Anda di halaman 1dari 109

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

Analisis kesalahan berbahasa pada karya tulis


siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong
Kabupaten Boyolali

Oleh:
Wahyu Tyas Cahyaningrum
K.1206043
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010

i
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KARYA TULIS


SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 ANDONG
KABUPATEN BOYOLALI

Oleh:
WAHYU TYAS CAHYANINGRUM
K1206043

Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010

ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji


Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. Herman J Waluyo, M.Pd. Dr. Andayani, M.Pd.


NIP 19440315 197804 1 001 NIP 19601030 198601 2 001

iii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :

Tim Penguji Skripsi


Nama Terang Tanda tangan
Ketua : Dra. Raheni Suhita, M.Hum. .....................
Sekretaris : Drs. Edy Suryanto, M.Pd. ......................
Anggota I : Prof. Dr. Herman J Waluyo, M. Pd. ....................
Anggota II : Dr. Andayani, M. Pd. ......................

Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.


NIP 19600727 198702 1 001

iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK
Wahyu Tyas Cahyaningrum. K1206043. ANALISIS KESALAHAN
BERBAHASA PADA KARYA TULIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1
ANDONG KABUPATEN BOYOLALI Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan


mengenai (1) bentuk kesalahan penggunaan ejaan pada karya tulis siswa, (2)
bentuk kesalahan penggunaan pilihan kata atau diksi pada karya tulis siswa, (3)
bentuk kesalahan penggunaan kalimat pada karya tulis yang dibuat oleh siswa,
dan (4) persentase persebaran komponen ejaan, pilihan kata, dan penyusunan
kalimat pada karya tulis siswa, (5) penyebab terjadinya kesalahan penulisan karya
tulis siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan strategi
tunggal terpancang. Sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen yang
berupa arsip karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten
Boyolali dan catatan lapangan hasil wawancara dengan narasumber. Selain
dokumen, sumber data yang lain adalah informan, yaitu guru bahasa Indonesia,
guru pembimbing karya tulis dan beberapa siswa. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan mengkaji dokumen atau
arsip dengan menggunakan teknik analisis isi atau disebut content analysis.
Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi teori,
trianggulasi sumber, triangulasi metode, dan review informan. Teknik analisis
data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif (interaktif model
of analysis).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ditemukan
kesalahan penggunaan ejaan pada karya tulis siswa, terdapat kesalahan
penggunaan pilihan kata atau diksi pada karya tulis siswa, dan terdapat kesalahan
penggunaan kalimat pada karya tulis siswa. Besarnya persentase kesalahan pada
komponen kebahasaan tersebut adalah antara lain: (a) kesalahan huruf kapital 20,
46%; (b) tanda titik 13, 20%; (c) tanda koma 10,56 %; (d) tanda titik dua 1, 32 %;
(e) tanda titik koma 5, 94 %; (f) tanda apostrof 1, 32 %; (g) tanda hubung 0,99 %;
(h) tanda petik 0,99 %; (i) tanda pisah 0,33 %; (j) kata depan 5, 62 %; (k) kata
turunan 6, 60 %; (l) cetak miring 23, 76 %; (m) garis bawah 1, 32 %; (n) kata
denotasi 3, 30%; (o) kata sinonim 0,99 %; (p) penggunaan kata tidak ekonomis 2,
97 %; (q) kata baku 3, 63 %; (r) kata cakapan 1, 32 %; (s) kohesi 1, 32 %; (t)
koherensi 2, 31 %; dan (u) kesejajaran 1, 32%. Faktor peyebab terjadinya
kesalahan pada karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten
Boyolali tersebut antara lain: (1) sumber kesalahan yang berasal dari guru
pembimbing yaitu pembimbing yang kurang sungguh-sungguh dalam
membimbing pembuatan karya tulis siswa, (2) sumber kesalahan yang berasal dari
siswa sendiri yaitu kekurangtelitian siswa dalam membuat karya tulis siswa, dan
(3) sumber kesalahan yang berasal dari pihak lain, dalam hal ini yaitu kesalahan
yang berasal dari pihak luar yang membantu dalam pembuatan karya tulis siswa.

v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Tinggalkanlah segala keragu-raguan untuk menuju kepastian, sebab kejujuran itu


melahirkan ketenangan dan kebohongan adalah keragu-raguan.
(H.R. Tirmidzi)

Hadapilah masa depan yang muram tanpa rasa takut, tetapi dengan hati yang
jantan.
(Longfellow)

Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia karena cinta itu membangkitkan


yang hukum-hukum kemanusiaan dan gejala alami pun tak mampu mengubah
perjalanannya.
(Kahlil Gibran)

vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:


1. Bapak dan Ibu tercinta, atas doa yang tiada
pernah berhenti mengalir untukku;
2. Mbak Endang dan keluarga, mas Dwi dan
keluarga, mbak Naning serta Najwa, yang
telah memberikan semangat hingga studiku
selesai;
3. A’ Joko Febri Suhartono, Ak., atas cinta dan
dukungan yang tak pernah terhenti untukku;
4. Sahabatku (Jenny, Rihi, Asih, dan Hesti),
terimakasih untuk semua yang telah
diberikan;
5. Rekan-rekan Bastind ’06, terimakasih atas
kebersamaan yang telah kita lalui selama ini;
6. Teater Peron, yang telah mendidik dan
mendewasakan aku; dan
7. Almamater.

vii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan,


karunia, rahmat, dan hidayah-Nya kepada kita semua, terutama penulis dan
keluarga. Hanya kepada-Nya kembali segala sanjungan, kepada-Nya kami
memohon pertolongan dan ampunan, dan atas ridhonya sehingga penulis mampu
menyusun skripsi ini dengan baik, yang merupakan persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Dalam mengumpulkan data dan informasi selama proses penyusunan
skripsi ini, penulis menyadari tidak dapat bekerja seorang diri melainkan bekerja
sama dengan berbagai pihak. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
izin penulisan skripsi ini;
2. Drs. Suparno, M. Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan izin dalam penulisan skripsi ini;
3. Drs. Slamet Mulyono, M. Pd., Ketua Program Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan izin dalam penulisan skripsi ini;
4. Prof. Dr. Herman J Waluyo, M. Pd., sebagai pembimbing skripsi I yang
senantiasa dengan sabar dan perhatian membimbing penulis dalam menyusun
skripsi ini;
5. Dr. Andayani, M.Pd., selaku pembimbing skripsi II yang selalu sabar
memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini;
6. Bapak Ahmad Sochib, S.Pd., selaku guru bahasa Indonesia SMA Negeri 1
Andong yang senantiasa memberikan informasi dan semangat kepada penulis;
7. Bapak Drs. Agus Suyono; selaku guru pembimbing karya tulis siswa SMA
Negeri 1 Andong yang telah bersedia menjadi narasumber sehingga penulis
memperoleh informasi yang mendalam;

viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8. Siswa dan siswi SMA Negeri 1 Andong kelas XII yang memberikan informasi
yang dapat membantu penulis dalam mengumpulkan data-data dalam
penelitian; dan
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi
ini serta tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan, khususnya
dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia.

Surakarta, Juni 2010

Penulis

ix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................. i
PENGAJUAN .................................................................................................. ii
PERSETUJUAN .............................................................................................. iii
PENGESAHAN ............................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 7
1. Analisis Kesalahan Berbahasa .................................................... 7
a. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa ........................... 7
b. Pengertian tentang Kesalahan ............................................... 8
c. Fungsi Analisis Kesalahan .................................................... 12
d. Kesalahan Berbahasa ........................................................... 12
2. Jenis Kesalahan Berbahasa ......................................................... 13
a. Kesalahan Ejaan.................................................................... 14
b. Pilihan Kata atau Diksi ......................................................... 29
c. Penyusunan Kalimat ............................................................. 31

x
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Pengertian Menulis ..................................................................... 33


4. Pengertian Karya Tulis Ilmiah .................................................... 35
5. Bahasa dalam Tulisan Ilmiah...................................................... 36
B. Penelitian yang Relevan.................................................................... 36
C. Kerangka Berpikir............................................................................. 38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu ............................................................................ 41
B. Bentuk dan Strategi Penelitian.......................................................... 41
C. Sumber Data...................................................................................... 42
D. Teknik Sampling ............................................................................... 42
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 43
F. Uji Validitas Data.............................................................................. 43
G. Teknik Analisis Data......................................................................... 44
H. Prosedur Penelitian ........................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .............................................................. 47
B. Hasil Penelitian ................................................................................. 48
1. Kesalahan Penggunaan Ejaan ..................................................... 48
2. Kesalahan Pemilihan Kata atau Diksi ......................................... 64
3. Kesalahan Penggunaan Kalimat ................................................. 71
4. Persentase Kesalahan Berbahasa ................................................ 75
5. Sumber Penyebab Terjadinya Kesalahan.................................... 78
C. Pembahasan Penelitian ..................................................................... 79
1. Kesalahan Penggunaan Ejaan ..................................................... 79
2. Kesalahan Pemilihan Kata atau Diksi......................................... 81
3. Kesalahan Penggunaan Kalimat.................................................. 82
4. Persentase Kesalahan Berbahasa ................................................ 83
5. Sumber Penyebab Terjadinya Kesalahan.................................... 83
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 86
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................... 88

xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Implikasi............................................................................................ 89
C. Saran.................................................................................................. 91
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 92
LAMPIRAN

xii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Pembagian Waktu Penelitian ..................................................................... 41
2. Identifikasi Data Sampel ............................................................................ 48
3. Data Kesalahan Huruf Kapital ................................................................... 49
4. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik .................................................. 52
5. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Koma ................................................ 53
6. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik Dua .......................................... 55
7. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik Koma ....................................... 56
8. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Apostrof............................................ 57
9. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Petik.................................................. 58
10. Data Kesalahan Penggunaan Kata Depan.................................................. 60
11. Data Kesalahan Penggunaan Kata Turunan............................................... 61
12. Data Kesalahan Penggunaan Cetak Miring ............................................... 62
13. Data Kesalahan Penggunaan Garis Bawah ................................................ 64
14. Data Kesalahan Berbahasa......................................................................... 75

xiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Kerangka Berpikir...................................................................................... 40
2. Model Analisis Interaktif ........................................................................... 48

xiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Data Kesalahan Karya Tulis Siswa.............................................................. 95
2. Data Hasil Wawancara dengan Guru Pembimbing Karya Tulis.................. 191
3. Data Hasil Wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia.............................. 195
4. Data Hasil Wawancara dengan Siswa.......................................................... 198
5. Dokumentasi Wawancara ............................................................................ 205

xv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keluhan tentang rendahnya kemampuan menulis di kalangan siswa
khususnya siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) bukan masalah baru lagi dalam
dunia pendidikan. Kegiatan pengamatan yang telah dilakukan kurang begitu
diperhatikan. Biasanya kegiatan menulis ini hanya digunakan untuk memenuhi
persyaratan nilai suatu mata pelajaran ataupun syarat kenaikan kelas saja.
Hasil menulis siswa tersebut biasanya berbentuk karya tulis. Isi yang
akan disampaikan melalui karya tulis akan mencapai sasarannya secara efektif
apabila bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan isi karya tulis tersebut
sesuai dengan penggunaan bahasa dalam karya tulis, teknik penulisan ilmiah dan
teknik notasi ilmiah. Dalam hal ini bahasa sebagai alat komunikasi dalam karya
tulis sangat memegang peranan terpenting di samping bentuk-bentuk nonbahasa.
Karya tulis pada hakikatnya adalah sebuah komposisi atau karangan.
Oleh karena itu, semua ketentuan mengenai komposisi berlaku juga untuk karya
tulis. Sebagai salah satu bentuk komposisi khusus, karya tulis terikat oleh kaidah
karya tulis. Kaidah-kaidah itu perlu diperhatikan supaya karya tulis itu memenuhi
syarat penulisan ilmiah dan notasi ilmiah serta dapat mencapai sasaran secara
efektif dan efisien.
Untuk menghadirkan karya tulis dengan penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar tidak hanya berpatokan pada ada tidaknya aturan yang
mengatur, tetapi juga perlu diketahui bagaimana sumber daya pendukung dalam
hal ini penulis karya tulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat potensi kesalahan yang besar dari faktor
Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini disebabkan oleh lemahnya penguasaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, oleh sumber daya manusia khususnya
dalam penulisan karya tulis.
Dilihat dari bentuk dan bahasanya, karya tulis dibagi menjadi dua jenis,
yaitu karya tulis penelitian dan karya tulis nonpenelitian. Penelitian in hanya

xvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

difokuskan pada karya tulis nonpenelitian, karena siswa SMA biasanya hanya
menulis karya tulis yang nonpenelitian. Yang menjadi pembeda antara karya tulis
penelitian dan nonpenelitian terutama terletak pada penyajian. Karya tulis
nonpenelitian disajikan dengan gaya dan bahasa yang lebih bebas. Diksi atau
pilihan kata cenderung lebih lentur baris demi baris. Kata-kata teknik profesional
tertentu tidak dipergunakan lagi. Walaupun demikian bahasa yang digunakan
tetaplah bahasa resmi, yaitu bahasa baku.
Hasil karya tulis akan lebih efektif bila bahasa yang digunakan adalah
bahasa dengan ejaan yang benar, pilihan kosa kata yang baku, susunan atau
struktur kalimat yang tertib dan sitematis. Oleh karena itu, penulis karya tulis
harus mempunyai pengetahuan yang cukup memadai mengenai komponen-
komponen kebahasaan.
Karya tulis atau karya ilmiah banyak ragamnya, misalnya ada yang
berbentuk laporan, artikel, jurnal, skripsi, buku-buku ilmiah dan sebagainya.
Setiap ragam sudah tentu memiliki ciri-ciri masing-masing. Oleh karena itu, sulit
untuk memberikan pengertian yang mewakili semua karya ilmiah. Brotowidjojo
(dalam Amir, 2007: 105) menyatakan bahwa karangan ilmiah adalah karangan
ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar. Selain itu, di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Depdikbud, 2005: 511 ) menjelaskan mengenai karya ilmiah berupa
laporan yaitu 1) sesuatu yang dilaporkan, 2) berita. Dari semua kepentingan
dituliskannya suatu karya ilmiah ada satu maksud yang sama, yaitu
berkomunikasi dengan orang lain tentang ilmu.
Penulis karya ilmiah yang kurang teliti atau memang kurang memahami
penggunaan bahasa Indonesia yang benar dapat dikatakan bahwa mereka kurang
menyadari kaidah-kaidah penggunaan bahasa Indonesia dalam karya tulis. Oleh
sebab itu, sering penulis menemukan penggunaan bahasa Indonesia yang tidak
tepat dalam karya tulis yang dibuat oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong
Kabupaten Boyolali. Penulis sebagai calon pengajar bahasa Indonesia sekaligus
berperan sebagai mahasiswa bahasa Indonesia merasa terpanggil untuk

xvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

memecahkan masalah penulisan karya tulis yang baik dan benar. Keadaan ini
tidak dapat dibiarkan begitu saja dan terus berlanjut.
Kebakuan bahasa dalam karya ilmiah harus diupayakan melalui proses.
Untuk mengadakan perbaikan diperlukan deskripsi data tentang kemampuan riil
penggunaan bahasa Indonesia dalam karya tulis. Kegiatan menganalisis
pemakaian bahasa Indonesia dalam karya tulis dipandang sangat penting.
Berdasarkan pengamatan penulis, penulis sering menemukan kesalahan
penggunaan bahasa Indonesia dalam karya tulis siswa yang ditulis oleh siswa
SMA. Dalam hal yang sama, penulis juga sering menemukan kesalahan
penggunaan bahasa Indonesia dalam karya tulis yang ditulis oleh siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Andong Kabupaten Boyolali.
Perlu ditegaskan bahwa penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar sesuai dengan kaidah yang berlaku merupakan cermin dari sikap si pemakai
bahasa tersebut terhadap bahasa Indonesia yang dipakainya. Jika bahasa Indonesia
yang dipakainya acak-acakkan atau serampangan, ini menunjukkan bahwa
pemakai bahasa kurang memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia.
Analisis kesalahan bahasa memberikan banyak keuntungan terutama
yang bertalian dengan kegiatan pengajaran bahasa. Dengan analisis tersebut, akan
dapat dipahami dan dapat diungkapkan berbagai kesalahan bahasa yang dibuat
oleh siswa kelas XI SMA Nageri 1 Andong Kabupaten Boyolali dan dapat
dipahami latar belakang atau faktor penyebabnya. Sebagaimana telah
dikemukakan dapat digunakan sebagai masukan atau umpan balik dalam upaya
memperbaiki kesalahan sejenis pada waktu yang akan datang, yang pada akhirnya
dapat memperbaiki atau menyempurnakan pengajaran bahasa.
Di samping keunggulan di atas, harus pula diakui bahwa analisis
kesalahan berbahasa mengandung beberapa kelemahan. Dulay, dkk (dalam
Suwandi, 1997: 21) berpendapat bahwa sekurang-kurangnya ada tiga kelemahan
analisis kesalahan berbahasa. Pertama, kekacauan antara aspek penjelasan dan
aspek deskriptif (proses dan produk) analisis kesalahan. Pemerian suatu kesalahan
mengacu pada produk pemerolehan bahasa, sedangkan penjelasan (explanation)
suatu kesalahan penentuan asal-usul mengacu pada bahasa dari sudut

xviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pemerolehannya. Kedua, kurangnya ketepatan dan spesifikasi yang memadai


dalam definisi kategori kesalahan. Dan ketiga, pemakaian klasifikasi yang
simplistic yang tidak tepat untuk menjelaskan kesalahan.
Penulis masih sering menemukan kesalahan penggunaan bahasa dalam
karya tulis siswa. Masih ditemukan kesalahan yang sama dengan penelitian yang
relevan di tempat penulis melakukan penelitian, yaitu: dalam komponen ejaan,
pilihan kata dan penyusunan kalimat dalam karya tulis yang ditulis oleh siswa
kelas XI SMA.
Kendala bagi terwujudnya karya tulis atau karya ilmiah bermutu karena
kurangnya kemampuan berbahasa sangatlah beralasan. Sebagaimana
dikemukakan Lawrence (1972) (dalam Suwandi, 1997: 9 ) bahwa pada hakikatnya
menulis adalah mengkomunikasikan apa dan bagaimana pikiran penulis. “Apa”
menyangkut substansi persoalan (gagasan) yang akan dikemukakan, sedangkan
“bagaimana” merupakan persoalan media yang digunakan, untuk menyampaikan
gagasan itu. Dengan kata lain, persoalan kedua adalah kemampuan berbahasa.
Sehubungan dengan itu, maka upaya peningkatan kemampuan berbahasa
siswa perlu dilakukan. Pembinaan kemampuan menulis perlu dilakukan.
Pembinaan kemampuan menulis perlu mendapat prioritas. Untuk dapat melakukan
upaya peningkatan kemampuan menulis siswa secara tepat, yang pertama harus
dipahami adalah apa yang menjadi kebutuhan (need) mereka. Berdasarkan pada
rumusan kebutuhan itu akan dapat diformat materi yang diperlukan serta
ditentukan pendekatan dan strategi yang tepat sehingga upaya peningkatan
tersebut efektif.
Kebutuhan itu dapat dirumuskan dengan memahami adanya kesenjangan
antara pengetahuan dan keterampilan yang dituntut atau dipersyaratkan bagi
terwujudnya tulisan yang baik dengan pengetahuan dan keterampilan nyata yang
dimiliki siswa. Yang pertama dapat diperoleh dengan melakukan kajian teoretis
(kajian pustaka), sedangakn kedua dapat dipahami, antara lain, dengan melakukan
analisis kesalahan berbahasa (tulis) siswa.
Studi atau analisis kesalahan berbahasa dalam kaitannya dengan
pengajaran bahasa sangat fungsional. Dengan analisis tersebut akan dapat

xix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

diungkapkan berbagai hal mengenai kesalahan bahasa yang dibuat siswa. Hal itu
dapat digunakan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki dan
menyempurnakan pengajaran bahasa. Untuk itu, analisis di atas sangat penting
artinya untuk lebih mengefektifkan pengajaran mata pelajaran bahasa Indonesia,
yang difokuskan pada pembinaan kemampuan menulis siswa. Dari uraian di atas,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis
Kesalahan Berbahasa Pada Karya Tulis Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Andong,
Kabupaten Boyolali.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bentuk kesalahan penggunaan ejaan pada karya tulis yang
dibuat oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten Boyolali?
2. Bagaimanakah bentuk kesalahan penggunaan pilihan kata pada karya tulis
yang dibuat oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten Boyolali?
3. Bagaimanakah bentuk kesalahan penggunaan kalimat pada karya tulis yang
dibuat oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten Boyolali?
4. Kesalahan komponen manakah yang memiliki persentase persebaran terbesar
di antara komponen ejaan, pilihan kata atau diksi, dan penyusunan kalimat
yang ada pada karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten
Boyolali?
5. Apa sajakah sumber-sumber penyebab kesalahan penggunaan bahasa
Indonesia dalam karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten
Boyolali?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian tentang penggunaan bahasa Indonesia pada karya tulis ini
dilaksanakan dengan tujuan:
1. Mendeskripsikan kesalahan penggunaan ejaan pada karya tulis yang dibuat
oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten Boyolali.

xx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Mendeskripsikan kesalahan penggunaan pilihan kata atau diksi pada karya


tulis yang dibuat oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten
Boyolali.
3. Mendeskripsikan kesalahan penggunaan kalimat pada karya tulis yang dibuat
oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten Boyolali.
4. Mendeskripsikan persentase persebaran kesalahan penggunaan bahasa
Indonesia pada setiap komponen kebahasaan seperti ejaan, pilihan kata atau
diksi, dan penyusunan kalimat yang ada pada karya tulis siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Andong Kabupaten Boyolali.
5. Mendeskripsikan penyebab kesalahan pemakaian bahasa Indonesia dalam
karya tulis yang dibuat oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten
Boyolali.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Memberikan sumbangan teoretis dalam bidang analisis kesalahan
berbahasa khususnya dalam karya tulis yang ditulis siswa dan dapat memperkaya
dan melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa dapat menambah pengetahuan tentang teknik penulisan ilmiah
dan teknik notasi ilmiah yang pada akhirnya dapat membuat karya tulis
dengan baik dan benar.
b. Bagi guru pengajar bahasa dan sastra Indonesia di SMA Negeri 1 Andong
yaitu memberikan pengetahuan kepada guru agar dapat menyampaikan
materi pembelajaran menulis ilmiah kepada siswa dengan tepat.
c. Dapat digunakan sebagai acuan atau referensi dalam pembuatan karya
ilmiah lain agar terhindar dari kesalahan berbahasa.

xxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
KAJIAN TEORETIK

A. Tinjauan Pustaka
1. Analisis Kesalahan Berbahasa
a. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan sering disingkat anakes. Analisis kesalahan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah analisis kesalahan berbahasa. Analisis
kesalahan terdengar hanya sebagai pekerjaan yang membosankan yang berusaha
mencari-cari kesalahan. Sesungguhnya analisis kesalahan bukan hanya memiliki
pengertian yang sesempit itu, supaya lebih jelas pada bab ini juga akan sedikit
menyinggung tentang analisis kesalahan berbahasa yang berkaitan erat dengan
penelitian ini.
Parera (1993: 7) berpendapat bahwa analisis merupakan proses
menjelaskan gejala-gejala alam dengan cara: (1) membedakan, (2)
mengelompokkan, (3) menghubung-hubungkan, (4) mengendalikan, dan (5)
meramalkan. Berdasar pengertian tentang analisis tersebut, sepertinya Parera
(1993: 7) berusaha menyampaikan pengertian tentang analisis kesalahan secara
tersendiri. Menurutnya, analisis kesalahan adalah kajian dan analisis mengenai
kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa atau peserta didik atau pelajar asing
atau seseorang atau bahasa kedua.
Hastuti (1989: 45) menjelaskan bahwa analisis merupakan suatu
penyelidikan dengan tujuan ingin mengetahui sesuatu dengan kemungkinan dapat
menemukan inti permasalahan, kemudian dikupas dari berbagai segi, dikritik,
diberi ulasan (komentar) akhirnya hasil dari tindakan tersebut dapat diberi
kesimpulan untuk kemudian dipahami.
Ternyata perlu adanya suatu pengertian tentang apa sebenarnya analisis
kesalahan bahasa itu dari sekian yang telah menyampaikan pemaparannya tentang
analisis kesalahan. Guna memperoleh pengertian ini, diambilah pendapat Ellis
(dalam Tarigan dan Tarigan, 1990: 170) tentang analisis kesalahan berbahasa.

xxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menurutnya, analisis kesalahan berbahasa ialah suatu prosedur yang digunakan


oleh para peneliti dan para guru, yang meliputi pengumpulan sampel,
pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan
tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta
pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu. Pendapat lain datang
dari Tarigan (dalam Ardiana, 1998: 2.6) bahwa yang dimaksud dengan analisis
kesalahan berbahasa adalah suatu proses kerja yang digunakan oleh para guru dan
peneliti bahasa dengan langkah-langkah pengumpulan data, pegidentifikasian
kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian taraf keseriusan
kesalahan itu.
Sehubungan dengan kata analisis dalam penelitian ini, dapat diberikan
pengertian sebagai suatu kegiatan penelitian untuk menyelidiki atau meneliti
(menguraikan, menjabarkan, menelaah, mengkaji) bahasa pada karya tulis yang
dibuat oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten Boyolali. Telaah
kajian yang diselidiki sebagaimana uraian bab terdahulu meliputi kesalahan
ejaan, pemilihan kata atau diksi, dan penyusunan kalimat.

b. Pengertian Tentang Kesalahan


Penelitian ini akan berusaha mencari kesalahan bahasa dalam karya tulis
siswa. Sebelum membahas penelitian secara mendalam perlu adanya pemahaman
tentang konsep kesalahan. Berikut adalah sedikit konsep atau gambaran tentang
kesalahan berbahasa.
Arti kata kesalahan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud,
2005: 983)adalah atau bersinonim dengan kekeliruan atau kealpaan, tetapi Tarigan
dan Tarigan (1990:75) memberikan pengertian yang berbeda antara kesalahan
dengan kekeliruan dalam konteks bahasa. Istilah kesalahan lebih erat dengan
pengertian error dan kekeliruan dengan mistake.
According to Brown (Xing, 2008: 175), a “mistake” refers to a
performance error in that it is a failure to utilize a known system correctly. While
an “error” is a noticeable deviation from the adult grammar of a native speaker,
reflecting the interlanguage competence of the learner. This recognition process

xxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

is followed by the error description process. We compare learners’ sentences with


the correct sentences in target language, and find the errors. Then we come to the
next step- explanation stage, finding the sources of errors.
Senada dengan pendapat di atas, Corder (dalam Suwandi, 1997: 19) juga
mengusulkan adanya perbedaan antara kekeliruan (mistake) dan kesalahan (error),
kekeliruan menurutnya ialah penyimpangan-penyimpangan yang tidak sistematis
seperti kekeliruan ucapan disebabkan oleh faktor keletihan, emosi, dan
sebagainya. Kekeliruan terletak pada performance, sedangkan kesalahan pada
competence yang merupakan penyimpangan-penyimpangan yang sifatnya
sistematis, konsisten, dan menggambarkan kemampuan siswa pada tahap tertentu.
Tarigan dan Tarigan (1990: 75) memberikan pengertian bahwa
kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh faktor performansi. Keterbatasan
dalam mengingat menyebabkan kekeliruan dalam pelafalan bunyi bahasa, kata,
urutan kata, tekanan kata atau kalimat, dan sebagainya. Kekeliruan dapat terjadi
pada setiap tataran linguistik, karena bersifat acak. Kekliruan dapat diperbaiki
dengan lebih mawas diri, lebih sadar atau memusatkan perhatian. Kekliruan
biasanya tidak bersifat lama.
Tarigan dan Tarigan (1990: 75-76) memberikan pengertian bahwa
kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi. Maksudnya, pelaku memang belum
memahami sistem linguistik bahasa yang digunakan. Kesalahan biasanya terjadi
secara konsisten sehingga dapat berlangsung dalam kurun waktu yang lama.
Kesalahan ini bisa diperbaiki dengan belajar, latihan, praktik dan sebagainya.
Untuk memudahkan pemahaman tentang kesalahan dan kekeliruan,
dapat dilihat melalui ilustrasi berikut.
1) Idrus adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa. Ia sedang mengerjakan
tugas proposal penelitian di rumahnya. Ketika telah hampir selesai menulis
kalimat tiba-tiba temannya ke rumahnya. Karena sudah dipanggil-panggil oleh
ibunya, agar ia segera menemui temannya, maka Idrus segera mematikan
komputer dan lupa memberi tanda titik pada kalimat penutup pada
proposalnya tadi.

xxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Heri adalah siswa kelas satu sekolah dasar. Heri telah hafal abjad bahasa
Indonesia dan mampu menulis kata-kata bahasa Indonesia. Hari ini ia belajar
menulis. Heri sangat senang karena berhasil menulis kalimat yang sederhana,
seperti: ini Budi, Amir makan nasi, dan sebagainya. Tetapi semua kalimat
yang ditulis Heri tersebut seluruhnya tidak diakhiri dengan tanda titik karena
memang ia belum mendapat pelajaran tentang tanda baca.
Ilustrasi (1) merupakan contoh kekeliruan (mistake) karena sebenarnya
Idrus telah sangat menguasai prinsip atau teori bahwa kalimat yang ia tulis harus
diakhiri dengan tanda titik, tetapi karena tergesa-gesa maka ia lupa memberi tanda
titik pada kalimat penutup proposal yang ia kerjakan. Ilustrasi (2) adalah contoh
kesalahan (error) karena Heri yang sedang belajar memang belum menguasai
teori atau prinsip penggunaan tanda baca titik, sehingga semua kalimat yang ia
tulis tidak diakhiri dengan tanda baca titik.
Memperjelas perbedaan antara kesalahan dengan kekeliruan, Parera
(1993: 74) menyampaikan bahwa kesalahan adalah kekhilafan berlatar belakang
tentang bahasa yang memang sudah salah, kekhilafan itu dilakukan berulang-
ulang karena pengetahuan tentang kaidah bahasa yang sudah tidak benar.
Pemaparan tadi telah cukup jelas membedakan antara kesalahan dalam
arti (error) dengan kekeliruan (mistake). Adanya perbedaan antara keduanya
ternyata meminta penanganan yang berbeda pula untuk memperbaikinya.
Kesalahan karena sifatnya yang sitematis, maka perlu adanya pemerolehan prinsip
kebahasaan yang benar, baik dengan latihan remedial maupun yang lain.
Sementara itu, untuk memperbaiki kekeliruan cukup dengan pemusatan perhatian.
Pendapat lain muncul dari Hastuti (1989: 75-76) tentang konsep
kesalahan berbahasa sebagai berikut:
1) Salah adalah apa yang dilakukan (kalau ia salah) tidak betul, tidak menurut
aturan. Hal ini mungkin disebabkan oleh ketidaktahuan. Jika kesalahan ini
dihubungkan dengan penggunaan kata, maka pelaku tidak tahu kata apa yang
setepat-tepatnya dipakai.
2) Penyimpangan adalah menyimpang dari aturan yang telah ditetapkan.
Penyimpangan disebabkan oleh ketidakmauan, enggan atau malas mengikuti

xxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

aturan yang ada. Sikap berbahasa ini cenderung menuju ke pembentukan kata,
istilah, slang, jargon atau prokem.
3) Pelanggaran adalah saat pelaku dengan penuh kesadaran tidak mau menurut
aturan yang telah ditentukan. Terdapat indikasi pengaruh kedwibahasaan
dalam pelanggaran ini.
4) Kekhilafan adalah proses psikologis seseorang khilaf menerapkan teori atau
norma bahasa yang ada pada dirinya. Khilaf mengakibatkan sikap keliru
pakai. Kekhilafan dapat diartikan kekeliruan. Seperti salah ucap atau salah
susun karena kurang cermat.
Contoh berikut berusaha memberi penjelasan tentang empat konsep
kesalahan yang disampaikan oleh Hastuti tersebut.
1) a. Untuk memberantas hama tikus menggunakan alat tangkap atau bubuk
mati hewan. (salah)
b. Untuk memberantas hama tikus digunakan alat tangkap atau bubuk mati
hewan. (betul)
2) a. Banyak anak-anak membaca buku komik. (menyimpang-salah)
b. Banyak anak membaca buku komik. (tepat)
3) a. Ia mau berdatangan dalam pertemuan itu. (melanggar-salah)
b. Ia mau datang dalam pertemuan itu. (tak melanggar)
4) a. Di mana ada uang ingin aku memperbaiki rumahku. (khilaf-salah)
b. Jika ada uang ingin aku memperbaiki rumahku. (mengena)
Dari beberapa pendapat tentang kesalahan berbahasa yang telah
disampaikan, penulis justru condong pada pendapat Tarigan dan Tarigan (1990:
75) karena pendapat mereka ringkas sehingga mudah dipahami.
Hadirnya pendapat serta istilah lain yang memandang kesalahan,
bukanlah sesuatu yang membingungkan. Pemaparan di atas telah jelas. Walaupun
istilahnya berbeda ternyata penjelasan di dalamnya telah relatif lengkap mampu
menjelaskan inti yang dimaksud.
Setelah diketahui berbagai pengertian kesalahan, perlu dijelaskan bahwa
penelitian ini berusaha mencari kesalahan berbahasa berupa penyimpangan
terhadap aturan. Dengan penjelasan ini maka penelitian tidak terlalu

xxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mempersoalkan tentang kesalahan sebagai mistake atau error atau yang lain,
tetapi dengan penjelasan ini dapat diketahui penyebab kesalahan penggunaan
bahasa dan bagaimana penanganannya.

c. Fungsi Analisis Kesalahan


Fungsi atau kegunaan analisis kesalahan sangat erat dengan kegiatan
pembelajaran. Supaya lebih jelas tentang fungsi atau kegunaan analisis kesalahan
perlu dilihat pendapat para pakar bahasa. Berikut akan dibicarakan tentang fungsi
atau kegunaan analisis kesalahan.
Fungsi analisis kesalahan akan disampaikan oleh dua ahli dengan
pendapat mereka masing-masing. Menurut Parera (1993: 7), analisis kesalahan
dilakukan untuk: (1) menemukan seberapa baik dan benar seseorang mengetahui
bahasa ajaran, (2) mengetahui bagaimana seseorang belajar bahasa, dan (3)
memperoleh informasi tentang kesulitan-kesulitan dalam belajar bahasa.
Untuk memperkuat pendapat tersebut, perlu pendapat lain sebagai
pembanding. Pendapat tersebut datang dari Sidhar (dalam Tarigan dan Tarigan,
1990: 69). Analisis kesalahan antara lain berfungsi untuk: (1) menentukan urutan
penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan buku teks, misalnya urutan
mudah-sukar, (2) menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan, dan
latihan berbagai butir bahan yang diajarkan, (3) merencanakan latihan dan
remedial, dan (4) memilih butir-butir bagi pengujian kemahiran siswa.
Dari pendapat kedua ahli di atas dapat ditarik kesimpulan secara garis
besar bahwa fungsi analisis kesalahan bahasa adalah untuk mengarahkan
seseorang agar berhasil dalam belajar bahasa.

d. Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa adalah bagian konversi atau komposisi yang
menyimpang dari beberapa norma baku (norma terpilih) dari performansi bahasa
orang dewasa (Tarigan, 1990: 141). Jenis kesalahan berbahasa dapat ditinjau dari
segi penyebabnya dan dapat pula dari segi kebahasaan.

xxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kesalahan berbahasa bertalian dengan faktor pribadi pemakai bahasa dan


faktor sosial budaya. Ditinjau dari faktor kebahasaan, kesalahan berbahasa terjadi
dari segi keterbatasan, semantik dan ejaan. Faktor pribadi pemakai bahasa yang
menimbulkan kesalahan berbahasa menyangkut segi fisiologis dan psikologis,
baik yang bersifat bawaan maupun yang terjadi kemudian.

2. Jenis Kesalahan Berbahasa


Sebelum lebih jauh membahas tentang kesalahan berbahasa perlu
diketahui pengertian tentang bahasa itu sendiri. Sumardi (1993: 3) memberi
pengertian bahwa bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran dan perasaan
dari seseorang kepada orang lain. Penyampaian perasaan dan pikiran ini dapat
dinyatakan dengan tanda yang berupa bunyi atau tulisan.
Keraf (2001: 2) memberikan pengertian bahwa bahasa merupakan suatu
sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran)
yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan diperkuat dengan gerak-gerik
badani yang nyata. Kesimpulan dari pendapat tersebut, bahasa adalah alat untuk
menyampaikan pikiran dan perasaan dengan suatu sistem yang mempergunakan
lambang bunyi yang arbitrer dan digunakan oleh suatu masyarakat untuk
bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.
Keraf (2001: 3) menjelaskan pendukung pengertian bahasa berupa fungsi
bahasa, yaitu sebagai alat: (a) menyatakan ekspresi diri; (b) berkomunikasi; (c)
mengadakan integrasi dan adaptasi sosial: dan (d) alat untuk mengadakan kontrol
sosial. Dengan pengertian tentang bahasa tersebut dapat diketahui bagaimana
dampak yang terjadi jika pengguna bahasa melakukan suatu kesalahan dalam
penggunaannya. Pemahaman ini memberikan kesadaran bahwa bahasa harus
digunakan secara benar, oleh karena itu pemakainya harus berhati-hati dalam
menggunakan bahasa agar terhindar dari kesalahan yang dapat mengakibatkan
terganggunya komunikasi.
Bahasa tidak hanya memiliki satu pengertian atau satu macam saja.
Penelitian ini tidak membahas bahasa secara umum, tetapi satu bentuk bahasa
berupa ragam bahasa baku. Bahasa baku memiliki pengertian tersendiri yang

xxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berbeda dengan ragam yang lain. Menurut Chaer (1988: 4) bahasa baku adalah
salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok, yang dijadikan dasar ukuran atau
tang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Mendukung pendapat
tersebut, Moeliono (1988: 12) mengemukakan bahwa ragam itulah yang dijadikan
tolak bandingan bagi pemakaian bahasa yang benar.
Selanjutnya kesalahan bahasa yang ada yang akan dibahas pada
penelitian ini meliputi ejaan, diksi, dan penyusunan kalimat. Berikut ini akan
diuraikan dasar-dasar atau aturan yang akan digunakan untuk mencari kesalahan
penggunaan bahasa pada karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong
Kabupaten Boyolali.

a. Kesalahan Ejaan
Sabariyanto (1992: 189) mengungkapkan bahwa ejaan adalah kaidah
penulisan huruf, kata-kata, dan tanda baca. Tarigan (1986: 2) mengemukakan
bahwa ejaan adalah cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut
disiplin ilmu bahasa. Sementara Wibowo (2002: 47) menjelaskan bahwa ejaan
adalah seperangkat kaidah, aturan, atau ketentuan yang mengatur pelambangan
bunyi bahasa, termasuk bagaimana menggunakan tanda baca. Pendapat lain dari
Suryaman (1997: 7) menyatakan bahwa ejaan adalah keseluruhan peraturan
bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran, bagaimana menempatkan tanda-
tanda baca, bagaimana memotong-motong suatu kata, dan bagaimana
menghubungkan kata-kata.
Berdasarkan pengertian tentang ejaan di atas dapat disimpulkan bahwa
ejaan adalah cara ataua aturan atau kaidah menulis kata-kata dengan huruf disertai
tanda baca untuk menggambarkan bunyi ejaan suau bahasa. Kesalahan
penggunaan ejaan bahasa Indonesia banyak macamnya. Adapun yang akan
dibahas dalam penelitian ini, yaitu:
1) Pemakaian Huruf Kapital
Huruf kapital secara umum disebut juga sebagai huruf besar.
Pengertian ini tidaklah salah, tetapi akan lebih baik digunakan istilah huruf

xxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kapital, karena istilah huruf besar berhubungan dengan ukuran tetapi yang
dimaksudkan sebenarnya tentu bukan ukuran hurufnya.
Huruf besar atau huruf kapital dalam penggunaannya harus
disesuaikan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan yang diterbitkan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
(2007: 6-12). Penggunaan huruf kapital tersebut harus disesuaikan dengan
aturan sebagai berikut:
a) Sebagai huruf pertama awal kalimat.
Misalnya:
Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
b) Huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, ”Kapan kita pulang?”
”Besok pagi, dia akan berangakat.”, kata Ibu.
c) Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan
dan kitab suci, termasuk kata ganti Tuhan.
Misalnya:
Alkitab
Yang Maha Pengasih
d) Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang
diikuti nama orang.
Misalnya:
Haji Agus Salim
Sultan Hasanuddin

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Dia baru saja diangkat sebagai sultan.
Tahun ini dia pergi naik haji.

xxx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e) Huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang
atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama istansi,
atau nama tempat.
Misalnya:
Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian
Gubernur Jawa Tengah

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.
Misalnya:
Siapa gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin Brigadir jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal
f) Huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
Mesin diesel
10 volt
g) Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
Bangsa Indonesia
Suku Sunda
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan
bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
Mengindonesiakan kata asing
Keinggris-inggrisan

xxxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

h) Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
hari Lebaran
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang
tidak dipakai sebagai nama.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
i) Huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Banyuwangi
Danau Toba

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang
tidak dipakai menjadi unsur nama diri.
Misalnya:
Berlayar ke teluk
Mandi di kali

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
dipakai sebagai nama jenis.
Misalnya:
Gula jawa
Pisang ambon
j) Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan
ketatnegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata dan.
Misalnya:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972

xxxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan resmi
negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama
dokumen resmi.
Misalnya:
Menjadi sebuah republik
Beberapa badan hukum
k) Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat nama
badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
l) Huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di
dalam nam buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata
seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi
awal.
Misalnya:
Bacalah majalah Bahasa dan sastra
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan
m) Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Misalnya:
Prof. profesor
Sdr. saudara
n) Huruf pertama petunjuk unsur kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara,
kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
”Silakan duduk, Dik!” kata Ucok.
Besok Paman akan datang.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.

xxxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kaka dan adik saya sudah berkeluarga.
o) Huruf pertama kata ganti Anda.
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.

2) Penggunaan Tanda Baca


Tanda baca terkadang dipakai oleh beberapa penulis untuk
menghasilkan suatu gaya atau kesan tersendiri. Tidak jarang terlihat suatu
tulisan mengandung titik-titik sederetan panjang, bahkan diulang-ulang dalam
tulisan itu. Ada pula yang menggunakan tanda seru (!) sampai tiga buah,
berdiri tegak berjajar. Atau tanda seru didampingi tanda tanya (!?), atau
banyak yang diberi tanda petik (”...”) atau dicetak miring dan digarisbawahi.
Sebenarnya pemakaian tanda-tanda baca yang tidak lazim ini tidak perlu.
Dalam karya tulis tentu tidak bisa lepas dari pemakaian ejaan. Karya
tulis juga menggunakan bahasa terikat oleh aturan. Keberadaan aturan atau
kaidah tersebut ternyata belum sepenuhnya bisa dipatuhi dengan benar oleh
penulis, sehingga sangat dimungkinkan dalam karya tulis terjadi kesalahan.
Bentuk-bentuk aturan kebahasaan yang mungkin dilanggar antara lain sebagai
berikut.
a) Tanda titik (.)
Tanda titik bentuknya sangat sederhana. Meskipun demikian tanda
titik memiliki arti tersendiri yang tidak kalah penting dengan tanda baca yang
lain. Mungkin karena bentuknya yang sangat sederhana terkadang terjadi
kesalahan dalam penggunaannya.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (2007: 42-44) telah
menjelaskan bagaimana menggunakan tanda titik (.). Adapun penggunaannya
sebagai berikut.
(1) Dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan

xxxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(2) Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar
(3) Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu
(4) Dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu
(5) Dipakai diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan
tanda tanya atau seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka
(6) (a) Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
(b) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
(7) Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau
kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya
(8) Tidak dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat atau nama dan
alamat penerima surat
Bentuk tanda baca titik memang sangat sederhana, tetapi
penggunaannya tidak bisa sembarangan. Dalam berbahasa, khususnya tulis,
pengguna bahasa harus mentaati aturan atau tata cara penggunaan tanda titik
seperti telah dibicarakan di atas. Oleh sebab itu, penguasaan penggunaan tanda
titik harus dimiliki oleh setiap penulis.
b) Tanda koma (,)
Tanda baca koma di antaranya dipergunakan sebagai berikut.
(1) Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
(2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang satu
dengan kalimat setara berikutnya yang didahului kata tetapi atau
melainkan.
(3) (a) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat, jika anak kalimat itu mendahului anak kalimat.
(b) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimat.

xxxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(4) Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar
kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh,
karena itu, namun, jadi,lagi pula, meskipun, begitu, dan akan tetapi.
(5) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan, dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
(6) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
(7) Tanda koma dipakai diantara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang dituliskan berurutan.
(8) Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
(9) Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
(10) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga,
atau marga.
(11) Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau diantara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
(12) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
(13) tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
(14) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. (Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, 2007: 44-48).
c) Penggunaan Tanda Hubung (-)
Kegunaan tanda hubung adalah untuk menyambung. Meski
demikian, ada tata cara atau aturan pemakaian tanda hubung ini. Berikut
adalah hal-hal yang perlu yang perlu diperhatikan dalam penggunaan tanda
hubung seperti pendapat Tarigan (1986: 168-172).

xxxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(1) Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku-suku kata yang


terpisah oleh pergantian baris.
(2) Tanda hubung dipakai untuk menyambung awalan dengan bagian
kata di belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya
pada pergantian baris.
(3) Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
(4) Tanda hubung dipakai untuk menyambung huruf kata yang dieja
satu-satu, bagian-bagian tanggal, dan suku kata yang dipisah-
pisahkan.
(5) Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-
bagian ungkapan.
(6) Tanda hubung dipakai untuk merangkai se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan angka, angka dengan
–an, dan singkatan huruf kapital dengan imbuhan dan kata-kata.
d) Penggunaan Tanda titik dua (:)
Tanda titik dua umum dipakai pada karya tulis. Walaupun demikian,
karya tulis juga belum tentu telah tepat menggunakan tanda titik dua. Agar
terhindar dari kesalahan penggunaan tanda titik dua seorang penulis harus
menguasai pemakaian titik dua secara benar.
Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian titik
dua yang dikemukakan oleh Tarigan (1986: 161-162).
(1) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila
diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta mempunyai empat jurusan: Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Pendidikan Bahasa dan Seni, dan Ilmu Pendidikan.
(2) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.

xxxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Misalnya:
Tempat Sidang : Ruang 104
Pengantar Acara : Bambang S
Hari : Senin
Waktu : 09.30
(3) Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu : ”Bawa kopor ini, Mir!”
Amir : ”Baik, Bu.” (mengangkat kopor dan masuk)
Ibu :” Jangan lupa, letakkan baik-baik!”
(4) Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pertanyaan.
Misalnya:
Fakultas Bahasa dan Seni IKIP Bandung mempunyai Jurusan bahasa
Indonesia, Jurusan bahasa daerah, dan Jurusan bahasa asing.
(5) Tanda titik dua dipakai (a) di antara jilid atau nomor dan halaman, (b)
di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, (c) di antara anak judul
dan judul suatu karangan, atau nama kota dan penerbit buku.
Misalnya:
Tempo, I (1971), 34: 7
Samuel 1: 20
Karya Henry Guntur Tarigan, membaca: Sebagai suatu Keterampilan
Berbahasa, sudah terbit.
Gorys Keraf. 2001.Komposisi. Jakarta: Nusa Indah
e) Penggunaan Tanda titik koma (;)
Masyarakat pada umumnya belum menguasai fungsi atau kegunaan
tanda baca titik koma (;). Tanda baca titik koma sering kali tidak digunakan
oleh pengguna bahasa. Para penulis lebih memilih menggunakan tanda baca
koma dari pada tanda baca titik koma. Walaupun demikian, bukan berarti

xxxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tanda titik koma ditinggalkan oleh para penulis. Para penulis tetap ada yang
menggunakan tanda titik koma walau tidak tepat penggunaannya.
Supaya terhindar dari kesalahan penggunaan tanda titik koma
menurut Tarigan (1986: 161-162) penulis harus menguasai fungsi atau
kegunaan pemakaian tanda titik koma adalah untuk memisahkan bagian-
bagian kalimat yang sejenis dan setara, serta memisahkan kalimat yang setara
di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Pemakaian tnda titik koma akan lebih mudah dimengerti dalam
contoh sebagai berikut.
(1) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Misalnya:
Hari telah sore; makanan belum datang juga; kami sudah merasa sangat
lapar.
Badannya penat; nafasnya sesak; hatinya sedih dan duka.
(2) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di
dalam kalimat suatu majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Misalnya:
Para petani giat bekerja; anak-anak main layang-layang; para ibu
mempersiapkan makanan dan minuman.
Ani sedang menggambar pemandangan; Ida membaca buku cerita; Umi
asyik merenda; Leni asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
Setiap pemakai bahasa, khususnya tulis harus memberi perhatian
tersendiri jika akan menggunakan tanda baca ini. Tanpa pemahaman yang
benar dan mantap penggunaan tanda baca ini justru akan menimbulkan
masalah karena tidak ketidaksesuaian dengan aturan yang ada.
f) Penggunaan Tanda pisah (-)
Tanda pisah sepintas seperti tanda hubung, tetapi pemakaian tanda
pisah tentu berbeda dengan tanda hubung. Berikut adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pemakaian tanda pisah (Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, 2007: 53).

xxxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(1) Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang
lain sehingga kalimat-kalimat menjadi lebih jelas.
(2) Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan khusus di luar bangunan kalimat.
(3) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan
arti ’sampai ke’ dengan’ atau’sampai dengan’.

g) Tanda ellipsis (…)


Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus. Tanda
elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan. Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu
dipakai empat buah titik, tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan
satu untuk menandai akhir kalimat.

h) Tanda Tanya (?)


Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Tanda tanya dipakai
di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan
atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

i) Tanda seru (!)


Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
ataupun rasa emosi yang kuat.

j) Tanda kurung ((…))


Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Tanda
kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral
pokok pembicaraan. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang
kehadirannya di teks dapat dihilangkan. Tanda kurung mengapit angka atau
huruf yang merinci satu urutan keterangan.

xl
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

k) Tanda kurung siku ([…])


Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang
lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang
terdapat di dalam naskah asli. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
l) Tanda petik (“…”)
Penggunaan tanda petik menurut Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa (2007: 56) harus memerhatikan 5 hal.
(1) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan,
naskah, atau bahan tulisan lain.
(2) Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan buku apabila dipakai
dalam kalimat.
(3) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus.
(4) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
(5) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan dibelakang
tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti
khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
m) Tanda petik tunggal (‘…’)
Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam
petikan lain. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau
penjelasan kata atau ungkapan asing.
n) Tanda garis miring (/)
Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada
alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.
o) Tanda apostrof (‘)
Tanda penyingkat atau apostrof digunakan untuk menunjukkan
penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.

xli
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Penulisan Kata
a) Penulisan Kata Depan
Kata depan adalah kata yang bertugas merangkaikan kata atau bagian
kalimat. Tempatnya terletak di depan kata. Kata depan dimunculkan dalam
kaitannya dengan kelas kata, bukan dalam kaitan dengan fungsinya dalam
kalimat.
Kata-kata depan yang termasuk dalam kelompok di, ke, dari, antar,
hingga, dan lewat berfungsi merangkaikan sebuah kata dengan kata yang lain
yang menyatakan tempat atau waktu (Keraf, 1991: 108). Kata depan di- dan
ke- penulisannya terpisah dengan kata yang diikutinya, sedangkan awalan di-
dan ke- penulisannya serangkai dengan kata yang diikutinya.
Kata di, ke dan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di
dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti
kepada dan daripada.
b) Penulisan Kata Ganti -ku, kau-, -mu, dan -nya
Kata gantu ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya; sedang ku, mu dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
c) Penulisan Kata Turunan
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata mendapat awalan atau
akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata mendapat awalan
dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
d) Penulisan Gabungan Kata
Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Gabungan kata, termasuk istilah
khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis
dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang
bersangkutan.

xlii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e) Penulisan Unsur Serapan


Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari
pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing,
seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, dan Inggris. Berdasarkan taraf
integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua
golongan besar. Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke
dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, I’exploitation de I
‘homme par I’homme. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa
Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur
pinjaman yang pengucapannya dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah
seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan
bentuk asalnya.
f) Penulisan Huruf
Huruf adalah lambang atau gambaran dari bunyi. Alfabet atau aksara
adalah rangkaian urutan huruf menurut suatu sistem tulisan. Huruf dibedakan
menjadi huruf abjad, vokal, konsonan, diftong, gabungan huruf konsonan,
pemenggalan kata.
Huruf yang digunakan adalah huruf latin dari a sampai z. Huruf-
huruf q dan x tidak digunakan untuk menuliskan kata-kata bahasa Indonesia,
kecuali untuk menuliskan nama atau istilah. Huruf-huruf yang tidak dapat
menempati posisi akhir adalah c, ny, v, w, dan y.

4) Penggunaan Cetak Miring dan Garis Bawah


Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (2007: 12-13)
menyatakan bahwa di dalam tulisan, semua kata-kata yang bukan kata-kata
bahasa Indonesia seharusnya kita cetak miring atau italic, istilah yang biasa
dipakai untuk itu. Kalau kita menggunakan mesin ketik, atau tulis tangan,
kata-kata asing itu kita beri satu garis di bawahnya.
Dari pengertian tersebut telah jelas bagaimana penggunaan garis
bawah dan cetak miring. Tidak bisa sembarang huruf atau kata benar untuk

xliii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ditulis miring atau digaris bawah. Hanya kata-kata asing yang benar dicetak
miring atau digaris bawah dalam bahasa Indonesia.

b. Pilihan Kata atau Diksi


Pilihan kata menurut Mustakim (1994: 41) adalah proses atau tindakan
memilih kata yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat, sedangkan pilihan
kata adalah hasil dari proses atau tindakan tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut,
dapat dikatakan bahwa pilihan kata tidak hanya mempersoalkan apakah kata yang
dianggap tepat itu dapat disesuaikan dengan konteks nilai atau norma sosial
pembaca atau pendengarnya. Dari sini dapat dijabarkan bahwa diksi atau pilihan
kata menyangkut dua hal yang perlu diperhatikan oleh pemakai bahasa, yakni
tentang ketepatan dan kesesuaian.
Sebenarnya tentang ketepatan dan kesesuaian dalam pemilihan kata
bukan hal yang sederhana. Menjelaskan permasalahan ini, Wibowo (2002: 26-34)
menyampaikan bahwa ketepatan dan pemilihan kata meliputi: (1) pemahaman
kata sebagai simbol, (2) pemahaman adanya struktur leksikal, (3) pemahaman
makna denotatif dan konotatif, (4) pemahaman kata umum dan kata khusus, (5)
pemahaman adanya perubahan makna, (6) pemahaman adanya kata asing, kata
serapan, dan kata baru, dan (7) pemahaman pentingnya kelangsungan pilihan kata.
Sementara tentang kesesuaian pilihan kata meliputi: (1) kesadaran terhadap
eksistensi bahasa baku dan non baku, (2) kesadaran terhadap konteks sosial
bahasa, (3) kesadaran terhadap eksistensi kata kajian dan kata popular, (4)
kesadaran terhadap keberadaan jargon, slang, dan kata percakapan, serta (5)
kesadaran terhadap keberadaan makna idiomatis.
1) Ketepatan
Dapat dikatakan dapat memilih kata-kata dengan tepat jika ia dapat
dengan cermat menggunakannya ke dalam kalimat dengan tepat, yaitu dengan
ide yang akan disampaikan, sesuai dengan situasi, dan sesuai dengan posisi
pembicara.

xliv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a) Penggunaan Denotatif-Konotatif
Menurut Keraf (1981: 28) makna denotatif disebut juga dengan
beberapa istilah lain seperti: makna denotasional, makna kognitif, makna
konseptual, makna ideasional, makna referensial, atau makn aproporsional.
Disebut makna denotasional, referensial, konseptual, atau ideasional, karena
makna itu menunjuk (denote) kepada suatu referen, konsep, atau ide tertentu
dari suatu referen. Disebut makna kognitif karena makna itu bertalian dengan
kesadaran atau pengetahuan; stimulus (dari pihak pembicara) dan respons
(dari pihak pendengar) menyangkut hal-hal yang dapat diserap pancaindra
(kesadaran) dan rasio manusia. Dan makna itu disebut juga makna
proporsional karena ia bertalian dengan informasi-informasi atau pernyataan-
pernyataan yang bersifat aktual. Makna ini, yang mengacu dengan bermacam-
macam nama, adalah makna yang paling dasar pada suatu kata. Dalam bentuk
yang murni, makna denotatif dihubungkan dengan bahasa ilmiah.
Makna konotatif masih menuruf Keraf (1981: 29) disebut juga
dengan makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Makna
konotatif adalah suatu jenis makna di mana stimulus dan respons mengandung
nilai-nilai emosional. Makna konotatif sebagian terjadi karena pembicara ingin
menimbulkan perasaan setuju-tidak setuju, senang-tidak senang dan
sebagainya pada pihak pendengar; di pihak lain, kata yang dipilih itu
memperlihatkan bahwa pembicaranya juga memendam perasaan yang sama.
b) Penggunaan Sinonim
Matthews (1997: 158) sinonim is the relation between two lexical
units with a shared meaning. Sedangkan Fromkin (1998: 165) menjelaskan
bahwa sinonim adalah beberapa kata yang mempunyai kemiripan makna tetapi
bunyi pelafalan (sound) berbeda. Dari kedua pendapat tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa sinonim adalah dua atau beberapa kata yang memiliki
kemiripan makna.

xlv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c) Penggunaan Verba Berpreposisi


Verba berpreposisi ialah verba taktransitif yang selalu diikuti oleh
preposisi tertentu (Alwi, dkk, 2003: 95). Preposisi yang mengikuti verba
tersebut sudah tentu, seperti cinta pada/akan, terbagi atas, terdiri atas/dari,
bertentangan dengan, bergantung pada, dan terbuat dari.
d) Penggunaan Kata secara Ekonomis
Dalam karya tulis pasti dituntut untuk selalu menggunakan kata
yang ekonomis. Kata ekonomis di sini dimaksudkan kata yang dipakai tidak
berlebihan, tidak menggunakan kata-kata mubazir, dan sebagainya. Tidak
jarang penggunaan kata tidak ekonomis sering digunakan, dengan tujuan
untuk memperjelas suatu kalimat namun justru maksud dari kalimat tersebut
tidak tersampaikan secara sempurna atau bahkan membingungkan pembaca.

2) Kesesuaian
a) Penggunaan Kata Baku
Kata baku adalah kata yang cara pengucapannya atau penulisannya
sesuai dengan kaidah-kaidah standar atau kaidah yang telah dibakukan.
Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa pedoman (EYD), tata bahasa
baku, kamus umum (Kosasih, 2001: 117).
b) Penghindaran Kata Cakapan
Karya tulis siswa merupakan salah satu jenis karya tulis ilmiah,
maka dalam penulisannya hendaknya dihindari penggunaan kata-kata
cakapan. Semua kata dalam karya tulis siswa harus merupakan kata-kata
bahasa tulis. Bahasa tulis di sini yakni bahasa yang sesuai dengan kaidah
kebahasaan, yaitu sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata
Bahasa Baku.

c. Penyusunan Kalimat
Tentang kalimat, Akhadiah, dkk (1988: 116) mengatakan:
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada
praktiknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik pertama
sekali haruslah memenuhi persyaratan gramatikal. Hal ini berati kalimta itu harus

xlvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut


meliputi: (1) unsur-unsur penting yang harus dimiliki sebuah kalimat, (2) aturan-
aturan tentang Ejaan yang Disempurnakan, (3) cara memilih kata dalam kalimat
(diksi).
Pendapat lain dikemukakan oleh Mustakim (1994: 65). Menurutnya
kalimat adalah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, perasaan atau
pikiran yang relatif lengkap. Kesimpulan dari pendapat tersebut sebagai berikut.
Kalimat adalah suatu alat atau sarana untuk menyampaikan pernyataaan berupa
gagasan, perasaan atau pikiran yang relatif lengkap berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku.
Kesimpulan tentang kalimat telah dirumuskan di atas, tetapi untuk lebih
dalam mempelajarinya berikut adalah pengertian kalimat efektif. Parera (dalam
Sabariyanto, 1992: 14) menjelaskan bahwa kalimat efektif adalah bentuk kalimat
yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat
dan baik.
Akhadiah, dkk (1998: 116-117) menjelaskan bahwa kalimat yang baik
harus memenuhi ciri atau unsur: (1) kesepadanan dan kesatuan, (2) kesejajaran
bentuk, (3) penekanan, (4) kehematan dalam mempergunakan kata, dan (5)
kevariasian dalam struktur kalimat. Pendapat berikutnya dari Wibowo (2002: 82-
90) menyatakan bahwa kalimat yang baik harus memenuhi unsur atau ciri: (1)
keharmonisan, (2) keparalelan, (3) ketegasan, (4) kehematan, (5) kecermatan, (6)
kelogisan, dan (7) kevariasian.
Pendapat maupun pandangan tentang kalimat datang dari beberapa
pakar. Pendapat mengenai kalimat, selain dari ahli di atas, masih ada dari para ahli
berikut ini. Mustakim (1994: 90-107) berpendapat bahwa kalimat yang baik itu
memiliki unsur antara lain: (1) kelengkapan, (2) kesejajaran, (3) kehematan, dan
(4) variatif. Ahli lain memberikan pengertian tentang kalimat yang baik. Menurut
keraf (dalam Sabariyanto, 1992: 14) kalimat yang baik adalah kalimat yang
memiliki unsur atau ciri: (1) kesatuan pikiran, (2) kesatuan susunan, dan (3)
kelogisan.
Pendapat dari ahli yang terakhir inilah yang selanjutnya dijadikan acuan
menganalisis kalimat dalam karya ilmiah. Penulis mengikuti jejak dari pendapat

xlvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ahli yang terakhir di atas karena lebih memusatkan pandangan pada kalimat-
kalimat karya tulis yang berbeda dengan kalimat dalam media atau bentuk yang
lain. Penulis mengambil contoh dari pendapat Mustakim, disebutkan bahwa salah
satu unsur atau ciri kalimat yang baik adalah adanya variasi.
1) Kohesi dan Koherensi
Kohesi dan koherensi adalah dua unsur yang menyebabkan
sekelompok kalimat membentuk kesatuan makna. Kohesi merujuk pada
keterkaitan antar proposisi yang secara eksplisit diungkapkan oleh kalimat-
kalimat yang digunakan. Koherensi juga mengaitkan dua proposisi atau lebih,
tetapi keterkaitan di antara proposisi-proposisi tersebut tidak secara eksplisit
dinyatakan dalam kalimat-kalimat yang dipakai (Alwi, dkk, 2003: 41)
2) Kesejajaran
Menurut Suwandi (1997: 69-70) kalimat yang kurang baik dapat
dilihat dari segi kesejajaran gagasan-gagasan yang ingin diungkapkan penulis.
Ketidaksejajaran tersebut dapat dilihat pada contoh berikut. “Dewasa ini
kesadaran wanita untuk melangsingkan tubuh, perawatan kecantikan amat
gencar dipromosikan, terutama oleh produk-produk dari lusr negeri.” Kalimat
tersebut tidak menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting dan sama
fungsinya ke dalam suatu struktur atau konstruksi gramatikal yang sama.
3) Keekonomisan
Keekonomisan sangat erat kaitannya dengan keefektivan kalimat.
Kalimat efektif adalah kalimat yang tidak banyak menggunakan kata-kata
mubazir dan tidak menggunkan kata yang berkonstruksi meliuk-liuk. Sebagai
contoh kalimat yang tidak efektif yaitu, “ Peran serta sponsor dalam
mendukung adanya kompetisi ini adalah sangat besar sekali.” Kata sangat
besar sekali seharusnya tidak digunakan, cukup menggunakan kata sangat
besar atau besar sekali.

3. Pengertian Menulis
Menurut Tarigan (1993: 21), menulis adalah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang

xlviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik


tersebut kalau mereka memahami lambang grafik itu. Jadi, menulis merupakan
suatu kegiatan mengungkapkan informasi kepada pembaca dengan media kertas
dan tinta yang menggunakan huruf-huruf (lambang-lambang grafik) sebagai
sistem tanda.
Lebih jelas lagi Kurniawan (2006: 56 ) menjelaskan bahwa menulis
adalah sebuah kemampuan berbahasa yang terpadu, yang ditujukan untuk
menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Sekurang-kurangnya, ada tiga
komponen yang tergabung dalam kemampuan menulis yaitu: (1) penguasaan
bahasa tulis, meliputi kosa kata, struktur, kalimat, paragraf, ejaan, pragmatik, dan
sebagainya; (2) penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis;
dan (3) penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi
tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi
yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya.
Kegiatan menulis sangat penting dalam dunia pendidikan karena dapat
membantu siswa berlatih berpikir, mengungkapkan gagasan, dan memecahkan
masalah. Menulis adalah salah satu bentuk berpikir, yang juga merupakan alat
untuk membuat orang lain (pembaca) berpikir. Dengan menulis, seorang siswa
mampu mengkonstruk berbagai berbagai ilmu atau pengetahuan yang dimiliki
dalam sebuah tulisan, baik dalam bentuk esai, artikel, laporan ilmiah, cerpen,
puisi, dan sebagainya. (Rosidi, 2009: 2-3).
Menulis adalah sebuah aktivitas yang kompleks, bukan hanya sekadar
mengguratkan kalimat-kalimat, tetapi lebih daripada itu. Menulis adalah proses
menuangkan pikiran dan menyampaikannya kepada khalayak. Ide yang sudah
tertuang dalam tulisan, kelak memiliki kekuatan untuk menembus ruang dan
waktu sehingga keberadaan ide atau gagasan tersebut akan abadi. Lain kata,
proses menulis adalah satu upaya untuk mewariskan dan meneruskan ide atau
gagasan kepada generasi selanjutnya agar ide tersebut terpelihara dan tetap
“hidup”. (Kartono, 2009: 17).
Mengacu pada uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah salah satu bentuk keterampilan berbahasa yang berwujud kegiatan

xlix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mengekspresikan segala pikiran, perasaan, dan sikap yang dituangkan ke dalam


susunan kata atau kalimat yang runtut dan sistematis sehingga dapat dibaca dan
dipahami oleh orang lain (pembaca) dengan baik.

4. Pengertian Karya Tulis Ilmiah


Tulisan atau karangan pada hakikatnya merupakan organisasi ide atau
pesan secara tertulis. Jika kata itu dikaitkan dengan kata ilmiah, maka hasil
organisasi ide atau pesan itu disebut tulisan ilmiah. Menurut Moersaleh dan
Musanef (dalam Suwandi, 1997: 97), karya ilmiah adalah suatu karya yang ditulis
berdasarkan kenyataan-kenyataan ilmiah yang diperoleh sebagai hasil penelitian
kepustakaan (library research) maupun penelitian lapangan (field research).
Dengan kata lain, karya ilmiah merupakan suatu karangan yang membahas suatu
masalah yang timbul berdasarkan teori-teori ilmiah dan data atau kenyataan yang
objektif sehingga dapat dibuat suatu analisis yang menghaslkan simpulan yang
benar guna menjawab permasalahan tersebut.
Dardjowidjojo (dalam Suwandi, 1997: 17) mengemukakan sejumlah ciri
bahasa ilmu pengetahuan: (1) wujud bahasanya haruslah lengkap (artinya afiksasi
yang di dalam ragam informal opsional, dalam bahasa ilmiah wajib), (2) kosa kata
yang dipakai harus utuh, (3) menggunakan tanda baca yang tepat, (4) padat isi,
bukan padat kata-kata, (5) adanya ketepatan ungkapan dan ketunggalan arti, (6)
pemakaian bahasanya bersifat abstrak, (7) lebih menekankan pada peristiwa yang
digambarkan (banyak ditemukan kalimat pasif), dan (8) adanya kelengkapan
unsur kalimat seperti subjek dan predikat.
Berdasarkan uraian di atas terlihat secara jelas bahwa dalam penulisan
karya ilmiah hendaknya digunakan bahasa baku. Alwi, dkk (1993)
mengemukakan ciri bahasa baku. Pertama, bahasa baku memiliki sifat
kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Kedua, bahasa
baku memiliki sifat cendekia. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan
bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan pemahaman atau pemikiran yang
teratur dan masuk akal. Ketiga, baku atau standar berpraanggapan adanya

l
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

keseragaman. Pembakuan, sampai taraf tertentu, berarti penyeragaman kaidah,


bukan penyeragaman bahasa atau variasi bahasa.

5. Bahasa dalam Tulisan Ilmiah


Penulisan karya ilmiah hendaknya menggunakan bahasa baku. Alwi, dkk
(2003) mengemukakan ciri-ciri bahasa baku, yaitu: (a) bahasa baku memiliki sifat
kemantapan, dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap, (b) bahasa baku
memiliki sifat keilmuan, perwujudannya dalam kalimat, paragraf dan satuan
bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan pemahaman atau pemikiran yang
teratur dan masuk akal, (c) baku atau standar, yaitu adanya keseragaman.
Pembakuan sampai taraf tertentu, berarti penyeragaman kaidah, bukan
penyeragaman bahasa atau variasi bahasa.
Dari penjelasan di atas, sangat jelas bahwa bahasa dalam penulisan
ilmiah harus memenuhi ciri-ciri bahasa baku dan memenuhi cari-ciri bahasa
keilmuan. Dengan terpenuhinya ciri-ciri tersebut, seorang penulis tidak dapat
dengan seenaknya menggunakan aturannya sendiri dalam menulis ilmiah. Hal
inilah yang membedakan dengan bahasa dalam penulisan imajinatif.

B. Penelitian yang Relevan


Hasil penelitian sebelumnya yang relevan dalam penelitian ini di antaranya
adalah (1) Penelitian yang dilakukan Sarwidji (1997) terhadap kemampuan
menulis mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNS, menemukan
bahwa mereka kurang mahir dalam menggunakan bahasa Indonesia. Kekurangan
itu mencakupi bidang tata bahasa, pendiksian, penyusunan kalimat, penggunaan
piranti kohesi, ejaan, dan penalaran; (2) Penelitian yang dilakukan Budi Santoso
(2009) terhadap kemampuan menulis mahasiswa jurusan nonbahasa dan sastra
Indonesia Universitas Islam Malang, menemukan bentuk kesalahan berbahasa
dalam skripsi mahasiswa jurusan nonbahasa dan sastra Indonesia Universitas
Islam Malang dalam hal penyusunan kalimat efektif: (1) syarat kelengkapan, (2)
syarat kesejajaran, (3) syarat kebernalaran, (4) syarat kecermatan, dan (5) syarat
kegramatikalan; (3) Penelitian yang dilakukan Denny Oktavina Radianto yang

li
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berjudul Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa Pada Surat Dinas Keluar Kantor
Gerakan Pramuka Kwartir Cabang 11.13 Karanganyar Periode Januari sampai
Desember 2006, yang bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan penggunaan
bahasa berupa kesalahan ejaan, pemilihan kata dan kalimat.
Penelitian yang dilakukan Sarwiji Suwandi, menemukan bahwa
mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNS kurang mahir dalam
menggunakan bahasa Indonesia. Kekurangan itu mencakupi bidang tata bahasa,
pendiksian, penyusunan kalimat, penggunaan piranti kohesi, ejaan, dan penalaran.
Dalam penelitian tersebut hanya menjelaskan tentang bentuk kesalahan
pemakaian bahasa Indonesia dan penyebab kesalahan pemakaian. Dengan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam skripsi maka akan
menunjukkan citra kecendikiaan seseorang.
Penelitian yang dilakukan Budi Santoso, terhadap kemampuan menulis
mahasiswa jurusan nonbahasa dan sastra Indonesia Universitas Islam Malang,
menemukan bentuk kesalahan berbahasa dalam skripsi mahasiswa jurusan
nonbahasa dan sastra Indonesia Universitas Islam Malang dalam hal penyusunan
kalimat efektif: (1) syarat kelengkapan, (2) syarat kesejajaran, (3) syarat
kebernalaran, (4) syarat kecermatan, dan (5) syarat kegramatikalan.
Perbedaan spesifik antara penelitian yang dilakukan oleh Budi Santoso
dengan penelitian ini terletak pada objek kajiannya. Budi Santoso mengkaji
mengenai bahasa dalam skripsi mahasiswa jurusan nonbahasa, yaitu hanya
mengenai syarat kelengkapan, kesejajaran, kebernalaran, kecermatan, dan
kegramatikalan tanpa mencari faktor penyebab terjadinya kesalahan tersebut.
Sedangkan dalam penelitian ini mengkaji mengenai bahasa yang digunakan dalam
karya tulis siswa. Tidak hanya jenis-jenis kesalahan yang dikaji dalam penelitian
ini, dan juga faktor yang menyebabkan timbulnya kesalahan dalam penulisan
karya tulis siswa.
Penelitian yang dilakukan Denny Oktavina Radianto menunjukkan: (1)
terdapat kesalahan penggunaan ejaan yang berupa penggunaan huruf kapital,
cetak miring dan garis bawah, kata depan, serta tanda baca yang berupa tanda:
titik, koma, titik koma, titik dua, pisah, hubung, kurung, dan petik dalam surat

lii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dinas dengan presentase kesalahan 17, 65% dari seluruh jumlah kesalahan yang
mencapai 326 kasus, (2) terdapat kesalahan penggunaan diksi dari segi kebakuan,
ketepatan, kehematan, dan keumuman dalam surat dinas dengan presentase 17,
65% dari kasus 146 kesalahan diksi keseluruhan, dan (3) terdapat kesalahan
penggunaan kalimat dari segi kelogisan dan kesatuan susunan pada surat dinas
dengan presentase kesalahan 67, 71% dengan jumlah kasus sebanyak 16.
Perbedaan spesifik antara penelitian yang dilakukan oleh Denny
Oktavina Radianto dengan penelitian ini, yaitu terletak pada objek kajiannya.
Denny Oktavina Radianto mengkaji mengenai bahasa dalam surat dinas, yaitu
hanya meneliti mengenai bentuk-bentuk kesalahan berbahasa yang meliputi kata,
ejaan, dan kalimat tanpa mencari tahu faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan
tersebut. Sedangkan dalam penelitian ini mengkaji mengenai bahasa yang
digunakan dalam karya tulis siswa. Tidak hanya jenis-jenis kesalahan yang dikaji
dalam penelitian ini, dan juga faktor yang menyebabkan timbulnya kesalahan
dalam penulisan karya tulis siswa.

C. Kerangka Berpikir
Kegiatan Berdasarkan uraian di muka kiranya dapat dinyatakan bahwa
menulis ilmiah merupakan suatu keterampilan kognitif yang kompleks. Terdapat
sejumlah komponen yang harus dipahami dan dikuasai penulis agar ia dapat
menyusun sebuah tulisan yang baik. Komponen-komponen itu adalah tujuan
menulis, isi tulisan, kemahiran atau keterampilan bahasa sebagai medium ekspresi
dan kemampuan mekanis atau teknik penulisan. Berdasarkan uraian itu terlihat,
sesungguhnya penulis bertalian dengan dua hal pokok: (1) substansi persoalan
atau isi yang akan disampaikan dan (2), bagaimana menyampaikan isi itu kepada
pembaca (atau cara penyampaian gagasan). Kedua hal itu tidak dapat dipisahkan.
Arena menulis merupakan kegiatan kognitif yang kompleks, maka wajar
jika di dalam sebuah tulisan terdapat kesalahan (termasuk kesalahan penggunaan
bahasa). Tetapi bagaimanapun kesalahan adalah kesalahan. Kesalahan
mempergunakan bahasa menghambat proses komunikasi. Gagasan yang
dikemukakan penulis tidak dapat sepenuhnya dipahami oleh pembaca. Dalam

liii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

konteks pengajaran bahasa, para pakar linguistik dan pengajar bahasa sependapat
bahwa kesalahan berbahasa itu mengganggu pencapaian tujuan pengajaran
bahasa. Oleh karena itu, kesalahan berbahasa yang sering dibuat siswa harus
dikurangi dan kalau dapat dihilangkan sama sekali, karena kalau tidak,
dikhawatirkan kesalahan itu akan memfosil.
Karya tulis dapat dibedakan menjadi karya tulis ilmiah dan karya tulis
nonilmiah. Karya tulis yang dibuat siswa biasanya berbentuk karya tulis ilmiah.
Karya ilmiah tersebut berbentuk laporan. Dalam laporan penelitian yang
dilakukan siswa masih saja terdapat kesalahan-kesalahan. Kesalahan bisa saja
disebabkan ketidak sengajaan maupun adanya kekurangannya pengetahuan siswa
tentang dunia tulis menulis.
Banyak bentuk kesalahan bahasa yang ditemukan pada karya tulis siswa
yang peneliti teliti. Kesalahan yang paling sering terjadi yakni kesalahan ejaan,
pemilihan kata atau diksi, dan penyusunan kalimat. Setelah dicari bentuk-bentuk
kesalahan yang ada kemudian akan penulis simpulkan kesalahan mana yang
paling sering terjadi, sehingga dikemudian dari kesalahan tersebut tidak akan
terulang lagi.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi
kesalahan tersebut adalah dengan mengadakan analisis kesalahan penggunaan
bahasa siswa. Dengan analisis itu akan dapat diketahui dan dipahami kesalahan
apa sajakah yang masih dibuat siswa, tipe-tipe kesalahan sumber-sumber
penyebab kesalahan, dan taraf keseriusan kesalahan-kesalahan itu. Dari analisis
itu pula dapat diungkapkan hal-hal apa sajakah yang sebenarnya menjadi
kebutuhan siswa sehingga mereka memiliki kemampuan menulis karya ilmiah
yang baik. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, maka alur kerangka
pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut.

liv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Penulis

Karya Tulis

Karangan Nonilmiah Karangan Ilmiah

Kesalahan ejaan
Pilihan kata
Penyusunan kalimat

Kesimpulan

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

lv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Andong Kabupaten
Boyolali. Waktu yang digunakan dalam penelitian dari menyusun proposal sampai
laporan skripsi adalah selama 7 bulan, yaitu bulan Desember 2009 sampai dengan
Juni 2010. Adapun rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat dalam
Tabel berikut.
Tabel 1. Pembagian Waktu Penelitian
No Nama Kegiatan Bulan
Des Jan Feb Mar April Mei Juni
1 Pengajuan Judul
2 Pengajuan dan
Revisi Proposal
3 Perijinan
Penelitian
4 Pengumpulan dan
Analisis Data
5 Penyusunan
Laporan

B. Bentuk dan Strategi Penelitian


Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, bentuk
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif ini berdasarkan
objek penelitian yang diperoleh dari data penelitian, yaitu karya tulis siswa kelas
XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten Boyolali.
Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tunggal
terpancang. Menurut Yin (dalam Sutopo, 2002: 41), strategi tunggal terpancang
adalah strategi penelitian deskriptif kualitatif yang fokus penelitiannya telah

lvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ditentukan berdasarkan tujuan dan minat peneliti sebelum terjun ke lapangan


studinya. Dalam penelitian ini, masalah telah difokuskan pada satu situasi, yaitu
mengenai kesalahan berbahasa Indonesia. Penelitian ini berusaha untuk
mendeskripsikan berbagai kesalahan berbahasa Indonesia dalam karya tulis siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten Boyolali.

C. Sumber Data
Data yang dikaji dalam penelitian ini berupa data kualitatif. Menurut
Sutopo (2002: 49-51), jenis-jenis sumber data dalam penelitian kualitatif adalah
narasumber/informan, peristiwa/aktivitas, tempat/lokasi, dan dokumen/arsip.
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Dokumen
Dokumen yang digunakan ini berupa arsip karya tulis siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali dan transkrip hasil wawancara
terhadap narasumber, baik guru bahasa Indonesia dan guru pembimbing karya
tulis maupun siswa.
2. Informan
Informan yang dipilih adalah salah satu guru bahasa Indonesia SMA
Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali, yaitu Bapak Ahmad Sochib, S.Pd.
selaku yang orang memberikan informasi mengenai karya tulis yag dibuat
oleh siswa, Bapak Drs. Agus Suyono selaku guru pembimbing karya tulis, dan
beberapa siswa selaku penulis karya tulis yaitu Wanda dan Nanik kelas XII IA
1, Anisa serta Bulan kelas XII IS 2.

D. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Sumber data yang digunakan tidak sebagai yang mewakili
populasinya tetapi lebih cenderung mewakili informasinya. Objek penelitian yang
diambil adalah kelas XI, dengan pertimbangan bahwa kelas tersebut sudah pernah
membuat karya tulis, yaitu sebagai syarat kenaikan kelas.

lvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Teknik sampling lain yang digunakan adalah teknik sampling yang


bersifat internal, yaitu sampel diambil untuk mewakili informasinya, dengan
kelengkapan dan kedalaman informasi yang tidak perlu ditentukan oleh jumlah
sumber data, karena jumlah informan yang kecil bisa saja menjelaskan informasi
secara lebih lengkap dan benar. Sampling ini mengarah pada generalisasi teoretis
(Sutopo, 2002: 55). Dalam penelitian ini mengambil sampel yang dibutuhkan
yaitu karya tulis yang dibuat oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong,
Kabupaten Boyolali, yang selanjutnya diseleksi untuk memperoleh sampel yang
mewakili dan memungkinkan untuk dilakukan penerapan teori yang ada.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
mengkaji dokumen atau arsip dengan menggunakan teknik analisis isi atau disebut
content analysis. Teknik ini diterapkan untuk mengetahui bentuk-bentuk
kesalahan berbahasa Indonesia dalam karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1
Andong Kabupaten Boyolali.
Teknik lain yang digunakan adalah teknik in-dept interview atau
wawancara mendalam dengan beberapa penulis karya tulis, yaitu siswa untuk
memperoleh data mengenai faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan
terjadinya kesalahan berbahasa dalam penulisan karya tulis dan pada guru bahasa
Indonesia serta guru pembimbing untuk menanyakan apakah kesalahan berbahasa
tersebut terjadi karena kesalahan siswa atau dari guru pembimbing
.
F. Uji Validitas Data
Cara yang paling umum digunakan untuk peningkatan validitas dalam
penelitian kualitatif adalah teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu (Moleong, 2001:
178). Dalam peneltian ini digunakan triangulasi teori, triangulasi metode, dan
review informan.

lviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Triangulasi teori yaitu menggunakan beberapa perspektif teori yang


berbeda untuk membahasa permasalahan yang dikaji agar nantinya dapat ditarik
kesimpulan lebih mantap dan bisa diterima kebenarannya. Peneliti menggunakan
teknik triangulasi teori karena teknik ini sesuai dengan karakteristik datanya.
Dalam hal ini, peneliti bisa menggunakan beberapa teori dari disiplin ilmu yang
berbeda atau bisa juga dengan teori yang berbeda tetapi masih dalam satu disiplin
ilmu.
Triangulasi metode digunakan untuk mendapatkan data yang sama
dengan menggunakan metode yang berbeda. Misalnya, untuk mendapatkan data
yang sama, selain menggunakan teknik catat, peneliti juga menggunakan teknik
wawancara. Triangulasi metode digunakan peneliti karena peneliti masih
mendapatkan kesimpulan yang valid dari metode yang digunakan tersebut, yaitu
teknik catat dan wawancara.
Review informan dilakukan dengan peneliti meneliti ulang data yang
diperoleh dari informasi agar memperoleh perbaikan dan kebenaran data jika
seandainya terdapat kesalahan dan informasi yang tertinggal. Dengan kata lain,
teknik ini digunakan untuk mengonfirmasikan kembali kepada informan,
mengenai data hasil wawancara tersebut sudah valid dan sesuai dengan
kesepakatan atau belum dengan mengirimkan deskripsi hasil wawancara.
Wawancara dilakukan pada hari Jumat, 19 Maret 2010. deskripsi wawancara ini
dapat dilihat pada lampiran 2, lampiran 3, dan lampiran 4 pada halaman 218-231.

G. Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini pada dasarnya dilakukan secara
bersamaan dengan proses pelaksanaan pengumpulan data. Pada hakikatnya,
penelitian ini terdiri dari tiga komponen pokok yang saling berkaitan dan
berinteraksi, tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pengumpulan data. Proses analisis
data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif, artinya bahwa
ketiga komponen analisis tersebut aktivitasnya dapat dilakukan dengan cara
interaksi baik antarkomponennya maupun dengan proses pengumpulan data dalam

lix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bentuk proses yang berbentuk siklus (Sutopo, 2002: 94). Adapun ketiga
komponen itu antara lain:
1. Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan ini berlangsung
terus menerus selama penelitian. Dalam penelitian ini, setelah data tentang
tipe-tipe kesalahan berbahasa Indonesia dalam karya tulis siswa selesai
dilakukan, kemudian data tersebut disederhanakan dan diseleksi yang kiranya
dapat mewakili analisis.
2. Penyajian data
Sajian data merupakan bagian yang penting dalam analisis data. Miles
dan Huberman (1992: 17) mengartikan sebagai sekumpulan informasi
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Setelah reduksi data selesai dilakukan, kemudian
disajikan dalam bentuk laporan yang sistematis yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.
3. Penarikan kesimpulan/Verifikasi
Kesimpulan merupakan jawaban dari permasalahan yang muncul
dalam penelitian. Selain itu, dalam kesimpulan dapat diketahui apakah tujuan
penelitian ini dapat dicapai atau tidak. kesimpulan ini juga untuk memperkuat
dan mempertanggungjawabkan temuan penelitian. Penarikan kesimpulan
didasarkan pada pengorganisasian informasi yang diperoleh dalam analisis
data.

lx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Kesimpulan

Gambar 2. Model Analisis Interaktif


(Miles dan Huberman, 2002: 96)

H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah rangkaian tahap kegiatan penelitian dari awal
hingga akhir. Tahap-tahap penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan prapenelitian untuk mendapatkan gambaran tentanng objek
penelitian
b. Mengajukan judul dan membuat proposal
c. Mengumpulkan data sesuai dengan teknik pengumpulan data yang telah
direncanakan
2. Tahap Analisis Data
a. Mengelompokan data yang terkumpul sesuai dengan tujuan peneliti
b. Menganalisis dokumen berupa karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1
Andong Kabupaten Boyolali.
3. Tahap Akhir
a. Menulis kesimpulan akhir dari seluruh analisis yang telah dilakukan
b. Menyusun laporan penelitian

lxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL PENELITIAN

I. Deskripsi Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian ini berlangsung di SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten
Boyolali. Sekolah ini beralamat di jalan Solo-Karanggede km 30, Kecamatan
Andong, Kabupaten Boyolali, 57384. Lokasi sekolah ini terletak di area
pemukiman penduduk yang asri. Keadaan yang demikian sangat mendukung
proses belajar mengajar sehingga siswa bisa lebih berkonsentrasi dalam belajar.
Di lingkungan sekolah ini selain didirikan bangunan, masih ada area kosong dan
sangat memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Meskipun letak sekolah
yang bisa dikatakan berada di pinggiran kota, namun kualitas anak didik di
sekolah tersebut tidak kalah dengan kualitas sekolah-sekolah yang berada di
daerah kota kabupaten.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana
penggunaan bahasa Indonesia dalam karya tulis yang dibuat oleh siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Andong Kabupaten Boyolali. Guna lebih memfokuskan penelitian,
maka dengan berbagai pertimbangan, maka dipilihlah sekolah tersebut untuk
pengambilan sampel penelitian. Pengambilan sampel mempertimbangkan tujuan
dan maksud tertentu dari peneliti dengan jumlah sampel 10 karya tulis.
Dalam penelitian tentang karya tulis sesungguhnya banyak aspek yang
bisa diteliti, seperti bentuk, bahasa, dan lain-lain. Walaupun demikian penelitian
ini meneliti pada masalah kebahasaannya saja. Adapun peneliti akan meneliti
masalah kebahasaan dengan mencari ada atau tidak kesalahan penggunaan bahasa
Indonesia pada karya tulis siswa tersebut. Kesalahan bahasa sendiri meliputi
ejaan, diksi atau pilihan kata, dan penyusunan kalimat.
Untuk memudahkan analisis data maka sampel yang perlu diidentifikasi,
sebagai berikut:

lxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 2. Identifikasi Data Sampel


Judul Karya Tulis Identifikasi
Objek Pariwisata di Daerah Bandung Selatan Tahun 2008/2009 1
Studi Tentang Proses Prduksi The Rancabali bandung 2
Ranca Bali 3
Objek Pariwisata di Daerah bandung Selatan Tahun 2008/2009 4
Pabrik Teh Rancak Bali Bandung 5
Museum Dirgantara Mandala 6
Pabrik Teh Ranca Bali Bandung 7
Ranca Bali 8
Pabrik Teh Rancabali 9
Perkebunan Teh Ranca Bali Bandung Jawa Barat 10

Data yang terdapat dalam tabel tersebut adalah sampel yang penulis
gunakan untuk diteliti. Sampel diteliti berdasarkan kesalahan ejaaan, pilihan kata
atau diksi, dan penyusunan kalimat.

J. Hasil Penelitian
1. Kesalahan Penggunaan Ejaan
a. Pemakaian Huruf Kapital
Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa, kesalahan merupakan
faktor penghambat tercapainya tujuan. Dalam komunikasi umum, kesalahan
berbahasa mengganggu pemahaman komunikasi. Oleh karena itu, baik dalam
kaitanya dengan pembelajaran bahasa atau komunikasi umum, kesalahan
berbahasa harus dikurangi semaksimal mungkin. Untuk dapat menekan kesalahan
tersebut perlu diadakan analisis yang disebut analisis kesalahan berbahasa.
Penggunaan huruf kapital harus sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempunakan. Terdapat banyak ketentuan penggunaan
huruf kapital dalam kalimat Di bawah ini adalah bentuk-bentuk kesalahan
penggunaan huruf kapital yang berperan sebagai perwakilan dari setiap data yang
digunakan sebagai sampel.

lxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 3. Data Kesalahan Huruf Kapital


No Data Kesalahan Berbahasa Pembenaran
1. Karya Tulis Ini Telah Diketahui dan Karya tulis ini telah diketahui dan
Disahkan disahkan
2. Buku Adalah Sumber Ilmu Dan Belajar Buku adalah sumber ilmu dan
Adalah Kunci Pembukanya. belajar adalah kunci pembukanya.
3. Pengalaman Membuat Kita Menjadi Pengalaman membuat kita menjadi
Lebih Baik. lebih baik.
4. Perbuatan Nyata Lebih Baik Dari Pada Perbuatan nyata lebih baik dari
Kata-Kata. pada kata-kata.
5. Jangan Takut Salah Sebelum Mencoba. Jangan takut salah sebelum
mencoba.
6. Ambillah Hikmah Dari Semua Ambillah hikmah dari semua
Kesalahan Yang Terjadi. kesalahan yang terjadi.
7. Karya Tulis Ini Kami Persembahkan Karya tulis ini kami persembahkan
Kepada Yang Terhormat: kepada yang terhormat:
8. Bapak Dan Ibu Di Rumah Bapak dan Ibu di rumah
9. Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bapak kepala sekolah SMA Negeri
Andong 1 Andong
10. Bapak Dan Ibu Guru SMA Negeri 1 Bapak dan ibu guru SMA Negeri 1
Andong Andong
11. Bapak Dan Ibu Guru Pembimbing Bapak dan ibu guru pembimbing
12. Teman-Teman SMA Negeri 1 Andong Teman-teman SMA Negeri 1
Andong
13. Pembaca Yang Terhormat Pembaca yang terhormat
14. Bapak Joko Subandi selaku Kepala Bapak Joko Subandi selaku kepala
Sekolah SMA.... sekolah SMA...
15. Karya Tulis ini dibuat sebagai laporan Karya tulis ini dibuat sebagai
Karya Wisata ... laporan karya wisata ...
16. Adapun ... penyusunan Karya Tulis Adapun ... penyusunan karya tulis
berdasarkan ... berdasarkan ...
17. Karya Tulis ini merupakan ... Karya tulis ini merupakan ...
18. Alasan memilih Judul Alasan Memilih Judul
19. Untuk laporan Karya Wisata ke Untuk laporan karya wisata ke
Bandung ... Bandung ...
20. ... diabdikan kepada Nusa dan Bangsa. ... diabdikan kepada nusa dan
bangsa.
21. ... Bandung 15 Km ke arah selatan atau ... Bandung 15 km ke arah selatan
50 Km dari Bandung. atau 50 km dari Bandung.
22. Lingkungan Perkebunan Lingkungan perkebunan
23. Tempat Peristirahatan Tempat peristirahatan
24. ... Tahapan Pengolahannya ... ... Tahapan pengolahannya ...
25. Dengan terselesainya Karya Tulis ini... Dengan terselesainya karya tulis
ini...
26. ... anjuran Dinas Perkebunan ... ... anjuran dinas perkebunan ...
27. ... terselesai-Nya ... ... terselesainya ...
28. Sedangkan Granding: untuk ... Sedangkan granding untuk ...
29. ... oleh Kepala SMA N 1 Andong dan ... oleh kepala SMA N 1 Andong
Pembimbing … . dan pembimbing … .
30. … petunjuk dan rohmadnya ... . … petunjuk dan rohmad-Nya ... .

lxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lanjutan Tabel 3. Data Kesalahan Huruf Kapital


No Data Kesalahan Berbahasa Pembenaran
31. ... tidak panas (Udara lembab). ... tidak panas (udara lembab).
32. ... pada tahun 2009/2010, Pada: … pada tahun 2009/2010, pada:
33. … Kepala Sekolah SMA … . … kepala sekolah SMA … .
34. … Tuhan YME yang melimpahkan … Tuhan YME yang melimpahkan
rahmatnya ... . rahmatNya ... .
35. ... tentang Pabrik teh Ranca Bali. ... tentang pabrik teh Ranca Bali.
36. ... judul “RANCA BALI” Pabrik teh ... judul “Ranca Bali” pabrik teh
dengan ... . dengan ... .
37. ... berdirinya Pabrik Teh Ranca bali. ... berdirinya pabrik teh Ranca bali.
38. ... berbagai Ilmu Pengetahuan. ... berbagai ilmu pengetahuan.
39. … memberikan Rahmad kepada ... . … memberikan rahmat kepada ...
40. ... mengenai Teh. ... mengenai teh.
41. Pembuatan Teh Rancak Bali Pembuatan teh Rancakbali
42. ... pada hari sabtu s.d senin tanggal 20- ... pada hari Sabtu s.d. Senin
22 juli 2009. tanggal 20-22 Juli 2009.
43. ... bagi Investor asing ... . ... bagi investor asing ...
44. ... di Era persaingan ... . ... di era persaingan ... .
45. SELASA Selasa
46. jepang Jepang
47. april April
48. desember Desember
49. Kepala Staf TNI-Au Kepala staf TNI-AU
50. M² m²
51. Tujuan Pelayuan adalah untuk Tujuan pelayuan adalah untuk
mengurangi ... mengurangi ...
52. Dengan mengucap syukur kepada Dengan mengucap syukur kepada
Tuhan YME atas rahmat dan Tuhan YME atas rahmat dan
karunianya … karunia-Nya …
53. ... untuk Ibumu, sebab Ibu adalah ... untuk ibumu, sebab ibu adalah
jembatan ... jembatan ...
54. ... teh RANCABALI ... teh Rancabali
55. ... selaku Kepala Sekolah SMA ... ... selaku kepala sekolah SMA ...
56. ... selaku Wali Kelas ... ... selaku wali kelas ...
57. ... selaku Pembimbing ... ... selaku pembimbing ...
58. Adapun Proses Pembuatan Teh Yaitu: Adapun proses pembuatan teh
yaitu:
59. ... menyelesaikan Karya tulis ini dengan ... menyelesaikan karya tulis ini
baik. dengan baik.
60. ... khususnya Perkebunan Teh ... khususnya perkebunan teh
Rancabali. Rancabali.
61. Beberapa Objek Wisata yang dapat Beberapa objek wisata yang dapat
dikunjungi … dikunjungi …
62. … maka the akan gosong. … maka the akan gosong.

lxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Penulisan huruf kapital dalam tabel di atas nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11,


12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 31, 32, 35, 37, 39, 40, 41,
43, 44, 51, 54, 58, 59, 60, 61, dan 62 tidak tepat karena huruf kapital
digunakan sebagai huruf pertama pada awal kalimat. Penulisan yang tepat
dapat dilihat pada kolom pembenaran.
2) Penulisan huruf kapital dalam tabel di atas nomor 9, 29, 33, 53, 55, 56, dan 57
tidak tepat karena huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan
paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. Penulisan yang tepat
dapat dilihat pada kolom pembenaran.
3) Penulisan huruf kapital dalam tabel di atas nomor 20, 46, dan 49 tidak tepat
karena huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintahan, dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi kecuali
kata seperti dan. Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.
4) Penulisan huruf kapital dalam tabel di atas nomor 21 dan 50 tidak tepat karena
huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.
5) Penulisan huruf kapital dalam tabel di atas nomor 27, 30, 34, dan 52 tidak
tepat karena huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan
yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti
untuk Tuhan. Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.
6) Penulisan huruf kapital dalam tabel di atas nomor 36 dan 38 tidak tepat karena
huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan
judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak
terletak pada posisi awal.. Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom
pembenaran.
7) Penulisan huruf kapital dalam tabel di atas nomor 42, 45, 47, dan 48 tidak
tepat karena huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,
hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Penulisan yang tepat dapat dilihat pada
kolom pembenaran.

lxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Pemakaian Tanda Baca


1) Tanda titik (.)
Tanda titik kadang dianggap sepele bagi penggunanya, namun
bukan berarti tanda titik tidak ada gunanya. Tanda titik salah satunya
digunakan sebagai tanda henti pada akhir setiap kata. Berikut kesalahan
tanda titik yang ditemukan pada sampel.

Tabel 4. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik


No Data Kesalahan Berbahasa Pembenaran
1. NIP. 131759521 ... NIP 131759521 ...
2. ... di Ciwedey Bandung Selatan ... di Ciwedey Bandung Selatan.
3. ... masing-masing jenis teh ... masing-masing jenis teh.
4. ... ke negeri Cina ... ke negeri Cina.
5. … di dalam hidupmu ... di dalam hidupmu.
6. ... dalam segala hal ... dalam segala hal.
7. ... dapat dipisahkan ... dapat dipisahkan.
8. ... kebodohan bangsa ... kebodohan bangsa.
9. ... hingga akhir hayat ... hingga akhir hayat.
10. ... selamanya tidak maju ... selamanya tidak maju.
11. ... seperti apa adanya ... seperti apa adanya.
12. ... pasti ada jalan ... pasti ada jalan.
13. ... kesalahan yang terjadi ... kesalahan yang terjadi.
14. ... jadi sempurna ... jadi sempurna.
15. ... untuk meraih sukses ... untuk meraih sukses.
16. ... baik moral maupun material ... baik moral maupun material.
17. ... penduduk Indonesia ... penduduk Indonesia.
18. ... program pembangunan ... program pembangunan.
19. ... mengumpulkan data ... mengumpulkan data.
20. ... teh ranca bali ... teh ranca bali.
21. ... usaha dan keuntungan ... usaha dan keuntungan.
22. Karena jatuhnya pemerintahan. Belanda Karena jatuhnya pemerintahan
... . Belanda ... .
23. ... berjalan tanpa tujuan ... berjalan tanpa tujuan.
24. ... orang yang malas ... orang yang malas.
25. ... dari hari ini ... dari hari ini.
26. ... untuk ditakuti ... untuk ditakuti.
27. ... berkaitan dengan pabrik teh ranca ... berkaitan dengan pabrik teh ranca
bali bali.
28. ... hampir mirip dengan teh murni ... hampir mirip dengan teh murni.
29. ... tanggal 20-22 juli 2009 ... tanggal 20-22 juli 2009.
30. ... gambar secara langsung ... gambar secara langsung.
31. ... berlibur ke kota Bandung ... berlibur ke kota Bandung.
32. ... tentang Dokumentasi. Sejarah dan ... tentang Dokumentasi Sejarah dan
Museum AU Republik Indonesia. Museum AU Republik Indonesia.

lxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lanjutan Tabel 4. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik


No Data Kesalahan Berbahasa Pembenaran
33. ... luar biasa dan berharga bagi ... luar biasa dan berharga bagi
Indonesia Indonesia.
34. ... berjudul ”PABRIK TEH RANCA ... berjudul ”PABRIK TEH
BALI (BANDUNG)”. Tanpa suatu RANCA BALI (BANDUNG)”,
hambatan ... tanpa suatu hambatan ...
35. Bapak Basroni M. S. Ag Bapak Basroni M, S. Ag.
36. ... meraih keberhasilan ... meraih keberhasilan.
37. ... permulaan pengetahuan ... permulaan pengetahuan.
38. ... waktu sangat berharga ... waktu sangat berharga.
39. ... menciptakan sesuatu yang baru ... menciptakan sesuatu yang baru.
40. Ibu Rahayu Winarni, S. Pd Ibu Rahayu Winarni, S. Pd.

1. Penulisan tanda titik dalam tabel di atas selain nomor 34 dan 40 tidak tepat
karena tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan. Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.
2. Penulisan tanda titik dalam tabel di atas nomor 34 dan 40 tidak tepat karena
tanda titik dipakai untuk mengakhiri singkatan nama gelar. Penulisan yang
tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.

2) Tanda koma (,)


Tanda koma banyak memunyai kegunaan, namun terkadang
pemakainya kurang memperhatikan arti pentingnya tanda koma tersebut.
Hal tersebut dapat dilihat juga pada karya tulis siswa yang dibuat oleh
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali. Kesalahan
tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 5. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Koma
No Data Kesalahan Berbahasa Pembenaran
1. Basroni Mukhlis S. Ag Basroni Mukhlis, S. Ag.
2. Mesin OTR, Rotervane dan PCR ... Mesin OTR, Rotervane, dan PCR ...
3. … warna, ukuran dan granding. … warna, ukuran, dan granding.
4. ... bisflavanol, theavlafin dan ... bisflavanol, theavlafin, dan
thearubigin ... . thearubigin ... .
5. … pengeringan, sortasi dan granding … … pengeringan, sortasi, dan
granding …
6. … memisahkan, memurnikan dan … memisahkan, memurnikan, dan
membentuk … . membentuk … .
7. Bapak Joko Subandi selaku… Bapak Joko Subandi, selaku ...

lxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lanjutan Tabel 5. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Koma


No Data Kesalahan Berbahasa Pembenaran
8. ... tidak mengering, tangkai muda ... tidak mengering, tangkai muda
menjadi lentur, bila digenggam terasa menjadi lentur, bila digenggam
lembut dan bila dilemparkan tidak akan terasa lembut, dan bila dilemparkan
buyar ... . tidak akan buyar ... .
9. ... sholat, belajar dan bekerja keras ... sholat, belajar, dan bekerja keras
sampai ... . sampai ... .
10. Ayah, ibu dan keluarga ... Ayah, ibu, dan keluarga ...
11. ” Pengolahan Teh Rancabali” Yaitu: ” Pengolahan Teh Rancabali”,
yaitu:
12. ... karya tulis ini, pada tahun 2009/2010 ... karya tulis ini pada tahun
... . 2009/2010 ... .
13. ... karya tulis ini, kami memilih ... . ... karya tulis ini kami memilih ...
14. ... penyiangan, pemupukan dan ... penyiangan, pemupukan, dan
pengendalian hama penyakit. pengendalian hama penyakit.
15. ... oksidasi biasa, pengeringan dan ... oksidasi biasa, pengeringan, dan
proses penyortiran. proses penyortiran.
16. … bau, warna dan mutu dari teh. … bau, warna, dan mutu dari teh.
17. Tapi, harus memperhatikan ... . Tapi harus memperhatikan ... .
18. Crushing, tearing and curling Crushing, tearing, and curling
19. Andong 14 Agustus 2009 Andong, 14 Agustus 2009
20. ... menarik kesimpulan yaitu: ... menarik kesimpulan, yaitu:
21. ... karya tulis ini, Oleh karena itu ... . ... karya tulis ini. Oleh karena itu ...
22. ... pengamatan langsung, dari ... pengamatan langsung, dari
wawancara dan dari guru pembimbing wawancara, dan dari guru
... pembimbing ...
23. ... kegiatan bidang sejarah, budaya dan ... kegiatan bidang sejarah, budaya,
museum angkatan udara. dan museum angkatan udara.
24. ... bahwa dalam penyusunan karya tulis ... bahwa dalam penyusunan karya
ini, banyak kesalahan dan kekurangan tulis ini banyak kesalahan dan
... kekurangan ...
25. Sabtu 12 September 2009 Sabtu, 12 September 2009
26. ... teh jahe, teh hijau, teh lemon dll. ... teh jahe, teh hijau, teh lemon, dll.
27. Bapak Amat Saevudin, S.Pd. selaku Bapak Amat Saevudin, S.Pd.,
pembimbing ... selaku pembimbing ...
28. ... dari bahasa Cina Chah Mula-mula ... dari bahasa Cina, Chah, Mula-
diperkenalkan … mula diperkenalkan …
29. ... teh rosehip, camomile, krisan dan ... teh rosehip, camomile, krisan,
jiaogulan. dan jiaogulan.
30. Rasa, aroma, aperen dan ampas. Rasa, aroma, aperen, dan ampas.
31. Bapak Drs. M. Joko Subandi selaku Bapak Drs. M. Joko Subandi,
kepala ... selaku kepala ...
32. Bapak Drs. Agus Suyono selaku Bapak Drs. Agus Suyono, selaku
pembimbing ... pembimbing...

lxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a) Penulisan tanda koma dalam tabel di atas nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 14,


15, 16, 18, 23, 26, 29, dan 30 tidak tepat karena tanda koma di antara unsur-
unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Penulisan yang tepat dapat
dilihat pada kolom pembenaran.
b) Penulisan tanda koma dalam tabel di atas nomor 1 tidak tepat karena tanda
koma dipakai di antara nama orang atau gelar akademik, yang mengikutinya
untuk membedakannya dengan singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.
c) Penulisan tanda koma dalam tabel di atas nomor 7, 11, 12, 13, 17, 20, 21, 22,
24, 27, 28, 31, dan 32 tidak tepat karena tanda koma dipakai untuk
menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat. Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.
d) Penulisan tanda koma dalam tabel di atas nomor 19 dan 25 tidak tepat karena
tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat,
(iii) tempat dan tanggal, (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan. Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.

3) Tanda Titik Dua (:)


Tanda titik dua umum dipakai pada karya tulis. Walaupun
demikian, karya tulis juga belum tentu telah tepat menggunakan tanda titik
dua. Hal tersebut terjadi pula pada karya tulis yang peneliti teliti. Meskipun
tidak semua sampel terdapat kesalahan dalam penggunaan tanda titik dua,
tetapi tetap saja ada kesalahan yang penulis temukan dalam beberapa karya
tulis. Kesalahan tersebut diantaranya adalah berikut ini.
Tabel 6. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik Dua
No Data Kesalahan Berbahasa Pembenaran
1. Sedangkan granding: untuk Sedangkan granding untuk
memisahkan ... . memisahkan ... .
2. NIP: 19620305 ... NIP 19620305 ...
3. NIP: 19690221 ... NIP 19690221 ...
4. ... telah diresmikan berdirinya museum ... telah diresmikan berdirinya
pusat TNI-AU oleh: Menpangan museum pusat TNI-AU oleh
Laksamana Udara Roemin Nuryadin. Menpangan Laksamana Udara
Roemin Nuryadin.

lxx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a) Penulisan tanda titik dua dalam tabel di atas nomor 1 dan 4 tidak tepat karena
tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau perintah. Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom
pembenaran.
b) Penulisan tanda titik dua dalam tabel di atas nomor 2 dan 3 tidak tepat karena
tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan perintah.
Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.

4) Tanda Titik Koma (;)


Banyak siswa yang belum menguasai fungsi atau kegunaan
tanda baca titik koma (;). Tanda baca titik koma sering kali tidak
digunakan. Siswa lebih memilih menggunakan tanda baca koma dari
pada tanda baca titik koma. Walaupun demikian, bukan berarti tanda
titik koma tidak digunakan sama sekali.
Tabel 7. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik Koma
No Data Kesalahan Berbahasa Pembenaran
1. 1. Bapak dan ibu di rumah 1. Bapak dan ibu di rumah;
2. 2. Bapak kepala sekolah SMA Negeri 1 2. Bapak kepala sekolah SMA
Andong Negeri 1 Andong;
3. 3. Bapak dan ibu guru SMA Negeri 1 3. Bapak dan ibu guru SMA Negeri
Andong 1 Andong;
4. 4. Bapak dan ibu pembimbing 4. Bapak dan ibu pembimbing;
5. 5. Teman-teman SMA Negeri 1 Andong 5. Teman-teman SMA Negeri 1
Andong; dan
6. ... ke Bandung, Jawa Barat. ... ke Bandung, Jawa Barat;
7. ... membuat karya tulis ini. ... membuat karya tulis ini;
8. ... penyusunan karya tulis ini. ... penyusunan karya tulis ini; dan
9. 1. ... bapak kepala sekolah 1. ... bapak kepala sekolah;
10. 2. ... pembimbing utama 2. ... pembimbing utama;
11. 3. ... membiayai kami 3. ... membiayai kami; dan
12. 1) ... kami cintai 1) ... kami cintai;
13. 2) ... kami hormati 2) ... kami hormati;
14. 1. Bapak Drs. M joko Subandi ... SMA 1. Bapak Drs. M joko Subandi ...
N 1 Andong. SMA N 1 Andong;
15. 2. Bapak Amat Saevudin ...karya tulis. 2. Bapak Amat Saevudin ...karya
tulis;
16. 3. Bapak Basroni ... XII IS3 3. Bapak Basroni ... XII IS3;
17. 1. Bapak Drs. M joko Subandi ... SMA 1. Bapak Drs. M joko Subandi ...
N 1 Andong. SMA N 1 Andong;
18. 2. Bapak Amat Saevudin ...karya tulis. 2. Bapak Amat Saevudin ...karya
tulis;

lxxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Penulisan tanda titik koma dalam tabel di atas semuanya tidak tepat.
Kesalahan tersebut tidak tepat karena tanda titik koma dipakai untuk memisahkan
bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Penulisan yang tepat dapat dilihat
pada kolom pembenaran.

5) Tanda Penyingkat atau Apostrof (’)


Banyak orang yang terkadang tidak memahami fungsi dari
tanda apostof atau penyingkat. Tanda penyingkat atau apostrof
digunakan untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian
angka tahun. Berikut kesalahan peneliti temukan dalam kaitannya
dengan tanda apostrof atau penyingkat dalam sampel.

Tabel 8. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Penyingkat atau Apostrof


No Data Kesalahan Berbahasa Pembenaran
1. Jum’at Jumat
2. Do’a Doa
3. ... berdo’a. ... berdoa.
4. ... mendo’akan ... ... mendoakan ...

Penulisan tanda penyingkat atau apostrof dalam tabel di atas tidak tepat
karena tanda penyingkat hanya menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian anka tahun. Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.

6) Tanda Hubung (-)


Tanda hubung seringkali tidak terlalu diperhatikan, kegunaan
tanda hubung adalah untuk menyambung. Meski demikian, ada tata cara
atau aturan pemakaian tanda hubung ini. Peneliti menemukan kesalahan
tanda hubung ini dalam karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1
Andong. Kesalahan tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 9. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Hubung
No Data Kesalahan Berbahasa Pembenaran
1. ... terselesai-Nya ... . ... terselesainya ... .
2. ... karyawan karyawati ... . ... karyawan-karyawati ... .
3. ... di sana sini ... ... di sana-sini ...

lxxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a) Penulisan tanda hubung dalam tabel di atas nomor 1 tidak tepat karena tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan –an,
(iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama
jabatan rangkap. Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.
b) Penulisan tanda hubung dalam tabel di atas nomor 2 dan 3 tidak tepat karena
tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang. Penulisan
yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.

7) Tanda Petik (”... ”)


Tanda petik diantaranya digunakan untuk mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tulisan lain;
mengapit judul syair, karangan, dan buku apabila dipakai dalam kalimat;
mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus; penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri
petikan langsung; dan penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan
dibelakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai
dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat. Berikut
kesalahan penggunaan tanda petik yang peneliti temukan.

Tabel 10. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Petik


No Data Kesalahan Berbahasa Pembenaran
1. ... sebab “Tak ada gading yang tak ... sebab tak ada gading yang tak
retak” ... retak ...
2. ... penelitian di ”RANCABALI” ... ... penelitian di Rancabali ...
3. Istilah “teh” juga ... Istilah teh juga ...

Penulisan tanda petik dalam tabel di atas tidak tepat karena tanda petik
dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lain; mengapit judul syair, karangan, atau bab buku
yang dipakai dalam kalimat; mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus; sebagai penutup mengikuti tanda baca yang
mengakhiri petikan langsung; dan sebagai tanda baca penutup kalimat atau bagian

lxxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan
yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.

8) Tanda Pisah (-)


Tanda pisah sepintas seperti tanda hubung, tetapi pemakaian
tanda pisah tentu berbeda dengan tanda hubung. Tanda pisah diantaranya
digunakan untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan
yang lain sehingga kalimat-kalimat menjadi lebih jelas; membatasi
penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar
bangunan kalimat; dan dipakai diantara dua bilangan, tanggal, atau
tempat dengan arti ’sampai ke’ dengan’ atau’sampai dengan’.
Kesalahan penggunaan tanda pisah dalam sampel adalah berikut.
Pada kalimat ’...maka pimpinan TNI AU memutuskan ...’ tidak
tepat karena tidak menggunakan tanda pisah. Tanda pisah berfungsi
untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan
di luar bangun kalimat. Kalimat tersebut pembenarannya, yaitu ’ ... maka
pimpinan TNI-AU memutuskan ...’.

c. Penulisan Kata Depan


Kata depan adalah kata yang bertugas merangkaikan kata atau bagian
kalimat. Tempatnya terletak di depan kata. Kata depan dimunculkan dalam
kaitannya dengan kelas kata, bukan dalam kaitan dengan fungsinya dalam
kalimat. Berikut kesalahan yang terdapat dalam karya tulis siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Andong.

lxxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 11. Data Kesalahan Penulisan Kata Depan


No Data Kesalahan Berbahasa Pembenaran
1. ditempat di tempat
2. didaerah di daerah
3. disamping di samping
4. dibelakang di belakang
5. diatas di atas
6. disini di sini
7. didunia di dunia
8. didalam di dalam
9. diBandung di Bandung
10. kedalam ke dalam
11. disitu di situ
12. ketangan ke tangan
13. kekota-kota ke kota-kota
14. kebawah ke bawah
15. disana di sana
16. dipabrik di pabrik
17. keruang ke ruang

Data di atas adalah data kesalahan penulisan kata depan yang peneliti
temukan pada sampel yang peneliti teliti. Kesalahan penggunaan kata depan
pada sampel hanya ditemukan pada bentuk penggunaan di dan ke. Kata depan
di dan ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada
dan daripada.

d. Penggunaan Kata Turunan (imbuhan, awalan, sisipan)


Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata mendapat awalan atau
akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata mendapat awalan
dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Berikut
kesalahan yang peneliti temukan dalam karya tulis siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Andong.

lxxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 12. Data Kesalahan Penulisan Kata Turunan


No Data Kesalahan Berbahasa Pembenaran
1. di pakai dipakai
2. di segala disegala
3. menyebar luaskan menyebarluaskan
4. di tuangkan dituangkan
5. di keluarkannya dikeluarkannya
6. di manfaatkan dimanfaatkan
7. di gunakan digunakan
8. di jangkau dijangkau
9. di capai dicapai
10. di perbaiki diperbaiki
11. di nikmati dinikmati
12. di ekspor diekspor
13. di ketinggian diketinggian
14. di petik dipetik
15. di simpan disimpan
16. di ukur diukur
17. di masukkan dimasukkan
18. di temukan ditemukan
19. di sediakan disediakan
20. di konsumsi dikonsumsi

Data di atas adalah data kesalahan penulisan kata turunan yang


peneliti temukan pada sampel yang peneliti teliti. Kesalahan penggunaan kata
turunan pada sampel hanya ditemukan pada bentuk penggunaan imbuhan dan
gabungan kata.
1) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Pada tabel di atas terdapat kesalahan penulisan imbuhan yang berupa awalan,
yakni data nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,
dan 20. Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.
2) Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Pada data nomor 3 pada
tabel di atas merupakan contoh kesalahan yang terdapat pada sampel.
Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.

e. Penggunaan Cetak Miring atau Garis Bawah


Dari pengertian di bab sebelumnya telah dijelaskan bagaimana
penggunaan garis bawah dan cetak miring. Tidak bisa sembarang huruf atau

lxxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kata benar untuk ditulis miring atau digaris bawah. Hanya kata-kata asing
yang benar dicetak miring atau digaris bawah dalam bahasa Indonesia. Berikut
kesalahan penggunaan tanda garis miring atau garis bawah pada sampel yang
peneliti teliti.

Tabel 13. Data Kesalahan Penggunaan Cetak Miring


No Data Kesalahan Berbahasa Pembenaran
1. ... kunci pembukanya. ... kunci pembukanya.
2. ... menjadi lebih baik. ... menjadi lebih baik.
3. ... pada kata-kata. ... pada kata-kata.
4. ... sebelum mencoba. ... sebelum mencoba.
5. ... kesalahan yang terjadi. ... kesalahan yang terjadi.
6. orthodoxs Orthodoxs
7. cottage Cottage
8. pouching Pouching
9. Oolong Oolong
10. Camelia Sinensis Camelia Sinensis
11. Assamica Assamica
12. Sinensis Sinensis
13. Withering Trough Withering Trough
14. Polifenol Polifenol
15. katekin Katekin
16. Teaflafin Teaflafin
17. Trearubigin Trearubigin
18. Open top roller Open top roller
19. Rotervane Rotervane
20. Press Cup Roller Press Cup Roller
21. Endheles Chaina Pressure Endheles Chaina Pressure
22. dryer Dryer
23. Fluid Bed Dryer Fluid Bed Dryer
24. granding Granding
25. tea bulker Tea bulker
26. blending Blending
27. grade grade
28. orthoqunion orthoqunion
29. bisvlavanol bisvlavanol
30. sangray Sangray
31. Rotary Panner Rotary Panner
32. Type Single Action Type Single Action
33. Rotary Dryer Type Repeat Roll Rotary Dryer Type Repeat Roll
34. Camellia Sinensis L Kuntze Camellia Sinensis L Kuntze
35. study tour study tour
36. Pelayuan Pelayuan
37. Proses penggilingan atau rolling room Proses penggilingan atau rolling
room
38. Oksidasi enzimatis Oksidasi enzimatis

lxxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lanjutan Tabel 13. Data Kesalahan Penggunaan Cetak Miring


No Data Kesalahan Berbahasa Pembenaran
39. Praskirap druller Praskirap druller
40. Rotel ven Rotel ven
41. outlide Outlide
42. Lide Lide
43. Pengeringan Pengeringan
44. Sortasi Sortasi
45. Pengepakan/pengemasan Pengepakan/pengemasan
46. alternative alternative/alternatif
47. interview interview
48. marketing Marketing
49. purchasing Purchasing
50. production production
51. quality control quality control
52. engineering engineering
53. Teh Teh
54. Waktu selama dua hari tiga malam Waktu selama dua hari tiga malam
55. Cutting Cutting
56. Ditambah jahe, lemon, atau hanya Ditambah jahe, lemon, atau hanya
sekedar wangi melati sekedar wangi melati
57. wire mesh Wire mesh
58. fanning Fanning
59. dusting Dusting
60. Kesuksesan berasal dari kemauan yang Kesuksesan berasal dari kemauan
kuat. yang kuat.
61. Prestasi tidak dapat diraih tanpa Prestasi tidak dapat diraih tanpa
antusias. antusias.
62. Tindakan adalah buah pengetahuan Tindakan adalah buah pengetahuan
yang paling tepat. yang paling tepat.
63. Kesalahan adalah pelajaran untuk Kesalahan adalah pelajaran untuk
menjadi bijak. menjadi bijak.
64. Pusat pengendalian hidup adalah sikap. Pusat pengendalian hidup adalah
sikap.
65. Mengoreksi diri adalah model sebuah Mengoreksi diri adalah model
tindakan. sebuah tindakan.
66. Chah Chah
67. Hamparan permadani hijau areal Hamparan permadani hijau areal
kebun teh, pabrik teh, dan tatanan kebun teh, pabrik teh, dan tatanan
kehidupan masyarakat desa yang maju kehidupan masyarakat desa yang
dan asri bebas dari polusi. maju dan asri bebas dari polusi.
68. Egif Egif
69. Pack Pack
70. Lemon tea Lemon tea
71. green tea Green tea
72. aperen Aperen

lxxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Penulisan huruf miring dalam tabel di atas nomor 1, 2, 3, 4, 5, 36, 37, 38, 43,
44, 45, 53, 54, 56, 60, 61, 62, 63, 64, 65 dan 67 tidak tepat karena huruf
miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan
surat kabar yang dikutip dalam tulisan, serta dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Penulisan yang
tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.
2) Penulisan huruf miring dalam tabel di atas nomor 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35,
39, 40, 41, 42, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 55, 57, 58, 59, 66, 68, 69, 70, 71, dan
72 tidak tepat karena huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan
nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Penulisan yang tepat dapat dilihat pada kolom pembenaran.

Tabel 14. Data Kesalahan Penggunaan Garis Bawah


No Data Kesalahan Berbahasa Pembenaran
1. Karya tulis ini dipersembahkan kepada: Karya tulis ini dipersembahkan
kepada:
2. a. Teh Murni (Kualitas I) a. Teh Murni (Kualitas I)
3. b. Teh Kualitas 2 b. Teh Kualitas 2
4. c. Teh Kualitas 3 c. Teh Kualitas 3

Penulisan garis bawah pada tabel di atas tidak tepat. Garis bawah
digunakan sebagai pengganti garis miring. Apabila sudah menggunakan garis
miring, maka garis bawah tidak dipergunakan lagi. Penggunaan yang tepat dapat
dilihat pada kolom pembenaran.

2. Kesalahan Pemilihan Kata Atau Diksi


Pemilihan kata dalam sebuah karya tulis sangat berpengaruh terhadap
makna yang terkandung dalam sebuah kalimat. Pemilihan kata tersebut meliputi
ketepatan dan kesesuaian. Ketepatan dalam hal ini mencakup penggunaan
denotatif-konotatif, sinonim, verba berpreposisi, dan penggunaan kata secara
ekonomis. Kesesuaian meliputi kebakuan kata dan penghindaran kata cakapan.

lxxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Ketepatan
1) Penggunaan Denotatif-Konotatif
Sebagaimana telah dikemukakan analisis ketepatan pilihan kata
dilihat dari segi dnotatif dan konotatif kata, dalam penelitian ini hanya dibatasi
pada ketepatan denotasi. Berikut ini dikemukakan kata yang tidak tepat dari
segi denotasinya.
a) Penulisan telah mengunjungi tempat wisata di daerah Bandung Selatan.
b) Teh merupakan salah satu sumber daya alam yang dihasilkan dari
pengolahan pucuk (daun muda) ...
c) ... adalah penunjang keberhasilan kaum petani, untuk keaktifan dalam
memberikan penerangan demi kemajuan bersama.
d) ... dipercaya dapat melangsingkan tubuh oleh orang yang
mengkonsumsinya.
e) ... kita wajib melestarikan dan menjaga kebedaan pabrik tersebut.
f) Untuk pengarahan atau fasilitas yang terdapat di pabrik teh itu supaya
ditingkatkan seperti pemandu penjelasan tentang pembuatan teh ...
g) ... yang telah melahirkan dan membesarkan kita dengan ...
h) ... keterbatasan bahan dan pengetahuan di dalam penelitian ini maka
penulis bertujuan sebagai berikut.
i) Sebaiknya pabrik teh Rancabali meningkatkan kualitas pengolahan teh
dengan cara menambah profesionalisasi pekerjanya dan ...
j) Seharusnya lebih diefektivitaskan kinerja tenaga kerjanya agar teh hijau
dapat menembus pasar ekspor dunia.

Jika kalimat a) kita cermati, maka akan segera kita ketahui bahwa
penggunaan kata penulisan dalam kalimat tersebut tidak tepat. Kata penulis
akan lebih tepat digunakan melihat konteks kalimat yang telah ada.
Penggunaan kata pengolahan pada kalimat b) kurang tepat sebab konteks
kalimat seperti itu akan lebih tepat jika menggunakan kata olahan.
Kata keaktifan jelas berbeda dengan kata aktif. Kata keaktifan
diartikan ”kegiatan; kesibukan’ (KBBI, 2005: 23). Sementara itu, kata aktif

lxxx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

anatar lain berarti ’giat (bekerja,beruasaha); dinamis; mampu beraksi dan


bereaksi’. Tentu yang dimaksudkan penulis dalam kalimat c) adalah ’bekerja’.
Jika demikian, maka penggunaan kata keaktifan dalam kalimat tersebut tidak
tepat, sedangkan kata yang lebih tepat adalah aktif. Kata oleh dalam kalimat d)
tidak tepat digunakan karena tidak sesuai dengan konteks kalimat tersebut.
Kalimat tersebut akan lebih tepat jika menggunakan kata pada. Untuk kata
kebedaan pada kalimat e) juga tidak tepat penggunaannya. Kata kebedaan
tidak dikenal dalam bahasa Indonesia.
Kata penjelasan berbeda dengan kata menjelaskan. Kata
penjelasan berbentuk kata benda sedangkan kata menjelaskan berbentuk kata
kerja. Dalam kalimat f) jelas dibutuhkan kata yang berbentuk kata kerja, oleh
karena itu kalimat tersebut lebih tepat jika menggunakan kata menjelaskan
bukan penjelasan. Pada kalimat g) terdapat penggunaan kata kita. Kata kita
dalam konteks tersebut berarti meliputi penulis dan pembaca. Sedangkan
dalam kenyataannya pembaca tidak berperan serta dalam pembuatan karya
tulis tersebut. Oleh karena itu, kata kita dalam kalimat tersebut akan lebih
tepat jika diganti dengan kata kami. Pada kalimat h) terdapat penggunaan kata
penulis. Kalau kita cermati kata penulis akan membingungkan kita. Kalimat
tersebut akan lebih jelas maksudnya bila kata penulis diganti dengan kata
karya tulis.
Imbuhan –isasi dalam kata profesionalisasi pada kalimat i) dapat
diartikan proses profesional. Sedang bila kita cermati kata profesionalisasi
tidak akan cocok bila digunakan dalam kalimat tersebut. Kata tersebut akan
menjadi benar jika kata profesionalisasi diganti dengan kata profesionalitas.
Profesionalitas dalam KBBI (2005: 897) diartikan ’perihal profesi;
keprofesian; kemampuan bertindak secara profesional’. Dalam kalimat j)
terdapat kata diefektifitaskan. Kata tersebut akan terasa janggal dan
berpengaruh pada makna dari kalimat itu sendiri. Jika lebih teliti, maka kata
diefektifkan akan lebih tepat digunakan dibanding kata diefektifitaskan.

lxxxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kesalahan-kesalahan di atas dapat diperbaiki berikut ini.


a) Penulis telah mengunjungi tempat wisata di daerah Bandung Selatan.
b) Teh merupakan salah satu sumber daya alam yang dihasilkan dari olahan
pucuk (daun muda) ...
c) ... adalah penunjang keberhasilan kaum petani, untuk aktif dalam
memberikan penerangan demi kemajuan bersama.
d) ... dipercaya dapat melangsingkan tubuh pada orang yang
mengkonsumsinya.
e) ... kita wajib melestarikan dan menjaga perbedaan pabrik tersebut.
f) Untuk pengarahan atau fasilitas yang terdapat di pabrik teh itu supaya
ditingkatkan seperti pemandu menjelaskan tentang pembuatan teh ...
g) ... yang telah melahirkan dan membesarkan kami dengan ...
h) ... keterbatasan bahan dan pengetahuan di dalam penelitian ini maka karya
tulis ini mempunyai tujuan sebagai berikut.
i) Sebaiknya pabrik teh Rancabali meningkatkan kualitas pengolahan teh
dengan cara menambah profesionaltas pekerjanya dan ...
j) Seharusnya lebih diefektifkan kinerja tenaga kerjanya agar teh hijau dapat
menembus pasar ekspor dunia.

2) Sinonim
Penggunaaan kata bersinonim di bawah ini tidak tepat.
a) Adapun maksud dan tujuan penyusunan karya tulis ini adalah untuk
laporan hasil karya tulis.
b) Kepada para pengelola hendaknya semakin tekun dan rajin dalam bekerja
demi tercapainya ...
c) Produksi teh Rancabali mempunyai bermacam-macam dan bervariasi
rasa.
Kata maksud, antara lain berarti ‘yang dikehendaki; tujuan; niat;
kehendak’ (KBBI, 2005: 704). Dengan demikian jelaslah bahwa kata maksud
bersinonim dengan kata tujuan. Karena kedua kata tersebut bersinonim maka
penggunaan kata dan dalam kalimat a) tidak tepat, sedangkan yang tepat

lxxxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

adalah konjungtor atau. Kata tekun bersinonim dengan kata rajin, begitu pula
dengan kata bermacam-macam dan bervariasi. Dengan demikian penggunaan
kedua kata tersebut secara bersamaan tentu kurang tepat. Kesalahan ketiga
kalimat di atas dapat diperbaiki berikut ini.
a) Adapun maksud atau tujuan penyusunan karya tulis ini adalah untuk
laporan hasil karya tulis.
b) Kepada para pengelola hendaknya semakin tekun dalam bekerja demi
tercapainya ...
c) Kepada para pengelola hendaknya semakin rajin dalam bekerja demi
tercapainya ...
d) Produksi teh Rancabali mempunyai bermacam-macam rasa.
Produksi teh Rancabali mempunyai bervariasi rasa.

3) Penggunaan Kata secara Ekonomis


Penggunaan kalimat secara tidak ekonomis dalam sampel terlihat
pada kalimat-kalimat berikut ini.
a) Semua bapak ibu guru serta karyawan-karyawati yang kami hormati.
b) Dengan terselesainya penulisan karya tulis ini, penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada.
c) ... penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dikarenakan masih dalam
tahap pembelajaran.
d) Penulis menyadari bahwa di sana-sini masih terdapat banyak kekurangan
dan kekhilafan dalam penyusunan karya tulis ini ...
e) Adapun alasan pemilihan judul tersebut di atas adalah.
f) Selain terdapat diorama juga terdapat bermacam-macam jenis pesawat
yang dipergunakan pada masa perjuangan.
g) ... tentang pembuatan teh itu sangat kurang sekali jumlahnya
dibandingkan dengan orang yang akan mendengarkannya.
h) Rancabali adalah pabrik teh yang benar-benar berkualitas, karena di
dalam pabriknya ruangannya sangat bersih dan terjaga.

lxxxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

i) Kami menyadari bahwa karya tulis ini sangat belum dapat dikatakan
sempurna.
Penggunaan kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di atas
tidak digunakan secara ekonomis. Penggunaan kata yang dicetak miring pada
kalimat a), b), c), d), g), h), i) bersifat redundan. Kata tersebut dan frasa di
atas sama-sama mengacu pada sesuatu yang telah dikatakan (judul). Oleh
karena itu, cukup dikatakan judul di atas, judul tersebutBermacam-macam
dalam kalimat f) bersinonim dengan kata jenis, maka penggunaannya dalam
kalimat cukup digunakan salah satu. Perbaikan kalimat-kalimat di atas
dikemukakan berikut ini.
a) Bapak ibu guru serta karyawan-karyawati yang kami hormati.
b) Dengan terselesainya penulisan karya tulis ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada.
c) ... penulis mohon maaf dikarenakan masih dalam tahap pembelajaran.
d) Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kekhilafan
dalam penyusunan karya tulis ini ...
e) Adapun alasan pemilihan judul tersebut adalah.
f) Selain terdapat diorama juga terdapat bermacam-macam pesawat yang
dipergunakan pada masa perjuangan.
g) ... tentang pembuatan teh itu sangat kurang jumlahnya dibandingkan
dengan orang yang akan mendengarkannya.
h) Rancabali adalah pabrik teh yang berkualitas, karena di dalam pabriknya
ruangannya sangat bersih dan terjaga.
i) Kami menyadari bahwa karya tulis ini belum dapat dikatakan sempurna.

b. Kesesuaian
1) Penggunaan Kata Baku
Penggunaan kata tidak baku pada sampel dapat dilihat berikut ini.
a) Keinginan untuk mengetahui teori maupun praktek tentang proses
produksi teh di Bandung Selatan.

lxxxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) ... Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan petunjuk dan
rohmadNya.
c) Kenaikan harga solar membuat keuntungan yang diperoleh makin sedikit.
d) Tapi harus memperhatikan konsumen secara serius.
e) Agar nambah pengetahuan kita mengenai teh.
f) Tahap tersebut harus diimbangi dengan pensortiran daun-daun yang ...
g) ... lalu daun teh yang sudah kering dimasukkan kantung dan tentunya
dengan rasa yang berfareasi.
h) Karya tulis ini telah disetujui dan disyahkan pada.
i) Terlebih berdasarkan nasehat ahli botani negeri Belanda, Junghun ...
j) Sartasi adalah proses yang bertujuan untuk memisahkan jenis teh sesuai
dengan ukuran (kwalitas) masing-masing.
k) Atas terselesainya karya tulis ini kami ucapkan terimakasih kepada:

Kata-kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di atas tidak baku.


Adapun bentuk bakunya adalah sebagai berikut.
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
1. praktek Praktik
2. rohmad rahmat
3. makin semakin
4. tapi tetapi
5. nambah menambah
6. pensortiran penyortiran
7. berfareasi bervariasi
8. disyahkan disahkan
9. nasehat nasihat
10. kwalitas kualitas
11. ucapkan mengucapkan

lxxxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Penghindaran Kata Cakapan


Karena karya tulis siswa merupakan salah satu jenis karya tulis
ilmiah, maka dalam penulisannya hendaknya dihindari penggunaan kata-kata
cakapan. Berikut kata-kata ucapan yang peneliti temukan pada sampel.
a) Dan salawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
b) Akhir kata semoga karya tulis ini bisa memberikan manfaat bagi kita
semua.
c) Dengan jadinya penggarapan karya tulis ini yang memakan waktu cukup
lama ...
d) Dalam penghujung karya tulis ini, bisa kami ambil kesimpulan ...
Kata haturkan yang berarti sama dengan ucapkan termasuk kata
cakapan. Dalam tulisan ilmiah kata tersebut dapat diganti dengan kata
mengucapkan. Kata akhir kata tidak pernah digunakan dalam ragam bahasa
ilmiah. Dalam ragam ilmiah kata tersebut dapat diganti akhirnya bila kata
tersebut mengakhiri suatu uraian atau pernyataan. Kata-kata yang dicetak
miring pada kalimat c) tidak tepat jika digunakan dalam tulisan ilmiah dalam
hal ini tulisan dalam karya tulis siswa. Kata-kata tersebut tepat bila diganti
dengan selesainya. Pada kalimat d) juga demikian, kata-kata yang dicetak
miring tidak tepat penggunaannya. Kata penghujung tidak dipakai dalam
tulisan ilmiah. Kata tersebut dapat diganti dengan pada akhir. Kalimat-kalimat
di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat-kalimat berikut ini.
a) Dan salawat serta salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW.
b) Akhirnya semoga karya tulis ini bisa memberikan manfaat bagi kita
semua.
c) Dengan terselesainya karya tulis ini yang memakan waktu cukup lama ...
d) Pada akhir karya tulis ini, bisa kami ambil kesimpulan ...

3. Kesalahan Penyusunan Kalimat


Pendapat maupun pandangan tentang kalimat datang dari beberapa
pakar. Namun yang pasti sebuah karya tulis akan dapat dipahami oleh pembaca
jika kalimat-kalimatnya tersusun dengan baik, runtut, dan saling bertautan.

lxxxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kalimat-kalimat dalam karya tulis hendaknya logis dan memunyai kesatuan


pikiran.
a. Kohesi
1) Di dalam uraian laporan ini penulis hanya menulis sesuai data-data yang
penulis dapatkan.
2) Tanpa bimbingan dan bantuan pihak tersebut penulis akan banyak
kesulitan-kesulitan ...
3) Karya tulis ini merupakan hasil peninjauan di tempat wisata dan penulis
mengambil judul ...
4) Dari berbagai penjelasan dan pernyataan-pernyataan yang tercantum
dalam karya tulis ini ...
Ketidakkohesifan kalimat 1) dan 4) disebabkan oleh pengulangan
kata data dan pernyataan. Kata data dan pernyataan dalam kalimat tersebut
sudah mempunyai arti jamak, oleh karena kata data dan pernyataan tidak
perlu diulang. Kata banyak berfungsi menjelaskan kata kesulitan. Dengan
demikian, tidak perlu digunakan kata kesulitan-kesulitan karena kata banyak
sudah jelas menunjuk pengertian jamak(lebih dari satu). Kata depan di pada
kalimat 3) tidak tepat penggunaannya. Kalimat tersebut menginginkan hasil,
oleh karena itu kata depan yang tepat yaitu ke. Kalimat di atas dapat diperbaiki
sebagai berikut.
1) Di dalam uraian laporan ini penulis hanya menulis sesuai data yang
penulis dapatkan.
2) Tanpa bimbingan dan bantuan pihak tersebut penulis akan banyak
kesulitan ...
3) Karya tulis ini merupakan hasil peninjauan ke tempat wisata dan penulis
mengambil judul ...
4) Dari berbagai penjelasan dan pernyataan yang tercantum dalam karya tulis
ini ...

lxxxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Koherensi
Kalimat yang tidak koheren terlihat berikut ini.
1) Dalam penyusunan karya tulis ini, kami memilih judul ...
2) Karena daerahnya masih dianggap baik, baik jenis dan iklimnya yang
sangat cocok untuk ditanami teh ...
3) Dapat memberi informasi tentang dunia usaha dan mengetahui cara untuk
mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam memproduksi teh.
4) Serta sejarah berdirinya pabrik teh Rancabali.
5) Dapat menjadi pengalaman kami yang penuh manfaat , agar kami kelak
nanti bisa menciptakan wahana kerja dalam bidang apapun.
6) Dan dalam penyusunan karya tulis ini tentu belumlah sempurna, sebaiknya
di masa yang akan datang dapat disempurnakan lagi.
7) Dikarenakan adanya faktor keterbatasan bahan dan pengetahuan di dalam
penelitian ini maka penulis bertujuan sebagai berikut.
Kesatuan susunan (koherensi) kalimat 1), 4), dan 6) di atas menjadi
kabur karena kedudukan subjek dan predikat tidak jelas, terutama karena salah
menggunakan kata depan. Kalimat-kalimat tersebut dapat diperbaiki berikut
ini.
1) Penyusunan karya tulis ini memilih judul ...
Dalam penyusunan karya tulis ini dipilih judul ...
4) Sejarah berdirinya pabrik teh Rancabali.
6) Penyusunan karya tulis ini tentu belumlah sempurna, sebaiknya di masa
yang akan datang dapat disempurnakan lagi.
Kalimat 2), 3), 5), dan 7) juga tidak koheren. Ketidakkoherenan
kalimat tersebut disebabkan kalimat tersebut tidak memiliki subjek. Tidak
adanya subjek mengakibatkan kalimat tersebut menjadi kabur dan tidak logis.

lxxxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Kesejajaran
Kalimat yang kurang baik dilihat dari segi kesejajaran gagasan-
gagasan yang ingin diungkapkan penulisnya terlihat pada kalimat-kalimat
berikut ini.
1) Proses ini bertujuan untuk memisahkan, memurnikan, dan membentuk
jenis mutu agar teh dapat diterima baik dipasaran lokal maupun ekspor.
2) Yaitu kami mengumpulkan data melalui pengamatan langsung dan
catatan dengan sistematika terhadap objek yang dituju yaitu pembuatan
teh.
3) Eratnya hubungan antara ilmu pengetahuan dengan ilmu ekonomi melalui
usaha dan keuntungan.
4) Selanjutnya diikuti dengan proses oksidasi biasa, pengeringan, dan proses
penyortiran.
Kalimat 1) di atas tidak menempatkan posisi yang sama. Kata lokal
akan sejajar posisinya bila disandingkan dengan kata internasional. Kalimat 2)
tidak menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting dan sam fungsinya de
dalam suatu struktur atau konstruksi gramatikal yang sama. Gagasan pertama
dikemukakan dalam bentuk verba, pengamatan, sedangkan yang kedua
dikemukakan dengan bentuk nomina, catatan. Demikian juga dengan kalimat
3) dan 4) gagasan-gagasan yang dikemukakan dalam kalimat tersebut tidak
dikemukakan dalam konstruksi gramatikal yang sama. Perbaikan kalimat-
kalimat di atas agar menjadi kalimat efektif adalah berikut.
1) Proses ini bertujuan untuk memisahkan, memurnikan, dan membentuk
jenis mutu agar teh dapat diterima baik dipasaran lokal maupun
internasional.
2) Yaitu kami mengumpulkan data melalui pengamatan langsung dan
pencatatan dengan sistematika terhadap objek yang dituju yaitu pembuatan
teh.
3) Eratnya hubungan antara ilmu pengetahuan dengan ilmu ekonomi melalui
usaha dan untung.

lxxxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4) Selanjutnya diikuti dengan proses pengoksidasian biasa, pengeringan, dan


proses penyortiran.

4. Persentase Kesalahan Bahasa


Setelah analisis kesalahan bahasa pada karya tulis siswa yang dibuat oleh
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali dilakukan, perlu
diadakan rekapitulasi atau perhitungan kesalahan yang telah tercatat untuk
memperjelas bentuk dan besaran kesalahan yang terjadi. Sebelum melangkah ke
tahap berikutnya, maka untuk lebih mempermudah perhitungan atau rekapitulasi
perlu dibuat gambaran kesalahan yang terjadi dalam bentuk tabel. Besaran
frekuensi kesalahan bahasa keseluruhan dapat dilihat pada tabel.
Tabel 15. Data Kesalahan Berbahasa
Jenis Kesalahan Berbahasa Jumlah
Huruf kapital 62
Tanda titik 40
Tanda koma 32
Tanda titik dua 4
Tanda titik koma 18
Tanda apostrof 4
Kesalahan ejaan Tanda hubung 3
Tanda petik 3
Tanda pisah 1
Kata depan 17
Kata turunan 20
Cetak miring 72
Garis bawah 4
Ketepatan Kata denotasi 10
pilihan kata
Diksi atau

Kata sinonim 3
Kata secara ekonomis 9
Kesesuaian Kata baku 11
Kata cakapan 4
Penyusunan kalimat Kohesi 4
Koherensi 7
kesejajaran 4
Jumlah total 303

xc
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari tabel tersebut maka dapat dicari persentase kesalahan berbahasanya.


Penghitungan kesalahan berbahasa tersebut sebagai berikut.
Jumlah sampel yang mengalami kesalahan
X 100%
Jumlah keseluruhan sampel

a. Kesalahan ejaan
1) Huruf kapital
62 X 100% = 20, 46 %
303
2) Tanda titik
40 X 100% = 13, 20 %
303
3) Tanda koma
32 X 100% = 10,56 %
303
4) Tanda titik dua
4 X 100% = 1, 32 %
303
5) Tanda koma
18 X 100% = 5, 94 %
303
6) Tanda apostrof
4 X 100% = 1, 32 %
303
7) Tanda hubung
3 X 100% = 0,99 %
303
8) Tanda petik
3 X 100% = 0,99 %
303

xci
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9) Tanda pisah
1 X 100% = 0,33 %
303
10) Kata depan
17 X 100% = 5, 62 %
303
11) Kata turunan
20 X 100% = 6, 60 %
303
12) Cetak miring
72 X 100% = 23, 76 %
303
13) Garis bawah
4 X 100% = 1, 32 %
303
b. Kesalahan diksi atau pilihan kata
1) Ketepatan
a) Kata denotasi
10 X 100% = 3, 30 %
303
b) Kata sinonim
3 X 100% = 0,99 %
303
c) Kata secara ekonomis
9 X 100% = 2, 97 %
303
2) Kesesuaian
a) Kata baku
11 X 100% = 3, 63 %
303

xcii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) Kata cakapan
4 X 100% = 1, 32 %
303
c. Kesalahan penyusunan kalimat
1) Kohesi
4 X 100% = 1, 32 %
303
2) Koherensi
7 X 100% = 2, 31 %
303
3) Kesejajaran
4 X 100% = 1, 32 %
303

5. Sumber Penyebab Terjadinya Kesalahan


Sumber dan sebab merupakan dua istilah yang berbeda. Pada kesempatan
ini akan dikemukakan sebagai dua hal yang berbeda dengan prinsip bahwa sebab
berkaitan dengan pemberian alasan, diksi yang banyak atau sering digunakan
adalah karena, dan berkaitan dengan pemberian jawaban atas pertanyaan
mengapa. Sebaliknya, sumber berkaitan dengan asal terjadinya kesalahan.
Pembahasan masalah sumber penyebab terjadinya kesalahan berbahasa,
tidak lepas dari berbagai macam kesalahan yang dihasilkan. Artinya, membahas
kesalahan tertentu sekaligus sumber dan faktor penyebabnya. Terjadinya berbagai
bentuk kesalahan berbahasa Indonesia dalam karya tulis siswa ini tidak lepas dari
sumber-sumber yang mempengaruhinya. Sumber-sumber tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut.

a. Sumber Kesalahan yang Berasal dari Guru Pembimbing


Sumber kesalahan yang berasal dari guru pembimbing ini terjadi karena
pembimbing tidak sungguh-sungguh membimbing siswa dalam membuat karya
tulis. Guru hanya sekilas dan tidak teliti dalam meneliti. Hal ini disebabkan guru

xciii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pembimbing bukan guru bahasa Indonesia, maka pengetahuan tentang kebahasaan


tersebut sering diabaikan atau bahkan terkadangg guru pembimbing kurang
mengetahui secara benar tentang kebahasaan. Akibatnya karya tulis yang dibuat
oleh siswapun masih banyak terdapat kesalahan.

b. Sumber Kesalahan yang Berasal dari Siswa Sendiri


Kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam karya tulis siswa tersebut
tidak semuanya diakibatkan karena ketidaksungguhan guru pembimbing dalam
melakukan bimbingan. Kesalahan tersebut juga berasal dari diri siswa sendiri.
Siswa banyak yang kurang teliti dalam membuat karya tulis. Banyak siswa yang
hanya mengandalkan guru pembimbing mereka, kalau tidak disalahkan berarti
sudah benar.

c. Sumber Kesalahan yang Berasal dari Pihak Lain


Kesalahan penulisan karya tulis siswa tidak hanya berasal dari guru
pembimbing dan siswa. Kesalahan tersebut juga berasal dari pihak lain, dalam hal
ini yaitu kesalahan yang berasal dari pihak luar yang membantu dalam pembuatan
karya tulis siswa. Siswa terkadang malas karena tugas pembuatan karya tulis
tersebut tugas kelompok, maka agar tidak bingung bagaimana membagi tugas dan
saling iri, siswa tidak mengetik sendiri tugas mereka. Tugas karya tulis tersebut
sebagian besar direntalkan pada jasa perentalan. Oleh karena itu, banyak
kesalahan-kesalahan sepele yang seharusnya tidak terjadi masih peneliti temukan.

K. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Kesalahan Penggunaan Ejaan
Berbicara mengenai kesalahan ejaan dapat diambil kesimpulan bahwa
penggunaan ejaan dalam penulisan karya tulis siswa seharusnya sesuai dengan
ketentuan. Namun, bila melihat tabel di atas banyak ditemukan kesalahan
penggunaan ejaan khususnya penggunaan huruf kapital dan cetak miring.
Penggunaan huruf kapital dan cetak miring sering kali tidak diperhatikan oleh
siswa. Siswa hanya beranggapan yang terpenting mereka menyelesaikan tugas

xciv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mereka tanpa paham dengan tulisan mereka, sehingga tanda baca tidak terlalu
diperhatikan.
Padahal, sekecil apapun kesalahan yang terjadi dalam pembuatan karya
tulis dapat membingungkan pemahaman pembaca karya tulis tersebut terutama
siswa lain yang masih berada di tingkat lebih bawah. Oleh karena itu, seorang
penulis karya tulis dalam hal ini siswa hendaknya selalu memperhatikan
keberadaan karya tulis yang mereka hasilkan, dalam hal ini biasanya karya tulis
terdahulu akan menjadi contoh dalam pembuatan karya tulis berikutnya.
Mengingat pendapat dari Tarigan ((1993: 21) bahwa menulis adalah menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang
grafik tersebut kalau mereka memahami lambang grafik itu. Jadi, menulis
merupakan suatu kegiatan mengungkapkan informasi kepada pembaca dengan
media kertas dan tinta yang menggunakan huruf-huruf (lambang-lambang grafik)
sebagai sistem tanda.
Berbicara mengenai kesalahan berbahasa pada bidang ejaan, peneliti
menemukan kesalahan yang paling dominan adalah kesalahan pada penulisan
cetak miring. Penulisan kata yang tidak tepat tersebut sebagai besar terjadi karena
menuliskan kata kata asing, kata ilmiah, maupun kata serapan yang belum ada
padanannya dalam bahasa Indonesia. Sebagai contohnya adalah penulisan kata
ilmiah Camellia Sinensis. Kata ilmiah, kata asing, dan kata serapan sesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (2007: 58) harus
dicetak miring. Namun terkadang siswa kurang memperhatikan aturan-aturan
yang ada dalam EYD tersebut.
Selain penulisan tanda baca, kesalahan lain pada bidang ejaan adalah
penggunaan kata depan dan kata turunan yang tidak tepat. Berdasarkan hasil
penelitian, peneliti selalu menemukan penggunaan kata depan sebagai contohnya
kata di depan penulisannya dirangkai, sedangkan kata turunan, misalnya kata
diekspor penulisannya dipisah. Penulisan kata-kata tersebut jelas tidak sesuai
dengan Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan.

xcv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan data tesebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian


besar siswa belum mengetahui ketepatan suatu ejaan padahal ejaan yang tergolong
baku adalah ejaan yang sesuai dengan EYD. Seorang penulis hanya berpedoman
pada EYD yang dikenalnya pada tahun-tahun sebelumnya. Perkembangan dalam
hal kata begitu cepat sehingga peneliti berharap selain meningkatkan kualitas
menulis, siswa harus memperkaya ilmu pada bidang kebahasaan karena
penggunaan ejaan yang tepat dapat membantu pembaca dalam memahami maksud
dari tulisan seorang penulis.

2. Kesalahan Penggunaan Diksi atau Pilihan Kata


Berbicara mengenai kesalahan berbahasa pada bidang pilihan kata, peneliti
menemukan kesalahan yang paling dominan adalah kesalahan pada penulisan
kesesuaian kata, misalnya pada penulisan kata kwalitas. Kata tersebut tidak baku
karena tidak sesuai dengan KBBI halaman 603. Pada halaman tersebut kata yang
benar seharusnya adalah kualitas. Semua kata beku harus sesuai dengan KBBI,
EYD, dan tata bahasa baku, hal ini sesuai dengan pernyataan Kokasih ( 2001:
117) bahwa kata baku adalah kata yang cara pengucapannya atau penulisannya
sesuai dengan kaidah-kaidah standar atau kaidah yang telah dibakukan. Kaidah
standar yang dimaksud dapat berupa pedoman (EYD), tata bahasa baku, kamus
umum.
Selain kesesuaian kata, kesalahan lain pada bidang pilihan kata adalah
penggunaan ketepatan kata. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti selalu
menemukan penggunaan kata denotatif, sinonim, dan penggunaan kata tidak
ekonomis pada sampel yang diteliti. Kata denotatif misalnya terdapat pada kalimat
berikut, “Penulisan telah mengunjungi tempat wisata di daerah Bandung selatan.”
Pada kata yang digaris bawah tidak tepat karena tidak sesuai dengan konteks. Kata
yang tepat untuk mengganti kata tersebut yakni kata penulis.
Berdasarkan data tesebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa belum
dapat menggunakan penggunaan pilihan kata secara tepat. Siswa sering
menggunakan kata secara serampangan, tanpa melihat dampak apa yang bisa
disebabkan karenanya. Perkembangan dalam hal kata begitu cepat sehingga

xcvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

peneliti berharap siswa dapat meningkatkan pengetahuan pada bidang kebahasaan


karena penggunaan bahasa yang tepat dapat membantu pembaca atau siswa lain
dapat memahami isi dari karya tulis yang mereka hasilkan.

3. Kesalahan Penggunaan Kalimat


Kesalahan bahasa selain penggunaan ejaan, pilihan kata atau diksi yaitu
penggunaan kalimat. Kesalahan penggunaan kalimat yang penulis temukan pada
sampel yakni kohesi, koherensi, dan kesejajaran. Kesalahan kohesi, contohnya
yaitu pada kalimat ”Tanpa bimbingan dan bantuan pihak tersebut penulis akan
banyak kesulitan-kesulitan ...” Kata banyak berfungsi menjelaskan kata kesulitan.
Dengan demikian tidak perlu digunakan kata kesulitan-kesulitan karena banyak
sudah jelas menunjuk pengertian jamak (lebih dari satu).
Penggunaan kalimat selanjutnya yang tidak tepat yakni koherensi.
Contoh koherensi tidak tepat pada kalimat, ”Serta sejarah berdirinya pabrik teh
Rancabali.” Kalimat tersebut menjadi kabur karena kedudukan subjek dan
predikat tidak jelas, terutamasalah menggunakan kata depan. Kalimat tersebut
akan tepat jika menjadi ” Sejarah berdirinya pabrik teh Rancabali.”
Penggunaan kesejajaran kata juga peneliti temukan pada sampel. Hal ini
bertentangan dengan pernyataan Akhadiah, dkk (1988: 116-117) yakni
menjelaskan bahwa kalimat yang baik harus memenuhi ciri atau unsur: (1)
kesepadanan dan kesatuan, (2) kesejajaran bentuk, (3) penekanan, (4) kehematan
dalam mempergunakan kata, dan (5) kevariasian dalam struktur kalimat. Salah
satu syarat kalimat yang baik yakni harus memenuhi unsur kesejajaran. Contoh
ketidaksejajaran kalimat pada sampel yaitu pada kalimat, ”Yaitu kami
mengumpulkan data melalui pengamatan langsung dan catatan dengan ...” Kedua
kata tersebut tidak sejajar karena fungsi kata pengamatan tidak sejajar dengan
kata catatan. Kedua kata tersebut akan sejajar jika kata catatan diganti dengan
kata pencatatan.
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesalahan yang
berhubungan dengan penggunaan kalimat harus mengetahui unsur-unsur yang
membangun dalam kalimat, misalnya kalimat tersebut harus mengandung unsur

xcvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kohesi, koherensi, dan memiliki kesejajaran. Sepintas memang tidak merasa


terganggu karena kalimat-kalimat tersebut bisa dipahami. Namun, perlu dipahami
bahwa berbahasa itu tidak hanya asal dapat dimengerti.

4. Persentase Kesalahan Berbahasa


Kesalahan-kesalahan yang sudah peneliti temukan tidak berhenti sampai
di sini. Untuk menunjukkan jumlah kesalahan yang peneliti temukan maka
peneliti membuat persentase dari semua kesalahan yang telah penelit temukan.
Persentase tersebut yakni, kesalahan ejaan yang meliputi huruf kapital 20, 46%;
tada titik 13, 20%; tanda koma 10,56 %; tanda titik dua 1, 32 %; tanda titik koma
5, 94 %; tanda apostrof 1, 32 %; tanda hubung 0,99 %; tanda petik 0,99 %; tanda
pisah 0,33 %; kata depan 5, 62 %; kata turunan 6, 60 %; cetak miring 23, 76 %;
dan garis bawah 1, 32 %.
Kesalahan diksi dan pilihan kata juga peneliti persentasekan. Pilihan kata
atau diksi meliputi ketepatan dan kesesuaian, dan masing-masing penulis
persentasekan secara sendiri-sendiri. Persentase tersebut, 3, 30% untuk kata
denotasi; 0,99 % untuk kata sinonim; 2, 97 % untuk penggunaan kata tidak
ekonomis; 3, 63 % untuk kata baku; dan 1, 32 % untuk kata cakapan. Selain
penggunaan ejaan dan pilihan kata atau diksi masih ada penggunaan kalimat.
Persentase kesalahannya yaitu, kohesi 1, 32 %; koherensi 2, 31 %; dan kesejajaran
1, 32%.

5. Sumber Penyebab Terjadinya Kesalahan


Penggunaan bahasa Indonesia dalam karya tulis siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Andong Kabupaten Boyolali ini tidak lepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor pertama yang mempengaruhi penggunaan bahasa
Indonesia dalam karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong berasal dari
guru pembimbing. Kesalahan ini muncul karena guru pembimbing tidak
memperhatikan penggunaan bahasa yang digunakan dalam karya tulis siswa. Guru
pembimbing hanya mempertimbangkan isi dari karya tulis tersebut. Guru
pembimbing seharusnya meneliti karya tulis yang dibuat siswanya dengan teliti,

xcviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tidak hanya isi namun juga dari segi kebahasaannya. Adapun kaitannya dengan
kesalahan tersebut terdapat pendapat dari guru pembimbing yang mengemukakan
penyebab kesalahan tersebut. Berikut kutipan pendapat Agus Suyono yang
merupakan guru pembimbing pembuatan karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri
1 Andong.
“Siswa itu konsultasi pada saya ketika waktu pengumpulannya sudah
dekat. Dan biasanya konsultasi itu dilakukan pada saat jam istirahat.
Sebenarnya sebelum study tour siswa sudah diberi kerangka penulisan
karya tulis. Pembimbing seperti saya ini tidak tahu menahu, anak buat gitu
saja. Jujur karena saya guru seni, maka hal-hal mengenai teknik penulisan
serta hal-hal yang njlimet saya abaikan. Saya mengecek paling dalam hal
penulisan yang kurang bagus, kata-kata yang sering diulang dan
sebagainya.” (Sumber: Agus Suyono).

Kesalahan tersebut tidak semata-mata berasal dari guru pembimbing.


Dalam proses bimbingan tersebut tidak melibatkan guru bahasa Indonesia, maka
kesalahan-kesalahan teknik yang sebenarnya bisa dibenarkan oleh guru bahasa
Indonesia tidak bisa terjadi karena tidak ada keterlibatan guru bahasa Indonesia.
Berikut pendapat tentang ketidakadanya keterlibatan guru bahasa Indoesia dalam
bimbingan. Berikut kutipan dari Agus Suyono, selaku guru pembimbing dan
Achmad Sochib, selaku guru bahasa Indonesia.
“Iya Mbak, ya itu tadi karena guru bahasa Indonesia tidak ada yang ikut
dalam study tour.” (Sumber: Agus Suyono).

“Ya, benar. Kalau tanya keterlibatan saya dalam pembuatan karya tulis
siswa, bagaimana ya Mbak? Saya memang tidak terlibat sama sekali dalam
pengerjaan karya tulis itu. Saya juga beberapa tahun terakhir ini tidak ikut
studi wisata, karena suatu hal. Ya mungkin masalah prinsip.” (Sumber:
Achmad Sochib).

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesalahan


berbahasa terjadi karena guru pembimbing kurang memperhatikan secara
sungguh-sungguh karya tulis siswa yang menjadi siswa bimbingannya. Untuk
memudahkan pembaca atau siswa lain dalam memahami karya tulis siswa tidak
perlu mengesampingkan kaidah kebahasaan terutama penggunaan ejaan,
pemilihan kata, dan penyusunan kalimat.

xcix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Faktor kedua yang menjadi penyebab timbulnya kesalahan penggunaan


bahasa Indonesia adalah kesalahan berbahasa bersumber dari diri siswa sendiri.
Kesalahan tersebut biasanya terjadi karena siswa tidak memperhatikan kaidah
kebahasaan dan membuatnya asal-asalan. Siswa kurang menggunakan bahasa
Indonesia dengan benar karena mereka hanya merasa dituntut untuk
mengumpulkan tugas sebagai syarat kenaikan kelas saja. Berikut pendapat tentang
pembuatan karya tulis yang tidak memperhatikan kaidah kebahasaan dengan baik
dan benar. Berikut kutipan dari beberapa siswa selaku pembuat karya tulis, yakni
Anisa dan Winda.
“Paham Mbak, tapi terkadang kalau sudah mengerjakan jadi lupa dan
nggak digunakan Mbak ...” (Sumber: Anisa).

”Sudah Mbak, tapi kadang kita juga nggak terlalu memperhatikan.”


(Sumber: Wanda).

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa kesalahan berbahasa


dapat terjadi karena kesalahan siswa. Siswa terkesan sesuka hatinya tanpa
memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan yang seharusnya diterapkan dalam
karya tulis siswa, mengngat bahwa karya ilmiah adalah suatu karya yang ditulis
berdasarkan kenyataan-kenyataan ilmiah yang diperoleh sebagai hasil penelitian
kepustakaan (library research) maupun penelitian lapangan (field research)
(Moersaleh dan Musanef (dalam Suwandi, 1997: 97).
Faktor ketiga yang mempengaruhi adanya kesalahan penggunaan
bahasa Indonesia dalam karya tulis siswa adalah sumber kesalahan yang berasal
dari pihak lain. Kesalahan tersebut terjadi karena keterlibatan pihak lain dalam
pembuatan karya tulis siswa. Pembuatan karya tulis ini biasanya siswa akan
melibatkan pihak lain untuk membantunya. Tugas membuat karya tulis
merupakan tugas kelompok, oleh karena itu untuk mempermudah dan agar tidak
terjadi saling tunjuk siswa menyerahkan tugas tersebut pada pihak dalam hal ini
kepada penyedia jasa rental. Berikut kutipan beberapa siswa, yakni Nanik dan
Bulan untuk memperkuat penyebab kesalahan berbahasa tersebut.
“Itu karena ada yang direntalkan Mbak, kita kan nggak ngecek lagi. Tahu-
tahu jadi saja.”(Sumber: Nanik).

c
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

“O iya Mbak, dirental. Kadang kan saling iri kalau disuruh ngetik gitu.
Akhirnya dirental saja, yang penting jadi.”(Sumber: Bulan).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kesalahan


berbahasa bisa terjadi karena pihak lain. Pihak lain tersebut ikut menjadi
penyebab karena ditunjuk siswa untuk membantu dalam pembuatan karya tulis.
Oleh karena itu, sebaiknya penyedia jasa rentalpun seharusnya mengetahui
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai kaidah kebahasaan yang
sudah ditentukan.

L. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mengkaji tentang kesalahan berbahasa pada karya tulis
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali. Peneliti melakukan
penelitian di tempat tersebut karena setelah peneliti melakukan observasi terhadap
karya tulis siswa, karya tulis siswa tersebut masih banyak terdapat kesalahan.
Selain itu, sekolah tersebut merupakan satu-satunya sekolah negeri di wilayah
kecamatan Andong, yang notabene sebagai sekolah favorit.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karya tulis siswa
tahun ajaran 2008/2009, dengan alasan bahwa tahun ajaran itu adalah tahun ajaran
terakhir bagi siswa yang membuat karya tulis. Karya tulis sebelumnya sebenarnya
masih terdapat kesalahan, tetapi karya tulis yang dibuat paling akhirlah yang
peneliti teliti. Hal ini dikarenakan mengingat siswa yang membuat karya tulis
masih belajar di sekolah tersebut sehingga peneliti bisa melakukan wawancara
secara langsung dan tidak akan kesulitan mendapatkan informasi dari penulis
karya tulis.
Sedangkan jenis kesalahan yang digunakan untuk menganalisis
kesalahan karya tulis siswa tersebut yakni berdasarkan kesalahan ejaan, pemilihan
kata atau diksi, dan penyusunan kalimat. Kesalahan bahasa sebenarnya tidak
hanya ketiga komponen itu saja, namun setelah penulis teliti kesalahan ejaan,
pemilihan kata atau diksi, dan penyusunan kalimatlah yang banyak ditemukan.
Ketiga komponen tersebut seharusnya tidak asing lagi bagi siswa, namun pada
kenyataannya masih saja dijumpai kesalahan tersebut.

ci
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Setelah penelitian ini peneliti mengharapkan agar kesalahan-kesalahan


yang sudah terjadi tidak akan terjadi lagi. Dan tidak akan terjadi kesalahan yang
mentradisi, karena siswa yang biasanya akan membuat karya tulis pasti akan
melihat karya tulis sebelumnya sebagai bahan referensi. Jika yang dijadikan
referensi saja sudah salah, dapat dipastikan karya tulis yang barupun akan salah
juga.

cii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

M. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap adanya kesalahan penggunaan
bahasa Indonesia dalam penulisan karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1
Andong Kabupaten Boyolali seperti yang dijelaskan pada bab IV maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Terdapat kesalahan penggunaan ejaan pada karya tulis yang dibuat oleh siswa
SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali. Kesalahan-kesalahan tersebut
meliputi (a) penggunaan huruf besar; (b) tanda baca (tanda titik (.), tanda
koma (,), tanda titik dua (:), tanda titik dua (;), tanda hubung (-), tanda pisah (-
), tanda penyingkat atau apostrof (‘), tanda petik (“…”); (c) penulisan kata
depan; (d) penggunaan kata turunan (imbuhan, awalan, sisipan); (e)
penggunaan cetak miring; dan (f) garis bawah.
2. Terdapat kesalahan penggunaan diksi atau pilihan kata pada karya tulis yang
dibuat oleh siswa SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali. Kesalahan-
kesalahan tersebut meliputi ketepatan dan kesesuaian kata. (a) Ketepatan
meliputi penggunaan kata denotasi, kata bersinonim, dan penggunaan kata
secara ekonomis. (b) Kesesuaian meliputi penggunaan kata baku dan
penghindaran kata cakapan.
3. Terdapat kesalahan penggunaan kalimat pada karya tulis yang dibuat oleh
siswa SMA Negeri 1 Andong, kabupaten Boyolali. Kesalahan-kesalahan
tersebut meliputi (a) kohesi, (b) koherensi, dan (c) kesejajaran.
4. Persentase kesalahan berbahasa dalam karya tulis siswa yang dibuat oleh
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali, sebagai berikut.
a. Kesalahan ejaan
Persentase kesalahan huruf kapital 20, 46%; tanda titik 13, 20%; tanda
koma 10,56 %; tanda titik dua 1, 32 %; tanda titik koma 5, 94 %; tanda
apostrof 1, 32 %; tanda hubung 0,99 %; tanda petik 0,99 %; tanda pisah

ciii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

0,33 %; kata depan 5, 62 %; kata turunan 6, 60 %; cetak miring 23, 76 %;


dan garis bawah 1, 32 %.
b. Kesalahan pilihan kata/diksi
Persentase kesalahan pilihan kata/diksi terbagi menjadi 5 komponen, yaitu
3, 30% untuk kata denotasi; 0,99 % untuk kata sinonim; 2, 97 % untuk
penggunaan kata tidak ekonomis; 3, 63 % untuk kata baku; dan 1, 32 %
untuk kata cakapan.
c. Kesalahan kalimat
Persentase kesalahan kalimat dalam karya tulis siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Andong, Kabupaten Boyolali yang ditinjau dari tiga aspek yaitu
kohesi 1, 32 %; koherensi 2, 31 %; dan kesejajaran 1, 32%.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia dalam
penulisan karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1 Andong, Kabupaten
Boyolali tersebut antara lain: (1) Sumber kesalahan yang berasal dari guru
pembimbing, (2) Sumber kesalahan yang berasal dari siswa sendiri, dan (3)
Sumber kesalahan yang berasal dari pihak lain.
N. Implikasi
Berdasarkan kajian teori serta mengacu pada hasil penelitian, peneliti akan
memaparkan implikasi yang berupa implikasi teoretis, pedagogis, dan praktis
sebagai berikut.
1. Implikasi teoretis dalam penelitian ini berupa keterkaitan hasil penelitian
dengan tori-teori yang digunakan peneliti. Penelitian ini meyakinkan bahwa
penguasaan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
penulisan karya tulis siswa dapat menjadikan informasi yang akan
disampaikan penulis dalam hal ini siswa dapat tersampaikan dengan baik
kepada pembaca. Informasi yang ingin disampaikan bersifat penting, namun
apabila terjadi kesalahan dalam penggunaan bahasa maka pembaca akan sulit
menerima informasi tersebut dengan benar, dan mungkin akan terjadi salah
informasi. Banyaknya kesalahan yang terjadi tersebut tidak hanya terjadi
karena ketidaktahuan siswa, namun juga karena kesalahan dari guru
pembimbing. Guru pembimbing terkadang kurang dalam penguasaan bahasa

civ
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan tidak sungguh-sungguh dalam membimbing. Penguasaan kebahasaan pada


siswa dan guru pembimbing tersebut akhirnya berimplikasi pada penulisan
karya tulis siswa yang juga menjadi lebih baik dan lebih mudah dipahami.
2. Implikasi pedagogis berupa keterkaitan hasil penelitian ini dengan
pembelajaran. Dengan menerapkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar dalam penulisan karya tulis siswa maka secara tidak langsung siswa
dapat menghasilkan karya tulis yang baik, sehingga kemudian siswa dapat
membedakan penggunaan bahasa yang benar dan yang kurang benar, dan pada
akhirnya kesalahan-kesalahan tersebut tidak akan mereka lakukan lagi. Dalam
hal ini peran guru bahasa (terutama guru bahasa Indonesia atau guru
pembimbing karya tulis) sangat penting dalam pembinaan bahasa Indonesia
bagi para siswanya. Guru pembimbing harus dapat mengoreksi penggunaan
bahasa yang digunakan siswa dalam karya tulis yang mereka hasilkan. Apabila
ternyata masih ada yang kurang benar maka menjadi tugas guru pembimbing
untuk dapat menunjukkan kepada siswa kesalahan mereka agar dapat
diperbaiki. Hal ini harus diketahui dikarenakan kelas XII merupakan tingkat
akhir di SMA yang merupakan pembelajaran terakhir sebelum memasuki
perguruan tinggi.
3. Implikasi praktis dalam penelitian ini berupa keterkaitan hasil penelitian
terhadap pelaksanaan pembuatan karya tulis selanjutnya. Pemaparan hasil
penelitian terhadap jenis-jenis kesalahan berbahasa dapat membantu siswa
dalam menulis karya tulis sebagai acuan dalam pembuatan karya tulis
selanjutnya sehingga dapat menghasilkan karya tulis yang berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dapat juga digunakan sebagai contoh
konkret bahwa penguasaan kaidah bahasa Indonesia merupakan salah satu
syarat mutlak yang harus dimiliki seorang penulis karya tulis. Pembaca dalam
hal ini siswa yang belum membuat karya tulis tidak akan mendapatkan acuan
yang salah. Karena apabila yang dijadikan acuan saja sudah salah maka dapat
dipastikan karya tulis yang akan dibuatpun akan salah juga. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka penulis karya tulis hendaknya menghindari kesalahan
baik ejaan, pemilihan kata, dan kalimat. Dengan demikian diharapkan siswa

cv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang menulis karya tulis dan guru pembimbing khususnya memperkaya


pengetahuan tentang kebahasan serta memahami kaidah-kaidah penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
O. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian di atas, peneliti dapat
merumuskan saran sebagai berikut:
1. Bagi guru bahasa Indonesia
Guru hendaknya memberikan pengetahuan tentang kebahasaan kepada siswa
disetiap proses pembelajaran yang dilakukan.
2. Bagi guru pembimbing
a. Guru pembimbing hendaknya memerhatikan kaidah-kaidah bahasa
Indonesia dalam penulisan karya tulis. Hal ini agar siswa dapat
mengetahui kesalahan-kesalahan mereka sehingga dapat memperbaiki
kesalahan tersebut.
b. Guru pembimbing hendaknya dalam membimbing siswa dalam pembuatan
karya tulis dilakukan dengan sungguh-sungguh, tidak hanya formalitas
membimbing dan asal siswa mengumpulkan karya tulis.
3. Bagi siswa
a. Siswa diharapkan dapat memerhatikan penjelasan guru terutama materi-
materi yang berhubungan dengan kebahasaan seperti penulisan ejaan,
pemilihan kata, dan penyusunan kalimat.
b. Siswa diharapkan saat berkonsultasi benar-benar memperhatikan
penjelasan pembimbing agar kesalahan yang mereka lakukan dapt
dihindari dan kemudian diperbaiki.
c. Siswa diharapkan memilih waktu yang tepat saat berkonsultasi. Konsultasi
dapat dilakukan diluar jam sekolah dan waktu berkonsultasi tidak mepet
dengan tenggat waktu yang telah ditentukan.
4. Bagi sekolah
Pihak sekolah hendaknya memilih pembimbing karya tulis yang benar-benar
berkompeten dalam bidang kebahasaan, misalnya guru bahasa Indonesia atau
guru yang benar-benar paham dalam bidang kebahasaan.

cvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1998. Pembinaan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:


Erlangga.

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga).
Jakarta: Balai Pustaka.

Amir. 2007. Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: LPP UNS dan UNS
Press.

Ardiana, Leo Indra dan Yonohudiono. 1998. Analisis Kesalahan Berbahasa


EPNA 3302/2/2sks/modul 1-6. Jakarta: Universitas Terbuka

Chaer, Abdul. 1988. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Bhratara
Karya Aksara.

Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Fromkin. 1998. Sinonim, Antonim, dan Homonim.


http://organisasi..org//sinonim_antonim_homonim. Diakses tanggal 19
Juni 2010, pukul 11.00 WIB.

Hastuti, Sri. 1989. Sekitar Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta:


Mitra Gama Widya.

Kartono, St. 2009. Menulis Tanpa Rasa Takut: Membaca Realitas dengan Kritis.
Yogyakarta: Kanisius.

Keraf, Gorys. 1991.Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

-------------------. 2001. Komposisi. Flores: Nusa Indah.

Kosasih. 2001. Intisari Bahasa Indonesia. Surakarta: Putra Angkasa.

Kurniawan. 2006. Model Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia Bagi Penutur


Asing Tingkat lanjut.
http://www.ialf.edu/kipbipa/papers/khaerudinkurniawan.doc. diakses
tanggal 19 Juni 2010, pukul 15.00 WIB.

Matthews, P.H. 1997. The Consise Oxford Dictionary of Linguistics. New York:
Oxford University Press http://oxforddictionary.com diakses tanggal 19
Juni 2010, pukul 11.30 WIB.

cvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Meleong, J Lexy 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Tarsito

Miles, B Matthew dan Huberman, A Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif:


Buku Sumber Tentan Metode-Metode Baru (Terjemahan Tjetjep Rohendi
Rohidi). Jakarta: UI Press.

Moeliono, Anton M. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Parera, Jos Daniel. 1993. Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2007. Pedoman Umum Ejaan


Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Yogyakarta: CV Indonesiatera.

Radianto, Denny Oktavina. 2007. “Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa pada


Surat Dinas Kantor Gerakan Pramuka Kwartir Cabang 11.13 Karanganyar
Periode Januari sampai dengan Desember 2006”. Skripsi. Universitas
Sebelas Maret Surakarta. (Tidak Diterbitkan).

Rosidi, Imron. 2009. Menulis... Siapa Takut?. Yogyakarta: Kanisius.

Sabariyanto, Dirgo. 1992. Bahasa Surat Dinas. Yogyakarta: PT Mitra Gama


Widya.

Santosa, Budi. 2009. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Skripsi Mahasiswa


Jurusan Nonbahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Malang
http://www.infodiknas.com/analisis-kesalahan-berbahasa-dalam-skripsi-
mahasiswa-jurusan-nonbahasa-dan-sastra-indonesia-universitas-islam-
malang/ diakses tanggal 23 November 2009, pukul 09.30 WIB.

Sumardi, Muljanto. 1993. ”Pengajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah:


Tinjauan Kritis dari Masa ke Masa” dalam PELIBA 6 (Penyunting
Bambang Kaswanti Purwo). Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atmajaya.

Suryaman, Ukun. 1997. Dasar-dasar Bahasa Indonesia Baku. Bandung: PT


Alumni.

Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan


Penerapannya dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University
Press

Suwandi, Sarwiji. 1997. Analisis Kesalahan Pemakaian Bahasa Indonesia dalam


Skripsi Mahasiswa. Surakarta: UNS Press.

cviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1990. Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung:


Angkasa.

--------------------- 1990. Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

--------------------- 1993. Eksposisi dan Deskripsi: Komposisi Lanjutan II. Nusa


Indah: Flores.

Xing, Janet Zhiqun. 2008. ”Teaching and Learning Chinese as a Foreign


Language” Vol 5, Suppl. 1, PP 174-176. Center for Lnaguage Studies:
National University of Singapore. (http://e-
flt.nus.edu.sg/v5sp12008/rev_mcdonald.pdf) diunduh 21 Februari 2010,
pukul 13.05 WIB.

Wibowo, Wahyu. 2002. Enam Langkah Jitu Agar Tulisan Anda Makin Hidup dan
enak Dibaca. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

cix

Anda mungkin juga menyukai