Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
MUHAMMAD NURUZZAMAN SHIDDIQI
NIM 109016100045
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Bahwa skripsi yang berjudul Analisis Hasil Belajar Afektif Melalui Model
Pembelajaran Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat
(SALINGTEMAS) pada Konsep Jamur adalah benar hasil karya sendiri di
bawah bimbingan dosen:
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensinya apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil
karya sendiri.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil belajar afektif pada ranah
sikap dan minat melalui model pembelajaran Salingtemas pada konsep Jamur.
Subjek penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 Pasawahan Kabupaten Kuningan
kelas X yang berjumlah 65 siswa terdiri dari 31 siswa kelas X-1 dan 34 siswa
kelas X-2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dan lembar
observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa- siswi kelas X SMA Negeri
1 Pasawahan mempunyai hasil belajar afektif yang Amat Baik pada ranah sikap
dan minat siswa melalui model pembelajaran salingtemas. Hal ini dikarenakan
siswa mampu mempunyai perhatian yang besar, aktif dalam belajar, kreatif,
memiliki ketelitian yang baik, selalu menjaga kebersihan, peduli terhadap
lingkungan, dan memiliki inisiatif yang baik selama pembelajaran biologi
berlangsung. siswa juga memiliki sikap ilmiah yang baik, disiplin yang baik, rapih
dan sistematis. Selain itu siswa memiliki antusias atau minat yang baik dalam
kegiatan pembelajaran, tertarik dengan materi pembelajaran ang diberikan yaitu
tentang jamur, tertarik terhadap media dan model pembelajaran yang digunakan
yaitu berupa praktikum, diskusi kelompok dan tugas lapangan dengan model
pembelajaran Salingtemas.
ii
ABSTRACT
This study aims to analyze the affective learning outcomes in the realm of
attitudes and interests through SETS learning model on the concept of Fungi. The
subjects were students of SMA Negeri 1 Pasawahan - Kuningan class X totaling
65 students consisted of 31 students of class X - 1 and 34 students of class X - 2.
The method used in this study is a descriptive analysis method. The research
instrument used was a questionnaire and observation sheet. The results showed
that the students of class X SMA Negeri 1 Pasawahan have a very good affective
learning outcomes in the realm of attitudes and interests of students through the
SETS learning model. This is because the students can have a great concern,
active learning, creative, has good accuracy, always keep cleaning, care for the
environment, and have a good initiative for learning biology. students also have
good scientific attitude, good discipline, neat and systematic. In addition students
have either enthusiasm or interest in learning activities, interested in the subject
matter given that about fungi, attracted to the media and learning model that used
the form of experiment, group discussions and field work with a SETS learning
model.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Hasil Belajar Afektif
Melalui Model Pembelajaran Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat
(SALINGTEMAS) pada Konsep Jamur”.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah dan terlimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi umat islam,
yang telah memberikan qudwah hasanah untuk ummatnya guna mencapai insan
kamil. Semoga kita senantiasa mendapatkan syafa’atnya di yaumil akhir. Aamiin.
Penyelesaian penulisan skripsi ini tak semudah membalikan telapak tangan,
penulis membutuhkan perjuangan serta pengorbanan baik moril maupun materil.
Butuh tekad serta kemauan yang kuat dalam menghadapi segala halangan dan
rintangan. Namun atas bantuan, motivasi, serta bimbingan dari semua pihak.
Pada akhirnya penulisan skipsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penilis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya:
1. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D sebagai dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang selalu memotivasi
serta mengajarkan banyak hal bagi penulis baik dari segi akademis maupun
aktivis.
3. Eny S Rosyidatun, MA selaku Dosen Pembimbing II yang penuh kesabaran
serta keikhlasan telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta motivasi
dalam membimbing penulis selama ini.
iv
4. Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Akademik jurusan
Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Zulfiani, M.Pd sebagai Ketua Prodi Biologi dan seluruh civitas akademik
jurusan pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya selama penulis
menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga ilmu yang telah
Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
6. Teristimewa dan yang paling utama untuk orang tua tercinta, ayahanda
Jabidi, S.Pd.I., M.M dan ibunda Siti Sapa’ah yang selalu sabar mendoakan
dan memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis selalu termotivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepala SMA Negeri 1 Pasawahan, Drs. H. Maman Herman Iskandar yang
telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut. Bapak
Dadan Rudiana S.Pd selaku guru Biologi kelas X – 1 dan X - 2 yang telah
membantu penulis selama melakukan penelitian. Seluruh siswa kelas X - 1
dan X - 2 yang membuat penulis termotivasi agar memberikan pembelajaran
yang terbaik untuk mereka, dan membantu peneliti dalam penelitian ini.
8. Nita Asrya, S.Pd yang selalu setia memotivasi, mendampingi, dan membantu
penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, sehingga penulis selalu
bersemangat dalam penyelesaian skripsi.
9. Kawan-kawan angkatan 2009 Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, terutama Muhamad Pahrudin dan Ahmad Syahri Syarifudin sebagai
rekan seperjuangan.
10. Adik-adik tercinta Muhammad Afif Syahrul Mubarok, Siti Nurfaizzatul Azza,
dan Gita Nur Habibatul Azizah yang membuat penulis semangat dan
termotivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
11. Dr. H. Jaenal Aripin, MA dan Siti Elviah sebagai paman dan bibi yang selalu
memberikan bantuan materi dan moril kepada penulis agar tetap semangat
dalam meneruskan kuliah.
v
12. PKBM Negeri 26 Bintaro, terutama Ibu Ir. Yusriyati dan Bapak Wawan
Gunawan, SE yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menjadi pendidik meskipun masih berstatus mahasiswa.
13. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Ungkapan rasa syukur dan ikhlas rasanya tepat untuk penulis ucapkan atas
terselesaikannya skripsi ini. Penulis hanya bisa berharap semoga Allah SWT
memberikan balasan yang sepadan kepada semua pihak atas jasa dan bantuan
yang telah mereka berikan. Penulis menerima kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak yang membaca skripsi ini.
Perjalanan hidup sering membawa kita pada persimpangan jalan yang belum
pernah kita duga sebelumnya, namun satu hal yang harus selalu kita yakini bahwa
Allah tidak akan membawa kita sejauh ini hanya untuk meninggalkan kita sendiri.
Sebuah usaha tanpa doa akan melahirkan pribadi yang sombong, selalu yakinkan
diri kita dengan doa, maksimalkan karya dengan usaha, pastikan sampai pada cita-
cita, Yakin Usaha Sampai. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua
pembacanya dan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas
pendidikan, khususnya bidang studi biologi.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
ABSTRACT ........................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1
B. Identifikasi Masalah ..........................................................................6
C. Pembatasan Masalah..........................................................................6
D. Perumusan Masalah ...........................................................................7
E. Tujuan Penelitian ...............................................................................7
F. Manfaat Penelitian .............................................................................7
vii
E. Instrumen .........................................................................................40
F. Teknik Analisis Data .......................................................................42
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................56
B. Saran ................................................................................................56
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kata kerja ranah Afektif sesuai dengan Taksonomi Bloom .........................21
2.2 Kisi-kisi Instrumen .......................................................................................26
3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Pra Penelitian .............................................38
3.2 Kisi-kisi Penilaian Proses Praktikum ...........................................................39
3.3 Kisi-kisi Penilaian LKS Praktikum ..............................................................39
3.4 Kisi-kisi Penilaian Laporan Praktikum Siswa ..............................................40
3.5 Kriteria Penskoran Lembar Penilaian Proses Praktikum ..............................43
3.6 Kriteria Penskoran Lembar Penilaian LKS Praktikum .................................43
3.7 Kriteria Penskoran Lembar Penilaian Laporan Praktikum ...........................44
4.1 Hasil Penilaian Proses Praktikum .................................................................46
4.2 Hasil Penilaian LKS Praktikum ....................................................................48
4.3 Hasil Penilaian Laproran Praktikum Siswa ..................................................50
4.4 Frekuensi Rata-rata Hasil Belajar Afektif Siswa ..........................................52
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Hubungan timbal balik unsur-unsur pendidikan Salingtemas ......................13
2.2 Bagan Kerangka Berfikir ..............................................................................34
4.1 Persentase indikator penilaian proses praktikum..........................................47
4.2 Persentase indikator penilaian LKS praktikum ............................................49
4.3 Persentase indikator penilaian laporan praktikum ........................................51
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 RPP Jamur .......................................................................................................61
2 Pedoman Wawancara Pra Penelitian...............................................................80
3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Pra Penelitian ...............................................82
4 Hasil Wawancara Pra Penelitian .....................................................................84
5 Lembar LKS Praktikum Pengamatan .............................................................86
6 Lembar Penilaian Proses Praktikum ...............................................................89
7 Lembar Penilaian LKS Praktikum ..................................................................93
8 Lembar Penilaian Laporan Praktikum Siswa ..................................................97
9 Rublik Penilaian Laporan Praktikum Siswa .................................................101
10 Hasil Penilaian Proses Praktikum .................................................................102
11 Hasil Penilaian LKS Praktikum ....................................................................105
12 Hasil Penilaian Laporan Praktikum Siswa ....................................................108
13 Daftar Nilai Hasil Ulangan Siswa .................................................................111
14 Lembar LKS Hasil Kerja Siswa ....................................................................113
15 Laporan Praktikum Siswa .............................................................................119
16 Lembar Pengesahan Proposal .......................................................................159
17 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi ..........................................................160
18 Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................................161
19 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Sekolah .............................................162
20 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian........................................163
21 Lembar Uji Referensi ....................................................................................164
22 Riwayat Penulis ............................................................................................170
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Biologi sebagai cabang sains merupakan ilmu yang mengkaji makhluk hidup.
Dalam pembelajaran biologi tidak hanya konsep yang harus dikuasai, tetapi juga
rasa ingin tahu sisa terhadap bilogi secara mendalam pada konsep-konsep tertentu
pembelajaran juga mengalami perubahan dan kemajuan sesuai dengan perubahan
1
Undang-Undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS & Peraturan Pemerintah
R.I. Nomor 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar : Beserta Penjelasannya, (Bandung: Citra
Umbara, 2008), h. 220.
1
2
2
Miftakhul Anwar, Penerapan Pendekatan SETS (Science Environment Technology And
Social) Pada Pembelajaran Fisika Pada Diklat Guru Mapel Fisika MA, h. 1-2,
(http://bdksurabaya.kemenag.go.id/file/dokumen/PendekatanSETS.pdf, Pada 10/12/2012)
3
3
Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2008), h.1,
(http://sarwanto.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/05/penilaian_afektif.pdf, pada 30/01/2013).
4
Agus Wasisto Dwi, Pembelajaran Biologi yang Berbasis Imtaq dengan Pendekatan Integratif
(Science, Environment, Society, Technology and Religion), Jurnal: PROSPECT, Februari 2009,
Tahun 5, Nomor 8, h. 55,
(http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=61900&idc=32.Pada 12/02/2013).
5
Lampiran : Hasil Wawancara Pra Penelitian di SMA Negeri 1 Pasawahan.
4
6
Mitri Irianti., Zulirfan., Arifah Zaini, Pembelajaran Sains Fisika Melalui Pendekatan SETS
(Science Environment Technology Society) pada Siswa Kelas VIII MTs Nurul Falah Air Molek,
Jurnal Geliga Sains 1 (2), 1-7, 2007, ISSN 1978-502X, h. 2,
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=106522&val=2276, pada 07/03/2014).
7
Ira Rahayu Lestari, Pengaruh Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Sains, Lingkungan
Teknologi, dan Masyarakat (Salingtemas) terhadap Hasil Belajar Siswa SMA, (Skripsi FMIPA
Universitas Negeri Jakarta: Tidak diterbitkan, 2006)
8
Juhaeriyah Zahra, Pengaruh Pendekatan Salingtemas dalam Pembelajaran Biologi
terhadap Sikap Siswa SMA pada konsep Sumber Daya Alam Hayati, (Skripsi FMIPA Universitas
Negeri Jakarta: Tidak diterbitkan, 2006)
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, timbul beberapa
masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Metode, pendekatan, atau model pembelajaran yang digunakan guru kurang
sesuai dengan kondisi siswa.
2. Siswa belum dapat mengaplikasikan konsep pembelajaran dengan kehidupan
sehari-hari.
3. Siswa belum dapat mengaitkan materi pembelajaran dengan aspek sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4. Sikap dan minat siswa terhadap mata pembelajaran biologi masih kurang baik
apabila berhubungan atau dikaitkan dengan salingtemas.
C. Pembatasan Masalah
Terjadinya penyimpangan dan penafsiran yang berbeda–beda dapat terjadi,
maka untuk menghindarinya penulis membatasi masalah pada:
1. Penelitian ini difokuskan pada model pembelajaran SALINGTEMAS pada
konsep Jamur.
2. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar berupa ranah Afektif yang
dinilai menurut petunjuk teknis dari Direktorat Pembinaan SMA, adapun
ranah afektif yang diukur dibatasi pada sikap dan minat siswa10.
9
Anang Prasetyo, Pendekatan Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas II SLTP Negeri 1 Driyorejo Gresik, (Skripsi FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: Tidak diterbitkan, 2009).
10
Petunjuk Teknis Penyusunan Perangkat Penilaian Afektif di SMA, (Jakarta: Direktorat
Pembinaan SMA, 2010),
(http://regulasi.sman1jember.sch.id/Peraturan%20Pemerintah%20&%20Menteri/Petunjuk%20Tek
nis%20dan%20Pedoman/26.%20Juknis%20Penyusunan%20Pedoman%20Penilaian%20_ISI-
Revisi__2910.pdf. Pada 20/02/2013).
7
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah maka dapat peneliti kemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “bagaimanakah hasil belajar afektif melalui model pembelajaran
Salingtemas pada konsep Jamur?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah “untuk menganalisis hasil belajar
afektif melalui model pembelajaran Salingtemas pada konsep Jamur”.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam memilih metode pembelajaran yang
paling tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.
2. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai salah satu masukan dalam rangka
memperbaiki kurikulum sekolah.
3. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengalaman serta membantu
menyumbangkan dalam memecahkan masalah pembelajaran.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS DAN
KERANGKA PIKIR
A. Deskripsi Teoritis
1. Teori Belajar Humanistik
Menurut Baharuddin dan Wahyuni dalam Prayito menyatakan, aliran
humanistik memandang bahwa belajar bukan sekadar pengembangan kualitas
kognitif saja, selain itu pendekatan humanistik dalam pembelajaran menekankan
pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi yang terbuka, dan nilai-nilai yang
dimiliki setiap peserta didik. Pendidikan humanistik memandang proses belajar
bukan hanya sebagai sarana transformasi pengetahuan saja, tetapi lebih dari itu,
proses belajar merupakan bagian dari mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan1.
Teori belajar humanisme memfokuskan pembelajarannya pada pembangunan
kemampuan positif siswa. Teori ini membantu masing-masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam
mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Peserta didik menjadi
pelaku dalam memaknai pengalaman belajarnya sendiri. Dengan teori ini guru
dapat mengetahui teknik yang dapat mengembangkan jiwa anak didik dalam
Pembelajaran2.
Aplikasi teori humanisme lebih menonjolkan kebebasan setiap individu
siswa/i memahami materi pembelajaran untuk memperoleh
informasi/pengetahuan baru dengan caranya sendiri, selama proses pembelajaran.
Dalam teori ini peserta didik berperan sebagai subjek didik, peran guru dalam
pembelajaran humanisme adalah fasilitator.
Peserta Didik Dalam pembelajaran yang humanis ditempatkan sebagai pusat
(central) dalam aktifitas belajar. Peserta didik menjadi pelaku dalam memaknai
1
Prayito, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Humanistik Berbasis
Konstruktivisme Berbantuan E-Learning Materi Segitiga Kelas VII, Jurnal AKSIOMA, Vol. 2,
No.2/September (2011), h. 5-6, (http://e-jurnal.ikippgrismg.ac.id, pada 08/03/2014).
2
M. Amir, ”Aplikasi Teori Humanisme dalam Kegiatan Pembelajaran”, h.1,
(http://filsafat.kompasiana.com/2013/10/28/aplikasi-teori-humanisme-dalam-kegiatan-
pembelajaran--604568.html, pada 1/29/2014).
8
9
3
Ibid.
10
4
Miftakhul Anwar, Penerapan Pendekatan SETS (Science Environment Technology And
Social) Pada Pembelajaran Fisika Pada Diklat Guru Mapel Fisika MA, h.3,
(http://bdksurabaya.kemenag.go.id/file/dokumen/PendekatanSETS.pdf, Pada 10/12/2012).
5
Mitri Irianti., Zulirfan., Arifah Zaini, Pembelajaran Sains Fisika Melalui Pendekatan SETS
(Science Environment Technology Society) pada Siswa Kelas VIII MTs Nurul Falah Air Molek,
Jurnal Geliga Sains 1 (2), 1-7, 2007, ISSN 1978-502X, h. 2,
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=106522&val=2276, pada 07/03/2014).
11
b. Hakekat Salingtemas
Hakekat Salingtemas dalam pendidikan merefleksikan bagaimana harus
melakukan dan apa saja yang bisa dijangkau oleh pendidikan Salingtemas.
Pendidikan Salingtemas harus mampu membuat peserta didik yang
mempelajarinya baik siswa maupun warga masyarakat benar-benar mengerti
hubungan tiap-tiap elemen dalam Salingtemas. Hubungan yang tidak terpisahkan
antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat merupakan hubungan timbal
balik dua arah yang dapat dikaji manfaat-manfaat maupun kerugian-kerugian yang
dihasilkan. Pada akhirnya peserta didik mampu menjawab dan mengatasi setiap
6
Juniati, Peningkatan Aktivitas, Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Dengan Metode
Sets Di Kelas IX-E SMP Negeri 3 Purworejo, Jawa Tengah Pada Konsep Energi dan Daya Listrik,
Jurnal Berkala Fisika Indonesia, Volume 2, Nomor 1, Juli 2009, h. 16,
(http://journal.uad.ac.id/index.php/BFI/article/download/275/110. Pada 13/02/2013).
7
Miftakhul Anwar, op cit., h. 4.
12
problem yang berkaitan dengan kekayaan bumi maupun isu-isu sosial serta isu-isu
global, hingga pada akhirnya bermuara menyelamatkan bumi8.
Sains (Biologi) dimulai dengan menganggap aneh atau mempertanyakan
suatu penomena, dilanjutkan dengan penciptaan kemungkinan jawaban atau
pertanyaan yang dimaksud, kemudian mengguji jawaban mana yang memiliki
alasan kuat dan dapat diterima; technology secara sederhana belajar memanipulasi
alam untuk manfaat, sesuatu yang manusia sudah melakukannya dengan terampil
sejak awal keberadaannya, dan kehidupan (society) dimulai dengan pandangan
bahwa tidak ada seorang sosok pribadi pun yang terpisah dari lingkungan
(environmental), dan hubungan dengan orang lain adalah dasar keberadaanya.
c. Tujuan Salingtemas
Menurut Darwiyanto, Tujuan pendekatan Salingtemas adalah untuk
membentuk individu yang memiliki literasi sains dan teknologi serta memiliki
kepedulian terhadap masalah masyarakat dan lingkungannya. Tujuan utama
pendidikan dengan Model pembelajaran Salingtemas adalah mempersiapkan
peserta didik menjadi wagra negara dan warga masyarakat yang memiliki suatu
kemampuan dan kesadaran untuk:
1) menyelidiki, menganalisis, memahami dan menerapkan konsep-
konsep/prinsip-prinsip dan proses sain dan teknologi pada situasi nyata.
2) melakukan perubahan.
3) membuat keputusan-keputusan yang tepat dan mendasar tentang isu/masalah-
masalah yang sedang dihadapi yang memiliki komponen sain dan teknologi.
4) merencanakan kegiatan-kegiatan baik secara individu maupun kelompok
dalam rangka pengambilan tindakan dan pemecahan isu-isu atau masalah-
masalah yang sedang dihadapi.
5) bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan dan tindakannya.
6) mempersiapkan peserta didik untuk menggunakan sains bagi pengembangan
hidup dan mengikuti perkembangan dunia teknologi.
8
Ibid., h. 6-7.
13
7) mengajar para peserta didik untuk mengambil tanggung jawab dengan isu-isu
lingkungan, teknologi, atau masyarakat.
8) mengidentifikasi pengetahuan fundamental sehingga peserta didik secara
tuntas memperoleh kepandaian dengan isu-isu Salingtemas9.
Sains dan teknologi dalam kehidupan masyarakat khususnya dunia
pendidikan mempunyai hubungan yang erat. Hal ini dapat dipahami karena ilmu
pengetahuan pada dasarnya menjelaskan tentang konsep. Sedangkan teknologi
merupakan suatu seni/keterampilan sebagai perwujudan dari konsep yang telah
dipelajari dan diipahami. Dengan kata lain untuk memahami sains dan teknologi
berarti harus memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah dengan
menggunakan konsep-konsep ilmu, mengenal teknologi yang ada di masyarakat
serta dampaknya, mampu menggunakan dan memelihara hasil teknologi, kreatif
membuat hasil teknologi sederhana, dan mampu mengambil keputusan
berdasarkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakatnya.
9
Darwiyanto, Pembelajaran IPA Berwawasan Science Environment Technology and Society
(SETS), h.3, (http://bdksemarang.kemenag.go.id/?p=read&id=170#sthash.DKON6SM4.dpbs,
Pada 17/01/2012).
10
Miftakhul Anwar, op cit., h. 10.
14
dapat memisahkan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu, adalah aneh bila
dalam pembelajaran IPA, kita hanya memberikan penekanan pada konsep tanpa
menghubung-kaitkan dengan elemen-elemen lain selain Salingtemas 11.
11
Darwiyanto, op cit., h. 5-6.
12
Pradeep M Dass, Using a Science/Technology/Society Approach To Prepare Reform-
Oriented Science Teachers: The Case of a Secondary Science Methods Course, Journal Issues in
Teacher Education, Volume 14, Number 1, Spring 2005, h. 99,
(http://www1.chapman.edu/ITE/15dass.pdf, pada 17/01/2013).
13
Miftakhul Anwar, op cit., h. 13.
14
Darwiyanto, op cit., h.7.
16
dibandingkan dengan kalau tidak dimantapkan atau ditekankan oleh guru pada
akhir pembelajaran18.
4) Fase Mengambil Tindakan, Berdasarkan temuan yang dilaporkan dalam fase
ketiga (mengajukan penjelasan dan solusi), siswa menerapkan temuan-temuan
mereka dalam beberapa bentuk aksi sosial. Jika tindakan ini melibatkan
masyarakat sebagai pelaksana, misalnya membersihkan daerah berbahaya
anak dapat menghubungi pejabat publik yang dapat mendukung pikiran dan
temuan mereka. Anak menyajikan informasi ini kepada rekan-rekan kelas
mereka. Proposal ini akan dimasukkan sebagai tindakan follow up19.
18
Darwiyanto, op cit., h. 6.
19
Pradeep M Dass, op cit., h. 99.
18
3) Sumber (Resources)
Pada tahap ini peserta didik diuji berpikir kritisnya dan ketrampilan
membacanya, dengan membaca sumber-sumber yang diberikan yang terkait
langsung dengan masalah yang diberikan pada tahap tantangan (Challenge) atau
hanya sebagai pendukung yang dapat membawa peserta didik pada pemikiran-
pemikiran baru untuk Sumber Informasi Revisi Jawaban Kerja Kelompok
Jawaban Awal Tantangan menjawab masalah-masalah pada tahap pertama. Pada
kegiatan ini peserta diberikan dua macam sumber. Pertama berupa bahan bacaan
yang diperoleh dari berbagai sumber, baik melalui CD SPM, maupun dari
internet. Kedua berupa dialog langsung dengan guru sebagai fasilitator.
4) Revisi jawaban (Revised thinking)
Tahap ini masih merupakan kerja individual peserta didik yang merupakan
respon atas sumber-sumber yang diperoleh dari tahap ketiga, baik dari sumber
tertulis maupun dialog interaktif dengan guru atau fasilitator. Pada tahap ini
peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki hasil pemikiran awalnya pada
tahap kedua. Pada tahap ini peserta didik diuji tingkat keterbukaan berpikirnya
dengan mempertimbangkan masukan informasi tertulis, guru atau fasilitator pada
tahap ketiga.
5) Kerja kelompok (Group work)
Setelah melakukan kegiatan individual, peserta didik diminta dalam
kelompoknya untuk membandingkan hasil-hasil pemikirannya, dengan pemikiran
kelompok. Dan diharapkan terdapat kesepakatan yang diwujudkan dalam hasil
pemikiran kelompok untuk menjawab permasalah dalam tahap tantangan
(Challenge). Hasil pemikiran kelompok ini selain dituliskan pada lembar kegiatan
sendiri, juga diminta untuk dituliskan dalam kertas untuk ditempel pada bidang
tempel yang telah disediakan. Kemudian setiap kelompok melakukan
perbandingan antar pemikiran kelompok (Gallery Walk) dengan membaca hasil
pemikiran kelompok lain. Fasilitator akan memberi kesempatan pada peserta didik
untuk menuliskan dan menyampaikanhasil pemikiran seluruh kelompok jika dapat
19
20
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), h. 22.
21
Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2008), h.2,
(http://sarwanto.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/05/penilaian_afektif.pdf, pada 30/01/2013).
20
3) Psikomotor
Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau
kemampuan bertindak setelah seorang menerima pengalaman belajar22.
22
Ahmad Sofyan., Tonih Feronika., Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 14-24.
23
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2008), h.14.
24
I Gde Wawan Sudatha, Penilaian Ranah Afektif, h.1, (http://www.undiksha.ac.id/e-
learning/staff/images/img_info/4/lt_10-548.pdf , pada 31/01/2013, 2011).
25
Pengembangan…, op cit., h. 3.
26
Umi Chotimah, Pengembangan Instrumen Penilaian Domain Afektif pada Mata Pelajaran
PKn di Sekolah Menengah Pertama, h.8,
21
(http://eprints.unsri.ac.id/1076/1/4._Laporan_Penelitian_(Pengembangan_instrumen_dst)_UC.pdf,
pada 22/01/2013).
27
Petunjuk Teknis Penyusunan Perangkat Penilaian Afektif di SMA, (Jakarta: Direktorat
Pembinaan SMA, 2010), h. 51,
(http://regulasi.sman1jember.sch.id/Peraturan%20Pemerintah%20&%20Menteri/Petunjuk%20Tek
nis%20dan%20Pedoman/26.%20Juknis%20Penyusunan%20Pedoman%20Penilaian%20_ISI-
Revisi__2910.pdf. Pada 20/02/2013).
22
4) Organization
Organization (organisasi) yaitu perkembangan dari nilai ke dalam satu system
organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan
prioritas nilai yang telah dimilikinya.
5) Characterization
Characterization merupakan ranah afektif yang tertinggi yaitu karakterisasi nilai,
yakni keterpaduan semua system nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Ke dalamnya termasuk
keseluruhan nilai dan karakteristiknya 28.
28
Nana Sudjana, op cit., h. 30.
29
Pengembangan…, op cit, h. 3-4.
23
Ada 5 (lima) tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat,
konsep diri, nilai, dan moral;
1) Sikap
Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak
suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan
menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima
informasi verbal. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran,
pendidik, dan sebagainya.
2) Minat
Minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang
mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman,
dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian.
3) Konsep diri
Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan
kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya
seperti ranah afektif yang lain. Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang
karir peserta didik, yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri
sendiri dapat dipilih alternatif karir yang tepat bagi peserta didik.
4) Nilai
Nilai adalah suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam
mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan. Target nilai cenderung menjadi ide,
target nilai dapat juga berupa sesuatu seperti sikap dan perilaku. Arah nilai dapat
positif dan dapat negatif.
5) Moral
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang
lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Moral berkaitan
dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.
24
30
Petunjuk…, op cit, h. 46.
31
Ibid., h. 46-47.
25
32
Rohmad Qomari, Pengembangan Instrumen Evaluasi Domain Afektif, Jurnal Pemikiran
Alternatif Pendidikan, INSANIA, Vol. 13, No. 1, Jan-Apr 2008, h.7,
(http://insaniaku.files.wordpress.com/2009/03/7-pengembangan-instrumen-evaluasi-domain-
afektif-rohmad-qomari.pdf. Pada 13/12/2012.
33
Petunjuk…, op cit., h. 7.
26
2) menulis instrumen
Tabel 2.2. Kisi-kisi Instrumen
5) menelaah instrumen
Kegiatan pada telaah instrumen adalah menelaah apakah: a) butir pertanyaan/
pernyataan sesuai dengan indikator, b) bahasa yang digunakan komunikatif dan
menggunakan tata bahasa yang benar, c) butir peranyaaan/pernyataan tidak bias,
d) format instrumen menarik untuk dibaca, e) pedoman menjawab atau mengisi
instrumen jelas, dan f) jumlah butir dan/atau panjang kalimat
pertanyaan/pernyataan sudah tepat sehingga tidak menjemukan untuk
dibaca/dijawab.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan kata-kata untuk
suatu kuesioner, yaitu:
a) Gunakan kata-kata yang sederhana sesuai dengan tingkat pendidikan
responden
b) Pertanyaannya jangan samar-samar
29
6) merakit instrumen
Setelah instrumen diperbaiki selanjutnya instrumen dirakit, yaitu menentukan
format tata letak instrumen dan urutan pertanyaan/ pernyataan. Format instrumen
harus dibuat menarik dan tidak terlalu panjang, sehingga responden tertarik untuk
membaca dan mengisinya. Setiap sepuluh pertanyaan sebaiknya dipisahkan
dengan cara memberi spasi yang lebih, atau diberi batasan garis empat persegi
panjang. Urutkan pertanyaan/pernyataan sesuai dengan tingkat kemudahan dalam
menjawab atau mengisinya.
7) melakukan ujicoba
Setelah dirakit instrumen diujicobakan kepada responden, sesuai dengan
tujuan penilaian apakah kepada peserta didik, kepada guru atau orang tua peserta
didik. Untuk itu dipilih sampel yang karakteristiknya mewakili populasi yang
ingin dinilai. Bila yang ingin dinilai adalah peserta didik SMA, maka sampelnya
juga peserta didik SMA. Sampel yang diperlukan minimal 30 peserta didik, bisa
berasal dari satu sekolah atau lebih.
ini tergolong tidak baik. Indikator yang digunakan adalah besarnya daya beda.
Bila daya beda butir instrumen lebih dari 0,30, butir instrumen tergolong baik.
Indikator lain yang diperhatikan adalah indeks keandalan yang dikenal
dengan indeks reliabilitas. Batas indeks reliabilitas minimal 0,70. Bila indeks ini
lebih kecil dari 0,70, kesalahan pengukuran akan melebihi batas. Oleh karena itu
diusahakan agar indeks keandalan instrumen minimal 0,70.
9) memperbaiki instrumen
Perbaikan dilakukan terhadap butir-butir pertanyaan/ pernyataan yang tidak
baik, berdasarkan analisis hasil ujicoba. Bisa saja hasil telaah instrumen baik,
namun hasil ujicoba empirik tidak baik. Untuk itu butir pertanyaan/pernyataan
instrumen harus diperbaiki. Perbaikan termasuk mengakomodasi saran-saran dari
responden ujicoba. Instrumen sebaiknya dilengkapi dengan pertanyaan terbuka.
d. Observasi
Penilaian ranah afektif peserta didik selain menggunakan kuesioner juga bisa
dilakukan melalui observasi atau pengamatan. Prosedurnya sama, yaitu dimulai
dengan penentuan definisi konseptual dan definisi operasional. Definisi
konseptual kemudian diturunkan menjadi sejumlah indikator. Indikator ini
menjadi isi pedoman observasi. Misalnya indikator peserta didik berminat pada
mata pelajaran matematika adalah kehadiran di kelas, kerajinan dalam
mengerjakan tugas-tugas, banyaknya bertanya, kerapihan dan kelengkapan
catatan. Hasil observasi akan melengkapi informasi dari hasil kuesioner. Dengan
demikian informasi yang diperoleh akan lebih akurat, sehingga kebijakan yang
ditempuh akan lebih tepat.34
Penelitian ini membatasi penilaian ranah afektif yang diukur pada sikap dan
minat siswa, hal ini dikarenakan banyaknya instrument yang harus dibuat dan
diukur, serta waktu yang diperlukan untuk melakukan pengukuran, ditambah
keterbatasan peneliti dalam menyusun, mengukur dan menganalisis intrumen
tersebut.
Ibid, h. 8 – 17.
34
35
Ajib Setyo, Pembelajaran Bermakna Berpendekatan SETS pada Pelajaran Biologi untuk
Menumbuhkan Kepedulian Terhadap ingkungan, Jurnal Bioma, Vol. 1, No. 2, Oktober 2011, h.
32
Begitu pula dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Juniarti dengan judul
“Peningkatan Aktivitas, Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Dengan
Metode SETS Di Kelas IX-E SMP Negeri 3 Purworejo, Jawa Tengah Pada
Konsep Energi Dan Daya Listrik” menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik
belajar fisika meningkat dan penggunaan model pembelajaran SETS pada konsep
Energi dan Daya Listrik dapat meningkatkan aktivitas, motivasi dan hasil belajar
peserta didik kelas IX SMP Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2009/201036.
Penelitian yang dilakukan oleh Nuray Yörük dkk. dengan judul “The effects
of science, technology, society, environment (STSE) interactions on teaching
chemistry” dengan hasil penelitian, adanya peningkatan yang signifikan secara
statistik yang diamati pada kelompok eksperimen yang menerima instruksi
menggunakan hubungan STSE. Sedangkan perubahan yang diamati pada
kelompok kontrol secara statistik tidak signifikan. Perbedaan antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dalam posttests adalah kelompok eksperimen
lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol.37
Penelitian yang dilakukan oleh Kerry Shephard dengan judul “Higher
education for sustainability: seeking affective learning outcomes” dengan hasil
penelitian, menunjukkan bahwa hal yang penting dalam pendidikan untuk
keberlanjutan adalah kebutuhan hasil belajar afektif berupa nilai, sikap, dan
tingkah laku. Hal ini menggambarkan dasar-dasar teoritis dari bentuk pendidikan
dan menafsirkan berbagai upaya pendidikan.38
Penelitian yang dilakukan oleh Karen Neuman Allen dengan judul “Affective
learning: A taxonomy for teaching social work values” dengan hasil penelitian,
bahwa pembelajaran afektif konsisten dengan prinsip-prinsip pekerjaan sosial,
dari penggunaan hati nurani, pengakuan seni dan ilmu praktek pekerjaan sosial,
C. Kerangka Pikir
Proses belajar mengajar dalam sebuah pembelajaran dilakukan oleh guru dan
siswa, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan kelas dengan menggunakan
berbagai sumber belajar yang relevan.
Adanya keterlibatan siswa yang aktif dalam pembelajaran untuk menemukan
sendiri pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan, sehingga pada akhirnya
siswa dapat memahami konsep-konsep biologi secara utuh, hal tersebut
merupakan upaya dalam mengembangkan pembelajaran Biologi.
Model pembelajaran Salingtemas dalam pembelajaran diawali dengan
memunculkan masalah/isu pada awal pertemuan. Hal ini bertujuan untuk melatih
peserta didik agar berfikir kritis, memotivasi belajar dan meningkatkan
kemampuan megaplikasikan konsep ke dalam kehidupan nyata sehingga siswa
menjadi lebih memahami konsep yang dipelajari.
39
Karen Neuman Allen., Bruce D. Friedman, Affective learning: A taxonomy for teaching
social work values, Journal of Social Work Values and Ethics, Volume 7, Number 2, White Hat
Communications, 2010, (http://www.socialworker.com/jswve, Pada 20/03/2013).
34
Guru Siswa
Pendekatan Salingtemas
Menemukan isu yang ada di masyarakat dan keterkaitannya dengan
konsep yang sedang dipelajari.
Membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap isu yang
dikemukakan.
Siswa mengintegrasikan sains, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat.
Siswa berinteraksi langsung dengan sumber belajar yang ada di
masyarakat dan lingkungan mengenai konsep yang sedang
dipelajari
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Analisis Deskriptif, analisis
deskriptif adalah metode penelitian yang dimaksudkan untuk eksplorasi dan
klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau keyataan sosial, dengan jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang
diteliti.1 Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antara fenomena yang sedang diselidiki dengan tujuan mendapatkan kesimpulan
yang diharapkan.
Penelitian dilakukan dengan cara meneliti langsung objek penelitian yaitu
siswa kelas X SMA Negeri 1 Pasawahan dan difokuskan pada ranah afektif dalam
proses pembelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran
SALINGTEMAS. Setelah itu, menganalisis dan mendeskripsikan hasil penelitian
yang telah dilakukan.
1
Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, Ed.1., Cet, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2001), h. 20.
35
36
totalitas objek psikologis yang dibatasi oleh kriteria tertentu. 2 Penelitian dapat
disebut sebagai penelitian populasi apabila peneliti ingin meneliti semua yang ada
dalam cakupan penelitian dan melihat semua yang ada dalam populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas X Semester I SMA
Negeri 1 Pasawahan Tahun Ajaran 2013/2014. jika subyek penelitian lebih dari
100, maka hanya di ambil 10% dari jumlah populasi yang ada untuk dijadikan
sampel.
Dalam penelitian ini terdapat batasan atau target populasi subjek penelitian
yaitu siswa Kelas X Semester I SMA Negeri 1 Pasawahan Tahun Ajaran
2013/2014. Subjek penelitian diambil dari Kelas X Semester I SMA Negeri 1
Pasawahan Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki.3 Dalam penelitian
ini peneliti akan mengambil sampel sebanyak dua kelas. Diharapkan sampel yang
nantinya terpilih merupakan sampel yang dapat mewakili dari keseluruhan
populasi yang ada SMA Negeri 1 Pasawahan.
a. Teknik Sampling
Jenis teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah Purposive
Sampling. Teknik ini dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih
menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu. Misalnya orang yang
mempunyai tingkat pendidikan tertentu, jabatan tertentu, usia tertentu yang pernah
aktif dalam kegiatan tertentu.4 Ciri-ciri spesifik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri 1 Pasawahan Kabupaten Kuningan.
b. Ukuran Sampel
Ukuran sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Hal ini
diterapkan apabila peneliti hanya akan meneliti sebagian dari populasi dan
kemudian bermaksud menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Penelitian
2
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h.154.
3
Lili Surayya Eka Putri, Metodologi Penelitian untuk Bidang Sains, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2007), h.21.
4
S Nasution, Metode Research, (Bandung: Jemmars, 1991), h. 132.
37
5
Umi Chotimah, Pengembangan Instrumen Penilaian Domain Afektif pada Mata Pelajaran
PKn di Sekolah Menengah Pertama, h. 8,
(http://eprints.unsri.ac.id/1076/1/4._Laporan_Penelitian_(Pengembangan_instrumen_dst)_UC.pdf,
pada 22/01/2013).
38
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keterangan :
Rentang Skor 1-5
41 - 50 : Amat Baik
31 - 40 : Baik
21 - 30 : Cukup
10 - 20 : Kurang
Keterangan :
Rentang Skor 1-5
20 - 25 : Amat Baik
15 - 19 : Baik
10 - 14 : Cukup
05 - 09 : Kurang
40
Keterangan :
Rentang Skor 1-5
41 - 50 : Amat Baik
31 - 40 : Baik
21 - 30 : Cukup
10 - 20 : Kurang
E. Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk melihat hasil belajar afektif dalam penelitian
ini adalah wawancara, lembar penilaian proses praktikum, bahan ajar LKS
praktikum, dan laporan praktikum siswa.. Dimana ranah yang diukur diantaranya
sikap dan minat,
1. Pedoman wawancara
Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal
kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan
hal-hal yang dipandang perlu.6 Wawancara dilakukan terhadap guru biologi
sebelum dilakukan penelitian, bertujuan untuk melakukan pengkajian data secara
mendalam sebelum melaksanakan penelitian.
6
Rochiati, Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja
Guru dan Dosen, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet. 9. h. 117. _
41
7
Sanapiah Faisal, op cit., h.123.
8
Lampiran 2 dan 3 Instrumen Lembar Observasi Sikap dan Minat Peserta Didik, h. 89-92.
42
Non test pada umumnya memegang peranan yang penting dalam rangka
mengevaluasi hasil belajar afektif siswa. Instrumen penilaian afektif terlampir.
Lampiran instrumen pada petunjuk teknis penyusunan perangkat penilaian
afektif di SMA dari direktorat pembinaan SMA 9 dan pengembangan perangkat
penilaian afektif dari direktorat jendral pendidikan dasar dan menengah 10.
9
Petunjuk Teknis Penyusunan Perangkat Penilaian Afektif di SMA, (Jakarta: Direktorat
Pembinaan SMA, 2010),
(http://regulasi.sman1jember.sch.id/Peraturan%20Pemerintah%20&%20Menteri/Petunjuk%20Tek
nis%20dan%20Pedoman/26.%20Juknis%20Penyusunan%20Pedoman%20Penilaian%20_ISI-
Revisi__2910.pdf. Pada 20/02/2013).
10
Pengembangan…, op cit.,
11
Lili Surayya Eka Putri, op cit., h. 60.
43
memberikan skala pada hasil penelitian kualitatif sehingga data akan berupa
angka-angka. Selanjutnya data dapat diolah menggunakan metode statistik.
1. Wawancara
Data hasil wawancara dideskripsikan dalam kalimat kemudian disusun dalam
bentuk rangkuman hasil wawancara. Data ini dapat memperkuat hasil temuan dari
instrument lain.
Data dari hasil semua di atas disajikan dalam bentuk tabel kemudian
dianalisis menggunakan nilai persentase. Rumus persentase yang digunakan
adalah:12
𝑓
𝑝= 𝑥 100%
𝑁
Keterangan:
𝑝 = Angka persentase
𝑓 = Frekuensi yang akan dicari persentasenya
𝑁 = Number of Cases (Jumlah frekuensi/Banyaknya individu)
12
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2003), h. 40.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga minggu di SMA Negeri 1 Pasawahan
Kabupaten Kuningan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa
wawancara, lembar penilaian proses praktikum, bahan ajar LKS, dan laporan
praktikum siswa, untuk menganalisis hasil belajar afektif siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Salingtemas. Wawancara dilakukan sebelum
melakukan penelitian untuk memperoleh data awal sebelum penelitian. Lembar
penilaian proses praktikum digunakan untuk menganalisis sikap siswa ketika
praktikum dengan menggunakan model pembelajaran salingtemas. Bahan ajar
LKS digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa dapat menguasai materi
praktikum yang dipelajari dengan baik. Dan laporan praktikum siswa digunakan
untuk mengukur sejauh mana siswa dapat membuat sebuah laporan praktikum
sesuai dengan keterampilan proses sains. Data dari bahan ajar LKS dan laporan
hasil percobaan kemudian dianalisis untuk melihat hasil belajar afektif siswa pada
ranah sikap dan minat siswa melalui model pembelajaran salingtemas pada
konsep jamur.
Setelah dilaksanakan penelitian terhadap siswa kelas X sebanyak 65 siswa
pada mata pelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran
salingtemas pada konsep jamur, maka diperoleh data sebagai berikut;
1. Lembar Penilaian Proses Praktikum
Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berupa praktikum
pengamatan jamur, diskusi kelompok, tugas kelompok membuat tape dan tempe,
serta persentasi hasil tugas kelompok. Model pembelajaran yang digunakan yaitu
salingtemas. Hasil belajar afektif siswa dapat dilihat dari proses pembelajaran
siswa terutama pada saat praktikum, pada saat praktikum dapat terlihat siswa
mana yang memiliki afektif yang bagus dan mana yang tidak. Setelah dilakukan
pengolahan data berdasarkan hasil penilaian proses praktikum, maka diperoleh
data yang disajikan pada tabel 4.1 berikut ini;
45
46
Tabel 4.1 di atas menunjukkan hasil penilaian proses praktikum pada saat
dilakukan praktikum pengamatan struktur jamur pada pertemuan pertama. Data
pada tabel 4.1 meliputi skot total, rata-rata butir nilai, dan persentase skor yang
diperoleh siswa pada masing-masing indikator. Dari data tersebut dapat dilihat
bahwa nilai terbesar ada pada indikator ke-1 dan 5 yang menyatakan bahwa
“ketepatan waktu” dan “sesuai prosedur” dengan nilai persentase sebesar 88,3%.
Hal ini terlihat dari tidak adanya siswa yang datang terlambat dalam mengikuti
kegiatan praktikum, siswa rata-rata dating tepat waktu dan banyak juga yang
dating sebelum kegiatan praktikum dimulai. Kemudian pada saat kegiatan
praktikum, siswa juga terlihat hati-hati dan memahami semua prosedur yang telah
diberikan dan mengikutinya dengan baik. Dari sini terlihat bahwa siswa memiliki
disiplin yang bagus.
Hasil penilaian proses praktikum dengan nilai terkecil ada apa indikator no-7
yaitu “rasa ingin tahu” dengan nilai persentase sebesar 76,3%. Nilai ini masih
diketegorikan baik. Hal ini terlihat pada saat kegiatan praktikum siswa masih
banyak yang terlalu fokus pada apa yang mereka kerjakan, beberapa siswa juga
masih terlihat malu untuk bertanya tentang hal-hal yang ingin mereka tanyakan.
Hal ini juga terlihat ketika pertemuan kedua dimana siswa kurang bertanya
mengenai materi pembelajaran tentang klasifikasi jamur, siswa lebih tertarik dan
47
Skor Rata-Rata
No Indikator Persentase
Total Butir Nilai
Hasil penilaian laporan praktikum siswa pada tabel 4.3 menunjukan pada
indikator kelengkapan dan sistematika isi laporan mendapat nilai presentase
sebesar 78,5%, ini lebih kecil jika di bandingkan dengan indikator ketepatan
jadwal pengumpulan dengan nilai persentase sebesar 84%. Hal ini terjadi
karena dalam hal ketepatan waktu pengumpulan, siswa sebagian besar
menyerahkan tugas mereka sesuai dengan kesepakatan jadwal pengumpulan
adapun yang terlambat hanya 1 atau dua kelompok saja, ini berarti siswa
memiliki disiplin yang bagus. Namun ketika tugas atau laporan praktikum
tersebut diperiksa, ternyata masih ada beberapa siswa yang mengerjakan
laporan praktikum mereka dilihat dari sistematika isi laporan kurang
terstruktur, isi yang disajikan kurang lengkap sesuai dengan sistematika
penulisan dan ada juga yang menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan
kaidah penulisan laporan. Mungkin siswa tersebut masih belum memahami
bagaimana sistematika penulisan dan bahasa yang baik dan benar yang dapat
digunakan dalam penulisan laporan praktikum.
51
Pada tabel 4.3, selain indikator kelengkapan dan sistematika isi laporan,
indikator yang lain mendapatkan nilai persentase lebih dari 80% pada
indikator kerapihan, ketepatan prosedur kerja, bahkan pada indikator
ketepatan jadwal pengumpulan mendapat nilai persentase sebesar 84%. Hal ini
terlihat dari banyaknya siswa yang mengumpulkan laporan tepat waktu
meskipun ada juga beberapa orang yang terlambat dalam mengumpulkan
laporan praktikumnya. Untuk ketepatan prosedur kerja, rata-rata siswa sudah
bisa memahami apa yang ditugaskan oleh guru dan membuat laporan sesuai
dengan yang ditugaskan oleh guru. Dilihat dari sisi kerapihan pun laporan
penelitian siswa terlihat rapih. Berikut ini disajikan data hasil penilaian
laporan praktikum siswa pada gambar 4.3 berikut;
praktikum siswa dapat dikategorikan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa memiliki sikap ilmiah yang baik, disiplin yang baik, rapih dan sistematis.
Instrumen Persentase
B. Pembahasan
Frekuensi rata- rata hasil belajar afektif siswa SMA Negeri 1 Pasawahan
yang diperoleh berdasarkan analisis data pada tabel 4.5 menunjukkan nilai
persentase pada kelas X sebesar 82,8% pada penilaian proses praktikum, 80,8%
pada penilaian LKS Praktikum, dan 81% pada penilaian laporan praktikum. Ini
berarti hasil belajar afektif melalui model pembelajaran Salingtemas pada konsep
jamur kelas X tergolong Amat Baik dengan rata-rata penilaian afektif sebesar
81,5%.
Nilai ini didapat karena siswa mampu mempunyai perhatian yang besar, aktif
dalam belajar, kreatif, memiliki ketelitian yang baik, selalu menjaga kebersihan,
peduli terhadap lingkungan, dan memiliki inisiatif yang baik selama pembelajaran
biologi berlangsung. Selain itu siswa memiliki sikap ilmiah yang baik, disiplin
yang baik, rapih dan sistematis.
Melihat hasil penilaian dari LKS praktikum dan laporan penelitian siswa,
siswa memiliki antusias atau minat yang baik dalam kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran salingtemas, tertarik terhadap media
dan model pembelajaran yang digunakan yaitu berupa praktikum, diskusi
kelompok dan tugas lapangan dengan model pembelajaran Salingtemas yang
mengambil konsep jamur. Ini terlihat dari nilai persentase yang didapat dati hasil
penilaian LKS dan Laporan praktikum yang sangat baik. Hal ini didapat karena
53
1
Karen Neuman Allen., Bruce D. Friedman, Affective learning: A taxonomy for teaching
social work values, Journal of Social Work Values and Ethics, Volume 7, Number 2, White Hat
Communications, 2010, (http://www.socialworker.com/jswve, Pada 20/03/2013).
2
Ajib Setyo, Pembelajaran Bermakna Berpendekatan SETS pada Pelajaran Biologi untuk
Menumbuhkan Kepedulian Terhadap ingkungan, Jurnal Bioma, Vol. 1, No. 2, Oktober 2011, h.
161-170, (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=88259&val=532, pada
12/03/2013).
54
pembelajaran SETS pada konsep Energi dan Daya Listrik dapat meningkatkan
aktivitas, motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas IX SMP Negeri 3
Purworejo tahun pelajaran 2009/20103.
Tabel 4.4 menunjukkan nilai afektif siswa tersebut didapat tidak hanya karena
model pembelajaran yang digunakan, tetapi ada juga faktor-faktor lain yang
mempengaruhi sikap dan minat siswa dalam pembelajaran. Faktor psikologis
seperti motivasi, emosi, kebutuhan, pemikiran, kekuasaan, dan kepatuhan.
Berdasarkan hasil penelitian, siswa terlihat sangat antusias dan patuh dalam
mengikuti pembelajaran dikarenakan materi yang diberikan berhubungan dengan
kebutuhan dan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa yang memiliki pengetahuan
yang lebih dan siswa yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terlihat lebih
menonjol dalam pembelajaran.
Faktor cultural atau kebudayaan seperti status social, lingkungan, keluarga,
dan pendidikan. Ketika penelitian berlangsung, siswa bersikap lebih sopan dan
ramah terhadap guru, memiliki hubungan sosial yang baik antar teman, dan
partisipasi kelompok yang baik. Hal ini karena karakteristik masyarakat desa
Pasawahan yang memang ramah dan sopan terhadap sesama. Dengan demikian
variable psikologis dan cultural selalu saling mempengaruhi dalam rangka
menimbulkan, memelihara, atau mengubah sikap siswa.
Selain faktor yang mempengaruhi pada ranah sikap diatas, ada juga faktor-
faktor yang mempengaruhi ranah minat dari pembelajaran siswa. Kondisi fisik
atau jasmani siswa saat mengikuti pelajaran biologi sangat berpengaruh terhadap
minat dan aktivitas belajarnya. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi kesehatan
siswa yang sehat dan prima lebih fokus dan perhatian dalam pembelajaran,
sedangkan siswa yang kurang sehat atau sakit tidak dapat maksimal bisa
mengikuti pembelajaran.
Pengalaman belajar biologi di jenjang pendidikan sebelumnya, Siswa yang
dijadikan sebagai sempel pada penelitian ini adalah siswa kelas X, selama proses
3
Juniati, Peningkatan Aktivitas, Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Dengan Metode
Sets Di Kelas IX-E SMP Negeri 3 Purworejo, Jawa Tengah Pada Konsep Energi Dan Daya Listrik,
Jurnal Berkala Fisika Indonesia, Volume 2, Nomor 1, Juli 2009,
(http://journal.uad.ac.id/index.php/BFI/article/download/275/110. Pada 13/02/2013).
55
pembelajaran dalam penelitian ini siswa terlihat memiliki cara dan minat belajar
yang beragam, ada siswa terlihat antusias, fokus, dan rajin. Namun ada pula siswa
ang sedikit malas dan kurang perhatian, hal ini dikarenakan siswa masih terbawa
oleh pengalaman belajar siswa pada jenjang SMP.
Metode dan gaya mengajar guru juga memberi pengaruh terhadap minat
siswa dalam pembelajar biologi. Oleh karena itu dalam penelitian ini
menggunakan model pembelajaran Salingtemas yang dapat menumbuhkan minat
dan sikap siswa. Cara penyampaian pelajaran yang kurang menarik menjadikan
siswa kurang berminat dan kurang bersemangat untuk mengikutinya. Namun
sebaliknya, jika pelajaran disampaikan dengan cara dan gaya yang menarik
perhatian, maka akan menjadikan siswa tertarik dan bersemangat untuk selalu
mengikutinya dan kemudian mendorongnya untuk terus mempelajarinya.
Fasilitas dan alat dalam belajar memiliki peran penting dalam memotivasi
minat siswa pada suatu pelajaran. Tempat yang menjadi penelitian yaitu SMA
Negeri 1 Pasawahan telah memiliki fasilitas dan alat penunjang biologi yang
memadai, seperti tersedianya laboratrium yang lengkap dengan peralatannya.
Situasi dan kondisi lingkungan turut memberi pengaruh terhadap minat
belajar siswa dalam pelajaran. Minat siswa berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan persentase rata-rata sebesar 85,95%, hal ini dipengaruhi juga oleh
faktor situasi dan kondisi lingkungan tempat mereka belajar, dimana SMA Negeri
1 Pasawahan terletak di lembah atau kaki gunung ciremai dengan suasana
pedesaan yang tentram, keadaan udara yang segar, dan nyaman untuk mendukung
proses pembelajaran siswa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data penelitian ini dapat disimpulkan bahwa siswa- siswi kelas X
SMA Negeri 1 Pasawahan mempunyai hasil belajar afektif yang Amat Baik pada
ranah sikap dan minat siswa melalui model pembelajaran salingtemas. Hal ini
dikarenakan siswa mampu mempunyai perhatian yang besar, aktif dalam belajar,
kreatif, memiliki ketelitian yang baik, selalu menjaga kebersihan, peduli terhadap
lingkungan, dan memiliki inisiatif yang baik selama pembelajaran biologi
berlangsung. Siswa juga memiliki sikap ilmiah yang baik, disiplin yang baik,
rapih dan sistematis. Selain itu siswa memiliki antusias atau minat yang baik
dalam kegiatan pembelajaran, tertarik dengan materi pembelajaran ang diberikan
yaitu tentang jamur, tertarik terhadap media dan model pembelajaran yang
digunakan yaitu berupa praktikum, diskusi kelompok dan tugas lapangan dengan
model pembelajaran Salingtemas.
B. Saran
Dari hasil penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai
berikut :
1. Pihak sekolah (kepala sekolah, guru, dan siswa) harus bekerja sama dalam
meningkatkan hasil belajar afektif siswa dengan meningkatkan fasilitas,
kualitas penampilan mengajar dan mengikuti pembelajaran secara serius.
2. Aspek afektif pada diri siswa besar peranannya dalam pendidikan, karenanya
tidak dapat kita abaikan begitu saja. Pengukuran terhadap aspek ini amat
berguna dan lebih dari itu kita harus memanfaatkan pengetahuan kita
mengenai karakteristik-karakteristik afektif siswa untuk mencapai tujuan
pengajaran.
3. Sebagai guru kelas hendaknya menguasai beberapa metode mengajar, agar
tidak terlalu monoton agar siswa tertarik untuk mempelajari biologi.
56
DAFTAR PUSTAKA
57
58
Irianti, Mitri, Zulirfan, dan Arifah Zaini. Pembelajaran Sains Fisika Melalui
Pendekatan SETS (Science Environment Technology Society) pada Siswa
Kelas VIII MTs Nurul Falah Air Molek. Jurnal Geliga Sains 1 (2). 1-7.
ISSN:1978-502X. 2007.. . . .
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=106522&val=2276, pada
07/03/2014).
Juniati. Peningkatan Aktivitas. Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Dengan
Metode Sets Di Kelas IX-E SMP Negeri 3 Purworejo. Jawa Tengah Pada
Konsep Energi Dan Daya Listrik. Jurnal Berkala Fisika Indonesia. Volume 2.
Nomor 1. 2009.. . . .
(http://journal.uad.ac.id/index.php/BFI/article/download/275/110. Pada
13/02/2013).
Pusat Kurikulum. 2007. Kurikulum Visi SETS Model Kurikulum Pendidikan Yang
Menerapkan Visi SETS (Science, Environment, Technology, And Society) . Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.
(http://scmariani-unnes.blogspot.com/2008/11/kurikulum-visi-sets.html. Pada
14/03/2013)Putri, Lili Surayya Eka. Metodologi Penelitian untuk Bidang
Sains. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2007.
Yörük, Nuray, Inci Morgil, and Nilgun Secken. The effects of science.
technology. society. environment STSE interactions on teaching chemistry.
Journal Natural Science Vol.2. No.12. 1417-1424. 2010.
(http://www.scirp.org/journal/NS/. Pada 15/05/2013).
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 61
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual
Model Pembelajaran
SALINGTEMAS
Metode Pembelajaran
Pembelajaran kooperatif, Studi membaca, Pengamatan, Diskusi, Penugasan
Strategi Pembelajaran
Tahapan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Salingtemas
Mengucapkan salam Menjawab salam dan Religius
dan bedo’a bersama berdo’a
Menanyakan kabar Menjawab pertanyaan Perhatian
siswa guru
Mengabsen kehadiran Memperhatikan guru Perhatian
siswa
Elaborasi
Tahapan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Salingtemas
Tahapan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Salingtemas
Mengucapkan salam Menjawab salam dan Religius
dan bedo’a bersama berdo’a
Menanyakan kabar Menjawab pertanyaan Perhatian
siswa guru
Mengabsen kehadiran Memperhatikan guru Perhatian
siswa
Elaborasi
Tahapan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Salingtemas
Konfirmasi
Tahapan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Salingtemas
Tahapan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Salingtemas
Mengucapkan salam Menjawab salam dan Religius
dan bedo’a bersama berdo’a
Menanyakan kabar Menjawab pertanyaan Perhatian
siswa guru
Mengabsen kehadiran Memperhatikan guru Perhatian
siswa
Konfirmasi
Tahapan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Salingtemas
Sumber
Aryulina D., dkk. 2007. BIOLOGI 1 : SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: ESIS.
Buku Biologi SMA Kelas XI
Campbell. Reece. Mitchell. 2003. Biologi jilid II, Edisi Kelima. Terjemahan
Wasmen Manalu. Erlangga. Jakarta.
Pedoman pembuatan tempe dan tape
http://www.youtube.com
http://biologipedia.co.cc
http://kambium.web.id
Penilaian
Penilaian proses belajar
Penugasan
Penilaian afektif pada ranah sikap dan minat
A. Tujuan
Mengetahui ciri-ciri umum jamur
B. Alat dan Bahan
1. Berbagai jenis jamur di lingkungan sekitar.
2. Kaca pembesar dan pinset
C. Cara Kerja
1. Kumpulkan semua jenis jamur yang dapat kamu temukan di lingkungan
sekitarmu.
2. Ketika kamu mengambil dari habitatnya, amatilah di mana jamur itu hidup
dan catatlah keadaan lingkungan tempat hidupnya.
3. Amatilah jamur yang kamu ambil. Jika perlu kamu dapat menggunakan
bantuan kaca pembesar. Buatlah skema jamur yang kamu amati dan berilah
keterangan beserta uraian/ciri-ciri dari masing-masing jamur.
4. Kelompokkan dan cobalah untuk mengidentifikasi jamur yang berhasil kamu
temukan. Mana yang aman dimakan? Bagaimana mengidentifikasi jamur-
jamur yang beracun?
D. Pertanyaan Untuk Diskusi
1. Ciri khas apa yang membedakan jamur dengan kelompok organisme lain?
2. Bagaimanakah keadaan lingkungan yang sesuai untuk tempat tumbuhnya
jamur?
3. Kemukakan ada berapa kelompok jamur yang kamu temukan dan jangan
lupa untuk menyampaikan dasar pengelompokan itu.
MEMBUAT TEMPE
A. Tujuan
Mengetahui cara membuat tempe
B. Alat dan Bahan
1. Kedelai
2. Ragi tempe
3. Air
4. Daun pisang atau plastic
5. Panci, baskom, kompor, penyaring
C. Cara Kerja
1. Siapkan kedelai, cucilah terlebih dahulu kemudian rebuslah sampai matang
dengan menggunakan panci.
2. Setelah matang, cucilah kembali sampai bersih dan kulit kedelai itu
mengelupas, lakukan pencucian secara berulang-ulang.
3. Rendamlah kedelai dalam air bersih selama semalam dengan menggunakan
baskom atau ember.
4. Setelah direndam, rebuslah kembali sampai mendidih.
5. Setelah bersih, tiriskan dengan penyaring, biarkan dalam keadaan dingin
terlebih dahulu.
6. Setelah dingin, campurkan ragi tempe secukupnya.
7. Bungkus kedelai itu secukupnya menggunakan plastik atau daun pisang,
kemudian letakkan di tempat yang hangat selama 1-2 hari agar terjadi
fermentasi.
8. Selanjutnya, bukalah bungkusan tersebut. Apabila sudah terjadi fermentasi
akan terbentuk tempe.
A. Tujuan
Mengetahui cara membuat tape
B. Alat dan Bahan
Singkong atau beras ketan, ragi tape
C. Cara Kerja
1. Kupaslah singkong, kemudian potonglah umbi tersebut sesuai dengan selera
Anda. Untuk beras ketan cucilah sampai bersih kemudian rendamlah selama
12 jam.
2. Kukuslah singkong tersebut sampai matang, untuk beras ketan tanaklah
sampai menjadi seperti nasi ketan.
3. Setelah matang, dinginkanlah, taburkan ragi tape secara merata pada
singkong atau nasi ketan tersebut.
4. Masukkan pada tempat yang telah disediakan, misalnya pada keranjang yang
diberi alas daun pisang. Untuk nasi ketan dapat dibungkus dengan daun
jambu biji, kemudian tutuplah dengan rapat.
5. Biarkan selama 2-3 hari, amati tape yang sudah terbentuk
1. Model, metode, atau pendekatan apa saja yang sering Bapak gunakan dalam
pembelajaran biologi?
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
2. Apakah Siswa dapat mengaplikasikan konsep pembelajaran dengan kehidupan
sehari-hari?
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
3. Apakah siswa dapat mengaitkan materi pembelajaran dengan aspek sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat? Contohnya pada materi virus yang bisa
dikaitkan dengan sains dan teknologi untuk menciptakan sebuah antivirus, dan
juga dikaitkan dengan lingkungan masyarakat untuk mencegah penularan dan
usaha pengobatan dari penyakit yang diakibatkan oleh virus.
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
4. Bagaimana dengan hasil belajar afektif siswa, terutama pada aspek sikap dan
minat pada mata pelajaran bilogi jika dihubungkan dengan salingtemas?
Contohnya siswa menunjukkan sikap kritis dan berpedoman pada data dan
fakta, siswa juga menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan
masyarakat.
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
Lampiran 2 81
Guru Biologi,
____________________
Lampiran 3 82
1. Model, metode, atau pendekatan apa saja yang sering Bapak gunakan dalam
pembelajaran biologi?
Metode ceramah, jadi langsung memberikan materi saja pada siswa. Kadang-
kadang membuat kelompok dan siswa berdiskusi disesuaikan dengan materi
yang akan dipelajari saja.
4. Bagaimana dengan hasil belajar afektif siswa, terutama pada aspek sikap dan
minat pada mata pelajaran bilogi jika dihubungkan dengan salingtemas?
Contohnya siswa menunjukkan sikap kritis dan berpedoman pada data dan
fakta, siswa juga menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan
masyarakat.
Hasil belajar afektif siswa terutama pada sikap dan minat di Sekolah ini sudah
cukup baik. Namun jika penilaiannya dihubungkan dengan aspek salingtemas,
sikap dan minat siswa masih kurang. Hal ini dikarenakan siswa masih belum
dapat mengaplikasin materi biologi yang mereka dapatkan
Lampiran 4 85
Guru Biologi,
B. Tujuan Pembelajaran:
Siswa mampu menggambarkan struktur tubuh jamur dari beberapa jenis jamur yang
bermanfaat berdasarkan pengamatan makroskopis secara langsung.
Siswa dapat membedakan beberapa jenis jamur yang bermanfaat berdasarkan ciri-ciri
morfologinya melalui pengamatan langsung.
D. Cara Kerja:
1. Kumpulkan semua jenis jamur yang dapat kamu temukan di lingkungan sekitarmu.
2. Ketika kamu mengambil dari habitatnya, amatilah di mana jamur itu hidup dan
catatlah keadaan lingkungan tempat hidupnya.
3. Amatilah jamur yang kamu ambil. Jika perlu kamu dapat menggunakan bantuan
kaca pembesar. Buatlah skema jamur yang kamu amati dan berilah keterangan
beserta uraian/ciri-ciri dari masing-masing jamur.
4. Kelompokkan dan cobalah untuk mengidentifikasi jamur yang berhasil kamu
temukan. Mana yang aman dimakan? Bagaimana mengidentifikasi jamur-jamur yang
beracun?
Lampiran 5 87
Gambar: Ciri-ciri
a. Nama jamur:
b. Ukuran:
c. Bentuk:
d. Warna:
e. Tekstur:
f. Lain-lain:
Gambar: Ciri-ciri
a. Nama jamur:
b. Ukuran:
c. Bentuk:
d. Warna:
e. Tekstur:
f. Lain-lain:
F. Analisa Data
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
G. Kesimpulan
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Lampiran 5 88
H. Daftar Pustaka
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Jawaban:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Lampiran 6 89
Lampiran 6 90
Lampiran 6 91
Lampiran 6 92
Lampiran 7 93
Lampiran 7 94
Lampiran 7 95
Lampiran 7 96
Lampiran 8 97
Lampiran 8 98
Lampiran 8 99
Lampiran 8 100
Lampiran 9 101
Skor
No Aspek Indikator Skor
Maks
1 Ketepatan jadwal Pengumpulan tepat waktu 5
pengumpulan Pengumpulan terlambat 1 hari 4
Pengumpulan terlambat 2 hari 3
5
Pengumpulan terlambat 3 hari 2
Pengumpulan terlambat lebih
1
dari 3 hari
2 Kelengkapan dan sistematika Jika pekerjaan siswa terstruktur
isi laporan dan menggunakan bahasa yang 5
baik
Jika pekerjaan siswa terstruktur
dan menggunakan bahasa yang 4
kurang baik
5
Jika pekerjaan siswa kurang
terstruktur dan menggunakan 3
bahasa yang kurang baik
Jika pekerjaan siswa tidak
terstruktur dan menggunakan 2
bahasa yang tidak baik
3 Ketepatan prosedur kerja Jika hasil pekerjaan siswa
sesuai dengan yang ditugaskan 5
oleh guru
Jika hasil pekerjaan siswa
kurang sesuai dengan yang 4 5
ditugaskan oleh guru
Jika hasil pekerjaan siswa tidak
sesuai dengan yang ditugaskan 2
oleh guru
4 Kerapihan Jika hasil pekerjaan siswa rapih 5
Jika hasil pekerjaan siswa
4
kurang rapih 5
Jika hasil pekerjaan siswa tidak 2
rapih
Lampiran 10 102
Lampiran 10 103
Lampiran 10 104
Lampiran 11 105
Lampiran 11 106
Lampiran 11 107
Lampiran 12 108
Lampiran 12 109
Lampiran 12 110
Lampiran 11 111
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jln. Ir. H. Juanda No. 95
Ciputat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Sehubungan dengan surat saudara nomor Un.01/F.1/KM.01.3/1501/2013 perihal tersebut di
atas, dengan ini diberitahukan bahwa kami dapat menerima mahasiswa Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian surat ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
SURAT KETERANGAN
Nomor : 045.4/ 205 / SMA.24/ 2013
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA Negeri 1 Pasawahan Kabupaten
Kuningan menerangkan bahwa :
Demikian Surat keterangan ini Kami buat, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
RIWAYAT PENULIS