Anda di halaman 1dari 83

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA

DALAM MENGGAMBAR DEKORATIF

DI KELAS III SDN MULUR 04 SUKOHARJO

Penelitian Tindakan Kelas

SKRIPSI
Oleh:
RIZKA MARTANIA
K 3204020

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS


SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
commit to user

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA

DALAM MENGGAMBAR DEKORATIF

DI KELAS III SDN MULUR 04 SUKOHARJO

Penelitian Tindakan Kelas

Oleh:
RIZKA MARTANIA
K 3204020

Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK
Rizka Martania. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM
MENGGAMBAR DEKORATIF DI KELAS III SDN MULUR 04 BENDOSARI
SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2010.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan


menggambar dekoratif siswa kelas III SDN Mulur 04 Bendosari Sukoharjo,
melalui penerapan model pembelajaran Kontekstual.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mulur 04 Bendosari Sukoharjo,


Subyek penelitian adalah siswa kelas III SDN Mulur 04, yang berjumlah 15 orang
anak. Adapun mekanisme kerjanya diwujudkan dalam 2 siklus. Model penelitian
tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan sistem
spiral refleksi, yang dimulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi,
dan perencanaan kembali. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
empat teknik yaitu teknik observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Teknik
yang digunakan intuk validitas data adalah triangulasi data dan review informan.
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis diskriptif komparatif dan
analisis kritis

Berdasar hasil penelitian disimpulkan: (1) Penerapan model


pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan keaktifan siswa selama mengikuti
pembelajaran gambar dekoratif yaitu dari 13,3 % meningkat menjadi 53,3 dan
meningkat lagi menjadi 73,3% dan telah mencapai standar indikator kerja. (2)
Penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam menggambar dekoratif, sehingga meningkatnya hasil belajar
gambar dekorasi, siswa kelas III SDN Mulur 04 Bendosari Sukoharjo tahun
pembelajaran 2011/2012. Yaitu dari 40 % siswa yang mampu menggambar
dekoratif menigkat pada siklus I menjadi 60 %, meningkat lagi pada siklus II
menjadi 73,3 % dan mencapai indikator kerja.

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT
RIZKA MARTANIA. THE APLICATION OF CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING MODEL FOR IMPROVING THE
STUDENT CAPIBILITY IN DECORATIVE DRAWING IN THE III
GRADERS OF SDN MULUR 04 BENDOSARI, SUKOHARJO IN THE
SCHOOL YEAR OF 2011/2012. THESIS, SURAKARTA: TEACHER
TRAINING AND EDUCATION FACULTY. SURAKARTA SEBELAS
MARET UNIVERSITY.2012

The objective of research is to improve the decorative drawing


capability of the III graders of SDN Mulur 04 Bendosari ,Sukoharjo using the
aplication of contextual teaching and learning model.

This study was taken place in SDN Mulur 04 Bendosari , Sukoharjo.


The subject of research was III graders of SDN Mulur 04 Bendosari, consisting of
15 student. The work mechanism was manifested in two cycles. The classroom
action research model used in this research was reflection spiral system,
beginning from planning, acting, observing, reflecting, and replanning. To collect
data, in this research used four techniques, observation, interview, test, and
documentation. The technique used for data validity was triangulation and
informant review. The Technique used for analyzing was comparative descriptive
and critical analysis technique.

Considering the result of research , it can be conclude that : (1) The


aplication of contextual teaching and learning model can enhance the learning
actibiliti of the student during the decorative picture is of 13,3 % increaced to 5,33
increaced 73,3% and has reached the standard indicators of labor (2) The
aplication of contextual teaching and learning model can improving the student
capability in decorative drawing,so that improving the learning achievement of
decorative drawing, III graders SDN Mulur 04 Bendosari ,Sukoharjo in the school
year of 2011/2012. Ie from 40 % o student who are able to draw up the decorative
cycles I to 60 %, Increcing again in the second cycle to be 73,3 % and has reached
the standard indicators of labor.

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Tuhan Yang Maha Esa


Suami, dan Putra-putriku tercinta
Mama, Papa, Saudara-saudariku,
Mertuaku
Dra. Hj. Maesaroh
Teman-teman FKIP seni rupa
khususnya angkatan 2003, 2004, dan
2005
Almamater UNS

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan petunjuk-Nya skripsi ini dapat terselesaikan.

Proses panjang yang dilalui penulis dalam upaya penyelesaian skripsi


ini tentunya mengalami banyak sekali hambatan dan kesulitan, namun dengan
tekad yang kuat dan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi
ini dapat terselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon H. M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Dr. Muh. Rohmadi,S.S.,M.Hum sebagai Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Bapak Dr. Slamet Supriyadi,M.Pd selaku Ketua Program Pendidikan Seni
Rupa Fakultas Kegururuan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Drs. H. Edy Tri Sulistyo,M.Pd sebagai pembimbing I yang dengan sabar
memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Lili Hartono, S. Sn. M. Hum sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Segenap keluarga SDN Mulur 04 Sukoharjo yang telah Memberikan ijin dan
menerima saya dengan kooperatif untuk melaksanakan penelitian tindakan
kelas ini.
7. Suami dan kedua buah hatiku yang selalu memberikan semangat dan tetap
memberikanku kesempatan untuk menyelesaikan studiku.
8. Mama dan Papaku tersayang yang memberikan restu dan kepercayaan penuh
kepadaku
9. Keluarga Dra.Hj Maesaroh yang memberikan dukungan materiil dan spirituil
dari awal aku kuliah hingga akhir
10. Teman-teman yang banyak membantuku
Semoga kebaikan dari semua pihak tersebut mendapat imbalan dari
Tuhan Yang Maha Esa. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya dunia seni rupa.

Surakarta, 2 Febuari 2012

Penulis

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ iv
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. v
HALAMNA ABSTRAK ................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rerumusan Masalah........................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
D. Indikator Ketercapaian...................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8
1 Manfaat Teoritis ............................................................................ 8
2 Manfaat Praktis ............................................................................. 8
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka................................................................................ 9
1 Tinjauan Tentang Pembelajaran ................................................... 9
2 Tinjauan Tentang Pembelajaran Kontekstual (CTL) ................... 10
3 Tinjaun Tentang Seni Rupa........................................................... 13
4 Tinjauan Tentang Motif Dekoratif ............................................... 15
5 Tinjauan Tentang Periodesasi Perkembangan Seni Rupa Anak ... 16
B. Penelitian Yang Relevan.................................................................... 17
commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

A. Kerangka Berfikir .............................................................................. 18


B. Hipotesis Tindakan ............................................................................ 23
BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................... 24


B. Subjek Penelitian ............................................................................... 24
C. Prosedur Penelitian ............................................................................ 24
D. Model Penelitian ................................................................................ 29
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 32
F. Validitas Data .................................................................................... 32
G. Teknik Analisis .................................................................................. 30
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Survei Awal ....................................................................... 33


1 Kondisi Tempat Penelitian .......................................................... 33
2 Kondisi Pendidik dan peserta didik ............................................ 34
3 Hasil Survei Awal ....................................................................... 36
B. Deskripsi hasil Penelitian ................................................................... 37
1 Siklus I ........................................................................................ 38
a. Perencanaan............................................................................ 38
b. Pelaksanaan ............................................................................ 39
c. Observasi ................................................................................ 40
d. Analisis dan Refleksi.............................................................. 46
2 Silkus II...................................................................................... 48
a. Perencanaan............................................................................ 48
b. Pelaksanaan ............................................................................ 49
c. Observasi ................................................................................ 54
d. Analisis dan Refleksi.............................................................. 56
C Deskripsi Antar Siklus ...................................................................... 57
D Pembahasan ...................................................................................... 58

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .......................................................................................... 62
B. Implikasi .......................................................................................... 63
C. Saran ................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 64

LAMPIRAN ..................................................................................................... 67

commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 1.

Tabel 2. Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran

Tabel 3. Daftar Nama Guru SDN Mulur 04 Bendosari

Tabel 4. Daftar Nama Siswa Kelas III SDN Mulur 4

Tahun Pelajaran 2011/2012...................................................... 35

Tabel 5. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I............................ 40

Tabel 6. Nilai Tes Karya Gambar Dekoratif Siswa Kelas III SDN

Mulur 04 Sukoharjo Siklus I .................................................... 41

Tabel 7 Perbandingan Hasil Antara Siklus I Dengan Pra Siklus

Pada Unit Keaktifan Siswa ..................................................... 44

Tabel 8. Perbandingan Hasil antara Siklus I dengan Pra Siklus

Pada Unit Penilaian Karya ....................................................... 45

Tabel 9. Lembar Keaktifan Siswa Kelas III SDN Mulur 04 Sukoharjo

Tahun Pelajaran 2011/2012...................................................... 52

Tabel 10. Nilai Tes Karya Gambar Dekoratif Siswa Kelas III SDN

Mulur 04 Sukoharjo Siklus II................................................... 53

Tabel 11 Perbandingan Hasil antar Siklus pada Unit Keaktifan Siswa . 54

Tabel 12 Perbandingan Hasil antar Siklus pada Unit Penilaian Karya ... 54
commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Motif Lingkaran ......................................................................... 16

Gambar 2 Motif Segi Tiga dan Persegi ........................................................ 16

Gambar 3 Guru memberi materi gambar dekoratif ...................................... 33

Gambar 4 Siswa tidak memperhatikan membelajaran ................................ 33

Gambar 5 Peneliti bersama guru menyusun skenario pembelajaran ........... 36

Gambar 6 Guru mendemonstrasikan cara membuat motif ......................... 38

Gambar 7 Contoh karya yang ditempel di papan tulis ................................. 38

Gambar 8 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru ................... 38

Gambar 9 Karya Wahyu............................................................................... 39

Gambar 10 Karya Zulfa ................................................................................. 42

Gambar 11 Karya Tatag ................................................................................. 43

Gambar 12 Karya Elvira ................................................................................ 43

Gambar 13 Peserta didik berkonsultasi .......................................................... 43

Gambar 14 Siswa bergabung dalam kelompok.............................................. 44

Gambar 15 Guru mendemonstrasikan cara mencampur warna .................... 48

Gambar 16 Siswa mengerjakan tugas ............................................................ 49

Gambar 17 Guru member motivasi siswa ...................................................... 50

Gambar 18 Karya Pedrik Siklus I .................................................................. 50

Gambar 19 Karya Pedrik Siklus II ................................................................. 51


commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 20 Karya Queen Siklus I .................................................................. 51

Gambar 21 Karya Queen Siklus II ................................................................. 51

Gambar 22 Peserta didik bertanya ................................................................. 53

Gambar 23 Siswa mengerjakan tugas pada siklus II...................................... 55

Gambar 24 Siswa mengerjakan tugas pada siklus II...................................... 55

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Siswa Pra Siklus .......................................... 67

Lampiran 2 Instrumen Penilaian Pra Siklus .................................................. 69

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I............................ 70

Lampiran 4 Lembar Observasi Siswa Siklus I ............................................. 76

Lampiran 5 Instrumen Penilaian Siklus I ....................................................... 78

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................ 81

Lampiran 7 Lembar Observasi Siswa Siklus II............................................ 88

Lampiran 8 Instrumen Penilaian Siklus II .................................................... 90

Lampiran 9 Standar Kompetensi/ Kopetensi Dasar ...................................... 94

commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran seni budaya secara umum mempunyai tujuan yaitu
mengembangkan semua bentuk aktifitas cita rasa keindahan yang meliputi
kegiatan berekspresi, bereksplorasi, berkreasi dan apresiasi dalam bentuk bahasa,
rupa, bunyi, gerak, tutur dan peran. Sedangkan tujuan pendidikan seni menurut
Sujadmiko (2004: 26 ) adalah untuk mengembangkan sikap toleransi, demokratis,
beradab, dan hidup rukun dalam masyarakat yang majemuk, mengembangkan
keterampilan dan menerapkan teknologi dalam berkarya dan menampilkan karya
seni rupa, seni musik, tari dan peran, dan menanamkan pemahaman tentang dasar-
dasar dalam berkesenian. Tujuan akhir dalam proses pembelajaran seni budaya
khususnya seni rupa adalah mampu berapresiasi terhadap seni, mampu
berekspresi dan berkreasi. Banyak manfaat yang diperoleh jika siswa mampu
berkreasi, dan berekspresi yaitu kreativitas siswa akan semakin berkembang, nilai
estetika akan bertambah dan kematangan bersikap khususnya dalam melestarikan
seni budaya.
Seperti yang dikatakan oleh Muharam E dan Sundaryati (1991: 23)
Pendidikan seni rupa umumnya memiliki manfaat dapat membantu siswa dalam
menggunakan kecerdasannya dalam nilai seni, menyerap lingkungannya dan
mengekspresikan diri melalui keterampilan yang dimilikinya dan dapat
disumbangkan bagi kesejahteraan hidupnya. Selain itu pendidikan seni rupa juga
memiliki manfaat dapat merangsang anak didik menjadi lebih kreatif karena pada
mata pelajaran ini memberi fasilitas anak didik untuk melatih mengungkapkan apa
yang ia rasakan dan dapat dikeluarkan dalam bentuk karya dalam mengutarakan
isi hatinya sehingga dapat mengurangi tekanan jiwa akibat kegagalan dan ketidak
puasan sehari-hari. Namun pada hakikatnya pendidikan seni rupa belum mencapai
tujuan dari pendidikan seni rupa yang telah disebutkan di atas, output yang
dihasilkan masih sangat rendah sehingga tidak dirasakannya manfaat yang
terkandung dalam pendidikan seni rupa, sehingga anak (peserta didik) masih
cenderung kurang mengeksplorasi diri tentang berkesenian atau dapat dikatakan
commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2

anak belum dapat berapresiasi dan berkreasi dalam seni. Bertolak dari hal
tersebut di atas, pendidikan seni rupa dari segala jenjang pendidikan khususnya
pada pendidikan dasar hendaknya mendapatkan perhatian yang khusus dan dapat
dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Pada dasarnya keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: (1) Mencakup materi yang diajarkan
sesuai dengan kapasitas kemampuan anak didik, (2) Metode yang di pergunakan
guru sesuai atau tidak dengan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik, (3)
Ketersediaannya sarana dan prasarana pembelajaran, (4) Evaluasi yang dilakukan
oleh guru. Selain itu interaksi yang dibangun oleh guru dengan siswa sangat
berpengaruh pula pada ketersampaiannya satu pembelajaran kepada siswa dan
begitu pula interaksi antara siswa dengan guru sehingga interaksi dalam kelas
tidak hanya satu arah dari guru saja melainkan dari kedua belah pihak sehingga
kelas menjadi produktif.
Begitu juga pada pembelajaran seni rupa di kelas III SDN Mulur 04
Sukoharjo pada pokok bahasan gambar dekoratif, mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan yang sejauh ini masih perlu adanya perbaikan. Berdasar Observasi
dilapangan pelajaran seni budaya dan keterampilan seni rupa diampu oleh guru
yang mempunyai latar belakang pendidikan Matematika sehingga pengampu atau
guru seni rupa ini kurang menguasai materi kesenirupaan sehingga apa yang
disampaikan kepada peserta didik hanya apa yang ada pada buku panduan saja,
selain itu metode yang digunakan oleh guru masih menggunakan model
pembelajaran konvensional yaitu model pembelajaran yang segala aktivitas
pembelajaran berpusat pada guru, siswa atau anak didik tidak berperan aktif
melainkan hanya pasif saja menerima apa yang disampaikan oleh guru dan
menunggu perintah dari guru, pada pembelajaran konvensional ini banyak
disampaikan teori-teori. Penggunaan model konvensional ini lebih tepatnya
diterapkan pada mata pelajaran yang sifatnya sosial atau pada mata pelajaran yang
sifatnya menghafal. Pada mata pelajaran seni khususnya pada seni rupa jika
diterapkan metode konvensioal kurang tepat, karena jika diterapkan metode
konvensional maka pemahaman siswa terhadap materi sangat rendah, oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3

karena itu pada mata pelajaran kesenirupaan banyak ditekankan pada praktek
daripada sekedar teori saja.
Dari observasi di kelas pembelajaran seni rupa kurang tersampaikan
dengan baik, terbukti siswa kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan
sehingga karya yang dihasilkan kurang kreatif dan variatif. Akibatnya karya
tersebut kurang maksimal sehingga hasil belajar mereka rendah, karena pada
pembelajaran seni rupa yang menjadi evaluasi adalah karya yang dihasilkan oleh
siswa.
Berdasarkan kondisi di atas pembelajaran seni rupa di SDN Mulur 04
perlu adanya perbaikan, dalam hal ini dapat dilakukan perbaikan dengan
menerapkan model pembelajaran yang kiranya sesuai dengan kondisi di atas yaitu
dengan model pembelajaran inovatif, pembelajaran inovatif adalah model
pembelajaran yang menciptakan situasi belajar yang aktif, kreatif dan
menyenangkan, sehingga hasil dari pembelajaran dapat maksimal. Model
pembelajaran inovatif ini terdiri dari lima model pembelajaran yaitu (1)
pembelajaran kontekstual, (2) pembelajaran kooperatif, (3) pembelajaran
kuantum, (4) pembelajaran berbasis masalah, dan (5) pembelajaran terpadu.
Untuk melakukan perbaikan pada masalah yang telah disebutkan di atas
lebih tepatnya menerapkan model pembelajaran kontekstual, karena pada model
pembelajaran ini adalah mencakup seluruh komponen-komponen model
pembelajaran yang lain yaitu: (1) kontruktivisme yaitu proses membangun
pengetahuan yang bukan hanya sekedar menghafal melainkan siwa mendapat
pengetahuan baru dengan cara siswa mengalami bukan hanya memahami,
sehingga pengetahuan baru yang di peroleh dapat tertanam lama dalam ingatan
siswa. (2) Inquiri yaitu proses pembelajaran berdasar atas proses berpikir
sistematis yaitu dengan cara pencarian masalah hingga proses pemecahan
masalah. (3) Questioning atau bertanya, maksudnya adalah apabila siswa itu
sudah terangsang untuk mengetahui sesuatu ia pasti ingin bertanya tentang sesuatu
yang ingin ia ketahui karena inti belajar adalah menemukan pengetahuan. (4)
Masyarakat belajar artinya dalam menemukan sesuatu seorang individu pasti
menemukan kesulitan-kesulitan oleh karena itu ia pasti membutuhkan orang lain
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4

untuk membantu memecahkan masalahnya, demikian dengan siswa dengan


adanya bantuan antara teman oleh karena itu dapat diterapkan dengan adanya
kelompok belajar. (5) Pemodelan yaitu dengan cara guru mendemonstrasikan
sesuatu atau membawa contoh saat proses pembelajaran, di dalam CTL ini adalah
sangat penting karena siswa dapat terhindar dari verbalisme atau teori yang
bersifat abstrak karena dengan pendemonstrasian atau dengan adanya contoh
maka siswa dapat mengamati sendiri dan dapat meniru. (6) Refleksi yaitu
mengevaluasi pengetahuan yang telah didapat dengan cara mengurutkan kembali
kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilalui sehingga siswa dapat
memperbaharui pengalaman atau pengetahuan yang telah dicapai. (7) Penilaian
nyata yaitu tugas seorang guru untuk mengumpulkan informasi tentang
perkembangan belajar siswa apakah pembelajaran dapat memberi nilai positif
pada siswa atau malah memberi nilai negatif.
Pembelajaran kontekstual menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (13: 2007)
adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru menghubungkan antara materi
yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Pembelajaran kontekstual
merupakan satu model pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan
materi pembelajaran dengan kehidupan nyata dan memotivasi siswa untuk
mengaitkan antara pengetahuan yang dipelajarai dan penerapannya dalam
kehidupan mereka, misalnya anak-anak sekolah dasar meneliti gaya lukisan
seperti lukisan Affandi, lukisan Dullah dan lain sebagainya, pada satu
kesempatan siswa diajak untuk hadir pada pameran lukis tersebut. Dalam kelas
mereka menghabiskan waktu untuk melukis sesuai dengan gaya pelukis yang
mereka pelajari dengan mengunakan krayon dan kapur tulis. Pada akhir pelajaran
seni karya terbaik akan dipamerkan pada ruang kantin sekolah oleh karena itu
anak-anak akan termotivasi karena karya mereka akan dilihat oleh seluruh warga
sekolah selama dua pekan. Dengan demikian pembelajaran dapat berlangsung
secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa untuk bekerja dan mengalami,
karena para siswa tidak hanya mentransfer ilmu dari guru saja.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5

Adapun prinsip-prinsip dalam pembelajaran kontekstual yaitu: (1)


Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental
anak, (2) Membentuk kelompok belajar yang saling ketergantungan, (3)
Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri, (4)
mempertimbangkan keragaman siswa, (5) Memperhatikan multi-intelegensi
multiple siswa, (6) Menggunakan teknik-teknik bertanya untuk meningkatkan
pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah, keterampilan berpikir
tingkat tinggi.

Sesuai dengan apa yang telah disebutkan di atas model pembelajaran


kontekstual (Contextual Teaching and Learning), (1) Siswa dapat menuangkan
imajinasi yang mereka miliki dalam karya, (2) Dapat mengatasi kebosanan siswa
dalam menerima materi pembelajaran, (3) Rasa ingin tahu yang tinggi, (4) Merasa
tertantang oleh kenajemukan (5) kreativitas dalam berkarya meningkat.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka diterapkan model pembelajaran
kontekstual melalui penelitian tindakan kelas. Karena menurut Gino (2000: 54)
Dengan memperbaiki model pembelajaran yang lebih menekankan pada siswa
berpikir aktif dan kreatif, maka akan meningkatkan motivasi belajar siswa maka
siswa akan senang dan antusias dalam mengikuti pelajaran. Dengan adanya minat
dan motivasi maka kemampuan berkarya siswa meningkat sehubungan dengan
hal tersebut maka kualitas pembelajaran meningkat yang akan berpengaruh pada
tujuan pembelajaran. Oleh karena itu dilaksanakan penelitian tindakan kelas. Dan
Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual
Meningkatan Kemampuan Siswa dalam Menggambar Dekorasi di Kelas III SDN
Mulur 04 Sukoharjo tahun Pembelajaran 2011/2012.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar dekoratif, di kelas III SDN

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian tindakan
kelas ini adalah untuk:

menerapkan model pembelajaran kontekstual pada siswa kelas III SDN Mulur 04
Sukoharjo pada pokok bahasan gambar dekoratif pada tahun pembelajaran
2011/2012 dapat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7

C. Indikator ketercapaian Penelitian

Untuk mengukur ketercapaian tujuan tersebut di atas, digunakan tolak


ukur (indikator keberhasilan) dan dalam pengukurannya menggunakan instrumen
penilaian sebagai berukut

Tabel 1. Instrumen Penelitian


No Indikator Instrumen Penilain Kenaikan Keterangan
Setelah
Tindakan
1 Siswa aktif a. Kehadiran Siswa Pengamatan
dalam PBM b.Memperhatikan dilakukan
Pembelajaran 70% pada refleksi
c. Bertanya, awal, pada
Menjawab siklus
pertanyaan I,II,hingga
d.Berdiskusi dalam pada siklus
kelompok III
e. Mengerjakan tugas
yang diberikan oleh
guru
Siswa
2 mampu a. Aspek Bentuk:
membuat Siswa dapat 70 %
karya membuat motif Penilaian
dekoratif geometri dilakukan
Motif pengayaan bentuk pada saat
Geometri segi tiga, persegi siswa mulai
dan lingkaran. berkarya
hingga akhir
b. Aspek Warna: dan hasil
Siswa dapat karya
membuat atau tersebut
mencampur
warna primer
menjadi berbagai
macam warna
sekunder

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis pada penelitian ini adalah dapat menambah wawasan
tentang pelaksanaan model pembelajaran kontekstual dan sebagai referensi
penelitian yang lain yang akan meneliti permasalahan yang berhubungan dengan
model pembelajaran kontekstual.

2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk memperbaiki kualitas
pendidikan dan pembelajaran di antaranya:

a. Bagi siswa, penerapan model pembelajaran kontektual memungkinkan


untuk meningkatkan keaktifan, pengetahuan dan keterampilan dalam
berkarya seni terutama pada seni rupa, setiap siswa berperan dalam
pembelajaran, bekerja sama, serta berdiskusi dengan kelompoknya.
b. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung
pada guru atau instruktur yang terlibat dalam rangka memperoleh
pengalaman baru tentang paembelajaran yang inovatif.
c. Bagi lembaga yaitu SDN Mulur 04, hasil penelitian ini dapat menjadi
masukan yang dapat diterapkan pada kelas yang lain.
d. Penelitian ini tidak hanya sekedar bermanfaat bagi satu bidang studi seni
rupa tetapi juga dapat bermanfaat pada bidang studi yang lain dan
sebagai referensi bagi peneliti yang lain yang akan meneliti pada
permasalahan yang sama.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Tentang Pembelajaran


Definisi belajar banyak dikemukakan oleh para pakar pendidikan.
adalah suatu aktivitas mental atau psikis,
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap,
ri bahasa Inggris
Instruction yang berarti pengajaran atau belajar mengajar.

Pembelajaran merupakan satu kegiatan timbal balik antara belajar dan


mengajar, mengajar adalah suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistim
lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya
pembelajaran, pengertian mengajar semula adalah pemyampaian pengetahuan
kepada anak didik. Namun dengan definisi di atas belajar bersifat teacher
centered. Untuk menyikapi pengertian tersebut kemudian dibuat definisi mengajar
yang lebih kuat menurut Sukmadinata (2005 : 92 ) yaitu sebagai suatu ativitas
mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dengan meng-
hubungkan dengan anak didik, sehingga terjadi proses mengajar

Terjadinya suatu proses pembelajaran karena adanya interaksi di


dalamnya untuk menjalin interaksi yang baik antara guru dan murid dalam
menyampaikan materi membutuhkan metode yaitu yang disebut dengan metode
mengajar, menurut Wena Sudjana (1988: 76) Metode mengajar adalah cara yang
digunakan guru dalam pengajaran.

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa terjadinya interaksi dalam


pembelajaran pendidik harus menentukan metode yang tepat sehingga
pembelajaran dapat berlangsung efektif dan maksimal, sehingga siswa benar-
benar memahami materi yang diberikan kepada mereka.Sehubungan dengan hal
commit to user

9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10

tersebut maka seorang instruktur atau guru dapat memilih pembelajaran yang
inovatif untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, efektif dan menyenangkan
sehingga hasil dari pembelajaran dapat maksimal.

Model pembelajaran inovatif menurut pendapat Suyatno (2009: 6)


Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran atas dorongan gagasan baru untuk
melakukan langkah-langkah belajar dengan metode baru sehingga memperoleh
kemauan hasil belajar. Pembelajaran yang inovatif ini diyakini mampu
memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kecakapan hidup dan siap terjun di
masyarakat, karena pembelajaran inovatif mengandung prinsip-prinsip sebagai
berikut: 1) berpusat pada siswa, 2) berbasis masalah, 3) terintegrasi, 4) berbasis
masysrakat, 5) memberikan pilihan, 6) tersistem dan 7) berkelanjutan.

2. Tinjauan Pembelajaran Kontekstual


Pembelajaran kontekstual menurut Nurhadi dalam Sugiyatno
(13: 2007) adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru menghubungkan
antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Pembelajaran
kontekstual merupakan satu model pembelajaran yang membantu guru untuk
mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata dan memotivasi siswa
mengaitkan antara pengetahuan yang dipelajarai dan penerapannya dalam
kehidupan mereka, dengan demikian pembelajaran diharap berlangsung secara
alamiah dalam bentuk kegiatan siswa untuk bekerja dan mengalami, karena para
siswa tidak hanya mentransfer ilmu dari guru saja.

Adapun tiga pilar atau prinsip dalam sistim pembelajaran kontekstual


menurut Johnson (2002: 68) yaitu kesalingbergantungan, diferensiasi, dan
pengaturan diri sendiri. Adapun penjelasanya yaitu: (1) Kesaling ketergantungan
yaitu bahwasanya setiap mahluk saling membutuhkan antar satu dengan yang lain,
demikian dalam proses pembelajaran antara guru dengan siswa, siswa dengan
guru, ataupun siswa dengan siswa. Kesemuanya itu bergabung untuk memecahkan
masalah, (2) Prinsip deferensiasi yaitu prinsip yang menantang para siswa untuk
menghormati keunikan masing-masing, menghormati satu perbedaan untuk

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

menjadi kreatif, bekerjasama, untuk menghasilkan gagasan yang baru yang


berbeda untuk menyadari keberagaman adalah tanda kemantapan, (3) Prinsip
pengorganisasian diri yaitu siswa mencari dan menemukan kemampuan dan minat
mereka sendiri yang berbeda.

Pada pembelajaran kontektual, selain terdapat prinsip-prinsip dalam


pembelajarannya juga terdapat beberapa komponen seperti yang dikatakan oleh
Sanjaya dalam Sugiyatno (14: 2007) pembelajaran berbasis CTL melibatkan tujuh
komponen utama pembelajaran yakni: 1) kontruktivisme (contruktivism). 2)
bertanya (quenstinoning). 3) menemukan iInquiri). 4) masyarakat belajar
(learning community). 5) Pemodelan (modeling). 6) refleksi 7) penilaian nyata.

Penjabaran dari komponen-komponen tersebut di atas sebagai berikut:

1. Kontruktivisme (Contruktivism) adalah proses membangun dan menyusun


pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
Pada dasarnya pengetahuan berasal dari luar diri siswa tetapi dikonstruksi
dalam diri siswa, oleh sebab itu pengetahuan terbentuk dari dua faktor
yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan sobjek
dalam menginterprentasi objek tersebut
2. Inquiri, artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan
penemuan melalui proses berpikir secara sitematis yakni: a) merumuskan
masalah b) mengajukan hipotesa c) mengumpulkan data d) menguji
hipotesa e) membuat kesimpulan. Penerapan asas inquiri pada CTL ini
mendorong anak untuk berpikir sistematis akan dapat menumbuhkan sikap
ilmiah, rasional, sebagai dasar pembentukan kreativitas.
3. Bertanya (Quenstinoning)adalah bagian inti dari belajar dan menemukan
pengetahuan. Dengan adanya keingintahuan pengetahuan selalu dapat
berkembang. Dalam pembelajaran CTL guru tidak hanya menyampaikan
informasi saja tetapi memancing siswa dengan bertanya dengan bertanya
agar siswa menemukan jawabannya sendiri.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

4. Masyarakat belajar (Learning Community). Pada dasarnya permasalahan


tidak dapat dipecahkan sendiri, melainkan pasti membutuhkan peran orang
lain untuk saling membutuhkan. Dalam model CTL hasil belajar
ditemukan dengan cara diskusi dengan teman, orang lain atau antar
kelompok dan bukan hanya dengan guru. Dengan demikian asas
masyarakat belajar dapat diterapkan melalui belajar kelompok, dan
sumber-sumber lain dari luar yang dianggap tahu tentang sesuatu yang
menjadi fokus pembelajaran.
5. Pemodelan (Modeling) adalah proses pembelajaran dengan menggunakan
alat peraga atau sesuatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa
6. Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari oleh
siswa dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau
peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.
7. Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan oleh guru untuk
mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan
oleh siswa, penilaian ini mengetahui apakah dengan pembelajaran ini
dapat mempengaruhi positif pada siswa baik dari segi intelektual, mental,
maupun psikomotor. Pada pembelajaran CTL lebih menekankan proses
daripada hasil.
Adapun perbedaan penbelajaran kontekstual dengan pembelajaran
tradisional seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran


Tradisional ( Mulyadi, 2011: 39)

Kontekstual Tradisisonal
1. Menyandarkan pada pemahan 1. Menyandarkan pada hafalan
makna

2. Pemilihan informasi berdasarkan 2. Pemilihan informasi ditentukan


kebutuhan siswa oleh guru

3. Siswa terlibat langsung dalam 3. Siswa secara pasif menerima


proses pembelajaran informasi terutama dari guru

4. Pembelajaran dikaitkan pada 4. Pembelajaran sangat abtrak dan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

kehidupan nyata/ disimulasikan teoritis, tidak bersandar pada


realitas kehidupan

5. Selalu mengaitkan informasi


dengan pengetahuan yang telah 5. Memberikan tumpukan informasi
dimiliki siswa hingga saatnya diperlukan

6. Cenderung mengintegrasikan
beberapa bidang 6. Cenderung terfokus pada satu
bidang disiplin tertentu
7. Siswa menggunakan waktu belajar
untuk menemukan, 7. Waktu belajar siswa sebagian besar
menggali,berdiskusi, berpikir kritis, diisi dengan mengerjakan buku
mengerjakan proyek dan tugas, mendengar ceramah.
memecahkan masalah (kerja
kelompok)

8. Perilaku dibangun atas kesadaran 8. Perilaku dibangun atas dasar


diri kebiasaan

9. Keterampilan dibangun atas dasar 9. Keterampilan dikembangkan atas


pengalaman dasar latihan

10. Hadiah dari perilaku yang baik 10. Hadiah dari perilaku adalah pujian
adalah kepuasan diri yang bersifat dan buku rapot
subyektif
11. Siswa tidak melakuakn sesuatu
11. Siswa tidak melakukan hal yang yang buruk karena takut akan
buruk karena sadar hal tersebut hukuman
merugikan
12. Perilaku baik berdasar motivasi
12. Perbuatan baik berdasar motivasi interinsik
intrinsik
13. Pembelajaran terjadi hanya di
13. Pembelajaran terjadi diberbagai ruang kelas
tempat, konteks, dan setting

14. Hasil belajar diukur melalui


penilaian autentik

3. Tinjauan Tentang Seni Rupa

Seni rupa merupakan salah satu dari seni yang mengacu pada bentuk
visual atau sering disebut dengan bentuk perupaan yang merupakan susunan atau
komposisi dan unsur-unsur rupa yang mewarnai budaya manusia. Eddi Sukaryono
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

(1989: 9) seni rupa adalah ciptan yang dapat diindra dengan mata (kasat mata).
Menurut Edy Tri Sulistyo (2005: 100) seni rupa ditinjau dari ukurannya dapat di
golongkan menjadi dua yaitu karya seni rupa dwimatra dan karya seni rupa
trimatra. Adapun pejelasannya sebagai berikut:

1. Seni rupa dwi matra (dua dimensi) adalah seni rupa yang dapat dirasakan
atau dinikmati hanya dari satu arah saja yaitu dari depan. Karya seni rupa
dwi matra ini memiliki unsur-unsur garis, warna dan tekstur misalnya: seni
lukis, seni reklame, seni ilustrasi.
2. Seni rupa trimatra (tiga dimensi) adalah seni rupa yang dapat dinikmati
dari segala arah yaitu dari depan, samping maupun dari atas, karya seni
rupa tiga dimensi ini memilki unsur-unsur garis, warna, tekstur, ruang,
panjang, lebar, isi oleh karena itu seni tri matra ini dapat dinikmati dari
segala arah, misalnya: patung, guji, vas bunga.
Selain wujudnya, seni rupa memiliki prinsip yaitu seperti yang dikatakan
oleh Sukaryono (1989: 14) yaitu terdiri dari komposisi, unsur-unsur seni rupa dan
penggabungan unsur seni rupa. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Komposisi adalah susunan, suatu karya seni rupa harus memperhatikan


komposisi. Komposisi yang baik dalam seni rupa adalah bila susunan
unsur-unsur yang terdapat dalam karya tersusun secara berkaitan sehingga
enak dipandang.
2. Unsur-unsur seni rupa, unsur-unsur seni rupa ini terdiri dari:
a. Garis, garis adalah unsur dalam seni rupa yang paling
sederhana, garis ini terdiri dari garis lurus, garis lengkung, tebal,
tipis. Namun dari kesan yang sangat sederhana ini dapat
menimbulan kesan yang berlainan.
b. Warna, warna adalah unsur seni rupa yang lebih komplek. Oleh
para ahli dalam Sukaryono (1989: 16) warna dibagi menjadi tiga
macam warna pokok yaitu warna merah, kuning dan biru.
Campuran dari ketiga warna tersebut disebut dengan warna
sekunder misalnya kuning dicampur dengan biru akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

menghasilkan warna hijau, atau merah dicampur dengan biru


akan menghasilkan warna ungu dan merang dicampur dengan
kuning akan menghasilkan warna oranye, jika ketiga warna
sekunder dicampur ketiganya akan menjadi warna tertier yaitu
warna coklat. Sedang warna hitam dan putih tidak dianggap
sebagai warna karena jika dicampur putih akan menghasilkan
warna yang lebih muda dan jika dicampur dengan hitam akan
menghasilakan warna lebih tua. Bagan warna secara psikologi
menurut Eddi Sukaryono sebagai berikut:

Bagan 1. Psikologi Warna

(Eddi Sukaryono,1988: 18)

d. Gelap terang, kesan adanya warna gelap terang ini karena akibat
dari kesan cahaya yang jatuh pada benda

e. Tekstur, tekstur adalah nilai raba dari suatu permukanan, tekstur


ini ada dua macam yaitu tekstur semu dan tekstur nyata.

3. Prinsip membangun unsur, yaitu bagaimana cara untuk menyusun unsur-


unsur seni dalam suatu karya, adapun prinsip-prinsipnya yaitu: balance
yaitu keseimbangan, irama yaitu berkesinambungan, kontras, harmonis,
kesatuan atau unity.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

4. Motif Hias atau Motif Dekoratif

Menggambar hiasan yang disebut juga dengan menggambar dekorasi


atau disebut menggambar ornament menurut Sukaryono (1989: 51) adalah
menggambar bentuk-bentuk yang tujuannya menghias bidang datar. Menurut
motifnya menggambar dekoratif atau menggambar hias ini dibedakan menjadi dua
yaitu bentuk geometris dan bentuk stilasi. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a. Motif geometris (ilmu ukur): Dikatakan bentuk geometri karena bentuk-


bentuk hiasan pada gambar dekorasi itu mempunyai bentuk yang
menyerupai bentuk-bentuk ilmu ukur yaitu misalnya bentuk segi empat,
bujur sangkar, lingkaran, trapesium, belah ketupat yang kesemuanya itu
memiliki ukuran yang tepat.

Gambar 01. Motif lingkaran

(Barmin, Eko Wijiono, Setyawan: 2009: 21)

Gambar 02. Motif Persegi dan segi tiga

(Barmin, Eko Wijiono, Setyawan: 2009: 21)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

b. Bentuk Stilasi atau motif stilasi adalah mengubah bentuk benda dengan
tujuan membuat bentuk itu sebagai hiasan dengan cara mengayakan,
maksud dari mengayakan adalah menyederhanakan atau memperindah
baik bentuk ataupun warnanya. Bentuk-bentuk stilasi ini dapat mengambil
dari bentuk tumbuh-tumbuhan, binatang, ataupun bentuk manusia.

5. Periodesasi Perkembangan Seni Rupa Anak

Perodisasi perkembangan seni rupa anak menurut Kerchensteiner


(Muharam dan Sundaryati, 1991: 34) masa mencoreng : 0 - 3 tahun , masa bagan:
3 - 7 tahun, masa bentuk dan garis:7 - 9 tahun, masa bayang-bayang:9 10 tahun,
masa persfektif : 10 - 14 tahun. Sedangkan periodisasi perkembangan seni rupa
anak menurut Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain adalah: masa mencoreng: 2-
4 tahun, masa Prabagan: 4-7 tahun, masa bagan: 7-9 tahun masa realisme awal: 9-
12 tahun, masa naturalisme semu: 12-14 tahun, masa penentuan 14-17 tahun.

Masa Coreng-Moreng (Scribbling Period) Kesenangan membuat goresan


pada anak-anak usia dua tahun bahkan sebelum dua tahun sejalan dengan
perkembangan motorik tangan dan jarinya yang masih menggunakan motorik
kasar. Hal ini dapat kita temukan anak yang melubangi atau melukai kertas yang
digoresnya. Goresan-goresan yang dibuat anak usia 2-3 tahun belum
menggambarkan suatu bentuk objek.

Masa pra bagan usia anak pada tahap ini bisanya berada pada jenjang
pendidikan TK dan SD kelas awal. Kecenderungan umum pada tahap ini, objek
yang digambarkan anak biasanya berupa gambar kepala-berkaki. Sebuah
lingkaran yang menggambarkan kepala kemudian pada bagian bawahnya ada dua
garis sebagai pengganti kedua kaki. Ciri-ciri yang menarik lainnya pada tahap ini
yaitu telah menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris untuk memberi kesan
objek dari dunia sekitarnya. Koordinasi tangan lebih berkembang. Aspek warna
belum ada hubungan tertentu dengan objek, orang bisa saja berwarna biru, merah,
coklat atau warna lain yang disenanginya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18

Masa bagan, konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak cenderung
mengulang bentuk. Gambar masih tetap berkesan datar dan berputar atau rebah
(tampak pada penggambaran pohon di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus
dengan badan jalan, bagian kiri rebah ke kiri, bagian kanan rebah ke kanan). Pada
perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak.

Masa realisme awal, karya anak lebih menyerupai kenyataan. Kesadaran


perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Perhatian
kepada objek sudah mulai rinci. Namun demikian, dalam menggambarkan objek,
proporsi (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya. Pemahaman warna
sudah mulai disadari. Warna biru langit berbeda dengan biru air laut. Penguasan
konsep ruang mulai dikenalnya sehingga letak objek tidak lagi bertumpu pada
garis dasar, melainkan pada bidang dasar sehingga mulai ditemukan garis horizon.
Selain dikenalnya warna dan ruang, penguasaan unsur desain seperti
keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini.

Pada masa naturalisme semu, kemampuan berfikir abstrak serta


kesadaran sosialnya makin berkembang. Perhatian kepada seni mulai kritis,
bahkan terhadap karyanya sendiri. Pengamatan kepada objek lebih rinci,
penguasaan rasa perbandingan (proporsi) serta gerak tubuh objek lebih meningkat.

Periode Penentuan Pada periode ini tumbuh kesadaran akan kemampuan


diri. Perbedaan tipe individual makin tampak. Anak yang berbakat cenderung
akan melanjutkan kegiatannya dengan rasa senang, tetapi yang merasa tidak
berbakat akan meninggalkan kegiatan seni rupa, apalagi tanpa bimbingan

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah yang dilakukan

Kontekstual Dengan Metode Bebas Terarah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Penelitian tersebut Anis Hapsari menyimpulkan bahwa penerapan model


pembelajaran CTL dapat meningkatkan keaktifan siswa pada saat mengikuti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19

pembelajaran, hal ini terbukti adanya peningkatan pada unit keaktifan siswa pada
tiap siklusnya, yaitu siswa yang aktif bertanya pada siklus I 27,3 %, pada siklus II
68, 2%, Pada Siklus III 86,4%. Siswa yang yang aktif menjawab pertanyaan pada
siklus I 13,6 %, pada siklus II 54,5%, pada siklus II 86,4I. Siswa yang aktif dalam
diskusi kelompok pada siklus I 50%, siklusII 77,3, siklus III 95,4%.

Selain keaktifan siswa pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan


hasil belajar gambar dekoratif, Hal ini terbukti adanya peningkatan pada tiap
siklus yaitu pada siklus I siswa yang lulus KKM 6 orang (27,3%), , siswa yang
lulus KKM pada siklus II yaitu 14 orang (63,6%), siswa yang lulus KKM pada
siklus III yaitu 19 orang (86,4%).

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran seni budaya secara umum mempunyai tujuan yaitu


mengembangkan semua bentuk aktivitas cita rasa keindahan yang meliputi
kegiatan berekspresi, bereksplorasi, berkreasi dan apresiasi dalam bentuk bahasa,
rupa, bunyi, gerak, tutur dan peran.Namun pada hakikatnya pendidikan seni rupa
belum mencapai tujuan dari pendidikan seni rupa. Begitu juga pada pembelajaran
seni rupa di kelas III SDN Mulur 04 Sukoharjo pada pokok bahasan mewarnai
gambar dekoratif, mata pelajaran seni budaya dan keterampilan yang sejauh ini
masih perlu adanya perbaikan.
Berdasar Observasi di lapangan pelajaran seni budaya dan keterampilan
seni rupa diampu oleh guru yang mempunyai latar belakang pendidikan
Matematika sehingga pengampu atau guru seni rupa ini kurang menguasai tentang
materi kesenirupaan sehingga apa yang disampaikan kepada peserta didik hanya
apa yang ada pada buku panduan saja, selian itu metode yang digunakan oleh guru
masih menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu model pembelajaran
yang segala aktivitas pembelajaran berpusat pada guru, siswa atau anak didik
tidak berperan aktif melainkan hanya pasif saja menerima apa yang disampaikan
oleh guru dan menunggu perintah dari guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

Pembelajaran konvensional banyak disampaikan teori-teori. Pada mata


pelajaran seni khususnya pada seni rupa jika diterapkan metode konvensioal
kurang tepat, mengapa demikian karena jika diterapkan metode konvensional
maka pemahaman siswa terhadap materi sangat rendah, oleh karena itu pada mata
pelajaran kesenirupaan banyak ditekankan pada praktek daripada sekedar teori
saja.
Dari observasi di kelas pembelajaran seni rupa kurang tersampaikan
dengan baik, siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran seni rupa, terbukti
siswa kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan sehingga karya yang
dihasilkan kurang kreatif dan variatif. Akibatnya karya tersebut kurang maksimal
sehingga hasil belajar mereka rendah, karena pada pembelajaran seni rupa yang
menjadi evaluasi adalah karya yang dihasilkan oleh siswa.
Dari kondisi tersebut, peneliti bekerjasama dengan guru kelas yang
bersangkutan mencari strategi pembelajaran yang kiranya sesuai dan tepat dengan
kondisi diatas. Model Contextual Teaching And Learning merupakan salah satu
alternatif yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berkarya pada mata
pelajaran seni budaya dan keterampilan materi pokok gambar dekoratif
Dalam model Contextual Teaching And Learning, siswa diajak untuk
terlibat langsung mulai dari pemahaman materi, kegiatan diskusi, pembentukan
kelompok belajar, sampai dengan penilaian, melalui tujuh komponen model
contextual teaching and learning yaitu pertama kontruktivistik adalah
mengorganisasi informasi yang baru dan mengaitkan dengan pengalaman yang
sebelumnya yaitu dengan cara mengobservasi dua objek yang teknik
pewarnaannya berbeda yaitu dengan teknik pewarnaan sungging dan teknik
pewarnaan dengan cara di dusel, kemudian membandingkannya, sehingga siswa
mampu mengkontruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan
pengalaman nyata yang dibangun oleh peserta didik sendiri.
Kedua inkuiri, yaitu proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan
penemuan melalui proses berfikir secara sistematis dengan cara melakukan
observasi, tanya jawab, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data dan
menganilisisnya, kemudian membuat kesimpulan sehingga siswa mampu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

menemukan masalah sampai merumuskan kesimpulan yang hal ini dapat


menumbuhkan sikap ilmiah, rasional sebagai pembentukan kreativitas.
Ketiga bertanya, yaitu kegiatan interaktif melalui tanya jawab antara
siswa dengan guru, atau sebaliknya, dan siswa dengan siswa sehingga harapannya
dapat merangsang keingintahuan siswa terhadap materi gambar dekoratif serta
mampu menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan
pelajaran yang terkait.
Keempat masyarakat belajar, dengan cara membentuk kelompok secara
heterogen berdasarkan jenis kelamin dan tingkat kecerdasan siswa guna melatih
kerja sama, menghargai perbedaan, saling tukar pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki pada masing-masing siswa.
Kelima pemodelan, yaitu dengan cara mendemonstrasikan suatu kinerja
terkait dengan materi gambar dekoratif sehingga menghindarkan siswa dari
verbalisme atau pengetahuan yang bersifat abstrak. Keenam refleksi, yaitu dengan
mengurutkan dan mengevaluasi kembali kegiatan pembelajaran gambar dekoratif
yang telah dilalui, baik yang bernilai positif maupun yang bernilai negatif
sehingga memungkinkan siswa untuk memperbaharui pengetahuan yang telah
dibentuk juga menambah khasanah pengetahuannya.
Ketujuh penilaian outentik, yaitu dengan cara mengumpulkan informasi
tentang perkembangan siswa yang dilakukan terus menerus selama kegiatan
pembelajaran berlangsung secara terintegrasi sehingga memungkinkan siswa
untuk selalu bersungguh-sungguh dalam setiap pembelajaran, karena penilaian
lebih menekankan pada proses dari pada hasil belajar siswa. Disini siswa lebih
ditekankan pada pemerolehan pembelajaran yang bermakna, sehingga peran,
potensi, dan kreativitas siswa secara aktif dapat dikembangkan dengan baik dan
memperoleh hasil belajar yang diinginkan.
Dengan adanya tindakan diatas proses belajar mengajar lebih efektif
sehingga kemampuan berkarya siswa lebih meningkat yaitu dengan ditandai (1)
Siswa lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar, (2) Siswa lebih bebas
dalam mengeksplorasi bentuk bentuk dekoratif, (3) Siswa mampu
mengekspresikan warna tidak terpaku pada warna primer saja. Selain perbaikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

yang terdapat pada siswa guru juga mengalami proses perbaikan yaitu guru
mendapat masukan tentang pembelajaran yang inovatif sehingga metode dan
model pembelajran yang diterapkan guru tidak monoton. Adapun gambar alur
kerangka berpikir dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23

Bagan 02. Kerangka Berpikir

(Sugiyatno, 2007: 30)


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24

C.HipotesisTindakan

Berdasar kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan hipotisis tindakan


dalam penelitian ini adalah

dalam berkarya pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan pokok bahasan
gambar dekoratif pada kelas III Sekolah Dasar Negeri Mulur 04 Sukoharjo Tahun

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di SDN Mulur 04 Sukoharjo yang beralamat di
jalan Dr. Muwardi No 03, Desa Jejeran Mulur, Kabupaten Sukoharjo. Alasan
memilih lokasi penelitian di SDN Mulur Sukuharjo, karena lokasinya mudah
dijangkau dan letaknya setrategis yaitu berada di sebelah timur dari pusat kota
Sukoharjo dan disebelah barat dari taman wisata Waduk Mulur. Selain itu SDN
Mulur 04 adalah sekolah yang menjunjung budi pekerti dengan demikian erat
hubungannya dengan pelestarian budaya salah satunya yaitu dengan berkarya
seni.
Waktu penelitian sejak tahap persiapan hingga pelaporan hasil
pengembangan dilakukan selama kurang lebih enam bulan. Mulai bulan Juni 2011
hingga bulan Desember 2011. Kegiatan perencanaan (penyusunan proposal)
dilaksanakan bulan Juni, pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada bulan
September sedangkan untuk penyusunan laporan pada bulan Oktober sampai
dengan bulan Desember 2011.

B. Subjek Penelitian.
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas tiga SDN Mulur
04 Sukoharjo yang berjumlah 15 siswa, dengan rincian siswa putra berjumlah
10orang dan siswa putri berjumlah 5 orang. Subjek penelitian ini semua adalah
siswa baru. Dengan asumsi mereka semua bukan peserta didik yang tinggal kelas.

C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga pokok kegiatan
yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan. Adapun persiapan terdiri
dari beberapa kegiatan diantaranya adalah penyusunan proposl sebagai rencana
pokok pelaksanaan penelitian, koordinasi dengan kepala sekolah guna melakukan
kesepakatan dengan pihak sekolah terkait penelitian yang akan dilaksanakan, dan
commit to user

25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26

terahir menyusun instrument penelitian yang berupa lembar observasi, lembar


wawancara, tes praktik, dan soal diskusi.
Adapun pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, mekanisme kerjanya
diwujudkan dalam 2 siklus dengan 4 kali pertemuan, yang setiap siklusnya
terdiri dari empat kegiatan yaitu: pertama perencanaan, kedua pelaksanaan, ketiga
observasi, dan keempat adalah analisis dan refleksi.
a. Rancangan Siklus I
1. Tahap perencanan mencakup kegiatan:
a. Peneliti bersama guru menyusun rencana pembelajaran (RP) dengan
materi gambar dekoratif motif geometri
b. Peneliti bersama guru merancang skenario kegiatan pembelajaran
gambar dekoratif dengan model pembelajaran CTL yakni dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Kegiatan awal (3 menit).
b) Guru membuka pelajaran dan mempresensi siswa
c) Guru memberikan apersepsi melalui kegiatan dialog atau cerita
dengan menggali pengalaman siswa mengenai materi pelajaran
yang terkait yaitu gambar dekoratif, yaitu:
(1) berdialog dengan siswa mengenai keaneka ragaman bentuk
atau motif-motif dekoratif yang banyak terdapat di sekitar
mereka.
(2) Mengemukakan manfaat dari gambar dekoratif
(3) Memperkenalkan siswa tentang warna sekunder
2) Kegiatan Inti
a) Pembagian Kelompok (2 menit).
Guru menempatkan siswa kedalam kelompok-kelompok:
(1) Dibagi menjadi 3 kelompok, dengan jumlah anggota ± 5
orang perkelompok.
(2) Dibagi secara heterogen berdasarkan jenis kelamin dan
tingkat kecerdasan siswa dengan tujuan agar terjalin kerja

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

sama, saling menghargai perbedaan, saling tukar


pengalaman dan pengetahuan.

b) Pemodelan (3 menit).
(1) Guru memperlihatkan beberapa contoh karya gambar
dekorasi dengan berbagai motif geometri dan
pengayaannya
(2) Guru mendemonstrasikan cara membuat motif-motif
geometri
(3) Guru mendemonstrasikan cara mencampur warna primer
menjadi warna sekunder.
c) Observasi (7 menit).
Guru meminta siswa untuk mengobservasi karya yang menjadi
referensi dan melaporkan hasilnya:
(1) Guru menjelaskan prosedur dalam mengobservasi yaitu,
observasi dilakukan bersama anggota kelompok masing-
masing, hasil observasi mengenai bentuk atau motif-motif
geometri, teknik pewarnaan, dan yang ditulis dalam
bentuk tulisan tangan dan dikumpulkan sesuai dengan
batas waktu yang telah ditetapkan.
(2) Guru membagikan contoh gambar dekoratif pada masing-
masing kelompok. Setiap kelompok mengobservasi dua
contoh gambar dekoratif. Antara kelompok satu dengan
kelompok yang lain mengobservasi contoh gambar
dekoratif yang berbeda.
(3) Guru meminta siswa mendiskusikan hasil observasi
mereka, yaitu mengenai bentuk atau motif-motif
geometri, dan teknik pewarnaan gambar dekoratif
tersebut. Diskusi dilakukan sesuai dengan anggota
kelompok mereka masing-masing.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

(4) Selama peserta didik melakukan observasi, guru


memantau kegiatan setiap kelompok dan sesekali
memberikan motivasi.

3) Kegiatan Akhir
a) Penugasan (45 menit).
(1) Guru meminta siswa untuk mengobservasi kembali contoh-
contoh gambar dekoratif yang telah disediakan sebagai
bahan referensi siswa dalam membuat motif geometri
dengan keanekaragaman ide yang mereka punya sekaligus
dijadikan sebagai pengalaman belajar dan hasil pengamatan
mereka secara langsung:
(2) Guru menempatkan dua atau lebih contoh-contoh gambar
dekoratif motif geometri dengan teknik pewarnaan yang
berbeda
(3) Observasi dilakukan dengan anggota kelompok mereka
masing-masing.
(4) Siswa menggambar dekoratif dengan teknik basah yaitu
menggunakan cat akrilik.
(5) Sembari siswa mengerjakan tugas, guru memantau kegiatan
setiap kelompok. Memberikan motivasi kepada siswa agar
hasilnya maksimal, serta memberikan bimbingan
seperlunya kepada kelompok yang mengalami masalah
dalam pembuatan karya.
b) Apresiasi (7 menit).
Guru bersama siswa memberikan apresiasi karya yang paling
bagus, sedang, dan yang kurang:
(1) guru menempatkan siswa untuk membuat lingkaran.
(2) guru menata hasil karya gambar dekorasi siswa ditengah-
tengah lingkaran tersebut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

(3) bersama dengan siswa, guru memberikan apresiasi karya


mana yang terbaik dan yang kurang.
4) Evaluasi dan analisis karya yang dihasilkan oleh siswa sebagai
bahan pertimbangan tingkat keberhasilan siklus 1

2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan menggunakan pembelajaran
yang pada tiap siklusnya ada 2 kali tatap muka yang masing tatap muka 2
x 35 menit, sesuai dengan sekenario atau RP, pada siklus 1 pembelajaran
dilakukan oleh guru yaitu peneliti sendiri, sedangkan kolaboratornya
adalah guru kelas III SDN Mulur 04 Bendosari Sukoharjo.
Pertemuan diawali dengan pemberian apresepsi mengenai
pembelajaran yang terkait yaitu gambar dekoratif dengan tema motif
geometri, melalui kegiatan dialog dengan siswa misalnya memberikan
gambaran-gambaran tentang manfaat dari gambar dekoratif, memberikan
pengetahuan tentang motif- motif dekoratif. Setelah itu, guru membagi
sisiwa menjadi kelompok-kelompok yang masing-masing kelompok terdiri
dari 5 orang siswa berdasar jenis kelamin dan tingkat kecerdasan siswa.
Masing-masing kelompok diberikan contoh karya dekoratif motif geometri
sebagai referensi mereka untuk membuat karya oleh karena itu siswa
diminta untuk mengamati dan mengobservasi karya yang telah di berikan
pada masing-masing kelompok tersebut.
Adapun ketentuan dari tugas menggambar dekoratif tersebut adalah:
menggunakan teknik basah yaitu siswa akan diberikan pewarna cair oleh
guru, media kertas gambar A4 dibagi 2, karya siswa merupakan pengayaan
bentuk motif segi tiga, lingkaran dan persegi. Selama peserta didik
melakasanakan tugasnya guru memantau dan membimbing siswa yang
mengalami kesulitan. Selanjutnya guru bersama siswa memberikan
apresiasi karya mana yang paling bagus, sedang, dan karya yang kurang
bagus. Akhir pembelajaran guru memberikan motivasi kepada siswa agar
lebih serius sehingga karya yang dihasilkan akan lebih bagu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

3. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran
aktivitas guru dan siswa. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam
pedoman yang telah disiapkan, yaitu instrumen penelitian lembar
observasi. Selain itu untuk mendapat data yang akurat, peneliti
mengadakan wawancara dengan guru dan siswa mengenai poin-poin yang
dirasa perlu untuk ditanyakan agar mendapat data yang lebih lengkap.
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan cara menganalisis hasil
pekerjaan siswa, hasil observasi, dan hasil wawancara. Berdasar hasil
tersebut maka dapat menyimpulkan bagaimana tahapan selanjutnya yang
harus diperbaiki dan disempurnakan sehingga memenuhi target yaitu
meningkatnya kemampuan siswa dalam menggambar dekoratif.
b. Rancangan Siklus II
Pada siklus II direncanakan tindakan yang terkait dengan refleksi yang
telah dicapai pada siklus sebelumnya atau pada siklus I sebagai upaya
perbaikan atau penyempurnaan dari siklus tersebut, sehingga pada silkus II ini
adalah revisi dari siklus I yang dianggap belum dapat memenuhi target
pembelajaran

D. Model Penelitian Tindakan Kelas


Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah mengacu pada model penelitian kemmis dan tanggart yang
mengembangkan modelnya berdasarkan konsep Lewin yang kemudian
disesuaikan dengan beberapa pertimbangan. Dalam perencanaan Kemmis
mengunakan sistem spiral refleksi dari yang dimulai dengan rencana, tindakan,
pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk mengambil
keputusan dalam pemecahan masalah selanjudnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

Adapun bagan model penelitian tindakan kelas tersebut adalah di bawah


ini

RENCANA
TINDAKAN

REFLEKSI

OBSERVASI PELAKSANAAN

TINDAKAN

RENCANA
TINDAKAN
REFLEKSI

OBSERVASI PELAKSANAAN

TINDAKAN

RENCANA

TINDAKAN

Bagan 3. Model pengembangan PTK


(Basrowi, Suwandi, 2008: 107)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan empat teknik yaitu
teknik observasi, teknik wawancara, tes dan dokumentasi. Teknik observasi yang
dilakukan adalah teknih observasi total, karena peneliti disini benar-benar
sepenuhnya menjadi bagian dari penelitian tersebut (Sarwiji, 2009: 57).
Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran gambar dekoratif
berlangsung. Pengamatan terhadap siswa difokuskan pada partisipasi siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran, yaitu seperti keaktifan siswa dalam belajar,
keaktifan siswa dalam bertanya dan menanggapi pertanyaan baik dari guru
ataupun dari teman. Sedangkan pengamatan terhadap guru dilakukan pada survey
awal dan difokuskan pada kegitan guru dalam menyampaikan materi,
pengelolaan kelas, melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.
Teknik wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara secara
mendalam dan terfokus guna mengetahui sesuat atau hal-hal yang khusus kepada
siswa atau guru SDN Mulur 04 Sukoharjo, sebagai kolaborator penelitian
tindakan kelas ini, dengan alasan agar wawancara lebih leluasa dan tidak kaku
karena wawancara dilakukan seperti halnya orang yang sedang ngobrol.
Wawancara difokuskan pada masalah-masalah atau kendala-kendala
yang dihadapi siswa dan guru kelas III SDN Mulur 04 Sukoharjo serta
kekurangan dan kelebihan mengenai kegiatan belajar gambar dekoratif yang
telah berlangsung, seperti sejauh mana siswa memahami gambar dekoratif,
kesulitan apa saja yang dihadapi siswa dalam gambar dekoratif, bagaimana
pelaksanaan pembelajaran dekoratif selama ini, apa yang menjadi kendala atau
masalah yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran gambar dekoratif,
bagaimana kelebiahan dan kekurangan dari pembelajaran tersebut.
Teknik tes dalam pengumpulan data ini yaitu dengan cara tes praktik
(tindakan). Pemberian tes dimaksud untuk mengukur seberapa jauh hasil yang
diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes diberikan pada awal
kegiatan dan setelah akhir silkus untuk mengetahui peningkat mutu serta
perkembanagan hasil tindakan yang diperoleh

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

Teknik dokumentasi dalam pengumpulan data ini yaitu karya siswa,


arspi-arsip silabus, buku-buku gambar dekoratif, nilai gambar dekoratif baik nilai
tertulis maupun nilai produk, serta foto-foto mengenai kegiatan guru dengan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung.

E. Validitas Data
Validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara triangulasi
data yaitu teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu. Selain itu,
menggunakan teknik informan review, yaitu pemeriksaan keabsahan data dengan
cara data yang telah terkumpul kemudian diajukan kembali kepada informan yang
bersangkutan yaitu guru kesenian SDN Mulur 04 Sukoharjo, sehingga jika terjadi
kesalahan dapat dibenarkan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Data
yang telah diperoleh dari informan melalui informan melalui proses analisis
diperlihatkan kembali kepada guru dan siswa agar diketahui bahwa data yang
telah diperoleh tersebut sesuai dengan keadaan sesungguhnya atau ada data yang
masih perlu dilengkapi.

Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan dan cukup valid sesuai


dengan keadaan yang ada, maka dilanjutkan dengan menyusun sajian data
meskipun masih belum sempurna dan menyeluruh.

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini untuk
menganalisis data-data yang telah dikumpukan yaitu dengan menggunakan teknik
analisis kritis. Pada analisis kritis berkaitan dengan analisis data kualitatif, teknik
analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kekurangan
kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. Hasil analisis tersebut
dapat dijadikan dasar penentuan atau tahap penyusunan tindakan selanjutnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Survei Awal


1. Kondisi Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Mulur 04 Sukoharjo yang beralamat di
jalan Dr. Muwardi No 03, Desa Jejeran Mulur, Kabupaten Sukoharjo. Alasan
memilih lokasi penelitian di SDN Mulur Sukuharjo, karena lokasinya mudah
dijangkau dan letaknya setrategis yaitu berada di sebelah timur dari pusat kota
Sukoharjo dan disebelah barat dari taman wisata Waduk Mulur. Selain itu SDN
Mulur 04 adalah sekolah yang menjunjung budi pekerti dengan demikian erat
hubungannya dengan pelestarian budaya salah satunya yaitu dengan berkarya
seni. Seperti halnya yang terdapat dalam visi dan misi sekolah. Visi SDN Mulur

berwawasan IPTEKS dan berlandaskan IMTAQ melalui peningkatan mutu


layanan pendidikan dan optimalisasi kegiatan ekstrakulikuler.
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut melalui beberapa program
antara lain yaitu: 1) Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang yang
efektif dan berhasil guna melalui pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa (student centered learning) dengan melalui metode dan media. 2)
Menyiapkan peserta didik yang cerdas, kreatif, cekatan dan terampil yang
berwawasan ilmu pengetauhuan dan teknologi dengan memberikan pelayanan
pendidikan dan pelatihan yang optimal. 3) Menumbuh kembangkan semangat
berprestasi dan berbudaya kompetitif. 4) Menciptakan suasana kerja dan belajar
yang kondusif, aman, nyaman dalam rangka efektivitas pembelajaran demi
meningkatkan mutu. 5) Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam rangka
pengelolaan tugas-tugas pendidikan. 6) Melestarikan dan mengembangkan
kegiatan olah raga dan seni budaya. 7) Menumbuhkembangkan pribadi yang cinta
tanah air.

commit to user

34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

Adapun daftar nama guru yang mengajar di SDN Mulur 04 pada


semester I tahun pelajaran 2011/2012 sebagai berikut:

Tabel 3. Daftar Nama Guru SDN Mulur 04 Bendosari Sukoharjo


N Nama Gol Jabatan Jenis Guru Menagaj Ket
o ar Kelas
01 SRI SUGIYATNI, S.Pd IV/ KS Guru Kelas V-VI PNS
02 SITI JUWARIYAH A Guru Guru Kelas III PNS
03 SRI SUPARTINI, S.Pd IV/ Guru Guru Kelas VI PNS
04 WAHYUNI, A. Ma. Pd A Guru Guru Kelas V PNS
05 MARINO, S.Pd IV/ Guru Guru I-VI PNS
06 DWI HARYANTI, S.Pd A Guru Mapel I-VI CPNS
07 YULI DYAH R, S.Pd II/B Guru Guru I-VI WB
08 DWI NARSIH III/B Guru Mapel II WB
09 SITI NURMAWATI III/A Guru Guru I WB
10 AFIN KURNIAWAN - Guru Mapel IV WB
11 B.H.ST Guru Guru I-VI WB
12 ERNA WATI, S.Pd Guru Mapel IV-VI WB
13 INDRI WAHYU A, Guru Guru Kelas I-VI WB
S.Pd Guru Kelas
POERNAMI SARI Guru
DEWI Mapel
Guru
Mapel
Guru
Mapel

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

2. Kondisi Pendidik dan Peserta Didik


Survei awal penelitian tindakan kelas ini, dilakukan pada bulan Juni
2011. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan observasi
terhadap proses pembelajaran seni budaya dan keterampilan khususnya pada
materi kesenirupaan yang dilakukan oleh guru SBK di kelas III SDN Mulur 04
Bendosari Sukoharjo pada tahun pembelajaran 2011/2012. Pembelajaran SBK

Secara terperinci proses pembelajaran mata pelajaran SBK pada Materi


Gambar Dekoratif yang dilakukan oleh guru pada saat pembelajaran adalah: (1)
dengan metode ceramah guru memberikan penjelasan mengenai materi pelajaran
gambar dekoratif yang disampaikan pada hari terebut, (2) guru meminta siswa
untuk mengambil buku gambar masing-masing, (3) guru menugaskan peserta
didik untuk menggambar motif dekoratif dengan mencontoh motif yang telah ada
di dalam buku paket, (4) hasil karya siswa dikumpulkan setelah jam pelajaran
selesai, (5) selama siswa mengerjakan tugas, guru duduk di meja guru dan hanya
sesekali berkeliling melihat hasil karya siswa, (6) guru mengoreksi hasil karya
siswa dan mengembalikannya.
Dilihat dari kondisi di atas, proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru menunjukkan (1) kegiatan belajar mengajar didominasi oleh guru, hal ini
terlihat dari metode yang disampaikan oleh guru yaitu guru terlalu banyak
menggunakan metode ceramah daripada praktik selain itu guru kurang dapat
mendemonstrasikan materi atau siswa diminta meniru objek gambar yang ada di
buku sehingga respon dari siswa terhadap mata pelajaran gambar dekoratif terlihat
pasif (2) dalam pembelajaran tersebut lebih diorientasikan pada hasil atau karya
siswa belum mengarah pada proses membuat karya, seharusnya guru mengerti
cara siswa menemukan pengetahuannya, idealnya keterlibatan peserta didik lebih
diutamakan sehingga siswa aktif, kreatif dan pembelajaranpun berjalan lebih
efektif. Adapun gambar proses pembelajaran sebagai berikut

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

Gambar 2. Guru memberikan materi Gambar 3. Siswa tidak memperhatikan


(Dokumentasi Ragil: 2011) pelajaran dan pasif
(Dokumentasi Ragil: 2011)

Dari kondisi yang telah disampaikan di atas pokok permasalahan dalam


pembelajaran gambar dekoratif yang terdapat di SDN Mulur 04 Bendosari
Sukoharjo adalah (1) pemahaman materi siswa masih sangat rendah, (2)
keterbatasan kemampuan siswa pada satu media atau satu teknik pewarnaan, (3)
kurangnya keseriusan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan kurangnya
keseriusan siswa dalam berkarya sehingga karya yang dihasilkan kurang
maksimal
Dari deskripsi di atas, dapat diketahui permasalahan yang dihadapi
peserta didik maupun pendidik, untuk itu diperlukan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan permasalahan di atas. Menerapkan strategi pembelajaran
kontekstual (CTL) adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mengatasi masalah
tersebut, karena model CTL adalah model pembelajaran yang melibatkan
langsung anak didik dalam aktivitas belajar dengan konteks kehidupan nyata yang
mereka hadapi, sehingga peserta didik belajar bukan hanya sekedar menghafal
melainkan mereka mengalami, selain itu diterapkan metode bebas terarah agar
anak didik lebih leluasa dalam berkarya, dapat mengeksplorasi ide-ide atau
gagasan yang mereka miliki, meski demikian guru tetap mengarahkan agar
mereka dapat memperoleh pengetahuan yang mereka dapat secara maksimal
sehingga mereka dapat berkarya secara optimal.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

3. Hasil Survei Awal

Dari diskripsi survei awal di atas dapat diperoleh data sebagai berikut
a. Keaktifan siswa rendah. Terbukti dari lembar observasi survei awal yang
menunjukan bahwa siswa yang aktif bertanya hanya 2 orang siswa atau sekitar
13,3 % siswa sedangkan siswa yang dapat menjawab pertanyaan tidak ada. Pada
pekan pertemuan ini guru tidak memberikan tes tertulis hanya pertanyaan
pertanyaan lisan saja, dan pada pekan ini siswa tidak aktif berdiskusi dengan
kelompok karena tidak diterapkan.

b. Hasil belajar pada mata pelajaran gambar dekoratif masih rendah, terbukti pada
nilai tes menggambar atau produk yang menunjukan sekitar 40 % siswa atau 6
orang siswa yang memenuhi standar nilai ketuntasan minimal yaitu 7.5 atau lebih.

B. Deskripsi Hasil Penelitian


Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mekanisme kerja diwujudkan
dalam bentuk siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari empat kegiatan yaitu: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) analisis dan refleksi. Dari
penelitian yang dilakukan dengan penerapan model pembelajaran kontekstual
(CTL) dengan metode bebas terarah diperoleh hasil sebagai berikut.
Jumlah keseluruhan siswa kelas III SDN Mulur 04 Bedosari Sukoharjo
pada tahun pembelajaran 2011/ 2012 adalah 15 anak yang terdiri dari 10 laki-laki
dan 5 perempuan, adapun nama dari siswa tersebut dapat dilihat dari tabel di
bawah ini
Tabel 4. Daftar Nama siswa kelas III SDN Mulur 04 Bendosari Sukoharjo
Tahun Pelajaran 2011/2012
No Nama No Nama

01 Alfian Ade Novid 08 Queen Radea


02 Bilawa Aji Kolaka 09 Rahmad Abdul Azis
03 Damar Robbani 10 Ricky Yogaswara
04 Elvira Cindy Fatika S 11 Tatag Wahyu K J
05 Harlian M Fadrik 12 Taufik Hidayat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

06 13 Wahyu Kurniawan
07 Putri Indah S D 14 Zulfa Hesti A
15 Ferawati Fajri A

Hasil tiap-tiap siklus dapat disajikan sebagai berikut

1. Siklus I
Menerapkan model pembelajaran CTL dalam pembelajaran gambar
dekoratif yang diterapkan di kelas III SDN Mulur 04 Bendosari Sukoharjo, pada
siklus pertama ini, motif yang dipilih adalah pengayaan bentuk dari segi tiga
lingkaran dan persegi dengan menggunakan teknik basah. Dengan melakukan
tahapan-tahapan yang mencakup kegiatan:

1. Perencanaan
Peneliti dan guru membuat dan merancang sekenario pembelajaran
gambar dekoratif, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: (1) Guru
memberikan apresepsi melalui kegiatan dialog dengan menggali pengalaman
siswa mengenai materi pelajaran yang terkait. (2) Pembagian kelompok, yaitu
guru menempatkan siswa kedalam kelompok-kelompok. (3) Pemodelan, yaitu
guru mendemonstrasikan dan memperlihatkan beberapa contoh karya
dekoratif dan bagaimana cara pewarnaannya. (4) Observasi, yaitu guru
meminta siswa untuk mengamati contoh gambar dekoratif yang telah
dibagikan pada masing-masing kelompok agar siswa dapat memahami
bagaimana teknik pewarnaannya dan pengayaan warna yang dihasilkan. (5)
Penugasan, yaitu siswa diminta guru untuk membuat karya gambar dekoratif
motif geometris dengan teknik basah, yaitu siswa diminta menbuat warna
sekunder dari warna sekunder yang telah dibagikan oleh guru. (6) Apresiasi,
yaitu guru bersama siswa memberikan penilaian karya mana yang paling
bagus, sedang dan karya yang masih kurang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

Gambar 4. Peneliti dan guru merancang sekenario pembelajaran


(Dokumentasi Ragil: 2011)

2. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan pada siklus pertama ini dilakukan dua kali tatap
muka, pelaksanaan siklus I dilakukan pada tanggal 16 September 2011 dan
tanggal 22 September 2011. Adapun deskripsi dari pelaksanaan tersebut
adalah
1) Apersepsi
Diawali dengan guru memberikan salam kepada seluruh siswa,
kemudian mempresensi siswa dilanjudkan pembacaan tujuan pembelajaran
gambar dekoratif dengan motif geometri, guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk menanyakan kriteria dalam penilaian dan tujuan dari
gambar dekoratif, setelah itu guru melanjutkan pembelajaran dengan
apresepsi melalui kegiatan menjelaskan dan berdialog tentang maksud atau
arti dan manfaat dari gambar dekoratif, serta sedikit mencatatkan teori
tentang warna dan cara mencampur warna menjadi warna sekunder.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

Gambar 5. Guru memberikan catatan tentang gambar dekoratif


(Dokumentasi Ragil: 2011)

2) Pengelompokan
Setelah kegiatan dialog dengan siswa selesai, guru menempatkan
siswa dalam kelompok-kelompok secara heterogen dengan beberapa
tingkat kecerdasan. Kelompok tersebut terbagi menjadi tiga kelompok
yang tiap kelompok terdiri dari 5 orang anggota. Kelompok pertama
beranggotakan Alfian Ade Novit, Wahyu Kurniawan, Bilawa Aji Kolaka,
Tatag Wahyu KJ, Ricki Yogaswara. Kelompok dua beranggotakan Damar

Taufik Hidayat. Sedangkan Kelompok ke tiga Elvira Cindy Fatika S, Putri


Indah S D, Queen Radea, Zulfa Hesti A, Ferawati Fajri A.
3) Pemodelan
Setelah pembentukan kelompok selesai, guru mendemonstrasikan
bagaimana cara dalam menggambar dekoratif dan bagaimana teknik
penggunaan media cat air serta bagaimana cara membuat warna dari warna
primer menjadi warna sekunder

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

Gambar 6. Guru Mendemonstrasikan cara mengambar motif


(Dokumentasi Ragil: 2011)

4) Observasi
Guru menempel contoh gambar dekoratif yang sudah disiapkan di
papan tulis, tujuannya agar seluruh siswa dapat melihat dan mengamati
dan mengobservasi contoh tersebut baik dari segi pewarnaan atau dari segi
bentuk yang disajikan pada contoh.

Gambar 7. Contoh karya yang ditempel di papan tulis


(Dokumentasi: Ragil:2011)

5) Penugasan
Pada kegiatan penugasan ini guru memberikan tugas kepada
peserta didik dalam bentuk tugas karya. Guru memberikan tugas produk

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

atau siswa diminta membuat karya dengan teknik basah, yang


menggunakan ukuran kertas A4 dibagi 2. Selama siswa mengerjakan tugas
guru memberi motivasi dan memberikan arahan kepada siswa yang
mengalami kesulitan

Gambar 8. Siswa mengerjakan tugas dari guru


(Dokumentasi Ragil: 2011)

6) Apresiasi
Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa memberikan
apresiasi karya mana yang paling bagus sedang dan karya yang kurang
bagus, teknisnya siswa tetap pada tempat duduknya secara berkelompok
dan diminta untuk menghadap ke depan kelas agar dapat melihat hasil
karya mereka. Dari kriteria yang telah ditentukan karya yang paling bagus
adalah karya dari Zulfa yaitu karya Zulfa lebih banyak menggunakan
permainan warna, bentuk yang dihasilkan jelas atau sesuai dengan bentuk
yang diinginkan misalnya jika dia membentuk persegi atau lingkaran maka
tampak bahwa itu persegi atau lingkaran, cara penguasan warna lebih
merata.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

3. Observasi
Berdasar hasil observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan
tindakan dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
1) Pelaksanaan pembelajaran model kontekstual (CTL) pada siklus I, belum
secara maksimal mampu meningkatkan keaktifan siswa, yaitu siswa belum
aktif bertanya, menjawab pertanyaan, serta siswa belum menunjukan
keaktifan dalam bekerja kelompok, hal ini terbukti pada lembar observasi
pada siklus I di bawah ini.

Tabel 5. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I


Kelas III SDN Mulur 04 Bendosari Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012

No Nama 1 2 3 4 5 Jml Ket


01 Alfian Ade Novid V V - V V 4 V
02 Bilawa Aji Kolaka V v V - V 3 -
03 Damar Robbani V V - - V 3 -
04 Elvira Cindy Fatika S V V V V V 5 V
05 Harlian M Fadrik V V - - V 3 -
06 V V - - V 3 -
07 Putri Indah S D V V - V V 4 V
08 Queen Radea V V - V V 4 V
09 Rahmad Abdul Azis V - - v V 3 -
10 Ricky Yogaswara v - - v v 3 -
11 Tatag Wahyu K J V V V V V 5 V
12 Taufik Hidayat V V - - V 3 -
13 Wahyu Kurniawan V - - V V 3 V
14 Zulfa Hesti A V V V V V 5 V
15 Ferawati Fajri A V V - V V 4 V

Total 8
Persentase Siswa Aktif 53,3 %

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

Keterangan:
a. (v) = Ya, dan (-) = Tidak
b. 1 Kehadiran siswa
2 Memperhatikan pelajaran
3 Bertanya & Menjawab pertanyaan yang
diajukan
4 Berdiskusi dengan kelompok
5 Mengerjakan dan mengumpulkan tugas

Model pembelajaran kontekstual pada siklus I, belum secara


makasimal mampu meningkatkan keaktifan siswa, yaitu siswa belum aktif
dalam menjawab pertanyaan atau belum akif bertanya tentang materi yang
disampaikan oleh guru, dari tabel keaktifan siswa diatas menunjukkan
hanya 4 orang anak saja atau 26,6 % yang mempunyai kesiapan bertanya
atau menjawab pertanyaan yang diajukan, Sedangkan siswa yang mau
bekerja sama dalam kelompok hanya 9 orang siswa saja atau sekitar 60 %
dari jumlah siswa, sehingga hanya 53,3 % saja yang memenuhi kriteria
keaktifan siswa atau sekitar 8 orang anak.
2) Kontekstual pada siklus I belum memenuhi nilai ketuntasan pada nilai
produk yaitu hanya 9 orang siswa saja atau sekitar 60 % dari keseluruhan
siswa yang mampu untuk memenuhi nilai ketuntasan, dapat dilihat dari
tabel hasil karya siswa di bawah ini

Tabel 6. Hasil Tes Produk Gambar Dekoratif Siswa Kelas III SDN Mulur
04 Bendosari Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012
No Nama Aspek Yang Dinilai Jml ket
Aspek Aspek Psikomotorik Nilai
Afektif Proses Bentuk Warna Original
1 2 2 3 2
01 Alfian Ade Novid 10 16 16 23 12 77 v
02 Bilawa aji Kolaka 10 14 12 15 14 65 -

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

03 Damar Robbani 10 15 15 21 14 75 v
04 Elvira Cindy Fatika 10 16 16 21 13 76 v
05 Harlian M Fadrik 10 15 15 21 14 75 v
06 10 15 15 21 14 75 v
07 Putri Indah S D 10 14 12 15 14 65 -
08 Queen Radea 10 16 15 21 14 76 v
09 Rahmad Abdul Azis 10 14 12 15 14 65 -
10 Ricky Yogaswara 10 14 12- 15 14 65 -
11 Tatag Wahyu K J 10 16 16 21 14 76 v
12 Taufik Hidayat 10 14 12 15 13 64 -
13 Wahyu Kurniawan 10 14 12 15 14 65 -
14 Zulfa Hesti A 10 16 16 24 14 80 v
15 Ferawati Ajri A 10 16 16 22 14 78 v
Jml Siswa Tuntas 10 16 16 23 12 77 9
Persentase 10 14 12 15 14 65 60 %

Secara individual data yang diperoleh dapat didiskripsikan sebagai berikut:


a. Terdapat peserta didik yang masih mengalami kesulitan dan
kebingungan dalam proses pembuatan karya khususnya pada
pembuatan bentuk dan pencampuran warna dari warna primer ke
warna sekunder, yaitu terdapat 7 anak atau sekitar 46,6 % peserta
tersebut adalah Putri Indah SD, Bilawa Aji Kolaka, Rahmad Abdul
Azis, Taufik Hidayat, Wahyu Kurniawan, Damar Robbani. Hal ini
disebabkan penjelasan yang diberikan oleh guru terlalu cepat sehingga
mereka sedikit kualahan dalam menerima materi.
b. Dalam proses pewarnaan peserta didik secara keseluruhan belum
terlalu menguasai, kerena pada meteri gambar dekoratif inilah siswa
baru dikenalkan media cat air, dalam proses pembelajaran SBK yang
telah berjalan sebelumnya guru hanya memperkenalkan kepada siswa
teknik kering atau hanya menggunkan pensil warna sehingga siswa
masih merasa canggung dengan menggunakan teknik pewarnaan yang
baru, Untuk proses finishing masih dibantu oleh guru karena para
siswa belum dapat membuat garis hitam dengan mengguakan kuas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

Contoh karyanya sebagai berikut

Ganbar 9. Karya Wahyu, Ukuran 20cm x 20 cm,


Media kertas, Cat Poster
(Dokumentasi Rizka: 2011)

Sebagian siswa mamapu mengerjakan sesuai dengan standar minimal


yaitu terdapat sekitar 4 orang anak saja yang goresan kuasnya dapat
merata siswa tersebut adalah Zulfa, Alfian Ade Novit, Tatag, dan
Elvira. Karya-karya siswa tersebut adalah

Gambar 10. Karya Zulfa


Ukuran 20cm x 20 cm, Media kertas, cat poster
(Dokumentasi Rizka:2011)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

Gambar 11. Karya Tatag


Ukuran 20cm x 20 cm, Media kertas, cat poster
(Dokumentasi Rizka:2011)

Gambar 12. Karya Elfira


Ukuran 20cm x 20 cm, Media kertas, cat poster
(Dokumentasi Rizka:2011)

c. Peserta didik terlihat lebih aktif dan antusias, keaktifan tersebut


ditujukan dengan seringnya siswa bertanya dan berkonsultasi dengan
guru terkait dengan meteri yang diajarkan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49

Gambar 13. Peserta didik sedang berkonsultasi


(Dokumentasi, Ragil: 2011)

4. Analisis dan Refleksi


Dari hasil observasi di atas diperoleh perbandingan antara siklus I dengan
data yang diperoleh sebelum dilakukan tindakan, hasil perbandingan tersebut
adalah:
a. Perbandingan antara siklus I dengan pra siklus atau pra tindakan pada unit
keaktifan siswa dapat dilihat dari tabel di bawah ini

Tabel 7. Perbandingan Hasil Antar Siklus I dengan Pra Tindakan


Pada Unit Analisis Keaktifan
No Tahapan Aspek Yang Dinilai Total keaktifan

Bertanya dan Berdiskusi Menyelesaikan Seluruh Aspek

menjawab kelompok tugas tepat waktu


Jml % Jml % Jml % Jml %
01 Pra Siklus 2 13,3 0 0 11 73,3 2 13,3
02 Siklus I 4 26,6 9 60,0 11 73,3 8 53,3

Hasil di atas yang ditunjukkan pada tabel 7 terdapat kenaikan pada unit
keaktifan siswa yaitu siswa yang aktif bertanya naik 2 kali lipat dari
sebelumnya yaitu dari dua orang siswa atau dari 13,3 % menjadi 4 orang siswa
atau sekitar 26,6 % dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan siswa yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

yang aktif berdiskusi dari 0 menjadi 9 orang siswa atau 60 %, karena pada pra
siklus I guru tidak mengadakan kegiatan berdiskusi dengan kelompok, dan
pada unit pengumpulan tugas seluruh siswa yang hadir berusaha untuk
mengumpulkan tugas meski tugas yang mereka kerjakan kurang memenuhi
KKM sehingga tidak ada kenaikan masih tetap 73,3%
b. Perbandingan antara siklus I dengan pra siklus pada materi gambar dekoratif
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 8. Perbandingan Siklus I Dengan Pra Siklus


Pada Unit Penilaian Produk

No Tahapan Unit Penilaian Produk

Jml siswa %
01 Pra Siklus 6 40
02 Siklus I 9 60

Dari tabel 8 menunjukan bahwa adanya kenaikan pada unit penilaian


pemahaman siswa. Pada hasil penilaian karya siswa mengalami kenaikan dari
6 orang siswa atau sekitar 40% yang memenuhi KKM menjadi 9 orang siswa
atau sekitar 60 % dari jumlah keseluruhan siswa.
Dari hasil observasi di atas pada siklus I pembelajaran mengalami
kenaikan namun pada siklus I belum dapat mencapai Indikator keberhasilan
yaitu 70% siswa yang mampu mengambar, maka peneliti berupaya menggali
faktor penyebab dan melakukan refleksi sebagai berikut:
a. Kegiatan berdialog yang dilakukan oleh guru dengan siswa belum dapat
membangkitkan perhatian dari peserta didik, hal ini disebabkan oleh guru
kurang menarik dalam mengungkapkan atau dalam membawakan materi,
selain itu dalam penyampaian materi guru terlalu cepat.
b. Media pembelajaran atau contoh karya kurang bervariatif
c. peserta didik masih mengalami kesulitan atau kebingungan untuk
membuat motif dan menggunakan alat pewarna ataupun cara meramu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51

warna menjadi warna yang akan mereka inginkan, karena ini adalah kali
pertama peserta didik menggunakan media cat air.
d. Peserta didik kurang percaya diri dengan apa yang telah mereka hasilkan.

2. Siklus II
1. Perencanaan
Pada siklus II ini adalah proses perbaikan dari siklus sebelumnya yaitu
siklus I. Pada siklus I siswa yang mampu memenuhi KKM pada tes produk yaitu
berjumlah 9 orang siswa atau sekitar 60 %, dan pada unit keaktifan baru
mengalami kenaikan menjadi 53,3 % yaitu sekitar 8 orang anak
Dari hasil tersebut di atas maka belum dapat mencapai Indikator
ketercapain sehingga harus adanya perbaikan. Tindakan pada siklus II ini masih
tetap menggunakan model pembelajaran kontekstual (CTL)
Tahapan pada siklus II ini sama halnya seperti perencanaan pada siklus-
siklus sebelumnya, namun pada penerapannya akan disesuaikan pada refleksi
pada siklus I yaitu (1) Pada kegitan dialog guru berusaha tidak terlalu cepat dan
terburu-buru sehingga siswa mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru,
selain itu guru berusaha membuat suasana kelas lebih nyaman dengan sedikit
adanya gurauan-gurauan sehingga siswa tidak merasa bosan (2) Menempel media
gambar yang akan digunakan sebagai alat peraga di papan tulis, selain itu guru
akan membagikan 1 contoh gambar dekoratif kepada tiap kelompok. Hal ini
bertujuan agar peserta didik yang lain ikut mengekspresikan dan memberikan
tanggapan ataupun saran terhadap media gambar tersebut. (3) Memberikan
pengarahan dan penjelasan memgenai prinsip-prinsip desain kepada peserta didik,
termasuk dalam hal pewarnaan banyak siswa yang belum mampu menggoreskan
kuas dengan rapi dan bersih, maka harapannya setelah diberikan pengarahan dan
penjelasan mengenai teknik pewarnaan maka peserta didik akan lebih hati-hati
dalam menggoreskan warna dan menyelesaikan secara keseluruhan. (4)
Memberikan penegasan kepada peserta didik bahwa karya yang mereka hasilkan
tidak salah dan tidak jelek, selain itu menanamkan prinsip bahwa mereka dapat
membuat karya yang baik sehingga siswa termotivasi. (5) Meningkatkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52

pengawasan dan bimbingan kepada peserta didik yang masih mengalami kesulitan
atau kebingungan untuk membuat motif dan menggunakan alat pewarna ataupun
cara meramu warna menjadi warna yang akan mereka inginkan, selain itu
pengawasan akan diintensifkan pada peserta didik yang belum menunjukan
keaktifan dalam proses pembelajaran. Hal ini diharap akan meningkatkan
konsentrasi peserta didik dalam mengambar motif-motif dekoratif secara
maksimal. (6) Memberikan nilai minimal 8.0 kepada peserta didik yang gambar
motif dekoratifnya terpilih menjadi karya terbaik, harapannya dengan pemberian
nilia ini mampu memotivasi siswa untuk belajar lebih optimal.

2. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan pada siklus II ini dilaksanakan 2 kali tatap muka
yaitu masing masing pertemuan 60 menit. Pelaksanaan siklus II ini dilaksanakan
pada tanggal 23 September 2011 dan tanggal 07 Oktober 2011. Adapun
diskripsinya sebagai berikut
1) Apersepsi
Seperti biasa yaitu diawali dengan guru memberikan salam kepada
seluruh siswa, kemudian mempresensi siswa dilanjudkan pembacaan
tujuan dari pembelajaran beserta penilaian tugas gambar dekoratif oleh
guru, dan kemudian dilakukan apresepsi oleh guru mengenai pembelajaran
gambar dekoratif motif geometri dan bagaimana membuat warna yang
baik. Dialog berkisar warna-warna apa saja yang diketahui oleh siswa,
warna-warna tersebut pernah dilihat dimana, dan pertanyaan-pertanyaan
yang lain yang dapat menggali daya imajinasi mereka, sebagai contoh apa
saja warna-warna yang terdapat pada pelangi?
2) Pengelompokan
Setelah kegiatan dialog, guru memberi perintah kepada siswa untuk
bergabung sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan
sebelumnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

Gambar 14. Siswa bergabung dalam kelompok


(Dokumentasi Rizka: 2011)
\

3) Pemodelan
Setelah kelas terkondisikan dengan pembetukan kelompok, ruru
mulai mendemonstrasikan cara pencampuran warna dan pembuatan
warna-warna sekunder dengan berbagai tingkatannya, guru
mendemonstrasikan pada masing-masing kelompok bergantian sehingga
siswa akan lebih paham dan lebih jelas

Gambar 15. Guru Mendemonstrasikan Cara Mencampur Warna


(Dokumentasi Ragil: 2011)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

4) Observasi
Dengan keragaman contoh yang guru berikan kepada siswa dan
siswa dapat mengobservasi karya-karya tersebut maka diharap hasil karya
siswa akan semakin kaya akan warna dan sehingga karya-karya yang
mereka hasilkan semakin bervariatif, Karena pada siklus sebelumnya guru
hanya menempel satu gambar dekoratif didepan kelas sehingga daya
imajinasi siswa kurang tereksplorasi.
5) Penugasan
Guru menugaskan kepada siswa untuk membuat gambar dekoratif
dengan motif geometri dengan permainan warna pokok yang telah mereka
terima dari guru dengan teknik pewarnaan dengan teknik basah,
menggunakan kertas A4 dibagi 2 karya memang tidak terlalu besar agar
siswa bisa mengoptimalkan karyanya. Selama siswa membuat karya guru
memantau kegiatan tersebut dan memberi semangat dan motivasi kepada
siswa.

Gambar16. Siswa Mengerjakan Tugas, Gambar17. Guru Memberi Motivasi Siswa


(Dokumentasi Ragil :2011)

6) Apresiasi
Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa memberi memberikan
apresiasi kepada siswa yaitu karya mana yang terbaik sedang dan karya yang
masih kurang baik, seperti siklus sebelumnya yaitu 5 karya terbaik akan di
pajang di dinding kelas dan nilai 8,0 ke atas bagi karya terbaik, dan karya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55

terbaik tersebut adalah diraih oleh Queen Radea, Pedrik, Zulfa, Elvira.
Adapun karyanya adalah

Gambar 19. Karya Pedrik Siklus I


Ukuran 20cm x 20cm, Media kertas, cat poster
(Dokumentasi Rizka: 2011)

Gambar 20. Karya Pedrik Siklus II


Ukuran 20cmx 20 cm, Media kertas, cat poster
(Dokumentasi Rizka: 2011)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56

Gambar 21. Karya Queen siklus I


Ukuran 20cmx 20 cm, Media kertas, cat poster
(Dokumentasi Rizka: 2011)

Gambar 22. Karya Queen siklus II


Ukuran 20cmx 20 cm, Media kertas, cat poster
(Dokumentasi Rizka: 2011)

3. Observasi
Berdasar hasil observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan
dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut
1) Pelaksanaan model pembelajaran kontekstual (CTL) dengan metode
ekspresi bebas sudah mampu meningkatkan keaktifan siswa, yaitu siswa
lebih aktif bertanya dan menjawab pertanyaan, siswa lebih aktif dalam
berdiskusi kelompok, dan dapat menyelesaikan tugas hingga tepat waktu

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57

dan menghasilkan karya yang maksimal kondisi ini dapat dilihat melalui
tabel berikut ini

Tabel 9. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus II


Kelas III SDN Mulur 04 Bendosari Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012

No Nama 1 2 3 4 5 Jml Ket


01 Alfian Ade Novid V V v V V 5 V
02 Bilawa Aji Kolaka V V - - V 4 -
03 Damar Robbani V V V - V 4 V
04 Elvira Cindy Fatika S V V V V V 5 V
05 Harlian M Fadrik V V V V V 5 V
06 V - - V V 3 -
07 Putri Indah S D V V v V V 5 V
08 Queen Radea V V V V V 5 V
09 Rahmad Abdul Azis V V - v V 4 V
10 Ricky Yogaswara V V - - V 3 -
11 Tatag Wahyu K J V V V V V 5 V
12 Taufik Hidayat V - - - V 3 -
13 Wahyu Kurniawan V v - V V 4 V
14 Zulfa Hesti A V V V V V 5 V
15 Ferawati Ajrina V V V V V 5 V
Total 9 11 11
Persentase Siswa Aktif 73,3 %

Keterangan:
a. (v) = Ya, dan (-) = Tidak
b. 1 Kehadiran siswa
2 Memperhatikan pelajaran
3 Bertanya & Menjawab pertanyaan yang diajukan
4 Berdiskusi dengan kelompok
5 Mengerjakan dan mengumpulkan tugas

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58

Dari hasil lembar observasi pada tabel 9 menujukkan ada 9 orang


siswa yang aktif bertanya atau sekitar 60% siswa yang sudah mempunyai
keberanian untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan baik
dari guru atau dari sesama siswa sedang 6 orang siswa balum berani
bartanya ataupun menjawab pertanyaan. Siswa yang aktif dalam diskusi
kelompok terdapat 11 orang siswa yaitu sekitar 11 orang siswa atau 73,3
% dari jumlah keseluruhan siswa, sehingga total kenaikan keseluruhan
aspek keaktifan siswa menacapai 73,3 % dari hasil ini diketahui bahwa
capaian indikator total keaktifan siswa tercapai karena capaian minimal
pada indicator adalah 70 % hasil yang diperoleh dari tindakan dapat
melampaui indikator 33,3%.

Gambar 23. Peserta didik bertanya tentang materi yang disampaikan oleh guru
(Dokumentasi Ragil AM : 2011)

2) Pelaksanaan Pembelajaran kontekstual (CTL) sudah mampu meningkatkan


kemampuan siswa dalam menggambar dekoratif motif geometri hal ini
dapat ditunjukkan dari tabel nilai produk di bawah ini.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59

Tabel 10. Nilai Tes Produk Siklus II Siswa kelas III


SDN Mulur 04 Bendosari Sukoharjo
No Nama Aspek Yang Dinilai Jml ket
Aspek Aspek Psikomotorik Nilai
Afektif Proses Bentuk Warna Original
1 2 2 3 2
01 Alfian Ade Novid 10 16 16 21 14 76 v
02 Bilawa aji Kolaka 10 15 15 21 14 75 v
03 Damar Robbani 10 15 15 21 14 75 v
04 Elvira Cindy Fatika 10 16 16 22 14 78 v
05 Harlian M Fadrik 10 16 16 24 14 80 v
06 10 15 15 15 14 69 -
07 Putri Indah S D 10 16 15 21 14 76 v
08 Queen Radea 10 16 16 24 14 80 v
09 Rahmad Abdul Azis 10 14 12 15 14 65 -
10 Ricky Yogaswara 10 14 12 15 13 64 -
11 Tatag Wahyu K J 10 16 16 21 14 76 v
12 Taufik Hidayat 10 14 12 15 13 64 -
13 Wahyu Kurniawan 10 16 15 21 14 75 v
14 Zulfa Hesti A 10 15 15 21 14 75 v
15 Ferawati Ajri A 10 16 16 22 14 78 v
Jml Siswa Tuntas 11
Prosentase 73.3%

Dari tabel 10 menunjukkan bawa terdapat 11 orang siswa atau


sekitar 73,3 % yang karyanya memenuhi standar nilai minimal yaitu 7,5.
Dari kesebelas anak ini telah mampu membuat gambar dekoratif dengan
motif geometri dengan pengayaan dari bentuk segi tiga lingkaran dan
persegi sekunder dengan tingkatan-tingkatan selain itu mereka telah
mampu untuk mengeksplorasi warna-warna, artinya mereka berhasil
membuat warna dari warna primer menjadi warna-warna yang mereka
inginkan. Meskipun demikian masih ada 4 orang siswa yang belum
mampu untuk mencapai nilai ketuntasan minimal atau sekitar 26,6%

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60

4. Analisis dan Refleksi


Berdasar pelaksanaan siklus II, maka dapat dikemukakan data-data
sebagai berikut:
a. Kegiatan dialog yang dilakukan yang diselingi dengan senda gurau dapat
meningkatkan gairah belajar anak sehingga anak tidak merasa tegang dan ada
rasa nyaman saat belajar karena kelas tidak terlalu tegang sehingga dapat
meningkatkan daya imajianasi anak karena anak tidak merasa tertekan.
b. Memberi kebebasan kepada siswa untuk membuat warna dengan siswa diberi
semua warna primer sehingga siswa dapat mengeksplorasi warna yang mereka
inginkan. Dengan demikian siswa dapat menghasilkan karya yang maksilmal
sehingga nilai yang mereka hasilkan dapat memenuhi standar nilai minimal.

Gambar 24 dan 25. Peserta didik sedang mengerjakan tugas menggambar


dekoratif dengan motif geometri
(Dokumentasi, Rizka M: 2011)

c. Ada juga peserta didik yang belum dapat mengoptimalkan kemampuannya


dalam mengeksplorasi bentuk dan warna, seperti pada karya Taufik
d. Dengan memberi cantoh gambar dekoratif pada masing-masing kelompok
dan menempel contoh di papan tulis sebagai media pembelajaran bagi siswa
dapat menambah bahan referensi untuk karya yang akan siswa kerjakan,
sehingga karya yang mereka hasilkan lebih berfariatif.
e. Peserta didik sudah mampu mengeksploarasi bentuk dan warna pada karya
dekoratif mereka dan siswa lebih percaya diri dalam berkarya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61

C. Deskripsi Antar Siklus

Berdasarkan data hasil observasi di atas dapat dibandingkan dengan data


observasi pada siklus sebelumnya dari tabel barikut ini:

a. Perbandingan antara pra siklus, siklus I, dan siklus II pada unit analisis
keaktifan dapat dinilai pada tabel di bawah ini
Tabel 11. Perbandingan Hasil Antar Siklus
Pada Unit Analisis Keaktifan
No Tahapan Aspek Yang Dinilai Total
Bertanya dan Berdiskusi Menyelesaikan keaktifan
menjawab kelompok tugas tepat Seluruh
waktu Aspek
Jml % Jml % Jml % Jml %
01 Pra 2 13,3 0 0 11 73,3 2 13,3
Siklus
02 Siklus I 4 26,6 9 60,0 11 73,3 8 53,3
03 Siklus II 9 60,0 11 73,3 15 100 11 73,3

Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa pada siklus ke dua ini keaktifan siswa
dalam belajar mengalami kenaikan dari 8 orang siswa atau sekitar 53.3% dari
keseluruhan siswa menjadi 11 orang siswa atau sekitar 73,3% hal ini telah
menunjukan bahwa pada siklus II ini pembelajaran kontektual (CTL) telah
memenuhi standar ketercapaian indikator yaitu sekitar 70%.

b. Perbandingan antara siklus II dengan siklus sebelumnya pada hasil karya


siswa, dapat ditunjukan pada tabel di bawah ini.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62

Tabel 12. Perbandingan Antar Siklus


Pada Unit Analisis Hasil Belajar Siswa

No Tahapan Hasi Karya Siswa


Jml Siswa (%)
01 Pra Siklus I 7 46.6 %
02 Siklus I 9 60 %
03 Siklus II 11 73.3%

Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa pada siklus ke dua ini hasil karya siswa
dalam belajar mengalami kenaikan dari 9 orang siswa atau sekitar 60 % dari
keseluruhan siswa menjadi 11 orang siswa atau sekitar 73,3% hal ini telah
menunjukan bahwa pada siklus II ini pembelajaran kontektual (CTL) telah
memenuhi standar ketercapaian indikator yaitu sekitar 70%.

D. Hasil Dan Pembahasan

Kegiatan belajar mengajar gambar dekoratif dengan metode ceramah


yang selama ini telah dilaksanakan guru, berimplikasi pada rendahnya
pemahaman siswa terhadap materi gambar dekoratif. Keaktifan peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran pun rendah terbukti, pada saat penelitian melakukan
dua kali observasi terhadap kegiatan pembelajaran gambar dekoratif tidak banyak
peserta didik yang menunjukkan keaktifan hanya dua siswa atau sekitar 13,3 %
dampaknya, prestasi atau hasil belajar siswa pada mata pelajaran gambar dekoratif
rendah.
Berdasarkan uraian di atas, diterapkanya model contextual teaching and
learning metode sekpesi bebas terarah untuk perbaikan pada pembelajaran
gambar dekoratif. Hasil yang diperoleh setelah penerapan model contextual
teaching and learning metode ekspresi bebas terarah adalah meningkatnya
keaktifan peserta didik pada saat pembelajaran gambar dekoratif berlangsung.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63

Melalui kegiatan diskusi kelompok dengan pemberian masalah


mengharuskan peserta didik secara penuh terlibat dalam kegiatan pembelajaran
gambar dekoratif. Bermula dari melakukan observasi, Tanya jawab, pengajuan
hipotesis, pengumpulan data, analisis data hingga kesimpulan merupakan bentuk
keikutsertaan siswa yang harus dilakukan dalam kegiatan inkuiri tersebut. Selain
itu interaksi antar peserta didik dalam memecahkan masalah yang diberikan guru
membantu mereka masuk ke dalam iklim berpikir krisis yaitu keterampilan
individu dalam menggunakan proses berpikir untuk menganalisis argumen dan
memberikan interpretasi berdasarkan persepsi yang benar dan rasional. Artinya,
ketika ada banyak jawaban yang diberikan guru, maka seharusnya siswa tidak
langsung menerima jawaban tersebut. Melainkan peserta didik harus mampu
menganalisis dan memilah-milah jawaban/solusi yang sesuai dengan
permasalahan yang diberikan. Harus mampu menjawab dengan argument yang
dapat dipertanggungjawabkan. Aktivitas-aktivitas ini bepengaruh terhadap
peningkatan keaktifan siswa.
Hal tersebut di atas dibenar oleh pendapat Vincent Ruggiero (1988)

atau nmemecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi keinginan


untuk memahami; berpikir adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian

Kuantitas pertanyaan merupakan salah satu faktor bahwa pembelajaran


dapat dikatakan produktif atau tidak. Proses bertanya inilah yang merupakan
indikasi dari keingintahuan siswa terhadap apa yang mereka pelajari. Dengan
adanya keingintahuan pengetahuan selalu dapat berkembang. Siswa terdorong
untuk melakukan aktivitas berfikir, berbuat, dan menguji sesuatu yang ingin
mereka ketahui sehingga hal itu mampu memotivasi siswa untuk lebih giat
belajar. Hal ini dibenarkan oleh pendapat John Chaffee (1994) dalam Johnson

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64

Penerapan Model CTL metode ekspresi bebas terarah meningkatkan


kemampuan siswa dalam menggambar dekoratif. Keberhasilan metode contextual
teaching and learning dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam
menggambar dekoratif pada kelas III SDN II Mulur 04 Sukoharjo tahun
pelajaran 2011/2012 dapat dilihat dengan mengaitkan temuan dengan tindakan,
indikator keberhasilan, serta kajian teoritik dan empirik.
Melihat pencapaian hasil tindakan kegiatan gambar dekoratif pada tiap
siklusnya yang selalu mengalami peningkatan, dapat dinyatakan bahwa penerapan
model contextual teaching and learning mampu meningkatkan hasil belajar
menggambar dekoratif pada siswa kelas III SDN Mulur 04 Sukoharjo tahun
pelajaran 2011/2012. Hal ini dikarenakan model CTL metode ekspresi bebas
terarah merupakan model pembelajaran yang mengaitkan antara materi pelajaran
dengan kehidupan nyata siswa melalui tujuh komponen CTL yaitu kontruktivistik,
inkuri, bertanya, masyarakat belajar, permodelan, refleksi, dan penilaian otentik
yang semua itu merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan peserta didik
secara penuh. Siswa tidak hanya sekedar manghafal melainkan terlibat aktif dalam
pembelajaran. Guru tidak lagi sebagai pusat pembelajaran yang mentransfer ilmu
kepada peserta didik melainkan berperan sebagai fasilitator yang membantu
memudahkan siswa dalam pembelajaran.
Siswa bukan hanya sekedar mencatat dan mendengarkan tetapi belajar
adalah proses berpengalaman secara langsung (Wina Sanjaya, 2008: 254-255).
Seperti dikatakan filsuf terkenal, Alfred Nort Whitehead dalam Elaine B.Johnson
(2007), Si anak harus menjadikan (ide-ide tersebut) milik mereka, dan harus
mengerti penerapannya dalam situasi kehidupan nyata mereka pada saat yang
sama.
Dari hasil pembahasan di atas dapat dinyatakan bahwa model contextual
teaching and learning yang diterapkan kelas III SDN Mulur 04 Sukoharjo tahun
pelajaran 2011/2012 dapat meningkatkan (1) keaktifan peserta didik selama
pembelajaran berlangsung, (2) meningkatkan kemampuan siswa dalam
menggambar dekoratif.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, dan SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis
kemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan, penerapan model
contextual and learning metode yang menekankan pada kegiatan inkuiri mampu
meningkatkan keaktifan peserta didik selama mengikuti pembelajaran gambar
dekorasi Kegiatan inkuiri tersebut bermula dari melakukan observasi, tanya
jawab, pengajuan hipotesis, pengumpulan data, analisis data hingga kesimpulan.
Keseluruhan kegiatan di atas dilakukan dengan cara diskusi kelompok. Adapun
capaian persentase peningkatan tersebut sebesar 73.3 % dari rata-rata aspek diri
yang dinilai pada unit analisis keaktifan.
Penerapan model contextual teaching and learning pada asas masyarakat
belajar yang diterapkan melalui belajar kelompok, mampu meningkatkan
pemahaman peserta didik terhadap materi menggambar ilustrasi. Belajar
kelompok direalisasikan melalui kegiatan sharring yang dilakukan bersama
anggota kelompok mereka (peserta didik) masing-masing. Adapun capaian
persentase peningkatan tersebut sebesar 80% dari unit analisis pemahaman peserta
didik terhadap materi menggambar dekorasi
Ketiga, penerapan model contextual teaching and learning mampu
meningkatkan hasil belajar menggambar dekorasi siswa kelas III SDN Mulur 04
Bendosari Sukoharjo tahun ajaran 1011/2012. Kegiatan yang dilakukan adalah
observasi dan membandingkan dua obyek/gambar. Kegiatan tanya jawab, diskusi
kelompok, pemberian contoh gambar dan mendemonstrasikan suatu kinerja terkait
dengan materi menggambar dekorasi, serta melakukan apresiasi bersama
mengenai hasil karya peserta didik. Adapun capaian persentase terakhir hasil
belajar menggambar ilustrasi siswa adalah sebesar 73.3%.

commit to user

65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66

B. Implikasi
Penerapan model CTL merupakan model pembelajaran yang melibatkan
para siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran
akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Sehingga peserta
didik belajar tidak hanya sekedar menghafal tetapi juga mengalami. Selain itu
model pembelajaran ini mempermudah siswa dalam mengekspresikan dan
menuangkan ide-ide atau gagasan mereka. Karena, model pembelajaran ini
merangsang lahirnya konsep dalam berkarya
Adapun implikasi dari penerapan model CTL pada pembelajaran gambar
dekorasi di SDN Mulur 04 Sukoharjo berdasarkan hasil penelitian ini yaitu
meningkatkan keaktifan siswa yaitu siswa aktif bertanya dan menjawab
pertanyaan baik dari guru maupun dari siswa yang lain, siswa aktif bekerja sama
dalam diskusi kelompok, dan kemampuan dalam menggambar dekoratif.
Peningkatan tersebut dapat terjadi dikarenakan peserta didik melakukan
kegiatan inkuiri, komponen model CTL ini mengharuskan peserta didik secara
penuh terlibat dalam kegiatan pembelajaran gambar dekorasi. Bermula dari
merumuskan masalah, pengajuan hipotesis, pengumpulan data, analisis data
hingga membuat kesimpulan merupakan bentuk keikutsertaan siswa yang harus
dilakukan dalam kegiatan inkuiri tersebut. Aktivitas ini berpengaruh terhadap
peningkatan keaktifan siswa. Sehingga siswa terdorong untuk melakukan aktivitas
berpikir, berbuat, dan menguji sesuatu yang ingin mereka ketahui sehingga hal
tersebut mampu memotivasi siswa lebih giat belajar.

C. Saran
Berkaitan dengan hasil penelitian yang dicapai dari penelitian tindakan
kelas ini, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa kelas III SDN Mulur 04 Bendosari Sukoharjo tahun pelajaran
2011/2012 hendaknya dapat berkarya secara bebas, sehingga dapat
mengekslorasi kemampuan yang mereka miliki tanpa harus terpaku pada satu
alat atau media.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67

2. Bagi guru kelas III SDN Mulur 04 Bendosari Sukoharjo tahun pelajaran
2011/2012, diharap menerapkan model pembelajaran kontekstual dengan
metode bebas terarah dalam proses pembelajaran gambar dekoratif
3. Bagi sekolah SDN Mulur 04 Bendosari Sukoharjo, Hendaknya member
perhatian pada ketersediaannya sarana dan prasarana untuk menunjang
perbaikan gambar dekoratif sehingga ketercapaian tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara optimal.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai