Anda di halaman 1dari 85

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELEMPAR BOLA
DALAM PERMAINAN KASTI PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI JUBELAN 02 KECAMATAN SUMOWONO
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Oleh:
ENDARIAN SETIAJI
X4610049

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit
Oktoberto2012
user

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Endarian Setiaji


NIM : X4610049
Jurusan / Program Studi : JPOK / Penjaskesrek

Menyatakan bahwa skripsi saya ”PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN


KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MELEMPAR BOLA DALAM PERMAINAN KASTI PADA SISWA KELAS
V SD NEGERI JUBELAN 02 KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ” ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Oktober 2012


Yang membuat pernyataan

Endarian Setiaji

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELEMPAR BOLA
DALAM PERMAINAN KASTI PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI JUBELAN 02 KECAMATAN SUMOWONO
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh:
ENDARIAN SETIAJI
X4610049

Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit
Oktoberto2012
user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji


Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

Surakarta, Oktober 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Bambang Wijanarko, M.kes. Drs. Sarjoko Lelono, M.kes.


NIP. 19620518 198702 1 001 PENGESAHAN
NIP. 19600119 198503 1 007

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :
Tanggal : Oktober 2012

Tim Penguji Skripsi


Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Waluyo, S.Pd., M.Or. ________

Sekretaris : Hendrig Joko Prasetyo, S. Pd., M.Or. ________

Anggota I : Drs. Bambang Wijanarko, M.kes. ________

Anggota II : Drs. Sarjoko Lelono, M.kes. ________

Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n. Dekan
Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si.


NIP. 19660415 199103 1 002

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

# Allah SWT tidak akan meninggalkanmu dalam keadaan apapun

# Sabar dan sholat sebagai penolong

# Gunakan waktumu untuk hal-hal yang berarti dan bermanfaat

# Guru yang hebat adalah guru yang dapat memberikan inspirasi pada
muridnya

# Keberhasilan seorang guru dalam mengemban amanah adalah terlihat


dari perubahan tingkah laku muridnya.

# Jadilah Dirimu Sendiri

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

“ Bapak dan Ibu”


Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas
dan kasih sayang yang tiada terbatas pula.Tiada kasih sayang yang seindah dan
seabadi kasih sayangmu.

 “Ghratia Lana”
Terima kasih atas doa, semangat, dan kasih sayangnya selama ini.

“ Yahya Farkani”
Terima kasih atas doa, semangat, dan kasih sayangnya. Kau senantiasa
mendorong langkahku dengan perhatian dan semangat, kau selalu ada
disampingku baik disaat ku tegar maupun disaat ku terluka.

 “Kepala Sekolah, Guru Penjasorkes, Teman sejawat, serta segenap keluarga


besar Sekolah Dasar Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten
Semarang”
Terima kasih atas bantuan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

“Teman-teman Transfer Penjaskesrek 2010 dan Almamater.


Terima kasih atas bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Endarian Setiaji.PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELEMPAR BOLA
DALAM PERMAINAN KASTI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI
JUBELAN 02 KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2012.

Tujuan penelitian ini adalahuntuk meningkatkan hasil belajar melempar


bola dalam permainan kasti pada siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012/2013 dengan menerapkan
model pembelajaran Kooperatif.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tia siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa
kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang yang
berjumlah 22 siswa.Sumber data berasal dari guru, teman sejawat, dan
siswa.Teknik pengumpulan data adalah dengan tes dan pengamatan.Validitas data
menggunakan teknik triangulasi metode. Analisis data menggunakan teknik
deskriptif dengan mengunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan
yang terjadi dlam proses pembelajaran. Prosedur penelitian adalah model spiral
yang saling berkaitan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model
pembelajaran Kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar melempar bola dalam
permainan kasti pada siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sunowono
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013. Dari hasil analisis yang
diperoleh terdapat peningkatan kemampuan melempar bola dan hasil ketuntasan
belajar siswa dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Kemampuan
melempar bola pada kondisi awal 8 siswa, siklus I 11 siswa, dan siklus II 18
siswa, sehingga peningkatan dari kondisi awal hingga akhir siklus II sebesar 10.
Sedangkan hasil ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal (36,37%), siklus I
(50%) dan siklus II (81,82%), sehingga peningkatan dari kondisi awal hingga
siklus II sebesar (45,45%).
Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif
dapat meningkatkan hasil belajar melempar bola dalam permainan kasti pada
siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
tahun pelajaran 2012/2013.

Kata kunci :model pembelajaran kooparatif, melempar bola permainan kasti,


hasil belajar commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan penyayang atas
segala limpahan kasih dan sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul ”PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MELEMPAR BOLA DALAM PERMAINAN KASTI PADA SISWA KELAS
V SD NEGERI JUBELAN 02 KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan,
dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari
bahwa terselesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Mulyono, M.M. selakuKetua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Waluyo, S.Pd., M.Or. selakuKetua Program Studi Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Bambang Wijanarko, M.kes. selaku pembimbing I, yang selalu
memberikan motivasi dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.
5. Drs. Sarjoko Lelono, M.kes. selaku pembimbing II, yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.
6. Tutik Khamidah, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang, yang telah memberikan kesempatan dan
tempat guna pengambilan datacommit to user
dalam penelitian.

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. Vita Sugiyarti, S.Pd. selaku Guru mata pelajaran Penjasorkes SD Negeri Jubelan
02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang, yang telah memberi bimbingan
dan bantuan dalam penelitian.
8. Siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten
Semarang, yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian
ini.
9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skrisi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian yang
sederhana ini dapat bermanfaat penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Oktober 2012

Penulis

commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i
HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………….. ii
HALAMAN PENGAJUAN……………………………………………….. iii
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………….. iv
HALAMAN PENGEASAHAN………………………………………….... v
HALAMAN ABSTRAK…………………………………………………... vi
HALAMAN MOTTO……………………………………………………… vii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………… viii
KATA PENGANTAR……………………………………………………... ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. xi
DAFTAR GAMBAR...…………………………………………………….. xv
DAFTAR TABEL……….…………………………………………………. xvii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. xix
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………… 4
C. Tujuan Penelitian……………………………………………….. 4
D. Manfaat Penelitian……………………………………………… 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKA……………... 6
A. Kajian Teori……………………………………………………. 6
1. Permaianan Kasti ………………………………………….. 6
a. Pengertian Permainan Kasti……………………………. 6
b. Teknik Dasar Permaianan Kasti……………………….. 6
1) Melempar Bola……………………………………… 6
a) Melempar Bola dari Bawah……………………. 7
b) Melempar Bola dari Samping………………….. 7
c) Melmpar Bola dari Atas……………………….. 8
2) Menangkap Bola…………………………………... 8
commit to user
a) Menangkap Bola Melambung…………………. 8

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) Menangkap Bola Mendatar…………………….. 9


c) Menangkap Bola Rendah………………………. 9
d) Menakap Bola mengelinding…………………… 10
3) Memukul Bola……………………………………… 10
a) Pukulan dari bawah……………………………… 11
b) Pukulan mendatar……………………………...... 11
c) Pukulan dari atas……………………................. 12
4) Teknik berlari dan menghindar……………………. 12
c. Lapangan dan Peralatan Permaianan kasti……….......... 12
1) Lapangan permainan kasti………………………… 12
2) Peralatan permainan kasti…………………………. 13
a) Bola …………………………………………… 13
b) Kayu pemukul…………………………………. 14
c) Tiang hinggap………………………………….. 14
d) Peralatan lainnya………………………………. 14
d. Peraturan Permainan………………………………...... 15
1) Jumlah pemain……………………………………. 14
2) Waktu ……………………………………………. 15
3) Wasit……………………………………………… 15
4) Regu pemukul……………………………………. 15
5) Regu penjaga……………………………………… 15
6) Pelambung………………………………………… 16
7) Lemparan ( untuk mematikan )…………………… 16
8) Bola mati …………………………………………. 16
9) Pergantian bebas………………………………….. 17
10) Giliran memukul………………………………….. 17
11) Pukulan benar…………………………………….. 17
12) Pukulan salah……………………………………… 17
13) Nilai………………………………………………. 18
2. Hakikat Pembelajaran……………………………………. 18
commit to user
3. Hasil Belajar……………………………………………… 19

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Pengertian Hasil Belajar……………………………… 19


b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar……… 19
1) Faktor dalam diri siswa sendiri (intern)…………. 19
2) Faktor dari luar diri siswa (ekstern)……………… 20
4. Model Pembelajaran …………………………………….. 20
a. Pegertian Model Pembelajaran……………………….. 20

b. Strategi Model Pembelajaran…………………………. 21


5. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif………………… 22
a. Pengertian Pembelajaran kooperatif…………………… 22
b. Kelebihan dan Kekurangan
Pembelajaran Kooperatif............................................... 23
1) Kelebihan pembelajaran kooperatif………………. 23
2) Kekurangan pembelajaran kooperatif……………… 23
B. Kerangka Berfikir………………………………………………. 23
C. Hipotesis Tindakan……………………………………………… 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu……………………………………………… 27
1. Tempat Penelitian……………………………………………. 27
2. Waktu Penelitian……………………………………………... 27
B. Subjek Penelitian………………………………………………... 28
C. Data dan Sumber Data…………………………………………... 28
D. Pengumpulan Data……………………………………………… 28
E. Uji Validitas Data………………………………………………. 29
F. Analisis Data……………………………………………………. 29
G. Prosedur Penelitian……………………………………………… 30
1. Tahap persiapan survei awal………………………………… 30
2. Tahap seleksi informan,
penyiapan instrument dan alat………………………………. 30
3. Tahap pengumpulan data dan treatment…………..………... 31
4. Tahap analisis data…………………….……………………. 31
commit to user
H. Indicator Capaian Penelitian…………………………………… 32

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Rancangan Siklus I…………………………………………. 32


a. Tahap Perencanaan…………………………………….. 32
b. Tahap Pelaksanaan……………………………………... 32
c. Tahap Pengamatan……………………………………… 33
d. Tahap evaluasi………………………………………….. 33
2. Rancangan Siklus II………………………………………..... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan………………………………………….. 35
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian………………………………… 35
a. Siklus Awal……………………………………………… 35
b. Diskripsi Siklus I………………………………………... 37
c. Diskripsi Siklus II ……………………………………..... 45
C. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………… 52
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan………………………………………………………... 63
B. Implikasi………………………………………………………… 63
C. Saran…………………………………………………………….. 64
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………....... 66
LAMPIRAN…………………………………………………………………. 68

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Cara Melempar Bola dari Bawah……………………………… 7
2. Cara Melempar Bola dari Samping……………………………. 7
3. Cara Melempar Bola dari Atas………………………………… 8
4. Cara Menangkap Bola dari atas………………………………... 8
5. Cara Menangkap Bola dari Samping atau Mendatar………….. 9
6. Cara Menangkap Bola Rendah………………………………… 9
7. Cara Menangkap Bola menggelinding…………………………. 10
8. Cara Memegang Kayu Pemukul……………………………….. 10
9. Pukulan dari Bawah……………………………………………. 11
10. Pukulan dari Samping atau Mendatar………………………….. 11
11. Pukulan dari Atas………………………………………………. 12
12. Lapangan Permainan kasti……………………………………… 13
13. Bola Kasti………………………………………………………. 13
14. Kayu Pemukul…………………………………………………... 14
15. Tiang Hinggap…………………………………………………... 14
16. Alur Kerangka Berpikir…………………………………………. 25
17. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas……………………………. 31
18. Grafik Perbandingan Kemampuan Melempar Bola dalam
Permainan Kasti pada Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2012 / 2013 dari Kondisi Awal ke Siklus........... 53
19. Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Melempar Bola
dalam Permainan Kasti pada Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2012/2013........................................................... 54
20. Grafik Perbandingan Peningkatan Kemampuan Melempar Bola
Dalam Permainan Kasti Pada Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
commit to user
Tahun Pelajaran 2012/2013 dari Siklus I ke Siklus II................... 55

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21. Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Melempar Bola


Dalam Permaianan Kasti pada Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2012/2013 dari Siklus I ke Siklus II..................... 57
22. Grafik Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Melempar Bola
Dalam Permainan Kasti Pada Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2012/ 2013 dari Kondisi Awal ke Siklus II.......... 58
23. Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Melempar Bola
Dalam Permainan Kasti pada Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2012/2013 dari Kondisi Awal ke Siklus II............ 59

24. Grafik Peningkatan Kemampuan Melempar Bola


Dalam Permainan Kasti dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
pada Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013............................ 60
25. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Melempar Bola
Dalam Permainan Kasti dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
pada Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013............................ 61

commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Table Halaman
1. Rincian Kegiatan, waktu pelaksanaan, dan jenis kegiatan penelitian… 27
2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian………........................................ 29
3. Presentase target capaian kemampuan melempar bola
dalam permainan kasti………………………………………………... 34
4. Kondisi Awal Kemampuan Melempar Bola Dalam Permainan Kasti
dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2012/2013…………………………………………... 36
5. Diskripsi Data Hasil Belajar Melempar Bola Dalam Permainan Kasti
Pada Kondisi Awal Sebelum Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif…………………………………………………………….. 37

6. Kemampuan Melempar Bola Dalam Permainan Kasti


dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V
SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2012/2013 Pada Siklus 1............................................ 42
7. Diskripsi Data Hasil Belajar melempar bola dalam permainan kasti
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif pada Siklus I……. 43
8. Kemampuan Melempar Bola dalam Permainan Kasti
dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V
SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013 pada Siklus II......... 50
9. Diskripsi Data Hasil Belajar Melempar Bola Dalam Permainan Kasti
Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Siklus II……….. 50
10. Perbandingan Peningkatan Kemampuan melempar bola
dalam permainan kasti Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
commit
Tahun Pelajaran 2012 /2013 dari to user
Kondisi Awal ke Siklus 1………… 52

xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V


SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2012/2013 dari Kondisi Awal ke Siklus I…………. 54
12. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Melempar Bola
dalam Permainan Kasti Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2012/2013 dari Siklus I ke Siklus II……………….. 55
13. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V
SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2012/2013 dari Siklus I ke Siklus II……………….. 56

14. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Melempar Bola


Dalam Permainan Kasti Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2012/2013 dari Kondisi Awal ke Siklus II………… 58
15. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Melempar Bola
Dalam Permainan Kasti Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2012/2013 dari Kondisi Awal ke Siklus II………… 59

commit to user

xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Silabus Pembelajaran……………………………………………….. 69
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I pertemuan I…... 70
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I pertemuan II….. 79
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II pertemuan I….. 88
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus III pertemuan II... 97
6. Lembar observasi psikomotor………………………………………. 106
7. Lembar observasi afektif…………………………………………… 107
8. Lembar Observasi Kognitif………………………………………… 108
9. Lembar Observasi…………………………………………………... 109
10. TabelDaftar Nama Siswa & Absensi Siswa Selama Pembelajaran… 110
11. Data Awal Kemampuan Melempar Bola Dalam Permainan Kasti
pada Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/ 2013…………………. 111
12. Data Awal Ketuntasan Hasil Belajar Melempar Bola
Siswa SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012 / 2013………………… 112
13. Data Kemampuan Melempar Bola Dalam Permainanj Kasti
pada Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012 / 2013 Setelah Siklus I... 113
14. Data Ketuntasan Hasil Belajar Melempar Bola Siswa
SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012 / 2013 Setelah Siklus I.... 114
15. Data Kemampuan Melempar Bola Dalam Permainan Kasti
pada Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012 / 2013 Setelah Siklus II... 115
16. Data Ketuntasan Hasil Belajar Melempar Bola Siswa
SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2012 / 2013 Setelah Siklus II………………………. 116
17. Data Perbandingan Kemampuan commit to userBola
Melempar
dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V

xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang


Tahun Pelajaran 2012 / 2013 dari Kondisi Awal ke Siklus I………… 117
18. Data Perbandingan Kemampuan Melempar Bola
dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V
SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Suemarang
Tahun Pelajaran 2012 / 2013 dari Siklus I ke Siklus II……………… 118
19. Data Perbandingan Kemampuan Melempar Bola
dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V
SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2012 / 2013 dari Kondisi Awal ke Siklus II……….. 119
20. Foto-foto dokumentasi………………………………………………. 120

commit to user

xx
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan jasmani di sekolah dasar pada hakekatnya mempunyai arti,
peran dan fungsi yang amat penting dan strategis dalam upaya menciptakan suatu
masyarakat yang sehat dan dinamis. Hal ini dapat dimengerti karena peserta didik
usia sekolah dasar adalah kelompok masyarakat yang sedang tumbuh dan
berkembang serta memiliki berbagai kerawanan yang memerlukan pembinaan dan
bimbingan. Dalam kaitan ini pendidikan jasmani merupakan suatu wadah
pembinaan yang sangat tepat.
Pendidikan jasmani merupakan suatu upaya pendidikan yang dilakukan
terhadap anak-anak, agar mereka dapat belajar bergerak, dan belajar melalui
gerak, serta berkepribadian yang berkarakter, sehat jasmani dan rohani. Dalam
proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, siswa merupakan subyek
sekaligus merupakan titik sentral yang harus mendapatkan perhatian sepenuhnya.
Penjasorkes yang baik harus mampu meningkatkan kesegaran jasmani
dan pengetahuan anak tentang prinsip-prinsip gerak pengetahuan tersebut akan
membuat anak mampu memahami bagaimana suatu ketrampilan hingga
tingkatannya yang lebih tinggi.
Pendidikan dapat mengalami perubahan kearah yang lebih baik sehingga
diperlukan adanya pembaharuan-pembaharuan. Salah satu upaya pembaharuan
dalam pendidikan adalah pembaharuan dalam metode mengajar dan model
pembelajaran yang digunakan atau dapat meningkatkan relevansi metode
mengajar. Metode mengajar dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa
mencapai tujuan pendidikannya. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan bahwa, ”Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.”
Berdasarkan pandangan di atas, maka permasalahan yang muncul adalah
bagaimana guru dapat menciptakan suatu proses pembelajaran yang hidup dan
mampu meningkatkan kualitas belajar siswa dalam pelajaran dengan model
pembelajaran yang tepat. Perubahan dalam dunia pendidikan memang merupakan
tantangan tersendiri bagi semua pihak yang terkait. Selain sistem pendidikan yang
perlu diperbaharui lagi, proses pembelajaran yang lebih inovatif perlu
dikembangkan untuk mencapai kompetensi peserta didik.
Proses pembelajaran yang efektif diciptakan agar prestasi belajar yang
dicapai siswa lebih optimal, maka diperlukan usaha dari guru untuk memotivasi
seluruh siswa untuk belajar dan saling membantu satu sama lain, menyusun
kegiatan kelas sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami ide, konsep, dan
keterampilan yang diberikan. Hal tersebut dapat dicapai melalui penerapan
metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning), karena metode
pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah revolusi pembelajaran didalam
kelas. Cooperative learning merupakan suatu sikap atau perilaku bersama dalam
bekerja, dalam struktur kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap
anggota kelompok itu sendiri.
Pada pembelajaran kooperatif, interaksi ditandai dengan tujuan saling
tergantung dengan individu yang lain. Bila dalam suatu kelompok siswa diberi
tugas untuk membuat laporan, tetapi hanya satu siswa saja yang mengerjakan
semuanya dan yang lain tidak mendukungnya, ini bukan suatu kelompok
kooperatif. Kelompok kooperatif mempunyai rasa tanggung jawab pribadi. Ini
berarti semua siswa perlu mengetahui materi yang sedang digarap dan
memberikan kontribusi agar seluruh kelompok berhasil
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang sadar dan sengaja
mengembangkan interaksi yang silih asuh umtuk menghindari ketersinggungan
dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Dengan ringkas
Abdurrahman dan Bintoro (2000:78) mengatakan bahwa ”pembelajaran
commit
kooperatif adalah pembelajaran yang to user
secara sadar dan sistematis mengembangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3

interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai
latihan hidup di dalam masyarakat nyata
Dari hasil pengamatan oleh peneliti saat melekukan pembelajaran
penjaskes pada siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2012/2013 dalam materi melempar bola
pada permainan kasti, pembelajaran di dalam kelas tersebut belum menunjukkan
proses pembelajaran yang efektif. Siswa masih kesulitan mampraktikkan
melempar bola dalam permainan kasti seperti yang diinstruksikan guru, sehingga
siswa belum mampu memahami secara benar gerak dasar dari melempar bola,
baik melalui penjelasan secara verbal maupun unjuk kerja yang telah dicontohkan.
Seperti apa posisi badan, kemudian posisi tangan maupun gerakan tangan dan
kaki, maupun koordinasi gerak tubuh yang lain dalam melakukan lemparan dalam
permainan kasti belum mampu dilakukan dengan sempurna oleh siswa.
Dari latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui efektifitas penerapan model pembelajaran Kooperatif sebagai salah
satu upaya memecahkan permasalahan kemampuan melempar bola dalam
pembelajaran permaianan kasti. Hal itu dilakukan sebagai upaya member jalan
keluar masalah serta meningkatkan keberhasilan dalam permainan kasti di SD
Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang khususnya pada
siswa kelas V.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi guru penjasorkes dalam
menyampaikan materi khususnya melempar bola, maka peneliti perlu untuk
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas V SD Negeri
Jubelan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun pelajran 2012/2013
dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Melempar Bola Dalam Permainan Kasti Pada Siswa Kelas V SD
Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2012/2013”

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti dapat
merumuskan masalah sebagai berikut:
Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil
belajar melempar bola dalam permainan kasti pada siswa kelas V SD Negeri
Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2012/2013 ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penelitian Tindakan Kelas ini
adalah:
Untuk mengetahui seberapa efektifnya penerapkan metode pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar melempar bola dalam permainan kasti
pada siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013.

D. Manfaat Penelitian
Masalah dalam penelitian ini perlu untuk diteliti dengan harapan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa :
a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih baik dan
menyenangkan dalam pelajaran olahraga khususnya melempar bola
dalam permainan Kasti.
b. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas melemoar bola dalam
permainan Kasti.
2. Bagi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan :
a. Meningkatkan kreatifitas guru di sekolah dalam membuat rencana
metode pembelajaran atau gaya mengajar mana yang tepat untuk
siswa.
b. Meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugas dan
commit to user
kewajibannya secara professional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5

3. Bagi sekolah :
a. Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan sekolah untuk mengembangkan pendekatan
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan .
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan model pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di masa yang akan datang.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori
1. Permaianan Kasti
a. Pengertian Permainan Kasti
Permainan kasti terrmasuk dalam permainan bola kecil. Apabila
diamati permainan kasti merupakan jenis permainan yang lebih mengutamakan
kegiatan fisik. Banyak membutuhkan aktifitas gerak. Apabila permainan bola
kasti dilakukan secara benar dan baik, maka akan memiliki tingkat kesegaran
jasmani yang baik.

Permaianan kasti dimainkan oleh 2 regu, yang masing-masing


regunya terdiri dari 12 orang. Untuk bermain kasti harus bisa menguasai
gerakan dasar seperti menangkap bola, melempar bola, dan memukul bola. Di
samping itu karena olahraga kasti memerlukan aktivitas fisik, maka gerakan
lari atau berjalan harus pula dimiliki oleh seorang pemain. Di samping gerakan
berlari atau berjalan, maka seorang pemain kasti harus memiliki keterampilan
gerakan meloncat dan menghindar.

b. Teknik Dasar Permaianan Kasti


Agar bisa bermain bola kasti dengan baik, maka harus bisa menguasai
keterampilan gerakan seperti melempar bola, menangkap bola, memukul bola,
dan berlari.
1) Melempar Bola
Pemain kasti yang baik harus pandai melakukan lemparan bola.
Melempar bola disesuaikan dengan arah dan kecepatan tertentu. Lemparan
bola diberikan pada pemukul dan untuk mematikan lawan. Latihan
melempar bola dapat dilakukan secara individu dan berpasangan. Pada
dasarnya melempar bola dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
lemparan bawah, lemparan samping, dan lemparan atas.
commit to user

6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7

a) Melempar Bola dari Bawah


Cara memegang bola yang baik yaitu bola dipegang dengan
jari-jari tangan di antara ruas-ruas jari dan ditahan oleh ibu jari dengan
kelingking.
Saat melakukan lemparan bola, pandangan harus ke sasaran.
Selanjutnya, bila melemparkan tangan kanan, maka kaki kiri berada di
depan. Lalu lengan kanan ditarik kebelakang dan selanjutnya ayunkan
lengan kanan yang memegang bola ke depan.

Gambar 1. Cara Melempar Bola dari Bawah


(Supriyanti 2009:10)
b) Melempar Bola dari Samping
Cara melempar bola dari samping hampir sama dengan
melempar bola dari bawah. Bedanya hanya lengan mengayun dengan
cara membengkokkan siku kebagian luar sehingga bola dilemparkan
mendatar.

Gambar 2. Cara Melempar Bola dari Samping


commit to user
(Supriyanti 2009:10)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8

c) Melmpar Bola dari Atas


Cara melempar bola dari atas tidak jauh berbeda dengan
kedua gerakan di atas. Adapun yang membedakan adalah pada saat
bola diayunkan ke belakang, bola diayun melewati atas kepala dan
dilemparkan melalui samping kepala.

Gambar 3. Cara Melempar Bola dari Atas


(Supriyanti 2009:11)

2) Menangkap Bola
Keterampilan dasar berikutnya yang harus dikuasai seorang pemain
kasti adalah keterampilan menangkap bola. Cara melakukan penangkapan
bola yang baik tergantung dari cara kita, terutama sikap badan dan posisi
tangan pada saat akan menangkap bola yang datang. Apakah bola itu
melambung, bola lurus ke arah badan, bola melengkung, bola rendah
ataupun bola menggelinding menyusuri tanah.
Berikut ini beberapa cara memngakap bola:
a) Menangkap Bola Melambung
Apabila arah bola melambung, maka untuk menangkap bola
tersebut posisi kedua tangan berada di atas. Kedua tangan hampir
seluruhnya menghadap ke arah datangnya bola, kedua jari dan telunjuk
saling berdekatan.

