Anda di halaman 1dari 177

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING

BERBANTUAN MEDIA COLOR PAPER TERHADAP


KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN
(Penelitian Quasi Eksperimen Kelas 1 SD Negri Cibunut Kecamatan Argapura
Kabupaten Majalengka Tahun Ajaran 2023/2024)

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

ELYA MALIYATUL JANNAH


21.22.4.0001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2024
Disetujui untuk mengikuti Ujian Sidang Skripsi

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTUAN


MEDIA COLOR PAPER TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS
PERMULAAN
(Penelitian Quasi Eksperimen Kelas 1 SD Negri Cibunut Kecamatan Argapura
Kabupaten Majalengka Tahun Ajaran 2023/2024)

SKRIPSI

ELYA MALIYATUL JANNAH


NPM. 21.22.4.0001

Diperiksa dan Disetujui Oleh :

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dudu Suhandi Saputra, M.Pd Yuyu Yuliati, M.Pd


NIDN.0422018701 NIDN.0420118802

Mengetahui

Deka FKIP Plt. Ketua Program Studi


Universitas Majalengka Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dr. Yoyo Zakaria, M.Pd. Dudu Suhandi Saputra, M.Pd


NIDN.0404057505 NIDN.0422018701

i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Elya Maliyatul Jannah

NPM : 21.22.4.0001

Angkatan/Tahun Akademik : 2023/2024

Judul Sripsi : Pengaruh Model Project Based


Learning Berbantuan Media Color
Paper Terhadap Keterampilan
Menulis Permulaan

Adalah benar-benar karya tulis sendiri, dan saya tidak melakukan


pengutipan dengan menggunakan cara yang tidak sesuai dengan
etika yang berlaku dalam pembuatan karya tulis.

Atas pernyataan ini saya siap menerima tindakan atau sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran atas etika akademik dalam karya tulis ini.

Yang Membuat Pernyataan,

Elya Maliyatul Jannah

ii
PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTUAN
MEDIA COLOR PAPER TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS
PERMULAAN
(Penelitian Quasi Eksperimen Kelas 1 SD Negri Cibunut Kecamatan Argapura
Kabupaten Majalengka Tahun Ajaran 2023/2024)

Elya Maliyatul Jannah

NPM. 21.22.4.0001

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah keterampilan menulis permulaan masih


rendah. upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menerapkan
model Project Based Learning berbantuan media Color Paper. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji pengaruh dan perbedaan model Project Based Learning
berbantuan media Color Paper terhadap keterampilan menulis permulaan. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimental design
dengan desain penelitian Non Equivalent Control Group Design. Populasi yang
terlibat pada penelitian ini yaitu siswa kelas 1 SD Negeri Cibunut yang berjumlah
16 siswa dan siswa kelas 1 SD Negeri Tejamulya I yang berjumlah 15 siswa, Jenis
sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu non probability sampling dengan
teknik pengambilan sampling purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik tes. Berdasarkan data hasil penelitian
diperoleh nilai rata-rata pretest-posttest kelas eksperimen, yaitu 59,7 untuk pretest
dan 84,7 untuk posttest. hasil uji Independent Sample T-test terhadap posttest kelas
eksperimen dan posttest kelas kontrol hasil uji independent t test di peroleh nilai sig
(2-tailed) sebesar 0,000 maka hasilnya sig 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya
bahwa terdapat perbedaan pretest kelas eksperimen dan pretest kelas kontrol serta
uji perbedaan n-Gain yaitu diperoleh kelas eksperimen sebesar 63,08% termasuk
kategori cukup efektif dan kelas kontrol sebesar 33,80% termasuk kategori tidak
efektif.
Kata Kunci: Keterampilan menulis permulaan, Model Project Based Learning

iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum WR.WB

Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT,


karena atas rahmat, anugrah dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Project Based Learning Berbantuan
Media Color Paper Terhadap Keterampilan Menulis Permulaan”.
Penyusunan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi dan melengkapi
bagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program
Strata Satu (S1) pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Majalengka.

Penyusunan penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya


permasalahan yang di kelas I SDN Cibunut Kecamatan Argapura yang
berdampak pada keterampilan menulis permulaan siswa. Peneliti berupaya
untuk memperbaiki masalah yang terjadi dengan tujuan untuk mengetahui
perbedaan keterampilan menulis permulaan siswa yang menggunakan
model project based learning berbantuan media color paper dengan siswa
yang belajar menggunakan pembelajaran yang konvensional, serta untuk
menguji pengaruh model project based learning berbantuan media color
paper terhadap keterampilan menulis permulaan masalah siswa. Peneliti
berharap skripsi ini dapat bermanfaatbagi pembaca dan dapat dijadikan
referensi untuk penelitian selanjutnya menuju ke arah yang lebih baik lagi.

Majalengka, Februari 2024


Peneliti

Elya Maliyatul Jannah

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti menyadari dan merasakan sepenuhnya bahwa dalam


menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, arahan, dan
motivasi dari berbagai pihak. Terutama kepada Allah SWT, kedua orang tua
Ayah Yaya Sunarya dan Ibunda tercinta Elayani yang tiada hentinya
memanjatkan do’a terbaik bagi peneliti serta memberikan dorongan baik secara
moril maupun materil sehingga peneliti dapat memberikan hasil yang terbaik dan
dapat mempersembahkan pencapaian ini.

Terwujudnya skripsi ini bukanlah merupakan usaha peneliti sendiri,


melainkan atas do’a, bimbingan, dukungan, arahan, serta partisipasi dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penelitipun ingin menyampaikan terima kasih
setulus-tulusnya dan sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Dr. H. Lalan Soeharlan S, M.Si., selaku ketua Yayasan Pembina Pendidikan


Majalengka (YPPM).
2. Dr. Indra Adi Budiman, M.Pd. selaku Rektor Universitas Majalengka.
3. Dr. Yoyo Zakaria Ansori, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Majalengka.
4. Sigit Vebrianto Susilo, M.pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Majalengka.
5. Dudu Suhandi Saputra, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi dengan sepenuh hati, serta selalu
meluangkan waktu ditengan kesibukannya untuk memberikan bimbingan,
semoga Allah Swt membalas dengan limpah kasih sayang-Nya.
6. Yuyu Yuliati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
arahan, masukan, dukungan dan bimbingan serta telah bersedia meluangkan
banyak waktu dan tenaga sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
7. Seluruh Dosen dan Struktural Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Majalengka yang telah memberikan ilmu dan pengalaman
selama menjadi Mahasiswa Universitas Majalengka.

v
8. Komarudin, S.Pd.I., M.Ag selaku kepala sekolah SDN Tejamulya 1 yang
telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
9. Agus Hermawan, S.Pd selaku kepala sekolah SDN Cibunut yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
10. Seluruh keluarga besar peneliti yang selalu memberikan dorongan motivasi
dan do’a terbaik kepada peneliti.
11. Rifa, Helma, Ikrimah dan Adah selaku sahabat yang selalu memberikan doa
dan dukungan kepada peneliti.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi yang tidak dapat
peneliti sebutkan satu persatu.

Akhir kata, atas segala bantuan, bimbingan dan dorongan yang telah
diberikan bapak dan ibu, keluarga serta teman-teman berikan kepada peneliti
dengan tulus dan iklas semoga mendapat pahala dari Allah SWT. Semoga skripsi
ini bermanfaat khususnya bagi peneliti umumnya bagi para pembaca.

Majalengka, Februari 2024


Peneliti

Elya Maliyatul Jannah

vi
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS .................................................. ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH..................................................................................v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang Penelitian .........................................................................1


B. Identifikasi Masalah ..................................................................................4
C. Rumusan Masalah .....................................................................................5
D. Tujuan Penelitian .......................................................................................5
E. Manfaat Penelitian .....................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7

A. Tinjauan Pustaka .......................................................................................7


B. Penelitian yang Relevan ..........................................................................36
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................36
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................38
BAB III METODELOGI PENELITIAN ...........................................................39

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................39


B. Metode dan desain penelitian ..................................................................39
C. Populasi dan Sampel ...............................................................................41
D. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................................41
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................42
F. Prosedur Penelitian ..................................................................................43
G. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen .....................................44
H. Teknik Analisis Data ...............................................................................45

vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................49

A. Hasil Penelitian ........................................................................................49


B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................66

A. Kesimpulan ..............................................................................................66
B. Saran ........................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................68

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Sintaks PjBL (Banawi, 2019) ...............................................................26

Tabel 2. 2 Sintaks PjBL Menurut Kemendikbud (Afriana, 2015) .........................27

Tabel 2. 3 Penelitian Relevan.................................................................................37

Tabel 3. 1 Nonquivalent Control Group Design Menurut Sugiono ( 2019) ..........40

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Kemampuan Menulis Permulaan ...........................................43

Tabel 3. 3 Kriteria Nilai N-Gain ............................................................................48

Tabel 4. 1 Hasil Pretest Keterampilan Menulis Permulaan ..................................50

Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Pretes Kelas Eksperimen ....................................51

Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol..........................................52

Tabel 4. 4 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................53

Tabel 4. 5 Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen .................................54

Tabel 4. 6 Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol ........................................55

Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas Data ....................................................................57

Tabel 4. 8 Hasil Uji Homogenitas .........................................................................59

Tabel 4. 10 Hasil Uji Independent Sampel T Test Postest ....................................60

Tabel 4. 11 Hasil Uji N-Gain Pretes-Posttest........................................................61

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir ..............................................................................37

Gambar 4. 1 Diagram Distribusi Frekuensi kelas Eksperimen .............................51

Gambar 4. 2 Diagram Distribusi Frekuensi ..........................................................52

Gambar 4. 3 Diagram Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen ............................55

Gambar 4. 4 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Posttest ...................................56

x
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat SK Pembimbing
2. Surat Izin Penelitian
3. Surat Keterangan Penelitian
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
7. Rubik Penilaian Evaluasi
8. Bahan Ajar
9. LKPD
10. Lembar validitas isi
11. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
12. Hasil Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol
13. Tabel Hasil Pretest dan Posttest
14. Dokumentasi
15. Lembar Bimbingan Skripsi
16. Daftar Riwayat Hidup

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Kemampuan menulis merupakan salah satu keterampilan fundamental
yang perlu dimiliki oleh setiap individu. Keterampilan menulis ini dapat
dibentuk dan ditingkatkan sejak usia dini, terutama melalui proses
pembelajaran di lingkungan sekolah. Pentingnya kemampuan menulis tidak
dapat dipandang remeh, karena menulis bukan hanya sekedar tindakan fisik
menghasilkan tulisan, melainkan sebuah keterampilan yang melibatkan
pemahaman tata bahasa, ekspresi ide secara jelas, dan kemampuan
menyusun informasi dengan baik. Pembelajaran di sekolah menjadi wahana
yang sangat efektif untuk membentuk dan mengasah kemampuan menulis
sejak dini. Keterampilan menulis memegang peranan penting dalam
perkembangan bahasa dan keberhasilan akademik siswa, terutama di tingkat
sekolah dasar (Lusiani, 2019).
Kemampuan menulis pada anak memegang peran yang sangat penting,
hal tersebut dikarenakan menulis merupakan salah satu alat untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Dalam konteks ini, sekolah memiliki
peran penting sebagai penyedia wadah untuk melatih siswa dalam berbagai
aspek menulis, termasuk penggunaan kosakata yang tepat, pemahaman
struktur kalimat, dan pengembangan gaya penulisan yang kreatif. Proses ini
memberikan dasar yang kuat bagi perkembangan kemampuan berbahasa
siswa, yang akan membawa manfaat jangka panjang dalam berbagai aspek
kehidupan, termasuk di dalamnya keberhasilan akademis dan karier di masa
depan ( Suwardi, 2021). Keterampilan menulis menjadi salah satu landasan
untuk siswa mampu mempelajari berbagai bidang ilmu yang lain (Putri et
al., 2019). Idealnya, siswa kelas I SD yang memiliki perkembangan motorik
halus yang baik akan mampu untuk menulis dengan rapi, lurus, dan dapat
memegang pensil dengan benar (Eliyanti, Lyesmaya, dan Uswatun 2023).

1
2

Pada tataran ideal, kemampuan membaca dan menulis permulaan harus


dikuasai siswa SD kelas reandah, kemampuan literasi membaca dan menulis
permulaan tidak boleh dikuasai secara lambat, sebab menghalangi siswa
untuk memperoleh tahap-tahap perkembangan selanjutnya. (Afifian et al,
2019). Hal ini berdampak pada kemampuan peserta didik dalam
menghubungkan materi yang mereka pelajari. Dampaknya adalah peserta
didik kesulitan dalam mengomunikasikan gagasan secara lisan maupun
tulisan dengan maksimal (Adiwijaya, 2023).
Konsep dari menulis merupakan sarana untuk mencapai penguasaan
bahasa dengan cara mengungkapkan suatu ide, gagasan dan perasaan secara
tertulis yang memuat kata-kata tertentu dan menjadi suatu kalimat yang
mudah dipahami. Dari tulisan tersebut maka dapat menghasilkan suatu
pesan, pesan di sini sebagai sarana penyampaian (berkomunikasi) dengan
lawan bicara secara tidak langsung. Oleh karena itu, peserta didik harus
menguasai keterampilan berbahasa dari menulis permulaan (Nursyamsiah
2022).
Adapun Indikator menulis permulaan menurut Depdiknas (2009, hlm.
122) siswa harus dapat menulis berdasarkan kesesuaian isi, ketepatan
penggunaan kata da kalimat, penulisan kata dan kalimat. Sehingga Indikator
menulis yang peneliti gunakan yaitu 1) kesesuaian isi dengan objek,2)
penggunaan huruf kapital,3) kelengkapan huruf, 4) menghubungkan huruf
5) kejelasan tulisan. Dalam rangka meningkatkan keterampilan Kenyataan
yang saat ini terjadi di lapangan nampaknya tidak seperti yang diharapkan,
masih kurangnya kemampuan menulis permulaan di sekolah.
Berdasarkan hasil tes, terdapat permasalahan pada siswa kelas I di SD
Negeri Cibunut, ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam
menulis permulaan. Diketahui terdapat 8 orang siswa dari 16 orang siswa
(50%) kesulitan dalam menghubungkan huruf, 6 orang siswa dari 16 orang
siswa (37,5%) kurang konsisten dalam menulis huruf besar dan kecil, 10
orang siswa 16 orang siswa (62,5%) kesulitan dalam menyesuaikan isi
dengan objek, 8 orang siswa dari 16 orang siswa (50%) kurang lengkap
3

dalam menulis huruf dan 12 orang siswa dari 16 orang siswa (75%) belum
jelas dalam menulis.
Masalah tersebut disebabkan karena dua faktor yakni faktor guru dan
faktor siswa. Dari faktor guru yaitu, kurang memahami adanya model-
model pembelajaran yang beragam sehingga pembelajaran kurang menarik.
Sedangkan dari faktor siswa yaitu ketertarikan siswa untuk menulis masih
kurang karena model pembelajaran yang membosankan. Solusi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut dapat dilakukan dengan
memilih model pembelajaran yang tepat, dengan memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan
menyesuaikan dengan keadaan siswa yang memiliki kemampuan yang
berbeda. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk
mengatasi masalah tersebut adalah model PjBL (Project Based Learning).
Menurut Ekawati, berbasis projek adalah model pembelajaran yang
menggunakan projek atau kegiatan sebagai media. Siswa melakukan
eksplorasi, penilaian, interprestasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasi belajar. Pembelajaran berbasis projek
dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan
siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya (Ekawati et al.,
2019). Penggunaan model pembelajaran tersebut dilakukan dengan
berbantuan media pembelajaran media kertas berwarna (Color Paper).
Media pembelajara kertas berwarna adalah cara atau teknik yang
digunakan untuk memberikan variasi dalam cara guru menyajikan pelajaran
dengan menggunakan kertas HVS berwarna warni. Di satu sisi lain media
tersebut memiliki salah satu keunggulan, yaitu untuk menumbuhkan
semangat belajar peserta didik sekolah dasar. Kegiatan tersebut membuat
anak lebih kreatif dalam mengeluarkan imajinasi sekaligus dapat
mengembangkan kreativitas anak melalui Color Paper.
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang penggunaan
model tersebut diantaranya dilakukan oleh (Dalimunthe 2022) yang
menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model project based
learning pada pokok bahasan menulis dapat meningkatkan hasil belajar
4

Bahasa Indonesia. Lebih lanjut penelitian yang telah dilakukan oleh Herlina,
bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kertas berwarna dan
metode suku kata terdapat peningkatan. Lebih lanjut penelitian yang telah
dilakukan Oleh (Ginting Susanti, 2020) bahwa keterampilan menulis cerita
fantasi siswa kelas VII A 1 di SMP Negeri 1 Singaraja meningkat dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan berbantuan
media gambar.
Hasil tinjauan pada berbagai hasil penelitian telah menunjukkan adanya
kebaruan dalam penelitian ini terkait dengan subjek dan metode penelitian
yang digunakan. Sebagai penelitian yang lebih spesifik, peneliti memilih
untuk menerapkan model project based learning pada kelas rendah atau
kelas I. Hal ini menjadi perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan
penelitian sebelumnya yang lebih sering mengaplikasikan model Project
Based Learning pada kelas tinggi. Maka dari itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul "Pengaruh Model Project Based
Learning Berbantuan Media Color Paper Terhadap Keterampilan Menulis
Permulaan siswa”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Siswa sering terbalik atau tertukar dalam menulis.
2. Siswa kurang konsisten dalam menulis huruf besar dan kecil.
3. Siswa kurang jelas dalam menulis
4. Guru kurang tepat dalam memilih model pembelajaran
5

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, identifikasi masalah yang sudah
dikemukakan oleh peneliti, maka peneliti menyusun pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh model Project Based Learning berbantuan media
Color Paper Terhadap keterampilan menulis Permulaan Kelas 1 SD
Negeri Cibunut Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka Tahun
Ajaran 2023/2024?
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menulis
permulaan antara kelas eksperimen yang menerapkan model Project
Based Learning berbantuan media Color Paper dan kelas kontrol yang
menerapkan metode ceramah?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam
penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh model Project Based Learning berbantuan
media Color Paper Terhadap keterampilan menulis Permulaan Kelas 1
SD Negeri Cibunut Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka
Tahun Ajaran 2023/2024?
2. Untuk Mengetahui perbedaan yang signifikan keterampilan menulis
permulaan antara kelas eksperimen yang menerapkan model Project
Based Learning berbantuan media Color Paper dan kelas kontrol yang
menerapkan metode ceramah?
6

E. Manfaat Penelitian
Manfaat peneliti ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat
tentang pengetahuan kemampuan menulis permulaan, adapun manfaatnya :
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dalam pembelajaran bahasa Indonesia khusunya keterampilan menulis
permulaan dengan menggunakan model pembelajaran Project based
learning berbantuan media color paper.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru : Dapat meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan
model Project Based Learning berbantuan Media Color Paper.
Dan dapat meningkatkan minat guru untuk menggunakan model
pembelajaran yang sesuai dengan materinya.
b. Bagi siswa : Hasil penelitian pembelajaran melalui implementasi
model pembelajaran Project Based Learning berbantuan media Color
Paper diharapkan dapat merangsang, memotivasi dan membantu
peserta didik dalam meningkatkan keterampilan menulis permulaan
siswa.
c. Bagi sekolah : Dapat memberikan gambaran bagi sekolah mengenai
hasil belajar siswanya untuk kemudian dibuat perbaikan dan langkah
peningkatan mutu kependidikan sekolah.
d. Bagi peneliti : penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan dan pengetahuan kepada peneliti tentang model Project
Based Learning Berbantuan media Color Paper dan memberikan
bekal bagi peneliti sebagai calon guru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
1. Keterampilan Menulis Permulaan
a. Pengertian Menulis Permulaan
Pembelajaran Bahasa Indonesia melibatkan keempat keterampilan
berbahasa, seperti mendengarkan, menyimak, membaca, dan menulis.
Keterampilan-keterampilan tersebut saling terkait dan membentuk satu
kesatuan integral dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia.
Signifikansi keterampilan berbahasa juga terlihat dalam aktivitas
komunikasi dan interaksi antar individu, mengingat sifat manusia
sebagai makhluk sosial. Dalam konteks interaksi, penggunaan bahasa
dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yakni secara lisan dan tertulis
(Pamungkas, 2020).
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara
tatap muka dengan orang lain. Kemampuan menulis ini memerlukan
berbagai unsur bahasa dalam penguasaannya agar menghasilkan suatu
tulisan yang benar dan padu terkecuali runtut (Ningsih dkk., 2020).
Menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga
pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan sejak
di sekolah dasar. Dalam hal ini, guru dituntut dapat membantu dalam
mengembangkan kemampuan menulis siswa (Rini, 2020).
Kemampuan menulis di sekolah dasar merupakan kemampuan yang
sangat penting dimiliki oleh setiap siswa karena keberhasilan siswa
dalam menguasai berbagai teknik menulis memiliki konstribusi yang
sangat besar terhadap perkembangan kemampuan yang lain. Menulis
adalah salah satu keterampilan berbahasa (Ramadhani, 2019). Menurut
definisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menulis
diartikan sebagai kegiatan melahirkan pikiran atau gagasan melalui
tulisan. Dengan demikian menulis merupakan suatu proses untuk
menyampaikan ide, pikiran, dan perasaan dalam bentuk tulisan.

7
8

Menulis adalah konsekuensi dari gabungan antara proses dan


produk. Proses menulis terjadi saat pengumpulan dan pengolahan ide
dan gagasan, yang pada akhirnya menghasilkan produk berupa tulisan
yang dapat dinikmati oleh pembaca. Proses pelaksanaan menulis ini
melibatkan serangkaian langkah untuk merumuskan dan mengubah ide
menjadi sebuah karya tulis yang menyeluruh. Menulis memiliki
berbagai peran dalam konteks yang berbeda, termasuk sebagai proses,
keterampilan, proses berfikir, kegiatan informasi, dan kegiatan
berkomunikasi (Pamungkas, 2020).
Agustinus Gereda mengatakan bahwa keterampilan menulis
termasuk dalam keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, yang
berarti kemampuan ini melibatkan proses menghasilkan tulisan
(Gereda, 2020). Keterampilan menulis sebagai kemampuan untuk
menyampaikan ide dan pendapat secara tertulis kepada orang lain.
Berbeda dengan pendapat Solehan yang mempertegas perbedaan
pandangan dengan menyatakan bahwa keterampilan menulis tidak
dapat diperoleh secara otomatis. Baginya, kemampuan ini bukanlah
sesuatu yang dimiliki sejak lahir, tetapi harus diperoleh melalui proses
pembelajaran (Pertiwi, 2018).
Keterampilan menulis permulaan merupakan kemampuan awal
dalam keterampilan menulis yang meliputi cara memegang pensil,
menuliskan bentuk huruf dengan benar, menulis rapi, menuliskan
kalimat sederhana dan menulis tegak bersambung (Astuti dan Istiarini,
2020). Keterampilan menulis dapat dibedakan menjadi dua yakni
menulis permulaan dan menulis lanjut (Azis, 2019). Menulis permulaan
menjadi fase yang sangat penting bagi siswa karena menulis permulaan
adalah fase siswa untuk merubah bunyi-bunyian atau lisan yang mereka
dengar ke dalam lambang-lambang bunyi seperi huruf dan (Putri dkk.,
2019).
Keterampilan menulis merupakan sesuatu yang sangat penting bagi
siswa, khususnya siswa sekolah dasar. Keterampilan menulis mampu
melatih siswa untuk merangsang kembali pengetahuan dan pengalaman
9

yang tersimpan, menghasilkan ide-ide baru dan menghubungkan topik-


topik tertentu, membantu siswa untuk mengorganisasikan pikiran
terhadap konsep-konsep yang kurang jelas, dan membantu siswa untuk
menyerap informasi-informasi baru (Naitili dkk., 2019).
Keterampilan menulis menjadi salah satu landasan untuk siswa
mampu mempelajari berbagai bidang ilmu yang lain, Menulis
permulaan sabagai sebuah keterampilan memerlukan waktu untuk
dapat dikuasi dengan baik. Oleh sebab itu, siswa perlu mendapatkan
bimbingan yang rutin dan berkelanjutan. Kenyataan di lapangan
menunjukkan bahwa menulis masih sering kali dianggap sebagai
kegiatan yang melelahkan (Putri dkk., 2019).
Menulis permulaan merupakan kemampuan yang diajarkan
terutama pada kelas I dan II di tingkat dasar. Peningkatan pengetahuan
dan keterampilan peserta didik dalam menulis permulaan diharapkan
dapat berkontribusi pada pengembangan keterampilan menulis mereka
ke tingkat yang lebih tinggi (Nursyamsiah, 2021).Menulis permulaan
merupakan sebuah metode, yakni yang merujuk pada metode untuk
menggambarkan simbol fonetik dalam bentuk tulisan. Tahap menulis
ini terkait dengan keterampilan mengenali gambar dan suara,
mentransformasikannya ke dalam bahasa tertulis dalam bentuk huruf
yang konkret dan mudah dimengerti. (Ramadhani, 2019).
Menulis permulaan merupakan suatu fondasi bagi kemampuan
menulis yang lebih lanjut. Tujuan dari menulis permulaan adalah untuk
memungkinkan siswa dapat mengekspresikan pikiran mereka secara
terang, jelas, dan mudah dimengerti dalam bentuk tulisan. Proses
menulis sendiri adalah aktifitas di mana gagasan-gagasan dipindahkan
ke dalam bentuk tulisan. Menulis bukan hanya sekadar menyalin
informasi, melainkan juga merupakan cara untuk menyampaikan dan
mengekspresikan pemikiran serta perasaan melalui lambang-lambang
tulisan. (Rohana, 2021).
Kesulitan yang kerap muncul berkenaan keterampilan menulis
permulaan adalah siswa belum bisa menulis huruf, kata dan kalimat
10

dengan benar, jelas, dan rapi (Khoridah dkk., 2019). Permasalahan


keterampilan menulis permulaan yang dialami oleh siswa diberbagai
daerah menggambarkan perlunya perbaikan terhadap keterampilan
menulis. Peningkatan keterampilan menulis permulaan siswa
merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Keterampilan menulis
permulaan merupakan dasar bagi siswa untuk menguasai mata
pelajaran atau kemampuan lainnya (Sutrisno dan Puspitasari, 2021).
Menulis adalah keterampilan yang sangat kompleks, karena
keterampilan menulis melibatkan keterampilan kebahasaan lainnya
(Utami dkk., 2020). Keterampilan menulis permulaan merupakan salah
satu faktor penting dalam perkembangan siswa, sehingga meningkatkan
keterampilan menulis permulaan menjadi tujuan penelitian ini. Ruang
lingkup menulis permulaan di sekolah dasar mencakup beberapa aspek,
sebagaimana dijelaskan di bawah ini (Pamungkas, 2020):
1) Kelas 1: Pada kelas satu, menulis permulaan dapat diajarkan dengan
menggunakan huruf-huruf kecil. Tujuannya adalah agar siswa dapat
memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan
dapat mengkomunikasikan ide atau pesan secara tertulis.
Pembelajaran permulaan di kelas satu dapat memanfaatkan
pendekatan huruf, suku kata, kata, atau kalimat.
2) Kelas 2: Menulis permulaan di kelas dua tetap fokus pada
pengenalan huruf, namun dengan penambahan elemen seperti
penggunaan huruf besar di awal kalimat dan penerapan tanda baca.
Hal ini dilakukan agar siswa memahami cara menulis permulaan
dengan ejaan yang benar, serta mampu mengkomunikasikan ide
atau pesan secara tertulis. Untuk memperkenalkan penulisan huruf
besar, dapat diterapkan pendekatan spiral, di mana huruf
diperkenalkan secara berangsur-angsur hingga siswa mengenal
semua huruf abjad dengan baik.
Kemampuan menulis dapat ditingkatkan dengan mengadopsi dua
pendekatan utama, yaitu pendekatan proses menulis dan pendekatan
produk tulisan. Menurut Tomkins, fokus orientasi pembelajaran
11

menulis terletak pada dua aspek, yakni bagaimana siswa memahami


cara menulis (learning about written language) dan bagaimana mereka
belajar melalui kegiatan menulis (learning through writing). Dalam
kerangka ini, guru bertugas mengarahkan siswa agar dapat belajar
menulis, memahami bahasa tulis, dan meraih pemahaman melalui
proses menulis (Resmini, 2009).
Dari pernyataan tersebut, disampaikan bahwa kemampuan menulis
adalah hasil dari suatu proses yang memakan waktu. Sebelum mencapai
tingkat kemampuan menulis yang handal, siswa harus memulai dari
tingkat awal, yaitu tingkat permulaan, dengan memahami lambang-
lambang bunyi. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pada
tingkat permulaan dalam pembelajaran menulis membentuk dasar
untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan siswa secara
keseluruhan.
b. Tujuan Menulis Permulaan
Tujuan keterampilan menulis meliputi beberapa aspek yang penting
dalam pengembangan kemampuan menulis seseorang. Berdasarkan
beberapa sumber yang ditemukan, tujuan keterampilan menulis dapat
dijelaskan sebagai berikut: (Lazulfa, 2019)
1) Mengungkapkan Gagasan dan Pendapat: Salah satu tujuan
keterampilan menulis adalah untuk dapat mengungkapkan gagasan
dan pendapat kepada orang lain melalui bahasa tulis.
2) Keterampilan Berbahasa: Menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
3) Produktif dan Ekspresif: Keterampilan menulis dipandang sebagai
kegiatan komunikasi tertulis yang produktif dan ekspresif, di mana
penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa,
dan kosa kata.
4) Penguasaan Keterampilan Bahasa: Kemampuan menulis
menghendaki penguasaan keterampilan bahasa lainnya di luar
keterampilan menulis.
12

5) Meningkatkan Kreativitas: Menulis juga memiliki manfaat dalam


meningkatkan kreativitas, karena saat proses menulis, otak mencari
ide-ide baru yang akan dituangkan dalam tulisan, sehingga melatih
otak kiri dan kanan.
6) Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi: Keterampilan menulis
juga membantu dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi
secara tidak langsung, dan mengekspresikan ide dan gagasan.
(Prasetyo, 2022)
Dengan demikian, tujuan keterampilan menulis meliputi aspek
produktif, ekspresif, komunikatif, dan kreatif, serta berkontribusi pada
pengembangan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi seseorang.
Menulis permulaan memiliki tujuan tertentu, terutama di kelas 1
sekolah dasar, yang antara lain: menyatakan bahwa tujuan menulis
permulaan di kelas 1 sekolah dasar melibatkan beberapa aspek, antara
lain: (Pertiwi, 2018)
1) Mengajarkan siswa untuk menuliskan kata-kata dan kalimat
sederhana. Ini bermakna bahwa dengan memulai menulis, siswa
yang awalnya hanya mengenal huruf dapat mengekspresikan diri
melalui kata dan kalimat sederhana.
2) Membekali siswa dengan kemampuan menuliskan kegiatan sehari-
hari menggunakan kalimat sederhana. Setelah siswa mampu
menulis kata dan kalimat sederhana, mereka diarahkan untuk
menuliskan kegiatan sehari-hari dalam bentuk tulisan yang simpel.
3) Mengajarkan siswa untuk menceritakan dan menulis tentang benda-
benda yang dikenal di sekitarnya dengan kalimat sederhana. Hal ini
menandakan bahwa siswa sudah dapat mengungkapkan perasaan
mereka melalui tulisan.
Tujuan khusus dalam pembelajaran keterampilan menulis
permulaan menurut Remi dapat dirinci sebagai berikut (Remi, 2015):
1) Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan anak dalam
memahami serta menerapkan metode menulis yang efektif dan
terarah.
13

2) Mempersiapkan dan mengembangkan kemampuan anak untuk


memahami serta mengenal huruf.
3) Melatih dan mengembangkan kemampuan anak-anak untuk
merekam informasi dari apa yang mereka dengar.
4) Melatih kemampuan anak dalam menentukan makna dalam suatu
konteks.
Tujuan awal dari keterampilan menulis permulaan menurut
Iskandarwassid dan Sunendar terdiri dari tiga aspek, yaitu (Yulin,
2018):
1) Mengembangkan dan menumbuhkan kemampuan peserta didik
untuk memahami serta menerapkan metode atau cara menulis yang
benar dan baik.
2) Melatih dan memupuk keterampilan peserta didik dalam mengenal
dan menulis huruf sebagai lambang bunyi.
3) Mempersiapkan dan mengembangkan keterampilan peserta didik
agar dapat mengubah suatu tulisan menjadi sebuah bunyi atau suara,
dan berlatih menulis bunyi atau suara yang didengar.
Tujuan keterampilan menulis permulaan sangat terkait dengan
motivasi di dalam proses pengajaran bahasa Indonesia. Keterampilan
menulis permulaan bertujuan secara singkat untuk memberdayakan
peserta didik, memungkinkan mereka menggunakan keterampilan
menulis untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan
kepribadian. Mustikowati mengemukakan tujuan keterampilan
menulis, yaitu agar peserta didik mampu mengeja dengan efektif dan
menyampaikan gagasan atau pesan secara tertulis (Mustikowati,
2016).Terdapat dua tujuan keterampilan menulis berdasarkan tingkatan
atau level, khususnya (Rahmadani, 2019):
1) Pada tingkat pemula atau awal, seperti mereplikasi dan merakit unit
dasar bahasa, menulis pernyataan dan pertanyaan sederhana, serta
menulis paragraf pendek; dan
2) Pada tingkat lanjutan, termasuk menulis paragraf, surat, berbagai
jenis tulisan, dan esai. Oleh karena itu, guru memberikan tugas
14

rumah kepada peserta didik untuk memahami dasar-dasar


keterampilan menulis permulaan yang berkaitan dengan mereka
Faktor Pengaruh Menulis Permulaan
Menurut Slameto terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan menulis, yang dapat dibagi menjadi faktor intern (yang
berasal dari dalam diri) dan faktor ekstern (yang berasal dari
lingkungan). Berikut adalah penjelasan lebih rinci (Muh. Hardi, 2020):
1) Faktor Internal :
a) Faktor Jasmani:
Faktor kesehatan dan cacat tubuh dapat mempengaruhi
kemampuan menulis. Anak yang mengalami hambatan dalam
motoriknya mungkin akan kesulitan dalam menggerakkan
tangan saat menulis.
b) Faktor Psikologis:
Melibatkan aspek-aspek seperti intelegensi, perhatian,
minat, bakat, motif, kematangan, dan kesepian. Faktor-faktor
ini dapat memengaruhi motivasi dan kesiapan mental anak
dalam belajar menulis.
2) Faktor Ekstern:
a) Faktor Keluarga:
Cara orang tua membimbing anak dan memberikan
dukungan serta perhatian terhadap kesulitan yang dialami oleh
anak dapat memengaruhi kemampuan menulis. Lingkungan
keluarga yang mendukung dapat menciptakan kondisi yang
baik untuk pembelajaran menulis.
b) Faktor Sekolah:
Metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah, kurikulum
yang digunakan, dan alat yang mendukung dalam proses
pelaksanaan pembelajaran menulis juga memiliki dampak.
Kualitas pembelajaran menulis di sekolah dapat mempengaruhi
kemajuan anak dalam keterampilan menulisnya.
15

Menurut penjelasan dari Mulyono Abdurrahman terdapat beberapa


faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menulis
permulaan. Faktor-faktor tersebut mencakup faktor Motorik, faktor
Prilaku,faktorpersepsi,faktormemori,FaktorKemampuanMelaksanakan
Cross Modal, faktor penggunaan tangan dominan, faktor kemampuan
memehami intruksi. (Wati, 2017):
Faktor motorik yaitu, Kesulitan siswa dalam menulis, seperti tulisan
tidak jelas, terputus-putus, dan tidak mengikuti garis, mungkin
disebabkan oleh keterlambatan perkembangan motorik. Faktor prilaku
Siswa yang memiliki perilaku hiperaktif atau mudah teralihkan
perhatiannya dapat menghambat kemajuan menulis mereka, karena
fokus mereka sering beralih pada hal yang dianggap lebih menarik.
Kesulitan dalam persepsi dapat menyebabkan siswa kesulitan
membedakan bentuk huruf yang mirip, seperti b dan d, p dan q, n dan
m, g dan angka 9, atau u dan v. Faktor persepsi yaitu kesulitan dalam
persepsi auditorinya juga dapat berdampak pada kemampuan siswa
menulis kata-kata yang diucapkan oleh guru.
Faktor Memori yatu,Gangguan pada memori dapat menyebabkan
siswa lupa dengan apa yang baru saja dipikirkan atau kata/kalimat yang
baru saja diucapkan oleh guru, mempengaruhi kemampuan menulis
mereka.Faktor Kemampuan Melaksanakan Cross Modal, Kesulitan
dalam koordinasi mata-tangan dapat mengakibatkan tulisan siswa
menjadi tidak jelas.Faktor Penggunaan Tangan Dominan, Siswa yang
menggunakan tangan kiri sebagai tangan dominan mungkin sering
membuat tulisan terbalik-balik dan kotor.Faktor Kemampuan
Memahami Instruksi,Kesulitan dalam memahami instruksi dapat
mengakibatkan siswa membuat kesalahan dalam menuliskan kata-kata
sesuai dengan petunjuk guru.
Berdasarkan pemaparan tersebut, terdapat tujuh faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan siswa dalam menulis permulaan, dan
dampak dari setiap faktor dapat bervariasi pada kemampuan menulis
siswa. Berdasarkan penelitian Putri teridentifikasi beberapa faktor yang
16

menyebabkan peserta didik mengalami masalah dalam menulis, antara


lain (Putri, 2018):
1) Kurangnya atau jarangnya penggunaan frekuensi pengulangan
tulisan atau huruf grafemis, seperti V, v, Q, q, X, x, Z, z. Hal ini
mengakibatkan ketidakmampuan peserta didik dalam
mengkomposisikan huruf-huruf tersebut, bahkan ada yang
cenderung tertukar dengan tulisan grafemis lain, seperti V dengan
P, Q dengan K, Z dengan J dan S, serta X dengan S.
2) Kondisi-kondisi yang teramati dalam penyusunan grafemis, seperti
transformasi huruf d menjadi b atau sebaliknya, serta m menjadi n
atau sebaliknya. Fenomena ini dapat menciptakan kesulitan dalam
menulis.
3) Kurangnya fokus saat mendengarkan juga menjadi faktor yang
berkontribusi terhadap masalah menulis peserta didik.
Ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian dapat menghambat
proses pembelajaran menulis.
4) Ketidakhadiran inspirasi dari orang tua merupakan faktor penting
lainnya yang dapat memengaruhi keterampilan menulis peserta
didik. Kurangnya dukungan dan inspirasi dapat berdampak pada
kurangnya motivasi belajar.
Dari beberapa teori di atas dapat dikatakan bahwa terdapat faktor-
faktor yang memengaruhi keterampilan menulis pada tahap awal,
termasuk faktor motorik, perilaku, persepsi, dan memori. Dalam
konteks motorik, perkembangan motorik yang kurang baik pada peserta
didik dapat berdampak negatif pada kemampuan menulis
permulaannya, sehingga tulisannya sulit terbaca. Faktor perilaku juga
memiliki peran, di mana kehyperaktifan peserta didik dapat
menghambat proses pembelajaran menulis, karena kesulitan dalam
mempertahankan fokus. Faktor persepsi juga menjadi pertimbangan,
karena gangguan dalam persepsi dapat menyulitkan peserta didik dalam
membedakan bentuk huruf yang mirip. Faktor memori juga memegang
peranan penting; gangguan dalam fungsi memorinya dapat
17

menyebabkan peserta didik kesulitan mengingat huruf-huruf yang harus


ditulis.
Terdapat faktor lain yang dapat menghambat kemampuan menulis
permulaan, seperti jarangnya penggunaan tulisan grafemis yang
spesifik dan kurangnya kemunculan tulisan tersebut, sehingga peserta
didik dapat mengalami kebingungan, contohnya seperti tertukarnya
huruf V dengan P. Faktor lainnya melibatkan kemiripan antara bentuk
tulisan grafemis, seperti kesamaan antara huruf 'd' dan 'b'. Terakhir,
kurangnya perhatian orang tua dalam memberikan motivasi belajar juga
dapat menjadi hambatan bagi peserta didik dalam mengembangkan
keterampilan menulisnya.
c. Manfaat Menulis
Menulis memiliki peran penting dalam mengorganisir pikiran dan
menyusunnya dalam bentuk yang dapat berdiri sendiri. Terkadang,
menulis memungkinkan kita untuk mengklarifikasi konsep yang
mungkin kabur atau kurang jelas bagi diri sendiri. Aktivitas menulis
membantu kita menyerap dan menguasai informasi baru, sehingga
pemahaman terhadap materi menjadi lebih baik dan informasi dapat
disimpan lebih lama saat kita menulis tentangnya. Bernard Percy,
menyampaikan beberapa manfaat menulis, antara lain (Hardi, 2020):
1) Sarana untuk Mengungkapkan Diri:
Menulis dapat dianggap sebagai alat untuk mengekspresikan diri.
Ini memberikan ruang bagi seseorang untuk menyampaikan
pemikiran dan perasaannya dengan lebih jelas.
2) Sarana untuk Pemahaman, Pengembangan Kepuasan Pribadi,
Kebanggaan, dan Harga Diri:
Menulis tidak hanya membantu pemahaman, tetapi juga berperan
dalam pengembangan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan perasaan
harga diri.
3) Meningkatkan Kesadaran dan Penyerapan terhadap Lingkungan:
18

Aktivitas menulis dapat meningkatkan kesadaran dan


pemahaman terhadap lingkungan sekitar, memungkinkan seseorang
untuk lebih peka terhadap hal-hal di sekitarnya.
4) Keterlibatan Secara Bersemangat dan Bukan Penerimaan yang
Pasrah:
Menulis menjadi sarana untuk terlibat secara aktif, bukan hanya
menerima informasi secara pasif. Ini mendorong keterlibatan yang
bersemangat dalam proses berpikir.
5) Mengembangkan Pemahaman dan Kemampuan Menggunakan
Bahasa:
Menulis juga berfungsi sebagai alat untuk mengembangkan
pemahaman tentang bahasa dan kemampuan untuk
menggunakannya dengan baik.
d. Pembelajaran menulis di SD
Seperti halnya keterampilan berbahasa yang lain, keterampilan
menulis juga harus dimiliki oleh siswa. Keterampilan ini sudah
dilatihkan di tingkat SD/MI. Pada kelas rendah biasanya ditanamkan
dasar-dasar menulis. Jika dasar-dasar menulis yang dimiliki siswa sudah
kuat maka siswa akan mampu menulis denga baik dan benar. Dalam
mengajarkan keterampilan menulis di SD/MI, perkembangan menulis
anak juga harus diperhatikan. Perkembangan anak dalam menulis terjadi
secara perlahan.
Perkembangan tulisan anak meliputi 4 tahap (a) Tahap prafonemik
Pada tahap ini anak sudah mengenal bentuk dan ukuran huruf tetapi
belum bisa menyusunnya untuk menulis. Anak belum mengetahui
prinsip fonetik, yakni huruf mewakili bunyi-bunyi yang membentuk
kata. (b) Tahap fonemik awal Pada tahap ini anak sudah mengenali
prinsip fonetik, tahu cara kerja tulisan tapi belum bisa mengoperasikan
prinsip tersebut. (c) Tahap nama huruf Pada tahap ini, anak sudah bisa
menggunakan prinsip fonetik, siswa dapat menggunakan huruf-huruf
yang mewakili bunyi-bunyi yang membentuk suatu kata. (d) Tahap
transisi Tahap ini ditandai dengan penguasaan anak terhadap tata tulis
19

yang semakin lengkap, siswa juga sudah bisa menggunakan ejaan dan
tanda baca dalam tulisan (Yudianingsih, 2019).
2. Model Pembelajaran
a. Project Based Learning
Proses pembelajaran merupakan aspek paling krusial dalam konteks
pendidikan. Seorang pendidik perlu memiliki kemampuan untuk
mengelola suasana di kelas dan menciptakan pengalaman belajar yang
efektif dan memotivasi. Dalam ranah ilmu pedagogi, terdapat berbagai
strategi yang dapat diterapkan dalam pengelolaan kelas, dan salah
satunya adalah melalui penerapan model pembelajaran. Zaenal dan
Murtadlo mendefinisikan model pembelajaran sebagai suatu kerangka
konseptual yang merinci prosedur sistematis dalam mengatur
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pernyataan
ini menggambarkan bahwa konsep di dalam model pembelajaran
membawa suatu sistem dan pengalaman belajar guna mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Ginting, 2019).
Istilah "model pembelajaran" sering kali disamakan dengan
"pendekatan pembelajaran," meskipun sebenarnya model pembelajaran
memiliki makna yang lebih komprehensif daripada pendekatan,
strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Menurut Ngalimun, model
pembelajaran merujuk pada suatu perencanaan pembelajaran di dalam
kelas, di mana pola pembelajaran mencakup perencanaan sebelum
dimulainya kegiatan belajar. Dengan kata lain, model pembelajaran
membentuk suatu kerangka perencanaan yang mendahului pelaksanaan
kegiatan pembelajaran (Hidayat, 2021).
Model Pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar
yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan seseudah pembelajaran
yang dilakukan guru serta sega fasilitas yang terkait yang digunakan
secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar”
(Hanti, 2022). Pembelajaran yang mengadopsi model umumnya
mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi, namun pemilihan model
tersebut tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Sebaliknya,
20

pemilihan model harus disesuaikan dengan karakteristik siswa, materi


pembelajaran, media, dan faktor-faktor lainnya. Model pembelajaran
merupakan salah satu cara untuk mengimplementasikan suatu strategi
pembelajaran (Lestari, 2022).
Project based learning adalah model pembelajaran yang menjadikan
peserta didik sebagai subjek atau pusat pembelajaran, menitikberatkan
proses belajar yang memiliki hasil akhir berupa produk. Artinya,
peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan aktivitas belajarnya
sendiri, mengerjakan proyek pembelajaran secara kolaboratif sampai
diperoleh hasil berupa suatu produk (Juniardi, 2023). Model
pembelajaran Project-Based Learning merupakan suatu pembelajaran
yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media utama
pembelajaran. Dalam model ini, guru memberikan tugas kepada siswa
untuk mengeksplorasi, menilai, menginterpretasi, mensintesis, dan
menyusun informasi guna menghasilkan berbagai bentuk hasil
pembelajaran (Murfiah, 2017).
Model pembelajaran Project-Based Learning memiliki perbedaan
dengan model pembelajaran lainnya. Model ini menekankan kegiatan
pembelajaran yang relatif berdurasi panjang, bersifat holistik-
interdisipliner, berpusat pada siswa, dan terintegrasi dengan praktik dan
isu-isu dunia nyata. PjBL tidak hanya mencakup aspek pengetahuan,
tetapi juga mendorong pengembangan keterampilan siswa melalui
keterlibatan mereka dalam proyek-proyek yang mencerminkan situasi
dunia nyata (Ngalimun, 2016).
Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengelola proses
pembelajaran di kelas dengan melibatkan pengerjaan proyek. Proyek
tersebut mengandung tugas-tugas yang kompleks yang berakar dari
permasalahan sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman nyata.
Model ini mendorong peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan
merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan
21

investigasi, dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja


secara mandiri atau berkolaborasi dalam kelompok. Hasil akhir dari
proyek tersebut biasanya berupa produk seperti laporan tertulis atau
lisan, presentasi, atau rekomendasi. (Wahyuni, 2019)
Thomas Markham mengemukakan bahwa model project-based
learning adalah metode pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk
mendalami pengetahuan dan keterampilan melalui penyelidikan
mendalam terhadap suatu topik atau masalah dunia nyata. Proyek
tersebut mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian (Markham,
2023). NYC Departement of Education mengemukakan, project based
learning merupakan strategi pengajaran di mana siswa diminta untuk
mengembangkan pemahaman mereka sendiri tentang materi pelajaran
dan mendemonstrasikan pemahaman baru mereka melalui berbagai
bentuk representasi. Sedangkan, George Lucas Educational
Foundation mendefinisikan lingkungan belajar yang dinamis di mana
siswa secara aktif menyelidiki isu-isu dunia nyata, memberikan
bimbingan, dan memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
(Blasio, 2017).
Dalam pembelajaran dengan menggunakan model Project-Based
Learning, aktivitas yang dilakukan oleh siswa cenderung berfokus pada
pengumpulan informasi dan pemanfaatannya untuk menciptakan suatu
proyek. Pandangan ini sejalan dengan pendapat Kosasih, yang
menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek menekankan pada
aktivitas siswa yang melibatkan pengumpulan informasi dan
pemanfaatannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, baik
bagi kehidupan siswa sendiri maupun orang lain. (Nurachmana, 2021)
Project-Based Learning juga dapat diartikan sebagai sarana bagi
peserta didik untuk memilih, merancang, dan memimpin pemikiran
serta pekerjaannya. Lebih dari itu, pendekatan pembelajaran ini
menitikberatkan pada keterlibatan aktif peserta didik dalam
pemahaman konsep melalui penyelidikan mendalam terhadap suatu
masalah dan penemuan solusi melalui pembuatan proyek. Tujuannya
22

adalah melatih peserta didik agar mampu berpikir secara ilmiah, logis,
dan sistematis. Dengan demikian, Project-Based Learning tidak hanya
memberikan pengalaman praktis, tetapi juga mendorong
pengembangan keterampilan berpikir kritis dan analitis pada peserta
didik (Yulianti , 2023).
Pembelajaran berbasis proyek merupakan metode pembelajaran yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman siswa
dalam beraktivitas secara nyata. Dalam hal ini, siswa tidak hanya
belajar dari buku atau penjelasan guru, tetapi juga melibatkan diri dalam
pemecahan masalah yang nyata dan relevan. Melalui kegiatan proyek,
siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
mereka pelajari dalam konteks kehidupan sehari-hari atau situasi dunia
nyata, memperdalam pemahaman mereka, dan mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Dalam pembelajaran proyek,
siswa dihadapkan pada permasalahan konkret yang memerlukan
analisis mendalam dan pemecahan masalah. Proses ini mendorong
mereka untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam merumuskan
solusi yang dapat diterapkan dalam situasi nyata. Dengan demikian,
pembelajaran berbasis proyek tidak hanya menyediakan informasi,
tetapi juga mengajak siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan
mereka untuk menyelesaikan masalah, mempromosikan pemikiran
analitis, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis (Murfiah,
2017).
Model pembelajaran PjBL memiliki makna lain, yaitu metode
pembelajaran yang menggunakan permasalahan sebagai landasan,
dimana sistemnya dirancang untuk memfasilitasi peserta didik dalam
proses penyampaian materi dengan pendekatan kontekstual. Model
pembelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan
berpikir kritis pada peserta didik. Dalam uraian tersebut model
pembelajaran PjBL dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran
yang melibatkan peserta didik dalam menyelesaikan proyek
23

kontekstual. Model ini juga memberikan keleluasaan kepada peserta


didik untuk berpikir secara kritis dan imajinatif, serta mendorong kerja
sama yang baik antar anggota kelompok dalam menanggulangi proyek
tersebut (Anggraini, 2020).
Pendekatan pedagogi pembelajaran berbasis proyek digunakan untuk
mendidik peserta didik dalam memahami konsep yang baru. Ini
merupakan suatu teknik instruksional yang mengubah paradigma
pembelajaran dari model 'mengajar guru' menjadi 'siswa melakukan'.
Dalam pendekatan ini, siswa diberikan tugas berdasarkan pernyataan
yang menantang atau masalah yang mendorong mereka terlibat dalam
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, pembuatan makna,
keterampilan investigasi, dan refleksi. Fasilitasi guru tetap ada, namun
bukan dalam bentuk arahan yang kaku; sebaliknya, guru berperan
sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam menjalankan proyek
dan mengeksplorasi konsep pembelajaran secara mandiri. Pendekatan
ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga mengembangkan
keterampilan berpikir kritis dan kemampuan mandiri siswa dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. (Sari, 2022)
Berdasarkan pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran project based learning adalah suatu pendekatan
yang menggunakan masalah sebagai langkah awal pembelajaran dan
menciptakan proyek sebagai langkah akhir. Tujuannya adalah
memberikan pemahaman yang lebih mendalam, mendorong berpikir
kritis, kreatif, inovatif, dan melibatkan siswa dalam aktivitas positif
lainnya. Dengan fokus pada investigasi mendalam dan solusi proyek,
model ini tidak hanya memperkuat pengetahuan siswa tetapi juga
mengembangkan keterampilan serta sikap yang bermanfaat dalam
konteks kehidupan nyata.
b. Karakteristik Model Pembelajaran Project based learning
Pembelajaran berbasis proyek merupakan pendekatan inovatif yang
lebih menekankan pada pembelajaran kontekstual melalui kegiatan-
kegiatan yang kompleks. Penerapan pembelajaran berbasis proyek tidak
24

hanya menekankan pemahaman siswa terhadap materi ajar, melainkan


juga melibatkan kemampuan siswa dalam perencanaan, perancangan,
pemecahan masalah, dan penyampaian informasi. Karakteristik dari
pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) adalah
menciptakan pengembangan kemampuan berpikir siswa sehingga
mereka dapat menggali kreativitas, mengasah keahlian, dan merangsang
kolaborasi di antara mereka (Indriyan dan Wrahatno, 2019).
Berikut adalah beberapa karakteristik dari model pembelajaran
berbasis proyek menurut (Hosnan, 2016):
1) Keputusan siswa: siswa memiliki kewenangan untuk mengambil
keputusan sendiri dalam kerangka kerja yang telah ditetapkan
sebelumnya.
2) Pemecahan masalah kompleks: siswa berusaha memecahkan
masalah atau tantangan yang tidak memiliki satu jawaban pasti.
3) Partisipasi dalam perancangan proses: siswa ikut merancang proses
yang akan ditempuh dalam mencari solusi.
4) Pengembangan keterampilan berpikir kritis: siswa didorong untuk
berpikir kritis, memecahkan masalah, berkolaborasi, serta mencoba
berbagai macam bentuk komunikasi.
5) Tanggung jawab siswa atas informasi: siswa bertanggung jawab
mencari dan mengelola sendiri informasi yang mereka kumpulkan.
6) Partisipasi pakar tamu: pakar-pakar dalam bidang yang berkaitan
dengan proyek diundang sebagai guru tamu untuk memberi
pencerahan kepada siswa.
7) Evaluasi berkelanjutan: evaluasi dilakukan secara terus-menerus
selama proyek berlangsung.
8) Refleksi siswa: siswa secara reguler merefleksikan dan merenungi
apa yang telah mereka lakukan baik dari segi proses maupun
hasilnya.
9) Presentasi dan evaluasi publik: produk akhir dari proyek
dipresentasikan di depan umum (bukan hanya pada guru, tetapi juga
25

pada dewan guru, orang tua, dan lainnya) dan dievaluasi


kualitasnya.
10) Toleransi dan umpan balik: dalam kelas, dikembangkan suasana
penuh toleransi terhadap kesalahan dan perubahan, serta
mendorong munculnya umpan balik dan revisi.
Sedangkan menurut Daryanto, karakteristik pembelajaran project
based learning (Pjbl) adalah sebagai berikut: (Jumakir, 2022)
1) Siswa membuat keputusan terkait suatu kerangka kerja.
2) Munculnya permasalahan atau tantangan yang diberikan kepada
siswa.
3) Siswa merancang proses untuk menemukan solusi terhadap
permasalahan atau tantangan yang diberikan.
4) Siswa secara kolaboratif bertanggung jawab dalam mengakses dan
mengelola informasi untuk menyelesaikan permasalahan.
5) Evaluasi berlangsung secara berkelanjutan.
6) Siswa secara berkala merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan.
7) Hasil akhir kegiatan pembelajaran dievaluasi secara kualitatif.
8) Situasi pembelajaran bersifat sangat toleran terhadap kesalahan dan
perubahan.
c. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Project based learning
Kesuksesan dalam penerapan pembelajaran berbasis proyek tidak
terlepas dari perencanaan yang teliti. Selain itu, keberhasilan juga
bergantung pada individu yang terlibat, yang harus memiliki
keterampilan dan keahlian untuk dapat memberikan jawaban dan
pendampingan sepanjang proses pembelajaran. Berikut beberapa
Langkah model pembelajaran project based learning: (Devi, 2019)
1) Pertanyaan Mendasar: Pemberian rangsangan pembelajaran berupa
pertanyaan kepada siswa, bertujuan untuk membangkitkan rasa
ingin tahu sehingga siswa termotivasi untuk melakukan
penyelidikan.
26

2) Mendesain Perencanaan Proyek: Memberikan kesempatan kepada


siswa untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, dan
merencanakan kerja proyek.
3) Menyusun Jadwal: Menentukan jadwal waktu kerja proyek agar
siswa memiliki kerangka waktu yang terstruktur untuk
melaksanakan proyek.
4) Memantau Siswa: Melakukan tindakan pemantauan untuk
mengurangi risiko kesalahan dalam pelaksanaan proyek.
5) Menguji Hasil: Melakukan pengujian untuk membuktikan
kebenaran atau ketidak benaran hipotesis yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Sedangkan menurut Banawi tahapan PjBL terdapat lima point sebagai
berikut:
Tabel 2. 1
Sintaks PjBL (Banawi, 2019)
Tahapan Guru Peserta Didik
Guru bersama dengan Peserta didik berdiskusi
Penentuan proyek peserta didik menentukan bersama guru untuk
proyek menentukan tema proyek
Menyusun
Guru memfasilitasi peserta
perencanaan dan Peserta didik merancang
didik merancang langkah –
langkah – langkah langkah – langkah untuk
langkah kegiatan
penyelesaian penyelesaian proyek
penyelesaian proyek
proyek
Guru melakukan
Penyusunan jadwal Peserta didik membuat
pendampingan penjadwalan
pelaksanaan proyek jadwal penyelesaian proyek
untuk proyek peserta didik
Guru melakukan monitoring
Penyelesaian
terhadap peserta didik Peserta didik meyelesaikan
laporan proyek dan
dalam menyelesaikan proyek tersebut
monitoring guru
proyek
Guru memfasilitasi peserta Peserta didik
didik untuk mepresentasikan memprentasikan hasil
Presentasi dan
hasil karya dan melakukan proyek dan mencatat saran
evaluasi proyek
refleksi pada hasil karya dari guru agar proyek
tersebut kedepannya lebih baik lagi

Menurut Kemendikbud, tahapan PjBL dikembangkan oleh dua ahli,


The George Lucas Education Foundation dan Dopplet. Sintaks PjBL
yaitu (Afriana, 2015) :
27

Tabel 2. 2
Sintaks PjBL Menurut Kemendikbud (Afriana, 2015)

Tahapan Keterangan

Penentuan pertanyaan Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang
mendasar dapat memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas.
(start with essential Pertanyaan disusun dengan mengambil topik yang sesuai dengan realitas
question) dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan


Menyusun demikian siswa diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.
perencanaan proyek Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan kegiatan yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan penting, dengan cara
(design project) mengintegrasikan berbagai materi yang mungkin, serta mengetahui alat
dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

Menyusun jadwal Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan dalam
(create schedule) menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara

Memantau siswa dan Guru bertanggung jawab untuk memantau kegiatan siswa selama
kemajuan proyek menyelesaikan proyek. Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi
(monitoring the siswa pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor
students and progress bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses pemantauan, dibuat
of project) sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan kegiatan yang penting.

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian


Penilaian hasil standar kompetensi, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-
masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang
(assess the outcome) sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya.

Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi


terhadap kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa
Evaluasi Pengalaman
diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
(evaluation the
menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam
experience)
rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada
akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

d. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran PjBL


Pembelajaran berbasis PjBL didasarkan pada beberapa prinsip,
sebagai berikut ( Amelia, 2021) :
1) Prinsip keterpusatan (centrality), prinsip ini menekankan bahwa
model pembelajaran PjBL merupakan bagian integral dari
kurikulum.
28

2) Prinsip berfokus pada pertanyaan atau masalah, prinsip pertanyaan


yang memotivasi dalam Pembelajaran berbasis proyek memberikan
fokus pada penyelesaian mandiri terhadap permasalahan yang
muncul, yang diprakarsai oleh pertanyaan mendasar.
3) Prinsip investigasi konstriktif atau desain, Prinsip Investigasi
Konstruktif menitikberatkan pada pengembangan konsep sebagai
fokus utama.
4) Prinsip Otonomi, prinsip ini menitikberatkan pada memberikan
kebebasan penuh kepada siswa untuk melaksanakan aktivitas
belajar secara mandiri, bekerja dengan supervisi minimal, dan
memegang tanggung jawab selama proses pembelajaran.
5) Prinsip realistis, yang menekankan bahwa hasil dari pembelajaran
PjBL haruslah realitas dan dapat diimplementasikan dalam
kehidupan nyata.
Sedangkan menurut Fathurrohman, prinsip-prinsip pembelajaran
project based learning melibatkan Penekanan pada siswa sebagai pusat
pembelajaran, Pelaksanaan proyek yang didasarkan pada tema atau
topik yang telah disepakati, Analisis atau eksperimen yang dilakukan
secara autentik dan menghasilkan kreativitas nyata yang berlandaskan
tema atau topik yang telah ditentukan,Integrasi dengan kurikulum,
Penekanan pada tanggung jawab siswa, Realisme dalam menyesuaikan
aktivitas siswa dengan situasi yang sesungguhnya, Penerapan
pembelajaran aktif yang memunculkan isu-isu yang mendorong
pertanyaan dan keinginan siswa. Umpan balik yang diberikan,
Pengembangan keterampilan umum seperti mencari solusi, tugas
kelompok, dan manajemen diri, Pemberian pertanyaan pendorong yang
merangsang siswa untuk menemukan solusi dari permasalahan
,Penyelidikan konstruktif yang relevan dengan pemahaman siswa,
danPemberian otonomi pada siswa sehingga proyek dapat memberikan
nilai tambah pada kegiatan pembelajaran mereka.
Prinsip-prinsip ini mengindikasikan bahwa PjBL menitikberatkan
pada partisipasi siswa dalam proyek yang memiliki makna, eksplorasi
29

mendalam, kemandirian, dan hasil yang dapat diterapkan dalam


kehidupan sehari-hari. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, pendidik
dapat merancang dan menjalankan pembelajaran PjBL dengan efektif
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa (Melinda, 2020).
e. Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran PjBL
Berikut adalah beberapa kelebihan yang dimiliki oleh model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL) yang dapat memberikan
manfaat bagi para siswa: (Sutrisna, 2019)
1) Mendorong Keterlibatan Aktif dalam Pembelajaran: PjBL
menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran dengan memberikan
tantangan berupa masalah yang memerlukan solusi. Ini mendorong
siswa untuk secara aktif terlibat dalam pemecahan masalah dan
pencarian solusi.
2) Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis: Melalui PjBL, siswa
diajarkan untuk berpikir kritis dan logis dalam menyelesaikan
masalah berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki. Model ini
membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan
kemampuan pemecahan masalah.
3) Pusat Pembelajaran pada Siswa: PjBL memberikan kesempatan bagi
siswa untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran,
memungkinkan mereka memahami peristiwa secara multidimensi
dan mendalam.
4) Meningkatkan Motivasi dan Aktivitas Pembelajaran: Model PBL
dapat meningkatkan motivasi siswa karena siswa merasa terlibat
dalam memecahkan masalah dunia nyata. Hal ini juga dapat
meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
5) Memfasilitasi Transfer Pengetahuan Siswa: PjBL membantu siswa
dalam mentransfer pengetahuan yang diperolehnya ke dalam
pemahaman masalah dunia nyata, sehingga siswa dapat
mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam konteks kehidupan
nyata.
30

Penerapan model Project Based Learning (PjBL) dalam


pembelajaran memiliki berbagai manfaat, baik untuk guru maupun
peserta didik. Beberapa manfaat dari model Project Based Learning
(PjBL) meliputi ( Fitria, 2020):
1) Peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru
selama proses pembelajaran.
2) Model ini akan mengembangkan kemampuan siswa dalam
pemecahan masalah
3) Siswa akan menjadi lebih antusias dan bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran.
4) Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengolah berbagai sumber
informasi.
5) Mendorong terbentuknya kerjasama antar siswa.
6) Siswa memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan dan
merancang kerangka tugas proyek.
7) Proyek mencakup permasalahan yang solusinya belum ditentukan
sebelumnya.
8) Siswa dapat merancang proses untuk mencapai hasil akhir proyek.
9) Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola
informasi yang diperlukan.
10) Proses penilaian dilakukan secara berkelanjutan.
11) Siswa secara periodik meninjau dan merefleksikan pekerjaan yang
telah dilakukan.
12) Hasil akhir berupa produk yang dinilai berdasarkan keunggulannya.
13) Terbentuk suasana kelas yang mendorong toleransi terhadap
kesalahan dan keterbukaan terhadap perubahan.
Sedangkan menurut Faturrohman penerapan pembelajaran berbasis
proyek (PjBL) memberikan sejumlah manfaat, baik bagi pendidik
maupun peserta didik. Beberapa manfaat dari model pembelajaran
berbasis proyek (PjBL) melibatkan (Melinda, 2020):
1) peningkatan pengetahuan dan keterampilan baru bagi peserta didik
2) perkembangan keterampilan pemecahan masalah siswa
31

3) peningkatan antusiasme siswa terhadap proses pembelajaran,


4) pengembangan kemampuan siswa dalam mengelola sumber daya
5) penumbuhan kerjasama antar siswa
6) pemberian keputusan otonom dan pembuatan kerangka tugas
proyek oleh siswa,
7) penyelesaian masalah yang belum memiliki solusi tetap
sebelumnya,
8) perancangan proses oleh siswa untuk mencapai hasil
9) tanggung jawab siswa dalam memperoleh dan mengelola informasi
10) penilaian berkelanjutan yang dilakukan oleh siswa
11) pemeriksaan berkala terhadap pekerjaan yang telah dilakukan
12) evaluasi produk akhir dan penilaian atas keunggulannya,
13) menciptakan lingkungan kelas yang mendukung toleransi terhadap
kesalahan dan perubahan.
Secara singkat, penerapan PjBL memberikan manfaat berupa hasil
asesmen yang otentik, evaluasi perkembangan tiap murid di kelas, dan
melatih sikap proaktif murid dalam memecahkan masalah.
Sedangkan kelemahan model pembelajaran project based learning
yaitu: (Sutrisna dkk., 2019)
1) Membutuhkan guru yang terampil dan mau belajar.
2) Membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang memadai.
3) Kesulitan melibatkan semua siswa dalam kerja kelompok
Kelemahan dari Project Based Learning yaitu, Pendidik belum
mampu merancang tema secara maximal karena project based learning
belum terbiasa di muatkan dalam PBM, pendidik masih kesulitan dan
perlu pembiasaan untuk menghubungkan Pjbl dengan materi tema dan
subtema, selain itu kegiatan yang dilakukan berpotensi menghabiskan
waktu banyak karena siswa terlalu bersemangat menggali informasi
sehingga anak tidak fokus (Sari dkk., 2023).
f. Indikator menulis permulaan
Indikator menulis permulaan pada penelitian didasarkan pada
Permendikbud nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
32

Kompetensi Dasar tentang huruf kapital dan tanda baca, menurut


Depdiknas (2009, hlm. 122) siswa harus dapat menulis berdasarkan
kesesuaian isi, ketepatan penggunaan kata da kalimat, penulisan kata
dan kalimat. Sehingga Indikator menulis yang peneliti gunakan yaitu
(Herlina dkk.,2019):
1) Menghubungkan huruf
Menghubungkan huruf adalah keterampilan yang penting dalam
menulis tulisan tangan. Hal ini mencakup kemampuan untuk
menghubungkan huruf-huruf dalam sebuah kata secara
berkesinambungan dan harmonis. Penulisan yang terhubung
dengan baik akan membuat tulisan lebih mudah terbaca dan estetis.
2) Penggunaan huruf kapital
Penggunaan huruf kapital yang tepat adalah tanda kesopanan
dalam menulis. Huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama
diri, judul, dan tempat khusus lainnya. Penggunaan yang benar akan
memperjelas tulisan dan membuatnya lebih mudah dibaca.
3) Kelengkapan huruf
Indikator ini berkaitan dengan kemampuan penulis untuk menulis
huruf secara lengkap tanpa menghilangkan atau mengganti huruf
yang seharusnya ada. Tulisan yang lengkap dan jelas akan
mempermudah pembaca untuk memahami pesan yang ingin
disampaikan.
4) Kesesuaian isi dengan objek
Indikator ini mengacu pada kemampuan penulis untuk menulis
dengan relevan dan sesuai dengan topik atau objek yang dituju.
Tulisan yang baik harus mampu menyampaikan informasi atau
pesan yang tepat sesuai dengan konteksnya
5) Kejelasan tulisan
Kejelasan tulisan mengacu pada kemampuan penulis untuk
menyampaikan ide atau pesan dengan jelas dan mudah dipahami
oleh pembaca. Penggunaan kalimat yang sederhana, struktur yang
33

teratur, dan pemilihan kata yang tepat akan membantu


meningkatkan kejelasan tulisan.
g. Media Color Paper
Color paper dimulai dengan munculnya kertas sebagai mediua alat
tulis pada periode awal penemuan. Melalui bukunya yang berjudul "The
Complete Book of Papercraft," Kung (1998) mengemukakan dan
memperkenalkan evolusi penggunaan kertas. Pada awalnya, kertas
digunakan sebagai sarana untuk mencatat informasi. Sejarah
perkembangan kertas berwarna secara organik terhubung dengan cerita
yang lebih luas tentang pembuatan kertas dan perubahannya seiring
waktu, dengan kertas berwarna yang memenuhi berbagai tujuan, baik
secara artistik maupun fungsional (Marliat, 2019).
Sudaryatno, seorang penulis di "Science Magazine," mengemukakan
bahwa kertas merupakan produk buatan manusia berupa lembaran tipis
yang dapat dipisahkan dengan tangan. Tetapi, seiring dengan
perkembangan zaman, peran kertas tidak hanya terbatas sebagai
medium untuk menuliskan informasi. Kertas mulai diadopsi sebagai
alat bantu dalam berbagai aspek kehidupan (Sudaryanto, 2010).
Kertas berwarna, atau yang dikenal sebagai color paper,
melambangkan langkah evolusi selanjutnya dalam sejarah pemanfaatan
kertas. Jenis kertas ini, umumnya terbuat dari kertas karton atau HVS
yang memiliki beragam warna, diaplikasikan sebagai alat
pembelajaran. Lembaran kertas berwarna ini dipotong seukuran buku
tulis dan dihias dengan gambar serta kata-kata, membentuk materi
pembelajaran yang digunakan oleh siswa selama proses
belajar.Penggunaan color paper dalam konteks pembelajaran bertujuan
untuk menarik minat siswa melalui pilihan warna yang sesuai dengan
preferensi mereka. Pendekatan ini bertujuan menciptakan daya tarik
yang lebih kuat dalam proses pembelajaran, menghindari kesan
monoton yang mungkin muncul ketika menggunakan kertas putih
konvensional. Sejarah colour paper mencerminkan evolusi penggunaan
kertas dari peran awalnya sebagai media tulis hingga penerapan yang
34

lebih luas dalam berbagai konteks, termasuk di dalam ranah pendidikan


(Julianto dkk., 2023)
Dalam suatu proses pembelajaran, dua unsur yang sangat penting
adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling
berkaitan. Dalam proses belajar mengajar, metode mengajar dan media
pengajaran merupakan dua unsur yang sangat penting dan saling
berkaitan. Pemilihan metode mengajar tertentu akan memberikan
dampak pada jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun keputusan
ini juga dipengaruhi oleh berbagai aspek lainnya, seperti tujuan
pengajaran, jenis tugas yang diberikan, respon yang diharapkan dari
siswa setelah pembelajaran, serta konteks pembelajaran termasuk
karakteristik siswa . Meskipun ada berbagai pertimbangan yang harus
diperhatikan dalam memilih media pengajaran, fungsi utama media
tersebut dapat dianggap sebagai alat bantu mengajar. Media pengajaran
turut memengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang
diciptakan oleh guru. Dengan demikian, pemilihan media pengajaran
yang tepat dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan membantu
menciptakan suatu atmosfer pembelajaran yang kondusif (Marliat,
2019).
Model ini melibatkan penggunaan kertas warna sebagai alat bantu
dalam proses pembelajaran dan dapat diaplikasikan dalam berbagai
konteks, termasuk seni dan kerajinan, pengajaran mengenai warna, atau
presentasi proyek-proyek. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan
pengalaman belajar yang lebih kreatif dan interaktif, memberikan
kesempatan bagi siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran
dengan memanfaatkan kertas warna sebagai alat ekspresi dan
eksplorasi. (Triwinarti, 2011)
Pemanfaatan kertas berwarna sebagai sarana pembelajaran telah
dijelajahi dalam berbagai konteks pendidikan. Hal ini telah
dikemukakan terutama dalam upaya meningkatkan pemahaman
matematika, terutama dalam merinci konsep-konsep seperti himpunan
dan diagram Venn untuk meningkatkan pencapaian belajar siswa.
35

Selain itu, pemanfaatan warna sebagai alat bantu visual untuk


mendukung proses pengajaran dan pembelajaran telah diakui sebagai
praktik yang bermanfaat di semua tingkat pendidikan, membantu dalam
menciptakan alat visual yang dapat mendukung guru dan siswa.
(Triwinarti, 2011)
Pendekatan menggunakan kertas berwarna sebagai alat bantu
pengajaran sejalan dengan tujuan untuk menggalakkan pengalaman
belajar yang aktif dan kreatif bagi siswa. Dengan memanfaatkan kertas
berwarna sebagai sarana ekspresi dan eksplorasi, pendidik dapat
menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik dan interaktif,
terutama dalam mata pelajaran yang menekankan representasi visual
dan kreativitas.
Media pembelajaran ini dapat diterapkan di tingkat pendidikan
rendah dan memiliki potensi untuk membangkitkan minat siswa dalam
proses pembelajaran karena warnanya dapat disesuaikan dengan
preferensi siswa. Pendekatan ini membantu menciptakan ketertarikan
siswa terhadap kegiatan menulis, menghindari kesan monoton dari
penggunaan kertas putih sebagai media pembelajaran utama (Desmita,
2009).
Walaupun istilah "media color paper" mungkin tidak umum
digunakan dalam literatur pendidikan, pendidikan sendiri merupakan
suatu proses yang bertujuan untuk membimbing peserta didik agar
dapat mengembangkan potensi mereka dan mencapai tujuan pendidikan
nasional, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 Pasal 3. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan nasional
memerlukan kualifikasi, kompetensi, dan jenjang pendidikan yang
dapat mendukung perkembangan peserta didik. Prinsip-prinsip ini juga
diperkuat oleh Undang-undang Nomor 20 tahun 2016, yang
menetapkan bahwa "standar kompetensi lulusan terdiri atas kriteria
kualifikasi yang diharapkan dapat mencapai kemampuan-kemampuan
tertentu setelah menyelesaikan masa belajar di satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar." (Astuti, 2021). Jika hal tersebut di
36

asumsikan bahwa ini merujuk pada penggunaan kertas berwarna dalam


pembelajaran, maka dapat di identifikasi beberapa potensi keunggulan
dari bantuan media color paper yaitu daya tarik visual, Dukungan bagi
Siswa dengan Kesulitan Belajar, Meningkatkan Retensi Informasi,
Memfasilitasi Proses Pembelajaran Kolaboratif, Kreativitas dan
Ekspresi Pribadi, Pembeda Visual dalam Presentasi, Memfasilitasi
Pembelajaran Aktif (Emsal, 2021).
1) Daya Tarik Visual: Warna dapat menarik perhatian dan membuat
materi pembelajaran lebih menarik. Penggunaan warna pada media
color paper dapat membantu memvisualisasikan konsep-konsep,
membuatnya lebih mudah dipahami oleh siswa.
2) Dukungan bagi Siswa dengan Kesulitan Belajar: Penggunaan warna
dapat membantu diferensiasi informasi dan membantu siswa
dengan kesulitan belajar, seperti disleksia. Warna dapat digunakan
untuk membedakan bagian-bagian teks, membuatnya lebih mudah
dibaca dan dipahami
3) Meningkatkan Retensi Informasi: Penggunaan warna dapat
membantu meningkatkan retensi informasi. Warna dapat
dihubungkan dengan emosi atau konsep tertentu, membantu siswa
mengingat informasi dengan lebih baik.
4) Memfasilitasi Proses Pembelajaran Kolaboratif: Penggunaan media
color paper dapat mendukung kegiatan kolaboratif dalam kelas.
Misalnya, siswa dapat bekerja sama dalam kelompok untuk
membuat proyek menggunakan kertas berwarna, meningkatkan
interaksi sosial dan keterlibatan siswa.
5) Kreativitas dan Ekspresi Pribadi: Warna dapat merangsang
kreativitas siswa dan memberi mereka kesempatan untuk
mengekspresikan diri mereka sendiri melalui proyek-proyek seni
atau tugas-tugas kreatif.
6) Pembeda Visual dalam Presentasi: Jika digunakan dalam presentasi
atau materi pengajaran, media color paper dapat membantu
37

menciptakan pembeda visual antara bagian-bagian yang berbeda,


mempermudah pemahaman dan pemilahan informasi.
7) Memfasilitasi Pembelajaran Aktif: Penggunaan warna pada media
color paper dapat memotivasi siswa untuk terlibat dalam
pembelajaran aktif, seperti menyusun diagram, membuat peta
konsep, atau menandai informasi penting.
Namun, efektivitas penggunaan media color paper dalam
pembelajaran bergantung pada konteks, metode pengajaran, dan
preferensi siswa. Selalu penting untuk mempertimbangkan kebutuhan
dan gaya belajar masing-masing siswa serta menyusun strategi
pembelajaran yang sesuai. (Djemari, 2017).
B. Penelitian yang Relevan
Tabel 2. 3
Penelitian Relevan
Nama
Peneliti Metode
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun Penelitian
Penelitian)
Penerapan Model Project
Melda
Basic Learning (PjBL) - Pendekatan Penggunaan model Project
Amryani
terhadap kemampuan Kuantitatif . Basic Learning yang dapat
Putri dan
1. berpikir tingkat tinggi -Model meningkatkan kemampuan
Desi
siswa pada menulis teks Eksperimen berpikir tingkat tinggi
Sukenti
puisi di SMAN 2 Tapung dalam menulis puisi
(2023)
Hillir
Penerapan model pembelajaran
Penerapan Project Based
Project Based Learning dapat
Learning untuk - Penelitian
Siman meningkatkan keterampilan
2. meningkatkan Tindakan
(2023) menulis teks esai deskriptif dan
keterampilan menulis Kelas
dapat meningkatkan aktivitas
Teks Esai
belajar peserta didik
bahwa terdapat peningkatan
Penerapan Project Based
kemampuan menulis teks
Ibrahim Learning untuk
-Pre- deskriptif siswa setelah
3. Umi meningkatkan
Eksperimen penerapan model Project based
(2022) keterampilan menulis
Learning dalam pembelajaran
siswa SMK
menulis teks deskriptif

Hasil tinjauan pada berbagai hasil penelitian telah menunjukkan adanya


kebaruan dalam penelitian ini terkait dengan subjek dan metode penelitian yang
digunakan. Sebagai penelitian yang lebih spesifik, peneliti memilih untuk
menerapkan model project based learning pada kelas rendah atau kelas I. Hal
38

ini menjadi perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan penelitian


sebelumnya yang lebih sering mengaplikasikan model Project Based Learning
pada kelas tinggi. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul "Pengaruh Model Project Based Learning Berbantuan Media
Color Paper Terhadap Keterampilan Menulis Permulaan siswa”.
C. Kerangka Berpikir
Keberhasilan dalam proses mengajar dalam keterampilan menulis
permulaan siswa ditentukan dengan cara mengajar guru. Seorang guru harus
kreatif dalam penggunaan model dan media pembelajaran dalam mengajar agar
dapat menunjang keberhasilan dalam proses mengajar. Pemilihan model dan
media pembelajaran yang kurang tepat akan berdampak terhadap kurang
optimal proses belajar mengajar pada ahkirnya akan berimbas pada hasil
pembelajaran yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu model dan
media pembelajaran yang tepat digunakan untuk meningkatkan minat menulis
permulaan adalah model pembelajaran projet based learning berbantuan media
Color Paper. Kerangka berpikir pengaruh model project based learning
berbantuan media color paper di SDN Cibunut yaitu sebagai berikut:

Permasalahan Menulis Permulaan

Pretest Pretest

Perlakuan di kelas Perlakuan di kelas eksperimen


kontrol menggunakan model Project Based Learning
metode ceramah berbantuan media Color Paper

Posttest Posttest

Hasil Penelitian

Gambar 2. 1
Kerangka Berfikir
39

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban sementara yaitu :


1. Apakah ada pengaruh model Project Based Learning berbantuan media
Color Paper untuk meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa
kelas I di SD Negeri Cibunut,
Ho: Tidak terdapat pengaruh keterampilan menulis permulaan dengan
penerapan model Project Based Learning berbantuan media Color Paper
kelas 1 SDN Cibunut
Ha: Terdapat pengaruh pengaruh keterampilan menulis permulaan
dengan penerapan model Project Based Learning berbantuan media
Color Paper kelas 1 SDN Cibunut.

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menulis


permulaan antara kelas eksperimen yang menerapkan model Project Based
Learning berbantuan media Color Paper dan kelas kontrol yang
menerapkan metode ceramah hipotesis penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan
keterampilan menulis permulaan sebelum menerapkan Model
Project Based Learning berbantuan media Color Paper dan sesudah
menerapkan Model Project Based Learning berbantuan media
Color Paper.

Ha: terdapat perbedaan yang signifikan terhadap peningkatanketerampilan


menulis permulaan sebelum menerapkan Model Project Based
Learning berbantuan media Color Paper dan sesudah menerapkan
Model Project Based Learning berbantuan media Color Paper.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SD Negeri Cibunut
yang beralamat di desa Cibunut Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka
dan berlokasi di SD Negeri Tejamulya yang beralamat di desa Tejamulya
Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi tersebut dipilih
sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa masih siswa dengan
kemampuan menulis permulaan yang kurang baik.
Waktu pelaksanaan penelitian ini pada tanggal 29 september sampai 29
oktober 2023. Penelitian ini berlangsung pada semester ganjil tahun
2023/2024. Pengambilan subjek dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas
1 SD Negeri Cibunut dan SD Negeri Tejamulya I.
B. Metode dan desain penelitian
Pengertian metode penelitian merupakan cara ilmiah dengan tujuan
mendapatkan suatu data yang reliabel, valid, dan objektif untuk membuktikan,
mengembangkan menemukan, menciptakan sebuah ilmu, produk dan tindakan
baru sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, mengantisipasi
masalah dan membuat kemajuan dalam bidang pendidikan. Metode yang
digunakan adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimen dapat dikatakan
sebagai suatu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali (Sugiyono,2022)
Dengan demikian, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena
disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu agar data yang dihasilkan oleh
peneliti adalah data yang terukur dan dapat dianaliasis dengan menggunakan
statistik. Sedangkan untuk metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen.
Metode penelitian kuasi eksperimen adalah rancangan metode yang
menggunakan kelompok kontrol dan eksperimen (Abraham dan Supriyati
2022).

40
41

Sementara itu, desain yang digunakan adalah desain kelompok kontrol non
equivalen (Non Equivalent Control Group Design). Desain Non Equivalent
Control Group Design adalah bagian dari bentuk kuasi eksperimen, dimana
kelas kontrol dan kelas eksperimen sama-sama dilakukan pretest dan posttest,
akan tetapi dalam desain ini hanya kelompok eksperimen saja yang diberi
perlakuan (Treatment). Dengan kata lain, rancangan penelitian ini
membandingkan kelas eksperimen yang diberikan perlakuan atau treatment
dengan kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan atau treatment
(Hastjarjo,2019).
Berdasarkan hal tersebut, kelas eksperimen akan diberikan perlakuan berupa
pembelelajaran dengan menggunkan model project based learning berbantuan
media Color paper. Sedangkan, kelas kontrol menggunakan model
konvensional yang pada umumnya digunakan di sekolah. Kedua kelas diberikan
pretest dan posttest dengan menggunakan instrumen tes yang sama. Hasil tes
dari kedua kelas tersebut dianalisis dan dideskripsikan untuk mengetahui
terdapat pengaruh model project based learning berbantuan media Color paper
terhadap keterampilan menulis permulaan siswa. Nonquivalent Control Group
Desaign digambarkan sebagai berikut (Sugiyono,2019):
Tabel 3. 1
Nonquivalent Control Group Design Menurut
Sugiono ( 2019)

O1 X O2

O3 O4
Keterangan:
X = Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Project Based Learning berbantuan media Color Paper

O1 = Pretest pada kelas eksperimen


O2 = Posttest pada kelas kontrol
O3 = Posttest pada kelas eksperimen

O4 = Posttest pada kelas kontrol


42

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen yang akan ditarik
kesimpulannya”. Jadi populasi bukan hanya orang saja akan tetapi
keseluruhan jumlah yang terdiri atas subyek yang mempunyai karakteristik
dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan ditarik
kesimpulannya (Yuniawati,2017).
Peneliti ini memiliki populasi yaitu seluruh peserta didik kelas I SD
Negeri Cibunut dan SD Negeri Tejamulya 1 tahun ajaran 2023/2024.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti (Amin dkk.,
2023). Dengan demikian, sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Jenis sampel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu non probability sampling dengan teknik
pengambilan sampling purposive sampling. Berasarkan hal tersebut, sampel
yang digunakan pada penelitian ini terdapat pada siswa kelas I SD Negeri
Cibunut sebagai kelas eksperimen sebanyak 16 siswa, dan kelas I SD Negeri
Tejamulya 1 sebagai kelas kontrol sebanyak 15 siswa.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengumpulan sampel merupakan suatu cara menentukan jumlah
sampel yang akan digunakan dalam sebuah penelitian. Penelitian ini
menggunakan jenis pengambilan sampel non probability sampling dengan
teknik purposive sampling. (Sugiyono,2019) menyebutkan bahwa non
probability sampling adalah teknik pegambilan sampel yang tidak memberikan
peluang atau kesempatan bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Sedangkan jenis purposive sampling menurut (Fatipudin, 2020
: 76) mengemukakan bahwa “purposive sampling adalah sampel diambiambil
dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai
sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut
memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitinya”. Teknik pengambilan
sampel ini adalah masalah rendahnya keterampilan menulis permulaan siswa.
Berdasarkan teknik tersebut diperoleh siswa kelas I SD Negeri Cibunut sebagai
43

kelas eksperimen sebanyak 16 siswa, dan kelas I SD Negeri Tejamulya sebagai


kelas kontrol sebanyak 15 siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Teknik pengumpulan data melalui observasi dalam penelitian ini
bertujuan untuk menggali informasi melalui pengamatan proses
pembelajaran di sekolah, kondisi siswa dan sekolah, kondisi keluarga, dan
kebiasaan menulis siswa. Teknik observasi dapat melihat secara langsung
mengenai masalah yang dialami siswa serta dapat merekam semua aktivitas
siswa dalam mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan faktor-faktor
penyebab kesulitan menulis dan mendiagnosis kesulitan belajar menulis
yang dialami siswa.
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi digunakan sebagai bukti
fisik untuk mendapatkan data yang akurat dan memberikan informasi bahwa
kegiatan dalam penelitian ini benar-benar dilakukan. Dokumentasi yang
diperlukan adalah foto-foto kegiatan dan hasil dari setiap instrument
penelitian.
3. Tes
Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis
permulaan. Tes yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemampuan
menulis permulaan siswa. Tes dilaksanakan sebelum dan sesudah perlakuan.
Tes terdiri dari 5 pertanyaan esai yang diberikan kepada kelompok
eksperimen dan kontrol. Soal-soal pada pre-test dan post-test dibuat identik
untuk menghilangkan pengaruh instrumen yang berbeda terhadap
perubahan pemahaman dan pengetahuan siswa setelah diberikan perlakuan.
Tes ini dirancang untuk menilai keterampilan menulis permulaan siswa
setelah mereka diberi perlakuan dengan model Project Based Learning
berbantuan media Color Paper pada kelas eksperimen dan metode ceramah
pada kelas kontrol.
44

Tabel 3. 2
Kisi-kisi Kemampuan Menulis Permulaan

No Kriteria Penilaian B C K Bobot

Menghubungkan
1 3.00 – 4.00 2.00 – 2.99 1.00 – 1.99 20%
huruf
Penggunaan huruf
2 3.00 – 4.00 2.00 – 2.99 1.00 – 1.99 20%
kapital
Kesesuaian isi dan
3 3.00 – 4.00 2.00 – 2.99 1.00 – 1.99 20%
objek
4 Kelengkapan kata 3.00 – 4.00 2.00 – 2.99 1.00 – 1.99 20%
5 Kejelasan huruf 3.00 – 4.00 2.00 – 2.99 1.0 – 1.99 20%
Jumlah 100%

F. Prosedur Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti secara umum ada tiga
tahapan, diantaranya sebagai berikut:
1. Tahap Observasi dan Perencanaan
a) Pada tahap ini dilakukan observasi awal ke sekolah untuk melihat
kondisi sekolah, sarana, dan prasarana yang ada sehingga dapat
mendukung penelitian yang dapat dilakukan.
b) Menganalisis hasil uji coba instrument penelitian untuk mengetahui
layak atau tidaknya soal tersebut digunakan sebagai instrument
penelitian
2. Tahap pelaksanaan
Setelah terpilih kelompok eksperimen penulis melakukan
pembelajaran terhadap sampel terpilih dengan model pembelajaran yang
dipilih. Peneliti memberikan pretest kepada dua sampel untuk menilai
kemampuan awal mereka, dan kemudian memberikan perlakuan kepada
kelompok eksperimen dan kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan
dengan model pembelajaran PJBL berbantuan media Color Paper,
sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan metode ceramah.
Setelah pengembangan kompetensi berakhir peneliti memberikan posttest
untuk melihat hasil belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa
kelas I SD Negeri Cibunut dan kelas I SD Negeri Tejamulya I setelah
45

menggunakan model dan metode pembelajaran yang berbeda.


3. Tahap akhir
a) Mengolah data hasil pretest dan posttest serta menganalisis instrumen
yang lain seperti lembar observasi.
b) Menganalisis data hasil penelitian dan membahas temuan penelitian.
c) Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data.
d) Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian.
G. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum melakukan teknik analisis data digunakan dulu uji validitas dan
reliabilitas yaitu untuk valid tidaknya kuesioner.
a. Uji Validitas
Uji validitas ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah
didapat setelah penelitian merupakan data yang valid atau tidak, dengan
menggunakan alat ukur yang digunakan. Validitas merupakan indeks
yang menunjukkan bahwa alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang
diukur (Juliensyah, 2011), Sementara itu, validitas juga mengacu pada
sejauh mana suatu instrumen menjalankan fungsi pengukurannya secara
akurat (Hamid, 2011). Ada tiga cara untuk melihat validitas alat ukur
secara umum: 1) validitas isi, 2) validitas konstruk, dan 3) validitas
kriteria (Suryabata, 2005).
Dalam penelitian ini, jenis yang digunakan yaitu validitas isi,
khususnya validitas yang dinilai melalui pengujian butir-butir dalam tes
dengan konsekuensi percakapan expert judgment, khususnya dari analis
yang diwawancarai dengan menunjukkan pendidik kelas I sekolah dasar.
b. Uji reliabilitas
Sejauh mana pengukuran yang dilakukan dengan instrumen ini dapat
diandalkan ditunjukkan oleh keandalannya. Hal ini ditunjukkan dengan
derajat kemantapan (konsistensi) skor yang diperoleh subjek yang
diestimasi dengan instrumen serupa, atau diestimasi dengan instrumen
pembanding dalam berbagai keadaan (Friatma dkk., 2017). Reliabilitas
adalah gagasan bahwa instrumen yang baik dapat cukup dipercaya untuk
46

digunakan sebagai alat pengumpulan data. Kualitas yang tak tergoyahkan


mengacu pada tingkat ketergantungan sesuatu. Dependable artinya bisa
diandalkan, jadi bisa diandalkan (Arieska dkk.,2018)
Instrumen penelitian harus dapat dipercaya, sesuai dengan
konsensus umum. Dalam pengertian ini, datanya, bukan hanya
instrumennya, adalah hal yang benar-benar dapat kita percayai (Nurhawa
dkk.,2019). Ungkapan “instrumen harus reliabel” sebenarnya
mengandung arti bahwa instrumen tersebut mampu mengungkapkan data
yang dapat dipercaya. Dengan asumsi pemahaman ini telah ditangkap,
tidak akan terlalu sulit untuk memutuskan bagaimana menguji
ketergantungan instrumen.
Penelitian ini menggunakan reliabilitas adalah hasil koordinasi antar
hasil rater inilah yang digunakan dalam penelitian ini. Pedoman
penentuan skor kemampuan membaca awal dikembangkan berdasarkan
aspek ketepatan membaca sebelum memberikan skor pretest dan posttest.
Mengukur kesepakatan antar penilai yaitu dengan mengembangkan
koefisien yang dikenal dengan koefisien kappa. Penggunaan koefisien
kappa tepat digunakan ketika rater yang dipakai tidak banyak dan skor
hasil penilainya bersifat kategori.
H. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang telah terkumpul dari hasil penelitian yang
bersifat kuantitatif ini, maka penulis menggunakan analisis statistik dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Statistik deskriptif
Analisis deskriptif merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk
memperoleh data terkait keberadaan variabel bebas tanpa membandingkan
atau mencari hubungan antar variabel (Sugiyono, 2017). Teknik analisis
deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata, skor
tertinggi, skor terendah, persentase, jumlah, standar deviasi, varians.
Tujuan analisis deskriptif ini untuk menjawab hipotesis pertama yaitu
pengaruh model Project Based Learning berbantuan media Color Paper
47

terhadap keterampilan menulis permulaan di kelas I SD Negeri Cibunut


Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka tahun ajaran 2023/2024.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui data yang diolah
berdistribusi normal atau tidak. Data uji normalitas diambil dari hasil
pretest dan posttest hasil tes kemampuan menulis permulaan siswa kelas 1
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas dilakukan dengan
uji kolmogrov smirnov dengan bantuan software SPSS versi 23, dengan
ketentuan hasil uji normalitas menurut utami (2011) sebagai berikut:
Jika nilai sig > 0,05 maka data berdistribusi normal
Jika nilai sig < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui data (awal dan akhir)
mempunyai varians yang homogen atau tidak. Pengujian homogenitas
varians dilakukan menggunakan uji statistik Levens test dengan taraf
signifikan 5% menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS 23
dengan ketentuan uji coba sebagai berikut:
Ho = Data Tidak memiliki varians homogeny
Ha = Data Memiliki varians homogeny
Kriteria pengujian homogenitas menurut utami (2011) berdasarkan P-
value (significance atau sig) sebagai berikut:
Jika sig < α dengan a = 0,05, maka Ho, diterima
4. Uji Independent Sample T Test
Uji independent sample t test dilakukan apabila data berdistribusi normal.
Uji independent sample t test bertujuan untuk menjawab hipotesis kedua
yaitu mengetahui perbedaan rata-rata dua sampel yang tidak berpasangan.
Uji independent sample t test dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 23 dengan kriteria sebagai berikut:
Jika nilai sig (2-tailed) < 0,05, maka Ho ditolak
Jika nilai sig (2-tailed) > 0,05, maka Ho diterima
48

Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menulis


permulaan antara kelas eksperimen yang menerapkan model Project
Based Learning berbantuan media Color Paper dan kelas kontrol yang
menerapkan metode ceramah.
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menulis permulaan
antara kelas eksperimen yang menerapkan model Project Based
Learning berbantuan media Color Paper dan kelas kontrol yang
menerapkan metode ceramah.
5. Uji N-gain
Rumus gain ternormalisasi digunakan untuk mengetahui pengaruh
sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan model project
based learning, N-Gain berupaya memastikan peningkatan keterampilan
menulis permulaan yang terjadi sebelum dan setelah pemberian perlakuan.
Uji n-gain dilakukan dengan cara menghitung selisih antara nilai pretet
(tes sebelum perlakuan) dan nilai posttest (tes yang dilakukan sesudah
perlakuan). Dengan menghitung selisih antara nilai pretest dan posttest atau
n-gain tersebut, untuk mengetahui apakah penggunaan atau penerapan
metode tersebut dapat dikatakn berpengaruh atau tidak.
Rumus menghitung n-gain:
SkorProtest-SkorPretest
N-gain=
SkorIdeal-SkorPretest
Keterangan: Skor ideal adalah skor maksimal (tertinggi) yang diperoleh
Kategori Perolehan Nilai N-gain
Kategori perolehan nilai n-gain score dapat ditentukan berdasarkan
nilai n-gain. Adapun pembagian kategori perolehan nilai n-gain dapat dilihat
pada berikut:
Tabel 3. 3
Kriteria Nilai N-Gain
Nilai N-Gain Kriteria
N-Gain ≥ 0,70 Tinggi
0,30 < N-Gain < 0,70 Sedang
N-Gain ≤ 0,30 Rendah
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian mengenai keterampilan menulis permulaan siswa dilakukan di
SDN Cibunut dan SDN Tejamulya 1 Kecamatan Argapura Kabupaten
Majalengka pada tahun ajaran 2023/2024. Penelitian ini dilakukan pada tanggal
29 September - 29 Oktober 2023. Desain penelitian yang digunakan yaitu quasi
eksperiment, maka penelitian ini menggunakan dua kelas untuk dijadikan
sebagai sampel penelitian. Kelas eksperimen yaitu kelas SDN Cibunut dengan
metode pembelajaran menggunakan model Project Based Learning berbantuan
media Color Paper berjumlah 16 siswa. Sedangkan, kelas kontrol menggunakan
metode pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah sebanyak 15 siswa.
Metode yang digunakan di kelas kontrol merupakan metode yang biasa
diterapkan oleh guru kelas I SDN Tejamulya 1.
Instrumen yang digunakan analis adalah tes. Tes yang digunakan adalah tes
pendahuluan (pretest) dan tes terakhir (posttest). Kedua kelas eksperimen dan
kontrol mengambil tes ini. Sebelum dilakukan tes, tes tersebut di validasi
terlebih dahulu untuk mengetahui valid atau tidaknya tes tersebut, tes berisi 5
butir. Validasi tes dilakukan dengan cara memberikan angaket validasi
instrumen (tes) kepada guru SDN Cibunut, serta kepada dosen . Hasil validasi
dari validator kemudian di analisis dan di uji validitas serta reliabilitas dengan
menggunakan Microsof Excel. Maka di peroleh kevalidan soal sebanyak 5 butir.
Treatment yang di berikan pada penelitian ini sebanyak 4 kali pertemuan. Dalam
melaksanakan penelitian dihasilkan data kuantitatif yang di peroleh dari hasil
pretest dan postest keterampilan membaca permulaan siswa.
1. Deskripsi Data
a. Data Pretest
Peneliti melakukan tes dasar (pretest) sebelum memberikan
percobaan kepada siswa dalam kelompok percobaan dan kelas kontrol.
Keterampilan menulis permulaan siswa merupakan fokus dari prest.
Setiap siswa secara mandiri memeriksa tes sebagai lima teks tulisan.

49
50

Hasil akhir dari keterampilan pemeriksaan pretest di kelas eksperimen


dan kelas kontrol harus terlihat di tabel berikut:
Tabel 4. 1
Hasil Pretest Keterampilan Menulis Permulaan
Stati
stic
Pretest Kelas Pretest Kelas
Eksperimen Kontrol
N 16 15
Mean 59,63 52,67
Std. Error of
Mean 2,511 2,881
Std. Deviation 10,046 11,159
Variance 100,917 124,524
Range 35 35
Minimum 40 35
Maximum 75 70
Sum 955 795
Sumber: Hasil olahan SPSS 23
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa N atau jumlah data
variabel yang valid berjumlah 16 siswa. Diperoleh nilai minimum
sebesar 40 dan nilai maksimum sebesar 75. Mean atau nilai rata-rata
hasil pretest kelas eksperimen sebesar 59,63 dengan diketahui standar
deviasi sebesar 10,046 serta variance statistic sebesar 100,97 yang
artinya nilai standar deviasi dan variance statistic lebih besar dari nilai
mean yang artinya persebaran data terlalu luas atau simpangan data
pada hasil pretest ini dapat dikatakan tidak baik sehingga tidak akurat
atau rendah. Jadi, hasil analisiss tersebut menunjukkan bahwa
keterampilan menulis permulaan di kelas eksperimen masih tergolong
rendah.
Hasil pretest kelas kontrol pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa
jumlah variabel yang valid sejumlah 15 siswa. Diperoleh nilai
minimum sebesar 35 dan nilai maksismum sebesar 70. Sedangkan
mean atau nilai rata-rata hasil pretes kelas kontol yaitu 52,67 dengan
standar deviasi sebesar 11,159 yang artinya nilai standar deviasi lebih
besar daripada nilai mean karena memiliki simpangan yang tidak baik
atau terlalu luas sehingga keterampilan menulis permulaan pada kelas
51

kontrol masih tergolong rendah.


Selanjutnya, untuk memahami data secara lebih mudah, maka perlu
adanya frekuensi data. Hasil pretest kelas ekperimen pada tabel
distribusi frekuensi berikut:
Tabel 4. 2
Distribusi Frekuensi Pretes Kelas Eksperimen
No Interval Frekuensi (f)
1 39-46 3
2 47-54 1
3 55-62 4
4 63-70 7
5 71-78 1
Jumlah 16

Sumber: Hasil olahan Microsoft Exel


Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh data sebanyak 16 siswa dengan nilai
frekuensi tertinggi yaitu 63-70 yang memiliki frekuensi sebanyak 7.
Kategori nilai 63-70 tergolong dalam kategori sedang atau belum
mencapai nilai yang diharapkan yaitu 75. Masih banyak siswa dengan
nilai tergolong rendah yaitu 39-46 dan 55-62 sehinggaketerampilan
menulis permulaan siswa kelas eksperimen masih tergolong
rendah. Berdasarkan pemaparan pernyataan tersebut digambarkan
dalam bentuk diagram di bawah ini:

Sumber: Hasil olahan SPSS 23


Gambar 4. 1
Diagram Distribusi Frekuensi kelas
Eksperimen
52

Sedangkan distribusi frekuensi dari hasil pretest di kelas


kontrol, dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4. 3
Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol
No Interval Frekuensi (f)
1 34-41 4
2 42-49 2
3 50-57 2
4 58-65 6
5 66-73 1
Jumlah 15
Sumber: Hasil olahan Microsoft Exel
Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh data sebanyak 15 siswa dengannilai
frekuensi tertinggi yaitu 58-65 yang memiliki frekuensi sebanyak 6.
Kategori nilai 58-65 tergolong dalam kategori sedang atau belum
mencapai nilai yang diharapkan yaitu 75. Masih banyak siswa dengan
nilai tergolong rendah yaitu 34-41 dengan frekuensi sebanyak 4
sehingga keterampilan menulis permulaan siswa kelas eksperimen
masih tergolong rendah. Berdasarkan pemaparan pernyataan tersebut
digambarkan dalam bentuk diagram di bawah ini :

Sumber: hasil olahan SPSS 23


Gambar 4. 2
Diagram Distribusi Frekuensi
Hasil Pretest Kelas Kontrol
Hasil Pretest di kelas eksperimen dan kelas kontrol, data
menunjukkan bahwa keterampilan menulis permulaan siswa masih
53

tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata hasilpretest


kelas kontrol dan kelas eksperimen lebih rendah daripada nilai stnadar
deviasi. Nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 59,63 dengan standar
deviasi 10,046 dan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 52,67 dengan
standar deviasi 11,159 sehingga hasil tersebut membuktikan bahwa
keterampilan membaca permulaan siswa kelas ekperimen dan kelas
kontol masih tergolong rendah.
b. Data Posttest
Setelah diketahui kemampuan keterampilan siswa dalam
menulis awal siswa, selanjutnya dilakukan pembelajaran yang
menerapkan model Project Based Learning berbantuan media Color
Paper untuk kelas eksperimen dan untuk kelas kontrol menggunakan
metode ceramah. Pemberian perlakuan dilakukan sebanyak 4 kali
treatment. Maka pada pertemuan akhir peneliti memberikan posttest
atau tes akhir setelah perlakuan untuk mengetahui hasil keterampilan
menulispermulaan siswa setelah diberikan perlakuan.
Tabel 4. 4
Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistic
Posttest Kelas Posttest Kelas
Eksperimen Kontrol

N 16 15
Mean 84,69 68,33
Std. Error of
Mean 1,612 2,225

Std. Deviation 6,447 8,619


Variance 41,562 74,286
Range 20 30
Minimum 75 55
Maximum 95 85
Sum 1355 1025
Sumber: Hasil Olahan SPSS 23
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa N atau jumlah data
variabel pada kelas ekperimen yang valid berjumlah 16 siswa.
54

Diperoleh nilai minimum sebesar 75 dan nilai maksimum sebesar


95. Mean atau nilai rata-rata hasil pretest kelas eksperimen sebesar
84,69 dengan diketahui standar deviasi sebesar 6,447 serta variance
statistic sebesar 41,562. Nilai standar deviasi dan variance statistic
lebih rendah dari nilai mean sehingga dapat dikatakan kualitas
sampel baik karena memiliki persebaran data yang rendah atau
sedikit. Jadi, hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa
keterampilan menulis permulaan di kelas eksperimen cukup baik
atau terdapat perubahan yang baik dari hasil pretest.
Hasil posttest kelas kontrol pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa
jumlah variabel yang valid sejumlah 15 siswa. Diperoleh nilai
minimum sebesar 55 dan nilai maksismum sebesar 85. Sedangkan
mean hasil pretes kelas kontol yaitu 68.33 dengan standar deviasi
sebesar 8,619 yang artinya nilai mean lebih besar daripada nilai
standar deviasi dan hal ini dapat dikatakan kurang baik. Nilai
variance statistic sebesar 74,286 dan nilai standar deviasi sebesar
8,619 kedua nilai tersebut memiliki selisih yang sangat jauh atau
besar sehingga dapat dikatakan tidak baik. Jadi, hasil posttest
menunjukkan keterampilan menulis permulaan pada kelas kontrol
masih tergolong rendah.Berdasarkan hasil data yang diperoleh pada
tabel di atas untuk lebih memahami perlu adanya distribusi frekuensi
data untuk mengelompokkan data. Distribusi frekuensi nilai hasil
posttest di kelas eksperimen disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4. 5
Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen
No Interval Frekuensi (f)
1 74-78 3
2 79-83 2
3 84-88 6
4 89-93 3
5 94-98 2
Jumlah 16
Sumber: Hasil olahan Microsoft Excel
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh data sebanyak 16 siswa dengan
nilai frekuensi tertinggi yaitu 84-88 yang memiliki frekuensi
55

sebanyak 6. Kategori nilai 84-88 tergolong dalam kategori tinggi


atau melebihi nilai yang diharapkan yaitu 75. Beberapa siswa
memiliki nilai yang lebih tinggi yaitu diantara nilai 94-98 sebanyak
2 siswa sehingga keterampilan membaca permulaan siswa kelas
eksperimen tergolong tinggi. Berdasarkan pemaparan pernyataan
tersebut digambarkan dalam bentuk diagram di bawah ini:

Sumber: Hasil olahan SPSS 23

Gambar 4. 3 Diagram Distribusi Frekuensi Kelas


Eksperimen

Sedangkan distribusi frekuensi dari hasil posttest kelas


kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 6
Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol
No Interval Frekuensi (f)

1 54-60 6

2 61-67 1

3 68-74 4

4 75-81 3

5 82-88 1

Jumlah 15

Sumber: Hasil olahan Microsoft Excel


56

Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh data sebanyak 15 siswadengan


nilai frekuensi cukup tertinggi yaitu 75-81 yang memiliki
frekuensi sebanyak 3. Kategori nilai 70-77 tergolong dalam
kategoricukup atau sudah mencapai nilai yang diharapkan yaitu 75.
Namun beberapa siswa memiliki nilai yang lebih rendah yaitu
diantara nilai 54-60 sebanyak 6 siswa artinya masih terdapat
sebagian siswa mendapatkan nilai rendah sehingga hasil posttest
keterampilan menulis permulaan siswa kelas kontrol tergolong
rendah. Berdasarkan pemaparan pernyataan tersebut digambarkan
dalam bentuk diagram di bawah ini:

Sumber: Hasil olahan SPSS 23

Gambar 4. 4
Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Posttest

Maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa keterampilan menulis


permulaan siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan
model project based learning berbantuan media Color paper jauh
lebih tinggi dibanding sebelum pembelajaran menggunakan model
Project based learning media Color paper. Dengan kata lain
penggunaan model Project Based learning berbantuan media color
paper dapat berpengaruh untuk meningkatkan keterampilan menulis
permulaan. Hal ini dibuktikan dengan terdapat peningkatan hasil
posttest di kelas eksperimen menunjukkan selisih 25,06.
57

2. Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya
data. Selain, itu, uji normalitas ini sebagai tahap awal dalam menentukan
jenis statistik yang akan digunakan dalam analisis selanjutnya. Untuk
mempermudah perhitungan uji normalitas dalam penelitian ini dibantu
dengan software SPSS versi 23. Peneliti menggunakan normalitas
kolmogrov Smirnovdengan rumusan masalah hipotesis sebagai berikut:
Ho: Data tes keterampilan menulis permulaan berdistribusi
normal
Ha: Data tes keterampilan menulis permulaan berdistribusi
tidak normal
Pengujian hipotesisnya berdasarkan significance dengan kriteria
sebagai berikut:
Jika nilai sig (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima, artinya data
berdistribusi normal.
Jika nilai sig (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak, artinya data
berdistribusi tidak normal.
Adapun hasil pengelolaan data uji normalitas dengan bantuan SPSS 23,
disajikan dalam bentuk tabel 4.7.
Tabel 4. 7
Hasil Uji Normalitas Data
Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest Posttest Pretest Posttest
kelas kelas kelas kelas
eksperimen ekperimen kontrol kontrol

N 16 16 15 15
Normal Mean 59.63 84.69 52.67 68.33
58

Parame Std.
10.046 6.447 11.159 10.118
tersa,b Deviat
ion
Most Absolute .202 .207 .211 .195
Extrem Positive .115 .168 .154 .195
e Negative
Differe -.202 -.207 -.211 -.145
nces
Test Statistic .202 .207 .211 .195
Asymp. Sig.
.079c .066c .071c .130c
(2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Berdaarkan tabel 4.7, bahwa hasil tes pretest keterampilan menulis


permulaan siswa kelas eksperimen mempunyai taraf signifikan sig (2-
tailed) sebesar 0,079 lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
data tersebut berdistribusi normal. Kemudian untuk hasil posttest kelas
eksperimen mempunyai taraf sig (2-tailed) sebesar 0,066 lebih besar
dari 0,05 maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal.
Sedangkan hasil pretest kelas kontrol mempunyai sig (2-tailed) sebesar
0,071 lebih bear dari 0,05 maka dapat dikatakn data tersebut
berdistribusi normal dan untuk hasil posttest kelas kontrol mempunyai
sig (2- tailed) sebesar 0,130 lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan
data tersbut berdidribusi normal.
Dengan memperhatikan kriteria pengujian di atas, maka Ho
diterima. Hal ini berarti data pretest dan posttest keterampilan membaca
permulaan siswa pada kelas ekperimen dan kelas kontrol berdistribusi
normal. Maka pengujian selanjutnya dilakukan uji homogenitas.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan uji parametris dengan
menggunakan uji t dua sampel independen (independent sample t test).
Hal untuk mempermudah perhitungan uji homogenitas dalam
59

penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 23. Adapun kriteria


pengujiannya adalah sebagai berikut:
Jika nilai sig > 0,05 maka Ho diterima
Jika nilai sig < 0,05 maka Ho ditolak
Berikut merupakan hasil pengolahan data uji homogenitas dengan
bantuan SPSS 23, disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4. 8
Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic df1 df2 Sig.

keterampilan Based on Mean 2.494 1 29 .125


menulis Based on Median 1.683 1 29 .205
permulaan
Based on Median andwith 1.683 1 27.055 .205
adjusted df

Based on trimmed 2.539 1 29 .122


mean

Sumber: Hasil Olahan SPSS 23


Hasil uji homogenitas pada tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa kolom
pertema berdasarkan rata-rata (based on mean) memperoleh nilai sig
sebesar 0,125. Kolom kedua berdasarkan median (based on median)
memperoleh nilai sig 0,205. Kemudian nilai sig based on median and
with adjusted df sebeesar 0,205 dan nilai sig based on trimmed mean
sebesar 0,122. Dengan demikian nilai sig tersebut lebih besar dari
0,05 maka Ho diterima, dengan memperhatikan kriteria pengujian,
maka Ho diterima. Artinya sampel kedua kelompok memiliki varian
yang sama (homogen). Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua sampel
tersebut memliki varian yang homogen, baik pretest maupun posttest
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
c. Uji Independent Sample t test
Analisis uji hipotesis Independent Sample t Test merupakan salah
satu yang peneliti gunakan untuk menguji hipotesisnya. Independent
Sample t Test digunakan untuk menentukan apakah nilai rata-rata
keterampilan menulis awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
60

berbeda. Model Project Based Learning berbantuan media Color


Paper digunakan pada kelas eksperimen, sedangkan metode ceramah
digunakan untuk diterapkan di kelas kontrol. Perumusan hipotesis uji t
Independent Sample t Test kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu
sebagai berikut:

H0 Tidak terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menulis


permulaan antara kelas eksperimen yang menerapkan model
Project Based Learning berbantuan media Color Paper dan kelas
kontrol yang menerapkan metode ceramah.

Ha Terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menulis


permulaan antara kelas eksperimen yang menerapkan model
Project Based Learning berbantuan media Color Paper dan
kelas kontrol yang menerapkan metode ceramah.

Dalam menghitung uji Independent Sample t Test, peneliti


menggunakan bantuan SPSS 23 dengan kriteria signifikan sebagai
berikut:
Jika nilai sig (2 tailed) < 0,05, maka Ho ditolak.
Jika nilai sig (2 tailed) > 0,05, maka Ho diterima
Data hasil uji Independent Sample t Test dengan menggunakan SPSS
23, disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4. 10
Hasil Uji Independent Sampel T Test Postest
Independent
Samples Test
Levene's
Test for
Equality
of t-test for Equality of Means
Variances
95
%
Std. Confidence
Sig Mean Error Interval of
. Differ Differ the
(2- e e Difference
61

F Sig. T d tailed) nce Nce Lower Upper


f
Keterampil Equal
an variance
_menulis s 2.4 .125 6.4 29 .000 17.688 2.722 12.12 23.25
_permula assumed 94 98 0 5
an Equal
variance
s not 6.4 25.89 .000 17.688 2.748 12.03 23.33
assumed 37 0 8 7
Sumber: Hasil olahan SPSS 23
Berdasarkan pada tabel 4.10 hasil uji independent t test di
peroleh nilai sig (2-tailed) sebesar 0,000 maka hasilnya sig 0,000 <
0,05 maka Ho ditolak. Dengan memperhatikan kriteria pengujian,
maka Ho ditolak. Dengan kata lain terdapat perbedaan signifikan
keterampilan menulis permulaan antara kelas eksperimen yang
menerapkan model Project based learning berbantuan media Color
Paper dan kelas kontrol yang menerapkan metode ceramah.
e. Uji Perbedaan N-Gain
pengujian dengan uji n-gain untuk mengetahui peningkatan
keterampilan menulis sebelum dan sesudah menggunakan Model
project based learning berbantuan media color paper. Hasil dari uji
n-gain pretest-postest kelas eksperimen disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4. 11
Hasil Uji N-Gain Pretes-Posttest
Kelas Eksperimen
Nilai
n-Gain Kriteria
Pretest Posttest
65 85 .57 Sedang
60 90 .75 Tinggi
70 95 .83 Tinggi
60 90 .75 Tinggi
75 95 .55 Sedang
45 75 .80 Tinggi
60 85 .63 Sedang
65 85 .57 Sedang
40 75 .58 Sedang
70 90 .67 Sedang
65 85 .58 Sedang
45 75 .55 Sedang
55 85 .67 Sedang
50 80 .60 Sedang
65 80 .43 Sedang
65 85 .57
62

Mean .6308
Min .43
Max .83
Sumber: Hasil Olah SPSS 23
Berdasarkan hasil perhitungan uji n-gain score pada tabel 4.11,
menunjukkan bahwa rata-rata skor n-gain kelas yaitu 0,6308 atau 0,63 yang
termasukke dalam kategori sedang 0,30 < 0,63 < 0,70. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model project based learning berbantuan
media color paper cukup berpengaruh untuk keterampilan menulis
permulaan pada pembelajaran bahasa indonesia.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh penerapan model Project Based Learning berbantuan media Color
Paper terhadap keterampilan Menulis Permulaan siswa
Hasil analisis dan deskripsi data menunjukan bahwa nilai signifikansi
pada pengaruh model project based learning berbantuan media color paper
terhadap kemampuan menulis permulaan siswa menunjukkan bahwa rata-
rata skor n-gain kelas yaitu 0,6308 atau 0,63 yang termasuk ke dalam
kategori sedang 0,30 < 0,63 < 0,70 dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh model Project based learning berbantuan media
color paper terhadap kemampuan menulis permulaan siswa. Keterampilan
menghubungkan huruf. Indikator ini pada kelas eksperimen sebelum
menggunakan model project based learning berbantuan media color paper,
keterampilan siswa mencapai 92%. Dan indikator ini pada kelas eksperimen
dengan menggunakan model project based learning berbantuan media color
paper, keterampilan siswa mencapai 98,5%.
Penggunaan huruf kapital. Indikator ini pada kelas eksperimen sebelum
menggunakan model project based learning berbantuan media color paper,
keterampilan siswa mencapai 36 %. Dan indikator ini pada kelas eksperimen
dengan menggunakan model project based learning berbantuan media color
paper, keterampilan siswa mencapai 56 %. Kesesuaian isi dengan objek.
Indikator ini pada kelas eksperimen sebelum menggunakan model project
based learning berbantuan media color paper, keterampilan siswa mencapai
86%. pada kelas eksperimen dengan menggunakan model project based
learning berbantuan media color paper, keterampilan siswa mencapai 95,5%.
63

Kelengkapan kata. Indikator ini pada kelas eksperimen sebelum


menggunakan model project based learning berbantuan media color paper,
keterampilan siswa mencapai 78%. Dan indikator ini pada kelas eksperimen
dengan menggunakan model project based learning berbantuan media color
paper, keterampilan siswa mencapai 94%. Kejelasan huruf Indikator ini
pada kelas eksperimen sebelum menggunakan model project based learning
berbantuan media color paper, keterampilan siswa mencapai 6,5%. Dan
indikator ini pada kelas eksperimen dengan menggunakan model project
based learning berbantuan media color paper, keterampilan siswa mencapai
79,5%.
Dengan demikin, pengaruh pembelajaran sebelum menggunakan model
project based learning berbantuan media color paper terhadap keterampilan
menulis permulaan siswa mencapai 59,7%. Dan pengaruh pembelajaran
dengan menggunakan model project based learning berbantuan media color
paper terhadap keterampilan menulis permulaan siswa mencapai 84,7%.
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh model project based learning berbantuan media color paper
terhadap keterampilan menulis permulaan siswa. Oleh sebab itu dalam
pembelajaran menulis permulaan siswa guru dapat menggunakan model
project based learning. Dengan adanya proses belajar Project Based
Learning, siswa menjadi lebih aktif, kreatif dan inovatif. Sebab siswa merasa
ingin tahu yang tinggi terhadap sesuatu yang telah diajarkan. Temuan ini
diperkuat dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan model Project
Based Learning memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa
(Hidayat dkk., 2019). Selain model pembelajaran yang digunakan, aspek lain
yang dapat meningkatkan hasil belajar dalam keterampilan menulis
permulaan adalah media yang digunakan, media yang digunakan pada
penelitian ini yaitu media Color Paper. Media pembelajaran yang digunakan
dalam penelitian ini sebagai pengantar guru untuk menjelaskan materi
kepada siswa. Selain itu, untuk mempermudah siswa dalam memahami
materi yang masih abstrak.
64

2. Perbedaan keterampilan menulis permulaan antara kelas eksperimen yang


menerapkan model Project Based Learning berbantuan media Color Paper
dan kelas kontrol yang menerapkan metode ceramah di kelas I
Hasil pengujian hipotesis kedua, membukitikan bahwa terdapat
perbedaan kemampuan menulis permulaan antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Perbedaan kemampuan tersebut dapat dilihat dari hasil uji
Independent Sample T-test terhadap posttest kelas eksperimen dan posttest
kelas kontrol hasil uji independent t test di peroleh nilai sig (2-tailed) sebesar
0,000 maka hasilnya sig 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya bahwa
terdapat perbedaan pretest kelas eksperimen dan pretest kelas kontrol serta
uji perbedaan n-Gain yaitu diperoleh kelas eksperimen sebesar 63,08%
termasuk kategori cukup efektif dan kelas kontrol sebesar 33,80% termasuk
kategori tidak efektif.
Baik kelas eksperimen serta kelas kontrol dalam penelitian ini
mendapatkan tes kemampuan menulis permulaan sebagai tes pra-perlakuan
sebelum menerima perlakuan. Tujuannya untuk mengetahui kemampuan
menulis awal siswa. dari hasil pretes kelas dianalisis menggunakan
pemeriksaan statistik deskriptif dengan menggunakan SPSS 23. Hal ini
dibuktikan dengan diperolehnya nilai rata-rata prestest- posttest kelas
eskperimen, yaitu 59,63 untuk pretest dan 84,69 untuk posttest. Sedangkan
nilai rata-rata pretest-posttest kelas control, yaitu 52,67 untuk pretest dan
68,33 untuk posttest.
Berdasarkan kedua data tersebut dibandingkan dengan kelas kontrol,
kelas eksperimen terjadi peningkatan yang jauh signifikan, karena
keterampilan belajar siswa pada kelas eksperimen telah mendapat perlakuan
dengan memakai model Project Based Learning sehingga ada perbedaan
yang besar antara rata-rata kedua kelas. Hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran Project Based Learning lebih tinggi dari
pada siswa yang menggunakan metode ceramah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan
pada bab sebelumnya yaitu berkaitan dengan keterampilan menulis
permulaan siswa melalui model Project Based Learning berbantuan Media
Color Paper, dapat disimpulakan bahwa :
1. Terdapat pengaruh pembelajaran dengan model project based learning
berbantuan media color paper terhadap keterampilan menulis
permulaan siswa.
2. Terdapat perbedaan yang signifikaan keterampilan menulis permulaan
pada kelas yang menggunakan model Project Based Learning
berbantuan Media Color Paper dan kelas yang menggunakan metode
ceramah.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan
kemampuan menulis permulaan siswa dikelas 1 Sekolah Dasar dapat
dilakukan dengan menggunakan model Project based learning.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada
pembelajaran Bahasa Indonesia tentang “Kegiatan Pagi Hari” di kelas I
SDN Cibunut, peneliti yang telah dilaksanakan yaitu sebagai berikut:
1. Untuk Guru
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti memiliki
saran untuk guru agar dapar menciptakan proses pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan, serta melibatkan perhatian siswa dalam
proses pembelajaran sehingga dapat mempengaruhi keterampilan
menulis permulaan siswa. Pemilihan model pembelajaran yang
digunakan juga sangat berpengaruh terhadap pembelajaran siswa.

65
66

2. Untuk Sekolah
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat
peneliti berikan pada pihak sekolah yaitu diharapkan dapat lebih
memberikan masukan dan support kepada guru-guru dalam mengajar
di kelas. Sehingga dapat menambah wawasan guru terhadap
perkembangan belajar siswa. Selain itu hendaknya sekolah juga
memberikan fasilitas-fasilitas yang berkaitan dengan proses
pembelajaran seperti media pembelajaran untuk dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran.
3. Untuk Peneliti Selanjutnya
Penerapan model Project Based Learning berbantuan Media Color
Paper dalam penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan referensi untuk
peneliti selanjutnya serta dapat mengembangkan penelitian ini dalam
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran
67

DAFTAR PUSTAKA

Afriana, J. (2015). Project based learning (PjBL). Makalah untuk Tugas Mata Kuliah
Pembelajaran IPA Terpadu. Program Studi Pendidikan IPA Sekolah
Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Afifian, H. P., & Setyaningsih, E. (2019). Deskripsi Kemampuan Penalaran Adaftif
Siswa di SMP Negeri 5 Purwokerto Ditinjau dari Keaktifan Belajar
Siswa. AlphaMath: Journal of Mathematics Education, 5(2), 34-39.
Alifiah Nurachmana, P. D. (2021). Penerapan Model Project Based Learning Sebagai
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Teks Negosiasi Peserta Didik Kelas X
Smkn 4 Palangka Raya. JurnaL Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 6(2), 28-35.
Anggraini, P. D. (2020). Analisis Penggunaan Model Pembelajaran Project Based
Learning Dalam Peningkatan Keaktifan Siswa. Jurnal Pendidikan Administrasi
Perkantoran (JPAP), 9(2), 292-299.
Astuti, H. P. (2021). Efektivitas Penggunaan Kertas Origami Materi Keliling dan Luas
Bangun Datar Kelas IV SD. 14(2), 195-205.
Astuti, R. F., & Istiarini, R. (2020). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca
Permulaan AnakUsia 5-6 Tahun Melalui Media Puzzle di PAUD Flamboyan
Sukasari Kota Tangerang. Ceria: Jurnal Program Studi Pendidikan Anak Usia
Dini, 8(2), 31-43.
Auliannisa, T., Nursyamsiah, N., & Sopian, A. (2022). Efektivitas Penggunaan Media
Pembelajaran Treasure Hunt guna Meningkatkan Keterampilan Berbicara Arab
Peserta Didik. Scaffolding: Jurnal Pendidikan Islam dan
Multikulturalisme, 4(3), 456-469.
Azis, T. N. (2019, December). Strategi pembelajaran era digital. In The Annual
Conference on Islamic Education and Social Science (Vol. 1, No. 2, pp. 308-
318).
Banawi, A. (2019). Jurnal Biology Science & Education. 8(1), 90-100.
Blasio, B. d. (2017). New York City Community Schools Strategic Plan. New York:
NYC Community.
Desmita. (2009). Psikologi perkembangan. 171.
Djemari. (2017, Januari). Penerapan Model Treffinger dengan Media Colorcard untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Materi Operasi Hitung Bilangan Pecahan. 2.
Ekawati, D. (2019). Pengembangan Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Audiotoris,
Visual Intelektual) Bermedia Video Pada Pembelajaran Drama Kelas Viii a
Smpn 1 Menganti, Gresik Tahun Ajaran 2018/2019. Bapala, 5(2), 118.
68

Emsal, M. N. (2021). Pengaruh Media Pembelajaran Color Paper Terhadap Minat


Menulis Permulaan Siswa Di Kelas I SDN 006 Nunukan Kalimantan Utara.
Doctoral Disertation
Gereda, A. (2020). Keterampilan Berbahasa Indonesia menggunakan bahasa Indonesia
secara baik dan benar. (A. S. Pratiwi, Ed.) Tasikmalaya, Jawa Barat: EDU
PUBLISHER.
Ginting, M. S. (2019). Pengaruh Metode Tanya Jawab Terhadap Pemahaman
Membaca Siswa Kelas Iv Sd Negeri067690 Medan Johor Tahun Ajaran
2018/2019. Disertasi Skripsi, 8.
Hardi, R. M. (2020). Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Teknik
Latihan Graphomotor Pada Murid Cerebral Palsy Kelas Dasar Iii Di Slb Negeri
1 Sidrap.
Herlina, S., Suripah, S., Istikomah, E., Yolanda, F., Rezeki, S., Amelia, S., & Widiati,
I. (2021). Pelatihan Desain LKPD dalam Pembelajaran Matematika
Terintegrasi Karakter Positif Bagi Guru-Guru Sekolah Menengah/Madrasah di
Pekanbaru. Community Education Engagement Journal, 2(2), 27-34.
Hidayat, A. (2021). Menulis Narasi Dengan Model Project Based Learning dan Musik
Instrumental Teori dan Praktik di Sekolah Dasar (Vol. vii). Yogyakarta:
Deepublish.
Hosnan, M. (2016). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Bogor. PT Ghaila Indonesia
Indriyani, P. A., & Wrahatno, T. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Project-Based
Learning (Pjbl) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Instalasi
Penerangan Listrik Di SMKN 3 Jombang. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro,
8(3), 459–463.
Julianto, I. R., & Umami, A. S. (2023). Peranan Guru Dalam Pengimplementasian
Profil Pelajar Pancasila Dan Implikasinya Pada Pembelajaran Bahasa
Indonesia. Prosiding Samasta.
Jumakir. (2022). Project Based Learning (PjBL) atau Metode Pembelajaran Berbasis
Proyek. Informasi seputar pendidikan dan kesehatan.
Juniardi, W. (2023). Cara Merancang Pembelajaran Berbasis Proyek yang Efektif.
Khoridah, F., Prasetiyawati, D., & Baedowi, S. (2019). Analisis penerapan metode
SAS (Struktural Analitik Sintetik) dalam kemampuan menulis
permulaan. Journal for lesson and Learning Studies, 2(3), 396-403.
Lazulfa, I. (2019). Keterampilan Menulis Berbahasa Menulis Teks Eksposisi.
Lestari, R. D. (2022). Efektivitas model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
dengan pendekatan Science, Technology, Engineering and Mathematics
(STEM) ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep dan disposisi matematis
peserta didik di SMPN Bondowoso (Doctoral dissertation,. Skripsi, 11-15.
69

Lusiani, N. W. (2019). Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Integrated


Reading And Composition (CIRC) Untuk Meningkatkan Keterampilan
Menulis Ringkasan Pada Siswa Kelas V SDN 2 Nyuhtebel. Cetta: Jurnal Ilmu
Pendidikan, 2(3), 541-553.
Lyesmaya, D., & Uswatun, D. A. (2023). MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MENULIS PERMULAAN SISWA KELAS I MELALUI PRODUKSI
KETERAMPILAN TANGAN (ANYAMAN, ORIGAMI, DAN MEREMAS)
DI SEKOLAH DASAR. PREMIERE: Journal of Islamic Elementary
Education, 15(1), 37-50.
Marliat, M. (2023). Filsafat Pembelajaran Konstruktivisme Dalam Manajemen
Pendidikan Islam. Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(3),
11079-11088.
Muh. Hardi, R. (2020). Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Teknik
Latihan Graphomotor Pada Murid Cerebral Palsy Kelas Dasar di SLB Negeri 1
Sidrap.
Murfiah, U. (2017). Pembelajaran Terpadu Teori dan Praktik Terbaik di Sekolah.
Mustikowati, D. d. (2016). “Meningkatkan semangat membaca dan menulis siswa
sekolah dasar dengan permainan kata bersambut”. 1(1), 39-42.
Naitili, C. A., Suardana, I. M., & Ramli, M. (2019). Penerapan metode struktural
analitik sintetik untuk meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa
sekolah dasar. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 4(5),
660-667.
Ngadimin, N., Suwardi, P. J., Herliana, F., Rizal, S., & Musdar, M. (2021).
Development of e-module in physics lessons based on problem based
learning. Asian Journal of Science Education, 3(2), 177-192.
Ngalimun, N. (2016). Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa dalam
Menceritakan Kegemaran Melalui Teknik Percakapan. STILISTIKA: Jurnal
Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 1(1).
Ningsih, R., Ardianti, S. D., & Purbasari, I. (2020). Penerapan Model Group
Investigation Berbantu Media Gambar Berseri Untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Siswa. Jurnal Kreatif: Jurnal Kependidikan
Dasar, 11(1), 17-27.
Nur’aini, S. C., Hanti, M. D. N., Cahya, N. F. R., & Damariswara, R. (2022, July).
Analisis Perbedaan Model Pembelajaran Kurikulum 2013 dan Kurikulum
Prototype 2022 Berbasis Buku Panduan Guru Sekolah Dasar. In Prosiding
SEMDIKJAR (Seminar Nasional Pendidikan Dan Pembelajaran) (Vol. 5, pp.
603-615).
Nurhawa, dkk. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Talking Chips Bermuatan
Literasi Sains terhadap Kompetensi Belajar Peserta Didik Pada MATERI
70

Perubahan Iklim dan Dampaknya Bagi Ekosistem di SMPN 20 Padang. Jurnal


Pendidikan Biologi. FMIPA Universitas Negeri Padang.
Nurlaila. (2018). “Penggunaan media kartu huruf untuk meningkatkan kemampuan
menulis permulaan. 4(2), 135.
Nursyamsiah, H. (2021). Analisis Peningkatkan Keterampilan Menulis Permulaan
Peserta Didik Menggunakan Media Gambar Di Sekolah Dasar (Analisis
Deskriptif Kualitatif Dengan Studi Literatur). Skripsi.
Pamungkas, E. W. (2020). Pengaruh Pembelajaran Sas (Struktural Analisis Sintetik)
Dengan Media Bonhu Terhadap Keterampilan Menulis Permulaan Siswa
(Penelitian pada Siswa Kelas 1 SD Negeri Pager Bateh Kecamatan Candimulyo
Kabupaten Magelang). SKRIPSI.
Pertiwi, I. J. (2018). Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan Mengunakan
Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas IIA SD Negeri Bangunjiwo Bantul.
7.
Prasetyo, L. (2022). Keterampilan Menulis, Arti, Manfaat, dan Peningkatannya.
Putri, I. (2018). “Analisis kesulitan belajar menulis pada siswa kelas 3 sekolah dasar
negeri 1 rantau selamat kec. Rantau selamat kab. Aceh timur”. Jurnal Bahasa,
sastra, dan Bahasa, 5(1), 2-3.
Putri, D., & Syahrul, R. (2019). Korelasi Keterampilan Membaca Pemahaman dan
Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas VII SMP
Negeri 4 Pariaman. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 8(2), 62-
69.
Ramadhani, N. (2019). “Peningkatan keterampilan menulis permulaan melalui
penerapan metode struktur analitik sintetik (sas). Journal of teaching and
learning research, 1(1), 35.
Ratnasari, D., & Adiwijaya, S. N. (2023). Nilai Karakter dalam Tembang Macapat dan
Pemanfaatannya sebagai Pengayaan Peserta Didik Sekolah Dasar. Elementary:
Jurnal Iilmiah Pendidikan Dasar, 9(1), 1-15.
Remi, d. (2015). “Peningkatan keterampilan menulis permulaan menggunakan metode
latihan terbimbing di kelas 1 sd negeri 11sandai kabupaten ketapang. 4(12), 6.
Resmini, N. (2009). Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya.
Rika Niswara, M. M. (2019, Juli). Pengaruh Model Project Based Learning Terhadap
High Order Thinking Skill. 7(2).
Rini, R. (2020). Pembelajaran Kemahiran Menulis Bahasa Arab Aplikatif. Al-
Muktamar As-Sanawi li Al-Lughah Al-'Arabiyyah (MUSLA), 1(1), 18-42.
Rohana, S. (2021). Keterampilan Bahasa Indonesia pendidikan dasar.
71

Sari, I. P. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Aktivitas


Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas Xi Ips Di Sma
Negeri 1 Kedondongkabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2018/2019. (1).
Sari, A. M., Suryana, D., Bentri, A., & Ridwan, R. (2023). Efektifitas Model Project
Based Learning (PjBL) dalam Implementasi Kurikulum Merdeka di Taman
Kanak-Kanak. Jurnal Basicedu, 7(1), 432-440.
Sudaryanto, A. (2010, Juni). Science Magazine. Retrieved November 2023, from
https://arisudaryatno.blogspot.com/
Sugiyono (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alphabeta
Sugiyono, (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV.
Alfabeta.
Sumardiana, S., Hidayat, A., & Parno, P. (2019). Kemampuan berpikir kritis pada
model project based learning disertai STEM siswa SMA pada suhu dan
kalor. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 4(7), 874-
879.
Sutrisna, G. B. (2019). Model Project Based Learning Berlandaskan Tri Hita Karana
Berpengaruh Terhadap Kompetensi Pengetahuan Ips. Jurnal Adat dan Budaya,
1.
Sutrisno, S., Puspitasari, R. W., Pamungkas, A., & Suaidi, D. A. (2021). THE
RELATIONSHIP BETWEEN TIME AND WATER CONTENT OF FISH
DRIED USING SOLAR PANEL-BASED DRYERS. Spektra: Jurnal Fisika
dan Aplikasinya, 6(3), 175-184.
Swastantika Kumala Devi, B. I. (2019, Januari). Peningkatan Kemandirian dan Hasil
Belajar Tematik melalui Project Based Learning. Jurnal Riset Teknologi Dan
Inovasi Pendidikan,, 2(1), 55-65.
Triwinarti, F. N. (2011). Kertas Warna Sebagai Alat Bantu Visualisasi Konsep
Himpunan Dan Diagram Venn Dalam Pemecahan Masalah Matematika Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa .
Utami, R. A., & Giarti, S. (2020). Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Dan Discovery Learning Ditinjau Dari Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa Kelas 5 SD. PeTeKa, 3(1), 1-8.
Vina Melinda, M. Z. (2020). Penerapan Model Project Based Learning untuk
Meningkatkan. Jurnal Pendidikan Tambusai, 4. Retrieved Desember 2023
Wati, D. L. (2017). Peningkatan Kemempuan Menulis Permulaa Dengan
Menggunakan Metode Struktur Analitik Sintetik (SAS) Pada Pembelajaran
Bahasa Indonesia Siswa Kelas I I MIN Bukit Baro I Aceh Besar. Doctoral
dissertation, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
72

Wahyuni, S. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap


Kemampuan Pemahaman Konsep Mahasiswa Mata Kuliah Kapita Selekta
Matematika Pendidikan Dasar Fkip Umsu. Jurnal EduTech, 5(1), 84–88.
Yudianingsih, E. (2019). ANALISIS TINGKAT PENALARAN MORAL DAN NILAI-
NILAI KARAKTER BAIK SISWA SMP TERHADAP ISU-ISU SAINS SERTA
HUBUNGANNYA (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).
Yulianti R, S. S. (2023). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Project Based
Learning Terhadap Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pai-
Bp Di Kelas Xi Mipa 2sman 1 Benai Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan
Singingi. Jom Ftk Uniks (Jurnal Online Mahasiswa FTK UNIKS), 3(2), 249-
257.
Yulin, A. d. (2018). Pengembangan buku pengayaan keterampilan menulis awal yang
memuat nilai karakter siswa kelas 1 SD”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, 3(1), 30.
Yuni Pantiwati, F. H. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek untuk
Meningkatkan Pemahaman dan Kualitas Media Pembelajaran Buatan
Mahasiswa. xiii.
73

DAFTAR LAMPIRAN

1. SK Pembimbing
74

2. Surat Izin Penelitian


75

3. Surat Keterangan Penelitian


76

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen


77
78
79
80
81
82
83
84
85

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol


86
87
88
89
90
91

6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian


KISI-KISI INSTRUMEN

Bentuk Butir
No. Indikator Soal Alternatif Jawaban
Soal Soal

Carilah kata-kata yang


tersembunyi di kotak huruf
dan berikan garis
Matahari ( Garis ke bawah),
Menghubungkan Terbit ( Garis ke bawah),
1 Uraian 1
huruf Sejuk ( Garis Ke pinggir),
Ayam ( Garis ke pinggir)

Ayam
Tuliskan kata-kata yang
kalian beri garis pada nomor Terbit
Penggunaan huruf
2 Uraian 2 1 dibawah ini
capital Sejuk

Matahari

Setelah bangun tidur


sebaiknya kita…
Kesesuaian isi
3 Uraian 3 Mandi
dengan objek

M-A-T-A-H-A-R-I T-E-R-
B-I-T
4 Kelengkapan Kata Uraian 4 MATAHARI TERBIT
Huruf-huruf di atas bisa
disusun menjadi kata ….

Sebutkan kegiatan yang Sekolah


5 Kejelasan huruf Uraian 5 kalian lakukan pada siang
hari..... Upacara
92

7. Rubik Penilaian Evaluasi


Rubik Penilaian Evaluasi

Alternatif
No Skor Penilaian
Jawaban

4 Menemukan empat kata


Matahari ( Garis
ke bawah), Terbit 3 Menemukan tiga kata
( Garis ke bawah),
1. 2 Menemukan dua kata
Sejuk ( Garis Ke
pinggir), Ayam ( 1 Menemukan 1 kata
Garis ke pinggir)
0 Tidak menemukan kata

Menuliskan empat kata dengan huruf kapital awal


4
kalimat
Ayam

Terbit 3 Menuliskan tiga kata dengan huruf kapital awal kalimat


2.
Sejuk 2 Menuliskan dua kata dengan huruf kapital awal kalimat

Matahari 1 Menuliskan satu kata dengan huruf kapital awal kalimat

0 Tidak menuliskan kata

4 Sangat sesuai dengan objek

3 Sesuai dengan objek

3. Mandi 2 Kurang sesuai dengan objek

1 Tidak sesuai dengan objek

0 Tidak menuliskan kata

4 Matahari Terbit 4 Huruf didalam kata lengkap


93

3 Huruf didalam kata cukup lengkap

2 Huruf didalam kata kurang lengkap

1 Huruf didalam kata tidak lengkap

0 Tidak menuliskan kata

4 Huruf yang ditulis sangat jelas

3 Huruf yang ditulis jelas


Sekolah
5. 2 Huruf yang ditulis kurang jelas
Upacara
1 Huruf yang ditulis tidak jelas

0 Tidak menulis

Skor Maksimal 20

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Penilaian = 𝑥 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
94

8. Bahan Ajar
95
96
97

9. LKPD
98
99

10. Lembar validitas isi


100
101
102
103

11. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas


Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
Pernyataan tes pretest-posttest

Penilai
Butir S1 S2 S3 ⅀S n(c-1) V Ket
I II

Butir
4 3 3 2 2 7 6 1,16667 Tinggi
01

Butir
3 4 2 3 1 6 6 1 Tinggi
02

Butir
4 3 3 2 2 7 6 1,16667 Tinggi
03

Butir
4 3 3 2 2 7 6 1,16667 Tinggi
04

Butir
4 3 3 2 2 7 6 1,16667 Tinggi
05

Sumber: Olahan hasil Microsoft Exel


Tes Hasil Validitas

Penilai
Butir S1 S2 S3 ⅀S V Ket
I II

Butir
19 16 14 11 9 34 1,1333 Tinggi
1-5
104

Hasil Uji Reliabilitas Pernyataan Tes Pretest-Posttest


Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Penilai 1*
5 100.0% 0 .0% 5 100.0%
Penilai 2
105

12. Hasil Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol


106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156

13. Tabel Hasil Pretest dan Posttest

Pretest Kelas Eksperimen

Nilai Pretest
Kriteria Penilaian
No Nama Siswa Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 Jumlah

1 Siswa 1 20 5 20 20 0 65
2 Siswa 2 20 10 10 20 0 60
3 Siswa 3 20 10 20 20 0 70
4 Siswa 4 20 5 10 20 5 60
5 Siswa 5 20 10 20 15 10 75
6 Siswa 6 15 0 20 10 0 45
7 Siswa 7 20 15 20 5 0 60
8 Siswa 8 20 10 15 20 0 65
9 Siswa 9 20 5 15 0 0 40
10 Siswa 10 20 5 20 20 5 70
11 Siswa 11 20 5 20 20 0 65
12 Siswa12 20 10 5 10 0 45
13 Siswa 13 20 5 20 10 0 55
14 Siswa 14 5 5 20 20 0 50
15 Siswa 15 15 10 20 20 0 65
16 Siswa 16 20 5 20 20 0 65
Total 295 115 275 250 20 955
Rata-rata 18,4 7,2 17,2 15,6 1,3 59,7
Persentase 92% 36% 86% 78% 6,5% 59,7%
157

Posttest Kelas Eksperimen

Nilai Posttest
No Nama Siswa Kriteria Penilaian Jumlah
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator Indikator 5
4
1 Siswa 1 20 20 20 20 5 85
2 Siswa 2 20 10 20 20 20 90
3 Siswa 3 20 20 15 20 20 95
4 Siswa 4 20 10 20 20 20 90
5 Siswa 5 20 15 20 20 20 95
6 Siswa 5 15 5 20 20 15 75
7 Siswa 20 20 20 20 5 85
8 Siswa 20 10 15 20 20 85
9 Siswa 20 5 20 20 10 75
10 Siswa 20 10 20 20 20 90
11 Siswa 20 5 20 20 20 85
12 Siswa 20 5 20 10 20 75
13 Siswa 20 10 15 20 20 85
14 Siswa 20 10 20 10 20 80
15 Siswa 20 20 20 20 0 80
16 Siswa 20 5 20 20 20 85
total 315 180 305 300 255 1355
Rata-rata 19,7 11,2 19,1 18,8 15,9 84,7
Persentase 98,5% 56,% 95,5% 94% 79,5% 84,7%
158

Pretest Kelas Kontrol

Nilai Pretest
No Nama Siswa Kriteria Penilaian Jumlah
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator Indikator 5
4
1 Siswa 1 20 10 20 10 0 60
2 Siswa 2 20 5 15 10 0 50
3 Siswa 3 15 5 20 20 0 60
4 Siswa 4 20 0 10 10 0 40
5 Siswa 5 10 5 20 10 0 45
6 Siswa 6 20 10 10 20 0 60
7 Siswa 7 20 10 20 20 0 70
8 Siswa 8 10 5 20 20 0 55
9 Siswa 9 20 5 20 20 0 65
10 Siswa 10 20 10 20 10 0 60
11 Siswa 11 15 5 20 0 0 40
12 Siswa 12 15 5 20 0 0 40
13 Siswa 13 20 5 20 20 0 65
14 Siswa 14 20 5 20 0 0 45
15 Siswa 20 0 20 0 0 40
total 265 85 275 170 0 795
Rata-rata 17,7 5,7 18,3 11,3 0 5,3
Persentase 88,5% 28,5% 91,5% 56,5% 0 5,3%
159

Posttest Kelas Kontrol

Nilai Posttest
No Nama Siswa Kriteria Penilaian Jumlah
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5

1 Siswa 1 20 10 20 0 20 70
2 Siswa 2 20 5 15 0 20 60
3 Siswa 3 10 5 20 20 20 75
4 Siswa 4 15 0 5 20 20 60
5 Siswa 5 10 5 20 20 0 55
6 Siswa 6 20 10 20 0 20 70
7 Siswa 7 20 20 20 10 20 90
8 Siswa 8 20 5 20 20 0 65
9 Siswa 9 20 10 20 10 15 75
10 Siswa 10 20 10 20 20 10 80
11 Siswa 11 20 20 20 0 0 60
12 Siswa 12 20 15 10 10 0 55
13 Siswa 13 20 5 20 10 20 75
14 Siswa 14 20 5 20 20 10 75
15 Siswa 15 20 10 20 10 0 60
Total 275 135 270 170 175 1025
Rata-rata 18,3 9 18 11,3 11,7 68,3
Persentase 91.5% 45% 90% 56,5% 58,5% 6,66%
160

14. Dokumentasi

LAMPIRAN FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pretest Kelas Kontrol Pembelajaran Kelas Kontrol

Posttest Kelas Kontrol Pembelajaran Kelas Kontrol


161

LAMPIRAN FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pretest Kelas Eksperimen Pembelajaran Kelas Eksperimen

Pembelajaran Kelas Eksperimen Posttest Kelas Eksperimen


162

15. Lembar Bimbingan Skripsi


163

16. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Elya Maliyatul Jannah lahir di Majalengka hari jumat 18


Mei 2001. Peneliti merupakan anak pertama dari 2
bersaudara, dari pasangan Elayani dan Yaya Sunarya.
Peneliti beralamat di Blok Garasiang RT/RW 001/002 Desa
Girimulya Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka.
Peneliti pertama kali masuk pendidikan di SD Negeri
Girimulya 1 dan melanjutkan pendidikan ke SMP Prakarya
Santi Asromo. Setelah tamat di SMP, peneliti melanjutkan
ke MAN 3 Ciamis. Dan melanjutkan pendidikan di
perguruan tinggi universitas Majalengka, fakultas keguruan
dan illmu pendidikan, program studi Guru Sekolah Dasar.

Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha. Peneliti
telah berhasil menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi ini. Semoga dengan
penulisan tugas akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia
pendidikan

Anda mungkin juga menyukai