Anda di halaman 1dari 132

ANALISIS PEMAHAMAN GURU MENGENAI MATERI PEMBELAJARAN

TEMATIK DI SDN 15 SEGEDONG TAHUN PELAJARAN 2020/2021

SKRIPSI

Oleh:

HENDRA ARIANSYAH
NIM. 11613122

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PONTIANAK
2021
ii

LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

ANALISIS TENTANG PEMAHAMAN GURU MENGENAI


PEMBELAJARAN TEMATIK DI SDN 15 SEGEDONG

HENDRA ARIANSYAH
NIM 11613122

Disetujui Oleh

PEMBIMBING UTAMA PEMBIMBING PENDAMPING

Dr. Fahrul Razi, M. Pd Zurkarnain, S. Si., M. Pd


NIP: 196211221991031004 NIDN: 2023108802

Menyetujui,
An. Dekan
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Pontianak

Kartini, M. Ag
NIP: 1973062920011122001
MOTTO
iii

“Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, yang

memberatkan punggungmu. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan

(nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan),

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya

kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.

(QS. Al-Insyirah: 2-8)

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan

(QS. Ar Rohman: 55)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh cinta dan kasih sayang, kupersembahkan karya ini kepada:

Kedua Orang Tua Ku

Bapak Abdul Hamid dan Ibu Hayati

Terima kasih telah memberiku segalanya dan selalu mendoakanku


iv

Beserta abang dan adikku tersayang

Rudiansyah dan Heriansyah

Dan Bidadariku

Nurul Huda

ABSTRAK

HENDRA ARIANSYAH, Analisis Pemahaman Guru Mengenai


Materi Pembelajaran Tematik Di SDN 15 Segedong Tahun Pelajaran 2021.
Skripsi Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak.
Penelitian ini berfokus pada pemahaman guru mengenai materi
pembelajaran tematik di SDN 15 Segedong.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemahaman guru mengenai
materi pembelajaran tematik pada aspek kemampuan guru dalam
mempersiapkan pembelajaran tematik dan aspek kesulitan guru dalam
implementasi pembelajaran tematik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk menjawab fokus penelitian:
“Pemahaman Guru Mengenai Materi Pembelajaran Tematik”. Adapun objek
dalam penelitian ini adalah guru pembelajaran tematik kelas I-VI di SDN 15
Segedong. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan
v

dukementasi. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa tehnik


obervasi, tehnik wawancara dan dukementasi. Tehnik analisis data meliputi
pengumpulan data, reduki data, display data dan varifikasi atau penarik
kesimpulan. Pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi, member
check, dan ketenkunan pengamatan.
Berdasarkan data yang diperoleh dan pembahasan yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) sebagian besar guru SDN 15
Segedong memahami pembelajaran tematik (2) sebagian besar guru SDN 15
Segedong siap melaksanakan pembeljaran tematik baik secara praktis
maupun teoritis. (3) sebagian besar kesulitan yang dihadapi oleh guru adalah
pelatihan yang didapat dirasakan kurang membekali guru dalam
mengimplementasikan pembelajaran tematik baik dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Solusi yang dilakukan untuk
mengatasi kesulitan guru dalam implementasikan pembelajaran tematik baik
secara teoritis maupun praktis antara lain dengan meningkatkan kompetensi
diri melalui informasi yang diperoleh dari internet atau sumber lain yang
mendukung kompetensi guru.

Kata Kunci: Pemhaman Guru, Pembelajaran Tematik

ABSTRACT
i
HENDRA ARIANSYAH, Analysis of Teacher Understanding Regarding
Thematic Learning at Sdn 15 Segedong Academic Year 2021. Thesis of the
Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Study Program of Teacher
Education at Madrasah Ibtidaiyah State Islamic Institute (IAIN) Pontianak.
This study aims to determine the understanding and abilities possessed as
well as the difficulties faced by elementary school teachers regarding
thematic learning carried out at SDN 15 Segedong.
This research uses qualitative research, descriptive research type.
The population used was the thematic learning teacher for grades I-VI at
SDN 15 Segedong. Data collection techniques in the form of observation,
interviews and documentation. Data collection tools used in the form of
observation techniques, interview techniques and dukemen. Data analysis
techniques include planning, collecting data, collecting basic data, collecting
closing and completing data. Checking the validity of the data using
triangulation, member check, and observation conditions.
vi

The results showed that: (1) most of the teachers of SDN 15


Segedong Semarang had sufficient understanding of thematic learning (2)
most of the teachers of SDN 15 Segedong already had sufficient knowledge
to fully understand the theory of thematic learning (3) most of the teachers
of SDN 15 Segedong had ready to carry out thematic learning both
practically and theoretically. (4) most of the difficulties faced by teachers
are that the training obtained is deemed not sufficient to equip teachers and
then it becomes practical difficulties in implementing thematic learning,
teachers cannot plan, implement, evaluate learning properly. Solutions to
overcome difficulties in implementing thematic learning both theoretically
and practically include increasing self-competence through training,
studying and digging up information from the internet or sources who know
more about thematic learning.

Keywords: Teacher Understanding, Learning

KATA PENGANTAR
ii

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa

tercurahkan kepada baginda nabi besar Muhammad saw beserta keluarga,

para sahabat dan para penyikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Penelitian ini berjudul “Analisis Pemahaman Guru Mengenai

Pembelajaran Tematik Di SDN 15 Segedong Tahun Pelajaran 2020/2021”.

Pemilihan judul ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui bagaimana


vii

sorang guru dalam memehami pembelajaran tematik. Secara rinci

mendeskipsikan pemahaman guru mengenai pembelajaran tematik.

Penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab, yang mana setiap babterdiri

dari beberapa sub-sub sesuai dengan keperluan kajian yang dilakukan.

Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut: Bab I

pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian. Bab II merupakan bagian dari kajian pustakan yang berisikan

tentang pembahasan analisi pemahaman guru mengenai pembelajaran

tematik. Bab III membahas tentang metode penelitian yang berisikan

tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber

data, tehnik pengumpulan data, tehnik analisis data dan pengecek keabsahan

data. Bab IV merupakan hasil penelitian berisikan tentang gambaran umum

sdn 15 segedong. Paparan dan analisis data, temuan penelitian dan

pembahasan. Bab V penutup, dalam bab ini dikemukakan tentang dua hal
iii
yaitu kesimmpulan dan saran yang disampaikan. kesimpulan berisikan

tentang jawaban atas masalah dalam penelitian. Sedangkan saran merupakan

rekomendasi peneliti kepada pihak-pihak terkait dengan hasil penelitian.

Peneliti menerima dengan terbuka apabila ada kritik dan saran yang

bersifat konstruktif dari semua pihak yang membaca ksripsi ini demi

perbaikan penelitian.

Pontianak, 18 Juni 2021

Peneliti,
viii

HENDRA ARIANSYAH
NIM. 11613122

UCAPAN TERIMA KASIH


iv

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, khususnya kepada peneliti. Shlawat

serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW sehingga peneliti bisa

melengkapi tugas akhir studi dan sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar sarjana.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bantuan

dan dorongan dari berbagai pihak, dengan segala kerendahan hati peneliti

sampaikan ucapan terima kasih kepada :


ix

1. Bapak Dr. Syarif, MA selaku Rektor Isntitut Agama Islam Negeri (IAIN)

Pontianak.

2. Bapak Dr. H. Dwi Surya Atmaja, MA selaku Dekan Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan (FTIK).

3. Ibu Kartini, M.Ag selaku ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI).

4. Bapak Dr. Fahrul Razi, M.Pd selaku dosen pembimbing utama yang telah

memberikan begitu banyak bimbingan kepada peneliti dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Bapak Zurkarnain, S.Si., M.Pd selaku dosen pembimbing pendamping

yang telah memberikan begitu banyak masukan dan pengarahan dalam

penulisan skrpisi.

6. Bapak Mahrani, M.Pd dan Bapak Fathurrosi, S.Pd., M.Pd selaku dosen

memvalidasi v
7. Bapak Agusnadi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 15 Segedong.

8. Ibu Hasnah, S.Pd selaku wali kelas I yang merupakan objek dalam

penelitian kelas rendah.

9. Ibu Maswati, S.Pd selaku wali kelas IV yang merupakan objek dalam

penelitian kelas menengah.

10. Ibu Jusmawati, S.Pd selaku wali kelas VI yang merupakan objek dalam

penelitian kelas.

11. Dosen dan staff akademik yang telah membantu dalam membimbing dan

mengurus administrasi penelitian.


x

12. Teman-teman PGMI C angkatan 2016 yang telah banyak membantu

selama proses perkuliahan hingga skripsi.

Akhirnya peneliti berharap, semoga semua kebaikan budi baik

mereka dinilai sebagai amal saleh dan mendapatkan balasan dari Allah

SWT. Ahir kata semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Yarabbal Alamiin.

Pontianak, 28 Juni 2021


Peneliti,

HENDRA ARIANSYAH
NIM. 11613122

DAFTAR ISI
vi
ABSTRAK .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................

iii

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................

vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................

ix
xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

xi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

A. Latar Belakang ..................................................................................

B. Rumusan Masalah .............................................................................

C. Tujuan Penelitian ..............................................................................

D. Manfaat Penelitian ............................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................

A. Penelitian Terdahulu .........................................................................

B. Kajian Teori ....................................................................................

11
xii

1. Defenisi Pemahaman .........................................................

11

2. Pendekatan Saintifik (5M) ..................................................

23

3. Pembelajaran Temataik ...................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 39


vii
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian .....................................................

39

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ..........................................................

40

C. Sumber Data ...................................................................................

41

D. Tehnik Pengumpulan Data ..............................................................

42

E. Tehnik Analisis Data ......................................................................

44

F. Pengecekan Keabsahan Data ..........................................................

47

BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................

50

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...............................................

50
xiii

B. Paparan dan Analisis Data Penelitian ..............................................

53

C. Temuan Penelitian ..........................................................................

61

D. Pembahasan.....................................................................................

63

BAB V PENUTUP .....................................................................................

73

A. Kesimpulan .....................................................................................

73

B. Saran ...............................................................................................

74

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 75

DAFTAR TABEL
viii
Halaman
xiv

Tabel 2.1 Sknerio Pendekatan Saintifik .......................................................

23

Tabel 2.2 Aktivitas Peserta Didik Melalui Pendekatan Saintifik .................

25

Tabel 4. 1 Data Guru dan Pegawai SDN 15 Segedong ...............................

52

Tabel 4.2 Data Peserta Didik SDN 15 Segedong .........................................

53
xv

DAFTAR GAMBAR
ix
Halaman

A. Gambar 31 Lokasi Penelitian ......................................................... 40

B. Gambar 3.2 Prosses Analissis Data Interaktif .................................

45
xvi

DAFTAR LAMPIRAN
x
Halaman

Lampiran 1: Kisi-Kisi Penelitian ............................................................. 78

Lampiran 2: Pedoman Wawancara .......................................................... 79

Lampiran 3: Lembar Observasi ................................................................

80

Lampiran 4: Hasil Wawancara .................................................................

82

Lampiran 5: Hasil Observasi ....................................................................

88

Lampiran 6: Catatan Lapangan ................................................................

97

Lampiran 7: Dokumentasi Penelitian .....................................................

104

Lampiran 8: Lembar Validasi Instrumen Penelitian ..............................

108

Lampiran 9: SK Pembahas Pada Seminar Proposal Skripsi ...................

113
xvii

Lampiran 10: SK Pembimbing Penyusunan Skripsi ................................

115

Lampiran 11: Surat Izin Penelitian ...........................................................

116

Lampiran 12: SK Ujian Skripi ..................................................................

117

BAB I
xi
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, serta bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam


xviii

mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem

pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Resmitha

Nidya Viantari, 2015: 2)

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan tak terpisahkan dari

kehidupan manusia. Pentinganya suatu pendidikan membuat seseorang

menambah wawasan dan ilmu pengetahuannya. Ilmu pengetahuan harus

selalu di perhatikan dan dikembangkan sesuai kemajuan peradaban

suatu bangsa. Kedudukan orang yang memiliki ilmu pengetahuan

sangalah besar, sebagaimana ditegaskan dalam surah Al-Mujadalah: 11.

ُ ‫ح هَّللا ُ لَ ُك ْم ۖ َوإِ َذا قِي َل ا ْن‬


‫شزُوا‬ َ ‫س ُحوا يَ ْف‬
ِ ‫س‬ َ ‫س فَا ْف‬ ِ ِ‫س ُحوا فِي ا ْل َم َجال‬ َّ َ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَف‬
‫ت ۚ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َخبِي ٌر‬ ٍ ‫شزُوا َي ْرفَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوتُوا ا ْل ِع ْل َم َد َر َجا‬ُ ‫فَا ْن‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman. Apabila dikatakan

kepadamu, “Berilah kelapangan 1di dalam majelis-majelis,” maka

lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan

apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah

akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti

apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujadalah/58:11)”.

Dari ayat tersebut mengajarkan bahwa islam memuliakan

pengetahuan dan sangat menghargai orang-orang yang memiliki ilmu

pengetahuan (Guru/Ulama). Sebagaimana diketahui tugas dari profesi

guru adalah; mengajar, mendidik, melatih, dan menilai/mengevaluasi

proses dan hasil belajar mengajar. Sebagai salah satu sumber ilmu
xix

pengetahuan dan berisi inspirasi edukatif adalah Al-Qur’an yang mana

juga berisi ayat-ayat yang berkaitan dengan kompetensi guru. (Rahmad

Harahap: 2020: 3)

Dalam proses belajar menutut ilmu adalah hak dan kewajiban

bagi setiap orang dan apalagi kewajiban sebagai seorang muslim yaitu

wajib hukumnya untuk belajar. Seperti yang dikatakan dalam Ad-

Dailami juga meriwayatkan dari Ali ra Hadis Mengenai kewajiban

menuntut ilmu dengan tambahan lafal-lafal yang berbeda dengan

sebelumnya, sebagaimana berikut:

‫سلِ َم ٍة‬ ْ ‫ضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم‬


ْ ‫سلِ ٍم َو ُم‬ َ ‫ب ا ْل ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬
ُ َ‫طَل‬

Artinya : “ Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim”.

Hadis di atas memberi gambaran bahwa kita harus pergi untuk

belajar dan memperdalam ilmu pengetahuan karena belajar sangatlah

penting bagi kita generasi muda, bahkan yang tua sekalipun. Ilmu tidak

akan pernah habisnya apabila kita terus menggalinya dan terus belajar

sampai akhir hayat kita dengan belajar atau terus mengasah

pengetahuan kita maka semakin banyak juga ilmu yang akan kita

dapatkan.

Dalam proses pendidikan guru adalah pendidik professional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia

dini jalur formal, pendidikan dasar dan menengah. Profesionalisme guru

ditengarai sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Menurut


xx

Hamalik (1999) profil kemampuan dasar profesional guru mencakup

kemampuan (1) menguasai bahan, (2) mengelola program belajar-

mengajar, (3) mengelola kelas, (4) kemampuan menggunakan media

dan sumber, (5) landasan pendidikan, (6) menilai prestasi belajar siswa,

dan (7) mengelola interaksi belajar-mengajar. (Resmitha Nidya

Viantari,2015: 2)

Peranan penting guru dalam sistem pendidikan dan pengajaran

di sekolah sangatlah jelas. Pentingnya guru dalam sistem pendidikan

ditunjukkan oleh peranannya sebagai pihak yang harus mengorganisasi

atau mengelola elemen-elemen lain seperti sistem kurikulum, sistem

penyajian bahan pelajaran, sistem administrasi, dan sistem evaluasi.

Berdasarkan pada berbagai peranan guru tersebut, nyata sekali bahwa

guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab bagi keefektifan

kegiatan belajar mengajar di kelas. (Resmitha Nidya Viantari: 2015: 2)

Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemdikbud) meluncurkan Kurikulum 2013. Salah satu ketentuan dari

Kurikulum 2013 adalah: untuk SD/MI menggunakan model

pembelajaran tematik integratif untuk kelas I sampai kelas VI. Dalam

pembelajaran tematik integratif, materi ajar disampaikan dalam bentuk

tema-tema yang mengintegrasikan seluruh mata pelajaran. Kompetensi

dari berbagai mata pelajaran diintegrasikan ke dalam berbagai tema

yang mengintegrasikan sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam


xxi

proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang

berkaitan. (Resmitha Nidya Viantari: 2015: 3)

Pembelajaran tematik adalah salah satu model pembelajaran

yang menekankan pada pengorganisasian materi yang terintegrasi dan

dipadukan pada suatu tema (Kurniawan, 2011). Menurut Akbar (2014)

pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang melibatkan

beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang

bermakna kepada peserta didik. Pengembangan pembelajaran tematik

merupakan pembelajaran yang dapat membantu peserta didik

memahami konsep menjadi lebih mudah melalui tema yang disesuaikan

dengan kehidupan sehari-hari. (Nury Yuniasih, dkk: 2014: 2)

Dalam pembelajaran tematik integratif tersebut pendekatan

yang digunakan adalah pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam

pembelajaran. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik

melibatkan aktivitas mengamati, menanya, mencoba, mengolah,

menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua pelajaran.

Dalam implementasi pembelajaran tematik integratif ini seorang guru

dituntut untuk menguasai semua problematika kehidupan, dan mampu

menuntun peserta didik untuk berfikir analisis dan kritis. (Resmitha

Nidya Viantari: 2015: 3)

Dengan demikian proses pembelajaran agar dapat berlangsung

dengan baik maka guru mesti melibatkan peserta didik secara aktif

dalam kegiatan belajar dan mengajar. Harapannya peserta didik dapat


xxii

memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan

sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari dan diharapkan guru dapat

memahami dan mengembangkan pembelajaran tematik integratif.

(Resmitha Nidya Viantari: 2015: 3)

Berdaarkan observasi awal (pra survey) yang peneliti lakukan

di SDN 15 Segedong terkait dengan proses pembelajaran tematik,

ditemukan penomena-penomena sebagai berikut:

1. Pengakuan wali kelas atau guru pembelajaran tematik, telah

dilaksankan pembelajaran tematik di SDN 15 Segedong pada tahun

2014 sebagai model dalam pembelajaran.

2. Guru relatif belum optimal melaksanakan pembelajaran tematik hal

ini disebabkan karena keterbatasannya waktu dalam mengajar,

wawasan dan pengetahuan guru yang masih kurang tentang

pembelajaran tematik, selain itu latar belakang peserrta didik yang

kurang aktif mengakibatkan pelaksanaan pembelajaran tematik

tidak berjalan lancar. Di sisi lain kurangnya sarana dan prasarana

yang menunjang pembelajaran.

Dari hasil yang dipaparkan, peneliti memiliki ketertarikan

untuk melakukan penelitian dalam menyikapi pemahaman guru tentang

pembelajaran tematik yang dilakukan secara efektif dalam mendidik

dan merencanakan pelakasanaan pembelajaran dengan baik.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengkaji

penelitian yang berjudul “Analisis Tentang Pemahaman Guru


xxiii

Mengenai Pembelajaran Tematik Di SDN 15 Segedong Tahun

Pelajaran 2020/2021”.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian diatas maka

yang menjadi fokus masalah disini adalah “Pemahaman guru mengenai

materi pembelajaran tematik di sdn 15 segedong”. Untuk kepentingan

proses kajian terhadap fokus penelitian, selanjutnya peneliti

merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan guru dalam mempersiapkan pembelajaran

tematik di SDN 15 Segedong tahun pelajaran 2021?

2. Bagaimana kesulitan guru dalam mengimplementasikan

pembelajaran tematik di SDN 15 Segedong tahun pelajaran

2020/2021.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitain ini

adalah untuk mengetahui:

1. kemampuan gu ru dalam mempersiapkan pembelajaran tematik di

SDN 15 Segedong tahun pelajaran 2020/2021.

2. Kesulitan guru dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik

di SDN 15 Segedong tahun pelajaran 2020/2021.

D. Manfaat penelitian
xxiv

Adapun manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan memberikan kontribusi positif

bagi dunia pendidikan khususnya dalam meningkatkan kualifikasi

pemahaman guru mengenai pembelajaran tematik. Selain itu,

penelitian ini bisa juga digunakan sebagai bahan rujukan ketika

melakukan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi atau

masukan informasi terkait dengan pemahaman guru mengenai

pembelajaran tematik di SDN Segedong.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru

sebagai bahan masukan dalam proses peningkatkan

pemahaman diri mengenai pembelajaran tematik di SDN 15

Segedong.

c. Bagi Peserta Didik


xxv

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

yang baik bagi peerta didik mengenai pembelajaran tematik di

di SDN 15 Segedong.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan

pengetahuan dan sebagai latihan dalam menerapkan teori-teori

yang telah diperoleh dibangku perkulihaan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Setelah melakukan penelususran terhadap penelitian terdahulu yang

masalahnya berkaitan dengan masalah yang ingin peneliti teliti yaitu tentang
xxvi

“Analisis Pemahaman Guru Mengenai Pembelajaran Tematik di SDN 15

Segedong tahun pelajaran 2021/2022”. Ditemukan beberapa penelitian yang

hampir serupa dengan penelitian diantaranya sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Ramadani Prastianingsih (2013)

dengan judul junal Analisis Kesulitan Guru Dalam Pembelajaran

Tematik Di SD Negeri 3 Haji Pemanggilan Kabupaten Lampung Tengah

Tahun Pelajaran 2012/2013. Dengan kesimpulan sebagai berikut:

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; pada indikator faktor


pengetahuan adalah mereka tahu, tetapi belum memahami konsep
pembelajaran tematik beserta sub indikatornya, hal ini ditunjukan
dengan presentase 80% responden. Sebesar 10% responden sudah
mengetahui dan memahami konsep pembelajaran tematik, dan 10%
responden kurang mengetahui dan memahami tentang konsep
pembelajaran tematik. Kemudian pada indikator faktor minat dan
kemauan adalah sebanyak 60% responden memiliki minat dan
kemauan dalam kategori sedang, bahkan 30% responden dapat
dikatakan memiliki minat dan kemauan yang rendah, dan hanya 10%
responden yang memiliki minat dan kemauan yang tinggi. Selain itu,
pada indikator daya dukung adalah sebanyak 40% responden
mengatakan bahwa daya dukung dalam pembelajaran tematik belum
memadai dalam dalam beberapa tema pembelajaran, bahkan 50%
responden mengatakan bahwa daya dukung dalam pembelajaran
tematik kurang memadai dan hanya 10% responden yang mengatakan
bahwa daya dukung dalam pembelajaran tematik sudah memadai.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Ananda (2018) dengan judul jurnal

“Analisis Kemampuan Guru Sekolah Dasar Dalam Implementasi

Pembelajaran Tematik Di Sd”. Dengan kesimpulan sebagai berikut:

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9 secara konsep guru memahami


pendekatan tematik dengan baik, namun pada pelaksanaannya 6 dari 9
orang guru yang diteliti tidak melaksanakan pendekatan tematik dalam
pembelajaran. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa sebagian
besar guru mengalami kendala dalam mengimplementasikan
pendekatan tematik pada proses pembelajaran.
xxvii

3. Penelitian yang dilakukan oleh M. Sofyan Alnashr (2018) dengan judul

jurnal “Analisis Faktor Penghambat Guru Madrasah Ibtidaiyah dalam

Pembelajaran Tematik (Studi Kasus di MI Al-Hikmah Kajen,

Margoyoso, Pati)”. Dengan kesimpulan sebagai berikut:

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penghambat guru MI


dalam pembelajaran tematik yaitu faktor internal guru dan faktor
eksternal. Faktor internal guru terletak pada rendahnya kompetensi
profesional terkait pembelajaran tematik, hal ini terjadi karena guru
tidak mendapatkan pelatihan atau workshop yang cukup. Sedangkan
faktor eksternal yakni kondisi siswa yang belum bisa calistung (untuk
kelas 1) serta siswa yang terbiasa dengan pembelajaran berbasis mata
pelajaran (untuk kelas 4) sehingga guru harus bekerja ekstra keras
dalam pembelajaran. Untuk mengatasi hambatan tersebut, guru
berusaha meningkatkan kompetensi profesionalnya dengan mendalami
pembelajaran tematik secara otodidak serta berbagi pengalaman
dengan guru lain sehingga dapat lebih memahami konsep dan
implementasi dari pembelajaran tematik.

Adapun perbedaan dari peneliti tulis dengan penelitian terdahulu

yakni: Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Ananda (2018) dengan judul

jurnal Analisis Kemampuan Guru Sekolah Dasar Dalam Implementasi

Pembelajaran Tematik Di SD, Penelitian yang dilakukan oleh Dwi

Ramadani Prastianingsih dkk (2013) dengan judul junal Analisis Kesulitan

Guru Dalam Pembelajaran Tematik Di SD Negeri 3 Haji Pemanggilan

Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013, Penelitian yang

dilakukan oleh M. Sofyan Alnashr (2018) dengan judul jurnal Analisis

Faktor Penghambat Guru Madrasah Ibtidaiyah dalam Pembelajaran

Tematik (Studi Kasus di MI Al-Hikmah Kajen, Margoyoso, Pati) dan

peneliti telitu yakni Analisis Tentang Pemahaman Guru Mengenai

Pembelajaran Tematik Di SDN 15 Segedong Tahun Pelajaran 2020/2021.


xxviii

B. Kajian Tentang Pemahaman

1. Pengertian Pemahaman

Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang

untuk mengerti dan memmahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui

dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang

sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik

dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan panjelasan

atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan

menggunakan kata-katanya sendiri.1

Pemahaman dimulai setelah seseorang melakukan proses

mencari tahu. Setelah mengetahui maka tahap selanjutnya adalah

memahami. Menurut Bloom pemahaman adalah kemampuan untuk

menguasai pengertian. Pemahaman tampak pada alih bahan dari satu

bentuk ke bentuk lainnya, penafsiran, dan memperkirakan. Untuk dapat

memahami apa yang dipelajari perlu adanya aktivitas belajar yang

efektif. Seseorang akan memiliki tingkat pemahaman yang tinggi

apabila ia mencari tahu sendiri apa yang dipelajari, bukan sekedar

menghafal apa yang sudah ada.

2. Indikator Pemahaman

Indikator pemahaman menurut Kenneth D. Moore. Indikator

yang menunjukkan pemahaman konsep antara lain adalah:

a. Menyatakan ulang sebuah konsep

1
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1996),50
xxix

b. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai

dengan konsepnya

c. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis

e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep

f. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi

tertentu.

g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Berdasarkan uraian di atas, anak dikatakan paham apabila dapat

menyebutkan, membedakan, memberi contoh, serta dapat

menggunakan suatu konsep untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapinya.

Pemahaman terhadap suatu konsep dapat berkembang baik jika

terlebih dahulu disajikan konsep yang paling umum sebagai jembatan

antar informasi baru dengan informasi yang telah ada pada struktur

kognitif siswa. Penyajian konsep yang umum perlu dilakukan sebelum

penjelasan yang lebih rumit mengenai konsep yang baru agar terdapat

keterkaitan antara informasi yang telah ada dengan informasi yang baru

diterima pada struktur kognitif siswa.

Indikator pemahaman konsep menurut Benyamin S. Bloom

sebagai berikut:

1) Penerjemahan (translation) yaitu menterjemahkan konsepsi abstrak

menjadi suatu model. Misalnya dari lambang ke arti. Kata kerja


xxx

operasional yang digunakan adalah menterjemahkan, mengubah,

mengilustrasikan, memberikan definisi, dan menjelaskan kembali.

2) Penafsiran (Interpretation), yaitu kemampuan untuk mengenal dan

memahami ide utama suatu komunikasi, misalnya diberikan suatu

diagram, tabel, grafik atau gambar-gambar dan ditafsirkan. Kata

kerja operasional yang digunakan adalah menginterpretasikan,

membedakan, menjelaskan, dan menggambarkan.

3) Ekstrapolasi (extrapolation), yaitu menyimpulkan dari sesuatu yang

telah diketahui. Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk

mengukur kemampuan ini adalah memperhitungkan, menduga,

menyimpulkan, meramalkan, membedakan, menentukan dan

mengisi.

Dalam sistem pendidikan nasioanal rumusan tujuan

pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang

secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.

Di antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling

banyak dinilai oleh para guru di sekolah dan ranah kognitif juga

menjadi ranah yang akan saya gali dalam penelitian saya karena

berkaitan dengan kemampuan dalam guru memahami isi bahan

pengajaran.
xxxi

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual

yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek

pertama disebut kognitif rendah dan keempat aspek berikutnya

termasuk kognitif tingkat tinggi.

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan

adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan

kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca didengarnya, memberi

contoh lain yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk

penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesamgguapan

memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Namun,

tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab,

untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau

mengenal.

Pemahaman dibedakan kedalam tiga kategori:

a) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari

terjemahan dalam arti sebenarnya, misalnya dari bahasa inggris

ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika,

mengartikan Merah Putih.

b) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni

menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang

diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian


xxxii

dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang

bukan pokok.

c) Tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman

ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seorang mampu

melihat dibalik yang tertulis.

Membuat contoh item pemahaman tidaklah mudah. Cukup

banyak contoh item pemahaman yang harus diberi catatan atau

perbaikan sebab terjebak ke dalam item pengetahuan. Sebagian

item pemahaman dapat disajikan dalam gambar, denah, diagram,

atau grafik. Dalam tes objektif, tipe pilihan ganda dan tipe benar-

salah banyak mengungkapkan aspek pemahaman.2

Kesinambungan yang mendasari dimensi proses kognitif

diasumsikan sebagai kompleksitas dalam kognitif, yaitu

pemahaman dipercaya lebih kompleks lagi daripada mengingat,

penerapan dipercaya lebih kompleks lagi daripada pemahaman,

dan seterusnya.3

Disini tingkat pemahaman yang diteliti pemahaman tingkat

dua yaitu pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-

bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau

menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian,

membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Untuk mengukur

2
Nanana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012). 24-25
3
Kuswana, Wowo Sunaryo, Taksonomi Kognitif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012) ,111.
xxxiii

pemahaman tingkat dua ini peneliti menggunakan indikator

pemahaman mengidentifikasi dan menjelaskan materi yang di

ambil tentang pembelajaran tematik.

3. Ukuran Pemahaman

Menurut Suprananto (2012:4), pengukuran (measurement)

merupakan cabang ilmu statistika terapan yang bertujuan untuk

membangun dasar-dasar pengembangan tes yang lebih baik sehingga

dapat menghasilkan tes yang berfungsi secara optimal, valid, dan

reliabel. Menurut Sanjaya (2005 : 181), pengukuran pada umumnya

berkenaan dengan masalah kuantitatif untuk mendapatkan informasi yang

diukur. Oleh sebab itu dalam proses mengukur diperlukan alat bantu.

Menurut Sudiono (2009: 52), pemahaman (comprehension)

adalah kemampuan sesorang untuk mengerti atau memahami sesuatu

setelah itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah

mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai sudut.

Seorang guru dikatakan memahami sesuatu apabila dalam proses

pembelajaran memberikan penjelasan atau memberikan uraian yang lebih

rinci tentang materi yang diajarkan dengan menggunakan kata-katanya

sendiri.

Ukuran pemahaman guru terhadap penilaian hasil belajar

berdasarkan Kurikulum 2013 dapat diketahui melalui kemampuan dalam

menguasai konsep penilaian, kemampuan dalam pengembangan

penilaian, kemampuan dalam melaksanakan kegiatan penilaian, dan


xxxiv

kemampuan untuk mengolah hasil penilaian peserta didik dalam proses

pembelajaran berdasarkan kompetensi sikap, pengetahuan dan

keterampilan.

a. Pemahaman Guru

Menurut KBBI, pemahaman adalah proses, cara, perbuatan

memahami atau memahamkan. Sedangkan memahami memiliki dua

pengertian yaitu 1) mengerti benar (akan); mengetahui benar dan 2)

memaklumi; mengetahui. Sutoyo (2012:19) mendefinisikan

pemahaman individu dengan merujuk definisi human assessment

dalam Aiken (1997:454), bahwa pemahaman individu adalah suatu

cara untuk memahami, menilai, atau menaksir karakteristik, potensi,

dan atau masalah-masalah (gangguan) yang ada pada diri individu

atau sekelompok individu. Benjamin Bloom (Taxonomy of

Educational Objectives) dalam Nasution (2003:49) menyatakan

bahwa memahami yakni menafsirkan sesuatu, menerjemahkannya

dalam bentuk lain, menyatakannya dengan kata-kata sendiri,

mengambil kesimpulan berdasarkan apa yang diketahui, menduga

akibat sesuatu pengetahuan yang dimiliki dan sebagainya.

Pengetahuan adalah dasar yang penting dalam membangun

sebuah pemahaman. Taksonomi Bloom dalam Kuswana (2012:44-

45) dijelaskan bahwa pemahaman merupakan tingkatan setelah

pengetahuan. Terdapat tiga jenis perilaku pemahaman mencakup (1)

terjemahan suatu pengertian yang berarti bahwa seseorang dapat


xxxv

mengkomunikasikan ke dalam bahasa lain, istilah lain atau menjadi

bentuk lain; (2) perilaku interpretasi yang melibatkan komunikasi

sebagai konfigurasi pemahaman ide yang memungkinkan

memerlukan penataan kembali ide-ide ke dalam konfigurasi baru

dalam pikiran individu; (3) perilaku ektrapolasi mencakup pemikiran

atau prediksi yang dilandasi oleh pemahaman kecenderungan atau

kondisi yang dijelaskan dalam komunikasi. Sebuah penelitian oleh

Recht dan Leslie (Woolfolk, 1995) juga menyatakan bahwa

pentingnya pengetahuan dalam memahami dan mengingat suatu

informasi yang baru (Baharuddin dan Esa, 2010:96-97).

Pemahaman yang dimiliki guru merupakan suatu proses yang

dilakukan oleh guru dalam memahami sesuatu. Untuk dapat

memahami sesuai dengan bidang yang ditekuninya tentu pula perlu

didasari pengetahuan akan hal-hal yang berkaitan. Pasal 1 butir 10

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

menyebutkan pengetahuan dalam definisi kompetensi sebagai salah

satu seperangkat bagian yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai

oleh guru.

b. Kompetensi Guru

Guru adalah jabatan profesi, untuk itu seorang guru harus

mampu melaksanakan tugasnya secara profesional. Menurut Sujanto


xxxvi

(2007:33), guru profesional adalah guru yang menguasai mata

pelajaran dengan baik dan mampu membelajarkan siswa secara

optimal, menguasai semua kompetensi yang dipersyaratkan bagi

seorang guru.

Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen Pasal 8-9 menjelaskan bahwa guru wajib memiliki

kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani

dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Kompetensi guru yang dimaksud meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,

dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan

profesi. Mengenai keempat kompetensi tersebut diatur lebih rinci

pada Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2004 tentang Guru.

1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru

dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-

kurangnya meliputi (1) pemahaman wawasan atau landasan

kependidikan; (2) pemahaman terhadap peserta didik; (3)

pengembangan kurikulum atau silabus; (4) perancangan

pembelajaran; (5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan

dialogis; (6) pemanfaatan teknologi pembelajaran; (7) evaluasi

hasil belajar; dan (8) pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.


xxxvii

Guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik

dengan rencana dan persiapan yang matang. Guru mengajar

dengan tujuan yang jelas, bahan-bahan yang telah disusun secara

sistematis dan rinci, dengan cara dan alat-alat yang telah dipilih

dan dirancang dengan cermat. Dalam lingkungan sekolah telah

ada kurikulum formal yang bersifat tertulis (Sukmadinata,

2009:2). Kurikulum formal yang diterbitkan pemerintah bersifat

umum berupa pedoman yang dalam bentuk demikian kurikulum

itu belum dapat disampaikan kepada kelas. Tujuan, bahan ajar,

metode-alat, dan penilaian merupakan komponen-komponen

utama kurikulum yang juga disebutkan sebagai kemampuan guru

dalam pengelolaan peserta didik dalam kompetensi pedagogik.

2) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian mencakup kepribadian yang (1)

beriman dan bertakwa; (2) berakhlak mulia; (3) arif dan

bijaksana; (4) demokratis; (5) mantap; (6) berwibawa; (7) stabil;

(8) dewasa; (9) jujur; (10) sportif; (11) menjadi teladan bagi

peserta didik dan masyarakat; (12) secara obyektif mengevaluasi

kinerja sendiri; (13) mengembangkan diri secara mandiri dan

berkelanjutan.

Kompetensi kepribadian yaitu guru memiliki kepribadian

yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan

bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Guru adalah teladan bagi
xxxviii

anak didik dan masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu, kepribadian

yang mantap menjadi syarat pokok bagi guru agar tidak mudah

terombang-ambing secara psikologis oleh situasi situasi yang

terus berubah secara dinamis (baik positif maupun situasi negatif).

Dengan kepribadian seperti ini, guru akan mampu tampil

berwibawa, arif dalam menyapa dan mendidik para siswanya, dan

cerdas dalam melayani masyarakat dengan segala perbedaannya

(Sujanto, 2007:32). Menurut Rachmati dan Daryanto (2013:19),

kompetensi kepribadian menuntut seorang pendidik mempunyai

kepribadian yang baik, diantaranya amanah, dapat dipercaya,

jujur, dan bertanggung jawab.

3) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai

bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi

kompetensi untuk (1) berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat

secara santun; (2) menggunakan teknologi komunikasi dan

informasi secara fungsional; (3) bergaul secara efektif dengan

peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan

satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik; (4) bergaul

secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan

norma serta sistem nilai yang berlaku; dan (5) menerapkan prinsip

persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.


xxxix

Kompetensi sosial ini berkaitan dengan kemampuan

pendidik dalam berinteraksi dengan baik, baik komunikasi dengan

masyarakat, peserta didik, lembaga pendidikan, sesama pendidik

dan yang lainnya yang menyangkut menuntut kemampuan

berinteraksi (Rachmati dan Daryanto, 2013:18).

4) Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru

dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan,

teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang

sekurang-kurangnya meliputi penguasaan (1) materi pelajaran

secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program

satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata

pelajaran yang akan diampu; dan (2) konsep dan metode disiplin

keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara

konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan

pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran

yang akan diampu.

Kompetensi profesional yaitu kemampuan untuk dapat

menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

memungkinkan guru mampu membimbing peserta didik dapat

memenuhi standar kompetensi minimal yang seharusnya dikuasai

oleh peserta didik. Guru diwajibkan menguasai dengan baik mata

pelajaran yang diasuhnya, sejak dari dasar-dasar keilmuannya


xl

sampai dengan bagaimana metode dan teknik untuk mengajarkan

serta menilai dan mengevaluasi siswa yang mengikuti proses

belajar mengajar. Akhir dari proses pembelajaran adalah siswa

memiliki standar kompetensi minimal yang harus dikuasai dengan

baik, sehingga ia dapat melakukan aktifitas sesuai dengan

kompetensi tersebut (Sujanto, 2007:33).

C. Hakikat Pendekatan Saintifik

1. Defenisi Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat

kepada peserta didik, bukan kepada guru. Guru hanya sebagai fasilitator.

Pendekatan saintifik berisikan proses pembelajaran yang didesain agar

peserta didik mengalami belajar secara aktif melalui suatu tahapan-

tahapan. Pendekatan saintifik dilahirkan atas munculnya kurikulum 2013.

Adapun skenario pembelajaran terkait dengan elemen pendekatan

saintifik terhadap kegiatan belajar peserta didik. Berikut penjelasannya

pada tabel dibawah ini.4

Tabel 2.1
Skenario Pendekatan Saintifik
N
Elemen Pembelajaran
o Kegiatan Belajar
Saintifik
.
1. Observasi  Mengumpulkan informasi
dari buku.
2. Bertanya  Mengajukan pertanyaan
terkait dengan data yang
dikumpulkan.

Maulana Arafat Lubis dan Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI:


4

Implementasi Kurikulum 201 Berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills), (Yogyakarta:
Samudra Biru, 2019), hlm.52-54.
xli

3 Mencoba/  Membuat ringkasan


Mengumpulkan informasi terkait materi
 Melakukan percobaan
terkait materi
4. Menalar  Melakukan analisis
terhadap hubungan dan
pola yang diamati.
5. Networking/Komunikasi  Menyampaikan informasi
yang ditemukan.

2. Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran

Tematik

Pendekatan saintifik disebut juga sebagai pendekatan ilmiah.

Karena itu kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik

dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik ini diyakini sebagai titian emas

perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan

peserta didik. Melalui pendekatan ini diharapkan peserta didik dapat

menjawab rasa ingin tahunya melalui proses yang sistematis

sebagaimana langkah-langkan pendekatan saintifik.5

Pendekatan saintifik dapat dijadikan sebagai pemecah masalah

terhadap belajar peserta didik. Pendekatan saintifik dapat mendorong

peserta didik untuk aktif, kreatif, inovatif, produktif, dan berkarakter

dalam proses pembelajaran tematik. Selain itu dapat menjadikan peserta

didik lebih aktif dalam ranah sikap pengetahuan, keterampilannya, juga

dapat mendorong peserta didik untuk melakukan penelusuran guna

menemukan fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungannya.6


5
Musfiqon dan Nurdyansyah, Pendekatan Pembelajaran Saintifik, (Sidoarjo:
Nizamia Learning Center, 2015), hlm. 53-54.
6
Maulana Arafat Lubis dan Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik di SD/MI:
Impelementasi Kurikulum 2013 Berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills),
xlii

3. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik

Berdasarkan peraturan pemerintah No. 65 Tahun 2013 tentang

standar proses, pendekatan saintifik dalam pembelajaran meliputi: 5M,

yaitu:

a. Mengamati

b. Menanya

c. Mencoba

d. Mengasosiasi

e. Mengkomunikasi7

Untuk mengimplementasikan pendekatan saintifik, ada beberapa

aktivitas yang harus diterapkan ketika proses pembelajaran berlangsung.

Pendekatan saintifik berperan penting dalam mengaktifkan aktivitas

peserta didik. Berikut ini adalah tahapan saintifik dalam aktivitas peserta

didik pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.2
Ativitas Peserta Didik Melalui Pendekatan Saintifik
N
Tahap Kegiatan
O Deskripsi Kegiatan
Saintifik
.
1. Mengamati Kegiatan mengamati, contohnya:
peserta didik mencari dan
mengamati tumbuh-tumbuhan
yang berada dilingkungan sekitar
secara berkelompok.
2. Menanya Guru mengajukan pertanyaan
atau masalah yang terkait dengan
data dan informasi yang
dikumpulkan, contohnya:
(Yogyakarta: Samudra Biru, 2019), hlm. 54-55.
7
Ika Maryani dan Laila Fatmawati, Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran di
Sekolah Dasar, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), hlm. 2.
xliii

 Apa nama tumbuhan yang


kamu temui?
3. Mencoba/Eksplorasi Peserta didik mencari informasi
dari berbagai sumber mengenai
proses perkembangbiakan
tumbuhan.
4. Mengasosiasi Setelah mencari informasi data
yang didapat, peerta didik
mendiskusikan hasilnya dengan
teman sekelompok.
Peerta didik mencari bunga
dilingkungan sekolah dan
mengamati bagian-bagiannya.
Kemudian siswa menggambar
bagian-bagian bunga.
5 Mengkomunikasi Selanjutnya pesserta didik
dipersilahkan untuk
menyampaikan hasil kerja
kelompok mereka secara lisan
didepan kelas.8

Adapun mengenai langkah-langkah pendekatan saintifik pada

aktivitas belajar peserta didik sebagai berikut:

a. Mengamati

Aktivitas mengamati dapat diartikan sebagai upaya yang

dilakukan secara sadar dengan menggunakan indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa pada fakta atau

peristiwa tertentu. Mengamati merupakan metode yang

mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaning full

learning). Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses

mengamati ialah dengan membaca, mendengar, menyimak, dan

melihat.

8
Maulana Arafat Lubis dan Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik di SD/MI:
Implementasi Kurikulum 2013 Berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills), hlm. 55-56.
xliv

b. Menanya

Menanya merupakan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan suatu penjelasan

yang belum dimengerti dari yang diamati atau pertanyaan untuk

mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.

c. Mencoba

Eksperimen merupakan kegiatan pembelajaran yang

berupa perlakuan melalui percobaan dalam mencari informasi,

seperti: membaca buku teks atau website, melihat suatu objek/

kejadian/ aktivitas. Dan wawancara dengan narasumber.

d. Menalar

Menalar merupakan berfikir secara logis. Sedangkan

mengasosiasikan/ mengolah informasi merupakan kegiatan

pembelajaran yang berupa pengolahan informasi yang sudah

dikumpulkan dari hasil kegiatan percobaan/ eksperimen maupun

hasil dari kegiatan mengumpulkan informasi.

e. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan merupakan kegiatan pembelajaran

berupa menyampaikan atau mempresentasikan hasil pengamatan,

kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan, kesimpulan

berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, dan dengan

menggunakan media berupa powerpoint.

4. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Saintifik


xlv

Berdasarkan telaah kajian teori di atas, maka penulis

menyimpulkan bahwa pendekatan Saintifik memiliki beberapa

kelebihan dan juga kekurangan yaitu sebagai berikut.

a. Kelebihan

Kelebihan Proses pembelajaran lebih terpusat pada siswa

sehingga memungkinkan siswa aktif dalam pembelajaran,

Langkah-langkah pembelajarannya sistematis sehingga

memudahkan guru untuk memanajemen pelaksanaan

pembelajaran, Memberi peluang guru untuk lebih kreatif, dan

mengajak siswa untuk aktif dengan berbagai sumber belajar,

Langkah-langkah pembelajaran melibatkan keterampilan proses

sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip, Proses

pembelajarannya melibatkan proses-proses kognitif yang

potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya

keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Selain itu juga dapat

mengembangkan karakter siswa.

b. Kekurangan

Kekurangan Tidak semua mata pelajaran atau materi

cocok menggunakan pendekatan Saintifik. Oleh karena itu

penerapan Pendekatan Sintifik ini tidak selalu tepat

diaplikasikan secara prosedural. Pada situasi tertentu atau mata

pelajaran tertentu pendekatan ini tidak harus diterapkan secara

procedural bisa hanya beberapa langkah saja yang digunakan.


xlvi

D. Hakikat Tematik

1. Defenisi Tematik

Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model

pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan

beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengelaman

bermakna kepada siswa (Trianto, 2011: 147, Ahmadi dan Amri, 2014:

94). Sedangkan menurut Rusman, pembelajaran temtik merupakan salah

satu model dalam pembelajaran tepadu yang merupakan suatu sistem

pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun

kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip

keilmuan secara holistic, bermakana dan autentik. (Fitri Indriani: 2015:

11-14)

Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan

pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran

dalam satu tema/topik pembahasan. Sutirjo dan Mamik Sri Istuti (dalam

Suryosubroto, 2009:133) menyatakan bahwa pembelajaran tematik

merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan,

keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif

dengan menggunakan tema. (Rizki Ananda dan Fadhilaturrahmi: 2018:

3)

Sedangkan pendapat yang lain Menurut Sri Anitah (2009:2.33)

pembelajaran tematik merupakan strategi pembelajaran untuk

memberikan pengalaman bermakna kepada siswa dengan melibatkan


xlvii

beberapa mata pelajaran. Prioritas pembelajaran tematik adalah

terciptanya pembelajaran bersahabat, menyenangkan dan bermakna.

Karakteristik pembelajaran tematik adalah pada siswa, fleksibel tidak ada

pemisahan mata pelajaran dan dapat mengembangkan bakat sesuai minat

siswa, menumbuhkembangkan kreativitas siswa, kemampuan sosial.

(Rizki Ananda dan Fadhilaturrahmi: 2018: 3)

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran tematik merupakan strategi pembelajaran yang diterapkkan

bagi anak sekolah dasar. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang

dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema

itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik

menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum,

menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk

memunculkan dinamika dalam pendidikan. Sesuai dengan tahapan

perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan

pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas

awal SD sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran tematik.

2. Dasar Hukum Pembelajaran Tematik

Dasar hukum melaksanakan pembelajaran tematik terdapat dalam

Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 menyebutkan bahwa

pembelajaran untuk kelas I, II, dan III dilaksanakan melalui pendekatan

tematik. Pengertian pembelajaran tematik yang di ungkapkan oleh Sutirjo

dan Sri Istuti Mamik (2005: 6) menyatakan bahwa ”pembelajaran tematik


xlviii

merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan,

keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif

dengan menggunakan tema”. Pendapat lainnya mengungkapkan bahwa

”pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan

tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat

memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.” (Depdiknas, 2006).

Pengertian tema yang diungkapkan oleh Kunandar (2007:311) “tema

merupakan alat atau wadah untuk mengedepankan berbagai konsep

kepada anak didik secara utuh”. (Dwi Ramadani Prastianingsih: 2013: 7)

3. Landasan Pembelajaran Tematik

a. Landasan Filosofis

Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan

dengan filsafat. Dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi

oleh tiga aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme,

humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran

perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah

kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan

pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman

langsung siswa (direct experience) sebagai kunci dalam

pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil

konstruksi atau bentuk manusia. Aliran humanisme melihat siswa

dari segi keunikan/ kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang

dimilikinya. (Nurul Anisah: 2015: 16)


xlix

Ketiga aliran di atas menekankan bahwa munculnya

pembelajaran tematik karena suatu pembelajaran harus dapat

membentuk kreativitas dan pengetahuan dari pengalaman dan

melihat potensi yang dimiliki peserta didik. Pembelajaran tematik

dalam penerapannya menekankan kebermaknaan secara menyeluruh

dalam kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran tematik ini perlu

diterapkan dalam pendidikan.

b. Landasan Psikologis

Pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologis

perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi

perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi

pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat

keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan

peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal

bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan

kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.

(Nurul Anisah: 2015: 16)

Landasan psikologi memandang bahwa ada hubungan

psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Dalam

pembelajaran perlu memahami perkembangan peserta didik dan

psikologi belajar, setiap tahapan perkembangan peserta didik itu cara

belajarnya berbeda-beda, tanpa memahami keduanya, maka

pembelajaran akan sulit tersampaikan karena bisa jadi cara


l

pembelajaran yang dipakai tidak disesuaikan dengan perkembangan

peserta didik. Dalam pembelajaran tematik memandang dua sisi

psikologis tersebut sehingga pembelajaran akan tersampaikan

dengan baik.

c. Landasan Yuridis

Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai

kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan

pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut

antara lain:

1) UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak yang

menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan

dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan

tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.

2) UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan

pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai

dengan bakat, minat, dan kemampuannya. (Bab V pasal 1-b).

4. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model proses, pembelajaran tematik memiliki

karakteristik sebagai berikut:

a. Berpusat pada siswa, pembelajaran tematik yang berpusat pada siswa

(student centerd). Hal ini sesuai dengan pendekatan pembelajaran

modern yang lebih banyak menempatkan siswa seabagai subjek


li

belajar sedangkan guru lebih banyak beperan sebagai fasilitator yaitu

memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan

aktivitas belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung, pembelajaran tematik dapat

memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences).

Dengan pengalaman langsung ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang

nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih

dikenal abstrak.

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, dalam pembelajaran

tematik pemisah antara mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas.

Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembelajaran tema-tema yang

paling dekat berkaitan dengan kehidupan peserta didik.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, pembelajaran

tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran

dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu

memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hail ini diperlukan

untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

e. Bersifat fleksibel, pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel)

dimana guru dapat meningkatkan bahan ajar dari satu mata pelajaran

dengan mata pelajaran yang lainya, bahkan meningkatkannya dengan

kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa

berbeda.
lii

f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, siswa

diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya

sesuai dengan minat dan kebutuhannya. (Mohamad Muklis: 2012 vol

6)

Lebih lanjut Depdikbud (1996:3) menjelaskan karakteristik

pembelajaran tematik, antara lain:

1) Holistik atau utuh, pembelajaran memungkinkan siswa untuk

memahami suatu fenomena dari segala sisi, karena terangkum

dalam satu tema.

2) Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek,

memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar skema yang

dimiliki oleh siswa, yang pada nantinya akan memberikan dampak

kebermaknaan dari materi yang dipelajari.

3) Autentik, pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami

secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya

melalui kegiatan belajarnya sendiri.

4) Aktif, pembelajaran tematik menekankan keaktifan siswa dalam

pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun

emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan

mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga

mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.

Dari karakter-karakter pembelajaran tematik di atas, dapat

dikatakan bahwa pembelajaran tematik itu sangat relevan dengan


liii

kurikulum 2013 yang basisnya menyempurnakan kurikulu

kurikulum sebelumnya. Pembelajaran tematik sangat

memperhatikan pembelajaran dari proses hingga akhir, karena

pendekatannya yang ilmiah serta menekankan pembelajaran secara

kontekstual.

5. Manfaat Pembelajaran Tematik

Manfaat Pembelajaran Tematik Selain karakter dalam

pembelajaran tematik yang bersifat utuh, bermakna, autentik dan aktif.

Karena karakternya itulah pembelajaran tematik melahirkan manfaat

diantaranya:

a. Fleksibilitas pemanfaatan waktu dan menyesuaikannya dengan

kebutuhan siswa

b. Menyatukan pembelajaran siswa, konvergensi pemahaman yang

diperolehnya sambil mencegah terjadinya inkonsistensi antar mata

pelajaran

c. Merefleksikan dunia nyata yang dihadapi anak di rumah dan

lingkungannya.

Pembelajaran tematik bersiat fleksibel, karena materi yang

dipadukan dalam tema disesuaikan dengan kebutuhan siswa serta

menyesuaikan waktu yang dikehendaki oleh guru. Kemudian

pembelajaran ini juga menyatukan pemahaman siswa secara

kontekstual, dan direalisasikan sesuai dengan apa yang dihadapi oleh

siswa dalam kehidupan sehari-hari, jadi pembelajaran menjadi semakin


liv

bermakna dan siswa dapat memahami dengan jelas tentang manfaat

tema yang dipelajari sesuai dengan kesehariannya.

6. Hambatan-hambatan Yang Dialami Guru Pada Pembelajaran

Tematik

a. Kesulitan Dalam Merencanakan atau Mempersiapkan

Persiapan yang dilakukan guru ini harus dirancang dalam

RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai dengan

kaidah penulisan RPP Kurikulum 2013 yang didalamnya berisi:

Identitas Sekolah: (1) Nama Madrasah (2) Kelas/Semester (3) Tema

(4) Subtema (5) Pembelajaran (6) Fokus Pembelajaran (7) Alokasi

Waktu. KI (Kompetensi Inti), KD (Kompetensi Dasar), Indikator,

Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran,

Media Pembelajaran. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran: (1)

Kegiatan Pendahuluan (2) Kegiatan Inti (3) Kegiatan Penutup.

Penilaian Hasil Pembelajaran: (1) Penilaian Keterampilan (2)

Penilaian Kognitif (3) Penilaian Sikap.

Dapat disimpulkan dari hambatan-hambatan yang dialami

guru pada pembelajaran tematik biasanya terletak pada : (1)

Menyusun Tujuan Pembelajaran (2) Menetapkan pokok materi (3)

Menetapkan metode pembelajaran (4) Memperoleh media

pembelajaran (5) Memperoleh sumber belajar (6) Menentukan

bentuk langkah-langkah dalam proses belajar mengajar yang sesuai


lv

dengan waktu belajar (7) Menetukan bentuk penilaian dengan (8)

Menyesuaikan alokasi waktu dengan materi yang diajarkan.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


lvi

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu

pendekatan penelitian yang diarahkan pada fenomena sosial dari

persfektif partisipan. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menyatu

dengan situasi yang diteliti. Dengan kata lain pendekatan penelitian

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

prilaku yang dapat diamati (Nana Syaodih Sukmadinata, 2011: 116).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

pendekatan dari suatu proses pengumpulan data secara sistematis

dan intensif untuk memperoleh gambaran tentang pemahaman guru

mengenai pembelajaran tematik.

2. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis atau metode

deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan

kejadian yang ada pada masa sekarang (nana suujana, 1999: 52).

Metode ini digunakan untuk menggambarkan secara detail

fenomena yang terjadi dilapangan yaitu mengenai pemahaman guru

tentang pembelajaran tematik di SDN 15 Segedong.


39
B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian
lvii

Lokasi yang dijadikan objek dalam penelitian ini ialah SDN 15

Segedong tempatnya di Jl. Arrsyid Desa Peniti Dalam 1 Kec.

Segedong Kab. Mempawah Provinsi Kalimantan Barat. Adapun

penentuan lokasi penelitian ini dapat dilihat pada gambar sebagai

berikut

Denah lokasi SDN 15 Segedong sebagai lokasi penelitian


(dokumentasi, Google maps)

2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan tepatnya pada semester genap (2)

tahun ajaran 2020/2021. Adapun rincian jadwal penelitian adalah

sebagai berikut:

No Kegiatan Waktu
1 Pengajuan judul Mater 2020
2 Penyusunan proposal Maret-Agustus 2020
3 Sk I Agustus 2020
4 Seminar Agustus 2020
5 Revisi seminar September 2020
6 Sk II September 2020
7 Izin Penelitian Maret 2021
lviii

8 SK III Juli 2021


9 Revisi

C. Sumber Data

Data adalah hal-hal yang diktehaui atau diakui, fakta, informasi

(Kiniyati Djojo Suroto, 2000: 9) dan sumber data utama dalam

penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, sebaliknya adalah

data tambahan seperti dukumen dan lain-lain. Berkaitan dengan itu

sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis, melalui perekaman

video atau audio tape, dan pengambilan foto (Lexy Moleong, 1996:

112). Dengan demikian data terebut dapat berupa transkip wawancara

dan catatan yang diperoleh dari lapangan atau hasil obervasi.

Menurut Suharimi Arikunto (1991: 102), sumber data adalah

“ubjek dari mana data diperoleh”. Apabila peneliti dalam penelitianya

menggunakan tehnik obervvasi, maka sumber datanya berupa orang,

benda, gerak atau proses sesuatu. Apabila menggunakan wawancara,

maka umber datanya disebut reponden, yaitu orang yang merespon atau

menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lian,

apabila menggunakan dokumentasi maka umber datanya bisa berupa

arsip, buku dan teori-teori.

Adapun data yang dikumpulkan dari penelitian ini berasal dari

dua sumber, yaitu:

1. Data Primer
lix

Data primer, adalah data yang diperoleh langsung dari

lapangan baik melalui observasi maupun melalui wawancara dengan

pihak informan. Metode pengambilan data primer dilakukan dengan

cara wawancara langsung terhadap guru pembelajaran tematik.

2. Data Sekunder

Data sekunder, yaitu berupa dokumen-dokumen atau

literatur-literatur dari Badan Pusat Statistik (BPS), internet, surat

kabar, jurnal dan lain sebagainya. Pengumpulan data sekunder

dilakukan dengan mengambil atau menggunakanya

sebagian/seluruhnya dari sekumpulan data yang telah dicatat atau

dilaporkan.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data adalah cara-cara yang dilakukan untuk

mengumpulkan, mencari dan memperoleh data dari responden serta

informasi yang ditentukan. Untuk memperoleh data yang valid, maka

dalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data

sebagai berikut:

1. Tehnik Observasi Non Partiipan

Narkunto dan Abu Ahmadi (1997:70) mengartikan observasi

sebagai alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang


lx

diselidiki. Sedangkan Kartini Kartono (1986:142). Mengartikan

obervai sebagai studi yang ssengaja dan sistematis tentang

phenomena sosial dan gejla fikisis dengan gejala pengamatan dan

pencatatan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observassi non

partisipan, yaitu peneliti Sebagai pengamat secara langsung dalam

kegiatan yang sedang diamati, akan tetapi peneliti hanya sekedar

mengamati dan mencari data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Pengamatan yang dilakukan adalah dalam rangka melihat atau

memperoleh data tentang bagaimana pembelajaran tematik

diterapakan di SDN 15 Segedong.

2. Tehnik Wawancara

Wawancara digunakan peneliti dengan maksud untuk

mendapatkan tentang topik yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan

untuk mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan kepada

responden secara lian. Dengan demikian yang menjadi alat

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.

Dalam hal ini reponden diberikan kebebasan mengemukakan

hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui sistem

snow ball (begulir terus). Untuk menyerap semua informasi dari

wawancara mendalam ini, maka peneliti memerlukan alat

pengumpulan data yakni pedoman wawancara, tipe recoder, serta

catatan lapangan.
lxi

3. Tehnik Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2005: 82), dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen biasanya berbentuk tulisan,

misalnya catatan harian, ejarah, kehidupan (life histories), biografi,

peraturan dan kebijikan.

Menurut Harun Rayid (2000: 58), dokumen dapat dibagi

menjadi dua bagian, yaitu dalam arti sempit dapat berupa te tulisan,

catatan pribadi, biografi, dan sebagainya. Edangkan dokumen dalam

arti luas dapat berupa artefak, monument, foto dan sebagainya.

Adapun dokumentasi dalam penelitian ini, adalah hal-hal

yang menyangkut penerapan pembelajaran kontektual yang

diterapkan, biografi sekolah, keadaan guru, keadaan peerta didik,

dokumentassi tentang keadaan bangunan untuk alat yang digunakan

sebagai pendukung pengumpulan data ini adalah kamera foto dan

buku catatan.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif diarikan sebagai upaya

berlanjut, berulang teru menerus. Emua tahapan yang ditempuh selama

melakukan analisis data merupkan gambaran keberhasilan secara

beruntun ebagai rangkaian yang susul menyusul. Jadi yang di makssud

dengan analisiss data adalah proses pengorganissassian dan mengatur

data kedalam pola, katagori dan atuan uraian dasar (Lexy J. Moleong,

1996: 103).
lxii

Untuk melengkapi analisis ini, peneliti akan menggunakan

reduksi data dalam rangka mengumpulkan data, kemudian dilanjutkan

dengan display datta (penyajian data) dan verifikasi atau penrik

keimpulan. Sebagaimana yang diungkapkan Miles dan Huberman,

eperti gambar di bawah ini

3.1
Proses Analisis Data Interaktif

Pengumpulan data Penyajian data

Penarik kesimpulan/
Redukssi data
verifikasi

Sumber: Miles dan Huberman dalam kutipan Harun Rayid

(2000: 112)

Menurut Patton analiis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganiassikannya kedalam suatu pola, katagori dan uatu uraian

dasar. Bongdan dan Taylor mendefiniikan analisis data sebagai suatu

proses mencari usaha seacara formal untuk menemukan tema dan

merumuskan hipotesis dan ide (Lexy J. Moleong, 996: 103).

Menurut pemahaman peneliti sendiri analisis selama

mengumpulkan data adalah proses pelacakan dengan mengatur secara

sistematis pedoman wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain

yang dikumpulkan, pengemlompokan dan pengelolaan data yang


lxiii

bertujuan menentukan tema dan hipotei yang akhirnya akan diangkat

sebagai sebuah data agar dapat diperentaikan kepada orang lain.

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah proses pelacakan dan peraturan

secara sistematis pedoman wawancara, catatan lapangan dan bahan-

bahan lain yang dikumpulkan agar dapat diperentaikan kepada orang

lain.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah merangkum dan menfokukan pada hal-

hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Reduksi data

dilakukan untuk membantu peneliti supaya data yang dikumpulkan

dari lapngan tidak menumpuk. Bentuk reduki data ini perti

memisahkan data yang tidak diperlukan atau data kotor kemudian

mengambil data pokok yang diperlukan yang telah dianalisis dengan

melakukan reduksi terhadap data yang diperoleh dan data terebut

akan memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil

pengamatan.

Reduksi data ini peneliti lakukan ecara langsung, termauk

disaat menetapkan kerangka koneptual, memilih lokasi penelitian,

Menyusun kerangka pertanyaan dan pendekatan pengumpulan data

tentang pemahaman guru mengenai pembelajaran tematik di SDN 15

Segedong.

3. Display Data
lxiv

Menurut Naution (1996:129), penyajian data atau display

data adalah seperangkat informasi yang teorganisir yang

memungkinkan untuk dilakukan penarikan kesimpulan atau

pengambilan tindakan.

Tidak semua data yang diperoleh dari hasil observassi dan

wawancara dapat dissajikan secara keeluruh, dari semua data yang

telah dikumpulkan diorganisir Kembali sesuai dengan focus

penelitian agar gambaran masalah penelitian yang diangkat dapat

dilhiat secara keseluruh.

4. Verifikasi dan Penarik Kesimpulan

Setelah dilakukan display terhadap data-data yang telah

dikumpulkan, peneliti berupaya untuk mengartikan data yang

ditampilkan dengan melibatkan pemahaman ppeneliti, artinya

adanya uaha untuk memahami makna dari data yang telah diajikan

kemudian dikomentari berdasarkan pemahaman peneliti ssetelah itu

kemudian ditarik kesimpulan. Hal ini dilakukan secara terus menerus

selama penelitian berlangung.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk lebih menyakinkan peneliti akan kebenaran data yang

diperoleh, maka penelti perlu merencanakan pemerikaan keabahan data.

Adapun tehnik keabsahan data dilakukan sebagai berrikut:

Data yang tekumpul tidak selamanya memiliki kebenaran yang

tinggi, bahkan masih bisa terjadi kekurangan data. Untuk itu diperlukan
lxv

pemeriksaan keabsahan data agar data peneliti benar-benar terjaga

keabsahannya. Setelah data diperoleh, selanjutnya dilakukan

pemeriksaan untuk melakukan keabsahan data tersebut. Adapun dalam

penelitian ini, mengambil tiga langkah saja yaitu:

1. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaafkan sesuatu yang lain diluar data yang diperoleh untuk

keperluan pemeriksaan atau sebagai perbading terhadap data yang

terlah diperoleh. Dalam penelitian ini berarti peneliti

membandingkan data hasil wawancara guru mengenai

pembelajaran tematik di SDN 15 Segedong dengan observasi

langsung yang peneliti lakukan.

2. Member Check

Dari data yang dikumpulkan, dianalisa, ditafsirkan dan

disimpulkan, peneliti berusaha untuk mengadakan pengecekan

kembali. Dalam hal ini peneliti akan meminta responden untuk

melihat kembali hasil wawancara dalam rangka memperbaiki

informasi yang telah diberikan apabila terdapat kekeliruan dan

kekurangan. Member check akan dilakukan pada setiap akhir

wawancara antara peneliti dengan responden.

3. Ketekunan Pengamatan
lxvi

Dalam hal ini peneliti terus mengikuti berbagai macam

aktifitas khususnya berkenaan analisis tentang pemahaman guru

mengenai pembelajaran tematik di SDN 15 Segedong. Tujuannya

adalah untuk melengkapi informan yang telah terkumpul dan juga

memperjelas kejadian yang terekam sehingga peneliti merasa

cukup terhadap gejala-gejala yang dimunculkan oleh responden.

BAB IV
lxvii

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah SDN 15 Segedong

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 15

Segedong. Sekolah ini berdiri sejak dikeluarkan tahun 2003 dan

beralamat di Jalan Arrasyid Desa Peniti Dalam 1 Kecamatan

Segedong. SDN 15 Segedong mempunyai enam ruang kelas, satu

ruang kantor yang berfungsi sebagai ruang kepala sekolah, ruang tata

usaha, dan ruang guru, ruang unit kesehatan siswa serta satu ruang

perpustakaan. Terdapat 12 tenaga pendidik, 3 tenaga administrasi

atau tata usaha, dan 1 penjaga sekolah.

2. Profil SDN 15 Segedong

Identitas Sekolah : Negeri

Nama Sekolah : SDN 15 Segedong

Alamat : Arrasyid Desa Peniti Dalam 1 Kec. Segedong

Jalan : Arrasyid

Desa : Peniti Dalam 1

Kecamatan : Segedong

Kabupaten : Mempawah

Provinsi : Kalimantan Barat

50
lxviii

3. Daftar Ruangan SDN 15 Segedong

Ruang Kepala Sekolah : 1 Ruang

Ruang Guru : 1 Ruang

Ruang Perpustakaan : 1 Ruang

Ruang Tata Usaha : 1 Ruang

Ruang Kelas : 6 Ruang

Toilet Siswa : 2 Ruang

Toilet Guru : 2 Ruang

Gudang : 1 Ruang

UKS : 1 Ruang

Mushola : 1 Ruang

4. Visi dan Misi SDN 15 Segedong

a. Visi

“Membina akhlak, meraih pretasi berwawasan global yang

dilandasi nilai budaya luhur sesuai dengan ajaran agama”.

b. Misi

1) Menanamkan keyakinan/ aqidah melalui pengalaman ajaramn

agama

2) Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan

3) Mengembangkan pengetahuan dibiding IPTEK, Bahasa,

olahraga, dan senibudaya sesuai dengan bakat, minat dan

potensi siswa.
lxix

4) Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah dan

lingkungan.

5. Tujuan Umum Pendidikan SDN 15 Segedong

a. Agar terdapat kesatuan pola piker kepala sekolah, guru, penjaga

sekolah, dalam menjalankan tugas berdasarkan atas kesadaran

dan tanggung jawab yang tinggi serta penuh didikasi.

b. Dalam melakukan program belajar mengajar secara terarah

sistematis, kontinue, berhasil dan berdaya guna.

c. Agar semua peserta didik dapat menyikuti pelajaran dengan

baik, tertib, aman dan tentram.

d. Agar semua peserta didik dapat mentaati peraturan dan tatatertib

sekolah dengan penuh kesadaran.

6. Warga Sekolah Dasar Negeri 15 Segedong

a. Data Guru dan Pegawai di SDN 15 Segedong

Tabel 4.1
Data Guru dan Pegawai SDN 15 Segedong
No Nama Jabatan
1. Agusnadi, S.Pd Kepala Sekolah
2. Hasnah, S.Pd Guru Kelas 1
3. Imran, S.Pd Guru Kelas 2
4. Maswati, A.Ma Guru Kelas 3
5. Sujadmoko, S.Pd Guru Kelas 4
6. Jaena Astuti, S.Pd Guru Kelas 5
7. Jusmawati, S.Pd Guru Kelas 6
8. Wahdah, S.Pd Guru Agama Islam
9. Ulfaturahma, S.Pd Guru Olah Raga
10. Muklis Penjaga Sekolah
11. Khonta Adhiyasya Operator Sekolah
12. Farida, S.Pd Tenaga Perpustakaan
Sumber: Data Guru dan Pegawai SDN 15 Segedong (Operator
Sekolah)
lxx

b. Data Peserta Didik tahun 2020/2021

Tabel 4.2
Data Peserta Didik SDN 15 Segedong
Kelas Jumlah Peserta Didik (Putra-Putri)
I 31 peserta didik
II 30 peserta didik
III 31 peserta didik
IV 30 peserta didik
V 30 peserta didik
VI 22 peserta didik
Total 174 peserta didik
Sumber: Data Guru peserta didik SDN 15 Segedong (Operator
Sekolah)

B. PAPARAN DAN ANALISIS DATA

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman guru

mengenai pembelajaran tematik di SDN 15 Segedong. Sebelum peneliti

melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti sudah melaksanakan

studi pendahuluan. Secara informal peneliti berkoordinasi dengan

Kepala Sekolah mengenai pembelajaran tematik yang akan diangkat

peneliti dan permasalahan yang akan diteliti serta gambaran

pelaksanaan penelitian.

Didalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif-deskriptif dengan jumlah populasi yang digunakan dalam

penelitian berjumlah 6 guru pembelajaran tematik yang terdiri dari guru

kelas I, guru kelas II, guru kelas III, guru Kelas IV, guru kelas V, dan

guru kelas VI. Sedangkan sampel dalam penelitian ini penelitian

menggunakan 3 orang guru yang menjadi sampel dalam penelitian

diantarnya pembelajaran kelas awal (guru kelas I), pembelajaran kelas


lxxi

menengah (guru kelas IV), pembelajaran kelas atas (guru kelas VI).

Berikut merupakan paparan dan analisis data untuk menjawab

penelitian ini:

1. Pemahaman Guru Mengenai Pembelajaran Tematik

Berdasarkan kajian teori ada beberapa indikator tentang

pemahamn guru dalam pembelajaran tematik Dianatarnya keluasan,

kedalaman, dan bahan ajar.

b. Keluasan Materi

Keluasan adalah cakupan materi yang berarti

menggambarkan beberapa banyak materi-materi yang

dimasukkan kedalam suatu materi pembelajaran. Adapun

keluasan materi yang dimaksud peneliti disini adalah bagaimana

seorang guru menguraikan materi pembelajaran yang diajarkan

kepada peserta didik.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti

dapatkan pada pemahaman guru mengenai pembelajaran tematik

di Sekolah Dasar Negeri 15 Segedong. Narasumber Hasnah, S.Pd.

berinisial H selaku guru wali kelas 1, dalam menguraikan materi

pembelajaran tematik H mengungkapkan bahwa:

“Hal yang pertama yang harus dilakukan itu sebelum


memulai pembelajaran harus mempersiapkan tujuan
pembelajaran yang mana dalam pembelajaran ini berpatokan
pada kd turun keindikator tapi hal yang paling utama yakni
harus merancang rrp terlebih dahulu. Setelah semua
disiapkan barulah kita mudah memahami kegiatan
pembelajaraan yang di ajarkan kepada peserta didik”.
lxxii

(Wawancara tanggal 29 Maret 2021 di Ruang Guru pukul


09.00)

Sedangkan menurut narasumber Sujadmoko, S.Pd

berinisial S selaku wali kelas 4 yang mengajar pembelajaran

tematik, S mengungkapkan:

“Dalam menguruikan pembelajaran tematik ini ibu biasanya


sama dengan guru-guru yang lain bang yakni melihat dari kd
dulu bang pembelajarannya seperti apa. Nah setelah itu baru
kita membuat indikatornya bang sehingga kita dapat arahan
pembelajaran bang. Tidak lupa pula bang semonya
berpatokan pada rrp sebagai acuan dalam mengar.
(Wawancara tanggal 29 Maret 2021 di Ruang Guru pukul
11.00)”.

Narasumber Jusmawati, S.Pd berinisial J selaku guru 6

juga turut mengungkapkan bahwa dalam menguraikan materi

pembelajaran tematik. Narasumebr J mengungkapkan:

“Dalam menguraikan materi pembelajaran tematik ini bang.


Ibu biasanya berpatokan pada inti pembelajaran. Yang mana
biasanya ibu kalau menguraikan materi pembelajaran melihat
pada kd kompetensi dasarnya dulu bang nah kemudian baru
melihat indikator sehingga kita mengerti tujuan atau arahan
dalam mengajar”. (Wawancara tanggal 31 Maret 2021 di
Ruang Guru pukul 11.30)

c. Kedalaman Materi

Kedalaman materi adalah menyangkut seberapa detail

konsep-konsep yang terkandung dilamnya harus dipelajari atau

dikuasai oleh peserta didik. Adapun kedalaman materi yang

dimaksud peneliti disini adalah apakah seorang guru memberikan

contoh dari materi yang diajarkan kepada peserta didik.


lxxiii

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang

peneliti dapatkan pada pemahaman guru mengenai pembelajaran

tematik di Sekolah Dasar Negeri 15 Segedong. Narasumber

Hasnah, S.Pd. berinisial H selaku guru wali kelas 1, dalam

memberikan contoh materi pembelajaran H mengungkapkan

bahwa:

“Iya. Kita semua guru-guru di sdn ini, semunya rata-rata


termasuk saya selalu memberikan contoh tentang materi
pembelajaran yang diajarkan kepada peserta didik baik itu
misalnya kita itu atau tema in ikan singkat kita sebagai guru
harus mencari dari sumber-sumber lain dan kadang dibuku
tema tersebut tidak ada contoh maka kita harus mencari dari
sumber-sumber lain untuk menjadikan contoh baik itu berupa
gambar ataupun penjelasan-penjelasan yang bisa diterima
peserta didik seusianya. (Wawancara tanggal 31 Maret 2021
di Ruang Guru pukul 09.00)”.

Sedangkan menurut narasumber Sujadmoko, S.Pd

berinisial S selaku wali kelas 4 yang mengar pembelajaran

tematik, S mengungkapkan:

“Iya. Memberikan contoh dari setiap materi yang diajarkan


kepada peserta didik. Nah dalam hal ini bapak pada saat
meberikan contoh terlebih dahulu bapak mempertikkannya.
Semisal seperti pembelajaran yang abang lihat tadi. Mengapa
bapak lakukan demkian biar anak itu mengerti baik itu secara
materi ataupun terorinya. (Wawancara tanggal 29 Maret 2021
di Ruang Guru pukul 11.00)”.

Sejalan dengan pendapat diatas Narasumber Jusmawati,

S.Pd berinisial J selaku guru 6 juga turut mengungkapkan bahwa

dalam menguraikan materi pembelajaran tematik. Narasumebr J

mengungkapkan:
lxxiv

“Iya. Kita memberikan contoh. Sebenrnya kita ada


menggunakan media pembelajaran. Karena anak itu biase
contoh konkrit atau contoh nyata apalagi untuk dalam
pembelajaran temaatik seperti ipa kita bawa kelingkungan
tentang mahlukhidup bahwa ini tumbuhan kita langsung
kelapangan. (Wawancara tanggal 31 Maret 2021 di Ruang
Guru pukul 11.30)”.

d. Materi Ajar

Materi ajar adalah segala bentuk yang digunakan untuk

membantu guru/ instructor dalam melaksakan kegiatan belajar

menagar. Materi yang dimkasud disni bukan materi terlulis

ataupun tidak tertulis akan tetapi maksud peneliti disni melihat

bagaimana cara guru merangkum materi pelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti

dapatkan pada pemahaman guru mengenai pembelajaran tematik

di Sekolah Dasar Negeri 15 Segedong. Narasumber Hasnah, S.Pd.

berinisial H selaku guru wali kelas 1, dalam merangkum materi

pembelajaran tematik H mengungkapkan bahwa:

“Bisanyakan kita itu diawal setelah mempelajari semua jadi


pembahasan itu diakhir pembelajaran itu kita akan
merangkum bersama-sama dengan peserta didik jadi apa inti
pembelajaran hari itu yang kita rangkum. (Wawancara
tanggal 29 Maret 2021 di Ruang Guru pukul 09.00)”.

Sedangkan menurut narasumber Sujadmoko, S.Pd

berinisial S selaku wali kelas 4 yang mengar pembelajaran

tematik, S mengungkapkan:

“Dalam merangkum materi biasanya bapak meiyimpulkanya


bersama peserta didik dengan mengambil hal-hal yang
penting dari apa yang telah dipelajarai peserta didik.
lxxv

(Wawancara tanggal 29 Maret 2021 di Ruang Guru pukul


11.00)”.

Sejalan dengan pendapat diatas Narasumber Jusmawati,

S.Pd berinisial J selaku guru 6 juga turut mengungkapkan bahwa

dalam menguraikan materi pembelajaran tematik. Narasumebr J

mengungkapkan:

“Setelah kita menyampaikan materi pembelajaran nanti akhir


pembelajaran kita merangkum, kesimpulan dari pembelajaran
kita ambilah kita ambil point-point petinye sehingga anak
ingat kita ambil garis besarnya. Dalam meragkum materi kita
lakukan Bersama anak-anak atau peserta didik. (Wawancara
tanggal 31 Maret 2021 di Ruang Guru pukul 11.30)”.

2. Kemampuan Guru Dalam Mempersiapkan Pembejaran

Tematik

Dalam melihat kemampuan guru mempersiapkan

pembelajaran tematik penelitia hanya mengkaji dari media, metode

dan bahan ajar yang digunakan guru saat proses pembelajaran

berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis dapatkan

pada kemampuan guru dalam mempersiapkan pembelajaran tematik

di sekolah dasar negeri 15 segedong, Narasumber Hasnah, S.Pd.

berinisial H selaku guru wali kelas 1, mengungkapkan bahwa:

“Media yang sering digunakan saat mengajar adalah media


gambar namun sesekli juga menggunakan infokus atau
proyektor,sedangkan untuk metode mengajarnya sendiri sering
menggunakan metode ceramah, penugasan dan tanya jawab”.
Sedangkan untuk bahan ajarnya kita membandingkan dari
sumber satu kesumber satu baru kita satukan mater-materinya
tinda hanya dari buku tematik kita juga mencari dari sumber-
sumber lain baru disakukan dan disampaikan menurut Bahasa
yang kita dapat dan Bahasa yang mudah dimnegrti anak.
(Wawancara tanggal 29 Maret 2021 di Ruang Guru pukul 09.00)
lxxvi

Sedangkan menurut narasumber Sujadmoko, S.Pd berinisial

S selaku wali kelas 4 yang mengar pembelajaran tematik, S

mengungkapkan:

“Didalam proses pembelajaran yang dilaksanakan media yang


sering digunakan adalah media gambar didalam buku. Baik itu
buku pegangan siswa maupun pegangan buku guru. Sedangkan
untuk metode mengajarnya sama dengan guru-guru banyak
menggunakan metode ceramah, tanya jawab, penugasan dll.
Sedangkan untuk bahan ajarnya bapak sama dengan guru-guru
lainnya menyusun atau mencari materi dari sumber-sumber yang
ada baik itu dari buku siswa, guru atau media seperti internet
yang dapat mendung pembelajaran bagi peserta didik
(Wawancara tanggal 29 Maret 2021 di Ruang Guru pukul
11.00)”.

Berbeda halnya dengan Narasumber Jusmawati, S.Pd

berinisial J selaku guru 6 juga turut mengungkapkan bahwa dalam

menguraikan materi pembelajaran tematik. Narasumebr J

mengungkapkan:

“Media yang baiasanya digunakan adalah media nyata yang


konkrit seperti gamba, serta media pendukung lainya seperti
infokus dan tergantung dari apa maaterinya. Sedangkan untuk
motode yang digunakan adalah metode ceramah, penugasan dan
tanya jawab”. Sedangkan untuk bahan ajarnya sendiri ibu
melihat dari suasana anak, kadang-kadang anak itu tidak
smnagat, nah bagaiamana caranya biar anak bisa semnagat
dalam belajar. (Wawancara tanggal 31 Maret 2021 di Ruang
Guru pukul 11.30)

3. Kesulitan Guru Dalam Mengimplementasi Pembelajaran

Tematik

Pelaksanaan pembelajaran tematik tidak lepas dari berbagai

kesulitan. Dalam hal ini kesulitan yang menjadi kajian peneliti antara

lain bersumber dari peserta didik, fasilitas dan lingkungan sekitar.


lxxvii

Adapun kesulitan yang hadapi guru di SDN 15 Segedong

seperi yang dikemukan oleh Narasumber Hasnah, S.Pd. berinisial H

selaku guru wali kelas 1, H mengungkapkan bahwa:

“Iya, tetapi tidak 100%. Terkadangkan ada anak yang langsung


bisa menerima, merespon, terkadang ada yang anak butuh
beberpa waktu untuk bepikir dulu. Saya rasa belum. Karena ada
beberapa yang harus kita gunakan disekolah ini belum ada kita
butuh ruang leb, jadi saya rasa belum memadai apa yang ada
disekolahan ini. Iya, karena menurut saya faktor kelurga
itusangat penting dalam mempengaruhi proses pembelajaran.
Terkadang ada orang tua itu tanggap akan Pendidikan jadi dia
semngat mempersiapkan anak-anaknya untuk bersekolah, tetapi
terkadang ada yang orang tue yang berarti kurang tanggap tetapi
kurang bisa paham tentang Pendidikan. (Wawancara tanggal 29
Maret 2021 di Ruang Guru pukul 09.00)

Sedangkan menurut narasumber Sujadmoko, S.Pd berinisial

S selaku wali kelas 4 yang mengar pembelajaran tematik, S

mengungkapkan:

“Iya mempengaruhi. karena setiap anak itu berbeda ada anak


yang pendiam, aktif dan telalu aktif. Nah dalam hal ini bisa kita
lihat saat proses pembelajaran berlangsung terkadang anak yang
pendiam juga menjadi masalah bagi kami terutamanya guru, dan
anak yang terlalu aktif juga jadi masalah. Hal ini yang
mengaruhi peserta didik saat belajar. Kalua untuk fasilitas saya
rasa belum. Masih banyak peratan yang harus disipakan sekolah
sebagai pendung proses dalam pmbelajaran seperti, runag leb,
peralatan-peralatan Pratik dll. Kalua dilihat dari kondisi orang
tua juga sangat mempengaruhi karena anak yang belajar dan
tidak belajar dirumah bisa kelihatan dari kondisi anak tersebut.

Berbeda halnya dengan Narasumber Jusmawati, S.Pd

berinisial J selaku guru 6 juga turut mengungkapkan bahwa dalam

menguraikan materi pembelajaran tematik. Narasumebr J

mengungkapkan:
lxxviii

“Iya mempengaruhi, kalua kondisi anak sakit pasti lemah, kalua


anaknya kurang tidur pasti tidak semngat nyantuk. Banyak anak
seperti tadi kita lihat saat pembelajaran ada yang serius dan ada
tidak serius. Jadi suasana seperti itulah yang mempengaruhi
sangat bagi peserta didik. Saya rasa sebenarnya fasilitas sekolah.
Alhamdulillah sudah cukup memadai, baik dari rungan kelas.
Mempengaruh, kalua misalnya didalam rumah tangga dari
keluarga peserta didik itu ada masalah akan berdampak kepada
peserta didik itu terlihat sekali saat peserta didik belajar dikelas.
(Wawancara tanggal 31 Maret 2021 di Ruang Guru pukul 11.30)

C. TEMUAN PENELITIAN

Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil obeservasi,

pengamatan, dan wawancara yang disajikan diatas, ternayata dalam

Analisis Pemahaman Guru Mengenai Pembelajaran Tematik di SDN

15 Segedong Tahun Pelajaran 2021/2020, peneliti mendapatkan

temuan sebagai berikut:

1. Di SDN 15 Segedong pembelajaran tematik dimulai dengan

membuat perangkat pembelajaran serta menyiapkan strategi dan

media untuk digunkan. Pembuatan perangkat pembelajaran (RPP)

dimulai dengan cara guru memetakan terlebih dahulu Kompetensi

Dasar (KD) dengan menetapkan tema apa yang akan dibahas dan

menjabarkanya kedalam indikator, kemudian menyiapkan silabus,

setelah itu menyusun menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran tematik yang dilakukan di SDN 15

Segedong ini telah mengacu pada tata tertib maupu aturan yang

telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga pihak sekolah hanya

mengelolah, membuat program, atau rencana pembelajaran dengan

menetapkan karakter yang sesuai dengan tema.


lxxix

3. Pembelajaran yang akan dilakukan selama proses kegiatan belajar

mengajar dikelas akan dikembangkan sendiri oleh masing-masing

guru dalam mengajar.

4. Dalam proses pembelajaran tematik menggunakan berbagai

metode, mulai ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi kelompok

dan lain sebagainya

5. Dalam pembelajaran tematik Peserta didik mempunyai pengaruh

yang cukup seginifikan baik itu dari tipe anak, penguasaan materi

belajar, kurangnya keberanian peserta didik bertanya kepada guru,

mencari informasi, hingga kurang kepercayaan diri dalam

mengkomunikasikan didepan teman-temanya

6. Didalam proses belajar mengajar diperlukan alat-alat, bahan

perlengkapan, sehingga peserta didik dengan mudah dapat

memahami apa yang diajarkan. Segala perangkat tersebut

dinamakan fasilitas. Fasilitas ini dapat berupa alat peraga, buku

bacaan, media perlengkap Pratik, bengkel laboraturium dan lain-

lain yang pada prinsipnya merupakan pendukung tercapainya

tujuan dalam belajar.

7. Pengaruh lingkungan belajar sesungguhnya dilihat dari kondisi atau

keadaan lingkungan baik berupa tempat disekitar peserta didik

tersebut maupun lingkungan rumah (keluarga). Dalam hal ini

hendaknya lingkungan baik berupa tempat sekitar maupun kelurga


lxxx

dapat memberikan rasa aman, nyaman baik peserta didik untuk

belajar

D. PEMBAHASAN

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tehnik observasi,

tehnik wawancara dan dukumentasi. Data yang diperoleh kemudian

direduksi disusun secara sistematis sehingga mudah untuk digunakan.

Data yang diambil tentu data yang berhubungan dengan rumusan

masalah yaitu tentang analisis pemahaman guru mengenai pembelajaran

tematik di SDN 15 Segedong tahun pelajaran 2020/2021.

Setalah itu dilakukan display (penyajian data) atau menampilkan

semua data sebagai perangkat informasi yang teroganisir, yang

dikemungkinkan dilakukannya penarikan kesimpulan. Kemudian

Langkah terakhir adalah verifikasi atau penarik kesimpulan. Penarikan

kesimpulan yaitu penarikan dari arti yang tampil dan melibatkan

pemahaman peneliti. Adapun hasil dari penelitian ini akan peneliti

uraikan sebagai pembahasan sebagai berikut:

1. Pemahaman Guru mengenai Pembelajaran Tematik

Berdasarkan hasil temuan penelitian diatas, pemahaman

guru mengenai pembelajaran tematik dapat dilihat pada saat guru

mengajar di kelas. Guru tidak membuka buka pelajaran dan dengan

lantang guru menyampaikan materi. Hal ini dapat dilihat saat peneliti

melakukan observasi, guru mengolah materi dengan membuat RPP

sesuai pembelajaran. Saat menyampaikan materi guru runtut


lxxxi

menyampaikan materi kepada peserta didik, sehingga peserta didik

memahami apa yang disampaikan oleh guru. Selain itu juga guru

saat peserta didik bertanya dengan mudah guru langsung

menjawabnya. Ini menjadi peerta didik lebih memperhatikan guru

saat menjelaskan materi yang disampaikan.

Guru harus menguasai bahan pelajaran sebaik mungkin,

sehingga dapat membuat perencanaan pelajaran dengan baik,

memikirkan variasi metode, cara memecahkan persoalan dan

membatasi bahan, membimbing peserta didik kearah tujuan yang

diharapkan, tanpa kehilangan kepercayaan terhadap dirinya.

Guru yang professional adalah guru yang menguasai materi,

sehingga murid menjadi tidak ragu akan ilmu yang dimilki guru. Hal

ini sesuai dengan teori:

Menguasai materi pelajaran adalah syarat utama menjadi

guru yang ideal. Dengan menguasai materi, kepercayaan diri

terbangun dengan baik, tidak ada rasa was-was, dan bimbang

terhadap pertanyaan murid. Ketenangan bisa diraih dan kepuasan

siswa bisa didapatkan. Dalam konteks ini, sudah seharusnya guru

mengajar materi sesuai dengan keahliannya sebagaiman pepatah “the

right man on the right place ”, manusia yang benar ada di tempat

yang benar. Artinya, guru yang ideal adalah guru yang mengajar

materi pelajaran yang menjadi bidang, bakat, dan spesialisasinya.

Kalau orang ahli bahasa Arab mengajar bahasa Indonesia, atau


lxxxii

sebaliknya, maka hasil yang didapatkan tidak baik, siswa- siswi

merasa tidak puas, dan kualitas anak didik yang dihasilkan sangat

rendah”.

Hal ini dapat peneliti simpulkan bahwa guru SDN 15

Segedong dalam mengolah materi dengan menyesuaikan RPP dan

menulis secara runtut materi yang akan disampaikan kepada peserta

didik. Dengan guru meruntutkan materi yang akan disampaikan

kepada peserta didik, guru menjadi mudah dalam menyampaikan

materi. Sehingga peserta didik lebih fokus dalam memahami

penjelasan guru.

Guru harus menguasai materi dalam menyampaikan materi.

Apabila guru tidak menguasai materi maka proses pembelajaran

tidak akan tercapai dengan baik, dan hasil belajar yang kurang baik

serta minat belajar peserta didik menjadi berkurang. Guru harus

selalu memberikan wawasan yang aktual dan dipersiapkan dengan

baik dalam menyampaiakan materi. Mempunyai banyak wawasan

akan menarik siswa, karena mereka saat ini sedang membutuhkan

wawasan yang banyak, sehingga pelajaran guru akan menimbulkan

rangsangan yang efektif bagi belajar peserta didik. Menguasai bahan

ajar adalah contoh kemampuan guru dalam pencerminan guru atas

kompetensinya yang guru miliki.

Dengan memanfaatkan teknologi informasi maka guru

dapat secara cepat mengakses materi pengetahuan yang dibutuhkan


lxxxiii

sehingga guru tidak terbatas pada pengetahuan yang dimiliki dan

hanya bidang studi tertentu yang dikuasai. Guru harus mampu

menguasai lebih dari bidang studi yang ditekuninya sehingga bukan

tidak mungkin suatu saat guru tersebut akan mendalami hal lain yang

masih berkaitan dengan bidang tugasnya guna meningkatkan minat

belajar peserta didik.

2. Kemampuan Guru Dalam Mempersiapkan Pembelajaran

Tematik

Kemampuan guru dalam mempersiapkan rpp tematik

bertujuan agar pembelajaran tercapai secara optimal. Dalam hal ini

persiapan yang lakukan oleh seorang guru yaitu memahami dan

mengetahui berbagai macam metode mengajar, agar dapat

menyesuaikan metode yang dipilihnya. Guru diharapkan mampu

memilih dan menggunakan metode pembelajran sesuai dengan

materi yang akan disampaikan.

Pada saat peneliti melakukan observasi, guru dalam

menyampaikan materi menggunakan metode sesuai dengan materi

yang akan disampaikan. Misalnya, saat itu peneliti mengikuti proses

pembelajaran dengan materi penerapan nilai kesatuan pada mata

pelajaran tematik guru menyampaikan materi dengan ceramah.

Setelah beberapa menit menyampaikan dengan ceramah, guru

menggunakan metode tanya jawab dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk maju kedepan menjelaskan sedikit materi yang


lxxxiv

disampaikan oleh guru. Hal ini, menunjukkan keaktifan peserta didik

dalam pembelajaran.

Selain menggunakan metode tanya jawab guru

menggunakan metode kelompok. Jadi peserta didik disuruh untuk

mengerjakan tugas dan setelah itu setiap anggota kelompok

memberikan penjelasan tentang tugas yang diberikan kepada peserta

didik tersebut. Selain menggunakan metode diskusi pada saat

peneliti melakukan observasi, saat itu pebelajaran tematik dengan

tema mengerjakan latian soal. Dalam latihan soal guru mengajak

peserta didik untuk melakukan metode permainan yaitu guru secara

langsung mengajak peserta didik bernyayi setelah itu, peserta didik

ditunjuk untuk menjawab dan menjelaskan latihan soal yang

diberikan.

Sebagaimana teori yang di kemukakan oleh Syafruddin

Nurdin: dalam penggunaan suatu metode mengajar disamping

dilatar belakangi oleh beberapa faktor. Di persyaratkan pula kepada

setiap pengguna dalam hal ini guru mengetahui dan menguasai

metode yang akan digunakannya. Sebagai indikator apakah seorang

guru tersebut mengetahui dan menguasai metode yang dipilihnya

untuk menyampaikan materi pembelajaran, maka ia akan

melaksanakan metode mengajar tersebut dengan langkah-langkah

yang benar menurut teori penggunaannya.


lxxxv

Dalam hal ini tidak hanya penggunaan metode saja akan

tetapi media juga merupakan merupakan cara untuk memotivasi,

menumbuhkan minat dan komunikasi dengan agar peserta didik

lebih efektif. Menggunakan media dalam pembelajaran

memungkinkan belajar secara individual dan personal sesuai dengan

kecepatannya. Guru harus memiliki kemampuan dasar dalam

ketrampilan memilih media untuk meningkatkan minat belajar

peserta didik.

Saat peneliti melakukan observasi media yang digunakan

guru di SDN 15 Segedong adalah menggunakan media papan tulis

fasilitas yang ada disetiap kelas. Dengan menggunakan media papan

tulis guru menuliskan materi yang disampaikan saat itu, dengan

menggunakan papan tulis memberikan ingatan yang kuat kepada

peserta didik. Selain menggunakan media papan tulis guru juga

menggunakan media lcd. Dengan menggunakan lcd guru berharap

kepada peserta didik lebih memperhatikan guru dalam

menyampaikan materi. Sebagaimana teori yang dikemukakakan oleh

syafrudin nurdin: Setiap media pengajaran mempunyai karakteristik

tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya,

maupun cara penggunaanya. Memahami karakteristik berbagai

media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimilki

oleh guru dalam kaitannya dengan ketrampilan pemilihan media

pengajaran.Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru


lxxxvi

untuk menggunakan berbagai jenis media pengajaran secara

bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media

tersebut, guru akan dhadapkan kepada kesulitan dan cenderung

bersifat spekulatif.

Dapat peneliti simpulkan kemampuan guru dalam

menggunakan rpp tematik dilihat dari penggunaan metode dan media

yang baik pada saat menyampaiakn materi sangat membantu proses

belajar mengajar, dengan harapan siswa tidak terlalu jenuh. Guru

harus berupaya menguasai penggunaan hal-hal tersebut. Dengan

demikian. pembelajaran akan tercapai dengan baik, maka guru harus

mengerti dan mengetahui berbagai macam metode dan karakteristik

media untuk hiasan dalam suatu proses pembelajaran.

3. Kesulitan Guru Dalam Mengimplementasi Pembelajaran

Tematik

Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik diperoleh

gambaran bahwa guru SDN 15 Segedong tidak lepas dari hambatan

yang dihadapi. kendala yang menjadi penghambat guru disni terbagi

menjadi berbaagaai macam jenisnya. Dalam ini hambatan yang

peneliti teliti bersumber dari peserta didik, fasilitas dan lingkungan

sekitar.

Adapun kendala yang hadapi guru di SDN 15 Segedong

diantaranya sebagai berikut:

a. Peserta Didik
lxxxvii

Kendala yang bersumber dari peserta didik sangat

bervariasi. Mulai dari perbedaan tipe anak, penguasaan materi

sebelum proses pembelajaran, kurangnya keberanian siswa untuk

bertanya kepada guru, mencari informasi, hingga kurang

kepercayaan diri dalam mengkomunikasikan di depan teman-

temannya.Perbedaan tipe anak dalam belajar akan menghambat

dalam langkah mengumpulkan informasi, mencoba, menalar

maupun mengkomunikasikan. Bagi peserta didik yang aktif,

kesempatan akan terbuka lebar untuk mengembangkan diri.

Namun sebaliknya bagi peserta didik yang pasif, ia akan tetap

tertinggal dan tidak dapat mengembangkan diri tetapi justru

menggantungkan diri pada peserta didik yang lainnya.

Penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran

sebelum pelaksanaan KBM juga menjadi faktor penghambat

dalam penerapan pembelajaran tematik. Hal ini dikarenakan

kebanyakan dari siswa belum siap dengan materi yang akan

dipelajari. Hal tersebut menghambat dalam langkah

mengumpulkan informasi. Selain masih kurangnya kemandirian

peserta didik, peserta didik juga masih belum berani untuk

bertanya. peserta didik diminta untuk bertanya baik untuk materi

yang belum ia pahami atau untuk menggali informasi yang ingin

mereka ketahui. Dengan bertanya diharapkan dapat


lxxxviii

mengembangkan kreativitas peserta didik, mengembangkan rasa

ingin tahu dan dapat berpikir kritis.

b. Fasiltas Sekolah

Didalam proses belajar mengajar diperlukan alat-alat,

bahan perlengkapan, sehingga peserta didik dengan mudah dapat

memahami apa yang diajarkan. Segala perangkat tersebut

dinamakan fasilitas. Fasilitas ini dapat berupa alat peraga, buku

bacaan, media perlengkap Pratik, bengkel laboraturium dan lain-

lain yang pada prinsipnya merupakan pendukung tercapainya

tujuan dalam belajar.

c. Lingkungan Sekitar

Pengaruh lingkungan belajar sesungguhnya dilihat dari

kondisi atau keadaan lingkungan baik berupa tempat disekitar

peserta didik tersebut maupun lingkungan rumah (keluarga).

Dalam hal ini hendaknya lingkungan baik berupa tempat sekitar

maupun kelurga dapat memberikan rasa aman, nyaman baik

peserta didik untuk belajar.

Dalam hal ini Upaya Guru dalam Meningkatkan proses

interaksi belajar mengajar diperlukan untuk menumbuhkan minat

belajar. Guru harus memiliki cara agar peserta didik tidak malas

dalam mengikuti pembelajaran. Didalam pembelajaran guru harus


lxxxix

bisa menumbuhkan minat belajar peserta didk, dan peserta didk

menjadi tidak bosan mengikuti pembelajaran. guru harus

menciptakan pembelajaran yang efektif agar proses pembelajaran

menyenangkan sehingga peserta didik bisa mengerti dan

memahaminya.
xc

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Guru SDN 15 Segedong sudah cukup memahami pembelajaran tematik

baik secara teoritis maupun praktis. Sebagian besar guru sdn 15 segedong

sudah mempunyai pengetahuan yang cukup memadahi mengenai

pembelajaran tematik sebagai bekalnya dalam melaksanakan

pembelajaran di kelas. Namun dalam praktiknya, guru tidak membuat rpp

akan tetapi persiapan pembelajaran yang dilakukan guru hanya berbekal

pada materi yang ada dalam buku siswa. Guru-guru belum mampu

melaksanakan proses pembelajaran yang menuntut kreatifitas peserrta

didik dalam menggunakan pendekatan scientific (5M), hal ini disebabkan

kekurangpahaman guru terhadap pengembangan model dalam

pembelajaran.

2. Sebagian besar guru SDN 15 Segedong mengalami banyak kendala.

Kendala-kendala yang dihadapi berupa minimnya dokumen, buku, dan

pelatihan yang baik intensitas maupun kualitasnya tidak maksimal dapat

mendukung guru dalam memahami pembelajaran tematik sebelum


xci

melaksanakannya. Akibat kekurang pahaman guru secara teoritis ini

menyebabkan guru kemudian kesulitan melaksanakan atau memahami

pembelajaran tematik secara praktis seperti tidak dapat mempersiapkan,

melaksanakan, dan mengevaluasi sesuai pembelajaran tematik.

3. Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala guru SDN 15 Segedong

dalam memahami pembelajaran tematik yaitu dengan mengembangkan

kompetensi dirinya mengikuti pelatihan, belajar dan menggali informasi

dari internet atau sumber yang lebih mengetahui pembelajaran tematik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,

maka peneliti memberi saran antara lain:

1. Kepada guru SDN 15 Segedong diharapkan guru mempelajari

pembelajaran tematik dengan menyeluruh sampai mendapatkan

pemahaman yang utuh sehingga dapat melaksanakan pembelajaran

tematik ini dengan baik.

2. Kepada pemerintahan bidang pendidikan, agar dapat bersinergi dengan

baik pada pelaksana di lapangan dengan persiapan yang matang. Karena

pembelajaran tematik dapat terlaksana dengan baik jika ada kesatuan dan

kesinambungan antara komponen-komponennya.

3. Kepada peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan

dan alasan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, yang lebih

mendalam dan lebih kompleks.


xcii

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, R., & Fadhilaturrahmi, F. (2018). Analisis Kemampuan Guru

Sekolah Dasar Dalam Implementasi Pembelajaran Tematik Di

Sd. Jurnal Basicedu, 2(2), 11-21.

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1996),50

Anisah, N. (2015). Implementasi Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013

Pada Siswa Kelas I Tema Keluargaku Di Sd Islam Al-Azhar 25

Semarang (Doctoral Dissertation, Uin Walisongo).

Eka, S. L. (2018). Pentingan Pemahaman Dalam Prosedur

Mengoperasikan Elment-Element Gmdss Sebagai Upaya

Meningkatkan Keselamatan Belayar Di Mt. Minas/P. 35 Milik Pt.

Pertamina (Persero). Karya Tulis.

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada,2012

Firdaus, M. (2017). Analisis Kemampuan Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran Tematik di MI Al-Abrar Kota Makassar (Doctoral

dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

75
xciii

Harahap, R. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Pembelajaran

Tematik Kelas 1 Mi Pembangunan Uin Jakarta (Bachelor's Thesis,

Jakarta: Fitk Uin Syarif Hidayatullah Jakarta).

Harun Rayid (2000). Metode penelitian kualitatif: Pontianak. STAIN

Pontianak

Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, Ciputat: Quantum Teaching,

2006.

Helly Apriyanti. (2017). Pemahaman Guru Pendidikan Anak Usia Dini

terhadap Perencanaan Pembelajaran Tematik. Jurnal Pendidikan

Anak Usia Dini,1, (2) 111 – 117.

Ika Maryani dan Laila Fatmawati, Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran di

Sekolah Dasar, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), hlm. 2.

Kartini kartono, (1986). Pengantar metologi riset sosisal. Bandung: PT

alumni

Kuswana, Wowo Sunaryo, Taksonomi Kognitif (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012) ,111

Lexy. J. moleong (1996). Metodologi penelitian kualitatif: bandung. Pt.

remaja rosdakarya

Maulana Arafat Lubis dan Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI:

Implementasi Kurikulum 201 Berbasis HOTS (Higher Order Thinking

Skills), (Yogyakarta: Samudra Biru, 2019), hlm.52-54.

Musfiqon dan Nurdyansyah, Pendekatan Pembelajaran Saintifik, (Sidoarjo:

Nizamia Learning Center, 2015), hlm. 53-54.

Muklis, M. (2012). Pembelajaran Tematik. Fenomena, 4(1).


xciv

Nanana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012). 24-25

Nana Syaodih Sukmadinata. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 201

Narbuko dan Abu Ahmadi, (1997). Metode Khusus Pendidikan Agama

Islam. Bandung: Armico

Prastowo, A. (2019). Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu. Prenada

Media.

Sugiyono (2005). Memamahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV

Alfabeta

Sumiarsi, N. (2015). Analisis kompetensi pedagogik dan pengembangan

pembelajaran guru SD negeri 041 Tarakan. Jurnal Kebijakan dan

Pengembangan Pendidikan, 3(1).

Viantari, R. (2015). Pemahaman Guru Mengenai Pembelajaran Tematik

Integratif Berpendekatan Saintifik di Sekolah Dasar. Indonesian

Journal of Curriculum and Educational Technology Studies, 3(1),

71-78.

Yuniasih, N., Ladamay, I., & Wahyuningtyas, D. T. (2014). Analisis

pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 di SDN Tanjungrejo 1

Malang. Mimbar Sekolah Dasar, 1(2), 148-152.


78

KISI-KISI PENELITIAN ANALISIS PEMAHAMAN GURU MENGENAI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SDN 15 SEGEDON

Teknik Pengumpulan Data Item


Fokus Penelitian Aspek Yang Diteliti Indikator
Observasi Wawancara Dokumentasi
Analisis pemahaman 1. Bagaiman pemahaman a. Kedalaman materi
guru mengenai guru tentang
pembelajaran pembelajaran tematik b. Keluasan materi
tematik di SDN 15 di SDN 15 Segedong? 1,2,3
Segedong c. Materi ajar yang digunakan
dalam pelaksanaan
pembelajaran
4. Bagaimana d. Media yang digunakan
kemampuan guru dalam pelaksanaan
dalam mempersiapkan pembelajaran
RPP tematik di SDN 4,5
e. Bahan ajar yang digunakan
15 Segedong? dalam pelaksanaan
pembelajaran
6. Bagaimana kesulitan f. Kondisi peserta didik
guru dalam
mengimplementasikan g. Fasilitas yang disediakan 6,7,8
pembelajaran tematik
di SDN 15 Segedong? h. Lingkungan sekitar
79

PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS PEMAHAMAN GURU MENGENAI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SDN 15
SEGEDONG
Pewawancara :
Hari/ Tanggal :
Alamat :
Tempat :
Subjek Penelitian :

No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana cara bapak/ibu guru menguraikan
materi pembelajaran yang diajarkan kepada
peserta didik?
2. Apakah bapak/ibu guru memberikan contoh dari
materi pembelajaran yang diajarkan kepada
peserta didik?
3. Bagaimana cara bapak/ibu guru merangkum
materi pembelajaran?
4 Media apa yang sering bapak/ibu guru gunakan
.
saat mengajar?
5. Metode apa yang sering bapak/ibu guru gunakan
saat mengajar?
6. Bagaiamana cara bapak/ibu guru dalam
menyampaikan bahan ajar kepada peserta didik?
7. Menurut bapak/ibu apakah kondisi peserta didik
mempengaruhi proses pembelajaran?
8. Menurut bapak/ibu guru apakah fasilitas yang
diberikan disekolah sudah memadai atau belum?
9. Menurut bapak/ibu apakah faktor lingkungan
(keluarga) mempengaruhi proses pembelajaran?

LEMBAR OBSERVASI
ANALISIS PEMAHAMAN GURU MENGENAI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SDN 15
SEGEDONG
97

Pewawancara :
Hari/ Tanggal :
Alamat :
Tempat :
Subjek Penelitian :

Skala
Aspek Yang Keterangan
No Katagori Penilaian
Diamati
4 3 2
1 Mengamati Guru memberi
. kesempatan peserta
didik mengamati hal
yang berkaitan dengan
materi
Guru menyiapkan media
pembelajaran untuk
diamati
Guru mendampingi
peserta didik dalam
mengamati
Guru menjelaskan hal-
hal yang diamati
2. Menanya Guru memberi
kesempatan peserta
didik untuk aktif
bertanya
Peserta didik aktif
bertanya mengenai
materi yang dipelajari
3. Mencoba Guru mengajak peserta
didik berlatih
Guru mengajak peserta
didik mempraktikkan
sebuah alat
98

4. Menalar Mendorong peserta


didik mengekspresikan
pikirannya melalui
penjelasan dari guru
5. Mengomunika Guru memberi
sikan kesempatan peserta
didik untuk
mengomunikasikan hasil
lembar kerjanya
Guru memberi
kesempatan peserta
didik maju ke depan
kelas untuk menjelaskan
temuannya

HASIL WAWANCARA
99

ANALISIS PEMAHAMAN GURU MENGENAI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SDN 15


SEGEDONG
Pewawancara : Hendra Ariansyah
Hari/ Tanggal : Senin/ 29 Maret 2021
Alamat : Jln. Arrsyid Desa Peneliti Dalam Kec. Segedong
Tempat : SDN 15 Segedong
Subjek Penelitian : Hasnah, S.Pd

No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana cara bapak/ibu guru Hal yang pertama yang harus dilakukan itu
menguraikan materi pembelajaran sebelum memulai pembelajaran harus
yang diajarkan kepada peserta didik? mempersiapkan tujuan pembelajaran yang
mana dalam pembelajaran ini berpatokan pada
kd turun keindikator tapi hal yang paling utama
yakni harus merancang RPP terlebih dahulu.
Setelah semua disiapkan barulah kita mudah
memahami kegiatan pembelajaraan yang di
ajarkan kepada peserta didik
2. Apakah bapak/ibu guru memberikan Iya. Kita semua guru-guru di sdn ini, semunya
contoh dari materi pembelajaran yang rata-rata termasuk saya selalu memberikan
diajarkan kepada peserta didik? contoh tentang materi pembelajaran yang
diajarkan kepada peserta didik baik itu
misalnya kita itu atau tema in ikan singkat kita
sebagai guru harus mencari dari sumbersumber
lain dan kadang dibuku tema tersebut tidak ada
contoh maka kita harus mencari dari sumber-
sumber lain untuk menjadikan contoh baik itu
berupa gambar ataupun penjelasanpenjelasan
yang bisa diterima peserta didik seusianya
3. Bagaimana cara bapak/ibu guru Bisanyakan kita itu diawal setelah mempelajari
merangkum materi pembelajaran? semua jadi pembahasan itu diakhir
pembelajaran itu kita akan merangkum
bersama-sama dengan peserta didik jadi apa inti
pembelajaran hari itu yang kita rangkum.
Media apa yang sering bapak/ibu guru Media yang sering digunakan saat mengajar
gunakan saat mengajar? adalah media gambar namun sesekli juga
menggunakan infokus atau proyektor,
5. Metode apa yang sering bapak/ibu guru Metode mengajarnya sendiri sering
gunakan saat mengajar? menggunakan metode ceramah, penugasan dan
tanya jawab
100

6. Bagaiamana cara bapak/ibu guru Sedangkan untuk bahan ajarnya kita


dalam menyampaikan bahan ajar membandingkan dari sumber satu kesumber
kepada peserta didik? satu baru kita satukan mater-materinya tinda
hanya dari buku tematik kita juga mencari dari
sumber-sumber lain baru disakukan dan
disampaikan menurut bahasa yang kita dapat
dan bahasa yang mudah dimnegrti anak.
7. Menurut bapak/ibu apakah kondisi Iya, tetapi tidak 100%. Terkadangkan ada anak
peserta didik mempengaruhi proses yang langsung bisa menerima, merespon,
pembelajaran? terkadang ada yang anak butuh beberpa waktu
untuk bepikir dulu.
8. Menurut bapak/ibu guru apakah Saya rasa belum. Karena ada beberapa yang
fasilitas yang diberikan disekolah harus kita gunakan disekolah ini belum ada kita
sudah memadai atau belum? butuh ruang leb, jadi saya rasa belum memadai
apa yang ada disekolahan ini.
9. Menurut bapak/ibu apakah faktor Iya, karena menurut saya faktor kelurga
lingkungan (keluarga) mempengaruhi itusangat penting dalam mempengaruhi proses
proses pembelajaran? pembelajaran. Terkadang ada orang tua itu
tanggap akan pendidikan jadi dia semngat
mempersiapkan anak-anaknya untuk
bersekolah, tetapi terkadang ada yang orang tue
yang berarti kurang tanggap tetapi kurang bisa
paham tentang pendidikan.
101

HASIL WAWANCARA
ANALISIS PEMAHAMAN GURU MENGENAI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SDN 15
SEGEDONG
Pewawancara : Hendra Ariansyah
Hari/ Tanggal : Senin/ 29 Maret 2021
Alamat : Jln. Arrsyid Desa Peneliti Dalam Kec. Segedong
Tempat : SDN 15 Segedong
Subjek Penelitian : Sujadmoko, S.Pd

No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana cara bapak/ibu guru Dalam menguruikan pembelajaran tematik ini
menguraikan materi pembelajaran yang ibu biasanya sama dengan guru-guru yang lain
diajarkan kepada peserta didik? bang yakni melihat dari kd dulu bang
pembelajarannya seperti apa. Nah setelah itu
baru kita membuat indikatornya bang sehingga
kita dapat arahan pembelajaran bang. Tidak lupa
pula bang semonya berpatokan pada rrp sebagai
acuan dalam mengajar
2. Apakah bapak/ibu guru memberikan Iya. Memberikan contoh dari setiap materi yang
contoh dari materi pembelajaran yang diajarkan kepada peserta didik. Nah dalam hal
diajarkan kepada peserta didik? ini bapak pada saat meberikan contoh terlebih
dahulu bapak mempertikkannya. Semisal seperti
pembelajaran yang abang lihat tadi. Mengapa
bapak lakukan demkian biar anak itu mengerti
baik itu secara materi ataupun terorinya.
3. Bagaimana cara bapak/ibu guru Dalam merangkum materi biasanya bapak
merangkum materi pembelajaran? meiyimpulkanya bersama peserta didik dengan
mengambil hal-hal yang penting dari apa yang
telah dipelajarai peserta didik.
4. Media apa yang sering bapak/ibu guru Didalam proses pembelajaran yang dilaksanakan
gunakan saat mengajar? media yang sering digunakan adalah media
gambar didalam buku. Baik itu buku pegangan
siswa maupun pegangan buku guru.
5. Metode apa yang sering bapak/ibu guru Metode mengajarnya sama dengan guruguru
gunakan saat mengajar? banyak menggunakan metode ceramah, tanya
jawab, penugasan dll.
102

6. Bagaiamana cara bapak/ibu guru dalam Sedangkan untuk bahan ajarnya bapak sama
menyampaikan bahan ajar kepada dengan guru-guru lainnya menyusun atau
peserta didik? mencari materi dari sumber-sumber yang ada
baik itu dari buku siswa, guru atau media seperti
internet yang dapat mendung pembelajaran bagi
peserta didik
7. Menurut bapak/ibu apakah kondisi Iya mempengaruhi. Karena setiap anak itu
peserta didik mempengaruhi proses berbeda ada anak yang pendiam, aktif dan telalu
pembelajaran? aktif. Nah dalam hal ini bisa kita lihat saat proses
pembelajaran berlangsung terkadang anak yang
pendiam juga menjadi masalah bagi kami
terutamanya guru, dan anak yang terlalu aktif
juga jadi masalah. Hal ini yang mengaruhi
peserta didik saat belajar.
8. Menurut bapak/ibu guru apakah fasilitas Kalua untuk fasilitas saya rasa belum. Masih
yang diberikan disekolah sudah banyak peratan yang harus disipakan sekolah
memadai atau belum? sebagai pendung proses dalam pmbelajaran
seperti, runag leb, peralatan-peralatan Pratik dll.
9. Menurut bapak/ibu apakah faktor Kalua dilihat dari kondisi orang tua juga sangat
lingkungan (keluarga) mempengaruhi mempengaruhi karena anak yang belajar dan
proses pembelajaran? tidak belajar dirumah bisa kelihatan dari kondisi
anak tersebut.
103

HASIL WAWANCARA
ANALISIS PEMAHAMAN GURU MENGENAI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SDN 15
SEGEDONG
Pewawancara : Hendra Ariansyah
Hari/ Tanggal : Rabu/ 31 Maret 2021
Alamat : Jln. Arrsyid Desa Peneliti Dalam Kec. Segedong
Tempat : SDN 15 Segedong
Subjek Penelitian : Jusmawati, S.Pd

No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana cara bapak/ibu guru Dalam menguraikan materi pembelajaran
menguraikan materi pembelajaran tematik ini bang. Ibu biasanya berpatokan pada
yang diajarkan kepada peserta didik? inti pembelajaran. Yang mana biasanya ibu
kalau menguraikan materi pembelajaran
melihat pada kd kompetensi dasarnya dulu bang
nah kemudian baru melihat indikator sehingga
kita mengerti tujuan atau arahan dalam
mengajar
2. Apakah bapak/ibu guru memberikan Iya. Kita memberikan contoh. Sebenrnya kita
contoh dari materi pembelajaran yang ada menggunakan media pembelajaran. Karena
diajarkan kepada peserta didik? anak itu biase contoh konkrit atau contoh nyata
apalagi untuk dalam pembelajaran temaatik
seperti ipa kita bawa kelingkungan tentang
mahlukhidup bahwa ini tumbuhan kita
langsung kelapangan.
3. Bagaimana cara bapak/ibu guru Setelah kita menyampaikan materi
merangkum materi pembelajaran? pembelajaran nanti akhir pembelajaran kita
merangkum, kesimpulan dari pembelajaran kita
ambilah kita ambil point-point petinye sehingga
anak ingat kita ambil garis besarnya. Dalam
meragkum materi kita lakukan Bersama anak-
anak atau peserta didik.
4. Media apa yang sering bapak/ibu guru Media yang baiasanya digunakan adalah media
gunakan saat mengajar? nyata yang konkrit seperti gamba, serta media
pendukung lainya seperti infokus dan
tergantung dari apa maaterinya.
5. Metode apa yang sering bapak/ibu Motode yang digunakan adalah metode ceramah,
guru gunakan saat mengajar? penugasan dan tanya jawab”..
104

6. Bagaiamana cara bapak/ibu guru Sedangkan untuk bahan ajarnya sendiri ibu
dalam menyampaikan bahan ajar melihat
kepada peserta didik? dari suasana anak, kadang-kadang anak itu
tidak smnagat, nah bagaiamana caranya biar
anak bisa semnagat dalam belajar
7. Menurut bapak/ibu apakah kondisi Iya mempengaruhi, kalua kondisi anak sakit
peserta didik mempengaruhi proses pasti lemah, kalua anaknya kurang tidur pasti
pembelajaran? tidak semngat nyantuk. Banyak anak seperti
tadi kita lihat saat pembelajaran ada yang serius
dan ada tidak serius. Jadi suasana seperti itulah
yang mempengaruhi sangat bagi peserta didik.
8. Menurut bapak/ibu guru apakah Saya rasa sebenarnya fasilitas sekolah.
fasilitas yang diberikan disekolah Alhamdulillah sudah cukup memadai, baik dari
sudah memadai atau belum? rungan kelas.
9. Menurut bapak/ibu apakah faktor Mempengaruh, kalua misalnya didalam rumah
lingkungan (keluarga) mempengaruhi tangga dari keluarga peserta didik itu ada
proses pembelajaran? masalah akan berdampak kepada peserta didik
itu terlihat sekali saat peserta didik belajar
dikelas.
105

HASIL OBSERVASI
ANALISIS PEMAHAMAN GURU MENGENAI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SDN 15
SEGEDONG
Pewawancara : Hendra Ariansyah
Hari/ Tanggal : Senin/ 29 Maret 2021
Alamat : Jln. Arrsyid Desa Peneliti Dalam Kec. Segedong
Tempat : SDN 15 Segedong
Subjek Penelitian : Hasnah, S.Pd

No Aspek yang Katagori Skor Keterangan


diamati
5 4 3 2 1

1. Mengamati Guru menyediakan Guru hanya menggunakan


media sebelum buku panduan sebagai media
√ pembelajaran
pembelajaran
dimulai
Guru memberikan Guru hanya sekedar
kesempatan kepada menanyakan tanya jawab,

siswa untuk bertanya tidak merangsang siswa untuk
aktif bertanya.
Guru memberi Guru tidak memberikan
motivasi kepada √ motivasi untuk bertanya
siswa untuk bertanya
Guru memberikan Guru memberikan penjelasan
pengarahan kepada saat akan melaksanakan
siswa untuk pengamatan
melakukan

pengamatan sesuai
dengan tujuan
pembelajaran
106

2. Menanya Guru mendorong Guru meminta siswa untuk


siswa untuk aktif melihat ke papan tulis
bertanya mengenai mengenai materi matematika
materi pembelajaran dengan menggunakan simbol
bilangan kecil (<), besar (>),
√ atau sama (=). Guru meminta
siswa untuk aktif bertanya jika
ada yang tidak mengerti
terutama pelajaran matematika
ini karena siswa

masih kurang dalam berhitung


ataupun yang lain-lain
Guru mengarahkan Setelah mengamati sumber
siswa untuk belajar, guru mengarahkann
berpikir logis dan siswa untuk berpikir logis
sistematis atas hal √ sesuai dengan tujuan
yang diamati untuk pembelajaran
mendapat
pengetahuan
3. Mencoba Guru membimbing Guru membimbing siswa
dan mendampingi umtuk mencoba melakukan
siswa untuk kegiatan
mencoba ataupun

melakukan kegiatan
percobaan sesuai
tujuan pembelajaran

Guru mengarahkan Guru mengarahkan siswa


siswa untuk bekerja untuk bekerja dalam kelompok
dalam kelompok bila melaksanakan kegiatan
dan saling kelompok. Banyak kegiatan

individu, sehingga siswa
membantu
bekerja sendiri
untuk mengolah
tugas
4. Menalar Guru membimbing Guru meminta siswa untuk
siswa untuk menyimpulkan hasil dari
menyimpulkan hasil √ kegiatan kerja kelompok
dari kegiatan kerja
kelompok
107

5. Mengomuni Guru membimbing √ Guru hanya mengarahkan


kasikan siswa untuk siswa untuk mengerjakan tugas
menyajikan hasil
tugas yang telah
disimpulkan

Guru mengarahkan √ Guru lebih sering meminta


siswa dalam siswa untuk
mengkomunikasikan mengkomunikasikan tugasnya
hasil pekerjaan dengan prsentasi lalu teman
dengan presentasi lain akan
dan memberikan menyampaikan
klarifikasi atas hasil pendapatnya
kerjanya

HASIL OBSERVASI
ANALISIS PEMAHAMAN GURU MENGENAI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SDN 15
SEGEDONG
Pewawancara : Hendra Ariansyah
108

Hari/ Tanggal : Senin/ 29 Maret 2021


Alamat : Jln. Arrsyid Desa Peneliti Dalam Kec. Segedong
Tempat : SDN 15 Segedong
Subjek Penelitian : Sujadmoko, S.Pd

No Aspek yang Katagori Skor Keterangan


diamati
5 4 3 2 1

1. Mengamati Guru menyediakan √ Guru hanya menggunakan


media sebelum buku panduan sebagai media
pembelajaran pembelajaran
dimulai
Guru memberikan √ Guru tidak menanyakan tanya
kesempatan kepada jawab, tidak merangsang
siswa untuk siswa untuk aktif bertanya.
bertanya
Guru memberi √ Guru hanya mengajukan
motivasi kepada pertanyaan kepada siswa.
siswa untuk bertanya
Guru memberikan √ Guru membimbing siswa dan
pengarahan kepada memberikan penjelasan saat
siswa untuk akan melaksanakan
melakukan pengamatan
pengamatan sesuai
dengan tujuan
pembelajaran

2. Menanya Guru mendorong √ Guru meminta siswa


siswa untuk aktif mengamati gambar dan
bertanya mengenai membuat teks bacaan apa
materi yang dilakukan siti dan
pembelajaran dokter hewan dan meminta
siswa untuk membuka LKS
dan mengamati gambar dan
mengelompokkan
hewanhewan dengan cara
perkembangannya mana
yang bertelur, melahirkan,
109

bertelur dan melahirkan.


Guru menjelaskan nilai
tempat bilangan ratusan
puluhan satuan.
Guru bertanya kepada siswa
degan secara acak untuk
menjawab soal yang
ada di papan tulis
Guru mengarahkan √ Setelah mengamati sumber
siswa untuk belajar, guru mengarahkan
berpikir logis dan siswa untuk berpikir secara
sistematis atas hal logis dan sistematis sesuai
dengan tujuan pembelajaran
yang diamati untuk
yang ada
Mendapat
pengetahuan
3. Mencoba Guru membimbing √ Guru hanya membimbing
dan mendampingi siswa umtuk mencoba
siswa untuk melakukan kegiatan
mencoba ataupun
melakukan kegiatan
percobaan sesuai
tujuan pembelajaran

Guru mengarahkan √ Guru tidak sama sekali


siswa untuk bekerja mengarahkan siswa untuk
dalam kelompok dan bekerja dalam kelompok
saling
membantu
untuk mengolah
tugas
4. Menalar Gurumembimbing √ Guru tidak sama sekali
siswa untuk menyimpulkan hasil dari
menyimpulkan hasil kegiatan kerja dalam
dari kegiatan kerja kelompok
kelompok

5. Mengomuni Guru membimbing √ Guru hanya mengarahkan


kasikan siswa untuk siswa untuk mengerjakan
menyajikan hasil tugas
tugas yang telah
110

disimpulkan
Guru mengarahkan √ Guru hanya meminta siswa
siswa dalam untuk mengkomunikasikan
mengkomunikasikan tugasnya
hasil pekerjaan
dengan presentasi
dan memberikan
klarifikasi atas hasil
kerjanya

HASIL OBSERVASI
ANALISIS PEMAHAMAN GURU MENGENAI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SDN 15
SEGEDONG
Pewawancara : Hendra Ariansyah
Hari/ Tanggal : Rabu/ 31 Maret 2021
Alamat : Jln. Arrsyid Desa Peneliti Dalam Kec. Segedong
Tempat : SDN 15 Segedong
Subjek Penelitian : Jusmawati, S.Pd

No Aspek yang Katagori Skor Keterangan


diamati
5 4 3 2 1

1. Mengamati Guru menyediakan Guru sudah menggunakan


media sebelum buku panduan serta media
√ biji-bijian dan gambar burung
pembelajaran
dimulai untuk membuat hiasan
111

mozaik
Guru memberikan Guru hanya sekedar
kesempatan kepada menanyakan tanya jawab,
siswa untuk bertanya √ tidak merangsang siswa untuk
aktif bertanya
Gurumemberi Guru tidak memberi motivasi
motivasi kepada √ kepada siswa untuk bertanya
siswa untuk bertanya
Guru memberikan Guru membimbing siswa dan
pengarahan kepada memberikan penjelasan saat
siswa untuk akan melaksanakan
melakukan pengamatan

pengamatan sesuai
dengan tujuan
pembelajaran

2. Menanya Guru mendorong Guru bertanya kepada siswa


siswa untuk aktif bagaimana cara perkembang
bertanya mengenai biakan tumbuhan dan
materi pembelajaran tumbuhan apa saja yang
termasuk alami atau buatan,
√ guru menjelaskan kepada
siswa cara menempelkan
bijibijian sesuai dengann pola
dan desain, Guru meminta
siswa menyelesaikan

penjumlahan susun ke bawah


dan guru meminta siswa
untuk aktif bertanya jika ada
yang tidak mengerti terutama
pelajaran matematika ini
karena siswa masih kurang
dalam berhitung ataupun
yang lain-lain.
112

Guru mengarahkan Setelah mengamati sumber


siswa untuk belajar, guru mengarahkan
berpikir logis dan siswa untuk berpikir secara
sistematis atas hal logis dan sistematis sesuai

yang diamati untuk dengan tujuan pembelajaran
Mendapat yang
pengetahuan ada

3. Mencoba Guru membimbing Guru membimbing dan


dan mendampingi mendampingi siswa untuk
siswa untuk mencoba ataupun praktek
mencoba ataupun melakukan kegiatan sesuai
√ tujuan pembelajaran
melakukan kegiatan
percobaan sesuai
tujuan pembelajaran

Guru mengarahkan Guru tidak sama sekali


siswa untuk bekerja mengarahkan siswa untuk
dalam kelompok dan bekerja dalam kelompok

saling membantu
untuk mengolah
tugas
4. Menalar Guru membimbing Guru tidak sama sekali
siswa untuk menyimpulkan hasil dari
menyimpulkan hasil √ kegiatan kerja dalam
dari kegiatan kerja kelompok
kelompok
5. Mengomuni Guru membimbing √ Guru mengarahkan siswa
kasikan siswa untuk untuk menyajikan hasil
menyajikan hasil tugasnya ke dalam sebuah
tugas yang telah tabel yang ada di buku siswa
disimpulkan ataupun laporan tertulis
Guru mengarahkan Guru lebih sering meminta
siswa dalam siswa untuk
mengkomunikasikan mengkomunikasikan
hasil pekerjaan tugasnya dengan prsentasi
lalu teman lain akan
dengan presentasi
menyampaikan pendapatnya
dan memberikan
klarifikasi atas hasil
kerjanya
113

CATATAN LAPANGAN 1

Hari/ Tanggal : Selasa, 23 Maret 2021


Pukul : 08.00 - Selesai

Selasa, 23 Maret 2021, peneliti menuju ke SDN 15 Segedong untuk

melaksanakan pengumpulan data. Ketika sampai disekoleh peneliti langsung menuju

keruangan kepala sekolah yang mana pada hari selasa, tanggal 29 peneliti telah

membuat janji dengan kepala sekolah untuk melaksakakan penelitian. Setelah sampai

di sekelah peneliti lansung menceritakan maksud kedatangan peneliti. Setelah

berbincang-bincang mengenai pembellajaran tematik. Peneliti diizinkan untuk

melakukan pengumpulan yang akan dilaksanakan pada tanggal 29 maret 2021,

Setelah selesai peneliti berpamitan dan meninggalkan sekolah tersebut


114

CATATAN LAPANGAN 2

Hari/ Tanggal : Senin, 29 Maret 2021

Pukul : 07.00

Kelas :I

Tungeal 29 maret 2021, tepatnya pukul 07.00 peneliti menuju sdn 15

segedong untuk melaksanakan Penelitian tentang analisis pemahaman guru mengenai

pembelajaran tematik. setibanya disekolah peneliti menuju ruang guru untuk

mengkonfirmasi tentang pembelajaran tematik yang akan dilaksanakan pada hari

tersebut dan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. Setelah sampai diruangan

guru peneliti diarahkan untuk masuk kerungan kelas I yang mengampuh mata

pelajaran tematik. pada saat pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam, dan

mengarahkan ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pelajaran kemudian setelah
115

itu guru mengabsensi peerta didik dan kemudian menanyakan apakah ada yang tidak

hadir, setelah itu guru menyampaikan tema pelajaran dan tujuan pembejaran tersebut

Guru melaksanakan appersepsi materi pada minggu sebelumnya Menanyakan materi

yang telah dipelajari minggu lalu yaitu Kemudian guru menanyakan bagaimana

pemahaman peerta didik terhadap materi yang akan dibahas. Setalah itu guru

memulai pelajaran dengan membuka buku tema dan menjelaskan materi dari buku

plajaran yang telah disediakan. Setelah itu setiap peserta didik diberi kesempatan

untuk bertanya mengenai materi yang dibahas. Dalam kegiatan pembelajaran masing

masing peerta didik mendiskusikan materi yang telah ditemukan dengan mengutus

satu persatu perwakilan setiap peerta menjelaskan materi pembahasan yang telah

diberikan kepada mereka Kemudian guru meminta peserta didik lain untuk

berkomentar tentang materi bahasan Dan setiap peerta didik mendapaat tugas untuk

menambah kekurangan dalam materi yang dibahas. Setalah pembelajara selessai

guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang terlaksana dan guru mengakhiri

pembelajaran dengan membaca doa.


116

CATATAN LAPANGAN 3

Hari/ Tanggal : Senin, 29 Maret 2021

Pukul : 09.00

Kelas : IV

Masih ditanggal 29 Maret 2021, tepat pukul 09.00 peneliti masih di SDN 15

Segedong untuk melanjutkan Penelitian tentang analisis pemahaman guru mengenai

pembelajaran tematik. Peneliti lansung memuju ruangan kelas IV untuk melihat

kesiapan peserta didik mengikuti pelajaran Ketika peneliti memasuki ruangan kelas

iv, hanya beberapa siswa yang telah hadir hal ini di karenakan jam pelajaran dimulai

pukul 09.15 setelah beberapa menit menunggu di raung kelas lonceng tanda masuk

pun berbunyi Beberapa peerta didik datang untuk mengikuti jam pelajaran

berikutnya yaitu pelajaran pembelajaran tematik . setelah beberapa menit menunggu


117

akhirnya guru pembelajaran tematik masuk kelas dan lansung duduk. Setelah itu

guru mengucapkan salam, mengabsensi peserta didik dan meminta ketua kelas untuk

memimpin doa sebelum memulai pelajaran. Kemudian Guru menyampaikan tema

pelajaran dan tujuan pembejaran yang akan dibahas, Guru melaksanaan apperseps

materi pada minggu sebelumnya Menanyakan materi yang telah dipelajari mingga

lalu Kemudian guru menanyakan bagaimana pemahaman siswa terhadap materi yang

akan dibahas Setalah itu guru memulai pelajaran dengan menjelaskan Kembali

materi minggu lalu dengan mengaitakan dengan pembelajaran pada hari ini. masing

masing peserta didik membuka buku tema dan mencarikan materi yang akan di

bahas. Ssetalah itu guru dan peserta didik melakukan tanya jawan mengenai materi

yang dibahas. Satu dari beberapa peserta didik menjelaskan materi pembahasan yang

telah diberikan kepada mereka Kemudian guru meminta peserta didik lain untuk

berkomentar tentang materi yang dibahas. Kemudian setelah seluruh penjelasan dari

setiap materi yang disampaikan peerta didik Kemudian guru memberikan penegasan

terhadap materi yang dibahas kemudian guru memberikan penugasan untuk

membuat laporan secara individu mengenai materi yang dibahas Kemudian guru

mengevaluasi peerta didik, Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

terlaksana dan yang tidak. Sebelum menutup pelajaran gunu memotivasi peerta didik

berkaitan dengan materi yang disampaikan dan mengulang kembali pelajaran

dirumah Berhubung lonceng tanda pulang berbunyi guru pun meminta salah satu

siswa untuk memimpin doa sebelum pulang Dan guru mengakhiran pelajaran dengan

salam.
118

CATATAN LAPANGAN 4

Hari/ Tanggal : Senin, 31 Maret 2021

Pukul : 07.00

Kelas : IV

Tungeal 29 maret 2021, tepatnya pukul 07.00 peneliti menuju sdn 15

segedong untuk melaksanakan Penelitian tentang analisis pemahaman guru mengenai

pembelajaran tematik. setibanya disekolah peneliti menuju ruang guru untuk

mengkonfirmasi tentang pembelajaran tematik yang akan dilaksanakan pada hari

tersebut dan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. Setelah sampai diruangan

guru peneliti diarahkan untuk masuk kerungan kelas I yang mengampuh mata

pelajaran tematik. pada saat pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam, dan

mengarahkan ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pelajaran kemudian setelah
119

itu guru mengabsensi peerta didik dan kemudian menanyakan apakah ada yang tidak

hadir, setelah itu guru menyampaikan tema pelajaran dan tujuan pembejaran tersebut

Guru melaksanakan appersepsi materi pada minggu sebelumnya Menanyakan materi

yang telah dipelajari minggu lalu yaitu Kemudian guru menanyakan bagaimana

pemahaman peerta didik terhadap materi yang akan dibahas. Setalah itu guru

memulai pelajaran dengan membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan cara

berhitung satu sampai 6, dan siswa yang mendapat mendapat nomor yang sama

menjadi satu kelompok Setiap masing masing kelompok diberi tema dan mencarikan

materi dari buku plajaran yang telah disediakan Setelah itu setiap kelompok diberi

kesempatan untuk bekerjasama dengan kelompok yang telah ditunjuk, yaitu

kelompok I dan 2, 3 dan 4 serta 5 dan 6. Dalam bekerjasama masing masing

kelompok mendiskusikan materi yang telah ditemukan masing- masing kelompok

dengan mengutus satu perwakilan setiap kelompok dan setelah berdiskusi masing

masing perwakilan kelompok kembali ke kelompok masing masing untuk

memberikan laporan barkaitan dengan materi yang telah diperoleh untuk melengkapi

kekurangan dari pembahasan Setelah itu masing masing kelompok mengutus

satuperwakilan untuk menjelaskan materi pembahasan yang telah diberikan kepada

mereka Kemudian guru meminta kelompok lain untuk berkomentar tentang materi

bahasan Dan setiap kelompok mendapaat tugas untuk memiliki tugas untuk

menambah kekurangan dalam materi yang dibahas Yang pertama melaksanakan

pembahasan adalah kelompok 1, dan dilanjutkan kelompok 2, dan seterusnya sampai

kelompok 6 Kemudian setelah seluruh penjelasan dari setiap materi yang

disampaikan Kemudian guru memberikan penegasan terhadap materi yang dibahas


120

kemudian guru memberikan penugasan untuk membuat laporan secara individu

mengenai materi yang dibahas Kemudian guru mengevaluasi perserta didik

(Partisipasi peserta didik dalam kelompok, Keberanian mengungkapkan pendapat

dan Laporan individu). Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

terlaksana dan Guru mengakhiri pembelajaran dengan membaca doa.

DOKUMENTASI PENELITIAN
121

Foto ketika wawancara dengan guru


122

Foto ketika obesvasi dikelas


123

Foto Sekolah Dasar Negeri 15 Segedong


124

Foto bersama operator sekolah


125
126
127
128
129
130
131

Anda mungkin juga menyukai