Gambar 4. Cara Menangkap Bola dari atas


commit to user
( Supriyanti 2009:13)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9

b) Menangkap Bola Mendatar


Untuk menangkap bola yang datangnya lurus dan mendatar,
maka kedua tangan dijulurkan ke depan dan badan sedikit diluruskan.
Namun, jika datingnya bola mendatar tersebut berada di samping
badan, maka lengan dijulurkan ke samping.

Gambar 5. Cara Menangkap Bola dari Samping atau Mendatar


(Supriyanti 2009:13)
c) Menangkap Bola Rendah
Apabila datang bola rendah, maka untuk menangkapnya,
posisi tangan hampir sama dengan datangnya bola mendatar. Hanya
saja kedua lutut agak ditekuk agar badan merendah.

Gambar 6. Cara Menangkap Bola Rendah


commit to user
(Supriyanti 2009:14)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10

d) Menakap Bola mengelinding


Untuk menangkap bola yang datangnya menyusuri tanah atau
menggelinding dengan cara badan dibungkukkan ke depan dan kedua
lutut ditekuk serta kedua tangan diluruskan ke bawah. Atau dapat juga
dilakukan dengan sikap salah satu lutut bertumpu pada tanah dan
kedua lengan diluruskan ke bawah mendekati tanah.

Gambar 7. Cara Menangkap Bola menggelinding


(Supriyanti 2009:14)

3) Memukul Bola
Gerakan dasar berikutnya adalah keterampilan memukul bola.
Seorang pemaian kasti harus bisa menguasai cara memukul yang baik, agar
pukulannya sesuai yang diinginkan. Cara memegang kayu pemukul bola
cukup dengan menggunakan satu tangan.

Gambar 8. Cara Memegang Kayu Pemukul


commit to user
(Supriyanti 2009:16)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

Adapun cara memukul bola kasti bisa dilakukan dengan tiga cara,
yaitu:
a) Pukulan dari bawah
Pukulan seperti ini dalakukan jika bola melambung agak
rendah dan pemukul melakukan pemukulan, sehingga bola melambung
ke atas.

Ganbar 9. Pukulan dari Bawah


(Supriyanti 2009:16)
b) Pukulan mendatar
Pukulan mendatar akan menghasilkan bola mendatar dan
keras. Caranya dengan mengayunkan kayu pemukul lurus ke depan.
Letakkan kaki kiri di depan dan pegang pemukul dengan tangan kanan.
Perhatikan arah bola yang dilemparkan temanmu.

Gambar 10. Pukulan dari Samping atau Mendatar


commit to user
(Supriyanti 2009:17)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

c) Pukulan dari atas


Posisi badan tegak dengan kedua kaki terbuka. Tangan yang
memegang stik pemukul mengayun dari bawah ke atas. Pandangan
mengarah bola yang dipukul. Posisi kaki disesuaikan dengan gerakan
tangan. Apabila tangan kanan memukul maka posisi kaki kiri di depan.

Gambar 11. Pukulan dari Atas


(Supriyanti 2009:17)

4) Teknik berlari dan menghindar


Setelah memukul bola, pemukul tersebut segera berlari menuju
tiang pertolongan atau langsung ke ruang bebas. Pada saat berlari, pemukul
harus memperhatikan keberadaan bola. Di samping itu, pemukul juga harus
berusaha menghindarkan diri saat akan dimatikan lawan. Teknik berlari
dalam permainan kasti yaitu lari lurus dan lari zig-zag atau berbelok-belok.

c. Lapangan dan Peralatan Permaianan kasti


1) Lapangan permainan kasti
Bentuk lapangan kasti adalah persegi panjang dengan ukuran
panjang antara 60 m – 70 m dan lebar 30 m. Pada pinggiran dibatasi oleh
garis. Di dalam lapangan dilengkapi dengan tiga tiang penghentian. 4
meter dari panjang lapangan digunakan untuk tempat penjaga belakang,
tempat pemukul, tempat pelambung, dan ruang bebas atau ruang tunggu.
commit
Tempat perhentian ditandai to user
dengan tiang setinggi 1,5 m, dan masing-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

masing tiang dikelilingi lingkaran dengan jari-jari 1 m. Letak dari


perhentian pertama kira-kira 20 m dari garis pemukul, sedangkan letak
perhentian kedua dan ketiga mendekati pangkal garis tepi.
Berikut ini adalah gambar lapangan permainan bola kasti:

Gambar 12. Lapangan Permainan kasti


(Supriyanti 2009:20)

2) Peralatan permainan kasti


a) Bola
Terbuat dari karet berisi sabut kelapa, berat bola 70-85 gram, keliling
bola 19-21 cm.

Gambar 13. Bola Kasti


commit to user
(Supriyanti 2009:22)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

b) Kayu pemukul
Bentuknya bulat telur yang memanjang, bahan kayu serat memanjang,
panjang 50-60 cm, panjang pegangan 15-20 cm dengan garias tengan 3
cm, bidang pemukul bergaris tengah 5 cm.

Gambar 14. Tongkat Pemukul


(Supriyanti 2009:22)
c) Tiang hinggap
Bahan kayu, besi, atau bambu tinggi 1,5 m dari tanah.

Gambar 15. Tiang Hinggap


(Supriyanti 2009:22)
d) Peralatan lainnya
Peluit : sebagai tanda aba-aba bagi wasit.
Blangko penilaian : untuk mencatat nilai.
commit to user
Nomor dada : terbuat dari kain dengan ukuran 25 cm x 25 cm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

d. Peraturan Permainan
Adapun bebarapa peraturan dalam permainan kasti. Yaitu:
1) Jumlah pemain
Pemain terdiri atas dua regu yang masing-masing regu terdiri atas
12 orang yang dipimpin oleh seorang kapten tim. Pemain cadangan
berjumlah 3 orang.Setiap pemain harus memiliki nomor dada yang jelas.
2) Waktu
Lama permainan kasti adalah 2 x 20 menit atau bisa juga 2 x 30
menit. Sedangkan untuk waktu istirahat adalah 10 menit.
3) Wasit
Dalam permainan kasti dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu
oleh 2 orang penjaga garis yang bertugas melaporkan pelanggaran-
pelanggaran permainan dengan member isyarat. Selain itu wasit juga
dibantu oleh seorang pencatat nilai yang bertugas sebagai pencatat nilai
dari masing-masing regu. Keputusan wasit tidak dapat dibantah.
4) Regu pemukul
Regu pemukul berada pada ruang bebas. Setiap pemain berhak
satu kali dalam melakukan pemukulan terakhir. Untuk pemain terakhir
berhak memukul sebanyak tiga kali pukulan. Setelah melakukan pukulan,
maka pemain harus meletakkan alat pemukul di dalam ruang pemukul.
Jika alat pengukur itu berada di luar, maka pemain tersebut tidak
mendapatkan nilai.
Pada permulaan permainan dan sehabis istirahat, giliran untuk
melakukan pukulan dimulai dari nomor terkecil. Regu yang pada
permulaan permainan menjadi pemukul, maka sehabis istirahat menjadi
penjaga.
5) Regu penjaga
Regu penjaga merupakan lawan main dari regu pemukul. Regu
penjaga boleh berada bebas dalam lapangan kecuali pelambung yang
berada pada tempat pelambung, penjaga belakang yang berada peda
commit
ruangan petak, tidak berada to user
pada jalan tiang pertolongan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

Regu penjaga memiliki tugas:


a) Mematikan gerakan lawan.
b) Membakar ruang bebas jika ruang bebas kosong.
c) Menangkap langsung bola yang dipukul.
6) Pelambung
Pelambung memiliki tugas, yaitu:
a) Melambungkan bola pada pemukul sesuai dengan permintaan.
b) Pelambung harus mengulang kembali jika bola yang dilambumgkan
tidak terpukul.
c) Jika pelambung melakukan lambungan sampai tiga kali berturut-turut
bola tidak terpukul, maka si pemukul dapat lari bebas ke tiang
perhentian satu.
Suatu lambungan dikatakan benar apabila lambungan bola dekat
pada pemukul dengan ketinggian antara lutut dan kepala atau lambungan
bola sesuai pada permintaan si pemukul. Sedangkan lambungan dianggap
salah apabila tidak sesuai dengan permintaan si pemukul, lambungan
terlalu jauh dari badan, pemberian bola terlalu keras dan bolanya diputar.
Pemukul dapat menolak atau tidak melakukan pukulan pada lambungan
yang salah atau tidak sesuai dengan permintaan.
7) Lemparan ( untuk mematikan )
Suatu lemparan di anggap sah apabila bola langsung mengenai
regu pemukul, meskipun kejadian ini tidak disengaja. Atau lemparan yang
mengenai pakaian pemain juga dianggap sah. Sedangkan lemparan yang
digenggam tidak sah. Lemparan yang mengenai kepala juga dianggap
tidak sah, kecuali bila bola dengan sengaja diterima dengan kepala. Begitu
juga lemparan yang dilakukan dari luar batas atau dari ruang bebas
dianggap tidak sah.
8) Bola mati
Bola dianggap mati apabila:
a) Bola sudah dipegang oleh pelambung dan pelambung sudah berdiri di
petaknya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

b) Bila pukulan salah atau tdak kena kecuali kalau regu penjaga
memainkan bola tersebut.
c) Bola hilang dan wasit meniup peluitnya.
d) Terjadi pergantian bebas.
9) Pergantian bebas
Pergantian bebas terjadi apabila:
a) Regu penjaga berhasil berhasil menangkap bola sebanyak tiga kali
dalam satu babak.
b) Regu penjaga membakar ruang bebas.
c) Bila seorang pelari keluar dari batas lapangan.
d) Seorang pemain dari regu pemukul keluar dari ruang bebas, tetapi
tidak untuk memukul.
e) Kayu pemukul terlepas dari tangan pemukul.
f) Salah satu pemukul memasuki ruang bebas melalui garis belakang.
10) Giliran memukul
Pemukul pertama adalah nomor punggung atau nomor dada
terendah atau nomor satu. Begitu juga setelah istirahat yang melakukan
pukulan pertama harus nomor terendah. Akan tetapi untuk memulai pada
giliran setelah regu penjaga menjadi regu pemukul, yang berhak memulai
pukulan pertama adalah lanjutan dari sebelum menjadi regu penjaga.
Begitu juga seterusnya apabila terjadi suatu pergantian bebas.
11) Pukulan benar
Suatu pukulan dikatakan benar apabila bola yang dipukul melalui
garis pemukul dan menyentuh tanah pada lapangan. Atau bola yang
dipukul tidak keluer dari garis salah atau lapangan. Kayu pemukul
diletakkan dalam ruangan atau daerah petak pemukul dengan baik. Pelari
boleh langsung lari pada tiang bebas dan kalau mungkin kembali lagi
dengan mendapat nilai dua.
12) Pukulan salah
Suatu pukulan dianggap salah apabila bola yang dipukul tidak
commit
bisa melewati garis pukul. Atau tobola
usertidak menyentuh tanah lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18

Atau bola yang dipukul keluar dari garis salah atau lapangan. Kayu
pemukul setelah melakukan pukulan tidak diletakkan dalam daerah petak
pemukul. Apabila terjadi pukulan salah, maka pelari tidak diperbolehkan
lari ke tiang bebas, tetapi dia harus berhenti di tiang petolongan sampai
salah satu dari temannya melakukan pukulan bola.
13) Nilai
Secara umum penilaian permainan bola kasti sebagai berikut:
a) Regu pemukul yang melakukan pukulan dengan baik kemudian ia
berlari ke tiang bebas lalu ia kembali ke ruang atas pukulan sendiri,
maka akan mendapat nilai 2 (dua).
b) Tetapi regu pemukul yang berada di tiang hinggap atau tiang bebas
berlari menuju ke rueng bebas atas pukulan bola temannya, maka
mendapat nilai 1 (satu).
c) Regu penjaga yang dapat menangkap pukulan regu pemukul sebelum
bola menyentuh tanah mendapat nilai 1 (satu).
d) Seseorang yang bisa masuk ruangan babas akan tetapi pukulannya
salah, maka ia tidak mendapatkan nilai.
e) Pemenang pertandinag adalah regu yang berhasil mengumpulkan nilai
terbanyak.
f) Apabila di akhir pertandigan jumlah nilainya sama, maka yang menang
adalah regu yang mencatat nilai lari lebih banyak.

2. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk
menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Pembelajaran mengandung pengertian
bagaimena mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi juga ada suatu
pengertian bagaimana anak didik mempelajarinya
Gagne mendefinisikan istilah pembelajaran sebagai “a set of events
embedded in purposeful activities that facilitate learning”. Pembelajaran adalah
serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk memudahkan
terjadinya proses belajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19

Belajar akan terjadi apabila ada proses interaksi dengan lingkungan.


Lingkungan yang disebut adalah narasumber, teman, guru, situasi, dan kondisi
nyata, lingkungan alam, lingkungan buatan dan lain-lain yang dapat dijadikan
sumber belajar siswa.

3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan akibat atau sebab dari proses pembelajaran.
Hasil belajar ini adalah perubahan perilaku yang meliputi pengetahuan dan
keterampilan serta kemampuan, perubahan sikap serta nilai siswa. Hasil
belajar sangat tergantung pada mutu masukan dan proses pembelajaran. Mutu
masukan yang baik yang dianggap dengan tidak tepat akan menghasilkan
hasil belajar yang tidak baik, sebaliknya apabila mutu masukan kurang baik
tetapi di proses dengan baik akan menghasilkan kasil belajar yang baik.
Hasil belajar dapat digunakan sebagai indikator atau petunjuk secara
dasar tentang proses pembalajaran. Dengan demikian hasil belajar adalah
sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa barkat adanya usaha atau fikiran
yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan,
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan. Aspek hasil
belajar meliputi domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor
yang seimbang.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar


Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh bebrapa faktor. Faktor-
faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:
1) Faktor dalam diri siswa sendiri (intern)
Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh pada hasil belajar
di antaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian,
kelemahan, dan kesehatan siswa. Minat belajar berkaitan dengan seberapa
besar individu merasa suka atau tidak terhadap materi yang dipelajari
commit
siswa. Minat ini yang harus to user lebih awal dalam diri siswa.
dimunculkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

Minat, motivasi, dan perhatian siswa dapat dikondisikan oleh guru. Setiap
individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda. Kecakapan tersebut
dapat dikelompokkan berdasarkan kecepatan belajar, yakni sangat cepat,
sedang, dan lambat. Demikian pula pengelompokkan kemampuan siswa
berdasarkan kemampuan penerimaan, misalnya proses pemahaman harus
dengan cara perantara visual, verbal, dan atau harus di bantu dengan
alat/media.
2) Faktor dari luar diri siswa (ekstern)
Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar di
antaranya adalah lingkungan fisik dan non fisik (termasuk suasana kelas
dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial
budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (termasuk dukungan
komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah.
Guru meerupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun
hasil belajar, sebab guru merupakan manajer atau sutradara dalam kelas.
Dalam hal ini, guru harus memiliki kompetensi dasar yang di syaratkan
dalam profesi guru.

4. Model Pembelajaran
a. Pegertian Model Pembelajaran

Pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses interaksi


antara guru dengan siswa baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap
muka maupun secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan media
pembelajaran.
Menurut Joyce dan Weil (1980:1), Model pembelajaran adalah suatu
rencana/pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

b. Strategi Model Pembelajaran


Pengajaran memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku
melalui hubungan timbal balik atau interaksi antara guru dan siswa.
Hubungan ini merupakan hasil dari persiapan dan penyajian pelajaran dalam
situasi lingkungan yang diciptakan secara sengaja. Pengajaran dapat
dikatakan baik dan efektif, apabila faktor-faktor pendukung belajar dapat
diintegrasikan ke dalam rangkaian yang saling tergantung secara serentak dan
dalam rangkaian yang berurutan. Untuk memadukan faktor-faktor pendukung
tersebut, diperlukan adanya suatu cara mengajar atau strategi yang tepat untuk
mencapai tujuan yang ditentukan.
Konsep strategi mengajar mencakup aspek yang cukup luas, oleh
sebab itu wajarlah kalau dijumpai berbagai batasan strategi mengajar yang
dikemukakan oleh para ahli. Strategi menurut Winarno Surakhmad
(1980:223) adalah “suatu cara yang sistematik dengan prosedur dan proses
tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan”. Dengan demikian strategi
juga merupakan sebuah rancangan untuk dapat menggambarkan suatu cara
yang akan dilakukan seseorang pada situasi dan kondisi tertentu.
Strategi mengajar adalah tehnik atau prosedur yang dipakai antara
guru dan siswa dalam kegiatan instruksional untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efesien. Tujuan strategi mengajar adalah menciptakan suatu
bentuk pengajaran dengan kondisi tertentu untuk membantu proses belajar,
yaitu tercapainya tujuan pengajaran secara efektif dan efesien. Dengan
demikian strategi mengajar merupakan salah satu faktor penting dalam
kegiatan belajar mengajar.
Dalam proses belajar mengajar guru memiliki kebebasan untuk
memilih atau menentukan strategi mengajar yang akan dipakai atau
diterapkan. Kebebasan ini erat kaitannya dengan pembentukan pertalian yang
logis antara tujuan mengajar, strategi mengajar dan proses belajar mengajar
yang efektif. Mengenai efektivitas kegiatan belajar mengajar itu tergantung
pada strategi yang diterapkan dan karakteristik dari pengalaman siswa dengan
bahan-bahan yang disajikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

Pada proses belajar mengajar guru harus memiliki kemampuan untuk


memilih strategi mengajar yang paling serasi, yang akan dipakai atau
diterapkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Pada hakekatnya strategi
yang lebih bermutu, yang sesuai dengan kebutuhan setiap siswa serta waktu
belajar yang lebih banyak akan mencapai keberhasilan penuh dalam tiap
bidang studi.

5. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif


d. Pengertian Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar melalui
penempatan siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap
anggota saling bekerja sama dan membantu memahami suatu bahan pelajaran
artinya bahan belum selesai jika salah satu teman dalam sekelompok belum
menguasai bahan pembelajaran. Di Sekolah Dasar metode mengajar yang
digunakan cenderung bersifat konvensional. Oleh karena itu, diperlukan
adanya inovasi dalam pemilihan dan penguasaan strategi mengajar yang tepat
serta penguasaan keterampilan dasar mengajar merupakan suatu alternatif
dalam usaha meningkatkan mutu pengajaran.
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode
pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk
saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi-materi
pelajaran. Jadi pembelajaran kooperatif adalah belajar bersama, saling
membantu antar teman dalam satu kelompok untuk memecahkan masalah
dalam materi pelajaran yang dihadapi.
Tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif adalah
untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan
pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat
yang bahagia dan memberikan kontribusi. Dalam pembelajaran kooperatif,
siswa yang bekerja dalam kelompok kooperatif bisa belajar lebih banyak dari
commit
pada mereka yang diatur dalam to usertradisional.
kelas-kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23

e. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif


Model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kekurangan
antara lain sebagai berikut:
1) Kelebihan pembelajaran kooperatif
b. Meningkatkan kerja sama dalam kelompok tim.
c. Meningkatkan kemampuan dalam berdiskusi.
3. Meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi dengan siswa
lainnya.
4. Meningkatkan rasa percaya diri.
2) Kekurangan pembelajaran kooperatif
1. Perlu persiapan yang matang.
2. Memungkinkan terjadinya persaingan negative.
d. Masih adanya siswa yang kurang bisa memanfaatkan waktu dengan
sebaik-baiknya.
e. Siswa yang tidak cocok dengan anggota kelompoknya kurang bisa
bekerja sama dalam memahami materi maupun menyelesaikan tugas.

B. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai pada
pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Untuk
mencapai prestasi belajar yang optimal landasan teori yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat diuraikan kerangka pemikiran dalam penelitian ini
bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar.
Permasalahan atau kendala yang dihadapi dalam pembelajaran disebabkan
oleh banyak faktor, di antaranya model pembelajaran yang tidak efektif.
Pembelajaran melempar bola dalam permainan kasti pada umumnya dilakukan
secara konvensional. Siswa harus mendengarkan penjelasan dari guru, selanjutnya
melakukan tugas ajar sesuai instruksi dari guru secara berualang-ulang.
Pembelajaran secara konvensional kurang menyenangkan, bahkan menyebabkan
siswa menjadi jenuh dan bosan, sehingga berakibat kemampuan melempar bola
dalam permainan kasti rendah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24

Permasalahan lainnya adalah kurangnya peran aktif siswa dalam kegiatan


belajar. Proses pembelajaran yang berlangsung belum mewujudkan adanya
partisipasi siswa secara penuh. Siswa berperan sebagai objek pembelajaran, yang
hanya mendengarkan dan mengaplikasikan apa yang disampaikan guru. Selain itu
proses pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran
yang dapat memancing peran aktif siswa.
Penggunaan model nyata yang dapat menjadikan penbelajaran efektif dan
efisien serta dialami secara langsung oleh siswa dengan perasaan gembira
memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. Model
pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif. Penggunaan
model pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa lebih banyak peran aktif
dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif dalam pelaksanaan tindakan
tiap siklusnya disesuaikan dengan topic materi yang sedang dipelajari. Dengan
berbagai macam modifikasi permainan akan semakin mempermudah siswa dalam
memahami gerakan-gerakan dengan perasaan senang dan suasana santai tetapi
tujuan pembelajaran tetap tercapai. Secara lebih rinci model pembelajaran tersebut
dijabarkan dalam RPP, setiap paertemuan.
Berdasarkan pada uraian di atas maka pada penelitian ini, penulis
mempunyai pemikiran bahwa Model Pembelajaran Kooperatif yang diterapkan
pada pembelajaran melempar bola dalam permainan kasti akan dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam malakukan melempar bola, yang pada
akhirnya meningkatkan hasil akhir dari proses pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan secara keseluruhan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25

Alur kerangka pemikiran dalam penelitian ini secara skematis dapat dilihat
pada skema di bawah ini:
Siswa:
 Kurang tertarik dengan model
Guru: pembelajaran melempar bola
Belum menerapkan yang diberikan oleh guru
model pembelajaran  Hasil pembelajaran melempar
KONDISI kooperatif dalam bola pada permainan kasti
AWAL pembelajaran kurang maksimal
melempar bola pada
permainan kasti Siklus I
Guru menyusun bentuk
gerakan melempar bola
Meningkatkan
kemampuan gerak dasar pada permainan kasti
dengan berbagi gaya dan
TINDAKAN melempar bola pada
arah lemparan, hal ini
permainan kasti dengan
dimaksudkan untuk
Model Pembelajaran
kooperatif meningkatkan hasil belajar
siswa dalam melempar bola
pada permainan kasti
melalui Model
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif.
Pembelajaran Kooperatif Dengan target capaian hasil
dapat meningkatkan hasil 50%.
belajar gerak dasar
KONDISI melempar bola pada
AKHIR permainan kasti ( siswa Refleksi I
lebih semangat serta
prestasi belajar
meningkat)
Siklus II
Upaya perbaikan dari
tindakan yang dilakukan
pada Siklus I sehingga
melalui penerapan model
pembelajaran Kooperatif
berhasil meningkatkan
kemampuan siswa dalam
melakukan gerakan
melempar bola pada
permainan kasti. Dengan
target capaian hasil 80%

Refleksi II

Siklus III
....................
Gambar 16. Alur Kerangka Berpikir

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26

C. Hipotesis Tindakan
Melalui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat
dirumuskan hipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut:
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dapat Meningkatkan Kemampuan
Hasil Belajar Melempar Bola Dalam Permainan Bola Kasti Pada Siswa Kelas V
SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2012/2013”.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Jubelan 02
dengan alamat Desa Jubelan, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan
bulan Oktober 2012. Agar lebih jelas maka rincian waktu dan kegiatan penelitian
dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 1. Rincian Kegiatan, waktu pelaksanaan, dan jenis kegiatan penelitian

Tahun 2012
No Rencana Kegiatan
Mei Juni Agustus September Oktober
1 Persiapan
a. Observasi 
b. Identifikasi masalah 
c. Penentuan tindakan 
d. Pengajuan judul 
e. Penyusunan proposal  
f. Pengajuan izin

penelitian
2 Pelaksanaan

a. Seminar Proposal 
b. Pengumpulan data
 
penelitian
3 Penyusunan laporan
a. Penulisan laporan  
b. Ujian skripsi 

commit to user

27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas V
SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2012/2013 berjumlah 22 siswa.Dengan rincian siswa putra 12 orang dan
siswa putri 10 orang.

C. Data dan Sumber Data


Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang kemampuan
dan hasil belajar siswa dalam gerak dasar melempar bola pada permainan kasti.
Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang tes kemampuan melempar bola dalam
permainan kasti dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif pada
siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Guru sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan
Model Pembelajaran Kooperatifuntuk meningkatkan hasil belajar melempar
bola dalam permainan kasti pada siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012/2013.
3. Teman Sejawat, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan Model
Pembelajaran Kooperatifuntuk meningkatkan hasil belajar melempar bola
dalam permainan kasti pada siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012/2013.

D. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi tes
dan pengamatan.
1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil kemampuan
melempar bola dalam permainan kasti yang dilakukan siswa.
2. Pengamatan dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran melempar bola pada
permainan kasti menggunakan commit to user
penerapan model pembelajaran kooperatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Sumber Teknik Instrumen


No Jenis Data
Data Pengumpulan

Test kemampuan
gerak dasar
Hasil keterampilan gerak melempar bola
Test praktik
1 Siswa dasar melempar bola sesuai dengan
dan observasi
dalam permainan kasti rubrik penilaian
dalam RPP

Kemempuan melakukan
rangkaian gerakan dalam Praktik dan Lembar
2 Siswa pengamatan
melempar bola pada unjuk kerja
permainan kasti

E. Uji Validitas Data


Teknik uji validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi, yaitu teknik uji validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar
data untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data.Teknik triangulasi yang
digunakan berupa triangulasi sumber data triangulasi model pengumpulan data.
Yang mana terdiri dari siswa, guru sebagai kolabolator dan peneliti itu sendiri.

F. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah deskriptif dengan mengunakan teknik prosentase untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dlam proses pembelajaran(Iskandar, 2009 : 131).
Analisis data deskriptif dapat dilakukan dengan jalan sebagai berikut:
1. Hasil kemampuan melempar bola dalam permainan kasti : menganalisis nilai
rata-rata tes melempar bola, kemudian dikategorikan dalam beberapa
klasifikasi yang telah ditentukan.
2. Kemampuan melakukan gerak dasar melempar bola : menganalisis gerak
dasar melempar bola, kemudian dikategorikan dalam beberapa klasifikasi
yang telah ditentukan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

Kedua teknis analisis data tersebut harus dilakukan secara


berkesinambungan agar hasil yang didapatkan bisa dipertanggung jawabkan.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang harus diambil dan dilalui


oleh seorang peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam
penelitian. Langkah selanjutnya adalah menentukan banyaknya tindakan yang
dilakukan dalam setiap siklus. Dalam Penelitian Tindakan Kelas kali ini akan
dilaksanakan tindakan yang berlangsung secara terus menerus kepada subyek
penilitian.
Penelitian tindakan kelas secara prosedurnya dilaksanakan secara
partisipatif atau kolaboratif dala hal ini guru dan peneliti bekerjasama, mulai dari
tahap orientasi hingga penyusunan rencara tindakan dalam siklus pertama, diskusi
yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi efaluatif atas kegiatan
yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana
modifikasi, koreksi atau pembetulan dan penyempurnaan pada siklus selanjutnya
atau siklus kedua.
Agar memperolah hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan,
prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahapan sebagai berikut:
1. Tahap persiapan survei awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservsi
sekolah atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan
Kelas. Meninjau sejauh mana pelaksanaan pembelajaran melempar bola
dalam permainan kasti yang telah diterapkan dalam sekolah tersebut.
2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrument dan alat
Kegiatan yang dikerjakan pada tahapan ini meliputi:
a. Menentukan subyek penelitian.
b. Menyiapkan metode dan instrument penelitian serta evaluasi.
3. Tahap pengumpulan data dan treatment
Dalam tahapan ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data
commit to user
penelitian yang terdiri dari:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

a. Peningkatan kemampuan siswa terhadap proses pembelajaran


melempar bola dalam permainan kasti.
b. Kepuasan siswa dalam proses pembelajaran.
c. Ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran.
d. Penerapan model pembelajaran kooperatif
e. Pelaksanaan pembelajaran.
f. Semangat dan keaktifan siswa.
4. Tahap analisis data
Dalam tahap ini analisis data yang dipergunakan adalah deskriptif
kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul
berupa uraian diskriptif tentang perkembangan belajar serta hasil test gerak
dasar melempar bola dalam permainan kasti.

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan


Tindakan I Tindakan I

Siklus I Pengamatan/
Refleksi I
Pengumpulan
Data I

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan


baru Tindakan II Tindakan II
Hasil refleksi

Siklus II
Refleksi II Pengamatan/
Pengumpulan
Apabila Data II
permasalahan
Dilanjutkan ke siklus
belum selesai
berikutnya

Gambar 17. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas


H. Indikator Capaian Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya
commit to user
kemampuan gerak gerak dasar melempar bola siswa kelas V SD Negeri Jubelan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013


melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif.Setiap tindakan upaya
pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap
siklus terdiri atas empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) pengamatan dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi untuk
perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus.

1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru menyusun scenario
pembelajaran yang terdiri dari:
1) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar
yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes.
2) Menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang mengacu
pada tindakan (treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu
pembelajaran melempar bola dalam permainan kasti.
3) Menyusun instrument test melempar bola dalam permainan kasti.
4) Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran.
5) Menyusun lembar observasi.
6) Menyiapkan media yang diperlukan dalam pembelajaran.
7) Menyiapkan tempat penelitian.
8) Sosialisasi kepada sunjek tentang penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan scenario
pembelajaran yanmg telah dibuat dan direncanakan sebelumya, tahap ini
dilakukan bersama dengan tahap observasi terhadap dampak
tindakan.Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah
melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah
kegiatan:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar melempar bola dalam


permainan kasti.
2) Melakukan pemanasan.
3) Melakukan penjelasan secara verbal gerak dasar melempar bola
dalam permainan kasti.
4) Menjelaskan tentang sikap kaki yang benar saat melakukan lemparan
bola dalam permainan kasti.
5) Menjelaskan tentang sikap badan dan posisi tangan yang benar saat
melakukan lemparan bola dalam permainan kasti.
6) Melakukan evaluasi dan menarik kesimpulan.
7) Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
8) Melakukan pendinginan.

f. Tahap Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan bersama dengan kegiatan
pelaksanaan tindakan. Dalam tahap ini dilakukan pengamatan terhadap
penerapan Model Pembelajaran kooperatif yang diterapkan terhadap:
1) Gerak dasar melempar bola dalam permainan kasti.
2) Kemampuan melakukan rangkaian gerak dasar melempar bola dalam
permainan kasti.
3) Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

g. Tahap evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan dengan menganalisa hasil pengamatan
dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan apa saja yang perlu
diperbaiki dan apa saja yang perlu dipertahankan untuk dilanjutkan. Pada
tahapan ini mengemukakan hasil penemuan dari pelaksanaan tindakan
Siklus I yang memerlukan perbaikan pada siklus berikutnya. Dalam tabel
di bawah ini dapat dilihat presentase keberhasilan penelitian.
Tabel 3. Presentase target capaian kemampuan melempar bola dalam permainan
commit to user
kasti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

Presentase target capaian


Aspek yang diukur Kondisi Cara pengukuran
SiklusI SiklusII
awal

Diamati saat proses


pembelajaran melempar
Hasil keterampilan bola dalam permainan
melempar bola 36,36% 50% 80% kasti mengguanakan
dalam permainan lembar observasi sesuai
kasti dengan pedoman rubrik
penilaian dalam RPP

2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang
telah dicapai pada tindakan tahapan siklus I. Siklus II dilakukan sebagai
upaya perbaikan dari siklus I dengan materi pembelajaran sesuai dengan
silabus mata pelajaran pendidikan jasmani.Demikian juga termasuk
perwujudan tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, serta analisis, dan
evaluasi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Survei Awal

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti


melakukan kegiatan survei awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di
lapangan. Hasil dari kegiatan survey awal tersebut sebagai berikut: (1) siswa kelas
V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun
pelajaran 2012 / 2013 berjumlah 22 siswa terdiri dari 12 putra dan 10 putri, (2)
pendidikan jasmani di sekolah-sekolah pada umumnya masih bersifat konvesional
atau tradisional, (3) Pembelajaran pendidikan jasmani lebih berorientasi pada
prestasi, (4) Siswa tidak senang, bosan, jenuh dalam mengikuti pembelajaran
terutama melempar bola pada permainan kasti sehingga hasil belajar melempar
bola belum optimal, (5) guru dalam mengajarkan pendidikan jasmani terutama
melempar bola hanya berupa instruksi-instruksi pelaksanaan teknik melempar
bola, (6) dari 22 siswa hanya 8 siswa yang tuntas sesuai dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
B. Deskripsi Data

Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap subjek


penelitian yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan dari hasil tes melempar
bola dalam permainan kasti dan nilai ketuntasan hasil belajar sebelum diberi
pembelajaran penjas melalui penerapan pembelajaran kooperatif, setelah diberi
siklus I dan siklus II. Berikut ini disajikan secara berturut-turut dari kondisi awal
kemampuan melempar bola dan nilai ketuntasan hasil belajar, setelah diberi siklus
I dan siklus II pembelajaran penjas dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif sebagai berikut:

1. Kondisi Awal Kemampuan Melempar Bola dan Ketuntasan Hasil Belajar

Kondisi awal kemampuan melempar bola dalam permainan kasti dan nilai
ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan
commit to user
Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012 / 2013 diketahui melalui

35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

observasi dan tes kemampuan melempar bola dalam permainan kasti. Tes awal
atau data awal kemampuan melempar bola tersebut bertujuan untuk mengetahui
apakah dari siklus I dan siklus II yang diberikan ada peningkatan terhadap
kemampuan melempar bola dalam permainan kasti. Kondisi awal kemampuan
melempar bola dan ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012 / 2013
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4. Kondisi Awal Kemampuan Melempar Bola Dalam Permainan Kasti dan
Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013.
KEMAMPUAN HASIL
NO NAMA
MELEMPAR BOLA BELAJAR
1 Alfin Setiawan 8 80
2 Rahma Sofariani 5 50
3 Ita Dewi Ningtyas 8 80
4 Farhan yusuf 6 60
5 Tri Sarjono 9 90
6 Maftuh Bastul H. 8 80
7 Aditiya Evan G. 6 60
8 Asnawi Khasan M. 5 50
9 Anik Su’ma 6 60
10 Ayu Ariski F. 5 50
11 Bagas Wicaksono 8 80
12 Dama Budiman 6 60
13 Fani Ratri Pamuji 6 60
14 Hana Anjali 6 60
15 Itsnaini Irvina K. 5 50
16 Lisa Argiyani 4 40
17 Risma Fajar H. 5 50
18 Ulfa Khumairoh 5 50
19 Fuji Rohmiyati 7 70
20 Arjun Andhika Yuda P. 8 80
21 Surya Maha K. 8 80
22 Ibnu Rahmad I. 6 60
JUMLAH 140 1400
RATA-RATA 6,36 63,63
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

Tabel 5. Diskripsi Data Hasil Belajar Melempar Bola Dalam Permainan Kasti
Pada Kondisi Awal Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase
>80 Baik Sekali Tuntas 1 4,55%
76 – 80 Baik Tuntas 6 27,27%
70 – 75 Cukup Tuntas 1 4,55%
<70 Kurang Tidak Tuntas 14 63,63%
JUMLAH 22 100%

Berdasarkan data kondisi awal kemampuan melempar bola dalam


permainan kasti dan nilai ketuntasan hasil belajar menunjukkan bahwa, rata-rata
kemampuan melempar bola siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarangtahun pelajaran 2012 / 2013 yaitu 6,36,
sedangkan nilai ketuntasan belajar rata-rata 63,63. Siswa yang berada pada
kriteria tuntas berdasarkan KKM 70 yaitu 8 siswa (36,37%).
Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut, masing-masing
aspek menuju kriteria keberhasilan pembelajaran kurang. Maka disusun sebuah
tindakan untuk mengoptimalkan kualitas pembelajaran materi melempar bola
dalam permainan kasti pada siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012 / 2013, dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
belajar melalui penempatan siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki
tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap
anggota saling bekerja sama dan membantu memahami suatu bahan pelajaran
artinya bahan belum selesai jika salah satu teman dalam sekelompok belum
menguasai bahan pembelajaran.Pelaksanaan tindakan akan dilaksanakan dalam 2
siklus, masing-siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) pengamatan, (4) dan evaluasi.
2. Deskripsi Siklus 1
Berdasarkan data kondisi awal kemampuan melempar bola dalam
permainan kasti siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono
commit to user
Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012 / 2013, maka prosentase nilai perlu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

ditingkatkan dengan pembelajaran yang tepat yaitu membuat siswa tertarik, tidak
bosan, senang dan mudah melakukannya dengan cara menerapkan model
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar
melalui penempatan siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota
saling bekerja sama dan membantu memahami suatu bahan pelajaran artinya
bahan belum selesai jika salah satu teman dalam sekelompok belum menguasai
bahan pembelajaran.Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat mendatangkan
ketertarikan, kemudahan sehingga rasa senang muncul pada peserta didik. Pada
siklus I ini diberikan dua permainan dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif. Bentuk permainan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
pada siklus I sebagai berikut: (1) permaianan lempar bola 2 regu dengan 1 bola,
(2) permainan lempar bola 3 regu dengan 1 bola. Pembelajaran melempar bola
dalam permainan kasti dengan penerapan model pembelajaran kooperatif siklus I
dilakukan selama 2 kali pertemuan yaitu 6 x 35 menit.
a. Rencana Siklus I
Kegiatan perencanaan tindakan I peneliti dan guru yang bersangkutan
(mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam
proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. Melalui RPP siklus I tersebut
maka disepakati bahwa pelaksanaan tindakan siklus I diadakan selama dua kali
pertemuan. Peneliti bersama kolaborator melakukan penilaian kemampuan
melempar bola dalam permainan kasti pada siswa kelas V SD Negeri Jubelan
02Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012 / 2013. Dari
hasil pengukuran dan penilaian diperoleh hasil yang kurang maksimal, dari
keseluruhan siswa yang mengikuti pembelajaran dan tes hasilnya belum optimal.
Masih banyak siswa yang nilainya kurang, di bawah nilai KKM (70) atau tidak
tuntas. Melalui hasil penelitian tersebut maka peneliti dan kolaborator merancang
rencana pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: (1) peneliti bersama
commit todari
kolaborator merancang permainan user model pembelajaran, untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

mengoptimalkan kemampuan melempar bola dalam permainan kasti siswa, (2)


peneliti dan kolaborator menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
melempar bola dalam permainan kasti dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif. Peneliti dan guru menyiapkan alat bantu pembelajaran yang akan
digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran melempar bola dalam
permainan kasti seperti: bola, bendera, papan sasaran, (3) peneliti kolaborator
menyusun media pembelajaran berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai dari
hasil kemampuan melempar bola yang ditentukan oleh jumlah kenaan bola pada
papan sasaran, sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman
observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap
siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formuli/ rubrik
penilaian siswa yang tercantum dalam RPP, (4) peneliti dan kolaborator
menyusun standar penilaian pada penguasaan kemampuan teknik dasar melempar
bola dalam permainan kasti siswa, (5) peneliti dan kolaborator menentukan lokasi
pelaksanaan tindakan I, yakni Lapangan SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang.
b. Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan, selama dua minggu yakni pada
hari Kamis 6 dan 13 September2012, di Lapangan SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Masing-masing pertemuan
dilaksanakan selama 3 x 35 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini
pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus
melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran.
Materi pada pelaksanaan siklus I, pertemuan pertama(Kamis, 6
September 2012) adalah praktik melempar bola dalam permainan kasti dengan
penerapkan model pembelajaran kooperatif melalui permainan lempar tangkap
bola 2 regu dengan satu bola. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah: (1)
peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran
dengan berdo’a kemudian presensi, (2) peneliti dan kolaborator memberi motivasi
kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3) peneliti memberikan
pemanasan dan streatching, (4) commit
penelitito menyampaikan
user penjelasan mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

materi pertama yakni melempar bola dalam permainan kasti dengan penerapkan
model pembelajaran kooperatif melalui permainan lempar tangkap bola 2 regu
dengan 1 bola. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang
dicontohkan peliti, (5) siswa diminta untuk melakukan gerakanmelempar bola
dalam permainan kasti dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui
permainan lempar tangkap bola 2 regu dengan 1 bola, sesuai dengan contoh yang
dicontohkan peneliti, (6) peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi kepaa
siswa tentang gerakan yang dilakukan serta memberikan kesempatan bertanya
apabila terjadi kesulitan, (7) peneliti dan kolaborator menyampaikan penjelasan
mangenai materi yang kedua yakni melempar bola dalam permainan kasti dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif melalui permainan lempar tangkap bola
3 regu dengan 1 bola. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang
dicontohkan oleh peneliti, (8) siswa diminta melakukan gerakan melempar bola
dalam permainan kasti dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui
permainan lempar tangkap bola 3 regu dengan 1 bola sesuai dengan contoh yang
dilakukan peneliti, (9) peneliti dan kolaborator memberikan bimbingan dan
evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang dilakukan serta memberikan
kesempatan bertanya apabila terjadi kesulitan, (10) para siswa mengulang-ulang
gerakan tersebut sampai waktu yang telah ditentukan oleh peneliti, (11) diakhir
pertemuan peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi
yang akan disampaikan minggu depan, (12) pelajaran diakhiri dengan berdo’a dan
siswa dibubarkan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
Materi pada pelaksanaan siklus I pertemuan ke dua (Kamis, 13 September
2012) adalah mengulangi materi pada pertemuan 1 dan melakukan penilaian
proses pembelajaran. Urutan pelaksanaan tersebut : (1) peneliti dan kolaborator
menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdo’a
kemudian mempresensi, (2) peneliti dan kolaborator memberi motivasi kepada
siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3) peneliti dan koaborator
memberikan pemanasan dan streatching, (4) siswa mengulangi pembelajaran
commit
permainan kasti dengan penerapan to userpembelajaran kooperatif melalui
model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

permainan lempar tangkap bola 2 regu dengan 1 bola dan lempar tangkap bola 3
regu 1 bola. (5) peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi serta mengecek
pelaksanaan praktik yang dilakukan oleh siswa, serta menyiapkan materi
selanjutnya, (6) peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa untuk mengikuti tes
akhir pada siklus I dengan memanggil satu per satu untuk melakukan tes
kemampuan melempar bola dalam permainan kasti dengan, yaitu tes melempar
papan sasran dengan bola kasti. Peneliti dan kolaborator melakukan tes untuk
siklus I dengan mencatat hasil tes kemampuan melempar bola dalam permainan
kasti pada blangko yang telah disiapkan, (7) diakhir pertemuan peneliti dan
kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil tes yang telah dilakukan serta
memberi informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.
c. Observasi dan Interpretasi Siklus I
Observasi dan interpretasi siklus I dilakukan selama siklus I berlangsung.
Peneliti dan kolaborator melakukan observasi dan interpretasi siklus I, adapun
pelaksanaan siklus I yakni: (1) sebelum pembelajaran berlangsung peneliti dan
kolaborator bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran, (2) sebelum
siklus I dilaksanakan peneliti dan kolaborator mengobservasi hasil belajar dan tes
kemampuan melempar bola dalam permainan kasti sebagai bahan acuan dalam
membandingkan hasil observasi kondisi awal dengan hasil observasi pada akhir
siklus I, (2) peneliti melakukan proses pembelajaran melempar bola dalam
permainan kasti, dalam hai ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran)
pada model pembelajaran, yakni adanya penjelasan materi, demontrasi/ unjuk
kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa, (3) peneliti
mengamati proses pembelajaran melempar bola dalam permainan kasti dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas V SD Negeri Jubelan
02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012 /2013.
Pada pertemuan pertama (Kamis, 6 September 2012 selama 3x35 menit), peneliti
mengajarkan materi melempar bola dalam permainan kasti dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif, yakni: lempar tangkap bola 2 regu dengan 1 bola
dan lempar tangkap bola 3 regucommit to user
1 bola. Pada pertemuan ke dua (Kamis, 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

september 2012, selama 3x35 menit) peneliti memberikan materi yang sama,
mengulangi pembelajaran pada pertemuan pertama, serta mengadakan observasi
akhir siklus I. Peneliti bersama kolaborator melakukan penilaian melalui lembar
observasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa
dalam menerima pembelajaran melempar bola dalam permainan kasti dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif.
d. Diskripsi Data Hasil Setelah Siklus I
Selama pelaksanaan siklus I, maka peneliti melakukan pengambilan data
penelitian melalui observasi dan tes kemampuan passing bawah. Adapun deskripsi
data peningkatan kemampuan melempar bola dalam permainan kasti dan nilai
ketuntasan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif pada
siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
tahun pelajaran 2012 / 2013, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 6. Kemampuan Melempar Bola Dalam Permainan Kasti dan Nilai
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2012/2013 Pada Siklus 1

KEMAMPUAN HASIL
NO NAMA
MELEMPAR BOLA BELAJAR
1 Alfin Setiawan 8 80
2 Rahma Sofariani 4 40
3 Ita Dewi Ningtyas 7 70
4 Farhan yusuf 7 70
5 Tri Sarjono 8 80
6 Maftuh Bastul H. 8 80
7 Aditiya Evan G. 7 70
8 Asnawi Khasan M. 5 50
9 Anik Su’ma 5 50
10 Ayu Ariski F. 6 60
11 Bagas Wicaksono 8 80
12 Dama Budiman 6 60
13 Fani Ratri Pamuji 6 60
14 Hana Anjali commit to user 7 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

15 Itsnaini Irvina K. 6 60
16 Lisa Argiyani 5 50
17 Risma Fajar H. 6 60
18 Ulfa Khumairoh 5 50
19 Fuji Rohmiyati 8 80
20 Arjun Andhika Yuda P. 8 80
21 Surya Maha K. 8 80
22 Ibnu Rahmad I. 6 60
JUMLAH 144 1440
RATA-RATA 6,54 65,45

Tabel 7. Diskripsi Data Hasil Belajar melempar bola dalam permainan kasti
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif pada Siklus I

Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Siswa Prosentase


>80 Baik Sekali Tuntas 0 0%
76 – 80 Baik Tuntas 7 31,82%
70 – 75 Cukup Tuntas 4 18,18%
<70 Kurang Tidak Tuntas 11 50%
JUMLAH 22 100%

Data siklus I kemampuan melempar bola dalam permainan kasti dan nilai
ketuntasan hasil belajar menunjukkan bahwa, rata-rata kemampuan melempar
bola siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten
Semarang tahun pelajaran 2012 / 2013 yaitu 6,54, sedangkan nilai ketuntasan
belajar rata-rata 65,45. Siswa yang berada pada kriteria tuntas berdasarkan KKM
70 yaitu 11 siswa (50%).
Dalam pelaksanaan siklus I terdapat kelebihan dan yang dapat digunakan
sebagai tolak ukur keberhasilan siklus I, adapun kelebihan dalam pelaksanaan
tindakan I diantaranya: (1) siswa merasa tertarik dengan model pembelajaran yang
disampaikan oleh peneliti yakni dengan melalui penjelasan guru dan peneliti,
penyampaian materi denganmodel pembelajaran kooperatif dalam melakukan
pembelajaran melempar bola dalam permainan kasti yakni: lempar tangkap bola 2
regu dengan 1 bola dan lempar tangkap bola 3 regu 1 bola, siswa merasa senang
dengan kegiatan belajar melalui commit to user
model pembelajaran kooperatif sehingga siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

mudah melakukan gerakan melempar bola dalam permainan kasti yang selama ini
dianggap sulit, disamping itu model pembelajaran ini dianggap jarang digunakan
dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada mata pelajaran pendidikan
jasmani, (2) siswa mudah menyerap pelaksanaan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif karena sangat membantu sekali siswa dalam
melakukan melempar bola dalam permainan kasti, sehingga pelaksanaan KBM
menjadi terlaksana dengan baik, dan siswa dapat secara cepat mengadaptasi
materi karena sudah melihat gerakan yang diinstruksikan sebelumnya oleh
peneliti. Situasi kelas lebih tertata, sehingga materi yang diberikan terarah.
Akan tetapi dalam pelaksanaan siklus I ini masih terdapat kelemahan
sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan siklus I, adapun kelemahan
dan kekurangan dalam pelaksanaan siklus I tersebut adalah: (1) peneliti hanya
mengamati gerakan siswa belum ada pembenahan gerakan secara langsung, (2)
alat bantu yang digunakan masih kurang, tidak sebanding dengan jumlah siswa
sehingga kesempatan siswa untuk melakukan pembelajaran lebih sedikit, (3)
masih ada beberapa siswa belum dapat mempraktekkan beberapa gerak melempar
bola dalam permainan kasti yang dicontohkan oleh peneliti secara benar, (4) saat
pembelajaran melempar bola, bola yang lempar sering kali tidak tepat kesasaran
sehingga siswa harus berlari mengejar bola, (5) masih terdapat siswa yang kurang
serius dalam melaksanakan pembelajaran, sering bercanda menggoda teman yang
sedang melakukan pembelajaran, (6) kebanyakan siswa ingin segera bermain bola
kasti yang sesungguhnya sehingga siswa tidak konsentrasi saat mengikuti
pembelajaran melempar bola dalam permainan kasti.
e. Analisis dan Refleksi Siklus I
Berdasarkan observasi siklus I tersebut, peneliti dan kolaborator
melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: (1) jumlah dan frekuensi
pertemuan pada siklus I telah menunjukkan hasil yang sesuai, (2) pelaksanaan
proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I, (3) observasi kondisi awal untuk
mengetahui kemampuan siswa pada kondisi awal sebelum mendapatkan siklus,
commit to user
(4) modifikasi alat bantu pembelajaran yang ditetapkan oleh peneliti dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

kolaborator mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar


serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, (5) hasil pekerjaan siswa
pada pelaksanaan siklus I belum menunjukkan hasil yang maksimal, masih
terdapat nilai siswa yang di bawah KKM dan belum sesuai dengan target yang
ditetapkan yaitu ketuntasn nilai siswa sebesar 70%, sehingga dilanjutkan ke
siklus II, (6) kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus
I, akan dipertahankan dan ditingkatkan, (7) dalam mengantisipasi kelemahan dan
kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan tindakan I, maka disusun
langkah antisipasif yakni: a) mengganti pembelajaran dengan yang lebih mudah,
b) penelitin dan kolaborator memberikan reward bagi siswa yang dapat
melakukan lemparan bola dengan tepat, c) peneliti memonitor siswa yang sedang
melakukan pembelajaran, membenarkan gerakan-gerakan siswa yang salah,
sehingga siswa benar-benar mengerti gerakan yang benar d) menambah jumlah
alat bantu agar siswa mempunyai kesempatan lebih banyak untuk melakukan
pembelajaran, (e) peneliti dan guru sepakat menyusun tindakan perbaikan dan
menganulir sebagian materi yang sianggap sudah dapat dilaksanakan siswa
dengan baik.

3. Deskripsi Siklus II
Siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I, dimana dalam pelaksanaan
siklus I, rata- rata siswa menunjukkan hasil yang kurang maksimal dan belum
sesuai dengan target yang ditentukan. Pelaksanaan siklus II mengacu pada
pelaksanaan siklus I, karena merupakan perbaikan dari siklus I. Adapun tahapan
yang dilakukan pada siklus II ini diantaranya:

a. Rencana Siklus II
Peneliti dan kolaborator yang bersangkutan mendiskusikan perencanaan
siklus II yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana
tindakan pada siklus II, mengacu pada hasil analisis dan refleksi siklus I yang
termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.
Melalui hasil observasi tersebut maka peneliti dan kolaborator merancang
commit to user
rencana pelaksanaan siklus II sebagai berikut: (1) peneliti bersama kolaborator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

merancang scenario model pembelajaran dengan menerapkan model


pembelajaran kooperatif, untuk meningkatkankan motivasi serta kemampuan
melempar bola dalam permainan kasti siswa. Dengan sinteks pembelajaran
sebagai berikut: a) peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar
belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, menyiapkan siswa untuk belajar, b)
peneliti mendemontrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan
informasi tahap demi tahap, c) peneliti dan kolaborator merencanakan dan
memberi bimbingan pelatihan awal, d) mengecek apakah siswa telah berhasil
melakukan tugas dengan baik, memberi upan balik, e) peneliti mempersiapkan
kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada
penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari, (2) peneliti
dan kolaborator menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) melempar
bola dalam permainan kasti dengan permainan yang mengacu pada model
pembelajaran kooperatif yaitu lempar bola 4 regu dengan 1 bola dan lempar bola 4
regu dengan 2 bola serta bermain kasti dengan peraturan yang dimodifikasi.
Peneliti dan guru menyiapkan alat bantu pembelajaran yang akan digunakan
dalam pelaksanaan proses pembelajaran gerak dasar lari cepat seperti: bola kasti,
tiang dan bendera, peluit, papan sasaran. (3) peneliti kolaborator menyusun media
pembelajaran berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai hasil peningkatan
kemampuan melempar bola dalam permainaan kasti siswa. Sedangkan instrumen
non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti
dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, melalui formulir penilaian/ rubrik penilaian siswa yang tercantum
dalam RPP, (4) peneliti dan kolaborator menyusun standar penilaian pada
penguasaan kemampuan gerak dasar lokomotor siswa, (5) peneliti dan kolaborator
menentukan lokasi pelaksanaan tindakan II, yakni di Lapangan SD Negeri Jubelan
02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.
b. PelaksanaanSiklus II
Siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan, selama dua minggu yakni pada
hari Kamis 20 dan 27 September 2012, di lapangan SD Negeri Jubelan 02
commitSemarang.
Kecamatan Sumowono Kabupaten to user Masing-masing pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

dilaksanakan selama 3 x 35 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini


pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan kolaborator yang bersangkutan, dan
sekaligus melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran.
Materi pada pelaksanaan siklus II, pertemuan pertama(Kamis,20
September 2012) adalah praktik gerak melempar bola dalam permainan kasti
yaitu: melempar bola kasti dengan permainan lempar bola 4 regu dengan 1 bola,
serta bermain bola kasti dengan peraturan yang dimodifikasi. Urutan pelaksanaan
tindakan tersebut adalah: (1) peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa dengan
memulai proses pembelajaran dengan berdo’a kemudian presensi, (2) peneliti dan
kolaborator memberi motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi
pembelajaran, (3) peneliti memberikan pemanasan dan streatching, (4) peneliti
menyampaikan penjelasan mengenai materi yakni melempar bola dalam
permainan kasti dengan permainan lempar bola 4 regu dengan 1 bola . Siswa
diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang dicontohkan peliti, (5) siswa
diminta untuk melakukan gerakan melempar bola dalam permainan kasti dengan
permainan lempar bola 4 regu dengan 1 bola, sesuai dengan contoh yang
dicontohkan peneliti, (6) peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi kepada
siswa tentang gerakan yang dilakukan serta memberikan kesempatan bertanya
apabila terjadi kesulitan, (7) peneliti dan kolaborator menyampaikan penjelasan
mangenai materi yang kedua yakni bermain bola kasti dengan peraturan yang
dimodifikasi. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang
dicontohkan oleh peneliti, (8) siswa diminta bermain bola kasti dengan peraturan
yang dimodifikasi sesuai dengan contoh yang dilakukan peneliti, (9) peneliti dan
kolaborator memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan
yang dilakukan serta memberikan kesempatan bertanya apabila terjadi kesulitan,
(15) para siswa bermain bola kasti secara bergantian sampai waktu yang telah
ditentukan oleh peneliti, (16) diakhir pertemuan peneliti dan kolaborator
melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta
memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan,
(17) pelajaran diakhiri dengan berdo’a dan siswa dibubarkan untuk mengikuti
pelajaran selanjutnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan ke dua (Kamis, 27


September 2012) adalah melempar bola kasti dengan permainan lempar bola 4
regu dengan 2 bola,. Mengulangi materi pada pertemuan pertama dan melakukan
penilaian proses pembelajaran. Urutan pelaksanaan tersebut : (1) peneliti dan
kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan
berdo’a kemudian mempresensi, (2) peneliti dan kolaborator memberi motivasi
kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3)peneliti dan koaborator
memberikan pemanasan dan streatching. (4) siswa melakukanmelempar bola kasti
dengan permainan lempar bola 4 regu dengan 2 bola, (5) peneliti dan kolaborator
melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan praktik yang dilakukan oleh
siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan
praktik melempar bola dalam permainan kasti, serta menyiapkan materi
selanjutnya. (6)Peneliti melakukan tes pengukuran kemampuan melempar bola
dalam permainan kasti siklus II. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut: (a) peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir
pada siklus II dengan memanggil satu per satu untuk melakukan tes kemampuan
melempar bola dalam permainan kasti. Peneliti dan kolaborator melakukan tes
untuk siklus II dengan mencatat hasil tes kemampuan melempar bola dalam
permainan kasti pada blangko yang telah disiapkan, (2) diakhir pertemuan peneliti
dan kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil tes yang telah dilakukan.
c. Observasi dan Interpretasi Siklus II
Observasi dan interpretasi Siklus II dilakukan selama siklusII
berlangsung. Peneliti dan kolaborator melakukan observasi dan interpretasi
siklusII, adapun pelaksanaan siklus II yakni: (1) peneliti mengamati proses
pembelajaran melempar bola dalam permaina kasti dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif pada siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012 / 2013, (2) sebelum
pembelajaran berlangsung peneliti dan kolaborator bersangkutan menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II sebagai pedoman atau acuan
dalam proses pelaksanaan pembelajaran, (3) peneliti melakukan proses
commitpermainan
pembelajaran melempar bola dalam to user kasti, dalam hal ini peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49

mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada model pembelajaran, yakni


adanya penjelasan materi, demontrasi / unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan
instruksi secara langsung oleh siswa, (4) peneliti dan kolaborator memberikan
motivasi kepada siswa agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Sebelumnya peneliti dan kolaborator memberikan contoh gerakan dengan benar.
Siswa dengan semangat melakukan apa yang diperintahkan guru. Berdasarkan
hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang
motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu
siswa yang senang, bersemangat dan tidak bosan, (5) peneliti, kolaborator dan
siswa selalu memberi applause kepada setiap penampilan siswa. Peneliti dan
kolaborator juga memberikan reward berupa pujian, seperti: ” Bagus Sekali”,
”Ayo Semangat”, ”Ya Bagus”, dan lain-lain. Suasana tampak hidup dengan
semangat dan antusiasme siswa yang tinggi, (6) peneliti bersama kolaborator
melakukan penilaian melalui lembar observasi, dan tes kemampuan melempar
bola dalam permaianan kasti siswa dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap kemampuan melempar bola
dalam permainan kasti siswa.

d. Diskripsi Data Setelah Siklus II


Selama pelaksanaan siklus II, maka peneliti melakukan pengambilan
data penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan kemampuan kemampuan
melempar bola dalam permainan kasti dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan
menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas V SD
Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran
2012 / 2013, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

Tabel 8. Kemampuan Melempar Bola dalam Permainan Kasti dan Nilai


Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2012/2013pada Siklus II

KEMAMPUAN HASIL
NO NAMA
MELEMPAR BOLA BELAJAR
1 Alfin Setiawan 9 90
2 Rahma Sofariani 7 70
3 Ita Dewi Ningtyas 8 80
4 Farhan yusuf 8 80
5 Tri Sarjono 9 90
6 Maftuh Bastul H. 9 90
7 Aditiya Evan G. 8 80
8 Asnawi Khasan M. 6 60
9 Anik Su’ma 7 70
10 Ayu Ariski F. 8 80
11 Bagas Wicaksono 9 90
12 Dama Budiman 7 70
13 Fani Ratri Pamuji 7 70
14 Hana Anjali 8 80
15 Itsnaini Irvina K. 8 80
16 Lisa Argiyani 5 50
17 Risma Fajar H. 6 60
18 Ulfa Khumairoh 5 50
19 Fuji Rohmiyati 8 80
20 Arjun Andhika Yuda P. 9 90
21 Surya Maha K. 9 90
22 Ibnu Rahmad I. 8 80
JUMLAH 168 1680
RATA-RATA 7,63 76,36

Tabel 9. Diskripsi Data Hasil Belajar Melempar Bola Dalam Permainan Kasti
Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Siklus II
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase
>80 Baik Sekali Tuntas 6 27,28%
76 – 80 Baik Tuntas 8 36,36%
70 – 75 Cukup Tuntas 4 18,18%
<70 Kurang commit
TidaktoTuntas
user 4 18,18%
JUMLAH 22 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51

Data siklus II kemampuan passing bawah dan nilai ketuntasan hasil belajar
menunjukkan bahwa, rata-rata kemampuan melempar bola siswa kelas V SD
Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran
2012 / 2013 yaitu 7,63, sedangkan nilai ketuntasan belajar rata-rata 76,36, Siswa
yang berada pada criteria tuntas berdasarkan KKM 70 yaitu 18 siswa (81,82%).
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pelaksanaan siklus II
berlangsung hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi. Telah memenuhi target
dengan capaian berhasil atau tuntas lebih dari target pencapaian yang diharapkan.
Dalam pelaksanaan siklus II terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai
tolak ukur keberhasilan pada pelaksanaan siklus II, adapun kelebihan pada
pelaksanaan siklus II diantaranya: (1) sebagian siswa telah mampu menunjukkan
melempar bola dalam permainan kasti dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif dengan baik, (2) dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti tidak
kerepotan dalam proses transfer materi kepada siswa. Melalui penguatan
penerapan model pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih tertarik dan
senang melakukannya, sehingga siswa aktif dalam pembelajatan.
Akan tetapi dalam pelaksanaan siklus II ini masih terdapat kelemahan
sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan siklus II, adapun kelemahan
atau kekurangan dalam pelaksanaan siklus II tersebut adalah: masih ada siswa
yang kurang serius sehingga kegiatan pembelajaran kurang maksimal
dilaksanakan, terutama siswa bercanda dan menggoda teman yang sedang
mengikuti pembelajaran. Selain itu masih ada siswa yang kurang percaya diri
dalam mengikuti pembelajaran.
e. Analisis dan Refleksi Siklus II
Berdasarkan observasi siklusII tersebut, peneliti dan kolaborator
melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: (1) jumlah dan frekuensi
pertemuan pada siklus II telah menunjukkan hasil yang sesuai yakni 2 kali
pertemuan dengan 1 kali pertemuan untuk pengambilan data akhir siklus II,(2)
pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II, (3) model pembelajaran
commitdan
kooperatif yang diterapkan oleh peneliti to user
guru mampu mengatur kondisi kelas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52

sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih
maksimal, serta penguatan materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana
dengan baik, (4) melihat hasil yang diperoleh pada tindakan II maka Penelitian
Tindakan Kelas telah memenuhi target dari rencana target yang telah ditentukan.
Dan dirasa sudah optimal sesuai dengan yang diharapkan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas


V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun
pelajaran 2012 / 2013 dapat dipaparkan pembahasan hasil penelitian sebagai
berikut:

1. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Melempar Bola dalam


Permainan Kasti dari Kondisi Awal ke Siklus I
Perbandingan peningkatan kemampuan melempar bola dalam permainan
kasti dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012 /2013 dari kondisi awal ke siklus I
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 10. Perbandingan Peningkatan Kemampuan melempar bola dalam
permainan kasti Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012 /2013 dari
Kondisi Awal ke Siklus 1.

Kondisi Awal
Peningkatan Kemampuan
Kemampuan Kondisi Siklus 1
Melempar Bola
Melempar Bola
8 11 3

Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan


kemampuan melempar bola dalam permainan
commit to user kasti siswa kelas V SD Negeri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran


2012/2013 dari kondisi awal ke siklus 1 sebagai berikut:

Peningkatan Kemampuan Melempar Bola dari


Kondisi Awal ke Siklus 1

20

15 11

8
10
3
5

0
Kondisi Awal Siklus 1 Peningkatan

Gambar 18. Grafik Perbandingan Kemampuan Melempar Bola dalam Permainan


Kasti pada Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012 / 2013 dari
Kondisi Awal ke Siklus I.

Berdasarkan Grafik tersebut menggambarkan rata-rata kemampuan


melempar bola dalam permainan kasti pada siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang mengalami peningkatan. Rata-rata
kemampuan melelmpar bola dalam permainan kasti pada kondisi awal 8,
kemudian diberi penerapan model pembelajaran kooperatif pada siklus I, rata-rata
kemampuan melempar bola dalam permainan kasti menjadi 11, sehingga
peningkatannya sebesar 3.
2. Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil BelajarMelempar Bola
dalam Pemainan Kasti dari Kondisi Awal ke Siklus I
Perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar melempar bola dalam
permainan kasti siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012 / 2013 dari kondisi awal ke siklus I
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

Tabel 11. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri


Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2012/2013 dari Kondisi Awal ke Siklus I.

Rata-Rata Kondisi
Rata-Rata Hasil Belajar Peningkatan Hasil
Awal Hasil
Siklus 1 Belajar
BelajarMelempar Bola
63,63 65,45 1.82

Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik peningkatan ketuntasan hasil


belajarsiswa kelas V SD Negeri Jubellan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten
Semarang tahun pelajaran 2012/2013 dari kondisi awal ke siklus I sebagai berikut

Peningkatan Ketentuasan Hasil Belajar dari Kondisi


Awal ke Siklus 1
65,45
63,63
80

60

40

20 1.82

0
Kondisi Awal Siklus 1 Peningkatan

Gambar 19. Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Melempar Bola dalam
Permainan Kasti pada Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2012/2013.

Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketuntasan hasil belajar


siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
tahun pelajaran 2012/2013 mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat bahwa,
ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari kondisi awal ke siklus I
sebesar 1.82.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55

3. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Melempar Bola dalam


Permaianan Kasti dari Siklus I ke Siklus II
Perbandingan peningkatan kemampuan passing bawah siswa kelas V SD
Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran
2012/2013 dari siklus I ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 12. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Melempar Bola dalam


Permainan Kasti Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013 dari
Siklus I ke Siklus II.

Kemampuan Melempar Kemampuan Melempar Peningkatan Kemampuan


Bola Siklus I Bola Siklus II Melempar Bola
11 18 7

Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan


kemampuan melempar bola dalam permainan kasti siswa kelas V SD Negeri
Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran
2012/2013 dari siklus I ke siklus II sebagai berikut:

Peningkatan Kemampuan Melempar Bola dari


Siklus I ke Siklus II

18
20

15 11

10 7

0
Siklus I Siklus II Peningkatan

Gambar 20. Grafik Perbandingan Peningkatan Kemampuan Melempar Bola


commit
Dalam Permainan Kasti PadatoSiswa
user Kelas V SD Negeri Jubelan 02
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56

Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran


2012/2013 dari Siklus I ke Siklus II

Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kemampuan melempar


bola dalam permainan kasti siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012/2013 mengalami
peningkatan. Hal ini dapat dilihat bahwa, kemampuan passing bawah mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 7.

4. Perbandingan Peningkatan Hasil BelajarMelempar Bola Dalam


Permainan Kasti dari Siklus I ke Siklus II
Perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar melempar bola dalam
permainan kasti siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012/2013 dari siklus I ke siklus II
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 13. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri
Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2012/2013 dari Siklus I ke Siklus II.

Rata-Rata Hasil
Rata-Rata Hasil Belajar Peningkatan Hasil
BelajarMelempar Bola
Melempar Bola Siklus II Belajar Melempar Bola
Siklus I

65,45 76,36 10,91

Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik peningkatan ketuntasan hasil


belajar melempar bola dalam permainan kasti siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012/2013 dari
siklus I ke siklus II sebagai berikut

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57

Peningkatan Ketentuasan Hasil Belajar dari


Siklus I ke siklus II
76,36
65,45
80

60

40
10,91
20

0
Siklus 1 Siklus 2 Peningkatan

Gambar 21. Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Melempar Bola Dalam
Permaianan Kasti pada Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2012/2013 dari Siklus I ke Siklus II.

Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketuntasan hasil belajar


melempar bola dalam permainan kasti siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012/2013
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat bahwa, ketuntasan hasil belajar
mengalami peningkatan dari siklus I ke Siklus II sebesar 10,91.

5. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Melempar Bola Dalam


Peremainan Kasti dari Kondisi Awal ke Siklus II
Perbandingan peningkatan kemampuan melempar bola dalam permainan
kasti siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten
Semarang tahun pelajaran 2012/2013 dari kondisi awal ke siklus II disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 14. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Melempar Bola Dalam
Permainan Kasti Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013 dari
commit to user
Kondisi Awal ke Siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58

Kondisi Awal
Kemampuan Melempar Peningkatan Kemampuan
Kemampuan Melempar
Bola Siklus II Melempar Bola
Bola
8 18 10

Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan


kemampuan melempar bola dalam permainan kasti siswa kelas V SD Negeri
Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran
2012/2013 dari kondisi awal ke siklus II sebagai berikut:

Peningkatan Kemampuan Passing Bawah dari


Kondisi Awal ke Siklus II

18
20

15 10
8

10

0
Kondisi Awal Siklus I Peningkatan

Gambar 22. Grafik Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Melempar Bola Dalam


Permainan Kasti Pada Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/
2013 dari Kondisi Awal ke Siklus II.

Berdasarkan Grafik tersebut menggambarkan rata-rata kemampuan


melempar bola dalam permainan kasti pada siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang mengalami peningkatan. Rata-rata
kemampuan melempar bola dalam permainan kasti pada kondisi awal 8, kemudian
diberi penerapan model pembelajaran kooperatif pada siklus II, rata-rata
kemampuan melempar bola dalam permainan kasti menjadi 18, sehingga
peningkatannya sebesar 10.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59

6. Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Melempar Bola


Dalam Permainan Kasti dari Kondisi Awal ke Siklus II
Perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar melempar bola dalam
permainan kasti siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012 / 2013 dari kondisi awal ke siklus II
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 15. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Melempar Bola Dalam


Permainan Kasti Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013 dari
Kondisi Awal ke Siklus II.
Rata-Rata Kondisi
Rata-Rata Hasil Peningkatan Hasil
Awal Hasil
Melempar Bola Siklus II Belajar Melempar Bola
BelajarMelempar Bola
63,63 76,36 12,72

Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik peningkatan ketuntasan hasil


belajarmelempar bola dalam permainan kasti siswa kelas V SD Negeri Jubelan
02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012/2013 dari
kondisi awal ke siklus II sebagai berikut:

Peningkatan Ketentuasan Hasil Belajar dari Kondisi


Awal ke Siklus II
76,36
63,63
80

60

40
12,72
20

0
Kondisi Awal Siklus II Peningkatan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60

Gambar 23. Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Melempar Bola Dalam
Permainan Kasti pada Siswa Kelas V SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2012/2013 dari Kondisi Awal ke Siklus II.

Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketuntasan hasil belajar


passing bawah siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012/2013 mengalami peningkatan yang
cukup baik. Hal ini dapat dilihat bahwa, ketuntasan hasil belajar mengalami
peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar 10,72.

7. Peningkatan Kemampuan Melempar Bola Dalam Permainan Kasti dari


Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Peningkatan kemampuan melempar bola dalam permainan kasti pada
siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
tahun pelajaran 2012/2013 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II disajikan dalam
bentuk grafik sebagai berikut:

Peningkatan Kemampuan Melempar Bola dari


Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
18
20
11
15 8

10

0
Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Gambar 24. Grafik Peningkatan Kemampuan Melempar Bola Dalam Permainan


Kasti dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II pada Siswa Kelas V
SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2012/2013.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61

Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kondisi awal


kemampuan melempar bola dalam permainan kasti siswa kelas V SD Negeri
Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran
2012/2013 yaitu 8, siklus I sebesar 11 dan siklus II sebesar 18. Sehingga
peningkatan dari kondisi awal sebelum menggunakan alat bantu pembelajaran
hingga pemberian alat bantu pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 10.

8. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Passing Bawah pada


Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
Peningkatan hasil belajar melempar bola dalam permainan kasti pada
siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
tahun pelajaran 2012/2013 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II disajikan dalam
bentuk grafik sebagai berikut:

80.00%
70.00%
60.00% 63,63%
Kondisi
50.00% Awal
36,36% 31,82% 50% Siklus 1
40.00%
30.00% 27,28% 27,27% Siklus 2

20.00% 18,18% 18,18%

10.00% 0.00% 18,18%


4,45%
0.00% 4,55%
Baik sekali Baik Cukup Kurang

Gambar 25. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Melempar Bola Dalam Permainan
Kasti dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II pada Siswa Kelas V SD
Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2012/2013.

Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kondisi awal


ketuntasan hasil belajar melempar bola dalam permainan kasti siswa kelas V SD
commit to user
Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62

2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali (tuntas) sebanyak 1 siswa (4,55%),
kategori baik (tuntas) sebanyak 6 siswa (27,27%), kategori cukup (tuntas)
sebanyak 1 siswa (4,55%) dan kategori kurang (tidak tuntas) sebanyak 14 siswa
(63,63%). Pada siklus I yang memiliki kategori baik sekali (tuntas) sebanyak 0
siswa (0,00%), yang memiliki kategori baik (tuntas) sebanyak 7 siswa (31,82%),
kategori cukup (tuntas) sebanyak 4 siswa (18,18%) dan kategori kurang (tidak
tuntas) sebanyak 11 siswa (50%). Pada siklus II yang memiliki kategori baik
sekali (tuntas) sebanyak 6 siswa (27,28%), kategori baik (tuntas) sebanyak 8 siswa
(36,36%), kategori cukup (tuntas) sebanyak 4 siswa (18,18%), kategori kurang
(tidak tuntas) sebanyak 4 siswa (18,18%).
Dari data dan grafik tersebut dapat disimpulkan pada kondisi awal siswa
yang tuntas sebanyak 36,37%, siklus I sebanyak 50% dan siklus II sebanyak
81,82%. Peningkatan hasil belajar dari kondisi awal sebelum menerapkan model
pembelajaran kooperatif hingga akhir siklus II sebesar 45,45%.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD Negeri Jubelan 02


Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran
2012/2013dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan,
yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,
(4) analisis dan refleksi.Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan
pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan yaitu
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dapat mengoptimalkan
kemampuan dan hasil belajarmelempar bola dalam permainan kastipada siswa
kelas V SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun
pelajaran 2012/2013.
Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari kondisi awal
ke siklus I dan siklus II, baik dari peningkatan kemampuan melempar bola dalam
permainan kasti maupun nilai ketuntasan hasil belajar. Kemampuan melempar
bola dalam permainan kasti pada kondisi awal 8, siklus I 11 dan siklus II 18,
sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar 10. Nilai ketuntasan
hasil belajar pada kondisi awal (36,37%), siklus I (50%) dan siklus II (81,82%),
sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar (45,45%).

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa


keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta model pembelajaran yang
digunakan.
Kemampuan guru dalam mengembangkan materi, menyampaikan
materi, mengelola kelas, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran,
commit
serta teknik yang digunakan guru to user
sebagai sarana untuk menyampaikan materi.

63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64

Faktor dari siswa yaitu, minat dan motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran,
ketersediaan alat/media serta model pembelajaran yang menarik dapat membantu
siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang
optimal.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa,melalui
penerapan model pembelajaran kooperatifdapat meningkatkanmotivasi belajar
siswa (baik proses maupun hasil), sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai
suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan model pembelajaran
kooperatif sebagai model pembelajaran alternatif dalam pembelajaran melempar
bola dalam permainan kasti. Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani, hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses
pembelajaran pendidikan jasmani khususnya yang berkaitan dengan
pengoptimalan kemampuan melempar bola dalam permainan kastiyang efektif
dan menarik yang membuat siswa lebih aktif serta menghapus persepsi siswa
mengenai pembelajaran pendidikan jasmani yang pada awalnya membosankan
menjadi pembelajaran yang menyenangkan.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,


khususnya kepada para guru pendidikan jasmaniserta pihak SD Negeri Jubelan 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang sebagai berikut:
1. Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam
mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas,
sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat
seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru
hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan,
saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.
2. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk
menyampaikan materi pembelajaran.
3. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang dapat mendukung
commit to user
kelancaran kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65

4. Siswa hendaknya selalu berkomunikasi, bertanya pada guru apabila saat


pembelajaran terjadi kesulitan sehingga guru dapat segera mencari solusinya.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai