id
SKRIPSI
Oleh:
ROSITA FITRI HERAWATI
K3307009
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Oleh:
K3307009
Skripsi
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Persetujuan Pembimbing
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
The aims of this research are to: (1) compare students’ learning
achievement in Reaction Rate material using multiple representations based
chemistry learning and conventional learning. (2) compare students’ learning
achievement of high students’ initial capability and low ones in Reaction Rate. (3)
know the interaction between learning model with students’ initial capability
towards student’s learning achievement on subject matter of Reaction Rate.
This research was quasi experimental research with factorial design of
2x2. Samples of this research were students of XI IPA 1 and XI IPA 4 class from
the population of all XI IPA grade students of SMA 1 Karanganyar academic year
2011/2012 that obtained by cluster random sampling technique. The data of this
research are collected by objective test to measure the cognitive achievement,
questioner test to determine the affective achievement and observation method to
measure psychomotor achievement of students. The analysis of data used a Two-
Way Analysis of Variance with different cells which had the requirements of
Liliefors test to analyze normality and Bartlett test to calculate homogeneity.
The result of this research showed that: (1) students’ learning
achievement in Reaction Rate material using multiple representations based
chemistry learning is higher than conventional learning. (2) students’ learning
achievement in cognitive, affective, and psychomotor aspects of high students’
initial capability is higher than low ones in Reaction Rate. (3) There isn’t
interaction between chemistry learning using multiple representations based
learning and conventional one with students’ initial capability towards students’
learning achievement on that subject matter.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
Mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar, biarkan ia
menggantung, mengambang 5 cm di depan kening kamu. Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter
mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan ber-
jalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang
akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan
tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari
biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa..
(Dhony Dhirgantoro, 5cm)
Jika aku terjatuh untuk ketiga kali, aku akan bangkit dan berjuang lagi untuk keempat kalinya.
(Penulis)
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Bapak dan Ibu, yang tiada henti berdoa, tak lelah untuk memotivasi, dan tak
bosan memberi semangat.
Adikku yang hebat, I really proud of you.
Sahabat-sahabat hebatku (Christin, Eka, Amel, Joko, Dyah, Ifa, Indi, Ratri,
Fatah, Falah, Cui, dan Risa)
Teman-temanku P. Kimia ‘07
Almamater
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Hanya karena rahmat dan hidayah-Nya,
penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan. Penyusunan Skripsi ini untuk
memenuhi sebagian persyaratan guna mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi
ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul
dapat diatasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya disampaikan terima
kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Sukarmin, M.Si., Ph.D., selaku Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Dra. Bakti Mulyani M.Si., selaku Ketua Program Kimia Jurusan P. MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Haryono, M.Pd., selaku Koordinator Skripsi Program Studi Pendidikan
Kimia Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
5. Dra. Tri Redjeki, M.S., selaku pembimbing akademik dan Dosen Pembimbing
II yang selalu memberi bimbingan dan semangat serta membimbing dari awal
sampai akhir dalam penyusunan Skripsi ini.
6. Dr.rer.nat. Sri Mulyani, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dari awal sampai akhir dalam penyusunan Skripsi ini.
7. Dra. Kus Sri Martini, M.Si., selaku penguji skripsi I yang telah memberikan
masukan dan saran demi perbaikan skripsi ini.
8. Endang Susilowati, S.Si, M.Si., selaku penguji skripsi II yang telah
memberikan masukan dan saran demi perbaikan skripsi ini.
9. Nurma Yunita Indriyanti, S.Pd., M.Si., M.Sc., yang telah memberikan banyak
bantuan dalam mencari referensi untuk skripsi ini.
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10. Drs. H. Sobirin M., M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Karanganyar yang
telah mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian.
11. Dra. Sri Widayati, MM., selaku guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 1
Karanganyar yang telah memberikan waktu mengajar kepada penulis untuk
mengadakan penelitian.
12. Orang tua, keluarga, dan orang terdekat yang telah memberikan fasilitas dan
do’a restu sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
13. Sahabat-sahabat hebatku (Christin, Eka, Amel, Joko, Dyah, Ifa, Indi, Ratri,
Fatah, Falah, Cui, dan Risa), terimakasih untuk persahabatan kita dan
semuanya.
14. Teman-teman Kimia angkatan 2007 terimakasih untuk segala dukungan,
persahabatan dan bantuannya.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Semoga amal baik semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini masih ada kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
sempurnanya Skripsi ini. Namun demikian penulis berharap semoga Skripsi ini
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................... i
PERNYATAAN ....... ......................................................................................... ii
PENGAJUAN ....... ............................................................................................. iii
PERSETUJUAN ................................................................................................. iv
PENGESAHAN .................................................................................................. v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
MOTTO ............................................................................................................. viii
PERSEMBAHAN .............................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………… 4
C. Pembatasan Masalah…………………………………………... 5
D. Perumusan Masalah…………………………………………… 6
E. Tujuan Penelitian……………………………………………… 6
F. Manfaat Penelitian……………………………………………… 6
BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 8
1. Belajar dan Pembelajaran ……………………………......... 8
a. Pengertian Belajar ........................................................... 8
b. Pengertian Pembelajaran ................................................. 9
2. Pembelajaran Multiple Representasi .................................... 10
3. Prestasi Belajarcommit
.....................................................................
