Anda di halaman 1dari 177

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP


PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
ZULHANIFAH
NIM 108016100048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H./2015 M.
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang berjudul berjudul " Pengaruh Model Problem Based Learning
(PBL) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan" disusun oleh Zulhanifah, NIM. 10801 6100045,
Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, @Juni 2015

Yang mengesahkari:

Pembimbi I, Pembimbg

Dr. A ad Sofvan, M.Pd Dr. ZulfiaM.Pd NIP:19760320t150l 2 (Jll2


NIP:19 50115 198703 1 002
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Pengaruh Model Problem Based Learning {PBL) terhadap


Hasil Belajar Siswa Pada KoNep Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan. Disusun oleh Zulhanifah Nomor Induk Mahasiswa
108016100048, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah
pada tanggal 08 Juli 2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar Spana SI (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Prodi Pendidikan Biologi.
Jakarta, 08 Juli 2015

Panitia Ujian Munaqasah


Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)


Baiq Hana Susanti, M.Se
NIP: 19700209 200003 2 001

Penguji I
Dr.Sujivo Miranto, M.Pd
NIP.19681228 200303 1 004

Penguji II
Yuke Mardiati, M.Si
NIP: 19760117 200701 2 013

Mengetahui,
Dekan Fakulta mu Tarbiy an Keguruan

Prof. Dr. Ahma Ra


MA NIP:
195504 98203 1 007
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawäh ini:


Nama Zulhanifah
NIM 108016100048
Jurusan Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi
Alamat : Il. Danau Maninjau XII No.2 Perumnas II Tangerang Rt/Rw
07/09, Kabupaten Tangerang 15810

MENYATAKAN DENGAN SESrNccunNvA


Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Model Problem Based Learning
(PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Pencemaran Dan
Kerusakan Lingkungan adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan
dosen:

1. Nama Pembimbing I Dr. Ahmad Sofyan,


M.Pd NIP 19650115 198703 1 002
2. Nama Pembimbing II Dr. Zulfiani, M.Pd
NIP 19760309 200501 2 002

Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil
karya sendiri.

Jakarta, Juli 2015


Yang Menyatakan

2FADF28865571

Zulhanifah
ABSTRAK

Zulhanifah (108016100048). Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL)


terhadap hasil Belajar Siswa pada Konsep Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan IPA
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran


Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada konsep
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan. Penelitian ini dilakukan di MTs Nur As–
Sholihat Tangerang Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei
2015. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen, dengan desain
penelitian tipe “Two Group Pretest-Postest. Sampel diambil secara Random
Sampling dengan 76 siswa dibagi menjadi 2 kelas, yaitu kelas eksperimen
(pembelajaran model problem based learning) dan kelas kontrol (pembelajaran
ceramah dan diskusi). Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes
berupa soal-soal pilihan ganda. Data hasil instrumen tes, dianalisis dengan uji
statistik berupa uji perbandingan nilai pretest dan posttest kedua kelas.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, diperoleh bahwa perbedaan hasil
belajar kedua kelas sangat signifikan. Kesimpulan tersebut didasarkan pada hasil
uji hipotesis dengan menggunakan uji t terhadap kedua nilai postest. Hasilnya
adalah nilai t hitung = 6,04 sedangkan nilai t tabel 2,03 pada taraf signifikan 5%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran model
pembelajara problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa. Selain
itu terlihat pula hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (84,58) yang lebih
tinggi dibandingkan kelas kontrol (75,09).

Kata kunci:, Model Problem Based learning (PBL), Hasil Belajar

i
ABSTRACT

Zulhanifah (108016100048). The Model of Problem Based Learning’s


(PBL) Influence to The Learning Result of Students on The Concept of
Pollution and Environmental Damage. BA Thesis, Biology Education Study
program. Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiyah and
Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta 2015.

This research intends to determine the effect of ‘Problem based learning


model learning’ on learning result of students by the concept of pollution and
environmental damage. This research was done in MTs Nur As-Sholihat South
Tangerang. This research was conducted on April until May 2015. The method
which used is the quasi research experiment, the research design type "two groups
pretest and post test". Samples taken on random sampling. The overall number of
students is 76 students. Students then divided into two groups. First, the
experimental class using (learning model of problem-based learning). Second,
control class, namely learning lecture and discussion. Research instrument used
was a test instrument in the form of multiple choice questions. Data from the test
instrument then analyzed by statistical tests such as value comparison test pretest
and post test to the both classes. Based on the analysis of research data in this
thesis, it can be concluded that the differences in learning result of both classes is
very significant. The Conclusion is based on the results of hypothesis testing
using T test to the second post test values. The result is the value of T count =
6.04 while the T table value is 2.03 at the 5% significance. It shows that there are
significant learning problem based learning model PBL on learning result of
students. In addition there were also student learning result in experimental class
(84.58), which the rate is higher than the control class (75.09).

Keywords: Model Problem Based Learning (PBL), Learning Result

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah


SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat, nikmat, kasih sayang-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat sera salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sang pembawa risalah islam,
pembawa syafaat bagi umatnya dihari akhir kelak.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, disampaikan kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan dalam penelitian ini. Semoga menjadi
amal baik dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah Subhanahu Wata’ala.
Secara khusus ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,embimbing II Ibu Nengsih
Juanengsih, M.Pd., Dosen Penasehat Akademik Program studi pendidikan
biologi fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
4. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd, Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pikirannya untuk memberikan bimbingan, nasehat, motivasi,
dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Bapak Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd, Pembimbing I dalam penyusunan skripsi.
yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk
memberikan bimbingan, nasehat, motivasi, dan arahan kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Bapak Wahidin, M.Pd, kepala Madrasah Tsanawiyah Nur As-Sholihat
Serpong dan Bapak Heru, S.Pd., Guru Bidang Studi Biologi yang telah
membantu dan memberikan saran selama penelitian serta seluruh civitas

iii
akademik Madrasah Tsanawiyah Nur As-Sholihat yang telah membantu
dalam pelaksanaan penelitian.
7. Teruntuk kedua orangtua tersayang Ayahanda dan Ibunda atas doa-doa tulus
dan nasihatnya selama ini serta saudara-saudaraku tercinta Zulhanita, Yuyun
Diana Kartini, Ahmad Jumran Sadiq, dan Ahmad Zufar Tsani Putra yang
telah memberikan doa dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
8. Sahabat-sahabat biologi angkatan 2008, khususnya Dwi Endang Lestari, Siti
Nurlela, Luluil Maqnun, Alin, Nyimas Ar-Rahma, Nuli Nurmalina, Irma
Angraeni, Dziqriyah, terima kasih atas dukungan, doa serta bantuan selama
penulisan. Semoga kita semua bisa menggapai kesuksesan.
9. Teruntuk rekan-rekan pengajar SMA IT Al Husainy Serpong, khususnya
Dina, Ulan, Riris, Indra, Samsul, Musyafa, Lisa Ardaniyati terima kasih atas
dukungan doa dan bantuan selama penulisan.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berharap skripsi ini dapat menjadi kontribusi yang positif serta
menambah pustaka dan referensi bagi pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 25 Juni 2015

Zulhanifah

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK.................................................................................................................i
ABSTRACT................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................v
DAFTAR TABEL.....................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Identifikasi Masalah............................................................................6
C. Pembatasan Masalah.......................................................................... 6
D. Perumusan Masalah............................................................................7
E. Tujuan Penelitian................................................................................7
F. Manfaat Penelitian..............................................................................7

DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN


BAB II HIPOTESIS
A. DESKRIPSI TEORETIS
1. Pengertian Model Problem Based Learning
(PBL)……………………………............................................ 8
2. Pengertian Model Problem Based Learning (PBL) ………… 9
3. Karakteristik Problem Based Learning (PBL) ……………….. 13
4. Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL) ………… 15
5. Tahap-tahap Problem Based Learning (PBL) ………………. 17
6. Manfaat Problem Based Learning (PBL) ……………………. 19
7. Kekurangan dan kelebihan PBL ……………………………… 20
B. HAKIKAT HASIL BELAJAR
a. Pengertian Belajar ……………………………………….. 21
b. Pengertian Hasil Belajar ………………………………… 22
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar ……….. 27
C. PENELITIAN YANG RELEVAN ………………………... 28
D. KERANGKA PIKIR ……………………………………….. 30
E. HIPOTESIS PENELITIAN ……………………………….. 32

v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………. 33
B. Metode dan Desain Penelitian …………………………….. 33
C. Populasi dan Sampel Penelitian …………………………... 33
D. Variabel Penelitian ………………………………………... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………. 35
F. Instrumen Penelitian …………………………………….. 36
G. Kalibrasi Instrumen Tes ………………………………… 36
1. Validitas …………………………………………….. 36
2. Reliabilitas …………………………………………… 37
3. Tingkat Kesukaran …………………………………... 40
4. Daya Beda …………………………………………… 40
H. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Penelitian ………………………. 40
a. Uji Normalitas ………………………………….. 40
b. Uji Homogenitas ……………………………….. 41
2. Uji Hipotesis ……………………………………….. 41
I. Uji Statistik ………………………………………………. 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………... 44
2. Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………. 45
3. Deskripsi N-gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol 46
……………………………………………………..
B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Uji Normalitas ………………………………………… 47
2. Uji Homogenitas ……………………………………… 47
3. Uji Hipotesis………………………………………….. 48
a. Hasil Uji T Pretest Kelas Eksperimen dan kontrol
b. Hasil Uji T Posttest Kelas Eksperimen dan kontrol
C. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………. 49

vi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………. 52
B. Saran ………………………………………………………... 52

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 55
LAMPIRAN ......................................................................................................... 57

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah ………… 16


Tabel 2.2 Sintak Pembelajaran Berbasis Masalah…………………….. 18
Tabel 3.1 Desain Penelitian…………………………………………… 33
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen…………………………………………. 35
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Butir Soal………………………………... 37
Tabel 3.4 Kriteria Reabilitas Butir Soal………………………………. 38
Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal…………………………… 39
Tabel 3.6 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal…………………………….. 39
Tabel 4.1 Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol…… 44
Tabel 4.2 Data Nilai Posttest kelas Eksperimen dan Kelas kontrol…… 45

Nilai N-gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas


Tabel 4.3 Kontrol……………………………………………………… 46

Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan


Tabel 4.4
Kontrol……………………………………………………… 47
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas (Pretest)…………………………… 47
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas (Postest)…………………………… 47
Tabel 4.7 Hasil Uji T Pretest Kelas Eksperiment dan Kontrol……… 48
Tabel 4.8 Hasil Uji T Posttest Kelas Eksperiment dan Kontrol……… 48

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ………………………………………… 31

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu kebutuhan hidup manusia adalah pendidikan. Pendidikan saat
ini dijadikan sebagai salah satu tolak ukur tingkat kesejahteraan hidup manusia.
Manusia yang berkualitas atau tidak di pengaruhi oleh pendidikan yang
diperolehnya.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003,
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.1

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang mempunyai


tujuan sebagaimana dijelaskan pula dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003,
tentang sistem pendidikan Nasional, pasal 3, bahwa tujuan pendidikan nasional
adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting,
untuk membangun manusia agar memiliki kecerdasan dan akhlak mulia. Tidak
hanya itu, pendidikan juga mempermudah kita dalam bersosialisasi dengan orang
lain serta memperoleh keterampilan yang berguna bagi diri sendiri maupun
masyarakat sekitar.
Bidang pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia
karena merupakan wahana yang dapat menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas yang mampu menghadapi perkembangan zaman. Pendidikan yang

1
Undang – Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, tersedia online
http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf diakses tanggal 15 April 2015, h. 1

1
2

menyangkut pengembangan sumber daya manusia ini merupakan investasi dalam


jangka waktu yang panjang sepanjang kehidupan manusia.
Manusia memperoleh pendidikan diera modern seperti ini diselenggarakan
oleh sekolah. Sekolah berperan penting dalam pengembangan kemampuan, minat
dan bakat peserta didik. Guru merupakan pihak yang paling banyak berhubungan
dengan proses mengajar di sekolah. Guru yang baik adalah guru yang peka
terhadap perkembangan belajar dan prestasi peserta didik di sekolah. Guru adalah
orang yang terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru dituntut
untuk menelusuri kendala yang dihadapi siswanya. Untuk meningkatkan kualitas
suatu proses dan hasil belajar , para ahli pembelajaran telah menyarankan
penggunaan paradigma pembelajaran kontruktivistik untuk kegiatan belajar-
mengajar di kelas. Dengan perubahan paradigma belajar tersebut terjadi
perubahan pusat (fokus) pembelajaran dari belajar berpusat pada guru menjadi
berpusat pada siswa. Dengan kata lain, ketika mengajar di kelas, guru harus
berupaya menciptakan kondisi lingkungan belajar yang dapat membelajarkan
siswa, dapat mendorong siswa belajar, atau member kesempatan kepada siswa
untuk berperan aktif mengkonstruksi konsep-konep yang dipelajarinya. Kondisi
belajar dimana siswa hanya menerima materi dari pengajar, mencatat, dan
menghafalkannya harus diubah menjadi sharing pengetahuan, mencari (inkuary),
menemukan pengetahuan secara aktif sehingga terjadi peningkatan pemahaman
(bukan ingatan). Untuk mencapai tujuan tersebut, pengajar dapat menggunakan
pendekatan, strategi, model, atau metode pembelajaran inovatif. Guru profesional
memiliki pengetahuan yang luas dalam pengembangan satuan pelajaran yang akan
diajarkan dan penguasaan metodologi yang cepat serta mampu menggunakan
berbagai metode dan berbagai macam model pembelajaran dalam proses belajar
mengajar. Guru juga sebaliknya harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai
landasan kependidikan dan pemahaman terhadap siswanya, sehingga proses
pembelajaran yang berlangsung akan semakin menarik dan berjalan sesuai dengan
apa yang diinginkan.
3

Sekolah merupakan wadah atau lembaga untuk memperlancar proses


pendidikan. Sekolah merupakan lembaga formal sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah
laku ke arah yang lebih baik dan maju, pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki seseorang merupakan hasil yang diperoleh melalui belajar.
Hasil belajar merupakan faktor yang sangat penting dalam dunia
pendidikan, karena hasil belajar merupakan suatu alat yang mengukur sejauh
mana siswa menguasai materi yang diajarkan oleh guru. Menurut Muhibbin
Syah keberhasilan proses dan hasil belajar dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu; (1)
faktor internal (faktor dari dalam siswa) ialah keadaan atau kondisi jasmani dan
rohani siswa, (2) faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi
lingkungan di sekitar siswa. (3) faktor pendekatan belajar (learning approach),
yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.2 Selain
faktor keberhasilan pada proses hasil belajar yang perlu diperhatikan dalam
pendidikan adalah kualitas pendidikannya itu sendiri.
Kualitas pendidikan dapat ditingkatkan melalui berbagai cara. Salah satu
cara yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan
pembaruan sistem pendidikan. Ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam
pembaharuan pendidikan yaitu permbaharuan kurikulum, peningkatan kualitas
pembelajaran dan efektifitas model pembelajaran. Peningkatan kualitas
pembelajaran dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Dengan
cara penerapan strategi atau metode pembelajaran yang efektif di kelas dan lebih
memperdayakan potensi siswa. Penerapan strategi atau metode yang demikian
sangat dibutuhkan pada pembelajaran sains seperti halnya pembelajaran biologi.
Dalam hal ini penerapan penerapan strategi pembelajaran memiliki peranan
penting dalam menentukan tinggi rendahnya hasil belajar siswa.
Rendahnya hasil belajar biologi siswa disebabkan oleh ketidaktepatan
penggunaan strategi atau model pembelajaran yang digunakan guru dikelas.

2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidkan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosada Karya, 2014) Cet 19, h. 129
4

Kenyataan menunjukkan bahwa selama ini sebagian masih berpusat pada guru
(teacher centered) dan lebih didominasi oleh guru. Guru yang selalu mengajar
konvensional menyebabkan peserta didik menjadi bosan, mengantuk, pasif dan
berfungsi sebagai notulis dari ucapan guru di muka kelas saja. Selain guru yang
mengajar konvensional, guru juga selalu mendominasi kelas, dengan harapan
konsep yang diajarkan segera selesai. Siswa kurang diberi kesempatan untuk
berhubungan langsung dengan lingkungan alam sekitar, menelaah dan
berpendapat suatu konsep yang ada. Penetapan keberhasilan dalam mencapai
tujuan pembelajaran selain dipengaruhi oleh faktor guru dan siswa, juga
dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan saat proses pembelajaran. 3
Jika model pembelajaran tersebut hanya menekankan pada pemberian konsep
semata, sehingga peserta didik tidak mampu memahami materi pelajaran secara
penuh. Maka model pembelajaran yang digunakan seharusnya sesuai dengan
karakteristik materi pembelajaran dan diarahkan pada proses pembelajaran yang
berpusat pada siswa (learning centered) sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat.
Menciptakan suasana pembelajaran kondusif dan menyenangkan perlu
adanya pengemasan pembelajaran yang menarik. Dengan inovasi model
pembelajaran yang menarik diharapkan akan tercipta suasana belajar aktif,
mempermudah penguasaan materi, siswa lebih kreatif dalam proses pembelajaran,
kritis dalam menghadapi persoalan, memiliki keterampilan sosial dan memperloeh
hasil pembelajaran yang optimal.
Model pembelajaran yang tepat dibutuhkan untuk menghidupkan suasana
kelas. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna dan
berkesan bagi siswa. Siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya,
dan bagaimana cara mencapainya. Untuk mengatasi masalah ini, guru dituntut
mencari dan menemukan suatu cara yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
peserta didik. Guru diharapkan dapat mengembangkan suatu model pembelajaran

3
Laila Puspita, Suciati, dan Maridi,” Pengaruh Model Problem Based Learning dengan Metode
Eksperiment disertai Concep Map dan Mind Map Terhadap Prestasi Belajar Biologi ditinjau dari
Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa”, Jurnal Inkuiri, Vol 3, No. I, 2014, h. 86
5

yang dapat meningkatkan kemampuan, mengembangkan, menemukan,


menyelidiki, dan mengungkapkan ide peserta didik sendiri dengan kata lain
diharapkan agar guru mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan
memecahkan masalah peserta didik dalam ilmu pendidikan alam (IPA)
khususnya bidang biologi.
Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik
berlatih memecahkan masalah adalah model pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning). Model ini merupakan suatu model pembelajaran yang
didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan
autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata. 4 Model
pembelajaran ini juga banyak melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran. Siswa diberikan kebebasan untuk lebih berpikir kreatif dan aktif
berpatisipasi dalam mengembangkan penalarannya, mengenali materi yang
diajarkan, serta mampu menggunakan penalarannya tersebut dalam
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan
sehari-hari. Di antara materi-materi biologi khususnya pada konsep pencemaran
dan kerusakan lingkungan di dalamnya tentang fenomena-fenomena yang ada di
kehidupan sehari-hari. Problem based learning dikembangkan untuk membantu
siswa mengembangkan kemampuan berpikir, mengatasi masalah, keterampilan
penyelidikan, kemampuan peran mempelajari peran orang dewasa melalui
keterlibatan siswa dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadikan siswa
mandiri serta independent.5
Berdasarkan uraian di atas, penggunaan model pembelajaran yang
melibatkan siswa mempunyai peranan penting dalam meningkatkan hasil belajar
biologi. Dipilihnya model pembelajaran berdasarkan masalah dalam penelitian
karena model pembelajaran ini pada dasarnya lebih mendorong siswa untuk aktif
dalam memperoleh pengetahuan. Dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan

4
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), Cet 1, h. 67
5
Widodo dan Lusi Widiyanti, “Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa dengan
Metode Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII a Mts Negeri Donomulyo Kulun Progo “
Jurnal Fisika Indonesia, Vol. XVII, No.49, 2013, h.33
6

oleh siswa, diharapkan dapat menimbulkan rasa senang dan antusias siswa dalam
belajar. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep
biologi yang dapat mendorong siswa untuk meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL)
terhadap Hasil Belajar Siswa Pada konsep Pencemaran dan kerusakan
lingkungan ”

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Masih rendahnya hasil belajar biologi siswa
2. Kurangnya penggunaan model pembelajaran yang berorientasi pada siswa.
misalnya proses pembelajaran masih dominan menggunakan metode ceramah
sehingga siswa pasif.
3. Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher Centered).
4. Kurangnya kemampuan peserta didik menghubungkan pengetahun dengan
kehidupan sehari-hari.

C. Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:
1. Model Pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis
masalah (Problem Based Learning).
2. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif, jenjang kognitif siswa yang
digunakan mulai dari C1-C4, hal ini karena subjek penelitian merupakan siswa
SMP.
3. Konsep pembelajaran biologi pada penelitian ini adalah pencemaran dan
kerusakan lingkungan.
4. Subjek penelitian siswa dibatasi pada jenjang SMP kelas VII dikarenakan
disesuaikan dengan kurikulum yang telah ditetapkan.
7

D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat
pengaruh penggunaan model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil
belajar siswa pada konsep pencemaran dan kerusakan lingkungan?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model(Problem
Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada konsep pencemaran dan
kerusakan lingkungan.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru dan
sekolah. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi guru, diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan
alternatif kepada guru dalam mengajarkan biologi melalui model pembelajaran
berdasarkan masalah.
2. Bagi siswa, dapat meningkatkan motivasi dan belajar siswa, serta
meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi untuk menyelesaikan
masalah.
3. Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan dalam
meningkatkan mutu sekolah.
4. Bagi peneliti, sebagai motivasi untuk terus mengembangkan tingkat
kemampuan belajar mengajar, serta bahan referensi dan bahan informasi
tentang penggunaan model pembelajaran untuk kepentingan penelitian
selanjutnya.
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis
1. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Joyce & Weil seperti dikutip oleh Rusman menyatakan bahwa
“model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip
atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan
prinsip-prinsip pendidikan, teori-teori psikologis, sosiologis, psikiatari,
analisis sistem, atau teori-teori lain” 1. Model mempunyai makna yang lebih
luas dari pada strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Istilah model
pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi
atau metode pembelajaran yaitu rasional teoritis yang logis yang disusun
pendidik, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, langkah-langkah mengajar
yang diperlukan agar model pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal,
dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai.
Menurut Gunter yang dikutip oleh I Wayan Santyasa mendifinisikan
an instrictional models is a step-by-step procedure that leads to specific
learning outcomes. Sedangkan Joyce & Weil masih dalam artikel yang sama
bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakn
sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran.2 Dengan demikian, model
pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Jadi model pembelajaran cenderung preskriptif, yang relatif sulit

1
Rusman, Pendekatan dan Model Pembelajaran ,(Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2010), Cet V, h.6
2
I Wayan Santyasa, Model-model Pembelajaran Inovatif, Makalah disajikan dalam
pelatihan tentang PTK bagi Guru SMP dan SMA, tersedia online
http://www.academia.edu/10028880/Makalah_I_Wayan_Santyasa_MODEL-
MODEL_PEMBELAJARAN_INOVATIF, diakses pada tanggal 14 mei 2015.h.7

8
9

dibedakan dengan strategi pembelajaran. Selain memperhatikan rasional


teoretik, tujuan dan hasil yang ingin dicapai, model pembelajaran memiliki
lima unsur dasar yaitu syntax, social system, principles of reaction, Isupport,
dan Instructional dan naturants effect.3 Syntax merupakan langkah-langkah
operasional pembelajaran. Social system ialah suasana dan norma yang berlaku
dalam pembelajaran. Principles of reaction ialah bagaimana seharusnya guru
memandang dan merespon siswa . Isupport system adalah segala sarana, bahan,
alat atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran. Insructional dan
nurturants effects, hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan
yang disasar (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang sasar
(nurturant effect). Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur
pembelajaran serta dalam model pembelajaran harus memenuhi kelima unsur
yang telah disebutkan diatas.

2. Pengertian Model Problem Based Learning (PBL)


Problem Based Learning yang selanjutnya disebut PBL merupakan
model pembelajaran yang beroroentasi pada kerangka kerja teoritik
konstruktivisme.4 Dalam PBL, fokus pembelajaran ada pada masalah yang
dipilih sehingga siswa tidak saja mempelajari konsep yang berhubungan
dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah. Oleh
sebab itu, siswa tidak saja harus memahami konsep dengan masalah yang
menjadi pusat perhatian tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang
berhubungan dengan keterampilan menerapkan metode ilmiah dalam
pemecahan masalah dan menumbuhkan pola berpikir kritis.

3
Ibid., h.7
4
Siti Wahida, “Pembelajaran Berbasis PBL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata kuliah
Pengetahuan Alat Pengelolaan dan Penyajian Makana Mahasiswa Prodi Tata Boga”, Jurnal
Tabularasa PPS UNIMED, Vol. 9, 2012, h. 173
1

PBL adalah salah satu pendekatan yang menantang siswa untuk


mencari solusi suatu masalah dari dunia nyata yang dapat diselesaikan secara
berkelompok.5 PBL merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang
diprlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata,
kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dalam kompleksitas
yang ada.6 PBL merupakan merupakan penggunaan kecerdasan yang dperlukan
untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan
untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. 7

Kehidupan yang akan dihadapi peserta didik tentu saja akan mendapatkan
suatu masalah yang harus dicari solusinya dari sebuah masalah.

Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) diartikan


sebagai suatu model yang didasrkan pada banyaknya permasalahan yang
membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan
penyelesaian nyata dari suatu permasalahan.8 Rangkaian aktivitas pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara
ilmiah. Masalah yang ada digunakan sebagai sarana agar peserta didik dapat
belajar sesuatu yang dapat menambah keilmuannya. Pembelajaran berbasis
masalah merupakan proses pembelajran titik awal pembelajaran berdasarkan
masalah dalam kehidupan nyata, lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk
mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimiliki sebelumnya sehingga terbentuk pengetahuan dan pengalamn baru.
Diskusi dengan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan
pembelajran berbasis masalah.9 Pembelajaran berbasis masalah (Problem
based learning) yaitu, “suatu model pengajaran yang menggunakan masalah

5
U. Setyorini, Sukiswo, dan B. Subali “Penerapan Model Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,
Vol.7, 2011, h.54
6
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), Cet. 5, h.232
7
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. (Jakarta: Kencana
2010), h. 21
8
Trianto, Model-model Pembelajaran Berorientasi Konstruktuvisik, (Jakarta: Prestasi
Pusaka, 2007), h. 67
9
Taufik, “Implementasi Pembelajaran Problem Based Learning di Progam Studi
Pendidikan Biologi PMIPA Universitas Jambi”, Jurnal Bidik, Vol.1, 2012, h.18
1

dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir
kritis dan keterampilan memecahkan masalah, serta memperoleh pengetahuan
dan konsep yang esensial dari materi pembelajaran”.10
Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan
yang mengaktifkan siswa untuk dapat menutarakan permasalahan yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari. PBL adalah pembelajaran yang
dilakukan dengan menghadapkan siswa pada permasalahan yang nyata dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga siswa mampu menyusun pengetahuannya
sendiri untuk memecahkan masalah serta mampu mengupayakan berbagai
macam solusi, yang mendorong siswa untuk berpikir kreatif. 11 Selain itu,
Problem Based Learning melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan
masalah serta mengutarakan alternatif-alternatif pemecahannya. Sehingga
siswa tidak merasa jenuh karena dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.
Model pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi teori kontruktivis.
Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan masalaah nyata yang
penyelesaiannya membutuhkan kerjasama antar siswa, guru memandu siswa
menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan, guru
member contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang
dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan
kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan siswa. Salah satu
model yang memberikan peluang bagi siswa untuk memiliki pengalaman
menemukan suatu konsep dan mengembangkan keterampilan berpikrir kritis
siswa adalah model Problem Based Learning.12 Model pembelajaran berbasis

10
Sri Handayani dan Sapir, “Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) dan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan
Aktivitas belajar”, Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.2, 2009, h.40
11
Arifah Purnamaningrum, Sri Dwiastuti, Riezky Maya Probasari dan Noviawati,
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif melalui Problem Based Learning pada pelajaran
Biologi Siswa kelas X SMA N 3 Surakarta, tersedia online http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-
content/uploads/2012/02/ARIFAH-PURNAMANINGRUM.pdf, diakses tanggal 24 April
2015, h. 2
12
Sri wahyuni, Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran
IPA Berbasis Problem Based Learning, tersedia online
http://biologi.fkip.usm.ac.id/wpcontent/upload/2012/03/SRIWAHYUNI.pdf, diakses pada 28
April 2013, h.2
1

masalah memiliki sejumlah karakteristik yang membedakan dengan model


pembelajaran lainnya yaitu:
a. Pembelajaran bersifat Student Centred
b. Pembelajaran terjadi pada kelompok-kelompok kecil
c. Guru berperan sebagai fasilisator dan moderator.
d. Masalah menjadi fokus dan merupakan sarana untuk mengembangkan
keterampilan Problem solving, informasi baru diperoleh dari belajar
mandiri (self directed learning).13
Problem Based Learning (PBL) adalah pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi peserta didik untuk
belajar kritis dan terampil dalam memecahan masalah serta memperoleh
pengetahuan konsep essensial materi.14 Pembelajaran masalah tidak dirancang
untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada
siswa sebab peserta didik harus mengetahui solusi pemecahan masalah
tersebut dengan berpikir secara kritis.
Problem Based Learning (PBL) merupakan model yang memungkinkan
dan sangat penting dikembangkan, sebab pada kenyataannya setiap manusia
akan selalu berhadapan dengan masalah. PBL juga merupakan salah satu
model untuk memperbaiki sistem. Pendidik menyadari selama ini siswa kurang
mampu untuk menyelesaikan masalahnya, esensi PBL itu sendiri
menyuguhkan berbagai situasi masalah yang autentik dan bermakna kepada
siswa yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan
penyelidikan.
Berdasarkan pengertian-pengertian PBL di atas dapat disimpulkan
bahwa PBL adalah model pembelajran yang mencari solusi dari masalah yang

13
Ni Made Suci, “Penerapan Model Problem Based Learning untuk meningkatkan
Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Teori Akutansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi
UNDIKSHA”, Jurnal Penelitian dan pengembangan pendidikan, Lembaga penelitian
Undiksha, Vol 2, 2008, h.77
14
Sudarman, Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan
dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah, tersedia online http://eprints.undp.ac.id
diakses tanggal 15 Januari 2015, h. 69
1

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang mengembangkan cara


berpikir peserta didik

3. Karakteristik Problem Based Learning ( PBL)

Pembelajaran Berbasis masalah (Problem Based Learning) memiliki


beberapa karakteristik yaitu:
1. Pembelajaran dimulai dengan pemberian masalah yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari.
2. Masalah dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3. Siswa menyelesaikan masalah dengan penyelidikan autentik.
4. Secara bersama-sama dalam kelompok kecil, siswa mencari solusi untuk
memecahkan masalah yang diberikan.
5. Guru bertindak sebagai tutor dan fasilisator.
6. Siswa bertanggung jawab dalam memperoleh pengetahuan dan informasi
yang bervariasi, tidak tergantung dari satu sumber saja.
7. Siswa mempresentasikan hasil penyelesaian masalah dalam bentuk produk
tertentu.15
Menurut Rustam karakteristik pembelajaran berbasis masalah sebagai
berikut:
a) Permasalah menjadi starting point dalam belajar.
b) Pembelajaran yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia
nyata yang tidak terstruktur.
c) Permasalahan membutuhkan persepektif ganda.
d) Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap
dan kompetissi yang kemudian menumbuhkan identifikasi kebutuhan
belajar dan bidang baru dalam belajar.
e) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.

15
Bekti Wulandari dan Herman Dwi Surjono, “Pengaruh Problem Based Learning Terhadap
Hasil Belajar ditinjau Dari Motivasi Belajar PLC di SMK”, Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol.2,
No. 2, 2013, h. 182
1

f) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya dan


evaluasi sebagai sumber informasi serta merupakan proses esensial
dalam PBM.
g) Belajar adalah kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.
h) Pengembangan keterampilan inquairy dan pemecahan masalah sama
pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi
dari sebuah permasalahan
i) Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integerasi dari
sebuah proses belajar
j) PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dalam proses
belajar.16
PBL juga dicirikan oleh adanya kerjasama antar siswa, dalam bentuk
berpasangan atau berkelompok kecil. Bekerja sama antar siswa dapat
memberikan motivasi untuk bekerja bersama dalam tugas-tugas yang lebih
kompleks. Pembelajaran berdasarkan masalah digunakan untuk merangsang
berpikir siswa dalam penyelesaian suatu masalah yang diangkat.
Beberapa karakteristik utama yang perlu ada dalamnya seperti
berikut:17
a) Pembelajaran berpusat atau bermula dengan masalah.
b) Masalah yang digunakan masalah dunia sebenarnya yang mungkin akan
dihadapi di masa depan.
c) Pengetahuan yang diharapkan dicapai oleh siswa semasa proses
pembelajaran disusun berdasarkan masalah.
d) Para siswa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran siswa itu
sendiri.
e) Siswa akan bersifat aktif dalam proses pembelajaran langsung.
f) Pengetahuan yang ada akan menyokong pembangunan pengetahuan yang
baru.
g) Pengetahuan akan diperoleh dalam konteks yang bermakna.

16
Rusman, Op. citt., h.232
17
M. Taufiq Amir, Op. Cit., h.22
1

h) Siswa berpeluang untuk meningkatkan serta mengprganisasikan


pengetahuan.
Menurut Savoie dan Hughes dalam Made Wena pembelajaran berbasis
masalah memiliki karakteristik diantaranya:
(a) Belajar dimulai dengan suatu permasalahan
(b) Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata
(c) Mengorganisasikan pembelajaran di seputar permasalahan- permasalan,
bukan diseputar disiplin ilmu
(d) Memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan
menjalankan secara langsung proses belajar terhadap siswa.
(e) Menggunakan kelompok kecil
(f) Menuntuk siswa untuk mendemontrasikan apa yang telah dipelajarinya
dalam bentuk produk dan kinerja.18
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik
PBL yaitu:
(a) Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran.
(b) Masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang
disajikan secara mengambang (ill structured).
(c) Masalah membuat siswa meras tertantang untuk mendapatkan
pembelajaran yang baru.
(d) Menjadikan siswa belajar mandiri (self directed learning).
(e) Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak terpaku
hanya pada satu sumber saja.
(f) Pembelajarannya kolaboratif, dan kooperatif.

4. Langkah-langkah Problem based learning (PBL)


Model pembelajaran PBL merupakan salah satu model pembelajaran
yang dapat digunakan, dengan segala keunggulan yang dimiliki maupun
kekurangannya. Meskipun demikian, PBL bukan merupakan salah satu

18
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012), h.91-92
1

alternatif yang pasti dalam semua permasalahan dalam pembelajaran. Problem


based learning juga merupakan pengganti metode pembelajaran tradisional.
Menurut M. Taufiq Amir langkah dalam proses PBL yaitu,
(a) Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas.
(b) Merumuskan masalah.
(c) Menganalisis masalah.
(d) Menata gagasan secara sistematis dan menganalisanya.
(e) Mengformulasikan tujuan pembelajaran.
(f) Mencari sumber tambahan dari sumber lain.
(g) Mensintesa (menghubungkan) dengan menguji informasi baru serta
membuat laporannya19.
Contoh langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah dapat dilihat
pada table 3.1 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Fase Indikator Tingkah Laku Guru
1 Orientasi siswa pada masalah Menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan,
dan memotivasi siswa terlibat pada
aktivitas pemecahan masalah
2 Mengorganisasi siswa untuk belajar Membantu siswa mendevinisikan
dengan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut
3 Membimbing pengalaman Mendorong siswa utuk mengumpulkan
individual/berkelompok informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperiment untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah
4 Mengembangkan dan menyajikan Membantu siswa dalam memecahkan
hasil karya dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan, dan membantu mereka
untuk berbagi tugas dengan temannya
5 Menganalisis dan mengevaluasi Membantu siswa untuk melakukan
proses pemecahan masalah refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses yang
mereka gunakan.20

19
M Taufiq Amir, Op.citt., h.24-25
20
Rusman, Op.citt., h. 243
1

Beberapa langkah di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses


belajar mengajar perlu adanya penalaran yang baik dari siswa, dan siswa juga
harus menguasai langkah-langkah pemecahan masalah secara tepat. Adapun
langkah pemecahan masalah tersebut yaitu; merumuskan masalah, membuat
hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, menarik kesimpulan, dan
penerapan.

5. Tahap-Tahap Pembelajaran Berbasis Masalah


Pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 5 fase dan perilaku. Fase-
fase dan perilaku tersebut merupakan tindakan berpola. Pola ini diciptakan agar
hasil pembelajaran dengan pengembangan pembelajaran berbasis masalah
dapat diwujudkan.
Tahapan belajar berdasarkan masalah meliputi 12 tahapan yaitu;
a) Mengklarifikasi dan mendefinisikan masalah.
b) Melakukan analisis masalah.
c) Mengembangkan hipotesa (jawaban sementara) atas masalah yang
dikaji.
d) Mengidentifikasi dan menjelaskan pengetahuan apa saja yang
diperlukan untuk bisa memecahkan masalah tersebut.
e) Mengidentifikasi pengetahuan yang sudah diketahui oleh kelompok.
f) Mengidentifikasi berbagai sumber pengetahuan yang sesuai.
g) Mengumpulkan berbagai informasi baru/pengetahuan.
h) Melakukan sintesa atas pengetahuan sebelumnya dengan perolehan
pengetahuan yang baru dan dicoba pada masalah yang dikaji.
i) Jika diperlukan lagi langkah 1-8 untuk melihat lebih banyak aspek dari
masalah yang dicermati.
j) Mengidentifikasi mengenai apa saja yang telah dipelajari.
k) Menyimpulkan apa saja yang sudah dipelajari.
1

l) Melakukan pembuktian operasional dalam mengatasi masalah


tersebut.21

Menurut Forgaty dalam Made Wena tahap-tahap pembelajaran


berbasis masalah adalah sebagai berikut:
(a) Menemukan masalah.
(b) Mendefinisikan masalah.
(c) Mengumpulkan Fakta.
(d) Menyusun hipotesa (dugaan sementara).
(e) Melakukan penyelidikan.
(f) Menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan.
(g) Menyimpulkan alternatf pemecahan masalah secara kolaboratif.
(h) Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah.22
Tabel. 2. 2 Sintak Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai berikut

FASE-FASE PERILAKU
Fase 1: memberikan orientasi Guru menyampaikan tujuan pembelajarannya
tentang permasalahannya kepada mendeskripsikan sebagai kebutuhan logistik
peserta didik penting dan memotivasi peserta didik untuk
terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah
Fase 2: mengorganisasikan Guru membantu peserta didik
peserta didik untuk meneliti mendefinisikan dan mengorganisasikan
dengan tugas belajar terkait dengan
permasalahannya.
Fase 3: membantu investigasi Guru mendukung peserta didik untuk
individu dan kelompok mendapatkan informasi yang
tepat,
melaksanakan eksperimen, dan mencari
permasalahan dan solusi.
Fase 4: mengembangkan dan Guru membantu peserta didik dalam
mempresentasikan artefak dan merencanakan dan menyiapkan artefak-
exhibit artefak yang tepat, seperti laporan, rekaman
video, dan model-model serta membantu
mereka untuk menyampaikan kepada orang
lain
Fase 5: menganalisis dan Guru membantu peserta didik melakukan
mengefaluasi proses mengatasi refleksi terhadap investigasinya dan proses-
masalah proses yang mereka gunakan.23

21
Taufik, Op. citt., h. 20-21
22
Made Wena, Op. citt., h. 92
1

Pada fase pertama hal-hal yang perlu dielaborasi antara lain:


1) Tujuan utama pembelajaran bukan untuk mempelajari sejumlah besar
informasi baru tetapi untuk menginvestegasi berbagai masalah penting dan
menjadi pembelajar mandiri.
2) Permasalahan atau pertanyaan yang diinvestigasi tidak memiliki jawaban
mutlak”benar” dan sebagian besar permasalahan kompleks memiliki
banyak solusi yang kadang-kadang saling bertentangan.
3) Selama fase investigasi pelajaran, peserta didik didorong untuk
melontarkan pertanyaan dan mencari informasi.
4) Selama fase analisis dan penjelasan, peserta didik didorong untuk
mengekspresikan ide-idenya secara bebas dan terbuka.
Pada fase kedua, guru diharuskan untuk mengembangkan keterampilan
kolaborasi di antara peserta didik dan membantu peserta didik untuk
menginvestigasi masalah secara bersama-sama. Pada fase ketiga, guru
membantu peserta didik menentukan metodel investigasi. Penentuan tersebut
didasarkan pada sifat masalah yang hendak dicari jawabannya atau dicari
solusinya. Pada fase keempat, penyelidikan diikuti dengan pembuatan artefak
dan exhibits. Pada fase kelima, tugas guru adalah membantu peserta didik
menganalisa dan mengevaluasi proses berpikir pesrta didik sendiri dan
keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan.

6. Manfaat Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)


Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) tidak
dirancang untuk membantu guru dalam memberikan informasi sebanyak-
banyaknya kepada peserta didik. Pembelajaran berbasis masalah
dikembangkan untuk membantu peserta didik mengembangkan kemampuan
berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:


23

Pustaka Pelajar, 2009) Cet II, hal. 73-76


2

peran dewasa melalui keterlibatan peserta didik dan pengalaman nyata atau
simulasi dan menjadi pembelajaran yang otonom dan mandiri.
Menurut sudjana yang dikutip oleh Trianto manfaat khusus dari metode
Dewey adalah metode pemecahan masalah24. Tugas guru adalah membantu
para siswa merumuskan tugas-tugas dan bukan menyajikan tugas-tugas
pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang
ada di sekitarnya.
Menurut Smith yang seperti dikutip oleh Taufiq mengemukakan
bahwa manfaat pembelajaran berbasis masalah antara lain; meningkat
kecakapan pemecahan masalahnya, lebih mudah mengingat dan memahami
materi yang diajarkan, meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan,
mendorong peserta didik untuk berpikir, membangun kemampuan
kepemimpinan dan kerja sama kelompok seta keterampilan sosial, membangun
kecakapan belajar (life-long learning skills), serta memotivasi belajar.25

7. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem


Based Learning)
Model Pembelajaran berbasis Masalah (Problem Based Learning)
memiliki kelibihan dan kekurangan. Kelebihan pembelajaran berbasis masalah
sebagai model pembelajaran adalah:
a) Pemecahan masalah dalam PBL cukup bagus untuk memahami isi
pelajaran.
b) Pemecahan masalah berlangsung selama proses pembelajaran menantang
kemampuan siswa.
c) Meningkatkan aktivitas siswa.
d) Membantu proses transfer untuk memahami masalah dalam kehidupan
sehari-hari.

24
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif, (Jakarta: TIM Prestasi
Pustaka, 2009), h. 96

25
M. Taufiq Amir., Loc. Citt., h.27
2

e) Membantu siswa mengembangkan pengetahuannya dan membantu siswa


untuk bertanggung jawab atas pembelajarnnya sendiri.
f) Membantu siswa memahami hakekat belajar sebagai cara berfikir bukan
hanya sekedar mengerti pembelajaran oleh guru berdasarkan buku teks.
g) Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan disukai siswa.
h) Memungkinkan aplikasi dalam dunia nyata.
i) Merangsang siswa belajar secara kontinu.26
Selain kelebihan tersebut, pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) juga memiliki beberapa kekurangan antara lain:
a) Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang Kompleks
b) Sulitnya mencari problem yang relevan
c) Sering terjadi miskonsepsi
d) Konsusmsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam
proses penyelidikan. Sehingga terkadang banyak waktu yang tersita untuk
proses pembelajaran tersebut.27

B. Hakikat Hasil Belajar


a. Pengertian Belajar
Belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaks dengan lingkungannya28. Perubahan yang terjadi dalam
diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena sudah tentu
perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam belajar. Belajar
merupakan suatu dasar yang fundamental dalam proses penyesuaian diri,
karena melalui belajar akan berkembang pola-pola respon yang akan
membentuk kepribadian .29 Sebagian besar respor ciri-ciri kepribadian lebih
banyak diperoleh dari proses belajar dari pada yang diwariskan oleh orang

26
Bekti Bekti Wulandari dan Herman Dwi Surjono., Op.citt, h. 182
27
Trianto, Op. citt., h. 96
28
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Cet 5, h. 2.
29
Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2006), Cet.3, h. 232
2

tuanya. Dalam proses penyesuaian diri belajar merupakan suatu modifikasi


tingkah laku sejak fase-fase awal dan berlangsung terus sepanjang hayat dan
diperkuat dengan kematangan.
Menurut Hilgard dalam Alisuf Sabri menyatakan “Learning is the
process by wich an activity originated or is changed through training
procedures (wether in the laboratory or in the natural environment) is
distinguished from change by factor not attributable to learning”. 30
dapat
diartikan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
pengalaman atau pelatihan. Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh
belajar dapat berupa prilaku yang baik (positif) atau perilaku yang buruk
(negatif).
Menurut Harold Spears dalam Suprijono “learning is to observe, to read,
to initate, to try something themselves, to listen, to follow direction.”. 31

Artinya belajar adalah adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba


sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu. Belajar adalah sebuah proses
yang didalamnya mencangkup kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga proses kegiatan belajar tidak
didominasi aktivitas menghapal.
Menurut Witherington dalam Ngalim mengemukakan bahwa belajar
adalah “suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai
suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebisaan,
kepandaian, atau suatu pengertian”.32 Dengan demikian adalah perubahan
tingkah laku terjadi karena belajar menyangkut berbagai aspek keperibadian,
baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pemecahan suatu masalah ,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
Dari definisi belajar yang telah dikemukakan tersebut dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu

28
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet 3, h.
54
Agus Suprijono., Op.citt, h. 2
31

32
M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008)
Cet. 23 h.85
2

untuk menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang berlangsung secara


progresif sebagai hasil dari sebuah pengalaman.
b. Pengertian Hasil Belajar
Setelah melakukan aktivitas belajar, seseorang berhasil atau tidaknya
mengalami suatu proses belajar, dapat diukur oleh hasil belajar. Hasil belajar
sangat penting untuk diidentifikasi agar guru dapat mengetahui seberapa besar
perubahan yang dialami oleh seseorang setelah melakukan aktivitas belajar.
“Hasil belajar sebagai pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran
Gagne, hasil belajar berupa informasi verbal, keterampilan intelektual,
strategi kognitif, keterampilan motorik dan sikap. Menurut Bloom,
“hasil belajar mencakup kemampuan kognitif (pengetahuan, ingatan),
afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan)”.33
Menurut Sudjana proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya. 34
Horward Kingsley membagi tiga macam hasil
belajar , dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi
tiga ranah yakni ranah kognitif, afektif, dan ranah psikomotoris.
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban, atau reaksi, peneliaian, organisasi, dan internalisasi.
3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, diantaranya
a. gerakan refleks.
b. Keterampilan gerakan dasar.
33
Agus Suprijono, Op. Citt., h. 5-6.
34
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosadakarya, 2010), Cet. 15, h. 22
2

c. Kemampuan perseptual.
d. Keharmonisan dan ketepatan.
e. Gerakan keterampilan kompleks, dan
f. Gerakan ekspresif dan interpretatif35.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penelilaian hasil belajar. Diantara
ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru
disekolah karena berkaitan dengan keterampilan para siswa dalam menguasai
isi pelajaran. Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran
dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan intruksional khusus dari
bahan tersebut.36 Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik. Ada beberapa ahli yang mempelajari ranah-
ranah tersebut dengan hasil penggolongan kemampuan-kemampuan pada ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik secara hierarkis. Hasil belajar ranah kognitif
berorientasi kepada kemampuan berpikir, mencakup kemampuan yang lebih
sederhana sampai dengan kemampuan untuk memecahkan masalah. Hasil
belajar ranah afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai dan
sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu.
Sedangkan hasil belajar ranah psikomotorik berorientasi kepada keterampilan
motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan yang
memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Ketiga hasil belajar dalam
perilaku siswa tidak berdiri sendiri atau lepas satu sama lain, tetapi merupakan
satu kesatuan. Pengelompokan ke dalam tiga ranah bertujuan membantu usaha
untuk menguraikan secara jelas dan spesifik hasil belajar yang diharapkan.
Masing-masing ranah dijelaskan sebagai berikut:37
1) Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku:
a) Pengetahuan,mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah
dipelajari dan tersimpan didalam ingatan. Pengetahuan tersebut ddapat

35
Ibid, h. 32-33
Syaiful Bahri Djamrah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT
36

Rineka Cipta, 2010), cet.4, h. 105.


37
Dimiyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013),
h.26-30
2

berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip


atau metode.
b) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap sari dan makna hal-hal
yang dipelajari.
c) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru.
d) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan
baik.
e) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru, misalnya
tampak di dalam kemampuan menyusun suatu program kerja.
f) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.
2) Ranah afektif menurut Krathwol dan Bloom dkk, terdiri dari lima jenis
perilaku, yaitu:
a) Penerimaan yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan
kesediaan memperhatikan hal tersebut.
b) Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan hall
dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
c) Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup penerimaan terhadap
suatu nilai, menghargai, mengakui dan menetukan sikap.
d) Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai
sebagai pedoman dan pegangan hidup.
e) Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati
nilai, dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.
3) Ranah Psikomotorik (Simpson), terdiri dari tujuh kemampuan motorik,
yaitu:
Persepsi yang mencangkup kemampuan memilah-milahkan
(mendeskripsikan) sesuatu secara khusus dan menyadari adanya perbedaan
antara sesuatu tersebut.
2

a) Kesiapan, yang mencakup kemampuan menempatkan diri dalam suatu


keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
b) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai
contoh.
c) Gerakan terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan
tanpa contoh.
d) Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan
atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahapan secara lancar,
efisien dan tepat.
e) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan
perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan prasyaratan
khusus yang berlaku.
f) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola-pola gerakgerik
yang baru atas dasar prakarsa sendiri.
4) Ranah Psikomotorik (Simpson), terdiri dari tujuh kemampuan motorik,
yaitu:
a) Persepsi yang mencakup kemampuan memilah-milahkan
(mendeskripsikan) sesuatu secara khusus dan menyadari adanya
perbedaan antara sesuatu tersebut.
b) Kesiapan, yang mencakup kemampuan menempatkan diri dalam suatu
keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
c) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai
contoh.
d) Gerakan terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan
tanpa contoh.
e) Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan
atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahapan secara lancar, efisien
dan tepat.
f) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan
perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan prasyaratan khusus
yang berlaku.
2

g) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola-pola gerakgerik


yang baru atas dasar prakarsa sendiri.
Ketiga ranah yang dikemukakan diatas bukan merupakan bagian-bagian
yang terpisah, akan tetapi merupakan satu-kesatuan yang saling terkait. Untuk
mencapai perubahan yang diharapkan, baik pada aspek kognitif, aspek afektif
dan aspek psikomotorik, maka belajar hendaknya memperhatikan secara
sungguh-sungguh prinsip yang dapat mendukung terwujudnya hasil belajar
yang diinginkan.
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu alat ukur untuk
mengetahui perubahan kemampuan seseorang (siswa) setelah melakukan
aktivitas belajar dengan standar kemampuan tertentu yang telah ditetapkan dan
dibagi menjadi ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis,dan evaluasi. Sedangkan ranah afektif terdiri dari penerimaan,
partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, pembentukan pola hidup.
Serta ranah psikomotoris meliputi apresiasi, kesiapan, gerakan terbimbing,
gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan
kreativitas

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Banyak sekali faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat
digolongkan tiga macam, yaitu faktor stimuli belajar , faktor metode belajar,
dan faktor Individual.38 Faktor stimuli belajar merupakan hal diluar individu
untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimui dalam hal ini
mencangkup materil, penegasan, serta suasana lingkungan yang eksternal yang
harus diterima atau dipelajari oleh peserta didik. Ada beberapa hal yang
berhubungan dengan faktor stimuli yaitu, Panjangnya bahan pelajaran,
kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas,
dan suasana lingkungan eksternal. Faktor metode yang dipakai oleh guru
sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh peserta didik, faktor
metode belajar menyangkut hal – hal berikut diantaranya:
38
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), Cet. 4, h.112
2

a. kegiatan berlatih atau praktek.


b. Overlearning dan drill.
c. Resitasi selama belajar.
d. Pengenalan tentang hasil-hasil belajar.
e. Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian.
f. Penggunaan modalitas indra.
g. Penggunaan dalam belajar.
h. Bimbingan dalam belajar.
i. Kondisi- kondisi insetif.
Sedangkan Faktor-faktor Individual menyangkut hal- hal berikut;
(a) kematangan.
(b) Faktor usia.
(c) Faktor perbedaan jenis kelamin.
(d) Pengalaman sebelumnya.
(e) Kapasitas mental.
(f) Kondisi kesehatan jasmani.
(g) Kondisi kesehatan rohani.
(h) Motivasi.
Ada juga yang mengatakan bahwa “faktor yang mempengaruhi proses
belajar adalah faktor waktu, pengetahuan tentang materi yang dipelajari,
pengetahuan akan prestasi sendiri dan faktor transfer (pengetahuan yang
pernah dipelajari sebelumnya)”. Sampai dimanakah perubahan tingkah laku
dapat tercapai atau dengan kata lain, berhasil atau tidaknya belajar itu
tergantung kepada bermacam-macam faktor. Menurut Purwanto faktor-faktor
tersebut dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu :

1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang di sebut juga dengan
faktor individual, antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan,
kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.
2) Faktor yang ada di luar diri individu yang disebut faktor sosial, antara lain:
faktor keluarga/faktor keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya,
2

alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan


kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.39
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar
menurut Purwanto yakni:
a) Faktor eksternal (faktor dari luar) yaitu:
(1) lingkungan dapat berupa alam dan sosial,
(2) Instrumental yang berupa kurikulum/bahan pelajaran, sarana dan
fasilitas, dan administrasi dan manajemen
b) Faktor internal (faktor dari dalam siswa itu sendiri)
1) Faktor Fisiologi (kondisi fisik dan kondisi panca indra)
2) Psikologis yang terdiri dari minat, bakat, kecerdasan, dan kemapuan
kognitif.40
C. Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan model PBL antara
lain adalah sebagai berikut:
Menurut Sri Handayani dan Sapir bahwa (1) Penerapan pembelajaran
berbasis masalah (Problem-Based Learning) dan pembelajaran kooperatif
(Cooperative Learning) tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar, (2)
Penerapan pembelajaran Problem-Based Learning dan Cooperative Learning
tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa, (3) Penerapan Problem-
Based Learning dan Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan
respon siswa dalam mengikuti proses pembelajaran ekonomi di kelas. Siswa
yang menyatakan sangat setuju (SS) dengan penerapan model ini yaitu sebesar
21,15 %. Siswa yang menyatakan setuju (S) sebesar 54 %.41
Penelitian yang dilakukan oleh Widodo dan Lusi Widiyanti yang
menyatakan bahwa pertama model problem based learning dapat
meningkatkan aktivitas belar siswa, kedua problem based learning dapat

39
Ngalim Purwanto, Op.citt., h. 102
40
Ibid., h.106
41
Sri Handayani dan Sapir ., Op. Citt, h. 50-51
3

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A di MTs Donomulyo pada pokok
bahasan wujud zat perubahannya.42
Penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Agung Nyoman Setiawan dalam
jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan yang berjudul Penerapan
Pengajaran Kontekstual berbasis masalah untuk meningktkan hasil belajar
biologi siswa kelas X2 SMA Laboratorium Singaraja disimpulkan bahwa (1)
terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa yang ditunjukan oleh nilai hasil kerja
kelompok dari siklus I, siklus II, dan siklus III, (2) terjadi peningkatan
penguasaan konsep-konsep biologi mulai dari siklus I-III, yang berarti bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi.43
Menurut Sudarman bahwa pembelajaran berbasis masalah melibatkan
siswa dalam penyelidikan sendiri, yang memungkinkan siswa
menginteprestasikan dunia nyata dan membangun pemahaman tentang
fenomena sendiri.44
Penelitian yang dilakukan oleh Benny Satria Wahyudi , dkk
berdasarkan analisis data dan pembahasan terhadap proses pengembangan
bahan ajar berbasis PBL pada meteri pencemaran dapat disimpulkan yaitu:
(1) proses pengembangan bahan ajar berbasis PBL hanya sampai tahap 3 yaitu
(a) tahap pendefinisian dilakukan wawancara dengan guru biologi,
penyebaran angket siswa serta observasi di kelas (b) tahap perencanaaan
dilakukan dengan mendesain buku siswa berbasis PBL, (c) tahap
pengembangan dengan uji validasi 7 orang ahli dan diperoleh hasil rata-rata
85,63% dengan kriteria sangat valid kemudian merivisi buku siswa
berdasarkan saran dan masukan dari validator, sesudah direvisi selanjutnya
dilakukan uji coba kelompok kecil diperoleh rata-rata hasil keterbacaandan
tingkat kesulitan bahan ajar yaitu 86,05% dengan kriteria sangat baik dan

42
Widodo dan Lusi Widiyanti, “Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa
dengan Metode Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII a Mts Negeri Donomulyo
Kulun Progo “ Jurnal Fisika Indonesia, Vol. XVII, No.49, 2013, h.41
43
I Gusti Agung Nyoman Setiawan dalam jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan “Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis Masalah untuk Meningktkan Hasil
Belajar Biologi Siswa Kelas X2 SMA Laboratorium Singaraja”, Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan 2, 2008, h. 57
44
Sudarman., Op.citt, h.73
3

kemudian diuji coba pada kelas kelompok besar pada kelas X.1 diperoleh
rata-rata respon siswa 91,80% dengan kriteria sangat baik.
(2) hasil pretes siswa memiliki rata-rata 66,50 dan posttest 85,60. Dengan
hasil rata-rata posttest 85,60 secara keseluruhan siswa mengalami persentasi
yang meningkat sebanyak 32,30%.45

D. Kerangka Pikir
Keberhasilan siswa dalam belajar sangat didukung oleh kemampuannya
dalam memahami dan menguasai konsep dari materi yang diajarkan. Begitu
pula pada pembelajaran biologi, keberhasilan siswa sangat dipengaruhi oleh
kemampuan siswa dalam menguasai konsep biologi. Penerapan suatu strategi
atau metode dalam pembelajaran biologi merupakan hal sangat penting dalam
meningkatkan kemampuan siswa. Dalam hal ini guru dituntut untuk dapat
mengkodisikan kelas sehingga kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana
dengn baik. Selain itu penggunaan media dan metode pembelajaran yang tepat
sangat diperlukan sehingga apa yang menjadi tujuan dalam pembelajaran
biologi dapat tercapai dengan baik.
Proses belajar mengajar melibatkan guru dan siswa. Guru berperan
sebagai fasilisator dan mediator yang kreatif sedangkan siswa dituntut berperan
aktif dan berusaha menemukan konsep sendiri dalam proses pembelajaran.
Tugas guru tidak hanya sekedar menyampaikan informasi demi pencapaian
tujuan pembelajran, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar siswa. Guru
harus mampu menemukan metode dan teknik yang dapat diselenggarakan
dengan efektif. Guru dituntut dapat menggunakan model pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang akan disampaikan agar siswa dapat memahami
konsep yang dipelajari.
Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang didasari oleh
dorongan penyelesaian masalah. Sebagai model pembelajaran, PBL

45
Benny Satria Wahyui, dkk, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Model Problem Based
Learning pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas X SMA, tersedia online http://eprints.unjember.ac.id diakses tanggal 25 mei 2015,
h. 9
3

menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan


mengintegrasikan pengetahuan baru. Model PBL merupakan salah satu model
pembelajaran yang efektif untuk siswa, karena model ini mendorong siswa
untuk memiliki kepekaan terhadap lingkungan dan kemudian akan mendorong
usaha untuk memecahkan masalahnya. Siswa dilatih untuk mengorganisasikan
pengetahuan dan kemampuan. Diharapkan dapat meningkatkan penguasaan
konsep siswa dengan terlibat langsung melalui pengalaman nyata dan mampu
memecahkan masalah, merangsang keterbukaan pikiran serta mendorong
peserta didik untuk melakukan pengajaran yang reflektif, krits, dan aktif.
Sehingga diharapkan hasil belajar siswa akan semakin meningkat.

Proses Belajar Mengajar (PBM)

Guru Siswa

- Meningkatkan penguasaan konsep


- Mendorong melakukan
Pembelajaran
pembelajarnmenggunakan
yang reflektif,model
kritis,
pembelajaran
dan aktif berbasis masalah

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir


Hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah meningkat
3

E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Terdapat pengaruh positif model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa
pada Pencemaran dan kerusakan lingkungan”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di MTs Nur As – Sholihat Tangerang Selatan, yang
beralamat di Pondok Pesantren Al-Husainy Kp. Perigi Rt10/02 Lengkong
Wetan Serpong – Tangerang Selatan. Penelitian dilaksanakan pada semester
Genap dari tanggal 22 April- 23 Mei 2015, Tahun Ajaran 2014-2015.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode Kuasi eksperimen atau
eksperimen semu, yakni metode penelitian yang dilakukan dengan pengontrolan
sesuai dengan kondisi yang ada (situasional).
Desain penelitian yang digunakan adalah two group pretest-posttest design,
yakni desain yang dilakukan terhadap dua kelas sebagai subjek. Desain ini
menggunakan dua kelas, dimana kelas eksperimen menggunakan model problem
berbasis learning (PBL )dan kelas kontrol menggunakan model konvensional.
Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian


Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen T1 X1 T2
Kontrol T1 X2 T2
Keterangan:
T1 : Pretest
T2 : Posttest
X1 : Model Problem Based Learning (PBL)
X2 : Model Konvensional

34
3

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan wilayah umum yang terdiri atas calon-calon objek


penelitian yang memiliki karakteristik khusus,dan ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dalam penelitiannya.1 Populasi target dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa MTs Nur As – Sholihat serpong. Populasi terjangkau adalah
seluruh siswa kelas VII di MTs Nur As – Sholihat Serpong.

Sampel merupakansebagian dari anggota populasi yang akan dijadikan objek


penelitian.2Selanjutnya penentuan sampel untuk dijadikan kelas eksperimen dan
kelas kontrol dilakukan secara acak (random sampling). Dalam hal ini kelas VII-
1 terpilih sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-2 terpilih sebagai kelas
kontrol. Penentuan secara acak ini dimaksudkan agar peneliti dalam menentukan
kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak bersikap subjektif.

D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (variabel X) yaitumodel Problem Based Learning (PBL).
2. Variabel terikat (variabel Y) yaitu hasil belajar.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian berupa tes dan non tes. Untuk tes
berupa tes objektif pilihan ganda (pretest dan posttest pembelajaran), sedangkan
non tes menggunakan lembar observasi belajar siswa.Adapun urutan rancangan
pengumpulan data selama dilakukannya penelitian, adalah sebagai berikut:
1. Melakukan observasi untuk menentukan kelas yang akan dijadikan kelompok
subjek penelitian.
2.Memberikan pretest pada kedua kelompok/kelas, baik kelas eksperimen
maupun kelas kontrol.
3.Memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen dengan menggunakan model
problem based learning dalam konsep pencemaran dan kerusakan

1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 117.
2
Ibid., h. 118.
3

lingkungan,sedangkan kelas kontrol model konvensional dalam pembelajaran


pencemaran dan kerusakan lingkungan
4. Memberikan posttest pada kedua kelompok, yang selanjutnya data yang telah
diperoleh dianalisis untuk dijadikan laporan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati. Dalam penelitian ini, instrumen yang akan
digunakana dalah tes objektif. Tesa dalah serangkaian pertanyaan atau sejenis
latihan yang digunakan untuk mengukur kemampuan atau bakat yang dimiliki
seseorang.3Soal berbentuk pilihan ganda dan berjumlah 45 soal setelah
dilakukan uji validitas dan realibilitas didapatkan 26soal yang valid berdasarkan
indicator dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen
AspekKognitif Jumlah
Jumlah
IndikatorPembelajaran Soal yang
C1 C2 C3 soal
C4 dipakai

Mendeskripsikanpengertian 1, 4 3
Polutan / pencemaran 3*, 2*
4*
Menyebutkan macam- 5*,6
macam polusi/pencemaran *, 7 3 2

Mejelaskan penyebab dan


faktor terjadinya 9*
pencemaran 8 2 1

Menjelaskan dampak
biodiversitas terhadap suhu 10* 1 1

Menjelaskan penyebab 12 11
terjadinya pencemaran
2 0
14*,
Menjelaskan pengertian 15*,
global warming dan efek 16, 17*
global warming 18, 7 5
19*,
20*

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 193.


3
3

AspekKognitif Jumlah
Jumlah
IndikatorPembelajaran Soal yang
soal
C1 C2 C3 C4 dipakai
Menyebutkan unsur dan
21, 22*.
beserta nama senyawa yang
23* 24
menyebabkan pencemaran 4 2
13*,
Menjelaskan ciri air yang
25*, 27*,
tercemar dari segi fisika,
26, 30 28 7 3
kimia, dan biologis
29
Menjelaskan dampak yang
31*, 32*,
ditimbulkan bahan kimia 35*
34* 33*
bagi lingkungan sekitar 5 4
Mengusulkan cara 36*, 3 1
penanggulangan pencemaran 37
dan kerusakan lingkungan ,38
Menjelaskan jenis-jenis 6 4
42,
sampah dan contoh sampah 39*,
41* 44,
sertadampak yang ada di 43*
45*
lingkungan sekitar
Jumlah 45 26

Keterangan : (*) = Butir soal invalid


G. Kalibrasi Instrumen Tes
1. Uji Validitas
Uji validitas dapat diartikan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.4Instrumen dianggap valid apabila
instrument sesuai dalam mengukur kemampuan siswa.Teknik uji coba validitas
yang digunakan dalam penelitian inia dalah uji valid instrument dengan
menggunakan teknik rumus korelasi Product Moment.5

4
Ahmad Sofyan, TonihFeronika, dan Burhanudin Milama, EvaluasiPembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 105
5
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelaharan, (Jakarta: PT Remaja Rosadakarya, 2014), h.
252
3

N  ( XY )  ( X )(Y )
xyr =
N  X 2
 ( X )2 N Y 2
 ( Y )2 
Keterangan:
rxy = Koefisien antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah responden
X = Skortiap item dari respon den uji coba variabel X
Y = Skor tiap item dari respon dan uji coba variabel Y
Hasil perhituingan dikatakan valid jika memperoleh koefisien korelasi
rxy>rtabel dengan taraf signifikan (α) = 0,05. Sebaliknya jika r xy<rtable maka soal
tersebut tidak valid. Soal yang valid selanjutnya digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa. Selain menggunakan rumus korelasi product moment, untuk
menguji validitas instrumen juga dapat menggunakan Anates versi 4.0. Dengan
menggunakan kriteria acuan untuk validitas butir soal, yaitu sebagai berikut:6
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Butir Soal
No. Rentang Kriteria
1. 0,8-1,00 Sangat tinggi
2. 0,6-0,79 Tinggi
3. 0,4-0,59 Sedang
4. 0,2-0,39 Rendah
5. 0,0-0,19 Sangat rendah

Berdasarkan hasil coba instrumen yang dilakukan di kelas VII, dari 45


butir soal diperoleh 26 butir soal yang valid dan 19 butir soal yang tidak valid.
Soal yang valid tersebut akan digunakan sebagai instrumen tes keterampilan
proses sains. Dari 45 butir soal yang valid kemudian dipilih menjadi 25
soalyaitunomor2,3,4,5,6,9,10,14,15,17,19,20,22,23,25,27,31,32,33,34,35,36,39,4
1,43,45 yang akan digunakan untuk pretest dan postest. Hasil perhitungan
menggunakan program ANATES Versi 4.0.

6
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 193
3

2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bermakna keterpecayaan, konsistensi, keajegan atau
sejauhmana hasil pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.7Uji Reliabilitas
soal instrument diuji dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha8, sebagai
berikut:

2
r11 = [
𝑛 ∑𝑖
] [1 − ]
𝑛−1 𝑡
σ
Keterangan :
r11 = relibilitas instrumen
n = jumlah soal
2
∑𝜎 = jumlah varian butir

𝜎2 = varian total

Dengan rumus mencari varians9


(∑𝑋)2
∑ K2−
𝜎2 = 𝑁
𝑁

Keterangan :
N = jumlah siswa
Kriteria acuan untuk reliabilitas butir soal dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Butir Soal
No. Rentang Kriteria
1. 0,8 - 1,00 Sangattinggi
2. 0,6 - 0,79 Tinggi
3. 0,4 - 0,59 Sedang
4. 0,2 - 0,39 Rendah
5. 0,0 – 0,19 Sangat rendah

Selain dengan perhitungan di atas, uji reliabilitas dapat pula dilakukan


menggunakan Anates versi 4.0. Hasil uji reliabilitas instrumen soal r-hitungnya
7
Ahmad Sofyan dkk., Op. cit., h. 105
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasai Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,1999),
h. 109
9
Ibid., h. 110
4

adalah 0,63 Kesimpulannya, tingkat reliabilitas pada soal yang digunakan adalah
tinggi.

3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal merupakan peluang untuk menjawab betul suatu
butir soal yang bisa dinyatakan dengan indeks kesukaran. 10Penghitungan tingkat
kesukaran soal merupakan pengukuran seberapa besar tingkat kesukaran suatu
butir soal.11 Hasil penghitungannyadidapat dari perbandingan antara siswa yang
menjawab betul dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes/ujian. Indeks
kesukaran memiliki nilai rentang dari 0,0 – 1,0. 12 Rumus tingkat kesukaran
adalah sebagai berikut:13

P=
Keterangan:
P : tingkatB
kesukaran
B : jumlah siswa yang menjawab benar
N : jumlah peserta siswa

Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran


No. Rentang Kriteria
1. 0,70 ≤ TK≤1,00 mudah
2. 0,30 ≤ TK<0,70 sedang
3. 0,00≤ TK<0,30 sukar

Adapun berdasarkan hasil perhitungan Anates diperoleh bahwa terdapat


soal kategori mudah, sedang, dan sukar.

10
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur,(Bandung, Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 134.
11
Ibid., h. 266.
12
Sofyan, dkk.,Op. cit., h. 103.
13
Ibid., h. 103.
4

Tabel 3.6 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen


Kategori Soal Jumlah Soal Nomor Soal
Sukar 2 14, 15
2,3,5,6,9,10,17,19,20,22,23,25,
Sedang 21
31,32,33,34,36, 39.41,43,45
Mudah 3 4, 35

4. Daya Beda
Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir soal dalam
membedakan antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang
kurang pandai.14Rumus untuk daya beda adalah sebagai berikut:

D = beda
Dimana daya (Ba -yang
Bb) /baik
0.5 N
adalah D > 0.30

Keterangan:
D : daya beda
Ba : jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb : jumlah yang menjawab beanr pada kelompok bawah
N : jumlah peserta tes

Penghitungan daya beda untuk instrumen uji coba, yakni daya beda
baik sebesar 62,50% dan daya beda kurang baik sebesar 37,50%.
H. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Penelitian
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diuji
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan adalah uji
Liliefors.
Langkah-langkah penghitungan sebagai berikut:15
1) Data mentah diurutkan dari nilai terendah hingga tertinggi, dan
dimasukkan ke dalam kolom Xi

2) Kolom Zi didapat dari penghitungan


Xi -
, dimana s =  (X - X) 2

X n -1
s

14
Ibid., h. 104.
15
Edi Riadi , Metode Statistika , (Tangerang: PT Pusaka Mandiri, 2014), Cet 2, h. 96)
4

3) Kolom Luas Zi didapat dari tabel Standard normal (Z) distribution.


4) Kolom F(Zi) didapat dari penghitungan sebagai berikut,
a) Jika Zi bernilai negatif, maka F(Zi) = 0.5 – LuasZi
b) Jika Zi bernilai positif, maka F(Zi) = 0.5 + LuasZi
No. responden
5) Kolom S(Zi) didapat dari penghitungan
Banyak responden
6) Kolom Lo/L-hitung didapat dari penghitungan F(Zi) – S(Zi)
7) L-tabel dilihat darinilai kritis uji Liliefors

Hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:


Ho = Sampel berdistribusi normal
Ha = Sampel berdistribusi tidak normal

Kriteria hipótesis uji normalitasuntuk menganalisis data dalam penelitian adalah


sebagai berikut:
1) Jika Lo/L-hitung<L-tabel, maka Ho diterima dan sampel berdistribusi
normal.
2) Jika Lo/L-hitung> L-tabel, maka Ho ditolak dan sampel berdistribusi tidak
normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua keadaan
atau populasi. Uji homogenitas yang dilakukan adalah ujiFisher, dengan rumus
sebagai berikut:16

S2 varians terbesar , dimana S2=n( X 2 )  ( X )2


F= 1 =
S2 2 varians terkecil n(N 1)

Keterangan:
F : Homogenitas
S 2 :varians terbesar
1
S 2 :varians terkecil
2

Hipotesis untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut:

Sugiyono, Op. cit., h. 275.


16
4

Ho = Data memiliki varians yang homogen


Ha = Data tidak memiliki varians yang homogen

Kriteriahipótesisujihomogenitasuntuk menganalisis data dalam penelitian adalah


sebagai berikut:
1)Jika F-hitung < F-tabel, maka H o diterima yang berarti varians antara kelas
eksperimen dan kontrol homogen.
2)Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak yang berarti varians antara kelas
eksperimen dan kontrol tidak homogen.
c. Uji Normal Gain (N-Gain)
N-Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, n-gain
menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah
pembelajaran dilakukan dengan rumus:

skor posstest−skor pretest


N-gain= skor ideal−skor pretest

Dengan kategori perolehan:


tinggi : N-gain ≥ 0.70
sedang : 0.30 ≤ N-gain < 0.70
rendah : N-gain <0,30
2. Uji Hipotesis
Pengujian sampel data dilakukan dengan menggunakan uji normalitas
dan homogenitas, dan diketahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen,
maka untuk menguji data yang diperoleh menggunakan rumus uji-T dengan taraf
signifikan α = 0,05.
Rumus uji-t dapat diperlihatkan sebagai berikut:17

t =X1 - X2 (n1 -1)V1  (n 2 -1)V2


, dimana S = n1  n 2 - 2
1  1
S
n1n 2

Ibid., h. 273.
17
4

Keterangan:

X1 : Rata-rata data kelompok eksperiment

X2 : Rata-rata data kelompok kontrol


dsg : Nilai standar deviasi gabungan kelompok eksperimen dan kontrol
n1 : Banyaknya data kelompok eksperiment
n2 : Banyaknya data kelompok kontrol

Setelah nilai t-hitung didapat, kemudian ditarik kesimpulan dengan


membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Untuk mencari t-tabel, sebelumnya
tentukan dulu nilai derajat bebas (db), dengan rumus derajat bebas (db) =
(n1+n2)-2, barulah setelah itu lihat nilai T-Tabel di Tabel T pada taraf signifikan
α = 0.05.
Kriteriahipótesisuji-T untuk menganalisis data dalam penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan tidak ada pengaruh penggunaan
model pembelajaran pbl terhadap hasil belajar biologi.
b. Jika t-hitung > t-tabel, maka Hoditolak dan ada pengaruh penggunaanmodel
pembelajaran pbl terhadap hasil belajar biologi.
I. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistic untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho : µ1= µ 2
Ha : µ1> µ2
Keterangan:
Ho : tidak terdapa tpengaruh pembelajaran PBL terhadap hasil belajar
siswa.
Ha : terdapat pengaruh pembelajaran PBLterhadap hasil belajar
siswa
µA : rata-rata skor hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran
PBL
µB : rata-rata skor hasil belajar siswa tanpa menggunakan model
pembelajaran konvensional.
4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Pada tahap ini hasil data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol meliputi
skor tertinggi, skor terendah, nilai rata-rata, dan standar deviasi, pada konsep
pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Tabel 4.1.Hasil Nilai Pretest


Kelas Eksperimen dan KelasKontrol
Pretest
Data
Eksperimen Kontrol
Jumlah Siswa 39 37
Nilai tertinggi 62 60
Nilai terendah 22 20
Rata-rata 36,28 37,38
SD 9,76 9,96

Data tersebut memberikan informasi bahwa hasil belajar siswa sebelum


diberikan perlakuan tergolong rendah baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol , dapat dilihat dari nilai tertinggi dari kelas eksperimen mendapatkan nilai
62 nilai terendah 22, sedangkan pada kelas kontrol nilai tertinggi mendapatkan
nilai 6 0nilai terendah 20 dan dapat dilihat dari jumlah rata-rata kelas eksperimen
dengan jumlah 36,28, dan nilai rata-rata kelas kontrol dengan jumlah 37,38.

45
4

2. Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Hasil data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol meliputi skor
tertinggi, skor terendah, nilai rata-rata, dan standar deviasi, pada konsep
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan.

Tabel. 4.2. Hasil Nilai posttest


Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Posttest
Data
Eksperiment Kontrol
Jumlah Siswa 39 37
Nilai tertinggi 98 86
Nilai terendah 68 62
Rata-rata 81,31 75,09
SD 7,57 5,99

Data tersebut memberikan informasi bahwa hasil belajar siswa sesudah


diberikan perlakuan nampak berbeda dimana hasil belajar kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol, dapat dilihat dari nilai tertinggi dari kelas
eksperimen mendapatkan nilai 98 sedangkan nilai terendah 68, sedangkan pada
kelas kontrol nilai tertinggi mendapatkan nilai 86 sedangkannilai terendah 62
dapat dilihat dari jumlah rata-rata kelas eksperimen dengan jumlah 81,31, dan
nilai rata-rata kelas kontrol dengan jumlah 75,09

3. Deskripsi N-gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Uji N-gain dilakukan untuk mengukur peningkatan hasil belajar setelah
pembelajaran dilakukan oleh guru. Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh nilai
N-gain sebagai berikut:
4

Tabel 4.3 Nilai N-gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol

Deskripsi Eksperimen Kontrol


N 39 37
Rendah 0% 0%
Kriteria

Sedang 30,77% 84%


Tinggi 69,23 % 16%
Jumlah Presentase 100% 100%

N-gain Kelas 0,68 0,59

Berdasarkan presentase Tabel 4.3, siswa kelas eksperimen yang termasuk


dalam kriteria tinggi sebanyak 30,77%, 69,23% yang berkriteria sedang dan 0%
yang berkriteria rendah, maka dapat dikatakan bahwa peningkatan penguasaan
konsep siswa kelas eksperimen pada konsep pencemaran dan kerusakan
lingkungan kategori tinggi . Sedangkan pada kelas kontrol yang termasuk dalam
kriteria tinggi sebanyak 16%, 84% yang berkriteria sedang, dan 0% yang
termasuk kriteria rendah, maka dapat dikatakan bahwa peningkatan penguasaan
konsep siswa kelas eksperimen pada konsep pencemaran dan kerusakan
lingkungan sedang. Dari hasil penghitungan N-gain berbeda nyata antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata N-gain kelas
eksperimen dengan kelas kontrol kriteria tinggi.

B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis


1. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini, dapat dengan menggunakan uji
Lilifors. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berdistribusi normal bila
memenuhi kriteria Lhitung (Lo) < Ltabel (Lt ) diukur pada taraf signifikan dan tingkat
kepercayaantertentu. Hasil ujinormalitas pretest dan posttest kedua kelompok
sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4.
4

Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) untuk


kelompok sampel penelitian. Dari tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa kedua
kelompok sampel penelitian berdistribusi normal Karen amemenuhi kriteria L hitung
(Lo) < Ltabe l (Lt ).
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Eksperimen Kontrol
Data Kesimpulan
Pretest Posttest Pretest Posttest
N 39 39 37 37
(Lo) 0,11 0,10 0,33 0,22 Data
Berdistribusi
Ltabel(Lt ) 0,142 0,142 0,146 0,146 Normal

2. Uji Homogenitas
Kedua kelompok sampel dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya adalah
mencari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai homogenitas didapat
dengan menggunakan uji fisher. Kriteria pengujian yang digunakan, yaitu kedua
kelompok sampel dinyatakan homogen apabila Fhitung<Ftabel, diukur pada taraf
signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji homogenitas pretest dan
posttest kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5 dan 4.6
berikut.
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0.05). Dari tabel 4.5
dan 4.6 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel penelitian berasal dari
populasi yang homogen karena memenuhi kriteria yaitu Fhitung<Ftabel.
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas (Pretest)
Varians Tarafsignifikansi
Fhitung Ftabel Kesimpulan
Eksperimen Kontrol (α)
99,20 95,60 0,05 1,04 1,73 Data Homogen

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Posttest


Varians Tarafsignifikansi
Fhitung Ftabel Kesimpulan
Eksperimen Kontrol (α)
57,30 35,88 0,05 0,63 1,73 Data Homogen
4

3. Uji Hipotesis

Berdasarkan uji prasyarat analisis data, data pretest dan posttest untuk kedua
kelompok berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Dengan kata
lain, dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t.

a. Uji hipotesis pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol


Hasil penghitungan nilai pretestdengan menggunakan uji t, dapat diperlihatkan
pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Hasil Uji t Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Kelas N X thitung ttabel Kesimpulan

Eksperimen 39 36,28
-0,49 2,03 Ho diterima
Kontrol 37 37,38

Hasil penghitungan uji tdiperoleh thitung sebesar -0,49, dan pada taraf
signifikan α = 0,05 didapatkan ttabel sebesar 2,03. Perbandingan antara thitung< ttabel (-
0,49<2,03), maka Ho diterima. Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.

b. Uji hipotesis posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol


Hasil penghitungan nilai posttest dengan menggunakan uji-T, dapat
diperlihatkan pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Hasil Uji t Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Kelas N X thitung ttabel Kesimpulan

Eksperimen 39 84,58
6,04 2,03 Ho ditolak
Kontrol 37 75,09
5

Hasil penghitungan uji tdiperoleh thitung sebesar 6,04, dan pada taraf
signifikan α = 0,05 didapatkan ttabel sebesar 2,03. Perbandingan antara thitung> ttabel
(6,04>2,03), maka Ho ditolak, artinya rata-rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen berbeda nyata dari hasil belajar siswa kelas kontrol. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model PBL
terhadap hasil belajar siswa pada konsep pencemaran dan kerusakan lingkungan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model
Problem Based Learning (PBL) di kelas eksperimen mempunyai perbedaan hasil
belajar yang signifikan dengan hasil belajar di kelas kontrol yang pengajarannya
dengan pembelajaran ceramah dan diskusi. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
pemahaman konsep pada kelompok eksperimen yang mengalami peningkatan
cukup baik, dimana nilai rata-rata pemahaman konsep posttest 84,58 lebih besar
dari pada kelompok kontrol yaitu 75,09. Peningkatan hasil belajar pun juga
berbeda di mana kelas eksperimen dengan peningkatan 0,68 dan kelas kontrol
0,59, perbedaan ini terlihat pada presentase nilai N-Gain yaitu pada kelas
eksperimen, presentase untuk siswa yang termasuk kriteria tinggi sebanyak
60,23%, sedang 30,77% dan rendah 0 %, sedangkan pada kelas kontrol siswa
yang termasuk kriteria tinggi sebanyak 16%, sedang 84% dan yang termasuk
kriteria rendah sebanyak 0%.

Berdasarkan pengujian hipotesis data pretes tuntuk kedua kelas diperoleh


thitung<ttabel sebesar -0,49<2,03 maka dinyatakan bahwa Ho diterima. Dengan
demikian bahwa hasil pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak
berbeda nyata. Akan tetapi berbeda dengan data posttest dari kedua kelas
diperoleh thitung>ttabel sebesar 6,04>2,03 pada tarafsignifikansi 0,05, maka dapat
dinyatakan bahwa Ha diterima. Dengan demikian bahwa hasil posttest antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda nyata. Sehingga dapat dinyatakan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan
5

pembelajaran dengan model pembelajaran PBL dankelas yang menggunakan


pembelajaran ceramah diskusi. Perbedaan hasil pemahaman konsep tersebut
muncul karena adanya perbedaan perlakuan yang diberikan kepada kedua
kelompok.

Berdasarkan proses dan hasil penelitian di atas dapat dikemukakan bahwa


pembelajaran berbasis masalahyang digunakan sebagai solusi untuk meningkatkan
penguasaan konsep telah menunjukan hasilnya. Pembelajaran yang dialkukan
dalam kerja kelompok dalam kerangka memecahkan masalah telah mampu
menunjukan hasil yang sangat baik. Hal ini diakibatkan karena proses
pengkontruksian pengetahuan dilakukan secra bersama-sama untuk menggantikan
proses pembelajaran klasikal dengan sistem ceramah yang proses
pengkonstruksian pengetahuan dilakukan sendiri-sendiri sesuai dengan apa yang
ditangkap oleh siswa secara individu. Hal ini sejala ndengan hasil penelitian
eksperiman yang dilakukan oleh Bekti Wulandari dan Herman Dewi Surjono
bahwa pembelajaran problem based learning (PBL) berpengaruh terhadap hasil
belajar.1Pembelajaran berbasis masalah membahas masalah autentik dengan
struktur yang kompleks dan tidak teratur jarang ditemukan langkah yang sama
dalam pemecahannya. Siswa diajak berpikir bagaimana menemukan jalan keluar
melalui langkah kunci. Masalah autentik sesungguhnya beruba h-ubah pada tujuan
, isi, rentangan, dan pengaruhnya tidak linier. Diperkuat dengan pendapat Jones
yang dikutip oleh I gusti Agung Nyoman Setiawan bahwa, dengan latihan-latihan
memecahkan masalah autentik ini menjadikan siswa selalu merberdayakan
kemampuan berpikirnya dan menjadikan siswa memecahkan masalah rill dan
mengaitkannya dengan tujuan pmbelajran yang ingin dicapai. 2 Pembelajaran
berdasarkan masalah dipuji sebagai cara yang efektif untuk meningkatkan
keaktifan siswa dan mendorong siswa terampil belajar sepanjang hayat.

1
Bekti Wulandari dan Herman Dwi Surjono, “Pengaruh Problem Based Learning terhadap Hasil
Belajar ditinjau dari Motivasi Belajar PLC di SMK”, Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol.2, 2013, h.
186-189
2
IGustiAgungNyomanSetiawandalamjurnalPenelitiandanPengembanganPendidikan
“PenerapanPengajaranKontekstualBerbasisMasalahuntukMeningktkanHasilBelajarBiologiSiswaK
elas X2 SMA LaboratoriumSingaraja”, JurnalPenelitiandanPengembanganPendidikan 2, 2008, h.
56
5

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan


kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemapuan apa yang harus
dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu kita berpikir strategi apa yang harus
dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efesien. Ini sangat
penting untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan
bagaimana cara mencapainya. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk
mencapai sesuatu. Untuk melaksanakan strategi tertentu diperlukan seperangkat
metode pengajaran. Suatu program pengajaran yang diselenggarakan oleh guru
dalam satu kali tatap muka, bisa dilaksanakan berbagai metode, seperti ceramah,
diskusi kelompok, maupun tanya jawab.
Model Problem Based Learning (PBL) memfokuskan pada siswa dan
mengarahkan siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan terlibat langsung secara
aktif dalam pembelajaran berkelompok. Model ini membantu siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam mencari pemecahan masalah
melalui pencarian data sehingga diperoleh solusi untuk suatu masalah
denganrasional dana utentik.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan hasil belajar siswa yang
menggunakan model problem based learning dengan motede konvensional yaitu
ceramah disertai diskusi kelompok. Hal ini ditunjukkan dari nilai perbedaan hasil
rata-rata nilai posttest antara kelas yang menggunaka model problem based
learning dengan motede konvensional yaitu ceramah disertai diskusi kelompok,
yakni kelas eksperimen (model problem based learning) sebesar 84,58 dan kelas
kontrol (konvensional) sebesar 75,09. Sedangkan hasil perhitungan uji t yakni
thitung (6,04) > ttabel (2,03) ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, pada taraf
signifikan α = 0,05. Perbandingan dari perlakuan juga terlihat dari rata-rata N-gain
untuk kelas eksperiment sebesar 0,68 dan untuk kelas kontrol sebesar 0,59.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan yang diperoleh, maka
penulis mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang.
1. Guru bidang studi biologi diharapkan dapat menggunakan model problem
based learning dalam pembelajaran biologi di sekolah.
2. Perlu memunculkan pembahasan pada problem based learning yang menuntut
kognitif siswa agar mampu menganalisis, mengevaluasi serta mencipta.
3. Mengingat hasil penelitian yang masih terbilang sederhana, maka apa yang
didapat dari hasil penelitian ini bukan merupakan hasil akhir. Untuk itu, hasil
penelitian ini semoga dapat dijadikan referensi untuk pengembangan penelitian
selanjutnya.

53
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian ,Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Agung Nyoman, I Gusti. Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis Masalah


untuk Meningktkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X 2 SMA
Laboratorium Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
2, 2008, h. 57

Alisuf Sabri, M. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007.

Amir, M Taufiq. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning.Jakarta:


Kencana 2010.

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung,


Remaja Rosdakarya, 2010.

Dimiyati., dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta,


2013.

Djamarah, Syaiful Bahri., dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar, cet. 4.
Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Handayani, Sri., dan Sapir. Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas belajar”. Jurnal Pendidikan Ekonomi.
Vol.2, 2009, h.40.

Made Suci, Ni. Penerapan Model Problem Based Learning untuk meningkatkan
Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Teori Akutansi Mahasiswa Jurusan
Ekonomi UNDIKSHA. Jurnal Penelitian dan pengembangan pendidikan.
Lembaga penelitian Undiksha, Vol 2, 2008, h.77

Purwanto, Ngalim M. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,


2008.

Purnamaningrum, Arifah., Dwiastuti., Riezky., dan Noviawati. Peningkatan


Kemampuan Berpikir Kreatif melalui Problem Based Learning pada
Pelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA N 3 Surakarta, tersedia online
http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/ARIFAH-
PURNAMANINGRUM.pdf, diakses tanggal 24 April 2015, h. 2

Puspita, Laila., Suciati., dan Maridi. Pengaruh Model Problem Based Learning
dengan Metode Eksperiment disertai Concep Map dan Mind Map terhadap

54
5

Prestasi Belajar Biologi ditinjau dari Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar
Siswa. Jurnal Inkuiri, Vol 3, No. I, 2014, h. 86

Riadi, Edi. Metode Statistika. Tangerang: PT Pusaka Mandiri, 2014.

Rusman, Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo, 2012.

Rusman. Pendekatan dan Model Pembelajaran . Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada, 2010.

Setyorini, U., Sukiswo., dan Subali. Penerapan Model Problem Based Learning
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, Vol.7, 2011, h.54

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta, 2010.

Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.


Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003.

Sofyan, Ahmad., Feronika, Tonih., dan Milama, Burhanudin. Evaluasi


Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Suci, Ni Made. Penerapan Model Problem Based Learning untuk meningkatkan


Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Teori Akutansi Mahasiswa Jurusan
Ekonomi UNDIKSHA. Jurnal Penelitian dan pengembangan pendidikan,
Lembaga penelitian Undiksha. Vol 2, 2008, h.77

Sudarman. Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk


Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah,
tersedia online http://eprints.undp.ac.id diakses tanggal 15 Januari 2015, h.
69
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, ed. 1, cet. 10. Jakarta: Rajawali
Pers, 2011.
Sudjana. Metoda Statistika, cet. 1. Bandung: Tarsito, 2005.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, cet. 14. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.

Sunarto., dan Hartono, B. Agung. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka


Cipta, 2006.
5

Suprijono, Agus. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar, 2009.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, cet. 15.


Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.

Taufik. Implementasi Pembelajaran Problem Based Learning di Progam Studi


Pendidikan Biologi PMIPA Universitas Jambi. Jurnal Bidik, Vol.1, 2012,
h.18

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif. Jakarta: TIM Prestasi


Pustaka, 2009.

Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.


Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.

Undang – Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.


tersedia online http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf diakses
tanggal 15 April 2015, h. 1

Wahida, Siti.“Pembelajaran Berbasis PBL untuk Meningkatkan Hasil Belajar


Mata kuliah Pengetahuan Alat Pengelolaan dan Penyajian Makana
Mahasiswa Prodi Tata Boga”. Jurnal Tabularasa PPS UNIMED, Vol. 9,
2012, h. 173.

Wayan, I Satyana. Model-model Pembelajaran Inovatif, Makalah disajikan dalam


Pelatihan tentang PTK bagi Guru SMP dan SMA, tersedia online
http://www.academia.edu/10028880/Makalah_I_Wayan_Santyasa_MODEL
-MODEL_PEMBELAJARAN_INOVATIF, diakses pada tanggal 14 mei
2015.h.7

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi


Aksara, 2012.

Widodo., dan Widiyanti, Lusi. “Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar
Siswa dengan Metode Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII a Mts
Negeri Donomulyo Kulun Progo “. Jurnal Fisika Indonesia. Vol. XVII,
No.49, 2013, h.41.

Wulandari, Bekti., dan Herman, Dwi Sarjono. “Pengaruh Problem Based


Learning Terhadap Hasil Belajar ditinjau dari Motivasi Belajar PLC di
SMK”. Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol.2, No. 2, 2013, h. 182
Lampiran 1
5

Kompetensi Dasar (KD) Idikator Soal KISI-KISI Soal Aspek yang Jawaban
diukur
Mengaplikasikan peran Mendeskripsikan 1. Bahan - bahan yang dapat C1 C
manusia dalam pengertian Polutan menyebabkan air, udara dan tanah
pengelolaan untuk tercemar serta menimbulkan gangguan
mengatasi pencemaran terhadap lingkungan di sekitarnya
dan kerusakan dinamakan....
lingkungan a. Populasi
b. Mutasi
c. Polutan
d. Mutan
2. Pengertian pencemaran air yang
Menjelaskan C2 D
pengertian paling tepat adalah....
Pencemaran Air a. Masuknya makhluk hidup, zat
dan energi yang berasal dari kegiatan
manusia ke perairan
b. Masuknya zat dan komponen
lain ke perairan yang berasal dari
industri sehingga tidak dapat
digunakan
c. Masuknya zat, energi dan
makhluk hidup ke perairan yang
menyebabkan berubahnya tatanan
perairan akibat kegiatan manusia
atau proses alam
d. Masuknya makhluk hidup, zat
5
dan energi serta komponen lainnya
ke perairan sehingga tidak dapat
digunakan
3. Keadaan di mana bahan kimia
Mendeskripsikan C1 C
buatan manusia masuk dan
pencemaran tanah
merubah lingkungan tanah alami
yang diakibatkan karena kebocoran
limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial,
penggunaan pestisida disebut....
a. pencemaran udara
b. pencemaran air
c. pencemaran tanah
d. pencemaran suara
4. Kehadiran satu atau lebih
Mendeskripsikan
substansi fisik, kimia, biologi di at
pencemaran udara C1 A
mosfer dalam jumlah yang dapat
membahayakan kesehatan makhluk
hidup disebut....
a. Pencemaran udara
b. Pencemaran suara
c. Pencemaran air
d. Pencemaran tanah
Menganalisis 5. Di sebuah desa terdapat sebuah C4 A
macam-macam pabrik yang setiap hari mengeluarkan
polusi / asap yang bewarna hitam. Selain itu,
pencemaran pabrik tersebut juga sering membuang
sisa-sisa hasil produksi ke sungai yang
berada di belakang pabrik yang
menyebabkan warna air sungai menjadi
coklat. Masyarakat di desa tersebut juga
kurang memperhatikan lingkungan
59 sekitarnya. Limbah rumah tangga seperti
kaca dan besi masih banyak yang
berserakan di sekitar rumah. Sebutkan
tiga Jenis pencemaran yang terjadi di
desa tersebut adalah....
a. Pencemaran tanah, pencemaran air
dan pencemaran udara
b. Pencemaran udara, pencemaran air,
dan pencemaran limbah
c. Pencemaran tanah, pencemaran
udara dan pencemaran limbah
d. Pencemaran limbah, pencemaran
tanah, dan pencemaran air
6. Apakah yang dimaksud dengan C1 B
pencemaran biologis....
a. Pencemaran air raksa di teluk
minimata jepang
b. Pencemaran mikroba yang
menimbulkan penyakit
c. Pencemaran udara oleh gas buangan
dari kendaraan bermotor
d. Pencemaran gas logam berat panas
dari limbah pabrik
7. Penambahan segala substansi ke
lingkungan yang menimbulkan C1 C
gangguan akibat aktivitas manusia
disebut....
a. Sanitasi lingkungan
b. Pengelolaan lingkungan
c. Pencemaran lingkungan
d. Kerusakan lingkungan
6 Menjelaskan 8. Bagaimana upaya mengatasi C4 A
penyebab Permasalahan pencemaran udara di
terjadinya indonesia semakin perhtin?
pencemaran a. Menerapkan bensin yang tidak
bertimbal (Pb) pada kendaraan
bermotor
b. Menggunakan lemari es yang
mengandung CFC
c. Membakar sampah sembarangan
d. Merokok dalam ruangan
Menjelaskan
9. Berikut ulah manusia yang dapat
penyebab
menyebabkan pencemaran air karena
pencemaran air C2 C
bahan kimia rumah tangga adalah....
a. Menanam tumbuhan air
b. Melakukan terasering
c. Membuang sisa cucian ke sungai
d. Memasukan bakteri Bacilus Subtilis
ke sungai
Menjelaskan 10. Bagaimana keadaan
dampak biodiversitas tanaman di indonesia C2 D
biodiversitas apabila suhu permukaan bumi terus
terhadap meningkat secara signifikan
perubahaan suhu (global warming)?
a. Cenderung bervariasi
b. Homogen
c. Berkurang
d. Punah
Menjelaskan 11. Dampak jangka pendek dari C3 B
pengaruh pencemaran udara yaitu...
pencemaran udara a. Hujan asam
b. Menimbulkan penyakit
61 c. Global warming (pemanasan
global)
d. Rusaknya lapisan ozon
Menjelakan 12. Salah satu sumber pencemaran tanah
pengaruh adalah... C2 C
pencemaran tanah a. Daun
b. Bahan bakar
c. Logam
d. Sisa makanan
Menjelaskan C2 C
13. Indikasi terjadinya polusi air antara
indikasi air yang
lain....
tercemar
a. Air berubah warna. Berbau, ikan
masih hidup
b. Susah mencari air tawar, ikan
gurame hidup baik
c. Air berubah warna, ikan banyak
yang mati
d. Air tak bewarna, ikan masih hidup
Menjelaskan 14. Meningkatnya suhu rata-rata A C1
pengertian global atmofer, laut, dan daratan bumi
warming disebut.....
a. Pemanasan global (global warming)
b.Efek rumah kaca
c. Pencemaran
lingkungan d.Polutan
15. Gas buang kendaran bermotor dapat
Menganalisis efek menyebabkan kondisi kandungan gas C4 A
pemanasan global polutan di udara meningkat. Kodisi
tersebut dapat menyebabkan kondisi
dibawah ini, kecuali....
a. Rusaknya ozon
62 b. Hujan asam
c. Pemansan global
Menyebutkan d. Efek rumah kaca
penyebab 16. Efek rumah kaca akan terjadi akibat C1 D
pemansan global dari.....
a. Penebalan ozon
b. Jumlah partikel di udara
c. Awan di udara
d. Co2 di udara
17. Peristiwa dimana panas matahari
Menjelaskan terperangkap di lapisan bumi sehingga
peristiwa rumah suhu bumi meningkat di kenal dengan C2 D
kaca istilah.....
a. Rusaknya ozon
b. Hujan asam
c. Pencemaran udara
Menganalisis d. Efek rumah kaca
18 . Dalam pendingin AC dan lemari es
penyebab
terjadinya terdapat senyawa yang merupakan
polutan di udara maka dapat
kerusakan ozon C4 A
mengakibatkan terjadinya....
a. Rusaknya ozon
b. Hujan asam
c. Pemanasan global
d. Efek rumah kaca
Menyebutkan 19. Usaha yang dapat meminimalisasi
usaha mengurangi terjadinya kerusakan ozon adalah..... C1 D
kerusakan ozon a. Mengurangi pemakaian bahan bakar
fosil
b.Membakar sampah di pekarangan
c. Mengenakan bahan bakar alternatif
d. Tidak menggunakan AC dan lemari es
Menjelaskan yang menggunakan CFC C1 A
20. Dampak dari terjadinya hujan asam,
63
dampak hujan asam kecuali....
a. Tanah menjadi gembur
b.Terjadinya korosi garam
c. Hewan mati
d.Tumbuhan mati

Menyebutkan 21. Unsur dan senyawa berikut ini yang C1 B


unsur dan senyawa dapat menyebabkan pencemaran
beserta namanya adalah....
yang menyebabkan a. Pb, H2O
b. Pb, CFC
pencemaran.
c. O2, H2O
d. CFC, H2O
22. Gas CO2 merupakan gas yang
C2 D
berbahaya dan dapat menyebabkan
pencemaran. Nama senyawa CO2
adalah...
a. Kalium dioksida
b. Kalsium monoksida
c. Karbon monoksida
d. Karbon dioksida
23. Berikut ini yang tidak menyebabkan C1 D
polusi udara dan gangguan kesehatan
yaitu...
a. CO2
b. CO
c. CFC
d. O2
24. Nama senyawa yang menyebabkan C2 C
efek rumah kaca adalah...
a. Kalsium oksida
b. Kalsium dioksida
c. Karbon dioksida
d. Sulfur oksida
Menyebutkan ciri- 25. Perhatikan pernyataan dibawah ini: C2 A
64 ciri air di lihat dari i. Perubahan bau dan rasa
segi fisik , kimia, ii. Perubahan warna
dan biologi yang iii. Perubahan ph
iv. Perubahan bentuk
tercemar oleh
Pernyataan yang benar tentang ciri-ciri
limbah air tercemar berdasarkan sifat fisiknya
adalah....
a. i dan ii
b. ii dan iii
c. i dan iii
d. ii dan iv
26. Jika air yang memiliki pH>7 maka C2 B
air tersebut bersifat....
a. Asam
b. Basa
c. Netral
d. Garam
27. Jika lakmus merah dicelupkan ke
dalam air sehingga mengubah warna
C3 A
lakmus yang awalnya merah menjadi
biru. Pernyataan berikut ini yang benar
adalah....
a. Air tersebut sudah tercemar
b. Air tesebut bersih
c. Air bersifat asam
d. Air tidak memiliki pH
28. Seorang siswa ingin mengetahui C4 B
apakah air disekolahnya tercemar atau
tidak. Ia mengecek air tersebut
menggunakan kertas lakmus bewarna
merah. Ternyata, setelah kertas lakmus
dimasukan ke dalam air, kertas lakmus
yang awalnya bewarna merah berubah
menjadi biru. Hal tersebut
65
menunjukan bahwa air yang ada
disekolah tersebut bersifat....
a. Asam
b. Basa
c. Netral
d. garam
29.Air yang tercemar jika dilihat secara
C2 D
fisis memiliki ciri-ciri....
a. memiliki pH7
b. adanya zat kimia
c. adanya perubahan rasa
d. airnya keruh C3 C
30. Adanya mikroorganisme di dalam
air, misalnya virus atau bakteri
merupakan ciri-ciri air yang tercemar
jika dilihat secara....
a. kimiawi
b. fisis
c. biolosis
d. fisis dan kimiawi

Menjelaskan 26. Mencuci menggunakan C3 A


dampak yang deterjent merupakan kegiatan sehari-
ditimbulkan akibat hari yang dapat merusak lingkungan
penggunaan bahan-
dengan membunuh mikroorganisme
bahan kimia bagi
lingkungan perairan. Bagaiamanakah hubungan
disekitarnya mikroorganisme terhadap
ketersediaan oksigen dan suhu,
dalam lingkungan tersebut?
a. Beberapa mikroorganisme
menyediakan oksigen untuk
kehidupan ekosistem perairan
6
sehingga suhu dalam perairan stabil.
b. Tingkat resistensi mikroorganisme
menjadi tinggi sehingga berkembang
biak secara pesat dan mengakibatkan
oksigen berlimpah sehingga suhu
perairan mwnjadi satbil.
c. Mikroorganisme memerlukan
oksigen, oksigen akan tersedia
berlimpah ketika mikroorganisme
tersebut banyak yang mati.
d. Tidak ada hubungan sama sekali
C1 C
31. berikut ini yang merupakan
limbah rumah tangga yang sulit
terurai adalah....
a. plstik, sabun, dan sampah
organik
b. kaca, dedaunan, dan karet
c. detergen, sabun, dan sampo
d. sampo, detergen, dan
dedaunan
32. Elang tiba-tiba mati setelah C4 D
memakan ular, setelah diselidiki
ternyata ular telah memakan
ikan dan ikan telah memakan
tumbuhan air, sedang tumbuhan
air telah tercemari oleh DDT.
Peristiwa ini akibat dari
pencemaran....
a. tanah
b. udara
67
c. suara
d. air
33. Sisa pupuk dan detergen yang C4 A
dibawa air dapat menyebabkan
tumbuhan air bertambah subur,
tumbuhan air tersebut adalah
eceng gondok . polusi tanaman
eceng gondok dalam danau
yang dapat menjadi polutan bagi
air karena...
a. Menurunkan kadar oksigen
dalam air
b. Menurunkan kadar karbon
dioksida dalam air
c. Mengakibatkan air kurang
cahaya matahari
d. Terjadi eutrofikasi dan
akumulasi pupuk maupun
pestisida
34. Limbah pertanian yang dapat C1 B
menyebabkan pencemaran
lingkungan adalah...
a. Detergen
b. Pestisida
c. Minyak
d. Sisa makanan
35. Agar limbah rumah tangga C2 D
yang masuk kedalam sungai
tidak mencemari ekosistem
sungai maka...
a. Melakukan pembuangan
limbah sedikit demi
6
sedikit namun terus
menerus
b. Pembuangan dilakukan
secara besar-besaran agar
tidak terlalu sering
c. Pembuangan dilakukan
malam hari agar tidak
mengenai penduduk yang
beraktivitas di sungai
d. Melakukan penyaringan
terlebih dahulu agar zat
yang terdapat dalam
limbah tidak masuk ke
sungai

Mengusulkan cara 36. Upaya mengatasi pencemaran dan C3 A


penanggulangan kerusakan lingkungan dapat
pencemaran dan dilakukan dengan cara berikut ini,
kerusakan
yaitu...
lingkungan
a. Melakukan tindakan yang
memotivasi warga untuk
bertanggung jawab terhadap
lingkungan
b. Membangun pabrik di dekat
pemukiman
c. Membuang sampah disungai
d. Menebang pohon tanpa tebang
pilih
37. Salah satu cara untuk C3 C
menanggulangi pencemaran air
yaitu....
69 a. Menggunakan pupuk buatan dan
plastisida secara berlebihan
b. Melakukan daur ulang sampah
yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme
c. Menggunakan pupuk buatan dan
pestisida sesuai dengan dosis
yang dianjurkan
d. Membuat cerobong asap yang
tinggi
38.Pencemaran udara dapat C3 C
dicegah/dikurangi melalui usaha-
usaha berikut ini, yaitu...
a. Menanam pohon
b. Melakukan terasering
c. Membuang sampah pada
tempatnya
d. Menebang pohon
Menjelaskan jenis- 39. Termasuk jenis apakah sampah C2 D
jenis sampah dan Kulit buah?....
contoh sampah a. Anorganik
serta dampak yang b. Kompos
ada di lingkungan
sekitar c. Tidak terurai
d. Organik
40. Bungkus makanan yang terbuat C3 B
dari kaca maupun logam merupakan
sampah yang tidak dapat diuraikan
70
oleh alam dan memerlukan waktu
yang sangat lam. Oleh karena itu,
sampah tersebut tergolong jenis
sampah...
a. Organik
b. Nonorganik
c. Rumah tangga
d. Bahan bekas
41. Sampah yang dapat diuraikan
oleh alam disebut.... C1 D
a. Dapur
b. Rumah tangga
c. Nonorganik
d. Organik
42. Membuangan sampah sembarangan
dapat mengakibatkan banjir. Banjir
dapat terjadi karena.... C3 C
a. Plastik sukar membusuk
b. Tidak ada bakteri pembusuk
c. Sampah menyumbat
d. Tanah longsor
43. Salah satu cara untuk mengelola
sampah nonorganik kecuali... C2 A
a. Dibuat pupuk
b. Digunakan secara langsung
c. Didaur ulang
d. Dibuat kerajinan
44. Mengapa sampah organik tidak
terlalu menimbulkan masalah
bagi lingkungan...
71 a. Karena jumlahnya tidak
bertambah terus C3 C
b. Karena tidak perlu dibenamkan
dalam tanah
c. Karena dapat diuaikan oleh
pengurai
d. Karena tidak dapat diuraikan oleh
pengurai
45. Keadaan lingkungan dipedesaan
cenderung sejuk, rindang, dan
indah apabila dibandingkan
dengan lingkungan perkotaan
C4 A
yang panas, pengap dan kotor
karena pola hidup konsumtif
masyarakat dan membuang
sampah sembarangan. Salah satu
faktor penyebab keadaan
lingkungan yang tidak sehat
tersebut adalah jumlah kepadatan
penduduk. Apa hubungan
pencemaran lingkungan terhadap
kepadatan penduduk?
a. Kepadatan penduduk dapat
menyebabkan pencemaran
lingkungan karena pola hidup,
tingkat kebuuthan dan aktivitas.
b. kepadatan penduduk tidak
mempengaruhi pencemaran
lingkungan karena semakin banyak
72
manusia maka tingkat kesadaran
akan kebersihan lingkungan akan
semakin tinggi.
c. Jumlah penduduk yang padat
membuat lingkungan bersih karena
sanitasi terjaga.
d. Semua jawaban benar
7
uj î val î d1 tas prlnt
6 14 nî ta 1ourens ï a 13
7 28 sabrï na r1zky 12
8 29 cam w‘i caksana 9 - 1 1
JmJ 3wb Benar
3 3 2

DAYA PEMBEDA

3umlah Subyek= 30
K1p atas/bawah (n)= 8
“ Butî r Soa1= 45
Nama berkas: D:\POENYA'PEH\ANATESV4\UJI VALIDITAS FIX.ANA
Indeks DP (%)
No Butï r Baru No Butt r As1ï Ke1 . Atas Ke1. Bawah Beda 12. 50
1 1 5 4 1 37. 50
2 2 5 2 3 37.50
3 3 7 4 3 62. 50
4 4 8 3 5 75. 00
S 5 6 0 6 62. S0
6 6 6 1 S 0. 00
T' 7 6 6 0 0. 00
8 8 4 4 0 62. 50
9 9 8 3 S 50. 00
10 10 8 4 4 2 S . 00
11 11 6 4 2 -37. S0
12 12 1 4 -3 12.50
13 13 3 2 1 37. 50
14 14 3 0 3 25. 00
15 IS 2 0 2 12. 50
16 16 3 2 1 37. 50
17 17 4 1 3 37. 50
18 18 3 0 3 37. 50
19 19 6 3 3 37. 50
20 20 6 3 3 37. S0
21 21 4 1 3 62. S0
22 22 7 2 S S0. 00
23 23 6 2 4 0. 00
24 24 1 1 0 25. 00
25 25 3 1 2 37. SO
26 26 6 3 3 62. S0
27 27 6 l S 25. 00
28 28 4 2 2 —12. 50
29 29 3 4 -1 2S . 00
30 30 3 1 2 62. 50
31 31 6 1 5 S0. 00
32 32 6 2 4 37. S0
33 33 4 1 3 87. 50
34 34 8 1 7 37. 50
3S 35 7 4 3 50. 00
36 36 7 3 4 -12. 50
37 37 2 3 -1 25. 00
38 38 5 3 2 37. 50
39 39 6 3 3 12. 50
40 40 7 6 1 37. 50
41 41 5 2 3 12. SO
42 42 7 6 1 50. 00
43 43 7 3 4 25. 00
44 44 S 3 2 62. SO
4S 45 7 2 S

TINGKAT KESUKARAN

Jumlah Subyek= 30
Page S
7
uji vaJiditas print
Butt r Soal= 45
Nama berkas: D:\POENYA'PEH\ANATESV4\UJI VALIDITAS FIX.ANA
NO Butt r Babu NO Butï r As11 3m1 Betul
1 1 12 Tkt . Kesukaran(%) Tafsî ran
2 2 10 40.00 Sedang
3 3 20 33. 33 Sedang
4 4 22 66. 67 sedang
. 73.33 Mudah
5 5 16 53.33 sedang
6 6 .12 40. 00 Sedang
7 7 - 22 73 . 33 sudah
8 8 12 40. 00 Sedang
9 9 20 66. 67 Sedang
10 10 IS 50.00 Sedang
11 11 21 70. 00 Sedang
12 12 5 16. 67 Sukar
13 13 10 33 . 33 Sedang
14 14 7 23 . 33 Sukar
15 15 S 16. 67 Sukar
16 16 7 23 . 33 Suka
17 17 11 r
18 18 7 36. 67 sedang
19 19 14 23 . 33 sukar
20 20 19 46.67 Sedang
21 21 8 63.33 sedang
22 22 17 26. 67 Sukar
23 23 l5 56.67 Sedang
24 24 6 50.00 Sedang
25 2S 10 20.00 Sukar
26 26 16 33 . 33
27 27 lS Sedang 53 . 33
28 28 8 Sedang
29 29 11 50. 00 sedang
30 30 10 26. 67 Suka r
31 31 18 36. 67 sedang
32 32 14 33. 33 Sedang
33 33 13 60.00 sedang
34 34 17 46.67 Sedang
35 35 24 43 . 33 Sedang
36 36 20 56. 67 Sedang
37 37 7 80. 00 Mudah
38 38 18 66. 67 sedang
39 39 13 23. 33 Sukar
40 40 23 60. 00 Sedang
43. 33 Sedang
41 41 13 43.33
76. 67 sedang
Mudah
42 42 22 73. 33 Mudah
43 43 16 53.33 Sedang
44 44 19 63. 33 sedang
4S 45 13 43.33 Sedang

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL

Jumlah Subyek= 30
BMt1 r Soa1= 4 S
Nama berkas: D:\POENYA'PEH\ANATESV4\UJI VALIDITAS FIX.ANA
NO Butt r Baru No Butt r As11 Korel asï Sï gn1fî kansl
1 1 0.249
2 2 0.261 -
3 3 0.315 Signifikan
4 4 0. 493 Sangat Signifikan
S S 0. 630 sangat Sï gnî fî kan
6 6 0.429 sangat Sï gnï f1
7 7 -0.104 kan
8 8 0.314
Page 6 slgnlfî kan

uj1 va li di tas pri nt


7 7 0-- 2+ 22-* 6--- 0
8 8 12** 13--- 4+ I-- 0
9 9 2+ 2+ 20-* 6-- 0
10 10 4++ 2- 9-- 15** 0
11 11 2+ 21-- 3++ 4+ 0
12 12 3- 18--- 5*- 4- 0
13 13 9+ 9+ 10*- 2- 0
14 14 7** 6++ 10+ 7++ 0
15 lS 8++ 5'“- 6+ 11+ 0
16 16 11+ 6++ 6++ 7*- 0
17 17 7++c 9+ 3- 11** 0
18 18 14--’ 3- 6++ 7'* 0
19 19 7+ I-- 8+ 14*- 0
20 20 19-* 9--- 0-- 2+ 0
21 21 3- 8*" 7++ 12- 0
22 22 3+ 6+ 4++ 17-- 0
23 23 7+ I-- 7+ IS** 0
24 24 5+ 7++ 6** 12+ 0
2S 2S 10-‘* 8++ 6++ 6++ 0
26 26 7+ 5++ 16*' 2- 0
27 27 15** 5++ 7+ 3+ 0
28 2g 13-- 6*° 6++ 3- 0
29 29 8+ 3- 11-’* 8+ 0
30 30 6++ 8++ 10** 6++ 0
31 31 4++ 5++ 18*- 3+ 0
32 32 8+ 3+ 5++ 14-* 0
33 33 13-* 3+ 5++ 9- 0
34 34 I-- 17-* 6+ 6+ 0
3S 35 I- 3+ 2++ 24*' 0
36 36 20-* 3++ 3++ 4++ 0
37 37 4+ 19--- 7°- 0-- 0
38 38 18** 7- 5++ 0-- 0
39 39 12--- 3+ 2- 13** 0
40 40 3+ 23"" 0—— 4— 0
41 41 1-— 2- 13"" 14--- 0
42 42 2+ 3++ 22** 3++ 0
43 43 16'•" 12——- 2— 0-- 0
44 44 0-- 3++ 19"* 8--- 0
45 45 13'* 6++ 8+ 3+ 0

Keterangan :
** : Kuncl 3awaban
++ : Sangat Bal k
-i- : Bai k
Kurang Bal k
-- : euruk
--- Sangat Buru k

REKAP ANALISIS BUTIR

Rata2= 21. 10
st mpang Baku= 6.24
KoreJ aslxv= 0.46
Re1 i abi 1 i tas Tes= 0. 63
Buti r Soa1= 45
3umJ ah Subyek= 30
Nama berkas : D: \POENYA ' PEH\ANATESV4\U3I VALIDITAS FIX .
ANA
Si gn. Korel asi
Btr Baru Btr AsJi D. Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi
1 1 12.50 sedang 0.186
32 32 37.50
37.50 sedang
sedang 0.276
0.415 Signifikan
4 4 62.50 Nudah 0.562 Sangat Signifikan
S 5 75.00 Sedang 0.592 Sangat Signifikan
6 6 62.50 sedang 0.552 Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Page 8
8

Lampiran 3

SOAL PREETEST DAN POSTTEST BIOLOGI

Nama : ........................................
Kelas : ........................................
Sekolah : ........................................
Petunjuk umum pengisian :
1. Bacalah soal dengan teliti sebelum anda menjawab
2. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap lebih mudah
3. Jababan dikerjakan dengan memberi tanda silang (x) sesuai dengan jawaban yang
anda anggap paling benar
4. Jika jawaban yang dianggap keliru dan anda ingin memperbaikinya, maka berikan
tanda sama dengan (=) pada jawabam tersebut, kemudian beri tanda silang pada
jawabanyang lainnya.
Contoh: Pilihan awal : ab c d
Dibetulkan menjadi : a b c d
5. Periksa kembali jawaban anda sebelum dikumpulkan

1. Pengertian pencemaran air merubah lingkungan tanah


yang paling tepat adalah.... alami yang diakibatkan karena
a. Masuknya makhluk hidup, zat kebocoran limbah cair atau
dan energi yang berasal dari bahan kimia industri atau
kegiatan manusia ke perairan fasilitas komersial,
b. Masuknya zat dan komponen penggunaan pestisida
lain ke perairan yang berasal dari disebut....
industri sehingga tidak dapat a. pencemaran udara
digunakan b. pencemaran air
c. Masuknya zat, energi dan c. pencemaran tanah
makhluk hidup ke perairan yang d. pencemaran suara
menyebabkan berubahnya tatanan 3. Kehadiran satu atau lebih
perairan akibat kegiatan manusia substansi fisik, kimia, biologi
atau proses alam di atmosfer dalam jumlah
d. Masuknya makhluk hidup, zat yang dapat membahayakan
dan energi serta komponen kesehatan makhluk hidup
lainnya ke perairan sehingga disebut....
tidak dapat digunakan a. Pencemaran udara
2. Keadaan di mana bahan kimia b. Pencemaran suara
buatan manusia masuk dan c. Pencemaran air
8

d. Pencemaran tanah
d. Pencemaran gas logam berat panas
4. Di sebuah desa terdapat sebuah
dari limbah pabrik
pabrik yang setiap hari
6. Berikut ulah manusia yang dapat
mengeluarkan asap yang bewarna
menyebabkan pencemaran air karena
hitam. Selain itu, pabrik tersebut
bahan kimia rumah tangga adalah....
juga sering membuang sisa-sisa
a. Menanam tumbuhan air
hasil produksi ke sungai yang
b. Melakukan terasering
berada di belakang pabrik yang
c. Membuang sisa cucian ke sungai
menyebabkan warna air sungai
d. Memasukan bakteri Bacilus
menjadi coklat. Masyarakat di
Subtilis ke sungai
desa tersebut juga kurang
7. Bagaimana keadaan biodiversitas
memperhatikan lingkungan
tanaman di indonesia apabila suhu
sekitarnya. Limbah rumah tangga
permukaan bumi terus meningkat
seperti kaca dan besi masih
secara signifikan (global warming)?
banyak yang berserakan di sekitar
a. Cenderung bervariasi
rumah. Sebutkan tiga Jenis
b. Homogen
pencemaran yang terjadi di desa
c. Berkurang
tersebut adalah....
d. Punah
a. Pencemaran tanah, pencemaran air
8. Meningkatnya suhu rata-rata
dan pencemaran udara
atmofer, laut, dan daratan bumi
b. Pencemaran udara, pencemaran air,
disebut.....
dan pencemaran limbah
a. Pemanasan global (global
c. Pencemaran tanah, pencemaran
warming)
udara dan pencemaran limbah
b. Efek rumah kaca
d. Pencemaran limbah, pencemaran
c. Pencemaran lingkungan
tanah, dan pencemaran air
d. Polutan
5. Apakah yang dimaksud dengan
9. Gas buang kendaran bermotor dapat
pencemaran biologis....
menyebabkan kondisi kandungan gas
a. Pencemaran air raksa di teluk
polutan di udara meningkat. Kodisi
minimata jepang
tersebut dapat menyebabkan kondisi
b. Pencemaran mikroba yang
dibawah ini, kecuali....
menimbulkan penyakit
a. Rusaknya ozon
c. Pencemaran udara oleh gas
b. Hujan asam
buangan dari kendaraan bermotor
c. Pemansan global
8

d. Efek rumah kaca


a. CO2
10. Peristiwa dimana panas matahari
b. CO
terperangkap di lapisan bumi
c. CFC
sehingga suhu bumi meningkat di
d. O2
kenal dengan istilah.....
15. Perhatikan pernyataan dibawah ini:
a. Rusaknya ozon
i.Perubahan bau dan rasa
b. Hujan asam
ii. Perubahan warna
c. Pencemaran udara
iii. Perubahan ph
d. Efek rumah kaca
iv. Perubahan bentuk
11. Usaha yang dapat meminimalisasi
Pernyataan yang benar tentang ciri-ciri
terjadinya kerusakan ozon adalah.....
a. Mengurangi pemakaian bahan bakar air tercemar berdasarkan sifat fisiknya
fosil adalah....
b.Membakar sampah di pekarangan a. i dan ii
c. Mengenakan bahan bakar alternatif b. ii dan iii
d. Tidak menggunakan AC dan lemari es c. i dan iii
yang menggunakan CFC d. ii dan iv
12. Dampak dari terjadinya hujan 16. Berikut ini yang merupakan
asam, kecuali.... limbah rumah tangga yang sulit
a.Tanah menjadi gembur terurai adalah....
b. Terjadinya korosi garam a. plstik, sabun, dan sampah organik
c.Hewan mati b. kaca, dedaunan, dan karet
d. Tumbuhan mati c. detergen, sabun, dan sampo
13. Gas CO2 merupakan gas yang d. sampo, detergen, dan dedaunan
berbahaya dan dapat menyebabkan 17. Elang tiba-tiba mati setelah
pencemaran. Nama senyawa CO2 memakan ular, setelah diselidiki
adalah...
ternyata ular telah memakan ikan
a. Kalium dioksida
dan ikan telah memakan
b. Kalsium monoksida
tumbuhan air, sedang tumbuhan
c. Karbon monoksida
air telah tercemari oleh DDT.
d. Karbon dioksida
Peristiwa ini akibat dari
14. Berikut ini yang tidak
pencemaran....
menyebabkan polusi udara dan
a. tanah
gangguan kesehatan yaitu...
b. udara
c. suara
8

d. air
b. Pembuangan dilakukan
18. Sisa pupuk dan detergen yang
secara besar-besaran agar
dibawa air dapat menyebabkan
tidak terlalu sering
tumbuhan air bertambah subur,
c. Pembuangan dilakukan
tumbuhan air tersebut adalah
malam hari agar tidak
eceng gondok . polusi tanaman
mengenai penduduk yang
eceng gondok dalam danau yang
beraktivitas di sungai
dapat menjadi polutan bagi air
d. Melakukan penyaringan
karena...
terlebih dahulu agar zat
a. Menurunkan kadar oksigen
yang terdapat dalam limbah
dalam air
tidak masuk ke sungai
b. Menurunkan kadar karbon
21. Upaya mengatasi pencemaran dan
dioksida dalam air
kerusakan lingkungan dapat
c. Mengakibatkan air kurang
dilakukan dengan cara berikut ini,
cahaya matahari
yaitu...
d. Terjadi eutrofikasi dan
a. Melakukan tindakan yang
akumulasi pupuk maupun
memotivasi warga untuk
pestisida
bertanggung jawab terhadap
19. Limbah pertanian yang dapat
lingkungan
menyebabkan pencemaran
b. Membangun pabrik di dekat
lingkungan adalah...
pemukiman
a. Detergen
c. Membuang sampah disungai
b. Pestisida
d. Menebang pohon tanpa tebang pilih
c. Minyak
22. Termasuk jenis apakah sampah
d. Sisa makanan
Kulit buah?....
20. Agar limbah rumah tangga
a. Anorganik
yang masuk kedalam sungai
b. Kompos
tidak mencemari ekosistem
c. Tidak terurai
sungai maka...
d. Organik
a. Melakukan pembuangan
23. Salah satu cara untuk mengelola
limbah sedikit demi sedikit
sampah nonorganik kecuali...
namun terus menerus
a. Dibuat pupuk
b. Digunakan secara langsung
c. Didaur ulang
8

d. Dibuat kerajinan
c. Jumlah penduduk yang padat
24. Mengapa sampah organik tidak
membuat lingkungan bersih karena
terlalu menimbulkanmasalah bagi
sanitasi terjaga.
lingkungan...
d. Semua jawaban benar
a. Karena jumlahnya tidak bertambah
terus
b. Karena tidak perlu
dibenamkan dalam tanah
c. Karena dapat diuaikan
oleh pengurai
d. Karena tidak dapat diuraikan oleh
pengurai
25. Keadaan lingkungan dipedesaan
cenderung sejuk, rindang, dan indah
apabila dibandingkan dengan
lingkungan perkotaan yang panas,
pengap dan kotor karena pola hidup
konsumtif masyarakat dan membuang
sampah sembarangan. Salah satu faktor
penyebab keadaan lingkungan yang
tidak sehat tersebut adalah jumlah
kepadatan penduduk. Apa hubungan
pencemaran lingkungan terhadap
kepadatan penduduk?
a. Kepadatan penduduk dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan
karena pola hidup, tingkat kebuuthan
dan aktivitas.
b. kepadatan penduduk tidak
mempengaruhi pencemaran lingkungan
karena semakin banyak manusia maka
tingkat kesadaran akan kebersihan
lingkungan akan semakin tinggi.
8
87

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMENT

Sekolah : MTS Nur As – Sholihat, BSD (Tangsel)


Mata pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/ Semester : VII/ 2
Pertemuan ke 1
Alokasi Waktu : 2 x 40 (2 jam pelajaran)

A. Standar Kompetensi
7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
B. Kompetensi Dasar
7.4. Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
C. Indikator :
a. Mendeskripsikan pengertian polusi (pencemaran)
b. Menjelaskan faktor apa saja yang menyebabkan pencemaran
c. Menyebutkan macam-macam polusi/pencemaran
d. Menjelaskan penyebab terjadinya pencemaran
e. Menjelaskan pengaruh pencemaran serta kaitannya dengan aktivitas manusia dan
upaya mengatasinya.
D. TujuanPembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian polusi (pencemaran)
2. Siswa dapat menjelaskan faktor penyebab pencemaran
3. Siswa dapatmenyebutkan macam-macam polusi/pencemaran
4. Siswa dapat menjelaskan penyebab terjadinya pencemaran, udara, dan tanah
5. Siswa dapat menjelaskan pengaruh pencemaran udara, air, dan tanah kaitannya
dengan aktivitas manusia dan upaya mengatasinya

.
88

E. Materi Pembelajaran

F. Metode Pembelajaran
Metode : Diskusi
Model :Problem Based Learning (PBL)
G. Langkah-langkahpembelajaran
Kegiatan Langkah-langkah Alokasi
problem based Deskripsi kegiatan waktu
learning (PBL) pembelajaran
Pendahuluan Menciptakan stimulus Orientasi : 10 menit
(stimulasi)  Guru memperlihatkan
gambar tentang
pencemaran lingkungan
 Siswa dapat
mengemukakan
pendapatnya tentang
gambar tersebut
Apresiasi:
 siswa mengamati gambar
yang diperlihatkan oleh
guru, lalu guru bertanya
tahukah kalian tentang
pencemaran lingkungan?
Motivasi:
 guru memperlihatkan
gambar tentang
89

pencemaran lingkungan
dan bertanya. “Tahukan
kalian tentang gambar
tersebut?”
Kegiatan Fase I  guru membagi siswa
Inti Orientasi siswa pada dalam beberapa
masalah kelompok yang terdiri
4-5 orang
 guru menjelaskan
konsep pencemaran
lingkungan
 guru menyuruh siswa 60 Menit
untuk mendiskusikan
apa yang diamati
kemudian
mempresentasikannya
Fase 2 Mengamati:
Mengorganisasi siswa  mengamati gambar atau
dalam belajar tayangan tentang
peristiwa polusi /
pencemaran (air, tanah,
dan udara)
Fase 3 Menanya:
Membimbing  apa yang dimaksud
penyelidikan siswa dengan pencemaran?
secara mandiri atau  Bahan / zat apa saja yang
kelompok dapat menyebabkan
pencemaran udara, tanah,
dan air
 Bagaimanakan bahan / zat
tersebut dihasilkan
 Apakah efek dari bahan /
zat bagi lingkungan
Eksperiment / eksplor
 membuat penugasan
mendata berbagai jenis zat/
bahan yang dapat
menyebabkan pencemaran
Asosiasi
Fase 4  Mengolah data yang
Mengembangkan dan diperoleh dalam bentuk
menyajikan hasil karya tabel
 Mengelompokan zat
berdasarkan lingkungan
yang dicemarinya besera
efek yang ditimbulkan
bagi lingkungan tersebut.
Komunikasi:
Fase 5  Diskusi kelompok untuk
Menganalisis dan membahas hasil
90

mengevaluasi proses eksplorasi dan


pemecahan masalah pengelompokan
berdasarkan lingkungan
yang dicemari
 Menyampaikan hasil
eksplorasi di depan kelas
 Menyampaikan informasi
lebih jauh tentang
pencemaran lingkungan

Penutup  Siswa membuat 10 Menit


kesimpulan apa yang
telah dipelajari
 Guru memberikan
penguatan tentang materi
yang telah dipelajari
 Guru memberikan
motivasi kepada siswa
pada akhir pembelajaran

H. Sumber/Bahanpembelajaran
1. Winarsih, Anny dkk. 2008. IPA Terpadu: SMP/MTS Kelas VII. Jakarta:
Depdiknas
2. Sugiarto, T & Ismawati. Eny. 2008.ilmu pengetahuan alam 1: untuk
SMP/MTS/kelas VII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
3. LKS
4. Lingkungan sekitar
I. Penilaian
1. Teknik penilaian: Tes tertulis
2. Bentuk instrumen
a. LKS
b. Pilihan ganda

Tangsel, April 2015


Guru Mapel IPA, peneliti

Heru, S.pd Zulhanifah


NIP. - NIM. 101816100048
91

LKS SISWA (Pertemuan 1)


92
93

Dari Gambar diatas Jawablah Pertanyaan berikut ini:

1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran?


2. Bahan / zat apa saja yang dapat menyebabkan pencemaran udara, tanah, dan air
3. Bagaimanakan bahan / zat tersebut dihasilkan
4. Apakah efek dari bahan / zat bagi lingkungan
5. Mendata berbagai jenis zat/ bahan yang dapat menyebabkan pencemaran
6. Mengolah data yang diperoleh dalam bentuk table
7. Mengelompokan zat berdasarkan lingkungan yang dicemarinya besera efek yang
ditimbulkan bagi lingkungan tersebut

Jawaban!

1. ....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...................................................................................................................................
2. ....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
3. ....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...................................................................................................................................
4. ....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...................................................................................................................................
5. ....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
94

Untuk soal No 6-8

No Penyebab Jenis / Zat Sumber Efek yang


Pencemaran ditimbulkan
1 Pencemaran
Air

2 Pencemaran
Tanah

3 Pencemaran
Udara

4 Pencemaran
Suara
95

LEMBAR OBSERVASI
PROSES BELAJAR SISWA KELAS EKSPERIMENT

Mata Pelajaran : IPA Terpadu (Biologi)


Kelas VII
Materi Pemblajaran : Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Pertemuan I
Tanggal :

Berilah Tanda ( ) sesuai pengamatan Anda


Ketercapaian
Kegiatan Kegiatan Siswa Ya Tidak
Orientasi Siswa mengemukakan
Pendahuluan pendapatnya dari pertanyaan
yang diberikan oleh guru
Apresiasi Siswa mengamai gambar yang
diperlihatkan oleh guru
Motivasi Siswa menjawab pertanyaan
yang diberikan guru
Fase 1 Guru menjelaskan konsep
orientasi siswa pada pembelajaran dan membantu
masalah siswa dalam pembentukan
kelompok
Fase 2 Siswa mengamati gambar
mengorganisasi tentang peristiwa polusi /
Kegiatan Inti siswa dalam belajar pencemaran (air, udara,tanah)
Fase 3 Siswa Mengerjakan LKS yang
Membimbing siswa diberikan oleh guru serta
secara mandiri atau mendata berbagai jenis zat /
kelompok bahan yang dapat menyebabkan
pencemaran
Fase 4 Siswa mengolah data dari apa
Mengembangkan yang telah mereka kerjakan
dan menyajikan secara berkelompok
hasil karya
Fase 5  Siswa berdiskusi kelompok
Menganalisis dan  Siswa menampilkan hasil
mengevaluasi diskusi depan kelas
Penutup  Siswa membuat kesimpulan
dan yang lain menyimak
 Siswa mendengarkan
penjelasan guru

Observer

(Eka Nurhidayanti, S.Pd)


96

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMENT

Sekolah : MTS Nur As- Sholihat, BSD (Tangsel)


Mata pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/ Semester : VII/ 2
Pertemuan ke 2
Alokasi Waktu : 2 x 40 (2 jam pelajaran)

A. Standar Kompetensi
7.Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
B. Kompetensi Dasar
7.4. Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
C. Indikator
1. Menyebutkan ciri-ciri air yang tercemar dilihat dari segi fisis, kimiawi, dan
biologis yang tercemar oleh limbah
2. Memahami dengan penuh rasa ingin tahu mengenai dampak yang ditimbulkan
akibat penggunaan bahan kimia bagi lingkungan sekitar.
3. Mengusulkan upaya mengatasi pencemaran air
D. Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan ciri-ciri air yang tercemar dilihat dari segi fisis, kemis,
dan biologis yang tercemar oleh limbah setelah melakukan pengamatan,
berdiskusi, dan membaca LKS
2. Siswa dengan bekerjasama mampu menjelaskan dampak yang ditimbulkan akibat
penggunaan bahan kimia bagi lingkungan sekitar dengan benar setelah melakukan
percobaan.
E. Materi Pembelajaran
Limbah cair atau air merupakan air buangan yang dihasilkan oleh kegiatan-
kegiatan manusia. Seperti kegiatan rumah tangga, industri, pertanian, peternakan yang
dibuang ke sungai (perairan) dan dapat menurunkan kualitas air.
Tanda-tanda bahwa perairan terutama sungai tercemar limbah dapat dilihat
secara:
a. Fisis, yaitu pada kejernihan air, perubahan suhu, perubahan rasa, dan perubahan
warna air.
97

b. Kimia, yaitu zat kimia yang terlarut dan perubahan pH


c. Biologi, yaitu adanya mikroorganisme di dalam air tersebut
Air mempunyai peranan penting dalam kehidupan organisme. Apabila kualitas
air menurun dapat mempengaruhi kehidupan organisme di dalamnya. Air yang
tercemar oleh polutan menyebabkan terganngunya kehidupan organisme yang ada
didalamnya, antara lain menghambat pertumbuhan organisme dan bahkan
menyebabkan kematian. Sumber polutan yang mencemari perairan berasal dari
aktivitas pertanian, pertambangan, industri, saluran air (selokan). Bahan pencemar
dari beberapa sumber polutan mengandung bahan kimia yang beracun dan logam
berat yang berbahaya sehingga dapat merusak ekosistem perairan dan bahaya bagi
hewan atau manusia yang meminum air dari kawasan tersebut.
F. MetedePembelajaran
Metode : Diskusi dan Observasi
Model :Problem Based Learning (PBL)
G. Langkah-langkahpembelajaran
Kegiatan Langkah-langkah Alokasi
problem based Deskripsi kegiatan waktu
learning (PBL) pembelajaran
Pendahuluan Menciptakan stimulus Orientasi : 10 menit
(stimulasi)  Guru memperlihatkan
gambar pencemaran air
 Siswa dapat
mengemukakan
pendapatnya tentang
gambar tersebut
Apresiasi:
 siswa mengamati gambar
yang diperlihatkan oleh
guru, lalu guru bertanya
mengapa air sungai di
dekat pabrik biasanya
keruh?
Motivasi:
 guru memperlihatkan
gambar tentang Limbah
cair dan bertanya.
“Mengapa air sungai di
dekat pabrik biasanya
keruh?”
Kegiatan Fase I  guru membagi siswa
Inti Orientasi siswa pada dalam beberapa
masalah kelompok yang terdiri
4-5 orang
98

 guru menjelaskan
konsep pencemaran air
 guru menyuruh siswa
untuk mendiskusikan 60 Menit
apa yang diamati
kemudian
mempresentasikannya
Mengamati:
Fase 2  melakukan studi pusaka
Mengorganisasi siswa tentang pencemaran air
dalam belajar  siswa melakukan
kegiatan mengamati air
bersih dan tercemar
serta pengaruhnya
terhadap makhluk hidup
yang ada didalamnya
Menanya:
1. Sebutkan air mana saja
Fase 3 yang termasuk air
Membimbing tercemar?
penyelidikan siswa 2. Sebutkan ciri-ciri air
secara mandiri atau dikatakan tercemar
kelompok berdasarkan parameternya
yang telah anda ketahui!
3. Jelaskan hubungan
kecepatan gerakan mulut
ikan terhadap indikator
penentuan pencemaran
air!
4. Bagaimanakah tingkat
keasaman dari masing-
masing sampel air?
5. Sebutkan ciri-ciri air
yang baik dan cocok bagi
kelangsungan hidup ikan!
6. Jelaskan pengaruh
pencemaran air terhadap
interaksi dengan makhluk
hidup disekitarnya!

Eksperiment / eksplor
6. membuat penugasan
Fase 4 mendata berbagai air
Mengembangkan dan bersih dan tercemar
menyajikan hasil karya 7. melakukan percobaan
dan pengamatan

Asosiasi
Fase 5  Mengolah data yang
Menganalisis dan diperoleh dalam bentuk
99

mengevaluasi proses tabel


pemecahan masalah  Mengerjakan LKS yang
telah disediakan
Komunikasi:
 Diskusi kelompok untuk
membahas hasil
eksplorasi dan ciri air
yang tercemar dan tidak
tercemar berdasarkan
percobaan yang telah
dilakukan
 Menyampaikan hasil
eksplorasi di depan kelas
 Menyampaikan informasi
lebih jauh tentang
pencemaran lingkungan

Penutup  Siswa membuat 10 Menit


kesimpulan apa yang
telah dipelajari
 Guru memberikan
penguatan tentang materi
yang telah dipelajari
 Guru memberikan
motivasi kepada siswa
pada akhir pembelajaran

H. Sumber/Bahanpembelajaran
1. Winarsih, Anny dkk. 2008. IPA Terpadu: SMP/MTS Kelas VII. Jakarta:
Depdiknas
2. Sugiarto, T & Ismawati. Eny. 2008.Ilmu pengetahuan alam 1: untuk
SMP/MTS/kelas VII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
3. LKS
4. Lingkungan sekitar

Tangsel, Mei 2015


Guru Mapel IPA, peneliti

Heru, S.pd Zulhanifah


NIP. - NIM. 101816100048
10

LEMBAR KERJA SISWA (PERTEMUAN Ke-2)


IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIR

Nama anggota kelompok/kelas :


1. ............. / ......
2. ............./ ......
3. ............./ ......
4. ............./ ......
5. ............./ ......

A. Tujuan Percobaan

1. Mengidentifikasi suatu air tersebut termasuk air tercemar atau tidak


2. Mengatahui pengaruh air yang tercemar terhadap kehidupan aquatik
B. Dasar Teori
Air dinyatakan tercemar apabila terdapat ganguan terhadap kualitas air sehingga air
tersebut tidak dapat di gunakan untuk tujuan penggunaannya.Yang dimaksud dengan air
tercemar air adalah air yang telah di masuki makhluk hidup (mikro organisme), zat atau
energi akibat kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebababkan air tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Berdasarkan
peruntukannya, air (tidak termasuk air laut) di bagi empat golongan, yaitu :
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa ada
pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk air minum.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan pertenakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha perkotaan,
industri, dan pembangkit tenaga listrik.
Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan
timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun
biologis sehingga mengganggu kesehatan eksistensi manusia, dan aktivitas manusia serta
organisme lainnya. Bahan penyebab pencemaran disebut bahan pencemar atau polutan.
Faktor-faktor yang menentukan pencemaran :
a. Jumlah Penduduk
10

b. Jumlah Sumber daya alam yang digunakan oleh setiap Individu


c. Jumlah Polutan yang digunakan
d. Teknologi yang digunakan
.
Air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia atau
mineral terutama oleh zat-zat atau mineral yang berbahaya bagi kesehatan. Adapun beberapa
indikator bahwa air sungai telah tercemar adalah sebagai berikut :
1. Adanya perubahan suhu air. Air yang panas apabila langsung dibuang ke lingkungan akan
mengganggu kehidupan hewan air dan mikroorganisme lainnya.
2. Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen. Air normal yang memenuhi syarat
untuk suatu kehidupan mempunyai berkisar pH berkisar antara 6,5 – 7,5.
3. Adanya perubahan warna, bau dan rasa air. Air dalam keadaan normal dan bersih pada
umumnya tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan jernih, tetapi hal itu tidak
berlaku mutlak, seringkali zat-zat beracun justru terdapat pada bahan buangan industri yang
tidak mengakibatkan perubahan warna pada air. Timbulnya bau pada air lingkungan secara
mutlak dapat dipakai sebagai salah satu tanda terjadinya pencemaran. Apabila air memiliki
rasa berarti telah terjadi penambahan material pada air dan mengubah konsentrasi ion
Hidrogen dan pH air.
4. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut. Bahan buangan yang berbentuk padat, sebelum
sampai ke dasar sungai akan melayang di dalam air besama koloidal, sehingga menghalangi
masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air. Padahal sinar matahari sangat diperlukan oleh
mikroorganisme untuk melakukan fotosintesis.
5. Adanya mikroorganisme. Mikroorganisme sangat berperan dalam proses degradasi bahan
buangan dari limbah industri ataupun domestik. Bila bahan buangan yang harus didegradasi
cukup banyak, maka mikroorganisme akan ikut berkembangbiak. Pada perkembangbiakan
mikroorganisme ini tidak tertutup kemungkinan bahwa mikroba patogen ikut
berkembangbiak pula.
6. Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan. Zat radioaktif dari berbagai kegiatan dapat
menyebabkan berbagai macam kerusakan biologis apabila tidak ditangani dengan benar, baik
efek langsung maupun efek tertunda.
Dampak pencemaran air diantaranya adalah jumlah oksigen terlarut di dalam air
menurun, kecepatan reaksi kimia meningkat, kehidupan ikan dan hewan air lainnya
terganggu, jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya mungkin
akan mati, kandungan bahan kimia yang terdapat di dalam air limbah dapat merugikan
10

lingkungan melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut dapat menghasilkan oksigen dalam
limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air bersih,
selain itu akan lebih berbahaya apabila bahan tersebut merupakan bahan beracun.

C. Rumusan Masalah

..................................................................

D. Hipotesis
..................................................................
E. Variabel
Variabel Kontrol : ...................................................................................................
Variabel Manipulasi : ...................................................................................................
Variabel Respon : ..................................................................................................
F. Alat dan Bahan
No Alat dan bahan Jumlah
1 Gelas Aqua 3 buah
2 Stopwatch 1 buah
3 Termometer 1 buah
4 Ikan 3 buah
4 Air sumur 500 ml
6 Air limbah cucian baju 500 ml
7 Air sungai 500 ml

G. Cara kerja
1. Mengisi gelas kimia A dengan 500 ml air sumur.
2. Memasukksan ikan pada gelas Aquq tersebut.
3. Mengamati warna air tersebut, kemudian mencatatanya pada tabel pengamatan.
4. Menamati endapan pada air tersebut, kemudian mencatatanya pada tabel pengamatan.
5. Menghirup aroma air tersebut, kemudian mencatatanya pada tabel pengamatan.
6. Mengukur suhu air dengan menggunakan termometer, kemudian mencatatanya pada tabel
pengamatan.
7. Mengukur pH air, kemudian mencatatanya pada tabel pengamatan.
8. Menghitung jumlah gerakan mulut ikan dalam 1 menit, kemudian mencatatanya pada tabel
pengamatan.
9. Mengamati keadaan akhir ikan dalam 15 menit, kemudian mencatatanya pada tabel
pengamatan.
10. Melakukan langkah 1-8 di atas untuk air limbah cucuian pada gelas kimia B dan air sungai
yang diletakan pada gelas kimia C.
10

I. Tabel dan Data Pengamatan


Ikan
Jumlah
Sampel Warna Bau Endapan gerakan Keadaan
mulut ikan akhir
dalam 1 menit
Air sumur
Air limbah
cucian baju
Air sungai

J. Analisis data
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

K. Pertanyaan
1. Sebutkan air mana saja yang termasuk air tercemar?
2. Sebutkan ciri-ciri air dikatakan tercemar berdasarkan parameternya yang telah anda ketahui!
3. Jelaskan hubungan kecepatan gerakan mulut ikan terhadap indikator penentuan pencemaran
air!
4. Bagaimanakah tingkat keasaman dari masing-masing sampel air?
5. Sebutkan ciri-ciri air yang baik dan cocok bagi kelangsungan hidup ikan!
6. Jelaskan pengaruh pencemaran air terhadap interaksi dengan makhluk hidup disekitarnya!

L. Kesimpulan
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

Daftar Pustaka
Karim, Saeful dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar. Jakarta:
Setia Purna Inves.
Aloysius, Suyitno dkk. 2008. IPA TERPADU 2. Jakarta: Yudhistira
10

LEMBAR OBSERVASI
PROSES BELAJAR SISWA KELAS EKSPERIMENT

Mata Pelajaran : IPA Terpadu (Biologi)


Kelas VII
Materi Pemblajaran : Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Pertemuan 2
Tanggal :

Berilah Tanda ( ) sesuai pengamatan Anda


Ketercapaian
Kegiatan Kegiatan Siswa Ya Tidak
Orientasi Siswa mengemukakan
Pendahuluan pendapatnya dari pertanyaan
yang diberikan oleh guru
Apresiasi Siswa mengamai gambar yang
diperlihatkan oleh guru
Motivasi Siswa menjawab pertanyaan
yang diberikan guru
Fase 1  Siswa mendengarkan
orientasi siswa pada penjelasan guru tentang
masalah konsep pembelajaran
 dan membantu siswa dalam
pembentukan kelompok
Fase 2 Siswa mempersiapkan alat dan
Kegiatan Inti mengorganisasi bahan yang akan digunakan
siswa dalam belajar dalam praktikum
Fase 3  siswa melakukan percobaan
Membimbing siswa dan pengamatan
secara mandiri atau  Siswa mengerjakan LKS
kelompok yang diberikan oleh guru
Fase 4 Siswa mengolah data dari apa
Mengembangkan yang telah mereka kerjakan
dan menyajikan secara berkelompok
hasil karya
Fase 5  Siswa berdiskusi kelompok
Menganalisis dan  Siswa menampilkan hasil
mengevaluasi diskusi depan kelas
Penutup  Siswa membuat kesimpulan
dan yang lain menyimak
 Siswa mendengarkan
penjelasan guru

Observer

(Eka Nurhidayanti, S.Pd)


10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMENT

Sekolah : MTS Nur As- Sholihat, BSD (Tangsel)


Mata pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/ Semester : VII/ 2
Pertemuan ke 3
Alokasi Waktu : 2 x 40 (2 jam pelajaran)

A. StandarKompetensi
7. Memahamisaling ketergantungan dalam ekosistem
B. KompetensiDasar
7.4. mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
C. Indikator :
a. Menjelaskan pengertian global warming
b. Menjelaskan dampak yang terjadi akibat pemanasan global
c. Memberikan usulan tentang penanggulangan masalah pemanasan global
D. TujuanPembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan apa itu global warming
2. Siswadapat menyebutkan dampak yang terjadi akibat pemanasan global
3. Siswa dapat memberikan usulan tentang penanggulangan masalah pemanasan global
E. MateriPembelajaran
Pemanasan global atau Global warming) adalah kejadian meningkatnya
temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi.

Meningkatnya temperatur global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-


perubahan yang lain seperti naiknya muka air laut, meningkatnya intensitas kejadian cuaca
yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan
global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya
berbagai jenis hewan. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah
menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi
gas-gas rumah kaca.
10

Beberapa penyebab global warming diantaranya Efek rumah kaca, efek umpan balik,
variasi matahari.
F. Metede Pembelajaran
Metode : Diskusi dan Observasi
Model :Problem Based Learning (PBL)

G. Langkah-langkahpembelajaran
Kegiatan Langkah-langkah Alokasi
problem based Deskripsi kegiatan waktu
learning (PBL) pembelajaran
Pendahuluan Menciptakan stimulus Orientasi : 10 menit
(stimulasi)  Guru memperlihatkan
gambar tentang
pemanasan global (global
Warming). Siswa dapat
mengemukakan
pendapatnya tentang
gambar tersebut
Apresiasi:
 siswa mengamati gambar
yang diperlihatkan oleh
guru, lalu guru bertanya
tahukah kalian
Pemanasan global?
Motivasi:
 guru memperlihatkan
gambar tentang global
warming. “Tahukan
kalian tentang gambar
tersebut?”
Kegiatan Fase I  guru membagi siswa
Inti Orientasi siswa pada dalam beberapa
masalah kelompok yang terdiri
4-5 orang
 guru menjelaskan
konsep global warming
Mengamati:
 mengamati atmosfir bumi 60 Menit
melalui gambar vidio
 mengamati gambar film
dampak pemanasan global
bagi ekosistem.
 Mengamati gambar vidio
tentang lubang lapisan ozon

Menanya:
Fase 2  Mengapa didalam mobil
Mengorganisasi siswa menjadi hangat, setelah
10

dalam belajar mobil diparkir di tempat


panas beberapa saat?
 Mengapa perubahan
cuaca pada akhir-akhir
ini sangat ekstrim?
 Mengapa terjadi penasan
global dan apa
penyebabnya?
 Bagaimanakan dampak
pemanasan global
terhadap ekosistem di
bumi? Apakah penyebab
menipisnya lapisan ozon
Fase 3 Eksperiment / eksplor
Membimbing  Mengamati efek rumah
penyelidikan siswa kaca (kotak kardus,
secara mandiri atau termometer, lampu)
kelompok  Menentukan sumber data
dari literatur, gambar-
gambar ,dll
 Mengumpulkan informasi
tentang data pemanasan
global dari tahun ke
tahun.

Fase 4
Mengembangkan dan Asosiasi
menyajikan hasil karya  Menganalisis data
informasi tentang
pemanasan global dan
dampaknya.
 Membuat kesimpulan
tentang berbagai data dan
informasi tentang
pemanasan global dan
Fase 5 dampaknya.
Menganalisis dan Komunikasi:
mengevaluasi proses  Membuat hasil analisis
pemecahan masalah dalam bentuk tulisan
 Menyajikan atau
mempresentasikan hasil
analisis data dan
informasi tentang
pemanasan global.
Penutup  Siswa membuat 10 Menit
kesimpulan apa yang
telah dipelajari
 Gurumemberikan
penguatan tentang materi
yang telah dipelajari
10

 Guru memberikan
motivasi kepada siswa
pada akhir pembelajaran

H. Sumber/Bahanpembelajaran
a. Winarsih, Anny dkk. 2008. IPA Terpadu: SMP/MTS Kelas VII. Jakarta:
Depdiknas
b. Sugiarto, T & Ismawati. Eny. 2008.ilmu pengetahuan alam 1: untuk
SMP/MTS/kelas VII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
c. LKS
d. Lingkungan sekitar
I. Penilaian
a. Teknik penilaian: Tes tertulis
b. Bentuk instrumen
1. LKS

Tangsel, Mei 2015


Guru Mapel IPA, peneliti

Heru, S.pd Zulhanifah


NIP. - NIM. 101816100048
10

LKS SISWA (Pertemuan Ke-3)

PEMANASAN GLOBAL

A. Tujan Praktikum
Mengetahui pengaruh vegetasi dalam mengurangi efek pemanasan global.
B. Landasan Teori
Akhir-akhir ini kondisi lingkungan kita semakin memprihatinkan akibat dariglobal
warming. Global warming terjadi karena semakin meningkatnya suhu bumi yang disebabkan
oleh beberapa faktor salah satunya adalah meningkatnya polusi di suatu daerah. Salah satu
dampak dari global warming yang paling kita rasakan adalah perubahan iklim yang tidak
teratur sehingga banyak menimbulkan berbagai macam penyakit. Global
warming disebabkan oleh semakin meningkatnya kadar polusi yang disumbangkan oleh asap
kendaraan bermotor maupun yang disebabkan oleh asap pabrik. Hal ini semakin diperparah
oleh semakin sedikitnya jumlah tanaman/ pohon-pohon yang ada di kota-kota besar. Global
warming harus segera di tanggulangi karena jika tidak maka akan menimbulkan dampak yang
lebih berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia. Salah satu langkah untuk menurunkan
dampak pemanasan global adalah dengan mengadakann reboisasi, yaitu dengan penanaman
pohon. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tanaman terhadap global warming, maka
dilakukan percobaan “vegetasi dan global warming”.
Global Warmning atau Pemanasan global adalah adanya proses peningkatansuhu rata-
rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah
meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental
Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu
rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah
kaca.
Analisis penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan
balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan
akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan
menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri
merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di
udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang
dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO 2 sendiri. (Walaupun umpan
balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir
konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini
hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini.
Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan,
sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut
akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga
meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau
pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan
tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan
sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model
11

iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan
IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila
dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan)
dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat.

C. Hipotesis
” Suhu pada kotak A yang ada vegetasi (rumput) lebih rendah daripada suhu di kotak b yang
tidak ada vegetasi”

D. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh vegetasi dalam mengurangi efek pemanasan global?

E. Variabel Eksperimen
1. Variabel Manipulasi : Vegetasi (rumput)
Definisi operasional : Pada kotak A di beri vegetasi (rumput) dan pada kotak B tidak di beri
vegetasi (rumput).
2. Variabel Respon : Perubahan suhu pada kotak A dan B
Definisi operasional : Perubahan suhu pada kotak A dan B setelah di amati 5 menit, 10
menit, 20 menit dan 30 menit.
3. Variabel Kontrol : Jenis kardus, jenis vegerasi (rumput), jenis termometer, jenis
plastik, jarak antara lampu dengan kotak A dan kotak B, dan jarak termometer dengan kotak
A dan kotak B.
Definisi operasional : Jenis kardus, jenis termometer, jenis plastic, jarak antara lampu
dengan kotak A dan kotak B, dan jarak thermometer dengan kotak A dan kotak B pada
percobaan di buat sama semua.
F. Alat dan Bahan

1.No Kardus
Nama Alat dan Bahan 2Jumlah
kotak
2. Kantong plastik bening 1 buah
3. Bola lampu 1 buah
4. Tanah Secukupnya
5. Termometer 2 buah
6. Statif 2 buah
7. Rumput Secukupnya
8. Karet gelang 2 buah
9. Stopwatch 1 buah
11

G. Langkah-langkah percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan pada percobaan ini.
2. Menyiapkan dua buah kotak dari kardus, dan beri label A dan B.
3. Masukkan tanah secukupnya ke dalam masing-masing kotak kardus.
4. Memasukkan rumput pada kotak kardus A. Sedangkan pada kotak kardus B tidak diberi
rumput.

5. Menggantungkan termometer pada statif di samping masing-masing kotak.

6. Meletakkan termometer pada ketinggian yang sama di atas masing-masingkardus yang


berisi tanah.
7. Membungkus seluruh bagian kotak kardus A dan B dengan kantong plastik dan
mengikatnya dengan tali rafia.

8. Meletakkan bola lampu yang berkapasitas 100 watt di antara 2 kotak A dan B tersebut, dan
jangan nyalakan lampu selama 5 menit.

9. Setelah 5 menit, nyalakan lampu. Mengukur suhu pada masing-masing kotak setiap 5 menit.

10. Masukkan data yang kamu peroleh pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. Data pengamatan perubahan suhu


Suhu (0C)
No. Waktu (menit) Suhu kotak A (0C) Suhu kotak B (0C)
1. Awal
2. 5 menit
3. 10 menit
4. 20 menit
5. 30 menit

H. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca?
Jawab: ..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
2. Dari percobaan yang anda lakukan, apakah fungsi bola lampu dan kantongplastik yang
membungkus kotak kardus A dan B ?
Jawab: ..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
11

......................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
3. Bagaimana perbedaan suhu pada kotak kardus A dan B yang diberi rumput dan yang tidak
diberi rumput ?
Jawab: .........................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
4. Bagaimana pengaruh ada tidaknya vegetasi (rumput) pada kotak kardus A dan B ?
Jawab: ..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
............................................................................................................................................
5. Bagaimana upaya untuk mengatasi global warming berdasarkan percobaan yang telah anda
lakukan ?
Jawab: ..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
............................................................................................................................................

I. Simpulan
..............................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
lenco. 2008. Science Level Blue National Goegraphic Society. Columbus: The McGraw Hill
Companie
11

LEMBAR OBSERVASI
PROSES BELAJAR SISWA KELAS EKSPERIMENT

Mata Pelajaran : IPA Terpadu (Biologi)


Kelas VII
Materi Pemblajaran : Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Pertemuan 3
Tanggal :

Berilah Tanda ( ) sesuai pengamatan Anda


Ketercapaian
Kegiatan Kegiatan Siswa Ya Tidak
Orientasi Siswa mengemukakan
Pendahuluan pendapatnya dari pertanyaan
yang diberikan oleh guru
Apresiasi Siswa mengamai gambar yang
diperlihatkan oleh guru
Motivasi Siswa menjawab pertanyaan
yang diberikan guru
Fase 1  Siswa mendengarkan
orientasi siswa pada penjelasan guru tentang
masalah konsep pembelajaran
 dan membantu siswa dalam
pembentukan kelompok
Fase 2 Siswa mempersiapkan alat dan
Kegiatan Inti mengorganisasi bahan yang akan digunakan
siswa dalam belajar dalam percobaan
Fase 3  siswa melakukan percobaan
Membimbing siswa dan pengamatan
secara mandiri atau  Siswa mengerjakan LKS
kelompok yang diberikan oleh guru
Fase 4 Siswa mengolah data dari apa
Mengembangkan yang telah mereka kerjakan
dan menyajikan secara berkelompok
hasil karya
Fase 5  Siswa berdiskusi kelompok
Menganalisis dan  Siswa menampilkan hasil
mengevaluasi diskusi depan kelas
Penutup  Siswa membuat kesimpulan
dan yang lain menyimak
 Siswa mendengarkan
penjelasan guru

Observer

(Eka Nurhidayanti, S.Pd)


11

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Sekolah : MTS Nur As- Sholihat


Mata pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/ Semester : VII/ 2
Pertemuan ke 1
Alokasi Waktu : 2 x 40 (2 Jam pelajaran)

A. Standar Kompetensi
7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
B. Kompetensi Dasar
7.4. Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
C. Indikator :
a. Mendeskripsikan pengertian polusi (air, udara, dan tanah)
b. Menyebutkan macam-macam polusi/pencemaran
c. Menjelaskan penyebab terjadinya pencemaran, udara, dan tanah
d. Menjelaskan pengaruh pencemaran udara, air, dan tanah kaitannya dengan
aktivitas manusia dan upaya mengatasinya.
e. Menyebutkan faktor penyebab penyebab pencemaran lingkungan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian polusi (air, udara, dan tanah)
2. Siswa dapat menyebutkan macam-macam polusi/pencemaran
3. Siswa dapat menjelaskan penyebab terjadinya pencemaran, udara, dan tanah
4. Siswa dapat menjelaskan pengaruh pencemaran udara, air, dan tanah kaitannya
dengan aktivitas manusia dan upaya mengatasinya
5. Siswa dapat menyebutkan unsur senyawa beserta namanya yang menyebabkan
pencemaran lingkungan.
E. Materi Pembelajaran
Lingkungan alami adalah lingkungan yang masih seimbang dan belum
tercemar. Antara konponen penyusunnya masih seimbang. Lingkungan dikatakan
tercemar bila ke dalam lingkungan tersebut telah masuk zat atau bahan pencemar.
11

Semua kegiatan makhluk hidup akan menghasilkan limbah. Limbah tersebut


tidak akan membahayakan kehidupan di sekitarnya jika dapat di daur ulang kembali
oleh alam. Namun bila limbah yang dihasilkan terlalu banyak sehingga tidak
sebanding dengan laju daur ulang akan terjadi pencemaran lingkungan.
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses baik industri
maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis dan dapat
mengganggu ekositem lingkungan tersebut. Kegiatan rumah tangga juga
menghasilkan limbah. Limbah rumah tangga terdiri atas limbah padat, cair, dan gas.
Limbah padat atau sampah dapat berupa dedaunan, kertas, plastik, kaleng,botol, dan
sisa makanan. Limbah cair berupa air buangan yang mengandung bahan detergent dan
bahan organik yang tidak dipakai. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah terdiri dari
bahan kimia organik dan anorganik. Limbah gas berupa asap, debu dan gas-gas yang
mengandung CO, NOx, Sox, dan HidroKarbon (HC)
F. Metode Pembelajaran
1. Metode : pembelajaran kontekstual
2. Model : diskusi, tanya jawab
G. Langkah pembelajaran
Kegiatan Alokasi
Tahapan Guru Siswa Waktu
Awal  Guru membuka Siswa merospon dan
pelajaran dengan menjawab salam dari 10 menit
mengucapkan salam guru

 Guru memberikan Siswa merespon dan


apresiasi dengan menjawab pertanyaan
memberikan guru
pertanyaan
kepada siswa“
bagaimana perasaan
kalian
menghirup udara di
perkotaan dan
pedesaan”?
 Guru menyampaikan Siswa memperhatikan
tujuan pembelajaran penjelasan guru

 Guru membentuk Siswa membentuk


kelompok untuk kelompok sesuai
melakukan diskusi dengan arahan guru
kelompok
11

Inti  Guru menggali  Siswa mencari 50 menit


Eksplorasi pengetahuan siswa informasi dengan
untuk mencari informasi cara membaca
tentang pencemaran buku
lingkungan.
Elaborasi  Guru mendampingi  Siswa berdiskusi
siswa berdiskusi dengan dengan
kelompoknya masing- kelompoknya
masing tentang pengaruh masing-masing
aktivitas manusia yang  Siswa dengan teliti
menyebabkan mencatat hasil
pencemaran udara, diskus
tanah, air, unsur dan  Siswa menarik
senyawa beserta kesimpulan dari
namanya yang hasil diskusi
menyebabkan
pencemaran dan upaya
mengatasinya.
 Guru meminta  Perwakilan
perwakilan kelompok kelompok
untuk mempresentasikan mempresentasikan
hasil diskusi kelompok hasil diskusi di
dan meminta kelompok depan kelas
yang lain  Siswa menanggapi
menanggapinya hasil diskusi
kelompok lain

Konfirmasi  Guru memberikan  Siswa mencatat


penguatan tentang penjelasan guru
materi yang diajarkan  Siswa bertanya
 Guru memberikan pada guru
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
mengenai hal-hal yang
belum dimengerti
Penutup  Guru memberikan  Siswa 20 menit
tugas mandiri mengerjakan tugas
yang diberikan guru
dan
 Guru menutup mengumpulkannnya
pelajaran dan  Siswa menjawab
mengucapkan salam salam
11

H. Sumber/Bahan pembelajaran
1. Winarsih, Anny dkk. 2008. IPA Terpadu: SMP/MTS Kelas VII. Jakarta:
Depdiknas
2. Sugiarto, T & Ismawati. Eny. 2008.ilmu pengetahuan alam 1: untuk
SMP/MTS/kelas VII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
I. Penilaian
Teknik penilaian: Tes tertulis

Tangsel, April 2015


Guru Mapel IPA, peneliti

Heru, S.pd Zulhanifah


NIP. - NIM. 101816100048
11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Sekolah : MTS Nur As- Sholihat


Mata pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/ Semester : VII/ 2
Pertemuan ke 2
Alokasi Waktu : 2 x 40 (2 jam pelajaran)

A. Standar Kompetensi
7. Memahamisaling ketergantungan dalam ekosistem
B. Kompetensi Dasar
7.4. Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
C. Indikator
1. Menyebutkan ciri-ciri air yang tercemar dilihat dari segi fisis, kimiawi, dan
biologis yang tercemar oleh limbah
2. Memahami dengan penuh rasa ingin tahu mengenai dampak yang ditimbulkan
akibat penggunaan bahan kimia bagi lingkungan sekitar.
3. Mengusulkan upaya mengatasi pencemaran air
D. Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan ciri-ciri air yang tercemar dilihat dari segi fisis, kemis,
dan biologis yang tercemar oleh limbah setelah melakukan pengamatan,
berdiskusi, dan membaca LKS
2. Siswa dengan bekerjasama mampu menjelaskan dampak yang ditimbulkan akibat
penggunaan bahan kimia bagi lingkungan sekitar dengan benar setelah melakukan
percobaan.
E. Materi Pembelajaran
Limbah cair atau air merupakan air buangan yang dihasilkan oleh kegiatan-
kegiatan manusia. Seperti kegiatan rumah tangga, industri, pertanian, peternakan yang
dibuang ke sungai (perairan) dan dapat menurunkan kualitas air.
Tanda-tanda bahwa perairan terutama sungai tercemar limbah dapat dilihat
secara:
a. Fisis, yaitu pada kejernihan air, perubahan suhu, perubahan rasa, dan perubahan
warna air.
11

b. Kimia, yaitu zat kimia yang terlarut dan perubahan pH


c. Biologi, yaitu adanya mikroorganisme di dalam air tersebut
Air mempunyai peranan penting dalam kehidupan organisme. Apabila kualitas
air menurun dapat mempengaruhi kehidupan organisme di dalamnya. Air yang
tercemar oleh polutan menyebabkan terganngunya kehidupan organisme yang ada
didalamnya, antara lain menghambat pertumbuhan organisme dan bahkan
menyebabkan kematian. Sumber polutan yang mencemari perairan berasal dari
aktivitas pertanian, pertambangan, industri, saluran air (selokan). Bahan pencemar
dari beberapa sumber polutan mengandung bahan kimia yang beracun dan logam
berat yang berbahaya sehingga dapat merusak ekosistem perairan dan bahaya bagi
hewan atau manusia yang meminum air dari kawasan tersebut.
F. Metode Pembelajaran
1. Metode : pembelajaran kontekstual
2. Model : diskusi, tanya jawab
G. Langkah pembelajaran
Kegiatan Alokasi
Tahapan Guru Siswa Waktu
Awal  Guru membuka Siswa merospon dan
pelajaran dengan menjawab salam dari 10 menit
mengucapkan salam guru

 Guru memberikan Siswa merespon dan


apresiasi menjawab pertanyaan
dengan memberikan guru
pertanyaan kepada
siswa “ Pernahkah
kalian melihat
pencemaran air di
lingkunganmu, taukah
kalian
kenapa lingkungan
air kita dapat
tercemar?”
 Guru menyampaikan Siswa memperhatikan
tujuan pembelajaran penjelasan guru

Inti  Guru menjelaskan  Memperhatikan 50 menit


Eksplorasi kembali permasalahan penjelasan guru
dari apresiasi dan
menghubungkan dengan
12

tema pencemaran
lingkungan air
 Guru membentuk  Siswa membentuk
kelompok untuk kelompok sesuai
melakukan diskusi dengan arahan
kelompok guru

Elaborasi  Guru mendampingi  Siswa berdiskusi


siswa berdiskusi dengan dengan
kelompoknya masing- kelompoknya
masing tentang masing-masing
pencemaran air.  Siswa dengan teliti
mencatat hasil
diskus
 Siswa menarik
kesimpulan dari
hasil diskusi

 Guru meminta  Perwakilan


perwakilan kelompok kelompok
untuk mempresentasikan mempresentasikan
hasil diskusi kelompok hasil diskusi di
dan meminta kelompok depan kelas
yang lain  Siswa menanggapi
menanggapinya hasil diskusi
kelompok lain

Konfirmasi  Guru memberikan  Siswa mencatat


penguatan tentang penjelasan guru
materi yang diajarkan  Siswa bertanya
 Guru memberikan pada guru
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
mengenai hal-hal yang
belum dimengerti
Penutup  Guru memberikan  Siswa 20 menit
tugas mandiri mengerjakan tugas
yang diberikan guru
dan
 Guru menutup mengumpulkannnya
pelajaran dan  Siswa menjawab
mengucapkan salam salam
12

H. Sumber/Bahan pembelajaran
3. Winarsih, Anny dkk. 2008. IPA Terpadu: SMP/MTS Kelas VII. Jakarta:
Depdiknas
4. Sugiarto, T & Ismawati. Eny. 2008.ilmu pengetahuan alam 1: untuk
SMP/MTS/kelas VII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
I. Penilaian
Teknik penilaian: Tes tertulis

Tangsel, Mei 2015


Guru Mapel IPA, peneliti

Heru, S.pd Zulhanifah


NIP. - NIM. 101816100048
12

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Sekolah : MTS Nur As- Sholihat


Mata pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/ Semester : VII/ 2
Pertemuan ke 3
Alokasi Waktu : 2 x 40 (2 jam pelajaran)

A. StandarKompetensi
7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
B. KompetensiDasar
7.4. Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
C. Indikator :
a. Menjelaskan pengertian global warming
b. Menjelaskan dampak yang terjadi akibat pemanasan global
c. Memberikan usulan tentang penanggulangan masalah pemanasan global
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan apa itu global warming
2. Siswadapat menyebutkan dampak yang terjadi akibat pemanasan global
3. Siswa dapat memberikan usulan tentang penanggulangan masalah pemanasan global

E. Materi Pembelajaran
Pemanasan global atau Global warming) adalah kejadian meningkatnya
temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi.
Meningkatnya temperatur global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-
perubahan yang lain seperti naiknya muka air laut, meningkatnya intensitas kejadian
cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat
pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan
punahnya berbagai jenis hewan. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia
telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada
pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Beberapa penyebab global warming diantaranya Efek rumah kaca, efek umpan balik,
variasi matahari.
12

F. Metode Pembelajaran
1. Metode : pembelajaran kontekstual
2. Model : diskusi, tanya jawab
G. Langkah pembelajaran
Kegiatan Alokasi
Tahapan Guru Siswa Waktu
Awal  Guru membuka Siswa merospon dan
pelajaran dengan menjawab salam dari 10 menit
mengucapkan salam guru

 Guru Siswa merespon dan


memberikan menjawab pertanyaan
apresiasi dengan guru
memberikan
pertanyaan
kepada siswa “
Mengapa perubahan
cuaca
akhir-akhir ini
sangay ekstrin?”
 Guru menyampaikan Siswa memperhatikan
tujuan pembelajaran penjelasan guru

Inti  Guru menjelaskan  Memperhatikan 50 menit


Eksplorasi kembali permasalahan penjelasan guru
dari apresiasi dan
menghubungkan dengan
tema Global Warming
Elaborasi  Guru membentuk  Siswa membentuk
kelompok untuk kelompok sesuai
melakukan diskusi dengan arahan
kelompok guru

 Guru mendampingi  Siswa berdiskusi


siswa berdiskusi dengan dengan
kelompoknya masing- kelompoknya
masing tentang masing-masing
pencemaran air.  Siswa dengan teliti
mencatat hasil
diskus
 Siswa menarik
kesimpulan dari
hasil diskusi

 Guru meminta  Perwakilan


perwakilan kelompok kelompok
12

untuk mempresentasikan mempresentasikan


Konfirmasi hasil diskusi kelompok hasil diskusi di
dan meminta kelompok depan kelas
yang lain  Siswa menanggapi
menanggapinya hasil diskusi
kelompok lain

 Guru memberikan  Siswa mencatat


penguatan tentang penjelasan guru
materi yang diajarkan  Siswa bertanya
 Guru memberikan pada guru
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
mengenai hal-hal yang
belum dimengerti
Penutup  Guru memberikan  Siswa 20 menit
tugas mandiri mengerjakan tugas
yang diberikan guru
dan
 Guru menutup mengumpulkannnya
pelajaran dan  Siswa menjawab
mengucapkan salam salam

H. Sumber/Bahan pembelajaran
1. Winarsih, Anny dkk. 2008. IPA Terpadu: SMP/MTS Kelas VII. Jakarta:
Depdiknas
2. Sugiarto, T & Ismawati. Eny. 2008. Ilmu pengetahuan alam 1: untuk
SMP/MTS/kelas VII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
I. Penilaian
Teknik penilaian: Tes tertulis

Tangsel, Mei 2015


Guru Mapel IPA, peneliti

Heru, S.pd Zulhanifah


NIP. - NIM. 101816100048
12

Lampiran 6
PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI
DATA PRETEST KELAS KONTROL
Banyaknya data (n)=37
Data pretest siswa kelas kontrol

36 50 40 42 44 54 30
40 36 44 44 42 52 44
24 32 38 40 32 30 26
50 30 50 36 34 36 32
60 56 30 32 36 20 22
24 26

Nilai terbesar = 60
Nilai terkecil
= 20
Rentang data (R)
= nilai terbesar – nilai terkecil 60 – 20
= 40
=

6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n


= 1 + 3,3 log 37
= 1 + 3,3 (1,57)
= 1 + 5,181

= 6,18
= 6

R
7. Panjang interval kelas (i) =
k
40
= 6
= 6,7
= 7
12

8. Tabel distribusi frekuensi


Interval Batas nyata Frekuensi
F X Fx x2 fkb fka
kelas Bawah Atas relatif
20-26 6 23 138 529 19,5 26,5 37 6 16,22

27-33 8 30 240 900 26,5 33,5 31 14 21,62

34-40 10 37 370 1369 33,5 40,5 23 24 27,03

41-47 6 44 264 1936 40,5 47,5 13 30 16,22

48-54 5 51 255 2601 47,5 54,5 7 35 13,51

55-61 2 58 116 3364 54,5 61,5 2 37 5,41

Total 37 1383
(N) (∑fx)

9. Perhitungan nilai mean Rumus Mean:


fx
Mx=N
Keterangan:

Mx :
Mean
∑fx :
Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titi
:Number of cases

Mx fx
N
= 1383
37
=
= 37,38
10. Perhitungan nilai median

  ½N - fxb 
  i
fi
Mdn =  
12

Keterangan:
Mdn : Median
 : Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
 ½N - fx b 
Median =    i
 fi 
= 37  18,5 - 18   7
 8 
= 37,5+ 0,44

= 37,44

11. Perhitungan nilai modus

   fa   i
 
 fa  fb 
M0 =

Keterangan:
M0 : Modus
 : Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung
modus i : Panjang interval kelas

 f 
M0 = 
a i
 fa  b 
 f
 8 
= 33,5   7
86
 
= 33,5 + 4
= 37,5
12

12. Standar deviasi

Formula Ms. exel

SD = STDEV (...............)

SD= 9,96

13. Varians (S2)


S2 = SD2
= 9,962
= 99,20
12

Lampiran 7
PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI
DATA POSTTEST KELAS KONTROL

1. Banyaknya data (n) = 37


2. Data posttest siswa kelas eksperimen

76 80 78 70 70 80 72
70 70 80 80 62 84 70
66 72 80 74 82 68 82
72 67 67 80 83 80 67
87 70 80 80 80 77 73
70 70

Nilai terbesar = 86
Nilai terkecil = 62
Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 86 – 62
= 24

6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n


= 1 + 3,3 log 37
= 1 + 3,3 (1,57)

= 1 + 5,181
= 6, 181
= 6
R
7. Panjang interval kelas (i) =
k
24
= 6
= 4
13

8. Tabel distribusi frekuensi


Interval Batas nyata Frekuensi
F X Fx fkb fka
kelas Bawah Atas relatif
62-65 1 63,5 63,5 61,5 65,5 37 1 2,70

66-69 5 67,5 337,5 65,5 69,5 36 6 13,51

70-73 10 71,5 71,5 69,5 73,5 31 16 27,03

74-77 5 75,5 377,5 73,5 77,5 21 21 13,51

78-81 11 78,5 863,5 77,5 81,5 16 32 29,73

82-85 4 83,5 334 81,5 85,5 5 36 10,81

86-89 1 87,5 87,5 85,5 89,5 1 37 2,70

Total 37 2778
(N) (∑fx)

Keterangan: f:
x:
Frekuensi yang mengandung median Titik tengah
fx:
Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
Hasil dari pengkuadratan titik tengah
Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
:Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung

x2 :
fkb :

fka
median

9. Perhitungan nilai mean


Rumus mean metode panjang

Mx =
fx N
13

Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
N : Number of cases

Mx fx
N
=
2778
37
=
= 75,09

10. Perhitungan nilai median


 ½N - fx 
Mdn =   fi b  i
 

Keterangan:
Mdn : Median
 : Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
 ½N - fx b 
Mdn =  i
 f i 
= 73,5 18,5 - 21
 4
 5 

= 44,5 + (-2)
= 71,5

11. Perhitungan nilai modus

=    fa   i
M0  
 fa  fb 
13

Keterangan:
M0 :Modus
 fa fb Batas
: bawah nyata dari interval yang mengandung modus
i :frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
:frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
:Panjang interval kelas

   fa   i
M0 =  
 fa  fb 

= 77,5  5 4
54
77,5 + 2,2
= 79,7
=

12. Standar deviasi

Formula Ms. exel

SD = STDEV (...............)

SD= 5,99

13. Varians (S2)


= 35,88
S2 = SD2
= 5,992
13

Lampiran 9
PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI
DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN

1. Banyaknya data (n) = 39


2. Data pretest siswa kelas eksperimen
20 23 23 23 26
26 30 30 30 30
33 33 33 33 36
36 36 36 36 36
36 36 40 40 40
40 43 43 43 43
43 43 50 50 50
53 53 56 60

3. Nilai terbesar = 60
4. Nilai terkecil = 20
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 60-20
= 40
6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 39
= 1 + 3,3 (1,59)
= 1 + 5,247
= 6,247
= 6

R
7. Panjang interval kelas (i) =
k
40
= 6
= 6,7
= 7
13

8. Tabel distribusi frekuensi


Interval Batas nyata Frekuensi
F X Fx fkb fka
kelas Bawah Atas relatif
20 – 26 6 23 138 29,5 34,5 39 7 17,94

27 – 33 8 30 240 34,5 39,5 32 15 20,51

34 – 40 12 37 444 39,5 44,5 24 25 25,64

41 – 47 6 44 264 44,5 49,5 14 33 20,51

48 – 54 5 51 255 49,5 54,5 6 37 10,25

55 – 61 2 58 116 54,5 59,5 2 39 5,128

Total 39 1457
(N) (∑fx)
Keterangan:
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik
tengah
x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median

9. Perhitungan nilai mean


Rumus mean metode panjang

Mx =
fx N

Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
N : Number of cases
13

Mx fx
N
=
1457
39
=
= 37,35

10. Perhitungan nilai median

 ½N - fxb 
Mdn =    i
 f i

Keterangan:
Mdn : Median
 : Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
 ½N - fx b 
Mdn  i
 fi 
=
= 44,5  19,5 - 6   7
 6 

= 44,5 + 15,75
= 60,25

11. Perhitungan nilai modus


=    fa   i
M0  
 fa  fb 

Keterangan:
M0 : Modus
 : Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung
modus i : Panjang interval kelas
13

 f 
M0  a
i
 fa  b 
=  f

= 39,5   8   7
8  6 
= 39,5 + 4
= 43,5

12. Standar deviasi

SDFormula Ms. exel


= 9,63
SD = STDEV (...............)
13. Varians (S2)
S2 = SD2
= 9,632
= 92,73
13

Lampiran 10

PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI


DATA POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
1. Banyaknya data (n) = 39
2. Data posttest siswa kelas eksperimen
68 68 68 70 70
73 73 73 73 77
77 77 80 80 80
80 80 80 80 80
83 83 83 83 83
83 83 87 87 87
87 90 90 90 90
93 93 93 97

3. Nilai terbesar = 97
4. Nilai terkecil = 68
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 97-68
= 29
6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 39
= 1 + 3,3 (1,59)
= 1 + 5,247
= 6,247
= 6

R
7. Panjang interval kelas (i) =
k
29
= 6
= 4,8
= 5
13

8. Tabel distribusi frekuensi


Interval Batas nyata Frekuensi
F X Fx fkb fka
kelas Bawah Atas relatif
68 – 72 5 70 350 67,5 72,5 39 6 15,384

73 – 77 7 75 525 72,5 77,5 33 13 17,948

78– 82 8 80 640 77,5 82,5 26 23 25,641

83 – 87 11 85 935 82,5 87,5 16 33 25,641

88 – 92 4 90 360 87,5 92,5 6 36 7,692

93– 97 4 95 380 92,5 97,5 3 39 7,692

Total 39 3190
(N) (∑fx)
Keterangan:
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik
tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median

9. Perhitungan nilai mean


Rumus mean metode panjang

Mx =
fx N

Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
N : Number of cases
13

Mx fx
N
= 3190
=
39
= 81,79
10. Perhitungan nilai median

 ½N - fxb 
Mdn=    i
 f i

Keterangan:
Mdn : Median
 : Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
 ½N - fx b 
Mdn  i
 fi 
=
19,5 - 3 
= 87,5   5
 4 
= 87,5 + 20,625
= 108,125

11. Perhitungan nilai modus

   fa   i
M0 =  
 fa  fb 

Keterangan:
M0 : Modus
 : Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung
modus i : Panjang interval kelas
14

 f 
M0  a
i
 fa  b 
=  f
 8 
= 92,5  5
8  4 
= 92,5 + 3,33
= 95,83

12. Standar deviasi

SDFormula Ms. exel


= 7,67
SD = STDEV (...............)
13. Varians (S2)
S2 = SD2
= 7,672
= 58,82
14

UJI NORMALITAS DATA PRETEST


KELAS KONTROL

Data Posttest Kelas


x Luas l Fzi-
No Xi xi- Zi Zi Fzi Szi Szi l
1 20 -17.5 -1.76 0.67 -0.17 0.03 -0.20
2 22 -15.5 -1.56 0.44 0.06 0.05 0.01
3 24 -13.5 -1.36 0.41 0.09 0.08 0.01
4 26 -11.5 -1.15 0.07 0.43 0.10 0.33
5 26 -11.5 -1.15 0.07 0.43 0.13 0.30
6 30 -7.5 -0.75 0.27 0.23 0.15 0.08
7 30 -7.5 -0.75 0.27 0.23 0.18 0.05
8 30 -7.5 -0.75 0.27 0.23 0.21 0.02
9 30 -7.5 -0.75 0.27 0.23 0.23 0.00
10 32 -5.5 -0.55 0.21 0.29 0.26 0.03
11 32 -5.5 -0.55 0.21 0.29 0.28 0.01
12 32 -5.5 -0.55 0.21 0.29 0.31 -0.02
13 32 -5.5 -0.55 0.21 0.29 0.33 -0.04
14 34 -3.5 -0.35 0.14 0.36 0.36 0.00
15 36 -1.5 -0.15 0.09 0.41 0.38 0.03
16 36 -1.5 -0.15 0.09 0.41 0.41 0.00
17 36 -1.5 -0.15 0.09 0.41 0.44 -0.03
18 36 -1.5 -0.15 0.09 0.41 0.46 -0.05
19 36 -1.5 -0.15 0.09 0.41 0.49 -0.08
20 38 0.5 0.05 0.02 0.48 0.51 -0.03
21 40 2.5 0.25 0.01 0.49 0.54 -0.05
22 40 2.5 0.25 0.01 0.51 0.56 -0.05
23 40 2.5 0.25 0.01 0.51 0.59 -0.08
24 40 2.5 0.25 0.01 0.51 0.62 -0.11
25 42 4.5 0.45 0.17 0.67 0.64 0.03
26 42 4.5 0.45 0.17 0.67 0.67 0.00
27 44 6.5 0.65 0.24 0.74 0.69 0.05
28 44 6.5 0.65 0.24 0.74 0.72 0.02
29 44 6.5 0.65 0.24 0.74 0.74 0.00
30 44 6.5 0.65 0.24 0.74 0.77 -0.03
31 50 12.5 1.26 0.4 0.9 0.79 0.11
32 50 12.5 1.26 0.4 0.9 0.82 0.08
33 50 12.5 1.26 0.4 0.9 0.85 0.05
14

34 52 14.5 1.46 0.43 0.93 0.87 0.06


35 54 16.5 1.66 0.45 0.95 0.90 0.05
36 56 18.5 1.86 0.47 0.97 0.92 0.05
37 60 22.5 2.26 0.49 0.99 0.95 0.04

1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar.


Lhitung= 0,33

2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.

Ltabel = 0,886 = 0,886 = 0,146


37 6,08

Lhitung < Ltabel (0,139 < 0,146), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest
kelas kontrol berdistribusi normal.
14

UJI NORMALITAS DATA POSTTEST

Data Pretest Kelas


x Luas l Fzi-
No Xi xi- Zi Zi Fzi Szi Szi l
1 62 -13.09 -2.19 0.45 0.05 0.03 0.02
2 66 -9.09 -1.52 0.44 0.06 0.05 0.01
3 66 -9.09 -1.52 0.44 0.06 0.08 -0.02
4 68 -7.09 -1.18 0.38 0.12 0.10 0.02
5 68 -7.09 -1.18 0.38 0.12 0.13 -0.01
6 68 -7.09 -1.18 0.38 0.12 0.15 -0.03
7 70 -5.09 -0.85 0.28 0.22 0.18 0.04
8 70 -5.09 -0.85 0.28 0.22 0.21 0.01
9 70 -5.09 -0.85 0.28 0.22 0.23 -0.01
10 70 -5.09 -0.85 0.28 0.22 0.26 -0.04
11 70 -5.09 -0.85 0.28 0.22 0.28 -0.06
12 70 -5.09 -0.85 0.28 0.22 0.31 -0.09
13 72 -3.09 -0.52 0.2 0.3 0.33 -0.03
14 72 -3.09 -0.52 0.2 0.3 0.36 -0.06
15 72 -3.09 -0.52 0.2 0.3 0.38 -0.08
16 72 -3.09 -0.52 0.2 0.3 0.41 -0.11
17 74 -1.09 -0.18 0.07 0.43 0.44 -0.01
18 74 -1.09 -0.18 0.07 0.43 0.46 -0.03
19 74 -1.09 -0.18 0.07 0.43 0.49 -0.06
20 76 0.91 0.15 0.06 0.44 0.51 -0.07
21 76 0.91 0.15 0.06 0.44 0.54 -0.10
22 78 2.91 0.49 0.16 0.66 0.56 0.10
23 80 4.91 0.82 0.29 0.79 0.59 0.20
24 80 4.91 0.82 0.29 0.79 0.62 0.17
25 80 4.91 0.82 0.29 0.79 0.64 0.15
26 80 4.91 0.82 0.29 0.79 0.67 0.12
27 80 4.91 0.82 0.29 0.79 0.69 0.10
28 80 4.91 0.82 0.29 0.79 0.72 0.07
29 80 4.91 0.82 0.29 0.79 0.74 0.05
30 80 4.91 0.82 0.29 0.79 0.77 0.02
31 80 4.91 0.82 0.29 0.79 0.79 0.00
32 82 6.91 1.15 0.37 0.87 0.82 0.05
33 82 6.91 1.15 0.37 0.87 0.85 0.02
14

34 84 8.91 1.49 0.43 0.93 0.87 0.06


35 84 8.91 1.49 0.43 0.93 0.90 0.03
36 84 8.91 1.49 0.43 0.93 0.92 0.01
37 86 10.91 1.82 0.47 0.97 0.95 0.02

1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar.


Lhitung= 0,22

2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.


Ltabel== 0,886 = 0,146
0,886 6,08
37

Lhitung < Ltabel (0,06 < 0,146), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kelas kontrol berdistribusi normal.
14

Lampiran 11
UJI NORMALITAS DATA PRETEST
KELAS EKSPERIMEN
Data Pretest Kelas Eksperimen
Luas

No Xi Xi - Zi Zi Fzi Szi 1Fzi-Szi 1


1 22 -14.28 -1.46 0.43 0.07 0.03 0.04
2 24 -12.28 -1.26 0.4 0.1 0.05 0.05
3 24 -12.28 -1.26 0.4 0.1 0.08 0.02
4 24 -12.28 -1.26 0.4 0.1 0.10 0.00
5 26 -10.28 -1.05 0.35 0.15 0.13 0.02
6 26 -10.28 -1.05 0.35 0.15 0.15 0.00
7 30 -6.28 -0.64 0.21 0.29 0.18 0.11
8 30 -6.28 -0.64 0.21 0.29 0.21 0.08
9 30 -6.28 -0.64 0.21 0.29 0.23 0.06
10 30 -6.28 -0.64 0.21 0.29 0.26 0.03
11 32 -4.28 -0.44 0.17 0.33 0.28 0.05
12 32 -4.28 -0.44 0.17 0.33 0.31 0.02
13 34 -2.28 -0.23 0.09 0.41 0.33 0.08
14 34 -2.28 -0.23 0.09 0.41 0.36 0.05
15 34 -2.28 -0.23 0.09 0.41 0.38 0.03
16 34 -2.28 -0.23 0.09 0.41 0.41 0.00
17 36 -0.28 -0.03 0.01 0.49 0.44 0.05
18 36 -0.28 -0.03 0.01 0.49 0.46 0.03
19 36 -0.28 -0.03 0.01 0.49 0.49 0.00
20 36 -0.28 -0.03 0.01 0.49 0.51 -0.02
21 38 1.72 0.18 0.07 0.43 0.54 -0.11
22 38 1.72 0.18 0.07 0.43 0.56 -0.13
23 40 3.72 0.38 0.15 0.35 0.59 -0.24
24 40 3.72 0.38 0.15 0.35 0.62 -0.27
25 42 5.72 0.59 0.22 0.28 0.64 -0.36
26 42 5.72 0.59 0.22 0.28 0.67 -0.39
27 42 5.72 0.59 0.22 0.28 0.69 -0.41
28 44 7.72 0.79 0.26 0.24 0.72 -0.48
29 44 7.72 0.79 0.26 0.24 0.74 -0.50
30 44 7.72 0.79 0.26 0.24 0.77 -0.53
31 44 7.72 0.79 0.26 0.24 0.79 -0.55
32 46 9.72 1.00 0.34 0.16 0.82 -0.66
33 48 11.72 1.20 0.38 0.12 0.85 -0.73
14
34 50 13.72 1.41 0.42 0.08 0.87 -0.79
35 50 13.72 1.41 0.42 0.08 0.90 -0.82
36 52 15.72 1.61 0.44 0.06 0.92 -0.86
37 54 17.72 1.82 0.46 0.04 0.95 -0.91
38 58 21.72 2.23 0.49 0.01 0.97 -0.96
39 62 25.72 2.64 0.5 0 1.00 -1.00

1. Lo/ hitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar.


Lhitung = 0,11

2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.


0,886 0,886
Ltabel = = = 0,142
39 6,244

Lhitung<Ltabel (0,11< 0,142), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas eksperimen
satu berdistribusi normal.
14

UJI NORMALITAS DATA POSTTEST


KELAS EKSPERIMEN

Data Posttest Kelas Eksperimen


Luas

No Xi Xi - Zi Zi Fzi Szi 1Fzi-Szi 1


1 68 -13.31 -1.76 0.46 0.04 0.03 0.01
2 68 -13.31 -1.76 0.46 0.04 0.05 -0.01
3 68 -13.31 -1.76 0.46 0.04 0.08 -0.04
4 70 -11.31 -1.49 0.43 0.07 0.10 -0.03
5 70 -11.31 -1.49 0.43 0.07 0.13 -0.06
6 74 -7.31 -0.97 0.33 0.17 0.15 0.02
7 74 -7.31 -0.97 0.33 0.17 0.18 -0.01
8 74 -7.31 -0.97 0.33 0.17 0.21 -0.04
9 74 -7.31 -0.97 0.33 0.17 0.23 -0.06
10 78 -3.31 -0.44 0.17 0.33 0.26 0.07
11 78 -3.31 -0.44 0.17 0.33 0.28 0.05
12 78 -3.31 -0.44 0.17 0.33 0.31 0.02
13 80 -1.31 -0.17 0.07 0.43 0.33 0.10
14 80 -1.31 -0.17 0.07 0.43 0.36 0.07
15 80 -1.31 -0.17 0.07 0.43 0.38 0.05
16 80 -1.31 -0.17 0.07 0.43 0.41 0.02
17 80 -1.31 -0.17 0.07 0.43 0.44 -0.01
18 80 -1.31 -0.17 0.07 0.43 0.46 -0.03
19 80 -1.31 -0.17 0.07 0.43 0.49 -0.06
20 80 -1.31 -0.17 0.07 0.43 0.51 -0.08
21 82 0.69 0.09 0.04 0.46 0.54 -0.08
22 82 0.69 0.09 0.04 0.46 0.56 -0.10
23 82 0.69 0.09 0.04 0.46 0.59 -0.13
24 84 2.69 0.36 0.14 0.36 0.62 -0.26
25 84 2.69 0.36 0.14 0.36 0.64 -0.28
26 84 2.69 0.36 0.14 0.36 0.67 -0.31
27 84 2.69 0.36 0.14 0.36 0.69 -0.33
28 86 4.69 0.62 0.5 0 0.72 -0.72
29 86 4.69 0.62 0.5 0 0.74 -0.74
30 88 6.69 0.88 0.31 0.19 0.77 -0.58
31 88 6.69 0.88 0.31 0.19 0.79 -0.60
32 90 8.69 1.15 0.37 0.13 0.82 -0.69
33 90 8.69 1.15 0.37 0.13 0.85 -0.72
14
34 90 8.69 1.15 0.37 0.13 0.87 -0.74
35 90 8.69 1.15 0.37 0.13 0.90 -0.77
36 92 10.69 1.41 0.42 0.08 0.92 -0.84
37 92 10.69 1.41 0.42 0.08 0.95 -0.87
38 94 12.69 1.68 0.45 0.05 0.97 -0.92
39 98 16.69 2.20 0.49 0.01 1.00 -0.99

3. Lo/Lhitung diambil dari nilail Fzi-Szi lterbesar.


Lhitung = 0,10

4. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.


0,886 0,886
Ltabel = = = 0,142
39 6,244

Lhitung<Ltabel (0,10< 0,142), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas eksperimen
berdistribusi normal.
14

UJI HOMOGENITAS DATA PRETEST


KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

Homogenitas PRETEST

Kelas Kelas
Kontrol Eksperimen

N 37 39
37,38 36,28
SD 9,96 9,76
Varians 99,20 95,26

S 2 varians terbesar varians terkecil


1. F hitung= 1 =
S2 2 varians terbesar
=
varians terkecil
99,20
=
95,26
= 1,041
= 1,04

2. Menentukkan Ftabel dari db (derajat bebas). db pembilang= n-1


= 39-1
= 38
db penyebut= n-1
= 37-1
= 36
Ftabel adalah 1,73

Fhitung< Ftabel (1,04< 1,73), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua
kelas memiliki varians yang homogen.
15

UJI HOMOGENITAS DATA POSTTEST


KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

Kelas Kelas
Kontrol Eksperimen

N 37 39
75,09 84,58
SD 5,99 7,57
Varians 35,88 57,30

S 2 varians terbesar varians terkecil


3. F hitung= 1 =
S2 2 varians terbesar
=
varians terkecil
57,30
=
35,88

= 1,5969
= 1,60
4. Menentukkan Ftabel dari db (derajat bebas). db pembilang= n-1
= 39-1
= 38

db penyebut = n-1
= 37-1
= 36
Ftabel adalah 1,

Fhitung< Ftabel (1,60< 1,73), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kedua
kelas memiliki varians yang homogen.
15

UJI HIPOTESIS

Data Pretest

UJI HIPOTESIS

thitung
=

= -0.4858

X1 36.28 T table = 2.02619


X2 37.38 -1.10
n1 37 3571.2 3632.8 97.3514 0.0527 2.264
n2 39 74
s1 99.20
s2 95.6

thitung < ttabel (-0,49 < 2,03), sehingga Ho diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahw
lingkungan pada kelas eksperimen.
15

Data Posttest
UJI HIPOTESIS

thitung
=

= 6.04

T table = 2.03
X1 84.58 9.49
X2 75.09 2177.4 1291.68 46.8795 0.0527
n1 39 74
n2 37
s1 57.300
s2 35.88

thitung>ttabel (6,04 > 2.03), sehingga Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkanbahw
pembelajaran pencemaran dan kerusakan lingkungan.
15

Lampiran 14

N-Gain Kelas Kontrol

Post
NO NamaSiswa JK Pre Test Test N-gain kategori
1 Abi Nur Cahya L 20 62 0.53 sedang
2 Adam Cahya L 22 66 0.56 sedang
3 Afri Aji Mistaqim L 24 66 0.55 sedang
4 Ahmad Matori L 26 68 0.57 sedang
5 Asep Torpiyudin L 26 68 0.57 sedang
6 Amelia P 30 68 0.54 sedang
7 Aufi Dalilah P 30 70 0.57 sedang
8 Bakas Syapitra Hasikam L 30 70 0.57 sedang
9 Dendi Kurniawan Putra L 30 70 0.57 sedang
10 Farhan Abdul Aziz L 32 70 0.56 sedang
11 Fitria Melani Putri P 32 70 0.56 sedang
12 Hanifa Kusuma Wardany P 32 70 0.56 sedang
13 Hasym Huzadi L 32 72 0.59 sedang
14 Idam Kholid L 34 72 0.58 sedang
15 Imut P 36 72 0.56 sedang
16 Karwati P 36 72 0.56 sedang
17 Khaerul Sohib saepullah L 36 74 0.59 sedang
18 Khumaeroh Ismahmudah L 36 74 0.59 sedang
19 Linda Estuhelfiani P 36 74 0.59 sedang
20 Mardani L 38 76 0.61 sedang
21 Miftahul Ulum L 40 76 0.60 sedang
22 Mu'arif Solahudin L 40 78 0.63 sedang
23 Muh Rahman Zidane Ramadhan L 40 80 0.67 sedang
24 Muhamad Ilham Dermawan L 40 80 0.67 sedang
25 Muhamad irfan Hakim L 42 80 0.66 sedang
26 Mutiara Sanghyang Putri P 42 80 0.66 sedang
27 Nia Astari P 44 80 0.64 sedang
28 RereYuli Septiandy P 44 80 0.64 sedang
29 Riska Aprilia P 44 80 0.64 sedang
30 Salsabila Bajri P 44 80 0.64 sedang
31 Santyawati P 50 80 0.60 sedang
32 Sigit L 50 82 0.64 sedang
33 Tanziel Mahardika Andana L 50 82 0.64 sedang
34 Teti Amelia P 52 84 0.67 sedang
35 Thiara Azhar Octaviani P 54 84 0.65 sedang
36 Wahid Wardin L 56 84 0.64 sedang
37 Wahikal Bagas Kara L 60 86 0.65 sedang
Rata-rata 38.11 75.14 0.60 sedang
15

N-Gain kelas Eksperiment

Post
NO NamaSiswa JK Pre Test Test N-gain kategori
1 Ahmad Bilal L 22 68 0.59 sedang
2 Ahmad Farhan Aziz L 24 68 0.58 sedang
3 Ahmad Fadeyan Fahlevi G L 24 68 0.58 sedang
4 Ahmad Fikri L 24 70 0.61 sedang
5 Ahmad Mahdar Fauzi Nurzati L 26 70 0.59 sedang
6 Ahmad Rafli Romdoni L 26 74 0.65 sedang
7 Ahmad Rifai L 30 74 0.63 sedang
8 Amelia Putri P 30 74 0.63 sedang
9 Alan Saputra L 30 74 0.63 sedang
10 Badar Imam L 30 78 0.69 sedang
11 Dea Ananda P 32 78 0.68 sedang
12 Devia Sharma Winata P 32 78 0.68 sedang
13 Euis Wijaya P 34 80 0.70 tinggi
14 Fitri Handaiyani P 34 80 0.70 tinggi
15 Ganden Tirtayasa L 34 80 0.70 tinggi
16 Indri Wahyuni P 34 80 0.70 tinggi
17 Jaelani Setiawan L 36 80 0.69 sedang
18 Kaspuan Maharani P 36 80 0.69 sedang
19 Khoirul Anwar L 36 80 0.69 sedang
20 Kiki Amelia Putri P 36 80 0.69 sedang
21 Muhamad Abdan Syakuro L 38 82 0.71 tinggi
22 Muhamad AdiSatria L 38 82 0.71 tinggi
23 Muhmad Aditya Ananda L 40 82 0.70 sedang
24 Muhamad Ridwannudin L 40 84 0.73 tinggi
25 Muhamad Rizal L 42 84 0.72 tinggi
26 Mutiara Ababil P 42 84 0.72 tinggi
27 Nabila Putri P 42 84 0.72 tinggi
28 Nahwa Fajriah P 44 86 0.75 tinggi
29 Naufal Pajar L 44 86 0.75 tinggi
30 Nining Marifah P 44 88 0.79 tinggi
31 Pita Sari P 44 88 0.79 tinggi
32 Raihan NurHidayat L 46 90 0.81 tinggi
33 Ramdoni L 48 90 0.81 tinggi
34 Riska Diah Puspitasari P 50 90 0.80 tinggi
35 Savana Kamilia Nazila P 50 90 0.80 tinggi
36 Tri Indah Ayu P 52 92 0.83 tinggi
37 Umi Kulsum P 54 92 0.83 tinggi
38 Wahikal Bagus Raka L 58 94 0.86 tinggi
39 WildanKusuma Jaya L 62 98 0.95 tinggi
Rata-Rata 38.15 81.54 0.71 tinggi
UJI REFERENSI

Nama : Zulhanifah
NIM : 108016l00ß48
JudulSkripsi :Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
{Problem Based Learningi terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Konsep Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Pembimbing I : Dr. Ahmad Sofyan, M. Pd.
Pembimbing II : Dr. Zulfiani, M. Pd.
Paraf
Pembimbing
No. Referensi
I II

BAB I. PENDAHULUAN
Undang — Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
PendidikanNasional, tersedia online
1.
http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf diakses
tanggal 15 April 2015, h. 1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidkan dengan Pendekatan
2. Baru, (Bandung: PT Remaja Rosada Karya, 2014) Cet 19,
h. 129
Laila Puspita, Suciati, dan Maridi,” Pengaruh Model Problem '
Based Learning dengan Metode Eksperiment disertai Concep
3. Map dan Mind Map Terhadap Prestasi Belajar Biologi
ditinjau dari Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar
Siswa”, Jurnal Inkuiri, Vol 3, No. I, 2014, h. 86
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
4. Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet 1, h.
67
Widodo dan Lusi Widiyanti, “Peningkatan Aktivitas Belajar
dan Hasil Belajar Siswa dengan Metode ProbJem Based
S Learning pada Siswa Kelas VII a Mts Negeri Donomulyo
Kulun Progo “ Jurnal Fisika Indonesia, Vol. XVII, No.49,
2013, h.33
BAB H. KERANGKA TEORI DAN KERNGKA BERPIKIR
Rusman, Pendekatan dan Model Pembelajaran ,(Jakarta: PT.
1. Raja Grafindo Persada, 2010), Cet V, h.6
I Wayan Santyasa, Model-model Pembelajaran Inovatif,
2. Makalah disajikan da1am• pelatihan tentang PTK bagi Guru
SMP dan SMA, tersedia online
http://www.academia.edu/10028880/Maka1ah I Wavan San
tyasa MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF,
diakses pada tanggal 14 mei 201J.h.7
3. Ibid.,h.7
Siti Wahida, “Pembelajaran Berbasis PBL untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Mata kuliah Pengetahuan Alat
4. Pengelolaan dan Penyajian Makana Mahasiswa Prodi Tata
Boga”, Jurnal Tabularasa PPS UNIMED, Vol. 9, 2012, h.
173
U. Setyorini, Sukiswo, dan B. Subali “Penetapan Model
Problem Based Learning untuk Meningkatkan
5.
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP”, Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, Vol.7, 2011, h.54
Rusman, Model-Model Pembelajaran, {Jakarta: Raja
6. ””'
Grafindo, 2012), Cet. 5, h.232
M. Taufiq Amis, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based
7.
Learning. (Jakarta: Kencana 2010), h.21
8
Trianto, Model-Model Pembelajaran Berorientasi
Konstruktuvisik, (Jakarta: Prestasi Pusaka, 2007), h. 67
Taufik, “Implementasi Pembelajaran Problem Based
J.
9 Learning di Progam Studi Pendidikan Biologi PMIPA
Universitas Jambi”, Jurnal Bidik, Vol.1,2012, h.18
Sri Handayani dan Sapir, “Efektifitas Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah {Problem Based
10 Learnings dan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk
Meningkatkan Aktivitas belajar”, Jurnal Pendidikan
Ekonomi, Vol.2, 2009, h.40
Arifah Purnamaningrum, Sri Dwiastuti, Riezky Maya
Probasari dan Noviawati, Peningkatan Kemampuan Berpikir
11 Kreatif melalui Problem Based Learning pada pelajaran
Biologi Siswa kelas X SMA N 3 Surakarta, tersedia online
http://bio1ogi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/ARIFAH-
PURNAMANINGRUM.pdf, diakses tanggal 24 April 2015,
Sri wahyuni, Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa Melalui Pembelajaran IPA Berbasis Problem Based
12 Learning, tersedia online
http://bio1ogi.fkip.usm.ac.id/wpcontent/upload/2012/03/SRI
WAHYUNI.pdf, diakses pada 28 april 2013, h.2
Ni Made Suci, “Penerapan Model Problem Based
Learning untuk meningkatkan Partisipasi Belajar dan Hasil
13 Belajar Teori Akutansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi
UNDIKSHA”, JuFnal Penelitian dan pengembangan
pendidikan, Lembaga
penelitian Undiksha, Vol 2, 2008, h.77
Sudarinan, Problem Based Learning: Suatu Model
14
Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan
Kemampuan Memecahkan Masalah, tersedia online
http://eorints.undp.ac.id diakses tanggal 15 Januari 2015,
h. 69
Bekti Wulandari dan Herman Dwi Suijono, “Pengaruh
Problem Based Learning teJadap Hasil Belajar ditinjau
15 dari Motivasi Belajar PLC di SMK”, Jurnal Pendidikan
Vokasi, Vol.2, 2013, h. 181
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Raja
16
Grafindo, 2012), Cet. 5, h.232
17 M. Taufiq Amir, Op. cit., h.12
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,
18
Jakarta: PT Burnt Aksara, 2012), h.91-92
19 M Taufiq Amir, Op.citt., h.24-25

20 Rustam, Op.citt., h. 243


21 Taufik, Op. cin., h. 20-21
Agus Suprijono, Cooperative LeaFning Teori dan Aplikasi
22 PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009) Cet II h. 73-76
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif.
23
(Jakarta: TIM Prestasi Pustaka, 2009), h. 71
24 Made Wena, Op. citt., h. 92

25 M. Taufiq Amir, Loc. citt., h.27

26 Bekti Wulandari dan Herman Dwi Surjono., Op.citt, h. 182


27 Trianto, Op, citt.,h. 96
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,
28
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet 5, h. 2
Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta
29
Didik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Cet.3, h. 232
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman
30
Ilmu Jaya, 2007), Cet 3, h.al 54
31 Agus Suprijono., .cift, h.2
M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendf‘dikan (Bandung: PT.
32
Remaja Rosdakarya, 2008) Cet 23 h.85
33 Agus Suprijono, Op. citt., h. 5-6
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,
34
(Bandung: PT. Rosdakarya, 2010), h. 22.
35 Ibid., h. 32-33

36 Syaiful Bahri Djamrah dan Aswan Zain, Strategi Belajar


Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), cet.4, h. 105
Dimiyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:
37
Rineka Cipta, 2013), h. 2b-30
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja
38 Pemimpin Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), Cet.
4, h.112
39 Ngalim Purwanto, Op. cit., h. 102.

40 Ibid., h.106

41 Sri Handayani dan Sapir ,Op. cix, h. 50-51


Widodo dan Lusi Widiyanti, “Peningkatan Aktivitas Belajar
dan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Problem Based
42 Learning pada Siswa Kelas VII a Mts Negeri Donomulyo
Kulun Progo “ Jumal Fisika Indonesia, Vol. XVII, No.49,
2013, h.35
)Gusti Agung Nyoman Setiawan dalam jumal Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan “Penerapan Pengajaran
Kontekstual Berbasis Masalah untuk Meningktkan Hasil
43
Belajar Biologi Siswa Kelas X2 SMA Laboratorium
Singaraja”, Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan 2, 2008, h. 57
44 Sudarman., Op.citt., h.73
Benny Satria Wahyui, dkk, Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Model Problem Based Learning pada Pokok
Bahasan Pencemaran Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil
45
Belajar Siswa Kelas X SMA, tersedia online
http://eorints.uniember.ac.id diakses tanggal 25 mei 2015,
h. 9
BAB MI. METODOLOGI PENELITIAN
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan
1. Kuantitatif, Kualitatifdan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010),

e
h. 117.
2. Ibid., h. 118.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka
3
Cipta, 2010), h. 193.
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi
4 Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006), h. 105
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelaharan, (Jakarta: PT Remaja
5
Rosadakarya, 2014), h. 252
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta:
6
Rajawali Press, 2012), h. 193
7 Ahmad Sofyan dkk., Op:“cit., h. 105
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasai Penelitian,
8
(Jakarta: Burnt Aksara,1999), h. 109
9 Ibid., h. 110

10 Zainal Arifm, Op.citt., h. 134.


11 Ibid., h. 266.

12 Sofyan, dkk, Op. cit., h. 103.

13 Ibid., h. 103.

14 f‘d., h. 104.
Edi Riadi , Metode Statistika, (Tangerang: PT Pusaka
15
Mandiri, 2014), Cet. 2, h. 96)
16 Sugiyono, Op. cit., h. 275.

17 Ibid., h. 110

BAB IY. HASIL DAN PEMBAHASAN


Bekti Wulandari dan Herman Dwi Su;jono, “Pengaruh
Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar ditinjau dari
1.
Motivasi Belajar PLC di SMK”, Jurnal Pendidikan
Vokasi, Vol.2, 2013, h. 186-189
I Gusti Agung Nyoman Setiawan dalam jumal Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan “Penetapan Pengajaran
Kontekstual Berbasis Masalah untuk Meningktkan Hasil
2.
Belajar Biologi Siswa Kelas X2 SMA Laboratorium
Singaraja”, Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan 2, 2008, h. 56
Jakarta, Juni 2015
Mengetahui,
Pembimbing I, Pembimbing II,

NIP: 19760309 20052 002


NIP: 19650115 198703 1020
KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen FITK-FR-AKD-082
UIN JAKARTA FORM (FR) Tgl. Terbit 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: 01
JI. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PEh ELITIAN
Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/......../2015 Jakarta, 20 April 2015
Lamp. : OUT/ine&roposaI
Hal : Permohonan Izin Penelitian

Kepada Yth.

Kepala Sekolah MTS Al- Husainy


Serpong di
Tempat

Assalamu'alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama : Zulhanifah
NIM 108016100048
Jurusan :IPA / Pendidikan Biologi
Semester 14
Judul Skripsi : ”Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil
belajar biologi siswa kelas VII
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di
instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut


melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara“, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

üsanti , M. Sc
09 00003 2 001
Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik
3. Mahasiswa yang bersangkutan
KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumei+ . FITK-FR-AKD-066
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FORM (FR)
FITK No. Revisi: 01

SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI


Nomor : Un.01/FU.01.3/........./2011 Jakarta, 10 September 2014

Hal : Observasi

Kepada—Yth.

Kepala Sekolah MTS AL-HUSAINY


Di tempat

Assalamu'alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Nama : Zulhanifah
NIM 108016100048
Jurusan /Prodi : Pendidikan IPA/ Pendidikan Biologi
Semester : XIII (Tigabelas)
adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan penyelesaian tugas skripsi
dengan judul ”Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learningf terhadap Masil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Peredaran Darah”,
mahasiswa tersebut memerlukan observasi dengan pihak terkait. Oleh karena itu,
kami mohon kesediaan Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan
bantuannya.

Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

a.n. Dekan
Kabag. Tata Usaha

80417 199203
1 001

Tembusan:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
YAYASAN 7ARBIYAX RUR AS-SXOLIXAT
MTs.NURAS-SNDL*NAT
TE&AX&EDIIASI A
SK NO 28.00.SNP/MTs.544.11 tanggal 11 Nopember 2011 NSN/NPSN : 21280405036/206
Alamat: Lengxong \\’Plan (BS0} Ta gerang BantenTeip (o2 ›)33? 5654 536 9462 Fax. (021) ñ?756P4

MTs.S.NAt3/05.O3$/PP.00.05/059/2015

bang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Tsanawiyah Nur As-Sholihat Serpong Tangerang

'lama : ZULBANIFAH
lenis Kelamin : Perempuan
: 108016100048
Program Study : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan &A
fenjang Strata I (S-1)
(Jniversitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
fudul Tesis : “Pengaruh Model Pembelajaran Berbabasis Masalah (PBL)
Terhadap £fasil Belajar Siswa”

bahwa nama tersebut di atas adalah benar sebagai mahasiswa yang telah melaksanakan penelitian di
Hadrasah kami pada tanggal 22 April s.d 23 Mei 2015.

3emikian surat keterangan int dibuat dengan sebenarnya bagi yang bersangkutan untuk dipergunakan
iebagaimana mestinya.

Tangerang Selatan, 02 Juni 2015

Anda mungkin juga menyukai