id
SKRIPSI
Oleh:
IKHSAN ZAINUDIN
NIM K2507021
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Ikhsan Zainudin
NIM. K2507021
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Skripsi
Oleh :
Ikhsan Zainudin
K 2507021
Skripsi
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim
Penguju Skripsi Fakultas Keguruan dan ILmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Hari : …………………
Tanggal : …………………
Disahkan oleh
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap”
( QS. Alam Nashroh: 7-8)
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
v Keluarga Besarku
Yang berada di Kuamang Kuning, Jambi maupun yang di Boyolali yang tak
pernah lelah menyemangatiku hingga aku bisa berjalan sampai disini.
v Almamaterku Tercinta
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
proposal skripsi ini. skripsi ini berjudul “Pengaruh Prestasi Praktik Kerja Industri
dan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK Negeri 5
Surakarta”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini mengalami
hambatan dan kesulitan. Namun dengan bantuan dari berbagai pihak, hambatan
dan kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu penulis menyampaikan
terima kasih kepada pihak-pihak yang dengan sepenuh hati memberi bantuan,
dorongan, dan motivasi, bimbingan dan pengarahan sehingga penyusunan skripsi
ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Pragram Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Koordinator Skripsi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Bapak Drs. Suwachid, M.Pd, M.T. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun proposal skripsi.
5. Bapak Ngatou Rohman, S.Pd, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, yang
telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun proposal
skripsi.
6. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
7. Segenap karyawan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
8. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materiil.
9. Teman-teman Program Studi Pendidikan Teknik Mesin angkatan 2007.
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10. Kepada seluruh pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu. Terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya.
Penulisan proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi kebaikan proposal ini sangat penulis
harapkan.
Akhirnya, semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
sebagai acuan pelaksanaan penelitian dan demi semua pihak yang
memerlukannya. Semoga Alloh SWT senantiasa memberikan berkah maghfirah
bagi kita semua. Amin.
Penulis
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ v
HALAMAN ABSTRAK............................................................................... vi
HALAMAN HALAMAN MOTTO............................................................ viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 6
1. Tinjauan Tentang SMK ................................................................ 6
a. Pengertian Pendidikan Kejuruan ............................................ 6
b. Kurikulum .............................................................................. 7
c. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ........................ 9
2. Tinjauan Kesiapan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja ........... 11
a. Proses Belajar Mengajar ...................................................... 12
b. Teaching Factory ................................................................. 15
c. Tujuan Ujian dan Sertifikasi Keahlian ................................. 24
3. Dunia Kerja ................................................................................ 24
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 34
2 Model Analisis Interaktif .......................................................................... 43
3 Skema Prosedur Penelitian........................................................................ 45
4 Denah Bengkel Teknik Otomotif .............................................................. 65
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ....................................................... 3
3 Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian.................................................... 36
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidang pendidikan mempunyai peranan penting dalam menyiapkan
Sumber Daya Manusia yang berguna bagi pembangunan. Dalam rangka
menyiapkan sumber daya manusia yang dapat berperan aktif dalam pembangunan,
Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan secara terus menerus
berupaya meningkatkan peranannya melalui berbagai kebijakan penyelenggaraan
pendidikan.
Kebijakan Pemerintah dalam bidang pendidikan tercantum dalam
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor :
205/U/1999 Bab II yang berbunyi : Kebijakan Pelaksanaan Pendidikan Dasar dan
Menengah, khususnya mengenai pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan , antara
lain :
1. Meningkatkan daya tampung Sekolah Menengah Kejuruan Negeri melalui
penambahan unit gedung baru, ruang teori perbaikan fasilitas pendidikan dan
peningkatan penggunaan fasilitas pada Sekolah Menengah Kejuruan Swasta
yang berstatus disamakan dan merintis penyelenggaraan kursus-kursus singkat
dan program diploma pada Sekolah Menengah Kejuruan Swasta terpilih.
2. Melaksanakan penataan (reengineering) bidang keahlian SMK sesuai dengan
potensi dan kebutuhan serta penelusuran tamatan.
3. Menyelesaikan penyesuain kurikulum SMK, pelaksanaan uji kompetensi,dan
sertifikasi secara bertahap.
4. Peningkatan kerjasama industri melalui Pemberdayaan Majelis Pendidikan
Sekolah (MPS) dan instansi lain dalam penelengaraan Pendidikan sistem
ganda.
5. Mengupayakan peningkatan pemanfaatan fasilitas pendidikan yang ada serta
melaksanakan perawatan dan perbaikan secara sistem.
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pelaksanaan teaching factory di SMK Negeri 5 Suarakarta?
2. Bagaimanakah konstribusi pelaksanaan teaching factory dalam
mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja siswa SMK Negeri 5
Surakarta?
3. Adakah kendala-kendala yang dihadapi dalam kontribusi pelaksanaan
teaching factory di SMK Negeri 5 Surakarta dan usaha yang dilakukan untuk
mengatasi kendala tersebut?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah penelitian tersebut diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Mendiskripsikan tentang pelaksanaan teaching factory yaitu perakitan
kendaraan roda dua dan roda empat di SMK N 5 Surakarta.
2. Mengetahui Kontribusi pelaksanaan teaching factory dalam mempersiapkan
lulusan memasuki dunia kerja siswa SMK Negeri 5 Surakarta.
3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan teaching
factory yaitu perakitan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat di SMK
Negeri 5 Surakarta dan usaha mengatasinya.
D. Manfaat Penelitian
Secara umum manfaat penelitian adalah menjawab masalah yang ada.
Penelitian ini diharapkan member manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan referensi dan acuan bagi penelitian yang berkaitan dengan
Kontribusi Pelaksanaan Teaching Factory di SMK.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah.
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengefektifkan kesiapan siswa dalam
menghadapi dunia kerja di SMK terutama menyangkut kualitas lulusan siswa.
b. Bagi Dunia Kerja / Dunia Industri
Sebagai masukan bagi dunia kerja/dunia industri yang menjadi institusi
pasangan untuk semakin meningkatkan peran sertanya dalam pelaksanaan
teaching factory bagi siswa SMK Negeri 5 surakarta pada khususnya.
c. Sebagai bahan untuk menambah khasanah pustaka dan sebagai salah satu
sumber bagi peneliti selanjutnya.
d. Bagi Program Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sebelas maret
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam mengefektifkan kesiapan
mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja terutama menyangkut kualitas
lulusan mahasiswa program Pendidikan Teknik Mesin UNS.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
b. Kurikulum SMK
Kurikulum SMK dalam menyiapkan siswa didiknya agar menjadi
tamatan yang siap kerja dikelompokkan menjadi tiga program yaitu : normative,
adaptif, dan produktif. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
1) Program Normatif
Program normatif merupakan kelompok diklat yang berfungsi
membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma
kehidupan sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial (anggota masyarakat)
baik sebagai warga Negara Indonesia maupu sebagai warga dunia. Program ini
berisi mata diklat yang menitikberatkan pada norma, sikap, dan prilaku yang harus
diajarkan, ditanamkan dan dilatihkan pada peserta didik. Mata diklat ini meliputi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Program Adaptif
Program adaptif merupakan kelompok mata diklat yang berfungsi
membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang
luas dan kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan
sekitar. Program ini berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada pemberian
kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan
prinsip dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diterapkan pada
kehidupan sehari-hari sebagai landasan untuk bekerja. Mata diklat ini meliputi
Matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan
Sosial,KKPI, dan Kewirausahaan.
3) Program Produktif
Program produktif merupakan kelompok mata diklat yang berfungsi
membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai dengan standar di
dunia kerja. Program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena
itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha atau industri atau asosiasi profesi.
Kelompok Mata Pelajara produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi
membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada,
maka digunakan standar kompetensi yang disepakati oleh forum yang di anggap
mewakili dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif bersifat
melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia
usaha / industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik
sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian. Adapun mata diklat ini pada
program keahlian teknik mesin meliputi Gambar Teknik, Pengetahuan Dasar
Teknik Mesin (PDTM), Motor Bakar, Kelistrikan Otomotif, dan lain-lain.
Pada dasarnya penyusunan kurikulum SMK merupakan suatu proses
dalam merencanakan, mengorganisasi, mengimplementasikan, dan mengevaluasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
1) Tujuan Umum
a) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
b) Mengembangkan potensi peserta didik, agar menjadi warga Negara
yang berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
demokratis dan bertanggung jawab.
c) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan
kebangsaan, memahami, dan menghargai keanekaragaman budaya
bangsa Indonesia.
d) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian
terhadap lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam
dengan efektif dan efisien.
2) Tujuan Khusus
a) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu
bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha
dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai
dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.
b) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet, dan gigih
dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan
mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang
diminati.
c) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri
maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih baik.
d) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai
dengan program keahlian yang dipilih. (Depdiknas-Kurikulum
SMK,2004 : 7)
Untuk merealisasika tujuan-tujuan tersebut di atas, SMK Negeri 5
Surakarta merealisasikan kegiatan-kegiatan belajar atau teaching factory.
Teaching factory merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
12
2) Pengertian Belajar
Beberapa ahli telah mencoba merumuskan atau membuat tafsiran tentang
belajar. Seringkali pula rumusan dan tafsiran mereka itu berbeda satu sama lain.
Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar,
terlebih dahulu akan beberapa definisi para ilmuwan yang dikutip dari buku
psikologi pendidikan M. Ngalim Purwanto (1997: 84) sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
14
3) Pengertian Mengajar
Pada dasarnya mengajar merupakan tugas utama dari seorang guru
sebagai pendidik. Mengajar merupakan suatu perbuatan yang bersifat unik dan
sederhana. Dikatakan unik karena hal ini berkenaan dengan manusia yang belajar
yakni siswa dan yang mengajar adalah guru. Sederhana karena mengajar
dilaksanakan dalam keadaan praktis dikehidupan sehari-hari, mudah dihayati oleh
siapa saja dan pada prinsipnya mengajar adalah membimbing siswa dalam proses
belajar mengajar.
Menurut Slameto, “mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa
pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita” (1995: 29). Adapun defenisi
lain di negara-negara modern yang sudah maju mengatakan bahwa mengajar
adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Defenisi ini menunjukkan
bahwa yang aktif adalah siswa, yang mengalami proses belajar. Guru hanya
membimbing, menunjukkan jalan dengan memperhitungkan kepribadian siswa.
Kesempatan untuk berbuat dan aktif berpikir lebih banyak diberikan kepada
siswa.
Mengajar didefinisikan oleh Sudjana, “Sebagai alat yang direncanakan
melalui pengaturan dan penyediaan kondisi yang memungkinkan siswa
melakukan berbagai kegiatan belajar seoptimal mungkin” (2000: 37).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu
kegiatan membimbing dan mengorganisasikan lingkungan sekitar anak didik, agar
tercipta lingkungan belajar yang kondusif yang memungkinkan terjadinya proses
belajar yang optimal.
4) Pengertian Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal
dengan guru sebagai pemeran utamanya. Dalam proses belajar mengajar sebagian
besar hasil belajar peserta didik ditentukan oleh peranan guru sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
pembimbing dalam kegiatan belajar siswa. Guru yang kompeten akan lebih
mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu
mengelola proses belajar mengajar sehingga hasil belajar siswa berada pada
tingkat yang optimal.
Menurut Muh Uzer Usman, “Proses belajar mengajar adalah suatu
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu” ( 2001 : 4). Sedangkan menurut Djago Tarigan, “Proses belajar
mengajar yaitu suatu proses kegiatan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan
pengealuasian program pengajaran” (1990 : 38)
Berdasarkan kedua pendapat tersebut diatas peneliti menyimpulkan
bahwa proses belajar mengajar adalah suatau kesatuan kegiatan yang tidak
terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar, dan antara kedua
kegiatan ini terjadi interaksi edukatif yang saling menunjang dan melibatkan
komponen proses belajar mengajar.
Dalam proses belajar mengajar terdapat tiga kegiatan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi program pengajaran. Kegiatan ini melibatkan
komponen proses belajar mengajar. komponen proses belajar mengajar meliputi :
Siswa, Guru, Tujuan, Bahan, Metode, Media, Evaluasi (Djago Tarigan, 1990 : 40)
b. Teaching Factory
1) Pengertian Teaching Factory
Teaching Factory adalah suatu konsep pembelajaran dalam suasana
sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara
kebutuhan industri dan pengetahuan sekolah. Teknologi pembelajaran yang
inovatif dan praktek produktif merupakan konsep metode pendidikan yang
berorientasi pada manajemen pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar selaras
dengan kebutuhan dunia industri. (Brosur IGI, 2007).
Pembelajaran keahlian atau ketrampilan yang dirancang dan
dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya (real
job) untuk menghasilkan barang atau jasa yang sesuai dengan tuntutan pasar atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
konsumen. Dengan kata lain barang yang diproduksi dapat berupa hasil produksi
yang dapat dijual atau yang dapat digunakan oleh masyarakat, sekolah atau
konsumen.
Teaching factory sebagai salah satu strategi pembelajaran memiliki
beberapa tujuan. Dalam makalah yang dipublikasikan American Society for
Engineering Education Annual Conference and Exposition, Alptekin, et al
menyatakan bahwa tujuan teaching factory ialah:
a) to graduate better professionals by providing leading edge concepts in
modern manufacturing, enabling them to effectively compete in today's
industry
b) to enhance the current curriculum that will focus on modern
manufacturing concepts
c) to demonstrate viable solutions to the dynamics of technological
challenges across the entire integrated business enterprise
d) to transfer technology and information from and to partner companies
as well as local companies, with student activities, team projects and
senior p rojects as the primary vehicle (2001: 1)
17
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
19
pengalaman secara jelas dengan operasi penuh seperti industri. Siswa akan mudah
memahami pembelajaran yang diberikan oleh guru dan siswa dapat berlatih
proses, cara, atau pengoperasaian secara real time.
Dengan cara ini keterampilan siswa dapat dikembangkan dan dapat
memberikan kepercayaan yang lebih baik dari apa yang telah siswa pelajari
dengan menggunakan pendekatan student center. Banyak manfaat yang di dapat
dari pelaksanaan konsep teaching factory, menurut Yahya dan Muhamad
diantaranya adalah :
a) Proses belajar menjadi lebih efektif bagi siswa karena mengekspos ke
lingkungan yang realistis.
b) Meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran juga sikap dan pola
piker guru dan siswa.
c) Para siswa akan terbiasa dengan sifat multidisiplin dan rekayasa seperti
diindustri.
d) Memastikan bahwa siswa dapat memahami, menggunakan, memelihara
atau memperbaiki berbagai peralatan dan mesin di lantai pabrik, terlepas
dari pekerjaan utama mereka.Siswa akan belajar dan mengambil
tanggung jawab untuk berkomunikasi dengan seorang pelanggan,
perencanaan dan penjadwalan bekerja dengan baik dan memastikan
kualitas yang dicapai sebagaiman disyaratkan oleh spesifikasi order .
e) Siswa memungkinkan untuk berhubungan erat dengan aspek pekerjaan
studi mereka dan mengurangi kesenjangan antara kebutuhan industri dan
pelatihan.
f) Peneliti atau fakultas juga sepenuhnya dapat memanfaatkan penggunaan
Teaching Factory untuk penelitian dan kegiatan pendidikan.
g) Kerjasama aktif dengan industri juga dapat mempertahankan relevansi
dan dengan demikian memungkinkan untuk mendapatkan keuntung dari
teknologi terbaru. Selain itu guru dan siswa mengalami-proyek nyata
dalam kehidupan dan mengamati standar industri.
h) Perusahaan multinasional dan organisasi lainnya akan memberikan dana
bantuan khusus untuk membantu teaching factory membangun citra
mereka sebagai pusat keterampilan belajar kepada siapa pun.
i) Konsep yang tidak hanya menggabungkan teknologi yang terbaru tetapi
juga proses dan teknologi konvensional sebelumnya selain menunjukkan
kemajuan teknologi yang berharga (2010: 5).
20
dan dunia usaha menerapkan unit produksi di sekolah. Landasan lain adalah
semakin mahalnya biaya bahan praktik siswa, peralatan yang harus terpelihara
dalam kondisi standar, motivasi untuk meningkatkan kesejahteraan bagi warga
sekolah serta menimbulkan kepercayaan diri dan juga kebanggaan bagi
lulusannya.
Secara umum pembelajaran dengan model pembelajaran teaching factory
ini bertujuan untuk melatih siswa untuk mencapai ketepatan waktu, kualitas yang
dituntut oleh industri, mempersiapkan siswa sesuai dengan kompetensi
keahliannya, menanamkan mental kerja dengan beradaptasi secara langsung
dengan kondisi dan situasi industri, menguasai kemampuan manajerial dan
mampu menghasilkan produk jadi yang mempunyai standar mutu industri.
a) Perencanaan (planning)
Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa, “perencanaan adalah proses
mempersiapkan rangkaian pengambilan keputusan untuk dilakukannya tindakan
dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi” (1988). Adapun aspek-aspek
perencanaan meliputi : 1) apa yang akan dilakukan; 2) siapa yang melakukan; 3)
kapan dilakukan; 4) dimana dilakukan; 5) bagaimana dilakukan; dan 6) apa saja
yang diperlukan agar tercapai tujuan secara maksimal. Perencanaan bertujuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
b) Pelaksanaan (organizing)
Pengorganisasian adalah kegiatan mengidentifikasi dan memadukan
sumber-sumber yang diperlukan ke dalam kegiatan yang akan dilakukan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sudjana,2000). Sumber-sumber itu
meliputi tenaga manusia, fasilitas, alat-alat, dan biaya yang tersedia atau dapat
disediakan. Pengorganisasian menekankan pentingnya tingkah laku orang-orang
yang diberikan peranan dan tugas. Pengaturan tingkah laku orang-orang yang
diberikan peranan dan tugas dapat dilakukan dengan menetapkan pembagian
kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan
organisasi. Organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi
yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif.
c) Pengawasan (controlling)
Pengawasan merupakan suatu proses yang harus dilakukan secara
sistematis dan rasional sesuai dengan pedoman-pedoman yang telah dimiliki
(seperti rencana, tujuan, dan petunjuk-petunjuk umum organisasi). Proses
pengawasan meliputi kegiatan penentuan tujuan yang pragmatis, menetapkan
standar “performance”, mengadakan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan,
mengadakan koreksi atau modifikasi terhadap segala bentuk penyimpangan yang
terjadi (Burhanuddin : 1994)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
a) Faktor Sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang diizinkan untuk mengadakan
proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Sekolah bersama dengan dinas
pendidikan mengembangkan kurikulum sesuai dengan perkembangan
pengetahuan dan kebutuhan dunia kerja. Sejalan dengan hal tersebut muncul
strategi-strategi baru untuk meningkatkan kualitas sekolah, diantaranya dengan
teaching factory. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
melalui dinas pendidikan terkait memberikan bantuan kepada SMK berupa
kemudahan izin untuk menyelenggarakan pendidikan berbasis produksi dan
pengakuan standar mutu atas produk-produk yang dihasilkan SMK, selain itu
dinas pendidikan juga membantu pengembangan keahlian yang diterapkan di
SMK. Dengan keaktifan dari pihak sekolah memungkinkan teaching factory
berjalan dengan baik tidak hanya dari segi pendidikan, tetapi juga dari dunia
usaha.
b) Faktor Guru
Guru adalah nahkoda dikelas saat proses belajar, karena guru adalah
orang yang paling tahu tentang kondisi saat itu dan bagaimana tindakan yang
harus dilakukan. Teaching factory memerlukan perhatian yang serius dari semua
pihak yang terlibat agar tujuan yang ditetapkan dapat terlaksana. Guru memiliki
tanggung jawab yang besar dalam hal ini, selain sebagai konsultan, asesor dan
fasilitator guru juga memiliki tanggung jawab moral kepada siswanya untuk
memberikan yang terbaik kepada mereka baik dari segi pengetahuan maupun
ketrampilan yang diajarkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
a) Standar Kompetensi
Standar kompetensi yang dikembangkan dalam teaching factory adalah
kompetensi- kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia industri. Dengan
pengajaran yang berbasis kompetensi pada industry diharapkan siswa siap
menghadapi tuntutan kebutuhan kompetensi dunia industri. Kompetensi tersebut
ditimbulkan dari interaksi dalam menyelesaikan problem industri.
b) Siswa
Penggolongan siswa teaching factory adalah berdasarkan kualitas
akademis dan bakat/minat. Siswa dengan kualitas yang seimbang antara akademis
dan ketrampilan bakat/minat memperoleh prosentase yang besar untuk masuk
dalam program ini.Siswa yang kurang dalam dua hal tersebut direkomendasikan
untuk mengambil bagian yang termudah.
c) Media belajar
Teaching Factory menggunakan pekerjaan produksi sebagai media untuk
proses pembelajaran. Pekerjaan produksi dapat berupa industrial order atau
standar produk. Produk ini harus dipahami terlebih dahulu oleh instruktur sebagai
media untuk pengembangan kompetensi melalui fungsi produk, dimensi, toleransi,
dan waktu penyelesaian.
24
3. Dunia Kerja
a. Pengertian Dunia Kerja
Dunia kerja terdiri dari dua kata yaitu dunia dan kerja. Menurut Kamus
Bahasa Indonesia Kontemporer (1991:372): “ Dunia adalah lingkungan atau
lapangan kehidupan”. Sedangkan “Kerja adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mencari nafkah atau kegiatan melakukan sesuatu”. Berdasarkan pengertian
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dunia kerja adalah suatu lingkungan
yang mana terjadi kegiatan melakukan sesuatu dengan maksud mencari nafkah.
Dalam membahas dunia kerja kita tidak akan terlepas dari masalah
pekerjaan. Yang dimaksud dengan pekerjaan adalah kegiatan manusia untuk
memperoleh pendapatan. Menurut Suroto, “Pekerjaan adalah setiap kegiatan yang
menghasilkan barang/jasa bagi diri sendiri atau orang lain, baik orang yang
melakukan dibayar atau tidak” (1992:15). Setiap manusia akan selalu
membutuhkan pekerjaan guna melangsungkan hidupnya karena pekerjaan
merupakan sarana bagi kita untuk mendapatkan pendapatan guna memenuhi
kebutuhan pokok atau kebutuhan sehari-harinya, disamping juga ada unsur-unsur
pribadi lainnya seperti untuk mengaktualisasi diri, menguji kemampuan diri juga
sekaligus kita mungkin dapat melayani orang lain melalui jasa kita atau dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
apa yang kita kerjakan dalam pekerjaan kita. Bekerja mengandung arti
melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan karya yang dapat dinikmati.
Dapat pula diartikan bekerja adalah aktivitas manusia baik itu fisik maupun
mental dan dasarnya adalah bawaan dan mempunyai tujuan untuk mendapatkan
kepuasaan. Faktor pendorong penting yang menyebabkan manusia bekerja adalah
adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.
Dunia kerja pada saat ini sarat dengan kompetisi. Adapun pengertian
kompetisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “Pertandingan yang
mengharuskan semua pihak untuk saling bersaing”. Jadi di dunia kerja setiap
orang dituntut untuk saling bersaing demi mendapatkan apa yang mereka inginkan
dalam kehidupannya. Di masa sekarang ini usaha untuk mendapatkan pekerjaan
bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi dalam kondisi negara saat ini. Saat ini
jumlah tenaga kerja jauh lebih besar dibandingkan dengan kesempatan kerja yang
tersedia. Hal ini menuntut orang untuk bersaing dan berlomba dalam memasuki
pasar kerja. Berikut akan dijelaskan mengenai faktor yang mempengaruhi
dinamika pasar kerja.
26
27
terampil dan ahli dalam bidang tertentu yang didasari oleh ilmu pengetahuan yang
cukup. Hal ini dikarenakan semua dunia usaha industri menginginkan produk
yang dihasilkan dapat bermutu dan dapat diterima masyarakat. Kegiatan dunia
usaha industri adalah mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi. Dalam proses pengolahan inilah sangat dibutuhkan tenaga kerja
profesional. Untuk lulusan SMK sebagai tenaga kerja tingkat menengah biasanya
akan mengisi lowongan kerja di sektor usaha industri sebagai tenaga kerja
pengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau mengerjakan tugas-tugas
administrasi di perusahaan tempatnya bekerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
b) Tes Kepribadian
Hasil dari tes kepribadian akan mencerminkan kesediaan
bekerjasama, sifat kepemimpinan dan unsur-unsur kepribadian
lainnya.
c) Tes Bakat
Tes bakat dilakukan untuk mengukur kemampuan potensial yang
dapat dikembangkan.
d) Tes Minat
Tes minat dilakukan untuk mengukur antusiasme pelamar terhadap
suatu jenis pekerjaan.
e) Tes Prestasi
Tes prestasi dilakukan untuk mengukur kemampuan para pelamar
selama ia mengikuti kegiatan pendidikan di bangku sekolah.
3) Performance test
Yaitu bentuk tes yang mengukur kemampuan para pelamar untuk
melaksanakan beberapa bagian pekerjaan yang akan dipegangnya. Sebagai contoh
tes mengetik untuk calon pengetik.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
persyaratan-persyaratan yang dituntut oleh perusahaan adalah :
a) Persyaratan umum
Persyaratan umum adalah persyaratan yang digunakan secara umum
untuk setiap calon tenaga kerja. Persyaratan umum itu antara lain :
usia, jenis kelamin, dan status.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
b) Persyaratan khusus
Persyaratan khusus antara lain meliputi : kemampuan, keahlian,
pengalaman, kepribadian, serta minat dan kesukaan. Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut :
(1) Kemampuan
Menurut Stephen P. Robbins, “Kemampuan adalah kapasitas seorang
individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan” (1996:92).
Kemampuan tersusun dalam dua perangkat faktor, yaitu :
(a) Kemampuan Intelektual
Menurut Stephen P. Robbins, “Kemampuan intelektual adalah
kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan mental”
(1996:85). Biasanya pembuktian kemampuan intelektual ini
menggunakan tes IQ atau tes intelegensi. Apabila intelegensinya
tinggi maka segala kegiatan mental maupun pengetahuan akan dapat
dijalaninya dengan mudah.
(b) Kemampuan Fisik
Menurut P. Robbins, “Kemampuan fisik adalah kemampuan yang
diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina,
kecekatan, kekuatan dan keterampilan serupa” (1996:83).
Kemampuan fisik benar-benar menjadi persyaratan utama yang
dituntut oleh dunia kerja karena tanpa memiliki kemampuan fisik
maka calon tenaga kerja tidak akan bisa menjalankan tugas yang
dibebankan kepadanya. Calon tenaga kerja harus mempunyai
stamina, cekatan dan kuat. Kemampuan fisik yang menjadi
persyaratan utama sebuah instansi perusahaan meliputi :
(a) Sehat jasmani dan rohani
(b) Bukan pengguna narkoba atau alkohol
(c) Tidak terkena penyakit AIDS/ virus HIV
(d) Keahlian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
(2) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang di dapat di sekolah tempat
calon tenaga kerja melakukan kegiatan pendidikan. Bagi perusahaan atau instansi
pemerintah, persyaratan ini dibuktikan dengan ijazah yang mereka peroleh dari
sekolah. Kadang-kadang dalam tes memasuki dunia kerja baik tertulis maupun
lisan yang harus dikuasai bukan hanya materi yang diperoleh dari sekolah saja
melainkan mereka harus mengerti perkembangan jaman serta memiliki
pengalaman yang luas.
(3) Pengalaman
Untuk para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan sebagai tenaga kerja
tingkat menengah, persyaratan pengalaman kerja bisa didapatkan melalui program
pendidikan sistem ganda yang diselenggarakan sekolah dengan dunia kerja.
Pembuktian pengalaman tersebut menggunakan sertifikasi keahlian. Dengan
menggunakan sertifikasi keahlian dapat diketahui sejauhmana kemampuan dan
pengalaman kerja yang didapatkan oleh para calon tenaga kerja.
(4) Kepribadian
Menurut Stephen P. Robbins “Kepribadian adalah total jumlah dari cara-
cara dalam mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang-orang
lain” (1996:85). Menurut Randall S. Schuller dan Sussan E. Jackson “Kepribadian
mengacu pada campuran unik sejumlah karakteristik yang mendefinisikan
seseorang dan menentukan pola interaksinya dengan lingkungan” (1997:300).
Berdasarkan kedua pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian
merupakan karakteristik seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain dengan
lingkungan di sekitarnya.
31
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir dalam penelitian diawali dengan bentuk penelitian
yang mengacu pada deskripsi lapangan serta out put pendidikan yang berlangsung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
di dalam obyek penelitian. Dalam hal ini adalah konstribusi pelaksanaan teaching
factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja di SMK Negeri 5
Surakarta. Data yang akan diperoleh nanti secara subtansial akan dipergunakan
sebagai balikan bagi pengembangan pendidikan menengah kejuruan serta
pemberdayaan komponen pendidikan dalam ikut mengentaskan pengangguran.
Teaching factory merupakan latihan profesionalisme siswa dengan
memberikan gambaran industri kepada siswa secara langsung sehingga
memungkinkan siswa untuk belajar memahami, mengeksplorasi, dan memiliki
pengalaman secara jelas dengan operasi penuh seperti industri. Teaching factory
melatih siswa untuk mencapai ketepatan waktu, kualitas yang dituntut industri,
mempersiapkan siswa dengan kompetensi keahliannya, menanamkan mental kerja
dengan beradaptasi secara langsung dengan kondisi dan situasi industri,
menguasai manajerial dan mampu menghasilkan produk jadi yang mempunyai
standar mutu industri.
Proses belajar mengajar di sekolah merupakan serangkaian kegiatan guru
dan siswa, dimana dalam kegiatan tersebut terdapat interaksi edukatif yang saling
menunjang. Pada kegiatan ini, guru memegang peranan penting dalam mencapai
keberhasilan proses belajar mengajar dimana keberhasilan tersebut dapat
diketahui dari hasil hasil penelitian yang tertuang dalam buku laporan pendidikan
(rapor).
Ujian sertifikasi merupakan upaya pemberian pengakuan dan
penghargaan atas kompetisi yang telah dimiliki siswa setelah mengikuti proses
pengujian keahlian yang mengacu pada standar keahlian yang berlaku di dunia
kerja. Berdasarkan hasil penilaian ujian dan sertifikasi keahlian ini, maka dapat
ditentukan tingkat kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja.
Pelaksanaan teaching factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki
dunia kerja siswa, khususnya di SMK Negeri 5 Surakarta merupakan sebuah
sistem pembelajaran memiliki komponen-komponen di dalamnya. Masing-
masing komponen saling berkorelasi dan berinteraksi dalam melaksanakan
teaching factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja.
Permasalahan yang pertama kali antara lain adalah bagaimana mendapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
SMK
Uji Sertifikasi
Keahlian
Lulusan Siap
kerja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMK
Negeri 5 Surakarta yang beralamat di Jl. Lanut Adisucipto No. 42, Surakarta, hal
ini bertujuan untuk memperoleh data-data yang mendukung demi tercapainya
tujuan penelitian ini. Karena SMK Negeri 5 Surakarta memiliki data-data yang
dibutuhkan untuk penelitian ini, yaitu tentang pelaksanaan teaching factory yang
berupa perakitan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.
2. Waktu Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian
1. Bentuk Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan bentuk penelitian kualitatif yaitu
merupakan suatu penelitian untuk mencari kebenaran secara ilmiah dan
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
2. Strategi Penelitian
Strategi dapat diartikan cara atau siasat berdasarkan rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran atau maksud tertentu. Dalam
penelitian ini, strategi yang dipilih akan digunakan untuk mengamati,
mengumpulkan informasi dan untuk menyajikan analisis hasil penelitian sekaligus
akan mendukung cara penelitian sampling atau cuplikan serta pemilihan
instrument penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan informasi.
Dalam penelitian ini menggunakan strategi tunggal terpancang. Hal ini
berarti bahwa penelitian ini berusaha memfokuskan pada satu pemecahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
C. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana yang dikutip Moleong,
“Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain” (2001:112).
Artinya sumber data delam penelitian kualitatif adalah manusia, tingkah laku,
dokumen serta benda-benda lainnya. Sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Informan
Menurut Moleong, “Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian” (2001:90). Jadi
informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian dan dapat
memberi informasi yang tepat kepada peneliti. Orang tersebut adalah kepala
sekolah, guru, siswa, pimpinan institusi pasangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
D. Teknik Sampling
Teknik sampling digunakan untuk menyeleksi dan memfokuskan
permasalahan agar pemilihan sampel lebih mengarah pada tujuan penelitian.
Pengambilan sampel data penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling
dalam menggali informasi dari informan. Teknik ini dilakukan karena sampel
yang diambil oleh peneliti adalah yang dianggap dapat mewakili informasi dan
dipandang mampu menangkap kedalaman data.
Data yang dikumpulkan didasarkan atas kebutuhan dan keperluan
penelitian dengan memilih informan yang dianggap mengetahui dan dapat
dipercaya menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalah secara
mendalam. Sehingga data yang didapat benar-benar dapat dipercaya dan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan kebutuhan penulis.
Dengan menggunakan teknik purposive sampling artinya
apabila penelelitian yang dilakukan telah cukup maka penelitian
dihentikan kemudian peneliti membuat laporan hasil penelitian. Peneliti
hanya memilih informan yang dianggap benar-benar menguasai
permasalahan yang peneliti kaji, peneliti hanya mengamati kondisi lokasi
yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.
Dalam melaksanakan penelitian tentang kontribusi pelaksanaan
teaching factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
informan yang akan diwawancarai yaitu : kepala sekolah, ketua program, guru,
institusi pasangan dan siswa. Informan-informan tersebut yang dianggap benar-
benar menguasai permasalahan tentang pelaksanaan teaching factory di SMK N 5
Surakarta.
1. Wawancara
Menurut Lexy J. Moleong, “Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu” (2001:135).
Estenberg dalam Sugiyono mengemukakan, “Tiga jenis wawancara, yaitu
wawancara terstruktur, semistruktur, dan tidak terstruktur” (2010: 233).
Dalam Penelitian ini penulis menggunakan jenis wawancara terstruktur.
Wawancara terstruktur (structured interview) dan wawancara tak berstruktur.
Wawancara terstruktur digunakan bila telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh, sedangkan wawancara tak terstruktur
digunakan dalam penelitian pendahuluan atau penelitian yang lebih mendalam
tentang subyek yang diteliti.
2. Observasi
Dalam teknik ini penulis melakukan pengamatan secara langsung pada
tempat dan obyek yang diamati, yaitu SMK Negeri 5 Surakarta dengan berperan
secara pasif. Peneliti mengamati, memahami dan mencatat segala sesuatu yang
berhubungan dengan obyek penelitian yang meliputi berbagai kegiatan dan
peristiwa yang terjadi. Untuk mendapatkan data yang valid, pengamatan
dilakukan beberapa kali di tempat yang sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
3. Dokumentasi
Dalam teknik ini penulis mengumpulkan data dan menganalisis
dokumen dan arsip serta benda-benda lainnya yang terdapat pada obyek
penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu tentang
konstribusi pelaksanaan teaching factory dalam mempersiapkan lulusan
memasuki dunia kerja.
F. Validitas Data
Dalam penelitian, untuk mendapatkan keabsahan data,
diperlukan teknik pemeriksaan data yang didasarkan atas jumlah tertentu.
Sutopo mengemukakan, “Validitas data merupakan jaminan bagi
kemantapan kesimpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian”
(2002:77). Penelitian ini menggunakan trianggulasi untuk menjamin
validitas data.
Trianggulasi merupakan cara yang paling umum digunakan
untuk memperoleh tingkat kepercayaan data. Menurut Moleong,
“Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data tersebut” (2000:178). Patton
seperti yang dikutip noleh Sutopo (2002:78) dalam trianggulasi
membedakan 4 macam teknik trianggulasi sebagai cara untuk
meningkatkan validitas data dalam penelitian kualitatif, yaitu triangulasi
data, triangulasi metode, triangulasi peneliti dan triangulasi teori.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
diperoleh dari narasumber lain. Dalam trianggulasi metode, data hasil wawancara
dilakukan uji keabsahan dengan sumber data hasil pengamatan atau juga dengan
data dokumentasi sehingga diharapkan mutu dari keseluruhan proses
pengumpulan data dalam penelitian ini menjadi valid/absah.
G. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif biasanya dilakukan bersamaan
dengan proses pengumpulan data sampai diperoleh suatu kesimpulan. Menurut
Moleong, “Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat ditemukan hipotesis kerja seperti yang disarankan data” (2001:28).
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model teknik analisis
Interaktif, yang dimulai dari tahap pengumpulan data, kemudian Reduksi data,
penyajian data dan Penarikan kesimpulan.
1. Pengumpulan Data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
3. Penyajian Data
Proses selanjutnya adalah penyajian data, yaitu mengorganisir informasi
secara sistematis untuk mempermudah dalam menggabungkan, dan merangkai
keterikatan antar data dalam menyusun penggambaran proses dan fenomena yang
ada pada obyek penelitian. Dengan data yang tersaji akhirnya peneliti akan dapat
menginterpretasikan fenomena yang ada dan membandingkan fenomena tersebut
dengan teori yang relevan.
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan langkah analisis data yang
dilaksanakan segera setelah data diperoleh. Kesimpulan yang diambil mula-mula
masih belum jelas dan masih bersifat sementara, tetapi kemudian meningkat
sampai pada kesimpulan yang mantap yaitu pernyataan yang telah memiliki
landasan yang kuat.
Dalam penelitian ini, kegiatan, reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan bekerja secara siklus. Artinya kegiatan-kegiatan tersebut
merupakan sesuatu yang saling terjalin pada sebelum, selama dan sesudah
pengumpulan data di lapangan. Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
penulis berusaha untuk menarik kesimpulan berdasarkan semua hal yang didapat
dalam kegiatan reduksi data maupun penyajian data. Apabila kesimpulan tersebut
dirasa kurang mantap karena kurangnya rumusan reduksi maupun penyajian data
atau mengalami kesulitan dalam penarikan kesimpulannya, maka penulis kembali
melakukan kegiatan pengumpulan data sampai diperoleh data yang dapat
dianalisis dan menghasilkan kesimpulan yang mantap.
Untuk lebih jelasnya teknik analisis tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut :
Pengumpulan data
Penarikan
Kesimpulan/verifikasi
H. Prosedur Penelitian
Guna mempermudah penulisan laporan penelitian, perlu ditetapkan
prosedur penelitian dimana didalamnya dideskripsikan berbagai langkah-langkah
kegiatan yang dilakukan secara sistematis dalam penelitian.
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Pendahuluan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
3. Tahap Lapangan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengumpulan data yang
diperlukan. Bersamaan dengan proses pengumpulan data tersebut berlangsung
pula proses analisis awal.
46
Mulai
Persiapan Proposal
Pelaksanaan
Pengumpulan Data
Dan Analisis Awal
Analisis Akhir
Penarikan
Kesimpulan
Penulisan
Laporan
Penggandaan
Laporan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
Selesai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
a) Visi:
Menciptakan teknisi tingkat menengah yang profesional.
b) Misi:
1) Mendidik dan melatih peserta didik yang berkarakter.
2) Mendidik dan melatih peserta didik sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
3) Mendidik dan melatih peserta didik agar memiliki karakter enterpreneur.
4) Mewujudkan sekolah sebagai wadah pengembangan daya kreatif dan inovatif.
5) Mewujudkan sekolah berstandard Internasional.
6) Memberikan pelayanan prima pada pelanggan.
7) Mewujudkan SMK model.
c) Tujuan:
1) Menyiapkan peserta didik yang cakap, mampu memahami dan menerapkan
budi pekerti luhur.
2) Menyiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja serta
mengembangkan sikap profesional
3) Menyiapkan peserta didik dalam memilih karier, berkompetensi dan
mengembangkan sikap mandiri.
4) Menyiapkan tenaga kerja untuk mengisi kebutuhan dunia usaha/industri.
5) Menyiapkan peserta didik agar mampu bersaing untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang leebih tinggi.
6) Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan rekayasa teknologi.
7) Menyiapkan dan melaksanakan komponen – komponen persyaratan sekolah
berstandard Internasional.
8) Merumuskan dan melaksanakan kebutuhan dan harapan pelanggan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
d) Nilai-Nilai Sekolah
Menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan kegotongroyongan.
50
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
52
53
2) Setiap guru menyusun rencana PBM dan membuat satuan acara pembelajaran
yang harus disyahkan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum.
Dengan perencanaan dan persiapan proses belajar mengajar yang baik
dan matang, diharapkan dapat mendukung kelancaran PBM di SMK N 5
Surakarta, dan diperoleh hasil belajar yang maksimal bagi siswa.
Penentuan bahan dan materi yang tepat akan berpengaruh pada
pencapain tujuan PBM. Penetapan tujuan tujuan harus mengacu pada kompetensi
yang akan dicapai setelah peserta didik menyelesaikan suatu pembelajaran.
Tujuan PBM meliputi 3 ranah yaitu, ranah kognitif, afektif, psikomotorik. Ranah
kognitif mengacu pada peningkatan pengetauan, ingatan, dan kemampuan
intelektual siswa. Ranah afektif mengacu pada perubahan sikap, nilai, perasaan,
dan minat, sedangkan ranah psikomotorik mengacu pada peningkatan
keterampilan.
Metode yang digunakan dalam PBM di SMK N 5 Surakarta selalu
menggunakan sistem yang bervariasi dan selalu dikembangkan sendiri oleh setiap
guru pengampu mata diklat. Disamping itu penentuan metode harus sesuai dengan
materi yang diajarkan. Menurut informan 1 pada wawancara tanggal 14 juni 2012
dan informan 3 wawancara pada tanggal 10 juni 2012 yang menyatakan bahwa
metode pembelajaran yang dilakukan di SMK N 5 Surakarta bervariasi sesuai
dengan mata diklat atau mata pelajaran yang akan di sampaikan, adakalanya
menggunakan metode diskusi, ceramah, praktek yang semua itu bertujuan agar
materi-materi yang disampaikan lebih di mengerti oleh siswa. Hal senada juga
diperkuat oleh informan 4 pada wawancara tanggal 20 juni 2012 yang
menyatakan. bahwa metode belajar yang digunakan oleh guru di SMK N 5
Surakarta memang bervariasi sesuai dengan mata pelajaran yang mereka ajarkan.
Evaluasi yang dilaksanakan oleh pihak SMK N 5 Surakarta meliputi
evaluasi formatif yang diadakan setiap selesai materi bab atau sub bab, evaluasi
sumatif yang dilaksanakan setiap akhir semester dan ujian akhir nasional.
Sedangkan untuk evaluasi penguasaan kompetensi melalui adanya ujian
kompetensi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
55
mengambil dua orang siswa yang paling berprestasi untuk melakukan pelatihan
perakitan kendaraan roda dua atau roda empat, dengan tujuan enam siswa ini yang
nantinya akan menjadi tim ahli di masing-masing kelas.
Pembimbingan pelatihan ini dilakukan sebagai pengganti praktek kerja
industri. Enam siswa tersebut tidak melaksanakan praktek kerja industri di dunia
kerja, melainkan melaksanakan pelatihan assembling kendaraan roda dua atau
roda empat, sedangkan siswa kelas XI yang lain melakukan praktek kerja industri
di dunia kerja atau dunia industri. Waktu pelaksanaan pelatihan assembling sama
dengan waktu pelaksanaan praktek kerja industri yang dilaksanakan siswa kelas
XI lainnya.
Pada saat siswa sudah kelas XII, terdapat mata pelajaran Mulok yang
materinya berisi tentang pelaksanaan perakitan kendaraan roda dua atau roda
empat. Dalam pelaksanaannya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap
kelompok berjumlah lima sampai sepuluh orang. Pada saat pelaksanaan
pembimbingan perakitan kendaraan roda dua atau roda empat guru dibantu oleh
tim ahli yang telah dibentuk yaitu siswa yang telah melakukan pelatihan
perakitan.
Materi dalam pelaksanaan teaching factory disesuaikan dengan
pekerjaan yang akan dilakukan, yaitu semua yang berkaitan tentang perakitan
kendaraan roda dua atau kendaraan roda empat. Sebelum siswa melakukan
pekerjaan (assembling), terlebih dahulu dilakukan pertemuan awal sebagai
pendalaman materi yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Kesiapan siswa SMK N 5 Surakarta dalam memasuki dunia kerja
ditinjau dari pelaksanaan teaching factory, siswa SMK N 5 Surakarta telah
memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Terutama dengan pelaksanaan
teaching factory diharapkan siswa mempunyai kesiapan untuk memasuki dunia
kerja, karena selama praktek di teaching factory siswa SMK N 5 Surakarta sudah
bisa mengetahui tentang lingkungan kerja yang sebenarnya. Materi-materi serta
peraturan yang ada di teaching factory disesuaikan dengan kondisi dunia kerja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
yang sebenarnya. Sehingga setelah lulus siswa sudah terbiasa dengan keadaan
lingkungan kerja yang sebenarnya.
Pelaksanaan teaching factory di bagi menjadi tiga tahap yaitu : proses
produksi, proses pemasaran atau hasil produksi, dan evaluasi.
1) Proses Produksi
Pada tahap proses produksi ini adalah perakitan kendaraan roda dua
yaitu perakitan sepeda motor Kanzen AURIGA-ESEMKA dan PESONA-
ESEMKA. Proses produksi kendaraan roda dua ini segala spare part disuplay dari
pihak PT. KANZEN Motor Indonesia. Sedangkan proses perakitannya dilakukan
oleh siswa-siswa SMK N 5 Surakarta.
Sebelum melaksanakan perakitan, pihak dari SMK N 5 Surakarta
mengajukan proposal ke PT. KANZEN Motor Indonesia untuk mendapatkan
spare part dari sepeda motor AURIGA-ESEMKA dan PESONA-ESEMKA.
Setelah proposal disetujui dan spare part telah dikirim, proses perakitan
kendaraan roda dua tersebut baru bisa dilakukan.
Pertama kali pelaksanaan praktek perakitan siswa tidak langsung
melakukan perakitan dari komponen-komponen terurai menjadi sebuah kendaraan
utuh. Disini siswa diberikan pelatihan dan pendalaman materi tentang pekerjaan
yang akan dilakukan. Mula-mula siswa melepas komponen-komponen kendaraan
yang sudah jadi dan mengidentifikasinya. Setelah itu siswa melakukan ketahapan
berikutnya yaitu, melakukan perakitan dengan petunjuk yang ada sesuai dengan
SOP pelaksanaan perakitan.
Pelaksanaan teaching factory di SMK N 5 Surakarta di Program Teknik
Otomotif keadaan dan peraturan yang digunakan disesuaikan dengan keadaan
dunia kerja yang sesungguhnya. Sehingga siswa dituntut layaknya sebagai
seorang tenaga kerja yang sesungguhnya.
Posisi siswa disini adalah sebagai mekanik, yang tugasnya melaksanakan
kegiatan berupa perawatan, perbaikan, penggantian atau pembuatan produk
berdasarkan pesanan konsumen. Dalam pelaksanaannya siswa tidak dibiarkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
berjalan sendiri, tapi masih didampingi oleh guru. Adapun skema pelaksanaan
proses produksi adalah :
a) Order dari konsumen diadministrasikan oleh bagian administrasi dan
diserahkan kepada bagian ketua. Hasil dari ketua dikalkulasi harga diserahkan
kembali ke ketua program. Ketua program menyetujui dan mengesahkan hasil
perencanaan setelah mendapat persetujuan dari konsultan dan fasilitator.
b) Hasil perencanaan diserahkan kepada guru sesuai pesanan. Tugas lain dari
ketua program adalah menerima hasil penilaian pekerjaan dari guru dan juga
membuat laporan hasil pekerjaan yang akan diserahkan kepada konsultan.
c) Guru membagi tugas kepada kepala regu untuk mengerjakan pesanan sesuai
dengan jumlah siswa dan bagian masing – masing. Pada proses ini guru
memberikan target waktu penyelesaian pekerjaan.
58
kendaraan roda dua tersebut lulus uji kelayakan, produk tersebut telah siap untuk
dipasarkan. Adapun pemasaran hasil produksi melalui beberapa tahap yaitu:
a) Produk barang yang sudah jadi dicek ulang oleh guru. Kesesuaian produk
barang pesanan dan standar mutu produk harus disetujui oleh konsultan
sebelum proses pemasaran.
d) Setiap hasil penjualan harus dilaporkan kepada ketua program melalui bagian
administrasi.
c) Tahapan penilaian ini guru bertindak sebagai asesor bagi siswa. Penilaian guru
diserahkan kepada bagian administrasi dan dilanjutkan ketua program.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
d) Penilaian yang diberikan kepada siswa adalah penilaian dalam bentuk lembar
penilaian kompetensi yang harus diisi setelah pekerjaan dan standar
kompetensi atau keahlian selesai. Dalam penilaian, lembar penilaian
kompetensi dibawa oleh siswa dan diberikan kepada asesor setiap melakukan
penilaian.
e) Pengumuman nilai dilakukan setiap akhir pekerjaan sesuai dengan batas waktu
yang telah ditentukan, dalam melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa
meliputi beberapa aspek yaitu, pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
siswa saat melaksanakan pekerjaan.
a. Pengetahuan
Dengan adanya teaching factory di SMK N 5 Surakarta yaitu perakitan
kendaraan roda dua dan service kendaraan roda dua, membuat siswa mempunyai
pengetahuan secara langsung tentang pekerjaan-pekerjaan di dunia kerja/industri
secara nyata.
Menurut pendapat informan 5 dan informan 6 wawancara pada tanggal 7
juni 2012 menyatakan bahwa kegiatan teaching factory di SMK N 5 Surakarta
dapat menambah pengetahuan siswa dan dapat dijadikan bekal siswa setelah lulus
nanti. Hal senada juga diperkuat oleh informan 2 wawancara pada tanggal 14 juni
2012 yang menyatakan bahwa di teaching factory dilakukan pembinaan skill dan
kompetensi yang pendekatannya sudah ke dunia industri. Ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan siswa tentang dunia kerja.
b. Kemampuan
Dengan adanya teaching factory yaitu perakitan kendaraan roda dua dan
service kendaraan roda dua, menambah kemampuan siswa untuk melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan di teaching factory yaitu merakit dan service kendaraan roda
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
dua dengan baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan 2 wawancara pada
tanggal 14 juni 2012 dan informan 4 wawancara pada tanggal 20 juni 2012 yang
menyatakan bahwa kegiatan siswa dalam kegiatan perakitan dimulai dari
komponen-komponen terurai menjadi sebuah kendaraan roda dua atau roda
empat. jadi mulai kegiatan perakitan pertama kali sampai nanti proses
pemeriksaan akhir, yaitu uji kelayakan produk siswa dilibatkan dengan
didampingi guru. Hal senada juga di perkuat dengan pernyataan informan 7
wawancara pada tanggal 14 juli 2012 yang menyatakan bahwa awal siswa tidak
langsung merakit dari komponen-komponen menjadi sebuah kendaraan melainkan
dari kendaraan yang sudah jadi dilepas dan di identifikasi , kemudian dirangkai
kembali menjadi sebuah kendaraan, baik itu sepeda motor atau mobil.
Dengan adanya teaching factory yaitu kegiatan assembling dapat
menambah kemampuan siswa yang sebelumnya belum bisa merakit kendaraan
menjadi bisa dan mampu merakit kendaraan baik kendaraan roda dua maupun
roda empat. Hanya di kegitan teaching factory ini siswa mendapatkan kemampuan
merakit kendaraan roda dua atau roda empat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
d. Pengalaman
Pengalaman adalah guru yang paling baik. Dimana pengalaman setiap
orang itu berbeda-beda, baik itu pengalaman hidup atau pengalaman pekerjaan.
Dengan adanya pelaksanaan teaching factory yaitu perakitan kendaraan roda dua,
mereka mempunyai pengalaman kerja secara nyata dan langsung seperti keadaan
sebenarnya di dunia industri atau dunia kerja, sehingga pada waktu siswa terjun ke
dunia kerja sudah siap, karena kegiatan, peraturan dan sanksi yang ada di teaching
factory disesuaikan seperti kondisi dunia kerja yang sebenarnya. Hal ini sesuai
dengan pendapat informan 2 pada tanggal 14 juli 2012 dan informan 4 wawancara
pada tanggal 20 juni 2012 yang menyatakan bahwa setelah melakukan teaching
factory siswa akan lebih siap dalam menghadapi dunia kerja, karena siswa sudah
mempunyai pengalaman yang diperolah dari kegiatan teaching factory.
Siswa juga akan lebih siap dalam mengahadapi dunia kerja, karena
peraturan dan sanksi yang berlaku sudah disesuaikan dengan dunia kerja
misalnya, adanya jam minus, yaitu jam ketidakhadiran dalam mengikuti pelatihan.
Bila jumlah jam minus maksimum siswa melebihi aturan yang ditetapkan, maka
siswa yang bersangkutan di wajibkan mengganti di waktu lain. Dengan adanya
peraturan-peraturan dan sanksi yang diberlakukan di teaching factory akan
menambah pengalaman siswa tentang kondisi dunia usaha atau dunia industri
yang sesungguhnya, dan siswa akan lebih siap menghadapi keadaan seperti itu
setelah lulus nanti.
e. Disiplin
Disiplin artinya taat pada peratutan. Jika siswa sudah mentaati peraturan
maka ia adalah siswa yang memiliki kedisiplinan. Dengan adanya teaching
factory ini, siswa dituntut untuk disiplin terhadap peraturan yang ada di teaching
factory yang telah disesuaikan dengan keadaan industri atau dunia kerja. Dengan
adanya peraturan di teaching factory dan sanksi-sanksi maka dengan sendirinya
kedisiplinan akan terbentuk pada diri siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat
informan 6 wawancara pada tanggal 7 juni 2012 yang menyatakan bahwa siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
f. Kepribadian
Dengan adanya teaching factory ini, dapat membentuk pribadi siswa
untuk lebih baik dari sebelumnya. Karena siswa dididik untuk menjadi tenaga
kerja tingkat menengah yang mempunyai kepribadian yang baik. Membentuk
kepribadian mereka untuk berpikir lebih dewasa. Hal ini sesuai dengan pendapat
informan 1 wawancara pada tanggal 14 juni 2012 yang menyatakan bahwa adanya
usaha pembenahan kearah pribadi siswa, mental, agar siswa memang benar-benar
menjadi tenaga kerja yang lebih siap, yang mampu bersaing di dunia kerja.
Pada saat kegiatan teaching factory siswa juga dilatih untuk mempunyai
kepribadian yang baik. Hal ini diperkuat dengan adanya peraturan yang
mewajibkan siswa datang tepat waktu, berpakaian rapi, dilarang memakai anting-
anting atau aksesoris lain yang berlebihan, ketaatan kepada pimpinan dan lain
sebagainya. Siswa juga dilatih untuk bersifat jujur misalnya, mencuri barang-
barang teaching factory mengakibatkan siswa yang bersangkutan di kenai sanksi
pencabutan mengikuti pelatihan dan dikeluarkan. Selain itu jika siswa terlibat
perkelahian di lingkungan teaching factory atau diluar teaching factory (diketahui
oleh staff/instruktur) siswa yang bersangkutan dikenai sanksi pencabutan
mengikuti pelatihan (dikeluarkan).
g. Sikap professional
Dengan adanya pelaksanaan teaching factory, siswa lebih siap untuk
terjun ke dunia kerja, karena selama mereka teaching factory dilatih untuk bekerja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
secara professional. Ini sesuai dengan peraturan yang berlaku di teaching factory
misalnya, datang tepat waktu, pekerjaan harus selesai tepat waktu, siswa harus
taat kepada pimpinan, adanya jam minus maksimum, dikenai sanksi jika
melakukan pelanggaran.
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan informan 6 wawancara pada
tanggal 7 juni 2012 yang menyatakan bahwa siswa dituntut bersikap profesional
dalam melaksanakan pekerjaan di teaching factory.
a. Waktu pelaksanaan
Dalam pelaksanaan teaching factory membutuhkan waktu yang tidak
sedikit, berhasil atau tidaknya pelaksanaan teaching factory juga sangat
bergantung pada waktu yang tersedia. Pelaksanaan teaching factory di SMK N 5
Surakarta, waktu pelaksanaannya di gabungkan dengan proses pembelajaran.
Sedangkan pelaksanaan teaching factory membutuhkan waktu yang benar-benar
maksimal agar saat siswa terjun bisa benar-benar maksimal melaksanakan
kegiatan di teaching factory. Kadang-kadang waktu pelaksanaan juga bersamaan
dengan kegiatan rapat, pameran, expo. Kegiatan seperti ini yang paling sering
menjadi kendala waktu pelaksanaan teaching factory.
Usaha yang dilakukan SMK N 5 Surakarta untuk mengatasi hambatan
tersebut dengan membentuk tim ahli yang berasal dari siswa itu sendiri. Mula-
mula guru mengambil dua siswa tiap kelas. Sedangkan di program Teknik
Otomotif kelas XII terbagi menjadi tiga kelas, sehingga jumlah awal siswa yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
melakukan pelatihan perakitan kendaraan roda dua adalah enam orang. Enam
siswa tersebut melakukan pelatihan terlebih dahulu dengan tujuan enam siswa ini
yang nantinya akan menjadi tim ahli di masing-masing kelas. Secara tidak
langsung enam siswa ini adalah siswa yang paling berkompeten di masing-masing
kelasnya. Enam orang siswa ini yang akan membimbing teman-teman satu
kelasnya saat praktik. Jika ada waktu luang siswa akan belajar mandiri di teaching
factory dengan dibimbing oleh tim ahli yang telah dibentuk, siswa akan meminta
izin kepada guru dan guru akan memberikan izin dengan catatan dan pengecualian
tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
Bengkel
Kanzen
Mushola
Bengkel Chasis
Kelistrikan Otomotif Bengkel
Bengkel Assembling
Bengkel Motor
c. Tenaga pengajar
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utamanya didik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
d. Peran Siswa
Peran siswa dalam teaching factory adalah melakukan perakitan
kendaraan roda dua maupun roda empat, mulai dari komponen terurai menjadi
barang yang siap di pasarkan. Peranan siswa dalam perakitan kendaraan roda dua
atau roda empat yang terjadi di SMK N 5 Surakarta belum maksimal, sebagian
besar pekerjaan perakitan masih dilakukan oleh guru pembimbing. Peran siswa
hanya membantu dalam kegiatan perakitan, sehingga peranan siswa kurang
maksimal dan manfaat serta pengalaman yang didapat tidak seperti yang
diharapkan. Kompetensi dan pengalaman yang di dapat siswa pun tidak sama
karena pekerjaan yang di lakukan setiap siswa tidak sama, hal ini terjadi karena
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
68
pengurus mampu melaksanakan tugasnya secara maksimal, dan tidak terjadi lagi
pengurus yang merangkap tugas yang bukan menjadi kewenangannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
dalam pelaksanaan teaching factory yang dilakukan melalui pelatihan bagi guru
dan proses belajar mengajar bagi siswa di sekolah.
Proses belajar mengajar merupakan kesatuan kegiatan yang tidak
terpisahkan antara siswa yang belajar dengan guru yang mengajar, dan diantara
kedua kegiatan ini terjadi interaksi edukatif yang saling menunjang dan
melibatkan komponen belajar mengajar yaitu guru, siswa, tujuan, bahan, media,
dan evaluasi. PBM yang dilaksanakan di SMK N 5 Surakarta juga sudah
melibatkan komponen-komponen tersebut. Hal ini berarti PBM yang dilaksanakan
di SMK N 5 Surkarta sudah sesuai dengan pendapat Djago Tarigan yang
menyatakan bahwa komponen belajar meliputi : siswa, guru, tujuan, bahan,
metode, media, dan evaluasi.
Keberhasilan PBM tidak lepas dari peranan guru, untuk itu SMK N 5
Surakarta selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas gurunya baik dengan
mengikutsertakan dalam penataran-penataran ataupun dengan pelatihan-pelatihan.
Peranan guru dalam PBM di SMK N 5 Surakarta adalah sebagai pendidik,
pengajar, pelatih, dan pemberi motivasi kepada siswa agar menjadi tamatan yang
sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Siswa SMK N 5 Surakarta Program Teknik
Otomotif dituntut untuk selalu berperan aktif dalam PBM diantaranya dengan
adanya diskusi dan tanya jawab. Guru juga harus dapat menentukan tujuan,
bahan/materi, metode mengajar, media yang digunakan dan evaluasi yang akan
dilaksanakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam PBM.
Penentuan materi yang digunakan dalam PBM harus sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Penentuan materi PBM di SMK N 5 Surakarta juga
selalu disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan disinkronkan dengan
tuntutan dunia kerja. Penentuan bahan/materi dalam PBM juga berperan pada
tujuan PBM, karena dalam menentukan tujuan PBM, guru SMK N 5 Surakarta
selalu menyesuaikan dengan materi yang sedang diajarkan. Pelaksanaan PBM di
SMK N 5 Surakarta sudah menggunakan metode yang bervariasi dan disesuaikan
dengan kondisi siswa serta materi yang disampaikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
1) Proses Produksi
Proses produksi atau proses perakitan kendaraan roda dua dan kendaraan
roda empat sudah berjalan dengan baik dan terorganisasi dengan rapi walaupun
belum seratus persen seperti layaknya teaching factory yang ideal. Pada proses
perakitan kendaraan roda dua sudah berjalan sejak tahun 2009. Siswa SMK N 5
Surakarta telah berhasil merakit sepeda motor Kanzen yaitu, pesona-esemka dan
auriga-esemka.
Kegiatan perakitan kendaraan roda dua dan roda empat di SMK N 5
Surakarta di masukkan dalam mata pelajaran muatan lokal dan kegiatan praktek
kerja industri, namun untuk kegiatan perakitan sepeda motor Kanzen tidak
mempunyai jadwal tetap, disebabkan perakitan sepeda motor kanzen dilakukan
berdasarkan permintaan dari konsumen atau persediaan sepeda motor yang
dihasilkan.
Kegiatan proses produksi yang dilaksanakan di SMK N 5 Surakarta pada
program teknik otomotif sudah berjalan cukup baik, dilihat dari skema
pelaksanaan proses produksinya berjalan seperti layaknya sebuah dunia industri,
walaupun tidak seratus persen kondisinya sama. Dengan adanya tata tertib dan
peraturan ataupun sanksi yang diberlakukan layaknya sebuah industri,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
memberikan gambaran dan pengalaman dunia kerja atau dunia industri kepada
siswa.
72
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan analisis yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik peneliti ini adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Teaching Factory di SMK N 5 Surakarta
a. Persiapan Pelaksanaan Teaching Factory
Tahap persiapan teaching factory di SMK N 5 Surakarta dilaksanakan
dalam upaya untuk mempersiapkan siswa agar siap terjun ke teaching factory.
Selain itu persiapan teaching factory dilaksanakan agar pelaksanaan berjalan
dengan lancar sesuai yang diharapkan.
b. Proses Produksi
Pada tahap proses produksi siswa peserta teaching factory telah
melakukan proses produksi yaitu perakitan kendaraan roda dua sepeda motor
Kanzen. Disini siswa melaksanakan tugasnya yaitu sebagai mekanik merakit
sepeda motor Kanzen sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan dengan
dibimbing guru.
c. Proses Pemasaran atau Hasil Produksi
Pada proses pemasaran siswa tidak banyak terlibat. Hanya sesekali siswa
diikutkan dalam uji kualitas barang hasil produksi. Sedangkan untuk proses
pemasarannya sendiri sepenuhnya dikelola oleh guru dan staff SMK N 5
Surakarta program teknik otomotif. Hal ini di karenakan struktur organisasi yang
tidak berjalan dengan semestinya.
d. Evaluasi dan penilaian
Evaluasi teaching factory di SMK N 5 Surakarta untuk barang hasil
produksi yaitu perakitan sepeda motor Kanzen dilakukan oleh pihak konsultan
Kanzen. Sedangkan untuk evaluasi dan penilaian siswa dilakukan oleh guru
pembimbing. Aspek yang dinilai adalah sikap kerja, pengetahuan dan
commit to user
74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76
f. Disiplin
Dengan adanya tata tertib yang berlaku di teaching factory, peserta
teaching factory harus mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan adanya
peraturan yang berlaku tersebut dengan sendirinya dapat membentuk kedisiplinan
siswa.
g. Sikap Professional
Sikap professional merupakan sikap yang mampu melakukan pekerjaan
dengan keahlian dan keterampilan yang dimilikinya serta memiliki komitmen
pribadi yang mendalam atas pekerjaannya tersebut. Dengan adanya teaching
factory ini, dapat menumbuhkan sikap siswa SMK N 5 Surakarta untuk lebih
loyal dan taat dalam melaksanakan tugas-tugas di teaching factory.
3. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Teaching Factory di
SMK N 5 Surakarta dan Usaha-usaha yang Dilakukan untuk Mengatasi
Kendala –kendala Tersebut.
a. Waktu Pelaksanaan
Minimnya waktu yang tersedia untuk melaksanakan teaching factory,
mengakibatkan pelaksanaan kegiatan teaching factory yaitu perakitan kendaraan
roda dua tidak berjalan secara maksimal. Sehingga membuat guru kesulitan untuk
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran sesuai yang direncanakan. Adapun usaha
yang dilakukan untuk mengatasi hambatan ini adalah dengan membentuk tim ahli
yang di ambil dari siswa sendiri untuk membimbing teman-temannya jika ada
waktu luang, atau jika guru pembimbing tidak bisa hadir karena ada halangan.
b. Tempat Pelaksanaan Teaching Factory
Belum adanya tempat teaching factory khusus atau terpisah dari kegiatan
proses belajar mengajar. Usaha untuk mengatasi hambatan ini adalah ketua
program teknik otomotif mengusulkan untuk penambahan tempat teaching factory
sehingga kegiatan teaching factory terpisah dari proses belajar mengajar.
c. Tenaga Pengajar
Kurangnya tenaga pengajar menyebabkan beban mengajar guru sangat
tinggi, sehingga guru pembimbing dan staff yang terlibat hanya memiliki sedikit
waktu untuk mengelola dan mengembangkan teaching factory. Usaha untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77
B. IMPLIKASI
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan kesimpulan tentang
kontribusi pelaksanaan teaching factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki
dunia kerja siswa SMK N 5 Surakarta dapat dikemukakan implikasi sebagai
berikut :
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan teaching factory di SMK N
5 Surakarta dalam mempersiapkan lulusan siswa memasuki dunia kerja adalah
dilakukannya dengan berbagai tahap antara lain : tahap persiapan, tahap
produksi, tahap pemasaran dan tahap evaluasi. Dengan dilakukannya berbagai
tahap ini membuktikan bahwa siswa SMK N 5 Surakarta sudah mempunyai
pengalaman dan kemampuan merakit kendaraan sepeda motor seperti yang
dilakukan di DUDI. Dengan dilaksanakannya teaching factory merupakan
nilai tambah bagi siswa yang dapat meningkatkan kesiapan dan kelulusan
SMK N 5 Surakarta untuk memasuki dunia kerja, sehingga masyarakat akan
lebih percaya menyekolahkan anaknnya di SMK N 5 Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78
2. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan ide-ide baru yang dapat
digunakan sebagai pembaruan dunia kerja agar dapat meningkatkan
peranannya dalam dunia pendidikan dalam rangka menciptakan lulusan yang
berkualitas dan sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
3. Hasil penelitian ini dapat membuktikan kepada masyarakat bahwa lulusan
SMK N 5 Surakarta disamping mempunyai pengetahuan dan keterampilan
tentang merakit kendaraan roda dua juga mempunyai pengalaman bekerja
yang dapat digunakan sebagai bekal untuk berkompetisi di dunia kerja,
sehingga para lulusan tersebut dapat menjadi sumber daya manusia yang
unggul dan sanggup bersaing dengan para lulusan yang lain dalam
berkompetisi di dunia kerja sebagai tenaga kerja tingkat menengah. Dengan
demikian dunia kerja tidak perlu meragukan kemampuan lulusan SMK N 5
Surakarta program teknik otomotif.
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di lapangan ada beberapa
saran dan masukan sebagai berikut :
1. Dalam melaksanakan teaching factory pihak sekolah sebaiknya membuat
struktur pengelola teaching factory yang bisa bekerja dengan maksimal.
2. Dalam pelaksanaan perakitan setiap siswa mendapatkan pengalaman dan
kompetensi yang sama.
3. Sekolah SMK N 5 Surakarta diharapkan menambah tenaga pengajar di
program teknik otomotif dan menambah ruang pelaksanaan teaching factory.
4. Perencanaan waktu pelaksanaan teaching factory lebih teliti, agar tidak terjadi
berbenturan dengan kegiatan sekolah lainnya.
5. Dalam pelaksanaan perakitan peranan siswa lebih di maksimalkan.
6. Untuk SMK lain pelaksanaan teaching factory dapat memberikan masukan
dan ide-ide dalam mempersiapkan siswanya memasuki dunia kerja.
commit to user