id
Oleh:
Wahyu Tyas Cahyaningrum
K.1206043
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
i
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Oleh:
WAHYU TYAS CAHYANINGRUM
K1206043
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Persetujuan Pembimbing
iii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Dekan,
iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Wahyu Tyas Cahyaningrum. K1206043. ANALISIS KESALAHAN
BERBAHASA PADA KARYA TULIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1
ANDONG KABUPATEN BOYOLALI Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2010.
v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
Hadapilah masa depan yang muram tanpa rasa takut, tetapi dengan hati yang
jantan.
(Longfellow)
vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
vii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8. Siswa dan siswi SMA Negeri 1 Andong kelas XII yang memberikan informasi
yang dapat membantu penulis dalam mengumpulkan data-data dalam
penelitian; dan
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi
ini serta tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan, khususnya
dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia.
Penulis
ix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................. i
PENGAJUAN .................................................................................................. ii
PERSETUJUAN .............................................................................................. iii
PENGESAHAN ............................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 7
1. Analisis Kesalahan Berbahasa .................................................... 7
a. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa ........................... 7
b. Pengertian tentang Kesalahan ............................................... 8
c. Fungsi Analisis Kesalahan .................................................... 12
d. Kesalahan Berbahasa ........................................................... 12
2. Jenis Kesalahan Berbahasa ......................................................... 13
a. Kesalahan Ejaan.................................................................... 14
b. Pilihan Kata atau Diksi ......................................................... 29
c. Penyusunan Kalimat ............................................................. 31
x
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Implikasi............................................................................................ 89
C. Saran.................................................................................................. 91
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 92
LAMPIRAN
xii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Pembagian Waktu Penelitian ..................................................................... 41
2. Identifikasi Data Sampel ............................................................................ 48
3. Data Kesalahan Huruf Kapital ................................................................... 49
4. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik .................................................. 52
5. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Koma ................................................ 53
6. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik Dua .......................................... 55
7. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik Koma ....................................... 56
8. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Apostrof............................................ 57
9. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Petik.................................................. 58
10. Data Kesalahan Penggunaan Kata Depan.................................................. 60
11. Data Kesalahan Penggunaan Kata Turunan............................................... 61
12. Data Kesalahan Penggunaan Cetak Miring ............................................... 62
13. Data Kesalahan Penggunaan Garis Bawah ................................................ 64
14. Data Kesalahan Berbahasa......................................................................... 75
xiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Berpikir...................................................................................... 40
2. Model Analisis Interaktif ........................................................................... 48
xiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Kesalahan Karya Tulis Siswa.............................................................. 95
2. Data Hasil Wawancara dengan Guru Pembimbing Karya Tulis.................. 191
3. Data Hasil Wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia.............................. 195
4. Data Hasil Wawancara dengan Siswa.......................................................... 198
5. Dokumentasi Wawancara ............................................................................ 205
xv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
xvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
difokuskan pada karya tulis nonpenelitian, karena siswa SMA biasanya hanya
menulis karya tulis yang nonpenelitian. Yang menjadi pembeda antara karya tulis
penelitian dan nonpenelitian terutama terletak pada penyajian. Karya tulis
nonpenelitian disajikan dengan gaya dan bahasa yang lebih bebas. Diksi atau
pilihan kata cenderung lebih lentur baris demi baris. Kata-kata teknik profesional
tertentu tidak dipergunakan lagi. Walaupun demikian bahasa yang digunakan
tetaplah bahasa resmi, yaitu bahasa baku.
Hasil karya tulis akan lebih efektif bila bahasa yang digunakan adalah
bahasa dengan ejaan yang benar, pilihan kosa kata yang baku, susunan atau
struktur kalimat yang tertib dan sitematis. Oleh karena itu, penulis karya tulis
harus mempunyai pengetahuan yang cukup memadai mengenai komponen-
komponen kebahasaan.
Karya tulis atau karya ilmiah banyak ragamnya, misalnya ada yang
berbentuk laporan, artikel, jurnal, skripsi, buku-buku ilmiah dan sebagainya.
Setiap ragam sudah tentu memiliki ciri-ciri masing-masing. Oleh karena itu, sulit
untuk memberikan pengertian yang mewakili semua karya ilmiah. Brotowidjojo
(dalam Amir, 2007: 105) menyatakan bahwa karangan ilmiah adalah karangan
ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar. Selain itu, di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Depdikbud, 2005: 511 ) menjelaskan mengenai karya ilmiah berupa
laporan yaitu 1) sesuatu yang dilaporkan, 2) berita. Dari semua kepentingan
dituliskannya suatu karya ilmiah ada satu maksud yang sama, yaitu
berkomunikasi dengan orang lain tentang ilmu.
Penulis karya ilmiah yang kurang teliti atau memang kurang memahami
penggunaan bahasa Indonesia yang benar dapat dikatakan bahwa mereka kurang
menyadari kaidah-kaidah penggunaan bahasa Indonesia dalam karya tulis. Oleh
sebab itu, sering penulis menemukan penggunaan bahasa Indonesia yang tidak
tepat dalam karya tulis yang dibuat oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong
Kabupaten Boyolali. Penulis sebagai calon pengajar bahasa Indonesia sekaligus
berperan sebagai mahasiswa bahasa Indonesia merasa terpanggil untuk
xvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
memecahkan masalah penulisan karya tulis yang baik dan benar. Keadaan ini
tidak dapat dibiarkan begitu saja dan terus berlanjut.
Kebakuan bahasa dalam karya ilmiah harus diupayakan melalui proses.
Untuk mengadakan perbaikan diperlukan deskripsi data tentang kemampuan riil
penggunaan bahasa Indonesia dalam karya tulis. Kegiatan menganalisis
pemakaian bahasa Indonesia dalam karya tulis dipandang sangat penting.
Berdasarkan pengamatan penulis, penulis sering menemukan kesalahan
penggunaan bahasa Indonesia dalam karya tulis siswa yang ditulis oleh siswa
SMA. Dalam hal yang sama, penulis juga sering menemukan kesalahan
penggunaan bahasa Indonesia dalam karya tulis yang ditulis oleh siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Andong Kabupaten Boyolali.
Perlu ditegaskan bahwa penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar sesuai dengan kaidah yang berlaku merupakan cermin dari sikap si pemakai
bahasa tersebut terhadap bahasa Indonesia yang dipakainya. Jika bahasa Indonesia
yang dipakainya acak-acakkan atau serampangan, ini menunjukkan bahwa
pemakai bahasa kurang memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia.
Analisis kesalahan bahasa memberikan banyak keuntungan terutama
yang bertalian dengan kegiatan pengajaran bahasa. Dengan analisis tersebut, akan
dapat dipahami dan dapat diungkapkan berbagai kesalahan bahasa yang dibuat
oleh siswa kelas XI SMA Nageri 1 Andong Kabupaten Boyolali dan dapat
dipahami latar belakang atau faktor penyebabnya. Sebagaimana telah
dikemukakan dapat digunakan sebagai masukan atau umpan balik dalam upaya
memperbaiki kesalahan sejenis pada waktu yang akan datang, yang pada akhirnya
dapat memperbaiki atau menyempurnakan pengajaran bahasa.
Di samping keunggulan di atas, harus pula diakui bahwa analisis
kesalahan berbahasa mengandung beberapa kelemahan. Dulay, dkk (dalam
Suwandi, 1997: 21) berpendapat bahwa sekurang-kurangnya ada tiga kelemahan
analisis kesalahan berbahasa. Pertama, kekacauan antara aspek penjelasan dan
aspek deskriptif (proses dan produk) analisis kesalahan. Pemerian suatu kesalahan
mengacu pada produk pemerolehan bahasa, sedangkan penjelasan (explanation)
suatu kesalahan penentuan asal-usul mengacu pada bahasa dari sudut
xviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
diungkapkan berbagai hal mengenai kesalahan bahasa yang dibuat siswa. Hal itu
dapat digunakan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki dan
menyempurnakan pengajaran bahasa. Untuk itu, analisis di atas sangat penting
artinya untuk lebih mengefektifkan pengajaran mata pelajaran bahasa Indonesia,
yang difokuskan pada pembinaan kemampuan menulis siswa. Dari uraian di atas,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis
Kesalahan Berbahasa Pada Karya Tulis Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Andong,
Kabupaten Boyolali.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bentuk kesalahan penggunaan ejaan pada karya tulis yang
dibuat oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten Boyolali?
2. Bagaimanakah bentuk kesalahan penggunaan pilihan kata pada karya tulis
yang dibuat oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten Boyolali?
3. Bagaimanakah bentuk kesalahan penggunaan kalimat pada karya tulis yang
dibuat oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten Boyolali?
4. Kesalahan komponen manakah yang memiliki persentase persebaran terbesar
di antara komponen ejaan, pilihan kata atau diksi, dan penyusunan kalimat
yang ada pada karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten
Boyolali?
5. Apa sajakah sumber-sumber penyebab kesalahan penggunaan bahasa
Indonesia dalam karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten
Boyolali?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tentang penggunaan bahasa Indonesia pada karya tulis ini
dilaksanakan dengan tujuan:
1. Mendeskripsikan kesalahan penggunaan ejaan pada karya tulis yang dibuat
oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten Boyolali.
xx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Tinjauan Pustaka
1. Analisis Kesalahan Berbahasa
a. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan sering disingkat anakes. Analisis kesalahan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah analisis kesalahan berbahasa. Analisis
kesalahan terdengar hanya sebagai pekerjaan yang membosankan yang berusaha
mencari-cari kesalahan. Sesungguhnya analisis kesalahan bukan hanya memiliki
pengertian yang sesempit itu, supaya lebih jelas pada bab ini juga akan sedikit
menyinggung tentang analisis kesalahan berbahasa yang berkaitan erat dengan
penelitian ini.
Parera (1993: 7) berpendapat bahwa analisis merupakan proses
menjelaskan gejala-gejala alam dengan cara: (1) membedakan, (2)
mengelompokkan, (3) menghubung-hubungkan, (4) mengendalikan, dan (5)
meramalkan. Berdasar pengertian tentang analisis tersebut, sepertinya Parera
(1993: 7) berusaha menyampaikan pengertian tentang analisis kesalahan secara
tersendiri. Menurutnya, analisis kesalahan adalah kajian dan analisis mengenai
kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa atau peserta didik atau pelajar asing
atau seseorang atau bahasa kedua.
Hastuti (1989: 45) menjelaskan bahwa analisis merupakan suatu
penyelidikan dengan tujuan ingin mengetahui sesuatu dengan kemungkinan dapat
menemukan inti permasalahan, kemudian dikupas dari berbagai segi, dikritik,
diberi ulasan (komentar) akhirnya hasil dari tindakan tersebut dapat diberi
kesimpulan untuk kemudian dipahami.
Ternyata perlu adanya suatu pengertian tentang apa sebenarnya analisis
kesalahan bahasa itu dari sekian yang telah menyampaikan pemaparannya tentang
analisis kesalahan. Guna memperoleh pengertian ini, diambilah pendapat Ellis
(dalam Tarigan dan Tarigan, 1990: 170) tentang analisis kesalahan berbahasa.
xxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Heri adalah siswa kelas satu sekolah dasar. Heri telah hafal abjad bahasa
Indonesia dan mampu menulis kata-kata bahasa Indonesia. Hari ini ia belajar
menulis. Heri sangat senang karena berhasil menulis kalimat yang sederhana,
seperti: ini Budi, Amir makan nasi, dan sebagainya. Tetapi semua kalimat
yang ditulis Heri tersebut seluruhnya tidak diakhiri dengan tanda titik karena
memang ia belum mendapat pelajaran tentang tanda baca.
Ilustrasi (1) merupakan contoh kekeliruan (mistake) karena sebenarnya
Idrus telah sangat menguasai prinsip atau teori bahwa kalimat yang ia tulis harus
diakhiri dengan tanda titik, tetapi karena tergesa-gesa maka ia lupa memberi tanda
titik pada kalimat penutup proposal yang ia kerjakan. Ilustrasi (2) adalah contoh
kesalahan (error) karena Heri yang sedang belajar memang belum menguasai
teori atau prinsip penggunaan tanda baca titik, sehingga semua kalimat yang ia
tulis tidak diakhiri dengan tanda baca titik.
Memperjelas perbedaan antara kesalahan dengan kekeliruan, Parera
(1993: 74) menyampaikan bahwa kesalahan adalah kekhilafan berlatar belakang
tentang bahasa yang memang sudah salah, kekhilafan itu dilakukan berulang-
ulang karena pengetahuan tentang kaidah bahasa yang sudah tidak benar.
Pemaparan tadi telah cukup jelas membedakan antara kesalahan dalam
arti (error) dengan kekeliruan (mistake). Adanya perbedaan antara keduanya
ternyata meminta penanganan yang berbeda pula untuk memperbaikinya.
Kesalahan karena sifatnya yang sitematis, maka perlu adanya pemerolehan prinsip
kebahasaan yang benar, baik dengan latihan remedial maupun yang lain.
Sementara itu, untuk memperbaiki kekeliruan cukup dengan pemusatan perhatian.
Pendapat lain muncul dari Hastuti (1989: 75-76) tentang konsep
kesalahan berbahasa sebagai berikut:
1) Salah adalah apa yang dilakukan (kalau ia salah) tidak betul, tidak menurut
aturan. Hal ini mungkin disebabkan oleh ketidaktahuan. Jika kesalahan ini
dihubungkan dengan penggunaan kata, maka pelaku tidak tahu kata apa yang
setepat-tepatnya dipakai.
2) Penyimpangan adalah menyimpang dari aturan yang telah ditetapkan.
Penyimpangan disebabkan oleh ketidakmauan, enggan atau malas mengikuti
xxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
aturan yang ada. Sikap berbahasa ini cenderung menuju ke pembentukan kata,
istilah, slang, jargon atau prokem.
3) Pelanggaran adalah saat pelaku dengan penuh kesadaran tidak mau menurut
aturan yang telah ditentukan. Terdapat indikasi pengaruh kedwibahasaan
dalam pelanggaran ini.
4) Kekhilafan adalah proses psikologis seseorang khilaf menerapkan teori atau
norma bahasa yang ada pada dirinya. Khilaf mengakibatkan sikap keliru
pakai. Kekhilafan dapat diartikan kekeliruan. Seperti salah ucap atau salah
susun karena kurang cermat.
Contoh berikut berusaha memberi penjelasan tentang empat konsep
kesalahan yang disampaikan oleh Hastuti tersebut.
1) a. Untuk memberantas hama tikus menggunakan alat tangkap atau bubuk
mati hewan. (salah)
b. Untuk memberantas hama tikus digunakan alat tangkap atau bubuk mati
hewan. (betul)
2) a. Banyak anak-anak membaca buku komik. (menyimpang-salah)
b. Banyak anak membaca buku komik. (tepat)
3) a. Ia mau berdatangan dalam pertemuan itu. (melanggar-salah)
b. Ia mau datang dalam pertemuan itu. (tak melanggar)
4) a. Di mana ada uang ingin aku memperbaiki rumahku. (khilaf-salah)
b. Jika ada uang ingin aku memperbaiki rumahku. (mengena)
Dari beberapa pendapat tentang kesalahan berbahasa yang telah
disampaikan, penulis justru condong pada pendapat Tarigan dan Tarigan (1990:
75) karena pendapat mereka ringkas sehingga mudah dipahami.
Hadirnya pendapat serta istilah lain yang memandang kesalahan,
bukanlah sesuatu yang membingungkan. Pemaparan di atas telah jelas. Walaupun
istilahnya berbeda ternyata penjelasan di dalamnya telah relatif lengkap mampu
menjelaskan inti yang dimaksud.
Setelah diketahui berbagai pengertian kesalahan, perlu dijelaskan bahwa
penelitian ini berusaha mencari kesalahan berbahasa berupa penyimpangan
terhadap aturan. Dengan penjelasan ini maka penelitian tidak terlalu
xxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mempersoalkan tentang kesalahan sebagai mistake atau error atau yang lain,
tetapi dengan penjelasan ini dapat diketahui penyebab kesalahan penggunaan
bahasa dan bagaimana penanganannya.
d. Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa adalah bagian konversi atau komposisi yang
menyimpang dari beberapa norma baku (norma terpilih) dari performansi bahasa
orang dewasa (Tarigan, 1990: 141). Jenis kesalahan berbahasa dapat ditinjau dari
segi penyebabnya dan dapat pula dari segi kebahasaan.
xxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berbeda dengan ragam yang lain. Menurut Chaer (1988: 4) bahasa baku adalah
salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok, yang dijadikan dasar ukuran atau
tang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Mendukung pendapat
tersebut, Moeliono (1988: 12) mengemukakan bahwa ragam itulah yang dijadikan
tolak bandingan bagi pemakaian bahasa yang benar.
Selanjutnya kesalahan bahasa yang ada yang akan dibahas pada
penelitian ini meliputi ejaan, diksi, dan penyusunan kalimat. Berikut ini akan
diuraikan dasar-dasar atau aturan yang akan digunakan untuk mencari kesalahan
penggunaan bahasa pada karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong
Kabupaten Boyolali.
a. Kesalahan Ejaan
Sabariyanto (1992: 189) mengungkapkan bahwa ejaan adalah kaidah
penulisan huruf, kata-kata, dan tanda baca. Tarigan (1986: 2) mengemukakan
bahwa ejaan adalah cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut
disiplin ilmu bahasa. Sementara Wibowo (2002: 47) menjelaskan bahwa ejaan
adalah seperangkat kaidah, aturan, atau ketentuan yang mengatur pelambangan
bunyi bahasa, termasuk bagaimana menggunakan tanda baca. Pendapat lain dari
Suryaman (1997: 7) menyatakan bahwa ejaan adalah keseluruhan peraturan
bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran, bagaimana menempatkan tanda-
tanda baca, bagaimana memotong-motong suatu kata, dan bagaimana
menghubungkan kata-kata.
Berdasarkan pengertian tentang ejaan di atas dapat disimpulkan bahwa
ejaan adalah cara ataua aturan atau kaidah menulis kata-kata dengan huruf disertai
tanda baca untuk menggambarkan bunyi ejaan suau bahasa. Kesalahan
penggunaan ejaan bahasa Indonesia banyak macamnya. Adapun yang akan
dibahas dalam penelitian ini, yaitu:
1) Pemakaian Huruf Kapital
Huruf kapital secara umum disebut juga sebagai huruf besar.
Pengertian ini tidaklah salah, tetapi akan lebih baik digunakan istilah huruf
xxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kapital, karena istilah huruf besar berhubungan dengan ukuran tetapi yang
dimaksudkan sebenarnya tentu bukan ukuran hurufnya.
Huruf besar atau huruf kapital dalam penggunaannya harus
disesuaikan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan yang diterbitkan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
(2007: 6-12). Penggunaan huruf kapital tersebut harus disesuaikan dengan
aturan sebagai berikut:
a) Sebagai huruf pertama awal kalimat.
Misalnya:
Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
b) Huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, ”Kapan kita pulang?”
”Besok pagi, dia akan berangakat.”, kata Ibu.
c) Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan
dan kitab suci, termasuk kata ganti Tuhan.
Misalnya:
Alkitab
Yang Maha Pengasih
d) Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang
diikuti nama orang.
Misalnya:
Haji Agus Salim
Sultan Hasanuddin
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Dia baru saja diangkat sebagai sultan.
Tahun ini dia pergi naik haji.
xxx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
e) Huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang
atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama istansi,
atau nama tempat.
Misalnya:
Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian
Gubernur Jawa Tengah
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.
Misalnya:
Siapa gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin Brigadir jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal
f) Huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
Mesin diesel
10 volt
g) Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
Bangsa Indonesia
Suku Sunda
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan
bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
Mengindonesiakan kata asing
Keinggris-inggrisan
xxxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
h) Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
hari Lebaran
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang
tidak dipakai sebagai nama.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
i) Huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Banyuwangi
Danau Toba
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang
tidak dipakai menjadi unsur nama diri.
Misalnya:
Berlayar ke teluk
Mandi di kali
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
dipakai sebagai nama jenis.
Misalnya:
Gula jawa
Pisang ambon
j) Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan
ketatnegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata dan.
Misalnya:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972
xxxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan resmi
negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama
dokumen resmi.
Misalnya:
Menjadi sebuah republik
Beberapa badan hukum
k) Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat nama
badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
l) Huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di
dalam nam buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata
seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi
awal.
Misalnya:
Bacalah majalah Bahasa dan sastra
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan
m) Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Misalnya:
Prof. profesor
Sdr. saudara
n) Huruf pertama petunjuk unsur kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara,
kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
”Silakan duduk, Dik!” kata Ucok.
Besok Paman akan datang.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
xxxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kaka dan adik saya sudah berkeluarga.
o) Huruf pertama kata ganti Anda.
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.
xxxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(2) Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar
(3) Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu
(4) Dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu
(5) Dipakai diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan
tanda tanya atau seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka
(6) (a) Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
(b) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
(7) Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau
kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya
(8) Tidak dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat atau nama dan
alamat penerima surat
Bentuk tanda baca titik memang sangat sederhana, tetapi
penggunaannya tidak bisa sembarangan. Dalam berbahasa, khususnya tulis,
pengguna bahasa harus mentaati aturan atau tata cara penggunaan tanda titik
seperti telah dibicarakan di atas. Oleh sebab itu, penguasaan penggunaan tanda
titik harus dimiliki oleh setiap penulis.
b) Tanda koma (,)
Tanda baca koma di antaranya dipergunakan sebagai berikut.
(1) Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
(2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang satu
dengan kalimat setara berikutnya yang didahului kata tetapi atau
melainkan.
(3) (a) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat, jika anak kalimat itu mendahului anak kalimat.
(b) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimat.
xxxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(4) Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar
kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh,
karena itu, namun, jadi,lagi pula, meskipun, begitu, dan akan tetapi.
(5) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan, dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
(6) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
(7) Tanda koma dipakai diantara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang dituliskan berurutan.
(8) Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
(9) Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
(10) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga,
atau marga.
(11) Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau diantara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
(12) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
(13) tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
(14) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. (Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, 2007: 44-48).
c) Penggunaan Tanda Hubung (-)
Kegunaan tanda hubung adalah untuk menyambung. Meski
demikian, ada tata cara atau aturan pemakaian tanda hubung ini. Berikut
adalah hal-hal yang perlu yang perlu diperhatikan dalam penggunaan tanda
hubung seperti pendapat Tarigan (1986: 168-172).
xxxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Misalnya:
Tempat Sidang : Ruang 104
Pengantar Acara : Bambang S
Hari : Senin
Waktu : 09.30
(3) Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu : ”Bawa kopor ini, Mir!”
Amir : ”Baik, Bu.” (mengangkat kopor dan masuk)
Ibu :” Jangan lupa, letakkan baik-baik!”
(4) Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pertanyaan.
Misalnya:
Fakultas Bahasa dan Seni IKIP Bandung mempunyai Jurusan bahasa
Indonesia, Jurusan bahasa daerah, dan Jurusan bahasa asing.
(5) Tanda titik dua dipakai (a) di antara jilid atau nomor dan halaman, (b)
di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, (c) di antara anak judul
dan judul suatu karangan, atau nama kota dan penerbit buku.
Misalnya:
Tempo, I (1971), 34: 7
Samuel 1: 20
Karya Henry Guntur Tarigan, membaca: Sebagai suatu Keterampilan
Berbahasa, sudah terbit.
Gorys Keraf. 2001.Komposisi. Jakarta: Nusa Indah
e) Penggunaan Tanda titik koma (;)
Masyarakat pada umumnya belum menguasai fungsi atau kegunaan
tanda baca titik koma (;). Tanda baca titik koma sering kali tidak digunakan
oleh pengguna bahasa. Para penulis lebih memilih menggunakan tanda baca
koma dari pada tanda baca titik koma. Walaupun demikian, bukan berarti
xxxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tanda titik koma ditinggalkan oleh para penulis. Para penulis tetap ada yang
menggunakan tanda titik koma walau tidak tepat penggunaannya.
Supaya terhindar dari kesalahan penggunaan tanda titik koma
menurut Tarigan (1986: 161-162) penulis harus menguasai fungsi atau
kegunaan pemakaian tanda titik koma adalah untuk memisahkan bagian-
bagian kalimat yang sejenis dan setara, serta memisahkan kalimat yang setara
di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Pemakaian tnda titik koma akan lebih mudah dimengerti dalam
contoh sebagai berikut.
(1) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Misalnya:
Hari telah sore; makanan belum datang juga; kami sudah merasa sangat
lapar.
Badannya penat; nafasnya sesak; hatinya sedih dan duka.
(2) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di
dalam kalimat suatu majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Misalnya:
Para petani giat bekerja; anak-anak main layang-layang; para ibu
mempersiapkan makanan dan minuman.
Ani sedang menggambar pemandangan; Ida membaca buku cerita; Umi
asyik merenda; Leni asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
Setiap pemakai bahasa, khususnya tulis harus memberi perhatian
tersendiri jika akan menggunakan tanda baca ini. Tanpa pemahaman yang
benar dan mantap penggunaan tanda baca ini justru akan menimbulkan
masalah karena tidak ketidaksesuaian dengan aturan yang ada.
f) Penggunaan Tanda pisah (-)
Tanda pisah sepintas seperti tanda hubung, tetapi pemakaian tanda
pisah tentu berbeda dengan tanda hubung. Berikut adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pemakaian tanda pisah (Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, 2007: 53).
xxxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(1) Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang
lain sehingga kalimat-kalimat menjadi lebih jelas.
(2) Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan khusus di luar bangunan kalimat.
(3) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan
arti ’sampai ke’ dengan’ atau’sampai dengan’.
xl
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xli
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3) Penulisan Kata
a) Penulisan Kata Depan
Kata depan adalah kata yang bertugas merangkaikan kata atau bagian
kalimat. Tempatnya terletak di depan kata. Kata depan dimunculkan dalam
kaitannya dengan kelas kata, bukan dalam kaitan dengan fungsinya dalam
kalimat.
Kata-kata depan yang termasuk dalam kelompok di, ke, dari, antar,
hingga, dan lewat berfungsi merangkaikan sebuah kata dengan kata yang lain
yang menyatakan tempat atau waktu (Keraf, 1991: 108). Kata depan di- dan
ke- penulisannya terpisah dengan kata yang diikutinya, sedangkan awalan di-
dan ke- penulisannya serangkai dengan kata yang diikutinya.
Kata di, ke dan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di
dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti
kepada dan daripada.
b) Penulisan Kata Ganti -ku, kau-, -mu, dan -nya
Kata gantu ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya; sedang ku, mu dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
c) Penulisan Kata Turunan
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata mendapat awalan atau
akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata mendapat awalan
dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
d) Penulisan Gabungan Kata
Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Gabungan kata, termasuk istilah
khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis
dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang
bersangkutan.
xlii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xliii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ditulis miring atau digaris bawah. Hanya kata-kata asing yang benar dicetak
miring atau digaris bawah dalam bahasa Indonesia.
xliv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) Penggunaan Denotatif-Konotatif
Menurut Keraf (1981: 28) makna denotatif disebut juga dengan
beberapa istilah lain seperti: makna denotasional, makna kognitif, makna
konseptual, makna ideasional, makna referensial, atau makn aproporsional.
Disebut makna denotasional, referensial, konseptual, atau ideasional, karena
makna itu menunjuk (denote) kepada suatu referen, konsep, atau ide tertentu
dari suatu referen. Disebut makna kognitif karena makna itu bertalian dengan
kesadaran atau pengetahuan; stimulus (dari pihak pembicara) dan respons
(dari pihak pendengar) menyangkut hal-hal yang dapat diserap pancaindra
(kesadaran) dan rasio manusia. Dan makna itu disebut juga makna
proporsional karena ia bertalian dengan informasi-informasi atau pernyataan-
pernyataan yang bersifat aktual. Makna ini, yang mengacu dengan bermacam-
macam nama, adalah makna yang paling dasar pada suatu kata. Dalam bentuk
yang murni, makna denotatif dihubungkan dengan bahasa ilmiah.
Makna konotatif masih menuruf Keraf (1981: 29) disebut juga
dengan makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Makna
konotatif adalah suatu jenis makna di mana stimulus dan respons mengandung
nilai-nilai emosional. Makna konotatif sebagian terjadi karena pembicara ingin
menimbulkan perasaan setuju-tidak setuju, senang-tidak senang dan
sebagainya pada pihak pendengar; di pihak lain, kata yang dipilih itu
memperlihatkan bahwa pembicaranya juga memendam perasaan yang sama.
b) Penggunaan Sinonim
Matthews (1997: 158) sinonim is the relation between two lexical
units with a shared meaning. Sedangkan Fromkin (1998: 165) menjelaskan
bahwa sinonim adalah beberapa kata yang mempunyai kemiripan makna tetapi
bunyi pelafalan (sound) berbeda. Dari kedua pendapat tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa sinonim adalah dua atau beberapa kata yang memiliki
kemiripan makna.
xlv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Kesesuaian
a) Penggunaan Kata Baku
Kata baku adalah kata yang cara pengucapannya atau penulisannya
sesuai dengan kaidah-kaidah standar atau kaidah yang telah dibakukan.
Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa pedoman (EYD), tata bahasa
baku, kamus umum (Kosasih, 2001: 117).
b) Penghindaran Kata Cakapan
Karya tulis siswa merupakan salah satu jenis karya tulis ilmiah,
maka dalam penulisannya hendaknya dihindari penggunaan kata-kata
cakapan. Semua kata dalam karya tulis siswa harus merupakan kata-kata
bahasa tulis. Bahasa tulis di sini yakni bahasa yang sesuai dengan kaidah
kebahasaan, yaitu sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata
Bahasa Baku.
c. Penyusunan Kalimat
Tentang kalimat, Akhadiah, dkk (1988: 116) mengatakan:
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada
praktiknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik pertama
sekali haruslah memenuhi persyaratan gramatikal. Hal ini berati kalimta itu harus
xlvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xlvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ahli yang terakhir di atas karena lebih memusatkan pandangan pada kalimat-
kalimat karya tulis yang berbeda dengan kalimat dalam media atau bentuk yang
lain. Penulis mengambil contoh dari pendapat Mustakim, disebutkan bahwa salah
satu unsur atau ciri kalimat yang baik adalah adanya variasi.
1) Kohesi dan Koherensi
Kohesi dan koherensi adalah dua unsur yang menyebabkan
sekelompok kalimat membentuk kesatuan makna. Kohesi merujuk pada
keterkaitan antar proposisi yang secara eksplisit diungkapkan oleh kalimat-
kalimat yang digunakan. Koherensi juga mengaitkan dua proposisi atau lebih,
tetapi keterkaitan di antara proposisi-proposisi tersebut tidak secara eksplisit
dinyatakan dalam kalimat-kalimat yang dipakai (Alwi, dkk, 2003: 41)
2) Kesejajaran
Menurut Suwandi (1997: 69-70) kalimat yang kurang baik dapat
dilihat dari segi kesejajaran gagasan-gagasan yang ingin diungkapkan penulis.
Ketidaksejajaran tersebut dapat dilihat pada contoh berikut. “Dewasa ini
kesadaran wanita untuk melangsingkan tubuh, perawatan kecantikan amat
gencar dipromosikan, terutama oleh produk-produk dari lusr negeri.” Kalimat
tersebut tidak menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting dan sama
fungsinya ke dalam suatu struktur atau konstruksi gramatikal yang sama.
3) Keekonomisan
Keekonomisan sangat erat kaitannya dengan keefektivan kalimat.
Kalimat efektif adalah kalimat yang tidak banyak menggunakan kata-kata
mubazir dan tidak menggunkan kata yang berkonstruksi meliuk-liuk. Sebagai
contoh kalimat yang tidak efektif yaitu, “ Peran serta sponsor dalam
mendukung adanya kompetisi ini adalah sangat besar sekali.” Kata sangat
besar sekali seharusnya tidak digunakan, cukup menggunakan kata sangat
besar atau besar sekali.
3. Pengertian Menulis
Menurut Tarigan (1993: 21), menulis adalah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
xlviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xlix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
l
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
li
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berjudul Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa Pada Surat Dinas Keluar Kantor
Gerakan Pramuka Kwartir Cabang 11.13 Karanganyar Periode Januari sampai
Desember 2006, yang bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan penggunaan
bahasa berupa kesalahan ejaan, pemilihan kata dan kalimat.
Penelitian yang dilakukan Sarwiji Suwandi, menemukan bahwa
mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNS kurang mahir dalam
menggunakan bahasa Indonesia. Kekurangan itu mencakupi bidang tata bahasa,
pendiksian, penyusunan kalimat, penggunaan piranti kohesi, ejaan, dan penalaran.
Dalam penelitian tersebut hanya menjelaskan tentang bentuk kesalahan
pemakaian bahasa Indonesia dan penyebab kesalahan pemakaian. Dengan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam skripsi maka akan
menunjukkan citra kecendikiaan seseorang.
Penelitian yang dilakukan Budi Santoso, terhadap kemampuan menulis
mahasiswa jurusan nonbahasa dan sastra Indonesia Universitas Islam Malang,
menemukan bentuk kesalahan berbahasa dalam skripsi mahasiswa jurusan
nonbahasa dan sastra Indonesia Universitas Islam Malang dalam hal penyusunan
kalimat efektif: (1) syarat kelengkapan, (2) syarat kesejajaran, (3) syarat
kebernalaran, (4) syarat kecermatan, dan (5) syarat kegramatikalan.
Perbedaan spesifik antara penelitian yang dilakukan oleh Budi Santoso
dengan penelitian ini terletak pada objek kajiannya. Budi Santoso mengkaji
mengenai bahasa dalam skripsi mahasiswa jurusan nonbahasa, yaitu hanya
mengenai syarat kelengkapan, kesejajaran, kebernalaran, kecermatan, dan
kegramatikalan tanpa mencari faktor penyebab terjadinya kesalahan tersebut.
Sedangkan dalam penelitian ini mengkaji mengenai bahasa yang digunakan dalam
karya tulis siswa. Tidak hanya jenis-jenis kesalahan yang dikaji dalam penelitian
ini, dan juga faktor yang menyebabkan timbulnya kesalahan dalam penulisan
karya tulis siswa.
Penelitian yang dilakukan Denny Oktavina Radianto menunjukkan: (1)
terdapat kesalahan penggunaan ejaan yang berupa penggunaan huruf kapital,
cetak miring dan garis bawah, kata depan, serta tanda baca yang berupa tanda:
titik, koma, titik koma, titik dua, pisah, hubung, kurung, dan petik dalam surat
lii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dinas dengan presentase kesalahan 17, 65% dari seluruh jumlah kesalahan yang
mencapai 326 kasus, (2) terdapat kesalahan penggunaan diksi dari segi kebakuan,
ketepatan, kehematan, dan keumuman dalam surat dinas dengan presentase 17,
65% dari kasus 146 kesalahan diksi keseluruhan, dan (3) terdapat kesalahan
penggunaan kalimat dari segi kelogisan dan kesatuan susunan pada surat dinas
dengan presentase kesalahan 67, 71% dengan jumlah kasus sebanyak 16.
Perbedaan spesifik antara penelitian yang dilakukan oleh Denny
Oktavina Radianto dengan penelitian ini, yaitu terletak pada objek kajiannya.
Denny Oktavina Radianto mengkaji mengenai bahasa dalam surat dinas, yaitu
hanya meneliti mengenai bentuk-bentuk kesalahan berbahasa yang meliputi kata,
ejaan, dan kalimat tanpa mencari tahu faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan
tersebut. Sedangkan dalam penelitian ini mengkaji mengenai bahasa yang
digunakan dalam karya tulis siswa. Tidak hanya jenis-jenis kesalahan yang dikaji
dalam penelitian ini, dan juga faktor yang menyebabkan timbulnya kesalahan
dalam penulisan karya tulis siswa.
C. Kerangka Berpikir
Kegiatan Berdasarkan uraian di muka kiranya dapat dinyatakan bahwa
menulis ilmiah merupakan suatu keterampilan kognitif yang kompleks. Terdapat
sejumlah komponen yang harus dipahami dan dikuasai penulis agar ia dapat
menyusun sebuah tulisan yang baik. Komponen-komponen itu adalah tujuan
menulis, isi tulisan, kemahiran atau keterampilan bahasa sebagai medium ekspresi
dan kemampuan mekanis atau teknik penulisan. Berdasarkan uraian itu terlihat,
sesungguhnya penulis bertalian dengan dua hal pokok: (1) substansi persoalan
atau isi yang akan disampaikan dan (2), bagaimana menyampaikan isi itu kepada
pembaca (atau cara penyampaian gagasan). Kedua hal itu tidak dapat dipisahkan.
Arena menulis merupakan kegiatan kognitif yang kompleks, maka wajar
jika di dalam sebuah tulisan terdapat kesalahan (termasuk kesalahan penggunaan
bahasa). Tetapi bagaimanapun kesalahan adalah kesalahan. Kesalahan
mempergunakan bahasa menghambat proses komunikasi. Gagasan yang
dikemukakan penulis tidak dapat sepenuhnya dipahami oleh pembaca. Dalam
liii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
konteks pengajaran bahasa, para pakar linguistik dan pengajar bahasa sependapat
bahwa kesalahan berbahasa itu mengganggu pencapaian tujuan pengajaran
bahasa. Oleh karena itu, kesalahan berbahasa yang sering dibuat siswa harus
dikurangi dan kalau dapat dihilangkan sama sekali, karena kalau tidak,
dikhawatirkan kesalahan itu akan memfosil.
Karya tulis dapat dibedakan menjadi karya tulis ilmiah dan karya tulis
nonilmiah. Karya tulis yang dibuat siswa biasanya berbentuk karya tulis ilmiah.
Karya ilmiah tersebut berbentuk laporan. Dalam laporan penelitian yang
dilakukan siswa masih saja terdapat kesalahan-kesalahan. Kesalahan bisa saja
disebabkan ketidak sengajaan maupun adanya kekurangannya pengetahuan siswa
tentang dunia tulis menulis.
Banyak bentuk kesalahan bahasa yang ditemukan pada karya tulis siswa
yang peneliti teliti. Kesalahan yang paling sering terjadi yakni kesalahan ejaan,
pemilihan kata atau diksi, dan penyusunan kalimat. Setelah dicari bentuk-bentuk
kesalahan yang ada kemudian akan penulis simpulkan kesalahan mana yang
paling sering terjadi, sehingga dikemudian dari kesalahan tersebut tidak akan
terulang lagi.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi
kesalahan tersebut adalah dengan mengadakan analisis kesalahan penggunaan
bahasa siswa. Dengan analisis itu akan dapat diketahui dan dipahami kesalahan
apa sajakah yang masih dibuat siswa, tipe-tipe kesalahan sumber-sumber
penyebab kesalahan, dan taraf keseriusan kesalahan-kesalahan itu. Dari analisis
itu pula dapat diungkapkan hal-hal apa sajakah yang sebenarnya menjadi
kebutuhan siswa sehingga mereka memiliki kemampuan menulis karya ilmiah
yang baik. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, maka alur kerangka
pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut.
liv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis
Karya Tulis
Kesalahan ejaan
Pilihan kata
Penyusunan kalimat
Kesimpulan
lv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
lvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Sumber Data
Data yang dikaji dalam penelitian ini berupa data kualitatif. Menurut
Sutopo (2002: 49-51), jenis-jenis sumber data dalam penelitian kualitatif adalah
narasumber/informan, peristiwa/aktivitas, tempat/lokasi, dan dokumen/arsip.
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Dokumen
Dokumen yang digunakan ini berupa arsip karya tulis siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali dan transkrip hasil wawancara
terhadap narasumber, baik guru bahasa Indonesia dan guru pembimbing karya
tulis maupun siswa.
2. Informan
Informan yang dipilih adalah salah satu guru bahasa Indonesia SMA
Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali, yaitu Bapak Ahmad Sochib, S.Pd.
selaku yang orang memberikan informasi mengenai karya tulis yag dibuat
oleh siswa, Bapak Drs. Agus Suyono selaku guru pembimbing karya tulis, dan
beberapa siswa selaku penulis karya tulis yaitu Wanda dan Nanik kelas XII IA
1, Anisa serta Bulan kelas XII IS 2.
D. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Sumber data yang digunakan tidak sebagai yang mewakili
populasinya tetapi lebih cenderung mewakili informasinya. Objek penelitian yang
diambil adalah kelas XI, dengan pertimbangan bahwa kelas tersebut sudah pernah
membuat karya tulis, yaitu sebagai syarat kenaikan kelas.
lvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bentuk proses yang berbentuk siklus (Sutopo, 2002: 94). Adapun ketiga
komponen itu antara lain:
1. Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan ini berlangsung
terus menerus selama penelitian. Dalam penelitian ini, setelah data tentang
tipe-tipe kesalahan berbahasa Indonesia dalam karya tulis siswa selesai
dilakukan, kemudian data tersebut disederhanakan dan diseleksi yang kiranya
dapat mewakili analisis.
2. Penyajian data
Sajian data merupakan bagian yang penting dalam analisis data. Miles
dan Huberman (1992: 17) mengartikan sebagai sekumpulan informasi
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Setelah reduksi data selesai dilakukan, kemudian
disajikan dalam bentuk laporan yang sistematis yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.
3. Penarikan kesimpulan/Verifikasi
Kesimpulan merupakan jawaban dari permasalahan yang muncul
dalam penelitian. Selain itu, dalam kesimpulan dapat diketahui apakah tujuan
penelitian ini dapat dicapai atau tidak. kesimpulan ini juga untuk memperkuat
dan mempertanggungjawabkan temuan penelitian. Penarikan kesimpulan
didasarkan pada pengorganisasian informasi yang diperoleh dalam analisis
data.
lx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengumpulan Data
Penarikan Kesimpulan
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah rangkaian tahap kegiatan penelitian dari awal
hingga akhir. Tahap-tahap penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan prapenelitian untuk mendapatkan gambaran tentanng objek
penelitian
b. Mengajukan judul dan membuat proposal
c. Mengumpulkan data sesuai dengan teknik pengumpulan data yang telah
direncanakan
2. Tahap Analisis Data
a. Mengelompokan data yang terkumpul sesuai dengan tujuan peneliti
b. Menganalisis dokumen berupa karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1
Andong Kabupaten Boyolali.
3. Tahap Akhir
a. Menulis kesimpulan akhir dari seluruh analisis yang telah dilakukan
b. Menyusun laporan penelitian
lxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
lxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Data yang terdapat dalam tabel tersebut adalah sampel yang penulis
gunakan untuk diteliti. Sampel diteliti berdasarkan kesalahan ejaaan, pilihan kata
atau diksi, dan penyusunan kalimat.
J. Hasil Penelitian
1. Kesalahan Penggunaan Ejaan
a. Pemakaian Huruf Kapital
Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa, kesalahan merupakan
faktor penghambat tercapainya tujuan. Dalam komunikasi umum, kesalahan
berbahasa mengganggu pemahaman komunikasi. Oleh karena itu, baik dalam
kaitanya dengan pembelajaran bahasa atau komunikasi umum, kesalahan
berbahasa harus dikurangi semaksimal mungkin. Untuk dapat menekan kesalahan
tersebut perlu diadakan analisis yang disebut analisis kesalahan berbahasa.
Penggunaan huruf kapital harus sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempunakan. Terdapat banyak ketentuan penggunaan
huruf kapital dalam kalimat Di bawah ini adalah bentuk-bentuk kesalahan
penggunaan huruf kapital yang berperan sebagai perwakilan dari setiap data yang
digunakan sebagai sampel.
lxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Penulisan tanda titik dalam tabel di atas selain nomor 34 dan 40 tidak tepat
karena tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan. Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.
2. Penulisan tanda titik dalam tabel di atas nomor 34 dan 40 tidak tepat karena
tanda titik dipakai untuk mengakhiri singkatan nama gelar. Penulisan yang
tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.
lxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) Penulisan tanda titik dua dalam tabel di atas nomor 1 dan 4 tidak tepat karena
tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau perintah. Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom
pembenaran.
b) Penulisan tanda titik dua dalam tabel di atas nomor 2 dan 3 tidak tepat karena
tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan perintah.
Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.
lxxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulisan tanda titik koma dalam tabel di atas semuanya tidak tepat.
Kesalahan tersebut tidak tepat karena tanda titik koma dipakai untuk memisahkan
bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Penulisan yang tepat dapat dilihat
pada kolom pembenaran.
Penulisan tanda penyingkat atau apostrof dalam tabel di atas tidak tepat
karena tanda penyingkat hanya menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian anka tahun. Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.
lxxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) Penulisan tanda hubung dalam tabel di atas nomor 1 tidak tepat karena tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan –an,
(iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama
jabatan rangkap. Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.
b) Penulisan tanda hubung dalam tabel di atas nomor 2 dan 3 tidak tepat karena
tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang. Penulisan
yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.
Penulisan tanda petik dalam tabel di atas tidak tepat karena tanda petik
dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lain; mengapit judul syair, karangan, atau bab buku
yang dipakai dalam kalimat; mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus; sebagai penutup mengikuti tanda baca yang
mengakhiri petikan langsung; dan sebagai tanda baca penutup kalimat atau bagian
lxxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan
yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.
lxxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Data di atas adalah data kesalahan penulisan kata depan yang peneliti
temukan pada sampel yang peneliti teliti. Kesalahan penggunaan kata depan
pada sampel hanya ditemukan pada bentuk penggunaan di dan ke. Kata depan
di dan ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada
dan daripada.
lxxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kata benar untuk ditulis miring atau digaris bawah. Hanya kata-kata asing
yang benar dicetak miring atau digaris bawah dalam bahasa Indonesia. Berikut
kesalahan penggunaan tanda garis miring atau garis bawah pada sampel yang
peneliti teliti.
lxxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) Penulisan huruf miring dalam tabel di atas nomor 1, 2, 3, 4, 5, 36, 37, 38, 43,
44, 45, 53, 54, 56, 60, 61, 62, 63, 64, 65 dan 67 tidak tepat karena huruf
miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan
surat kabar yang dikutip dalam tulisan, serta dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Penulisan yang
tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.
2) Penulisan huruf miring dalam tabel di atas nomor 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35,
39, 40, 41, 42, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 55, 57, 58, 59, 66, 68, 69, 70, 71, dan
72 tidak tepat karena huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan
nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.
Penulisan garis bawah pada tabel di atas tidak tepat. Garis bawah
digunakan sebagai pengganti garis miring. Apabila sudah menggunakan garis
miring, maka garis bawah tidak dipergunakan lagi. Penggunaan yang tepat dapat
dilihat pada kolom pembenaran.
lxxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Ketepatan
1) Penggunaan Denotatif-Konotatif
Sebagaimana telah dikemukakan analisis ketepatan pilihan kata
dilihat dari segi dnotatif dan konotatif kata, dalam penelitian ini hanya dibatasi
pada ketepatan denotasi. Berikut ini dikemukakan kata yang tidak tepat dari
segi denotasinya.
a) Penulisan telah mengunjungi tempat wisata di daerah Bandung Selatan.
b) Teh merupakan salah satu sumber daya alam yang dihasilkan dari
pengolahan pucuk (daun muda) ...
c) ... adalah penunjang keberhasilan kaum petani, untuk keaktifan dalam
memberikan penerangan demi kemajuan bersama.
d) ... dipercaya dapat melangsingkan tubuh oleh orang yang
mengkonsumsinya.
e) ... kita wajib melestarikan dan menjaga kebedaan pabrik tersebut.
f) Untuk pengarahan atau fasilitas yang terdapat di pabrik teh itu supaya
ditingkatkan seperti pemandu penjelasan tentang pembuatan teh ...
g) ... yang telah melahirkan dan membesarkan kita dengan ...
h) ... keterbatasan bahan dan pengetahuan di dalam penelitian ini maka
penulis bertujuan sebagai berikut.
i) Sebaiknya pabrik teh Rancabali meningkatkan kualitas pengolahan teh
dengan cara menambah profesionalisasi pekerjanya dan ...
j) Seharusnya lebih diefektivitaskan kinerja tenaga kerjanya agar teh hijau
dapat menembus pasar ekspor dunia.
Jika kalimat a) kita cermati, maka akan segera kita ketahui bahwa
penggunaan kata penulisan dalam kalimat tersebut tidak tepat. Kata penulis
akan lebih tepat digunakan melihat konteks kalimat yang telah ada.
Penggunaan kata pengolahan pada kalimat b) kurang tepat sebab konteks
kalimat seperti itu akan lebih tepat jika menggunakan kata olahan.
Kata keaktifan jelas berbeda dengan kata aktif. Kata keaktifan
diartikan ”kegiatan; kesibukan’ (KBBI, 2005: 23). Sementara itu, kata aktif
lxxx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Sinonim
Penggunaaan kata bersinonim di bawah ini tidak tepat.
a) Adapun maksud dan tujuan penyusunan karya tulis ini adalah untuk
laporan hasil karya tulis.
b) Kepada para pengelola hendaknya semakin tekun dan rajin dalam bekerja
demi tercapainya ...
c) Produksi teh Rancabali mempunyai bermacam-macam dan bervariasi
rasa.
Kata maksud, antara lain berarti ‘yang dikehendaki; tujuan; niat;
kehendak’ (KBBI, 2005: 704). Dengan demikian jelaslah bahwa kata maksud
bersinonim dengan kata tujuan. Karena kedua kata tersebut bersinonim maka
penggunaan kata dan dalam kalimat a) tidak tepat, sedangkan yang tepat
lxxxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
adalah konjungtor atau. Kata tekun bersinonim dengan kata rajin, begitu pula
dengan kata bermacam-macam dan bervariasi. Dengan demikian penggunaan
kedua kata tersebut secara bersamaan tentu kurang tepat. Kesalahan ketiga
kalimat di atas dapat diperbaiki berikut ini.
a) Adapun maksud atau tujuan penyusunan karya tulis ini adalah untuk
laporan hasil karya tulis.
b) Kepada para pengelola hendaknya semakin tekun dalam bekerja demi
tercapainya ...
c) Kepada para pengelola hendaknya semakin rajin dalam bekerja demi
tercapainya ...
d) Produksi teh Rancabali mempunyai bermacam-macam rasa.
Produksi teh Rancabali mempunyai bervariasi rasa.
lxxxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
i) Kami menyadari bahwa karya tulis ini sangat belum dapat dikatakan
sempurna.
Penggunaan kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di atas
tidak digunakan secara ekonomis. Penggunaan kata yang dicetak miring pada
kalimat a), b), c), d), g), h), i) bersifat redundan. Kata tersebut dan frasa di
atas sama-sama mengacu pada sesuatu yang telah dikatakan (judul). Oleh
karena itu, cukup dikatakan judul di atas, judul tersebutBermacam-macam
dalam kalimat f) bersinonim dengan kata jenis, maka penggunaannya dalam
kalimat cukup digunakan salah satu. Perbaikan kalimat-kalimat di atas
dikemukakan berikut ini.
a) Bapak ibu guru serta karyawan-karyawati yang kami hormati.
b) Dengan terselesainya penulisan karya tulis ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada.
c) ... penulis mohon maaf dikarenakan masih dalam tahap pembelajaran.
d) Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kekhilafan
dalam penyusunan karya tulis ini ...
e) Adapun alasan pemilihan judul tersebut adalah.
f) Selain terdapat diorama juga terdapat bermacam-macam pesawat yang
dipergunakan pada masa perjuangan.
g) ... tentang pembuatan teh itu sangat kurang jumlahnya dibandingkan
dengan orang yang akan mendengarkannya.
h) Rancabali adalah pabrik teh yang berkualitas, karena di dalam pabriknya
ruangannya sangat bersih dan terjaga.
i) Kami menyadari bahwa karya tulis ini belum dapat dikatakan sempurna.
b. Kesesuaian
1) Penggunaan Kata Baku
Penggunaan kata tidak baku pada sampel dapat dilihat berikut ini.
a) Keinginan untuk mengetahui teori maupun praktek tentang proses
produksi teh di Bandung Selatan.
lxxxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b) ... Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan petunjuk dan
rohmadNya.
c) Kenaikan harga solar membuat keuntungan yang diperoleh makin sedikit.
d) Tapi harus memperhatikan konsumen secara serius.
e) Agar nambah pengetahuan kita mengenai teh.
f) Tahap tersebut harus diimbangi dengan pensortiran daun-daun yang ...
g) ... lalu daun teh yang sudah kering dimasukkan kantung dan tentunya
dengan rasa yang berfareasi.
h) Karya tulis ini telah disetujui dan disyahkan pada.
i) Terlebih berdasarkan nasehat ahli botani negeri Belanda, Junghun ...
j) Sartasi adalah proses yang bertujuan untuk memisahkan jenis teh sesuai
dengan ukuran (kwalitas) masing-masing.
k) Atas terselesainya karya tulis ini kami ucapkan terimakasih kepada:
lxxxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Koherensi
Kalimat yang tidak koheren terlihat berikut ini.
1) Dalam penyusunan karya tulis ini, kami memilih judul ...
2) Karena daerahnya masih dianggap baik, baik jenis dan iklimnya yang
sangat cocok untuk ditanami teh ...
3) Dapat memberi informasi tentang dunia usaha dan mengetahui cara untuk
mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam memproduksi teh.
4) Serta sejarah berdirinya pabrik teh Rancabali.
5) Dapat menjadi pengalaman kami yang penuh manfaat , agar kami kelak
nanti bisa menciptakan wahana kerja dalam bidang apapun.
6) Dan dalam penyusunan karya tulis ini tentu belumlah sempurna, sebaiknya
di masa yang akan datang dapat disempurnakan lagi.
7) Dikarenakan adanya faktor keterbatasan bahan dan pengetahuan di dalam
penelitian ini maka penulis bertujuan sebagai berikut.
Kesatuan susunan (koherensi) kalimat 1), 4), dan 6) di atas menjadi
kabur karena kedudukan subjek dan predikat tidak jelas, terutama karena salah
menggunakan kata depan. Kalimat-kalimat tersebut dapat diperbaiki berikut
ini.
1) Penyusunan karya tulis ini memilih judul ...
Dalam penyusunan karya tulis ini dipilih judul ...
4) Sejarah berdirinya pabrik teh Rancabali.
6) Penyusunan karya tulis ini tentu belumlah sempurna, sebaiknya di masa
yang akan datang dapat disempurnakan lagi.
Kalimat 2), 3), 5), dan 7) juga tidak koheren. Ketidakkoherenan
kalimat tersebut disebabkan kalimat tersebut tidak memiliki subjek. Tidak
adanya subjek mengakibatkan kalimat tersebut menjadi kabur dan tidak logis.
lxxxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Kesejajaran
Kalimat yang kurang baik dilihat dari segi kesejajaran gagasan-
gagasan yang ingin diungkapkan penulisnya terlihat pada kalimat-kalimat
berikut ini.
1) Proses ini bertujuan untuk memisahkan, memurnikan, dan membentuk
jenis mutu agar teh dapat diterima baik dipasaran lokal maupun ekspor.
2) Yaitu kami mengumpulkan data melalui pengamatan langsung dan
catatan dengan sistematika terhadap objek yang dituju yaitu pembuatan
teh.
3) Eratnya hubungan antara ilmu pengetahuan dengan ilmu ekonomi melalui
usaha dan keuntungan.
4) Selanjutnya diikuti dengan proses oksidasi biasa, pengeringan, dan proses
penyortiran.
Kalimat 1) di atas tidak menempatkan posisi yang sama. Kata lokal
akan sejajar posisinya bila disandingkan dengan kata internasional. Kalimat 2)
tidak menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting dan sam fungsinya de
dalam suatu struktur atau konstruksi gramatikal yang sama. Gagasan pertama
dikemukakan dalam bentuk verba, pengamatan, sedangkan yang kedua
dikemukakan dengan bentuk nomina, catatan. Demikian juga dengan kalimat
3) dan 4) gagasan-gagasan yang dikemukakan dalam kalimat tersebut tidak
dikemukakan dalam konstruksi gramatikal yang sama. Perbaikan kalimat-
kalimat di atas agar menjadi kalimat efektif adalah berikut.
1) Proses ini bertujuan untuk memisahkan, memurnikan, dan membentuk
jenis mutu agar teh dapat diterima baik dipasaran lokal maupun
internasional.
2) Yaitu kami mengumpulkan data melalui pengamatan langsung dan
pencatatan dengan sistematika terhadap objek yang dituju yaitu pembuatan
teh.
3) Eratnya hubungan antara ilmu pengetahuan dengan ilmu ekonomi melalui
usaha dan untung.
lxxxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kata sinonim 3
Kata secara ekonomis 9
Kesesuaian Kata baku 11
Kata cakapan 4
Penyusunan kalimat Kohesi 4
Koherensi 7
kesejajaran 4
Jumlah total 303
xc
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Kesalahan ejaan
1) Huruf kapital
62 X 100% = 20, 46 %
303
2) Tanda titik
40 X 100% = 13, 20 %
303
3) Tanda koma
32 X 100% = 10,56 %
303
4) Tanda titik dua
4 X 100% = 1, 32 %
303
5) Tanda koma
18 X 100% = 5, 94 %
303
6) Tanda apostrof
4 X 100% = 1, 32 %
303
7) Tanda hubung
3 X 100% = 0,99 %
303
8) Tanda petik
3 X 100% = 0,99 %
303
xci
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9) Tanda pisah
1 X 100% = 0,33 %
303
10) Kata depan
17 X 100% = 5, 62 %
303
11) Kata turunan
20 X 100% = 6, 60 %
303
12) Cetak miring
72 X 100% = 23, 76 %
303
13) Garis bawah
4 X 100% = 1, 32 %
303
b. Kesalahan diksi atau pilihan kata
1) Ketepatan
a) Kata denotasi
10 X 100% = 3, 30 %
303
b) Kata sinonim
3 X 100% = 0,99 %
303
c) Kata secara ekonomis
9 X 100% = 2, 97 %
303
2) Kesesuaian
a) Kata baku
11 X 100% = 3, 63 %
303
xcii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b) Kata cakapan
4 X 100% = 1, 32 %
303
c. Kesalahan penyusunan kalimat
1) Kohesi
4 X 100% = 1, 32 %
303
2) Koherensi
7 X 100% = 2, 31 %
303
3) Kesejajaran
4 X 100% = 1, 32 %
303
xciii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xciv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mereka tanpa paham dengan tulisan mereka, sehingga tanda baca tidak terlalu
diperhatikan.
Padahal, sekecil apapun kesalahan yang terjadi dalam pembuatan karya
tulis dapat membingungkan pemahaman pembaca karya tulis tersebut terutama
siswa lain yang masih berada di tingkat lebih bawah. Oleh karena itu, seorang
penulis karya tulis dalam hal ini siswa hendaknya selalu memperhatikan
keberadaan karya tulis yang mereka hasilkan, dalam hal ini biasanya karya tulis
terdahulu akan menjadi contoh dalam pembuatan karya tulis berikutnya.
Mengingat pendapat dari Tarigan ((1993: 21) bahwa menulis adalah menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang
grafik tersebut kalau mereka memahami lambang grafik itu. Jadi, menulis
merupakan suatu kegiatan mengungkapkan informasi kepada pembaca dengan
media kertas dan tinta yang menggunakan huruf-huruf (lambang-lambang grafik)
sebagai sistem tanda.
Berbicara mengenai kesalahan berbahasa pada bidang ejaan, peneliti
menemukan kesalahan yang paling dominan adalah kesalahan pada penulisan
cetak miring. Penulisan kata yang tidak tepat tersebut sebagai besar terjadi karena
menuliskan kata kata asing, kata ilmiah, maupun kata serapan yang belum ada
padanannya dalam bahasa Indonesia. Sebagai contohnya adalah penulisan kata
ilmiah Camellia Sinensis. Kata ilmiah, kata asing, dan kata serapan sesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (2007: 58) harus
dicetak miring. Namun terkadang siswa kurang memperhatikan aturan-aturan
yang ada dalam EYD tersebut.
Selain penulisan tanda baca, kesalahan lain pada bidang ejaan adalah
penggunaan kata depan dan kata turunan yang tidak tepat. Berdasarkan hasil
penelitian, peneliti selalu menemukan penggunaan kata depan sebagai contohnya
kata di depan penulisannya dirangkai, sedangkan kata turunan, misalnya kata
diekspor penulisannya dipisah. Penulisan kata-kata tersebut jelas tidak sesuai
dengan Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan.
xcv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xcvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xcvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xcviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tidak hanya isi namun juga dari segi kebahasaannya. Adapun kaitannya dengan
kesalahan tersebut terdapat pendapat dari guru pembimbing yang mengemukakan
penyebab kesalahan tersebut. Berikut kutipan pendapat Agus Suyono yang
merupakan guru pembimbing pembuatan karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri
1 Andong.
“Siswa itu konsultasi pada saya ketika waktu pengumpulannya sudah
dekat. Dan biasanya konsultasi itu dilakukan pada saat jam istirahat.
Sebenarnya sebelum study tour siswa sudah diberi kerangka penulisan
karya tulis. Pembimbing seperti saya ini tidak tahu menahu, anak buat gitu
saja. Jujur karena saya guru seni, maka hal-hal mengenai teknik penulisan
serta hal-hal yang njlimet saya abaikan. Saya mengecek paling dalam hal
penulisan yang kurang bagus, kata-kata yang sering diulang dan
sebagainya.” (Sumber: Agus Suyono).
“Ya, benar. Kalau tanya keterlibatan saya dalam pembuatan karya tulis
siswa, bagaimana ya Mbak? Saya memang tidak terlibat sama sekali dalam
pengerjaan karya tulis itu. Saya juga beberapa tahun terakhir ini tidak ikut
studi wisata, karena suatu hal. Ya mungkin masalah prinsip.” (Sumber:
Achmad Sochib).
xcix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
“O iya Mbak, dirental. Kadang kan saling iri kalau disuruh ngetik gitu.
Akhirnya dirental saja, yang penting jadi.”(Sumber: Bulan).
L. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mengkaji tentang kesalahan berbahasa pada karya tulis
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali. Peneliti melakukan
penelitian di tempat tersebut karena setelah peneliti melakukan observasi terhadap
karya tulis siswa, karya tulis siswa tersebut masih banyak terdapat kesalahan.
Selain itu, sekolah tersebut merupakan satu-satunya sekolah negeri di wilayah
kecamatan Andong, yang notabene sebagai sekolah favorit.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karya tulis siswa
tahun ajaran 2008/2009, dengan alasan bahwa tahun ajaran itu adalah tahun ajaran
terakhir bagi siswa yang membuat karya tulis. Karya tulis sebelumnya sebenarnya
masih terdapat kesalahan, tetapi karya tulis yang dibuat paling akhirlah yang
peneliti teliti. Hal ini dikarenakan mengingat siswa yang membuat karya tulis
masih belajar di sekolah tersebut sehingga peneliti bisa melakukan wawancara
secara langsung dan tidak akan kesulitan mendapatkan informasi dari penulis
karya tulis.
Sedangkan jenis kesalahan yang digunakan untuk menganalisis
kesalahan karya tulis siswa tersebut yakni berdasarkan kesalahan ejaan, pemilihan
kata atau diksi, dan penyusunan kalimat. Kesalahan bahasa sebenarnya tidak
hanya ketiga komponen itu saja, namun setelah penulis teliti kesalahan ejaan,
pemilihan kata atau diksi, dan penyusunan kalimatlah yang banyak ditemukan.
Ketiga komponen tersebut seharusnya tidak asing lagi bagi siswa, namun pada
kenyataannya masih saja dijumpai kesalahan tersebut.
ci
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
M. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap adanya kesalahan penggunaan
bahasa Indonesia dalam penulisan karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1
Andong Kabupaten Boyolali seperti yang dijelaskan pada bab IV maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Terdapat kesalahan penggunaan ejaan pada karya tulis yang dibuat oleh siswa
SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali. Kesalahan-kesalahan tersebut
meliputi (a) penggunaan huruf besar; (b) tanda baca (tanda titik (.), tanda
koma (,), tanda titik dua (:), tanda titik dua (;), tanda hubung (-), tanda pisah (-
), tanda penyingkat atau apostrof (‘), tanda petik (“…”); (c) penulisan kata
depan; (d) penggunaan kata turunan (imbuhan, awalan, sisipan); (e)
penggunaan cetak miring; dan (f) garis bawah.
2. Terdapat kesalahan penggunaan diksi atau pilihan kata pada karya tulis yang
dibuat oleh siswa SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali. Kesalahan-
kesalahan tersebut meliputi ketepatan dan kesesuaian kata. (a) Ketepatan
meliputi penggunaan kata denotasi, kata bersinonim, dan penggunaan kata
secara ekonomis. (b) Kesesuaian meliputi penggunaan kata baku dan
penghindaran kata cakapan.
3. Terdapat kesalahan penggunaan kalimat pada karya tulis yang dibuat oleh
siswa SMA Negeri 1 Andong, kabupaten Boyolali. Kesalahan-kesalahan
tersebut meliputi (a) kohesi, (b) koherensi, dan (c) kesejajaran.
4. Persentase kesalahan berbahasa dalam karya tulis siswa yang dibuat oleh
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali, sebagai berikut.
a. Kesalahan ejaan
Persentase kesalahan huruf kapital 20, 46%; tanda titik 13, 20%; tanda
koma 10,56 %; tanda titik dua 1, 32 %; tanda titik koma 5, 94 %; tanda
apostrof 1, 32 %; tanda hubung 0,99 %; tanda petik 0,99 %; tanda pisah
ciii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
civ
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga).
Jakarta: Balai Pustaka.
Amir. 2007. Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: LPP UNS dan UNS
Press.
Chaer, Abdul. 1988. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Bhratara
Karya Aksara.
Kartono, St. 2009. Menulis Tanpa Rasa Takut: Membaca Realitas dengan Kritis.
Yogyakarta: Kanisius.
Matthews, P.H. 1997. The Consise Oxford Dictionary of Linguistics. New York:
Oxford University Press http://oxforddictionary.com diakses tanggal 19
Juni 2010, pukul 11.30 WIB.
cvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Moeliono, Anton M. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
cviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1990. Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wibowo, Wahyu. 2002. Enam Langkah Jitu Agar Tulisan Anda Makin Hidup dan
enak Dibaca. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
cix