to user 13
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian ............................................................... 33
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian .................................................................... . 34
Tabel 3.3 Skor Penilaian Afektif ................................................................... . 41
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Kognitif dan Afektif ................ . 48
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Kognitif dan Afektif ............. . 48
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kognitif dan Afektif .................. . 49
Tabel 4.4 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kognitif ............................. . 49
Tabel 4.5 Hasil Uji Daya Beda Instrumen Kognitif....................................... . 49
Tabel 4.6 Jumlah Siswa Berkemampuan Awal Tinggi dan Rendah .............. . 50
Tabel 4.7 Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa 50
Tabel 4.8 Rangkuman Deskripsi Data Penelitian ......................................... . 51
Tabel 4.9 Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif Siswa . . 51
Tabel 4.10 Perbandingan Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif Siswa .......... . 52
Tabel 4.11 Perbandingan Distribusi Frekuensi Prestasi Psikomotor Siswa .... . 53
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa .......... . 54
Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Selisih Nilai Kognitif ................. . 54
Tabel 4.14 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Prestasi Afektif ......................... . 54
Tabel 4.15 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Prestasi Psikomotor ................... . 55
Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas Prestasi Kognitif, Afektif, dan Psikomotor 56
Tabel 4.17 Hasil Uji Model Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Kognitif,
Afektif, dan Psikomotor ................................................................. . 57
Tabel 4.18 Hasil Uji Kemampuan Awal Siswa terhadap Prestasi Belajar
Kognitif, Afektif, dan Psikomotor ................................................. . 57
Tabel 4.19 Hasil Uji Interaksi Antara Penggunaan Model Pembelajaran
dengan Kemampuan Awal Siswa terhadap Prestasi Belajar Kognitif,
Afektif, dan Psikomotor ................................................................. . 58
Tabel 4.20 Rataan dan Jumlah Rataan Selisih Nilai Kognitif ......................... . 60
Tabel 4.21 Rataan dan Jumlah Rataan Prestasi Afektif .................................. . 60
commit to user
Tabel 4.22 Rataan dan Jumlah Rataan Prestasi Psikomotor ............................ . 60
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Grafik Laju Reaksi................................................................. 16
Gambar 2.2 Grafik Perbedaan Laju Reaksi Antara Pita Seng Dengan (A)
HCl 1 M dan (B) HCl 0,5 M ……………………………….. 18
Gambar 2.3 Reaksi Antara Zat Padat dan Zat Cair (A) Keping Padatan
Kasar dan (B) Keping Padatan Halus .………………………... 18
Gambar 2.4 Semakin Tinggi Suhu, Tumbukan Antarpartikel Semakin
Cepat .......................................................................................... 20
Gambar 2.5 Grafik yang Menyatakan Pengaruh Perubahan Konsentrasi
Terhadap Laju Reaksi............................................................. 21
Gambar 2.6 Tumbukan Molekul dan Reaksi Kimia ..................................... 24
Gambar 2.7 Diagram Energi Reaksi A + B AB dengan Katalisator dan
Tanpa Katalisator ...................................................................... 26
Gambar 4.1 Histogram Perbandingan Nilai Kemampuan Awal Siswa......... 51
Gambar 4.2 Histogram Perbandingan Selisih Kognitif Siswa....................... 52
Gambar 4.3 Histogram Perbandingan Nilai Afektif Siswa............................ 52
Gambar 4.4 Histogram Perbandingan Nilai Psikomotor Siswa..................... 53
Gambar 4.5 Profil Interaksi Antara Pembelajaran dan Kemampuan Awal
untuk Prestasi Kognitif Siswa................................................. 59
Gambar 4.6 Profil Interaksi Antara Pembelajaran dan Kemampuan Awal
untuk Prestasi Afektif Siswa................................................... 59
Gambar 4.7 Profil Interaksi Antara Pembelajaran dan Kemampuan Awal
untuk Prestasi Psikomotor Siswa............................................ 59
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus ....................................................................................... 74
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................................... 77
Lampiran 3. Kisi-kisi Instrumen Kognitif (Pretest) ...................................... 93
Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen Kognitif (Posttest) .................................... 95
Lampiran 5. Instrumen Kognitif (Pretest) ..................................................... 97
Lampiran 6. Instrumen Kognitif (Posttest) ................................................... 110
Lampiran 7. Kisi-kisi Angket Afektif ........................................................... 124
Lampiran 8. Angket Aspek Afektif ............................................................... 126
Lampiran 9. Indikator Aspek Psikomotor ..................................................... 129
Lampiran 10. Lembar Penilaian Psikomotor .................................................. 130
Lampiran 11. Pedoman Penilaian Psikomotor ................................................ 131
Lampiran 12. Petunjuk Praktikum .................................................................. 135
Lampiran 13. Pembagian Kelompok .............................................................. 145
Lampiran 14. Validitas Isi Aspek Kognitif (Pretest) ...................................... 146
Lampiran 15. Validitas Isi Aspek Kognitif (Posttest) ..................................... 148
Lampiran 16. Validitas Isi Aspek Afektif ....................................................... 150
Lampiran 17. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat
Kesukaran Instrumen Aspek Kognitif (Pretest) ....................... 152
Lampiran 18. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat
Kesukaran Instrumen Aspek Kognitif (Posttest) ...................... 156
Lampiran 19. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen Aspek Afektif .... 160
Lampiran 20. Data Induk Penelitian ............................................................... 163
Lampiran 21. Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa Kelas Multiple
Representasi............................................................................... 165
Lampiran 22. Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa Kelas Konvensional 166
Lampiran 23. Uji Normalitas Selisih Prestasi Kognitif Siswa Kelas Multiple
Representasi .............................................................................. 167
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lampiran 40. Uji Normalitas Prestasi Psikomotor Siswa Kelas Konvensional 184
Lampiran 41. Uji Normalitas Prestasi Psikomotor Siswa Ditinjau Dari
Kemampuan Awal Tinggi ........................................................ 185
Lampiran 42. Uji Normalitas Prestasi Psikomotor Siswa Ditinjau Dari
Kemampuan Awal Rendah ....................................................... 186
Lampiran 43. Uji Normalitas Prestasi Psikomotor Siswa Ditinjau Dari
Kemampuan Awal Tinggi Kelas Multiple Representasi .......... 187
Lampiran 44. Uji Normalitas Prestasi Psikomotor Siswa Ditinjau Dari
Kemampuan Awal Rendah Kelas Multiple Representasi ......... 188
Lampiran 45. Uji Normalitas Prestasi Psikomotor Siswa Ditinjau Dari
Kemampuan Awal Tinggi Kelas Konvensional ....................... 189
Lampiran 46. Uji Normalitas Prestasi Psikomotor Siswa Ditinjau Dari
Kemampuan Awal Rendah Kelas Konvensional ..................... 190
Lampiran 47. Uji Homogenitas Prestasi Kognitif............................................ 191
Lampiran 48. Uji Homogenitas Prestasi Afektif ............................................. 195
Lampiran 49. Uji Homogenitas Prestasi Psikomotor ...................................... 198
Lampiran 50. Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama (Kognitif) ............. 201
Lampiran 51. Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama (Afektif) ............... 203
Lampiran 52. Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama (Psikomotor) ........ 205
Lampiran 53. Dokumentasi Penelitian ............................................................ 207
commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
dapat meningkatkan keaktifan siswa dan juga agar siswa tidak merasa jenuh atau
bosan dalam kegiatan belajarnya.
Penggunaan dan pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam
menyajikan suatu materi dapat membantu siswa dalam memahami segala sesuatu
yang disajikan guru, sehingga melalui tes hasil belajar dapat diketahui
peningkatan prestasi belajar siswa. Melalui pembelajaran yang tepat, siswa
diharapkan mampu memahami dan menguasai materi ajar sehingga dapat berguna
dalam kehidupan nyata. Salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar
dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa. Prestasi belajar adalah
cermin dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap dimana sering disebut sebagai
aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Pada dasarnya belajar kimia, sesuai dengan karakteristiknya, harus dimulai
dari mengerjakan masalah yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari peserta
didik. Dengan menyelesaikan masalah dalam kehidupan yang nyata dengan
menerapkan pengetahuan kimia, peserta didik diharapkan dapat membangun
pengertian dan pemahaman konsep kimia lebih bermakna karena mereka
membentuk sendiri struktur pengetahuan konsep kimia melalui bantuan atau
bimbingan guru. Sehingga, dalam hal pembelajarannya, kimia memerlukan suatu
model pembelajaran yang inovatif, yang akan mampu meningkatan motivasi
siswa untuk memperkaya pengalaman belajar dan mentransfer pengetahuannya.
Salah satu model pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran tersebut
adalah pembelajaran multiple representasi.
Multiple representasi merupakan bentuk representasi yang memadukan
antara teks, gambar nyata, atau grafik (Dabutar, 2007: 15). Pembelajaran dengan
multiple representasi diharapkan mampu untuk menjembatani proses pemahaman
siswa terhadap konsep-konsep kimia. Representasi kimia dikembangkan
berdasarkan urutan dari fenomena yang dilihat, persamaan reaksi, model atom dan
molekul, dan simbol. Johnstone (2000: 20) membedakan representasi kimia ke
dalam tiga tingkatan. Tingkat makroskopis yang bersifat nyata dan mengandung
bahan kimia yang kasat mata dan nyata. Tingkat submikroskopis juga nyata tetapi
tidak kasat mata yang terdiri daricommit
tingkattopartikulat
user yang dapat digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
timbul berbagai masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Prestasi belajar kimia kelas XI IPA SMA Negeri 1 Karanganyar pada materi
Laju Reaksi masih banyak yang di bawah KKM.
2. Pembelajaran kimia yang digunakan masih menggunakan pembelajaran
konvensional.
3. Terdapat banyak model pembelajaran akan tetapi tidak semua model
pembelajaran cocok untuk semua materi kimia.
4. Pada umumnya pembelajaran kimia yang terjadi saat ini hanya membatasi
pada dua level representasi, yaitu makroskopik dan simbolik.
committerpisah
5. Level berpikir mikroskopik dipelajari to user dari dua tingkat berpikir lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian yang dikaji lebih
terarah dan mendalam, maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 Karanganyar kelas XI IPA 1
dan XI IPA 4 semester I Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran
berbasis multiple representasi, khusus pada representasi eksternal dan
pembelajaran konvensional.
3. Kemampuan awal siswa
Dalam penelitian ini, kemampuan awal siswa adalah data nilai ulangan materi
Stoikiometri kelas X semester II Tahun Ajaran 2010/2011.
4. Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa yang diukur dalam penelitian ini ditinjau dari:
a. Aspek kognitif, yang berasal dari selisih hasil pretest dan posttest.
b. Aspek afektif, yang dilihat dari hasil angket afektif siswa.
c. Aspek psikomotor, dilihat dari kinerja siswa dalam praktikum.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka timbul
masalah yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Apakah prestasi belajar siswa terhadap materi Laju Reaksi menggunakan
pembelajaran kimia berbasis multiple representasi lebih tinggi daripada
pembelajaran konvensional?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Membandingkan prestasi belajar siswa pada materi Laju Reaksi menggunakan
pembelajaran kimia berbasis multiple representasi dan pembelajaran
konvensional.
2. Membandingkan prestasi belajar siswa pada materi Laju Reaksi dengan
kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah.
3. Mengetahui interaksi antara penggunaan model pembelajaran dengan
kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi Laju
Reaksi.
F. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
Memberikan bantuan kepada siswa sebagai usaha peningkatan hasil belajar
kimia khususnya pada materi Laju Reaksi.
2. Manfaat Teoritis
a. Memberikan konsep baru kepada guru bahwa pembelajaran berbasis
multiple representasi dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk
memudahkan siswa dalam mempelajari kimia sehingga hasil belajar
maksimal dan siswa dapat memahami konsep dengan benar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu hal yang penting untuk mencapai tujuan
pendidikan. Belajar merupakan salah satu aspek yang berperan penting
untuk membentuk pribadi manusia. Belajar merupakan interaksi manusia
dengan alam sekitarnya. Dari pandangan tersebut maka beberapa ahli
memberikan definisi mengenai belajar.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar mengajar
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan,
pemahaman,sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, dan lain-lain.
Slameto (2003: 2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Belajar juga boleh dikatakan sebagai suatu proses interaksi antara diri
manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta,
konsep ataupun teori. Proses interaksi itu sendiri meliputi dua hal, yaitu
proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri pebelajar dan dilakukan secara
aktif, dengan segenap panca indera ikut berperan. Proses internalisasi dan
keaktifan pebelajar dengan segenap panca indera perlu ada
pengembangannya yakni melalui proses yang disebut dengan sosialisasi
yaitu menginteraksikan atau menularkan ke pihak lain. Dalam proses
sosialisasi, karena berinteraksi dengan pihak lain tentu akan melahirkan
suatu pengalaman. Dari pengalaman satu ke pengalaman lain inilah yang
nantinya akan menyebabkan perubahan pada diri seseorang.
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
b. Pengertian Pembelajaran
Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran.
Banyak ahli telah merumuskan definisi pembelajaran berdasarkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
3. Prestasi Belajar
Arikunto (2006: 2) mengemukakan bahwa ”Prestasi belajar diartikan
sebagai usaha nyata yang diukur untuk memenuhi kebutuhan didaktik dan
kegiatan pembelajaran”. Nasution (2005: 43) berpendapat pengertian prestasi
belajar adalah ”Segala sesuatu yang dapat dicapai dan hasil-hasilnya
maksimum dari usaha belajar atau hasil pekerjaan yang menyenangkan hati
yang diperoleh dengan teliti dalam belajar”. Berkenaan dengan prestasi belajar,
Arifin (1990: 2-3) menyatakan bahwa, “Prestasi belajar yang dimaksud tidak
lain adalah kemampuan keterampilan dan sikap seseorang dalam
menyelesaikan hal”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil
yang telah dicapai siswa setelah mengikuti serangkaian proses belajar
mengajar. Prestasi belajar merupakan suatu indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang dikuasai siswa. Prestasi belajar merupakan bukti
keberhasilan siswa dalam usaha belajar yang dilakukannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
4. Laju Reaksi
Pokok bahasan laju reaksi terbagi dalam beberapa sub pokok bahasan
yaitu: konsep laju reaksi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi,
persamaan laju, orde (tingkat) reaksi, dan teori tumbukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
Gambar 2.2 Grafik perbedaan laju reaksi antara pita seng dengan
(A) HCl 1 M dan (B) HCl 0,5 M
2) Luas Permukaan Sentuh
Dengan memperluas bidang sentuh, maka reaksi akan berlangsung
lebih cepat. Pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi hanya terjadi
pada bidang batas campuran yang selanjutnya disebut bidang sentuh.
Oleh karena itu, semakin luas bidang sentuh, semakin cepat reaksi
berlangsung. Semakin halus ukuran kepingan zat padat, semakin luas
permukaan bidang sentuhnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
(A) (B)
Keping padatan kasar : luas Keping padatan halus : luas
permukaan kecil permukaan besar
Gambar 2.3 Reaksi Antara Zat Padat dan Zat Cair (A) Keping Padatan
Kasar dan (B) Keping Padatan Halus
Contoh reaksi antara kalsium karbonat dan asam klorida. Di
laboratorium, bubuk kalsium karbonat (pualam) bereaksi lebih cepat
dengan larutan asam hidroklorida dibandingkan dengan massa yang sama
dalam bentuk bongkahan.
Reaksi: CaCO3(aq) + 2 HCl(aq) CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Dalam kehidupan sehari-hari, contoh pengaruh luas permukaan
terhadap jalannya reaksi antara lain pada pelarutan antara garam kasar
dan garam halus dalam air. Pada massa dan volume yang sama, garam
halus akan lebih cepat larut dalam air dibandingkan garam kasar.
3) Suhu
Reaksi kimia cenderung berlangsung lebih cepat pada suhu yang
lebih tinggi. Dari pengalaman sehari-hari, kita dapat mengetahui bahwa
reaksi akan berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi. Ketika
memasak, makanan akan lebih cepat matang jika menggunakan suhu
yang lebih tinggi. Sebaliknya, reaksi dapat diperlambat dengan
menurunkan suhu. Itulah sebabnya makanan yang disimpan di dalam
kulkas tahan lebih lama.
Dalam praktiknya, kenaikan laju reaksi karena kenaikan suhu untuk
setiap zat berbeda. Pada umumnya, setiap kenaikan suhu 10°C, laju reaksi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
naik dua kali lebih besar dari semula, sehingga laju reaksinya dapat
dirumuskan:
vt = .vo
Keterangan :
ΔT = kenaikan suhu = T2-T1 = suhu akhir-suhu awal
vo = laju reaksi awal
vt = laju reaksi akhir
Dengan naiknya harga tetapan laju reaksi (k), maka reaksi akan
menjadi lebih cepat. Jadi, kenaikan suhu akan mengakibatkan laju reaksi
akan berlangsung semakin cepat. Perhatikan gambar dibawah ini:
Untuk reaksi :
mA + nB pC + qD
Persamaan laju : v = k [A]x [B]y
Keterangan:
k = tetapan jenis reaksi
x = orde (tingkat/pangkat) reaksi terhadap pereaksi A
y = orde (tingkat/pangkat) reaksi terhadap pereaksi B
Tetapan jenis reaksi (k) adalah suatu tetapan yang harganya
bergantung pada jenis pereaksi dan suhu. Tetapan laju reaksi (k) tidak
bergantung pada konsentrasi tetapi bergantung pada suhu. Pangkat
pereaksi (x dan y) dalam laju reaksi tidak terkait dengan koefisien
pereaksi (Oxtoby, dkk. 2001: 418).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
c) Orde Dua
Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika
laju reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu.
Perbandingan antara orde nol, orde satu dan orde dua dapat dilihat
pada grafik yang dihasilkannya. Perbedaan grafik ketiga orde dapat
dilihat pada Gambar 2.5.
v1 k1 NO O 2
m n
v 4 k 4 NOm O 2 n
k 0,1 0,1
m n
6
1
24 k 4 0,2m 0,1n
m
1 1
4 2
m=2
2) Menentukan orde reaksi gas O2
Cara : pertama, menuliskan persamaan umum laju reaksi, v = k [NO]m
[O2]n. Dari persamaan umum laju tersebut, diketahui nilai k adalah
konstan. Karena nilai k konstan, maka dengan menggunakan
persamaan matematis, dua persamaan laju reaksi yang ada dapat
dibandingkan. Misalnya dibandingkan persamaan laju reaksi pada
percobaan 1 dan 2.
v1 k1 NO O 2
m n
v 2 k 4 NOm O 2 n
6 k1 0,1 0,1
m n
12 k 4 0,2m 0,1n
n
1 1
2 2
n=2
3) Menentukan orde reaksi total
Orde reaksi total = orde reaksi NO + orde reaksi O2
=2+1
=3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
d. Teori Tumbukan
Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain apabila partikel-partikelnya
saling bertumbukan. Tumbukan yang terjadi tersebut akan menghasilkan
energi untuk memulai terjadinya reaksi. Terjadinya tumbukan antar partikel
disebabkan oleh karena pertikel-pertikel (molekul-molekul) zat selalu
bergerak dengan arah yang tidak teratur. Tumbukan antar partikel yang
bereaksi tidak selalu menghasilkan reaksi, hanya tumbukan yang
menghasilkan energi yang cukup yang dapat menghasilkan reaksi.
5. Kemampuan Awal
Beberapa ahli perancang pembelajaran, mengisyaratkan bahwa
rancangan pembelajaran dikatakan baik apabila memperhitungkan kemampuan
awal siswa sebagai sasaran. Winkel (1995: 56) mengemukakan bahwa tingkah
laku awal itu dipandang sebagai pemasukan (input, entering behavior), yang
menjadi titik tolak dalam proses pembelajaran yang berakhir dengan suatu
pengeluaran (output; final behavior). Sehingga dapat dikatakan bahwa
kemampuan awal siswa merupakan salah satu karakteristik yang perlu
diperhatikan oleh perancang pembelajaran atau guru dalam merancang
pembelajaran tertentu karena kemampuan awal memungkinkan proses
pembelajaran akan berjalan dengan efektif dan pencapaian hasil sebagaimana
yang diharapkan.
Bloom menyebutkan kemampuan awal berkaitan dengan berbagai tipe
pengetahuan, keterampilan dan kompetensi yang dipersyaratkan (pre-
requisite), yang esensial untuk mempelajari tugas atau satu set tugas khusus
yang baru. Ini berarti kemampuan awal itu adalah pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuan yang telah dipelajari atau dikuasai oleh siswa sebagai
persyaratan untuk mempelajari tugas-tugas pembelajaran yang baru.
Dalam proses belajar mengajar, siswa akan lebih mudah memahami
atau mempelajari materi selanjutnya, jika proses belajar didasarkan pada materi
yang sudah diketahui sehingga kemampuan awal berpengaruh terhadap proses
selanjutnya dan ikut berperan dalam keberhasilan belajar siswa. Kemampuan
yang diperoleh siswa dari pengalaman sebelumnya merupakan titik tolak untuk
membekali siswa pada materi pelajaran berikutnya.
Winkel (1995: 59) menyatakan bahwa : “Setiap proses belajar mengajar
mempunyai titik tolak sendiri atau berpangkal pada kemampuan siswa tertentu
(tingkah laku awal) untuk dikembangkan menjadi kemampuan baru, sesuai
commitlaku
dengan tujuan instruksional (tingkah to user
final). Oleh karena itu keadaan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
pada awal proses belajar mengajar tertentu (tingkah laku awal) mempunyai
relevansi terhadap penentuan, perumusan dan pencapaian tujuan instruksional
(tingkah laku final)”.
Berdasarkan pendapat Winkel, dapat disimpulkan bahwa apabila
kemampuan awal siswa tinggi, dalam proses belajar berikutnya siswa tersebut
tidak akan mengalami kesulitan. Siswa tahap selanjutnya tinggal
mengembangkan kemampuan awal tersebut menjadi kemampuan baru sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Namun apabila kemampuan awal siswa
rendah, maka siswa akan mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, sehingga perlu waktu lama untuk memperoleh tujuan yang hendak
dicapai.
Sudjana (2009: 158) berpendapat bahwa pengetahuan dan kemampuan
dasar baru membutuhkan pengetahuan sebelumnya dan kemampuan yang lebih
rendah dari kemampuan baru tersebut. Tidak semua aspek dari kemampuan
awal yang dimiliki siswa pada awal proses belajar mengajar berpengaruh besar
terhadap tujuan yang diharapkan. Kemampuan dan keterampilan tersebut harus
sesuai dengan tujuan kompetensi. Umumnya siswa yang mempunyai
kemampuan awal tinggi dan sesuai dengan tujuan kompetensi akan lebih
mudah menerima dan memahami pembelajaran berikutnya karena pengetahuan
dan kemampuan baru membutuhkan pengetahuan sebelumnya yang lebih
rendah tingkatannya. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dapat
dilakukan dengan menggunakan tes prasyarat atau menggunakan data nilai
siswa pada materi sebelumnya.
Dari uraian di atas, kemampuan awal merupakan kemampuan yang
dimiliki dari apa yang dulu dipelajari sebagai dasar untuk mempelajari materi
baru. Pada penelitian ini, untuk mengetahui kemampuan awal siswa digunakan
data nilai ulangan materi Stoikiometri kelas X semester II tahun ajaran
2010/2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
B. Kerangka Berpikir
Prestasi belajar siswa merupakan indikator keberhasilan belajar siswa
dalam mencapai tujuan belajar. Tinggi rendahnya prestasi belajar akan
dipengaruhi oleh faktor ekstern dan intern dimana keduanya akan saling
berpengaruh. Model pembelajaran adalah faktor ekstern sedangkan kemampuan
awal siswa merupakan faktor intern yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar.
1. Prestasi belajar siswa terhadap materi Laju Reaksi menggunakan
pembelajaran berbasis multiple representasi lebih tinggi daripada
menggunakan pembelajaran konvensional.
Mata pelajaran kimia sering kali dianggap momok yang sangat
menakutkan sehingga kebanyakan siswa kurang tertarik dan takut mempelajari
kimia. Pandangan siswa tentang kimia yang demikian akan menjadikan siswa
kurang tertarik untuk mempelajari kimia dan menganggap materi-materi kimia
itu sulit untuk dipahami. Oleh karena itu, diharapkan para guru kimia dapat
melakukan inovasi pembelajaran yang dapat mengubah pola pikir siswa
tentang kimia sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan
sesuai dengan karakteristik siswa sehingga siswa tidak merasa terbebani
dalam mempelajari kimia.
Materi Laju Reaksi merupakan salah satu materi yang mempelajari
hal-hal mikroskopik, seperti misalnya teori tumbukan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi. Hal ini membuat siswa kurang paham dan
cenderung hanya menghafal teori-teori yang ada tanpa memahaminya.
Pembelajaran multiple representasi adalah suatu model pembelajaran
yang menggabungkan antara teks/verbal, gambar, grafik dalam suatu
pembelajaran. Pembelajaran ini menekankan pada praktik merepresentasikan
kembali (re-representing) konsep yang sama melalui berbagai bentuk, yang
mencakup mode verbal, grafis dan numerik. Dengan menggunakan berbagai
bentuk representasi dapat membuat konsep-konsep menjadi lebih mudah
dipahami dan menyenangkan sehingga siswa menjadi lebih mudah memahami
materi pelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka dalam penelitian ini dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Prestasi belajar siswa terhadap materi Laju Reaksi pada pembelajaran berbasis
multiple representasi lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional.
2. Prestasi belajar siswa terhadap materi Laju Reaksi dengan kemampuan awal
tinggi lebih tinggi daripada kemampuan awal rendah.
3. Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dengan
kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi Laju
Reaksi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
B. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian
eksperimen semu (quasi experimental research), karena peneliti tidak
memungkinkan untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Budiyono
(2004: 74) mengemukakan bahwa, “penelitian yang eksperimental semu secara
khusus meneliti mengenai keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin
untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa variabel-
variabel tersebut”. Rancangan yang digunakan adalah rancangan faktorial 2x2.
Rancangan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian
Model Pembelajaran Kemampuan Awal (B)
Kelas
(A) Tinggi (B1) Rendah (B2)
Eksperimen A1 A1B1 A1B2
Kontrol A2 A2B1 A2B2
Keterangan:
A1 : Pembelajaran multiple representasi
A2 : Pembelajaran konvensional
B1 : Kemampuan awal tinggi
B2 : Kemampuan awal rendah
A1B1 : Pembelajaran multiple representasi pada siswa yang memiliki
kemampuan awal tinggi
A1B2 : Pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki kemampuan
awal rendah
A2B1 : Pembelajaran multiple representasi pada siswa yang memiliki
kemampuan awal rendah
A2B2 : Pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki kemampuan
awal rendah
2. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap dengan
commit
berkesinambungan dengan urutan to user
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
a. Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar siswa
sebagai aspek kognitif siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Karanganyar.
Penilaian aspek kognitif diperoleh langsung dari siswa dengan
menggunakan tes bentuk objektif yang diberikan sebelum dan sesudah
proses pembelajaran Laju Reaksi.
b. Metode Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket
langsung dan tertutup, karena daftar pertanyaan diberikan langsung kepada
responden dan jawabannya sudah disediakan, sehingga responden tinggal
memilih jawaban yang ada. Metode angket ini digunakan untuk
mendapatkan data nilai prestasi belajar afektif.
c. Metode Observasi
Metode ini digunakan untuk menilai aspek psikomotor.
d. Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mendukung data kemampuan awal siswa
dari data nilai ulangan materi Stoikiometri kelas X semester II mata
pelajaran kimia tahun pelajaran 2010/2011.
E. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Penelitian Kognitif
Instrumen yang digunakan dalam penelitian aspek kognitif berupa
soal-soal objektif materi pokok Laju Reaksi. Perangkat tes yaitu tes objektif
dengan 5 alternatif jawaban. Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban
yang salah diberi skor 0. Sebelum digunakan, perangkat tes ini diujicobakan
kepada sekelompok siswa yang sudah menerima materi pokok Laju Reaksi
untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal, dan daya
pembeda perangkat tes.
a. Uji Validitas
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep
commit mengukur
yang diukur, sehingga betul-betul to user apa yang seharusnya diukur.
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
Suatu perangkat tes dikatakan valid apabila perangkat tes tersebut mengukur
apa yang hendak diukur. Dalam penelitian, validitas yang diuji adalah
validitas keseluruhan butir soal dan validitas item. Validitas keseluruhan
butir soal digunakan formula dari Gregory (2007). Pada formula ini,
diperlukan dua panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan
butir-butir instrumen, dalam bentuk menilai relevan atau kurang relevan
masing-masing indikator butir bila dicocokkan dengan butir-butirnya.
Formula Gregory adalah sebagai berikut:
D
Content Validity (CV)
ABCD
Keterangan:
A : Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis
B : Jumlah item yang kurang relevan menurut Panelis I dan relevan
menurut Panelis II
C : Jumlah item yang relevan menurut Panelis I dan kurang relevan
menurut Panelis II
D : Jumlah item yang relevan menurut kedua Panelis
Kriteria yang digunakan adalah jika CV > 0,700 maka analisis dapat
dilanjutkan.
Sedangkan validitas item digunakan formula korelasi Product Moment
sebagai berikut:
N XY X Y
rxy
N X 2
X N Y 2 Y
2 2
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi suatu butir soal (koefisien validitas)
X : skor butir item nomor tertentu
Y : skor total
N : jumlah subyek
Kriteria pengujian :
kriteria item dinyatakan valid jika rxy > rtabel
commit to user
kriteria item dinyatakan tidak valid jika rxy ≤ rtabel (Sudijono, 2010: 181).
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
b. Uji Reliabilitas
Soal dinyatakan reliable bila memberikan hasil yang relatif sama
saat dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang berbeda pada waktu
berlainan. Pengujian reliabilitas hendaknya langsung pada butir-butir item
tes yang bersangkutan. Hal ini karena, jika dilakukan pembelahan tes bisa
terjadi koefisien reliabilitas tes yang kita peroleh besarnya berbeda-beda.
Pengujian reliabilitas tes objektif menggunakan rumus KR 20 sebagai berikut:
n S t pi qi
2
r11
n 1
2
St
Keterangan :
r11 : koefisien reliabilitas tes
n : banyaknya butir item
1 : bilangan konstan
St2 : varian total
pi : proporsi peserta yang menjawab benar butir tes yang bersangkutan
qi : proporsi peserta yang menjawab salah (qi = 1 - pi )
∑piqi : jumlah dari hasi perkalian pi dan qi (Sudijono, 2010: 252-253).
e. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk
membedakan antara siswa yang telah menguasai materi dan siswa yang
belum menguasai materi yang ditanyakan.
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
daya pembeda (DP). Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti
semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan siswa yang sudah
memahami dan belum memahami materi. Indeks daya pembeda berkisar
antara -1,00 sampai dengan +1,00. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal
maka semakin baik soal tersebut. Jika daya pembeda negatif berarti lebih
banyak kelompok siswa yang belum memahami materi menjawab benar soal
tersebut. Untuk mengetahui daya pembeda tes soal bentuk pilihan ganda
digunakan rumus korelasi poin biserial (rpbis) seperti berikut ini:
xb x s
rpbis pq
SD
Keterangan :
rpbis : korelasi poin biserial
Xb : rata-rata skor siswa yang menjawab benar
Xs : rata-rata skor siswa yang menjawab salah
SD : simpangan baku skor total
p : proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban siswa
q : 1-p
Kualifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut :
Kurang dari 0,20 : jelek (J)
0,20 – 0,40 : cukup (C)
0,41 – 0,70 : baik (B) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
a. Uji validitas
Pengujian validitas terhadap instrumen penilaian afektif berupa
validitas keseluruhan butir soal dan validitas item. Validitas keseluruhan
butir soal digunakan formula dari Gregory (2007). Pada formula ini,
diperlukan dua panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan
butir-butir instrumen, dalam bentuk menilai relevan atau kurang relevan
masing-masing indikator butir bila dicocokkan dengan butir-butirnya.
Adapun formula Gregory dinyatakan dengan:
D
Content Validity (CV)
ABCD
Keterangan:
A : Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis
B : Jumlah item yang kurang relevan menurut Panelis I dan relevan
menurut Panelis II commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
2. Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas digunakan rumus alpha
(digunakan untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 dan 0), yaitu
sebagai berikut:
n S i
2
r11 1
n 1
2
St
Keterangan:
r11 : koefisien reliabilitas suatu tes
n : jumlah item yang dikeluarkan dalam tes
1 : bilangan konstan
S 2
i
: jumlah varian skor dari tiap-tiap item
commit to user
St2 : varian total
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
Kriteria pengujian:
Jika r11 ≥ 0,70 maka tes hasil belajar dinyatakan telah memiliki reliabilitas
yang tinggi (reliable).
Jika r11 ≤ 0,70 maka tes hasil belajar dinyatakan belum memiliki reliabilitas
yang tinggi (unreliable) (Sudijono, 2010: 208-209).
b. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel dalam penelitian
ini berdistribusi populasi normal atau tidak. Dalam penelitian ini
digunakan metode Liliefors untuk menentukan normalitasnya. Pada
metode Liliefors, setiap data diubah menjadi simpangan baku. Untuk
menguji normalitas dengan metode ini digunakan prosedur berikut :
1) Hipotesis
Ho : sampel berasal dari populasi normal
H1 : sampel tidak berasal dari populasi normal
2) Statistik Uji
L = max F Zi S Zi
Dengan:
Z berdistribusi N (0,1)
F(Zi) = P(Z ≤ Zi)
S(Zi) = proporsi cacah Z ≤ Zi terhadap seluruh Zi
3) Taraf Siginifikansi ( )commit
= 0,05 to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
χ2
2,303
C
f log RKG - f j log s 2j
dengan :
χ2 ~ χ2 (k – 1)
k = banyaknya populasi = banyaknya sampel
k
f j
f=N–k= j 1
= derajat kebebasan untuk RKG = N – k
fj = derajat kebebasan untuk Sj2 = ni – 1
j = 1, 2, …, k
N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)
nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j
C 1
1 1 1
RKG
SS j
3(k - 1) f j f
dan f j
X 2
SS j X n 1s 2j
2 j
j j
nj
serta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
SS j
s2 j
n j 1
dimana
Kriteria :
χ2 < χ2tabel, maka sampel berasal dari populasi yang homogen
χ2 ≥ χ2tabel, maka sampel berasal dari populasi yang tidak homogen.
(Budiyono, 2004 : 176 – 177)
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis variansi
dua jalan dengan sel tak sama, analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama
digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan efek dua faktor A dan B serta
interaksi AB terhadap variabel terikat. Untuk menguji hipotesis dihitung
dengan bantuan program SPSS 17.0. Adapun langkah-langkah analisis hasil
SPSS adalah sebagai berikut:
a. Pengujian terhadap Model Pembelajaran
1) Hipotesis
H0: tidak ada perbedaan rata-rata nilai ujian antara pembelajaran
multiple representasi dan konvensional
H1: ada perbedaan rata-rata nilai ujian antara pembelajaran multiple
representasi dan konvensional
2) α = 0,05
3) Kriteria pengujian
Signifikansi > 0,05, maka H0 diterima
Signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak
b. Pengujian terhadap Kemampuan Awal Siswa
1) Hipotesis
H0: tidak ada perbedaan rata-rata nilai ujian antara kemampuan awal
tinggi dan rendah
H1: ada perbedaan rata-rata nilai ujian antara kemampuan awal tinggi
dan rendah
commit to user
2) α = 0,05
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
3) Kriteria pengujian
Signifikansi > 0,05, maka H0 diterima
Signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak
c. Pengujian terhadap Interaksi Antara Penggunaan Model Pembelajaran dan
Kemampuan Awal Siswa
1) Hipotesis
H0: tidak ada perbedaan rata-rata nilai ujian antara kemampuan awal
tinggi dari pembelajaran multiple representasi dan konvensional
dengan kemampuan awal rendah dari pembelajaran multiple
representasi dan konvensional
H1: ada perbedaan rata-rata nilai ujian antara kemampuan awal tinggi
dari pembelajaran multiple representasi dan konvensional dengan
kemampuan awal rendah dari pembelajaran multiple representasi
dan konvensional
2) α = 0,05
3) Kriteria pengujian
Signifikansi > 0,05, maka H0 diterima
Signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak (Priyatno, 2008: 97-98)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Pengujian Instrumen
Berdasarkan variabel yang diteliti maka instrumen penelitian yang
diperlukan adalah tes kognitif, tes afektif, dan tes psikomotor. Sebelum digunakan
untuk mengambil data, instrumen tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk
mengetahui kualitas instrumen. Rangkuman hasil try out disajikan dibawah ini.
1. Uji Validitas
a. Uji Validitas Isi
Berdasarkan uji validitas isi instrumen kognitif dan afektif pada Lampiran
15, 16, dan 17, rangkuman hasil disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Kognitif dan Afektif
Jumlah
Variabel CV Kesimpulan
Soal
Instrumen Kognitif (Pretest) 40 0,825 Analisis dapat dilanjutkan
Instrumen Kognitif (Posttest) 40 0,875 Analisis dapat dilanjutkan
Instrumen Afektif 30 0,867 Analisis dapat dilanjutkan
2. Uji Reliabilitas
Berdasarkan uji reliabilitas instrumen kognitif dan afektif pada Lampiran 18,
commit pada
19, dan 20, rangkuman hasil disajikan to user
Tabel 4.3.
48
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id
B. Deskripsi Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data nilai kemampuan awal
siswa dan prestasi belajar yang meliputi prestasi belajar kognitif, afektif, dan
psikomotor. Data tersebut diambil dari kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
(pembelajaran multiple representasi) dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol
commit to user
(pembelajaran konvensional). Jumlah siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
adalah 34 siswa dari kelas XI IPA 1 dan 32 siswa dari kelas XI IPA 4 SMA
Negeri 1 Karanganyar tahun ajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id
12 12
10
10
7
Frekuensi
8
6 6
6 5
4 4
4 3
2 2 2 2
2 1
0
32 43 54 65 76 87 98
Eksperimen Kontrol Nilai Tengah
12 12
12
10
7
Frekuensi
8 6
6 55 5
4 4
4 3
2
2 1
0 0
0
14,50 20,50 26,50 32,50 38,50 44,50 50,50
Nilai Tengah
Eksperimen Kontrol
10
10 9
8 7 7
6 6 6
Frekuensi
6 5
4
4 3
2 1
0 0 0
0
75,00 80,00 85,00 90,00 95,00 100,00 105,00
Eksperimen Kontrol Nilai Tengah
commit to user
Gambar 4.3 Histogram Perbandingan Nilai Afektif Siswa
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
12
12 11
10 9
8
8 7
Frekuensi
6
6
4 4
4 3
2 1 1
0 0 0
0
20,50 24,50 28,50 32,50 36,50 40,50 44,50
Nilai Tengah
Eksperimen Kontrol
signifikansi sebesar 0,355. Harga signifikansi yang diperoleh > 0,05, sehingga
H0 diterima. Dengan mengasumsikan nilai raport kelas X semester II tahun
ajaran 2010/2011 sebagai kemampuan kognitif awal, maka kedua kelas
mempunyai kemampuan kognitif awal yang sama.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan metode Liliefors. Hasil uji
normalitas kemampuan awal, selisih nilai kognitif, prestasi afektif, dan prestasi
psikomotor tercantum dalam Lampiran 26-51 dan terangkum dalam Tabel 4.12,
4.13, 4.14, dan 4.15.
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa
Harga L
Kelompok Siswa Kesimpulan
Hitung Tabel
Multiple representasi 0,090 0,152 Normal
Konvensional 0,113 0,157 Normal
Keterangan:
A1 : Pembelajaran multiple representasi
A2 : Pembelajaran metode konvensional
B1 : Kemampuan awal tinggi
B2 : Kemampuan awal rendah
A1B1 : Pembelajaran multiple representasi pada siswa yang memiliki
kemampuan awal tinggi
A1B2 : Pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki kemampuan
awal rendah
A2B1 : Pembelajaran multiple representasi pada siswa yang memiliki
kemampuan awal rendah
A2B2 : Pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki kemampuan
awal rendah
Dari tabel-tabel tersebut tampak bahwa harga Lhitung < Ltabel, dengan
demikian dapat dikatakan bahwa sampel-sampel pada penelitian ini
berdistribusi normal.
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan metode Barlett. Hasil
uji homogenitas selisih nilai kognitif, prestasi afektif, dan prestasi psikomotor
tercantum dalam Lampiran 52-61 dan terangkum dalam Tabel 4.16.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas Prestasi Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Uji Homogenitas 2hitung 2 tabel Kesimpulan
Ditinjau dari Model
0,034 3,841 Homogen
Pembelajaran
Selisih Nilai
Ditinjau dari Kemampuan
Kognitif 0,763 3,841 Homogen
Awal Siswa
Antar Sel 1,876 7,815 Homogen
Ditinjau dari Model
0,257 3,841 Homogen
Pembelajaran
Prestasi
Ditinjau dari Kemampuan
Afektif 0,857 3,841 Homogen
Awal Siswa
Antar Sel 1,834 7,815 Homogen
Ditinjau dari Model
0,815 3,841 Homogen
Pembelajaran
Prestasi
Ditinjau dari Kemampuan
Psikomotor 0,218 3,841 Homogen
Awal Siswa
Antar Sel 3,002 7,815 Homogen
Tampak dari tabel di atas bahwa harga statistik uji χ2hitung tidak melampaui
harga kritik χ2tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel pada
penelitian ini berasal dari populasi yang homogen.
b. Hipotesis Kedua
Kriteria acuan dalam pengambilan hipotesisnya adalah:
H0 = tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa kemampuan
awal tinggi dan kemampuan awal rendah.
H1 = ada perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa kemampuan awal
tinggi dan kemampuan awal rendah.
Taraf signifikansi (α) = 0,05
Kriteria pengujian
Signifikansi > 0,05, maka H0 diterima
Signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada Lampiran 62-64, hasil uji
kemampuan awal terhadap prestasi belajar disajikan pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18 Hasil Uji Kemampuan Awal Siswa terhadap Prestasi Belajar
Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Prestasi Nilai Keputusan
Sumber Kriteria
Belajar Signifikansi (p) Uji
Kemampuan Kognitif 0,000 p < 0,05 H0 ditolak
Awal Afektif 0,004 p < 0,05 H0 ditolak
Psikomotor 0,000 p < 0,05 H0 ditolak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id
c. Hipotesis Ketiga
Kriteria acuan dalam pengambilan hipotesisnya adalah:
H0 = tidak ada interaksi antara pembelajaran yang digunakan dengan
kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa.
H1 = ada interaksi antara pembelajaran yang digunakan dengan
kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa.
Taraf signifikansi (α) = 0,05
Kriteria pengujian
Signifikansi > 0,05, maka H0 diterima
Signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada Lampiran 62-64, hasil uji
interaksi antara penggunaan model pembelajaran dengan kemampuan awal
siswa terhadap prestasi belajar disajikan pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19 Hasil Uji Interaksi Antara Penggunaan Model Pembelajaran
dengan Kemampuan Awal Siswa terhadap Prestasi Belajar
Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Prestasi Nilai Keputusan
Sumber Kriteria
Belajar Signifikansi (p) Uji
Model Kognitif 0,717 p > 0,05 H0 diterima
Pembelajaran* Afektif 0,938 p > 0,05 H0 diterima
Kemampuan Psikomotor 0,892 p > 0,05 H0 diterima
Awal
b. Aspek Afektif
Tabel 4.21 Prestasi Afektif Berdasarkan Kemampuan Awal Siswa
Kemampuan Awal
Model Pembelajaran
Tinggi (B1) Rendah (B2)
Multiple representasi (A1) 93,765 89,118
Konvensional (A2) 88,462 84,053
c. Aspek Psikomotor
Tabel 4.22 Prestasi Psikomotor Berdasarkan Kemampuan Awal Siswa
Kemampuan Awal
Model Pembelajaran
Tinggi (B1) Rendah (B2)
Multiple representasi (A1) 36,471 32
Konvensional (A2) 29,538 26,737
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id
2. Hipotesis Kedua
Hasil pengujian hipotesis (Tabel 4.18) menunjukkan bahwa prestasi belajar
siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi lebih tinggi daripada kemampuan
awal rendah. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Tri Lestari, Ashadi, dan Haryono (2010) yang menyatakan
bahwa kemampuan awal siswa berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar
kimia. Hal yang sejenis dikemukakan Wijayanti, Murwani Dewi, dan Haryono
(2010) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa kemampuan awal berguna
untuk menempatkan peserta belajar dalam situasi yang tepat dalam
pembelajaran. Sehingga pengajaran dimulai dari apa yang telah diketahui oleh
peserta belajar. Pengajar harus sudah mengetahui terlebih dahulu kemampuan
awal peserta belajar, sehingga pengajar dapat menggunakan kemampuan awal
dari peserta belajar sebagai landasan untuk pengembangan materi berikutnya.
Kemampuan awal yang tinggi berarti peserta belajar lebih siap dan memiliki
potensi pengetahuan yang baik untuk dikembangkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id
3. Hipotesis Ketiga
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa H0 diterima,
sehingga tidak ada interaksi antara pembelajaran multiple representasi dan
konvensional dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Dari hasil tersebut, dapat dikatakan pula bahwa penggunaan model
pembelajaran dan kemampuan awal tidak saling mempengaruhi terhadap
prestasi belajar siswa pada materi pokok Laju Reaksi baik untuk siswa
berkemampuan awal tinggi maupun rendah. Hal ini berarti bahwa siswa dengan
kemampuan awal tinggi dan rendah mempunyai prestasi kognitif dan afektif
yang lebih tinggi jika diajar dengan pembelajaran multiple representasi
daripada pembelajaran konvensional.
Pada gambar profil interaksi prestasi kognitif (Gambar 4.5), siswa dengan
kemampuan awal tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa dengan kemampuan awal rendah. Prestasi kognitif
siswa dengan pembelajaran multiple representasi juga lebih baik dibandingkan
pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan karena pada proses
pembelajaran berbasis multiple representasi, siswa diajak untuk
merepresentasikan kembali konsep materi Laju Reaksi melalui berbagai
bentuk, yang mencakup mode commit to userdan numerik, dengan gaya mereka
verbal, grafis
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta
mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Prestasi belajar siswa terhadap materi Laju Reaksi pada pembelajaran berbasis
multiple representasi lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional, yaitu
dengan nilai rata-rata pada selisih nilai kognitif 34,559 > 26,438, pada prestasi
afektif 91,441 > 85,844, dan pada prestasi psikomotor 34,235 > 27,875.
2. Prestasi belajar siswa terhadap materi Laju Reaksi dengan kemampuan awal
tinggi lebih tinggi daripada kemampuan awal rendah, yaitu dengan nilai rata-
rata pada selisih nilai kognitif 34,44 > 27,18 , pada prestasi afektif 91,11 >
86,59, dan pada prestasi psikomotor 33,00 > 29,37.
3. Tidak ada interaksi antara pembelajaran multiple representasi dan
pembelajaran konvensional dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi
belajar kognitif, afektif, dan psikomotor siswa pada materi Laju Reaksi.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian
selanjutnya dan dapat digunakan untuk upaya bersama antara guru, siswa serta
penyelenggara sekolah agar dapat membantu siswa dalam meningkatkan
kualitas hasil belajar secara maksimal.
2. Implikasi Praktis
a. Pembelajaran menggunakan pembelajaran multiple representasi lebih baik
dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada
materi pokok pokok Laju Reaksi, sehingga pembelajaran kimia pada
materi pokok Laju Reaksi sebaiknya disajikan dengan pembelajaran
commitdengan
multiple representasi karena to user penggunaan representasi yang
67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi maka dapat dikemukakan saran
sebagai berikut :
1. Dalam penggunaan pembelajaran multiple representasi, hendaknya
dilakukan dengan persiapan yang matang, sehingga pembelajaran dapat
berjalan lancar sesuai dengan rencana. Beberapa hal yang perlu disiapkan
dalam penggunaan pembelajaran multiple representasi antara lain:
menyiapkan semua media pembelajaran yang akan digunakan, menguasai
materi yang akan disampaikan, merepresentasikan konsep dengan tepat
sehingga tidak menimbulkan miskonsepsi, dan membagi kelompok
seheterogen mungkin sehingga terjadi interaksi siswa diantara
kelompoknya.
2. Dalam proses pembelajaran kimia hendaknya memperhatikan kemampuan
awal siswa.
3. Perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor lain yang berpengaruh
terhadap prestasi belajar, sehingga dapat menambah pengetahuan guru
dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.
commit to user