id
KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN
2009/2010
SKRIPSI
Oleh :
ENY KUSUMAWATI
NIM: X 3105004
SURAKARTA
2010
1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN
2009/2010
Oleh :
ENY KUSUMAWATI
NIM: X 3105004
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Jurusan Ilmu Pendidikan
SURAKARTA
2010
2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
3
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Disahkan oleh
Dekan
4
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
MOTTO
“ Anak – anak belajar dari kehidupannya. Jika anak dibesarkan dengan celaan
ia belajar memaki. Jika dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.
Jika ia dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika dibesarkan
dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik –
baiknya perlakuan, ia belajar keadilan. Jika dibesarkan dengan kasih sayang
dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dan kehidupan “
6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kepada:
Dengan bahagia
7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah mengajarkan ilmu
kepada segenap manusia dengan segala kelembutan-NYA. Segala puji bagi-NYA
yang telah menurunkan ujian-ujian sebagai tarbiyah untuk memahami kesabaran
dan nikmat perjuangan. Berkat pertolongan-NYA jualah, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dra Chasiyah selaku ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memnbantu dalam
kelancaran studi penulis.
4. Bapak Dr. Sutarno M. Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukan atau ide-ide
terhadap penulisan skripsi ini.
8
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6. Bapak dan ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah berkenan berbagi ilmu dan pengetahuan yang
begitu berharga kepada penulis selama perkuliahan.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
dengan ikhlas membantu dan memberikan semangat sampai terselesaikannya
skripsi ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini bukanlah maha karya yang
sempurna. Banyak kekurangan di dalamnya merupakan suatu keniscayaan. Akan
tetapi, semoga kehadirannya dapat memberikan manfaat bagi mereka yang suka
mencari pelajaran dan kebaikan dari hal-hal kecil.
Penulis
9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGAJUAN...................................................................... ii
HALAMAN MOTTO............................................................................... vi
DAFTAR ISI............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
10
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. ...................................................................................... Langkah-
langkah Studi Kasus............................................................. 33
C. Sumber Data................................................................................... 35
1. Sumber Data Primer ................................................................... 35
2. Sumber Data Sekunder............................................................... 36
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 36
1. Teknik Observasi........................................................................ 37
2. Teknik Wawancara..................................................................... 38
3. Teknik Dokumentasi .................................................................. 40
4. Kunjungan Rumah...................................................................... 40
E. Validitas Data ................................................................................. 41
F. Analisis Data................................................................................... 41
G. Prosedur Penelitian ....................................................................... 43
BAB V PENUTUP................................................................................ 88
A. Kesimpulan ................................................................................... 88
B. Implikasi ....................................................................................... 89
C. Saran ............................................................................................. 91
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 93
LAMPIRAN............................................................................................. 95
12
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
13
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
14
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
15
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
16
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
orang tua yang dianggap sebagai pendidik yang utama dan bertanggung jawab
atas anaknya diposisikan pada suatu kondisi yang sulit, karena tidak jarang
mereka tidak mengetahui dan mengerti apa yang harus mereka lakukan,
sedangkan di sekolah guru sebagai pendidik kedua dimungkinkan kurang dapat
memahami dan mengerti perilaku yang dialami siswanya. Dengan demikian
perilaku hiperaktif yang dialami oleh siswa tidak mendapat penanganan secara
tepat. Sebagai contoh, guru yang bersikap acuh tak acuh dan mengabaikan
perilaku hiperaktif anak serta memandang bahwa anak hiperaktif adalah anak
yang nakal. Sikap orang tua dan guru yang demikian akan memberikan dampak
yang kurang baik bagi siswa yang berperilau hieparaktif pada perkembangan
selanjutnya. Dengan demikian antara orang tua dan guru diperlukan usaha kerja
sama untuk menghadapi anak yang berperilaku hiperaktif agar permasalahan yang
dihadapi anak hiperaktif tidak semakin komplek.
tidak tepat, dan berbicara tanpa henti. Lebih lanjut permasalahan psikologis yang
dialami oleh anak hiperaktif di antaranya adalah merasa gelisah jika mendapat
giliran maju ke depan kelas untuk mengerjakan tugas, tingkat intelegensi yang
kurang, mudah marah, tidak adanya keseimbangan dalam aktifitas hidup karena
impulsive serta terdapat kemungkinan untuk dijauhi oleh teman-temannya.
18
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
merupakan strategi yang lebih cocok untuk menjawab pertanyaan penelitian yang
berkenaan dengan how (bagaimana) dan why (mengapa) dengan penelitian yang
berfenomena komtemporer (masa kini).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
19
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam
bidang keahlian bimbingan yang berkaitan dengan upaya untuk mengantisipasi
anak hiperaktif.
