Anda di halaman 1dari 14

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROJECTS BASED

LEARNING (PjBL) BERBANTUAN MEDIA SCRAPBOOK TERHADAP


KREATIVITAS ILMIAH SISWA MATERI PENCEMARAN
LINGKUNGAN

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :
MAS ARIF SYARIFFUDIN
NIM 181910014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Di bawah ini menyatakan bahwa lembar persetujuan proposal skripsi:


Judul : Implementasi Model Pembelajaran Projects Based
Learning (Pjbl) Berbantuan Media Scrapbook
terhadap Kreativitas Ilmiah Siswa Materi
Pencemaran Lingkungan
Nama Pengusul : Mas Arif Syariffudin
NIM : 181910014
Ini telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk
diseminarkan.

Lamongan, 10 Oktober 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Khoiro Mahbubah, M.Pd. Binar Ayu Dewanti, M.Pd.


NIDN. NIDN.
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran
Projects Based Learning (Pjbl) Berbantuan Media Scrapbook terhadap
Kreativitas Ilmiah Siswa Materi Pencemaran Lingkungan”, mudah-
mudahan dapat menambah wawasan serta bekal kita di dunia maupun di
akhirat. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Agung Muhammad SAW beseta seluruh keluarga, para sahabat
serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan study pada program Strata Satu (SI) Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan IPA
di Universitas Islam Lamongan guna memperoleh
gelajar Sarjana Pendidikan (S. Pd). Atas bantuan semua pihak yang
turut berperan dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dalam proses
penyelesaian skripsi. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Mohammad Nurman, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan
2. Ibu Silvi Rosiva Rosdiana, M.Pd selaku Kaprodi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA)
3. Ibu Khoiro Mahbubah, M.Pd selaku dosen pembimbing I tugas akhir
proposal penelitian yang telah memberikan bimbingan dengan baik
hingga Laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Ibu Binar Ayu Dewanti, M.Pd selaku dosen pembimbing II tugas
akhir proposal penelitian yang telah memberikan bimbingan dengan
baik hingga Laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Islam Lamongan
6. Segenap keluarga yang tak henti-hentinya selalu mendoakan dan
memotivasi untuk senantiasa bersemangat dan tak mengenal kata
putus asa. Terima kasih atas segala dukungannya, baik secara material
maupun spiritual hingga terselesaikannya proposal penelitian ini.
7. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya proposal
ini.
Penyusun menyadari adanya keterbatasan di dalam penyusunan
proposal penelitian tugas akhir ini. Besar harapan penyusun akan saran
dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya Penyusun berharap agar
proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi
pembaca sekalian

Lamongan, 12 Oktober 2022


Penyusun

Mas Arif Syariffudin

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh
sebagian besar siswa karena banyak konsep yang memuat tentang ilmu
hafalan baik teori maupun rumus. Permasalahan yang sering dihadapi
dalam pembelajaran IPA adalah kurang aktifnya siswa untuk ikut andil
dalam proses pembelajaran dan kurangnya minat siswa untuk bertanya
apabila ada materi yang kurang jelas. Siswa yang merasakan IPA sebagai
pelajaran yang sulit disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah
penyampaian dari guru yang kurang menarik sehingga menjadikan siswa
merasa bosan dalam mengikuti pelajaran IPA. Untuk mengatasi hal
tersebut, seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dan profesional dalam
mengajar agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien dalam
mencapai prestasi belajar yang maksimal. Guru perlu memilih metode,
model serta bahan ajar yang sesuai agar pengajaran guru lebih menarik
dan materi yang diterima oleh siswa tidak hanya sekedar sekumpulan
konsep. (Masrun 2018).

IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara


sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan
IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Kepedulian setiap individu terhadap kondisi dan kualitas lingkungan
akan sangat menentukan keberlanjutan kehidupan manusia secara layak.
Semua individu harus sadar bahwa keseimbangan ekosistem sebagaimana
yang seharusnya ada akan mampu menjanjikan suatu kondisi lingkungan
yang layak huni dan nyaman. Proses pembelajarannya menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.(Muji
Listyawati 2012). Pembelajaran IPA akan lebih bermakna jika pendidik
dapat mengembangkan pembelajaran dengan mengkaitkan materi dengan
lingkungan tempat tinggal dan menekannkan pentingnya sikap
kepedulian terhadap lingkungan khususnya pada pencemaran
lingkungan. (Mariza Fitriati, 2019).

Pencemaran Lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya


makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan (Undang-Undang Republik
Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Bab I Pasal 1 Ayat 14).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, di sekolah SMP


Negeri 1 Sugio melalui guru Pamong mata pelajaran IPA pada tanggal 15
Oktober 2021 diperoleh informasi bahwa guru menerapkan pembelajaran
Discovery Learning dan belum mengintegrasikannya dalam tahapan
model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan kreatifitas
ilmiah siswa. Penerapan pembelajaran Discovery Learning membuat
siswa cenderung terfokus pada guru sebagai penyampai informasi atau
proses pembelajaran berpusat kepada guru. Proses pembelajaran seperti
ini membuat penerapan pembelajaran kurang maksimal dalam
mengembangkan kemampuan literasi sains siswa. Hal tersebut di
buktikan dengan hasil observasi peneliti ketika guru mengajar di kelas
selama 2 pertemuan. Capaian pembelajaran dikatakan belum tuntas dan
literasi sains rendah hal tersebut dibuktikan dengan keterampilan siswa
saat belajar kurang misalnya dalam diskusi dan presentasi di depan kelas
hanya sekitar 15% siswa yang lancar dalam berkomunikasi, siswa hanya
berpusat pada guru, suasana pembelajaran pasif dan nilai ujian masih
rendah hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa yang aktif yaitu 60%
pada semester ganjil dengan KKM mata pelajaran IPA yaitu 75 dan rekap
penilaian selama satu semester.

Permasalahan dalam belajar yang disebabkan oleh proses


pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) sering di
jumpai, hal tersebut menjadi faktor rendahnya hasil belajar siswa yang
bisa dikatakan kreativitas ilmiah siswa juga rendah (Suarbawa, 2019).
Oleh karena itu, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang
kondusif, dan menyenangkan bagi siswa agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan semestinya. Menyikapi kenyataan tersebut, guru dituntut
untuk melakukan pembenahan dan praktik pembelajaran di kelas, salah
satunya dengan menggunakan model Project Based Learning (PjBL).(Rona
Taula Sari, 2018). Perubahan kurikulum 2013 juga membahas mengenai
model pembelajaran yang digunakan. Perubahan kurikulum 2013 juga
membahas mengenai model pembelajaran yang d Model pembelajaran
yang disarankan dalam kurikulum 2013 adalah model pembelajaran
Project Based Learning, (Elok Kristina Dewi, 2105).

Model pembelajaran Project Based Learning adalah proses


pembelajaran yang secara langsung melibatkan siswa untuk
menghasilkan suatu proyek. Pada dasarnya model pembelajaran ini lebih
mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dalam mengerjakan
sebuah proyek yang dapat menghasilkan sesuatu (Apriany et al., 2020).
Keunggulan yang dimiliki pada model pembelajaran berbasis proyek
yaitu mampu meningkatkan motivasi siswa, kemampuan pemecahan
masalah dan sikap kerjasama, dan keterampilan mengelola sumber.
Proses pembelajaran berbasis proyek dapat membuat siswa lebih mudah
memahami materi, karena siswa langsung menerapkan ilmunya ke dalam
sebuah proyek yang mereka susun. Proyek tersebut akan membuat siswa
lebih mudah mengingat konsep yang telah diperoleh (M.N. Hayati, K.I.
Supardi, 2015). Menurut (Gunadi & Ramli, 2021) pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Project Based Learning menjadikan
siswa terpacu untuk dapat memahami materi pembelajaran dan
mengaplikasikannya dalam menyelesaikan masalah yang ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan media scrapbook menjadi
salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Scrapbook yang asal katanya yakni scrap artinya barang sisa.


Namun, scrapbook tak sekadar kegiatan menempel dari barang sisa saja
tetapi juga menjadi suatu kegiatan seni menempel pada lembar kertas
kosong. Semula scrapbook merupakan suatu kegiatan seni menempel foto
di media kertas dan menghiasnya menjadi karya yang kreatif (Murjainah,
2013). Scrapbook adalah seni menempel foto atau gambar pada media
kertas serta menghiasnya dengan dekorasi, sehingga dapat menjadi karya
yang lebih menarik (Putri, 2014). Dapat disimpulkan bahwa media
scrapbook merupakan kegiatan menempel pada lembar kertas kosong
dengan menggunakan bahan atau barang sisa untuk menghiasnya
sehingga menjadi karya yang digunakan untuk menyampaikan suatu
pesan atau informasi. Informasi yang dimaksudkan adalah materi
pelajaran IPA( Indah Nurdiana, 2017). Media scrapbook juga memiliki
banyak manfaat seperti membuat siswa menjadi lebih kreatif.

Kreativitas ilmiah merupakan kepekaan terhadap masalah,


kemampuan untuk menghasilkan ide baru yang dapat diterima secara
teknologi, kemampuan untuk bertanya, memahami dunia sekitar,
kemampuan untuk pemecahan masalah, melihat solusi, merancang
eksperimen, berimajinasi, mengidentifikasi kesulitan, membuat prediksi
atau hipotesis.(Suyidno 2015). Kreativitas terjadi melalui serangkaian
tahap-tahap kecil dari sebuah ide awal yang mampu dimodifikasi dan
diuraikan secara jelas. Seseorang bisa menjadi kreatif dalam bidang yang
spesifik, contohnya ada orang yang kreatif dalam bidang sains tetapi tidak
dalam menggambar.(Hilman Imadul Umam, Salma Hikmatul Jiddiyyah
2021).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka peneliti
merumuskan sebuah masalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana keterlaksan pembelajaran menggunakan model


pembelajaran projects bases learning (PjBL)?
1.2.2 Bagaimana implementasi model pembelajaran projects based learning
(PjBL) Berbantuan Media Scrapbook Terhadap Kreativitas Ilmiah
Siswa Materi Pencemaran Lingkungan.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah:

1.3.1 Mengetahui keterlaksan pembelajaran menggunakan model


pembelajaran projects based learning (PjBL)
1.3.2 Mengetahui implementasi model pembelajaran projects based
learning (PjBL) Berbantuan Media Scrapbook Terhadap Kreativitas
Ilmiah Siswa Materi Pencemaran Lingkungan.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Secara umum manfaat dari penelitian ini adalah untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan yang terkait digunakannya
implementasi model pembelajaran projects based learning (PjBL)
Berbantuan Media Scrapbook Terhadap Kreativitas Ilmiah Siswa
Materi Pencemaran Lingkungan.

b. Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa
Dapat memberikan pengalaman belajar yang aktif,
menyenangkan serta dapat meningkatkan kreativitas ilmiah
siswa pada materi tersebut.
2. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam proses
pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran
projects based learning (PjBL).
3. Bagi Guru dan Lembaga Yang Di teliti
Dapat memberi masukan dan saran untuk meningkatkan mutu
dan kualitas pendidikan di lembaga tersebut. Sedangkan bagi
guru dapat memperbaiki pembelajaran mata pembelajaran IPA.
Sebagai masukan untuk meningkatkan minat dan perhatian
siswa terhadap mata pelajaran IPA dan dapat memberikan
kesempatan kepada guru untuk mengembangkan banyak
model pembelajaran IPA.
4. Bagi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian bagi Universitas Islam Lamongan dapat
menambah kepustakaan Universitas Islam Lamongan.
Khususnya bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.
5. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan atau menambah pengetahuan masyarakat
terhadap pencemaran lingkungan di pemukiman khususnya
pada saat lingkungan sedang tercemar di pemukiman
masyarakat bisa mengatasinya dengan cepat dan tepat.
1.5 Batasan Penelitian
Peneliti membagikan batasan pada penelitian ini, yaitu:
1. Penelitian ini dilakukan pada siswa Smp kelas VII
2. Model pembelajaran hanya menggunakan model Projects
Based Learning (PjBL).
3. Materi pada proses pembelajaran hanya mencangkup materi
IPA Smp kelas VII tema Pencemaran Lingkungan.
1.6 Definisi Operasional Variabel
a. Projects Based Learning (PjBL)
Projects Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang
didalamnya melibatkan proyek kerja yang dilakukan secara
individu atau berkelompok. Siswa diberikan kebebasan dalam
merencanakan aktivitas belajar dan berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Dalam model pembelajaran PjBL ini terdapat 4 tahap
yakni tahap perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan
pelaporan.

b. Kreativitas Ilmiah
Kreativitas ilmiah merupakan kepekaan terhadap masalah,
kemampuan untuk menghasilkan ide baru yang dapat diterima
secara teknologi, kemampuan untuk bertanya, memahami dunia
sekitar, kemampuan untuk pemecahan masalah, melihat solusi,
merancang eksperimen, berimajinasi, mengidentifikasi kesulitan,
membuat prediksi atau hipotesis.(Suyidno 2015). Indikator yang
digunakan dalam mengukur kreativitas ilmiah ini, yaitu:

1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar.


2. Sering mengajukan yang berbobot.
3. Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu
masalah.
4. Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak
malu- malu.
5. Mempunyai/menghargai rasa keindahan.
6. Mempunyai pendapat sendiri dan dapat
mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh orang lain.
7. Memiliki rasa humor tinggi.
8. Mempunyai daya imajinasi yang kuat.
9. Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan yang
berbeda dari orang lain (orisinil).
10. Dapat bekerja sendiri.
11. Senang mencoba hal-hal baru.
12. Mampu mengembangkan atau merinci suatu gagasan
(kemampuan elaborasi).
c. Pencemaran Lingkungan
Tema pencemaran lingkungan merupakan salah satu materi di
mata pelajaran IPA SMP di kelas VII yang mencakup beberapa
aspek.

Anda mungkin juga menyukai