Anda di halaman 1dari 108

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERUPA BULETIN


DALAM BENTUK BUKU SAKU UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA
KELAS VIII MATERI GAYA DITINJAU DARI
MINAT BACA SISWA

Skripsi

Oleh :
Yulian Adi Setyono
K2308063

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERUPA BULETIN


DALAM BENTUK BUKU SAKU UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA
KELAS VIII MATERI GAYA DITINJAU DARI
MINAT BACA SISWA

Oleh :
Yulian Adi Setyono
K2308063

Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan
Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Yulian Adi Setyono


NIM : K2308063
Jurusan/Program Studi : P.MIPA/Pendidikan Fisika

Menyatakan bahwa Skripsi saya yang berjudul “PENGEMBANGAN MEDIA


PEMBELAJARAN FISIKA BERUPA BULETIN DALAM BENTUK BUKU
SAKU UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA KELAS VIII MATERI GAYA
DITINJAU DARI MINAT BACA SISWA” ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini adalah hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Desember 2012

Yang membuat pernyataan

Yulian Adi Setyono

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji di


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada hari : Rabu


Tanggal : 12 Desember 2012

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D Daru Wahyuningsih, S.Si, M.Pd


NIP. 19670802 200012 1 001 NIP. 19751003 200501 2001

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.

Pada hari : Kamis


Tanggal : 27 Desember 2012

Tim Penguji Skripsi


Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Supurwoko, M.Si ( )

Sekretaris : Elvin Yusliana Ekawati, S.Pd, M.Pd ( )

Anggota I : Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D ( )

Anggota II : Daru Wahyuningsih, S.Si, M.Pd ( )

Disahkan oleh
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd


NIP. 19600727 198702 1 001 commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Yulian Adi Setyono. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN


FISIKA BERUPA BULETIN DALAM BENTUK BUKU SAKU UNTUK
PEMBELAJARAN FISIKA KELAS VIII MATERI GAYA DITINJAU
DARI MINAT BACA SISWA. Skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Desember 2012.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengembangkan media pembelajaran
berupa buletin dalam bentuk buku saku untuk pembelajaran Fisika kelas VIII pada
materi Gaya ditinjau dari aspek materi, konstruk, dan bahasa serta minat baca
siswa.
Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yang menggunakan
metode Research and Development (R&D). Penelitian ini menggunakan model
pengembangan model prosedural yaitu model yang bersifat deskriptif yang
menunjukkan tahapan-tahapan yang harus diikuti untuk menghasilkan produk
berupa media pembelajaran. Jenis data yang diperoleh bersifat kualitatif dan
kuantitatif yaitu angket dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran yang
dikembangkan berupa buletin Fisika dalam bentuk buku saku memiliki kriteria
sangat baik berdasarkan penilaian dari ahli materi, ahli bahasa Indonesia, dan ahli
media memberikan rata-rata penilaian sebesar 86,56%. Media pembelajaran yang
dikembangkan juga memiliki kriteria sangat baik bila ditinjau dari peningkatan
minat baca siswa. Hal ini terbukti pada hasil angket minat baca awal dan akhir
yang diberikan kepada siswa yang memberikan rata-rata peningkatan sebesar
11,13%. Selain itu juga dianalisis dengan menggunakan uji-t berpasangan
terhadap data masing-masing kelompok uji coba untuk mengetahui signifikansi
dari peningkatan minat baca siswa. Untuk uji coba perorangan diperoleh hasil
perhitungan thitung = 6,957 > ttabel = 1,943 dan nilai Sig. = 0,001 < 0,05 yang berarti
sangat signifikan. Untuk kelompok kecil didapatkan hasil perhitungan bahwa
thitung = 7,848 > ttabel = 1,725 dan nilai Sig. = 0,000 < 0,05 yang berarti sangat
signifikan. Untuk kelompok besar juga didapatkan hasil perhitungan bahwa thitung
= 20,214 > ttabel = 1,725 dan nilai Sig. = 0,000 < 0,05 yang berarti sangat
signifikan. Simpulan dari penelitian ini adalah media pembelajaran berupa buletin
dalam bentuk buku saku memiliki kriteria sangat baik bila ditinjau dari aspek
materi, konstruk, dan bahasa serta minat baca siswa.

Kata kunci: fisika, media pembelajaran, buletin, buku saku, minat baca

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Yulian Adi Setyono. DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA IN


POCKET BOOK BULLETIN FOR PHYSICS LEARNING CLASS VIII ON
THE FORCE SUBJECT REVIEWED FROM STUDENTS INTEREST IN
READING. Thesis, Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret
University. December 2012.
The purpose of this research is to develop learning media such as
pocketbook bulletin for learning Physics class VIII on the force subject since
reviewed from aspect of subject, constructs, and language also students interest in
reading.
This research includes the development of research that uses methods of
Research and Development (R&D). This research uses procedural development
model is a descriptive model that shows the steps that must be followed to
produce a product in learning media. The type of data obtained is qualitative and
quantitative through questionnaires and interviews. The data analysis technique
used is descriptive qualitative and quantitative analysis.
The results of research showed that the learning media such as pocket
book bulletin developed that has very good criteria based on the assessment of the
expert material, Indonesian experts and media experts gave an average rating of
86.56%. Learning media developed has also criteria very well when viewed from
increase of students interest in reading. This is proved in the results of
questionnaires initial and final reading is given to students who provide an
average increase of 11.13%. It also analyzed using paired t-test sample to the data
of each tryout group to determine the significance of the increase students interest
in reading. For the individual test results of calculations obtained thitung = 6.957 >
ttabel = 1.943 and Sig. = 0.001 < 0.05, which means very significant. For a small
group obtained results of calculations that thitung = 7.848 > ttabel = 1.725 and Sig. =
0.000 < 0.05, which means very significant. For a class group also found that the
calculation results thitung = 20.214 > ttabel = 1.725 and Sig. = 0.000 < 0.05, which
means very significant. The conclusion from this research is learning media in
pocket book bulletin that has criteria very good since reviewed from aspect of
subject, constructs, and language also students interest in reading.

Key words: physics, learning media, bulletin, pocket book, reading interest

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al Insyirah: 6)

“…Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan
memudahkannya di dunia dan di akhirat…” (HR. Muslim)

”Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka


mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” ( QS. Ar-Ra’du:11)

”Rebutlah kesempatan selagi ada dan pastikan dapat meraihnya.” (Penulis)

“Selagi ada kemauan, pasti Allah SWT akan memberi jalan. Believe and do it !
(Penulis)

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:


Ibu dan Ayahku tercinta, terima kasih atas doa,
dukungan dan semangatnya.
Kakak dan adikku tersayang (Yuni dan Wati).
Sahabat-sahabatku Aris, Dwi Is, Wahyu,
Huda, Ilham, Danang, Luki atas bantuan dan
kebersamaannya
Keluarga Besar Cophy Ende ’08 atas
commit to user
kebersamaannya selama ini.

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini.
Penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ijin penelitian.
2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin
menyusun Skripsi.
3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si. Selaku Ketua Program Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ijin menyusun Skripsi.
4. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd. Selaku Koordinator Skripsi Program Studi
Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ijin menyusun Skripsi.
5. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D. dan Ibu Daru Wahyuningsih, S.Si, M.Pd.
Selaku Pembimbing atas kesabaran dalam memberikan bimbingan,
pengarahan dan dorongan yang luar biasa sehingga Skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Bapak Drs. Bambang Dwi Tantyo Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1
Mojogedang yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian.
7. Bapak Drs. Suriyanto, M.Pd. Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Jaten
yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian.
8. Bapak Sukinto, S.IP, S.Pd, MM. Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1
Kebakkramat yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan tryout
commit to user
angket penelitian.

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9. Bapak Drs. Joko Sumartono Selaku guru mata pelajaran Fisika SMP Negeri 1
Mojogedang yang telah memberikan waktu, pengarahan, dan bimbingan
selama peneliti melakukan penelitian.
10. Ibu Titik Susilowati, S.Pd Selaku guru mata pelajaran Fisika SMP Negeri 1
Jaten yang telah memberikan waktu, pengarahan, dan bimbingan selama
peneliti melakukan penelitian.
11. Siswa-siswi kelas VIIID, VIIIF, dan VIIIG SMP Negeri 1 Mojogedang dan
siswa-siswi kelas VIIID, VIIIF, dan VIIIG SMP Negeri 1 Jaten atas bantuan
dan kerjasamanya.
12. Ibu, Bapak, Mbak Yuni dan Wati serta semua keluargaku yang telah
memberikan do’a restu dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini.
13. Sahabat-sahabatku POWER RANGER, KPKC, BDK 41, Kestari ’10 dan
SIRINE ’11 untuk kebersamaan, pengalaman dan bantuannya
14. Teman-teman Pendidikan Fisika atas kebersamaan, bantuan dan dukungan
dalam menyelesaikan Skripsi ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Desember 2012

Penulis

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi
HALAMAN ABSTRACT ................................................................................. vii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
F. Spesifikasi produk yang Dikembangkan .................................... 5
G. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 7
1. Media Pembelajaran ............................................................ 7
a. Pengertian Media Pembelajaran...................................... 7
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ....................... 8
c. Macam Macam Media Pembelajaran .............................. 12
commitPemilihan
d. Prinsip dan Kriteria to user Media Pembelajaran ...... 16

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e. Pengembangan Media Pembelajaran .............................. 18


f. Evaluasi Media Pembelajaran ........................................ 19
2. Buletin.................................................................................. 21
3. Buku Saku (Pocket Book) .................................................... 22
4. Materi Gaya ......................................................................... 23
5. Minat Baca ........................................................................... 31
6. CorelDRAW X5 .................................................................. 34
B. Penelitian yang Relevan.............................................................. 36
C. Kerangka Berpikir....................................................................... 38
D. Pertanyaan Penelitian .................................................................. 39
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 40
A. Model Pengembangan................................................................. 40
B. Prosedur Pengembangan ............................................................. 40
1. Analisis kebutuhan ................................................................. 42
2. Rancangan Awal Pembuatan Media ...................................... 42
3. Pengumpulan Data rancangan ................................................ 42
4. Pembuatan Desain Media....................................................... 42
5. Pembuatan Media ................................................................... 43
6. Validasi .................................................................................. 43
7. Revisi ..................................................................................... 44
8. Pengujian ................................................................................ 44
C. Uji Coba Produk ........................................................................ 44
1. Desain dan Subyek Uji Coba ................................................. 44
2. Jenis Data ............................................................................... 45
3. Teknik Pengambilan Data ...................................................... 45
4. Instrumen Pengambilan Data ................................................. 46
a. Instrumen Penelitian ....................................................... 46
b. Analisis Instrumen .......................................................... 48
5. Teknik Analisis Data .............................................................. 50
a. Analisis Data Pengembangan Media .............................. 50
b. Analisis Datacommit to user
Minat Baca ............................................... 51

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV. HASIL PENELITIAN ..................................................................... 54


A. Pengembangan Media Buletin Fisika ........................................ 54
1. Analisis Kebutuhan .............................................................. 54
2. Rancangan Awal Pembuatan Media .................................... 56
3. Pengumpulan Data Rancangan ............................................ 59
4. Pembuatan Desain Media .................................................... 59
5. Pembuatan Media ................................................................ 60
B. Validasi ....................................................................................... 60
1. Ahli Materi........................................................................... 60
2. Ahli Bahasa Indonesia ......................................................... 61
3. Ahli Media ........................................................................... 62
C. Uji Coba ...................................................................................... 63
1. Uji Coba Perorangan ............................................................ 63
2. Uji Coba Kelompok Kecil ................................................... 67
3. Uji Coba Kelompok Besar ................................................... 70
D. Revisi Produk .............................................................................. 74
E. Kajian produk Akhir ................................................................... 84
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 88
A. Kesimpulan Tentang Produk ...................................................... 88
B. Keterbatasan Penelitian............................................................... 89
C. Saran dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut ........................ 89
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. ..... 91
LAMPIRAN

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Range Prosentase dan Kriteria Penilaian .................................... 51
Tabel 4.1 SK dan KD Materi Gaya ............................................................. 57
Tabel 4.2 Indikator Materi Gaya ................................................................. 57
Tabel 4.3 Data Kuantitatif dari Ahli Materi ................................................ 61
Tabel 4.4 Data Kuantitatif dari Ahli Bahasa Indonesia............................... 62
Tabel 4.5 Data Kuantitatif dari Ahli Media ................................................ 63
Tabel 4.6 Rangkuman Data Uji Coba Perorangan ...................................... 64
Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Uji Coba Perorangan .................................. 64
Tabel 4.8 Uji-t Berpasangan Data Uji Coba Perorangan ............................ 65
Tabel 4.9 Rangkuman Data Aspek dan Indikator Uji Coba Perorangan..... 67
Tabel 4.10 Rangkuman Data Kelompok Kecil ............................................. 67
Tabel 4.11 Uji Normalitas Data Kelompok Kecil ......................................... 67
Tabel 4.12 Uji-t Berpasangan Data Kelompok Kecil.................................... 68
Tabel 4.13 Rangkuman Data Aspek dan Indikator Kelompok Kecil ............ 68
Tabel 4.14 Rangkuman Data Kelompok Besar ............................................. 71
Tabel 4.15 Uji Normalitas Data Kelompok Besar ........................................ 71
Tabel 4.16 Uji-t Berpasangan Data Kelompok Besar ................................... 72
Tabel 4.17 Rangkuman Data Aspek dan Indikator Kelompok Besar ........... 72

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Diagram Vektor Sebuah Gaya ................................................ 24
Gambar 2.2 Dua Gaya yang Bekerja pada Benda ...................................... 24
Gambar 2.3 Bus yang Sedang Direm ......................................................... 26
Gambar 2.4 Bola yang Mengalami Percepatan Akibat Diberi Gaya ......... 27
Gambar 2.5 Seorang Penyelam yang Berada di Dasar Laut ...................... 28
Gambar 2.6 Peluncuran Roket.................................................................... 28
Gambar 2.7 Diagram Skematis Gaya Gesekan.......................................... 29
Gambar 2.8 Diagram Gaya pada Benda yang Diam................................. . 31
Gambar 3.1 Bagan Alur Prosedur Pengembangan ..................................... 41
Gambar 3.2 Bagan Desain Media............................................................... 42
Gambar 4.1 Diagram Pendapat Siswa Tentang Pelajaran Fisika ............... 55
Gambar 4.2 Diagram Pendapat Siswa Tentang Membaca Materi Fisika... 56
Gambar 4.3 Diagram Minat Baca Uji Coba Perorangan ............................ 66
Gambar 4.4 Diagram Minat Baca Uji Kelompok Kecil ............................. 70
Gambar 4.5 Diagram Minat Baca Uji Kelompok Besar ............................ 74
Gambar 4.6 Tampilan Halaman 9; Sebelum dan Sesudah Revisi .............. 75
Gambar 4.7 Tampilan Halaman 10; Sebelum dan Sesudah Revisi ............ 75
Gambar 4.8 Tampilan Halaman 13; Sebelum dan Sesudah Revisi ............ 76
Gambar 4.9 Tampilan Halaman 14; Sebelum dan Sesudah Revisi ............ 76
Gambar 4.10 Tampilan Cover Belakang; Sebelum dan Sesudah Revisi ..... 77
Gambar 4.11 Tampilan Halaman 4; Sebelum dan Sesudah Revisi .............. 78
Gambar 4.12 Tampilan Halaman 6; Sebelum dan Sesudah Revisi .............. 78
Gambar 4.13 Tampilan Halaman 9; Sebelum dan Sesudah Revisi .............. 79
Gambar 4.14 Tampilan Halaman 12; Sebelum dan Sesudah Revisi ............ 80
Gambar 4.15 Tampilan Halaman 16; Sebelum dan Sesudah Revisi ............ 81
Gambar 4.16 Tampilan Halaman 18; Sebelum dan Sesudah Revisi ............ 81
Gambar 4.17 Tampilan Halaman 20; Sebelum dan Sesudah Revisi ............ 82
Gambar 4.18 Tampilan Cover Depan; Sebelum dan Sesudah Revisi .......... 82
commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.19 Tampilan Perubahan Posisi Gambar; Sebelum dan Sesudah


Revisi ...................................................................................... 82
Gambar 4.20 Tampilan Ukuran Font; Sebelum dan Sesudah Revisi ........... 83
Gambar 4.21 Tampilan Ukuran Gambar; Sebelum dan Sesudah Revisi ..... 83
Gambar 4.22 Tampilan Konten Gambar; Sebelum dan Sesudah Revisi ...... 84

commit to user

xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 Jadwal Penelitian .................................................................... 95
Lampiran 2 Kisi-kisi Angket Tryout Minat Baca ...................................... 96
Lampiran 3 Kisi Angket Minat Baca yang Valid ...................................... 102
Lampiran 4 Kisi-kisi Angket Penilaian Produk untuk Ahli Materi ........... 109
Lampiran 5 Kisi-kisi Angket Penilaian Produk untuk Ahli Media ............ 112
Lampiran 6 Kisi-kisi Angket Penilaian Produk untuk Ahli Bahasa .......... 116
Lampiran 7 Data Kuantitatif Hasil Penilaian Ahli Materi ......................... 119
Lampiran 8 Data Kuantitatif Hasil Penilaian Ahli Bahasa ........................ 120
Lampiran 9 Data Kuantitatif Hasil Penilaian Ahli Media.......................... 121
Lampiran 10 Analisis Hasil Angket Tryout Minat Baca Siswa ................... 122
Lampiran 11 Analisis Hasil Angket Minat Baca Siswa Uji Perorangan ..... 130
Lampiran 12 Analisis Hasil Angket Minat Baca Siswa Uji Kelompok
Kecil ....................................................................................... 136
Lampiran 13 Analisis Hasil Angket Minat Baca Siswa Uji Kelompok
Besar ....................................................................................... 144
Lampiran 14 Bagan Isi Buletin Fisika ......................................................... 161
Lampiran 15 Langkah Pembuatan Buletin Fisika dalam Bentuk Buku
Saku ........................................................................................ 161
Lampiran 16 Print Screen Buletin Fisika dalam Bentuk Buku Saku .......... 215
Lampiran 17 Silabus .................................................................................... 224
Lampiran 18 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................ 228
Lampiran 19 Hasil Angket Penilaian Ahli ................................................... 224
Lampiran 20 Hasil Angket Minat Baca Siswa ............................................. 238
Lampiran 21 Hasil Wawancara Siswa ......................................................... 262
Lampiran 22 Hasil Wawancara Guru........................................................... 271
Lampiran 23 Surat Pengajuan Judul ............................................................ 275
Lampiran 23 Surat-Surat Penelitian ............................................................. 276

commit to user

xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lingkungan pendidikan merupakan lingkungan yang strategis untuk


mengembangkan kebiasaan membaca. Kegiatan membaca merupakan aktivitas
untuk mendapatkan pengetahuan atau informasi yang seharusnya dilakukan bagi
masyarakat ilmiah dan pendidikan. Kebiasaan membaca merupakan hal penting
dan fundamental yang harus dikembangkan sejak dini. Hal ini bertujuan dalam
untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, baik pendidikan dasar,
menengah, maupun pendidikan tinggi (Daryono, 2009: 1).
Menurut Evita dalam Yusuf Purwadi (2009: 1): “Minat baca merupakan
dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan
atau perhatian secara selektif yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau
kegiatan yaitu membaca sebagai suatu kegiatan yang menguntungkan,
menyenangkan atau mendatangkan kepuasan”. Minat baca merupakan sumber
motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan hal yang diinginkannya,
yaitu membaca.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan minat baca
masyarakatnya masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei International
Associations for Evaluation of Educational Achievement (IAEEA) pada tahun
1996 menginformasikan bahwa melek baca siswa usia 9-14 tahun Indonesia
berada pada urutan ke-41 dari 49 negara yang disurvei. Data Bank Dunia tahun
1998 menginformasikan pula kebiasaan membaca anak-anak Indonesia berada
pada level paling rendah (skor 51,7). Skor ini di bawah Filipina (52,6), Thailand
(65,1), dan Singapura (74,0). Dalam tahun 1998-2001 hasil survei dari IAEEA
dari 35 negara, menginformasikan melek baca siswa Indonesia berada pada urutan
yang terakhir. Publikasi IAEEA tanggal 28 November 2007 tentang minat baca
dari 41 negara menginformasikan melek membaca siswa Indonesia selevel dengan
negara belahan bagian selatan bersama Selandia Baru dan Afrika Selatan (Daning
Hentasmaka, 2011: 1). commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Ada banyak faktor yang menyebabkan kemampuan membaca anak-anak


Indonesia tergolong rendah. Pertama, ketiadaan sarana dan prasarana, khususnya
buku-buku bacaan yang bermutu. Kedua banyaknya keluarga di Indonesia yang
belum mentradisikan kegiatan membaca. Padahal jika ingin menciptakan anak-
anak yang memiliki pikiran luas dan baik akhlaknya, mau tidak mau kegiatan
membaca perlu ditanamkan sejak dini (Darlius, 2010: 66-67).
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengembangkan minta baca
adalah mendesain kurikulum atau sistem pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik untuk melakukan kegiatan membaca bahan bacaan yang terkait
dengan kurikulum atau sistem pembelajaran yang ada (Daryono, 2009: 1). Hal
tersebut dimaksudkan dengan memasukkan kegiatan membaca dalam
pembelajaran.
Alat bantu yang digunakan guru dalam pembelajaran untuk mencapai
tujuan tertentu dinamakan media pembelajaran. Hamalik dalam Azhar Arsyad
(2010: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses
pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain dapat membangkitkan
motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafisran data dan memadatkan informasi.
Saat ini berkembang berbagi jenis media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran, salah satunya media cetak. Media cetak merupakan suatu media
yang produk akhirnya berupa cetakan, contohnya buku teks, jurnal, majalah,
brosur, buletin dan lain lain. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:187),
buletin merupakan majalah sederhana yang tipis dan berisi uraian singkat,
diterbitkan untuk kalangan sendiri (biasanya untuk lembaga atau organisasi).
Buletin hanya digunakan sebagaicommit
mediato user
penyampaian informasi yang hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berlaku untuk organisasi atau kalangan tertentu dan isinya dalam bidang tertentu
saja, misalnya politik, kehutanan, keagamaan dan komunikasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Yudithia Dian Putra (2010: 1) tentang
pengembangan media cetak dalam format buletin sebagai media pembelajaran
bagi orang tua anak usia dini disimpulkan bahwa: “Media pembelajaran dalam
format buletin dikembangkan sesuai dengan sasaran. Selain itu uraian materi,
konten dan isi pada buletin yang didukung dengan ilustrasi yang menarik dapat
memberikan nilai tersendiri bagi pembaca sehingga pembaca tidak merasa jenuh”.
Berdasarkan penelitian tersebut, dikatakan bahwa buletin bisa dijadikan sebagai
media pembelajaran. Meskipun demikian, jarang sekali ditemukan buletin yang
digunakan dalam pembelajaran untuk siswa, terlebih lagi buletin yang dikemas
dalam bentuk buku saku.
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:185): “Buku saku adalah
buku yang berukuran kecil yang dapat disimpan dalam saku dan mudah dibawa
kemana-mana”. Endri Mardhani (2010: 46) melakukan penelitian tentang manfaat
penyuluhan dengan media buku saku tentang keamanan pangan. Hasil
penelitiannya diketahui tingkat pengetahuan remaja sebelum diberi penyuluhan
dengan media buku saku sebagian besar mempunyai pengetahuan tidak baik yaitu
sebesar 96,9%. Tingkat pengetahuan remaja setelah diberi penyuluhan dengan
media buku saku sebagian besar mempunyai pengetahuan baik yaitu sebesar
93,8%. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Yuliati (2010: 72)
menyimpulkan bahwa penggunaan modul dalam bentuk buku saku sangat
bermanfaat bagi siswa untuk mengatasi kesulitan belajar. Hal ini terbukti dengan
meningkatnya penguasaan konsep siswa dari 54,4% hingga 77,33%. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan di atas, diketahui bahwa buku saku dapat
memberikan dampak yang positif bagi siswa.
Berdasarkan uraian-uraian yang telah terpapar di atas, maka perlu adanya
media pembelajaran berupa buletin yang dikemas dalam bentuk buku saku. Hal
ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan minat baca siswa terhadap materi
Fisika. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis bermaksud untuk mengadakan
commit toMedia
penelitian dengan judul ”Pengembangan user Pembelajaran Fisika berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Buletin dalam Bentuk Buku Saku untuk Pembelajaran Fisika Kelas VIII
Materi Gaya Ditinjau dari Minat Baca Siswa“.
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas,


maka dapat diidentifikasi masalah-masalah yang timbul sebagai berikut:
1. Minat baca siswa sangat rendah.
2. Salah satu penyebab minat baca rendah adalah kurangnya bahan bacaan.
3. Buletin pembelajaran untuk siswa sulit ditemukan.
4. Buku saku memberikan dampak positif bagi siswa, namun jarang digunakan
dalam pembelajaran Fisika.
5. Belum dikembangkan media pembelajaran Fisika dengan buletin yang
dikemas dalam bentuk buku saku

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas


maka dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan dengan maksud agar
lebih terarah dan mencapai tujuan yang tepat. Pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi Gaya kelas VIII
SMP.
2. Produk media yang akan dikembangkan berupa buletin dalam bentuk buku
saku.
3. Media buletin dalam bentuk buku saku yang memenuhi kriteria baik dapat
dilihat berdasarkan angket yang diisi oleh ahli dan siswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka dapat


dirumuskan masalah sebagai berikut: bagaimanakah mengembangkan media
pembelajaran berupa buletin dalam bentuk buku saku untuk pembelajaran Fisika
pada materi Gaya yang memenuhi kriteria baik ditinjau dari minat baca siswa?.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan media


pembelajaran berupa buletin dalam bentuk buku saku untuk pembelajaran Fisika
pada materi Gaya yang memenuhi kriteria baik ditinjau dari minat baca siswa.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Dalam penelitian ini, spesifikasi produk yang dikembangkan berupa


media pembelajaran Fisika berupa buletin dalam bentuk buku saku. Buletin yang
dikembangkan berisi konsep-konsep Fisika tentang Gaya dan dikemas secara
menarik serta dilengkapi dengan gambar. Media ini dapat digunakan oleh guru
pada saat pembelajaran Fisika untuk menarik minat baca siswa. Selain itu, buletin
dikemas dalam bentuk buku saku, sehingga sangat praktis untuk digunakan. Oleh
karena itu proses pembuatannya diperlukan desain layout yang menarik dan
dicetak sebagus mungkin agar menarik.

G. Manfaat Penelitian

Dari penelitian pengembangan media pembelajaran yang berupa buletin


dalam bentuk buku saku ini diperoleh manfaat antara lain:
1. Bagi pengembang, dapat digunakan untuk memperluas wawasan dan
penerapan pengetahuan yang didapat dalam problematika pendidikan yang ada.
2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai referensi bagi guru untuk memperkaya
model media pembelajaran. Selain itu, dapat juga digunakan guru untuk
menggunakan media pembelajaran yang menarik dan kreatif sehingga dapat
meningkatkan minat baca siswa terhadap Fisika.
3. Bagi siswa, memperoleh media pembelajaran yang menarik dan kreatif
sehingga diharapkan dapat menggugah minat baca siswa.

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Dalam penelitian pengembangan media pembelajaran ini terdapat


beberapa keterbatasan dalam pengembangan seperti:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Buletin dalam bentuk buku saku merupakan media pembelajaran yang hanya
menyampaikan informasi yang sifatnya satu arah.
2. Dalam pembuatan buletin dalam bentuk buku saku ini diperlukan
kemampuan dan keterampilan desain grafis dan penekanan estetika yang
tinggi, untuk ini penulis memiliki keterbatasan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari
kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau
kutub) atau suatu alat (Sri Anitah, 2009: 1). Pengertian media dalam proses
belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka
media itu disebut media pembelajaran (Azhar Arsyad, 2010: 3-4). Hujair A.H.
Sanaky (2009: 3) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah sebuah alat yang
berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Sementara itu, Robert Heinich dalam Musfiqon (2012: 26) dalam
bukunya, “Instructional Media and Technologies for Learning” mendefinisikan,
media adalah saluran informasi yang menghubungkan antara sumber infomasi dan
penerima. Dalam pengertian ini media diartikan sebagai fasilitas komunikasi,
yang dapat memperjelas makna antara komunikator dan komunikan.
Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA)
memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik
tercetak maupun audiovisual serta peralatannya (Arief S. Sadiman, 2009: 7).
Sedangkan Gerlach dan Ely dalam Azhar Arsyad (2010: 3) mengatakan bahwa:
Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini,
guru, buku teks, dan lingkungan sekolah adalah media. Secara khusus,
media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat
grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.
commit to user

7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berbeda dengan pendapat Briggs dalam Sri Anitah (2009: 1) yang


mengatakan bahwa: “Media pembelajaran pada hakekatnya adalah peralatan fisik
untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran. Termasuk
didalamnya, buku, video tape, slide suara, suara guru, tape recorder, modul atau
salah satu komponen dari suatu sistem penyampaian”.
Lain halnya dengan Yusuf Hadi Miarso dalam Musfiqon (2012: 27)
mengartikan media sebagai wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya
ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, materi yang ingin
disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan tujuan yang ingin dicapai adalah
terjadinya proses belajar.
Dari beberapa pendapat yang telah diungkapkan di atas, dapat diketahui
bahwa media pembelajaran adalah media yang digunakan sebagai alat bantu
dalam proses pembelajaran serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke
penerima pesan belajar (siswa), sehingga dapat merangsang perhatian, minat,
pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
tujuan belajar.
b. Fungsi Media dan Manfaat Media Pembelajaran
Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar
yang ikut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru (Azhar Arsyad, 2010: 15). Dalam proses pembelajaran,
media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju
penerima (siswa).
Menurut McKnown dalam Musfiqon (2012: 34), ada empat fungsi media
pembelajaran, yaitu:
1) Mengubah titik berat pendidikan formal, yaitu dari pendidikan yang
menekankan pada intruksional akademis menjadi pendidikan yang
mementingkan kebutuhan kehidupan peserta didik
2) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
3) Memberikan kejelasan (clarification)
4) Memberikan rangsangan (stimulation)

Levie & Lentz (1982) dalam Azhar Arsyad (2010: 16-17),

commit
mengemukakan empat fungsi media to user khususnya media visual, yaitu:
pembelajaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Fungsi Atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran
yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai
teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertari
dengan materi pelajaran itu atau mata pelajaran itu merupakan salah satu
mata pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka, sehingga mereka tidak
memperhatikan. Media gambar, khususnya gambar yang diproyeksikan
melalui LCD dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka
kepada pelajaran yang akan diterima. Dengan demikian, kemungkinan
untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran lebih besar.
2) Fungsi Afektif
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau
lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya
informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
3) Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar.
4) Fungsi Kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain,
media pembelajaran berfungsi mengakomodasi siswa yang lemah dan
lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks
atau disajikan secara verbal.

Media dapat meningkatkan pengetahuan, memperluas pengetahuan, serta


memberikan fleksibilitas dalam penyampaian pesan. Selain itu, media juga
berfungsi sebagai alat komunikasi, sebagai sarana pemecahan masalah dan
sebagai sarana pengembangan diri. Pemakaian media dalam proses pembelajaran
juga akan membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, serta membawa pengaruh psikologis terhadap
siswa. Selain itu, media juga dapat berguna untuk membangkitkan gairah siswa
untuk belajar sehingga memungkinkan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan
minat dan kemampuannya (Musfiqon, 2012: 33).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

Menurut Kemp & Dayton dalam Azhar Arsyad (2010: 21-23): Dampak
positif dari hasil penelitian yang menggunakan media sebagai bagian integral
pengajaran di kelas atau sebagai cara utama pengajaran langsung sebagai berikut:
1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
Meskipun penafsiran para guru terhadap isi pelajaran yang berbeda-
beda, hal ini dapat dikurangi dengan menggunakan informasi yang
sama.
2) Pengajaran bisa lebih menarik.
Media dapat diasosiasikan sebagi penarik perhatian dan membuat siswa
tetap memperhatikan. Dengan kejelasan dan keruntutan pesan yang
akan disampaikan serta daya tarik image, menunjukkan bahwa media
dapat aspek untuk membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam
belajar.
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori
belajar dengan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal
partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.
4) Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena
kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk
mengantarkan pesan dan isi pelajaran.
5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan
gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan
elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan
baik, spesifik, dan jelas.
6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana di inginkan atau
diperlukan terlebih jika media pembelajaran disusun untuk penggunaan
secara individu.
7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap
proses belajar dapat ditingkatkan.
8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif; beban guru untuk
menjelaskan isi pelajaran dapat dikurangi sehingga guru dapat
memusatkan perhatian kepada aspek penting lain, misalnya sebagai
konsultan atau penasihat siswa.

Sudjana & Rivai (1992: 2) dalam Azhar Arsyad (2010: 24-25)


mengemukakan: Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar;
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pengajaran;
3) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan, dan commit
guru totidak
user kehabisan tenaga, apalagi guru
mengajar pada setiap jam pelajaran;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Dari uraian dan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan beberapa
manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar
sebagai berikut:
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil
belajar.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa
untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, indera, dan
waktu;
a. obyek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di
ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film,
radio atau model;
b. obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera
dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide atau gambar;
c. kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam
puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto,
slide di samping secara verbal;
d. obyek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat
ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau
simulasi komputer;
e. kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat
disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video;
f. peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses
yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses
kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-
teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide atau
simulasi komputer.
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat,
dan lingkungannya, misalnya melalui karyawisata, kunjungan-
kunjungan ke museum atau kebun binatang. (Azhar Arsyad, 2010: 25-
27).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

c. Macam-macam Media Pembelajaran


Jenis media pembelajaran cukup banyak, baik dari yang fisik maupun
nonfisik. Masing-masing media pembelajaran memiliki karakteristik yang melekat
pada setiap jenis media tersebut.
Menurut Daryanto (2010: 16-17), media pembelajaran diklasifikasikan
berdasarkan tujuan pemakaian dan karakteristik jenis media. Terdapat lima model
jenis klasifikasi menurut para ahli, antara lain:
1) Menurut Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, sederhana
dan mahal. Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan
daya liputan, yaitu (1) liputan luas dan serentak seperti TV, radio dan
faksimile; (2) liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide,
poster audio tape; (3) media untuk belajar individual, seperti buku,
modul, program belajar dengan komputer dan telepon.
2) Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu
benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar
diam, gambar bergerak, film bersuara dan mesin belajar. Ketujuh
kelompok media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya
memenuhi fungsi menurut hierarki belajar yang dikembangkan, yaitu
pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar,
memberi kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih
ilmu, menilai prestasi dan pemberi umpan balik.
3) Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu visual diam,
film, televisi, objek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram,
demonstrasi, buku teks cetak dan sajian lisan. Di samping
mengklasifikasikan, Allen juga mengkaitkan antara media pembelajaran
dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
4) Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri
fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, presentasi
verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara,
pengajaran terprogram dan simulasi.
5) Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran dan
kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu
media tanpa proyeksi dua dimensi, media tanpa proyeksi tiga dimensi,
audio, proyeksi, televisi, video dan komputer.

Menurut Anderson dalam Arief S. Sadiman (2009: 89): “Media


dikategorikan menjadi sepuluh kelompok, antara lain: (1) cetak; (2) audio;
(3) audio-cetak; (4) proyeksi visual Ddam (OverHead Transparan/OHT);
(5) proyeksi visual diam dengan audio; (6) visual gerak; (7) visual gerak
dengan audio; (8) benda; (9) manusia dan sumber lingkungan; dan (5)
komputer”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

Berbeda dengan Leshin dkk dalam Azhar Arsyad (2010: 81-82):


”Media pembelajaran dikategorikan menjadi lima kategori, yaitu: (1) media
berbasis manusia (guru, tutor, instruktur,main peran, kegiatan kelompok,
dan lain lain); (2) media berbasis cetakan (buku, penuntun, buku
kerja/latihan dan lembaran lepas); (3) media berbasis visual (charts, grafik,
peta, gambar, transparansi, film bingkai atau slide), media berbasis audio-
visual (video, film, slide bersama tape, televisi) dan (5) media berbasis
komputer (pengajaran dengan berbantuan komputer dan video interaktif).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diketahui terdapat banyak


jenis media pembelajaran. Namun yang biasa digunakan dalam proses belajar
mengajar, antara lain :
1) Media Cetak
Secara historis, istilah media cetak muncul setelah ditemukannya alat
pencetak oleh Johan Gutenberg pada tahun 1456. Kemudian dalam bidang
percetakan berkembanglah bidang percetakan berkembanglah produk alat
pencetak yang semakin modern dan efektif penggunaannya. “Banyak
terdapat media pembelajaran yang berbasis cetak, antara lain: buku
pelajaran/teks, surat kabar, majalah ilmiah, buletin, jurnal, lembaran lepas
dan teks terprogram”.
Azhar Arsyad (2010: 88-91) menyatakan bahwa media berbasis
cetakan menuntut enam elemen yang harus diperhatikan pada saat
merancang, yaitu: konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf
dan penggunaan spasi kosong.
a) Penggunaan konsistensi dari halaman satu ke halaman yang lain
sangatlah penting, terlebih pada jarak spasi antara judul dengan kalimat
pertama serta garis samping agar sama.
b) Penggunaan format yang sesuai, misalnya untuk paragraf yang berisi
kalimat yang panjang hendaknya dibuat satu kolom, sedangkan yang
berisi paragraf pendek bisa dibuat lebih dari satu kolom. Namun, juga
disesuaikan dengan ukuran dari media cetak tersebut.
c) Teks disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan mencari
informasi. Agar lebih jelas, disarankan penggunaan kotak-kotak yang
berfungsi untuk memisahkan bagian-bagian teks.
d) Daya tarik yang dimaksud adalah selalu memberikan kejutan atau hal
yang baru pada setiap bab ataubagian yang baru. Hal ini dapat memicu
siswa untuk membaca terus.
e) Pemilihan dan penggunaancommit to user
ukuran huruf hendaknya juga diperhatikan
dan disesuaikan dengan isi, pengguna dan lingkungan. Selain itu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

disarankan untuk menghindari huruf kapital pada seluruh teks yang


dapat membuat proses membaca menjadi sulit.
f) Penggunaan spasi (ruang) kosong berguna untuk menambah kontras
yang mana bertujuan untuk memberi kesempata kepada siswa untuk
beristirahat sejenak dalam menelusuri teks-teks selanjutnya.

Menurut Azhar Arsyad (2010: 38-39), media cetak memiliki


beberapa kelebihan, antara lain:
a) Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu
memenuhi kebutuhan siswa, baik yang cepat maupun yang lamban
dalam membaca dan memahami materi.
b) Di samping dapat mengulangi materi dalam media cetak, siswa akan
mengikuti urutan pikiran secara logis.
c) Perpaduan antara teks dan gambar dalam halaman cetak dapat
menambah daya tarik dan dapat memperlancar pemahaman informasi
yang disajikan.
d) Pada media cetak berbasis teks terprogram, siswa akan berpartisipasi
dengan aktif karena harus memberikan respon terhadap pertanyaan dan
latihan yang disusun.
e) Media cetak dapat diproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan
dengan mudah.

2) Media Grafis
Media grafis termasuk media visual, berfungsi menyalurkan pesan
dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera
penglihatan.pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-
simbol komunikasi visual.
Menurut Azhar Arsyad (2010: 92-96): Banyak jenis media grafis
diantaranya:
a) Gambar atau Foto
Di antara media pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling
umum dipakai. Gambar/foto merupakan bahasa yang paling umum,
yang dapat dimengerti dan dapat dinikmati dimana-mana.
b) Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draf kasar yang melukiskan
bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Sketsa, selain dapat menarik
perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas
penyampaian pesan, harganya pun tidak perlu dipersoalkan sebab madia
ini dibuat langsung oleh guru.
c) Diagram
Diagram menunjukkancommithubungan yang ada antar komponennya atau
to user
sifat-sifat proses yang ada. Diagram yang umumnya berisi petunjuk-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

petunjuk, berfungsi menyederhanakan hal yang kompleks sehingga


dapat memperjelas penyajian pesan.
d) Bagan (Chart)
Fungsi pokok dari bagan (chart) adalah menyajikan ide-ide atau
konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau
lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-
butir penting dari suatu persentasi.
e) Grafik (Graphs)
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis
atau gambar yang disusun berdasarkan prisip-prinsip matematik dan
menggunakan data-data komparatif. Fungsi grafik adalah untuk
menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan
perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang
saling berhubungan secara singkat dan jelas.
f) Kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu
gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk
menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu
sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu.
g) Poster
Poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan Poster tidak
hanya penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tetapi dia
mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang
yang melihatnya. Poster berfungsi untuk mempengaruhi orang-orang
membeli produk baru dari suatu perusahaan, untuk mengikuti program
Keluarga Berencana atau untuk menyayangi binatang dapat dituangkan
lewat poster.
h) Peta dan Globe
Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data
lokasi. Secara khusus peta dan globe tersebut memberikan informasi
tentang keadaan permukaan bumi, data-data budaya dan
kemasyarakatan, data-data ekonomi.
i) Papan Flanel/Flanel Board
Papan flanel adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan
pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain
flanel ini dapat dilipat sehingga praktis.
j) Papan Buletin (Bulletin Board)
Berbeda debngan papan flanel, papan buletin ini tidak dilapisi kain
flanel tetapi langsung ditempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan.
Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan buletin dimaksudkan
untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tetentu.
3) Media Audio
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan
indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam
lambing-lambang auditif, baik verbal (kedalam kata-kata/bahasa lisan)
maupun non verbal. Ada commit to user
beberapa jenis media dapat kita kelompokkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

dalam media audio, antara lain radio, alat perekam pita magnetic, piringan
hitam dan laboratorium bahasa.
Media audio memudahkan dalam mengidentifikasi obyek-obyek,
mengklasifikasikan obyek, mampu menunjukkan hubungan spatial dari
suatu obyek, membantu menjelaskan konsep abstrak menjadi konkret.
4) Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam (still proyected medium) mempunyai
persamaan dengan media grafik dalam arti menyajikan rangsangan-
rangsangan visual. Selain itu, bahan grafis banyak sekali dipakai dalam
media proyeksi diam. Pebedaan yang jelas di antara mereka adalah pada
media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang
bersangkutan pada media proyeksi, pesan tersebut harus diproyeksikan
dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran; terlebih dahulu.
Adakalanya media jenis ini disertai rekaman audio, tetapi ada pula yang
hanya visual saja.
Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain film bingkai
(slide), film rangkai (film strip), overhead proyektor, proyektor opaque,
tachitoscope, microprojection dengan microfilm, film, film gelang,
televisi, video.

d. Prinsip dan Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran


Musfiqon (2012: 116-117) menyatakan bahwa: “Dalam pemilihan
media pembelajaran terdapat tiga prinsip utama yang bisa digunakan,
yaitu: prinsip efektifitas dan efisiensi, perinsip relevansi dan prinsip
produktifitas”.
1) Prinsip Efektifitas dan Efisiensi
Media pembelajaran dikatakan menganut prinsip efektifitas dan
efisiensi jika semua tujuan pembelajaran dapat tercapai dan dalam
pencapaiannya menggunakan waktu, biaya dan sumber daya lain
dengan seminimal mungkin.
2) Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi terdapat dua jenis, yakni relevansi ke dalam dan
keluar. Relevansi ke dalam berarti pemilihan media pembelajaran
dengan mempertimbangkan tujuan, isi, strategi dan evaluasi media
pembelajaran. Sedangkan untuk relevansi keluar adalah pemilihan
media yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan masyarakat.
3) Prinsip Produktifitas
Prinsip yang ketiga adalah prinsip produktifitas, yang mana media
pembelajaran bisa dikatakan produktif jika mampu meningkatkan
pencapaian tujuan pembelajaran.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media


pembelajaran menurut Azhar Arsyad (2010: 69-72):
1) Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor
dana, fasilitas dan peralatan
commityang tersedia, waktu yang tersedia dan
to user
sumber-sumber yang tersedia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

2) Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran.


3) Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan
keterampilan awal.
4) Tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru dan siswa) dan
kefektifan biaya.
5) Kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus, respon, umpan
balik siswa yang tepat.

Dick dan Carey dalam Arief S. Sadiman (2009: 86) menyebutkan


bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, masih
ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media
pembelajaran, antara lain:
1) Ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang bersangkutan
tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus beli atau
membuat sendiri.
2) Perlu adanya perhatian terhadap dana, tenaga dan fasilitas untuk
membuat atau membeli suatu media.
3) Faktor keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan
untuk waktu yang lama. Artinya media bisa digunakan di mana pun
dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapan pun serta mudah
untuk dijinjing dan dipindahkan.
4) Efektifitas biaya dalam waktu jangka panjang.

Menurut Musfiqon (2012: 118-121): “Pemilihan media


pembelajaran diperlukan kriteria sebagai berikut: (1) Kesesuaian dengan
tujuan, (2) Ketepatgunaan, (3) Keadaan peserta didik, (4) Ketersediaan, (5)
Biaya kecil, (6) Keterampilan guru, dan (7) Mutu teknis”.
Dari pendapat Musfiqon di atas, dapat dijelaskan kriteria pemilihan
media pembelajaran sebagai berikut:
1) Kesesuaian dengan tujuan
Kehadiran media dalam pembelajaran adalah untuk mendukung
pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
Sehingga media pembelajaran dapat dikatakan optimal jika dapat
mencapai tujuan pembelajaran.
2) Ketepatgunaan
Media pembelajaran yang tepat guna diartikan pemilihan media yang
telah didasarkan pada kegunaan. Jika media pembelajaran dirasa belum
tepat dan berguna dalam pembelajaran, maka media tersebut tidak perlu
commit to user
dipilih dan digunakan dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

3) Keadaan peserta didik


Kriteria pemilihan media pembelajaran yang baik hendaknya
disesuaikan dengan keadaan peserta didik. Sebab jika media tidak
sesuai dengan keadaan peserta didik, maka tidak dapat membantu
banyak dalam memahami materi pelajaran.
4) Ketersediaan
Jika suatu media dirasa tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran
namun tidak tersedia di sekolah, maka media tersebut tidak dapat
digunakan. Jadi, unsur ketersediaan suatu media harus diperhatikan
dalam pemilihan media.
5) Biaya kecil
Faktor utama yang sering menjadi pertimbangan dalam pemilihan
media pembelajaran adalah biaya. Biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh dan mendapatkan media hendaknya sebanding dengan
hasil-hasil yang akan dicapai. Jadi, hendaknya memilih media
pembelajaran yang murah biayanya namun menghasilkan hasil yang
bagus dan banyak. Jika tidak, memilih media yang biayanya mahal,
namun mendapatkan hasil yang lebih bagus dan lebih banyak.
6) Keterampilan guru
Apa pun media yang dipilih, maka guru harus mampu menggunakannya
dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media sangat ditentukan
oleh guru yang menggunakannya. Sebagus apapun media yang dipilih
tidak akan berarti apa-apa jika guru tidak mampu menggunakannya.
7) Mutu teknis
Kualitas media jelas mempengaruhi tingkat ketersampaian materi pem-
belajaran kepada anak didik. Untuk itu, media yang dipilih dan diguna-
kan hendaknya memiliki mutu teknis yang bagus.
e. Pengembangan Media Pembelajaran
Secara umum, metode penelitian dan pengembangan memiliki
kesamaan. Dalam metode penelitian dan pengembangan (Research and
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

Development/R&D), langkah-langkah yang dapat dilakukan menurut


Sugiyono (2012: 298) adalah sebagai berikut:
1) Potensi dan masalah
2) Pengumpulan data
3) Desain produk
4) Validasi desain
5) Revisi desain
6) Uji coba produk
7) Revisi produk
8) Ujicoba pemakaian
9) Revisi produk
10) Produksi masal
Dalam pengembangan media pembelajaran diperlukan persiapan
dan perencanaan yang teliti. Menurut Arief S. Sadiman (2009: 101),
pengembangan media pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Identifikasi kebutuhan
2) Perumusan tujuan
3) Perumusan materi
4) Perumusan alat pengukur keberhasilan
5) Penulisan naskah
6) Uji coba
7) Revisi
8) Produksi
f. Evaluasi Media Pembelajaran
Sebelum media pembelajaran digunakan, maka terlebih dahulu
dilakukan penilaian terhadap media tersebut. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui efektifitas dan efisiensi media pembelajaran yang digunakan.
Selain itu, juga digunakan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Evaluasi media pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai
cara, seperti diskusi kelas commit to user interviu perorangan, observasi
dan kelompok
mengenai perilaku siswa, dan evaluasi media yang telah tersedia. Azhar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

Arsyad (2010: 174) menyebutkan tujuan adanya evaluasi media


pembelajaran antara lain:
1) Menentukan apakah media pembelajaran itu efektif
2) Menentukan apakah media pembelajaran media itu dapat diperbaiki atau
ditingkatkan
3) Menetapkan apakah media itu cost-effective dilihat dari hasil belajar
siswa
4) Memilih media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam
proses belajar di dalam kelas
5) Menentukan apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media
tersebut
6) Menilai kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran
7) Mengetahui apakan media pembelajaran itu benar-benar memberi
sumbangan terhadap hasil belajar yang dinyatakan
8) Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran
Aspek dan kriteria penilaian media pembelajaran hasil dari
penyusunan dan diskusi tentang aspek dan kriteria penilaian media
pembelajaran menurut Romi Satrio Wahono (2006: 1) adalah:
1) Aspek Rekayasa Perangkat Lunak
a) Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media
pembelajaran
b) Reliable (handal)
c) Maintainable (dapat dipelihara/dikelola dengan mudah)
d) Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya)
e) Ketepatan pemilihan jenis aplikasi/software/tool untuk pengembangan
f) Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi/dijalankan di
berbagai hardware dan software yang ada)
g) Pemaketan program media pembelajaran terpadu dan mudah dalam
eksekusi
h) Dokumentasi program media pembelajaran yang lengkap meliputi:
petunjuk instalasi (jelas, singkat, lengkap), trouble shooting (jelas,
terstruktur, dan antisipatif), desain program (jelas, menggambarkan
alur kerja program)
i) Reusable (sebagian atau seluruh program media pembelajaran dapat
dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media pembelajaran
lain)
2) Aspek Desain Pembelajaran
a) Kejelasan tujuan pembelajaran (rumusan, realistis)
b) Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum
c) Cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran
d) Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran
e) Interaktivitas
f) Pemberian motivasi belajar
g) Kontekstualitas dan aktualitas
h) Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar
commit
i) Kesesuaian materi dengan to user
tujuan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

j) Kedalaman materi
k) Kemudahan untuk dipahami
l) Sistematis, runut, alur logika jelas
m) Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, latihan
n) Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran
o) Ketepatan dan ketetapan alat evaluasi
p) Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi
3) Aspek Komunikasi Visual
a) Komunikatif; sesuai dengan pesan dan dapat diterima/sejalan dengan
keinginan sasaran
b) Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan
c) Sederhana dan memikat
d) Audio (narasi, sound effect, backsound,musik)
e) Visual (layout design, typography, warna)
f) Media bergerak (animasi, movie)
g) Layout interactive (ikon navigasi)

2. Buletin
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 187): “Buletin merupakan
majalah sederhana yang tipis dan berisi uraian singkat, diterbitkan untuk kalangan
sendiri (biasanya untuk lembaga atau organisasi)”. Buletin juga bisa diartikan
sebagi media cetak yang berupa selebaran atau majalah, berisi warta singkat atau
pernyataan tertulis yg diterbitkan secara periodik oleh suatu organisasi atau
lembaga untuk kelompok profesi tertentu (www.artikata.com).
Ada pula pengertian buletin sebagai berikut: ”Bulletin is a brief statement
of facts respecting some passing event, as military operations or the health of
some distinguished personage, issued by authority for the information of the
public” (www.brainyquote.com). (Buletin adalah sebuah pernyataan singkat
tentang fakta-fakta untuk mengabadikan beberapa peristiwa yang telah terjadi
yang mana sebagai sebagai operasi militer atau kesehatan dari beberapa tokoh
yang dibedakan dan dikeluarkan oleh otoritas untuk informasi publik).
Dari beberapa pengertian yang telah tersebut di atas, dapat diketahui
bahwa buletin merupakan suatu media cetak dalam bentuk majalah sederhana
yang tipis yang berisi tentang uraian singkat dan diterbitkan untuk kalangan
sendiri ataupun tertentu serta secara periodik.
Secara umum, buletin disajikan dalam bentuk media cetak, tetapi ada
commit to user
juga buletin dalam bentuk audio. Sri Anitah (2009: 43) mengungkapkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

terdapat buletin berita, yaitu suatu berita kilat yang biasanya disiarkan sesudah
koran sore telah sampai di pasaran. Namun, sekarang, banyak sekali berita penting
dan ringkasan berita yang disiarkan berjam-jam oleh stasiun radio.
Menurut Effendy (2002: 54), buletin merupakan media komunikasi yang
berfungsi sebagai:
(1) Menginformasikan (to inform) yaitu memberikan informasi kepada
masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang
terjadi, ide atau pikiran, dan tingkah laku orang lain. Serta segala sesuatu
yang disampaikan orang lain.
(2) Mendidik (to educate) yaitu sebagai sarana pendidikan, dengan komunikasi
manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga
orang lain mendapatkan informasi dan pengetahuan.
(3) Mempengaruhi (to influence) yaitu fungsi mempengaruhi setiap individu
yang berkomunikasi, tentunya dengan cara saling mempengaruhi jalan pikiran
komunikandan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku
komunikan sesuai dengan yang diharapkan.
(4) Menghibur (to entertaint) yaitu komunikasi berfungsi untuk menyampaikan
hiburan atau menghibur orang lain.

3. Buku Saku (Pocket Book)


Secara umum buku adalah kumpulan kertas tercetak dan terjilid berisi
informasi yang dapat dijadikan salah satu sumber dalam proses belajar dan
membelajarkan. Sedangkan untuk pengertian buku saku, banyak sekali pendapat
terkait itu. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 185): “Buku saku
adalah buku berukuran kecil yang dapat disimpan dalam saku dan mudah dibawa
kemana-mana”. “Selain itu, buku saku juga bisa diartikan buku dengan
ukurannya yang kecil, ringan, dan bisa disimpan di saku. Sehingga praktis untuk
dibawa kemana mana, dan kapan saja bisa dibaca” (www.artikata.com).
Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan diatas, dapat diketahui
bahwa buku saku adalah suatu buku yang berukuran kecil yang mana berisi
informasi yang dapat disimpan di saku sehingga mudah dibawa kemana-mana.
Di Indonesia tidak memiliki standar ukuran baku untuk buku, maka ada
berjenis-jenis ukuran buku. “Untuk ukuran buku yang biasa disebut buku saku
(seperti novel dan bacaan ringan lain) berukuran 15,5 cm x 23,5 cm atau 13 cm x
20 cm” (http://halamanmoeka.blogspot.com/2009/11/bagian-bagian-buku.html).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

Ada pernyataan lain yang menyatakan: “Ukuran buku saku, yakni ukuran
10,5 cm x 14,8 cm” (www.klik-buku.com/shop/company-profile/). Sedangkan
yang dikutip dari www.concise.co.jp: “Ukuran buku saku adalah 15 cm x 10,6
cm”. Berdasarkan fakta yang ada, dapat diketahui bahwa ukuran buku saku tidak
memiliki standar khusus terkait ukuran.
4. Materi Gaya
Dalam penelitian ini, materi yang akan dibahas adalah Gaya. Materi ini
diajarkan pada siswa SMP kelas VIII semester I.
a. Pengertian Gaya
Jika kita mendorong gerobak, maka gerobak akan bergerak. Ketika
kita menendang bola, maka bola akan berubah bentuk sedikit kemudian bola
akan bergerak. Tarikan atau dorongan yang dapat menyebabkan perubahan
bentuk, ukuran atau kecepatan benda dinamakan gaya.
Jika suatu benda diberi gaya, maka terjadi perubahan pada benda
tersebut. Perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengaruh gaya yang
diberikan pada benda antara lain:
1) Benda diam menjadi bergerak, sebagai contoh seseorang yang
mendorong gerobak dari diam hingga gerobak bergerak.
2) Benda bergerak menjadi diam, sebagai contoh mobil yang bergerak
kemudian direm sehingga mobil menjadi berhenti
3) Bentuk dan ukuran benda berubah, sebagai contoh tabrakan antara dua
buah mobil
4) Arah gerak benda berubah, sebagai contoh bola tenis yang dipukul
dengan raket akan berubah arahnya
b. Jenis-jenis Gaya
Gaya terbagi menjadi dua jenis, yaitu gaya kontak (sentuh) dan
gaya non kontak (tak sentuh).
1) Gaya kontak (sentuh)
Gaya kontak adalah gaya yang disebabkan karena dua benda
bersentuhan. Contoh dari gaya kontak adalah gaya kuda menarik pedati,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

gaya pemukul kasti terhadap bola kasti, gaya gesekan antara ban mobil
dengan jalan dan gaya tarik yang diberikan pada pegas.
2) Gaya non kontak (tak sentuh)
Gaya non kontak adalah gaya yang bekerja pada benda tanpa
menyentuh benda tersebut. Contoh gaya non kontak adalah gaya
gravitasi antara dua buah benda, gaya elektrostatik pada dua benda.
c. Besar dan Arah Gaya
Gaya merupakan besaran vektor, sehingga gaya memiliki besar dan
arah. Gaya dapat digambarkan dengan diagram vektor seperti Gambar 2.1
berikut ini,
O
Titik Tangkap Arah Gaya
Gaya
Gambar 2.1 Diagram Vektor Sebuah Gaya
Titik O disebut titik tangkap gaya, sedangkan anak panah menunjukkan arah
gaya. Besar gaya ditunjukkan dengan panjang panah.
Dalam Fisika, gaya merupakan besaran yang dilambangkan dengan
F yang berarti force (gaya). Satuan dari gaya adalah newton (N). Satuan lain
yang juga sering dipakai adalah dyne, yang mana 1 newton setara dengan
100.000 dyne.
Gaya dapat diukur dengan sebuah alat, yaitu neraca pegas
(dinamometer). Neraca pegas terdiri dari sebuah pegas yang diberi skala.
Ketika pegas itu ditarik, jarum akan menunjukkan berapa besar gaya tarik
tersebut.
d. Resultan Gaya

F2
F1

Gambar 2.2 Dua Gaya yang Bekerja pada Benda


Gambar 2.2 menunjukkan dua buah gaya F1 dan F2 bekerja pada
sebuah benda pada waktu yang sama pada sebuah benda, maka gaya yang
bekerja pada benda tersebutcommit to userdengan gaya tunggal yang disebut
dapat diganti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

resultan gaya (R). Adapun resultan gaya pada adalah:

R  F1  F2
Secara umum, pengaruh beberapa gaya yang bekerja pada benda dalam

waktu yang sama pada sebuah benda merupakan gaya tunggal R yang sama
dengan jumlah beberapa gaya yang bekerja pada benda tersebut:

R   F  F1  F2  F3  ... (2.1)
Dalam penghitungan penjumlahan dan pengurangan gaya,
ditetapkan suatu aturan, yaitu:
1) Tanda positif (  ) untuk menyatakan arah gaya ke kanan dan ke atas
2) Tanda negatif (  ) untuk menyatakan arah gaya ke kiri dan ke bawah
e. Hukum Newton
Dinamika adalah ilmu yang mempelajari gerak suatu benda dengan
memperhatikan penyebab mengapa benda tersebut bergerak. Pada tahun
1687, Sir Isaac Newton, ilmuwan Fisika berkebangsaan Inggris, berhasil
menemukan hubungan antara gaya dan gerak. Dari hasil pengamatan dan
eksperimennya, Newton merumuskan tiga hukum mengenai gaya dan gerak
yang dikenal dengan Hukum I Newton, Hukum II Newton, dan Hukum III
Newton.
1) Hukum I Newton
Jika resultan gaya yang dikerjakan pada benda sama dengan
nol, maka benda tersebut dalam keadaan diam, karena tidak ada gaya
yang bekerja pada benda tersebut. Jika resultan gaya pada benda yang
sedang bergerak juga sama dengan nol, maka benda tersebut akan
bergerak dengan kecepatan konstan. Dari pernyatan tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa jika gaya-gaya yang bekerja pada suatu
benda sama dengan nol, maka benda berada pada keadaan diam atau
bergerak dengan kecepatan konstan pada lintasan garis lurus.
Hukum I Newton menyatakan: “Jika resultan gaya yang
bekerja pada suatu benda adalah nol, maka benda cenderung dalam
commit to user
keadaan diam ( a  0 ) atau bergerak dengan kecepatan konstan ( v  c )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

di lintasan garis lurus”. Hukum I Newton dikenal dengan hukum inersia


atau hukum kelembaman, karena sifat benda yang cenderung
mempertahankan kedudukannya. Secara matematis, hukum I Newton
dirumuskan:

F  0

maka a  0 atau v  konstan


Penerapan hukum I Newon dalam kehidupan sehari-hari antara
lain: mobil yang sedang melaju dengan kecepatan konstan kemudian
direm dengan mendadak, sehingga menyebabkan tubuh orang yang
berada dalam mobil terdorong ke depan seperti Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Bus yang Sedang Direm Membuat


Penumpang Condong ke Depan
(www.latiefs.blogspot.com)

2) Hukum II Newton
Pada hukum I Newton, resultan gaya yang bekerja adalah nol.
Apakah yang akan terjadi jika resultan gaya tidak sama dengan nol

(  F  R  0 )? Benda yang sedang bergerak akan dipercepat atau


diperlambat oleh resultan gaya tersebut. Arah percepatan sama dengan
arah resultan gaya dan arah perlambatan berlawanan arah dengan arah
resultan gaya. Gaya pada sebuah benda merupakan penyebab benda
dipercepat atau diperlambat.
Hukum II Newton menyatakan: “Percepatan yang dihasilkan
oleh suatu gaya pada sebuah benda, sebanding dengan gaya tersebut,
dan berbanding terbalikcommit
dengantomassa
user bendanya”. Secara matematis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

hukum II Newton dirumuskan:

F
a atau  F  m a
m

dengan: a = percepatan benda.


m = massa benda
 F = resultan gaya
Penerapan hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari
adalah seorang pemain bola yang sedang menendang bola. Bola yang
ditendang akan mengalami percepatan searah dengan gaya yang
diberikan oleh pemain bola melalui tendangannya seperti Gambar 2.4
(Agus Kartono, 2008: 1-4).

Gambar 2.4. Bola yang Mengalami Percepatan Akibat


Diberi Gaya (www.sport.detik.com)

3) Hukum III Newton


Jika benda A memberikan gaya pada benda B, maka benda B
akan memberikan gaya pada benda A yang sama besar, tetapi
berlawanan arah. Contohnya: ketika kita memukul tembok, kita akan
merasakan sakit. Semakin keras kita memukul tembok, maka semakin
sakit yang kita rasakan. Hal ini disebabkan ketika kita memberikan
gaya pada tembok dengan cara memukul, maka tembok juga akan
memberikan gaya kepada kita sehingga tangan kita terasa sakit.
Hukum III Newton menyatakan: “Jika benda A memberikan
gaya pada benda B (gaya aksi) maka benda B akan memberikan gaya
commit to user
pada benda A (gaya reaksi) yang sama besar tetapi berlawanan arah”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

Secara matematis, hukum III Newton dapat dituliskan:

F aksi   F reaksi
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali penerapan dari
hukum III Newton, antara lain:
a) Seorang penyelam dapat berenang di dalam laut (Gambar 2.5). Hal
ini disebabkan kaki dan tangan penyelam mendorong air ke
belakang (gaya aksi) sehingga badan penyelam terdorong ke depan
sebagai gaya reaksi.

Gambar 2.5. Seorang Penyelam yang Berada di Dasar


Laut (www.samarinda.olx.co.id)

b) Gambar 2.6 menunjukkan gerak roket yang meluncur. Bahan bakar


dinyalakan di dalam mesin pembakar, menghasilkan gas panas. Gas
panas tersebut mendorong ke segala arah di dalam roket, dan
menyembur keluar melalui bagian bawah roket. Dorongan gas ke
bawah tersebut meluncurkan ke atas roket itu.

Gambar 2.6. Peluncuran Roket


(www.gomesbaryulos.blogspot.com)

f. Gaya Gesekan
commit to user
Ketika kamu bersepeda, tiba-tiba kamu menarik rem dan sepedamu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

dapat berhenti. Hal itu disebabkan adanya tarikan atau dorongan yang
berlawanan dengan arah gerakmu sehingga sepedamu berhenti. Tarikan atau
dorongan itu terjadi sebagai hasil gesekan antara karet rem dan pelek pada
roda sepeda yang bergesekan. Gaya seperti ini dinamakan gaya gesekan.
Gaya gesekan termasuk gaya sentuh. Jadi, gaya gesekan adalah gaya antara
dua permukaan benda yang bersentuhan. Arah gaya gesekan berlawanan
arah dengan arah gerak benda. Adapun diagram skematis gaya gesekan
seperti Gambar 2.7 sebagai berikut:

f gesekan F
fgesekan
Gambar 2.7. Diagram Skematis Gaya Gesekan
Gaya gesekan dipengaruhi oleh kekasaran atau kehalusan
permukaan. Semakin kasar bentuk permukaan, semakin besar gaya
gesekannya. Sebaliknya, semakin halus bentuk permukaan, semakin kecil
gaya gesekannya. Dengan adanya gaya gesekan, dapat menguntungkan
maupun merugikan bagi manusia. Adapun gaya gesekan yang
menguntungkan bagi kehidupan manusia antara lain:
1) Gaya gesekan antara permukaan tanah dengan permukaan kaki yang
dapat membuat kita berjalan dengan nyaman. Jika tidak ada gaya
gesekan, kita akan tergelincir bila jalan licin.
2) Gaya gesekan pada rem kendaraan, yaitu pada karet rem dan roda
kendaraan. Hal itu dapat mengurangi atau menghentikan gerak
kendaraan.
3) Gaya gesekan antara ban mobil dengan jalan yang dapat membuat
mobil berjalan dengan baik.
Di samping memiliki keuntungan, gaya gesekan juga memiliki
kerugian, antara lain:
1) Gaya gesekan antara ban mobil dengan jalan yang menyebabkan ban
mobil cepat aus.
commit to user
2) Gaya gesekan pada bagian-bagian yang ada dalam mesin mobil atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

motor dapat menimbulkan panas yang berlebihan. Hal ini dapat


menyebabkan mesin cepat rusak. Untuk mengatasi hal ini, mesin diberi
oli agar gesekan yang terjadi lebih kecil.
3) Gaya gesekan air laut dan kapal laut yang menyebabkan gerak kapal
laut menjadi terhambat. Untuk mengatasi hal ini, ujung kapal laut
dibuat lancip sehingga gesekan yang terjadi dapat diperkecil.
g. Berat
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah massa dan berat sering
disalahartikan, seperti “berat badan Budi adalah 40 kg”. Istilah berat yang
digunakan pada contoh tersebut tidak tepat, seharusnya massa benda.
Massa dan berat benda adalah dua besaran yang berbeda. Massa
adalah ukuran banyaknya materi yang terkandung dalam suatu benda.
Satuan dari massa adalah kilogram. Massa diukur dengan menggunakan
neraca.
Sedangkan berat adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada
suatu benda. Satuan berat benda adalah newton (N). Berat benda diukur
dengan neraca pegas atau dinamometer. Arah berat selalu menuju pusat
bumi. Secara matematis, berat benda dirumuskan:

wmg

dengan: w = berat benda (N)


m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Massa benda besarnya selalu sama walaupun dilakukan
pengukuran di tempat yang berbeda, sedangkan berat dapat berubah
tergantung dari letaknya. Hal ini disebabkan karena besarnya percepatan
gravitasi di setiap tempat tidak sama. Contohnya: berat benda di daerah
kutub lebih besar dibandingkan dengan berat benda yang berada di daerah
khatulistiwa. Hal ini dikarenakan jarak kutub bumi dengan pusat bumi lebih
dekat dibandingkan dengan jarak khatulistiwa dengan pusat bumi, sehingga
percepatan gravitasi di kutub lebih besar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

Pada benda yang diam, terdapat diagram gaya yang bekerja.


Gambar 2.8 berikut ini adalah diagram gaya yang bekerja pada benda yang
diam:

w
Gambar 2.8. Diagram Gaya pada Benda yang Diam
Pada benda yang diam, bukan berarti tidak ada gaya yang bekerja.
Pada gambar di atas, benda yang diam terdapat dua gaya yang bekerja,
yaitu:

1) Gaya normal ( N ), yaitu gaya yang bekerja pada benda yang tegak
lurus dengan bidang lintasan benda.

2) Berat ( w ), yaitu gaya yang bekerja pada benda yang arahnya selalu
menuju pusat bumi.
Besar gaya normal dan berat pada benda yang diam adalah sama, sehingga
resultan gayanya adalah nol (Wasis, 2008: 147-151).

5. Minat Baca
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 744): “Minat adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Aiken (1994) dalam Vera
Ginting (2005: 19) mengungkapkan: “Minat sebagai kesukaan terhadap kegiatan
melebihi kegiatan lainnya”. Menurut Slameto (1995: 57): “Minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang
disertai dengan rasa senang sehingga diperoleh kepuasan”.
Pendapat lain mengenai minat disampaikan oleh Susan M. Ebbers (2011:
1) berikut ini:
In this brief, “interest” is described as a motivational force that involves the
focused allocation of extracommit
attention, leading to deeper processing, better
to user
comprehension, longer recall. I explain how a situational interest can
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

become an individual interest and how interest is related to curiosity, self-


efficacy and knowledge.

Pendapat Susan M. Ebbers tersebut dapat dikatakan bahwa minat digambarkan


sebagai kekuatan motivasi yang melibatkan alokasi fokus perhatian ekstra, yang
mengarah ke pengolahan lebih dalam, pemahaman yang lebih baik, dan ingatan
yang lama. Ebbers menjelaskan bagaimana suatu kepentingan situasional bisa
menjadi suatu kepentingan individu dan bagaimana minat berhubungan dengan
rasa ingin tahu, efikasi diri dan pengetahuan.
Arief S. Sardiman (2011: 76) mengartikan: “Minat sebagai suatu kondisi
yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan atau kebutuhan sendiri”.Minat berkaitan dengan
kebutuhan dan keinginan.
Stiggins (1994) dalam Vera Ginting (2005: 19) menyatakan bahwa minat
merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan juga
dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam kehidupan belajar seorang
murid. Aspek afektif adalah aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi
perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi
pikiran dan tindakan seseorang.

Dari uraian tentang minat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah
tingkat kesenangan yang kuat (excitement) dari seseorang dalam melakukan suatu
kegiatan yang dipilih karena kegiatan tersebut menyenangkan dan memberi nilai
baginya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 738): “Membaca adalah
melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau dengan
hati)”. Bila ditelaah lebih jauh tentang membaca, maka dapat diketahui bahwa si
pembaca akan memperoleh suatu pengertian apa yang telah ia baca melalui bahan
bacaan tersebut. Burner dan Campbell (1988) dalam Djunaidi (2007: 5)
mengatakan bahwa: “Membaca adalah keterampilan yang menolong siswa untuk
mengelompokkan informasi sedemikian rupa sehingga akan membantu mereka
menggunakan informasi”.
Menurut Smith (1988) dalam Vera Ginting (2005: 20): “Membaca
merupakan suatu proses membangun pemahaman
commit to user dari teks yang tertulis”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

Sedangkan menurut Cheek dkk (1989) dalam Djunaidi (2007: 4): “Membaca
adalah suatu interaksi antara pengarang dan pengarang dengan memahami lembar
tercetak, pembaca harus melihat, menginterpretasikan, menghipotesis, dan
mengevaluasi”. Proses tersebut terjadi dalam berbagai tingkatan, tergantung pada
sejauh mana pengenalan pembaca terhadap isi teks dan maksud mereka membaca.
Dari berbagai pendapat di atas, membaca dapat disimpulkan sebagai
suatu proses yang melibatkan penglihatan dan tanggapan untuk memahami bahan
bacaan yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau mendapatkan
kesenangan.
Menurut Ridwan, A. Siregar (2008: 1): “Minat baca adalah keinginan
dan kecenderungan hati yang tinggi (gairah) untuk membaca”. Hal ini senada
dengan Idris Kamah (2002: 5) yang menyatakan bahwa: “Minat baca berarti
adanya perhatian atau kesukaan (kecenderungan hati) untuk membaca”.
Minat baca juga dapat diartikan suatu momen dari kecenderungan yang
terarah secara intensif pada suatu tujuan atau objek yang dianggap penting. Objek
yang menarik perhatian dapat membentuk minat karena adanya dorongan dan
kecenderungan untuk mengetahui, memperoleh, atau menggali dan mencapainya.
Minat baca meliputi:
a. Minat baca spontan, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan atas kemauan
inisiatif pribadi, tanpa pengaruh dari pihak lain atau pihak luar.
b. Minat baca terpola, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan masyarakat
sebagai hasil atau akibat pengaruh langsung dan disengaja melakukan
serangkaian tindakan dan program yang berpola terutama dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah.
Minat baca dengan didukung oleh sarana dan prasarana untuk membaca
akan menumbuhkan kebiasaaan membaca (reading habbit). Dan selanjutnya akan
berkembang menjadi budaya baca di dalam masyarakat. Minat baca dapat
dipupuk, dibina dan dikembangkan karena minat baca adalah suatu ketrampilan
yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan ketrampilan bawaan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

6. Corel DRAW X5

Corel Corporation merupakan perusahaan software asal Kanada yang


memproduksi sofware media digital yang digunakan lebih dari 100 juta orang di
seluruh dunia. Perusahaan ini memproduksi software yang sangat populer di
dunia, salah satunya Corel DRAW Graphics Suite. Versi terbarunya adalah Corel
DRAW X5 yang dirilis pada 23 Oktober 2008.
Corel DRAW X5 merupakan program desain grafis populer terbaru yang
dirancang untuk memenuhi permintaan desainer grafis yang bekerja di bidang
periklanan, percetakan, penerbitan dan sebagainya. Corel DRAW X5 berguna
sebagai alat bantu para seniman atau illustrator dalam menuangkan ide-ide dalam
desain grafis seperti pembuatan buku, poster, pengeditan foto, dan sebagainya.
Dengan dirilisnya Corel DRAW yang baru yakni X5, maka pihak Corel
Corporation menembahkan fitur-fitur baru yang sangat mudah untuk digunakan
dalam menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan desain grafis. Adapun
fitur-fitur terbaru yang ditambah maupun dikembangkan oleh Corel DRAW X5
adalah sebagai berikut:
a. Title Bar
Title Bar adalah identitas aplikasi yang ditempatkan di baris paling atas
yang menampilkan nama program berikut nama file yang aktif saat ini.
Selain nama file, juga terdapat tombol-tombol yang terdapat dalam Title
Bar, antara lain:
1) Minimize, digunakan untuk memperkecil tampilan jendela aplikasi
2) Maximize/Restore, digunakan untuk menutup jendela aplikasi dengan
cepat
3) Close, digunakan untuk menutup jendela aplikasi dengan cepat
b. Menu Bar
Menu Bar merupakan perintah-perintah menu yang berfungsi
untuk mengatur dan mengolah objek grafis. Menu Bar yang terdapat dalam
Corel DRAW X5 adalah File, Edit, View, Layout, Arrange, Effects,
Bitmaps, Text, Table, Tools, Window, dan Help.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

c. Toolbar Standard
Toolbar Standard adalah sebaris ikon yang mewakili perintah pada menu
bar. Setiap ikon pada Toolbar Standard dilengkapi dengan Tooltip yang
menampilkan nama dari perintah yang akan dijalankan, shortcut (tombol
singkat) dan fungsi dari ikon yang dipilih.
d. Toolbox
Toolbox merupakan kumpulan tombol-tombol yang digunakan untuk
membuat dan memodifikasi objek. Macam-macam tool yang terdapat
dalam Toolbox adalah Pick Tool, Shape Edit Tool, Crop Tool, Zoom Tool,
Curve Tool, Smart Tools, Rectangle Tools, Ellipse Tools, Objek Tools,
Perfect Shapes Tools, Text Tool, Table Tool, Dimension Tools, Connector
Tools, Interactive Tools, Eyedropper tools, Outline Tools, Fill tools dan
Interactive Fill Tools.
e. Document Window
Document Window merupakan layar yang digunakan untuk membuat dan
mengolah objek.
f. Property Bar
Property Bar merupakan tombol-tombol perintah untuk memodifikasi
objek grafis. Isi dari tombol-tombol pada bagian ini akan selalu berubah-
ubah sesuai dengan objek grafis yang terpilih atu berdasarkan tombol
perintah yang dipilih.
g. Dockers
Dockers adalah jendela yang berisi perintah dan pengaturan yang
melengkapi fungsi sebuah tool atau suatu perintah saat memilih sebuah
objek. Untuk mengaktifkan sebuah docker dilakukan cara klik Window,
Dockers
h. Ruler
Ruler merupakan garis mistar yang berfungsi untuk membantu dalam
mengatur posisi dan ukuran objek grafis dalam suatu dokumen. Elemen
ruler dapat ditampilkan maupun disembunyikan dengan cara memilih
perintah menu View, Ruler.commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

i. Document Navigator
Document Navigator merupakan bagian yang memuat beberapa fasilitas
yang berfungsi untuk berpindah halaman/page.
j. Document Page
Document Page adalah area kotak yang menunjukkan printable area
(daerah pencetakan) yang terdapat dalam Document Window.
k. Status Bar
Status Bar adalah bagian di bawah aplikasi Corel DRAW X5 yang
menampilkan informasi yang berhubungan dengan objek seperti type,
ukuran, warna, status proofing warna, profile warna dan informasi lain.
l. Color Palette
Color Palette merupakan kotak-kotak warna yang berfungsi untuk
mengatur pewarnaan objek. (Taufiq, A. Hidayatullah, 2010: 5-21)

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Yudithia Dian Putra (2008: 1),


disimpulkan bahwa: (1) Untuk merancang media pembelajaran yang relevan,
harus beracuan pada karakteristik dan kondisi real sasaran, (2) Media cetak
pembelajaran dalam format buletin yang dikembangkan sesuai dengan
karaktenistik kelompok sasaran, sehingga dapat memperoleh hasil yang
diharapkan, (3) Uraian materi, konten dan isi pada buletin yang menarik
menjadikan nilai tambah bagi pembaca sehingga tidak merasa jenuh (4) Media
cetak pembelajaran dalam pelaksanaan proses pembelajaran orang dewasa adalah
salah satu bagian dan komponen pembelajaran orang dewasa, sehingga untuk
menilai keberhasilan suatu pembelajaran orang dewasa harus dilihat dan faktor-
faktor lain. Pada penelitian ini, bagi peneliti lanjutan disarankan mengembangkan
lebih spesifik lagi media pembelajaran buletin ataupun media cetak pembelajaran
dalam format lain.
Agung, R.Rudi dkk (2005: 1) melakukan studi kasus yang berjudul
“Efektivitas Buletin Sekolah Sebagai Penunjang Revitalisasi Pendidikan Di
commit to user
Tingkat Sekolah Dasar” di SDIT Ibnu Sina, Duren Sawit, Jakarta Timur. Hasilnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

menunjukkan bahwa buletin sekolah dapat dioptimalkan sebaik mungkin,


sehingga sangat efektif sebagai penunjang revitalisasi pendidikan bagi sekolah,
siswa dan orang tua siswa di lingkungan SDIT Ibnu Sina. Indikatornya,
meningkatnya minat baca, menulis serta termotivasinya siswa dan guru untuk
mengirim buah pemikirannya (karya maupun tulisan). Penelitian ini relevan
dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, yakni kesamaan penggunaan
buletin untuk meningkatkan minat baca.
Hasil penelitian Yulita Handayaningrum (2009: 53-56) menunjukkan
bahwa penerapan media cerita bergambar (cergam) dapat meningkatkan minat
baca siswa terhadap materi bahan kimia pada makanan. Peningkatan minat baca
diukur dari hasil observasi dan penyebaran angket. Capaian rata-rata hasil
observasi menunjukkan bahwa siswa yang bersikap positif pada pra siklus sebesar
51,1%, siklus I sebesar 63,75% dan pada siklus II sebesar 82,50%. Capaian rata-
rata hasil penyebaran angket pada pra siklus sebesar 51,4%, siklus I sebesar
66,1% dan pada siklus II sebesar 81,4%. Penelitian ini relevan dengan penelitian
yang akan dilakukan, yakni kesamaan penggunaan media cetak untuk
meningkatkan minat baca.
Endri Mardhani (2010: 46) melakukan penelitian tentang “Manfaat
Penyuluhan dengan Media Buku Saku dalam Upaya Meningkatkan Pengetahuan
Remaja Tentang Keamanan Pangan di SMA Negeri Colomadu” yang bertujuan
untuk mengetahui manfaat buku saku dalam upaya meningkatkan pengetahuan
remaja tentang keamanan pangan. Hasil penelitian diketahui tingkat pengetahuan
remaja sebelum diberi penyuluhan dengan media buku saku sebagian besar
mempunyai pengetahuan tidak baik yaitu sebesar 96,9%. Tingkat pengetahuan
remaja setelah diberi penyuluhan dengan media buku saku sebagian besar
mempunyai pengetahuan baik yaitu sebesar 93,8%. Penelitian ini memiliki
kerelevanan dengan akan dilakukan, yaitu menggunakan media dalam bentuk
buku saku.
Penelitian Yuliati (2010: 72) yang berjudul “Pengajaran Remidial
Berdasarkan Diagnosis Kesulitan Belajar dalam Peningkatan Pencapaian Prestasi
commit
Belajar dengan Menggunakan Modul to user
Berupa Buku Saku pada Materi Pokok Laju
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

Reaksi pada Siswa Kelas XI Semester 1 SMA Negeri 1 Jatisrono Tahun Pelajaran
2009/2010” telah disimpulkan bahwa pengajaran remidial dengan menggunakan
modul berupa buku saku dapat membantu siswa mencapai ketuntasan belajar
aspek kognitif dalam mempelajari laju reaksi yang ditandai dengan peningkatan
persentase penguasaan konsep siswa terhadap materi laju reaksi setelah satu kali
pengajaran remidial adalah: konsep laju reaksi 79%, faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi 79,9%, teori tumbukan 75,62% dan orde reaksi 75%,
serta untuk persentase penguasaan konsep rata-rata kelas meningkat dari 54,4%
menjadi 77,33%. Disarankan hendaknya buku saku dibuat lebih menarik atau
pembuatan buku saku untuk materi pelajaran yang lain. Selain itu perlu adanya
pengembangan bentuk media lain yang bervariasi.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan komunikasi antara guru dan peserta didik untuk


mencapai tujuan tertentu. Dalam pembelajaran, dibutuhkan alat bantu untuk
menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa agar mudah dipahami. Alat
bantu tersebut dinamakan media pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran
harus disesuaikan dengan karekteristik dan kebutuhan siswa. Pemilihan media
pembelajaran yang baik dapat meningkatkan kemampuan siswa, salah satunya
minat baca.
Buletin merupakan salah satu media pembelajaran yang berwujud cetak.
Pembuatan buletin digunakan sofware desain grafis, yaitu Corel DRAW X5.
Buletin berisi konten dan gambar yang ditambah dengan desain layout menarik
akan menjadikan nilai tambah tersendiri bagi siswa, yakni sebagai daya tarik
untuk membaca. Buletin yang telah dibuat dikemas dalam bentuk buku saku, agar
praktis dan memudahkan siswa untuk membacanya.
Pengembangan media pembelajaran yang berbentuk buletin dalam
bentuk buku saku ini mengambil materi gaya pada kelas VIII. Pada materi gaya
banyak sekali peristiwa-peristiwa yang dekat dengan siswa. Selain itu, juga
terdapat konsep hukum Newton, yang mana hukum tersebut merupakan cikal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

bakal lahirnya hukum-hukum mekanika yang lain sehingga sangat penting untuk
dipelajari.
Evaluasi media pembelajaran sangat penting untuk dilakukan. Hal ini
bertujuan agar media yang dikembangkan memenuhi kriteria baik, yaitu dari
aspek materi, media, dan bahasa. Selain itu juga ditinjau dari aspek minta baca
siswa. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dikerangka berpikir pada Gambar 2.3 .

Minat Baca Siswa Rendah

Analisis Kebutuhan

Pengumpulan Data

Pengembangan Media Buletin dalam Bentuk Buku Saku

Produk Buletin dalam Bentuk Buku Saku yang Berkriteria Baik

Uji Coba Produk Pembelajaran

Minat Baca Siswa Meningkat

Gambar 2.3. Kerangka Berpikir

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dijelaskan di


atas, maka diajukan pertanyaan penelitian tentang pengembangan media
pembelajaran berupa buletin dalam bentuk buku saku untuk mata pelajaran Fisika
SMP kelas VIII pada materi Gaya sebagai berikut: Apakah media pembelajaran
yang dikembangkan memenuhi kriteria baik bila ditinjau dari aspek materi,
konstruk, dan bahasa serta minat baca siswa?.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Dalam penelitian ini digunakan metode Research and Development (R &


D). Dalam pengembangan ini dikemukakan model pengembangan yang dijadikan
dasar untuk mengembangkan suatu produk. Dalam penelitian ini, model
pengembangan yang digunakan adalah model prosedural. Model ini bersifat
deskriptif, yaitu mengikuti tahapan-tahapan untuk menghasilkan produk berupa
media pembelajaran (Tim Puslijaknov, 2008: 8). Hal ini dikarenakan dalam
mengembangkan media pembelajaran yang berupa buletin berisi langkah-langkah
pengembangan dari tahap awal sampai terciptanya produk buletin dalam bentuk
buku saku.

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur penelitian pengembangan merupakan pemaparan prosedur yang


ditempuh oleh pengembang/peneliti dalam membuat produk. Dalam prosedur
pengembangan, peneliti menyebutkan sifat-sifat komponen pada setiap tahapan
dalam pengembangan, menjelaskan secara analitis fungsi komponen dalam setiap
tahapan pengembangan produk, dan menjelaskan hubungan antar komponen
dalam sistem (Tim Puslijaknov, 2008: 9-10).
Penelitian pengembangan harus menggunakan langkah-langkah yang
sesuai sehingga diperoleh media pembelajaran yang memenuhi unsur kriteria baik
berupa buletin dalam bentuk buku saku. Adapun bagan alur penelitian seperti
Gambar 3.1 berikut ini:

commit to user

40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

Mulai

Observasi Awal

Analisis Kebutuhan Survei Siswa

Wawancara Siswa

Rancangan Awal Pembuatan Media

Pengumpulan Data Rancangan

Pembuatan Desain Media

Pembuatan Media

Validasi Validasi Validasi


Ahli Media Ahli Materi Ahli Bahasa

Memenuhi Kriteria Baik

Tidak

Ya
Revisi

Draf Final

Uji Coba Perorangan

Siswa Uji Coba Kelompok Kecil

Uji Coba Kelompok Besar

Selesai
commit to user
Gambar 3.1 Bagan Alur Prosedur Pengembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

Berikut ini penjelasan mengenai alur prosedur pengembangan yaitu:


1. Analisis Kebutuhan
Dalam melakukan penelitian pengembangan, langkah awal yang
dilakukan peneliti adalah identifikasi masalah yang berupa menganalisis
kebutuhan dan karakteristik yang ada pada siswa. Dengan adanya identifikasi
masalah, dapat diketahui seberapa besar kebutuhan terhadap penggunaan
media yang dikembangkan.
2. Rancangan Awal Pembuatan Media
Setelah tahap analisis kebutuhan, tahap selanjutnya adalah rancangan
awal pembuatan media. Pada tahap ini, peneliti menentukan materi yang
dijadikan tema dalam pembuatan media. Selain itu juga penentuan perangkat
yang digunakan membuat media.
3. Pengumpulan Data Rancangan
Tahap ini adalah tahap pengumpulan data rancangan yang digunakan
dalam pembuatan buletin dalam bentuk buku saku. Data rancangan ini berupa
materi, gambar, artikel dan desain layout. Tahap pengumpulan data ini
disesuaikan dengan konsep dan rancangan yang telah ditentukan sebelumnya.
4. Pembuatan Desain Media
Tujuan dari tahap desain media ini adalah untuk membuat spesifikasi
terhadap media yang dibuat. Hal ini dimaksudkan agar peneliti lebih terarah
terhadap pembuatan media. Pada tahap ini, peneliti menyusun desain media
buletin dalam bentuk buku saku yang berisikan tentang materi ajar, evaluasi
maupun lainnya seperti praktikum, tokoh, dan peristiwa-peristiwa
fenomental. Gambar 3.2 merupakan bagan pembuatan desain media,

Sapa Redaksi Serba


Cover Materi Ajar Serbi
dan Content

Evaluasi Daftar Praktikum Tahukah


Pustaka Anda?

Gambarcommit to user
3.2 Bagan Desain Media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

5. Pembuatan Media
Pada tahap ini, pembuatan media pembelajaran berupa buletin dalam
bentuk buku saku berisikan pokok-pokok penting seperti judul, materi ajar,
evaluasi dan referensi/daftar pustaka. Hal ini dimaksudkan agar siswa
memahami isi dari media yang dibuat sehingga dapat digunakan siswa dalam
memahami materi pelajaran.
Pada tahap sebelumnya telah ada pengumpulan data rancangan dan
pembuatan desain media, yang mana berfungsi sebagai barometer dalam
pembuatan media ini. Tahap awal adalah pembuatan layout, baik layout cover
maupun isi. Dalam pembuatan layout ini dituntut untuk mengeluarkan ide-ide
dan kreativitas kita. Selain itu, harus disesuaikan dengan karakteristik siswa,
agar media yang dibuat sesuai dengan yang diharapkan.
Setelah gambar dan teks dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah
mengkolaborasikan keduanya dalam layout yang sudah dibuat. Dalam hal ini
perlu juga diperhatikan warna, ukuran dan tipe huruf serta tata letak antara
huruf dan gambar. Kemudian, dilakukan proses editing secara teliti dan
menyeluruh, baik dalam segi bahasa, penulisan, tata letak maupun layout.
Tahap akhir yang dilakukan dalam pembuatan media ini adalah
finishing. Pada tahap ini dilakukan pencetakan media yang telah dibuat sesuai
dengan ukuran yang telah dirancang, sehingga dihasilkan media pembelajaran
berupa buletin dalam bentuk buku saku.
6. Validasi
Dalam pembuatan media, validasi sangat penting. Sebab validasi adalah suatu
proses kegiatan untuk menilai suatu rancangan media apakah lebih efektif
dari yang lama atau tidak. Validasi dapat dilakukan oleh ahli yang
berkecimpung dalam hal yang sesuai. Teknik penilaiannya berupa angket
yang di dalamnya berisi komentar dan saran. Adapun ahli yang memvalidasi
media buletin dalam bentuk buku saku ini antara lain:
a. Validasi materi oleh ahli materi Fisika.
b. Validasi media oleh ahli media pembelajaran.
commitIndonesia.
c. Validasi bahasa oleh ahli bahasa to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

7. Revisi
Setelah proses validasi, tahap selanjutnya adalah revisi. Jika ahli menilai
bahwa media ada kekurangan, maka peneliti harus merevisi medianya.
Namun, jika ahli menyatakan baik, maka tidak diperlukan proses revisi itu.
Bila proses revisi ahli sudah selesai, maka media dikatakan tahap akhir atau
selesai.
8. Pengujian
Tahap pengujian ini dilakukan jika media sudah dinyatakan baik oleh para
ahli. Pengujian pembuatan media melalui dua tahapan yakni uji coba ahli dan
uji coba produk. Dalam uji coba ahli, media yang telah dibuat divalidasi oleh
ahli materi Fisika, ahli media pembelajaran, dan ahli bahasa Indonesia.
Sedangkan dalam uji coba produk dilakukan pada siswa SMP Negeri 1 Jaten
dan SMP Negeri 1 Mojogedang.
C. Uji Coba Produk
1. Desain dan Subyek Uji Coba
Setelah dilakukan validasi oleh para ahli seperti ahli materi Fisika,
ahli media pembelajaran, dan ahli bahasa Indonesia, dilakukan revisi sampai
para ahli menyatakan baik. Bila sudah dinyatakan baik, maka selanjutnya
adalah pengujian media kepada pengguna media, yaitu siswa. Dalam
penelitian ini, subjek coba yang akan diteliti adalah siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Jaten dan SMP Negeri 1 Mojogedang pada Tahun Ajaran
2012/2013. Ada tiga tahapan dalam pengujian, antara lain:
a. Uji Coba Perorangan
Pada tahap ini, langkah awal yang dilakukan adalah memilih 6
siswa untuk dapat mewakili populasi target dari media yang dibuat.
Sebelum pemberian media, siswa diberikan angket minat baca awal.
Kemudian, siswa tersebut diberikan media pembelajaran berupa buletin
dalam bentuk buku saku secara individual. Setelah selesai, keduanya
diminta untuk mengisi angket minat baca akhir yang telah disediakan oleh
peneliti yang isinya terkait media yang diberikan. Kemudian melakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

wawancara informal dengan siswa tersebut tentang media yang telah


diberikan.
b. Uji Coba Kelompok Kecil
Pada tahap ini, media diujikan kepada kelompok kecil yang terdiri
atas 10-20 orang siswa yang dapat mewakili populasi target. Siswa yang
dipilih dapat mencerminkan karakteristik populasi. Langkah awal yang
harus dilakukan adalah pemberian angket minat baca awal kepada siswa.
Kemudian menjelaskan kepada siswa terkait media yang sedang
dikembangkan sambil membagikan media. Setelah selesai, meminta
tanggapan kepada siswa berupa angket minat baca akhir yang dilanjutkan
dengan wawancara informal.
c. Uji Coba Kelompok Besar
Uji coba kelompok besar merupakan tahap akhir dari pengujian
suatu media. Uji coba ini melibatkan siswa sebanyak 2 kelas, masing-
masing di SMP Negeri 1 Jaten dan SMP Negeri 1 Mojogedang yang telah
dipilih. Langkah awalnya, peneliti menjelaskan tentang media yang
dikembangkan dan output yang diharapkan. Kemudian pemberian angket
minat baca awal. Setelah itu, dilanjutkan pemberian media kepada siswa
dan mencatat respon yang muncul selama penyajian media. Selanjutnya,
memberikan angket postest terkait media yang telah diberikan. Langkah
akhirnya dengan melakukan wawancara informal kepada siswa tentang
media yang sedang dikembangkan tersebut.
2. Jenis Data
Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini bersifat kuantitatif dan
kualitataif. Data yang bersifat kuantitatif yaitu angket dari validasi ahli dan
angket minat baca dari siswa. Sedangkan data yang bersifat kualitatif
diperoleh berdasarkan wawancara siswa, guru dan analisis kuantitatif angket
dari ahli dan siswa.

3. Teknik Pengambilan Data


Pengambilan data dalam penelitian dilakukan dengan beberapa tek-
commit to user
nik, yaitu dokumentasi, wawancara (interview), dan angket (quesioner).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

a. Teknik Dokumentasi
Teknik ini dilakukan dari tahap analisis kebutuhan hingga
selesainya media yang dibuat.
b. Teknik Wawancara
Teknik wawancara dilakukan selama proses validasi kepada para
ahli, seperti ahli materi, ahli media dan ahli bahasa Indonesia yang mana
dilakukan dalam bentuk tanya jawab. Hal ini juga dilakukan kepada guru
dan siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Jaten dan SMP Negeri 1
Mojogedang.
c. Teknik angket (quesioner)
Teknik ini bertujuan untuk mengukur kelayakan media dilihat dari
berbagai segi, yaitu media, materi dan bahasa Indonesia. Angket tersebut
diberikan selama proses validasi kepada ahli media, ahli materi dan ahli
bahasa Indonesia. Selanjutnya, teknik angket ini juga digunakan untuk
mengukur minat baca siswa. Angket ini diberikan kepada siswa pada
waktu sebelum dan sesudah pemberian media.

4. Instrumen Pengambilan Data


a. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Adapun
angket yang dibuat yaitu untuk ahli materi, ahli media, ahli bahasa Indonesia
dan siswa. Secara keseluruhan, angket menggunakan skala Likert yang mana
menggunakan lima pilihan jawaban yang berupa angka 1 (Sangat tidak
sesuai), 2 (Kurang sesuai), 3 (Cukup Sesuai), 4 (Sesuai), 5 (Sangat Sesuai).
Hal ini bertujuan agar penilaiannya lebih jelas. Adapun penjelasan masing-
masing instrumen adalah sebagai berikut:
1) Angket ahli materi
Angket yang disusun untuk ahli materi terdiri dari identitas,
petunjuk pengisian, komentar/saran dan item pernyataan yang berjumlah
21 beserta pilihan jawabannya. Angket tersebut secara umum berisi
tentang aspek kelayakancommit to user
materi, aspek pemahaman materi, aspek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

sistematika penyajian dan aspek kelengkapan penyajian. Angket untuk ahli


materi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.
2) Angket ahli media
Angket yang disusun untuk ahli materi terdiri dari identitas,
petunjuk pengisian, komentar/saran dan item pernyataan yang berjumlah
24 beserta pilihan jawabannya. Angket tersebut secara umum berisi
tentang penilaian terhadap media yang dikembangkan seperti kegrafisan,
isi media dan kegunaan media. Adapun secara lengkap, angket untuk ahli
media dapat dilihat pada Lampiran 5.
3) Angket ahli bahasa Indonesia
Angket yang disusun untuk ahli bahasa Indonesia terdiri dari
identitas, petunjuk pengisian, komentar/saran dan item pertanyaan yang
berjumlah 15 beserta pilihan jawabannya. Secara umum angket ahli bahasa
Indonesia berisi tentang ketepatan dalam penggunaan bahasa dan
ketepatan dalam penulisan. Angket untuk ahli bahasa Indonesia secara
lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6.
4) Angket minat baca siswa
Angket minat baca yang disusun untuk siswa terdiri dari identitas,
petunjuk pengisian dan pernyataan. Angket minat baca tersebut tersusun
atas delapan indikator penilaian yaitu keinginan untuk selalu maju, sifat
keingintahuan yang tinggi, adanya sifat kreatif dari diri siswa, keinginan
untuk mendapatkan perhatian dari orang lain, adanya ganjaran atau
hukuman sebagai akhir dari belajar, mengisi waktu luang, mendapatkan
kepuasan pribadi, mengisi waktu luang, mendapatkan kepuasan pribadi,
dan frekuensi dan waktu membaca
Angket minat baca siswa dibedakan menjadi angket tryout minat
baca siswa dan angket minat baca siswa. Angket tryout minat baca siswa
terdiri dari item pertanyaan yang berjumlah 70 dan selanjutnya diujikan ke
siswa. Setelah dilakukan analisis angket tryout minat baca dan terdapat
item angket yang dinyatakan valid, maka disusunlah angket minat baca.
Angket minat baca terdiricommit to user
dari angket minat baca awal dan angket minat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

baca akhir. Angket tersebut berisi sama dan berjumlah 40 item pertanyaan.
Adapun secara lengkap, angket tryout minat baca dan angket minat baca
siswa dapat dilihat pada Lampiran 3.
b. Analisis Instrumen
Instrumen yang dianalisis adalah angket tryout minat baca. Hal ini
bertujuan untuk menentukan item pernyataan yang valid dan tidak valid
yang selanjutnya digunakan untuk penyusunan angket minat baca awal dan
akhir. Adapun penjelasan analisisnya sebagai berikut:
1) Uji validitas
Validitas merupakan hubungan kesesuaian antara alat ukur yang
digunakan dengan variabel yang akan diukur. Suatu alat ukur dinyatakan
valid apabila mampu variabel yang hendak diukur.
Pada uji validitas kali ini, dianalisis dengan menggunakan SPSS
17. Adapun langkah-langkah untuk uji validitas dalam SPSS 17 antara
lain:
 Membuka file baru di SPSS 17.
 Memasukkan data dari Microsoft Excel, kemudian klik copy dan klik
paste di SPSS 17.
 Kemudian menamai variabel pada variable view dengan item 1 sampai
70.
 Klik Analyze, klik Scale, dan klik Reliability Analysis.
 Klik item1 sampai item70 dan pindahkan item1 sampai item70 ke
kotak Items dengan mengklik tanda anak panah. Setelah itu, pilih
model Alpha.
 Klik Statistics, pada kotak Descriptive for dipilih Item, Scale, dan
Scale if item deleted.
 Klik Continue dan Klik OK
Setelah itu, muncullah kotak pada output SPSS 17. Untuk
menyatakan valid atau tidaknya suatu item, digunakan patokan angka rtabel
sebesar 0,367 dan dibandingkan dengan angka yang ada pada kolom
commit to user
Corrected Item-Total Correlation. Bila angka yang ada pada kolom
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

Corrected Item-Total Correlation lebih kecil dari 0,367 atau bertanda


negatif (-), maka item dinyatakan tidak valid (gugur). Sebaliknya bila
angka korelasinya di atas 0,367 dinyatakan valid. (Nisfiannoor, 2009: 229)
Berdasarkan hasil analisis, dari 70 item angket, diperoleh 51
angket valid dan 19 angket tidak valid. Hasil analisis lengkap dapat dilihat
pada Lampiran 2. Dari angket yang valid, direduksi menjadi 40 item saja.
Hal ini agar semua indikator terwakili secara merata baik dalam item
positif maupun negatif.
2) Uji reliabilitas
Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil tes tersebut
menunjukkan ketetapan. Uji relabilitas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan Rumus Alpha. Sesuai pendapat Suharsimi Arikunto
(2009: 109) untuk memperoleh harga reliabilitas dengan menggunakan
rumus Alpha perlu dicari harga varians masing-masing item dan varians
totalnya.

 n   σ i 
2

r11    1 
 n  1  σ t 
2

Keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen
n : banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal
  : jumlah kuadrat σ masing-masing item
2
i


2
t : kuadrat σ total keseluruhan item

Acuan penilaian reliabilitas sebagai berikut:


0,8 – 1,00 : Sangat Tinggi (ST)
0,6 – 0,799 : Tinggi (T)
0,4 – 0,599 : Cukup (C)
0,2 – 0,399 : Rendah (R)
0,00 – 0,199 : Sangat Rendah (SR)
Berdasarkan data yang telah diolah, didapatkan hasil sebagai
berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

Tabel 3.3. Reliabilitas Angket Minat Baca Tryout


Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0.960 70

Berdasarkan data dari Reliability Statistics di atas, diperoleh nilai


cronbach’s alpha adalah 0,960. Menurut Nunnally dalam Ghozali (2005:
133) jika nilai cronbach’s alpha > 0,60 dikatakan reliabel dan jika
cronbach’s alpha < 0,06 dikatakan tidak reliabel. Nilai cronbach alpha >
0,6 maka dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut reliabel. Kemudian,
berdasarkan acuan penilaian reliabilitas diatas, item-item angket yang
diolah termasuk item yang memiliki reliabilitas sangat tinggi.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan teknik mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian, seperti angket,
wawancara, dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif.
Data yang didapatkan dari hasil penelitian dianalisis secara
kuantitatif dan kualitatif. Hasil angket dari ahli dan siswa dianalisis secara
kuantitatif, selanjutnya secara kuantitatif. Sedangkan hasil wawancara,
dokumentasi dan observasi hanya dianalisis secara kualitatif saja.
a. Analisis data Pengembangan Media
Kriteria penilaian terhadap media pembelajaran yang dikembangkan
ditentukan berdasarkan kriteria yang digunakan oleh Sugiyono (2012:143-
144) yang mana menggunakan angket model rating scale. Teknik analisis
data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Memeriksa kelengkapan jawaban angket yang telah diisi oleh
responden. Hal ini dilakukan agar data yang didapatkan valid dan sesuai
dengan tujuan dari penyusunan angket.
2) Data yang telah lengkap kemudian dijadikan tabulasi data agar mudah
commit to user
dalam menganalisisnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

3) Menghitung persentase komponen angket yang diukur dengan formula


sebagai berikut:
Jumlah total skor penilaian
Skor = x 100%
Jumlah skor maksimum
4) Setelah persentase data diperoleh, selanjutnya dikonversikan ke dalam
bentuk tabel agar mudah dalam proses pembacaan data. Selanjutnya
adalah penentukan kriteria kualitatif dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a) Menentukan persentase skor maksimum = 100% dan persentase
skor minimum = 0%
b) Menentukan range 0 sampai 100 = 100
c) Menentukan interval yang dibutuhkan (sangat baik/sesuai, baik,
cukup, kurang baik, sangat tidak baik/sesuai)
d) Menentukan lebar interval (100/5 = 20)
Berdasarkan langkah (a) hingga (d), maka dapat ditetapkan range
persentase dan kriteria kualitatif seperti yang ditunjukkan pada tabel
3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1 Range Prosentase dan Kriteria Penilaian
No Interval Kriteria
1. 0% ≤ skor ≤ 20% Sangat tidak baik
2. 21% ≤ skor ≤ 40% Kurang baik
3. 41% ≤ skor ≤ 60% Cukup
4. 61% ≤ skor ≤ 80% Baik
5. 81% ≤ skor ≤ 100% Sangat Baik
Sugiyono (2012: 143-144)
c. Analisis Data Minat Baca
Setelah mendapatkan data angket yang berupa minat baca siswa,
selanjutnya dilanjutkan analisis data, yaitu secara kuantitatif dan kualitatif.
Teknik analisis data minat baca secara kuantitatif menggunakan uji
statistik, yaitu uji-t berpasangan. Uji-t berpasangan dirumuskan sebagai
berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

D  d0
t  t n  1
Sd
n
Keterangan:
D  rerata observer berpasangan  X  Y 
X  data skor angket sebelum pemberian media
Y  data skor angket setelah pemberian media
d 0  sebab tidak dibicarakannya selisih rerata

S d  deviasi baku
n  jumlah siswa yang diobservasi (Budiyono, 2009 : 160)
Pada analisis uji-t berikut ini digunakan SPSS 17. Adapun sebelum
uji-t dilakukan, terlebih dulu melakukan uji normalitas dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
 Membuka file baru di SPSS
 Memasukkan data ke dalam Microsoft Excel. Adapun data awal diberi
nama variabel “awal” dan data akhir diberi nama variabel “akhir”.
Kemudian keduanya disatukan dalam variabel total dan membuat
variabel dengan nama keadaan yang berisi angka 1 dan 2 yang
mewakili data awal dan akhir di kolom baru sebelahnya.
 Klik Analyze, klik Descriptive Statistics, klik Explore
 Klik variabel total ke Dependent List dan Factor List diisi dengan
keadaan.
 Pilih plot. Pada Descriptive: Nonaktifkan Stem-and-leaf dan pilih
Normality plots with tests.
 Klik Continue dan klik OK.
Pada data Test of Normality dan pada bagian Kolgomorov-Smirnov dan
terlihat nilai Sig. Data dikatakan normal jika nilai Sig. lebih besar dari
0,05. Sebaliknya jika nilai Sig. bernilai lebih kecil dari 0,05 maka data
tidak normal.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

Setelah uji normalitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji-t


berpasangan (Paired Sample T Test). Adapun Langkah-langkah untuk
melakukan uji-t berpasangan antara lain:
 Membuka file baru di SPSS
 Adapun data awal diberi nama variabel “awal” dan data akhir diberi
nama variabel “akhir” pada langkah sebelumnya dapat digunakan
kembali.
 Klik Analyze, klik Compare Means, klik Paired Samples T Test.
 Memindahkan variabel awal dan akhir ke dalam kotak Paired
Variables dengan mengklik tanda anak panah.
 Klik OK
Pada bagian Output Samples Correlations, dapat dilihat pada bagian nilai t
dan dibandingkan dengan ttabel. Jika nilai t > ttabel, maka data mengalami
peningkatan ataupun sebaliknya. Kemudian pada bagian Sig. (2-tailed),
jika nilainya lebih kecil dari 0,05 maka kenaikan signifikan. Namun jika
nilainya lebih besar dari 0,05 maka tidak signifikan.
Setelah data angket dianalisis, langkah selanjutnya adalah
menganalisis data angket secara kualitatif. Untuk data yang diperoleh dari
hasil wawancara dan hasil observasi terhadap siswa juga dianalisis secara
kualitatif.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Pengembangan Media Buletin Fisika

Penelitian ini menghasilkan produk buletin Fisika dalam bentuk buku


saku pada materi Gaya untuk siswa Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII yang
akhirnya dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Pengembangan media
pembelajaran ini melalui beberapa tahapan, sehingga diperoleh data sebagai
berikut:
1. Analisis Kebutuhan
Tahap awal yang dilakukan pada penelitian pengembangan media adalah
tahap analisis kebutuhan. Dalam tahap ini dilakukan analisis kebutuhan berupa
identifikasi awal keadaan sekolah di SMP Negeri 1 Mojogedang dan SMP Negeri
1 Jaten terkait proses pembelajaran, siswa dan fasilitas sekolah seperti
perpustakaan sekolah. Identifikasi yang dilakukan dengan menggunakan angket
dan wawancara yang dilakukan kepada siswa dan guru. Berdasarkan informasi
yang diperoleh dari hasil observasi, guru dan siswa, didapatkan hasil sebagai
berikut:
a. Identifikasi Kebutuhan
1) Berdasarkan hasil observasi peneliti dan informasi yang diperoleh dari
guru dan siswa, diketahui bahwa dalam proses pembelajaran, guru
mengajar dengan metode ceramah dan tidak menggunakan media dalam
pembelajaran. Hal ini dapat menjadikan siswa kesulitan dalam memahami
materi Fisika.
2) Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 98 siswa yang berasal dari
dua sekolah, didapatkan hasil sebanyak 90,4% siswa menyatakan bahwa
mata pelajaran Fisika sulit sedangkan 9,6% siswa menyatakan bahwa mata
pelajaran Fisika mudah. Hal yang menyebabkan sulitnya pelajaran Fisika
bagi mayoritas siswa adalah kurangnya minat siswa untuk membaca
materi Fisika sehingga menjadikan pelajaran Fisika menjadi sulit. Gambar
4.1 menunjukkan diagram commit to siswa
pendapat user tentang pelajaran Fisika.

54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

Pendapat Siswa Tentang Pelajaran Fisika

9,6%

Sulit

90,4% Mudah

Gambar 4.1. Diagram Pendapat Siswa Tentang Pelajaran Fisika


3) Berdasarkan hasil observasi dan informasi yang didapatkan, diketahui
bahwa masing-masing sekolah memiliki sebuah ruang perpustakaan.
Koleksi buku-buku perpustakaan didominasi buku teks pelajaran sehingga
kurang variatif.
4) Materi Fisika bagian Gaya yang dipilih disesuaikan dengan perangkat
pembelajaran seperti silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang sesuai dengan sekolah. Materi gaya merupakan materi bahasan yang
sangat menarik untuk dipelajari sebab banyak sekali peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan gaya. Selain itu, dalam
materi Gaya membahas materi hukum-hukum Newton yang mana
merupakan hukum yang menjadi cikal bakal lahirnya bagi hukum-hukum
mekanika yang lainnya, sehingga semakin menarik untuk dipelajari.
b. Karakter Siswa
Berdasarkan hasil angket dan wawancara dari siswa di SMP Negeri 1
Mojogedang dan SMP Negeri 1 Jaten, diketahui bahwa sebanyak 72,3%
siswa tidak suka membaca materi Fisika sedangkan 27,7% menyatakan suka
membaca materi Fisika. Hal ini disebabkan karena selain pelajaran Fisika
sulit juga buku teks yang kurang menarik. Gambar 4.2 menunjukkan diagram
pendapat siswa tentang membaca materi Fisika.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

Pendapat Siswa Tentang Membaca Materi


Fisika

27,7%

Tidak
Suka
72,3%

Gambar 4.2. Diagram Pendapat Siswa Tentang Membaca Materi Fisika


Berdasarkan dari analisis kebutuhan dan karakter siswa, maka perlunya
pengembangan media pembelajaran Fisika dengan menggunakan buletin dalam
bentuk buku saku yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang
berkriteria baik dan dapat meningkatkan minat baca siswa.
2. Rancangan Awal Pembuatan Media
Setelah tahap analisis kebutuhan, pada tahap ini peneliti menentukan
materi yang akan dijadikan tema dalam pembuatan media. Selain itu juga
penentuan perangkat yang akan digunakan membuat media. Pada tahap rancangan
awal pembuatan media diperoleh data sebagai berikut:
a. Pengkajian Materi
Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah menentukan materi yang
akan disampaikan kepada siswa. Materi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah materi Gaya untuk siswa SMP. Materi tersebut disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) / Madrasah
Tsanawiyah (MTs) seperti pada Tabel 4.1.
Materi yang dipilih adalah Gaya karena banyak terdapat fenomena dalam
kehidupan sehari-hari yang jarang diketahui hubungannya dengan Fisika. Selain
itu, dalam materi ini terdapat sub materi hukum-hukum Newton yang mana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

menjadi cikal bakal lahirnya hukum-hukum mekanika yang lainnya. Sehingga


perlu ada pengkajian terhadap materi tersebut.
Tabel 4.1 SK dan KD Materi Gaya
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
5. Memahami peranan usaha, 5.1 Mengidentifikasi jenis-jenis gaya,
gaya, dan energi dalam penjumlahan gaya, dan pengaruhnya
kehidupan sehari-hari. pada suatu benda yang dikenai gaya.
5.2 Menerapkan hukum Newton untuk
menjelaskan berbagai peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari.

Setelah ditentukan materi dengan SK dan KD, langkah selanjutnya


ditentukan indikator. Penentuan indikator ini adalah bentuk penjabaran dari
Kompetensi Dasar. Adapun hasil dari penentuan indikator seperti Tabel 4.2
berikut,
Tabel 4.2 Indikator Materi Gaya
No. Indikator
5.1.1 Menjelaskan pengertian gaya
5.1.2 Menyebutkan macam-macam gaya
5.1.3 Menjelaskan perubahan yang ditimbulkan gaya.
5.1.4 Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh.
5.1.5 Menyebutkan beberapa contoh gaya sentuh dan gaya tak sentuh.
5.1.6 Menjelaskan pengertian resultan gaya.
5.1.7 Menentukan resultan gaya-gaya yang searah.
5.1.8 Menentukan resultan gaya-gaya yang berlawanan arah
5.2.1 Menyebutkan bunyi hukum I Newton.
5.2.2 Menyebutkan penerapan hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari.
5.2.3 Menyebutkan bunyi hukum II Newton.
5.2.4 Menyebutkan penerapan hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.
5.2.5 Menyebutkan bunyi hukum III Newton.
5.2.6 Menyebutkan penerapancommit
hukumtoIIIuser
Newton dalam kehidupan sehari-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

hari
5.2.7 Menjelaskan pengertian gaya gesekan.
5.2.8 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesekan.
5.2.9 Membedakan gaya gesekan statis dan gaya gesekan kinetis.
5.2.10 Menyebutkan gaya gesekan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-
hari.
5.2.11 Menyebutkan gaya gesekan yang merugikan dalam kehidupan sehari-
hari.
5.2.12 Menjelaskan pengertian berat.
5.2.13 Menjelaskan faktor yang mempengaruhi berat di permukaan bumi.
5.2.14 Membedakan berat dan massa suatu benda.

Adapun indikator pada tabel di atas merupakan isi buletin Fisika. Indikator
tersebut dijadikan bagan buletin Fisika seperti pada Lampiran 14.
b. Perangkat Pembuatan Media
Sebelum pembuatan media dimulai, maka perlu adanya pengkajian
perangkat pembuatan media. Hal ini dimaksudkan dengan pemilihan perangkat
media yang tepat diharapkan hasil yang didapatkan sesuai keinginan. Adapun
pengkajian perangkat pembuatan adalah sebagai berikut:
1) Perangkat Keras
Perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan media ini adalah:
a) Satu buah unit komputer atau laptop, dengan spesifikasi:
 Processor AMD Dual Core C50
 Resolusi Layar 1366 x 768 (12”)
 Memori 2 GB DDR 3
 Hard Disk Space 320 GB
 Bluetooth
b) Mouse
c) Printer warna, dengan spesifikasi:
 Kecepatan printer
commit
Black & White: A4 Plain to user ESAT: 7.0ipm,
Paper:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

Colour: A4 Plain Paper: ESAT: 4.8ipm,


Photo (4 x 6"): PP-201 / Standard / Borderless: 55 secs
 Resolusi 4800 x 1200dpi (max.)
 Inteface : USB 2.0 Hi-Speed
2) Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan media ini antara lain:
a) Perangkat lunak untuk sistem operasi : Microsoft Windows 7 Ultimate
b) Perangkat lunak pembuatan desain grafis : CorelDRAW X5
c) Perangkat lunak pembuatan teks tambahan : Microsoft Word 2007

3. Pengumpulan Data Rancangan


Tahap pengumpulan data rancangan harus disesuaikan dengan rancangan
yang telah dibuat. Dalam tahap ini dilakukan tahap-tahap antara lain:
a. Pengumpulan materi ajar
Pada tahap pengumpulan data rancangan dalam membuat media
pembelajaran yang dikembangkan, yang paling utama adalah pengumpulan materi
ajar. Materi ajar diambil dari buku Fisika SMP yang relevan, internet maupun
sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan materi yang dipilih.
b. Pengumpulan gambar
Selain pengumpulan materi ajar, hal penting lainnya adalah pengumpulan
gambar yang relevan dengan materi. Pengumpulan gambar dapat dilakukan
dengan browsing di internet maupun memfoto kegiatan secara langsung.
c. Pengumpulan desain layout
Dalam pembuatan media pembelajaran berbentuk cetak, hal yang tidak
kalah penting adalah desain layout. Sebelum membuat desain layout, yang
dilakukan adalah mengumpulkan contoh-contoh desain dari buku maupun
internet. Tujuan pengumpulan desain adalah memperkaya referensi desain
sehingga dapat memunculkan ide baru untuk membuat desain yang baru.
4. Pembuatan Desain Media
Setelah tahap pengumpulan data rancangan, tahap selanjutnya adalah
pembuatan desain media. Hal ini dimaksudkan agar media yang dibuat lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

spesifik dan terarah sehingga mempermudah dalam pembuatan media. Untuk


lebih detail dan lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14.
5. Pembuatan Media
Setelah pengumpulan data rancangan dan pembuatan desain media,
langkah selanjutnya adalah pembuatan media. Pembuatan media disesuaikan
dengan rancangan yang telah dibuat. Langkah awal yang dilakukan adalah
membuat desain layout. Pembuatan desain layout disesuaikan dengan karakter
siswa yang akan mendapatkan media tersebut agar dapat menarik siswa untuk
membaca atau menggunakan media yang dibuat.
Langkah selanjutnya adalah menuliskan teks / isi materi yang telah
dikumpulkan di desain layout yang telah dibuat. Pada penulisan isi diberikan
variasi huruf, font size maupun warna huruf. Selain itu juga memasukkan gambar
ke dalam teks yang telah ditulis. Adapun langkah pembuatan buletin secara detail
dapat dilihat pada Lampiran 15.
Setelah pembuatan buletin selesai, dilakukan proses editing seperti:
bahasa, ukuran gembar, tata letak / tipografi teks yang akhirnya diperoleh hasil
akhir. Tahap akhir dalam pembuatan media ini adalah proses pencetakan buletin
yang dikemas dalam bentuk buku saku. Adapun hasil akhir dari media buletin
dalam bentuk buku saku dapat dilihat pada print screen dalam Lampiran 16.
B. Validasi
Setelah pembuatan buletin dinyatakan selesai, dilakukan proses validasi.
Kegiatan validasi ini bertujuan untuk menilai terhadap media yang telah dibuat
apakah sudah layak atau belum untuk diujikan kepada siswa. Validasi dilakukan
kepada ahli-ahli yang berkompeten dibidang masing-masing seperti ahli materi,
ahli bahasa Indonesia, dan ahli media.
1. Ahli Materi
Dalam validasi media, pertama kali dilakukan kepada ahli materi. Ahli
materi yang dipilih berasal dari dosen Pendidikan Fisika yang mengampu mata
kuliah Fisika Dasar sehingga sangat kompeten dan sesuai dengan materi yang
dipilih oleh peneliti. Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh ahli materi
commit
terhadap media yang dikembangkan, to user prosentase sebesar 94,29% yang
didapatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

berarti sangat baik. Adapun rincian data kuantitatif dari ahli materi dapat dilihat
dalam Tabel 4.3 dan hasil penilaian ahli materi secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 7.
Tabel 4.3. Data Kuantitatif dari Ahli Materi

Kriteria Frekuensi Prosentase (%)


Sangat Baik/Sangat Sesuai 15 71,43
Baik/Sesuai 6 28,57
Cukup Baik/Cukup Sesuai 0 0
Kurang Baik/Kurang Sesuai 0 0
Sangat Tidak Baik/Sangat Tidak Sesuai 0 0
Total 21 100

Selain data kuantitatif seperti yang terlihat di atas, diperoleh juga data
kualitatif terhadap media yang telah divalidasi, antara lain:
a. Materi yang dibuat telah sesuai dengan silabus, SK, KD, dan tujuan
pembelajaran.
b. Materi yang dibuat mudah dipahami dan sesuai dengan penalaran siswa SMP.
c. Materi disajikan secara sistematis dan jelas.
d. Penyajian gambar sesuai dengan materi dan diberi keterangan secara lengkap.
Selain itu terdapat catatan dari ahli materi terhadap media yang telah divalidasi,
yaitu:
a. Materi yang dipilih hendaknya dikembangkan menjadi lebih luas lagi.
b. Penulisan kata perlu diperhatikan karena banyak terdapat kesalahan penulisan
kata maupun angka.
c. Pada penulisan bunyi maupun formula hukum-hukum Newton terdapat
kesalahan yang bisa menyebabkan miskonsepsi bagi siswa.
2. Ahli bahasa Indonesia
Setelah validasi ahli materi, selanjutnya dilakukan validasi pada ahli
bahasa Indonesia. Ahli bahasa dipilih berasal dari dosen Pendidikan Bahasa
Indonesia sehingga sangat kompeten dengan bidang ketatabahasaan. Berdasarkan
penilaian yang dilakukan oleh ahli bahasa terhadap media yang dikembangkan,
didapatkan prosentase sebesar 85,33% yang berarti sangat baik. Adapun rincian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

data kuantitatif dari ahli bahasa terlihat seperti Tabel 4.4 dan hasil penilaian ahli
materi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 8.
Tabel 4.4. Data Kuantitatif dari Ahli Bahasa Indonesia

Kriteria Frekuensi Prosentase (%)


Sangat Baik/Sangat Sesuai 4 26,67
Baik/Sesuai 11 73,33
Cukup Baik/Cukup Sesuai 0 0
Kurang Baik/Kurang Sesuai 0 0
Sangat Tidak Baik/Sangat Tidak Sesuai 0 0
Total 15 100

Selain memberikan penilaian secara kuantitatif, ahli bahasa juga


memberikan penilaian secara kualitatif, yaitu:
a. Materi yang disajikan telah menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
siswa SMP.
b. Penulisan istilah atau bahasa asing secara konsisten.
c. Buletin ditulis dengan jarak spasi yang konsisten.
Selain itu terdapat catatan dari ahli bahasa terhadap media yang telah divalidasi,
yaitu:
a. Perlunya mencermati penggunaan kata hubung maka pada kalimat yang telah
memiliki kata hubung jika maupun karena. Hal ini dapat menyebabkan
kalimat menjadi tidak memiliki subjek dan predikat.
b. Kata hubung “maka” merupakan penanda keterangan akibat, sehingga
pemakaiannya hanya untuk kondisi-kondisi tertentu.
c. Perlunya mencermati penulisan huruf kapital.
3. Ahli Media
Tahap akhir validasi dilakukan kepada ahli media. Ahli media yang
dipilih peneliti merupakan dosen Pendidikan Fisika yang sangat kompeten dengan
bidang media pembelajaran. Setelah diberikan angket penilaian secara kuantitatif,
didapatkan hasil prosentase sebesar 80% yang memenuhi kriteria baik. Rincian
terkait data kuantitatif dari ahli media dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan hasil
penilaian ahli materi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 9.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

Tabel 4.5. Data Kuantitatif dari Ahli Media

Kriteria Frekuensi Prosentase (%)


Sangat Baik/Sangat Sesuai 0 0
Baik/Sesuai 22 100
Cukup Baik/Cukup Sesuai 0 0
Kurang Baik/Kurang Sesuai 0 0
Sangat Tidak Baik/Sangat Tidak Sesuai 0 0
Total 22 100

Di samping penilaian secara kuantitatif, ahli media juga memberikan


penilaian secara kualitatif, antara lain:
a. Media yang dibuat sederhana dan mudah dalam penggunaannya.
b. Desain layout media yang dibuat cukup menarik dan variatif.
c. Tipografi teks sudah tepat.
Selain itu terdapat catatan dari ahli media terhadap media yang telah divalidasi,
yaitu:
a. Pada bagian cover diberi istilah Fisika agar jelas bahwa media yang dibuat
digunakan dalam pembelajaran Fisika.
b. Gambar-gambar sebaiknya proporsional.
c. Tulisan hendaknya proporsional dan konsisten.
C. Uji Coba
Uji coba terhadap media buletin dalam bentuk buku saku dilakukan tiga
uji coba, yaitu: uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba
kelompok besar. Berikut ini data dan pembahasan hasil uji coba:
1. Uji Coba Perorangan
Tahap awal dalam uji coba perorangan adalah memilih sampel sebanyak
enam orang siswa yang mewakili dua sekolah. Pengujian dilakukan dengan cara
memberikan buletin dalam bentuk buku saku yang telah dicetak. Tetapi sebelum
diberi media, siswa diberi angket minat baca awal yang berisi 40 item pertanyaan
terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui minat baca siswa awal
sebelum pemberian media. Setelah beberapa hari, siswa diberi angket minat baca
akhir yang juga berisi 40 pertanyaan dan diwawancarai secara informal. Tabel 4.6
commit to user
merupakan hasil penilaian dari angket yang diberikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

Tabel 4.6 Rangkuman Data Uji Coba Perorangan


Awal Akhir
Jumlah Nilai Item Penilaian Angket 883 997
Prosentase 69,42% 83,42%

Dari Tabel 4.6, diketahui bahwa media buletin dalam bentuk buku saku
dapat meningkatkan minat baca siswa meningkat sebesar 14%. Untuk perhitungan
lebih detail dapat dilihat dalam Lampiran 11. Kemudian dianalisis signifikansinya
dengan Uji-t (t-test). Namun sebelum Uji-t dilakukan, langkah sebelumnya adalah
uji normalitas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
didistribusikan normal tidak. Berikut ini penjelasan beserta hasil uji normalitas.
a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan metode Lilliefors. Hasilnya dapat dilihat
dalam Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Uji Coba Perorangan
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Keadaan Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Perlakuan awal .294 6 0.116 .880 6 .270

akhir .193 6 0.200 .958 6 .807

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai Signifikansi (Sig.) dari data
Kolmogorov-Smirnov adalah lebih besar dari 0.05 (Sig.> 0.05). Sehingga dapat
disimpulkan adalah distribusi data normal.
b. Uji-t berpasangan
Dalam hal ini digunakan uji-t berpasangan sebab populasi yang
digunakan adalah sama sehingga antara data awal dan akhir saling berkaitan.
Hasil pengujian dapat dilihat dalam Tabel 4.8.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

Tabel 4.8 Uji-t Berpasangan Data Uji Coba Perorangan


Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Std.
Std. Error Difference Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 akhir -awal 28.00000 9.85901 4.02492 17.65361 38.34639 6.957 5 0.001

Pada tabel di atas terlihat bahwa thitung adalah 6,957. Hal ini berarti thitung
= 6,957 > ttabel = 1,943. Jika dilihat dari nilai Sig. = 0,001 maka nilai Sig. < 0,05
sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan antara data awal dan data akhir dimana
perlakuan yang diberikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat
baca siswa.
Bila ditinjau dari aspek-aspek dan indikator dengan cara membandingkan
prosentase dan mengetahui signifikansi perbedaan dengan uji-t, hasilnya dapat
terlihat dalam Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Rangkuman Data Aspek dan Indikator Uji Coba Perorangan
Aspek Awal Akhir Data Nilai
Indikator (%) (%) thitung Sig.
Penilaian
1. Minat a. Keinginan untuk selalu 72,67 86 5,000 0,004
maju
b. Sifat keingintahuan 68 84,67 4,110 0,009
yang tinggi
c. Adanya sifat kreatif 67,33 80 2,783 0,039
dari diri siswa
2. Motif a. Keinginan untuk 68 82 7,000 0,001
mendapatkan perhatian
dari orang lain
b. Adanya ganjaran atau
hukuman sebagai akhir 72 88 3,796 0,013
dari belajar
3. Tujuan a. Mengisi waktu luang 69,33 80 4,339 0,007
b. Mendapatkan kepuasan
pribadi 72 85,33 4,663 0,006
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

4. Waktu a. Frekuensi dan waktu 65,33 82,67 4,382 0,007


membaca

Hasil perhitungan Tabel 4.9 secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran
11. Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa prosentase mengalami kenaikan dari data
awal ke data akhir. Hal ini berarti buletin dalam bentuk buku saku dapat
meningkatkan minat baca siswa. Sedangkan untuk mengetahui signifikansi
kenaikan prosentase digunakan analisis dengan uji-t berpasangan. Adapun
hasilnya berdasarkan Tabel 4.9 menyatakan semua thitung > 1,943 yang berarti
bahwa kenaikan prosentase dari data awal ke data akhir sangat signifikan. Selain
itu juga diketahui bahwa semua nilai Sig. < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan
atau pengaruh antara data awal dan data akhir. Hal ini berarti terdapat peningkatan
setelah diberi media buletin dalam bentuk buku saku. Dari Tabel 4.9, data awal
dan data akhir dapat dibuat diagram seperti yang ditunjukkan Gambar 4.3 berikut.

Diagram Minat Baca Uji Kelompok Perorangan


90
80
70
Prosentase

60
50
40 Awal
30
20 Akhir
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8

No. Indikator

Gambar 4.3. Diagram Minat Baca Uji Coba Perorangan


Berdasarkan data hasil wawancara siswa, didapatkan buletin Fisika yang
dikembangkan sudah cukup bagus dan bisa menarik perhatian. Namun ada saran-
saran dari siswa seperti huruf lebih diperbesar lagi, warna diperbagus lagi, dan
dicetak lebih bagus lagi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

67

2. Uji Coba Kelompok Kecil


Dalam pengujian kelompok kecil, langkah awal yang dilakukan adalah
memilih sampel sebanyak 20 orang siswa yang mewakili dua sekolah. Pengujian
dilakukan dengan cara memberikan angket minat baca awal yang berisi 40 item
pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui minat baca siswa awal sebelum
pemberian media. Setelah itu, siswa diberikan buletin dalam bentuk buku saku
yang telah dicetak. Setelah beberapa hari, siswa diberi angket minat baca akhir
yang berisi 40 pertanyaan dan diwawancarai secara informal. Tabel 4.10
merupakan hasil rangkuman penilaian dari angket yang diberikan kepada siswa.
Tabel 4.10. Rangkuman Data Kelompok Kecil
Awal Akhir
Jumlah Nilai Item Penilaian Angket 2834 3203
Prosentase 70,85% 80,08%

Berdasarkan data pada Tabel 4.10, terlihat bahwa media buletin dalam
bentuk buku saku dapat meningkatkan minat baca siswa meningkat sebesar
9,23%. Untuk perhitungan lebih detail dapat dilihat dalam Lampiran 12. Setelah
diketahui prosentase awal dan akhir, kemudian dianalisis signifikansinya dengan
uji-t berpasangan. Namun sebelum uji-t dilakukan, langkah sebelumnya adalah uji
normalitas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang didistribusikan
normal atau tidak. Berikut ini penjelasan beserta hasil uji normalitas.
a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan metode Lilliefors. Hasilnya dapat dilihat
dalam Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Uji Normalitas Data Kelompok Kecil
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Keadaan Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Perlakuan awal .165 20 0.160 .921 20 .104

akhir .177 20 0.099 .949 20 .349

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

68

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai Signifikansi (Sig.) dari data
Kolmogorov-Smirnov adalah lebih besar dari 0.05 (Sig.>0.05). Sehingga dapat
disimpulkan adalah distribusi data normal.
b. Uji-t berpasangan
Dalam hal ini digunakan uji-t berpasangan sebab populasi yang
digunakan adalah sama sehingga antara data awal dan data akhir saling berkaitan.
Hasil pengujian dapat dilihat dalam Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Uji-t Berpasangan Data Kelompok Kecil
Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Std.
Std. Error Difference Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 akhir -awal 18.45000 9.59975 2.14657 13.95718 22.94282 8.595 19 0.000

Pada tabel di atas terlihat bahwa thitung adalah 8,595. Hal ini berarti thitung
= 8,595 > ttabel = 1,725. Jika dilihat dari nilai Sig. = 0,000 maka nilai Sig. < 0,05
sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan antara awal dan akhir di mana
perlakuan yang diberikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat
baca siswa.
Bila ditinjau dari aspek-aspek dan indikator dengan cara membandingkan
prosentase dan mengetahui signifikansi perbedaan dengan uji-t, hasilnya dapat
terlihat dalam Tabel 4.13.
Tabel 4.13. Rangkuman Data Aspek dan Indikator Kelompok Kecil
Aspek Awal Akhir Data Nilai
Indikator (%) (%) thitung Sig.
Penilaian
1. Minat a. Keinginan untuk 69,8 77 2,747 0,013
selalu maju
b. Sifat keingintahuan 69 77,6 3,308 0,004
yang tinggi
c. Adanya sifat 69,6 84,6 10,162 0,000
kreatif dari diri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

69

siswa
2. Motif a. Keinginan untuk 74,2 82 3,746 0,001
mendapatkan
perhatian dari
orang lain
b. Adanya ganjaran 73,2 81,8 4,729 0,000
atau hukuman
sebagai akhir dari
belajar
3. Tujuan a. Mengisi waktu 69,4 77,2 3,456 0,003
luang
b. Mendapatkan 72,6 79,8 4,101 0,001
kepuasan pribadi
4. Waktu a. Frekuensi dan 69,6 80,6 5,659 0,000
waktu membaca

Data perhitungan pada Tabel 4.13 dapat dilihat secara lengkap pada
Lampiran 12. Prosentase dari data awal ke data akhir pada Tabel 4.10 terlihat
mengalami kenaikan. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa buletin dalam bentuk
buku saku dapat meningkatkan minat baca siswa. Untuk mengetahui signifikansi
kenaikan prosentase digunakan analisis dengan uji-t. Adapun hasil analisis
berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa semua thitung > 1,943 yang berarti
bahwa kenaikan prosentase dari awal ke akhir sangat signifikan. Selain itu juga
diketahui bahwa semua nilai Sig. < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan atau
pengaruh antara data awal dan data akhir. Hal ini berarti ada peningkatan setelah
diberi media buletin dalam bentuk buku saku. Dari Tabel 4.13, data awal dan data
akhir dapat dibuat diagram seperti yang ditunjukkan Gambar 4.4 berikut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

70

Diagram Minat Baca Uji Kelompok Kecil


90
80
70
Prosentase

60
50
40 Awal
30
20 Akhir
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8

No. Indikator

Gambar 4.4. Diagram Minat Baca Uji Kelompok Kecil


Berdasarkan data hasil wawancara siswa kelompok kecil, diketahui
bahwa bultin Fisika yang dikembangkan sudah cukup bagus, kreatif dari segi
desain dan cover. Namun, siswa menyarankan untuk perbaikan buletin Fisika
kedepannya seperti warna dibuat lebih bagus dan full colour, dicetak lebih bagus
dan pada bagian soal-soal diperbanyak lagi.
3. Uji Coba Kelompok Besar
Dalam uji coba kelompok besar, dilakukan pengujian terhadap siswa
kelas VIIID di SMP Negeri 1 Mojogedang dan siswa kelas VIIIG di SMP Negeri
1 Jaten. Langkah awal sebelum pembelajaran adalah memberikan angket minat
baca awal kepada siswa. Setelah itu, siswa dijelaskan materi Fisika tanpa
menggunakan media yang dikembangkan. Pada akhir pembelajaran, siswa
diberikan buletin dalam bentuk buku saku untuk dipelajari dan dibawa pulang.
Pada pertemuan selanjutnya, guru menjelaskan kepada siswa dengan
buletin dalam bentuk buku saku. Setelah penjelasan selesai, siswa mengerjakan
soal dalam buletin dan dibahas secara bersama-sama. Kemudian pada akhir
pembelajaran, siswa kembali membawa pulang buletin untuk dipelajari. Pada
pertemuan terakhir, pembelajaran dilakukan dengan metode diskusi dimana siswa
diberi permasalahan dan diskusi dengan menggunakan buletin Fisika. Setelah itu,
commit
dilakukan presentasi dan tanya jawab. to userpembelajaran selesai, siswa diberi
Setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

71

angket minat baca akhir yang berisi 40 pertanyaan dan beberapa siswa
diwawancarai secara informal. Tabel 4.14. merupakan hasil rangkuman penilaian
dari angket yang diberikan kepada siswa.
Tabel 4.14. Rangkuman Data Kelompok Besar
Awal Akhir
Jumlah Nilai Item Penilaian Angket 9461 10844
Prosentase 69,57% 79,74%

Berdasarkan data pada Tabel 4.14, terlihat bahwa media buletin dalam
bentuk buku saku dapat meningkatkan minat baca siswa meningkat sebesar
10,17%. Untuk perhitungan lebih detail dapat dilihat dalam Lampiran 13. Setelah
diketahui prosentase data awal dan data akhir, kemudian dianalisis signifikansinya
dengan uji-t berpasangan. Namun sebelum uji-t dilakukan, langkah sebelumnya
adalah uji normalitas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
didistribusikan normal atau tidak. Berikut ini penjelasan beserta hasil uji
normalitas.
a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan metode Lilliefors. Hasilnya dapat dilihat
dalam Tabel 4.15.
Tabel 4.15. Uji Normalitas Data Kelompok Besar
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Keadaan Statistic df Sig. Statistic df Sig.


Total awal .106 68 0.057 .971 68 .110

akhir .075 68 0.200 .986 68 .670

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai Signifikansi (Sig.) dari data
Kolmogorov-Smirnov adalah lebih besar dari 0.05 (Sig.>0.05). Sehingga dapat
disimpulkan adalah distribusi data normal.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

72

b. Uji-t berpasangan
Dalam hal ini digunakan uji-t berpasangan sebab populasi yang
digunakan adalah sama sehingga antara data awal dan data akhir saling berkaitan.
Hasil pengujian dapat dilihat dalam Tabel 4.16.
Tabel 4.16. Uji-t Berpasangan Data Kelompok Besar
Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Std.
Difference
Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 akhir -awal 20.38235 8.31476 1.00831 18.36975 22.39495 20.214 67 .000

Pada tabel di atas terlihat bahwa thitung adalah 20,214. Hal ini berarti thitung
= 20,214 > ttabel = 1,645. Jika dilihat dari nilai Sig. = 0,000 maka nilai Sig. < 0,05
sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan antara data awal dan data akhir dimana
perlakuan yang diberikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat
baca siswa.
Bila ditinjau dari aspek-aspek dan indikator dengan cara membandingkan
prosentase dan mengetahui signifikansi perbedaan dengan uji-t, hasilnya dapat
terlihat dalam Tabel 4.17.
Tabel 4.17. Rangkuman Data Aspek dan Indikator Kelompok Besar
Aspek Awal Akhir Data Nilai
Indikator (%) (%) thitung Sig.
Penilaian
1. Minat a. Keinginan untuk 75,29 84,12 9,837 0,000
selalu maju
b. Sifat keingintahuan 75,24 79,76 4,087 0,000
yang tinggi
c. Adanya sifat 64,35 76,76 10,391 0,000
kreatif dari diri
siswa
2. Motif a. Keinginan untuk 64,41 80,29 12,579 0,000
mendapatkan
perhatian dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

73

orang lain
b. Adanya ganjaran 68,18 80,29 10,075 0,000
atau hukuman
sebagai akhir dari
belajar
3. Tujuan a. Mengisi waktu 68,53 76,06 9,714 0,000
luang
b. Mendapatkan 72,59 83,82 11,657 0,000
kepuasan pribadi
4. Waktu a. Frekuensi dan 67,94 76,94 7,201 0,000
waktu membaca

Hasil perhitungan Tabel 4.17. secara lengkap dapat dilihat pada


Lampiran 13. Dari Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa prosentase mengalami kenaikan
dari data awal ke data akhir. Hal ini berarti buletin dalam bentuk buku saku dapat
meningkatkan minat baca siswa. Sedangkan untuk mengetahui signifikansi
kenaikan prosentase digunakan analisis dengan uji-t. Adapun hasilnya
berdasarkan Tabel 4.17 menyatakan semua thitung > 1,943 yang berarti bahwa
kenaikan prosentase dari data awal ke data akhir sangat signifikan. Selain itu, juga
diketahui bahwa semua nilai Sig. < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan atau
pengaruh antara data awal dan data akhir. Hal ini berarti ada peningkatan setelah
diberi media buletin dalam bentuk buku saku. Dari Tabel 4.17, data awal dan data
akhir dapat dibuat diagram seperti yang ditunjukkan Gambar 4.5 berikut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

74

Diagram Minat Baca Uji Kelompok Besar


90
80
70
60
Prosentase

50
40 Awal
30
Akhir
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8

No. Indikator

Gambar 4.5. Diagram Minat Baca Uji Kelompok Besar


Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa pada uji kelompok
besar didapatkan hasil yakni secara keseluruhan sudah cukup bagus, kreatif dan
menarik. Namun beberapa siswa menyarankan seperti gambar diperbanyak, cover
dibuat lebih bagus lagi dan desain layout dibuat lebih variatif dan kreatif.
Selain melakukan wawancara dengan siswa, dilakukan juga wawancara
dengan guru yang didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Buletin Fisika yang dikembangkan sudah cukup bagus dan sangat membantu
dalam proses pembelajaran.
b. Materi Fisika yang disajikan sudah sesuai dengan materi yang diajarkan.
c. Tampilan desain layout yang disajikan cukup menarik dan kreatif.
d. Pada bagian cover dibuat lebih mencolok lagi agar semakin semikat siswa.
e. Pada bagian latihan soal dan contoh soal lebih diperbanyak lagi.
f. Sebagai keberlanjutannya, buletin Fisika yang telah dikembangkan dapat
dikomersialkan kepada siswa dengan harga yang terjangkau dan juga
perlunya perhatian pada masalah percetakan buletin kedepannya.
D. Revisi Produk
Berdasarkan validasi terhadap para ahli, yaitu ahli materi, ahli bahasa
Indonesia, dan ahli media, terdapat catatan-catatan yang perlu adanya perbaikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

75

agar media yang dibuat memenuhi kriteria baik. Berikut ini revisi produk dari
ketiga ahli.
1. Ahli Materi
Revisi produk media dilakukan setelah produk selesai divalidasi. Revisi
dilakukan agar produk dapat memenuhi kriteria baik. Adapun revisi produk dari
segi materi adalah sebagai berikut:
1) Pada bagian penyelesaian halaman 9, bagian c tertulis 5 N yang mana
seharusnya 25 N. Pada bagian d tertulis 4 N yang seharusnya 2 N.
Adapun revisi terlihat pada Gambar 4.6.
Sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.6. Tampilan Halaman 9; Sebelum dan


Sesudah Revisi
2) Pada bagian formula hukum Newton halaman 10, Rumus  F  0
ditambah menjadi “Jika  F  0 , maka a  0 atau v = konstan”. Hasil
revisi dapat dilihat pada Gambar 4.7.
Sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.7. Tampilan Halaman 10; Sebelum dan Sesudah


Revisi
3) Pada bagian bunyi hukum II Newton halaman 13, bunyi “Percepatan
yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada suatu benda sebanding
dengan gayanya dan berbanding terbalik dengan massa benda”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

76

ditambah “dan arah percepatannya searah dengan gayanya” setelah kata


gayanya. Untuk lebih detail, revisi terlihat pada Gambar 4.8.
Sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.8. Tampilan Halaman 13; Sebelum dan


Sesudah Revisi
4) Pada bagian penjelasan gambar orang menyelam halaman 14, kalimat
“Hal ini terbukti bahwa kaki dan tangan penyelam memberikan gaya
aksi ke belakang, sebagai reaksinya tubuh penyelam terdorong ke
depan” diperbaiki sehingga mudah dipahami. Gambar 4.9 menunjukkan
halaman 14 sebelum dan setelah direvisi.
Sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.9. Tampilan Halaman 14; Sebelum dan


commit
SesudahtoRevisi
user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

77

5) Pada bagian cover belakang, pertanyaan mendatar no.9 direvisi dengan


menghilangkan kata inersia. Hal ini dapat memberikan jawaban pada
soal mendatar no.3. Adapun revisi terlihat pada Gambar 4.10.
Sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.10. Tampilan Cover Belakang; Sebelum


dan Sesudah Revisi
2. Ahli bahasa Indonesia
Setelah dikoreksi oleh ahli bahasa, selanjutnya dilakukan revisi produk
media. Revisi produk bertujuan agar media yang dikembangkan memenuhi
kriteria baik. Adapun revisi produk dari segi bahasa antara lain:
1) Pada paragraf pertama bagian rubrik “Fakta Unik Seputar Gaya”
terdapat banyak sekali revisi. Selain itu, pada poin kedua kata merubag
diganti mengubah dan kata maka dihilangkan. Adapun revisi terlihat
seperti pada Gambar 4.11.
Sebelum revisi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

78

Setelah revisi

Gambar 4.11. Tampilan Halaman 4; Sebelum dan


Sesudah Revisi
2) Pada rubrik Kilas Fisika bagian paragraf pertama halaman 6, setelah
kata kita diberi kata hubung karena dan kemudian digabung dengan
paragraf selanjutnya. Kata menjumpai diganti dengan jumpai. Gambar
4.12 berikut ini adalah bentuk revisinya.
Sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.12. Tampilan Halaman 6; Sebelum


dan Sesudah Revisi
3) Pada rubrik Ayo Mencoba halaman 11 pada bagian kertas dan buku
terdapat revisi terkait penulisan analisa yang diganti dengan analisis.
Selain itu kata maka setelah tanda koma dihilangkan. Pada bagian air
commit to user
mineral juga terdapat revisi yaitu kata bolong menjadi berlubang, kata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

79

membolong menjadi membuat lubang. Secara detail, revisi terlihat pada


Gambar 4.13.
Sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.13. Tampilan Halaman 9; Sebelum


dan Sesudah Revisi
4) Pada bagian tokoh Fisika paragraf dua dan keempat perlu adanya revisi.
Pada paragraf kedua, kata universitas seharusnya huruf u ditulis kapital.
Kata “akhirnya” dan kata “dalam” dihilangkan. Pada paragraf keempat
ada revisi tata letak kalimat. Adapun revisi dapat dilihat pada Gambar
4.14.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

80

Sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.14. Tampilan Halaman 12; Sebelum


dan Sesudah Revisi
5) Pada halaman 16 paragraf pertama terdapat revisi kata terkait
penggunaan kata hubung “tetapi” diubah menjadi “akan tetapi”. Kata
“karena” diganti menjadi “itu disebabkan” serta penggunaan tanda baca
koma (,). Revisi dapat dilihat pada Gambar 4.15.
Sebelum revisi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

81

Setelah revisi

Gambar 4.15. Tampilan Halaman 16; Sebelum


dan Sesudah Revisi
6) Pada rubrik gaya gesekan halaman 10 bagian paragraf pertama terdapat
revisi. Kata “didalam” diganti “ke dalam”, kata maka, karena, dan dari
dihilangka. Secara lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar 4.16.
Sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.16. Tampilan Halaman 18; Sebelum


dan Sesudah Revisi
7) Pada rubrik tahukah kamu “Massa vs Berat” bagian paragraf ketiga
terdapat kalimat yang direvisi. Berikut ini hasil sebelum dan sesudah
revisi seperti pada Gambar 4.17.
Sebelum revisi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

82

Setelah revisi

Gambar 4.17. Tampilan Halaman 20; Sebelum


dan Sesudah Revisi
3. Ahli Media
Revisi produk dilakukan setelah ahli media menyatakan perlu adanya
perbaikan terhadap produk yang telah divalidasi. Revisi produk bertujuan agar
media yang dikembangkan memenuhi kriteria baik. Adapun revisi produk dari
aspek media antara lain:
1) Pada bagian cover, kata “Buletin” diganti dengan “Buletin Fisika”.
Penggantian ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa media yang dibuat
adalah untuk pembelajaran Fisika. Adapun revisi terlihat pada Gambar
4.18.

Setelah revisi

Gambar 4.18. Tampilan Cover Depan; Sebelum


dan Sesudah Revisi
2) Pada halaman 5, perlu adanya revisi posisi gambar pohon dari miring
menjadi tegak. Adapun perubahan gambar sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

83

Sebelum revisi Setelah revisi

Gambar 4.19. Tampilan Perubahan Posisi Gambar; Sebelum


dan Sesudah Revisi
3) Tulisan “hukum I newton” dan “hukum III newton” direvisi dari ukuran
11pt menjadi 14pt. Revisi terlihat seperti pada Gambar 4.20.
Sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.20. Tampilan Ukuran Font; Sebelum


dan Sesudah Revisi
4) Pada gambar halaman 11, untuk gambar kertas dan buku diperbesar dari
semula. Sebaliknya, gambar air mineral dan sedotan diperkecil dari
semula. Hal ini bertujuan agar gambar terlihat proporsional dengan
teks. Gambar 4.21 berikut ini adalah revisi dari ukuran gambar.
Sebelum revisi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

84

Setelah revisi

Gambar 4.21. Tampilan Ukuran Gambar; Sebelum


dan Sesudah Revisi
5) Pada halaman 13 perlu adanya perubahan isi gambar, yaitu tali yang
bergelombang diubah menjadi lurus. Adapun revisi terlihat pada
Gambar 4.22.
Sebelum revisi Setelah revisi

Gambar 4.22. Tampilan Konten Gambar; Sebelum


dan Sesudah Revisi

E. Kajian Produk akhir


Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yaitu penelitian yang
berorientasi pada baik atau tidaknya suatu produk untuk digunakan sebagai media
pembelajaran. Produk media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian
ini adalah buletin Fisika dalam bentuk buku saku yang dicetak untuk
pembelajaran Fisika SMP materi Gaya.
Dalam membuat sebuah produk media pembelajaran berupa buletin
Fisika dalam bentuk buku saku pada materi Gaya dilakukan berbagai tahap
pengembangan sehingga menghasilkan media yang dapat dibaca kapanpun dan
dimanapun. Dalam buletin Fisika yang dikembangkan lebih menonjolkan desain
layout baik cover, background, warna dan menampilkan gambar serta mengguna-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

85

kan bahasa yang sederhana sesuai dengan penalaran siswa. Hal ini bertujuan
untuk menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa terhadap produk yang
dikembangkan. Buletin Fisika yang dikembangkan berisi tentang materi ajar
Fisika yang berurutan seperti penjelasan gaya, hukum-hukum Newton, gaya gesek
dan massa serta berat. Dalam pembahasannya, setiap sub materi dilengkapi
dengan gambar-gambar pendukung serta evaluasi sederhana berupa “Quick Quis”.
Selain itu juga dilengkapi praktikum-praktikum sederhana yang dapat menggugah
minat siswa dan dapat dicoba sendiri oleh siswa. Selanjutnya dilengkapi
pengetahuan umum yang menggelitik dalam kehidupan sehari-hari dan dikemas
dalam rubrik “Tahukah Anda?”. Pada bagian akhir buletin Fisika disajikan
evaluasi berupa Teka Teki Silang Fisika yang dapat menjadikan daya tarik siswa
untuk membaca sehingga dapat menjawab pertanyaan. Dalam desain awal
pengembangan produk, media buletin Fisika dalam bentuk buku saku
dikembangkan sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Namun, kegunaan buletin
Fisika sebagai alat bantu pembelajaran lebih ditekankan untuk meningkatkan
minat baca siswa terhadap materi Fisika dan mempermudah siswa dalam
memahami materi Fisika. Media pembelajaran yang dikembangkan juga dapat
digunakan guru pada saat kegiatan belajar mengajar dengan panduan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran.
Setelah pembuatan produk buletin Fisika dinyatakan selesai, langkah
selanjutnya adalah proses validasi oleh tiga orang ahli yang kompeten
dibidangnya, yaitu ahli materi, ahli bahasa Indonesia dan ahli media. Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan masukan dan saran serta mendapatkan rekomendasi
agar media yang dikembangkan layak untuk diujicobakan kepada pengguna, yaitu
siswa SMP kelas VIII. Dari proses validasi yang dilakukan, terdapat catatan-
catatan dari masing-masing ahli yang selanjutnya dilakukan revisi. Dari ahli
materi perlu dilakukan revisi seperti penulisan perhitungan angka, penulisan
rumus dan bunyi hukum Newton perlu diperhatikan. Selanjutnya dari ahli bahasa
Indonesia perlu dilakukan revisi terkait penggunaan kata hubung “maka” perlu
dicermati karena dapat menjadikan suatu kalimat tanpa subyek ataupun predikat.
commit
Selain itu juga perlunya mencernati to user
penggunaan dan penulisan huruf kapital.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

86

Sedangkan dari ahli media perlu dilakukan revisi, yaitu proporsional gambar,
ukuran teks harus proporsional dan konsisten serta pada bagian cover perlu diberi
penjelasan agar mencerminkan bahwa buletin yang dibuat adalah Fisika. Setelah
proses validasi dan revisi serta penilaian terhadap produk selesai, maka dapat
diketahui prosentase penilaian terhadap produk buletin Fisika. Ahli materi
memberikan penilaian buletin Fisika dengan prosentase 94,29% dalam kriteria
baik. Dari ahli bahasa Indonesia memberikan penilaian dalam kriteria baik dengan
prosentase sebesar 85,33%. Selanjutnya ahli media memberikan penilaian juga
dalam kriteria baik dengan prosentase 80%. Berdasarkan penilaian dari ketiga
ahli, dapat diketahui rata-rata penilaian sebesar 86,54% yang berarti dalam kriteria
baik. Setelah proses validasi selesai dan mendapatkan rekomendasi, buletin Fisika
diujicobakan kepada siswa.
Dalam tahap uji coba kepada siswa dilakukan tiga pengujian. Pertama,
ujicoba dilakukan perorangan dengan memberikan buletin Fisika yang
dikembangkan kepada 6 orang siswa dari dua buah sekolah. Sebelum pemberian
media, diberikan angket minat baca awal yang diperoleh hasil 69,42%. Setelah
pemberian media, diberikan angket minat baca akhir dan diperoleh hasil sebesar
83,42%. Berdasarkan data uji perorangan tersebut diketahui terdapat peningkatan
minat baca siswa terhadap materi Fisika sebesar 14%. Kedua, ujicoba dilakukan
kepada kelompok kecil yang berjumlah 20 orang siswa yang berasal dari dua
sekolah dengan diberikan media buletin Fisika yang telah dibuat. Pada ujicoba
yang dilakukan diketahui hasil angket awal sebesar 71,55% dan hasil angket akhir
sebesar 79,95%. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa terdapat
peningkatan sebesar 8,4%. Ketiga, ujicoba dilakukan kepada kelompok besar
dengan sampel dua kelas yang berasal dari dua sekolah. Ujicoba dilakukan dengan
memberikan buletin Fisika kepada siswa. Siswa memberikan tanggapan yang baik
terhadap media yang diberikan. Dalam uji coba yang telah dilakukan diperoleh
hasil angket awal sebesar 69,57% dan angket akhir sebesar 79,74%. Secara
keseluruhan terlihat bahwa minat baca siswa rata-rata meningkat sebesar 11,13%.
Selain itu, data berdasarkan wawancara dengan siswa menyatakan bahwa media
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

87

pembelajaran yang dikembangkan adalah inovasi baru dalam pembelajaran Fisika


dan dapat membantu siswa dalam memahami materi.
Akhirnya diperoleh media pembelajaran berupa buletin Fisika untuk
materi Gaya yang dikemas dalam bentuk buku saku. Media pembelajaran yang
dikembangkan memenuhi kriteria baik ditinjau dari minat baca siswa. Adapun
produk buletin Fisika dapat dilihat dalam Print Screen yang terdapat dalam
Lampiran 16.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan tentang Produk

Berdasarkan analisis data dan pembahasan penelitian ini dapat diambil


kesimpulan: untuk mendapatkan produk akhir media pembelajaran yang berupa
buletin Fisika dalam bentuk buku saku yang memenuhi kriteria baik ditinjau dari
minat baca siswa. Selain itu media pembelajaran yang dikembangkan tidak hanya
dapat digunakan di dalam kelas saja, tapi juga dapat digunakan di luar kelas baik
secara mandiri maupun kelompok. Untuk mendapatkan media pembelajaran
berupa buletin Fisika dalam bentuk buku saku dilakukan langkah-langkah, antara
lain analisis kebutuhan, rancangan awal pembuatan media, pengumpulan data
rancangan, pembuatan desain media, pembuatan media, validasi, uji coba, dan
kesimpulan.
Hasil validasi dari ahli materi memberikan penilaian buletin Fisika
dengan prosentase 94,29%. Dari ahli bahasa Indonesia memberikan penilaian
dalam kriteria baik dengan prosentase sebesar 85,33%. Selanjutnya ahli media
memberikan penilaian juga dalam kriteria baik dengan prosentase 80%. Dalam
tahap uji coba perorangan diperoleh hasil angket awal sebesar 69,42% dan hasil
angket akhir sebesar 83,42%. Sehingga terdapat peningkatan minat baca siswa
terhadap materi Fisika sebesar 14%. Selain itu juga dilakukan uji-t berpasangan
dan diperoleh hasil perhitungan thitung = 6,957 > ttabel = 1,943 dan nilai = 0,001 <
0,05 yang berarti sangat signifikan. Pada uji coba kelompok kecil didapatkan hasil
angket awal sebesar 71,55% dan hasil angket akhir sebesar 79,95% maka terdapat
peningkatan minat baca siswa sebesar 8,4%. Setelah itu dilakukan uji-t dan
didapatkan hasil perhitungan bahwa thitung = 7,848 > ttabel = 1,725 dan nilai Sig. =
0,000 < 0,05 yang berarti sangat signifikan. Pada tahap uji coba kelompok besar,
diperoleh hasil angket awal sebesar 69,57% dan hasil angket akhir sebesar
79,74%. Selanjutnya dilakukan uji-t dan didapatkan hasil perhitungan bahwa thitung
= 20,214 > ttabel = 1,725 dan nilai Sig. = 0,000 < 0,05 yang berarti sangat
signifikan. commit to user

88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

89

Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berupa buletin


Fisika dalam bentuk buku saku termasuk kriteria baik ditinjau dari aspek materi,
konstruk, dan bahasa serta minat baca siswa. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil
penilaian dari ahli materi, ahli bahasa Indonesia, dan ahli media memberikan rata-
rata penilaian sebesar 86,56% dan hasil angket awal dan akhir siswa yang
memberikan rata-rata peningkatan sebesar 11,13%.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian pengembangan media pembelajaran berupa buletin dalam
bentuk buku saku untuk siswa SMP kelas VIII ini memiliki beberapa keterbatasan
antara lain:
1. Pengembang kesulitan dalam membuat desain layout karena keterbatasan dari
kemampuan desain grafis pengembang.
2. Dalam tahap pengumpulan data berupa gambar-gambar pendukung materi
diambil melalui situs di internet dan terdapat kesulitan dalam memadukan
gambar dengan isi materi.
3. Dalam tahap editing yang berupa tipografi teks, pengetahuan pengembang
kurang sehingga tata letak teks kurang variatif.
4. Dalam pembuatan buletin Fisika dalam bentuk buku saku yang dicetak
memerlukan biaya yang tidak sedikit.
C. Saran dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut
1. Saran
Penelitian pengembangan media pembelajaran berupa buletin dalam
bentuk buku saku ini menyarankan beberapa hal, antara lain:
1. Buletin Fisika yang telah dibuat tidak hanya dapat digunakan dalam
pembelajaran di kelas tetapi juga dapat digunakan secara mandiri. Selain itu,
juga dapat digunakan secara berkelompok.
2. Dalam pembuatan buletin Fisika ini hanya dilengkapi evaluasi materi secara
singkat, hendaknya dilengkapi dengan LKS sehingga siswa menjadi lebih
paham terhadap materi Fisika.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

90

2. Pengembangan Produk Lebih Lanjut


Untuk pengembangan produk lebih lanjut, peneliti menyarankan
beberapa hal untuk peneliti selanjutnya, antara lain:
1. Dilakukan pembuatan desain layout yang lebih kreatif dan menarik mencakup
cover dan background agar semakin memikat.
2. Dilakukan pemahaman terhadap proses editing berupa tipografi teks sehingga
akan menghasilkan tampilan kombinasi teks dan gambar yang lebih kreatif.
3. Perlunya pengembangan produk berupa buletin Fisika dalam bentuk buku
saku untuk materi Fisika selain Gaya.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai