Anda di halaman 1dari 64

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASING BAWAH


DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PADA SISWA
KELAS V SD NEGERI 2 BALERAKSA KECAMATAN
KARANGMONCOL KABUPATEN PURBALINGGA
TAHUN PELAJARAN2011/ 2012

SKRIPSI

oleh :
IRFAN SUSANTO
X4710049

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Mei 2012

commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Irfan Susanto


NIM : X4710049
Jurusan/ Program Studi : FKIP/ Penjaskesrek

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ UPAYA MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR PASING BAWAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI
BOLA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BALERAKSA,
KECAMATAN KARANGMONCOL, KABUPATEN PURBALINGGA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini merupakan benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Purbalingga, Mei 2012


Yang membuat pernyataan

Irfan Susanto

commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASING BAWAH


DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PADA SISWA
KELAS V SD NEGERI 2 BALERAKSA, KECAMATAN
KARANGMONCOL, KABUPATEN PURBALINGGA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:
IRFAN SUSANTO
X4710049

Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Mei 2012
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji


Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univsersitas Sebelas Maret
Surakarta.

Surakarta, Mei 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Ismaryati, M. Kes Waluyo, S. Pd, M. Or


NIP. 19630505 198903 2 001 NIP. 19720617 199802 1 001

commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Minggu
Tanggal: 20 Mei 2012

Tim Penguji Skripsi :


NamaTerang TandaTangan

Ketua : Drs. Agustyanto, M.Pd. ________________

Sekretaris : Tri Winarti R, S.Pd.M.Or. _________________

Anggota 1 : Dra. Ismaryati, M. Kes. _________________

Anggota II : Waluyo, S.Pd, M. Or. _________________

Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan I

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M. Pd.


NIP. 19600727 198702 1 001

commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK
Irfan Susanto. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASING
BAWAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BALERAKSA, KECAMATAN
KARANGMONCOL, KABUPATEN PURBALINGGA. Skripsi, Surakarta :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Mei 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar pasing
bawah kelas V SD Negeri 2 Baleraksa Karangmoncol Purbalingga Tahun
Pelajaran 2011/2012, khususnya pasing bawah dengan menggunakan modifikasi
bola.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Subjekdalam penelitian ini seluruh siswa kelas V SD Negeri 2 Baleraksa
Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012 berjumlah 21 siswa yang
terdiri atas 12 siswa putra dan 9 siswa putri.Data dalam penelitian ini berupa data
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik
deskriptif komparatif, sedangkan data kualitatif dianalisis kritis.
Setelah menjalani pembelajaran dengan menggunakan bola yang
dimodifikasi, terdapat peningkatan hasil belajar pasing bawah. Pada akhir siklus-
1, terjadi peningkatan 6% (menjadi 57%) dari kondisi awal 51%. Pada akhir
siklus-2, siswa yang mencapai KKM menjadi 87%.
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
modifikasi bola dapat meningkatkan hasil belajar pasing bawah siswa kelas V SD
Negeri 2 Baleraksa, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Tahun Pelajaran
2011/ 2012.

Kata kunci : hasil belajar, modifikasi bola, pasing bawah.

commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

# Hidup juga anugrah barang siapa mensyukuri hidup


Maka dialah orang yang pandai bersyukur #

# Pada saat sebuah pintu sukses tertutup,


Pintu sukses yang lain akan segera terbuka.
Maka, janganlah terlampau lama terpaku di depan pintu yang tertutup
Sehingga lupa melihat pintu sukses yang telah terbuka (Watik M.) #

# Ilmu dan kebijaksanaan itu merupakan sahabat yang setia untuk


Teman hidup sampai kepada penghabisan umur kita #

commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

“Bapak dan Ibu”


Dengan doamu yang terus menerus, kerja keras dan pengorbanan yang
tak terbatas serta kasih sayang tak terbatas pula. Tiada kasih sayang yang
seindah dan seabadi kasih sayangmu.

“Dra. Ismaryati, M.Kes dan Waluyo, S. Pd, M.Or”


Selaku dosen pembimbing kami, yang senantiasa tidak pernah bosan dan
selalu memberikan bimbingan, arahan serta motifasi untuk kami agar selalu maju
kedepan kearah yang lebih baik.

“Kepala SD Negeri 2 Baleraksa, teman sejawat PPKHB”


Terima kasih semuanya atas semangat, motifasi, dukungan, perjuangan
dan kerjasamanya.

commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan
Skripsi ini dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PADA SISWA SD
NEGERI 2 BALERAKSA, KECAMATAN KARANGMONCOL,
KABUPATEN PURBALINGGA, TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
Disadari benar bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan,
tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat teratasi.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terimakasih kepada
yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi JPOK Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra, Ismaryati, M. Kes, selaku dosen PembimbingI yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
5. Waluyo, S. Pd, M. Or selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
6. Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu dan
masukan-masukan kepada penulis.
7. Khanifah, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah SD Negeri 2 Baleraksa Kecamatan
Karangmoncol Kabupaten Purbalingga yang telah memberi izin untuk
mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin.
8. Rekan-rekan seperjuangan.

commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9. Siswa kelas V SD Negeri 2 Baleraksa Kecamatan Karangmoncol Kabupaten


Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 yang telah bersedia menjadi subjek
penelitian.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu terselesainya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Purbalingga, Mei 2012

Penulis,

commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN ................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ v
HALAMAN ABSTRAK ........................................................................ vi
HALAMAN MOTTO ............................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ ix
DAFTAR ISI .......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv

BAB. I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
D. Manfaat Hasil Penelitian .............................................................. 4

BAB. II KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Pustaka.............................................................................. 5
1. Hasil Belajar ........................................................................... 5
2. Pembelajaran .......................................................................... 6
3. Permaina Bola Voli ................................................................ 18
4. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ......................................... 22
B. Kerangka Berfikir ......................................................................... 24
C. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 26

BAB III. METODE PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 27
1. Tempat Penelitian ................................................................... 27
2. Waktu Penelitian .................................................................... 27
B. Subjek Penelitian .......................................................................... 28
C. Data dan Sumber Data.................................................................. 29
1. Data Primer ............................................................................ 29
2. Data Sekunder ........................................................................ 29
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. Pengumpulan Data ....................................................................... 29


E. Uji Validitas ................................................................................. 30
F. Analisis Data ................................................................................ 31
G. Indikator Kinerja Penelitian .......................................................... 31
H. Prosedur Penelitian ....................................................................... 32
1. Siklus I ................................................................................... 32
2. Siklus II .................................................................................. 34

BAB. IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Pra Tindakan ................................................................ 37
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ........................................... 38
1. Siklus Pertama ....................................................................... 38
2. Siklus Kedua ......................................................................... 41
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ................................... 46
D. Pembahasan ................................................................................. 46

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN


A. Simpualan .................................................................................... 48
B. Implikasi ...................................................................................... 48
C. Saran ............................................................................................ 48

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 50

LAMPIRAN ........................................................................................... 52

commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel
3.1.Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................. 30
3.2.Indikator Kinerja Penelitian .......................................................... 32
3.3.Rekap Hasil Penilaian Pasing Bawah Siklus I ............................... 41
3.4.Rekap Nilai Hasil Siklus I dan II .................................................. 44
3.5.Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ................................... 46
3.6.Nilai Siswa Kelas V SD Negeri 2 Baleraksa ................................. 47

commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar
1. Bagan Kerangka Berfikir ........................................................ 25
2. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian........... 27

commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ..................................... 52
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .................................... 64
3. Presensi Kehadiran Siswa Siklus I dan II .......................................... 76
4. Alokasi Waktu Pembelajaran ............................................................ 77
5. Lembar Observasi Psikomotor hasil Belajar pasing Bawah ............... 80
6. Lembar Observasi Afektif Hasil Belajar Pasing Bawah ..................... 81
7. Lembar Observasi Kognitif Hasil Belajar Pasing Bawah ................... 82
8. Rekapitulasi penilaian Pasing Bawah ................................................ 83
9. Penilaian Psikomotor Pasing Bawah KodisiAwal.............................. 84
10. Penilaian Sikap (Afektif) Pasing BawahKondisiAwal ....................... 85
11. Penilaian Pengetahuan (Kognitif) Pasing BawahKondisiAwal .......... 86
12. Rekapitulasi Penilaian Pasing Bawah KondisiAwal .......................... 87
13. Penilaian Psikomotor Pasing Bawah KondisiAkhir ........................... 88
14. Penilaian Sikap (Afektif) Pasing Bawah KondisiAkhir ..................... 89
15. Penilaian Pengetahuan (Kognitif) Pasing BawahKondisiAkhir.......... 90
16. Rekapitulasi Penilaian Pasing Bawah KondisiAkhir.......................... 91
17. Surat Ijin ........................................................................................... 101

commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidkan jasmani merupakan pendidikan yang tidak dapat dipisahkan
dari pendidikan yang lain dan merupakan bagian pendidikan secara umum yang
mengutamakan aktivitas gerak sebagai media pembelajaran. Melalui pendidikan
jasmani aspek-aspek yang ada pada diri siswa dapat dikembangkan secara
optimal. Adapun tujuan pendidikan jasmani menurut Adang Suherman (2000: 23)
bahwa,”secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam
empat macam yaitu: (1) perkembangan fisik, (2) perkembangan gerak, (3)
perkembangan mental dan, (4) perkembangan sosial.
Pendidikan jasmani disekolah dasar merupakan pendidikan yang di
dalamnya diajarkan beberapa macam permainan dan olahraga menurut jenjang
pendidikannya. Dalam KTSP, menurut Depdiknas (2007: 3-4), “Ruang lingkup
mata pelajaran penjas sekolah dasar meliputi aspek-aspek: permainan dan
olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas air, pendidikan luar
kelas dan kesehatan”.
Dalam memberikan materi pendidikan jasmani seorang guru harus bisa
menyesuaikan materi sesuai dengan kondisi atau karakteristik anak sekolah dasar
yang memiliki kehasan dalam bersikap yang diungkapkan melalui bermain,
karakteristik siswa inilah yang harus diangkat untuk menjembatani antara
keinginan guru dan anak, serta guru harus mampu menerapkan model
pembelajaran yang baik dan tepat sesuai perkembangan anak sekolah dasar.
Banyaknya model pembelajaran menuntut seorang guru pendidikan
jasmani memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang model-model
pembelajaran. Namun pada kenyataannya, sekarang ini masih banyak para guru
penjas kurang memahami model pembelajaran dalam lingkup pendidikan jasmani
sekolah dasar. Hal ini sering dijumpai di lapangan pada saat pembelajaran
pendidikan jasmani siswa dibiarkan berolahraga sendiri, sedangkan gurunya
1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

