id
SKRIPSI
OLEH:
SUWANDI
NIM X4711225
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Oleh:
SUWANDI
NIM X4711225
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga Kesehatan
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Nama : Suwandi
NIM : X4711225
Jurusan/Program Studi : JPOK/Penjaskesrek
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Suwandi
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pembimbing I Pembimbing II
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal : Juli 2012
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret,
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Suwandi. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR
TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN MEDIA BOLA PLASTIK
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PENGADEGAN TAHUN PELAJARAN
2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar tolak
peluru gaya menyamping dengan penerapan media bola plastik pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Pengadegan Kecamatan Pengadegan tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas, subyek
penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Pengadegan Kecamatan Pengadegan
tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 33 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki
dan 16 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data melalui tes dan pengukuran
keterampilan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping dan observasi dari proses
kegiatan pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan adalah secara deskriptif
yang didasarkan pada analisis kualitatif. Prosedur penelitian meliputi planning, acting,
observasi, dan reflecting.
Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran ataupun masukan bagi guru,
siswa, dan sekolah bahwa melalui penerapan media bantu bola plastik dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tolak peluru gaya menyamping
pada siswa kelas V SD Negeri 1 Pengadegan tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini dapat
dilihat dari kondisi awal ke siklus I dan ke siklus II hasil belajar mengalami
peningkatan baik dari rata-rata nilai hasil belajar maupun prosentase ketuntasan hasil
belajarnya.
Simpulan dari hasil penelitian tindakan kelas diperoleh bahwa menggunakan
bola plastik dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya menyamping pada
siswa kelas V SD Negeri 1 Pengadegan tahun pelajaran 2011/2012. Hasil analisis yang
diperoleh terdapat penigkatan dari kondisi awal/pratindakan, siklus I dan siklus II,
pada kondisi awal yang tuntas dalam belajar sebanyak 17 siswa (52%). Pada siklus I
yang tuntas dalam belajar sebanyak 25 siswa (76%). Pada siklus II yang tuntas dalam
belajar mengalami peningkatan menjadi 29 siswa (88%).
Kata kunci: Hasil belajar, gerak dasar, tolak peluru, gaya menyamping, bola plastik,
siswa kelas V SD Negeri 1 Pengadegan.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
dengan penuh perhatian dan selalu ada disampingku baik di saat kutegar berdiri
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa bahwa atas
rahmat dan karunia-Nya, peneliti telah dapat menyelesaikan proposal Penelitian
Tindakan Kelas. Adapun judul PTK yang penulis laporkan adalah “Upaya
Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Tolak Peluru Gaya Menyamping Dengan
Media Bola Plastik Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Pengadegan”
Penelitian ini terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih dan maaf kepada:
1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Mulyono, MM, Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. H. Sunardi, M.Kes, Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Sri Santoso Sabarini, S.Pd.M.Or, dan Bapak Drs. Sugiyoto, M.Pd. Selaku
pembimbing I dan II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
penyusunan skripsi ini..
5. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus memberikan
ilmu dan masukan-masukan kepada peneliti.
6. Bapak Narko, S.Pd. Kepala SD Negeri 1 Pengadegan Kecamatan Pengadegan, yang
telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Disadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun sangat diharapkan. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL …………………………………………………………………….. i
PENGAJUAN …………………………………………………………….. . ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN…………………………………. iii
PERSETUJUAN …………………………………………………………… iv
PENGESAHAN …………………………………………………………… v
ABSTRAK ………………………………………………………………… vi
MOTTO …………………………………………………………………… vii
PERSEMBAHAN …………………………………………………………. viii
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. x
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………. 2
C. Tujuan Penelitian …………………………………………… 3
D. Manfaat Penelitian …………………………………………. 3
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Berpikir..................................................................... 18
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1 Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan……………. 20
2 Teknik dan Alat Pengumpulan Data …………………….. 22
3 Rencana Presentase Target Pencapaian Siklus ………….. 27
4 Kondisi Awal Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Tolak
Peluru Siswa Kelas V SD Negeri 1 Pengadegan Kecamatan
Pengadegan Tahun Pelajaran 2011/2012 …………………. 29
5 Kondisi Siklus I Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Tolak
Peluru Siswa Kelas V SD Negeri 1 Pengadegan Kecamatan
Pengadegan Tahun Pelajaran 2011/2012 ………………… 37
6 Peningkatan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Tolak Peluru
Gaya Menyamping dari Kondisi Awal ke Siklus I ………. 38
7 Kondisi Siklus II Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Tolak
Peluru Gaya Menyamping ………………………………. 46
8 Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Tolak Peluru Gaya
Dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus I ke II … 47
9 Peningkatan Nilai Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya
Menyamping dari Kondisi Awal ke Siklus II……………. 49
10 Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi
Awal ke Siklus I ……………............................................ 52
11 Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Dari Siklus I
Ke Siklus II ……………………………………………… 53
12 Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi
Awal ke Siklus II ……………………………………….. 55
13 Prosentase Kondisi Awal Hasil Belajar …………………. 55
14 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Pada Siklus I …….. 57
15 Ketuntasan Hasil Belajar Pada Siklus II ………………….. 59
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1 Cara memegang Peluru ……………………………… 14
2 Cara meletakkan peluru di bahu……………………… 15
3 Rangkaian Gerak Tolak Peluru ……………………… 15
4 Alur Kerangka Berpikir ……………………………… 19
5 Desain PTK dalam Penjas dan Kepelatihan Olahraga.. 24
6 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi
Awal ke Siklus I …………………………………….. 53
7 Peningkatan Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II… 54
8 Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi Awal Ke Siklus II 55
9 Prosentase Hasil Belajar Kondisi Awal ……………….. 57
10 Prosentase Hasil Belajar Siklus I ……………………… 58
11 Prosentase Hasil Belajar Siklus II …………………….. 59
12 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal
Ke Siklus I dank e Siklus II ……………………………. 60
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar halaman
1 Silabus Pembelajaran Kelas V …………………………. 64
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I……………. 65
3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ………….. 73
4 Hasil Belajar Kognitif Tolak Peluru Kondisi Awal …….. 82
5 Hasil Belaja Afektif Tolak Peluru Kondisi Awal …… 83
6 Hasil Belajar Psikomotor Tolak Peluru Kondisi Awal … 84
7 Rekapitulasi Hasil Belajar Tolak Peluru Kondisi Awal… 85
8 Hasil Belajar Kognitif Tolak Peluru Siklus I ………….. 86
9 Hasil Belaja Afektif Tolak Peluru Siklus I …………….. 87
10 Hasil Belajar Psikomotor Tolak Peluru Siklus I ………. 88
11 Rekapitulasi Hasil Belajar Tolak Peluru Siklus I………. 89
12 Hasil Belajar Kognitif Tolak Peluru Siklus II ………….. 90
13 Hasil Belaja Afektif Tolak Peluru Siklus II …………….. 91
14 Hasil Belajar Psikomotor Tolak Peluru Siklus II ………. 92
15 Rekapitulasi Hasil Belajar Tolak Peluru Siklus II………. 93
16 Peningkatan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal ke Siklus I 94
17 Peningkatan Hasil Belajar Dari Siklus I ke Siklus II……. 95
18 Peningkatan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal ke Siklus II 96
19 Surat Ijin PKM Mahasiswa PPKHB……………………. 97
20 Surat Keterangan ………………………………………. 98
21 Dokumen Kegiatan Penelitian …………………………. 99
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu nomor atletik dari unsur lempar adalah Tolak Peluru. Dalam
pelaksanaannya, nomor atletik tolak peluru ini terlihat sangat sederhana, namun jika
tidak dipelajari atau dilatih dengan benar, maka kemampuan teknik dan prestasinya
tidak akan berkembang sesuai yang diharapkan.
Atletik menjadi cabang olahraga yang wajib ada dalam setiap multi event baik di
tingkat yang rendah hingga ke tingkat dunia. Cabang olahraga Atletik yang dikenal
pula dengan sebutan ibu dari semua cabang olahraga (mother of the sport), memiliki
nomor-nomor spesifik dari unsur jalan, lari, lompat, dan lempar. Disamping nemiliki
kesederhanaan dalam pelaksanaannya, atletik tidaklah serumit mempelajari dan melatih
cabang olahraga lainnya.
Gerakan Tolak Peluru merupakan suatu koordinasi gerak menolak yang eksplosif.
Dibutuhkan pengerahan kekuatan yang optimal disertai kecepatan dan gerak ikutan
sesuai dengan teknik dasar dan gaya yang dikuasainya. Sehingga dapat dikatakan
bahwa Tolak Peluru merupakan perpaduan gerak yang serasi antara kekuatan dan
kecepatan.
Perpaduan gerak dalam tolak peluru seperti tersebut di atas, akan melahirkan
power. Power diperoleh dari latihan kekuatan dan kecepatan, karena yang menjadi
karakteristik geraknya adalah menolak atau dengan kata lain mendorong. Namun
karakteristik tersebut akan dapat tereksploitasi secara optimal, apabila menguasai
teknik dasar dan gaya yang digunakan.
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) kali ini, peneliti akan memfokuskan pada
teknik dasar tolak peluru gaya menyamping yang lazim diberikan kepada para pemula.
Hal ini dikandung maksud agar gerak dasar paling sederhana ini dapat dikuasai lebih
dahulu, sebelum meningkat ke teknik dasar dan gaya yang lebih kompleks.
Berdasar pengalaman di lapangan, dalam pembelajaran penjasorkes persoalan
commit to user
belajar yang sering dijumpai adalah siswa sulit menerima materi yang disampaikan
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
oleh guru. Hal ini disebabkan karena siswa tidak menyukai materi tersebut, pelajaran
yang disampaikan menjemukan, sulir dipahami dan takut mencoba sehingga terkesan
kurang menarik. Oleh karena itu semakin baik suatu model pembelajaran yang
digunakan, maka semakin mudah tujuan pembelajaran dapat dicapai. Model
pembelajaran efektif yang digunakan dalam proses pembelajaran bergantung pada
bermacam-macam factor, antara lain: tujuan yang akan dicapai, kemampuan guru
dalam menggunakan model pembelajaran, kemampuan siswa, besarnya kelompok yang
akan diajar, waktu, dan fasilitas yang tersedia.
Kenyataan ini merupakan kendala dan sekaligus menjadi tantangan bagi para
guru penjasorkes. Bagaimana membangkitkan minat siswa dan bagaimana mengemas
perencanaan tugas ajar nomor tolak peluru agar dapat diterima dan diperhatikan secara
antusias oleh siswa yang mengikutinya, sebab kenyataannya bahwa sebelum siswa
diberi tindakan atau kondisinya adalah dari 33 siswa yang ada hanya 17 siswa yang
dapat tuntas dalam belajar atau hanya 57% .
Oleh karena itu dalam memilih model pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar dan meningkatkan prosentase ketuntasan belajar siswa, guru dituntut
merancang model pembelajaran yang lebih tepat serta penerapan bahan ajar tolak
peluru yang sesuai, dari kenyataan tersebut salah satu upaya yang perlu dilakukan
untuk menumbuhkan minat dan menarik simpati siswa untuk mencintai tolak peluru
adalah dengan mengintegrasikan bentuk pembelajaran dengan cara memodifikasi alat.
Untuk mewujudkan gagasan di atas dan berdasarkan latar belakang masalah tersebut,
maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Gerak Dasar Tolak Peluru Gaya Menyamping Dengan Media Bola Plastik Pada Siswa
Kelas V SD Negeri 1 Pengadegan Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah:
Bagaimanakah penggunaan media bola plastik dapat meningkatkan hasil belajar
gerak dasar tolak peluru gaya menyamping dalam pembelajaran pada siswa kelas V SD
commit to user
Negeri 1 Pengadegan Tahun Pelajaran 2011/2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
Berkait dengan rumusan masalah, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut :
Untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar tolak peluru gaya menyamping
dengan penggunaan media bola plastik pada siswa kelas V SD Negeri 1 Pengadegan
Tahun Pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan membawa manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi Guru Penjasorkes SD Negeri 1 Pengadegan Kecamatan Pengadegan antara
lain :
a. Meningkatkan wawasan dan pengalaman, guru di sekolah dalam memilih
dan mengembangkan media serta memodifikasi alat bantu pembelajaran.
b. Meningkatkan kemampuan dalam memilih alternatif pembelajaran,
sehingga makin kreativ dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
c. Meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya
sehingga mampu mengembangkan hasil-hasil penelitiannya.
2. Bagi Siswa kelas V SD Negeri 1 Pengadegan
a. Merangsang minat siswa dalam mempelajari gerak dasar tolak peluru gaya
menyamping, karena alat bantu pembelajaran relatif ringan, sehingga
menyenangkan, yang pada akhirnya aktifitas siswa dalam proses
pembelajaran menjadi lebih fokus dan lancar.
b. Setelah minat terangsang, siswa akan lebih antusias dan berani untuk
belajar gerak dasar tolak peluru gaya menyamping, karena media
pembelajaran yang digunakan jauh lebih ringan dan tidak membahayakan,
dibanding alat yang sebenarnya.
3. Bagi Sekolah SDN 1 Pengadegan
Sebagai bahan masukan/saran untuk mengembangkan strategi belajar mengajar
yang tepat dalam rangka untuk meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil
commit to user
belajar siswa ataupun mutu lulusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
a. Pengertian
Ruang lingkup Penjasorkes pada umumnya terletak pada pendidikan yang
bertujuan untuk menggerakan dan menggembangkan aspek psikomotor pada siswa,
dan hal ini sangat penting untuk dipahami oleh setiap guru penjasorkes. Pada
dasarnya pengertian penjasorkes sendiri merupakan terjemahan dari physical
education yang digunakan di Amerika.Sedangkan makna dari penjasorkes sendiri
adalah pendidikan mengenai fisik dan mental seseorang. Jadi arti pendidikan disini
adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam
usaha untuk mendewasakan anak melalui pengajaran dan pelatihan. Dengan
demikian penjasorkes adalah suatu proses aktivitas jasmani, yang dirancang dan
disusn secara sistematis,untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan,
meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan
pembentukan watak serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Selanjutnya beberapa pengertian tentang penjasorkes sendiri yang telah
dikemukakan oleh beberapa ahli ternyata belum ada kesepakatan rumusan yang
sama. Meskipun demikian, dari rumusan-rumusan mengenai penjasorkes terdapat
beberapa kesamaan komponen yang terlibat, dan menjadi dasar serta tujuan
pelaksanaan penjasorkes. Berikut pengertian penjas menurut Adang Suherman
(2000 : 22) dalam Murdo Wahono. Bahwa:
”Pengertian pendidikan jasmani dapat dilihat dari dua sudut pandang,
yaitu pandangan tradisional dan pandangan modern, pandangan tradisional
manusia terdiri dari dua komponen utama yang dapat di pilah–pilah yaitu
jasmani dan rohani (dikotomi). Oleh karena itu, pendidikan jasmani diartikan
sebagai proses pendidikan untuk keselarasan antara tumbuhnya badan dan
perkembangan jiwa. Pandangan modern menganggap manusia sebagai satu
kesatuan yang utuh (holistik). Oleh karena itu, pendidikan jasmani adalah
proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses
commit to
pendidikan untuk meningkatkan user
kemampuan jasmani”.
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Pembelajaran
a. Definisi Pembelajaran
Istilah pembelajaran berasal dari kata instruktion, menunjuk pada kegiatan,
yaitu bagaimana peserta didik belajar dan peserta didik mengajar atau dapat
dikatakan proses belajar mengajar. Menurut kamus besar bahasa indonesia (2003:
17) pembelajaran adalah ”proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar”. Sedangkan pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:
297) adalah sebagai berikut: ”pembelajaran adalah kegiatan secara terprogam
dalam disain intruk-sional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Selanjutnya pengertian
pembelajaran menurut Dewi Salma Prawiradilaga (2007: 136) yaitu ”suatu sistem
yang terdiri atas tujuan pembelajaran, kajian isi/materi ajar, strategi pemelajaran
(metode, media, waktu, sistem penyampaian), serta asesmen belajar”.
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pengertian pembelajaran yaitu upaya yang direncanakan dan dilakukan untuk
memungkinkan terjadinya kegiatan belajar pada diri warga berguna untuk
mencapai tujuan belajar. Dengan melalui kegiatan pembelajaran, pendekatan
pembelajaran merupakan apek yang sangat penting dan mempunyai hubungan
fungsional untuk mencapai tujuan intruksional. Untuk itu seorang guru atau pelatih
harus memilih atau menentukan pendekatan pembelajaran mana yang sesuai untuk
pembelajaran yang tepat dan commit to user
dapat memberikan peluang untuk terjadinya proses
pembelajaran secara efektif dalam kegiatan iteraksional. Pembelajaran yang tepat
ditentukan berdasarkan analisis terhadap hal-hal tertentu. Dengan demikian
kegiatan pembelajaran dengan sendirinyaharus memperhatikan faktor-faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
internal dan eksternal yang merupakan faktor yang penting dalam menentukan
pembelajaran.
b. Ciri-Ciri Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi
atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa agar terjadi perubahan
pengetahuan atau keterampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka
dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu.
Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru
mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar dan tujuan
belajar dapat tercapai. Menurut H. J. Gino dkk, (1998: 36) menyatakan, “Ciri-ciri
pembelajaran terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa
yaitu (1) motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat bantu belajar, (4) suasana
belajar dan (5) kondisi subyek belajar”.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ciri-ciri pembelajaran
terdiri dari lima macam yaitu, motivasi belajar, bahan belajar, suasana belajar dan
kondisi siswa belajar. Ciri-ciri pembelajaran tersebut harus diperhatikan dalam
proses belajar mengajar. Secara singkat ciri-ciri pembelajaran dijelaskan sebagai
berikut:
1) Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, bila seorang siswa tidak dapat melakukan
tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk menemukan sebab-
sebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut mau melakukan tugas ajar dari
guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu diberi rangsangan agar tumbuh
motivasi pada dirinya.
Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan
bila tidak suka, maka akan berusaha untuk mengelakkan perasaan tidak suka
tersebut. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu
tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat
commit to user
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah
pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Bahan Belajar
Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi belajar
perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan
karakteristik siswa agar dapat diminati siswa.
Bahan pengajaran merupakan segala informasi yang berupa fakta, prinsip
dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan
yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat merangsang
daya cipta atau yang bersifat menantang agar menumbuhkan dorongan pada diri
siswa untuk menemukan atau memecahkannya masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran.
3) Alat Bantu Belajar
Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat alat yang dapat
membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu pembelajaran
adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan
maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru harus berusaha agar
materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap dengan mudah oleh siswa.
Apabila pengajaran disampikan dengan bantuan alat-alat yang menarik, maka
siswa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
4) Suasana Belajar
Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik, apabila terjadi
komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa. Di samping itu juga, adanya
kegairahan dan kegembiraan belajar. Suasana belajar mengajar akan berglangsung
dengan baik, dan isi pelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa, maka tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
5) Kondisi Siswa yang Belajar
Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda, tetapi juga
memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan dan memiliki
potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran. Dengan kondisi siswa
yang demikian akan dapat berpengaruh pada partisipasi siswa dalam proses belajar.
commit to user
Untuk itu, kegiatan pengajaran lebih menekankan pada peranan dan partisipasi
siswa bukan peran guru yang dominan, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator,
motivator dan sebagai pembimbing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Belajar suatu keterampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa suatu
perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J. Gino
dkk (1998: 51) bahwa, “Perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah
pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap,
pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala
aspek organisme atau pribadi seseorang”.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk
mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut
Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) bahwa, “Prinsip-prinsip pembelajaran meliputi
perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan,
tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-prinsip pembelajaran
meliputi tujuh aspek yaitu perhatian dan motivasi, keterlibatan langsung atau
berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan
individual. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka prinsip-prinsip
pembelajaran tersebut harus diterapkan dalam pembelajaran dengan baik dan
benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran tersebut diuraikan secara
singkat sebagai berikut:
1) Perhatian dan Motivasi Belajar
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai
dengan kebutuhan siswa. H.J. Gino dkk. (1998: 52) menyatakan, “Perhatian siswa
waktu belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar. Belajar dengan penuh
perhatian (konsentrasi) pada materi yang dipelajari akan lebih terkesan lebih
mendalam dan tahan lama pada ingatan”.
Perhatian mempunyai peran penting untuk mencapai hasil belajar yang
optimal. Apabila pelajaran yang diterima siswa dirasakan sebagai kebutuhan, maka
akan membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajarinya. Sedangkan yang
commit to user
dimaksud motivasi menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) adalah, “Tenaga
yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang”. Dengan motivasi
belajar yang tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam belajar. Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
yang dilakukan dengan penuh semangat akan dapat mencapai hasil belajar yang
optimal.
2) Keaktifan Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk selalu aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan
belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk atif secara fisik, intelektual dan
emosional. Tanpa ada keaktifan dari siswa, maka tidak akan terjadi proses belajar.
Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk. (1998: 52) bahwa, “Dari semua unsur
belajar, boleh dikatakan keaktifan siswalah prinsip yang terpenting, karena belajar
sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa adanya kegiatan tidak mungkin seorang
belajar”.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bermacam-macam bentuknya.
Hal ini sesuai dengan jenis atau masalah yang dipelajari siswa. Menurut S.
Nasution (1988:93) yang dikutip H.J. Gino dkk. (1998: 52) macam-macam
keaktifan belajar siswa antara lain: “Visual activities, oral activities, listening
activities, drawing activities, motor activities, mental activities, emotional
activities”.
Keaktifan-keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak terpisah
satu dengan lainnya. Misalnya dalam keaktifan motoris terkandung keaktifan
mental dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam setiap pelajaran dapat dilakukan
bermacam-macam keaktifan.
3) Keterlibatan Langsung Siswa
Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri siswa. Dalam proses
belajar sangat kompleks. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan organ-
organ siswa mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang
diperolehnya. Dapat dikatakan bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman, sebab
pengalaman-pengalaman yang diperoleh itulah yang menentukan kualitas
perubahan tingkah laku siswa. Jadi peristiwa belajar terjadi apabila terjadi
perubahan tingkah laku pada diri siswa.
Belajar adalah tanggungjawab masing-masing siswa, sebab hasil belajar
commit to user
adalah hasil dari pengalaman yang diperoleh sendiri, bukan pengalaman yang
didapat oleh orang lain. Oleh karena itu, kualitas hasil belajar berbeda-beda antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
siswa satu dengan lainnya tergantung pada pengalaman yang diperoleh dan kondisi
serta kemampuan setiap siswa.
4) Pengulangan Belajar
Salah satu prinsip belajar adalah melakukan pengulangan. Dengan
melakukan pengulangan yang banyak, maka suatu keterampilan atau pengetahuan
akan dikuasai dengan baik. Menurut Davies (1987: 32) yang dikutip Dimyati dan
Mudjiono (2006: 52) bahwa, “Penguasaan secara penuh dari setiap langkah
memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Dari pernyataan inilah
pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran”. Sedangkan Suharno
HP. (1993: 22) berpendapat, “Untuk mengotomatisasikan penguasaan unsur gerak
fisik, teknik, taktik dan keterampilan yang benar atlet harus melakukan latihan
berulang-ulang dengan frekuensi sebanyak-banyaknya secara kontinyu”.
Mengulang materi pelajaran atau suatu keterampilan adalah sangat penting.
Dengan melakukan pengulangan gerakan secara terus menerus, maka gerakan
keterampilan dapat dikuasai dengan secara otomatis. Suatu keterampilan yang
dikuasai dengan baik, maka gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien.
5) Tantangan
Tantangan merupakan salah satu bagian yang penting dalam pembelajaran.
Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa untuk memecahkan
permasalahan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk
(1998: 54) bahwa, “Materi yang dipelajari oleh siswa harus mempunyai sifat
merangsang atau menantang. Artinya, materi tersebut mengandung banyak
masalah-masalah yang merangsang untuk dipecahkan. Apabila siswa dapat
mengatasi masalah yang dihadapinya, maka ia akan mendapatkan kepuasan”.
Memberikan tantangan dalam proses belajar mengajar adalah sangat penting.
Dengan adanya tantangan yang harus dihadapi atau dipecahkan siswa dalam
belajar, maka siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk memecahkan
masalah tersebut. Jika siswa mampu memecahkan masalah yang dipelajarinya,
maka siswa akan memperoleh kepuasan dan mencapai hasil belajar yang optimal.
6) Balikan dan Penguatan
commit to user
Pemberian balikan pada umumnya memberi nilai positif dalam diri siswa,
yaitu mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya dan meningkatkan
usaha belajarnya. Tingkah laku dan usaha belajar serta penampilan siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
baik, diberi balikan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian yang
merupakan penguatan terhadap tingkah laku dan penampilan siswa.
Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap tingkah laku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Memberi
penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya sederhana sekali, yaitu tanda
persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa. Namun demikian, penguatan ini
sangat besar manfaatnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
7) Perbedaan Individu
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan
lainnya. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo atau kecepatannya
masing-masing. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain akan
membantu siswa menentukan cara belajar serta sasaran belajar bagi dirinya sendiri.
Manfaat pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran yang diterapkan,
direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi masing-
masing siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka guru harus
memperhatikan perbedaan setiap individu dan dalam membelajarkannya harus
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu.
3. Gerak Dasar
a. Hakikat Gerak Dasar
Gerak dasar merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang sejak kecil dari
masa kanak-kanak yang berkembang seiring dengan perkembangan dan
pertumbuhan. Pendapat Aip Syarifuddin dan Muhadi dalam Riza Rahman (1992:24)
bahwa, “Gerak dasar manusia adalah jalan, lari, lompat, dan lempar. Bentuk-bentuk
gerakan dasar tersebut telah dimiliki oleh murid-murid sekolah dasar. Namun yang
menjadi permasalahan sekarang bagaimanakah cara menanamkannya kepada murid-
murid sekolah dasar agar bentuk-bentuk gerakan dasar yang telah dimilikinya dapat
dilakukan dengan benar”.
Harrow dalam Furqon (1972:52-54) mengemukakan bahwa gerak dasar adalah
pola-pola gerak inheren yang didasarkan pada gerak-gerak refleks anak, yang timbul
commit to user
bukan hanya karena latihan, tetapi dapat diperhalus dan diperbaiki melalui latihan.
Pada usia sekolah dasar inilah saatnya harus ditanamkan bagaimana cara
melakukan gerak dasar yang benar sangat penting. Karena pada usia sekolah dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
15
16
6. Media Pembelajaran
a. Hakikat Media Pembelajaran.
Agus Kristiyanto (2010:126) menyatakan bahwa media merupakan sarana
pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa
yang bertujuan untuk membuat tahu siswa, media adalah pembawa pesan yang
berasal dari suatu sumber pesan (dapat berupa orang atau benda) kepada penerima
pesan.
Hakekat media pembelajaran, sangat penting sehingga harus dijadikan
sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dalam proses pembelajaran dan
sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku siswa. Menurut pendapat Winata
Putra dalam Juaria-blogspot.com (2011:4) bahwa banyak temuan penelitian yang
mengungkapkan keandalan media pembelajaran, diantaranya yang dilakukan oleh
British Audio Visual Association, bahwa rata-rata jumlah informasi yang diperoleh
seseorang melalui indera menunjukkan komposisi sebagai berikut: 75% melalui
indera penglihatan, 13% melalui indera pendengaran, 13% melalui indera sentuhan
dan perabaan serta 6% melalui indera penciuman dan lidah. Dari hasil temuan ini
commit to user
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan seseorang paling banyak diperoleh melalui
indera penglihatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
B. Kerangka Berpikir
Tercapainya tujuan pembelajaran sangat dipengaruhi beberapa faktor. Salah satu
yang berperan penting dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah peran guru dalam
mengorganisir peserta didik atau siswa. Kemampuan mengorganisir ini dipengaruhi
oleh rasa tanggungjawab profesi. Kecuali itu, kesadaran sebagai pemegang kendali
dalam proses pembelajaran, ia pun menjadi sumber pembelajaran meski bukan satu-
satunya. Namun tuntutan sebagai guru yang kreatif, mampu mengembangkan metode
pembelajaran yang tepat dan efektif menjadi tuntutan mutlak agar siswa terangsang
dalam mengikuti aktifitas serta meningkatkan pola berfikir yang konseptual.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bola plastik sebagai media
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar tolak peluru gaya
menyamping atau gaya ortodoks.
Penggunaan media bola plastik akan lebih merangsang minat siswa untuk
berlatih, karena media tersebut relatif lebih ringan dari Peluru yang sebenarnya terbuat
dari logam/besi. Kecuali itu, penggunaan bola plastik dapat menghindari cidera apabila
siswa melakukan kesalahan dalam menolak/mendorong. Kesalahan yang banyak terjadi
pada pemula, adalah ketika melakukan tolakan, seperti melakukan lemparan (siku lebih
dulu bergerak kedepan, kemudian disusul telapak tangan). Hal inilah yang dapat
menimbulkan cidera pada lengan maupun daerah kepala, jika menggunakan peluru
sebenarnya yang terbuat dari logam dan relatif berat.
Kemudian dengan alokasi waktu yang tersedia, penggunaan bola plastik akan
lebih efektif dan efisien dalam melakukan praktek atau latihan teknik dasar tolak peluru
gaya menyamping.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti meyakini bahwa minat siswa yang telah
dirangsang dengan media pembelajaran seperti disebutkan tadi, merupakan modal awal
untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran dan proses berfikir siswa.
Kemudian kemampuan peneliti dalam mengorganisir proses pembelajaran, metode
yang implementatif, serta kreativitas dalam memodifikasi media pembelajaran, akan
memicu keberhasilan proses pembelajaran.
Kerangka berpikir ini dapat digambarkan dalam sebuah bagan seperti di bawah
commit to user
ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Waktu
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dari bulan April 2012 sampai bulan
Agustus 2012.
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu Dan Jenis Kegiatan Penelitian
Tahun 2012
No Rencana Kegiatan
Apr Mei Jun Jul Ags
1. Persiapan Penelitian
a. Koordinasi peneliti dengan Kepala
Sekolah
b. Diskusi dengan sejawat dan
kolaborator
c. Penyusunan Proposal
d. Menyiapkan perangkat
pembelajaran dan instrumen
(lembar observasi)
e. Simulasi pelaksanaan rindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I
b. Siklus II
3. Analisis Data dan Pelaporan
a. Analisis Data
b. Penyusunan Laporan Skripsi
c. Ujian dan revisi
d. Penggandaan dan Pengumpulan
Laporan
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
1. Siklus PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan dalam dua siklus untuk
melihat peningkatan hasil tolak peluru gaya ortodoks dalam mata pelajaran
penjasorkes dengan penggunaan bola plastik.
B. Subyek Penelitian
Subyek Penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Pengadegan Semester
Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 33 yang terdiri dari 17 siswa laki-
laki dan 16 siswa perempuan.
D. Pengumpulan Data
Data penelitian ini dikumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data
meliputi tes dan observasi
1. Tes: digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar tolak peluru gaya
ortodoks yang dilakukan siswa
2. Observasi: digunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa dan guru selama mengikuti proses pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks
dengan menggunakan bola plastik.
Untuk mengumpulkan data penelitian, dilakukan dengan cara menentukan
sumber data terlebih dahulu, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan
commit to user
instrument yang digunakan. Teknik pengumpulan data secara lengkap adalah sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
F. Analisis Data
Untuk mengukur peningkatan hasil belajar dapat menggunakan indikator
efektifitas belajar, untuk melihat efektif tidaknya sebuah proses pembelajaran bisa
dilihat dari pencapaian hasil pembelajarannya.
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus
commit to user
dianalisis secara deskriptif statistik dengan menggunakan teknik prosentase untuk
melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Data tersebut untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tolak peluru dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini
direncanakan dua siklus, apabila belum berhasil akan dilanjutkan pada siklus
berikutnya. Desain PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model PTK
menurut Agus Kristiyanto yang menggunakan sistem spiral refleksi yang terdiri dari
beberapa siklus. Dalam model Agus Kristiyanto dijelaskan bahwa di dalam satu siklus
atau putaran terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan
(acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Adapun desain penelitian
commit to user
tindakan kelas yang dikemukakan oleh Agus Kristiyanto dapat digambarkan sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
Jika dicermati, model yang dikemukakan tersebut diatas pada hakikatnya berupa
perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari 4 komponen yaitu:
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa
untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu pengertian siklus ini
adalah perputaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi.
Gambar di atas tampak bahwa di dalamnya terdapat dua perangkat komponen
yang dapat dikatakan dua siklus. Dalam pelaksanaanya sesungguhnya jumlah siklus
sangat bergantung pada permasalahan yang harus dipecahkan. Apabila permasalahan
terkait dengan materi dan tujuan pembelajaran dengan sendirinya jumlah siklus untuk
setiap mata pelajaran tidak hanya terdiri dari dua siklus, tetapi jauh lebih banyak dari
itu, barangkali lima atau enam siklus.
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam bentuk siklus, apabila belum
berhasil akan dilanjutkan ke siklus berikutnya. Setiap siklus terdiri dari perencanaan,
commit
pelaksanaan, observasi, evaluasi dan to user
refleksi. Setiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan,
setiap pertemuannya 2 x 35 menit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
26
(perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang dilakukan oleh
peneliti. Pada tahap ini merenungkan kembali apa yang telah dilaksanakan di
dalam tindakan. Apabila hasil dari tindakan tersebut baik, maka tindakan
selanjutnya dapat dilanjutkan, tetapi apabila dalam tindakan itu perlu adanya
perbaikan, maka tindakan tersebut perlu diulangi secara keseluruhan. Dalam
tahap refleksi peneliti mengadakan diskusi dengan observer di setiap akhir
tindakan. Diskusi dilakukan berdasarkan hasil observasi, catatan lapangan.
Untuk menyusun tindakan selanjutnya selain itu juga peneliti merefleksi diri
dengan melihat data observasi apakah kegiatan yang dilakukan telah mengenai
sasaran atau belum.
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat dan kolaborator menyusun
skenario pembelajaran yang terdiri dari:
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks.
3) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK, lembar pengamatan
pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks.
4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
aktivitas pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain
sebagai berikut:
1) Menjelaskan kegiatan pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks menggunakan
media bantu bola plastik.
2) Melakukan pemanasan
commit to user
3) Membentuk kelompok dalam pembelajaran
4) Melakukan latihan gerak dasar tolak peluru gaya ortodoks, cara
melakssanakan tolak peluru gaya ortodoks menggunakan bola plastik dan cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada
tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi
pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran penjasorkes. Demikian juga
termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interprestasi, dan analisis,
refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu dilakukan kegiatan
survei untuk mengetahui keadaan nyata di lapangan. Hasil dari survei awal sebagai
berikut: (1) siswa kelas V SD Negeri 1 Pengadegan Kecamatan Pengadegan tahun
pelajaran 2011/2012 berjumlah 33 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 16
siswa perempuan. Dilihat dari proses pembelajaran tolak peluru gaya menyamping,
dapat dikatakan proses pembelajaran dalam kategori kurang berhasil atau belum
sesuai harapan, (2) minat siswa dan tingkat ketertarikan siswa terhadap materi
pembelajaran tolak peluru gaya menyamping masih kurang, (3) model pembelajaran
tolak peluru gaya menyamping yang diterapkan masih membosankan siswa. Guru
kesulitan menemukan model dan media pembelajaran yang tepat, guru kurang kreatif
dalam menciptakan sarana pembelajaran. Hal ini mengakibatkan motivasi belajar
siswa menurun, sehingga akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, (4)
terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung proses
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Hal ini terbukti dengan
minimnya halaman sekolah, keadaan lapangan yang kurang layak dan letaknya cukup
jauh dari sekolah, serta peralatan olahraga yang dimiliki sekolah masih sangat tidak
sebanding dengan jumlah siswa yang ada.
29
Tabel 4. Kondisi Awal Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Tolak peluru gaya
menyamping Siswa Kelas V SD Negeri 1 Pengadegan Kecamatan
Pengadegan Tahun Pelajaran 2011/2012.
30
Berdasarkan data kondisi awal kemampuan gerak dasar tolak peluru gaya
menyamping dan nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Pengadegan Kecamatan Pengadegan tahun pelajaran 2011/2012 yaitu hasil
ketuntasan belajar rata-rata 69. Dihitung melalui deskripsi data awal yang telah
diperoleh tersebut, masing-masing aspek menuju kriteria keberhasilan
pembelajaran kurang. Maka disusun sebuah tindakan untuk mengoptimalkan
kualitas pembelajaran materi gerak dasar tolak peluru gaya menyamping dan nilai
ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Pengadegan Kecamatan
Pengadegan tahun pelajaran 2011/2012, dengan memodifikasi alat bantu
pembelajaran berupa bola plastik sebagai pengganti peluru untuk kegiatan
pembelajaran pada materi gerak dasar tolak peluru gaya menyamping. Pelaksanaan
commit
tindakan akan dilaksanakan dalam to user
2 (dua) siklus, masing-masing siklus terdiri dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4)
analisis dan refleksi.
2. Pelaksanaan Tindakan I
Berdasarkan data kondisi awal kemampuan gerak dasar tolak peluru gaya
menyamping dan nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Pengadegan Kecamatan Pengadegan tahun pelajaran 2011/2012, maka prosentase
nilai perlu ditingkatkan dengan model pembelajaran yang lebih tepat, yaitu
membuat daya tarik siswa terhadap kegiatan pembelajaran tolak peluru gaya
menyamping sehingga siswa tidak bosan bahkan menjadi senang dalam
melaksanakan pembelajaran dengan cara memodifikasi alat dan sarana
pembelajaran. Pembelajaran dengan memodifikasi alat dan sarana pembelajaran
merupakan bentuk pembelajaran yang dapat mendatangkan daya tarik siswa,
memudahkan dan timbul keberanian sehingga rasa senang akan muncul pada diri
masing-masing siswa. Pada siklus I ini diberikan 2 (dua) bentuk modifikasi alat
bantu pembelajaran. Bentuk modifikasi alat bantu pembelajaran pada siklus I
sebagai berikut: (1) menggunakan bola plastik sebagai pengganti peluru, (2)
menggunakan media tali plastic yang dibentangkan sebagai target peluru.
Pembelajaran gerak dasar tolak peluru gaya menyamping dengan modifikasi alat
bantu pembelajaran siklus I dilakukan selama satu kali pertemuan, yaitu 2 x 35
menit.
32
tes diperoleh hasil yang masih kurang optimal, karena masih banyak siswa yang
nilainya kurang dari KKM (70) atau tidak tuntas yaitu sebanyak 14 siswa
(42,42%). Melalui hasil penelitian tersebut maka peneliti dan kolaborator
merancang rencana pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut : (1) peneliti
dengan kolaborator merancang model pembelajaran dengan memodifikasi alat
bantu dan sarana pembelajaran tolak peluru gaya menyamping, untuk
mengoptimalkan kemampuan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping pada
siswa, (2) peneliti dan kolaborator menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) gerakan tolak peluru gaya menyamping yang terdiri dari cara memegang
peluru, awalan menolak, menolak peluru, arah tolakkan, dan gerak ikutan dengan
memodifikasi alat berupa bola plastik dan alat bantu tali raffia yang dibentangkan
sebagai sasaran atau target. Bersama kolaborator menyiapkan alat pembelajaran
yang telah dimodifikasi yang akan digunakan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran gerak dasar tolak peluru gaya menyamping seperti: bola plastik,
rafia, peluit, kapur, bendera kecil, roll meter, dan peluru, (3) bersama kolaborator
menyusun media pembelajaran berupa tes dan non tes. Instrumen tes untuk menilai
hasil belajar siswa.
Peningkatan kemampuan gerakan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping
yang dilakukan oleh siswa dan motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran
dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran. Sedangkan instrument non tes
dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan
mengamati aktifitas dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung
dan melalui formulir penilaian/rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP,
(4) bersama kolaborator menyusun standar penilaian pada penguasaan kemampuan
siswa dalam melakukan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping, (5) peneliti
dan kolaborator menentukan lokasi pelaksanaan tindakan I, yakni di lapangan desa
Pengadegan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
b. Pelaksanaan Tindakan I
Tindakan I dilaksanakan dua kali pertemuan, selama dua minggu yakni pada
hari Sabtu tanggal 12 Mei dan 26 Mei 2012, di lapangan desa Pengadegan.
Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Sesuai dengan RPP
pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan kolaborator, dan
sekaligus melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran.
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama (Sabtu, 12 Mei 2012)
adalah praktik gerak gerakan tolak peluru gaya menyamping, yaitu: cara
memegang peluru,cara menolak peluru gaya menyamping, arah peluru, gerak
ikutan. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah : (1) peneliti bersama
kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan
berdoa kemudian presensi, (2) peneliti bersama kolaborator memberi motivasi
kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3) peneliti memberikan
peregangan, pemanasan yang lebih dinamis, gerakan dititikberatkan pada gerak
lengan, (4) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni
dorong-mendorong satu tangan dengan pasangan. Cara pelaksanaan bergantian
setelah tangan kanan kemudian tangan kiri. Sebelum siswa melakukan, peneliti
memberikan contoh terlebih dahulu, (5) siswa diminta untuk melakukan gerakan
dorong-mendorong dengan dua tangan dari posisi berhadapan, kemudian
bergantian, (6) peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang
gerakan dasar yang baru dilakukan serta memberikan kesempatan untuk bertanya
bagi yang belum tahu, (7) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi
yang ke dua yakni tolak peluru gaya menyamping dengan target bentangan tali
(bola plastik harus melewati atas tali). Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan
contoh yang diberikan oleh peneliti, (8) siswa diminta melakukan gerakan tolak
peluru gaya menyamping kearah tali yang diberi batas rumbai-rumbai
sebagaimana yang dicontohkan oleh peneliti, (9) bersama dengan kolaborator
memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang dilakukan
serta memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang masih belum jelas atau
masih mengalami kesulitan, (10) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai
commit to user
materi yang ketiga yaknitolak peluru gaya menyamping. Siswa diminta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
35
peluru gaya menyamping, gerak menolak peluru, arah peluru, dan gerakan ikutan
dalam bentuk praktik.
Pada pertemuan (Sabtu 12 Mei 2012), peneliti melakukan tes kemampuan
gerak dasar tolak peluru gaya menyamping pada siklus I. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut: (1) peneliti bersama kolaborator menyiapkan
siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I dengan memanggil satu per satu
untuk melakukan tes kemampuan gerak dasar yang terdiri dari: tes memegang dan
awalan tolak peluru gaya menyamping, gerak menolak peluru, arah peluru, dan
gerakan ikutan dalam bentuk praktik dilakukan berulang-ulang. Peneliti bersama
kolaborator melakukan tes untuk siklus I dengan mencatat hasil tes kemampuan
gerak dasar tolak peluru gaya menyamping dengan menggunakan blangko
penilaian yang telah disiapkan, (2) diakhir pertemuan peneliti dan kolaborator
melakukan evaluasi terhadap hasil tes yang telah dilakukan serta memberi
informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.
36
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
Tabel 5. Kondisi Siklus I Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Tolak peluru gaya
menyamping Siswa Kelas V SD Negeri 1 Pengadegan Kecamatan
Pengadegan Tahun Pelajaran 2011/2012.
Aspek Yang Dinilai
Kogni Afek Psiko Nilai
No Nama Siswa Kategori
tif tif motor Akhir
38
Keterangan:
KKM = 70
Tuntas : 25 siswa (76%)
Belum Tuntas : 8 siswa (24%)
Jumlah : 33 siswa (100%)
39
40
41
sebesar 80%, sehingga dilanjutkan ke siklus II, (6) kelebihan dan keberhasilan
dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dipertahankan dan ditingkatkan, (7)
dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama
pelaksanaan tindakan I, maka disusun langkah antisipatif yakni: a) siswa diminta
mengingat gerakan tolak peluru gaya menyamping sesuai yang telah diajarkan, b)
peneliti bersama kolaborator memberikan reward (penghargaan) bagi siswa yang
dapat melakukan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping secara baik dan
benar, c) peneliti tidak hanya berada didepan saja saat memberikan penjelasan
kepada siswa. Peneliti juga selalu memonitor siswa yang berada di bagian
belakang, agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran, d) peneliti
dengan dibantu kolaborator mengatur jalannya proses pembelajaran.
Bersama kolaborator sepakat menyusun tindakan perbaikan dan membatalkan
sebagian materi yang dianggap sudah dapat dilaksanakan siswa dengan baik.
3. Deskripsi Tindakan II
Tindakan atau siklus II adalah tindak lanjut dari siklus I, dimana dalam
pelaksanaan tindakan pada siklus I rata-rata siswa menunjukkan hasil yang kurang
maksimal dan belum sesuai dengan target yang ditentukan. Pelaksanaan tindakan
atau siklus II mengacu pada pelaksanaan tindakan siklus I, karena merupakan
perbaikan dari tindakan siklus I. Adapun tahapan yang dilakukan pada tindakan II
ini diantaranya adalah:
a. Rencana Tindakan II
Bersama dengan kolaborator peneliti mendiskusikan rencana tindakan atau
siklus II yang akan dilaksanakan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana
tindakan pada siklus II mengacu pada hasil analisis dan refleksi tindakan I yang
termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.
Melalui hasil pengukuran tersebut maka peneliti bersama kolaborator
merancang rencana pelaksanaan siklus II sebagai berikut: (1) peneliti bersama
kolaborator merancang skenario model pembelajaran dengan memodifikasi alat
bantu pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, untuk
commit to user
meningkatkan motivasi siswa serta kemampuan gerak dasar tolak peluru gaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
b. Pelaksanaan Tindakan II
Tindakan atau siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan, selama dua minggu
yakni pada hari Sabtu tanggal 26 dan 2 Juni 2012, di lapangan desa Pengadegan.
Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Sesuai dengan RPP
pada siklus II ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator/guru
pamong, dan sekaligus melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran.
Seluruh proses pembelajaran dalam siklus II ini adalah pengulangan, sebab materi
secara dasar telah diberikan pada siklus sebelumnya.
Materi pada pelaksanaan siklus II, pertemuan pertama (Sabtu, 26 Juni 2012)
adalah praktik gerak dasar tolak peluru gaya menyamping, yaitu: tolak peluru gaya
menyamping dengan target tali rafia. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah:
(1) bersama kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran
dengan berdoa kemudian presensi, (2) bersama dengan kolaborator memberi
motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3) peneliti
memberikan peregangan dan pemanasan dengan menitik beratkan kekuatan
lengan, (4) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni
tolak peluru gaya menyamping ke tali rafia. Siswa diminta memperhatikan
pelaksanaan contoh yang diberikan peneliti, (5) siswa diminta untuk melakukan
gerakan tolak peluru gaya menyamping melewati tali rafia, sesuai dengan contoh
yang diberikan peneliti, (6) peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi kepada
siswa tentang gerakan yang dilakukan serta memberikan kesempatan bertanya
kepada yang masih belum jelas atau menemui kesulitan, (7) peneliti bersama
kolaborator menyampaikan penjelasan mengenai materi yang kedua yaitu tolak
peluru gaya menyamping melewati tali rafia sebagaimana yang dicontohkan
peneliti, (8) siswa diminta melakukan gerakan tolak peluru gaya menyamping
melewati tali rafia sesuai contoh dari peneliti, (9) peneliti bersama kolaborator
meberikan bimbingan dan evaluasi terhadap siswa setelah melakukan latihan
tentang tolak peluru gaya menyamping serta memberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya apabila mengalami kesulitan, (10) peneliti menyampaikan
penjelasan mengenai materi yang ke tiga yakni, tolak peluru gaya menyamping.
commit to user
Siswa diminta untuk memperhatikan contoh pelaksanaan tolak peluru gaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
menyamping satu persatu, (11) siswa diminta melakukan gerakan tolak peluru
gaya menyamping sesuai dengan yang dicontohkan peneliti, (12) bersama dengan
kolaborator memberikan motivasi kepada para siswa agar dapat melakukan gerak
dasar tolak peluru gaya menyamping dengan sungguh-sungguh, (13) siswa
mengulang-ulang gerakan tolak peluru gaya menyamping, (14) diakhir pertemuan
peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang
telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan
disampaikan minggu depan, (15) pelajaran diakhiri dengan berdoa dan siswa
dihitung kembali, kemudian siswa dibubarkan untuk mengikuti pelajaran
selanjutnya.
Materi pada pelaksanaan siklus II, pertemuan ke 2 (Senin, 2 Juni 2012) adalah
melakukan pengulangan materi pada pertemuan pertama dan melakukan penilaian
proses pembelajaran. Urutan pelaksanaan tersebut adalah: (1) peneliti bersama
dengan kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran
dengan berbaris, berdoa, kemudian presensi, (2) peneliti bersama kolaborator
memberi motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3)
peneliti memberikan peregangan dan pemanasanseperti pertemuan sebelumnya,
(4) siswa melakukan gerakan tolak peluru gaya menyamping dengan
menggunakan bola plastik, (5) peneliti bersama-sama dengan kolaborator
melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan praktik yang dilakukan oleh
siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan
praktik gerak dasar tolak peluru gaya menyamping, serta menyiapkan materi
selanjutnya, (6) peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa untuk mengikuti tes
akhir siklus II dengan memanggil satu per satu untuk melakukan gerakan tolak
peluru gaya menyamping yang telah diajarkan, (7) bersama dengan kolaborator
melakukan tes untuk siklus II, dengan mencatat dan menilai kualitas gerakan tolak
peluru gaya menyamping pada blangko penilaian yang telah disiapkan, (8) diakhir
pertemuan peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai
pelaksanaan tes kemampuan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping yang
commit to user
meliputi memegang peluru, awalan, tolakkan, arah tolakkan, gerak ikutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
46
Tabel 7. Kondisi Siklus II Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya
Menyamping.
Aspek Yang Dinilai
Kogni Afek Psiko Nilai
No Nama Siswa Kategori
tif tif motor Akhir
47
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
49
Rata-rata 71 72
Tuntas 17 siswa 29 siswa
Belum Tuntas 16 siswa 4 siswa
Prosentase Tuntas 52% 88%
Keterangan:
KKM = 70
Tabel 9. Peningkatan Nilai Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya Menyamping Dari
Kondisi Awal ke Siklus II.
Kondisi Awal Siklus II
Nilai Nilai
No Nama Siswa
Hasil Kategori Hasil Kategori
Belajar Belajar
1 Yasinta Hikmawarni 75 Tuntas 75 Tuntas
2 Mayang Ayu Anjani 73 Tuntas 73 Tuntas
3 Indri Nur Indah Sari 71 Tuntas 71 Tuntas
4 Arfian Hermawan 73 Tuntas 73 Tuntas
5 Delvi Lativa S.D 65 Belum Tuntas 75 Tuntas
6 Hevri Alfarindo 61 Belum Tuntas 75 Tuntas
7 Imron Ady K 70 Tuntas 75 Tuntas
8 Miftahul Hilal 69 Belum Tuntas 69 Belum Tuntas
9 Novi Restiani 70 Tuntas 70 Tuntas
commit to user
10 Novita Rismawati 67 Belum Tuntas 67 Belum Tuntas
11 Nurul Setiani 67 Tuntas 71 Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
51
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas V SD Negeri 1
Pengadegan Kecamatan Pengadegan tahun pelajaran 2011/2012 dapat dipaparkan
pembahasan hasil penelitian sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
70
60
50
40 69 71
30
20
10
2
0
Kondisi Awal Siklus I Peningkatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
80
70
60
50
40 72
71
30
20
10
1
0
Siklus I Siklus II Peningkatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
80
70
60
50
40 72
69
30
20
10
3
0
Kondisi Awal Siklus II Peningkatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
45
40
35
30
25
Prosen
42.4
20
30.3
15 27.3
10
5
0
14 Siswa Kurang 10 Siswa Cukup 9 Siswa
Baik
58
kategori cukup (tuntas) sebanyak 17 siswa (51,5%), dan kategori kurang (belum
tuntas) sebanyak 7 siswa (21,2%).
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan hasil
belajar gerak dasar tolak peluru gaya menyamping siswa kelas V SD Negeri 1
Pengadegan Kecamatan Pengadegan tahun pelajaran 2011/2012 pada siklus I
sebagai berikut:
60
50
40
Prosen
30
51.5
20
27.3
21.2
10
0
7 Siswa Kurang 17 Siswa Cukup 9 Siswa Baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
25 45.5
20 36.4
15
10
12.1
5 6.1
0
4 siswa 15 siswa 12 siswa 2 Siswa
Kurang Cukup Baik Baik Sekali
60
90 80.3
80
70
60 51.5 Kurang
50 45.5
Persen
42.4 Cukup
36.4
40 Baik
27.3 27.3
30 21.2 Baik Sekali
20 12.1
6.1
10
0 0
0
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas V SD Negeri 1 Pengadegan
Kecamatan Pengadegan tahun pelajaran 2011/2012 dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus.
Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interprestasi, dan (4) analisis dan refleksi.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah
diungkapkan pada Bab IV, diperoleh simpulan yaitu memodifikasi alat bantu
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat mengoptimalkan
kemampuan hasil belajar gerak dasar tolak peluru gaya menyamping pada siswa kelas
V SD Negeri 1 Pengadegan Kecamatan Pengadegan tahun pelajaran 2011/2012.
Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari kondisi awal ke
siklus I dan ke siklus II, nilai ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal hanya
menunjukkan 19 siswa dari 33 siswa yang tuntas belajar 17 siswa atau 52%, siklus I
sebanyak 25 siswa dari 33 siswa yang tuntas belajar atau 76%, dan pada siklus II
sebanyak 29 siswa dari 33 siswa yang tuntas dalam belajar 88%.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses
pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak
guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang digunakan.
Kemampuan guru dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi,
mengelola kelas, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta teknik yang
digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Faktor dari siswa yaitu
minat dan motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, ketersediaan alat/media
pembelajaran yang menarik dapat membantu siswa dalam mengikuti pembelajaran,
sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa, dengan penggunaan
alat bantu dapat meningkatkan hasilcommit
belajartosiswa
user (baik proses maupun hasil), sehingga
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru yang ingin
menggunakan media yang berupa peralatan yang sederhana, mudah diperoleh, dan
murah yang ada di sekitar kita seperti tali, bola plastik, bilah-bilah bambu atau yang
dapat dibuat sendiri atau alat lain yang dapat digunakan sebagai media alternatif dalam
pembelajaran penjasorkes. Bagi guru mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam
melaksanakan proses pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil
belajar gerak dasar yang efektif dan menarik yang membuat siswa lebih aktif serta
menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran penjasorkes yang pada awalnya
membosankan dan melelahkan menjadi pembelajaran yang menyenangkan.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Bagi siswa kelas V SD Negeri 1 Pengadegan Kecamatan Pengadegan tahun
pelajaran 2011/2012 hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan keterampilan
dalam mengembangkan materi, meningkatkan disiplin, kerja sama sehingga
kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring dengan
peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu siswa hendaknya mau
membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritik agar
dapat memperbaiki kualitas belajarnya dan mau menggunakan fasilitas yang dapat
mendukung kelancaran proses pembelajaran.
2. Bagi guru Penjasorkes apabila mengalami kesulitan dalam pembelajaran gerak
dasar tolak peluru gaya menyamping sebaiknya menggunakan alat bantu
pembelajaran berupa bola plastik yang diisi serbuk gergaji atau yang sejenisnya
yang besarnya sama dengan peluru atau yang sejenisnya sebagai solusinya.
3. Bagi sekolah, hendaknya melengkapi sarana dan prasarana untuk menunjang
pembelajaran penjasorkes baik kelengkapan jenis dan jumlah hendaknya
disesuaikan dengan jumlah siswa. Dan jika diperlukan alat pembelajaran juga
dapat dibuat atau modifikasi dari guru.
commit to user