SKRIPSI
OLEH :
LULUK PURWANTI
NIM 115-12-010
2016
i
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang.
Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh
(Andrew Jackson)
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahanda (Muntasil) dan Ibunda (Siti Rokhanah) yang telah
membesarkan dan mendidikku dengan penuh kasih sayang dan
pengorbanan baik secara lahir maupun batin dengan iringan do’a restu
sehingga aku bisa seperti sekarang.
2. Kakakku (Ella Faiqoh) dan adik-adikku (M. Farid, M. Niam, dan M.
Naim) terima kasih atas do’a dan motivasi pada penulis.
3. Kepada Bapak Imam Mas Arum, M.Pd selaku pembimbing dan sekaligus
sebagai motivator serta pengarah sampai terselesainya penulisan skripsi
ini.
4. Seluruh bapak ibu dosen yang telah bersedia memberikan ilmu kepadaku
dan terima kasih atas dorongan dan motivasinya.
5. Kawan-kawan seperjuangan angkatan 2012 wabil khusus PGMI yang
telah memberikan kegembiraan, motivasi, dan semangat belajar.
6. Kawan-kawan satu kos (Elyn Nurliana Suryani, Maria Nurul Qoyyimah,
Maria Evi Kiswah, Denny Lupita, dan Ani Safitri) yang senantiasa
memberikan semangat dan motivasinya.
7. Teman spesialku (Bi AlfinTaufiqurrohman) yang selalu mendo’akan,
mendampingi, dan memperingatkan penulis untuk tetap maju dalam
menghadapi setiap masalah dan selalu semangat untuk belajar.
8. Pembaca yang budiman.
v
KATA PENGANTAR
Atas nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji dan syukur
senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Karena dengan segala limpahan
kelapangan hati dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW, keluarga,
gelar kesarjanaan dalam ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Terselesainya skripsi ini tidaklah semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri,
melainkan banyak pihak terkait yang telah membantu baik moril maupun spiritual.
Oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang telah tulus,
vi
5. Seluruh dosen dan akademika yang telah membantu terselesainya skripsi ini.
6. Bapak Muntasil dan Ibu tercinta (Siti Rokhanah), teman-teman kos satu
7. Kepala SDN Windusari 2, guru, dan karyawan serta semua siswa-siswi yang
8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
Allah SWT sebagai amal ibadah dan mendapat balasan yang berlipat ganda.
wacana ilmu bagi para pembaca. Sebagai manusia biasa penulis menyadari
banyaknya kekurangan, maka kritik dan saran dari para pembaca sangat
Salatiga, 9 Agustus2016
Penulis
Luluk Purwanti
NIM. 115-12-010
vii
ABSTRAK
Purwanti, Luluk. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Drama
Melalui Strategi Pembelajaran Role-Playing Pada Kelas V SDN Windusari 2,
Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Bahasa Indonesia, dan Strategi Pembelajaran Role-
Playing.
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada umumnya membutuhkan kemampuan
siswa untuk menghafal materi pelajaran, sehingga penggunaan strategi pembelajaran
yang tepat perlu untuk dikembangkan dan dilakukan dengan sebaik mungkin agar
tercapai tujuan dengan maksimal. Namun masih ada guru yang mengajar secara
monoton. Hal ini membuat siswa menjadi bosan dan cenderung pasif dalam
pembelajaran akibatnya hasil belajar Bahasa Indonesia rendah. Masalah utama yang
ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: apakah penerapan strategi pembelajaran
Role-playing dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi drama pada
siswa kelas V SDN Windusari 2, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang tahun
pelajaran 2015/2016.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang
berupa hasil tes dan metode penelitian kualitatif yang berupa observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I, dan
siklus II. Tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan strategi
pembelajaran Role-playing dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi
Drama pada siswa kelas V SDN Windusari 2, Kecamatan Windusri, Kabupaten
Magelang tahun pelajaran 2015/2016. Dapat dilihat dari hasil pembahasan yaitu nilai
rata-rata hasil belajar siswa pada prasiklus sebesar 73,46% menjadi 74,85% pada
siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 89,67%. Jadi dari prasiklus ke
siklus II nilai rata-rata hasil belajar naik sebesar 16,21%. Untuk angka ketuntasan
belajar siswa dari prasiklus ke siklus I atau sebesar 10,71 % dan pada siklus I ke
siklus II atau sebesar 42,86%.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………..……………………………… i
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………….…………… 6
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 6
D. Hipotesis Penelitian………………………………………………..… 7
E. Manfaat Penelitian…………………………………………………… 7
ix
F. Definisi Operasional…………………………………………….…… 7
G. Metode Penelitian………………………………………………..… 10
1. Rancangan Penelitian………………………………………..… 10
2. Subjek Penelitian………………………………………………. 11
3. Langkah-langkah Penelitian…………………………………….. 11
4. Instrumen Penelitian…………………………………………….. 14
5. Pengumpulan Data………………………………………………. 14
6. Analisis Data…………………………………………………….. 15
H. Sistematika Penulisan……………………………………………….. 16
A. Hasil Belajar………………………………………………………… 18
2. Ciri-Ciri Belajar………………………………………………….. 20
3. Jenis-jenis Belajar………………………………………………... 21
4. Prinsip-Prinsip Belajar…………………………………………… 23
1. Bahasa Indonesia………………………………………………… 32
x
d. SK-KD Bahasa Indonesia……………………………………. 34
2. Materi Drama……………………………………………………… 35
1. Pengertian Role-Playing…………………………………………. 40
3. Organisasi Role-Playing…………………………………………. 42
B. Subjek Penelitian……………………………………………………... 49
C. Pelaksanaan Penelitian……………………………………………..…. 51
BAB V PENUTUP…………………………………………………………. 76
A. Kesimpulan…………………………………………………………. 76
xi
B. Saran………………………………………………….……………... 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
TABEL 4.10 Data Peningkatan Jumlah siswa yang mencapai KKM Per Siklus…. 75
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
bahasa dan merupakan bahasa kedua setelah bahasa ibu. Bahasa Indonesia
telah diajarkan sejak masa anak-anak. Bahasa sendiri bukan sebagai suatu
bahasa perlu adanya minat yang besar dan keinginan yang sungguh-sungguh
untuk mempelajarinya. Oleh sebab itu, pembelajaran yang baik sudah menjadi
strategi pembelajaran yang aktif dalam sebuah kegiatan belajar mengajar akan
1
membuat pembelajaran cenderung membosankan yang nanti pada akhirnya
materi drama, kurang diminati oleh siswa khususnya di Sekolah Dasar. Dalam
yang berupa hafalan-hafalan yang bersifat teoritis tanpa adanya suatu praktik
siswa yang belum menguasai dan belum bisa untuk memerankan seorang
tokoh dalam suatu percakapan maupun dialog. Drama adalah dialog yang
dipentaskan. Drama tidak sama dengan dialog biasa. Drama adalah salah satu
apresiasi sastra yang isinya tentang hidup dan kehidupan, dan disajikan atau
dipertunjukkan dalam bentuk gerak. Selain itu, drama juga bisa diartikan
Menurut Sir John Pollock (1958) bahwa drama adalah “a play as a work of
kata lain drama adalah sejumlah karya yang kemudian dipentaskan oleh
sebuah grup teater. Dalam kaitannya dengan drama banyak ahli yang
2
konflik seperti dikatakan Hudson. Adanya konflik-konflik semacam ini
menjadi jelas bagi kita bahwa drama lazimnya akan memberikan kepada
konflik-konflik itu.
khususnya materi drama masih belum dipahami siswa dan masih banyak
pada akhirnya tidak bisa mencapai tujuan pendidikan yang telah diharapkan.
masih dibawah KKM. Diduga faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa
kurang baik adalah metode yang digunakan oleh guru kurang tepat dan
siswa dalam mempelajari materi drama, media yang digunakan untuk latihan
drama masih kurang, seorang guru dalam menerangkan materi masih terlalu
cepat sehingga membuat siswa tidak dapat menguasai materi, strategi yang
3
pembelajaran yang terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan
drama yang diperankan oleh 2 orang atau lebih dengan tokoh yang berbeda
dalam waktu dan kondisi tertentu. Role-Play dapat membuktikan diri sebagai
suatu media pendidikan yang ampuh, dimana saja terdapat peran-peran yang
dan situasi yang spesifik dari bidang studi tersebut (Van Ments, 1994).
diharapkan dapat memberikan hasil yang baik dan positif bagi pembelajaran
bahasa Indonesia materi drama untuk peningkatan hasil belajar siswa Kelas V
4
sebuah dialog atau percakapan. Adapun KKM dari mata pelajaran bahasa
Indonesia materi drama ini adalah 75. Dan pada hasil pembelajaran
sebelumnya, mayoritas siswa masih berada jauh dalam ketuntasan belajar dan
kurang, minat siswa dan penyerapan pada materi drama masih rendah.
tentunya akan memberikan manfaat bagi siswa dan dapat meningkatkan hasil
5
dapat menerapkan strategi pembelajaran Role-Playing ini dengan baik, guru
harus menjelaskan dulu teknik-teknik metode ini dengan jelas kepada siswa
topik atau pokok pembahasan yang menyeluruh yang dapat dipraktekkan atau
di dramatisasikan oleh siswa. Melalui kegiatan latihan secara baik dan rutin,
kegiatan pementasan ini akan dapat dilakukan didalam kelas. Dengan cara
seperti ini, hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
6
D. Hipotesis Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritik
Manfaat Praktis
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
(1999: 89), belajar adalah suatu adaptasi atau penyesuaian tingkah laku
7
menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif
Hasil belajar merupakan hasil nilai yang diperoleh siswa dari hasil
Ada 2 faktor yang yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain :
lain yaitu :
8
3) Psikomotorik, berupa keterampilan bergerak atau bertindak dan
2. Bahasa Indonesia
adalah salah satu alat komunikasi manusia, melalui bahasa manusia dapat
pendidikan.
Playing adalah suatu tiruan yang bersifat drama yang diperankan oleh 2
orang atau lebih dengan tokoh yang berbeda dalam waktu dan kondisi
tertentu.
9
Role-Play dapat membuktikan diri sebagai suatu media pendidikan
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
pembelajaran.
10
Ada beberapa alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas
antara lain :
a. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap
2. Subjek Penelitian
dengan jumlah siswa 28 anak. Jumlah siswa laki-laki adalah 15 anak dan
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 mei 2016 untuk siklus I, dan pada
3. Langkah-langkah Penelitian
besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) perencanaan, (2)
11
Gambar 1.1: Riset Aksi Model John Elliot
a. Perencanaan
wawancara
pembelajaran siswa
pembelajaran
12
b. Pelaksanaan
yang telah dibuat. Dalam tahap PTK terdapat 2 siklus yang akan
c. Pengamatan (Observasi)
d. Refleksi
13
playing di kelas V SDN Windusari 2 dan sebagai patokan untuk
4. Instrumen Penelitian
pembelajaran
5. Pengumpulan Data
14
materi Bahasa Indonesia dengan adanya strategi pembelajaran role-
pembelajaran role-playing.
b. Wawancara
c. Melakukan Tes
6. Analisis Data
sebagai berikut:
Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan
15
Keterangan
f = frekuensi
N = Jumlah keseluruhan
∑𝑋
𝑀=
𝑁
Keterangan:
individu
N = Banyaknya individu
H. Sistematika Penulisan
Bagian isi yang keseluruhan terdiri dari 5 bab dengan uraian sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan
16
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
Pada bab ini penulis mengemukakan landasan teori dari tiap-tiap variabel
penelitian.
Pada bab ini berisi hasil penelitian meliputi diskripsi per siklus dan
pembahasan.
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
a. Menurut Hilgrad dan Bower (dalam Baharuddin, 2008: 13), belajar (to
18
adalah melalui pengalaman. Dengan pengalaman tersebut pelajar
follow direction”.
reaksi terhadap suatu situasi tertentu atau adanya proses internal yang
yang terjadi melalui proses belajar ini bisa saja kearah yang lebih baik
atau malah sebaliknya, kearah yang salah. Yang jelas kualitas belajar
19
Para ahli pendidikan memandang bahwa belajar adalah proses
perubahan manusia ke arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi
Dari uraian di atas, hasil belajar merupakan hasil nilai yang diperoleh
siswa dari hasil evaluasi setelah kegiatan pembelajaran. Hasil belajar yang
utama adalah pola tingkah laku yang bulat. Hasil-hasil belajar adalah pola-
2. Ciri-ciri Belajar
behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati
dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku dari tidak tahu
tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan mengetahui ada tidaknya
hasil belajar.
tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentuakan tetap
20
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat
bersifat potensial.
3. Jenis-jenis Belajar
a. Klasifikasi Engkoswara
secara intelektual:
21
e) Mengadakan sintesis antara berbagai pengetahuan untuk
seseorang.
22
4. Prinsip-Prinsip Belajar
a. Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang
dibedakan atas 2 kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua
a. Faktor Internal
23
1) Faktor Fisiologis
aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan
selalu bugar dan sehat, serta istirahat yang cukup dan sehat.
b) Fungsi jasmani/fisiologis
24
aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru
2) Faktor Psikologis
25
guru atau guru profesional, sehingga mereka dapat memahami
b) Motivasi
22).
26
c) Minat
27
bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan
minatnya.
d) Sikap
28
membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan
siswa.
e) Bakat
29
pendidikan dan latihan. Individu yang telah memiliki
dimilikinya.
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan sosial
30
simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi
2) Lingkungan nonsosial
dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau atau kuat, atau tidak
terhambat.
31
b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
kondisi siswa.
1. Bahasa Indonesia
32
berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis yang dapat digunakan
pengumuman.
33
dan lainnya. Diarahkan pada kegemaran menumbuhkembangkan
budaya membaca.
permulaan.
34
dikuasai oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran. Kompetensi
dasar adalah kemampuan minimal pada tiap mata pelajaran yang harus
Tabel 2.1
No SK KD
2. Materi Drama
35
berarti pertunjukan. Memang dalam kesusastraan, drama diartikan sebagai
naskah.
1) Alur adalah struktur gerak yang terdapat dalam fiksi atau drama.
penyelesaian.
36
2) Penokohan dalam akan tampak jelas dalam dialog. Untuk menjadi
dapat berbuat lebih banyak dan lebih baik. Selain itu, dialog harus
Drama tidak sama dengan dialog biasa. Dalam drama tuntutan tingkah
laku pemain disertakan atau ditulis dengan tulisan yang ada di dalam kurung.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat membaca dialog dalam
naskah drama :
1. Lafal
2. Intonasi
37
3. Jeda
4. Volume Suara
gerak anggota tubuh misalnya, tangan, bahu, dan kepala sangat membantu
dalam berdialog. Dialog akan lebih hidup jika disampaikan dengan penuh
ekspresi disertai gerak yang wajar, sesuai dengan makna kaliamat yang
akan disampaiakan.
2. Akting
penghayatan atas peran yang dilakukan. Akting harus sesuai dengan watak
38
3. Blocking atau penguasaan panggung
Blocking adalah perpindahan dari tempat yang satu ketempat yang lain
Selain itu drama baru lengkap fungsinya kalu dipertunjukkan oleh para
naskah yang diatur. Drama tergolong genre sastra karena ditulis dengan
1. Siswa diberi naskah drama yang baik untuk dibaca. Lazimnya, disertai
para pelaku dalam drama itu, di mana dan kapan terjadinya peristiwa
dalam drama itu, peristiwa apa yang digambarkan dalam drama itu, apa
39
yang menyebabkan suatu peristiwa terjadi, dan bagaimana watak setiap
pelaku.
2. Siswa diajak berdiskusi. Tahap ini adalah tahap yang penting untuk
suatu objek, misalnya melalui pertanyan “Apa yang akan kamu perbuat
1. Pengertian Role-Playing
40
Playing adalah suatu tiruan yang bersifat drama yang diperankan oleh 2
orang atau lebih dengan tokoh yang berbeda dalam waktu dan kondisi
41
3. Organisasi Role-Playing
Sebagian besar role-play cenderung dibagi pada tiga fase yang berbeda
yaitu:
Berikut ini adalah daftar beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh
tujuan yang telah dicanangkan, akan tetapi tujuan yang ditulis masih
tetap diperlukan agar memiliki fokus kerja yang jelas dan tujuan-
42
4) Pendekatan role-play
untuk satu sesi umum yang berisi metode mengajar lainnya. Suatu
diperpanjang ini dapat berkisar dari satu jam sampai sehari penuh atau
43
5) Mengidentifikasi skenario
6) Menempatkan peran
disoroti.
tadi.
luas, apakah kusi dan mejanya bisa dipindah dan lain sebagainya.
refleksi adalah 1 : 2 : 3.
44
10) Mengumpulkan sumber informasi yang relevan
b. Interaksi
6) Mengalokasikan peran
45
dalam militer (Van Ments, 1994). 6 langkah sederhana dalam
pengalaman belajarnya.
3. Mengkonsolidasikan ide-ide.
46
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Kelas/Semester : V/II
Visi :
Misi :
optimal.
47
c. Menumbuhkembangkan semangat “keunggulan” untuk meraih prestasi
suasana demokratis.
mencukupi tetapi masih ada dari beberapa guru yang masih menempuh
48
5. Budi Sutrisno, S.Pd L S1 PENJASOR Guru Mapel PJOK
B. Subjek Penelitian
laki-laki dan 13 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2.
NO NAMA L/P
1. Irbad M. Rauf L
2. Nita Wulandari P
3. Satrio Tangguh. W L
4. Adi Galih M L
6. Eko Saputro L
7. Latifah Putri P
49
8. Abid Oktaf B L
9. Ahmad Mahfudz L
14. Farkhatul M P
50
C. Pelaksanaan Penelitian
tahapan yaitu dua kali siklus. Penelitian tersebut menggunakan jam mata
Waktu Pelaksanaan :
Dari hasil penelitian pra siklus yang diambil dari nilai harian siswa,
sebagian yang tidak memenuhi standar kriteria minimal. Artinya siswa masih
keadaan tersebut.
mendapat hasil nilai yang memuaskan. Guru harus bisa membuat siswa
drama. Dengan siswa mudah memahami materi, siswa akan mendapat hasil
51
nilai yang baik. Hasil belajar siswa ini belum mencapai KKM, maka harus
E. Deskripsi Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti melakukan tahap penentuan materi pada kelas
2. Pelaksanaan
52
2) Siswa bertanya pada guru langkah-langkah pementasan drama
lainnya memperhatikan.
53
3. Observasi
4. Refleksi
pada siklus 1 maka peneliti melakukan refleksi. Adapun hasil refleksi pada
Guru:
54
2. Guru masih belum bisa memberikan kesempatan untuk siswa mencatat
Siswa:
kurang
c. Pemecahan masalah
Selain itu, guru perlu latihan untuk bisa mengkondisikan kelas agar siswa
F. Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan
55
e. Menyiapkan lembar observasi untuk pengamatan guru, untuk
2. Pelaksanaan
dipentaskan
lainnya memperhatikan
56
8) Guru memberikan soal evaluasi
3. Observasi
pembelajaran role-playing.
57
4. Refleksi
evaluasi siklus II lebih baik dari siklus pertama. Dilihat dari hasil
datang.
58
BAB IV
mengerjakan latihan.
Dari hasil penelitian pra siklus yang diambil dari nilai harian siswa,
sebagian yang tidak memenuhi standar kriteria minimal. Artinya siswa masih
keadaan tersebut.Berikut data hasil dari penelitian pada kondisi awal atau pra
siklus.
Siklus Tuntas
1. Irbad M. Rauf 80 √
59
2. Nita Wulandari 66 √
3. Satrio Tangguh. W 86 √
4. Adi Galih M 60 √
6. Eko Saputro 80 √
7. Latifah Putri 66 √
8. Abid Oktaf B 73 √
9. Ahmad Mahfudz 73 √
14. Farkhatul M 66 √
60
23. Shokhihu Zuha 66 √
Jumlah 2.057
(35,71) (64,28)
Dari data tersebut dapat disimpulkan peserta didik yang tuntas KKM
35,71% yang sudah tuntas dan lainnya masih mendapatkan nilai di bawah
ketuntasan minimum. Sehingga setelah tahap pra siklus ini akan dilakukan
61
playing, apabila belum ditemukan hasil yang sesuai harapan maka akan
1. Siklus 1
Ada Tidak
62
4. Pengembangan dan pengorganisasian √ Sangat
mengerjakan latihan
pemberian latihan
siswa
langkah pembelajaran
belajar mengajar
63
b. Hasil Pengamatan Siswa Siklus 1
dari guru
diterapkan guru
pengerjaan latihan
latihan
rangkuman
64
tiap-tiap langkah pembelajaran
Tuntas
1. Irbad M. Rauf 80 √
2. Nita Wulandari 66 √
3. Satrio Tangguh. W 86 √
4. Adi Galih M 66 √
65
5. Ani Nisfu Laili 73 √
6. Eko Saputro 80 √
7. Latifah Putri 73 √
8. Abid Oktaf B 66 √
9. Ahmad Mahfudz 60 √
14. Farkhatul M 80 √
66
26. Latifah Elvina 86 √
Jumlah 2.096
(46,42%) (53,57%)
2. Siklus II
28 siswa.
Ada Tidak
67
sebelum memulai pembelajaran
materi pelajaran
mengerjakan latihan
siswa
pembelajaran
68
b. Hasil Pengamatan siswa siklus II
guru
diterapkan guru
pembekalan materi
latihan
latihan
rangkuman
69
tiap langkah pembelajaran
Berdasarkan refleksi yang dilakukan pada siklus II sudah banyak siswa yang
memahami materi bermain drama yang diajarkan. Namun masih ada permasalahan
yaitu masih ada 2 orang siswa yang mengalami penurunan nilai dari pra siklus sampai
siklus II yaitu Adi Galih M dan Eko Saputro. Hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa
hal yaitu:
2. Ketika bermain drama mereka kurang memahami dan menghayati perannya itu
70
Dan hasil belajar siswa pada siklus II sudah mencapai 89,28 % oleh
Tuntas
1. Irbad M. Rauf 80 √
2. Nita Wulandari 86 √
3. Satrio Tangguh. W 80 √
4. Adi Galih M 66 √
6. Eko Saputro 66 √
7. Latifah Putri 93 √
8. Abid Oktaf B 86 √
9. Ahmad Mahfudz 86 √
14. Farkhatul M 80 √
71
16. Ida Sri Rahayu 80 √
Jumlah 2.511 25 3
(89,28%) (10,71 %)
72
C. Pembahasan Hasil Penelitian
diperoleh data hasil belajar Bahasa Indonesia.Berikut ini data hasil penelitian
46,42% 74,85 28 13
Sedangkan jumlah siswa yang tuntas dalam belajar ada 13 siswa dari
73
2. Hasil Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II
Pada tabel diatas dapat di lihat bahwa ketuntasan belajar siswa siklus II,
nilai rata-ratanya adalah 89,67 sedangkan peningkatan rata-rata tes 14,82. Dan
pada siklus II ini peningkatan siswa belajar adalah 12 siswa dari 28 siswa.
Jadi pada siklus II ini jumlah peningkatan siswa yang tuntas adalah 25 siswa
sebagian besar siswa sudah mendapatkan nilai ketuntasan, maka dari itu siklus
Data ini diperoleh dari hasil prestasi belajar siklus I dan II. Dipaparkan
sebagai berikut:
74
Tabel 4.10 Data Peningkatan Jumlah siswa yang mencapai KKM
Per Siklus
Dari data diatas dapat diketahui bahwa dari tiap kegiatan mulai dari
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
diketahui dari peningkatan hasil belajar siswa dari satu siklus ke siklus
berikutnya. Pada siklus I hasil belajar yang semula nilai rata-rata kelas
sebesar 42,86%.
B. Saran
76
dengan materi pelajaran yang dibutuhkan karena itu sebelum
77
DAFTAR PUSTAKA
Aqib Zaenal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: YRama
Widya.
Ashari, Zaini. 2014. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Menggunakan Model Pembelajaran Tebak Kata Pada Peserta Didik Kelas II
SDN-3 Menteng Palangkaraya Tahun Pelajaran 2013/2014. UMP.
Badudu, J.S. 1979. Pelik-pelik Bahasa Indonesia (Tata Bahasa). Bandung: Pustaka
Prima
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media..
Basrowi, M, Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Djamarah, Aswan Zain. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hanif Nurcholis, Mafrukhi. 2007. Sasebi: Saya Senang Berbahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Karsidi. 2009. Inilah Bahasa Indonesiaku untuk Kelas V SD/MI. Surakarta: PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT
Remaja Rosdakaya Offset.
Maryam, Siti. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi.
Jakarta: Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama
Islam.
Mumpuni, Joko, F.X. Marjana. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas 5.
Jakarta: PT Piranti Darma Kalokatama.
Muslich, Masnur, I Gusti Ngurah Oka. 2010. Perencanaan Bahasa di Era
Globalisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
M.S, Zulela. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah
Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rusyan, Tabrani, dkk. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
CV.Remadja Karya.
78
Semiawan, Conny. 2008. Belajar dan Pembelajaran Pra Sekolah dan Sekolah.
Indeks: PT Macanan Jaya Cemerlang.
Tim Surya Badra. Buku Guru Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas V. Surakarta: Cv.
Surya Badra.
(www.sekolahdasar.net/2012/04/tujuan-dan-fungsi-pembelajaran-bahasa.html?m=1
di akses tanggal 28 juli 2016)
79
Lampiran I
NO NAMA L/P
1. Irbad M. Rauf L
2. Nita Wulandari P
3. Satrio Tangguh. W L
4. Adi Galih M L
5. Ani Nisfu Laili P
6. Eko Saputro L
7. Latifah Putri P
8. Abid Oktaf B L
9. Ahmad Mahfudz L
10. Arbi Fatih AF L
11. Aviaha Mulyahi P
12. Azka Al Fatih L
13. Duwi Anisa P
14. Farkhatul M P
15. Ferry Ariq L
16. Ida Sri Rahayu P
17. Jihan Adzroo P
18. Jihan Zaqiyah P
19. M. Daffa Rays L
20. M. Wahyu Aji L
21. Mufida Noor P
22. Selvi Noviyanti P
23. Shokhihu Zuha P
24. Yoga Widiantoro L
25. Amru Yaminga L
26. Latifah Elvina P
27. Deka Rendi Arta L
28. Hafidz Tri P L
80
Lampiran II
SIKLUS I
Kelas/Semester : V / II
A. Standar Kompetensi
6. Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan
bermain drama
B. Kompetensi Dasar
6.2 Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
6.2.1 Memerankan tokoh drama dengan baik
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini siswa mampu :
Memerankan tokoh drama dengan baik
Karakter yang diharapkan : Tanggung jawab, Bersahabat atau komunikatif
E. Materi Pembelajaran
Drama adalah dialog yang dipentaskan. Drama tidak sama dengan
dialog biasa. Dalam drama tuntutan tingkah laku pemain disertakan atau
ditulis dengan tulisan yang ada di dalam kurung.
Langkah-langkah mementaskan drama sebagai berikut :
1. Menentukan atau menyiapkan teks drama
81
2. Menentukan pemain yang akan memerankan tokoh.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat membaca dialog dalam
naskah drama :
1. Lafal
Pelafalan atau pengucapan harus jelas.
2. Intonasi
Intonasi disebut juga lagu kalimat. Dalam membacakan dialog, intonasi
harus tepat. Misalnya, untuk menyampaikan pertanyaan, nada akhir harus
naik.
3. Jeda
Jeda disebut juga perhentian. Dalam membaca, penempatan jeda harus
tepat. Jika salah menempatkan jeda, maksud kalimat akan salah.
4. Volume Suara
Suara harus dapat diterima pendengar dengan jelas. Namun, tidak perlu
terlalu keras.
5. Mimik dan anggota gerak tubuh
Mimik merupakan ekspresi wajah ketika sedang berbicara. Mimik dan
gerak anggota tubuh misalnya, tangan, bahu, dan kepala sangat membantu
dalam berdialog. Dialog akan lebih hidup jika disampaikan dengan penuh
ekspresi disertai gerak yang wajar, sesuai dengan makna kaliamat yang
akan disampaiakan.
Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam memerankan tokoh drama :
1. Membaca dialog dalam naskah drama
Dalam membaca dialog tersebut diperlukan penghayatan watak atau
karakter tokoh. Kamu juga harus memahami seluruh isi naskah.
2. Akting
Akting adalah gerakan-gerakan yang dilakukan pemain sebagai wujud
penghayatan atas peran yang dilakukan. Akting harus sesuai dengan watak
tokoh yang diperankan dan suasana (latar).
82
3. Blocking atau penguasaan panggung
Blocking adalah perpindahan dari tempat yang satu ketempat yang lain
agar penampilan tidak monoton atau menjemukan.
Suasana kelas masih sepi saat keysa datang, hanya Nini dan Ryan saja.
Keysa melihat banyak sampah yang berserakan di kelas, Dan ia pun meminta
tolong Ryan dan Nino untuk membantu.
Keysa : Wah, kelas kita kotor sekali ya, banyak sampah kertas dan
plastik berserakan.
Ryan : Iya, kotor sekali. Tapi, nanti juga dibersihkan sama Pak
Amad. Ya kan Nino?
Keysa : Kita tidak boleh mengandalkan Pak Amad Ryan, kan kita
yang mengotorinya. Seharusnya kita yang membersihkan.
83
Keysa : Oya memang., tapi kan kita harus belajar mandiri. Kita juga
masih bisa membersihkan ini bersama-sama dengan teman
yang lain.
Ryan : ah aku malas.. sana kamu saja Key (datang Nico dan beberapa
teman lainnya)
Keysa : itu lho Nic, Ryan tidak mau membantu membersihkan kelas
kita, padahal kan kita yang mengotori.
Nico : kan sudah ada Pak Amad, jadi buat apa kita yang repot Key?
Ryan : nah kan, benar kataku Key. Nggak percaya ya kamu sama
aku?
Ana : Lho, Nico dan Ryan kenapa tidak membantu Keysa dan
teman-teman untuk bersih-bersih?
Ryan : Kan aku sudah bilang, itu biar dibersihkan oleh Pak Amad
saja An..
Nico : Iya, lagi pula kan tugas kita belajar, iya kan Ryan?
84
Ana : Tapi kan ini kelas kita bersama, kita wajib menjaganya
bersama juga.
Keysa : Sudahlah An, aku sudah bicara begitu pada mereka, tapi tidak
didengarkan.
Ana : Biar nanti mereka itu dimarahi sama Pak Guru Key.
Keysa : Iya betul (Bel pun berbunyi, dan murid pun duduk kemudian
Pak Guru datang ke Kelas)
Pak Guru : Ayo, sebelum memulai pelajaran hari ini, kita berdo’a dulu.
Keysa : Tahu pak, Kata Bunda saya, kebersihan itu sebagian dari
iman Pak.
Pak Guru : Betul sekali. Jadi kebersihan itu sebagian dari iman, maka
dari itu kita akan senantiasa menjaga kebersihan, baik dari diri
sendiri maupun lingkungan.
85
Ryan : Iya pak, kadang sudah bersih, tapi tetap saja sakit?
Pak Guru : nah, anak-anak, penyakit itu bukan hanya datang dari bersih
atau tidaknya lingkungan kita, tetapi juga karena kondisi
kekebalan tubuh, dan asupan gizi yang kita makan.
Nico : Jadi kalau kita menjaga kebersihan tetap masih bisa sakit ya
Pak?
Pak Guru : Tentu saja. Tetapi kita bisa menghindari supaya penyakitnya
tidak tambah parah dengan tetap menjaga kebersihan.
Bayngkan saja, dengan menjaga kebersihan saja kita masih
bisa terkena sakit, apalagi kalau kita tidak menjaganya, betul
anak-anak?
Keysa : Betul Pak Guru. Tuh Ryan sama Nico, dengerin kata Pak
Guru.
Ana : Jadi lain kali kalian berdua. Nico dan Ryan juga harus ikut
menjaga kebersihan kelas kita.
Ryan+Nico : baiklah….
Pak Guru : Anak-anak, kelas ini adalah milik kita bersama, jadi kita
semua bertanggung jawab untuk merawat dan menjaganya.
Supaya kita terhindar dari penyakit dan tetap bersih, mengerti?
Ryan+Nico : Baiklah pak, mulai besok kita akan ikut piket dan menjaga
kebersihan kelas.
86
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Role-Playing
5. Penugasan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan (5 menit)
Apersepsi :
a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa
b) Guru mengisi daftar hadir siswa
c) Guru menanyakan kabar tentang keadaan siswa
d) Guru meminta siswa untuk merapikan tempat duduk
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (60 menit)
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
a) Guru menjelaskan tentang pengertian drama
b) Siswa bertanya pada guru langkah-langkah pementasan drama yang
baik dan benar
c) Guru memberikan contoh cara berdialog yang sesuai dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi yang tepat
d) Siswa membaca teks drama yang telah diberikan guru
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru :
a) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
b) Guru meminta siswa untuk berdiskusi tentang drama yang akan
dipentaskan
87
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru :
a) Siswa diminta untuk memerankan tokoh dalam drama bersama
kelompoknya di depan kelas dengan membaca naskah, dan siswa
lainnya memperhatikan
b) Siswa bertanya pada guru tentang hal-hal yang belum diketahui
3. Kegiatan Penutup (5 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru :
1. Guru memberikan soal evaluasi
2. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran
3. Menutup pelajaran dan berdo’a bersama.
H. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Pembelajaran
Media Pembelajaran :
1. Tas
2. Bangku
3. Meja
4. Plastik atau kertas
Alat/Bahan :
1. Papan tulis
2. Kapur
3. Penghapus
Sumber Pembelajaran :
Tim Surya Badra. 2015. Buku Guru Bahasa Indonesia untuk SD/MI kelas V.
Penerbit : Cv. Surya Badra. Halaman : 33-35.
88
I. Penilaian
Indikator Teknik Bentuk
Pencapaian Penilaian Instrumen Contoh Instrumen
Kompetensi
6.2.1. Tes Uraian 1. Siapa Sajakah tokoh yang ada
Membaca Tertulis dalam drama tersebut?
dialog drama 2. Dimanakah dan kapankah
pendek terjadinya percakapan drama
dengan lancar tersebut?
3. Apa permasalahan yang terjadi
dalam drama tersebut?
4. Bagaimanakah jalan keluar
permasalahan tersebut?
5. Pesan apa yang bisa diambil
dari drama tersebut?
Kunci Jawaban
89
90
Lampiran III
SIKLUS II
Kelas/Semester : V / II
A. Standar Kompetensi
6. Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan
bermain drama
B. Kompetensi Dasar
6.2 Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
6.2.2 Mengungkapkan pendapat tentang drama
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini siswa mampu :
Mengungkapkan pendapat tentang drama dengan benar
Karakter yang diharapkan : Tanggung jawab, Bersahabat atau komunikatif
E. Materi Pembelajaran
1. Unsur-unsur Drama :
a) Tema
91
Tema adalah ide pokok atau gagasan utama sebuah cerita drama.
b) Alur
Alur adalah jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama mulai babak
pertama hingga terakhir.
c) Tokoh
Tokoh ada 2 macam yaitu tokoh utama (primadona) dan tokoh
pembantu (figuran).
d) Watak
Watak adalah perilaku yang diperankan oleh tokoh drama. Ada 3
macam watak yaitu protagonis (perilaku baik), watak antagonis
(perilaku jahat).
e) Latar
Latar adalah gambaran tempat, waktu, dan situasi cerita drama.
f) Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada
penonton.
2. Naskah Drama!
Bacalah dan pelajarilah teks drama berikut.
Kesenian Kesukaan Citra
Ibu : Citra, Bu Broto tetangga sebelah membuka kursus tari. Kamu
sudah Ibu daftarkan.
Citra : Lho, ibu kok tidak bertanya dulu pada saya?
Ibu : Mengapa harus bertanya dulu? Ibu yakin pasti kamu mau.
Pokoknya kamu harus mau.
Citra : Ibu, Citra kan tidak suka menari.
Ibu : Jalani dulu kursus itu. Nanti lama-lama juga kamu akan suka.
Citra : Pokoknya, saya tidak suka. Saya ingin kursus melukis.
92
Ibu : Buat apa melukis? Kamu kan anak perempuan. Ibu sering
melihat pelukis, kemana-mana membawa kanvas. Pakaiannya dekil tidak
terawatt. Pokoknya, Ibu tidak setuju kamu jadi pelukis, titik.
(Ayah baru saja pulang dari kantor)
Ayah : Lho, lho, lho. Kok ribut-ribut? Ada apa?
Ibu : Itu, Yah, Si Citra tidak menurut pada ibu.
Ayah : Tidak nurut bagaimana?
Ibu : Ibu sudah keluar biaya untuk mendaftarkan Citra kursus
menari. Ee… ia malah ingin kursus melukis.
Citra : Tapi Citra tidak suka menari, Ayah. Citra lebih suka melukis.
Ayah : Tuh, Ibu dengar sendiri, kan? Citra tidak suka menari.
Seharusnya Ibu tanya dulu pada Citra, apa dia mau kursus menari atau tidak?
Ibu : Jadi, Ayah membela Citra?
Ayah : Bukan membela, Bu. Ini demi kebaikan anak kita.
Ibu : Ibu juga demi kebaikan Citra.
Ayah : Bukan begitu, kita tidak boleh memaksakan kehendak kita.
Citra kan juga punya hak untuk menentukan kesenian apa yang disukainya.
Ibu : Ya, sudah. Besok Ibu batalkan kursus tarinya.
Citra : Terima kasih Ibu, Ayah. Maafkan Citra ya, Bu?
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
4. Role-Playing
5. Penugasan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan (5 menit)
Apersepsi :
b) Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa
93
c) Guru mengisi daftar hadir siswa
d) Guru menanyakan kabar tentang keadaan siswa
e) Guru meminta siswa untuk merapikan tempat duduk
f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (60 menit)
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
1) Guru menjelaskan tentang unsur-unsur dalam drama
2) Guru memberikan teks drama
3) Siswa membaca dan memahami teks yang diberikan
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru :
1) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
2) Guru meminta siswa untuk berdiskusi tentang drama yang akan
dipentaskan
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru :
1) Siswa diminta untuk memerankan tokoh dalam drama bersama
kelompoknya di depan kelas tanpa membawa naskah, dan siswa
lainnya memperhatikan
2) Siswa bertanya pada guru tentang hal-hal yang belum diketahui
3. Kegiatan Penutup (5 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru :
a. Guru memberikan soal evaluasi
b. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran
c. Menutup pelajaran dan berdo’a bersama.
H. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Pembelajaran
Media Pembelajaran :
1. Kursi
94
2. Meja
Alat/bahan :
1. Papan Tulis
2. Kapur
3. Penghapus
Sumber Pembelajaran:
Mumpuni, Joko dan F.X. Marjana. 2008. Bahasa Indonesia Untuk SD dan MI
Kelas 5. Jakarta: PT. Piranti Darma Kalokatama.
I. Penilaian
Indikator Teknik Bentuk
Pencapaian Penilaian Instrumen Contoh Instrumen
Kompetensi
6.2.2 Tes Uraian 1. Siapa saja tokoh drama di atas?
Memerankan Tertulis 2. Bagaimana watak tokoh-tokoh
drama dengan drama di atas?
lafal, intonasi, 3. Di mana latar drama di atas?
penghayatan, dan 4. Apa permasalahan drama di atas?
ekspresi yang 5. Apa amanat drama di atas?
sesuai dengan
karakter tokoh
Kunci Jawaban
1. Ayah, Ibu, dan Citra
2. Ayah : bijaksana, adil
Ibu : Suka memaksa, keinginannya harus terpenuhi
Citra : Teguh pada pendiriannya.
3. Waktu : Siang menjelang sore
Tempat : Ruang tamu
95
96
Lampiran IV
Naskah Drama
Siklus I
Suasana kelas masih sepi saat keysa datang, hanya Nini dan Ryan saja. Keysa melihat
banyak sampah yang berserakan di kelas, Dan ia pun meminta tolong Ryan dan Nino
untuk membantu.
Keysa : Wah, kelas kita kotor sekali ya, banyak sampah kertas dan plastik
berserakan.
Ryan : Iya, kotor sekali. Tapi, nanti juga dibersihkan sama Pak Amad. Ya
kan Nino?
Keysa : Kita tidak boleh mengandalkan Pak Amad Ryan, kan kita yang
mengotorinya. Seharusnya kita yang membersihkan.
97
Keysa : Oya memang., tapi kan kita harus belajar mandiri. Kita juga masih
bisa membersihkan ini bersama-sama dengan teman yang lain.
Ryan : ah aku malas.. sana kamu saja Key (datang Nico dan beberapa teman
lainnya)
Keysa : itu lho Nic, Ryan tidak mau membantu membersihkan kelas kita,
padahal kan kita yang mengotori.
Nico : kan sudah ada Pak Amad, jadi buat apa kita yang repot Key?
Ryan : nah kan, benar kataku Key. Nggak percaya ya kamu sama aku?
Keysa : Ah kalian berdua sama saja, ya sudah kalau tidak mau membantu.
Ana : Lho, Nico dan Ryan kenapa tidak membantu Keysa dan teman-teman
untuk bersih-bersih?
Ryan : Kan aku sudah bilang, itu biar dibersihkan oleh Pak Amad saja An..
Nico : Iya, lagi pula kan tugas kita belajar, iya kan Ryan?
Ana : Tapi kan ini kelas kita bersama, kita wajib menjaganya bersama juga.
Keysa : Sudahlah An, aku sudah bicara begitu pada mereka, tapi tidak
didengarkan.
Ana : Biar nanti mereka itu dimarahi sama Pak Guru Key.
98
Keysa : Iya betul (Bel pun berbunyi, dan murid pun duduk kemudian Pak
Guru datang ke Kelas)
Pak Guru : Ayo, sebelum memulai pelajaran hari ini, kita berdo’a dulu.
Nah, kita sudah berdo’a, jadi sekarang kita bisa mulai pelajaran kita.
Keysa : Tahu pak, Kata Bunda saya, kebersihan itu sebagian dari iman Pak.
Pak Guru : Betul sekali. Jadi kebersihan itu sebagian dari iman, maka dari itu
kita akan senantiasa menjaga kebersihan, baik dari diri sendiri maupun lingkungan.
Nico : kalau untuk menjaga kesehatan pak? Kita sudah bersih kadang juga
masih sakit?
Ryan : Iya pak, kadang sudah bersih, tapi tetap saja sakit?
Pak Guru : nah, anak-anak, penyakit itu bukan hanya datang dari bersih atau
tidaknya lingkungan kita, tetapi juga karena kondisi kekebalan tubuh, dan asupan gizi
yang kita makan.
Nico : Jadi kalau kita menjaga kebersihan tetap masih bisa sakit ya Pak?
Pak Guru : Tentu saja. Tetapi kita bisa menghindari supaya penyakitnya tidak
tambah parah dengan tetap menjaga kebersihan. Bayngkan saja, dengan menjaga
99
kebersihan saja kita masih bisa terkena sakit, apalagi kalau kita tidak menjaganya,
betul anak-anak?
Keysa : Betul Pak Guru. Tuh Ryan sama Nico, dengerin kata Pak Guru.
Ana : Jadi lain kali kalian berdua. Nico dan Ryan juga harus ikut menjaga
kebersihan kelas kita.
Ryan+Nico : baiklah….
Pak Guru : Anak-anak, kelas ini adalah milik kita bersama, jadi kita semua
bertanggung jawab untuk merawat dan menjaganya. Supaya kita terhindar dari
penyakit dan tetap bersih, mengerti?
Ryan : Baiklah pak, mulai besok saya akan ikut piket dan menjaga
kebersihan kelas.
100
Lampiran V
Ibu : Citra, Bu Broto tetangga sebelah membuka kursus tari. Kamu sudah
Ibu daftarkan.
Ibu : Mengapa harus bertanya dulu? Ibu yakin pasti kamu mau. Pokoknya
kamu harus mau.
Ibu : Jalani dulu kursus itu. Nanti lama-lama juga kamu akan suka.
Ibu : Buat apa melukis? Kamu kan anak perempuan. Ibu sering melihat
pelukis, kemana-mana membawa kanvas. Pakaiannya dekil tidak terawat. Pokoknya,
Ibu tidak setuju kamu jadi pelukis, titik.
Ibu : Ibu sudah keluar biaya untuk mendaftarkan Citra kursus menari.
Ee… ia malah ingin kursus melukis.
Citra : Tapi Citra tidak suka menari, Ayah. Citra lebih suka melukis.
101
Ayah : Tuh, Ibu dengar sendiri, kan? Citra tidak suka menari. Seharusnya
Ibu Tanya dulu pada Citra, apa dia mau kursus menari atau tidak?
Ayah : Bukan begitu, kita tidak boleh memaksakan kehendak kita. Citra kan
juga punya hak untuk menentukan kesenian apa yang disukainya.
102
Lampiran VI
Tuntas
1. Irbad M. Rauf 80 √
2. Nita Wulandari 66 √
3. Satrio Tangguh. W 86 √
4. Adi Galih M 66 √
6. Eko Saputro 80 √
7. Latifah Putri 73 √
8. Abid Oktaf B 66 √
9. Ahmad Mahfudz 60 √
14. Farkhatul M 80 √
103
17. Jihan Adzroo 66 √
Jumlah 2.096
(46,42%) (53,57%)
104
Lampiran VII
Tuntas
1. Irbad M. Rauf 80 √
2. Nita Wulandari 86 √
3. Satrio Tangguh. W 80 √
4. Adi Galih M 66 √
6. Eko Saputro 66 √
7. Latifah Putri 93 √
8. Abid Oktaf B 86 √
9. Ahmad Mahfudz 86 √
14. Farkhatul M 80 √
105
17. Jihan Adzroo 93 √
Jumlah 2.511 25 3
(89,28%) (10,71 %)
106
Lampiran VIII
(Pra Tindakan)
Hari : Sabtu
107
Lampiran IX
108
Lampiran X
109
Lampiran XI
110
111
Lampiran XII
112
113
114
115
Lampiran XIII
NIM : 115-12-010
RIWAYAT PENDIDIKAN :
Luluk Purwanti
NIM. 115-12-010
116
Lampiran XIV
FOTO-FOTO
117
Siswa mengerjakan soal evaluasi dari guru pada siklus I
118