hanya berteduh dan duduk di atas motor bahkan ngobrol di kantor. Kondisi
semacam ini sangat memprihatinkan, karena kaidah-kaidah pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah dasar tidak dilaksanakan.
Pembelajaran pendidikan jasmani melalui penggunaan modifikasi alat
merupakan salah satu karakteristik model pembelajaran yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran penjas. Adanya model pembelajaran dengan modifikasi alat
menuntut seorang guru pendidikan jasmani harus menguasai dan memahaminya
dan dapat diterapkan dalam pembelajaran.
Pada permainan bola voli mini, pembelajaran dengan menggunakan
modifikasi bola pada pasing bawah merupakan pembelajaran yang menuntut
kemampuan guru dan menuntut siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Keaktifan siswa sangat penting dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan efektif.
Menerapkan pembelajaran dalam permainan bola voli mini pada pasing
bawah dengan menggunakan bola spoon sangatlah tepat bagi siswa sekolah dasar.
Dengan model pembelajaran yang baik dan tepat, direncanakan dengan baik,
disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik siswa, aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan, maka pembelajaran pendidikan jasmani akan berjalan dengan
baik dan tujuan pembelajaran akan tercapai.
Pembelajaran dengan modifikasi bola menuntut kreatifitas dan inisiatif
guru pendidikan jasmani untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang
beraneka ragam. Seorang guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran
yang menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa responsif dengan pembelajaran
yang diterimanya dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Permainan bola voli mini merupakan salah satu kegiatan yang digemari
para siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan permainan ini sering
dipertandingkan antar sekolah, namun tingkat penguasaan ketrampilan pasing
bawah dalam pembelajaran bola voli mini masih sangat rendah sehingga perlu
ditingkatkan. Fenomena itulah yang saat ini terjadi di SD N 2 Baleraksa,
Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bagaimanakah hasil belajar pendidikan jasmani khususnya pasing bawah


dengan menggunakan modifikasi bola dalam permainan bola voli mini pada siswa
kelas V SD N 2 Baleraksa, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga?
Untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar pasing bawah dengan
menggunakan modifikasi bola, maka perlu dilakukan penelitian, dalam hal ini
kami akan mencoba melakukan penelitian dengan judul,“Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Pasing Bawah Dengan Menggunakan Modifikasi Bola Pada Siswa
Kelas V SD Negeri 2 Baleraksa, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten
Purbalingga, Tahun Pelajaran 2011/2012.”

B. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah
penggunaan modifikasi bola spoon dapat meningkatkan hasil belajar pasing
bawah pada siswa kelas V SD Negeri 2 Baleraksa?
Definisi operasional variabel:
1. Hasil belajar pasing bawah bola voli: yang dimaksud dengan hasil belajar
pasing bawah bola voli dalam penelitian ini adalah aspek afektif, kognitif,
dan psikomotor siswa dalam pembelajaran pasing bawah bola voli.
2. Modifikasi Bola: yang dimaksud modifikasi bola dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan bola plastik yang dilapisi dengan spoon disekelilingnya
dengan cara diberi perekat atau lem.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Tujuan Umum
Meningkatkan hasil belajar pasing bawah pada permainan bola voli mini
siswa kelas V SD Negeri 2 Baleraksa.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Tujuan Khusus
Meningkatkan hasil belajar pasing pada permainan bola voli mini siswa
kelas V SD Negeri 2 Baleraksa melalui modifikasi bola yaitu menggunakan bola
spoon.

D. Manfaat Hasil Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
meningkatkan hasil belajar pasing bawah dengan menggunakan modifikasi bola
dalam permainan bola voli mini pada siswa kelas V SD Negeri 2 Baleraksa tahun
2012 dan bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah yaitu:
1. Bagi Siswa
a. Hasil belajar siswa pada materi pasing bawah dalam permainan bola voli
mini meningkat.
b. Memberikan pengalaman belajar pada siswa dengan menggunakan model
belajar yang baru.
2. Bagi Guru
a. Meningkatkan kemampuan guru dalam memecahkan masalah yang
muncul dalam proses pembelajaran.
b. Mengembangkan profesioanl kinerja guru sebagai seorang pendidik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN PUSTAKA

1. Hasil Belajar
Menurut Aip Syarifuddin & Muhadi (1991: 4), pendidikan jasmani adalah
suatu proses melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara
sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta
nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga Negara dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran
yang terdapat dalam program dalam pendidikan umum. Pengertian pendidikan
jasmani adalah suatu proses pendidikan seorang sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai
kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan
ketrampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukan watak.
Seseorang yang memiliki pemahaman sejak usia dini tentang perencanaan
program kesegaran, perilaku hidup sehat yang pada gilirannya akan mampu
berpartisipasi aktif dalam segala aktivitas, termasuk aktivitas olahraga dalam
masyarakat luas. Untuk itu pendidikan jasmani di sekolah dasar hendaknya
mampu mengembangkan ketrampilan motorik, fisik dan karakter secara
bersamaan.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan bagian integral dari
pendidikan keseluruhan, yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan
aktivitas jasmani guna mendorong kebiasaan hidup sehat menuju pada
pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang
serasi selaras dan seimbang.
Kegiatan fisik termasuk komponen yang berhubungan dengan kesehatan
dan keahlian, yang berhubungan dengan kesehatan berfokus pada faktor-faktor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang menyinggung gaya hidup sehat dan pencegahan masalah kesehatan.


Sedangkan yang berhubungan dengan keahlian berfokus pada fisik yang khusus
yang dihubungkan dengan permainan dan olahraga. Komponen komponen
kesehatan antara lain efisiensi dari cardiovaskular, kekuatan otot dan daya tahan,
fleksibility dan susunan tubuh. Komponen keahlian meliputi ketangkasan,
keseimbangan, koordinasi, kekuatan dan kecepatan.
Pendidkan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media untuk
mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan
penalaran penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, spiritual dan sosial),
serta pembiasaan hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan
perkembangan yang seimbang.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memberikan kesempatan
siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman melalui aktivitas
jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan
terencana. Pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus
membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Dalam proses pendidikan
jasmani, guru harus dapat mengajarkan berbagai ketrampilan gerak dasar, teknik
dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi serta prasarana dan sarana
olagraga.

2. Pembelajaran
Menurut Aip Syarifuddin & Muhadi (1991: 6), didalam intensifikasi
penyelenggaran pendidikan sebagai proses dalam pertumbuhan dan
perkembangan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani
merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan
dan perkembangan manusia. Gerak bagi manusia sebagai aktivitas jasmani
merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting, yaitu sebagai dasar
bagi manusia untuk belajar, baik untuk belajar mengenal alam sekitar dalam usaha
memperoleh berbagai pengalaman berupa pengetahuan dan ketrampilan, nilai dan
sikap, maupun untuk belajar mengenal dirinya sendiri sebagai makhluk inidvidu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan makhluk sosial dalam usaha penyesuaian dan mengatasi perubahan-perubahan


yang terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu, apabila program pengajaran
pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah dasar dapat terorganisir
dengan baik, akan dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi
pertumbuhan dan perkembangan murid-murid sekolah dasar, baik pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani yang harmonis, maupun dalam rangka me
yiapkan murid-murid secara fisiologis yang mengarah kepada usaha-usaha keras
yang sangat berguna untuk meningkatkan kemantapan jasmani dan rohani dalam
membantu mengembangkan kemampuan dan kepribadian yang sangat besar
pengaruhnya terhadap penyesuaian diri di dalam lingkungannya.
Wujud dari pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar
berpangkal pada gerak murid, yang menampakkan dirinya keluar terutama dalam
bentuk-bentuk aktivitas jasmaninya. Namun bukanlah semata-mata hanya
berfungsi untuk merangsang dan mengembangkan organ-organ tubuh serta
fungsinya saja, melainkan juga demi pembentukan dan pengembangan
kepribadian yang utuh dan harmonis didalam kehidupannya, yaitu dalam rangka
membentuk manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri dan
yang secara bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Oleh
sebab itu apabila program pendidikan jasmani yang diterapkan di SD dapat
dilaksanakan sebagaimana mestinya dengan diarahkan, dibimbing, dan
dikembangkan secara wajar, maka akan dapat menerapkan bagian yang sangat
penting bagi kehidupan murid dan akan sangat berarti serta bermanfaat dalam
pendidikan. Dengan demikian tidaklah berlebihan bila dikatakan, bahwa
pendidikan jasmani merupakan sarana yang ampuh untuk mewujudkan
tercapainya tujuan pendidikan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
jasmani pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik dalam
hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memberlakukan anak
sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total dari pada hanya menganggapnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Selain itu juga
pendidikan sebagai proses dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia yang
berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani merupkan salah satu alat yang
sangat penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Dalam kamus umum bahasa indonesia secara etismologis belajar memiliki
arti “Belajar adalah sebuah kegiatan dalam rangka mencapai kepandaian atau
mencari ilmu. Sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu serta memiliki
pengetahuan yang luas dan menjadikan manfaat bagi dirinya dan orang lain”.
Menurut Arif. S Sadiman (2001: 1) “Belajar adalah suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak
dari masih bayi sampai ke liat lahat nanti”. Sedangkan menurut Baharudin (2009:
11) mengemukakan hakekat pembelajaran sebagai suatu proses belajar manusia
untuk mencapai berbagai macam kompetensi, ketrampilan, dan sikap. Sedangkan
Azhar Arsyad (2004: 1) menyampaikan bahwa: “Belajar adalah proses yang
komlpek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya dan proses
belajar terjadi apabila ada interaksi antara seseorang dengan lingkungannya”.
Untuk itu perlu dipahami bahwa belajar wajib dilakukan oleh semua orang
baik anak-anak maupun orang dewasa. Belajar dapat dilaksanakan atau terjadi
dimana saja dan kapan saja. Salah satu bukti bahwa seseorang melakukan proses
belajar apabila terjadi proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang itu, yang
mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
ketrampilan atau sikap. Belajar itru merupakan perubahan tingkah laku
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar itu akan lebih baik kalau si
subyek belajar itu mengalami atau melakukannya.
Mengingat belajar adalah kegiatan aktif siswa, yaitu membangun
pemahaman, maka partisipasi guru jangan sampai merebut otoritas atau hak siswa
dalam membangun gagasannya, guru sebagai katalisator atau penghubung materi
pelajaran dan berusaha membuat siswa untuk mau belajar.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Konsep Mengajar
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memfasilitasi,
meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik yang bisa
terjadi karena proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Oleh karena itu pembelajaran merupakan upaya
sistematis dan sistemik untuk memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar.
Maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis belajar serta hasil belajar
tersebut. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar,
walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru
mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pembelajaran
sehingga mencapai suatu objektif yang ditentukan yang meliputi aspek : kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Kegiatan mengajar meliputi penyampaian pengetahuan, menularkan sikap,
kecakapan, atau ketrampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan
dihubungkan dengan subyek yang sedang belajar. Untuk mengetahui batasan
mengajar, berikut ini disajikan definisi mengajar menurut Rusli Lutan (1988:
376) bahwa :
Mengajar merupakan seperangkat kegiatan sengaja dan berencana dari
seseorang atau person (P) yang memiliki kelebihan pengetahuan atau ketrampilan
untuk disampaikan kepada orang lain sebagai sasaran atau objek (O), yang belum
berkembang pengetahuan, ketrampilan, ketrampilan atau bahkan sifat-sifat
biologis tertentu, dan informasi atau ketrampilan itu disampaikan melalui saluran
atau metode tertentu, yang kemudian mendapat respon dari objek sekaligus
berperan sebagai subjek.
Disimpulkan bahwa mengajar merupakan suatu proses yang kompleks.
Guru berperan tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa, tetapi
juga berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar sebagai upaya yang
disengaja, maka guru terlebih dahulu mempersiapkan bahan yang akan disajikan
kepada siswa.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

b. Pembelajaran Yang Efektif


Mengajar adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar.
Dalam belajar siswa menghendaki hasi belajar yang efektif baginya. Untuk itu
guru dituntut dapat membantu siswanya, sehingga pada waktu mengajar dapat
dilakukan dengan efektif. Menurut Rusli Lutan (1988:381) “efektifitas pengajaran
meliputi beberapa unsur yaitu : (1)pemanfaatan waktu aktif berlatih (2)
lingkungan efektif (3) karakteristik guru dan siswa (4) pengelolaan umpan balik”.
Meurut Samsudin (2008: 16) bahwa : “Pengajaran Khususnya dalam
pendidikan jasmani dapat dipandang sebagai seni dan ilmu (art dan sciene) “. Dan
pengajaran dapat disebut ilmu apabila memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Memiliki daya ramal dan control terhadap pencapaian prestasi belajar siswa
(Gagne, 1978 ).
2) Dapat di evaluasi secara sistematis dan dapat dipecah menjadi rangkaian
kegiatan yang dapat dikuasi mengandung pemahaman tentang tingkah laku
manusia, perubahan tingkah laku, rancangan pembelajaran, pencapaian, dan
manajemen.
3) Berkaitan erat dengan prinsip belajar, seperti kesepian, motivasi, latihan,
umpan balik, dan kemajuan serta urutan.
Samsudin (2008: 18) ada tiga butir hal yang penting untuk diperhatikan
agar pengajaran pendidikan jasmani berlangsung secara efektif, ketiga hal tersebut
meliputi :
1) Anak didik memerlukan latihan praktek yang tepat dan memadai.
2) Latikan praktek tersebut harus memberikan peluan tingkat sukses (rate of
success) yang tinggi.
3) Lingkungan pada distrukturisasi sedemikian rupa sehingga menumbuhkan
iklim belajar yang kondusif.
Agar pembelajaran dapat berlangsung dengan kondusif maka haruslah
diciptakan suasan pembelajaran yang dapat yang memadai, suasana pembelajaran
yang baik adalah suasana pembelajaran yang dapat yang menyebabkan guru
maupun murid merasa nyaman untuk belajar, dan setidaknya memiliki tiga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

indikator: (1) Menyenangkan/membahagiakan (2) Lingkungan kondusif (3)


Layanan dan penamilan prima. Dan menurut Sudiarto (2005: 34) mengemukankan
bahwa pembelajaran kondusif, maka kebijaksanaan utama membantu
pengembangan peserta didik adalah :
1) Menyediakan guru yang professional, yang menyeluruh waktunya untuk
menjadi peserta didik.
2) Menyediakan fasilitas sekolah yang memungkinkan peserta didik belajar
dengan kegembiraan dengan fasilitas olahraga dan ruang bermain yang
memadai dan ruang kerja guru.
3) Menyediakan media pembelajaran yang kaya, yang memungkinkan peserta
didik dapat secara terus menerus belajar melalui membaca buku wajib, buku
rujukan dan buku bacaan, serta kelengkapan auditorium dan perpustakaan
yang memungkinkan peserta didik belajar sampai tingkatan menikmati
belajar.
Mengajar yang efektif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi olaeh
setiap guru. Syarat syarat seperti diatas harus dipahami dan dilakukan oleh setiap
guru, agar proses mengajar dapat berjalan dengan baik dan memperoleh hasil
belajar yang optimal. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional
yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu
diprhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal adalah situasi yang
ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, ketrampilan, kemampuan dan sebagainya.
Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada diluar diri pribadi manusia, misalnya
ruang belajar yang bersih, sarana dan prasarana yang memadai. Jadi pembelajaran
yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menciptakan suasana yang nyaman
bagi guru maupun siswa yang mana memiliki ilmu pengetahuan serta memiliki
tujuan pendidikan sehingga didalam proses belajar mengajar ilmu pengetahuan
tersebut dapat terdistribusi atau tersalur kepada siswa dengan baik dan siswa pun
mampu memahami dan mengaplikasikan pada kehidupan nyata baik dalam hal
penkonsepan maupun aplikasi gerak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

c. Ciri-ciri Pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi
atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa agar terjadi perubahan
pengetahuan atau ketrampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka
dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada
dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru mengatur unsur-unsur dinamis
dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar agar terjadi proses belajar dan tujuan belajar dapat tercapai. Ciri-ciri
pembelajaran terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar
siswa yaitu (1) motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat bantu, (4) suasana
belajar dan (5) kondisi subyek belajar “Berdasarkan pendapat tersebut
menunjukkan bahwa, ciri-ciri pembelajaran terdiri dari lima macam yaitu,
motivasi belajar, bahan belajar, suasana belajar dan kondisi siswa belajar. Ciri-ciri
pembelajaran tersebut harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Jika
dalam pelaksanaan pembelajaran ketrampilan ciri-ciri tersebut diperhatikan
dengan baik, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Secara singkat ciri-
ciri pembelajaran dijelaskan sebagai berikut:
1) Motivasi belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, bila seorang siswa tidak dapat
melakukan tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk menemukan
sebab-sebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut melakukan tugas ajar
dari guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu diberi rangsangan agar tumbuh
motivasi pada dirinya. Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu dan bila tidak suka, maka berusaha untuk mengelakkan
perasaan tidak suka tersebut. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh factor dari luar,
tetapi motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan
memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
siswa dapat tercapai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

2) Bahan Belajar

Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi


belajar perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan
karakteristik siswa agar dapat diminati siswa. Bahan pengajaran merupakan segala
informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu diusahakan
isi pengajaran dapat merangsang daya cipta atau yang bersifat menangtang agar
menumbuhkan dorongan pada diri siswa untuk menemukan atau memecahkan
masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.
3) Alat Bantu Belajar
Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat-alat yang dapat
membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu pembelajaran
adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan
maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru harus berusaha agar
materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap oleh siswa. Apabila
pengajaran disampaikan dengan bantuan alat-alat yang menarik, maka siswa akan
merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
4) Suasana Belajar
Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik, apabila terjadi
komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa. Disamping itu juga, adanya
kegairahan dan kegembiraan belajar. Suasana belajar mengajar akan berlangsung
dengan baik, dan isi pelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa, maka
tujuan pembelajaran dapat tercapai denga baik.
5) Kondisi Siswa yang Belajar
Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda, tetapi
juga memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan dan
memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran. Dengan
kondisi siswa yang demikian akan dapat berpengaruh pada partisipasi siswa dalam
proses belajar. Untuk itu, kegiatan pengajaran lebih menekankan pada peranan
dan partisipasi siswa bukan peran guru yang dominan, tetapi lebih berperan
sebagai fasilisator, motivator dan sebagai pembimbing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

d. Metode Pembelajaran
Menurut Darsono (2004: 24) “Mengajar adalah suatu usaha yang sangat
kompleks, sehingga sulit menentukan bagaimana sebenarnya mengajar yang baik.
Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan “pembelajaran
suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku
siswa berubah kearah yang lebih baik”. Menurut Ahmadi (1997: 52) dikutip oleh
Yatik Hidayati, “metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur”. Pengertian lain
mengatakan bahwa metode pembelajaran merupakan teknik penyajian yang
dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa
di dalam kelas, baik secara individual ataupun secara kelompok agar pelajaran itu
dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.
Berdasarkan pengertian metode pembelajaran dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran dalah setrategi pembelajaran yang digunakan oleh guru
sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini
mendorong seorang guru untuk mencari metode yang tepat dalam penyampaian
materinya agar dapat diserap dengan baik oleh siswa. Mengajar secara efektif
sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode pengajaran.
Pemilihan dan penentuan metode dalam proses belajar mengajar guru
harus selalu mencari cara-cara baru untuk menyesuaikan pengajarannya dengan
situasi yang dihadapi. Metode-metode yan digunakan pun haruslah bervariasi
untuk menghindari kejenuhan pada siswa. Namun metode yang bervariasi ini
tidak akan menguntungkan bila tidak sesuai dengan situasinya. Baik tidaknya
suatu metode pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain :

1) Anak didik
Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak dengan latar
belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka juga bermacam-
macam. Demikian juga dengan jenis kelamin serta postur tubuh. Pendek kata
dari aspek fisik selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

Sedangkan dari segi intelektual pun sama ada perbedaan yang ditunjukkan
dari cepat dan lambatnya tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang
diberikan dalam kegiatan belajar mengajar. Aspek psikologis juga ada
perbedaan yaitu adanya anak didik yang pendiam, terbuka, dan lain-lain.
Perbedaan dari aspek yang disebutkan di atas mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode yang sama mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang relatif lama demi
tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional.
2) Tujuan yang Akan Dicapai
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar.
Hal ini dapat mempengaruhi penyeleksian metode yang harus digunakan.
Metode yang dipilih guru harus sesuai dengan taraf kemampuan yang hendak
diisi ke dalam diri setiap anak didik. Jadi metode harus disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran.
3) Situasi Belajar Mengajar
Situasi belajar mengajar yang diciptakan guru tidak selamanya sama.
Maka guru harus memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang
diciptakan. Diwaktu lain, sesuai dengan bahan dan kemampuan yang ingin
dicapai oleh tujuan maka guru menciptakan lingkungan belajar secara
berkelompok. Jadi situasi yang diciptakan mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode mengajar.
4) Belajar Mengajar
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang
belajar anak di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan
mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
5) Guru
Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi.
Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

dalam memilih dan menentukan metode. Apalagi belum memiliki


pengalaman mengajar yang memadai.
Tetapi ada juga yang tepat memilihnya namun dalam pelaksanaannya
menemui kendala disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan
atas metode yang digunakan. Sedangkan kriteria pemilihan metode menurut
Slameto (1991: 98) adalah :
1) Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat ditunjukkan
siswa setelah proses belajar mengajar.
2) Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran yang berupa
fakta yang memerlukan metode yang berbeda dari metode yang dipakai untuk
mengajarkan materi yang berupa konsep, prosedur atau kaidah
3) Besar kelas (jumlah kelas), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran
dalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang siswa memerlukan
metode pengajaran yang berbeda dibandingkan kelas dengan 50-100 orang
siswa.
4) Kemampuan siswa, yaitu kemapuan siswa yang menangkap dan
mengembangkan bahan pengajaran yang diajarkan. Hal ini banyak tergantung
pada tingkat kematangan siswa baik mental, fisik dan intelektual.
5) Kemampuan guru, yaitu kemampuan dalam menggunakan berbagai jenis
metode pengajaran yang optimal.
6) Fasilitas yang tersedia, bahan atau alat bantu atau fasilitas lain yang dapat
digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.
7) Waktu yang tersedia, jumlah waktu yang direncanakan atau dialokasikan
untuk menyajikan bahan pengajaran yang sudah ditentukan.
Untuk materi yang banyak akan disajikan dalam waktu yang singkat
memerlukan metode yang berbeda dengan bahan penyajian yang relatif sedikit
tetapi waktu penyajian yang relatif cukup banyak. Menurut Ahmadi (1997:53)
yang dikutip Yatik Hidayati mengemukakan syarat-syarat yang harus diperhatikan
dalam penggunaan metode mengajar adalah :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

1) Metode mengajar harus dapat membangkitkan motivasi, atau gairah belajar


siswa.
2) Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian
siswa.
3) Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mewujudkan hasil karya.
4) Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar
lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).
5) Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri
dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6) Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas
dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.
7) Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai dan
sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik
dalam kehidupan sehari-hari.

Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan


lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah
satu kegiatan yang harus dilakukan adalah melakukan penentuan dan pemilihan
metode. Suatu metode yang digunakan oleh guru untuk mengajar harus benar-
benar dikuasai. Sehingga pada saat penggunaannya dapat menciptakan suasana
interaksi edukatif. Utuk menghindari kejemuan siswa terhadap pelajaran yang
disampaikan maka hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi.
Bahkan metode yang digunakan dapat menumbuhkan keinginan siswa untuk
belajar secara mandiri dengan menggunakan teknik sendiri. Di lapangan guru
menyampaikan bahan pelajaran. Bahan pelajaran itu akan kurang memberikan
dorongan kepada siswa untuk belajar lebih lanjut bila penyampaiannya
menggunakan strategi yang kurang tepat. Metode-metode yang dipilih
dipergunakan berdasarkan manfaatnya, jadi seorang guru dikatakan kompeten bila
ia memiliki khasanah cara penyampaian yang kaya dan memiliki kriteria yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

akan digunakan untuk memilih cara-cara dalam menyajikan pengalaman dalam


belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar juga dibutuhkan alat bantu yang
digunakan untuk menghilangkan verbalitas. Sehingga siswa lebih cepat menyerap
materi yang telah disampaikan. Metode pembelajaran yang diterapkan guru
hendaknya dapat mewujudkan hasil karya siswa. Siswa dituntun untuk dapat
berfikir kritis dan kreatif dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan ide-idenya. Pemilihan metode yang kurang tepat dengan sifat
bahan dan tujuan pembelajaran menyebabkan kelas kurang bergairah dan kondisi
siswa kurang kreatif. Sehingga dengan penerapan metode yang tepat dengan
berbagai macam indikator tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
bahan pelajaran yang disampaikan dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
prestasi yang akan diraihnya.

3. Permainan Bola Voli


a. Hakekat Permainan Bola Voli
Permaina bola voli merupakan suatu permainan bola besar yang
dimainkan oleh 2 regu dimana tiap regu terdiri dari 6 orang pemain, diawali
dengan servis dan dengan net sebagi pembatas. Permainan bola voli merupakan
suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap
orang. Diperlukan suatu pengetahuan tentang teknik-teknik dasar dan teknik
lanjutan untuk dapat melakukan permainan bola voli secara efekti. Menjadi salah
satu olahraga yang paling digemari karena permainannya yang relatif ringan,
tekink-teknik yang cukup sederhana, aturan permainan yang tidak begitu rumit
dan tentu saja permainan tersebut enak ditonton. Tidak heran jika permainan yang
menggunakan tangan ini dimainkan oleh semua kalangan, dari pedesaan, kalangan
perkantoran dan bahkan menjadi mata pelajaran disekolah-sekolah dari dasar
sampai sekolah menengah atas. Kendati cabang olahraga bola voli telah menjadi
aktivitas yang popular dikalangan masyarakat. Masyarakat haruslah sadar bahwa
bola voli bukanlah sekedar aktivitas, tetapi harus dikaji juga tentang fungsinya

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

sebagai instrument untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu seperti contoh memiliki


tujuan prestasi, bisnis dan lain-lain.
Didalam multi desain untuk rancangan kegiatan olah raga masayarakat
ternyata memiliki arti yang tidak terpisah dengan usaha-usaha untuk meraih
prestasi, dan didalam multi desain tersebut tidak merubah esensi teknik permainan
bola voli, tetapi mengemas permainan beregu tersebut dengan sentuhan-sentuhan
lain atau dengan tujuan pencapaian, seperti berikut:
1) Pencapaian tujuan prestasi (volleyball for elite athlete).
2) Pencapaian tujuan pendidikan secara umum (volleyball for education).
Mendesain permainan-permainan bola voli sebagai alat atau media untuk
mencapai tujuan pendidikan secara umum benang merah aktivitas dan tujuan
harus memiliki makna pendidikan, seperti : peningkatan percaya diri
,memupuk semangat kebersamaan, demokratis, dan sebagainya.
3) Pencapaian tujuan rekreasi (volleyball for recreasion).
4) Pencapaian tujuan pembentukan karakter (volleyball for character building).
5) Pencapaian tujuan pengenalan keunikan alam (volleyball for outbond
actifity).
6) Penapaian tujuan memvariasikan event (volleyball for free style design).

b. Teknik dasar Permainan Bola Voli


Perkembangan teknik diarahkan pada peningkatan ketrampilan gerak,
dirancang agar bola dimainkan dapat dilewatkan melalui jaring ke lapangan lawan
sehingga lawan tidak mampu mengembalikan bola atau mengalami kesulitan
untuk menerima bola dengan baik, perkembangan teknik terjadi dalam servis,
smash dan variasi umpan untuk membuka serangan.
M.Yunus (1992: 68) menyatakan bahwa : “Teknik adalah cara melakukan
atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan
efektif “. Teknik permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan
bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan-peraturan permainan yang
berlaku untuk mencapai hasil yang maksimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

Teknik permainan yang baik selalu berdasarkan pada teori dan hukum-
hukum yang berlaku dalam ilmu pengetahuan yang menunjang pelaksanaan
teknik tersebut. Dalam permainan bola voli ada beberapa bentuk teknik dasar
yang harus dikuasai.
Teknik dasar permainan bola voli terdiri atas: (1) Servis, (2) Pasing
bawah, (3) Pasing atas, (4) Block, (5) Smash
1) Pengertian Pasing
Menurut Nuril Ahmadi (2007: 22) Pasing adalah upaya seseorang pemain
dengan menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang
dimainkan kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri.
Sedangkan umpan adalah usaha atau upaya seseorang pemain bola voli dengan
menggunakan suatu teknik tertentu yang dimilikinya dengan tujuan menyajikan
bola yang dimainkan kepada teman seregunya yang selanjutnya dapat melakukan
serangan smash terhadap lawan.
Pasing merupakan teknik dasar bola voli yang paling penting di dalam
permainan bola voli, karena pasing merupakan faktor utama untuk dapat bisa
memainkan bola voli. Dengan teknik dasar pasing yang baik maka permainan
akan sulit untuk dimatikan, sehingga permainan menjadi sangat menarik.
2) Pasing Bawah Bola Voli
Pasing bawah merupakan teknik dasar bola voli. Teknik ini digunakan
untuk menerima servis, menerima spike, memukul bola setinggi pinggang ke
bawah dan memukul bola yang memantul dari net. Pasing bawah merupakan awal
dari sebuah penyerangan dalam bola voli. Keberhasilan penyerangan tergantung
dari baik buruknya pasing bawah. Apabila bola yang dioperkan jelek, maka
pengumpan akan mengalami kesulitan untuk menempatkan bola yang baik untuk
para penyerang.
Berikut tahap-tahap dalam melaksanakan pasing bawah, yaitu:
Pesiapan
a) Bergerak kearah bola dan atur posisi tubuh
b) Genggam jari tangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

c) Kedua tungkai merenggang santai, bahu terbuka lebar


d) Tekuk lutut, tahan tubuh dalam posisi rendah
e) Bentuk landasan dengan lengan
f) Ibu jari sejajar, siku terkunci
g) Lengan sejajar paha, punggung lurus
h) Pandangan ke arah bola
Pelaksanaan
a) Terima bola di depan badan
b) Kaki sedikit diulurkan, lengan jangan diayunkan
c) Alihkan berat badan ke depan
d) Pukul bola jauh dari badan, gerakkan landasan ke sasaran
e) Pinggul bergerak ke depan
f) Perhatikan saat bola menyentuh lengan

Gerak lanjut
a) Jari tangan tetap digenggam, siku tetap terkunci
b) Landasan mengikuti bola ke sasaran
c) Lengan sejajar di bawah bahu
d) Pindahkan berat badan ke arah sasaran
e) Perhatikan bola bergerak ke sasaran
Beberapa kesalahan yang sering terjadi saat melakukan pasing bawah dalam bola
voli antara lain:
a) Ketika menerima bola lengan terlalu tinggi, kemudian lanjutan lengan
berada di atas bahu
b) Tubuh terlalu rendah karena pinggang ditekuk sehingga operan terlalu
rendah dan kencang. Seharusnya yang ditekuk adalah lutut.
c) Lengan terpisah sesaat, sebelum, pada saat, atau sesaat sesudah menerima
bola.
d) Bola mendarat di lengan daerah siku.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

c. Permainan Bola Voli Mini dengan Bola Yang Dimodifikasi.


Modifikasi secara umum adalah mengubah atau menyesuaikan dari yang
aslinya. Bahagia (2010: 13), mengemukakan bahwa: Modifikasi dapat diartikan
sebagai upaya melakukan perubahan dengan penyesuaia-penyesuaian baik dalam
segi fisik material (fasilitas dan perlengkapan) maupun dalam tujuan dan cara
(metoda, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian).
Bermain merupakan cara untuk menciptakan suasana kompetitif pada
siswa, seperti untuk mencapai kemenangan yang peraturannya telah disepakati
terlebih dahulu. Motivasi atau dorongan belajar berperan penting bagi tercapainya
tujuan pembelajaran, oleh karena itu siswa perlu ditumbuhkan motivasi dan
semangat belajarnya. Motivasi belajar dapat ditumbuhkan diantaranya melalui
penciptaan rasa kompetitif.
Berkenaan dengan suasana yang serba kompetitif diharapkan proses
pembelajaran permainan bola voli mini melalui modifikasi bola semakin
berkembang menuju pada peraturan yang dimodifikasi sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan pembelajaran bola voli mini di sekolah dasar.
Penguasaan materi semakin meningkat dan semakin komplek dalam bermain bola
voli mini, di sini siswa bisa diperkenalkan dengan bermain bulutangkis yang
dikemas sekaligus dimodifikasi baik dari segi prasarana (bola yang dimodifikasi),
atau pengenalan cara menentukan siapa yang lebih baik dalam permainan, yang
ditentukan dengan kemenangan angka atau game.

4. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar.


Ada beberapa karakteristik anak di usia sekolah dasar yang perlu diketahui
oleh para guru. Agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya di tingkat
sekolah dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pembelajaran yang
sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangatlah penting bagi seorang pendidik
mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan
juga kebutuhan peserta didik menurut Nursisdik Kurniawan (2007) yang diakses
di internet 2012, dibahas sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

a. Karakteristik anak sekolah dasar adalah senang bermain. Karakteristik ini


menurut guru sekolah dasar untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
bermuatan permainan model pembelajaran yang memungkinkan adanya
unsur permainan didalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model
pengajaran yang serius tapi santai.
b. Karakteristik anak sekolah dasar adalah senang bergerak, orang dewasa dapat
duduk berjam-jam, sedangkan anak sekolah dasar dapat duduk dengan tenang
paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu guru hendaknya merancang
model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak.
Menyuruh anak duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak
sebagai siksaan.
c. Karakterisrik anak sekolah dasar adalah senang bekerja dalam kelompok.
Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang
penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan
kelompok, belajar setia kawan, belajar bertanggungjawab, belajar bersaing
dengan orang lain secara sehat (sportif). Karakteristik ini membawa implikasi
bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak
untuk belajar dan bekerja dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk
membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari
atau menyelesaikan tugas secara kelompok.
d. Karakteristik anak sekolah dasar adalah senang merasakan atau melakukan /
memperagakan sesuatu secara langsung. Ditinjau dari teori perkembangan
kognitif, anak sekolah dasar memasuki tahap operasional konkret. Bagi anak
sekolah dasar, penjelasan guru tenteng materi pelajaran akan lebih lebih
dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan orang dewasa.
Dengan demikian hendaknya guru merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Sebagai seorang guru, perlu memahami perkembangan peserta didik,
perkembangan peserta didik tersebut meliputi: perkembangan fisik,
perkembangan sosioemosional, dan bermuara pada perkembangan intelektual.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

Perkembangan fisik dan perkembangan sosiososial mempunyai konstribusi yang


kuat terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau
perkembangan kognitif siswa.
Pemahaman terhadap perkembangan peserta didik diatas, sangat
diperlukan untuk merancang pembelajaran yang kondusif yang akan
dilaksanakan. Rancangan pembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan
motivasi belajar siswa sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran yang diinginkan.

B. Kerangka Berfikir
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang disadari dan
terencana. Pembelajaran bukan merupakan suatu proses kegiatan yang terjadi
secara alami dan bersifat otomatis, tetapi suatu proses kegiatan yang dilakukan
guru dan siswa yang di rencanakan dan di perhitungkan sedemikian rupa agar
tujuan pembelajaran yang di rumuskan tercapai.
Dalam hal ketrampilan gerak, Schmidt (1991) memberi gambaran yang
sangat jelas dalam hal ini. Menurutnya,”pembelajaran gerak adalah serangkaian
proses yang dihubungkan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada
perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang untuk
menampilkan gerakan-gerakan yang terampil”.
Permainan bola voli mini adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh
dua grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki 4 orang pemain dan 2 orang
sebagai cadangan. Dalam pembelajaran permainan bola voli mini khususnya
pasing bawah siswa dituntut aktif dan mampu menganalisa gerakan yang telah
diajarkan oleh guru, guru diharapkan mampu menyajikan materi dengan
baik,memberikan contoh atau demonstrasi yang dapat ditangkap oleh siswa secara
optimal.
Kurang kreatifnya guru yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar
siswa, dan kurang inovatifnya guru di dalam memodifikasi alat penunjang
pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar, sehingga dalam pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

pendidikan jasmani dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru
hanya menggunakan metode ceramah, penugasan dan demonstrasi dengan tujuan
mengejar materi tersebut dapat selesai tepat waktu, tanpa memikirkan bagaimana
pembelajaran tersebut bermakna dan dapat diaplikasikan oleh siswa dalam
kehidupan nyata.
Penggunaan metode yang dapat diamati dan dirasakan langsung oleh siswa
memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, metode yang
dimaksud adalah pembelajaran kooperatif, memungkinkan siswa lebih banyak
melakukan kegiatan. Penggunaan modifikasi dalam pelaksanaan tindakan tiap
siklusnya disesuaikan dengan topik materi yang sedang dipelajari, secara lebih
rinci dan dijabarkan dalam RPP, pada setiap pertemuan.
Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai
berikut :
Guru kurang kreatif dan a. Peserta didik kurang tertarik
masih menggunakan alat melakukan pasing bawah dalam
yang sebenarnya proses pembelajaran
b. Hasil belajar belum maksimal /
Kondisi Awal masih rendah

Siklus 1:
Guru mengoptimalisasi -Cara melempar bola voli
penerapan permainan -Cara menangkap bola voli
menggunakan modifikasi -Cara melempar dan pasing
bola untuk meningkatkan bawah berpasangan
Tindakan hasil belajar pasing -Bermain bola tangan dengan
bawah baik dan sportif
-Melakukan pasing bawah

Siklus II:
-Memegang bola voli
-Melempar bola voli
Melalui penggunaan -Menangkap bola voli
modifikasi bola spoon -Melempar dan pasing bawah
Kondisi Akhir dapat meningkatkan hasil berpasangan
belajar peserta didik -Melakukan pasing bawah
dalam proses melewati rintangan.
pembelelajaran.

Gambar 2.3. Bagan Kerangka Berpikir


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan diatas,
maka dapat dirumuskan hipotesis perlakuan sebagai berikut: “Penggunaan
modifikasi bola dengan menggunakan bola spoon diduga dapat meningkatkan
hasil belajar pasing bawah dalam permainan bola voli mini pada siswa kelas V SD
Negeri 2 Baleraksa tahun 2012 ”.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 2 Baleraksa, Kecamatan
Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, pada siswa kelas V Sekolah Dasar Tahun
Pelajaran 2011/2012.

2. Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Mei 2012
Gambar 3.1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Bulan/Minggu ke
Kegiatan Penelitian Jan Feb Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
Penelitian
a. Koordinasi
dengan guru
pamong
b. Diskusi dengan
guru pamong
untuk
mengidentifikasi
masalah
pembelajaran dan
merancang
tindakan
c. Menyusun
proposal
penelitian
d. Menyiapkan
perangkat
pembelajaran dan
instrumen
penelitian
(lembar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

observasi)
e. Mengadakan
simulasi
pelaksanaan
tindakan
2. Pelaksanaan
Tindakan
a. Siklus I
 Perencanaan
 Pelaksanaan
tindakan
 Observasi
 Refleksi
b. Siklus II
 Perencanaan
 Pelaksanaan
tindakan
 Observasi
 Refleksi
3. Analisis Data dan
Pelaporan
a. Analisis data
(hasil tindakan 2
siklus)
b. Menyusun
lapora/skripsi
c. Ujian dan revisi
d. Penggandaan dan
pengumpulan
laporan

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2
Baleraksa tahun ajaran 2011/ 2012, yang berjumlah 21 siswa, terdiri atas 9 siswa
putra dan 13 siswa putri. Siswa kelas V sebagai subjek yang akan diamati
kegiatan pembelajaran dan dikenai tindakan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

C. Data dan Sumber Data


Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai
berikut:
1. Data Primer
a. Siswa, untuk mendapatkan data hasil belajar pasing bawah dengan
penerapan pembelajaran pada siswa kelas V SD Negeri 2 Baleraksa tahun
ajaran 2011/2012.
b. Pada saat proses pembelajaran siswa terlihat lebih aktif dan termotivasi
dalam melakukan gerakan pasing bawah dibandingkan sebelum
menggunakan modifikasi bola yaitu bola spoon.
c. Data tentang keaktifan guru diperoleh dari proses pembelajaran
d. Data tentang penggunaan modifikasi bola yaitu bola spoon digunakan
secara maksimal dalam proses pembelajaran.
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini terdiri atas nilai hasil belajar pasing bawah
siswa sebelum diadakan tindakan, RPP, silabus, dan kurikulum diperoleh dari
dokumen yang dimiliki guru dan sekolah.

D. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
terdiri dari tes dan observasi.
1. Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa dalam
melakukan pasing bawah.
2. Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar saat penerapan
modifikasi bola pada pasing bawah bola voli mini.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

Tabel 3.1. Teknik dan Alat Pengumpulan data

Teknik
No Jenis Data Sumber Data Instrumen
Pengumpulan
1 Hasil belajar Siswa Tes praktik Tes pasing
pasing bawah bawah
2 Keaktifan dan Siswa Praktik dan unjuk Tes pasing
motivasi siswa kerja bawah
dalam proses
pembelajaran
3 Data keaktifan Guru Peristiwa pengamatan
guru
4 Data tentang Bola Peristiwa pengamatan
penggunaan
modifikasi bola
5 Nilai hasil belajar Dokumen Studi simak Daftar nilai
pasing bawah
sebelum diadakan
tindakan
6 RPP, silabus, Dokumern Studi simak Analisis
kurikulum content

E. Uji Validitas Data


Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan triangulasi:
1. Hasil belajar pasing bawah dianalisis dengan triangulai tiga sumber data, yakni
data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa
2. Keaktifan siswa dianalisis dengan triangulasi tiga sumber data, yakni data yang
diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa
3. Keaktifan guru dianalisis dengan triangulasi tiga sumber data, yakni data yang
diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa
4. Penggunaan alat bantu dianalisis dengan triangulasi tiga sumber data, yakni
data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa
5. Nilai hasil belajar pasing bawah divalidasi dengan menggunakan triangulasi
peneliti
RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

F. Analisis Data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif .
dfata kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik deskriptif komparatif,
sedangkan data kualitatif dianalisis dengan analisis kritis. Secara rinci analisis
tersebut adalah
1. Hasil belajar pasing bawah dianalisis dengan menghitung persentase capaian
disiklus I dan siklus II
2. Keaktivan siswa dianalisis tentang kelemahan dan kelebihan siswa ketika
berlangsungnya proses pembelajaran
3. Aktivitas guru dianalisis tentang kelemahan dan kelebihan guru ketika
berlangsungnya proses pembelajaran
4. Penggunaan alat bantu kardus dan bilah bambu dianalisis tentang kelemahan
dan kelebihan alat bantu ketika berlangsungnya proses pembelajaran
5. Nilai hasil belajar pasing bawah sebelum tindakan dianalisis dengan cara
membandingkan nilai yang dicapai dengan KKM yang sudah ada
6. RPP dianalisis melalui isi dan untuk melihat kesesuaian kompetensi dasar
dalam RPP dengan silabus dan kurikulum, serta langkah-langkah
pembelajaran untuk mencapai tujuan.

7. Indikator Kinerja Penelitian


Untuk menentukan ketercapaian tujuan perlu dirumuskan indikator
keberhasilan tindakan yang disusun secara realistik dari sebelum diadakan
tindakan dan jumlah siklus yang akan diadakan tindakan. Penelitian ini akan
selesai apabila mencapai 80% dari keseluruhan siswa atau minimal dengan KKM
70.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

Tabel 3.2. Indikator Kinerja Penelitian

Aspek yang diukur Persentase siswa yang Cara mengukur


ditargetkan
Dengan membandingkan
gerakan pasing bawah yang
Hasil belajar pasing dilakukan siswa dengan teknik
80%
bawah pasing bawah yang benar,
yang diamati adalah awalan,
pelaksanaan, dan gerak lanjut
Motivasi belajar
siswa aktif saat Diamati pada saat
proses pembelajaran dan dihitung
pembelajaran 80% dari jumlah siswa yang aktif
dalam melakukan dan lebih termotivasi dengan
pasing bawah baik
dengan baik

H. Prosedur Penelitian
Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur
penelitian ini meliputi tahap sebagai berikut:
Tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan hasil belajar siswa
melakukan pasing bawah melalui modifikasi bola dengan menggunakan bola
spoon pada siswa kelas V SD Negeri 2 Baleraksa tahun 2012. Setiap tindakan
upaya untuk pencapain tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai siklus.
Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu:
Perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi,
analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus.
1. Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan oleh peneliti adalah:
(1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan dicapai.
(2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan dalam PTK, yaitu pasing bawah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

(3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.

b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini yang dilakukan adalah melaksanakan proses
pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain:
(1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar pasing bawah.
(2) Melakukan pemanasan yaitu dengan lari mengelilingi lapangan
sebanyak dua kali putaran.
(3) Melakukan gerakan pemanasan dengan melakukan peregangan mulai
dari gerakkan tubuh bagian atas.
(4) Melakukan lempar tangkap bola yang sudah dimodifikasi dengan
tujuan untuk pengenalan alat yang akan digunakan.
(5) Melakukan lempar bola dan menerima dengan menggunakan kedua
lengan tangan.
(6) Melakukan pemanasan dengan menggunakan permainan bola tangan
(7) Sikap yang benar pada saat melakukan ketrampilan pasing bawah
dengan posisi kedua kaki dibuka badan agak condong kedepan sedikit
pandangan lurus kedepan, kaki sedikit ditekuk seperti posisi kuda-kuda
dan kedua tangan saling menggenggam dan lurus kedepan.
(8) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
(9) Melakukan pendinginan dengan cara memijat lengan tangan teman
saling bergantian
c. Pengamatan Tindakan
Pengamatan dilakukan terhadap
(1) Hasil belajar siswa pada saat melakukan pasing bawah
(2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan pasing bawah
(3) Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung
(4) Aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung
(5) Penggunaan modifikasi bola dengan menggunakan bola spoon selama
pembelajaran berlangsung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

d. Tahap refleksi
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap
hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak
tindakan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan
berikutnya.

2. Siklus 2
Pada siklus II tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada
tindakan siklus I, sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi
pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran Pendidikan Jasmani. Demikian
juga termasuk perwujudan pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang juga
mengacu pada siklus sebelumnya.
a. Tahap Perencanaan
Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan oleh peneliti adalah:
Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar
yang akan disampaikan.
(1) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan dalam PTK, yaitu pasing bawah.
(2) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian
pasing bawah.
(3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
a. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini yang dilakukan adalah melaksnakan proses
pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain:
(1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar pasing bawah.
(2) Melakukan pemanasan yaitu dengan permainan lempar tangkap bola
tangan.
(3) Melakukan gerakan lempar tangkap bola secara bergantian.
(4) Melakukan gerakan melempar dan menerima dengan kedua lengan
tangan secara bergantian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

(5) Melakukan pasing bawah secara bergantian.


(6) Melakukan pasing bawah dengan hitungan.
(7) Sikap yang benar pada saat melakukan pasing bawah dengan posisi
kedua kaki dibuka badan agak condong kedepan sedikit pandangan
lurus kedepan, kaki sedikit ditekuk seperti posisi kuda-kuda dan kedua
tangan saling menggenggam dan lurus kedepan.
(8) Sikap yang benar pada saat melakukan pasing bawah dengan posisi
kedua kaki dibuka badan agak condong kedepan sedikit pandangan
lurus kedepan, kaki sedikit ditekuk seperti posisi kuda-kuda dan kedua
tangan saling menggenggam dan lurus kedepan dan dilakukan
berulang-ulang.
(9) Melakukan pasing bawah dengan awalan secara bergantian dengan
waktu yang ditentukan dan menggunakan hitungan.
(10) Melakukan rangkaian pasing bawah dengan awalan menggunakan
waktu yang ditentukan melalui rintangan tali sebagai pengganti net yang
dihitung berdasarkan hasil dalam melakukkan pasing bawah, dst.
(11) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
(12) Melakukan pendinginan dengan cara memijat pundak teman saling
bergantian
b. Pengamatan Tindakan
Pengamatan dilakukan terhadap
(1) Hasil belajar siswa pada saat melakukan pasing bawah.
(2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan pasing bawah
(3) Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung
(4) Aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung
(6) Penggunaan alat bantu kardus dan bilah bambu selama pembelajaran
berlangsung.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

c. Tahap refleksi
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap
hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak
tindakan yang dilaksanakan. Untuk dapat mengetahui kemampuan siswa
dalam pasing bawah dilakukan penilaian saat pembelajaran antara
peniliti dan observer yaitu berupa data tentang tingkat kemampuan siswa.
Penilaiannya kebenaran melakukan gerakan meliputi gerakan awalan,
pelaksanaan, dan gerak lanjut. Siswa diberikan kebebasan untuk
melakukan pasing bawah sesuai kemampuannya, yang diutamakan
kebenaran melakukan rangkaian pasing bawah dari awal sampai akhir.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 2
Baleraksa, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa
Tengah. Untuk memperoleh data yang akurat, maka penelitian dilakukan secara
bertahap dimulai dari pra siklus sampai dengan siklus II.
Siswa SD Negeri 2 Baleraksa khususnya kelas V pada awalnya tidak
tertarik dalam mengikuti pembelajaran pasing bawah bola voli, dikarenakan
kurang termotivasi dan merasa takut dalam mengikuti pembelajaran. Siswa
merasa takut karena setiap melakukan pasing bawah dengan menggunakan bola
voli yang belum dimodifikasi merasa sakit (pedas), sehingga guru dituntut dan
harus bisa menyelesaikan masalah ini agar siswa dapat kembali termotivasi dan
tidak merasa takut lagi untuk mengikuti pembelajaran pasing bawah bola voli,
agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi pasing bawah bola voli,
maka akan dilakukan tindakan dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan
hasil belajar siswa. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan dalam 2 siklus masing-
masing siklus terdiri dari 2 pertemuan dan setiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Guru menyampaian materi pembelajaran pasing bawah pada permainan
bola voli mini dengan modifikasi bola, dengan menggunakan bola spoon, guru
menyampaikan atau menjelaskan materi sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran. Siswa mendengarkan, memahami dan kemudian mempraktekkan .
Koreksi pada kesalahan siswa dilaksanakan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Pemberian materi dilakukan oleh peneliti, guru sekelompok. Data
observasi digunakan sebagai evaluasi kegiatan belajar mengajar antara peneliti.
Kekurangan di siklus pertama akan lebih dicermati sehingga tidak akan muncul
disiklus berikutnya.

37
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Perencanaan diawali dengan menentukan waktu tindakan kelas yang
digunakan untuk penelitian. Penentuan waktu tindakan ini kaitannya dengan
pelaksanaan tindakan pada hari selasa, 14 Februari dan 21 Februari 2012 langkah
berikutnya menentukan kelas yang diberi tindakan diperoleh dari guru kelas yang
digunakan kelas V. Kemudian menentukan permainan yang akan digunakan
dalam materi pembelajaran, dan disesuaikan dengan alat dan fasilitas sekolah.
Penentuan materi bersumber pada buku referensi. Setelah itu pembuatan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang memuat perencanaan pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Persiapan yang terakhir mempersiapkan alat-alat yang
akan digunakan dalam pembelajaran, menyiapkan lapangan, bola yang
dimodifikasi, tali rafia, tiang gawang, dll.

b. Tindakan
Siswa di bariskan dengan formasi tiga bersaf, siswa putra di sebelah kanan
dan putri disebelah kiri, guru memimpin berdoa. Setelah itu dilakukan presensi
dan menanyakan pada siswa siapa yang tidak masuk. Dari jumlah siswa sebanyak
21 anak ternyata semua dapat mengikuti pembelajaran. Kemudian setelah presensi
selesai guru menjelaskan materi yang akan dilaksanakan. Penjelasan materi pasing
bawah berawal dari bagaimana cara pasing bawah dengan menggunakan kedua
tangan dengan kedua jemari tangan saling berkaitan. Siswa sebagian besar
memperhatikan namun ada siswa yang kurang memperhatikan ada yang bercanda
dan berbincang-bincang dengan siswa yang lainnya.
Kegiatan selanjutnya adalah pemanasan. Pemanasan dipimpin langsung
oleh guru dengan memberi aba-aba dan siswa hanya menghitung secara
bergantian. Pemanasan berupa gerakan statis dan diakhiri dengan dinamis.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

Kemudian dilanjutkan pemanasan dengan bermain, permainan yang digunakan


adalah permainan bola tangan. Waktu pemanasan kurang lebih 10 menit.
Setelah selesai melakukan pemanasan dilanjutkan kegiatan inti dengan
waktu kurang lebih 50 menit. Kegiatan inti terdiri dari, pertama siswa dibagi
menjadi menjadi 2 kelompok dan dibariskan saling berhadapan dengan jarak yang
ditentukan, kemudian siswa melakukan lempar tangkap bola voli yang sudah
dimodifikasi dengan tujuan agar siswa mengetahui atau merasakan langsung bola
yang digunakan sudah dimodifikasi. Dilanjutkan dengan salah satu kelompok
melempar dan kelompok yang lainnya menerima dengan menggunakan kedua
lengan tangan seperti pasing bawah, proses itu dilakukan secara bergantian antara
kelompok yang satu dengan yang lainnya. Kegiatan inti ini diawali dengan
dikombinasikan antara gerakan lempar tangkap bola dengan pasing bawah seperti
yang sudah dilaksanakan pada kegiatan diatas. Kemudian dilanjutkan keteknik
pasing bawah dengan cara guru memberikan contoh terlebih dahulu kemudian
semua siswa menirukan gerakan pasing bawah yang dicontohkan oleh gurunya
tersebut tanpa menggunakan bola. Setelah semuanya mempraktekkan kemudian
siswa dibagi menjadi tiga kelompok untuk melakukan pasing bawah dengan
menggunakan bola dengan teknik yang benar seperti yang sudah dicontohkan oleh
guru tersebut, dalam melakukan bergantian antara kelompok yang satu dengan
yang lainnya secra berurutan satu persatu di ulang berkali-kali sampai gerakannya
bisa. Kemudian anak melakukan kembali teknik gerakan pasing bawah yang
dicontohkan oleh guru di sela-sela proses pembelajaran guru memberikan koreksi
pada siswa yang belum benar melakukan teknik pasing bawah.
Berikutnya adalah melakukan teknik pasing bawah melalui rintangan tali
yang dipasangkan di kedua tiang sebagai pengganti net seperti pada permainan
bola voli mini dengan berpasangan dua-dua secara bergantian, guru menjelaskan
dan memberi contoh gerakkan pasing bawah dengan melewati net dan
mempraktekkannya, kemudian siswa di suruh melakukannya seperti yang sudah
dicontohkan oleh guru, kemudian diulang-ulang sampai beberapa kali dalam
melakukan gerakan ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

Guru langsung memberikan teguran pada siswa yang salah, dan


memberikan contoh kembali gerakan pasing bawah, kemudian siswa yang
bersangkutan di suruh mengikutinya
Setelah semuanya melakukan dalam mempraktekkan gerakan pada
awalnya kebanyakan siswa agak kesulitan, setelah dilakukan berulang-ulang
kesalahan siswa dalam melakukan gerakan pasing bawah mulai berkurang dan
kebanyakan siswa sudah dianggap bisa, siswa yang sudah bisa melakukan dengan
benar salah satunya di panggil oleh guru untuk memberikan contoh pasing bawah
dengan benar, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi dan pendinginan. Penutup,
siswa dibariskan kembali dalam tiga bersaf, guru memberi koreksi atas kesalahan-
kesalahan siswa, serta memuji yang telah melakukan pasing bawah dengan benar,
bertanya pada siswa tentang teknik pasing bawah yang benar. Setelah selesai
pembelajaran siswa disiapkan kembali, berdoa lalu dibubarkan untuk istirahat.
c. Observasi
Hasil dari pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung siswa
dalam mengikuti pembelajaran pasing bawah cukup antusias, memahami cara
pasing bawah yang benar, dan dilaksanakan dengan tepat dan melaksanakan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Secara umum suasana lapangan cukup aktif,
ini terlihat dari semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran dari pemanasan
sampai selesai. Siswa melaksanakan apa yang diperintahkan oleh guru dengan
baik.
Pengisian lembar observasi dilakukan oleh guru, berdasarkan hasil
pengamatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengisian observasi
kaitannya dengan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran, keadaan alat dan
fasilitas yang digunakan selama pembelajaran.
d. Refleksi
Berikutnya setelah dilakukan observasi adalah melakukan refleksi dari
tindakan yang dilakukan. Hambatan-hambatan atau kendala yang ditemukan
dalam pembelajaran pasing bawah yang banyak dialami oleh siswa adalah pada
saat berkenaannya bola dengan kedua lengan tangan, kebanyakan masih banyak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

yang mengenai kepalan tangan tidak pada lengannya. Hambatan-hambatann


tersebut diatasi oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu
dengan cara melakukan koreksi terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan
latihan atau gerakan, sedangkan untuk siswa yang kurang tertib guru selalu
memberikan teguran dan bimbingan.
Untuk mengurangi hambatan-hambatan yang muncul pada saat tindakan
pertama. Peneliti merencanakan tindakan kedua, dengan mengutamakan teknik
pasing bawah pada permainan bola voli mini dengan modifikasi bola.
Tabel 3.3. Rekap Hasil Penilaian Pasing Bawah Siklus I
Hasil Penilaian pasing bawah
Nilai
Putra Putri
Tertinggi 64 67
Terendah 38 47
Rata-rata 56 55

Untuk gerakan pasing bawah secara umum sudah paham akan tetapi masih
ada yang melakukan kesalahan sehingga masih perlu dilakukan pendalaman pada
pasing bawah dengan diulang pada siklus yang kedua.
Waktu pembelajaran dimulai dari pukul 07.30 Wib dan sampai selesai
pukul 08.40 Wib. Hal ini disebabkan karena lokasi lapangan yang agak jauh dan
kondisi lapangan yang becek sehingga mencari terlebih dahulu lapangan yang
tidak becek dan menyuruh anak supaya tidak memakai sepatu.

2. Siklus Kedua
a.Perencanaan
Perencanaan di siklus ini diawali dengan konsultasi dengan guru,
mengenai materi yang akan dilaksanakan, penekanan pada materi di siklus kedua
ini adalah pada materi pasing bawah, karena dari hasil refleksi di siklus pertama
diketahui bahwa guru kurang menekankan pasing bawah, jadi pada siklus kedua
ini lebih ditekankan pada hal tersebut supaya lebih bisa atau menguasai.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

Kaitannya dengan materi pada pasing bawah ini masih diulang-ulang sampai
semuanya benar-benar menguasai, dan kemudian masuk teknik berikutnya.
b.Tindakan
Pelaksanaan tindakan kedua ini pada hari selasa, 28 Februari dan 07 Maret
2012, pembelajaran dimulai pada pukul 07.30 Wib, hal ini dikarenakan letak
lapangan yang akan digunakan untuk pembelajaran sangat jauh. Jarak yang harus
ditempuh dengan jalan kaki kurang lebih 10 menit. Setelah sampai dilapangan
siswa dan guru menyiapkan alat dan lapangan bola voli yang akan digunakan
untuk pembelajaran, setelah selesai siswa langsung dibariskan, kemudian presensi
dan memimpin berdoa, siswa dibariskan tiga bersaf. Siswa putra disebelah kanan
dan siswa putri disebelah kiri. Setelah itu guru menghitung jumlah siswa yang
mengikuti pembelajaran, dilanjutkan dengan presensi siswa dengan menanyakan
siswa yang tidak masuk kepada siswa yang masuk, dan ternyata semua siswa
masuk dan dapat mengikuti pembelajaran. Kemudian guru menjelaskan tentang
permainan bola voli mini pada pasing bawah dengan menggunakan bola yang
sudah dimodifikasi.
Penjelasan guru mengenai pasing bawah dari awal sampai akhir ini
dilakukan dengan tujuan memperbaiki kesalahan pada tindakan pertama. Setelah
itu guru menjelaskan gerakan pasing bawah yang benar. Penjelasan guru melalui
pemberian contoh gerakan yang benar. Siswa memperhatikan guru dalam
memberikan penjelasan. Kemudian dilanjutkan dengan pemanasan.
Pemanasan yang pertama dilakukan adalah pemanasan berupa gerakan
statis dan diakhiri dengan gerakan dinamis, sama seperti pada siklus pertama.
Kemudian dilanjutkan pemanasan yang kedua dengan cara bermain bola tangan,
dalam permainan ini siswa di bagi menjadi dua kelompok, masing-masing
kelompok menyiapkan salah satu anggotanya untuk dijadikan sebagai kiper atau
orang yang menerima umpan bola dari teman sekelompoknya sendiri. Kiper tidak
boleh bergerak meninggalkan lingkaran, kiper hanya boleh menerima bola tidak
boleh berlari mengejarnya. Pemain hanya boleh menggunakan tangan untuk
memegang bola tidak boleh menggunakan kaki, bagi pemain yang memegang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

bola juga tidak boleh bergerak meninggalkan tempat, hanya boleh melemparkan
atau mengoperkan bole tersebut ketemannya sendiri. Bagi kelompok yang bisa
memasukkan bola atau mengoperkan bola ke kiper paling banyak maka dianggap
yang menang. Dalam kegiatan pemanasan ini siswa dituntut aktif dan semangat
dalam melakukan, dan siswa ternyata sangat antusias dalam mengikuti permainan
ini terlihat dari keaktifan siswa, bahkan ketika waktunya selesai masih banyak
siswa yang menginginkannya untuk di ulang kembali permainan tersebut.
Selanjutnya dilanjutkan pembelajaran berikutnya adalah pembelajaran inti
pasing bawah dengan cara yang pertama siswa dibariskan menjadi dua kelompok
dan saling berhadapan, kemudian diluruskan dengan cara merentangkan tangan,
jarak antara kelompok satu dan kelompok dua kurang lebih tiga meter.
Posisi guru berada diantara dua kelompok tersebut untuk memberikan
contoh gerakan pasing bawah kembali dan memberikan aba-aba, kemudian siswa
mempraktekkan atau menirukan gerakan yang di contohkan oleh guru, gerakan ini
dilakukan berulang-ulang sampai siswa benar-benar bisa melakukan pasing bawah
dengan baik. Setelah selesai kemudian dilanjutkan dengan menggunakan bola
guru memberi contoh dan siswa melakukan seperti gerakan teknik pasing bawah
yang diberikan oleh guru. Gerakan tersebut juga dilakukan berulang-ulang.
Kemudian dilanjutkan dengan cara salah satu kelompok melemparkan bola dan
kelompok yang ada didepannya menerima dengan pasing bawah, hal ini dilakukan
secara bergantian dan berulang-ulang.
Berikutnya gerakan pasing bawah dengan menggunakan modifikasi bola
dengan cara siswa melakukan pasing bawah maju satu persatu dengan hitungan
beberapa menit siswa tersebut dapat melakukan pasing bawah dengan benar
berapa kali. Setelah semuanya melakukan kemudian siswa dibariskan kembali dan
kemudian melanjutkan kegiatan inti pasing bawah dengan menggunakan
rintangan tali yang dipasangkan pada kedua tiang sebagai pengganti net, siswa
dibagi berpasangan untuk saling melakukan pasing bawah dengan melewati
rintangan tali sebagai pengganti net tersebut secara bergantian.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

Dalam kegiatan inti tersebut siswa melakukan secara bergantian dan guru
memberikan aba-aba dengan pluit untuk memulai dari awal sampai akhir pada
teknik pasing bawah. Ini dilakukan sampai siswa benar-benar bisa dan menguasai
teknik pasing bawah dengan benar. Selama pembelajaran berlangsung, guru
memberi koreksi pada siswa yang belum benar melakukannya. Dalam
pembelajaran ini ada hal yang menarik yaitu, semangat para siswa dalam
mengikuti pembelajaran, terkadang sampai terjadi perebutan bola antar siswa
untuk melakukan atau mempraktekkan gerak pasing bawah kembali. Kondisi
semacam ini dapat diatasai oleh guru dengan cara menegur dan merapikan
kembali barisan. Kemudian guru mengoreksi kembali dan memberikan pujian
pada siswa yang sudah benar-benar bisa melakukan gerakan pasing bawah dalam
permainan bola voli mini dengan menggunakan bola yang sudah dimodifikasi
dengan baik dan benar-benar bisa. Dalam memberikan evaluasi pembelajaran
sebagian besar siswa sudah memperhatikan guru.
Tabel 3.4. Rekap Nilai Hasil Siklus I dan II
Hasil Siklus I Hasil Siklus II
Nilai Putra Putri Putra Putri
Tertinggi 64 67 98 90
Terendah 38 47 83 79
Rata-rata 56 55 90 84

Setelah penilaian selesai kemudian guru kembali membariskan siswa dan


menghitung kembali, selanjutnya pendinginan dan berdoa kemudian pembubaran.
c.Observasi
Suasana lapangan sangat kondusif, tertib dan siswa terlihat bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran, siswa sangat antusias ketika guru sedang
memberikan materi teknik pasing bawah dan siswa sudah tidak sabar untuk
melakukannya. Dalam mengikuti pembelajaran siswa kelihatan sungguh-sungguh.
Kemudian guru mulai menjelaskan kaitannya dengan pengambilan nilai.
Dalam pelaksanaan pengambilan nilai, banyak siswa yang sudah mampu
melakukan pasing bawah dengan baik dan benar, akan tetapi masih ada beberapa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

siswa yang belum mampu melakukannya dengan baik dan benar. Kemudian guru
memberikan kesempatan kepada siswa ayng belum bisa dengan cara memanggil
kedepan dan melakukannya kembali berulang-ulang sampai benar-benar bisa
melakukan pasing bawah dengan baik dan benar. Tiap siswa mendapat dua kali
kesempatan, bagi siswa yang tidak melakukan atau sedang menunggu giliran
kebanyakan melihat, mengamati, memperhatikan temannya yang sedang
melakukan.
Pada pembelajaran rangkaian teknik pasing bawah dengan modifikasi bola
yang sudah dilaksanakan, dilihat dari sudut pandang siswa, siswa sangat antusias
dalam mengikuti pembelajaran, kegembiraan, keinginan untuk melakukan pasing
bawah sangat besar sampai pada pembelajaran teknik. Keadaan ini memudahkan
guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pada umumnya kesalahan yang sering
dilakukan oleh siswa pada teknik pasing bawah dibenarkan atau diperbaiki oleh
guru. Suasana lapangan sangat kondusif pengelolaan lapangan menjadi lebih
mudah karena siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran yang
dilakukan menyesuaikan dengan keadaan fasilitas sekolah tidak mengada-ada, dan
bisa diikuti oleh guru.
Pengisian lembar observasi di lakukan oleh guru penjas setelah
pembelajaran selesai dari hasil observasi diketahui bahwa, siswa dalsm mengikuti
pembelajaran teknik pasing bawah dengan menggunakan bola yang sudah
dimodifikasi siswa sangat antusias, aktif dan lebih siap dengan materi.
d.Refleksi
Setelah dilakukan pengamatan dan evaluasi, maka langkah selanjutnya
adalah refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam pembelajaran
pendidikan jasmani dengan materi teknik pasing bawah pada permainan bola voli
mini dengan menggunakan modifikasi bola, kesalahan-kesalahan atau hambatan
yang sering terjadi dan banyak dilakukan oleh siswa adalah tidak tepatnya kenaan
bola dengan kedua lengan tangan, kesalahan atau hambatan tersebut dapat diatasi
oleh guru selama pembelajaran berlangsung, yaitu dengan cara melakukan koreksi
terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan latihan gerakan pasing bawah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

yang benar, dan selalu memberikan teguran dan bimbingan kepada siswa yang
kurang tertib.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar siklus


Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan tiap siklus antara siklus I dan
siklus II terjadi peningkatan pembelajaran pasing bawah bola voli mini dengan
menggunakan modifikasi bola, pada siswa kelas V SD Negeri 2 Baleraksa Tahun
pelajaran 2011/2012.
Tabel 3.5. Perbandingan Hasil Tindakan Antar siklus
Prasiklus Siklus I Siklus II
No Putra Putri Putra Putri Putra Putri
Tertinggi 57 57 64 67 98 90
Terendah 45 42 38 47 83 79
Rata-rata 51 49 56 55 90 84

D. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran
Pendidikan Jasmani dengan materi pasing bawah dengan mengguna modifikasi
bola dapat meningkatkan semangat siswa, keaktifan siswa, kegembiraan siswa,
dan menjadikan suasana kelaspun menjadi lebih baik, sehingga tujuan dari
pembelajaran mudah tercapai dengan optimal. Dalam hal ini penguasaan siswa
terhadap pembelajaran teknik pasing bawah dengan menggunakan modifikasi bola
dapat tercapi dengan baik.
Pemberian materi pada pembelajaran teknik pasing bawah dengan
modifikasi bola diharapkan tidak mengurangi nilai yang terkandung di dalamnya,
seperti percaya diri, tanggung jawab, keseriusan dan yang lainnya. Tujuan dari
memodifikasi bola adalah agar siswa lebih berani untuk melakukan teknik pasing
bawah dalam pembelajaran.
Dari tabel tiga diketahui bahwa nilai rata- rata untuk nilai putra 90, dengan
nilai tersebut dapat digolongkan bahwa nilai rata – rata untuk siswa putra baik.
Sedangkan batas nilai ketuntasan dalam pembelajaran adalah 70, sedangkan nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

rata-rata untuk siswa putri adalah 84, dengan nilai rata – rata untuk siswa putri
tergolong baik.

Tabel 3.6. Nilai Siswa Kelas V SD Negeri 2 Baleraksa Kabupaten Purbalingga


Observasi Kondisi Awal Kondisi akhir
No Putra Putri Putra Putri Putra Putri
Tertinggi 57 57 64 67 98 90
Terendah 45 42 38 47 83 79
Rata-rata 51 49 56 55 90 84

Berdasarkan tabel diatas, perbandingannya antara pembelajaran teknik


dasar pasing bawah dengan menggunakan modifikasi bola dengan pembelajaran
pasing bawah tanpa menggunakan modifikasi bola
Tabel 4 diatas menunjukkan nilai pada siklus II pembelajaran pasing
bawah dengan menggunakan modifikasi bola nilai tertinggi untuk siswa putra 98
dan siswa putri 90.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran teknik pasing bawah pada dengan menggunakan modifikasi bola
dapat meningkatkan antusiasme, semangat siswa, keaktifan siswa, dan proses
belajar berlangsung menyenangkan sehingga meningkatkan hasil nilai siswa.

B. Implikasi
Hasil penelitian yang diperoleh ini mempunyai implikasi bagi
perkembangan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah pada umumnya
dan pada khususnya di SD Negeri 2 Baleraksa Kabupaten Purbalingga. Guru
pendidikan jasmani dapat menerapkan pembelajaran bola voli mini dengan materi
dasar pasing bawah dengan modifikasi bola. Dengan cara ini diharapkan siswa
akan lebih berani dan bisa untuk melakukan pasing bawah dengan modifikasi bola
pada pembelajaran dan daya tarik materi sehingga siswa tidak takut, jenuh atau
malas terhadap pembelajaran teknik pasing bawah.

C. Saran
Berikut saran-saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani pada teknik pasing bawah
antara lain :
1.Bagi SD Negeri 2 Baleraksa
Alat dan fasilitan yang digunakan untuk pembelajaran ditambah atau
dilengkapi, sehingga guru dalam hal ini dapat mengajar dengan baik dan siswa
dapat menerima materi dengan maksimal.
2.Bagi siswa SD Negeri 2 Baleraksa

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

Bersikap aktif dan sungguh-sungguh dalam mengikuti setiap


pembelajaran, sehingga pembelajaran yang diikuti akan lebih bisa dikuasai dan
bermanfaat.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai