Anda di halaman 1dari 243

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN


MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL)
PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Anis Wahdati Sholekah


NIM.23060160068

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN


ALAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020

i
ii
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN
MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL)
PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan

Oleh :

Anis Wahdati Sholekah


NIM.23060160068

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN


ALAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020

iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Muhammad Istiqlal, M.Pd.
Dosen IAIN Salatiga
Hal : Naskah Skripsi
Lamp : 4 eksemplar
Saudara : Anis Wahdati Sholekah
Kepada :
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr.Wb

Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini


kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Anis Wahdati Sholekah
NIM 23060160068
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi : Tadris Ilmu Pengetahuan Alam
Judul :Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Materi Pencemaran
Lingkungan Melalui Model Project Based Learning (PjBL) pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Salatiga Tahun Pelajaran
2019/2020
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Salatiga, 6 April 2020
Pembimbing

Muhammad Istiqlal, M.Pd.


NIDT. 19890710 201608 1 001
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

v
PENGESAHAN KELULUSAN

vi
MOTTO

"Bukan tugas kita untuk percaya kata mereka yang bilang TIDAK MUNGKIN”
-Wardah-

“Tidak ada yang namanya eskalator kesuksesan, adanya harus menaiki tangga”
-Anonim-

vii
PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karuniaNya, skripsi ini

penulis persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua tersayang Bapak Sumartoyo dan Ibu Subaidah yang telah

membesarkan, mendidik, memperjuangkan biaya pendidikan saya,

mendukung serta mendo’akan setiap langkah saya lalui.

2. Adik-adik kandung saya yaitu Miftah Fatimaturrizqiyah dan Anindita Salma

Salsabila yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada saya agar

segera menyelesaikan skripsi ini.

3. Keluarga besar yang selalu mendo’akan, menyemangati, memotivasi serta

memantau saya demi kelancaran semua yang saya lalui.

4. Bapak Muhammad Istiqlal, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang banyak

membantu dalam menyelasaikan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak dan ibu dosen IAIN Salatiga yang telah bersedia membimbing dan

memberikan bekal ilmu.

6. Seseorang disaat jauh dari orang tua yaitu Yanwar Kurniadi yang selalu

memberikan semangat dan saya repotin di Salatiga

7. Teman-teman mahasiswa/i pejuang skripsi IAIN Salatiga serta keluarga besar

Tadris IPA angkatan 2016, dan Kos H.Rohim yang saling menyemangati.

8. Saya persembahkan kepada pembaca, semoga tulisan yang masih banyak

kekurangan ini sedikit memberi manfaat.

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang tak henti-

hentinya melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayahnya, yang telah memberikan

kekuatan, perlindungan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan pada Nabi Muhammad

SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran, beserta keluarga dan

sahabatnya.

Adapun judul skripsi ini adalah “Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar

IPA Materi Pencemaran Lingkungan Melalui Model Project Based Learning

(PjBL) Pada Siswa Kelas VII SMPN 9 Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020”.

Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi sebagai prasyarat guna memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam menyelesaikan banyak pihak yang telah memberikan perhatian,

bantuan, bimbingan, motivasi dan arahan serta nasehat kepada penulis. Oleh karena

itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Eni Titikusumawati, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Tadris IPA

IAIN Salatiga.

ix
4. Bapak Muhammad Istiqlal, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

5. Ibu Dra.Widyastuti, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan banyak bimbingan kepada penulis.

6. Dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang memberikan ilmu dan bantuan

kepada penulis.

7. Bapak dan ibu serta keluarga yang telah memberikan do’a, motivasi serta

dukungan kepada penulis.

8. Kepala SMP dan segenap guru serta siswa-siswi kelas VII-H SMPN 9

Salatiga yang telah memberikan izin dan membantu peneliti melaksanakan

penelitian.

9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah SWT dan mudah-

mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.

Salatiga, 6 April 2020

Penulis

Anis Wahdati Sholekah


NIM.23060160068

x
ABSTRAK

Sholekah, Anis Wahdati. 2019. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Materi
Pencemaran Lingkungan Melalui Model Project Based Learning (PjBL)
pada Siswa Kelas VII SMPN 9 Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020.
Skripsi, Program Studi Tadris IPA Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muhammad Istiqlal,
M.Pd.

Kata Kunci: Motivasi Belajar, Hasil Belajar, IPA dan Model Project Based
Learning (PjBL)

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya motivasi dan hasil belajar IPA
kelas VII-H di SMPN 9 Salatiga. Berdasarkan observasi dan wawancara salah satu
penyebab rendahnya motivasi dapat dilihat ketika proses pembelajaran seperti siswa
yang mengantuk, mencoret-coret buku bahkan kebingungan saat ditanya cita-citanya
sehingga rendahnya motivasi dapat mempengaruhi hasil belajar. Hasil belajar rendah
dengan melihat hasil evaluasi semester I nilai rata-rata siswa kelas VII-H 35,10
dengan KKM 76. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana
peningkatan motivasi menggunakan model PjBL materi pencemaran lingkungan pada
siswa kelas VII-H SMPN 9 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020? dan Bagaimana
peningkatan hasil belajar IPA menggunakan model PjBL materi pencemaran
lingkungan pada siswa kelas VII-H SMPN 9 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020?
Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 4
langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subyek dalam
penelitian ini yaitu siswa kelas VII-H SMPN 9 Salatiga dengan jumlah 29 siswa yang
dilaksanakan dengan 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, angket, tes, wawancara dan dokumentasi pada pembelajaran pencemaran
lingkungan melalui model PjBL. Proses pembelajaran menggunakan model PjBL
memiliki 6 tahap yaitu mulai pertanyaan mendasar, merancang perancanaaan proyek,
menyusun jadwal, memantau kemajuan proyek, penilaian, dan mengevaluasi
pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model PjBL dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA materi pencemaran lingkungan pada
siswa kelas VII-H SMP Negeri 9 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020. Keberhasilan
penelitian ini dapat ditunjukan melalui angket motivasi dan tes evaluasi yang
diperoleh setiap siklusnya. Motivasi belajar kategori tinggi yaitu ≥50 dan standar
KKM mata pelajaran IPA yaitu 76 dengan pencapaian klasikal 85% untuk hasil
belajar. Peningkatan ini dapat dilihat dari siklus I motivasi belajar siswa dengan rata-
rata 41,31% dan meningkat pada siklus II menjadi 69,34%. Sedangkan peningkatan
hasil belajar IPA pada siklus I 27,6% dan meningkat pada siklus II menjadi 89,7%
yang tuntas. Sehingga model PjBL dapat memenuhi target pencapaian dan dapat
dikatakan berhasil.
xi
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i

Lembar Berlogo IAIN ...................................................................................... ii

Halaman Sampul Dalam .................................................................................. iii

Persetujuan Pembimbing.................................................................................. iv

Pernyataan Keaslian Tulisan ............................................................................ v

Pengesahan Kelulusan...................................................................................... vi

Moto ................................................................................................................ vii

Persembahan .................................................................................................... viii

Kata Pengantar ................................................................................................. ix

Abstrak ............................................................................................................. xi

Daftar Isi .......................................................................................................... xii

Daftar Tabel ..................................................................................................... xv

Daftar Gambar.................................................................................................. xvi

Daftar Lampiran ............................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 10

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................................. 12


xii
F. Definisi Operasional ............................................................................ 12

G. Metodologi Penelitian .......................................................................... 15

1. Rancangan Penelitian ..................................................................... 15

2. Subjek Penelitian............................................................................ 15

3. Langkah-langkah Penelitian........................................................... 16

4. Instrumen Penelitian ...................................................................... 19

5. Pengumpulan Data ......................................................................... 20

6. Analisis Data .................................................................................. 22

H. Sistematika Penulisan .......................................................................... 23

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 26

A. Kajian Teori ......................................................................................... 26

1. Motivasi Belajar ............................................................................. 26

2. Hasil Belajar................................................................................... 31

3. Pembelajaran IPA........................................................................... 39

4. Materi Pencemaran Lingkungan .................................................... 41

5. Model Project Based Learning (PjBL) .......................................... 55

B. Kajian Pustaka...................................................................................... 63

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN .................................................. 66

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian......................................................... 66

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...................................................... 66

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ..................................................... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 82

xiii
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 82

1. Deskripsi Penelitian Siklus I .......................................................... 82

2. Deskripsi Penelitian Siklus II......................................................... 88

B. Pembahasan.......................................................................................... 92

BAB V PENUTUP.......................................................................................... 107

A. Kesimpulan .......................................................................................... 107

B. Saran..................................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 110

LAMPIRAN.................................................................................................... 113

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penentuan Kategori Motivasi Belajar .............................................. 27

Tabel 2.2 Penentuan Kategori Hasil Belajar .................................................... 34

Tabel 2.3 Penyakit Akibat Pencemaran Air ..................................................... 41

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Proyek Siklus I........................................................ 85

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Proyek Siklus II ...................................................... 91

Tabel 4.3 Rekapitulasi Motivasi Belajar IPA Persiklus................................... 95

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Persiklus......................................... 100

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Alur Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ........................ 17

Gambar 2.1 Pencemaran Lingkungan .............................................................. 42

Gambar 2.2 Pencemaran Air ............................................................................ 44

Gambar 2.3 Blooming Algae ............................................................................ 45

Gambar 2.4 Pencemaran Udara........................................................................ 48

Gambar 2.5 Tumbuhan Limbah Penyebab Pencemaran Tanah ....................... 53

Gambar 2.6 Skema Langkah-langkah PjBL..................................................... 58

Gambar 4.1 Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus I .................................... 97

Gambar 4.2 Diagram Motivasi Siswa Siklus II ............................................... 98

Gambar 4.3 Diagram Rata-rata Motivasi Belajar Persiklus............................. 99

Gambar 4.4 Diagram Hasil Belajar Siklus I .................................................... 101

Gambar 4.5 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus II......................................... 102

Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Persiklus ............................... 103

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Peserta Didik Kelas VII-H ................................................... 114

Lampiarn 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I..................... 115

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................... 139

Lampiran 4 Hasil Lembar Pengamat Guru Siklus I ........................................ 162

Lampiran 5 Hasil Lembar Pengamat Guru Siklus II........................................ 164

Lampiran 6 Angket Motivasi Belajar Siswa .................................................... 166

Lampiran 7 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I ............................. 171

Lampiran 8 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II ............................ 175

Lampiran 9 Data Nilai Hasil Tes Evaluasi Siklus I ......................................... 179

Lampiran 10 Data Nilai Hasil Tes Evaluasi Siklus II ...................................... 185

Lampiran 11 Hasil Proyek Siklus I .................................................................. 191

Lampiran 12 Hasil Proyek Siklus II................................................................. 192

Lampiran 13 Lembar Validitas Instrumen ....................................................... 193

Lampiran 14 Surat Petunjuk Dosen Pembimbing............................................ 207

Lampiran 15 Surat Izin Penelitian dari Kampus .............................................. 208

Lampiran 16 Surat Izin Penelitian dari KESBANGPOL................................. 209

Lampiran 17 Lembar Konsultasi...................................................................... 210

Lampiran 18 Dokumentasi............................................................................... 213

Lampiran 19 Satuan Kredit Kegiatan............................................................... 215

Lampiran 20 Curriculum Vitae ........................................................................ 224


xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki

karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual, baik

berupa kenyataan atau kejadian dan hubungan sebab-akibatnya dalam

proses pembelajarannya. Proses pembelajaran IPA terdiri atas tiga tahap

yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanakan proses

pembelajaran, dan penelitian hasil pembelajaran (Wisudawati dan Eka,

2017: 22-26). Pembelajaran dalam IPA menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah yang terkandung

dalam proses pembelajarannya (Trianto, 2015: 153).

Suatu proses pembelajaran hakekatnya tidaklah luput dengan

adanya motivasi. Maka motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan, baik

dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai

tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya (Uno, 2016: 1).

Sehubungan dengan hal tersebut, motivasi telah dijelaskan dalam Al-

Qur’an bahwa memotivasi dan mengarahkan setiap manusia untuk

belajar, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS.Al-Mujadalah ayat 11

yang berbunyi:

1
‫واِذَا‬
‫ل‬ ‫ ح ى ا ج س فَا ˚ف س‬f‫ا ل َتفَ س‬fَ‫وااِذ‬fُ‫ُي هاا ن امن‬fَ‫َياا‬
˚ ‫ِقي ل ك وا ˚لم ا ˚ف سحوا ِح‬ ‫لَّ ِذي‬
ۚ
‫لُا م‬ ‫َي‬ ‫ِل‬ ‫˚م‬
‫ك‬

ۗ ‫َّ ُ ُ ˚ ˚ جات‬ ‫ال الَ امُنوا ك‬fُ‫ّل‬


‫وال اوتواا ل ِع ل‬ ‫َي ˚رَفِع‬ ‫˚ن‬ ‫ِقي ا‬
‫ر ن‬f‫َم َد‬ ‫ِذ ي‬ ‫ِذين ِم ˚ن ˚م‬ ‫شزوا‬ َ f ‫˚ن شزواف‬
‫ا‬ ‫ل‬
﴾۱۱﴿ ‫و ب ر‬fُf ‫ّلوال ما عمل‬
ِ ُ
‫ت ن ي‬
‫خ‬

Artinnya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan

kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis”

maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan

untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdilirah kamu” maka

berdirilah, ciscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-

orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi

ilmu beberapa derajat. Dan Allah maha teliti apa yang kamu

kerjakan” (QS.Al-Mujadalah ayat 11).

Berdasarkan ayat di atas dapat diketahui bahwa seseorang bisa

mendapatan derajat di sisi Allah dengan cara beriman kepadaNya dan

menjadi orang yang berilmu atau berpengetahuan dengan cara belajar.

Belajar yang merupakan perubahan terjadi melalui latihan dan


2
pengalaman, artinya perubahan yang mengarah pada pematangan karena

hal itu terjadi dengan sendirinya. Hal ini bisa menjadi alasan seseorang

untuk terdorong menjadi manusia yang beriman kepada Allah ataupun

manusia yang berpengetahuan, tentu dalam hal ini ada kolerasi dalam

keduanya. Kedua hal itu bisa menjadi landasan untuk memotivasi

3
seseorang untuk mendapatkan derajat di sisi Allah SWT dengan dua cara

tersebut yaitu menjadi orang yang beriman dan berilmu.

Oleh karena itu motivasi belajar adalah kunci keberhasilan siswa

untuk mencapai pembelajaran yang baik dan sesuatu yang dapat

memotivasi siswa atau individu untuk belajar. Berdasarkan dengan

mendapatkan derajat di sisi Allah SWT maka seseorang termotivasi

untuk belajar, dengan belajarlah seseorang bisa menjadi orang yang

berilmu dan berpengetahuan, dan ilmu sebagai jembatan seseorang untuk

menjadi orang yang beriman, dan apabila keduanya sudah tercapai maka

akan mendapatkan derajat di sisi Allah SWT.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh

peneliti dengan guru yang mengajar kelas VII-H SMP Negeri 9 Salatiga

didapatkan informasi bahwa motivasi dan hasil belajar IPA masih rendah

dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Rendahnya motivasi

belajar dapat dilihat ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa ada

yang mengantuk, coret-coret buku atau menggambar sendiri, mengobrol

dengan teman sebangkunya, kebingungan saat ditanya cita-citanya,

melamun saat guru menjelaskan materi dan pembelajaran terkesan

monoton sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi yang

disampaikan oleh guru berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.

4
Hasil belajar siswa kelas VII-H yang merupakan subjek

penelitian, masih banyak siswa yang nilainya kurang dari KKM. Hal ini

ditandai ketika siswa dihadapkan dengan soal, siswa tidak dapat

melakukan generalisasi dari informasi yang disajikan pada soal untuk

membantunya dalam menemukan jawaban, mereka hanya menebak

jawaban tersebut, ketika pembelajaran berlangsung siswa kurang

memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru sehingga banyak siswa

yang belum mencapai KKM yaitu 76, sehingga berdampak pada

persentase hasil belajar Ulangan Akhir Semester (UAS) I di kelas VII-H

yang mendapatkan nilai tertinggi hanya sebesar 60 sehingga dapat

dikatakan ketuntasan adalah 0%, dengan nilai rata-rata hasil belajar IPA

35,10 dan harus melakukan remedial. Sementara nilai siswa pada mata

pelajaran lain sebagian besar nilainya lebih baik. Artinya siswa masih

mengalami kesulitan dalam pembelajaran dan belum mencapai kriteria

yang sudah ditetapkan dari jumlah siswa.

Permasalahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran di

SMPN 9 Salatiga khususnya mata pelajaran IPA, pemilihan metode

ataupun model pembelajaran yang kurang tepat berakibat pembelajaran

belum berjalan dengan baik. Selain aktivitas yang dilakukan sebagian

siswa di atas, kompetensi siswa masih belum sesuai dengan yang

diharapkan yaitu masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah

KKM dan kurang adanya inovasi dalam mengembangkan proses


5
pembelajaran. Siswa kelas VII-H merasa malas dan kurang semangat

bahkan terlihat kurang memperhatikan proses pembelajaran sehingga

berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Hal tersebut menuntut

guru perlu menciptakan model yang tepat dan menarik perhatian siswa

agar siswa mempunyai motivasi dan hasil belajar yang tinggi dalam

proses pembelajaran. Sehingga diperlukan sebuah rancangan

pembelajaran yang menarik bagi siswa agar dapat mencapai nilai yang

baik di atas KKM yang ditentukan. Salah satu alternatif rancangan

pembelajaran yang harus diterapkan dalam materi selanjutnya yaitu

pencemaran lingkungan menurut peneliti dan guru kelas VII-H SMPN 9

Salatiga, untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam

materi ini peneliti memilih dengan menggunakan model Project Based

Learning (PjBL).

Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dipilih

karena pembelajaran ini memberikan kesempatan untuk siswa bekerja

lebih otonom, untuk mengembangkan pembelajaran sendiri, lebih

realistik dan menghasilkan suatu produk. Pembelajaran berbasis proyek

menyediakan tugas-tugas kompleks yang berbasis pertanyaan-pertanyaan

atau masalah yang melibatkan siswa dalam aktivitas-aktivitas

memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan investigasi dan

refleksi yang melibatkan guru sebagai fasilitator. Pembelajaran berbasis

proyek terfokus pada pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa untuk


6
memanfaatkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui pengalaman.

Sehingga dengan pembelajaran berbasis proyek siswa belajar dari

pengalamannya dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-

hari. Model pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi

dan hasil belajar IPA siswa karena melalui model ini mereka akan dilatih

untuk mengonstruksi sendiri pengetahuan yang mereka miliki dengan

terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang kompleks.

Berdasarkan Thomas (dalam Wena, 2016: 144) Pembelajaran

berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada guru untuk mengolah pembelajaran di kelas dengan

melibatkan kerja proyek. Pembelajaran berbasis proyek adalah metode

pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Siswa

melakukan eksplorasi, penilaian, interprestasi, sintesis, dan informasi

untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

Pembelajaran dengan menggunakan Project Based Learning akan

menumbuhkan semangat bagi siswa dan memotivasi siswa untuk belajar

sehingga akan berdampak positif bagi proses pembelajarannya seperti

yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya yaitu Simbolon (2014)

menyatakan bahwa terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan

sebelum menggunakan model Project Based Learning (PjBL). Penelitian

lain yang dilakukan oleh Wida (2015) menyatakan bahwa kondisi

pembelajaran berbasis proyek atau biasa disebut dengan Project Based


7
Learning (PjBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa daripada

pembelajaran yang menggunakan pembelajaran konvensional, karena

dapat menjadikan siswa merasa dirinya dilibatkan dalam proses

pembelajaran, dan berkesempatan untuk menyampaikan pendapat,

gagasan, ide ataupun pertanyaan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa pembelajaran dengan model Project Based Learning (PjBL) dapat

berpengaruh positif dalam proses pembelajarannya.

Berdasarkan dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti

sebelumnya dengan menggunakan model PjBL yang mempunyai 6 tahap

seperti mulai pertanyaan mendasar, merancang perancanaan proyek,

membuat jadwal, memantau kemajuan proyek, penilaian, dan

mengevaluasi proses pembelajaran, maka dalam penelitian ini dilakukan

untuk pengembangan model Project Based Learning (PjBL) dengan

asumsi model tersebut dapat digunakan untuk pembelajaran yang lebih

efektif. Serta beberapa perbedaan dari penelitian terdahulu dengan

penelitian ini yaitu apa yang ditingkatkan, subyek, waktu, serta materi

pembelajaran pada siswa kelas VII-H SMPN 9 Salatiga tahun pelajaran

2019/2020.

Menurut Moursund (dalam Wena, 2016: 147) Kelebihan model

Project Based Learning (PjBL) adalah memberikan pengalaman kepada

siswa pembelajaran dan praktik mengorganisasi proyek, menyediakan

pengalaman belajar yang melibatkan siswa secara kompleks dan


8
dirancang untuk berkembang secara dunia nyata, membuat suasana

belajar menjadi menyenangkan. Sedangkan kelemahan model Project

Based Learning (PjBL) adalah memerlukan banyak waktu untuk

menyelesaikan masalah, banyaknya peralatan yang harus disediakan, ada

kemungkinan siswa kurang aktif dalam kerja kelompok, dan

membutuhkan biaya yang cukup banyak. Namun kelemahan-kelemahan

tersebut tidaklah menjadi masalah selama guru dapat mengemas

pembelajaran dengan baik (Triana, Zulkarnain & Rahma, 2015: 9).

Sehubungan dengan hal tersebut peneliti mencoba menerapkan

sebuah tindakan dengan menggunakan model PjBL untuk mengatasi

permasalahan yang ada, maka perlu diadakan penelitian tindakan kelas

untuk membuktikan bahwa melalui model Project Based Learning

(PjBL) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPA. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut berjudul

“PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI

PENCEMARAN LINGKUNGAN MELALUI MODEL PROJECT

BASED LEARNING (PjBL) PADA SISWA KELAS VII-H SMP

NEGERI 9 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2019/2020”.

9
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peningkatan motivasi belajar IPA menggunakan model

Project Based Learning (PjBL) materi pencemaran lingkungan pada

siswa kelas VII-H di SMPN 9 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPA menggunakan model

Project Based Learning (PjBL) materi pencemaran lingkungan pada

siswa kelas VII-H di SMPN 9 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah:

1. Mengetahui peningkatan motivasi belajar IPA materi pencemaran

lingkungan melalui model Project Based Learning (PjBL) pada

siswa kelas VII-H di SMPN 9 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020.

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi pencemaran

lingkungan melalui model Project Based Learning (PjBL) pada

siswa kelas VII-H di SMPN 9 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020.

10
D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa kegunaan atau manfaat,

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

dalam proses pembelajaran IPA yang semakin baik akan

meningkatkan kualitas pendidikan IPA di sekolah.

b. Hasil penelitian dapat menjadi salah satu acuan dalam

mengembangkan IPA di sektor pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Siswa

1) Proses belajar mengajar IPA di SMPN 9 Salatiga menjadi

menarik dan menyenangkan dengan menggunakan model

pembelajaran Project Based Learning (PjBL).

2) Menumbuhkan semangat belajar siswa untuk belajar lebih

giat dalam mata pelajaran IPA.

3) Meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran IPA.

4) Meningkatkan keaktifan dan partisipasi siswa dalam proses

pembelajaran.

5) Meningkatkan keberanian siswa mengungkapkan pendapat,

ide, pertanyaan, dan saran.

11
b. Manfaat bagi Guru

Penelitian ini yang menggunkan model Project Based

Learning (PjBL) dapat membantu mengatasi permasalahan

pembelajaran yang dihadapi oleh guru dan masalah wawasan

serta keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan mutu pembelajaran.

c. Manfaat bagi Sekolah

Membantu meningkatkan kualitas pendidikan sekolah

karena adanya guru mampu mengembangkan strategi

pembelajaran dengan tepat sesuai materi pembelajaran yang

disampaikan.

d. Manfaat bagi Pendidikan

Peneliti mendapatkan pengalaman dalam melakukan

penelitian tindakan kelas. Sehingga ketika terjun ke dunia

pendidikan, peneliti sudah siap untuk melakukan pembelajaran di

kelas.

e. Manfaat bagi Peneliti

1) Sebagai bahan pertimbangan dan sumber untuk penelitian-

penelitian selanjutnya.

2) Sebagai tambahan wawasan pemahaman tentang penggunaan

model pembelajaran dalam pembelajaran.

12
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan

penelitian. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:

a. Melalui penerapan model Project Based Learning (PjBL) dapat

meningkatkan motivasi belajar IPA materi pencemaran

lingkungan pada siswa kelas VII-H di SMPN 9 Salatiga tahun

pelajaran 2019/2020.

b. Melalui penerapan model Project Based Learning (PjBL) dapat

meningkatkan hasil belajar IPA materi pencemaran lingkungan

pada siswa kelas VII-H di SMPN 9 Salatiga tahun pelajaran

2019/2020.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan model Project Based Learning (PjBL) dikatakan

berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Adapun

indikator yang dirumuskan peneliti adalah:

a. Indikator Keberhasilan Motivasi Belajar

Kesepakatan antara guru mata pelajaran IPA dan peneliti serta

diperkuat oleh peneliti sebelumnya kemudian dari beberapa jurnal

menunjukkan bahwa adanya peningkatan motivasi belajar melalui

penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

dari siklus pertama dan kedua dengan ditandainya jumlah siswa


13
memiliki motivasi belajar kategori tinggi ≥50% dari jumlah siswa

di kelas.

b. Indikator Keberhasilan Hasil Belajar

Indikator keberhasilan yang dirumuskan adalah hasil belajar

siswa dikatakan berhasil apabila mencapai 85% dari nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan sekolah yaitu 76

dan KKM Mata pelajaran yang bersangkutan sehinga siklus akan

berhenti jika 85% total siswa dalam kelas PTK mendapatkan nilai

sama dengan atau lebih besar dari KKM (IAIN Salatiga, 2017:

34).

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam persepsi atau judul,

maka penulis memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian

dan pemahaman istilah-istilah yang ada dalam judul:

1. Motivasi

Motivasi belajar adalah dorongan, usaha ataupun hasrat serta

keinginan seseorang individu untuk bertindak atau melakukan

sesuatu dikarenakan adanya tujuan dan keinginan yang harus tercapai,

oleh karena itu motivasi belajar harus dimiliki sejak dini karena

dengan adanya motivasi belajar dapat meningkatkan aktivitas dan

semangat belajar dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

14
2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan yang dimiliki siswa setelah

melakukan aktivitas belajar yang ditandai oleh tercapainya suatu

tujuan belajar berupa perubahan tingkah laku, bertambahnya

pengetahuan dan memiliki suatu keterampilan. Hasil belajar dalam

penelitian ini dimaksudkan pada penugasan pengetahuan pada suatu

mata pelajaran yang ditunjukkan dengan nilai.

3. Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses

ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud

sebagai produk ilmiah.

4. Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan merupakan segala sesuatu berupa

bahan-bahan fisika maupun kimia yang mengganggu keseimbangan

ekosistem ataupun memengaruhi kualitas lingkungan. Pencemaran

lingkungan terjadi akibat dari kumpulan kegiatan manusia dan bukan

dari kegiatan perorangan.

15
5. Model Project Based Learning (PjBL)

Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang

melibatkan proyek perseorangan atau kelompok yang dilaksanakan

dalam jangka waktu tertentu dan menghasilkan sebuah produk,

kemudian hasilnya ditampilkan atau dipresentasikan.

G. Metodologi Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (dalam Muryono, 2016: 9)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action

research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik

pembelajaran di kelasnya. Penerapan PTK dalam penelitian ini

didasarkan pada temuan masalah dalam bentuk masalah

pembelajaran yaitu tingkat pemahaman siswa terhadap mata

pelajaran IPA rendah.

2. Subjek Penelitian

a. Lokasi

1) Tempat : SMP Negeri 9 Salatiga

2) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

3) Materi Pokok : Pencemaran Lingkungan

4) Kelas/Semester : VII-H / Genap

16
b. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2019/2020 dari 17-27 Februari 2020.

c. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas VII-H tahun pelajaran

2019/2020 yang mengikuti mata pelajaran IPA dengan jumlah

siswa 29, terdiri dari 13 siswa putri dan 16 siswa putra.

3. Langkah-langkah Penelitian

Arikunto, Suhardjono & Supardi (2015: 143), mengemukakan

bahwa PTK ditandai dengan adanya tindakan. Tindakan tersebut

dilakukan tidak hanya sekali. Akan tetapi, berulang-ulang sampai

dengan tujuan PTK tercapai. Tahap-tahap dalam PTK terdiri atas

rangkaian empat tahapan penting, yaitu meliputi:

a. Perencanaan (Planning)

b. Pelaksanaan (Action)

c. Pengamatan (Observation), dan

d. Refleksi (Reflection)

Berikut adalah gambaran keempat langkah yang dilakukan

dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK):

17
Gambar 1.1 Skema Alur Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

(Arikunto, Suhardjono, & Supardi, 2015:42)

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan bagian awal yang harus

dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan

dilakukan. Hartini (dalam Wida 2015: 11), mengemukakan

ada empat kegiatan dalam tahap perencanaan yaitu:

1) Menentukan target kompetensi

2) Mendesain pembelajaran yaitu membuat skenario

pembelajaran dengan penerapan model Project Based

Learning (silabus, RPP, alat pembelajaran)

3) Mendesain alat tes

18
4) Menyiapkan instrumen

a) Lembar pengamatan aktivitas siswa dalam

pembelajaran pencemaran lingkungan melalui model

PjBL.

b) Lembar pengamatan guru dalam pembelajaran

pencemaran lingkungan melalui model PjBL.

b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Tahap pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan yang

merupakan implementasi isi rancangan dan berupa penerapan

pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang

tertulis pada RPP dan perencanaan tindakan. Kegiatan

pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti,

dan penutup.

c. Pengamatan (Observation)

Pengamatan tahap ini, peneliti mengamati proses

pembelajaran dari awal sampai akhir dengan menggunakan

lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi

siswa pada saat proses pembelajaran dan segala aktivitasnya.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh data yang akurat

bagi perbaikan siklus berikutnya.

19
d. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan kegiatan untuk melihat kembali apa

yang sudah terjadi pada saat proses pembelajaran. Dalam

kegiatan ini, data yang diperoleh dari proses pengamatan

kemudian dikumpulkan dan dianalisis untuk mengetahui hasil

dari pembelajaran apakah gagal atau berhasil. Hasil dari

refleksi dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk siklus

berikutnya.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

tindakan kelas adalah:

a. Lembar observasi, alat yang digunakan dalam kegiatan

mengamati yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi berisi

indikator yang didesain berdasarkan fokus penelitian. Mencatat

juga proses pembelajaran untuk mendapatkan data tentang

aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), merupakan rencana

yang menggambarkan prosedur pembelajaran untuk mencapai

kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi.

c. Angket yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur

motivasi belajar siswa.

20
d. Lembar soal, merupakan alat tes digunakan untuk mendapatkan

data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian

target kompetensi.

e. Lembar penilaian, merupakan lembar digunakan untuk

mengumpulkan hasil penilaian yang diperoleh dari siswa.

5. Pengumpulan Data

Data merupakan informasi-informasi tentang objek penelitian.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai

berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui

pengamatan dan pencatatan secara sistematis. Metode ini

digunakan untuk mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan

dalam pembelajaran berkaitan dengan proses kegiatan belajar

mengajar oleh guru dan siswa untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

b. Angket

Angket atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis

yang harus dijawab secara tertulis oleh responden angket

diberikan kepada siswa untuk mengambil data tentang respon

siswa terhadap penerapan model pembelajaran Project Based

Learning (PjBL) guna mengetahui motivasi belajar siswa pada


21
proses pembelajaran yang dilakukan. Pada penelitian ini, angket

diberikan kepada siswa sebanyak 2 kali yaitu tes siklus I dan tes

siklus II.

c. Tes

Tes merupakan teknik yang diberikan kepada siswa pada setiap

siklus, untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan hasil

belajar siswa dalam setiap tahapan yang dilakukan.

d. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara

memberikan pertanyaan secara langsung terhadap objek. Teknik

wawancara juga berfungsi sebagai penunjang data dalam

penelitian ini.

e. Dokumentasi

Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data

dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti.

Instrumen yang akan di kumpulkan. Dokumentasi meliputi

silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), daftar

kehadiran siswa, modul dan foto kegiatan pembelajaran di kelas.

22
6. Analisis Data

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka

analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil

observasi yang terekam dalam catatan lapangan.

a. Ketuntasan Individu

Mengetahui ketuntasan setiap individu dalam mencapai ≥76 pada

materi pencemaran lingkungan dapat dilihat dari nilai hasil tes

evaluasi untuk mengetahui nilai setiap siswa dapat diperoleh

sebagai berikut:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 × 5

b. Ketuntasan Klasikal

Persentase ketuntasan belajar siswa yang peneliti harapkan adalah

≥85% dari jumlah total siswa satu kelas, untuk mengukur

persentase kompetensi siswa secara klasikal dapat digunakan

rumus sebagi berikut:

𝑃 = ∑ 𝑛1
× 100%
∑𝑛
Dimana:

𝑃 = persentase ketuntasan siswa klasikal

∑ 𝑛1 = jumlah siswa tuntas belajar individu (Persentase ≥85%)

∑𝑛 = jumlah total siswa

23
H. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi PTK ini

sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Bagian awal skripsi PTK terdiri atas Sampul atau judul, Lembar

berlogo, Halaman sampul dalam, Persetujuan pembimbing,

Pernyataan keaslian tulisan, Pengesahan kelulusan, Motto,

Persembahan, Kata pengantar, Abstrak, Daftar isi, Daftar tabel,

Daftar gambar, dan Daftar lampiran.

2. Bagian Inti

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

B. Rumusan masalah

C. Tujuan masalah

D. Manfaat penelitian

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

F. Definisi Operasional

G. Metodologi Penelitian

1. Rancangan Penelitian

2. Subjek Penelitian

3. Langkah-langkah Penelitian

4. Instrumen Penelitian
24
5. Pengumpulan Data

6. Analisis Data

H. Sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Motivasi

2. Hasil Belajar

3. IPA Materi Pencemaran Lingkungan

4. Model Project Based Learning (PjBL)

B. Kajian Pustaka

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

1. Siklus I

2. Siklus II

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

1. Deskripsi Penelitian Siklus I

2. Deskripsi Penelitian Siklus II

B. Pembahasan peneliti yang telah dilakukan serta perbandingan

hasil belajar antar siklus.

25
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

3. Bagian Akhir

Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran dan

daftar riwayat hidup penulis.

26
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi memiliki kata lain dari Bahasa Latin movere, yang

berarti gerak atau dorongan untuk bergerak. Sehingga motivasi bisa

diartikan dengan memberikan daya dorong sehingga sesuatu yang

dimotivasi tersebut dapat bergerak (Purwanto, 2014: 319). Lebih

lanjutnya, Uno (2016: 3) istilah motivasi berasal dari kata motif yang

diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang

menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat, sehingga

motivasi dapat diartikan sebagai dorongan dan kekuatan dalam diri

seseorang untuk melalukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya.

Pengertian motivasi menurut Keller (dalam Wena, 2016: 33)

mendefinisikan motivasi sebagai intensitas dan arah suatu perilaku

serta berkaitan dengan pilihan yang dibuat seseorang untuk

mengerjakan atau menghindari suatu tugas serta menunjukkan tingkat

usaha yang dilakukannya. Sedangkan menurut Asrori (2007: 183)

motivasi merupakan dorongan dan usaha yang timbul dari diri

seseorang secara sadar ataupun tidak sadar untuk melakukan suatu

tindakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya.


27
Menurut Uno (2016:23) motivasi dan belajar merupakan dua

hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena

faktor intrinsik, berupa hasrat dengan keinginan berhasil dan dorongan

kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor

ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang

kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Pada hakekatnya

motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-

siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku,

pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang

mendukung. Menurut Uno (dalam Wahyuni, 2017: 28-29) indikator

motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan

4) Adanya penghargaan dalam belajar

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga

memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik

Berdasarkan beberapa definisi mengenai motivasi belajar,

peneliti mendefinisikan motivasi belajar adalah dorongan, usaha

ataupun hasrat serta keinginan seseorang individu untuk bertindak

28
atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan dan keinginan

yang harus tercapai.

b. Macam-Macam Motivasi

Menurut Uno (2016: 3) motivasi belajar dapat digolongkan

dalam dua kategori yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Sehubungan dengan hal tersebut, Asrori (2007: 183) menyatakan

bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri

seseorang. Misalnya seseorang siswa tanpa disuruh oleh siapapun

setiap malam membaca buku pelajaran yang esok harinya akan

dijelaskan, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi dari luar

yang berupa usaha pembentukan dari orang lain. Misalnya seseorang

siswa yang biasanya kurang rajin belajar kemudian menjadi rajin

belajar karena gurunya menjanjikan kepada siapa saja yang

memperoleh nilai terbaik pada mata pelajaran yang diajarnya.

c. Peranan Motivasi Dalam Belajar Dan Pembelajaran

Motivasi pada dasarya dapat membantu dalam memahami

dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang

sedang belajar. Adapun menurut Uno (2016: 27-29) ada beberapa

peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, yaitu

sebagai berikut:

29
1) Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila

seseorag anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang

memerlukan pemecahan, dan hanya dipecahkan berkat bantuan

hal-hal yang pernah dilaluinya. Adanya hal tersebut dapat

dikatakan bahwa motivasi dapat menentukan hal-hal apa di

lingkungkan anak yang dapat memperkuat perbuatan belajar.

Sedangkan untuk seorang guru perlu memahami suasana itu, agar

dapat membantu siswanya dalam memilih faktor-faktor atau

keadaan yang ada dalam lingkungan siswa sebagai bahan penguat

belajar.

2) Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat

kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk

belajar sesuatu jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat

diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak, sebagai contoh

anak akan termotivasi belajar IPA karena IPA itu dapat

melahirkan kemampuan anak dibidang IPA.

3) Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu

akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan

harapan memperoleh hasil yang baik. Hal itu tampak bahwa


30
motivasi untuk belajar seseorang tekun belajar. Sebaliknya,

apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk

belajar maka dia tidak tahan lama belajar. Ia mudah tergoda untuk

mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar, itu bererti motivasi

sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.

d. Teknik-Teknik Motivasi dalam Pembelajaran

Beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam

pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

sebagaimana dikatakan Uno (2016: 34-37) antara lain sebagai

berikut:

1) Pernyataan penghargaan secara verbal

2) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan

3) Menimbulkan rasa ingin tahu

4) Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa

5) Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa

6) Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam

belajar

7) Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga

8) Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari

sebelumnya

9) Menggunakan simulasi dan permainan

31
10) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan

mahirnya di depan umum

11) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai

12) Membuat suasana persaingan yang sehat diantara para siswa

13) Memberikan contoh yang positif

e. Kategori Motivasi Belajar

Kategori motivasi belajar menurut Wahyuni (2015) sebagai

berikut:

Tabel 2.1 Penentuan Kategori Motivasi Belajar

Nilai Kategori
20-34 Sangat Cukup
35-49 Cukup
50-64 Tinggi
65-80 Sangat Tinggi

Pada tabel 2.1 diketahui bahwa ada 4 kategori yaitu nilai 20-

34 termasuk kategori sangat cukup, nilai 35-49 kategori cukup, dan

nilai 50-64 tergolong kategori tinggi, serta nilai dari 65-80 termasuk

dalam kategori sangat tinggi.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Purwanto (2014: 44) menjelaskan bahwa hasil belajar bukan

hanya apa yang dipelajari tetapi hasil suatu apa yang dia peroleh

setelah aktivitas ataupun proses mempelajari sesuatu, hasil belajar

32
tersebut harus mencerminkan perubahan tingkah laku siswa serta

pengetahuannya. Hasil belajar adalah hasil yang dibangun dengan dua

arah, baik dalam arah lingkungan maupun dalam diri siswa kemudian

bisa dicapai menurut capaian-capaian masing-masing dan sangat

dipengaruhi oleh latar belakang, konsep, tujuan dan motivasi belajar

siswa (Yamin, 2015: 11).

Menurut Supardi (2013: 22) Hasil belajar yaitu perubahan-

perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek

kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor sebagai hasil dari

kegiatan belajar pada suatu mata pelajaran yang ditunjukkan dengan

nilai. Sedangkan menurut Sudjana (2017: 22) Hasil belajar dapat

diperoleh sesudah mengikuti proses pembelajaran. Proses adalah

kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan

pengajaran, sedangkan hasil pelajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Rohwati (2012: 76) mengungkapkan bahwa hasil belajar

merupakan hal yang penting dijadikan tolak ukur keberhasilan siswa

dalam belajar dan sejauh mana proses pembelajaran yang diberikan

guru berhasil atau tidak, suatu proses belajar mengajar dikatakan

berhasil apabila kompetensi dasar yang diingkan tercapai. Lebih lanjut

berdasarkan pengertian Gagne serta Jenkins dan Unwin (dalam Uno,

2016: 17) bahwa hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman


33
belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan

atau keterampilan tertentu.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah perubahan yang dimiliki siswa setelah melakukan

aktivitas belajar yang ditandai oleh tercapainya suatu tujuan belajar

berupa perubahan tingkah laku, bertambahnya pengetahuan dan

memiliki suatu keterampilan.

b. Klasifikasi Hasil Belajar

Horward Kingley (dalam Sudjana, 2017: 22-23) membagi tiga

macam hasil belajar, yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan

dan pengertian, sikap dan cita-cita. Sistem pendidikan nasional

rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan

instruksional, menggunakan hasil belajar dari Benyamin Bloom yang

secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

1) Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek

pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek

berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

34
2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,

yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

internalisasi.

3) Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan

dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik,

yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan

perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan

kompleks, gerakan ekspresif, dan intepretatif.

c. Faktor-Faktor Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalyono (dalam Rahayuningtyas, 2019: 34-39) menyatakan,

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain

sebagai berikut:

1) Faktor Internal

a) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya

terhadap kemampuan belajar siswa. Bila siswa selalu tidak

sehat, sakit kepala, demam, dan sebagainya, dapat

mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.

Demikian halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik,

misalnya mengalami gangguan pikiran, ini dapat mengganggu

dan mengurangi semangat belajar.

35
b) Intelegensi dan Bakat

Dua aspek kejiwaan (spikis) ini besar sekali pengaruhnya

terhadap kemampuan belajar. Siswa yang memiliki intelegensi

baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnyapun

cenderung baik. Sebaliknya siswa yang intelegensinya rendah

cenderung mengalami kesukaran dalam belajar. Misalnya

belajar bermain gitar, apabila dia memiliki bakat musik akan

lebih mudah dan cepat pandai dibanding dengan siswa yang

tidak memiliki bakat.

Selanjutnya, bila siswa mempunyai intelegensi tinggi dan

bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses

belajarnya akan lancar dan sukses dibandingkan dengan siswa

yang memiliki bakat saja tetapi intelegensinya rendah.

c) Minat dan Motivasi

Sebagaimana halnya intelegensi dan bakat, maka minat

dan motivasi dua aspek psikis yang juga besar pengaruhnya

terhadap pencapaian hasil belajar. Minat dapat timbul karena

daya tarik dari luar dan juga dari hati sanubari. Timbulnya

minat belajar bisa disebabkan dari berbagai hal, diantaranya

minat belajar yang besar untuk menghasilkan prestasi yang

tinggi.

36
Motivasi berbeda dengan minat. Motivasi adalah daya

pendorong untuk melakukan pekerjaan, yang bisa berasal dari

dalam diri (intrinsik) yaitu dorongan yang umumnya karena

kesadaran akan pentingnya sesuatu. Motivasi yang berasal dari

luar diri (ekstrinsik), misalnya dari orang tua, guru atau teman.

d) Cara Belajar

Cara belajar siswa juga mempengaruhi pencapaian hasil

belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor

fisiologis, psikologi, dan kesehatan, akan memperoleh hasil

yang kurang memuaskan. Siswa yang rajin belajar siang dan

malam tanpa istirahat yang cukup. Cara belajar seperti ini tidak

baik, belajar harus istirahat untuk memberi kesempatan kepada

mata, otak, serta tubuh lainnya untuk memperoleh tenaga

kembali.

Selain itu, teknik-teknik belajar perlu diperhatikan

bagaimana caranya membaca, mencatat, membuat ringkasan,

apa yang harus dicatat dan sebagainya. Selain dari teknik-

teknik tersebut, perlu diperhatikan waktu belajar, tempat,

fasilitas untuk belajar.

37
2) Faktor Eksternal

a) Keluarga

Faktor keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan siswa dalam belajar. Tinggi rendahnya

pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau

kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, keharmonisan

keluarga, semuanya turut mempengaruhi pencapaian hasil

belajar siswa.

b) Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi

tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode

mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan siswa,

keadaan fasilitas sekolah, keadaan ruangan, dan sebagainya.

Semua ini turut mempengaruhi hasil belajar siswa.

c) Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar. Bila

di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari

orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-

rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan

mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila

tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak

bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi


38
semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang

sehingga motivasi belajar berkurang.

d) Lingkungan Sekitar

Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal juga sangat

penting dalam mempengaruhi hasil belajar. Keadaan

lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu

lintas, iklim dan sebagainya. Keadaan lalu lintas yang

membisingkan, suara hiruk pikuk orang disekitar, suara pabrik,

polusi udara, iklim yang terlalu panas, semua ini akan

mempengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya, tempat yang

sepi dengan iklim yang sejuk akan menunjang proses belajar.

Faktor-faktor di atas sangat berpengaruh terhadap proses

belajar mengajar. Ketika dalam proses belajar siswa tidak memenuhi

faktor tersebut dengan baik, maka hal tersebut akan mempengaruhi

terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Oleh karena itu, untuk

mencapai hasil belajar yang telah direncanakan, seseorang guru harus

memperhatikan fakktor-faktor di atas agar hasil belajar yang dicapai

siswa bisa maksimal.

39
d. Kategori Hasil Belajar

Kategori hasil belajar berdasarkan sekolah yang diteliti yaitu

SMPN 9 Salatiga dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2.2 Penentuan Kategori Hasil Belajar

Nilai Kategori
< 76 Belum Tuntas
≥ 76 Tuntas

Dari tabel 2.2 dapat diketahui bahwa kategori hasil belajar

berdasarkan sekolah SMP Negeri 9 Salatiga mempunyai dua kategori

yaitu kategori yang pertama kategori belum tuntas dengan nilai < 76 dan

kedua kategori tuntas dengan nilai ≥ 76.

3. Pembelajaran IPA

IPA merupakan ilmu yang memiliki karakteristik khusus yaitu

mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau

kejadian dan hubungan sebab-akibatnya (Wisudawati dan Eka, 2017: 22).

Sedangkan menurut Abdullah (dalam Kurniawan, 2019: 22) menyatakan

bahwa “IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun

dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan eksperimen,

observasi, penyimpulan, penyusunan teori, dan demikian seterusnya kait-

mengkait antara cara yang satu dengan yang lain”.

40
Sejalan dengan hal tersebut Wisudawati dan Eka (2017: 24-25)

bahwa cara berfikir IPA meliputi: Percaya (Believe), Rasa Ingin Tahu

(Curiosity), Imanijasi (Imagnation), Penalaran (Reasoning), Koreksi Diri

(Self Examination). Cara berfikir IPA yang meliputi percaya, rasa ingin

tahu, imajinasi, penalaran, dan koreksi diri merupakan hal yang sangat

diperlukan dalam proses pembelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam

merupakan ilmu yang dinamis sehingga cara berpikir IPA di atas perlu

diterapkan ketika mengikuti proses pembelajaran IPA (Kurniawan, 2019:

23).

Menurut Trianto (2015: 142) menyatakan bahwa pembelajaran

IPA pada tingkat pendidikan manapun harus dikembangkan dengan

memahami berbagai pandangan tentang makna IPA dalam konteks

dipandang sebagai suatu instrumen untuk mencapai kesejahteraan dan

berbagai sosial manusia. Pembelajaran IPA secara khusus sebagimana

tujuan pendidikan secara umum sebagai termaksud dalam taksonomi

bloom diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif) yang

merupakan tujuan utama dari pembelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas dapat pula dikatakan bahwa

pembelajaran IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-

gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang

dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk

ilmiah.
41
4. Materi Pencemaran Lingkungan

a. Definisi Pencemaran Lingkungan

Menurut Kemendikbud (2017: 50) Pencemaran lingkungan

merupakan semua bahan-bahan fisika maupun kimia yang

mengganggu keseimbangan ekosistem ataupun memengaruhi kualitas

lingkungan akibat dari kumpulan kegiatan manusia. Selain itu

pencemaran dapat diakibatkan oleh faktor alam, contoh gunung

meletus. Berdasarkan Furqonita (2006: 37) pencemaran ligkungan

disebut juga polusi. Polusi dapat menyebabkan terganggunya

keseimbangan lingkungan serta menimbulkan berbagai jenis penyakit

pada manusia dan makhluk hidup lainnya. Sedangkan menurut

Badriyah (2016: 28) pencemaran lingkungan dapat didefinisikan

sebagai masuknya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain

ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh

kegiatan manusia atau alam sehingga kualitas lingkungan turun yang

menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi

lain sesuai dengan peruntukannya.

Berdasarkan dari beberapa pengertian pencemaran lingkungan

disimpulkan bahwa pencemaran lingkungan dapat terjadi apabila

adanya bahan fisika ataupun kimia yang masuk berlebihan di

lingkungan makhluk hidup. Pencemaran tersebut disebabkan oleh

kegiatan manusia sendiri ataupun oleh alam semesta.


42
Gambar 2.1 Pencemaran lingkungan

Sumber www.lupatugas.blogspot,.com

Kemendikbud (2017: 50) Zat yang dapat mencemari lingkungan

dan dapat mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup disebut

polutan. Polutan ini dapat berupa zat kimia, debu, suara, radiasi, atau

panas yang masuk ke dalam lingkungan. Zat dapat dikatakan polutan

menurut Furqonita (2006: 37) sebagai berikut :

a. Kadarnya melebihi batas kadar normal atau ambang batas

b. Berada pada waktu yang tidak tepat dan berada pada tempat yang

tidak semestinya (misal bakteri Escherichia coli didapati pada air

yang kita konsumsi).

b. Macam-Macam Pencemaran Lingkungan

1) Pencemaran Berdasarkan Sifat Zat Pencemaran

Berdasarka sifat zat yang mencemari lingkungan, menurut

Furqoni (2006:37) pencemaran dapat dibagi menjadi tiga

kelompok, yaitu sebagai beriku :

43
a) Pencemaran fisik adalah pencemaran yang disebabkan oleh

sifat fisik zat tersebut, misalnya padat, cair, maupun gas.

b) Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang disebabkan

oleh zat-zat kimia dan sifat-sifat kimianya yang berbahaya.

c) Pencemaran biologis adalah pencemaran yang disebabkan

oleh masuknya berbagai macam mikroorganisme yang dapat

menimbulkan penyakit.

2) Pencemaran Berdasarkan Tempat Terjadinya Pencemaran

Pelajaran IPA materi pencemaran lingkungan kelas VII

semester 2 tercantum dalam Kurikulum 2013 menurut

Kemendikbud (2017: 51) tempat terjadinya, pecemaran dapat

digolongkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :

a) Pencemaran Air

(1) Pengertian Pencemaran Air

Pencemaran air, yaitu masuknya makhluk hidup, zat,

energi atau komponen lain ke dalam air, sehingga

kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan

peruntukannya. Air dikatakan tercemar apabila air itu

sudah berubah, baik warna, bau, derajat keasamannya

(pH), maupun rasanya. Pencemaran air dapat terjadi

44
pada sumber mata air, sumur, sungai, rawa-rawa, danau,

dan laut.

Gambar 2.2 Pencemaran Air

Sumber www.dosenipal.com

(2) Faktor-Faktor Penyebab Pencemaran Air

Faktor-faktor penyebab menurut Ari (dalam Surekso,

2013: 54) yaitu:

(a) Pembuangan limbah industri, sisa insektisida dan

pembuangan sampah domestik disungai.

(b) Limbah rumah tangga dibuang sembarangan di

sungai. Hal ini akan menyebabkan pandangkalan

perairan dan dapat menimbulkan banjir

(c) Limbah pertanian seperti fosil hasil pembusukan

dan pupuk pertanian terakumulasi yang

menyebabkan eutrofikasi yaitu pertumbuhan yang

cepat pada alga (blooming alga). Sehingga

45
mengakibatkan kadar oksigen yang terlarut dalam

air menurun, sehingga merugikan makhluk hidup

lain yang ada di dalamnya.

Gambar 2.3 Blooming algae

Sumber www.kompasiana.com

(d) Kegiatan penangkapan ikan menggunakan racun.

(3) Dampak Pencemaran Air

Dampak pencemaran air menurut Kemendikbud (2017:

54) yakni sebagai berikut:

(a) Penurunan Kualitas Lingkungan

Pembuangan bahan tercemar secara langsung ke

dalam perairan dapat menyebabkan terjadinya

pencemaran pada perairan tersebut. Hal ini

menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen

terlarut dalam air, sehingga mengganggu

keseimbangan ekosistem di dalamnya yang ada di

perairan tersebut.

46
(b) Gangguan Kesehatan

Air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan

menimbulkan berbagai penyakit. Tidak menutup

kemungkinan di dalam air limbah tersebut

mengandung virus dan bakteri yang

menyebabkan penyakit. Air limbah juga bisa

digunakan sebagai sarang nyamuk dan lalat yang

dapat membawa (vektor) penyakit tertentu.

Berikut dijabarkan beberapa penyakit yang

disebabkan oleh pencemaran air.

Tabel 2.3 penyakit akibat pencemaran air

No Penyebab Penyakit
1. Virus
-Rota Virus Deare apa anak
-Virus hepatitis A Hepatitis A
-Virus poliomyelitis Poliomyelitis
2. Bakteri
-Vibrio cholerae Kolera
-E.coli Diare atau disentri
-Salmonella typhi Tifus abdominale
-Salmonella paratyphi Paratifus
-Shigella dysenteriae Disentri
3. Protozoa
-Entaamoeba histolytica Disentri amoeba
-Balantidia coli Balantidiasis
-Giardia lamblia Giardiasis
4. Metazoa
-Ascaris lumbricoides Ascaris
-Clonorchis sinensis Chonorchiasis
-Diphyllobotrhium latum Dyphylobothriasis
-Taeni saginata/Solium Taeniasis
-Schistosoma Schistosomiasis

47
(c) Pemekatan Hayati

Bahan beracun itu dapat meresap ke dalam tubuh,

alga, atau mikroorganisme lainnya. Selanjutnya,

hewan-hewan kecil (zooplankton) akan memakan

alga, kemudian zooplankton di makan oleh ikan-

ikan kecil. dan ikan besar memakan ikan yang

kecil. Apabila ikan-ikan besar tersebut ditangkap

oleh manusia dan dimakan, maka bahan beracun

tersebut akan masuk ke dalam tubuh manusia.

(d) Mempercepat Proses Kerusakan Benda

Ada sebagian air limbah yang mengandung zat

yang dapat diubah oleh bakteri anaerob menjadi

gas yang dapat merusak seperti H2S.

(4) Cara Penanggulangan Pencemaran Air

Badriyah (2016: 37) menyatakan bahwa cara

penanggulangan pencemaran air sebagai berikut:

(a) Limbah pabrik seperti diolah terlebih dahulu

sebelum dibuang di sungai (kolam stabilitas).

(b) IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)

menggunakan alat khusus.

48
(c) Pengelolaan Excrexta (Human Excreta) di

keluarkan dari tubuh manusia, meliputi tinja

(feses), dan air kencing (urine).

b) Pencemaran Udara

(1) Pengertian Pencemaran Udara

Pencemaran udara didefinisikan sebagai suatu kondisi

dimana udara mengandung senyawa kimia atau substansi

fisik maupun biologi dalam jumlah yang berdampak

buruk bagi kesehatan manusia, hewan, ataupun

tumbuhan.

Gambar 2.4 Pencemaran Udara

Sumber www.anneahira.com

49
Kadaryato (2006: 228) menyatakan pencemaran udara

mempunyai dua jenis yaitu:

(a) Pencemaran Udara Primer

Pencemaran udara ini disebabkan langsung dari

sumber pencemar. Contohnya peningkatan kadar

karbon dioksida yang disebabkan oleh aktivitas

pembakaran oleh manusia.

(b) Pencemaran Udara Sekunder

Berbeda dengan pencemaran udara primer,

pencemaran udara sekunder terjadi akibat reaksi

antara substansi-substansi pencemar udara primer

yang terjadi di atmosfer. Misalnya, pembentukan

ozon yang terjadi dari reaksi kimia partikel-partikel

yang mengandung oksigen di udara.

(2) Penyebab Pencemaran Udara

Penyebab pencemaran udara menurut Kemendikbud

(2017: 60-61) sebagai berikut :

(a) Aktivitas alam

Kotoran–kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak

mengandung senyawa metana yang dapat

meningkatkan suhu bumi, sehinga terjadi pemanasan

global. Selain itu, bencana alam seperti meletusnya


50
gunung berarpi menghasilkan abu vulkanik yang

mencemari udara sekitar yang berbahaya bagi

kesehatan serta tanaman.

(b) Aktivitas Manusia

Pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas

manusia: pembakaran sampah, asap-asap industri,

Asap kendaraan, Asap rokok, senyawa-kimia

buangan seperti CFC, dan lain-lain.

(3) Dampak Pencemaran Udara

(a) Bagi Kesehatan

Terbukti bahwa kualitas udara yang menurun akibat

pencemaran menimbulkan berbagai penyakit.

Seperti ISPA (infeksi saluran pernapasan). Akibat

yang lebih serius dari polusi udara adalah emfisema,

yaitu gejala kesulitan pengangkutan oksigen. Kadar

karbon monoksida yang terlalu banyak di udara

(lebih banyak dari oksigen) dapat menghambat

pengikatan oksigen di dalam tubuh.

(c) Bagi Tumbuhan

Abu vulkanik yang berasal dari meletusnya gunung

berapi, membuat udara tercemar dan memicu

terjadinya hujan asam. Hujan asam mengandung


51
senyawa sulfur yang bersifat asam. Kondisi asam ini

dapat mematikan tanaman setempat.

(d) Efek rumah kaca

Konsentrasi karbon dioksida dan karbon monoksida

yang tinggi di atmosfer akan memicu terjadinya efek

rumah kaca yakni peningkatan suhu bumi. CO dan

CO2 akan membentuk semacam lapisan yang akan

menahan panas bumi keluar, sehingga panas yang

ditimbulkan bumi akan terkungkung di dalam seperti

pada rumah kaca.

(e) Rusaknya Lapisan Ozon

CFC merupakan senyawa yang sering digunakan

dalam produk-produk pendingin dan aerosol. Ketika

CFC terurai di atmosfer maka akan memicu reaksi

dengan oksigen penyusun ozon. Dengan demikian,

ozon akan terurai yang menyebabkan lapisan ozon

berlubang. Padahal lapisan ozon berfungsi untuk

melindungi bumi dari sinar UV yang dipancarkan

oleh matahari. Sinar UV yang dihasilkan oleh

matahari dapat memicu kanker. Dengan ozon,

masuknya sinar UV ini akan diredam sehingga

52
dampak yang ditimbulkan lebih sedikit

(Kemendikbud, 2017:61-62).

(4) Penanggulangan Pencemaran Udara

Menurut Badriyah (2016: 40) menyatakan bahwa cara

penanggulangan pencemaran udara sebagi berikut:

(a) Pemasangan saringan gas pada pabrik-pabrik untuk

menyaring gas buangan yang membahayakan

lingkungan.

(b) Pengurangan penggunaan bahan bakar fosil, seperti

minyak dan batu bara.

(c) Sedikit menggunakan bahan bakar alternatif atau

menggunakan bahan bakar yang tidak menimbulkan

pencemaran.

(d) Penghijauan di lahan gundul dan mencegah

penebangan hutan liar.

c) Pencemaran Tanah

(1) Pengertian Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah suatu keadaan di mana bahan

kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan

tanah alami.

53
Gambar 2.5 Tumpukan limbah penyebab pencemaran tanah

Sumber www.praz.unix.blogspot.com

(2) Penyebab Pencemaran Tanah

Menurut Badriyah (2016: 29) menyatakan bahwa

penyebab pencemaran air sebagi berikut:

(a) Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol

karet sintesis, pecahan kaca, dan kaleng.

(b) Detergen yang bersifat non bio degradable (secara

alami siulit teruraikan)

(c) Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya

insektisida.

(d) Limbah industri dibedakan menjadi dua macam

yaitu limbah padat dan limbah cair. Hg, Zn, Pb, dan

Cd merupakan zat yang sangat beracun terhadap

mikroorganisme.

54
(3) Dampak pencemaran tanah

Ari (dalam Surekso, 2013: 57) menyakan ada beberapa

dampak dari pencemaran lingkungan, yaitu:

(a) Lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar

tanaman dan tidak tembus air sehingga perepasan air

tergangu menyebabkan tanaman sulit tumbuh

bahkan mati.

(b) Terbunuhnya organisme-organisme tanah sehingga

tanah akan berkurang kesuburannya.

(c) Terganggunya kesehatan.

(4) Penanggulangan Pencemaran Tanah

Berikut adalah beberapa upaya penanggulangan

pencemaran tanah yang dapat kita lakukan, yaitu :

(a) Pisahkan antara sampah organik dan anorganik

untuk sampak organik yang dapat

membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme dapat

diolah menjadi kompos, sedangkan untuk sampah

anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh

mikroorganisme dengan cara membakar dan sampah

yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-

potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian

dikubur.
55
(b) Limbah industri yang mengandung logam berat

diolah melalui instalasi pengolahan limbah sebelum

dibuang ke lingkungan.

(c) Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan

dahulu pada sumur-sumur atau tangki dalam jangka

waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya,

baru dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman.

(d) Penggunaan pupuk kimia dan pestisida tidak

digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan

aturan dan tidak sampai berlebihan.

(e) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa

senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan

oleh mikroorganisme (Ari dalam Surekso, 2013: 45).

5. Model Project Based Learning (PjBL)

a. Pengertian Model Project Based Learning (PjBL)

Menurut Joyce dan Weil (dalam Rusman, 2011: 133)

berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau

pola yang digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana

pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan, dan

membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Sementara itu,

menurut Warsono dan Hariyanto (dalam Wida 2015: 31-32)

pembelajaran berbasis proyek memusatkan diri terhadap adanya


56
sejumlah masalah yang mampu memotivasi, serta mendorong para

siswa berhadapan dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pokok

pengetahuan secara langsung sebagai pengalaman tangan pertama.

Berdasarkan Thomas, dkk (dalam Wena, 2016: 144) kerja

proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada

pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang, dan

menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat

keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri. Sedangkan

menurut Hanif (2018: 5) model pembelajaran berbasis proyek (Project

Based Learning) adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa

secara aktif dalam proses pembelajaran melalui kerja proyek secara

kolaboratif sehingga dapat meningkatkan kreatifitas dan motivasi

siswa terhadap pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan

bahwa pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang

melibatkan proyek perseorangan atau kelompok yang dilaksanakan

dalam jangka waktu tertentu dan menghasilkan sebuah produk,

kemudian hasilnya ditampilkan atau dipresentasikan.

57
b. Karakteristik Model Project Based Learning

Menurut Buck Institute for Education (dalam Wena, 2016:

145) mengungkapkan model pembelajaran berbasis proyek memiliki

beberapa karakteristik diantaranya sebagai berikut:

1) Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerja.

2) Terdapat masalah yang pemecahanya tidak ditentukan sebelumnya.

3) Siswa merancang proses untuk memcapai hasil.

4) Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengolah

informasi yang dikumpulkan.

5) Siswa melakukan evaluasi secara kontinu.

6) Siswa secara teratur melihat kembali apa yag mereka kerjakan.

7) Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.

8) Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan

perubahan.

c. Tujuan Model Project Based Learning

Tujuan Project Based Learning menurut Rofiah (dalam Wida,

2015: 33) antara lain:

1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah

proyek.

2) Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam

pembelajaran.

58
3) Membuat siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek

yang kompleks dengan hasil produk nyata.

4) Mengembangkan dan meningkatkan ketrampilan siswa dalam

mengelola bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek.

5) Meningkatkan kolaborasi siswa khususnya pada PjBL yang

bersifat kelompok.

d. Langkah-Langkah Model Project Based Learning

Langkah-langkah Project Based Learning (PjBL) sebagaimana

yang dikembangkan oleh The Goerge Lucas Educational Foundation

(dalam Rofiah, 2014) yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.6 Skema Langkah-Langkah PjBL

(Rofiah, 2014)

59
1) Penentuan Pertanyaan Mendasar

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu

pertanyaan yang dapat memberi penugasan kepada siswa dalam

melakukan suatu aktivitas. Topik penugasan sesuai dengan dunia

nyata yang relevan untuk siswa dan dimulai dengan sebuah

investigasi mendalam.

2) Menyusun Perencanaan Proyek

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan

siswa, dengan demikian siswa akan merasa “memiliki” atas

proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main,

pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab

pertanyaan esensial, dengan cara mengintregasikan berbagai

subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat

diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

3) Menyusun Jadwal

Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal

aktivitas dalam menyelsaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini

antara lain:

a) Membuat timeline (alokasi waktu) untuk menyelesaikan

proyek

b) Membuat deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek

c) Membawa siswa agar merencanakan cara yang baru


60
d) Membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak

berhubungan dengan proyek, dan

e) Meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan) tentang

pemilihan suatu cara

4) Monitoring

Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitoring

terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek.

Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap

proses, dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi

aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat

sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang

penting.

5) Menguji Hasil

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur

ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan

masing masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat

pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam

menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

6) Evaluasi Pengalaman

Pada akhir pembelajaran, guru dan siswa melakukan

refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.

Proses refleksi baik dilakukan secara individu.


61
e. Keuntungan dan Kelemahan Project Based Learning

1) Keuntungan PjBL

Keuntungan PjBL menurut Moursund (dalam Wena, 2016:

147) antara lain sebagai berikut:

a) Increased motivation. Pembelajaran berbasis proyek dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa terbukti dari beberapa

laporan penelitian tentang pembelajaran berbasis proyek yang

menyatakan bahwa siswa sangat tekun, berusaha keras untuk

menyelesaikan proyek, siswa merasa lebih bergairah dalam

pembelajaran, dan keterlambatan dalam kehadiran sangat

berkurang.

b) Increased problem-solving ability. Beberapa sumber

mendeskripsikan bahwa lingkungan belajar pembelajaran

berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan memecahkan

masalah, membuat siswa lebih aktif dan berhasil memecahkan

problem-problem yang bersifat kompleks.

c) Improved library research skills. Pembelajaran berbasis

proyek mempersyaratkan siswa harus mampu secara cepat

memperoleh informasi melalui sumber-sumber informasi,

maka keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan

informasi akan meningkat.

62
d) Increased collaboration. Pentingnya kerja kelompok dalam

proyek memerlukan siswa mengembangkan dan

mempraktikkan keterampilan komunikasi. Kelompok kerja

kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi online adalah

aspek-aspek kolaboratif dari semua proyek.

e) Increased resource-management skills. Pembelajaran berbasis

proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan

kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi

proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain

seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

2) Kelemahan PjBL

Disamping keuntungan, Project Based Learning (PjBL) juga

memiliki kelemahan. Kelemahan PjBL menurut Triani (2015: 9)

antara lain:

a) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.

b) Banyaknya peralatan yang harus disediakan.

c) Kemungkinan siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok.

d) Membutuhkan biaya yang cukup banyak.

63
B. Kajian Pustaka

Sebelum adanya penelitian ini, sudah ada beberapa peneliti yang

menerapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada mata

pelajaran berbeda maupun mata pelajaran yang sama. Penelitian-penelitian

pendukung tersebut dipaparkan sebagai berikut:

1. Triani, Zulkarnain & Rahma (2015) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh

Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar

Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2014/2015”. Hasil menunjukkan bahwa dengan menggunakan

model Project Based Learning ada peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini

dilihat dari penelitian tersebut bahwa menurut hasil penghitungan F hitung>

Ftabel (45.06 > 3.97), maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa

ada perbedaan nilai rata-rata hasil belajar (ada pengaruh pada hasil belajar)

taraf kepercayaan 5% (α=0,05). Berdasarkan hasil analisis data yang

dilakukan di atas maka disimpulkan bahwa “Ada pengaruh yang positif

dan signifikan pada model pembelajaran Project Based Learning terhadap

hasil belajar geografi pada mata pelajaran geografi”.

2. Simbolon (2014) dalam jurnal yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar

IPA dengan Menggunakan Model Project Based Learning bagi Siswa

SMP Negeri 5 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hasil

penelitian pada siklus I menunjukkan sebanyak 24 siswa yang mengalami

ketuntasan belajar atau 66 % dan sebanyak 12 atau 34 % siswa yang tidak


64
mengalami ketuntasan belajar. Pada siklus II siswa yang mengalami

ketuntasan belajar sebanyak 30 siswa atau 83% dan siswa yang tidak

tuntas belajar sebanyak 6 siswa atau 17%. Sehingga disimpulkan bahwa

model Project Based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas 8 SMP Negeri 5 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Wida (2015) dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar

Matematika Materi Bangun Datar Melalui Model Project Based Learning

(Pjbl) pada Siswa Kelas V di MI Asas Islam Kalibening Kecamatan

Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015”. Hasil dari penelitian

menunjukkan peningkatan, dilihat pada pra-siklus siswa dengan nilai di

atas KKM hanya berjumlah 10 siswa (32,26%) dan nilai di bawah KKM

berjumlah 21 siswa (67,74%) sehingga diadakannya siklus I siswa yang

tuntas sebanyak 10 siswa (32,26%). Siklus II siswa yang tuntas bertambah

menjadi 21 siswa (67,74%) dan siklus III menjadi 30 siswa (96,77%).

Siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 35,48%, siklus II ke siklus

III terjadi peningkatan sebesar 29,03%, sehingga persentase peningkatan

hasil belajar dari siklus I sampai siklus III sebesar 64,51%. Disimpulkan

bahwa menggunakan model Project Based Learning (PjBL) pada materi

bangun datar dikatakan berhasil dengan baik karena persentase melebihi

indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti.

65
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,

bahwa penggunaan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa

penelitian terdahulu memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti yaitu menggunakan model Project Based Learning (PjBL),

maka dalam penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan model Project

Based Learning (PjBL) karena peneliti berasumsi bahwa model pembelajaran

Project Based Learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang dapat

digunakan untuk pembelajaran yang lebih efektif. Selain memiliki persamaan

terdapat perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti yaitu terdapat pada apa yang diteliti seperti

peningkatan motivasi, mata pelajaran ataupun materi pelajaran, subyek,

tempat, waktu pelaksanaan dan hasil penelitian yang dilakukan.

66
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Pada tahap siklus I ini, peneliti mengambil pengertian

pencemaran lingkungan, macam-macam pencemaran lingkungan,

pencemaran air, dan siswa melakukan observasi serta membuat laporan

hasil observasi untuk dipresentasikan. Adapun langkah-langkah yang

dilakukan yaitu:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus I, peneliti merancang tindakan

yang akan dilaksanakan sebagai berikut:

1) Meyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) materi

pencemara lingkungan melalui model Project Based Learning (PjBL)

yang kemudian dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran IPA

kelas VII-H SMPN 9 Salatiga. Kemudian RPP tersebut digunakan

oleh guru sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan

di kelas tersebut. Adapun kompetensi inti, kompetensi dasar, dan

indikator yang dicantumkan dalam siklus ini adalah sebagai berikut:

67
a) Kompetensi Inti

(1) KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang

dianutnya.

(2) KI-2 : Menghargai dan mengahayati perilaku jujur,

disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong

royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya.

(3) KI-3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan

(faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

(4) KI-4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah

konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,

memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang)

sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain

yang sama dalam sudut pandang/teori.

68
b) Kompetensi Dasar

(1) KD-3.8 : Menganalisis terjadinya pencemaran

lingkungan dan dampak bagi kehidupan sehari-hari

(2) KD-4.8 : Menyajikan hasil penyelidikan atau

penyelesaian masalah tentang gagasan pemecahan

masalah dengan membuat suatu produk untuk

menanggulangi pencemaran dan kerusakan di

lingkungannya berdasarkan hasil pengamatan.

c) Indikator

(1) 3.8.1 : Mendiskripsikan pengertian pencemaran

lingkungan.

(2) 3.8.2 : Mengidentifikasi dan menjelaskan jenis-jenis

pencemaran.

(3) 3.8.3 : Menjelaskan pencemaran berdasarkan sifat zat

pencemaran

(4) 3.8.4 : Menjelaskan pengertian pencemaran air.

(5) 3.8.5 : Menyebutkan contoh pencemaran air dalam

kehidupan sehari-hari

(6) 3.8.6 : Menyebutkan faktor terjadinya, dampak, serta

cara menanggulangi pencemaran air.

(7) 4.8.2 : Mepresentasikan data hasil observasi di depan

kelas tentang pencemaran air.


69
2) Menyiapkan absensi untuk mengetahui kehadiran siswa.

3) Menyiapkan perangkat dan istrumen yang dibutuhkan untuk

observasi sehingga hasil motivasi dan hasil belajar pada siklus I dapat

diketahui. Perangakat dan instrument yang disiapkan yaitu:

a) Sumber belajar pencemaran lingkungan diambil dari

beberapa buku yang relevan dengan pembelajaran IPA

menggunakan model PjBL.

b) Lembar angket motivasi siswa untuk mengetahui bagaimana

motivasi siswa selama pembelajaran materi pencemaran

lingkungan melalui model PjBL dan digunakan peneliti untuk

setiap pertemuan.

c) Lembar pengamatan siswa pada materi pencemaran

lingkungan melalui model PjBL yang digunakan untuk

mengamati aktivitas atau kegiatan siswa pada saat

pembelajaran berlangsung.

d) Lembar ulangan siswa untuk melaksanakan evaluasi

pembelajaran materi pencemaran lingkungan melalui model

PjBL. Soal tersebut dibuat oleh peneliti dengan pertimbangan

guru pengampu.

e) Lembar pengamatan guru untuk mengamati guru dalam

melaksanakan pembelajaran melalui model PjBL yang

70
digunakan untuk mengamati dan mengetahui kegiatan guru

pada saat pembelajaran berlangsung.

4) Mempersiapakan alat untuk dokumentasi yaitu kamera yang berguna

untuk mendokumentasikan setiap kegiatan pembelajaran yang ada di

kelas.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pada siklus I, peneliti berindak sebagai pengamat

kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran IPA

kelas VII-H yang mengacu pada RPP yang dibuat oleh peneliti.

Pokok bahasan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah

pengertian pencemaran lingkungan, macam-macam pencemaran

lingkungan, pencemaran air, dan siswa melakukan observasi serta

membuat laporan untuk dipresentasikan.

Pada siklus I pelaksanaan dilakukan pada hari Senin, 17 Februari

2020 di ruang kelas VII-H SMP Negeri 9 Salatiga dengan kegiatan

pembelajaran sebagai berikut:

1) Kegiatan awal

a) Guru mengoordinir siswa agar tidak ramai dan memeriksa

kerapian dan kemudian guru mengucapkan salam serta

meminta siswa berdoa bersama.

b) Guru menanyakan kabar dan kesiapan siswa menerima

pembelajaran serta mengabsen siswa.


71
c) Guru menyampaikan judul dan tujuan pembelajaran.

d) Guru memberikan gambaran umum tentang materi

pencemaran lingkungan.

2) Kegiatan Inti

a) Mulai dengan Pertanyaan Mendasar

(1) Guru membimbing siwa untuk menentukan pertanyaan

mendasar seputar eksplorasi pengetahuan pencemaran

lingkungan, misal “Bagaimanakah lingkungan bisa

dikatakan tercemar?” atau bisa juga “Berikan contoh

pencemaran air di sekitar daerahmu!”.

b) Merancang Perencanaan Proyek

(1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

(2) Guru mempersilahkan siswa bergabung dengan

kelompoknya masing-masing serta membentuk ketua

ataupun sekretaris kelompok.

(3) Guru membagikan lembar kerja observasi.

(4) Guru memberikan instruksi mengenai proyek yang akan

dibuat kelompok yaitu mendiskusikan lembar kerja yang

dibagikan guru.

72
c) Membuat Jadwal

(1) Guru memfasilitiasai siswa membuat jadwal aktifitas

yang mengacu pada waktu maksimal pembuatan tugas

proyek dengan kesepakata satu kelas.

(2) Guru membimbing siswa dalam mencari solusi

penanggulangan apabila melewati batas waktu maksimal.

d) Memantau Siswa dan Kemajuan Proyek

(1) Guru membimbing siswa dalam proses pembuatan

proyek yaitu observasi kemudian mendiskusikan hasil

observasi.

(2) Guru meminta siswa untuk melaporakan kemajuan

proyek yang ditentukan serta menanyakan hal-hal yang

belum jelas.

e) Menilai Hasil Belajar

(1) Guru menilai hasil diskusi dengan adanya presentasi di

depan kelas secara bergantian.

f) Mengevaluasi Pengalaman Belajar

(1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum jelas pada pembelajaran

materi pencemaran lingkunagan sub materi pencemaran

air.

73
(2) Guru menanyakan kendala saat mengerjakan tugas

proyek.

(3) Guru membagikan lembar evaluasi (soal ulangan)

kepada siswa untuk dikerjakan dengan waktu yang

ditentukan.

(4) Guru menarik kesimpulan materi pencemaran

lingkungan sub materi pencemaran air.

3) Penutup

a) Guru memberikan penguatan/motivasi agar siswa lebih giat

belajar.

b) Guru mengintruksikan siswa untuk mempelajari sub materi

berikutnya untuk pembelajaran selanjutnya.

c) Guru menutup pembelajaran dengan bedoa bersama dan

salam.

c. Pengamatan

Pada tahap pengamatan dilakukan selama pelaksanaan proses

kegiatan pembelajaran berlangsung dan hasil pembelajaran sebagai

upaya memperoleh data aktivitas pembelajaran, baik dari guru

maupun siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu,

peneliti juga mengukur motivasi dan hasil belajar siswa. Pada bagian

motivasi peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan angket

yang diisi oleh setiap siswa. Sedangkan untuk hasil belajar peneliti
74
memberikan soal ulangan untuk dikerjakan secara individu dan

bersifat close book setelah proses pembelajaran untuk menguji

kemampuan siswa dalam penguasaan materi yang diberikan oleh

guru. Hasil dari instrumen tersebut dirumuskan ke dalam data sebagai

refleksi.

d. Refleksi

Setelah proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan pada

siklus I, maka yang dilakukan selanjutnya adalah refleksi. Kegiatan

refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi antara guru dan peneliti

untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan,

hambatan-hambatan yang muncul dan melakukan penelitian

terhadap hasil tindakan. Pada siklus I dalam tahap pelaksanaan

tindakan, siswa mengerjakan soal ulangan yang menunjukan hasil

belajar apakah sudah memenuhi kriteria atau belum memenuhi

kriteria. Jika belum memenuhi kriteria masih perlu perbaikan untuk

menigkatkan motivasi dan hasil belajar, dengan adanya kekurangan

pada siklus I maka diperlukan siklus II untuk memperbaiki

kekurangan pada siklus I agar menjadi lebih baik pada siklus II.

75
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Siklus II dilaksanakan karena hasil dari siklus I belum mencapai

indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti, serta berdasarkan

evaluasi dari siklus I yang harus direfleksi pada siklus berikutnya, yang

akan dibahas pada siklus II yaitu pencemaran udara dan pencemaran

tanah, contoh pencemaran udara, pencemaran tanah, dan menggambar

pencemaran udara serta pencemaran tanah kemudian dipresentasikan di

depan kelas. Siklus II dilakukan dalam empat tahap. Tahapan-tahapan

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Diskusi dengan guru mata pelajaran IPA mengenai kekurangan

pembelajaran pada siklus I yang diharapkan pada siklus II tidak

ada lagi kekurangan yang terjadi.

2) Meyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) materi

pencemaran lingkungan melalui model Project Based Learning

(PjBL) yang kemudian dikonsultasikan dengan guru mata

pelajaran IPA kelas VII-H SMPN 9 Salatiga. Kemudian RPP

tersebut digunakan oleh guru sebagai acuan dalam pembelajaran

yang akan dilaksanakan di kelas tersebut. Adapun kompetensi inti,

kompetensi dasar sama dengan siklus I di atas, dan indikator yang

dicantumkan dalam siklus ini adalah sebagai berikut:


76
a) Indikator

(1) 3.8.6 : Menjelaskan pengertian pencemaran udara dan

pencemaran tanah

(2) 3.8.7 : Menyebutkan contoh pecemaran udara dan

pencemaran tanah dalam kehidupan sehari-hari.

(3) 3.8.8 : Memahami dan menyebutkan faktor terjadinya,

dampak, serta cara menanggulangi pencemaran udara dan

pencemaran tanah.

(4) 4.8.3 : Menggambar pencemaran udara dan pencemaran

tanah serta dipresentasikan.

3) Menyiapkan absensi untuk mengetahui kehadiran siswa.

4) Memotivasi siswa agar lebih bersemangat dalam belajar dan

memahami materi pencemaran lingkungan supaya nilai evaluasi

belajar meningkat.

5) Menyiapkan perangkat dan istrumen yang dibutuhkan untuk

observasi sehingga hasil motivasi dan hasil belajar pada siklus II

dapat diketahui. Perangakat dan instrumen yang disiapkan yaitu:

a) Sumber belajar pencemaran lingkungan yang diambil dari

beberapa buku yag relevan dengan model PjBL.

b) Lembar angket motivasi siswa untuk mengetahui bagaimana

motivasi siwa selama pembelajaran materi pencemaran

77
lingkungan melalui model PjBL. Angket digunakan peneliti

untuk setiap pertemuan.

c) Lembar pengamatan siswa pada materi pencemaran

lingkungan melalui model PjBL yang digunakan untuk

mengamati aktivitas atau kegiatan siswa pada saat

pembelajaran berlangsung.

d) Lembar ulangan siswa untuk melaksanakan evaluasi

pembelajaran materi pencemaran lingkungan melalui model

PjBL. Soal tersebut dibuat oleh peneliti dengan pertimbangan

guru pengampu.

e) Lembar pengamatan guru untuk mengamati guru dalam

melaksanakan pembelajaran melalui model PjBL yang

digunakan untuk mengamati dan mengetahui kegiatan guru

pada saat pembelajaran berlangsung.

6) Mempersiapakan alat untuk dokumentasi yaitu kamera yang

berguna untuk mendokumentasikan setiapkegiatan pembelajaran

yang ada di kelas.

b) Pelaksanaan

Pelaksanaan pada siklus II, peneliti berindak sebagai pengamat

kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran IPA kelas

VII-H yang mengacu pada RPP. Pokok bahasan pelaksanaan

pembelajaran pada siklus II adalah pencemaran udara dan pencemaran


78
tanah, contoh pencemaran udara, pencemaran tanah, dan menggambar

pencemaran udara serta pencemaran tanah kemudian dipresentasikan

di depan kelas

Pada siklus II pelaksanaan dilakukan pada hari Kamis, 20

Februari 2020 di ruang kelas VII-H SMP Negeri 9 Salatiga dengan

kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

1) Kegiatan awal

(a) Guru mengoordinir siswa agar tidak ramai dan memeriksa

kerapian dan kemudian guru mengucapkan salam serta

meminta siswa berdoa bersama.

(b) Guru menanyakan kabar dan kesiapan siswa menerima

pembelajaran serta mengabsen siswa.

(c) Guru menyampaikan judul dan tujuan pembelajaran.

(d) Guru memberikan gambaran umum tentang materi pencemaran

lingkungan.

2) Kegiatan Inti

a) Mulai dengan Pertanyaan Mendasar

(1) Guru melakukan review materi sebelumnya dengan

memancing siswa untuk menjawab soal yang berkaitan

dengan materi pertemuan sebelumnya.

79
b) Merancang Perencanaan Proyek

(1) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran.

(2) Guru membagikan lembar kerja yang akan didiskusikan.

(3) Guru dan siswa membicarakan aturan main untuk

disepakati bersama dalam proses penyelsaian proyek.

c) Membuat Jadwal

(1) Guru memfasilitiasai siswa membuat jadwal aktifitas yang

mengacu pada waktu maksimal pembuatan tugas proyek

dengan kesepakatan satu kelas.

(2) Guru membimbing siswa dalam mencari solusi

penanggulangan apabila melewati batas waktu maksimal.

d) Memantau Siswa dan Kemajuan Proyek

(1) Guru memfasilitasi siswa dalam proses penyelesaian

pembuatan proyek yaitu menggambar pencemaran udara

dan pencemaran tanah.

(2) Guru meminta siswa untuk melaporakan kemajuan proyek

yang ditentukan serta menanyakan hal-hal yang belum jelas.

e) Menilai Hasil Belajar

(1) Guru menilai hasil gambar pencemaran udara dan

pencemaran tanah melalui presentasi hasil diskusi di depan

kelas secara bergantian.

80
f) Mengevaluasi Pengalaman Belajar

(1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum jelas pada pembelajaran

materi pencemaran lingkungan sub materi pencemaran

udara dan pencemaran tanah.

(2) Guru menanyakan kendala saat mengerjakan tugas proyek.

(3) Guru menarik kesimpulan materi pencemaran lingkungan

sub materi pencemaran udara dan pecemaran tanah.

3) Penutup

a) Guru memberikan penguatan atau motivasi agar siswa lebih

giat belajar.

b) Guru mengintruksikan siswa untuk mempelajari materi

berikutnya untuk pembelajaran selanjutnya.

c) Guru menutup pembelajaran dengan bedoa bersama dan salam.

e. Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan kegiatan

pembelajaran siklus II sama dengan yang dilakukan saat siklus I

berlangsung sebagai upaya untuk memperoleh data aktivitas

pembelajaran, baik dari guru maupun siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh peneliti

dengan menggunakan lembar observasi, lembar angket dan soal

ulangan yang telah disiapkan sebelumnya.


81
f. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan setelah proses perencanaan,

pelaksanaan, dan pengamatan pada siklus I, maka yang dilakukan

selanjutnya adalah refleksi siklus II. siklus II dilakukan dengan cara

berdiskusi antara guru dan peneliti untuk mengevaluasi hasil tindakan

yang telah dilaksanakan, serta dilakukan untuk mengetahui

perbedaan hasil siklus I dan siklus II hasil evaluasi belajar

menunjukkan peningkatan dibandingan dengan siklus I. Penelitian

dikatakan berhasil apabila motivasi dan hasil belajar siswa sesuai

dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti. Hasil

penelitian atau data yang diperoleh dianalisi berdasarkan kriteria-

kriteria yang telah ditetapkan untuk mengetahui sejauh mana

perubahan perilaku siswa sebelum dan sesudah dilakukan penelitian.

82
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini di sajikan hasil penelitian dan pembahasan

sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui bahwa model Project

Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar

IPA materi pencemaran lingkungan pada siswa kelas VII SMP Negeri 9

Salatiga tahun pelajran 2019/2020. Penelitian ini menggunakan jenis

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 2 siklus. Angket motivasi yang

diberikan serta di respon oleh siswa setiap siklusnya digunakan untuk

mengetahui atau mengukur hasil motivasi siswa, sedangkan lembar

soal/tes evaluasi yang diberikan kepada siswa setiap siklus digunakan

untuk mengukur hasil belajar siswa.

1. Deskripsi Penelitian Siklus I

Berdasarkan instrumen-instrumen yang telah disiapkan

sebagai alat pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti

mengenai proses pembelajaran pada siklus I, dan siklus II diperoleh

hasil sebagai berikut:

a. Analisis Kegiatan Siklus I

1) Perencanaan Tindakan

Pada siklus I, peneliti telah mempersiapkan

perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana


83
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I, angket motivasi

siswa, soal ulangan, lembar observasi pengamatan guru dan

siswa. Dokumen pembelajaran tersebut terlampir dalam

lampiran.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus I adalah

pada hari Senin, 17 Februari 2020 pada jam 08.00-10.40.

Pada siklus ini pembelajaran yang berlangsung sesuai

dengan RPP, dan difokuskan menggunakan model Project

Based Learning (PjBL) dengan metode observasi dan

diskusi pada pokok bahasan pengertian pencemaran

lingkungan, macam-macam pencemaran lingkungan,

pencemaran air, dan siswa melakukan observasi serta

membuat laporan untuk dipresentasikan.

3) Pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dalam

pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut:

a) Motivasi Belajar

Motivasi belajar diukur dengan menggunakan

angket motivasi siswa yang diberikan setiap siklusnya

guna mengetahui hasil respon angket motivasi belajar

84
siswa. Adapun hasilnya dapat dilihat pada lampiran

halaman 171.

Berdasarkan pada lampiran halaman 171 dapat

diketahui bahwa motivasi belajar IPA siswa siklus I

yang tergolong dalam kategori sangat cukup sebanyak 6

siswa dari 29 siswa, maka jumlah siswa yang memiliki

motivasi belajar rendah berkisar 20,68%. Sedangkan

kategori cukup sebanyak 18 siswa dari 29 siswa, maka

jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar rendah

berkisar 62,06%. Dan siswa yang memiliki motivasi

belajar IPA tinggi sebanyak 5 siswa dari 29 siswa atau

dalam persentase berkisar 17,24%.

b) Hasil Belajar

Penelitian ini menggunakan lembar tes/soal evaluasi

yang diberikan kepada siswa setiap siklusnya utuk

mengukur hasil belajar IPA. Adapun hasil belajar siklus

I dapat dilihat pada lampiran halaman 179.

Lampiran halaman 179 diketahui bahwa pelaksanaan

evaluasi pembelajaran dengan menggunakan tes ulangan

diikuti oleh 29 siswa memperoleh hasil belajar siswa

yang tuntas 8 dengan persentase 27,6% dan siswa yang

85
tidak tuntas sebanyak 21 dengan persentase 72,4% serta

nilai rata-rata 60,86.

c) Lembar Pengamatan Guru

Hasil lembar pengamat guru pada lampiran halaman

162 diperoleh hasil 33 poin dari 11 butir mendapat nilai

3 (baik), dan 16 poin dari 4 butir mendapat nilai 4

(Sangat baik). Sehingga jika ditotal menjadi 49 poin atau

dalam persentase 81,7% dengan kualifikasi baik.

d) Hasil Penilaian Proyek

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Proyek Siklus I

Kelompok Kategori Jumlah


Laporan Presentasi
1 60 8 68
2 52 10 62
3 60 15 75
4 55 10 65
5 58 5 63
6 60 5 65
Jumlah 398
Rata-rata 66,33

Berdasarkan data tabel 4.1 perolehan nilai proyek

dari setiap kelompok belum memuaskan. Nilai rata-rata

proyek dari setiap kelompok belum mencapai nilai ≥76.

86
4) Refleksi

Refleksi tindakan siklus I ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan dan tujuan hal-hal yang

harus dievaluasi untuk tindakan selanjutnya. Berdasarkan

pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan terhadap

guru dan siswa pada siklus I, peneliti menemukan berbagai

kendala yang menjadi penghambat selama proses

pembelajaran yaitu:

a) Siswa masih belum bisa mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan model PjBL dengan baik.

b) Masih banyak siswa bersifat pasif pada saat penentuan

pertanyaan mendasar.

c) Pada tahap menyusun jadwal masih banyak kelompok

yang belum bisa mengoptimalkan waktu sehingga

proyek tidak selesai dengan waktu yang ditentukan.

d) Pada saat akan mempresentasikan hasil proyek di depan

kelas, siswa masih malu dan saling tunjuk siapa yang

akan presentasi.

e) Masih banyak siswa yang belum memperhatikan teman

yang sedang presentasi.

f) Hasil angket motivasi siswa dan hasil belajar masih

banyak yang belum mencapai KKM.


87
Secara garis besar proses pembelajaran pada siklus I

ini berjalan belum kondusif, dan hasil angket motivasi serta

belajar yang diperoleh siswa belum mencapai indikator

keberhasilan yang ditentukan. Hal ini harus dijadikan bahan

perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus

selanjutnya yaitu siklus II.

Perbaikan yang harus dilakukan pada siklus

berikutnya yaitu:

a) Guru lebih tegas ketika menasehati siswa ketika suasana

kelas tidak kondusif.

b) Guru lebih mengarahkan siswa ketika kerja kelompok.

c) Guru harus lebih tegas dalam pembatasan waktu ketika

setiap kelompok menyelesaikan proyeknya.

d) Guru memberikan motivasi dan nasehat kepada siswa

untuk saling bekerjasama agar mendapatkan hasil yang

maksimal.

e) Guru meminta siswa untuk tidak takut menanyakan hal

yang belum dimengerti ataupun yang belum jelas.

88
2. Deskripsi Penelitian Siklus II

a. Analisis Kegiatan Siklus II

Siklus II dilaksanakan karena hasil penelitian pada

siklus I belum memuaskan dan belum mencapai indikator

keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti dikarenakan siswa

belum bisa mengikuti pelajaran dengan menggunakan model

PjBL dengan baik sehingga proses pembelajaran belum bersifat

kondusif, maka diadakan perbaikan pada siklus berikutnya.

Tahapan-tahapan dalam siklus II adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan Tindakan

Pada siklus II, peneliti telah mempersiapkan

perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I, angket motivasi

siswa, soal ulangan, lembar observasi pengamatan guru dan

siswa. Dokumen pembelajaran tersebut terlampir dalam

lampiran.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus I adalah

pada hari Kamis, 20 Februari 2020 pada jam 12.15-13.35.

Pada siklus ini pembelajaran yang berlangsung sesuai

dengan RPP, dan difokuskan menggunakan model Project

Based Learning (PjBL) dengan metode tanya jawab dan


89
diskusi dengan media PPT pada pokok bahasan pencemaran

udara, pencemaran tanah dan menggambar.

3) Pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dalam

pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut:

a) Motivasi Belajar

Motivasi belajar diukur dengan menggunakan

angket motivasi siswa yang diberikan setiap siklusnya

guna mengetahui hasil respon angket motivasi belajar

siswa. Adapun hasilnya dapat dilihat pada lampiran

halaman 175.

Berdasarkan lampiran halaman 175 dapat kita

ketahui bahwa motivasi belajar IPA siswa yang

tergolong sangat cukup dan cukup sebanyak 0 siswa dari

29 siswa. Jika dihitung ke dalam hitungan persentase,

maka jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar IPA

yang sangat cukup dan cukup berkisar 0%. Sedangkan

siswa yang memiliki motivasi belajar IPA tinggi

sebanyak 2 siswa dari 29 siswa atau dalam persentase

6,89%. Dan jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar

IPA sangat tinggi sebanyak 27 siswa dari 29 siswa dalam

persentase berkisar 93,10%.


90
b) Hasil Belajar

Penelitian ini menggunakan lembar tes/soal evaluasi

yang diberikan kepada siswa setiap siklusnya utuk

mengukur hasil belajar IPA. Adapun hasil belajar siklus I

dapat dilihat pada lampiran halaman 185.

Lampiran halaman 185 dapat dilihat bahwa hasil

belajar IPA siswa yang mencapai KKM sebanyak 26

siswa dari 29 siswa. Jika dihitung ke dalam hitungan

persentase, maka jumlah siswa yang tuntas berkisar

89,7%. Kemudian siswa yang belum tuntas mencapai

KKM sebanyak 3 siswa dari 29 siswa atau dalam

persentase berkisar 10,3%. Nilai tertinggi yang diperoleh

dari hasil ulangan tersebut 100 dan nilai terendah 35.

c) Lembar Pengamatan Guru

Hasil lembar pengamat guru pada lampiran halaman

164 diperoleh hasil 12 poin dari 4 butir mendapat nilai 3

(baik), dan 44 poin dari 11 butir mendapat nilai 4 (Sangat

baik). Sehingga jika ditotal menjadi 56 poin atau dalam

persentase 93,3% dengan kualifikasi sangat baik.

91
d) Hasil Penilaian Proyek

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Proyek Siklus II

Kelompok Kategori Jumlah


Gambar & Materi Presentasi
1 50 35 85
2 50 30 80
3 45 32 77
4 50 32 82
5 45 33 78
6 50 40 90
Jumlah 492
Rata-rata 82

Berdasarkan data tabel 4.2 hasil perolehan nilai

proyek siklus II mengalami peningkatan dari siklus

sebelumnya. Semua kelompok sudah mencapai rata-rata ≥76

pada penilaian proyek yang dihasilkan.

4) Refleksi

Refleksi berdasarkan pengamatan proses

pembelajaran yang dilakukan terhadap guru dan siswa pada

siklus II, diperoleh hasil bahwa pelaksanaan kegiatan

pembelajaran berjalan dengan baik dibandingkan dengan

pelaksanaan siklus I. Selama proses pembelajaran, terlihat

hampir semua perhatian dan keingintahuan siswa di kelas

menunjukkan ada perkembangan yang lebih baik begitu juga

dengan motivasi belajar siswa semakin meningkat

dibandingan siklus sebelumnya. Sehingga diperoleh dampak

92
positif dari pengamatan model pembelajaran Project Based

Learning (PjBL), yaitu:

a) Peroleh nilai rata-rata motivasi belajar IPA siswa

meningkat dari 41,31 menjadi 69,34.

b) Persentase motivasi belajar IPA siswa dengan kategori

sangat tinggi meningkat dari 0% menjadi 93,10%.

c) Peroleh nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa

meningkat dari 60,86 menjadi 83,62.

d) Persentase ketuntasan hasil belajar IPA siswa pada

siklus II mencapai 89,7%.

Berdasarkan data siklus II, dapat dikatakan bahwa

pembelajaran IPA materi pencemaran lingkungan pada

siswa kelas VII-H SMP Negeri 9 Salatiga Tahun Pelajaran

2019/2020 dengan menggunakan model Project Based

Learning (PjBL) dapat dikatakan telah berhasil. Sehingga

penelitian dihentikan pada siklus II.

B. Pembahasan

Suatu proses pembelajaran tidak akan terlepas dari

pentingnya peranan seorang guru dalam mentransfer ilmu kepada

siswanya dalam mencapai tujuan pembelajaran, karena suatu

pembelajaran hakekatnya tidaklah luput dengan adanya motivasi atau

dorongan dari luar seperti halnya halnya peran penting guru. Maka
93
motivasi dapat diartikan sebagai dorongan dan usaha yang timbul dari

diri seseorang secara sadar ataupun tidak sadar untuk melakukan suatu

tindakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya salah satunya

adalah sebuah prestasi dalam belajar (Asrori, 2007: 183)

Merujuk pada hal tersebut, diperjelas kembali oleh Uno

(2016: 23) menyatakan bahwa motivasi dan belajar merupakan dua hal

yang saling berkaitan dan mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul

karena faktor intrinsik, berupa hasrat dengan keinginan berhasil dan

dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor

ekstrinsik berupa lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar

yang menarik diberikan oleh agar siswa lebih semangat dalam belajar

sehingga siswa dapat berprestasi dalam belajarnya. Oleh karena itu dapat

dikatakan bahwa motivasi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar

yang dicapai oleh siswa.

Hasil belajar merupakan hal yang penting dijadikan tolak

ukur keberhasilan siswa dalam belajar dan sejauh mana proses

pembelajaran yang diberikan guru berhasil atau tidak (Rohwati, 2012:

76). Salah satu proses pembelajaran untuk mendapatkan suatu prestasi

bagi siswa guru harus mempunyai sebuah rancangan pembelajaran yang

harus diterapkan seperti halnya dengan pemilihan sebuah metode, media

ataupun model pembelajaran. Hasil belajar dengan menggunakan model

PjBL dipengaruhi oleh proses belajarnya seperti yang diungkapkan


94
Thomas (dalam Wena: 2016: 144) bahwa pembelajaran berbasis proyek

adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai

medianya. Siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interprestasi, sintesis,

dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus yaitu

siklus I dan siklus II. Siklus II dilaksanakan karena hasil penelitian pada

siklus I belum memuaskan dan belum mencapai indikator keberhasilan

yang ditentukan oleh peneliti serta berdasarkan evaluasi dari siklus I

yang harus direfleksi pada siklus berikutnya dikarenakan siswa belum

bisa mengikuti pelajaran dengan menggunakan model PjBL dengan baik

sehingga proses pembelajaran belum bersifat kondusif, maka diadakan

perbaikan pada siklus berikutnya.

Berdasarkan data-data yang terkumpul dalam penelitian

materi pencemaran lingkungan melalui model Project Based Learning

(PjBL) pada siswa kelas VII-H SMPN 9 Salatiga dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar IPA sehingga model Project Based Learning

dapat dikatakan berdampak positif bagi proses pembelajaran seperti yang

diungkapkan Hanif (2018: 5) bahwa model pembelajaran berbasis proyek

(Project Based Learning) adalah suatu model yang melibatkan siswa

secara aktif dalam proses pembelajaran melalui kerja proyek secara

kolaboratif sehingga dapat meningkatkan kreatifitas dan motivasi siswa

terhadap suatu pembelajaran.


95
Setelah melakukan berbagai kegiatan proses pembelajaran

mulai dari siklus I dan siklus II diperoleh motivasi dan hasil belajar IPA

yang meningkat pada siswa kelas VII-H SMPN 9 Salatiga dapat dilihat

sebagi berikut:

1. Motivasi Belajar

Pembahasan dari hasil penelitian berdasarkan analisis

pengumpulan data maka diperoleh pada siklus I dan II rekapitulasi

data motivasi belajar siswa dengan menggunakan model Project

Based Learning (PjBL). Rekapitulasi Motivasi Belajar dapat dilihat

pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Rekapitulasi Motivasi Belajar IPA Persiklus

Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Persentase

I 41,31 Sangat Cukup 6 20,68%


Cukup 18 62,06%
Tinggi 5 17,24%
Sangat Tinggi 0 0%

II 69,34 Sangat Cukup - 0%


Cukup - 0%
Tinggi 2 6,89%
Sangat Tinggi 27 93,10%

Tabel 4.3 menunjukkan adanya peningkatan motivasi

belajar siswa setelah dilakukanya tindakan dengan membagikan

angket motivasi setelah proses pembelajaran sebagai instrumen

penelitian. Angket motivasi akan direspon oleh siswa sebagai bentuk

96
alat ukur untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam setiap

siklusnya. Pada lembar angket motivasi belajar siswa terdapat 20

pernyataan dengan empat kriteria penilaian seperti yang dikatakan

oleh Wahyuni (2015) empat kriteria tersebut yaitu Sangat Cukup (SC)

dengan nilai 20-34, Cukup (C) dengan nilai 35-49, Tinggi (T) nilai 50-

64, dan Sangat Tinggi (ST) dengan nilai 65-80. Hasil motivasi belajar

siswa mengalami peningkatan pada per siklusnya, siklus I semangat

siswa belum terbentuk seperti halnya untuk presentasi hasil kegiatan

belajar masih malu-malu karena siswa masih belum terbiasa mengenai

model PjBL sehingga perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan

kekurangan pada motivasi. Sedangkan pada siklus II semangat belajar

sudah terbentuk ditandainya dengan kesiapan siswa dan ketertarikan

siswa. Hal ini merupakan bukti dari kerja keras guru dalam proses

pembelajaran serta keberhasilan penerapan model pembelajaran

Project Based Learning (PjBL) pada pembelajaran.

Data yang diperoleh dari motivasi belajar siswa pada

kegiatan siklus I terdapat 6 siswa (20,68%) yang memiliki kategori

motivasi belajar sangat cukup, 18 siswa (62,06%) yang memiliki

kategori cukup, dan 5 siswa (17,24%) termasuk kategori tinggi, serta 0

siswa (0%) tergolong masuk kategori sangat tinggi. Berdasarkan data

per kategori tersebut didapatkan dengan rata-rata motivasi belajar

pada siklus I yaitu 41,31 termasuk kategori cukup. Data tersebut


97
menunjukkan bahwa motivasi belajar pada siswa kelas VII-H SMP

Negeri 9 Salatiga pada mata pelajaran IPA mempunyai motivasi

belajar yang rendah dan masih kurang. Berdasarkan pengamatan

proses pembelajaran rendahnya motivasi pada siklus I disebabkan

karena siswa masih belum semangat serta masih acuh terhadap

temanya yang sedang presentasi dikarenakan siswa masih belum

begitu mengerti jalanya model PjBL, itulah salah satu penyebab

rendahnya motivasi pada siklus I. Data perolehan motivasi belajarn

siswa pada siklus I dapat dilihat pada gambar 4.1.

17,24%
20,68% Sangat Cukup
Cukup Tinggi
Sangat Tinggi
62,06%

Gambar 4.1 Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus I

(Sumber: Data Primer)

Adanya perbaikan pada siklus II agar motivasi belajar siswa

dapat meningkat guru menjalankan proses pembelajaran dengan

sebaik mungkin seperti guru lebih tegas terhadap siswa serta guru

selalu memberikan nasehat ataupun motivasi kepada siswa untuk

saling bekerja sama. Sehingga pada siklus II terdapat 0 siswa (%)

yang termasuk kategori sangat cukup, 0 siswa (%) termasuk kategori


98
cukup, dan 2 siswa (6,89%) kategori tinggi, serta 27 siswa (93,10%)

termasuk kategori sangat tinggi. Berdasarkan data per kategori

tersebut didapatkan dengan rata-rata motivasi belajar pada siklus II

yaitu 69,34 termasuk kategori sangat tinggi. Data yang diperoleh pada

pelaksanaan penelitian siklus II menunjukkan bahwa hasil motivasi

siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Hasil motivasi

belajar siswa dicapai pada siklus II telah mencapai indikator

keberhasilan klasikal yang telah ditetapkan oleh guru mapel, peniliti

serta diperkuat oleh peneliti sebelumnya Wahyuni (2016) yaitu skor

rata-rata termasuk kategori tinggi (>50), sehingga penelitian tindakan

kelas dikelas VII-H SMP Negeri 9 Salatiga dihentikan pada siklus II

ini. Data peroleh motivasi siswa pada siklus II dapat dilihat pada

Gambar 4.2.

6,89%

Sangat Cukup
Cukup Tinggi
Sangat Tinggi
93,10%

Gambar 4.2 Diagram Motivasi Siswa Siklus II

(Sumber: Data Primer)

99
Rekapitulasi motivasi belajar siswa persiklus dari siklus I

dan siklus II dengan perkategori dapat dilihat pada Gambar 4.3

berikut:

80
60
40
20
0 69,34
41,31

Siklus I Siklus II

Gambar 4.3 Diagram Rata-rata Motivasi Belajar Persiklus

(Sumber: Data Primer)

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa

setelah diterapkan model Project Based Learning (PjBL) terjadi

peningkatan persentase rata-rata motivasi siswa kategori tinggi dari

siklus I dapat dilihat 41,31% dan siklus II 69,34%. Peningkatan

persentase motivasi kategori tinggi dari siklus I ke siklus II yaitu

28,03%. Peningkatan sebesar 28,03% ini tidak terlepas dari kerjasama

yang baik antara peneliti dan guru dalam merancang kegiatan

pembelajaran yang lebih matang lagi. Peneliti berhasil meningkatkan

peningkatan motivasi belajar IPA yang lumayan memuaskan ini guru

lebih tegas dalam tahapan-tahapan model pembelajaran PjBL melalui

media PPTdan guru memberikan ungkapan-ungkapan motivasi serta

nasehat terhadap siswa pada kelas VII-H SMP Negeri 9 Salatiga agar
100
mendapatkan hasil yang maksimal, selain itu juga guru membuat

siswa lebih semangat dan percaya diri saat mengikuti pelajaran

terutama pada saat siswa menyelesaikan tugas proyek yang diberikan

oleh guru. Sehingga siswa mampu menunjukkan perkembangan

terlihat hampir semua perhatian, ketertarikanmenyelesaikan tugas

proyek dan keingintahuan siswa di kelas menunjukkan ada

perkembangan yang lebih baik menunjukkan bahwa motivasi belajar

siswa meningkat dibandingkan siklus sebelumnya dikarenakan siswa

sudah memahami dengan baik model pembelajaran dengan

menggunakan model PjBL.

2. Hasil Belajar

Pembahasan dari hasil penelitian berdasarkan analisis

pengumpulan data maka diperoleh rekapitulasi data hasil belajar siswa

dengan menggunakan model Project Based Learning (PjBL).

Rekapitulasi hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Persiklus

Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Persentase


I 60,86 Tuntas 8 27,6%
Belum Tuntas 21 72,4%
II 83,62 Tuntas 26 89,7%
Belum Tuntas 3 10,3%

Tabel 4.4 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar

siswa setelah dilakukannya tindakan seperti yang diungkapkan

101
Sudjana (2017: 22) hasil belajar dapat diperoleh sesudah mengikuti

proses pembelajaran, proses pembelajaran dikatakan berhasil jika

mencapai tujuan pengajaran adanya peningkatan prestasi siswa. Hasil

belajar siswa mengalami peningkatan pada persiklusnya, hal ini

merupakan bukti dari keberhasilan pada proses pembelajaran.

Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada kegiatan

siklus I terdapat 8 siswa (27,6%) yang tuntas, sedangkan siswa yang

belum tuntas 21 siswa (72,4%) dengan rata-rata 60,86. Data tersebut

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas VII-H SMP Negeri 9

Salatiga pada mata pelajaran IPA masih sangat rendah dan kurang dari

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditentukan yaitu ≥76.

Data perolehan hasil belajar pada siklus I dapat dilihat pada Gambar

4.4

27,6% Tuntas
Belum Tuntas

72,4%

Gambar 4.4 Diagram Hasil Belajar Siklus I

(Sumber: Data Primer)

102
Hasil belajar siswa pada siklus II terdapat 25 siswa (89,7%)

yang tuntas dan 4 siswa (10,3%) yang belum tuntas dengan perolehan

nilai rata-rata 83,62%. Data yang didapatkan pada pelaksanaan

penelitian siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dari siklus

I ke siklus II ini mengalami peningkatan. Hasil belajar yang dicapai

pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan klasikal yang

ditetapkan yaitu 85% dari jumlah siswa yang diperoleh nilai tuntas

(≥76), sehingga penelitian tindakan kelas di kelas VII-H SMP Negeri

9 Salatiga dihentikan pada siklus II ini. Data perolehan hasil belajar

siswa pada siklus II dapat dilihat pada Gambar 4.5

10,3%

Tuntas

Belum Tuntas
89,7%

Gambar 4.5 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus II

(Sumber: Data Primer)

Rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa persiklus dari

siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut:

103
Persentase
100,00%
90,00%

80,00%

70,00%

60,00%

50,00%

40,00%

30,00%

20,00%

10,00%

0,00%
Siklus I Siklus II
27,6% 89,7%
Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Persiklus

(Sumber: Data Primer)

Gambar 4.6 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah

diterapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) terjadi

peningkatan dari siklus I terdapat 27,6% siswa tuntas, sedangkan

siklus II 89,7% siswa tuntas. Peningkatan siswa yang tuntas belajar

dari siklus I ke Siklus II adalah 62,1%. Artinya kemampuan siswa

dalam mengikuti pembelajaran dapat dikatakan sangat baik dari

kegiatan awal hingga akhir pada mata pelajaran IPA materi

pencemaran lingkungan sehingga siswa berhasil meningkatkan dengan

telah melebihi indikator keberhasilan klasikal yang telah ditentukan

yaitu 85%. Hal ini dikarenakan peneliti yang sudah menerapkan

pembelajaran menggunakan model PjBL dengan baik dan siswa sudah

104
mengerti serta terbiasa menggunakan model pembelajaran PjBL

105
dalam pelajaran IPA. Sehingga penelitian dapat dikatakan telah

berhasil dan dihentikan pada siklus II.

Hasil penelitian peneliti yang berjudul “Peningkatan

Motivasi dan Hasil Belajar IPA Materi Pencemaran Lingkungan

melalui Model Project Based Learning (PjBL) pada Siswa Kelas VII

SMP Negeri 9 Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020), dapat dikatakan

relevan dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Simbolon

(2014) menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan terhadap

hasil belajarnya. Penggunaan model Project Based Learning (PjBL)

pada Siswa SMP Negeri 5 Tebing Tahun Pelajaran 2013/2014, dapat

ditarik kesimpulan bahwa penggunaan model tersebut menjadikan

siswa merasa dirinya mendapatkan perhatian, semangat, dan

kesempatan untuk menanyakan gagasan, ide ataupun pertanyaan.

3. Analisis Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPA Berdasarkan

Indikator Keberhasilan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dari kelas VII-

H yang berjumlah 29 siswa maka dapat dianalisis serta disimpulkan

bahwa mulai dari siklus I sampai siklus II siswa mengalami

peningkatan yang cukup baik. Peningkatan hasil belajar yang terjadi

yaitu:

a. Pada motivasi siklus I siswa yang memiliki kategori sangatcukup

(SC) sebanyak 6 siswa (20,68%), kategori cukup (C) sebanyak 18


106
siswa (62,06%), dan kategori tinggi (T) sebanyak 5

siswa(17,24%), serta 0 siswa (0%) pada kategori sangat tinggi

(ST) dengan rata-rata siklus I 41,1 termasuk kategori cukup.

Sedangkan pada siklus II motivasi belajar siswa memiliki kategori

sangat cukup (SC) sebanyak 0 siswa (0%), kategori cukup (C)

sebanyak 0 siswa (0%), dan kategori tinggi (T) sebanyak 2 siswa

(6,89%), serta 27 (93,10%) siswa pada kategori sangat tinggi (ST)

dengan rata-rata siklus II 69,34. Berdasarkan data per kategori

tersebut didapatkan dengan rata-rata motivasi belajar pada siklus

II yaitu 69,34 termasuk kategori sangat tinggi. Data yang

diperoleh pada pelaksanaan penelitian siklus II menunjukkan

bahwa hasil motivasi siswa dari siklus I ke siklus II mengalami

peningkatan. Hasil motivasi belajar siswa dicapai pada siklus II

telah mencapai indikator keberhasilan klasikal yang telah

ditetapkan yaitu skor rata-rata termasuk kategori tinggi (>50),

sehingga penelitian tindakan kelas di kelas VII-H SMP Negeri 9

Salatiga dihentikan pada siklus II ini.

b. Pada evaluasi siklus I siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa

(27,6%) dan yang tidak tuntas 21 siswa (72,4%), sedangkan pada

siklus II siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa (89,7%) dan yang

tidak tuntas 3 siswa (10,3%).Artinya kemampuan siswa dalam

mengikuti pembelajaran dapat dikatakan sangat baik dari kegiatan


107
awal hingga akhir pada mata pelajaran IPA materi pencemaran

lingkungan. Hal ini dikarenakan peneliti yang sudah menerapkan

pembelajaran menggunakan model PjBL dengan baik dan siswa

sudah mengerti serta terbiasa menggunakan model pembelajaran

PjBL dalam pelajaran IPA. Sehingga penelitian dapat dikatakan

telah berhasil dan dihentikan pada siklus II ditandai dengan

dicapainya pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan

klasikal yang telah ditetapkan yaitu 85% dari nilai KKM yang

ditentukan sekolah yaitu 76, sehingga penelitian tindakan kelas di

kelas VII-H SMP Negeri 9 Salatiga dihentikan di siklus II ini.

Berdasarkan data-data di atas, siswa yang awalnya memiliki

motivasi dan hasil belajar yang relatif rendah dan masih banyak yang

mendapatkan nilai dibawah KKM setelah menggunakan model Project

Based Learning menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa ini

dipengaruhi karena motivasi siswa yang meningkat sangat tinggi pada

mata pelajaran IPA materi pencemaran lingkungan dengan menggunakan

model Project Based Learning (PjBL). Sehingga dapat dikatakan bahwa

penggunaan model Project Based Learning (PjBL) telah meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa serta proses pembelajaran di kelas lebih

aktif dan kreatif.

108
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan 4

tahap yaitu perancanaan (Planning), pelaksanaan (action), pengamatan

(observasing), dan refleksi (reflection) terhadap siswa kelas VII-H SMP

Negeri 9 Salatiga pada mata pelajaran IPA materi pencemaran

lingkungan melalui model Project Based Learning (PjBL) yang memiliki

6 langkah yaitu mulai pertanyaan mendasar, merancang perancanaaan

proyek, menyusun jadwal, memantau siswa ataupun kemajuan proyek,

penilaian, dan mengevaluasi pembelajaran dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan model Project Based Learning (PjBL) dapat

meningkatkan motivasi belajar IPA materi pencemaran lingkungan

pada kelas VII-H di SMP Negeri 9 Salatiga 2019/2020. Hal ini dapat

dibuktikan semakin meningkatnya rata-rata motivasi siswa dari

setiap siklusnya yaitu 41,31% pada siklus I menjadi 69,34% pada

siklus II, sehingga terjadi peningkatan 28,03%.

2. Penerapan model Project Based Learning (PjBL) dapat

meningkatkan hasil belajar IPA materi pencemaran lingkungan pada

kelas VII-H di SMP Negeri 9 Salatiga 2019/2020. Hal ini

ditunjukkan oleh meningkatnya persentase nilai siklus I (27,6%) dan

109
siklus II (89,7% ) sehingga terjadi peningkatan hingga mencapai

62,1%.

Menurut data tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPA

materi pencemaran lingkungan pada siswa kelas VII-H SMP Negeri 9

Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan menggunakan model Project

Based Learning (PjBL) dapat dikatakan telah berhasil. Sehingga

penelitian dihentikan pada siklus II.

B. Saran

Berdasrkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Siswa seharusnya lebih antusias dalam menanggapi penjelasan

maupun perintah guru dalam proses pembelajaran berlangsung.

b. Siswa seharusnya lebih berani dan percaya diri untuk

mengutarakan hal yang belum dan ingin diketahui kepada guru.

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya selalu memberikan apersepsi dan juga motivasi

pembelajaran kepada siswa.

b. Guru hendaknya mengoptimalkan penggunaan media, variasi

metode, model pembelajaran yang menunjang proses

pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran dan karakter

110
siswa, sehingga suasana pembelajaran menjadi menyenangkan

terutama pada mata pelajaran IPA.

3. Bagi Pihak Sekolah

a. Bagi pihak sekolah yang bersangkutan sebaiknya memberikan

dukungan kepada guru untuk menciptakan media, alat peraga,

atau perantara pembelajaran yang dapat mempermudah proses

pembelajaran.

b. Pihak sekolah hendaknya melengkapi sarana prasarana sekolah

untuk kebutuhan pembelajaran serta melalui penggunaan media.

111
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, & Supardi. 2015. Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta: Bumi Aksara.

Asrori, Muhammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana


Prima.

Badriyah, Basyit. 2016. Ensiklopedia Rumus Biologi SMP 7, 8, 9. Jakarta:


Pustaka Ilmu Semesta.

Furqonita, Deswaty. 2006. Seri IPA Biologi SMP Kelas VII. Bandung: Quandra.

Hanif, Fajri M. 2018. Meningkatkan Hasil Belajar Jaringan Dasar Model


Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Siswa Kelas X
TKJ 1 SMKN 1 Bangkinang. Jurnal Pendidikan, (Online), Vol. 2, No. 1,
(http://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/5, diakses 1
Desember 2019).

IAIN Salatiga. 2017. Pedoman Penyusun Skripsi. Salatiga: IAIN Salatiga.

Kadaryanto. 2006. Biologi: Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan SMP Kelas


VII. Bandung: Ghalia.

Kemendikbud. 2017. Buku Pegangan Siswa Ilmu Pengetahuan Alam SMP kelas
VII kurikulum 2013 edisi revisi 2017. Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.

Kurniawan, Wawan. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sistem


Peredaran Darah Manusia dengan Strategi Pembelajaran Group
Resume pada Siswa Kelas VIII SMPN 06 Salatiga Tahun Pelajaran
2018/2029. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: JurusanTadris IPA IAIN
Salatiga.

112
Muryono. 2016. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pelajaran IPA Materi
Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Melalui Kontekstual (CTL)
pada Siswa Kelas IV SD IST At-Taqwa Kecamatan Getasan Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi tidak diterbitkan.
Salatiga: Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.

Purwanto, M Ngalim. 2014. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Rahayu, Esti. 2019. Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Matematika Materi
Segiempat dan Segitiga Menggunakan Model Pembelajaran Aktif
Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan Gembira dan Berbobot (PAIKEM
GEMBROT) pada Peserta Didik Kelas VII-D MTs Negeri Salatiga
Kecamatan Argomulyo Kota Slatiga Tahun Pelajaran 208/2019. Skripsi
tidak diterbitkan. Salatiga: Tadris Matematika IAIN Salatiga.

Rofiah, Fikrotur. 2014. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. (Online).


(http://www.eurekapendidikan.com/2014/12/Model-project-
basedlearning-landasan.html?m=1, diakses 29 November 2019).

Rohwati, M. 2012. Penggunaan Education Game untuk Meningkatkan Hasil


Belajar IPA Biologi Konsep Klasifikasi Makhluk Hidup. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, (Online), Vol. 1, No. 1,
(http://journal.unnes.ac.id, diakses 1 Desember 2019).

Rusman. 2011 . Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Simbolon, Pasuri. 2014. Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan


Model Project Based Learning bagi Siswa SMP Negeri 5 Tebing Tinggi
Tahun Pelajaran 2013/2014.(Online), (http://jurnal.unimed.ac.id, diakses
29 November 2019).

Sudjana, Nana. 2017. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Supardi. 2013. Model Pembelajaran Portofolio: Strategi Pembelajaran Aktif


Inovatif Inspiratif Kreatif dan Menyenagkan. Salatiga: STAIN Salatiga.

113
Surekso, Condro. 2013. Penerapan Pedekatan Aktivitas AESOP'S Berorientasi
Lingkungan pada Pembelajaran Pencemaran Lingkungan di SMA N 2
Pemalang. Skripsi tidak diterbitkan. Pemalang: Biologi Universitas
Negeri Malang.

Triana, Wina, Zulkarnain, & Rahma Kurnia. 2015. Pengaruh Model


Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Geografi
Siswa Kelas XI IPS SMA AL-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2014/2015. Jurnal Pendidikan. (Online), (http://jurnal.fkip.unila.ac.id,
diakses 30 November 2019).

Trianto.2015. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, Hamzah B. 2016. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi


Aksara.

Wahyuni, Maya. 2017. Pengaruh Metode Mathemagics Terhadap Kemampuan


Penalaran Matematis di Tinjau Dari Motivasi Belajar Siswa SMKN 1
Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi tidak diterbitkan.
Lampung: Pendidikan Matematika IAIN Raden Intan.

Wena, Made. 2016. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi


Aksara.

Wida, Chintia Inggar. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi


Bangun Datar Melalui Model Project Based Learning (PjBL) Pada
Siswa Kelas V Di Mi Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga:
Jurusan PGMI IAIN Salatiga.

Wisudawati, Asih Widi, & Eka Sulistyowati. 2017. Metodologi Pembelajaran


IPA. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Yamin, Moh. 2015. Teori dan Metode Pembelajaran. Malang: Madani.

114
LAMPIRAN

115
Lampiran 1

DATA SISWA KELAS VII-H


SMP NEGERI 9 SALATIGA

No Nama Jenis Kelamin


1. ALS L
2. ANA P
3. ANN P
4. AT P
5. AAS L
6. AIK L
7. ANR P
8. CAP P
9. ABAY L
10. DR L
11. DNA L
12. FPY P
13. KH P
14. MR L
15. MKBS L
16. MRA L
17. MZS L
18. NAA P
19. NRAP P
20. NCA P
21. RAMP L
22. RMSU L
23. RYF L
24. RNK P
25. SRF L
26. SIPP L
27. SMP P
28. VAF P
29. YA L

116
Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 9 Salatiga


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Materi Pokok : Pencemaran Lingkungan
Sub Materi : Definisi Pencemaran, Pencemaran Bersifat Zat
Pencemaran dan Pencemaran Air
Kelas/Semester : VII-H/Genap
Alokasi Waktu : 3 x 40 Menit

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

117
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
3.8 Menganalisis terjadinya 3.8.1 Mendiskripsikan pencemaran lingkungan.
pencemaran lingkungan 3.8.2 Mengidentifikasi dan menjelaskan jenis-
dan dampak bagi jenis pencemaran.
kehidupan sehari-hari. 3.8.3 Menjelaskan pencemaran berdasarkan sifat
zat pencemaran.
3.8.4 Menjelaskan pengertian pencemaran air.
3.8.5 Menyebutkan contoh pencemaran air dalam
kehidupan sehari-hari
3.8.6 Menyebutkan faktor terjadinnya, dampak,
serta cara menanggulangi pencemaran air
4.8 Menyajikan hasil 4.8.2 Mepresentasikan data hasil observasi
penyelidikan atau kelompok di depan kelas tentang
penyelesaian masalah pencemaran air yang ada di lingkungan
tentang gagasan pemecahan sekolah.
masalah dengan membuat
suatu produk untuk
menanggulangi pencemaran
dan kerusakan di
lingkungannya.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendiskripsikan pencemaran lingkungan.
2. Siswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan jenis-jenis pencemaran.
3. Siswa mampu menjelaskan pencemaran berdasarkan sifat zat pencemaran.
4. Siswa mampu menjelaskan pengertian pencemaran air.

118
5. Siswa mampu menyebutkan contoh pencemaran dalam kehidupan sehari-
hari.
6. Siswa mampu menyebutkan faktor terjadinnya, dampak, serta cara
menanggulangi pencemaran air.
7. Siswa mampu memaparkan data hasil observasi kelompok di depan kelas
tentang pencemaran air yang ada di lingkungan sekolah.

D. Materi Pembelajaran
1. Definisi Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan merupakan segala sesuatu berupa bahan-bahan
fisika maupun kimia yang mengganggu keseimbangan ekosistem ataupun
memengaruhi kualitas lingkungan. Pencemaran lingkungan terjadi akibat dari
kumpulan kegiatan manusia dan bukan dari kegiatan perorangan.
Zat yang dapat mencemari lingkungan dan dapat mengganggu
kelangsungan hidup makhluk hidup disebut polutan. Polutan ini dapat berupa
zat kimia, debu, suara, radiasi, atau panas yang masuk ke dalam lingkungan.
Zat dapat dikatakan polutan sebagai berikut :
a. Kadarnya melebihi batas kadar normal atau ambang batas
b. Berada pada waktu yang tidak tepat dan berada pada tempat yang tidak
semestinya (misal bakteri Escherichia coli didapati pada air yang kita
konsumsi).
2. Pencemaran Berdasarkan Sifat Zat Pencemaran
Berdasarka sifat zat yang mencemari lingkungan, pencemaran dapat dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai beriku :
a. Pencemaran fisik adalah pencemaran yang disebabkan oleh sifat fisik zat
tersebut, misalnya padat, cair, maupun gas.
b. Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang disebabkan oleh zat-zat
kimia dan sifat-sifat kimianya yang berbahaya.

119
c. Pencemaran biologis adalah pencemaran yang disebabkan oleh masuknya
berbagai macam mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit
3. Pencemaran Berdasarkan Tempat terjadinya
a. Pencemara Air
Pencemaran air, yaitu masuknya makhluk hidup, zat, energi atau
komponen lain ke dalam air, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya. Air dikatakan tercemar apabila air itu sudah berubah, baik
warna, bau, derajat keasamannya (pH), maupun rasanya. Pencemaran air
dapat terjadi pada sumber mata air, sumur, sungai, rawa-rawa, danau, dan
laut.
b. Faktor Penyebab Pencemaran Air
1) Pembuangan limbah industri, sisa insektisida dan pembuangan
sampah domestik di sungai
2) Limbah rumah tangga dibuang sembarangan di sungai. Hal ini akan
menyebabkan pendangkalan perairan dan dapat menimbulkan banjir
3) Limbah pertanian seperti fosil hasil pembusukan dan pupuk pertanian
terakumulasi yang menyebabkan eutrofikasi yaitu pertumbuhan yang
cepat pada alga (blooming alga). Sehingga mengakibatkan kadar
oksigen yang terlarut dalam air menurun, sehingga merugikan
makhluk hidup lain yang ada di dalamnya.
4) Kegiatan penangkapan ikan menggunakan racun.
c. Dampak Pencemaran Air
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan
dampak yang tidak menguntungkan bagi lingkungan, seperti hal-hal
berikut:
a) Penurunan Kualitas Lingkungan
Pembuangan bahan tercemar secara langsung ke dalam perairan dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran pada perairan tersebut. Hal ini
120
menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen terlarut dalam air,
sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem di dalamnya.
b) Gangguan Kesehatan
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan
berbagai penyakit. Tidak menutup kemungkinan di dalam air limbah
tersebut mengandung virus dan bakteri yang menyebabkan penyakit.
c) Pemekatan Hayati
Bahan beracun itu dapat meresap ke dalam tubuh, alga, atau
mikroorganisme lainnya. Selanjutnya, hewan-hewan kecil
(zooplankton) akan memakan alga, kemudian zooplankton dimakan
oleh ikan-ikan kecil. dan ikan besar memakan ikan yang kecil. Apabila
ikan-ikan besar tersebut ditangkap oleh manusia dan dimakan, maka
bahan beracun tersebut akan masuk ke dalam tubuh manusia.
d) Mempercepat Proses Kerusakan Benda
Ada sebagian air limbah yang mengandung zat yang dapat diubah oleh
bakteri aerob menjadi gas yang dapat merusak seperti Hidrogen
Sulfida (H2S). Gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada besi.
4. Cara Penanggulangan Pencemaran Air
Pengolahan air limbah dapat dilakukan untuk penanggulangan
pencemaran air sebagai berikut:
1) Limbah pabrik seperti diolah terlebih dahulu sebelum dibuang disungai
(kolam stabilitas).
2) IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) menggunakan alat khusus.
3) Pengelolaan Excreta (Human Excreta) adalah bahan buangan yang
dikeluarkan dari tubuh manusia, meliputi tinja (feses), dan air kencing
(urine).

121
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Observasi dan Diskusi
3. Model : Project Based Learning (PjBL)

F. Media dan Bahan


1. Media : Lingkungan sekitar sekolah
2. Alat dan Bahan : LKS, soal evaluasi, angket, alat tulis, spidol, dan papan tulis

G. Sumber Belajar
1. Lingkungan sekolah di SMP Negeri 9 Salatiga.
2. Buku Pegangan Siswa Ilmu Pengetahuan Alam SMP kelas VII kurikulum
2013 (edisi revisi 2017) Oleh Departemen Pendidikan Nasional. Hal : 48-67.
3. Kadaryanto. 2006. Biologi: Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan SMP
Kelas VII. Bandung: Ghalia.
4. Badriyah, Basyit. 2016. Ensiklopedia Rumus Biologi SMP 7, 8, 9. Jakarta:
Pustaka Ilmu Semesta.
5. Furqonita, Deswaty. 2006. Seri IPA Biologi SMP Kelas VII. Bandung:
Quandra.

122
H. Langkah – Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan ke 1 (3 x 40 menit)
Kegiatan Langkah-langkah Deskriptif Alokasi
Pembelajaran Waktu
(Sintak PjBL)
Pendahuluan Menciptakan 1. Guru memberi salam, mengecek 10 Menit
Suasana Belajar kerapian dan membimbing siswa
berdoa.
2. Guru mengecek kehadiran siswa.
3. Guru mengondisikan siswa untuk
siap menerima pembelajaran.
4. Guru menyampaikan judul materi
dan tujuan pembelajaran.
5. Memberikan gambaran tentang
materi pencemaran lingkungan
Inti a. Mulai dengan 1. Guru membimbing siswa 100 menit
Pertanyaan menentukan pertanyaan
Mendasar mendasar seputar ekplorasi
pengetahuan pencemaran
lingkungan.
 Bagaimanakan lingkungan
bisa dikatakan tercemar?
 Berikan contoh pencemaran
air di sekitar daerahmu!

b. Merancang 2. Guru membagi siswa menjadi


Perencanan beberapa kelompok.
Proyek 3. Guru mempersilahkan siswa

123
bergabung dengan kelompoknya
masing-masing serta
memfasilitasi setiap kelompok
untuk menentukan ketua dan
sekretaris.
4. Guru membagikan lembar kerja
observasi.
5. Guru memberikan instruksi
mengenai proyek yang akan
dibuat kelompok yaitu
mendiskusikan lembar kerja
observasi.

c. Membuat Jadwal 6. Guru memfasilitasi siswa


membuat jadwal aktifitas yang
mengacu pada waktu maksimal
yang disepakati.
7. Guru membimbing siswa dalam
mencari solusi penanggulangan
apabila melewati batas waktu
maksimal

d. Memantau Siswa 8. Guru membimbing siswa dalam


dan Kemajuan proses pembuatan proyek yaitu
Proyek observasi kemudian
mediskusikan hasil observasi.
9. Guru meminta siswa melaporkan
kemajuan proyek yang

124
ditentukan serta menanyakan hal-
hal yang belum jelas.

e. Penilaian 10. Guru dan siswa mengondisikan


kelas untuk persiapan persentasi
serta menetapkan kesepakatan
timeline dan deadline
11. Siswa melakukan presentasi dan
Guru menilai presentasi.

f. Mengevaluasi 12. Guru memberikan kesempatan


Pengalaman kepada siswa untuk menanyakan
hal-hal yang belum jelas pada
pembelajaran
13. Guru menanyakan kendala saat
melaksanakan tugas proyek.
14. Siswa dan guru bersama-sama
menarik kesimpulan.
Penutup 1. Guru memberikan penguatan 10 Menit
atau motivasi kepada siswa.
2. Guru menginstruksikan siswa
untuk mempelajari materi
pertemuan berikutnya.
3. Guru mengakhiri pembelajaran
dengan berdoa dan salam.

125
I. Penilaian
1. Metode dan Bentuk Instrumen
Metode Bentuk Instrumen
Sikap Lembar pengamatan sikap dan rubrik
Keterampilan Lembar penilaian keterampilan dan rubrik
Tes tertulis Soal pilihan ganda dan uraian

2. Instrumen
a) Instrumen Penilaian Afektif/ Sifat Sosial
LEMBAR OBSERVASI SISWA
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Pencemaran Lingkungan
Kelas/Semester : VII-H / Genap

Instrumen Penilaian Afektif


No Aspek yang diobservasi Hasil Pengamatan
1 2 3 4
1 Memperhatikan dengan sungguh-sungguh
saat pembelajaran
2 Mengerjakan tugas dengan tepat waktu

3 Kerapian dalam mengerjakan tugas


4. Menghargai pendapat teman saat
menyimpulkan pembelajaran
Jumlah
Total
Nilai Akhir (Total/4)

126
Rubik Penilain Afektif
Aspek Kreteria Skor
Memperhatikan dengan sungguh-sungguh Selalu Tampak 4
saat pembelajaran Sering Tampak 3
Mulai Tampak 2
Belum tampak 1
Mengerjakan tugas dengan tepat waktu Selalu Tampak 4
Sering Tampak 3
Mulai Tampak 2
Belum tampak 1
Kerapian dalam mengerjakan tugas Selalu Tampak 4
Sering Tampak 3
Mulai Tampak 2
Belum tampak 1
Menghargai pendapat teman saat Selalu Tampak 4
menyimpulkan pembeajaran Sering Tampak 3
Mulai Tampak 2
Belum tampak 1

Kualifikasi Nilai Akhir Penilaian Sikap


Skor Kualifikasi
1,00-1,99 Sifat Kurang (K)
2,00-2,99 Sikap Cukup (C)
3,00-3,99 Sikap Baik (B)
4,00 Sikap Sangat Baik (SB)

127
b) Instrumen Penilaian Psikomotorik/ Keterampilan
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN

Mata Pelajaran : IPA


Materi Pokok : Pencemaran Lingkungan
Kelas/Semester : VII-H/ Genap
Instrumen Penilaian Keterampilan
No. Nama Siswa Aspek yang Dinilai
Observasi Diskusi sesuai Presentasi hasil
intruksi diskusi

1
2
3
Rubrik Penilaian Keterampilan
Keterampilan yang Rubrik Skor
dinilai
Observasi Melakukan observasi sangat baik 3
Melakukan observasi kurang baik 2
Melakukan observasi cukup baik 1
Diskusi sesuai Diskusi sangat sesuai intruksi 3
intruksi Diskusi kurang sesuai intruksi 2
Diskusi cukup sesusi intruksi 1
Presentasi hasil Sangat mampu mempresentasikan hasil 3
diskusi diskusi dengan baik dan benar
Kurang mampu mempresentasikan hasil 2
diskusi dengan baik dan benar
Cukup mampu mempresentasikan 1
hdiskusi dengan baik dan benar

128
Nilai Keterampilan = Jumlah Skor x 3

Kriteria: 81-90 Amat Baik


71-80 Baik
61-70 Cukup
<-60 Kurang

c) Penilaian Kognitif (Pengetahuan)


1) Teknik Penilaian : Tes Tertulis bentuk pilihan ganda
2) Instrumen penilaian dan pedoman penilaian

KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS I


MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

129
Kompetensi Dasar dan Indikator
3.8 Menganalisis terjadinya pencemaran lingkungan dan dampak bagi kehidupan
sehari-hari.

Indikator Nomor Urut Soal Jumlah


C1 C2 C3 C4
3.8.1 Mendiskripsikan 1 15 2
pencemaran lingkungan.
3.8.2 Menjelaskan pengertian 0
pencemaran air.
3.8.3 Menjelaskan 4, 7 2
pencemaran berdasarkan
sifat zat pencemaran.
3.8.4 Menyebutkan contoh 2, 10 17, 19 18 5
pencemaran air dalam
kehidupan sehari-hari
3.8.5 Menyebutkan faktor 8, 13, 3, 16 5, 6, 11 11
terjadinnya, dampak, 20 9, 12,
serta cara 14
menanggulangi
pencemaran air
Jumlah Soal 8 4 7 1 20
Keterangan: C1 : pengetahuan, C2 : pemahaman, C3 : penerapan,
C4 : analisis

130
SOAL SIKLUS I
PENCEMARAN LINGKUNGAN

Tema : Pencemaran Lingkungan


Sub Tema : Pencemaran Lingkungan & Pencemaran Air
Kelas/Semester : VII-H/Genap
Waktu : 30 menit
Jumlah Soal : 20 butir

Nama : ………………………………
Kelas : ………………………………
No.Absen : ………………………………

Petunjuk mengerjakan soal :


1. Tulis nama, kelas dan nomor absen dengan jelas.
2. Bacalah baik-baik soal yang anda hadapi dan kerjakan soal yang anda anggap
paling mudah terlebih dahulu.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda (X) pada huruf a,
b,c atau d pada jawaban yang dipilih.
4. Periksalah kembali hasil pekerjaan anda sebelum dikumpulkan.
5. Selamat mengerjakan.

1. Bahan-bahan yang dapat menyebabkan air, udara dan tanah tercemar serta
menimbulkan gangguan terhadap lingkungan di sekitarnya dinamakan…
a. Populasi c. Polutan
b. Mutase d. Mutasi

131
2. Berikut adalah jenis polutan yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah …
a. zat pewarna tekstil, suara petir, dan plastik.
b. Plastik, asap gunung berapi, dan zat kimia pewarna tekstil.
c. limbah rumah tangga, asap kendaraan, dan tumpahan minyak
d. Asap kebakaran hutan, suara petir, sampah daun, dan kotoran ternak.
3. Di bawah ini merupakan contoh polutan yang berpotensi menyebabkan polusi
air …
a. Air detergen, limbah rumah tangga, dan limbah industri
b. Gas CFC, asap pembakaran sampah, dan air detergen
c. Sabun, insektisida, dan suara mesin industri
d. Kaleng bekas, sampah plastik dan gas CO
4. Pencemaran dapat diklasifikasikan menjadi pencemaran fisik, pencemaran
kimia dan pencemaran biologis. Klasifikasi tersebut didasarkan pada …
a. Sifat zat pencemaran c. Penanganan bahan pencemaran
b. Tempat terjadinya pencemaran d. Kondisi suhu pencemaran
5. Salah satu cara untuk menanggulangi pencemaran air yaitu …
a. menggunakan pupuk buatan dan pestisida secara berlebihan
b. melakukan daur ulang sampah yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme
c. menggunakan pupuk buatan dan pestisida sesuai dengan dosis yang
dianjurkan
d. membuat cerobong asap yang tinggi
6. Perhatikan pernyataan dibawah ini.
(1) Ganguan kesehatan
(2) Menimbulkan keindahan lingkungan
(3) Penurunan kualitas lingkungan
(4) Meningkatnya daya tahan tubuh
Dari pernyataan di atas, manakah yang merupakan dampak buruk dari air
limbah…
132
a. (1) dan (2) c. (2) dan (4)
b. (1) dan (3) d. (3) dan (4)
7. Apakah yang dimaksud dengan pencemaran biologis …
a. Pencemaran air raksa di teluk minamata jepang.
b. Pencemaran mikroba yang menimbulkan penyakit.
c. Pencemaran udara oleh gas buangan dari kendaraan bermotor.
d. Pencemaran gas logam berat panas dari limbah pabrik
8. Air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai
penyakit. Tidak menutup kemungkinan di dalam air limbah tersebut
mengandung virus rota virus dan bakteri Vibrio cholerae menyebabkan
penyakit…
a. Diare dan Disentri c. Hepatitis A dan Kolera
b. Kolera dan Balantidiasis d. Diare dan Kolera
9. Hal yang dapat dilakukan agar air sungai yang keruh dapat digunakan kembali
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah…
a. Mencuci baju disungai dengan sabun
b. Melakukan penjernihan air
c. Membiarkan air sungai sampai jernih sendiri
d. Tidak mengkonsumsi air sungai lagi
10. Berikut ini merupakan limbah rumah tangga sukar terurai adalah …
a. Besi, kaca dan plastik c. Detergen, sabun dan sampo
b. Besi, kaca dan sampah organik d. Plastik, kaca dan dedaunan
11. Elang tiba-tiba mati setelah memakan ular, setelah diselidiki ternyata ular
telah memakan ikan dan ikan telah memakan tumbuhan air, sedang tumbuhan
air telah tercemari oleh DDT. Peristiwa ini akibat dari pencemaran air yang
disebut dengan …
a. Penurunan kualitas lingkungan c. Mengganggu pemandangan
b. Gangguan kesehatan d. Pemekatan hayati

133
12. Sisa pupuk dan detergen yang dibawa oleh air dapat menyebabkan tumbuhan
air bertambah subur, tumbuhan air tersebut adalah enceng gondok. Polusi
tanaman enceng gondok dalam danau dapat menjadi polutan bagi air karena

a. Menurunkan kadar oksigen dalam air
b. menurunkan kadar karbon dioksida dalam air
c. mengakibatkan air kekurangan cahaya matahari
d. terjadi eutrofikasi dan akumulasi pupuk maupun pestisida
13. Limbah pertanian yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan adalah …
a. Detergen c. Pestisida
b. Minyak d. Sisa makanan
14. Salah satu pencemaran lingkungan adalah pencemaran Air. Apa yang
menyebabkan terjadinya pencemaran air?
a. Masuknya polutan zat cair dan padat ke dalam tanah
b. Pencemaran oleh gas-gas kendaraan bermotor
c. Rusaknya ekosistem air karena terlalu banyak ikan yang hidup
d. Masuknya polutan zat cair dan padat ke dalam ekosistem air
15. Perhatikan pernyataan dibawah ini.
(1) Kadarnya melebihi batas kadar normal atau diambang batas
(2) Kadar zat normal
(3) Berada pada waktu yang tidak tepat
(4) Timbulnya udara segar
Dari pernyataan di atas, manakah yang merupakan kapan suatu zat dapat
dikatakan sebagai polutan …
a. (1) dan (2) c. (2) dan (4)
b. (1) dan (3) d. (3) dan (4)

134
16. Agar limbah rumah tangga yang masuk ke sungai tidak mencemari ekosistem
di sungai, maka yang dilakukan adalah …
a. Melakukan pembuangan limbah sedikit demi sedikit namun terus menerus.
b. Melakukan penyarinagn terlebih dahulu agar zat kimia yang terdapat
dalam limbah tidak masuk ke sungai.
c. Pembuangan dilakukan secara besar-besaran agar tidak terlalu sering
melakukan pembuangan.
d. Pembuangan dilakukan malam hari agar tidak mengenai penduduk yang
beraktifitas di sungai.
17. Manakah dari kegiatan berikut, yang merupakn kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan pencemaran air?
a. Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil
b. Membakar sampah yang sudah menumpuk
c. Memakai bahan-bahan kimia untuk menjaga kebersihan air
d. Membuang sampah ataupun limbah di sungai
18. Manusia turut memberikan kontribusi dalam pencemaran lingkungan. Di
bawah ini aktivitas manusia yang berdampak positif terhadap lingkungan
kecuali…
a. Melaksanakan sengkedan
b. Penangkapan ikan dengan pukat harimau
c. Memisahkan sampah organik dan anorganik
d. Menggunakan pupuk dan pestisida organik
19. Saat ini masih banyak masyarakat yang membuang sampah ke sungai,
dampak membuang sampah ke sungai, kecuali…
a. Mematikan organisme c. Menurunkan kadar CO2 dalam air
b. Menurunkan kadar O2 dalam air d. Menimbulkan bau busuk

135
20. Pembuangan sampah yang sembarangan dapat menyebabkan adanya banjir.
Banjir terjadi karena …
a. Plastik sukar membusuk c. Sampah menyumbat
b. Tidak ada bakteri pembusuk d. Tanah longsor

136
KUNCI JAWABAN
SOAL SIKLUS I

No.Soal Jawaban
1 C
2 C
3 A
4 A
5 C
6 B
7 B
8 D
9 B
10 A
11 D
12 A
13 C
14 D
15 B
16 B
17 D
18 B
19 C
20 C

137
Rubrik Penilaian
Skor Rubrik
1 Jika di jawab sempurna/tepat
0 Jika jawaban salah

Nilai = Jumlah Skor × 5


LEMBAR KERJA SISWA PEMBUATAN PROYEK
PENCEMARAN LINGKUNGAN

Kelompok : …………………….
Nama : 1.……………………
2.……………………
3.……………………
4.……………………
5.……………………
Kelas : ………………………
Waktu : ………………………

Tujuan :
1. Siswa mampu menyebutkan contoh pencemaran dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa mampu menyebutkan fakkor penyebab, dampak, serta cara
menanggulangi pencemaran air.
3. Siswa mampu memaparkan data hasil observasi kelompok di depan kelas
tentang pencemaran air yang ada di lingkungan sekolah.

138
Petunjuk :
1. Baca dengan teliti pertanyaan di dalam LKS.
2. Lakukan observasi lingkungan sekolah untuk menjawab pertanyaan.
3. Waktu mengobservasi lingkungan 20 menit, kemudian kembali lagi ke
dalam kelas.
4. Kerjakan pertanyaan sebagai laporan observasi bersama teman satu kelompok.
5. Tuliskan jawaban dengan tepat dan jelas pada tempat yang telah disediakan.
6. Presentasikan!

LEMBAR KERJA SISWA


1. Berdasarkan hasil obervasi lingkungan, menurut kalian apakah terjadi
perubahan lingkungan? Jika ada, berikan contohya. Jika tidak ada,
berikan contohnya.
Jawaban : ………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………
2. Apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan
yang dapat mengakibatkan pencemaran di lingkungan sekolah?
Jawaban : ……………………………………………………………….
………………………………………………………………………...…
3. Identifikasi sampah berdasarkan lokasi, nama sampah dan jenis
sampahnya!
Lokasi Nama Sampah Jenis Sampah
Organik Anorganik

139
140
Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 9 Salatiga


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Materi Pokok : Pencemaran Lingkungan
Sub Materi : Pencemaran Udara & Pencemaran Tanah
Kelas/Semester : VII-H/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.

141
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
3.9 Menganalisis terjadinya pencemaran 3.8.6 Menjelaskan pengertian
lingkungan dan dampak bagi kehidupan pencemaran udara dan
sehari-hari. pencemaran tanah.
3.8.7 Menyebutkan contoh
pencemaran udara dan
pencemaran tanah dalam
kehidupan sehari-hari
3.8.8 Memahami dan menyebutkan
faktor terjadinnya, dampak,
serta cara menanggulangi
pencemaran udara dan
pencemaran tanah.
4.9 Menyajikan hasil penyelidikan atau 4.8.3 Menggambar pencemaran
penyelesaian masalah tentang gagasan udara dan pencemaran tanah
pemecahan masalah dengan membuat kemudian dipresentasikan
suatu produk untuk menanggulangi penanggulangan
pencemaran dan kerusakan di pencemarannya.
lingkungannya.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian pencemaran udara dan pencemaran
tanah.
2. Siswa mampu menyebutkan contoh pencemaran udara dan pencemaran
tanah dalam kehidupan sehari-hari.
3. Siswa mampu memahami dan menyebutkan faktor terjadinya, dampak, serta
cara menanggulangi pencemaran udara dan pencemaran tanah.

142
4. Siswa mampu menggambarkan pencemaran udara dan pencemaran tanah
kemudian dipresentasikan penanggulangan pencemarannya.

D. Materi Pembelajaran
1. Pencemaran Udara
a. Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana udara
mengandung senyawa kimia atau substansi fisik maupun biologi dalam
jumlah yang berdampak buruk bagi kesehatan manusia, hewan, ataupun
tumbuhan.
Macam-macam Pencemaran Udara
1) Pencemaran Udara Primer
Pencemaran udara ini disebabkan langsung dari sumber pencemar.
Contohnya peningkatan kadar karbon dioksida yang disebabkan oleh
manusia.
2) Pencemaran Udara Sekunder
Pencemaran udara sekunder terjadi disebabkan oleh reaksi antara
substansi-substansi pencemar udara primer yang terjadi di atmosfer.
Misalnya, pembentukan ozon yang terjadi dari reaksi kimia partikel-
partikel yang mengandung oksigen di udara.
b. Faktor Penyebab Pencemaran Udara
Beberapa kegiatan baik dari alam ataupun manusia menghasilkan
senyawa- senyawa gas yang membuat udara tercemar. Berikut ini adalah
penyebab pencemaran udara:
1) Aktivitas Alam
Kotoran–kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak mengandung
senyawa metana yang dapat meningkatkan suhu bumi, sehingga terjadi
pemanasan global. Selain itu, bencana alam seperti meletusnya gunung

143
berapi menghasilkan abu vulkanik yang mencemari udara sekitar yang
berbahaya bagi kesehatan serta tanaman.
2) Aktivitas Manusia
a) Pembakaran Sampah
b) Asap-asap Industri
c) Asap Rokok
d) Asap Kendaraan
e) Senyawa kimia buangan seperti CFC dan lain-lain
c. Dampak Pencemaran Udara
Pencemaran udara mengakibatkan kerugian bagi banyak organisme
penghuni bumi. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara antara
lain:
1) Kesehatan
Kualitas udara yang menurun akibat pencemaran menimbulkan
berbagai penyakit misalnya ISPA (infeksi saluran pernapasan),
emfisema (gejala kesulitan pengangkutan oksigen) dan lain-lain.
2) Bagi Tumbuhan
Abu vulkanik dari meletusnya gunung berapi membuat udara tercemar
dan memicu terpicunya hujan asam. Hujan asam mengandung senyawa
sulfur yang bersifat asam. Kondisi asam ini dapat mematikan tanaman
setempat.
3) Efek Rumah Kaca
Konsentrasi karbon dioksida dan karbon monoksida yang tinggi di
atmosfer akan memicu terjadinya efek rumah kaca, yakni peningkatan
suhu bumi. CO dan CO2 akan membentuk semacam lapisan yang akan
menahan panas bumi keluar, sehingga panas yang ditimbulkan bumi
akan terkungkung di dalam seperti pada rumah kaca.

144
4) Rusaknya Lapisan Ozon
CFC merupakan senyawa yang sering digunakan dalam produk-produk
pendingin dan aerosol. Ketika CFC terurai di atmosfer, maka akan
memicu reaksi dengan oksigen penyusun ozon. Dengan demikian,
ozon akan terurai yang menyebabkan lapisan ozon berlubang.
2. Pencemaran Tanah
a. Pengertian Pencemaran Tanah
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian mengendap sebagai
zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung pada kehidupan manusia, ketika bersentuhan atau
dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
b. Faktor Penyebab Pencemaran Tanah
Tidak jauh berbeda dengaa pencemaran air dan udara, pencemaran
tanah juga banyak sekali penyebabnya. Penyebab tersebut di antaranya:
1) Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng.
2) Detergen yang bersifat nonbio degradable (secara alami siulit
teruraikan).
3) Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.
4) Limbah industri dibedakan menjadi dua macam yaitu limbah padat
dan limbah cair. Hg, Zn, Pb, dan Cd merupakan zat yang sangat
beracun terhadap mikroorganisme.
c. Dampak Pencemaran Tanah
1) Lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak
tembus air sehingga perepasan air tergangu menyebabkan tanaman
sulit tumbuh bahkan mati.
2) Terbunuhnya organisme-organisme tanah sehingga tanah akan
berkurang kesuburannya.
3) Terganggunya kesehatan.
145
d. Cara Penanggulangan Pencemaran Tanah
Berikut ini ada dua cara utama yang dapat dilakukan apabila tanah sudah
tercemar, yaitu:
1) Pisahkan antara sampah organik dan anorganik untuk sampah
organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme dapat
diolah menjadi kompos, sedangkan untuk sampah anorganik yang
tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme dengan cara
membakar dan sampah yang tidak dapat dibakar dapat
digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian
dikubur.
2) Limbah industri yang mengandung logam berat diolah melalui
instalasi pengolahan limbah sebelum dibuang ke lingkungan.
3) Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada
sumur-sumur atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama
sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari
pemukiman.
4) Penggunaan pupuk kimia dan pestisida tidak digunakan secara
sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai
berlebihan.
5) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik
yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Metode : Tanya Jawab dan Diskusi
Model : Project Based Learning (PjBL)

146
F. Media dan Bahan
Media : PPT
Alat dan Bahan : LKS, Soal evaluasi, Angket Alat tulis, Spidol, dan Papan
Tulis

G. Sumber Belajar
Buku Pegangan Siswa Ilmu Pengetahuan Alam SMP kelas VII kurikulum
2013 (edisi revisi 2017) Oleh Departemen Pendidikan Nasional. Hal : 48-67.
Kadaryanto. 2006. Biologi: Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan SMP
Kelas VII. Bandung: Ghalia.
Badriyah, Basyit. 2016. Ensiklopedia Rumus Biologi SMP 7, 8, 9. Jakarta:
Pustaka Ilmu Semesta.
Furqonita, Deswaty. 2006. Seri IPA Biologi SMP Kelas VII. Bandung:
Quandra.

H. Langkah – Langkah Pembelajaran


1. Pertemuan ke 2 (2 x 40 menit)
Kegiatan Langkah-langkah Deskriptif Alokasi
Pembelajaran Waktu
(Sintak PjBL)
Pendahuluan Menciptakan 1. Guru memberi salam, mengecek 10 menit
Suasana Belajar kerapian dan membimbing
siswa berdoa.
2. Guru mengecek kehadiran
siswa.
3. Guru mengondisikan siswa
untuk siap menerima
pembelajaran.

147
4. Guru menyampaikan judul
materi dan tujuan pembelajaran.
Inti a. Mulai dengan 1. Guru mereview materi 60 menit
Pertanyaan sebelumnya dengan memancing
Mendasar siswa untuk menjawab soal
yang berkaitan dengan materi
pertemuan sebelumnya.

b. Merancang 2. Guru menjelaskan kegiatan


Perencana pembelajaran.
an Proyek 3. Guru membagikan lembar kerja
yang akan didiskusikan.
4. Guru dan siswa membicarakan
aturan main untuk disepakati
bersama dalam proses
penyelesaian proyek.

c. Membuat Jadwal 5. Guru memfasilitasi siswa


membuat jadwal aktifitas yang
mengacu pada waktu maksimal
yang disepakati.
6. Guru membimbing siswa dalam
mencari solusi penanggulangan
apabila melewati batas waktu
maksimal

d. Memantau dan 7. Guru memfasilitasi siswa dalam


Kemajuan Proyek proses penyelesaian pembuatan

148
proyek yaitu menggambar
pencemaran udara dan
pencemaran tanah.
8. Guru meminta siswa
melaporkan kemajuan proyek
yang ditentukan serta
menanyakan hal-hal yang
belum jelas.

e. Penilaian 9. Guru dan siswa mengondisikan


persiapan persentasi serta
menetapkan kesepakatan
timeline dan deadline.
10. Siswa menilai gambar tersebut
melalui presentasi di depan
kelas secara bergantian.

f. Evaluasi 11. Guru memberikan kesempatan


Pengalaman kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang
belum jelas pada pembelajaran.
12. Guru menanyakan kendala saat
pembuatan proyek.
13. Siwa dan guru bersama-sama
menarik kesimpulan.

149
Penutup 1. Guru memberikan penguatan 10 enit
atau motivasi agar siswa lebih
giat belajar.
2. Guru menginstruksikan siswa
untuk mempelajari materi
pertemuan berikutnya.
3. Guru mengakhiri pembelajaran
dengan berdoa dan
mengucapkan salam.

I. Penilaian
1. Metode dan Bentuk Instrumen
Metode Bentuk Instrumen
Sikap Lembar pengamatan sikap dan rubrik
Keterampilan Lembar penilaian keterampilan dan rubrik
Tes tertulis Soal pilihan ganda dan uraian

150
2. Instrumen
a) Instrumen Penilaian Afektif/ Sifat Sosial
LEMBAR OBSERVASI SISWA

Mata Pelajaran : IPA


Materi Pokok : Pencemaran Lingkungan
Kelas/Semester : VII-H / Genap

Instrumen Penilaian Afektif


No Aspek yang diobservasi Hasil Pengamatan
1 2 3 4
1 Memperhatikan dengan sungguh-sungguh saat
pembelajaran
2 Mengerjakan tugas dengan tepat waktu

3 Kerapian dalam mengerjakan tugas


4. Menghargai pendapat teman saat menyimpulkan
pembelajaran
Jumlah
Total
Nilai Akhir (Total/4)

151
Rubik Penilain Afektif
Aspek Kreteria Skor
Memperhatikan dengan sungguh- Selalu Tampak 4
sungguh saat pembelajaran Sering Tampak 3
Mulai Tampak 2
Belum tampak 1
Mengerjakan tugas dengan tepat waktu Selalu Tampak 4
Sering Tampak 3
Mulai Tampak 2
Belum tampak 1
Kerapian dalam mengerjakan tugas Selalu Tampak 4
Sering Tampak 3
Mulai Tampak 2
Belum tampak 1
Menghargai pendapat teman saat Selalu Tampak 4
menyimpulkan pembelajaran Sering Tampak 3
Mulai Tampak 2
Belum tampak 1

Kualifikasi Nilai Akhir Penilaian Sikap


Skor Kualifikasi
1,00-1,99 Sifat Kurang (K)
2,00-2,99 Sikap Cukup (C)
3,00-3,99 Sikap Baik (B)
4,00 Sikap Sangat Baik (SB)

152
d) Instrumen Penilaian Psikomotorik/ Keterampilan
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN
PEMBUATAN PROYEK
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Pencemaran Lingkungan
Sub Materi : Pencemaran Udara & Pencemaran Tanah
Kelas/Semester : VII-H/ Genap
Instrumen Penilaian Keterampilan
No. Nama Siswa Aspek yang Dinilai
Menggambar serta diskusi Presentasi hasil diskusi
sesuai intruksi

1
2
3
Rubrik Penilaian Keterampilan
Keterampilan yang Rubrik Skor
dinilai
Menggambar serta Menggambar dan diskusi sangat sesuai instruksi 4
diskusi sesuai Menggambar dan diskusi kurang sesuai instruksi 3
instruksi Menggambar dan diskusi cukup sesusi instruksi 2
Menggambar dan diskusi sangat cukup sesuai instruksi 1
Presentasi hasil Sangat mampu mempresentasikan hasil diskusi 4
diskusi dengan baik dan benar
Kurang mampu mempresentasikan hasil diskusi 3
dengan baik dan benar
Cukup mampu mempresentasikan hasil diskusi 2
Sangat cukup mempresentasikan hasil diskusi. 1

153
Nilai Keterampilan = Jumlah Skor x 2

Kriteria: 71-80 Sangat Baik


61-70 Baik
51-60 Cukup
<-50 Sangat Cukup

e) Penilaian Kognitif (Pengetahuan)


3) Teknik Penilaian : Tes Tertulis bentuk Pilihan ganda
4) Instrumen penilaian dan pedoman penilaian
KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS II
MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

154
Kompetensi Dasar dan Indikator
3.9 Menganalisis terjadinya pencemaran lingkungan dan dampak bagi kehidupan
sehari-hari.

Indikator Nomor Urut Soal Jumlah

C1 C2 C3 C4
3.8.6 Menjelaskan pengertian 3, 8, 23 4 4
pencemaran udara dan
pencemaran tanah
3.8.7 Menyebutkan contoh 5 10 2
pencemaran udara dan
pencemaran tanah
dalam kehidupan
sehari-hari
3.8.8 Memahami dan 20 2, 19, 1, 7, 11, 14
menyebutkan faktor 13 8, 12, 14,
terjadinya, dampak, 15, 19 16, 17
serta cara
menanggulangi
pencemaran udara dan
pencemaran tanah.
Jumlah Soal 4 4 8 4 20
Keterangan: C1 : pengetahuan, C2 : pemahaman, C3 : penerapan,
C4 : analisis

155
SOAL SIKLUS II
PENCEMARAN UDARA & PENCEMARAN TANAH

Tema : Pencemaran Lingkungan


Kelas/Semester : VII-H/Genap
Waktu : 30 menit
Jumlah Soal : 20 butir

Nama : ………………………………
Kelas : ………………………………
No.Absen : ………………………………

Petunjuk mengerjakan soal :


1. Tulis nama, kelas dan nomor absen dengan jelas.
2. Bacalah baik-baik soal yang anda hadapi dan kerjakan soal yang anda anggap
paling mudah terlebih dahulu.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda (X) pada huruf a,
b,c atau d pada jawaban yang dipilih.
4. Periksalah kembali hasil pekerjaan anda sebelum dikumpulkan.
5. Selamat mengerjakan.

1. Zat anorganik seperti plastik dan kaleng-kaleng bekas dapat menimbulkan


pencemaran tanah karena …
a. Tidak dapat membusuk c. Tidak dapat dibakar
b. Menimbulkan bau d. Tidak dapat ditimbun
2. Salah satu sumber pencemaran tanah adalah ….
a. Daun c. Logam
b. Ranting d. Sisa makanan

156
3. Suatu kondisi dimana udara mengandung senyawa-senyawa kimia / substansi
fisik maupun biologi dalam jumlah yang memberikan dampak buruk bagi
makhluk hidup serta merusak kenyamanan dinamakan …
a. Pencemaran air c. Pencemaran tanah
b. Pencemaran udara d. Pencemaran suara
4. Pencemaran udara yang disebabkan langsung dari sumber pencemaran
(manusia) merupakan jenis pencemaran …
a. Pencemaran limbah primer c. Pencemaran udara primer
b. Percemaran tanah sekunder d. Pencemaran udara sekunder
5. Manakah dari kegiatan berikut merupakan kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan pencemaran tanah?
a. Bungkus plastik dibuang sembarangan
b. Membakar sampah yang menumpuk
c. Membuang air detergen di sungai
d. Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil
6. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian mengendap sebagai zat
kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak
langsung pada kehidupan manusia, ketika bersentuhan atau dapat mencemari
air tanah dan udara di atasnya. Hal tersebut disebut dengan …
a. Pencemaran air c. Pencemaran udara
b. Pencemaran tanah d. Pencemaran suara
7. Penyebab tercemarnya tanah yaitu sebagai berikut, kecuali …
a. Limbah dedaunan c. Limbah industri
b. Limbah domestik d. Limbah pertanian
8. Pencemaran udara dapat dicegah/dikurangi melalui usaha-usaha berikut ini,
yaitu…
a. Membuang sampah di tempatnya c. Menanam pohon
b. Melakukan terasering d. Menebang pohon

157
9. Seperti yang kita ketahui bahwa udara kota saat ini mulai tercemar, dari
tercemarnya udara tersebut mengakibatkan…
a. Banyak orang yang menderita sakit pada saluran pencernaan
b. Banyak orang stress dan sakit ingatan
c. Banyak orang menderita gangguan pernapasan
d. Banyak ikan-ikan dalam kolam mati
10. Perhatikan gambar di bawah ini.

1 2 3 4
Yang merupakan dari pencemaran tanah terdapat pada nomor …
a. 4 c. 2
b. 3 d. 1
11. Tukul adalah salah satu siswa SMP, dia suka membuang sampah
sembarangan. Jenis sampah yang dia buang berupa kantong plastik bungkus
jajan dan kaleng bekas minuman ringan. Perilaku tukul dapat menimbulkan
terjadinya polusi tanah karena …
a. Jenis sampah yang dibuang merupakan jenis sampah anorganik yang
mudah diuraikan oleh organisme tanah
b. Jenis sampah yang dibuang merupakan jenis sampah organik yang mudah
diuraikan oleh organisme tanah
c. Jenis sampah yang dibuang merupakan jenis sampah organik yang tidak
bisa diuraikan oleh organisme tanah
d. Jenis sampah yang dibuang merupakan jenis sampah anorganik yang tidak
dapat diuraikan oleh organisme tanah

158
12. Aktivitas manusia kini kian tak kendali yang mengakibatkan pencemaran
udara. Berikut ini merupakan pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas
manusia, kecuali …
a. Asap kendaran c. Asap rokok
b. Penanaman pohon d. Pembakaran sampah
13. Efek rumah kaca disebabkan oleh tingginya kadar gas pencemaran di udara.
Gas yang dimaksud adalah …
a. CO2 c. SO2
b. O2 d. SO
14. Berkaitan dengan pencemaran udara, program reboisasi bertujuan untuk ….
a. Memperindah kota c. Lingkungan menjadi indah
b. Supaya lingkungan teduh d. Mengurangi karbondioksida
15. Salah satu cara untuk menanggulangi pencemaran tanah yaitu …
a. Membuat cerobong asap yang tinggi
b. Menggunakan pupuk berlebihan
c. Melakukan pembakaran sampah
d. Pembersihan tanah dengan mikroorganisme
16. Berkaitan dengan adanya pencemaran udara, pemerintah mengadakan
program reboisasi. Tujuan dari reboisasi tersebut untuk…
c. Memperindah kota c. Lingkungan menjadi indah
d. Supaya lingkungan teduh d. Mengurangi karbondioksida
17. Seperti yang kita ketahui bahwa warga Jakarta sangat terganggu dengan
adanya polusi udara, upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi polusi
udara antara lain …
a. Menggunakan sepeda motor jika berpergian
b. Menggunakan mobil dengan bahan bakar bertimbal
c. Membangun tanam kota yang bersih
d. Merokok di sembarang tempat

159
18. Pencemaran dapat diklasifikasikan menjadi pencemaran air, pencemaran
udara, dan pencemaran tanah. Klasifikasi ini didasarkan pada…
a. Sumber bahan campuran c. Tempat terjadinya pencemaran
b. Kandungan toksisitas pencemaran d. Penanganan bahan pencemar
19. Mendaur ulang adalah salah satu mencegah adanya pencemaran dengan cara
memanfaatkan limbah menjadikan sebuah produk. Manfaat dari kegiatan
mendaur ulang limbah adalah, kecuali…
a. Menyebabkan polusi tinggi akibat daur ulang
b. Mengurangi jumlah limbah
c. Mengurangi penggunaan sumber daya alam
d. Menjaga keseimbangan ekosistem
20. Perhatikan sampah berikut ini:
(1) Botol plastik
(2) Kertas koran
(3) Sampah daur ulang
(4) Kaleng dan kaca
(5) Sterofom
Dari data di atas manakah yang merupakan limbah anorganik…
a. (1), (2) dan (3) c. (2), (3) dan (4)
b. (1), (4) dan (5) d. (3), (4) dan (5)

160
KUNCI JAWABAN
SOAL SIKLUS II

No.Soal Jawaban
1 A
2 C
3 B
4 C
5 A
6 B
7 A
8 C
9 C
10 C
11 D
12 B
13 A
14 D
15 D
16 D
17 C
18 C
19 A
20 B

161
Rubrik Penilaian
Skor Rubrik
1 Jika di jawab sempurna/tepat
0 Jika jawaban salah

Nilai = Jumlah Skor × 5


LEMBAR KERJA SISWA PEMBUATAN PROYEK
PENCEMARAN UDARA & PENCEMARAN TANAH

Kelompok : ………………………
Nama : 1…………………….
2…………………….
3…………………….
4…………………….
5…………………….
Kelas : ………………………
Waktu : ………………………

Tujuan :
1. Siswa mampu menyebutkan faktor terjadinnya, dampak, serta cara
menanggulangi pencemaran udara dan pencemaran tanah.
2. Siswa mampu menggambarkan pencemaran udara da pencemaran tanah serta
mempresentasikan di depan kelas secara bergantian.

162
163
Lampiran 4
HASIL LEMBAR PENGAMATAN GURU SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 9 Salatiga


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VII-H/Genap
Alokasi Waktu : 3 x 40 Menit
Materi Pelajaran : Pencemaran Lingkungan
Hari/Tanggal : Senin, 17 Februari 2020
Petunjuk Pengisisan : Beri tanda ceklis (√) pada kolom nilai sesuai dengan unjuk
kerja
No Indikator Skor
1 2 3 4
Pendahuluan

1. Guru melakukan pembukaan dengan salam pembukaan, √


mengecek kerapian dan membimbing berdoa untuk memulai
pembelajaran
2. Guru mengecek kehadiran siswa sebagai sikap disiplin √
3. Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dibahas √
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Guru memberikan gambaran tentang materi pencemaran √
lingkungan
Inti

1. Guru menyampaikan materi dengan jelas √


2. Guru memancing siswa mengemukaan pertanyaan yang √
bersifat eksplorasi pengetahuan
3. guru melakukan pembagian kelompok √
4. Guru memfasilitasi siswa agar membentuk ketua dan √
sekretaris serta membicarakan aturan main yang disepakati
5. Guru mengondisikan siswa membuat jadwal aktifitas √
penyelesaian tugas
6. Guru memantau observasi dan diskusi siswa √
7. Guru menyuruh siswa untuk presentasi √
8. Guru memberikan kesempatan siswa untuk menyampaikan √

164
hasil pembelajaran serta kendala dalam penyelesaian tugas
Penutup
1. Guru mengintruksikan untuk belajar materi selanjutnya √
2. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan √
salam
Total Skor - - 33 16
Skor Akhir 49
Presentase 81,7%
Kualifikasi Baik

1. Keterangan Penilaian
Skor Keterangan
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Cukup Baik
1 Kurang Baik
2. Penilaian

Persentase =
∑ yang diperoleh × 100%
∑ Maksimal

3. Kriteria Penilaian
Tingkat Keberhasilan (%) Keterangan
85-100 Sangat Baik
65-84 Baik
55-64 Cukup Baik
0-54 Kurang Baik

Salatiga, 17 Februari 2020


Observer

Febri Rosela Pratidina, S.Pd.


NIP. 19940221 201902 2 005

165
Lampiran 5
HASIL LEMBAR PENGAMATAN GURU SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 9 Salatiga


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VII-H/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Materi Pelajaran : Pencemaran Lingkungan
Hari/Tanggal : Kamis, 20 Februari 2020
Petunjuk Pengisisan : Beri tanda ceklis (√) pada kolom nilai sesuai dengan unjuk
kerja
No Indikator Skor
1 2 3 4
Pendahuluan

1. Guru melakukan pembukaan dengan salam pembukaan, √


mengecek kerapian dan membimbing berdoa untuk memulai
pembelajaran
2. Guru mengecek kehadiran siswa sebagai sikap disiplin √
3. Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dibahas √
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Guru memberikan gambaran tentang materi pencemaran √
lingkungan
Inti
1. Guru menyampaikan materi dengan jelas √
2. Guru memancing siswa mengemukaan pertanyaan yang √
bersifat eksplorasi pengetahuan
3. guru melakukan pembagian kelompok √
4. Guru memfasilitasi siswa agar membentuk ketua dan √
sekretaris serta membicarakan aturan main yang disepakati
5. Guru mengondisikan siswa membuat jadwal aktifitas √
penyelesaian tugas
6. Guru memantau observasi dan diskusi siswa √
7. Guru menyuruh siswa untuk presentasi √
8. Guru memberikan kesempatan siswa untuk menyampaikan √
hasil pembelajaran serta kendala dalam penyelesaian tugas

166
Penutup
1. Guru mengintruksikan untuk belajar materi selanjutnya √
2. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan √
salam
Total Skor - - 12 44
Skor Akhir 56
Presentase 93,3%
Kualifikasi Sangat Baik

1. Keterangan Penilaian
Skor Keterangan
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Cukup Baik
1 Kurang Baik
2. Penilaian

Persentase =
∑ yang diperoleh × 100%
∑ Maksimal

3. Kriteria Penilaian
Tingkat Keberhasilan (%) Keterangan
85-100 Sangat Baik
65-84 Baik
55-64 Cukup Baik
0-54 Kurang Baik

Salatiga, 17 Februari 2020


Observer

Febri Rosela Pratidina, S.Pd.


NIP. 19940221 201902 2 005

167
Lampiran 6
KISI-KISI ANGKET MOTIVASI BELAJAR

No Indikator No Item N
+ -
1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil 3, 4, 5 16 4
2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 2, 7 1, 10 4
3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan 12, 13 8 3
4 Adanya penghargaan dalam belajar 6 11, 14 3
5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 15, 18 17 3
6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga 20 9, 19 3
memungkinan seseorang siswa dapat belajar dengan baik
Jumlah butir 11 9 20

Adaptasi dari: Skripsi “Maya Wahyunita yang berjudul Pengaruh metode Mathemagics
Terhadap Kemampuan Penalaran di Tinjau Dari Motivasi Belajar Siswa
SMKN 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017”

168
KRITERIA DAN PEDOMAN PENSKORAN
ANGKET MOTIVASI BELAJAR

Untuk pertanyaan positif Untuk pertanyaan negatif

a. Nilai 5 : Sering Sekali (SS) a. Nilai 1 : Sering Sekali (SS)


b. Nilai 4 : Sering (S) b. Nilai 2 : Sering (Sr)
c. Nilia 3 : Kadang (Kd) c. Nilai 3 : Kadang (Kd)
d. Nilai 2 : Jarang (Jr) d. Nilai 4 : Jarang (Jr)
e. Nilai 1 : Jarang Sekali (Js) e. Nilai 5 : Jarang Sekali (Js)

Pedoman Penskoran :

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑒𝑡 = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Kriteria Motivasi Belajar Siswa

Kriteria Motivasi Belajar


a. Sangat Cukup : 20 - 34
b. Cukup : 35 - 49
c. Tinggi : 50 - 64
d. Sangat Tinggi : 65 – 80

169
ANGKET MOTIVASI BELAJAR

Identitas Responden
Nama : ………………………………………..
Kelas : ………………………………………..
No.Absen : ………………………………………..

PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan yang telah disediakan.
2. Angket ini sama sekali tidak mempengaruhi nilai IPA, sehingga tidak perlu
takut mengungkapkan pendapatmu yang sebenarnya.
3. Berilah tanda chek list (√) pada pilihan jawaban (SS, Sr, Kd, Jr, dan Js) pada
lembar kolom yang telah disediakan sesuai dengan kenyataan yang anda
alami.
4. Atas kesediaan dan kerjasama kamu dalam mengisi instrumen ini saya
ucapakan terima kasih.
5. Pedoman alternatif jawaban adalah sebagai berikut:
a. Ss = Sering Sekali d. Jr = Jarang
b. Sr = Sering e. Js = Jarang Sekali
c. Kd = Kadang-Kadang

No Pernyataan Jawaban
SS Sr Kd Jr Js
1. Saya diam saja ketika menemui hal-hal yang
belum saya pahami
2. Saya selalu mencatat materi yang disampaikan
3. Saya berusaha mengerjakan tugas/PR dengan
teliti
4. Saya selalu bertanya jika ada materi IPA yang
belum dipahami

170
5. Saya sering mengulangi pelajaran IPA yang
disampaikan di sekolah melalui les tambahan
sehingga saya lebih mengerti
6. Saya datang tepat waktu, karena saya ingin
mempelajari IPA dari awal sampai akhir
7. Saya merasa rugi jika ada materi yang
terlewatkan
8. Saya malas belajar IPA karena cita-cita saya
bukan menjadi guru IPA
9. Saya sering ribut di kelas ketika pembelajaran
IPA sedang berlangsung
10. Bila ada PR IPA saya mencontek pekerjaan
teman apa adanya tanpa bertanya cara
penyelesaiannya
11. Saya sering terlambat ke sekolah
12. Saya belajar IPA agar naik kelas
13. Saya sering dihukum karena malas
mengerjakan PR yang diberikan oleh guru
14. Saya merasa senang ketika belajar IPA dengan
metode yang digunakan guru
15. Saya kurang yakin jika saya akan berhasil
menyelesaikan soal IPA
16. Pelajaran IPA sangat membosankan bagi saya
17. Saya yakin dengan mempelajari IPA akan
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari
18. Jika guru memberikan pujian atas keberhasilan
siswa dalam menyelesaikan soal IPA, maka
saya menjadi tambah semangat menyelesaikan
soal yang lain

171
19. Suasana belajar yang tenang membuat saya
lebih berkonsentrasi
20. Saya merasa nyaman saat belajar jika suasana
kelas bersih
Total Skor
Skor Akhir
Kualifikasi

172
Lampiran 7
HASIL ANGKET MOTIVASI SIKLUS I
No Nama Nilai Keterangan
1. ALS 46 Cukup
2. ANA 37 Cukup
3. ANN 46 Cukup
4. AT 37 Cukup
5. AAS 26 Sangat Cukup
6. AIK 46 Cukup
7. ANR 38 Cukup
8. CAP 40 Cukup
9. ABAY 38 Cukup
10. DR 34 Sangat Cukup
11. DNA 34 Sangat Cukup
12. FPY 50 Tinggi
13. KH 49 Cukup
14. MR 45 Cukup
15. MKBS 44 Cukup
16. MRA 33 Sangat Cukup
17. MZS 50 Tinggi
18. NAA 38 Cukup
19. NRAP 51 Tinggi
20. NCA 49 Cukup
21. RAMP 55 Tinggi
22. RMSU 50 Tinggi
23. RYF 35 Cukup
24. RNK 49 Cukup
25. SRF 39 Cukup
26. SIPP 31 Sangat Cukup
27. SMP 33 Sangat Cukup
28. VAF 38 Cukup
29 YA 37 Cukup
Jumlah 1198
Rata-Rata 41,31

173
174
175
176
Lampiran 8
HASIL ANGKET MOTIVASI SIKLUS II
No Nama Nilai Keterangan
1. ALS 76 Sangat Tinggi
2. ANA 65 Sangat Tinggi
3. ANN 65 Sangat Tinggi
4. AT 73 Sangat Tinggi
5. AAS 65 Sangat Tinggi
6. AIK 66 Sangat Tinggi
7. ANR 69 Sangat Tinggi
8. CAP 68 Sangat Tinggi
9. ABAY 71 Sangat Tinggi
10. DR 72 Sangat Tinggi
11. DNA 63 Tinggi
12. FPY 68 Sangat Tinggi
13. KH 81 Sangat Tinggi
14. MR 66 Sangat Tinggi
15. MKBS 69 Sangat Tinggi
16. MRA 69 Sangat Tinggi
17. MZS 67 Sangat Tinggi
18. NAA 65 Sangat Tinggi
19. NRAP 71 Sangat Tinggi
20. NCA 63 Tinggi
21. RAMP 67 Sangat Tinggi
22. RMSU 69 Sangat Tinggi
23. RYF 76 Sangat Tinggi
24. RNK 70 Sangat Tinggi
25. SRF 66 Sangat Tinggi
26. SIPP 70 Sangat Tinggi
27. SMP 76 Sangat Tinggi
28. VAF 72 Sangat Tinggi
29 YA 73 Sangat Tinggi
Jumlah 2011
Rata-Rata 69,34

177
178
179
180
Lampiran 9
DATA NILAI HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I
No Nama Nilai Keterangan
1. ALS 65 Belum Tuntas
2. ANA 70 Tuntas
3. ANN 65 Belum Tuntas
4. AT 85 Tuntas
5. AAS 60 Belum Tuntas
6. AIK 55 Belum Tuntas
7. ANR 60 Belum Tuntas
8. CAP 55 Belum Tuntas
9. ABAY 60 Belum Tuntas
10. DR 20 Belum Tuntas
11. DNA 80 Tuntas
12. FPY 55 Belum Tuntas
13. KH 85 Tuntas
14. MR 45 Belum Tuntas
15. MKBS 70 Tuntas
16. MRA 40 Belum Tuntas
17. MZS 45 Belum Tuntas
18. NAA 60 Belum Tuntas
19. NRAP 55 BelumTuntas
20. NCA 65 Belum Tuntas
21. RAMP 65 Belum Tuntas
22. RMSU 70 Tuntas
23. RYF 65 Belum Tuntas
24. RNK 60 Belum Tuntas
25. SRF 55 Belum Tuntas
26. SIPP 50 Belum Tuntas
27. SMP 70 Tuntas
28. VAF 75 Tuntas
29 YA 60 Belum Tuntas
Jumlah 1765
Rata-Rata 60,86
KKM:76

181
182
183
184
185
186
Lampiran 10
DATA NILAI HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II
No Nama Nilai Keterangan
1. ALS 90 Tuntas
2. ANA 100 Tuntas
3. ANN 75 Tuntas
4. AT 95 Tuntas
5. AAS 70 Tuntas
6. AIK 90 Tuntas
7. ANR 100 Tuntas
8. CAP 95 Tuntas
9. ABAY 70 Tuntas
10. DR 35 Belum Tuntas
11. DNA 95 Tuntas
12. FPY 95 Tuntas
13. KH 100 Tuntas
14. MR 95 Tuntas
15. MKBS 60 Tidak Tuntas
16. MRA 95 Tuntas
17. MZS 70 Tuntas
18. NAA 95 Tuntas
19. NRAP 95 Tuntas
20. NCA 90 Tuntas
21. RAMP 75 Tuntas
22. RMSU 95 Tuntas
23. RYF 75 Tuntas
24. RNK 95 Tuntas
25. SRF 70 Tuntas
26. SIPP 65 Belum Tuntas
27. SMP 95 Tuntas
28. VAF 75 Tuntas
29 YA 70 Tuntas
Jumlah 2425
Rata-Rata 83,62
KKM:76

187
188
189
190
191
192
Lampiran 11
HASIL PROYEK SISWA SIKLUS I

193
Lampiran 12
HASIL PROYEK SISWA SIKLUS II

194
Lampiran 13
LEMBAR VALIDITAS INSTRUMEN

195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
Lampiran 14
SURAT PENUNJUK DOSEN PEMBIMBING

209
Lampiran 15
SURAT IZIN PENELITIAN DARI KAMPUS

210
Lampiran 16
SURAT IZIN PENELITIAN DARI BAKESBANGPOL

211
Lampiran 17
LEMBAR KONSULTASI

212
213
214
Lampiran 18
DOKUMENTASI

Guru memberikan pertanyaan mendasar Merancang perencanaan proyek

Membagikan lembar observasi Observasi di lingkungan SMPN 9


Salatiga

Siswa diskusi menyelesaikan proyek Guru memantau kemajuan proyek

215
Siswa presentasi proyek Guru mengevaluasi pembelajaran

Siswa mengerjakan angket motivasi Siswa mengerjakan soal evaluasi

216
Lampiran 19

217
218
219
220
221
222
223
224
225
Lampiran 20
CURRICULUM VITAE

Nama : Anis Wahdati Sholekah


Tempat, Tanggal lahir: Demak, 02 Mei 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Mahasiswa
Agama : Islam
Asal Rumah : Desa Kedungori RT.01 RW.04
Kec.Dempet Kab.Demak
Domisili : Desa Ngablak Kidul RT.02 RW.05 Kelurahan Pulutan
Kec.Sidorejo Kota Salatiga
No. Telp/Hp 08156709663
Email : aniswahdati19@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
JENJANG NAMA SEKOLAH TAHUN LULUS
TK TK Tunas Harapan 2004
SD SD Negeri Kedungori I 2010
SMP SMP Negeri 2 Dempet 2013
SMA SMA Negeri 1 Dempet 2016
Perkuliahan IAIN Salatiga 2020
Pengalaman Organisasi :
NAMA ORGANISASI JABATAN WAKTU
PMR Sekretaris 2014-2015
Pramuka Anggota 2014-2015
FORPIS Kab.Demak Anggota 2014-2016
Racana Anggota 2016-2017
Imade Salatiga Pengurus 2018-2019
HMJ T.IPA Bendahara 2017-2018
IPNU/IPPNU Anggota 2017-sekarang

226

Anda mungkin juga menyukai