id
SKRIPSI
oleh :
IRFAN SUSANTO
X4710049
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Irfan Susanto
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Oleh:
IRFAN SUSANTO
X4710049
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
PERSETUJUAN
Pembimbing I Pembimbing II
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Hari : Minggu
Tanggal: 20 Mei 2012
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan I
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Irfan Susanto. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASING
BAWAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BALERAKSA, KECAMATAN
KARANGMONCOL, KABUPATEN PURBALINGGA. Skripsi, Surakarta :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Mei 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar pasing
bawah kelas V SD Negeri 2 Baleraksa Karangmoncol Purbalingga Tahun
Pelajaran 2011/2012, khususnya pasing bawah dengan menggunakan modifikasi
bola.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Subjekdalam penelitian ini seluruh siswa kelas V SD Negeri 2 Baleraksa
Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012 berjumlah 21 siswa yang
terdiri atas 12 siswa putra dan 9 siswa putri.Data dalam penelitian ini berupa data
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik
deskriptif komparatif, sedangkan data kualitatif dianalisis kritis.
Setelah menjalani pembelajaran dengan menggunakan bola yang
dimodifikasi, terdapat peningkatan hasil belajar pasing bawah. Pada akhir siklus-
1, terjadi peningkatan 6% (menjadi 57%) dari kondisi awal 51%. Pada akhir
siklus-2, siswa yang mencapai KKM menjadi 87%.
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
modifikasi bola dapat meningkatkan hasil belajar pasing bawah siswa kelas V SD
Negeri 2 Baleraksa, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Tahun Pelajaran
2011/ 2012.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis,
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN ................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ v
HALAMAN ABSTRAK ........................................................................ vi
HALAMAN MOTTO ............................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ ix
DAFTAR ISI .......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv
BAB. I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
D. Manfaat Hasil Penelitian .............................................................. 4
LAMPIRAN ........................................................................................... 52
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
3.1.Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................. 30
3.2.Indikator Kinerja Penelitian .......................................................... 32
3.3.Rekap Hasil Penilaian Pasing Bawah Siklus I ............................... 41
3.4.Rekap Nilai Hasil Siklus I dan II .................................................. 44
3.5.Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ................................... 46
3.6.Nilai Siswa Kelas V SD Negeri 2 Baleraksa ................................. 47
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Bagan Kerangka Berfikir ........................................................ 25
2. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian........... 27
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ..................................... 52
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .................................... 64
3. Presensi Kehadiran Siswa Siklus I dan II .......................................... 76
4. Alokasi Waktu Pembelajaran ............................................................ 77
5. Lembar Observasi Psikomotor hasil Belajar pasing Bawah ............... 80
6. Lembar Observasi Afektif Hasil Belajar Pasing Bawah ..................... 81
7. Lembar Observasi Kognitif Hasil Belajar Pasing Bawah ................... 82
8. Rekapitulasi penilaian Pasing Bawah ................................................ 83
9. Penilaian Psikomotor Pasing Bawah KodisiAwal.............................. 84
10. Penilaian Sikap (Afektif) Pasing BawahKondisiAwal ....................... 85
11. Penilaian Pengetahuan (Kognitif) Pasing BawahKondisiAwal .......... 86
12. Rekapitulasi Penilaian Pasing Bawah KondisiAwal .......................... 87
13. Penilaian Psikomotor Pasing Bawah KondisiAkhir ........................... 88
14. Penilaian Sikap (Afektif) Pasing Bawah KondisiAkhir ..................... 89
15. Penilaian Pengetahuan (Kognitif) Pasing BawahKondisiAkhir.......... 90
16. Rekapitulasi Penilaian Pasing Bawah KondisiAkhir.......................... 91
17. Surat Ijin ........................................................................................... 101
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
hanya berteduh dan duduk di atas motor bahkan ngobrol di kantor. Kondisi
semacam ini sangat memprihatinkan, karena kaidah-kaidah pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah dasar tidak dilaksanakan.
Pembelajaran pendidikan jasmani melalui penggunaan modifikasi alat
merupakan salah satu karakteristik model pembelajaran yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran penjas. Adanya model pembelajaran dengan modifikasi alat
menuntut seorang guru pendidikan jasmani harus menguasai dan memahaminya
dan dapat diterapkan dalam pembelajaran.
Pada permainan bola voli mini, pembelajaran dengan menggunakan
modifikasi bola pada pasing bawah merupakan pembelajaran yang menuntut
kemampuan guru dan menuntut siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Keaktifan siswa sangat penting dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan efektif.
Menerapkan pembelajaran dalam permainan bola voli mini pada pasing
bawah dengan menggunakan bola spoon sangatlah tepat bagi siswa sekolah dasar.
Dengan model pembelajaran yang baik dan tepat, direncanakan dengan baik,
disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik siswa, aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan, maka pembelajaran pendidikan jasmani akan berjalan dengan
baik dan tujuan pembelajaran akan tercapai.
Pembelajaran dengan modifikasi bola menuntut kreatifitas dan inisiatif
guru pendidikan jasmani untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang
beraneka ragam. Seorang guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran
yang menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa responsif dengan pembelajaran
yang diterimanya dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Permainan bola voli mini merupakan salah satu kegiatan yang digemari
para siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan permainan ini sering
dipertandingkan antar sekolah, namun tingkat penguasaan ketrampilan pasing
bawah dalam pembelajaran bola voli mini masih sangat rendah sehingga perlu
ditingkatkan. Fenomena itulah yang saat ini terjadi di SD N 2 Baleraksa,
Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah
penggunaan modifikasi bola spoon dapat meningkatkan hasil belajar pasing
bawah pada siswa kelas V SD Negeri 2 Baleraksa?
Definisi operasional variabel:
1. Hasil belajar pasing bawah bola voli: yang dimaksud dengan hasil belajar
pasing bawah bola voli dalam penelitian ini adalah aspek afektif, kognitif,
dan psikomotor siswa dalam pembelajaran pasing bawah bola voli.
2. Modifikasi Bola: yang dimaksud modifikasi bola dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan bola plastik yang dilapisi dengan spoon disekelilingnya
dengan cara diberi perekat atau lem.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Tujuan Umum
Meningkatkan hasil belajar pasing bawah pada permainan bola voli mini
siswa kelas V SD Negeri 2 Baleraksa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan hasil belajar pasing pada permainan bola voli mini siswa
kelas V SD Negeri 2 Baleraksa melalui modifikasi bola yaitu menggunakan bola
spoon.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Hasil Belajar
Menurut Aip Syarifuddin & Muhadi (1991: 4), pendidikan jasmani adalah
suatu proses melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara
sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta
nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga Negara dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran
yang terdapat dalam program dalam pendidikan umum. Pengertian pendidikan
jasmani adalah suatu proses pendidikan seorang sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai
kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan
ketrampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukan watak.
Seseorang yang memiliki pemahaman sejak usia dini tentang perencanaan
program kesegaran, perilaku hidup sehat yang pada gilirannya akan mampu
berpartisipasi aktif dalam segala aktivitas, termasuk aktivitas olahraga dalam
masyarakat luas. Untuk itu pendidikan jasmani di sekolah dasar hendaknya
mampu mengembangkan ketrampilan motorik, fisik dan karakter secara
bersamaan.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan bagian integral dari
pendidikan keseluruhan, yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan
aktivitas jasmani guna mendorong kebiasaan hidup sehat menuju pada
pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang
serasi selaras dan seimbang.
Kegiatan fisik termasuk komponen yang berhubungan dengan kesehatan
dan keahlian, yang berhubungan dengan kesehatan berfokus pada faktor-faktor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Pembelajaran
Menurut Aip Syarifuddin & Muhadi (1991: 6), didalam intensifikasi
penyelenggaran pendidikan sebagai proses dalam pertumbuhan dan
perkembangan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani
merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan
dan perkembangan manusia. Gerak bagi manusia sebagai aktivitas jasmani
merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting, yaitu sebagai dasar
bagi manusia untuk belajar, baik untuk belajar mengenal alam sekitar dalam usaha
memperoleh berbagai pengalaman berupa pengetahuan dan ketrampilan, nilai dan
sikap, maupun untuk belajar mengenal dirinya sendiri sebagai makhluk inidvidu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Selain itu juga
pendidikan sebagai proses dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia yang
berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani merupkan salah satu alat yang
sangat penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Dalam kamus umum bahasa indonesia secara etismologis belajar memiliki
arti “Belajar adalah sebuah kegiatan dalam rangka mencapai kepandaian atau
mencari ilmu. Sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu serta memiliki
pengetahuan yang luas dan menjadikan manfaat bagi dirinya dan orang lain”.
Menurut Arif. S Sadiman (2001: 1) “Belajar adalah suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak
dari masih bayi sampai ke liat lahat nanti”. Sedangkan menurut Baharudin (2009:
11) mengemukakan hakekat pembelajaran sebagai suatu proses belajar manusia
untuk mencapai berbagai macam kompetensi, ketrampilan, dan sikap. Sedangkan
Azhar Arsyad (2004: 1) menyampaikan bahwa: “Belajar adalah proses yang
komlpek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya dan proses
belajar terjadi apabila ada interaksi antara seseorang dengan lingkungannya”.
Untuk itu perlu dipahami bahwa belajar wajib dilakukan oleh semua orang
baik anak-anak maupun orang dewasa. Belajar dapat dilaksanakan atau terjadi
dimana saja dan kapan saja. Salah satu bukti bahwa seseorang melakukan proses
belajar apabila terjadi proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang itu, yang
mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
ketrampilan atau sikap. Belajar itru merupakan perubahan tingkah laku
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar itu akan lebih baik kalau si
subyek belajar itu mengalami atau melakukannya.
Mengingat belajar adalah kegiatan aktif siswa, yaitu membangun
pemahaman, maka partisipasi guru jangan sampai merebut otoritas atau hak siswa
dalam membangun gagasannya, guru sebagai katalisator atau penghubung materi
pelajaran dan berusaha membuat siswa untuk mau belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Konsep Mengajar
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memfasilitasi,
meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik yang bisa
terjadi karena proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Oleh karena itu pembelajaran merupakan upaya
sistematis dan sistemik untuk memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar.
Maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis belajar serta hasil belajar
tersebut. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar,
walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru
mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pembelajaran
sehingga mencapai suatu objektif yang ditentukan yang meliputi aspek : kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Kegiatan mengajar meliputi penyampaian pengetahuan, menularkan sikap,
kecakapan, atau ketrampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan
dihubungkan dengan subyek yang sedang belajar. Untuk mengetahui batasan
mengajar, berikut ini disajikan definisi mengajar menurut Rusli Lutan (1988:
376) bahwa :
Mengajar merupakan seperangkat kegiatan sengaja dan berencana dari
seseorang atau person (P) yang memiliki kelebihan pengetahuan atau ketrampilan
untuk disampaikan kepada orang lain sebagai sasaran atau objek (O), yang belum
berkembang pengetahuan, ketrampilan, ketrampilan atau bahkan sifat-sifat
biologis tertentu, dan informasi atau ketrampilan itu disampaikan melalui saluran
atau metode tertentu, yang kemudian mendapat respon dari objek sekaligus
berperan sebagai subjek.
Disimpulkan bahwa mengajar merupakan suatu proses yang kompleks.
Guru berperan tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa, tetapi
juga berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar sebagai upaya yang
disengaja, maka guru terlebih dahulu mempersiapkan bahan yang akan disajikan
kepada siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
11
12
c. Ciri-ciri Pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi
atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa agar terjadi perubahan
pengetahuan atau ketrampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka
dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada
dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru mengatur unsur-unsur dinamis
dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar agar terjadi proses belajar dan tujuan belajar dapat tercapai. Ciri-ciri
pembelajaran terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar
siswa yaitu (1) motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat bantu, (4) suasana
belajar dan (5) kondisi subyek belajar “Berdasarkan pendapat tersebut
menunjukkan bahwa, ciri-ciri pembelajaran terdiri dari lima macam yaitu,
motivasi belajar, bahan belajar, suasana belajar dan kondisi siswa belajar. Ciri-ciri
pembelajaran tersebut harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Jika
dalam pelaksanaan pembelajaran ketrampilan ciri-ciri tersebut diperhatikan
dengan baik, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Secara singkat ciri-
ciri pembelajaran dijelaskan sebagai berikut:
1) Motivasi belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, bila seorang siswa tidak dapat
melakukan tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk menemukan
sebab-sebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut melakukan tugas ajar
dari guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu diberi rangsangan agar tumbuh
motivasi pada dirinya. Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu dan bila tidak suka, maka berusaha untuk mengelakkan
perasaan tidak suka tersebut. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh factor dari luar,
tetapi motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan
memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
siswa dapat tercapai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
2) Bahan Belajar
14
d. Metode Pembelajaran
Menurut Darsono (2004: 24) “Mengajar adalah suatu usaha yang sangat
kompleks, sehingga sulit menentukan bagaimana sebenarnya mengajar yang baik.
Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan “pembelajaran
suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku
siswa berubah kearah yang lebih baik”. Menurut Ahmadi (1997: 52) dikutip oleh
Yatik Hidayati, “metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur”. Pengertian lain
mengatakan bahwa metode pembelajaran merupakan teknik penyajian yang
dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa
di dalam kelas, baik secara individual ataupun secara kelompok agar pelajaran itu
dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.
Berdasarkan pengertian metode pembelajaran dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran dalah setrategi pembelajaran yang digunakan oleh guru
sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini
mendorong seorang guru untuk mencari metode yang tepat dalam penyampaian
materinya agar dapat diserap dengan baik oleh siswa. Mengajar secara efektif
sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode pengajaran.
Pemilihan dan penentuan metode dalam proses belajar mengajar guru
harus selalu mencari cara-cara baru untuk menyesuaikan pengajarannya dengan
situasi yang dihadapi. Metode-metode yan digunakan pun haruslah bervariasi
untuk menghindari kejenuhan pada siswa. Namun metode yang bervariasi ini
tidak akan menguntungkan bila tidak sesuai dengan situasinya. Baik tidaknya
suatu metode pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain :
1) Anak didik
Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak dengan latar
belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka juga bermacam-
macam. Demikian juga dengan jenis kelamin serta postur tubuh. Pendek kata
dari aspek fisik selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
Sedangkan dari segi intelektual pun sama ada perbedaan yang ditunjukkan
dari cepat dan lambatnya tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang
diberikan dalam kegiatan belajar mengajar. Aspek psikologis juga ada
perbedaan yaitu adanya anak didik yang pendiam, terbuka, dan lain-lain.
Perbedaan dari aspek yang disebutkan di atas mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode yang sama mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang relatif lama demi
tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional.
2) Tujuan yang Akan Dicapai
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar.
Hal ini dapat mempengaruhi penyeleksian metode yang harus digunakan.
Metode yang dipilih guru harus sesuai dengan taraf kemampuan yang hendak
diisi ke dalam diri setiap anak didik. Jadi metode harus disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran.
3) Situasi Belajar Mengajar
Situasi belajar mengajar yang diciptakan guru tidak selamanya sama.
Maka guru harus memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang
diciptakan. Diwaktu lain, sesuai dengan bahan dan kemampuan yang ingin
dicapai oleh tujuan maka guru menciptakan lingkungan belajar secara
berkelompok. Jadi situasi yang diciptakan mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode mengajar.
4) Belajar Mengajar
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang
belajar anak di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan
mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
5) Guru
Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi.
Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
18
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
20
Teknik permainan yang baik selalu berdasarkan pada teori dan hukum-
hukum yang berlaku dalam ilmu pengetahuan yang menunjang pelaksanaan
teknik tersebut. Dalam permainan bola voli ada beberapa bentuk teknik dasar
yang harus dikuasai.
Teknik dasar permainan bola voli terdiri atas: (1) Servis, (2) Pasing
bawah, (3) Pasing atas, (4) Block, (5) Smash
1) Pengertian Pasing
Menurut Nuril Ahmadi (2007: 22) Pasing adalah upaya seseorang pemain
dengan menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang
dimainkan kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri.
Sedangkan umpan adalah usaha atau upaya seseorang pemain bola voli dengan
menggunakan suatu teknik tertentu yang dimilikinya dengan tujuan menyajikan
bola yang dimainkan kepada teman seregunya yang selanjutnya dapat melakukan
serangan smash terhadap lawan.
Pasing merupakan teknik dasar bola voli yang paling penting di dalam
permainan bola voli, karena pasing merupakan faktor utama untuk dapat bisa
memainkan bola voli. Dengan teknik dasar pasing yang baik maka permainan
akan sulit untuk dimatikan, sehingga permainan menjadi sangat menarik.
2) Pasing Bawah Bola Voli
Pasing bawah merupakan teknik dasar bola voli. Teknik ini digunakan
untuk menerima servis, menerima spike, memukul bola setinggi pinggang ke
bawah dan memukul bola yang memantul dari net. Pasing bawah merupakan awal
dari sebuah penyerangan dalam bola voli. Keberhasilan penyerangan tergantung
dari baik buruknya pasing bawah. Apabila bola yang dioperkan jelek, maka
pengumpan akan mengalami kesulitan untuk menempatkan bola yang baik untuk
para penyerang.
Berikut tahap-tahap dalam melaksanakan pasing bawah, yaitu:
Pesiapan
a) Bergerak kearah bola dan atur posisi tubuh
b) Genggam jari tangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
Gerak lanjut
a) Jari tangan tetap digenggam, siku tetap terkunci
b) Landasan mengikuti bola ke sasaran
c) Lengan sejajar di bawah bahu
d) Pindahkan berat badan ke arah sasaran
e) Perhatikan bola bergerak ke sasaran
Beberapa kesalahan yang sering terjadi saat melakukan pasing bawah dalam bola
voli antara lain:
a) Ketika menerima bola lengan terlalu tinggi, kemudian lanjutan lengan
berada di atas bahu
b) Tubuh terlalu rendah karena pinggang ditekuk sehingga operan terlalu
rendah dan kencang. Seharusnya yang ditekuk adalah lutut.
c) Lengan terpisah sesaat, sebelum, pada saat, atau sesaat sesudah menerima
bola.
d) Bola mendarat di lengan daerah siku.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
23
24
B. Kerangka Berfikir
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang disadari dan
terencana. Pembelajaran bukan merupakan suatu proses kegiatan yang terjadi
secara alami dan bersifat otomatis, tetapi suatu proses kegiatan yang dilakukan
guru dan siswa yang di rencanakan dan di perhitungkan sedemikian rupa agar
tujuan pembelajaran yang di rumuskan tercapai.
Dalam hal ketrampilan gerak, Schmidt (1991) memberi gambaran yang
sangat jelas dalam hal ini. Menurutnya,”pembelajaran gerak adalah serangkaian
proses yang dihubungkan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada
perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang untuk
menampilkan gerakan-gerakan yang terampil”.
Permainan bola voli mini adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh
dua grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki 4 orang pemain dan 2 orang
sebagai cadangan. Dalam pembelajaran permainan bola voli mini khususnya
pasing bawah siswa dituntut aktif dan mampu menganalisa gerakan yang telah
diajarkan oleh guru, guru diharapkan mampu menyajikan materi dengan
baik,memberikan contoh atau demonstrasi yang dapat ditangkap oleh siswa secara
optimal.
Kurang kreatifnya guru yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar
siswa, dan kurang inovatifnya guru di dalam memodifikasi alat penunjang
pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar, sehingga dalam pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
pendidikan jasmani dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru
hanya menggunakan metode ceramah, penugasan dan demonstrasi dengan tujuan
mengejar materi tersebut dapat selesai tepat waktu, tanpa memikirkan bagaimana
pembelajaran tersebut bermakna dan dapat diaplikasikan oleh siswa dalam
kehidupan nyata.
Penggunaan metode yang dapat diamati dan dirasakan langsung oleh siswa
memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, metode yang
dimaksud adalah pembelajaran kooperatif, memungkinkan siswa lebih banyak
melakukan kegiatan. Penggunaan modifikasi dalam pelaksanaan tindakan tiap
siklusnya disesuaikan dengan topik materi yang sedang dipelajari, secara lebih
rinci dan dijabarkan dalam RPP, pada setiap pertemuan.
Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai
berikut :
Guru kurang kreatif dan a. Peserta didik kurang tertarik
masih menggunakan alat melakukan pasing bawah dalam
yang sebenarnya proses pembelajaran
b. Hasil belajar belum maksimal /
Kondisi Awal masih rendah
Siklus 1:
Guru mengoptimalisasi -Cara melempar bola voli
penerapan permainan -Cara menangkap bola voli
menggunakan modifikasi -Cara melempar dan pasing
bola untuk meningkatkan bawah berpasangan
Tindakan hasil belajar pasing -Bermain bola tangan dengan
bawah baik dan sportif
-Melakukan pasing bawah
Siklus II:
-Memegang bola voli
-Melempar bola voli
Melalui penggunaan -Menangkap bola voli
modifikasi bola spoon -Melempar dan pasing bawah
Kondisi Akhir dapat meningkatkan hasil berpasangan
belajar peserta didik -Melakukan pasing bawah
dalam proses melewati rintangan.
pembelelajaran.
26
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan diatas,
maka dapat dirumuskan hipotesis perlakuan sebagai berikut: “Penggunaan
modifikasi bola dengan menggunakan bola spoon diduga dapat meningkatkan
hasil belajar pasing bawah dalam permainan bola voli mini pada siswa kelas V SD
Negeri 2 Baleraksa tahun 2012 ”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 2 Baleraksa, Kecamatan
Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, pada siswa kelas V Sekolah Dasar Tahun
Pelajaran 2011/2012.
2. Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Mei 2012
Gambar 3.1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Bulan/Minggu ke
Kegiatan Penelitian Jan Feb Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
Penelitian
a. Koordinasi
dengan guru
pamong
b. Diskusi dengan
guru pamong
untuk
mengidentifikasi
masalah
pembelajaran dan
merancang
tindakan
c. Menyusun
proposal
penelitian
d. Menyiapkan
perangkat
pembelajaran dan
instrumen
penelitian
(lembar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
observasi)
e. Mengadakan
simulasi
pelaksanaan
tindakan
2. Pelaksanaan
Tindakan
a. Siklus I
Perencanaan
Pelaksanaan
tindakan
Observasi
Refleksi
b. Siklus II
Perencanaan
Pelaksanaan
tindakan
Observasi
Refleksi
3. Analisis Data dan
Pelaporan
a. Analisis data
(hasil tindakan 2
siklus)
b. Menyusun
lapora/skripsi
c. Ujian dan revisi
d. Penggandaan dan
pengumpulan
laporan
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2
Baleraksa tahun ajaran 2011/ 2012, yang berjumlah 21 siswa, terdiri atas 9 siswa
putra dan 13 siswa putri. Siswa kelas V sebagai subjek yang akan diamati
kegiatan pembelajaran dan dikenai tindakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
D. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
terdiri dari tes dan observasi.
1. Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa dalam
melakukan pasing bawah.
2. Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar saat penerapan
modifikasi bola pada pasing bawah bola voli mini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
Teknik
No Jenis Data Sumber Data Instrumen
Pengumpulan
1 Hasil belajar Siswa Tes praktik Tes pasing
pasing bawah bawah
2 Keaktifan dan Siswa Praktik dan unjuk Tes pasing
motivasi siswa kerja bawah
dalam proses
pembelajaran
3 Data keaktifan Guru Peristiwa pengamatan
guru
4 Data tentang Bola Peristiwa pengamatan
penggunaan
modifikasi bola
5 Nilai hasil belajar Dokumen Studi simak Daftar nilai
pasing bawah
sebelum diadakan
tindakan
6 RPP, silabus, Dokumern Studi simak Analisis
kurikulum content
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
F. Analisis Data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif .
dfata kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik deskriptif komparatif,
sedangkan data kualitatif dianalisis dengan analisis kritis. Secara rinci analisis
tersebut adalah
1. Hasil belajar pasing bawah dianalisis dengan menghitung persentase capaian
disiklus I dan siklus II
2. Keaktivan siswa dianalisis tentang kelemahan dan kelebihan siswa ketika
berlangsungnya proses pembelajaran
3. Aktivitas guru dianalisis tentang kelemahan dan kelebihan guru ketika
berlangsungnya proses pembelajaran
4. Penggunaan alat bantu kardus dan bilah bambu dianalisis tentang kelemahan
dan kelebihan alat bantu ketika berlangsungnya proses pembelajaran
5. Nilai hasil belajar pasing bawah sebelum tindakan dianalisis dengan cara
membandingkan nilai yang dicapai dengan KKM yang sudah ada
6. RPP dianalisis melalui isi dan untuk melihat kesesuaian kompetensi dasar
dalam RPP dengan silabus dan kurikulum, serta langkah-langkah
pembelajaran untuk mencapai tujuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
H. Prosedur Penelitian
Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur
penelitian ini meliputi tahap sebagai berikut:
Tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan hasil belajar siswa
melakukan pasing bawah melalui modifikasi bola dengan menggunakan bola
spoon pada siswa kelas V SD Negeri 2 Baleraksa tahun 2012. Setiap tindakan
upaya untuk pencapain tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai siklus.
Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu:
Perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi,
analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus.
1. Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan oleh peneliti adalah:
(1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan dicapai.
(2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan dalam PTK, yaitu pasing bawah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini yang dilakukan adalah melaksanakan proses
pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain:
(1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar pasing bawah.
(2) Melakukan pemanasan yaitu dengan lari mengelilingi lapangan
sebanyak dua kali putaran.
(3) Melakukan gerakan pemanasan dengan melakukan peregangan mulai
dari gerakkan tubuh bagian atas.
(4) Melakukan lempar tangkap bola yang sudah dimodifikasi dengan
tujuan untuk pengenalan alat yang akan digunakan.
(5) Melakukan lempar bola dan menerima dengan menggunakan kedua
lengan tangan.
(6) Melakukan pemanasan dengan menggunakan permainan bola tangan
(7) Sikap yang benar pada saat melakukan ketrampilan pasing bawah
dengan posisi kedua kaki dibuka badan agak condong kedepan sedikit
pandangan lurus kedepan, kaki sedikit ditekuk seperti posisi kuda-kuda
dan kedua tangan saling menggenggam dan lurus kedepan.
(8) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
(9) Melakukan pendinginan dengan cara memijat lengan tangan teman
saling bergantian
c. Pengamatan Tindakan
Pengamatan dilakukan terhadap
(1) Hasil belajar siswa pada saat melakukan pasing bawah
(2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan pasing bawah
(3) Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung
(4) Aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung
(5) Penggunaan modifikasi bola dengan menggunakan bola spoon selama
pembelajaran berlangsung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
d. Tahap refleksi
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap
hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak
tindakan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan
berikutnya.
2. Siklus 2
Pada siklus II tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada
tindakan siklus I, sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi
pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran Pendidikan Jasmani. Demikian
juga termasuk perwujudan pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang juga
mengacu pada siklus sebelumnya.
a. Tahap Perencanaan
Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan oleh peneliti adalah:
Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar
yang akan disampaikan.
(1) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan dalam PTK, yaitu pasing bawah.
(2) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian
pasing bawah.
(3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
a. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini yang dilakukan adalah melaksnakan proses
pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain:
(1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar pasing bawah.
(2) Melakukan pemanasan yaitu dengan permainan lempar tangkap bola
tangan.
(3) Melakukan gerakan lempar tangkap bola secara bergantian.
(4) Melakukan gerakan melempar dan menerima dengan kedua lengan
tangan secara bergantian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
c. Tahap refleksi
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap
hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak
tindakan yang dilaksanakan. Untuk dapat mengetahui kemampuan siswa
dalam pasing bawah dilakukan penilaian saat pembelajaran antara
peniliti dan observer yaitu berupa data tentang tingkat kemampuan siswa.
Penilaiannya kebenaran melakukan gerakan meliputi gerakan awalan,
pelaksanaan, dan gerak lanjut. Siswa diberikan kebebasan untuk
melakukan pasing bawah sesuai kemampuannya, yang diutamakan
kebenaran melakukan rangkaian pasing bawah dari awal sampai akhir.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
A. Deskripsi Pratindakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 2
Baleraksa, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa
Tengah. Untuk memperoleh data yang akurat, maka penelitian dilakukan secara
bertahap dimulai dari pra siklus sampai dengan siklus II.
Siswa SD Negeri 2 Baleraksa khususnya kelas V pada awalnya tidak
tertarik dalam mengikuti pembelajaran pasing bawah bola voli, dikarenakan
kurang termotivasi dan merasa takut dalam mengikuti pembelajaran. Siswa
merasa takut karena setiap melakukan pasing bawah dengan menggunakan bola
voli yang belum dimodifikasi merasa sakit (pedas), sehingga guru dituntut dan
harus bisa menyelesaikan masalah ini agar siswa dapat kembali termotivasi dan
tidak merasa takut lagi untuk mengikuti pembelajaran pasing bawah bola voli,
agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi pasing bawah bola voli,
maka akan dilakukan tindakan dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan
hasil belajar siswa. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan dalam 2 siklus masing-
masing siklus terdiri dari 2 pertemuan dan setiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Guru menyampaian materi pembelajaran pasing bawah pada permainan
bola voli mini dengan modifikasi bola, dengan menggunakan bola spoon, guru
menyampaikan atau menjelaskan materi sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran. Siswa mendengarkan, memahami dan kemudian mempraktekkan .
Koreksi pada kesalahan siswa dilaksanakan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Pemberian materi dilakukan oleh peneliti, guru sekelompok. Data
observasi digunakan sebagai evaluasi kegiatan belajar mengajar antara peneliti.
Kekurangan di siklus pertama akan lebih dicermati sehingga tidak akan muncul
disiklus berikutnya.
37
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Perencanaan diawali dengan menentukan waktu tindakan kelas yang
digunakan untuk penelitian. Penentuan waktu tindakan ini kaitannya dengan
pelaksanaan tindakan pada hari selasa, 14 Februari dan 21 Februari 2012 langkah
berikutnya menentukan kelas yang diberi tindakan diperoleh dari guru kelas yang
digunakan kelas V. Kemudian menentukan permainan yang akan digunakan
dalam materi pembelajaran, dan disesuaikan dengan alat dan fasilitas sekolah.
Penentuan materi bersumber pada buku referensi. Setelah itu pembuatan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang memuat perencanaan pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Persiapan yang terakhir mempersiapkan alat-alat yang
akan digunakan dalam pembelajaran, menyiapkan lapangan, bola yang
dimodifikasi, tali rafia, tiang gawang, dll.
b. Tindakan
Siswa di bariskan dengan formasi tiga bersaf, siswa putra di sebelah kanan
dan putri disebelah kiri, guru memimpin berdoa. Setelah itu dilakukan presensi
dan menanyakan pada siswa siapa yang tidak masuk. Dari jumlah siswa sebanyak
21 anak ternyata semua dapat mengikuti pembelajaran. Kemudian setelah presensi
selesai guru menjelaskan materi yang akan dilaksanakan. Penjelasan materi pasing
bawah berawal dari bagaimana cara pasing bawah dengan menggunakan kedua
tangan dengan kedua jemari tangan saling berkaitan. Siswa sebagian besar
memperhatikan namun ada siswa yang kurang memperhatikan ada yang bercanda
dan berbincang-bincang dengan siswa yang lainnya.
Kegiatan selanjutnya adalah pemanasan. Pemanasan dipimpin langsung
oleh guru dengan memberi aba-aba dan siswa hanya menghitung secara
bergantian. Pemanasan berupa gerakan statis dan diakhiri dengan dinamis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
40
41
Untuk gerakan pasing bawah secara umum sudah paham akan tetapi masih
ada yang melakukan kesalahan sehingga masih perlu dilakukan pendalaman pada
pasing bawah dengan diulang pada siklus yang kedua.
Waktu pembelajaran dimulai dari pukul 07.30 Wib dan sampai selesai
pukul 08.40 Wib. Hal ini disebabkan karena lokasi lapangan yang agak jauh dan
kondisi lapangan yang becek sehingga mencari terlebih dahulu lapangan yang
tidak becek dan menyuruh anak supaya tidak memakai sepatu.
2. Siklus Kedua
a.Perencanaan
Perencanaan di siklus ini diawali dengan konsultasi dengan guru,
mengenai materi yang akan dilaksanakan, penekanan pada materi di siklus kedua
ini adalah pada materi pasing bawah, karena dari hasil refleksi di siklus pertama
diketahui bahwa guru kurang menekankan pasing bawah, jadi pada siklus kedua
ini lebih ditekankan pada hal tersebut supaya lebih bisa atau menguasai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
Kaitannya dengan materi pada pasing bawah ini masih diulang-ulang sampai
semuanya benar-benar menguasai, dan kemudian masuk teknik berikutnya.
b.Tindakan
Pelaksanaan tindakan kedua ini pada hari selasa, 28 Februari dan 07 Maret
2012, pembelajaran dimulai pada pukul 07.30 Wib, hal ini dikarenakan letak
lapangan yang akan digunakan untuk pembelajaran sangat jauh. Jarak yang harus
ditempuh dengan jalan kaki kurang lebih 10 menit. Setelah sampai dilapangan
siswa dan guru menyiapkan alat dan lapangan bola voli yang akan digunakan
untuk pembelajaran, setelah selesai siswa langsung dibariskan, kemudian presensi
dan memimpin berdoa, siswa dibariskan tiga bersaf. Siswa putra disebelah kanan
dan siswa putri disebelah kiri. Setelah itu guru menghitung jumlah siswa yang
mengikuti pembelajaran, dilanjutkan dengan presensi siswa dengan menanyakan
siswa yang tidak masuk kepada siswa yang masuk, dan ternyata semua siswa
masuk dan dapat mengikuti pembelajaran. Kemudian guru menjelaskan tentang
permainan bola voli mini pada pasing bawah dengan menggunakan bola yang
sudah dimodifikasi.
Penjelasan guru mengenai pasing bawah dari awal sampai akhir ini
dilakukan dengan tujuan memperbaiki kesalahan pada tindakan pertama. Setelah
itu guru menjelaskan gerakan pasing bawah yang benar. Penjelasan guru melalui
pemberian contoh gerakan yang benar. Siswa memperhatikan guru dalam
memberikan penjelasan. Kemudian dilanjutkan dengan pemanasan.
Pemanasan yang pertama dilakukan adalah pemanasan berupa gerakan
statis dan diakhiri dengan gerakan dinamis, sama seperti pada siklus pertama.
Kemudian dilanjutkan pemanasan yang kedua dengan cara bermain bola tangan,
dalam permainan ini siswa di bagi menjadi dua kelompok, masing-masing
kelompok menyiapkan salah satu anggotanya untuk dijadikan sebagai kiper atau
orang yang menerima umpan bola dari teman sekelompoknya sendiri. Kiper tidak
boleh bergerak meninggalkan lingkaran, kiper hanya boleh menerima bola tidak
boleh berlari mengejarnya. Pemain hanya boleh menggunakan tangan untuk
memegang bola tidak boleh menggunakan kaki, bagi pemain yang memegang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
bola juga tidak boleh bergerak meninggalkan tempat, hanya boleh melemparkan
atau mengoperkan bole tersebut ketemannya sendiri. Bagi kelompok yang bisa
memasukkan bola atau mengoperkan bola ke kiper paling banyak maka dianggap
yang menang. Dalam kegiatan pemanasan ini siswa dituntut aktif dan semangat
dalam melakukan, dan siswa ternyata sangat antusias dalam mengikuti permainan
ini terlihat dari keaktifan siswa, bahkan ketika waktunya selesai masih banyak
siswa yang menginginkannya untuk di ulang kembali permainan tersebut.
Selanjutnya dilanjutkan pembelajaran berikutnya adalah pembelajaran inti
pasing bawah dengan cara yang pertama siswa dibariskan menjadi dua kelompok
dan saling berhadapan, kemudian diluruskan dengan cara merentangkan tangan,
jarak antara kelompok satu dan kelompok dua kurang lebih tiga meter.
Posisi guru berada diantara dua kelompok tersebut untuk memberikan
contoh gerakan pasing bawah kembali dan memberikan aba-aba, kemudian siswa
mempraktekkan atau menirukan gerakan yang di contohkan oleh guru, gerakan ini
dilakukan berulang-ulang sampai siswa benar-benar bisa melakukan pasing bawah
dengan baik. Setelah selesai kemudian dilanjutkan dengan menggunakan bola
guru memberi contoh dan siswa melakukan seperti gerakan teknik pasing bawah
yang diberikan oleh guru. Gerakan tersebut juga dilakukan berulang-ulang.
Kemudian dilanjutkan dengan cara salah satu kelompok melemparkan bola dan
kelompok yang ada didepannya menerima dengan pasing bawah, hal ini dilakukan
secara bergantian dan berulang-ulang.
Berikutnya gerakan pasing bawah dengan menggunakan modifikasi bola
dengan cara siswa melakukan pasing bawah maju satu persatu dengan hitungan
beberapa menit siswa tersebut dapat melakukan pasing bawah dengan benar
berapa kali. Setelah semuanya melakukan kemudian siswa dibariskan kembali dan
kemudian melanjutkan kegiatan inti pasing bawah dengan menggunakan
rintangan tali yang dipasangkan pada kedua tiang sebagai pengganti net, siswa
dibagi berpasangan untuk saling melakukan pasing bawah dengan melewati
rintangan tali sebagai pengganti net tersebut secara bergantian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
Dalam kegiatan inti tersebut siswa melakukan secara bergantian dan guru
memberikan aba-aba dengan pluit untuk memulai dari awal sampai akhir pada
teknik pasing bawah. Ini dilakukan sampai siswa benar-benar bisa dan menguasai
teknik pasing bawah dengan benar. Selama pembelajaran berlangsung, guru
memberi koreksi pada siswa yang belum benar melakukannya. Dalam
pembelajaran ini ada hal yang menarik yaitu, semangat para siswa dalam
mengikuti pembelajaran, terkadang sampai terjadi perebutan bola antar siswa
untuk melakukan atau mempraktekkan gerak pasing bawah kembali. Kondisi
semacam ini dapat diatasai oleh guru dengan cara menegur dan merapikan
kembali barisan. Kemudian guru mengoreksi kembali dan memberikan pujian
pada siswa yang sudah benar-benar bisa melakukan gerakan pasing bawah dalam
permainan bola voli mini dengan menggunakan bola yang sudah dimodifikasi
dengan baik dan benar-benar bisa. Dalam memberikan evaluasi pembelajaran
sebagian besar siswa sudah memperhatikan guru.
Tabel 3.4. Rekap Nilai Hasil Siklus I dan II
Hasil Siklus I Hasil Siklus II
Nilai Putra Putri Putra Putri
Tertinggi 64 67 98 90
Terendah 38 47 83 79
Rata-rata 56 55 90 84
45
siswa yang belum mampu melakukannya dengan baik dan benar. Kemudian guru
memberikan kesempatan kepada siswa ayng belum bisa dengan cara memanggil
kedepan dan melakukannya kembali berulang-ulang sampai benar-benar bisa
melakukan pasing bawah dengan baik dan benar. Tiap siswa mendapat dua kali
kesempatan, bagi siswa yang tidak melakukan atau sedang menunggu giliran
kebanyakan melihat, mengamati, memperhatikan temannya yang sedang
melakukan.
Pada pembelajaran rangkaian teknik pasing bawah dengan modifikasi bola
yang sudah dilaksanakan, dilihat dari sudut pandang siswa, siswa sangat antusias
dalam mengikuti pembelajaran, kegembiraan, keinginan untuk melakukan pasing
bawah sangat besar sampai pada pembelajaran teknik. Keadaan ini memudahkan
guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pada umumnya kesalahan yang sering
dilakukan oleh siswa pada teknik pasing bawah dibenarkan atau diperbaiki oleh
guru. Suasana lapangan sangat kondusif pengelolaan lapangan menjadi lebih
mudah karena siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran yang
dilakukan menyesuaikan dengan keadaan fasilitas sekolah tidak mengada-ada, dan
bisa diikuti oleh guru.
Pengisian lembar observasi di lakukan oleh guru penjas setelah
pembelajaran selesai dari hasil observasi diketahui bahwa, siswa dalsm mengikuti
pembelajaran teknik pasing bawah dengan menggunakan bola yang sudah
dimodifikasi siswa sangat antusias, aktif dan lebih siap dengan materi.
d.Refleksi
Setelah dilakukan pengamatan dan evaluasi, maka langkah selanjutnya
adalah refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam pembelajaran
pendidikan jasmani dengan materi teknik pasing bawah pada permainan bola voli
mini dengan menggunakan modifikasi bola, kesalahan-kesalahan atau hambatan
yang sering terjadi dan banyak dilakukan oleh siswa adalah tidak tepatnya kenaan
bola dengan kedua lengan tangan, kesalahan atau hambatan tersebut dapat diatasi
oleh guru selama pembelajaran berlangsung, yaitu dengan cara melakukan koreksi
terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan latihan gerakan pasing bawah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
yang benar, dan selalu memberikan teguran dan bimbingan kepada siswa yang
kurang tertib.
D. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran
Pendidikan Jasmani dengan materi pasing bawah dengan mengguna modifikasi
bola dapat meningkatkan semangat siswa, keaktifan siswa, kegembiraan siswa,
dan menjadikan suasana kelaspun menjadi lebih baik, sehingga tujuan dari
pembelajaran mudah tercapai dengan optimal. Dalam hal ini penguasaan siswa
terhadap pembelajaran teknik pasing bawah dengan menggunakan modifikasi bola
dapat tercapi dengan baik.
Pemberian materi pada pembelajaran teknik pasing bawah dengan
modifikasi bola diharapkan tidak mengurangi nilai yang terkandung di dalamnya,
seperti percaya diri, tanggung jawab, keseriusan dan yang lainnya. Tujuan dari
memodifikasi bola adalah agar siswa lebih berani untuk melakukan teknik pasing
bawah dalam pembelajaran.
Dari tabel tiga diketahui bahwa nilai rata- rata untuk nilai putra 90, dengan
nilai tersebut dapat digolongkan bahwa nilai rata – rata untuk siswa putra baik.
Sedangkan batas nilai ketuntasan dalam pembelajaran adalah 70, sedangkan nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
rata-rata untuk siswa putri adalah 84, dengan nilai rata – rata untuk siswa putri
tergolong baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
BAB V
A. Simpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran teknik pasing bawah pada dengan menggunakan modifikasi bola
dapat meningkatkan antusiasme, semangat siswa, keaktifan siswa, dan proses
belajar berlangsung menyenangkan sehingga meningkatkan hasil nilai siswa.
B. Implikasi
Hasil penelitian yang diperoleh ini mempunyai implikasi bagi
perkembangan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah pada umumnya
dan pada khususnya di SD Negeri 2 Baleraksa Kabupaten Purbalingga. Guru
pendidikan jasmani dapat menerapkan pembelajaran bola voli mini dengan materi
dasar pasing bawah dengan modifikasi bola. Dengan cara ini diharapkan siswa
akan lebih berani dan bisa untuk melakukan pasing bawah dengan modifikasi bola
pada pembelajaran dan daya tarik materi sehingga siswa tidak takut, jenuh atau
malas terhadap pembelajaran teknik pasing bawah.
C. Saran
Berikut saran-saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani pada teknik pasing bawah
antara lain :
1.Bagi SD Negeri 2 Baleraksa
Alat dan fasilitan yang digunakan untuk pembelajaran ditambah atau
dilengkapi, sehingga guru dalam hal ini dapat mengajar dengan baik dan siswa
dapat menerima materi dengan maksimal.
2.Bagi siswa SD Negeri 2 Baleraksa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
commit to user