Oleh:
ZULHANIFAH
NIM 108016100048
Skripsi yang berjudul berjudul " Pengaruh Model Problem Based Learning
(PBL) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan" disusun oleh Zulhanifah, NIM. 10801 6100045,
Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh fakultas.
Yang mengesahkari:
Pembimbi I, Pembimbg
Penguji I
Dr.Sujivo Miranto, M.Pd
NIP.19681228 200303 1 004
Penguji II
Yuke Mardiati, M.Si
NIP: 19760117 200701 2 013
Mengetahui,
Dekan Fakulta mu Tarbiy an Keguruan
Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil
karya sendiri.
2FADF28865571
Zulhanifah
ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
iii
akademik Madrasah Tsanawiyah Nur As-Sholihat yang telah membantu
dalam pelaksanaan penelitian.
7. Teruntuk kedua orangtua tersayang Ayahanda dan Ibunda atas doa-doa tulus
dan nasihatnya selama ini serta saudara-saudaraku tercinta Zulhanita, Yuyun
Diana Kartini, Ahmad Jumran Sadiq, dan Ahmad Zufar Tsani Putra yang
telah memberikan doa dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
8. Sahabat-sahabat biologi angkatan 2008, khususnya Dwi Endang Lestari, Siti
Nurlela, Luluil Maqnun, Alin, Nyimas Ar-Rahma, Nuli Nurmalina, Irma
Angraeni, Dziqriyah, terima kasih atas dukungan, doa serta bantuan selama
penulisan. Semoga kita semua bisa menggapai kesuksesan.
9. Teruntuk rekan-rekan pengajar SMA IT Al Husainy Serpong, khususnya
Dina, Ulan, Riris, Indra, Samsul, Musyafa, Lisa Ardaniyati terima kasih atas
dukungan doa dan bantuan selama penulisan.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap skripsi ini dapat menjadi kontribusi yang positif serta
menambah pustaka dan referensi bagi pihak yang membutuhkan.
Zulhanifah
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK.................................................................................................................i
ABSTRACT................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................v
DAFTAR TABEL.....................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Identifikasi Masalah............................................................................6
C. Pembatasan Masalah.......................................................................... 6
D. Perumusan Masalah............................................................................7
E. Tujuan Penelitian................................................................................7
F. Manfaat Penelitian..............................................................................7
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………. 33
B. Metode dan Desain Penelitian …………………………….. 33
C. Populasi dan Sampel Penelitian …………………………... 33
D. Variabel Penelitian ………………………………………... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………. 35
F. Instrumen Penelitian …………………………………….. 36
G. Kalibrasi Instrumen Tes ………………………………… 36
1. Validitas …………………………………………….. 36
2. Reliabilitas …………………………………………… 37
3. Tingkat Kesukaran …………………………………... 40
4. Daya Beda …………………………………………… 40
H. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Penelitian ………………………. 40
a. Uji Normalitas ………………………………….. 40
b. Uji Homogenitas ……………………………….. 41
2. Uji Hipotesis ……………………………………….. 41
I. Uji Statistik ………………………………………………. 43
vi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………. 52
B. Saran ………………………………………………………... 52
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 55
LAMPIRAN ......................................................................................................... 57
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Undang – Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, tersedia online
http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf diakses tanggal 15 April 2015, h. 1
1
2
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidkan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosada Karya, 2014) Cet 19, h. 129
4
Kenyataan menunjukkan bahwa selama ini sebagian masih berpusat pada guru
(teacher centered) dan lebih didominasi oleh guru. Guru yang selalu mengajar
konvensional menyebabkan peserta didik menjadi bosan, mengantuk, pasif dan
berfungsi sebagai notulis dari ucapan guru di muka kelas saja. Selain guru yang
mengajar konvensional, guru juga selalu mendominasi kelas, dengan harapan
konsep yang diajarkan segera selesai. Siswa kurang diberi kesempatan untuk
berhubungan langsung dengan lingkungan alam sekitar, menelaah dan
berpendapat suatu konsep yang ada. Penetapan keberhasilan dalam mencapai
tujuan pembelajaran selain dipengaruhi oleh faktor guru dan siswa, juga
dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan saat proses pembelajaran. 3
Jika model pembelajaran tersebut hanya menekankan pada pemberian konsep
semata, sehingga peserta didik tidak mampu memahami materi pelajaran secara
penuh. Maka model pembelajaran yang digunakan seharusnya sesuai dengan
karakteristik materi pembelajaran dan diarahkan pada proses pembelajaran yang
berpusat pada siswa (learning centered) sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat.
Menciptakan suasana pembelajaran kondusif dan menyenangkan perlu
adanya pengemasan pembelajaran yang menarik. Dengan inovasi model
pembelajaran yang menarik diharapkan akan tercipta suasana belajar aktif,
mempermudah penguasaan materi, siswa lebih kreatif dalam proses pembelajaran,
kritis dalam menghadapi persoalan, memiliki keterampilan sosial dan memperloeh
hasil pembelajaran yang optimal.
Model pembelajaran yang tepat dibutuhkan untuk menghidupkan suasana
kelas. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna dan
berkesan bagi siswa. Siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya,
dan bagaimana cara mencapainya. Untuk mengatasi masalah ini, guru dituntut
mencari dan menemukan suatu cara yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
peserta didik. Guru diharapkan dapat mengembangkan suatu model pembelajaran
3
Laila Puspita, Suciati, dan Maridi,” Pengaruh Model Problem Based Learning dengan Metode
Eksperiment disertai Concep Map dan Mind Map Terhadap Prestasi Belajar Biologi ditinjau dari
Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa”, Jurnal Inkuiri, Vol 3, No. I, 2014, h. 86
5
4
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), Cet 1, h. 67
5
Widodo dan Lusi Widiyanti, “Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa dengan
Metode Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII a Mts Negeri Donomulyo Kulun Progo “
Jurnal Fisika Indonesia, Vol. XVII, No.49, 2013, h.33
6
oleh siswa, diharapkan dapat menimbulkan rasa senang dan antusias siswa dalam
belajar. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep
biologi yang dapat mendorong siswa untuk meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL)
terhadap Hasil Belajar Siswa Pada konsep Pencemaran dan kerusakan
lingkungan ”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Masih rendahnya hasil belajar biologi siswa
2. Kurangnya penggunaan model pembelajaran yang berorientasi pada siswa.
misalnya proses pembelajaran masih dominan menggunakan metode ceramah
sehingga siswa pasif.
3. Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher Centered).
4. Kurangnya kemampuan peserta didik menghubungkan pengetahun dengan
kehidupan sehari-hari.
C. Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:
1. Model Pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis
masalah (Problem Based Learning).
2. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif, jenjang kognitif siswa yang
digunakan mulai dari C1-C4, hal ini karena subjek penelitian merupakan siswa
SMP.
3. Konsep pembelajaran biologi pada penelitian ini adalah pencemaran dan
kerusakan lingkungan.
4. Subjek penelitian siswa dibatasi pada jenjang SMP kelas VII dikarenakan
disesuaikan dengan kurikulum yang telah ditetapkan.
7
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat
pengaruh penggunaan model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil
belajar siswa pada konsep pencemaran dan kerusakan lingkungan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model(Problem
Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada konsep pencemaran dan
kerusakan lingkungan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru dan
sekolah. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi guru, diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan
alternatif kepada guru dalam mengajarkan biologi melalui model pembelajaran
berdasarkan masalah.
2. Bagi siswa, dapat meningkatkan motivasi dan belajar siswa, serta
meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi untuk menyelesaikan
masalah.
3. Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan dalam
meningkatkan mutu sekolah.
4. Bagi peneliti, sebagai motivasi untuk terus mengembangkan tingkat
kemampuan belajar mengajar, serta bahan referensi dan bahan informasi
tentang penggunaan model pembelajaran untuk kepentingan penelitian
selanjutnya.
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis
1. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Joyce & Weil seperti dikutip oleh Rusman menyatakan bahwa
“model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip
atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan
prinsip-prinsip pendidikan, teori-teori psikologis, sosiologis, psikiatari,
analisis sistem, atau teori-teori lain” 1. Model mempunyai makna yang lebih
luas dari pada strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Istilah model
pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi
atau metode pembelajaran yaitu rasional teoritis yang logis yang disusun
pendidik, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, langkah-langkah mengajar
yang diperlukan agar model pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal,
dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai.
Menurut Gunter yang dikutip oleh I Wayan Santyasa mendifinisikan
an instrictional models is a step-by-step procedure that leads to specific
learning outcomes. Sedangkan Joyce & Weil masih dalam artikel yang sama
bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakn
sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran.2 Dengan demikian, model
pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Jadi model pembelajaran cenderung preskriptif, yang relatif sulit
1
Rusman, Pendekatan dan Model Pembelajaran ,(Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2010), Cet V, h.6
2
I Wayan Santyasa, Model-model Pembelajaran Inovatif, Makalah disajikan dalam
pelatihan tentang PTK bagi Guru SMP dan SMA, tersedia online
http://www.academia.edu/10028880/Makalah_I_Wayan_Santyasa_MODEL-
MODEL_PEMBELAJARAN_INOVATIF, diakses pada tanggal 14 mei 2015.h.7
8
9
3
Ibid., h.7
4
Siti Wahida, “Pembelajaran Berbasis PBL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata kuliah
Pengetahuan Alat Pengelolaan dan Penyajian Makana Mahasiswa Prodi Tata Boga”, Jurnal
Tabularasa PPS UNIMED, Vol. 9, 2012, h. 173
1
Kehidupan yang akan dihadapi peserta didik tentu saja akan mendapatkan
suatu masalah yang harus dicari solusinya dari sebuah masalah.
5
U. Setyorini, Sukiswo, dan B. Subali “Penerapan Model Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,
Vol.7, 2011, h.54
6
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), Cet. 5, h.232
7
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. (Jakarta: Kencana
2010), h. 21
8
Trianto, Model-model Pembelajaran Berorientasi Konstruktuvisik, (Jakarta: Prestasi
Pusaka, 2007), h. 67
9
Taufik, “Implementasi Pembelajaran Problem Based Learning di Progam Studi
Pendidikan Biologi PMIPA Universitas Jambi”, Jurnal Bidik, Vol.1, 2012, h.18
1
dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir
kritis dan keterampilan memecahkan masalah, serta memperoleh pengetahuan
dan konsep yang esensial dari materi pembelajaran”.10
Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan
yang mengaktifkan siswa untuk dapat menutarakan permasalahan yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari. PBL adalah pembelajaran yang
dilakukan dengan menghadapkan siswa pada permasalahan yang nyata dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga siswa mampu menyusun pengetahuannya
sendiri untuk memecahkan masalah serta mampu mengupayakan berbagai
macam solusi, yang mendorong siswa untuk berpikir kreatif. 11 Selain itu,
Problem Based Learning melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan
masalah serta mengutarakan alternatif-alternatif pemecahannya. Sehingga
siswa tidak merasa jenuh karena dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.
Model pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi teori kontruktivis.
Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan masalaah nyata yang
penyelesaiannya membutuhkan kerjasama antar siswa, guru memandu siswa
menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan, guru
member contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang
dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan
kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan siswa. Salah satu
model yang memberikan peluang bagi siswa untuk memiliki pengalaman
menemukan suatu konsep dan mengembangkan keterampilan berpikrir kritis
siswa adalah model Problem Based Learning.12 Model pembelajaran berbasis
10
Sri Handayani dan Sapir, “Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) dan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan
Aktivitas belajar”, Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.2, 2009, h.40
11
Arifah Purnamaningrum, Sri Dwiastuti, Riezky Maya Probasari dan Noviawati,
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif melalui Problem Based Learning pada pelajaran
Biologi Siswa kelas X SMA N 3 Surakarta, tersedia online http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-
content/uploads/2012/02/ARIFAH-PURNAMANINGRUM.pdf, diakses tanggal 24 April
2015, h. 2
12
Sri wahyuni, Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran
IPA Berbasis Problem Based Learning, tersedia online
http://biologi.fkip.usm.ac.id/wpcontent/upload/2012/03/SRIWAHYUNI.pdf, diakses pada 28
April 2013, h.2
1
13
Ni Made Suci, “Penerapan Model Problem Based Learning untuk meningkatkan
Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Teori Akutansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi
UNDIKSHA”, Jurnal Penelitian dan pengembangan pendidikan, Lembaga penelitian
Undiksha, Vol 2, 2008, h.77
14
Sudarman, Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan
dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah, tersedia online http://eprints.undp.ac.id
diakses tanggal 15 Januari 2015, h. 69
1
15
Bekti Wulandari dan Herman Dwi Surjono, “Pengaruh Problem Based Learning Terhadap
Hasil Belajar ditinjau Dari Motivasi Belajar PLC di SMK”, Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol.2,
No. 2, 2013, h. 182
1
16
Rusman, Op. citt., h.232
17
M. Taufiq Amir, Op. Cit., h.22
1
18
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012), h.91-92
1
19
M Taufiq Amir, Op.citt., h.24-25
20
Rusman, Op.citt., h. 243
1
FASE-FASE PERILAKU
Fase 1: memberikan orientasi Guru menyampaikan tujuan pembelajarannya
tentang permasalahannya kepada mendeskripsikan sebagai kebutuhan logistik
peserta didik penting dan memotivasi peserta didik untuk
terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah
Fase 2: mengorganisasikan Guru membantu peserta didik
peserta didik untuk meneliti mendefinisikan dan mengorganisasikan
dengan tugas belajar terkait dengan
permasalahannya.
Fase 3: membantu investigasi Guru mendukung peserta didik untuk
individu dan kelompok mendapatkan informasi yang
tepat,
melaksanakan eksperimen, dan mencari
permasalahan dan solusi.
Fase 4: mengembangkan dan Guru membantu peserta didik dalam
mempresentasikan artefak dan merencanakan dan menyiapkan artefak-
exhibit artefak yang tepat, seperti laporan, rekaman
video, dan model-model serta membantu
mereka untuk menyampaikan kepada orang
lain
Fase 5: menganalisis dan Guru membantu peserta didik melakukan
mengefaluasi proses mengatasi refleksi terhadap investigasinya dan proses-
masalah proses yang mereka gunakan.23
21
Taufik, Op. citt., h. 20-21
22
Made Wena, Op. citt., h. 92
1
peran dewasa melalui keterlibatan peserta didik dan pengalaman nyata atau
simulasi dan menjadi pembelajaran yang otonom dan mandiri.
Menurut sudjana yang dikutip oleh Trianto manfaat khusus dari metode
Dewey adalah metode pemecahan masalah24. Tugas guru adalah membantu
para siswa merumuskan tugas-tugas dan bukan menyajikan tugas-tugas
pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang
ada di sekitarnya.
Menurut Smith yang seperti dikutip oleh Taufiq mengemukakan
bahwa manfaat pembelajaran berbasis masalah antara lain; meningkat
kecakapan pemecahan masalahnya, lebih mudah mengingat dan memahami
materi yang diajarkan, meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan,
mendorong peserta didik untuk berpikir, membangun kemampuan
kepemimpinan dan kerja sama kelompok seta keterampilan sosial, membangun
kecakapan belajar (life-long learning skills), serta memotivasi belajar.25
24
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif, (Jakarta: TIM Prestasi
Pustaka, 2009), h. 96
25
M. Taufiq Amir., Loc. Citt., h.27
2
26
Bekti Bekti Wulandari dan Herman Dwi Surjono., Op.citt, h. 182
27
Trianto, Op. citt., h. 96
28
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Cet 5, h. 2.
29
Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2006), Cet.3, h. 232
2
28
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet 3, h.
54
Agus Suprijono., Op.citt, h. 2
31
32
M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008)
Cet. 23 h.85
2
c. Kemampuan perseptual.
d. Keharmonisan dan ketepatan.
e. Gerakan keterampilan kompleks, dan
f. Gerakan ekspresif dan interpretatif35.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penelilaian hasil belajar. Diantara
ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru
disekolah karena berkaitan dengan keterampilan para siswa dalam menguasai
isi pelajaran. Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran
dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan intruksional khusus dari
bahan tersebut.36 Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik. Ada beberapa ahli yang mempelajari ranah-
ranah tersebut dengan hasil penggolongan kemampuan-kemampuan pada ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik secara hierarkis. Hasil belajar ranah kognitif
berorientasi kepada kemampuan berpikir, mencakup kemampuan yang lebih
sederhana sampai dengan kemampuan untuk memecahkan masalah. Hasil
belajar ranah afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai dan
sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu.
Sedangkan hasil belajar ranah psikomotorik berorientasi kepada keterampilan
motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan yang
memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Ketiga hasil belajar dalam
perilaku siswa tidak berdiri sendiri atau lepas satu sama lain, tetapi merupakan
satu kesatuan. Pengelompokan ke dalam tiga ranah bertujuan membantu usaha
untuk menguraikan secara jelas dan spesifik hasil belajar yang diharapkan.
Masing-masing ranah dijelaskan sebagai berikut:37
1) Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku:
a) Pengetahuan,mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah
dipelajari dan tersimpan didalam ingatan. Pengetahuan tersebut ddapat
35
Ibid, h. 32-33
Syaiful Bahri Djamrah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT
36
1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang di sebut juga dengan
faktor individual, antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan,
kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.
2) Faktor yang ada di luar diri individu yang disebut faktor sosial, antara lain:
faktor keluarga/faktor keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya,
2
39
Ngalim Purwanto, Op.citt., h. 102
40
Ibid., h.106
41
Sri Handayani dan Sapir ., Op. Citt, h. 50-51
3
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A di MTs Donomulyo pada pokok
bahasan wujud zat perubahannya.42
Penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Agung Nyoman Setiawan dalam
jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan yang berjudul Penerapan
Pengajaran Kontekstual berbasis masalah untuk meningktkan hasil belajar
biologi siswa kelas X2 SMA Laboratorium Singaraja disimpulkan bahwa (1)
terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa yang ditunjukan oleh nilai hasil kerja
kelompok dari siklus I, siklus II, dan siklus III, (2) terjadi peningkatan
penguasaan konsep-konsep biologi mulai dari siklus I-III, yang berarti bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi.43
Menurut Sudarman bahwa pembelajaran berbasis masalah melibatkan
siswa dalam penyelidikan sendiri, yang memungkinkan siswa
menginteprestasikan dunia nyata dan membangun pemahaman tentang
fenomena sendiri.44
Penelitian yang dilakukan oleh Benny Satria Wahyudi , dkk
berdasarkan analisis data dan pembahasan terhadap proses pengembangan
bahan ajar berbasis PBL pada meteri pencemaran dapat disimpulkan yaitu:
(1) proses pengembangan bahan ajar berbasis PBL hanya sampai tahap 3 yaitu
(a) tahap pendefinisian dilakukan wawancara dengan guru biologi,
penyebaran angket siswa serta observasi di kelas (b) tahap perencanaaan
dilakukan dengan mendesain buku siswa berbasis PBL, (c) tahap
pengembangan dengan uji validasi 7 orang ahli dan diperoleh hasil rata-rata
85,63% dengan kriteria sangat valid kemudian merivisi buku siswa
berdasarkan saran dan masukan dari validator, sesudah direvisi selanjutnya
dilakukan uji coba kelompok kecil diperoleh rata-rata hasil keterbacaandan
tingkat kesulitan bahan ajar yaitu 86,05% dengan kriteria sangat baik dan
42
Widodo dan Lusi Widiyanti, “Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa
dengan Metode Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII a Mts Negeri Donomulyo
Kulun Progo “ Jurnal Fisika Indonesia, Vol. XVII, No.49, 2013, h.41
43
I Gusti Agung Nyoman Setiawan dalam jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan “Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis Masalah untuk Meningktkan Hasil
Belajar Biologi Siswa Kelas X2 SMA Laboratorium Singaraja”, Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan 2, 2008, h. 57
44
Sudarman., Op.citt, h.73
3
kemudian diuji coba pada kelas kelompok besar pada kelas X.1 diperoleh
rata-rata respon siswa 91,80% dengan kriteria sangat baik.
(2) hasil pretes siswa memiliki rata-rata 66,50 dan posttest 85,60. Dengan
hasil rata-rata posttest 85,60 secara keseluruhan siswa mengalami persentasi
yang meningkat sebanyak 32,30%.45
D. Kerangka Pikir
Keberhasilan siswa dalam belajar sangat didukung oleh kemampuannya
dalam memahami dan menguasai konsep dari materi yang diajarkan. Begitu
pula pada pembelajaran biologi, keberhasilan siswa sangat dipengaruhi oleh
kemampuan siswa dalam menguasai konsep biologi. Penerapan suatu strategi
atau metode dalam pembelajaran biologi merupakan hal sangat penting dalam
meningkatkan kemampuan siswa. Dalam hal ini guru dituntut untuk dapat
mengkodisikan kelas sehingga kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana
dengn baik. Selain itu penggunaan media dan metode pembelajaran yang tepat
sangat diperlukan sehingga apa yang menjadi tujuan dalam pembelajaran
biologi dapat tercapai dengan baik.
Proses belajar mengajar melibatkan guru dan siswa. Guru berperan
sebagai fasilisator dan mediator yang kreatif sedangkan siswa dituntut berperan
aktif dan berusaha menemukan konsep sendiri dalam proses pembelajaran.
Tugas guru tidak hanya sekedar menyampaikan informasi demi pencapaian
tujuan pembelajran, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar siswa. Guru
harus mampu menemukan metode dan teknik yang dapat diselenggarakan
dengan efektif. Guru dituntut dapat menggunakan model pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang akan disampaikan agar siswa dapat memahami
konsep yang dipelajari.
Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang didasari oleh
dorongan penyelesaian masalah. Sebagai model pembelajaran, PBL
45
Benny Satria Wahyui, dkk, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Model Problem Based
Learning pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas X SMA, tersedia online http://eprints.unjember.ac.id diakses tanggal 25 mei 2015,
h. 9
3
Guru Siswa
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Terdapat pengaruh positif model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa
pada Pencemaran dan kerusakan lingkungan”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
34
3
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (variabel X) yaitumodel Problem Based Learning (PBL).
2. Variabel terikat (variabel Y) yaitu hasil belajar.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian berupa tes dan non tes. Untuk tes
berupa tes objektif pilihan ganda (pretest dan posttest pembelajaran), sedangkan
non tes menggunakan lembar observasi belajar siswa.Adapun urutan rancangan
pengumpulan data selama dilakukannya penelitian, adalah sebagai berikut:
1. Melakukan observasi untuk menentukan kelas yang akan dijadikan kelompok
subjek penelitian.
2.Memberikan pretest pada kedua kelompok/kelas, baik kelas eksperimen
maupun kelas kontrol.
3.Memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen dengan menggunakan model
problem based learning dalam konsep pencemaran dan kerusakan
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 117.
2
Ibid., h. 118.
3
Mendeskripsikanpengertian 1, 4 3
Polutan / pencemaran 3*, 2*
4*
Menyebutkan macam- 5*,6
macam polusi/pencemaran *, 7 3 2
Menjelaskan dampak
biodiversitas terhadap suhu 10* 1 1
Menjelaskan penyebab 12 11
terjadinya pencemaran
2 0
14*,
Menjelaskan pengertian 15*,
global warming dan efek 16, 17*
global warming 18, 7 5
19*,
20*
AspekKognitif Jumlah
Jumlah
IndikatorPembelajaran Soal yang
soal
C1 C2 C3 C4 dipakai
Menyebutkan unsur dan
21, 22*.
beserta nama senyawa yang
23* 24
menyebabkan pencemaran 4 2
13*,
Menjelaskan ciri air yang
25*, 27*,
tercemar dari segi fisika,
26, 30 28 7 3
kimia, dan biologis
29
Menjelaskan dampak yang
31*, 32*,
ditimbulkan bahan kimia 35*
34* 33*
bagi lingkungan sekitar 5 4
Mengusulkan cara 36*, 3 1
penanggulangan pencemaran 37
dan kerusakan lingkungan ,38
Menjelaskan jenis-jenis 6 4
42,
sampah dan contoh sampah 39*,
41* 44,
sertadampak yang ada di 43*
45*
lingkungan sekitar
Jumlah 45 26
4
Ahmad Sofyan, TonihFeronika, dan Burhanudin Milama, EvaluasiPembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 105
5
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelaharan, (Jakarta: PT Remaja Rosadakarya, 2014), h.
252
3
N ( XY ) ( X )(Y )
xyr =
N X 2
( X )2 N Y 2
( Y )2
Keterangan:
rxy = Koefisien antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah responden
X = Skortiap item dari respon den uji coba variabel X
Y = Skor tiap item dari respon dan uji coba variabel Y
Hasil perhituingan dikatakan valid jika memperoleh koefisien korelasi
rxy>rtabel dengan taraf signifikan (α) = 0,05. Sebaliknya jika r xy<rtable maka soal
tersebut tidak valid. Soal yang valid selanjutnya digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa. Selain menggunakan rumus korelasi product moment, untuk
menguji validitas instrumen juga dapat menggunakan Anates versi 4.0. Dengan
menggunakan kriteria acuan untuk validitas butir soal, yaitu sebagai berikut:6
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Butir Soal
No. Rentang Kriteria
1. 0,8-1,00 Sangat tinggi
2. 0,6-0,79 Tinggi
3. 0,4-0,59 Sedang
4. 0,2-0,39 Rendah
5. 0,0-0,19 Sangat rendah
6
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 193
3
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bermakna keterpecayaan, konsistensi, keajegan atau
sejauhmana hasil pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.7Uji Reliabilitas
soal instrument diuji dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha8, sebagai
berikut:
2
r11 = [
𝑛 ∑𝑖
] [1 − ]
𝑛−1 𝑡
σ
Keterangan :
r11 = relibilitas instrumen
n = jumlah soal
2
∑𝜎 = jumlah varian butir
�
𝜎2 = varian total
�
Keterangan :
N = jumlah siswa
Kriteria acuan untuk reliabilitas butir soal dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Butir Soal
No. Rentang Kriteria
1. 0,8 - 1,00 Sangattinggi
2. 0,6 - 0,79 Tinggi
3. 0,4 - 0,59 Sedang
4. 0,2 - 0,39 Rendah
5. 0,0 – 0,19 Sangat rendah
adalah 0,63 Kesimpulannya, tingkat reliabilitas pada soal yang digunakan adalah
tinggi.
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal merupakan peluang untuk menjawab betul suatu
butir soal yang bisa dinyatakan dengan indeks kesukaran. 10Penghitungan tingkat
kesukaran soal merupakan pengukuran seberapa besar tingkat kesukaran suatu
butir soal.11 Hasil penghitungannyadidapat dari perbandingan antara siswa yang
menjawab betul dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes/ujian. Indeks
kesukaran memiliki nilai rentang dari 0,0 – 1,0. 12 Rumus tingkat kesukaran
adalah sebagai berikut:13
P=
Keterangan:
P : tingkatB
kesukaran
B : jumlah siswa yang menjawab benar
N : jumlah peserta siswa
10
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur,(Bandung, Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 134.
11
Ibid., h. 266.
12
Sofyan, dkk.,Op. cit., h. 103.
13
Ibid., h. 103.
4
4. Daya Beda
Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir soal dalam
membedakan antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang
kurang pandai.14Rumus untuk daya beda adalah sebagai berikut:
D = beda
Dimana daya (Ba -yang
Bb) /baik
0.5 N
adalah D > 0.30
Keterangan:
D : daya beda
Ba : jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb : jumlah yang menjawab beanr pada kelompok bawah
N : jumlah peserta tes
Penghitungan daya beda untuk instrumen uji coba, yakni daya beda
baik sebesar 62,50% dan daya beda kurang baik sebesar 37,50%.
H. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Penelitian
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diuji
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan adalah uji
Liliefors.
Langkah-langkah penghitungan sebagai berikut:15
1) Data mentah diurutkan dari nilai terendah hingga tertinggi, dan
dimasukkan ke dalam kolom Xi
X n -1
s
14
Ibid., h. 104.
15
Edi Riadi , Metode Statistika , (Tangerang: PT Pusaka Mandiri, 2014), Cet 2, h. 96)
4
Keterangan:
F : Homogenitas
S 2 :varians terbesar
1
S 2 :varians terkecil
2
Ibid., h. 273.
17
4
Keterangan:
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Pada tahap ini hasil data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol meliputi
skor tertinggi, skor terendah, nilai rata-rata, dan standar deviasi, pada konsep
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
45
4
Hasil data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol meliputi skor
tertinggi, skor terendah, nilai rata-rata, dan standar deviasi, pada konsep
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan.
Posttest
Data
Eksperiment Kontrol
Jumlah Siswa 39 37
Nilai tertinggi 98 86
Nilai terendah 68 62
Rata-rata 81,31 75,09
SD 7,57 5,99
Tabel 4.3 Nilai N-gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Eksperimen Kontrol
Data Kesimpulan
Pretest Posttest Pretest Posttest
N 39 39 37 37
(Lo) 0,11 0,10 0,33 0,22 Data
Berdistribusi
Ltabel(Lt ) 0,142 0,142 0,146 0,146 Normal
2. Uji Homogenitas
Kedua kelompok sampel dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya adalah
mencari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai homogenitas didapat
dengan menggunakan uji fisher. Kriteria pengujian yang digunakan, yaitu kedua
kelompok sampel dinyatakan homogen apabila Fhitung<Ftabel, diukur pada taraf
signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji homogenitas pretest dan
posttest kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5 dan 4.6
berikut.
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0.05). Dari tabel 4.5
dan 4.6 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel penelitian berasal dari
populasi yang homogen karena memenuhi kriteria yaitu Fhitung<Ftabel.
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas (Pretest)
Varians Tarafsignifikansi
Fhitung Ftabel Kesimpulan
Eksperimen Kontrol (α)
99,20 95,60 0,05 1,04 1,73 Data Homogen
3. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis data, data pretest dan posttest untuk kedua
kelompok berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Dengan kata
lain, dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t.
Tabel 4.7 Hasil Uji t Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Eksperimen 39 36,28
-0,49 2,03 Ho diterima
Kontrol 37 37,38
Hasil penghitungan uji tdiperoleh thitung sebesar -0,49, dan pada taraf
signifikan α = 0,05 didapatkan ttabel sebesar 2,03. Perbandingan antara thitung< ttabel (-
0,49<2,03), maka Ho diterima. Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Tabel 4.9 Hasil Uji t Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Eksperimen 39 84,58
6,04 2,03 Ho ditolak
Kontrol 37 75,09
5
Hasil penghitungan uji tdiperoleh thitung sebesar 6,04, dan pada taraf
signifikan α = 0,05 didapatkan ttabel sebesar 2,03. Perbandingan antara thitung> ttabel
(6,04>2,03), maka Ho ditolak, artinya rata-rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen berbeda nyata dari hasil belajar siswa kelas kontrol. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model PBL
terhadap hasil belajar siswa pada konsep pencemaran dan kerusakan lingkungan.
1
Bekti Wulandari dan Herman Dwi Surjono, “Pengaruh Problem Based Learning terhadap Hasil
Belajar ditinjau dari Motivasi Belajar PLC di SMK”, Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol.2, 2013, h.
186-189
2
IGustiAgungNyomanSetiawandalamjurnalPenelitiandanPengembanganPendidikan
“PenerapanPengajaranKontekstualBerbasisMasalahuntukMeningktkanHasilBelajarBiologiSiswaK
elas X2 SMA LaboratoriumSingaraja”, JurnalPenelitiandanPengembanganPendidikan 2, 2008, h.
56
5
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan hasil belajar siswa yang
menggunakan model problem based learning dengan motede konvensional yaitu
ceramah disertai diskusi kelompok. Hal ini ditunjukkan dari nilai perbedaan hasil
rata-rata nilai posttest antara kelas yang menggunaka model problem based
learning dengan motede konvensional yaitu ceramah disertai diskusi kelompok,
yakni kelas eksperimen (model problem based learning) sebesar 84,58 dan kelas
kontrol (konvensional) sebesar 75,09. Sedangkan hasil perhitungan uji t yakni
thitung (6,04) > ttabel (2,03) ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, pada taraf
signifikan α = 0,05. Perbandingan dari perlakuan juga terlihat dari rata-rata N-gain
untuk kelas eksperiment sebesar 0,68 dan untuk kelas kontrol sebesar 0,59.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan yang diperoleh, maka
penulis mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang.
1. Guru bidang studi biologi diharapkan dapat menggunakan model problem
based learning dalam pembelajaran biologi di sekolah.
2. Perlu memunculkan pembahasan pada problem based learning yang menuntut
kognitif siswa agar mampu menganalisis, mengevaluasi serta mencipta.
3. Mengingat hasil penelitian yang masih terbilang sederhana, maka apa yang
didapat dari hasil penelitian ini bukan merupakan hasil akhir. Untuk itu, hasil
penelitian ini semoga dapat dijadikan referensi untuk pengembangan penelitian
selanjutnya.
53
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri., dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar, cet. 4.
Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Handayani, Sri., dan Sapir. Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas belajar”. Jurnal Pendidikan Ekonomi.
Vol.2, 2009, h.40.
Made Suci, Ni. Penerapan Model Problem Based Learning untuk meningkatkan
Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Teori Akutansi Mahasiswa Jurusan
Ekonomi UNDIKSHA. Jurnal Penelitian dan pengembangan pendidikan.
Lembaga penelitian Undiksha, Vol 2, 2008, h.77
Puspita, Laila., Suciati., dan Maridi. Pengaruh Model Problem Based Learning
dengan Metode Eksperiment disertai Concep Map dan Mind Map terhadap
54
5
Prestasi Belajar Biologi ditinjau dari Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar
Siswa. Jurnal Inkuiri, Vol 3, No. I, 2014, h. 86
Setyorini, U., Sukiswo., dan Subali. Penerapan Model Problem Based Learning
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, Vol.7, 2011, h.54
Widodo., dan Widiyanti, Lusi. “Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar
Siswa dengan Metode Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII a Mts
Negeri Donomulyo Kulun Progo “. Jurnal Fisika Indonesia. Vol. XVII,
No.49, 2013, h.41.
Kompetensi Dasar (KD) Idikator Soal KISI-KISI Soal Aspek yang Jawaban
diukur
Mengaplikasikan peran Mendeskripsikan 1. Bahan - bahan yang dapat C1 C
manusia dalam pengertian Polutan menyebabkan air, udara dan tanah
pengelolaan untuk tercemar serta menimbulkan gangguan
mengatasi pencemaran terhadap lingkungan di sekitarnya
dan kerusakan dinamakan....
lingkungan a. Populasi
b. Mutasi
c. Polutan
d. Mutan
2. Pengertian pencemaran air yang
Menjelaskan C2 D
pengertian paling tepat adalah....
Pencemaran Air a. Masuknya makhluk hidup, zat
dan energi yang berasal dari kegiatan
manusia ke perairan
b. Masuknya zat dan komponen
lain ke perairan yang berasal dari
industri sehingga tidak dapat
digunakan
c. Masuknya zat, energi dan
makhluk hidup ke perairan yang
menyebabkan berubahnya tatanan
perairan akibat kegiatan manusia
atau proses alam
d. Masuknya makhluk hidup, zat
5
dan energi serta komponen lainnya
ke perairan sehingga tidak dapat
digunakan
3. Keadaan di mana bahan kimia
Mendeskripsikan C1 C
buatan manusia masuk dan
pencemaran tanah
merubah lingkungan tanah alami
yang diakibatkan karena kebocoran
limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial,
penggunaan pestisida disebut....
a. pencemaran udara
b. pencemaran air
c. pencemaran tanah
d. pencemaran suara
4. Kehadiran satu atau lebih
Mendeskripsikan
substansi fisik, kimia, biologi di at
pencemaran udara C1 A
mosfer dalam jumlah yang dapat
membahayakan kesehatan makhluk
hidup disebut....
a. Pencemaran udara
b. Pencemaran suara
c. Pencemaran air
d. Pencemaran tanah
Menganalisis 5. Di sebuah desa terdapat sebuah C4 A
macam-macam pabrik yang setiap hari mengeluarkan
polusi / asap yang bewarna hitam. Selain itu,
pencemaran pabrik tersebut juga sering membuang
sisa-sisa hasil produksi ke sungai yang
berada di belakang pabrik yang
menyebabkan warna air sungai menjadi
coklat. Masyarakat di desa tersebut juga
kurang memperhatikan lingkungan
59 sekitarnya. Limbah rumah tangga seperti
kaca dan besi masih banyak yang
berserakan di sekitar rumah. Sebutkan
tiga Jenis pencemaran yang terjadi di
desa tersebut adalah....
a. Pencemaran tanah, pencemaran air
dan pencemaran udara
b. Pencemaran udara, pencemaran air,
dan pencemaran limbah
c. Pencemaran tanah, pencemaran
udara dan pencemaran limbah
d. Pencemaran limbah, pencemaran
tanah, dan pencemaran air
6. Apakah yang dimaksud dengan C1 B
pencemaran biologis....
a. Pencemaran air raksa di teluk
minimata jepang
b. Pencemaran mikroba yang
menimbulkan penyakit
c. Pencemaran udara oleh gas buangan
dari kendaraan bermotor
d. Pencemaran gas logam berat panas
dari limbah pabrik
7. Penambahan segala substansi ke
lingkungan yang menimbulkan C1 C
gangguan akibat aktivitas manusia
disebut....
a. Sanitasi lingkungan
b. Pengelolaan lingkungan
c. Pencemaran lingkungan
d. Kerusakan lingkungan
6 Menjelaskan 8. Bagaimana upaya mengatasi C4 A
penyebab Permasalahan pencemaran udara di
terjadinya indonesia semakin perhtin?
pencemaran a. Menerapkan bensin yang tidak
bertimbal (Pb) pada kendaraan
bermotor
b. Menggunakan lemari es yang
mengandung CFC
c. Membakar sampah sembarangan
d. Merokok dalam ruangan
Menjelaskan
9. Berikut ulah manusia yang dapat
penyebab
menyebabkan pencemaran air karena
pencemaran air C2 C
bahan kimia rumah tangga adalah....
a. Menanam tumbuhan air
b. Melakukan terasering
c. Membuang sisa cucian ke sungai
d. Memasukan bakteri Bacilus Subtilis
ke sungai
Menjelaskan 10. Bagaimana keadaan
dampak biodiversitas tanaman di indonesia C2 D
biodiversitas apabila suhu permukaan bumi terus
terhadap meningkat secara signifikan
perubahaan suhu (global warming)?
a. Cenderung bervariasi
b. Homogen
c. Berkurang
d. Punah
Menjelaskan 11. Dampak jangka pendek dari C3 B
pengaruh pencemaran udara yaitu...
pencemaran udara a. Hujan asam
b. Menimbulkan penyakit
61 c. Global warming (pemanasan
global)
d. Rusaknya lapisan ozon
Menjelakan 12. Salah satu sumber pencemaran tanah
pengaruh adalah... C2 C
pencemaran tanah a. Daun
b. Bahan bakar
c. Logam
d. Sisa makanan
Menjelaskan C2 C
13. Indikasi terjadinya polusi air antara
indikasi air yang
lain....
tercemar
a. Air berubah warna. Berbau, ikan
masih hidup
b. Susah mencari air tawar, ikan
gurame hidup baik
c. Air berubah warna, ikan banyak
yang mati
d. Air tak bewarna, ikan masih hidup
Menjelaskan 14. Meningkatnya suhu rata-rata A C1
pengertian global atmofer, laut, dan daratan bumi
warming disebut.....
a. Pemanasan global (global warming)
b.Efek rumah kaca
c. Pencemaran
lingkungan d.Polutan
15. Gas buang kendaran bermotor dapat
Menganalisis efek menyebabkan kondisi kandungan gas C4 A
pemanasan global polutan di udara meningkat. Kodisi
tersebut dapat menyebabkan kondisi
dibawah ini, kecuali....
a. Rusaknya ozon
62 b. Hujan asam
c. Pemansan global
Menyebutkan d. Efek rumah kaca
penyebab 16. Efek rumah kaca akan terjadi akibat C1 D
pemansan global dari.....
a. Penebalan ozon
b. Jumlah partikel di udara
c. Awan di udara
d. Co2 di udara
17. Peristiwa dimana panas matahari
Menjelaskan terperangkap di lapisan bumi sehingga
peristiwa rumah suhu bumi meningkat di kenal dengan C2 D
kaca istilah.....
a. Rusaknya ozon
b. Hujan asam
c. Pencemaran udara
Menganalisis d. Efek rumah kaca
18 . Dalam pendingin AC dan lemari es
penyebab
terjadinya terdapat senyawa yang merupakan
polutan di udara maka dapat
kerusakan ozon C4 A
mengakibatkan terjadinya....
a. Rusaknya ozon
b. Hujan asam
c. Pemanasan global
d. Efek rumah kaca
Menyebutkan 19. Usaha yang dapat meminimalisasi
usaha mengurangi terjadinya kerusakan ozon adalah..... C1 D
kerusakan ozon a. Mengurangi pemakaian bahan bakar
fosil
b.Membakar sampah di pekarangan
c. Mengenakan bahan bakar alternatif
d. Tidak menggunakan AC dan lemari es
Menjelaskan yang menggunakan CFC C1 A
20. Dampak dari terjadinya hujan asam,
63
dampak hujan asam kecuali....
a. Tanah menjadi gembur
b.Terjadinya korosi garam
c. Hewan mati
d.Tumbuhan mati
DAYA PEMBEDA
3umlah Subyek= 30
K1p atas/bawah (n)= 8
“ Butî r Soa1= 45
Nama berkas: D:\POENYA'PEH\ANATESV4\UJI VALIDITAS FIX.ANA
Indeks DP (%)
No Butï r Baru No Butt r As1ï Ke1 . Atas Ke1. Bawah Beda 12. 50
1 1 5 4 1 37. 50
2 2 5 2 3 37.50
3 3 7 4 3 62. 50
4 4 8 3 5 75. 00
S 5 6 0 6 62. S0
6 6 6 1 S 0. 00
T' 7 6 6 0 0. 00
8 8 4 4 0 62. 50
9 9 8 3 S 50. 00
10 10 8 4 4 2 S . 00
11 11 6 4 2 -37. S0
12 12 1 4 -3 12.50
13 13 3 2 1 37. 50
14 14 3 0 3 25. 00
15 IS 2 0 2 12. 50
16 16 3 2 1 37. 50
17 17 4 1 3 37. 50
18 18 3 0 3 37. 50
19 19 6 3 3 37. 50
20 20 6 3 3 37. S0
21 21 4 1 3 62. S0
22 22 7 2 S S0. 00
23 23 6 2 4 0. 00
24 24 1 1 0 25. 00
25 25 3 1 2 37. SO
26 26 6 3 3 62. S0
27 27 6 l S 25. 00
28 28 4 2 2 —12. 50
29 29 3 4 -1 2S . 00
30 30 3 1 2 62. 50
31 31 6 1 5 S0. 00
32 32 6 2 4 37. S0
33 33 4 1 3 87. 50
34 34 8 1 7 37. 50
3S 35 7 4 3 50. 00
36 36 7 3 4 -12. 50
37 37 2 3 -1 25. 00
38 38 5 3 2 37. 50
39 39 6 3 3 12. 50
40 40 7 6 1 37. 50
41 41 5 2 3 12. SO
42 42 7 6 1 50. 00
43 43 7 3 4 25. 00
44 44 S 3 2 62. SO
4S 45 7 2 S
TINGKAT KESUKARAN
Jumlah Subyek= 30
Page S
7
uji vaJiditas print
Butt r Soal= 45
Nama berkas: D:\POENYA'PEH\ANATESV4\UJI VALIDITAS FIX.ANA
NO Butt r Babu NO Butï r As11 3m1 Betul
1 1 12 Tkt . Kesukaran(%) Tafsî ran
2 2 10 40.00 Sedang
3 3 20 33. 33 Sedang
4 4 22 66. 67 sedang
. 73.33 Mudah
5 5 16 53.33 sedang
6 6 .12 40. 00 Sedang
7 7 - 22 73 . 33 sudah
8 8 12 40. 00 Sedang
9 9 20 66. 67 Sedang
10 10 IS 50.00 Sedang
11 11 21 70. 00 Sedang
12 12 5 16. 67 Sukar
13 13 10 33 . 33 Sedang
14 14 7 23 . 33 Sukar
15 15 S 16. 67 Sukar
16 16 7 23 . 33 Suka
17 17 11 r
18 18 7 36. 67 sedang
19 19 14 23 . 33 sukar
20 20 19 46.67 Sedang
21 21 8 63.33 sedang
22 22 17 26. 67 Sukar
23 23 l5 56.67 Sedang
24 24 6 50.00 Sedang
25 2S 10 20.00 Sukar
26 26 16 33 . 33
27 27 lS Sedang 53 . 33
28 28 8 Sedang
29 29 11 50. 00 sedang
30 30 10 26. 67 Suka r
31 31 18 36. 67 sedang
32 32 14 33. 33 Sedang
33 33 13 60.00 sedang
34 34 17 46.67 Sedang
35 35 24 43 . 33 Sedang
36 36 20 56. 67 Sedang
37 37 7 80. 00 Mudah
38 38 18 66. 67 sedang
39 39 13 23. 33 Sukar
40 40 23 60. 00 Sedang
43. 33 Sedang
41 41 13 43.33
76. 67 sedang
Mudah
42 42 22 73. 33 Mudah
43 43 16 53.33 Sedang
44 44 19 63. 33 sedang
4S 45 13 43.33 Sedang
Jumlah Subyek= 30
BMt1 r Soa1= 4 S
Nama berkas: D:\POENYA'PEH\ANATESV4\UJI VALIDITAS FIX.ANA
NO Butt r Baru No Butt r As11 Korel asï Sï gn1fî kansl
1 1 0.249
2 2 0.261 -
3 3 0.315 Signifikan
4 4 0. 493 Sangat Signifikan
S S 0. 630 sangat Sï gnî fî kan
6 6 0.429 sangat Sï gnï f1
7 7 -0.104 kan
8 8 0.314
Page 6 slgnlfî kan
8¢
Keterangan :
** : Kuncl 3awaban
++ : Sangat Bal k
-i- : Bai k
Kurang Bal k
-- : euruk
--- Sangat Buru k
Rata2= 21. 10
st mpang Baku= 6.24
KoreJ aslxv= 0.46
Re1 i abi 1 i tas Tes= 0. 63
Buti r Soa1= 45
3umJ ah Subyek= 30
Nama berkas : D: \POENYA ' PEH\ANATESV4\U3I VALIDITAS FIX .
ANA
Si gn. Korel asi
Btr Baru Btr AsJi D. Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi
1 1 12.50 sedang 0.186
32 32 37.50
37.50 sedang
sedang 0.276
0.415 Signifikan
4 4 62.50 Nudah 0.562 Sangat Signifikan
S 5 75.00 Sedang 0.592 Sangat Signifikan
6 6 62.50 sedang 0.552 Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Page 8
8
Lampiran 3
Nama : ........................................
Kelas : ........................................
Sekolah : ........................................
Petunjuk umum pengisian :
1. Bacalah soal dengan teliti sebelum anda menjawab
2. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap lebih mudah
3. Jababan dikerjakan dengan memberi tanda silang (x) sesuai dengan jawaban yang
anda anggap paling benar
4. Jika jawaban yang dianggap keliru dan anda ingin memperbaikinya, maka berikan
tanda sama dengan (=) pada jawabam tersebut, kemudian beri tanda silang pada
jawabanyang lainnya.
Contoh: Pilihan awal : ab c d
Dibetulkan menjadi : a b c d
5. Periksa kembali jawaban anda sebelum dikumpulkan
d. Pencemaran tanah
d. Pencemaran gas logam berat panas
4. Di sebuah desa terdapat sebuah
dari limbah pabrik
pabrik yang setiap hari
6. Berikut ulah manusia yang dapat
mengeluarkan asap yang bewarna
menyebabkan pencemaran air karena
hitam. Selain itu, pabrik tersebut
bahan kimia rumah tangga adalah....
juga sering membuang sisa-sisa
a. Menanam tumbuhan air
hasil produksi ke sungai yang
b. Melakukan terasering
berada di belakang pabrik yang
c. Membuang sisa cucian ke sungai
menyebabkan warna air sungai
d. Memasukan bakteri Bacilus
menjadi coklat. Masyarakat di
Subtilis ke sungai
desa tersebut juga kurang
7. Bagaimana keadaan biodiversitas
memperhatikan lingkungan
tanaman di indonesia apabila suhu
sekitarnya. Limbah rumah tangga
permukaan bumi terus meningkat
seperti kaca dan besi masih
secara signifikan (global warming)?
banyak yang berserakan di sekitar
a. Cenderung bervariasi
rumah. Sebutkan tiga Jenis
b. Homogen
pencemaran yang terjadi di desa
c. Berkurang
tersebut adalah....
d. Punah
a. Pencemaran tanah, pencemaran air
8. Meningkatnya suhu rata-rata
dan pencemaran udara
atmofer, laut, dan daratan bumi
b. Pencemaran udara, pencemaran air,
disebut.....
dan pencemaran limbah
a. Pemanasan global (global
c. Pencemaran tanah, pencemaran
warming)
udara dan pencemaran limbah
b. Efek rumah kaca
d. Pencemaran limbah, pencemaran
c. Pencemaran lingkungan
tanah, dan pencemaran air
d. Polutan
5. Apakah yang dimaksud dengan
9. Gas buang kendaran bermotor dapat
pencemaran biologis....
menyebabkan kondisi kandungan gas
a. Pencemaran air raksa di teluk
polutan di udara meningkat. Kodisi
minimata jepang
tersebut dapat menyebabkan kondisi
b. Pencemaran mikroba yang
dibawah ini, kecuali....
menimbulkan penyakit
a. Rusaknya ozon
c. Pencemaran udara oleh gas
b. Hujan asam
buangan dari kendaraan bermotor
c. Pemansan global
8
d. air
b. Pembuangan dilakukan
18. Sisa pupuk dan detergen yang
secara besar-besaran agar
dibawa air dapat menyebabkan
tidak terlalu sering
tumbuhan air bertambah subur,
c. Pembuangan dilakukan
tumbuhan air tersebut adalah
malam hari agar tidak
eceng gondok . polusi tanaman
mengenai penduduk yang
eceng gondok dalam danau yang
beraktivitas di sungai
dapat menjadi polutan bagi air
d. Melakukan penyaringan
karena...
terlebih dahulu agar zat
a. Menurunkan kadar oksigen
yang terdapat dalam limbah
dalam air
tidak masuk ke sungai
b. Menurunkan kadar karbon
21. Upaya mengatasi pencemaran dan
dioksida dalam air
kerusakan lingkungan dapat
c. Mengakibatkan air kurang
dilakukan dengan cara berikut ini,
cahaya matahari
yaitu...
d. Terjadi eutrofikasi dan
a. Melakukan tindakan yang
akumulasi pupuk maupun
memotivasi warga untuk
pestisida
bertanggung jawab terhadap
19. Limbah pertanian yang dapat
lingkungan
menyebabkan pencemaran
b. Membangun pabrik di dekat
lingkungan adalah...
pemukiman
a. Detergen
c. Membuang sampah disungai
b. Pestisida
d. Menebang pohon tanpa tebang pilih
c. Minyak
22. Termasuk jenis apakah sampah
d. Sisa makanan
Kulit buah?....
20. Agar limbah rumah tangga
a. Anorganik
yang masuk kedalam sungai
b. Kompos
tidak mencemari ekosistem
c. Tidak terurai
sungai maka...
d. Organik
a. Melakukan pembuangan
23. Salah satu cara untuk mengelola
limbah sedikit demi sedikit
sampah nonorganik kecuali...
namun terus menerus
a. Dibuat pupuk
b. Digunakan secara langsung
c. Didaur ulang
8
d. Dibuat kerajinan
c. Jumlah penduduk yang padat
24. Mengapa sampah organik tidak
membuat lingkungan bersih karena
terlalu menimbulkanmasalah bagi
sanitasi terjaga.
lingkungan...
d. Semua jawaban benar
a. Karena jumlahnya tidak bertambah
terus
b. Karena tidak perlu
dibenamkan dalam tanah
c. Karena dapat diuaikan
oleh pengurai
d. Karena tidak dapat diuraikan oleh
pengurai
25. Keadaan lingkungan dipedesaan
cenderung sejuk, rindang, dan indah
apabila dibandingkan dengan
lingkungan perkotaan yang panas,
pengap dan kotor karena pola hidup
konsumtif masyarakat dan membuang
sampah sembarangan. Salah satu faktor
penyebab keadaan lingkungan yang
tidak sehat tersebut adalah jumlah
kepadatan penduduk. Apa hubungan
pencemaran lingkungan terhadap
kepadatan penduduk?
a. Kepadatan penduduk dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan
karena pola hidup, tingkat kebuuthan
dan aktivitas.
b. kepadatan penduduk tidak
mempengaruhi pencemaran lingkungan
karena semakin banyak manusia maka
tingkat kesadaran akan kebersihan
lingkungan akan semakin tinggi.
8
87
Lampiran 4
A. Standar Kompetensi
7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
B. Kompetensi Dasar
7.4. Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
C. Indikator :
a. Mendeskripsikan pengertian polusi (pencemaran)
b. Menjelaskan faktor apa saja yang menyebabkan pencemaran
c. Menyebutkan macam-macam polusi/pencemaran
d. Menjelaskan penyebab terjadinya pencemaran
e. Menjelaskan pengaruh pencemaran serta kaitannya dengan aktivitas manusia dan
upaya mengatasinya.
D. TujuanPembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian polusi (pencemaran)
2. Siswa dapat menjelaskan faktor penyebab pencemaran
3. Siswa dapatmenyebutkan macam-macam polusi/pencemaran
4. Siswa dapat menjelaskan penyebab terjadinya pencemaran, udara, dan tanah
5. Siswa dapat menjelaskan pengaruh pencemaran udara, air, dan tanah kaitannya
dengan aktivitas manusia dan upaya mengatasinya
.
88
E. Materi Pembelajaran
F. Metode Pembelajaran
Metode : Diskusi
Model :Problem Based Learning (PBL)
G. Langkah-langkahpembelajaran
Kegiatan Langkah-langkah Alokasi
problem based Deskripsi kegiatan waktu
learning (PBL) pembelajaran
Pendahuluan Menciptakan stimulus Orientasi : 10 menit
(stimulasi) Guru memperlihatkan
gambar tentang
pencemaran lingkungan
Siswa dapat
mengemukakan
pendapatnya tentang
gambar tersebut
Apresiasi:
siswa mengamati gambar
yang diperlihatkan oleh
guru, lalu guru bertanya
tahukah kalian tentang
pencemaran lingkungan?
Motivasi:
guru memperlihatkan
gambar tentang
89
pencemaran lingkungan
dan bertanya. “Tahukan
kalian tentang gambar
tersebut?”
Kegiatan Fase I guru membagi siswa
Inti Orientasi siswa pada dalam beberapa
masalah kelompok yang terdiri
4-5 orang
guru menjelaskan
konsep pencemaran
lingkungan
guru menyuruh siswa 60 Menit
untuk mendiskusikan
apa yang diamati
kemudian
mempresentasikannya
Fase 2 Mengamati:
Mengorganisasi siswa mengamati gambar atau
dalam belajar tayangan tentang
peristiwa polusi /
pencemaran (air, tanah,
dan udara)
Fase 3 Menanya:
Membimbing apa yang dimaksud
penyelidikan siswa dengan pencemaran?
secara mandiri atau Bahan / zat apa saja yang
kelompok dapat menyebabkan
pencemaran udara, tanah,
dan air
Bagaimanakan bahan / zat
tersebut dihasilkan
Apakah efek dari bahan /
zat bagi lingkungan
Eksperiment / eksplor
membuat penugasan
mendata berbagai jenis zat/
bahan yang dapat
menyebabkan pencemaran
Asosiasi
Fase 4 Mengolah data yang
Mengembangkan dan diperoleh dalam bentuk
menyajikan hasil karya tabel
Mengelompokan zat
berdasarkan lingkungan
yang dicemarinya besera
efek yang ditimbulkan
bagi lingkungan tersebut.
Komunikasi:
Fase 5 Diskusi kelompok untuk
Menganalisis dan membahas hasil
90
H. Sumber/Bahanpembelajaran
1. Winarsih, Anny dkk. 2008. IPA Terpadu: SMP/MTS Kelas VII. Jakarta:
Depdiknas
2. Sugiarto, T & Ismawati. Eny. 2008.ilmu pengetahuan alam 1: untuk
SMP/MTS/kelas VII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
3. LKS
4. Lingkungan sekitar
I. Penilaian
1. Teknik penilaian: Tes tertulis
2. Bentuk instrumen
a. LKS
b. Pilihan ganda
Jawaban!
1. ....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...................................................................................................................................
2. ....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
3. ....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...................................................................................................................................
4. ....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...................................................................................................................................
5. ....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
94
2 Pencemaran
Tanah
3 Pencemaran
Udara
4 Pencemaran
Suara
95
LEMBAR OBSERVASI
PROSES BELAJAR SISWA KELAS EKSPERIMENT
Observer
A. Standar Kompetensi
7.Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
B. Kompetensi Dasar
7.4. Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
C. Indikator
1. Menyebutkan ciri-ciri air yang tercemar dilihat dari segi fisis, kimiawi, dan
biologis yang tercemar oleh limbah
2. Memahami dengan penuh rasa ingin tahu mengenai dampak yang ditimbulkan
akibat penggunaan bahan kimia bagi lingkungan sekitar.
3. Mengusulkan upaya mengatasi pencemaran air
D. Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan ciri-ciri air yang tercemar dilihat dari segi fisis, kemis,
dan biologis yang tercemar oleh limbah setelah melakukan pengamatan,
berdiskusi, dan membaca LKS
2. Siswa dengan bekerjasama mampu menjelaskan dampak yang ditimbulkan akibat
penggunaan bahan kimia bagi lingkungan sekitar dengan benar setelah melakukan
percobaan.
E. Materi Pembelajaran
Limbah cair atau air merupakan air buangan yang dihasilkan oleh kegiatan-
kegiatan manusia. Seperti kegiatan rumah tangga, industri, pertanian, peternakan yang
dibuang ke sungai (perairan) dan dapat menurunkan kualitas air.
Tanda-tanda bahwa perairan terutama sungai tercemar limbah dapat dilihat
secara:
a. Fisis, yaitu pada kejernihan air, perubahan suhu, perubahan rasa, dan perubahan
warna air.
97
guru menjelaskan
konsep pencemaran air
guru menyuruh siswa
untuk mendiskusikan 60 Menit
apa yang diamati
kemudian
mempresentasikannya
Mengamati:
Fase 2 melakukan studi pusaka
Mengorganisasi siswa tentang pencemaran air
dalam belajar siswa melakukan
kegiatan mengamati air
bersih dan tercemar
serta pengaruhnya
terhadap makhluk hidup
yang ada didalamnya
Menanya:
1. Sebutkan air mana saja
Fase 3 yang termasuk air
Membimbing tercemar?
penyelidikan siswa 2. Sebutkan ciri-ciri air
secara mandiri atau dikatakan tercemar
kelompok berdasarkan parameternya
yang telah anda ketahui!
3. Jelaskan hubungan
kecepatan gerakan mulut
ikan terhadap indikator
penentuan pencemaran
air!
4. Bagaimanakah tingkat
keasaman dari masing-
masing sampel air?
5. Sebutkan ciri-ciri air
yang baik dan cocok bagi
kelangsungan hidup ikan!
6. Jelaskan pengaruh
pencemaran air terhadap
interaksi dengan makhluk
hidup disekitarnya!
Eksperiment / eksplor
6. membuat penugasan
Fase 4 mendata berbagai air
Mengembangkan dan bersih dan tercemar
menyajikan hasil karya 7. melakukan percobaan
dan pengamatan
Asosiasi
Fase 5 Mengolah data yang
Menganalisis dan diperoleh dalam bentuk
99
H. Sumber/Bahanpembelajaran
1. Winarsih, Anny dkk. 2008. IPA Terpadu: SMP/MTS Kelas VII. Jakarta:
Depdiknas
2. Sugiarto, T & Ismawati. Eny. 2008.Ilmu pengetahuan alam 1: untuk
SMP/MTS/kelas VII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
3. LKS
4. Lingkungan sekitar
A. Tujuan Percobaan
lingkungan melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut dapat menghasilkan oksigen dalam
limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air bersih,
selain itu akan lebih berbahaya apabila bahan tersebut merupakan bahan beracun.
C. Rumusan Masalah
..................................................................
D. Hipotesis
..................................................................
E. Variabel
Variabel Kontrol : ...................................................................................................
Variabel Manipulasi : ...................................................................................................
Variabel Respon : ..................................................................................................
F. Alat dan Bahan
No Alat dan bahan Jumlah
1 Gelas Aqua 3 buah
2 Stopwatch 1 buah
3 Termometer 1 buah
4 Ikan 3 buah
4 Air sumur 500 ml
6 Air limbah cucian baju 500 ml
7 Air sungai 500 ml
G. Cara kerja
1. Mengisi gelas kimia A dengan 500 ml air sumur.
2. Memasukksan ikan pada gelas Aquq tersebut.
3. Mengamati warna air tersebut, kemudian mencatatanya pada tabel pengamatan.
4. Menamati endapan pada air tersebut, kemudian mencatatanya pada tabel pengamatan.
5. Menghirup aroma air tersebut, kemudian mencatatanya pada tabel pengamatan.
6. Mengukur suhu air dengan menggunakan termometer, kemudian mencatatanya pada tabel
pengamatan.
7. Mengukur pH air, kemudian mencatatanya pada tabel pengamatan.
8. Menghitung jumlah gerakan mulut ikan dalam 1 menit, kemudian mencatatanya pada tabel
pengamatan.
9. Mengamati keadaan akhir ikan dalam 15 menit, kemudian mencatatanya pada tabel
pengamatan.
10. Melakukan langkah 1-8 di atas untuk air limbah cucuian pada gelas kimia B dan air sungai
yang diletakan pada gelas kimia C.
10
J. Analisis data
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
K. Pertanyaan
1. Sebutkan air mana saja yang termasuk air tercemar?
2. Sebutkan ciri-ciri air dikatakan tercemar berdasarkan parameternya yang telah anda ketahui!
3. Jelaskan hubungan kecepatan gerakan mulut ikan terhadap indikator penentuan pencemaran
air!
4. Bagaimanakah tingkat keasaman dari masing-masing sampel air?
5. Sebutkan ciri-ciri air yang baik dan cocok bagi kelangsungan hidup ikan!
6. Jelaskan pengaruh pencemaran air terhadap interaksi dengan makhluk hidup disekitarnya!
L. Kesimpulan
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Daftar Pustaka
Karim, Saeful dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar. Jakarta:
Setia Purna Inves.
Aloysius, Suyitno dkk. 2008. IPA TERPADU 2. Jakarta: Yudhistira
10
LEMBAR OBSERVASI
PROSES BELAJAR SISWA KELAS EKSPERIMENT
Observer
A. StandarKompetensi
7. Memahamisaling ketergantungan dalam ekosistem
B. KompetensiDasar
7.4. mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
C. Indikator :
a. Menjelaskan pengertian global warming
b. Menjelaskan dampak yang terjadi akibat pemanasan global
c. Memberikan usulan tentang penanggulangan masalah pemanasan global
D. TujuanPembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan apa itu global warming
2. Siswadapat menyebutkan dampak yang terjadi akibat pemanasan global
3. Siswa dapat memberikan usulan tentang penanggulangan masalah pemanasan global
E. MateriPembelajaran
Pemanasan global atau Global warming) adalah kejadian meningkatnya
temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi.
Beberapa penyebab global warming diantaranya Efek rumah kaca, efek umpan balik,
variasi matahari.
F. Metede Pembelajaran
Metode : Diskusi dan Observasi
Model :Problem Based Learning (PBL)
G. Langkah-langkahpembelajaran
Kegiatan Langkah-langkah Alokasi
problem based Deskripsi kegiatan waktu
learning (PBL) pembelajaran
Pendahuluan Menciptakan stimulus Orientasi : 10 menit
(stimulasi) Guru memperlihatkan
gambar tentang
pemanasan global (global
Warming). Siswa dapat
mengemukakan
pendapatnya tentang
gambar tersebut
Apresiasi:
siswa mengamati gambar
yang diperlihatkan oleh
guru, lalu guru bertanya
tahukah kalian
Pemanasan global?
Motivasi:
guru memperlihatkan
gambar tentang global
warming. “Tahukan
kalian tentang gambar
tersebut?”
Kegiatan Fase I guru membagi siswa
Inti Orientasi siswa pada dalam beberapa
masalah kelompok yang terdiri
4-5 orang
guru menjelaskan
konsep global warming
Mengamati:
mengamati atmosfir bumi 60 Menit
melalui gambar vidio
mengamati gambar film
dampak pemanasan global
bagi ekosistem.
Mengamati gambar vidio
tentang lubang lapisan ozon
Menanya:
Fase 2 Mengapa didalam mobil
Mengorganisasi siswa menjadi hangat, setelah
10
Fase 4
Mengembangkan dan Asosiasi
menyajikan hasil karya Menganalisis data
informasi tentang
pemanasan global dan
dampaknya.
Membuat kesimpulan
tentang berbagai data dan
informasi tentang
pemanasan global dan
Fase 5 dampaknya.
Menganalisis dan Komunikasi:
mengevaluasi proses Membuat hasil analisis
pemecahan masalah dalam bentuk tulisan
Menyajikan atau
mempresentasikan hasil
analisis data dan
informasi tentang
pemanasan global.
Penutup Siswa membuat 10 Menit
kesimpulan apa yang
telah dipelajari
Gurumemberikan
penguatan tentang materi
yang telah dipelajari
10
Guru memberikan
motivasi kepada siswa
pada akhir pembelajaran
H. Sumber/Bahanpembelajaran
a. Winarsih, Anny dkk. 2008. IPA Terpadu: SMP/MTS Kelas VII. Jakarta:
Depdiknas
b. Sugiarto, T & Ismawati. Eny. 2008.ilmu pengetahuan alam 1: untuk
SMP/MTS/kelas VII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
c. LKS
d. Lingkungan sekitar
I. Penilaian
a. Teknik penilaian: Tes tertulis
b. Bentuk instrumen
1. LKS
PEMANASAN GLOBAL
A. Tujan Praktikum
Mengetahui pengaruh vegetasi dalam mengurangi efek pemanasan global.
B. Landasan Teori
Akhir-akhir ini kondisi lingkungan kita semakin memprihatinkan akibat dariglobal
warming. Global warming terjadi karena semakin meningkatnya suhu bumi yang disebabkan
oleh beberapa faktor salah satunya adalah meningkatnya polusi di suatu daerah. Salah satu
dampak dari global warming yang paling kita rasakan adalah perubahan iklim yang tidak
teratur sehingga banyak menimbulkan berbagai macam penyakit. Global
warming disebabkan oleh semakin meningkatnya kadar polusi yang disumbangkan oleh asap
kendaraan bermotor maupun yang disebabkan oleh asap pabrik. Hal ini semakin diperparah
oleh semakin sedikitnya jumlah tanaman/ pohon-pohon yang ada di kota-kota besar. Global
warming harus segera di tanggulangi karena jika tidak maka akan menimbulkan dampak yang
lebih berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia. Salah satu langkah untuk menurunkan
dampak pemanasan global adalah dengan mengadakann reboisasi, yaitu dengan penanaman
pohon. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tanaman terhadap global warming, maka
dilakukan percobaan “vegetasi dan global warming”.
Global Warmning atau Pemanasan global adalah adanya proses peningkatansuhu rata-
rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah
meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental
Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu
rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah
kaca.
Analisis penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan
balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan
akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan
menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri
merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di
udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang
dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO 2 sendiri. (Walaupun umpan
balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir
konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini
hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini.
Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan,
sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut
akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga
meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau
pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan
tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan
sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model
11
iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan
IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila
dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan)
dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat.
C. Hipotesis
” Suhu pada kotak A yang ada vegetasi (rumput) lebih rendah daripada suhu di kotak b yang
tidak ada vegetasi”
D. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh vegetasi dalam mengurangi efek pemanasan global?
E. Variabel Eksperimen
1. Variabel Manipulasi : Vegetasi (rumput)
Definisi operasional : Pada kotak A di beri vegetasi (rumput) dan pada kotak B tidak di beri
vegetasi (rumput).
2. Variabel Respon : Perubahan suhu pada kotak A dan B
Definisi operasional : Perubahan suhu pada kotak A dan B setelah di amati 5 menit, 10
menit, 20 menit dan 30 menit.
3. Variabel Kontrol : Jenis kardus, jenis vegerasi (rumput), jenis termometer, jenis
plastik, jarak antara lampu dengan kotak A dan kotak B, dan jarak termometer dengan kotak
A dan kotak B.
Definisi operasional : Jenis kardus, jenis termometer, jenis plastic, jarak antara lampu
dengan kotak A dan kotak B, dan jarak thermometer dengan kotak A dan kotak B pada
percobaan di buat sama semua.
F. Alat dan Bahan
1.No Kardus
Nama Alat dan Bahan 2Jumlah
kotak
2. Kantong plastik bening 1 buah
3. Bola lampu 1 buah
4. Tanah Secukupnya
5. Termometer 2 buah
6. Statif 2 buah
7. Rumput Secukupnya
8. Karet gelang 2 buah
9. Stopwatch 1 buah
11
G. Langkah-langkah percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan pada percobaan ini.
2. Menyiapkan dua buah kotak dari kardus, dan beri label A dan B.
3. Masukkan tanah secukupnya ke dalam masing-masing kotak kardus.
4. Memasukkan rumput pada kotak kardus A. Sedangkan pada kotak kardus B tidak diberi
rumput.
8. Meletakkan bola lampu yang berkapasitas 100 watt di antara 2 kotak A dan B tersebut, dan
jangan nyalakan lampu selama 5 menit.
9. Setelah 5 menit, nyalakan lampu. Mengukur suhu pada masing-masing kotak setiap 5 menit.
10. Masukkan data yang kamu peroleh pada tabel dibawah ini.
H. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca?
Jawab: ..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
2. Dari percobaan yang anda lakukan, apakah fungsi bola lampu dan kantongplastik yang
membungkus kotak kardus A dan B ?
Jawab: ..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
11
......................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
3. Bagaimana perbedaan suhu pada kotak kardus A dan B yang diberi rumput dan yang tidak
diberi rumput ?
Jawab: .........................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
4. Bagaimana pengaruh ada tidaknya vegetasi (rumput) pada kotak kardus A dan B ?
Jawab: ..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
............................................................................................................................................
5. Bagaimana upaya untuk mengatasi global warming berdasarkan percobaan yang telah anda
lakukan ?
Jawab: ..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
............................................................................................................................................
I. Simpulan
..............................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
lenco. 2008. Science Level Blue National Goegraphic Society. Columbus: The McGraw Hill
Companie
11
LEMBAR OBSERVASI
PROSES BELAJAR SISWA KELAS EKSPERIMENT
Observer
Lampiran 5
A. Standar Kompetensi
7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
B. Kompetensi Dasar
7.4. Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
C. Indikator :
a. Mendeskripsikan pengertian polusi (air, udara, dan tanah)
b. Menyebutkan macam-macam polusi/pencemaran
c. Menjelaskan penyebab terjadinya pencemaran, udara, dan tanah
d. Menjelaskan pengaruh pencemaran udara, air, dan tanah kaitannya dengan
aktivitas manusia dan upaya mengatasinya.
e. Menyebutkan faktor penyebab penyebab pencemaran lingkungan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian polusi (air, udara, dan tanah)
2. Siswa dapat menyebutkan macam-macam polusi/pencemaran
3. Siswa dapat menjelaskan penyebab terjadinya pencemaran, udara, dan tanah
4. Siswa dapat menjelaskan pengaruh pencemaran udara, air, dan tanah kaitannya
dengan aktivitas manusia dan upaya mengatasinya
5. Siswa dapat menyebutkan unsur senyawa beserta namanya yang menyebabkan
pencemaran lingkungan.
E. Materi Pembelajaran
Lingkungan alami adalah lingkungan yang masih seimbang dan belum
tercemar. Antara konponen penyusunnya masih seimbang. Lingkungan dikatakan
tercemar bila ke dalam lingkungan tersebut telah masuk zat atau bahan pencemar.
11
H. Sumber/Bahan pembelajaran
1. Winarsih, Anny dkk. 2008. IPA Terpadu: SMP/MTS Kelas VII. Jakarta:
Depdiknas
2. Sugiarto, T & Ismawati. Eny. 2008.ilmu pengetahuan alam 1: untuk
SMP/MTS/kelas VII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
I. Penilaian
Teknik penilaian: Tes tertulis
A. Standar Kompetensi
7. Memahamisaling ketergantungan dalam ekosistem
B. Kompetensi Dasar
7.4. Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
C. Indikator
1. Menyebutkan ciri-ciri air yang tercemar dilihat dari segi fisis, kimiawi, dan
biologis yang tercemar oleh limbah
2. Memahami dengan penuh rasa ingin tahu mengenai dampak yang ditimbulkan
akibat penggunaan bahan kimia bagi lingkungan sekitar.
3. Mengusulkan upaya mengatasi pencemaran air
D. Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan ciri-ciri air yang tercemar dilihat dari segi fisis, kemis,
dan biologis yang tercemar oleh limbah setelah melakukan pengamatan,
berdiskusi, dan membaca LKS
2. Siswa dengan bekerjasama mampu menjelaskan dampak yang ditimbulkan akibat
penggunaan bahan kimia bagi lingkungan sekitar dengan benar setelah melakukan
percobaan.
E. Materi Pembelajaran
Limbah cair atau air merupakan air buangan yang dihasilkan oleh kegiatan-
kegiatan manusia. Seperti kegiatan rumah tangga, industri, pertanian, peternakan yang
dibuang ke sungai (perairan) dan dapat menurunkan kualitas air.
Tanda-tanda bahwa perairan terutama sungai tercemar limbah dapat dilihat
secara:
a. Fisis, yaitu pada kejernihan air, perubahan suhu, perubahan rasa, dan perubahan
warna air.
11
tema pencemaran
lingkungan air
Guru membentuk Siswa membentuk
kelompok untuk kelompok sesuai
melakukan diskusi dengan arahan
kelompok guru
H. Sumber/Bahan pembelajaran
3. Winarsih, Anny dkk. 2008. IPA Terpadu: SMP/MTS Kelas VII. Jakarta:
Depdiknas
4. Sugiarto, T & Ismawati. Eny. 2008.ilmu pengetahuan alam 1: untuk
SMP/MTS/kelas VII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
I. Penilaian
Teknik penilaian: Tes tertulis
A. StandarKompetensi
7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
B. KompetensiDasar
7.4. Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
C. Indikator :
a. Menjelaskan pengertian global warming
b. Menjelaskan dampak yang terjadi akibat pemanasan global
c. Memberikan usulan tentang penanggulangan masalah pemanasan global
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan apa itu global warming
2. Siswadapat menyebutkan dampak yang terjadi akibat pemanasan global
3. Siswa dapat memberikan usulan tentang penanggulangan masalah pemanasan global
E. Materi Pembelajaran
Pemanasan global atau Global warming) adalah kejadian meningkatnya
temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi.
Meningkatnya temperatur global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-
perubahan yang lain seperti naiknya muka air laut, meningkatnya intensitas kejadian
cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat
pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan
punahnya berbagai jenis hewan. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia
telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada
pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Beberapa penyebab global warming diantaranya Efek rumah kaca, efek umpan balik,
variasi matahari.
12
F. Metode Pembelajaran
1. Metode : pembelajaran kontekstual
2. Model : diskusi, tanya jawab
G. Langkah pembelajaran
Kegiatan Alokasi
Tahapan Guru Siswa Waktu
Awal Guru membuka Siswa merospon dan
pelajaran dengan menjawab salam dari 10 menit
mengucapkan salam guru
H. Sumber/Bahan pembelajaran
1. Winarsih, Anny dkk. 2008. IPA Terpadu: SMP/MTS Kelas VII. Jakarta:
Depdiknas
2. Sugiarto, T & Ismawati. Eny. 2008. Ilmu pengetahuan alam 1: untuk
SMP/MTS/kelas VII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
I. Penilaian
Teknik penilaian: Tes tertulis
Lampiran 6
PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI
DATA PRETEST KELAS KONTROL
Banyaknya data (n)=37
Data pretest siswa kelas kontrol
36 50 40 42 44 54 30
40 36 44 44 42 52 44
24 32 38 40 32 30 26
50 30 50 36 34 36 32
60 56 30 32 36 20 22
24 26
Nilai terbesar = 60
Nilai terkecil
= 20
Rentang data (R)
= nilai terbesar – nilai terkecil 60 – 20
= 40
=
= 6,18
= 6
R
7. Panjang interval kelas (i) =
k
40
= 6
= 6,7
= 7
12
Total 37 1383
(N) (∑fx)
Mx :
Mean
∑fx :
Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titi
:Number of cases
Mx fx
N
= 1383
37
=
= 37,38
10. Perhitungan nilai median
½N - fxb
i
fi
Mdn =
12
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
½N - fx b
Median = i
fi
= 37 18,5 - 18 7
8
= 37,5+ 0,44
= 37,44
fa i
fa fb
M0 =
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung
modus i : Panjang interval kelas
f
M0 =
a i
fa b
f
8
= 33,5 7
86
= 33,5 + 4
= 37,5
12
SD = STDEV (...............)
SD= 9,96
Lampiran 7
PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI
DATA POSTTEST KELAS KONTROL
76 80 78 70 70 80 72
70 70 80 80 62 84 70
66 72 80 74 82 68 82
72 67 67 80 83 80 67
87 70 80 80 80 77 73
70 70
Nilai terbesar = 86
Nilai terkecil = 62
Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 86 – 62
= 24
= 1 + 5,181
= 6, 181
= 6
R
7. Panjang interval kelas (i) =
k
24
= 6
= 4
13
Total 37 2778
(N) (∑fx)
Keterangan: f:
x:
Frekuensi yang mengandung median Titik tengah
fx:
Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
Hasil dari pengkuadratan titik tengah
Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
:Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
x2 :
fkb :
fka
median
Mx =
fx N
13
Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
N : Number of cases
Mx fx
N
=
2778
37
=
= 75,09
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
½N - fx b
Mdn = i
f i
= 73,5 18,5 - 21
4
5
= 44,5 + (-2)
= 71,5
= fa i
M0
fa fb
13
Keterangan:
M0 :Modus
fa fb Batas
: bawah nyata dari interval yang mengandung modus
i :frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
:frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
:Panjang interval kelas
fa i
M0 =
fa fb
= 77,5 5 4
54
77,5 + 2,2
= 79,7
=
SD = STDEV (...............)
SD= 5,99
Lampiran 9
PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI
DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN
3. Nilai terbesar = 60
4. Nilai terkecil = 20
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 60-20
= 40
6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 39
= 1 + 3,3 (1,59)
= 1 + 5,247
= 6,247
= 6
R
7. Panjang interval kelas (i) =
k
40
= 6
= 6,7
= 7
13
Total 39 1457
(N) (∑fx)
Keterangan:
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik
tengah
x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median
Mx =
fx N
Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
N : Number of cases
13
Mx fx
N
=
1457
39
=
= 37,35
½N - fxb
Mdn = i
f i
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
½N - fx b
Mdn i
fi
=
= 44,5 19,5 - 6 7
6
= 44,5 + 15,75
= 60,25
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung
modus i : Panjang interval kelas
13
f
M0 a
i
fa b
= f
= 39,5 8 7
8 6
= 39,5 + 4
= 43,5
Lampiran 10
3. Nilai terbesar = 97
4. Nilai terkecil = 68
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 97-68
= 29
6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 39
= 1 + 3,3 (1,59)
= 1 + 5,247
= 6,247
= 6
R
7. Panjang interval kelas (i) =
k
29
= 6
= 4,8
= 5
13
Total 39 3190
(N) (∑fx)
Keterangan:
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik
tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median
Mx =
fx N
Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
N : Number of cases
13
Mx fx
N
= 3190
=
39
= 81,79
10. Perhitungan nilai median
½N - fxb
Mdn= i
f i
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
½N - fx b
Mdn i
fi
=
19,5 - 3
= 87,5 5
4
= 87,5 + 20,625
= 108,125
fa i
M0 =
fa fb
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung
modus i : Panjang interval kelas
14
f
M0 a
i
fa b
= f
8
= 92,5 5
8 4
= 92,5 + 3,33
= 95,83
Lhitung < Ltabel (0,139 < 0,146), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest
kelas kontrol berdistribusi normal.
14
Lhitung < Ltabel (0,06 < 0,146), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kelas kontrol berdistribusi normal.
14
Lampiran 11
UJI NORMALITAS DATA PRETEST
KELAS EKSPERIMEN
Data Pretest Kelas Eksperimen
Luas
Lhitung<Ltabel (0,11< 0,142), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas eksperimen
satu berdistribusi normal.
14
Lhitung<Ltabel (0,10< 0,142), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas eksperimen
berdistribusi normal.
14
Homogenitas PRETEST
Kelas Kelas
Kontrol Eksperimen
N 37 39
37,38 36,28
SD 9,96 9,76
Varians 99,20 95,26
Fhitung< Ftabel (1,04< 1,73), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua
kelas memiliki varians yang homogen.
15
Kelas Kelas
Kontrol Eksperimen
N 37 39
75,09 84,58
SD 5,99 7,57
Varians 35,88 57,30
= 1,5969
= 1,60
4. Menentukkan Ftabel dari db (derajat bebas). db pembilang= n-1
= 39-1
= 38
db penyebut = n-1
= 37-1
= 36
Ftabel adalah 1,
Fhitung< Ftabel (1,60< 1,73), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kedua
kelas memiliki varians yang homogen.
15
UJI HIPOTESIS
Data Pretest
UJI HIPOTESIS
thitung
=
= -0.4858
thitung < ttabel (-0,49 < 2,03), sehingga Ho diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahw
lingkungan pada kelas eksperimen.
15
Data Posttest
UJI HIPOTESIS
thitung
=
= 6.04
T table = 2.03
X1 84.58 9.49
X2 75.09 2177.4 1291.68 46.8795 0.0527
n1 39 74
n2 37
s1 57.300
s2 35.88
thitung>ttabel (6,04 > 2.03), sehingga Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkanbahw
pembelajaran pencemaran dan kerusakan lingkungan.
15
Lampiran 14
Post
NO NamaSiswa JK Pre Test Test N-gain kategori
1 Abi Nur Cahya L 20 62 0.53 sedang
2 Adam Cahya L 22 66 0.56 sedang
3 Afri Aji Mistaqim L 24 66 0.55 sedang
4 Ahmad Matori L 26 68 0.57 sedang
5 Asep Torpiyudin L 26 68 0.57 sedang
6 Amelia P 30 68 0.54 sedang
7 Aufi Dalilah P 30 70 0.57 sedang
8 Bakas Syapitra Hasikam L 30 70 0.57 sedang
9 Dendi Kurniawan Putra L 30 70 0.57 sedang
10 Farhan Abdul Aziz L 32 70 0.56 sedang
11 Fitria Melani Putri P 32 70 0.56 sedang
12 Hanifa Kusuma Wardany P 32 70 0.56 sedang
13 Hasym Huzadi L 32 72 0.59 sedang
14 Idam Kholid L 34 72 0.58 sedang
15 Imut P 36 72 0.56 sedang
16 Karwati P 36 72 0.56 sedang
17 Khaerul Sohib saepullah L 36 74 0.59 sedang
18 Khumaeroh Ismahmudah L 36 74 0.59 sedang
19 Linda Estuhelfiani P 36 74 0.59 sedang
20 Mardani L 38 76 0.61 sedang
21 Miftahul Ulum L 40 76 0.60 sedang
22 Mu'arif Solahudin L 40 78 0.63 sedang
23 Muh Rahman Zidane Ramadhan L 40 80 0.67 sedang
24 Muhamad Ilham Dermawan L 40 80 0.67 sedang
25 Muhamad irfan Hakim L 42 80 0.66 sedang
26 Mutiara Sanghyang Putri P 42 80 0.66 sedang
27 Nia Astari P 44 80 0.64 sedang
28 RereYuli Septiandy P 44 80 0.64 sedang
29 Riska Aprilia P 44 80 0.64 sedang
30 Salsabila Bajri P 44 80 0.64 sedang
31 Santyawati P 50 80 0.60 sedang
32 Sigit L 50 82 0.64 sedang
33 Tanziel Mahardika Andana L 50 82 0.64 sedang
34 Teti Amelia P 52 84 0.67 sedang
35 Thiara Azhar Octaviani P 54 84 0.65 sedang
36 Wahid Wardin L 56 84 0.64 sedang
37 Wahikal Bagas Kara L 60 86 0.65 sedang
Rata-rata 38.11 75.14 0.60 sedang
15
Post
NO NamaSiswa JK Pre Test Test N-gain kategori
1 Ahmad Bilal L 22 68 0.59 sedang
2 Ahmad Farhan Aziz L 24 68 0.58 sedang
3 Ahmad Fadeyan Fahlevi G L 24 68 0.58 sedang
4 Ahmad Fikri L 24 70 0.61 sedang
5 Ahmad Mahdar Fauzi Nurzati L 26 70 0.59 sedang
6 Ahmad Rafli Romdoni L 26 74 0.65 sedang
7 Ahmad Rifai L 30 74 0.63 sedang
8 Amelia Putri P 30 74 0.63 sedang
9 Alan Saputra L 30 74 0.63 sedang
10 Badar Imam L 30 78 0.69 sedang
11 Dea Ananda P 32 78 0.68 sedang
12 Devia Sharma Winata P 32 78 0.68 sedang
13 Euis Wijaya P 34 80 0.70 tinggi
14 Fitri Handaiyani P 34 80 0.70 tinggi
15 Ganden Tirtayasa L 34 80 0.70 tinggi
16 Indri Wahyuni P 34 80 0.70 tinggi
17 Jaelani Setiawan L 36 80 0.69 sedang
18 Kaspuan Maharani P 36 80 0.69 sedang
19 Khoirul Anwar L 36 80 0.69 sedang
20 Kiki Amelia Putri P 36 80 0.69 sedang
21 Muhamad Abdan Syakuro L 38 82 0.71 tinggi
22 Muhamad AdiSatria L 38 82 0.71 tinggi
23 Muhmad Aditya Ananda L 40 82 0.70 sedang
24 Muhamad Ridwannudin L 40 84 0.73 tinggi
25 Muhamad Rizal L 42 84 0.72 tinggi
26 Mutiara Ababil P 42 84 0.72 tinggi
27 Nabila Putri P 42 84 0.72 tinggi
28 Nahwa Fajriah P 44 86 0.75 tinggi
29 Naufal Pajar L 44 86 0.75 tinggi
30 Nining Marifah P 44 88 0.79 tinggi
31 Pita Sari P 44 88 0.79 tinggi
32 Raihan NurHidayat L 46 90 0.81 tinggi
33 Ramdoni L 48 90 0.81 tinggi
34 Riska Diah Puspitasari P 50 90 0.80 tinggi
35 Savana Kamilia Nazila P 50 90 0.80 tinggi
36 Tri Indah Ayu P 52 92 0.83 tinggi
37 Umi Kulsum P 54 92 0.83 tinggi
38 Wahikal Bagus Raka L 58 94 0.86 tinggi
39 WildanKusuma Jaya L 62 98 0.95 tinggi
Rata-Rata 38.15 81.54 0.71 tinggi
UJI REFERENSI
Nama : Zulhanifah
NIM : 108016l00ß48
JudulSkripsi :Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
{Problem Based Learningi terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Konsep Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Pembimbing I : Dr. Ahmad Sofyan, M. Pd.
Pembimbing II : Dr. Zulfiani, M. Pd.
Paraf
Pembimbing
No. Referensi
I II
BAB I. PENDAHULUAN
Undang — Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
PendidikanNasional, tersedia online
1.
http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf diakses
tanggal 15 April 2015, h. 1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidkan dengan Pendekatan
2. Baru, (Bandung: PT Remaja Rosada Karya, 2014) Cet 19,
h. 129
Laila Puspita, Suciati, dan Maridi,” Pengaruh Model Problem '
Based Learning dengan Metode Eksperiment disertai Concep
3. Map dan Mind Map Terhadap Prestasi Belajar Biologi
ditinjau dari Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar
Siswa”, Jurnal Inkuiri, Vol 3, No. I, 2014, h. 86
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
4. Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet 1, h.
67
Widodo dan Lusi Widiyanti, “Peningkatan Aktivitas Belajar
dan Hasil Belajar Siswa dengan Metode ProbJem Based
S Learning pada Siswa Kelas VII a Mts Negeri Donomulyo
Kulun Progo “ Jurnal Fisika Indonesia, Vol. XVII, No.49,
2013, h.33
BAB H. KERANGKA TEORI DAN KERNGKA BERPIKIR
Rusman, Pendekatan dan Model Pembelajaran ,(Jakarta: PT.
1. Raja Grafindo Persada, 2010), Cet V, h.6
I Wayan Santyasa, Model-model Pembelajaran Inovatif,
2. Makalah disajikan da1am• pelatihan tentang PTK bagi Guru
SMP dan SMA, tersedia online
http://www.academia.edu/10028880/Maka1ah I Wavan San
tyasa MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF,
diakses pada tanggal 14 mei 201J.h.7
3. Ibid.,h.7
Siti Wahida, “Pembelajaran Berbasis PBL untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Mata kuliah Pengetahuan Alat
4. Pengelolaan dan Penyajian Makana Mahasiswa Prodi Tata
Boga”, Jurnal Tabularasa PPS UNIMED, Vol. 9, 2012, h.
173
U. Setyorini, Sukiswo, dan B. Subali “Penetapan Model
Problem Based Learning untuk Meningkatkan
5.
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP”, Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, Vol.7, 2011, h.54
Rusman, Model-Model Pembelajaran, {Jakarta: Raja
6. ””'
Grafindo, 2012), Cet. 5, h.232
M. Taufiq Amis, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based
7.
Learning. (Jakarta: Kencana 2010), h.21
8
Trianto, Model-Model Pembelajaran Berorientasi
Konstruktuvisik, (Jakarta: Prestasi Pusaka, 2007), h. 67
Taufik, “Implementasi Pembelajaran Problem Based
J.
9 Learning di Progam Studi Pendidikan Biologi PMIPA
Universitas Jambi”, Jurnal Bidik, Vol.1,2012, h.18
Sri Handayani dan Sapir, “Efektifitas Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah {Problem Based
10 Learnings dan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk
Meningkatkan Aktivitas belajar”, Jurnal Pendidikan
Ekonomi, Vol.2, 2009, h.40
Arifah Purnamaningrum, Sri Dwiastuti, Riezky Maya
Probasari dan Noviawati, Peningkatan Kemampuan Berpikir
11 Kreatif melalui Problem Based Learning pada pelajaran
Biologi Siswa kelas X SMA N 3 Surakarta, tersedia online
http://bio1ogi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/ARIFAH-
PURNAMANINGRUM.pdf, diakses tanggal 24 April 2015,
Sri wahyuni, Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa Melalui Pembelajaran IPA Berbasis Problem Based
12 Learning, tersedia online
http://bio1ogi.fkip.usm.ac.id/wpcontent/upload/2012/03/SRI
WAHYUNI.pdf, diakses pada 28 april 2013, h.2
Ni Made Suci, “Penerapan Model Problem Based
Learning untuk meningkatkan Partisipasi Belajar dan Hasil
13 Belajar Teori Akutansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi
UNDIKSHA”, JuFnal Penelitian dan pengembangan
pendidikan, Lembaga
penelitian Undiksha, Vol 2, 2008, h.77
Sudarinan, Problem Based Learning: Suatu Model
14
Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan
Kemampuan Memecahkan Masalah, tersedia online
http://eorints.undp.ac.id diakses tanggal 15 Januari 2015,
h. 69
Bekti Wulandari dan Herman Dwi Suijono, “Pengaruh
Problem Based Learning teJadap Hasil Belajar ditinjau
15 dari Motivasi Belajar PLC di SMK”, Jurnal Pendidikan
Vokasi, Vol.2, 2013, h. 181
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Raja
16
Grafindo, 2012), Cet. 5, h.232
17 M. Taufiq Amir, Op. cit., h.12
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,
18
Jakarta: PT Burnt Aksara, 2012), h.91-92
19 M Taufiq Amir, Op.citt., h.24-25
40 Ibid., h.106
e
h. 117.
2. Ibid., h. 118.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka
3
Cipta, 2010), h. 193.
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi
4 Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006), h. 105
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelaharan, (Jakarta: PT Remaja
5
Rosadakarya, 2014), h. 252
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta:
6
Rajawali Press, 2012), h. 193
7 Ahmad Sofyan dkk., Op:“cit., h. 105
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasai Penelitian,
8
(Jakarta: Burnt Aksara,1999), h. 109
9 Ibid., h. 110
13 Ibid., h. 103.
14 f‘d., h. 104.
Edi Riadi , Metode Statistika, (Tangerang: PT Pusaka
15
Mandiri, 2014), Cet. 2, h. 96)
16 Sugiyono, Op. cit., h. 275.
17 Ibid., h. 110
Kepada Yth.
Assalamu'alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama : Zulhanifah
NIM 108016100048
Jurusan :IPA / Pendidikan Biologi
Semester 14
Judul Skripsi : ”Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil
belajar biologi siswa kelas VII
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di
instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara“, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
üsanti , M. Sc
09 00003 2 001
Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik
3. Mahasiswa yang bersangkutan
KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumei+ . FITK-FR-AKD-066
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FORM (FR)
FITK No. Revisi: 01
Hal : Observasi
Kepada—Yth.
Assalamu'alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Nama : Zulhanifah
NIM 108016100048
Jurusan /Prodi : Pendidikan IPA/ Pendidikan Biologi
Semester : XIII (Tigabelas)
adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan penyelesaian tugas skripsi
dengan judul ”Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learningf terhadap Masil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Peredaran Darah”,
mahasiswa tersebut memerlukan observasi dengan pihak terkait. Oleh karena itu,
kami mohon kesediaan Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan
bantuannya.
Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
a.n. Dekan
Kabag. Tata Usaha
80417 199203
1 001
Tembusan:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
YAYASAN 7ARBIYAX RUR AS-SXOLIXAT
MTs.NURAS-SNDL*NAT
TE&AX&EDIIASI A
SK NO 28.00.SNP/MTs.544.11 tanggal 11 Nopember 2011 NSN/NPSN : 21280405036/206
Alamat: Lengxong \\’Plan (BS0} Ta gerang BantenTeip (o2 ›)33? 5654 536 9462 Fax. (021) ñ?756P4
MTs.S.NAt3/05.O3$/PP.00.05/059/2015
bang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Tsanawiyah Nur As-Sholihat Serpong Tangerang
'lama : ZULBANIFAH
lenis Kelamin : Perempuan
: 108016100048
Program Study : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan &A
fenjang Strata I (S-1)
(Jniversitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
fudul Tesis : “Pengaruh Model Pembelajaran Berbabasis Masalah (PBL)
Terhadap £fasil Belajar Siswa”
bahwa nama tersebut di atas adalah benar sebagai mahasiswa yang telah melaksanakan penelitian di
Hadrasah kami pada tanggal 22 April s.d 23 Mei 2015.
3emikian surat keterangan int dibuat dengan sebenarnya bagi yang bersangkutan untuk dipergunakan
iebagaimana mestinya.