Anda di halaman 1dari 115

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN


METODE BERNYANYI PADA ANAK KELOMPOK A
TK SANTA ANNA SRAGEN
TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

DWI AMBAR
SARI X8110011

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
com m i t t o u ser
Ju l i 2 0 1 2

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah


ini : Nama : Dwi Ambar Sari
NIM : X 8110011
Jurusan/Progdi: PG PAUD

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul : ”Upaya Meningkatkan Keterampilan


Berbicara dengan Metode Bernyanyi pada Anak Kelompok A TK Santa
Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Dwi Ambar Sari

commit to user
3

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN


METODE BERNYANYI PADA ANAK KELOMPOK A
TK SANTA ANNA SRAGEN
TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh :
Dwi Ambar Sari NIM. X8110011

Ditulis dan Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan


Gelar Sarjana Program Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PAUD)
Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
com m i t t o u ser
Ju l i 2 0 1 2
PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji


Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

Surakarta, Juli 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd. Drs. Samidi, M.Pd.


NIP. 19560121 198203 2 003 NIP. 19511108 198803 1 001

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :
Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang

Ketua : Dra. Siti Wahyuningsih, M.Pd.

Sekretaris : Dra. Yulianti, M.Pd.

Anggota I : Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd _

Anggota II : Drs. Samidi, M.Pd.

Fakultas Kegurua ndidika


Universitas Sebel s M re Sura a a
a.n. Dekan, Pembantu Dekan I

Prof.r.nat. S.Si. NIP. 19660415 199103 1 002

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6

ABSTRAK

Dwi Ambar Sari. ”UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN


BERBICARA DENGAN METODE BERNYANYI PADA ANAK
KELOMPOK A TK SANTA ANNA SRAGEN TAHUN AJARAN
2011/2012”, Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Tujuan Penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan berbicara dengan
metode bernyanyi pada anak kelompok A TK Santa Anna Sragen tahun Ajaran
2011/2012.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan dua siklus dengan masing-masing siklus terdapat tiga pertemuan,
dan tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Sebagai subyek penelitian adalah siswa kelompok A TK
Santa Anna Sragen. Teknik Pengumpulan data menggunakan tes, observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis
model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian
data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
peningkatan keterampilan berbicara anak dengan metode bernyanyi pada siswa
kelompok A Di TK Santa Anna Sragen Semester II Tahun Ajaran 2011/2012,
dengan perolehan nilai ketuntasan dari pra siklus yang tuntas ada 4 siswa (13,3%),
pada siklus I ada 10 siswa (33,3%), dan pada siklus II ada 22 siswa (73,3%).
Simpulan, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa melalui metode
bernyanyi dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak pada siswa kelompok
A di TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.
Kata Kunci: Keterampilan Berbicara, Metode Bernyanyi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7

ABSTRACT

Dwi Ambar Sari. “SPEAKING SKILLS IMPROVEMENT EFFORTS


METHOD WITH CHILDREN IN STUDENT GROUP A SINGING TK
SANTA ANNA SRAGEN YEAR OF 2010/2011”, Thesis, Surakarta, Teacher
Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, July 2012.
The purpose of this study to improve conversational skills of with methods
A group of chindren singing in kindergarten teaching TK Santa Anna Sragen
2011/2012 year of 2010/2011.
This of research is action research class using two cycles with each cycle
there are three meetings, and each cycle consists of four stages, namely planning,
implementation, observation and reflection. As research subjects is a group of
kindergarten students Sragen Santa Anna. Data collection techniques using tests,
observation, interview and documentation. Techniques of data analysis using an
interactive model analysis technique which consists of three components, namely
the analysis of data reduction, presentation of data and drawing conclusions or
verification.
Results of this Class Action Research can be concluded that there is an
increasing conversational skills of children with methods A group of students
singing in kindergarten Santa Anna Sragen In Semester II Academic Year
2011/2012, with the thoroughness of the pre-acquisition value of the complete
cycle there are four students (13.3 %), the cycle I have 10 students (33.3%), and
the second cycle there were 22 students (73.3%).
Conclusion, a recommendation that passing method sing can uplift skill to
converse the child of student of group A TK Santa Anna Sragen of School year
2011/2012.

Keywords: Speaking Skills, Singing Method.

commit to user

vii
MOTTO

”Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya,
kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah”.

(Galatia, 6 : 9)

“......bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? anak-anakku,


marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan
perbuatan dan dalam kebenaran”.

(Yohanes, 3 : 17-18)

“Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-


lamanya dan bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu seolah-olah kamu akan mati
besok pagi”.
“Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan lebih indah, dan
dengan agama hidup menjadi terarah dan bermakna”
(H.A. Mukti Ali)

“Jangan menunda sampai esok apa yang dapat anda laksanakan hari ini”
(Benjamin Franklin)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9

PERSEMBAHAN

Dengan segala doa dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
kupersembahkan karya sederhana ini
kepada

Ayah, Ibunda dan Kakak dan Adikku Tercinta


Terima kasih atas segala doa, kasih sayang dan perhatian yang telah diberikan
kepadaku selama ini.

Suami dan anakku tercinta


Terima kasih atas dukungan, motivasi dan kasih sayang yang telah diberikan
kepadaku selama ini.

Semua Sahabat dan Keluarga Besar S1 FKIP UNS


Terima kasih atas dukungan dan kebersamaan kita selama ini dan semoga
silaturahmi kita tetap terjaga.

Almamaterku PG PAUD FKIP UNS Surakarta


Tempatku menimba ilmu pengetahuan dan pengalaman

commit to user

ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat
dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul :
“Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara dengan Metode Bernyanyi
pada Anak Kelompok A TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012”
ini diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari
berbagai pihak maka hambatan ini dapat diatasi. Oleh sebab itu pada kesempatan
yang baik ini diucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret


Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan
dalam penyusunan skripsi.
4. Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd., selaku Pembimbing 1 yang telah
memberikan saran, koreksi, dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Drs. Samidi, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan dorongan,
semangat dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Sr. M. Dominica SFS, selaku Kepala sekolah TK Santa Anna Sragen yang
telah memberikan ijin penelitian.
8. Cornelia Setyani, S.Pd,AUD, selaku guru kelompok A yang telah merelakan
waktunya untuk membantu penelitian ini.
9. Anak-anak kelompok A TK Santa Anna Sragen yang telah bersedia sebagai
subjek penelitian.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi
ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi
bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami.

Surakarta, Juli 2012


Penulis

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK . ............................................................................. vi

HALAMAN ABSTRACT . ............................................................................ vii

HALAMAN MOTTO .................................................................................. viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5

D. Manfaat Penelitiaan ................................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ..................... 6

1. Hakikat Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ................. 6

2. Kemampuan Dasar Bahasa........................................................14


commit to user
3. Tinjauan tentang Metode Bernyanyia Anak Usia Dini..............18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

4. Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Melatih

Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini..................................24

5. Langkah-langkah Penggunaan Metode Bernyanyi

dalam Melatih Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini .... 26

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 29

C. Kerangka Berpikir .................................................................. 30

D. Hipotesis................................................................................... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 32

1. Tempat Penelitian ................................................................ 32

2. Waktu Penelitian ................................................................. 32

B. Subjek Penelitian ..................................................................... 32

C. Data dan Sumber Data ............................................................ 33

D. Pengumpulan Data .................................................................. 34

E. Uji Validitas Data .................................................................... 35

F. Analisis Data ........................................................................... 37

G. Indikator Kinerja Penelitian ................................................... 39

H. Prosedur Penelitian .................................................................. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pra Tindakan ........................................................... 45

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................ 45

2. Deskripsi Awal Tindakan .................................................... 46

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus...................................... 48

1. Deskripsi Siklus I ............................................................... 48


2. Deskripsi Siklus II .............................................................. 64
commit to user
C. Perbandingan Hasil Tindakan antar Siklus....................................82

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

D. Pembahasan....................................................................................84

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan....................................................................................86

B. Implikasi........................................................................................86

C. Saran..............................................................................................87

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................89

LAMPIRAN.............................................................................................................92

commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Indikator Kinerja Penelitian .................................................... 39
Tabel IV.1. Frekuensi Ketuntasan Ketrampilan Berbicara Pra Siklus
Siswa Kelompok A di TK Santa Anna Sragen ........................ 47
Tabel IV.2. Kegiatan Siswa Siswa Kelompok A di TK Santa Anna Sragen
Siklus I Pertemuan ke 1........................................................... 51
Tabel IV.3. Kegiatan Siswa Siswa Kelompok A di TK Santa Anna Sragen
Siklus I Pertemuan ke 2........................................................... 56
Tabel IV.4. Kegiatan Siswa Siswa Kelompok A di TK Santa Anna Sragen
Siklus I Pertemuan ke 3........................................................... 61
Tabel IV.5. Frekuensi Ketuntasan Ketrampilan Berbicara Siklus I Siswa
Kelompok A di TK Santa Anna Sragen ................................... 63
Tabel IV.6. Kegiatan Siswa Siswa Kelompok A di TK Santa Anna Sragen
Siklus II Pertemuan ke 1 ......................................................... 67
Tabel IV.7. Kegiatan Siswa Siswa Kelompok A di TK Santa Anna Sragen
Siklus II Pertemuan ke 2 ......................................................... 72
Tabel IV.8. Kegiatan Siswa Siswa Kelompok A di TK Santa Anna Sragen
Siklus II Pertemuan ke 3 ......................................................... 79
Tabel IV.9. Frekuensi Ketuntasan Ketrampilan Berbicara Siklus II Siswa
Kelompok A di TK Santa Anna Sragen ................................... 81
Tabel IV.10.Nilai Perbandingan Ketuntasan Keterampilan Berbicara
Dengan Metode Bernyanyi pada Pra Siklus, Siklus II, dan
Siklus II .................................................................................. 82

commit to user

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir .......................................................... 31


Gambar 2. Model PTK (Pengembangan)........................................... 38
Gambar 3. Skema Proses Analisis Interaktif...................................... 38
Gambar 4. Tahapan Analisis Data ..................................................... 40
Gambar IV.1. Diagram Batang Ketuntasan Nilai Pra Siklus .................. 47
Gambar IV.2. Diagram Batang Ketuntasan Nilai Siklus I ...................... 63
Gambar IV.3. Diagram Batang Ketuntasan Nilai Siklus II..................... 81
Gambar IV.4. Diagram Batang Ketuntasan Nilai Pra Siklus, Siklus I,
Dan Siklus II ................................................................... 83

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian ............................................................. 92


Lampiran 2 Promes Tahunan .............................................................. 93
Lampiran 3 Rencana Kegiatan Harian (RKH) Sikus I Hari Ke I....... 96
Lampiran 4 Skenario Jalannya Pembelajaran (Siklus I) Hari ke I ...... 99
Lampiran 5 Instrumen Penilaian Implementasi RKH ......................... 108
Lampiran 6 Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus I Hari ke II ...... 110
Lampiran 7 Skenario Jalannya Pembelajaran (Siklus I) Hari ke II..... 113
Lampiran 8 Instrumen Penilaian Implementasi RKH......................... 123
Lampiran 9 Rencana Kegiatan Harian (RKH) Sikus I Hari Ke III .... 125
Lampiran 10 Skenario Jalannya Pembelajaran (Siklus I) Hari ke III ... 129
Lampiran 11 Instrumen Penilaian Implementasi RKH ......................... 139
Lampiran 12 Rencana Kegiatan Harian (RKH) Sikus II Hari Ke I ..... 141
Lampiran 13 Skenario Jalannya Pembelajaran (Siklus II) Hari ke I..... 145
Lampiran 14 Instrumen Penilaian Implementasi RKH ......................... 154
Lampiran 15 Rencana Kegiatan Harian (RKH) Sikus II Hari Ke II .... 156
Lampiran 16 Skenario Jalannya Pembelajaran (Siklus II) Hari ke II ... 160
Lampiran 17 Instrumen Penilaian Implementasi RKH ......................... 171
Lampiran 18 Rencana Kegiatan Harian (RKH) Sikus II Hari Ke III... 173
Lampiran 19 Skenario Jalannya Pembelajaran (Siklus II) Hari ke III .. 176
Lampiran 20 Instrumen Penilaian Implementasi RKH......................... 187
Lampiran 21 Hasil Penelitian (Pra Siklus) Keterampilan Berbicara .... 189
Lampiran 22 Hasil Penelitian Siklus I Keterampilan Berbicara ........... 190
Lampiran 23 Hasil Penelitian Siklus II Keterampilan Berbicara.......... 191
Lampiran 24 Foto Kegiatan Siklus I ..................................................... 192
Lampiran 25 Foto Kegiatan Siklus II.................................................... 195
Lampiran 26 Surat Keterangan ............................................................. 198
Lampiran 27 Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ................................ 199
Lampiran 28 Surat Keputusan Dekan .................................................. 200
c om
Lampiran 29 Surat Permohonan Ij i n 202
m i t to u s e r
R e se ar c h . ....................................

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada jalur pendidikan formal yang
menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai
dengan enam tahun yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun oleh
swasta.
Pemerintah dalam hal ini telah mengatur dan mengarahkan pendidikan
nasional seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 3 menyebutkan tujuan pedidikan nasional yang
berbunyi :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (Aisyiyah, 2007: 1).

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 dalam


pasal 1 ayat 14 menegaskan bahwa, pendidikan anak usia dini merupakan suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Menyikapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2

Pendidikan anak usia dini memegang peranan yang sangat penting dan
menentukan bagi perkembangan anak selanjutnya, sebab PAUD merupakan
pondasi bagi dasar kepribadian anak. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak
usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik, mental,
yang itu akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja dan
produktivitas, serta dapat memupuk bakat dan minatnya sejak dini.
Salah satu aspek yang perlu dikembangkan sejak dini adalah bahasa. Anak
usia dini merupakan masa emas atau paling ideal untuk belajar bahasa selain
bahasa ibu (bahasa pertama). Daya penyerapan bahasa pada anak berfungsi secara
otomatis. Fenomena seperti itu antara lain terpacu oleh obsesi orang tua yang
menghendaki anaknya cepat dapat berbahasa dengan lancar. Cukup dengan
pemaparan diri (self-exposure) pada bahasa tertentu, misalnya ia tinggal di suatu
lingkungan yang berbahasa lain dari bahasa ibunya, dengan mudah anak akan
dapat menguasai bahasa itu.
Berbicara merupakan sarana penting dalam kehidupan manusia untuk
berkomunikasi. Melalui berbicara manusia dapat mengeluarkan ide-ide dan
pendapatnya sehingga terjalin komunikasi dengan manusia lain. Perkembangan
pemakaian pembicaraan pada anak dipengaruhi oleh meningkatnya usia anak.
Semakin anak bertambah umur, maka akan semakin banyak kosa kata yang
dikuasai dan semakin jelas pelafalan atau pengucapan katanya. Menurut Tarigan
(1997: 15), berbicara adalah suatu kemampuan untuk mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Jadi berbicara merupakan suatu
bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis,
neurologis, semantik dan linguistik sedemikian ekstensif, secara luas sehingga
dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial.
Anak usia TK pada umumnya sangat senang bernyanyi atau diajak
bernyanyi, bahkan kegiatan awal anak masuk TK pun lebih banyak dilakukan

bernyanyi bersama-sama, apabilacodmalmamit tmo eunsgerembangkan bahasa


anak terutama untuk keterampilan berbicara menggunakan metode “bernyanyi”
karena di sisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3

lain, musik juga dikatakan bahasa nada, bahasa gerak dan bahasa rasa. Menyanyi
dapat membantu anak mengembangkan dirinya melalui ungkapan pribadi (self
expression) dengan baik. Hal ini berarti dengan musik atau bernyanyi akan dapat
meningkatkan kreatifitas anak usia TK dan dengan sendirinya juga akan dapat
meningkatkan keterampilan berbicara anak.

Menurut Pekerti (2008: 243) bahwa bernyanyi adalah aktivitas musikal


yang pengekspresiannya sangat pribadi karena menggunakan alat musik yang ada
pada tubuh manusia serta bersifat langsung dan juga bernyanyi adalah ekspresi
natural yang artistik. Jadi bernyanyi merupakan suatu aktivitas untuk
mengekspresikan rasa yang ada dalam diri manusia melalui nada dan kata-kata.
Mengajarkan bahasa kepada anak usia dini khususnya keterampilan
berbicara pada kelompok A TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012
tidak mudah. Hal ini dikarenakan bahasa mempunyai beberapa komponen, antara
lain kosakata, pengucapan, dan pemaknaan. Komponen-komponen tersebut harus
diajarkan kepada anak secara menyeluruh. Mengingat karakteristik anak usia dini
yang masih mempunyai rentang konsentrasi rendah, komponen-komponen bahasa
tersebut tidak mudah diserap oleh anak sehingga kemampuan bahasa anak
menjadi tidak sempurna. Berdasarkan observasi awal sebenarnya guru ingin
mengajarkan bernyanyi pada anak bukan sekedar menambah perbendaharaan
lagu, lebih dari itu adalah untuk membantu anak untuk mengembangkan
bahasanya dan meletakkan dasar perkembangan anak selanjutnya. Dengan
demikian, memilih lagu yang tepat dan bermakna bagi anak adalah sangat penting.
Hal ini pada saat kegiatan tanya jawab, bercakap-cakap, mengemukakan pendapat
dan bercerita, anak masih kurang dalam perbendaharaan kata dalam berbicara.

Berdasarkan hasil observasi prapenelitian oleh guru kelas kelompok A di


TK Santa Anna Sragen dapat ditemukan bahwa pada anak didiknya sebagian
siswanya mengalami hambatan dalam kemampuan berbicara, siswa mengalami
commit to
hambatan dalam menerjemahkan user
maksud pertanyaan, terutama untuk pertanyaan-
4

pertanyaan yang membutuhkan penalaran, seperti pertanyaan dalam cerita atau


menjawab bacaan teks bahasa sehari-hari. Selain itu, proses pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan berbicara anak kurang variatif dan menyenangkan
sehingga anak terlihat kurang merespon, karena dalam mengembangkan
keterampilan berbicara anak lebih banyak menggunakan metode tanya jawab.
Kondisi seperti ini dirasakan kurang menyenangkan, karena anak usia TK pada
umumnya senang bernyanyi atau diajak bernyanyi.
Dari berbagai persoalan yang telah teridentifikasi ada beberapa masalah
yang dapat disampaikan di antaranya adalah : anak kesulitan dalam berbicara
secara jelas, yaitu ketika anak harus mengucapkan bunyi huruf dan menunjukkan
lambang dari bunyi huruf, anak dalam bertanya jawab, bercakap-cakap, dan
mengemukakan pendapaat masih kesulitan dan kurang perbendaharaan kata dalam
berbicara, dan anak kesulitan dalam berbicara terhadap kata-kata yang sulit dieja
oleh anak.
Berdasarkan permasalahan dan identifikasi pada latar belakang diatas
masih banyak anak yang kurang mampu dalam keterampilan berbahasa. Di sisi
lain, anak kurang memiliki kreativitas verbal dalam keterampilan berbicara yang
berbunyi konsonan sehingga keterampilan berbicara anak menurun. Masalah yang
diteliti terbatas pada upaya peningkatan keterampilan berbicara anak dengan
metode bernyanyi. Di samping itu, di kelompok A TK Santa Anna Sragen pada
keterampilan berbicara pencapaian nilainya belum memenuhi harapan anak dan
guru, dan kebetulan peneliti bekerja di sekolah tersebut.
Oleh sebab itu, dalam penelitian ini diberi judul : “Upaya Meningkatkan
Keterampilan Berbicara dengan Metode Bernyanyi pada Anak Kelompok A TK
Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakacnogmmmitastoalauhseryang dikemukakan


maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu : ”Apakah penggunaan
metode bernyanyi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5

dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada anak kelompok A TK Santa


Anna Sragen tahun Ajaran 2011/2012?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : “Untuk


meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi pada anak
kelompok A TK Santa Anna Sragen tahun Ajaran 2011/2012”.

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian diharapkan dapat bermanfaat yaitu :


1 . Manfaat Teoretis
a . Memberikan suatu pemikiran bagi pengembangan ilmu pendidikan keguruan
khususnya pendidikan bagi anak TK, serta diharapkan menjadi wawasan dan
bahan informasi ilmiah.
b. Menambah informasi penguasaan penggunaan metode bernyanyi bagi anak di
TK.
2. Manfaat Praktis

a . Bagi Guru

Melalui PTK ini guru dapat mengetahui strategi pembelajaran yang kreatif dan

inovatif untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak TK


b. Bagi Siswa

Hasil PTK ini dapat bermanfaat untuk memotivasi anak didik agar seluruh

aspek perkembangan khususnya keterampilan berbicara dapat meningkat.


c . Bagi Sekolah

Hasil PTK ini dapat membantu memperbaiki pelayanan terhadap siswa dalam

proses pembelajaran di sekolah.

commit to
user
6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Hakikat Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
Bahasa dapat dimaknai sebagai suatu sistem tanda, baik lisan maupun
tulisan dan merupakan sistem komunikasi antar manusia. Bahasa mencakup
komunikasi non verbal dan komunikasi verbal serta dapat dipelajari secara teratur
tergantung pada kematangan serta kesempatan belajar yang dimiliki seseorang,
demikian juga bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari hal-
hal lain. Sebelum dia belajar pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu
menggunakan bahasa agar dapat memahami dengan baik. Anak akan dapat
mengembangkan kemampuannya dalam bidang pengucapan bunyi, menulis,
membaca yang sangat mendukung kemampuan keaksaraan di tingkat yang lebih
tinggi.

a. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk
berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang
berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh
pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta
sebagai sarana integrasi dan adaptasi.
Menurut Carrol (dalam Carapedia, 2011: 1), bahasa adalah sebuah
sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya
manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi
antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi
nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam
lingkungan hidup manusia.
Menurut Sudaryono (dalam Carapedia, 2011 : 2), bahasa adalah sarana
komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidak-
sempurnaan bahasa sebagai c o m m it to us e r
sa r a na k om u n ikasi menjadi salah satu
terjadinya kesalah pahaman. sumber
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7

Bahasa menurut Owens (dalam Abdurrahman, 2003: 183), bahasa


merupakan kode atau sistem konvensional yang disepakati secara sosial untuk
menyajikan berbagai pengertian melalui penggunaan simbol-simbol
sembarang (arbitrary symbols) dan tersusun berdasarkan aturan yang telah
ditentukan. Bahasa memiliki cakupan yang luas (bahasa isyarat, kode morse,
bahasa ujaran, bahasa tulis), sedangkan wicara hanya merupakan makna
verbal dari penyampaian bahasa. Oleh karena itu, perlu dibedakan antara
bahasa dengan permasalahan wicara. Meskipun ada beberapa permasalahan
wicara yang disebabkan oleh adanya gangguan organ wicara, problem tersebut
tidak dianggap sebagai problem bahasa jika tidak mengurangi kualitas
simbolis berbagai ide, perbendaharaan kata, atau gramatika yang
diekspresikan.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
dengan bahasa manusia dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya.

b. Fungsi Bahasa bagi Anak Usia Dini


Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap
orang. Melalui berbahasa anak akan dapat mengembangkan kemampuan
bergaul (social skill) dengan orang lain. Tanpa bahasa seseorang tidak akan
dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan
pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa
yang dipikirkan oleh anak. Fungsi bahasa bagi anak usia dini adalah sebagai
alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kemampuan dasar
anak. Secara khusus Gardner (dalam Rike, 2012 : 6), mengemukakan bahwa
fungsi bahasa bagi anak usia dini adalah untuk mengembangkan ekspresi,
perasaan, imajinasi dan pikiran.
Departemen Pendidikan Nasional (2000: 18) telah menjelaskan fungsi
pengembangan kemampuan berbahasa bagi anak usia dini, antara lain: (a)
Sebagai alat untuk berkomunikasi dengan lingkungan; (b) Sebagai alat untuk
com m it t o u se r
mengembangkan kemampuan in te le k tu a l anak; (c) Sebagai
mengembangkan ekspresi anak; (d) Sebagai alat untuk menyatakan perasaan
dan buah pikiran kepada orang lain.
Menurut Abdurrahman (2003: 187), ”tujuan khusus komunikasi bagi

anak meliputi : a) Bahasa reseftif, b) bahasa ekspresif, c) komunikasi verbal,

dan d) mengingat dan membedakan”. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Bahasa Reseftif
Bahasa reseftif adalah bahasa pasif. Tujuan khusus bahasa reseftif
yakni: a) Membantu anak mengembangkan kemampuan mendengarkan,
contohnya mendengarkan cerita, nyanyian dan sebagainya; b) Membantu
anak mengindentifikasi konsep melalui pemahaman pelabelan kata-kata;
c) Meningkatkan kemampuan untuk merespon pembelajaran langsung
contohnya bagaiman anak dapat menjawab atau merespon pertanyaan yang
diajukan oleh guru; d) Membantu anak untuk mereaksi setiap komunikasi
lainnya contohnya anak dapat memberi respon atau reaksi ketika ia
berinteraksi dengan lingkungannya baik dengan guru, orang tua atau
teman sebayanya.
2) Bahasa ekspresif
Bahasa ekspresif adalah bahasa aktif. Tujuan bahasa ekspresif yakni:
a) Membantu anak mengekspresikan kebutuhan, keinginan dan perasaan
secara verbal; b) Mendorong anak untuk berbicara secara lebih jelas dan
tegas sehingga mudah dipahami; c) Mendorong kepasihan berbahasa.
Anak harus belajar bahasa yang pasih baik ucapan maupun susunan
kalimatnya sehingga mudah dimengerti oleh orang lain melalui pemberian
contoh guru sendiri menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar;
d) Membantu anak memahami bahwa komunikasi tersebut dapat ber-
pengaruh secara lebih efektif terhadap lingkungan sosial dan lingkungan
anak.
3) Komunikasi nonverbal
c o m m i t to u ser
Komunikasi nonverb a l b e r tu ju an untuk : a) Membantu
anak untuk mengekskresikan perasaan dan emosinya melalui ekspresi
wajah;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9

b) Membantu anak mengeksresikan keinginan dan kebutuhannya melalui


gerak tubuh dan tangan; c) Mendorong anak untuk menggunakan kontak
mata ketika berinteraksi dengan orang lain.
4) Mengingat dan membedakan
Mengingat dan membedakan bertujuan untuk : a) Mengajar anak untuk
membedakan antara tipe/nada/kerasnya bunyi, b) Membantu anak untuk
mengulang dan meniru pola mimik; c) Membantu anak mengirim pesan
verbal yang kompleks; d) Meningkatkan kemampuan anak untuk
mengingat, membangun dan mengurutkan.
Bertolak dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan khusus
komunikasi bagi anak adalah untuk mengetahui kemampuan dari bahasa
reseftif, bahasa ekspresif, komunikasi verbal, serta dapat mengingat dan
membedakan.

c. Tahap-tahap Perkembangan Bahasa Anak


Perkembangan bahasa anak mempunyai tahapan-tahapan. Menurut
Purwo (1990) dalam Mulyati (2012: 7), tahapan perkembangan bahasa anak
dapat dilihat dari: (1) perkembangan sosial dan komunikasi, (2) perkembangan
artikulasi dan bunyi, serta (3) perkembangan kata dan tata kata.
1) Perkembangan sosial dan komunikasi
Perkembangan bahasa dilihat dari aspek sosial dan komunikasi
ditandai oleh hal-hal berikut:
a) Bayi yang baru lahir berinteraksi melalui tatapan mata dalam jarak
fokus 8 inci.
b) Hingga usia 6 bulan bayi menunjukkan kemampuan membedakan
berbagai wajah, menanggapi suara dan gerak-gerik, berinteraksi
melalui “senyum sosial”, membalas dan menanggapi interaksi dengan
mengeluarkan suara, mempelajari dan melakukan “pola gilir”
(turn-
taking), menirukan suara, gerak-gerik, dan ekspresi orang-orang di
co m m it t o u s e r
sekitarnya, serta menun ju k ka n m in a t pada berbagai
mainan dan benda- benda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10

c) Pada usia 7-12 bulan menunjukkan perkembangan kehajatan


(intentionality).
Mengenai perkembangan intentionality pada rentang usia ini lebih
ditunjukkan melalui gerak-gerik. Bates, el al (1975) dalam (Mulyati, 2012:
7) mengemukakan bahwa :
Terdapat dua jenis fungsi komunikasi awal pada perkembangan
kehajatan ini, terutama yang ditunjukkan melalui gerakan tangan.
Kedua fungsi dimaksud adalah protoimperatives atau “imperative
purba”, yakni gerakan meminta melalui isyarat gerakan tangan agar
orang dewasa mengambilkan sesuatu.. Fungsi kedua adalah
protodeclaratives atau “deklaratif purba”, yakni memberikan/
menunjuk sesuatu untuk menarik perhatian orang dewasa. Gerakan
tangan ini secara bertahap disertai dengan suara. Misalnya ada anak
yang menyuarakan bunyi /uuu…/ untuk meminta sesuatu dan bunyi
/iii…/ untuk menolak sesuatu.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa ada dua jenis fungsi
komunikasi awal pada perkembangan gerak yaitu gerakan meminta
melalui isyarat gerakan tangan dan kedua adalah memberikan penunjuk
sesuatu untuk menarik perhatian orang dewasa.
2) Perkembangan Artikulasi dan Bunyi
Menurut Mulyati (2012: 8), perkembangan bahasa dilihat dari
perkembangan artikulasi dan bunyi ditandai oleh hal-hal berikut:
a) Bayi yang baru lahir memiliki perseptif bunyi, yakni membedakan
pola-pola fonem, tekanan, dan intonasi.
b) Pada usia 2-3 bulan anak memasuki masa cooing (meruku), yakni
mengeluarkan bunyi-bunyi mirip bunyi burung merpati.
c) Pada usia 4-6 bulan, anak mulai mampu menghasilkan bunyi “inti
resonansi penuh” (fully resonant nuclei), sepeti bunyi vocal, bunyi
bilabial, frikatif, dan bunyi bersuku kata tunggal.
d) Pada usia 6-10 bulan anak mampu menghasilkan suku kata yang
diulang dan bunyi-bunyi yang mendekati ciri-ciri bahasa di
lingkungannya.
e) Pada usia 11-14 bulan anak memasuki fase vokabel yang ditandai oleh
bunyi-bunyi berikut: (a) satu vokal atau vokal yang diulang, (b) nasal
yang silabis, (c) frikatif yang silabis, dan (d) rangkaian konsonan
(berupa nasal dan bunyi letup) dengan vokal, baik dengan atau tanpa
reduplikasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

f) Anak mulai menunjukkan kemampuannya untuk mengucapkan satu


kata disertai penyederhanaan yang disesuaikan dengan kemampuan
artikulasinya.

Berdasarkan hal di atas dapat diketahui bahwa perkembangan


bahasa dilihat dari perkembangan artikulasi dan bunyi ditandai dengan
kemampuan anak untuk membedakan pola-pola fonem, tekanan, dan
intonasi, mengeluarkan bunyi-bunyi mirip bunyi burung merpati,
menguasai bunyi-bunyi seperti apa yang didengar di lingkungannya, dan
dapat mengucapkan satu kata disertai penyederhanaan sesuai dengan
artikulasinya.
3) Perkembangan Kata dan Tatakata
Menurut Mulyati (2012: 9), perkembangan bahasa dilihat dari
perkembangan kata dan tata kata mengikuti urutan perkembangan berikut:
a) Kalimat satu kata, yakni kata-kata yang sering diucapkan orang
dewasa atau kata yang akrab dunia anak seperti mainan, makanan,
orang-orang di sekitar, binatang peliharaan, dan lain. Misalnya kata
“terima kasih” diucapkan “acih”.
b) Penggabungan dua kata, dimana perkembangan ini merupakan
penggabungan antara dua kata.
c) Kalimat yang lebih panjang, lebih dari dua kata sebagai perluasan dari
kata-kata yang telah dikuasainya.

Memasuki usia prasekolah, perkembangan bahasa anak semakin


meningkat. Perkembangan kosa kata menunjukkan kepesatan pada usia
2,5–4,5 tahun. Pada rentang usia 2-6 tahun, sang anak cenderung mencip-
takan kata-kata baru untuk mengisi kekosongan, jika terjadi kelupaan atau
ketidaktahuan. Pada fase ini, anak sudah mulai dapat diarahkan (exposed)
pada bahasa tulis. Di samping itu, anak-anak usia prasekolah sudah
menunjukkan kemampuan menggunakan bahasa dalam konteks sosial
yang beraneka ragam.
Menurut (Mulyati, 2012: 12), anak-anak usia prasekolah (Taman
commit to user
Kanak-kanak) diperkirakan sudah menguasai kurang lebih 8000 kosakata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

dan kaidah dasar tatabahasa. Beberapa kendala bahasa yang ditunjukkan


anak-anak usia prasekolah antara lain:
a) Sulit mengungkapan kalimat pasif;
b) Sulit memahami ungkapan imperative tak langsung.
M. Schaerlaekens (1977) dalam Samsunuwiyati Mar’at (2005: 61-
68) membagi fase-fase perkembangan bahasa anak ke dalam empat
periode, yaitu :
a) Periode prelingual (0-1 tahun), ditandai oleh “mengoceh” sebagai
pengganti bahasa komunikasi. Misalnya: ba. baba, ma, mama, na,
nana, pa, papa, dan lain-lain.
b) Periode lingual dini (1-2,5 tahun), ditandai oleh kemampuan
mengucapkan kata pertama meskipun belum lengkap. Misalnya
cucu (susu), acih (terima kasih), itut (ikut). Pertambahan
perkembangan bahasa pada periode ini sangat cepat dan dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga fase, yakni (a) periode kalimat satu
kata (holophrare), (b) periode kalimat dua kata, dan (c) kalimat
lebih dari dua kata.
c) Periode deferensial (2,5-5 tahun) ditunjukkan oleh kemampuan
membedakan penggunaan kata kata-kata dan kalimat.
d) Periode sesudah 5 tahun, menunjukkan kemajuan dalam kosakata,
membuat kalimat lengkap, menguasai kategori-kategori linguistic
yang lebih kompleks, dan memahami hal-hal yang bersifat abstrak.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa fase-fase


perkembangan bahasa anak terdiri dari empat periode yaitu : periode
prelingual (0,1 tahun), periode lingual dini (1-2,5 tahun), periode
deferensial (2,5-5 tahun), dan periode sesudah 5 tahun.
d. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak Usia TK
Karakteristik perkembangan kemampuan berbahasa anak TK atau anak
usia prasekolah menurut Allen dan Marot (2010: 132 – 133) adalah sebagai
berikut:
1) Berbicara tentang benda, kejadian, dan seseorang yang tak ada di
sekitarnya : “Rudi punya mobil-mobilan”.
2) Berbicara tentang apa yang dilakukan orang lain: “Mama sedang
memasak di dapur’.
3) Menambah informasi mceonmgemniat itoapuaseyrang baru dikatakan: “Iya, lalu
ia
rebut lagi mainanku”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

4) Menjawab pertanyaan sederhana dengan tepat.


5) Semakin banyak mengajukan pertanyaan, terutama tentang lokasi dan
identitas benda atau orang.
6) Menggunakan bentuk percakapan yang semakin banyak yang membuat
percakapan terus berlanjut: “Lalu apa yang ia lakukan? “Bagaimana dia
bisa bersembunyi?”
7) Menarik perhatian orang terhadap dirinya, benda, atau kejadian di
sekitarnya: “Lihat helikopterku datang”.
8) Menyuruh orang lain melakukan sesuatu terlebih dahulu: “Ayo
melompat ke dalam air. Kamu dulu.”
9) Bisa melakukan interaksi sosial yang menjadi kebiasaan: “Hai,”
“Tolong”.
10) Berkomentar terhadap benda dan kejadian yang sedang berlangsung:
“Ada kambing.”
11) Kosakatanya meningkat, anak sudah mampu menggunakan 300 sampai
1000 kata.
12) Mengucapkan sajak sederhana dan menyanyikan lagu.
13) Mengucapkan perkataan yang jelas hampir setiap waktu.
14) Mengucapkan frasa kata benda yang dikembangkan: “Anjing besar
berwarna coklat.”
15) Mengucapkan kata kerja dengan kata “sedang”, menggunakan
pengulangan kata untuk bentuk jamak.
16) Mengungkapkan kalimat negatif dengan menyelipkan kata “bukan” atau
“tidak” sebelum kata benda atau kata kerja sederhana: “Bukan bajuku.”
17) Menjawab pertanyaan mengenai benda atau kejadian yang dikenal anak:
“Apa yang sedang kamu lakukan?” “Apa ini” dan “Di mana?”

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa karakteristik


perkembangan kemampuan berbahasa anak usia prasekolah setidaknya ada 17
hal, yaitu : berbicara tentang benda, kejadian, dan seseorang yang tak ada di
sekitarnya, berbicara tentang apa yang dilakukan orang lain, menambah
informasi mengenai apa yang baru dikatakan, menjawab pertanyaan sederhana
dengan tepat, semakin banyak mengajukan pertanyaan terutama tentang lokasi
dan identitas benda atau orang, menggunakan bentuk percakapan yang
semakin banyak yang membuat percakapan terus berlanjut, menarik perhatian
orang terhadap dirinya, benda, atau kejadian di sekitarnya. Menyuruh orang
lain melakukan sesuatu terlebih dahulu, bisa melakukan interaksi sosial yang
menjadi kebiasaan, berkomentar terhadap benda dan kejadian yang sedang
berlangsung, kosakatanya
meningkat dimana anak sudah mampu
commit to user
menggunakan 300 sampai 1000 kata, mengucapkan sajak sederhana dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

menyanyikan lagu, mengucapkan perkataan yang jelas hampir setiap waktu,


mengucapkan frasa kata benda yang dikembangkan, mengucapkan kata kerja
dengan kata “sedang”, menggunakan pengulangan kata untuk bentuk jamak,
mengungkapkan kalimat negatif, menjawab pertanyaan mengenai benda atau
kejadian yang dikenal anak.

2. Kemampuan Dasar Bahasa


Menurut Tarigan (1991: 42, bahwa keterampilan atau kemampuan
berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan menyimak
(listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca
(reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills).
a. Keterampilan Berbahasa pada Anak TK
Perkembangan kemampuan berbahasa anak merupakan suatu proses
yang secara berturut-turut dimulai dari mendengar, selanjutnya, berbicara,
membaca dan menulis. Menurut Konjojo (2011: 3), ”perkembangan dari setiap
kemampuan pada anak usia TK (4–6 tahun) adalah: (a) Kemampuan
mendengar, (b) Perkembangan berbicara; (c) Perkembangan membaca, dan (d)
Perkembangan menulis”. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Kemampuan Mendengar
Kemampuan mendengar anak-anak harus dikembangkan karena
berkenaan dengan upaya memahami lingkungan mereka. Mereka belajar
untuk mengembangkan kemampuan tersebut, maka mereka harus
menerima masukan informasi dan mengolahnya. Menurut Cassel dan
Jalongo (Seefeldt dan Wasik, 2008: 353), bahwa ”mendengarkan dan
memahami informasi adalah langkah inti dalam memperoleh pengeta-
huan”.
Anak usia TK mengembangan kemampuan mengingat untuk
sesuatu yang didengar. Anak mungkin tidak selalu menjadi pendengar
yang baik. Hal itu bisa terjadi karena sebagian besar waktu yang dimiliki
dipergunakan untuk kegia t a n b e r m a i n sehingga dirinya tidak
c o m m i t t o u s er
sungguh- sungguh dalam mendengar sesuatu, misalnya apa yang disampaikan
oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

orang tuanya. Pada umumnya anak mendengarkan cerita yang panjang,


dengan alur yang menarik dan dalam cerita tersebut terdapat tokoh dengan
bermacam-macam karakter. Stimulus seperti itu berguna untuk
membangkitkan daya imajinasi anak.
2) Perkembangan Berbicara
Perkembangan berbicara diperlukan suatu pengalaman dan
kesempatan dalam perkembangan seorang anak. menurut Dickinson dan
Snow (Seefeldt dan Wasik 2008: 354), ”untuk belajar bahasa anak-anak
memerlukan kesempatan untuk bicara dan didengarkan”. Pengalaman
menyaksikan, mendengarkan, dan terlibat pembicaraan dengan anggota
keluarga merupakan pengalaman yang sangat berharga karena anak dapat
belajar bahwa situasi yang mereka hadapi menjadi faktor yang
dipertimbangkan dalam berbicara.
Pada usia 4 – 6 tahun anak sudah mulai mampu berperan serta dalam
percakapan yang panjang. Sebagian dari anak-anak ada yang bisa
mendominasi pembicaraan. Pada usia ini anak belajar menjadi pengguna
bahasa yang kreatif. Anak dapat membuat atau menamakan sesuatu
dengan bahasanya sendiri, khususnya untuk hewan atau mainan
kesayangannya.
3) Perkembangan Membaca
Pembelajaran membaca secara formal belum dilaksanakan pada
pendidikan di Taman Kanak-kanak. Apa yang dilakukan di lembaga pen-
didikan tersebut adalah pengembangan keterampilan agar anak siap untuk
belajar membaca. Gambar-gambar binatang yang ditempel di dinding
kelas yang disertai tulisan yang menerangkan tentang binatang apa
merupakan stimulus untuk perkembangan kemampuan membaca.
Anak semakin mengenal kata yang sering dia dengar dan mengenal
tulisan untuk kata itu, misalnya kata toko, tv dan sebagainya. Setiap saat

anak melihat huruf dan rancgokmamiaint thouurusferyang kemudian


menimbulkan rasa ingin tahu tentang bagaimana mengucapkannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

4) Perkembangan Menulis
Sama halnya dengan membaca formal, pembelajaran menulis
formal tidak dilaksanakan di TK, yang dilakukan di TK berkenaan dengan
kemampuan menulis adalah pengembangan kemampuan agar anak siap
untuk belajar menulis. Untuk itulah maka upaya pengembangan motorik
halus dilakukan secara intensif. Perkembangan anak pada motorik
halusnya yang semakin meningkat membuat anak mampu menggambar
garis lurus, garis tegak, garis lengkung, lingkaran dan sebagainya, yang
merupakan dasar untuk menggembangkan kemampuan menulis.

b. Keterampilan Berbicara pada Anak TK


1) Pengertian Keterampilan Berbicara
Beberapa ahli mengemukakan pengertian keterampilan berbicara
pada anak TK berbeda-beda, namun pada inti dan prinsipnya sama.
Menurut Tarigan (1997: 15), bahwa ”berbicara adalah suatu kemampuan
untuk mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan
perasaan”. Lebih jauh, dinyatakan bahwa berbicara merupakan suatu
bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik,
psikologis, neurologis, semantik dan linguistik sedemikian ekstensif,
secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling
penting bagi kontrol sosial.
Menurut Suhartono (2005: 22) berbicara adalah ”suatu penyam-
paian maksud tertentu dengan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa supaya
bunyi tersebut dapat dipahami oleh orang yang ada dan pendengar di
sekitarnya”. Sedangkan menurut Nuraeni (2002: 87), ”kemampuan
berbicara merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kemahiran
seseorang dalam penyampaian informasi secara lisan”. Sehubungan
dengan hal tersebut Isnaini Yulianita Hafi (2000: 91) mengungkapkan
bahwa ”kemampuan berbicara sebagai kemampuan produktif lisan yang
c om m it t o u s e r
menuntut banyak hal yang h ar us d i ku a s a i oleh siswa, meliputi
penguasaan aspek kebahasaan dan nonkebahasaan”.
Keterampilan berbicara merupakan kemampuan mengungkapkan
pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok
secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Moris
dalam Novia (2002: 18) menyatakan bahwa berbicara merupakan alat
komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk mengungkapkan
pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berbicara adalah kemampuan untuk menyampaikan informasi
secara lisan yang menuntut keberanian serta kemahiran dalam aspek
kebahasaan dan nonkebahasaan. Berbicara merupakan kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata secara lisan untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan
perasaan untuk menyampaikan pesan.
2) Perkembangan Bicara
Bicara merupakan bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi
atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud. Karena
bicara merupakan bentuk komunikasi paling efektif, penggunaanya paling
luas dan paling penting. Menurut Allen dan Marot (2010: 132 – 133)
perkembangan bicara dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) Berbicara tentang benda, kejadian, dan seseorang yang tak ada
di sekitarnya; (b) Berbicara tentang apa yang dilakukan orang lain; (c)
Menambah informasi mengenai apa yang baru dikatakan; (d) Menjawab
pertanyaan sederhana dengan tepat; (e) Menggunakan bentuk
percakapan yang semakin banyak yang membuat percakapan terus
berlanjut; (f) Menarik perhatian orang terhadap dirinya, benda, atau
kejadian di sekitarnya; (g) Menyuruh orang lain melakukan sesuatu
terlebih dahulu; (h) Berkomentar terhadap benda dan kejadian yang
sedang berlangsung; dan (i) Dapat mengucapkan frasa kata benda yang
dikembangkan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa bicara merupakan keterampilan mental-motorik. Berbicara tidak
hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang
berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan
c o m m i t to u s e r
mengaitkan arti dengan bu n y i ya n g d ih a s ilkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18

3. Tinjauan tentang Metode Bernyanyi Anak Usia DIni

a. Karakteristik Anak Usia Dini


Anak usia dini dalam beragam usia merupakan pribadi unik yang
mampu menarik perhatian orang dewasa. Bahkan tingkah laku mereka mampu
membuat para orang tua terhibur karenanya. Dalam kehidupan sehari-hari
berbagai tingkat usia anak dapat diamati. Anak usia dini menurut NAEYC
(National Association for The Education of Young Children) yang dikutip oleh
Wahyuti, 2012: 2) adalah ”anak yang berada pada rentang usia 0 – 8 tahun,
yang tercakup dalam program pendidikan di Taman Penitipan Anak, penitipan
anak pada keluarga, pendidikan prasekolah baik itu swasta ataupun negeri,
TK, dan SD”. Menurut Wahyuti (2012: 3), bahwa :
Karakteristik anak usia dini bisa dilihat dari hal-hal : (a) Memiliki rasa
ingin tahu yang besar; (2) Merupakan pribadi yang unik; (c) Suka
berfantasi dan berimajinasi; (d) Masa paling potensial untuk belajar; (e)
Menunjukkan sikap egosentris; (f) Memiliki rentang daya konsentrasi
yang pendek; dan (g) Sebagai bagian dari makhluk sosial.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa karakteristik anak usia


dini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Anak usia dini sangat ingin tahu tentang dunia sekitarnya. Pada masa bayi
rasa ingin tahu ini ditunjukkan dengan meraih benda yang ada dalam
jangkauannya kemudian memasukkannya ke mulutnya. Pada usia 3-4
tahun anak sering membongkar pasang segala sesuatu untuk memenuhi
rasa ingin tahunya. Anak juga mula gemar bertanya meski dalam bahasa
yang masih sangat sederhana.
2) Merupakan pribadi yang unik.
Meskipun banyak kesamaan dalam pola umum perkembangan anak usia
dini, setiap anak memiliki kekhasan tersendiri dalam hal bakat, minat,
gaya belajar, dan sebagainya. Keunikan ini berasal dari faktor genetis dan
juga lingkungan. Untuk itu pendidik perlu menerapkan pendekatan
c om m i t
individual dalam menanga n i an a k
3) Suka berfantasi dan berimajinasi.
Fantasi merupakan kemampuan membentuk tanggapan baru dengan perto-
longan tanggapan yang sudah ada. Imajinasi adalah kemampuan anak
untuk menciptakan obyek atau kejadian tanpa didukung data yang nyata
Anak usia dini sangat suka membayangkan dan mengembangkan berbagai
hal jauh melampaui kondisi nyata. Bahkan terkadang mereka dapat
menciptakan adanya teman imajiner. Teman imajiner itu bisa berupa
orang, benda, atau pun hewan.
4) Masa paling potensial untuk belajar.
Masa itu sering juga disebut sebagai “golden age” atau usia emas. Karena
pada rentang usia itu anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat di berbagai aspek. Pendidik perlu memberikan berbagai
stimulasi yang tepat agar masa peka ini tidak terlewatkan begitu saja.
Tetapi mengisinya dengan hal-hal yang dapat mengoptimalkan tumbuh
kembang anak.
5) Menunjukkan sikap egosentris.
Pada usia ini anak memandang segala sesuatu dari sudut pandangnya
sendiri. Anak cenderung mengabaikan sudut pandang orang lain. Hal itu
terlhat dari perilaku anak yang masih suka berebut mainan, menangis atau
merengek sampai keinginannya terpenuhi.
6) Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek.
Anak usia dini memiliki rentang perhatian yang sangat pendek. Pehatian
anak akan mudah teralih pada hal lain terutama yang menarik
perhatiannya. Sebagai pendidik dalam menyampaikan pembelajaran
hendaknya memperhatikan hal ini.
7) Sebagai bagian dari makhluk sosial.
Anak usia dini mulai suka bergaul dan bermain dengan teman sebayanya.
Ia mulai belajar berbagi, mau menunggu giliran, dan mengalah terhadap
temannya. Melalui interakcsoi msomsiiat ltoinui saenrak membentuk
konsep dirinya. Ia mulai belajar bagaimana caranya agar ia bisa
diterima lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

sekitarnya. Dalam hal ini anak mulai belajr untuk berperilaku sesuai
tuntutan dari lingkungan sosialnya karena ia mulai merasa membutuhkan
orang lain dalam kehidupannya.
b. Pengertian Bernyanyi
Bernyanyi merupakan suatu bagian yang penting dalam
pengembangan diri anak. Widia Pekerti (2008:243) mengungkapkan bahwa
bernyanyi adalah aktivitas musical yang pengekspresiannya sangat pribadi
karena menggunakan alat musik yang ada pada tubuh manusia serta bersifat
langsung dan juga bernyanyi adalah ekspresi natural yang artistik, sedangkan
menurut Mahmud & Fat (1999:1-2) bernyanyi merupakan suatu bentuk
ungkapan pikiran, perasaan melalui nada dan kata. Bernyanyi pada buku
Pendidikan Seni Depdiknas (2002:6) dikatakan sebagai suatu kegiatan yang
menggunakan bahasa nada, bahasa emosi dan bahasa gerak.
Bertolak dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bernyanyi
merupakan suatu aktivitas untuk mengekspresikan rasa yang ada dalam diri
manusia melalui nada dan kata-kata.

c. Metode Bernyanyi Anak Usia Dini


Kegagalan siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan
dengan baik banyak ditentukan oleh metode mengajar seorang guru. Gerakan
inovasi dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode belajar mengajar,
maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar
harus selalu diperhatikan guru. Tugas guru menentukan metode mengajar
sehingga materi dapat diterima dengan baik oleh anak.
Rifa’at (Tantranurandi, 2008:24) mengungkapkan bahwa metode
belajar yang digunakan seorang guru harus sesuai dengan kebutuhan belajar
siswanya. Jika guru sudah mampu menyesuaikan metode belajar dengan
kebutuhan belajar siswanya secara otomatis efektifitas dan kelancaran belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik, lancar dan terarah. Lebih lanjut

Tantranurandi (2008:31) mengcuonmgmkaitptkoanusbearhwa metode


bernyanyi ialah suatu metode yang melafalkan suatu kata atau kalimat yang
dinyanyikan. Sejalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

dengan pendapat tersebut Saifun Arif Kojeh (2007) mengungkapkan bahwa


bernyanyi adalah suatu metode yang mempunyai 4 faktor pendorong agar
lebih efektif dalam penggunaannya, yaitu: konsentrasi, jiwa yang tenang,
pengulangan dan motivasi diri.
M. Anwar (2008: 13) berpendapat bahwa metode bernyanyi ialah suatu
metode mengajar yang menggunakan lirik-lirik yang dilagukan. Mendukung
pendapat M. Anwar, Otib Satibi (2000) berpendapat bahwa metode bernyanyi
ialah suatu metode yang melakukan pendekatan pembelajaran secara nyata
yang mampu membuat anak senang dan gembira melalui ungkapan kata dan
nada.
Menurut Berntein & Picker (1999), menyatakan bahwa metode
menyanyi adalah metode yang melafazkan suatu kata atau kalimat yang
dihafal dengan dinyanyikan. Menyanyi merupakan salah satu metode
pengenalan kata dan kalimat pada anak yang sangat efektif. Menyanyi juga
merupakan salah satu metode pengajaran yang dapat diberikan kepada anak
dalam mengembangkan kemampuan berbahasa. Manusia butuh belajar
bagaimana belajar serta mempelajari bagaimana belajar yang lebih baik dan
tanpa tekanan, yaitu sejenis belajar yang membuat manusia merasa lebih
nyaman ketika melakukannya. Dalam hal ini, menyanyi merupakan sarana
yang menyenangkan bagi anak untuk belajar karena mereka diajak belajar
dengan bergembira dan rasa nyaman yaitu dengan menyanyikan lagu-lagu.
Mahmud & Fat (1999:2-3) berpendapat bahwa metode bernyanyi harus
sesuai dengan tahap perkembangan anak, untuk itu Mahmud & Fat
menjelaskan lebih lanjut bahwa:
1) Isi lagu harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2) Bahasa yang digunakan sederhana dan dapat dimengerti anak.
3) Luas wilayah nada sepadan dengan kesanggupan alat suara dan
pengucapan anak.
4) Tema lagu diupayakan mengacu pada GBPKB-TK/RA.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

Menurut Campbell (2003: 10), bahwa “dengan metode bernyanyi


anak-anak merasakan kebahagiaan ketika mereka bergoyang, bertepuk, menari
dan bernyanyi bersama seseorang yang mereka percaya dan cintai”.
Berpijak dari beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa metode bernyanyi merupakan metode yang menekankan
pada kata-kata yang dilagukan dengan suasana menyenangkan sehingga anak
merasa bahagia dan tidak membosankan. Bagi anak usia dini, bernyanyi
merupakan wujud dari fantasi yang merupakan kemampuan anak untuk
membentuk tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan yang sudah ada,
dimana anak anak usia dini sangat suka membayangkan dan mengembangkan
berbagai hal jauh melampaui kondisi nyata. Bahkan terkadang mereka dapat
menciptakan adanya teman imajiner. Teman imajiner itu bisa berupa orang,
benda, atau pun hewan yang kemudian dapat dinyanyikan dalam suatu lagu.

d. Keuntungan dan Kelemahan Metode Bernyanyi


Metode bernyanyi dapat dipergunakan dalam pengajaran klasikal
untuk kelompok kecil maupun kelompok besar. Sekalipun demikian setiap
metode mempunyai keuntungan dan kelemahan-kelemahan tertentu, begitu
juga dengan metode bernyanyi.

Keuntungannya antara lain:


1) Dapat dipergunakan di dalam kegiatan belajar mengajar karena
penggunaannya mudah tanpa menggunakan banyak perlengkapan.
2) Suasananya menyenangkan karena metode bernyanyi dapat menggunakan
alat musik atau alat-alat perkusi dengan benda-benda yang ada di dalam
kelas.
3) Metode bernyanyi bisa dipergunakan untuk membantu mengembangkan
semua aspek pengembangan anak.
Kelemahannya antara lain:
commit to
1) Metode bernyanyi hanya menekankan
user pada kemampuan berbicara anak.
2) Metode bernyanyi adalah metode yang menggunakan kata-kata sehingga
sulit untuk menggambarkan benda atau suasana yang sebenarnya bila tidak
dilengkap dengan alat peraga yang sesuai.
3) Metode bernyanyi kurang efektif apabila pendidik memiliki
perbendaharaan lagu yang sangat terbatas.

e. Manfaat Metode Bernyanyi


Metode bernyanyi merupakan salah satu metode yang dapat
dipergunakan pada pendidikan anak usia dini. Pengertian bernyanyi menurut
Otib Satibi (2005: 28) merupakan suatu bentuk ungkapan pikiran, perasaan,
melalui nada kata, wawasan cita rasa keindahan dan estetika. Nyanyian
merupakan alat untuk mencurahkan pikiran dan perasaan dalam ber-
komunikasi.
Adapun manfaat metode bernyanyi menurut Supriyadi (2003:96)
mengemukakan beberapa manfaat metode bernyanyi, yaitu:
1) Membantu mencapai kemampuan dalam pengembangan daya cipta.
2) Membantu mencapai kemampuan dalam pengembangan bahasa agar
anak didik mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungan.
3) Membantu mencapai kemampuan dalam pengembangan daya pikir
agar anak didik mampu memfungsikan perkembangan otak kanan
anak.
4) Membantu menambah perbendaharaan kata baru melalui syair lagu.
5) Membantu menyalurkan emosi seperti senang dan sedih melalui isi
syair lagu/nyanyian.

Mahmud & Fat (1999:1-2) berpendapat bahwa nyanyian memiliki


fungsi sosial selama nyanyian itu dikomunikasikan, juga Mahmud & Fat
(1999: 2-3) mengemukakan bahwa bernyanyi untuk anak bukan saja menyua-
rakan lagu, tetapi sekaligus memahami isi dan makna nyanyian.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa manfaat bernyanyi kaitannya dengan perkembangan keterampilan anak
sangat banyak, yaitu meningkcaotmkmanit ktoemuasemrpuan dalam
pengembangan daya
cipta, daya pikir, bahasa, menambah perbendaharaan kata, membantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24

menyalurkan emosi anak, dan nyanyian juga mempunyai fungsi sosial serta
memperlancar dalam memahami isi dan makna yang terkandung dalam suatu
bahasa.

4. Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Melatih


Keterampilan Bericara Anak Usia Dini
Komponen yang memegang peranan penting dalam proses belajar
mengajar adalah guru, peserta didik, tujuan yang dicapai, materi yang akan
disampaikan, metode pengajaran yang tepat, dan sarana penunjang. Untuk
memaksimalkan pelaksanaan dan hasil belajar dari suatu kegiatan belajar
mengajar, guru harus menguasai materi yang akan diajarkan bersifat terbuka,
mampu memilih dan menggunakan metode yang benar dan tepat serta kreatif
dalam menggunakannya. Materi yang disajikan dengan menggunakan metode
bernyanyi harus sesuai dengan tingkat kemampuan dan kepentingan perkem-
bangan anak. Interaksi dalam pembelajaran bahasa menggunakan metode
bernyanyi adalah koordinasi yang dibuat oleh pembelajar.
Kusman (1989: 5) mengungkapkan bahwa hubungan aktif dua arah, yaitu
hubungan yang terjadi antara guru dan siswa dalam suatu aktifitas belajar dan
mengajar yang berlangsung dalam ruangan tersendiri, bentuk interaksi itu masih
mungkin untuk dikembangkan sesuai dengan keputusan dalam proses belajar
mengajar. Menurut Handoyo (2006: 13) dengan metode bernyanyi diharapkan
membantu pengembangan kosa kata yang berhubungan dengan pemerolehan
bahasa anak.
Dengan menggunakan metode bernyanyi daya tarik anak akan bertambah
dan akan menimbulkan rangsangan untuk mengeluarkan ujaran-ujaran atau kosa
kata bahkan mungkin sebuah kalimat (Depdiknas, 2003: 14). Penggunaan metode
bernyanyi tidak lepas dari penggunaan musik karena musik dapat dipergunakan
sepanjang hari untuk menyatukan kegiatan pembelajaran bernyanyi.
Menggerakkan badan, bertepuk tangan, menari, dan memainkan alat-alat musik,
c om m it to u s er
atau menyimak dengan tenang. K es em u an y a dapat diberikan
pembelajaran sepanjang hari. Musik mengembangkan pancaindera, mengajarkan
ritme, berhitung dengan pola kalimat, memperkuat otot halus dan kasar, dan
mendorong kreatifitas (Team Work, 2000: 9).
Lebih lanjut Campbell (2003: 10) mengemukakan bahwa musik membantu
perkembangan mental, emosi, serta keterampilan sosial dan fisik mereka. Selain
itu musik memberikan kesenangan dan keterampilan bicara yang mereka perlukan
untuk mulai belajar secara mandiri.
Putrakembara (2006: 23) menyatakan bahwa kata-kata dalam lagu akan
dapat membantu mereka untuk melatih alat ucapnya sehingga mereka
menghasilkan bunyi yang berupa kata-kata atau bahkan kalimat. Untuk
menambah daya tarik anak terhadap lagu-lagu ketika menggunakan metode
bernyanyi akan sangat menarik apabila dibantu dengan ekspresi-ekspresi yang
menunjang makna dari kata-kata dalam lagu tersebut. Anak dapat bermain dengan
kata-kata dan bunyi-bunyian lain, sehingga mengembangkan keterampilan
linguistiknya secara alami dan menyenangkan (Campbell, 2003: 130).
Beberapa cara dan teknik dapat dikembangkan melalui metode bernyanyi
dalam memberikan pelajaran bernyanyi, sehingga ketertarikan mereka bisa
bertahan lama. Tanpa daya tarik yang dapat mencuri perhatian mereka akan
sangat sulit mempertahankan perhatian mereka, sehingga tujuan kegiatan tidak
tercapai secara maksimal (Putrakembara, 2006: 23).
Ada tiga metode dalam memberikan pengajaran keterampilan berbicara
dengan menggunakan metode bernyanyi, yaitu : metode keseluruhan, metode
bagian-bagian dan metode campuran. Metode keseluruhan merupakan metode
yang digunakan untuk mengajarkan lagu yang pendek-pendek, sehingga mudah
dihafal sekaligus juga isi lagu disesuaikan dengan kelompok anak-anak. Metode
bagian-bagian tidak berbeda dengan metode keseluruhan, metode ini isi lagu
dibagi-bagi ke dalam bagian-bagian kecil, untuk dipahami baris demi baris sampai
dikuasai anak. Sedangkan metode campuran adalah cara memahami lagu dengan
menggunakan metode keseluruhann yang difariasikan dengan metode bagian-
bagian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26

Lagu adalah ragam suara yang berirama. Berbicara tentang lagu tidak akan
terlepas dari bernyanyi dan musik. Kegiatan bernyanyi adalah suatu bentuk
kegiatan seni untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan manusia melalui
suaranya, sedangkan musik adalah pendidikan untuk memberi kesempatan
mengembangkan rasa keindahan pada anak dengan menjalani bunyi ungkapan
musik itu sendiri yang dihayati lewat lagu. Oleh sebab itu bernyanyi dan bermain
musik bagi anak merupakan kegiatan yang menyenangkan dan memberikan
kepuasan. Lagu yang dipilih untuk dinyanyikan anak haruslah lagu yang bermutu,
mengandung unsur-unsur pendidikan, sesuai dengan perkembangan jiwa anak dan
disenangi anak. Adapun efek dari lagu menurut Chazan (dalam Mutiah, 2010:
170) dapat dikemukakan sebagai berikut :
Lagu dapat memberikan perasaan kepuasan dan perasaan nyaman serta
dapat bersifat sebagai terapi. Lagu mendorong anak untuk memperoleh
kesempatan mengekspresikan dirinya. Lagu juga dapat memberikan
kesempatan kepada anak untuk melepaskan emosi yang tertahan maupun
mengeluarkan emosi-emosi yang tidak dapat diterima oleh lingkungan.

