Anda di halaman 1dari 123

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TEMATIK

BERBASIS INKUIRI KELAS V DI SD NEGERI 5


PEDAMARAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Windi Erviani
NIM 1920201032

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2023
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Hal : Pengantar Skripsi


Kepada Yth.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Fatah
Palembang Di
Palembang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan-perbaikan seperlunya, maka
skripsi berjudul “PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN
TEMATIK BERBASIS INKUIRI KELAS V DI SD NEGERI 5
PEDAMARAN” yang ditulis oleh saudari Windi Erviani (NIM 1920201032) telah
dapat diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Raden Fatah Palembang.

Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami mengucapkan terima kasih.


Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Palembang, 2023
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Tutut Handayani, M.Pd.I Ayu Nur Shawmi, M.Pd.I


NIP 19781110 200710 2 004 NIP 19900424 202012 2 017

Mengetahui
Ketua Program Studi PGMI

Dr. Tutut Handayani, M.Pd.I


NIP 19781110 200710 2 004
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TEMATIK
BERBASIS INKUIRI KELAS V DI SD NEGERI 5
PEDAMARAN

SKRIPSI

OLEH

WINDI ERVIANI

NIM 1920201032

MENGESAHKAN

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Tutut Handayani. M.Pd.I Ayu Nur Shawmi, M.Pd.I


NIP 19781110 200710 2 004 NIP 19900424 202012 2 017

Mengetahui,
Ketua Program Studi PGMI

Dr.Tutut Handayani.M.Pd.I
NIP 19781110 200710 2 004
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“Tidak ada usaha yang sia-sia dan kejarlah impianmu selagi kamu masih

bernafas”

Persembahan

Alhamdullilah Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, saya dapat

menyelesaikan skripsi ini. Karya sederhana ini saya persembahankan kepada :

1. Allah SWT yang senantiasa selalu memberikan kemudahan, kelancaran,

keberkahan dalam menuntut ilmu dari merintis kesusahan sampai meraih

kesuksesan untuk masa depan.

2. Orang tuaku tercinta Ayahanda Eriadi dan Ibunda Fitriani, dengan segala

pengorbanan memperjuangkanku, ketulusan dan kemuliaan hatimu yang

telah memberikan semua yang terbaik, mendidik dan mendoakan, dan

cinta kasih sayangmu sepanjang masa, semoga Allah SWT senantiasa

membalasnya dengan Surga.

3. Dosen Pembimbing Akademik Ibu Dr. Hj. Mardiah Astuti, M.Pd.I.

4. Dosen pembimbing I Ibu Dr. Tutut Handayani, M.Pd.I sekaligus kaprodi

PGMI dan Ibu Ayu Nur Shawmi, M.Pd.I selaku dosen pembimbing II yang

selalu mengajari dan membimbingku dengan baik sampai skripsi ini

selesai.

5. Untuk adik-adikku tercinta tetap semangat menuntut ilmu dan semoga

kelak kalian bisa kuliah dan mewujudkan cita-cita, jangan pernah

menyerah untuk menuntut ilmu.


6. Untuk Tesiah Ariantika, S.Pd dan Emiliana, S.Pd yang telah membersamai

dari awal sampai dititik ini, terimakasih sudah ada dan selalu membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Untuk ayundaku tercinta Yunita Faujiyah, S.Kom terimakasih banyak atas

bimbingannya untuk menyelesaikan skripsi ini, semoga ayundaku kelak

menjadi orang yang sukses untuk kedepannya.

8. Untuk Kedua Patner Bimbingan Tamara Veronica dan Niang Asih Pratiwi.

yang selalu memberi semangat.

9. Teman-temanku yang terutama kelas PGMI 01 Angkatan 2019 yang telah

memotivasiku dalam menyelesaikan skripsi ini dan berjuang semasa kuliah

ini.

10. Untuk Teman-temanku yang terutama Prodi PGMI Angkatan 2019 yang

telah memotivasiku dalam menyelesaikan skripsi ini dan berjuang semasa

kuliah ini.

11. Almamater UIN Raden Fatah Palembang yang saya banggakan.


SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Windi Erviani
Tempat dan tanggal lahir : Pedamaran, 31 Oktober 2000
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
NIM : 1920201032

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:


1. Seluruh data, informasi, interpretasi serta pernyataan dalam pembahsan dan
kesimpulan yang disajikam dalam karya ilmiah ini, kecuali yang disebutkan
sumbernya adalah merupakan hasil pengamatan, penelitian, pengelolahan, serta
pemikiran saya dengan pengarahan para dosen pembimbing yang ditetapkan.
2. Karya ilmiah yang saya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik, baik di UIN Raden Fatah Palembang maupun
perguruan tinggi lainnya.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian hari
ditemukan adanya bukti ketidakbenaran dalam pernyataan tersebut di atas, maka
saya bersedia menerima sanksi akademis berupa pembatalan gelar yang saya
peroleh melalui pengajuan karya ilmiah ini.

Palembang, 2023

Windi Erviani
NIM 1920201032
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Menghasilkan produk modul


pembelajaran, (2) Menghasilkan modul pembelajaran yang valid, (3) Menghasilkan
modul pembelajaran pada siswa kelas V di SD Negeri 5 Pedamaran yang praktis.
Metode yang digunakan adalah metode penelitiaan dan pengembangan R&D
dengan menggunakan model pengembangan ADDIE yakni, Analisys, Design,
Development, Implementation and Evaluation, pengumpulan data yang digunakan
berupa wawancara, angket dan dokumentasi. Uji validitas dan kepraktisan data
menggunakan penilaian dari angket. Subjek dari penelitian ini adalah guru dan
siswa kelas V pada pembelajaran tematik materi perubahan wujud benda tema 7
peristiwa dalam kehidupan kelas V di SD Negeri 5 Pedamaran sebanyak 29 peserta
didik, maka dari itu dapat diambil kesimpulan berupa (1) mengasilkan modul
pembelajaran tematik berbasis inkuiri pada siswa kelas V di SD Negeri 5
Pedamaran yang valid dilihat dari hasil angket kevalidan ahli media dengan
diperoleh skor 84,00 validasi ahli bahasa dengan diperoleh skor 92,00% validasi
ahli materi dengan diperoleh skor sebesar 89,00% (2) mengasilkan modul
pembelajaran tematik berbasis inkuiri pada siswa kelas V di SD Negeri 5
Pedamaran yang praktis dengan nilai rata-rata sebesar Guru 96,00% dan siswa
91,24% sangat praktis (3) menghasilkan modul pembelajaran tematik berbasis
inkuiri pada siswa kelas V di SD Negeri 5 Pedamaran dengan nilai rata-rata Guru
94,00% dan siswa 89,79% sangat efektif.

Kata kunci: Modul Pembelajaran, Pembelajaran Tematik, Berbasis Inkuiri.


ABSTRACT

This study aims to find out: (1) Producing learning module products, (2) Producing
valid learning modules, (3) Producing practical learning modules for fifth grade
students at SD Negeri 5 Pedamaran. The method used is the R&D research and
development method using the ADDIE development model namely, Analysis,
Design, Development, Implementation and Evaluation, the data collection used is
in the form of interviews, questionnaires and documentation. Test the validity and
practicality of the data using an assessment from a questionnaire. The subjects of
this study were teachers and students of class V in the thematic learning of material
changes in the form of objects on the theme of 7 events in the life of class V in SD
Negeri 5 Pedamaran as many as 29 students, therefore it can be concluded that (1)
produce inquiry-based thematic learning modules in fifth grade students at SD
Negeri 5 Pedamaran which is valid seen from the results of the media expert validity
questionnaire with a score of 84.00% obtained by validation of language experts
with a score of 92.00% obtained by validation of material experts with a score of
89.00% (2) produced thematic learning modules inquiry-based for fifth grade
students at SD Negeri 5 Pedamaran which is practical with an average score of
96.00 for teachers and students at 91.24% for very practical (3) produce inquiry-
based thematic learning modules for fifth grade students at SD Negeri 5 Pedamaran
with grades Teachers average 94.00% and students 89.79% very effective.

Keywords: Learning Module, Thematic Learning, Inquiry Based.


‫خالصة‬

‫تهدف هذه الدراسة إلى معرفة‪ )1( :‬إنتاج وحدة تعليمية‪ )2( ،‬إنتاج وحدة تعليمية صالحة‪)3( ،‬‬
‫إنتاج وحدة تعليمية عملية لطالب الصف الخامس في مدرسة ابتدائية نمران رقم ‪ .5‬تم استخدام‬
‫والذي يتضمن التحليل ‪ ADDIE ،‬المنهج البحثي وتطوير البحوث باستخدام نموذج التطوير‬
‫والتصميم والتطوير والتنفيذ والتقييم ‪ ،‬وتم جمع البيانات من خالل المقابالت واالستبيانات‬
‫والوثائق‪ .‬تم استخدام تقييم االستداللية للتحقق من صحة البيانات ومالئمتها‪ .‬كانت موضوعات‬
‫الدراسة معلمو الصف وطالب الصف الخامس في دراسة موضوعية تتعلق بمادة تغير شكل‬
‫الموضوع ‪ 7‬أحداث في الحياة في المدرسة االبتدائية نمران رقم ‪ 5‬بمشاركة ‪ 29‬طالبًا‪ .‬يمكن‬
‫االستنتاج من ذلك ما يلي‪ )1( :‬إنتاج وحدة تعليمية صالحة للتعلم النمطي بنا ًء على االستدالل‬
‫في صف الخامس في مدرسة ابتدائية نمران رقم ‪ ،5‬ويمكن مالحظة صحة خبرة الخبراء في‬
‫وسائل اإلعالم بنا ًء على درجة الصحة المحصلة من االستبانة بلغت ‪ ،84.00‬وصحة خبراء‬
‫اللغة بدرجة صحة ‪ ،%92.00‬وصحة خبراء الموضوع بنسبة ‪ )2( ،٪89.00‬إنتاج وحدة‬
‫تعليمية صالحة للتعلم النمطي بنا ًء على االستدالل في صف الخامس في مدرسة ابتدائية نمران‬
‫رقم ‪ ،5‬ويمكن مالحظة الممارسة العملية من خالل المتوسط المحصل عليه من األستاذ‬
‫والطالب ‪ ،%91.24‬و (‪ )3‬إنتاج وحدة تعل ‪96.00%‬‬
‫‪.‬الكلمات المفتاحية‪ :‬وحدة التعلم ‪ ،‬التعلم الموضوعي ‪ ،‬االستفسار القائم‬
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin ‘segala hanya puji bagi Allah SWT, Tuhan

seluruh alam semesta karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta kekuatan-

Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga Skripsi ini bisa terselesaikan dengan

baik dan tepat waktu.

Skripsi yang penulis buat dengan judul Pengembangan Modul Pembelajaran

Tematik Berbasis Inkuiri Kelas V di SD Negeri 5 Pedamaran, dibuat sebagai salah

satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

(UIN) Raaden Fatah Palembang.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak mengalami

kesulitan dan hambatan, namun berkat pertolongan Allah SWT serta bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat merampungkan skripsi ini.

Untuk itu, penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Nyayu Khodijah,S.Ag,. M.Si. selaku Rektor UIN Raden Fatah

Palembang.

2. Prof. Dr. Ahmad Zainuri, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Raden Faatah Palembang

3. Dr. Tutut Handayani, M.Pd.I. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah

Palembang dan pembimbing I yang telah membimbing saya dengan penuh

ketulusan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.


4. Ayu Nur Shawmi, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II yang selalu tulus dan

ikhlas untuk membimbing dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak/Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah

Palembang yang telah sabar mengajar dan memberikan ilmu selama saya kuliah

di UIN Raden Fatah Palembang.

6. Pimpinan Perpustakaan dan Staff Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Raden Fatah Palembang yang telah memberikan fasilitas untuk

kemudahan dalam mencari literatur untuk skripsi ini.

7. Ermilaini, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 5 Pedamaran Jalan

Sersan Dahlan desa menang raya Kecamatan. Pedamaran Kabupaten Ogan

Komering Ilir yang telah mengizinkan saya untuk meneliti di sekolahnya.

8. Listina, S.Pd. Gr selaku wali kelas V yang telah membantu dan memberi arahan

beserta para stafnya yang telah membantu memberikan data yang dibutuhkan

dalam penulisan skripsi ini.

9. Orang tuaku yang tiada henti-hentinya selalu mendo’akan serta memotivasi

demi kesuksesanku.

10. Rekan-rekan PGMI 2019 seperjuanganku. Kalian adalah inspirasi terindah

dalam hidupku, tangan kalian selalu terbuka untuk memberikan bantuan dan

bibir kalian tak pernah kering untuk memberikan nasehat-nasehat emas demi

kedewasaanku serta selalu menemani saat diriku menghadapi hal-hal baru yang

kadang membingungkanku.

Semoga bantuan mereka dapat menjadi amal shaleh dan diterima oleh Allah

SWT sebagai bekal di akhirat dan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Amin Ya

Robbal’alamin. Akhirnya, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat


konstruktif untuk penyempurnaan skripsi ini dan semoga hasil penelitian ini

bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Palembang, 2023
Penulis

Windi Erviani
NIM 1920201032
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. 1


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. 2
HALAMAN PENGESAHAN .................. Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... 6
ABSTRAK ............................................................................................................. 7
KATA PENGANTAR .............................. Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
DAFTAR ISI ............................................. Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
DAFTAR TABEL ............................................................................................... 15
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... 16
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 17
BAB Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................ Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
B. Identifikasi Masalah ........ Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
C. Batasan Masalah.............. Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
D. Rumusan Masalah ........... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
E. Tujuan Penelitian ............ Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
F. Manfaat Penelitian .......... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
G. Tinjauan Pustaka ............. Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Media Pembelajaran ........ Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
B. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar Kelas Tinggi ...... Kesalahan!
Bookmark tidak ditentukan.
C. Media Audio Visual ........ Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
D. Media Audio Visual Komik Digital ..... Kesalahan! Bookmark tidak
ditentukan.
E. Pengembangan ................ Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
F. Pembelajaran Tematik ..... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
G. Kerangka Berpikir ........... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
H. Hipotesis.......................... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian .............. Kesalahan! Bookmark tidak
ditentukan.
B. Jenis dan Desain Penelitian .................. Kesalahan! Bookmark tidak
ditentukan.
C. Metode Penelitian............ Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
D. Jenis dan Sumber Data .... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
E. Subjek dan Objek ............ Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
F. Teknik Pengumpulan Data ................... Kesalahan! Bookmark tidak
ditentukan.
G. Teknik Analisis Data ....... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Objek Penelitian ......... Kesalahan! Bookmark tidak
ditentukan.
B. Hasil Penelitian ............... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
C. Pembahasan ..................... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 119
B. Saran ............................................................................................... 120
DAFTAR PUSTAKA ............................... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
LAMPIRAN - LAMPIRAN .................... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data siswa kelas 5 SD Negeri 5 Pedamaran ..................................... 52


Tabel 2. Kategori Interval dan Kepraktisan .................................................. 54
Tabel 3. Kategori Kevalidan dan Tingkat Kelayakan Produk ..................... 56
Tabel 4. Kategori dan Interval Kepraktisan Produk .................................... 57
Tabel 5. Data Jumlah Siswa Tahun Terakhir ................................................ 60
Tabel 6. Data Guru SD Negeri 5 Pedamaran ................................................. 62
Tabel 7. Kompetensi Inti .................................................................................. 64
Tabel 8. Kompetensi Dasar .............................................................................. 71
Tabel 9. Daftar Validator ................................................................................. 72
Tabel 10.Nilai Validasi Ahli Desain ................................................................. 74
Tabel 11. Revisi Ahli Desain............................................................................. 75
Tabel 12. Nilai Validasi Ahli Bahasa ............................................................... 77
Tabel 13.Revisi Ahli Bahasa ............................................................................. 78
Tabel 14. Nilai Validasi Ahli Materi ................................................................ 83
Tabel 15.Uji Coba Kepraktisan Desain........................................................... 83
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Sketsa Modul Pembelajaran ................................................................. 44


Gambar 2 Peralatan dan Bahan Pembuatan Modul Pembelajaran ........................ 65
Gambar 3 Modul Pembelajaran yang Telah di Desain ......................................... 68
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Validasi Ahli Media .......................................................... 101


Lampiran 2. Angket Validasi Ahli Bahasa ........................................................ 106
Lampiran 3. Angket Validasi Ahli Materi ......................................................... 111
Lampiran 4. Angket Validasi Respon Siswa...................................................... 117
Lampiran 5 RPP ................................................................................................. 122
Lampiran 5. Dokumentasi .................................................................................. 128
Lampiran 6. Surat Keputusan Pembimbing ....................................................... 133
Lampiran 7. Surat Keterangan Izin Penelitian .................................................. 134
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian Dinas Pendidikan ......................................... 135
Lampiran 9. Surat Persetujuan Penelitian ......................................................... 136
Lampiran 10. Lembar Konsultasi Pembimbing 1 .............................................. 137
Lampiran 11. Lembar Konsultasi Pembimbing 2 .............................................. 139
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah suatu proses yang bertujuan dalam rangka

mempengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri secara optimal

dengan lingkungannya. Pendidikan dapat diperoleh melalui lembaga formal

maupun non-formal yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,

membentuk karakter, dan membimbing peserta didik menuju pribadi yang

lebih baik1. Pendidikan merupakan aspek yang penting dalam kehidupan

manusia dan menjadi faktor yang membedakan mereka dari makhluk hidup

lainnya. Dalam pendidikan, terjadi transfer ilmu antara pendidik dan peserta

didik melalui proses pembelajaran. Untuk mendorong kemajuan suatu

bangsa, diperlukan peningkatan mutu pendidikan yang dimulai dari

penetapan tujuan pendidikan. Pendidikan yang berkualitas bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu, termasuk kecerdasan intelektual dan

kepribadian yang positif.2

Seiring perkembangan dan perubahan zaman, terjadi transformasi pada

tingkah laku dan perilaku manusia dari masa ke masa. Fenomena ini juga

berdampak pada perkembangan sistem pendidikan global, termasuk di

Indonesia. Sistem pendidikan merujuk pada strategi atau metode yang

digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan, yang

1
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi aksara, 2013), Hlm.79.
2
Moh Khoerul Anwar, “Pembelajaran Mendalam Untuk Membentuk Karakter Siswa
Sebagai Pembelajar,” Tadris: Jurnal Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah. no. 2 (2017): Hlm. 97–104,
https://doi.org/10.24042/tadris.v2i2.1559.
bertujuan agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi yang

ada dalam diri mereka.3

Perkembangan teknologi informasi saat ini telah merasuki semua

aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam bidang pendidikan. Di era

revolusi industri 4.0, ada kebutuhan akan tiga jenis literasi, yaitu literasi data,

literasi manusia, dan literasi teknologi. Dalam konteks saat ini, teknologi

informasi terus berkembang dan menyebar ke segala bidang kehidupan

masyarakat, termasuk pendidikan4. Dalam era revolusi industri 4.0, ada tiga

jenis keahlian yang penting, yaitu keahlian dalam mengelola dan memahami

data (literasi data), keahlian dalam berinteraksi dan berkolaborasi secara

manusiawi (literasi manusia), dan keahlian dalam menggunakan teknologi

(literasi teknologi).

Pembelajaran di era ini dapat mengadopsi metode hybrid/blended

learning dan Case-based Learning, di mana kombinasi antara pembelajaran

daring dan tatap muka digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Selain itu, dalam era society 5.0, ada kemungkinan siswa atau mahasiswa

berinteraksi dengan robot yang dirancang untuk menggantikan peran

pendidik dalam proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa

perkembangan teknologi tidak hanya mempengaruhi metode pembelajaran,

tetapi juga mempengaruhi peran dan interaksi antara peserta didik dan

pendidik. Meskipun demikian, peran pendidik tetap penting dalam

memberikan bimbingan, memfasilitasi proses pembelajaran, dan membantu

3
Eko Risdianto, “AnalisisPendidikan Indonesia Di Era Revolusi Industri 4.0,” Jurnal
Universitas Bengkulu, no. January (2019): Hlm 1–2.
4
Aghni Rizqi Faulinda Ely Nastiti, “Kesiapan Pendidikan Indonesia Menghadapi Era
Society 5.0,” Edcomtech 5, no. 1 (2020): Hlm 61–66.
peserta didik mengembangkan kemampuan mereka secara holistic. Dengan

demikian, transformasi dalam tingkah laku dan perilaku manusia yang terjadi

seiring perkembangan zaman turut memengaruhi perkembangan sistem

pendidikan. Teknologi informasi dan revolusi industri 4.0 membawa

perubahan dalam metode pembelajaran dan keahlian yang diperlukan oleh

peserta didik. Era society 5.0 bahkan membuka kemungkinan interaksi

dengan robot dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, pendidikan harus

terus beradaptasi dengan perkembangan zaman untuk memastikan peserta

didik dapat mengembangkan potensi mereka sesuai dengan tuntutan dan

kebutuhan masa kini.

Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebuah

pendidikan sangatlah berperan penting yang tentunya juga berperan penting

dalam mengubah dunia seseorang. Adanya pendidikan membuat seseorang

lebih paham dalam menentukan apa yang terbaik untuk diri seseorang, maka

dari itu setiap manusia harus mempunyai pendidikan yang tinggi untuk

meningkatkan kualitas diri. Pendidikan dimulai dari usia yang dini yaitu:

Paud, TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi, didalam sebuah

pendidikan diajarkan banyak pengetahuan dan keterampilan yang berguna

untuk diri sendiri dan generasi penerus melalui pengajaran, pelatihan, dan

penelitian. Sesuai UU No. 20 Tahun 2003 dimana dijelaskan bahwa

pendidikan itu ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta


keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan negara. Maka dari itu

keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran itu ditentukan oleh faktor

yaitu guru, sarana-prasarana, lingkungan dan peserta didik.5

Pendidikan diartikan juga sebagai proses menuntut ilmu yang berdiri

sendiri yang mana pada saat ini dunia pendidikan mengalami kemajuan

yang sangat pesat, berbagai upaya dan inovasi dalam dunia pendidikan telah

dilakukan pada setiap jenjangnya untuk menunjang kebutuhan di

masyarakat dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

sangatlah penting dalam kehidupan manusia untuk mencerdaskan dan

mengubah kualitas kehidupan. supaya membuat seseorang mengetahui

pemahaman dalam pendidikan yang menetukan apa yang terbaik untuk diri

seseorang, oleh karena itu manusia harus memiliki pendidikan yang tinggi

untuk meningkatkan kualitas diri. Pendidikan juga tidak hanya secara

formal disekolah melainkan secara non formal misalnya orangtua yang

memberikan pendidikan pertama kepada seorang anak dirumah.

Pentingnya sebuah ilmu dalam sebuah pendidikan juga dijelaskan

didalam hadits yang berbunyi :

َ ‫س َّه َل هللاُ ِب ِه‬


‫ط ِر ْيقًا إِلَى ا ْل َجنَّ ِة‬ َ ‫س فِ ْي ِه ِع ْل ًما‬ َ َ‫سلَك‬
ُ ‫ط ِر ْيقًا يَ ْلت َ ِم‬ َ ‫َم ْن‬

Artinya : "Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu,

maka Allah Swt akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” )HR.

Muslim).

5
I Wayan Eka Santika, “Pendidikan Karakter Pada Daring,” Indonesian Values and
Character Education Journal 3, no. 1 (2020): Hlm 8–19.
Pendidikan terdiri dari formal dan nonformal dimana pendidikan

formal terdiri dari Paud, TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi dan

diajar oleh orang terdidik yaitu guru dan dosen. Dalam sebuah pendidikan

guru bertugas untuk mengembangkan persepsi dan membangun kerangka

pemahamannya secara lebih luas dan mendalam, siswa datang kesekolah

atau kekelas tidak dalam keadaan kosong, karena pengalaman-pengalaman

yang telah dimiliki oleh setiap peserta didik sebelumnya atau pada masa lalu.

Oleh karena itu mereka datang kesekolah membawa persepsinya masing-

masing yang mungkin ada kaitan langsung dengan hal-hal yang akan

dipelajari atau bisa juga tidak ada kaitanya sama sekali. Setelah itu, guru

mengaitkan diri sebagainya yang biasa kita sebut sebagai kompetensi

personal.

Guru dalam melaksanakan pengajaran dikelas sering kali membuat

berbagai keputusan seperti berbagai penyesuaian yang terkait dengan

rencana atau desain pembelajaran yang telah disusun dan disesuaikan dengan

situasi atau konteks kelas, serta respon siswa didalam kelas. Dengan

demikian guru perlu memiliki sejumlah keterampilan atau teknik yang

mendukung pelaksanaan pembelajaran, antara lain teknik menyajikan dan

menjelaskan, mengajukan pertanyaan (bertanya), mendengarkan,

mengenalkan, mendemonstrasikan, memotivasi, membangkitkan respons

peserta didik, dan juga teknik menutup pembelajaran.6

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa guru adalah tenaga

pendidik atau penyalur ilmu. Guru sangatlah berperan penting dalam dunia

6
Punaji Setyosari, Desain Pembelajaran, ed. Bunga Sari Fatmawati (Jakarta Timur: Bumi
Aksara, 2020) Hlm. 1-7.
pendidikan dimulai dari Paud, TK, SD, SMP, dan SMA. keberhasilan

seorang peserta didik itu adalah keberhasilan guru dalam memberikan

pelajaran oleh karena itu, guru harus memahami situasi dan karakter peserta

didik agar guru lebih mudah melakukan pendekatan terhadap peserta didik

dan mampu memberikan teknik mengajar yang mudah dipahami oleh peserta

didik.

Maka dari itu guru harus sekreatif mungkin dalam mengajar siswa

supaya materi yang diajarkan mudah dipahami oleh siswa. Guru juga harus

menyiapkan bahan ajar siswa sebaik mungkin supaya pembelajaran juga

terkesan menarik dan tidak membosanklan bagi siswa seperti media atau

modul semenarik mungkin supaya siswa merasa tertarik untuk memahami

materi yang diberikan oleh guru tersebut. Tentunya media dan modul

pembelajaran tersebut berpatokan dari materi yang ada didalam bahan ajar

siswa atau yang biasa disebut dengan buku tema siswa.

Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar dapat diartikan pula

sebagai bahan yang harus dipelajari peserta didik sebagai sarana untuk

belajar. Bahan ajar didalamnya dapat berupa materi tentang pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang harus dicapai peserta didik terkait kompetensi

dasar tertentu.7

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah

berbagai macam bentuk yang digunakan untuk melaksanakan proses

pembelajaran. Dimana bahan ajar tersebut juga dapat diartikan sebagai

7
E. Kosasih, Pengembangan Bahan Ajar, ed. Bunga Sari Fatmawati, 2nd ed. (Jakarta
Timur: Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT), 2021) Hlm.1-3.
segala macam bentuk yang dapat membantu peserta didik, didalam bahan

ajar juga terdapat beberapa banyak macam materi pembelajaran yang sesuai

dengan kompetensi dasar sehingga dapat mempermudah siswa dalam

menerima materi pembelajaran.

Bahan ajar adalah salah satu sumber belajar yang mendukung proses

pembelajaran. Menurut Prastowo, bahan ajar merupakan segala bahan (baik

informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis yang

menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dana

digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut panen, bahan ajar adalah

bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis yang

digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.8

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah

sumber belajar yang sangat mendukung siswa dalam proses pembelajaran.

Menurut Prastowo bahan ajar juga memiliki berbagai macam bentukan

dimana bahan ajar tersebut juga sudah disusun sedemikian rupa secara

sistematis sehingga mudah untuk dikuasai oleh siswa. Sedangkan menurut

Panen bahan ajar itu adalah materi yang disusun secara sistematis dan dapat

digunakan oleh guru dan siswa.

Bahan ajar memiliki ragam macam jenis yaitu berbentuk cetak maupun

non cetak. Adapun bahan ajar cetak terdiri dari misalnya handouts, lembar

kerja siswa, bahan belajar mandiri, dan bahan belajar kelompok. Sedangkan

bahan ajar non cetak terdiri dari bahan ajar audio seperti audio tapes, kaset,

siaran radio, slide, film, compact disc, video animasi, dan siaran televisi. Ada

8
Yulia Tri Samiha, Desain Pengembangan Bahan Ajar IPS MI Berbasis Kearifan Lokal,
(Palembang : Rafah Press, 2019), Hlm. 20.
juga bahan ajar media komputer contohnya Computer Assisted Instruction

(CAI) dan Computer Based Tutorial (CBT).9

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasahnya bahan ajar

adalah segala sesuatu yang digunakan oleh guru untuk mengajar dan sesuatu

yang digunakan siswa untuk belajar. Bahan ajar juga terbagi menjadi dua

yaitu bahan ajar cetak dan bahan ajar non cetak, bahan ajar cetak tersebut

contohnya seperti buku sedangkan bahan ajar non cetak contohnya seperti

mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan mempermudah siswa

untuk memahami apa yang disampaikan oleh guru tersebut sehingga dengan

adanya bahan ajar tersebut proses belajar mengajar akan lebih mudah dan

praktis.

Maka dari itu pengembangan bahan ajar sangatlah berpengaruh dalam

membantu guru untuk mempermudah dalam memberikan materi kepada

peserta didik. Oleh karena seorang guru harus kreatif dalam menciptakan

semangat bagi siswa serta menumbuhkan rasa ingin tau siswa terhadap

materi yang disampaikan oleh guru. Jadi, seorang guru harus bisa

mengembangkan bahan ajar menjadi media, modul dan lain sebagainya.

Bahan ajar juga sering dirancukan dengan buku teks dan modul atau e modul.

Modul atau e modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang brisikan

materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang

secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan

tadi.

9
Ida Malati Sadjati, Hakikat Bahan Ajar, Universitas Terbuka Jakarta 2012
Pada peneliti ini peneliti melakukan observasi langsung kelapangan

pada hari selasa 30 januari 2023 untuk melihat sekolah yang akan diteliti.

Peneliti telah melakukan wawancara dengan guru kelas bernama ibu

Listina, S.Pd yang mengajar di kelas V dan peserta didik kelas V di sekolah

tersebut peneliti adapun dari hasil dari pengamatan dan wawancara tersebut

bahwasahnya sekolah tersebut belum menggunakan bahan ajar yang

menarik maupun media pembelajarannya, pada saat proses pembelajaran

berlangsung guru menyampaikan materi menggunakan papan tulis dan

spidol Guru juga menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan materi

belajarnya karena terlalu menoton pada saat proses pembelajaran

berlangsung peserta didik kelihatan jenuh karena pembelajaran tersebut

tidak menarik misalnya menggunakan media pembelajaran atau

melaksanakan game disela-sela pembelajaran biar bisa menghilangkan rasa

jenuh peserta didik dan menumbuhkan semanagat belajarnya. Untuk dapat

menghilangkan rasa bosan dan menumbuhkan semangat peserta didik

dalam belajar guru dapat mengembangkan bahan ajar yang ada sekreatif

mungkin agar proses belajar mengajarnya tidak membosankan bagi peserta

didik. Ada banyak macam bahan ajar salah satu bahan ajar tersebut ialah

modul pembelajaran. Modul pembelajaran terdiri dari e-modul dan modul

cetak. Akan tetapi Karena sekolah tersebut tidak memadai pasilitas seperti

proyektor maka dari itu pada penelitian ini peneliti akan mengembangkan

modul pembelajaran cetak. Berdasarkan dari hasil wawancara dan observasi

tersebut peneliti tertarik untuk mengembangkan bahan ajar guru menjadi

modul pembelajaran. Dimana dalam penelitian ini peneliti akan


mengembangkan bahan ajar dengan judul “Pengembangan bahan ajar

modul berbasis inkuiri pada pembelajaran tematik kelas V di SD Negeri 5

Pedamaran

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat diindentifikasi

beberapa masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Proses pembelajaran di sekolah dinilai kurang menarik dan terkesan

membosankan bagi peserta didik.

b. guru hanya menggunakan bahan ajar buku tema yang disediakan oleh

sekolah.

c. Guru hanya menggunakan bahan ajar buku tema yang disediakan oleh

sekolah sebagai bahan ajar.

d. Bahan ajar yang digunakan guru masih kurang menarik untuk

menunjang semangat siswa ketika belajar.

e. Media pembelajaran yang digunakan hanyalah media gambar.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada maka peneliti membuat

batasan masalah sebagai berikut:

1. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V di SD Negeri 5

Pedamaran.

2. Penelitian ini didasarkan pada pembelajaran tematik kelas V Tema 7

peristiwa dalam kehidupan Pembelajaran 2 perubahan wujud benda.

3. Penelitian dan pengembangan ini dilakukan untuk mengetahui proses

pengembangan bahan ajar, tingkat kelayakan, dan kepraktisan produk


yang dikembangkan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengembangan modul pembelajaran bahan ajar Tematik

materi perubahan wujud benda berbasis inkuiri yang valid?

2. Bagaimana pengembangan modul pembelajaran bahan ajar Tematik

materi perubahan wujud benda berbasis inkuiri yang praktis?

3. Bagaimana Pengembangan modul pembelajaran bahan ajar tematik

materi perubahan wujud benda berbasis inkuiri yang efektif?

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian merupakan arah yang ingin dicapai peneliti dalam

penelitian yang berisi tentang suatu pernyataan informasi (data) apa yang

akan digali (diketahui) melalui penelitian. Tujuan penelitian terdiri dari dua

tujuan, meliputi tujuan umum dean tujuan khusus. Uraiannya sebagai

berikut :

1. Tujuan Penelitian

a) Tujuan umum : Tujuan umum dalam penelitian merupakan tujuan

yang ingin dicapai secara umum setelah melaksanakan penelitian.

Tujuan umum, mengacu pada rumusan masalah.

b) Tujuan khusus : Tujuan khusus dalam penelitian ini merupakan

penjabaran dari tujuan umum. Tujuan khusus berisi tentang sesuatu

yang ingin dicapai dalam penelitian secara khusus.


Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diketahui tujuan

penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui kevalidan pada pengembangan modul

pembelajaran tematik tema 7 peristiwa dalam kehidupan

pembelajaran 2 perubahan wujud benda untuk peserta kelas V

SD Negeri 5 Pedamaran.

2. Untuk mengetahui kepraktisan pada pengembangan modul

pembelajaran tematik tema 7 peristiwa dalam kehidupan

pembelajaran 2 perubahan wujud benda untuk peserta kelas V

SD Negeri 5 Pedamaran.

3. Untuk mengetahui keefektifan pada pengembangan modul

pembelajaran tematik tema 7 peristiwa dalam kehidupan

pembelajaran 2 perubahan wujud benda untuk peserta kelas V

SD Negeri 5 Pedamaran.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian pengembangan ini dibuat dengan harapan dapat

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran pada peserta

didik kelas V SD Negeri 5 Pedamaran. Manfaat penelitian ini

merupakan sumbangan yang diterima dari hasil penelitian yang telah

dilakukan. Setiap penelitian diharapkan mempunyai manfaat yang

cukup besar. Manfaat penelitian ini meliputi manfaat teoritis dan praktis.

Urainnya sebagai berikut :


a) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi suatu

referensi tambahan dalam dunia pendidikan, memberikan

pemahaman baru tentang bagaimana menggunakan pendekatan

inkuiri dalam pembelajaran tematik untuk siswa kelas 5 di SD 5

Pedamaran. Penelitian ini membantu memahami tentang cara efektif

menggunakan pendekatan inkuiri untuk membantu siswa dalam

memahami materi pelajaran agar lebih baik. Selain itu, penelitian ini

juga memberikan pembaruan pada metode pembelajaran yang ada.

Dengan menggunakan pendekatan inkuiri, guru dapat lebih terlibat

dalam pembelajaran dan membantu siswa memahami materi

pelajaran dengan cara yang lebih aktif dan menyenangkan. Ini juga

dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis

dan kemampuan memecahkan masala. Hal ini diharapkan akan

meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas 5 di SD 5 Pedamaran

dan membantu siswa meraih pemahaman yang lebih baik tentang

materi pelajaran yang diajarkan.

b) Manfaat Praktis

1. Peningkatan Kualitas Pembelajaran: Modul bahan ajar berbasis

inkuiri yang dikembangkan melalui penelitian ini, di harapkan

dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas

5 dalam mata pelajaran tematik. Pendekatan inkuiri dapat

mendorong siswa untuk menjadi aktif dalam proses

pembelajaran, mengembangkan keterampilan berpikir tingkat


tinggi, dan memperdalam pemahaman mereka tentang konsep-

konsep yang diajarkan.

2. Pengembangan Kemampuan Guru: Penelitian ini di harapkan

juga dapat memberikan manfaat praktis bagi guru dalam

pengembangan dan peningkatan kompetensi mereka sebagai

pendidik. Melalui penggunaan modul bahan ajar berbasis

inkuiri, guru dapat memperoleh pengalaman praktis dalam

menerapkan pendekatan inkuiri dan mengintegrasikannya

dalam pembelajaran tematik. Hal ini dapat meningkatkan

keterampilan mengajar dan strategi pengajaran mereka secara

keseluruhan.

3. Meningkatkan Minat dan Motivasi Siswa: Pendekatan inkuiri

dalam pembelajaran dapat meningkatkan minat dan motivasi

siswa dalam belajar. Dengan menggunakan modul bahan ajar

berbasis inkuiri, siswa dapat terlibat secara aktif dalam

eksplorasi, penemuan, dan pemecahan masalah, yang dapat

meningkatkan minat mereka dalam mata pelajaran tematik dan

memotivasi mereka untuk terus belajar dengan antusiasme.

4. Rujukan bagi Pengembangan Bahan Ajar Lainnya: Modul

bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat

menjadi referensi bagi pengembangan bahan ajar serupa untuk

tingkat kelas 5 dan mata pelajaran tematik lainnya. Hal ini dapat

membantu guru dan pengembang kurikulum dalam


mengembangkan bahan ajar yang fokus pada pendekatan

inkuiri untuk meningkatkan pembelajaran tematik secara umu

1. Tinjauan Pustaka

Tinjauan kepustakaan adalah uraian tentang hasil penelitian terdahulu

yang relevan dengan penelitian yang sedang direncanakan.10 Pada tinjauan

kepustakaan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa penelitian yang akan

dilakukan, belum ada yang membahas walaupun ada sedikit yang

keterkaitannya tetapi tidak secara menyeluruh isi judul pokok pada

permasalahan yang ada pada daftar anotasi yang berbeda dengan skripsi

yang akan saya bahas. Terdapat beberapa penelitian yang relevan ngan

penelitian yang akan peneliti bahas serta membrikan tujuan sebagai

gambaran yang akan dipakai sebagai landasan penelitian, berikut adalah

hasil penelitian tersebut :

1. Qorinah Widadiyah 2014, Pengembangan Bahan Ajar IPA Berbasis

Inkuiri Terbimbing Pokok Bahasan Tata Surya11 Program Studi

pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Maulana Malik Ibrahim

Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar IPA

berbasis inkuiri terbimbing. Persamaan pnelitian ini dngan penelitian

saya adalah sama-sama membahas tentang ranah penelitian RnD.

Sedangkan Perbedaan penelitian ini negan penelitian yang saya lakukan

10
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, pedoman penyusunan dan
penulisan Skripsi Program Sarjana (Palembang, 2014), Hlm.9.
11
Qorina Widadiyah, Pengembangan Bahan Ajar IPA Berbasis Inkuiri Terbimbing
Pokok bahasan Gaya dan Perubahannya Kelas V SDI AL-MA’ARIF 01 Singosari Malang , Skripsi
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (Malang: Jurnal Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim, 2014)
adalah objek yang akan diteliti disini peneliti meneliti pada kelas VI

sedangkan penelitian yang saya lakukan berobjek pada kelas V.

2. Rini Hartati, 2017 yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar IPA

Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sifat-sifat Cahaya”12

persamaan penelitian dengan penelitian yang salah lakukan ialah sama-

sama penelitian pengembangan an sama-sama mengembangkan bahan

ajar pada materi IPA dan berbasis inkuiri. perbedaan penelitian ini

dengan penelitian saya adalah penelitian ini meneliti kelas IV sedangkan

saya penlitian yang saya pada kelas V.

3. Dessy Rahma Sari 2021 Pengembangan media pembelajaran tematik

berbasis video animasi pada tema 6 sub tema 1 kelas IV di MI Quraniah

8 Palembang. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengembangkan

media pembalajaran menjadi video animasi. Metode penelitian ini ialah

penelitian dan pengembangan dengan menggunakan model Tessmer.

Berdasarkan penelitian tersebut adapun persamaannya dengan

penelitian yang saya lakukan antara lain sama-sama jenis penelitian

pengembangan bahan ajar tematik, sama-sama menggunakan metoda

penelitian dan pengembangan dan menggunakan model Tessmer.

Adapun perbedaannya adalah penelitian tersebut mengembangan video

animasi sedangkan penelitian syang mengembangkan modul

12
Hartati, Ertikanto, and Sabdaningtyas, “Pengembangan Bahan Ajar IPA Berbasis
Inkuiri Terbimbing Materi Sifat-Sifat Cahaya.” Jurnal mahasiswa fakultas keguruan dan
pendidikan program pasa sarjana magister keguruan SD, (Bandar Lampung, Jurnal Universitas
Lampung 2017)
pembelajaran, penelitian tersebut menggunakan model Tessmer

sedangkan penelitian ini menggunakan model 4D.13

4. Dwi Hening Kusumantoro Putro, Triwahyudianto, Prihatin Sulistyowati

2021 Pengembangan Modul Pembelajaran Tematik Kelas IV Tema 5

Pahlawanku Berbasis Inkuiri Terbimbing Universitas PGRI

Kanjuruhan Malang. Penelitian ini dilakukan dikelas IV dan mengacu

pada kurikulum 2013. Penelitian bertujuan untuk menghasilkan modul

pembelajaran tematik dengan pendekatan berbasis inkuiri terbimbing.

Modul ini dikembangkan dengan mengacu pada model 4-D yaitu

pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Uji

validasi dengan ahli materi, Bahasa dan media sedangkan teknik

pengumpulan data menggunakan angket. Adapun persamaan penelitian

ini dengan penelitian saya adalah sama-sama mengembangkan modul

pembelajaran yang berbasis inkuiri, sedangkan perbedaannya adalah

penelitian ini meneliti pada kelas IV dan penelitian saya kelas V.14

5. Siti Sarah, Siti Ngaisah. Penggunaan Modul Berbasis Inkuiri Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar dan Karakter Mandiri Siswa. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar antara siswa

yang menggunakan modul berbasis inkuiri dan siswa yang

menggunakan modul konvensional dan adakah perbedaan karakter

mandiri antara siswa kemampuan tinggi dan siswa kemampuan rendah

13
Dessy Rahma Sari Pengembangan Tematik Berbasis Video Animasi Pada Tema 6
Subtema 1 Kelas IV di MI Quraniah 8 Palembang. Skripsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang (2021)
14
Dwi Hening Kusumantoro Putro, Triwahyuianto, Prihatin Sulistyowati. Pengembangan
Modul Pembelajaran Tematik Kelas IV Tema 5 Pahlawanku Berbasis Inkuiri Terbimbing.
Universitas PGRI Kanjaruhan Malang. Artikel Seminar Nasional PGSD UNIKAMA Vol.5, 2021
terhadap hasil belajar siswa yang belajar menggunakan modul berbasis

inkuiri. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang saya

lakukan adalah sama-sama menerapkan modul pembelajaran yang

menggunakan pendekatan berbasis inkuiri. Sedangkan perbedaannya

adalah penelitian ini menerapkan penggunaan modul untuk

meningkatkan hasil belajar menggunakan pendekatan berbasis inkuiri

sedangkan penelitian yang salah lakukan adalah mengembangkan bahan

ajar tematik menjadi modul pembelajaran yang berbasis inkuiri.15

15
Siti Sarah, Siti Ngaisah. Penggunaan Modul Berbasi Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar dan Karakter Mandiri Siswa. Jurnal PPKM II (2016), Hlm. 114-120.
36

BAB II
KERANGKA TEORI

A. Bahan Ajar

1. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar adalah sesuatu yang digunakan oleh guru atau peserta didik

untuk memudahkan proses pembelajaran. Bentuknya bisa berupa buku

bacaan, buku kerja siswa (LKS), maupun tayangan. Mungkin juga berupa

surat kabar, bahan digital, paket makanan, foto, perbincangan langsung

dengan menatangkan penutur asli, instruksi-instruksi yang diberikan oleh

guru, tugas tertulis, kartu atau juga bahan diskusi antar peserta didik.
16
Dengan demikian, bahan ajar dapat berupa banyak hal yang dipandang

dapat untuk meningkatkan pengetahuan dan atau pengalaman peserta didik.

Dari penejelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah

sesuatu yang digunakan oleh guru maupun peserta didik ynag gunanya

untuk mempermudah proses pembelajaran, bahan ajar ini memiliki berbagai

macam bentuk bisa bisa berupa bacaan maupun tayangan.

“Menurut Prastowo secara garis besar bahan ajar (instructional


materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dipelajari oleh siswa dalam rangka untuk mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan dengan kata
lain, materi pembelajaran dapat dibedakan menjadi tiga jenis materi,
yaitu materi aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik.”17

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah

sekumpulan materi yang sudah tersusun secara sistematis baik berupa

16
Kosasih, Pengembangan Bahan Ajar (Jakarta Timur, PT Bumi Aksara 2020), Hlm. 1.
17
Ina Magdalena, Tini Sundari, Silvi Nurkalimah, Nasrullah. Analisis Bahan Ajar . Jurnal
Pendidikan dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Tangerang, Vol 2, No 2 (2020).
37

tulisan maupun tidak contoh tulisan ialah buku dan contoh yang tidak

berupa tulisan ialah video dan audio. Bahan ajar ini dibuat untuk

mempermudah dalam penyampaian materi yang sudah tersusun sesuai

dengan kompetensi dasar yang ada.

“Menurut Panner bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi


yang disusun secara sistematis, yang dimanfaatkan oleh guru dan
peserta didik dalam proses pembelajaran. Bahan ajar yang ada saat ini
tidak banyak yang dirancang untuk menanamkan karakter peduli
terhadap lingkungan akibatnya karakter kepedulian lingkungan siswa
masih rendah, oleh karena itu diperlukan inovasi, kreatifitas, dalam
membuat bahan ajar yang dapat menanamkan karakter dan
memudahkan anak dalam menerima materi.18 Selain itu Menurut
National Center For Vocational Education Research Ltd/National
Center For Competency Based Training, bahan ajar adalah segala
bentuk bahan yang dimanfaatkan sebagai alat bantu guru dalam proses
kegiatan belajar mengajar dikelas.“19

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar ialah

kumpulan materi-materi yang telah di susun secara sistematis baik tertulis

maupun tidak, bahan ajar dimanfaatkan oleh tenaga pendidik seperti guru

untuk mempermudah dalam menyampaikan materi ketika dalam proses

kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan pemahaman dan hasil

belajar peserta didik. Bahan ajar memiliki berbagai macam bentuk yang

dicetak seperti buku, LKS, dan surat kabar.

a) Jenis Bahan Ajar

Menurut Tocharman dalam diklat pembinaan SMA oleh Depdiknas ada

beberapa jenis bahan ajar antara lain :

18
Januar, Henry Saputra, 2017, pengembangan Bahan Ajar Untuk Menumbuhkan Nilai
Karakter Peduli Lingkungan Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar, Universitas PGRI Semarang ,
Vol 4, No 1, Hlm. 65.
19
Supartono dkk, 2013, Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi SETS
Berorientasi Konstruktivistik, Universitas Negeri Malang, Volume 2, Nomor 1, ISBN.2252-6412,
Hlm. 28.
38

a. Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed)

misalnya handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,

wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed) misalnya

model/maket.

b. Bahan ajar dengan (audio) misalnya kaset, radio, piringan hitam, dan

compact disk audio.

c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) misalnya videon compact

disk, film.

d. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material)

misalnya CAI (computer Assisted Instruction), CD (compact disk),

multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web.20

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa jenis bahan ajar itu

terdiri dari bahan ajar pandang (visual), bahan ajar cetak (printed),

buku, modul, lembar kerja siswa (LKS) dan non cetak misalkan

model/market. Tak hanya itu bahan ajar juga ada yang audio

misalnya kaset, radio. Bahan ajar pandang misalnya video, film. Dan

terakhir bahan ajar multimedia interaktif misalnya CD (compact

disc).

b) Fungsi dan Manfaat Bahan Ajar

Fungsi Bahan Ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan semua

aktifitas dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan substansi

kompetensi yang harus diajarkan kepada siswa. Sedangkan bagi siswa

akan menjadi pedoman dalam belajar dan merupakan substansi

20
Supartono dkk, (2013) Pengembangan Bahan Ajar, Hlm. 28.
39

kompetensi yang harus dipelajari. Sehingga dengan adanya bahan ajar,

siswa akan lebih tahu kompetensi yang harus dicapaidalam program

pembelajaran yang sedang berlangsung dan siswa memiliki gambaran

scenario pembelajaran melalui bahan ajar.

Ada sejumlah manfaat yang dapat diambil dari pengembangan

bahan ajar sendiri, yakni : pertama, memperoleh bahan ajar yang sesuai

dengan tuntunan kurikulum dan kebutuhan siswa. Kedua, tidak lagi

tergantung pada buku teks yang terkadang sulit untuk didapatkan

ataupun dipahami materinya. Ketiga, bahan ajar menjadi lebih kaya

karena dikembangkan dengan menggunakan referensi. Keempat, dapat

menambah khasanah pengetahuan dalam pengalaman guru didalam

menulis bahan ajar, dan kelima, bahan ajar mampu menciptakan

pembelajaran yang efektif antara guru dan siswa.21

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar

berfungsi untuk mengarahkan arah pembelajaran karena dengan adanya

bahan tersebut proses belajar mengajar akan terarah materi permateri yang

akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik. Sedangkan bagi peserta

didik bahan ajar berfungsi untuk menjadi pedoman belajar. Bahan ajar juga

dibuat disesuaikan dengan kurikulum sehingga dengan adanya bahan ajar

tersebut pembelajaran akan menjadi efektif dan terarah karena bahan ajar

ini dibuat berdasarkan referensi, dan juga bahan ajar ini menjadikan

pengetahuan guru dalam menulis bahan ajar yang menjadikan proses belajar

mengajar itu menjadi efektif.

21
Basir Djahir, (2012), Pengembangan Bahan Ajar Matematika, Hlm. 24-25.
40

c) Prinsip Bahan Ajar

“Pengembangan bahan ajar hendaklah memperhatikan prinsip-


prinsip pmbelajaran, diantaranya:
1. Dimulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang
kongkret untuk memahami yang abstrak.
2. Pengulangan kan memperkuat pemahaman.
3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap
pemahaman siswa.
4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan belajar.
5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap,
akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu.
6. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk
terus mencapai tujuan.”22

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan prinsip dari bahan ajar

tersebut ialah dimulai dari mudah untuk memahami yang sulit, melakukan

pengulangan untuk memperkuat pemahaman peserta didik, memberikan

umpan balik untuk menambah penguatan dalam pemahaman materi, guru

memberikan motivasi yang tinggi kepada peserta didik untuk

menumbuhkan rasa semangat dalam belajar dalam mewujudkan impian

peserta didik.

B. Modul Pembelajaran

1. Pengertian Modul

Modul adalah salah satu bahan ajar berbasis cetakan yang dirancang

untuk belajar secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Secara singkat,

modul ialah unit terkecil bahan pelajaran yang memuat suatu konsep secara

utuh sehingga dapat dipelajari secara terpisah dari bagian lain tanpa

mengurangi maknanya.

22
Basir Djahir, 2012, Pngembangan Bahan Ajar Matematika Mengacu Pada
Pembelajaran Berbasis Masalah Bagi Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Rambang Kuang, Universitas Sriwijaya, Vol 6 No 1, Hlm. 25.
41

“Menurut sitepu lain lagi dengan yang dikemukakan oleh andi


prastowo, ia mengatakan bahwa modul ialah sebuah bahan ajar yang
disusun secara sistematis dengan bahan yang mudah dipahami oleh
peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka agar mereka
dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang
minimal dari pendidik.”23

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa modul adalah bahan

ajar yang berbasis cetakan yang dibuat oleh guru untuk mempermudah

proses pembelajaran. Modul disusun secara sistematis dengan

menggunakan bahan yang mudah dipahami oleh peserta didik yang

disesuaikan dengan usia peserta sehingga peserta didik bisa belajar sendiri

atau mandiri dengan bimbingan dari tenaga pendidik. Karena modul dibuat

berbasis cetakan oleh karena itu modul harus dibuat semenarik mungkin

misalnya ditambahkan gambar untuk menumbuhkan semangat siswa untuk

memperlajarinya.

2. Fungsi Modul

Terdapat beberapa fungsi modul dan pelaksanaan program

peningkatan mutu kegiatan diterapkan, yaitu :

a. Mengatasi kelemahan pembelajaran konvensional; Pembelajaran

konvensional lebih banyak menekankan kepada aktivitas guru (teacher

center), dimana seorang guru berperan sebagai sumber informasi utama,

sedangkan aktivitas peserta didik lebih banyak menyimak dan mencatat

apa yang disampaikan oleh guru.

b. Meningkatkan motivasi belajar : Melalui modul, motivasi belajar

peserta didik diharapkan lebih meningkat, karena sistem pembelajaran

23
Cecep Kustandi, Daddy Darmawan, Pengembangan Media Pembelajaran Konsep &
Aplikasi Pengembangan Media Pembelajaran bagi Pendidik di Sekolah dan Masyarakat.
(kencana-Jakarta 2020), Hlm.158.
42

dapat disesuaikan dengan kesempatan dan kecepatan belajar masing-

masing.

c. Meningkatkan kreativitas guru dalam mempersiapkan pembelajaran

individual; Melalui penggunaan modul seorang guru dituntut untuk

lebih kreatif dalam mempersiapkan rencana pembelajaran individual.

Seorang guru harus mampu berpikir secara kreatif untuk menetapkan

pengalaman belajar apa yang harus diberikan kepada peserta didik agar

proses pembelajaran dapat dirasakan oleh peserta yang memperlajari

modul tersebut.

d. Mewujudkan prinsip maju berkelanjutan : Melalui penggunaan modul,

peserta didik yang telah menguasai materi pada kegiatan belajar

pertama, secara individual dapat melanjutkan pada kegiatan belajar

berikutnya. Prinsip maju berkelanjutan ini menjadi menjadi prinsip yang

paling penting dalam pengembangan modul.

e. Meningkatkan konsentrasi belajar : Modul dapat mewujudkan belajar

dengan konsentrasi yang lebih meningkat. Konsentrasi belajar ini

menjadi sangat penting agar peserta didik tidak mengalami kesulitan

pada saat harus harus menyelesaikan tugas-tugas atau latihan yang

disarankan dalam modul tersebut.24

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi modul

antara lain yaitu untuk mempermudah guru dalam mengatasi kelemahan

pembelajaran karena guru berperan sebagai sumber informasi utama. Kedua

meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Ketiga untuk meningkatkan

24
Cecep Kustandi, Daddy Darmawan, Pengembangan Media ….., Hlm.159-160.
43

kreativitas guru dalam mempersiapkan pembelajaran, sehingga guru

mampu berpikir secara kreatif lagi. Kelima untuk mewujudkan prinsip maju

berkelanjutan dan terakhir dapat meningkatkan konsentrasi pada saat

belajar.

3. Ciri-ciri Modul

Menurut B. P Sitepu modul memiliki lima ciri karakteristik umu, antara

lain:

a. Belajar Mandiri (Self-Instruction)

Modul disusun sedemikian rupa agar pemelajar dapat

memahaminya tanpa atau sedikit mungkin bantuan dari orang lain.

untuk memenuhi prinsip tersebut, maka modul harus :

1. Terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik tujuan

umum maupun tujuan khusus.

2. Materi pelajaran dikemas dalam kedalam bentuk unit-unit

terkecil atau spesifik sehingga memudahkan siswa belajar

secara tuntas.

3. Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan

pemaparan materi pembelajaran.

4. Terdapat soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya yang

memungkinkan siswa memberikan respons dan mengukur

penguasaannya.

5. Konstektual, yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan

suasana dan konteks tugas dan lingkungan siswa.

6. Menggunakan Bahasa yang sederhana dan komunatif.


44

7. Terdapat rangkuman materi materi pembelajaran.

8. Terdapat instrument penilaian yang memungkinkan siswa self-

asses-ment

9. Terdapat instrument yang digunakan siswa untuk mengukur

atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi diri sendiri.

10. Tersedia informasi tentang rujukan atau pengayaan atau

referensi yang mendukung materi pembelajaran.25

a. Utuh (self-Contained)

Yang dimaksud dengan self-contained yaitu seluruh materi

pembelajaran dari satu unit ke unit kompetensi atau sub kompetensi yang

dipelajari terdapat didalam suatu modul secara utuh. Tujuan prinsipn ini

adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperlajari

pebelajaran yang tuntas, karena materi yang dikemas kedalam satu

kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan

materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan

memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.

b. Berdiri sendiri (Stand-Alone)

Stand-alone atau berdiri sendiri berarti modul yang

dikembangkan tidak bergantung pada media lain.

c. Adaptif (adaptive)

Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika media tersebut

dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

25
Cecep Kustandi, Daddy Darmawan, Pengembangan Media ….., Hlm.161-162.
45

dalam perkembangan kurun waktu tertentu (up-to-date) serta fleksibel

digunakan.

d. Akrab dengan pemakainya (User-Friendly)

Modul hendaknya mudah digunakan. Media yang digunakan

mudah dioperasikan, instruksi yang disampaikan mudah dimengerti dan

mudah ditanggapi pemelajar. Bahasa yang digunakan bersifat umum,

sederhana, dan muda dimengerti pemelajar. Media, penyajian bahan

pelajaran, dan abahsa yang digunakan membuat pemelajar merasa akrab

dengan modul serta termotivasi untuk mempelajarinya.

C. Karakteristik Bahan Ajar Tematik

Bahan ajar tematik harus memunculkan berbagai karakteristik dasar

pembelajaran tematik yakni menstimulasi siswa supaya lebih aktif,

menciptkana suasan pembelajaran yang menyenangkan, menyuguhkan

pengetahuan yang olistik (Tematik), dan memberikan pengalaman secara

langsung. Menurut Prastowo, setidak-tidaknya karakteristik bahan ajar

tematik ada 3 macam yaitu aktif, menarik atau meyenangkan, autentik,

memberikan pengalaman langsung.

a. Menarik atau menyenangkan artinya ialah bahan ajar mempunyai sifat

merangsang, nyaman dilihat dan banyak manfaatnya sehingga siswa

senantiasa terdorong untuk terus belajar dan belajar, bahkan siswa

sampai trlibat asyik dengan media pembelajaran tersebut. Sampai lupa

waktu, karena penuh dengan tantang yang memicu adrenalin siswa.

b. Holistik mngandung arti bahan ajar memuat kajian fenomena dari

beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang


46

terkotak-kotak.

c. Autentik adalah karakteristik dari bahan ajar tmatik yang menekankan

oada sisi autentik atau pngalaman langsung yang diberikan oleh suatu

bahan ajar.26

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik bahan

ajar tematik adalah untuk membuat siswa lebih aktif dalam belajar,

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik yang

merangsang siswa serta menumbuhkan rasa ingin tahu siswa sehingga

membuat siswa ingin belajar terus menerus, menyuguhkan pengetahuan

yang holistik (Tematik).

D. Pengembangan Media Pembelajaran

1. Pengertian Pengembangan Media Pembelajaran

Pengembangan adalah suatu proses alam mengembangkan suatu

produk pembelajaran baru atau menyempurnakan produk pembelajaran

yang telah ada yang kemudian memvalidasikan supaya dapat di

pertanggung jawabkan dan dapat bermanfaat untuk membantu proses

pembelajarn supaya lebih mudah serta dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran. Media berasal dari kata latin yakni bentuk jamak dari

Medium. Dimana secara Bahasa diartikan sebagai perantara atau

pengantar. Menurut Heinick media ialah alat saluran komunikasi seperti

film, televisi, diagram, bahan cetak, computer dan instruktur. Media

pembelajaran selalu terdiri atas unsur peralatan atau perangkat keras dan

26
Andi Prastowo, Panuan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva
Press, 2014), Hlm. 313.
47

unsur yang dibawanya atau perangkat lunak.27 Beberapa para ahli

mengemukakan bahwa pengertian media pembelajaran yakni sebagai

berikut :

a. Teknologi pembawa pesan yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan

pembelajaran.

b. Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran, seperti

buku, film, video slide.

c. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar,

termasuk teknologi perangkat keras.

Adapun istilah pembelajaran dapat dipahami melalui kata yaitu

construction dan instruction. Construction dilakukan untuk peserta didik

(peserta didik bersifat pasif), sedangkan instruction dilakukan peserta

didik (peserta didik bersifat aktif). Sehingga dapat didefiniskan bahwa

media pembelajaran ialah semua bentuk peralatan fisik yang didesain

secara tersusun untuk menyampaikan informasi dan membangun

interaksi.28

Dapat disimpulkan bahwa pengembangan media pembelajaran

adalah sebuah bentuk produk yang dikembangkan atau diperbaharui

untuk meningkatkan kualitas sehingga manfaatnya lebih berguna dalam

menyampaikan materi dalam proses pembelajaran. Dengan adanya

pengembangan media pembelajaran ini dapat membantu mempermudah

proses pembelajaran dan dapat meningkatkan kualitasnya.

27
Cepi Riyana, Media Pembelajaran, ( Jakarta: Subdit Kelembangan Direktorat
Pendidikan Islam Direktorat jendral Pendidikan Islam, Kementrian Agama RI, 2012), Hlm. 9-10.
28
Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Prenamedia Group,
2018), Hlm. 6.
48

2. Tujuan Pengembangan Media Pembelajaran

Tujuan pengembangan media pembelajaran ini adalah untuk

menghasilkan produk baru melewati proses pengembangan. Kegiatan

penelitian ini perlu memadukan beberapa jenis metode penelitian.

Penelitian pengembangan ini ialah ingin menilai perubahan-perubahan yang

terjadi didalam waktu tertentu, misalnya pengembangan tentang perbedaan

dalam bidang akademik dan sosial.29 Selain itu tujuan pengembangan ini

adalah untuk menghasilkan produk tertentu yang dimanfaatkan untuk

menguji keefektifan dan kepraktisan produk tersebut supaya bisa berfungsi

dengan baik, jadi penelitian dan pengembangan bersifat lungituional

(bertahap, bisa multi years). Metode penelitian dan pengembangan telah

banyak dimanfaatkan pada bidang ilmu-ilmu Pendidikan. Dari penjelasan

diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pengembangan media

pembelajaran ialah untuk memperbaharui dan mengembangkan bahan ajar

untuk menghasilkan produk yang lebih baik lagi dari sebelumnya, dimana

pembaharuan dari produk tersebut sudah keefektifan serta kepraktisan

produk tersebut supaya berfungsi dengan baik sesuai yang diharapkan.

3. Fungsi Pengembangan Media Pembelajaran

Berikut adalah beberapa fungsi dari pengembangan media pembelajaran:

a. Fungsi sebagai sumber belajar : Media merupakan sumber

pembelajaran yang tersirat makna keaktifan yakni sebagai penyalur,

penyampai, penghubung dan lain-lain.

29
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan , ( Jakarta :
Prenadmedia Group, 2013 ), Hlm. 276.
49

b. Fungsi sematik : Fungsi sematik ialah kemampuan media dalam

menambahkan pembendaharan kata yang makna atau maksudnya

benar-benar dipahami oleh peserta didik.

c. Fungsi manipulatif : Fungsi manipulatif ini memiliki ciri umum

seperti kemampuan merekam, menyimpan, melestarikan,

merenkronstrusikan dan mentransportasi suatu peristiwa atau objek.

d. Fungsi Psikologis, terdiri dari :

1. Fungsi Atensi

2. Fungsi Efektif

3. Fungsi Imajinatif

4. Fungsi Kongnitif

5. Fungsi Motivatif dan sosiokultural.30

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi

pengembangan media pembelajaran ialah untuk sumber belajar, fungsi

sematik, fungsi manipulatif, dan fungsi psikologis yang terdiri dari

fungsi atensi, fungsi efektif, fungsi imajinasi, fungsi kognitif, dan

fungsi motivatif atau sosiokultural.

4. Manfaat Pengembangan Media Pembelajaran

secara umum manfaat pengembangan media pembelajaran dalam

proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dan siswa

sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Sedangkan

secara praktis pengembangan media pembelajaran bermanfaat untuk

30
Stefi Adam & Muhammad Taufik Syatra, 2015. Pemanfaatan Media Pembelajaran
Berbasis Teknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X SMA Ananda Batam, Universitas Putera Batam,
Vol 3 No 2, Hlm. 79.
50

membuat materi pembelajaran yang abstrak menjadi lebih konkret,

mengatasi keterbatasan indera manusia, menyajikan objek pelajaran

berupa benda atau peristiwa langka dan berbahaya didalam kelas dan

menyajikan media yang tepat akan memberikan kesan mendalam dan

lebih lama tersimpan.31

Manfaat dari pengembangan media pembelajaran tersebut antara lain :

a. Memungkinkan anak untuk berinteraksi secara langsung dengan

lingkungannya.

b. Memungkinkan adanya keberagamatan pengamatan atau persepsi

belajar pada masing-masing anak.

c. Membangkitkan motivasi belajar anak.

d. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang

maupun disimpan menurut kebutuhan.

e. Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi

seluruh peserta didik.

f. Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang.

g. Mengontrol arah an kecepatan belajar peserta didik.32

Dari penjelasaan di atas dapat disimpulkan bahwa manfat dari

pengembangan media pembelajaran ini ialah untuk mempermudah

interaksi antara guru dan siswa sehingga proses pembelajarannya akan

lebih efektif dan efisien. Manfaat pengembangan media pembelajaran ini

juga dapat mempermudah peserta didik berinteraksi dengan

31
Ali Muhson, 2010, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi,
Pendidikan Akutansi Indonesia, Volume VIII, No 2, Hlm. 4.
32
Badru Zaman, dkk. 2012. Media dan Sumber Belajar TK. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka, Gadjah Mada Press, 2010, Hlm .152.
51

lingkungannya, mempermudah peserta didik dalam mengamati

lingkungan, membangkitkan motivasi belajar peserta didik,

pembelajarannya secara konsisten, serta menyajikan pesan dan informasi

secara serempak bagi peserta didik.

E. Pembelajaran Berbasis Inkuiri

1. Pengertian Inkuiri

Inkuiri adalah proses dinamis yang menciptkan pengalaman

belajar, membangkitkan keingintahuan, dan kegembiraan pada siswa

melalui projek penyeliidkan. Pembelajaran berbasis inkuiri adalah

sebuah pross dimana siswa terlibat dalam pembelajaran, merumuskan

pertanyaan, menyelidiki secara luas dan kemudian membangun

pemahaman, makna, dan pengetahuan baru. Pertanyaan tersebut

nantinya akan digunakan siswa untuk menjawab pertanyaan,

mengembangkan penyelesaian atau mendukung kinerja.

2. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Inkuiri

a. Membuat satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang dapat

membangkitkan minat siswa untuk mengetahui lebih lanjut atau mau

mendiskusikannya dengan teman.

b. Menganjurkan siswa untuk menjawab apa saja sesuai dengan dugaan

mereka.

c. Tidak memberi jawaban sara langsung.33

33
Siti Sarah, Siti Ngaisah, Penggunaan Modul Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar an Karakter Maniri Siswa, Jurnal PPKM II (2016) Universitas Sains AL-Quran,
Hlm. 117.
52

Dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran

berbasis inkuiri yang pertama adalah mencari tau tentang materi yang

diminati siswa, kedua mengajak siswa untuk lebih aktif dan berani dalam

pembelajaran dengan bertanya, dan yang terakhir adalah tidak memberi

jawaban secara langsung kepada siswa yang bertanya melainkan

menanyakan balik ke siswa siapa tau ada yang bisa menjawab karena

pembelajaran inkuiri ini adalah pembelajaran yang menekankan siswa

untuk aktif.

3. Modul Berbasis Inkuiri

Modul berbasis inkuiri merupakan modul yang disusun dengan

berbagai pertanyaan yang mengajak siswa berfikir tentang apa,

mengapa, dan bagaimana sebuah peristiwa terjadi dialam. Pertanyaan-

pertanyaan inilah yang membedakan modul berbasis inkuiri dengan

konvensional yang biasanya berupa kumpulan materi yang langsung

bisa dipelajari siswa. Dengan modul berbasis inkuiri siswa memiliki rasa

ingin tahu yang besar. Siswa akan terpacu untuk bisa mnmeukan sendiri

jawaban dari pertanyaan yang ada.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa modul

pembelajaran berbasis inkuiri ini adalah modul yang cenderung

meminta siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan

menumbuhkan rasa ingin tau siswa tentang apa, mengapa, bagaimana.

Modul pembelajaran inkuiri ini bisa dibilang sebagai modul yang dapat

menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.


53

4. Perbedaan Modul Berbasis Inkuiri dan Modul Konvensional

Perbedaan antara modul konvensional dan modul berbasis

inkuiri terletak pada pendekatan pembelajaran yang digunakan, tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai, serta interaksi antara peserta didik dan

materi pembelajaran. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara

keduanya:

a. Pendekatan pembelajaran

a) Modul konvensional, cenderung menggunakan pendekatan

pembelajaran yang lebih terpusat pada guru. Guru menyampaikan

informasi secara langsung kepada peserta didik, sedangkan

peserta didik lebih pasif dalam penerimaan materi.

b) Modul berbasis inkuiri, menggunakan pendekatan pembelajaran

yang lebih terpusat pada peserta didik. Peserta didik diajak aktif

dalam proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan, mengamati,

menyelidiki, dan mengembangkan pemahaman mereka sendiri

melalu ekplorasi dan penemuan.

b. Peran guru

a) Modul konvensional, guru memiliki peran yang lebih dominan

dalam modul konvensional. Mereka bertindak sebagai sumber

informasi utama, memberi petunjuk, menjelaskan konsep, dan

memberikan evaluasi.

b) Modul berbasis inkuiri, guru berperan sebagai fasilitator atau

pendamping dalam modul berbasis inkuiri. Mereka mendorong

peserta didik untuk bertanya, berpikir kritis, dan melakukan


54

eksplorasi mandiri. Guru memberikan bimbingan dan dukungan

ketika diperlukan, namun memberi kebebasan pada peserta

didik untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri.

c. Tujuan Pembelajaran

a) Modul konvensional, tujuan pembelajaran pada modul

konvensional cenderung lebih fokus pada penguasaan

pengetahuan dan pemahaman konsep.

b) Modul berbasis inkuiri, tujuan pembelajaran pada modul

berbasis inkuiri meliputi pengembangan keterampilan berpikir

kritis, keterampilan berkomunikasi, keterampilan

berkolaborasi, dan kemampuan untuk mengajukan pertanyaan

dan menyelidiki fenomena.

d. Interaksi peserta didik dan materi pembelajaran

a). Modul konvensional, interaksi peserta didik dengan materi

pembelajaran pada modul konvensional cenderung lebih pasif.

Mereka membaca dan mempelajari informasi yang disajikan

oleh guru atau modul.

b). Modul berbasis inkuiri, interaksi peserta didik dengan materi

pembelajaran pada modul berbasis inkuiri lebih aktif. Mereka

mungkin melakukan eskperimen, observasi, atau penyelidikan

sendiri untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam.

Modul berbasis inkuiri memberikan peserta didik kesempatan untuk

berperan aktif dalam pembelajaran, mengembangkan keterampilan berpikir

kritis dan keterampilan penyelidikan yang penting. Pendekatan ini juga


55

mempromosikan pembelajaran yang lebih berarti, mengaitkan materi

dengan pengalaman nyata peserta didik. Sementara modul konvensional

cenderung lebih terpusat pada transfer pengetahuan dari guru ke peserta

didik.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Metode Penelitian

Penelitian Research and Development (R&D) merupakan metode penelitian

yang bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan produk, proses, atau

teknologi yang ada. Jenis penelitian R&D dapat beragam tergantung pada bidang atau

disiplin ilmu yang menjadi fokus penelitian. Secara umum ruang lingkup penelitian dan

pengembangan dapat dilihat dari tingkat kebaruan dan kompleksitas produk yang

dihasilkan. Produk yang dikembangkan dapat berbentuk perangkat keras (hardware)

seperti buku dan modul, bisa juga berbentuk perangkat lunak (software) seperti

program komputer untuk mengolah data, membuat media pembelajaran jenis visual,

audio dan juga audio visual, ataupun model-model pendidikan.34

Penelitian yang tengah dilakukan oleh peneliti adalah jenis penelitian dengan

pengembangan produk, penelitian ini berfokus pada pengembangan produk baru atau

peningkatan produk yang sudah ada. Tujuan utamanya adalah menciptakan produk

yang lebih baik dalam hal kualitas, kinerja maupun fitur-fiturnya. Penelitian dan

pengembangan bersifat longitudinal atau bertahap, penelitian yang dilakukan ketika

data yang digunakan dan dikumpulkan salam dua atau lebih waktu untuk menjawab

pertanyaan pada penelitian.35 Jenis penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk

atau artefak dalam bentuk modul pembelajaran berbasis inkuiri yang sesuai dengan

kebutuhan pembelajaran dan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik tentang

perubahan wujud benda. Pengembangan bahan ajar modul pada pembelajaran tematikdi

34
Indrayanto, Metodologi Penelitian: Suatu Pengantar Teori dan Praktik (Komparatif Bahan
Ajar Metodologi Penelitian Berbasis Kurikulum KKNI), (Palembang: CV. Amanah, 2017), Halaman 31.
35
Sekaran, U., & Bougie, R. (2013). Research Methods for Business. In A Skill-Building
Approach (Seventh Ed, hal. 237–266). Chichester: Wiley.

56
57

SD Negeri 5 Pedamaran merupakan jenis penelitian dan pengembangan yang

memiliki tujuan yaitu menghasilkan produk berupa modul sebagai sarana pendamping

dalam menyampaikan materi pembelajaran tematik, khususnya pada materi kelas V

tema 7 pada pembelajaran 2 yang membahas tentang perubahan wujud benda.

B. Prosedur penelitian

Model pengembangan ADDIE adalah salah satu pendekatan yang umum

digunakan dalam proses pengembangan dan desain instruksional. Berikut adalah

prosedur penelitian menggunakan model pengembangan ADDIE:

1. Tahap Analisis (Analysis)

a. Identifikasi Karakteristik Peserta Didik

Identifikasi pada peserta didik bertujuan untuk mengetahui kebutuhan

pembelajaran pada peserta didik. Identifikasi karakteristik peserta didik dapat

membantu guru dalam merancang program pembelajaran yang relevan degan

minat, kebutuhan, dan tingkat perkembangan peserta didik. Hal ini membantu

meningkatkan efektivitas pembelajaran dan memaksimalkan potensi belajar

peserta didik.

Salah satu permasalahan yang didapati saat menganalisis peserta didik

yaitu kurang menariknya penyampaian materi ajar pada saat proses

pembelajaran yang membuat peserta didik merasa bosan dan jenuh yang

mengakibatkan proses transfer materi tidak berjalan efektif dan juga maksimal.

Hal ini dapat dibuktikan melalui observasi dan wawancara yang peneliti

lakukan, 80% peserta didik setuju bahwa perlu diadakannya inovasi pada

kegiatan pembelajaran terutama pada teknik dan cara ajar agar suasana

pembelajaran.
58

b. Analisis Modul Inkuiri

Perbedaan antara modul konvensional dan modul berbasis inkuiri terletak pada

pendekatan pembelajaran yang digunakan, tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai, serta interaksi antara peserta didik dan materi pembelajaran. Berikut

adalah beberapa perbedaan utama antara keduanya:

1) Pendekatan pembelajaran

- Modul konvensional, cenderung menggunakan pendekatan

pembelajaran yang lebih terpusat pada guru. Guru menyampaikan

informasi secara langsung kepada peserta didik, sedangkan peserta didik

lebih pasif dalam penerimaan materi.

- Modul berbasis inkuiri, menggunakan pendekatan pembelajaran yang

lebih terpusat pada peserta didik. Peserta didik diajak aktif dalam proses

pembelajaran, mengajukan pertanyaan, mengamati, menyelidiki, dan

mengembangkan pemahaman mereka sendiri melalu ekplorasi dan

penemuan.

2) Peran guru

- Modul konvensional, guru memiliki peran yang lebih dominan dalam

modul konvensional. Mereka bertindak sebagai sumber informasi utama,

memberi petunjuk, menjelaskan konsep, dan memberikan evaluasi.

- Modul berbasis inkuiri, guru berperan sebagai fasilitator atau

pendamping dalam modul berbasis inkuiri. Mereka mendorong peserta

didik untuk bertanya, berpikir kritis, dan melakukan eksplorasi mandiri.

Guru memberikan bimbingan dan dukungan ketika diperlukan, namun

memberi kebebasan pada peserta didik untuk mengembangkan

pemahaman mereka sendiri.


59

3) Tujuan Pembelajaran

- Modul konvensional, tujuan pembelajaran pada modul konvensional

cenderung lebih fokus pada penguasaan pengetahuan dan pemahaman

konsep

- Modul berbasis inkuiri, tujuan pembelajaran pada modul berbasis inkuiri

meliputi pengembangan keterampilan berpikir kritis, keterampilan

berkomunikasi, keterampilan berkolaborasi, dan kemampuan untuk

mengajukan pertanyaan dan menyelidiki fenomena.

4) Interaksi peserta didik dan materi pembelajaran

- Modul konvensional, interaksi peserta didik dengan materi pembelajaran

pada modul konvensional cenderung lebih pasif. Mereka membaca dan

mempelajari informasi yang disajikan oleh guru atau modul.

- Modul berbasis inkuiri, interaksi peserta didik dengan materi

pembelajaran pada modul berbasis inkuiri lebih aktif. Mereka mungkin

melakukan eskperimen, observasi, atau penyelidikan sendiri untuk

memperoleh pemahaman yang lebih dalam.

Modul berbasis inkuiri memberikan peserta didik kesempatan untuk

berperan aktif dalam pembelajaran, mengembangkan keterampilan berpikir

kritis dan keterampilan penyelidikan yang penting. Pendekatan ini juga

mempromosikan pembelajaran yang lebih berarti, mengaitkan materi

dengan pengalaman nyata peserta didik. Sementara modul konvensional

cenderung lebih terpusat pada transfer pengetahuan dari guru ke peserta

didik.

2. Tahap Desain (Design)

a. Identifikasi Tujuan Pembelajaran


60

- Menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh peserta didik

terkait dengan perubahan wujud benda. Seperti, memahami konsep

perubahan wujud benda, mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan wujud benda, atau mengamati perubahan wujud

benda dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pengembangan Pertanyaan Inkuiri

- Merumuskan serangkaian pertanyaan inkuiri yang menggugah rasa ingin

tahu peserta didik, mendorong mereka untuk melakukan observasi,

eksperimen, dan penemuan. Pertanyaan dapat meliputi: Apa yang terjadi

saat es meleleh? Apa yang terjadi saat air dipanaskan? Bagaimana cara

membuat es menjadi air lagi?

c. Desain Modul Pembelajaran

- Pembuatan desain yang dilakukan peneliti menggunakan beragam bantuan

aplikasi dan web pendukung, di antaranya menggunakan aplikasi Picsart,

Pinterest, Canva, pngtree, freepik, desain PowerPoint. Pembuatan modul

pada pembelajaran tematik berbasis inkuiri terbimbing memperhatikan

berbagai aspek yakni, jenis font, warna layout, warna pada objek gambar,

kesesuaian tata letak antara gambar, background dan tulisan. Selanjutnya

desain yang sudah peneliti buat kemudian di diskusikan dengan para

validator untuk melakukan validasi dan juga perbaikan.

d. Menyusun Materi Pembelajaran

- Menyusun materi pembelajaran yang mendukung peserta didik dalam

menjawab pertanyaan inkuiri dan memperoleh pemahaman tentang

perubahan wujud benda. Materi pembelajaran berupa teks, gambar, video,

eskperimen sederhana, atau contoh0contoh dalam kehidupan sehari-hari.


61

e. Rancangan Kegiatan Pembelajaran

- Mendesain rangkaian kegiatan pembelajaran yang memungkinkan peserta

didik untuk terlibat dalam proses inkuiri. Kegiatan pembelajaran dapat

meliputi observasi, ekperimen, diskusi kelompok, dan presentasi hasil.

f. Penyusunan alat evaluasi

- Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengukur pemahaman peserta

didik terhadap konsep perubahan wujud benda. Alat evaluasi dapat berupa

pertanyaan esai, pertanyaan pilihan ganda atau tugas-tugas berbasis proyek

yang melibatkan peserta didik dalam situasi nyata

3. Tahap Pengembangan (Development)

Tahap ini merupakan tahap merealisasikan tahapan yang telah dibuat pada

tahap desain agar menjadi sebuah produk. Setelah media pembelajaran yang

dikembangkan dibuat dan menjadi sebuah produk, selanjutnya produk divalidasi

oleh para ahli untuk mengecek tingkat kelayakan produk yang dibuat melalui angket

validitas. Produk dapat digunakan jika ahli menyatakan layak atau revisi sesuai

dengan saran dan arahan. Terdapat tiga ahli validasi yang menilai produk, yaitu ahli

materi, ahli media dan ahli bahasa. Tahap validasi terdiri dari tiga tahap yaitu

validasi materi/isi, validasi media dan validasi bahasa untuk mengetahui kelayakan

produk yang dikembangkan. Jika produk yang dikembangkan peneliti belum

memenuhi kriteria, maka kembali pada tahap sebelumnya untuk perbaikan.

Hasil validasi diperoleh melalui angket yang diberikan kepada ahli. Data yang

diperoleh dari masing-masing ahli dikumpulkan kemudian diolah menjadi data

kuantitatif, kemudian dicari rata-rata data. Hasil rata-rata menjadi penentu kualitas

media yang dikembangkan. Sedangkan data kualitatif didapatkan melalui saran dan
62

masukan para ahli kemudian digunakan sebagai pedoman untuk melakukan revisi

perbaikan terhadap modul pembelajaran yang dikembangkan.

4. Tahap Implementasi (Implementation)

Tahap ini dapat dilakukan jika hasil dari uji validasi oleh ahli sudah

memenuhi kriteria baik. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di kelas V yaitu

dengan cara menguji coba kan hasil produk. Kegiatan uji coba ini dilakukan untuk

mengumpulkan data tentang efektivitas dan efisiensi modul pembelajaran. Kegiatan

uji coba ini juga dilakukan untuk menentukan apakah produk media pembelajaran

ini layak dipergunakan sebagai salah satu bahan ajar yang dapat menunjang kegiatan

pembelajaran. Tahap Uji Coba, Uji coba dilakukan pada kelas V yang terdiri dari

30 orang peserta didik yang terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan yang

memiliki karakteristik yang berbeda-beda (jenis kelamin, usia, tingkat kemampuan

dan keterampilan peserta didik serta kepandaian peserta didik).

5. Tahap Evaluasi (Evaluation)

Hasil angket yang telah diisi oleh guru dan peserta didik yang mengikuti

implementasi akan dianalisis dan di evaluasi untuk dapat mengetahui kualitas, nilai

manfaat dan respons peserta didik terhadap modul pembelajaran. Hasil analisis,

evaluasi, dan respons peserta didik ini digunakan sebagai acuan perlu tidaknya revisi

media tahap akhir.

C. Subjek Uji Coba

Subjek uji coba atau responden yang terlibat dalam penelitian ini terdiri dari

kelas V di SD Negeri 5 Pedamaran yang berjumlah 15 orang perempuan dan 14 orang

laki-laki, dengan jumlah total subjek terdiri dari 29 orang peserta didik. Kemudian

ditambah dengan 1 orang guru sebagai wali kelas V sekaligus menjadi responden

penilaian terhadap kepraktisan produk yang peneliti kembangkan.


63

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam metode penelitian Research and Development

merupakan langkah utama dalam penelitian karena tujuan utama diadakannya

penelitian adalah untuk memperoleh data. Instrumen merupakan alat untuk

mengumpulkan informasi dalam penelitian yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini

instrumen pengumpulan data yang digunakan di antaranya adalah observasi,

wawancara, angket dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi dalam penelitian merupakan metode pengumpulan data yang

melibatkan pengamatan langsung terhadap fenomena, peristiwa atau individu yang

menjadi objek penelitian. Tujuan dari observasi adalah untuk mengumpulkan

informasi dan data yang akurat tentang perilaku, interaksi atau karakteristik yang

diamati. Observasi dilakukan pada kelas v dengan mengamati secara langsung

kegiatan belajar dan mengajar dikelas, peneliti terlibat langsung dalam proses

pembelajaran yang sedang berjalan.

2. Wawancara

Wawancara dalam penelitian merupakan metode pengumpulan data yang

melibatkan interaksi langsung antara peneliti dan responden untuk memperoleh

informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Dalam wawancara peneliti

mengajukan pertanyaan kepada responden dan mendengar tanggapan secara verbal.

Dalam penelitian ini narasumber wawancara yaitu dari guru kelas v dan juga peserta

didik kelas v, Tujuan utama dari wawancara dalam penelitian ini adalah untuk

mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang pandangan, pengetahuan,

pengalaman, atau sikap responden terkait topik penelitian. Pertanyaan wawancara

dibagi menjadi dua yaitu wawancara terhadap guru dan peserta didik.
64

Pertanyaan untuk wawancara terhadap guru meliputi tentang; (1) Apakah

modul ajar diperlukan dalam pembelajaran? (2) Apakah guru pernah menggunakan

modul saat proses pembelajaran? (3) apakah terdapat perbedaan saat menggunakan

modul dan tidak menggunakan modul? (4) apakah guru pernah menggunakan bahan

ajar modul berbasis inkuiri terutama pada pembelajaran tematik? (5) Bagaimana

respons siswa saat guru melibatkan modul ajar pada pembelajaran?.

Dan pertanyaan untuk peserta didik; (1) bagaimana pendapat Anda tentang

penggunaan modul ajar dalam pembelajaran oleh guru Anda? Apakah Anda merasa

modul ajar membantu dalam pemahaman materi? (2) apakah Anda menyukai proses

pembelajaran melibatkan modul ajar, jika ya! bagian apa yang membuat Anda

menyukai pembelajaran disertai dengan modul? (3) apakah Anda merasa terlibat

secara aktif dalam penggunaan modul ajar? Mengapa atau mengapa tidak? (4)

Modul apa saja yang pernah diberikan oleh guru? (5) apakah ada saran atau

masukan yang ingin Anda berikan kepada guru terkait penggunaan modul yang

diberikan?

3. Angket

Angket dalam penelitian adalah instrumen pengumpulan data yang

digunakan untuk mengumpulkan informasi dari responden melalui serangkaian

pertanyaan tertulis. Angket berbentuk daftar pertanyaan yang disusun secara

sistematis dan terstruktur, yang dapat diisi responden secara mandiri. Pada

penelitian ini angket yang digunakan berisi pertanyaan tertulis yang akan sebarkan

atau diberikan kepada para ahli / expert review, peserta didik dan guru tematik.

Guna mendapatkan data dan informasi tentang tingkat kevalidan, kepraktisan, dan

efektivitas dalam pengembangan modul ajar berbasis inkuiri pada pembelajaran

tematik.
65

a. Angket Tingkat Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan modul ajar yang

dikembangkan. Angket validitas diberikan ketika modul sudah memasuki tahap

pengembangan (development) yang diberikan pada 3 ahli (Expert review).

Angket validitas diberikan kepada validasi ahli materi, bahasa dan media, yaitu

sebagai berikut:

1) Bapak Agra Dwi Saputra,M.Pd sebagai ahli materi

2) Ibu Hani Atus Sholikhah, M,Pd sebagai ahli bahasa

3) Bapak Djoko Rohadi Wibowo, M.Pd.I sebagai ahli media.

b. Angket Tingkat Kepraktisan

Angket tingkat kepraktisan diisi dan dinilai oleh guru meliputi tentang penilaian

terhadap modul yang dikembangkan, aspek yang dinilai berupa efisiensi waktu,

kemudahan penggunaan, efisiensi modul dan kelayakan modul ajar.

c. Angket Tingkat Efektivitas

Angket penilaian terhadap tingkat kepraktisan modul diberikan kepada guru dan

peserta didik. Penilaian terhadap keefektifan penting untuk menginformasikan

perbaikan dan pengembangan untuk masa mendatang. Melalui penilaian ini,

dapat memperoleh pemahaman dan data tentang sejauh mana penelitian yang

dikembangkan berhasil mencapai tujuan dan memberikan dampak yang

diinginkan atau sebaliknya.

4. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi melibatkan

pengambilan informasi atau bukti dari dokumen, catatan, laporan atau materi

tertulis lainnya. Dokumentasi dapat digunakan untuk mendukung dan melengkapi


66

data yang telah dikumpulkan melalui metode penelitian lainnya seperti observasi

atau wawancara.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat pengumpul data pada penelitian ini sesuai dengan metode

yang digunakan yaitu berupa kuesioner atau angket. Pada penelitian ini, menggunakan

bentuk Angket tertutup (closed questionare). Karena kuesioner atau angket yang

diberikan kepada responden memiliki jawaban yang sudah disediakan dan tidak

memberi peluang kepada responden untuk menambah keterangan lain. Sehingga ketika

pelaksanaan pengambilan data responden hanya akan menjawab pertanyaan-

pertanyaan sesuai dengan jawaban yang disediakan. Kuesioner tertutup dapat dirancang

dengan beberapa jenis skala jawaban yaitu: skala Likert, skala Guttman, skala semantic

differential dan skala Thrustone. Pada penelitian ini peneliti menggunakan skala Likert

dikarenakan skala likert sering digunakan untuk mengungkap sikap dan pendapat

seseorang.

1. Lembar Angket Validasi (Expert Review)

a. Kisi-kisi Instrumen Angket untuk Ahli Materi

Indikator Penilaian Butir Penilaian Butir

Kesesuaian modul 1. Kesesuaian tujuan pembelajaran 1

dengan materi 2. Konsep-konsep relevan 1

3. Struktur dan urutan logis 1

4. Keakuratan materi 1

Kejelasan dan 5. Penjabaran dengan bahasa yang jelas 1

kelengkapan materi 6. Keselarasan contoh & ilustrasi 1

7. Memberikan penjelasan terhadap istilah 1


67

Keterkaitan materi 8. Kehidupan sehari-hari peserta didik 1

dengan kebutuhan 9. Materi relevan dengan kehidupan 1

peserta didik sehari-hari peserta didik

10. Manfaat materi 1

Keterbaruan 11. Keakuratan informasi 1

informasi materi 12. Keakuratan informasi 1

13. Keakuratan informasi 1

14. Penyajian pembelajaran 1

15. Penyajian pembelajaran 1

16. Pendukung penyajian 1

17. Koherensi dan keruntutan alur pikir 1

Manfaat modul 18. Teknik penyajian 1

19. Teknik penyajian 1

20. Teknik penyajian 1

Jumlah 20

b. Kisi-kisi Instrumen Angket untuk Ahli Bahasa

Indikator Penilaian Butir

1. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang 3

disampaikan

2. Keterampilan berbicara siswa dalam bahasa 2

3. Keterampilan menulis siswa dalam bahasa 3

4. Penguasaan tata bahasa dan struktur kalimat 3


68

5. Keterampilan mendengarkan siswa terhadap bahasa yang 3

diajarkan

6. Keterampilan membaca siswa dalam bahasa yang 3

diajarkan

7. Penggunaan kosa kata yang sesuai 3

c. Kisi-kisi Instrumen Angket untuk Ahli Media

Indikator Penilaian Butir

1. Penilaian terhadap tujuan dan kejelasan modul 5

2. Penilaian terhadap struktur dan pengorganisasian 5

modul

3. Penilaian terhadap keberagaman konten dan 5

aktivitas pembelajaran

4. Penilaian terhadap kesesuaian bahasa dan gaya 2

penulisan:

5. Penilaian terhadap penggunaan visual dan desain 3

2. Lembar Angket Efektivitas

Indikator Penilaian

Kesesuaian modul dengan tujuan pembelajaran

Keterkaitan modul dengan konteks kehidupan siswa

Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran

Kejelasan instruksi dan petunjuk modul

Relevansi soal dan aktivitas modul


69

Keterampilan berpikir siswa

Pemahaman konsep kemampuan siswa

Penggunaan sumber daya dan media

Pengorganisasian materi dalam modul

Kesesuaian tingkat kesulitan soal dengan kemampuan siswa

3. Lembar Angket Kepraktisan

Indikator Penilaian

Kesesuaian modul dengan tujuan pembelajaran

Kejelasan instruksi dan panduan modul

Kemudahan penggunaan dan implementasi modul

Relevansi modul dengan kebutuhan peserta didik

Efektivitas modul dalam mencapai tujuan yang ditetapkan

F. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data merujuk pada langkah-langkah atau metode yang digunakan

untuk mengevaluasi sejauh mana data yang dikumpulkan dalam penelitian merupakan

data yang akurat, valid dan dapat dipercaya. Validasi data merupakan faktor penting

dalam penelitian. Oleh karena itu perlu pemeriksaan data sebelum analisis dilakukan

dengan teknik pemeriksaan yang didasarkan pada sejumlah kriteria tertentu. Uji

keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik skala likert yaitu

membandingkan informasi yang diperoleh dari angket, kemudian di deskripsikan

kesimpulan dari hasil yang diperoleh. Jawaban validitas angket menggunakan skala

likert. Skala likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat

dan persepsi seseorang atau kelompok tentang suatu gejala atau fenomena
70

pendidikan.36 Adapun dalam pengukuran skala likert memiliki kategori skor sebagai

berikut:

Skor 5 = Sangat Baik

Skor 4 = Baik

Skor 3 = Cukup Baik

Skor 2 = Kurang Baik

Skor 1 = Sangat Kurang Baik

Untuk mendapatkan total skor yang dicari maka dapat dikalkulasikan dengan

rumus berikut:

Jumlah jawaban benar


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟 = 𝑥 100
Jumlah skor maksimum

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Validitas

Setelah mengetahui jawaban dari validitas angket yang diberikan kepada ahli

materi, ahli desain dan ahli bahasa pada tahap expert review, maka peneliti akan

mengukur jawaban validitas tersebut menggunakan skala likert untuk mengetahui

kelayakan materi, desain dan juga bahasa pada modul pembelajaran yang

dikembangkan. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur

pendapat, persepsi, nilai, dan sikap seseorang ataupun sekelompok orang terhadap

suatu gejala atau fenomena pendidikan37. Pada skala likert dikenal ada dua teknik

dalam opsi jawaban yaitu opsi jawaban 4 dan opsi jawaban 5, pada penelitian ini

36
Fajri Ismail, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Palembang: Karya Sukses Mandiri, 2016). hlm 140.
37
Ibid
71

peneliti menggunakan opsi jawaban 5. Uji kelayakan menggunakan rumus sebagai

berikut:

𝐹
𝑉= 𝑥 100
𝑁

Keterangan:

V = Nilai Validasi

F = Perolehan Skor

N = Skor Maksimum

Kategori validitas pengembangan modul ajar berbasis inkuiri berdasarkan nilai

akhir yang didapatkan, dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel Kategori dan Interval Kevalidan

Skor Tingkat Kelayakan Keterangan

81 – 100 Sangat Valid Tidak Revisi

61 – 80 Valid Tidak Revisi

41 – 60 Cukup Valid Sebagian Revisi

21 – 40 Kurang Valid Revisi

0 – 20 Sangat Tidak Valid Revisi Total

2. Analisis Data Kepraktisan Penggunaan Modul Ajar Berbasis Inkuiri

Uji kepraktisan dilakukan untuk mengetahui kepraktisan suatu produk seperti

modul pembelajaran. Perhitungan data nilai akhir hasil kepraktisan dalam skala (0-

100) dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐹
𝑉= 𝑥 100
𝑁

Keterangan:
72

V = Nilai Validasi

F = Perolehan Skor

N = Skor Maksimum

Kategori Kepraktisan pengembangan modul ajar berbasis inkuiri berdasarkan nilai

akhir yang didapatkan, dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel Kategori dan Interval Kepraktisan

Skor Tingkat Kelayakan Keterangan

81 – 100 Sangat Praktis Sangat Praktis

61 – 80 Cukup Praktis Cukup Praktis

41 – 60 Praktis Praktis

0 – 40 Tidak Praktis Tidak Praktis

0 – 20 Sangat Tidak Praktis Sangat Tidak Praktis

3. Analisis Data Keefektivitasan Penggunaan Modul Ajar Berbasis Inkuiri

Uji ke keefektivitasan dilakukan untuk mengetahui efektivitas suatu produk seperti

modul pembelajaran. Perhitungan data nilai akhir hasil efektivitas dalam skala (0-

100) dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐹
𝑉= 𝑥 100
𝑁

Keterangan:

V = Nilai Validasi

F = Perolehan Skor

N = Skor Maksimum

Kategori efektif pengembangan modul ajar berbasis inkuiri berdasarkan nilai akhir

yang didapatkan, dapat dilihat dari tabel berikut:


73

Tabel 3.9 Kategori dan Interval Efektivitas

Skor Tingkat efektif Keterangan


81 – 100 Sangat efektif Sangat efektif
61 – 80 Cukup efektif Cukup efektif
41 – 60 Efektif Efektif
0 – 40 Tidak efektif tidak efektif
0 – 20 Sangat tidak efektif Sangat tidak efektif
BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 5 Pedamaran yang

beralamatkan di jalan Sersan Dahlan Desa Menang Raya Kecamatan

Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir. Penelitian ini dilakukan dari tahap

persiapan sampai dengan tahap pelaksanaan yaitu dimulai pada bulan Januari

Tahun Ajaran 2023/2024.

2. Visi dan Misi SD Negeri 5 Pedamaran

a. Visi Sekolah

Tercapainya prestasi siswa SD Negeri 5 Pedamaran berkompetensi amat

baik melalui proses pembelajaran progresif.

b. Misi Sekolah

1. Membangun kultur budaya sekolah berkarakter religius


2. Menerapkan regulasi sekolah sesuai dengan asas hukum, politik dan
sosial etik
3. Mengembangkan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah berstandar
nasional
4. Memfasilitasi integrasi personal di dalam sistem sekolah yang
informative
5. Meningkatkan kualitas personal yang religius, maju, mandiri dan
sejahtera
6. Meningkatkan proses operasional dan kurikulum sekolah secara efektif
dan efisien.

74
75

3. Struktur Organisasi Sekolah SD Negeri 5 Pedamaran

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH SD NEGERI 5 PEDAMARAN

KEPALA SEKOLAH KOMITE SEKOLAH


ERMILAINI,S.Pd.SD ANWAR

UNIT PERPUSTAKAAN TATA USAHA/OPERATOR


AYU LESTARI, S.Pd JABATAN ANITA MARDIANA, S.Pd.I

BENDAHARA
YUSTINA, S.Pd.SD

WALI KELAS I WALI KELAS I WALI KELAS III WALI KELAS IV WALI KELAS V WALI KELAS VI

KELAS I A KELAS II A KELAS III A KELAS IV A KELAS V A KELAS VI A


ELAWATI,S.Pd WIWIN KARIANA,S.Pd LISTINA, S.Pd RIZA NOPALINA,S.Pd JULIANA,S.Pd RUSDIANO,S.Pd

KELAS I B KELAS II B KELAS III B KELAS IV B KELAS V B


KARMAINI,S.Pd FITRIA MURDIYATI EVI WULANDARI,S.Pd RUSMAINI,S.Pd IMPI EGAWATI, S.Pd KELAS VI B
RITA NOVIANI, S.Pd

KELAS I C KELAS II C KELAS III C KELAS IV C KELAS V C


YUSTINA,S.Pd.SD SONIA,S.Pd JUNAIDI, S.Pd DINA MULYA EMILIANA , S.Pd
SARI,S.Pd
KELAS ID KELAS II D
SISWA GURU PAI KELAS I s.d VI GURU PJOK KELAS I s.d VI
RUSDIAH/ASTINAWATI FATIMAH,S.Pd/ HINDA WAHYUNI, S.Pd SALMAN/ ABDULLAH
ANGGRALINA AMELINDA,S.Pd
RINA PURNAMA, S.Pd UMARI, S.Pd/ JULIANA, S.Pd
KETERANGAN: MASYARAKAT SARI SUMIATI, S.Pd
............................ Koordinasi Program 75
............................ Kebijaksanaan
76

4. Peserta Didik

Pada tahun ajaran 2022/2023, SD Negeri 5 Pedamaran memiliki total

718 peserta didik. Secara khusus, kelas V.c terdiri dari 29 peserta didik, terdiri

dari 17 perempuan dan 12 laki-laki. Rentang usia peserta didik kelas V.c adalah

antara 9-12 tahun. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sri Uswatun

Hasanah dalam jurnalnya, disimpulkan bahwa peserta didik pada kelas tinggi

umumnya sudah memiliki pemikiran yang tumbuh dan minat terhadap

kehidupan praktis sehari-hari yang konkret dan realistik. Mereka juga memiliki

rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu bersemangat dalam proses belajar.

Tabel. 4.1 Identitas Peserta Didik Kelas V.A


No. Nama Siswa Jenis Kelamin Tempat Tanggal Lahir
(P/L)
1. Abil Aryadinata L Pedamaran, 21-09-2011
2. Ahmad Ardiansyah L Damar Sari, 07-10-2011

3. Fadil Kurniawan L Pedamaran, 29-07-2011

4. Febriana P Pedamaran, 03-02-2012

5. Jelo Pransisko L Pedamaran, 07-09-2011

6. Khovifah P Pedamaran, 09-03-2011

7. Linda Astiati P OKU Timur, 08-08-2011

8. M. Yaqub Al-Faruq L Pedamaran, 20-11-2011

9. Mario Parensa L Pedamaran, 18-06-2012

10. Mika Lespita P Sobli, 27-09-2011

11. Nabila Zhakira P Pedamaran, 29-04-2012

12. Nova Rizki Vesiati P Sumber Rejo, 10-11-2011

13. Okbi Ahmadinejad L Pedamaran, 07-10-2011

14. Pandi L Pedamaran, 01-05-2011

15. Pareni P Pedamaran, 03-06-2012

16. Parling Cahya P Pedamaran, 22-09-2011

17. Pusparia P Menang Raya, 13-04-2011


77

18. Qiya Fathul Khoriv P Pedamaran,29-11-2011

19. Rendi Aditiya L Pedamaran,05-05-2012

20. Ridho Ziazul Hafizh L Pedamaran, 30-06-2011

21. Rischa Desviyani P Damar Sari. 09-12-2011

22. Satriya Fernanda L Kayu Agung , 08-03-2012

23. Tiara Pitriana P Kayu Agung, 28-04-2011

24. Tri Febriana P Pedamaran,20-02-2012

25. Valentino Berto Mary L Pedamaran, 14-03-2011

26. Vanesha Ramdhani P Menang Raya, 28-08-2011

27. Wahyuni Oktarina P Pedamaran, 25-20-2011

28. Zahira Rahmadani P Tugu Mulyo, 02-08-2011

29. Syafika Rahmadhani P Palembang24-07-2012

Jumlah 29 Siswa

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan prosedur penelitian model ADDIE, hasil penelitian dan

pengembangan modul ajar berbasis inkuiri pada mata pelajaran tematik di SD

Negeri 5 Pedamaran, akan menjawab dari rumusan masalah yang meliputi,

bagaimana tingkat kevalidan, bagaimana respons guru dan peserta didik mengenai

tingkat kepraktisan dan keefektifan produk yang dikembangkan.

1. Tingkat Kevalidan Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Inkuiri

pada Pembelajaran Tematik di SD Negeri 5 Pedamaran

a. Validasi Ahli Materi

Alur pembahasan atau skenario yang telah dibuat diserahkan kepada

ahli materi yaitu, bapak Agra Dwi Saputra, M.Pd pada tanggal 31 Mei 2023.
78

1) Data Kuantitatif

Paparan deskriptif hasil validasi ahli materi ditujukan melalui

data nilai angket. Data kuantitatif hasil validasi ahli materi dipaparkan

dalam tabel berikut ini;

Tabel 4.2 Validasi Ahli Materi

Indikator Butir Penilaian Skor Jumlah Rata-


Penilaian Skor rata
Aspek Apakah konsep-konsep yang 5 37 92,5

Materi diajarkan dalam modul ini sesuai

dengan kurikulum kelas V terkait

perubahan wujud benda?

Bagaimana penilaian Anda terhadap 4

keakuratan dan kejelasan informasi

yang disajikan dalam modul ini?

Apakah aktivitas inkuiri yang 5

disajikan dalam modul ini sesuai

untuk mengembangkan pemahaman

siswa tentang perubahan wujud

benda?

Apakah modul ini mengintegrasikan 5

konsep perubahan wujud benda

dengan kehidupan sehari-hari

siswa?

Apakah informasi yang disajikan 4

dalam modul ini relevan dan aktual?


79

Apakah modul ini mencakup 5

konsep-konsep yang diperlukan

untuk memahami perubahan wujud

benda secara menyeluruh?

Apakah urutan dan penjelasan 5

konsep dalam modul ini

memperkuat pemahaman siswa

tentang perubahan wujud benda?

Apakah modul ini menyediakan 4

contoh-contoh atau ilustrasi yang

mendukung pemahaman siswa

terkait perubahan wujud benda?

Korelasi Apakah modul ini memberikan 5 26 86,6

Modul penekanan yang cukup pada

berbasis konsep-konsep yang dianggap

inkuiri paling penting dalam perubahan

dengan wujud benda?

materi Apakah modul ini menyediakan 4

rangsangan dan tantangan yang

sesuai bagi siswa untuk

mengembangkan keterampilan

berpikir kritis dan inkuiri terkait

perubahan wujud benda?

Apakah instruksi yang diberikan 4

dalam modul ini jelas dan


80

memberikan panduan yang cukup

bagi siswa dalam menjalankan

aktivitas inkuiri?

Apakah aktivitas inkuiri dalam 5

modul ini memungkinkan siswa

untuk mengembangkan

keterampilan kerjasama dan

komunikasi?

Apakah modul ini menyajikan 4

penilaian atau evaluasi yang sesuai

untuk mengukur pemahaman siswa

tentang perubahan wujud benda?

Apakah modul ini mengajarkan 4

konsep perubahan wujud benda

secara menyeluruh dan terintegrasi

dengan kompetensi dasar yang

ditetapkan?

Aspek Apakah penggunaan contoh-contoh 4 26 86,6

Kontekst dalam modul ini memberikan siswa

ualitas gambaran yang jelas tentang

perubahan wujud benda dalam

kehidupan nyata?

Apakah modul ini mendorong siswa 5

untuk mengembangkan sikap

ilmiah, seperti rasa ingin tahu,


81

keingintahuan, kehati-hatian, dan

kerja sama?

Apakah modul ini memberikan 4

kesempatan kepada siswa untuk

menghubungkan konsep perubahan

wujud benda dengan pengetahuan

dan pengalaman mereka sehari-

hari?

Apakah modul ini memberikan 4

pemahaman yang mendalam dan

lengkap tentang perubahan wujud

benda?

Apakah modul ini menggunakan 5

metode pembelajaran yang relevan

dan efektif untuk mencapai tujuan

pembelajaran terkait perubahan

wujud benda?

Apakah modul ini memberikan 4

pemahaman yang menyeluruh dan

mendalam tentang konsep

perubahan wujud benda dan

relevansinya dalam kehidupan

siswa?

Jumlah 89 89
82

Berdasarkan hasil data kuantitatif yang didapatkan dari penilaian

validator aspek materi, kemudian langkah selanjutnya yaitu menganalisis data

dengan menghitung tingkat persentase kevalidan produk yang dikembangkan.

Beriku cara menghitung persentase tingkat kevalidan menggunakan rumus

skala likert:

𝐹
𝑉= 𝑋 100
N

Keterangan:

V = Nilai validasi

F = Perolehan skor

N = Skor maksimal

89
𝑉= 𝑋 100 = 89
100

Hasil perhitungan berdasarkan rumus di atas menunjukkan bahwa

penilaian validator aspek materi terhadap produk yang dikembangkan peneliti

mencapai skor 89 dengan demikian produk yang dikembangkan masuk ke

dalam kategori Sangat Valid.

2) Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari penilaian validator aspek materi melalui

komentar dan saran terhadap pengembangan produk yang peneliti buat berupa

bahan ajar modul berbasis inkuiri pada pembelajaran tematik tema 7 Peristiwa

dalam kehidupan, pembelajaran 2 perubahan wujud benda. Dijabarkan melalui

tabel berikut
83

Tabel 4.3 Kritik Dan Saran Ahli Materi

Validator Kritik dan Saran

Agra Dwi Saputra, M.Pd Bahan ajar sudah bagus dapat digunakan dalam

pembelajaran dengan beberapa revisi, tambahkan

proses/contoh perubahan wujud benda, berikan

petunjuk dalam bahan ajar untuk tugas.

Berdasarkan kritik dan saran yang diberikan validator ahli materi terhadap

modul ajar yang dikembangkan menunjukkan bahwa ada aspek di dalam modul

yang perlu untuk diperbaiki yaitu menambahkan proses perubahan wujud benda

dan petunjuk bahan ajar untuk tugas.

Tabel 4.4 Hasil Revisi Ahli Materi

Proses wujud benda Sebelum Revisi


84

Sesudah Revisi

Petunjuk bahan ajar Sebelum Revisi


untuk tugas
85

Sesudah Revisi

b. Validasi Ahli Media

Validasi aspek media di nilai oleh bapak Djoko Rohadi

Wibowo,M.Pd.I sekaligus salah satu dosen di PGMI, penilaian terhadap

media menggunakan angket yang telah disediakan. tujuan memvalidasi

media yang digunakan di dalam bahan ajar modul di antaranya untuk

mengetahui kualitas modul yang dikembangkan dari segi aspek tampilan,

aspek materi dalam modul, dan aspek kebermanfaatan. Hasil penilaian

terhadap media yang dikembangkan terdapat beberapa saran, komentar dan

masukan dari validator aspek media yang dijabarkan dalam penjelasan

berikut:

1) Data Kuantitatif

Angket hasil penilaian validator aspek media terhadap produk

yang peneliti kembangkan yang dikemas dalam bentuk bahan ajar


86

modul berbasis inkuiri untuk pembelajaran tematik kelas v , dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Validasi Ahli Media

Indikator Butir Penilaian Skor Jumlah Rata-

Penilaian Skor rata

Aspek 1. Apakah desain visual yang 5 34 85

Tampilan digunakan dalam modul ini

mendukung pemahaman siswa

tentang konsep perubahan wujud

benda?

2. Apakah penggunaan media 4

(gambar, grafik, diagram, dll.)

dalam modul ini relevan dan efektif

untuk memvisualisasikan konsep

perubahan wujud benda?

3. Bagaimana penilaian Anda 5

terhadap tata letak, kejelasan, dan

keterbacaan konten pada modul

ini?

4. Apakah modul ini mengikuti 4

prinsip-prinsip desain instruksional

yang sesuai untuk pembelajaran

inkuiri?

5. Apakah penyajian konten 4

menggunakan kombinasi teks dan

gambar yang efektif?

6. Apakah modul ini memiliki variasi 4

dalam penggunaan media visual

untuk menjaga minat siswa?


87

7. Apakah visual yang digunakan 4

menggambarkan konsep perubahan

wujud benda dengan tepat?

8. Apakah pemilihan warna pada 4

modul ini mendukung pemahaman

siswa?

Aspek 9. Apakah desain visual dan media 5 26 86,6

Materi yang digunakan memperkuat

pemahaman siswa terhadap

perubahan wujud benda?

10. Apakah penempatan media visual 4

dalam modul ini memudahkan

siswa dalam menghubungkan

konsep yang diajarkan?

11. Apakah penggunaan grafik dan 4

diagram dalam modul ini

membantu siswa dalam memahami

perubahan wujud benda?

12. Apakah gambar yang digunakan 5

dalam modul ini mewakili situasi

nyata terkait perubahan wujud

benda?

13. Apakah visual yang disajikan 4

memperjelas langkah-langkah

dalam aktivitas inkuiri?

14. Apakah modul ini menggunakan 4

media visual untuk memotivasi

siswa dalam belajar tentang

perubahan wujud benda?


88

Aspek 15. Apakah visual yang digunakan 4 24 80

Kebermanf dalam modul ini dapat digunakan

aatan sebagai alat evaluasi untuk

mengukur pemahaman siswa?

16. Apakah modul ini memberikan 4

petunjuk yang jelas tentang

penggunaan media visual?

17. Apakah penggunaan media visual 4

dalam modul ini meningkatkan

keaktifan siswa dalam

pembelajaran?

18. Apakah modul ini menggunakan 4

variasi media visual yang sesuai

dengan gaya belajar siswa?

19. Apakah penggunaan media visual 4

dalam modul ini membantu siswa

membangun koneksi antara konsep

perubahan wujud benda dengan

pengetahuan sebelumnya?

20. Apakah modul ini memanfaatkan 4

teknologi media yang relevan

untuk meningkatkan pembelajaran

tentang perubahan wujud benda?

Jumlah 84 84

Berdasarkan hasil data kuantitatif yang didapatkan dari penilaian

validator aspek media, kemudian langkah selanjutnya yaitu

menganalisis data dengan menghitung tingkat persentase kevalidan


89

produk yang dikembangkan. Berikut cara menghitung persentase

tingkat kevalidan aspek media menggunakan rumus skala likert:

𝐹
𝑉= 𝑋 100
N

Keterangan:

V = Nilai validasi

F = Perolehan skor

N = Skor maksimal

84
𝑉= 𝑋 100 = 84
100

Hasil perhitungan berdasarkan rumus di atas menunjukkan

bahwa penilaian validator aspek media terhadap produk yang

dikembangkan peneliti mencapai skor 84 dengan demikian produk yang

dikembangkan masuk ke dalam kategori Sangat Valid.

2) Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari penilaian validator aspek media

melalui komentar dan saran terhadap pengembangan produk yang

peneliti buat berupa bahan ajar modul berbasis inkuiri pada

pembelajaran tematik tema 7 Peristiwa dalam kehidupan, pembelajaran

2 perubahan wujud benda. Dijabarkan melalui tabel berikut.


90

Tabel 4.6 Kritik Dan Saran Ahli Media

Validator Kritik dan Saran


Djoko Rohadi Wibowo, M.Pd.I 1. Pemilihan warna tulisan dan
background yang kontras
agar tulisan terlihat jelas.
2. Gunakan gambar dengan
resolusi tinggi agar terlihat
jelas
Berdasarkan kritik dan saran yang diberikan validator ahli media

terhadap modul ajar yang dikembangkan menunjukkan bahwa ada aspek

di dalam modul yang perlu untuk diperbaiki yaitu pemilihan warna pada

tulisan (font) kontras yang bertujuan untuk membuat tulisan agar terlihat

jelas dan menggunakan gambar dengan resolusi tinggi, yang

sebelumnya penulis menggunakan bantuan aplikasi canva yang belum

pro (buy) setelah adanya revisi peneliti menggunakan canva berbayar

sehingga menghasilkan gambar dengan kualitas terbaik. Berikut

Tabel 4.7 Hasil Revisi Ahli Media

Pemilihan Sebelum Revisi

warna tulisan

dan

background

yang kontras

agar tulisan

terlihat jelas
91

Sesudah Revisi

Gunakan Sebelum Revisi

gambar

dengan

resolusi tinggi

agar terlihat

jelas
92

Sesudah Revisi

Menggunakan Sebelum Revisi

gambar yang

nyata.
93

Sesudah Revisi

c. Validasi Ahli Bahasa

Validasi aspek ahasa di nilai oleh ibu Hani Atus Sholikhah, S.Pd.,

M.Pd penilaian terhadap media menggunakan angket yang telah disediakan.

tujuan memvalidasi bahasa yang digunakan di dalam bahan ajar modul di

antaranya untuk mengetahui kualitas bahasa dalam modul yang

dikembangkan dari segi aspek tatanan bahasa, konsistensi bahasa dan

penggunaan bahasa. Hasil penilaian terhadap bahasa dalam modul yang

dikembangkan terdapat beberapa saran, komentar dan masukan dari

validator aspek bahasa yang dijabarkan dalam penjelasan berikut:

1) Data Kuantitatif
94

Tabel 4.8 Hasil Penilaian Validasi Ahli Bahasa

Indikator Butir Penilaian Skor Jumlah Rata-

Penilaian skor rata

Tatanan Apakah bahasa yang 5 37 92

Bahasa digunakan dalam modul ini

mudah dipahami oleh siswa

kelas V?

Apakah penggunaan kalimat 4

yang sederhana dan

pengulangan konsep penting

pada modul ini efektif untuk

memperkuat pemahaman

siswa?

Bagaimana penilaian Anda 4

terhadap tata bahasa, ejaan,

dan tanda baca pada modul

ini?

Apakah penggunaan istilah 4

dan kata-kata dalam modul

ini sesuai dengan tingkat

pemahaman siswa kelas V?

Apakah modul ini 5

menyajikan informasi

dengan urutan yang logis

dan sistematis?
95

Apakah bahasa yang 5

digunakan dalam modul ini

menggambarkan konsep

perubahan wujud benda

dengan jelas dan tepat?

Apakah penggunaan bahasa 5

yang dipilih memudahkan

siswa dalam

mengungkapkan

pemahaman mereka tentang

perubahan wujud benda?

Apakah modul ini 5

menggunakan contoh-

contoh atau ilustrasi yang

sesuai untuk menjelaskan

konsep perubahan wujud

benda?

Konsistensi Apakah bahasa yang 5 28

Bahasa digunakan dalam instruksi

dan petunjuk aktivitas

inkuiri mudah dipahami dan

diikuti oleh siswa?

Apakah modul ini 5

menggunakan bahasa yang

memotivasi siswa dalam


96

belajar tentang perubahan

wujud benda?

Apakah penggunaan bahasa 4

dalam modul ini

memperhatikan keragaman

siswa dan memungkinkan

partisipasi aktif dari semua

siswa?

Apakah modul ini 5

menggunakan variasi gaya

bahasa (cerita, deskripsi,

penjelasan, dll.) yang

relevan dengan konsep

perubahan wujud benda?

Apakah modul ini 4

menggunakan bahasa yang

membangun koneksi antara

konsep perubahan wujud

benda dengan pengetahuan

sebelumnya siswa?

Apakah bahasa yang 4

digunakan dalam modul ini

menggugah minat dan

kreativitas siswa dalam

belajar?
97

Penggunaan Apakah instruksi yang 4 27

Bahasa diberikan dalam modul ini

memberikan kejelasan

tentang tugas dan harapan

yang harus dilakukan oleh

siswa?

Apakah penggunaan bahasa 5

dalam modul ini mengarah

pada pemahaman yang

mendalam tentang

perubahan wujud benda?

Apakah modul ini 5

menggunakan bahasa yang

mempertimbangkan tingkat

kognitif siswa kelas V?

Apakah penggunaan bahasa 4

dalam modul ini

menginspirasi siswa untuk

mengembangkan

keterampilan berpikir kritis

dan inkuiri?

Apakah modul ini 4

menggunakan bahasa yang

mendukung pengembangan

sikap ilmiah siswa?


98

Apakah bahasa yang 5

digunakan dalam modul ini

membantu siswa dalam

mengomunikasikan

pemahaman mereka tentang

perubahan wujud benda

dengan jelas dan kohesif?

Jumlah 92 92

Berdasarkan hasil data kuantitatif yang didapatkan dari penilaian

validator aspek bahasa, kemudian langkah selanjutnya yaitu

menganalisis data dengan menghitung tingkat persentase kevalidan

produk aspek bahasa dalam modul yang dikembangkan. Berikut adalah

cara menghitung persentase tingkat kevalidan menggunakan rumus

skala likert.

𝐹
𝑉= 𝑋 100
N

Keterangan:

V = Nilai validasi

F = Perolehan skor

N = Skor maksimal

92
𝑉= 𝑋 100 = 92
100
99

Hasil perhitungan berdasarkan rumus di atas menunjukkan

bahwa penilaian validator aspek bahasa terhadap produk yang

dikembangkan peneliti mencapai skor 92 dengan demikian produk yang

dikembangkan masuk ke dalam kategori Sangat Valid.

2) Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari penilaian validator aspek bahasa

melalui komentar dan saran terhadap pengembangan produk yang

peneliti buat berupa bahan ajar modul berbasis inkuiri pada

pembelajaran tematik tema 7 Peristiwa dalam kehidupan, pembelajaran

2 perubahan wujud benda. Dijabarkan melalui tabel berikut.

Tabel 4. 9 Kritik Dan Saran Ahli Bahasa

Validator Kritik dan Saran

Hani Atus Sholikhah,M.Pd Penulisan huruf kapital pada daftar isi,

setiap kata harus di awali dengan

kapital

Perhatikan tanda baca koma dan titik

Ganti tulisan dari kata ‘di nyalakan’

menjadi ‘dinyalakan’

Berdasarkan kritik dan saran yang diberikan validator ahli

bahasa terhadap modul ajar yang dikembangkan menunjukkan bahwa

ada aspek di dalam modul yang perlu untuk diperbaiki. Berikut

perbaikan bahan ajar modul berdasarkan kritik dan saran ahli bahasa.
100

Tabel 4.10 Hasil Revisi Ahli Bahasa

Penulisan huruf Sebelum Revisi

kapital pada daftar

isi, setiap kata

harus di awali

dengan kapital

Sesudah Revisi
101

Ganti tulisan dari Sebelum Revisi

kata ‘di nyalakan’

menjadi

‘dinyalakan’

Sesudah Revisi
102

Perhatikan tanda Sebelum Revisi

baca koma dan titik

Sesudah Revisi

2. Tingkat Kepraktisan Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Inkuiri

pada Pembelajaran Tematik di SD Negeri 5 Pedamaran

a. Lembar respons guru terhadap tingkat kepraktisan modul

Pengembangan modul pembelajaran berbasis inkuiri pada mata

pelajaran tematik tema 7 peristiwa dalam kehidupan, pembelajaran 2


103

perubahan wujud benda. Untuk mengetahui tingkat kepraktisan modul yang

dikembangkan perlu adanya uji langsung ke lapangan dengan cara

mempresentasikan hasil produk ke responden yaitu pada guru dan peserta

didik kelas V.A SD Negeri 5 Pedamaran.

Tabel 4.11 Hasil Uji Tingkat Kepraktisan Diisi Oleh Guru Tematik

No. Pernyataan Skor Jumlah Rata- Tingkat

Skor Rata Kepraktisan

1. Modul mudah digunakan dan 5 47 94 Sangat

diterapkan dalam Praktis

pembelajaran tematik kelas

2. Struktur modul jelas dan 5

sistematis

3. Modul ini memberikan 5

petunjuk yang cukup bagi

guru dalam mengajar konsep

perubahan wujud benda

4. Seberapa relevan dan 4

terintegrasi modul ini dengan

kurikulum kelas v

5. Modul ini memberikan 4

aktivitas inkuiri yang praktis

dan sesuai dengan kebutuhan

siswa
104

6. Seberapa efektif bahan- 5

bahan pendukung dalam

modul ini dalam membantu

pemahaman siswa tentang

perubahan wujud benda?

7. Apakah modul ini 5

memberikan kesempatan

bagi siswa untuk berdiskusi

dan berkolaborasi dalam

aktivitas inkuiri?

8. Apakah modul ini 5

memberikan kesempatan

bagi siswa untuk berdiskusi

dan berkolaborasi dalam

aktivitas inkuiri?

9. Apakah modul ini 4

memberikan fleksibilitas

dalam penggunaan metode

pembelajaran yang sesuai?

10. Seberapa praktis modul ini 5

dalam penggunaan sehari-

hari di kelas?

Jumlah 47 94 Sangat Praktis

Berdasarkan hasil penilaian dari respons guru wali kelas sekaligus guru

mata pelajaran tematik, di dapatkan data kuantitatif berupa angka, tahapan


105

selanjutnya menganalisis data yang telah di dapatkan dengan menghitung

persentase tingkat kepraktisan penggunaan modul yang dikembangkan.

𝐹
𝑉= 𝑋 100
N

47
𝑉= 𝑋 100 = 94
50

Hasil perhitungan total jumlah yang didapatkan dari penilaian terhadap

bahan ajar modul berbasis inkuiri pada pembelajaran tematik kelas V di SD

Negeri 5 Pedamaran mencapai skor 94 dengan demikian produk yang

dikembangkan dikategorikan Sangat Praktis


106

b. Lembar Respons Siswa Terhadap Tingkat Kepraktisan Modul Ajar

Tabel 4.12 Hasil Uji Tingkat Kepraktisan Diisi OlehPeserta Didik

No. Nama Siswa Nomor Soal Jumlah Rata -rata Tingkat Kepraktisan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Abil Aryadinata 4 3 5 5 4 5 4 4 5 5 44 88 Sangat Praktis
2. Ahmad Ardiansyah 5 5 5 4 4 5 3 4 4 4 43 86 Sangat Praktis
3. Fadil Kurniawan 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 46 92 Sangat Praktis
4. Febriana 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 47 94 Sangat Praktis
5. Jelo Pransisko 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 46 92 Sangat Praktis
6. Khovifah 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 47 94 Sangat Praktis
7. Linda Astiati 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 47 94 Sangat Praktis
8. M. Yaqub Al-Faruq 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 47 94 Sangat Praktis
9. Mario Parensa 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 46 92 Sangat Praktis
10. Mika Lespita 4 5 3 5 5 4 5 4 5 5 45 90 Sangat Praktis
11. Nabila Zhakira 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 44 88 Sangat Praktis
12. Nova Rizki Vesiati 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 46 92 Sangat Praktis
13. Okbi Ahmadinejad 5 4 4 5 3 5 5 4 5 5 45 90 Sangat Praktis
14. Pandi 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 44 88 Sangat Praktis
15. Pareni 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 47 84 Sangat Praktis
16. Parling Cahya 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 44 88 Sangat Praktis
17. Pusparia 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 47 94 Sangat Praktis
18. Qiya Fathul Khoriv 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 47 94 Sangat Praktis
19. Rendi Aditiya 4 3 5 4 5 5 4 4 5 5 44 88 Sangat Praktis
106

20. Ridho Ziazul Hafizh 5 4 4 5 5 5 5 5 3 5 46 92 Sangat Praktis


21. Rischa Desviyani 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 48 96 Sangat Praktis
22. Satriya Fernanda 4 3 4 5 4 5 4 4 4 5 42 84 Sangat Praktis
23. Tiara Pitriana 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 48 96 Sangat Praktis
24. Tri Febriana 3 4 5 5 5 5 5 4 4 5 45 90 Sangat Praktis
25. Valentino Berto Mary 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 45 90 Sangat Praktis
26. Vanesha Ramdhani 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 48 96 Sangat Praktis
27. Wahyuni Oktarina 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 45 90 Sangat Praktis
28. Zahira Rahmadani 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 48 96 Sangat Praktis
29. Syafika Rahmadhani 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 47 94 Sangat Praktis
Jumlah 1328 2646 Sangat Praktis
(91,24)
108

3. Tingkat Keefektifan Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Inkuiri

pada Pembelajaran Tematik di SD Negeri 5 Pedamaran

a. Lembar respons guru terhadap tingkat Keefektifan modul

Pengembangan modul pembelajaran berbasis inkuiri pada mata

pelajaran tematik tema 7 peristiwa dalam kehidupan, pembelajaran 2

perubahan wujud benda. Untuk mengetahui tingkat keefektifan modul yang

dikembangkan perlu adanya uji langsung ke lapangan dengan cara

mempresentasikan hasil produk ke responden yaitu pada guru dan peserta

didik kelas V.a SD Negeri 5 Pedamaran.

Tabel 4.13 Hasil Uji Tingkat Keefektifan Diisi Oleh Guru Tematik

No. Pernyataan Skor Jumlah Rata- Tingkat

Skor Rata Kepraktisan

1. Modul mudah digunakan dan 5 48 96 Sangat

diterapkan dalam Efektif

pembelajaran tematik kelas

2. Struktur modul jelas dan 5

sistematis

3. Modul ini memberikan 4

petunjuk yang cukup bagi

guru dalam mengajar konsep

perubahan wujud benda


109

4. Seberapa relevan dan 5

terintegrasi modul ini dengan

kurikulum kelas v

5. Modul ini memberikan 5

aktivitas inkuiri yang praktis

dan sesuai dengan kebutuhan

siswa

6. Seberapa efektif bahan- 4

bahan pendukung dalam

modul ini dalam membantu

pemahaman siswa tentang

perubahan wujud benda?

7. Apakah modul ini 5

memberikan kesempatan

bagi siswa untuk berdiskusi

dan berkolaborasi dalam

aktivitas inkuiri?

8. Apakah modul ini 5

memberikan kesempatan

bagi siswa untuk berdiskusi

dan berkolaborasi dalam

aktivitas inkuiri?

9. Apakah modul ini 5

memberikan fleksibilitas
110

dalam penggunaan metode

pembelajaran yang sesuai?

10. Seberapa praktis modul ini 5

dalam penggunaan sehari-

hari di kelas?

Jumlah 96 Sangat Efektif

Berdasarkan hasil penilaian dari respons guru mata pelajaran tematik, di

dapatkan data kuantitatif berupa angka, tahapan selanjutnya menganalisis data

yang telah di dapatkan dengan menghitung persentase tingkat keefektifan

penggunaan modul yang dikembangkan.

𝐹
𝑉= 𝑋 100
N

48
𝑉= 𝑋 100 = 96
50

Hasil perhitungan total jumlah yang didapatkan dari penilaian terhadap

bahan ajar modul berbasis inkuiri pada pembelajaran tematik kelas V di SD

Negeri 5 Pedamaran mencapai skor 96 dengan demikian produk yang

dikembangkan dikategorikan Sangat Efektif


111

b. Lembar Respons Siswa Terhadap Tingkat Keefektifan Modul Ajar

Tabel 4.14 Hasil Uji Tingkat Keefektifan Diisi Oleh Peserta Didik

No. Nama Siswa Nomor Soal Jumlah Rata -rata Tingkat Kepraktisan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Abil Aryadinata 4 5 5 5 3 4 4 5 5 5 45 90 Sangat Efektif
2. Ahmad Ardiansyah 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 44 88 Sangat Efektif
3. Fadil Kurniawan 4 4 5 5 5 5 5 3 4 4 44 88 Sangat Efektif
4. Febriana 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 42 84 Sangat Efektif
5. Jelo Pransisko 4 5 5 3 4 4 5 5 3 4 42 84 Sangat Efektif
6. Khovifah 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 47 94 Sangat Efektif
7. Linda Astiati 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 41 82 Sangat Efektif
8. M. Yaqub Al-Faruq 5 5 4 5 5 3 5 4 5 5 41 82 Sangat Efektif
9. Mario Parensa 5 5 4 5 5 4 5 3 4 5 42 84 Sangat Efektif
10. Mika Lespita 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 46 92 Sangat Efektif
11. Nabila Zhakira 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5 46 92 Sangat Efektif
12. Nova Rizki Vesiati 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 42 84 Sangat Efektif
13. Okbi Ahmadinejad 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 100 Sangat Efektif
14. Pandi 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 46 92 Sangat Efektif
15. Pareni 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 48 96 Sangat Efektif
16. Parling Cahya 5 5 3 3 3 4 4 4 5 5 41 82 Sangat Efektif
111

17. Pusparia 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 47 94 Sangat Efektif


18. Qiya Fathul Khoriv 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 46 92 Sangat Efektif
19. Rendi Aditiya 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 48 96 Sangat Efektif
20. Ridho Ziazul Hafizh 5 4 5 3 4 4 4 5 5 5 44 88 Sangat Efektif
21. Rischa Desviyani 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 46 92 Sangat Efektif
22. Satriya Fernanda 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 48 96 Sangat Efektif
23. Tiara Pitriana 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 46 92 Sangat Efektif
24. Tri Febriana 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 47 94 Sangat Efektif
25. Valentino Berto Mary 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 45 90 Sangat Efektif
26. Vanesha Ramdhani 4 5 3 5 5 5 4 5 5 5 46 92 Sangat Efektif
27. Wahyuni Oktarina 5 4 5 4 4 4 5 4 4 3 42 84 Sangat Efektif
28. Zahira Rahmadani 4 5 4 4 4 5 5 3 5 5 44 88 Sangat Efektif
29. Syafika Rahmadhani 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 46 92 Sangat Efektif
Jumlah 1.302 2604 Sangat Efektif
(89,79)
113

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Tingkat Kevalidan Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Inkuiri

pada Pembelajaran Tematik di SD Negeri 5 Pedamaran

Bahan ajar berupa modul pembelajaran berbasis inkuiri dianggap valid

dan layak digunakan jika telah melalui proses penilaian oleh para ahli. Validasi

modul pembelajaran dilakukan dengan menggunakan data atau nilai yang

diberikan oleh para validator atau ahli melalui angket validasi. Dalam penelitian

ini, kevalidan modul pembelajaran divalidasi oleh ahli dalam bidang materi,

bahasa, dan media. Berikut adalah deskripsi hasil validasi terhadap modul

modul pembelajaran oleh validator.

a. Pembahasan Hasil Validasi Ahli Materi

Hasil validasi modul pembelajaran oleh akli materi dikatakan sangat

valid karena memperoleh penilaian sebesar 89%. Hal ini berarti materi yang

disajikan sesuai dengan perangkat pelajaran lainnya. Hal ini di dukung

dengan teori dalam sebuah penelitian Pane dan Darwis Dasopang yang

menyatakan bahwa tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal

karena adanya materi yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Dengan

demikian dapat diartikan bahwa materi yang disajikan sudah tepat dan

sesuai.38

b. Pembahasan Hasil Validasi Ahli Bahasa

Ahli bahasa menyatakan bahwa bahasa yang digunakan dalam

modul pembelajaran sangat valid karena memperoleh penilaian sebesar

92%. Penilaian tersebut berdasarkan pada kesesuaian penggunaan Bahasa

38
Pane, A., & Darwis Dasopang, M. (2017). Belajar dan pembelajaran. Kajian IlmuIlmu
Keislaman, 3(2), 333–352. https://doi.org/10.24952/fitrah.v3i2.945
114

Indonesia yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik SD kelas V

dan kalimat yang memenuhi standar Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI). Pernyataan tersebut sesuai dengan teori wicaksono

bahwa penggunaan bahasa dalam suatu pembelajaran adalah hal penting,

karena pada prinsipnya kegiatan ini menitikberatkan pada bagaimana

menggerakkan siswa agar mengikuti pembelajaran.39

c. Pembahasan Hasil Validasi Ahli Media

Penilaian modul pembelajaran oleh ahli media yakni 84% yang

berarti masuk ke dalam kriteria sangat valid. Penilaian tersebut berdasarkan

pada desain modul pembelajaran yang menarik dan dapat digunakan sebagai

media dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini didukung oleh teori Saadah

bahwa pembelajaran multimedia harus bersifat mandiri yang berarti

memberi kemudahan dan kelengkapan isi sehingga pengguna dapat

menggunakan tanpa bimbingan orang lain40.

2. Tingkat Kepraktisan Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Inkuiri

pada Pembelajaran Tematik di SD Negeri 5 Pedamaran

Kepraktisan bahan ajar modul pembelajaran dinilai oleh para responden.

Penilaian diperoleh dari pernyataan umum validator dalam lembar validasi.

Terdapat tiga kriteria pernyataan umum, yaitu: (1) layak diuji coba di lapangan

tanpa revisi; (2) layak diuji coba di lapangan dengan revisi; dan (3) tidak layak

diuji coba di lapangan.

39
Wicaksono, L. (2016). Bahasa dalam komunikasi pembelajaran. Pembelajaran Prospektif,
1(2), 9–19. https://doi.org/10.26418/jpp.v1i2.19211
40
Saadah, I. D. (2018). Pengembangan media pembelajaran matematika berbasis video
animasi dengan menggunakan adobe after effect [Skripsi]. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya.
115

Berdasarkan hasil uji kepraktisan modul pembelajaran oleh para ahli,

diperoleh penilaian kepraktisan oleh ahli materi bahwa modul pembelajaran

dapat digunakan dengan revisi. Ahli bahasa juga menyatakan bahwa modul

pembelajaran dapat digunakan dengan revisi, sedangkan ahli media menyatakan

hal serupa.

Dari pernyataan kepraktisan modul pembelajaran oleh para ahli tersebut,

dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran memenuhi kriteria praktis dan

dapat digunakan di lapangan dengan revisi. Hal ini sesuai dengan teori dalam

penelitian sebelumnya, di mana media pembelajaran dinyatakan praktis jika

validator memberi penilaian bahwa media pembelajaran dapat digunakan tanpa

revisi atau dengan revisi yang sedikit. Kepraktisan modul pembelajaran yang

dikembangkan dapat diukur dan dilihat tingkat kebutuhan peserta didik sebagai

subjek terhadap media dan tingkat keterlaksanaannya. Menurut nieveen dalam

maharani, kepraktisan suatu produk dapat dilihat dari kemudahan cara

penggunaan produk, kepraktisan produk yang dikembangkan, dapat digunakan

baik oleh guru, peserta didik dan lainnya .

Uji kepraktisan modul pembelajaran berbasis inkuiri dapat diukur

menggunakan angket respons subjek penelitian yaitu guru pembelajaran tematik

dan peserta didik kelas V.A Uji kepraktisan dilakukan pada tahap

implementation, uji kepraktisan ini dilakukan atau diuji coba kan pada tanggal

09 Juni 2023 yang kemudian diisi oleh 29 peserta didik dengan hasil yang telah

direkapitulasi yaitu sangat praktis. Berikut ini rekapitulasi hasil uji coba

kepraktisan terhadap peserta didik kelas V.A yang dilakukan peneliti:


116

Tabel 4.15. Rekapitulasi Respons Peserta Didik

No. Subjek Uji Coba Jumlah Persentase Kategori

1. 29 Peserta didik 2646 91.24 Sangat Praktis

Hasil perolehan skor uji kepraktisan pada tahap uji coba produk

pengembangan modul diperoleh rata-rata skor 91,24 jadi modul pembelajaran

tematik berbasis inkuiri dapat dinyatakan dengan interval sangat praktis

sehingga dapat diterapkan pada pelaksaan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan

penelitian Rima Syukhria & Bidah Nurhamidah yang menunjukkan respons

baik dalam penggunaan pengembangan modul mencapai kategori baik dengan

skor 4,09%. Meliputi keuntungan relatif sebesar 4,29% termasuk ke dalam

kategori sangat baik, kesesuaian yang bernilai 4,20% termasuk ke dalam

kategori baik, kerumitan yang bernilai 3,83% termasuk ke dalam kategori

sangat baik41

Setelah produk di uji coba kan pada peserta didik, peneliti meminta guru

untuk memberikan penilaian dan respons terhadap modul pembelajaran yang

dikembangkan sebagai bahan acuan peneliti untuk mengetahui kepraktisan dari

modul pembelajaran tersebut. Berikut hasil rekapitulasi hasil penilaian guru

pembelajaran tematik terhadap media pembelajaran yang dikembangkan:

Tabel 4.16. Rekapitulasi Hasil Penilaian Guru

No. Subjek Uji Coba Jumlah Persentase Kategori

1. Guru tematik 47 94 Sangat Praktis

41
Rima Syukhria & Bidah Nurhamidah, Aplikasi Inshot sebagai media pembelajaran jarak
jauh pada pelajaran bahasa Indonesia, Jurnal UIN Syarif Hidayatullah, Vol.21 No. 1 :2021, hal 39.
117

Dari hasil rekapitulasi penilai guru terhadap modul pada tabel di atas,

maka modul pembelajaran yang dikembangkan peneliti masuk dalam kategori

interval sangat praktis, Hasil kepraktisan ini, dapat memperoleh skor 94%

dikarenakan, berdasarkan penilaian guru tematik terhadap produk yang

dikembangkan menunjukkan bahwa dalam aspek materi dan Desain yang

digunakan dalam modul pembelajaran sudah tepat seperti kejelasan huruf,

gambar, warna, backgroud hal tersebut mempengaruhi minat dan motivasi

belajar peserta didik meningkat, serta bahasa yang digunakan di dalamnya

sudah sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, pembahasan menjadi

lebih ringkas dan mudah untuk dimengerti karena peserta didik dapat belajar

secara mandiri sehingga menghasilkan pembelajaran yang bermakna. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rasyidatun & Nurjanah yang

mendapatkan hasil akhir sebesar 4,95% yang termasuk ke dalam kategori

sangat baik42

3. Tingkat Keefektifan Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Inkuiri

pada Pembelajaran Tematik di SD Negeri 5 Pedamaran

Tingkat Keefektifan Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Inkuiri

pada Pembelajaran Tematik di SD Negeri 5 Pedamaran, ditemukan hasil skor

tingkat keefektifan berdasarkan angket yang mencerminkan efektivitas bahan

ajar modul tersebut.

Skor tingkat keefektifan berdasarkan angket untuk peserta didik

mencapai 89,79% Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik memberikan

penilaian yang positif terhadap bahan ajar modul berbasis inkuiri dalam

42
Rasyidatun Nisa & Nurjannah, Pengembangan Media Video Animasi Berdasarkan Aplikasi
Inshot Dengan Menggunakan Metode PBL Pada Pembelajaran Tematik Tema Indahnya Keberagaman
Di Negeriku, EduGlobal: Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 01 Nomor 3:2022, Hal.254
118

pembelajaran tematik di SD Negeri 5 Pedamaran. Skor tersebut menunjukkan

bahwa modul pembelajaran ini mampu memberikan pengalaman pembelajaran

yang efektif dan bermanfaat bagi peserta didik. Aspek-aspek seperti

kemampuan modul dalam memfasilitasi pembelajaran aktif, mengembangkan

keterampilan berpikir kritis, memperluas pemahaman konsep, dan

meningkatkan motivasi belajar peserta didik mendapatkan penilaian yang baik.

Selain itu, hasil skor tingkat keefektifan berdasarkan angket untuk guru

mencapai 96.% Skor ini menunjukkan bahwa guru menganggap bahan ajar

modul berbasis inkuiri tersebut sangat efektif dalam mendukung proses

pembelajaran tematik. Guru memberikan penilaian positif terhadap kemampuan

modul dalam memfasilitasi pembelajaran interaktif, mendorong keterlibatan

aktif peserta didik, memberikan bahan pembelajaran yang jelas dan terstruktur,

serta memberikan berbagai sumber daya yang relevan untuk mendukung

pembelajaran. Skor tinggi ini menunjukkan bahwa modul pembelajaran tersebut

memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kualitas

pengajaran dan kepuasan guru terhadap penggunaan modul tersebut.

Secara keseluruhan, hasil penilaian tingkat keefektifan berdasarkan

angket menunjukkan bahwa bahan ajar modul berbasis inkuiri pada

pembelajaran tematik di SD Negeri 5 Pedamaran sangat efektif dan memberikan

manfaat dalam proses pembelajaran. Modul ini mampu menciptakan

lingkungan pembelajaran yang interaktif, mendorong keterlibatan aktif peserta

didik, dan meningkatkan pemahaman konsep serta keterampilan berpikir kritis.

Dengan demikian, modul pembelajaran berbasis inkuiri ini dianggap sebagai

pendekatan pembelajaran yang berhasil dan memiliki potensi untuk diterapkan

dalam konteks pembelajaran tematik di SD Negeri 5 Pedamaran.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Modul pembelajaran tematik berbasis inkuiri pada siswa kelas 5 di SD

Negeri 5 Pedamaran Jalan Sersan dahlan desa menang raya Kecamatan

Pedamaran Kabupaten OKI. yang telah dikembangkan dapat dikategorikan

valid. Karena dapat dilihat dari bentuk penilaian validator berupa revisi,

komentar dan juga saran dengan hasil angket perolehan skor yang dapat

diuraikan menjadi tiga yaitu : validasi ahli media dengan diperolehnya skor

sebesar 84,00% validasi ahli bahasa dengan diperolehnya skor sebesar

92,00%, dan validasi ahli materi dengan diperolehnya skor sebesar 89,00%.

Maka pengembangan modul pembelajaran tematik berbasis inkuiri ini

menunjukan kriteria sangat valid.

2. Modul pembelajaran tematik berbasis inkuiri pada siswa kelas V di SD

Negeri 5 Pedamaran Jalan Sersan dahlan desa menang raya Kecamatan

Pedamaran Kabupaten OKI. yang telah dikembangkan dapat dikategorikan

praktis. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian Guru 96,00% peserta didik

dengan perolehan jumlah skor 1328 dengan rata-rata 91,24%. Jika dilihat

dari hasil akumulasi skor rata-rata, maka pengembangan modul

pembelajaran tematik berbasis inkuiri pada siswa dengan jumlah 29 siswa

menunjukan kategori praktis.

3. Modul pembelajaran tematik berbasis inkuiri pada siswa kelas V di SD

Negeri 5 Pedamaran Jalan Sersan dahlan desa menang raya Kecamatan

Pedamaran Kabupaten OKI. yang telah dikembangkan dapat dikategorikan

119
praktis. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian Guru 94,00% peserta didik

dengan perolehan jumlah skor 1302 dengan rata-rata 89,79%. Jika dilihat

dari hasil akumulasi skor rata-rata, maka pengembangan modul

pembelajaran tematik berbasis inkuiri pada siswa dengan jumlah 29 siswa

menunjukan kategori efektif.

B. Saran

1. Bagi guru, diharapkan dapat memahami modul pembelajaran agar dapat

digunakan dalam proses pembelajaran, dan dapat mencapai tujuan

pembelajaran dengan hasil yang optimal.

2. Bagi peserta didik, disarankan dapat lebih rajin dalam membaca media

komik digital dengan baik dan benar sebagai salah satu media sumber

belajar disekolah.

3. Bagi sekolah, diharapkan dapat memfasilitasi dalam hal penggunaan modul

pembelajaran tematik.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat menjadi suatu

acuan dan motivasi serta dapat diinovasikan dengan tingkat kreativitas

peneliti selanjutnya guna untuk menemukan dan mendapatkan suatu

pengembangan yang baru.

120
121

DAFTAR PUSTAKA

Aghni Rizqi Faulinda Ely Nastiti, “Kesiapan Pendidikan Indonesia Menghadapi


Era Society 5.0,” Edcomtech 5, no. 1 (2020): Hlm 61–66.

Andi Prastowo, Panuan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva
Press, 2014), Hlm. 313.

Ali Muhson, 2010, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi,


Pendidikan Akutansi Indonesia, Volume VIII, No 2, Hlm. 4.

Badru Zaman, dkk. 2012. Media dan Sumber Belajar TK. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka, Gadjah Mada Press, 2010, Hlm .152
Basir Djahir, 2012, Pngembangan Bahan Ajar Matematika Mengacu Pada
Pembelajaran Berbasis Masalah Bagi Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Rambang Kuang, Universitas Sriwijaya, Vol 6 No 1, Hlm. 24
25.

Cecep Kustandi, Daddy Darmawan, Pengembangan Media Pembelajaran Konsep &


Aplikasi Pengembangan Media Pembelajaran bagi Pendidik di Sekolah dan
Masyarakat. (kencana-Jakarta 2020), Hlm.158-162.

Cepi Riyana, Media Pembelajaran, ( Jakarta: Subdit Kelembangan Direktorat


Pendidikan Islam Direktorat jendral Pendidikan Islam, Kementrian Agama RI,
2012), Hlm. 9-10.\

Dessy Rahma Sari Pengembangan Tematik Berbasis Video Animasi Pada Tema 6
Subtema 1 Kelas IV di MI Quraniah 8 Palembang. Skripsi Mahasiswa Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
(2021)

Dwi Hening Kusumantoro Putro, Triwahyuianto, Prihatin Sulistyowati. Pengembangan


Modul Pembelajaran Tematik Kelas IV Tema 5 Pahlawanku Berbasis Inkuiri
Terbimbing. Universitas PGRI Kanjaruhan Malang. Artikel Seminar Nasional
PGSD UNIKAMA Vol.5, 2021

E. Kosasih, Pengembangan Bahan Ajar, ed. Bunga Sari Fatmawati, 2nd ed.
(Jakarta Timur: Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT), 2021)
Hlm.1-3.

Eko Risdianto, “AnalisisPendidikan Indonesia Di Era Revolusi Industri 4.0,”


Jurnal Universitas Bengkulu, no. January (2019): Hlm 1–2.

Fajri Ismail, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Palembang: Karya Sukses


Mandiri, 2016). hlm 140.

121
122

Hartati, Ertikanto, and Sabdaningtyas, “Pengembangan Bahan Ajar IPA


Berbasis Inkuiri Terbimbing Materi Sifat-Sifat Cahaya.” Jurnal mahasiswa
fakultas keguruan dan pendidikan program pasa sarjana magister keguruan SD,
(Bandar Lampung, Jurnal Universitas Lampung 2017)

I Wayan Eka Santika, “Pendidikan Karakter Pada Daring,” Indonesian Values and
Character Education Journal 3, no. 1 (2020): Hlm 8–19.

Ida Malati Sadjati, Hakikat Bahan Ajar, Universitas Terbuka Jakarta 2012

Ina Magdalena, Tini Sundari, Silvi Nurkalimah, Nasrullah. Analisis Bahan Ajar . Jurnal
Pendidikan dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Tangerang, Vol 2, No
2 (2020).

Indrayanto, Metodologi Penelitian: Suatu Pengantar Teori dan Praktik (Komparatif


Bahan Ajar Metodologi Penelitian Berbasis Kurikulum KKNI), (Palembang:
CV. Amanah, 2017), Halaman 31.

Januar, Henry Saputra, 2017, pengembangan Bahan Ajar Untuk Menumbuhkan Nilai
Karakter Peduli Lingkungan Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar, Universitas
PGRI Semarang , Vol 4, No 1, Hlm. 65.

Moh Khoerul Anwar, “Pembelajaran Mendalam Untuk Membentuk Karakter Siswa


Sebagai Pembelajar,” Tadris: Jurnal Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah. no. 2
(2017): Hlm. 97–104, https://doi.org/10.24042/tadris.v2i2.1559.

Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Prenamedia Group,


2018), Hlm. 6.

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi aksara, 2013), Hlm.79.

Punaji Setyosari, Desain Pembelajaran, ed. Bunga Sari Fatmawati (Jakarta


Timur: Bumi Aksara, 2020) Hlm. 1-7.

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, pedoman penyusunan dan


penulisan Skripsi Program Sarjana (Palembang, 2014), Hlm.9.

Pane, A., & Darwis Dasopang, M. (2017). Belajar dan pembelajaran. Kajian IlmuIlmu
Keislaman, 3(2), 333–352. https://doi.org/10.24952/fitrah.v3i2.945

Qorina Widadiyah, Pengembangan Bahan Ajar IPA Berbasis Inkuiri Terbimbing Pokok
bahasan Gaya dan Perubahannya Kelas V SDI AL-MA’ARIF 01 Singosari
Malang , Skripsi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (Malang: Jurnal
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2014)

Rasyidatun Nisa & Nurjannah, Pengembangan Media Video Animasi Berdasarkan


Aplikasi Inshot Dengan Menggunakan Metode PBL Pada Pembelajaran
Tematik Tema Indahnya Keberagaman Di Negeriku, EduGlobal: Jurnal
Penelitian Pendidikan, Volume 01 Nomor 3:2022, Hal.254

122
123

Rima Syukhria & Bidah Nurhamidah, Aplikasi Inshot sebagai media pembelajaran
jarak jauh pada pelajaran bahasa Indonesia, Jurnal UIN Syarif Hidayatullah,
Vol.21 No. 1 :2021, hal 39.s

Saadah, I. D. (2018). Pengembangan media pembelajaran matematika berbasis video


animasi dengan menggunakan adobe after effect [Skripsi]. Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Siti Sarah, Siti Ngaisah. Penggunaan Modul Berbasi Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar dan Karakter Mandiri Siswa. Jurnal PPKM II (2016), Hlm. 114-120.

Supartono dkk, 2013, Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi SETS
Berorientasi Konstruktivistik, Universitas Negeri Malang, Volume 2, Nomor 1,
ISBN.2252-6412, Hlm. 24-28.

Stefi Adam & Muhammad Taufik Syatra, 2015. Pemanfaatan Media Pembelajaran
Berbasis Teknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X SMA Ananda Batam,
Universitas Putera Batam, Vol 3 No 2, Hlm. 79.

Wicaksono, L. (2016). Bahasa dalam komunikasi pembelajaran. Pembelajaran


Prospektif, 1(2), 9–19. https://doi.org/10.26418/jpp.v1i2.19211

Yulia Tri Samiha, Desain Pengembangan Bahan Ajar IPS MI Berbasis Kearifan Lokal,
(Palembang : Rafah Press, 2019), Hlm. 20

123

Anda mungkin juga menyukai