2. Manfaat praktis
a. Memberikan wawasan bagi guru untuk dapat mengetahui perilaku
hiperaktif siswa serta memberikan penanganan.
b. Menjadi rambu-rambu khususnya bagi guru pembimbing dalam mengenali
karakteristik perilaku hiperaktif dan mencari faktor-faktor penyebabnya.
c. Sebagai bahan acuan penelitian yang sama bagi peneliti berikutnya.
d. Memberikan masukan kepada kepala sekolah tentang perilaku hiperaktif
yang dihadapi siswanya yang dapat memberikan pengaruh terhadap proses
kegiatan belajar-mengajar sehingga sekolah dapat mencarikan solusi yang
terbaik dalam pemecahan masalah tersebut.
20
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Hiperaktif
a. Pengertian Hiperaktif
21
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
banyak gerak, emosi yang meledak-ledak, mudah putus asa dan kecil hati yang
akan mengakibatkan anak tidak memiliki teman ”.
b. Jenis-jenis Hiperaktif
22
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ADHD yang disertai gangguan lain yaitu bentuk perilaku yang disertai
dengan berbagai gangguan seperti gangguan kognitif, gangguan tidur (sleep
disorder) yang akan mengakibatkan anak mengalami kesulitan dalam
memperhatikan sesuatu dengan detail serta anak mengalami masalah dalam
tidurnya seperti banyak gerakan ketika dia tidur.
impulsive adalah jenis hiperaktif yang ditandai dengan adanya tindakan yang
dilakukan oleh seseorang anak tanpa berpikir resiko yang akan dihadapi maupun
pendapat orang lain mengenai tingkah laku dan tindakan yang dilakukannya.
c. Ciri-ciri Hiperaktif
Ada tiga ciri yang menandai hiperaktif pada anak, yaitu sebagai berikut:
1) sangat mudah terganggu oleh rangsangan dari luar, 2) menampakkan
aktivitas fisik yang terus menerus, 3) tidak mampu atau tidak dapat
berpikir seperti anak normal lainnya sehingga aktivitasnya bervariasi, 4)
gemetar pada saat menjwab pertanyaan guru, 5) ketakutan jika menjawab
pertanyaan guru. (Farnham & Diggory dalam Marlina, 2007: 7)
Prasetyono (2008: 107) mengatakan, “Ciri-ciri hiperaktif yang dialami
oleh anak ditandai dengan: 1) tidak fokus yang artinya anak hiperaktif
tidak dapat berkonsentrasi pada waktu yang lama, 2) sikap menentang,
yaitu anak hiperaktif cenderung untuk memiliki sikap menentang dan
tidak mau dinasehati sehingga aktifitasnya bervariasi dan tidak kenal
lelah, 3) memiliki perilaku yang distruktif dan merusak, 4) tidak sabar
24
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Masalah yang dihadapi oleh anak yang hiperaktif menjadi beban bagi siswa itu
sendiri maupun orang lain. Izzaty (2005: 138) menyatakan bahwa “Permasalahan yang
dimungkinkan dialami oleh anak yang hiperaktif adalah problem bicara dan problem
kesehatan”. Lebih lanjut dapat diuraikan sebagai berikut:
25
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
fisik membuat anak yang mengalami perilaku hiperaktif juga beresiko tinggi
untuk mengalami kecelakaan seperti terjatuh, terkilir, dan sebagainya.
Selain masalah yang telah terurai tersebut di atas masih ada lagi
permasalahan yang mungkin muncul pada siswa hiperaktif, antara lain: (1)
Masalah intelek (2) Masalah biologis, (3) Masalah emosi, (4) Masalah moral
”.(Rief, 1994: 6). Masalah intelek di antaranya adalah sulit dalam menyelesaikan
tugas sekolah dan tugas di rumah, sering tidak dapat berkonsentrasi, mudah lupa,
dan daya pikir penangkapannya lemah sehingga sulit untuk menghadapi pelajaran
seperti matematika. Masalah biologis yang mungkin muncul sering melakukan
gerakan tanpa henti dan tidak dapat beristirahat, sensitif terhadap bahan kimia,
obat, dan debu, sedangkan masalah emosi di antaranya adalah anak hiperaktif
bersifat egois, kurang sabar, sangat emosional, suka merusak, tidak takut bahaya,
dan sembrono. Lebih lanjut masalah moral yang mungkin muncul adalah anak
hiperaktif cenderung tidak memiliki kepekaan dalam hati nurani, sering tidak
mengembalikan barang yang ia pinjam, dan mencela pembicaraan orang lain
26
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
hiperaktif tersebut akan dipandang sebagai anak yang nakal dan tidak jarang mengalami
penolakan baik dari keluarga maupun dari teman-temannya. Seringnya orang tua dibuat
jengkel tidak jarang membuat orang tua sering memperlakukan anak kurang hangat.
Orang tua kemudian banyak mengontrol anak, penuh pengawasan, banyak mengkritik
bahkan tidak jarang memberi hukuman. Hal tersebut akan membuat anak beraksi untuk
menolak dan berontak. Baik anak maupun orang tua yang demikian akan membuat
situasi rumah menjadi kurang nyaman, akibatnya anak menjadi lebih mudah frustasi.
Kegagalan bersosialisasi di mana-mana akan menumbuhkan konsep diri yang negatif.
Anak akan merasa bahwa dirinya buruk, selalu gagal, tidak mampu dan ditolak.
Problem di sekolah. Hal ini ditunjukkan dengan ciri yang dialami oleh anak tidak
mampu mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik, konsentrasi yang
mudah terganggu, rentang perhatian yang pendek membuat siswa ingin cepat selesai
bila mengerjakan tugas-tugas sekolah serta kecenderungan berbicara pada situasi yang
tidak tepat sehingga akan mengganggu siswa tersebut dan teman yang diajak berbicara.
Hal demikian membuat guru akan menyangka bahwa siswa tersebut tidak
memperhatikan.
27
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
e. Dampak Hiperaktif
29
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
anak yang nakal karena tidak memperhatikan dan tidak dapat berkonsentarsi pada
saat pelajaran serta perilakunya yang suka bertengkar atau berselisih dengan
teman-temannya.
30
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
melakukan apa yang menjadi kesenangannya dan tidak peduli dengan aturan yang
sudah ditentukan oleh orang lain.
32
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pemanjaan yang dimaksudkan adalah anak yang yang terlalu dimanja itu
sering memilih caranya sendiri agar terpenuhi kebutuhannya. Anak yang dimanja
biasanya pengarahan yang diberikan kepadanya berkurang dan kalau di sekolah ia
akan memilih berjalan-jalan dan berdiri sesukanya dari pada mendengarkan
pelajaran yang diberikan oleh guru.
Kondisi ibu pada saat hamil yang dimaksudkan adalah ibu ketika masa
hamil sering mengkonsumsi alkohol atau makanan yang tidak baik untuk janin
akan memberikan dampak pada anak yang dilahirkan akan berpeluang menjadi
anak hiperaktif.
Pada saat melahirkan pun juga akan berpengaruh untuk anak yang menjdi
anak yang hiperaktif, misalnya persalinan dalam waktu yang cukup lama serta
33
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Pengertian Bimbingan
34
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Fungsi Bimbingan
35
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
salah satu intervensi yang dapat diterapkan pada anak hiperaktif dengan
pemberian kondisi yang menyenangkan untuk dapat mencapai tingkah laku yang
diinginkan
Berbicara secara pribadi kepada anak hiperaktif dengan penuh sikap kasih
sayang dan pengertian akan memberikan kesempatan pada anak dalam
mengekspresikan keinginan dan kekuatan dengan cara-cara tertentu, misalnya
dengan memberikan alternatif pada anak tentang kegiatan yang dapat
dilakukannya sehingga dapat menguragi emosi anak yang dapat menimbulkan
hiperaktifitas.
Selain itu pemberian tugas yang dapat menjamin keberhasilan anak juga
dapat dijadikan upaya untuk mengontrol dan meminialisir tingkat hiperaktifitas
42
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
anak. Dalam upaya pemberian tugas pun orang tua atau guru hendaknya tidak
menekankan pada kesalahan-kesalahan yang dilakukan anak, karena anak
hiperaktif yang mendapat tekanan terhadap kesalahan-kesalahannya akan
cenderung lebih mudah bosan dan berpindah kegiatan sehingga tugas yang
diberikan padanya tidak terselesaikan.
B. Kerangka Berpikir
Guru sekolah dasar sebagai guru kelas memiliki peran dan tugas
mengelola kegiatan belajae-mengajar. Sebagai pengelola guru dituntut memiliki
kemampuan yang tidak hanya sebagai penyaji materi pembelajaran, tetapi juga
diharapkan guru kelas mampu menjadi guru pembimbing bagi siswa khususnya
siswa yang bermasalah seperti siswa yang mengalami perilaku hiperaktif.
Salah satu unsur atau komponen dalam sistem pembelajaran adalah siswa,
terdapat siswa yang berperilaku normal dan siswa yang berperilaku hiperaktif.
Bagi siswa yang berperilaku hiperaktif memiliki keterbatasan dalam menerima
materi pelajaran yang diberikan guru kelas. Selain itu siswa yang berperilaku juga
mengalami masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku yang mereka alami,
sebagai contohnya siswa yang hiperaktif kurang dapat melakukan konsentrasi
pada hal-hal yang disampaikan oleh guru, banyak melakukan gerakan yang tidak
43
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tepat pada waktunya serta siswa tersebut kurang dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan sehingga kurang mendapat penerimaan dari lingkungannya, oleh
karena itu perlakuan yang diberikan kepada siswa yang berperilaku hiperaktif
tidak boleh sama dengan siswa yang berperilaku normal. Akan tetapi dalam
memberikan penanganan pada siswa hiperaktif juga harus memperhatikan faktor-
faktor yang menyebabkan perilaku hiperaktif tersebut, karena setiap siswa yang
berperilaku hiperaktif dimungkinkan oleh faktor penyebab yang berbeda-beda.
Faktor-faktor penyebab perilaku hiperaktif tersebut dapat dibedakan menjadi dua
yaitu faktor human dan faktor non human. Faktor human di antaranya adalah
pemanjaan, orientasi kesenangan, kurangnya disiplin dan pengawasan dari orang
tua serta tuntutan orang tua yang terlalu tinggi, sedangkan faktor non human
sebagai penyebab perilaku hiperaktif di antaranya adalah kondisi ibu pada saat
hamil dan melahirkan, faktor genetik atau keturunan serta zat penambah pada
makanan.
44
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Siswa
berperilaku
normal
Perilaku
siswa di
Alternatif
sekolah
bimbingan
Siswa yang
berperilaku diberikan
hiperaktif
Faktor-
faktor
penyebab
hiperaktif
45
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Bentuk Penelitian
46
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
nuansa. Dengan demikian hasilnya akan lebih bermakna dari pada sekedar
pertanyaan maupun frekuensi dalam bentuk angket semata.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus tentang perilaku anak hiperaktif
siswa kelas III di SD Negeri Mranggen 05 Kecamatan Polokarto Kabupaten
Sukoharjo. yang termasuk pendekatan kualitatif. Moleong (2004: 2)
menjelaskan bahwa penelitian kualitatif diartikan sebagai penelitian yang
tidak mengadakan perhitungan. Lebih lanjut Sutopo (2003: 24) menegaskan
metode diskriptif kualitatif mampu mengungkap berbagai informasi kualitatif
dengan diskripitf yang penuh nuansa, dengan demikian hasilnya akan lebih
bermakna dari pada sekedar pertanyaan.
47
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Selaras dengan pengertian studi kasus di atas, tujuan dari studi kasus
adalah untuk: (a) Memahami pengertian karakteristik topik penelitian, (b)
Memahami permasalahan yang terkandung di dalam suatu kasus, (c) Memiliki
wawasan tentang akibat yang akan timbul apabila kasus tidak ditangani, (d)
Memiliki wawasan tentang upaya pemahaman seluk-beluk dan sumber
permasalahan, (e) Penanganan kasus pada umumnya, (f) Memiliki sikap
tentang berat ringannya suatu kasus (Moleong, 1988: 110).
48
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai. Apakah yang akan dijadikan unit
studi dan sifat-sifat, saling berhubungan proses mana yang akan
menuntun penelitian.
(2) Merancang cara pendekatan. Bagaimana unit itu akan dipilih, sumber data
mana yang tersedia, serta metode pengumpulan data mana yang akan
digunakan.
(3) Pengumpulan data.
(4) Mengorganisasikan data dan informasi yang diperoleh itu menjadi
rekontruksi unit studi yang koheren dan terpadu secara baik.
(5) Meyususn laporan serta mendeskripsikan makna hasil tersebut.
(1) Persiapan, dalam langkah persiapan ini ditentukan tujuan dari penelitian
kasus serta subyek yang benar-benar memiliki masalah. Dalam hal ini
tujuan yang ditetapkan oleh peneliti dan yang ingin dicapai oleh peneliti
adalah untuk mendeskripsikan karakteristik hiperaktif dan faktor-faktor
49
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(4) Pengolahan data dan pengumpulan data, data yang telah terkumpul diolah
sehingga dapat diketahui hubungan antara data satu dengan data yang
lainnya. Dengan mengolah data dan informasi yang telah terkumpul dapat
bermanfaat untuk menarik sebuah kesimpulan.
C. Sumber Data
50
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah orang yang dekat
dengan subyek, seperti wali kelas, teman dekat, orang tua subjek. Selain itu
berupa dokumen-dokumen atau berkas-berkas yang tersimpan di kantor SD
Negeri Mranggen 05 yang mendukung penelitian. Dokumen ini dapat berupa
daftar identitas siswa. Hal ini berguna untuk mengetahui identitas siswa yang
berperilaku hiperaktif.
51
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Teknik Observasi
53
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Data yang diperoleh dari hasil observasi diharapkan berupa data yang
faktual, sehingga hal ini selain dapat digunakan sebagai data pendukung
terhadap fokus penelitian juga dapat digunakan untuk memeriksa keabsahan
data yang telah diperoleh sebelumnya melalui metode pengumpulan data yang
lain.
2. Teknik Wawancara
54
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Teknik Dokumentasi
55
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
misalnya buku-buku dan catatan lainnya. Dalam penelitian ini dokumen yang
digunakan berupa raport dan buku pribadi. Raport dan buku pribadi ini
digunakan pada awal penelitian untuk mengetahui identitas siswa yang
bermasalah dengan perilaku hiperaktif.
Pelaksanaan home visit perlu direncanakan dengan baik agar data yang
diperoleh sesuai dengan yang dibutuhkan. Tahap pelaksanaan home visit adalah
(a) Permohonan izin kepada guru kelas, (b) Menyiapkan pedoman wawancara,
(c) Melaksanakan wawancara dengan orang tua subyek, (d) Mencatat hasil
wawancara, (e) Menganalisis hasil wawancara.
E. Validitas Data
56
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
F. Analisis Data
Menurut Sutopo (2003: 18) “Dalam proses analisa ada tiga komponen
yang harus disadari oleh peneliti. Tiga komponen tersebut adalah (1) Reduksi
data, (2) Penyajian data, (3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi”. Selaras
57
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
G. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaporan hasil penelitian ini adalah pelaporan hasil penelitian. Pada
tahap ini setelah penulis merangkum, mencatat, menganalisis dan
mendeskripsikan semua hasil penelitian yang berupa data kualitatif kemudian
disusun secara sistematis sebagai bahan pelaporan hasil penelitian.
60
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
62
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Subyek I
63
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Kelas : III
Jumlah saudara :3
Pekerjaan : Polisi
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
sedang diderita
1) Fisik Subyek
64
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Aktifitas Subyek
65
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kedua orang tua subyek merupakan orang tua yang jarang berada
di rumah. Ayah subyek bekerja sebagai polisi yang tidak tentu jadwal
pekerjaannya, sedangkan ibu subyek bekerja sebagai PNS. Kedua orang
tua subyek merupakan orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya.
Berangkat bekerja pagi dan pulang sore hari atau bahkan malam hari.
Kedua kakak subyek juga tidak tinggal bersama dengan orang tua, karena
bekerja dan kuliah di luar kota. Kondisi yang demikian membuat subyek
jarang berkumpul dengan kedua orang tuanya serta membuat subyek
hanya ditemani dengan pembantu di rumah. Hubungan subyek dengan
pembantu lebih dekat disbanding dengan orang tuanya, karena segala
sesuatu yang dibutuhkan subyek dibantu oleh pembantu, dari hal yang
dibutuhkan subyek sebelum berangkat sekolah hingga subyek pulang
sekolah, seperti peralatan sekolah hingga baju yang digunakan subyek
sepulang sekolah.
66
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
waktu dan tidak diperbolehkan main di luar rumah tanpa ditemani oleh
pembantunya. Hal tersebut dilakukan orang tua subyek dengan alasan
bahwa subyek merupakan anak laki-laki dalam keluarga dan
menginginkan subyek kelak dapat menjadi pemimpin yang lebih
dibanding orang tua. Selain hal tersebut, orang tua subyek terdapat
kekhawatiran jika subyek salah bergaul dengan lingkungan sekitar,
sehingga mereka memperlakukan subyek dengan demikian.(K.W.OT.SI)
b. Subyek II
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Kelas : III
Jumlah saudara :2
Alamat : Godegan
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
67
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
sedang diderita
1) Fisik Subyek
2) Aktifitas Subyek
69
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Subyek III
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Kelas : III
Jumlah saudara :2
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Pekerjaan : Penjahit
Agama : Islam
sedang diderita
1) Fisik Subyek
Gangguan fisik lain yang sering subyek alami sama halnya kedua
subyek lainnya yaitu sering mengalami gangguan kesehatan fisik seperti
kaki atau tangan yang terkilir akibat perilaku hiperaktif yang subyek
alami seperti banyak melakukan gerakan tangan dan kaki di antaranya
sering memukul-mukul meja atau benda yang ada di sekitarnya. Selain itu
subyek juga senang bersepeda baik di dalam dan di luar rumah dengan
menunjukkan perilaku hiperaktifnya seperti banyak bergerak ketika
bersepeda dan tidak berpikir jika subyek akan terjatuh atau mengalami
luka dengan perilakunya tersebut.
2) Aktifitas Subyek
71
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pedesaan lainnya, seperti orang tua yang sibuk dengan bekerja tanpa
memperhatikan kegiatan yang dilakukan subyek ketika dirumah dan di
sekolah, walaupun sekedar menanyakan kegiatan di sekolah atau yang
menjadi PRnya. Orang tua yang merupakan pendidik pertama dan utama
dalam sebuah keluarga kurang dalam memberikan perhatian dan
pengawasan terhadap anak pada saat dirumah, misalnya menanyakan
kegiatan subyek ketika di sekolah, menanyakan problem yang dihadapi
subyek, serta bagaimana ketika subyek bermain dengan teman-temannya.
Orang tua subyek membiarkan subyek berperilaku seenaknya seperti
perilaku hiperaktif yang dialami oleh subyek. Kedua orang tua subyek
juga lebih mengutamakan untuk bekerja untuk mencukupi kebutuhan
keluarga subyek sehari-hari. Hal tersebut membuat subyek merasa tidak
memiliki waktu yang cukup dengan kedua orang tuanya untuk
mendapatkan kasih sayang.
73
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Perilaku Hiperaktif
a. Subyek I
1) Hasil Observasi
2) Hasil Wawancara
75
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tidak jera, (b) Sering tidak mendengarkan dan terlihat cuak ketika diajak
berbicara oleh orang tuanya, (c) Ceroboh dalam menyimpan peralatan
bermain dan sekolahnya, (d) Sering melakukan gerakan tangan dan kaki
ketika berada di rumah sehingga sering memicu kemarahan orang tua, (e)
Tidak sabaran jika harus mengggu keinginannya untk segera dipenuhi, (f)
Tidak bisa memfokuskan perhatiannya pada satu hal kegitan yang
dilakukannya.
(a) Aktifitas fisik yang dilakukan subyek I dengan perilaku hiperaktif yang
dialaminya adalah melakukan gerakan tangan dan kaki di antaranya
adalah tangan selalu memukul-mukul meja sehingga menimbulkan suara
gaduh serta menggoyang-goyangkan kaki pada saat mengerjakan tugas.
Tidak dapat duduk dengan tenang, yang ditandai dengan menggeliat di
kursi ketika guru meyampaikan materi, mondar-mandir dan suka
berpindah tempat dari tempat duduknya ketempat duduk temannya.
(c) Hubungan dengan lingkungan sekitar baik dengan teman dan guru,
subyek I cenderung memiliki sedikit teman dan dijauhi serta dimusuhi
oleh teman-temannya karena subyek sering bertengkar dan berkelahi
dengan teman-temannya. Hubungan gurupun, subyek I dicap sebagai
anak yang nakal karena suka berkelahi dengan teman dan pada waktu
77
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(d) Selain hal tersebut di atas, perilaku hiperaktif yang dialami oleh subyek I
yang lainnya adalah sering mengadu kehilangan benda-benda
permainannya serta peralatan sekolah karena subyek cenderung ceroboh
dalam mengerjakan sesuatu, tidak telaten dalam menyimpan alat-alat
yang dimilikinya, sering menunjukkan sikap cuek dan tidak
memperhatikan ketika diajak berbicara dengan orang lain dan cenderung
semaunya sendiri, tergesa-gesa dalam mengerjakan tugas dan cenderung
lebih memilih menyontek, cepat mengalami kejenuhan atau bosan
dengan kegiatan bermain yang dilakukannya serta waktu yang dilakukan
dalam permainan cenderung singkat.
b. Subyek II
1) Hasil Observasi
78
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Hasil Wawancara
79
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hasil yang diperoleh dari kegiatan wawancara terhadap teman dan guru
kelas serta guru bahasa inggris menyatakan bahwa subyek II merupakan
salah satu siswa hiperaktif. Berbeda dengan subyek I, subyek II Merupakan
siswa hiperaktif yang sudah terlihat sejak kelas I. Perilaku hiperaktif yang
dilakukan oleh subyek II memberikan dampak terhadap subyek II yaitu
pada tahun pelajaran 2008/2009 subyek II harus tinggal di kelas.
81
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(a) Aktifitas fisik dari perilaku hiperaktif yang subyek II lakukan, seperti
banyak melakukan gerakan tangan dan kaki di antaranya adalah (1)
Memukul-mukul meja atau benda yang ada di sekitarnya, (2)
Memukul-mukul laci meja sambil menyanyikan lagu sehingga
membuat suasana kelas menjadi gaduh, (3) Memainkan pensil atau
peralatan sekolah pada saat guru menjelaskan materi, (4) Memainkan
kaki dengan memutar-mutarkan kaki pada saat diharapkan siswa untuk
tenang. Selain itu aktifitas fisik lain yang dilakukan subyek II terkait
dengan perilaku hiperaktifnya subyek tidak dapat duduk dengan tenang
di antaranya (1) Sering berpindah tempat dari bangkunya kebangku
temannya yang lain, (2) Sering keluar masuk kelas dengan alasan ke
kamar mandi atau pergi kekantin sekolah, (3) Mondar-mandir serta (4)
82
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berlarian di dalam kelas pada saat disuruh mengerjakan tugas dan pada
waktu guru menjelaskan materi.
(b) Keadaan psikologis subyek II juga tidak jauh berbeda dengan subyek I.
subyek II juga memiliki emosi yang mudah marah dengan emosi yang
mudah terpancing emosinya apabila tidak segera mendapatkan hal
yang diinginkannya atau hal yang tidak sesuai dengan harapan subyek.
(c) Hubungan sosial subyek dengan teman atau dengan guru yang tidak
baik. Hal ini ditandai dengan teman yang menjauhi dan memusuhi
subyek, karena subyek sering mengancam atau mengajak bertengkar
dan berkelahi dengan teman dalam kegiatan bermain atau tidak
mendapat contekan dari temannya. Selain itu dalam kegiatan bermain
subyek juga tidak mau kalah dan selalu ingin menjadi pemimpin dalam
permainan dan ingin menjadi pemenang. Hubungan dengan gurupun,
subyek II dicap sebagai siswa yang nakal dan siswa yang suka
membuat gaduh di dalam kelas karena perilaku hiperaktifnya.
c. Subyek III
1) Hasil Observasi
83
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Hasil Wawancara
85
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
86
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(c) Hubungan sosial subyek III dengan teman dan guru di sekolah
tidak baik. Hal ini ditandai dengan sikap dan perilaku teman-teman
yang menjauhi subyek dan memusuhinya karena subyek dianggap
sebagai siswa yang suka membuat gaduh di dalam kelas, siswa
yang nakal karena sering berkelahi dengan temannya serta siswa
yang usil dan jahil. Begitu pula hubungan subyek dengan guru
yang dicap sebagai anak nakal. Perilakunya yang tidak
memperhatikan penjelasaan guru, tidak fokus terhadap materi
pelajaran serta berbicara sendiri atau sibuk dengan kegiatannya
sendiri serta suka membuat gaduh pada saat pelajaran membuat
87
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(d) Perilaku hiperaktif yang lain yang dialami oleh subyek III di
antaranya adalah (1) Ekspresi wajah yang ketakutan ketika harus
mengerjakan tugas di depan kelas karena pada saat guru
menyampaikan materi pandangan subyek III tertuju ke arah lain
dan keluar kelas sehingga tidak memperhatikan penjelasan guru,
(2) Sering tidak dapat menjawab pertanyaan guru karena tidak
memperhatikan guru pada saat meyampaikan materi, (3) Tidak
mengerjakan tugas dan PR yang diberikan guru dengan berbagai
alasan padahal subyek tidak paham dengan tugas dan PR yang
diberikan kepadanya, (4) Tidak dapat melaksanakan instruksi guru
dengan baik pada waktu baris-berbaris atau hal-hal yang disuruh
guru, (5) Mengerjakan tugas dengan tergesa-gesa dan cederung
ceroboh dan tidak dapat fokus ketika diajak berbicara dengan guru
atau temannya, (6) Perhatian subyek yang mudah teralih dengan
hal-hal yang ada di sekitarnya.
88
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Subyek I
a) Hasil Observasi
89
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
subyek meminta sesuatu dengan segera dan orang tua subyek juga
langsung mengiyakan. Selain itu segala keperluan yang diinginkan
subyek juga tersedia dan di turuti oleh pembantunya.
b) Hasil Wawancara
a) Hasil Observasi
92
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b) Hasil Wawancara
(1) Suasana keluarga, yaitu dalam keluarga subyek I antara orang tua
dan anak kurang adanya komunikasi serta curahan kasih sayang.
Segala kebutuhan dan keperluan subyek selalu dituruti oleh
kedua orang tua tanpa menanyakan untuk apa hal yang
diinginkan subyek tersebut. Hubungan antara subyek dengan
orang tua serta saudara subyek pun juga tidak ada keakraban satu
dengan yang lainnya dan subyek lebih dekat dengan
pembantunya.
(3) Proses ibu hamil dan melahirkan, yaitu pada hamil dan
melahirkan subyek I, sedikit mengaalami hambatan. Hambatan
tersebut sejak dalam kandungan subyek sudah memperlihatkan
gerakan janin yang aktif sehingga membuat ibu subyek sering
keluar masuk rumah sakit karenan kehabisan oksigen. Pada saat
melahirkan subyek, air ketuban ibu subyek sudah pecah serta air
ketuban tersebut terminum oleh subyek. Disamping itu berat
badan subyek pada waktu itu sekitar 3,9 kilogram sehingga
proses kelahiran subyek harus dibantu dengan alat.
b. Subyek II
a) Hasil Observasi
95
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tidak dapat duduk tenang dan siswa yang di cap sebagai siswa
pembuat gaduh di kelas pada saat pelajaran berlangsung (K.O.SI)
b) Hasil Wawancara
96
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
97
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) Hasil Observasi
98
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b) Hasil Wawancara
99
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Subyek III
a) Hasil Observasi
dengan orang tua subyek I dan II. Mereka memiliki pekerjaan yang
cukup menyita waktu dari pagi hingga sore hari. Ibu subyek bekerja
sebagai penjahit konveksi di sebuah pabrik di desa sebelah tempat
tinggal subyek, sedangkan ayah subyek bekerja sebagai buruh yaitu
sebagai tukang batu. Keseharian subyek tinggal bersama adik.
b) Hasil Wawancara
102
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
103
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) Hasil Observasi
b) Hasil Wawancara
104
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
105
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
106
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
107
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sikap orang tua yang terlalu otoriter, tuntutan orang tua yang terlalu
kaku, kurangnya pengawasan orang tua serta disiplin yang terlalu kaku
(1) Suasana keluarga yaitu suasana keluarga yang tidak dapat memberikan
rasa nyaman bagi anak untuk tinggal ditengah-tengah keluarga
merupakan salah satu faktor yang dapat memicu perilaku hiperaktif
anak.
108
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
109
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perilaku hiperaktif di kelas yang sering dilakukan tiga siswa kelas III SD
Negeri Mranggen 05 adalah: (a) Sering mondar-mandir pada waktu kegiatan
belajar-mengajar atau pada waktu disuruh mengerjakan tugas oleh guru, (b)
Melakukan gerakan fisik seperti tangan selalu memukul-mukul meja
sehingga menimbulkan suara gaduh, (c) Memain-mainkan pensil atau benda
yang ada di depannya sehingga timbul suara berisik pada waktu kegiatan
belajar-mengajar, (d) Berlarian saat di dalam kelas, keluar masuk kelas
dengan berbagai alasan, (e) Tidak dapat memfokuskan perhatian dalam
jangka waktu yang lama, (f) Mudah mengalami kejenuhan atau kebosanan
dalam satu kegiatan, (g) Sering keluar masuk kelas dengan berbagai alasan,
(h) Menggoyang-goyangkan kaki pada saat mengerjakan tugas dan pada saat
jam pelajarn berlangsung.
a. Faktor human atau faktor manusia meliputi sikap dan perlakuan orang tua,
yang meliputi orang tua yang terlalu otoriter, tuntutan orang tua yang
terlalu kaku, kurangnya pengawasan orang tua, disiplin yang terlalu kaku
dari orang tua, orang tua yang memanjakan, orientasi kesenangan.
b. Faktor non human atau faktor lingkungan di antaranya adalah proses ibu
yang melahirkan dengan menggunakan alat atau secara normal, faktor
genetik, dan aspek lingkungan
110
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Adanya kerja sama antara guru, orang tua, dan pihak-pihak lain perlu
dilakukan secara baik dalam upaya mengatasi perilaku hiperaktif siswa
sehingga masalah dan hambatan yang dihadapi siswa hiperaktif.
c. Mengajar disiplin pada anak hiperaktif agar ia dapat mengatur dirinya dan
mengontrol dirinya dengan baik.
B. Implikasi
111
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bertitik tolak dari hasil penelitian di atas, maka implikasi hasil penelitian
ini secara umum adalah sebagai berikut:
112
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Saran
1. Kepala Sekolah
2. Guru Kelas
113
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Orang Tua
b. Untuk kelancaran dan pencapaian tujuan pembelajaran pada diri subyek perlu
adanya perhatian dan motivasi secara terus-menerus orang tua.
114
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Orang tua perlu menciptakan iklim yang hangat dan penuh kasih sayang di
dalam kehidupan keluarga.
e. Kerja sama antara guru, orang tua, dan pihak-pihak lain perlu dilakukan
secara berkesinambungan dalam upaya untuk memantau perkembangan siswa
terkait perilaku siswa baik pada saat berada di rumah ataupun di sekolah.
115
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Dewa Ketut Sukardi. 1995. Proses Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta
Marlina. 2007. Asesmen dan Strategi Intervensi Anak ADHD. Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktoral Ketenagaan.
Jakarta
116
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prasetyono. 2008. Serba Serbi Anak Autis dan Gangguan Psikologis Lainnya.
Yogyakarta: Diva Press
Prayitno dan Erman Amti. 1994. Pelayanan dan Bimbingan Di Sekolah Dasar. Jakarta:
Ghalia Indonesia
Rita Eka Izzati. 2005. Mengenal Permasalahan Anak Usia TK. Jakarta: Dit. PPTK & KPT
Robert K. Yin. 1997. Studi Kasus (Desain dan Metode). (Terjemahan M. Dzauzi
Mudzakir). Jakarta: Radar Jaya Offset
Sandra F. Rief. 1994. How To Reach and Teach ADD/ADHD Children. New York: The
Center For Applied Research In Education
Sunardi. 1995. Ortopedagogik Anak Tuna Laras I. Jakarta: Dit. PPTK & KPI
117