Anda di halaman 1dari 83

PERAN GURU PAI DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI ERA

SOCIETY 5.0

SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Islam Raden Rahmat Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana

OLEH
AGUS CAHYONO
NIM : 201864010102
NIMKO : 2018.4.064.0801.1.006415

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU KEISLAMAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
APRIL 2022

LEMBAR PERSETUJUAN

i
PERAN GURU PAI DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI ERA
SOCIETY 5.0

SKRIPSI

OLEH
AGUS CAHYONO
NIM:201864010102
NIMKO:2018.4.064.0801.1.006415

Telah di periksa dan di setujui untuk diuji


Malang, 23 April 2022

Dosen Pembimbing

Dr.H. AGUS SALIM, M.Pd.I


NIDN:2116126801

ii
iii
iv
ABSTRAK

Cahyono, Agus, 2022. “Peran Guru PAI Dalam Pendidikan Akhlak di Era
Society 5.0” Skripsi. Program Studi Ilmu Pendidikan Islam, Fakultas Ilmu
KeIslaman, Universitas Islam Raden Rahmat Malang. Pembimbing:
Dr.H.Agus Salim, M.Pd.I

Kata Kunci: Peran Guru PAI, Pendidikan Akhlak, Era Society 5.0

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi atau perilaku siswa MTs Daarus
Salam Bantur di era Society 5.0, dimana pengaruh globlaisasi yang begitu pesat
sehingga berdampak pada perilaku atau akhlak sehari-hari siswa MTs Daarus
Salam yang mana masih ditemukan beberapa siswa yang melakukan perilaku
perilaku yang kurang baik waktu berada di Madrasah.
Maka dari itu penelitian ini memfokuskan pada: bagaimanakah kondisi
akhlak siswa MTs Daarus Salam Bantur di Era Society 5.0, apa tantangan Guru
PAI dalam pendidikan akhlak siswa MTs Daarus salam Bantur di Era Society 5.0,
bagaimanakah peran Guru PAI dalam pendidikan akhlak siswa MTs Daarus salam
Bantur di Era Society 5.0. Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi
akhlak siswa MTs Daarus salam Bantur di Era Society 5.0, untuk mengetahui
tantangan Guru PAI dalam pendidikan akhlak siswa MTs Daarus salam Bantur di
Era Society 5.0, dan untuk mengetahui bagaimanakah peran Guru PAI dalam
pendidikan akhlak siswa MTs Daarus salam Bantur di Era Society 5.0.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Dalam
penelitian kualitatif ini di lakukan dengan pendekatan deskriptif. Pendekatan
deskriptif yaitu metode penelitian yang menggambarkan semua data, keadaan
subjek, objek penelitian kemudian dianalisis dan dibandingkan berdasarkan
kenyataan yang sedang berlangsung pada saat ini.
Dan hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) Kondisi akhlak siswa MTs
daarus Salam pada dasarnya sudah baik akan tetapi masih ditemukan beberapa
siswa yang mempunyai akhlak yang kurang baik, (2) tantangan guru PAI dalam
pendidikan akhlak siswa MTs Daarus Salam Bantur sangat banyak diantaranya
Faktor Internal, Faktor eksternal, dan faktor (3) Guru PAI sangat berperan aktif
dalam pendidikan akhlak siswa MTs Daarus Salam Bantur, hal iitu bisa dilihat
dari upaya-upaya yang telah dilakukannya, seperti keteladanan, pembiasaan, dan
melalui tindakan-tindakan seperti preventif, kuratif dan represif.

v
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat yang

melebihi jagad raya alam dan ilmu dan amal serta rahmat dan karunianya kepada

penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan baik. Sholawat

serta salam akan selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad

SAW, yang telah menghantarkan manusia dari jaman jahiliyah menuju zaman

yang terang benderang dan yang selalu kita harapkan syafaat di yaumul akhir.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan

untuk mencapai gelar sarjana pendidikan di Universitas Islam Raden Rahmat

Malang. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak akan terselesaikan tanpa

adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi

ini, terutama kepada:

1. Bapak Drs. Imron Rosyadi Hamid, Se, M.Si selaku Rektor Universitas Islam

Raden Rahmat Malang

2. Bapak Dr. Saifudin, M.Pd selaku dekan Fakultas Ilmu KeIslaman Universitas

Islam Raden Rahmat.

3. Ibu Siti Muawanatul Hasanah, M.Pd selaku KaProdi Pendidikan Agama

Islam Universitas Islam Raden Rahmat Malang.

4. Bapak Dr.H. Agus Salim, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap

permasalahan yang dialami dalam penulisan skripsi ini.

vi
5. Seluruh bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu KeIslaman Universitas Islam

Raden Rahmat Malang yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat

bermanfaat selama masa perkuliahan.

Dalam skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat

kekurangan karena keterbatasan kemampuan. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan menambah

wawasan untuk kedepannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Malang, 23 April 2022


Penulis,

Agus Cahyono
NIM:201864010102

vii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan hidayahnya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan

baik dan tepat waktu. Dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan

terima kasih yang tiada terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian laporan penelitian ini yaitu :

1. Bapak Meselan dan Ibu Ponikem yang selalu memberikan support lahir dan

batin selama menjalankan aktifitas perkuliahan.

2. Istriku tercinta, Siti Nailul Arifah yang selalu memberikan supportnya.

3. Kedua anakku, Habib dan Nasrul.

4. Seluruh pihak MTs Daarus Salam Bantur yang mempersilahkan peneliti

untuk mencari data dan memberikan dukungan terhadap proses penelitian..

5. Semua keluarga besar kelas MADIN yang menjadi teman perkuliahan yang

saling mendukung sampai skripsi ini terselesaikan. Dan semua pihak yang

memberikan dukungan demi kelancaran menyelesaikan skripsi ini.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..............................................................iv

ABSTRAK...............................................................................................................v

KATA PENGANTAR............................................................................................vi

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian 1

B. Fokus Penelitian 7

C. Tujuan Penelitian 7

D. Kegunaan Penelitian 8

E. Ruang Lingkup Penelitian 8

F. Definisi Istilah 9

G. Penelitian Terkait 9

H. Sistematika Penelitian 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kondisi Akhlak Siswa di Era Society 5.0 14

B. Tantangan Guru PAI dalam Pendidikan Akhlak 35

C. Peran Guru PAI dalam Pendidikan Akhlak 47

ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian 57

B. Kehadiran Peneliti 58

C. Lokasi Penelitian 58

D. Sumber Data 59

E. Prosedur Pengumpulan Data 59

F. Analisis Data 61

G. Pengecekan Keabsahan Data 62

H. Tahap Penelitian 63

BAB IV TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Obyek Penelitian 65

B. Paparan Data 69

C. Pembahasan 103

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 127

B. Saran 128

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRRAN-LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Daarus Salam 46

Tabel 4.2. Struktur Organisasi MTs Daarus Salam 47

Tabel 4.3 Daftar Tenaga Pendidik dan Kependidikan MTs Daarus Salam

48

Tabel 4.3 Daftar Keadaan Siswa MTs Daarus Salam 49

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian 133

Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian 134

Lampiran 3 Bukti Bimbingan Skripsi 135

Lampiran 4 Pedoman Penelitian 137

Lampiran 5 Dokumentasi Wawancara Kepala MTs Daarus Salam 141

Lampiran 6 Dokumentasi Pembelajaran 142

Lampiran 7 Dokumentasi Wawancara Guru PAI 143

Lampiran 8 Bukti Pembelajaran MTs Daarus Salam 144

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Perubahan kondisi sosial zaman ini tidak bisa dihindari lagi,

Kemajuan Ilmu pengetahuan manusia telah melahirkan budaya global yang

mengikis budaya lokal.1 Perubahan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

yang berkaitan langsung dengan manusia. Teknologi sebagai salah satu

faktor yang secara langsung berhubungan erat dengan manusia, memberikan

dampak yang cukup signifikan.

Teknologi yang yang semakin maju saat ini, banyak memberikan

pengaruh yang positif maupun yang negatif kehidupan manusia, terlebih

terhadap perkembangan akhlak manusia. Jika tidak pandai dalam

memanfaatkan teknologi yang ada, maka kita akan terperosok kedalam

kehancuran, sebaliknya jika kita pandai memanfaatkannya maka kita akan

menjadi manusia yang sukses baik di dunia maupun di akhirat.

Namun kenyataannya, banyak terdapat gejala kemerosotan moral pada

sebagian peserta didik di sekolah. Gejala tersebut ditandai dengan

kenakalan anak-anak, meningkatnya jumlah kriminalitas, buruknya akhlak

dan sebagai akibat dari kemajuan teknologi informasi, anak-anak dapat

mengakses apa saja yang ingin mereka lihat tanpa mengetahui akibat yang

ditimbulkan.

1
Chairul Anwar. Multikulturalisme, Globalisasi dan Tantangan Pendidikan ABAD Ke-21,
(Yogyakarta: Diva Press,2019). h.18

1
2

Masa remaja adalah masa dimana mereka masih mengimitasi atau

meniru apa yang dilihatnya. untuk keberhasilannya, pendidikan akhlak

harus ditempuh dengan menggunakan berbagai metode. Metode yang

paling utama dalam pendidikan akhlak salah satunya adalah keteladanan.

Keteladanan yang diberikan harus menyeluruh dan terintegrasi dalam sisi

kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini harus lahir dalam diri semua

individu muslim dari berbagai sektor pendidikan baik formal, informal

maupun nonformal.

Islam adalah agama yang memperhatikan pembinaan akhlak dan

karakter secara komprehensif, baik dari segi materi, metode, pendekatan

dan pelaksanaannya, karena akhlak merupakan cerminan perilaku

kehidupan seseorang dalam kehidupan sehari – hari, dengan demikian

akhlak menjadi cerminan utama seseorang dalam menilai seseorang dalam

hidupnya

Menurut Islam Pendidikan Akhlak adalah bimbingan terhadap

pertumbuhan rohani dan jasmani dengan hikmah mengarahkan,

mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran

Islam. Pendidikan Akhlak adalah proses penyiapan generasi muda untuk

mengisi peranan, memindahkan pengetahuan, dan nilai-nilai Agama Islam

dan yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan

memetik hasilnya diakhirat.2

2
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, h.36-37.
3

Di era saat ini, fenomena perilaku moral generasi milenial tidak

sesuai dengan ketentuan Agama Islam, pergaulan bebas, kekerasan, pornografi,

minuman keras, pelecehan seksual, dan masih banyak yang lain.

Pertumbuhan jasmani yang sangat cepat pada usia generasi milenial

mengakibatkan pertumbuhan kejiwaan meningkat. Hal ini mengakibatkan

kegoncangan pada kejiwaan seorang remaja terhadap rangsangan dari luar.

Pendidikan Akhlak tidak dapat dipisahkan dari peran kedua orang tua,

masyarat dan sekolah. Pendidikan Islam bertujuan supaya manusia

mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang disertai dengan keimanan

dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Berdasarkan hal diatas salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah

dengan cara menanamkan nilai- nilai luhur yang terkandung dalam ajaran

Islam, memberikan pendidikan karakter, akhlak, moral dan etika sedini

mungkin. Ajaran-ajaran Islam dapat ditanamkan pada pendidikan formal

maupun informal.

Pendidikan Islam bukan hanya menjadi tugas dari guru PAI saja,

akan tetapi membutuhkan kerjasama antara orang tua, masyarat dan

lingkungan tempat tinggalnya. Ada beberapa faktor yang ikut

mempengaruhi perilaku seseorang diantaranya adalah adat atau

kebiasaan, naluri, lingkungan tempat tinggalnya, lingkungan pergaulannya,

dan lain sebagainya.

Dalam dunia pendidikan masih ada lembaga formal yang hanya

menekankan pada perkembangan pengetahuan (kognitif). Pendidikan


4

sosialitas, religios, rasa keadilan dan humoniora kurang mendapat tempat.

Bahkan beberapa lembaga tidak menjamah pendidikan karakter itu, jadi

tak heran apabila banyak peserta didik yang pandai dalam ilmu

pengetahuan , tetapi mereka tidak berbudi luhur dan berbuat hal-hal yang

merugikan orang banyak.

Di dalam Undang-Undang. RI. No.20. Tahun 2003 : 2 telah dijelaskan

tentang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Adapun tujuan Pendidikan nasional Indonesia dijelaskan pada Pasal 31. ayat

3.UUD 1945. Yang berbunyi pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasioanal, yang meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.3

Diantara hal yang terpenting sebagai guru PAI adalah memperhatikan

nilai-nilai pendidikan yang semakin menurun akibat dampaknya arus

globalisasi yang mempengaruhi nilai-nilai sosial dan pendidikan. Guru PAI

diharapkan dapat mempunyai pemikiran yang kreatif dengan metode

3
Indonesia. Undang-undang tentang Tujuan Pendidikan Nasional, UU No. 20 Tahun 2003,
LN No. 2 Tahun 1989, TLN No. 3390. Ps. 31.
5

pembelajaran yang inovatif melalui efektifitas , perbaikan dan

pengembangan pendidikan. 4

Selain guru PAI, Orang tualah yang sangat berperan didalam proses

pendidikan akhlak seseorang. Sebagian besar waktu anak berada

dilingkungan keluarga kecuali bagi mereka yang berada di pesantren. Baik

buruknya perilaku orang tua akan ditiru oleh seorang anak. yang paling

utama adalah keteladanan. Keteladanan harus menyeluruh dan terintregrasi

dalam sisi kognitif.

Mts Daarus Salam merupakan lembaga yang berada dikawasan

pedesaan tepatnya berada di Dusun Sumberwates Desa Sumberbening

Kec.Bantur Kab.Malang. Lembaga ini tergolong masih dalam masa-masa

merintis. Meskipun di lembaga ini sudah melakukan dan menerapkan sitem

pendidikan berbasis Pesantren, namun dari hasil observasi awal penulis masih

menjumpai berbagai permasalahan yang berkaitan dengan akhlak para

siswanya, terutama berkaitan dengan peraturan yang telah dibuat oleh

lembaga itu sendiri. Diantaranya adalah cara mereka berpakaian, cara

berbicara, bulliying antara sesama siswa, serta kurang kedisiplinannya.

Sehubung dengan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul” Peran Guru PAI Dalam Pendidikan Akhlak di

Era Society 5,0 ”.

B. Fokus Penelitian

4
Huzain Mazhahiri, Membentuk pribadi menguatkan Rohani, 1994
6

Dari hasil obserfasi awal penulis dapat merumuskan berbagai masalah

yang terjadi sebagai bahan masukan dalam penelitian ini diantaranya adalah;

1. Bagaimana kondisi akhlak siswa MTs Daarus Salam Bantur di Era

Society 5.0 ?

2. Bagaimana tantangan guru PAI dalam pendidikan akhlak siswa MTs

Daarus Salam Bantur di Era Society 5.0 ?

3. Apa peran guru PAI dalam pendidikan akhlak siswa MTs Daarus Salam

Bantur di Era Society 5.0 ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis, memeiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Mengetahui kondisi akhlak siswa MTs Daarus Salam Bantur di Era

Society 5.0

2. Mengetahui tantangan guru PAI dalam pendidikan akhlak siswa MTs

Daarus Saalam Bantur di Era Society 5.0.

3. Mengetahui peran guru PAI dalam pendidikan akhlak siswa MTs

Daarus Saalam Bantur di Era Society 5.0

D. Kegunaan Penelitian
7

1. Bagi Lembaga Pendidikan

a. Sebagai pertimbangan dalam meningkatkan Peran guru PAI dalam

pendidikan akhlak siswa di era Society 5.0.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan akhlak siswa

dalam menghadapi perubahan globalisasi di era Society 5.0..

2. Bagi Kampus

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan

khasanah ilmiah di bidang pendidikan dan refernsi di Universitas Islam

Raden Rahmat Malang dalam ilmu pengetahuan yang berhubungan

dengan dunia pendidikan terutama tentang peran guru PAI dalam

pendidikan akhlak pada siswa.

b. Menjadikan referensi untuk Mahasiswa dalam hal keilmuan dan

nantinya dapat di kembangkan kembali dengan hasil yang lebih baik.

3. Bagi Penulis

a. Penulis dapat menambah pengalaman dan pemahaman tentang peran

guru PAI dalam pendidikan akhlak di era Society 5.0.

b. Penulis dapat meningkatkan peran guru di lembaga yang sedang penulis

jalankan.

c. Menambah ilmu dan wawasan yang lebih luas, sehingga dapat dijadikan

masukan dalam melihat teori yang diajarkan dengan terjun secara

langsung di lapangan.

E. Ruang Lingkup Penelitian


8

Dalam penelitian ini penulis mengadakan penelitian di MTs Daarus

Salam Bantur. Mulai dari kegiatan para siswa-siswa, guru serta lingkungan

sekitarnya. Perilaku siswa dalam kelas maupun di luar kelas, ketika

dalam proses pembelajaran maupun waktu istirahat.

F. Definisi Istilah

1. Guru PAI

Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, Guru diartikan sebagai

orang yang pekerjaannya mengajar. Dalam Undang-undang Guru

dan Dosen No. 14 Tahun 2005 pasal 2, dikatakan bahwa Guru

adalah tenaga profesional yang mengandung arti bahwa pekerjaan

Guru hanya dapat dilakukan bagi seseorang yang mempunyai

kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidikan tertentu. 5

2. Akhlak

Menurut A. Musthofa yang mengutip dari pendapat Imam Al-Ghzali,

akhlak adalah “sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-

macam perbuatan dengan gampang dan mudah, dengan tidak memerlukan

pertimbangan pikiran terlebih dahulu”.6 Akhlak merupakan salah satu aspek

yang berpengaruh dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun

kehidupan masyarakat.

3. Era Society 5.0

5
Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 pasal 2
6
A. Mustaofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung:Pustaka Setia, 1999), h. 12.
9

Era Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan

berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan

berbagai Inovasi yang lahir di era Revolusi Industri 4.0, seperti Internet

on Thing (internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence

(kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan Robot

untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

Society 5.0 adalah revolusi industri yang dirumuskan oleh

Perdana Mentri Jepang Shinzo Abe pada bulan Maret 2017 di pameran

CeBIT Hannover, Jerman untuk menangani segala permasalahan yang

terjadi di Jepang dan baru diresmikan pada tanggal 21 Januari 2019.7

G. Penelitian Terkait

Untuk mengetahui orisinalitas penelitian yang dilakukan, dalam hal

ini sudah dilakukan penelitian terdahulu. Penelitian dalam bentuk skripsi

dilakukan oleh beberapa mahasiswa sebagai berikut:

1. Nurmajidah, Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN

Sumatra Utara Medan, Tahun 2017 yang berjudul “Peran Guru Akidah

Akhlak Dalam Meningkatkan Akhlakul Karimah Siswa Mtss Ar Ridho

Tanjung Mulia”. Dalam penelitian ini terdapat persamaan didalam

subyek dan Fokus penelitian akan tetapi berbeda lokasi penelitian.

2. Oktavia Tri Ulandari, Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Metro Lampung Tahun 2017 yang berjudul “

7
Umro Jakaria, Tantangan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menghadapi Era Society 5.0,
Jurnal Al-Makrifat Vol 5, No 1, April 2020
10

Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan Akhlakul Karimah siswa

kelas XII SMA N 05 Metro ”. Penelitian ini membahas tentang

Strategi yang harus dilakukan Guru PAI dalam Meningkatkan

Akhlak siswa. Dalam penelitian ini terdapat persamaan dalam hasil

penelitiannya akan tetapi berbeda dalam fokus penelitian.

3. Dimas Setyo Wicaksono, Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Tredis

IAIN Bengkulu Tahun 2019 yang berjudul “ Peranan Pondok

Pesantren Menghadapi Generasi Alpa dan Tantangan Dunia Pendidikan

Era Society 5.0 ”. Dalam penelitian ini membahas tentang tantangan

dunia pendidikan di Era Society 5.0. Terdapat kesamaan didalam

subyek penelitian.

H. Sistematika Penulisan

Tujuan sistematika penulisan adalah untuk lebih memudahkan memahami

dan mempelajari skripsi ini. Dan adapun sitematika penulisan adalah sebagai

berikut:

BAB I merupakan pendahuluan yaitu langkah-langkah awal dari

pembahasan yang merupakan pijakan untuk pembahasan bab selanjutnya. Di

dalamnya dikemukakan tentang konteks penelitian, fokus masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi istilah,

penelitia terkait dan sistematika penulisan.


11

BAB II merupakan pembahasan yang bersifat teoritis tentang pengertian

akhlak, tantangan guru PAI peran guru, dalam pendidikan akhlak di era

Society 5.0 dan peran guru PAI dalam pendidikan akhlak di era Society 5.0.

BAB III berisikan metode penelitian yang digunakan peneliti dalam

melaksanakan penelitian yaitu meliputi: jenis penelitin dan pendekatan

penelitian, kehadiaran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur

pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan temuan, tahap-tahap

penelitian.

BAB IV laporan hasil penelitian dan analisis data: deskripsi objek

penelitian, dan penyajian data tentang kondisi akhlak siswa MTs Daarus

Salam, tantangan guru PAI dalam pendidikan akhlak di era Society 5.0 dan

peran guru PAI dalam pendidikan akhlak di era Society 5.0.

BAB V merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-

saran.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kondisi Akhlak Siswa di Era Society 5.0

1. Pengertian akhlak

Secara terminologi akhlak mempunyai arti sebagai tingkah laku

seseorang yang didorong oleh sesuatu keinginan secara sadar untuk

melakukan suatu perbuatan yang baik. Tingkah laku tersebut harus

dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan

perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.8

Akhlak berasal dari bahasa arab yang mempunyai arti

diantaranya ialah budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat.

Akhlak merupakan cerminan hati dan tingkah laku manusia. Cara

membedakan akhlak, moral dan etika adalah dengan menentukan nilai

perbuatan manusia baik atau buruk dengan menggunakan tolak ukur

akal, pikiran atau rasio, sedangkan dalam moral dan susila

menggunakan tolak ukur norma-norma yang tumbuh dan berkembang

dan berlangsung dalam masyarakat. Dalam akhlak menggunakan

ukuran Al-Qur’an dan Al-hadis untuk menentukannya.

Seseorang dapat dikatakan sebagai orang yang berakhlak apabila

perbuatannya timbul dengan sendirinya yang didorong oleh kesadaran

8
Bertens, Etika, PT.Gramedia Pustaka Utama. Hlm 76

12
13

tanpa ada paksaan dari orang lain. Apabila perbuatan tersebut

dilakukan karena terpaksa maka bukanlah pencerminan dari akhlak.

Akhlak bersumber pada nilai-nilai dari ajaran agama. Perangai

sendiri mengandung pengertian sebagai suatu sifat dan watak yang

merupakan bawaan seseorang. Pembentukan perangai kearah baik

atau buruk, ditentukan oleh beberapa faktor baik dari dalam sendiri

maupun dari luar, yaitu kondisi lingkungan. lingkungan yang paling

kecil adalah keluarga, melalui keluargalah kepribadian seseorang

dapat terbentuk.

Al-Gazali menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang

melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik

tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Moral, etika, dan

akhlak mempunyai pengertian yang berbeda. Moral berasal dari

bahasa latin yaitu mos, yang berarti adat istiadat yang menjadi dasar

untuk mengukur apakah perbuatan seseorang baik atau buruk. Etika

adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang manusia

sejauh berkaitan dengan moralitas. Dari penjelasan diatas dapat

diambil suatu kesimpulan bahwa etika adalah ilmu, moral adalah

ajaran, dan akhlak adalah tingkah laku manusia. 9

Akhlak dapat dibedakan menjadi 2 bagian yang pertama akhlak

baik dan akhlak buruk. Akhlak baik diantaranya adalah sikap jujur

( Ash-shidiq), berperilaku baik ( khusnul khuluq), malu ( Al-khaya),

rendah hati ( At-Tawadhu’), murah hati (Al-Khilmu), dan sabar ( Ash-


9
14

Shobr). Sedangkan akhlak yang buruk diantaranya adalah mencuri, iri

hati, ghibah, membunuh, merusak dan segala perbuatan yang

merugikan orang lain.

2. Ruang Lingkup Akhlak

a) Akhlak Pribadi

Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri,

maka hendaknya seseorang itu menginsafi dan menyadari dirinya

sendiri, karena hanya dengan insaf dan sadar kepada diri

sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang

tinggi. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, di samping itu

manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu

manusia mempunyai kelebihan dan di mana pun saja manusia

mempunyai perbuatan.

b) Akhlak Berkeluarga

Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat.

Kewajiban orang tua terhadap anak, dalam Islam mengarahkan

para orang tua dan pendidik untuk memperhatikan anak-anak

secara sempurna, dengan ajaran –ajaran yang bijak.

Agama telah memerintahkan kepada setiap orang yang

mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan mendidik,

terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang

luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasih sayang. Sehingga

anak akan tumbuh secara sabar, terdidik untuk berani berdiri


15

sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri,

kehormatan dan kemuliaan

Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena

mereka lebih berhak dari segala manusia lainnya untuk engkau

cintai, taati dan hormati. Karena keduanya memelihara,

mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan engkau, mencintai

dengan ikhlas agar engkau menjadi seseorang yang baik, berguna

dalam masyarakat, berbahagia dunia dan akhirat. Dan coba

ketahuilah bahwa saudaramu laki-laki dan perempuan adalah

putra ayah dan ibumu yang juga cinta kepada engkau, menolong

bapak dan ibumu dalam mendidikmu, mereka gembira bilamana

engkau gembira dan membelamu bilamana perlu.

c) Akhlak Bermasyarakat

Pendidikan akhlak tak lepas dari pendidikan sosial

kemasyarakatan, akhlak selalu tumbuh dan berkembang sesuai

dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat. Manusia tidak

dapat hidup sendiri–sendiri dan terpisah satu sama lain, karena

manusia merupakan makluk sosial yang selalu membutuhkan

satu sama lain. Saling bantu-membantu, saling membutuhkan

dan saling mempengaruhi, ini merupakan apa yang disebut

masyarakat. Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat

lancar dan tertib jika tiap-tiap individu sebagai anggota

masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai


16

dengan norma- norma kesusilaan yang berlaku.

d) Akhlak Bernegara

Dalam bernegara kita harus mematuhi aturan-aturan

yang telah ditetapkan oleh negara. Sebagai warga negara

yang baik harus senantiasa cinta kepada tanah airnya.

e) Akhlak Beragama

Dalam beragama tentu banyak tata cara untuk

berhubungan baik dengan Tuhannya, berhubungan dengan

sesama makhluk.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembentukan Akhlak

Disebutkan bahwa ada tiga aliran sebagai faktor yang

memperngaruhi pembentukan akhlak yaitu aliran nativisme, aliran

empirisme dan aliran konvergensi.

Menurut aliran nativisme faktor yan paling berpengaruh dalam

proses pembentukan akhlak adalah pembawaan dari dalam yang

bentuknya dapat berupa kecendrungan, bakat, akal dan lain-lain. Jika

seseorang suda memiliki pembawaan atau kecenderungan yang baik,

maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik dan

sebaliknhya.

Selanjutnya menurut aliran empirisme bahwa faktor yang paling

berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari

luar, yaitu lingkungan sosial, termaksuk pembinann dan


17

pendidikan. Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada

anak itu baik, maka baik lah anak itu. Demikian juga sebaliknya

aliran ini tampak lebih begitu percaya kepada peranan yang

dilakukan oeh dunia pendidikan dan pengajaran.

Sedangkan dalam aliran konvergensi berpendapat bahwa

pembentukan akhlak dipengaruhi oleh faktor internal yaitu

pembawaan si anak dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan

pembinaan yang dibuat secara khusus atau melalui interaksi dan

lingkungan sosial. Fitrah dan kecenderungan kearah yang baik

yang ada didalam diri yang ada dalam diri manusia dibina secara

intensif melauli berbagai metode.10

Tingkah laku manusia ialah sikap seseorang yang

dimanifestasikan dalam pebuatan. Sikap seseorangan boleh jadi

tidak digambarkan dalam pebuatan atau tidak tercermin dalam

kehidupan tetapi hanya terjadi kontradikasi antara sikap dan

tingkah laku.

Lingkungan dapat memainkan peran dan pendukung terhadap

proses perkembangan kecerdasan, sehingga manusia dapat

mencapai taraf yang setinggi-tinggginya dan sebaliknya juga dapat

merupakan penghambat yan menyekat perkembangan, sehingga

seseorang tidak dapat mengambil manfaat dari kecerdasan yang

diwarisi.

Atas dasar itu akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan


10
Imam Al-Gazali,Ihya’Ulumuddin,Juz III.Darul Ihya’Alkutub Al-Arabiyah
18

baik dan buruk, menerangkan apa yang harus dilakukan oleh

setengah manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus

dituju manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukan jalan untuk

melakukan apa yang harus diperbuat.

Akhlak adalah keadaan batin seseorang yang menjadi sumber

lahirnya perbuatan di mana perbuatan itu lahir dengan mudah tanpa

memikirkan untung dan rugi. Orang yang berakhlak baik akan

melakukan kebaikan secara sepontan tanpa pamrih apapun. Akhlak

memiliki karakter dasar yang berkaitan dengan masalah keimanan.

Jika iman dapat diibaratkan sebagai akar buah pohon, sedangkan

ibadah merupakan batang, ranting dan daunya, maka akhlak adalah

buahnya. Iman yang kuat akan termanifestasikan oleh ibadah yang

diatur dan membuahkan Akhlakul Karimah. 11

B. Tantangan Guru PAI dalam Pendidikan Akhlak di Era Society 5.0

Menurut Abdul Malik Fadjar menyatakan bahwa terdapat tiga

tantangan berat yang sedang dihadapi saat ini: Pertama, bagaimana

mempertahankan dari serangan krisis dan apa yang kita capai jangan sampai

hilang. Kedua, kita berada dalam suasana global dibidang pendidikan.

Menurutnya kompetisi adalah suatu yang niscaya, baik kompetisi dalam skala

regional, nasional, dan internasional. Ketiga melakukan perubahan dan

penyesuaian sistem pendidikan nasional yang mendukung proses pendidikan

yang lebih demokratis, memperhatikan keberagaman kebutuhan atau keadaan


11
Imam Al-Gazali,Ihya’Ulumuddin,Juz III.Darul Ihya’Alkutub Al-Arabiyah
19

daerah dan peserta didik serta mendorong peningkatan partisipasi

masyarakat.12

Disamping kendala di atas, ada sejumlah permasalahan yang harus

dihadapi oleh PAI, diantaranya adalah, pengelolaan pendidikan agama Islam

dimasa lampau yang memberikan penekanan yang berlebihan pada dimensi

kognitif dan mengabaikan dimensi-dimensi lainnya, ternyata melahirkan

manusia indonesia yang memiliki dengan kepribadian pecah karena hanya

berfokus pada kecerdasan intelektual daripada kecerdasan emosional.

Contohnya disatu sisi betapa kehidupan beragama secara fisik berkembang

sangat menggembirakan di seluruh lapisan masyarakat, namun disisi lain

dapat pula betapa banyaknya masyarakat itu yang bertentangan dengan ajaran

agama yang dianutnya. kedua, dimasa lalu pendidikan bersifat sentralistik.

Selain itu tantangan yang dihadapi oleh guru pendidikan islam dalam

menghadapi era society 5.0 ini adalah kurang tersedianya sumber daya

manusia yang memadai dalam memiliki kompetensi dalam dunia pendidikan

seperti guru, dosen maupaun tenaga pendidikan lainnya.

Karena pendidik jaman sekarang masih melek teknologi alias gaptek.

Dalam menghadapi tantangan guru pendidikan agama islam yang begitu

kompleks dalam menghadapi era society 5.0 yang semakin di dengungkan di

negara Jepang yang tentunya akan berdampak sekali dan berpengaruh ke

Indonesia. Oleh karena itu, guru pendidikan agama islam harus mampu

menghadapi tantangan-tantangan yang akan dihadapi tersebut. Selain itu guru

12
Bambang Dwi Argo, Tantangan dan Hambatan di Era Globalisasi, Jurnal Pendidikan, Vol.2
No.1 Semarang, 2013, hal 69
20

pendidikan agama islam juga harus mempunyai kemampuan- kemampuan

utama yang harus dimiliki untuk mengatasi persoalan tersebut. Tiga

kemampuan utama tersebut diantaranya sebagai berikut:

1. Kemampuan dalam memecahkan suatu masalah

Setiap individu maupun komponen masyarakat harus mampu dalam

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. proses pemecahan masalah

tentunya membutuhkan strategi yang pas atau cocok untuk memecahkan

persoalan atau masalah yang dihadapi. Strategi pemecahan masalah adalah

suatu proses dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk

menghadapi situasi baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai dengan

keinginan yang telah ditetapkan. 13

Polya mendefinisikan bahwa pemecahan masalah sebagai usaha

mencari jalan keluar dari suatu kesulitan. Sedangkan menurut Maryam

dalam hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa, “dengan adanya proses

pemecahan masalah merupakan salah satu elemen penting dalam

menggabungkan masalah kehidupan nyata”.14

Pemecahan masalah dari Polya tersebut merupakan satu kesatuan yang

sangat penting untuk dikembangkan. Jadi kemampuan dalam memecahkan

masalah merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu.

2. Kemampuan untuk bisa berfikir secara kritis

Cara berpikir yang harus selalu dikenalkan dan dibiasakan adalah


13
Edy Purwanto. Desain Teks Untuk Belajar “Pendekatan Pemecahan Masalah”. Jurnal IPS dan
Pengajarannya. 1999, 33 (2) hlm. 284
14
Polya, G., How to Solve it. (New Jersey: Princeton University Press, 1973), hlm. 3
21

cara berpikir untuk beradaptasi di masa depan, yaitu analitis, kritis, dan

kreatif. Cara berpikir itulah yang disebut cara berpikir tingkat tinggi

(HOTS: Higher Order Thinking Skills). Berpikir ala HOTS bukanlah

berpikir biasa-biasa saja, tapi berpikir secara kompleks, berjenjang, dan

sistematis.

3. Kemampuan untuk berkreativitas

Kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berfikir

tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa (unusual) dan

menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan. Orang-

orang yang kreatif akan dapat berpikir mandiri, mempunyai daya

imajinasi, mampu membuat keputusan sehingga akan mempunyai

keyakinan dan mereka tidak mudah dipengaruhi orang lain. Dalam

pengembangan kreativitas bukan hanya faktor emosi melainkan juga

adanya faktor kepercayaan dalam diri siswa untuk memunculkan

kreativitasnya.

C. Peran Guru PAI Dalam Pendidikan Akhlak di Era Society 5.0

1. Tugas guru PAI

Guru adalah salah satu faktor yang paling menentukan dalam proses

pembelajaran di kelas. Tugas guru yang paling utama adalah mengajar dan

mendidik. Secara umum dapat dikatakan bahwa tugas dan tanggung jawab

yang harus dilaksanakan oleh guru adalah mengajak orang lain berbuat baik.

Tugas tersebut identik dengan dakwah islamiyah yang bertujuan mengajak


22

umat Islam untuk berbuat baik.

Allah swt. berfirman dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 104:

‫ف‬ِ ‫ولْت ُكن ِّمْن ُكم اَُّمةٌ يَّ ْدعو َن اِىَل اخْل ِ ويْأمرو َن بِالْمعرو‬
ْ ُ ْ َ ْ ُ ُ َ َ ‫َرْي‬ ُْ ْ ْ ََ
&َ ‫َو َيْن َه ْو َ&ن َع ِن الْ ُمْن َك ِر ۗ َواُوٰلِٕۤى‬
‫ك ُه ُم الْ ُم ْفلِ ُح ْو َن‬
“Dan hendaklah di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar,
mereka itulah orang-orang yang beruntung”.

Dalam undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional adalah, “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada

perguruan tinggi.15

Tugas guru PAI dalam proses belajar-mengajar meliputi banyak hal

diantaranya:

a). Guru sebagai Pendidik

Sebagai seorang guru PAI harus mampu dan terampil dalam memahami

kurikulum yang berlaku di sebuah lembaganya.. Guru pun harus membantu

perkembangan anak didiknya untuk dapat menerima, memahami, serta

menguasai pengetahuan.16

Guru PAI harus menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan

diajarkan kepada anak didiknya serta senantiasa mengembangkannya untuk


15
UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 39 ayat (2).
16
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 9.
23

meningkatkan kemampuannya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil

belajar yang dicapai oleh anak didiknya.

b). Guru sebagai pembimbing

Peran guru PAI adalah sebagai pembimbing anak didiknya harus bisa

mengarahkan dalam semua hal termasuk dalam pembentukan karakternya.

Menasehati anak didiknya ketika melakukan kesalahan dengan penuh rasa

kasih sayang.

Guru harus bisa menyediakan menciptakan kondisi-kondisi yang

membuat anak didik merasa aman, nyaman, tenang dan bisa mengembangkan

sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik..17

c). Guru sebagai suri tauladan yang baik

Seorang guru merupakan panutan bagi anak didiknya. Perilaku guru akan

selalu diperhatikan dan di tiru oleh anak didiknya. Oleh karena itu guru harus

menjadi panutan serta mampu memberikan contoh yang baik dalam setiap

gerak geriknya. Guru PAI adalah pewaris ilmu para nabi, sedangkan tugas

nabi adalah menyempurnakan akhlak manusia seperti yang terkandung dalam

Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi:

‫لََق ْد َكا َن لَ ُك ْم يِف ْ َر ُس ْو ِل ال ٰلّ ِه اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكا َن َي ْر ُجوا ال ٰلّهَ َوالَْي ْو َم ااْل ٰ ِخَر َوذَ َكَر ال ٰلّهَ َكثِْيًر ۗا‬

“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

17
Soetjipto Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta 2004), cet. II, h. 107.
24

d). Guru sebagai Evaluator

Guru harus bisa mengetahui keberhasilan dan pencapaian anak

didiknya dalam hasil belajarnya, apakah metode yang digunakan sudah tepat

dan efektif serta dapat diterima oleh anak didik dengan baik. Guru harus

dapat mengetahui keberhasilan dan pencapaian tujuan, penguasaan siswa

terhadap pelajaran, serta ketetapan metode mengajar, dapat mengetahui

apakah proses belajar yang dilakukan sudah cukup efektif memberikan hasil

yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya. Guru hendaknya mengikuti

perkembangan hasil belajar yang telah dicapai oleh anak didiknya dari waktu

kewaktu.18

e). Guru sebagai pengelola kelas

Kelas adalah lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan

sekolah yang perlu diorganisasikan. Dalam buku Menjadi Guru Profesional

yang di tulis oleh Uzer Usman mengatakan bahwa tujuan umum pengelolaan

kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untu

bermmacam-macam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan tujuan kususnya

adalah mengembangkan kemampuan siswadalam menggunakan alat-alat

belajar, menyediakan kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar,

serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.19

Apabila guru mampu mengelola kelas dengan baik maka dalam proses

belajar mengajar akan berjalan dengan baik, tercipta suasana yang nyaman

dan menyenangkan, sehingga hasil belajar dapat tercapai dengan maksimal.

18
Ibid. h. 12.
19
Moh Uzer Usman., Op.cit. h. 10.
25

2. Metode Pembinaan Akhlak

Pembinaan akhlak dapat diperoleh dengan hasil yang memuaskan,

diperlukan cara atau metode. Metode yang tepat dalam pembinaan akhlak

adalah pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara terus

menerus. Dalam pembinaan akhlak kebiasaan mempunyai peranan penting

dalam kehidupan manusia, karena dapat membentuk karakter yang kokoh.

Islam mempergunakan kebiasaan itu sebagai salah satu teknik

pendidikan, yang mengubah seluruh sifat-sifat manusia menjadi kebiasaan.

Jika manusia membiasakan berbuat keburukan, maka ia akan menjadi orang

buruk, dan sebaliknya jika seseorang membiasakan berbuat kebaikan, maka

dia akan menjadi orang yang baik. 20

Metode yang lain dalam pendidikan akhlak adalah melalui keteladanan.

Keteladanan adalah merupakan salah satu teknik pendidikan yang sangat

efektif. Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan pelajaran,

instruksi dan larangan, sebab tabi’at jiwa untuk menerima keutamaan itu

tidak cukup dengan hanya teori.

Menanamkan akhlak yang baik pada seseorang memerlukan pendidikan

yang panjang dan harus ada pendekatan yang tepat. Pendidikan akan sukses

jika disertai dengan pemberian contoh teladan yang baik dan nyata. Selain itu

pembinaan akhlak dapat pula ditempuh dengan cara senantiasa menganggap

diri ini sebagai orang yang paling banyak mempunyai kekurangannya dari

pada kelebihannnya.
20
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo), Cet. I, h.4
26

Menurut pendapat Al-Abrasyi yang mengutib dari pendapat Al-Gazhali

mengatakan bahwa:21

1. Guru harus menaruh rasa kasih sayang terhadap murid dan

memberlakukan mereka seperti perlakuan anak sendiri.

2. Tidak mengharapkan balas jasa ataupun ucapan terima kasih, tetapi

bermaksud dengan mengajar itu mencari keridaan Allah dan

mendekatkan diri kepada Tuhan.

3. Memberikan nasehat kepada murid pada tiap kesempatan, bahkan meng-

gunakan setiap kesempatan itu untuk menasehati dan menunjukinya

4. Mencegah murid dari akhlak yang tidak baik dengan jalan sindiran jika

mungkin dan dengan jalan terus terang, dengan jalan halus, dan tidak

mencela.

5. Seorang guru harus menjalankan ilmunya dan jangan berlainan kata

dengan perbuatannya.

3. Upaya dalam Pembentukan Akhlak

Upaya adalah suatu usaha, ikhtiar untuk mencapai suatu tujuan,

memecahkan masalah, mencari jalan keluar.22 Upaya adalah usaha mendidik

dan mengembangkan cita-cita belajar.

Upaya guru PAI dalam pendidikan akhlak ialah usaha sadar dan

21
M.Shabir.U” Kedudukan Guru sebagai Pendidik “Vol.2 No.2 Desember 2015, hal:226
22
Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 1534
27

terencana untuk menyiapkan peserta didik mengenal, memiliki, menghayati,

hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran

islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur’an dan Hadist.23

Ada dua metode yang biasa digunakan guru PAI dalam pendidikan

akhlak peserta didik, yaitu:

1) Pembiasaan

Pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan

berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan ajaran islam. Metode

pembiasaan ini memberikan ruang dan mendorong kepada peserta didik pada

teori-teori yang membutuhkan aplikasi langsung, sehingga teori berat akan

menjadi ringan bagi peserta didik apabila sering dilakukan.

2) Keteladanan

Keteladanan adalah suatu cara menyampaikan materi pendidikan oleh

pendidik kepada peserta didik, disampaikan secara efisien dan efektif, untuk

mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan. Keteladanan dalam

bahasa arab adalah uswah, iswah, atau qudwah yang berarti perilaku baik

yang patut ditiru oleh orang lain.24

Keteladanan telah ajarkan oleh nabi Muhammad SAW dalam kehidupan

dakwah beliau.

23
Rosyidah Euis, Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan Akhlak Peserta
Didik Di Tpq Al-Azam Pekanbaru, Jurnal Kependidikan Islam Volume 9 Nomor 2, 2019
24
Rosyidah Euis, Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan Akhlak Peserta
Didik Di Tpq Al-Azam Pekanbaru, Jurnal Kependidikan Islam Volume 9 Nomor 2, 2019
28
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Pendekatan penelitian

Dalam hal ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam

melakukan penelitian. Pendekatan kualitatif merupakan suatu prosedur

yang menghasilkan data deskriptif, yaitu ucapan atau tulisan dari

perilaku yang diamati dari subyek itu sendiri.

Penulis memilih pendekatan kualitatif karena metode ini dapat

digunakan untuk menemukan dan memahami suatu yang tersembunyi

dibalik fenomena yang sulit dipahami dari perspektif partisipan.

Partisipan adalah orang-orang yang diajak wawancara, diobserfasi,

dimintai data, pendapat, pemikiran, maupun persepsinya.

Pemahaman diperoleh melalui analisis berbagai keterkaitan dari

partisipan dan melalui penguraian tentang situasi-situasi dan peristiwa-

peristiwa. Pemahaman partisipan meliputi perasaan, keyakinan, ide-ide,

pemikiran dan kegiatan dari partisipan. Dari pendekatan kualitatif ini

diarahkan lebih dari sekedar memahami fenomena tetapi juja

mengembangkan teori.

Dalam penelitian ini langkah-langkah yang penulis gunakan adalah

dengan melakukan studi kasus pada siswa MTs Daarus Salam Bantur.

Melakukan obserfasi kegiatan siswa serta melakukan wawancara dengan

29
30

Kepala Madrasah, Guru PAI, dan kepada salah satu siswa MTs Daarus

Salam Bantur.Pada penelitian kualitatif ini data yang dikumpulkan berupa

kata-kata atau gambaran. Data yang dimaksud berasal dari wawancara, catatan

lapangan, foto, rekaman suara, dokumen pribadi dan dokumen-dokumen

lainnya.

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini langkah-langkah yang penulis gunakan adalah

dengan melakukan studi kasus pada siswa MTs Daarus Salam Bantur.

Melakukan obserfasi kegiatan siswa serta melakukan wawancara dengan

Kepala Madrasah, Guru PAI, dan kepada salah satu siswa MTs Daarus

Salam Bantur. itu peneliti harus mempunyai bekal yang mumpuni tentang

metode penelitian kualitatif, etika penelitian, dan ilmu pengetahuan yang

sedang diteliti. Maka dari itu kehadiran peneliti sangat penting dalam usaha

mencari jawaban tentang persoalan yang sedang diteliti.

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini mempunyai tugas sebagai pencari

data, dengan cara:

1. Melakukan observasi secara langsung. Dalam hal ini peneliti melakukan

pengamatan dan observasi secara langsung dengan mendatangi lokasi

penelitian dalam waktu yang berkala sampai data yang dibutuhkan cukup

dan mampu menjawab persolan yang sedang diteliti.

2. Melakukan wawancara dengan sumber yang berkaitan dengan penelitian.

3. Dengan studi dokumenter, yakni peneliti mencari data dari nilai raport

peserta didik, melakukan dokumentasi kegiatan pembelajaran, sampai


31

melakukan dokumentasi setiap kegiatan yang berkaitan dengan

penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian di MTs Daarus Salam Bantur, sekolah

yang berada di pelosok desa yang berada dilingkungan yang beragam

budaya, adat istiadat dan kondisi sosialnya. MTs Daarus Salam

merupakan lembaga yang baru berdiri dan masih dalam tahapan

merintis.

Penulis tertarik melakukan penelitian di tempat ini karena lembaga

tersebut masih dalam tahapan merintis, dan berada dilingkungan yang

beragam dari segi adat istiadat, budaya dan kondisi sosialnya.

D. Sumber Data

Ada 2 sumber data yang di dapatkan oleh peneliti, yaitu:

1. Sumber data primer (pokok) yaitu sumber data yang berasal dari benda

hidup, dan dalam hal ini ada beberapa sumber data primer, yaitu peserta

didik MTs Daarus Salam Bantur, kepala MTs Daarus Salam Bantur ,

dan guru PAI MTs Daarus Salam Bantur.

2. Sumber data sekunder, yaitu sumber data yang berupa dokumentasi yang

mendukung dalam hal penelitian. Dan dalam hal ini data sekunder peneliti

adalah absensi MTs Daarus Salam Bantur, dan nilai di lembar kerja siswa

(LKS)
32

E. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang Paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan:

1. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya

dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang

diperoleh melalui observasi. Observasi juga dapat diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak

pada obyek penelitian. Dalam penelitian kualitatif ini, menggunakan observasi

terstruktur, dimana peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan

observasi akan di peroleh data yang lebih lengkap, tajam, sampai mengetahui

pada tingkat makna dan setiap perilaku yang nampak. Di dalam penelitian ini,

penulis mengobservasi tentang kegiatan belajar para siswa siswi di MTs

Daarus Salam Bantur dan pembelajaran di kelas khususnya mata pelajaran

pendidikan agama Islam.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan 2 orang atau lebih untuk

menggali suau informasi. Wawancara yang digunakan dalam penelitian

Kualitatif ini adalah wawancara mendalam artinya peneliti mengajukan

beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus


33

permasalahan, sehingga dengan wawancara mendalam ini data-data bisa

terkumpul semaksimal mungkin.

Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai kepala MTs Daarus Salam

Bantur, siswa MTs Daarus Salam Bantur, dan guru PAI MTs Daarus Salam

Bantur.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumen berupa catatan

dalam bentuk transkip dokumetasi nilai raport siswa siswi MTs Daarus Salam

Bantur, raport pada mapel Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa di MTs

Daarus Salam Bantur, dan semua hal yang berkaitan dengan pencarian data

selama di lapangan.

F. Analisis Data

Dalam penelitian dengan metode kualitatif, data dapat di peroleh dari

berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang

bermacam-macam (tringulasi). Sedangkan untuk aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan swecara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas. Berikut beberapa aktivitas dalam analisis:25

1. Reduksdi Data
25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Cet. Ke-6 (Bandung :
Alffabeta, 2019), Hal. 227
34

Data yang di dapat perlu di catat secara teliti dan rinci. Karena data

yang diperoleh di lapangan sangat banyak dan kompleks, semakin lama

peneliti ke lapangan maka jumlah data yang di dapat semakin banyak,

komplek, dan rumit. Maka dari itu perlu adanya yang namanya reduksdi data.

Mereduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan

pada hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan adanya reduksdi data

akan memberikan gambaran data yang lebih jelasd dan mempermudah peneliti

dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari data yang

diperlukan selanjutnya.

Dalam penelitian ini, penulis mereduksi data dengan menganalisis

peran guru PAI dalam pendidikan akhlak siswa MTs Daarus Salam Bantur.

2. Penyajian data

Setelah data direduksdi, maka langkah selanjutnya adalah dengan

menyusun dan mendisdplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian

data dapat dilakukan dalam beberapa bentuk mendeskripsikan hasil yang di

temui di lapangan dengan kata-kata berupa narasi dan dibantu dengan tabel

yang berisikan nilai-nilai peserta didik.

Miles dan Huberman menyatakan bahwa” penyajian data dalam penelitian

kualitatif berupa teks yang bersifat naratif”. Dengan menyusun dan

mendisplay data, maka akan memudahkan memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.


35

G. Pengecekan Keabsahan Temuan

Agar data yang diperoleh dari lokasi penelitian bisa diperoleh keabsahan,

maka peneliti melakukan beberapa usaha, yaitu:

1. Perpanjangan keikutsertaan peneliti merupakan instrument pengumpul

data utama dalam penelitian kualitatif. Maka dari itu keikutsertaan

peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data, sehingga

diperlukan perpanjangan peneliti. Keikutsertaan penelitian sangat

penting dalam mengumpulkan data di lapangan, agar data yang

diperoleh sesuai dengan kebutuhan dan data yang sedang diteliti

terkumpul cukup banyak, maka keikutsertaan peneliti tidak bisa dalam

waktu singkat, tetapi perlu diperpajang.

2. Ketekunan Pengamatan berarti mencari secara konsisten interprestasi

dengan berbagai cara dalam kaitannya dengan proses analisis yang

konstan atau tentatife. Dalam melakukan penelitian ini, penulis

mencari data dengan seksama dan teliti. Ketekunan juga dilakukan

dengan cara membaca beberapa refernsi dari beberapa buku, jurnal,

thesis maupun skripsi terdahulu yang ada kaitannya dengan temuan

penelitian yang penulis sedang kerjakan.

3. Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Hal ini dilakukan agar data yang

diperoleh tidak hanya dari satu pandang. Teknik triangulasi yang

penulis gunakan dalam penelitian kualitatif adalah memeriksaan

melalui sumber lainnya.


36

4. Membandingkan dan mengecek balik kepercayaan suatu informasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda, membandingkan

dengan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang

dikatakan secara pribadi, membandingkan dengan apa yang dikatakan

orang-oang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan

orang-orang sepanjang waktu.

H. Tahap Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa tahap penelitian

yang secara umum terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap pra lapangan

a. Menyusun rancangan penelitian (proposal penelitian)

b. Memilih tempat penelitian yaitu MTs Daarus Salam Bantur.

c. Mengurus perizinan kepada kepala MTs Daarus Salam Bantur.

d. Meneliti lokasi dengan maksud dan tujuan untuk lebih mengenal segala

hal dan unsur yang ada di tempat penelitian.

e. Memilih dan memanfaatkan informan yang dimanfaatkan untuk

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian.

2. Tahapan pekerjaan di lapangan

Tahap pekerjaan lapangan merupakan inti dari penelitian. Maka dari

itu peneliti harus memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri

terlebih dahulu. Ketika memasuki lapangan keakraban antara peneliti


37

harus dijaga agar data yang diperlukan peneliti dari informan dapat

diperoleh, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai.

3. Tahap analisis data yang meliputi analisis selama penelitian dan setelah

pengumpulan data yang didapat selama penelitian.

4. Tahap penulisan

Tahap yang terakhir adalah tahap penulisan laporan. Dalam

penulisan laporan peneliti didampingi oleh seorang pembimbing yang

selalu membantu menyempurnakan laporan yang kurang sesuai.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Umum

1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Daarus Salam Bantur.

MTs Daarus Salam merupakan satu-satunya madrasah yang ada di

desa Sumberbening kecamatan Bantur. MTs Daarus Salam berdiri pada

tahun 2017 yang berdomisili di Jalan Pesantren dusun Sumberwates.

Lembaga ini berdiri sebagai salah satu upaya dari pengembangan Pondok

Pesantren Daarus Salam, yang didirikan oleh Kyai Imam Mu’allif pada

tahun 1971.

MTs Daarus Salam merupakan salah atu lembaga pendidikan yang

menjadi harapan bagi masyarakat sekitarnya, yang rata-rata mereka adalah

muslim yang menginginkan anak-anak mereka menjadi generasi yang

berilmu dan berakhlakul karimah.

2. Visi dan Misi MTs Daarus Salam Bantur

a) Visi

Terwujudnya generasi Rabbani yang berjiwa Qur;ani, unggul dalam

berprestasi, tangguh dalam kopetisi.

b) Misi

1. Menumbuh kembangkan sikap amaliyah dan berakhlaqul karimah.

2. Melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan, kreatif dan inovatif.

3. Mengembangkan dan mengoptimalkan kegiatan intra dan ekstra

kurikuler.

38
39

4. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif dalam prestasi

akademik dan non akademik.

2. Sarana dan Prasarana MTs Daarus Salam Bantur

Tabel 1

Daftar sarana dan Prasarana MTs Daarus Salam Bantur

No Sarana dan Ruang Kelas Halaman Sekolah

Prasarana

1 Meja dan Kursi Meja dan Kursi Taman Bunga

Siswa

2 Kipas Angin Meja dan Kursi Guru Ring Basket

3 Almari Papan Tulis (White Lapangan

Board

4 Dispenser Penghapus

5 Komputer Sapu Ijuk

6 Printer Kotak Sampah

7 Buku dan Arsip


40

3. Struktur Organisasi MTs Daarus Salam Bantur

Tabel 2
Struktur Organisasi MTs Daarus Salam Bantur

Ketua Yayasan
Dr.H. Al Fajar S.Pd.I

Komite Madrasah Kepala Sekolah Bendahara


Solikhin H.Sholeh, S Pd Subekti, S.Pd

WAKAMAD. BID Wakil Kepala Sekolah WaKa Mad Humas


M.Fathul Muin, M.Mudzakir, S.Pd M.Gufron , S.Pd.I
S.Pd

Wali Kelas 7 Wali Kelas 8 Wali Kelas 9

Widodo, S.Pd.I Ammatul Mughis, M.Fathul Muin,


S.Pd S.Pd.

Dewan Guru

Murid

Sumber: Dokumentasi Struktur Organisasi MTs Daarus Salam


41

4. Daftar Tenaga Pendidik dan Kependidikan MTs Daarus Salam Bantur

Tabel 3
Daftar nama Guru dan Pegawai MTs Daarus Salam Bantur

Keterangan
No Nama Jenis Mata Jabatan
Kelamin Pelajaran
Dr.H. Al Fajar S.Pd.I L _ Ketua Yayasan

H.Sholeh, SPd.I L _ Kepala Sekolah

M.Fathul Muin, S.Pd L PJOK Wa.Ka Sekolah

Subekti, S.Pd P MTK Bendahara

Widodo, S.Pd.I L TIK KTU

Istiqomah, S.Pd P IPS Guru

M.Mudzakir, S.Pd.I L Fiqih Guru

M.Gufron , S.Pd.I L PAI Guru

Aci Purwaningrum, S Pd P B.Indnesia Guru

M.Umron Fukwani,S Pd L PKN Guru

Amelia Rusdian,S Pd P B.Inggris Guru

Sugeng Riyadi, S.Pd L PPKN Guru

Ammatul Mughis, S.Pd P Bhs.Arab Guru

Mu’tamilatun, S.Pd. P PAI Guru

Ida Royani, S Pd P Mulok Guru

Yayuk, S Pd P IPA Guru

Deswita Aurina,S Pd P B.Jawa Guru

Sumber : Dokumentasi keadaan Guru dan Pegawai MTs Daarus Salam Bantur
42

5. Keadaan Peserta Didik MTs Daarus Salam Bantur

Dari keseluruhan peserta didik yang terdapat di MTs Daarus Salam

Bantur pada tahun ajaran 2021/ 2022 berjumlah 62 siswa. Berikut adalah

tabel jumlah siswa MTs Daarus Salam Bantur pada tahun ajaran 2021/2022

Tabel 4
Daftar keadaan siswa SMP Al Imam Metro Kibang

Jumlah Peserta Didik

No Kelas Jumlah Siswa L P Total

1 7 11 5 6 11

2 8 16 6 10 16

3 9 35 17 18 35

Jumlah 28 34 62

B. Paparan Data

Setelah peneliti melakukan observasi, wawancara dan studi kasus di

MTs Daarus Salam Bantur, maka peneliti akan dapat memaparkan data hasil

penelitian.

1. Kondisi Akhlak Siswa MTs Daarus salam Bantur di Era Society 5.0

Dari hasil observasi yang penulis dilakukan, kondisi akhlak siswa

MTs Daarus Salam Bantur pada dasarnya sudah baik, hal itu terlihat

pada waktu peneliti melakukan observasi mulai dari awal siswa

datang di sekolah, sebelum pelajaran dimulai yaitu pukul 07.00, para

siswa sudang datang terlebih dahulu, meskipun ada salah satu siswa

yang datang terlambat.


43

Sebelum pelajaran dimulai para siswa melaksanakan piket

dihalaman sekolah dan didalam kelas bagi yang bertugas. Saat bel

berbunyi para siswa mulai bergegas menuju kelas masing-masing

sambil bersalaman dengan gurunya. Pada saat itu peneliti melakukan

observasi dikelas IX dengan pelajaran akhlak yang dilakukan oleh

Bapak Gufron selaku guru PAI.

Setiap masuk kelas Bapak Gufron terlebih dahulu memberi salam

kepada para siswanya, kemudian menanyakan keadaan siswa dan

mengabsen kehadiran siswa. Tak lupa Bapak Gufron memeriksa

keadaan kelas dan kerapian siswa. Setelah keadaan sudah terlihat baik

maka Bapak Gufron menyuruh ketua kelas untuk memimpin doa dan

membaca Asmaul khusna sebagai kegiatan rutin setiap akan memulai

pelajaran.

Pada saat pelajaran keadaan siswa terlihat tertib, meskipun ada

salah satu siswa yang terlihat kurang memperhatikan karena

mengantuk, kemudian Bapak Gufron mengalihkan pelajaran dengan

bercerita.

Dari hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa

perilaku siswa saat pelajaran itu berbeda-beda, ada yang

memperhatikan, dan ada yang merasa bosan dengan pelajaran

tersebut, hal tersebut menjadi tugas bagi guru bagaimana

mengondisikan kelas agar selalu dalam keadaan kondusif. Seperti


44

halnya yang telah dilakukan oleh Bapak Gufron Yang mengalihkan

pelajaran dengan bercerita agar pelajaran tidak terasa membosankan.

Setelah itu penulis melakukan observasi kepada para siswa saat

mereka istirahat, terlihat mereka bermacam-macam dengan

kegiatannya. Ada yang ke kantin untuk membeli jajan, ada yang

bermain sepak bola dihalaman sekolah, dan penulis jumpai ada

sebagian siswa yang asik dengan permainan game onlinenya. Hal

tersebut terjadi karena pada saat itu siswa diperbolehkan membawa

hp untuk praktek pembelajaran TIK.

Kemudian penulis melakukan wawancara dengan Bapak Gufron

selaku guru PAI di lembaga tersebut. Dalam wawancara tersebut

penulis menanyakan bagaimana kondisi siswa MTs Daarus Salam

Bantur di Era Society 5.0. Bapak Gufron mengungkapkan bahwa

“ ........ Kondisi akhlak siswa itu bermacam-macam, ada yang

kurang pandai dalam pelajaran tetapi sopan santun, ada siswa

yang pandai tetapi akhlaknya kurang bagus, kata-katanya kasar,

kurang hormat kepada gurunya. Ada pula siswa yang kecanduan

permainan game online, sehingga ketika pelajaran yang

menggunakan smarstpone mereka malah sibuk dengan

permainannya.”
45

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak siswa MTs Daarus salam

Bantur

Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak atau siswa MTs Daarus

Salam Bantur bermacam-macam, diantaranya karena lingkungan

keluarga, lingkungan pergaulan dan pengaruh teknologi diera ini. Hal

ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan bapak Gufron

selaku guru PAI. Beliau mengatakan bahwa

“ Sebenarnya ada banyak faktor-faktor yang menyebabkan

perilaku mereka, diantaranya karena lingkungan keluarga,

lingkungan pergaulan dan pengaruh kecanggihan teknologi di era

ini ”26

Kemudian penulis meminta izin untuk melihat absensi siswa.

Dalam absen tersebut penulis jumpai ada siswa yang sering tidak

masuk kelas tanpa keterangan. Dalam hal ini Bapak Gufron

menjelaskan bahwa siswa tersebut kurang perhatian dari orang

tuanya karena ditinggal kerja.

3. Pengaruh Gadget terhadap akhlak siswa MTs Daarus salam Bantur

Dalam hasil observasi yang penulis lakukan pada siswa saat

istirahat, terdapat siswa yang bergoyang-goyang menirukan konten di

Tik-tok dan kata-kata yang buruk yang mereka tiru dari aplikasi

game online

26
Gufron.Guru PAI. Hasil wawancara ,pada hari Jum’at 8 April 2022
46

C. Tantangan Guru PAI Dalam Pendidikan Akhlak Siswa MTs Daarus

Salam Bantur di Era Society 5.0

a) Apa Saja Tantangan Guru PAI dalam Pendidikan Akhlak siswa MTs

Daarus Salam Di Era Society 5.0

Tantangan-tantangan yang dihadapi guru PAI dalam pendidikan

akhlak siswa MTs Daarus Salam bermacam-macam hal ini seperti

yang telah diungkapkan oleh Bapak Gufron selaku guru PAI dalam

hasil wawancara yang penulis lakukan bersama beliau, Bapak Gufron

mengatakan bahwa

“ Sebagai guru PAI di zaman ini harus benar-benar meningkatkan

kualitas pendidikannya, harus melek informasi, menguasai media

sosial, selalu waspada dengan perubahan akhlak siswa karena

pengaruh kemajuan teknologi yang ada.”

Dalam pengamatan yang penulis lakukan di MTs Daarus Salam

memang banyak tantangan yang dihadapi oleh guru PAI dalam

pendidikan akhlak siswa diantaranya karena pengaruh globalisasi yang

terjadi, pengaruh lingkungan keluarga dan pergaulan. Banyak siswa

yang kecanduan dengan game onlinenya, sehingga mereka tidak bisa

fokus dengan pelajarannya, bahkan mereka terbiasa mengucapkan

kata-kata yang kotor terpengaruh oleh isi dari konten tersebut.

b) Faktor-faktor yang menjadi kendala guru PAI dalam pendidikan

akhlak siswa MTs Daarus Salam Bantur


47

Dalam wawancara penulis dengan Bapak Gufron selaku guru

PAI, beliau mengatakan bahwa

“ Kendala-kendala kami dalam mendidik akhlak para siswa diantaranya

kurangnya waktu, kurangnya dukungan masyarakat dan keluarga,

mereka yang tidak mondok disini waktunya hanya sedikit bila

dibandingkan dengan mereka ketika di rumah atau dilingkungan

pergaulannya, jadi kami tidak bisa maksimal dalam pengawasannya”

c) Cara-cara yang digunakan guru PAI dalam menghadapi tantangan era

Society 5.0

Dalam pengamatan yang penulis lakukan ada beberapa cara-cara

yang dilakukan oleh guru PAI dalam pendidikan akhlak siswa MTs

Daarus Salam di Era Society 5.0 diantaranya dengan cara pendekatan

dan kerjasama dengan masyarakat dan orang tua.

Dalam momen-momen hari besar diadakan kegiatan keagamaan yang

dalam hal itu melibatkan masyarakat dan orang tua.

D. Peran Guru PAI Dalam Pendidikan Akhlak Siswa MTs Daarus Salam di

Era Society 5.0

a) Peran guru PAI dalam pendidikan Siswa MTs Daarus Salam Bantur

di Era Society 5.0

Baik buruknya perilaku siswa tak lepas dari peran seorang guru

PAI. Guru PAI harus bisa menjadi suri teladan bagi siswanya, bisa
48

membimbing, mengarahkan, membiasakan siswa dengan hal-hal yang

baik.

Penulis juga melakukan wawancara dengan Olivia, salah satu

siswa kelas IX. Dalam hasil wawancara, Olivia berkata

“ Bapak Gufron itu guru favorit kami, beliau orangnya baik, murah

senyum dan tidak suka marah”.

Dan dalam pengamatan yang penulis lakukan, Bapak Gufron

selaku guru PAI sudah berperan baik dalam pendidikan akhlak

siswanya, hal itu terlihat ketika beliau berada di kelas saat pelajaran

maupun diluar kelas. Dalam proses pembelajarannya beliau selalu

bertutur kata dengan sopan santun dan halus, selalu berpakaian rapi,

datang tepat waktu, selalu memberi nasehat kepada para siswanya

dan menegur jika terdapat siswa yang melakukan pelanggaran.

b) Metode yang digunakan Guru PAI dalam Pendidikan Akhlak Siswa

MTs Daarus Salam Bantur

Dalam hasil pengamatan yang penulis lakukan, banyak metode

yang telah digunakan oleh Bapak Gufron selaku guru PAI,

diantaranya adalah keteladanan, pembinaan, pembiasaan dan hukuman.

Kata Olivia, murid kelas IX “ Pak Gufron itu jika menghukum

kami yang melakukan pelanggaran tidak pernak dengan kekerasan,

melainkan dengan hukuman yang mendidik, seperti Membaca Yasin,

membersihkan halaman sekolah dan berziarah kemakam pendiri

Pondok Pesantren”
49

Dan dari wawancara dengan Bapak Soleh, selaku Kepala MTs

Daarus Salam, beliau berkata

“ Salah satu program unggulan kami untuk guru PAI adalah

melaksanakan pembiasaan melaksanakan sholat dhuha bersama

dilanjutkan membaca surat Yasin, Waqiah dan melaksanakan sholat

dhuhur dengan berjamaah”

c) Upaya Guru PAI dalam Pendidikan Akhlak Siswa MTs Daarus

Salam Bantur

Menurut Bapak soleh selaku Kepala MTs Daarus Salam

Bantur, beliau mengatakan

“Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Bapak gufron selaku guru

PAI, diantaranya selalu menjadi panutan, suri teladan menjalin

hubungan yang baik dengan siswa, keluarga, dan masyarakat.

Mengadakan acara keagamaan dengan melibatkan para siswa,

mengadakan kegiatan sosial seperti santunan anak yatim piatu dan

dhuafa”

C. Pembahasan

Setelah data diperoleh dari hasi observasi, wawancara dan

studi dokumenter, maka dapat penulis analisa dalam bentuk deskriptif

yaitu pencarian fakta- fakta dari fokus penelitian dengan melihat


50

landasan teori yang ada, maka akan didapat suatu bentuk hasil

penelitian yang dapat diuraikan secara deskriptif.

Berdasarkan hasil dari observasi, wawancara dan studi

dokumenter dari penelitian tersebut dapat dianalisis sebagai berikut :

1). Kondisi Akhlak Siswa MTs Daarus Salam Bantur di Era

Society 5.0

a). Kondisi Akhlak Siswa MTs Daarus Salam Bantur di era Society

5.0

Kondisi siswa MTs Daarus Salam Bantur di Era Society

bermacam –macam, ada yang bisa memanfaatkan kemajuan teknologi

yang ada untuk hal-hal yang positif, dan ada juga yang terkena

dampak buruknya hasil kemajuan teknologi, seperti kecanduan game

online, aplikasi tik-tok dan terpengaruh oleh kata-kata kotor dari

aplikasi game online.

b). Faktor- faktor yang mempengaruhi Akhlak Siswa MTs Daarus

Salam Bantur di Era Society 5.0

a) Pengaruh Lingkungan Keluarga

Pada saat melakukan penelitian terdapat siswa yang sering tidak

masuk tanpa ada keterangan, setelah ditanyakan kepada guru PAI

ternyata anak tersebut kurang dukungan dan kasih sayang dari orang

tua.
51

b) Pengaruh Lingkungan Masyarakat

Perilaku masyarakat yang tidak mencerminkan perilaku yang

baik akan menjadi cerminan bagi generasi muda, lingkungan

masyarakat yang baik akan berdampak pula bagi akhlak seseorang.

c) Pengaruh Teknologi

Di Era society 5.0 sekarang ini, manusia dipermudah dari segala

hal, mulai dari transaksi, berinteraktif dan berkomunikasi. Bahkan saat

ini dunia pendidikan sudah harus memakai internet sebagai dampak

dari masa pandemi Covid 19 kemarin. Tanpa landasan akhlak yang

kuat maka seseorang akan terperosok kedalam hal-hal yang akan

merugikan dirinya maupun orang lain.

c). Pengaruh Game online terhadap Akhlak Siswa

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kemajuaan teknologi yang

sekarang terjadi banyak memberi dampak bagi perilaku seseorang,

baik positif maupun negatif. Tanpa pendidikan akhlak dan

pengawasan guru, maka dampak kemajuan teknologi masa kini

mempengaruhi perilaku sehari-hari, seperti contohmya konten-konten

vidio yang memamerkan auratnya, goyangan-goyangan dari konten

Tiktok, dan pengaruh game online yang sudah merasuki semua

kalangan.

2). Tantangan Guru PAI dalam Pendidikan Akhlak Siswa MTs

Daarus Salam Bantur di Era Society 5.0


52

a). Tantangan Guru PAI dalam Pendidikan Akhlak Siswa MTs

Daarus Salam Bantur di Era Society 5.0

1.Faktor Internal

a) Kemampuan dan karakter guru yang belum mendukung

b) Budaya dan kultur sekolah yang kurang mendukung

c) Nilai-nilai karakter yang dikembangkan di sekolah belum terjabarkan

dalam indikator yang baik. Indikator yang tidak baik tersebut

menyebabkan kesulitan dalam mencapai nilai karakter yang baik sesuai

yang diharapkan.

d) Pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter yang masih

belum menyeluruh.

e) Program pendidikan karakter belum dapat disosialisasikan pada semua

guru dengan baik.

f) Guru belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuai dengan mata

pelajaran yang diampu.

g) Nilai-nilai karakter mata pelajaran belum dapat dipelajari dengan baik

untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran.

2. Faktor Eksternal

a) Pengaruh globalisasi

b) Perkembangan sosial masyarakat

c) Perubahan lingkungan sosial secara global yang mengubah

tatana n nilai, norma suatu bangsa menjadi lebih terbuka


53

d) Pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang

telah mengubah tatanan sosial masyarakat

1. Faktor yang menjadi Kendala Guru PAI dalam Pendidikan

Akhlak Siswa MTs Daarus Salam Bantur di Era Society 5.0

Dalam menghadapi tantangan Era Society 5.0 ada beberapa

kendala yang dialami oleh guru PAI dalam pendidikan akhlak siswa

MTs Daarus Salam Bantur, diantaranya

a) Terbatasnya waktu tatap muka dengan siswa

b) Tidak adanya dukungan dari pihak keluarga dan masyarakat

c) Dampak negatif dari teknologi yang ada

2. Cara Guru PAI dalam mengatasi Tantangan Pendidikan di Era

Society 5.0

Dalam mengatasi tantangan - tantangan di Era Society dalam

pendidikan akhlak siswa MTs Daarus Salam Bantur, guru PAI

mengadakan hubungan kerja sama dengan wali murid dan masyarakat

setempat dengan mengadakan kegiatan-kegiatan sosial, Majlis ta’lim

dan Istighosah serta mengadakan seminar-seminar yang membahas

tentang pentingnya pendidikan akhlak di Era Society 5.0 saat ini.


54

3. Peran Guru PAI dalam Pendidikan Akhlak Siswa MTs

Daarus Salam Bantur di Era Society 5.0

1. Peran Guru PAI dalam Pendidikan Akhlak Siswa MTs Daarus

Salam Bantur di Era Society 5.0

Dalam hasil penelitian yang penulis lakukan menunjukkan bahwa

Bapak Gufron selaku guru PAI sudah sangat berperan aktif dalam

mendidik dan membina akhlak siswa di MTs Daarus Salam Bantur.

Hal ini terlihat dari berbagai partisipasi yang dilakukan oleh Bapak

Gufron yang bertujuan untuk membina akhlak siswa. seperti guru

memberikan keteladanan, pembiasaan, teguran dan juga berperan

sebagai pemimpin, yaitu dengan mengajak para siswa untuk kebaikan.

Hal ini sangat sesuai dengan tugas dan fungsi seorang guru yaitu sebagai

pemimipin (managerial), yang memimpin, mengendalikan diri sendiri,

peserta didik dan masyarakat yang terkait terhadap berbagai masalah yang

menyangkut upaya pengarahan, pengorganisasian, pengontrolan dan

partisipasi atas program pendidikan yang dilakukan.

2. Metode Guru PAI dalam Pendidikan Akhlak Siswa MTs Daarus

Salam Bantur di Era Society 5.0

Metode yang telah digunakan oleh Bapak Gufron selaku guru

PAI sudah tepat diantaranya,


55

a) Metode keteladanan

Dalam metode ini diterapkan oleh Bapak Gufron dengan dimulai

dari awal masuk kelas, saat pelajaran, dan saat istirahat, dimana

Bapak Gufron selalu bersikap sopan santun, rapi dalam berpakaian,

murah senyum dan tidak suka marah.

b) Metode Cerita

Metode Cerita oleh Bapak Gufron digunakan saat siswa mulai

jenuh dengan pelajaran.

c) Metode Pembiasaan

Metode pembiasaan dilakukan oleh Bapak Gufron ketika akan

masuk kelas dengan cara saling berjabat tangan dan mengucapkan

salam.

d) Metode Hukuman .

Dalam metode ini dilihat dari besar kecilnya pelanggaran yang

dilakukan oleh siswa, di MTs Darus Salam dalam memberikan

hukuman terhadap siswa yang melanggar, maka akan diberikan

hukuman yang bersifat mendidik.

4. Upaya-upaya Guru PAI dalam Pendidikan Akhlak Siswa MTs

Daarus Salam Bantur di Era Society 5.0

Pembentukan akhlak siswa memerlukan proses yang panjang.

Penanaman nilai-nilai pendidikan Islam dimulai sejak anak usia dini


56

yang dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Latar

belakang siswa MTs Daarus Salam berasal dari kalangan keluarga

dengan status sosial maupun ekonomi yang berbeda-beda.

Keadaan akhlak siswa MTs Daarus Salam pada umumnya sudah

baik, meskipun masih ada beberapa siswa yang mempunyai perilaku

kurang sopan. Peran guru sangat dibutuhkan disekolah, karena guru

merupakan orang tua kedua bagi siswa.

Upaya yang dilakukan guru PAI MTs Daarus Salam Bantur

dalam pendidikan akhlak dimulai dari tindakan preventif, kuratif,

maupun represif.

a)Tindakan Prevensif

1.Program Solat Dhuhur berjamah

2.Pengembangan kurikulum PAI menjadi ciri khusus

3.Peringatan hari-hari besar Agama

4.Istighosah setiap satu bulan

5.Pesantren Ramadhan

b). Tindakan Kuratif

1.Mencari latar belakang masalah

2.Menyelesaikan persoalan dengan sikap kekeluargaan

3.Memberi keputusan dengan bijak

c) Tindakan Represif

1.Memberi Poin bagi siswa yang melanggar

2.Mengadakan pembinaan dan bimbingan


57

3.Membaca Yasin bagi siswa yang melanggar peraturan

Upaya upaya tersebut sangat memberikan apresiasi siswa kepada

madrasah dan semangat siswa untuk mentaati tata tertib yang

berlaku.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Peran Guru PAI dalam

Pendidikan Akhlak Siswa MTs Daarus Salam Bantur di Era Society

5.0, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Mengenai kondisi akhlak siswa MTs Daarus Salam Bantur, dari

hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang telah penulis

lakukan, akhlak siswa sudah tergolong cukup baik disekolah

tersebut. Siswa sudah melakukan kegiatan dengan tertib, hormat

kepada kedua orang tua, guru dan sesama teman. Namun demikian

masih ada beberapa siswa yang terkadang melakukan akhlak yang

buruk seperti datang terlambat, ribut saat belajar, tidak mengucap

salam dan mengejek teman.

2. Tantangan yang dihadapi guru PAI dalam Pendidikan Akhlak

diantaranya karena pengaruh lingkungan keluarga, pengaruh

lingkungan masyarakat dan pengaruh globalisasi.

3. Guru PAI dalam membina akhlak siswa MTs Daarus Salam

Bantur sangat berperan aktif. Hal ini terlihat dari upaya- upaya dan

pembinaan-pembinaan juga pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan

para guru PAI. Guru PAI berperan aktif sebagai contoh teladan bagi

para siswa dengan menampilkan perilaku baik, tutur kata yang baik,

58
59

rapi dalam berpakaian, jujur, hormat serta tegas dalam segala hal.

Guru pendidikan agam Islam juga berperan aktif untuk mengajak

siswa untuk kebaikan seperti shalat berjama‟ah, shalat dhuha, serta

melakukan hal-hal baik lainnya yang berkaitan dengan akhlak terpuji.

Selain itu guru pendidikan agama islam juga memberi arahan,

bimbingan serta nasehat pada siswa untuk senantiasa melakukan

kebaikan dan berakhlak terpuji. Adapun metode yang digunakan PAI

dalam membina akhlak siswa adalah metode contoh, teladan,

pemberian nasehat, pembiasaan, dan hukuman.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang peran guru PAI dalam pendidikan

akhlak di Era Society 5.0 , maka penulis akan memberikan beberapa saran

yaitu:

1. Guru PAI harus lebih waspada terhadap perubahan perilaku peserta

didik,dimana pada Era Globalisasi pengaruh media sosial terhadap akhlak

siswa sangat besar sekali.

2. Guru PAI harus selalu meningkatkan kemampuan serta keterampilan

untuk mengimbangi tantangan kemajuan teknologi yang terjadi saat ini.

3. Guru PAI harus meningkatkan peranannya dalam pendidikan akhlak pada

siswa dalam menghadapi arus glabalisasi di Era society 5.0.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Tatimin.2007.Studi Akhlak Dalam Prespektif Al


Qur’an. Jakarta.Nunggal Cipta
Abdurrohman bin Nashir.2001.Taisirul Kamirirrahman fi
Tafsiri Kalami Mannan.Al Azab ayat 21
Al-Qur‟an terjemahan Kementerian Agama.
Bambang Dwi Argo.2013.Tantangan dan Hambatan di Era
Globalisasi.Semarang.
Bertens.2001. Etika.PT.Gramedia Pustaka
Chairul Anwar. 2019. Multukulturalisme,globalisasi dan
tantangan pendidikan ABAD Ke 21.
Yogyakarta.Diva Press.
E.Mulyasa.2012. Standar Kompetensi dan Sertifikasi
Guru.Bandung : Rosda Karya
Imam Al-Gazali,Ihya’Ulumuddin,Juz III.Darul Ihya’Alkutub
Al-Arabiyah
Indonesia. 2003. Undang-undang tentang Tujuan Pendidikan
Nasional. Jakarta. Bumi Aksara.
Lexy J. Moleong.2013. Metodologi Penelitian
Kualitatif, .Bandung: Rosda Karya
M. Shabir.2015.Kedudukan guru Sebagai Pendidik.Makasar
Martimin Yamin,Maisah.2012. Manajemen Pembelajaran
Kelas Strategi meningkatkan Mutu
Pembelajaran.Jakarta: Gaung Persada
Martinis Yamin dan Maisah.2010. Standarisasi Kinerja
Guru.Jakarta: Gaung Persada
Masalah”. Jurnal IPS dan Pengajarannya.
Mubarak, Zakky, dkk. 2008. Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian Terintegrasi, Buku Ajar II, Manusia,

60
Akhlak, Budi Pekerti dan Masyarakat. Depok:
Lembaga Penerbit FE UI..
Nana Syaodih Sukmadinata.2017.Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung. PT.Remaja Rosdakarya
Nasution.2000.Metode Rsearch.Jakarta.Bumi Aksara
Polya, G. 1973. How to Solve it. New Jersey. Princeton
University Press.
Purwanto, Edy. 1999. Desain Teks Untuk Belajar “Pendekatan
Pemecahan
Ramayulis. 2000. Ilmu Pendidikan Islam. Bogor. Bulan Bintang.
Rulam Ahmadi.2014.Metodologi Penelitian Kualitatif,
Yogyakarta.Ar-Ruzz Media
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cet.
16,Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto.2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik , Edisi Revisi, Cet. 14,Jakarta:
Rineka Cipta
Suprihatiningrum,Jamil.2013.Guru Profesional Pedoman Kerja
Kualifikasi & Kompetisi Guru. Jakarta: Ar-Ruzz
Media.
Zainal Asril.2011. Micro Teaching. Jakarta : Grafindo Persada

61
Lampiran 1: Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 2: Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 3: Bukti Bimbingan
Lampiran 6: Wawancara Dengan Kepala Sekolah
Lampiran 5: Dokumentasi Pembelajaran
Lampiran 7: Wawancara Dengan Guru PAI
Lampiran 7: Wawancara Dengan Siswa MTs Daarus Salam
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Agus Cahyono, anak kedua dari 3


bersaudara, putra dari Bapak Meselan dan Ibu
Ponikem, lahir pada tanggal 8 Agustus 1986 dan
bertempat tinggal di Dusun Krajan Rt 15 Rw 04
Desa Bandungrejo kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD N Bandungrejo 02 tahun


1993-1999, SLTP N 1 Pagak tahun 1999-2002, SMK Ashifa Kalipare
2014 dan masuk di Universitas Islam Raden Rahmat Malang pada tahun
2008.

Penulis mengambil jurusan PAI karena mengikuti program beasiswa


MADIN yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Dalam
kegiatan Praktik Kegiatan Lapangan , penulis melaksanakannya di SMA
AN-NUR Bululawang pada tahun 2021.

Anda mungkin juga menyukai