Anda di halaman 1dari 16

MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBAHASA

ASING

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan

Oleh:
FRENSTINA RAHMADANI
A510150114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURUiSEKOLAHiDASAR


FAKULTAS KEGURUANiDANiILMUiPENDIDIKAN
UNIVERSITASiMUHAMMADIYAHiSURAKARTA
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBAHASA ASING

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

FRENSTINA RAHMADANI

A510150114

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Wahdan Najib Habiby, M.Pd


NIDN. 0621078202

i
HALAMAN PENGESAHAN

MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBAHASA ASING


OLEH
FRENSTINA RAHMADANI
A510150114

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Jum’at, 17 Juli 2020
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

1. Wahdan Najib Habiby, M.Pd (...........................)


(Ketua Dewan Penguji)
2. Honest Ummi Kaltsum, S.S., M.Hum (...........................)
(Anggota 1 Dewan Penguji)
3. Nur Amalia, M.Teach (...........................)
(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Prof. Dr. H. Harun Joko Prayitno, M.Hum.


NIP. 19650428 199303 1 001

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi
dan sepanjang pengetahuan saya juga terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 29 Mei 2020


Penulis

Frenstina Rahmadani
A510150114

iii
MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBAHASA ASING

Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan
model pembelajaran serta ketercapaian penguasaan bahasa Inggris dan bahasa Arab.
Metode penelitian ini menggunakan jenis kualitatif deskriptif. Adapun teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Data
penelitian ini adalah semua data dari kelas 1 sampai kelas 6 meliputi RPP dan daftar
nilai, serta informasi diperoleh dari para informan yang dianggap paling mengetahui
secara rinci dan jelas mengenai fokus penelitian yang diteliti. Data ini diolah
menggunakan teknik analisis dengan menggunakan reduksi data, sajian data, dan
verifikasi data. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi
teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) model pembelajaran keterampilan
berbahasa Inggris dan bahasa Arab di SD Bilingual Muhammadiyah 1 Purwodadi
yaitu kelas 1-V menggunakan model pembelajaran integrated skills (mendengarkan,
menirukan, membaca, penugasan, memperagakan, mewarnai) untuk mata pelajaran
bahasa Inggris, kelas VI menggunakan model pembelajaran integrated skills
(mendengarkan, menirukan, bercakap-cakap, penugasan, memperagakan, mewarnai)
untuk mata pelajaran bahasa Inggris, kelas IV menggunakan model pembelajaran
discovery learning untuk mata pelajaran bahasa Arab, dan kelas V menggunakan
model pembelajaran inkuiri untuk mata pelajaran bahasa Arab. 2) Ketercapaian siswa
dalam penguasaan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dilihat dari rata-rata nilai UAS
yang diperoleh tiap kelas terlihat sangat maksimal. Akan tetapi, berdasarkan
wawancara yang diperoleh, siswa masih mengalami kesulitan dalam menguasai kosa
kata bahasa Arab dan bahasa Inggris. Adapun penilaian yang dilakukan guru
mencakup penilaian kosa kata bahasa Inggris dan bahasa Arab, mengerjakan soal
yang disediakan, dan berbicara menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Arab. Solusi
yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan siswa dalam kosa kata bahasa Inggris
dan bahasa Arab yaitu dengan mengulang kembali kosa kata yang telah diajarkan
hari kemarin, melakukan permainan, menampilkan audio visual dan membuat
lagu/nyanyian terkait dengan materi pelajaran yang diajarkan.

Kata Kunci: model pembelajaran, keterampilan berbahasa asing, program bilingual.

Abstract
This research was conducted with the aim of analyzing and describing learning models and
achievement of mastery of English and Arabic. This research method uses descriptive
qualitative type. Data collection techniques using interviews, observation and
documentation. This research data is all data from grade 1 to grade 6 including the
lesson plan and class lists, as well as information obtained from informants who are
considered to know the most detailed and clear information about the research focus
under study. This data is processed using analytical techniques using data reduction,

1
data, presentation, and data verification. Data validity uses source triangulation and
technique triangulation. The result showed that: 1) the learning model of English and
Arabic skills in Bilingual Muhammadiyah 1 Purwodadi elementary school namely
class I-V using intergrated skills learning model (listening, imitating, reading,
assigning, modelling, coloring), for English subjects, class VI using intergrated skills
learning models (listening, imitating, conversing, assigning, modelling, coloring), for
English subjects, class VI uses discovery learning models for Arabic subject and
class V uses inquiry learning models for Arabic subjects; 2) Achievement of students
in mastering Arabic and English seen from the average UAS scores obtained by each
class looks very maximal. However, based on the interviews obtained, students still
have difficulty in mastering Arabic and English vocabulary. As for the assessment
conducted by the teacher includes an assessment of English and Arabic vocabulary,
working on the questions provided, and speaking in English and Arabic. The solution
made by the teacher to overcome the difficulties of students in English and Arabic
vocabulary is by repeating the vocabulary that was taught yesterday, playing games,
displaying audio visuals and making songs / songs related to the subject matter being
taught.

Keywords: learning model, foreign language skilss, bilingual program.

1. PENDAHULUAN
Bahasa merupakan alat komunikasi yang mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia, karena dengan bahasa, manusia mampu menggungkapkan
perasaanya, memberikan pendapat serta menyampaikan keinginan. Penggunaan
bahasa asing juga sangat dibutuhkan dimasa sekarang dan dimasa mendatang.
Zulkifli (2014: 175-176) pentingnya bahasa asing pada era globalisasi ini, karena
dapat menambah pengetahuan tentang bahasa asing dan dapat membantu kita dalam
persaingan di era globalisasi ini. Selain itu, (Fabo, Beblavy & Lenaerts, 2017: 488)
mengatakan bahwa di Eropa, keterampilan bahasa asing dianggap sebagai aset
utama, tidak hanya karena globalisasi tetapi juga karena keanekaragaman bahasa
yang melekat di benua itu. Karena itu, banyak upaya telah dilakukan untuk
mempromosikan penguasaan bahasa asing dan multibahasa dan untuk lebih
memahami bagaimana hal ini dapat difasilitasi. Kaltsum (2014: 15) menyatakan
bahwa pelajaran bahasa asing yaitu bahasa Inggris sangat penting untuk
mempersiapkan pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap bahasa asing di
sekolah. Mengisyaratkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2016 :
106) bahasa Inggris sebaiknya diajarkan bagi para siswa sejak dini, atau sejak dari

2
tingkat pendidikan dasar, karena dengan siswa dapat menguasai bahasa asing dengan
baik dan benar, maka siswa dapat memiliki modal dasar untuk berkompetensi di
dalam era globalisasi ini. Karena bahasa asing adalah salah satu peranan yang
penting untuk mengambil kesempatan emas di era globalisasi ini terutama dalam
karir.
Ninawati (2012: 23) menyatakan bahwa dewasa ini pengajaran Bahasa
Inggris sangat baik jika di berikan sejak dalam usia yang masih dini, yaitu di tingkat
sekolah dasar. Karena bahasa Inggris menjadi bahasa internasional yang sangat
penting untuk di pelajari sehingga bisa dapat berkomunikasi dengan masayarakat
dunia. Selain Bahasa Inggris terdapat juga Bahasa Asing yang menjadi Bahasa yang
penting untuk di pelajari dimasa sekarang dan dimasa mendatang, yaitu Bahasa Arab.
Hidayat (2012: 87) berpendapat bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki
keistimewaan tersendiri karena di dalamnya terdapa tuslub bahasa yang
mengagumkan bagi umat manusia dan tidak ada seorangpun yang mampu
menandinginya. Selain itu, Suchan (2014: 280) menyatakan bahasa Arab merupakan
bahasa yang metaforis juga kuat. Bahasa Arab adalah Bahasa Internasional yang
diakui oleh dunia, karena bahasa Arab banyak di gunakan oleh sebagian umat
manusia untuk berkomunikasi
Tidak mengherankan bila kemudian para orang tua lebih memilih
menyekolahkan anaknya kesekolahan yang menawarkan program pendidikan
bilingual. Program bilingual umumnya memberikan program bahasa Inggris dan
bahasa Arab, karena itu adalah 2 bahasa terbesar di dunia dan materi
pembelajarannya berkaitan dengan pengembangan life skills. Santoso dan Ginting
(2015: 7) menyatakan program bilingual adalah model pengajaran yang diterapkan
sebagai metode atau model pengajaran yang menunjukkan proses pembelajaran
dikelas yang melibatkan guru untuk memberikan pengetahuan dan para guru
mengajar siswa setidaknya menggunakan dua bahasa. Selain itu, Hrastinski &
Wilbur (2016: 158) juga mengatakan bahwa program bilingual seperti orang yang
memperoleh bahasa sejak lahir dan kemudian belajar bahasa Inggris sebagai bahasa
kedua. Ozfidan dan Aydin (2017: 25) menyatakan bahwa tujuan dari pendidikan

3
bilingual adalah menumbuhkan pengetahuan serta prestasi akademik dan memajukan
sumberdaya nasional.
Model pembelajaran juga sangat penting bagi terciptanya proses belajar
mengajar, Istarani (2011: 1) menyatakan bahwa model pembelajaran yaitu
serangkaian penyajian materi pembelajaran yang diberikan guru, meliputi segala
aspek pembelajaran, juga segala fasilitas yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Selain itu, Phungsuk, Viriyavejakul dan Ratanaolarn (2017: 298) menyatakan bahwa
model pembelajaran merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses
pembelajaran, karena dengan memilih model pembelajaran yang efektif dapat
membantu dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Menurut Santoso dan Ginting (2015: 12) Tujuan program bilingual yaitu
membantu siswa dalam mempelajari bahasa Inggris . Sehingga membuat siswa dapat
berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dengan benar. Terkait hal tersebut di
kota Purwodadi terdapat juga sekolah dasar yang mempunyai program bilingual
yaitu sekolah dasar bilingual muhammadiyah 1 purwodadi, sekolah ini
mengembangkan program bilingual dengan mengembangkan kurikulum
menggunakan sistem pengajaran yang berinovasi, serta menggunakan sistem
pengajaran yang interaktif melalui media audio visual. Program bilingual didukung
dengan adanya kegiatan English and Arabic Conversation dengan tujuan untuk
melatih kemampuan siswa dalam penguasaan bahasa.
Dengan penjelasan diatas bahwa program bilingual bertujuan mendidik siswa
agar mudah dalam berbahasa asing yang baik dan benar. Selain itu sekolah ini juga
merupakan lembaga pendidikan swasta dibawah naungan Yayasan dan Departemen
Agama. Di Sekolah Dasar Muhammadiyah Bilingual 1 Purwodadi ini juga memiliki
metode dan media pembelajaran yang bervariasi dan menarik sesuai dengan materi
yang diajarkan. Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka peneliti perlu
mengadakan sebuah penelitian dengan judul “Model Pembelajaran Keterampilan
Berbahasa Asing di Sekolah Dasar Bilingual Muhammadiyah 1 Purwodadi”.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan
model pembelajaran serta ketercapaian penguasaan bahasa Inggris dan bahasa Arab.

4
2. METODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini
adalah gurubahasa Inggris dan bahasa Arab dan siswa kelas I-VI SD Bilingual
Muhammadiyah 1 Purwodadi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model
dari Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010: 337) yaitu reduksi data, sajian data dan
verifikasi data. Untuk menguji keabsahan data, penelitian ini menggunakan 2
triangulasi yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Program Bilingual di SD Bilingual Muhammadiyah 1 Purwodadi
SD Bilingual Muhammadiyah 1 Purwodadi merupakan satu-satunya sekolah yang
ada di Purwodadi yang menerapkan program bilingual. Di SD Bilingual
Muhammadiyah 1 Purwodadi menerapkan dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan
bahasa Arab. Pelaksanaan program bilingual di SD Bilingual Muhammadiyah 1
Purwodadi yaitu dilaksanakan setelah selesai sholat dhuha jam 07.30 – 08.00 WIB,
pada hari selasa, rabu dan kamis di masjid sekolah.
Kegiatan tersebut hanya difokuskan untuk pembelajaran Bahasa Inggris saja,
karena pembelajaran Bahasa Arab hanya diterapkan untuk kelas IV dan V, untuk
kelas I-III hanya difokuskan agar siswa dapat membaca tulisan Arab dengan lancar
terlebih dahulu, sehingga untuk kelas I-III mata pelajaran Bahasa Arab diganti
dengan pembelajaran BTA (Baca Tulis Al-Qur’an). Adapun siswa kelas VI,
pembelajaran Bahasa Arab diganti dengan pembelajaran tahfidz, karena siswa kelas
VI sudah difokuskan untuk menghafal Al-Qur’an. Selain kegiatan tersebut, SD
Bilingual Muhammadiyah 1 Purwodadi setiap hari Sabtu juga mengadakan
ekstrakurikuler Bahasa Inggris dan Bahasa Arab guna menambah keterampilan siswa
dalam berbahasa Inggris dan bahasa Arab. Pada saat mengikuti ekstrakurikuler,
siswa diajarkan mengenai vocabulary, menyusun kalimat, mempraktikkan
percakapan, dan mengerjakan soal-soal dari guru.
Dengan adanya pembelajaran bilingual tersebut, mampu meningkatkan
penguasaan bahasa Inggris dan bahasa Arab siswa, karena mereka mendapatkan kosa

5
kata baru setiap pagi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Ninawati 2012: 25) yang
mengemukakan bahwa terdapat 4 tujuan pembelajaran bilingual, antara lain:
a. Membantu siswa untuk dapat mengakses pengetahuan ilmiah dari berbagai media
internasional
b. Memberikan peningkatan penguasaan materi pembelajaran
c. Memberikan peningkatan berbahasa Inggris dalam forum ilmiah maupun non-
ilmiah
d. Membantu siswa berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dengan baik.
Berdasarkan teori di atas, penelitian yang dilakukan di SD Bilingual
Muhammadiyah 1 Purwodadi belum sepenuhnya sesuai dengan teori tersebut. SD
Bilingual Muhammadiyah 1 Purwodadi belum mengakses pengetahuan ilmiah dari
berbagai media internasional. Hal tersebut dikarenakan bahwa kurikulum bilingual di
SD Bilingual Muhammadiyah 1 Purwodadi belum tertata dengan baik.
Kurikulum yang digunakan di SD Bilingual Muhammadiyah 1 Purwodadi
yaitu perpaduan antara kurikulum nasional, ISMUBA dan bilingual.
a. Kurikulum nasional yang digunakan yaitu kurikulum 2013 untuk kelas I, II, IV,
dan V dan kurikulum KTSP untuk kelas 3 dan 6.
b. Kurikulum ISMUBA yaitu kepanjangan dari Islam, Muhammadiyah, dan Bahasa
Arab, maka dari itu, SD Bilingual Muhammadiyah 1 Purwodadi juga
mengajarkan mata pelajaran PAI yang dibagai menjadi 7 mapel yaitu, tarikh,
akhlak, aqidah, ibadah, kemuhammadiyahan, bahasa Arab dan BTA. Untuk kelas
IV dan V ada mata pelajaran bahasa Arab, sedangkan kelas I-III hanya
difokuskan pada mata pelajaran BTA, dan kelas VI sudah difokuskan untuk
menghafal minimal 3 juz Al-Qur’an.
Kurikulum bilingual yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran bahasa
Inggris setiap hari Selasa-Kamis jam 07.30 – 08.00 WIB di masjid untuk semua
siswa dari kelas I-VI. Akan tetapi, kurikulum bilingual yang di terapkan di SD
Bilingual Muhammadiyah 1 Purwodadi belum maksimal, karena pihak sekolah
belum bisa menata kurikulum bilingualnya dengan baik. Terlihat bahwa siswa belum
menguasai sepenuhnya terkait pembelajaran dua bahasa, dan program bilingual yang
dilaksanakan di sana belum sepenuhnya digunakan dalam keseharian di sekolah.

6
Seharusnya dalam keseharian di sekolah, guru dan siswa juga lebih menekankan
dalam penerapan berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris maupun bahasa Arab,
supaya siswa tidak hanya mendapatkan teori saja, akan tetapi siswa juga bisa
mempraktikannya secara langsung.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Artini & Nitiasih (2014: 15-16)
menyatakan bahwa metode yang tepat untuk pembelajaran bilingual antara lain:
1. Membiasakan berkomunikasi dengan siswa menggunakan dua bahasa, agar siswa
tidak asing dengan dua bahasa yang diajarkan, dari hasil penelitian juga belum
terdapat dampak negatif jika siswa diajarkan dua bahasa sekaligus.
2. Memberikan fasilitas siswa dengan menyediakan media atau sumber
pembelajaran dua bahasa, seperti buku-buku cerita yang menarik dalam bahasa
inggris, dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia.
3. Jika pada saat di sekolah menerapkan salah satu bahasa digunakan secara
eksklusif, maka terapkan bahasa lain secara intensif di rumah. Dengan begitu
siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa yang berbeda pada tempat atau situasi
yang berbeda.
Berdasarkan teori di atas, SD Bilingual Muhammadiyah 1 Purwodadi harus
lebih menekankan percakapan keseharian siswa menggunakan bahasa Inggris
maupun bahasa Arab. Misalnya ada satu hari khusus semua guru dan siswa SD
Bilingual Muhammadiyah 1 Purwodadi harus berkomunikasi menggunakan bahasa
Inggris maupun bahasa Arab. Dengan diterapkannya hal seperti itu, akan membuat
siswa lebih terbiasa berkomunikasi dengan bahasa Inggris maupun bahasa Arab.
3.2 Model pembelajaran keterampilan berbahasa Arab dan bahasa Inggris di
SD Bilingual Muhammadiyah 1 Purwodadi
Model pembelajaran keterampilan berbahasa Arab dan Bahasa Inggris di SD
Bilingual Muhammadiyah 1 Purwodadi yaitu:
a. Kelas I-V untuk materi pelajaran bahasa Inggris menggunakan model
pembelajaran Integrated skills (mendengarkan, menirukan, membaca, penugasan,
memperagakan, mewarnai).

7
b. Kelas VI untuk materi pelajaran bahasa Inggris menggunakan model
pembelajaran Integrated skills (mendengarkan, menirukan, bercakap-cakap,
penugasan, memperagakan, mewarnai)
c. Kelas IV untuk materi pelajaran bahasa Arab menggunakan model pembelajaran
Discovery learning.
d. Kelas V untuk materi pelajaran bahasa Arab menggunakan model pembelajaran
inkuiri.
Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hal tersebut seperti yang dijelaskan
oleh (Suprijono 2013: 46) bahwa model pembelajaran ialah pola atau prosedur yang
sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran, kegiatan serta pengelolaan kelas.
Di SD Bilingual Muhammadiyah 1 Purwodadi, pembelajaran Bahasa Arab
hanya diterapkan untuk kelas IV dan V saja, karena kelas I-III hanya difokuskan agar
siswa dapat membaca tulisan Arab dengan lancar terlebih dahulu, sehingga untuk
kelas I-III pembelajaran Bahasa Arab diganti dengan pembelajaran BTA. Begitu juga
siswa kelas VI, pembelajaran Bahasa Arab diganti dengan pembelajaran tahfidz,
karena siswa kelas VI sudah difokuskan untuk menghafal Al-Qur’an, karena target
capaian SD Bilingual Muhammadiyah 1 Purwodadi yaitu lulusan SD tersebut dapat
menghafal Al-Qur’an minimal 3 juz. Akan tetapi, tidak semua siswa dapat menghafal
3 juz, Hal ini dikarenakan kemampuan siswa yang berbeda-beda. Untuk siswa yang
dapat mengahafal sesuai target yaitu 3 juz, sekolah memberikan reward berupa
ijazah yang diberikan pada saat kelulusan.
Akan tetapi, apabila mata pelajaran bahasa Arab tidak disama ratakan untuk
semua kelas, hasil akhir dari pembelajaran tersebut tidak akan maksimal. Seharusya,
dari kelas 1-VI terdapat mata pelajaran bahasa Arab. Untuk kelas I-III selain siswa
difokuskan dengan membaca tulisan Arab, siswa seharusnya juga diberi pemahaman
sedikit demi sedikit mengenai bahasa Arab. Begitupun dengan kelas VI, meskipun
mereka sudah difokuskan untuk menghafal Al-Qur’an, sebaiknya mata pelajaran
bahasa Arab jangan langsung dihilangkan. Guru sebaiknya masih harus masuk ke
dalam kelas sekedar mengulang materi bahasa Arab kepada siswa yang sudah
dipelajari di kelas-kelas sebelumnya, sehingga siswa tidak akan lupa mengenai

8
materi tersebut. Hal tersebut sesusai dengan pendapat dari Tim Penelitian Program
DPP BMK (Dewan Pimpinan Pusat Barisan Muda Kosgoro) (2010: 13) yang
menjelaskan bahwa:
Penyelenggaraan sekolah berbasis bilingual merupakan sekolah yang
dikondisikan untuk membantu siswa dalam menguasai bahasa asing, salah
satu program yang diterapkan yaitu memberikan peningkatan kecerdasan
linguistik pada siswa. Untuk sekolah-sekolah yang mampu menerapkan
program tersebut, tentu saja yang menjadi unggulan program sekolah adalah
penguasaan terhadap bahasa asing. Para siswa dituntut menguasai bahasa
asing, karena sekolah seperti ini memang dibentuk guna membantu siswa
agar mampu bersaing di dalam dunia pendidikan internasional.

Selain itu, mata pelajaran tahfidz yang hanya diterapkan untuk kelas VI saja,
sebaiknya diterapkan dari kelas I-VI, supaya dari kelas I siswa sudah menyicil
hafalan terlebih dahulu, sehingga akan mengurangi beban mereka dalam menghafal
Al-Qur’an, karena pastinya jika hafalan al-Qur’an minimal 3 juz langsung diterapkan
untuk siswa kelas VI pasti mereka akan merasakan keteteran/terbebani dengan
hafalan terebut, karena semakin muda usia anak, kemampuan menghafalnya akan
semakin tinggi.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat ( Hidayah, 2016: 77) yang menjelaskan
bahwa:
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik dalam menghafal, walaupun
pada dasarnya tidak ada batasan usia dalam menghafal. Idealnya anak-anak
dapat menghafal al-Qur’an paling tidak ketika berumur tiga tahun, Karena
pada usia yang masih muda, kemampuan menghafal masih tinggi.

3.3 Ketercapaian Penguasaan Bahasa Inggris dan Arab


Ketercapaian siswa dalam penguasaan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dilihat dari
rata-rata nilai UAS yang diperoleh tiap kelas terlihat sangat maksimal. Akan tetapi,
berdasarkan wawancara yang diperoleh, siswa masih mengalami kesulitan dalam
menguasai kosa kata bahasa Arab dan bahasa Inggris. Adapun penilaian yang
dilakukan guru mencakup penilaian kosa kata bahasa Inggris dan bahasa Arab,
mengerjakan soal yang disediakan, dan berbicara menggunakan bahasa Inggris dan
bahasa Arab. Solusi yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan siswa dalam
kosa kata bahasa Inggris dan bahasa Arab yaitu dengan mengulang kembali kosa

9
kata yang telah diajarkan hari kemarin, melakukan permainan, menampilkan audio
visual dan membuat lagu/nyanyian terkait dengan materi pelajaran yang diajarkan.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh Zulkifli (2014:
181) mengatakan terdapat empat indikator yang dapat mempengaruhi penguasaan
berbahasa Inggris siswa, yaitu pengucapan (pronounciation), ejaan (spelling),
perubahan struktur bahasa (grammatical change), dan makna (meaning). Selain itu,
Muradi (2014: 130) juga menyebutkan bahwa terdapat tiga kompetensi yang harus
dicapai dalam mempelajarai bahasa Arab, yaitu kompetensi kebahasaan, kompetensi
komunikasi dan kompetensi budaya.

4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa:
Model pembelajaran keterampilan berbahasa Arab dan Bahasa Inggris di SD
Bilingual Muhammadiyah 1 Purwodadi yaitu: materi pelajaran bahasa Inggris untuk
kelas 1-5 menggunakan model pembelajaran Integrated skills (menirukan, membaca,
penugasan, mendengarkan, memwarnai, memperagakan), dan kelas 6 menggunakan
model pembelajaran Integrated skills (mewarnai, mendengarkan, bercakap-cakap,
menirukan, memperagakan, penugasan). Sedangkan materi pelajaran bahasa Arab
untuk kelas 4 memakai model pembelajaran Discovery learning, dan kelas 5
menerapkan model pembelajaran inkuiri.
Ketercapaian siswa dalam penguasaan bahasa Inggris dan bahasa Arab yaitu
siswa masih mengalami kesulitan dalam menguasai kosa kata bahasa Inggris dan
bahasa Arab. Penilaian yang dilakukan guru mencakup penilaian kosa kata bahasa
Inggris dan bahasa Arab, mengerjakan soal yang disediakan, dan berbicara
menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Arab. Solusi guru guna mengatasi
kesulitan siswa dalam kosa kata bahasa Inggris dan bahasa Arab yaitu mengulang
kembali kosa kata yang telah diajarkan hari kemarin, melakukan permainan,
menampilkan audio visual dan membuat lagu/nyanyian terkait dengan materi
pelajaran yang diajarkan.

10
DAFTAR PUTAKA
Artini, L. P., & Nitiasih, P. K. (2014). Bilingualisme dan Pendidikan
Bilingual. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fabo, B., Beblavy, M., & Lenaerts, K. (2017). The Importance of Foreign Language
Skills in the Labour Markets of Central and Eastern Europe: Assessment Based
on Data from Online Job Portals. Empirica, 44(3), 487-
508.https://doi.org/10.1007/s10663-017-9374-6.(diakses 29Mei 2020)
Handayani, S. (2016). Pentingnya Kemampuan Berbahasa Inggris Sebagai Dalam
Menyongsong ASEAN Community 2015. Jurnal Profesi Pendidik, 3(1), 102-
106. http://ispijateng.org/wp-content/uploads/2016/05/(Diakses pada tanggal 3
Mei 2019)
Hidayat, N. S. (2012). Problematika Pembelajaran Bahasa Arab. An-Nida', 37(1), 82-
88.
Hidayah, Nurul. (2016). Strategi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di Lembaga
Pendidikan. Ta’allum: Jurnal Pendidikan Islam, 4(1).
http://103.106.116.16/index.php/taalum/article/view/366. (Diakses pada
Tanggal 21 Mei 2020) doi: 10.21274/taalum.2016.4.1.63-81
Hratinski, I., & Wilbur, R. B. (2016). Academic Achievement of Deaf and Hard-of-
hearing Students in an ASL/English Bilingual Program. Journal of Deaf
Studies and Deaf Education, 21(2), 156-170.
https://doi.org/10.1093/deafed/env072(diakses pada tanggal 29Mei 2020)
Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Induktif (Reverensi Guru Dalam
Menentukan Model Pembelajaran). Medan: Media Perkasa.
Kaltsum, H. U. (2014). Tanggapan Perseptual Guru Bahasa Inggris di SD Se-
Surakarta Terhadap Kebijakan Pelaksanaan Mata Pelajaran Bahasa Inggris di
Sekolah Dasar. Profesi Pendidikan Dasar, 1(1), 8-16.
http://journals.ums.ac.id/index.php/ppd/article/download/1550/1090(diakses
pada tanggal 7 Desember 2019)
Muradi. (2014). Tujuan Pembelajaran Bahasa Asing (Arab) di Indonesia. Al-
Maqoyis, 1(1), 128-137. https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/maqoyis/
article/download/182/123.(diakses 29Mei 2020)
Ninawati, M. (2012). Kajian Dampak Bilingual Terhadap Perkembangan Kognitif
Anak Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Widya. http://e-
journal.jurwidyakop3.com/index.php/majalah-ilmiah/article/view/26(Diakses
pada tanggal 6 Mei 2019)
Ozfidan, B., &Aydin, H. (2017). Prospects for Bilingual Education Curriculum in
Turkey: A Mainstream Issue. Higher Education Studies, 7(3), 25-34.

11
https://scholar.google.co.id/scholar?cluster=18329060508222906422&hl=id&a
s_sdt=0,5(Diakses pada tanggal 5 September 2019)
Phungsuk, R, Chantana V & Thanin R. (2017). Development of a Problem-based
Learning Model Via a Virtual Learning Environment. Kasetsart Journal of
Social Sciences, 38(3), 297-306.
https://doi.org/10.1016/j.kjss.2017.01.001(Diakses pada tanggal 29Mei 2020)
Santoso, Didik dan Pirman Ginting. (2015). Bilingual Education Programs at Junior
high school. Jakarta: Prenadamedia Group.
Suchan, Jim. (2014). Toward an Understanding of Arabic Persuasion. International
Journal of Business Communication, 51(3), 279-303.
https://doi.org/10.1177/2329488414525401(Diakses pada tanggal 29Mei 2020)
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Administratif. Bandung: Alfabet.
Suprijono, A. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogjakarta: Pusaka Pelajar.
Tim Penelitian Program DPP BMK. (2010). Sekolah Bertaraf Internasional.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kependidikan. Yogyakarta.
Zulkifli, N. A. (2014). Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Siswa Dengan
Menggunakan Running Dictation Melalui Materi Agama Di SD IT Al-Fittiyah
Pekanbaru. Kutubkhanah, 17(2), 175-197. http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/Kutubkhanah/article/viewFile/816/776 (Diakses pada
tanggal 6 Mei 2019)

12

Anda mungkin juga menyukai