( Makalah ini diajukan untuk memenuhi nilai tugas Metode Pengembangan Bahasa AUD )
Kelas/Semester : E Semester VI
Disusun Oleh :
Diandra Harditiya : 1811070284
Imelda Ariani : 1811070030
Nurul Kartika Putri : 1811070272
Yatimatul Lili Prehatini : 1811070315
Yunia Putri Inayah : 1811070326
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Metode Pengembangan Bahasa
AUD dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Rosullah SAW
yang syafaatna kita nantikan kelak.
Penulisan makalah berjudul “Metode Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini(Aud) Melalui
Metode Bernyanyi” dapat di selesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah
tenteng metode pengembangan bahasa AUD melalui metode bernyanyi dapat menjadi referensi
bagi pihak terkait. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru
setelah membaca makalah ini.
Penulis menyadari bertema metode pengembangan bahasa AUD melalui metodebernyanyi ini
masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami menerima dengan senang
hati segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Alhir kata, semoga makalah metode pengembangan
bahasa AUD melalui metodebernyanyi ini dapat bermanfaat.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang di tunjukkan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang di lakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Taman kanak-kanak adalah
salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang
menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun.
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan
dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Ia memiliki dunia dan
karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa. Anak selalu aktif, dinamis, antusias,
dan tahu terhadap apa yang di lihat dan apa yang di dengar, seolah olah seperti tak berhenti
belajar. Anak juga bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara alamiah, anak juga
merupakan makhluk social, unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan
merupakan masa potensial untuk belajar.
Salah satu aspek yang perlu dikembangkan sejak dini adalah bahasa. Anak usia dini
merupakan masa emas atau paling ideal untuk belajar bahasa selain bahasa ibu (bahasa pertama).
Otak anak masih plastis dan lentur, sehingga proses penyerapan bahasa menjadi lebih mulus.
Lagi pula daya penyerapan bahasa pada anak berfungsi secara otomatis. Fenomena seperti itu
antaralain terpacu oleh obsesi orang tua yang menghendaki anaknya cepat bisa berbahasa denga
baik.
Belajar berbahasa melalui benyanyi merupakan aktivitas yang sangat popular dan dilakukan
anak usia dini dalam berbagai acara misalnya seperti hari-hari besar dan kegiatan akhir tahun,
segingga sebuah nyanyian atau lagu itu dapat berdampak kedalam diri seseorang. Bagi anak lagu
dapat mempengaruhi tumbuh dan kembang tentang nilai-nilai yang dapat merubah sikap
prilaku,selain itu lagu juga dapat memberikan motivasi, minat, dan bakat anak dalam berbahasa.
Hamper semua boleh dikatakan bahwa pendidikan membutuhkan keterampilan bernyanyi,
mendengarkan, dan memperhatika. Oleh karena itu anak didik harus dibiasakan mendengar atau
memperhatikan nyanyian, bunyi yang di dengar dalam dimensi waktu sambil mengikuti jejak
1
bunyi yang langsung hilang dengan cepat, cara mendengarkan nyanyian yang diajarkan pada
anak didik adalah untuk memupuk rasa keindahan dan memberi pengetahuan, juga memberikan
pemahaman tentang unsur-unsur nyanyia. Hal ini menjadikan bermain melalui nyanyian begitu
sangat penting diketahui oleh guru TK.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian anak usia dini?
2. Bagaimana pengertian bahasa untuk anak usia dini?
3. Bagaiman pengertian metode bernyanyi?
4. Apa saja tujuan metode bernyanyi?
5. Apa saja fungsi metode bernyanyi?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan metode bernyanyi?
7. Bagimana langkah-langkah pelaksanaan metode bernyanyi?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian anak usia dini?
2. Untuk mengetahui pengertian bahasa untuk anak usia dini?
3. Untuk mengetahui pengertian metode bernyanyi?
4. Untuk mengetahui tujuan metode bernyanyi?
5. Untuk mengetahui fungsi metode bernyanyi?
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode bernyanyi?
7. Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan metode bernyanyi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Tesa Alia, “Pendampingan Orang Tua Pada Anak Usia Dini Dalam Penggunaan Teknologi Digital,” A Journal of
Language, Literature, Culture and Education 14, no. 1 (2018): 65–78.
2
Kadek Hengki Primayana, “Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Berbantuan Media Kolase Pada Anak Usia
Dini,” Purwadita: Jurnal Agama Dan Budaya 4, no. 1 (2020): 91–100,
http://jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/Purwadita.
3
e) Memiliki sikap egosentris
f) Memiliki rentan daya konsentrasi yang pendek
g) Merupakan bagian dari makhluk social.
Untuk itu, agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal maka
dibutuhkan situasi dan kondisi pada saat memberikan stimulasi dan yang sesuai dengan
kebutuhan dan minat anak karena masa usia dini merupakan masa awal pertumbuhan dan
perkembangan anak.
3
Vivi Anggraini, Yulsyofriend Yulsyofriend, and Indra Yeni, “Stimulasi Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Melalui
Lagu Kreasi Minangkabau Pada Anak Usia Dini,” Pedagogi : Jurnal Anak Usia Dini Dan Pendidikan Anak Usia Dini 5,
no. 2 (2019): 73, https://doi.org/10.30651/pedagogi.v5i2.3377.
4
Mulianah Khaironi, “Perkembangan Anak Usia Dini,” Jurnal Golden Age 2, no. 01 (2018): 01,
https://doi.org/10.29408/goldenage.v2i01.739.
4
untuk memelihara perkembangan bahasa anak secara normal, orang tua perlu
memperhatikan kondisi kesehatan anak. Upaya yang dapat ditempuh adalah dengan cara
memberikan ASI, makanan yang bergizi, memelihara kebersihan tubuh anak atau secara
reguler memeriksakan anak kedokter atau kepuskesmas.
2. Intelegensi : Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat intelegensinya. Anak
yang perkembangan bahasanya cepat pada umumnya mempunyai intelegensi normal atau
diatas normal. Namun begitu, tidak semua anak yang mengalami kelambatan
perkembangan bahasanya pada usia awal, dikategorikan sebagai anak yang bodoh.
3. Status Sosial Ekonomi : beberapa study tentang hubungan antara perkembangan bahsa
dengan status sosial ekonomi keluarga miskin mengalami kelambatan dalam
perkembangan bahasanya dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga yang
lebih baik ekonominya. Kondisi ini terjadi mungkin disebabkan oleh perbedaan
kecerdasan atau kesempatan belajar asumsinya keluarga miskin diduga kurang
memperhatikan perkembangan bahasa anaknya, atau dua- duanya.
4. Jenis Kelamin (Sex) : Pada tahun pertama usia anak, tidak ada perbedaan dalam
vocalisasi antara pria dan wanita. Namun mulai usia 2 tahun, anak wanita menunjukkan
perkembangan yang lebih cepat dari anak pria.
5. Hubungan Keluarga : Hubangan ini dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi
dan berkomunikasi dengan lingkungan keluarga, terutama dengan orang tua yang
mengajar, melatih dan memberikan contoh berbahasa kepada anak. Hubungan yang sehat
antara orangtua dengan anak penuh perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya akan
memfasilitasi perkembangan bahasa pada anak, sedangkan hubungan yang tidak sehat
mengakibatkan anak akan mengalami kesulitan atau kelambatan dalam perkembangan
bahasanya.5
Anak mengalami tahapan perkembangan yang sama namun yang membedakan antara lain6:
1. Sosial keluarga, Pengaruh dari sosial keluarga yang tinggi sangat mempengaruhi pada
keaktifan berbicara pada anak usia, seperti pada keluarga yang status sosialnya tinggi
sering melakukan percakapan lebih intens dan bahkan anak tersebut diajari untuk
berkomunikasi dengan bahasa indonesia. Berbeda pula pada anak yang berada dalam
5
Enny Nazrah Pulungan, “Jurnal Raudhah,” Raudhah 06, no. 01 (2018): 1–26.
6
Anita Afrianingsih, “KOMUNIKASI POSITIF SEBAGAI SARANA UNTUK MENINGKATKAN PENYERAPAN BAHASA
LISAN ANAK USIA DINI,” Jurnal Tarbawi 13, no. 2 (2016).
5
status sosial yang rendah para orangtua semakin lebih sedikit untuk mengajak anaknya
berkomunikasi, istilahnya yang penting anaknya diam. Sehingga orangtua hanya sibuk
dengan mencari nafkahnya saja.
2. Kecerdasan, Pendidikan dan kecerdasan orangtua juga sangat mempengaruhi terhadap
perkembangan komunikasi bahasa anak. Orangtuan yang memiliki pendidikan lebih
tinggi, memiliki banyak perbendaharaan kata yang bisa diterapkan pada anaknya.
Sehingga kecerdasan anaknya pun semakin bertambah. Begitupula sebaliknya pada kasus
orangtua yang tidak berpendidikan tinggi, maka semakin sedikit pula perbendaharaan
katanya dan tingkat kecerdasan nyapun semakin sedikit bahkan berkurang.
3. Kesehatan, pada kasus mengenai pengasuhan yang diberikan oleh orangtua yang
menderita sakit jiwa/psikis akan menjadi penghambat bagi anak dalam rangka
menstimulasi perkembangan bahasa anak. Pada dasarmya ibu yang mengalami tingkat
depresi yang tinggi akan menunjukkan raut muka yang tertekan, sedikit senyum dan
sedikit berbicara bahkan berkata. Sehingga anak yang diasuhpun tidak mendapatkan
perolehan basha yang baik.
4. Dorongan, dukungan, motivasi dan dorongan baik dari luar maupun dalam diri peserta
didik sangat menjadi penentu keberhasilannya dalam penyerapan bahasa lisan yang
dijadikan sebagai penentu sikap dan karakter anak. Dukungan yang dapat dilakukan oleh
orangtua yakni dengan seseringmungkin melakukan percakapan dengan anak
menggunakan komunikasi positif dengan sedikit larangan-larangan yang dapat
menghambat perkembangan bahasa bahkan dapat menghambat perkembangan moral
anak.
5. Hubungan, dengan teman yang turut mempengaruhinya. Lingkungan ikut mempengaruhi
perkembangan bahasa anak, lingkungan yang baik maka perkembangan anak akan baik,
namun sebaliknya jika tidak maka anak juga akan ikut dalam lingkungan tersebut. Hal
inilah yang menjadi tolok ukur atau dasar mengapa anak pada umur tertentu sudah dapat
berbicara, atau pada umur tertentu belum bisa berbicara.
Pemerolehan bahasa pertama untuk anak usia dini sangat berkaitan dengan perkembangan
sosial anak dan pembentukan identitas sosial. Mempelajari bahasa pertama merupakan salah satu
perkembangan menyeluruh bagi anak menjadi anggota suatu masyarakat. Mengenai pemerolehan
bahasa (language acquisition) atau akuisisi bahasa ini terdapat beberapa pengertian.
6
Pemerolehan bahasa merupakan proses pemilikan kemampuan berbahasa, baik berupa
pemahaman atau pun pengungkapan secara alami, tanpa melalui kegiatan pembelajaran formal.
Pemerolehan bahasa adalah proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural
waktu dia belajar bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa pada anak mempunyai ciri-ciri
berkesinambungan, merupakan suatu rangkaian kesatuan, dan dimulai dari ujaran satu kata yang
sederhana hingga mencapai gabungan kata dan kalimat yang lebih rumit (Salnita, 2019).
Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan pembelajaran bahasa. Pemerolehan bahasa
biasanya terjadi secara alamiah, tanpa disadari, diperoleh dalam ruang lingkup kehidupan sehari-
hari, sedangkan pada pembelajaran bahasa, bahasa diperoleh setalah dipelajari secara formal
dengan mematuhi konsep-konsep kaidah ketatabahasaan yang berlaku.7
7
Indah Permatasari Suardi, Syahrul Ramadhan, and Yasnur Asri, “Pemerolehan Bahasa Pertama Pada Anak Usia
Dini,” Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 3, no. 1 (2019): 265,
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.160.
7
4. Membantu anak untuk mendengarkan, mengingat dan menghafal, mengintegrasikan dan
menghasilkan suara bahasa,.
5. Pengembangan kemampuan berbahasa.
6. Sebagai alat dan media pembelajaran.
7. Peneguhan eksistensi. Penggunaan media lagu merupakan kegiatan yang membuat
peserta didik lebih mudah untuk mengingat dan menghafal kosa kata.8
8
Ahmad Qomaruddin, “Implementasi Metode Bernyanyi Dalam Pembelajaran Mufradāt,” Jurnal Kependidikan 5,
no. 1 (2017): 25–36, https://doi.org/10.24090/jk.v5i1.1240.
9
Dina Rodiana, “ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERNYANYI” 1, no. 4 (2018).
8
c. Menyalurkan emosi, menimbulkan rasa senang (emosi).
d. Melatih otot badan, mengkordinasikan gerak tubuh (psikomotorik).
Nyanyian adalah bagian dari musik, berfungsi sebagai alat untuk menvurahkan pikiran
dan perasaan untuk berkomunikasi. Pada hakekatnya nyanyian bagi anak-anak adalah berfungsi
sebagai berikut:
1) Bahasa emosi: Dengan menyanyi seorang anak dapat mengungkapkan perasaannya, rasa
senang, lucu, kagum, haru dan sebagainnya
2) Bahasa nada: Bagi anak, nyanyian dapat didengar, dapat dinyanyikan dan
dikomunikasikan sebagai bahasa ekspresi
3) Bahasa gerak: Gerak pada nyanyian tergambar pada irama gerak atau ketukan yang
teratur, irama dan pada melodi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bernyanyi
yang yang dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan perkembangan bahasa
anak maka akan memudahkan kita dalam pengembangan bahasa anak itu sendiri.10
9
3) Dikarenakan suasana kelas yang ramai, bisa mengganggu kelas lain.
BAB III
12
Davik, “Implementasi Metode Bernyanyi Dalam Meningkatan Penguasaan Mufrodatat Bahasa Arab Siswa,”
Jurnal Lughoti 1, no. 02 (2020): 1–26.
10
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian anak usia dini disini adalah anak yang berumur antara 0 sampai 6 tahun yang
merupakan usia emas (golden age), usia yang menentukan masa depan mereka apabila diasuh
dan diberikan stimulus dengan baik maka mereka akan menjadi anak-anak yang dapat
diharapkan untuk berguna bagi bangsanya saat meraka menjadi dewasa kelak.
Bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari
individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan dan keinginannya. Bahasa diartikan
sebagai sistem simbol yang teratur untuk mentransper berbagai ide maupun informasi yang
terdiri dari symbol-simbol “visual” maupun “verbal”. Bahas adalah suatu sistem simbol untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Oleh sebab itu kita semua harus menyadari pentingnya bahasa
dalam kehidupan karena dengan bahasa kita dapat berkomunikasi dengan orang lain
menyampaikan maksud, pikiran, dan gagasan yang akan bisa dipahami oleh generasi ratusan
tahun mendatang
Aspek-aspek tersebut memegang peranan dalam membantu keberhasilan anak belajar sesuai
dengan tingkatan usia. Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, mereka selalu aktif,
antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah-olah tidak
pernah berhenti untuk bereksplorasi dan belajar. Anak belajar melalui bermain serta anak dapat
termotivasi dalam perkembangannya. Setiap anak berkembang melalui tahapan perkembangan,
tetapi pada saat yang sama anak juga individu yang unik dimana pembelajaran yang sesuai
dengan anak adalah pembelajaran yang sesuai dengan minat setiap anak.
Karakteristik anak usia dini adalah sebagai berikut:
h) Memiliki rasa ingin tahu yang besar
i) Merupakan pribadi yang unik
j) Suka berfantasi dan berimajinasi
k) Masa potensial untuk anak
DAFTAR PUSTAKA
11
Tesa Alia, “Pendampingan Orang Tua Pada Anak Usia Dini Dalam Penggunaan Teknologi
Digital,” A Journal of Language, Literature, Culture and Education 14, no. 1 (2018): 65–78.
Vivi Anggraini, Yulsyofriend Yulsyofriend, and Indra Yeni, “Stimulasi Perkembangan Bahasa
Anak Usia Dini Melalui Lagu Kreasi Minangkabau Pada Anak Usia Dini,” Pedagogi : Jurnal
Anak Usia Dini Dan Pendidikan Anak Usia Dini 5, no. 2 (2019): 73,
https://doi.org/10.30651/pedagogi.v5i2.3377.
Mulianah Khaironi, “Perkembangan Anak Usia Dini,” Jurnal Golden Age 2, no. 01 (2018): 01,
https://doi.org/10.29408/goldenage.v2i01.739.
Indah Permatasari Suardi, Syahrul Ramadhan, and Yasnur Asri, “Pemerolehan Bahasa Pertama
Pada Anak Usia Dini,” Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 3, no. 1 (2019): 265,
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.160.
Dina Rodiana, “ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERNYANYI” 1, no. 4 (2018).
Tesya Cahyani Kusuma, “Dalam Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini Di Taman Kanak-
Kanak Budi Mulia” 1, no. 1 (n.d.): 1–12.
Kamtini Kamtini and Fahmi Agustina Sitompul, “Pengaruh Metode Bernyanyi Terhadap
Kemampuan Mengingat Huruf Dan Angka Pada Anak Usia Dini,” Jurnal Obsesi : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini 4, no. 1 (2019): 141, https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i1.295.
12