Anda di halaman 1dari 82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PERBEDAAN PENGARUH METODE DRILL DAN GAME TERHADAP


KEMAMPUAN PASSING BOLA BAWAH DALAM SEPAKBOLA PADA
SISWA USIA 12-14 TAHUN SEKOLAH SEPAKBOLA PESAT
INDONESIA KARANGANYAR TAHUN 2012

SKRIPSI
Oleh:
HERMAWAN BAYU SAPUTRO
K.5608109

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Hermawan Bayu Saputro


NIM : K.5608109
Jurusan/Program Studi : JPOK UNS/Penkepor

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul


METODE DRILL DAN GAME TERHADAP KEMAMPUAN PASSING
BOLA BAWAH DALAM SEPAKBOLA PADA SISWA USIA 12-14 TAHUN
SEKOLAH SEPAKBOLA PESAT INDONESIA KARANGANYAR TAHUN
2012 -benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber
informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicatumkan dalam daftar pustaka

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan saya.

Surakarta, Nopember 2012


Yang membuat pernyataan

Hermawan Bayu Saputro


NIM. K.5608109

commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERBEDAAN PENGARUH METODE DRILL DAN GAME TERHADAP


KEMAMPUAN PASSING BOLA BAWAH DALAM SEPAKBOLA PADA
SISWA USIA 12-14 TAHUN SEKOLAH SEPAKBOLA PESAT
INDONESIA KARANGANYAR TAHUN 2012

Oleh :

HERMAWAN BAYU SAPUTRO


K.5608109

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana


Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013

commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji


Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

Surakarta, Nopember 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Muh. Mariyanto, M.Kes. Haris Nugroho, S.Pd., M.Or.


NIP. 19511009 1987 1 001 NIP. 19720208 199003 1 003

commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :
Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :


Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Fadilah Umar, S.Pd., M.Or

Sekretaris : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes

Anggota I : Drs. H. Muh. Mariyanto, M.Kes.

Anggota II : Haris Nugroho, S.Pd., M.Or.

Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.


NIP. 19600727198702 1 001

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Guru biasa berbicara, guru bagus menerangkan, guru hebat

mendemostrasikan dan guru agung memberi inspirasi

(Wiliam A. Ward/Modul PLPG Pengembangan Profesi Guru)

Ilmu dapat membuat orang lebih bijaksana, mencegah berbuat

aniaya dan membuat yang tak tahu arah menjadi terarah.

(Al Imam Al Mawardi)

Sungguh baik menjadi orang penting, namun lebih penting

menjadi orang baik.

(R.M Yunani)

Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan

biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk

menang.

( Penulis )

commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN
Teriring syukur kepada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

Allah SWT

Bapak dan Ibu tercinta


yang senantiasa selalu memberikan doa, kasih sayang, member dukungan
moral maupun material, serta bekal berupa petuah-petuah untuk
menyelesaikan akademis,

yang selalu memberikan doa, semangat dan motivasi.

beribu ucapan terima kasihku yang senantiasa ada dalam suka maupun
duka selalu disampingku memberikan semangat dan motivasi dari awal
sampai akhir penyusunan skripsi ini.

Teman- ,
Puas, Dodit, Tatar, Reza, Beny, Agung, Wahyu, Adhegora, Firmansyah,
M.giant, dll, terima kasih atas semangat, doanya, dan moment-moment
berharga bagi penulis.

Teman-
Terima kasih atas semua kenangan indah yang pernah kita jalani. Aku
bersyukur bisa menjadi bagian dari kalian. Terus maju. Semangat.

SSB Pesat Indonesia Karanganyar.

Almamaterku.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK
Hermawan Bayu Saputro. PERBEDAAN PENGARUH METODE DRILL
DAN GAME TERHADAP KEMAMPUAN PASSING BOLA BAWAH
DALAM SEPAKBOLA PADA SISWA USIA 12-14 TAHUN SEKOLAH
SEPAKBOLA PESAT INDONESIA KARANGANYAR TAHUN 2012.
Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas
Surakarta, Nopember 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Ada tidaknya
perbedaan pengaruh metode drill dan game terhadap kemampuan passing bawah
dalam permainan sepakbola pada siswa usia 12-14 tahun Sekolah Sepakbola Pesat
Indonesia Karanganyar tahun 2012. (2) Metode latihan yang lebih baik
pengaruhnya antara metode drill dan metode game terhadap kemampuan passing
bawah dalam permainan sepakbola pada siswa usia 12-14 tahun Sekolah
Sepakbola Pesat Indonesia Karanganyar tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan pretest posttest design. Populasi
penelitian ini Populasi penelitian ini siswa usia 12-14 tahun Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia Karanganyar tahun
2012 berjumlah 40 orang. Keseluruhan populasi dijadikan sampel penelitian, sehingga penelitian ini penelitian
populasi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan tes kemampuan passing bawah sepakbola. Teknik analisis
data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) Ada perbedaan pengaruh


metode drill dan game terhadap kemampuan passing bawah dalam sepakbola
pada siswa usia 12-14 tahun Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia Karanganyar
tahun 2012, dengan nilai perhitungan thit sebesar 3,8326 dan ttabel sebesar 2,093
pada taraf signifikasi 5%. (2) Metode drill lebih baik pengaruhnya daripada
metode game terhadap kemampuan passing bawah dalam sepakbola pada siswa
usia 12-14 tahun Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia Karanganyar tahun 2012.
Kelompok 1 (kelompok metode drill) memiliki peningkatan kemampuan passing
bawah sepakbola sebesar 53.40%. Sedangkan kelompok 2 (kelompok metode
game) memiliki peningkatan sebesar 28.99%.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: (1) Ada perbedaan
pengaruh yang signifikan metode drill dan game terhadap kemampuan passing
bawah dalam sepakbola pada siswa usia 12-14 tahun Sekolah Sepakbola Pesat
Indonesia Karanganyar tahun 2012, dengan nilai perhitungan thit sebesar 3,8326
dan ttabel sebesar 2,093 pada taraf signifikasi 5%. (2) Metode drill lebih baik
pengaruhnya daripada metode game terhadap kemampuan passing bawah dalam
sepakbola pada siswa usia 12-14 tahun Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia
Karanganyar tahun 2012. Kelompok 1 (kelompok metode drill) memiliki
peningkatan kemampuan passing bawah sepakbola sebesar 53.40%. Sedangkan
kelompok 2 (kelompok metode game) memiliki peningkatan sebesar 28.99%.

Kata kunci: Metode drill dan metode game, kemampuan passing bawah
sepakbola.

commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL ...................... .......... I
PERYATAAN.................................................................................................... ii
PENGAJUAN ..... .......... iii
PERSETUJUAN ........................... ...... .......... iv
PENGESAHAN v
MOTTO .. ..... .......... vi
PERSEMBAHAN .. .... .......... vii
ABSTRAK .. ....... viii
DAFTAR ISI .. ... ix
DAFTAR TABEL .... .... xii
DAFTAR GAMBAR .. ..... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .. ............ xv
KATA PENGANTAR xvi
BAB I PENDAHULUAN ...... 1
A. 1
B. 4
C. 4
D. 5
E. 5
F. ....... 6
BAB II LANDASAN TEORI ...... 7
A. ..... 7
1. ....... 7
a. 7
b. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain
....... 9

commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. 10
a. Jenis- ......... 10
b. 11
c. Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bol . 12
3. Passing bola Bawah dalam Permainan Sepakbola........... 13
a. Hakikat Passing bola Bawah dalam Permainan Sepakbola 13
b. Teknik Pelaksanaan Passing bola Bawah dalam
Permainan Sepakbola .................................... ................. 15
c. Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Melakukan
Passing bola Bawah dalam Sepakbola .......... .. 16
4. ......... 17
a. ............ 19
b. 21
c. .. 22
d. Sist ......... 25
5. Latihan Passing bola Bawah Sepakbola dengan Metode Drill.... 30
a. Hakikat Metode Drill.. ...... 30
b. Pelaksanaan Passing bola Bawah Sepakbola dengan
Metode Drill... .. ......... 32
c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Passing bola
Bawah Sepakbola dengan Metode Drill .. . 34
6. Latihan Passing bola Bawah Sepakbola dengan Metode Game... 34
a. Hakikat Metode Latihan Game .. 34
b. Pelaksanaan Latihan Passing bola Bawah Sepakbola
Dengan Metode Game ... ............ 36
c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Passing bola
Bawah Sepakbola dengan Metode Game .............. 38
B. ............. 39
C. 42

commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xi

BAB III METODE PENELITIAN 43


43
......... 44
45
D. .......... 45
.......... 45
.......... 45
46
H. Ana .. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 49
.. 49
.. 50
........... 51
......... 53
1. ... 53
2. . 54
3. ... ........ 55
4. Perbedaan Prosentase Peningkatan Kemampuan 58
Passing bola ..... ....
.. 60
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 63
A. Simpulan.......... ............ 63
63
64
DAFTAR PUSTAKA .................. 66
LAMPIRAN 69

commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel

............. 43
4.1. Deskripsi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan
Passing bola Bawah Sepakbola Kelompok 1 dan Kelompok 2..................... 49
............ 50
4.3. Rangkum ............. 51
4.4. Hasil Uji Reliabilitas Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan
Passing bola .......................................................... 54
4.5. Range Kategori Reliab ............ 54
4.6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1 dan
............ 54
4.7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada
........... 56
4.8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada
............ 57
4.9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1
........... 58
4.10. Penghitungan Prosentase Peningkatan Kemampuan Passing
Bola Bawah Sepakbola antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 ................... 59

commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1. Bagian-Ba ............. 13
2.2. Gerakan Passing bola 16
...................... 28
............. 29
2.5. Latihan Passing bola Bawah Sepakbola dengan Metode Dril .................. 33
2.6. Ilustrasi Latihan Passing bola Bawah Sepakbola dengan Metode 37
.............. 39
4.1. Histogram Rerata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan
Passing bola ................. 50
4.2. Histogram Rerata Perbedaan Data Tes Awal Kemampuan Passing
............. 55
4.3. Histogram Perbedaan Rerata Data Tes Awal dan Tes Akhir
Kemampuan Passing ............ 56
4.4. Histogram Perbedaan Rerata Data Tes Awal dan Tes Akhir
Kemampuan Passing Sepakbola K ............ 57
4.5. Histogram Perbedaan Rerata Data Tes Akhir Kemampuan Passing
............ 58
4.6. Histogram Prosentase Peningkatan Kemampuan Passing
Sepakbo ............. 59
5. Tes Kemampuan Passing bola ........................ 89

commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

1. Data Tes Awal Kemampuan Passing bola Bawah Sepakbola.......................... 70


2. Uji Reliabilitas Data Tes Awal Kemampuan Passing bola
Bawah Sepakbola ..................................................... 71
3. Pengelompokan Sampel Penelitian secara Ordinal Pairing .............. 73
4. Uji Normalitas Data Tes Kemampuan Passing bola Bawah
Sepakbola Ke ................................ 74
5. Uji Normalitas Data Tes Kemampuan Passing bola Bawah
................................ 75
6. Uji Homogenitas Data Tes Awal Kemampuan Passing .............. 76
7. Data Tes Akhir Kemampuan Passing bola Bawah Sepakbola .............. 78
8. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir Kemampuan Passing bola
Bawah .......... 79
9. Rekapitulasi Data Tes Kemampuan Passing bola Bawah Sepakbola
............. 81
10. Rekapitulasi Data Tes Kemampuan Passing bola Bawah Sepakbola
............................................................................ 82
11. Uji Perbe ............. 83
....... 84
....... 85
14. Uji Perbedaan Data Tes Akhir Kelompok ............. 86
15. Menghitung Peningkatan Kemampuan Passing bola Bawah
Sepakbola ................... 87
16. Petunjuk Tes Kemampuan Passing bola 88
17. Program Latihan Passing bola Bawah Sepakbola dengan Metode
Drill dan Game ............. 90
........ 94
19. Surat Iji Penelitian dari Universita ........ 97
20. Surat Keteragan Penelitian dari SSB Pesat Indonesia Karanganya 103
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan
penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi


berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret


Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. H. Muh. Mariyanto, M.Kes., sebagai pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, saran dan masukan, sehingga skripsi ini terselesaikan
5. Haris Nugroho, S.Pd., M.Or., sebagai pembimbing II yang telah memberi
semangat dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat
tersusun dengan baik.
6. Fadilah Umar, S.Pd., M.Or, sebagai narasumber I yang telah memberikan
bimbingan, saran dan masukan, sehingga skripsi ini terselesaikan.
7. Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes, sebagai narasumber II yang telah
memberikan bimbingan, saran dan masukan, sehingga skripsi ini
terselesaikan.
8. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus
memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
9. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan segalanya baik doa, kasih
sayang, dukungan moral maupun material, serta petuah bekal untuk
menyelesaikan akademis ini, penulis sayang kalian.

commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10. Adikku tersayang yang telah memberikan doa, semangat dan motivasi
11.
senantiasa ada dalam suka maupun duka selalu disampingku memberikan
semangat dan motivasi dari awal sampai akhir penyusunan skripsi ini.
12. Pembina dan Pelatih SSB Pesat Indonesia Karanganyar yang telah
memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. Penulis mengucapkan beribu
terima kasih.
13. Siswa usia 12-14 tahun SSB Pesat Indonesia Karanganyar tahun 2012 yang
telah bersedia menjadi sampel penelitian.
14. Teman-
Wahyu, Adhegora, Firmansyah, M.giant, dll, terima kasih atas semangat,
doanya, dan moment-moment berharga bagi penulis.
15. Teman-tem
nikko, basir, yoga, suprek,dll terimakasih atas moment-moment berharga buat
penulis.
16. Teman-teman lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima
kasih atas doa dan dukungannya. Semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan yang telah kalian berikan.
17. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Penulis
mengucapkan jazakumullah khairan katsiran.

commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap
semogra skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi para pembaca, khususnya permainan sepakbola teknik dasar passing bola
bawah.

Surakarta, Nopember 2012

Penulis

commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola merupakan olahraga permainan yang memasyarakat di dunia,


termasuk di Indonesia. Memasyarakatnya permainan sepakbola di Indonesia
ditandai dengan munculnya Lembaga Pendidikan Sepakbola, Sekolah Sepakbola
atau Puslat di berbagai daerah. Maraknya Lembaga Pendidikan sepakbola (LPSB),
Sekolah Sepakbola (SSB) atau Pusat Latihan (Puslat) di berbagai daerah
merupakan wahana untuk membina dan melatih anak-anak usia muda yang
memiliki bakat bermain sepakbola. Pembinaan dan pelatihan yang dilakukan sejak
usia muda merupakan usaha untuk mencetak pemain-pemain sepakbola yang
terampil dan diharapkan ke depannya menjadi pemain sepakbola yang profesional
dan mampu berprestasi.

Di Kabupaten Karanganyar telah muncul dan berkembang sekolah


sepakbola yang cukup eksis di antaranya: Satria Muda, Matra, Pesat Indonesia, P
dan K, Zceetle Mayer, Taruna tawangmangu, Karang Pandan FC, Putra
Karanganyar, Putra Yudha, Mars, Intan pari. Dari sekolah-sekolah sepakbola di
Kabupaten Karanganyar membina dan melatih pemain-pemain pemula dari
berbagai kelompok umur, yaitu kelompok umur 10-12 tahun, 13-15 tahun dan 16-
18 tahun.
Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia merupakan salah satu sekolah
sepakbola di Kabupaten Karangayar yang sampai saat ini masih aktif
melaksanakan pelatihan dan telah mengikuti berbagai pertandingan antara sekolah
sepakbola atau tournamen-tournamen antar sekolah sepakbola. Pada tahun 2012
Sekolah Sepakbola Pesat Karanganyar mengikuti Liga Bocah di Solo, Liga Danon
di Semarang dan Piala Rektor UNS. Dari tournament-tournemant yang diikuti
siswa Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia Karanganyar belum menghasilkan
prestasi yang membanggakan, sehingga perlu evaluasi dari berbagai aspek, baik
atlit, pelatih, latihan, metode latihan, sumber dana dan lain sebagainya.
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Latihan merupakan faktor penting yang harus dilakukan secara sistematis


dan terprogram untuk mencapai prestasi yang tinggi. Aspek-aspek yang
mendukung pencapaian prestasi sepakbola, baik fisik, teknik, taktik dan mental
harus ditingkatkan. Sebagai angkah awal dalam pelatihan sepakbola bagi pemain
pemula yaitu latihan teknik dasar bermain sepakbola. Macam-macam teknik dasar
permainan sepakbola seperti, menendang bola, menggiring bola, menyundul bola,
shooting, tackling, lemparan ke dalam, mengontrol bola harus dilatih dan
ditingkatkan. Kemampuan seorang pemain sepakbola menguasai teknik dasar
bermain sepakbola dapat mendukung penampilannya dalam bermain sepakbola
baik secara individu maupun secara kolektif. Pentingnya peranan penguasaan
teknik dasar bermain sepakbola, maka bagi para pemain pemula harus dilatih
secara baik dan benar.
Menendang bola atau passing merupakan salah satu teknik dasar bermain
sepakbola yang paling sering dilakukan dalam permainan sepakbola. Hampir
seluruh permainan sepakbola dilakukan dengan passing. Passing dalam
permainan sepakbola berfungsi untuk menghubungkan pemain satu dengan
pemain lainnya dalam usaha melakukan serangan dan mencetak gol ke gawang
lawan. (passing) merupakan
keterampilan paling penting dan mendasar yang harus dikuasai dalam permainan
sepakbola. Oleh karena itu yang pertama kali harus dikuasai oleh setiap pemain

Melakukan passing dengan baik dan tepat pada sasaran yang diinginkan
bagi siswa pemula bukan merupakan hal yang mudah, termasuk siswa Sekolah
Sepakbola Pesat Indonesia Karanganyar. Bagi siswa pemula sering kali dalam
passing tidak tepat pada sasaran yang diinginkan (teman seregunya), seperti
bolanya melenceng dari sasaran, bola tidak sampai sasaran, sehingga bola tersebut
mudah direbut oleh lawan. Untuk meningkatkan kemampuan passing sepakbola
bagi pemain pemula harus dilakukan latihan secara sistematis dan kontinyu serta
diterapkan metode latihan yang tepat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pengertian passing bola bawah adalah merupakan teknik operan atau


menendang bola dengan menggunakan kaki bagian dalam mendatar dan menyusur
tanah agar mudah dikontrol atau dikuasai oleh teman seregunya.
Macam-macam passing :
a. Passing menggunakan kaki bagian dalam.
b. Passing menggunakan sisi kaki bagian luar.
c. Passing menggunakan punggung kaki.
d. Passing menggunakan kaki bagian belakang.
Banyaknya metode latihan yang dapat diterapkan dalam olahraga prestasi,
menuntut seorang pelatih harus selalu mengembangkan pengetahuannya. Seorang
pelatih harus mampu menerapkan bebagai macam metode latihan menurut
kebutuhan, sehigga latihan yang dilaksanakan tidak monoton. Selain itu, dalam
menerapkan metode latihan harus disesuaikan dengan atlit yang dilatih, terlebih
lagi untuk atlit pemula. Demikian halnya untuk meningkatkan kemampuan
passing siswa Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia Karanganyar. Selama ini latihan
passing sepakbola siswa Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia Karanganyar
dilakukan secara berulang-ulang. Siswa Seokolah Sepakbola Sepakbola Pesat
Indonesia Karanganyar melakukan gerakan passing sepakbola secara berulang-
ulang yang dilakukan dengan berbagai macam variasi, seperti passing secara
berpasangan, passing secara berpasangan bertukar tempat, passing dengan
formasi segitiga dan lain sebagainya. Latihan passing sepakbola yang dilakukan
secara berulang-ulang merupakan karakteristik dari metode drill. Melalui
pengulangan gerakan passing secara kontinyu diharapkan para siswa Sekolah
Sepakbola Pesat Indonesia Karanganyar memiliki keterampilan passing sepakbola
yang baik. Disisi lain, melatih passing sepakbola disesuaikan dengan karakteristik
anak sangat penting. Pada umumnya pemain sepakbola pemula memiliki
karakteristik senang dengan bermain. Oleh karena ini, dalam melatih passing
sepakbola dapat dikemas dalam bentuk game (permainan). Melalui latihan
passing yang dikemas dalam bentuk permainan, siswa akan menjadi lebih senang,
hasrat gerak siswa terpenuhi dan diharapkan siswa memiliki keterampilan passing
sepakbola yang baik. Namun pada umumya metode game (permainan) jarang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sekali diterapkan dalam pelatihan passing sepakbola, seperti di Sekolah Sepakbola


Pesat Indonesia Karanganyar. Latihan passing yang diberikan pada pemain
pemula sama seperti pemain dewasa, yaitu melakukan gerakan passing secara
berulang-ulang.
Metode drill dan metode game merupakan metode latihan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan passing dalam permainan sepakbola.
Dari kedua metode latihan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda Masing-
masing metode latihan tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga
belum diketahui metode latihan mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap
peningkatan passing dalam permainan sepakbola. Untuk mengetahui pengaruh
metode latihan drill dan game, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul,
ruh Metode Drill dan Game terhadap Kemampuan Passing bola
Bawah dalam Permainan Sepakbola pada Siswa Usia 12-14 Tahun Sekolah
Sepakbola Pesat Indonesia

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,


masalah dalam penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Siswa usia 12-14 tahun Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia Karanganyar
tahun 2012 belum memiliki prestasi yang membanggakan.
2. Latihan passing bola bawah siswa usia 12-14 tahun Sekolah Sepakbola Pesat
Indonesia Karanganyar tahun 2012 dilakukan secara berulang-ulang seperti
pemain dewasa.
3. Metode latihan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan passing bola
bawah dalam sepakbola siswa usia 12-14 tahun Sekolah Sepakbola Pesat
Indonesia Karanganyar tahun 2012.
4. Kemampuan passing bola bawah siswa usia 12-14 tahun Sekolah Sepakbola
Pesat Indonesia Karanganyar tahun 2012.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian perlu dibatasi agar


tidak menyimpang tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Kemampuan passing bola bawah siswa usia 12-14 tahun Sekolah Sepakbola
Pesat Indonesia Karanganyar tahun 2012 seringkali melenceng dan tidak tepat
pada teman seregunya atau kemampuan passing belum menunjukkan
keberhasilan.
2. Pengaruh metode drill terhadap kemampuan passing bola bawah dalam
sepakbola belum diketahui.
3. Pengaruh metode game terhadap kemampuan passing bola bawah dalam
sepakbola belum diketahui.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, masalah


dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh metode drill dan game terhadap kemampuan
passing bola bawah dalam permainan sepakbola pada siswa usia 12-14 tahun
Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia Karanganyar tahun 2012?
2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara metode drill dan metode game
terhadap kemampuan passing bola bawah dalam permainan sepakbola pada
siswa usia 12-14 tahun Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia Karanganyar tahun
2012?

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini


mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1. Ada tidaknya perbedaan pengaruh metode drill dan game terhadap
kemampuan passing bola bawah dalam permainan sepakbola pada siswa usia
12-14 tahun Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia Karanganyar tahun 2012.
2. Metode latihan yang lebih baik pengaruhnya antara metode drill dan metode
game terhadap kemampuan passing bola bawah dalam permainan sepakbola
pada siswa usia 12-14 tahun Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia Karanganyar
tahun 2012.

F. Manfaat Penelitian

Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat
memberi manfaat antara lain:
1. Dapat meningkatkan kemampuan passing bola bawah dalam permainan
sepakbola ke bagi siswa yang dijadikan obyek penelitian.
2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi pembina dan pelatih
Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia Karanganyar untuk meningkatkan
kemampuan passing bola bawah dengan menggunakan metode latihan yang
tepat sesuai karakteristik siswa yang dilatih.
3. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya
ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Permainan Sepakbola

Sepakbola merupakan cabang olahraga permainan yang disenangi


hampir oleh semua orang. Permainan sepakbola memiliki daya tarik yang
berbeda dengan cabang olahraga permainan lainnya. Beltasar Tarigan (2001:

memperagakan kemampuan dalam mengolah bola, penampilan usaha yang


sungguh-sungguh penuh perjuangan, gerakan yang dinamis, disertai dengan
kejutan-
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sepakbola merupakan olahraga
permainan yang di dalam pelaksanaan permainannya memiliki karakteristik
tersendiri, yaitu penampilan seorang pemain sangat bergantung pada
kemampuannya dalam memainkan bola, memecahkan masalah yang terjadi di
dalam permainan yaitu, memperagakan sebuah teknik yang serasi, ditinjau dari
posisi lawan dan kawan, kemampuan fisik dan mental yang baik, kemampuan
memperagakan taktik dan strategi permainan baik individu, kelompok maupun
tim, usaha yang sungguh-sungguh dan kerjasama yang kompak dalam satu tim
untuk memenangkan pertandingan. Kemampuan-kemampuan tersebut harus
didukung penguasaan teknik dasar bermain sepakbola yang baik.

a. Teknik Dasar Permainan Sepakbola


Teknik dasar permainan sepakbola merupakan faktor mendasar
yang harus dikuasai setiap pemain sepakbola. Rhama (2009) 11 Mei
2012.
dengan teknik dasar yang baik. Pemain yang memiliki teknik dasar yang
baik pemain tersebut cenderung dapat bermain sepakbola dengan baik pula .
Keme
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang baik merupakan modal yang sangat besar menuju kepada permainan
sepakbola yang baik atau bermutu. Penguasaan dan kesempurnaan teknik
permainan sepakbola merupakan bagian yang harus diutamakan dalam

Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,


mengusai teknik dasar bermain sepakbola merupakan keharusan bagi setiap
pemain sepakbola. Pemain sepakbola yang menguasai teknik dasar
permainan sepakbola yang baik, maka akan mampu bermain sepakbola
dengan baik pula. Selain itu, suatu tim sepakbola akan memiliki kualitas
permainan yang baik, jika para pemainnya menguasai teknik dasar
sepakbola. Pemain sepakbola yang menguasai teknik dasar sepakbola akan
mampu melakukan kerjasama tim yang kompak, sehingga akan menarik
untuk ditonton dan mempunyai peluang yang besar untuk memenangkan
pertandingan. A. Sarumpaet, Zulfar Djazet, Parno dan Imam Sadikun (1992:

maka masalah teknik merupakan salah satu persyaratan yang me


Adapun teknik dasar permainan sepakbola menurut Soekatamsi (2000: 16)
sebagai berikut:
1) Teknik tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola yang
terdiri atas:
(a) Lari cepat dan merubah arah
(b) Melompat dan meloncat
(c) Gerak tipu tanpa bola yaitu: gerakan tipu dengan badan
(d) Gerakan-gerakan khusus penjaga gawang
2) Teknik dengan bola.
(a) Mengenal bola.
(b) Menendang bola
(c) Menerima bola:
- Menghentikan bola
- Mengontrol bola
(d) Menggiring bola.
(e) Menyundul bola.
(f) Melempar bola.
(g) Gerak tipu dengan bola.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(h) Merampat atau merebut bola


(i) Teknik-teknik khusus penjaga gawang

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, teknik dasar


bermain sepakbola dibedakan menjadi dua yaitu teknik tanpa bola dan
teknik dengan bola. Teknik tanpa bola merupakan gerakan-gerakan khusus
yang mendukung dalam permainan sepakbola. Sedangkan teknik dengan
bola merupakan cara-cara meiankan bola. Teknik tanpa bola dan teknik
dengan bola memiliki keterkaitan yang erat dalam bermain sepakbola.
Kedua teknik dasar tersebut harus mampu diperagakan atau dikombinasikan
dalam bermain sepakbola menurut kebutuhan dan situasi dalam permainan.

b. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Sepakbola


Menguasai teknik dasar bermain sepakbola merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi penampilan seorang pemain atau kualitas
tim. Semakin baik seorang pemain menguasai teknik dasar bermain
sepakbola, maka akan memiliki keterampilan teknik bermain sepakbola dan
bahkan dapat mempengaruhi pencapaian prestasi sepakbola lebih maksimal.
A. Sarumpaet, Zulfar Djazet, Parno dan Imam Sadikun (1992: 47) bahwa,

Untuk dapat menghasilkan permainan


sepakbola yang optimal, maka seorang pemain harus dapat menguasai
teknik-teknik dalam permainan . Sedangkan Bramantya (2011) 06 Agustus
Untuk bisa bermainan sepakbola dengan baik dan benar
para pemain menguasai teknik-teknik dasar sepakbola. Pemain yang
memiliki teknik dasar yang baik pemain tersebut cenderung dapat bermain
sepakbola dengan baik pula .
Berdasarkan tiga pendapat tersebut menunjukkan bahwa,
penguasaan teknik dasar sepakbola akan meningkatkan kualitas permainan
untuk mencapai prestasi yang tinggi. Untuk mencapai kualitas permainan
sepakbola yang baik dan mencapai prestasi yang tinggi, maka teknik dasar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

sepakbola harus dilatihkan secara benar, sistematis dan kontinyu.


Penguasaan teknik yang baik akan mendukung penerapan taktik dan strategi
permainan agar mampu mencapai kemenangan dalam pertandingan. Seperti

2. Teknik Dasar Menendang Bola


a. Jenis-Jenis Tendangan dalam Permainan Sepkabola
Menurut Kemendiknas (2010: 108-
segi arahnya bola yang ditendang, maka tendangan dibagi atas (1) direct
kicking, arah bola yang ditendang menuju langsung lurus ke arah sasaran (2)
sliced kicking, bola yang ditendang jalannya setengah lingkaran yang
berputar pada sebuah sumbu menuju ke sasaran (kecuali bola melambung

ngan mendatar
(gound kick) dan tendangan voli atau lambung (volleys
Soekatamsi (1988: 48-49) membedakan jenis tendangan sebagai berikut:
1) Berdasarkan atas tinggi rendahnya lambungan bola, tendangan
dibedakan menjadi tiga yaitu:
a) Tendangan bola rendah, bola menggulir datar di atas tanah
sampai setinggi lutut.
b) Tendangan bola melambung lurus atau melambung sedang,
bola melambung paling rendah setinggi lutut dan paling
tinggi setinggi kepala.
c) Tendangan bola melambung tinggi, bola melambung paling
rendah setinggi kepala.
2) Berdasarkan atas putaran dan jalannya bola yaitu:
a) Tendangan lurus (langsung), bola setelah ditendang tidak
berputar sehingga bola melambung lurus dan jalannya
kencang. Tenaga tendangan melalui titik pusat bola.
b) Tendangan melengkung, bola setelah ditendang berputar ke
arah yang berlawanan dengan tendangan dan arah bola.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut menunjukkan bahwa, jenis


tendangan dalam permainan sepakbola dibedakan menjadi dua yaitu,
berdasarkan tinggi rendahnya lambungan bola dan berdasarkan putaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

jalannya bola. Kemampuan seorang pemain melakukan jenis-jenis


tendangan tersebut didasarkan pada kebutuhan dalam permainan. Untuk
menjadi pemain sepakbola yang terampil, maka jenis-jenis tendangan
tersebut harus dikuasai, sehingga akan mampu melakukan tendangan yang
cermat dan akurat.

b. Tujuan Menendang Bola dalam Permainan Sepakbola


Menendang bola merupakan teknik dasar permainan sepakbola yang
paling sering dilakukan dalam permainan sepakbola dan sebagai ciri khas
yang dominan dalam permainan sepakbola. Agar menjadi pemain sepakbola
yang terampil, seorang pemain sepakbola harus mengembangkan
keterampilannya dalam menendang bola. Melalui tendangan yang cermat
dan akurat akan menghubungkan pemain satu dengan pemain lainnya dalam
satu tim untuk melakukan serangan pertahanan lawan. Namun demikian,
dalam menendang bola harus diperhatikan situasi dan kondisi dalam
permainan. Karena stiap tendangan yang dilakukan dalam permainan
mempunyai tujuan yang berbeda-beda Agus Mukholid (2004: 24)

menembak ke gawang agar terjadi gol, dan untuk menghalau atau menyapu

ujuan tendangan dalam


permainan sepakbola yaitu: (1) memberi bola kepada kawan, (2) tembakan
(inti) ke gawang, (3) tembakan clearing (pembersihan) dari belakang

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa,


menendang bola dalam permainan sepakbola mempunyai tujuan sebagai
umpan atau operan, mencetak gol ke gawang lawan dan penyelamatan di
daerah gawang apabila diserang oleh lawan. Oleh karena itu, setiap pemain
sepakbola harus memiliki keterampilan menendang bola yang baik agar
setiap tendangan yang dilakukan sesuai yang diinginkan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

c. Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bola


Menendang bola merupakan teknik sepakbola yang memiliki
konstribusi besar dalam permainan sepakbola. Oleh karenanya, seorang
pemain harus mampu menendang bola dengan baik dan benar. Seorang
pemain harus mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk menendang
bola dengan efektif. Remmy Muchtar (1992: 29-
kaki yang dapat digunakan untuk menendang bola yaitu (1) kaki bagian
dalam (inside-foot), (2) punggung kaki (instep-foot), (3) punggung kaki
bagian dalam (inside-instep), (4) Punggung kaki bagian luar (Outside-
instep

kaki kanan maupun kaki kiri, pada (1) bagian dalam kaki, (2) bagian
-

dipelajari dan dikuasai yaitu (1) inside of the foot (push pass), (2) outside of
the foot, (3) instep drive, (4) inside curve, (5) outside curve dan (6) chip
Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,
bagian kaki untuk menendang bola yaitu: kaki bagian dalam (inside-foot),
punggung kaki (instep-foot), punggung kaki bagian dalam (inside-instep)
dan punggung kaki bagian luar (outside-instep) dan ujung kaki (ujung
sepatu). Bagian-bagian kaki yang dapat digunakan untuk menendang bola
harus mampu dimanfaatkan secara optimal menurut kebutuhan dalam
permainan. Karena setiap bagian kaki memiliki fungsi dan tujuan yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam melakukan tendangan harus
diperhitungkan dengan cermat bagian kaki mana yang harus digunakan
untuk menendang bola agar menghasilkan tendangan yang benar dan sesuai
yang diinginkan. Berikut ini disajikan ilustrasi gambar bagian-bagian kaki
untuk menendang bola sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

Gambar 2.1. Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bola


(Sumber: Soekatamsi, 1988:47)

3. Passing Bola Bawah dalam Permainan Sepakbola


a. Hakikat Passing Bola Bawah dalam Permainan Sepakbola
Passing merupakan teknik dasar menendang bola menyusur tanah
yang berperan penting dalam permainan sepakbola. Passing bawah dalam
permainan sepakbola pada umumnya digunakan untuk mengoperkan bola
kepada teman seregunya. Clive Giford (2005: 14) menyatakan,

menghubungkan semua pemain di seluruh bagian lapangan dan


memungkinkan tim mem
Passing adalah mengumpan atau mengoper bola kepada
teman. Passing yang baik dan benar sangat dibutuhkan dalam permainan
sepak bola, karena dengan menguasai teknik ini maka akan mempermudah
teman k Danny Mielke (2007: 19)
menyatakan:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

Sepakbola sejatinya adalah permainan tim. Walaupun pemain yang


memiliki keterampilan tinggi bisa mendominasi pada kondisi
tertentu, seorang pemain sepakbola harus saling bergantung pada
setiap anggota tim untuk menciptakan permainan cantik dan
membuat keputusan yang tepat. Agar bisa berhasil di dalam
lingkungan tim ini, seorang pemain sepakbola harus mengasah
keterampilan passing.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,


passing bola bawah dalam permainan sepakbola pada hakikatnya bertujuan
untuk mengoperkan bola kepada teman seregunya. Melalui passing bola
bawah yang cermat dan akurat akan memudahkan teman seregunya untuk
menerima bola dan akan lebih efektif untuk melakukan serangan terhadap
pertahanan lawan Kerjasama tim yang kompak dapat terjalin dengan baik
apabila setiap pemainnya memiliki kemampuan passing bola bawah yang
baik, cermat dan akurat.
Kemampuan passing bawah dalam permainan sepakbola harus
didukung kemampuan mengontrol bola yang baik. Karena kemampuan
passing bawah selalu berkaitan dengan teknik mengontrol bola. Kemampuan
seorang pemain sepakbola melakukan passing dengan cermat dan kontrol
bola yang baik sangat efektif untuk membangun kerjasama tim yang kompak
Mengumpan dan
menerima bola yang terpenting dari sepakbola. Siapa tidak bisa passing, ia
tidak bisa bermain sepakbola . Sedangkan Danny Mielke (2007: 20)
menyatakan:
Keterampilan dasar mengontrol bola perlu dilatih secara berulang-
ulang, sehingga pemain yang melakukan passing mempunyai rasa
percaya diri untuk melakukan passing yang tegas dan terarah
kepada teman satu tim yang tidak dijaga lawan. Passing yang
efektif juga memberikan peluang yang lebih baik untuk mencetak
gol karena pemain yang menerima passing tersebut berada pada
lokasi yang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan
passing yang dilakukan dengan lemah atau tidak terarah.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, teknik dasar


passing sangat penting yang harus didukung kemampuan mengontrol bola
yang baik. Passing yang baik sangat efektif untuk menghubungkan pemain
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

satu dengan pemain lainnya untuk melakukan serangan. Untuk memperoleh


kemampuan passing yang baik, maka harus dilakukan latihan secara teratur
dan dilakukan secara berulang-ulang.

b. Teknik Pelaksanaan Passing Bola Bawah dalam Permainan Sepakbola


Passing bola bawah dalam permainan sepakbola memiliki
konstribusi besar dalam usaha menjalin kerjasama tim yang kompak. Untuk
memperoleh kemampuan passing yang baik, maka setiap pemain sepakbola
harus mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk melakukan passing
dengan baik dan benar. Selain itu, seorang pemain sepakbola harus mampu
menggunakan bagian kaki yangtepat untuk melakukan passing bola bawah
agar bola yang diumpan tepat pada sasaran yang diinginkan. Agar passing
bola bawah yangdilakukan cermat dan akurat, maka harus menguasai teknik
passing dengan benar. Clive Gifford (2005: 15) knik
passing bola bawah sepakbola sebagai berikut: (1) letakkan bola di
depanmu, di samping kaki yang digunakan sebagai tumpuan. (2) ayunkan
kakimu dan doronglah dibagian tengah bola dengan bagian dalam kakimu
dan (3) ikuti gerakan secara perlahan, pandanglah bola saat kamu
Sedangkan teknik pelaksanaan passing sepakbola juga
menurut Remmy Muchtar (1992: 30) sebagai berikut:
1) Kaki tumpu ditempatkan sejajar dan dekat dengan bola. Lutut
sedikit dibengkokkan.
2) Kaki tendang datang dari arah belakang, dengan lutut berputar arah
keluar. Kaki (sepatu) membentuk sudut 900 dengan kaki tumpu
pada saat terjadi kontak antara kaki dengan kaki tendang dengan
bola.
3) Posisi badan berada di atas bola (menutup).
4) Tangan membentang ke samping untuk menjaga keseimbangan
tubuh.
5) Bola ditendang pada bagian tengah-tengah bola. Bagian kaki
menyentuh bola adalah tengah-tengah kaki bagian dalam.
6) Mata melihat bola.

Lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi gambar gerakan


passing bola bawah dengan kaki bagian dalam sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

Gambar 2.2. Gerakan Passing Bola Bawah Sepakbola dengan Kaki Bagian Dalam
(Sumber: Remmy Muchtar, 1992: 30)

c. Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Melakukan Passing Bola Bawah


dalam Sepakbola
Ditinjau dari teknik dasar menendang bola, passing bola bawah
merupakan salah satu jenis menendang bola yang lebih mudah dan
sederhana, jika dibandingkan dengan jenis tendangan lainnya dalam
permainan sepakbola. Namun demikian masih banyak para pemain
sepakbola melakukan kesalahan dalam melakukan passing bola bawah,
terlebih lagi pemain pemula. Joseph A. Luxbacher (1997: 18) menyatakan,

tepat,
(3) operan kurang cepat, (4) mendekati bola dari sudut yang tajam dan

passing bola bawah antara


lain: (1) Posisi kaki tumpu tidak sejajar dengan bola, sehingga laju bola
tidak lurus atau melenceng, (2) posisi kaki penendang tidak dikunci kuat,
sehingga laju bola tidak kencang dan lemah, (3) perkenaan dengan bola
terlalu ke bawah sehinnga bola melambung dan (4) pandangan hanya kearah
bola
Kesalahan mendang bola denngan kaki bagian dalam tersebut
menyebabkan bola akan melenceng dari sasaran yang diinginkan. Sebagi
seorang pengajar atau pelatih, kesalahan yang dilakukan siswanya segera
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

mungkin dibenarkan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pola gerakan


yang salah. Lebih lanjut Jospeh A. Luxbacher (1997: 18) memberikan tips
cara perbaikan kesalahan operan dengan kaki bagian dalam sebagai berikut:
1) Menendang bola dengan menggunakan bagian kaki yang terlalu
jauh, di dekat jari, atau terlalu ke bawah akan membuat bola
melambung ke udara. Tendanglah bagian tengah bola dengan
samping dalam kaki antara pergelangan kaki dan jari
2) Letakkan kaki yang menahan keseimbangan di samping bola
dan arahkan pada target. Bahu dan pinggul lurus dengan target.
Jaga kepala agar tidak bergerak saat menendang bola.
3) Kaki yang menendang tetap kuat. Pindahkan berat badan ke
depan saat kaki menyentuh bola. Gunakan gerakan akhir yang
mulus.
4) Dekati bola langsung dari belakang. Bahu dan pinggul lurus
dengan target saat kaki menyentuh bola. Tendang bola ke arah
depan.

Setiap kesalahan yang dilakukan siswa, seorang guru harus mampu


mencermatinya dan segera membetulkannya dengan memberikan contoh
gerakan passing yang benar. Agar kesalahan-kesalahan tidak sering
dilakukan, seorang guru harus mampu memberikan penekanan-penekanan
secara khusus pada teknik yang seringkali salah. Dengan demikian
kesalahan yang sering dilakukan mendapat perhatian lebih dan dapat
dihindari, sehingga akan terbentuk penguasaan teknik passing yang baik dan
benar.

4. Latihan
Latihan merupakan salah satu faktor penting untuk menguasai suatu
keterampilan dan mencapai prestasi olahraga yang tinggi. Rusli Lutan (2000:
asai keterampilan kecuali
berlatih. Melalui latihan keterampilan dapat dikuasai dan akhirnya melekat
Hal senada dikemukan Syafrudin (2010) bahwa
puncak (Top Performance) seorang atlet diraih melalui suatu proses latihan
yang panjang yang dilakukan secara terprogram, sistematis, terarah dan
berkesinambungan sesuai dengan olahraganya .

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, suatu


keterampilan dapat dikuasai dengan baik melalui latihan. Dengan latihan secara
sistematis, kontinyu dan terprogram akan mendukung pencapaian prestasi yang
tinggi. Adapun yang dimaksud latihan menurut Yusuf Adisasmita dan Aip

berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian


Hal senada
dikemukakan Andi Suhendro (2007: 3.4) bahwa training)
merupakan proses kerja yang sistematis dan dilakukan secara berulang-ulang
dengan beban lat

Berdasarkan pengertian latihan di atas dapat disimpulkan bahwa,


latihan (training) merupakan proses kerja atau berlatih yang sistematis dan
kontinyu, dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin
meningkat beban dan intensitas latihannya. Melalui latihan yang sistematis dan
terprogram dengan ditingktkan beban dan intensitas latihannya, maka
mempunyai peluang yang besar untuk mencapai tujuan latihan yang telah
ditetapkan. Russel R. Pate., BruceMc. Clenaghan & Robert Rotella (1993: 317)

Tujuan umum latihan yaitu:


1) Untuk mencapai dan meningkatkan perkembangan fisik secara
multiralteral.
2) Untuk meningkatkan dan mengamankan perkembangan fisik yang
spesifik, sesuai dengan kebutuhan olahraga yang ditekuni.
3) Untuk menghaluskan dan menyempurnakan teknik dari cabang
olahraganya.
4) Untuk meningkatkan dan menyempurnakan teknik maupun
strategi yang diperlukan.
5) Untuk mengelola kualitas kemauan.
6) Untuk menjamin dan mengamankan persiapan individu maupun
tim secara optimal.
7) Untuk memperkuat tingkat kesehatan tiap atlet.
8) Untuk pencegahan cidera.
9) Untuk meningkatkan pengetahuan teori.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

Tujuan umum latihan pada prinsipnya sangat luas. Namun hal yang
utama dari latihan olahraga prestasi yaitu, untuk meningkatkan keterampilan
dan mencapai prestasi setinggi mungkin dari atlet yang berlatih. Menurut
Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 12-
tujuan tersebut, ada empat aspek yang harus diperhatikan dalam latihan yaitu,

Sedangkan Timo Scheunemann (2005: 25-28) berpendapat:

Empat pilar latihan yang berbobot dalam permainan sepakbola yaitu:


1) Pembentukan teknik pemain.
2) Meningkatkan fisik pemain.
3) Menanamkan pengertian permainan atau knoledge of the game
kepada pemain
4) Pembinaan mental pemain.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, untuk


mencapai prestasi yang tinggi dalam permainan sepakbola, aspek yang harus
dilatih dan ditingkatkan meliputi: aspek teknik, fisik, taktik, menanamkan
pengertian permainan sepakbola dan aspek mental. Untuk mencapai prestasi
yang tinggi dalam permainan sepakbola, maka dari aspek-aspek tersebut harus
direncanakan sebaik mungkin dengan membuat program latihan yang baik dan
penerapan metode latihan yang tepat.

a. Metode Latihan
Metode latihan pada dasarnya merupakan suatu cara yang digunakan
seorang pelatih dalam pelaksanaan latihan agar latihan dapat berjalan
dengan baik dan tujuan latihan dapat tercapai. Noseck (1982: 15)
-cara pemilihan
jenis-jenis latihan dan penataannya menurut kadar kesulitan, kompleksitas
dan beratnya Menurut Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin

tertentu, sistem kerja seorang pelatih, atau olahragawan, sehubungan dengan


Menurut Andi Suhendro
(2007:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

terencana, yang berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan fungsi fisiologis,


psikologis dan keterampilan gerak, agar memiliki keterampilan yang lebih
baik pada suatu penampilan khusu
Berdasarkan pengertian metode latihan yang dikemukakan tiga ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa, metode latihan merupakan cara yang
digunakan seorang pembina atau pelatih yang berfungsi sebagai alat yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan atlet yang
dilatih. Seorang pelatih harus mampu menerapkan metode latihan yang
efektif, karena keberhasilan latihan dapat dipengaruhi oleh metode latihan
yang diterapkan oleh pelatih.
Banyaknya metode latihan yang dapat diterapkan dalam latihan
olahraga prestasi menuntut seorang pelatih harus selalu mengembanmgkan
-cara atau
metode yang sering digunakan dalam pengajaran gerak olahraga ada
beberapa macam, di antaranya adalah: (1) metode praktek keseluruhan, (2)
metode praktek bagian, (3) metode drill, (4) metode pemecahan masalah, (5)
metode ketepatan dan (6) metode jelaskan PBVSI
(1995: 69) bahwa Metode-metode melatih teknik olahraga antara lain:
metode keseluruhan, metode bagian, metode gabungan yaitu bagian
keseluruhan, metode drill, metode pemecahan masalah, metode kecepatan,
metode pertandingan, metode interval dan metode ulangan .
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, metode
untuk melatihan teknik suatu cabang olahraga terdiri sepuluh macam. Dari
sepuluh macam metode latihan teknik, seorang pelatih dapat memilih salah
satu atau beberapa metode latihan menurut kebutuhan dan tujuan yang
hendak dicapai dalam latihan.
b. Hukum Latihan
Latihan merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk
meningkatykan keterampilan dan mencapai prestasi yang tinggi. Untuk
mencapai prestasi yang tinggi, maka latihan menganut hukum dan prinsip
latihan yang tepat. Hukum dan prinsip latihan secara impirik dan keilmuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

telah terbukti dan teruji secara jelas seiring dengan berkembangnya ilmu
kepelatihan. Oleh karena itu, hasil latihan tidak selalu positif dan optimal
bila pembebanan tidak diberikan dengan kaidah hukum dan prinsip-prinsip
latihan yang benar.
Hukum latihan merupakan suatu kaidah dari latihan olahraga yang
harus dipenuhi agar tujuan latihan dapat tercapai. LANKOR (2007: 44-46)
menyatakan, Hukum latihan terdiri dari tiga yaitu, (1) hukum overload, (2)
hukum reversibility Berikut ini dipaparkan
pengertian hukum-hukum latihan sebagai berikut:

1) Hukum Overload
Tubuh manusia memiliki sifat adaptasi tentang setiap perlakuan
yang diberikan, termasuk bebaan latihan. Bila tubuh dengan tingkat
kebugaran tertentu diberikan beban latihan dengan tingkat intensitas
yang ditetapkan, maka tubuh akan mengadaptasi dengan rangkaian
proses yaitu: proses awal setelah pembebanan adalah kelelahan dan
memerlukan istirahat. Setelah istirhat dengan kurun waktu tertentu,
maka tubuh akan kembali bugar dengan tingkat kebugaran yang lebih
baik dari sebelumnya. Peningkatan kebugaran melalui adaptasi dari
hukum overload disebut overkompensasi. Hukum overload juga
menunjukkan bahwa pemberian beban latihan harus sesuai untuk
mendapatkan overkompensasi yang optimal sesuai dengan bentuk dan
jenis beban latihan yang diberikan.

2) Hukum Reversibilitas
Hukum reversibilitas menuntut atlet untuk berlatih
berkelanjutan dan progresif. Latihan yang berkelanjutan akan
menghasilkan tingkat kebugaran yang semakin meningkat. Sebaliknya
apabila latihan dihentikan maka kebugaran atlet akan menurun.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

3) Hukum Kekhususan
Hukum kekhususan memberikan tuntunan bahwa beban latihan
yang diberikan kepada atlet harus sesuai dengan kebutuhan terhadap
kemampuan dan keterampilan fisik (biomotor abilities) cabang olahraga
dan kondisi objektif dari atlet tersebut, seperti umur kronologis, dan
umur perkembangannya, kemampuan fisik dan mentalnya serta ciri khas
yang dimiliki atlet yang tidak atau sulit diybah namun tidak mengurangi
kinerjanya.
Hukum kekhususan juga memberikan tuntunan pada pelatih
untuk memahami sepenuhnya kondisi atlet terhadap cabang olahraga
yang ditekuninya, kelemhannya, kekuatannya serta peluang dan
tantangan bagi atlet yang diasuhnya untuk dapat mencapai prestasi.

c. Prinsip Latihan
Dalam latihan olahraga prestasi pelatih harus memperhatikan
prinsip-prinsip latihan. Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan
prinsip-prinsip latihan diharapkan latihan yang dilakukan dapat meningkat
dengan cepat, dan tidak berakibat buruk baik pada fisik maupun teknik

pemberian dosis latihan dapat dilaksanakan secara tepat dan tidak merusak

Prinsip latihan pada dasarnya merupakan suatu pedoman dalam


memberikan beban latihan, sehingga beban latihan dapat diberikan dengan
tepat, sehingga akan terjadi peningkatan. Latihan yang didasarkan prinsip
latihan yang tepat, maka program latihan yang telah ditetapkan dapat
dijalankan dengan baik, sehingga akan mendukung pencapaian tujuan
latihan lebih optimal. LANKOR (2007: 46-
latihan yang harus diperhatikan yaitu (1) prinsip pedagogik, (2) prinsip

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-


prinsip latihan yang harus diterapkan terdiri dari: prinsip pedagogik,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

prinsip individual, prinsip keterlibatan aktif dan prinsip variasi. Latihan


yang didasarkan pada hukum dan prinsip latihan yang tepat, maka akan
diperoleh hasil latihan yang maksimal. Untuk lebih jelasnya berikut ini
diuraikan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut:

1) Prinsip Pedagogik
Latihan pada dasarnya merupakan proses pendidikan yang
bertujuan untuk membantu individu dalam meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Prinsip pedagogik mengarahkan
latihan untuk mengikuti berbagai kaidah yaitu multilateral,
pengembangan, kesehatan, kebermanfaatan, kesadaran, sistematik dan
gradual.
Prinsip pedagogik sangat penting untuk menjalankan latihan
menuju kepada perkembangan yang lengkap melalui kegiatan
multilateral pada umur tertentu, mencapai prestasi tanpa mengorbankan
kesehatan fisik maupun psikis atlet, latihan yang bermanfaat tidak hanya
mengetahui dan memahami, tetapi atlet perlu untuk mampu bagaminan
menerapkan dan hidup bersama dengan orang lain. Dengan prinsip
pedagogik ini pelatih dituntut untuk memberikan kesdaran yang penuh
akan setiap beban latihan yang diberikan kepada atlet dengan segala
manfaat positif maupun dampak negatifnya, sehingga setiap latihan yang
diberikan perlu dirancang secara sistematik dan meningkat secara
gradual untuk menjamin semua unsur pedagogik dapat dicapai.

2) Prinsip Individual
Setiap atlet merupakan individu yang unik dan tidak ada dua
individu yang sama. Hal ini mengandung konsekuensi terhadap
bagaimana individu tersebut mereaksi beban latihan. Beban latihan yang
sama tidak akan direaksi dengan sama oleh atlet yang berbeda. Oleh
karena itu, pelatih perlu memahami setiap atlet secara individual.
Individu ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

keturunan, umur latihan dan umur perkembangan. Prinsip individu juga


berkaitan dengan hukum kekhususan yang berimplementasi pada latihan
yang khusus bagi setiap atlet. Hukum dan prinsip inilah yang
memunculkan adanya beban luar dan beban dalam.
Beban luar adalah beban yang diberikan dari luar atlet. Sedangkan
beban dalam adalah beban fisiologis dan psikologis atlet setelah
mendapatkan beban luar sebagai reaksi dan adaptasi internalnya seperti,
denyut nadi, perubahan warna kulit dan lain sebagainya. Dengan
demikian dapat dipahami bahwa dua orang yang berbeda diberikan
bebna luar yang sama akan merekasi secara berbeda yang ditunjukkan
dengan denyut jantungnya, kadar laktat dalam darahnya, sehingga wajar
bila atlet yang satu mengalami kelelahan lebih dahulu daripada atlet
yang lain. Sebaliknya bila atlet diminta untuk berlari dengan bebna
dalam yang sama (denyut nadi 160/menit), maka waktu yang dicapai
(beban luar) untuk berlari 1200 meter akan berbeda.

3) Prinsip Keterlibatan Aktif


Salah satu tugas pelatih dalam proses latihan dalah memperlakukan
atlet dengan kesempatan yang sama. Oleh karena itu,pelatih perlu
meraacang maanajemen ltaihannya agar setiap atlet dapat melaksanakan
kegiatannya secara optal. Keterlibatan yang aktif pada setiap atlet akan
memperoleh hasil yang optimal. Keterlibatan ini berkaitan dengan hal-
hal sebaga berikut:
(a) Kegiatan fisik (motor density) yaitu bagaimana atlet dapat
melaksanakan aktifitas fisik dengan kesempatan yang sama
pada setiap sesi latihan.
(b) Kegiatan mental dan intelektual, yaitu bagaimana atlet
dilibatkan dalam setiap pengamilan keputusan yang berkaitan
dengan penyususnan program latihan, pelaksanaan latihan dan
kompetisi dan berbagai hal yang berkaitan dengan
pengembangan kepribadian dan kedewasaan atlet. (LANKOR,
2007: 48).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, keterlibatan aktif atlet


dalam latihan mencakup aspek fisik, mental dan psikologis. Dengan
melibatkan atlet aktif dalam kegiatan altihan, maka akan mendukung
pencapaian tujuan lebih optimal, baik secara fisik, kepribadian dan
kedewasaan.

4) Prinsip Variasi
Latihan merupakan proses jangka panjang. Oleh karena itu,
diperlukan kegembiraan dan kesenangan dalam berlatih agar tidak terjadi
kebosanan dan atlet meninggalkan latihan. Pemberian variasi dalam
latihan merupakan cara yang baik untuk memberikan kesempatan bagi
atlet untuk menikmati latihan dengan rasa senang dan gembira.

pelatih dalam latihan dapat berupa: (1) tempat latihan yang berganti-

d. Sistematika Latihan
Latihan yang baik harus dirancang secara sistematis dengan
mengikuti berbagai karakteristik cabang olahraga yang dipelajar,
ketersediaan waktu dan atlit yang dilatih atau dibina. LANKOR (2007: 49-
52) menyatakan:
Beberapa aspek penting untuk menentukan sistematika latihan
sebagai berikut:
1) Tahapan latihan:
a) Tahap latihan dasar
b) Tahap latihan lanjut
c) Tahap prestasi tinggi
2) Pembebanan latihan
a) Unsur-unsur beban
b) Indikator beban

Pendapat tersebuit menunjukkan bahwa, sistematika latihan


mencakup dua aspek yaitu: tahapan latihan dan pembebanan latihan. Dari

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

kedua sistematika tersebut di dalamnya terdapat beberapa aspek. Untuk


lebih jelasnya berikut ini diuraikan sistematika latihan sebagai berikut:

1) Pentahapan Latihan
Prestasi puncak seorang atlet sering dicapai pada usia di atas 20
tahun dan biasa disebut usia emas (golden age). Bahkan ada beberapa
cabang olahraga prestasi puncak dapat bertahap sampai usia mendekati
30 tahun. Dengan demikian latihan merupakan proses yang panjang dan
lama, sehingga dilakukan secara sistematik dengan membagi menjadi
beberapa tahap sebagai berikut:

a) Tahap Latihan Dasar


Latihan dasar merupakan tahap awal yang harus dilewati oleh
atlet muda sebelum masuk dalam spesialisasi pada satu-satunya
cabang olahraga yang ditekuni. Harus diakui bahwa pencarian bakat
bukanlah hal yang mudah tanpa melalui pelaksanaan aktifitas pada
berbagai gerakan motorik ke cabang olahraga maupun kemampuan
kondisi fisik yang sesuai. Dengan melakukan berbagai aktifitas
dalam latihan dasar yang berprinsip multilateral, maka dimungkinkan
atlet muda dapat diidentifikasi bakatnya sejak dini. Selain itu
kesempatan jasmani atlet pada tingkat kebugaran yang memadai pada
usia muda sangat mendukung proses latihan untuk tahap selanjutnya.
Tujuan pada tahap latihan dasar untuk memberikan landasan
yang baik kepada atlet muda berkaitan dengan aspek fisik, mekanik,
psikologi dan moral sebagai prekondisi untuk mencapai hasil yang
baik melalui kemampuan pengembangan, keterampilan dan karakter.
LANKOR (2007: 49) menyatakan:
Sasaran yang harus dicapai pada tahap latihan dasar sebagai
berikut:
(1) Pengembangan pengkondisian dan koordinasi.
(2) Pengembangan pola gerak olahraga yang akan dituju atau
ditekuni
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

(3) Kesiapan berlatih dan pembentukan kepribadian yang baik


seperti kesiapan, persahabatan, team spirit, disiplin,
kejujuran, solidaritas, kemauan dan bekerja keras untuk
berlatih.
(4) Menanamkan pengalaman pada latihan dan kompetisi
dengan sikap yang baik.
(5) Menemukan bakat atlet dan mengembangkannya kepad
arah yang benar.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sasaran


dalam latihan dasar mencakup pengembangan kondisi fisik dan
koordinasi, pembentukan kepribadian, menanamkan pengalaman dan
menemukan atlet yang berbakat untuk dikembangkan lebih lanjut.

b) Tahap Latihan Lanjutan


Tahap lanjutan merupakan tahap penghubung dari tahap latihan
dasar menuju tahap prestasi tinggi. Pada tahan lanjutan bertujuan
untuk memperkuat fondasi keterampilan, kualitas dan kemampuan
fisik dan melakukan latihan yang lebih khusus (spesialisasi) pada
cabang olahraga atau nomor yang ditekuni. Tahap latihan lanjutan
dimulai pada sekitar usia 14 tahun pada cabang-cabang olahraga
tertentu. LANKOR (2007: 5) menyatakan:
Sasaran pada tahap latihan lanjutan yaitu:
(1) Memperkuat kemampuan (will power) untuk berlatih dan
menghadapi berbagai kendala psikologis dan fisik.
(2) Mengembangkan harmonisasi kondisi fisik dengan
koordinasi seperti: kekuatan, daya tahan, kelincahan dan
mobilitas untuk menuju spesialisasi cabang olahraga dengan
pendasaran fisik yang kuat menuju ke prestasi tinggi di
kemudian hari.
(3) Pengembangan latihan teknik dan taktik dengan melakukan
berbagai uji coba atau implementasi latihan dan
pertandingan dengan frekuensi yang lebih sering.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sasaran dalam tahap


latihan lanjutan yaitu, memperkuat kemauan yang tinggi dalam
berlatih maupun kendalam dalam latihan, mengembangkan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

harmonisasi kondisi fisik dan pengembangan latihan teknik dan


taktik serta melakukan pertandingan uji coba yang lebih banyak.

c) Tahap Prestasi Tinggi


Tahap prestasi tinggi merupakan bagian yang terakhir dari
seluruh proses latihan. Tujuan pada tahap ini adalah kemampuan atlet
untuk mengikuti kejuaran baik Nasional maupun Internasional serta
mencatatkan prestasi terbaik. LANKOR (2007: 51) menggambarkan
sasaran pada tahap prestasi tinggi sebagai berikut:
Tahap
Prestasi
HP
Tinggi
Tahap Spesialisasi
Lanjutan
Tahap Pembinaan
Dasar Multirateral

Gambar 2.3. Tahap Prestasi Tinggi


(Sumber: LANKOR, 2007: 51)

2) Pembebanan Latihan
Beban latihan dapat dilihat dari berbagai perspektif dari sisi
beban sebagai kombinasi dari fungsi volume, intensitas, recovery, dapat
juga ditinjau dari sisi indikator lainnya. Berkaitan dengan pembebanan
latihan LANKOR (2007: 51) menyatakan beban latihan ditinjau dari
beberapa perspektif dan bagaimana beban tersebut secara skematis
diberikan pendomannya sebagai berikut:
(a) Unsur-unsur beban
Setiap latihan memiliki indikator latihan yaitu, fisik, teknik,
taktik dan mental. Keempat unsur latihan ini merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Harmonisasi dari
kemampuan keempat indikator tersebut akan memberikan
kontribusi yang besar terhadap prestasi. Keempat indikator
ini dapat diimplementasikan pada beban latihan dengan
indikator dan karakteristik yang berbeda sesuai dengan
cabang olahraga dan nomor-nomornya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

(b) Indikator beban


Untuk menentukan beban latihan tepat atau tidak berat atau
ringan, dapat dilihat dari tiga indikator yaitu:
(1) Volume: volume menunjukkan jumlah pembebanan
dengan satuan kilo meter, meter, kilo gram dan waktu
dalam menit atau detik.
(2) Intensitas: intensitas latihan menunjuk pada persentase
beban dari kemampuan maksimalnya.
(3) Pemulihan (recovery): waktu dan bentuk kegiatan yang
diperlukan untuk melakukan pulih asal setelah
melakukan pembebanan, baik dalam seri, set maupun
antar sesi.

Penempatan rasio antar indikator beban latihan sangat


menentukan keberhasilan proses latihan dan hasil peningkatan kinerja
atlet. LANKOR (2007: 52) menggambarkan rasio beban latihan secara
umum sebagai berikut:

Intensitas Pemulihan

Volume

Gambar 2.4. Rasio antar Indikator Beban Latihan


(Sumber: LANKOR, 2007: 52)

Rasio pembebanan ini disusun sesuai dengan periode dan fase


latihannya, tujuan latihan yang akan dicapai dan berat ringannya latihan.
Misalnya, pada persiapan umum biasanya latihan memiliki ciri volume
yang meningkat tetapi intensitasnya masih rendah. Sedangkan pada
periode kompetisi intensitas yang tinggi, volume sudah menurun rendah.

5. Latihan Passing Bola Bawah Sepakbola dengan Metode Drill


a. Hakikat Metode Drill
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

Metode drill atau sering disebut juga dengan metode latihan.


Metode drill merupakan bentuk latihan yang berpusat pada guru atau
pelatih. Semua kegiatan pembelajaran diorganisasi oleh guru dan siswa
mempraktikkannya sesuai dengan instruksi atau petunjuk dari guru atau
pelatih Pendekatan latihan pada
umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau

(2009: 45-56) menyatakan:


Metode latihan dan pengulangan biasa disebut juga dengan istilah
drill and practice, yakni metode yang menekankan pada latihan
intensif dan berulang-ulang dengan tujuan agar siswa dapat
menguasai keterampilan yang bersifat spesifik. Latihan dan
pengulangan akan mengarahkan siswa untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan dalam topik atau mata pelajaran
tertentu.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, metode


drill atau drill and practice, merupakan bentuk latihan yang menekankan
pengulangan gerakan atau keterampilan yang dipelajari secara terus
menerus. Metode drill merupakan bentuk latihan yang berpusat pada guru,
siswa melakukan latihan secara berulang-ulang sesuai instruksi dari guru.
Dalam hal ini KONI Pusat (1993: 36) menyatakan:
Metode drill adalah cara dalam mengajarkan gerakan dimana siswa
diinstruksikan melakukan gerakan tertentu berulang-ulang
berdasarkan petunjuk yang diberikan oleh guru. Guru secara ketat
mengontrol agar gerakan benar-benar dilakukan siswa sesuai
dengan petunjuk yang diberikan. Siswa harus benar-benar
memperhatikan bentuk gerakan dan prosedur pelaksanaannya yang
diinstruksikan oleh guru.

Berdasarkan pengertian metode drill dapat disimpulkan bahwa,


metode drill merupakan bentuk latihan yang berpusat pada guru. Semua
kegiatan dan keputusan dalam latihan bergantung pada pelatih. Husdarta &
Yudha M. Saputra (2000: 28) menyatakan:
Peran guru sangat dominan dalam pendekatan latihan yaitu:
1) Membuat segala keputusan dalam pembelajaran.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

2) Membuat semua keputusan yang terkait dengan mata pelajaran,


susunan pelaksanaan tugas, memulai dan mengakhiri waktu
pelaksanaan pengajaran, interval, dan mengklarifikasi berbagai
pertanyaan siswa.
3) Memberi umpan balik kepada siswa mengenai peran guru dan
materi.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dalam metode


drill pelatih harus memiliki inisiatif dan kreativitas dalam menyajikan
materi latihan agar tujuan latihan dapat dicapai secara maksimal. Siswa
melakukan gerakan-gerakan sesuai instruksi dari pelatih dan melakukannya
secara berulang-ulang. Gerakan yang dipelajari dilakukan secara berulang-
ulang dimaksudkan agar teknik yang dipelajari dapat dikuasai dengan baik
dan benar. Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam metode drill yaitu,
penjelasan harus disampaikan dengan singkat dan langsung tertuju pada
materi yang dimaksud. Sugiyanto (1996: 27) menyarankan beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan apabila pendekatan drill (latihan) digunakan,
yaitu:
1) Drill digunakan sampai gerakan yang benar bisa dilakukan
secara otomatis atau menjadi terbiasa, serta menekankan dalam
keadaan tertentu gerakan itu harus dilakukan.
2) Siswa diarahkan agar berkonsentrasi pada kebenaran
pelaksanaan gerakan serta ketepatan penggunaannya. Apabila
pelajar tidak meningkat penguasaan geraknya, situasinya perlu
dianalisis untuk menemukan penyebabnya dan kemudian
membuat perbaikan pelaksanaannya.

3) Selama pelaksanaan drill perlu selalu mengoreksi agar


perhatian tetap tertuju pada kebenaran gerak. Koreksi secara
umum pada tahap awal kepada semua siswa bisa memberikan
rangsangan dan bisa efektif. Sejalan dengan pelaksanaan
koreksi, diperlukan komentar umum tentang gerakan yang
benar. Siswa harus disadarkan akan tujuan yang ingin dicapai
melalui drill.

Pendapat tersebut menunjukkan, dalam metode drill ada beberapa


hal yang harus diperhatikan di antaranya: kebenaran gerak sangat penting
dalam metode drill, perlunya diadakan koreksi untuk menghindari

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

kesalahan gerak. Melalui pendekatan teknis siswa akan memahami dan


menguasai teknik cabang olaharga yang dipelajari dengan baik dan benar.

b. Pelaksanaan Latihan Passing Bola Bawah Sepakbola dengan Metode


Drill
Metode drill pada prinsipnya merupakan bentuk latihan yang
menekankan pengulangan gerakan keterampilan yang dipelajari dilakukan
secara berulang-ulang. Pelatih memgang peran penting dalam metode drill.
Segala bentul latihan sangat bergantung pada pelatih dan siswa melakukan
gerakan secara berulang-ulang sesuai instruksi dari guru.
Sesuai dengan pengertian metode drill, maka latihan passing
sepakbola disusun dan diatur oleh pelatih dan siswa melakukan tugas sesuai
instruksi dari pelatih. Pelaksanaan latihan passing bola bawah sepakbola
dengan metode drill yaitu, pelatih mengatur siswa sedemikian rupa agar
dalam pelaksanaan latihan passing bola bawah sepakbola semua siswa
memperoleh kesempatan melakukan tugas gerak secara merata dan dapat
melakukannya pengulangan gerakan sebanyak-banyaknya. Susunan materi
latihan passing bola bawah sepakbola dapat dilakukan dari cara yang lebih
mudah atau yang sederhana. Hal terpenting dalam metode drill yaitu, pelatih
menjelaskan pengertian passing, teknik pelaksanaan passing, dari letak kaki
tumpu, kaki yang menendang, sikap badan, pandangan mata, dan bagian
bola yang ditendang serta sasaran yang diinginkan. Sebagai contoh tata
urutan latihan passing bola bawah sepakbola dengan metode drill sebagai
berikut:
1) Siswa memperagakan teknik pelaksanaan passing bola bawah sepakbola
dari cara menempatkan kaki tumpu, bagian kaki untuk menendang bola,
sikap badan, pandangan mata dan bagian bola yang ditendang.
2) Siswa memperagakan gerakan passing bola bawah sepakbola tanpa
menggunakan bola.
3) Siswa memperagakan passing bola bawah sepakbola secara berpasangan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

4) Siswa memperagakan passing bola bawah sepakbola berpasangan secara


bergantian.
5) Siswa memperagakan passing bola bawah dengan dipantulkan ke
tembok.
Berdasarkan contoh tata urutan materi latihan passing sepakbola
yang dirancang oleh pelatih, siswa harus memperagakannya sesuai instruksi
dari guru atau sesuai tata urutan yang telah dibuat oleh pelatih. Gerakan
passing bawah sepakbola dilakukan secara berulang-ulang agar passing bola
bawah sepakbola dapat dikuasai dengan baik. Suharno HP. (1993: 22)
menyatakan skill secara otomatis dan benar tidak hanya
dipelajari secara teoritis, melainkan masih dituntut latihan praktik di
lapangan secara berulang-ulang dan terus menerus, sehingga jumlah ulangan
Untuk lebih jelasnya berikut ini disjaikan ilustrasi
latihan passing bola bawah sepakbola dengan metode drill sebagai berikut:

Gambar 2.5. Latihan Passing Bola Bawah Sepakbola dengan Metode Drill
(Sumber: Soekatamsi, 2000: 17)

c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Passing Bola Bawah Sepakbola


dengan Metode Drill
Perlu disadari bahwa setiap metode latihan tentu memiliki kelebihan
dan kelemahan. Demikian halnya latihan passing bola bawah sepakbola
dengan metode drill juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Berdasarkan
pelaksanaan latihan passing bola bawah sepakbola dengan metode drill

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan latihan passing


bola bawah sepakbola dengan metode drill antara lain:
1) Siswa dapat mengerti dan menguasai teknik passing bola bawah
sepakbola yang benar.
2) Kesalahan teknik passing bola bawah sepakbola yang dilakukan siswa
akan segera diketahui pelatih dan langsung dapat dibetulkan.
3) Pelatih selalu dapat mengawasi atau memonitoring pelaksanaan latihan
secara cermat.
4) Semua siswa dapat terlibat dalam pelaksanaan latihan.
Kelemahan latihan passing bola bawah sepakbola dengan metode
drill antara lain:
1) Siswa hanya selalu mengikuti instruksi guru sehingga kurang kreativitas
dalam mengikuti tugas latihan dari pelatih.
2) Siswa tidak memiliki inisiatif dan kreatifitas dalam mengikuti latihan.
3) Jika penjelasan guru terlampau rinci dan banyak, biasanya siswa tidak
dapat mengingat secara keseluruhan.

6. Latihan Passing Bola Bawah Sepakbola dengan Metode Game


a. Hakikat Metode Game
Metode game merupakan bentuk latihan keterampilan yang dikemas
dalam bentuk permainan. Melalui permainan siswa menjadi lebih senang
dan dapat dijadikan sarana untuk mencapai tujuan dalam latihan. M. Furqon

menumbuhkan kesenangan anak atau menguatkan keterampilan sosial


tertentu. Meskipun hal ini memiliki tujuan yang bermanfaat, maka
permainan tidak dipandang sebagai tujuan utama, melainkan sebagai alat

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, permainan merupakan cara


untuk menubuhkan ras asenang pada diri siswa dan dapat dijadikan alat
untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini artinya, metode game (permainan)
merupakan cara latihan yang dikeas dalam bentuk permainan untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

memenuhi rasa senang anak dan bertujuan untuk mencapai tujuan dalam
latihan. Adapun yang dimaksud dengan metode games menurut Beltasar
Tarigan (2001: 17) bahwa /latihan melalui permainan adalah
meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan
teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan
Hal senada dikemukakan Depdiknas. (2004: 28) bahwa,

memahami manfaat teknik permainan tertentu dengan cara mengenalkan


situasi permainan tertentu terlebih
Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,
metode game atau permainan merupakan bentuk latihan yang dikemas
dalam bentuk permainan untuk menumbuhkan rasa senang pada diri iswa.
Namun demikian didalam metode game mempunyai tujuan untuk
meningkatkan kesadaran siswa tentang kosep bermain melalui penerapan
teknik dalam situasi permainan sesungguhnya. Melalui permainan, siswa
dituntut untuk memainkan teknik dari cabang olahraga yang dipelajari dalam
situasi permainan sesungguhnya. Dalam metode game ini siswa dituntut
mandiri, harus mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusanyang
tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi dalam permainan.
Meskipun dalam latihan suatu teknik cabang olahraga dikemas dalam
bentuk permainan harus diperhatikan beberapa hal, seperti intensitas,
lamanya permainan. Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 144)
menyatakan:

Dalam melaksanakan metode permainan (kompetisi), perlu


diperhatikan beberapa syarat yang sama dengan metode-metode
lainnya. Juga perlu mengadakan pengawan terhadap beban, intensitas
latihan, serta jumlah ulangan dan waktu istirahatnya. Untuk
mengadakan pengawasan terhadap beban, intensitas latihan serta
waktu istirahat di antara dua pengulangan dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu:
1) Memperpendek watu istirahat sambil mempertahankan ebban
yang tetap.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

2) Mempertahankan istirahat yang tetap, dengan peningkatan beban


secara berturut-turut.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dalam melatih
teknik suatu cabang olahraga yang dikemas dalam bentuk permainan harus
tetap memperhatikan beban latihan, intensitas latihan dan pengaturan waktu
istirahat. Untuk melakukan pengawsan dalam latihan dengan metode game
dapat dilakukan dengan memperpendek watu istirahat dengan tetap
mempertahankan beban latihan dan dengan istirahat yang tetap dengan
meningkatkan beban latihan secara bertahap.

b. Pelaksanaan Latihan Passing Bola Bawah Sepakbola dengan Metode


Game
Latihan passing bola bawah sepakbola dengan metode game
merupakan bentuk latihan passing bola bawah sepakbola yang dikemas
dalam bentuk permainan kecil. Soekatamsi (2000: 218&219) menyatakan,
Permainan kecil dalam permainan sepakbola dimaksudkan untuk
cermatnya cara belajar keterampilan bermain sepakbola dan
merupakan adegan-adegan yang mirip dengan situasi yang
sesungguhnya dalam bentuk kecil atau penyederhanaan bentuk
permainan. Maksud dan tujuan pembelajaran teknik dasar bermain
sepakbola dengan metode bermain yaitu:
1) Agar para pemain berusaha menguasai dan meningkatkan
keterampilan dasar bermain sepakbola.
2) Menanamkan pengertian kerjasama antar pemain,
mengembangkan melakukan taktik regu secara sederhana untuk
memenangkan pertandingan.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan passing


bola bawah sepakbola dengan metode game yaitu, latihan passing bola
bawah sepakbola yang dikemas dalam permainan sepakbola kecil. Siswa
hanya diperbolehkan melakukan passing bola bawah saat permainan
berlangsung. Permainan sepakbola kecil yang dimaksud yaitu, ukuran
lapangan lebih kecil, jumlah pemain sedikit dan peraturan permainan yang
diterapkan lebih sederhana. Selain bertujuan meningkatkan kemampuan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

passing bola bawah, metode game juga bertujuan untuk meningkatkan


kerjasama tim, dapat bahkan taktik dan strategi permainan.
Pelaksanaan latihan passing bola bawah sepakbola dengan metode
game yaitu, permainan dilakukan dua tim, masing-masing tim terdiri 5
orang. Permainan dilakukan di lapangan empat persegi panjang dengan
ukuran 5 m X 20 m. Di tengah-tengah lapangan dibuat garis yang membagi
lapangan menjadi dua sama besarnya dan ditengah-tengah garis belakang
dibuat gawang selebar 2 meter. Masing-masing regu hanya boleh
memainkan bola dengan passing bola bawah. Jika bola tidak di-passing bola
bawah, maka dinyatakan pelanggaran dan dilakukan tendangan bebas.
Permainan dilakukan dalam dua babak dengan waktu 2 X 15 menit dengan
waktu istirahat di antara waktu permainan 5 menit. Tim atau regu dinyatakan
menang yaitu tim yang paling banyak memasukkan bola ke dalam gawang
lawan samapi akhir permainan. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan
ilustrasi latihan passing bola bawah sepakbola dengan metode games
sebagai berikut:

Gambar 2.6. Ilustrasi Latihan Passing Bola Bawah Sepakbola dengan Metode
Game
(Sumber: Knut Dietrich KJ. Dietrich, 1984: 76)

c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Passing Bola Bawah Sepakbola


dengan Metode Game
Latihan passing bola bawah sepakbola dengan metode game
merupakan cara latihan passing bola bawah sepakbola yang dilakukan dalam
bentuk permainan kecil. Latihan passing bola bawah sepakbola dilakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

dengan peraturan yang sederhana dan waktu permainan lebih kecil


dibandingkan dengan permainan sepakbola standar. Dalam latihan passing
bola bawah sepakbola dengan metode game hanya dengan passing bola
bawah. Jika dalam permainan tidak mem-passing bola bawah, maka
dianggap sebagai pelanggaran, sehingga mendapat hukuman tendangan
bebas.
Berdasarkan pelaksnaan latihan passing bola bawah sepakbola
dengan metode game dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya.
Kelebihan latihan passing bola bawah sepakbola dengan metode game
antara lain:
1) Hasrat gerak siswa terpenuhi sehingga dapat menimbulkan rasa senang
dan gembira serta motivasi latihan meningkat.
2) Dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa, karena siswa selalu
bergerak.
3) Dapat meningkatkan kerjasama tim dan memicu siswa untuk berfikir dan
memecahkan masalah yang dihadapi dalam permainan.
4) Gerakan-gerakan passing sepakbola dapat dilakukan secara variatif dan
meningkatkan improvisasi siswa.
Kelemahan latihan passing bola bawah sepakbola dengan metode
game antara lain:
1) Teknik passing sering diabaikan siswa, karena adanya tekanan lawan.
2) Pelatih akan lebih sulit dalam mengamati kesalahan yang dilakukan
siswa
3) Akan sering terjadi kesalahan teknik (siswa sering melakukan teknik
selain passing).
B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian pustaka yang mendasari dari variabel penelitian, maka


dapat digambarkan kerangka konseptual kerangka pemikiran sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

Kemampuan passing bola


bawah sepakbola

Pengaruh metode drill Pengaruh metode games


terhadap kemampuan terhadap kemampuan
passing bola bawah passing bola bawah
sepakbola sepakbola

Metode Game
Metode Drill

Metode Latih

Gambar 2.7. Skematis Kerangka Berpikir

1. Perbedaan Pengaruh Metode Drill Dan Game terhadap Kemampuan


Passing Bola Bawah dalam Permainan Sepakbola
Latihan passing bola bawah sepakbola dengan metode drill dan
metode game masing-masing memiliki karakteritik yang berbeda. Latihan
passing bola bawah sepakbola dengan metode drill merupakan bentuk latihan
yang pelaksanaannya dilakukan secara berulang-ulang. Latihan passing bola
bawah sepakbola dengan metode drill merupakan cara latihan passing bola
bawah sepakbola yang dalam pelaksanaannya siswa dipandu atau dibimbing
oleh pelatih. Segala bentuk kegiatan dalam latihan passing bola bawah
sepakbola siswa melaksanakannya sesuai dengan instruksi dari pelatih. Pelatih
selalu memonitoring selama latihan berlangsung dan melakukan koreksi bila
terjadi kesalahan passing bola bawah. Dalam metode drill lebih menekankan
pada penguasan teknik passing bola bawah sepakbola agar siswa memiliki
keterampilan passing bola bawah dengan benar. Penguasaan teknik passing
sepakbola yang benar akan mendukung keterampilan bermain sepakbola.
Latihan passing bola bawah sepakbola dengan metode drill memiliki
kelebihan antara lain: siswa dapat mengerti dan menguasai teknik passing bola
bawah sepakbola yang benar, kesalahan teknik passing bola bawah sepakbola
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

yang dilakukan siswa akan segera diketahui pelatih dan langsung dapat
dibetulkan. pelatih selalu dapat mengawasi atau memonitoring pelaksanaan
latihan secara cermat, semua siswa dapat terlibat dalam pelaksanaan latihan.
Kelemahannya antara lain: siswa hanya selalu mengikuti instruksi guru
sehingga kurang kreativitas dalam mengikuti tugas latihan dari pelatih, siswa
tidak memiliki inisiatif dan kreatifitas dalam mengikuti latihan, jika penjelasan
guru terlampau rinci dan banyak, biasanya siswa tidak dapat mengingat secara
keseluruhan.
Sedangkan latihan passing bola bawah sepakbola dengan metode game
merupakan cara latihan yang dikemas dalam bentuk permainan sepakbola
kecil. Metode game lebih berorientasi pada siswa. Siswa melakukan
permainan sepakbola kecil dengan ukuran lapangan yang lebih kecil (5 X 20
m) dan waktu permainan yang lebih sedikit (2 X15 menit) dengan waktu
istirahat di antara babak selama 5 menit. Dalam metode games siswa hanya
diperbolehkan dengan melakukan passing bola bawah. Jika dalam permainan
siswa melakukan teknik selain passing dianggap pelanggaran dan bola
menjadi hak lawan dan dilakukan tendangan bebasa. Latihan passing bola
bawah sepakbola dengan metode game memiliki kelebihan antara lain: hasrat
gerak siswa terpenuhi sehingga dapat menimbulkan rasa senang dan gembira
serta motivasi latihan meningkat, dapat meningkatkan kebugaran jasmani
siswa, karena siswa selalu bergerak, dapat meningkatkan kerjasama tim dan
memicu siswa untuk berfikir dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam
permainan, gerakan-gerakan passing sepakbola dapat dilakukan secara variatif
dan meningkatkan improvisasi siswa. Kelemahannya antara lain: teknik
passing bola bawah sering diabaikan siswa, karena adanya tekanan lawan,
pelatih akan lebih sulit dalam mengamati kesalahan yang dilakukan siswa dan
akan sering terjadi kesalahan teknik (siswa sering melakukan teknik selain
passing).

Berdasarkan karakteristik latihan passing bola bawah sepakbola


dengan metode drill dan game tersebutt, masing-masing metode latihan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

tersebut akan menimbulkan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan


passing bola bawah dalam permainan sepakbola. Namun perbedaan
karakteristik dari masing-masing metode latihan tersebut tentu akan
menimbulkan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan kemampuan
passing bola bawah dalam permainan sepakbola.

2. Metode Drill Dibandingkan dengan Metode Game terhadap Kemampuan


Passing Bola Bawah dalam Permainan Sepakbola
Setiap metode latihan tentu memiliki efektifitas yang berbeda-beda
terhadap tujuan yang diinginkan. Metode drill menenkankan pada penguasaan
teknik passing bola bawah sepakbola yang benar. Siswa melakukan tugas
gerak teknik passing bola bawah sepakbola secara berulang-ulang sampai
teknik passing sepakbola dikuasai dengan benar. Sedangkan metode game
merupakan bentuk latihan teknik passing sepakbola yang dikemas dalam
bentuk permainan. Siswa mempelajari teknik passing bola bawah sepakbola
ke dalam bentuk permainan sepakbola kecil. Dalam metode games siswa harus
mememiliki skill yang baik, kerjasama yang kompak dan harus mampu
memacahkan masalah yang terjadi dalam permainan agar passing dapat
dilakukan dengan baik dan benar, sehingga dapat memenangkan permainan.
Berdasarkan karakteristik metode drill dan game tentunya masing-
masing akan memiliki pengaruh terhadap peningkatan kemampuan passing
bola bawah dalam permainan sepakbola. Karena sampel yang digunakan
pemain pemula (usia 12-14 tahun) merupakan masa perkembangan dan
pertumbuhan, sehingga dalam proses belajar gerak harus mendapat bimbingan
dan pengarahan dari pelatih. Jika dalam belajar gerak (passing bola bawah
sepakbola) dilakukan dalam bentuk permainan, maka siswa akan sulit
menguasai teknik passing dengan benar. Karena dalam permainan memiliki
unsur yang kompleks dan sulit, sehingga kebenaran teknik passing bola bawah
sepakbola sulit tercapai. Dengan demikian latihan passing bola bawah
sepakbola dengan metode drill lebih baik pengaruhnya daripada metode game
terhadap kemampuan passing bola bawah dalam permainan sepakbola.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

C. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah


dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh metode drill dan game terhadap kemampuan passing
bola bawah dalam sepakbola pada siswa usia 12-14 tahun Sekolah Sepakbola
Pesat Indonesia Karanganyar tahun 2012.
2. Metode drill lebih baik pengaruhnya draipada metode game terhadap
kemampuan passing bola bawah dalam sepakbola pada siswa usia 12-14 tahun
Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia Karanganyar tahun 2012.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di lapangan sepakbola Pesat Indonesia
Karanganyar.

2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian selama satu setengah bulan. M. Sajoto (1995: 35) bahwa,
Para pelatih dewasa ini pada umumnya setuju untuk menjalankan program
latihan 3 kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Adapun
Latihan
dilaksanakan pada hari Rabu, t dan Minggu dari jam 15.00 WIB sampai
dengan dan 17.00 WIB. Rincian waktu penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1. Rincian Jadwal Penelitian


Tahun 2012
No Kegiatan Mei Juni Juli- September- Nopember
Penelitian Agustus Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan judul

2 Penyusunan proposal

3 Konsultasi proposal

4 Seminar & Revisi

5 Penelitian/Treatment

6 Analisis data dan


penyusunan laporan

7 Konsultasi skripsi

commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

B. Rancangan/Desain Penelitian

Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan


pretest-posttest design. Gambar rancangan penelitian pretest-posttest design
penelitian ini sebagai berikut :
KE 1 Treatment A Posttest

P Pretest MSOP

KE 2 Treatment B Posttest

Keterangan :
P = Populasi
Pretest = Tes awal kemampuan passing bola bawah sepakbola.
MSOP = Matched Subject Ordinal Pairing
KE1 = Kelompok 1 (K1)
KE2 = Kelompok 2 (K2)
Treatment A = Metode drill
Treatment B = Metode game
Posttest = Tes akhir kemampuan passing bola bawah sepakbola.

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan passing


bola bawah dalam permainan sepakbola pada tes awal. Setelah hasil tes awal
dirangking, kemudian subjek yang memiliki kemampuan setara dipasang-
pasangkan ke dalam kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2). Dengan demikian
kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang
seimbang. Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan
oleh pengaruh perlakuan yang diberikan. Pembagian kelompok dalam penelitian
ini dengan cara ordinal pairing. Adapun teknik pembagian kelompok secara
ordinal pairing menurut Sutrisno Hadi (1995: 485) sebagai berikut:
1 2
4 3
5 6
8 7
9 dan seterusnya

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

C. Definisi Operasional Varibel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga macam
yaitu:

1. Metode latihan drill yaitu: merupakan cara latihan suatu teknik cabang
olahraga yang dilakukan secara berulang-ulang.
2. Metode game yaitu: merupakan cara latihan teknik suatu cabang olahraga
yang dikemas dalam bentuk permainan.
3. Kemampuan passing bola bawah sepakbola yaitu: merupakan unjuk kerja
melakukan passing bola bawah sepakbola yang didasarkan pada peraturan
yang berlaku untuk mengetahui pengaruh dari metode latihan drill dan game.

D. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini siswa usia 12-14 tahun Sekolah Sepakbola Pesat
Indonesia Karanganyar tahun 2012 berjumlah 40 orang.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan dalam peneltian ini keseluruhan siswa usia 12-14
tahun Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia Karanganyar tahun 2012 berjumlah 40
orang, sehingga penelitian ini penelitian populasi.

F. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data melalui tes dan pengukuran tes passing


stopping dari Nur Hasan (2001: 157). Pentunjuk pelaksanaan tes terlampir.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

G. Validasi Instrumen Penelitian

Validasi instrumen penelitian melalui tes kemampuan passing stopping


dalam permainan sepakbola. Hasil uji validasi tes kemampuan passing stopping
dalam permainan sepakbola yaitu 0.93 kategori tinggi sekali.

H. Analisis Data

1. Mencari Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi intraklas dari
Atmojo (2001: 42), dengan rumus sebagai berikut:
MSA MSW
R=
MSA
Keterangan:
R = Koefisien reliabilitas
MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok
MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok

2. Uji Prasyarat Analisis


Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini terdiri uji normalitas dan uji
homogenitas. Adapun langkah-langkah masing-masing uji prasyarat tersebut
sebagai berikut:

a) Uji Normalitas
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitan ini adalah uji
normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode
Lilliefors dari Sudjana (2002: 466). Prosedur pengujian normalitas
tersebut sebagai berikut:
a) Pengamatan x1, x2,.....xn dijadikan bilangan baku z1, z2,...... zn dengan
menggunakan rumus :
Xi - X
zi = S
Keterangan :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

Xi = Dari variabel masing-masing sampel


X = Rata-rata
S = Simpangan baku

b) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal


baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z zi).
c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2,......zn yang lebih kecil atau sama
dengan zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi).
banyaknya z1, z2,......zn yang zi
maka S(zi) =
n
d) Hitung selisih F(zi) - S(zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya.
e) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini Lo.

b) Uji Homogenitas
Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang
lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Hadi (2004: 312)
rumusnya adalah :

SD2bs
Fdbvb:dbvk =
SD2kt
Keterangan :
Fdbvb : dbvk = Derajat kebebasan KE1 dan KE2
SD2bs = Standart deviasi KE1
SD2kt = Standart deviasi KE2

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

3. Uji Perbedaan
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan dari
Sutrisno Hadi (1995: 457) sebagai berikut :
Md
t=
d2

N (N-1)

Keterangan :
t = Nilai uji perbedaan
Md = Mean perbedaan dari pasangan
d2 = Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean perbedaan
N = Jumlah pasangan
Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut :
D
Md =
N

Keterangan :
D = Perbedaan masing-masing subjek
N = Jumlah pasangan
Untuk menghitung prosentase peningkatan kemampuan passing bola
bawah sepakbola antara metode drill dan game menggunakan rumus sebagai
berikut :
Mean different
Prosentase peningkatan = X 100%
Mean pretest

Mean different = mean posttest mean pretest

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada bab ini disajikan hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian


hasil penelitian berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada tes awal dan tes
akhir kemampuan passing bola bawah dalam permainan sepakbola. Berturut-turut
berikut disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian
hipotesis dan pembahasan hasil analisis data.

Tabel 4.1. Deskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Passing Bola
Bawah Sepakbola Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Kelompok Tes N Jumlah Mean SD Max Min


awal 20 206 10.3 2.18 15 6
Kelompok 1
akhir 20 316 15.8 1.61 18 14
Awal 20 207 10.35 1.81 14 7
Kelompok 2
Akhir 20 267 13.35 1.46 17 11

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, rerata tes awal


kemampuan passing bola bawah sepakbola antara kelompok 1 dan kelompok 2
seimbang. Hal ini artinya, sebelum diberi perlakuan (treatment) kelompok 1 dan
kelompok memiliki kemampuan passing bola bawah sepakbola sama. Sedangkan
rerata hasil tes akhir kemampuan passing bola bawah sepakbola antara kelompok
1 dan kelompok 2 menunjukkan bahwa, kelompok 1 memiliki peningkatan
kemampuan passing bola bawah sepakbola yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok 2. Rerata hasil tes awal dan tes akhir kemampuan passing bola
bawah sepakbola antara kelompok 1 dan kelompok 2 disajikan dalam bentuk
histogram sebagai sebagai berikut:

commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

18
15.8
16
13.35
14
12
10.3 10.35
10 K1
8 K2
6
4
2
0
Tes Aw al Tes Akhir

Gambar 4. 1. Histogram Rerata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir


Kemampuan Passing Bola Bawah Sepakbola Kelompok 1 dan Kelompok 2

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian persyaratan analisis dalam penelitian ini yaitu uji normalitas


dan uji homogenitas. Berikut dipaparkan uji normalitas sebagai berikut:

1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode
Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal
kemampuan passing bola bawah sepakbola kelompok 1 dan kelompok 2 adalah
sebagai berikut:

Tabel 4.2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data

Kelompok N Mean SD L hitung Lt 5%

K1 20 10.3 2.18 0.173 0.190


K2 20 10.35 1.81 0,176 0.190

Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 1


(K1) diperoleh nilai Lhitung = 0.173. Nilai tersebut lebih kecil dari angka batas
penolakan pada taraf signifikan 5% yaitu 0,190. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data pada kelompok 1 (K1) termasuk berdistribusi normal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

Sedangkan dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 2 (K2)
diperoleh nilai Lhitung = 0.176, ternyata juga lebih kecil dari angka batas
penolakan hipotesis nol pada taraf signifikan 5% yaitu 0,190. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 2 (K2) termasuk
berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians
dari kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan
varians, maka apabila nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka
perbedaan tersebut disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan passing
sepakbola. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2
sebagai berikut:

Tabel 4.3. Rangkuman Hasil Uji Hemogenitas Data


Kelompok N SD2 Fhitung Ft 5%
K1 20 4.510
1,442 2.15
K2 20 3.128

Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai


Fhitung= 1.442. Sedangkan dengan db =19 lawan 19, angka Ft 5%= 2.15, ternyata
nilai Fhitung 1.442 lebih kecil dari Ft 5%= 2,15. Karena Fhitung < Ftabel 5%, maka
hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok
1 (K1) dan kelompok 2 (K2) memiliki varians yang homogen.

C. Pengujian Hipotesis

1. Perbedaan Pengaruh Latihan Servis antara Ketinggian Net Tetap dan


Bertahap terhadap Kemampuan Servis Atas Bolavoli
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan sebelum diberi
perlakuan, diperoleh nilai t tes awal antara kelompok 1 dan kelompok 2 =
0.370, sedangkan ttabel = 2.093. Ternyata thit < ttabel 5%, yang berarti hipotesis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, kelompok 1 dan


kelompok 2 sebelum diberi perlakuan dalam keadaan seimbang atau tidak
terdapat perbedaan kemampuan passing bola bawah sepakbola. Hal ini
artinya, antara kelompok 1 dan 2 berangkat dari titik tolak kemampuan
passing bola bawah sepakbola yang seimbang. Apabila setelah diberi
perlakuan terdapat perbedaan, hal ini karena adanya perbedaan perlakuan yang
diberikan.
Berdasarkan hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok
1 diperoleh nilai sebesar = 11.00 sedangkan ttabel = 2.093. Ternyata thitung >
ttabel 5%, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir
pada kelompok 1. Hal ini artinya, kelompok 1 memiliki peningkatan
kemampuan passing bola bawah sepakbola yang disebabkan oleh perlakuan
yang diberikan yaitu, latihan passing bola bawah sepakbola dengan metode
drill.
Berdasarkan hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok
2 diperoleh nilai sebesar = 10.677, sedangkan ttabel = 2.093. Ternyata thitung >
ttabel 5%, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir
pada kelompok 2. Hal ini artinya, kelompok 2 memiliki peningkatan
kemampuan passing bola bawah sepakbola yang disebabkan oleh perlakuan
yang diberikan, yaitu latihan passing bola bawah sepakbola dengan metode
game.
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes
akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh hasil thitung sebesar 3,833,
sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2.093. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan tes
akhir antara kelompok 1 dan tes akhir kelompok 2. Perbedaan tersebut
disebabkan latihan passing bola bawah sepakbola dengan metode drill dan
game masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda.
Perbedaan kelebihan dan kelemahan dari masing-masing metode latihan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

tersebut akan menimbulkan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan


kemampuan passing bola bawah sepakbola. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan, ada perbedaan pengaruh metode drill dan game terhadap
kemampuan passing bola bawah dalam sepakbola pada siswa usia 12-14 tahun
Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia Karangayar tahun 20122, dapat diterima
kebenarannya.

2. Metode Drill Dibandingkan dengan Metode Game terhadap Kemampuan


Passing Bola Bawah Sepakbola
Berdasarkan hasil penghitungan prosentase peningkatan kemampuan
passing bola bawah sepakbola diketahui bahwa, kelompok 1 memiliki nilai
prosentase peningkatan kemampuan servis atasa bolavoli sebesar 53.40%.
Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan passing bola
bawah sepakbola sebesar 28.99%. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa, kelompok 1 (metode drill) memiliki prosentase
peningkatan kemampuan passing bola bawah sepakbola yang lebih besar
daripada kelompok 2 (metode game). Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan, metode drill lebih baik pengaruhnya draipada metode game
terhadap kemampuan passing bola bawah dalam sepakbola pada siswa usia
12-14 tahun Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia Karangayar tahun 2012, dapat
diterima kebenarannya.

D. Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini memaparkan hasil uji reliabilitas tes awal
dan tes akhir, hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir kemampuan passing bola
bawah sepakbola dan prosentase peningkatan kemampuan passing bola bawah
sepakbola. Hasil penelitian sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

1. Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas tes awal dan tes akhir kemampuan passing bola
bawah sepakbola sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4. Hasil Uji Reliabilitas Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Passing
Bola Bawah Sepakbola
Tes Reliabilitas Kategori
Tes awal kemampuan passing bola bawah 0.9279 Tinggi sekali
sepakbola
Tes akhir kemampuan passing bola bawah 0.8954 Tinggi
sepakbola

Berdasarkan hasil uji reliabilitas tes awal dan tes akhir kemampuan
passing bola bawah sepakbola rata-rata memiliki kategori tinggi sekali. Untuk
mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes tersebut menggunakan pedoman
tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip Mulyono B. (1992: 15)
sebagai berikut:

Tabel 4.5. Range Kategori Reliabilitas


Kategori Validita Reliabilita Obyektivita
Tinggi sekali 0,80 1,0 0,90 1,0 0,95 1,0
Tinggi 0,70 0,79 0,80 0,89 0,85 0,94
Cukup 0,50 0,69 0,60 0,79 0,70 0,84
Kurang 0,30 0,49 0,40 0,59 0,50 0,69
Tidak signifikan 0,00 0,29 0,00 0,39 0,00 0,49

2. Uji Perbedaan sebelum Diberi Perlakuan


Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibentuk dalam penelitian
diuji perbedaannya terlebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui
ketetapan anggota pada kedua kelompok tersebut. Sebelum diberi perlakuan
berangkat dari keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara
kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

Tabel 4.6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1 dan
Kelompok 2.
Kelompok N Mean t Ttabel 5%
K1 20 10.30
0.370 2.093
K2 20 10.35
Secara lebih jelas rerata perbedaan hasil tes awal kemampuan passing
bola bawah sepakbola antara kelompok 1 dan kelompok 2 dalam penelitian
disajikan dalam bentuk grafik sebagai sebagai berikut:

10.36
10.35
10.35
10.34
10.33
10.32
10.31
10.3
10.3
10.29
10.28
10.27
K1 K2

Gambar 4.2. Histogram Rerata Perbedaan Data Tes Awal Kemampuan Passing
Bola Bawah Sepakbola antara Kelompok 1 dan Kelompok 2

Berdasarkan hasil perbedaan rerata tes awal kemampuan passing bola


bawah sepakbola pada kelompok 1 diketahui memiliki rerata 10.30 dan
kelompok 2 memiliki rerata 10.35. Hasil rerata tersebut menunjukkan tidak
jauh berbeda. Hal ini artinya, antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum
diberi perlakuan tidak ada perbedaan kemampuan passing bola bawah
sepakbola pada awalnya.

2. Uji Perbedaan sesudah Diberi Perlakuan


Setelah dilakukan perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan
latihan passing bola bawah sepakbola dengan metode drill dan kelompok 2
diberi perlakuan latihan passing bola bawah sepakbola dengan metode game,
kemudian dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam
penelitian ini hasilnya sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

(a) Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 yaitu:

Tabel 4.7. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada
Kelompok 1

Kelompok N Mean thitung ttabel 5%


Tes awal 20 10.30
11.000 2.093
Tes akhir 20 15.80

Secara lebih jelas perbedaan rerata hasil tes awal dan tes akhir
kemampuan passing bola bawah sepakbola kelompok 1 dalam penelitian
disajikan dalam bentuk grafik sebagai sebagai berikut:

18
15.8
16
14
12
10.3
10
8
6
4
2
0
Tes Aw al Tes Akhir

Gambar 4. 3. Histogram Perbedaan Rerata Data Tes Awal dan Tes Akhir
Kemampuan Passing Bola Bawah Sepakbola Kelompok 1

Berdasarkan hasil rerata tes awal dan tes akhir kemampuan passing
bola bawah sepakbola kelompok 1 diperoleh nilai rerata tes awal sebesar
10.30, sedangkan rerata hasil tes akhir diperoleh nilai sebesar 15.80.
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa, antara tes awal dan tes
akhir pada kelompok 1 terdapat perbedaan kemampuan passing bola bawah
sepakbola yang signifikan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

(b) Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 yaitu:

Tabel 4.8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada
Kelompok 2.

Kelompok N Mean thitung ttabel 5%


Tes awal 20 10.35
10.677 2.093
Tes akhir 20 13.35

Secara lebih jelas perbedaan rerata hasil tes awal dan tes akhir
kemampuan passing bola bawah sepakbola kelompok 2 dalam penelitian
disajikan dalam bentuk grafik sebagai sebagai berikut:

16
14 13.35
12
10.35
10
8
6
4
2
0
Tes Aw al Tes Akhir

Gambar 4.4. Histogram Perbedaan Rerata Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir
Kemampuan Passing Bola Bawah Sepakbola Kelompok 2

Berdasarkan hasil rerata tes awal dan tes akhir kemampuan passing
bola bawah sepakbola kelompok 2 diperoleh nilai rerata tes awal sebesar
10.35, sedangkan pada hasil rerata tes akhir diperoleh nilai sebesar 13.35.
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa antara tes awal dan tes
akhir pada kelompok 2 terdapat perbedaan kemampuan passing bola bawah
sepakbola yang signifikan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

(c) Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2
yaitu :
Tabel 4.9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1
dan Kelompok 2

Kelompok N Mean thitung ttabel 5%


K1 20 15.80
3,8326 2.093
K2 20 13.35

Secara lebih jelas perbedaan rerata hasil tes akhir kemampuan


passing bola bawah sepakbola antara kelompok 1 dan kelompok 2 dalam
penelitian disajikan dalam bentuk grafik sebagai sebagai berikut:

15.8
16
15.5
15
14.5
14
13.5 13.35

13
12.5
12
K1 K2

Gambar 4.5. Histogram Perbedaan Rerata Hasil Tes Akhir Kemampuan Passing
Bola Bawah Sepakbola antara Kelompok 1 dan Kelompok 2

Berdasarkan rerata hasil tes akhir kemampuan passing bola bawah


sepakbola, nilai rerata kelompok 1 sebesar 15.80, sedangkan nilai rerata
kelompok 2 sebesar 13.35. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa,
rerata hasil tes akhir kemampuan passing bola bawah sepakbola antara
kelompok 1 dan kelompok 2 terdapat perbedaan yang signifikan.

3. Perbedaan Prosentase Peningkatan Kemampuan Passing Bola Bawah


Sepakbola
Untuk mengetahui prosentase peningkatan kemampuan passing bola
bawah sepakbola dilakukan penghitungan porsentase peningkatan hasil tes
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

awal dan tes akhir kemampuan passing bola bawah sepakbola. Hasil
penghitungan prosentase peningkatan kemampuan passing bola bawah
sepakbola antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:

Tabel 4.10. Penghitungan Prosentase Peningkatan Kemampuan Passing Bola


Bawah Sepakbola antara Kelompok 1 dan Kelompok 2

Mean Mean Mean Prosentase


Kelompok N
Pretest Posttest Different Peningkatan
Kelompok 1 20 10.30 15.80 5.50 53.40%
Kelompok 2 20 10.35 13.35 3.00 28.99%

Secara lebih jelasnya prosentase peningkatan kemampuan passing


bola bawah sepakbola antara kelompok 1 dan kelompok 2 disajikan dalam
bentuk grafik sebagai berikut:

60.00%
53.40%
50.00%

40.00%
28.99%
30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
K1 K2

Gambar 4.6. Histogram Prosentase Peningkatan Kemampuan Passing Bola


Bawah Sepakbola antara Kelompok 1 dan Kelompok 2

Berdasarkan hasil pengitungan prosentase peningkatan kemampuan


passing bola bawah sepakbola diketahui bahwa, kelompok 1 memiliki
peningkatan kemampuan passing bola bawah sepakbola sebesar 53.40%.
Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan passing bola
bawah sepakbola sebesar 28.99%. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kelompok 1 memiliki prosentase peningkatan kemampuan passing
bola bawah sepakbola yang lebih besar daripada kelompok 2.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

E. Pembahasan Hasil Penelitian

1) Perbedaan Pengaruh Metode Drill dan Game terhadap Kemampuan


Passing Bola Bawah dalam Permainan Sepakbola
Metode drill merupakan bentuk latihan keterampilan yang
menekankan pada penguasaan teknik suatu cabang olahraga. Teknik cabang
olahraga yang dipelajari dilakukan secara berulang-ulang. Latihan passing
bola bawah sepakbola dengan metode drill merupakan cara latihan passing
bola bawah sepakbola yang dalam pelaksanaannya siswa dipandu atau
dibimbing oleh pelatih. Segala bentuk kegiatan dalam latihan passing bola
bawah sepakbola siswa melaksanakannya sesuai dengan instruksi dari pelatih.
Pelatih selalu memonitoring selama latihan berlangsung dan melakukan
koreksi bila terjadi kesalahan passing bola bawah. Dalam metode drill lebih
menekankan pada penguasan teknik passing bola bawah sepakbola agar siswa
memiliki keterampilan passing bola bawah dengan benar. Karena penelitian
(treatment) ini dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, sehingga metode
drill sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan passing bola bawah
sepakbola. Hal ini dibuktikan dari hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir
kelompok 1 (kelompok metode drill) diperoleh nilai t sebesar 11.000
sedangkan t tabel 5% sebesar 2,093. Hal ini artinya, metode drill memberikan
pengaruh terhadap peningkatan kemampuan passing bola bawah dalam
permainan sepakbola.
Sedangkan metode game merupakan bentuk latihan teknik passing
bola bawah sepakbola yang kemas dalam bentuk permainan. Metode latihan
ini lebih menekankan untuk memenuhi hasrat gerak siswa. Teknik passing
bola bawah sepakbola dipelajari dengan bentuk permainan kecil. Dengan kata
lain, bermain sambil berlatih teknik passing bola bawah sepakbola. Ditinjau
dari perkembangan anak bahwa, anak-anak pada umumnya senang dengan
bermain, sehingga metode game dapat memberikan pengaruh terhadap
peningkatan kemampuan passing bola bawah sepakbola. Dari hasil analisis
uji t data tes awal dan tes akhir kelompok 2 (kelompok metode game)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

diperoleh nilai t sebesar 10.677 sedangkan t tabel 5% sebesar 2,093. Hal ini
artinya, metode game memberikan pengaruh terhadap peningkatan
kemampuan passing bola bawah sepakbola.
Berdasarkan hasil uji t data tes akhir kemampuan passing bola bawah
sepakbola antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh hasil thitung sebesar
3,8326, sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2.093. Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan
antara metode drill dan game terhadap kemampuan passing bola bawah dalam
permainan sepakbola. Perbedaan tersebut disebabkan metode drill dan game
masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dan memiliki kelebihan
dan kelemahan yang berbeda pula. Perbedaan karakteristik dan kelebihan
serta kelemahan dari masing-masing metode latihan tersebut menimbulkan
pengaruh yang berbeda pula terhadap peningkatan kemampuan passing bola
bawah dalam permainan sepakbola.

2) Metode Drill Dibandingkan dengan Metode Game terhadap Kemampuan


Passing Bola Bawah Sepakbola
Berdasarkan perbedaan karakteristik antara metode drtill dan game
serta kelebihan dan kelemahnnya menunjukkan bahwa, metode drill memiliki
pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kemampuan passing bola
bawah dalam permainan sepakbola. Hal ini karena, metode drill merupakan
cara latihan teknik passing bola bawah sepakbola yang dilakukan secara
berulang-ulang. Bagian-bagian teknik passing bola bawah sepakbola
dipelajari secara berulang-ulang. Dengan latihan teknik passing bola bawah
sepakbola yang dilakukan secara berulang-ulang, maka akan mendukung
kemampuan passing bola bawah sepakbola menjadi lebih baik.
Sedangkan metode game merupakan bentuk latihan teknik passing
bola bawah sepakbola yang dikemas dalam bentuk permainan kecil. Siswa
melakukan permainan sepakbola mini dengan teknik khusus passing bola
bawah. Latihan teknik passing bola bawah sepakbola yang dikemas dalam

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

bentuk permainan mengakibatkan teknik passing bola bawah kurang


terkontrol, bahkan akan sering terjadi kesalahan.
Berdasarkan hasil penghitungan prosentase peningkatan kemampuan
passing bola bawah sepakbola diketahui bahwa, kelompok 1 (metode drill)
memiliki nilai prosentase peningkatan kemampuan servis atas bolavoli
53,40% Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan passing
bola bawah sepakbola sebesar 28,99%. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa, metode drill memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap
peningkatan kemampuan passing bola bawah sepakbola daripada kelompok 2
(metode game).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,
ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dari hasil penelitian tersebut
dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan metode drill dan game terhadap
kemampuan passing bola bawah dalam sepakbola pada siswa usia 12-14
tahun Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia Karanganyar tahun 2012, dengan
nilai perhitungan thit sebesar 3,8326 dan ttabel sebesar 2,093 pada taraf
signifikasi 5%.
2. Metode drill lebih baik pengaruhnya daripada metode game terhadap
kemampuan passing bola bawah dalam sepakbola pada siswa usia 12-14
tahun Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia Karanganyar tahun 2012.
Kelompok 1 (kelompok metode drill) memiliki peningkatan kemampuan
passing bola bawah sepakbola sebesar 53.40%. Sedangkan kelompok 2
(kelompok metode game) memiliki peningkatan sebesar 28.99%.

B. Implikasi

Berdasarkan pada hasil simpulan dalam penelitian ini, ternyata metode


drill dan metode game memberikan pengaruh terhadap kemampuan passing bola
bawah dalam sepakbola pada siswa usia 12-14 tahun Sekolah Sepakbola Pesat
Indonesia Karangayar tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa, setiap variabel
memiliki implikasi baik secara bersama-sama atau secara sendiri-sendiri. Atas
dasar hasil penelitian dapat dijelaskan implikasi yang ditimbulkan antara lain
sebagai berikut:

commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

1. Metode drill dan game merupakan bentuk latihan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan passing bola bawah dalam permainan sepakbola.
Metode drill merupakan latihan teknik passing bola bawah sepakbola yang
dilakukan secara berulang-ulang. Tahapan-tahapan teknik passing bola bawah
sepakbola dipelajari secara berulang-ulang. Dengan latihan secara berulang-
ulang, maka siswa akan menguasai teknik passing bola bawah sepakbola yang
benar. Dengan menguasai teknik passing bola bawah yang benar, maka akan
mendukung kemampuan passing bola bawah sepakbola menjadi lebih baik.
Sedangkan metode game merupakan bentuk latihan teknik passing bola bawah
sepakbola yang dikemas dalam bentuk permainan. Teknik passing bola bawah
sepakbola dipelajari dalam bentuk permainan atau dengan bermain sepakbola
dengan teknik khusus passing bola bawah. Melalui permainan tersebut, maka
hasrat gerak siswa dapat terpenuhi dan sambil bermain siswa belajar teknik
passing bola bawah sepakbola.
2. Berdasarkan karakteristik dari metode drill dan game, maka dalam usaha
meningkatkan kemampuan passing bola bawah sepakbola harus diterapkan
metode latihan yang tepat. Pada awalnya siswa harus dilatih teknik passing
bola bawah dengan benar. Jika teknik passing bola bawah sepakbola telah
dikuasai dengan benar, maka dapat ditingkatkan latihan passing bola bawah
sepakbola dalam bentuk permainan.

C. Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang


ditimbulkan, maka kepada Pelatih Sekolah Sepakbola Pesat Indonesia
Karanganyar disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Hendaknya pelatih selalu meningkatkan ilmu pengetahuannya dalam
kepelatihan olahraga prestasi agar latihan lebih berkualitas.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

2. Dalam melaksanakan latihan seorang pelatih harus memiliki perbendaharaan


metode latihan yang banyak, agar metode latihan yang dilaksanakan tidak
monoton.
3. Dalam pelaksanaan latihan hendaknya dibuat program latihan yang jelas, baik
fisik, teknik, taktik dan mental.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai