Anda di halaman 1dari 122

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING


AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PERKALIAN PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR
KELAS II SEMESTER GENAP SD NEGERI MANAHAN
SURAKARTA TAHUN AJARAN
2011/2012

Skripsi

Oleh :
Sholikhah Wahyu Nur Astuti
NIM K5108010

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGAJUAN

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING


AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PERKALIAN PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR
KELAS II SEMESTER GENAP SD NEGERI MANAHAN
SURAKARTA TAHUN AJARAN
2011/2012

Oleh :
Sholikhah Wahyu Nur Astuti
NIM K5108010

Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Biasa
Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Subagya, M.Si Drs. R. Indianto, M. Pd


NIP. 19601001198303 1 012 NIP. 19510115 198103 1 003

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji


Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta dan telah diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan
Pada Hari : Selasa
Tanggal : 20 Maret 2012

Tim Penguji Skripsi:


Ketua : Drs. Hermawan, M. Si ……………………
Sekretaris : Priyono, S.Pd, M. Si ……………………
Anggota 1 : Drs. Subagya, M.Si ……………………
Anggota II : Drs. R. Indianto, M. Pd ……………………

Disahkan Oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd


NIP. 19600727 198702 1 001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Sholikhah Wahyu Nur Astuti. PENGARUH PENGGUNAAN


PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN
PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR KELAS II SEMESTER
GENAP SD NEGERI MANAHAN SURAKARTA TAHUN AJARAN
2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Maret. 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan
penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil
belajar matematika materi perkalian pada siswa berkesulitan belajar kelas II
semester genap SD Negeri Manahan Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan rancangan eksperimen One group pre test-post test design, yang mana
sekelompok subyek dikenai perlakuan untuk jangka waktu tertentu, dan pengaruh
perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal (pre test) dan pengukuan
akhir (post test). Populasinya adalah peserta didik dengan kesulitan belajar kelas
II di SD Negeri Manahan Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 10
anak. Sampel dalam penelitian ini tidak digunakan karena jumlah populasinya
kecil, sehingga semua anak dijadikan subyek penelitian. Teknik pengumpulan
data menggunakan teknik tes, yaitu tes pilihan ganda untuk mengukur
kemampuan berhitung matematika. Penelitian ini menggunakan metode analisis
statistik non-parametrik, yaitu Wilcoxon Signed Rank Test (Tes Ranking Bertanda
Wilcoxon) dengan bantuan SPSS 17.
Dari hasil analisis deskriptif dapat diperoleh nilai rata-rata post tes lebih
besar 87,20 daripada nilai rata-rata pre tes 57,90. Hasil analisis non parametrik
diperoleh nilai Z = -2.807 dengan P = 0.005. Dengan demikian hipotesis berbunyi
ada pengaruh secara signifikan penerapan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) terhadap peningkatan hasil belajar matematika mmateri perkalian
pada siswa berkesulitan belajar kelas II SD Negeri Manahan Surakarta tahun
ajaran 2011/2012 diterima kebenarannya. Kesimpulan penelitian menyatakan
bahwa ada pengaruh secara signifikan penerapan pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) terhadap hasil belajar matematika materi perkalian pada
siswa berkesulitan belajar kelas II semester genap SD Negeri Manahan Surakarta
tahun ajaran 2011/2012.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT
Sholikhah Wahyu Nur Astuti. THE INFLUENCE USE CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) APPROACHES TO THE STUDY OF
MATHEMATIC TO STUDENT LEARNING DISABILITY
MULTIPLICATIVE THE SECOND GRADE OF MANAHAN
SURAKARTA ELEMENTARY SCHOOL ACADEMIC YEAR 2011/2012.
Skripsi, Surakarta : Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret
University Surakarta, March. 2012.
This research’s aim is to find out the influence of Contextual Teaching and
Learning (CTL) approaches to the study of mathematic to the student learning
difficulties multiplicative in second grade, SD Negeri Manahan Surakarta,
academic year 2011/2012.
The used method in this research is experimental method with experiment
design called “One group pre test – post tes design”. It is a group of subjects
which are treatment’s influence is measurement. The population is a group of ten
students with learning disability, in second grade of SD Negeri Manahan
Surakarta, Schooling year 2011/2012.
Sample is not used in this research, in case too small populations so all students
are research subjects. Test Technique is used in colleting data technique. An
multiple choice test is used to measure the mathematic calculating ability. This
research uses statistic non – parametrix analysis method. This method is Wilcoxon
Signed rank tes with the help of SPSS 17.
From the result of Descriptive Analysis can be reached average post– test
mark is 87,20. It’s higher than average pre – test mark, which is 57,90. Non
parametrix analysis result is Z = -2,807 with p = 0,005. Can be concluded with a
hypothesa “ There is a significant influence in the use of Contextual Teaching and
Learning approaches toward the study mathematic of second grade students SD
Negeri Manahan Surakarta with learning difficulties, acceptablecorrect”. Research
conclusion says that there is a significant influence in the use of Contextual
Teaching and Learning (CTL) approaches Toward the study mathematic of
second grade students SD Negeri Manahan Surakarta with learning disability,
schooling year 2011/2012 .

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.


Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan)
tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain) dan hanya
kepada Tuhanmulah engkau berharap.
(QS.Al Insyirah 6 – 8)

Sebuah kehidupan yang penting adalah untuk menjadi

sukses, tetapi kesuksesan abadi adalah hidup kita dapat

berguna dan berarti bagi orang yang membutuhkannya.

(Penulis)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk:


1. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan
segalanya, dukungan, motivasi terutama do’a
semoga Allah SWT memberikan kebaikan dan
kemuliaan di dunia dan akhirat
2. Kakak dan adikku tercinta yang selalu
memberiku semangat
3. Kekasihku Anugrah yang selalu menemani,
mendukung dan mendoakanku dalam
menyelesaikan skripsi ini
4. Bapak dan Ibu Dosen PLB yang telah banyak
memberikan ilmu
5. Teman-teman PKh angkatan 2008
6. Almamater

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karuniaNya, taufiq dan hidayahNya, penulisan skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik, sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis merasa memperoleh suatu
kebahagiaan tersendiri. Meskipun demikian tidak berarti penulisan ini tanpa
hambatan, namun setidaknya pula hambatan tersebut dapat diantisipasi dan
diatasi. Hal tersebut tidak lain berkat dorongan, motivasi, dan saran dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan
ijin penelitian guna menyusun skripsi ini
2. Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si, Pembantu Dekan 1 Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan
ijin penelitian guna menyusun skripsi ini
3. Drs. Amir Fuady, M.Hum, Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin
penelitian guna menyusun skripsi ini.
4. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNS
Surakarta, yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi
5. Drs. Hermawan, M. Si, Ketua Program Studi Pendidikan Khusus FKIP UNS
yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi
6. Drs. Subagya, M.Si Pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan
pengarahan, bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
7. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, Pembimbing II yang dengan sabar telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan selama penulis
menyelesaikan skripsi ini
8. Dra. Kusmarhaeni, M.Pd, Kepala Sekolah SD Negeri Manahan Surakarta yang
commit to user
telah memberikan ijin penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9. Dhian Puspa K, S.Pd, selaku Guru Kelas IIB SD Negeri Manahan Surakarta
yang telah membantu jalannya penelitian ini
10. Seluruh bapak dan ibu guru SD Negeri Manahan Surakarta yang selalu ramah
dan telah ikut bekerjasama dengan peneliti selama pelaksanaan penelitian;
11. Siswa kelas II SD Negeri Manahan Surakarta yang telah membantu
pelaksanaan penelitian;
12. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Pendidikan Khusus yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga peneliti mampu menyelesaikan
penulisan skripsi ini
13. Berbagai pihak yang telah membantu peneliti demi lancarnya penulisan skripsi
ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi
ini. Oleh sebab itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna perbaikan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi majunya ilmu pendidikan di sekitar kita.

Surakarta, 20 Maret 2012

Penulis

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................... v
ABSTRACK..................................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xv
DAFTAR HISTOGRAM ............................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... .. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI....................................................................... ....... 6
A. Tinjauan Pustaka......................................................................... 6
1. Hakikat Anak Berkesulitan Belajar ................................... ... 6
commit
a. Pengertian Anak to user Belajar ..........................
Berkesulitan 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar ............................... 9


c. Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar ………………. 11
d. Klasifikasi Anak Berkesulitan Belajar .......................... .13
e. Anak Berkesulitan Belajar Matematika ......................... 15
f. Asesmen Kesulitan Belajar Matematika ........................ 17
2. Tinjauan Tentang Hasil Belajar Matematika........................ 19
a. Pengertian Belajar…………………………………....... 19
b. Pengertian Hasil Belajar Matematika………………….. 20
3. Hakikat Pendekatan Contextual Teaching and Learning ..... 22
a. Pendekatan CTL ……………………………………. 22
b. Strategi pembelajaran Kontekstual ……………………. 24
c. Komponen Pembelajaran Kontekstual ………………... 25
d. Tujuan Pembelajaran Kontekstual……………………... 26
e. Pendekatan Kontekstuall dalam Pembelajaran
Matematika …………………………………………… 26
f. Langkah – Langkah Pembelajaran kontekstual……………27
B. Kerangka Berfikir .................................................................... 29
C. Hipotesis .................................................................................. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... . 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 35
B. Metode Penelitian ................................................................... 35
C. Populasi dan Sampel ................................................................ 38
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 39
E. Teknik Analisis Data ............................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... . 45
A. Deskripsi Data…………………………………………………. 45
B. Pengujian Hipotesis …………………………………………... 52
C. Rangkuman pembuktian Hipotesis……………………………. 55
D. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………….. 55
BAB V KESIMPULAN, IMPIKASI DAN SARAN....................................... 58
commit to user
A. Kesimpulan…………………………………………………….. 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Implikasi ……………………………………………………… 58
C. Saran…………………………………………………………... 59
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 60

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Jenis kegiatan dan waktu penelitian ................................................. 35
Tabel 2. Data peserta didik berkesulitan Belajar Matematika ........................ 46
Tabel 3. Data Nilai Pretes ............................................................................ 48
Tabel 4. Deskriptif Statistik................................................................. ............ 49
Tabel 5. Data Nilai Posttes ........................................................................... 50
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Post tes ................................................... 51
Tabel 7. Ringkasan Hasil Deskriptif Data Niai Pretes dan Posttes ............... 52
Tabel 8. Perhitungan Analisis data ............................................................... 52
Tabel 9 Hasil Tes Statistik ........................................................................... 53
Tabel 10. Kesimpulan Hasil Penelitian ......................................................... 54

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1. Kerangka Berpikir ........................................................................ 30
Bagan 2. Rancangan penelitian .................................................................... 37

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Histogram Perkalian sebelum Perlakuan (Pre – Test) ..................... 49
Grafik 2. HistogramPerkalian setelah Perlakuan (post - Test) ....................... 51

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kisi-kisi Soal Try Out .............................................................. 61
Lampiran 2. Soal Try Out ............................................................................ 64
Lampiran 3. Kunci Jawaban Try Out ............................................................. 70
Lampiran 4. Perhitungan Validitas ................................................................ 71
Lampiran 5. Perhitungan Reliabilitas ............................................................ 74
Lampiran 6. Kisi-kisi Soal pre test ............................................................... 76
Lampiran 7. Soal pre test-post test ................................................................ 79
Lampiran 8. Kunci Jawaban Soal pre test ...................................................... 85
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................ 86
Lampiran 10. Deskriptif Statistik Pre – Test………………………………. ... 91
Lampiran 11. Perhitungan uji Wilcoxon ........................................................ 91
Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian ........................................................... 94
Lampiran 13. Permohonan ijin menyusun skripsi kepada dekan c.q
pembantu dekan 1 FKIP-UNS di Surakarta .............................. 97
Lampiran 14. Surat keputusan dekan FKIP tentang ijin penyusunan
skripsi/ makalah. ........................................................................ 98
Lampiran 15. Permohonan ijin research / try out kepada rektor
UNS di Surakarta................ ..................................................... 100
Lampiran 16. Surat kepada kepala sekolah SD Negeri Bromontakan
Surakarta untuk mengadakan try out ......................................... 101
Lampiran 17. Surat kepada kepala sekolah SD Negeri Manahan Surakarta
untuk mengadakan research……………………………………… .. 102
Lampiran 18. Surat keterangan telah mengadakan research di SD Negeri
Manahan Surakarta ................................................................... 103
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berhitung adalah salah satu penyerapan informasi, terutama dalam hal

numerik. Mustahil rasanya bila dalam pembelajaran pada sekolah–sekolah formal

meniadakan kebiasaan berhitung, sedangkan ketika kita melihat kenyataan pada

sekolah regular sering kali guru dihadapkan pada siswa yang mengalami problem

belajar atau kesulitan belajar, apalagi pada sekolah-sekolah yang notabene

berbasis inklusi yang di dalamnya terdapat beberapa individu yang memiliki

kemampuan dan tingkat hambatan berbeda pada siswa pada umumnya. Berhitung

merupakan sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran

sepanjang hayat (life long learning). Mengajarkan berhitung pada anak berarti

memberi anak tersebut sebuah masa depan, yaitu menjadi teknik bagaimana cara

memecahkan suatu masalah dengan menggunakan angka.

“Matematika sebagai ilmu dasar memegang peranan sangat penting di

sekolah dasar karena matematika memberi bekal kemampuan bernalar di samping

kemampuan berhitung kepada siswa” (Soedjadi, 1992). Peranan matematika tidak

hanya terasa dalam bidang matematika sebagai “ratu” ilmu pengetahuan.

Anak berkesulitan belajar adalah individu yang mengalami gangguan

dalam suatu proses psikologi dasar atau disfungsi sistem syaraf pusat atau

gangguan neurologis yang dimanifestasikan dalam kegagalan-kegagalan nyata

dalam hal: pemahaman, gangguan mendengarkan, bicara, membaca, mengeja,


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berpikir, menulis, berhitung, dan keterampilan sosial. Pembelajaran berhitung di

sekolah bila dikaitkan dengan belajar matematika, banyak orang memandang

matematika sebagai bidang studi yang paling sulit. Meskipun demikian, semua

orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan

masalah kehidupan sehari–hari.

Berdasarkan pengamatan penulis di SD Negeri Manahan Surakarta,

khususnya pada saat melaksanakan kegiatan belajar pembelajaran matematika di

kelas II, terdapat fakta yang penulis temui yaitu tergolong dalam karakteristik

kesulitan belajar berhitung atau matematika berkenaan dengan kekeliruan yang

menerapkan konsep perkalian yang sebenarnya. Misalnya 5 x 3 = 5 + 5 + 5, cara

seperti inilah yang dapat membingungkan para siswa yang mengalami kesulitan

belajar berhitung, seharusnya dalam menguraikan perkalian 5 x 3 = angka 3

dijumlahkan sebanyak 5 jadi, 3 + 3 + 3 + 3 + 3 = 15. Sedangkan dalam

pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran matematika masih

menggunakaan pendekatan klasik, sehingga ditemukan fakta bahwa siswa dalam

hal kemampuan memahami pengerjaan hitung matematika masih kurang bahkan

di bawah rata-rata standar ketuntasan belajar, hal ini berpengaruh terhadap hasil

belajar matematika siswa kelas II B SDN Manahan Surakarta. Pembelajaran di

sekolah khususnya yang berhubungan dengan berhitung, contoh–contoh soal

masih harus ditekankan guru sehingga hal ini berdampak pada belum terciptanya

pembelajaran yang mandiri. Masih kurangnya daya ketertarikan siswa khususnya

individu berkesulitan berhitung dalam pembelajaran matematika dapat dinilai

mempengaruhi kemampuan berhitung yang dimiliki siswa-siswi kelas II B SD


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Manahan Surakarta. Berkaitan dengan itu, lemahnya daya konsentrasi anak juga

akan berpengaruh terhadap kemampuan berhitung pada anak, dari realita tersebut

menurut peneliti atensi dan motivasi individu kesulitan belajar berhitung

khususnya siswa-siswi kelas II B tersebut perlu ditumbuhkan untuk

mengembangkan kemampuan berhitung.

Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas belajar, tetapi yang utama

adalah guru. Hal ini memberikan asumsi bahwa guru harus mampu membuat

program belajar mengajar yang baik, melaksanakan proses pembelajaran yang

efektif, menilai dan melakukan kegiatan pengayaan dan remedial terhadap materi

kurikulum yang digariskan. Konsekuensi dari mengajar tidak selamanya

mmenggembirakan tetapi juga dapat mengecewakan.

Meningkatkan hasil belajar matematika bukanlah hal yang mudah, jika

proses pembelajaran yang terjadi tidak diarahkan pada upaya membangkitkan

pengalaman belajar siswa itu sendiri. Pembelajaran yang menempatkan peserta

didik sebagai pendengar atau penerima tanpa mengoptimalkan potensi yang

dimilki siswa hampir dipastikan tidak memberikan hasil yang menggembirakan.

Pembelajaran seperti itu membuat peserta didik menjadi pasif dan tidak kreatif.

Contohnya belajar perkalian sesungguhnya siswa telah diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Kemampuan berhitung yang rendah menyebabkan kelas II

B SD Negeri Manahan Surakarta memilki kemampuan belajar perkalian yang

rendah pula. Hal ini terlihat dari kekeliruan yang sering dilakukan oleh anak saat

menghitung perkalian. Selain kemampuan menghitung yang rendah juga

berdampak pada hasil belajar. Terlihat dari nilai matematika yang masih rendah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah di tetapkan SD Negeri

Manahan Surakarta yaitu 75 dari jumlah seluruh siswa yaitu 41 siswa, tetapi untuk

anak yang mengalami kesulitan dalam berhitung matematika KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) diturunkan menjadi 70. Siswa yang nilainya di bawah KKM

70 yaitu berjumlah 10 siswa atau 25% sedangkan 31 siswa atau 75% siswa

memperoleh nilai di atas KKM. Sehingga rata-rata kelas menjadi rendah yaitu 63.

Oleh karena itu diperlukan cara untuk mengatasi masalah tersebut dengan

menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkat masalah yang

dihadapi oleh anak kesulitan berhitung.

Seperti menentukan uang kembalian setelah berbelanja beberapa

keperluan rumah tangga. Umumnya siswa diajar oleh guru hanya dengan angka–

angka maupun bilangan yang mudah dipahami oleh siswa, tanpa mencari solusi

yang tepat atas angka–angka tersebut. Maka dengan penerapan Contextual

Teaching and Learning (CTL) mereka mampu menemukan sendiri angka–angka

tersebut, misalkan dengan cara guru menugaskan mereka untuk menuliskan

rincian daftar belanjaan yang harus di beli di koperasi sekolah, guru dan siswa

menyiapkan perlengkapannya, guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok

kecil 3–4 siswa (model dan masyarakat belajar), kemudian mereka diarahkan

untuk menemukan sendiri berapa harga barang jika membeli lebih dari satu

tersebut sebagai bentuk belajar sendiri, sehingga konsep-konsep yang diajarkan

akan lebih lama mereka ingat, tentulah mereka akan bertanya tentang apa–apa

yang harus mereka hitung atas angka-angka itu? Terjadilah diskusi antara individu

dalam kelompok, antara kelompok dengan kelompoknya maupun antara peserta


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dengan guru, sebagai hasil atas pembelajaran yang berlangsung pada mereka

masing-masing.

Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran dengan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) seperti memungkinkan siswa untuk

belajar kreatif dan efektif serta memikirkan sebanyak mungkin pertanyaan yang

dapat menunjang meningkatkan rasa ingin tahu, menumbuh kembangkan

kemampuan intelektual dalam berpikir induktif, kemampuan meneliti,

kemampuan berargumentasi, serta kemampuan mengembangkan teori. Harapan

untuk meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa dapat diwujudkan jika

proses pembelajaran matematika menggunakan pendekatan kontekstual dengan

menerapkan pilar–pilar Contextual Teaching and Learning atau biasa disingkat

CTL secara optimal dan memunculkan kreatifitas siswa.

Bertitik tolak dari uraian di atas, pada akhirnya membuat penulis tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Pengaruh Penggunaan

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Hasil

Belajar Matematika Materi Perkalian Pada Siswa Berkesulitan Belajar

Kelas II Semester Genap SDN Manahan Surakarta Tahun Pelajaran

2011/2012.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka dapat

diidentifikasin beberapa permasalahan sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Ketidakmampuan siswa dalam pembelajaran bidang studi matematika.

Dikarenakan matematika bidang studi yang dirasa paling sulit dan

membosankan, sehingga siswa tidak semangat belajar matematika.

2. Penggunaan metode/pendekatan yang kurang bervariasi dan masih kurang

tepat menyebabkan siswa kurang bersemangat mengikuti pembelajaran

matematika.

3. Masih rendahnya kemampuan siswa terhadap pemahaman perkalian bilangan

menyebabkan siswa sulit mengerjakan soal matematika yang berkonsep

perkalian.

C. Pembatasan Masalah

Supaya penelitian ini lebih terarah sesuai dengan tujuan yang diingin

dicapai, maka pembahasan masalah dapat diberikan batasan sebagai berikut:

1. Materi yang diajukan pada penelitian adalah pokok bahasan perkalian.

2. Sasaran atau obyek penelitian ini adalah siswa yang mengalami kesulitan

belajar matematika kelas II B SD Negeri Manahan Surakarta.

3. Pendekatan pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah

Contextual Teaching and Learning (CTL).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar masalah-masalah yang telah dipaparkan, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Apakah pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berpengaruh

terhadap hasil belajar matematika siswa berkesulitan belajar kelas IIB Semester

Genap SDN Manahan Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian pasti mempunyai tujuan yang akan dicapai sesuai

dengan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini yaitu :

Mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) terhadap hasil belajar matematika siswa berkesulitan belajar kelas IIB

semester Genap SDN Manahan Surakarta tahun pelajaran 2011 / 2012.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teori

a. Dapat menemukan solusi pendekatan yang tepat untuk mempengaruhi hasil

belajar matematika siswa berkesulitan belajar.

b. Mengarahkan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa

1) Meningkatkan kemampuan berhitung individu berkesulitan belajar

sehingga hasil belajar matematika lebih baik.

2) Meningkatkan kreativitas individu berkesulitan belajar.

b. Manfaat bagi guru


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Mengetahui pendekatan pembelajaran yang tepat untuk mempengaruhi

hasil belajar matematika.

2) Sebagai acuan dalam penerapan pendekatan pembelajaran yang tepat

terhadap hasil belajar matematika siswa berkesulitan belajar.

c. Manfaat bagi sekolah

1) Menumbuhkan motivasi guru dalam mengembangkan pendekatan

pembelajaran yang bermutu.

2) Tumbuhnya iklim pembelajaran yang aktif, efektif dan menyenangkan di

sekolah.

d. Manfaat bagi orangtua

Sebagai informasi bagi orangtua di rumah dalam memberikan arahan dan

pendidikan kepada individu berkesulitan belajar yang sesuai dengan prinsip

tumbuh kembang anak tersebut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Anak Kesulitan Belajar
a. Pengertian Anak Berkesulitan Belajar
Subyek utama pendidikan khusus adalah anak berkebutuhan khusus. Anak
berkebutuhan khusus memiliki pengertian yang luas dapat dilihat dari jenis dan
tingkat kelainan. Anak berkesulitan belajar merupakan salah satu ragam dari anak
anak berkebutuhan khusus. Beberapa pengertian tentang anak berkesulitan belajar
dapat disajikan beberapa berikut:
Anak berkesulitan belajar adalah anak yang secara nyata mengalami
kesulitan dalam tugas–tugas akademik khusus maupun umum, baik
disebabkan oleh adanya disfungsi neurologis, proses psikologi dasar
maupun sebab–sebab lain sehingga prestasi belajarnya rendah dan anak
tersebut berisiko tinggal kelas.

Wulanlutchuw (2010) yang diakses pada tanggal 25 Februari 2010


mengatakan kesulitan belajar LD sebagai berikut :
Anak berkesulitan belajar (LD) adalah individu yang mengalami gangguan
dalam satu atau lebih proses psikologi dasar, disfungsi system syaraf pusat,
atau gangguan neurologis yang dimanifestsikan dalam kegagalan-
kegagalan yang nyata dalam pemahaman dan penggunaaan pendengaran,
berbicara, membaca, mengeja, berpikir, menulis, berhitung, atau
keterampilan sosial.

Sunardi (2000:5) definisi anak berkesulitan belajar yaitu:


Anak berkesulitan belajar didefinisikan sebagai anak–anak yang
menunjukan perbedaan yang mencolok antara prestasi belajar dengan
tingkat kjemampuan yang sesunggunguhnya yang disebabkan oleh
gangguan dalam proses belajar, gangguan ini mungkin disertai atau tidak
disertai oleh gejala–gejala disfungsi system syaraf pusat dan bukan
merupakan akibat dari faktor lain seperti retardasi mental, gangguan
emosi, atau faktor budaya, atau layanan pendidikan tidak memadai.

Vendenberg dan Emery (2008:202) mengatakan bahwa:


Children with learning disabilities are at-risk population; there are more
self – esteem,
likely to experience lowercommit to user makefewer friends, and are one
and one half times more likely to drop out of school than non disabled
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

children, and adults with LD are more apt to experience unemployement


difficulties (American Psychiatric association, 2000).

Berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak berkesulitan belajar


adalah anak–anak yang menunjukan perbedaan yang mencolok antara prestasi
belajar dengan tingkat kemampuan yang sesungguhnya yang disebabkan
gangguan dalam proses belajar, kesulitan dalam mengikuti pendidikan dan terjadi
gangguan pada satu atau lebih proses psikologis dasar, disfungsi system syaraf
pusat atau gangguan neurologis yang dimanifestasikan dalam kegagalan-
kegagalan yang nyata dalam pemahaman dan penggunaan pendengaran, berbicara,
membaca, mengeja, berpikir, menulis, berhitung atau ketrampilan sosial.
Kesulitan belajar merupakan terjemahan istilah bahasa Inggris Learning
disability. Terjemahan tersebut sesungguhnya kurang tepat karena learning artinya
belajar dan disability artinya ketidakmampuan, sehingga terjemahan yang benar
seharusnya adalah ketidakmampuan belajar (Abdurrahman 1999: 6).
Definisi kesulitan belajar pertama kali dikemukakan oleh United States
office of education (USOE), definisi tersebut seperti dikutip oleh Hallahan,
Kauffman (1996:6 - 7), yaitu:
Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih
proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan pengguanaan
bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri
dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca,
menulis, mengeja, atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-
kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia, afasia
perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup anak–anak yang
memiliki problema belajar yang penyebab utamanya adalah dari admnya
hambatan penglihatan, pendengaran, atau motorik, hambatan kerena tuna
grahita, karena gannguan emosional atau karena kemiskinan lingkungan,
budaya atau ekonomi.

The National Joint Committee for Learning Disabilities (NJCLD)


mengemukakan definisi dari kesulitan belajar yang dikutip oleh Hammill dalam
Abdurrahman, (1999:7 - 8) sebagai berikut:
Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang
dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan
penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap–cakap, membaca,
commit to user
menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang studi matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gangguan tersebut intrinsik dan diduga disebabkan oleh adanya disfungsi


system syaraf pusat. Meskipun suatu kesulitan belajar mungkin terjadi
bersamaan dengan adanya kondisi lain yang mengganggu (misalnya
gangguan sensoris tuna grahita, hambatan social dan emosional) atau
berbagaia pengaruh lingkungan (misalnya perbedaan budaya,
pembelajaran yang tidak tepat, faktor–faktor psikogenik), berbagai
hambatan tersebut bukan penyebab atau pengaruh langsung.

The Board of the Association for children ans Adult with Learning
disabibilities (ACALD), yang dikutip oleh Lovitt dalam Abdurrahman (1999:8)
mengemukakan pengertian pengertian kesulitan belajar, sebagai berikut:
Kesulitan belajar khusus adalah suatu kondisi kronis yang diduga
bersumber dari neurologis yang secara selektif mengganggu
perkembangan integrasi verbal dan/atau non verbal. Kesulitan belajar
verbal khusu tampil sebagai ssuatu kondisi ketidakmampuan yang nyata
pada orang–orang yang memiliki intelegensi rata–rata hingga superior
yang memilki system sensoris yang cukup dan kesempataan untuk belajar
yang cukup pula. Berbagai kondisi tersebut bervariasi dalam perwujudan
dan derajatnya. Kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap harga diri,
pendidikan, pekerjaan sosial, dan/atau aktifitas kehidupan sehari–hari
sepanjang kehidupan.

Sumber yang penulis kutip dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com


mengatakan bahwa:
Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, diantaranya : (a)
learning disorder, (b) learning disfunction; (c) underachiever, (d) slow
learner, dan (e) learning disabilities. Di bawah ini akan diuraikan dari
masing–masing pengertian tersebut.
1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana
proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang
bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar,
potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu
atau terhamabat oleh adnya respons–respons yang bertentangan
sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang
dimilikinya. Contohnya : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga
keras seperti : karate, tinju, dan sejenisnya, mungkin akan mengalami
kesulitan dalam belajar menari yang mmenuntut gerakan lemah
gemulai.
2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang
dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik,. Meskipun sebenarnya
siswa tersebut tidak menunjukan adanya subnormalitas mental,
commit
gangguan alat dria, atauy to userpsikologis lainnya. Contoh : siswa
gangguan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang memilki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok
menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain
bola volley maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan
baik.
3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki
tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi
prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites
kecerdasannya dan menunjukan tingkat kecerdasan sangat unggul (IQ
= 130-140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah
sangat rendah.
4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam
proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan sekelompokj siswa lain yang memiliki taraf intelektual
yanag sama.
5. Learning Dissabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada
gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar,
sehingga hasil belajara di bawah potensi intelektualnya.

Berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anak berkesulitan


belajar adalah anak yang memperoleh prestasi belajar jauh di bawah kemampuan
yang dimilikinya dan dalam keadaan tertentu, yang mana anak didik tidak dapat
belajar sebagai mana mestinya.

b. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar


Secara garis besar penyebab kesulitan belajar adalah disfungsi neurologis
dan gangguan proses psikologis dasar. Berikut ini penyebab terjadinya kesulitan
belajar yang dikemukakan oleh para ahli:
Adapun kesulitan belajar menurut Sunardi (2000:13-16) penyebab dapat
dikelompokkan menjafdi tiga kategori yaitu adalah sebagai berikut:
1. Faktor organik dan biologis
2. Faktor Genetik
3. Faktor lingkungan

Penyebab utama kesulitan belajar (learning disabilities) adalah faktor


internal yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis, sedangkan penyebab
utma problema belajar learning (learning problems) adalah faktoe eksternal yaitu
antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatyan


(reinforcement) yang tidak tepat.
Pada gilirannya dapat menyebabkan kesulitan belajar antara lain adalah (1)
factor genetik. (2) luka pada otak karena trauma fisik atau kekurangan oksigen.
(3) biokimia yang hilang (misalnya biokimia yang dapat merusak otak), (misalnya
zat pewarna pada makanan), (4) pencemaran lingkungan (misalnya pencemaran
timah hitam), (5) gizi yang tidak memadai. Dan (6) pengaruh-pengaruh psikologis
dan social yang merugikan perkembangan anak ( deprivasi lingkungan).

Menurut Kepharth (1967) dalam Soemantri (1996:160) mengelompokkan


penyebab kesulitan belajar ini dalam tiga kategori utama yaitu:
1. Kerusakan otak
Kerusakan otak berarti terjadinya kerusakan syaraf seperti dalam kasus-kasus
encephalitis, meningitis, dan toksin.
2. Gangguan emosional
Faktor gangguan emosional yang menimbulkan kesulitan belajar terjadi
karena adanya trauma emosional yang berkepanjangan ysng menggangu
hubungan fungsional system urat syaraf.
3. Pengalaman
Faktor “pengalaman” yang dapat menimbulkan kesulitan belajar mencakup
faktor-faktor seperti kesenjangan perkembangan atau kemiskinan pengalaman
lingkungan.
Permasalahan anak berkesulitan belajar matematika sebenarnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menimbulkan beberapa kesulitan. Adapun
yang menjadi factor penyebab kesulitan belajar ini Sukarno dalam Lastriningsih
(2007:15), adalah sebagai berikut:
1) Penyebab neurologis.
Penyebab neurologis ini timbul karena adanya kerusakan otak atau
tidak berfungsinya otak.
2) Kemasakan terhambat.
Anak berkesulitan belajar ini seringkali terhambat dalam kemasakan
keterampilan seperti perkembangan yang lebih lambat dari keterampilan
berbahasa dan permasalahan daerah motor visual dan beberapa daerah
akademik.
3) Penyebab genetik.
Keturunan dapat menyebabakan kesulitan belajar, tetapi bukti dan laporan
hasil penelitian belum yang berbeda belum memberi tingkat bantuan tertentu
terhadap penyebab keturunan pada anak kesulitan belajar.
4) Lingkungan.
Faktor lingkungan juga akan berperan terhadap anak berkesulitan belajar.
Karena faktor lingkungan yang kurang baik akan memeberikan dampak pada
hasil belajar anak yang kurangcommit to user
baik juga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Para ahli seperti Cooney dkk (1975) yang dikutip oleh Shadiq, ada
beberapa faktor penyebab kesulitan belajar antara lain sebagai berikut:
1) Faktor psikologis
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait
dengan kurang berfungsinya otak, susunan syaraf ataupun bagian-bagian
tubuh lain.
2) Faktor sosial
Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah jika orang tua dan
masyarakat sekeliling sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kegiatan
belajar dan kecerdasan siswa sebagaimana ada yang menyatakan bahwa
sekolah adalah cerminan masyarakat dan anak gambaran orang tuannya. Oleh
karena itu ada beberapa faktor penyebab kesulitan belajar yang berkaitan
dengan sikap dan keadaan keluarga serta masyarakt sekeliling yang kurang
mendukung siswa tersebut untuk belajar sepenuh hati. Intinya lingkungan
disekitar siswa harus dapat membantu mereka untuk belajar di seekolah.
3) Faktor kejiwaan.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait
dengan kurang sempurna atau kurang normalnya tingkat kecerdasan siswa.
Ada siswa yang sangat sulit menghafal sesuatu, ada yang sangat lamban
menguasai materi tertentu, ada yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat
dan juga ada yang sangat sulit membayangkan dan bernalar.
4) Faktor kependidikan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait
dengan belum mantapnya lembaga pendidikan secara umum. Guru yang
selalu meremehkan siswa, guru yang tidak memotivasi siswanya untuk
belajar lebih giat, guru yang membiarkan siswanya yang melakukan hal-hal
yang salah, guru yang tidak pernah memeriksa pekerjaan siswa, sekolah yang
yang membiarkan para siswa bolos tanpa sanksi tertentu, adalah contoh dari
faktor-faktor penyebab kesulitan dan pada akhirnya akan menyebabkan
ketidakberhasilan siswa tersebut.

Berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab anak


berkesulitan belajar matematika adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya motivasi belajar pada anak.
2. Adanya hambatan dalam system syaraf pusat.
3. Kualitas pembelajaran yang masih kurang baik dan kurang bervariatif.

c. Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berbagai karakteristik dapat ditemukan pada anak-anak berkesulitan


belajar dan karena besar variasinya, para ahli memberikan daftar karakteristik
yang berbeda pula. Satu satuan tugas nasional yang dibentuk di Amerika Serikat
mengidentifikasi sebanyak 99 karakteristik anak berkesulitan belajar yang
ditemukan dalam berbagai pustaka yang ada (Hallahan dan Kauffman, 1986) yang
dikutip oleh Sunardi (2000 : 26) dari 99 karakteristik tersebut ada 10 buah yang
dianggap palig sering ditemukan, yaitu:
1) Hiperaktif
2) Gangguan perceptual-motorik
3) Kondisi emosi labil
4) Gangguan koordinasi umum
5) Gangguan perhatian
6) Impulsif
7) Gangguan kemampuan berpikir dan mengingat
8) Masalah akademik spesifik (membaca,menulis,berhitung)
9) Gangguan bahasa dan wicara
10) Gejala gangguan syaraf dan kelainan EEG (ada kelenjar air pada otak).

“Kesulitan belajar matematika disebut juga diskalkulia (dyscalculia)”


(Learner, 1998:430). “Istilah diskalkulia memiliki konotasi medis, yang
memandang adanya keterkaitan dengan gangguan system saraf pusat”. Kesulitan
belajar matematika yang berat oleh Kirk (1962:10) disebut akalkulia (accalculia).
Learner dalam Yusuf (2003:130) ada berbagai karakteristik anak
berkesulitan belajar berhitung sebagai berikut:
1) Kesulitan memahami konsep hubungan keruangan
2) Kesulitan memahami konsep waktu
3) Kesulitan memahami konsep kuantitas (jumlah)
4) Kesulitan memahami konsep relasasi antar nilai dalammatematika
5) Memiliki gangguan persepsi visual
6) Kesulitan melakukan asosiasi visual-motor
7) Persevaerasi
8) Kesulitan dalam mengenal dan memahami symbol
9) Memiliki gangguan penghayatan tubuh
10) Kesulitan dalam berbahasa dan membaca
11) Memiliki skor PIQ (Performance Inlelegence Quotient) yang jauh lebih
rendah daripada skor VIQ (Verbal Intelegence Quotient)
Kareteristik anak berkesulitan belajar berhitung menurut Muhammad
(2008:13) sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Sulit menyusun nomor berdasar kan orientasi ruang dan tak bisa membedakan
antara kiri dan kanan.
2. Sulit memahami konsep matematika dalam kalimat.
3. Keliru mengenali nomor yang bentuknya hamper sama, seperti 7 dfengan 9,
dan 3 dengan 8.
4. Mengalami masalah mengunakan kalkulator.
5. Tek memiliki masalah membaca dan biasanya pintar dalam mata pelajaran
ilmu pasti (yang tidak membutuhkan kemampuan matematika) dan seni.
6. Sulit mengingat dan memahami konsep waktu dan arah.
7. Sulit mengingat nama orang lain.
8. Kemampuan matematika rendah memiliki kesulitan dalam aktivitas yang
berhubungan dengan penghitung uang.
9. Tidak mengingat konsep matematika, rumus, dan factor dasar operasi
matematika.

Berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa karakteristik anak yang


mengalami kesulitan dalam hal memahami konsep hubungan keruangan, sulit
memahami konsep waktu, sulit memahami konsep kuantitas, mengalami masalah
dalam penggunaan kalkulator dan sulit menyusun nomor berdasarkan orientasi
ruang dan tak bisa membedakan antara kiri dan kanan.

d. Klasifikasi Anak Berkesulitan Belajar


Membuat klasifikasi kesulitan belajar tidak mudah karena kasulitan belajar
merupakan kelompok kesulitan yang heterogen. Tidak seperti tuna netra, tuna
rungu, atau tuna grahita yang bersifat homogeny, kesulitan belajar memiliki tipe
yang masing-masing memerlukan diagnosis dan remidiasi yang berbeda-beda.
Betapa pun sulitnya membuat klasifikasi kesulitan belajar, klasifikasi
tampaknya memang diperlukan karena bermanfaat untuk menentukan strategi
pembelajaran yang tepat.
Secara garis besar menurut Abdurrahman (2009:11) mengklasifikasikan
kesulitan belajar menjadi dua, yaitu:
1. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (Developmental
Learning Disabilities) atau kesulitan belajar pra akademik yang mencakup
kesulitan dalam berbahasa, penyesuaian perilaku social dan gangguan
emosional dan gangguan kognitif.
2. Kesulitan belajar akademik (academic Learning Disabilities) pencapaian
prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan
tersebut antara lain meliputi : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Keterampilan dalam membaca.


b. Keterampilan dalam menulis.
c. Keterampilan dalam mata pelajaran matematika.

Menurut Yusuf dkk (2003:12) kesulitan belajar dikelompokkan ke dalam dua


kategori yaitu diantaranya yaitu:
1) Kesulitan belajar umum adalah kesulitan belajar ditandai dengan prestasi
belajar rendah untuk hamper semua mata pelajaran.
2) Kesulitan belajar khusus yaitu kesulitan belajarpada kemampuan tertentu
saja. Kesulitan belajar ini dapat dikelompokkan menjadi dua:
a. Kesulitan belajar akademik terdiri dari:
1. Gangguan motorik dan persepsi atau difraksia meliputi
gangguan motorik kasar, penghayatan tubuh, dan motorik halus.
2. Kesulitan belajar kognitif meliputi kesulitan dalam fungsi persepsi,
pikiran, simboloisasi, penalaran, dan pemecahan masalah.
3. Gangguan perkembangan bahasa yang ditandai keterbatasan
menggunakan symbol linguistik dalam berkomunikasi verbal.
4. Kesulitan dalam penyesuaian perilaku sosial sehingga perilaku
anak tidak dapat diterima olehh lingkungan sosial.
b. Kesulitan belajar akademik
1. Kesulitan belajar membaca (disleksia)
2. Kesulitan belajar menulis (disgrafia)
3. Kesulitan belajar berhitung (diskalkulia)

Menurut Mercer dalam Aburrahman dan Sujudi (1994: 139)


mengklasifikasikan kesulitan belajar menjadi 5 macam yaitu:
1) Kesulitan bahasa
2) Kesulitan membaca
3) Kesulitan berhitung
4) Gangguan persepsi dan perceptual motor
5) Problema sosial emosional

Berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa klasifikasi anak


berkesulitan belajar berdasarkan atas jenis kesulitan yang dialami seseorang,
yakni kesulitan belajar pra akademik yang meliputi gangguan perkembangan
motorik, perceptual (auditori & visual), bahasa, tingkah laku sosial, dan kesulitan
belajar kognitif. Sedangkan kesulitan belajar akademik meliputi kesulitan belajar
membaca, menulis, dan berhitung. Masing-masing jenis kesulitan tersebut
memiliki assesmen dan strategi pembelajaran yang berbeda-beda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan pengklasifikasian di atas, maka subjek dalam penelitian ini


adalah anak berkesulitan belajar yang mengalami kesulitan belajar matematika.

e. Anak Berkesulitan Belajar Matematika


Istilah kesulitan belajar matematika sudah sangat sering dipakai, namun
definisi atau batasan yang tegas tentang istilah tersebut belun pernah ditemui.
Untuk mengembangkan batasan yang meyakinkan mengenai kesulitan belajar
matematika, maka terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan
matematika.
Menurut Johnson dan Myklebeust dalam Abdurrahman (1999:252)
mengatakan “matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan
fungsi teroritisnya adalah untuk memudahkan berpikir”.
Menurut Paling dalam Abdurrahman (2009:252) yaitu:
Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap
masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi,
menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukura, menggunakan pengetahuan
tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam dirin
manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan.

Kesulitan belajar berhitung disebut diskalkulia. Kesulitan belajar


berhitung yang berat sering disebut akalkulia. Menurut Muhammad (2008 : 134)
penyebab diskalkulia atau kesulitan belajar berhitung yaitu:
Diskalkulia disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah kelemahan
dalam proses pengamatan, yaitu anak-anak tidak dapat mengamati nomor dan
matematika secara keseluruhan. Mereka sering mengalalami masalah dalam
mengenal nomor dan sering menukar-nukar urutan nomor. Masalah yang lain
adalah aspek penyesunuan informasi mengalami maslah dalam mengingat
fakta dan rumusn untuk menyelesaikan merhitungan matematika.

Karakteristik anak berkesulitan belajar matematika menurut Lerner dalam


Abdurrahman (2009 : 259) sebagai berikut:
1) Adanya gangguan dalam hubungan keruangan
2) Abnormalitas persepsi visual
3) Asosiasi visual-motor commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4) Perseverasi
5) Kesulitan mengenal dan memahami symbol
6) Gangguan penghayatan tubuh
7) Kesulitan dalam bahasa dan membaca dan
8) Performance IQ jauh lebih rendah daripada sekor Verbal IQ
Kekeliruan umum yang dilakukan oleh anak berkesulitan belajar matematika
menurut Lerner dalam Abdurrahman (2009 : 262) sebagai berikut:
1) Kekurangan pemahaman tentang simbol
Anak-anak umumnya tidak terlalu banyak mengalami kesulitan
jika mereka disajikan soal-soal seperti 4 + 3 = ……. , tetapi akan
mengalami kesulitan jika dihadapkan pada soal-soal seperti 3 + …..= 7.
Kesulitan semacam ini umumnya karena anak tidak memahami symbol-
simbol seperti sama dengan (= 0, tidak sama dengan (≠), tambah (+),
kurang (-) dan sebagainya.
2) Nilai tempat
Ada anak yang belum memahami nbilai tempat satuan, puluhan,
ratusan, dan seterusnya. Ketidak pahaman terhadap nilai tempat banyak
diperlihatkan oleh anak-anak seperti ini:
75 68
27- 13
── ── +
58 71

3) Perhitungan
Ada anak yang belum mengenal dengan baik konsep perkalian
tetapi tetapi mencoba menghafal perkalian tersebut. Hal ini dapat
menimbulkan kekeliruan jika hafalannya salah.
4) Penggunaan proses yang keliru
Kekeliruan dalam penggunaan proses perhitungan dapat dilihat
pada contoh berikut:
a. Mempertukarkan symbol-simbol
6 15
2 3-
─× ──
8 18
b. Jumlah satuan dan puluhan ditulis tanpa memperhatikan nilai
tempat.
83 66
67 29
── + ─── +
1410 815
c. Semua digit ditambahkan bersama (alogaritma yang keliru dan
tidak memperhatikan nilai tempat) dll
67 commit
58 to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31 12
── + ─── +
17 16
Anak-anak menghitungnya: 6+7+3+1=17
5+8+1+2=16
5) Tulisan yang tidak terbaca
Ada anak yang tidak dapat membaca tulisannya sendiri karena bentuk-
bentuk hurufnya tidak tepat atau tidak lurus mengikuti garis. Akibatnya,
anak benyak mengalami kekeliruan karena tidak mampu lagi membaca
tulisannya sendiri.

Menurut Yusuf dkk ( 2003 : 135-139 ) berbagai kekeliruan umum yang


dilakukan anak berkesulitan belajar berhitung yaitu:
1) Kekurangan Pemahaman tentang Simbol
2) Kekurangan Pemahaman tentang Nilai Tempat
3) Kekurangan Pemahaman dalam Melakukan Perhitungan (komputasi)
4) Penggunaan Proses Menghitung yang Keliru
5) Tilisan Tidak Dapat Dibaca

Berdasakan paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kesulitan yang


mereka alami dalam belajar matematika ada kaitannya dengan kurangnya
pemahaman simbol, kurangnya pemahaman tentang nilai tempat dan kurangnya
pemahaman dalam melakukan perhitungan (komputasi).

f. Asesmen Kesulitan Belajar Matematika


Assesmen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara formal dan
informal. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2009 : 265) bahwa
“informasi tentang kemampuan siswa dalam bidang studi matematika dapat
diketahui melalui assemen formal dan informal”. Adapun keterangan dari dua
jenis asesmen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Asesmen Informal
Menurut Abdurrahman (2009 : 265) jenis asesmen informal adalah:
a. Inventori.
Inventori adalah bentuk tes yang dibuat oleh guru yang digunakan
untuk mengukur keterampilan anak dalam bidang studi matematika.
Apabila setelah tes diberikan kemudian ditemukan suatu kesulitan pada
anak, tes diagnostik yang lebih ektensif dapat diberikan pada anak.
b. Asessmen yang didasarkancommit
atastokurikulum.
user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prosedur informal asessmen yang didasarkan pada kurikulum


merupakan suatu cara yang bermanfaat untuk mengukur kemajuan
belajar matematika yang terkait langsung dengan yang diajarkan guru di
kelas.

c. Analisa kekeliruan siswa.


Guru yang mengajar anak berkesulitan matematika hendaknya
mampu mendeteksi berbagai tipe kekeliruan siswa. Dengan demikian,
pembelajaran dapat diarahkan pada perbaikan kepada siswa.

2). Asesmen Formal


Menurut Sunardi (1998 : 18) Asesmen formal dapat dilakukan dengan
menggunakan tes buku baku untuk asesmen kesulitan belajar matematika
dapat digolongkan menjadi dua tes survei atau prestasi dan tes
diagnostik. Asesmen formal yang berupa tes baku perlu terlebih dahulu
diuji validitas dan rehabilitasnya.

Menurut Hamil dkk dalam Runtakuhu (1996 : 184) “Tiga cara asesmen
yang digunakan untuk merencanakan program pengajaran matematika adalah tes,
pengamatan dan wawancara”. Asesmen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
secara formal dan informal.
Seperti yang dikemukakan oleh Yusuf dkk (2003 : 146-152) adapun
keterangan dari dua jenis tes asesmen tersebut adalah sebagai berikut:
a. Asesmen formal
Instrumen asesmen formal ada yang dirancang untuk kelompok dan
ada pula yang dirancang untuk. Individu oleh karena itu, ada dua jenis
instrument assesmen berhitung dalam bentuk tes baku yaitu:
1) Tes kelompok baku
Tes kelompok baku perlu lebih dahulu diuji validitas dan
rehabilitasnya. Tes semacam ini biasanya mencanumkan tabel yang
menjelaskan macam-macam interpretasi skor kelas, usia, skor baku dan
presentil.
2) Tes klinis individual
Tes klinis individual dirancang agar lebih mampu memberikan
informasi diagnostik daripada tes kelompok.
b. Asesmen informal
Jenis asesmen informal berhitung yaitu:
1) Metode inventori
Suatu instrumen asesmen informal dalam bentuk inventori dapat
dibuat oleh guru untuk mengetahui keterampilan anak dalam bidang
berhitung secara tepat.
2) Tes penempatan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Guru kadang-kadang ingin menempatakan anak ke dalam


kelompok berdasarkan jenis kesulitan atau ingin mengetahui sampai sejauh
mana penguasaan anak dalam berhitung. Berikut dikemukakan tes
penempatan untuk anak TK dan Kelas 1 SD yaitu sebagai berikut.
Keterampilan Simbol, Keterkaitan Berhitung dengan Konsep Bahasa.
3) Asesmen Yang Didasarkan Atas Kurikulum
Asesmen yang didasarkan atas kurikulum terkait langsung dengan
yang diajarkan oleh guru kelas. Ada sebelas langkah yang perlu dilalui
dala menyusun instrument asesmen yang didasarkan atas kurikulum yang
dapat membimbing guru dalam penyusunan rancangan pembelajaran.
Kesebelas langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a) Menentukan kemampuan yang diukur;
b) Menentukan urutan kemampuan dari yang sederhana sampai yang
rumit;
c) Mengembangkan instrument;
d) Melaksanakan pengukuran atau tes;
e) Memerikasa hasil pengukuran;
f) Mencatat kekeliruan dan gaya kinerja anak;
g) Menganalisis kekeliruan anak;
h) Memperkirakan penyebab kekeliruan dan mementukan hasil bidang-
bidang yang perlu diperiksa;
i) Merumuskan tujuan-tujuanpembelajaran khusus;
j) Melaksanakan program pengajaran remedial;
k) Mengevaluasi hasil pengajaran remidial;
4) Menganalisis Kekeliruan Anak
Guru bagi anak berkesulitan berhitung hendaknya dapat
mendeteksi bebagai tipe kekeliruan anak. Dengan demikian, pembelajaran
dapat diarahkan pada perbaikan berbagai kekeliruan tersebut.

Berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan


belajar matematika adalah gangguan dalam tugas akademis pada siswa yang
berupa kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika yang disebabkan
oleh disfungsi neurologis, psikologis maupun sebab lain.

2. Tinjauan Tentang Hasil Belajar Matematika


a. Pengertian Belajar
Sudjana (2005 : 5) menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang
ditandai dengan adanya perubahan–perubahan pada diri seseorang. Perubahan
sebagai hasil dari proses belajarb dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
perubhan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek – aspek lain yang ada pada individu
commit diperoleh
yang belajar. Sedangkan hasil belajar to user individu melalui latihan dan
pengalaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Belajar sebagai hasil seperti yang dikemukakan oleh Sunaryo dalam Dhari
(1996 : 3) menyatakan bahwa Belajar adalah merupakan suatu kegiatan di mana
seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku positif yang
ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mencapai
kesempurnaan hidupnya.

Dikemukakan oleh Dimyati (2002 : 7) menyatakan “bahwa belajar


merupakan tindakan dsan perilaku yang kompleks yang hanya dialami oleh
siswa itu sendiri.”
Pendapat belajar yang dipandang sebagai proses seperti dikemukakan
oleh Bahri Jamarah (2002 : 11) menyatakan bahwa “belajar adalah proses
perubahaan perilaku yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun
sikap, bakat, pengalaman, dan latihan”. Dan juga dikemukakan oleh Hamalik
(2004 : 27) menyatakan bahwa “belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan ,melalui pengalaman, yang merupakan suatu proses untuk mencapai
tujuan dengan jalan mengalami”.
Belajar sebagai hasil dan sekaligus sebagai proses seperti yang
dinyatakan oleh Chaplin dalam buku Psikologi Pendidikan Syah ( 1995 : 89 )
menyatakan bahwa belajar dibatasi oleh dua rumusan, yaitu (1) belajar adalah
perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai aakibat
latihan dan pengalaman, dan (2) belajar adalah proses memperoleh respon
sebagai akibat latihan adanya latihan khusus.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa


hakikat belajar adalah suatu usaha untuk mencari ilmu pengetahuan,
mengembangkan sikap kepribadian, dan melatih keterampilan dengan cara
mempelajari lewat buku–buku atau sumber lain untuk mencapai tujuan yang
diinginkannya.

b. Pengertian Hasil Belajar Matematika


Hasil belajar siswa berkenan dengan penguasaan siswa terhadap mata
pelajaran matematika dapat diketahui setelah dilakukan evaluasi. Untuk
memperoleh hasil belajar matematika sesuai ketentuan yang terdapat dalam
kurikulum, evaluasi dilaksanakan berdasarkan materi–materi yang tercakup
commit to user
dalam runag lingkupnya. Pada standar isi yang berkenaan dengan standar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kompetensi dan kompetensi dasar dinyatakan bahwa ruang lingkup mata


pelajaran matematika meliputi ; (1) bilangan ; (2) geometri dan pengukuran ;
(3) pengolahan data (Depdiknas, 2006 : 5)
Bertolak dari uraian di atas maka hasil belajar siswa tentang
Matematika dikaitkan dengan salah satu atau seluruh ruang lingkup yang ada
pada standar isi tersebut dan dilakukan evaluasi. Evaluasi ditekankan kepada
penilaian untuk kemampuan siswa setelah dilakukan proses belajar mengajar.
Terkait dengan itu maka dalam proses pembelajaran dalam proses
pembelajaran berpatokan pada standar kompetensi dab standar dasar.
Penilaian setelah proses belajar mengajar didasarkan pada
kemampuan siswa dalam menguasai setiap kompetensi dasar yang diajarkan.
Dalam standar isi yang berkenaan dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar manjadi arah dan landasan untuk mengembangkan matetri pokok,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan
standar proses dan standar penilaian (Depdiknas : 2006).

Penelitian ini difokuskan pada pelajaran matematika tingkat


SD/MI/SDLB, yang materinya meliputi matematika kelas II semester genap.
Belajar mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yaitu
pembelajaran, pengalaman belajar mengajar, dan hasil belajar.
Sudjana (1995 : 2) hasil belajar adalah bentuk suatu tindakan atau
kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan–tujuan instruksional telah dapat
dicapai atau telah dikuasai siswa yang dapat diperlihatkan setelah siswa
menempuh pengalaman belajarnya (proses balajar mengajar).
Hamalik (2003 : 159) hasil belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai
oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan merupakan prestasi belajar
yang menunjukkan adanya derajat perubahan tingkah laku siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan


bahwa hasil belajar adalah bentuk suatu kegiatan yang dapat mencapai tujuan
dalam pembelajaran yang menunjukan adanya tingkatan perubahan tingkah
laku siswa yang merupakan prestasi belajar siswa.
“Hasil belajar matematika adalah hasil belajar yang telah mencapai
ketuntasan belajar dikuasai siswa standar kompetensi mata pelajaran
commit to user
matematika” (Depdiknas 2002 : 4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan pendapat–pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa


hasil belajar yang diperoleh dari berbagai kegiatan dengan menggunakan
ketrampilan proses mencapai ketuntasan belajar dan mampu dikuasai siswa
dalam standar kompetensi mata pelajaran Matematika.

3. Hakikat Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)


a. Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
Kegiatan penelitian ini diperkenalkan suatu pendekatan
yang dinamakan Pengajaran dan Pembelajaran kontektual atau contextual
Teaching and Learning (CTL). Kesadaran perlunya pendekatan pengajaran
dan pembelajaran kontekstual didasarkan atas adanya kenyataan bahwa
sebagian besar peserta didik belum mampu menghubungkan antara apa yang
mereka pelajari dengan bagaimana pemanfaataanya dalam kehidupan nyata.
Hal ini dikarenakan pemahaman konsep akademik yang mereka peroleh
hanyala merupakan sesuatu yang abstrak, belum menyentuh kebutuhan
praktis kehidupan mereka. Pembelajaran yang selama ini mereka terima
hanyalah menitik beratkan pada tingkat penghafalan dari sekian banyak
rentetan topic atau pokok bahasan, namun tidak diikuti dengan pemahaman
atau pengertian yang lebih bermakna yang bisa diterapkan ketika mereka
berhadapan dengan situasi baru dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu,
melalui pendekatan kontekstual ini diharapkan target penguasaan materi
akan lebih berhasil dan peserta didik dapat semaksimal mungkin untuk
mengembangkan kompetensinya.
Muslich, (2007:41) dalam bahwa Contextual Teaching And
Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata peserta didik dan
mendorong mereka untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.
Pendekatan kontekstual lebih mendorong pada peran aktif siswa dalam
pembelajaran, sehingga paserta didik dapat belajar lebih efektif dan
bermakna.
…an educational process that aims to help to help students
see meaning in the academic material they are studying by
commit
connecting academic to user
subjects with the context of their daily lives,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

that is, with context of their personal, social, and cultural


circumstance. To achieve this aim, the system encompasses the
following eight competens: making meaningful connactions,
critical and creative thinking, nurtuning the individual, reaching
high standars, using authenticassesment (Elaine B. Johnson, 2007 :
19)

Apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah sebagai


berikut : CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong
para peserta didik melihat makna di dalam materi akademik yang mereka
pelajari dengan cara menghubungkan subjek–subjek akademik dengan
konteks dalam kehidepan keseharian mereka dengan konteks keadaan
pribadi, sosial, dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini system
tersebut meliputi delapan komponen yaitu: membuat keterkaitan–keterkaitan
yang bermakna, melakukan pekeejaan yang berarti, melakukan
pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerja sama, berpikir kritis dan
kreatif, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai
standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik (Elaine B.
Johnson, 2007 : 67).

Shawn dan Linda (2004 : 51) dalam Internasional Journal of


Elementary Science Education , 8 Juli 2004 yang berjudul “Contextual
teaching and learningof science in elementary school” mengungkapkan
bahwa “CTL merupakan interaksi kolaboratif anak antara ilmu pengetahuan
dengan kondisi area anak”.
CTL is a collaborative interaction with students, a high level of
science content with other content an skill area. Furthermore, the CTL
strategies were best implemented when teachers used them in conjunction
with sound classroom management techniques.
Muchith (2008 : 2) bahwa pembelajaran kontekstual lebih
dimaksudkan dalam suatu kemampuan guru dalam melaksanakan proses
pembalajaran yang lebih mengedepankan idealitas pendidikan, sehingga
benar – benar akan menghasilkan kualitas pembelajaran yang efektif dan
efisien.
Sarah (2005: 22) mengungkapkan bahwa “CTL merupakan salah
satu pendekatan yang sangat baik diterapkan di kelas dan di sini guru
diharapkan mampu meningkatkan terus prakteknya”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai sebuah


pendekatan pembelajaran yang menunjukan kondisi alamiah dari
pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan di luar ruang kelas, suatu
pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan
dan berarti bagi peserta didik dalam membangun pengetahuan yang akan
mereka terapkan dalam pembelajaran seumur hidup.
Nabisi Lapono, dkk (2008 : 4, 3) mengemukakan bahwa hakikat
pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta
didik dan mendorong anak untuk membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari – hari.

b. Strategi Pembelajaran Kontekstual


Pembelajaran kontekstual dapat diartikan sebagai sebuah
pendekatan pembelajaran yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah
dari pengetahuan. Melaui hubungan di dalam dan di luar kelas, suatu
pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan
berarti bagi peserta didik dalam membangun pengtahuan yang akan mereka
terapkan dalam pembelajaran seumur hidup. Pada pendekatan pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) sebenarnya lebih menekankan
pada berpikir tingkat lebih tinggi, transfer pengetahuan, serta pengumpulan,
penganalisaan data/informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dan
pandangan. Diperlukan suatu strategi pembelajaran kontekstual bagi para
peserta didik secara matang.
Johnson & Sears dalam Journal of Elementary Science education
(2004 : 53) menawarkan strategi pembelajaran CTL sebagai berikut: (1)
Inquiry Learning, yaitu menekankan pentingnya pada pemecahan masalah,
(2) problem based learning, yaitu mengakui perlunya proses pembelajaran
dilakukan dalam berbagai kasus/masalah, (3) Cooperative Learning, yaitu
mendorong peserta didik belajar dari sesame teman dan belajar bersama, (4)
Project-based learning, yaitu menekankan pembelajaran pada konteks
kehidupan peserta didik yang berbeda - beda serta mengajar dengan
mengarahkan pembelajaran agar menjadi peserta didik yang dapat belajar
sendiri, (5) Authentic assessment, yaitu menggunakan panilaian otentik.
COR yaitu dari Center for Occupational Research di Amerika
menyingkat kelima konsep Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam
akronim “REACT” bahwa commit strategi topembelajaran
user kontekstual itu meliputi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

empat bagian yaitu : (1) Relating, yaitu belajar dalam konteks kehidupan
nyata, (2) Experiencing, yaitu belajar dalam konteks eksplorasi, penemuan
dan penciptaa, (3) Cooperating, yaitu belajar dalam konteks interaksi
kelompok, (4) Transfering, yaitu belajar dengan menggunakan pengetahuan
dalam konteks baru atau yang lain (Muslich, 2009 : 41).

c. Komponen pembelajaran Kontekstual


Pembelajaran berbasis kontekstual menurut Sugiyanto (2009:17)
melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran, yakni kontruktivisme,
bertanya, menemukan masyarakat balajar, pemodelan, refleksi dan penilaian
sebenarnya. Model pembelajaran kontekstual memiliki tujuh komponen
yaitu:
1. Kontruktivisme, yaitu pengetahuan siswa dibangun oleh dirinya sendiri
atas dasar pengalaman, pemahaman konsep, persepsi, dan peranan
siswa, bukan dibangun atau diberikan oleh orang lain. Jadi guru hanya
berperan dalam menyediakan kondisi atau memberikan suatu
permasalahan.
2. Inquiry (menemukan), dalam hal ini sangat diharapkan bahwa apa yang
dimiliki siswa baik pengetahuan dan keterampilan diperoleh dari hasil
menemukan sendiri bukan hasil mengingat dari apa yang disampaikan
guru. Inkuiri diperoleh melaui tahap observasi (mengamati), bertanya
(menemukan dan merumuskan masalah), mengajukan dugaaan
(hipotesis), mengumpulkan data, menganalisa dan membuat kesimpulan.
3. Bertanya, dalam pembelajaran kontekstual bertanya dapat digunakan
oleh guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan
siswa. Sehingga siswa pun akan dapat menemukan berbagai informasi
yang belum diketahuinya.
4. Masyarakat Belajar, hal ini mengisyaratkan bahwa belajar itu dapat
diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain. Masyarakat belajar ini
dapat kita latih dengan kerja kelompok, diskusi kelompok, dan belajar
bersama.
5. Pemodelan, agar dalam menerima sesuaatu siswa tidak merasa samar
atau kabur dan bingung maka perlu adanya model atau contoh yang bisa
ditiru. Model tak hanya berupa benda, tetapi bisa berupa cara, metode
kerja atau hal lain yang bisa ditiru oleh siswa.
6. Refleksi yaitu cara berpikir ang apa yang telah dipelajari sebelumnya
atau apa – apa yang pernah dilakukan di masa lalu dijadikan acuan
berpikir. Refleksi ini akan berguna agar pengetahuan bisa terpatri di
benak siswa dan bisa menemukan langkah – langkah selanjutnya.
7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic asessment) yaitu penilaian yang
sebenarnya tidak hany melihat hasil akhir, tetapi kemajuan belajar siswa
dinilai dari proses, sehingga dalam penilaian sebenarnya tidak bisa
dilakukan hanya dengan satu cara tetapi menggunakan berbagaia aragam
cara penilaian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d. Tujuan Pembalajaran Kontekstual


Model pembelajaran kontekstual bertujuan untuk meningkatkan
prestasi berlajar siswa melalui peningkatan pemahaman konsep makna metri
pelajaran yang dipelajarinya mengkaitkan materi yang dipelajari dengan
konteks kehidupan mereka sehari–hari sebagai individu, anggota keluarga,
anggota masyarakat dan anggota bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut
tentunya diperlukan guru–guru yang berwawasan kontekstual, materi
pembelajaran yang bermakna bagi siswa, alat peraga pendidikan yang
bernuansa kontekstual, sehingga situasi kehidupan sekolah dapat seperti
kehidupan nyata di lingkungan siswa.
Model pembelajaran secara kontekstual diharapkan terjadi
pembelajaran yang menyenangkan, tidak membosankan, siswa bisa bekerja
sama, belajar secara aktif, berbagai sumber disekitar siswa bisa digunakan
sehingga siswa akan lebih kritis, dan guru lebih kreatif. Kalau model
pembelajaran kontekstual ini dapat dilakukan dengan baik oleh para
pendidik, tentunya sedikit banyak akan dapat meningkatkan mutu
pendidikan. Semoga dengan model pembelajaran kontekstual standar
kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik dapa dicapai.

e. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika


Purwatiningsih (2009 : 35) mengatakan bahwa pembelajaran matematika
melaui pendekatan kontekstual terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan dengan seksama yaitu :
1. Implementasi pembelajaran matematika secara kontekstual
mementingkan aktualisasi prinsip–prinsip CTL dalam keseluruhan
tahapan pembelajaran (awal, inti, penutup).
2. Kegiatan pembelajaran yang bernuansa CTL lebih mengutamakan pada
pengembangan kemampuan berpikir dengan berhitung secara logika.
3. Pembelajaran bernuansa CTL menempatkan komunitas belajar sebagai
bagian sangat penting untuk mengaktualisasikan kemampuan berpikir
dan berhitung sekaligus. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Pemanfaatan beragam berbagai teknik pembelajaran teknik yang


dilaksanakan secara fungsional dan bermakna.

Pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa


saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaanya.
Pendekatan pembelajaran kontekstual dalam kelas cukup mudah untuk
dilaksanakan.
f. Langkah – langkah Pembelajaran Kontekstual
Urutan kegiatan pembelajaran kontekstual menurut Gafur (2003:6-7)
diunduh dalam (http://www.sekolahku.info.com.13/02/2011) adalah sebagai
berikut :
1. Pembelajaran Pendahuluan (Pre – Instructional Activities)
Pada umumnya pembelajaran pendahuluan atau kegiatan awal
dilaksanakan dengan kegiatan apersepsi atau prates. Pembelajaran
kontekstual, selain melaksanakan kegiatan tersebut kegiatan
pembalajaran pendahuluan dikembangkan dengan kegiatan lain yang
merupakan penjabaran dari prinsip “keterkaitan” (relating). Kegiatan ini
meliputi : pemberian tujuan, ruang lingkup materi (akan lebih baik
dilengkapi peta konsep yang menggambarkan struktur atau jalinan antara
materi) manfaat atau kegunaan suatu topik baik untuk keperluan
sekarang maupun belajar yang akan datang, manfaat atau relefansinya
untuk bekerja dikemudian hari dll. Pembelajaran pendahuluan yang
melibatkan kegiatan prates, dapat diketahui kesiapan siswa untuk
menerima materi pembelajaran diperbolehkan mempelajari topik
berikutnya sedangkan siswa yang belum menguasaitopik peljaran diberi
pembekalan atau matrikulasi. Setelah itu, mereka diperbolehkan
mempelajari topic berikutnya.
2. Penyampaian Materi Pembelajaran (Presenting Instructional Materials).
Hal yang sangat penting diperhatikan oleh guru penyampaian
materi pembelajaran dalam pembelajaran kontekstual hendaknya jangan
terlalu banyak penyajian yang bersifat “ekspositori” (ceramah, dikte,),
dan deduktif. Namun sebaliknya gunakanlah sebanyak mungkin metode
penyajian atau presentasi seperti inquisitor, discovery, diskusi, inventori,
induktif, penelitian mandiri. Penyampaian materi pembelajaran
diupayakan senantiasa menantang siswa untuk dapat memperoleh
“pengalaman langsung, menemukan, menyimpulkan, serta menyusun
sendiri konsep yang dipelajari”. Sejalan dengan konsep di atas,
penyampaian materi pelajaran lebih lebih mengarah pada prinsip
penglaman langsung, penerapan, dan kerjasama. Hal lain yang tidak
kalah penting dalam pembelajran adalah alat peraga dan alat bantu
sebagai alat pemusatan perhatian seperti “paduan warna, gambar,
ilustrasi, penegas visual”. Kaitannya dengan masalah ini guru dapat
commit to
memilih dan mengembangkan user alat peraga maupun alat bantu
sendiri
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Pemancingan Penampilan Siswa (Eliciting Performence)


Siswa merupakan subjek pembelajaran, bukan objek
pembelajaran. Oleh sebab itu, siswalah yang lebih banyak berperan aktif
dalam pembelajaran dari pada guru. Dalam hal ini, guru lebih banyak
berperan sebagai fasilitator yaitu menyiapkan fasilitas dan kondisi
pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk aktif belajar. Umtuk
dapat mengaktifkan siswa dalam belajar, guru harus mampu memancing
penampilan siswa (eliciting performance). Hal ini dimaksudkan untuk
membantu siswa dalam menguasai materi atau mencapai tujuan
pembelajaran melalui kegiatan latihan (exercise) dan praktikum.
Berdasarkan konsep di atas, prinsip pembelajaran kontekstual yang
digunakan dalam kegiatan ini adalah penerapan dan alih pengetahuan.
Dengan demikian orientasi kegiatan siswa pada kegiatan pelatihan dan
penerapan konsep dan prinsip yang dipelajari dalam konteks dan situasi
yang berbeda, bukan sekedar kegiatan menghafal.
4. Pemberian Umpan Balik (Providing Feedback)
Pada umumnya pemberian umpan balik (providing feedback)
dilakukan melalui kegiatan pascates. Hasilnya kemudian diinformasikan
kepada siswa sebagai bahan umpan balik. Umpan balik itu sendiri
diartikan yaitu “informasi yang memberikan kepada siswa mengenai
kemajuan belajarnya”. Dalam prinsip pembelajaran kontekstual tidak
dinyatakan secara eksplisit mengenai prinsip pembelajaran yang
mengarah pada kegiatan umpan balik. Namun demikian, secara implisit
pemberian umpan balik dapat dilasanakan selama pembelajaran
berlangsung baik dalam bentuk penilaian prates, penilaian proses,
maupun pascates. Bahan umpan balik dapat diambil dari hasil penilaian
melalui kegiatan pengamatan guru terhadap siswa dalam menerapkan
prinsip – prinsip belajar kontekstual. Aspek–aspek yang dinilai antara
keaktifan siswa, penarikan simpulan, dan penerapan konsep. Selain itu
umpan balik dapat dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut: siswa
diberi tugas mengerjakan soal–soal latihan, lalu diberi kunci jawaban.
Dengan mengetahui kunci jawaban, mereka akan mengetahui apakah
jawabannya benar atau salah. Umpan balik yang baik adalah umpan
balik yang lengkap. Jika salah, siswa diberitahukan kesalahannya
mengapa salah kemudian dibetulkan. Jika jawaban siswa benar, mereka
diberi konfirmasi agar mereka mantap bahwa jawabannya benar. Agar
siswa dapat menemukan sendiri jawaban yang benar, ada baiknya umpan
balik diberikan tidak secara langsung (delay feedback) misalnya
“jawaban yang benar anda baca lagi pada halaman 34”. Berdasarkan
uraian di atas, pemberian umpan balik dapat melalui informasi hasil
penilaian proses dan hasil pekerjaan siswa dalam ,mengerjakan soal –
soal latihan, tugas–tugas baik individu maupun kelompok, serta
informasi dari hasil penilaian lainnya.
5. Kegiatan Tindak Lanjut (follow Up Activities)
Kegiatan tindak lanjut dalam pembelajaran kontekstual,
merupakan pembelejaran commit to user
tingkat tinggi. Hal ini dikarenakan bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kegiatan tindak lanjut berupa “mentransfer pengetahuan (transfering)


dan pemberian pengayaan (enrichment)”. Sebagaimana prinsip belajar
transfering dalam pembelajaran kontekstual, siswa akan belajar pada
tataran yang lebih tinggi yakni belajar untuk dapat menemukan dan
mencapai strategi kognitif. Kegiatan tindak lanjut berikutnya yakni
“pengayaan yang diberikan kepada siswa yang telah mencapai prestasi
sama atau melebihi dari yang telah ditargetkan, dan alat peraga diberikan
kepada siswa yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam
mencapai target pembelajaran yang telah ditentukan”. Dengan demikian
komponen pembelajaran tindak lanjut dilaksanakan dengan cara
menemukan prinsip pembelajaran alih pengetahuan (transfering).

Menurut Halil (2009) mengemukakan langkah–langkah


pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai berikut :
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
4. Ciptakan masyarakat belajar
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

Berdasarkan uraian di atas, prinsip–prinsip model pembelajaran


kontekstual dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran yang biasa
dilaksanakan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sehari–hari. Bekal
pengetahuan sistem model pembelajaran kontekstual ini, guru dapat dengan
segera melakukan perubahan dan pengembangan sistem pembelajaran yang
dapat memberikan peluang lebih banyak terhadap keberhasilan belajar
siswa.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai pada


penemuan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Penyusunan
kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut :
Anak dengan kemampuan matematika yang rendah merupakan suatu
commit to user
kondisi yang menunjukkan ketidakmampuan anak untuk berhitung dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Ketidakmampuan tersebut dapat menjadi masalah dalam pembelajaran


matematika. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diberikan pre-tes pada anak
agar kemampuan berhitung matematika meningkat. Akan tetapi, apabila dalam
pemberian pre-tes tersebut tidak mengalami peningkatan, maka metode
pengajaran harus diubah dan disesuaikan dengan kebutuhan anak. Dalam hal ini
pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan yaitu penggunaan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL). Setelah anak dalam pembelajarannya
menggunakan pendekatan CTL, maka anak tersebut diberikan post-tes untuk
mengetahui peningkatan berhitung.
Untuk memperoleh perhatian ini, disajikan Bagan kerangka berpikir ebagai
berikut:

Pre test (sebelum Treatment dengan Post test


diberi treatment) pendekatan CTL (setelah diberi
treatment)

Bagan 1. Kerangka Berpikir

C. HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka peneliti mengajukan hipotesis:


Penggunaan pendekatan Contextual teaching and Learning (CTL) berpengaruh
secara signifikan terhadap hasil belajar matematika materi perkalian pada siswa
berkesulitan belajar kelas II B semester Genap Sekolah Dasar Negeri Manahan
Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Peneliti mengambil lokasi di Kelas II B SD Manahan Surakarta yang
terletak di Jalan Mliwis No. 4, Manahan, Surakarta. Penetapan lokasi penelitian
dalam penelitian ini dikarenakan adanya fenomena hasil belajar Matematika yang
kurang maksimal dan sebagian besar siswa belum dapat berhasil dalam
pengerjaan hitung bilangan matematika.

2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari tahun 2012 sampai
dengan bulan Februari tahun 2012, yang diperinci pada tabel berikut :
Tabel 1. Jadwal kegiatan penelitian.
Kegiatan 2011 / 2012
Des Jan Feb Mar
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Judul
Menyusun Proposal
Perijinan

Pengumpulan Data :
Pengambilan data
Pengolahan data
Analisis data
Laporan Hasil
Penelitian

B. Metode Penelitian
Surakhmad (2004: 131) “Metode merupakan cara utama yang digunakan
untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis yang
mempergunakan teknik serta cara-cara tertentu”. Metode ini dikatakan baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

apabila metode tersebut sesuai dengan kemampuan peneliti dan juga sesuai
dengan situasi dan kondisi peneliti.
Hadi (2004: 4) memberikan pengertian mengenai metode atau research
sebagai berikut sesuai dengan tujuannya, research dapat didefinisikan sebagai
“Usaha menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan,
usaha mana dilaksanakan dengan menggunakan metode-metode ilmiah”.
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa metode
penelitian adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan
dengan suatu metode ilmiah.
Metode penelitian ada bermacam-macam, Tuwu (1993: 40) menjelaskan
“Lima metode penelitian, yaitu : metode penelitian sejarah (historis), metode
penelitian deskriptif, metode penelitian eksperimen, metode penelitian ex post
facto (juga biasa disebut kausal komparatif), dan metode penelitian partisipatori.”
Untuk memperjelas kelima metode penelitian tersebut, akan diuraikan
seperti di bawah ini:
1. Metode Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah meneliti tentang kejadian yang terjadi pada masa
lampau. Sejarah dapat membantu kita untuk menentukan strategi dan ide lain,
dan mungkin menemukan cara yang lebih baik untuk memutuskan dan
mengerjakan sesuatu.
2. Metode Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah
berdasarkan data-data. Jadi dalam penelitian ini juga disajikan data, analisis,
dan interpretasi. Metode ini digunakan untuk melukiskan secara sistematis
fakta, karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu., dalam hal ini bidang
secara cermat dan aktual.
3. Metode Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan jalan
melakukan suatu treatment (perlakuan) tertentu kepada subyek. Diikuti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dengan pengukuran terhadap treatment tersebut, untuk menentukan hubungan


kausal (sabab akibat) antara dua fenomena.
4. Metode Penelitian Ex post facto
Adalah penelitian yang dilakukan tanpa eksperimen, artinya variabel
bebas atau perlakuan telah terjadi secara apa adanya tanpa manipulasi dan
pengukuran untuk semua variabel dilakukan dalam waktu yang sama setelah
perlakuan berjalan lanjut.
5. Metode Penelitian Partisipatori
Penelitian ini melibatkan semua partisipan dalam penelitian, mulai
dari formulasi masalah sampai dengan diskusi bagaimana masalah tersebut
diatasi dan bagaimana penemuan-penemuan akan ditafsirkan.
Jenis metode deskriptif menurut Surakhmad (2004: 141) yaitu:
a) Teknik survey, b) Studi kasus, c) Studi komperatif, d) Studi waktu dan
gerak, e) analisa tingkah laku, f) Analisa kuantitatif, g) Studi
operasional. Dalam penelitian ini menitik beratkan pada analisa
kuantitatif yaitu mencari pengaruh antara variabel yang diteliti teknik
statistik.

Pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa metode penelitian


adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data dari suatu
penyelidikan yang terorganisir dan sistematis.
Penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen.
Menurut Nawawi (1995 : 82) metode penelitian eksperimen adalah prosedur
penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua
variabel atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain.
Model desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah treatment by
subject designs (one group Pre test - post test design) ini dipilih karena treatment
diberikan pada subjek yang sama, maksudnya satu grup yang sama dijadikan satu
grup eksperimen dan grup kontrol. Bagan rancangan penelitian sebagai berikut:
Pre test Treatment post tes

T1 X T2

Bagan 2. commit
( Sumadi to user 2004 : 102)
Suryabrata,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keterangan:
T1 : tes yang diberikan sebelum diberi perlakukan atau pre test
X : perlakuan yang diberikan oleh peneliti
T2 : tes yang diberikan setelah diberi perlakuan atau post test.
Menurut Suryabrata (2004 : 102) prosedur penelitian eksperimental jenis
one group pre test- post test adalah sebagai berikut :
1) Kenakan T1, yaitu Pre test, untuk mengukur mean kesulitan belajar
matematika sebelum subyek diberi perlakuan dengan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL).
2) Kenakan subyek dengan simbol X, yaitu pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) untuk jangka waktu tertentu.
3) Berikan T2, yaitu Post test, untuk mengukur mean kesulitan belajar
matematika setelah subyek dikenakan variabel eksperimental X.
4) Bandingkan T1 dan T2 untuk menentukan berapa besar perbedaan yang
timbul, jika sekiranya ada, sebagai akibat dari digunakannya variabel
eksperimental X.
5) Terapkan test statistik yang cocok dalam hal ini tes untuk menentukan apakah
perbedaan itu signifikan.

C. Populasi dan Sampel


Pelaksanaan penelitian tidak terlepas dari populasi dan sampel karena
merupakan subjek dalam penelitian. Agar tujuan penelitian dapat tercapai dengan
baik, maka populasi dan sampel diambil secara tepat. Sampel yang diambil harus
representatif, yakni mewakili populasi.
1. Populasi
Populasi dapat diberikan makna yang cukup beragam. Menurut Hadi
(1993: 102), yang dimaksud populasi adalah “seluruh penduduk yang
dimaksudkan untuk diselidiki atau disebut universum.” Sedangkan menurut
Arikunto (2006: 130), populasi adalah “keseluruhan subyek penelitian.”
Berdasarkan beberapa konsep tersebut di atas dapat disimpulkan
commit
bahwa populasi pada penelitian ini toadalah
user siswa kelas II B SD Manahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Surakarta. Dari data yang diperoleh dapat dikemukakan bahwa jumlah siswa
kelas II adalah 41 siswa dan yang diindikasi mengalami kesulitan belajar
terhitung ada 10 siswa.
2. Sampel
Sumanto (1995: 39), yang dimaksud dengan “Sampel adalah hanya
sebagian dari subyek penelitian dipilih dan dianggap mewakili keseluruhan”.
Dengan kata lain, sampel adalah sebagian dari populasi yang jumlahnya lebih
kecil dibandingkan dengan jumlah populasi, yang dipandang representatif
terhadap populasi tersebut. Sedangkan Arikunto (2006: 131) menyatakan
bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Penelitian ini seluruh peserta didik yang mengalami kesulitan belajar di
kelas II B yang berjumlah 10 siswa dijadikan subyek penelitian, sehingga
penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus populasi / sensus dan tidak
menggunakan teknik sampling.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan
data yang dilakukan secara sistematis dan berstandar. Pemerolehan data dan
keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam suatu penelitian maka perlu
menentukan teknik pengumpulan data yang kita gunakan dalam penelitian ini
adalah tes sebagai teknik pengumpulan data tunggal. Teknik pengumpulan data
dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya observasi, wawancara, tes,
dokumentasi dll.
1. Teknik Tes

a. Pengertian Tes
Menurut Arikunto (2006:150) “Tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok”. Sedangkan menuru Nasution (1997: 2) “Tes adalah
commit
sederetan pertanyaan atau latihan to user
yang mengukur kemampuan, tingkah laku,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

potensi, prestasi baik sebagai hasil belajar ataupun sebagai bukan hasil
belajar”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu alat
untuk mengukur prestasi berupa pertanyaan atau tugas yang harus
diselesaikan oleh seseorang yang akan diukur prestasinya dengan standar
penilaian yang telah ditentukan.
b. Teknik Penyusunan Tes
1). Standar Penilaian
Standar tes pada tes pemahaman materi perkalian pada pelajaran
matematika adalah:
a. Jika jawaban benar untuk tiap nomor skor 1
b. Skor maksimal 30
c. Nilai akhir = Skor perolehan x 100
Skor maksimal
2). Validitas Tes
Menurut Arikunto (2002: 145), ”Sebuah instrumen dapat
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta
dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat”. Menurut
Azwar (2004 : 5-6) ” Tes dikatakan mempunyai validitas yang tinggi
apabila alat tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan
hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya”.
Sesuai dengan cara pengujiannya validitas ada dua macam yaitu :
a. Validitas Eksternal
Validitas yang berasal dari luar tes yang kita selidiki.
b. Validitas internal
Validitas yang berasal dari dalam tes yang kita selidiki validitasnya,
yang berupa total skor daripada tes tersebut. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa validitas menunjukkan sejauh mana instrument
alat pengukur mampu mengukur apa yang diukur.
Mengetahui kevalidan instrumen, penelitian ini menggunakan
korelasi antara item commit to user
dan total item atau korelasi product moment
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dengan bantuan perhitungan menggunakan program SPSS version 17.


Terlampir pada lampiran 4.
3). Realibilitas Tes
Menurut Arikunto ( 2002:154 ), “ Reliabilitas adalah suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik”. Sedangkan Azwar (2004 : 4) berpendapat
bahwa “ konsep realibilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya. Beberapa pendekatan dalam menguji reliabilitas suatu tes yaitu :
a. Pendekatan Reliabilitas bentuk Paralel
Reliabilitas bentuk paralel ini dilakukan dengan menyusun dua tes
berdasarkan kisi-kisi dan spesifikasi yang sama. Penyusunan dua bentuk
paralel tidaklah mudah dan bila dapat dilakukan bentuk paralel ini
merupakan bentuk setimabi yang sangat mendekati konsep reliabilitas.
b. Pendekatan ulang
Pendekatan reliabilitas dengan teknik ulang ini disebut juga dengan
teknik tes retest reliability. Pendekatan disini dilakukan dengan cara
memberikan tes yang akan dicari reliabilitasnya kepada sekelompok subyek,
kemudian untuk selang beberapa waktu kita berikan kembali lagi tes itu
kepada subyek yang sama. Hasil dari pelaksanaan dua kali pengukuran
tersebut kemudian dilakukan penghitungan korelasinya.
c. Pendekatan belah dua
Pendekatan reliabilitas dengan teknik belah dua ini sering disebut
dengan teknik gasal-genap, karena pembelahan item tes dilakukan dengan
membagi tes bernomor gasal sebagai tes kedua.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini, digunakan teknik belah
dua dengan membagi soal berdasarkan nomor gasal dan nomor genap.
Untuk menguji reliabilitas tes digunakan teknik belah dua dengan rumus
Spearman-Brown dengan program SPSS version 17. Terlampir pada
lampiran 5.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

E. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik non-parametrik. Statistik non parametrik digunakan
untuk menganalisis data nominal, dan ordinal dari populasi yang bebas distriburi.
yaitu tes rangking bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Sign Rank Test) yang diberi
symbol Z. Teknik ini digunakan peneliti karena sesuai dengan jenis eksperimen
dan jenis data yang ada pada penelitian. Penelitian ini menggunakan One Group
Pre-Test Posttest Design, yaitu sekelompok subyek yang dikenai perlakuan dalam
jangka waktu tertentu, pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan
diberikan, dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal
( T1) dan pengukuran akhir ( T2 ).
Adapun langkah-langkah analisis Wilcoxon Sign Ranks Test adalah sebagai
berikut:
1. Perumusan Hipotesis
Rumusan hipotesis dua pihak :
Ho : T1= T2 (Tidak terdapat pengaruh antara pembelajaran menggunakan
pendekatan contextual teaching dan learning terhadap hasil belajar
matematika siswa berkesulitan belajar kelas II SD Negeri Manahan Surakarta
tahun ajaran 2011 / 2012).
Ha : T1 < T2 (Terdapat pengaruh antara pembelajaran menggunakan
pendekatan contextual teaching dan learning terhadap hasil belajar
matematika siswa berkesulitan belajar siswa kelas II SD Negeri Manahan
Surakarta tahun ajaran 2011 / 2012).
2. Pemilihan taraf signifikansi (α)
Taraf signifikansi yang dipilih adalah  = 5%.

3. Penentuan Statistik Uji.


Statistik uji yang digunakan adalah Wilcoxon Sign Ranks Test dengan
program SPSS
4. Keputusan Uji.
Keputusan uji dalam penelitian adalah:
commit to user
a. Jika Asymp. Sig Z ≤ 5 % (α = 0,05) maka Ho ditolak dan ha diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dengan demikian hipotesis dalam penelitian berbunyi: Terdapat


pengaruh antara pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Laerning (CTL) terhadap hasil belajar matematika pada
materi perkalian siswa berkesulitan belajar kelas II B SD Negeri
Manahan Surakarta tahun ajaran 2011 / 2012 adalah signifikan.
b. Jika Asymp. Sig Z ≥ 5 % (α = 0,05) maka Ho diterima dan ha ditolak.
Dengan demikian hipotesis dalam penelitian berbunyi: Terdapat
pengaruh antara pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Laerning (CTL) terhadap hasil belajar matematika pada
materi perkalian siswa berkesulitan belajar kelas II B SD Negeri
Manahan Surakarta tahun ajaran 2011 / 2012 adalah tidak signifikan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL PENELITIAN

Pembahasan hasil penelitian secara berturut-turut akan disajikan mengenai


deskripsi data meliputi pembahasan persiapan sebelum dilakukan penelitian,
pelaksanaan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian yang diperoleh.
Pembahasan selanjutnya adalah pengujian hipotesis dan pembahasan analisis data.
A. Deskripsi Data
Deskripsi data dimulai dengan tahap persiapan penelitian.
1. Persiapan Penelitian
Tahap persiapan penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengurusan
administrasi yang berupa perijinan lapangan. Pembuatan proposal penelitian dan
sosialisasi rencana peneltian.
a. Persiapan Administratif.
Sebelum diadakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengurusan
administrasi yang berupa perijinan, terlebih dahulu dilakukan pengurusan
administrasi yang berupa perijinan lapangan, pembuatan proposal penelitian dan
sosialisasi rencana penelitian.
b. Persiapan Instrumental.
Insrument penelitian disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen penelitian
tentang perkalian yang sudah dikembangkan. Selanjutnya instrumen tes diuji
cobakan guna mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tes. Uji coba dan
analsis validitas dan reliabilitas instrument tes dilaksanakan pada tanggal 09
Februari 2012
Item pertanyaan tentang perkalian sebanyak 30 item. Uji coba dilakukan di
SD Negeri Bromontakan Surakarta tahun ajaran 2011/2012, kelas II. Data hasil uji
coba instrumen tes tentang perkalian setelah dianalisis dengan uji validitas
korelasi product moment dengan menggunakan komputer SPSS version 17
dinyatakan 30 item valid. Melihat hasil keseluruhan item soal yang diuji cobakan
dapat dilihat dalam lampiran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Uji reliabilitas tes nilai tempat bilangan pada siswa kelas II di SD Negeri
Bromontakan Surakarta tahun ajaran 2011/2012 yang menggunakan teknik belah
dua gasal genap dengan rumus Spearman Brown, dengan menggunakan komputer
program SPSS version 17. Hasil yang diperoleh pada taraf signifikansi 5% dengan
N=38 menunjukkan koefisien reliabilitas tes=0.833 dengan koefisien reliabilitas
tes sebesar 0.833 maka dapat dikatakan 30 item yang sudah teruji kehandalannya.
Selanjutnya 30 item soal digunakan dalam penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian.
Penelitian dilaksanakan setelah penyusunan instrumen dan persiapan
lapangan selesai. Lokasi penelitian bertempat di SD Negeri Manahan Surakarta
dengan subyek penelitian sebanyak 10 siswa dan jumlah siswa dikelas II B tahun
ajaran 2011/2012 yang mengalami kesulitan belajar matematika. Dibawah ini data
dari subyek penelitian yaitu:
Tabel 2. Data Siswa Anak Berkesulitan Belajar Matematika Kelas II SD Negeri
Manahan Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

No Nama Siswa Jenis Kelamin

1 AP Perempuan
2 AA Laki-laki
3 AM Laki-laki
4 FI Perempuan
5 MQ Laki-laki
6 MP Perempuan
7 MF Laki-laki
8 NP Laki-laki
9 VT Perempuan
10 YG Laki-laki

Adapun jenis penelitian ini termasuk penelitian eksperimen karena dalam


penelitian ini peneliti melakukan treatment terhadap siswa yang dijadikan subjek
commit to user
penelitian. Metode eksperimen yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

eksperimen semu, karena subyek penelitiannya adalah manusia dan tidak


memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang
relevan.
Prosedur penelitian yang dilakukan yaitu dengan memberikan tes awal
(pretest) kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi
treatment, kemudian setelah pemberian treatment dilakukan siswa diberi tes akhir
(posttest) untuk mengetahui kemapuan siswa setelah dilakukan treatment. Hasil
pretest dan posttest tersebut dijadikan dasar untuk mengetahui kemampuan siswa
setelah diadakan treatment. Pemberian treatment dilakukan pada saat pembelajran
matematika selama 2 x 30 menit.
Analisis data yang digunakan untuk mengetahui pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) berpengaruh untuk mengatasi kesulitan belajar
matematika siswa kelas II SD Negeri Manahan Surakarta, dengan menggunakan
statistik non parametrik dengan analisis Uji Ranking Bertanda Wilcoxon dengan
menggunakan komputer program SPSS. Alasan menggunakan analisa tersebut
karena jumlah subyek yang sedikit atau kurang dari 30 (sampel kecil). Adapun
jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian sebagai berikut:
1) Pre test tentang perkalaian dilakukan pada tanggal 06 Februari 2012
2) Kegiatan perlakuan atau treatment dilaksanakan sebanyak 2 kali pada tanggal
14 dan 17 Februari 2012
3) Kegiatan postest mengenai perkalian dilakukan pada tanggal 20 Februari
2012

3. Hasil Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar
matematika materi perkalian siswa berkesulitan belajar kelas IIB semester Genap
SDN Manahan Surakarta tahun pelajaran 2011 / 2012.
Sebelum diolah menggunakan Uji Ranking Bertanda Wilcoxon yang dibantu
menggunakan komputer program SPSS version 17, terlebih dahulu dijabarkan
commit
diskripsi data pretest dari kelompok to userbeserta grafik histogramnya.
eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Data Kemampuan Siswa Sebelum Perlakuan


Deskripsi data nilai, deskripsi frekuensi, dan grafik histogram pemahaman
perkalian sebelum perlakuan (pretest). Data pengusaan perkalian pada anak
berkesulitan belajar matematika kelas II B sebelum dilakukan perlakuan (pretest).
Diperolah dari hasil tes treatment dalam pelaksanaan eksperimen. Dari
eksperimen tersebut diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3. Data Nilai Pretest Perkalian.

No Perkalian

1 66
2 55
3 43
4 53
5 60
6 63
7 63
8 63
9 53
10 60

Rata-rata kemampuan dasar pemahaman perkalian siswa seebesar 57.90


dengan skor tertinggi 66 dan skor terendah 43, sedangkan nilai tengah atau
median sebesar 60, nilai yang sering muncul 63 dengan simpangan baku 6.919
Berikut ini penulis sajikan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram.

Tabel 4, Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Perkalian.

Prosentasi
Persentasi Persentasi Komulatif
No Nilai Frekuensi (%) Valid (%) (%)
1 43 1 commit to 10.0
10.0 user 10.0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2 53 2 20.0 20.0 30.0


3 55 1 10.0 10.0 40.0
4 60 2 20.0 20.0 60.0
5 63 3 30.0 30.0 90.0
6 66 1 10.0 10.0 100.0
7 Total 100.0 100.0

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat disajikan dalam bentuk


grafik histogram sebagai berikut:

Pretest

4
Frequency

Mean =57.9
Std. Dev. =6.919
N =10
0
40 45 50 55 60 65 70
Pretest

Grafik 1. Perkalian Sebelum Perlakuan (Pretest)

b. Data Kemampuan Siswa Setelah Perlakuan


Diskripsi data nilai, deskripsi frekuensi, dan grafik histogram pemahaman nilai
tempat bilangan sebelum perlakuan (postest). Data pengusaan perkalian pada anak
berkesulitan belajar matematika kelas II B sebelum dilakukan perlakuan (postest).
Diperolah dari hasil tes treatment dalam pelaksanaan eksperimen. Dari
eksperimen tersebut diperoleh data sebagai berikut:
commit to user
Tabel 5. Data Nilai Posttest Perkalian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

No Perkalian

1 93
2 86
3 86
4 86
5 86
6 93
7 83
8 90
9 86
10 83

Rata-rata kemampuan dasar pemahaman nilai tempat bilangan siswa sebesar


87.20 dengan skor tertinggi 93 dan skor terendah 83, sedangkan nilai tengah atau
median sebesar 86, nilai yang sering muncul 86 dengan simpangan baku standar
deviasi 3.615.
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik
histogram sebagai berikut:

Tabel 6, Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Perkalian.


Persentasi
Persentase Persentasi Kumulatif
No Nilai Frekuensi (%) Valid (%) (%)
Valid 83 2 20.0 20.0 20.0
86 5 50.0 50.0 70.0
90 1 10.0 10.0 80.0
93 2 20.0 to user20.0
commit 100.0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Total 100.0 100.0

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat disajikan dalam bentuk


grafik histogram sebagai berikut:

Postest

4
Frequency

Mean =87.2
Std. Dev. =3.615
N =10
0
82.5 85 87.5 90 92.5
Postest

Grafik 2. Perkalian sesudah Perlakuan (Posttest)

Tabel 7. Ringkasan Hasil Deskriptif Data Nilai Pretes dan Postes Perkalian
Variabel N Variasi Nilai Nilai Rata- Std
Terendah Tertinggi rata Deviasi
Penguasaan 10 Pretest 43.00 66.00 57.90 6.919
Perkalian
10 Postest 83.00 93.00 87.20 3.615

Berdasarkan deskripsi data tersebut di atas diketahui bahwa rata-rata


pemahaman perkalian pada waktu pretest diperoleh 57.90 dan nilai rata-rata post
commit to user
test pemahaman perkalian diperoleh 87.20 selisih nilai rata-rata yang cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

banyak memperlihatkan bahwa ada perbedaan pemahaman nilai perkalian


sebelum dan setelah dilakukan perlakuan. Apakah perbedaan itu bermakna secara
statistik akan diuji pada analisis data.

B. Pengujian Hipotesis.
Untuk membuktikan hipotesis bahwa ada pengaruh penggunaan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar matematika siswa
berkesulitan belajar kelas IIB semester Genap SDN Manahan Surakarta tahun
pelajaran 2011 / 2012. Maka digunakan analisis Uji Ranking Bertanda Wilcoxon
hasil perhitungan SPSS analisis Uji Ranking Bertanda Wilcoxon adalah sebagai
berikut:
Tabel 8. Perhitungan Analisis Data perkalian sebelum dan sesudah perlakuan.

Descriptive Stati stics

N Mean Std. Dev iat ion Minimum Maximum


Pret est 10 57.90 6.919 43 66
Postest 10 87.20 3.615 83 93

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


Postest - Pret est Negativ e Ranks 0a .00 .00
Positiv e Ranks 10b 5.50 55.00
Ties 0c
Total 10
a. Postest < Pretest
b. Postest > Pretest
c. Postest = Pretest

Tabel 9. Hasil Tes Statistik

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Test Statisticsb

Postest -
Pretest
Z -2.807a
Asy mp. Sig. (2-tailed) .005
a. Based on negat iv e ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Berdasarkan tabel ranks diperoleh informasi bahwa yang memperoleh rank


negative sebanyak 0, yang memperoleh rank positif sebanyak 10 dan yang
memiliki rank sama sebanyak 0. Dari hasil uji hipotesis perhitungan nilai pretest
dan postest mengenai penguasaan perkalian dihasilkan nilai Z hitung = -2.807
dengan p=0.005 dengan taraf signifikansi (α) 5%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
mempunyai pengaruh positif dalam mengatasi kesulitan belajar berhitung pada
siswa berkesulitan belajar matematika kelas II di SD Negeri Manahan Surakarta
tahun ajaran 2011/2012.

C. Rangkuman Pembuktian Hipotesis.


Membandingkan Asymp.Sig (2-tailed) dengan taraf signifikansi (α) maka
dapat diketahui keputusan ditolak atau diterimanya hipotesis nihil. Berdasarkan
analisis di atas diperoleh nilai Asymp.Sig (2-tailed) = 0.005<0.05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Seperti tampak dalam tabel berikut ini:
Tabel 10. Kesimpulan Hasil Penelitian.
Hipotesis Asymp.Sig. Taraf Kesimpulan
(2-tailed) Signifikansi
(α)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

0.005 0.05 Hipotesis nihil ditolak


Hipotesis nihil
Tidak ada pengaruh
penggunaan yang signi-
fikan pendekatan CTL
terhadap peningkatan hasil
belajar matematika kelas II
semester dua Sekolah
Dasar Negeri Manahan
Surakarta tahun ajaran
2011/2012.

Hipotesis alternatif: Hipotesis alternatif


Ada pengaruh penggunaan diterima.
yang signifikan pendekatan
CTL terhadap peningkatan
hasil belajar matematika
kelas II semester dua
Sekolah Dasar Negeri
Manahan Surakarta tahun
ajaran 2011/2012.

Berdasarkan hasil analisis data ditas maka Ha yang berbunyi ada


pengaruh penggunaan yang signifikan pendekatan CTL terhadap peningkatan
hasil belajar matematika kelas II semester dua Sekolah Dasar Negeri Manahan
Surakarta tahun ajaran 2011/2012 dapat diterima kebenarannya. Analisis
deskriptif dapat diketahui nilai mean sebelum perlakuan atau treatmen 57.90
meningkat menjadi 87.20 sesudah pemberian perlakuan atau treatment, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan CTL berpengaruh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

terhadap peningkatan hasil belajar matematika kelas II semester dua Sekolah


Dasar Negeri Manahan Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

D. Pembahasan Hasil Penelitian.


Setelah dilakukan analisis data untuk pengujian hipotesis kemudian
dilakukan pembahasan hasil analisis data. Pembahasan hasil analisis data sebagai
berikut:
Hipotesis yang berbunyi: ” Ada pengaruh penggunaan yang signifikan
pendekatan CTL terhadap peningkatan hasil belajar matematika kelas II semester
dua Sekolah Dasar Negeri Manahan Surakarta tahun ajaran 2011/2012. dapat
diterima kebenarannya, karena pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai
sebuah pendekatan pembelajaran yang menunjukan kondisi alamiah dari
pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan di luar ruang kelas, suatu
pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan dan
berarti bagi peserta didik dalam membangun pengetahuan yang akan mereka
terapkan dalam pembelajaran seumur hidup. Nabisi Lapono, dkk (2008 : 4, 3)
mengemukakan bahwa hakikat pendekatan kontekstual adalah konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata peserta didik dan mendorong anak untuk membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari –
hari.
Pada pendekatan pembelajaran CTL sebenarmnya lebih menekankan
pada berpikir tingkat lebih tinggi, transfer pengetahuan, serta pengumpulan,
penganalisaan data/informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dan
pandangan. Diperlukan suatu strategi pembelajaran kontekstual bagi para peserta
didik secara matang.
Model pembelajaran kontekstual bertujuan untuk meningkatkan prestasi
berlajar siswa melalui peningkatan pemahaman konsep makna materi pelajaran
yang dipelajarinya mengkaitkan materi yang dipelajari dengan konteks kehidupan
mereka sehari – hari sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan
anggota bangsa. Untuk mencapai commit to user tentunya diperlukan guru – guru
tujuan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang berwawasan kontekstual, materi pembelajaran yang bermakna bagi siswa,


alat peraga pendidikan yang bernuansa kontekstual, sehingga situasi kehidupan
sekolah dapat seperti kehidupan nyata di lingkungan siswa.
Model pembelajaran secara kontekstual diharapkan terjadi pembelajaran
yang menyenangkan, tidak membosankan, siswa bisa bekerja sama, belajar secara
aktif, berbagai sumber disekitar siswa bisa digunakan sehingga siswa akan lebih
kritis, dan guru lebih kreatif. Kalau model pembeljaran kontekstual ini dapat
dilakukan dengan baik oleh para pendidik, tentunya sedikit banyak akan dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran dengan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) seperti memungkinkan
siswa untuk belajar kreatif dan efektif serta memikirkan sebanyak mungkin
pertanyaan yang dapat menunjang meningkatkan rasa ingin tahu, menumbuh
kembangkan kemampuan intelektual dalam berpikir induktif, kemampuan
meneliti, kemampuan berargumentasi, serta kemampuan mengembangkan teori.
Menurut Sugiyanto, (2009) model pembelajaran kontekstual bertujuan untuk
meningkatkan prestasi berlajar siswa melalui peningkatan pemahaman konsep
makna metri pelajaran yang dipelajarinya mengkaitkan materi yang dipelajari
dengan konteks kehidupan mereka sehari – hari sebagai individu, anggota
keluarga, anggota masyarakat dan anggota bangsa. Untuk mencapai tujuan
tersebut tentunya diperlukan guru – guru yang berwawasan kontekstual, materi
pembelajaran yang bermakna bagi siswa, alat peraga pendidikan yang bernuansa
kontekstual, sehingga situasi kehidupan sekolah dapat seperti kehidupan nyata di
lingkungan siswa.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan Hasil Penelitian


Hasil uji hipotesis yang telah dikemukakan dalam bab IV dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel wilcoxon rank test diperoleh Z
hit = 2,087 sedangkan Asym.sig = 0.005. Asym.sig < 0,05 (α) maka ada
pengaruh penggunaan yang signifikan pendekatan CTL terhadap peningkatan
hasil belajar matematika kelas II semester dua Sekolah Dasar Negeri Manahan
Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan
implikasi penelitian sebagai berikut:
Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh
penggunaan yang signifikan pendekatan CTL terhadap peningkatan hasil belajar
matematika kelas II semester dua Sekolah Dasar Negeri Manahan Surakarta tahun
ajaran 2011/2012, maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran
dan informasi pada pendidik atau guru yang mempunyai siswa berkesulitan
belajar matematika khususnya untuk menerapkan metode pendekatan CTL.
. Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru dalam
penyampaian pelajaran matematika pada khususnya dan sebagai acuan dalam
penerapan pendekatan pembelajaran yang tepat terhadap hasil belajar matematika
siswa berkesulitan belajar.

C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka dapat dikemukakan
saran sebagai berikut:
1. Bagi guru
a. Guru hendaknya memperluas wawasan mengenai pendekatan
pembelajaran yang tepatcommit to user
untuk mempengaruhi hasil belajar matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Penerapan tersebut perlu memperhatikan karakteristik serta memotivasi


peserta didik sehingga peserta didik lebih termotivasi dalam belajar,
diantaranya dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL).
b. Sebagai acuan guru dalam penerapan pendekatan pembelajran yang tepat
terhadap hasil belajar matematika siswa berkesulitan belajar.
2. Bagi peserta didik
Peserta didik hendaknya meningkatkan kemampuan berhitung sehingga
hasil belajar matematika lebih baik.
3. Bagi Orang Tua
Orang tua diharapkan dapat memantau dan memberikan arahan
pendidikan kepada individu berkesulitan belajar sesuai dengan prinsip
tumbuh kembang anak tersebut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.

Anas Sudjono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT. Raja Grafindo
Persada.

Brian Van Denberg dan Debra Emery. 2008. Diagnosis Longitudinal Remidiasi
Learning Disabilities. International Journal of Special Education. Vol 2.
No:3

Conny semiawan, a. F. Tang yong, S. Belen, Yulaelawati Matahekemual. 1985.


Pendekayan Ketrampilan Proses. Jakarta: PT. Gramedia

Elaine B. Johnson. 2009. Contextual Teaching and Learning. Bandung: MLC

Hadawi Nawawi. 1998. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah


Mada University Press.

Hallahan dan Kaufmann. Exceptional Children: Introduction to special


Education.Needham Heights, MA: Allyn And Bacon. 1994

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

H. T Sutjihati Soemantri, Psych. 1996. Psikologi Anak Luar Biasa. Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.

Jmaila K. a. Muhammad. 2008. Special Education For Special Children. Jakarta:


PT. Mizar Pubika.

Lastriningsih. 2007. Pengaruh Penggunaan Alat bantu Sempoa Terhadap


Penuingkatan Prestasi Belajar Matematika Berkesulitan Belajar
Matematika siswa Kelas III SD Tawangmangu Karanganyar Tahun
Ajaran 2006/2007. Surakarta: UNS FKIP.

Mulyono Abdurrahmsan dan Sudjadi S. 1994. Pendidikan Luar Biasa Umum.


Jakarta: Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek
Pendidikan Akademik.

Mulyono Abdurrahman 1998. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.
. 1999. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
. 2003. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
commit to user
. 2009. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Munawir Yusuf dkk. 2003. Pendidikan Bagi Anak Dengan Problema Belajar.
Solo: PT Tiga Serangkai. Pustaka Mandiri.

Muslich, Masnur. 2009. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan


Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Oemar Hamalik. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Raja GRafindi


Persada.

Saifudin Azwar. 2004. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Shawn, M. G dan Linda. K. W. 2004. Contextual Teaching and Learning of


Science in Elementary School. Journal of Elementary Science Education.
Vol 16, No. 2 (fall 2004), PP. 51 – 63.

Suharsini Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


PT. Rineka Cipta.
. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.

Sumadi Suryabrata. 1990. Metedologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafini


Persada.
. 2004. Metedologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindi Persada.

Sunardi. 1998. Kecenderungan dalam Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Dikti.


. 2000. Ortopedagogik Umum II Anak Berkesulitan Belajar. Surakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia UNS.

Wulan Lutchuw dlm: http//one. Indoskripsi. Com/ node/ 7311 diakses pada
tanggal 25 Februari 2010.

Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
Lampiran 1
Variabel : Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II Semester Dua

KISI – KISI SOAL TRY OUT


Jenjang Pendidikan : SD Negeri Manahan Surakarta
Mata Pelajaran : Matematika
Jenis Kesulitan : Kesulitan Belajar Berhitung

Kelas : II
Jumlah Soal : 30
Bentuk Soal : pilihan ganda

Standar Uraian Jumlah Nomor


No Kompetensi Dasar Materi Indikator
Kompetensi Materi Soal Soal
1. Melakukan Melakukan perkalian Perkalian 1. Mengenal - Melakukan operasi perkalian 1, 4, 10,
Perkalian Bilangan perkalian sebagai penjumlahan 12, 19
bilangan yang
sampai dua sebagai berulang.
angka hasilnya dua angka. penjumlah - Menghitung perkalian secara 2, 8, 9
an cepat bilangan dua angka.
berulang - Melakukan operasi perkalian
sebagai penjumlahan berulang
disertai gambar. 3, 14

2. Sifat - Melakukan operasi sifat


perkalian pertukaran pada perkalian 5, 7, 13,
16, 18
- Melakukan sifat perkalian
dengan bilangan satu (1) 6, 9, 15,
17, 20

- Melakukan sifat perkalian 21, 23, 25,


dengan bilangan 0. 27, 29
3. Melakukan
Operasi - Melakukan operasi hitung 22, 24, 26
hitung perkalian dengan mengalikan
perkalian 3 bilangan satu angka. 28, 30

- Menentukan pasangan
bilangan satu angka yang hasil
kalinya ditentukan
4. Cara cepat
mengalika - Mengenal tabel perkalian
n dua sampai 9x10
bilangan
lebih dari
5 dengan
jari-jari
tangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lampiran 2

Soal Try Out


NAMA :
NO. ABSEN :
KELAS :

Tata cara mengerjakan:


 Berdoa sebelum mengerjakan!
 Bacalah dengan teliti tiap butiran soal yang tersedia!
 Kerjakan dengan mandiri!
 Selamat mengerjakan

1. Bentuk penjumlahan berulang dari 5 x 8 adalah ….


a. 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5
b. 8 + 8 +8 + 8 + 8
c. 5 + 8
2.

Bentuk perkalian dari kelompok benda di atas adalah ….


a. 3 x 6
b. 3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 3
c. 6 x 3
3. 8 x 3 = 3 x 8 hasilnya ….
a. 12
b. 20 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. 24

4. Bentuk perkalian dari 7 + 7 + 7 + 7 + 7 + 7 adalah ….


a. 6 x 7
b. 7 x 7
c. 7 x 6
5. 8 x 1 = ….
a. 1
b. 0
c. 8
6. 9 x 0 x 9 adalah ….
a. 0
b. 9
c. 18
7. 1 x 6 = …. x …. = ….
a. 6 x 1 = 6
b. 6 x 6 = 6
c. 1 x 1 = 6
8. Bilangan jika dikalikan dengan nol hasilnya ….
a. Nol
b. Satu
c. Bilangan itu sendiri

9.

Dari gambar di atas bentuk perkalian memanjangnya adalah ….


a. 4 x 9 = 9 + 9 + 9 + 9
b. 4 x 9 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4
c. 9 x 4 = 9 + 9 + 9 + 9 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10.

Bentuk perkalian dari gambar di atas adalah ….


a. 5 x 3
b. 3 x 5
c. 3 x 3
11. Roda mobil jumlahnya ada 4. Jika halaman parkir terdapat 9 mobil, maka
jumlah roda mobil seluruhnya ada ….
a. 12
b. 32
c. 36
12. Hasil dari 7 x 9 adalah ….
a. 36
b. 63
c. 49
13. 6 x 1 = ….
a. 1
b. 0
c. 6
14. 7 x 6 = …. x ….
a. 6 x 6
b. 6 x 7
c. 7 x 7
15. 7 x 5 = …. x ….
a. 5 x 7
b. 7 x 7
c. 5 x 5
16. 7 x 4 x 1 =
a. 30 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. 15
c. 28
17. 5 x 0 hasilnya ….
a. 5
b. 0
c. 1
18. 2 x 3 x 4 hasilnya ….
a. 12
b. 24
c. 36
19. 2 x 3 x 5 = (….x ….) x 5
a. 2 x 5
b. 2 x 3
c. 5 x 2
20. 4 x 5 x 3 = 4 x (….x ….)
a. 4 x 5
b. 4 x 3
c. 5 x 3
21. 9 x 9 = n, maka n adalaah ….
a. 81
b. 18
c. 9
22. 2 x 3 x 5 = ….
a. 40
b. 20
c. 30

23. 4 x 10 x 1 =
a. 40
b. 20
c. 30 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24. …. x …. = 10
a. 2 x 3
b. 2 x 5
c. 2 x 4
25. …. x …. = 24
a. 3 x 8
b. 2 x 7
c. 3 x 5
26. …. x …. = 36
a. 5 x 5
b. 4 x 4
c. 6 x 6
27. 8 x 6 = ….
a. 49
b. 48
c. 47
28. Ibu membeli 3 sisir pisang. Tiap sisir berisi 10 buah. Berapa buah jumlah sisir
pisang yang dibeli ibu?
a. 25
b. 40
c. 30
29. Pak guru mempunyai 5 dos pensil. Tiap satu dos berisi 8 batang. Berapa
batang pensil yang dimiliki pak gur?
a. 30
b. 40
c. 29
30. 7 x 8 = n. hasilnya ….
a. 56
b. 57
c. 58
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lampiran 3
Kunci Jawaban Soal
Try Out

1. B 16. C
2. A 17. B
3. C 18. B
4. A 19. B
5. C 20. C
6. A 21. A
7. A 22. C
8. A 23. A
9. A 24. B
10. B 25. A
11. C 26. C
12. B 27. B
13. C 28. C
14. B 29. B
15. A 30. A

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lampiran 4

Validitas Item Soal

Correlations

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 TOTAL
S1 Pearson Correlation 1 .097 .159 .146 .369* .114 .438** .097 .434** .360* .505**
Sig. (2-tailed) .561 .340 .383 .023 .496 .006 .561 .006 .026 .001
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S2 Pearson Correlation .097 1 .033 .254 .456** .408* -.010 1.000** .243 .382* .529**
Sig. (2-tailed) .561 .843 .124 .004 .011 .952 .000 .141 .018 .001
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S3 Pearson Correlation .159 .033 1 .279 .303 -.084 .120 .033 .249 .348* .477**
Sig. (2-tailed) .340 .843 .089 .064 .615 .472 .843 .131 .032 .002
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S4 Pearson Correlation .146 .254 .279 1 .192 -.081 .217 .254 .588** -.004 .354*
Sig. (2-tailed) .383 .124 .089 .248 .627 .191 .124 .000 .981 .029
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S5 Pearson Correlation .369* .456** .303 .192 1 .064 .257 .456** .292 .369* .440**
Sig. (2-tailed) .023 .004 .064 .248 .701 .119 .004 .075 .023 .006
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S6 Pearson Correlation .114 .408* -.084 -.081 .064 1 .348* .408* .164 .114 .456**
Sig. (2-tailed) .496 .011 .615 .627 .701 .032 .011 .324 .496 .004
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S7 Pearson Correlation .438** -.010 .120 .217 .257 .348* 1 -.010 .482** .267 .478**
Sig. (2-tailed) .006 .952 .472 .191 .119 .032 .952 .002 .106 .002
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S8 Pearson Correlation .097 1.000** .033 .254 .456** .408* -.010 1 .243 .382* .529**
Sig. (2-tailed) .561 .000 .843 .124 .004 .011 .952 .141 .018 .001
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S9 Pearson Correlation .434** .243 .249 .588** .292 .164 .482** .243 1 .316 .611**
Sig. (2-tailed) .006 .141 .131 .000 .075 .324 .002 .141 .054 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S10 Pearson Correlation .360* .382* .348* -.004 .369* .114 .267 .382* .316 1 .515**
Sig. (2-tailed) .026 .018 .032 .981 .023 .496 .106 .018 .054 .001
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
TOTAL Pearson Correlation .505** .529** .477** .354* .440** .456** .478** .529** .611** .515** 1
Sig. (2-tailed) .001 .001 .002 .029 .006 .004 .002 .001 .000 .001
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
*. Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Correlations

Correlations

S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 TOTAL
S11 Pearson Correlation 1 .205 .093 .221 .347* .494** .269 .465** .421** .338* .623**
Sig. (2-tailed) .218 .577 .182 .033 .002 .102 .003 .009 .038 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S12 Pearson Correlation .205 1 .167 .567** .456** .243 -.073 .036 .016 .213 .507**
Sig. (2-tailed) .218 .315 .000 .004 .141 .663 .831 .924 .198 .001
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S13 Pearson Correlation .093 .167 1 .368* -.056 .292 .093 .078 .146 .276 .379*
Sig. (2-tailed) .577 .315 .023 .740 .075 .577 .640 .382 .093 .019
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S14 Pearson Correlation .221 .567** .368* 1 .368* .363* -.199 -.211 .066 .146 .589**
Sig. (2-tailed) .182 .000 .023 .023 .025 .231 .203 .692 .383 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S15 Pearson Correlation .347* .456** -.056 .368* 1 .051 .093 .078 -.131 .038 .399*
Sig. (2-tailed) .033 .004 .740 .023 .762 .577 .640 .432 .822 .013
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S16 Pearson Correlation .494** .243 .292 .363* .051 1 -.085 .099 .310 .293 .546**
Sig. (2-tailed) .002 .141 .075 .025 .762 .610 .556 .058 .075 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S17 Pearson Correlation .269 -.073 .093 -.199 .093 -.085 1 .465** .554** .567** .418**
Sig. (2-tailed) .102 .663 .577 .231 .577 .610 .003 .000 .000 .009
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S18 Pearson Correlation .465** .036 .078 -.211 .078 .099 .465** 1 .381* .509** .489**
Sig. (2-tailed) .003 .831 .640 .203 .640 .556 .003 .018 .001 .002
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S19 Pearson Correlation .421** .016 .146 .066 -.131 .310 .554** .381* 1 .528** .468**
Sig. (2-tailed) .009 .924 .382 .692 .432 .058 .000 .018 .001 .003
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S20 Pearson Correlation .338* .213 .276 .146 .038 .293 .567** .509** .528** 1 .672**
Sig. (2-tailed) .038 .198 .093 .383 .822 .075 .000 .001 .001 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
TOTAL Pearson Correlation .623** .507** .379* .589** .399* .546** .418** .489** .468** .672** 1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .019 .000 .013 .000 .009 .002 .003 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
*. Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Validitas Item Soal

Correlations

Correlations

S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 TOTAL
S21 Pearson Correlation 1 .459** -.139 .218 .408* .328* .431** .011 .113 .113 .504**
Sig. (2-tailed) .004 .405 .189 .011 .045 .007 .948 .501 .501 .001
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S22 Pearson Correlation .459** 1 -.004 .159 .519** .382* .191 -.184 .445** .295 .545**
Sig. (2-tailed) .004 .981 .340 .001 .018 .252 .269 .005 .072 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S23 Pearson Correlation -.139 -.004 1 .058 .167 .088 .115 .115 .124 .475** .342*
Sig. (2-tailed) .405 .981 .728 .318 .601 .491 .491 .457 .003 .035
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S24 Pearson Correlation .218 .159 .058 1 .322* .033 -.049 .136 .279 .058 .418**
Sig. (2-tailed) .189 .340 .728 .049 .843 .772 .416 .089 .728 .009
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S25 Pearson Correlation .408* .519** .167 .322* 1 .130 .016 .016 .353* .353* .472**
Sig. (2-tailed) .011 .001 .318 .049 .435 .922 .922 .030 .030 .003
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S26 Pearson Correlation .328* .382* .088 .033 .130 1 .344* -.073 .254 .421** .507**
Sig. (2-tailed) .045 .018 .601 .843 .435 .035 .663 .124 .009 .001
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S27 Pearson Correlation .431** .191 .115 -.049 .016 .344* 1 .269 .261 .115 .457**
Sig. (2-tailed) .007 .252 .491 .772 .922 .035 .102 .113 .491 .004
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S28 Pearson Correlation .011 -.184 .115 .136 .016 -.073 .269 1 .115 -.177 .418**
Sig. (2-tailed) .948 .269 .491 .416 .922 .663 .102 .491 .288 .009
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S29 Pearson Correlation .113 .445** .124 .279 .353* .254 .261 .115 1 .300 .494**
Sig. (2-tailed) .501 .005 .457 .089 .030 .124 .113 .491 .068 .002
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
S30 Pearson Correlation .113 .295 .475** .058 .353* .421** .115 -.177 .300 1 .424**
Sig. (2-tailed) .501 .072 .003 .728 .030 .009 .491 .288 .068 .008
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
TOTAL Pearson Correlation .504** .545** .342* .418** .472** .507** .457** .418** .494** .424** 1
Sig. (2-tailed) .001 .000 .035 .009 .003 .001 .004 .009 .002 .008
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
**. Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lampiran 5

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 38 100.0
Excludeda 0 .0
Total 38 100.0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.

Reliabil ity Statistics


Cronbach's Alpha Part 1 Value .816
N of Items 15a
Part 2 Value .799
N of Items 15b
Total N of I tems 30
Correlation Between Forms
.714

Spearman-Brown Equal Length .833


Coef f icient Unequal Length .833
Guttman Split-Half Coef f icient
.832

a. The items are: S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9, S10, S11, S12,
S13, S14, S15.
b. The items are: S16, S17, S18, S19, S20, S21, S22, S23, S24, S25,
S26, S27, S28, S29, S30.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Item-Total Statisti cs

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Delet ed
S1 22.61 31.975 .444 .882
S2 22.53 32.094 .476 .881
S3 22.42 32.845 .435 .882
S4 22.50 33.014 .293 .885
S5 22.37 33.374 .408 .883
S6 22.68 32.114 .386 .883
S7 22.45 32.686 .431 .882
S8 22.53 32.094 .476 .881
S9 22.71 31.184 .554 .879
S10 22.61 31.921 .454 .881
S11 22.63 31.266 .570 .878
S12 22.53 32.202 .452 .881
S13 22.37 33.536 .345 .884
S14 22.39 32.678 .557 .881
S15 22.37 33.482 .366 .884
S16 22.71 31.563 .482 .881
S17 22.63 32.401 .349 .884
S18 22.66 31.961 .423 .882
S19 22.55 32.308 .408 .882
S20 22.74 30.794 .621 .877
S21 22.39 32.948 .468 .882
S22 22.61 31.759 .487 .881
S23 22.50 33.068 .281 .885
S24 22.42 33.061 .373 .883
S25 22.47 32.580 .421 .882
S26 22.53 32.202 .452 .881
S27 22.63 32.185 .390 .883
S28 22.63 32.401 .349 .884
S29 22.50 32.365 .441 .882
S30 22.50 32.689 .367 .883

commit to user
Lampiran 6
Variabel : Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II Semester Dua

KISI – KISI SOAL PRE TEST – POS TEST


Jenjang Pendidikan : SD Negeri Manahan Surakarta Kelas : II
Mata Pelajaran : Matematika Jumlah Soal : 30
Jenis Kesulitan : Kesulitan Belajar Berhitung Bentuk Soal : pilihan ganda

Standar Kompetensi Jumlah Nomor


No Materi Uraian Materi Indikator
Kompetensi Dasar Soal Soal
1. Melakukan Melaku Perkalian 1. Mengenal - Melakukan operasi perkalian 1, 4,
Perkalian kan perkalian Bilangan perkalian sebagai penjumlahan berulang. 10, 12,
sampai dua bilangan yang sebagai - Menghitung perkalian secara cepat 19
angka hasilnya dua penjumlahan bilangan dua angka.
angka. berulang - Melakukan operasi perkalian 2, 8, 9
sebagai penjumlahan berulang
disertai gambar.
2. Sifat - Melakukan operasi sifat pertukaran 3, 14
perkalian pada perkalian

- Melakukan sifat perkalian dengan 5, 7,


bilangan satu (1) 13, 16,
18

3. Melakukan
- Melakukan sifat perkalian dengan 6, 9,
Operasi
bilangan 0. 15, 17,
hitung
20
perkalian
- Melakukan operasi hitung perkalian
dengan mengalikan 3 bilangan satu 21, 23,
angka. 25, 27,
29

- Menentukan pasangan bilangan satu 22, 24,


4. Cara cepat
angka yang hasil kalinya ditentukan 26
mengalikan
dua bilangan - Mengenal tabel perkalian sampai 28, 30
lebih dari 5 9x10
dengan jari-
jari tangan
perpustakaan.uns.ac.id Hari/tanggal : digilib.uns.ac.id

NAMA :
KELAS :
NO :
Lampiran 7

Soal Pre Test


Tata cara mengerjakan:
 Berdoa sebelum mengerjakan!
 Bacalah dengan teliti tiap butiran soal yang tersedia!
 Kerjakan dengan mandiri!
 Selamat mengerjakan

1. Bentuk penjumlahan berulang dari 5 x 8 adalah ….


a. 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5
b. 8 + 8 +8 + 8 + 8
c. 5 + 8
2.

Bentuk perkalian dari kelompok benda di atas adalah ….


a. 3 x 6
b. 3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 3
c. 6 x 3
3. 8 x 3 = 3 x 8 hasilnya ….
a. 12
b. 20
c. 24

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Bentuk perkalian dari 7 + 7 + 7 + 7 + 7 + 7 adalah ….


a. 6 x 7
b. 7 x 7
c. 7 x 6
5. 8 x 1 = ….
a. 1
b. 0
c. 8
6. 9 x 0 x 9 adalah ….
a. 0
b. 9
c. 18
7. 1 x 6 = …. x …. = ….
a. 6 x 1 = 6
b. 6 x 6 = 6
c. 1 x 1 = 6
8. Bilangan jika dikalikan dengan nol hasilnya ….
a. Nol
b. Satu
c. Bilangan itu sendiri
9.

Dari gambar di atas bentuk perkalian memanjangnya adalah ….


a. 4 x 9 = 9 + 9 + 9 + 9
b. 4 x 9 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 +commit
4 + 4 +to4user
+4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. 9 x 4 = 9 + 9 + 9 + 9
10.

Bentuk perkalian dari gambar di atas adalah ….


a. 5 x 3
b. 3 x 5
c. 3 x 3
11. Roda mobil jumlahnya ada 4. Jika halaman parkir terdapat 9 mobil, maka
jumlah roda mobil seluruhnya ada ….
a. 12
b. 32
c. 36
12. Hasil dari 7 x 9 adalah ….
a. 36
b. 63
c. 49
13. 6 x 1 = ….
a. 1
b. 0
c. 6
14. 7 x 6 = …. x ….
a. 6 x 6
b. 6 x 7
c. 7 x 7
15. 7 x 5 = …. x ….
a. 5 x 7
b. 7 x 7
c. 5 x 5
16. 7 x 4 x 1 =
a. 30 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. 15
c. 28
17. 5 x 0 hasilnya ….
a. 5
b. 0
c. 1
18. 2 x 3 x 4 hasilnya ….
a. 12
b. 24
c. 36
19. 2 x 3 x 5 = (….x ….) x 5
a. 2 x 5
b. 2 x 3
c. 5 x 2
20. 4 x 5 x 3 = 4 x (….x ….)
a. 4 x 5
b. 4 x 3
c. 5 x 3
21. 9 x 9 = n, maka n adalaah ….
a. 81
b. 18
c. 9
22. 2 x 3 x 5 = ….
a. 40
b. 20
c. 30
23. 4 x 10 x 1 =
a. 40
b. 20
c. 30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24. …. x …. = 10
a. 2 x 3
b. 2 x 5
c. 2 x 4
25. …. x …. = 24
a. 3 x 8
b. 2 x 7
c. 3 x 5
26. …. x …. = 36
a. 5 x 5
b. 4 x 4
c. 6 x 6
27. 8 x 6 = ….
a. 49
b. 48
c. 47
28. Ibu membeli 3 sisir pisang. Tiap sisir berisi 10 buah. Berapa buah jumlah sisir
pisang yang dibeli ibu?
a. 25
b. 40
c. 30
29. Pak guru mempunyai 5 dos pensil. Tiap satu dos berisi 8 batang. Berapa
batang pensil yang dimiliki pak guru?
a. 30
b. 40
c. 29
30. 7 x 8 = n. hasilnya ….
a. 56
b. 57
c. 58
commit
-SELAMAT to user
MENGERJAKAN-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lampiran 8
KUNCI JAWABAN SOAL
PRE TEST

1. B 16. C
2. A 17. B
3. C 18. B
4. A 19. B
5. C 20. C
6. A 21. A
7. A 22. C
8. A 23. A
9. A 24. B
10. B 25. A
11. C 26. C
12. B 27. B
13. C 28. C
14. B 29. B
15. A 30. A

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id Hari/tanggal : digilib.uns.ac.id

NAMA :
KELAS :
NO :
Lampiran 9

Soal Post Test


Tata cara mengerjakan:
 Berdoa sebelum mengerjakan!
 Bacalah dengan teliti tiap butiran soal yang tersedia!
 Kerjakan dengan mandiri!
 Selamat mengerjakan

1. Bentuk penjumlahan berulang dari 5 x 8 adalah ….


a. 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5
b. 8 + 8 +8 + 8 + 8
c. 5 + 8
2.

Bentuk perkalian dari kelompok benda di atas adalah ….


a. 3 x 6
b. 3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 3
c. 6 x 3
3. 8 x 3 = 3 x 8 hasilnya ….
a. 12
b. 20
c. 24

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Bentuk perkalian dari 7 + 7 + 7 + 7 + 7 + 7 adalah ….


a. 6 x 7
b. 7 x 7
c. 7 x 6
5. 8 x 1 = ….
a. 1
b. 0
c. 8
6. 9 x 0 x 9 adalah ….
a. 0
b. 9
c. 18
7. 1 x 6 = …. x …. = ….
a. 6 x 1 = 6
b. 6 x 6 = 6
c. 1 x 1 = 6
8. Bilangan jika dikalikan dengan nol hasilnya ….
a. Nol
b. Satu
c. Bilangan itu sendiri
9.

Dari gambar di atas bentuk perkalian memanjangnya adalah ….


a. 4 x 9 = 9 + 9 + 9 + 9
b. 4 x 9 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 +commit
4 + 4 +to4user
+4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. 9 x 4 = 9 + 9 + 9 + 9
10.

Bentuk perkalian dari gambar di atas adalah ….


a. 5 x 3
b. 3 x 5
c. 3 x 3
11. Roda mobil jumlahnya ada 4. Jika halaman parkir terdapat 9 mobil, maka
jumlah roda mobil seluruhnya ada ….
a. 12
b. 32
c. 36
12. Hasil dari 7 x 9 adalah ….
a. 36
b. 63
c. 49
13. 6 x 1 = ….
a. 1
b. 0
c. 6
14. 7 x 6 = …. x ….
a. 6 x 6
b. 6 x 7
c. 7 x 7
15. 7 x 5 = …. x ….
a. 5 x 7
b. 7 x 7
c. 5 x 5
16. 7 x 4 x 1 =
a. 30 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. 15
c. 28
17. 5 x 0 hasilnya ….
a. 5
b. 0
c. 1
18. 2 x 3 x 4 hasilnya ….
a. 12
b. 24
c. 36
19. 2 x 3 x 5 = (….x ….) x 5
a. 2 x 5
b. 2 x 3
c. 5 x 2
20. 4 x 5 x 3 = 4 x (….x ….)
a. 4 x 5
b. 4 x 3
c. 5 x 3
21. 9 x 9 = n, maka n adalaah ….
a. 81
b. 18
c. 9
22. 2 x 3 x 5 = ….
a. 40
b. 20
c. 30
23. 4 x 10 x 1 =
a. 40
b. 20
c. 30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24. …. x …. = 10
a. 2 x 3
b. 2 x 5
c. 2 x 4
25. …. x …. = 24
a. 3 x 8
b. 2 x 7
c. 3 x 5
26. …. x …. = 36
a. 5 x 5
b. 4 x 4
c. 6 x 6
27. 8 x 6 = ….
a. 49
b. 48
c. 47
28. Ibu membeli 3 sisir pisang. Tiap sisir berisi 10 buah. Berapa buah jumlah sisir
pisang yang dibeli ibu?
a. 25
b. 40
c. 30
29. Pak guru mempunyai 5 dos pensil. Tiap satu dos berisi 8 batang. Berapa
batang pensil yang dimiliki pak guru?
a. 30
b. 40
c. 29
30. 7 x 8 = n. hasilnya ….
a. 56
b. 57
c. 58
commit
-SELAMAT to user
MENGERJAKAN-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lampiran 10
KUNCI JAWABAN SOAL
POST TEST

1. B 16. C
2. A 17. B
3. C 18. B
4. A 19. B
5. C 20. C
6. A 21. A
7. A 22. C
8. A 23. A
9. A 24. B
10. B 25. A
11. C 26. C
12. B 27. B
13. C 28. C
14. B 29. B
15. A 30. A

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SD Negeri Manahan Surakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : II / 2
Alokasi Waktu : 35 menit

I. Standar Kompetensi
Melakukan perkalian bilangan sampai dua angka.
II. Kompetensi Dasar
Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya dua angka.
III. Indikator
A. Kognitif
1. Produk :
- Melakukan perkalian bilangan sampai dua angka
- Mengenal parkalian sebagai penjumlahan berulang
- Melakukan perkalian sebagai penjumlahan berulang
- Melakukan penghitungan cepat perkalian bilangan dua angka
- Menghafal perkalian
2. Proses :
- Mengalikan bilangan sampai dua angka
- Mengenal perkalian sebagai penjumlahan berulang
- Menjumlahkan bilangan secara berulang
- Menghitung cepat perkalian bilanghan dua angka
- Menghafalkan perkalian secara urut

B. Afektif
1. Perilaku berkarakter : Kreatif, mandiri, dan aktif dalam kegiatan
pembelajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Keterampilan sosial : Menjadi pendengar yang baik dan mau


bertanya
C. Psikomotorik
Penggunaan perkalian dalam pemecahan masalah
IV. Kemamapuan Awal
- Siswa telah menulis perkalian bilangan sampai dua angka
- Siswa telah dapat menggunakan perkalian dalam kehidupan sehari-hari
V. Tujuan Pembelajaran
A. Kognitif
1. Produk :
- Siswa dapat melakukan perkalian bilangan sampai dua angka
- Siswa dapat melakukan perkalian sebagai penjumlahan berulang
- Siswa dapat mengenal perkalian sebagai penjumlahan berulang
- Siswa dapat melakukan penghitungan cepat perkalian bilangan dua
angka
- Siswa dapat menghafal perkalian
3. Proses :
- Siswa dapat mengalikan bilangan sampai dua angka
- Siswa dapat mengenal perkalian sebagai penjumlahan berulang
- Siswa dapat menjumlahkan bilangan secara berulang
- Siswa dapat menghitung cepat perkalian bilanghan dua angka
- Siswa menghafalkan perkalian secara urut
B. Afektif

1. Perilaku berkarakter : Siswa dapat kreatif, mandiri, dan aktif


dalam kegiatan pembelajaran

2. Keterampilan sosial : Siswa dapat menjadi pendengar yang baik


dan mau bertanya

C. Psikomotorik
Siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perkalian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

VI. Materi Ajar


Perkalian
VII. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Pemberian Tugas
VIII. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1
A. Kegiatan Pendahuluan
- Guru mempersiapkan materi ajar dan alat peraga
- Guru memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
B. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
- Guru meggunakan pendekatan Contextual Teaching dan Learning
CTL
- Guru menjelaskan cara pendekatan Contextual Teaching dan
Learning dalam materi perkalian
- Guru menjelaskan perkalian bilangan sebagai penjumlahan
berulang menggunakan pendekatan CTL
- Guru menjelaskan perkalian bilangan sampai dua angka
2. Elaborasi
- Guru memberikan contoh soal perkalian bilangan
- Guru memberikan tugas pada materi perkalian bilangan
3. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik dan penguatan positif terhadap
keberhasilan peserta didik
- Guru memberikan kesempatan pada peserta didik melakukan
refleksi terhadap materi yang telah diberikan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Penutup

- Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman


pelajaran
- Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Pertemuan ke-2
A. Kegiatan Pendahuluan
- Guru mempersiapkan materi ajar dan alat peraga
- Guru memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
B. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
- Guru menunjukkan tabel perkalian sampai 10
- Guru menjelaskan cara menyelesaikan masalah pada materi
perkalian
- Guru menjelaskan perkalian sebagai penjumlahan berulang dengan
pendekatan CTL
2. Elaborasi
- Guru memberikan contoh soal perkalian bilangan
- Guru memberikan tugas pada materi perkalian bilangan
3. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik dan penguatan positif terhadap
keberhasilan peserta didik
- Guru memberikan kesempatan pada peserta didik melakukan
refleksi terhadap materi yang telah diberikan
C. Penutup
- Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman
pelajaran

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang


sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram

IX. Alat dan Sumber Belajar


1. Alat : Alat peraga (tabel perkalian, sedotan)
2. Sumber : Buku ajar “Matematika Terampil Berhitung” Kelas II
X. Penilaian
Memberikan pre test dan post test. Menjawab soal pilihan ganda sebanyak
30.
a. Skor total jika benar 30 x 3, 34 = 100
b. Nilai akhir = 100

Surakarta,
Guru Kelas II Peneliti

Dhian Puspa K. S. Pd Sholikhah Wahyu Nur A


NIP. 19840628 200902 2 003 NIM. K5108010

Mengetahui,
Kepala Sekolah SD Manahan Surakarta

Dra. Kusmarhaeni, M. Pd
NIP. 19611109 198304 2 005

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lampiran 12

NPar Tests

Descriptive Stati stics

N Mean Std. Dev iat ion Minimum Maximum


Pret est 10 57.90 6.919 43 66
Postest 10 87.20 3.615 83 93

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


Postest - Pret est Negativ e Ranks 0a .00 .00
Positiv e Ranks 10b 5.50 55.00
Ties 0c
Total 10
a. Postest < Pretest
b. Postest > Pretest
c. Postest = Pretest

Test Statisticsb

Postest -
Pretest
Z -2.807a
Asy mp. Sig. (2-tailed) .005
a. Based on negat iv e ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Descriptives

Statistics

Pret est Postest


N Valid 10 10
Missing 0 0
Mean 57.90 87.20
Median 60.00 86.00
Mode 63 86
St d. Dev iation 6.919 3.615
Variance 47.878 13.067
Minimum 43 83
Maximum 66 93

Frequency Table
Pretest

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 43 1 10.0 10.0 10.0
53 2 20.0 20.0 30.0
55 1 10.0 10.0 40.0
60 2 20.0 20.0 60.0
63 3 30.0 30.0 90.0
66 1 10.0 10.0 100.0
Total 10 100.0 100.0

Postest

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 83 2 20.0 20.0 20.0
86 5 50.0 50.0 70.0
90 1 10.0 10.0 80.0
93 2 20.0 20.0 100.0
Total 10 100.0 100.0

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pretest

4
Frequency

Mean =57.9
Std. Dev. =6.919
N =10
0
40 45 50 55 60 65 70
Pretest

Postest

4
Frequency

Mean =87.2
Std. Dev. =3.615
N =10
0
82.5 85 87.5 90 92.5
Postest

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lampiran 16
DOKUMEN PENELITIAN

Kegiatan Try Out Kelas II SD N Bromontakan 56 Surakarta

KEGIATAN PRE TEST


Kelas II SD N Manahan Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KEGIATAN POST TEST


Kalas II SD N Manahan Surakarta

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Anda mungkin juga menyukai