Anda di halaman 1dari 117

PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP LITERASI

MEMBACA CERPEN PADA PEMBELAJARAN


BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 060934 KWALA BEKALA
MEDAN TAHUN PELAJARAN
2022/2023

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar


SarjanaPendidikan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas Quality

Oleh:
ELVINA SAFITRI
NPM. 1905030081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS QUALITY
MEDAN
2023
PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP LITERASI
MEMBACA CERPEN PADA PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 060934 KWALA BEKALA
MEDAN TAHUN PELAJARAN
2022/2023

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar


SarjanaPendidikan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas Quality

Oleh:
ELVINA SAFITRI
NPM. 1905030081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS QUALITY
MEDAN
2023
PENGESAHAN SKRIPSI

Judul :PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP


LITERASI MEMBACA CERPEN PADA
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA
KELAS IV SD
Nama :ELVINA SAFITRI
Program Studi :PGSD
Fakultas :KEGURUANDANILMUPENDIDIKAN
Medan, 01June 2023

Menyetujui
Tim Pembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Gemala Widiyarti , S.Sos.I.,M.Pd Restio Sidebang S.Pd, M,Pd


NIP.0123098602 NIP.0129038101

Ketua Program Studi Dekan FKIP


Universitas Quality Universitas Quality

Restio Sidebang S.Pd, M,Pd Dr.GemalaWidiyartiS.Sos.I.M.Pd


NIP.0129038101 NIP.0123098602
PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP
LITERASIMEMBACA CERPEN PADA PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 060934 KWALA BEKALA
MEDAN TAHUN PELAJARAN
2022/2023

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media gambar terhadap literasi
membaca cerpen. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 060934 Kwala Bekala,
Medan pada kelas IV-a dan kelas IV-b semester II tahun pelajaran 2022/2023. Jenis
penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian Quasi
Eksperimendengan dengan desain penelitian Control Group Pretest-Posttest
Design. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 50 siswa. Instrument penelitian
ini berupa tes uraian dan tes membaca. Teknik analisis data menggunakan bantuan
program excell. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat
disimpulkan bahwa media gambar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
literasi membaca cerpen pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD
Negeri 060934 Kwala Bekala Medan. Hal ini berdasar pada data-data yang
diperoleh setelah diadakan penelitian, hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil
pre-test kelas eksperimendiperoleh nilai rata-rata yaitu 25,24dan pre-test kelas
kontrol di peroleh nilai rata-rata yaitu 25,12 yang tergolong masih rendah.
Sedangkan nilai rata-rata post-test kelas eksperimen yaitu 85,84dan post-test kelas
kontrol yaitu 79,68 yang menandakan bahwa hasil setelah diberi perlakuan
mengalami peningkatan.

Kata Kunci:Media Gambar, Literasi Membaca Cerpen, Pembelajaran Bahasa


Indonesia

i
THE INFLUENCE OF IMAGE MEDIA ON LITERACY OF
SHORT STORY READING IN LEARNING ENGLISH
STUDENTS OFCLASS IV ELEMENTARY
SCHOOL NEGERI 060934 KWALA
BEKALA MEDAN ACADEMIC
YEAR 2022/2023

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of media images on literacy in reading short
stories. This research was conducted at SD Negeri 060934 Kwala Bekala, Medan
in class IV-a and class IV-b semester II of the 2022/2023 academic year. The type
of research that will be carried out in this study is a quasi-experimentalresearch
with a control group pretest-posttest design. This study took a sample of 50
students. The research instrument was a description test and a reading test. Data
analysis techniques using the excel program. Based on the results of the research
that has been carried out, it can be concluded that media images have a significant
influence on literacy in reading short stories in learning Indonesian for fourth
grade students at SD Negeri 060934 Kwala Bekala Medan. This is based on the
data obtained after the research was carried out, the results of data analysis showed
that the pre-test results for the experimental class obtained an average value of
25.24 and the pre-test for the control class obtained an average value of 25.12
which still relatively low. While the average value of the experimental class post-
test was 85.84 and the control class post-test was 79.68 which indicated that the
results after being given treatment had increased.

Keywords:Image Media, Short Story Reading Literacy, Indonesian Language


Learning

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha
Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Media Gambar Terhadap Literasi Membaca Cerpen Pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Negeri 060934 Kwala Bekala
Medan.

Penulis menyelesaikan skripsi ini melalui berbagai berbagai proses dan


banyak hambatan serta rintangan yang dilalui oleh penulis. Namun pada akhirnya
penulis dapat menyelesaikan dengan baik. Penyusunan laporan hasil penelitian
yang penulis buat tentu berkat dan dukungan dan doa dari orang-orang yang banyak
membantu penulis baik itu dukungan secara langsung ataupun secara tidak
langsung.

Penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa adanya bimbingan,
motivasi danbantuan dari pihak-pihak yangmembantu. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih khususnya
kepada:

1. Bapak Dr. Dedi Holden Simbolon, S.Si., M.Pd selaku Rektor Universitas
Quality.
2. Ibu Rita Herlina Br. PA, M.Pd, selaku Wakil Rektor Universitas Quality.
3. Ibu Dr. Gemala Widiyarti, S.Sos.I., M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Quality sekaligus selaku Pembimbing I.
Berkat arahan yang diberikan oleh beliau maka penulis dapat
menyususnskripsi ini dengan baik.
4. Ibu Restio Sidebang, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Quality sekaligus selaku Pembimbing II. Berkat arahan yang diberikan oleh
beliau maka penulis dapat menyusun skripsi ini dengan baik.

iii
5. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan banyak sekali dukungan
sekaligus sebagai support sistem saat penulis sedang dalam kesusahan.

Dan tentunya penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan permohonan maaf
apabila dalam pembuatan skripsiini terdapat banyak kesalahan. Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penulis agar lebih baik
di masa yang akan datang.

Medan, Juni2023
Penulis

Elvina Safitri
NPM.1905030081

iv
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ................................................................................................. 4
1.4 Rumusan Masalah............................................................................................... 4
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 4
1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7
2.1. Kerangka Teoritis ............................................................................................. 7
2.1.1 Hakikat Media Pembelajaran.............................................................................7
2.1.2 Hakikat Media Gambar ...................................................................................18
2.1.3 Hakikat Literasi Membaca ..............................................................................21
2.1.4 Hakikat Cerpen................................................................................................31
2.1.5 Hakikat Bahasa Indonesia ...............................................................................33
2.2 Kerangka Berfikir ............................................................................................. 36
2.3 Definisi Operasional ......................................................................................... 37
2.4 Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 39
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian........................................................................... 39
3.2 Popusasi dan Sampel ........................................................................................ 39
3.2.1. Populasi ..........................................................................................................39
3.2.2 Sampel.............................................................................................................39
3.3 Jenis dan Desain Penelitian .............................................................................. 41
3.3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................41

v
3.3.2 Desain Penelitian .............................................................................................41
3.4 Prosedur Penelitian ........................................................................................... 41
3.5 Instrumen Penelitian ......................................................................................... 43
3.5.1 Pengujian Instrument.................................................................................44
3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 46
3.7 Analisis Data..................................................................................................... 47
3.7.1 Nilai rata-rata ..................................................................................................47
3.7.2 Standar Deviasi ...............................................................................................47
3.7.3 UjiNormalitas ..................................................................................................47
3.7.4 Uji Homogenitas .............................................................................................48
3.7.5 UjiHipotesis ....................................................................................................48
BAB IV ................................................................................................................. 50
HASIL PENELITIAN ........................................................................................ 50
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................. 50
4.1.1 Deskripsi Pembahasan Penelitian ....................................................................50
4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................................................ 51
4.2.1 Hasil Data Pre-test ..........................................................................................51
4.2.2 Hasil Data Post-Test ...................................................................................... 56
4.3 Uji Normalitas Pre-Test.................................................................................... 62
4.3 Uji Homogenitas Varians Data Pre-test ...................................................... 65
4.4 Uji Hipotesis 66
4.4.2 Uji Hipotesis post test......................................................................................66
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................ 67
BAB V ................................................................................................................... 69
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 69
5.1 Kesimpulan …………………………………………………………………..69
5.2 Saran ……………………………………………………………………...69
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71

vi
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 3.1 Anggota Populasi.................................................................................... 39


Tabel 3.2 Sampel Penelitian ................................................................................... 40
Tabel 3.3 control group pretest—posstest design ................................................... 41
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Uraian............................................................... 43
Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi Literasi Membaca ...................................... 44
Tabel 3.6 Pedoman menentukan tinggi rendahnya reliabilitas ............................... 46
Tabel 4.1 Data Nilai Pre-test Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol .......... 52
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Relatif Pre-Test Kelas Eksperimen ....................... 54
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Relatif Pre-Test Kelas Kontrol ............................. 56
Tabel 4.4 Hasil Data Nilai Post-Test Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol… ........................................................................................... 56
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Relatif Post Test Kelas Eksperimen ..................... 59
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Post Test Kelas Kontrol ....................................... 61
Tabel 4.7 Uji Normalitas data Pre-test Eksperimen .............................................. 63
Tabel 4.8 Uji Normalitas data Pre-test Kontrol..................................................... 64
Tabel 4.9 Normalitas Pre-Test Siswa Kelas Eksperimen Dan Kontrol ................. 65
Tabel 4.10 Hasil Homogenitas Varians Data Pre-Test........................................... 65
Tabel 4.11 Uji Hipotesis ......................................................................................... 66

vii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar 4.1 Diagram Batang Nilai Pre-Test Siswa Kelas Eksperimen ................. 54
Gambar 4.2 Diagram Batang Nilai Pre-Test Siswa Kelas Kontrol ........................ 56
Gambar 4.3 Diagram Batang Nilai Post Test Kelas Eksperimen
DenganMenggunakan Media Gambar ............................................... 59
Gambar 4.4 Diagram Batang Nilai Post-Test kelas Kontrol Dengan
MenggunakanPembelajaran Konvensional ....................................... 62
Gambar 1 PemberianPre-Test Kelas Eksperimen ............................................. 100
Gambar 2 PemberianPre-Test Kelas Kontrol .................................................... 100
Gambar 3 PelaksanaanPre-Test Kelas Eksperimen........................................... 100
Gambar 4 PelaksanaanPre-Test Kelas Kontrol ................................................. 101
Gambar 5 Tes Membaca Kelas Eksperimen Menggunakan Media Gambar..... 101
Gambar 6 Tes Membaca Kelas Kontrol Menggunakan Pembelajaran
Konvensional. .................................................................................. 101
Gambar 7 PemberianPos-Test Kelas Eksperimen ............................................. 102
Gambar8 PemberianPos-Test Kelas Kontrol .................................................... 102

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ....................................................................................................... 73
Lampiran 2 ………………………………………………………………………82
Lampiran 3 ………………………………………………………………………84
Lampiran 4 ………………………………………………………………………85
Lampiran 5 ………………………………………………………………………86
Lampiran 6 ………………………………………………………………………87
Lampiran 7 ………………………………………………………………………88
Lampiran 8 ………………………………………………………………………90
Lampiran 9 ………………………………………………………………………94
Lampiran 10....... ..................................................................................................... 98
Lampiran 11 ……………………………………………………………………..100
Lampiran 12 ……………………………………………………………………..103

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek
kepribadian dan kehidupannya. Pendidikan dapat mengembangkan berbagai
potensi yang dimilikinya secara optimal, yaitu pengembangan potensi individu
yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan
spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik
dan lingkungan sosio-budaya dimana dia hidup. Ki Hajar Dewantara merumuskan
pengertian pendidikan sebagai berikut: “Pendidikan umumnya berarti daya upaya
untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan batin) pikiran dan jasmani anak-
anak selaras dengan alam dan masyarakatnya. Akhirnya makna pendidikan
dinyatakan di dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 dijelaskan bahwa pendidikan adalah sebagai usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara
aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam
bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia.
Sekolah Dasar merupakan bagian dari sistem pendidikan dasar. Seperti yang
telah dipahami pula bahwa pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem
pendidikan nasional. Pendidikan Sekolah Dasar sebagai suatu proses yang bukan
hanya memberi bekal kemampuan intelektual dasar dalam membaca, menulis dan
berhitung saja melainkan juga sebagai proses mengembangkan kemampuan dasar
peserta didik secara optimal dalam aspek intelektual, sosial, dan personal. Pelajaran
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di
Sekolah Dasar. Bahasa merupakan percakapan atau alat komunikasi dengan sesama
manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi yang menjadi salah satu ciri khas
Bangsa Indonesia dan digunakan sebagai Bahasa Nasional. Hal ini yang merupakan

1
2

salah satu sebab mengapa Bahasa Indonesia diajarkan pada semua jenjang
pendidikan, terutama di SD karena merupakan dasar dari semua pembelajaran.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1 menjelaskan pengertian
pembelajaran sebagai suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jihat menjelaskan pembelajaran
merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu: belajar tertuju
kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa dan mengajar berorientasi pada apa yang
harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini akan
berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara
guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa disaat pembelajaran sedang
berlangsung.
Hakikatnya tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah adalah untuk
mengembangkan keterampilan berbahasa baik lisan maupun tulisan. Keterampilan
berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Membaca adalah termasuk salah satu keterampilan Bahasa Indonesia. Membaca
dapat juga diartikan sebagai proses menerima informasi melalui sebuah tulisan yang
umum. Membaca merupakan kemampuan yang paling mendasar sebagai bekal untuk
mempelajari segala sesuatu. Membaca sangat erat kaitannya dengan literasi. Literasi
merupakan bentuk pembelajaran yang sangat menarik dan penting bagi guru dan
peserta didik agar suatu pembelajaran mudah dipahami atau dimengerti saat
melakukan kegiatan membaca. Tujuan membaca menurut Rahim (2008:11-12)
antara lain: Kesenangan, menyempurnakan membaca nyaring, menggunakan strategi
tertentu, memperbarui suatu pengetahuan tentang topik, mengaitkan informasi baru
dengan informasi yang telah diketahui, memperoleh informasi untuk laporan lisan
atau tertulis.
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan di lapangan yaitu kelas IV
SD Negeri 060934 Kwala Bekala Medan terdapat beberapa hal yang menyebabkan
rendahnya literasi membaca siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu yang
pertama, kurang menarik media pembelajaran yang digunakan. Kedua, pengelolaan
kelas yang digunakan guru kurang tepat sehingga membuat rendahnya siswa dalam
membaca. Ketiga, Kurangnya menggunakan kegiatan literasi pada pembelajaran
3

Bahasa Indonesia. Data yang diperoleh diatas menunjukkan rendahnya pemahaman


siswa dalam membaca cerpen.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu digunakan media
pembelajaran. Media merupakan segala bentuk alat yang dipergunakan dalam
proses penyaluran atau penyampaian informasi. Media merupakan bagian
melekat atau tidak terpisahkan dari proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Salah satu unsur dalam proses komunikasi yang sangat menonjol
perannya bagi pembelajaran adalah media. Media gambar adalah suatu bentuk
visual yang digunakan dalam proses pembelajaran. Media ini tidak memiliki
unsur suara dan hanya dapat dilihat. Maka media gambar merupakan bentuk
kartun yang mengungkapkan karakter satu atau beberapa tokoh yang
diperankan dalam suatu cerita. Media gambar yang menarik dan menyenangkan
dapat memotivasi siswa dalam belajar. Jika media gambar disusun secara
sistematis sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka media gambar dapat
dijadikan “teman yang baik” dalam belajar sehingga dapat menjadi sumber
ilmu. Ide penciptaan media gambar bukan berarti siswa dibawa ke situasi
aktivitas hiburan dan bermain semata, melainkan dimaksudkan untuk
mempengaruhi literasi membaca cerpen.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Gambar Terhadap Literasi
Membaca Cerpen Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV
SD Negeri 060934 Kwala Bekala Medan”.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan adalah sebagai berikut:
1. Kurang menarik media pembelajaran yang digunakan guru.
2. pengelolaan kelas yang digunakan guru kurang tepat sehingga membuat
rendahnya siswa dalam membaca
3. Kurangnya menggunakan kegiatan literasi pada pembelajaran Bahasa
Indonesia.
4. Rendahnya pemahaman siswa dalam membaca cerpen.
4

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka batasan masalah dalam
penelitian ini adalah “Pengaruh Media Gambar Terhadap Literasi Membaca
Cerpen Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Negeri
060934 Kwala Bekala Medan”.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana literasi membaca cerpen dengan menggunakan media
gambar pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD
Negeri 060934 Kwala Bekala Medan?
2. Bagaimana literasi membaca cerpen tanpa menggunakan media gambar
pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 060934
Kwala Bekala Medan?
3. Apakah ada pengaruh penggunaan mediagambar terhadap literasi
membaca cerpen pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV
SD Negeri 060934 Kwala Bekala Medan?

1.5 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana literasi membaca cerpen dengan
menggunakan media gambar pada pembelajaran Bahasa Indonesia
siswa kelas IV SD Negeri 060934 Kwala Bekala Medan.
2. Untuk mengetahui bagaimana literasi membaca cerpen tanpa
menggunakan media gambar pada pembelajaran Bahasa Indonesia
siswa kelas IV SD Negeri 060934 Kwala Bekala Medan.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan mediagambar
terhadap literasi membaca cerpen pada pembelajaran Bahasa Indonesia
siswa kelas IV SD Negeri 060934 Kwala Bekala Medan.
5

1.6 Manfaat Penelitian


Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini diharapkan
dapatmemberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
mengembangkannya media gambar secara variatif, sehingga memudahkan
pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Siswa
Untuk membangkitkan kemampuan membaca siswa dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia agar siswa tidak merasa bosan dengan materi yang guru
ajarkan.
b. Guru
Diharapkan bermanfaat memperbaiki metode mengajar yang selama ini
digunakan serta mengembangkan keterampilan guru kelas khususnya dalam
menerapkan penggunaan media gambar untuk menambah pemahaman siswa
membaca.
c. Bagi Sekolah
Meningkatkan mutu pendidikan pada Sekolah yang bersangkutan terkait
dengan literasi membaca siswa agar pendidikan lebih maksimal dengan
adanya media pembelajaran.
d. Peneliti
Meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang pendidikan secara teori
maupun praktek langsung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis


2.1.1 Hakikat Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari Bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
“tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Menurut Steffi Adam dan Muhammad
Taufik (2015:813) bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu baik berupa
fisik maupun teknis dalam proses pembelajaran yang dapat membantu guru untuk
mempermudah dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sehingga
memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran. Secara lebih khusus, pengertian
media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal. Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli
yang sebagian diantaranya akan diberikan berikut ini. AECT (Association of
Education and Communication Technology) memberikan batasan tentang media
sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering
diganti dengan kata mediator.
Musfiqon (2012: 28) mengungkapkan bahwa media pembelajaran dapat
digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi
pembelajaran agar efektif dan efisien. Berdasarkan pendapat yang telah dipaparkan
menunjukkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan
sebagai perantara atau penghubung dari pemberi informasi yaitu guru kepada
penerima informasi atau siswa yang bertujuan untuk mempengaruhi para siswa agar
termotivasi serta bias mengikuti proses pembelajaran secara utuh dan bermakna.
Artinya, terdapat lima komponen dalam pengertian media pembelajaran. Pertama,
sebagai perantara pesan atau materi dalam proses pembelajaran. Kedua, sebagai
sumber belajar. Ketiga, sebagai alat bantu untuk mempengaruhi motivasi siswa

6
7

dalam belajar. Keempat, sebagai alat bantu yang efektif untuk mencapai hasil
pembelajaran yang utuh dan bermakna. Kelima, alat untuk memperoleh dan
meningkatkan skill. Dalam memilih dan menggunakan media ada beberapa kriteria-
kriteria sebagai berikut.
1. Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran; artinya media pembelajaran dipilih
atas dasar tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan
pembelajaran yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis
lebih memungkinkan digunakannya media pembelajaran.
2. Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran; artinya bahan pelajaran yang
sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan
media agar lebih mudah dipahami siswa.
3. Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah
diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, disamping
sederhana dan praktis penggunaannya.
4. Keterampilan guru dalam menggunakannya; apapun jenis media yang
diperlukan syarat utamanya adalah guru dapat menggunakannya dalam proses
pembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi
dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa
dengan lingkungannya. Adanya OHP, proyektor film, komputer, dan alat-alat
canggih lainnya, tidak mempunyai arti apa-apa, bila guru tidak dapat
menggunakannya dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi kualitas
pengajaran.
5. Tersedianya waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pembelajaran harus
sesuai dengan taraf kemampuan berpikir siswa, sehingga makna yang
terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa.
Penggunaan media pembelajaran juga hendaknya digunakan pada situasi
sebagai berikut;
8

1. Perhatikan siswa terhadap proses pembelajaran sudah berkurang akibat


kebosanan mendengarkan uraian guru,
2. Bahan pembelajaran yang dijelaskan guru kurang dipahami siswa,
3. Terbatasnya sumber pembelajaran,
4. Guru kurang atau tidak bergairah untuk menjelaskan bahan pembelajaran
melalui penuturan secara verbal akibat terlalu lelah disebabkan telah mengajar
cukup lama.

2. ManfaatMedia
Manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar
mengajar sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses belajar mengajar.
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-
sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu;
a. Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang
kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau
model;
b. Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat
disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar;
c. Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan
tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide, secara
verbal;
d. Objek atau proses yang sangat rumit;
e. Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan
dengan media seperti computer, film, dan video;
f. Peristiwa alam atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama.
9

4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa


tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka, serta memungkinkan
terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, kunjungan-kunjungan
ke museum atau kebun binatang.

3. Fungsi Media Pembelajaran


Media pembelajaran memiliki peran penting dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Hadirnya media pembelajaran mampu membawa dan
membangkitkan antusias siswa dalam belajar. Media pembelajaran juga digunakan
guru untuk dapat memperbaharui semangat siswa terhadap segala sesuatu yang baru
setiap harinya. Media pembelajaran membantu memantapkan pengetahuan dan
wawasan siswa dan menghidupkan proses pembelajaran. Selain itu, media
pembelajaran juga memiliki banyak fungsi di antaranya adalah fungsi atensi, fungsi
afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Untuk mengetahui keempat
fungsi dari media pembelajaran tersebut secara jelas, bisa dilihat melalui uraian
sebagai berikut.
1. Atensi
Atensi merupakan fungsi inti dari media pembelajaran, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada materi pembelajaran
yang ditampilkan atau menyertai teks materi pembelajaran. Sering kali pada
awalpembelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pembelajaran yang tidak
disenangi oleh mereka, sehingga mereka tidak memperhatikan. Media
pembelajaran yang ditampilkan dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian
mereka kepada mata pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian,
kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi materi semakin besar.
2. Afektif
Afektif merupakan salah satu fungsi dari media pembelajaran yang dapat
dilihat dari tingkat kenyamanan siswa ketika belajar atau membaca teks yang
bergambar. Gambar atau lambing yang ditampilkan melalui media pembelajaran
dapat mengunggah emosi dan sikap siswa.
10

3. Kognitif
Kognitif merupakan salah satu fungsi dari media pembelajaran yang terlihat
dari tampilannya. Tampilan materi pembelajaran tersebut memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang
terkandung dalam materi pembelajaran.
4. Kompensatoris
Kompensatoris merupakan salah satu fungsi dari media pembelajaran yang
dapat dilihat dari hasil penelitian. Media pembelajaran memberikan konteks untuk
memahami teks dan membantu siswa yang lemah dalam membaca kemudian
mengorganisasikan informasi dalam teks selanjutnya dapat mengingatnya kembali.
Atau dengan Bahasa lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan
siswa yang lemah atau lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang
disajikan dengan teks atau secara verbal.

4. Macam-Macam Media Pembelajaran


Media pembelajaranbanyak sekali jenis dan macamnya. Mulai dari yang
paling sederhana dan murah sampai media yang paling canggih dan mahal
harganya. Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada media yang
diproduksi pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung
dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang untuk
keperluan pembelajaran. Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya
tidak banyak jenis media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah. Beberapa
media yang paling akrab dan hamper semua sekolah memanfaatkan adalah media
cetak (buku) dan papan tulis. Selain itu, banyak juga sekolah yang telah
memanfaatkan jenis media lain seperti gambar, model, powerpoint (LCD
proyektor) dan objek-objek nyata. Sedangkan media lain seperti audio, video,serta
program pembelajaran komputer. Meskipun demikian, sebagai seorang guru
alangkah baiknya anda mengenal beberapa jenis media pembelajaran tersebut. Hal
ini dimaksudkan agar mendorong kita untuk mengadakan dan memanfaatkan media
tersebut dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Macam-macam media pembelajaran
adalah sebagai berikut.
11

a. Media Grafis
Media grafis tergolong jenis media visual yang menyalurkan pesan lewat
simbol-simbol visual. Grafis juga berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas
sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah
terlupakan jika hanya dijelaskan melalui penjelasan verbal saja. Banyak konsep
yang justru lebih mudah dijelaskan melalui gambar daripada menggunakan kata-
kata verbal. Ingat ungkapan “satu gambar berbicara seribu kata”. Keberhasilan
penggunaan media grafis ditentukan oleh kualitas dan keefektivitas bahan-bahan
visual tersebut. Hal ini hanya dapat dicapapai dengan mengatur dan
mengorganisasikan gagasan yang timbul kemudian merencanakannya dengan
seksama, lalu menggunakan teknik dasar visualisasi objek, konsep, informasi
maupun situasi. Tatanan elemen visual tersebut harus dapat menampilkan
visualisasi yang dapat dimengerti dan dapat menarik perhatian, sehingga mampu
menyampaikan pesan yang diinginkan dalam penggunaannya. Proses penataan itu,
harus diperhatikan prinsip-prinsip ke desain tertentu antara lain:
1. Prinsip kesederhanaan; secara umum, kesederhanaan itu mengacu pada jumlah
elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang sedikit lebih
memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan. Pesan
yang Panjang dan rumit harus dibagi-bagi ke dalam beberapa bahan sehingga
mudah dibaca dan dipahami. Demikian pula teks yang ada harus dibatasi (tidak
terlalu Panjang) serta memakai huruf yang sederhana dan mudah dibaca.
Kalimatnya pun harus ringkas tetapi padat dan mudah dimengerti
2. Keterpaduan; keterpaduan mengacu kepada hubungan yang terdapat diantara
elemen, yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen harus
saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan yang dapat dikenal
sehingga membantu pemahaman terhadap pesan yang terkandung didalamnya.
3. Penekanan; meskipun penyajian dirancang sesederhana mungkin, sering kali
konsep yang disajikan memerlukan penekanan terhadap salah sattu unsur yang
akan menjadi pusat perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan,
prespektif, warna atau ruang.
12

4. Keseimbangan; bentuk atau pola yang dipilih, sebaiknya menempati ruang yang
memberikan persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris.
5. Bentuk; bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan
perhatian. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam
penyajian pesan perlu diperhatikan.
6. Garis; garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat
menuntun perhatian siswa untuk mempelajari sebuah urutan-urutan khusus.
7. Tekstur; tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau
halus. Tekstur dapat digunakan untuk penekanan terhadap sebuah unsur.
8. Warna; warna merupakan unsur yang penting, tetapi harus digunakan secara
hati-hati untuk memperoleh hasil yang baik. Warna dapat mempertinggi tingkat
realisme objek atau situasi yang digambarkan. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan warna, yaitu:
a. Pemilihan warna khusus,
b. Nilai warna (ketebalan dan ketipisan),
c. Intensitas atau kekuatan warna.
Semua media grafis, baik itu berupa gambar, sketsa bagan, grafik atau
media visual yang lain harus dibuat dengan memperhatikan prinsip-prinsip umum.
Sebagai salah satu media visual, grafis yang harus komunikatif. Untuk lebih mudah
diingat, ketentuan tersebut dinyatakan dalam akronim “VISUAL” (singkatan dari
Visible, Interesting, simple, Useful, Accurate, Ligitimate, dan structured). Secara
singkat prinsip umum pembuatan visual itu dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Visible berarti mudah dilihat oleh seluruh sasaran didik yang akan
memanfaatkan media yang kita buat.
2. Interesting artinya menarik, tidak monoton dan tidak membosankan.
3. Simple artinya sederhana, singkat dan tidak berlebihan.
4. Useful maksudnya adalah visual yang ditampilkan harus dipilih yang benar-
benar bermanfaat bagi sasaran didik. Jangan menayangkan tulisan terlalu banyak
yang sebenarnya kurang penting.
13

5. Accurate artinya isinya harus benar dan tepat sasaran. Jika pesa yang dikemas
dalam media visual salah, maka dampak buruknya akan sulit terhapus dari
ingatan siswa.
6. Legitimate adalah bahwa visual harus sesuatu yang sah dan masuk akal. Visual
yang tidak logis atau tidak lazim akan dianggap janggal oleh anak.
7. Structured maksudnya visual harus terstruktut atau tersususn dengan baik,
sistematis, dan runtut sehingga mudah dipahami pesannya.
Media grafis banyak jenisnya, misalnya: gambar/foto, sketsa,
bagan,diagram/skema, grafik, poster, kartun, komik, dan sebagainya.

b. Media Tiga dimensi


Media tiga dimensi adalah media pembelajaran yang dapat menyampaikan
pesan dengan ciri-ciri bertekstur serta memiliki tinggi, lebar dan bervolume.
Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati,
dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Benda asli ketika
akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau
siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu
berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin
dihadapkan langsung ke tempat dimana benda itu berada, maka benda tiruannya
dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif. Media tiga dimensi
yang dapat diproduksi dengan mudah adalah tergolong sederhana dalam
penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus,
dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar.
Ada tiga macam media tiga dimensi yaitu, media relia, model, dan boneka.

c. Media Proyeksi
1. Media proyeksi diam (Still Projected Medium)Media proyeksi diam adalah
media yang disajikan dengan rangsangan-rangsangan visual dengan
diproyeksikan menggunakan suatu alat proyeksi seperti LCD projector.
14

2. Media proyeksi gerak


a. Film
Film adalah media yang disajikan dengan menggunakan film 8 mm, 16 mm,
dan 35 mm dengan bantuan alat proyektor. Bentuk yang lama adalah film bisu
dan benuk yang lain ada suaranya. Biasanya suara disiapkan tersendiri dalam
rekaman terpisah. Sebuah film terdiri dari ribuan gambar. Kelebihan media ini,
antara lain:
1. Sangat bangus untuk menerangkan proses
2. Menampilkan kembali masa lampau
3. Dapat diperlambat, dipercepat, dan diputar berulang-ulang
4. Dapat mengatasi keterbatasan indera manusia
5. Merangsang dan memotivasi kegiatan siswa
6. Dapat mengatasi keterampilan membaca dan penguasaan Bahasa yang kurang

Kelemahannya,antara lain:
1. Penggunaanya perlu ruang gelap
2. Tidak dapat mencapai semua tujuan pembelajaran
3. Biaya produksinya sangat mahal
b. Slide powerpoint
Slide powerpoint adalah media yang disajikan dengan rangsangan-
rangsangan multimedia, meliputi teks, audio, visual, video, animasi, dan lain
sebagainya.
Kelebihannya antara lain:
1. Ruangan tidak perlu digelapkan.
2. Dapat menyajikan informasi/materi secara multimedia.
3. Guru mengajar dapat berhadapan langsung dengan siswa.
4. Mempunyai variasi teknik penyajian yang menarik minat siswa dan tidak
membosankan.
5. Praktis, karena dapat digunakan di semua ukuran kelas.
6. Dapat digunakan langsung oleh guru dan siswa, tanpa bantuan operator.
7. Menghemat tenaga dan waktu karena dapat dipakai berulang-ulang.
15

Kelemahannya antara lain:


1. Menggunakan peralatan berupa LCD projector yang mahal harganya.
2. Memerlukan waktu, usaha dan persiapan dalam pembuatannya.
3. Memerlukan keahlian khusus dalam pembuatannya.
4. Siswa cenderung bersifat pasif, apabila guru kurang menguasai teknik
pemanfaatannya.

d. Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita
suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar Kesimpulan dari pendapat
para ahli bahwa media audio adalah suatu media yang menyajikan pesan dalam
bentuk lambang-lambang baik verbal maupun nonverbal yang dapat merangsang
pikiran, perhatian, motivasi sehingga proses belajar mengajar berlangsung pada diri
siswa. Media audio/radio ini akan dibedakan antara media audio/ radio tradisional
dan media audio/radio digital.
1. Media audio tradisional
a. Audio kaset
Media audio tradisonal adalah media yang bersifat auditif yang pada
umumnya dipergunakan didalam pembelajaran berupa audio kaset pita dengan
memakai alat pemutar audiotape. Penggunaan audiotape ini sangat rentan dengan
kerusakan karena menggunakan dengan media pita jika diputar berulang-ulang bisa
mengakibatkan suara distorsi. Kaset audio ini sudah sangat jarang digunakan di era
sekarang ini. Masyarakat sekarang sudah dimudahkan dengan audio teknologi
digital dengan menggunakan berbagai macam format dan penyimpanan data.
b. Audio/ radio siaran
Disamping media audio tradisional yang tersedia, terdapat juga siaran audio
yang diterima melalui radio juga bernilai untuk meningkatkan pemahaman meteri.
Popularitas acara percakapan radio (talk show) menunjukan kelebihan akan potensi
siaran radio.
16

2. Media radio digital


a. Media optik
Berbeda dengan audio tradisional yang media penyimpanannya di audiotape,
media penyimpanan media audio di era digital biasa disebut compact disk, digital
video disk, flasdisk, memory card, dan sebagainya, dengan mempunyai kelebihan
seperti kapasitas ruang penyimpanan yang jauh lebih besar dan lebih fleksibel.
Kualitas suara digital lebih jernih dibandingkan dengan audiotape dengan format
penyimpanan berekstensi MP3, MP4dan sebagainya. Lebih dari itu media optik ini
dapat bertahan lama suara yang direkam didalamnya tidak rusak meskipun diputar
secara berulang-ulang.
b. Audio/radio internet/streaming
Disamping disajikan melalui media optik, media audio ini bisa diupload dan
didownload melalui internet. Internet memberikan kesempatan upload dan
download klip audio khusus untuk digunakan dalam kelas. Dalam penggunaannya
audio internet yang biasanya berekstensi MP3 perlu disediakan perangkat keras dan
perangkat lunak yang diperlukan untuk memutar kembali. Perangkat keras yang
biasanya digunakan dengan menggunakan laptop, pemutar MP3, handphone, dan
sebagainya, sedangkan perangkat lunak menggunakan winamp, media player, dan
sebagainya. Radio internet/streaming adalah siaran radio dengan penggunaan
format audio digital dikombinasikan dengan teknologi jaringan internet secara
streaming. Radio streaming menggunakan jaringan internet untuk menawarkan
siaran radio secara online yang dapat diakses dan didengarkan oleh semua orang di
seluruh penjuru dunia.

e. MediaVideo dan Televisi


Menurut Smaldino, Russel, Heinich, Molenda (2008: 374) video adalah
“the storage of audio visuals and their display on television-type screen”
(penyimpanan/perekaman gambar dan suara yang penayangannya pada layer
televisi). Pendapat Hujair AH. Sanaky (2009: 63) mengatakan bahwa media video
adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak. Paduan
antar gambar dan suara membentuk karakter sama dengan objek aslinya. Kehadiran
17

media video dapat digunkan untuk tujuan pembelajaran, sehingga media ini disebut
media video pembelajaran. Kesimpulannya adalah video adalah media audio visual
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali. Pesan yang disajikan
bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting) maupun fiktif (cerita), bisa bersifat
informatif, edukatif dan instruksional.

f. Komputer Multimedia
Komputer multimedia/CAI mempunyai karakteristik yang sangat luas.
Komputer multimedia merupakan satu kesatuan sistem dari suatu perangkat keras
(Hardware), perangkat lunak (Software) dan perlengkapan penunjang lainnya.
Media ini mempunyai karakteristik dan Batasan yang sangat luas karena mampu
berfungsi sebagai media audio maupun media visual. Seluruh fungsi media-media
yang telah disebutkan sebelumnya dapat ditemui pada media computer multimedia
ini. Komputer multimedia sangat relevan, guru dapat memanfaatkannya dalam dua
model. Model yang pertama sebagai alat untuk keperluan-keperluan asistensi
pengajaran yang di kenal dengan istilah Computer Asistend Instructional (CAI).
Pada model ini siswa langsung berinteraksi dengan computer, siswa dapat
berekplorasi ke seluruh program yang desediakan dan memanfaatkannya sebagai
media pembelajaran tanpa perantara guru. Model yang kedua adalah sebagai alat
untuk keperluan manajemen pengajaran yang di kenal dengan istilah Computer
Management Instructional (CMI). Dalam hal ini, guru dapat memanfaatkan
komputer untuk mengelola informasi mengenai kemajuan siswa dan pilihan sumber
belajar agar tetap berada pada jalur yang telah ditentukan dan mengendalikan
pelajara per individu meskipun dalam jumlah yang besar.
Berdasarkan jenis media pembelajaran di atas maka yang akan di gunakan
dalam penelitian ini adalah media grafis karena media gambar adalah termasuk
ke dalam jenis media grafis dan media grafis dapat membantu dalam
penyampaian dan penjelasan mengenai informasi, pesan, ide, dan sebagainya
melalui penyajian kata-kata, kalimat angka-angka, dan simbol atau gambar.
18

2.1.2 Hakikat Media Gambar


1. Pengertian Media Gambar
Antara media Pendidikan, gambar atau foto merupakan media yang paling
umum dipakai. Ia merupakan Bahasa yang umum dan dapat dimengerti serta
dinikmati dimana-mana. Sebab, seseorang dapat dengan mudah menemukan dan
menyajikan gambar sebagai media pembelajaran. Media gambar sangat penting
digunakan dalam pembelajaran karena dengan menggunakan media gambar dapat
memperjelas suatu pengertian kepada peserta didik. Menggunakan media gambar
secara otomatis siswa akan lebih memperhatikan pelajaran dan siswa juga lebih
termotivasi dalam belajar. Media gambar juga dapat membantu guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran, karena gambar merupakan media yang murah dan
mudah untuk didapat serta besar manfaatnya untuk mempertinggi nilai
pembelajaran. Karena media gambar dapat memberikan pengertian yang luas,
kesan dan pengalaman tersendiri bagi siswa yang mudah diingat dan sulit
dilupakan. Media gambar adalah suatu bentuk visual yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Media ini tidak memiliki unsur suara dan hanya dapat dilihat. Maka
media gambar merupakan bentuk kartun yang mengungkapkan karakter satu atau
beberapa tokoh yang perankan dalam suatu cerita. Media gambar yang menarik dan
menyenangkan dapat memotivasi siswa dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa
gambar dapat mewakili suatu ide, termasuk curahan perasaan ataupun pikiran.
Pendapat ini menunjukkan bahwa dengan gambar ide-ide pengajar dalam
pembelajaran yang sulit untuk dijelaskan dengan ceramah akan lebih mudah jika
disajikan dengan gambar.Sedangkan penggunaan media gambar itu sendiri terdapat
beberapa kelebihan yaitu:
a. Sifatnya konkrit, artinya gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah,
sehingga pendidik tidak perlu lagi panjang lebar untuk menjelaskan sebuah
materi yang disampaikan, sehingga siswa dapat langsung menangkap inti dari
materi yang dibahas.
b. Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau
peristiwa dapat dibawa ke kelas. Dengan penggunaan media gambar ini dapat
19

mempersingkat waktu dalam menjelaskan materi, dimana siswa bisa langsung


menganalisis atau memahami materi melalui gambar.
c. Media gambar tergolong lebih murah harganya dan mudah didapatkan serta
digunakan. Dengan kemudahan tersebut maka media gambar diharap dapat
menjadi media pembelajaran yang efektif dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, gambar/foto mempunyai kelemahan
yaitu:
a. Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata.
b. Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran.
c. Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.
Dalam penggunaan media gambar yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan media gambar adalah:
a. Gunakan gambar yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa,
media gambar ini harus disesuaikan dengan tingkat usia dan kelas siswa
sehingga materi yang diberikan melalui gambar dapat dipahami oleh siswa.
b. Saat memperhatikan gambar, usahakan gambar jangan bergerak.
c. Perlihatkan gambar tersebut satu persatu agar perhatian siswa fokus tertuju pada
satu gambar.
d. Arahkan perhatian siswa pada sebuah gambar, kemudian ajukan beberapa
pertanyaan sehubungan dengan gambar. Pengajuan pertanyaan tersebut untuk
mengetahui seberapa pemahaman siswa terhadap media gambar yang diberikan
dalam mata pelajaran.
Syarat media gambar, Autentik artinya gambar tersebut harus secara
jujurmelukiskan situasi seperti kalua orang melihat benda sebenarnya. Sederhana
artinya komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok
dalam gambar. Ukuran relatif artinya gambar dapat membesarkan atau
memperkecil objek/benda sebenarnya.
20

2. Jenis – Jenis Media Gambar


Media gambar yang banyak di gunakan dalam proses pembelajaran, antara
lain adalah sebagai berikut:
a. Foto
Foto merupakan potret nyata obyek atau peristiwa yang diambil melalui
kamera. Maka foto merupakan media pembelajaran yang sangat realistik(konkret).
b. Poster
Poster adalah ilustrasi gambar yang dibuat dengan ukuran besar, bertujuan
menarik perhatian, isi atau kandungannya berupa bujukan atau mempengaruhi
orang, berisi motivasi, gagasan, dan peristiwa tertentu. Poster juga bisa di gunakan
untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu.
c. Kartun
Kartun adalah suatu gambar yang menggunakan simbol-simbol untuk
menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas. Kartun juga dapat di gunakan
untuk mengungkapkan sikap terhadap orang, situasi, dan kejadian-kejadian
tertentu.Kartun biasanya berbentuk lukisan, sketsa, atau karikatur untuk
memberikan ilustrasi secara komunikatif kepada peserta didik.
d. Komik
Komik adalah media pembelajaran berbentuk gambar selain kartun yang juga
bersifat unik. Bedanya, pada komik terdapat karakter yang memerankan suatu
cerita.
e. Bagan
Seperti halnya media grafis yang lain, bagan termasuk media visual. Bagan
yaitu perpaduan sajian kata-kata, garis, dan simbol yang merupakan ringkasan suatu
proses, perkembangan, atau hubungan-hubungan penting. Bagan ada beberapa
macam antara lain: bagan pohon (tree chart), bagan arus (flow chart), bagan garis
waktu (time kine chart) dan stream chart.
f. Diagram
Diagram yaitu gambaran sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan
hubungan timbal balik yang biasanya disajikan melalui garis-garis simbol.
21

g. Grafik
Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang
menggunakan titik-titik, garis atau gambar.
Berdasarkan jenis-jenis media gambar di atas maka yang akan di gunakan
dalam penelitian ini adalah komik karena media pembelajaran berbentuk gambar
yang mengungkapkan karakter satu atau beberapa tokoh diperankan dalam suatu
cerita.

2.1.3 Hakikat Literasi Membaca


1. Hakikat Literasi
a. Pengertian Literasi
Menurut Mulyati (2010: 135) dan Setiadi (2010: 57) literasi diartikan sebagai
kemampuan membaca dan menulis. Alwasilah (2012: 159) berpendapat bahwa
literasi selama bertahun-tahun dianggap sekedar persoalan psikologis yang
berkaitan dengan kemampuan baca-tulis, padahal literasi adalah praktik kultural
yang berkaitan dengan persoalan social dan politik. Karena itu, pakar Pendidikan
dunia berpaling ke definisi baru yang menunjukkan paradigma baru dalam upaya
memaknai literasi dan pembelajarannya, perubahan yang terjadi dalam kehidupan
berkonsekuensi terhadap pengertian literasi yang kompleks dan beragam.
Hubungan Mulyati (2010: 135) mengemukakan bahwa istilah literasi dimaknai
dalam beragam versi antara lain:
1. Kemampuan baca tulis.
2. Kemampuan performansi membaca dan menulis sesuai dengan kebutuhan.
3. Kompetensi seorang akademisidalam memahami wacana secara professional.
4. Kemampuan mengintegrasikan empat aspek keterampilan berbahasa dan
kemampuan berpikir kritis.
5. Kemampuan siap pakai guna menguasai gagasan baru atau cara mempelajarinya.
Menurut Wells (2015: 43) literasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan Bahasa dan gambar dalam bentuk yang kaya dan beragam umtuk
membaca, menulis, mendengarkan, berbicara, melihat, menyajikan, dan berpikir
kritis tentang ide-ide. Hal ini memungkinkan kita untuk berbagi informasi,
berinteraksi dengan orang lain, dan untuk membuat makna. Literasi merupakan
22

proses pembangunan pengetahuan sebelumnya, budaya, dan pengalaman untuk


mengembangkan pengetahuan baru dan pemahaman yang lebih dalam. Literasi
berfungsi untuk menghubungkan individu dan masyarakat dan merupakan alat
penting bagi individu untuk tumbuh dan berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang
demokratis. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa literasi adalah
kemampuan menggunakan berbagai sumber untuk memahami informasi atau
gagasan, baik melalui menyimak, membaca, menulis, dan mendengarkan gagasan
dengan menggunakan berbagai media.

b. Jenis Literasi
Ferguson (2003: 6) mengemukakan literasi informasi meliputi literasi dasar,
literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Dirjen
Dikdasmen (2016: 8) mengembangkan literasi informasi berdasarkan pendapat
Ferguson yang meliputi literasi dini, literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi
media, literasi teknologi, dan literasi visual.
1. Literasi dini (Early Literacy), yaitu kemampuan untuk menyimak, memahami
bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah. Pengalaman
peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu menjadi fondasi
perkembangan literasi dasar.
2. Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan
kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan
informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi
(drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
3. Literasi Perpustakaan (Library Literacy), antara lain, memberikan pemahaman
cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi
dan periodical, memahami Dewey Decimal Systemsebagai klasifikasi
pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami
penggunaan katalog, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi
23

Ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau


mengatasi masalah.
4. Literasi Media (Media Literacy) yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai
bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio,
media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan
penggunaannya.
5. Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami
kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), serta etika dalam memanfaatkan teknologi.
Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak,
mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman
menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup
menghidupkan dan mematikan computer, menyimpan dan mengelola data, serta
mengoperasikan program perangkat lunak.
6. Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi
media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan
belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan
bermartabat.
Berdasarkan jenis jenis literasi di atas maka akan di gunakan dalam
penelitian ini adalah literasi dasar dan literasi media karena pada literasi dasar
adalah kemampuan untuk membaca berkaitan dengan menggambarkan informasi
berdasarkan pemahaman sedangkan pada literasi media adalah kemampuan untuk
menggunakan media pembelajaran.

c. Prinsip-Prinsip Dan Ciri-Ciri Pembelajaran Literasi


Kern terdapat tujuh prinsip Pendidikan literasi (2000: 16-17) yaitu sebagai
berikut:
1. Literasi melibatkan interpretasi
Penulis dan pembaca berpartisipasi dalam Tindakan/peran ganda dalam
interpretasi, penulis menginterpretasi dunia (peristiwa, pengalaman, ide, dan lai-
24

lain) dan pembaca menginterpretasikan interpretasi penulis dalam bentuk


konsepsinya sendiri mengenai dunia.
2. Literasi melibatkan kolaborasi
Penulis menulis untuk audiens bahkan jika mereka menulis untuk dirinya
sendiri. Keputusan mereka tentang yang akan dikatakan dan tidak akan
dikatakan didasarkan pada pemahaman mereka tentang audiens. Pembaca harus
memberi kontribusi berkaitan dengan motivasi, pengetahuan, dan pengalaman
mereka sehingga teks penulis bermakna.
3. Literasi melibatkan konvensi
Orang-orang membaca dan menulis tidak universal namun diatur oleh konvensi
budaya yang berkembang dan dimodifikasi untuk tujuan individu.
4. Literasi melibatkan pengetahuan kultural
Fungsi membaca dan menulis, terutama dalam sistem sikap, kepercayaan,
kebiasaan, cita-cita, dan nilai. Pembaca dan Penulis mengoperasikan dari luar,
sistem budaya tertentu yang berisiko salah paham atau miskomunikasi oleh
pengoperasian dari luar sistem budaya dipahami oleh orang-orang yang berada
dalam sistem budaya tersebut.
5. Literasi melibatkan pemecahan masalah
Karena kata-kata selalu melekat pada konteks linguistic dan situasi yang
melingkupinya, maka tidak menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
melibatkan upaya membayangkan hubungan-hubungan di antara kat-kata, frasa-
frasa, kalimat-kalimat, unit-unit makna, teks-teks, dan dunia-dunia. Upaya
memikirkan, mempertimbangkan ini merupakan suatu bentuk pemecahan
masalah.
6. Literasi melibatkan refleksi dan refleksi diri
Kata-kata selalu berhubungan dalam linguistic dan konteks situasi, membaca
dan menulis melibatkan bingkai hubungan antar kata, antar unit-unit makna, dan
antar teks dengan kata-kata konkret atau riil.
7. Literasi melibatkan penggunaan Bahasa
Literasi tentang sistem menulis, bukan hanya pada sistem-sistem Bahasa,
melainkan juga berhubungan dengan penggunaan bahasa mensyaratkan
25

pengetahuan tentang bagaimana bahasa itu digunakan baik dalam konteks lisan
maupun tertulis untuk menciptakan sebuah wacana.
Sejalan dengan pendapat Alwasilah (2012: 166-168) menjelaskan bahwa
prinsip-prinsip literasi dalam pendidikan meliputi hal-hal berikut:
1. Literasi adalah kecakapan hidup (life skill) yang memungkinkan manusia
berfungsi maksimal sebagai anggota masyarakat. Pendidikan bahasa sejak
tingkat dasar melatih dan memberdayakan siswa memfungsikan bahasa sesuai
dengan konvensinya dalam kehidupan nyata.
2. Literasi mencakup kemampuan reseptif dan pruduktif dalam upaya berwacana
secara tertulis maupun secara lisan. Pendidikan bahasa sejak dini membiasakan
siswa berekspresi, baik secara lisan maupun secara tertulis.
3. Literasi adalah kemampuan memecahkan masalah. Baca dan tulis adalah
kegiatan mengetahui hubungan antar kata dalam wacana serta antara teks.
4. Literasi adalah refleksi penguasaan apresiasi budaya. Baca dan tulis adalah
sistem budaya.
5. Literasi adalah kegiatan refeksi diri.
6. Literasi adalah kolaborasi. Baca dan tulis selalu melibatkan kolaborasi antara
dua pihak yang berkomunikasi.
Pembelajaran literasi dicirikan dengan tiga R, yakni Responding, Revising,
dan Reflekting menurut pendapat Kern (2000: 17).
1. Responding melibatkan kedua belah pihak, baik guru maupun siswa. Para siswa
memberi respons pada tugas-tugas yang diberikan guru atau pada teks-teks yang
mereka baca. Demikian pula guru memberi respons pada jawaban-jawaban
siswa agar mereka dapat mencapai tingkat ‘kebenaran’ yang diharapkan.
Pemberian respons atas hasil pekerjaan siswa juga cukup penting agar mereka
mengetahui apakah mereka sudah mencapai hal yang diharapkan atau belum.
2. Revision
Revision mencakup berbagai aktivitas berbahasa. Misalnya, dalam Menyusun
sebuah laporan kegiatan, revisi dapat dilaksanakan pada tataran perumusan
gagasan, proses penyusunan, dan laporan yang tersusun.
26

3. Reflecting berkenaan dengan evaluasi terhadap apa yang sudah dilakukan, apa
yang dilihat, dan apa yang dirasakan ketika pembelajaran dilaksanakan. Secara
spesifik lagi, refleksi dapat dibagi ke dalam dua, yaitu: dari sudut pandang
Bahasa reseptif (mendengarkan dan membaca) dan sudut pandang ekspresif
(berbicara dan menulis).

2.Hakikat Membaca
a. Pengertian Membaca
Kemampuan keterampilan membaca merupakan keharusan dalam
kehidupan, tidak hanya dari segi kehidupan Pendidikan, tetapi juga sangat penting
dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan membaca peserta didik akan lebih
mengetahui segala sesuatu, peserta didik juga akan memiliki pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas lagi. Keterampilan membaca merupakan modal utama
peserta didik. Dengan kemampuan tersebut, peserta didik dapat mempelajari ilmu
lain, dapat mengomunikasikan gagasannya dan dapat mengekspresikan dirinya.
Membaca pada hakikatnya suatu hal yang rumit sebab melibatkan aktivitas seperti:
visual, berfikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses membaca secara
visual merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata
lisan. Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata,
pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis dan pengalaman kreatif. Istilah
yang sering dipakai dalam memberikan komponen dasar dari proses membaca,
yaitu recording, decoding, dan meaning. Recoding merujuk pada kata-kata atau
kalimat, kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan
sistem tulisan yang digunakan, sedangkan proses decoding (penyandian) merujuk
pada proses penerjemahan rangkaian grafis dalam kata-kata. Proses recoding dan
decoding berlangsung pada kelas-kelas rendah (I, II, dan III) yang lebih dikenal
dengan istilah membaca permulaan. Perkenalan korespondensi pada huruf dengan
bunyi-bunyi bahasa. Sementara itu proses memahami makna (meaning) lebih
ditekankan di kelas tinggi SD.
Membaca sebagai proses visual merupakan awal penerjemahan simbol tulis
ke bentuk bunyi.Sebagai suatu proses berfikir, maka membaca mencakup hal-hal
27

seperti pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis dan


membaca kreatif. Membaca dari segi proses linguistik, membaca membantunya
membangun makna, sedangkan fonologis, semantic, dan fitur sintaksis
membantunya mengomunikasikan dan menginterprestasikan pesan-pesan. Proses
metakognitif melibatkan seperti perencanaan, pembetulan suatu strategi,
pemoitoran dan pengevaluasian. Pembaca pada tahap ini mengidentifikasi tugas
pembaca untuk membentuk strategi membaca yang sesuai, memonitor
pemahamannya, dan menilai hasilnya. Peserta didik yang gemar membaca
memperoleh pengetahuan dan alasan baru yang akan meningkatkan kecerdasannya
sehingga mereka lebih mampu menjalanitantangan hidup pada masa-masa
mendatang. Kemampan membaca merupakan suatu yang sangat penting dalam
suatu masyarakat terpelajar. Akan tetapi anak-anak yang tidak memahami
pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar. Belajar membaca
merupakan usaha yang terus-menerus, dan anak-anak yang melihat tinginya nilai
membaca dalam kegiata pribadinya akan lebih giat belajar dibandingkan dengan
anak-anak yang tidak menemukan keuntungan dari kegiatan membaca. Membaca
semakin penting dalam kehidupan baik di lingkungan sekolah maupun di kehidupan
masyarakat yang semakin kompleks. Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan
membaca. Di samping itu, kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas
kehidupan sehari-hari manusia. Beribu judul buku dan berjuta koran diterbitkan
setiap hari. Ledakan informasi ini menimbulkan tekanan bagi guru untuk
menyiapkan bacaan yang memuat informasi yang relevan untuk peserta didiknya.
Maupun tidak semua informasi perlu dibaca, tetapi jenis-jenis bacaan tertentu yang
sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan kita perlu dibaca. Jika informasi bisa
ditemukan dari media lain seperti televisi dan radio, namun peran membaca tidak
dapat digantikan sepenuhnya. Membaca tetap memegang peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari karena tidak semua informasi bisa didapatkan dari media
televisi dan radio.
28

b. Tujuan Membaca
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca
dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang
tidak mempunyai tujuan. kegiatan membaca di kelas, guru seharusnya menyusun
tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau dengan
membantu mereka menyusun tujuan membaca peserta didik itu sendiri. Tujuan
membaca mencakup:
1. Kesenangan.
2. Menyempurnakan membaca nyaring.
3. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik.
4. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya.
5. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis.
6. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi.
7. Menyampaikan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang
struktur teks.

3. Jenis-Jenis Membaca
Keterampilan membaca ada dua jenis keterampilan membaca yang dapat
dilakukan yakni membaca dalam hati dan membaca nyaring. Secara garis besar,
membaca dibagi atas dua jenis membaca, yakni membaca nyaring/teknik dan
membaca dalam hati. Pertama, Membaca nyaring. Membaca nyaring adalah
kegiatan membaca yang dilakukan dengan cara menyuarakan lambang-lambang
bunyi. Oleh karena itu, membaca nyaring disebut juga membaca bersuara.Membaca
nyaring dibutuhkan keterampilan atau teknik-teknik tertentu terutama pada unsur
suprasegmental seperti nada, intonasi, tekanan, pelafalan, penghentian dan
sebagainya. Karena membaca nyaring mengutamakan teknik-teknik membaca lisan
tersebut, maka membaca nyaring sering juga disebut membaca teknik. Sebagai
contoh membaca nyaring adalah membaca cerita, membaca puisi, membaca berita,
membaca cerpen, dan sebagainya. Kegiatan yang paling penting untuk membangun
pengetahuan dan keterampilan berbahasa peserta didik memerlukan membaca
29

nyaring. Membaca dengan teliti dan hati-hati dibangun dengan latihan-latihan yang
direncanakan dengan hati-hati terutama membaca materi bacaan yang bersifat
informative.
Kedua, Membaca dalam hati. Membaca dalam hati adalah kegiatan
membaca yang dilakukan dengan tidak menyuarakan bunyi-bunyi. Karena
dilakukan dalam hati, jenis membaca ini memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk memahami teks yang dibacanya secara lebih mendalam. Selain itu,
membaca dalam hati memberikan kesempatan kepada guru untuk mengamati reaksi
dan kebiasaan membaca peserta didik. Membaca dalam hati meliputi membaca
ekstensif dan intensif.
1. Membaca Ekstensif/Membaca Cepat
Membaca Ekstensif merupakan teknik membaca secara cepat tanpa
mengurangi pemahaman inti bacaan. Membaca ekstensif bertujuan untuk
menemukan atau mengetahui secara cepat masalah utama dari teks bacaan.
Membaca ekstensif juga disebut sebagai teknik membaca cepat. Membaca cepat
adalah membaca yang mengutamakan kecepatannya dengan tidak mengabaikan
pemahamannya. Membaca ekstensif atau membaca cepat meliputi membaca
survey, membaca sekilas, dan membaca dangkal. Membaca survey dilakukan untuk
memeriksa, meneliti daftar kata, judul-judul, bab yang terdapat pada buku-buku
yang bersangkutan, serta memeriksa bagan, skema, atau offline buku yang
bersangkutan. Contoh membaca survey adalah survey isi buku. Membaca sekilas
juga termasuk jenis membaca cepat. Ada tiga tujuan dalam membaca sekilas yakni
sebagai berikut, Untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu bacaan, untuk
menemukan hal tertentu dari suatu bacaan dan untuk menemukan atau
menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan. Membaca dangkal
adalah dilakukan pada saat kita membaca dengan tujua hiburan, membaca bacaan
ringan yang mendatangkan kebahagiaan misalnya cerita lucu, novel ringan, dan
catatan harian.
2. Membaca Intensif
Membaca Intensif atau membaca pemahaman adalah kegiatan membaca
secara mendalam untuk memahami secara lengkap isi buku atau bacaan tertentu.
30

Dengan demikian, dalam membaca intensif diperlukan pemahaman memahami


detail atau perincian isi bacaan secara mendalam (intensif).
Berdasarkan jenis-jenis membaca di atas maka yang akan di gunakan dalam
penelitian ini adalah membaca nyaring karena membaca nyaring adalah kegiatan
membaca yang di lakukan dengan cara menyuarakan lambang-lambang bunyi
dengan teknik-teknik tertentu terutama pada unsur seperti nada, intonasi, tekanan,
penghentian, dan sebagainya.

4. Hambatan dalam Membaca


Membaca merupakan proses hambatan yang kompleks. Hambatan ini
melibatkan sejumlah kegiatan fisik dan mental. Hambatan dalam membaca terdiri
dari beberapa aspek salah satunya adalah aspek kurang berfikir. Membaca
merupakan proses berfikir. Untuk dapat memahami bacaan, pembaca terlebih
dahulu harus memahami kata-kata yang kalimat yang dihadapinya melalui proses
asosiasi dan eksperimental. Jika pembaca kurang berfikir maka bacaannya akan
terhambat. Kemudian pembaca membuat kesimpulan dengan menghubungkan isi
yang terdapat dalam materi bacaan. Untuk itu pembaca dituntut harus mampu
berfikir secara sistematis, logis, dan kreatif. Bertitik tolak dari kesimpulan itu,
pembaca dapat menilai bacaan. Kegiatan menilai menuntut kemampuan berfikir
kritis. Peningkatan kemampuan berfikir melalui membaca seharusnya dimulai sejak
dini. Guru dapat membimbing peserta didiknya dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang memungkinkan mereka bisa meningkatkan kemampuan
berfikirnya. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan hendaknya merangsang siswa
berfikir, seperti pertanyaan megapa dan bagaimana. Jadi, pertanyaan yang diajukan
sehubungan dengan bacaan tidak hanya pertanyaan yang menghasilkan jawaban
berupa fakta. Aspek non afektif merupakan proses membaca yang kurang
berkenaan dengan kegiatan memusatkan perhatian, membangkitkan kegemaran
membaca (sesuai dengan minatnya), dan menumbuhkan motivasi membaca ketika
sedang membaca. Pemusatan perhatian, kesenangan, motivasi yang tinggi
diperlukan dalam membaca. Anak-anak SD seharusnya berlatih memusatkan
perhatiannya pada bahan bacaan yang dibacanya. Guru SD bisa melatih peserta
31

didiknya memusatkan perhatian dengan memberikan suatu bacaan yang menjadi


minat mereka. Tanpa perhatian yang penuh ketika membaca, peserta didik sulit
mendapatkan sesuatu dari bacaan. Motivasi dan kesenangan membaca peserta didik
sangat membantu untuk memusatkan perhatian pada bacaan.

2.1.4 Hakikat Cerpen


1. Pengertian Cerpen
Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen
dipisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang
mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah
dilupakan menurut Kosasih dkk (2004: 431). Cerpen atau dapat disebut juga dengan
cerita pendek merupakan suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerpen cenderung
singkat, padat, dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain
yang lebih Panjang, seperti novelet dan novel. Cerpen merupakan salah satu jenis
karya sastra yang memaparkan kisah atau cerita mengenai manusia beserta seluk
beluknya lewat tulisan pendek dan singkat. Pengertian cerpen yang lainnya yaitu
sebuah karangan fiktif yang berisi mengenai kehidupan seseorang ataupun
kehidupan yang diceritakan secara ringkas dan singkat yang berfokus pada suatu
tokoh saja. Menurut KBBI, cerpen berasal dari dua kata yaitu cerita yang
moengandung arti tuturan mengenai bagaimana sesuatu hal terjadi dan relatif
pendek berarti kisah yang diceritakan pendek atau tidak lebih dari 10.000 kata yang
memberikan sebuah kesan dominan serta memusatkan hanya pada satu tokoh saja
dalam cerita pendek tersebut. Sedangkan menurut Nugroho Notosusanto dalam
Tarigan. Cerpen atau cerita pendek yaitu sebuah cerita yang Panjang ceritanya
berkisar 5.000 kata serta terpusat pada dirinya sendiri. Cerpen ialah sebuah cerita
yang singkat yang harus memiliki bagian terpentimg yakni perkenalan, pertikaian,
serta penyelesaian.

2. Jenis-Jenis Cerpen
Berdasarkan jumlah kata cerpen dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Cerpenmini (flash) adalah cerpen dengan jumlah kata antara 750-1.000 kata.
2. Cerpen yang ideal adalah cerpen dengan jumlah kata antara 3.000-4.000 kata.
32

3. Cerpen Panjang, adalah cerpen yang jumlah kata 4.000-10.000 kata.


Berdasarkan teknik pengarangnya cerpen dibagi menjadi dua sebagai
berikut.
1. Cerpen sempurna adalah teknik penulisan cerpen oleh pengarang dimana cerpen
yang ditulis hanya terfokus pada satu tema, serta ending atau penyelesaiannya
mudah dipahami. Cerpen jenis ini pada umumnya bersifat konvensional dan
berdasar pada realitas (fakta).
2. Cerpen tidak utuh adalah teknik penulisan cerpen dimana pengarang menulis
cerpen dengan tidak terfokus pada suatu tema, susunan alurnya tidak tertata,
serta endingnya mengambang. Cerpen jenis ini umumnya bersifat kontemporer
dan ceritanya ditulis berdasarkan gagasan atau ide yang original.
Berdasarkan jenis-jenis cerpen di atas maka yang akan di gunakan dalam
penelitian ini adalah cerpen sempurna karena teknik penulisan cerpen oleh
pengarang dimana cerpen yang di tulis hanya terfokus pada satu tema, serta ending
atau penyelesaiannya mudah dipahami.

3. Ciri-Ciri Cerpen
Berdasarkan beberapa pengertian cerpen di atas menurut Wicaksono
(2005)dapat mencirikan cerpen adalah sebagai berikut.
1. Jalan ceritanya lebih pendek dari novel.
2. Sebuah cerpen memiliki jumlah kata yang tidak lebih dari 10.000 kata.
3. Biasanya isi cerita cerpen berasal dari kehidupan sehari-hari.
4. Tidak menggambarkan semua kisah para tokohnya, hal ini karena dalam cerpen
yang digambarkan hanyalah inti sarinya saja.
5. Tokoh dalam cerpen digambarkan mengalami masalah atau suatu konflik hingga
pada tahap penyelesaiannya.
6. Pemakaian kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah dikenal pembaca.
7. Kesan yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat mendalam sehingga
pembaca dapat ikut merasakan kisah dari cerita tersebut.
8. Biasanya hanya satu kejadian saja yang diceritakan.
9. Memiliki alur cerita tunggal dan lurus.
33

10. Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta singkat.

4. Unsur Instrinsik Cerpen


Unsur instrinsik merupakan unsur pembangunan karya sastra yang berasal
dari dalam karya itu sendiri, menurut Nurgiantoro (2009: 23). Unsur instrinsik
cerpen yaitu: tema, alur/plot, setting, tokoh, penokohan, sudut pandang, gaya
bahasa, dan amanat.

2.1.5 Hakikat Bahasa Indonesia


1. Pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa merupakan ujaran/bunyi bahasa yang dihasilkan alat ucap manusia
yang berfungsi untuk berkomunikasi antar sesamanya. Oleh sebab itu, hanya
manusialah yang dapat berbahasa, serta hanya bunyi bahasa yang dihasilkan alat
ucap manusialah yang dinamakan bahasa. Sedangkan Indonesia secara etimologi
berasal dari kata indos (Hindu) yang berarti ‘kepulauan’ (Hindu) nesos yang berarti
‘sebelah timur’. Dari dua kata ini dapat didefinisikan bahwa Indonesia merupakan
kepulauan yang terletak di sebelah timur yang masyarakatnya sebagian besar
beragama Hindu. Dari dua uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Bahasa
Indonesia adalah ujaran/bunyi bahasa yang dihasilkan masyarakat yang hidup di
kepulauan Timur dunia yang dipengaruhi dengan kuat oleh budaya Hindu. Bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang digunakan masyarakat guna berinteraksi antar
sesamanya. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran
penting dalam dunia pendidikan. Pembelajaran Bahasa Indonesia di jenjang
pendidikan Sekolah Dasar (SD) dapat diartikan sebagai upaya pendidik untuk
mengubah perilaku peserta didik dalam Berbahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa
Indonesia pada hakikatnya adalah membelajarkan peserta didik tentang
keterampilan Berbahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai tujuan dan fungsinya.

2. Fungsi Bahasa
a. Fungsi Bahasa Secara Umum
Bahasa selain merupakan alat komunikasi, pada dasarnya juga merupakan
alat ekspresi diri, alat integrasi dan adaptasi sosial, dan alat kontrol sosial.
34

1. Alat Ekspresi Diri


Bahasa merupakan sarana untuk mengekspresikan segala sesuatu yang ada
dalam diri seseorang, baik berupa gagasan, pikiran, perasaan, maupun pengalaman.
Sebagai alat ekspresi diri, bahasa mampu menyatakan keberadaan atau
menunjukkan eksistensi seseorang kepada orang lain. Dasarnya, tindakan
mengekspresikan diri sudah dimiliki seseorang sejak masih bayi, yaitu dengan cara
menangis untuk menunjukkan rasa lapar, haus, mengantuk, atau mengompol.
Bahasa bukan saja mencerminkan gagasan dan pikiran, melainkan juga
mencerminkan perasaan dan perilaku seseorang. Maraknya media sosial pada era
sekarang ini, seperti facebook, twitter, instagram, dan path merupakan salah satu
wadah tempat ekspresi diri untuk mencurahkan perasaan, menceritakan segala
sesuatu. Meskipun media komunikasi mengalami kemajuan teknologi yang sangat
pesat, bahasa tetap menjadi media utama yang dibutuhkan untuk berekspresi
melalui media-media sosial tersebut.
2. Alat Komunikasi
Fungsi ini, bahasa digunakan untuk menjalin hubungan dengan anggota
masyarakat yang lain yang mempunyai kesamaan bahasa. Fungsi bahasa yang
kedua ini merupakan perluasan dari fungsi bahasa yang pertama, yaitu fungsi
ekspresi diri. Bahasa yang dimanfaatkan untuk berekspresi diri dan mengakibatkan
munculnya respon dari orang lain menjadikan bahasa berfungsi tidak hanya sekedar
untuk berekspresi diri, namun sudah mampu menjadi media komunikasi dua arah.
Sebagai alat komunikasi, bahasa berperan sebagai sarana untuk menjalin kerja sama
dengan pihak lain, baik kepentingan perseorangan, kelompok, maupun bersama.
Dengan bahasa, kita dapat mempelajari segala sesuatu, seperti warisan nenek
moyang, sehingga selain mewarisi budaya dan tradisi sekaligus dapat melestarikan
dengan cara mengajarkan kepada generasi penerus.
3. Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Melalui bahasa, seorang anggota masyarakat perlahan-lahan belajar
mengenal segala adat-istiadat, tingkah laku, dan tata krama masyarakat. Ia mencoba
menyesuaikan diri (adaptasi) dengan semuanya melalui bahasa. Seorang pendatang
baru dalam sebuah masyarakat pun harus melakukan hal yang sama. Bila ingin
35

hidup tenteram dan harmonis dengan masyarakat itu, ia harus menyesuaikan diri
dengan masyarakatnya. Untuk itu, ia memerlukan bahasa, yaitu bahasa masyarakat
tersebut. Jika ia dapat menyesuaikan diri, ia pun akan dengan mudah membaur
(berintegrasi) dengan segala macam tata krama di dalam masyarakat tersebut.
4. Alat Kontrol Sosial
Bahasa dapat digunakan untuk mengatur berbagai aktivitas sosial,
merencanakan berbagai kegiatan, dan mengarahkannya ke dalam suatu tujuan yang
diinginkan. Segala kegiatan dapat berjalan dengan baik apabila diatur atau dikontrol
dengan bahasa. Selain itu, kita dapat memberikan perintah atau instruksi kepada
seseorang untuk melakukan sesuatu aktivitas atau sebaliknya, melarang melakukan
suatu aktivitas. Semua tutur kata dimaksudkan untuk mendapat tanggapan, baik
tanggapan yang berupa lisan (perkataan) maupun berupa perbuatan/tindakan.
Seorang pemimpin akan kehilangan kewibawaan, bila bahasa yang dipergunakan
untuk menyampaikan ilustrasi atau penerangan kepada bawahannya adalah bahasa
yang kacau dan tidak teratur. Kekacauan dalam berbahasa akan menggagalkan
usaha untuk memengaruhi tingkah laku bawahannya.
a. Fungsi Bahasa Secara Khusus
Berbicara mengenai fungsi bahasa sebenarnya tidak sebatas fungsi-
fungsinya secara umum yang telah dibahas di atas. Masih ada fungsi-fungsi bahasa
lain yang bisa ditarik dari fungsi-fungsi bahasa secara umum. Selain keempat fungsi
bahasa secara umum, ia menambahkan
1. Bahasa sebagai sarana memahami diri;
2. Bahasa sebagai sarana memahami orang lain;
3. Bahasa sebagai sarana mengamati lingkungan sekitar;
4. Bahasa sebagai sarana berfikir logis;
5. Bahasa membangun kecerdasan;
6. Bahasa mengembanhkan kecerdasan ganda;
7. Bahasa membangun karakter;
8. Bahasa mengembangkan profesi; dan
9. Bahasa sarana menciptakan kreativitas baru.
36

3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia


Beberapa tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu:
a. Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
secara lisan maupun tulis.
b. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara.
c. Memahami Bahasa Indonesia serta menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan.
d. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial.
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperluas budi pekerti, meningkatkan pengetahuan maupun kemampuan
berbahasa.

2.2 Kerangka Berfikir


Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting
dipelajari di Sekolah Dasar. Karena selain digunakan sebagai sarana komunikasi
dengan lingkungan, belajar Bahasa Indonesia juga merupakan salah satu sarana
yang dapat mengakses berbagai informasi dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Sekolah Dasar menjadi dasar pembelajaran literasi karena Sekolah Dasar
merupakan awal seorang anak belajar membaca. Sekolah Dasar bertujuan
memberikan bekal kemampuan dasar baca, pengetahuan dan keterampilan dasar
yang bermanfaat bagi siswa sesuai tingkat perkembangannya serta menyiapkan
mereka untuk mengikuti pendidikan selanjutnya. Melalui pendidikan Sekolah
Dasar, siswa diharapkan memperoleh bekal kemampuan literasi, yakni membaca.
Untuk memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, maka guru
perlu menggunakan media pembelajaran, karena media pembelajaran sangatlah
penting untuk mempengaruhi siswa dalam literasi membaca cerpen. Agar dapat
membaca dengan lancar guru dapat melakukan pemilihan media pembelajaran yang
tepat pada mata pelajaran dan materi yang diajarkan.
Pembelajaran yang sering digunakan guru pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas IV di SD Negeri 060934 Kwala Bekala Medan terjadi pada
37

umumnya guru cenderung menggunakan metode yang konvensional sehingga


kegiatan pembelajaran berlangsung monoton, membosankan, terlebih siswa kurang
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga literasi membaca siswa
tidak mengalami peningkatan. Oleh karena itu, sangat diperlukan media
pembelajaran yang tepat agar siswa lebih aktif dan pembelajaran lebih mudah
dipahami oleh para siswa.

Berdasarkan permasalahan yang ada, salah satu usaha untuk mengatasi


masalah di atas adalah dengan menggunakan media pembelajran, yaitu dengan
menggunakan media gambar, agar siswa dapat lebih aktif dan siswa tidak merasa
bosan dalam proses pembelajaran, dengan media gambar siswa juga diajak untuk
melihat dan mengamati gambar yang pastinya dapat memudahkan siswa untuk
menemukan gagasan dan meningkatkan daya imajinasi sehingga dapat melakukan
literasi membaca cerpen yang lebih baik. `

2.3 Definisi Operasional


Defnisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Media Gambar
Media gambar adalah suatu bentuk visual yang di gunakan dalam proses
pembelajaran. Media ini tidak memiliki unsur suara dan hanya dapat di lihat. Jeni
media gambar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah komik karena
media pembelajaran berbentuk gambar yang mengungkapkan karakter satu atau
beberapa tokoh diperankan dalam suatu cerita.

2. Literasi Membaca Cerpen


Literasi adalah kemampuan menggunkan berbagai sumber untuk
memahami informasi atau gagasan, baik melalui menyimak, membaca, menulis,
dan mendengarkan gagasan dengan menggunakan berbagai media. Literasi yang
akan digunakan adalah literasi kemampuan membaca cerpen. Cerpen adalah
karangan pendek yang berbentuk prosa. Cerpen yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah cerpen yang berjudul” Asal Mula Telaga Warna”.
38

2.4 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka berfikir, hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah
Ho: Tidakada pengaruh yang signifikan penggunaan media gambar terhadap literasi
membaca cerpen pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD
Negeri 060934 Kwala Bekala Medan.

Ha: ada pengaruh yang signifikan penggunaan media gambar terhadap literasi
membaca cerpen pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD
Negeri 060934 Kwala Bekala Medan.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 060934 Kwala Bekala
Medan Tahun Pelajaran 2022/2023.Penelitian inidilaksanakan pada semester genap
Tahun Pelajaran 2022/2023. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena
penggunaan media gambar terhadap literasi membaca di kelas IV SD Negeri
060934 masih rendah pemahamannya.

3.2 Popusasi dan Sampel


3.2.1. Populasi
Menurut Sugiyono (2021: 126) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 060934 Kwala
Bekala Medan Tahun Pelajaran 2022/2023 yang terdiri dari dua kelas yang
berjumlah 50siswa.

Tabel 3.1 Anggota Populasi


Kelas Jumlah (Orang)
IV-a 25
IV-b 25
Jumlah 50

3.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2021: 127) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

39
Sampling ialah suatu proses untuk meyeleksi porsi dari populasi yang dapat
mewakili populasi. Cara pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah
tekniksampel total. Sampel total adalah teknik pengambilan sampel di mana seluruh
anggota populasi dijadikan sampel semua. Sugiyono (2021:134).

Cara menentukan kelas mana yang akan menjadi kelas eksperimen dan
kelas kontrol, peneliti menggunakan cara pengundian sederhana. Dimana
pengundian tersebut dilakukan dengan dua kertas yang digulung. Kertas tersebut
dituliskan kata “eksperimen” dan “kontrol”, kedua kertas tersebut digulung
kemudian peneliti memanggil ketua kelas dari dua kelas tersebut untuk mengambil
kertas gulungan yang telah dipersiapkan, apabila terambil adalah kertas yang
bertuliskan “eksperimen”, maka kelas tersebut menjadi kelas eksperimen,
sedangkan kelas yang lain secara otomatis menjadi kelas kontrol.

Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut diperoleh hasil bahwa


kelas yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah kelas IV-b yang
terdiri dari 25 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas IV-a yang terdiri dari 25
siswa sebagai kelas kontrol.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Keterangan

1. IV-b 25 siswa Kelas Eksperimen

2. IV-a 25 siswa Kelas Kontrol

Jumlah 50 siswa
3.3 Jenis dan Desain Penelitian
3.3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasi
Eksperimen (eksperimen semu). Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol, pada kelas eksperimen menggunakan media
gambar sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan media gambar. Terlebih
dahulu dilakukan tes awal sebelum diberikan perlakuan terhadap kelas yang diteliti
sedangkan tes akhir diberi kepada siswa setelah perlakuan.

3.3.2 Desain Penelitian


Desain penelitian ini memberikan hasil yang akurat, karena dapat
membandingkan sebelum diberi perlakuan. Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Control Group Pretest-Posttest Design. Desain dapat
digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.3control group pretest—posstest design


Kelompok Pretest Treatment posstest
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
(Sumber: Sugiyono, 2021: 116)

Keterangan:

O1 : Tes awal sebelum diberi perlakuan

O2 : Tes akhir setelah diberikan perlakuan

X1 : Treatment dengan menggunakan media gambar.

X2 : Treatment tanpa menggunakan media gambar.

3.4 Prosedur Penelitian


Penelitian dilakukan dengan bertujuan untuk mengetahui kemampuan
membaca cerpen siswa dengan Pengaruh Penggunaan Media Gambar Terhadap
Literasi Membaca Cerpen Siswa Kelas IV SD Negeri 060934 Kwala Bekala medan
Semester Genap TP 2022/2023.
Pada prosedur penelitian ini disampaikan beberapa hal, meliputi:

1. Tahap Perencanaan
Berikut langkah-langkah yang akan ditempuh untuk melaksanakan
penelitian, yaitu:
a. Menentukan tempat pelaksanaan penelitian
b. Memohon izin kepada kepala sekolah untuk melakukan penelitian di SD Negeri
060934 Kwala Bekala Medan
c. Meminta izin kepada wali kelas IV untuk mengadakan penelitian
d. Menyusun tes yang digunakan untuk meneliti pemahaman siswa dalam materi
cerita pendek
e. Menentukan populasi dan sampel didalam kelas
f. Membuat perencanaan pembelajaran dari RPP yang telah disusun
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan pre-test untuk menentukan apakah memiliki kemampuan awal.
b. Melaksanakan pembelajaran pada kedua kelas:
Pada kelas eksperimen menggunakan media gambar:
1. Memulai pembelajaran dengan menyapa siswa dan doa terlebih dahulu dan
melangsungkan pembelajaran
2. Guru menjelaskan materi ajar menggunakan media gambar
3. Mengajak siswa untuk melakukan tanya jawab agar lebih paham
4. Menyusun siswa mengerjakan tugas dengan menjawab pertanyaan dari cerita
pendek “asal mula telaga warna” untuk meningkatkan pemahaman siswa
5. Mengumpulkan hasil kerja siswa dan menyimpulkan pembelajaran

Pada kelas kontrol tanpa menggunakan media gambar:

Melakukan pembelajaran seperti kelas eksperimen tetapi tanpa


menggunakan media gambar.
c. Melakukan Posstest

Setelah pembelajaran selesai, peneliti memberikan tes akhir untuk


mengetahui kemampuan siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan media
gambar dan kelas kontrol yang tanpa menggunakan media gambar.

3.5 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
atau mengukur suatu objek dari suatu variabel penelitian. Untuk mendapatkan
informasi yang tepat, serta untuk menarik kesimpulan sesuai dengan keadaan
sebenarnya, diperlukan alat yang valid, konsisten dan akurat untuk menghasilkan
data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes
adalah prosedur yang spesifik da sistematis untuk mengukur perilaku tersebut dapat
digambarkan dengan menggunakan angka, skala, atau sistem klasifikasi
(Yusuf,2015).Tesyang diguakan adalah tes literasi membaca dan tes uraian.Tes
uraian ini berisikan pertanyaan-pertanyaan sesuai materi yang digunakan untuk
penelitian. Butir soal yang digunakan termasuk dalam ranah kognitif mencakup
pengetahuan (C1) dan pemahaman (C2).Adapun kisi-kisi tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Uraian


Standar Kompetensi Indikator Ranah Kognitif
Kompetensi Dasar
Memahami teks 3.9 Mencermati Menyebutkantokoh- C1
fiksi tokoh-tokoh yang tokoh pada teks
terdapat pada teks cerita fiksi dengan
fiksi tepat
Siswa C2
mengidentifikasi
tindakan yang
sesuai dengan teks
fiksi
Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi Literasi Membaca
No Indikator Skor
1. Memahami kosakata dengan tepat 1 2 3 4
2. Membaca sesuai tanda baca
3. Membaca dengan pelafalan yang jelas
4. Membaca dengan intonasi yang tepat
5. Menyebutkan tokoh dengan tepat

Keterangan:
1 = Kurang baik
2 = Cukup baik
3 = Baik
4 = Sangat baik

Setelah diperoleh skor dari masing-masing tes, kemudian dijumlahkan.


Cara penilaiannya adalah sebagai berikut:
Nilai = Skor uraian + Skor membaca

Kriteria penilaian:
Nilai 93-100 = sangat baik
Nilai 84-92 = baik
Nilai 75-83 = Cukup baik
Nilai <75 = kurang baik

3.5.1 Pengujian Instrument


Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan soal-soal yang valid untuk
diujikan pada kelas eksperimen dan kontrol. Soal tes atau instrumen berupa soal
uraian terdiri dari 12 butir. Soal tersebut diujikan pada kelas eksperimen dan
kontrol. Setelah diujikan pada kedua kelas tersebut, data yang didapat dari uji
validitas instrumen diolah dengan menggunakan teknik korelasi product moment,
teknisnya dengan menggunakan bantuan proses komputer, yaitu excell.
a. Uji validitas

Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau


kesahihan suatu instrumen. Instrument yang valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Lebih lanjut Sugiyono
menyatakan bahwa validitas instrumen yang berbentuk tes harus memenuhi
validitas konstruksi dan validitas isi. Untuk menguji validitas konstruksi dapat
digunakan pendapat para ahli. Dalam hal ini, setelah instrumen disusun dengan
dasar teori maka selanjutnya dikonsultasikan dengan pembimbing. Setelah
melakukan bimbingan dan konsultasi dengan dosen, maka instrumen ini dinyatakan
dapat diuji cobakan kepada responden.

Uji coba instrumen dilakukan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pada uji coba ini didapat data yang akan diolah untuk mengetahui valid atau
tidaknya soal instrumen tersebut. Setelah data selesai diolah dari 12 soal uraian,
yang telah diujikan 10 soal yang dinyatakan valid dan 2 soal dinyatakan tidak valid,
dengan nilai rehabilitas 0,501. Soal yang valid tersebut kemudian digunakan untuk
pretest dan postestuntuk mengetahui perbedaan literasi membaca kelas eksperimen
dan kontrol.

b. Uji Reliabilitas

Keandalan (reliability) berasal dari kata rely yang artinya percaya dan
reliabel yang artinya dapat dipercaya. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen
penelitian menggunakan rumus Cronbach-Alpha sebagai berikut:

Keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas

n = banyaknya butir soal


Si2 = varians skor soal ke – i

St2 = varians skor total

Pedoman untuk menetukan tinggi rendahnya reliabilitas suatu instrumen


berdasarkan pada klasifikasi dari sugiyono (2009:231) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Pedoman menentukan tinggi rendahnya reliabilitas


Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Tinggi
0,80 - 1,00 Sangat tinggi

Tingkat reliabilitas instrumen ditentukan berdasarkan dengan besarnya nilai


koefisien reliabilitas yang dimiliki. Semakin tinggi koefisien reliabilitasnya maka
semakin tinggi pula reliabilitas instrumennya, begitupula sebaliknya. Dari hasil
pengukuran yang diperoleh dengan menggunkan bantuan excell sebesar 0,501
berarti reliabilitas instrumen sedang.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan dalam
penelitian untuk mengumpulkan data yang diinginkan. Peneliti menyimpulkan data
dengan cara sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Tes Awal (Pretest)
Pretest dilakukan sebelum siswa mendapatkan perlakuan dengan
menggunakan media gambar. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam memahami pelajaran sebelum mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan media gambar.

2. Perlakuan (Treatment)
Setelah diadakan pretest, peneliti memberikan perlakuan dengan
menggunakan media gambar selama dalam proses pembelajaran, untuk
mendapatkan hasil apakah ada pengaruh sebelum dan sesudah penggunaan media
gambar.
3. Pelaksaan Test Akhir (pos-test)
Setelah siswa mendapatkan perlakuan, siswa mendapatkan pos-test. Tes ini
untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang dilakukan di kelas, yaitu
penggunaan media gambar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia SD memiliki
pengaruh positif terhadap literasi membaca siswa kelas IV SD Negeri 060934
Kwala Bekala Medan.

3.7 Analisis Data


Analisadatayangdigunakanyaituperhitunganrata-
rata,danpengujianhipotesis.

3.7.1 Nilai rata-rata


Untukmenghitungrata-ratadigunakan rumusberikut :

∑X
x̅ = 𝑁

Keterangan:

𝑥x̅ = Mean (rata-rata)

∑X = Jumlah skor

N = Jumlah sampel

3.7.2 Standar Deviasi


Standar deviasi dapat dicari dengan rumus:

SD = N

3.7.3UjiNormalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal tidaknya sampel
yangdianalisis.UjinormalyangdigunakanadalahujiLiliefors.Langkah-
langkahnya sebagai berikut:

1. Untuk mencari bilangan baku, digunakan rumus:


Z1 = X1 – X
S

Keterangan:

X = Rata-rata sampel

S = Simpangan baku (standar deviasi)

2. Menghitung peluang S(z1)


3. Menghitung selisih F (Z1) – S(Z1), kemudian harga mutlaknya.
4. Mengambil L0, yaitu harga paling besar diantara harga mutlak. Dengan
kriteria H0 ditolak jika L0>L

3.7.4 Uji Homogenitas


Untukmenguji homogenitas varians data yang akan dianalisis kelas
eksperimen dan kelas kontrol.

Ha: όˌ²=ό₂²(variansdatahomogen)

H0:όˌ²≠ό₂²(varians datatidak homogen)

Uji homogenitas ini dilakukan dengan menggunakan uJi F dengan rumus


F = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Krtiteria pengujian adalah:

Jika Fhitung>Ftabel maka Ha berarti kelompok sampel memiliki varians tidak


homogen.

Jika Fhitung<Ftabel maka Ha berarti kelompok sampel memiliki varians homogen.

3.7.5UjiHipotesis
Setelah dlakukannya uji normalitas dan uji homogenitas,maka
untukmengujidata yang diperoleh digunakan rumus uji hipotesis. Hipotesis yang
akan diujidalampenelitianini.Adapunlangkah-langkahnyasebagaiberikut:
Rumusan Hipotesis :
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙:Haditerima
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian


Pada bab ini peneliti membahas penelitian tentang Pengaruh Media Gambar
Terhadap Literasi Membaca Cerpen Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa
Kelas IV SD Negeri 060934 Kwala Bekala Medan Tahun Pelajaran 2022/2023
dengan menguraikan deskripsi data hasil penelitian, uji normalitas data, uji
homogenitas data, serta pengujian hipotesis. Uraian selengkapnya sebagai berikut:

4.1.1 Deskripsi Pembahasan Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode Quasi
Eksperimen (eksperimen semu) bertujuan untuk mengetahui literasi membaca pada
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi cerpen untuk mengetahui pengaruh
penggunaan media dan tanpa menggunakan media gambar di kelas IV-B dan IV-A
SD Negeri 060934 Kwala Bekala Medan. Sebelum melakukan penelitian, peneliti
terlebih dahulu melakukan konsultasi pada hari Kamis, 23 Februari 2023 untuk
meminta izin kepada kepala sekolah dan wali kelas IV-B dan IV-A agar diberi izin
untuk melakukan penelitian. Lalu menentukan kelas eksperimen yang
menggunakan media gambar dan kelas kontrol yang tidak menggunakan media
pembelajaran (konvensional), dan menyusun rencana pembelajaran. Sebelum
kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda, terlebih dahulu peneliti memberikan
pre-test di kelas eksperimen yaitu IV-B, dilakukan pada hari senin, 27 Februari
2023 berupa soal tes uraian dan tes membaca untuk mengetahui kemampuan awal
siswa. Setelah kelas eksperimen peneliti memberikan pre-test pada hari selasa, 28
Februari 2023 di kelas kontrol yaitu IV-A. Hasil pre-test kedua kelas kemudian
dihitung terlebih dahulu oleh peneliti dengan menggunakan uji rata-rata, uji
normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis berdasarkan analisis data tersebut
diperoleh hasil bahwa kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang cukup
rendah.
Peneliti menentukan kelas mana yang dikatakan sebagai kelas eksperimen
dan kelas mana yang dikatakan kelas kontrol dengan pertimbangan peneliti

50
51

mengenai sampel mana yang sesuai, serta dianggap dapat mewakili suatu populasi,
selanjutnya diberikan perlakuan yang berbeda. Peneliti melaksanakan proses
pembelajaran di kelas eksperimen yaitu kelas IV-B dengan menggunakan media
gambar. Saat melakukan proses belajar mengajar, kegiatan peneliti di kelas di mulai
dengan kegiatan awal yang terdiri dari membuka pelajaran dengan memberi salam
kepada siswa, bertanya kabar siswa, lalu berdoa, serta mengecek kehadiran siswa
dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti terdiri dari menyampaikan
materi tentang cerpen hingga membaca cerpen “Asal Mula Telaga warna” dengan
menggunakan media gambar. Pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan
media gambar siswa membaca dengan jelas. Kemudian pada saat selesai membaca
guru memberikan post test sesuai dengan isi cerpen yang sudah dibaca untuk
dikerjakan. Kegiatan akhir guru dan siswa bersama menyimpulkan apa yang
disampaikan pada proses pembelajaran serta ditutup dengan doa dan salam penutup.
Setelah itu peneliti melaksanakan proses belajar mengajar di kelas kontrol sama
dengan proses pembelajaran di kelas eksperimen yang membedakan di kelas
kontrol tanpa menggunakan media. Peneliti mengelola data menggunakan uji
normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis untuk mengetahui Pengaruh
penggunaan media dan tanpa menggunakan media gambar terhadap literasi
membaca.

4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian


Deskripsi data hasil penelitian dengan pembelajaran menggunakan media
gambar di kelas IV-B sebagai kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional di
kelas IV-A sebagai kelas kontrol SD Negeri 060934 Kwala Bekala Medan Tahun
Pelajaran 2022/2023.

4.2.1 Hasil Data Pre-test


Sebelum kedua kelas tersebut diberikan perlakuan yang berbeda, maka
terlebih dahulu peneliti memberikan pre-testuntuk mengetes kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal-soal dari mata pelajaran Bahasa Indonesia dan
tesmembaca, berikut hasil tes kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tabel 4.1
52

Tabel 4.1 Data Nilai Pre-test Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
NO Eksperimen Kontrol
1. 18 13
2. 17 41
3. 33 16
4. 27 25
5. 28 24
6. 25 18
7. 25 28
8. 30 19
9. 35 33
10. 26 29
11. 24 25
12. 22 27
13. 19 35
14. 25 34
15. 16 18
16. 24 26
17. 18 20
18. 35 35
19. 14 24
20. 20 22
21. 25 25
22. 24 24
23. 42 17
24. 25 25
25. 34 25
JUMLAH 631 628
Rata-Rata 25,24 25,12
SD 6,796322535 6,74117
VARIANS 46,19 45,4433
MAX 42 41
MIN 14 13

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata tes awal untuk
kelas eksperimenadalah25,24 dan kelas kontrol adalah25,12, maka dapat
dinyatakan kedua kelas tersebut setara.
53

a. Distribusi Frekuensi Relatif dan diagram batang


Sesudah nilai siswa dikovensi dengan menggunakan rata-rata dan standar
deviasi,maka dilanjutkan dengan uji normalitas dan uji liliefors.
1. Kelas Eksperimen
a. Banyaknya kelas dihitung dengan rumus sebagai berikut:
k = 1+(3,322 LOG(n))
Keterangan:
k = banyaknya kelas
n = banyaknya data
Banyaknya kelas pada data pre-test eksperimen adalah sebagai berikut:
k = 1+(3,322 LOG (25))
= 1+(3,322 LOG (25))
= 1+ 3,322
= 5,643957 = 6
Jadi banyaknya kelas = 6
b. Lebar kelas interval dapat dihitung dengan rumus berikut ini:
C = Xn - Xi
k
Keterangan:
C = besarnya lebar kelas
k = banyaknya kelas
Xn = Nilai maksimal
Xi = Nilai minimal
Lebar kelas pada data pre-test eksperimen adalah sebagai berikut:
Xn = 42
Xi = 14
Sehingga:
C = 42 – 14
25
= 28 = 4,96
25
54

Jadi lebar kelas pada data pre-test eksperimen adalah 4,96. Berikut ini data disajikan
distribusi frekuensi data nilai pre-test eksperimen.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi RelatifPre-Test Kelas Eksperimen


pre-test eksperimen
INTERVAL FREKUENSI
14-18 5
19-23 3
24-28 11
29-33 2
34-38 3
39-42 1

Menyajikan data yang telah disusun dalam distribusi frekuansi relatif pada tabel
4.2 menjadi diagram batang, sumbu mendatar untuk menyatakan nilai siswa dan
sumbu yang tegak untuk menyatakan frekuensi nilai yang diperoleh siswa, dapat
dilihat dari diagram tes awal kelas eksperimenpada gambar 4.1sebagai berikut:

Pre-test Eksperimen
12

10

0
14-18 19-23 24-28 29-33 34-38 39-42

Gambar 4.1 Diagram Batang Nilai Pre-Test Siswa Kelas Eksperimen

Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi serta diagram batang diatas maka
diperoleh nilai 14-18 sebanyak 5 orang, nilai 19-23 sebanyak 3 orang, nilai 24-28
sebanyak 11 orang, nilai 29-33 sebanyak 2 orang, nilai 34-38sebanyak 3 orang, dan
nilai 39-42 sebanyak 1 orang.
55

2. Kelas Kontrol
a. Banyaknya kelas dihitung dengan rumus sebagai berikut:
k = 1+(3,322 LOG(n))
Keterangan:
k = banyaknya kelas
n = banyaknya data
Banyaknya kelas pada data pre-test kontrol adalah sebagai berikut:
k = 1+(3,322 LOG (25))
= 1+(3,322 LOG (25))
= 1+ 3,322
= 5,643957 = 6
Jadi banyaknya kelas = 6
b. Lebar kelas interval dapat dihitung dengan rumus berikut ini:
C = Xn - Xi
k
Keterangan:

C = besarnya lebar kelas


k = banyaknya kelas
Xn = Nilai maksimal
Xi = Nilai minimal
Lebar kelas pada data pre-test kontrol adalah sebagai berikut:
Xn = 42
Xi = 14
Sehingga:
C = 42 – 14
25
= 28= 4,96
25
Jadi lebar kelas pada data pre-test kontrol adalah 4,96. Berikut ini data disajikan
distribusi frekuensi data nilai pre-testkontrol.
56

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Relatif Pre-Test Kelas Kontrol


Pre-test Control
INTERVAL FREKUENSI
13-17 3
18-22 5
23-27 10
28-32 2
33-37 4
38-41 1

Menyajikan data yang telah disusun dalam distribusi frekuensi relatif pada
tabel 4.3menjadi diagram batang, sumbu mendatar untuk menyatakan nilai siswa
dan sumbu yang tegak untuk menyatakan frekuensi nilai yang diperoleh siswa,
dapat dilihat dari diagram tes awal kelas kontrol pada gambar 4.2sebagai berikut:

Pre-test Kontrol
12

10

0
13-17 18-22 23-27 28-32 33-37 38-41
Gambar 4.2 Diagram Batang Nilai Pre-Test Siswa Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi serta diagram batang diatas maka
diperoleh nilai13-17 sebanyak 3 orang, nilai 18-22 sebanyak 5 orang, nilai 23-27
sebanyak 10 orang, nilai 28-32 sebanyak 2 orang, nilai 33-37 sebanyak 4 orang, dan
nilai 38-41 sebanyak 1 orang.

4.2.2 Hasil Data Post-Test


Sesudah diberi perlakuan terhadap kedua kelas, maka dilakukan tes akhir
untuk mengetahui adanya pengaruh media gambar terhadap literasi membaca
57

cerpen pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 060934


Kwala Bekala. Hasil dari nilai rata-rata pelaksanaan pembelajaran dari kelas
eksperimendan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.4 Hasil Data Nilai Post-Test Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
NO Eksperimen Kontrol
1. 85 77
2. 76 85
3. 80 75
4. 89 76
5. 85 79
6. 81 78
7. 86 76
8. 84 76
9. 94 77
10. 83 83
11. 83 83
12. 89 80
13. 83 80
14. 84 85
15. 83 75
16. 92 75
17. 83 80
18. 84 79
19. 83 84
20. 86 82
21. 87 81
22. 91 85
23. 100 75
24. 92 81
25. 83 85
JUMLAH 2146 1992
Rata-Rata 85,84 79,68
SD 5,055360192 3,5907288
VARIANS 25,55666667 12,893333
MAX 100 85
MIN 76 75
58

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai siswa rata-rata post-test


untuk kelas eksperimen adalah 85,84 dan kelas kontrol adalah 79,68 maka dapat
dinyatakan rata-rata kelas yang diajarkan media gambar lebih baik dari kelas yang
diajarkan dengan pembelajaran konvensional.

a. Distribusi Frekuensi Relatif Dan Diagram Batang


Nilai siswa dikonversi dengan menggunakan rata-rata dan standar deviasi
selanjutnya di uji normalitas data dengan menggunakan uji liliefors.
1. Kelas Eksperimen
a. Banyaknya kelas dihitung dengan rumus sebagai berikut:
k = 1+(3,322 LOG(n))
Keterangan:
k = banyaknya kelas
n = banyaknya data
Banyaknya kelas pada data pos-test eksperimen adalah sebagai berikut:
k = 1+(3,322 LOG (25))
= 1+(3,322 LOG (25))
= 1+ 3,322
= 5,643957 = 5
Jadi banyaknya kelas = 5
b. Lebar kelas interval dapat dihitung dengan rumus berikut ini:
C = Xn - Xi
k
Keterangan:
C = besarnya lebar kelas
k = banyaknya kelas
Xn = Nilai maksimal
Xi = Nilai minimal
Lebar kelas pada data pos-test eksperimen adalah sebagai berikut:
Xn = 100
Xi = 76
59

Sehingga:
C = 100 – 76
25
= 24 = 4,25
25
Jadi lebar kelas pada data pos-test eksperimen adalah 4,25. Berikut ini data
disajikan distribusi frekuensi data nilai pos-testeksperimen.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Relatif Post Test Kelas Eksperimen


Post-test Eksperimen
INTERVAL FREKUENSI
76-80 2
81-85 13
86-90 5
91-95 4
96-100 1

Menyajikan data yang telah disusun dalam distribusi frekuansi relatif pada
tabel 4.5 menjadi diagram batang, sumbu mendatar untuk menyatakan nilai siswa
dan sumbu yang tegak untuk menyatakan frekuensi nilai yang diperoleh siswa,
dapat dilihat dari diagram tes awal kelas eksperimen pada gambar 4.3 sebagai
berikut:

Post-test Eksperimen
15

10

0
76-80 81-85 86-90 91-95 96-100

Gambar 4.3 Diagram Batang Nilai Post Test Kelas Eksperimen Dengan
Menggunakan Media Gambar
60

Berdasarkan tabel 4.5 distribusi frekuensi relatif dan diagram batang diatas
maka diperoleh nilai 76-80 sebanyak 2 orang, nilai 81-85 sebanyak 13 orang, nilai
86-90 sebanyak 5 orang, nilai 91-95 sebanyak 4 orang, dan nilai 91-100 sebanyak
1 orang.

2. Kelas Kontrol
a. Banyaknya kelas dihitung dengan rumus sebagai berikut:
k = 1+(3,322 LOG(n))
Keterangan:
k = banyaknya kelas
n = banyaknya data
Banyaknya kelas pada data pos-test kontrol adalah sebagai berikut:
k = 1+(3,322 LOG (25))
= 1+(3,322 LOG (25))
= 1+ 3,322
= 5,643957 = 5

Jadi banyaknya kelas = 5

b. Lebar kelas interval dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

C = Xn - Xi
k
Keterangan:

C = besarnya lebar kelas


k = banyaknya kelas
Xn = Nilai maksimal
Xi = Nilai minimal
Lebar kelas pada data pos-test kontrol adalah sebagai berikut:

Xn = 85
Xi = 75
61

Sehingga:

C = 85 – 75
25
= 10 = 1,77
25
Jadi lebar kelas pada data pos-test kontrol adalah 1,77. Berikut ini data disajikan
distribusi frekuensi data nilai pos-testkontrol.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Post Test Kelas Kontrol


Post-test Kontrol
INTERVAL FREKUENSI
75-76 7
77-78 3
79-80 5
81-82 3
83-85 7

Menyajikan data yang telah disusun dalam distribusi frekuansi relatif pada
tabel 4.6 menjadi diagram batang, sumbu mendatar untuk menyatakan nilai siswa
dan sumbu yang tegak untuk menyatakan frekuensi nilai yang diperoleh siswa,
dapat dilihat dari diagram tes awal kelas kontrol pada gambar 4.4 sebagai berikut:
62

Pos-test Kontrol
8
7
6
5
4
3
2
1
0
75-76 77-78 79-80 81-82 83-85

Gambar 4.4 Diagram Batang Nilai Pos-Test kelas KontrolDengan


Menggunakan Pembelajaran Konvensional

Berdasarkan tabel 4.6 distribusi frekuensi relatifdan diagram batang diatas


maka diperoleh nilai75-76 sebanyak 7 orang, nilai 77-78 sebanyak 3 orang, nilai
79-80 sebanyak 5 orang, nilai 81-82 sebanyak 3 orang, dan nilai 83-85 sebanyak 7
orang.

4.3 Uji NormalitasPre-Test


Uji normalitas data kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberi
perlakuan (pre-test) yang dihitung dengan menggunakan uji liliefors dapat disusun
pada tabel 4.7.
63

Tabel 4.7 Uji Normalitas data Pre-test Eksperimen


NO X Z F(z) S(z) [F(z) - S(z)]
1 14 -1,653 0,049 0,04 0,009
2 16 -1,359 0,087 0,08 0,007
3 17 -1,212 0,112 0,12 0,008
4 18 -1,065 0,143 0,2 0,057
5 18 -1,065 0,143 0,2 0,057
6 19 -0,918 0,179 0,24 0,061
7 20 -0,771 0,22 0,28 0,06
8 22 -0,476 0,317 0,32 0,003
9 24 -0,182 0,427 0,44 0,013
10 24 -0,182 0,427 0,44 0,013
11 24 -0,182 0,427 0,44 0,013
12 25 -0,035 0,486 0,64 0,154
13 25 -0,035 0,486 0,64 0,154
14 25 -0,035 0,486 0,64 0,154
15 25 -0,035 0,486 0,64 0,154
16 25 -0,035 0,486 0,64 0,154
17 26 0,111 0,544 0,68 0,136
18 27 0,258 0,601 0,72 0,119
19 28 0,406 0,657 0,76 0,103
20 30 0,7 0,758 0,8 0,042
21 33 1,141 0,873 0,84 0,033
22 34 1,288 0,901 0,88 0,021
23 35 1,436 0,924 0,96 0,036
24 35 1,436 0,924 0,96 0,036
25 42 2,466 0,993 1 0,007
JUMLAH 631 Lhitung 0,154
RATA-RATA 25,24 Ltabel 0,173
VARIANS 46,19
VARIANS 46,19

Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan nilai pre-test untuk kelas eksperimen


dengan Lhitung = 0,154 pada taraf signifikan ɑ = 0,05 dan n = 25 diperoleh harga
Ltabel = 0,173.
64

Tabel 4.8 Uji Normalitas data Pre-test Kontrol


NO X Z F(z) S(z) [F(z) - S(z)]
1 13 -1,797 0,036 0,04 0,004
2 16 -1,352 0,088 0,08 0,008
3 17 -1,204 0,114 0,12 0,006
4 18 -1,056 0,145 0,2 0,055
5 18 -1,056 0,145 0,2 0,055
6 19 -0,907 0,182 0,24 0,058
7 20 -0,759 0,223 0,28 0,057
8 22 -0,462 0,322 0,32 0,002
9 24 -0,166 0,434 0,44 0,006
10 24 -0,166 0,434 0,44 0,006
11 24 -0,166 0,434 0,44 0,006
12 25 -0,017 0,493 0,64 0,147
13 25 -0,017 0,493 0,64 0,147
14 25 -0,017 0,493 0,64 0,147
15 25 -0,017 0,493 0,64 0,147
16 25 -0,017 0,493 0,64 0,147
17 26 0,13 0,551 0,68 0,129
18 27 0,278 0,609 0,72 0,111
19 28 0,427 0,665 0,76 0,095
20 29 0,575 0,717 0,8 0,083
21 33 1,168 0,878 0,84 0,038
22 34 1,317 0,906 0,88 0,026
23 35 1,465 0,928 0,96 0,032
24 35 1,465 0,928 0,96 0,032
25 41 2,355 0,99 1 0,01
JUMLAH 628 Lhitung 0,147
RATA-RATA 25,12 Ltabel 0,173
SD 6,74117
VARIANS 45,443

Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan nilai pre-test untuk kelas kontrol dengan
Lhitung = 0,147 pada taraf signifikan ɑ = 0,05 dan n = 25 diperoleh harga Ltabel =
0,173.
65

Maka Uji Normalitas data pre-testuntuk dua kelas yaitu kelas eksperiman
dengan menggunakan media gambar dan kelas kontrol dengan menggunakan
pembelajaran konvensional yang dihitung dengan menggunakan uji liliefors dapat
dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9 Normalitas Pre-Test Siswa Kelas Eksperimen Dan Kontrol


Data Pre-test
Kelompok Kesimpulan
Lhitung Ltabel
Eksperimen 0,154 0,173 Berdistribusi normal
Kontrol 0,147 0,173 Berdistribusi normal

Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan nilai pre-test untuk kelas eksperimen


dengan Lhitung = 0,154 dan kelas kontrol Lhitung = 0,147 pada taraf signifikan ɑ = 0,05
dan n = 25 diperoleh harga Ltabel = 0,173, maka Lhitung < Ltabel. Kesimpulan dari Tabel
4.8 bahwa data pre-test berdistribusi normal.

4.3 Uji Homogenitas VariansData Pre-test


Perhitungan homogenitas varians data menggunakan F-Test Two-Sample.
Pengujian homogenitas disusun pada tabel 4.13 berikut ini:

Tabel 4.10 Hasil Homogenitas Varians Data Pre-Test


F-Test Two-Sample for Variances
Variable 1 Variable 2
Mean 25,24 25,12
Variance 46,19 45,44333333
Observations 25 25
df 24 24
Fhitung 1,01643072
P(F<=f) one-tail 0,484243468
FTabel 1,983759568
Berdasarkan Tabel 4.13 menunjukkan nilai pre-test untuk kelas eksperimen
dan kelas kontrol dengan FHitung = 1,016 dan FTabel = 1,983, karena FHitung < FTabel
66

maka varians data diterima sehingga dinyatatakan data Pre-Test kelas eksperimen
dan kontrol homogen atau sama.

4.4 Uji Hipotesis

4.4.2 Uji Hipotesis post test


Siswa setelah diberi perlakuan, dilakukan uji t independen, Ringkasan
perhitungan uji hipotesis data pos- test sebagai berikut.

Kelas Rata-rata Varians Jumlah Siswa(n)


Eksperimen 85,84 25,55667 25
Kontrol 79,68 12,89333 25

Tabel 4.11 Uji Hipotesis


t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances
Eksperimen Kontrol
Mean 85,84 79,68
Variance 25,55666667 12,89333333
Observations 25 25
Pooled Variance 19,225
Hypothesized Mean
Difference 0
df 48
t Hitung 4,967095893
P(T<=t) one-tail 4,50845E-06
t Critical one-tail 1,677224196
P(T<=t) two-tail 9,0169E-06
t Critical two-tail 2,010634758

Kemudian nilai ini dibandingkan dengan nilai tabel distribusi t pada taraf
nyata ɑ = 0,05, yaitu ttabel = 2,010. Ini berarti bahwa H0 ditolak Hɑ diterima karena
4,967 ≥ 2,010 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa literasi membaca cerpen pada
pembelajaran Bahasa Indonesia siswa yang diajarkan dengan menggunakan media
gambar lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran konvensional.
67

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian


Penelitian ini telah dilaksanakan di SD Negeri 060934 Kwala Bekala Medan
Tahun Pelajaran 2022/2023. Peneliti mengambil dua kelas yaitu kelas IV-B sebagai
kelas eksperimen dan kelas IV-A sebagai kelas kontrol yang berjumlah 50 orang,
sebelum menggunakan media gambar dan pembelajaran konvensional di kelas
eksperimen dan kelas kontrol, terlebih dahulu diadakan pre-test di kelas eksperimen
dan kelas kontrol dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kemapuan
siswa.Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata tes awal untuk kelas
eksperimen adalah 25,24 dan kelas kontrol adalah 25,12, maka dapat dinyatakan
kedua kelas tersebut setara.

Setelah dilaksanakan pre-testpeneliti melanjutkan dengan memberikan


perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui adanya
pengaruh atau tidak maka diberikan post-testuntuk kedua kelas tersebut,
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai siswa rata-rata post-test untuk
kelas eksperimen adalah 85,84 dan kelas kontrol adalah 79,68 maka dapat
dinyatakan rata-rata kelas yang diajarkan media gambar lebih baik dari kelas yang
diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Dalam memahami dan melaksankan
pembelajaran, hasil data pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol di uji
kenormalanya menggunakan uji normalitas data dan uji homogenitas varians data.
Setelah di uji, data pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol beridistribusi
normal dan homogen maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dengan uji-t
independen dimana hasil nilai ini dibandingkan dengan nilai tabel distribusi t pada
taraf nyata ɑ = 0,05, yaitu ttabel = 2,010. Ini berarti bahwa H0 ditolak Hɑ diterima
karena 4,967 ≥ 2,010sehingga diperoleh kesimpulan bahwa literasi membaca
cerpen pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa yang diajarkan dengan
menggunakan media gambar lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
diajarkan dengan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulakan bahwa media gambar


berpengaruh terhadap literasi membaca cerpen, hal tersebut berpengaruh karena
68

adanya media gambar yang dimana siswa diberikan kesempatan untuk ikut terlibat
dalam proses belajar mengajar dikelas sehingga siswa tidak merasa cepat bosan
dengan adanya media gambar, jadi dapat dinyatakan hasil penelitian ini
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari media gambar terhadap literasi
membaca cerpen pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri
060934 Kwala Bekala Medan Tahun Pelajaran 2022/2023.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisis data dan
pengujian hipotesis serta yang telah dirumuskan, maka peneliti mengambil kesimpulan
bahwa:

1. Literasi membaca cerpen di kelas eksperimen dengan menggunakan media gambar


pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 060934 Kwala
Bekala Medan Tahun pelajaran 2022/2023dengannilairata-rata 85,84.
2. Literasi membaca cerpen di kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional pada
pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 060934 Kwala Bekala
Medan Tahun pelajaran 2022/2023dengan nilai post test rata-rata 79,68.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media gambar terhadap literasi
membaca cerpen pada pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan hasil hipotesis
yang telah dilakukan diperoleh data thitung sebesar 4,967 dan ttabel = 2,010, atas
perbandingan tersebut menunjukkan bahwa thitung > ttabel (4,967 >2,010) yang berarti
Ha diterima dan terdapat pengaruh media gambar terhadap literasi membaca cerpen
pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 060934 Kwala
Bekala Medan.

5.2 Saran
Saran yang dapat diambil peneliti berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan adalah:

69
1. Bagi siswa, media gambar untuk membangkitkan siswa dalam proses pembelajaran
khususnya pelajaran Bahasa Indonesia agar siswa tidak merasa bosan dan
mengantuk dengan materi yang diajarkan.
2. Bagi guru, media gambar diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
dalam memberikan variasi setiap proses belajar mengajar.
3. Bagi sekolah, media gambar untuk meningkatkan kualitas pendidikan pihak
sekolah dan literasi membaca siswa, agar pendidikan lebih maksimal dengan
adanya media pembelajaran. Serta meningkatkan sarana dan prasarana untuk
mendukung proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
4. Bagi peneliti, lebih mengembangkan penelitian ini sebagai acuan dalam
melaksanakan proses belajar mengajar di akan datang dan mempersiapkan sajian
serta menambah penguasaan materi bahan ajar yang akan disampaikan guna
meningkatkan kemampuan siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Z, Diyan R, 2020. Penggunaan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan


Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran PKN Di SMA Swasta Darussa’adah
Kec. Pangkalan Susu. Jurnal Ilmu Pendidikan. 7: 2
Andi Kristanto, 2016. Media Pembelajaran. Surabaya: Bintang Sutabaya.

Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta
Azhar Arsyad, 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Eny Tarsinih, 2018. Kajian Terhadap Nilai-Nilai Sosial dalam Kumpulan Cerpen
“Rumah Malam Di Mata Ibu” Karya Alex R. Nainggolan sebagai Alternatif
Bahan Ajar. Jurnal Penelitian Pendidikan Basasa Dan Sastra Indonesia. 3:
71-73.

Hamengkubuwono, 2016. Ilmu Pendidikan Dan Teori-Teori Pendidikan. Curup: LP2


STAIN Curup.

Isah Cahyani, 2012. Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat


Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.

Kasinyo Hartono, 2012. Desain Pembelajaran Agama Islam Untuk Sekolah Dan
Madrasah. Jakarta: Rajawali Pers.

Lis Lisnawati, Yuni E, 2019. Literat Melalui Prestasi. METAEDUKASI, 1: 3-7

Muhammad H, Milawati, Tuti KH, Tasdin T, Ahmad MA, Azwar R, Masdiana, I Made
IP, 2021. Media Pembelajaran. Klaten: Tahta Media Group.

Muhammad Ramli, 2012. Media Dan Teknologi Pembelajaran. Banjarmasin: IAIN


Antasari Press.

Oman Farhrohman, 2017. Implementasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD/MI.


Jurnal PRIMARY, 09: 24-25.

Rahim, 2008. Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Ramelan, 2017. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Melalui Model Example NonExample Di Kelas VI SD No 053979 Kepala
Sungai. Jurnal ESJ, 7: 55.
Rizal H, Nouval R, Solehum, 2020. Pengaruh Literasi Terhadap Keterampilan
Membaca Pada Siswa Kelas IV SD Inpres 12 Kabupaten Sorong. Jurnal
PAPEDA, 2: 57

Rusydi Ananda, dkk, 2017. Inovasi Pendidikan Melejitkan Potensi Teknologi Dan
Inovasi Pendidikan. Medan: Widya Puspita.

Sudarmaji, 2012. Pengaruh Media Gambar Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia


Kelas III Di SDN Penengahan Lampung Selatan. LENTERA STKIP-PGRI
Bandar Lampung, 1: 2.

Sudjana. 2016. Metode Statistika. Bandung: PT Tarsito Bandung.

Sugiyono, 2021. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Yogyakarta:


Alfabeta Bandung.

Suparlan, 2021. Keterampilan Membaca Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Di


SD/MI. Jurnal Pendidikan Dasar. 5: 6-11.
DAFTAR LAMPIRAN
73

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SD Negeri 060934 Kwala Bekala Medan

Kelas/Semester : IV/2

Tema 8 : Daerah Tempat Tinggalku

Subtema 1 : Lingkungan Tempat Tinggalku

Alokasi Waktu : 2 X 35Menit

A. Standar Kompetensi
Bahasa Indonesia
Memahami teks fiksi
IPA
Memahami hubungan gaya dengan gerak

B. Kompetensi Dasar (KD)


3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi.
4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi.
IPA
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar.
4.4 Menyajikan hasil percobaan tentang hubungan antara gaya dan gerak

C. Indikator
Bahasa Indonesia
1. Menyebutkan tokoh-tokoh pada teks cerita fiksi dengan tepat.
2. Siswa mengidentifikasi tindakan yang sesuai dengan teks fiksi.
IPA
1. Mengetahui pengertian gaya dan gerak dengan benar.
2. Menjelaskan perbedaan gaya dan gerak.
3. Mempraktikkan gaya dorongan dan tarikan.
4. Menyajikan hasil percobaan tentang gaya dan gerak secara tertulis.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan kegiatan membaca teks cerita fiksi, siswa dapat menyebutkan tokoh-
tokoh pada teks cerita fiksi dengan tepat.
2. Dengan kegiatan berlatih menceritakan teks cerita fiksi, siswa dapat bercerita
dengan artikulasi jelas, ekspresif, intonasi tepat, dan penuh percaya diri.

E. Materi Pokok Pembelajaran


Teks cerpen berjudul “Asal Mula Telaga Warna”
F. Metode Pembelajaran
Membaca, tanya jawab, dan penugasan

G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan mengajak 10 menit
semua siswa berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-masing.
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
3. Menginformasikan tema yang akan
diajarkan yaitu tentang “Daerah
Tempat Tinggalku”
4. Melaksanakan pretest
5. Guru melakukan apersepsi dengan
menjelaskan sedikit tentang cerpen,
serta menunjukkan media gambar.
Inti 1. Pada awal pembelajaran, guru 50 Menit
mengondisikan siswa secara
klasikal
2. Guru menyampaikan kembali peta
konsep materi tentang cerita Asal
Mula Telaga Warna.
3. Guru menjelaskan prosedur media
4. Guru bertanya jawab tentang hal-
hal yang belum dipahami siswa
dalam penggunaan media.
5. Guru memberi batasan waktu 5
menit kepada siswa untuk membaca
dan memahami isi cerita.
6. Pada kegiatan AYO MEMBACA:
Secara bergantian siswa diminta
untuk membaca setiap paragraf
cerita Asal Mula Telaga Warna
menggunakan media gambar.
7. Siswa mampu membaca dengan
cepat dan memahami isi cerita yang
dibaca.
8. Siswa mampu menyebutkan tokoh-
tokoh pada teks cerita fiksi.
9. Siswa mampu menjawab
pertanyaan – pertanyaan mengenai
tokoh berdasarkan isi cerita yang
telah dipahaminya.
10. Melaksanakan posttest terkait isi
cerpen yang berjudul “Asal Mula
Telaga Warna”.
Penutup 1. Guru mengajak siswa untuk 10 Menit
membuat kesimpulan hasil belajar.
2. Bertanya jawab tentang materi yang
telah dipelajari.
3. Guru memberikan amanat kepada
siswa dari cerpen yang telah dibaca.
4. Guru melakukan penilaian hasil
belajar dan rencana tidak lanjut.
5. Mengajak semua siswa berdo’a
menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran).

H. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


1. Sumber Belajar
a. Buku Siswa Tema: Daerah Tempat Tinggalku Kelas IV
b. Silabus Bahasa Indonesia kelas IV semester 2
2. Media Pembelajaran
a. Menggunakan Media gambar

I. Penilaian
1. Pengetahuan
a. Prosedur penilaian : posttest
b. Jenis tes : Tes uraian
c. Pedoman penilaian :
1) Jenis soal : Essay
2) Jumlah : 10 butir
3) Skor setiap jawaban :8
4) Skor maksimal : 80
5) Nilai akhir : 80

Medan, Juni 2023


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

KONTROL

Satuan Pendidikan : SD Negeri 060934 Kwala Bekala Medan

Kelas/Semester : IV/2

Tema 8 : Daerah Tempat Tinggalku

Subtema 1 : Lingkungan Tempat Tinggalku

Alokasi Waktu : 2 X 35Menit

A. Standar Kompetensi
Bahasa Indonesia
Memahami teks fiksi
IPA
Memahami hubungan gaya dengan gerak

B. Kompetensi Dasar (KD)


3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi.
4.10 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi.
IPA
3.5 Menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar.
4.4 Menyajikan hasil percobaan tentang hubungan antara gaya dan gerak

c. Indikator
Bahasa Indonesia
3. Menyebutkan tokoh-tokoh pada teks cerita fiksi dengan tepat.
4. Siswa mengidentifikasi tindakan yang sesuai dengan teks fiksi.

IPA
5. Mengetahui pengertian gaya dan gerak dengan benar.
6. Menjelaskan perbedaan gaya dan gerak.
7. Mempraktikkan gaya dorongan dan tarikan.
8. Menyajikan hasil percobaan tentang gaya dan gerak secara tertulis.

D. Tujuan Pembelajaran
3. Dengan kegiatan membaca teks cerita fiksi, siswa dapat menyebutkan tokoh-
tokoh pada teks cerita fiksi dengan tepat.
4. Dengan kegiatan berlatih menceritakan teks cerita fiksi, siswa dapat bercerita
dengan artikulasi jelas, ekspresif, intonasi tepat, dan penuh percaya diri.

E. Materi Pokok Pembelajaran


Teks cerpen berjudul “Asal Mula Telaga Warna”
F. Metode Pembelajaran
Membaca, tanya jawab, dan penugasan

G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan mengajak 10 menit
semua siswa berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-masing.
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
3. Menginformasikan tema yang akan
diajarkan yaitu tentang “Daerah
Tempat Tinggalku”
4. Melaksanakan pretest
5. Guru melakukan apersepsi dengan
menjelaskan sedikit tentang cerpen,
serta menunjukkan media gambar.
Inti 1. Pada awal pembelajaran, guru 50 Menit
mengondisikan siswa secara klasikal
2. Guru menyampaikan kembali peta
konsep materi tentang cerita Asal
Mula Telaga Warna.
3. Guru memberi batasan waktu 5 menit
kepada siswa untuk membaca dan
memahami isi cerita.
4. Pada kegiatan AYO MEMBACA:
Secara bergantian siswa diminta
untuk membaca setiap paragraf cerita
Asal Mula Telaga Warna.
5. Siswa mampu membaca dengan
cepat dan memahami isi cerita yang
dibaca.
6. Siswa mampu menyebutkan tokoh-
tokoh pada teks cerita fiksi.
7. Siswa mampu menjawab pertanyaan
–pertanyaan mengenai tokoh
berdasarkan isi cerita yang telah
dipahaminya.
8. Melaksanakan posttest terkait isi
cerpen yang berjudul “Asal Mula
Telaga Warna”.
Penutup 1. Guru mengajak siswa untuk 10 enit
membuat kesimpulan hasil belajar.
2. Bertanya jawab tentang materi yang
telah dipelajari.
3. Guru memberikan amanat kepada
siswa dari cerpen yang telah dibaca.
4. Guru melakukan penilaian hasil
belajar dan rencana tidak lanjut.
5. Mengajak semua siswa berdo’a
menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran).

H. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


3. Sumber Belajar
c. Buku Siswa Tema: Daerah Tempat Tinggalku Kelas IV
d. Silabus Bahasa Indonesia kelas IV semester 2

I. Penilaian
1. Pengetahuan
d. Prosedur penilaian : posttest
e. Jenis tes : Tes uraian
f. Pedoman penilaian :
1) Jenis soal : Essay
2) Jumlah : 10 butir
3) Skor setiap jawaban :8
4) Skor maksimal : 80
5) Nilai akhir : 80
Medan, Juni 2023
Lampiran 2
ASAL MULA TELAGA WARNA

Dahulu kala di Jawa Barat, ada Raja dan Permaisuri yang belum dikaruniai anak.
Padahal, mereka sudah bertahun-tahun menunggu. Akhirnya, Raja memutuskan untuk
bertapa di hutan. Di hutan Raja terus berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Raja meminta
agar segera dikarunia anak. Doa Raja pun terkabul.

Permaisuri melahirkan seorang bayi perempuan. Raja dan Permaisuri sangat


bahagia. Seluruh rakyat juga bersuka cita menyambut kelahiran Putri Raja. Raja dan
Permaisuri sangat menyayangi putrinya. Mereka juga sangat memanjakannya. Segala
keinginan putrinya dituruti.

Tak terasa Putri Raja telah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Hari itu dia berulang
tahun ketujuh belas. Raja mengadakan pesta besar-besaran. Semua rakyat diundang ke
pesta.

Raja dan Permaisuri telah menyiapkan hadiah istimewa berupa kalung. Kalung
terbuat dari untaian permata berwarna-warni. Saat pesta berlangsung, Raja
menyerahkan kalung itu.

“Kalung ini hadiah dari kami. Lihat, indah sekali, bukan? Kau pasti menyukainya,”
kata Raja. Raja bersiap mengalungkan kalung itu ke leher putrinya. Sungguh diluar
dugaan, Putri menolak mengenakan kalung itu.

“Aku tak suka kalung ini, Ayah,” tolak Putri dengan kasar. Raja dan Permaisuri
terkejut. Kemudian, Permaisuri berusaha membujuk putrinya dengan lembut.
Permaisuri mendekat dan hendak memakaikan kalung itu ke leher putrinya.

“Aku tidak mau! Aku tidak suka kalung itu! Kalung itu jelek!” teriak Putri sambil
menepis tangan Permaisuri.

Tanpa sengaja, kalung itu terjatuh. Permata-permatanya tercerai-berai di lantai.


Permaisuri sangat sedih. Permaisuri terduduk dan menangis. Tangisan Permaisuri
menyayat hati. Seluruh rakyat yang hadir turut menangis. Mereka sedih melihat
tingkah laku Putri yang mereka sayangi.

Tidak disangka, air mata yang tumpah ke lantai berubah menjadi aliran air. Aliran
air menghanyutkan permata-permata yang berserakan. Air tersebut mengalir ke luar
istana dan membentuk danau. Anehnya, air danau berwarna-warni seperti warna-
warna permata Kalung Putri. Kini danau itu dikenal dengan nama Telaga warna.
Lampiran 3

1. Dimana cerita “Asal Mula Telaga warna” berasal?


2. Siapa tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita “Asal Mula Telaga warna”?
3. Dimana kalung permata terserai berai?
4. Dimana Raja melakukan pertapahan?
5. Apa doa yang diminta Raja?
6. Apa anak yang dilahirkan permaisuri?
7. Berapa umur Putri Raja saat diadakan pesta besar-besaran?
8. Apa hadiah yang disiapkan Raja dan Permaisuri untuk ulang tahun putrinya?
9. Siapa yang diundang Raja dalam pesta ulang tahun putrinya?
10. Mengapa Permaisuri menangis?
11. Apa sebutan danau dalam cerita “Asal Mula Telaga Warna” tersebut?
12. Bagaimana sifat Putri Raja dalam cerita “Asal Mula Telaga warna” tersebut?
Lampiran 4
KUNCI JAWABAN

1. Di Jawa Barat
2. Raja, Permaisuri, Putri Raja, dan Rakyat
3. Di lantai
4. Di Hutan
5. Raja meminta agar segera dikarunia anak
6. Seorang bayi perempuan
7. 17 Tahun
8. Kalung
9. Seluruh rakyat
10. Karena putri Raja menolak kalung pemberiannya
11. Telaga warna
12. Kasar
Lampiran 5
Uji validitas

No Item
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 10
4 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 10
5 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 9
6 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 10
9 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 9
10 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10
11 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8
12 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
13 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 10
14 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 8
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
16 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
19 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9
20 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 8
21 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 10
22 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 4
23 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 7
24 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 8
25 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 5
26 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 6
27 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 8
28 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 9
29 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 8
30 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 6
rtabel 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29
rhitung 0,306 0,379 0,289 0,343 0,557 0,600 0,461 0,306 0,354 0,354 0,287 0,453
tidak tidak
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Lampiran 6
Uji Reliabilitas

No Item
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 10
4 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 10
5 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 9
6 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 10
9 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 9
10 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10
11 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8
12 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
13 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 10
14 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 8
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
16 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
19 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9
20 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 8
21 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 10
22 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 4
23 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 7
24 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 8
25 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 5
26 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 6
27 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 8
28 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 9
29 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 8
30 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 6
Si 0,466 0,466 0,430 0,305 0,507 0,466 0,379 0,466 0,346 0,450 0,305 0,466 2,008
2
Si 0,217 0,217 0,185 0,093 0,257 0,217 0,144 0,217 0,120 0,202 0,093 0,217 4,033
∑Si 2 2,180
Reliabilitas 0,501
Lampiran 7

LEMBAR OBSERVASI LITERASI MEMBACA KELAS EKSPERIMEN DAN


KONTROL

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester: IV/2
Materi Pelajaran : Cerpen
Jenis Kreaktivan Jumlah
No Nama Siswa
1 2 3 4 5 Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Jumlah
Presentase
Keterangan:
Berikan tanda check list (√) jika siswa yang bersangkutan aktif.
Indikator penilaian:
a. = Memahami kosakata dengan tepat
b. = Membaca sesuai tanda baca
c. = Membaca dengan pelafalan yang jelas
d. = Membaca dengan intonasi yang tepat
e. = Menyebutkan tokoh dengan tepat
Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI PRE-TEST LITERASI MEMBACA KELAS
EKSPERIMEN

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester: IV/2
Materi Pelajaran : Cerpen
Kelas : IV- B

Jenis Kreaktivan Jumlah


No Nama Siswa
1 2 3 4 5 Skor

1. ABRIAN MARSEL 2 1 3 3 1 10
MANURUNG
2. AULIA NATALIA 2 1 1 1 2 7

3. CANTIKA TIRALOSA 2 2 3 3 3 13

4. CHYNDY CORDELIA 2 3 2 3 3 13
GULO
5. CITRA WULANDARI 3 2 3 3 3 14
SIRAIT
6. CLARA THERESIA 2 2 2 2 1 9
SIREGAR
7. DAME AFRIANA 3 3 3 3 3 15
SIHOTANG
8. FERDINAN 2 3 3 3 3 14
TAMBUNAN
9. GISELLE RONA ULI 3 3 2 2 3 13
ARITONANG
10. GLEDYORA ELSERIA 3 2 3 2 2 12
SIREGAR
11. JOE ANDES BEAN 2 2 3 3 2 12
KARO-KARO
12. KRISTIAN SIHOTANG 2 2 3 4 3 14

13. LEXAND ARITONANG 2 3 2 2 2 11

14. LIA ROSE BR 2 2 3 3 3 13


SIANTURI
15. OCTO PADANG 1 1 1 1 2 6

16. POSMA DHITA 2 3 3 2 2 12


SIMARMATA
17. RAFA WIRAHADI 2 2 2 2 2 10
SAHPUTRA
18. RAHEL SEPTIANI ZAI 3 2 3 3 2 13

19. RENDI AGUSTINUS B 1 1 1 1 2 6


MANALU
20. SANTO DIEGO 2 2 2 2 2 10
SIMBOLON
21. SASKIA ARSIANDA 2 3 3 2 3 13
SIREGAR
22. SELALESTARI 2 2 2 3 3 12
LUAHAMBOWO
23. EDITYA BASTIAN 2 3 4 4 3 16
PURBA
24. SIFRA GRACELIN 2 2 3 3 3 13
PURBA
25. FIONA HEPILENSA 2 2 3 3 2 12
LEMBAR OBSERVASI POS-TEST LITERASI MEMBACA KELAS
EKSPERIMEN

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester: IV/2
Materi Pelajaran : Cerpen
Kelas : IV- B
Jenis Kreaktivan Jumlah
No Nama Siswa
1 2 3 4 5 Skor
1. ABRIAN MARSEL 3 3 4 4 3 17
MANURUNG
2. AULIA NATALIA 3 3 3 3 2 14
3. CANTIKA TIRALOSA 2 4 4 4 4 18
4. CHYNDY CORDELIA 3 3 3 3 3 15
GULO
5. CITRA WULANDARI 3 4 3 3 4 17
SIRAIT
6. CLARA THERESIA 2 3 3 3 2 13
SIREGAR
7. DAME AFRIANA 3 4 4 4 3 18
SIHOTANG
8. FERDINAN 3 4 3 3 3 16
TAMBUNAN
9. GISELLE RONA ULI 4 4 4 4 4 20
ARITONANG
10. GLEDYORA ELSERIA 3 3 3 3 3 15
SIREGAR
11. JOE ANDES BEAN 3 3 3 3 3 15
KARO-KARO
12. KRISTIAN SIHOTANG 3 3 3 3 3 15
13. LEXAND ARITONANG 3 3 3 3 3 15
14. LIA ROSE BR 4 3 3 3 3 16
SIANTURI
15. OCTO PADANG 3 3 3 3 3 15
16. POSMA DHITA 3 4 4 4 3 18
SIMARMATA
17. RAFA WIRAHADI 3 3 3 3 3 15
SAHPUTRA
18. RAHEL SEPTIANI ZAI 3 4 3 3 3 16
19. RENDI AGUSTINUS B 3 3 3 3 3 15
MANALU
20. SANTO DIEGO 3 4 4 4 3 18
SIMBOLON
21. SASKIA ARSIANDA 3 2 3 3 2 13
SIREGAR
22. SELALESTARI 4 3 3 3 4 17
LUAHAMBOWO
23. EDITYA BASTIAN 4 4 4 4 4 20
PURBA
24. SIFRA GRACELIN 3 4 4 4 3 18
PURBA
25. FIONA HEPILENSA 3 3 3 3 3 15
Lampiran 9

LEMBAR OBSERVASI PRE-TEST LITERASI MEMBACA KELAS


KONTROL

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester: IV/2
Materi Pelajaran : Cerpen
Kelas : IV-A
Jenis Kreaktivan Jumlah
No Nama Siswa
1 2 3 4 5 Skor
1. AGUNG HALOMOAN MANULANG 1 1 1 1 1 5

2. AGUSTINUS RONI SIHOTANG 3 3 3 3 3 15


3. AYURA AGUSTIANI TUMANGGER 2 2 2 2 2 10
4. BOY RAFAEL PASADA PASARIBU 3 2 2 2 2 11
5. CANTIKA HARAHAP 2 2 2 2 2 10
6. CHAYNOSPRANATA GINTING 1 2 1 2 2 8
7. CHESTINO VALERIO BARUS 2 3 3 3 3 14
8. CLAUDIYA PRINCES AURORA 3 2 2 2 2 11
9. DICKY MEYDAFFA PRAYUDA 3 2 2 2 2 11
KABAN
10. EKO PRATAMA HAREFA 2 2 3 3 3 13
11. ENDA NAWASARI BR S. PURBA 3 2 2 2 2 11
12. FERDINANDUS APRILIO 3 2 3 3 2 13
BANUREA
13. INDAH PERMATA HATI GULO 3 2 2 2 2 11
14. INTAN GRISELDA ARETA 2 2 3 3 2 12
SITORUS
15. MARCUS JORDAN 2 2 2 2 2 10
16. MIKAEL ARISTTYVEN SIAHAAN 2 3 2 2 3 12
17. NENCY CLAUDYA YOVALINA 2 3 3 2 2 12
18. NIKA AURARIA BR DUHA 2 3 3 3 2 13
TARIGAN
19. RASKITA ENJELIKA TUMANGGOR 2 2 3 3 2 12
20. RESIANA BR SAGALA 2 1 2 2 1 8
21. SIFRA GACELIN PURBA 2 3 2 2 2 11
22. TASYA ANGGRIANI LINGGA 2 2 2 2 2 10
23. TIARA LAIA 1 1 1 1 1 5
24. YESIA GLORIA BR HUTAGAOL 2 3 2 2 2 11
25. ZIFFLI AL KAUSAR 2 3 2 2 2 11
LEMBAR OBSERVASI POS-TEST LITERASI MEMBACA KELAS
KONTROL

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester: IV/2
Materi Pelajaran : Cerpen
Kelas : IV- A
Jenis Kreaktivan Jumlah
No Nama Siswa
1 2 3 4 5 Skor
1. AGUNG HALOMOAN MANULANG 3 3 3 3 3 15

2. AGUSTINUS RONI SIHOTANG 4 4 4 4 4 20


3. AYURA AGUSTIANI TUMANGGER 2 3 3 3 2 13
4. BOY RAFAEL PASADA PASARIBU 2 3 3 3 3 14
5. CANTIKA HARAHAP 3 4 3 3 4 12
6. CHAYNOSPRANATA GINTING 3 4 3 3 3 16
7. CHESTINO VALERIO BARUS 3 3 3 3 3 15
8. CLAUDIYA PRINCES AURORA 3 3 3 3 3 15
9. DICKY MEYDAFFA PRAYUDA 3 3 3 3 3 15
KABAN
10. EKO PRATAMA HAREFA 3 3 3 3 3 15
11. ENDA NAWASARI BR S. PURBA 3 3 3 3 3 15
12. FERDINANDUS APRILIO BANUREA 3 3 3 3 3 15
13. INDAH PERMATA HATI GULO 3 3 3 3 3 15
14. INTAN GRISELDA ARETA SITORUS 3 4 4 4 4 19
15. MARCUS JORDAN 3 4 4 4 4 19
16. MIKAEL ARISTTYVEN SIAHAAN 2 3 3 3 2 13
17. NENCY CLAUDYA YOVALINA 3 3 3 3 3 15
18. NIKA AURARIA BR DUHA 3 3 4 4 3 17
TARIGAN
19. RASKITA ENJELIKA TUMANGGOR 3 3 3 3 3 15
20. RESIANA BR SAGALA 2 3 3 3 3 14
21. SIFRA GACELIN PURBA 3 3 3 3 3 15
22. TASYA ANGGRIANI LINGGA 3 3 3 3 3 15
23. TIARA LAIA 2 3 3 3 2 13
24. YESIA GLORIA BR HUTAGAOL 3 3 3 3 3 15
25. ZIFFLI AL KAUSAR 3 3 3 3 3 15
Lampiran 10
Nilai Tes Uraian Kelas Eksperimen

NO NAMA PRE-TEST POST TEST


1. ABRIAN MARSEL MANURUNG 8 68
2. AULIA NATALIA 10 62
3. CANTIKA TIRALOSA 20 62
4. CHYNDI CORDELIA GULO 14 74
5. CITRA WULANDARI SIRAIT 14 68
6. CLARA THERESIA SIREGAR 16 68
7. DAME AFRIANA SIHOTANG 10 68
8. FERDINAN TAMBUNAN 16 68
GISELLE RONA ULI
22 74
9. ARITONANG
10. GLEDYORA ELSERIA SIREGAR 14 68
JOE ANDES BEAN KARO-
12 68
11. KARO
12. KRISTIAN SIHOTANG 8 74
13. LEXAND ARITONANG 8 68
14. LIA ROSE BR SIANTURI 12 68
15. OCTO PADANG 10 68
16. POSMA DHITA SIMARMATA 12 74
17. RAFA WIRAHADI SAHPUTRA 8 68
18. RAHEL SEPTIANI ZAI 22 68
RENDI AGUSTINUS B
8 68
19. MANALU
20. SANTO DIEGO SIMBOLON 10 68
21. SASKIA ARSIANDA SIREGAR 12 74
22. SELALESTARI LUAHAMBOWO 12 74
23. EDITYA BASTIAN PURBA 26 80
24. SIFRA GRACELIN PURBA 12 74
25. FIONA HEPILENSIA 22 68
Nilai Tes Uraian Kelas Kontrol

No NAMA PRE-TEST POST TEST

1. AGUNG HALOMOAN MANULANG 8 62


2. AGUSTINUS RONI SIHOTANG 26 65
3. AYURA AGUSTIANI TUMANGGER 6 62
4. BOY RAFAEL PASADA PASARIBU 14 62
5. CANTIKA HARAHAP 14 67
6. CHAYNOSPRANATA GINTING 10 62
7. CHESTINO VALERIO BARUS 14 61
8. CLAUDIYA PRINCES AURORA 8 61
DICKY MEYDAFFA PRAYUDA
22 62
9. KABAN
10. EKO PRATAMA HAREFA 16 68
11. ENDA NAWASARI BR S. PURBA 14 68
12. FERDINANDUS APRILIO BANUREA 14 65
13. INDAH PERMATA HATI GULO 24 65
14. INTAN GRISELDA ARETA SITORUS 22 66
15. MARCUS JORDAN 8 56
16. MIKAEL ARISTYVEN SIAHAAN 14 62
17. NENCY CLAUDYA YOVALINA 8 65
18. NIKA AURARIA BR DUHA TARIGAN 22 62
19. RASKITA ENJELIKA TUMANGGOR 12 69
20. RESIANA BR SAGALA 14 68
21. SIFRA GRACELIN PURBA 14 66
22. TASYA ANGGRIANI LINGGA 14 70
23. TIARA LAIA 12 62
24. YESIA GLORIA BR HUTAGAOL 14 66
25. ZIFFLI AL KAUSAR 14 70
Lampiran 11
Dokumentasi foto

Gambar 1. Pemberian Pre-test Kelas Eksperimen

Gambar 2. Pemberian Pre-test Kelas Kontrol

Gambar 3. Pelaksaan Pre-test Kelas Eksperimen


Gambar 4. Pelaksaan Pre-test Kelas Kontrol

Gambar 5. Tes Membaca Kelas Eksperimen Menggunakan Media Gambar

Gambar 6. Tes membaca Kelas Kontrol menggunakan Pembelajaran Konvensional


Gambar 7. Pemberian Pos-test Kelas Eksperimen

Gambar 8. Pemberian Pos-test Kelas Kontrol


Lampiran 12
Surat Penelitian

Anda mungkin juga menyukai