Anda di halaman 1dari 77

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PERAN LINGKUNGAN BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR


TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PATI

Skripsi

Oleh:
Anisa Widyaningtyas
K 2307017

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Anisa Widyaningtyas


NIM : K2307017
Jurusan/Program Studi : PMIPA/Pendidikan Fisika

menyatakan bahwa Skripsi saya yang berjudul “PERAN LINGKUNGAN


BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
FISIKA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PATI”
ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi
yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini hasil jiplakan,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Desember 2012


Yang membuat pernyataan,

Anisa Widyaningtyas

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERAN LINGKUNGAN BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR


TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PATI

Oleh:
Anisa Widyaningtyas
K 2307017

Skripsi
Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika Jurusan
Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji di


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada hari : Rabu


Tanggal : 21 November 2012

Persetujuan Pembimbing

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji di Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.

Pada hari : Selasa


Tanggal : 18 Desember 2012

Tim Penguji Skripsi

Ketua : Drs. Supurwoko, M.Si. ( )

Sekretaris : Dr. Nonoh Siti Aminah, M.Pd. ( )

Anggota I : Sukarmin, M.Si., Ph.D. ( )

Anggota II : Drs.Yohanes Radiyono ( )

Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.


NIP. 19600727 197802 1 001
commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Anisa Widyaningtyas. PERAN LINGKUNGAN BELAJAR DAN KESIAPAN


BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PATI. Skripsi, Surakarta: Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember
2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya peran
lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Fisika siswa kelas
X SMA Negeri 1 Pati.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X sejumlah 288 siswa dengan sampel 50
siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling.
Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik angket
digunakan untuk mendapatkan data lingkungan belajar dan kesiapan belajar. Angket
yang digunakan dalam penelitian telah diujicobakan untuk mengetahui validitas dan
reabilitas angket. Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data prestasi
belajar fisika. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier ganda dengan
uji prasyarat hipotesis meliputi uji normalitas, uji independensi, dan uji linieritas.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian dapat
disimpulkan bahwa ada peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap
prestasi belajar Fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati dengan koefisien korelasi
sebesar 0.451 dan koefisien arah regresi sebesar F = 6.009 dengan sumbangan efektif
sebesar 20.4%. Sumbangan efektif masing-masing prediktor yaitu lingkungan belajar
memiliki peran 13.175% dan kesiapan belajar memiliki peran 7.189%.

Kata kunci: lingkungan belajar, kesiapan belajar, prestasi belajar

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Anisa Widyaningtyas. THE ROLE OF LEARNING ENVIRONMENT AND


LEARNING READINESS ON STUDENT’S PHYSICS ACHIEVEMENT OF
SENIOR HIGH SCHOOL 1 PATI GRADE X. Thesis, Surakarta: Teacher
Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, December 2012.

The research aim are to determine whether there is a role of learning


environment and learning readiness on student’s Physics achievement of Senior High
School 1 Pati grade X.
This research uses correlation quantitative method. The populations of this
research are entire students in grade X some 288 students with a sample of 50
students. Sampling is taken by using cluster random sampling technique. Data
collection techniques are questionnaires and documentation. Questionnaire technique
is used to collect learning environment and learning readiness data. Documentation
technique is used to collect student’s Physics achievement data. The data analysis
technique used is multiple linear regression analysis with the data requirements
techniques are normality test, independent test, and linearity test.
Based on the data analysis of this research, it can be concluded that there is
a significant role of learning environment and learning readiness on student’s Physics
achievement of Senior High School 1 Pati grade X with 0.451 of correlation
coefficient and 6.009 of regression coeffiecient (F) with 20.4% of effective
contribution. The effective contribution value of each predictor are 13.175% for
learning environment role and 7.189% for learning readiness role.

Keywords: learning environment, learning readiness, achievement

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai dari satu urusan, kerjakan dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”. (Q.S.
Al Insyirah: 5-7)

“Just be yourself and do the Best. Life is like a one way street. It will never lead you
back. Enjoy life every moment as none of them will happen the same way again”.
(Penulis)

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:


1. Keluargaku tercinta (Ibu, Bapak, dan Adik) yang
selalu memberikan kasih sayang, dukungan dan
doa.
2. Teman-Teman GeGeeL yang selalu memberikan
semangat dan nasehat.
3. Teman-teman Pendidikan Fisika 2007.

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian
dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi ini.
Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat dapat
teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya, penulis mengucapkan terima
kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ijin penelitian.
2. Bapak Sukarmin, M.Si, Ph.D. Selaku Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui
permohonan penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si. Selaku Ketua Program Fisika Jurusan P. MIPA
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. Sutadi Waskito, M.Pd. Selaku Pembimbing Akademik (PA) yang
senantiasa memberikan semangat.
5. Bapak Sukarmin, M.Si, Ph.D. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.
6. Bapak Drs. Yohanes Radiyono, Selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.
7. Bapak Drs. Tri Rahadi yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan
penerjemahan instrumen Skripsi ini.
8. Bapak Drs. Suparno,M.M,, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pati yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
9. Ibu Sriani, guru mata pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Pati yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian.
10. Siswa-siswi kelas X SMA Negeri 1 Pati. Terima kasih atas bantuan dan
kerjasamanya. commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11. Ibu, Bapak, dan adikku yang telah memberikan do’a serta dorongan sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
12. Teman-teman GeGeeL yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan
Skripsi ini.
13. Teman-teman Pendidikan Fisika terkhusus angkatan 2007.
14. Teman-teman kost RahyLL yang memberikan semangat, nasihat dan dukungan.
15. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga amal baik semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Dalam Skripsi yang telah dikerjakan ini masih jauh dari kesempurnaan
maka sangat diharapkan atas segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Semoga karya ini bermanfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, November 2012

Penulis

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN COVER ....................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah .............................................................. 4
D. Perumusan Masalah ................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 6
1. Belajar .............................................................................. 6
a. Pengertian Belajar ..................................................... 6
b. Prinsip-prinsip Belajar .............................................. 7
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar .............. 8

commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Lingkungan Belajar .......................................................... 9


a. Pengertian Lingkungan Belajar ................................ 9
b. Macam-macam Lingkungan Belajar ......................... 9
3. Kesiapan Belajar .............................................................. 16
a. Pengertian Kesiapan Belajar ..................................... 16
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan
Belajar ....................................................................... 17
4. Prestasi Belajar ................................................................ 18
a. Pengertian Prestasi Belajar ....................................... 18
b. Fungsi dan Kegunaan Belajar ................................... 19
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .. 21
d. Evaluasi Prestasi Belajar ........................................... 21
B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 23
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 24
D. Hipotesis Penelitian ................................................................ 25
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 26
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 26
B. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 26
1. Populasi Penelitian ........................................................... 26
2. Sampel Penelitian ............................................................ 26
3. Teknik Pengambilan Sampel ........................................... 26
C. Desan dan Metode Penelitian ................................................. 27
1. Variabel Bebas ................................................................. 27
2. Variabel Terikat ............................................................... 28
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .............................. 28
1. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 28
2. Instrumen Pengumpulan Data .......................................... 29
a. Instrumen Lingkungan Belajar ................................. 29
b. Instrumen Kesiapan Belajar ...................................... 31

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ....................................... 33


1. Validitas ........................................................................... 33
2. Reliabilitas ....................................................................... 35
F. Teknik Analisis Data ............................................................. 36
1. Uji Prasyarat Hipotesis ................................................... 36
2. Uji Hipotesis .................................................................... 41
3. Uji Kontribusi .................................................................. 42
BAB IV. HASIL PENELITIAN ................................................................... 43
A. Deskripsi Data Penelitian ........................................................ 43
1. Deskripsi Data Lingkungan Belajar Siswa ...................... 43
2. Deskripsi Data Kesiapan Belajar Siswa ........................... 45
3. Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa ............................. 46
B. Analisis Data .......................................................................... 47
1. Uji Prasyarat Hipotesis .................................................... 47
2. Uji Hipotesis .................................................................... 51
3. Uji Kontribusi .................................................................. 52
C. Pembahasan ............................................................................ 52
1. Peran Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar ....... 52
2. Peran Kesiapan Belajar terhadap Prestasi Belajar ........... 54
3. Peran Lingkungan Belajar dan Kesiapan Belajar
terhadap Prestasi Belajar Fisika ....................................... 55
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .............................. 58
A. Simpulan ............................................................................. 58
B. Implikasi ................................................................................. 58
C. Saran ....................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 62

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 4.1 Rangkuman Deskripsi Data ........................................................... 43
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Lingkungan Belajar Siswa ............................ 44
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kesiapan Belajar Siswa ................................ 45
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa .................................. 47
Tabel 4.5 Harga Statistik Uji Normalitas ....................................................... 48
Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Regresi Sederhana Lingkungan Belajar (X1)
dengan Prestasi Belajar (Y) ........................................................... 49
Tabel 4.7 Rangkuman Analisis Regresi Sederhana Kesiapan Belajar (X2)
dengan Prestasi Belajar (Y) ........................................................... 50
Tabel 4.8 Rangkuman Analisis Regresi Ganda Lingkungan Belajar (X1)
dan Kesiapan Belajar (X2) dengan Prestasi Belajar (Y) ............... 51

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Hubungan Lingkungan Belajar dan
Kesiapan Belajar terhadap Prestasi Belajar ............................... 25
Gambar 4.1 Histogram Lingkungan Belajar Siswa ....................................... 44
Gambar 4.2 Histogram Kesiapan Belajar Siswa ........................................... 46
Gambar 4.3 Histogram Prestasi Belajar Siswa ............................................. 47
Gambar 4.4 Diagram Peran Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar.. 49
Gambar 4.5 Diagram Peran Kesiapan Belajar terhadap Prestasi Belajar....... 50
Gambar 4.6 Diagram Peran Lingkungan Belajar dan Kesiapan Belajar
terhadap Prestasi Belajar ........................................................... 50

commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Hal
Lampiran 01 Kisi Angket Tryout Lingkungan Belajar ................................ 62
Lampiran 02 Kisi Angket Tryout Kesiapan Belajar ..................................... 63
Lampiran 03 Angket Tryout Lingkungan Belajar ........................................ 64
Lampiran 04 Angket Tryout Kesiapan Belajar ............................................ 71
Lampiran 05 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Lingkungan Belajar .... 77
Lampiran 06 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Kesiapan Belajar ......... 89
Lampiran 07 Kisi Angket Lingkungan Belajar ............................................ 99
Lampiran 08 Kisi Angket Kesiapan Belajar ................................................. 100
Lampiran 09 Angket Lingkungan Belajar .................................................... 101
Lampiran 10 Angket Kesiapan Belajar ........................................................ 107
Lampiran 11 Daftar Nilai Responden .......................................................... 112
Lampiran 12 Uji Normalitas Lingkungan Belajar ........................................ 113
Lampiran 13 Uji Normalitas Kesiapan Belajar ............................................ 115
Lampiran 14 Uji Normalitas Prestasi Belajar ............................................... 117
Lampiran 15 Uji Independensi .................................................................... 119
Lampiran 16 Tabel Kerja Uji Linearitas dan Signifikans Regresi X1
dengan Y ................................................................................. 122
Lampiran 17 Uji Linearitas dan Signifikans Regresi X1 dengan Y ............. 124
Lampiran 18 Tabel Kerja Uji Linearitas dan Signifikans Regresi X2
dengan Y ................................................................................. 127
Lampiran 19 Uji Linearitas dan Signifikans Regresi X2 dengan Y .............. 129
Lampiran 20 Perhitungan Koefisien Regresi Linier Ganda ......................... 132
Lampiran 21 Uji Hipotesis ........................................................................... 135
Lampiran 22 Uji Kontribusi ......................................................................... 138
Lampiran 23 Analisis SPSS ......................................................................... 139
Lampiran 24 Tabel Statistik ......................................................................... 143
Lampiran 25 Jadwal Penelitian .................................................................... 148
Lampiran 26 commit to user
Surat-Surat .............................................................................. 149
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Proses pembelajaran adalah kegiatan utama dalam dunia pendidikan di
sekolah. Penentuan keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah banyak
melibatkan beberapa faktor atau komponen yang mendukung. Keberhasilan tersebut
dapat diukur melalui prestasi belajar siswa.
Berdasarkan pada berbagai hasil dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah, menunjukkan adanya kenyataan bahwa tidak semua siswa bisa memperoleh
prestasi yang baik dalam setiap kegiatan evaluasi pendidikan. Hal ini dapat
dicontohkan pada evaluasi mata pelajaran Fisika di tingkat SMA, ada siswa yang
memperoleh nilai tinggi, sedang dan ada yang memperoleh nilai rendah.
Dalam lingkup pendidikan di sekolah, guru bertindak sebagai orang tua
kedua bagi seorang siswa, sedangkan orang tua siswa dalam ruang lingkup
pendidikan di sekolah berperan sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi
seorang siswa dalam lingkungan keluarga. Faktor-faktor yang dapat menentukan
prestasi belajar antara satu siswa dengan siswa yang lain pasti berbeda, sehingga
prestasi belajar tiap-tiap siswapun juga akan berbeda satu sama lain.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang
menyebabkan bervariasinya pencapaian prestasi belajar siswa, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Menurut Slameto (2010: 54), dua faktor yang mempengaruhi
berhasil atau tidaknya prestasi belajar adalah:
1. Faktor yang ada pada individu itu sendiri yang disebut faktor internal, meliputi:
faktor kesehatan dan cacat tubuh dan faktor psikologi yang meliputi bakat siswa,
minat siswa, kecerdasan, motivasi, perhatian, kematangan, dan kesiapan.
2. Faktor yang ada di luar individu, yang disebut faktor eksternal, meliputi: faktor
keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu
lingkungan belajar. Faktor lingkungan ini antara lain meliputi lingkungan keluarga
commit to
dan lingkungan sekolah. Faktor lingkungan user meliputi cara orang tua mendidik,
keluarga

1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
Nana Syaodih Sukmadinata (2009: 6) menyebutkan bahwa keluarga
merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi perkembangan anak. Dalam
keluarga, seorang anak mengalami proses sosialisasi untuk pertama kalinya, diajarkan
dan dikenalkan berbagai nilai kehidupan yang sangat berguna dan menentukan bagi
perkembangan anak di masa depan. Dalam lingkungan keluarga tersebut, orang
tualah yang sebenarnya memiliki tanggung jawab dan berperan sebagai pendidik
paling utama. Semua yang diperoleh anak dalam keluarga akan menjadi dasar dan
dikembangkan pada kehidupan-kehidupan selanjutnya.
Lingkungan keluarga bisa memberikan pengaruh positif terhadap aktivitas
belajar anak apabila keadaan keluarga cukup harmonis, kondisi ekonomi
berkecukupan. Perhatian dari orang tua juga penting peranannya terhadap pencapaian
prestasi belajar anak, misalnya memperhatikan kedisiplinan belajarnya atau
menanyakan adakah kesulitan yang tidak bisa dipecahkan dan apakah orang tua bisa
membantu. Orang tua acapkali memberikan semangat agar anak menjadi optimis dan
merasa ada perlindungan dan perhatian dari orang tua, sehingga anak mendapat
kemudahan dalam belajar dan berambisi untuk meraih prestasi.
Belajar dalam lingkungan keluarga yang harmonis akan memberikan hasil
belajar yang lebih baik daripada belajar dalam lingkungan keluarga yang kacau.
Suasana keluarga yang harmonis dan menyenangkan akan mendorong anak giat atau
berdisiplin dalam belajar yang pada akhirnya akan mencapai prestasi belajar yang
optimal. Sebaliknya, jika keluarga tidak harmonis, lingkungan kurang mendukung
dan kurangnya perhatian orangtua siswa dalam mendukung anak-anaknya
mengenyam dunia pendidikan maka akan dapat menyebabkan semangat belajar anak
menurun sehingga prestasi belajar anak tidak bisa optimal (Sukmadinata, 2009: 6).
Lingkungan belajar kedua setelah keluarga adalah lingkungan sekolah.
Faktor lingkungan sekolah meliputi metode mengajar, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Siswa SMA merupakan siswa yang
commit
beranjak remaja yang biasanya lebih to user kebebasan, ingin mengikuti trend
menyukai
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

mode yang berkembang tanpa memikirkan hal itu pantas untuk dirinya atau tidak,
sulit berdisiplin dalam belajar dan biasanya mudah dipengaruhi oleh lingkungan di
sekitarnya, terutama oleh teman bergaul. Pemilihan teman bergaul yang kurang baik,
misalnya suka main game online, suka playstation, sering bolos, akan berdampak
negatif dan menyebabkan siswa malas belajar sehingga prestasi belajarnya menjadi
kurang memuaskan.
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan tidak hanya
menjadi tanggung jawab pemerintah dan guru di sekolah tetapi juga diharapkan
adanya peran serta dan kerjasama yang baik dari orang tua (keluarga) dan masyarakat
(sosial). Kerjasama yang harmonis dan peran serta semua pihak diharapkan proses
pendidikan dapat berhasil mengantarkan siswa menuju kedewasaan yang bertanggung
jawab.
Selain lingkungan belajar, faktor yang lain yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa dan menyebabkan daya serap siswa terhadap materi pelajaran rendah,
yaitu faktor readiness atau kesiapan yang ada dalam individu itu sendiri. Kesiapan
adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan
respon/jawaban dengan cara tertentu terhadap suatu situasi. Dalam kegiatan belajar,
kesiapan belajar merupakan kondisi siswa dalam mempelajari materi yang akan
diberikan atau sebagai prasyarat untuk belajar materi berikutnya. Kondisi fisik,
mental, emosional, motif dan ketrampilan akan mempengaruhi faktor kesiapan
belajar dalam diri siswa. Faktor inilah yang berkaitan dengan kondisi siswa atau
kesiapan siswa dalam menerima materi yang disampaikan (Slameto, 2010: 113).
Kebutuhan, motif, tujuan dan kesiapan memiliki hubungan yang sangat erat
dan saling berkaitan. Siswa yang berkesiapan belajar tinggi akan memiliki rasa ingin
tahu yang besar, rasa percaya diri, dan minat yang besar pula untuk mempelajari
suatu materi sehingga akan mudah untuk memperoleh prestasi belajar yang baik.
Kesiapan belajar siswa sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar
dalam lingkungan sekolah dan dapat dilihat dalam hasil evaluasi belajar yang
ditunjukkan melalui nilai raport siswa pada setiap akhir semester. Melalui nilai raport
siswa ini, prestasi belajar dan kualitas pendidikan seorang siswa dapat dilihat, baik
commit to user
dalam lingkup sekolah maupun keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan alasan yang telah diungkapkan, peneliti memandang perlu


mengadakan penelitian tentang hubungan lingkungan belajar dan kesiapan belajar
terhadap prestasi belajar fisika yang berjudul “Peran Lingkungan Belajar dan
Kesiapan Belajar terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Pati”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang diuraikan, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Pencapaian prestasi belajar yang maksimal merupakan tujuan dari setiap kegiatan
belajar, tetapi pada kenyataannya masih terdapat siswa yang kurang berprestasi.
2. Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, tidak semua lingkungan belajar yang
berpengaruh positif.
3. Siswa masih belum bisa memilih lingkungan belajar yang kondusif.
4. Dalam kegiatan belajar mengajar, tidak semua siswa siap menerima pelajaran
yang disampaikan.
5. Kerjasama antarsiswa dirasa masih kurang sehingga menghambat kelancaran
proses belajar mengajar.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, penulis membatasi
masalah agar penelitian lebih terarah dan mencapai tujuan yang tepat. Adapun
pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan belajar pada penelitian ini dibatasi pada lingkungan keluarga
(kepekaan dan kepedulian orangtua) dan lingkungan sekolah (lingkungan kelas).
2. Kesiapan belajar pada penelitian ini dibatasi pada kesiapan psikis (kesiapan
belajar mandiri).
3. Prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil yang telah
dicapai dari hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati dalam mata pelajaran
Fisika yang diterima di sekolah dalam bentuk laporan nilai akhir fisika semester
genap. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka permasalahan
dalam penelitian ini adalah apakah ada peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar
terhadap prestasi belajar Fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak
adanya peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Fisika.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:
1. Manfaat teoritis
Secara umum dapat berguna bagi dunia pendidikan, hasil penelitian ini
diharapkan mampu menambah dan memperkaya khasanah teori tentang belajar
mengajar dan untuk mengetahui peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar
terhadap prestasi belajar siswa.
2. Manfaat praktis
a) Sebagai masukan bagi guru dan calon guru bidang studi Fisika dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar Fisika siswanya, dengan memperhatikan
bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa,
khususnya di kelas dan lingkungan sekolah serta memotivasi siswa untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman untuk dirinya
sendiri.
b) Memberi masukan kepada orang tua siswa untuk selalu berusaha menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif di rumah antara lain dengan mendampingi
anak belajar dan menciptakan hubungan yang baik antara ayah dengan ibu,
ayah dengan anak, ibu dengan anak dan anak dengan anak yang meliputi
perhatian, kasih sayang dan komunikasi sehingga nantinya dapat
meningkatkan prestasi belajar anaknya khususnya dalam bidang studi Fisika.
c) Memberikan masukan kepada siswa untuk selalu meningkatkan kesiapan
commit
belajar khususnya pada bidang studitoFisika
user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal
ini berarti, bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di
sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri (Syah, 2003:
63).
Belajar mempunyai banyak definisi, baik itu berasal dari ahli
pendidikan maupun psikolog. Menurut Muhibbin Syah (2003: 68), belajar
adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif. Sedangkan secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2).
Pendapat tersebut sesuai dengan Cronbach yang menyatakan bahwa
belajar terlihat dari perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
(Suryabrata, 2006: 231). Definisi belajar tersebut menunjukkan bahwa inti
kegiatan belajar adalah adanya perubahan perilaku dari si pembelajar itu
sendiri. Belajar harus dapat mendorong subjek pelakunya terlibat dalam proses
perubahan ke arah yang lebih baik. Dan akhirnya akan tercipta peningkatan
kualitas pribadi dan masyarakat.
Pembelajaran bagi siswa mempunyai tujuan agar siswa mendapatkan
berbagai pengalaman, dan dengan pengalaman itu tingkah lakunya akan
meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas. Tingkah laku di sini
commit to user

6
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan norma pengendali sikap/perilaku


siswa.
Berdasarkan pengertian belajar, peneliti menyimpulkan bahwa
belajar adalah usaha yang dilakukan untuk menghasilkan kecakapan baru yang
terlihat pada perubahan tingkah laku dan pengetahuannya.
b. Prinsip-Prinsip Belajar
Dalam proses belajar yang dilakukan setiap siswa ditemukan
berbagai macam kesulitan, baik kesulitan dalam memahami apa yang
dipelajari maupun kesulitan dalam menghadapi pengaruh-pengaruh dari luar
maupun dari dalam diri sendiri, yang berpengaruh terhadap keberhasilan
proses belajar tersebut. Keberhasilan proses belajar dapat dilihat dalam hasil
belajar yang diperoleh. Oleh karena itu, seseorang yang melakukan kegiatan
belajar perlu mengetahui prinsip-prinsip belajar.
Prinsip belajar menurut Slameto (2010: 27-28) yaitu siswa dapat
berpartisipasi aktif dan bersemangat sehingga meningkatkan minat belajar
untuk mencapai tujuan pengajaran. Lingkungan belajar siswa diperlukan untuk
menciptakan interaksi antara lingkungan dan siswa sehingga menimbulkan
kegairahan (reinforcement). Belajar juga harus berlangsung secara
berkesinambungan tahap demi tahap menurut perkembangan dan sistematika
materi.
Belajar merupakan proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan
discovery. Dalam pengembangan kemampuan belajar siswa, misalnya
bereksplorasi juga dibutuhkan lingkungan yang menantang untuk
meningkatkan motivasi siswa dan menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan. Lingkungan belajar juga memerlukan sarana yang memadai
agar membantu siswa belajar dengan tenang.
Slameto (2010: 27-28) menyatakan bahwa belajar bersifat
keseluruhan, setiap materi belajar memiliki struktur dan penyajian sederhana,
sehingga siswa mudah menangkap materi. Dalam belajar, siswa juga dapat
mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan pengajaran yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

harus dicapai. Proses belajar perlu pengulangan berkali–kali agar hasil belajar
yang berupa pengertian, keterampilan atau sikap dipahami oleh siswa.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan
tingkah laku, sebagai akibat interaksi dengan lingkungan. Sampai dimanapun
perubahan tercapai atau dengan kata lain berhasil tidaknya belajar itu
tergantung pada bermacam-macam faktor.
Menurut Slameto (2010: 54-60), faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
1) Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu
sendiri. Faktor intern dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a) faktor jasmaniah, antara lain berupa faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b) faktor psikologis, antara lain berupa inteligensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, dan kesiapan.
2) Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, antara
lain:
a) faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar
belakang kebudayaan, sarana dan prasarana),
b) faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas
ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah, sarana dan
prasarana),
c) faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman
bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Berdasarkan uraian faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, dapat
disimpulkan bahwa terdapat dua faktor pokok yang mempengaruhi belajar
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri (internal/individual)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

dan faktor yang berasal dari luar diri siswa atau lingkungan sekitarnya
(eksternal/sosial).

2. Lingkungan Belajar
a. Pengertian Lingkungan Belajar
Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan
segala benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (Utomo, 2007: 1).
Lingkungan belajar oleh para ahli sering disebut sebagai lingkungan
pendidikan. Lingkungan pendidikan menurut Tirtarahardja dan La Sulo (2005:
168) adalah latar tempat berlangsungnya pendidikan.
Lingkungan belajar merupakan situasi yang turut serta mempengaruhi
kegiatan belajar individu. Oemar Hamalik (2001: 195) menyatakan bahwa
lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau
pengaruh tertentu kepada individu. Kondisi lingkungan belajar yang kondusif
baik lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah akan menciptakan
ketenangan dan kenyamanan siswa dalam belajar, sehingga siswa akan lebih
mudah untuk menguasai materi belajar secara maksimal.
Slameto (2010: 60-64) menyatakan bahwa cara orang tua mendidik,
relasi antar anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan jelas akan memberikan
pengaruh terhadap belajar siswa.
Berdasarkan pengertian dari definisi-definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud lingkungan belajar adalah tempat
berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar terhadap
keberlangsungan kegiatan tersebut.
b. Macam-Macam Lingkungan Belajar
Slameto (2010: 72) menyatakan lingkungan yang baik perlu
diusahakan agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap siswa sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Lingkungan belajar antara lain mencakup:


1) lingkungan keluarga, dan 2) lingkungan sekolah. (Utomo, 2007: 1)
Lingkungan itu akan mempengaruhi manusia secara bervariasi. Untuk
lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:
1) Lingkungan Keluarga
a) Pengertian Lingkungan Keluarga
Untuk mengadakan pembahasan lebih lanjut tentang
sumbangan dan peranan keluarga dalam mempengaruhi proses belajar
dan perkembangan anak, maka perlu dikaji pengertian lingkungan
keluarga. Pengertian lingkungan keluarga berasal dari kata lingkungan
dan keluarga.
Pengertian keluarga menurut Tirtarahardja dan La Sulo (2005:
173) adalah pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil
orang karena hubungan semenda (hubungan menurut garis ibu) dan
sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti (nucleus family:
ayah, ibu dan anak), ataupun keluarga yang diperluas (disamping inti,
ada orang lain: kakek/nenek, adik/ipar, pembantu, dan lain-lain).
Dari pengertian lingkungan dan keluarga di atas, maka dapat
disimpulkan pengertian lingkungan keluarga adalah segala kondisi dan
pengaruh dari luar terhadap kehidupan dan perkembangan anggota
keluarga.
b) Faktor-Faktor Keluarga
Menurut Slameto (2010: 60), siswa yang belajar akan
menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik,
relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
Agar lebih jelas berikut akan penulis berikan sedikit uraian
mengenai faktor-faktor keluarga yang mempengaruhi siswa belajar
tersebut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

(1) Cara Orang Tua Mendidik


Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya
terhadap belajar anaknya. Orang tua yang kurang/tidak
memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak
tidak/kurang berhasil dalam belajarnya. Mendidik dengan cara
memanjakan adalah cara mendidik yang tidak baik, karena anak
akan berbuat seenaknya saja, Begitu pula mendidik anak dengan
cara memperlakukannya terlalu keras adalah cara mendidik yang
juga salah.
(2) Relasi Antar Anggota Keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah
relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan
saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut
mempengaruhi belajar anak. Demi kelancaran belajar serta
keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam
keluarga anak tersebut.
(3) Suasana Rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau
kejadian-kajadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana
anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan
semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang
belajar. Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlulah
diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram.
(4) Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan
belajar anak. Anak yang sedang belajar membutuhkan fasilitas
belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis,
buku, dll. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keliarga
mempunyai cukup uang. Jika anak hidup dalam keluarga yang
miskin bahkan harus bekerja untuk membantu orang tuanya, akan
commit
dapat mengganggu to user Sebaliknya keluarga yang kaya,
belajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

orang tua sering mempunyai kecenderungan untuk memanjakan


anak, anak hanya bersenang-senang akibatnya kurang dapat
memusatkan perhatiannya kepada belajar.
(5) Pengertian Orang Tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua.
Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di
rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang
tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu
sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah.
(6) Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga
mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak
ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong
semangat anak untuk belajar.
c) Fungsi Keluarga
Menurut Oqbum fungsi keluarga itu adalah sebagai fungsi
kasih sayang, ekonomi, pendidikan, perlindungan/ penjagaan, rekreasi,
status keluarga dan agama (Ahmadi, 2007: 108). Sedangkan menurut
Bierstadt dalam Abu Ahmadi (2007: 109) keluarga berfungsi sebagai:
(1) Menggantikan keluarga
(2) Bersifat membantu
(3) Mengatur dan menguasai impuls-impuls (dorongan) sexuil
(4) Menggerakkan nilai-nilai kebudayaan
(5) Menunjukkan status
Sementara itu Abu Ahmadi (2007: 110) sendiri menyebutkan
fungsi keluarga adalah memelihara, merawat, dan melindungi anak
dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri
dan berjiwa sosial.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

2) Lingkungan Sekolah
a) Pengertian Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan
formal, dimana di tempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung,
ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik.
Lingkungan sekolah juga memegang peranan penting bagi
perkembangan belajar para siswanya. Lingkungan ini meliputi
lingkungan fisik sekolah seperti lingkungan kampus, sarana dan
prasarana belajar yang ada, sumber-sumber belajar, media belajar, dan
sebagainya. Lingkungan sosial yang menyangkut hubungan siswa
dengan teman-temannya, guru-gurunya serta staf sekolah yang lain.
Lingkungan sekolah juga menyangkut lingkungan akademis, yaitu
suasana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, berbagai kegiatan
kokurikuler dan sebagainya. Nana Syaodih Sukmadinata (2004: 165)
menyatakan bahwa sekolah yang kaya dengan aktivitas belajar memiliki
sarana dan prasarana yang memadai, terkelola dengan baik, diliputi
suasana akademis yang wajar, akan sangat mendorong semangat belajar
para siswanya.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkungan
sekolah adalah lingkungan dimana kegiatan belajar mengajar
berlangsung yang para siswanya dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib
sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi.
b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah (Slameto, 2010: 64).
Untuk lebih jelasnya faktor-faktor tersebut akan dibahas
sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

(1) Metode Mengajar


Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus
dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik
akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Guru perlu
mencoba metode-metode mengajar yang baru, yang dapat
membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
(2) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang
diberikan kepada siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh
tidak baik terhadap belajar. Kurikulum yang tidak baik itu misalnya
kurikulum yang terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak
sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa.
(3) Relasi Guru dengan Siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa.
Cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya.
Di dalam relasi guru dengan siswa yang baik, maka siswa akan
berusaha mempelajari mata pelajaran yang diberikannya dengan
baik.
(4) Relasi Siswa dengan Siswa
Siswa yang mempunyai sifat atau tingkah laku yang
kurang menyenangkan, akan diasingkan dari kelompoknya.
Akibatnya anak akan menjadi malas untuk masuk sekolah karena di
sekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari
teman-temannya.
(5) Disiplin Sekolah
Kedisiplinan erat hubungannya dengan kerajinan siswa
dalam sekolah dan juga dalam belajar. Agar siswa disiplin haruslah
guru beserta staf yang lain disiplin pula, karena dapat memberi
pengaruh yang positif terhadap belajarnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

(6) Alat Pelajaran


Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar
penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Tetapi
kebanyakan sekolah masih kurang memiliki media dalam jumlah
maupun kualitasnya.
(7) Waktu Sekolah
Waktu sekolah dapat terjadi pada pagi hari, siang,
sore/malam hari. Tetapi waktu yang baik untuk sekolah adalah
pada pagi hari dimana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi
yang baik sehingga siswa akan mudah berkonsentrasi pada
pelajaran.
(8) Standar Pelajaran di Atas Ukuran
Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya,
perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Padahal guru
dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan
kemampuan siswa.
(9) Keadaan Gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak serta bervariasi
karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung
dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas.
(10) Metode Belajar
Siswa perlu belajar teratur setiap hari, dengan pembagian
waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup
istirahat akan meningkatkan hasil belajarnya.
(11) Tugas Rumah
Kegiatan anak di rumah bukan hanya untuk belajar,
melainkan juga digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka
diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus
dikerjakan di rumah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

c) Fungsi Sekolah
Fungsi sekolah antara lain sebagai berikut:
1. Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan
yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.
2. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam
masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
3. Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan
seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu
lain yang sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
4. Sekolah memberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika,
membedakan moral.
5. Memelihara warisan budaya yang hidup dalam masyarakat dengan
jalan menyampaikan warisan kebudayaan kepada generasi muda,
dalam hal ini tentunya siswa itu sendiri.
Dari berbagai macam lingkungan belajar di atas, dapat diperoleh
definisi lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan belajar yang kondusif
ditandai dengan lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah (kelas) yang
mendukung belajar siswa. Lingkungan belajar yang baik dalam lingkungan
keluarga antara lain: orangtua yang akrab, peka, peduli dan perhatian terhadap
anaknya, suasana rumah yang tenang dan tentram. Sedangkan lingkungan
sekolah (kelas) yang kondusif antara lain: siswa dapat berinteraksi dan
bekerjasama dengan baik, guru dapat bersikap adil dalam membimbing dan
mendidik siswa, siswa dapat berdiskusi dan memberikan pendapatnya serta
melakukan penyelidikan untuk memecahkan tugas dan masalah yang ada.

3. Kesiapan Belajar
a. Pengertian Kesiapan Belajar
Slameto (2010: 113) mengemukakan kesiapan adalah keseluruhan
kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban
di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu
commit to user untuk memberi respon. Sedangkan
saat akan berpengaruh atau kecenderungan
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

menurut Hamalik (2003: 41) yang menyatakan kesiapan sebagai keadaan


kapasitas yang ada pada diri siswa dalam hubungan dengan tujuan pengajaran
tertentu.
Lain halnya menurut Soemanto (1998: 191), orang yang mengartikan
readiness sebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu.
Seorang ahli bernama Cronbach memberikan pengertian tentang readiness
sebagai segenap sifat atau kekuatan yang membuat seseorang dapat bereaksi
dengan cara tertentu. Menurut Djamarah (2002: 35) kesiapan untuk belajar
merupakan kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu
kegiatan (Putra, 2010).
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kesiapan belajar adalah keseluruhan kondisi seseorang (khususnya siswa) yang
membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban di dalam pelajaran atau
siap menerima pelajaran.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Belajar
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan belajar
siswa. Di bawah ini dikemukakan faktor-faktor kesiapan belajar dari beberapa
pendapat, yaitu sebagai berikut:
1) Menurut Darsono (2000: 27) faktor kesiapan meliputi:
a) Kondisi fisik yang tidak kondusif. Misalnya sakit, pasti akan
mempengaruhi faktor-faktor lain yang dibutuhkan untuk belajar.
b) Kondisi psikologis yang kurang baik. Misalnya gelisah, tertekan,
dsb. merupakan kondisi awal yang tidak menguntungkan bagi
kelancaran belajar.
2) Menurut Slameto (2003: 113) kondisi kesiapan mencakup tiga
aspek,yaitu:
a) Kondisi fisik, mental dan emosional.
b) Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan.
c) Ketrampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah
dipelajari.
3) Menurut Djamarah (2002: 35) faktor-faktor kesiapan meliputi:
a) Kesiapan fisik. Misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan
lesu,mengantuk, dan sebagainya)
b) Kesiapan psikis. Misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat
berkonsentrasi, dan ada motivasi intrinsik.
c) Kesiapan Materiil. Misalnya ada bahan yang dipelajari atau
commit
dikerjakan berupa buku to user catatan dan lain-lain.
bacaan,
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

4) Menurut Soemanto (1998: 141) faktor yang membentuk readiness


meliputi:
a) Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologi; ini menyangkut
pertumbuhan terhadap kelengkapan pribadi seperti tubuh pada
umumnya, alat-alat indera, dan kapasitas intelektual.
b) Motivasi, yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuan
individu untuk mempertahankan serta mengembangkan diri
(Putra, 2010: 1).
Sedangkan Lori Rice-Spearman (2010: 11) menyebutkan bahwa
kesiapan psikis yaitu kesiapan untuk belajar mandiri yang meliputi senang
belajar, belajar sepanjang hayat, konsep diri, pemahaman diri, toleransi
ambiguitas dalam pengalaman belajar, tanggung jawab dalam belajar, inisiatif
untuk mengatur kegiatan belajar dan pendekatan kreatif dalam kegiatan
belajar.
Dari faktor-faktor tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
kesiapan belajar yang baik yaitu:
a. Kondisi fisik; mental; dan emosional siswa yang stabil, ada hasrat untuk
belajar, ada motivasi intrinsik, memiliki inisiatif; kebebasan; dan
ketekunan dalam belajar, menerima tanggung jawab untuk belajarnya
sendiri dan melihat masalah sebagai tantangan dan bukan rintangan,
memiliki kemampuan disiplin diri dan keingintahuan yang tinggi, dan
menyusun waktunya dan mengatur sebuah langkah yang tepat dalam
belajar dan mengembangkan sebuah rencana untuk menyelesaikan
pekerjaannya (faktor internal).
b. Ada bahan yang dipelajari dan tersedia fasilitas yang mendukung
kesiapan belajar siswa (faktor eksternal).

4. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie,” dalam
bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (1993: 700)commit to user bahwa prestasi belajar adalah
menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata


pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh
guru. Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah melalui
beberapa proses belajar untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya,
dan hanya dengan belajar maka ia akan dapat mengetahui, mengerti, dan
memahami sesuatu dengan baik.
Muhibbin Syah (1997: 141) menjelaskan bahwa prestasi belajar
merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah atau pondok pesantren dinyatakan dalam bentuk skor
yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu
(Muhammad, 2008: 1).
Prestasi belajar menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2009: 102)
merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensi atau kapasitas
yang dimiliki oleh seseorang yang dapat dilihat dari perilaku dalam bentuk
penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik.
Berdasarkan hal itu, prestasi belajar siswa dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1) Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.
2) Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena
bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis dan evaluasi.
3) Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka
nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa
dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.
Sedangkan prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah hasil yang telah dicapai dari usaha belajar terhadap nilai akhir mata
pelajaran fisika semester genap yang diterima di sekolah, yang dinyatakan
dalam bentuk angka.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

b. Fungsi dan Kegunaan Prestasi Belajar


Tercapainya prestasi belajar peserta didik dapat dilakukan dengan
evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan yang
dilakukan secara sistematis dengan mengumpulkan bukti-bukti untuk
menentukan keberhasilan belajar. Oemar Hamalik (2001: 159) menyatakan
evaluasi hasil belajar merupakan keseluruhan kegiatan pengukuran dan
pengolahan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang
dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Hasil belajar menunjuk kepada prestasi belajar, sedangkan
prestasi belajar itu merupakan indikator dan derajat perubahan tingkah laku.
Tujuan diadakannya kegiatan evaluasi yaitu untuk mengetahui
keefektifan dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Maka, pelaksanaan
evaluasi harus dilakukan secara terus-menerus baik pada awal, pada saat
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, maupun pada akhir tatap muka
kegiatan belajar mengajar. Evaluasi pada umumnya digunakan untuk menilai
dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil yang berkenaan dengan
penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pengajaran.
Adapun fungsi utama dan kegunaan dari prestasi belajar menurut
Zainal Arifin (1990: 3-4) adalah :
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai anak didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
3) Prestasi belajar sebagai informasi dalam inovasi pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan.
5) Prestasi belajar sebagai indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak
didik.
Sedangkan kegunaan prestasi itu sendiri adalah :
1) Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar.
2) Untuk keperluan diagnostik.
3) Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan.
4) Untuk keperluan penempatan dan penjurusan.
5) Untuk menentukan isi kurikulum.
6) commit to sekolah.
Untuk menentukan kebijaksanaan user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

Mengingat fungsi dan kegunaan prestasi belajar yang sangat penting,


diharapkan para siswa akan berusaha untuk mencapai prestasi belajar yang
setinggi-tingginya.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2004: 162-165) untuk
mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu
diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain;
faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri
dari luar siswa (faktor ekstern).
1) Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu
sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu
kondisi dan kesehatan jasmani, kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan
motivasi.
2) Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman,
keadaan keluarga, lingkungan sekitar dan sebagainya.
Berdasarkan uraian tentang faktor intern dan ekstern yang
mempengaruhi prestasi belajar, maka pada dasarnya faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar sama dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar yaitu faktor yang berasal dari dalam (internal) dan
faktor yang berasal dari luar (eksternal).
d. Evaluasi Prestasi Belajar
1) Pengertian Evaluasi
Menurut Muhibbin Syah (2003: 197), evaluasi adalah penilaian
tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan suatu program yang
telah ditetapkan. Fokus evaluasi adalah individu, yaitu prestasi belajar
yang dicapai kelompok atau kelas. Melalui evaluasi akan diperoleh
informasi tentang apa yang telah dicapai dan mana yang belum, dan
selanjutnya informasi ini digunakan untuk perbaikan suatu program.
commitpengertian
Berdasarkan uraian tentang to user evaluasi, disimpulkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

evaluasi adalah kegiatan pengukuran dan penilaian tentang pelaksanaan


dan keberhasilan suatu program.
2) Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Tujuan evaluasi prestasi belajar menurut Muhibbin Syah (2003:
198), antara lain:
a) Untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai oleh siswa
dalam proses belajar.
b) Untuk mengetahui kemampuan belajar siswa dalam kelompok
kelasnya.
c) Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam
belajar.
d) Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode
mengajar yang digunakan guru.
Fungsi evaluasi prestasi belajar menurut Muhibbin Syah (2003:
200), antara lain:
a) Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan
pengisian buku rapor.
b) Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
c) Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar
siswa.
3) Ragam Evaluasi
a) Pre-test dan Post-test
Pre-test dilakukan setiap memulai materi baru untuk mendidentifikasi
pengetahuan siswa pada materi yang akan diajarkan. Sedangkan post-
test dilakukan setiap akhir materi untuk mengetahui penguasaan siswa
mengenai materi yang telah diajarkan
b) Evaluasi Prasyarat
Evaluasi prasyarat dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi
penguasaan siswa tentang materi pelajaran yang telah dibahas untuk
mendasari materi yang akan diajarkan.
c) Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostik dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi bagian
tertentu yang belum dikuasai siswa.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

d) Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif dapat dipandang sebagai ulangan yang dilakukan
untuk mengetahui kesulitan belajar siswa pada setiap akhir suatu
materi.
e) Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif dapat dipandang sebagai ulangan umum yang
dilakukan akhir semester atau tahun pelajaran dengan tujuan untuk
bahan laporan resmi tentang kinerja akademik siswa.

B. Penelitian yang Relevan


Penelitian yang peneliti lakukan ini relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Supriyanto yang berjudul “Hubungan antara Lingkungan Belajar dan
Minat Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1
Karangdowo Tahun Ajaran 2006/2007”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa lingkungan belajar sangat berhubungan dengan prestasi belajar. Dengan
didukung lingkungan belajar yang nyaman maka akan diperoleh prestasi belajar yang
optimal (Supriyanto, 2007: 23).
Penelitian lain terkait lingkungan belajar yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Bret Allen Taylor dengan judul “The Influence of Classroom Environment on
High School Student’s Mathematics Anxiety and Attitudes” dengan hasilnya yaitu
lingkungan belajar akan berpengaruh terhadap prestasi belajar. Lingkungan belajar
yang kondusif akan memberikan pengaruh positif terhadap prestasi belajar sehingga
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa (Taylor, 2004: 10).
Penelitian yang relevan dengan kesiapan belajar pernah dilakukan oleh Lori
Rice-Spearman, B.S., M.S. yang berjudul “Self-Directed Learning Readiness In
Clinical Laboratory Scientists: Developing Skills For Practice”. Penelitian tersebut
menilai sikap, kecakapan dan perilaku seorang pelajar ke arah pengambilan tanggung
jawab terhadap pembelajaran pelajar itu sendiri. Hasilnya, pelajar yang memiliki
kesiapan belajar yang tinggi akan mampu mengikuti pembelajaran dengan baik dan
dapat mengembangkan kecakapan yang dimilikinya (Rice-Spearman, 2010: 11).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan, maka dapat disusun
kerangka pemikiran sebagai berikut:
Untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan telah tercapai, maka dapat
dilakukan dengan melihat prestasi belajar siswa. Siswa maupun guru menginginkan
tercapainya prestasi belajar yang tinggi, karena prestasi belajar yang tinggi
merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar. Banyak faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang secara garis besar dikelompokkan
menjadi dua macam yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (intern) antara
lain kecerdasan (intelegensi), minat, perhatian, motivasi, kesiapan dan kemauan
belajar, sedangkan faktor yag berasal dari luar diri siswa (ekstern) antara lain
lingkungan keluargadan lingkungan sekolah. Faktor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung kepada siswa dalam
melaksanakan proses belajar mengajar.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh pengaruh lingkungan atau faktor eksternal,
yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Dalam lingkungan keluarga yaitu
orang tualah yang sebenarnya memiliki tanggung jawab dan berperan sebagai
pendidik paling utama. Lingkungan keluarga bisa memberikan pengaruh positif
terhadap aktivitas belajar anak apabila keadaan keluarga cukup harmonis, kondisi
ekonomi berkecukupan. Perhatian dari orang tua juga penting peranannya terhadap
pencapaian prestasi belajar anak, misalnya memperhatikan kedisiplinan belajarnya
atau menanyakan adakah kesulitan yang tidak bisa dipecahkan dan apakah orang tua
bisa membantu. Orang tua acapkali memberikan semangat agar anak menjadi optimis
dan merasa ada perlindungan dan perhatian dari orang tua, sehingga anak mendapat
kemudahan dalam belajar dan berambisi untuk meraih prestasi. Belajar dalam
lingkungan keluarga yang harmonis akan memberikan hasil belajar yang lebih baik
daripada belajar dalam lingkungan keluarga yang kacau.
Sedangkan dalam lingkungan sekolah, interaksi antara siswa dengan siswa
dan guru dengan siswa juga ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa. Guru yang
memberi perhatian pada siswa dan membantu siswa menyelesaikan permasalahan
dalam belajar serta siswa lain yangcommit to user
membantu siswa tersebut dalam pembelajaran di
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

kelas, kedua hal tersebut dapat memberi pengaruh positif terhadap prestasi belajar
siswa.
Selain faktor lingkungan, kesiapan belajar sangat berpengaruh terhadap
prestasi belajar seorang siswa. Antara kebutuhan, motif, tujuan dan kesiapan
memiliki hubungan yang sangat erat dan saling berkaitan. Siswa yang berkesiapan
belajar tinggi akan memiliki rasa ingin tahu yang besar, rasa percaya diri, dan minat
yang besar pula untuk mempelajari materi yang dipelajarinya sehingga akan mudah
untuk memperoleh prestasi belajar yang baik.
Dari uraian di atas dapat diharapkan bahwa lingkungan belajar yang baik
bagi siswa dan kesiapan belajar yang tinggi akan dapat berpengaruh terhadap prestasi
belajarnya. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti pada
Gambar 2.1.

Lingkungan Belajar (X1),


dengan indikator:
lingkungan keluarga dan
lingkungan sekolah
Prestasi belajar (Y)
dilihat dari nilai mata
Kesiapan belajar (X2) pelajaran fisika
dengan indikator:
kesiapan psikologis
(kesiapan belajar
mandiri)
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap suatu permasalahan penelitian sampai terbukti data yang terkumpul
(Arikunto, 2010: 67). Dalam penelitian ini dapat diambil hipotesis yaitu:
Ada peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Fisika
siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Pati pada semester genap Tahun
Ajaran 2011/2012 .

B. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1
Pati yang terdiri dari 9 kelas, yaitu kelas X-1 sampai X-9 dengan total 288 siswa.
2. Sampel
Dari populasi penelitian, diambil sampel dua kelas secara acak sebagai
sampel penelitian. Jumlah sampel masing-masing kelompok adalah 25 siswa.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Nana Syaodih Sukmadinata (2006: 260) menyatakan bahwa secara umum
untuk penelitian korelasional jumlah sampel sebanyak 30 individu telah dipandang
cukup besar. Peneliti mengambil sampel sebanyak 50 siswa.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik cluster random
sampling yaitu cara pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi ini yang dilakukan dengan cara mengambil kelompok-
kelompok dalam populasi dengan asumsi bahwa kondisi kemampuan awal siswa
kelas X di SMA Negeri 1 Pati adalah sama. Sampel yang digunakan dalam
penelitian adalah kelas X-1 dan X-3 dengan jumlah 50 siswa. Pemilihan kelas X
tersebut sebagai sampel penelitian karena peneliti menganggap kelas tersebut
cukup bisa mewakili karakteristik dari populasi yaitu seluruh siswa kelas X.
Alasan peneliti menggunakan teknik ini adalah karena dalam teknik
random sampling pengambilan sampel bersifat objektif, selain itu juga untuk
mengetahui sejauh mana sampel tersebut bisa muncul. Dengan cara ini setiap
kelompok mempunyai peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
commit to user

26
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

C. Desain dan Metode Penelitian


Desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian korelasional. Menurut
Suharsimi Arikunto (2010: 4), penelitian korelasional adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa
melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah
ada.
Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian expost facto. Nana
Syaodih Sukmadinata (2006: 55) menyatakan bahwa penelitian expost facto (expost
facto research) meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi
perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian expost facto
dilakukan terhadap program, kegiatan yang telah berlangsung atau telah terjadi.
Variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik
yang oleh peneliti dimanipulasi, dikontrol atau diobservasi. Pada penelitian ini
terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu:
1. Variabel Bebas (independen variable)
Variabel bebas adalah kondisi yang oleh peneliti dimanipulasi dalam
rangka menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Variabel
bebas dalam penelitian ini ada dua, yaitu: lingkungan belajar dan kesiapan belajar.
a. Lingkungan belajar
Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab II, lingkungan belajar adalah tempat
berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar terhadap
keberlangsungan kegiatan tersebut. Lingkungan belajar meliputi lingkungan
keluarga dan lingkungan sekolah. Variabel X1 menggunakan indikator berupa
skor yang diperoleh dari tes angket lingkungan belajar dengan skala
pengukuran interval.
b. Kesiapan belajar
Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab II, kesiapan belajar adalah kondisi
psikis (mental) individu yang memungkinkan subyek dapat melakukan belajar.
Variabel X2 menggunakan indikator berupa skor yang diperoleh dari tes angket
kesiapan belajar dengan skala pengukuran interval.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

2. Variabel Terikat (dependen variable)


Variabel terikat adalah kondisi yang menunjukkan akibat atau pengaruh
dikarenakan variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi
belajar Fisika siswa.
Prestasi belajar
Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab II, prestasi belajar adalah hasil belajar
yang dicapai oleh siswa dalam penguasaan pengetahuan suatu mata pelajaran
tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Variabel Y menggunakan nilai
rapor Fisika akhir semester genap dengan skala pengukuran interval.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penelitian, peneliti menggunakan metode angket
dan dokumentasi.
a) Angket
Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui
daftar pertanyaan, yang harus dijawab secara tertulis oleh responden. Cholid
Narbuko dan Abu Achmadi (2010: 76) mengemukakan bahwa metode
kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai
suatu masalah atau bidang yang akan diteliti.
Sedangkan Suharsimi Arikunto (2010: 194) mengatakan bahwa angket
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal- hal
yang ia ketahui.
Dalam penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh data dari
variabel bebas yaitu lingkungan belajar dan kesiapan belajar.
b) Dokumentasi
Data dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah prestasi
belajar fisika siswa kelas X yang berupa nilai fisika akhir semester genap tahun
ajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

2. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data lingkungan belajar dan kesiapan belajar
berupa angket. Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
melalui daftar pertanyaan, yang harus dijawab secara tertulis oleh responden.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 194), angket adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal- hal yang ia ketahui.
a. Instrumen Lingkungan Belajar
Dalam penyusunan angket lingkungan belajar, peneliti mengambil
beberapa item angket tersebut dari research bertajuk Caring and Learning
Environments (Goelman, 2000: 147-148) dan tesis bertema The Influence of
Classroom Environment on High School Student (Taylor, 2004: 148-149).
Dalam penelitian tersebut, Goelman menggunakan The Caregiver
Interaction Scale (CIS) sebagai sarana untuk mengumpulkan informasi tentang
afektif dan interaksi antara orang tua dan anak. CIS telah digunakan dalam
penelitian lain untuk menilai tiga dimensi spesifik dari perilaku guru. Sub-
skala CIS yang pertama fokus pada sensitivitas guru, yang didefinisikan
sebagai perilaku guru yang hangat, penuh perhatian dan terlibat. Sub-skala
yang kedua fokus pada tingkat ketegasan guru, sejauh mana guru
menunjukkan perilaku kritis, mengancam atau menghukum. Sub-skala yang
ketiga yaitu detasemen, atau rendahnya tingkat interaksi dan pengawasan oleh
guru. Tiga sub-skala melibatkan total 23 deskripsi perilaku. Setiap deskripsi
diranking pada sejauh mana ia mencerminkan perilaku guru, dengan
menggunakan skala empat poin berikut: "tidak sama sekali," "agak", "cukup
sedikit," dan " Sangat banyak".
Sedangkan untuk penelitian yang akan dilakukan ini, ketiga sub-skala
di atas masih hampir sama, dengan penyesuaian untuk menilai hubungan siswa
dan orangtua di rumah. Dalam penyusunan angket, diambil 18 item dari tiga
dimensi di atas dengan 7 item dari dimensi sensitivitas, 7 item dari dimensi
ketegasan dan 4 item dari dimensi detasemen. Setelah dilaksanakan try out,
commit
terdapat 3 item yang tidak valid, to userselanjutnya 15 item yang valid akan
sehingga
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

disertakan dalam angket penelitian bersama dengan angket lingkungan


sekolah. Item angket lingkungan keluarga tersebut dimasukkan pada nomor
item awal, yaitu nomor item 1-15.
Sedangkan Taylor dalam penelitiannya menggunakan survei
lingkungan belajar What is Happening in this Class? (WIHIC) yang disusun
oleh Fraser, McRobbie, and Fisher (dalam paper Zandvliet, 2007: 3) yang
terdiri dari dimensi interaksi siswa, dukungan guru, keterlibatan, orientasi
tugas, keadilan, penyelidikan, dan kerjasama. Fraser (dalam paper Zandvliet,
2007: 4) menjelaskan penelitian tentang lingkungan belajar sebagai deskriptif
kelas dan prediksi belajar siswa. Saat ini, studi tentang lingkungan belajar
memiliki peran yang penting, antara lain: di pra-pelatihan guru,
pengembangan profesional dan evaluasi kurikulum baru.
Sejak mulai hampir 30 tahun yang lalu, instrumen lingkungan
pembelajaran telah dikembangkan, diuji dan divalidasi dalam berbagai
pengaturan dan dalam berbagai negara. Instrumen ini telah terdiri dari skala
yang digunakan untuk mengidentifikasi konstruksi tertentu dalam lingkungan
belajar. Contoh ini meliputi: interaksi siswa, keterlibatan guru, lingkungan
material, kerja sama, orientasi tugas dan keadilan. Setiap skala biasanya terdiri
dari item yang dirancang untuk mengevaluasi aspek tertentu dari lingkungan
belajar. WIHIC telah digunakan dan divalidasi dalam beberapa studi penelitian
besar (Fraser, 1998: 1). Hasil WIHIC memiliki validitas faktorial dan
reliabilitas yang baik.
Pada penelitian yang akan dilakukan, skala yang digunakan masih
sama yaitu interaksi siswa, keterlibatan guru, lingkungan material, kerja sama,
orientasi tugas dan keadilan. Dalam penyusunan angket, diambil 42 item dari
tujuh dimensi di atas dengan masing-masing 6 item tiap dimensi. Setelah
dilaksanakan try out, terdapat 5 item yang tidak valid, sehingga selanjutnya
akan diambil 35 item yang valid dengan masing-masing 5 item tiap dimensi
yang akan disertakan dalam angket penelitian bersama dengan angket
lingkungan keluarga. Item angket lingkungan sekolah tersebut dimasukkan
pada nomor item selanjutnya,commit to useritem 16-50.
yaitu nomor
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

b. Instrumen Kesiapan Belajar


Sedangkan dalam penyusunan angket kesiapan belajar, peneliti
mengambil dari tesis bertajuk Readiness For Self-Directed Learning And The
Cultural Values Of Individualism/Collectivism Among American And South
Korean College Students Seeking Teacher Certification In Agriculture (In
Heok Lee, 2004: 155-156) dan disertasi bertema Self-Directed Learning
Readiness (Lori Rice-Spearman, 2010: 59-62) yang telah dipublikasikan
dalam format pdf. Hal ini dapat digunakan oleh siswa dan guru untuk menilai
sikap pembelajar, keterampilan, dan perilaku berkenaan pertanggungjawaban
untuk pembelajaran mereka sendiri.
Dalam diri siswa dengan kesiapan belajar mandiri tinggi terdapat
seorang pelajar yang sangat mandiri yang menunjukkan inisiatif, kemandirian,
dan ketekunan dalam belajar, salah satu yang menerima tanggung jawab untuk
belajar sendiri dan melihat masalah sebagai tantangan─bukan hambatan, salah
satunya yang mampu disiplin diri dan memiliki derajat yang tinggi dari rasa
ingin tahu; orang yang memiliki keinginan yang kuat untuk belajar atau
berubah dan percaya diri; orang yang dapat menggunakan keterampilan belajar
dasar, mengatur waktunya dan mengatur kecepatan yang sesuai untuk belajar,
dan untuk mengembangkan rencana untuk menyelesaikan pekerjaan; orang
yang menikmati belajar dan memiliki kecenderungan untuk berorientasi pada
tujuan. Dari karakteristik pembelajar dengan kesiapan belajar mandiri di atas,
dapat disimpulkan bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian yaitu:
senang belajar, belajar sepanjang hayat, konsep diri, pemahaman diri, toleransi
ambiguitas dalam pengalaman belajar, tanggung jawab berkaitan dengan
belajar, inisiatif mengatur kegiatan belajar dan pendekatan kreatif dalam
belajar.
Pada uji coba awal, korelasi product moment Pearson belah dua
dengan koreksi Spearman-Brown menghasilkan koefisien reliabilitas 0,94.
Pada penelitian ini, skala yang digunakan masih sama yaitu senang belajar,
belajar sepanjang hayat, konsep diri, pemahaman diri, toleransi ambiguitas
commit tojawab
dalam pengalaman belajar, tanggung user berkaitan dengan belajar, inisiatif
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

mengatur kegiatan belajar dan pendekatan kreatif dalam belajar. Dalam


penyusunan angket, diambil 5 item dari tesis In Heok Lee dan 45 item dari
Disertasi Rice-Spearman. Setelah dilaksanakan try out, terdapat 7 item yang
tidak valid, sehingga selanjutnya akan diambil 40 item yang valid. Item angket
kesiapan belajar tersebut dimasukkan pada nomor item 1-40.
Dalam penyusunan angket, terdapat urutan penyusunan hampir sama
dengan angket sebelumnya. Tujuan penyusunan angket untuk memperoleh data
tentang lingkungan belajar dan kesiapan belajar siswa. Aspek-aspek dalam
lingkungan belajar dan kesiapan belajar mengikuti aspek dalam angket
sebelumnya.
Aspek-aspek tersebut sudah dijabarkan dalam bentuk kisi spesifikasi data
agar permasalahan pada setiap aspek yang akan dituangkan dalam angket menjadi
lebih jelas. Lampiran 1 berisi kisi angket lingkungan belajar dan lampiran 2 berisi
kisi angket kesiapan belajar. Kisi spesifikasi data berisi tentang batasan konsep
yang akan diteliti dan indikator-indikator yang perlu diidentifikasi dan diukur.
Langkah selanjutnya yaitu menyusun petunjuk pengisian angket untuk
mempermudah pengisian angket dalam pengambilan data. Penyusunan pernyataan
menggunakan rating-scale atau skala bertingkat. Nilai jawaban angket dari
masing-masing pertanyaan yang diajukan menggunakan skala Likert.
Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena atau
gejala sosial yang terjadi. Suharsimi Arikunto (2010: 284) berpendapat bahwa
untuk alternatif jawaban yang berupa pendapat, alternatif jawaban yang
disediakan adalah “Sangat Setuju”, “Setuju”, “Abstein”, “Kurang Setuju”, dan
“Tidak Setuju”. Alternatif jawaban ragu-ragu dapat dihilangkan karena alternatif
jawaban tersebut menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih alternatif
jawaban tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2010: 284)
yang menyatakan bahwa :
Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan dengan lima alternatif
karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena
dirasa aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) dan alasan
itu memang ada benarnya.commit
Maka to user disarankan alternatif pilihannya
memang
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

hanya empat saja. Alternatif “Sangat Setuju”, dan “Setuju” ada di sisi atau
kubu awal (atau akhir) sedang dua pilihan lain, yaitu ”Tidak Setuju” dan
“Sangat Tidak Setuju” di sisi atau kubu akhir (atau awal). Dalam hal ini
dapat kita pahami karena “Sangat Setuju” dan “Setuju” sebetulnya berada
pada sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikian
juga dengan pilihan ”Sangat Tidak Setuju” yang pada dasarnya adalah juga
”Tidak Setuju”.
Deskripsi respon yang digunakan dalam penelitian ini pada angket
lingkungan belajar dan kesiapan belajar menggunakan skala Likert yang
dimodifikasi menjadi skala 1 sampai 4. Item yang mengarahkan jawaban positif
pemberian skor ditunjukkan dengan skor 4 untuk jawaban “Selalu”, skor 3 untuk
jawaban “Sering”, skor 2 untuk jawaban “Kadang-kadang”, dan skor 1 untuk
jawaban “Tidak Pernah”. Sedangkan item yang mengarahkan jawaban negatif
pemberian skor ditunjukkan dengan skor 4 untuk jawaban “Tidak Pernah”, skor 3
untuk jawaban “Kadang-kadang”, skor 2 untuk jawaban “Sering”, dan skor 1
untuk jawaban “Selalu”.

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen


1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat valid atau
kesahihan alat pengukur. Saifuddin Azwar (2003: 5), berpendapat bahwa
validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau
instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila
alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang
sesuai dengan maksud pengukuran tersebut.
Butir pertanyaan pada angket diuji validitasnya (rxy) menggunakan rumus
Korelasi Product Moment dari Pearson dengan taraf signifikansi 5%. Dengan N =
jumlah subyek, x = skor tiap butir soal, y = skor total dari tiap subjek, maka
perumusannya:
N  xy   x  y 
rxy 
N x 2

 ( x ) 2 N  Y 2  ( Y) 2 
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

Kriteria yang dipakai untuk mengetahui validitas adalah


rxy  rtabel = item valid
rxy < rtabel = item tidak valid (invalid)
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi
x = skor tiap item soal
y = skor total dari tiap subjek
n = jumlah subjek (Arikunto, 2010: 213)
Berdasarkan hasil perhitungan validitas angket lingkungan belajar pada
lampiran 5, terdapat 8 item yang tidak valid dari 60 item. Pernyataan yang tidak
valid diantaranya item 4, 13, 14, 28, 31, 37, 45, 55. Sedangkan pernyataan yang
valid berjumlah 52 item, diantaranya item 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16,
17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 40, 41,
42, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 56, 57, 58, 59, 60. Pernyataan yang
tidak valid dikeluarkan dari angket sehingga angket yang digunakan dalam
penelitian hanya berisi item pernyataan yang valid. Angket lingkungan belajar
yang digunakan dalam penelitian terdapat pada Lampiran 9.
Pada Lampiran 6 terdapat perhitungan validitas angket kesiapan belajar
yang terdiri dari 50 item. Pernyataan yang tidak valid sebanyak 7 item,
diantaranya item 6, 12, 13, 23, 27, 37, 41. Sedangkan pernyataan yang valid
berjumlah 43 item, diantaranya item 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 40, 42,
43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50. Angket kesiapan belajar yang digunakan dalam
penelitian terdapat pada Lampiran 10.
2. Reliabilitas
Skor instrumen angket minat mempunyai rentang antara 1 hingga 4. Oleh
karena itu, pengujian realibilitas menggunakan rumus Alpha.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
δb2 = jumlah variansi butir
δt2 = variansi total
Kriteria yang dipakai dalam menentukan ada tidaknya reliable pada soal
dapat dianalisis dengan cara mengkonsultasikan r11 (r hitung) nilai alfa. Dengan
ketentuan tingkat reliabilitas nilai alfa adalah
0,00  r  0,20 : kurang reliabel
0,20  r  0,40 : agak reliabel
0,40  r  0,60 : cukup reliabel
0,60  r  0,80 : reliabel
0,80  r  1,00 : sangat reliable
(Arikunto, 2010: 239)
Reliabilitas angket lingkungan belajar sebesar r11 = 0.911. Berdasarkan
ketentuan nilai alpha, maka angket lingkungan belajar memiliki reliabilitas
sangat tinggi. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 5. Sedangkan
perhitungan reliabilitas kesiapan belajar terdapat pada Lampiran 6. Reliabilitas
angket kesiapan belajar bernilai r11 = 0.908 termasuk tingkat reliabilitas tinggi.

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan suatu cara yang dilakukan dalam penelitian
untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dengan maksud untuk mengambil
kesimpulan dari hasil yang diperoleh melalui analisis data tersebut.
Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik regresi linier dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat Hipotesis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

commitberdistribusi
diperoleh dari sampel penelitian to user normal atau tidak. Pengujian
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

normalitas menggunakan uji “Liliefors”, dengan langkah-langkah sebagai


berikut:
1) Menetapkan hipotesis
Ho: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
Dipilih α= 5%
2) Statistik uji
L  maks FZ i   SZ i 

Keterangan:
Fz i   Pz  z i , Z ~ N(0,1)
S(Zi) = proporsi cacah Z1, Z2, Z3 yang  Zi

Banyaknya z1 , z 2 , z 3 yang  z i
S Z i  
n
Xi  X
Z i  skor standar di mana z i 
s
S  standar deviasi sampel
3) Daerah kritik (Dk)
DK :L L  L α/n 

L  L α; n yang diperoleh dari tabel Liliefors pada tingkat signifikansi α= 5%

dan derajat kebebasan n (ukuran sampel)


4) Keputusan uji
Ho ditolak jika L  DK atau diterima jika L  DK
(Sudjana, 2005: 466-467)
b. Uji Independensi
Uji independensi digunakan untuk menyelidiki kaitan antara variabel
bebas X1 dan X2. Jika terdapat kaitan atau korelasi antar variabel bebas maka
hubungan antara variabel bebas dan veriabel terikat dapat terganggu. Dalam
uji ini digunakan rumus Product Moment sebagai berikut:
n  X 1 X 2   X 1  X 2 
rxy 
 n  X   X  n commit
 X touser
 
2 2 2 2
1 1 2 X  2
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

Hasil yang diperoleh berupa r hitung akan dibandingkan dengan r tabel


pada taraf signifikansi 5 % dan n = 50.
Keputusan uji:
rhitung  rtabel : antara X1 dan X2 independen
rhitung > rtabel : antara X1 dan X2 dependen
c. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan antara
variabel-variabel bebas dengan terikat bersifat linear. Sudjana (2005: 330-338)
menyatakan bahwa jika linier maka persamaan garisnya adalah garis lurus.
1) Uji linieritas untuk dua variabel bebas dan satu variabel terikat
Untuk regresi linier ganda pemeriksaannya hanya dilakukan
terhadap keberartian regresi dengan menerima kenyataan bahwa bentuknya
sudah linier.
Persamaan regresi
Ŷ  b 0  b 1 X 1  b 2 X 2

Jika x 1  X 1  X1 , x 2  X 2  X 2 , y  Y  Y , maka b 0 , b1 dan b 2 dapat


dicari dengan rumus
b 0  Y  b 1 X1  b X 2

 x  x y   x x  x y
2
2 1 1 2 2
b1 
 x  x    x x 
2
1
2
2 1 2
2

b2 
 x  x y    x x  x y 
2
1 2 1 2 1

 x  x    x x 
2
1
2
2 1 2
2

Langkah-langkah dalam uji signifikansi regresi linier ganda


a) Hipotesis
Ho = koefisien arah regresi tidak signifikan
Ha = koefisien arah regresi signifikan
b) Statistik Uji
JK reg /k
F
JK(S)/ n  k  1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

c) Komputasi
JK reg   b 1  x 1 y  b 2  x 2 y

JK S    y 2  JK(reg)

2 2
 Y  2

y  Y 
n
d) Daerah Kritik
F F  F α; k; n  k 1 
e) Keputusan Uji
Ho ditolak jika harga F  DK
Keterangan:
F : bilangan F untuk uji linearitas
JK (reg) : jumlah kuadrat regresi
JK (G) : jumlah kuadrat galat
JK (TC) : jumlah kuadrat tuna cocok
JK (S) : jumlah kuadrat sisa
RJK (reg) : varians regresi
RJK (S) : varians sisa
RJK (G) : varians kekeliruan
RJK (TC) : varians tuna cocok
n : cacah sampel
k : cacah variabel bebas

2) Uji linieritas untuk satu variabel bebas dan satu variabel terikat
Persamaan regresi adalah Ŷ  a  bX
Harga a dan b dapat dicari dengan rumus:
 Y  X    X  X Y 
i
2
i i i i
a
n  X   X  2 2
i i

n  X Y   X  Y 
i i i i
b
n  X   X commit to user
2 2
i i
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

Langkah-langkah dalam uji linieritas:


a) Hipotesis
Ho = model regresi linier
Ha = model regresi tidak linier
b) Statistik Uji
RJK(TC)
F
RJK(G)
c) Komputasi

 2
 Y 2 

JK(G)   X 1  Y 
 n 
 
JK (TC) = JK (S) – JK (G)
dimana:
JK (S) = JK (T) – JK (a) – JK (b/a)
JK(T)   Y 2

JK(a) 
 Y  2

n
  X i  Y  
JK(b/a)  b  X i Y  ,
 n 
 
dk (TC) = k – 2
dk (G) = n – k
JK(TC)
RJK(TC) 
dk(TC)
JK(G)
RJK(G) 
dk(G)
d) Daerah Kritik
F F  F α; k  2; n  k  
e) Keputusan Uji
Ho ditolak jika F  DK

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

Uji signifikansi regresi linier sederhana:


a) Hipotesis
Ho = koefisien arah regresi tidak signifikan
Ha = koefisien arah regresi signifikan
b) Statistik uji
RJK(b a )
F
RJK(s)
c) Komputasi
RJK(b a )  JK b a 
JK(S)
RJK s  
n2
d) Daerah Kritik
DK  F F  Fα; 1; n  2 
e) Keputusan Uji
Ho ditolak jika F  DK

2. Uji Hipotesis
a. Untuk mengetahui hubungan yang terdiri dari dua atau lebih variabel bebas
dengan satu variabel terikat
1) Hipotesis
Ho :  y .1, 2...k  0 (koefisien korelasi tidak signifikan)

Ha :  y .1, 2,... k  0 (koefisien korelasi signifikan)

2) Statistik uji
R 2 n  k  1
F

k 1 R2 
3) Komputasi
JK reg 
R2  2
y i

2 2
 Y 2

y  Y 
n
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

4) Daerah kritik
DK  F F Fα;k;n  k 1 

5) Keputusan uji
Ho ditolak jika F  DK
(Sudjana, 2005: 385)
b. Untuk mengetahui hubungan yang terdiri dari satu variabel bebas dengan satu
variabel terikat
1) Hipotesis
Ho :  y.i  0 (koefisien korelasi tidak signifikan)

Ha :  y.i  0 (koefisien korelasi signifikan)

2) Statistik Uji

r n2
t
1 r2
3) Komputasi
n  X i Y   X i  Yi
ry, i 
n X 2
i
2

  X i  n  Yi2   Yi 
2

4) Daerah kritik

t t  t  / 2, n 2 
5) Keputusan uji
Ho ditolak jika t  DK

(Sudjana, 2005: 379-380)

3. Uji Kontribusi
a. Menghitung Sumbangan Relatif X1 dan X2 Terhadap Y
Sumbagan Relatif (SR) digunakan untuk mengetahui seberapa besar
sumbangan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengsn
jumlah SR semua variabel bebasnya sama dengan 1 (100%). Rumus yang
digunakan yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

a1  x1y
SR X1   100%
JK reg
a 2  x2 y
SR X2   100%
JK reg

b. Menghitung Sumbangan Efektif (SE) X1 dan X2 Terhadap Y


Sumbagan Relatif (SR) digunakan untuk mengetahui seberapa besar
sumbangan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengsn
jumlah SR semua variabel bebasnya sama dengan R. Rumus yang digunakan
yaitu:
SE X1  SR X1  R 2

SE X2  SR X2  R 2
Keterangan:
SR : sumbangan relatif masing-masing prediktor
SE : sumbangan efektif masing-masing prediktor
R : koefisien antara X1 dan X2 dengan Y
(Hadi, 2001: 46)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian


Data penelitian yang diperoleh berupa data lingkungan belajar siswa
(X1), kesiapan belajar siswa (X2) dan prestasi belajar Fisika siswa (Y) kelas X
semester II SMA Negeri 1 Pati yang disebarkan pada 50 responden.
Data lingkungan belajar dan kesiapan belajar siswa dikumpulkan
menggunakan teknik angket. Sedangkan prestasi belajar fisika siswa diambil
menggunakan teknik dokumentasi yang berupa nilai akhir fisika semester genap
(nilai raport).
Gambaran yang jelas dari masing-masing variabel dalam penelitian
diberikan rangkuman deskripsi data dari masing-masing variabel pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Rangkuman Deskripsi Data
Variabel Mean Median Modus Jangkauan Standar Deviasi
X1 75.20 78.000 82.000 43.000 9.069
X2 75.14 74.000 69.000 37.000 8.249
Y 85.44 84.000 81.000 13.000 4.639
Deskripsi data disajikan pada Lampiran 12, 13, dan 14.
Tabel distribusi frekuensi dan histogram frekuensi masing-masing data
disajikan pada Tabel 4.2 sampai 4.4 dan Gambar 4.1 sampai 4.3.

1. Deskripsi Data Lingkungan Belajar Siswa


Data lingkungan belajar siswa diperoleh dari angket yang diberikan
pada sampel penelitian sebanyak 50 responden. Skor tertinggi yang dapat
dicapai siswa pada lingkungan belajar adalah 98. Dengan jumlah responden
sebanyak 50 siswa, maka nilai tertinggi dari variabel lingkungan belajar
adalah 50 x 100 = 5000, jumlah skor variabel lingkungan belajar berdasarkan
hasil pengumpulan data yang telah dilakukan adalah X 1 = 3760. Dengan

commit to user

43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

demikian tingkat lingkungan belajar pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati
adalah 3760 : 5000 = 0.752 atau 75.2 %.
Untuk menentukan banyaknya kelas (N) dalam pembuatan tabel
distribusi bergolong menggunakan Rumus Sturges sebagai berikut.
N = 1  3.3 log 50
= 6.607 (banyaknya kelas dibuat 7)
Dan panjang kelas interval X1 adalah
98  55
ΔNX1 =  6.508 (panjang kelas interval dibuat 7)
6.607
Distribusi frekuensi data lingkungan belajar siswa dapat dilihat pada
Tabel 4.2 dengan histogram/grafik pada Gambar 4.1.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Lingkungan Belajar Siswa
Frekuensi
Interval
Real Relatif
52 – 58 1 2%
59 – 65 10 20 %
66 – 72 9 18 %
73 – 79 9 18 %
80 – 86 18 36 %
87 – 93 2 4%
94 – 100 1 2%
Jumlah 50 100 %

20

15

10

0
52 - 58 59 - 65 66 - 72 73 - 79 80 - 86 87 - 93 94 - 100

Gambar 4.1. Histogram Lingkungan Belajar

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

2. Deskripsi Data Kesiapan Belajar Siswa


Data lingkungan belajar siswa diperoleh dari angket yang diberikan
pada sampel penelitian sebanyak 50 responden. Skor tertinggi yang dapat
dicapai siswa pada kesiapan belajar adalah 96. Dengan jumlah responden
sebanyak 50 siswa, maka nilai tertinggi dari variabel kesiapan belajar adalah
50 x 100 = 5000, jumlah skor variabel lingkungan belajar berdasarkan hasil
pengumpulan data yang telah dilakukan adalah X 1 = 3757. Dengan

demikian tingkat kesiapan belajar pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati
adalah 3757 : 5000 = 0.75 atau 75 %.
Untuk menentukan banyaknya kelas (N) dalam pembuatan tabel
distribusi bergolong menggunakan Rumus Sturges sebagai berikut.
N = 1  3.3 log 50
= 6.607 (banyaknya kelas dibuat 7)
Dan panjang kelas interval X1 adalah
96  59
ΔNX1 =  5.6 (panjang kelas interval dibuat 6)
6.607
Distribusi frekuensi data kesiapan belajar siswa dapat dilihat pada
Tabel 4.3 dengan histogram/grafik pada Gambar 4.2.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kesiapan Belajar Siswa
Frekuensi
Interval
Real Relatif
57 – 62 2 4%
63 – 68 8 16 %
69 – 74 18 36 %
75 – 80 10 20 %
81 – 86 8 16 %
87 – 92 2 4%
93 – 100 2 4%
Jumlah 50 100 %

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

20

15

10

0
57-62 63-68 69-74 75-80 81-86 87-92 93-100

Gambar 4.2. Histogram Kesiapan Belajar Siswa

3. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika


Data prestasi belajar siswa diperoleh dari nilai raport Fisika akhir
semester genap. Dari data yang telah terkumpul dapat diketahui nilai terendah
adalah 78 dan nilai tertinggi sebesar 95. Skor tertinggi yang dapat dicapai
siswa pada prestasi belajar adalah 95. Dengan jumlah responden sebanyak 50
siswa, maka nilai tertinggi dari variabel prestasi belajar adalah 50 x 100 =
5000, jumlah skor variabel prestasi belajar berdasarkan hasil pengumpulan
data yang telah dilakukan adalah X 1 = 4272. Dengan demikian tingkat

prestasi belajar pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati adalah 4272: 5000 =
0.854 atau 85.4 %.
Untuk menentukan banyaknya kelas (N) dalam pembuatan tabel
distribusi bergolong menggunakan Rumus Sturges sebagai berikut.
N = 1  3.3 log 50
= 6.607 (banyaknya kelas dibuat 6)
Dan panjang kelas interval X1 adalah
95  78
ΔNX1 =  2.57 (panjang kelas interval dibuat 3)
6.607
Distribusi frekuensi data prestasi belajar siswa dapat dilihat pada
Tabel 4.4 dengan histogram/grafik pada Gambar 4.3.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa


Frekuensi
Interval
Real Relatif
78 – 80 7 14 %
81 – 83 13 26 %
84 – 86 12 24 %
87 – 89 6 12 %
90 – 92 7 14 %
93 – 95 5 10 %
Jumlah 50 100 %

14
12
10
8
6
4
2
0
78-80 81-83 84-86 87-89 90-92 93-95

Gambar 4.3. Histogram Prestasi Belajar Fisika

B. Analisis Data
1. Uji Prasyarat Hipotesis
Data yang telah terkumpul disusun secara sistematis seperti terlihat
pada lampiran. Selanjutnya dianalisis untuk membuktikan apakah hipotesis
alternatif diterima atau ditolak. Syarat analisis data dengan menggunakan
teknik analisis regresi ganda adalah :
1. Populasi harus berdistribusi normal.
2. Antara variabel bebas dan variabel terikat harus menunjukkan
kelinearannya.
3. Tidak ada hubungan yang berarti antara variabel-variabel bebas
(independen).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

Adapun langkah-langkah persyaratan analisis regresi ganda dapat


dikemukakan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Distribusi normal yang dimaksud
adalah penyebaran nilai-nilai dari sampel yang dimiliki oleh masing-masing
variabel dapat mencerminkan populasinya. Uji normalitas yang digunakan
adalah metode Lilliefors dengan hasil diperoleh harga statistik uji Lobs
untuk taraf signifikansi 5% pada masing-masing variabel baik variabel
bebas maupun variabel terikat disajikan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Harga Statistik Uji Normalitas
No Variabel Statistik Uji Lobs Harga Kritik

1. Lingkungan Belajar Siswa 0.1224 0.1253

2. Kesiapan Belajar Siswa 0.1149 0.1253

3. Prestasi Belajar Siswa 0.1219 0.1253

Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa harga Lobs tiap variabel


tidak melebihi batas harga kritiknya, maka dapat disimpulkan bahwa
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan
selangkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12, 13, dan 14.
b. Uji Independensi
Uji independensi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antar kedua variabel bebas yaitu lingkungan belajar siswa (X1)
dan kesiapan belajar siswa (X2) dengan menggunakan korelasi Product-
Moment.
Dari perhitungan pada Lampiran 20 diperoleh hasil rx1x2 : 0.254.
Harga tersebut dikonsultasikan dengan harga r Product-Moment dengan
taraf signifikansi α : 5% karena dan n = 50 diperoleh r tabel = 0.279. Karena
rx1x2 < r tabel maka dapat disimpulkan bahwa antara lingkungan belajar dan
kesiapan belajar siswa tidak ada hubungan berarti atau independen.
commit
Perhitungan selengkapnya dapat to user
dilihat pada Lampiran 15.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49

c. Uji Linieritas dan Signifikansi


1) Lingkungan Belajar (X1) dan Kesiapan Belajar (X2) terhadap Prestasi
Belajar Siswa (Y)
Peran lingkungan belajar (X1) dan kesiapan belajar (X2) terhadap
prestasi belajar Fisika siswa (Y) terlihat pada gambar 4.6.

Lingkungan Belajar
Prestasi belajar Siswa
Kesiapan Belajar

Gambar 4.6 Diagram Peran Lingkungan Belajar dan Kesiapan Belajar


terhadap Prestasi Belajar

Hasil uji keberartian dari X1 dan X2 dengan Y dapat disajikan


dalam Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Rangkuman Analisis Regresi Ganda Yˆ  62.883  0.171X1  0.128X 2
Sumber Variasi dk JK RJK F
Regresi (reg) 2 214.700 107.350 6.009
Sisa (S) 47 839.62 17.864 -
Tabel 4.8 dihitung secara rinci pada Lampiran 14 sehingga didapat
harga Freg = 6.009. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi α : 5%
dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 47 adalah 3.195. Sehingga didapat
harga Freg > Ftabel yang berarti Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa
model regresi linier Y atas X1 dan X2 adalah signifikan.

2) Lingkungan Belajar (X1) terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa (Y)


Peran lingkungan belajar (X1) terhadap prestasi belajar Fisika siswa
(Y) terlihat pada Gambar 4.4.

Lingkungan Belajar Prestasi Belajar Siswa

Gambar 4.4 Diagram Peran Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

Hasil uji linieritas dari X1 dengan Y dapat disajikan dalam Tabel


4.6 berikut:
Tabel 4.6. Rangkuman Analisis Regresi Sederhana Yˆ  70.314  0.201X 1

Sumber variansi dk JK RJK F


Total 50 366054.000
Regresi(a) 1 364999.680
Regresi(b|a) 1 163.045 163.045 8.781
Sisa 48 891.275 18.568
Tuna Cocok 18 - 69719.737 -3873.319
-1.646
Galat 30 70611.012 2353.700
Tabel 4.6 dihitung secara rinci pada lampiran 11 sehingga
diperoleh harga FTC = -1.646. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi
α=5% dengan dk pembilang 18 dan dk penyebut 30 adalah 1.960. Sehingga
didapat FTC < Ftabel yang berarti Ho diterima dan dapat disimpulkan model
regresi Y atas X1 adalah linier. Dari perhitungan juga didapat harga Freg =
8.781. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi α=5% dengan dk
pembilang 1 dan dk penyebut 48 adalah 4.04. Sehingga didapat harga Freg >
Ftabel yang berarti Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa model regresi
linier Y atas X1 adalah signifikan.

3) Kesiapan Belajar (X2) terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa (Y)


Peran kesiapan belajar (X2) terhadap prestasi belajar Fisika siswa
(Y) terlihat pada Gambar 4.5.

Kesiapan Belajar Prestasi Belajar Siswa

Gambar 4.5 Diagram Peran Kesiapan Belajar terhadap Prestasi Belajar

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51

Hasil uji linieritas dari X2 dengan Y dapat disajikan dalam Tabel


4.7 berikut:
Tabel 4.7. Rangkuman Analisis Regresi Sederhana Yˆ  72.167  0.177 X 2

Sumber variansi dk JK RJK F


Total 50 366054.000
Regresi(a) 1 364999.680
Regresi(b|a) 1 104.027 104.027 5.254
Sisa 48 950.293 19.798
Tuna Cocok 21 - 48927.307 -2223.969
-1.204
Galat 27 49877.600 1847.319
Tabel 4.7 dihitung secara rinci pada Lampiran 13 sehingga
diperoleh harga FTC = -1.204. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi
α : 5% dengan dk pembilang 21 dan dk penyebut 27 adalah 1.960. Sehingga
didapat FTC < Ftabel yang berarti Ho diterima dan dapat disimpulkan model
regresi Y atas X1 adalah linier. Dari perhitungan juga didapat harga Freg =
5.254. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi α : 5% dengan dk
pembilang 1 dan dk penyebut 48 adalah 4.04. Sehingga didapat harga Freg >
Ftabel yang berarti Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa model regresi
linier Y atas X1 adalah signifikan.

2. Uji Hipotesis
a. Peran X1 dan X2 terhadap Y
Hasil uji korelasi X1 dan X2 dengan Y menggunakan rumus
Product-Moment menunjukkan koefisien korelasi ry,1=0.451. Sedangkan
dari uji hipotesis dengan hasil F = 6.009 > F0.05;2;47 = 3.195 menyatakan
bahwa koefisien arah regresi lingkungan belajar (X1) dan kesiapan belajar
(X2) dengan prestasi belajar siswa (Y) adalah signifikan. Perhitungan
selengkapnya disajikan pada Lampiran 21.

b. Peran X1 terhadap Y
Hasil uji korelasi X1 dengan Y menggunakan rumus Product-
Moment menunjukkan koefisien korelasi ry,1=0.393. Sedangkan dari uji
hipotesis dengan hasil t =commit
2.963 to> user
t 0.975;48 = 2.012 menyatakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52

koefisien arah regresi lingkungan belajar (X1) dengan prestasi belajar siswa
(Y) adalah signifikan. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran
21.
c. Peran X2 terhadap Y
Hasil uji korelasi antara X2 dengan Y menggunakan rumus
Product-Moment menunjukkan koefisien korelasi ry,1=0.314. Sedangkan
dari uji hipotesis dengan hasil t = 2.292 > t 0.975;48 = 2.012 menyatakan
bahwa koefisien arah regresi kesiapan belajar (X2) dengan prestasi belajar
siswa (Y) adalah signifikan. Perhitungan selengkapnya disajikan pada
Lampiran 21.

3. Uji Kontribusi
a. Perhitungan Sumbangan Relatif (SR)
1) Sumbangan Relatif (SR) Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai
SRX1= 64.70%. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 22.

2) Sumbangan Relatif (SR) Kesiapan Belajar Terhadap Prestasi Belajar


Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai
SRX2= 35.30%. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 22.

b. Perhitungan Sumbangan Efektif (SE)


1) Sumbangan Efektif (SE) Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai SEX1
= 13.175%. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 22.

2) Sumbangan Efektif (SE) Kesiapan Belajar Terhadap Prestasi Belajar


Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai SEX2
= 7.189%. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 22.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

C. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikemukakan di atas, maka
dilakukan pembahasan hasil analisis data sebagai berikut:
1. Peran Lingkungan Belajar dan Kesiapan Belajar terhadap Prestasi
Belajar
Berdasarkan hasil perhitungan data pada Lampiran 21 diperoleh
koefisien korelasi rhitung variabel X1 (lingkungan belajar) dan variabel X2
(kesiapan belajar) dengan variabel Y yaitu prestasi belajar Fisika siswa SMA
Negeri 1 Pati kelas X semester II adalah sebesar 0.451. Sedangkan harga kritik
rtabel korelasi Product-Moment untuk n = 50 dengan taraf signifikansi α = 5%
adalah sebesar = 0.279. Dengan demikian maka rhitung > rtabel atau 0.451 >
0.279. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa ada peran positif
lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar siswa. Dan
pada uji hipotesis dihasilkan F = 6.009 > F0.05;2;47 = 3.195 dengan koefisien
determinasi (R2) sebesar 0.204 atau 20.4% yang menunjukkan bahwa koefisien
arah regresi lingkungan belajar (X1) dan kesiapan belajar (X2) dengan prestasi
belajar Fisika siswa (Y) adalah signifikan serta lingkungan belajar (X1) dan
kesiapan belajar (X2) secara bersama-sama memberikan peran terhadap prestasi
belajar Fisika siswa (Y).
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi, maka hipotesis yang
diajukan dapat diterima yaitu ada peran lingkungan belajar dan kesiapan
belajar terhadap prestasi belajar Fisika siswa dengan sumbangan efektif sebesar
20.4%. Sumbangan efektif masing-masing prediktor yaitu lingkungan belajar
memiliki peran 13.175% dan kesiapan belajar memiliki peran 7.189%.
Peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar
Fisika siswa SMA Negeri 1 Pati kelas X merupakan peran yang linier positif,
artinya lingkungan belajar kondusif dan kesiapan belajar yang tinggi diikuti
dengan tingginya prestasi belajar siswa tersebut. Maka, siswa dengan
lingkungan belajar kondusif dan memiliki kesiapan belajar yang tinggi akan
memiliki prestasi belajar yang tinggi. Hal ini senada dengan pendapat Slameto
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

(2010: 54-60) yang menyebutkan bahwa lingkungan belajar dan kesiapan


belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Lingkungan belajar yang mendukung seluruh kegiatan belajar siswa
akan memberikan suasana yang nyaman dan dorongan bagi siswa untuk terus
memacu prestasi belajarnya. Lingkungan yang baik perlu diusahakan agar
dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa sehingga dapat
belajar dengan sebaik-baiknya.
Kesiapan belajar mandiri siswa yang tinggi akan membuat siswa siap
untuk memberikan respon/jawaban di dalam pelajaran atau siap menerima
pelajaran dengan baik. Hal ini senada dengan Slameto (2010: 113) yang
mengemukakan kesiapan sebagai keseluruhan kondisi seseorang yang
membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban di dalam cara tertentu
terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh
atau kecenderungan untuk memberi respon.
2. Peran Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil pengumpulan dan perhitungan data lingkungan
belajar pada halaman 47-48, diperoleh tingkat lingkungan belajar siswa kelas X
SMA Negeri 1 Pati sebesar 75.2%. Dari hasil perhitungan data pada lampiran
21 diperoleh koefisien korelasi rhitung variabel X1 yaitu lingkungan belajar
dengan variabel Y yaitu prestasi belajar fisika siswa SMA Negeri 1 Pati kelas
X semester II adalah sebesar 0.393. Sedangkan harga kritik rtabel korelasi
Product-Moment untuk n = 50 dengan taraf signifikansi α = 5% adalah sebesar
= 0.279. Dengan demikian maka rhitung > rtabel atau 0.393 > 0.279. Berdasarkan
data tersebut menunjukkan bahwa ada peran positif lingkungan belajar
terhadap prestasi belajar siswa. Dan pada uji hipotesis dihasilkan t = 2.963 >
t0.975;48 = 2.012 yang menunjukkan bahwa koefisien arah regresi antara
lingkungan belajar dengan prestasi belajar adalah signifikan. Sedangkan hasil
uji kontribusi menunjukkan bahwa lingkungan belajar memberikan peran
terhadap prestasi belajar Fisika siswa dengan sumbangan relatif sebesar
64.70% dan sumbangan efektif sebesar 13.175%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55

Peran lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa merupakan


peran yang linier positif, artinya lingkungan belajar yang tinggi diikuti dengan
tingginya prestasi belajar siswa tersebut. Maka, siswa yang dikelilingi oleh
lingkungan belajar yang kondusif (lingkungan keluarga dan lingkungan
sekolah) akan memiliki prestasi belajar yang tinggi.
Hal ini senada dengan pendapat Slameto (2010: 72) yang menyebutkan
bahwa lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Selain
faktor dari dalam diri siswa, faktor dari luar diri siswa juga mempengaruhi
prestasi belajar siswa di sekolah. Faktor ekstern (luar) siswa juga memberikan
pengaruh pada prestasi belajar siswa. Kesadaran orang tua tentang pentingnya
pendidikan tercermin dalam perhatian yang berupa dukungan belajar bagi anak
atau siswa. Siswa yang mendapat dukungan belajar dari keluarganya akan
mempunyai semangat belajar yang tinggi sehingga bisa menghasilkan prestasi
belajar yang baik. Suasana sekolah dan teman sekelas yang membangkitkan
semangat belajar siswa serta masyarakat yang peduli pada kegiatan belajar
siswa di luar sekolah akan membuat prestasi belajar siswa meningkat.
Hasilnya hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
Supriyanto (2007: 23) yang menunjukkan bahwa lingkungan belajar sangat
berhubungan dengan prestasi belajar. Dengan didukung lingkungan belajar
yang nyaman maka akan diperoleh prestasi belajar yang optimal.
Bret Allen Taylor (2004: 10) yang meneliti tentang lingkungan belajar
juga menemukan hasil yang serupa, lingkungan belajar akan berpengaruh
terhadap prestasi belajar. Lingkungan belajar yang kondusif akan memberikan
pengaruh positif terhadap prestasi belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
Ly dan Malone (2010: 367) melakukan studi lingkungan belajar di
sekolah menengah negeri daerah Sydney barat memperoleh hasil bahwa ada
hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar. Terdapat indikasi
hubungan postif antara lingkungan belajar yang kondusif dengan prestasi
belajar yang dicapai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56

In Huang dan Fraser (dalam research Fraser 1998: 14) dengan


menggunakan quetionaire WIHIC melakukan penelitian terhadap responden
siswa sekolah menengah di Australia dan responden siswa sekolah menengah
di Taiwan, sedangkan Chionh dan Fraser (1998: 14), dengan questionnaire
yang sama, melakukan penelitian terhadap responden siswa sekolah menengah
di Singapura. Hasilnya serupa, lingkungan belajar (terutama di kelas)
merupakan prediktor kuat untuk mencapai prestasi belajar yang optimal.
3. Peran Kesiapan Belajar terhadap Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil pengumpulan dan perhitungan data kesiapan belajar
pada halaman 49, diperoleh tingkat pencapaian kesiapan belajar siswa X SMA
Negeri 1 Pati sebesar 75%. Dari hasil perhitungan data pada lampiran 21
diperoleh koefisien korelasi rhitung variabel X1 yaitu lingkungan belajar dengan
variabel Y yaitu prestasi belajar fisika siswa SMA Negeri 1 Pati kelas X
semester II adalah sebesar 0.314. Sedangkan harga kritik rtabel korelasi
Product-Moment untuk n = 50 dengan taraf signifikansi α = 5% adalah sebesar
= 0.279. Dengan demikian maka rhitung  rtabel atau 0.314 > 0.279. Berdasarkan
data tersebut menunjukkan bahwa ada peran kesiapan belajar terhadap prestasi
belajar Fisika siswa. Dan pada uji hipotesis dihasilkan t = 2.292 > t0.975;37 =
2.012 yang menunjukkan bahwa koefisien arah regresi antara kesiapan belajar
dengan prestasi belajar adalah signifikan. Sedangkan hasil uji kontribusi
menunjukkan bahwa kesiapan belajar memberikan peran terhadap prestasi
belajar Fisika siswa dengan sumbangan relatif sebesar 35.30% dan sumbangan
efektif sebesar 7.189%.
Peran kesiapan belajar terhadap prestasi belajar fisika siswa SMA
Negeri 1 Pati kelas X merupakan peran linier positif, artinya kesiapan belajar
yang tinggi diikuti dengan tingginya prestasi belajar siswa tersebut. Maka,
siswa yang memiliki kesiapan belajar yang tinggi akan memiliki prestasi
belajar yang tinggi. Hal ini senada dengan pendapat Slameto (2010: 54-60)
yang menyebutkan bahwa kesiapan belajar berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57

Selain faktor dari dalam diri siswa, faktor dari luar diri siswa juga
mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah. Faktor ekstern (luar) siswa
juga memberikan pengaruh pada prestasi belajar siswa. Kesadaran orang tua
tentang pentingnya pendidikan tercermin dalam perhatian yang berupa
dukungan belajar bagi anak atau siswa. Siswa yang mendapat dukungan belajar
dari keluarganya akan mempunyai semangat belajar yang tinggi sehingga bisa
menghasilkan prestasi belajar yang baik. Suasana sekolah dan teman sekelas
yang membangkitkan semangat belajar siswa serta masyarakat yang peduli
pada kegiatan belajar siswa di luar sekolah akan membuat prestasi belajar
siswa meningkat.
Penelitian kesiapan belajar yang serupa pernah dilakukan oleh Lori
Rice-Spearman, B.S., M.S.. Penelitian tersebut menilai sikap, kecakapan dan
perilaku seorang pelajar ke arah pengambilan tanggung jawab terhadap
pembelajaran pelajar itu sendiri. Hasilnya, pelajar yang memiliki kesiapan
belajar yang tinggi akan mampu mengikuti pembelajaran dengan baik dan
dapat mengembangkan kecakapan yang dimilikinya (Rice-Spearman, 2010:
11).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan pada analisis data dan pembahasan maka diperoleh
simpulan sebagai berikut:
1. Ada peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar
Fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati Tahun Ajaran 2011/2012 dengan
koefisien korelasi sebesar 0.451 dan koefisien arah regresi lingkungan belajar
(X1) dan kesiapan belajar (X2) terhadap prestasi belajar Fisika siswa (Y)
sebesar F = 6.009 dengan sumbangan efektif sebesar 20.4%.
2. Ada peran lingkungan belajar terhadap prestasi belajar Fisika siswa kelas X
SMA Negeri 1 Pati Tahun Ajaran 2011/2012 dengan koefisien korelasi sebesar
0.393 dan sumbangan efektif sebesar 13.175%.
3. Ada peran kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Fisika siswa kelas X SMA
Negeri 1 Pati Tahun Ajaran 2011/2012 dengan koefisien korelasi sebesar 0.314
dan sumbangan efektif sebesar 7.189%.

B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka implikasi dari
hasil penelitian adalah:
1. Hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan bahwa lingkungan belajar dan
kesiapan belajar memiliki peran dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Serta
dapat juga digunakan sebagai referensi dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar di sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Bagi individu (siswa) antara lain agar individu dapat memilih lingkungan
belajar yang kondusif dan mengembangkan kesadaran diri, berfikir positif,
memiliki kemandirian dan mempunyai kemampuan untuk memiliki segala
sesuatu tujuan yang diinginkan
3. Bagi para peneliti lain yang melakukan penelitian tentang permasalahan yang
berhubungan dengan lingkungan commit to user
belajar, kesiapan belajar dan prestasi belajar,

58
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id

maka hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
pemikiran dan teori yang dapat digunakan sebagai materi penunjang dalam
penelitian yang dilakukannya.
4. Hasil penelitian dapat digunakan guru sebagai bahan pertimbangan untuk
mengefektifkan lingkungan belajar dan sebagai tolak ukur sejauh mana
kesiapan belajar siswa dalam suatu program pelajaran dan sampai sejauh mana
kemampuan siswa tersebut menuju ke arah tujuan yang harus dicapainya
sehingga guru dapat membentuk kesiapan belajar siswa dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa.
5. Bagi sekolah atau pimpinan sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan
masukan dalam FOMG untuk memilih atau menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah dan dapat
membentuk kesiapan belajar siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

C. Saran
Berdasarkan pembahasan, hasil data dan kesimpulan, penelitian dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Penelitian tentang prestasi belajar siswa masih perlu diteliti lagi dengan
memfokuskan dengan aspek-aspek lingkungan belajar yang berhubungan erat
dengan prestasi belajar, seperti lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah
dalam lingkup yang lebih luas.
2. Penelitian deskriptif korelasi selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel
dengan jumlah lebih banyak agar hasil yang diperoleh lebih akurat.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai