dengan metode pembelajaran menjadikan proses kegiatan belajar mengajar

menjadi lebih terarah dan on the track (sesuai dengan jalurnya) karena ada

batasan-batasan yang telah ditetapkan dalam metode pembelajaran yang dipilih.

Apabila dalam proses kegiatan belajar mengajar guru tidak menggunakan metode

1
2

pembelajaran maka kecil kemungkinan tujuan pembelajaran akan tercapai secara

maksimal.

Pemerintah dalam pengembangan pendidikan diera pendidikan abad 2.1

ini telah mengeluarkan acuan kompetensi baru yang harus dicapai oleh siswa

dalam menempuh pendidikan, acuan tersebut yaitu kemampuan 4C skills

(communication (komunikasi), collaboration (kolaborasi), critical thinking

(berfikir kritis) serta creativity (kreatifitas). Pada pembahasan kali ini peneliti

membahas terkait critical thingking atau kemampuan berfikir kritis , menurut

beberapa pendapat yang disampaikan oleh ahli berikut ini dijelaskan bahwa

kemampuan berfikir kritis merupakan kemampuan siswa dalam menganalisis dan

mengevaluasi informasi untuk memutuskan apakah informasi tersebut dapat

dipercaya sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan yang valid

(Fithriyah, 2016). Pendapat lain menurut Rachmadtullah (2015) menyatakan

bahwa kemampuan berpikir kritis ialah kemampuan berfikir evaluatif yang

memperlihatkan kemampuan manusia dalam melihat kesenjangan antara

kenyataan dan kebenaran dengan mengacu kepada hal-hal ideal, serta mampu

menganalisis serta mampu membuat tahapan-tahapan pemecahan masalah dan

mengevaluasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari sesuai norma-norma

yang berlaku. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disampaikan di atas

dapat disimpulkan bahwa kemampuan berfikir kritis merupakan keterampilan

tingkat tinggi yang harus dimiliki siswa dalam mengolah, mengevaluasi serta

menganalisis informasi yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan secara

valid.
3

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV Ibu Siti Nur Zulaiha,

S.Pd yang menyebutkan bahwa siswa masih belum sepenuhnya mampu

menguasai materi saat pembelajaran, hal tersebut diketahui berdasarkan nilai

harian siswa yang relatif rendah, beliau juga menyampaikan bahwa siswa dalam

mengerjakan tugas harian terkadang masih sering kurang sesuai atau bisa

dikatakan mengarang jawaban sehingga hal itu yang menyebabkan nilai harian

mereka rendah. Selain itu pada saat pembelajaran berlangsung terkadang siswa

terlihat mengalami kesulitan dalam menerima pembelajaran tematik, dikarenakan

siswa kurang fokus dalam menerima pembelajaran, hal tersebut diperkuat oleh

hasil belajar siswa yang masih rendah. Wawancara dengan guru tersebut juga

memperoleh hasil bahwa dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan

metode pembelajaran berupa penugasan, ceramah dan tanya jawab, serta pernah

sekali menggunakan metode bermain kartu namun dirasa kurang efektif karena

memakan banyak waktu. Berdasarkan uraian hasil wawancara guru tersebut, maka

dapat disimpulkan bahwa dalam pencapaian indikator kemampuan berfikir kritis

siswa masih belum memenuhi, dalam proses pembelajaran pun guru masih

menggunakan metode konvensional yang mungkin menjadi salah satu penyebab

belum tercapainya indikator kemampuan berfikir kritis siswa tersebut. Bukti hasil

wawancara peneliti dengan guru kelas dapat dilihat dalam lampiran 1

Berdasarkan permasalahan mengenai metode pembelajaran dalam

meningkat kemampuan berfikir kritis siswa tersebut, maka peneliti menawarkan

solusi yaitu berupa penerapan metode pembelajaran index card match untuk

meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran tematik.

Metode pembelajaran index card match adalah suatu cara pembelajaran aktif
4

untuk meninjau ulang materi pelajaran dengan teknik mencari pasangan kartu

indeks yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep

atau topik dalam suasana yang menyenangkan (Yuanintika, 2018). Pendapat lain

disampaikan oleh Sitompul (2018) bahwa metode pembelajaran index card match

ialah suatu metode pembelajaran yang menggunakan kartu, dimana kartu tersebut

berisi soal beserta jawabannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran index card match merupakan metode pembelajaran aktif yang mana

dalam penerapannya menggukan kartu yang berisi jawaban dan pertanyaan secara

terpisah, dan siswa diminta untuk mencari pasangan dari kartu-kartu tersebut.

Apabila diterapkan dalam kegiatan pembelajaran metode index card match

ini akan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga

membuat siswa akan aktif bertanya, baik bertanya kepada teman maupun kepada

guru untuk menemukan jawaban dari kartu yang dimilikinya, mampu membangun

gagasan serta melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung

kepada siswa, sehingga menjadikan belajar sebagai proses aktif siswa dalam

membangun pengetahuannya sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk berfikir

secara mandiri yang kemudian akan bekerja sama dengan temannya untuk

mencocokan antara soal dan jawaban sesuai dengan kartu yang dipengang oleh

masing-masing siswa, dengan demikian melalui metode pembelajaran index card

match diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.

Penelitian terdahulu yang membuktikan efektifitas metode pembelajaran

index card match dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa, yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Solekhah, dkk (2020) dengan judul penelitian

“Penggunaan Metode Pembelajaran Index Card Match untuk Meningkatkan


5

keterampilan Berpikir Kritis pada Pelajaran IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”,

dengan hasil penelitian berdasarkan peningkatan yang terjadi, menunjukkan

keberhasilan penerapan index card match dalam pembelajaran. Keberhasilan

penelitian memperlihatkan model index card match cukup efektif untuk mengatasi

masalah keterampilan berpikir kritis.

Metode pembelajaran index card match diharapkan mampu menjadi salah

satu solusi untuk mengatasi permasalahan rendahnya kemampuan berfikir kritis

siswa kelas IV SD Islam As-sa’id Kalipare dalam pembelajaran tematik, yang

mana mata pelajaran tematik merupakan salah satu kompetensi materi yang harus

dikuasai oleh siswa. Materi ini merupakan esensi dari pendidikan sekolah dasar,

karena pada materi pembelajaran tematik, tersusun atas beberapa komponen

muatan mata pelajaran yang terintegrasi menjadi satu, diantaranya seperti muatan

mata pelajaran Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan

Sosial, Seni Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Kewarganegaraan.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, peneliti tertarik melakukan

penelitian kuantitatif dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Index Card

Match Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Tematik

Kelas 4 SD”.

B. Batasan Penelitian

Batasan-batasan penelitian yang diteliti oleh peneliti yaitu pengaruh

penggunaan metode pembelajaran index card match, konsep serta keunggulan dan

kelemahan metode pembelajaran tersebut, dalam meningkatkan kemampuan

berfikir kritis siswa.


6

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji oleh peneliti yakni apakah terdapat

pengaruh metode pembelajaran index card match terhadap kemampuan berfikir

kritis siswa dalam pembelajaran tematik kelas 4 SD di SDS Islam As-Sa’id

Kalipare?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini tentunya peneliti berharap mampu menjawab

rumusan masalah yang telah diajukan oleh peneliti yakni untuk mengetahui

apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran index card match terhadap

kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran tematik kelas 4 SD di SDS

Islam As-Sa’id Kalipare.

E. Manfaat Penelitian

Berikut ini beberapa manfaat penelitian berdasarkan tujuan tersebut :

1. Secara Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan

dapat memberikan gambaran pemikiran dalam penerapan metode

pembelajaran.

2. Secara Praktis

a. Bagi Guru

Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat

bagi pendidik agar dapat dijadikan bahanacuan untuk menggunakan

metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya


7

Hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk mengadakan

penelitian yang lebih mendalam tentang permasalahan-permasalahan

yang berkaitan dengan pengaruh metode pembelajaran dalam proses

belajar mengajar.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk menghindari kesalah pahaman serta

perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam judul skripsi.

Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Pengaruh Metode Pembelajaran Index Card

Match Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”,

maka definisi operasionalyang perlu dijelaskan, sebagai berikut :

1. Metode Pembelajaran Index Card Match

Langkah-langkahn penerapan metode index card match yang sesuai

sintaks metode pembelajaran kooperatif tipe index card match yaitu (1)

Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam

kelas. (2) Bagilah kertas-kertas tersebut menjadi 2 bagian. (3) Pada sebagian

kertas tuliskan pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari, setiap satu

kertas berisi satu pertanyaan. (4) Pada separuh kertas lain tuliskan jawaban

dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. (5) Kocoklah semua kertas

antara kertas pertanyaan dan jawaban yang telah dibuat. (6) Bagilah kepada

siswa, setiap siswa mendapat 1 kertas. (7) Mintalah siswa untuk menemukan

pasangan dari kertas yang dimilikinya, pasangan jawaban/pasangan

pertanyaan yang sesuai. (8) Setelah semua siswa menemukan pasangan dari

masing-masing kartu yang dipegangnya, mintalah siswa untuk duduk


8

berpasangan. (9) Bersama siswa lakukanlah evaluasi dan penguatan dari hasil

kerja siswa.

2. Kemampuan Berfikir Kritis

Indikator kemampuan berfikir kritis siswa yang digunakan dalam

penelitian ini yakni meliputi Interpretation (interpretasi), Analysis (analisa),

Evaluation (evaluasi), Inference (inferensi), Explanation (eksplanasi), serta

Self regulation (pengaturan diri).


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Dasar Metode Pembelajaran Index Card Match

1. Pengertian Metode Pembelajaran Index Card Match

Metode pembelajaran index card match adalah suatu cara pembelajaran aktif

untuk meninjau ulang materi pelajaran dengan teknik mencari pasangan kartu

indeks yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep

atau topik dalam suasana yang menyenangkan (Yuanintika, 2018). Pendapat lain

disampaikan oleh Sitompul (2018) bahwa metode pembelajaran index card

match ialah suatu metode pembelajaran yang menggunakan kartu, dimana kartu

tersebut berisi soal beserta jawabannya. Selanjutnya Sholekah, dkk (2020)

menyatakan bahwa metode pembelajatan index card match merupakan suatu

metode pembelajaran yang menarik dengan mecari pasangan kartu indeks yang

berisi jawaban dan pertanyaan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

metode pembelajaran index card match merupakan metode pembelajaran aktif

yang mana dalam penerapannya menggukan kartu yang berisi jawaban dan

pertanyaan secara terpisah, dan siswa diminta untuk mencari pasangan dari

kartu-kartu tersebut.

2. Langkah-langkah Penerapan Metode Index Card Match

Menurut Asnimar (2017) berikut ini beberapa langkah-langkah metode

pembelajaran index card match : (1) Buatlah potongan-potongan kertas

sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas. (2) Bagilah kertas-kertas

tersebut menjadi 2 bagian. (3) Pada sebagian kertas tuliskan pertanyaan tentang

9
10

materi yang akan dipelajari, setiap satu kertas berisi satu pertanyaan. (4) Pada

separuh kertas lain tuliskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah

dibuat. (5) Kocoklah semua kertas antara kertas pertanyaan dan jawaban yang

telah dibuat. (6) Bagilah kepada siswa, setiap siswa mendapat 1 kertas. (7)

Mintalah siswa untuk menemukan pasangan dari kertas yang dimilikinya,

pasangan jawaban/pasangan pertanyaan yang sesuai. (8) Setelah semua siswa

menemukan pasangan dari masingmasing kartu yang dipegangnya, mintalah

siswa untuk duduk berpasangan. (9) Bersama siswa lakukanlah evaluasi dan

penguatan dari hasil kerja siswa.

Pendapat lain mengenai langkah-langkah pelaksanaan metode pembelajaran

index card match disampaikan oleh Suminar (2016) yaitu (1) Guru menyiapkan

potongan-potongan kertas atau kartu sejumlah peserta didik dalam kelas. (2)

Separuh dari jumlah kartu diisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan

dengan materi pelajaran yang telah diajarkan dan separuhnya lagi diisi jawaban

dari pertanyaan-pertanyaan tersebut (3) Kertas tersebut dikocok sehingga akan

tercampur antara kartu pertanyaan dan kartu jawaban. (4) Guru membagi setiap

siswa satu kartu sambil menjelaskan bahwa ini adalah aktifitas yang dilakukan

berpasangan. Sebagian peserta akan mendapatkan soal, dan sebagian yang lain

akan mendapatkan jawaban. (5) Siswa diberikan waktu untuk memikirkan

jawaban dari pertanyaan yang diterimanya, dan sebaliknya. (6) Selanjutnya

setiap siswa diarahkan untuk mencari pasangannya, dan bila siswa sudah

menemukan pasangannya, maka mereka diminta duduk berdekatan. (7)

Selanjutnya dilakukan pembahasan, dengan cara setiap pasangan membacakan


11

kartu pertanyaannya, kemudian dijawab oleh pasangannya yang memegang

kartu jawaban.

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan langkah-langkah

metode index card match yaitu : (1) Siapkan beberapa pertanyaan dan jawaban

dari materi yang telah disampaikan. (2) Buatlah beberapa potong kertas sesuai

jumlah soal dan jawaban yang telah disiapkan sebelumnya. (3) Tuliskan masing-

masing satu pertanyaan/satu jawaban pada setiap satu lembar kertas yang

dipotong tadi. (4) Acak kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban. (5) Bagikan

kartu tersebut pada siswa, setiap siswa menerima 1 kartu. (6) Siswa diberikan

waktu untuk memikirkan jawaban/pertanyaan yang merupakan pasangan dari

kartu yang dipegangnya. (7) Instruksikan pada siswa untuk mencari

pasangannya, jika siswa sudah menemukan pasangannya, maka mereka diminta

duduk berdekatan. (8) Kemudian bersama siswa guru dapat melalukan

pembahasan, sekaligus evaluasi untuk menilai aktivitas siswa dengan cara setiap

pasangan membacakan kartu pertanyaannya, kemudian dijawab oleh

pasangannya yang memegang kartu jawaban.

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Index Card Match

Adapun kelebihan serta kekurangan dari metode Index Card Match menurut

Zaini (2008) yaitu :

Kelebihan dari metode index card match antara lain: a) Dapat meningkatkan

aktifitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik. b) Karena terdapat

unsur permainan, sehingga metode ini tergolong metode pembelajaran yang

menyenangkan. c) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang


12

dipelajari. d) Efektivitas sebagai sarana melatih keberanian siswa. f) Efektivitas

melatih kedisiplinan siswa dalam menghargai waktu untuk belajar.

Selanjutnya yakni kekurangan dari metode index card match antara lain : a)

Apabila guru tidak maksimal dalam merancan metode pembelajaran dengan

baik, maka akan banyak waktu yang terbuang. b) Apabila peserta didik tidak

diarahkan dengan baik, maka akan terjadi kegaduhan di kelas.

Kelebihan dan kekurangan lain dari metode index card match dikemukakan

oleh , Zuhari (2016) diantaranya yaitu : Kelebihan dari metode pembelajaran

index card match : 1) Menumbuhkan situasi yang menyenangkan dalam

kegiatan pembelajaran. 2) Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik

perhatian siswa. 3) Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan

menyenangkan. 4) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf

ketuntasan belajar. 5) Penilaian dilakukan bersama pengamat dan penilai.

Sedangkan kelemahan dari metode pembelajaran index card match 1)

Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas. 2) Guru

harus meluangkan waktu yang lebih lama untuk persiapan. 3) Guru harus

memiliki jiwa demokratis dan keterampilan yang memadai dalam hal

keterampilan dasar mengajar. 4) Suasana kelas menjadi ribut sehingga dapat

menggangu kelas lain.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang telah disampaikan tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari metode pembelajaran index card match

diantaranya yaitu : 1) dapat meningkatkan aktifitas kognitif dan psikomotor

siswa dalam belajar, 2) tergolong metode pembelajaran yang menyenangkan

sehingga membuat materi pembelajaran yang disampaikan menjadi lebih


13

menarik serta mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar agar siswa

mampu mencapai taraf ketuntasan hasil belajar, 3) efektif dalam melatih

keberanian dan kedisiplinan siswa. Sedangkan kekurangan dari metode index

card match yaitu : 1) membutuhkan waktu yang lama untuk tahap persiapan

materi dan pelaksanaan kegiatan belajar, 2) terciptanya kegaduhan dalam kelas

karena siswa akan sibuk dan berlarian mencari pasangan kartu yang

dipegangnya sehingga dapat mengganggu kelas lain.

4. Pentingnya Penggunaan Metode Pembelajaran Index Card Match

Metode pembelajaran sangat dibutuhkan dalam sekolah, khususnya bagi

pembelajaran di dalam kelas, karena semakin tepat metode yang digunakan oleh

guru dalam mengajar, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan

pembelajaran sehingga setiap proses pembelajaran wajib menggunakan metode-

metode pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat maksimal, namun pada

saat menggunakan metode pembelajaran di sekolah, seorang guru dapat

menggunakan metode pembelajara yang berbeda-beda antara kelas yang satu

dengan kelas yang lain, dengan demikian dituntut adanya kemampuan guru

dalam menguasai dan menerapkan berbagai macam metode pembelajaran

(Nasution, 2017). Sehingga berdasarkan pendapat tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa adanya proses pembelajaran yang berkualitas akan membuat

hasil belajar siswa yang tinggi dan berkualitas, kemudian untuk menghasilkan

proses pembelajaran yang berkualitas guru sangat membutuhkan kemampuan

dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan

kebutuhan kelas.
14

Metode pembelajaran index card match merupakan metode pembelajaran

yang menuntut siswa untuk saling bekerjasama dan dapat meningkatkan rasa

tanggung jawab siswa atas apa yang dipelajarai dengan cara yang

menyenangkan, meskipun dilakukan dengan cara bermain namun dengan

menggunakan metode pembelajaran index card match siswa dapat belajar aktif

dan berjiwa mandiri, mampu merangsang siswa untuk melakukan aktivitas

belajar secara bertanggung jawab dan disiplin, sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai serta hasil dan prestasi belajar pun meningkat (Gunawan dalam

Rasni, 2018). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan dengan

menggunakan metode index card match, siswa tidak akan tidak merasa bosan

dan tertekan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, karena metode

pembelajaran ini tidak menegangkan, tetap serius tapi santai, menyenangkan,

menarik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Berdasarkan kedua uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pentingnya

penerapan metode pembelajaran yang tepat, menunjukkan hal tersebut menjad

salah satu kunci keberhasilan pemahaman siswa dalam kegiatan belajar

mengajar, yang diperkuat dengan adanya efektifitas penggunaan metode

pembelajaran index card match, serta melihat dari kelebihan metode

pembelajaran tersebut maka, apabila diterapkan dalam kegiatan pembelajaran

metode index card match ini akan dapat menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan sehingga membuat siswa akan aktif bertanya, baik bertanya

kepada teman maupun kepada guru untuk menemukan jawaban dari kartu yang

dimilikinya, mampu membangun gagasan serta melakukan kegiatan yang dapat

memberikan pengalaman langsung kepada siswa, sehingga menjadikan belajar


15

sebagai proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. Siswa

diberi kesempatan untuk berfikir secara mandiri yang kemudian akan bekerja

sama dengan temannya untuk mencocokan antara soal dan jawaban sesuai

dengan kartu yang dipengang oleh masing-masing siswa, dengan demikian

melalui metode pembelajaran index card match diharapkan mampu

meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.

B. Kemampuan Berfikir Kritis

1. Pengertian Kemampuan Berfikir Kritis

Kemampuan berfikir kritis merupakan kemampuan siswa dalam

menganalisis dan mengevaluasi informasi untuk memutuskan apakah informasi

tersebut dapat dipercaya sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan

yang valid (Fithriyah, 2016). Pendapat lain menurut Rachmadtullah (2015)

menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis ialah kemampuan berfikir

evaluatif yang memperlihatkan kemampuan manusia dalam melihat kesenjangan

antara kenyataan dan kebenaran dengan mengacu kepada hal-hal ideal, serta

mampu menganalisis serta mampu membuat tahapan-tahapan pemecahan

masalah dan mengevaluasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari sesuai

norma-norma yang berlaku. Sementara itu Hanim (2019) berpendapat bahwa

kemampuan berfikir kritis ialah suatu proses penggunaan kemampuan berfikir

secara rasional dan reflektif yang bertujuan untuk mengambil keputusan tentang

apa saja yang diyakini atau dilakukan. Definisi lain disampaikan oleh Susilawati

(2020) bahwa kemampuan berfikir kritis ialah keterampilan berfikir tingkat

tinggi yang berpotensi meningkatkan daya analitis kritis peserta didik.


16

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disampaikan di atas dapat

disimpulkan bahwa kemampuan berfikir kritis merupakan keterampilan tingkat

tinggi yang harus dimiliki siswa dalam mengolah, mengevaluasi serta

menganalisis informasi yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan

secara valid.

2. Indikator Kemampuan Berfikir Kritis

Secara umum dari definisi keterampilan berpikir kritis yang dikemukakan

oleh para pakar dapat dirangkum oleh Fascione (2015) yang mengemukakan

bahwa inti berpikir kritis yang dijajadikan sebagai acuan indikator berfikir kritis

yaitu merupakan bagian dari cognitive skill yang meliputi interpretasi

(interpretation), analisis (analysis), evaluasi (evaluation),inferensi (inference),

penjelasan (explanation), serta pengaturan diri (self regulation). Indikator lain

dari kemampuan berfikir kritis juga dikemukakan oleh Ennis, (1985) (dalam

Huda, 2015) yang menyatakan bahwa berfikir kritis merupakan kemampuan

dasar proses berfikir untuk menganalisis argument dan memunculkan gagasan

terhadap setiap makna dan interpretasi, untuk menggambarkan pola penalaran

yang kohesif dan logis, sehingga dapat diturunkan menjadi 12 indikator

kemampuan berfikir kritis yang diklasifikasikan menjadi 5 aspek yaitu : 1)

memberikan penjelasan secara sederhana yang meliputi : memfokuskan

pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan tentang

suatu penjelasan. , 2) membangun keterampilan dasar yang meliputi :

mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengamati dan

mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi., 3) menyimpulkan yang

meliputi : mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan


17

mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan menentukan nilai pertimbangan,

4) memberikan penjelasan lanjut yang meliputi : mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan definisi dalam tiga dimensi serta mengidentifikasi asumsi,

5) mengatur strategi dan taktik yang meliputi : menentukan tindakan untuk

berinteraksi dengan orang lain.

Berdasarkan beberapa indikator yang telah dikemukakan oleh para ahli

tersebut, dalam penelitian ini peneliti menggunakan indikator kemampuan

berfikir kritis yang disampaikan oleh Fascione (2015) yang dapat diuraikan

sebagai berikut. Interpretation merupakan kemampuan seseorang untuk

memahami dan menyatakan arti atau maksud dari pengalaman yang bervariasi

situasi, data, peristiwa, keputusan, konvensi, kepercayaa aturan, prosedur atau

kriteria. Analysis kemampuan untuk mengidentifikasi maksud dan kesimpulan

yang benar antara pernyataan, pertanyaan, konsep, deskripsi berdasarkan

kepercayaan, keputusan, pengalaman, alasan, informasi atau pendapat.

Evaluation kemampuan menilai kredibiitas pernyataan atau penyajian lain

dengan menilai atau menggambarkan persepsi seseorang, pengalaman, situasi,

kepercayaan, keputusan dan menggunakan kekuatan logika dari hubungan

inferensial yang diharapkan atau hubungan inferensial yang aktual diantara

pernyataan, pertanyaan, deskripsi maupun bentuk representasi lainya. Inference

adalah kemampuan siswa untuk mengidentifikasi dan memilih unsur-unsur yang

diperlukan untuk membentuk kesimpulan yang beralasan atau untuk membentuk

kesimpulan yang beralasan atau untuk membentuk hipotesis dengan

memperhatikan informasi relevan dan mengurangi konsekuensi yang

ditimbulkan dari data, pernyataan, prinsip, bukti, penilaian, opini, deskripsi,


18

penyataan, keyakinan, maupun bentuk representasi lainnya. Explanation

kemampuan seseorang untuk menyatakan hasil proses pertimbangan,

kemampuan untuk membenarkan bahwa suatu alasan itu berdasarkan bukti,

metodologi, konsep, atau suatu kriteria tertentu dan pertimbangan yang masuk

akal, dan kemampuan untuk mempresentasikan alasan berupa argumen yang

meyakinkan. Self regulation berkaitan dengan kesadaran seseorang untuk

memonitor kognisi dirinya, elemen –elemen yang digunakan dalam pro, berpikir

dan hasil yang dikembangkan, khususnya dengan mengaplikasikan keteramplan

dalam mengevaluasi kemampuan dirinya dalam mengambil kesimpulan dalam

bentuk pertanyaan, konfirmasi, validasi dan koreksi.

C. Penelitian Terkait

Beberapa penelitian terdahulu mengenai penerapan Metode Pembelajaran

Index Card Match yaitu yang telah dilakukan oleh Solekah,dkk pada tahun 2020

dengan penelitian berjudul Penggunaan Metode Pembelajaran Index Card Match

untuk Meningkatkan keterampilan Berpikir Kritis pada Pelajaran IPS Siswa

Kelas IV Sekolah Dasar, penelitian tersebut memperoleh hasil yang

menunjukkan keberhasilan penerapan metode index card match dalam

pembelajaran selain itu metode ini juga efektif untuk mengatasi masalah

keterampilan berpikir kritis. Penelitian lain juga dilakukan oleh Si Ngurah Putu

Suta Prawira pada tahun 2014 dengan judul pengaruh Penerapan Strategi

Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa

SD, penelitian tersebut juga menunjukkan keberhasilan penerapan metode index

card match dalam pembelajaran yang ditandai dengan adanya perbedaan yang

signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang belajar melalui strategi
19

pembelajaran aktif tipe Index Card Match dengan siswa yang belajar melalui

pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode

pembelajaran index card match cukup berpengaruh terhadap kemampuan siswa,

sehingga peneliti yakin jika judul serta rumusan masalah yang diajukan dapat

menunjukkan keberhasilan pula. Penelitian serupa lain yang dilakukan oleh

beberapa peneliti disajikan pada lampiran 2.

D. Kerangka Berfikir

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang dapat dicermati

melalui bagan berikut ini

Implementasi metode
observasi awal preetest pembelajaran index card
match

1. wawancara guru
kelas metode index card
post test
2. penarikan kesimpulan match
observasi awal

metode pembelajaran penarikan kesimpulan


penawaran solusi
konvensional dan hasil

Gambar 1. Kerangka pikir penelitian

Berdasarkan bagan tersebut maka dapat dijelaskan melalui urain berikut

ini, yaitu bahwa guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses

pembelajaran. Sudah menjadi tugas guru untuk menerapkan suatu metode


20

pembelajaran yang tepat agar mampu menumbuhkan semangat siswa dalam

belajar dan mampu mengatasi proses pembelajaran yang monoton sehingga hasil

belajar serta tujuan pembelajaran yang diharapkan benar-benar dapat dicapai

secara maksimal. Proses pembelajaran di SD ISLAM AS-SA’ID Kalipare masih

belum berpusat pada siswa dan dihadapkan dengan permasalahan Kemampuan

berfikir kritis siswa yang relatif rendah. Terdapat beberapa siswa yang tingkat

kemampuan berfikir kritisnya cenderung masih rendah khususnya pada mata

pelajaran tematik. Hal ini menunjukkan adanya permasalahan dalam proses

pembelajaran. Berdasarkan pengamatan, Guru masih menggunakan metode

pembelajaran yang konvensional. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi

penerapan metode pembelajaran yang interaktif sehingga dapat meningkatkan

kemampuan berfikir kritis siswa.

Salah satu langkah inovasi metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam

pembelajaran yaitu metode Index Card Match. Metode pembelajaran index card

match merupakan salah satu metode pembelajaran aktif yang menekankan

kegiatan siswa berupa pengulangan (review) materi yang sudah diajarkan. Siswa

dituntut untuk mandiri dalam belajar dan berpartisipasi aktif dalam kelas.

Implementasi metode index card match dapat dilakukan di kelas IV SD ISLAM

AS-SA’ID Kalipare karena beberapa faktor pendukung untuk mencapai tujuan

pembelajaran yaitu siswa kelas IV SD ISLAM AS-SA’ID Kalipare mampu

melakukan pembelajaran secara mandiri, dan memiliki kemauan untuk bertanya

pada guru sehingga tercipta interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran

materi tematik serta siswa kelas IV SD ISLAM AS-SA’ID Kalipare mampu


21

mempraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambar dalam

keterampilan mandiri di kelas.

E. Penentuan Hipotesis

Berdasarkan uraian kerangka berfikir tersebut maka untuk mendapatkan

hasil dari pengaruh penggunaan metode pembelajaran Index Card Match

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV maka dilakukan beberapa uji

diantaranya uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebaran

data berdistribusi normal atau tidak, uji homogenitas untuk mengetahui data

berasal dari populasi yang homogen atau tidak, sedangkan uji hipotesis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji t (t-test).

Hipotesis yang diambil oleh peneliti yaitu H0 : tidak terdapat pengaruh

metode pembelajaran index card match terhadap kemampuan berfikir kritis

siswa dalam pembelajaran tematik kelas 4 SD di SDS Islam As-Sa’id Kalipare,

dan Ha : terdapat pengaruh metode pembelajaran index card match terhadap

kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran tematik kelas 4 SD di SDS

Islam As-Sa’id Kalipare, dengan ketentuan hasil uji hipotesis : Ha diterima

apabila terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan berfikir kritis

antara siswa yang belajar melalui metode pembelajaran Index Card Match

dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional pada Siswa Kelas

IV SD ISLAM AS-SA’ID Kalipare Kabupaten Malang. Kemudian H0 diterima

apabila tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan berfikir

kritis antara siswa yang belajar melalui metode pembelajaran Index Card Match

dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional pada Siswa Kelas

IV SD ISLAM AS-SA’ID Kalipare Kabupaten Malang.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang ini yaitu penelitian eksperimen dengan metode

kuantitatif serta desain Quasi Experimental (percobaan semu), yang merupakan

pengembangan dari True Experimental Design. Design ini mempunyai

kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol.

Penelitian Quasi Experimental dengan jenis The Nonequivalent Control Group

Design yaitu kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dibandingkan,

dalam penelitian ini diberikan tes sebanyak 2x kepada siswa yaitu sebelum

perlakuan (pre-test ) dan sesudah perlakuan (posttest) . rancangan desain

penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1. Desain penelitian

Kelompok Pre test Perlakuan Post test


Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 O4

Keterangan :

O1 = Pre test untuk kelompok eksperimen

O3 = Pre test untuk kelompok kontrol

X = Perlakukan pembelajaran dengan metode index card match pada

kelompok eksperimen

O2 = Post tes untuk kelompok eksperimen

O4 = Post test untuk kelompok kontrol


23

B. Populasi dan Sampel

a) Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Islam As-Said

Kecamatan Kalipare yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas IV-A dengan jumlah

siswa 13 orang, dan kelas IV-B dengan jumlah siswa 13 orang, dengan total

keseluruhan jumlah siswa sebanyak 26 orang.

b) Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Sejalan dengan pengertiann sampel maka

sampel yang diambil harus benar-benar representatif (mewakili) keadaan

populasi yang sebenarnya, maka agar dapat diperoleh sampel yang cukup

representatif digunakan teknik Total Sampling. Teknik Total Sampling

merupakan keseluruhan objek penelitian yang dapat dijangkau oleh peneliti atau

objek populasi kecil dan keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel

penelitian (Burhan, 2009) (dalam Rangkuty, 2019). Sampel dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas IV SD Islam As-Sa’id Kecamatan Kalipare tahun

pelajaran 2021-2022, siswa kelas IV-A berjumlah 13 orang dan siswa kelas IV-

B berjumlah 13 orang, untuk lebih jelasnya jumlah sampel disajikan dalam

bentuk tabel berikut ini :

Tabel 2. Sampel penelitian


Kelompok perlakuan mengajar Kelas Jumlah
Eksperimen IV-A 13 orang
Kontrol IV-B 13 orang
Jumlah keseluruhan 26 orang
24

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian dirumuskan dengan tujuan adanya arah yang jelas

dan target yang hendak dicapai dalam penelitian. Jika tujuan penelitian jelas dan

terumuskan dengan baik, maka penelitian dan pemecahan masalah akan berjalan

dengan baik pula.

Langkah paling awal dalam penelitian adalah identifikasi masalah yang

dimaksudkan sebagai penegas batas-batas permasalahan sehingga cakupan

penelitian tidak keluar dari tujuannya. Dilanjutkan dengan penguraianlatar

belakang permasalahan yang dimaksudkan untuk mengantarkan dan

menjelaskan latar belakang problematika dan fenomena dilapangan. Apabila

latar belakan permasalahan tela diuraikan dengan seksama, maka pokok

permasalahan yang hendak diteliti dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya

untuk dicari jawabannya dalam penelitian.

Langkah selanjutnya yakni perumusan hipotesis penelitian dan

menentukan variabel penelitian, setelah itu dapat memilih instrumen penelitian.

Instrumen pengukur variabel penelitian memegang peranan penting dalam usaha

memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya bahkan validitas hasil

penelitian sebagian besar sangat tergantung pada kualitas instrumen

pengumpulan datanya.

Langkah berikutnya yaitu penentuan teknik sampling yang digunakan

dalam penelitian dan pengumpulan data penelitian dari lapanga. Data penelitian

dikumpulkan baik dengan instrumen pengumpulan data, observasi maupun

secara dokumentasi. Setelah data diperoleh maka dilakukan pengolahan data dan
25

analisis. Proses pengolahan data diawali dari tabulasi data dalam suatu tabel

induk, klasifikasi data, analisis-analisis deskriptif, pengujian hipotesis dan

penyimpulan hasil analisis. Langkah terakhir dalam penelitian ini adalah

penulisan hasil penelitian. Rancangan penelitian terstruktur sebagaimana

tergambar dalam skema kerangka berfikir berikut :

Implementasi metode
observasi awal preetest pembelajaran index card
match

1. wawancara guru
kelas metode index card
post test
2. penarikan kesimpulan match
observasi awal

metode pembelajaran penarikan kesimpulan


penawaran solusi
konvensional dan hasil

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Instrumen soal

Instrument soal kemampuan berfikir kritis dalam penelitian ini

menggunakan soal-soal tematik kelas IV SDS Islam As-Sa’id Kalipare dengan

bentuk uraian sebanyak 10 soal.

2. Lembar Validasi

Lembar validasi digunakan peneliti untuk menguji kevalidan soal,

sebelum instrument soal digunakan sebagai alat pengumpulan data terlebih


26

dahulu instrument tersebut divalidkan kepada Bapak/Ibu dosen bidang studi

dan siswa kelas IV di sekolah yang berbeda dengan sekolah yang dilakukan

untuk eksperimen.

E. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara - cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian. (Anggara,dkk 2019).teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu

teknik tes dan non tes. Teknik tes dilakukan dengan memberikan evaluasi

dengan beberapa soal uraian yang harus dikerjakan oleh siswa. Sedangkan

teknik non test dilakukan dengan observasi, wawancara serta dokumentasi.

a. Tes

Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

ranah kognitif seseorang yang memiliki jawaban benar atau salah

(Anggara,dkk 2019). Menurut Arikunto (2010) tes merupakan serangkaian

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes diberikan kepasa siswa kelas IV

SDS Islam As-Sa’id Kalipare. Tes yang akan diberika berupa soal-soal

dengan tingktak kognitif c4-c5 yang digunakan untuk mengukur

kemampuan berfikir kritis siswa, serta terdiri dari soal berbentuk uraian

yang mengacu pada indikator kemampuan berfikir kritis. Tes kemampuan

berfikir kritis siswa dilakukan dengan tahapan mulai dari test sebelum

dilakukan pembelajaran dengan metode index card match (preetets) sampai


27

dengan tahap setelah melakukan pembelajaran dengan metode index card

natch (posttets). Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada lampiran

Sebagai syarat keabsahan instrumen tes, maka peneliti melakukan uji

validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran serta daya pembeda soal yang

dihitung menggunakan penghitungan SPSS23.

1) Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan (mengukur) data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011)

(dalam Rengkuty, 2019). Instrumen yang akan diuji adalah instrumen

Kemampuan berfikir kritis siswa untuk menguji validitas tes digunakan

rumus korelasi product moment, menggunakan SPSS23. Valid atau

tidaknya butir soal dapat diketahui melalui perbandingan antara r hitung

dan r tabel dengan ketentuan taraf signifikansi (α) 5% sehingga akan

terjadi hubungan sebagai berikut jika [rxy | rhitung ≤ r tabel = instrumen

tidak valid] dan jika [rxy | rhitung ≥ r tabel = instrumen valid]

(Sugiyono, 2017). Selain penghitungan validitas secara kuantitatif

tersebut peneliti juga melakukan validasi secara kualitatif yang dihitung

dengan cara pengujian validitas butir soal kepada validator ahli.

2) Reliabilitas Tes

Suatu alat ukur disebut memiliki reliabilitas yang tinggi apabila

instrumen itu memberikan hasil pengukuran yang konsisten (Arikunto,

2013) (dalam Rengkuty, 2019), untuk menguji reliabilitas tes digunakan

teknik belah dua (formula Spearman-Brown). Rumus untuk yang


28

digunakan dalam analisis tes standar ini adalah dengan menggunakan

koefisien reliabilitas bagian (setengah) formula spearman-Brown ( )

dengan menggunakan aplikasi SPSS23. Tolak ukur untuk

menginterprestasikan derajat reabilitas alat evaluasi (r11) adalah sebagai

berikut:

 r₁₁ < 0,20 derajat reliabilitas sangat rendah

 0,20 ≤ r₁₁<0,40 derajat reliabilitas rendah

 0,40 ≤ r₁₁<0,70 derajat reliabilitas sedang

 0,70 ≤ r₁₁<0,90 derajat reliabilitas tinggi

 0,90 ≤ r₁₁<1,00 derajat reliabilitas sangat baik

3) Indeks Kesukaran

Pengujian tingkat kesukaran soal dan uji daya pembeda juga

diperlukan setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji tingkat

kesukaran butir soal bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang sesuai

dengan criteria perangkat soal yang diharuskan untuk mengukur tingkat

kesukaran. Uji taraf kesukaran instrumen penelitian dilihat dengan

menghitung indeks besarnya dengan rumus (Arikunto, 2005) dalam (Aska,

2014).

Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan

yang disebut indeks kesukaran. Bilangan tersebut adalah bilangan real

pada interval 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran

mendekati 0.00 berarti soal tersebut terlalu mudah. Rumus untuk

menentukan indeks kesukaran adalah sebagai berikut:


29

Sumber Rumus : (Arikunto, 2005) dalam (Aska, 2014)

Dengan :

IK = Indeks kesukaran,

Np = Jumlah peserta yang menjawab soal dengan benar,

N = Jumlah seluruh peserta yang menjawab.

Klasifikasi Indeks Kesukaran yang paling banyak digunakan adalah

sebagai berikut:

IK ≤ 0,00 soal terlalu sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 soal sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 soal sedang

0,70 < DP ≤ 1,00 soal mudah

IK ≤ 1,00 soal terlalu mudah

4) Analisis daya pembeda soal

Uji daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan

soal dalam membedakan kemampuan siswa. Rumus yang digunakan untuk

pengujian daya pembeda adalah sebagai berikut :

Sumber Rumus : (Arikunto, 2005) dalam (Aska, 2014)

Keterangan:

JBA = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

JBB = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

JSA = Jumlah siswa kelompok atas


30

JSB = Jumlah siswa kelompok bawah

Klasifikasi interprestasi untuk daya pembeda adalah sebagai berikut:

DP ≤ 0,00 = sangat jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 = jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 = cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 = baik

0,70 < DP ≤ 1,00 = sangat baik

b. Non Tes

1) Wawancara

Tahap pengumpulan data dengan wawancara dilakukan oleh

peneliti kepada guru kelas IV SD Islam As-Sa’id, dengan tujuan

agar peneliti mengetahui karakteristik pembelajaran di sekolah

tersebut sehingga dapat merumuskan solusi dalam permasalahan

kemampuan berfikir kritis siswa. Adapun hasil wawancara dengan

guru kelas yang dilampirkan pada lampiran

2) Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini berupa bukti foto selama

kegiatan penelitian berlangsung, mulai dari kegiatan wawancara

kepada guru kelas hingga kegiatan pengambilan data pada siswa.

Adapun bukti dokumentasi yang dilampirkan pada lampiran

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data tersebut

adalah sebagai berikut:

1) Variabel penelitian, variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah:

a) Variabel bebas (X) : Metode pembelajaran index card match


31

b) Variabel terikat (Y) : Kemampuan berfikir kritis siswa dalam

pembelajaran tematik.

2) Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel

penelitian dan guru mata kelas IV.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

deskriptif dan analisis inferensial, yang mana analisis deskriptif merupakan

teknik yang digunakan untuk menganalisis dengan menggambarkan data yang

telah terkumpul sebagaimana adanya dengan tanpa membuat kesimpulan secara

umum serta disajikan dalam bentuk tabel yang berisi rata-rata skor (mean), nilai

tengah skor (median), nilai yang paling sering muncul (modus), simpangan baku

serta varians data. Sedangkan teknik analisis inferensial yaitu analisis data untuk

penarikan kesimpulan berdasarkan data sampel yang sifatnya berpeluang,

maksudnya apabila suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan

untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan)

yang dinyatakan dalam bengtuk presentase, apabila peluang kesalahannya 5%

maka taraf kepercayaannya (kebenarannya) 95%, serta peluang kesalahan atau

kebenaran ini disebut sebagai taraf signifikansi, pada analisis inferensial

sebelumnya data yang akan dilakukan uji hipotesis haru memenuhi uji prasyarat

analistik inferensial dengan uji normalitas, uji homogenitas serta dilanjutkan

dengan uji hipotesis. (Sutisna,2021).


32

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah cara untuk melakukan perbandingan antara data

yang dimiliki peneliti dengan data berdistribusi normal yang memiliki nilai

rata-rata dan standar deviasi yang sama dengan data yang dimiliki. Uji

normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data peneliti normal atau tidak

(Saputri, 2016). Uji normalitas dengan menggunakan Uji Liliefors dengan

Kolmogrov-smirnov menggunakan aplikasi SPSS23.

Sebelum melakukan analisis uji normalitas ada beberapa prosedur

yang harus diperhatikan, yaitu sebagi berikut :

 Merumuskan Hipotesis

Ho : Distribusi data skor normal

Ha : Distribusi data skor tidak normal

 Kriteria pengujian

Jika signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak

Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

 Membuat kesimpulan

2. Uji Homogenitas

Setelah melakukan uji normalitas dilakukan uji homogentitas. Uji

homogenitas dilakukan untuk mengetahui varian populasi data, apakah antara

dua kelompok atau lebih data memiliki varian yang sama atau berbeda. Uji

homogenitas pada penelitian ini menggunkan rumus penghitungan One Way

ANOVA dengan aplikasi SPSS23. Kriteria pengambilan keputusan ialah jika

nilai signifikansi > 0,05, dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih

kelompok data adalah sama.


33

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk membuktikan hipotesis awal, apakah

terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran index card match

terhadap kemampuan berfikir kritis siswa atau tidak. Uji hipotesis dalam

penelitian ini menggunakan teknik uji-t, dengan taraf signifikansi α = 0,05.

Uji-t digunakan untuk menguji perbandingan rata-rata antara dua sample yang

tidak berpasangan. Sample yang tidak berpasangan adalah kelompok sample

dengan jumlah yang sama, tetapi mengalami 2 perlakuan atau 2 pengukuran

yang berbeda. Penghitungan uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan aplikasi SPSS23, dengan kriteria penghitungan sebagai berikut :

 Jika nilai signifikansi (2-tailed) < 0,05 maka terdapat perbedaan yang

terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan berfikir kritis

antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang artinya Ha diterima

dan Ho ditolak.

 Jika nilai signifikansi (2-tailed) > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang

terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan berfikir kritis

antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang artinya Ha ditolak dan

Ho diterima.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Tinjauan Histori

SD Islam As-Sa’id Kalipare merupakan satu-satunya sekolah dasar berstandar

islam di kecamatan Kalipare. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1992, sekolah ini

juga menjadi salah satu sekolah mitra dari yayasan YDSF yang berpusat di kota

Malang. Seperti dengan sekolah berbasis pendidikan Islam pada umumnya, di

sekolah ini juga ada program unggulan dalam proses pembelajarannya yakni

program unggulan tahfidzul qur’an dengan metode UMMI, program tersebut

sudah berjalan sejak tahun 2018 lalu, dan sudah mencetak generasi tahfidzul

qur’an sebanyak 3 kali. Meskipun demikian kurikulum pendidikan yang

digunakan di sekolah ini berdasarkan peraturan pemerintah, untuk saat ini

kurikumum yang digunakan ialah kurikulum 2013.

2. Letak Geografis

SD Islam As-Sa’id terletak di desa Arjosari tepatnya di Jalan Citro Sumadi

RT 28 RW 05 kecamatan Kalipare. Letak gedung sekolah SD Islam As-Sa’id ini

terbilang stategis dan aman karena berada tidak langsung dipinggir jalan raya,

melainkan sedikit masuk gang pemukiman warga sehingga tidak begitu banyak

kendaraan yang lalu lalang di area sekolah. Tepat bersebrangan dengan SD

Islam As-Sa’id terdapat taman kanak-kanak yang juga masih tergabung dalam

satu yayasan dengan sekolah tersebut.

34
35

3. Sarana dan Prasarana

Seperti pada sekolah pada umumnya SDS Islam As-Sa’id memiliki

berbagai sarana-dan prasarana sekolah guna menunjang kegiatan

pembelajaran. Sarana dan prasarana tersebut seperti ruang kelas, kantor guru,

ruang aula, halaman sekolah, kamar mandi, kantin sehat, ruang kepala

sekolah, armada antar jemput sekolah serta ruang perpustakaan, untuk lebih

detilnya sarana dan prasarana sekolah disajikan dalam bentuk tabel yang

terlampir pada lampiran 11.

Selain sarana dan prasarana, sekolah tentunya harus memiliki kelengkapan

dan kapasitas sumber daya manusia (SDM). SDM yang dimaksudkan pada

pembahasan kali ini adalah guru dan para staf yang bertugas dalam

menjalankan tugas pendidikan sesuai perannya di sekolah. Daftar SDM yang

dimiliki oleh SDS Islam As-Sa’id terlampir pada lampiran 12. Tabel 6. Tabel

sumber dya manusia sekolah.

4. Struktur organisasi

Struktur organisasi yang dimiliki SDS Islam As-Sa’id yaitu meliputi

kepala pimpinan (kepala sekolah), komite sekolah, bendahara operasional,

bendahara siswa, waka kurikulum, waka kesiswaan, waka SDM, operator

sekolah serta tata usaha. Bagan struktur organisasi sekolah terdapat pada

lampiran 13.
36

B. Deskripsi Data

Deskripsi data yang disampaikan dalam bab ini yakni meliputi perhitungan

rata-rata, median, modus, varians, serta simpangan baku dari hasil perolehan

skor preetest dan posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen.

Penghitungan kali ini peneliti menggunkan aplikasi SPSS23. Namun sebelum

uji deskriptif analistik dilakukan terlebih dahulu penelkiti melakukan uji

prasyarat deskriptif analistik yakni dengan melakukan uji validitas butir soal,

uji reliabilitas butir soal, uji daya pembeda, serta uji tingkat kesukaran yang

menghasilkan data sebagai berikut ini:

1. Uji Validitas Butir Soal

Uji validitas butir soal dilakukan oleh peneliti dengan 2 cara yakni

uji validitas secara kuantitatif dan kualitatif. Uji validitas butir soal secara

kuantitatif dilakukan dengan melakukan uji coba butir soal kepada 8

orang siswa non sampel pada kelas V SD Islam As-Sa’id Kalipare

dengan hasil yang menunjukkan derajad validitas butir soal lebih besar

dari rtabel (> 0,707). Hal tersebut berarti bahwa soal yang telah dibuat oleh

peneliti tidak mengalami revisi sehingga sudah memenuhi syarat menjadi

sebuat instrument test. Penghitungan hasil validitas tersebut terlampir

dalam lampiran 6

Uji validitas kualitatif dilakukan dengan cara melakukan pengujian

kepada validator ahli, hasil pengujian tersebut menyatakan bahwa soal

telah baik dan sesuai dengan karakteristik soal kemampuan berfikir kritis.

Instrumen test secara keseluruhan dinyatakan valid dengan interprestasi


37

sangat layak atau tidak perlu direvisi dengan nilai 97% serta kategori

sangat layak. Validitas butir soal secara kualitatif dapat dilihat pada

lampiran 7.

2. Uji Reliabilitas

Validitas instrumen penelitian yang selanjutnya yakni dilakukan

dengan pengujian reliabilitas butir soal. Uji reliabilitas yang dilakukan

peneliti menunjukkan hasil bahwa soal memiliki skala reliabilitas 0,932

yang artinya butir soal memiliki derajad reliabilitas sangat baik.

Penghitungan reliabilitas butir soal terlampir pada lampiran 8.

3. Analisis Daya Pembeda Soal

Berdasarkan hasil hasil uji daya pembeda, dari 10 butir soal tes

yang diujikan, sebanyak 1 butir soal termasuk dalam kriteria cukup, dan

9 butir soal termasuk dalam kriteria baik. Penghitungan uji daya pembeda

soal terlampir pada lampiran 9.

4. Analisis Indeks Kesukaran Soal

Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran soal, dari 10 butir soal

secara keseluruhan memiliki indeks kesukaran sedang yaitu antara 0,30 –

0,70. Penghitungan hasil uji indeks kesukaran butir soal terlampir pada

lampiran 10.

5. Deskripsi data preetest kelas eksperimen dan kelas kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan, data skor prettest dan distribusi

frekuensi siswa kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat dalam

tabel berikut :
38

Tabel 7. Deskripsi data preetest kelas eksperimen dan kelas kontrol


Preetest
Data
Kontrol Eksperimen
Nilai tertinggi 18 17
Nilai terendah 10 10
Mean 12,92 13,31
Median 13 13
Modus 13 12
Varians 3,577 4,231
Standar deviasi 1,891 2,057

Berdasarkan Tabel tersebut diperoeh data nilai prettest pada kelas

kontrol secara keseluruhan yaitu nilai tertinggi sebesar 18 dan nilai

terendah sebesar 10. Rata-rata (mean) nilai kelas kontrol sebesar 12,92

median sebesar 13, modus 13, varians sebesar 168, dan simpangan baku

sebesar 1,891. Sedangkan pada kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi

sebesar 17 dan nilai terendah sebesar 10. Rata-rata (mean) nilai kelas

eksperimen sebesar 13,31, median sebesar 13, modus sebesar 12, varians

sebesar 4,231, dan simpangan baku sebesar 2,057.

6. Deskripsi data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan, data skor posttest dan distribusi

frekuensi siswa kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat dalam

tabel berikut :

Tabel 8. Deskripsi data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol


Posttest
Data
Kontrol Eksperimen
Nilai tertinggi 27 31
Nilai terendah 18 21
Mean 21,23 26,62
Median 21 26
Modus 21 25
Varians 8,526 8,256
Standar deviasi 2,920 2,873
39

Berdasarkan Tabel tersebut diperoleh data nilai posttest pada kelas

kontrol secara keseluruhan yaitu nilai tertinggi sebesar 27 dan nilai

terendah sebesar 18. Rata-rata (mean) nilai kelas kontrol sebesar 21,23

median sebesar 21, modus 21, varians sebesar 2,526, dan simpangan

baku sebesar 2,920. Sedangkan pada kelas eksperimen diperoleh nilai

tertinggi sebesar 31 dan nilai terendah sebesar 21. Rata-rata (mean) nilai

kelas eksperimen sebesar 26,62, median sebesar 26, modus sebesar 25,

varians sebesar 2,256, dan simpangan baku sebesar 2,873.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat, maka data akan

diolah dengan uji hipotesis. Namun sebelumnya, terlebih dahulu akan

dilakukan pengujian prasyarat analisis data yaitu uji normalitas dan

homogenitas.

7. Uji Normalitas

Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu

data nilai prettest kelas IV A sebagai kelas eksperimen dan data nilai

prettest kelas IV B sebagai kelas kontrol SD Islam As-a’id Kalipare. Pada

penelitian ini, peneliti menggunakan uji Liliefors dengan SPSS23 dalam

menghitung uji normalitas yang berfungsi untuk mengetahui sebaran data

berdistribusi normal atau tidak. Sebuah syarat data berdistribusi normal

apabila nilai signifikasi L Hitung lebih kecil dari L Tabel. Sudjana (2005)

Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan Data

dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu data prettest dan posttest :


40

a) Hasil Uji Normalitas Preetest Eksperimen dan Kontrol

Sebuah data dapat berdistribusi normal apabila memenuhi kriteria

sebagai berikut :

Lhitung ˂ Ltabel : data terdistribusi normal

Lhitung ˃ Ltabel : data tidak terdistribusi normal

Data pada penelitian ini memiliki harga kritis Ltabel dengan taraf

signifikan (α) = 0,05 untuk n = 13 maka didapat harga Ltabel = 0,234 serta

untuk n = 13 harga Ltabel =0,234. Beriku ini merupakan hasil pengujian

normalitas prettest eksperimen dan kontrol, yang disajikan oleh peneliti

dalam bentuk tabel :

Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Preetest Eksperimen dan Kontrol


Data Eksperimen Kontrol
N 13 13
Lhitung 0,166 0,022
Ltabel 0,234 0,234
Kesimpulan Data terdistribusi normal Data terdistribusi normal

Berdasarkan hasil pengujian nilai preetest kelas eksperimen diperoleh

Lhitung = 0,166 dan untuk kelompok kontrol diperoleh Lhitung = 0,022.

b) Hasil uji normalitas posttest eksperien dan kontrol

Sama halnya dengan uji normalitas pada perolehan skor pretest,

perolehan skor posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji

normalitas dengan taraf signifikansi (α) = 0,05 untuk n = 13 maka

didapat harga Ltabel = 0,234 serta untuk n = 13 harga Ltabel =0,234 serta

dengan kriteria

Lhitung ˂ Ltabel : data terdistribusi normal

Lhitung ˃ Ltabel : data tidak terdistribusi normal


41

Hasil pengujian normalitas posttest eksperimen dan kontrol,

peneliti sajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 10. Hasil uji normalitas posttest eksperien dan kontrol


Data Eksperimen Kontrol
N 13 13
Lhitung 0,200 0,200
Ltabel 0,234 0,234
Kesimpulan Data terdistribusi normal Data terdistribusi normal

Berdasarkan hasil pengujian nilai posttest kelas eksperimen diperoleh

Lhitung = 0,200 dan untuk kelompok kontrol diperoleh Lhitung = 0,200.

Berdasarkan kedua deskripsi data di atas maka dapat disimpulkan

bahwa data preettest dan posttest kelompok eksperimen dan kontrol

terdistribusi normal, karena memenuhi kriteria Lhitung ˂ Ltabel. Hal tersebut

menunjukkan bahwa data posttest menjawab soal kemampuan berfikir

kritis kedua kelompok dinyatakan berdistribusi normal karena nilai

signifikasi yang diperoleh lebih besar dari alpha 5% (0,200 dan0,200 >

0,05). Dengan hasil penghitungan yang menunjukkan kenormalan

distribusi, maka data tersebut telah memiliki syarat untuk dianalisis.

8. Uji Homogenitas

Sama halnya dengan uji normalitas, uji homogenitas juga

digunakan sebagai uji prasyarat statistik terhadap data preetest dan postets.

Peneliti dalam pengujian homogenitas ini menggunakan uji one way anova

dengan SPSS23. Berikut ini adalah hasil penghitungan tersebut :


42

Tabel 11. Hasil penghitungan uji homogenitas preetest dan posttest


Preetest Postetst
Data
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N 13 13
Hasil
0,408 0,960
penghitungan
Kesimpulan Data homogen Data homogen

Berdasarkan tabel tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kedua

data (hasil preetest dan posttest) kelas kontrol dan kelas eksperimen

dinyatakan homogen, karena memiliki taraf signifikansi > 0,05 sehingga

data tersebut sudah memenuhi kriteria untuk pengujian selantunya.

C. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji-t. Uji-t

digunakan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran index card match

terhadap kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran tematik kelas 4

SD. Peneliti meakukan uji-t menggunakan SPSS23 dengan analisis hipotesis

sebagai berikut :

Ha : terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan berfikir kritis

antara siswa yang belajar melalui metode pembelajaran Index Card Match

dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional pada Siswa

Kelas IV SD ISLAM AS-SA’ID Kalipare Kabupaten Malang.

H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan berfikir

kritis antara siswa yang belajar melalui metode pembelajaran Index Card

Match dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional pada

Siswa Kelas IV SD ISLAM AS-SA’ID Kalipare Kabupaten Malang.

Adapun ketentuan uji hipotesis sebagai berikut :

Jika Thitung > Ttabel maka tolak Ho dan Ha diterima


43

Jika Thitung < Ttabel maka terima Ho dan Ha ditolak

Berikut ini merupakan hasil penghitungan uji hipotesis berdasarkan

perolehan skor posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen yang menggunakan

uji T (t-test) dengan hasil yang disampaikan melalui tabel berikut ini :

Tabel 12. Deskripsi hasil uji hipotesis perolehan skor posttest kelas
kontrol dan kelas eksperimen
Data Rata-rata N Uji t Sig. Ha
Kelas Kontrol 21,23 13 -4,793 0,000 Diterima
Kelas eksperimen 26,62 13 -4,793 0,000 Diterima

Analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian dilakukan dengan uji-t

pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (df = n – 2

maka 13 – 2 = 11), diperoleh harga Thitung sebesar 4,793 . Berdasarkan tabel

distribusi “t” untuk taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan

(df = 13 – 2 = 11) diperoleh harga Ttabel sebesar 1,795. (Dani, 2022)

Berdasarkan kriteria penerimaan atau penolakan H0 dan data hasil

penelitian, maka kriteria hasil penelitianini menunjukkan hasil bahwa Thitung >

Ttabel (4,793 > 1,795) maka tolak H0 dan Ha diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil posttest siswa yang menggunakan

pembelajaran dengan metode index card match dengan siswa yang tidak

menggunakan dengan metode index card match, yang juga berarti bahwa

terdapat pengaruh metode pembelajaran index card match terhadap

kemampuan berfikir kritis siswa.

Representasi lain dengan melihat nilai signifikansi yang diperoleh

berdasarkan kriteria nilai signifikansi (Ha diterima apabila, nilai signifikansi (2-

tailed) ≤ 0,05 serta Ha ditolak apabila, nilai signifikansi (2-tailed) > 0,05)
44

bahwa data hasil pengujian yang dilakukan menyatakan hasil uji hipotesis

dengan uji t ini memiliki nilai signifikansi 0,000 sehingga Ha diterima, karena

nilai signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05) yang dapat diartikan bahwa terdapat

pengaruh tingkat berfikir kritis antara kelas eksperimen dengan perlakuan

pembelajaran menggunakan metode index card match dan kelas kontrol yang

tidak mendapat perlakukan pembelajaran menggunakan metode index card

match.
BAB V

PEMBAHASAN

Peneliti pada penelitian kali ini bertindak sebagai guru kelas yang

memberikan pelajaran tematik dengan metode pembelajaran index card match di

SDS Islam As-Sa’id Kalipare. Sebelum pembelajaran pada hari pertama dimulai

peneliti terlebih dahulu memberikan penjelasan mengenai prosedur pembelajaran

dengan metode index card match pada pembelajaran tematik yang akan dipelajari

bersama sehingga pada pelaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan yang akan

dicapai. Peneliti menjadi guru dalam pelaksanaan pembelajaran bertindak sebagai

motivator dan fasilitator dari proses kegiatan belajar yang belum dimengerti

siswa.

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk melakukan pembelajaran

dengan metode index card match terlebih dahulu mempersiapkan materi yang

akan diajarkan kemudian membuat potongan potongan kertas sebanyak jumlah

siswa yang ada didalam kelas eksperimen, kemudian potongan kertas tersebut

dibagi dua, bagian pertama kartu berisi pertanyaan seputar materi yang akan di

sampaikan, pada bagian kedua kartu berisi jawaban dari pertanyaan yang telah

dibuat tadi. Kemudian kedua bagian kartu digabungkan dan diacak oleh guru.

Setelah kartu index selesai dibuat guru memberikan penjelasan materi kepada

siswa, kemudian siswa diberi kesempatan untuk memahami sekilas kembali

materi pada buku mereka masing-masing. Selanjutnya kartu yang telah disiapkan

tadi dibagikan kepada siswa masing-masing siswa menerima 1 kartu serta

menjelaskan kepada siswa bahwa kegiatan ini dilakukan secara berpasangan,

siswa kemudian diminta untuk mencari pasangan dari pertanyaan dengan jawaban
46

yang benar yang telah diberikan, setelah menemukan pasangan siswa diminta

untuk menjelaskan antara pertanyaan dan jawaban dari kartu berpasangan yang

mereka dapat dan dilakukan secara bergantian dengan pasangan siswa lainnya dan

mencari kesimpulan bersama-sama dengan guru. Langkah-langkah yang

dilakukan oleh peneliti tersebut sejalan dengan pendapat Asnimar (2017) dalam

penelitiannya yang melakukan pembelajaran dengam metode index card match

yaitu (1) Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di

dalam kelas. (2) Bagilah kertas-kertas tersebut menjadi 2 bagian. (3) Pada

sebagian kertas tuliskan pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari, setiap

satu kertas berisi satu pertanyaan. (4) Pada separuh kertas lain tuliskan jawaban

dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. (5) Kocoklah semua kertas antara

kertas pertanyaan dan jawaban yang telah dibuat. (6) Bagilah kepada siswa, setiap

siswa mendapat 1 kertas. (7) Mintalah siswa untuk menemukan pasangan dari

kertas yang dimilikinya, pasangan jawaban/pasangan pertanyaan yang sesuai. (8)

Setelah semua siswa menemukan pasangan dari masingmasing kartu yang

dipegangnya, mintalah siswa untuk duduk berpasangan. (9) Bersama siswa

lakukanlah evaluasi dan penguatan dari hasil kerja siswa.

Penerapan pembelajaran dengan metode index card match cukup efektif

untuk melatih kemampuan berfikir kritis siswa, karena pada saat kegiatan

mencocokkan/mencari pasangan dari kartu yang dipegang oleh masing-masing

siswa, terlebuh dahulu secara tidak langsung siswa akan memikirkan jawaban dari

kartu yang dipengannya, serta hal tersebut akan mendorong siswa untuk terus

berfikir dan mencoba untuk bertanya dengan siswa lain, dan proses ini akan terus

berulang sampai siswa benar-benar menemukan pasangan dari kartu yang


47

dipegannya. Hal ini sejalan dengan penelitian Si Ngurah Putu Suta Prawira, Siti

Zulaikha, I Gst Agung Oka Negara (2014) bahwa strategi pembelajaran aktif tipe

Index Card Match dapat melatih pola pikir siswa, karena dengan strategi ini siswa

dilatih memahami dan mempelajari suatu konsep atau topik melalui pencarian

kartu jawaban atau soal.

Penggunaan metode pembelajaran index card match mampu melibatkan

peran siswa secara aktif dalam pembelajaran, karena siswa dituntut untuk

menemukan konsep atau prinsip materi pembelajaran dan siswa juga dapat

mengembangkan kemampuan berpikir dan kreatifitas ilmiah secara optimal

melalui kesempatan yang diberikan untuk mengalami sendiri atau melakukan

sendiri dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat

Gunawan (2018) yang menyebutkan bahwa metode pembelajaran index card

match merupakan metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk saling

bekerjasama dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang

dipelajarai dengan cara yang menyenangkan, meskipun dilakukan dengan cara

bermain namun dengan menggunakan metode pembelajaran index card match

siswa dapat belajar aktif dan berjiwa mandiri, mampu merangsang siswa untuk

melakukan aktivitas belajar secara bertanggung jawab dan disiplin, sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai serta hasil dan prestasi belajar pun meningkat.

Peran guru pada kelas eksperimen lebih banyak menjadi fasilitator guru berusaha

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa, selain itu guru juga

bertindak sebagai motivator yang berupaya mendorong serta menstimulasi siswa

agar dapat melakukan pembelajaran.


48

Adapun proses pembelajaran kelas kontrol mendengarkan penjelasan guru

melalui metode ceramah, saat pembelajaran berlangsung siswa terlihat jenuh dan

bosan pada saat pembelajaran, beberapa siswa terlihat asyik mengobrol dengan

teman sebangkunya ketika guru menjelaskan materi pembelajaran, dan ada

beberapa siswa yang asyik menggambar ketika guru sedang menjelaskan materi

pelajaran, sehingga pada saat guru mencoba memberikan pertanyaan terkait

materi yang teah disampaikan, siswa belum mampu menjawabnya secara tepat.

Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Akbar Gunawan Azka (2014) yang

menyebutkan bahwa kurangnya konsentrasi siswa pada saat belajar dengan

metode ceramah disebabkan oleh penyajian kegiatan pembelajaran yang monoton

dan kurang bervariasi sehingga menimbulkan kejenuhan siswa serta membuat

motivasi belajar siswa menjadi rendah terhadap materi pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung.

Setelah kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda diperoleh pula hasil

yang berbeda pada nilai posttest kedua kelas, pada nilai posttest kelas eksperimen

yang diberi perlakuan dengan menggunakan metode pemnelajaran index card

match menunjukkan hasil yang lenih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol

yang diberi perlakukan dengan pembelajaran metode ceramah.

Perbedaan rata-rata posttest antara kedua kelas menunjukkan bahwa

pembelajaran yang dilakukan dengan metode pembelajaran index card match

lebih baik dibandingkan pembelajaran dengan metode ceramah. Karena

berdasarkan nilai rata-rata posttest yang diperoleh pada kelompok eksperimen

adalah 26,62 sedangkan rata-rata nilai posttest yang diperoleh pada kelompok

kontrol adalah 21,23. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa nilai posttest
49

yang diperoleh kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan nilai

postes kelompok kontrol, hal ini menunjukkan adanya pengaruh pembelajaran

dengan metode index card match terhadap kemampuan berfikir kritis siswa.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maria Modesta, Sumarwin , serta

Apriani Megari (2018) dengan hasil yang menunjukkan perbedaan rata-rata hasil

belajar yang diperoleh antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan nilai

kelas kontrol sebesar 68,5 serta pada kelas eksperimen sebesar 78, perbedaan

trata-rata tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan metode index

card match lebih berpengaruh terhadap hasil belajar siswa daripada dengan

metode ceramah.

Hasil uji prasayat analisis inferensial yang berupa uji normalitas dan uji

homogenitas juga menunjukkan data yang diperoleh peneliti berdistribusi normal

dan homogen, dengan perolehan data uji normalitas dari kedua kelas (kontrol dan

eksperimen) yang mana pada kelas eksperimen diperoleh skor sebesar Lhitung =

0,200 dan untuk kelompok kontrol diperoleh Lhitung = 0,200 sehingga berdasarkan

kedua deskripsi data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data posttest

kelompok eksperimen dan kontrol terdistribusi normal, karena memenuhi kriteria

Lhitung ˂ Ltabel serta dengan nilai signifikasi yang diperoleh lebih besar dari alpha

(α)5% (0,200 dan 0,200 > 0,05). Pengambilan keputusan ini sejalan degan

penelitian yang dilakukan oleh Masyita Sawal (2020) dengan hasil pvalue atau

Lhitung pada kelas eksperimen sebesar 0,78 dan kelas kontrol sebesar 0,13,

sehingga pvalue atau Lhitung ≥ α, dimana α = 0,05 yang berarti data berdistribusi

normal.
50

Uji prasyarat inferensial yang selanjutnya yakni uji homogenitas, pada

pengujian homogenitas data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen yang

dilakukan peneliti sudah berdistribusi homogen dengan nilai signifikansi preetest

sebesar 0,408 dan posttest 0,960 yang mana kedua nilai tersebut > 0,05 sehingga

dinyatakan data berdistribusi homogen karena memiliki taraf signifikansi > 0,05.

Pengambilan keputusan pada uji momogenitas ini sejalan dengan penelitian yang

juga dilakukan oleh Masyita Sawal (2020) dengan hasil nilai signifikansi data >

dari signifikansi α (0,05), sehingga dapat dinyatakan data tersebut berdidtribusi

homogen.

Berdasarkan pengujian hipotesis nilai posttest diperoleh nilai perbandingan

antara pembelajaran dengan metode index card match terhadap kemampuan

berfikir kritis siswa sebesar (Thitung = 4,793). Sedangkan nilai Ttabel yang diketahui

melalui rumus penghitungan tabel distribusi “t” untuk taraf signifikansi 5% (α =

0,05) dengan derajat kebebasan (df = 13 – 2 = 11) diperoleh harga Ttabel sebesar

1,795. Sehingga apabila dibandingkan antara Thitung dengan Ttabel maka lebih besar

dari ( > ). Karena Thitung > Ttabel (4,793 > 1,795) maka H0 ditolak yang berarti ada

pengaruh yang signifikan dari pembelajaran dengan metode index card match

terhadap kemampuan berfikir kritis siswa. Hal tersebut sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Nur Alfiah Ulfa (2019) dalam skripsinya yang menunjukkan

hasil analistik statistic inferensial menggunakan rumus uji-t bahwa nilai Thitung

sebesar 9,003 dengan frekuensi (dk) = 15-1 = 14, pada taraf signifikansi 0,05

diperoleh Ttabel sebesar 1,761, sehingga diperoleh nilai Thitung > T tabel, serta dapat

disimpulkan jika H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya terdapat pengaruh

penggunaan strategi index card match terhadap hasil belajar siswa.


51

Pengaruh pembelajaran dengan metode index card match terhadap

kemampuan berfikir kritis siswa disebabkan karena metode index card match

dapat membuat siswa cenderung lebih memperhatikan tujuan pembelajaran yang

disampaikan oleh guru, siswa cenderung lebih banyak menjawab pertanyaan dan

mengeluarkan pendapat pada saat pembelajaran terutama pada saat bermain

mencocokkan kartu yang dipegang oleh masing-masing siswa yang menunjukkan

interaksi aktif antar seluruh siswa, siswa juga lebih cenderung terlihat lebih aktif

dan semangat didalam belajar. Hal ini disebabkan karena penggunaan metode

index card match didalam pembelajaran dapat menumbuhkan rasa ingin tahu,

minat dan motivasi bertambah sehingga siswa lebih memaknai pembelajaran yang

menyenangkan secara langsung dengan mendengar, melihat, melakukan dan

berdiskusi. Hal ini sejalan dengan penelitian Si Ngurah Putu Suta Prawira, Siti

Zulaikha, I Gst Agung Oka Negara (2014) bahwa strategi pembelajaran aktif tipe

Index Card Match dapat melatih pola pikir siswa karena dengan strategi ini siswa

dilatih memahami dan mempelajari suatu konsep atau topik melalui pencarian

kartu jawaban atau soal, lalu mendiskusikan hasil pencarian pasangan kartu yang

sudah cocok oleh siswa bersama-sama dengan guru.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diatas maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan

metode pembelajaran index card match terhadap kemampuan berfikir kritis

siswa. Karena metode index card match dapat meningkatkan nilai hasil

pengujian posttest siswa pada pembelajaran tematik subtema 3 yang dilakukan

pada kelas eksperimen, serta memiliki pengaruh yang positif terhadap

kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran tematik siswa kelas IV


52

dibandingkan pada kelas kontrol yang tidak menggunakan metode index card

match.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan nilai hasil posttest siswa yang menggunakan pembelajaran dengan

metode index card match dengan siswa yang tidak menggunakan metode

pembelajaran index card match di SDS Islam As-Sa’id Kalipare tahun 2021-

2022, serta diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Pengaruh nilai hasil posttest siswa yang menggunakan pembelajaran dengan

metode index card match dan yang menggunakan metode ceramah dalam

pembelajaran tematik subtema 3 diperoleh nilai rata-rata kelompok eksperimen

adalah sebesar 26,62 dan nilai rata-rata kelompok kontrol adalah 21,23 dengan

perolehan Thitung senesar 4,793 yang lebih besar jika dibandingkan dengan

derajat kebebasan df = 11 dan taraf signifikasi (α) = 0,05 yaitu 1,795, maka

Thitung > Ttabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode

pembelajaran index card match berpengaruh terhadap kemampuan berfikir kritis

siswa pada pembelajaran tematik subtema 3.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut:

1. Siswa, diharapkan kerjasama antar siswa bisa semakin bertumbuh.

Belajarlah yang giat dan menjadi lebih baik lagi kemampuan berfikir

kritisnya meningkat sehingga tidak lagi menjawab pertanyaan dengan asal-

asalan.

53
54

2. Guru, sebaiknya menggunakan pembelajaran dengan metode index card

match pada pembelajaran tematik.

3. Peneliti, hendaknya kemampuan dalam mencocokan kartu pasangan (index

card match) siswa dengan menggunakan metode pembelajaran index card

match dijadikan sebagai ilmu pengetahuan. Selain itu, bagi peneliti lain

yang ingin melanjutkan penelitian ini disarankan untuk mengambil sampel

yang cukup besar dengan materi yang beragam.


DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Evi , Oktarina . 2013. Model Dan Metode Pembelajaran Di Sekolah.
Semarang: Unisulla Press
Anggara, Damies Surya, Chanda Badillah. 2019. Metode Penelitian. Tangerang
Selatan: UNPAM PRESS
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Asnimar . 2017. Penerapan Metode Pembelajaran Index Card Match Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Penjaskes Siswa Kelas V SD Negeri 002
Batu Bersurat. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran [Internet]. [diunduh
20 Oktober 2021]; 1(2): 209. Tersedia pada:
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media
.neliti.com/media/publications/258132-penerapan-metode-pembelajaran-
index-card
cb82fdbd.pdf&ved=2ahUKEwjxwsuN8__zAhXXXSsKHWNlB88QFno
ECAUQBg&usg=AOvVaw3BEAoNg4Lq5nuXCC7FWCSz.
Azka, Akbar Gunawan, 2014. Pengaruh Pembelajaran Active Learning Dengan
Strategi Index Card Match Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Energi
dan Penggunaannya Siswa Kelas IV SD Bakti Mulya 400 Jakarta
Selatan. (Skripsi). (Online).
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://reposi
tory.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24604/1/AKBAR%2520%
2520GUNAWAN%2520%2520ASKA%2520%2528WATERMARK%2
529.pdf&ved=2ahUKEwjU0oH9iNT4AhXnUGwGHQFzDR8QFnoECA
MQAQ&usg=AOvVaw1jkS7QDx2DrW3nIw0-3b-s . Diakses Tanggal
23 Mei 2022
Dani, Azka . 2022. R Tabel dan Uji Validitas. (Online).
https://wikielektronika.com/r-tabel-uji-validitas/#. Diakses tanggal 2 Juli
2022
Facione, P., A. 2015. Critical Thinking: What It Is and Why It Counts. Insight
Assesment

55
Fithriyah, Inayatul., Sa’jidah, Cholis . 2016. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Kelas IX-D SMPN 17 Malang. Online.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/handle/11617/7000. Diakses 19
Oktober 2021
Gunawan, Fahmi, Heksa Biopsi P A. 2018. Senarai Penelitian Pendidikan,
Hukum< Dan Ekonomi di Sulawesi Tenggara. Sleman: Grub Penerbitan
CV Utama
Hidayati, M dkk . 2018. Teori dan Praktik Berbagai Model dan Metode
Pembelajaran Menerapkan Inovasi Pembelajaran di Kelas-Kelas
Inspiratif. Online.
https://www.google.com/books?hl=id&lr=&id=JKJoDwAAQBAJ&oi=f
nd&Pg=PR5&Dq=Jurnal+Metode+Pembelajaran+Oleh+.Hidayati+2018
&ots=2cDPEwJXi3&sig=jQnrE455yh1tDobUvY1D_e3WoHo. Diakses
19 Oktober 2021
Huda, Ajeng Khusnul. 2015. Pengaruh penerapan Metode Inkuiri Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa SMA NU Al-
Ma’arif Kudus. (Skripsi). (Online).
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://lib.unn
es.ac.id/22154/1/4301411028-
S.pdf&ved=2ahUKEwiPvp_2_tP4AhUgGrcAHSbgCEkQFnoECAYQA
Q&usg=AOvVaw3LqcIjwMWowHqLm_tIWffs. Diakses Tanggal 30
Juni 2022
Maesaroh, Siti . 2013. Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat Dan
Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam. Online.
http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/jurnalkependidikan/article/
view/536. Diakses Tanggal 20 Oktober 2021
Modesta, Maria, Sumarwin, Megari. 2018. Pengaruh Metode Pembelajaran Index
Card Match (ICM) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Reaksi
Redoks Di SMA Muhammadiyah Maumere.(Online).
https://jurnal.ikipmumaumere.ac.id/index.php/chemur/article/download/4
9/51. Diakses tanggal 11 Juli 2022

56
Nasution, Mardiah Kalsum. 2017. Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam
Peningkatan Hasil Belajar Siswa. (Online).
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal.
uinbanten.ac.id/index.php/studiadidaktika/article/view/515&ved=2ahUK
EwjQpvqrx4P1AhVq63MBHVhNBQ0QFnoECC8QAQ&usg=AOvVaw
2aQabM7UjhnXHUpBDXE7Ia. Diakses Tanggal 20 Oktober 2021
Prawira Suta PNS, Zulaikha, Negara . 2014 . Pengaruh Penerapan Strategi
Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match Terhadap Hasil Belajar IPS
Siswa SD . Online .
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/download/2030/
1770. Diakses tanggal 20 Oktober 2021
Rachmadtullah, Reza 2015 . Kemampuan Berpikir Kritis Dan Konsep Diri
Dengan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V
Sekolah Dasar. Online ..
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpd/article/view/493. Diakses 19
OKtober 2021
Rangkuty, Misro Kesuma . 2019 . Pengaruh Model Pembelajaran Index Card
Match Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas I V Sd Negeri No 101870
Desa Sena Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang . Online
http://repository.uinsu.ac.id/6333/1/skripsi%20MISRO%20KESUMA%2
0RKT.pdf . Diakses tangga 6 Desember 2021 .
Saputri, Riris Annisa . 2016 . Pengaruh Metode Index Card Match Terhadap
Kemampuan Bercerita Pengalaman Yang Paling Mengesankan Pada
Siswa Kelas Vii Smp Negeri 29 Jakarta. Online .
https://core.ac.uk/download/pdf/223126109.pdf . Diakses tanggal 06
Desember 2021
Sawal, Masyita. 2020. Pengaruh Penerapan Metode Index Card Match (ICM)
Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VIII SMP
MUhammadiyah 1 Makasar. (Skripsi). (Online).
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10749-Full_Text.pdf. Diakses
Tanggal 11 Juli 2022

57
Sholekah, dkk . 2020. Penggunaan Model Pembelajaran Index Card Match
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Pada Mata
Pelajaran Ips Siswa Kelas IV Sekolah Dasar . Online.
https://jurnal.uns.ac.id/jpi/article/download/44047/31019. Diakses 14
Desember 2021
Sitompul, Dian Novianti . 2018 . Pengaruh Metode Pembelajaran Index Card
Match (Icm) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi. Online .
http://jurnal.stkippgritulungagung.ac.id/index.php/jupeko/article/view/
591. Diakses 19 Oktober 2021
Sugiyono . 2017 . Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D . Bandung
: Alfabeta
Suminar. 2016. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
PAI Melalui Penerapan Metode Incex Card Match Di Kelas IV SD
Negri 2 Laosu Kabupaten Konawe. (Skripsi). (Online).
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&Rct=j&url=http:/
/digilib.iainkendari.ac.id. Diakses tanggal 18 Oktober 2021
Susilawati, Endang dkk . 2020 . Analisis Tingkat Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa SMA. Online . https://www.researchgate.net/profile/Achmad-
Samsudin/publication/339220649_Analisis_Tingkat_Keterampilan_Berp
ikir_Kritis_Siswa_SMA/links/5e49efa7299bf1cdb930fa55/Analisis-
Tingkat-Keterampilan-Berpikir-Kritis-Siswa-SMA.pdf . Diakses 19
Oktober 2021
Sutisna, Icham. 2021. Teknik Analisis Data Penelitian Kuantitatif. (Online).
https://repository.ung.ac.id/en/karyailmiah/show/4610/teknik-analisis-
data-penelitian-kuantitati.html. Diakses Tanggal 11 Juli 2022
Ulfa, Nur Alfiah. 2019. Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card
Macth Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas
III SD Muhammadiyah Perumnas Kota Makasar.(Skripsi). (Online).
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/8689-Full_Text.pdf. Diakses
Tanggal 12 Juli 2022
Yuanintika, D. 2018 . Penerapan Metode Pembelajaran Index Card Match Untuk
Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas III Sd

58
N Wirokerten Yogyakarta . Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 4,
Nomor 2, hlm. 347-35
Zaini, Hisyam. 2008 . Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Index
Card Match. Online.
https://media.neliti.com/media/publications/259096-penerapan-metode-
pembelajaran-index-card-785d3319.pdf. Diakses tanggal 20 Oktober
2021
Zuhari, N I M. 2016. Efektifitas Model Pembelajaran Idex Card Matc Terhadap
hasil Belajar PAda Mata Pelajaran IPA Pesawat SederhanaDI SD 1
Telaga Besar. (Skripsi). (Online).
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.ia
inkendari.ac.id/192/3/BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjjr6qc9-
v0AhVwSmwGHdd8DMsQFnoECCoQAQ&usg=AOvVaw2IbOP9tmwik
GPJjq9PFjGV. Diakses Tanggal 22 Oktober 2021

59

Anda mungkin juga menyukai