Adapun pembahasan tentang langkah-langkah penggunaan metode


bernyanyi dalam melatih keterampilan berbicara anak disajikan pada sub bab
berikutnya.

5. Langkah-langkah Penggunaan Metode Bernyanyi dalam


Melatih Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini
Dalam memberikan pengajaran keterampilan berbicara dengan meng-
gunakan metode bernyanyi memiliki beberapa langkah yang harus dilakukan guru
dan anak dalam melakukan kegiatan pembelajaran ini. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam mengajarkan bernyani di TK adalah :
a. Isi lagu jangan terlalu panjang, sesuaikan dengan kemampuan anak-anak.
b. Isi lagu harus sesuai dengan minat anak.
c. Bahasa yang dipergunakan merupakan bahasa yang sederhana.
d. Mengandung irama yang cocok untuk anak-anak.
e. Isi lagu hidup, sehingga menarik untuk diikuti dengan suatu gerakan yang
wajar bagi anak-anak.
commit to
user
f. Isi lagu berkenaan dengan pengenalan apa yang ada di lingkungan hidup anak
serta isi lagu netral buat anak laki-laki maupun perempuan.
Adapun metode yang dipergunakan dalam metode bernyanyi ada tiga
metode yang bisa dipergunakan yaitu : metode keseluruhan, metode bagian-
bagian, dan metode campuran (Dinas P & K, 1996: 65). Dari ketiga metode
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Metode Keseluruhan
Metode ini digunakan untuk mengajarkan lagu yang pendek-pendek,
sehingga mudah dihafal sekaligus juga isi lagu disesuaikan dengan kelompok
anak-anak. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Guru membicarakan isi lagu dengan menggunakan alat peraga. Apa yang
dibicarakan guru adalah kata-kata yang baru yang terdapat dalam lagu
tersebut.
2) Guru membawakan lagu itu dengan gerak-gerik dan mimik yang sesuai
dengan isinya.
3) Guru membawakan lagu itu seluruhnya (dengan diikuti anak-anak)
Contoh Lagu dengan menggunakan metode keseluruhan :
”Semut Kecil”
5 3 2 1 0 7 2 1 7 6 5. 0
Se - mut ke - cil di ma - na ru- mah mu
6 7 1 5 0 1 3 5 3 1 2. 0
Da - lam ta - nah i- tu ka - ta 1 - bu ku
5 3 2 1 0 3 5 3 2 1 6. 0
A - ku ing - in ber- ma - in de- ngan mu
7 1 6 5 2 3 4 2 6 7 1. 0
Ngu-ik ngu – ik i - tu lah su - a ra mu
b. Metode Bagian-bagian
Dengan menggunakan metode ini, isi lagu dibagi-bagi ke dalam bagian-
bagian kecil, untuk dipahami baris demi baris sampai dikuasai anak. Guru
mengucapkan lagu itu sebaris-sebaris. Kalau baris pertama anak sudah hafal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

c. Metode Campuran
Metode campuran ini adalah cara memahami lagu dengan menggunakan
metode keseluruhan yang divariasikan dengan metode bagian-bagian. Jadi
dalam pelaksanaannya pertamna-tama guru mengajarkan lagu itu secara
keseluruhan kemudian diucapkan sebagian-sebagian, dan akhirnya diucapkan
lagi secara keseluruhan. Caranya sebagai berikut :
1) Guru membicarakan isi lagu dengan menggunakan alat peraga dan kata-
kata baru yang ada dalam lagu-lagu yang akan diberikan kepada anak-anak
secara keseluruhan.
2) Guru membawakan lagu itu dengan gerak-gerik dan mimik sesuai dengan
isi lagu.
3) Guru mengulangi seluruh lagu dengan tempo yang agak diperlambat,
kemudian anak-anak dianjurkan untuk ikut menirukan bersama-sama
dengan guru.
4) Guru mengucapkan baris ke satu sendirian, kemudian diikuti oleh anak-
anak. Pengucapan ini perlu diulang-ulang sampai anak dapat memahami
baris ke satu tersebut.
5) Guru mengucapkan baris kedua lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham.
5 3 2 1 0 7 2 1 7 6 5. 0
Se - mut ke - cil di ma - na ru- mah mu
6) Guru mengucapkan baris ke satu dan ke dua sekaligus kemudian diikuti
oleh anak-anak sampai paham.
6 7 1 5 0 1 3 5 3 1 2. 0
Da - lam ta - nah i- tu ka - ta I - bu ku
7) Guru mengucapkan baris ketiga lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham.

5 3 2 1 0 3 5 3 2 1 6. 0
A - ku ing - in ber- ma - in de- ngan mu
8) Guru mengucapkan baris keempat lalu diikuti oleh anak-anak sampai
paham.
7 1 6 5 2 3 4 2 6 7 1. 0
Ngu-ik ngu – ik i - tu lah a ra mu
co mmi t t o
s u -
us e r
9) Guru mengucapkan baris ketiga dan keempat lalu diikuti oleh anak-anak
sampai paham.
5 3 2 1 0 3 5 3 2 1 6. 0
A - ku ing - in ber- ma - in de- ngan mu
7 1 6 5 2 3 4 2 6 7 1. 0
Ngu-ik ngu – ik i - tu lah su - a ra mu
10) Guru mengucapkan baris kesatu, kedua, ketiga dan keempat sekaligus
kemudian diikuti oleh anak-anak sampai paham.
5 3 2 1 0 7 2 1 7 6 5. 0
Se - mut ke - cil di ma - na ru- mah mu
6 7 1 5 0 1 3 5 3 1 2. 0
Da - lam ta - nah i- tu ka - ta 1- bu ku
5 3 2 1 0 3 5 3 2 1 6. 0
A - ku ing - in ber- ma - in de- ngan mu
7 1 6 5 2 3 4 2 6 7 1. 0
Ngu-ik ngu – ik i - tu lah su - a ra mu

Berdasarkan beberapa metode bernyanyi yang telah dikemukakan, dapat


ditarik kesimpulan bahwa dengan metode bernyanyi seperti di atas akan dapat
meningkatkan kemampuan berbicara pada anak usia dini. Mereka diajari cara
memenggal kata, mengeja, dan merangkainya, sehingga dengan metode
tersebut anak yang kurang maksimal dalam kemampuan berbicaranya, dengan
menerapkan metode bernyanyi tersebut anak akan meningkatkan kemampuan
berbicaranya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan, diantaranya
penelitian yang dilakukan oleh Indah Setyaning Jati (2006), yang berjudul:
”Penggunaan Metode Bernyanyi Untuk Mengatasi Kesulitan Berbicara Di TK.
Aisyiyah Gemolong, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Tahun 2005/
2006. Berdasarkan hasil penelitianconmyammitetnoyuimseprulkan bahwa tindakan pada
siklus
I menunjukkan adanya peningkatan berbicara yang lebih baik dibandingkan nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

sebelum diadakan tindakan, dengan persentase anak memperoleh nilai sebanding


dengan yang diharapkan sedangkan untuk siklus II menunjukkan adanya
keterampilan berbicara pada anak memperoleh nilai di atas yang diharapkan.
Dengan demikian, dapat diajukan rekomendasi bahwa keterampilan berbicara
melalui metode bernyanyi dapat mengatasi kesulitan berbicara pada anak TK.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa untuk mengatasi
kesulitan berbicara pada anak usia dini dalam pembelajaran di TK dapat dilakukan
dengan menggunakan metode bernyanyi.
Penelitian yang dilakukan oleh Erka Hartini (2009) yang berjudul: ”Upaya
Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak Taman Kanak-kanak Melalui
Pemanfaatan Media Gambar Fotografi. Berdasarkan hasil penelitian menyimpul-
kan bahwa tindakan pada siklus I menunjukkan peningkatan keterampilan
berbicara lebih baik dibandingkan sebelum diadakan tindakan, dengan persentase
anak memperoleh nilai sebanding dengan yang diharapkan, untuk siklus II
menunjukkan peningkatan keterampilan berbicara dengan memanfaatkan media
gambar fotografi pada anak memperoleh nilai maksimal. Dengan demikian,
direkomendasikan bahwa keterampilan berbicara dengan memanfaatkan media
gambar fotografi dapat mengatasi kesulitan berbicara pada anak TK. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut bahwa untuk mengatasi kesulitan berbicara pada anak
usia dini dapat dilakukan dengan memanfaatkan media gambar fotografi.
Untuk memperkuat hasil penelitian tersebut, maka diperlukan suatu
penelitian yang dapat memberikan alternatif lain sehingga dengan metode
bernyanyi terbukti dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada anak usia
dini.
C. Kerangka Berpikir
Keterampilan berbicara pada anak kelompok A TK Santa Anna Sragen
tergolong masih rendah. Rendahnya keterampilan berbicara pada anak tersebut
dikarenakan kurang tepatnya metode yang digunakan guru dalam pengajaran
keterampilan berbicara. Semula guru mengajar keterampilan berbicara hanya
dengan tulisan di papan tulis sajac,omjamdiitstioswuasehranya diberi sesuatu yang
abstrak
atau dengan kata lain guru mengajar dengan bernyanyi secara klasikal, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

kegiatan siswa hanyalah membayangkan penjelasan dari guru. Akibatnya siswa


merasa bosan dan malas. Dengan demikian daya pikir siswa rendah, sehingga
siswa kurang terampil dalam keterampilan berbicara. Dengan adanya kondisi yang
seperti ini, guru termotivasi untuk mengubah strategi dalam pembelajaran.
Penggunaan metode bernyanyi diharapkan akan meningkatkan
keterampilan berbicara anak, karena metode bernyanyi merupakan media yang
sifatnya konkrit, dapat mengatasi batasan ruang, dan waktu, dapat mengatasi keterbatasan penga
penelitian ini dapat dijelaskan pada gambar 1:

Gambar 1 : Kerangka Berpikir

D. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas dapat diajukan
hipotesis tindakan sebagai berikut : ”Bahwa dengan menggunakan metode
bernyanyi dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok A di TK.
Santa Anna Sragen II Tahun Pelajaran 2011/2012”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Santa Anna Sragen Semester II Tahun
Ajaran 2011/2012 yang beralamatkan di Jln. Rokan No. 15 Kelurahan
Mageru, Kecamatan Sragen Tengah, Kabupaten Sragen.

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2011/2012
dan rencananya dilakukan selama lima bulan. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Bulan Februari : Pengajuan Judul dan Penyusunan Proposal; Bulan Maret :
Lanjutan Penyusunan Proposal, Seminar Proposal dan Revisi Proposal; Bulan
April : Tahap Pelaksanaan Siklus I dan Tahap Pelaksanaan Siklus II; Bulan
Mei : Lanjutan Tahap Pelaksanaan Siklus II dan Pengolahan Data; Bulan Juni
: Penyusunan Laporan dan Ujian Skripsi. Untuk lebih jelasnya tabel dapat
dilihat pada lampiran.

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian akan dilaksanakan pada siswa kelompok A TK Santa
Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012 dengan jumlah sebanyak 30 anak yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 9 anak dan perempuan 21 anak. Objek
penelitian ini dalam Kegiatan Belajar Mengajar atau KBM adalah anak, dan yang
menjadi peneliti adalah guru.

commit to user

32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

Penulis mengadakan penelitian tindakan ini di TK Santa Anna Sragen,


karena peneliti adalah guru kelompok A di TK tersebut sehingga sudah mengerti
seluk beluk di kelompok A TK tersebut, mengenal karakteristik anak, dan model
pembelajaran yang digunakan atau media pembelajaran yang digunakan selama
ini belum berdampak pada peningkatan keterampilan berbicara anak.

C. Data dan Sumber Data


Data dan sumber data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian
ini dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Sumber data pokok (primer) :
Sumber data primer dalam penelitian ini merupakan sumber data pokok yang
diambil secara langsung dari pihak yang terkait langsung dengan penelitian
ini. Adapun sumber data primer meliputi :
a. Anak Kelompok A TK Santa Anna Sragen sebagai subjek penelitian
b. Guru sebagai sumber informasi, terutama guru kelompok A TK Santa
Anna Sragen yang lebih mengenal tentang seluk beluk siswanya dan
mengetahui bagaimana perkembangan prestasi siswanya.
c. Pihak lain yang berhubungan, orang-orang disekitar anak kelompok A TK
Santa Anna Sragen yang biasa kita mintai informasi tentang anak.
2. Sumber data skunder :
Sumber data sekunder dalam penelitian ini merupakan sumber data tambahan
yang diambil secara tidak langsung langsung sumbernya. Adapun sumber data
sekunder meliputi :
a. Arsip atau dokumentasi
Pengumpulan data-data tertulis, merupa daftar nilai perkembangan
berbicara anak kelompok A di TK Santa Anna Sragen.
b. Pemberian tes
Anak akan diberi tes untuk mengetahui kemampuan berbicara yang
commit to user
dilakukanompok
oleh guru
A TKkelSant a Anna Sragen, pemberian tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan kelas. Pemberian tugas


digunakan sebagai alat pembanding prestasi anak dan mengetahui
keterampilan berbicara anak tercapai atau tidak.
c. Lembar Observasi
Observasi digunakan dalam mengamati proses pembelajaran anak
kelompok A TK Santa Anna Sragen pada pembelajaran keterampilan
berbicara.
d. Hasil wawancara
Digunakan peneliti untuk menggali informasi dari guru kelas kelompok A
TK Santa Anna Sragen tentang kegiatan pembelajaran di sekolah pada
pembelajaran keterampilan berbicara.

D. Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan tiga alat pengumpulan data, yaitu wawancara,
observasi dan pemberian tugas yang digunakan selama penelitian masalah dalam
makalah ini dan mendiagnosa serta mengevaluasi dari model yang digunakan.
Berikut ini penjelasanya :
1. Wawancara
Teknik penelitian ini adalah cara mengumpulkan data yang
mengharuskan seorang peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan
atau tatap muka dengan sumber data baik dalam situasi sebenarnya maupun
dalam situasi sengaja dibuat untuk keperluan tersebut. Adapun alat yang
digunakan dalam wawancara adalah berupa pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan pada guru mengenai pembelajaran keterampilan berbicara dan
kendala yang dihadapi.
2. Observasi
Observasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini sering disebut
dengan observasi berperan atau partisipatif. Observasi dilakukan secara
formal di dalam kelas pada p r o se s b e la ja r - mengajar
c o m m i t to u s e r
berlangsung dan selama proses pembelajaran keterampilan berbicara, untuk
mengamati aktivitas siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

dalam pembelajaran. Observasi dilakukan untuk memantau proses dan


dampak pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah
perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Observasi dipusatkan pada proses dan
hasil tindakan pembelajaran beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupnya.
Langkah-langkah observasi meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
pembahasan balikan.
3. Pemberian tugas
Pemberian tugas sebagai suatu metode atau alat untuk mengadakan
penyelidikan yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas
yang lain dimana persoalan-persoalan atau pertanyaan-pertanyaan dan
sebagainya itu telah dipilih dengan seksama distandarisasikan, artinya telah
ada standar tertentu. Penyusunan pemberian tugas dilakukan dengan
berdasarkan pada kisi-kisi, indikator, dan jenis item skala pengukuran
pemberian tugas keterampilan berbicara.

E. Uji Validitas Data


Untuk menetapkan keakuratan data diperoleh pada saat penggunaan
metode bernyanyi diperlukan teknik pemeriksaan, ada empat karekteristik yang
digunakan untuk mendapatkan keabsahan data, yaitu derajat kepercayaan,
peralihan, ketergantungan, dan kepastian.
Agar data dan informasi yang diperoleh dapat dipertanggung-jawabkan
kebenarannya, maka validitas data sangat diperlukan. H.B. Sutopo (2001: 52)
mengemukakan, “validitas merupakan jaminan bagi kemampuan kesimpulan dan
tafsir makna penelitiannya”. Penelitian ini menggunakan trianggulasi data.
Menurut Lexy J. Moleong (2005: 24), “Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Menurut
Patton yang dikutip H.B. Sutopoco(2m0m01it: t5o3u)semrembedakan empat
macam teknik trianggulasi sebagai cara untuk meningkatkan validitas data
dalam penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

kualitatif meliputi triangulasi data atau sumber, triangulasi metode, triangulasi


teori, dan triangulasi peneliti. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Triangulasi data atau sumber, yaitu teknik triangulasi yang meng- arahkan
peneliti agar di dalam mengumpulkan data wajib menggunakan berbagai
sumber data yang tersedia,
2. Triangulasi metode yaitu jenis triangulasi yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data sejenis tetapi berbeda teknik atau metode
pengumpulannya,
3. Triangulasi teori yaitu triangulasi dengan cara menggunakan perspektif lebih
dari satu teori dalam membahas permasalahan.
4. Triangulasi peneliti yaitu hasil penelitian baik data atau simpulan mengenai
bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa
peneliti yang lain.
Jenis triangulasi yang digunakan untuk mencapai validitas data dalam
penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi
sumber digunakan untuk pengumpulan data sejenis dengan menggunakan
berbagai sumber data yang berbeda, yaitu antara lain:
1. Untuk memperoleh informasi tentang meningkatkan keterampilan berbicara
dengan metode bernyanyi pada anak kelompok A di TK Santa Anna Sragen
Tahun Ajaran 2010/2011.
2. Untuk memperoleh informasi tentang hambatan-hambatan dan permasalahan
pada pelaksanaan penelitian tentang meningkatkan keterampilan berbicara
melalui metode beryanyi pada anak kelompok A TK Santa Anna Sragen.
Triangulasi metode dalam penelitian ini digunakan untuk pengumpulan
data sejenis dengan menggunakan teknik pengumpul data yang berbeda, yaitu:
1. Penelitian menggunakan metode pengumpulan data yang berupa wawancara
mengenai peningkatan keterampilan berbicara melalui metode bernyanyi pada
anak kelompok A di TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2010/2011, dan
hasilnya diuji dengan metode observasi terhadap keterampilan berbicara anak
dengan metode bernyanyi di lacpoamnmgaitntsoeucaserar langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

2. Penelitian menggunakan metode pengumpulan data yang berupa dokumen


tentang keterampilan berbicara melalui metode bernyanyi kemudian dicek
kebenarannya melalui wawancara.

F. Analisis Data
Analisis data digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
kualitatif dengan model interaktif. Milles dan Huberman. Model analisis interaktif
mempunyai 3 kompunen pokok yaitu reduksi data sajian data dan penarikan
kesimpulan (verifikasi). Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Reduksi Data
Reduksi data yaitu proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan, reduksi merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, mengolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasi dengan cara sedemikian sehingga kesimpulan-kesimpulan
finalnya dapat ditarik dan diverifikasi (Milles dan Huberman, 2000: 16)
2. Peyajian Data
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam
pelaksanaan penelitian penyajian. Penyajian data yang lebbih baik merupakan
suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.
3. Penarikan Kesimpulan
Setelah data-data direduksi, disajikan langkah terakhir adalah dilakukan-
nya penarikan kesimpulan : Penarikan/verifikasi. Penarikan kesimpulan ini
merupakan bagian dari konvigurasi utuh, sehingga kesimpulan juga
diverfikasi selama penelitian berlangsung verifikasi data yaitu : pemeriksaan
tentang benar dan tidaknya hasil laporan penelitian sedang kesimpulan adalah
commit to user
tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat diuji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

kebenarannya. Kekokohannya merupakan validitasnya (Milles Huberman,


2000: 19) Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai suatu jalin menjalin pada saat
sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar
untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Kegiatan
pengumpulan data itu sendiri merupakan siklus dan interaktif. Dalam
penelitian ini tidak ada data yang direduksi.
Untuk lebih jelasnya proses analisis kualitatif dengan model interaktif
dapat dijelaskan pada gambar 3 di bawah ini :

Pengumpulan Data Sajian Data

Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)


Reduksi Data

Gambar 3. Model Analisis Interaktif Milles dan


Huberman Langkah – langkah penelitian sebagai berikut :
1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas rendah sudah cukup,
maka dapat dikumpulkan.
2. Mengembangkan bentuk sajian data tentang menyusun matriks yang berguna
untuk penelitian lanjut.
3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matriks antar kasus,
melakukan verifikasi, pengayaan, dan pendalaman data apabila dalam
persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang
jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.
4. Melakukan analisis dikembangkan struktur sajian data untuk penyusunan
commit to user
laporan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

5. Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian.


6. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan sarana
dalam laporan akhir penelitian.

G. Indikator Kinerja Penelitian


Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
dalam menentukan keberhasilan atau penelitian. Indikator kinerja tindakan yang
disusun secara realistik (mempertimbangkan kondisi sebelum diberikan tindakan
dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan) dan dapat diukur (jelas cara
asesmennya). Indikator kinerja penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1. berikut :
Tabel 1. Indikator Kinerja Penelitian
Presentase
Aspek yang
No. Siswa yang Cara Mengukur
Diukur
Ditargetkan
1. Keterampilan 80% Diamati saat pembelajaran keterampilan
berbicara anak dan dihitung dari jumlah siswa yang
mengfokuskan perhatiannya pada saat
bernyanyi
2. Keaktifan 80% Diamati saat pembelajaran dan dihitung
siswa dalam dari jumlah siswa jika anak memiliki
bernyanyi keberanian, berdiri dengan sempurna,
hafal syair lagu, pengucapan syair benar
dan irama / nada tepat dalam bernyanyi
3. Kemampuan 60% Diukur dari hasil penilaian kegiatan
berbicara anak bernyanyi dan dihitung dari jumlah siswa
yang menampakkan jika anak memiliki
keaktifan / keseriusan kemandirian, dan
ketepatan kata dalam bertanya jawab dan
menirukan urutan kata.

Pada pembelajaran keterampilan berbicara siswa dikatakan berhasil


apabila mendapat nilai tuntas ( ) dan siswa yang memperoleh nilai tuntas ( )
mencapai 80% dari jumlah siswa. Sehingga tindakan pada penelitian ini dapat
dikatakan berhasil apabila pada siklus terakhir dari 80% jumlah siswa mendapat
nilai tuntas ( ). Setelah ketuntasan ditandai, maka perlu dikonversikan ke angka,
yaitu : 0 (belum tuntas) dinilai (setengah tuntas) diberi nilai 2;
decnogmanmaitntgokaus1e;r dan tanda
(Tuntas) diberikan nilai 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap-tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain
dalam faktor-faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui permasalahan yang
menyebabkan rendahnya keterampilan berbicara pada siswa kelompok A di TK.
Santa Anna Sragen Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dilakukan observasi dan
dapat ditentukan tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi.
anak dengan metode bernyanyi. Dengan berpedoman pada refleksi awal tersebut, maka prosedur pelaksanaan penelitian ti

Siklus ke-n
Rencana I Rencana II

Siklus I Siklus II
Refleksi Tindakan Refleksi Tindakan

Rekomendasi
Observasi Observasi

Gambar 2. Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin


(Hartono & Edi Legowo: 4)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan merupakan tahap awal yang harus dilakukan
sebelum melakukan sesuatu. Dengan menggunakan metode bernyanyi dalam
kegiatan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan keterampilan
berbicara pada siswa.
Skenario pembelajaran yang akan dilakukan dalam siklus I :
a. Apersepsi tentang isi lagu yang akan disampaikan kepada siswa
menggunakan metode bernyanyi model keseluruhan.
b. Guru membawakan lagu itu dengan gerak-gerik dan mimik
c. Guru membawakan lagu itu seluruhnya (dengan diikuti anak-anak)
d. Guru memberi kesempatan kepada anak maju kedepan untuk bernyanyi
lagu yang baru tersebut.
e. Guru meminta kepada siswa secara berkelompok maju ke depan kelas
untuk bernyanyi lagu tersebut.
f. Guru mengajak siswa bernyanyi bersama-sama.
g. Guru mengulas kembali tentang isi lagu tersebut dengan bertanya jawab
dengan siswa.
h. Ketika guru melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru mengadakan
observasi secara langsung siswa yang mana ketika guru bertanya tidak
menjawab guru secara khusus memanggil namanya untuk menjawab
pertanyaan dari guru.
Skenario pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II :
a. Apersepsi tentang isi lagu yang disampaikan kepada siswa menggunakan
metode bernyanyi model bagian-bagian dan campuran.
b. Guru membicarakan isi lagu dengan menggunakan alat peraga dan kata-
kata baru yang ada dalam lagu-lagu yang akan diberikan kepada anak-anak
secara keseluruhan.
c. Guru membawakan lagu itu dengan gerak-gerik dan mimik sesuai dengan
isi lagu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

d. Guru mengulangi seluruh lagu dengan tempo yang agak diperlambat,


kemudian anak-anak dianjurkan untuk ikut menirukan bersama-sama
dengan guru.
e. Guru mengucapkan baris ke satu sendirian, kemudian diikuti oleh anak-
anak. Pengucapan ini perlu diulang-ulang sampai anak dapat dapat
memahami baris ke satu tersebut.
f. Guru mengucapkan baris kedua lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham.
g. Guru mengucapkan baris ke satu dan ke dua sekaligus kemudian diikuti
oleh anak-anak sampai paham.
h. Guru mengucapkan baris ketiga lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham.
i. Guru mengucapkan baris keempat lalu diikuti oleh anak-anak sampai
paham.
j. Guru mengucapkan baris ketiga dan keempat lalu diikuti oleh anak-anak
sampai paham.
k. Guru mengucapkan baris kesatu, kedua, ketiga dan keempat sekaligus
kemudian diikuti oleh anak-anak sampai paham.
l. Guru memberi kesempatan kepada anak maju ke depan untuk bernyanyi
lagu yang baru tersebut.
m. Guru meminta kepada siswa secara berkelompok maju ke depan kelas
untuk bernyanyi lagu tersebut.
n. Guru mengajak siswa bernyanyi bersama-sama.
o. Guru mengulas kembali tentang isi lagu tersebut dengan bertanya jawab
dengan siswa.
p. Ketika guru melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru mengadakan
observasi secara langsung siswa yang mana ketika guru bertanya tidak
mau menjawab, guru secara khusus memanggil namanya untuk menjawab
pertanyaan dari guru.
Pada saat penyusunan guru menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan dalam pembelajaracnomymanigt tmo eunsgegrunakan metode
bernyanyi. Media yang digunakan yaitu teks lagu / buku kumpulan lagu
anak-anak dan alat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

musik. Penyusunan instrumen yang mendukung penelitian ini sedapat


mungkin harus detail, seperti membuat lembar pengamat, kolom penilaian
siswa, dan lain-lain.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan dari perencanaan yang
telah dibuat yang dapat berupa metode pembelajaran tertentu yang bertujuan
untuk memperbaiki atau menyempurnakan metode yang telah dilakukan.
Pada siklus pertama pelaksanaan tindakan dilakukan pada minggu pertama
bulan April 2012 sampai dengan minggu ketiga bulan April 2012. Pada siklus
ke 2 pelaksanaan tindakan dilakukan pada minggu keempat bulan April 2012
sampai minggu kedua bulan Mei 2012. Masing-masing siklus terdiri dari 3
kali pertemuan.
Observasi tindakan adalah kegiatan pengamatan terhadap siswa yang
dilakukan pada waktu penelitian di laksanakan. Ketika melakukan
pengamatan, guru mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar
memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. Data yang
terkumpul harus segera dicatat pada fieldnote atau catatan lapangan.
Disamping data yang dikumpulkan perlu dicatat gagasan-gagasan dan kesan-
kesan yang muncul dan segala sesuatu yang sebenarnya terjadi
Ada 4 metode dalam observasi yaitu
a. Observasi Terbuka : pengamat tidak menggunakan lembar observasi
melainkan hanya menggunakan kertas kosong untuk merekam hasil
pengamatannya.
b. Observasi Terfokus observasi yang dilakukan tidak menyeluruh tetapi
hanya hal-hal yang fokus saja.
c. Observasi Terstruktur : peneliti sudah merumuskan lembar pengamat
sehingga pengamat hanya memberi tanda ceklist (√) pada penilaian.
d. Observasi Sistematik : peneliti membuat lembar pengamatan harus
dilengkapi dengan pemberian penguatan verbal maupun non verbal.
Pada penelitian ini Guru commemngitgtuonuaksearn Observasi Sistematik
karena
merupakan metode observasi yang lengkap dan sistematis. Teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi pada siswa kelas shofa,
wawancara dengan guru dan kepala sekolah, pengukuran kemampuan awal
anak serta pengukuran kemampuan sesudah dilakukan perbaikan yang dinilai
dalain bentuk penilaian proses belajar (performance).
3. Analisis dan Refleksi
Analisis dalam penelitian adalah kegiatan menyeleksi,
menyederhanakan, memfokuskan, mengorganisasikan data secara sistematis,
dan rasional untuk memberikan bahan jawaban terhadap permasalahan
penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas analisis data dilaksanakan dengan
membandingkan antara indikator kinerja yang ditetapkan dengan hasil yang
dicapai. Analisis data dapat dilakukan secara bertahap, pertama dengan
menyeleksi dan mengelompokkan, kedua dengan memaparkan atau
mendeskripsikan data, dan terakhir menyimpulkan atau memberi makna.
Sedangkan refleksi dalam penelitian adalah pengkajian terhadap keberhasilan
atau kegagalan pencapaian tujuan akhir yang mungkin dicetuskan dalam
pencapaian berbagai tujuan sementara lainnya. Analisis dan refleksi biasanya
dilakukan guru terhadap hasil pembelajaran yang diharapkan dengan tujuan
untuk memperbaiki kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar. Pada
penelitian mi, dan data awal ke siklus I diharapkan ada perbaikan hasil belajar
siswa dan dari siklus I ke siklus II diharapkan juga ada perbaikan hasil belajar
siswa yang lebih maksimal.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Pra Tindakan

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada anak kelompok A di TK Santa Anna

Sragen Ajaran 2011/2012 yang beralamtkan di Jl. Rokan No. 15 Mageru

Sragen Tengah. Tempat TK Santa Anna Sragen berada di satu lingkungan

dengan sekolah yaitu SD Santo Fransiskus Sragen. Walaupun berada satu

lingkungan dengan SD tersebut, keberadaan TK Santa Anna tidak begitu

mengganggu kegiatan dan aktivitas pembelajaran berlangsung.

Letak TK Santa Anna Sragen ini cukup strategis karena terletak di

tengah kota Sragen, sehingga mudah dijangkau oleh berbagai alat transportasi.

Walaupun terletak di tengah kota Sragen, TK Santa Anna Sragen cukup

kondusif jika digunakan untuk proses pembelajaran. Sekolah ini berhadapan

langsung dengan Rumah Sakit Mardi Lestari Sragen dan di seberang jalan

berdekatan dengan Polres Sragen, sedangkan di belakang sekolah ada Gereja

Katholik De Fatima Sragen. Sedangkan di seberang jalan ada SMP Negeri 4

Sragen dan SMP Saverius Sragen.

Melihat letak yang strategi dan lingkungan di sekitar sekolah juga tempat

pendidikan walaupun tingkatannya lebih tinggi, oleh karena ini lingkungan

yang kondusif dan akademis sehingga walaupun dekat dengan jalan raya,

namun tidak begitu bising dan tidak akan berdampak pada kondisi

pembelajaran di TK Santa Anna Sragen. Hal ini cukup menguntungkan karena

keadaan sekitar tidak mengganggu proses pembelajaran, dengan lingkungan di

sekitar juga terdapat sekolah dengan jenjang yang lebih tinggi, hal ini akan

mendukung suasana untuk selacluombemriptrteostuassei.r

45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

2. Deskripsi Awal Tindakan

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada anak kelompok A di TK


Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012 diidentifikasi adanya masalah
yang muncul yaitu keterampilan berbicara anak masih rendah, sebagian besar
anak masih belum mampu menceritakan pengalamannya sendiri serta anak
merasa sulit mengungkapkan gagasannya ketika guru mengajukan pertanyaan-
pertanyaan pada saat pembelajaran berlangsung, siswa mengalami hambatan
dalam menerjemahkan maksud pertanyaan, terutama untuk pertanyaan-
pertanyaan yang membutuhkan penalaran, seperti pertanyaan dalam cerita atau
menjawab bacaan teks bahasa sehari-hari.
Selain itu, proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan

berbicara anak kurang variatif dan menyenangkan sehingga anak terlihat

kurang merespon, karena dalam mengembangkan keterampilan berbicara anak

lebih banyak menggunakan metode tanya jawab. Kondisi seperti ini dirasakan

kurang menyenangkan, karena anak usia TK pada umumnya senang bernyanyi

atau diajak bernyanyi.

Dari berbagai persoalan yang telah teridentifikasi ada beberapa masalah


yang dapat disampaikan di antaranya adalah : anak kesulitan dalam berbicara
secara jelas, yaitu ketika anak harus mengucapkan bunyi huruf dan
menunjukkan lambang dari bunyi huruf, anak dalam bertanya jawab,
bercakap-cakap, dan mengemukakan pendapaat masih kesulitan dan kurang
perbendaharaan kata dalam berbicara, dan anak kesulitan dalam berbicara
terhadap kata-kata yang sulit dieja oleh anak.
Berdasarkan permasalahan dan identifikasi pada latar belakang diatas
masih banyak anak yang kurang mampu dalam keterampilan berbahasa. Di sisi
lain, anak kurang memiliki kreativitas verbal dalam keterampilan berbicara

yang berbunyi konsonan sehcionmggmait ktoetuesraemr pilan berbicara


47

Keterampilan berbicara siswa pada kondisi awal (Pra Siklus) dapat dilihat dari
penilaian keterampilan berbicara diketahui kebanyakan siswa tergolong

mempunyai penilaian setengah tuntas ( ) yaitu sebanyak 17 siswa (56,7%),

yang tergolong tidak tuntas (o) sebanyak 9 siswa (30,0%), dan yang sudah

tergolong tuntas ( ) hanya ada 4 siswa (13,3%).

Berdasarkan hasil pengumpulan data nilai pra siklus dapat dilihat dari
frekuensi nilai ketuntasan keterampilan berbicara pada Pra Siklus di bawah ini.
Tabel IV.1. Frekuensi Nilai Ketuntasan Keterampilan Berbicara Pra Siklus
Siswa Kelompok A di TK Santa Anna Sragen
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Belum tuntas (o) 4 13.3
Setengah tuntas ( ) 17 56.7
Tuntas ( ) 9 30.0
Jumlah 30 100.0
Sumber: Hasil analisis data, 2012.

Dari tabel IV.1 di atas, Nilai keterampilan berbicara Pra siklus dapat
ditunjukan dalam bentuk Diagram berikut :

20
17
Frekuensi

15

10 9

5 4

0
Belum Setengah Tuntas
Tuntas Tuntas

Gambar 4.1. Diagram Batang Ketuntasan Nilai Pra Siklus

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, siswa yang


memperoleh nilai dengan katagori tuntas ada 4 siswa atau 13,3%, siswa yang

tergolong setengah tuntas adac1o7mmsiistwtao u(5s6er,7%), dan siswa yang


tidak tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

ada 9 siswa (30,0%). Melihat hasil penilaian keterampilan berbicara yang


memberikan penilaian rendah, dimana siswa yang tuntas hanya 4 siswa
(13,3%), maka diperlukan suatu langkah pembelajaran yang dapat
meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode
bernyanyi. Hal ini dapat dilakukan tindakan pembelajaran yang dapat disajikan
pada siklus berikutnya.

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1. Deskripsi Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan (3 hari

pertemuan). Tiap-tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit)

yang dilaksanakan pada tanggal 1, 2 dan 3 Mei 2012. Adapun pelaksanaannya

adalah sebagai berikut:

a. Pertemuan I (Hari ke 1)
1) Tahap Perencananaan
Berdasarkan analisis dari daftar nilai sebagai data awal siswa sebagai
subyek penelitian sebanyak 30 siswa dari 4 siswa mendapat nilai keterampilan
berbicara belum tuntas (13,3%) dan yang tergolong setengah tuntas hanya
sebanyak 17 siswa (56,7%), sehingga masih banyak siswa yang belum
mencapai ketuntasan yang ditentukan peneliti yaitu untuk setengah tuntas
sebesar 60% dari jumlah siswa. Selain itu berdasarkan analisis nilai berarti
keterampilan berbicara siswa masih rendah. Oleh karena itu, peneliti
berkoordinasi dengan teman sejawat untuk membahas tentang alternatif yang
dapat dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak
kelompok A di TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam
pembahasan diperoleh kesepakatan untuk menggunakan metode bernyanyi.
Pada tahap perencanaan siklus I pertemuan I (hari ke 1) peneliti
commit to
user
mempersiapkan beberapa hal antara lain:
49

1) Penyusunan Rencana Kegiatan Harian (RKH) selama 3 x pertemuan (lihat

lampiran).

2) Menyiapkan media atau perangkat untuk kegiatan bernyanyi yang terdiri

dari tiga lagu yaitu : lagu awan putih, matahari tenggelam (burung hantu),

dan lagu hujan rintik-tinik.

3) Menyiapkan perangkat pengambilan data (instrumen penelitian).

2) Tahap Pelaksanaan/Tindakan
Pertemuan pertama (hari pertama) dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Mei
2012. Pada pertemuan pertama diajarkan materi alam semesta dengan subtema
benda langit dan dengan bidang pengembangan : pembiasaan sosial
emosional, kognitif, fisik motorik, dan bahasa dan langkah-langkah penyusun-
annya.
Guru memasuki kelas kemudian mempersiapkan ruang, alat, dan media
pembelajaran. Kemudian guru membukan pelajaran pada pagi ini dengan
mengucapkan salam, berdoa sebelum belajar, kemudian bernyanyi “awan
putih” dan siswa menirukan syair lagu awan putih tersebut. Lalu menanyakan
siapa yang tidak masuk pada hari ini. Kebetulan pada hari itu anak masuk
semua.
Kegiatan awal selama (30 menit): guru memberikan apersepsi dengan
tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari dan mengajukan pertanyaan
tentang penjelasan untuk menirukan syair lagu “awan putih”.
Kegiatan inti (60 menit): dengan materi kegiatan ”bernyanyi lagu

awan”. Kegiatan inti tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Bidang pengembangan bahasa, dengan materi kegiatan : meniru huruf

pada kata ”awan”, dimana :

(1) Guru mengucapkan kalimat yang sederhana kemudian anak diminta


untuk menirukannya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

(2) Guru mengenalkan huruf satu persatu yang ada pada kata “a w a n”
(3) Guru meminta anak untuk meniru huruf yang ada pada kata “a w a n”
(4) Guru memberi contoh kepada anak-anak bagaimana cara meniru huruf
yang ada pada kata “a w a n”
(5) Guru membimbing anak yang mengalami kesulitan dalam kegiatan
meniru huruf yang ada pada kata “a w a n”.
b) Bidang pengembangan kognitif :
Kegiatan memperkirakan urutan pola
berikutnya Langkah-langkah kegiatannya
(1) Guru menjelaskan kepada anak tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
(2) Guru memberi contoh kepada anak dalam kegiatan memperkirakan
urutan pola berikutnya.
Istirahat (break time) (30 menit): bermain bersama di halaman, mencuci

tangan, berdoa sebelum makan, makan bersama, dan merapikan tempat setelah

dipakai.

Penutup (30 menit) : guru mereview kegiatan pembelajaran yang

disampaikan pada hari itu dan pemberian reward kepada anak, berdoa setelah

belajar, menjawab salam, pesan dan pulang.

3) Tahap Observasi

Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai

dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan keterampilan berbicara dengan

menggunakan metode bernyanyi pada anak kelompok A di TK Santa Anna

Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam tahap ini peneliti mengadakan

kolaborasi dengan observer Ibu Cornella Setyani,S.Pd dalam melaksanakan

c o m m i t t o u se r
menggunakan lembar observ a si . O b s e r va s i dilaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pemantauan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran siklus I dengan

materi berbicara, persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki


commit to
kriteria Tidak baik (TB) dan Sangat Tidak baik (STB).
user
51

kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat meningkatkan

keterampilan berbicara. Kegiatan siswa dalam pembelajaran pada siklus I

pertemuan 1 (hari pertama) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.2. Kegiatan Siswa kelompok A di TK Santa Anna Sragen pada


siklus I Pertemuan ke-1
No Kriteria Jumlah Persentase Keterangan
1 Sangat Tidak Baik (STB) 7 23,3 Sangat Pasif
2 Tidak Baik (TB) 10 33,3 Pasif
3 Cukup Baik (CB) 6 20,0 Cukup Aktif
4 Baik (B) 5 16,7 Aktif
5 Sangat Baik (SB) 2 6,7 Sangat Aktif
Jumlah 30 100,0

Keterangan:
1) Dikatakan aktif jika termasuk dalam kriteria Sangat Baik (SB) dan Baik
(B).
2) Dikatakan Cukup Aktif jika termasuk dalam kriteria Cukup baik (CB).
3) Dikatakan Pasif jika termasuk dalam kriteria idak baik (TB) dan sangat
tidak baik (STB).
Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran tentang kegiatan siswa
dalam kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara dengan metode
bernyanyi siklus I pertemuan I (hari pertama) yaitu sebagai berikut:
a) Secara keseluruhan dari 30 siswa yang masuk, dihitung dari persentase
jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat baik dan baik yaitu 23,33%
atau 7 siswa nampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran
berbicara.
b) 20,0% atau 6 siswa terlihat kurang aktif mengikuti pembelajaran berbicara
dengan metode bernyanyi. Persentase dihitung dari siswa yang memiliki
kriteria Cukup baik (CB).
c) 56.67% atau 17 siswa masuk terlihat pasif mengikuti pembelajaran dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

4) Tahap Analisis dan Refleksi

Hasil siklus I pertemuan I yang didapat dari observer kegiatan siswa

selama proses pembelajaran berlangsung kemudian dianalisis dan direfleksi

sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus I pertemuan II.

Adapun hasilnya adalah pembelajaran berbicara dengan metode

bernyanyi pada siklus I pertemuan I masih kurang efektif. Hal tersebut

ditandai dengan kegiatan siswa selama pembelajaran masih belum maksimal,

hanya sekitar 23,33% atau 7 siswa dari 30 siswa yang tampak bersikap aktif

mengikuti proses pembelajaran dengan metode bernyanyi. Persentase kegiatan

diperoleh dari jumlah siswa yang memiliki kegiatan dengan kriteria baik

sekali dan baik selama proses pembelajaran dengan indikator pengamatan

siswa menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan, mengerjakan tugas

dengan baik, menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, menun-

jukkan antusias dalam pembelajaran dan tidak ramai. Sedangkan 20,0% atau 6

siswa hanya termasuk kriteria kurang aktif. Persentase tersebut dihitung dari

siswa yang memiliki kriteria kurang. Dari 56,6% atau 17 siswa terlihat pasif

mengikuti pembelajaran. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang

memiliki kriteria Tidak Baik (TB) dan Sangat Tidak Baik (STB).

Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I pertemuan I, peneliti dan

Ibu Cornella Setyani, S.Pd (guru kolaborasi) kemudian mencari solusi untuk

memecahkan masalah tersebut, berikut solusi yang telah didiskusikan.

1) Dalam menyampaikan materi guru harus melakukan umpan balik dengan

siswa agar jumlah siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran

meningkat, sehingga diharapkan dengan meningkatnya kegiatan siswa

dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

jawab tentang materi yang akan dipelajari dan mengajukan pertanyaan tentang
commit to user
penjelasan tentang bernyanyi lagu “Matahari terbenam”.
53

b. Pertemuan II
1) Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I pertemuan I
diketahui pembelajaran berbicara cerita berjalan kurang efektif yang ditandai
dengan kegiatan siswa masih kurang. Oleh karena itu diharapkan pada
pertemuan II akan berjalan lebih efektif dan siswa yang aktif dalam
pembelajaran lebih banyak sehingga keterampilan berbicara siswa meningkat
pada siklus I.
Pada tahap perencanaan siklus I pertemuan II peneliti mempersiapkan
beberapa hal antara lain:
a) Menyiapkan kembali lagu atau nyanyian yang telah digunakan pada
pertemuan sebelumnya, tapi dengan lagu berbeda yaitu lagu “Matahari
Tenggelam” (burung hantu).
b) Menyiakan perangkat pengambilan data (instrumen penelitian).

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan


Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari berikutnya yaitu pada hari
Rabu tanggal 2 Mei 2012. Pada pertemuan kedua diajarkan tentang macam-
macam benda langit (Matahari), bertanya jawab tentang benda-benda di langit
(matahari), menggunting gambar matahari, menghitung banyaknya benda-
benda langit, dan menebalkan huruf pada kata “Matahari”.
Guru memasuki kelas, kemudian mempersipkan ruang, alat dan media
pembelajaran. Sebagian siswa masih ramai karena mereka baru saja
menjalankan senam pagi yang rutin dilaksanakan. Kemudian guru mene-
nangkan dan membuka pelajaran pada pagi ini dengan mengucapkan salam,
lalu menanyakan siapa yang tidak masuk pada hari ini ternyata semua siswa
masuk.
Kegiatan awal (30 menit): Guru memberikan apersepsi dengan tanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

Langkah-langkah kegiatan :
(1) Guru membicarakan isi lagu dengan menggunakan alat peraga. Apa yang
dibicarakan guru adalah kata-kata yang baru yang terdapat dalam lagu
tersebut (Guru mengajak anak keluar kelas sejenak untuk melihat matahari
secara langsung).
(2) Guru membawakan lagu itu dengan gerak-gerik dan mimik (ekspresi)
(3) Guru mengulang kembali menyanyikan lagu tersebut sebanyak 1 sampai 3
kali.
(4) Guru membawakan itu seluruhnya (dengan diikuti anak-anak).
(5) Guru bertanya jawab tentang benda langit matahari dan mengulas kembali
isi lagu tersebut dengan pertanyaan sebagai berikut :
a. Anak-anak apa judul lagu yang baru saja kita nyanyikan bersama tadi
siapa yang tau ?
b. Anak-anak ada berapa matahari di dunia ini ?
c. Kapan kita bisa melihat matahari ?
d. Siapa yang tahu, matahari terbit dari sebelah mana ?
e. Dan siapa yang tahu matahari terbenam atau tenggelam dari sebelah
mana ?
f. Siapa yang menciotakan matahari itu?
(Guru melakukan pengamatan, apakah anak dapat menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru).
(6) Guru mengajak anak untuk menyanyikan lagu matahari terbenam
bersama-sama.
Matahari Terbenam (Burung
Hantu) Matahari terbenam, hari mulai malam
Terdengar burung hantu, suaranya merdu
Hu-hu ... hu-hu ... hu ... hu ... hu ...

bernyanyi siswa yaitu sebagai


cboemrimkuitt:to user
55

Kegiatan Inti (60 menit): yaitu guru melakukan beberapa bidang

pengembangan, diantaranya :

1. Bidang Pengembangan : Bahasa


Menebalkan huruf pada kata “m a t a h a r
i”
2. Bidang Pengembangan : Kognitif
Kegiatan memperkirakan urutan pola
berikutnya Langkah-langkah kegiatannya :
a) Guru menjelaskan kepada anak tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan.
b) Guru memberi contoh kepada anak dalam kegiatan memperkirakan
urutan pola berikutnya.
Kegiatan akhir (30 menit): guru mereview kegiatan pembelajaran yang

disampaikan pada hari itu dan pemberian reward kepada anak, berdoa setelah

belajar, menjawab salam, pesan dan pulang.

3) Tahap Observasi
Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan keterampilan berbicara
menggunakan metode bernyanyi pada anak kelompok A di TK Santa Anna
Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam tahap ini peneliti mengadakan
kolaborasi dengan Ibu Cornella Setyani dalam melakukan pemantauan
terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar
observasi. Pada siklus I pertemuan II ini observasi dilaksanakan untuk
mengetahui kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran peningkatan
keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi.
Hasil pemantauan proses belajar mengajar dan hasil bernyanyi siklus I
pertemuan II diperoleh gambaran tentang kegiatan, kemampuan dan
ketuntasan dalam keterampilan berbicara dengan menggunakan metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

a) Kegiatan siswa selama pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi

Kegiatan siswa dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan II dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.3. Kegiatan Siswa kelompok A di TK Santa Anna Sragen pada


siklus I Pertemuan ke-2
No Kriteria Jumlah Persentase Keterangan
1 Sangat Tidak Baik (STB) 4 13.3 Sangat Pasif
2 Tidak Baik (TB) 6 20.0 Pasif
3 Cukup Baik (CB) 7 23.3 Cukup Aktif
4 Baik (B) 9 30.0 Aktif
5 Sangat Baik (SB) 4 13.3 Sangat Aktif
Jumlah 30 100,0

Keterangan:
1) Dikatakan aktif jika termasuk dalam kriteria Sangat Baik (SB) dan
Baik (B).
2) Dikatakan Cukup Aktif jika termasuk dalam kriteria Cukup baik (CB).
3) Dikatakan Pasif jika termasuk dalam kriteria idak baik (TB) dan sangat
tidak baik (STB).
Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran tentang kegiatan siswa
dalam kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara dengan metode
bernyanyi siklus I pertemuan II (hari kedua) yaitu sebagai berikut:
1) Secara keseluruhan dari 30 siswa yang masuk, dihitung dari persentase
jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat baik dan baik yaitu 43,33%
atau 13 siswa nampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran
berbicara.
2) 23,33% atau 7 siswa terlihat kurang aktif mengikuti pembelajaran
berbicara dengan metode bernyanyi. Persentase dihitung dari siswa
yang memiliki kriteria Cukup baik (CB).
3) 33,33% atau 10 siswa masuk terlihat pasif mengikuti pembelajaran
dengan materi berbicara, persentase tersebut dihitung dari siswa yang

memiliki kriteria Tidak baik (TB) dan Sangat Tidak baik (STB).
commit to
user
57

5) Tahap Analisis dan Refleksi


Hasil siklus I pertemuan II yang didapat dari observer kegiatan siswa

selama proses pembelajaran berlangsung kemudian dianalisis dan direfleksi

sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus I pertemuan III.

Adapun hasilnya adalah pembelajaran berbicara dengan metode

bernyanyi pada siklus I pertemuan II masih masih kurang efektif. Hal tersebut

ditandai dengan kegiatan siswa selama pembelajaran masih belum maksimal,

hanya sekitar 43,33% atau 13 siswa dari 30 siswa yang tampak bersikap aktif

mengikuti proses pembelajaran dengan metode bernyanyi. Persentase kegiatan

diperoleh dari jumlah siswa yang memiliki kegiatan dengan kriteria baik

sekali dan baik selama proses pembelajaran dengan indikator pengamatan

siswa menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan, mengerjakan tugas

dengan baik, menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, menun-

jukkan antusias dalam pembelajaran dan tidak ramai. Sedangkan 23,3% atau 7

siswa hanya termasuk kriteria kurang aktif. Persentase tersebut dihitung dari

siswa yang memiliki kriteria kurang. Dari 33,3% atau 10 siswa terlihat pasif

mengikuti pembelajaran. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang

memiliki kriteria Tidak Baik (TB) dan Sangat Tidak Baik (STB).

Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I pertemuan II, peneliti dan

Ibu Cornella Setyani (guru kolaborasi) kemudian mencari solusi untuk

memecahkan masalah tersebut, berikut solusi yang telah didiskusikan.

1) Dalam menyampaikan materi guru harus melakukan umpan balik dengan

siswa agar jumlah siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran

meningkat, sehingga diharapkan dengan meningkatnya kegiatan siswa

dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa.


2) Selama proses pembelajaran berbicara berlangsung, guru harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

c. Pertemuan III
1) Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I pertemuan II
diketahui pembelajaran berbicara berjalan kurang efektif yang ditandai dengan
kegiatan siswa masih kurang. Oleh karena itu diharapkan pada pertemuan III
akan berjalan lebih efektif dan siswa yang aktif dalam pembelajaran lebih
banyak sehingga keterampilan berbicara siswa meningkat pada siklus I.
Pada tahap perencanaan siklus I pertemuan III peneliti mempersiapkan
beberapa hal antara lain:
a) Menyiapkan kembali lagu atau nyanyian yang telah digunakan pada
pertemuan sebelumnya, dengan lagu berbeda yaitu lagu “Hujan rintik-
rintik”.
b) Menyiakan perangkat pengambilan data (instrumen penelitian).

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan


Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari berikutnya yaitu pada hari
Kamis tanggal 3 Mei 2012. Pada pertemuan ketiga diajarkan tentang gejala
alam, bertanya jawab tentang terjadinya hujan, dan menghubungkan gambar
dengan kata.
Guru memasuki kelas, kemudian mempersipkan ruang, alat dan media

pembelajaran. Sebagian siswa masih ramai karena mereka baru saja

menjalankan senam fantasi yang rutin dilaksanakan. Kemudian guru

menenangkan dan membuka pelajaran pada pagi ini dengan mengucapkan

salam, lalu menanyakan siapa yang absen pada hari ini ternyata semua siswa

masuk.

Kegiatan awal (30 menit): Guru memberikan apersepsi dengan tanya


jawab tentang materi yang akan dipelajari dan mengajukan pertanyaan tentang

commit to
”Hujan turun, hujanuser
rintik-rintik”.
59

Kegiatan Inti (60 menit): yaitu guru melakukan beberapa bidang


pengembangan, diantaranya :
1) Bidang Pengembangan : Bahasa
a) Bernyanyi lagu dengan metode bagian-bagian
Dengan kegiatan : Bernyanyi lagu “Hujan Rintik-rintik”.
Langkah-langkah kegiatannya
(1) Guru membicarakan isi lagu dengan menggunakan alat peraga dan
kata-kata baru yang ada dalam lagu-lagu yang akan diberikan
kepada anak secara keseluruhan.
(2) Guru membawakan lagu itu dengan gerak-gerik dan mimik sesuai
dengan isi lagu (bernyanyi dengan ekspresi) sebanyak 2 sampai 3
kali.
(3) Guru mengucapkan baris ke satu sendirian, kemudian diikuti oleh
anak-anak ”Hujan rintik-rintik, turun rintik-rintik” pengucapan ini
perlu diulang-ulang sampai anak dapat memahami baris ke satu
tersebut).
(4) Guru mengucapkan baris kedua lalu diikuti oleh anak-anak ”Di
halama, di jalan, hujan rintik-rintik”.
(5) Guru mengucapkan baris ke satu dan kedua sekaligus kemudian
diikuti oleh anak-anak.
”Hujan rinik-rintik, turun rintik-rintik”
”Di halaman di jalan, hujan rintik-rintik”
(6) Guru mengucapkan baris ketiga lalu diikuti oleh anak-anak
”Ambilkan payung, untuk berlindung”.
(7) Guru mengucapkan baris keempat lalu diikutioleh anak-anak
”Hujan turun, hujan rinik-rintik”
(8) Guru mengucapkan baris ketiga dan keempat sekaligus, lalu diikuti
oleh anak-anak.
”Ambilkan payung untuk berlindung”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

(9) Guru mengucapkan baris kesatu, kedua, ketiga dan keempat


sekaligus lalu diikuti oleh anak-anak.
”Hujan rintik-rintik, turun rintik-rintik”
”Di halaman di jalan, hgujan rintik-rintik”.
”Ambilkan payung, untuk berlindung”
”Hujan turun, hujan rintik-rintik”.
(10) Guru mengajak anak bernyanyi bersama-sama.
(11) Guru mengulas kembali isi lagu dan bertanya jawab tentang
terjadinya hujan (Guru melakukan pengamatan secara keseluruhan
kepada anak apakah anak dapat menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru).
3. Bidang Pengembangan : Kognitif
Kegiatan memperkirakan urutan pola
berikutnya Langkah-langkah kegiatannya
a) Guru menerangkan materi pembelajaran tentang mengurutkan bentuk
gambar yang sesuai sampai anak paham.
b) Guru membagikan lembar kerja siswa.
c) Anak-anak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
d) Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam kegiatan
mengurutkan bentuk gambar.
Kegiatan akhir (30 menit): guru mereview kegiatan pembelajaran yang

disampaikan pada hari itu dan pemberian reward kepada anak, berdoa setelah

belajar, menjawab salam, pesan dan pulang.

3) Tahap Observasi
Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan keterampilan berbicara
menggunakan metode bernyanyi pada siswa kelompok A di TK Santa Anna

Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam tahap ini peneliti mengadakan


commit to
kolaborasi dengan Ibu Cornella
user Setyani dalam melakukan pemantauan
61

terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar


observasi. Pada siklus I pertemuan III ini observasi dilaksanakan untuk
mengetahui kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran peningkatan
keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi.
Hasil pemantauan proses belajar mengajar dan hasil bernyanyi siklus I

pertemuan III diperoleh gambaran tentang kegiatan, kemampuan dan

ketuntasan dalam keterampilan berbicara dengan menggunakan metode

bernyanyi siswa yaitu sebagai berikut:

a) Kegiatan siswa selama pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi

Kegiatan siswa dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan III dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.4. Kegiatan Siswa kelompok A di TK Santa Anna Sragen pada


siklus I Pertemuan ke-3
No Kriteria Jumlah Persentase Keterangan
1 Sangat Tidak Baik (STB) 2 6.7 Sangat Pasif
2 Tidak Baik (TB) 5 16.7 Pasif
3 Cukup Baik (CB) 6 20.0 Cukup Aktif
4 Baik (B) 12 40.0 Aktif
5 Sangat Baik (SB) 5 16.7 Sangat Aktif
Jumlah 30 100,0

Keterangan:
1) Dikatakan aktif jika termasuk dalam kriteria Sangat Baik (SB) dan
Baik (B).
2) Dikatakan Cukup Aktif jika termasuk dalam kriteria Cukup baik (CB).
3) Dikatakan Pasif jika termasuk dalam kriteria idak baik (TB) dan sangat
tidak baik (STB).
Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran tentang kegiatan siswa
dalam kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara dengan metode
bernyanyi siklus I pertemuan III (hari ketiga) yaitu sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

1) Secara keseluruhan dari 30 siswa yang masuk, dihitung dari persentase


jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat baik dan baik yaitu 56,67%
atau 17 siswa nampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran
berbicara.
4) 20,0% atau 6 siswa terlihat kurang aktif mengikuti pembelajaran
berbicara dengan metode bernyanyi. Persentase dihitung dari siswa
yang memiliki kriteria Cukup baik (CB).
5) 23,3% atau 7 siswa masuk terlihat pasif mengikuti pembelajaran
dengan materi berbicara, persentase tersebut dihitung dari siswa yang
memiliki kriteria Tidak baik (TB) dan Sangat Tidak baik (STB).

4) Tahap Analisis dan Refleksi


Hasil siklus I pertemuan II yang didapat dari observer kegiatan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung kemudian dianalisis dan direfleksi
sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus I pertemuan III.
Adapun hasilnya adalah pembelajaran berbicara dengan metode
bernyanyi pada siklus I pertemuan III masih masih sudah menunjukkan
keaktifan siswa. Hal tersebut ditandai dengan kegiatan siswa selama
pembelajaran masih sudah maksimal, sekitar 56,7% atau 17 siswa dari 30
siswa yang tampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran dengan
metode bernyanyi. Persentase kegiatan diperoleh dari jumlah siswa yang
memiliki kegiatan dengan kriteria baik sekali dan baik selama proses
pembelajaran dengan indikator pengamatan siswa menyatakan pendapat,
mengajukan pertanyaan, mengerjakan tugas dengan baik, menyimak
penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, menun-jukkan antusias dalam
pembelajaran dan tidak ramai. Sedangkan 20,0% atau 6 siswa hanya termasuk
kriteria kurang aktif. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki
kriteria kurang. Dari 23,3% atau 7 siswa terlihat pasif mengikuti
pembelajaran. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria
commit to
Tidak Baik (TB) dan Sangat Tidak
user Baik (STB).
63

b) Kemampuan dan Ketuntasan keterampilan berbicara dengan metode


bernyanyi siswa
Keterampilan dan ketuntasan berbicara dengan metode bernyanyi
siswa dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan 1, 2 dan 3 dapat dilihat
pada lampiran dan penilaian keterampilan berbicara diketahui kebanyakan
siswa tergolong mempunyai penilaian setengah tuntas ( ) sebanyak 11
siswa (36,7%), yang tergolong tidak tuntas (o) sebanyak 9 siswa (30,0%),
dan yang sudah tergolong tuntas ( ) hanya ada 10 siswa (33,3%).
Berdasarkan hasil pengumpulan data nilai siklus I dapat dilihat dari

frekuensi nilai ketuntasan seperti tamak pada tabel IV.4.

Tabel IV.4. Frekuensi nilai ketuntasan keterampilan berbicara Siswa


Kelompok A di TK Santa Anna Sragen
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Belum tuntas (o) 9 30,0
Setengah tuntas ( ) 11 36,7
Tuntas ( ) 10 33,3
Jumlah 30 100,0
Sumber: Hasil analisis data, 2012.

Dari tabel IV.4 di atas, Nilai keterampilan berbicara Siklus I dapat


ditunjukan dalam bentuk Diagram berikut :

12 11 Tuntas
10
10 9
Frekuensi

6
4

0
Belum Setengah Tuntas
Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, siswa yang


memperoleh nilai dengan katagori tuntas ada 10 siswa atau 13,3%, siswa yang
tergolong setengah tuntas ada 11 siswa (36,7%), dan siswa yang tidak tuntas
ada 9 siswa (30,0%). Melihat hasil penilaian keterampilan berbicara yang
memberikan penilaian kurang, dimana siswa yang tuntas beru mencapai 10
siswa (33,3%) dan setengah tuntas sebanyak 11 siswa (36,7%), maka
diperlukan suatu langkah pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan
berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi secara maksimal. Hal ini
dapat dilakukan tindakan pembelajaran yang dapat disajikan pada siklus
berikutnya (siklus II).

2. Deskripsi Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan (3 hari


pertemuan). Tiap-tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit)
yang dilaksanakan pada tanggal 8, 9 dan 10 Mei 2012. Adapun
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a. Pertemuan I (Hari ke 1)

1. Tahap Perencananaan
Berdasarkan analisis dari daftar nilai sebagai data siklus I siswa sebagai
subyek penelitian sebanyak 30 siswa dari 9 siswa mendapat nilai keterampilan
berbicara belum tuntas (30,0%), yang tergolong setengah tuntas sebanyak 11
siswa (36,7%) yang tergolong tuntas hanya sebanyak 10 siswa (33,3%),
sehingga masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan yang
ditentukan peneliti yaitu untuk tingkat ketuntasan pasa siklus II sebesar 90%
dari jumlah siswa. Selain itu berdasarkan analisis nilai berarti keterampilan
berbicara siswa masih perlu peningkatan. Oleh karena itu, peneliti
berkoordinasi dengan teman sejawat untuk membahas tentang alternatif yang
commit to
user
65

kelompok A di TK Santa Anna Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam


pembahasan diperoleh kesepakatan untuk menggunakan metode bernyanyi.
Pada tahap perencanaan siklus II pertemuan I (hari ke 1) peneliti

mempersiapkan beberapa hal antara lain:

1) Penyusunan Rencana Kegiatan Harian (RKH) selama 3 x pertemuan (lihat

lampiran).

2) Menyiapkan media atau perangkat untuk kegiatan bernyanyi yang terdiri

dari tiga lagu yaitu : lagu awan putih, matahari tenggelam (burung hantu),

dan lagu hujan rintik-rintik.

3) Menyiapkan perangkat pengambilan data (instrumen penelitian).

2. Tahap Pelaksanaan/Tindakan
Pertemuan pertama (hari pertama) dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Mei

2012. Pada pertemuan pertama diajarkan materi tanah airku dengan subtema

pahlawanku dan dengan bidang pengembangan : Pembiasaan, Sosial

Emosional Kognitif, Fisik Motorik dan Bahasa dan langkah-langkah penyusu-

nannya.

Guru memasuki kelas kemudian mempersiapkan ruang, alat, dan media

pembelajaran. Kemudian guru membukan pelajaran pada pagi ini dengan

mengucapkan salam, berdoa sebelum belajar, kemudian bernyanyi “Selamat

Pagi” dan siswa menirukan syair lagu selamat pagi tersebut. Lalu menanyakan

siapa yang tidak masuk pada hari ini. Kebetulan pada hari itu anak masuk

semua.

Kegiatan awal selama (30 menit): guru memberikan apersepsi dengan

tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari dan mengajukan pertanyaan
tentang penjelasan untuk menirukan syair lagu “Naik-naik kepuncak gunung”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

Kegiatan inti (60 menit): dengan materi kegiatan sebagai berikut :

a) Bidang pengembangan bahasa, dengan materi kegiatan : Menghubungkan

gambar dengan kata yang sesuai.

1) Guru menerangkan materi pembelajaran dalam kegiatan menghubung-

kan gambar dengan kata yang sesuai sampai anak paham.

2) Guru membagikan lembar kerja siswa.

3) Anak-anak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

4) Guru membimbing anak yang mengalami kesulitan dalam kegiatan

menghubungkan gambar dengan kata yang sesuai.

b) Bidang Pengembangan : Kognitif

1) Menghitung jumlah benda yang ada di gambar ”pemandangan


gunung”.
(a) Guru menerangkan materi pembelajaran tentang menghitung
jumlah benda yang ada di gambar pemandangan gunung.
(b) Guru membagikan lembar kerja siswa.
(c) Anak-anak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
(d) Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam
kegiatan menghitung jumlah benda yanga da di gambar
pemandangan gunung.
c) Bidang Pengembangan : Fisik Motorik Halus

1. Mewarnai gambar ibu kartini


(a) Guru menjelaskan kepada anak bagaimana mewarnai gambar
pemandangan gunung dengan guru memberi contoh.
(b) Guru membagikan lembar tugas.
(c) Anak-anak mengerjakan tuags yang diberikan oleh guru.
(d) Guru membimbing anak yang mengalami kesulitan dalam
kegiatan menggambar awan dan hujan.

commit to
user
67

Istirahat (break time) (30 menit): bermain bersama di halaman, mencuci

tangan, berdoa sebelum makan, makan bersama, dan merapikan tempat setelah

dipakai.

Penutup (30 menit) : guru mereview kegiatan pembelajaran yang

disampaikan pada hari itu dan pemberian reward kepada anak, berdoa setelah

belajar, menjawab salam, pesan dan pulang.

3) Tahap Observasi
Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan keterampilan berbicara dengan
menggunakan metode bernyanyi pada anak kelompok A di TK Santa Anna
Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam tahap ini peneliti mengadalan
kolaborasi dengan observer Ibu Cornella Setyani, dalam melaksanakan
pemantauan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran siklus II dengan
menggunakan lembar observasi. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui
kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
keterampilan berbicara. Kegiatan siswa dalam pembelajaran pada siklus II
pertemuan 1 (hari pertama) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.4. Kegiatan Pembelajaran Keteramoilan Berbicara Siswa kelompok
A di TK Santa Anna Sragen pada siklus I Pertemuan ke-3
No Kriteria Jumlah Persentase Keterangan
1 Sangat Tidak Baik (STB) 2 6,7 Sangat Pasif
2 Tidak Baik (TB) 4 13,3 Pasif
3 Cukup Baik (CB) 6 20,0 Cukup Aktif
4 Baik (B) 13 43,3 Aktif
5 Sangat Baik (SB) 5 16,7 Sangat Aktif
Jumlah 30 100,0

Keterangan:
1) Dikatakan aktif jika termasuk dalam kriteria Sangat Baik (SB) dan Baik
(B).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

68

3) Dikatakan Pasif jika termasuk dalam kriteria idak baik (TB) dan sangat
tidak baik (STB).
Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran tentang kegiatan siswa
dalam kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara dengan metode
bernyanyi siklus II pertemuan I (hari pertama) yaitu sebagai berikut:
2) Secara keseluruhan dari 30 siswa yang masuk, dihitung dari persentase
jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat baik dan baik yaitu 60,0% atau
18 siswa nampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran berbicara.
3) 20,0% atau 6 siswa terlihat kurang aktif mengikuti pembelajaran berbicara
dengan metode bernyanyi. Persentase dihitung dari siswa yang memiliki
kriteria Cukup baik (CB).
4) 20,0% atau 6 siswa masuk terlihat pasif mengikuti pembelajaran dengan
materi berbicara, persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki
kriteria Tidak baik (TB) dan Sangat Tidak baik (STB).

4) Tahap Analisis dan Refleksi


Hasil siklus II pertemuan I yang didapat dari observer kegiatan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung kemudian dianalisis dan direfleksi
sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus II pertemuan II.
Adapun hasilnya adalah pembelajaran berbicara dengan metode
bernyanyi pada siklus II pertemuan I masih sudah cukup efektif. Hal tersebut
ditandai dengan kegiatan siswa selama pembelajaran sudah baik, yaitu sekitar
60,0% atau 18 siswa dari 30 siswa yang tampak bersikap aktif mengikuti
proses pembelajaran dengan metode bernyanyi. Persentase kegiatan diperoleh
dari jumlah siswa yang memiliki kegiatan dengan kriteria baik sekali dan baik
selama proses pembelajaran dengan indikator pengamatan siswa menyatakan
pendapat, mengajukan pertanyaan, mengerjakan tugas dengan baik, menyimak
penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, menunjukkan antusias dalam
commit to user
pembelajaran dan tidak ramai. Sedangkan 20,0% atau 6 siswa hanya termasuk
69

kriteria kurang aktif dan 20% tidak aktif. Persentase tersebut dihitung dari
siswa yang memiliki kriteria kurang. Dari 20,0% atau 6 siswa terlihat pasif
mengikuti pembelajaran. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang
memiliki kriteria Tidak Baik (TB) dan Sangat Tidak Baik (STB).
Untuk mengatasi kekurangan pada siklus II pertemuan I, peneliti dan
Ibu Cornella Setyani (guru kolaborasi) kemudian mencari solusi untuk
memecahkan masalah tersebut, berikut solusi yang telah didiskusikan.
1) Dalam menyampaikan materi guru harus melakukan umpan balik dengan
siswa agar jumlah siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran
meningkat, sehingga diharapkan dengan meningkatnya kegiatan siswa
dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
2) Selama proses pembelajaran berbicara berlangsung, guru harus

mengkoordinasikan kelas agar siswa memperhatikan dan tidak ramai.

b. Pertemuan II (Hari ke 2)
1) Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus II pertemuan II
diketahui pembelajaran berbicara cerita berjalan sudah cukup efektif namun
kurang maksimal yang ditandai dengan kegiatan siswa yang aktif hanya 18
siswa (60,0%). Oleh karena itu diharapkan pada pertemuan II akan berjalan
lebih efektif dan siswa yang aktif dalam pembelajaran lebih banyak sehingga
keterampilan berbicara siswa meningkat pada siklus II.
Pada tahap perencanaan siklus II pertemuan II peneliti mempersiapkan
beberapa hal antara lain:
(a) Menyiapkan kembali lagu atau nyanyian yang telah digunakan pada
pertemuan sebelumnya, dengan lagu berbeda yaitu lagu “Kelap-kelip
Bintang Kecil”.
(b) Menyiakan perangkat pengambilan data (instrumen penelitian).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

70

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan


Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari berikutnya yaitu pada hari
Rabu tanggal 9 Mei 2012. Pada pertemuan kedua diajarkan tentang isi lagu
dengan menggunakan alat peraga dan kata-kata baru yang ada dalam lagu-lagu
yang akan diberikan kepada anak-anak secara keseluruhan.
Guru memasuki kelas, kemudian mempersipkan ruang, alat dan media
pembelajaran. Sebagian siswa masih ramai karena mereka baru saja
menjalankan senam pagi yang rutin dilaksanakan. Kemudian guru
menenangkan dan membuka pelajaran pada pagi ini dengan mengucapkan
salam, lalu menanyakan siapa yang absen pada hari ini ternyata semua siswa
masuk.
Kegiatan awal (30 menit): Guru memberikan apersepsi dengan tanya
jawab tentang materi yang akan dipelajari dan mengajukan pertanyaan tentang
isi lagu yang disampaikan kepada siswa menggunakan metode bernyanyi
model bagian-bagian dan campuran dan juga guru membicarakan isi lagu
dengan menggunakan alat peraga dan kata-kata baru yang ada dalam lagu-lagu
yang akan diberikan kepada anak-anak secara keseluruhan.
Kegiatan Inti (60 menit): yaitu guru melakukan beberapa bidang
pengembangan, diantaranya :
a) Bidang Pengembangan :
Bahasa Langkah-langkah
kegiatannya :
(1) Guru membawakan lagu itu dengan gerak-gerik dan mimik sesuai
dengan isi lagu.
(2) Guru mengulangi seluruh lagu dengan tempo yang agak diperlambat,
kemudian anak-anak dianjurkan untuk ikut menirukan bersama-sama
dengan guru.

commit to
user
71

(3) Guru mengucapkan baris ke satu sendirian, kemudian diikuti oleh


anak-anak. Pengucapan ini perlu diulang-ulang sampai anak dapat
dapat memahami baris ke satu tersebut.
(4) Guru mengucapkan baris kedua lalu diikuti oleh anak-anak sampai
paham.
(5) Guru mengucapkan baris ke satu dan ke dua sekaligus kemudian
diikuti oleh anak-anak sampai paham.
(6) Guru mengucapkan baris ketiga lalu diikuti oleh anak-anak sampai
paham.
(7) Guru mengucapkan baris keempat lalu diikuti oleh anak-anak sampai
paham.
(8) Guru mengucapkan baris ketiga dan keempat lalu diikuti oleh anak-
anak sampai paham.
(9) Guru mengucapkan baris kesatu, kedua, ketiga dan keempat sekaligus
kemudian diikuti oleh anak-anak sampai paham.
(10) Guru memberi kesempatan kepada anak maju ke depan untuk
bernyanyi lagu yang baru tersebut.
(11) Guru meminta kepada siswa secara berkelompok maju ke depan kelas
untuk bernyanyi lagu tersebut.
(12) Guru mengajak siswa bernyanyi bersama-sama.
b) Bidang Pengembangan : Kognitif
Kegiatan menghubungkan lembang bilangan dengan benda-benda sampai
10.
Langkah-langkah kegiatannya :
(1) Guru menerangkan materi pembelajaran tentang mengurutkan bentuk
gambar yang sesuai sampai anak paham;
(2) Guru membagikan lembar kerja siswa;
(3) Anak-anak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

72

(4) Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam kegiatan


mengurutkan bentuk gambar yang sesuai.
Kegiatan akhir (30 menit): guru mereview kegiatan pembelajaran yang

disampaikan pada hari itu dan pemberian reward kepada anak, berdoa setelah

belajar, menjawab salam, pesan dan pulang.

3) Tahap Observasi
Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan keterampilan berbicara meng-
gunakan metode bernyanyi pada anak kelompok A TK Santa Anna Sragen
Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam tahap ini peneliti mengadakan kolaborasi
dengan Ibu Cornella Setyani dalam melakukan pemantauan terhadap
pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar
observasi. Pada siklus II pertemuan II ini observasi dilaksanakan untuk
mengetahui kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran peningkatan
keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi.
Hasil pemantauan proses belajar mengajar dan hasil bernyanyi siklus II
pertemuan II diperoleh gambaran tentang kegiatan, kemampuan dan
ketuntasan dalam keterampilan berbicara dengan menggunakan metode
bernyanyi secara keseluruhan siswa yaitu sebagai berikut:
1) Kegiatan siswa selama pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi
Kegiatan siswa dalam pembelajaran pada siklus II pertemuan II dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.4. Kegiatan Siswa kelompok A di TK Santa Anna Sragen pada
siklus II Pertemuan ke-2
No Kriteria Jumlah Persentase Keterangan
1 Sangat Tidak Baik (STB) 1 3,3 Sangat Pasif
2 Tidak Baik (TB) 3 10,0 Pasif
3 Cukup Baik (CB) 7 23,3 Cukup Aktif
4 Baik (B) 14 46,7 Aktif
5 Sangat Baik (SB) 5 16,7 Sangat Aktif
Jumlah commit o us3e0r 100,0
t
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

73

Keterangan:
a) Dikatakan aktif jika termasuk dalam kriteria Sangat Baik (SB) dan
Baik (B).
b) Dikatakan Cukup Aktif jika termasuk dalam kriteria Cukup baik (CB).
c) Dikatakan Pasif jika termasuk dalam kriteria idak baik (TB) dan sangat
tidak baik (STB).
Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran tentang kegiatan
siswa dalam kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara dengan metode
bernyanyi siklus II pertemuan II (hari kedua) yaitu sebagai berikut:
a) Secara keseluruhan dari 30 siswa yang masuk, dihitung dari persentase
jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat baik dan baik yaitu
63,3,0% atau 19 siswa nampak bersikap aktif mengikuti proses
pembelajaran berbicara.
b) 23,3% atau 7 siswa terlihat kurang aktif mengikuti pembelajaran
berbicara dengan metode bernyanyi. Persentase dihitung dari siswa
yang memiliki kriteria Cukup baik (CB).
c) 13,3% atau 4 siswa masuk terlihat pasif mengikuti pembelajaran
dengan materi berbicara, persentase tersebut dihitung dari siswa yang
memiliki kriteria Tidak baik (TB) dan Sangat Tidak baik (STB).

4) Tahap Analisis dan Refleksi


Hasil siklus II pertemuan II yang didapat dari observer kegiatan siswa

selama proses pembelajaran berlangsung kemudian dianalisis dan direfleksi

sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus II pertemuan III.

Adapun hasilnya adalah pembelajaran berbicara dengan metode

bernyanyi pada siklus II pertemuan II masih sudah cukup efektif, namun

masih ditemukan anak-anak yang kurang aktif dan tidak aktif. Hal tersebut

ditandai dengan kegiatan siswcaosmemlaimt taopuesmerbelajaran sudah baik,


yaitu sekitar
74

63,3% atau 19 siswa dari 30 siswa yang tampak bersikap aktif mengikuti

proses pembelajaran dengan metode bernyanyi. Persentase kegiatan diperoleh

dari jumlah siswa yang memiliki kegiatan dengan kriteria baik sekali dan baik

selama proses pembelajaran dengan indikator pengamatan siswa menyatakan

pendapat, mengajukan pertanyaan, mengerjakan tugas dengan baik, menyimak

penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, menun-jukkan antusias dalam

pembelajaran dan tidak ramai. Sedangkan 10,0% atau 3 siswa hanya termasuk

kriteria kurang aktif dan 1 siswa atau 3% tidak aktif. Persentase tersebut

dihitung dari siswa yang memiliki kriteria kurang. Dari 23,3% atau 7 siswa

terlihat cukup aktif mengikuti pembelajaran. Persentase tersebut dihitung dari

siswa yang memiliki kriteria Tidak Baik (TB) dan Sangat Tidak Baik (STB).

5) Tahap Analisis dan Refleksi


Hasil siklus II pertemuan II yang didapat dari observer kegiatan siswa

selama proses pembelajaran berlangsung kemudian dianalisis dan direfleksi

sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus II pertemuan III.

Adapun hasilnya adalah pembelajaran berbicara dengan metode


bernyanyi pada siklus II pertemuan II masih sudah cukup efektif namun
kurang maksimal. Hal tersebut ditandai dengan kegiatan siswa selama
pembelajaran masih belum maksimal, hanya sekitar 63,3% atau 19 siswa dari
30 siswa yang tampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran dengan
metode bernyanyi. Persentase kegiatan diperoleh dari jumlah siswa yang
memiliki kegiatan dengan kriteria baik sekali dan baik selama proses
pembelajaran dengan indikator pengamatan siswa menyatakan pendapat,
mengajukan pertanyaan, mengerjakan tugas dengan baik, menyimak
penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, menun-jukkan antusias dalam

pembelajaran dan tidak ramai. S ed a n g k a n 2 3,3% atau 7 siswa


co m m i t t o u s er
hanya termasuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

75

kriteria cukup aktif. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki
kriteria kurang. Dari 13,3% atau 4 siswa terlihat pasif mengikuti
pembelajaran. Persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria
Tidak Baik (TB) dan Sangat Tidak Baik (STB).
Untuk mengatasi kekurangan pada siklus II pertemuan II, peneliti dan
Ibu Cornella Setyani (guru kolaborasi) kemudian mencari solusi untuk
memecahkan masalah tersebut, berikut solusi yang telah didiskusikan.
a) Dalam menyampaikan materi guru harus melakukan umpan balik dengan
siswa agar jumlah siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran
meningkat sampai 80%, sehingga diharapkan dengan meningkatnya
kegiatan siswa dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
b) Selama proses pembelajaran berbicara berlangsung, guru harus mengkoor-
dinasikan kelas agar siswa memperhatikan dan tidak ramai serta fokus
pada kegiatan pembelajaran bernyanyi agar keterampilan berbicara dapat
maksimal.

c. Pertemuan III (hari ke tiga)


1) Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus II pertemuan III
diketahui pembelajaran berbicara berjalan sudah cukup efektif namun kurang
maksimal yang ditandai dengan kegiatan siswa masih ada yang tidak aktif dan
kurang aktif. Oleh karena itu diharapkan pada pertemuan III akan berjalan
lebih efektif dan siswa yang aktif dalam pembelajaran lebih banyak sehingga
keterampilan berbicara siswa meningkat pada siklus II.
Pada tahap perencanaan siklus II pertemuan III peneliti
mempersiapkan beberapa hal antara lain:

commit to
user
76

a) Menyiapkan kembali lagu atau nyanyian yang telah digunakan pada


pertemuan sebelumnya, tapi dengan lagu berbeda yaitu lagu “Ambilkan
Bulan Bu”.
b) Menyiapkan perangkat pengambilan data (instrumen penelitian).

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan


Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari berikutnya yaitu pada hari
Kamis tanggal 10 Mei 2012. Pada pertemuan ketiga diajarkan tentang tanah
airku, bertanya jawab tentang pahlawan nasional, dan membaca beberapa kata
berdasarkan gambar tulisan di benda yang dikenal.
Guru memasuki kelas, kemudian mempersipkan ruang, alat dan media

pembelajaran. Sebagian siswa masih ramai karena mereka baru saja

menjalankan senam fantasi yang rutin dilaksanakan. Kemudian guru mene-

nangkan dan membuka pelajaran pada pagi ini dengan mengucapkan salam,

lalu menanyakan siapa yang absen pada hari ini ternyata semua siswa masuk.

Kegiatan awal (30 menit): Guru memberikan apersepsi dengan tanya

jawab tentang materi yang akan dipelajari dan mengajukan pertanyaan tentang

penjelasan yang berkaitan dengan bernyanyi lagu “Ambilkan Bulan Bu”.

Dilanjutkan guru mengajak anak-anak bernyanyi lagu ambilkan bulan dengan

metode campuran dengan langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Guru membicarakan isi lagu dengan menggunakan alat peraga dan kata-

kata baru yang ada dalam lagu-lagu yang akan diberikan kepada anak-anak

secara keseluruhan.

(2) Guru membawakan lagu itu dengan gerak-gerik dan mimik sesuai dengan

isi lagu.

(3) Guru mengulangi seluruh lagu dengan tempo yang agak diperlambat,

kemudian anak-anak dianjurkan anak-anak dianjurkan untuk ikut


77

(4) Guru mengucapkan baris kesatu sendirian, kemudian diikuti oleh anak-

anak. Pengucapan ini perlu diulang-ulang sampai anak dapat memahami

baru ke satu tersebut.

”Ambilkan bulan Bu ambilkan bulan Bu”

(5) Guru mengucapkan baris kedua lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham.

”Yang slalu bersinar dilangit”

(6) Guru mengucapkan baris kesatu dan kedua sekaligus kemudian diikuti

oleh anak-anak sampai paham.

”Ambilkan bulan Bu ambilkan bulan

Bu” ”Yang slalu bersinar dilangit”

(7) Guru mengucapkan baris ketiga lalu diikuti oleh anak-anak sampai paham

”Dilangit bulan benderang”

(8) Guru mengucapkan baris keempat lalu diikuti oleh anak-anak sampai

paham

”Cahyanya sampai ke bintang”

(9) Guru mengucapkan baris ketiga dan keempat lalu diikuti oleh anak-anak

sampai paham.

”Dilangit bulan benderang”

”Cahyanya sampai ke bintang”

(10)Guru mengucapkan baris kelima lalu diikuti oleh anak-anak sampai

paham.

”Ambilkan bulan bu untuk menerangi”

(11)Guru mengucapkan baris keenam lalu diikuti oleh anak-anak sampai

paham.

”Tidurku yang lelap dimalam gelap”


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

78

(12)Guru mengucapkan baris kelima dan keenam lalu diikuti oleh anak-anak

sampai paham.

”Ambilkan bulan bu untuk menerangi”

”Tidurku yang lelap dimalam gelap”

(13) Guru mengucapkan baris kesatu, kedua, kedua, ketiga, keempat, kelima

dan keenam sekaligus kemudian diikuti oleh anak-anak sampai paham.

”Ambilkan bulan Bu ambilkan bulan Bu”

”Yang slalu bersinar dilangit”

”Dilangit bulan benderang”

”Cahyanya sampai ke bintang”

”Ambilkan bulan bu untuk menerangi”

”Tidurku yang lelap dimalam gelap”

Kegiatan Inti (60 menit): yaitu guru melakukan beberapa bidang


pengembangan, diantaranya :
1) Bidang Pengembangan : Bahasa
Menirukan urutan kata
sederhana
Langkah-langkah kegiatannya : (1) Guru menerangkan materi
pembelajaran dalam kegiatan menirukan urutan kata sederhana; (2) Guru
membagikan lembar kerja siswa; (3) Anak-anak mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru; (4) Guru membimbing anak yang mengalami
kesulitan dalam kegiatan menirukan urutan kata sederhana.
2) Bidang Pengembangan : Kognitif
Materi kegiatan : Menunjukkan benda dari besar – kecil.
Langkah-langkah kegiatannya : (1) Guru menerangkan materi
pembelajaran tentang mengurutkan benda dari besar – kecil; (2) Guru
membagikan lembar kerja siswa; (3) Anak-anak mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru; (4) Guru membimbing siswa yang mengalami
commit to
user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kesulitan dalam kegiatan menunjukkan benda dari besar – kecil.

c om m it t o u s e r
b) Dikatakan Cukup Akti f j ik a t er m a s u k dalam kriteria
79

Kegiatan akhir (30 menit): guru mereview kegiatan pembelajaran yang


disampaikan pada hari itu dan pemberian reward kepada anak, berdoa setelah
belajar, menjawab salam, pesan dan pulang.

3) Tahap Observasi
Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan keterampilan berbicara
menggunakan metode bernyanyi pada anak kelompok A TK Santa Anna
Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam tahap ini peneliti mengadakan
kolaborasi dengan Ibu Cornella Setyani, S.Pd dalam melakukan pemantauan
terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar
observasi. Pada siklus II pertemuan III ini observasi dilaksanakan untuk
mengetahui kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran peningkatan
keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi.
Hasil pemantauan proses belajar mengajar dan hasil bernyanyi siklus II
pertemuan III diperoleh gambaran tentang kegiatan, kemampuan dan
ketuntasan dalam keterampilan berbicara dengan menggunakan metode
bernyanyi siswa yaitu sebagai berikut:
1) Kegiatan siswa selama pembelajaran berbicara dengan metode bernyanyi
Kegiatan siswa dalam pembelajaran pada siklus II pertemuan III dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.5. Kegiatan Siswa kelompok A di TK Santa Anna Sragen pada
siklus I Pertemuan ke-3
No Kriteria Jumlah Persentase Keterangan
1 Sangat Tidak Baik (STB) 0 0,0 Sangat Pasif
2 Tidak Baik (TB) 1 3,3 Pasif
3 Cukup Baik (CB) 5 16,7 Cukup Aktif
4 Baik (B) 18 60,0 Aktif
5 Sangat Baik (SB) 6 20,0 Sangat Aktif
Jumlah 30 100,0

Keterangan:
a) Dikatakan aktif jika termasuk dalam kriteria Sangat Baik (SB) dan
Baik (B).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

80

c) Dikatakan Pasif jika termasuk dalam kriteria idak baik (TB) dan sangat
tidak baik (STB).
Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran tentang kegiatan
siswa dalam kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara dengan metode
bernyanyi siklus II pertemuan III (hari ketiga) yaitu sebagai berikut:
a) Secara keseluruhan dari 30 siswa yang masuk, dihitung dari persentase
jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat baik dan baik yaitu 80,0%
atau 24 siswa nampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran
berbicara.
d) 16,7% atau 5 siswa terlihat cukup aktif mengikuti pembelajaran
berbicara dengan metode bernyanyi. Persentase dihitung dari siswa
yang memiliki kriteria Cukup baik (CB).
e) 3,3% atau 1 siswa masuk terlihat pasif mengikuti pembelajaran dengan
materi berbicara, persentase tersebut dihitung dari siswa yang memiliki
kriteria Tidak baik (TB) dan Sangat Tidak baik (STB).

4) Tahap Analisis dan Refleksi


Hasil siklus II pertemuan II yang didapat dari observer kegiatan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung kemudian dianalisis dan direfleksi
sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus II pertemuan III.
Adapun hasilnya adalah pembelajaran berbicara dengan metode
bernyanyi pada siklus II pertemuan III masih sudah menunjukkan keaktifan
siswa. Hal tersebut ditandai dengan kegiatan siswa selama pembelajaran
masih sudah maksimal, sekitar 80% atau 24 siswa dari 30 siswa yang tampak
bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran dengan metode bernyanyi.
Persentase kegiatan diperoleh dari jumlah siswa yang memiliki kegiatan
dengan kriteria baik sekali dan baik selama proses pembelajaran dengan
indikator pengamatan siswa menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan,
mengerjakan tugas dengan baik, menyimak penjelasan guru dengan sungguh-
sungguh, menun-jukkan antusias dalam pembelajaran dan tidak ramai.
Sedangkan 16,7% atau 5 siswa hanya termasuk kriteria cukup aktif. Persentase
Gambar 4.3. DiagcorammmBitattoanugseKretuntasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user

tersebut dihitung dari siswa yang memiliki kriteria cukup baik. Dari 3% atau 1
81

siswa terlihat pasif mengikuti pembelajaran. Persentase tersebut dihitung dari


siswa yang memiliki kriteria Tidak Baik (TB) dan Sangat Tidak Baik (STB).
Kemampuan dan Ketuntasan keterampilan berbicara dengan metode
bernyanyi siswa dalam pembelajaran pada siklus II pertemuan 1, 2 dan 3 dapat
dilihat pada lampiran dan penilaian keterampilan berbicara diketahui
kebanyakan siswa tergolong mempunyai penilaian setengah tuntas ( )
sebanyak 4 siswa (13,3%), yang tergolong tidak tuntas (o) sebanyak 4 siswa
(13,3%), dan yang sudah tergolong tuntas ( ) ada 22 siswa (73,3%).
Berdasarkan hasil pengumpulan data nilai siklus II dapat dilihat dari
frekuensi nilai ketuntasan seperti tamak pada tabel IV.6.
Tabel IV.6. Frekuensi nilai ketuntasan keterampilan berbicara anak
Kelompok A di TK Santa Anna Sragen Siklus II
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Belum tuntas (o) 4 13,3
Setengah tuntas ( ) 4 13,3
Tuntas ( ) 22 73,3
Jumlah 30 100,0
Sumber: Hasil analisis data, 2012.

Tabel IV.6 di atas, Nilai keterampilan berbicara Siklus II dapat ditunjukan


dalam bentuk Diagram berikut :

25
22
20
Frekuensi

15

10

5 4 4

0
Belum Setengah Tuntas
Tuntas Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

82

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, siswa yang


memperoleh nilai dengan katagori tuntas ada 22 siswa atau 73,3%, siswa yang
tergolong setengah tuntas ada 4 siswa (33,3%), dan siswa yang belum tuntas
ada 4 siswa (13,3%). Melihat hasil penilaian keterampilan berbicara yang
memberikan penilaian kurang, dimana siswa yang tuntas sudah mencapai 22
siswa (73,3%) dan setengah tuntas sebanyak 4 siswa (13,3%), sehingga hal ini
perlu dipertahankan sebagai suatu langkah pembelajaran yang dapat
meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi
secara maksimal.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus


Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I dan Siklus II dapat dinyatakan
bahwa terjadi peningkatan keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi pada
anak kelompok A di TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Hal
tersebut dapat dilihat pada data rekapitulasi nilai keterampilan berbicara dengan
metode bernyanyi dalam lampiran dan dapat dibuat suatu tabel distribusi frekuensi
perbandingan tiap-tiap siklus dalam penelitian ini, yaitu :
Tabel IV.8. Nilai Perbandingan Ketuntasan Keterampilan Berbicara dengan
Metode Bernyanyi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No. Keterangan Nilai Pra Siklus Nilai Siklus I Nilai Siklus II

1 Belum tuntas (o) 9 30,0 9 30,0 4 13,3

2 Setengah tuntas ( ) 17 56,7 11 36,7 4 13,3

3 Tuntas ( ) 4 13,3 10 33,3 22 73,3


Sumber: Data yang diolah.

Dari tabel IV.8. Nilai Ketuntasan pada penilaian keterampilan berbicara

dengan metode bernyanyi pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat ditunjukan

dalam bentuk Diagram seperti tampak pada gambar berikut :


commit to
user
83

25
22
20
17
Frekuensi

15
11
9 10
10
9

5 4 4 4

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Kegiatan Per Siklus

Gambar IV.4. Diagram Batang Ketuntasan nilai Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Dari diagram di atas menunjukan bahwa nilai yang diperoleh siswa adalah
sebagai berikut:
1) Perolehan nilai Pra Siklus, siswa yang memperoleh setengah tuntas ( )
sebanyak 17 siswa (56,7%), yang tergolong tidak tuntas (o) sebanyak 9 siswa
(30,0%), dan yang sudah tergolong tuntas ( ) ada 4 siswa (13,3%)
2) Perolehan nilai Siklus I, siswa yang memperoleh setengah tuntas ( ) sebanyak
11 siswa (36,7%), yang tergolong tidak tuntas (o) sebanyak 9 siswa (30,0%),
dan yang sudah tergolong tuntas ( ) ada 10 siswa (33,3%)
3) Perolehan nilai Siklus II, siswa yang memperoleh setengah tuntas ( )
sebanyak 4 siswa (13,0%), yang tergolong tidak tuntas (o) sebanyak 4 siswa
(13,0%), dan yang sudah tergolong tuntas ( ) ada 22 siswa (73,3%)
Hal ini menunjukkan suatu keberhasilan dari penggunaan metode bernyanyi dapat
meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok A TK Santa Anna Sragen
tahun Ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

84

D. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perolehan penilaian
observasi awal diketahui bahwa siswa yang memperoleh setengah tuntas ( )
sebanyak 17 siswa (56,7%), yang tergolong belum tuntas (o) sebanyak 9 siswa
(30,0%), dan yang sudah tergolong tuntas ( ) ada 4 siswa (13,3%). Hal ini berarti
pada pengamatan awal keterampilan berbicara anak belum menunjukkan hasil
yang maksimal. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan yang diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan berbicara anak, salah satu metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode bernyanyi. Bernyanyi merupakan suatu bagian
yang penting dalam pengembangan diri anak. Menurut Widia Pekerti (2008:243)
bahwa bernyanyi merupakan aktivitas musical yang pengekspresiannya sangat
pribadi karena menggunakan alat musik yang ada pada tubuh manusia serta
bersifat langsung dan juga bernyanyi adalah ekspresi natural yang artistik.
Demikian halnya menurut Mahmud & Fat (1999:1-2) menyatakan bahwa
bernyanyi merupakan suatu bentuk ungkapan pikiran, perasaan melalui nada dan
kata.
Agar peningkatan keterampilan berbicara dapat membuahkan hasil yang
maksimal, maka diperlukan tindakan yang yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan metode bernyanyi. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, yaitu
tindakan pembelajaran dalam rangka meningkatkan keterampilan berbicara
dengan metode bernyanyi didapatkan hasil bahwa siswa yang memperoleh
setengah tuntas ( ) sebanyak 11 siswa (36,7%), yang tergolong belum tuntas (o)
sebanyak 9 siswa (30,0%), dan yang sudah tergolong tuntas ( ) ada 10 siswa
(33,3%). Hal ini apabila dibandingkan dengan nilai ketrampilan berbicara pada
pra tindakan sudah menunjukkan peningkatan, namun peningkatan tersebut belum
menunjukkan secara maksimal. Oleh karena itu diperlukan tindakan berikutnya
agar hasil keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi dapat menghasilkan
hasil ketuntasan yang maksimal.
Berdasarkan hasil tindakan pada siklus II, diketahui bahwa siswa yang
memperoleh setengah tuntas ( ) c o m m i t to u s e r
s e b an y a k 4 s i sw a (13,0%), yang
tergolong belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

85

tuntas (o) sebanyak 4 siswa (13,0%), dan yang sudah tergolong tuntas ( ) ada 22
siswa (73,3%). Hal ini menunjukkan suatu keberhasilan dari penggunaan metode
bernyanyi dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelompok A di TK
Santa Anna Sragen tahun Ajaran 2011/2012. Oleh karena itu, hipotesis tindakan
yang menyatakan bahwa dengan menggunakan metode bernyanyi dapat
meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok A di TK. Santa Anna
Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Sehingga, hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Indah Setyaning Jati (2006), yang meneliti tentang:
”Penggunaan Metode Bernyanyi Untuk Mengatasi Kesulitan Berbicara Di TK.
Aisyiyah Gemolong, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Tahun 2008 /
2009. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tindakan pada siklus
I menunjukkan adanya peningkatan berbicara yang lebih baik dibandingkan nilai
sebelum diadakan tindakan, dengan persentase anak memperoleh nilai sebanding
dengan yang diharapkan sedangkan untuk siklus 2 menunjukkan adanya
keterampilan berbicara pada anak memperoleh nilai di atas yang diharapkan.
Dengan demikian, dapat diajukan rekomendasi bahwa keterampilan berbicara
melalui metode bernyanyi dapat mengatasi kesulitan berbicara pada anak TK.
Hal ini berarti bahwa pembelajaran dengan penggunaan metode bernyanyi
akan dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada anak usia dini, semakin
baik cara penggunaan metode bernyanyi maka semakin meningkat pula
keterampilan berbicara pada anak tersebut. Oleh karena itu untuk menghasilkan
penelitian yang maksimal maka diperlukan tindakan lanjutan dengan bimbingan
yang dilakukan semaksimal mungkin.
Bagi anak yang belum tuntas dalam keterampilan berbicara peneliti
sekaligus untuk menindak lanjuti dengan memberikan bimbingan semaksimal
mungkin sesuai dengan potensi anak masing-masing.

commit to
user
86

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat

peningkatan keterampilan berbicara dengan metode bernyanyi pada anak

kelompok A Di TK Santa Anna Sragen Tahun Ajaran 2011/2012, dengan

perolehan nilai ketuntasan dari pra siklus yang tuntas ada 4 siswa (13,3%), pada

siklus I ada 10 siswa (33,3%), dan pada siklus II ada 22 siswa (73,3%).

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan


pada pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode bernyanyi dalam
pelaksanaan pembelajarannya. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan
implikasi teoretis dan implikasi praktis hasil penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Implikasi teoretis dari penelitian ini yaitu memungkinkan adanya temuan-
temuan positif ke arah pengayaan pengetahuan dalam hal pelaksanaan
pembelajaran pada anak TK. Penelitian ini dapat membuka wawasan
pemahaman dan pendalaman materi berbicara, khususnya berbicara dengan
menggunakan metode bernyanyi yang baik di sekolah. Penelitian ini juga
membuka wawasan guru terhadap penggunaan metode bernyanyi yang selama
walaupun sudah diterapkan oleh guru, namun kurang maksimal.
2. Implikasi Praktis
Berdasarkan simpulan dan data-data temuan hasil penelitian terbukti bahwa
ketrampilan berbicara dapat ditingkatkan dengan penggunaan metode
bernyanyi. Maka hasil penelitian dapat diimplikasikan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

87

a. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas,


sehingga dapat memotivasi guru dan peneliti lain untuk melakukan
penelitian sejenis dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan yang tepat dalam
pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran di TK pada aspek berbicara
di TK dan pelajaran lain pada umumnya.
c. Menunjukkan pentingnya sebuah metode pembelajaran dalam
pembelajaran yang sudah terbukti menurunkan keabstrakan suatu konsep
dan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat
meningkatkan aktivitas siswa dan meningkatkan kemampuan siswa
khususnya ketrampilan berbicara anak.

C. Saran

1. Bagi guru

a. Diharapkjan dapat menggunakan strategi yang tepat dan menarik dalam

meningkatkan ketrampilan berbicara anak, salah satu cara yang ditempuh

yaitu dengan meningkatkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan,

misalnya dengan bernyanyi.

b. Guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran khususnya untuk

meningkatkan keterampilan berbicara anak, hendaknya menggunakan

metode yang menarik serta sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik

anak TK, salah satunya dengan menggunakan media bernyanyi.

2. Bagi Kepala Sekolah

a. Mendukung upaya guru dalam menggunakan strategi yang tepat dan

memanfaatkan media untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak.

b. Menjalin kerja sama dan komunikasi yang baik dengan guru agar dalam

pengembangan keterampilan berbicara anak memperoleh hasil yang


commit to
optimal. user
88

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Adanya hasil penelitian yang membuktikan bahwa melalui metode

bernyanyi, ketrampilan berbicara anak TK dapat meningkat, diharapkan

dengan penelitian selanjutnya dapat mengangkat kembali permasalahan yang

Ada tetapi dengan metode, teknik, strategi dan media yang lain serta tindakan

yang berbeda agar dapat memberikan masukan atau temuan baru khususnya

dalam meningkatkan keterampilan berbicara anak umumnya mengembangkan

potensi anak secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai