Anda di halaman 1dari 95

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM


MEMPERSIAPKAN LULUSAN MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA
SMK NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:
IKHSAN ZAINUDIN
NIM K2507021

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
September 2012

commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini


Nama : Ikhsan Zainudin
NIM : K. 2507021
Jurusan/ Program Studi : PTK/ Pendidikan Teknik Mesin

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “KONTRIBUSI


PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM MEMPERSIAPKAN
LULUSAN MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA SMK NEGERI 5
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar hasil karya
sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, september 2012


Penulis

Ikhsan Zainudin
NIM. K2507021

commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM


MEMPERSIAPKAN LULUSAN MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA
SMK NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

Skripsi

Oleh :
Ikhsan Zainudin
K 2507021

Skripsi
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
September 2012
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim
Penguju Skripsi Fakultas Keguruan dan ILmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.

Surakarta, September 2012

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs Suwachid, M.Pd, M.T. Ngatou Rohman, S.Pd, M.Pd


NIP. 19500104 197903 1 001 NIP. 19800701 200501 1 001

commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.

Hari : …………………
Tanggal : …………………

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Suharno, S.T, M.T. _____________

Sekretaris : Budi Harjanto, S.T., M.Eng _____________

Anggota I : Drs. Suwachid, M.Pd, M.T. _____________

Anggota II : Ngatou Rohman, S.Pd, M.Pd _____________

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Sebelas Maret
a.n. Dekan
Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si.


NIP 1966 04 15 1991 03 1 002

commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Ikhsan Zainudin. KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING


FAKTORY DALAM MEMPERSIAPKAN LULUSAN MEMASUKI DUNIA
KERJA SISWA SMK NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN
2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta. September 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Pelaksanaan teaching
factory di SMK N 5 Surakarta, (2) Kontribusi pelaksanaan teaching factory dalam
mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja siswa SMK N 5 Surakarta, (3)
Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan teaching factory dan usaha-
usaha yang dilakukan dalam mengatasinya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan strategi yang
digunakan adalah penelitian deskriptif tunggal terpancang. Sumber datanya adalah
informan, tempat dan peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sam
ling
p . Teknik pengumpulan data melalui
wawancara, observasi, analisis dokumen dan arsip. Validitas data yang digunakan
adalah triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis data yang digunakan teknik
analisis model interaktif meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pelaksanaan teaching factory di
SMK N 5 Surakarta melalui tiga tahap, yaitu proses produksi, proses pemasaran,
dan evaluasi. (2) Kontribusi pelaksanaan teaching factory yaitu menambah
pengetahuan, kemampuan, pengalaman, disiplin, serta menumbuhkan sikap
profesional siswa. (3) Dalam pelaksanaan teaching factory mengalami beberapa
kendala antara lain (a) Waktu pelaksanaan teaching factory yang sangat sedikit,
(b) Belum adanya tempat khusus pelaksanaan teaching factory (c) Jumlah tenaga
pengajar, (d) Peran siswa kurang maksimal, (e). Struktur organisasi. Usaha yang
dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah (a) Memanfaatkan waktu
luang siswa, (b) Penambahan tempat pelaksanaan teaching factory, (c)
Penambahan jumlah tenaga pengajar, (d) Melakukan persiapan pelaksanaan
teaching Factory dengan sebaik-baiknya serta menambah sarana dan prasarana
teaching factory, (e) Memilih pengurus teaching factory yang mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik.

Kata Kunci : Kontribusi, Teaching Factory, Siswa SMK, Dunia Kerja

commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Ikhsan Zainudin. CONTRIBUTION OF TEACHING FACTORY IN


PREPARING GRADUATES ENTERING THE WORLD OF WORK
STUDENT SMK N 5 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2O11/2012. Thesis,
Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University of
Surakarta, September 2012.
The purpose of this study is to determine (1) implementation of teaching
factory in SMK N 5 Surakarta, (2) contribution implementation of teaching
factory in preparing graduates to enter the world of work student of SMK N 5
Surakarta, (3) constraints faced in the implementation of the teaching factory and
efforts were made to overcome.
This research is a qulitative and strategis used are descriptive study single
rooted. The source data consisted of informants, dokuments, places, and events.
The sampling technique used was purposive sampling. The technique of collecting
data through interviews, observations, and document analysis. The validity of the
data used was the triangulation of sourch (data) and method. The data analysis
technique used is interactive model analysis technique which include data
reduction, presentation of data, and drawing conclusions.
The results showed that (1) implementation of teaching factory in SMK
N 5 Surakarta implemented through three stages of production processes,
marketing processes, and evaluation. (2) Contribution teaching factory
implementation among others to increase knowledge, skills, experience, and
student discipline and cultivate students' professional attitude. (3) In the
implementation of teaching factory, the SMK N 5 Surakarta having some
problems, among others (a) execution time teaching factory are very few, (b) no
special place teaching factory implementation, (c) number of teachers still lack,
(d) the role student is less maxsimum, (e) the organizational structure. The efforts
of the SMK N 5 Surakarta to overcome these obstacles (a) enjoy free time
students, (b) additional space for the implementation of the teaching factory, (c)
increasing the number of teachers, (d) prepare in the best implementation of
teaching factory and adding infrastructure of teaching factory, (e) elect a teaching
factory capable of carrying out their duties properly.

Keywords : Contribution, Teaching Factory, Student SMK

commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

“ Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah)


dengan sabar dan shalat. Sungguh Allah bersama orang-orang yang sabar”
(Q.S Al-Baqarah : 153)

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap”
( QS. Alam Nashroh: 7-8)

“...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-


orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...”
(QS. Al Mujadilah: 11)

commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Teriring syukur pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

v Ayah dan Ibu


Doamu yang selalu menyertaiku, kerja keras dan pengorbanan yang tiada henti
dan kasih sayang yang tak ternilai. Semuanya membuatku tegar dan selalu
optimis menjalani hidup. Tiada kasih sayang yang seindah dan setulus kasih
sayangmu.

v Keluarga Besarku
Yang berada di Kuamang Kuning, Jambi maupun yang di Boyolali yang tak
pernah lelah menyemangatiku hingga aku bisa berjalan sampai disini.

v Sahabat dan Teman-teman PTM 2007


Terima kasih untuk semua kenangan dan kebersamaan kita. Semoga tidak cukup
sampai disini tapi sampai kelak dihari tua.

v Keluarga Besar Nadira


Buktikan bahwa kita bisa, pantang menyerah, tuntaskanlah jalan dan impian kita.

v Almamaterku Tercinta

commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
proposal skripsi ini. skripsi ini berjudul “Pengaruh Prestasi Praktik Kerja Industri
dan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK Negeri 5
Surakarta”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini mengalami
hambatan dan kesulitan. Namun dengan bantuan dari berbagai pihak, hambatan
dan kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu penulis menyampaikan
terima kasih kepada pihak-pihak yang dengan sepenuh hati memberi bantuan,
dorongan, dan motivasi, bimbingan dan pengarahan sehingga penyusunan skripsi
ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Pragram Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Koordinator Skripsi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Bapak Drs. Suwachid, M.Pd, M.T. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun proposal skripsi.
5. Bapak Ngatou Rohman, S.Pd, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, yang
telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun proposal
skripsi.
6. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
7. Segenap karyawan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
8. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materiil.
9. Teman-teman Program Studi Pendidikan Teknik Mesin angkatan 2007.

commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10. Kepada seluruh pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu. Terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya.
Penulisan proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi kebaikan proposal ini sangat penulis
harapkan.
Akhirnya, semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
sebagai acuan pelaksanaan penelitian dan demi semua pihak yang
memerlukannya. Semoga Alloh SWT senantiasa memberikan berkah maghfirah
bagi kita semua. Amin.

Surakarta, 03 Agustus 2012

Penulis

commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ v
HALAMAN ABSTRAK............................................................................... vi
HALAMAN HALAMAN MOTTO............................................................ viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 6
1. Tinjauan Tentang SMK ................................................................ 6
a. Pengertian Pendidikan Kejuruan ............................................ 6
b. Kurikulum .............................................................................. 7
c. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ........................ 9
2. Tinjauan Kesiapan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja ........... 11
a. Proses Belajar Mengajar ...................................................... 12
b. Teaching Factory ................................................................. 15
c. Tujuan Ujian dan Sertifikasi Keahlian ................................. 24
3. Dunia Kerja ................................................................................ 24
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Pengertian Dunia Kerja ........................................................ 24


b. Persyaratan dan Kualifikasi yang Dituntut Oleh Industri .... 27
B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 31
C. Kerangka Berfikir ............................................................................ 32
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ...................................................... 36
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ......................................................... 36
C. Sumber Data ..................................................................................... 38
D. Teknik Sampling .............................................................................. 39
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 40
F. Validitas Data ................................................................................... 41
G. Analisis Data .................................................................................... 42
H. Prosedur Penelitian .......................................................................... 44
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................. 47
1. Sejarah SMK N 5 Surakarta ....................................................... 47
2. Visi, Misi, Tujuan dan Nilai-Nilai Sekolah ............................... 47
3. Denah Gedung SMK Negeri 5 Surakarta ................................... 49
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian .................................................. 49
1. Teaching Factory di SMK N 5 Surakarta .................................. 50
2. Kontribusi Pelaksanaan Teaching Factory Dalam
Mempersiapkan Lulusan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK
N 5 Surakarta ............................................................................. 59
3. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Teaching
Factory di SMK N 5 Surakarta dan Usaha yang Dilakukan
Untuk Mengatasi Kendala-kendala Tersebut ............................. 63
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori .................. 68
1. Pelaksanaan Teaching Factory di SMK N 5 Surakarta ............. 68
2. Kontribusi Pelaksanaan Teaching Factory Dalam
Mempersiapkan Lulusan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK
N 5 Surakarta ............................................................................. 72
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Teaching


Factory di SMK N 5 Surakarta dan Usaha yang Dilakukan
Untuk Mengatasi Kendala-kendala Tersebut ............................. 73
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN..................................... 74
A. Simpulan .......................................................................................... 74
B. Implikasa .......................................................................................... 77
C. Saran................................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 79


LAMPIRAN-LAMPIRAN

commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 34
2 Model Analisis Interaktif .......................................................................... 43
3 Skema Prosedur Penelitian........................................................................ 45
4 Denah Bengkel Teknik Otomotif .............................................................. 65

commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ....................................................... 3
3 Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian.................................................... 36

commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Wawancara ............................................................................. 82


2. Panduan Wawancara ............................................................................. 84
3. Catatan Lapangan.................................................................................. 88
4. Matrik Wawancara ............................................................................. 123
5. Profil Sekolah...................................................................................... 129
6. Dokumentasi Penelitian ...................................................................... 137
7. Tata Tertib dan Sanksi Teaching Factory ........................................... 144
8. Spesifikasi Teknis Auriga Esemka dan Pesona Esemka..................... 153
9. Penelusuran Tamatan Siswa SMN 5 Surakarta .................................. 154
10. Piagam Kerja Sama ............................................................................. 155
11. Presentasi Seminar Proposal Skripsi................................................... 156
12. Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi ......................................... 157
13. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi ........ 158
14. Surat Permohonan Izin penelitian ....................................................... 159
15. Surat Permohonan Izin Penelitian dari Dikpora ................................. 160

commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidang pendidikan mempunyai peranan penting dalam menyiapkan
Sumber Daya Manusia yang berguna bagi pembangunan. Dalam rangka
menyiapkan sumber daya manusia yang dapat berperan aktif dalam pembangunan,
Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan secara terus menerus
berupaya meningkatkan peranannya melalui berbagai kebijakan penyelenggaraan
pendidikan.
Kebijakan Pemerintah dalam bidang pendidikan tercantum dalam
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor :
205/U/1999 Bab II yang berbunyi : Kebijakan Pelaksanaan Pendidikan Dasar dan
Menengah, khususnya mengenai pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan , antara
lain :
1. Meningkatkan daya tampung Sekolah Menengah Kejuruan Negeri melalui
penambahan unit gedung baru, ruang teori perbaikan fasilitas pendidikan dan
peningkatan penggunaan fasilitas pada Sekolah Menengah Kejuruan Swasta
yang berstatus disamakan dan merintis penyelenggaraan kursus-kursus singkat
dan program diploma pada Sekolah Menengah Kejuruan Swasta terpilih.
2. Melaksanakan penataan (reengineering) bidang keahlian SMK sesuai dengan
potensi dan kebutuhan serta penelusuran tamatan.
3. Menyelesaikan penyesuain kurikulum SMK, pelaksanaan uji kompetensi,dan
sertifikasi secara bertahap.
4. Peningkatan kerjasama industri melalui Pemberdayaan Majelis Pendidikan
Sekolah (MPS) dan instansi lain dalam penelengaraan Pendidikan sistem
ganda.
5. Mengupayakan peningkatan pemanfaatan fasilitas pendidikan yang ada serta
melaksanakan perawatan dan perbaikan secara sistem.

commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Memantapkan standar mutu dan pendayagunaan sarana prasarana pendidikan


melalui pembakuan dan koordinasi perencanaan, pemantapan, pelaksanaan,
dan evakuasi dampak pelaksanaan.
Disamping kebijakan-kebijakan tersebut, pendidikan yang
diselenggarakan harus dapat mengantisipasi tantangan era globalisasi. Era
globalisasi adalah suatu era yang membawa dua dampak sekaligus pada bangsa,
lembaga, bahkan pada individu, yaitu : terbukanya secara luas untuk saling
bekerjasama dan terjadinya persaingan secara ketat dan semakin tajam.
Berdasarkan Berita Resmi Statistik No. 33/05/Th. XV, 7 Mei 2012
Jumlah pengangguran pada Februari 2012 mencapai 7,6 juta orang, dengan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung menurun, dimana TPT Februari
2012 sebesar 6,32 persen turun dari TPT Agustus 2011 sebesar 6,56 persen dan
TPT Februari 2011 sebesar 6,80 persen (2012 : 5).
Pada bulan februari 2012, berdasarkan Berita Resmi Statistik No.
33/05/Th. XV, Tingkat Pengangguran Terbuka menurut pendidikan, pendidikan
menengah masih tetap menempati posisi tertinggi, yaitu TPT Sekolah Menengah
Atas sebesar 10,34 persen dan TPT Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 9,51
persen (2012).
Untuk merealisasikan visi tersebut, strategi yang dibuat ialah dengan
peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana SMK, peningkatan jumlah dan
kualitas tenaga pengajar dan kurikulum, menjalin kemitraan dengan DUDI, baik
dalam hal meningkatkan kompetensi kurikulum maupun dalam hal kerja sama
menyerap lulusan SMK, dan menerapkan model pembelajaran teaching Factory.
Teaching Factory merupakan suatu konsep pembelajaran dalam keadaan
yang sesungguhnya sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara
kebutuhan industri dan pengetahuan sekolah. Teknologi pembelajaran yang
inovatif dan praktik produktif merupakan konsep metode pendidikan yang
berorientasi pada manajemen pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar selaras
dengan kebutuhan dunia industri. Melalui pelaksanaan teaching factory SMK
Negeri 5 Surakarta mempersiapkan peserta didiknya menjadi lulusan yang siap

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kerja, cerdas, kompetitif dan memiliki kemampuan atau pengetahuan sesuai


dengan tuntutan dunia kerja.
Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Pendidikan 2010 2011 2012
Tertinggi Yang Februari Agustus Februari Agustus Februari
di Tamatkan
SD Kebawah 3,71 3,81 3,37 3,56 3,69
SMP 7,55 7,45 7,83 8,37 7,80
SMA 11,90 11,90 12,17 10,66 10,34
SMK 13,81 11,87 10,00 10,43 9,51
Diploma I/II/III 15,71 12,78 11,59 7,16 7,50
Universitas 14,24 11,92 9,95 8,02 6,95
Jumlah 7,41 7,14 6,80 6,56 6,32
(Sumber: Berita Resmi Statistik No. 33/05/Th. XV, 2012 : 5)

Pada saat ini SMK Negeri 5 Surakarta telah menerapkan program


pembelajaran teaching factory, yaitu teaching factory dengan perakitan mesin
perkakas/CNC dan perakitan sepeda motor KANZEN AURIGA. Hal ini
membuktikan bahwa SMK Negeri 5 Surakarta serius dalam mempersiapkan
peserta didiknya, agar dapat menghasilkan tamatan yang siap kerja sesuai dengan
tuntutan dunia kerja.
Pelaksanaan teaching factory di SMK N 5 Surakarta pada program
Teknik Otomotif dimulai sejak tahun 2008, dengan bekerjasama PT. Kanzen
Motor Indonesia. Siswa SMK N 5 Surakarta melakukan perakitan kendaraan roda
dua dengan komponen-komponen sepeda motor yang di suplay dari PT. Kanzen
Motor Indonesia. Produk barang hasil teaching factory siswa Teknik Otomotif
SMK N 5 Surakarta berupa kendaraan roda dua sepeda motor Kanzen Pesona-
Esemka dan Auriga-Esemka.
Dari latar belakang masalah diatas, maka kasus yang diungkap dalam
penelitian ini adalah internal lembaga. Mengingat pentingnya untuk
mensukseskan tujuan dari pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu
mencetak tenaga kerja tingkat menengah melalui teaching factory maka perlu
diketahui bagaimanakah pelaksanaan teaching factory serta konstribusi dari
pelaksanaan teaching factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki dunia
kerja. Untuk itu penulis menetapkan judul penelitian “ Kontribusi Pelaksanaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Teaching Factory Dalam Mempersiapkan Lulusan Memasuki Dunia Kerja Siswa


SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2011”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pelaksanaan teaching factory di SMK Negeri 5 Suarakarta?
2. Bagaimanakah konstribusi pelaksanaan teaching factory dalam
mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja siswa SMK Negeri 5
Surakarta?
3. Adakah kendala-kendala yang dihadapi dalam kontribusi pelaksanaan
teaching factory di SMK Negeri 5 Surakarta dan usaha yang dilakukan untuk
mengatasi kendala tersebut?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah penelitian tersebut diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Mendiskripsikan tentang pelaksanaan teaching factory yaitu perakitan
kendaraan roda dua dan roda empat di SMK N 5 Surakarta.
2. Mengetahui Kontribusi pelaksanaan teaching factory dalam mempersiapkan
lulusan memasuki dunia kerja siswa SMK Negeri 5 Surakarta.
3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan teaching
factory yaitu perakitan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat di SMK
Negeri 5 Surakarta dan usaha mengatasinya.

D. Manfaat Penelitian
Secara umum manfaat penelitian adalah menjawab masalah yang ada.
Penelitian ini diharapkan member manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan referensi dan acuan bagi penelitian yang berkaitan dengan
Kontribusi Pelaksanaan Teaching Factory di SMK.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah.
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengefektifkan kesiapan siswa dalam
menghadapi dunia kerja di SMK terutama menyangkut kualitas lulusan siswa.
b. Bagi Dunia Kerja / Dunia Industri
Sebagai masukan bagi dunia kerja/dunia industri yang menjadi institusi
pasangan untuk semakin meningkatkan peran sertanya dalam pelaksanaan
teaching factory bagi siswa SMK Negeri 5 surakarta pada khususnya.
c. Sebagai bahan untuk menambah khasanah pustaka dan sebagai salah satu
sumber bagi peneliti selanjutnya.
d. Bagi Program Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sebelas maret
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam mengefektifkan kesiapan
mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja terutama menyangkut kualitas
lulusan mahasiswa program Pendidikan Teknik Mesin UNS.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Tentang SMK


a. Pengertian Pendidikan Kejuruan
Pendidikan di Indonesia dibagi menjadi dua jalur, yaitu jalur prndidikan
sekolah dan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah dilasanakan oleh lembaga
formal, dilakukan disekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang terprogram
secara teratur, berjenjang, berkesinambungan dan memakan waktu yang lama.
Jalur pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan diluar
sekolah baik dilembagakan maupun tidak, bahan yang diajarkan bersifat praktis
(ketrampilan) dan dirasakan kebutuhan pada saat sekarang. Menurut UUSPN
pasal 11 ayat 1, “jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum, kjuruan,
luarbiasa, keagamaan, akademik dan pendidikan professional.
Menurut penjelasan atas UUSPN, pasal 11 ayat 1,”… pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mengandung misi untuk
mendidik dan membelajarkan anak agar mempunyai kemampuan akademis dan
ketrampilan yang siap untuk terjun dilapangan kerja.” Sedangkan House Commite
on Education and Labour menyatakan bahwa :
Pendidikan kejuruan adalah suatu bentuk pengembangan bakat,
pendidikan dasar ketrampilan dan kebiasaan yang mengarah pada dunia
kerja yang dipandang sebagai latihan ketrampilan.Program kejuruan
merupakan program pengembangan dan bukan program terminal,
mempersiapkan siswa kepada pilihan maksimal untuk melanjutkan studi
atau mendapatkan pekerjaan. (Oemar Hamalik, 1992 : 24)
Sedangkan definisi pendidikan kejuruan menurut Arikunto “Sebagai
pendidikan khusus yang direncanakan untuk menyiapkan peserta didik untuk
memasuki dunia kerja tertentu” (1998 : 18).
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas dapat diartikan bahwa
pendidikan kejuruan memiliki peran untuk menyiapkan peserta didik agar siap
kerja di lingkungan tingkat menengah, baik bekerja secara mandiri maupun
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Sehingga tujuan dalam pendidikan


kejuruan secara garis besar membimbing siswa agar memiliki skill yang memadai
dapat tercapai. Oleh karena itu, arah pengembangan pendidikan kejuruan
diorientasikan pada pemenuhan permintaan pasar kerja, meskipun tidak menutup
kemungkinan peserta didik melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Pendidikan kejuruan merupakan bentuk pendidikan yang mempersiapkan
peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Pernyataan tersebut
mengandung pengertian bahwa setiap institusi yang menyelenggarakan
pendidikan kejuruan harus berkomitmen menjadikan tamatannya mampu bekerja
dalam bidang tertentu. Pengertian mampu dalam hal ini bisa berarti mampu
memilih karir sesuai dengan bakat, minat serta kesempatan yang ada, mampu
memasuki dunia kerja , mampu berkompetisi serta mampu mengembangkan diri.
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas dapat diartikan bahwa
pendidikan kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang lebih
mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja
dalam bidang tertentu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki untuk
berkompetisi di dunia kerja.

b. Kurikulum SMK
Kurikulum SMK dalam menyiapkan siswa didiknya agar menjadi
tamatan yang siap kerja dikelompokkan menjadi tiga program yaitu : normative,
adaptif, dan produktif. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1) Program Normatif
Program normatif merupakan kelompok diklat yang berfungsi
membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma
kehidupan sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial (anggota masyarakat)
baik sebagai warga Negara Indonesia maupu sebagai warga dunia. Program ini
berisi mata diklat yang menitikberatkan pada norma, sikap, dan prilaku yang harus
diajarkan, ditanamkan dan dilatihkan pada peserta didik. Mata diklat ini meliputi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Sejarah Nasional


dan Umum.

2) Program Adaptif
Program adaptif merupakan kelompok mata diklat yang berfungsi
membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang
luas dan kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan
sekitar. Program ini berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada pemberian
kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan
prinsip dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diterapkan pada
kehidupan sehari-hari sebagai landasan untuk bekerja. Mata diklat ini meliputi
Matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan
Sosial,KKPI, dan Kewirausahaan.

3) Program Produktif
Program produktif merupakan kelompok mata diklat yang berfungsi
membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai dengan standar di
dunia kerja. Program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena
itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha atau industri atau asosiasi profesi.
Kelompok Mata Pelajara produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi
membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada,
maka digunakan standar kompetensi yang disepakati oleh forum yang di anggap
mewakili dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif bersifat
melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia
usaha / industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik
sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian. Adapun mata diklat ini pada
program keahlian teknik mesin meliputi Gambar Teknik, Pengetahuan Dasar
Teknik Mesin (PDTM), Motor Bakar, Kelistrikan Otomotif, dan lain-lain.
Pada dasarnya penyusunan kurikulum SMK merupakan suatu proses
dalam merencanakan, mengorganisasi, mengimplementasikan, dan mengevaluasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

keseluruhan kegiatan pembelajaran baik disekolah maupun di institusi pasangan.


Pengelompokan kurikulum di atas dapat diartikan sebagai upaya SMK dalam
menetapkan kompetensi yang harus dikuasai tamatan sesuai dengan tuntutan
dunia pasar kerja, menentukan materi pembelajaran yang harus dipelajari, serta
menentukan kegiatan dan pengalaman belajar yang harus dilalui oleh peserta
didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan dapat menguasai pengetahuan,
mengembangkan ketrampilan, dan menanamkan sikap professional sesuai dengan
tuntutan dunia kerja.

c. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan


Adapun secara umum tujuan dari Sekolah Menengah Kejuruan yang
tercantum dalam GBPP, yaitu bahwa pendidikan menengah kejuruan sebagai
bagian dari pendidikan menengah dalam system pendidikan nasional yang
bertujuan :
1) Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta dapat
mengembangkan sikap professional dalam bidangnya masing-masing.
2) Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu berkompetensi
dan mampu mengembangkan diri dibidangnya masing-masing.
3) Menyiapkan siswa untuk mengisi tenaga kerja tingkat menengah yang
mandiri (bekerja untuk diri sendiri) dan atau untuk mengisi kebutuhan
dunia kerja dibidangnya masing-masing.
4) Menyiapkan tamatan agar menjadi warga Negara yang produktif, adaptif,
dan kreatif, khususnya dibidangnya masing-masing (Kuriulum
SMK,GBPP, 1998).
Menurut penjelasan atas UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional pasal 15, merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Adapun tujuan pendidikan menengah kejuruan sebagai berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

1) Tujuan Umum
a) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
b) Mengembangkan potensi peserta didik, agar menjadi warga Negara
yang berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
demokratis dan bertanggung jawab.
c) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan
kebangsaan, memahami, dan menghargai keanekaragaman budaya
bangsa Indonesia.
d) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian
terhadap lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam
dengan efektif dan efisien.

2) Tujuan Khusus
a) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu
bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha
dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai
dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.
b) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet, dan gigih
dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan
mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang
diminati.
c) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri
maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih baik.
d) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai
dengan program keahlian yang dipilih. (Depdiknas-Kurikulum
SMK,2004 : 7)
Untuk merealisasika tujuan-tujuan tersebut di atas, SMK Negeri 5
Surakarta merealisasikan kegiatan-kegiatan belajar atau teaching factory.
Teaching factory merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

professional yang menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan


industri dan pengetahuan sekolah. Memadukan secara sistematik dan sinkron
program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh
melalui kegiatan teaching factory, menciptakan tamatan sebagai warga Negara
yang baik, berahlak mulia, mampu beradaptasi dengan lingkungan, dan mampu
memasuki dunia kerja sebagai tenaga kerja tingkat menengah.

2. Tinjauan Kesiapan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja


Seperti telah kita ketahui bahwa pendidikan yang diselenggarakan harus
dapat mengantisipasi tantangan era globalisasi pada SMK khususnya dan sekolah
pada umumnya. Proses globalisai mengakibatkan restrukturasi dunia di sertai
banjir informasi yang berdampak terhadap kehidupan nyata. Kita adalah bagian
dari masyarakat informasi (information based society) yang memberikan peluang
partisipasi (participation opportunity) dan produktivitas sehingga dapat
berkonstribusi terhadap perkembangan keluarga, masyarakat dan bangsa. Menurut
Semiawan R.Chony atau Human Capacity Development (HCD) adalah hasil
interaksai antar individu dan masyarakat yang memiliki peluang berpartisipasi
“terkait dengan itu adalah masalah jenis kelamin, rakyat di daerah terpencil dan
rakyat miskin yang memiliki kendala partisipasi” (1998 : 9). Perkembangan
kemampuan manusia terkait erat dengan peluang partisipasi karena mewakili
perangkat masukan (set of input) yang menumbuh kembangkan kemampuan
manusia. Karena kondisi yang berubah-ubah terus menerus, diperlukan bukan saja
pemahaman, tetapi tindakan dan refleksi (action and reflection) terhadap tuntutan
zaman. Untuk itu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dituntut untuk fleksibel,
terbuka, berfikir kreatif, berfikir kritis, ketangkasan yang bersifat komplek namun
cermat, yang terkait dengan media informasi yang semakin canggih, kepekaan dan
kemampuan mengidentifikasikan dan mengatasi masalah, serta kemampuan kerja
sama antar manusia adalah tuntutan terhadap sekolah terutama di SMK (Sekolah
Menengah Kejuruan) untuk dikembangkan.
Kesiapan menurut Simpson yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono
adalah “kemampuan penempatan diri dalam keadaan dimana akan terjadi suatu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

gerakan atau rangkain gerakan” (1994:29). Sedangkan menurut kamus besar


bahasa Indonesia Edisi ke dua mengartikan “kesiapan adalah sedia sudah sedia,
disediakan (tinggal memakai atau menggunakan saja), terampil dan professional
serta dapat langsug (tanpa latihan lagi) menjalankan pekerjaan” (1996:934).
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kesiapan
merupakan suatu titik kematangan dimana seseorang dapat menempatkan diri dan
memiliki kemampuan jasmani dan rohani untuk melakukan suatu gerakan.
Dengan demikian kesiapan siswa SMK berarti siswa SMK telah memiliki
kematangan dan kemampuan jasmani serta rohani dalam melakukan suatu gerakan
yang akan dijalaninya setelah ia lulus nanti. Kesiapan siswa SMK dapat diketahui
melalui pendidikan system ganda, proses belajar mengajar, teaching factory dan
uji sertifikasi keahlian. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Proses Belajar Mengajar


1) Pengertian Proses
Menurut Muh. Uzer Usman, “Proses merupakan interaksi semua
komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama
lainnya saling berhubungan (interdependent) dalam ikatan untuk mencapai
tujuan” (2001 : 5).
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa proses adalah
urutan langkah yang menyangkut tingkah laku atau perbuatan dimana satu sama
lain saling berhubungan (interdependent) dalam ikatan untuk mencapai suatu
tujuan.

2) Pengertian Belajar
Beberapa ahli telah mencoba merumuskan atau membuat tafsiran tentang
belajar. Seringkali pula rumusan dan tafsiran mereka itu berbeda satu sama lain.
Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar,
terlebih dahulu akan beberapa definisi para ilmuwan yang dikutip dari buku
psikologi pendidikan M. Ngalim Purwanto (1997: 84) sebagai berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

a) Gagne dalam buku The Conditions of Learning (1997) menyatakan bahwa:


“Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya
(performancenya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke
waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”
b) Morgan dalam buku Introduction of Psycology (1978) mengemukakan :
“Belajar adalah setiap perbuatan yang relatif menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”
c) Witherrington, dalam buku Educational Psycology mengemukakan :
“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan
diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.”
d) Cronbach dalam bukunya Educational Psycology menyatakan : “Learning
is shown by change in behavior as a result of experience.” (Cronbach,
1954: 47).
Dengan demikian, belajar yang efektif adalah melalui pengalaman.
Dalam proses belajar, seseorang berinteraksi langsung dengan objek belajar
dengan menggunakan semua alat inderanya.
e) Oemar Hamalik mendefinisikan belajar (learning) merupakan proses
perubahan tingkah laku sebagai dari pengalaman dan latihan. (Oemar
Hamalik, 1990: 60).
Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan
adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang
belajar, yaitu bahwa :
a) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi
juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
b) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman.
c) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap,
harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

Dengan demikian dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu proses


perubahan tingkah laku pada diri seseorang, dimana perubahan tingkah laku ini
timbul sebagai akibat dari latihan-latihan yang dialaminya secara terorganisir.

3) Pengertian Mengajar
Pada dasarnya mengajar merupakan tugas utama dari seorang guru
sebagai pendidik. Mengajar merupakan suatu perbuatan yang bersifat unik dan
sederhana. Dikatakan unik karena hal ini berkenaan dengan manusia yang belajar
yakni siswa dan yang mengajar adalah guru. Sederhana karena mengajar
dilaksanakan dalam keadaan praktis dikehidupan sehari-hari, mudah dihayati oleh
siapa saja dan pada prinsipnya mengajar adalah membimbing siswa dalam proses
belajar mengajar.
Menurut Slameto, “mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa
pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita” (1995: 29). Adapun defenisi
lain di negara-negara modern yang sudah maju mengatakan bahwa mengajar
adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Defenisi ini menunjukkan
bahwa yang aktif adalah siswa, yang mengalami proses belajar. Guru hanya
membimbing, menunjukkan jalan dengan memperhitungkan kepribadian siswa.
Kesempatan untuk berbuat dan aktif berpikir lebih banyak diberikan kepada
siswa.
Mengajar didefinisikan oleh Sudjana, “Sebagai alat yang direncanakan
melalui pengaturan dan penyediaan kondisi yang memungkinkan siswa
melakukan berbagai kegiatan belajar seoptimal mungkin” (2000: 37).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu
kegiatan membimbing dan mengorganisasikan lingkungan sekitar anak didik, agar
tercipta lingkungan belajar yang kondusif yang memungkinkan terjadinya proses
belajar yang optimal.
4) Pengertian Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal
dengan guru sebagai pemeran utamanya. Dalam proses belajar mengajar sebagian
besar hasil belajar peserta didik ditentukan oleh peranan guru sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

pembimbing dalam kegiatan belajar siswa. Guru yang kompeten akan lebih
mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu
mengelola proses belajar mengajar sehingga hasil belajar siswa berada pada
tingkat yang optimal.
Menurut Muh Uzer Usman, “Proses belajar mengajar adalah suatu
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu” ( 2001 : 4). Sedangkan menurut Djago Tarigan, “Proses belajar
mengajar yaitu suatu proses kegiatan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan
pengealuasian program pengajaran” (1990 : 38)
Berdasarkan kedua pendapat tersebut diatas peneliti menyimpulkan
bahwa proses belajar mengajar adalah suatau kesatuan kegiatan yang tidak
terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar, dan antara kedua
kegiatan ini terjadi interaksi edukatif yang saling menunjang dan melibatkan
komponen proses belajar mengajar.
Dalam proses belajar mengajar terdapat tiga kegiatan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi program pengajaran. Kegiatan ini melibatkan
komponen proses belajar mengajar. komponen proses belajar mengajar meliputi :
Siswa, Guru, Tujuan, Bahan, Metode, Media, Evaluasi (Djago Tarigan, 1990 : 40)

b. Teaching Factory
1) Pengertian Teaching Factory
Teaching Factory adalah suatu konsep pembelajaran dalam suasana
sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara
kebutuhan industri dan pengetahuan sekolah. Teknologi pembelajaran yang
inovatif dan praktek produktif merupakan konsep metode pendidikan yang
berorientasi pada manajemen pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar selaras
dengan kebutuhan dunia industri. (Brosur IGI, 2007).
Pembelajaran keahlian atau ketrampilan yang dirancang dan
dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya (real
job) untuk menghasilkan barang atau jasa yang sesuai dengan tuntutan pasar atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

konsumen. Dengan kata lain barang yang diproduksi dapat berupa hasil produksi
yang dapat dijual atau yang dapat digunakan oleh masyarakat, sekolah atau
konsumen.
Teaching factory sebagai salah satu strategi pembelajaran memiliki
beberapa tujuan. Dalam makalah yang dipublikasikan American Society for
Engineering Education Annual Conference and Exposition, Alptekin, et al
menyatakan bahwa tujuan teaching factory ialah:
a) to graduate better professionals by providing leading edge concepts in
modern manufacturing, enabling them to effectively compete in today's
industry
b) to enhance the current curriculum that will focus on modern
manufacturing concepts
c) to demonstrate viable solutions to the dynamics of technological
challenges across the entire integrated business enterprise
d) to transfer technology and information from and to partner companies
as well as local companies, with student activities, team projects and
senior p rojects as the primary vehicle (2001: 1)

Menghasilkan lulusan yang professional di bidangnya, mengembangkan


kurikulum yang fokus pada konsep modern, mendemonstrasikan solusi yang tepat
untuk tantangan yang dihadapi dunia industri, serta transfer teknologi dari industri
yang menjadi partner dengan siswa dan institusi pendidikan.
Sementara pengembangan teaching factory di Penn State Univesity, The
University of Puerto Rico-Mayagues, The University of Washington, dan Sandia
Natinal Labs bertujuan untuk
a) Learning factories at each patner institution integrally coupled to tho
curriculum for hands-on exprince in design, manufacturing, and product
realization.
b) A practice-based enginering curriculum which balances analytical and
theorytical knowledge with manufacturing, desaign, businiess realities,
and profesional skill (Jorgensen, et al. 2995: 2).

Memberikan pengalaman nyata dalam desain, manufaktur, dan realisasi


produk yang dirancang serta mengembangkan sebuah kurikulum yang memiliki
keseimbangan antara pengetahuan teori dan analisis dengan manufaktur,
perancangan, kegiatan bisnis, dan ketrampilan yang professional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

Program Teaching Factory (TEFA) merupakan perpaduan pembelajaran


yang sudah ada yaitu Competency Based Training (CBT) dan Production Based
Training (PBT), dalam pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau
keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan
standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai
dengan tuntutan pasar/ konsumen.
Dalam konsep sederhana Teaching factory merupakan pengembangan
dari unit produksi yang sudah dilaksanakan di SMK –SMK. Sebenarnya konsep
teaching factory merupakan salah satu bentuk pengembangan dari sekolah
kejuruan menjadi model sekolah produksi. Menurut Greinert dan Weimann dalam
Heru Subroto (2004), terdapat tiga model dasar sekolah produksi, yaitu: 1)
Sekolah produksi sederhana (Dereinwickelte produktionsschullyp Training Cum
production); 2) Sekolah produksi yang berkembang (Der einwickelte
produktionsschullyp) dan 3) Sekolah produksi yang berkembang dalam bentuk
pabrik sebagai tempat belajar (Der einwickelte produktionsschullyp inform der
Lernfabrik Prroduktion Training Corporation).
Model yang ketiga, yaitu Sekolah produksi yang berkembang dalam
bentuk pabrik sebagai tempat belajar (Der einwickelte produktionsschullyp inform
der Lernfabrik Prroduktion Training Corporation) selanjutnya dikenal dengan
Teaching factory Model.Penyelenggaraan model ini memadukan sepenuhnya
antara belajar dan bekerja, tidak lagi memisahkan antara tempat penyampaian
materi teori dan tempat materi produksi (praktik).
Pelaksanaan teaching factory di sekolah menengah kejuruan di Indonesia
menurut Moerwishmadhi yaitu dengan mendirikan unit usaha atau perusahaan di
dalam sekolah (2009). Unit usaha atau pabrik tersebutberproduksi untuk
menghasilkan barang dan jasa yang memenuhi standar kualitas sehingga dapat
diterima oleh masyarakat atau konsumen. Dengan kegiatan produksi yang bisa
menghasilkan barang atau jasa yang memiliki nilai jual, SMK dapat secara luas
mengembangkan potensinya untuk menggali sumber-sumber pembiayaan
sekaligus merupakan sumber belajar.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

Adapun dalam proses pembentukan struktur organisasi manajemen


produksi kecil akan disusun sesuai bentuk struktur organisasi di pabrik serta
keterlibatan siswa yang bertugas dalam jangka waktu selama satu tahun akan
dipandu oleh guru produktif yang bertindak sebagai konsultan, assesor serta
fasilitator. Beberapa bagian dalam rencana pelaksanaan pekerjaan tersebut
meliputi : kesiapan ruang produksi beserta peralatan dan bahan pendukung, tenaga
penjualan/ pemasaran, tenaga pembelian, pengelola gudang, kasir dan bagian
administrasi produksi serta pekerjanya. Tidak sedikit lembaga pendidikan
kejuruan yang senantiasa berusaha dan bekerja secara optimal dalam memotivasi
dan merespon penyaluran alumninya, baik sebagai tenaga kerja yang mengisi
lingkup pekerjaan maupun yang membuka lapangan kerja sendiri. Namun karena
minimnya informasi akan peluang kerja merupakan kendala dan kenyataan pahit
yang harus diterima bagi jajaran sekolah yang berada di daerah jauh dari kegiatan
bursa kerja/ bisnis.
Dengan adanya program teaching factory merupakan langkah positip
yang ditawarkan melalui kebijakan pemerintah guna mengembangkan jiwa
enterpreneur, dengan harapan tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK) mampu
menjadi aset daerah dan bukan menjadi beban daerah. Pembelajaran berbasis
produksi dalam paradigma lama hanya mengutamakan kualitas produk barang
atau jasa tetapi hasil dari produksi tersebut tidak ada dipakai atau di pasarkan
hanya semata – mata untuk menghasilkan nilai dalam proses belajar mengajar.

2) Model Pembelajaran Teaching Factory


Pengajaran teaching factory sebagai suatu pendekatan yang
menggabungkan belajar dan lingkungan kerja yang realistis dan muncul
pengalaman belajar yang relevan. Ini adalah proses praktek yang,
mengintegrasikan aplikasi berorientasi pelatihan dengan pendekatan pemecahan
masalah.
Teaching Factory adalah sebuah konsep pembelajaran yang bertujuan
untuk mengenalkan gambaran industri secara langsung pada siswa sehingga
memungkinkan mereka untuk belajar memahami, mengeksplorasi dan memiliki
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

pengalaman secara jelas dengan operasi penuh seperti industri. Siswa akan mudah
memahami pembelajaran yang diberikan oleh guru dan siswa dapat berlatih
proses, cara, atau pengoperasaian secara real time.
Dengan cara ini keterampilan siswa dapat dikembangkan dan dapat
memberikan kepercayaan yang lebih baik dari apa yang telah siswa pelajari
dengan menggunakan pendekatan student center. Banyak manfaat yang di dapat
dari pelaksanaan konsep teaching factory, menurut Yahya dan Muhamad
diantaranya adalah :
a) Proses belajar menjadi lebih efektif bagi siswa karena mengekspos ke
lingkungan yang realistis.
b) Meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran juga sikap dan pola
piker guru dan siswa.
c) Para siswa akan terbiasa dengan sifat multidisiplin dan rekayasa seperti
diindustri.
d) Memastikan bahwa siswa dapat memahami, menggunakan, memelihara
atau memperbaiki berbagai peralatan dan mesin di lantai pabrik, terlepas
dari pekerjaan utama mereka.Siswa akan belajar dan mengambil
tanggung jawab untuk berkomunikasi dengan seorang pelanggan,
perencanaan dan penjadwalan bekerja dengan baik dan memastikan
kualitas yang dicapai sebagaiman disyaratkan oleh spesifikasi order .
e) Siswa memungkinkan untuk berhubungan erat dengan aspek pekerjaan
studi mereka dan mengurangi kesenjangan antara kebutuhan industri dan
pelatihan.
f) Peneliti atau fakultas juga sepenuhnya dapat memanfaatkan penggunaan
Teaching Factory untuk penelitian dan kegiatan pendidikan.
g) Kerjasama aktif dengan industri juga dapat mempertahankan relevansi
dan dengan demikian memungkinkan untuk mendapatkan keuntung dari
teknologi terbaru. Selain itu guru dan siswa mengalami-proyek nyata
dalam kehidupan dan mengamati standar industri.
h) Perusahaan multinasional dan organisasi lainnya akan memberikan dana
bantuan khusus untuk membantu teaching factory membangun citra
mereka sebagai pusat keterampilan belajar kepada siapa pun.
i) Konsep yang tidak hanya menggabungkan teknologi yang terbaru tetapi
juga proses dan teknologi konvensional sebelumnya selain menunjukkan
kemajuan teknologi yang berharga (2010: 5).

Tujuan dari model pembelajaran teaching factory dilandasi oleh tuntutan


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 (KTSP), model pembelajaran
yang berbasis produksi dan pembelajaran di dunia kerja, dukungan mutu
pendidikan dan latihan yang berorentasi hubungan sekolah dengan dunia industri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

dan dunia usaha menerapkan unit produksi di sekolah. Landasan lain adalah
semakin mahalnya biaya bahan praktik siswa, peralatan yang harus terpelihara
dalam kondisi standar, motivasi untuk meningkatkan kesejahteraan bagi warga
sekolah serta menimbulkan kepercayaan diri dan juga kebanggaan bagi
lulusannya.
Secara umum pembelajaran dengan model pembelajaran teaching factory
ini bertujuan untuk melatih siswa untuk mencapai ketepatan waktu, kualitas yang
dituntut oleh industri, mempersiapkan siswa sesuai dengan kompetensi
keahliannya, menanamkan mental kerja dengan beradaptasi secara langsung
dengan kondisi dan situasi industri, menguasai kemampuan manajerial dan
mampu menghasilkan produk jadi yang mempunyai standar mutu industri.

3) Manajemen Teaching Factory


Manajemen teaching factory yang dimaksudkan adalah kegiatan
pengelolaan teaching factory. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen
sebagai, “sebuah proses perencanaan, pengorganisasian dan pengkoordinasian,
serta pengawasan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan
efesien” (2006). Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Dengan pengertian tersebut, fungsi
manajemen kemudian dikelompokkan menjadi tiga meliputi: perencanaan
(planning), pelaksanaan (organizing) , dan pengawasan (controlling).

a) Perencanaan (planning)
Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa, “perencanaan adalah proses
mempersiapkan rangkaian pengambilan keputusan untuk dilakukannya tindakan
dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi” (1988). Adapun aspek-aspek
perencanaan meliputi : 1) apa yang akan dilakukan; 2) siapa yang melakukan; 3)
kapan dilakukan; 4) dimana dilakukan; 5) bagaimana dilakukan; dan 6) apa saja
yang diperlukan agar tercapai tujuan secara maksimal. Perencanaan bertujuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

untuk 1) sebagai standarpengawasan; 2) mengetahui kapan pelaksanaan dan


selesainya suatu kegiatan; 3) mengetahui siapa saja yang terlibat, baik kualifikasi
maupun kuantitasnya; 4) mendapatkan kegiatan-kegiatan yang sistematis
termasuk biaya dan kualitas pekerjaan; 5) meminimalkan kegiatan-kegiatan yang
tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga, dan waktu; 6) memberikan
gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan; 7) menyerasikan dan
memadukan beberapa subkegiatan; 8) mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal
ditemui; dan 9) mengarahkan pada pencapaian tujuan (Husaini : 2006).

b) Pelaksanaan (organizing)
Pengorganisasian adalah kegiatan mengidentifikasi dan memadukan
sumber-sumber yang diperlukan ke dalam kegiatan yang akan dilakukan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sudjana,2000). Sumber-sumber itu
meliputi tenaga manusia, fasilitas, alat-alat, dan biaya yang tersedia atau dapat
disediakan. Pengorganisasian menekankan pentingnya tingkah laku orang-orang
yang diberikan peranan dan tugas. Pengaturan tingkah laku orang-orang yang
diberikan peranan dan tugas dapat dilakukan dengan menetapkan pembagian
kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan
organisasi. Organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi
yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif.

c) Pengawasan (controlling)
Pengawasan merupakan suatu proses yang harus dilakukan secara
sistematis dan rasional sesuai dengan pedoman-pedoman yang telah dimiliki
(seperti rencana, tujuan, dan petunjuk-petunjuk umum organisasi). Proses
pengawasan meliputi kegiatan penentuan tujuan yang pragmatis, menetapkan
standar “performance”, mengadakan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan,
mengadakan koreksi atau modifikasi terhadap segala bentuk penyimpangan yang
terjadi (Burhanuddin : 1994)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

4) Faktor Pendukung Teaching Factory


Secara garis besar faktor penting yang menentukan berjalan atau tidaknya
program teaching factory di sekolah adalah faktor sekolah dan guru. Untuk
meningkatkan kompetensi siswa SMK, pemerintah menargetkan 70 persen SMK
di Indonesia memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) serta berakreditasi
minimal B.

a) Faktor Sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang diizinkan untuk mengadakan
proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Sekolah bersama dengan dinas
pendidikan mengembangkan kurikulum sesuai dengan perkembangan
pengetahuan dan kebutuhan dunia kerja. Sejalan dengan hal tersebut muncul
strategi-strategi baru untuk meningkatkan kualitas sekolah, diantaranya dengan
teaching factory. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
melalui dinas pendidikan terkait memberikan bantuan kepada SMK berupa
kemudahan izin untuk menyelenggarakan pendidikan berbasis produksi dan
pengakuan standar mutu atas produk-produk yang dihasilkan SMK, selain itu
dinas pendidikan juga membantu pengembangan keahlian yang diterapkan di
SMK. Dengan keaktifan dari pihak sekolah memungkinkan teaching factory
berjalan dengan baik tidak hanya dari segi pendidikan, tetapi juga dari dunia
usaha.

b) Faktor Guru
Guru adalah nahkoda dikelas saat proses belajar, karena guru adalah
orang yang paling tahu tentang kondisi saat itu dan bagaimana tindakan yang
harus dilakukan. Teaching factory memerlukan perhatian yang serius dari semua
pihak yang terlibat agar tujuan yang ditetapkan dapat terlaksana. Guru memiliki
tanggung jawab yang besar dalam hal ini, selain sebagai konsultan, asesor dan
fasilitator guru juga memiliki tanggung jawab moral kepada siswanya untuk
memberikan yang terbaik kepada mereka baik dari segi pengetahuan maupun
ketrampilan yang diajarkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

5) Elemen teaching factory


Teaching factory merupakan suatu konsep pembelajaran pada tingkat
yang sesungguhnya, untuk itu ada beberapa elemen penting dalam teaching
factory yang perlu dikembangkan yaitu :

a) Standar Kompetensi
Standar kompetensi yang dikembangkan dalam teaching factory adalah
kompetensi- kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia industri. Dengan
pengajaran yang berbasis kompetensi pada industry diharapkan siswa siap
menghadapi tuntutan kebutuhan kompetensi dunia industri. Kompetensi tersebut
ditimbulkan dari interaksi dalam menyelesaikan problem industri.

b) Siswa
Penggolongan siswa teaching factory adalah berdasarkan kualitas
akademis dan bakat/minat. Siswa dengan kualitas yang seimbang antara akademis
dan ketrampilan bakat/minat memperoleh prosentase yang besar untuk masuk
dalam program ini.Siswa yang kurang dalam dua hal tersebut direkomendasikan
untuk mengambil bagian yang termudah.

c) Media belajar
Teaching Factory menggunakan pekerjaan produksi sebagai media untuk
proses pembelajaran. Pekerjaan produksi dapat berupa industrial order atau
standar produk. Produk ini harus dipahami terlebih dahulu oleh instruktur sebagai
media untuk pengembangan kompetensi melalui fungsi produk, dimensi, toleransi,
dan waktu penyelesaian.

d) Perlengkapan dan peralatan


Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
(1) Pemeliharaan perlengkapan dan peralatan yang optimal
(2) Investasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

(3) Manfaatkan untuk memfasilitasi pengembangan kompetensi siswa


bersamaan dengan penyelesaian pekerjaan “Production” pada tingkat
kualitas terbaik.

c. Tujuan Ujian dan Sertifikasi Keahlian


Menurut GBPP kurikulum SMK, ujian dan sertifikasi keahlian bertujuan
untuk :
1) Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap keahlian yang dimiliki
peserta baik yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan di
SMK, maupun yang diperoleh di luar proses tersebut.
2) Mendorong peserta untuk meraih penguasaan kompetensi terstandar,
sehingga mudah untuk dipasarkan.
3) Memacu SMK untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan dengan
mutu standar (1997:17).

3. Dunia Kerja
a. Pengertian Dunia Kerja
Dunia kerja terdiri dari dua kata yaitu dunia dan kerja. Menurut Kamus
Bahasa Indonesia Kontemporer (1991:372): “ Dunia adalah lingkungan atau
lapangan kehidupan”. Sedangkan “Kerja adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mencari nafkah atau kegiatan melakukan sesuatu”. Berdasarkan pengertian
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dunia kerja adalah suatu lingkungan
yang mana terjadi kegiatan melakukan sesuatu dengan maksud mencari nafkah.
Dalam membahas dunia kerja kita tidak akan terlepas dari masalah
pekerjaan. Yang dimaksud dengan pekerjaan adalah kegiatan manusia untuk
memperoleh pendapatan. Menurut Suroto, “Pekerjaan adalah setiap kegiatan yang
menghasilkan barang/jasa bagi diri sendiri atau orang lain, baik orang yang
melakukan dibayar atau tidak” (1992:15). Setiap manusia akan selalu
membutuhkan pekerjaan guna melangsungkan hidupnya karena pekerjaan
merupakan sarana bagi kita untuk mendapatkan pendapatan guna memenuhi
kebutuhan pokok atau kebutuhan sehari-harinya, disamping juga ada unsur-unsur
pribadi lainnya seperti untuk mengaktualisasi diri, menguji kemampuan diri juga
sekaligus kita mungkin dapat melayani orang lain melalui jasa kita atau dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

apa yang kita kerjakan dalam pekerjaan kita. Bekerja mengandung arti
melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan karya yang dapat dinikmati.
Dapat pula diartikan bekerja adalah aktivitas manusia baik itu fisik maupun
mental dan dasarnya adalah bawaan dan mempunyai tujuan untuk mendapatkan
kepuasaan. Faktor pendorong penting yang menyebabkan manusia bekerja adalah
adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.
Dunia kerja pada saat ini sarat dengan kompetisi. Adapun pengertian
kompetisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “Pertandingan yang
mengharuskan semua pihak untuk saling bersaing”. Jadi di dunia kerja setiap
orang dituntut untuk saling bersaing demi mendapatkan apa yang mereka inginkan
dalam kehidupannya. Di masa sekarang ini usaha untuk mendapatkan pekerjaan
bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi dalam kondisi negara saat ini. Saat ini
jumlah tenaga kerja jauh lebih besar dibandingkan dengan kesempatan kerja yang
tersedia. Hal ini menuntut orang untuk bersaing dan berlomba dalam memasuki
pasar kerja. Berikut akan dijelaskan mengenai faktor yang mempengaruhi
dinamika pasar kerja.

1) Tenaga kerja (manpower)


Tenaga kerja adalah daya manusia untuk melakukan pekerjaan.
Pengertian umum tersebut sesuai dengan pengertian tenaga kerja yang dimuat
dalam UU Pokok Ketenagakerjaan No. 14 tahun 2003 yaitu “Seseorang yang
mampu melakukan pekerjaan dengan baik guna menghasilkan jasa atau barang
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat”. Sebagian dari jumlah penduduk usia
kerja yang mempunyai pekerjaan dan yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi
secara aktif atau pasif mencari pekerjaan disebut angkatan kerja. Dengan kata lain
juga dapat dikatakan bahwa angkatan kerja ialah bagian penduduk yang mampu
dan bersedia melakukan pekerjaan.

2) Kesempatan Kerja (employment) dan lowongan (vacancy)


Istilah employment dalam bahasa inggris berasal dari kata kerja to employ
yang berarti menggunakan dalam suatu proses atau mempekerjakan, atau usaha
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

memberikan pekerjaan disertai sumber penghidupan. Jadi employment berarti


keadaan orang yang sedang mempunyai pekerjaan atau keadaan penggunaan
tenaga kerja. Penggunaan istilah employment sehari-hari biasa dinyatakan dengan
jumlah orang yang dimaksudkan sejumlah yang ada dalam pekerjaan atau
mempunyai pekerjaan. Pengertian istilah ini mempunyai dua unsur yaitu
lapangan/kesempatan kerja dan orang yang dipekerjakan/ yang melakukan
pekerjaan tersebut.
Menurut Yudo Swasono & Endang Sulistyaningsih “Kesempatan kerja
(employment) mengandung pengertian lapangan pekerjaan dan lapangan untuk
bekerja, yang ada dari suatu kegiatan ekonomi (produksi)” (1987:20). Dengan
demikian kesempatan kerja adalah termasuk lapangan kerja yang masih lowong
dan yang sudah di duduki. Dari yang masih lowong tersebut (yang mengandung
arti adanya kesempatan) menimbulkan kebutuhan akan tenaga kerja. Kebutuhan
tenaga kerja yang secara riil diperlukan oleh perusahaan/lembaga penerima kerja
pada tingkat upah, posisi dan syarat tertentu melalui advertensi dan lain-lain itulah
yang dinamakan lowongan (vacancy). Berdasarkan pada Modul Bursa Kerja 4 A,
“Lowongan pekerjaan adalah pekerjaan yang belum ada atau belum cukup jumlah
orang yang melaksanakannya, terjadi karena perluasaan usaha, perubahan teknik
berproduksi atau karena ada tenaga kerja yang karena sesuatu hal berhenti dari
pekerjaannya dan harus diisi dengan tenaga baru” (2001:4).
Apabila jumlah angkatan kerja lebih besar dari jumlah lowongan yang
tersedia maka akan timbul pengangguran.Pengangguran adalah orang yang
mampu bekerja tetapi tidak mempunyai pekerjaan, dan ingin bekerja baik secara
aktif maupun pasif mencari pekerjaan. Sedangkan pengangguran adalah kejadian
atau keadaan orang sedang menganggur. Dalam pengertian makro ekonomis
pengangguran adalah sebagian dari angkatan kerja yang sedang tidak mempunyai
pekerjaan. Dalam pengertian mikro, pengangguran adalah keadaan seseorang
yang mampu dan mau melakukan pekerjaan tetapi sedang tidak mempunyai
pekerjaan (Suroto, 1992).
Untuk SMK, dunia kerja bagi siswa didiknya lebih difokuskan kepada
dunia usaha industri. Tuntutan dunia industri saat ini, tenaga kerja haruslah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

terampil dan ahli dalam bidang tertentu yang didasari oleh ilmu pengetahuan yang
cukup. Hal ini dikarenakan semua dunia usaha industri menginginkan produk
yang dihasilkan dapat bermutu dan dapat diterima masyarakat. Kegiatan dunia
usaha industri adalah mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi. Dalam proses pengolahan inilah sangat dibutuhkan tenaga kerja
profesional. Untuk lulusan SMK sebagai tenaga kerja tingkat menengah biasanya
akan mengisi lowongan kerja di sektor usaha industri sebagai tenaga kerja
pengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau mengerjakan tugas-tugas
administrasi di perusahaan tempatnya bekerja.

b. Persyaratan dan Kualifikasi yang Dituntut Oleh Industri/Perusahaan


Menurut Randall S. Schuller dan Sussan E. Jackson, “Kategori utama
perusahaan dalam memilih karyawan yang akan bekerja pada perusahaan adalah :
1) Pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
2) Kepribadian, minat dan kesukaan” (1997:287).
Peralatan bantu yang dapat digunakan untuk menilai pengetahuan,
keterampilan, kemampuan, pengalaman, dan kepribadian pelamar adalah dengan
cara mengadakan tes-tes penerimaan. Menurut T. Hani Handoko, “Jenis tes
penerimaan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menentukan karyawan yang
memenuhi syarat untuk bekerja pada perusahaan meliputi tes psikologi, tes
pengetahuan, dan performance test” (1995:89).

1) Tes psikologi (Psycological Test)


Tes psikologi adalah berbagai peralatan tes yang mengukur atau menguji
kepribadian atau tempramen, bakat, minat, kecerdasan, dan keinginan berprestasi.
Bentuk tes ini mencakup :
a) Tes Kecerdasan
Tes kecerdasan dilakukan untuk menguji kemampuan mental
pelamar dalam hal daya pikir secara menyeluruh dan logis.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

b) Tes Kepribadian
Hasil dari tes kepribadian akan mencerminkan kesediaan
bekerjasama, sifat kepemimpinan dan unsur-unsur kepribadian
lainnya.
c) Tes Bakat
Tes bakat dilakukan untuk mengukur kemampuan potensial yang
dapat dikembangkan.
d) Tes Minat
Tes minat dilakukan untuk mengukur antusiasme pelamar terhadap
suatu jenis pekerjaan.
e) Tes Prestasi
Tes prestasi dilakukan untuk mengukur kemampuan para pelamar
selama ia mengikuti kegiatan pendidikan di bangku sekolah.

2) Tes Pengetahuan (Knowledge Test)


Tes pengetahuan dilakukan untuk menguji informasi atau pengetahuan
yang dimiliki para pelamar. Pengetahuan yang diujikan harus sesuai dengan
kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan.

3) Performance test
Yaitu bentuk tes yang mengukur kemampuan para pelamar untuk
melaksanakan beberapa bagian pekerjaan yang akan dipegangnya. Sebagai contoh
tes mengetik untuk calon pengetik.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
persyaratan-persyaratan yang dituntut oleh perusahaan adalah :
a) Persyaratan umum
Persyaratan umum adalah persyaratan yang digunakan secara umum
untuk setiap calon tenaga kerja. Persyaratan umum itu antara lain :
usia, jenis kelamin, dan status.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

b) Persyaratan khusus
Persyaratan khusus antara lain meliputi : kemampuan, keahlian,
pengalaman, kepribadian, serta minat dan kesukaan. Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut :

(1) Kemampuan
Menurut Stephen P. Robbins, “Kemampuan adalah kapasitas seorang
individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan” (1996:92).
Kemampuan tersusun dalam dua perangkat faktor, yaitu :
(a) Kemampuan Intelektual
Menurut Stephen P. Robbins, “Kemampuan intelektual adalah
kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan mental”
(1996:85). Biasanya pembuktian kemampuan intelektual ini
menggunakan tes IQ atau tes intelegensi. Apabila intelegensinya
tinggi maka segala kegiatan mental maupun pengetahuan akan dapat
dijalaninya dengan mudah.
(b) Kemampuan Fisik
Menurut P. Robbins, “Kemampuan fisik adalah kemampuan yang
diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina,
kecekatan, kekuatan dan keterampilan serupa” (1996:83).
Kemampuan fisik benar-benar menjadi persyaratan utama yang
dituntut oleh dunia kerja karena tanpa memiliki kemampuan fisik
maka calon tenaga kerja tidak akan bisa menjalankan tugas yang
dibebankan kepadanya. Calon tenaga kerja harus mempunyai
stamina, cekatan dan kuat. Kemampuan fisik yang menjadi
persyaratan utama sebuah instansi perusahaan meliputi :
(a) Sehat jasmani dan rohani
(b) Bukan pengguna narkoba atau alkohol
(c) Tidak terkena penyakit AIDS/ virus HIV
(d) Keahlian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

(2) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang di dapat di sekolah tempat
calon tenaga kerja melakukan kegiatan pendidikan. Bagi perusahaan atau instansi
pemerintah, persyaratan ini dibuktikan dengan ijazah yang mereka peroleh dari
sekolah. Kadang-kadang dalam tes memasuki dunia kerja baik tertulis maupun
lisan yang harus dikuasai bukan hanya materi yang diperoleh dari sekolah saja
melainkan mereka harus mengerti perkembangan jaman serta memiliki
pengalaman yang luas.

(3) Pengalaman
Untuk para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan sebagai tenaga kerja
tingkat menengah, persyaratan pengalaman kerja bisa didapatkan melalui program
pendidikan sistem ganda yang diselenggarakan sekolah dengan dunia kerja.
Pembuktian pengalaman tersebut menggunakan sertifikasi keahlian. Dengan
menggunakan sertifikasi keahlian dapat diketahui sejauhmana kemampuan dan
pengalaman kerja yang didapatkan oleh para calon tenaga kerja.

(4) Kepribadian
Menurut Stephen P. Robbins “Kepribadian adalah total jumlah dari cara-
cara dalam mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang-orang
lain” (1996:85). Menurut Randall S. Schuller dan Sussan E. Jackson “Kepribadian
mengacu pada campuran unik sejumlah karakteristik yang mendefinisikan
seseorang dan menentukan pola interaksinya dengan lingkungan” (1997:300).
Berdasarkan kedua pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian
merupakan karakteristik seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain dengan
lingkungan di sekitarnya.

(5) Minat dan kesukaan


Minat dan kesukaan tercermin dari perilaku orang yang atas pekerjaan
yang dilakukan secara sukarela. Biasanya orang akan lebih puas dan lebih
menjalankan tugasnya secara memuaskan jika pekerjaan sesuai dengan minat dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

kesukaan mereka. Minat dan kesukaan digunakan sebagai dasar untuk


memutuskan jenis pekerjaan atau karier yang cocok bagi seorang calon tenaga
kerja.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Sudiyanto, yoga Guntur Sampurno dan Ibnu siswanto, (2011) dengan judul
Teaching Factory di SMK ST. Mikael Surakarta menyimpulkan bahwa
a. Pelaksanaan teaching factory di SMK St. Mikael Surakarta melalui
perencanaan dengan pembuatan rencana jangka panjang, menengah, dan
pendek, pelaksanaan dengan mengintegrasikan ke dalam kurikulum
sehingga melibatkan semua siswa, serta pengawasan dengan melakukan
koordinasi rutin dan form penilaian untuk semua siswa, karyawan, dan
guru
b. Faktor pendukung pelaksanaan teaching factory di SMK St. Mikael
Surakarta ialah budaya atau kultur yang baik, sumber daya manusia yang
berkompeten dibidangnya, dan fasilitas peralatan yang memadai.
Sedangkan faktor penghambatnya ialah: belum adanya ruang atau
bangunan khusus untuk unit produksi dan belum adanya karyawan yang
khusus mengelola unit produksi
2. Ibnu Siswanto (2011) Pelaksanaan Teaching Factory untuk Meningkatkan
Kempetensi dan Jiwa Kewirausahaan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
menyimpulkan bahwa Teaching factory dapat berkontribusi dalam
meningkatkan kompetensi siswa SMK dengan cara:
a. mengusahakan 1 siswa 1 media pada saat praktik
b. mengkondisikan praktik yang dilakukan siswa supaya mampu
menghasilkan produk yang berkualitas
c. menerapkan standar sesuai dengan yang ada di industri dalam setiap
praktik yang dijalani siswa
d. memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk
mempraktikkan keterampilan yang dimilikinya dalam kegiatan teaching
factory.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

Sedangkan teaching factory dapat berkontribusi dalam meningkatkan jiwa


kewirausahaan siswa dengan melibatkan siswa secara langsung dalam
keseluruhan proses usaha mulai dari perencanaan, produksi, dan pemasaran.
3. Ibnu Siswanto penelitian yang berjudul Faktor Pendukung dan
Penghambat Pelaksanaan Teaching Factory di SMK RSBI Daerah
Istimewa Yogyakarta menyimpulkan bahwa : Faktor pendukung yang
dimiliki pada umumnya ialah, adanya sumber permodalan berupa hibah,
Fasilitas peralatan produksi, Kemampuan guru, Pameran oleh pemerintah
daerah. Sedangkan faktor penghambatnya ialah, Manajemen operasional,
Kurangnya kerjasama dengan industri, Sifat program yang berupa proyek,
Kompetensi siswa, Pemasaran, Banyaknya program keahlian.
Menyimpulkan bahwa :
a. Faktor pendukung dalam pelaksanaan teaching factory adalah adanya
fasilitas peralatan yang memadai, kemampuan guru yang berkompeten
di bidang teaching factory, pameran oleh pemerintah daerah, serta
adanya sumber permodalan berupa hibah.
b. Faktor penghambat pelaksanaan teaching factory ialah manajemen
operasional, kurangnya kerja sama dengan industri, kompetensi siswa,
pemasaran, sifat program yang berupa proyek, ruang pelaksanaan
teaching factory.
c. Teaching factory dapat berkontribusi dalam meningkatkan kompetensi
dengan cara satu siswa satu media praktik, menerapkan standar sesuai
yang ada di industri, memberikan kesempatan lebih banyak kepada
siswa pada saat praktik, mengkondisikan praktik untuk menghasilkan
barang yang berkualitas.
d. Teaching factory dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan siswa dengan
melibatkan siswa secara langsung dalam keseluruhan proses usaha.

C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir dalam penelitian diawali dengan bentuk penelitian
yang mengacu pada deskripsi lapangan serta out put pendidikan yang berlangsung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

di dalam obyek penelitian. Dalam hal ini adalah konstribusi pelaksanaan teaching
factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja di SMK Negeri 5
Surakarta. Data yang akan diperoleh nanti secara subtansial akan dipergunakan
sebagai balikan bagi pengembangan pendidikan menengah kejuruan serta
pemberdayaan komponen pendidikan dalam ikut mengentaskan pengangguran.
Teaching factory merupakan latihan profesionalisme siswa dengan
memberikan gambaran industri kepada siswa secara langsung sehingga
memungkinkan siswa untuk belajar memahami, mengeksplorasi, dan memiliki
pengalaman secara jelas dengan operasi penuh seperti industri. Teaching factory
melatih siswa untuk mencapai ketepatan waktu, kualitas yang dituntut industri,
mempersiapkan siswa dengan kompetensi keahliannya, menanamkan mental kerja
dengan beradaptasi secara langsung dengan kondisi dan situasi industri,
menguasai manajerial dan mampu menghasilkan produk jadi yang mempunyai
standar mutu industri.
Proses belajar mengajar di sekolah merupakan serangkaian kegiatan guru
dan siswa, dimana dalam kegiatan tersebut terdapat interaksi edukatif yang saling
menunjang. Pada kegiatan ini, guru memegang peranan penting dalam mencapai
keberhasilan proses belajar mengajar dimana keberhasilan tersebut dapat
diketahui dari hasil hasil penelitian yang tertuang dalam buku laporan pendidikan
(rapor).
Ujian sertifikasi merupakan upaya pemberian pengakuan dan
penghargaan atas kompetisi yang telah dimiliki siswa setelah mengikuti proses
pengujian keahlian yang mengacu pada standar keahlian yang berlaku di dunia
kerja. Berdasarkan hasil penilaian ujian dan sertifikasi keahlian ini, maka dapat
ditentukan tingkat kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja.
Pelaksanaan teaching factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki
dunia kerja siswa, khususnya di SMK Negeri 5 Surakarta merupakan sebuah
sistem pembelajaran memiliki komponen-komponen di dalamnya. Masing-
masing komponen saling berkorelasi dan berinteraksi dalam melaksanakan
teaching factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja.
Permasalahan yang pertama kali antara lain adalah bagaimana mendapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

gambaran secara detail atau konstribusi pelaksanaan teaching factory dalam


mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja. Dari hasil pengamatan tersebut
kemudian memberikan solusi-solusi atau masukan baik sebagai pemecahan
masalah yang ada maupun ide-ide dalam mengembangkan sistem pendidikan
model tersebut. Semua itu dengan harapan nantinya akan terbentuk suatu model
sekolah kejuruan yang benar-benar mampu mengentaskan pengangguran serta
mendapatkan hasil/lulusan SMK yang berkompetisi dan memiliki daya saing
tinggi.
Untuk memudahkan pemahaman kerangka pemikiran penelitian, maka
digambarkan skema kerangka pemikiran sebagai berikut :

SMK

Penyiapan Siswa Agar Siap Berkompetisi di Dunia Kerja

Proses Belajar Pelaksanaan


Mengajar Teaching Factory

Uji Sertifikasi
Keahlian

Lulusan Siap
kerja

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMK
Negeri 5 Surakarta yang beralamat di Jl. Lanut Adisucipto No. 42, Surakarta, hal
ini bertujuan untuk memperoleh data-data yang mendukung demi tercapainya
tujuan penelitian ini. Karena SMK Negeri 5 Surakarta memiliki data-data yang
dibutuhkan untuk penelitian ini, yaitu tentang pelaksanaan teaching factory yang
berupa perakitan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.

2. Waktu Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian

NO Waktu Kegiatan Pelaksanaan

1 Pengajuan Judul Januari 2012


2 Penyusunan Proposal Februari 2012
3 Seminar Proposal 30 Maret 2012
4 Izin Penelitian April 2012 –Mei 2012
5 Pelaksanaan penelitian Mei 2012 – juli 2012
6 Analisis Data Juli 2012
7 Penyusunan Laporan Agustus 2012 – Oktober 2012

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan bentuk penelitian kualitatif yaitu
merupakan suatu penelitian untuk mencari kebenaran secara ilmiah dan
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

memandang obyek secara keseluruhan berdasarkan atas fenomena ilmiah dan


digunakan sebagai dasar untuk mengamati, mengumpulkan informasi. “Penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dan kawasannya sendiri
dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam
peristilahannya” (Moleong, 2001:3).
Sanapsiah Faisal mengemukakan bahwa : “Bentuk penelitian kualitatif
berusaha untuk memahami makna yang mendasari tingkah laku partisipan,
mendeskripsikan tata dan interaksi yang komplek dari partisipan, memahami
keadaan yang terbatas jumlahnya dengan focus yang mendalam dan rinci,
deskripsi dan konklusi yang kaya akan konteks” (1990 : 22).
Dalam penelitian kualitatif, tidak dilakukan perbandingan antara
variable-variabel yang ada. Dalam penelitian ini yang penting adalah kemampuan
penelitian dalam menterjemahkan data yang diperoleh melalui wawancara,
observasi dan studi kepustakaan atau dokumen guna menentukan tinggi rendahnya
hasil penelitian.
Dalam penelitian ini penulis metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian deskriptif. Penelitian ini berusaha menggambarkan atau
melukiskan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta
yang tampak atau sebagaimana adanya yaitu tentang bagaimana kesiapan siswa
Menengah Kejuruan (SMK) dalam berkompetisi didunia kerja.

2. Strategi Penelitian
Strategi dapat diartikan cara atau siasat berdasarkan rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran atau maksud tertentu. Dalam
penelitian ini, strategi yang dipilih akan digunakan untuk mengamati,
mengumpulkan informasi dan untuk menyajikan analisis hasil penelitian sekaligus
akan mendukung cara penelitian sampling atau cuplikan serta pemilihan
instrument penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan informasi.
Dalam penelitian ini menggunakan strategi tunggal terpancang. Hal ini
berarti bahwa penelitian ini berusaha memfokuskan pada satu pemecahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

masalah. Dalam menjawab permasalahan tersebut penulis menggambarkan atau


mendeskripsikan data dan informasi yang diperoleh dari wawancara, observasi,
serta kepustakaan dan dokumen kedalam kalimat-kalimat tertulis ataupun lisan
dari informan dan keadaan yang ada
Penelitian ini disebut tunggal artinya hanya difokuskan pada satu
permasalahan saja yaitu mempersiapkan siswa SMK dalam memasuki dunia kerja.
Penelitian ini disebut terpancang artinya penulis terjun kelapangan sudah memiliki
bekal yang berupa asumsi-asumsi atau teori yang sudah ada.

C. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana yang dikutip Moleong,
“Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain” (2001:112).
Artinya sumber data delam penelitian kualitatif adalah manusia, tingkah laku,
dokumen serta benda-benda lainnya. Sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Informan
Menurut Moleong, “Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian” (2001:90). Jadi
informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian dan dapat
memberi informasi yang tepat kepada peneliti. Orang tersebut adalah kepala
sekolah, guru, siswa, pimpinan institusi pasangan.

2. Tempat dan Peristiwa


Tempat dan peristiwa menjadi sumber data karena dalam pengamatan
harus sesuai dengan konteks dan situasi sosial yang melibatkan tempat, pelaku
dan peristiwa. Tempat dan peristiwa yang digunakan sebagai sumber data pada
penelitian ini adalah peristiwa di SMK Negeri 5 Surakarta dan di institusi
pasangan tempat pelaksanaan teaching factory.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

3. Dokumen dan Arsip


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Dokumen adalah surat tertulis
atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan” (1997:211).
Sedangkan arsip menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Dokumen tertulis
yang mempunyai nilai historis, disimpan dan dipelihara khusus untuk referensi”
(1997:49). Dokumen dan arsip yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
siswa peserta teaching factory, daftar nilai PBM, prakerin serta uji kompetensi,
daftar inventaris sekolah, data guru dan karyawan SMK Negeri 5 Surakarta serta
dokumen lainnya yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

D. Teknik Sampling
Teknik sampling digunakan untuk menyeleksi dan memfokuskan
permasalahan agar pemilihan sampel lebih mengarah pada tujuan penelitian.
Pengambilan sampel data penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling
dalam menggali informasi dari informan. Teknik ini dilakukan karena sampel
yang diambil oleh peneliti adalah yang dianggap dapat mewakili informasi dan
dipandang mampu menangkap kedalaman data.
Data yang dikumpulkan didasarkan atas kebutuhan dan keperluan
penelitian dengan memilih informan yang dianggap mengetahui dan dapat
dipercaya menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalah secara
mendalam. Sehingga data yang didapat benar-benar dapat dipercaya dan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan kebutuhan penulis.
Dengan menggunakan teknik purposive sampling artinya
apabila penelelitian yang dilakukan telah cukup maka penelitian
dihentikan kemudian peneliti membuat laporan hasil penelitian. Peneliti
hanya memilih informan yang dianggap benar-benar menguasai
permasalahan yang peneliti kaji, peneliti hanya mengamati kondisi lokasi
yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.
Dalam melaksanakan penelitian tentang kontribusi pelaksanaan
teaching factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

informan yang akan diwawancarai yaitu : kepala sekolah, ketua program, guru,
institusi pasangan dan siswa. Informan-informan tersebut yang dianggap benar-
benar menguasai permasalahan tentang pelaksanaan teaching factory di SMK N 5
Surakarta.

E. Teknik Pengumpulan Data


Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka
teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain :

1. Wawancara
Menurut Lexy J. Moleong, “Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu” (2001:135).
Estenberg dalam Sugiyono mengemukakan, “Tiga jenis wawancara, yaitu
wawancara terstruktur, semistruktur, dan tidak terstruktur” (2010: 233).
Dalam Penelitian ini penulis menggunakan jenis wawancara terstruktur.
Wawancara terstruktur (structured interview) dan wawancara tak berstruktur.
Wawancara terstruktur digunakan bila telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh, sedangkan wawancara tak terstruktur
digunakan dalam penelitian pendahuluan atau penelitian yang lebih mendalam
tentang subyek yang diteliti.

2. Observasi
Dalam teknik ini penulis melakukan pengamatan secara langsung pada
tempat dan obyek yang diamati, yaitu SMK Negeri 5 Surakarta dengan berperan
secara pasif. Peneliti mengamati, memahami dan mencatat segala sesuatu yang
berhubungan dengan obyek penelitian yang meliputi berbagai kegiatan dan
peristiwa yang terjadi. Untuk mendapatkan data yang valid, pengamatan
dilakukan beberapa kali di tempat yang sama.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

3. Dokumentasi
Dalam teknik ini penulis mengumpulkan data dan menganalisis
dokumen dan arsip serta benda-benda lainnya yang terdapat pada obyek
penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu tentang
konstribusi pelaksanaan teaching factory dalam mempersiapkan lulusan
memasuki dunia kerja.

F. Validitas Data
Dalam penelitian, untuk mendapatkan keabsahan data,
diperlukan teknik pemeriksaan data yang didasarkan atas jumlah tertentu.
Sutopo mengemukakan, “Validitas data merupakan jaminan bagi
kemantapan kesimpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian”
(2002:77). Penelitian ini menggunakan trianggulasi untuk menjamin
validitas data.
Trianggulasi merupakan cara yang paling umum digunakan
untuk memperoleh tingkat kepercayaan data. Menurut Moleong,
“Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data tersebut” (2000:178). Patton
seperti yang dikutip noleh Sutopo (2002:78) dalam trianggulasi
membedakan 4 macam teknik trianggulasi sebagai cara untuk
meningkatkan validitas data dalam penelitian kualitatif, yaitu triangulasi
data, triangulasi metode, triangulasi peneliti dan triangulasi teori.

Jenis trianggulasi yang digunakan untuk mencapai validitas dalam


penelitian ini adalah trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Dalam
trianggulasi sumber, peneliti menggunakan beberapa narasumber yang berbeda
untuk mengumpulkan data atau informasi sejenis, sehingga informasi yang
diperoleh dari narasumber satu dapat dibandingkan dengan informasi yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

diperoleh dari narasumber lain. Dalam trianggulasi metode, data hasil wawancara
dilakukan uji keabsahan dengan sumber data hasil pengamatan atau juga dengan
data dokumentasi sehingga diharapkan mutu dari keseluruhan proses
pengumpulan data dalam penelitian ini menjadi valid/absah.

1. Trianggulasi Data (Sumber)


Cara ini mengarahkan penulis agar dalam mengumpulkan data, peneliti
wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia, artinya data yang
sama/sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari berbagai sumber
data yang berbeda.
2. Trianggulasi Metode
Trianggulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tapi
dengan metode/ teknik pengumpulan data yang berbeda, dalam teknik ini
ditekankan pada penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda, dan
diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan
informasinya. Dengan menggunakan metode yang berbeda untuk suatu informasi
yang sama, peneliti dapat menarik kesimpulan atas data yang digali secara lebih
mantap.

G. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif biasanya dilakukan bersamaan
dengan proses pengumpulan data sampai diperoleh suatu kesimpulan. Menurut
Moleong, “Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat ditemukan hipotesis kerja seperti yang disarankan data” (2001:28).
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model teknik analisis
Interaktif, yang dimulai dari tahap pengumpulan data, kemudian Reduksi data,
penyajian data dan Penarikan kesimpulan.

1. Pengumpulan Data

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

Proses analisis data dimulai dengan pengumpulan data. Langkah


pengumpulan data ini sesuai dengan teknik pengumpulan data pada
penelitian ini yang telah diuraikan sebelumnya, yaitu wawancara,
observasi dan analisis dokumen. Pengumpulan data dilakukan selama
data belum memadai dan akan dihentikan apabila data telah memadai
untuk dapat dilakukan penarikan kesimpulan.
2. Reduksi Data
Langkah ini dilakukan setelah proses pengumpulan data. Kegiatan
reduksi data dilakukan selama penelitian dilaksanakan dengan cara menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi
data dengan cara sedemikian rupa sehingga penarikan kesimpulan akhir dari
penelitian dapat dilakukan dengan mudah.

3. Penyajian Data
Proses selanjutnya adalah penyajian data, yaitu mengorganisir informasi
secara sistematis untuk mempermudah dalam menggabungkan, dan merangkai
keterikatan antar data dalam menyusun penggambaran proses dan fenomena yang
ada pada obyek penelitian. Dengan data yang tersaji akhirnya peneliti akan dapat
menginterpretasikan fenomena yang ada dan membandingkan fenomena tersebut
dengan teori yang relevan.

4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan langkah analisis data yang
dilaksanakan segera setelah data diperoleh. Kesimpulan yang diambil mula-mula
masih belum jelas dan masih bersifat sementara, tetapi kemudian meningkat
sampai pada kesimpulan yang mantap yaitu pernyataan yang telah memiliki
landasan yang kuat.
Dalam penelitian ini, kegiatan, reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan bekerja secara siklus. Artinya kegiatan-kegiatan tersebut
merupakan sesuatu yang saling terjalin pada sebelum, selama dan sesudah
pengumpulan data di lapangan. Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

penulis berusaha untuk menarik kesimpulan berdasarkan semua hal yang didapat
dalam kegiatan reduksi data maupun penyajian data. Apabila kesimpulan tersebut
dirasa kurang mantap karena kurangnya rumusan reduksi maupun penyajian data
atau mengalami kesulitan dalam penarikan kesimpulannya, maka penulis kembali
melakukan kegiatan pengumpulan data sampai diperoleh data yang dapat
dianalisis dan menghasilkan kesimpulan yang mantap.
Untuk lebih jelasnya teknik analisis tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut :

Pengumpulan data

Reduksi data Penyajian


data

Penarikan
Kesimpulan/verifikasi

Gambar 3.1. Model Analisis Interaktif


Sumber : Mathew B. Miles dan D. Michael Huberman
Terjemah Tjetjep Rohendi Rohidi 1992:20

H. Prosedur Penelitian
Guna mempermudah penulisan laporan penelitian, perlu ditetapkan
prosedur penelitian dimana didalamnya dideskripsikan berbagai langkah-langkah
kegiatan yang dilakukan secara sistematis dalam penelitian.
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Pendahuluan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

Studi pendahuluan dilakukan sebelum penyusunan proposal dan


pengurusan ijin penelitian. Pada tahap ini penulis belum memulai mengumpulkan
data. Kegiatan yang dilakukan meliputi orientasi lapangan untuk pengenalan
kondisi obyek penelitian serta untuk mempersiapkan fisik dan mental penulis.
Studi pendahuluan ini penting guna pengenalan dan pembentukan pemahaman
awal penulis terhadap fokus dan obyek penelitian agar ketika penulis benar-benar
terjun ke lapangan dapat menentukan cara masuk yang tepat ke obyek untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan penelitian.

2. Tahap Pra Lapangan


Pada tahap ini dilakukan berbagai kegiatan sebelum penulis terjun ke
lapangan seperti penyusunan proposal penelitian termasuk pengurusan ijin
penelitian dan persiapan pelaksanaan penelitian di lapangan. Persiapan yang
dimaksud antara lain meliputi berbagai perlengkapan yang digunakan seperti alat
tulis, alat perekam, rancangan biaya, dan pengaturan perjalanan.

3. Tahap Lapangan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengumpulan data yang
diperlukan. Bersamaan dengan proses pengumpulan data tersebut berlangsung
pula proses analisis awal.

4. Tahap Analisis Data


Pada tahap ini penulis membaca, menelaah, menafsirkan,
mengklasifikasikan serta menginterprestasikan data yang diperoleh untuk
mengambil kesimpulan. Analisis yang dilakukan merupakan analisis akhir dimana
peneliti membandingkan data yang diperoleh dilapangan dengan teori yang
relevan. Selanjutnya, berdasarkan analisis tadi dilakukan penarikan kesimpulan.

5. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian


Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian yang hasilnya berupa
laporan penelitian berikutnya penggandaannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

Secara singkat prosedur dalam penelitian dapat digambarkan dalam


skema sebagai berikut :

Mulai

Persiapan Proposal
Pelaksanaan

Pengumpulan Data
Dan Analisis Awal

Analisis Akhir

Penarikan
Kesimpulan

Penulisan
Laporan

Penggandaan
Laporan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

Selesai

Gambar 3.2 Skema Prosedur Penelitian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi penelitian

1. Sejarah SMK Negeri 5 Surakarta


Sekolah menengah kejuruan 5 Surakarta, dirintis sejak tahun 1962.
Sekolah Menengah Kejuruan 5 Surakarta mula-mula berstatus Swasta dan terletak
di Purwanegaran, dulu Sekolah Teknik Negeri 1 yang sekarang Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama Negeri 15 Surakarta. Pada saat itu Sekolah Teknologi
Menengah merupakan Sekolah Teknologi Menengah Persiapan Negeri di
Purwanegaran berdasarkan SK Menteri Pendidikan RI No.8065/ Dirpt/ RI tanggal
7 Agustus 65 Statusnya di Negerikan terdiri dari dua Jurusan, yaitu Mesin dan
Bangunan Gedung.
Dengan adanya pemberontakan G.30 S/PKI maka pada tahun 1965
Sekolah Tinggi Menengah Negeri Purwanegaran pindah ke Jayanegaran,
kemudian pada tahun 1966 Sekolah Teknologi Menengah Negeri Purwanegaran
diubah namanya menjadi Sekolah Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta
yang terletak dijalan LU. Adi Sucipto No.10 Surakarta.
Dengan adanya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia tentang perubahan Nomenklatur SMKTA menjadi SMK serta
Organisasi dan Tata Kerja SMK, Nomor : 036/O/1997 tanggal 7 Maret 1997
yang dulunya Sekolah Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta menjadi
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta dan Jalannya berubah nomor
menjadi 42.

2. Visi, Misi, Tujuan dan Nilai-Nilai Sekolah


Sebagai sekolah negeri SMK N 5 Surakarta berusaha membantu
pemerintah baik tingkat daerah maupun pusat dalam mempersiapkan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkarakter sebagai iron stock yang unggul terutama
47
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

di tingkat menengah demi terwujudnya tujuan pendidikan nasional melalui visi,


misi, tujuan, kebijakan mutu dan etos kerja sekolah, SMK N 5 memiliki visi dan
misi sebagai acuan kerja untuk meraih hasil yang terbaik.

a) Visi:
Menciptakan teknisi tingkat menengah yang profesional.

b) Misi:
1) Mendidik dan melatih peserta didik yang berkarakter.
2) Mendidik dan melatih peserta didik sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
3) Mendidik dan melatih peserta didik agar memiliki karakter enterpreneur.
4) Mewujudkan sekolah sebagai wadah pengembangan daya kreatif dan inovatif.
5) Mewujudkan sekolah berstandard Internasional.
6) Memberikan pelayanan prima pada pelanggan.
7) Mewujudkan SMK model.

c) Tujuan:
1) Menyiapkan peserta didik yang cakap, mampu memahami dan menerapkan
budi pekerti luhur.
2) Menyiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja serta
mengembangkan sikap profesional
3) Menyiapkan peserta didik dalam memilih karier, berkompetensi dan
mengembangkan sikap mandiri.
4) Menyiapkan tenaga kerja untuk mengisi kebutuhan dunia usaha/industri.
5) Menyiapkan peserta didik agar mampu bersaing untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang leebih tinggi.
6) Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan rekayasa teknologi.
7) Menyiapkan dan melaksanakan komponen – komponen persyaratan sekolah
berstandard Internasional.
8) Merumuskan dan melaksanakan kebutuhan dan harapan pelanggan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

9) Menjadikan tempat praktek bersama dengan SMK lain.


10) Menjadikan tempat pelatihan kerja, memberikan pelatihan ketrampilan bagi
masyarakat setempat.
11) Memiliki mitra dengan industri lokal, Nasional dan Internasional.
12) Menyelenggarakan program pendidikan karakter bangsa.
13) Menyelenggarakan praktek kewirausahaan, teaching factroy/business center
dan bermitra dengan industri.
14) Mewujudkan sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standard dunia
industri serta sesuai dengan kemajuan teknologi.

d) Nilai-Nilai Sekolah
Menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan kegotongroyongan.

3. Denah Gedung SMK Negeri 5 Surakarta


Gedung SMK Negeri 5 Surakarta terletak di Jln LU. Adi Sucipto no.42
Surakarta. Dilihat dari keberadaannya, lokasi SMK Negeri 5 Surakarta dekat
dengan Lembaga Pendidikan lainnya, sehingga dapat dikatakan terletak di
lingkungan komplek sekolah, baik negeri maupun swasta. Hal ini dapat menjadi
motivasi tersendiri bagi siswa karena letak dipinggir jalan raya, maka transportasi
mudah dijangkau, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. SMK Negeri
5 Surakarta menempati areal tanah seluas 22530 m2 yang terdiri dari gedung dan
halaman. Karena luasnya yang mencukupi maka sangat menunjang kegiatan
belajar mengajar.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
Sejalan dengan permasalahan yang penulis kaji yaitu tentang kontribusi
pelaksanaan teaching factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki dunia
kerja siswa SMK N 5 Surakarta, maka untuk memberikan gambaran mengenai
data yang berkaitan dengan permasalahan tersebut dapat dilihat dari pelaksanaan
teaching factory di SMK N 5 Surakarta. Pelaksanaan teaching factory di SMK N
5 Surakarta untuk mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja beserta kontribusi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

pelaksanaan teaching factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki dunia


kerja siswa SMK N 5 Surakarta dan kendala-kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan teaching factory serta usaha yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan/kendala tersebut. Mengenai gambaran data penelitian tersebut, dapat
dikemukakan sebagai berikut :

1. Teaching Factory di SMK N 5 Surakarta


Teaching factory merupakan pelatihan yang langsung dilakukan dalam
rangka mengaplikasikan pengetahuan, sikap, keterampilan siswa. Pembelajaran
dan pelatihannya dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar
bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan barang atau jasa yang sesuai
dengan tuntutan pasar atau konsumen.
Pada hakekatnya pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang
diharapkan membentuk para peserta didiknya untuk menjadi para usahawan baru
di masa depan sesuai dengan bidang keahliannya. Pendidikan merupakan proses
pembelajaran bagi peserta didik untuk mencapai berbagai macam kompetensi,
keterampilan dan sikap.Teaching factory ini diterapkan untuk mempersiapkan
siswa/lulusan SMK N 5 Surakarta memasuki dunia kerja ditingkat menengah.
Teaching factory merupakan komponen pendidikan yang langsung berhubungan
dengan perolehan pengetahuan dan keahlian yang diperlukan oleh peserta didik.
Teaching factory dapat menyiapkan peserta didik dengan keterampilan dan
keahlian yang diperlukan dalam dunia kerja, diharapkan peserta didik akan
mempunyai kesempatan yang lebih baik dalam dunia kerja dan berfungsi dalam
masyarakat serta dapat memperbaiki hidup dan kehidupanya di masa depan.
Pelaksanaan teaching factory di SMK N 5 Surakarta melalui beberapa tahap yaitu
; persiapan pelaksanaan teaching factory, proses produksi, proses pemasaran atau
hasil produksi, evaluasi dan penilaian. Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

a. Persiapan Pelaksanaan Teaching Factory


Tahap persiapan merupakan tahap dimana siswa dibekali keterampilan
sesuai dengan program keahlian masing-masing berdasrkan kompetensi atau
keahliannya. Dalam pelaksanaan teaching factory di SMK N 5 Surakarta Program
Teknik Otomotif yaitu perakitan kendaraan roda dua dan perakitan kendaraan
roda empat, guru teaching factory terlebih dahulu mendapat pelatihan perakitan
untuk menguasai materi tentang perakitan kendaraan roda dua atau perakitan
kendaraan roda empat. Guru melakukan pelatihan di PT KANZEN Indonesia di
karawang, dalam pelaksanaan teaching factory di SMK N 5 Surakarta
bekerjasama dengan PT KANZEN Indonesia yaitu perakitan kendaraan roda dua.
Sedangkan untuk perakitan kendaraan roda empat di SMK N 5 Surakarta belum
bisa dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya, dikarenakan masih ada beberapa
faktor yang menghambat atau menjadi kendala dalam pelaksanaan perakitan
kendaraan roda empat tersebut.
Guru setelah menguasai materi pelatihan perakitan kendaraan roda dua
di PT. KANZEN Indonesia, selanjutnya membimbing peserta didik SMK N 5
Surakarta program Teknik Otomotif untuk melakukan perakitan kendaraan roda
dua. Hal itu senada dengan pernyataan informan 4 wawancara pada tanggal 20
juni 2012 dan pernyataan informan 7 pada wawancara pada tanggal 6 Agustus
2012 yang menyatakan bahwa sebelum kegiatan teaching factory dilaksanakan,
guru dibimbing terlebih dahulu untuk menguasai materi-materi tentang perakitan
kendaraan roda dua atau roda empat, setelah selesai melakukan pelatihan guru
menyampaikan materi perakitan kendaraan roda dua atau roda empat kepada
siswa SMK N 5 Surakarta.
Dalam pelaksanaan awal teaching factory yaitu perakitan kendaraan roda
dua guru masih di dampingi oleh pihak konsultan dan asesor dari PT. KANZEN
Motor Indonesia untuk melakukan pembimbingan. Setelah guru atau pembimbing
menguasai sepenuhnya materi tentang perakitan kendaraan roda dua, konsultan
dan asesor dari pihak PT. KANZEN Motor Indonesia tidak lagi mendampingi
guru dalam pembimbingan melakukan perakitan kendaraan roda dua.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

Pelaksanaan teaching factory harus didasari bahwa peserta teaching


factory telah menguasai program keahlian sesuai program diklat masing-masing.
Maka pelaksanaan teaching factory di SMK N 5 Surakarta dilaksanakan oleh
peserta yang telah mendapatkan pembelajaran program keahlian yaitu kelas XII .
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal
yang melibatkan komponen belajar mengajar yaitu guru, siswa, tujuan, bahan,
metode, media dan evaluasi. Apabila PBM berjalan dengan baik maka akan
diperoleh hasil yang maksimal dan dapat menunjang kesiapan siswa untuk
berkompetisi di dunia kerja. Oleh karena itu harus ada koordinasi yang baik antar
komponen-komponen tersebut.
SMK N 5 Surakarta dalam kegiatan PBM juga mengadakan sinkronisasi
kurikulum dengan DUDI, sinkronisasi ini mencakup tentang ketentuan-ketentuan
kompetensi yang harus dipelajari di sekolah dan yang harus dipelajari di dunia
usaha/industri, sehingga lebih diarahkan dalam upaya pencapain belajar. Tujuan
diadakannya sinkronisasi kurikulum ini adalah untuk mengetahui perkembangan
dan tuntutan dunia kerja. Hal tersebut senada dengan pernyataan informan 1 pada
wawancara tanggal 14 juni 2012 dan informan 4 pada wawancara tanggal 20 juni
2012 bahwa PBM di SMK N 5 Surakarta terutama progam teknik otomotif selalu
searching dengan bengkel-bengkel, mekanik-mekanik dan dunia usaha atau dunia
industri untuk mengetahui kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja atau dunia
industri. Upaya sinkronisasi juga harus sesuai dengan profil kompetensi tamatan
untuk masing-masing tamatan. Dengan adanya teaching factory, merupakan salah
satu upaya SMK N 5 Surakarta untuk memenuhi kompetensi yang dibutuhkan
dunia kerja yang harus dikuasai oleh siswa.
Sebelum PBM berlangsung pihak SMK N 5 Surakarta membuat
perencanaan dan persiapan Proses Belajar Mengajar. Adapun perencanaan dan
persiapan tersebut meliputi kegiatan:
1) Menjelang tahun pelajaran baru wakil kepala sekolah bidang kurikulum
bersama stafnya menyusun dan mensosialisasikan kalender pendidikan untuk
kegiatan guru satu semester dan satu tahun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

2) Setiap guru menyusun rencana PBM dan membuat satuan acara pembelajaran
yang harus disyahkan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum.
Dengan perencanaan dan persiapan proses belajar mengajar yang baik
dan matang, diharapkan dapat mendukung kelancaran PBM di SMK N 5
Surakarta, dan diperoleh hasil belajar yang maksimal bagi siswa.
Penentuan bahan dan materi yang tepat akan berpengaruh pada
pencapain tujuan PBM. Penetapan tujuan tujuan harus mengacu pada kompetensi
yang akan dicapai setelah peserta didik menyelesaikan suatu pembelajaran.
Tujuan PBM meliputi 3 ranah yaitu, ranah kognitif, afektif, psikomotorik. Ranah
kognitif mengacu pada peningkatan pengetauan, ingatan, dan kemampuan
intelektual siswa. Ranah afektif mengacu pada perubahan sikap, nilai, perasaan,
dan minat, sedangkan ranah psikomotorik mengacu pada peningkatan
keterampilan.
Metode yang digunakan dalam PBM di SMK N 5 Surakarta selalu
menggunakan sistem yang bervariasi dan selalu dikembangkan sendiri oleh setiap
guru pengampu mata diklat. Disamping itu penentuan metode harus sesuai dengan
materi yang diajarkan. Menurut informan 1 pada wawancara tanggal 14 juni 2012
dan informan 3 wawancara pada tanggal 10 juni 2012 yang menyatakan bahwa
metode pembelajaran yang dilakukan di SMK N 5 Surakarta bervariasi sesuai
dengan mata diklat atau mata pelajaran yang akan di sampaikan, adakalanya
menggunakan metode diskusi, ceramah, praktek yang semua itu bertujuan agar
materi-materi yang disampaikan lebih di mengerti oleh siswa. Hal senada juga
diperkuat oleh informan 4 pada wawancara tanggal 20 juni 2012 yang
menyatakan. bahwa metode belajar yang digunakan oleh guru di SMK N 5
Surakarta memang bervariasi sesuai dengan mata pelajaran yang mereka ajarkan.
Evaluasi yang dilaksanakan oleh pihak SMK N 5 Surakarta meliputi
evaluasi formatif yang diadakan setiap selesai materi bab atau sub bab, evaluasi
sumatif yang dilaksanakan setiap akhir semester dan ujian akhir nasional.
Sedangkan untuk evaluasi penguasaan kompetensi melalui adanya ujian
kompetensi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

Siswa yang disertakan dalam program teaching factory adalah siswa


SMK N 5 Surakarta yang telah dianggap cukup memiliki keterampilan dasar
untuk dapat diikutkan dalam lini produksi yaitu siswa kelas XII. Dalam
pelaksanaan pembimbingan perakitan kendaraan roda dua tidak dilakukan satu
kelas sekaligus melainkan melalui beberapa tahap :
1) Mula-mula guru mengambil dua siswa tiap kelas. Sedangkan di program
Teknik Otomotif kelas XII terbagi menjadi tiga kelas, sehingga jumlah awal
siswa yang melakukan pelatihan perakitan kendaraan roda dua adalah enam
orang. Enam siswa tersebut melakukan pelatihan terlebih dahulu dengan
tujuan enam siswa ini yang nantinya akan menjadi tim ahli di masing-masing
kelas. Secara tidak langsung enam siswa ini adalah siswa yang berprestasi di
masing-masing kelasnya.
2) Kemudian guru membentuk kelompok di setiap masing-masing kelas. Setiap
kelompok berjumlah kurang lebih lima hingga sepuluh orang. Dalam
melakukan pelatihan perakitan kendaraan roda dua, setiap kelompok akan
dibimbing oleh tim ahli yang berasal dari kelasnya masing-masing dengan
didampingi guru sebagai konsultan dan asesor.

b. Pelaksanaan Teaching Factory di SMK N 5 Surakarta


Pada tahap ini siswa program teknik otomotif kelas XII SMK N 5
Surakarta mulai melakukan kegiatan teaching factory yaitu perakitan kendaraan
roda dua atau roda empat. Disini siswa mempraktekkan keterampilan dasar yang
terdapat dalam program praktek dasar kejuruan yang sudah dibekalkan dari
sekolah untuk disesuaikan dengan aktivitas kerja di teaching factory yang hampir
sama dengan kondisi dunia kerja yang sebenarnya.
Waktu pelaksanaan teaching fatory untuk program teknik otomotif di
SMK N 5 Surakarta dilaksanakan setelah siswa memasuki tingkatan kelas XII,
pada semester gasal dan genap. Pelaksanaan perakitan kendaraan ada dalam mata
pelajaran Mulok. Mula-mula guru mengambil enam siswa. Sedangkan di program
Teknik Otomotif kelas XII terbagi menjadi tiga kelas, dan setiap kelas guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

mengambil dua orang siswa yang paling berprestasi untuk melakukan pelatihan
perakitan kendaraan roda dua atau roda empat, dengan tujuan enam siswa ini yang
nantinya akan menjadi tim ahli di masing-masing kelas.
Pembimbingan pelatihan ini dilakukan sebagai pengganti praktek kerja
industri. Enam siswa tersebut tidak melaksanakan praktek kerja industri di dunia
kerja, melainkan melaksanakan pelatihan assembling kendaraan roda dua atau
roda empat, sedangkan siswa kelas XI yang lain melakukan praktek kerja industri
di dunia kerja atau dunia industri. Waktu pelaksanaan pelatihan assembling sama
dengan waktu pelaksanaan praktek kerja industri yang dilaksanakan siswa kelas
XI lainnya.
Pada saat siswa sudah kelas XII, terdapat mata pelajaran Mulok yang
materinya berisi tentang pelaksanaan perakitan kendaraan roda dua atau roda
empat. Dalam pelaksanaannya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap
kelompok berjumlah lima sampai sepuluh orang. Pada saat pelaksanaan
pembimbingan perakitan kendaraan roda dua atau roda empat guru dibantu oleh
tim ahli yang telah dibentuk yaitu siswa yang telah melakukan pelatihan
perakitan.
Materi dalam pelaksanaan teaching factory disesuaikan dengan
pekerjaan yang akan dilakukan, yaitu semua yang berkaitan tentang perakitan
kendaraan roda dua atau kendaraan roda empat. Sebelum siswa melakukan
pekerjaan (assembling), terlebih dahulu dilakukan pertemuan awal sebagai
pendalaman materi yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Kesiapan siswa SMK N 5 Surakarta dalam memasuki dunia kerja
ditinjau dari pelaksanaan teaching factory, siswa SMK N 5 Surakarta telah
memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Terutama dengan pelaksanaan
teaching factory diharapkan siswa mempunyai kesiapan untuk memasuki dunia
kerja, karena selama praktek di teaching factory siswa SMK N 5 Surakarta sudah
bisa mengetahui tentang lingkungan kerja yang sebenarnya. Materi-materi serta
peraturan yang ada di teaching factory disesuaikan dengan kondisi dunia kerja

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

yang sebenarnya. Sehingga setelah lulus siswa sudah terbiasa dengan keadaan
lingkungan kerja yang sebenarnya.
Pelaksanaan teaching factory di bagi menjadi tiga tahap yaitu : proses
produksi, proses pemasaran atau hasil produksi, dan evaluasi.

1) Proses Produksi
Pada tahap proses produksi ini adalah perakitan kendaraan roda dua
yaitu perakitan sepeda motor Kanzen AURIGA-ESEMKA dan PESONA-
ESEMKA. Proses produksi kendaraan roda dua ini segala spare part disuplay dari
pihak PT. KANZEN Motor Indonesia. Sedangkan proses perakitannya dilakukan
oleh siswa-siswa SMK N 5 Surakarta.
Sebelum melaksanakan perakitan, pihak dari SMK N 5 Surakarta
mengajukan proposal ke PT. KANZEN Motor Indonesia untuk mendapatkan
spare part dari sepeda motor AURIGA-ESEMKA dan PESONA-ESEMKA.
Setelah proposal disetujui dan spare part telah dikirim, proses perakitan
kendaraan roda dua tersebut baru bisa dilakukan.
Pertama kali pelaksanaan praktek perakitan siswa tidak langsung
melakukan perakitan dari komponen-komponen terurai menjadi sebuah kendaraan
utuh. Disini siswa diberikan pelatihan dan pendalaman materi tentang pekerjaan
yang akan dilakukan. Mula-mula siswa melepas komponen-komponen kendaraan
yang sudah jadi dan mengidentifikasinya. Setelah itu siswa melakukan ketahapan
berikutnya yaitu, melakukan perakitan dengan petunjuk yang ada sesuai dengan
SOP pelaksanaan perakitan.
Pelaksanaan teaching factory di SMK N 5 Surakarta di Program Teknik
Otomotif keadaan dan peraturan yang digunakan disesuaikan dengan keadaan
dunia kerja yang sesungguhnya. Sehingga siswa dituntut layaknya sebagai
seorang tenaga kerja yang sesungguhnya.
Posisi siswa disini adalah sebagai mekanik, yang tugasnya melaksanakan
kegiatan berupa perawatan, perbaikan, penggantian atau pembuatan produk
berdasarkan pesanan konsumen. Dalam pelaksanaannya siswa tidak dibiarkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

berjalan sendiri, tapi masih didampingi oleh guru. Adapun skema pelaksanaan
proses produksi adalah :
a) Order dari konsumen diadministrasikan oleh bagian administrasi dan
diserahkan kepada bagian ketua. Hasil dari ketua dikalkulasi harga diserahkan
kembali ke ketua program. Ketua program menyetujui dan mengesahkan hasil
perencanaan setelah mendapat persetujuan dari konsultan dan fasilitator.

b) Hasil perencanaan diserahkan kepada guru sesuai pesanan. Tugas lain dari
ketua program adalah menerima hasil penilaian pekerjaan dari guru dan juga
membuat laporan hasil pekerjaan yang akan diserahkan kepada konsultan.

c) Guru membagi tugas kepada kepala regu untuk mengerjakan pesanan sesuai
dengan jumlah siswa dan bagian masing – masing. Pada proses ini guru
memberikan target waktu penyelesaian pekerjaan.

d) Kepala regu menganalisa pesanan dan memberikan tugas pekerjaan kepada


siswa. Selama dalam proses produksi ini kepala regu setiap saat mengecek
hasil pekerjaan dan melaporkan hasil pekerjaan kepada guru.

2) Proses Pemasaran atau Hasil produksi


Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai
kepada pihak lain (Kotler, 1997).
Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan
usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan
dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli
maupun pembeli potensial.
Setelah perakitan kendaraan roda dua AURIGA-ESEMKA atau
PESONA-ESEMKA telah selesai. Kendaraan roda dua tersebut siap dipasarkan
setelah melalui beberapa tahap uji kelayakan yang akan dilakukan oleh guru dan
konsultan dari pihak PT.KANZEN Motor Indonesia. Apabila produk perakitan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

kendaraan roda dua tersebut lulus uji kelayakan, produk tersebut telah siap untuk
dipasarkan. Adapun pemasaran hasil produksi melalui beberapa tahap yaitu:
a) Produk barang yang sudah jadi dicek ulang oleh guru. Kesesuaian produk
barang pesanan dan standar mutu produk harus disetujui oleh konsultan
sebelum proses pemasaran.

b) Bagian administrasi mendata kuantitas produk barang

c) Bagian pemasaran menjual produk barang kepada konsumen sesuai


kesepakatan yang telah disetujui bersama. Apabila dalam bentuk pesanan
maka bagian pemasaran menanyakan mutu dan jumlah barang kepada
pemesan dan dibuat laporan. Produk barang yang dibuat tanpa ada pesanan
maka bagian pemasaran bertugas menjual produk barang itu kepada konsumen

d) Setiap hasil penjualan harus dilaporkan kepada ketua program melalui bagian
administrasi.

3) Evaluasi dan Penilaian


Evaluasi pada dasarnya proses untuk menentukan tujuan atau membuat
keputusan sampai sejauh mana tujuan - tujuan pengajaran telah dicapai oleh
siswa. Proses evaluasi dilakukan setelah siswa selesai melakukan perakitan
kendaraan roda dua. Evaluasi atau penilaian dilakukan dengan kriteria-kriteria
yang telah ditentukan berdasarkan kompetensi pekerjaan. Adapun proses evaluasi
yang dilakukan di SMK N 5 Surakarta melalui beberapa tahapan sebagai berukut :
a) Setiap hasil pekerjaan yang telah dicek kualitasnya diserahkan kepada ketua
program untuk diperiksa kualitasnya kepada konsultan.

b) Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh siswa dinilai oleh guru.

c) Tahapan penilaian ini guru bertindak sebagai asesor bagi siswa. Penilaian guru
diserahkan kepada bagian administrasi dan dilanjutkan ketua program.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

d) Penilaian yang diberikan kepada siswa adalah penilaian dalam bentuk lembar
penilaian kompetensi yang harus diisi setelah pekerjaan dan standar
kompetensi atau keahlian selesai. Dalam penilaian, lembar penilaian
kompetensi dibawa oleh siswa dan diberikan kepada asesor setiap melakukan
penilaian.

e) Pengumuman nilai dilakukan setiap akhir pekerjaan sesuai dengan batas waktu
yang telah ditentukan, dalam melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa
meliputi beberapa aspek yaitu, pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
siswa saat melaksanakan pekerjaan.

2. Kontribusi Pelaksanaan Teaching Factory dalam Mempersiapkan


Lulusan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK N 5 Surakarta

a. Pengetahuan
Dengan adanya teaching factory di SMK N 5 Surakarta yaitu perakitan
kendaraan roda dua dan service kendaraan roda dua, membuat siswa mempunyai
pengetahuan secara langsung tentang pekerjaan-pekerjaan di dunia kerja/industri
secara nyata.
Menurut pendapat informan 5 dan informan 6 wawancara pada tanggal 7
juni 2012 menyatakan bahwa kegiatan teaching factory di SMK N 5 Surakarta
dapat menambah pengetahuan siswa dan dapat dijadikan bekal siswa setelah lulus
nanti. Hal senada juga diperkuat oleh informan 2 wawancara pada tanggal 14 juni
2012 yang menyatakan bahwa di teaching factory dilakukan pembinaan skill dan
kompetensi yang pendekatannya sudah ke dunia industri. Ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan siswa tentang dunia kerja.

b. Kemampuan
Dengan adanya teaching factory yaitu perakitan kendaraan roda dua dan
service kendaraan roda dua, menambah kemampuan siswa untuk melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan di teaching factory yaitu merakit dan service kendaraan roda
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

dua dengan baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan 2 wawancara pada
tanggal 14 juni 2012 dan informan 4 wawancara pada tanggal 20 juni 2012 yang
menyatakan bahwa kegiatan siswa dalam kegiatan perakitan dimulai dari
komponen-komponen terurai menjadi sebuah kendaraan roda dua atau roda
empat. jadi mulai kegiatan perakitan pertama kali sampai nanti proses
pemeriksaan akhir, yaitu uji kelayakan produk siswa dilibatkan dengan
didampingi guru. Hal senada juga di perkuat dengan pernyataan informan 7
wawancara pada tanggal 14 juli 2012 yang menyatakan bahwa awal siswa tidak
langsung merakit dari komponen-komponen menjadi sebuah kendaraan melainkan
dari kendaraan yang sudah jadi dilepas dan di identifikasi , kemudian dirangkai
kembali menjadi sebuah kendaraan, baik itu sepeda motor atau mobil.
Dengan adanya teaching factory yaitu kegiatan assembling dapat
menambah kemampuan siswa yang sebelumnya belum bisa merakit kendaraan
menjadi bisa dan mampu merakit kendaraan baik kendaraan roda dua maupun
roda empat. Hanya di kegitan teaching factory ini siswa mendapatkan kemampuan
merakit kendaraan roda dua atau roda empat.

c. Minat dan Kesukaan


Minat adalah kemauan untuk melakukan sesuatu yang diinginkan.
Sedangkan kesukaan adalah sesuatu yang dirasakan dalam diri seseorang yang
timbul dari diri pribadi tanpa adanya paksaan dari pihak lain. Setelah siswa
melaksanakan teaching factory, maka dengan sendirinya mereka akan mengetahui
minat dan kesukaan dari pekerjaan itu. Dengan demikian pekerjaan di teaching
factory dapat diselesaikan dengan baik, karena minat dan kesukaan dari dalam diri
siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat informan 5 dan informan 6 wawancara pada
tanggal 7 juni 2012 Yang menyatakan bahwa mereka sangat senang dengan
adanya kegiatan perakitan yang dapat memberikan pengetahuan, kemampuan, dan
pengalaman yang dapat menjadi bekal untuk menghadapi dunia kerja.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

d. Pengalaman
Pengalaman adalah guru yang paling baik. Dimana pengalaman setiap
orang itu berbeda-beda, baik itu pengalaman hidup atau pengalaman pekerjaan.
Dengan adanya pelaksanaan teaching factory yaitu perakitan kendaraan roda dua,
mereka mempunyai pengalaman kerja secara nyata dan langsung seperti keadaan
sebenarnya di dunia industri atau dunia kerja, sehingga pada waktu siswa terjun ke
dunia kerja sudah siap, karena kegiatan, peraturan dan sanksi yang ada di teaching
factory disesuaikan seperti kondisi dunia kerja yang sebenarnya. Hal ini sesuai
dengan pendapat informan 2 pada tanggal 14 juli 2012 dan informan 4 wawancara
pada tanggal 20 juni 2012 yang menyatakan bahwa setelah melakukan teaching
factory siswa akan lebih siap dalam menghadapi dunia kerja, karena siswa sudah
mempunyai pengalaman yang diperolah dari kegiatan teaching factory.
Siswa juga akan lebih siap dalam mengahadapi dunia kerja, karena
peraturan dan sanksi yang berlaku sudah disesuaikan dengan dunia kerja
misalnya, adanya jam minus, yaitu jam ketidakhadiran dalam mengikuti pelatihan.
Bila jumlah jam minus maksimum siswa melebihi aturan yang ditetapkan, maka
siswa yang bersangkutan di wajibkan mengganti di waktu lain. Dengan adanya
peraturan-peraturan dan sanksi yang diberlakukan di teaching factory akan
menambah pengalaman siswa tentang kondisi dunia usaha atau dunia industri
yang sesungguhnya, dan siswa akan lebih siap menghadapi keadaan seperti itu
setelah lulus nanti.

e. Disiplin
Disiplin artinya taat pada peratutan. Jika siswa sudah mentaati peraturan
maka ia adalah siswa yang memiliki kedisiplinan. Dengan adanya teaching
factory ini, siswa dituntut untuk disiplin terhadap peraturan yang ada di teaching
factory yang telah disesuaikan dengan keadaan industri atau dunia kerja. Dengan
adanya peraturan di teaching factory dan sanksi-sanksi maka dengan sendirinya
kedisiplinan akan terbentuk pada diri siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat
informan 6 wawancara pada tanggal 7 juni 2012 yang menyatakan bahwa siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

lebih disiplin setelah melaksanakan kegitan teaching factory, karena peraturan


yang ada sangat ketat sesuai dengan kondisi dunia kerja yang sesungguhnya.
Peraturan dan sanksi yang ada di teaching factory memang seperti
keadaan dunia kerja yang sesungguhnya. Mulai dari pakaian seragam praktik,
rambut, kuku, jumlah jam minus, denda uang, ketidaktaatan kepada pimpinan dan
lain sebagainya. Peraturan dan sanksi tersebut akan membuat siswa lebih disiplin
dan menghargai waktu.

f. Kepribadian
Dengan adanya teaching factory ini, dapat membentuk pribadi siswa
untuk lebih baik dari sebelumnya. Karena siswa dididik untuk menjadi tenaga
kerja tingkat menengah yang mempunyai kepribadian yang baik. Membentuk
kepribadian mereka untuk berpikir lebih dewasa. Hal ini sesuai dengan pendapat
informan 1 wawancara pada tanggal 14 juni 2012 yang menyatakan bahwa adanya
usaha pembenahan kearah pribadi siswa, mental, agar siswa memang benar-benar
menjadi tenaga kerja yang lebih siap, yang mampu bersaing di dunia kerja.
Pada saat kegiatan teaching factory siswa juga dilatih untuk mempunyai
kepribadian yang baik. Hal ini diperkuat dengan adanya peraturan yang
mewajibkan siswa datang tepat waktu, berpakaian rapi, dilarang memakai anting-
anting atau aksesoris lain yang berlebihan, ketaatan kepada pimpinan dan lain
sebagainya. Siswa juga dilatih untuk bersifat jujur misalnya, mencuri barang-
barang teaching factory mengakibatkan siswa yang bersangkutan di kenai sanksi
pencabutan mengikuti pelatihan dan dikeluarkan. Selain itu jika siswa terlibat
perkelahian di lingkungan teaching factory atau diluar teaching factory (diketahui
oleh staff/instruktur) siswa yang bersangkutan dikenai sanksi pencabutan
mengikuti pelatihan (dikeluarkan).

g. Sikap professional
Dengan adanya pelaksanaan teaching factory, siswa lebih siap untuk
terjun ke dunia kerja, karena selama mereka teaching factory dilatih untuk bekerja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

secara professional. Ini sesuai dengan peraturan yang berlaku di teaching factory
misalnya, datang tepat waktu, pekerjaan harus selesai tepat waktu, siswa harus
taat kepada pimpinan, adanya jam minus maksimum, dikenai sanksi jika
melakukan pelanggaran.
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan informan 6 wawancara pada
tanggal 7 juni 2012 yang menyatakan bahwa siswa dituntut bersikap profesional
dalam melaksanakan pekerjaan di teaching factory.

3. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Teaching Factory di


SMK N 5 Surakarta dan Usaha yang Dilakukan Untuk Mengatasi
Kendala-kendala Tersebut.
Usaha yang dilakukan SMK N 5 Surakarta dalam rangka
mempersiapkan siswanya untuk berkompetisi di dunia kerja juga mengalami
berbagai hambatan, adapun hambatan tersebut di antaranya adalah :

a. Waktu pelaksanaan
Dalam pelaksanaan teaching factory membutuhkan waktu yang tidak
sedikit, berhasil atau tidaknya pelaksanaan teaching factory juga sangat
bergantung pada waktu yang tersedia. Pelaksanaan teaching factory di SMK N 5
Surakarta, waktu pelaksanaannya di gabungkan dengan proses pembelajaran.
Sedangkan pelaksanaan teaching factory membutuhkan waktu yang benar-benar
maksimal agar saat siswa terjun bisa benar-benar maksimal melaksanakan
kegiatan di teaching factory. Kadang-kadang waktu pelaksanaan juga bersamaan
dengan kegiatan rapat, pameran, expo. Kegiatan seperti ini yang paling sering
menjadi kendala waktu pelaksanaan teaching factory.
Usaha yang dilakukan SMK N 5 Surakarta untuk mengatasi hambatan
tersebut dengan membentuk tim ahli yang berasal dari siswa itu sendiri. Mula-
mula guru mengambil dua siswa tiap kelas. Sedangkan di program Teknik
Otomotif kelas XII terbagi menjadi tiga kelas, sehingga jumlah awal siswa yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

melakukan pelatihan perakitan kendaraan roda dua adalah enam orang. Enam
siswa tersebut melakukan pelatihan terlebih dahulu dengan tujuan enam siswa ini
yang nantinya akan menjadi tim ahli di masing-masing kelas. Secara tidak
langsung enam siswa ini adalah siswa yang paling berkompeten di masing-masing
kelasnya. Enam orang siswa ini yang akan membimbing teman-teman satu
kelasnya saat praktik. Jika ada waktu luang siswa akan belajar mandiri di teaching
factory dengan dibimbing oleh tim ahli yang telah dibentuk, siswa akan meminta
izin kepada guru dan guru akan memberikan izin dengan catatan dan pengecualian
tertentu.

b. Tempat pelaksanaan teaching factory


Tempat pelaksanaan teaching factory adalah tempat dimana
berlangsungnya proses pelaksanaan teaching factory yang merupakan salah satu
faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan teaching factory. Di SMK N 5
Surakarta tempat pelaksanaan teaching factory belum terpisah sepenuhnya dengan
tempat pelaksanaan proses belajar mengajar. Masih ada sebagian yang tempatnya
menjadi satu dengan proses belajar mengajar, sehingga penggunaan tempatnya
bergantian antara proses belajar mengajar dengan pelaksanaan teaching factory.
Sedangkan idealnya teaching factory mempunyai tempat khusus atau tersendiri
dalam pelaksanaannya, agar proses pelaksanaannya berjalan dengan maksimal.
Ruang pelaksanaan teaching factory di SMK N 5 Surakarta masih
kurang luas, sehingga dalam pelaksanaannya hanya beberapa siswa saja yang bisa
melakukan kegiatan assembling dalam ruangan tersebut, karena tidak bisa
menampung siswa satu kelas sekaligus. Hal ini berdampak pada pemborosan
waktu yang digunakan dalam pelaksanaan teaching factory.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

Bengkel
Kanzen
Mushola

Bengkel Chasis
Kelistrikan Otomotif Bengkel
Bengkel Assembling

Bengkel Motor

Ruang Guru Ruang Alat

Gambar 4.1. Denah Bengkel Teknik Otomotif

Usaha yang dilakukan SMK N 5 Surakarta untuk mengatasi hambatan


tersebut adalah mengusulkan penambahan tempat untuk pelaksanaan teaching
factory. Sehingga tempat antara pelaksanaan teaching factory dengan proses
belajar mengajar terpisah dan mampu menampung lebih banyak siswa dalam
melaksanakan praktik.

c. Tenaga pengajar
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utamanya didik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

Beban mengajar guru di SMK N 5 Surakarta program teknik otomotif


masih tinggi, karena memang jumlah guru atau tenaga pengajarnya yang masih
sedikit atau masih kurang. Jumlah guru untuk jurusan teknik otomotif di SMK N 5
Surakarta pada tahun ajaran 2011/2012 berjumlah 12 guru. Adapun jumlah teknik
otomotif mempunyai 289 siswa yang di bagi menjadi sembilan kelas yaitu, untuk
kelas X dibagi menjadi tiga kelas, begitu pula untuk kelas XI dan XII. Sedangkan
kompetensi produktif pembelajaran yang harus di sampaikan kepada siswa teknik
otomotif berjumlah 27 kompetensi pembelajaran. Sehingga untuk
mengembangkan teaching factory masih sedikit mengalami kesulitan karena
beban mengajar guru yang sangat tinggi. Dengan beban guru untuk mengajar pada
proses belajar mengajar yang masih tinggi dan di tambah dengan beban untuk
membimbing siswa di teaching factory, hal ini sangat menyulitkan guru untuk
mengembangkan teaching factory.
Usaha yang dilakukan pihak SMK N 5 surakarta untuk mengatasi
hambatan tersebut adalah dengan mengusulkan penambahan Guru, sehingga
beban mengajar guru ideal yaitu 24 jam dalam seminggu sesuai dengan yang di
syaratkan pemerintah. Sehingga guru mempunyai waktu yang lebih untuk
mengembangkan teaching factory.

d. Peran Siswa
Peran siswa dalam teaching factory adalah melakukan perakitan
kendaraan roda dua maupun roda empat, mulai dari komponen terurai menjadi
barang yang siap di pasarkan. Peranan siswa dalam perakitan kendaraan roda dua
atau roda empat yang terjadi di SMK N 5 Surakarta belum maksimal, sebagian
besar pekerjaan perakitan masih dilakukan oleh guru pembimbing. Peran siswa
hanya membantu dalam kegiatan perakitan, sehingga peranan siswa kurang
maksimal dan manfaat serta pengalaman yang didapat tidak seperti yang
diharapkan. Kompetensi dan pengalaman yang di dapat siswa pun tidak sama
karena pekerjaan yang di lakukan setiap siswa tidak sama, hal ini terjadi karena

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

67

kurangnya sarana dan prasarana pelaksanaan teaching factory dan kurangnnya


persiapan dalam pelaksanaan teaching factory.
Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut yaitu
melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan perakitan kendaraan roda dua maupun
roda empat dengan matang agar pada saat pelaksanaan perakitan berjalan dengan
baik yaitu dengan membuat administrasi pembelajaran seperti silabus, program
tahunan atau program semester, dan rencana pelaksanaan pembelajaran, sehingga
arah dan tujuan pembelajaran perakitan jelas dan terencana dengan baik. selain itu
juga mengadakan penambahan sarana dan prasarana teaching factory agar
pelaksanaannya berjalan sesuai dengan lancar.

e. Struktur Organisasi Teaching Factory


Sebuah kegiatan terlaksana dengan baik karena adanya struktur
organisasi yang berjalan dengan baik. Seperti halnya teaching factory, jika
struktur organisasi tersusun dan berjalan dengan sebagaimana mestinya maka
pelaksanaannya pun akan berjalan dengan baik pula, sehingga sasaran dan tujuan
yang diharapkan dapat tercapai.

Struktur organisasi teaching factory di SMK N 5 Surakarta dalam


pelaksanaan perakitan kendaraan roda dua maupun roda empat sudah tersusun
dengan dengan baik, namun dalam pelaksanaannya belum berjalan sesuai yang
diharapkan. Hal ini terjadi karena masih adanya staff yang merangkap tugas
dalam pelaksanaan teaching factory yang seharusnya menjadi tugas dari staff
yang lain, sebagai contoh ketua masih merangkap tugas dari bendahara atau
humas (pemasaran) yang seharusnya sudah menjadi tugas dari orang lain. hal ini
mengakibatkan pelaksanaan tidak berjalan dengan maksimal.

Usaha untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan menyusun


struktur organisasi dengan baik yaitu, memilih pengurus teaching factory yang
benar-benar mampu dan bisa melaksanakan tugas yang diberikan dengan baik.
Sehingga pada saat pelaksanan kegiatan teaching factory masing-masing
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

68

pengurus mampu melaksanakan tugasnya secara maksimal, dan tidak terjadi lagi
pengurus yang merangkap tugas yang bukan menjadi kewenangannya.

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori


Berdasarkan pada permasalahan yang diteliti yaitu tentang
mempersiapkan lulusan SMK N 5 Surakarta memasuki dunia kerja maka dapat
dilihat dari pelaksanaan teaching factory yang dilakukan di SMK N 5 Surakarta
dalam mempersiapkan siswa untuk berkompetisi di duia kerja. Adapun
pelaksanaan teaching factory di SMK N 5 Surakarta melalui tiga tahap yaitu,
tahap proses produksi, pemasaran, dan tahap evaluasi. Apalagi hal tersebut telah
dapat dikuasai siswa dan hasil yang dicapai sudah maksimal, maka dapat
dikatakan siswa tersebut sudah mempunyai kesiapan dalam berkompetisi di dunia
kerja. Karena dengan adanya pelaksanaan teaching factory mempunyai banyak
manfaat diantaranya, pengetahuan, kemampuan untuk menegerjakan tugas-tugas
yang ada di teaching factory dengan baik, kepribadian, pengalaman, disiplin yang
tinggi, sikap professional. Akan tetapi pada kenyataannya dalam pelaksanaan
teaching factory di SMK N 5 Surakarta masih mengalami beberapa hambatan,
sehingga pihak SMK N 5 Surakarta berusaha untuk mengatasi hambatan tersebut
dengan berbagai cara agar lulusannya dapat unggul berkompetisi di dunia kerja.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dan berdasarkan perumusan
masalah yang dihubungkan dengan kajian teori, dapat dikemukakan hal-hal
sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Teacing Factory di SMK N 5 Surakarta

a. Tahap persiapan Teaching Factory


Tahap persiapan merupakan tahap tahap awal yang dilakukan SMK N 5
Surkarta untuk mempersiapkan guru dan siswa dalam mempersiapkan siswanya

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

69

dalam pelaksanaan teaching factory yang dilakukan melalui pelatihan bagi guru
dan proses belajar mengajar bagi siswa di sekolah.
Proses belajar mengajar merupakan kesatuan kegiatan yang tidak
terpisahkan antara siswa yang belajar dengan guru yang mengajar, dan diantara
kedua kegiatan ini terjadi interaksi edukatif yang saling menunjang dan
melibatkan komponen belajar mengajar yaitu guru, siswa, tujuan, bahan, media,
dan evaluasi. PBM yang dilaksanakan di SMK N 5 Surakarta juga sudah
melibatkan komponen-komponen tersebut. Hal ini berarti PBM yang dilaksanakan
di SMK N 5 Surkarta sudah sesuai dengan pendapat Djago Tarigan yang
menyatakan bahwa komponen belajar meliputi : siswa, guru, tujuan, bahan,
metode, media, dan evaluasi.
Keberhasilan PBM tidak lepas dari peranan guru, untuk itu SMK N 5
Surakarta selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas gurunya baik dengan
mengikutsertakan dalam penataran-penataran ataupun dengan pelatihan-pelatihan.
Peranan guru dalam PBM di SMK N 5 Surakarta adalah sebagai pendidik,
pengajar, pelatih, dan pemberi motivasi kepada siswa agar menjadi tamatan yang
sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Siswa SMK N 5 Surakarta Program Teknik
Otomotif dituntut untuk selalu berperan aktif dalam PBM diantaranya dengan
adanya diskusi dan tanya jawab. Guru juga harus dapat menentukan tujuan,
bahan/materi, metode mengajar, media yang digunakan dan evaluasi yang akan
dilaksanakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam PBM.
Penentuan materi yang digunakan dalam PBM harus sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Penentuan materi PBM di SMK N 5 Surakarta juga
selalu disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan disinkronkan dengan
tuntutan dunia kerja. Penentuan bahan/materi dalam PBM juga berperan pada
tujuan PBM, karena dalam menentukan tujuan PBM, guru SMK N 5 Surakarta
selalu menyesuaikan dengan materi yang sedang diajarkan. Pelaksanaan PBM di
SMK N 5 Surakarta sudah menggunakan metode yang bervariasi dan disesuaikan
dengan kondisi siswa serta materi yang disampaikan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

70

Media yang digunakan dalam PBM harus dapat merangsang dan


mempermudah keinginan siswa untuk belajar. Penentuan media yang digunakan
PBM di SMK N 5 Surakarta selalu diupayakan untuk dapat mempermudah
penyampaian materi pelajaran dan mempermudah siswa dalam belajar, sehingga
guru-guru SMK N 5 Surakarta dapat menggunakan media yang sesuai dengan
materi yang diajarkan.
Evaluasi yang dilaksanakan di SMK N 5 Surakarta meliputi evaluasi
formatif, evaluasi sumatif, dan evaluasi penguasaan kompetensi. Hal tersebut
membuktikan bahwa pelaksanaan evaluasi di SMK N 5 Surakarta sesuai dengan
kurikulum yang berlaku bagi SMK . dimana evaluasi yang harus dilaksanakan
bagi siswa SMK meliputi evaluasi formatif, sumatif, dan penguasaan kompetensi.

1) Proses Produksi
Proses produksi atau proses perakitan kendaraan roda dua dan kendaraan
roda empat sudah berjalan dengan baik dan terorganisasi dengan rapi walaupun
belum seratus persen seperti layaknya teaching factory yang ideal. Pada proses
perakitan kendaraan roda dua sudah berjalan sejak tahun 2009. Siswa SMK N 5
Surakarta telah berhasil merakit sepeda motor Kanzen yaitu, pesona-esemka dan
auriga-esemka.
Kegiatan perakitan kendaraan roda dua dan roda empat di SMK N 5
Surakarta di masukkan dalam mata pelajaran muatan lokal dan kegiatan praktek
kerja industri, namun untuk kegiatan perakitan sepeda motor Kanzen tidak
mempunyai jadwal tetap, disebabkan perakitan sepeda motor kanzen dilakukan
berdasarkan permintaan dari konsumen atau persediaan sepeda motor yang
dihasilkan.
Kegiatan proses produksi yang dilaksanakan di SMK N 5 Surakarta pada
program teknik otomotif sudah berjalan cukup baik, dilihat dari skema
pelaksanaan proses produksinya berjalan seperti layaknya sebuah dunia industri,
walaupun tidak seratus persen kondisinya sama. Dengan adanya tata tertib dan
peraturan ataupun sanksi yang diberlakukan layaknya sebuah industri,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

71

memberikan gambaran dan pengalaman dunia kerja atau dunia industri kepada
siswa.

2) Proses Pemasaran atau Hasil Produksi


Pembelajaran teaching factory merupakan pembelajaran keahlian yang
dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang
sesungguhnya untuk menghasilkan barang atau jasa yang sesuai dengan tuntutan
pasar atau konsumen. Dengan kata lain barang yang diproduksi dapat berupa hasil
produksi yang dapat dijual atau yang dapat digunakan oleh masyarakat, sekolah
atau konsumen. Pada proses pemasaran barang yang dihasilkan dalam hal ini
adalah sepeda motor Kanzen tidak bisa langsung dipasarkan, tapi masih harus
melalui beberapa pengujian. Ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dan
kelayakan barang hasil produksi.
Pengujian kualitas atau kelayakan sepeda motor Kanzen yang dilakukan
di SMK N 5 Surakarta, yang pertama dilakukan oleh guru SMK N 5 Surakarta.
Dan yang kedua dilakukan oleh konsultan dari pihak Kanzen. Hal ini dilakukan
agar barang hasil produksi benar-benar layak untuk dipasarkan dan memenuhi
standar mutu yang ditentukan.
Dalam proses pemasaran hasil produksi yang terjadi di SMK N 5
Surakarta pada program teknik otomotif masih sepenuhnya dipegang oleh guru.
Hal ini dilakukan karena belum adanya susunan organisasi yang terstruktur
dengan baik. Sehingga siswa tidak banyak terlibat dalam kegiatan pemasaran hasil
produksi.

3) Evaluasi dan penilaian


Evaluasi pada dasarnya proses untuk menentukan sejauh mana tujuan -
tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa. Proses evaluasi dilaksanakan setelah
perakitan selesai dilakukan. Evaluasi di sini tidak hanya untuk siswa tetapi kepada
semua yang terlibat dalam kegiatan teaching factory yaitu guru ataupun ketua
program. Dengan adanya evaluasi tersebut dapat diketahui sejauh mana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

72

keberhasilan dan perkembangan kegiatan teaching factory yang dilaksanakan di


SMK N 5 Surakarta dan menjadi tolak ukur untuk pelaksanaan ke depannya nanti.
Sedangkan evaluasi yang dilakukan untuk siswa, seperti evaluasi yang
biasa dilakukan pada mata pelajaran praktek yang dilaksanakan di SMK N 5
Surakarta pada program teknik otomotif. Penilaian yang diberikan kepada siswa
adalah penilaian dalam bentuk lembar penilaian kompetensi yang harus di isi
setelah pekerjaan dan standar kompetensi atau keahlian selesai. Aspek-aspek yang
dinilai adalah sikap kerja, pengetahuan, dan keterampilan. Dan hasil penilaian
akan dicatat dalam buku rapor, karena kegiatan perakitan sepeda motor Kanzen
masuk dalam mata pelajaran muatan lokal.

2. Konstribusi Pelaksanaan Teaching Factory dalam Mempersiapkan


Lulusan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK N 5 Surakarta
Berdasarkan data yang ada di lapangan, kontribusi pelaksanaan teaching
factory meliputi : menambah pengetahuan siswa secara langsung tentang
pekerjaan-pekerjaan di DUDI, menambah kemampuan siswa dalam
menyelesaikan tugas-tugas mereka mereka, berkepribadian baik, minat dan
kesukaan dalam menghadapi tugas yang diberikan, menambah pengalaman siswa
mengenai lingkungan kerja, menambah disiplin siswa, dan menumbuhkan sikap
professional dalam melaksanakan berbagai pekerjaan yang diberikan. Hal ini
berarti kontribusi pelaksanaan teaching factory yang dilaksanakan di SMK N 5
Surakarta sudah sesuai dengan pendapat randall S.Schuller dan Susan E. Jackson
yang menyatakan bahwa kategori utama perusahaan dalam memilih karyawan
yang akan bekerja di perusahaan, yaitu : pengetahuan, kemampuan, kepribadian,
minat dan kesukaan, pengalaman, sikap professional.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

73

3. Kendala-kendala Yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Teaching Factory di


SMK N 5 Surakarta dan Usaha yang Dilakukan Untuk Mengatasi
Kendala Tersebut
Berdasarkan data yang ada di lapangan, hambatan yang dihadapi SMK N
5 Surakarta dalam mempersiapkan siswa didiknya agar siap berkompetisi di dunia
kerja meliputi : waktu pelaksanaan teaching factory, tempat pelaksanaan teaching
factory, jumlah guru, kurangnya peranan siswa, struktur organisasi teaching
factory yang belum berjalan dengan baik. Pada dasarnya hambatan yang dialami
SMK N 5 Surakarta untuk mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja tersebut
terkait dengan pelaksanaan teaching factory.
Adapun usaha yang dilakukan SMK N 5 Surakarta untuk mengatasi
hambatan tersebut antara lain : memanfaatkan waktu luang siswa untuk
melaksanakan kegiatan teaching factory dengan mandiri yang di awasi dan
dibimbing oleh tim ahli yang telah dibentuk dari siswa itu sendiri, mengusulkan
penambahan tempat untuk pelaksanaan teaching factory agar terpisah dengan
kegiatan pelaksanaan proses belajar mengajar, mengusulkan penambahan Guru
agar beban mengajar guru ideal sesuai yang disyaratkan pemerintah, melakukan
persiapan pelaksanaan teaching factory dengan matang, memilih pengurus
teaching factory yang benar-benar mampu dan bisa melaksanakan tugas atau
kewenangan yang diberikan dengan baik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan analisis yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik peneliti ini adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Teaching Factory di SMK N 5 Surakarta
a. Persiapan Pelaksanaan Teaching Factory
Tahap persiapan teaching factory di SMK N 5 Surakarta dilaksanakan
dalam upaya untuk mempersiapkan siswa agar siap terjun ke teaching factory.
Selain itu persiapan teaching factory dilaksanakan agar pelaksanaan berjalan
dengan lancar sesuai yang diharapkan.
b. Proses Produksi
Pada tahap proses produksi siswa peserta teaching factory telah
melakukan proses produksi yaitu perakitan kendaraan roda dua sepeda motor
Kanzen. Disini siswa melaksanakan tugasnya yaitu sebagai mekanik merakit
sepeda motor Kanzen sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan dengan
dibimbing guru.
c. Proses Pemasaran atau Hasil Produksi
Pada proses pemasaran siswa tidak banyak terlibat. Hanya sesekali siswa
diikutkan dalam uji kualitas barang hasil produksi. Sedangkan untuk proses
pemasarannya sendiri sepenuhnya dikelola oleh guru dan staff SMK N 5
Surakarta program teknik otomotif. Hal ini di karenakan struktur organisasi yang
tidak berjalan dengan semestinya.
d. Evaluasi dan penilaian
Evaluasi teaching factory di SMK N 5 Surakarta untuk barang hasil
produksi yaitu perakitan sepeda motor Kanzen dilakukan oleh pihak konsultan
Kanzen. Sedangkan untuk evaluasi dan penilaian siswa dilakukan oleh guru
pembimbing. Aspek yang dinilai adalah sikap kerja, pengetahuan dan

commit to user
74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

75

keterampilan. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan siswa


maupun guru yang terlibat dalam pelaksanakan teaching factory.
2. Konstribusi Pelaksanaan Teaching Factory dalam Mempersiapkan Lulusan
Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK N 5 Surakarta.
a. Pengatahuan
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang didapat siswa selama
melaksanakan teaching factory perakitan kendaraan roda dua yaitu sepeda motor
Kanzen. Dengan melaksanakan pekerjaan di teaching factory yang disesuaikan
dengan kondisi dunia kerja yang sesungguhnya.
b. Kemampuan
Kemampuan merupakan kapasitas atau kesanggupan peserta teaching
factory dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Dengan adanya teaching factory
membuktikan bahwa siswa SMK N 5 Surakarta mampu untuk melaksanakan
pekerjaan perakitan kendaraan roda dua.
c. Kepribadian
Kepribadian merupakan karakteristik seseorang dalam berinteraksi
dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Dengan adanya pelaksanaan
teaching factory, maka terbentuklah kepribadian siswa untuk bekerja secara
berhati-hati, teliti dan jujur.
d. Minat dan Kesukaan
Minat dan kesukaan tercermin dari perilaku seseorang atas pekerjaan
yang harus dilaksanakan. Seseorang akan lebih puas dan senang melaksanakan
pekerjaan jika pekerjaan tersebut sesuai dengan minat dan kesukaannya. Minat
dan kesukaan dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan jenis pekerjaan
yang cocok bagi seorang calon tenaga kerja.
e. Pengalaman
Pengalaman merupakan pengetahuan yang diperoleh seseorang karena
mengalami suatu kegiatan. Bagi lulusan SMK N 5 Surakarta pengalaman dapat
diperoleh melalui teaching factory perakitan kendaraan roda dua.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

76

f. Disiplin
Dengan adanya tata tertib yang berlaku di teaching factory, peserta
teaching factory harus mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan adanya
peraturan yang berlaku tersebut dengan sendirinya dapat membentuk kedisiplinan
siswa.
g. Sikap Professional
Sikap professional merupakan sikap yang mampu melakukan pekerjaan
dengan keahlian dan keterampilan yang dimilikinya serta memiliki komitmen
pribadi yang mendalam atas pekerjaannya tersebut. Dengan adanya teaching
factory ini, dapat menumbuhkan sikap siswa SMK N 5 Surakarta untuk lebih
loyal dan taat dalam melaksanakan tugas-tugas di teaching factory.
3. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Teaching Factory di
SMK N 5 Surakarta dan Usaha-usaha yang Dilakukan untuk Mengatasi
Kendala –kendala Tersebut.
a. Waktu Pelaksanaan
Minimnya waktu yang tersedia untuk melaksanakan teaching factory,
mengakibatkan pelaksanaan kegiatan teaching factory yaitu perakitan kendaraan
roda dua tidak berjalan secara maksimal. Sehingga membuat guru kesulitan untuk
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran sesuai yang direncanakan. Adapun usaha
yang dilakukan untuk mengatasi hambatan ini adalah dengan membentuk tim ahli
yang di ambil dari siswa sendiri untuk membimbing teman-temannya jika ada
waktu luang, atau jika guru pembimbing tidak bisa hadir karena ada halangan.
b. Tempat Pelaksanaan Teaching Factory
Belum adanya tempat teaching factory khusus atau terpisah dari kegiatan
proses belajar mengajar. Usaha untuk mengatasi hambatan ini adalah ketua
program teknik otomotif mengusulkan untuk penambahan tempat teaching factory
sehingga kegiatan teaching factory terpisah dari proses belajar mengajar.
c. Tenaga Pengajar
Kurangnya tenaga pengajar menyebabkan beban mengajar guru sangat
tinggi, sehingga guru pembimbing dan staff yang terlibat hanya memiliki sedikit
waktu untuk mengelola dan mengembangkan teaching factory. Usaha untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

77

mengatasi hambatan ini adalah dengan mengusulkan penambahan tenaga pengajar


di program teknik otomotif.
d. Peran siswa
Peranan siswa yang kurang maksimal dalam pelaksanaan perakitan
kendaraan roda dua maupun roda empat mengakibatkan hasil dari pelaksanaan
teaching factory hasilnya belum sesuai dengan tjuan yang diinginkan. Usaha
untuk mengatasi hambatan ini adalah dengan melakukan persiapan pelaksanaan
teaching factory dengan sebaik-baiknya serta melengkapi sarana dan prasarana
pelaksanaan teaching factory.
e. Struktur Organisasi
Kurang maksimalnya peranan struktur organisasi dalam pelaksanaan
teaching factory mengakibatkan administrasi pelaksanaan teaching factory tidak
berjalan secara maksimal. Usaha untuk mengatasi hambatan ini adalah dengan
memilih pengurus yang benar-benar mampu dan bisa melaksanakan tugasnya
secara maksimal.

B. IMPLIKASI
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan kesimpulan tentang
kontribusi pelaksanaan teaching factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki
dunia kerja siswa SMK N 5 Surakarta dapat dikemukakan implikasi sebagai
berikut :
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan teaching factory di SMK N
5 Surakarta dalam mempersiapkan lulusan siswa memasuki dunia kerja adalah
dilakukannya dengan berbagai tahap antara lain : tahap persiapan, tahap
produksi, tahap pemasaran dan tahap evaluasi. Dengan dilakukannya berbagai
tahap ini membuktikan bahwa siswa SMK N 5 Surakarta sudah mempunyai
pengalaman dan kemampuan merakit kendaraan sepeda motor seperti yang
dilakukan di DUDI. Dengan dilaksanakannya teaching factory merupakan
nilai tambah bagi siswa yang dapat meningkatkan kesiapan dan kelulusan
SMK N 5 Surakarta untuk memasuki dunia kerja, sehingga masyarakat akan
lebih percaya menyekolahkan anaknnya di SMK N 5 Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

78

2. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan ide-ide baru yang dapat
digunakan sebagai pembaruan dunia kerja agar dapat meningkatkan
peranannya dalam dunia pendidikan dalam rangka menciptakan lulusan yang
berkualitas dan sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
3. Hasil penelitian ini dapat membuktikan kepada masyarakat bahwa lulusan
SMK N 5 Surakarta disamping mempunyai pengetahuan dan keterampilan
tentang merakit kendaraan roda dua juga mempunyai pengalaman bekerja
yang dapat digunakan sebagai bekal untuk berkompetisi di dunia kerja,
sehingga para lulusan tersebut dapat menjadi sumber daya manusia yang
unggul dan sanggup bersaing dengan para lulusan yang lain dalam
berkompetisi di dunia kerja sebagai tenaga kerja tingkat menengah. Dengan
demikian dunia kerja tidak perlu meragukan kemampuan lulusan SMK N 5
Surakarta program teknik otomotif.

C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di lapangan ada beberapa
saran dan masukan sebagai berikut :
1. Dalam melaksanakan teaching factory pihak sekolah sebaiknya membuat
struktur pengelola teaching factory yang bisa bekerja dengan maksimal.
2. Dalam pelaksanaan perakitan setiap siswa mendapatkan pengalaman dan
kompetensi yang sama.
3. Sekolah SMK N 5 Surakarta diharapkan menambah tenaga pengajar di
program teknik otomotif dan menambah ruang pelaksanaan teaching factory.
4. Perencanaan waktu pelaksanaan teaching factory lebih teliti, agar tidak terjadi
berbenturan dengan kegiatan sekolah lainnya.
5. Dalam pelaksanaan perakitan peranan siswa lebih di maksimalkan.
6. Untuk SMK lain pelaksanaan teaching factory dapat memberikan masukan
dan ide-ide dalam mempersiapkan siswanya memasuki dunia kerja.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai